PERANAN BPRS BEN SALAMAH ABADI TERHADAP
PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN
GODONG KABUPATEN GROBOGAN
( Studi pada PT. BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi )
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Syariah
Disusun Oleh:
SITI ZULAIKAH
(072411008)
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
iii
MOTTO
(# u$ ys? u n? t h 99 $# 3u)G9 $# u ( u (# u$ ys? n? t OM} $# u 9 $# u
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.1(Q.S. Al-Maidah 2)
1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung:CV. Diponegoro, 2005), hlm. 85
iv
PERSEMBAHAN
Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya Serta memberikan kemudahan dan kelancaran
dalam setiap langkah!
Untuk orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku, dan orang-orang yang
mendukung atas terselesaikannya skripsi ini:
Untuk kedua orang tuaku yang tercinta, terutama ibu
Ini merupakan sebagaian cita-cita dan perjuangan
Dari tetesan kringat, darah dan air matamu
Tetaplah berharap untukku agar langkahku esok kan terus maju dan always
SEMANGAT!!!!
Utuk saudara-saudaraku (@bang jay, bang tain, bang maichel, bang Roy) dan
mbakkoe (Mbak ndut, mbak zamroh), adekku (dek ririn) n keponakan tersayang( ela ,
iqbal, nabila, ecy, alwy, azam, dan anas)
Untuk @Ak Ali-alie teman yang tlah memberikan warna dalam hidupku
ini, dukungan n semangat selalu tak lelah buatku.
Untuk semua bolo kurowo kampus terutama EI-A07 (Lina, dwi, ulfa, iza,
erma, kayis, jenny, intan, evi, ratna, lia, iqoh, ela dll, serta coker2 kang maskun,
adinda, kholik, oby, aziz, om rikan, inul, rian, fandi, salam, mas wahyu,bang Ali,
prastyo, duki, naja, aufa, agus dll) thanks kalian emang T.O.P BGT keren abis..
Untuk sahabat2ku KKN posko 51di Desa Getas, Kec. Singorojo, Kab. Kendal
{yayanx du, pakdhe, dik nada, mas bro, mas dan mbak nana, En-Neng lailis, mbak
kramas(usfie), teh naim, n om dayat} kalian IS THE BEST memberi kesan n inspirasi
yg mendalam dihatiku.
Buat soulmate di kos Wartel Sumber Agung (kak daim, mbk emy, rina, ita, riyani, eny,
mila, dian mamak roroh, esa, indah, kolis,mina, maryam, alfi, pipit dan dek lida)
serta teman2 di dunia maya thanks kau yang selalu mengisi hari-hariku
Esok masih ada waktu untuk kita brjumpa semoga hidup ini akan lebih indah dan
bermakna
Kepada semua orang yang mencari penyembuh dan kebahagian dari
keterbatasan menuju keabadian.
Yakinlah satu hal, sandarkan hatimu pada tuhan untuk maju, walau
kadang kesulitan terus menbelenggu bagi Para pecinta ilmu yang budiman
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 12 Desember 2011
Deklarator,
Siti Zulaikah
vi
ABSTRAK
Keberadaan BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi, diakui banyak membantu masyarakat kecil dan usaha kecil menengah (UKM) dalam menjangkau transaksi syariah di daerah. Pada dasarnya Usaha Kecil Menengah adalah pelaku utama dalam kegiatan ekonomi sehari-hari seperti kegiatan produksi dan distribusi. Memang hubungan UKM dengan BPRS tidak bisa dipisahkan, karena BPRS itu sendiri merupakan sarana untuk permodalan UKM sehingga dapat membantu penambahan usaha menjadi berkembang, Linkage Program (KUR) yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) semenjak tahun 2002, merupakan kerja sama antara bank umum dan BPR/BPR Syariah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit untuk pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Hal ini yang melatarbelakangi untuk dijadikan penelitian. Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah sesungguhnya peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah tujuannya untuk mengetahui sesungguhnya peranan BPRS itu terhadap pemberdayaan UKM. Manfaat dari penelitian ini adalah 1) Sebagai sumber informasi untuk pengembangan Bank Syariah ke depan dalam menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional. 2) Temuan yang sudah didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan perkembangan dunia perbankan syariah Indonesia. 3) Sebagai sarana untuk menambah wawasan penelti terutama yang berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni dan bahan penelitian lebih lanjut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskrptif yakni sebuah metode yang menggunakan analisis suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat faktual secara sistematis dan akurat, dengan teknik sumber data primer dan data skunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbankan syariah memiliki potensi dan peranan yang sangat besar dalam upaya mendukung pemberdayaan UKM yaitu mulai maraknya berdiri Bank Syariah maupun lembaga non Bank, yang memberikan pembiayaan jasa layanan kepada masyarakat, setidaknya hal ini dapat dilihat dalam praktek pemberdayaan UKM yang dilakukan oleh BPRS Ben Salamah Abadi yang memberikan pembiayaan jasa layanan kepada masyarakat yaitu program Kredit Usaha Rakyat dengan nisbah bagi hasil yang disepakati 70:30 dengan marjin 18% pertahun. Perkembangan ini dapat dilihat dari plafon laporan pembiayaan UKM yang mengalami peningkatan sangat baik dari tahun ke tahun, dan diprioritaskan untuk sektor layanan jasa pertanain dan perdangan. Sehingga dengan adanya pemberdayaan UKM yang disalurkan oleh BPRS sangat membantu bagi nasabah, terutama terbantu dalam pengembangan usahanya.
vii
KATA PENGANTAR
0 ! $# uq 9 $# m9 $#
Puji syukur bagi Allah SWT kami ucapkan, atas rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dari awal hingga
penyusunan skripsi ini tanpa adanya halangan apapun. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda rosulullah Saw, serta para shohabatnya yang memberikan
syafaatnya nanti di yaumul qiamah. Amin
Alhamdulillah dengan taufik dan hidayah allah. Maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap
Penberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di kec. Godong kab. Grobogan. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ini tidak akan berarti tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menyampaikan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor IAIN Walisongo Semarang Bpk. Prof. Dr. H. Muhibin, MA yang telah
memberikan kebijaksanaan di lingkungan IAIN.
2. Dekan Fakultas Syariah Bpk. Dr. H. Imam Yahya, M. Ag, yang telah memberikan
kebijaksanaan tehknis dilingkungan fakultas syariaah,
3. Bpk. Prof. Dr. H. Mujiono Abdillah, MA dan Bpk. H. Moh Fauzi , S.E, M.M, selaku
dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikirannya untuk
penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Bpk. Ali Murtadho dan Bpk. Nurfatoni, selaku Kajur dan Sekjur Ekonomi Islam
5. Bpk. Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA selaku dosen wali studi, yang telah memberikan
saran serta dorongan selama kuliah.
6. Bapak/ibu dosen selaku Pimpinan Perpustakan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberikan izin serta layanan kepustakaan yang telah
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Para Dosen Pengajar Fakultas syariah IAIN Walisongo Semarang yang telah
membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
viii
8. Pimpinan BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi beserta stafnya, yang telah
membantu penulis memberikan izin riset serta informasi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas skipsi ini.
9. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah membimbing serta memberikan dorongan
kepada penulis baik moral, material maupun spiritual.
10. Semua pihak terkait yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan dalam arti sebenarnya, Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya penulis sampaikan atas segala arahan dan bimbingan yang telah diberikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas segala yang telah
dilakukannya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amien yarobbal alamin
Semarang, 12 Desember 2011
Penulis
SITI ZULAIKAH
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING .... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.. v
HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... . vi
HALAMAN ABSTRAK. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI............. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Tinjauan Pustaka 7
E. Kerangka Teori ... 9
F. Metode Penelitian ... 12
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 16
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LKS DAN
PEMBERDAYAAN UKM
A. Pengertian LKS 17
B. Pengertian Bank Syariah ......... 22
C. Pengertian BPRS. 24
D. Pemberdayaan UKM ..... 34
x
BAB III DISKRIPSI BPRS BEN SALAMAH ABADI DAN PEMBERDAYAAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
A. Gambaran Umum BPRA Ben Salamah Abadi
1. Sejarah dan profil BPRS Ben Salamah Abadi .. 47
2. Struktur Organisasi ........................................................ 51
3. Produk-produk BPRS Ben Salamah Abadi 60
4. Stategi pengelolaan pengembangan usaha . 65
5. Persoalan yang dihadapi BPRS Ben Salamah Abadi. 65
B. Pemberdayaan UKM BPRS Ben Salamah Abadi di Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan
1. Pemberdayaan UKM .. 67
2. Sasaran Pembiayaan ... 69
3. Sistem Penghitungan Bagi Hasil .... 72
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap pemberdayaan
UKM ................................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................... 84
B. Saran-Saran ............. 85
C.Penutup.......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem dan praktik ekonomi syariah yang mulai berkembang, khususnya di
negara-negara teluk sejak setengah abad yang lalu, mulai terlihat marak
perkembangannya di tanah air sejak lebih kurang dekade terakhir. Perkembangan ini
tidak terlepas dari alasan pokok keberadaan sistem ekonomi syariah, yaitu keinginan
dari masyarakat muslim untuk kaffah (menyeluruh) dalam menjalankan ajaran Islam
dengan menjalankan aktivitas dan transaksi ekonominya sesuai dengan ketentuan
syariah. Kita menyadari bahwa Islam adalah agama yang komprehensif, yang
memberikan tuntutan hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk tuntutan
dalam transaksi dan kegiatan ekonomi yang menjadi bagian penting dari kehidupan.2
Keberhasilan perbankan syariah di Tanah Air tidak bisa di lepaskan dari
peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Koperasi Syariah, BMT, LKS sejenis).
Kedudukan LKSM yang antara lain dipresentasikan oleh Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) dan lembaga non bank lainnya seperti BMT dan Koperasi Pesantren
sangat vital dalam menjangkau transaksi syariah di daerah yang tidak bisa dilayani
oleh bank umum maupun bank yang membuka unit usaha syariah.3
Keberadaan BPRS misalnya, banyak membantu masyarakat kecil dan usaha
kecil menengah (UKM). Selama ini ada tiga sumber dana yang selalu menjadi acuan
BPRS untuk mendapatkan dana yang seterusnya disalurkan sebagai pembiyaan.
2 M. Lutfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003, hlm. 1 3 Ibid hlm. 79
2
Pertama, dari modal BPRS sendiri. Kedua, dari dana masyarakat. Ketiga, pinjaman
antar bank. 4
Pernyataan di atas ini dapat dilihat pada sebuah kutipan, NTT Olnine - Bank
Indonesia memfasilitasi penandatanganan pemberitahuan persetujuan pemberian
kredit (SP3K) antara bank umum dengan BPR syariah. Total plafon penyaluran
kredit terkait linkage program ini mencapai Rp 6,4 triliun. Linkage program
merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjangkau sektor mikro kecil. Dalam
Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) antara Bank Umum
dengan BPRS, Koperasi, dan BMT dalam rangka Linkage Program.
Bank Indonesia memfasilitasi penandatanganan SP3K yang akan dilakukan
19 bank umum, enam di antaranya berupa BPD dengan lebih 500 BPR atau BPRS,
koperasi, dan baitul mal tanwil yang diwakili 55 BPR, koperasi dan BMT dengan
total plafon kredit yang disalurkan selama periode Juli 2008 sampai Februari 2009
sebesar Rp 1,5 triliun. Penyaluran kredit dalam rangka linkage program terus
meningkat dari Rp 2,8 triliun pada akhir tahun 2005, menjadi Rp 6 triliun pada akhir
tahun 2008. Angka itu terus meningkat menjadi Rp 6,4 triliun per Februari 2009.
Linkage program yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) semenjak tahun 2002,
merupakan kerja sama antara bank umum dan BPR/BPR Syariah yang bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit untuk pembiayaan Usaha Mikro
dan Kecil (UMK).
Jika pada tahun 1998 hanya ada satu Bank Umum Syariah dan 76 Bank
Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009 (berdasarkan data Statistik
Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia) jumlah bank syariah
4 Ibid, hlm. 81
3
telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit Usaha
Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai
139 unit pada periode yang sama.5
Pemerintah telah cukup lama menggulirkan kebijakan kredit usaha mikro
dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang telah lama merugikan sebagian
besar rakyat Indonesia. Ada satu hal yang menarik untuk dicermati terkait dengan
kebijakan pemerintah. Yaitu upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang telah
dikaitkan dengan pengembangan usaha mikro. Namun demikian, krisis ekonomi di
Indonesia tidak berdampak langsung terhadap kelompok usaha kecil dan menengah
(UKM). Sektor ini ternyata lebih resisten tehadap krisis, karena hampir sebagian
besar menggunakan bahan baku dalam negeri sehingga tidak terkena dampak
merosotnya nilai tukar rupiah. Namun demikian, apabila dibiarkan maka sektor
UKM pun akan terkena dampak tidak langsung krisis ekonomi karena pangsa pasar
sektor Usaha Kecil dan Menengah biasanya adalah pengusaha sekala besar.6
Para pedagang kecil yang tinggal di Desa dan tergolong ekonomi lemah,
seperti di Kecamatan Godong yang berkutat di sektor UKM dan non formal.
Kehadiran BPRS sangat diharapkan untuk kebutuhan ekonomi dan pengembangan
usahanya.7 Selain itu, sektor UKM akan membawa dua implikasi signifikan yang
berdampak langsung bagi tersedaianya lapangan pekerjaan yaitu mengatasi
pengangguran dan kemiskinan.
Atas dasar dorongan kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa perbankan
syariah. BPRS Ben Salamah Abadi adalah salah satu bank syariah yang pertama kali
5 http://www.bi.go.id didownload pada tanggal 20 April 2011 6 http://id.wikipedia.org/wiki/UKM di download pada tanggal 17 Maret 2011 7Wawancara Saudara Anang Arif. S selaku Direksi BPRS BSA pada tgl 8 Oktober 2011
4
berdiri di Kab. Grobogan pada April 2004. Semenjak itu, BPRS BSA mulai
komitmen untuk mengembangkan usaha syariah, dengan strategi pengembangan
bertahap dan berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Pada awal berdirinya bertujuan untuk membantu mengembangkan usaha kecil
serta melayani kebutuhan perbankan bagi golongan ekonomi lemah yang tidak
terjangkau oleh bank umum yaitu menjadi lembaga yang akan memberikan layanan
perbankan syariah kepada masyarakat dan memberi solusi permodalan bagi sektor
riil, yaitu bagi usaha kecil dan menengah (pedagang), petani, pegawai dan rekan-
rekan koperasi dan juga menjadi perantara dan kerjasama antara aghniya (pemilik
harta) dengan mudhorib (pelaksana usaha) secara konsisten berperan aktif dalam
pembangunan nasional.8
Kondisi obyektif UKM yang ada di Kecamatan Godong sebelum adanya
BPRS sudah baik, karena banyak lembaga keuangan yang berdiri sebelumnya. Hal
ini berdasarkan laporan komposisi pembiayaan UKM di Kecamatan Godong sebelum
BPRS berdiri yaitu 17.670 dan setelah BPRS BSA berdiri UKM yang terdata 26.400
maka menjadi lebih baik, karena semakin banyak pilihan lembaga keuangan yang
diminati oleh masyarakat. Saat ini dana yang disalurkan oleh BPRS Ben Salamah
Abadi untuk plafon pemberdayaan UKM melalui pembiayaan Usaha Kecil mencapai
Rp 2.000.000.000, dengan perkembangan mulai tahun 2008 2010 mencapai
kenaikan 50%. Nominal pinjaman dana yang diberikan untuk pembiayaan UKM dari
Rp 1000.000 Rp 150.000.000 dilihat dari hasil survei lapangan dan jenis usaha
yang dimiliki nasabah.9
8 Sumber dokumentasi BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi
9 Wawancara dengan Saudara Ana CZ selaku bagian acconting tgl 11Oktober 2011
5
Eksistensi BPRS Ben Salamah Abadi semakin mantap dalam hal pembiayaan
khususnya modal kerja dan investasi di sektor riil bagi nasabah (agen of economic
development). Dengan demikian, fungsi utama BPRS Ben Salamah Abadi dalam
pembiayaan modal kerja memang diarahkan dalam konteks how to make money
effective and efficient to increase economic value. Sedangkan kegiatan invenstasi
yang dapat dikembangkan di BPRS Ben Salamah Abadi yaitu menumbuhkan
kegiatan produksi massal berskala kecil dan menengah khususnya di sektor agro
industri melalui skema pembiayaan lunak seperti kemitraan, dalam kegiatan
komersial, BPRS Ben Salamah Abadi dapat mengambil posisi dalam kegiatan
seperti:
a. Mendukung pengadaan faktor-faktor produksi
b. Mendukung perdagangan antar daerah
c. Mendukung penjualan hasil-hasil produk kepada masyarakat.
Pengembangan BPRS Ben Salamah Abadi diarahkan untuk meningkatkan
kompetensi usaha yang sejajar dengan sistem dan dilakukan secara komprehensif
dengan mengacu pada analisis kekuatan dan kelemahan BPRS Ben Salamah
Abadi.10
Berdadasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud mengadakan
penelitian yang membahas tentang Peranan BPRS BEN SALAMAH ABADI
terhadap Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan.
10 Sumber dokumen BPRS BSA Purwodadi
6
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sesungguhnya peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap
pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian adalah:
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sesungguhnya peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap
pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
Manfaat Penelitian adalah :
1. Sebagai tambahan informasi untuk pengembangan Bank Syariah ke depan dalam
menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional
2. Temuan yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan dibidang teoritis maupun praktis yang berkaitan
dengan perkembangan dunia perbankan syariah Indonesia
3. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh selama
dibangku kuliah.
4. Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti terutama yang berhubungan
dengan bidang kajian yang ditekuni dan bahan penelitian lebih lanjut.
7
D. Tinjauan Pustaka
Dalam rangka pencapaian penulisan skripsi yang maksimal, penulis bukanlah
pertama yang membahas materi pemberdayaan UKM. Berbagai buku dan hasil
penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa mahasiswa antara lain:
Euis Amalia dalam buku Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam
penguatan LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta: RajaGravindo Persada, 2009).
Menguraikan kritik singkatnya terhadap pemikiran ekonomi konvensional yang
absolit dan menolak Smithian neociassial economics yang bertentangan dengan nilai-
nilai Islam yaitu ekonomi yang berpaham kebangsaan dan kerakyatan yang
menentang system ekonomi pasar bebas neoklasikal yang kapitalis-liberalis, yang
saat ini secara status quo mendominasi pengajaran ilmu ekonomi. Dengan kata lain
pengarang buku ini menempatkan ekonomi syariah yang menjadi objek studinya.
Penelitian Nur Asiyah (Semarang: IAIN Walisongo, 2010), Peran BMT
Bina Umat Sejahtera Lasem Rembang terhadap perkembangan Usaha Mikro dan
Kecil di Kec. Lasem. Menyimpulkan bahwa peran BMT Bina Umat Sejahtera
sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha di Kec. Lasem dengan alasan
masyarakat antusias dengan adanya BMT karena bertujuan meningkatkan akses
rakyat kecil terhadap perekonomian dan membantu pemulihan ekonomi rakyat.
Penelitian skripsi Nursalim (Medan: FE-USU 2010), Pemberdayaan Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Menyatakan bahwa PNPM Mandiri
merupakan suatu jalan alternatif bagi masyarakat untuk bisa lebih aktiv dalam
mengembangkan potensi diri, dan memperbaiki perekonomian keluarga. Dengan
8
adanya PNPM Mandiri ini, masyarakat bisa lebih berperan aktiv dalam menjalankan
serta mengembangkan perekonomian yang ada di Desa masing-masing. Sehingga
Usaha Kecil dan Menengah masyarakat Desa, dapat berjalan optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki oleh Desa baik dari Sumber Daya Alam, Sumber Daya
Manusia yang ada di Desa.
Penelitian Aguanita (Malang: FT-UIN 2008) Pemberdayaan Pengusaha
Kecil di Lembaga Keungan Syariah BMT Assaadah Malang. Dalam penelitian ini
menggunakan analisia deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan konsep
pemberdayaan pengusaha kecil serta faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan pemberdayaan tersebut. Adapun hasil dari penelitian ini adalah
pemberdayaan BMT Assaadah Malang adalah mengembang investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi UKM serta menjadi penghubung antar UKM dengan
Bank. BMT juga mengembangkan bisnis yang bertujuan membantu UKM dengan
memberikan pembiyaan karena BMT sendiri merupakan lembaga keuangan mikro
dengan modal kecil.
Penelitian Anang Maulana, (Malang: FT-UIN 2010) Peran dan Fungsi
Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Usaha Mikro Ditinjau dari UU no.21
Tahun 2008. Menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi
kepustakaan (library research), yaitu menganalisis secara lengkap dan komprensif
keseluruhan data sekunder yang diperoleh sehingga dapat menjawab permasalahan
tersebut. Langkah pertama dilakukan penelitian hukum normatif yang didasarkan
pada bahan hukum skunder yaitu inventerisasi peraturan yang berkaitan dengan
fungsi perbankan syariah dalam meningkatkan usaha mikro ditinjau dari UU NO..21
9
Th.2008, perekonomian domestik semakin meningkat terutama disaat terjadi krisis.
Perbankan syariah sebagai bukti bahwa yang menghendaki gerak interaktif dinamis
yang berimbang secara struktural dengan sistem keadilan bagi umat Islam dalam
menghadapi perbankan konvensional yang dijalankan selama ini.
E. Kerangka Teori
Teologi pemberdayaan ekonomi umat Islam yang populer adalah teologi
pemberdayaan tradisional. Teologi pemberdayaan ditandai oleh managemen
pemberdayaan yang adhoc (sementara) accidental, tidak konsepsional, tidak
sistematis dan tidak strategis, tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini disebabkan
ketiadaan sistem teologi organisasi yang kondusif untuk pengembangan teologi
managemen pemberdayaan yang dinamis dan modern. Aktualisasinya adalah upaya
pemberdayaan sedapatnya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas mendesak untuk dirumuskan
secara konsepsional tentang teologi pemberdayaan umat Islam yang dinamis dan
modern. teologi pemberdayaan demikian ditandai oleh manajemen pemberdayaan
yang konsepsional.11 Sistematis dan strategis lembaga yang paling bertanggung
jawab dalam masalah ini adalah Majlis Ekonomi. Oleh karena itu, jika Majelis
Ekonomi mampu menjadi pelopor pengembangan teologi demikian. Secara
konsepsional pengelolaan pemberdayaan ekonomi umat dapat dipilah menjadi tiga
ranah yakni:
11 Mujiono Abdillah, Artikel Pemberdayaan Ekonomi Umat Muhammadiyah, (Semarang, 1998)
hlm. 7
10
a. Pemberdayaan secara Institusional
Selama ini yang dianggap sebagai Majlis bernilai ekonomik di lingkungan
umat islam adalah majelis pendidikan baik dasar, menengah maupun tinggi.
Bahkan majlis inilah yang diyakini sebagai penyangga ekonomi umat. Sementara
itu, Majlis ekonomi justru belum menunjukkan fungsi secara optimum sebagai
pemberdaya ekonomi muhammadiyah.12
b. Pemberdayaan secara Sosial
Dalam perspektif teologi pemberdayaan, pemberdayaan termasuk dalam
model perencanaan sosial parsial dan terbatas. Karena pemberdayaan hanya
dilakukan dalam bidang ekonomi dan terbatas bagi masyarakat. Oleh karena itu
agar pemberdayaan ini memperoleh hasil yang optimum, maka harus jelas obyek,
tepat sasaran dan efektif pengelolaannya. Perencanaan sosial yang baik harus
mempunyai komponen-komponen dasarnya yakni terdapat vasilitator, motivator
dan pelaku.13 Vasilitator berfu
ngsi sebagai pihak penyandang ide segaligus pihak penyandang dana sarana dan
prasarana. Dalam hal ini dapat berasal dari intitusi (BPRS) maupun perorangan
sedangkan motivator berfungsi sebagai penyuluh dan pendamping kegiatan
pemberdayaan. Oleh karena itu, motivator bukan sukarelawan melainkan pekerja
sosial yang memiliki keahlian di bidang kepenyuluhan dan kependampingan.
Dalam hal ini, pelaku terdiri dari UMKM yang terlibat secara langsung dan
12 Ibid, hlm. 8
13 Ibid, hlm. 8
11
menjadi pelaku utama pemberdayaan. Maka, jenis pemberdayaan harus
disesuaikan dengan strata sosial pelaku juga, tipologinya dan sebagainya.14
c. Pemberdayaan secara Struktural
Upaya pemberdayaan secara struktural di lakukan berdasar asumsi bahwa
struktur ekonomi yang ada tidak kondusif bagi pemberdayaan ekonomi umat.
Sebaliknya, tata struktural ekonomi yang ada justru kondusif bagi pemberdayaan
ekonomi umat. Oleh karena itu, untuk memberyakan ekonomi umat tata
struktural ekonomi yang ada wajib di rombak dan digantikan dengan sistem
struktural ekonomi baru.
Realitas menunjukkan bahwa struktur ekonomi di Indonesia selama Orde
baru dijiwai oleh semangat teologi ekonomi pertumbuhan. Bahwa pembangunan
Indonesia diyakini identik dengan pembangunan ekonomi.15 Pembangunan
ekonomi identik dengan memacu pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya.
Karena itu, agar laju pertumbuhan ekonomi dapat dipertinggi atau dipercepat
maka sektor industri padat modal harus diutamakan.
Secara yuridis, UUD 1945 pasal 33 dapat dijadikan landasan yang sangat
kuat di samping sila ke lima dari pancasila. Hanya saja perlu dukungan rincian
operasional dalam perundang-undangan lebih lanjut. Adapun dukungan relejius
Islam dapat dinyatakan bahwa teologi ekonomi kerakyatan merupakan konsep
teologi ekonomi hakiki.16
14 Ibid, hlm. 10
15Ibid, hlm. 11
16Ibid, hml. 12
12
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada kelompok masyarakat. Sehingga penelitian ini juga bisa disebut
penelitian kasus atau study kasus (case study) dengan pendekatan deskriptif-
kualitatif.17 Jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti peranan BPRS Ben
Salamah Abadi terhadap pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
2. Populasi dan Sample
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.18 Setiap orang yang
akan melakukan penelitian sudah barang tentu memiliki objek yang akan
menjadi sasarannya, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasinya
adalah seluruh komponen yang merupakan subyek yang terlibat secara
langsung dalam proses pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten
Grobogan yaitu nasabah UKM BPRS yang ada di Kec. Godong yaitu 150
nasabah yang meminjam pembiayaan UKM dari 242 nasabah dari sektor
pertanian dan perdagangan.
b. Sampel
Karena tidak mungkin seluruh populasi diteliti, maka cukup
digunakan sampel untuk menggeneralisasikan atau mengambil kesimpulan dari
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
1998, hlm. 115 18 Ibid,hlm. 115
13
populasi.19 Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sample
(sampel keterwakilan).
Adapun purposive sampel disini adalah pelaku (nasabah) untuk
memperoleh informasi yang tidak hanya sepihak. Untuk pengambilan sampel
ini hanya diambil beberapa orang yaitu 10% dari 150 nasabah pembiyaan
UKM adalah 15 nasabah untuk mewakili dengan cara mengklasifikasian
kedalam dua bagian, yaitu: dari segi pendidikan dan pekerjan. Dari segi
pekerjaan diklasifikasikan kembali kedalam tingkat pekerjaan mereka.
Pengklasifikasian ini ditujukan pada sentra pertanian, perdangan dan jasa
lainnya. Sedangkan dari segi pendidikan, dikelompokan dari pendidikan SD,
SLTP, SLTA, Diploma, Sarjanana dan sedrajad.
3. Sumber data
Sumber data adalah subyek darimana data bisa diperoleh.20 Ada dua
macam sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.21 Data ini
diperoleh langsung dari wawancara nasabah BPRS.
19 Ibid, hlm. 117 20 Ibid, hlm. 115
21 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, hlm. 91
14
b. Sumber Data Skunder
Sumber data skunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.22 Data ini
diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan yang telah tersedia.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk menjawab masalah penelitian, diperlukan data yang akurat di
lapangan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan obyek yang akan diteliti.
Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode:
a. Metode Observasi
Metode observasi yaitu usaha-usaha mengumpulkan data dengan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang di selidiki.23 Dalam hal ini, penulis mengadakan pengamatan terhadap
kondisi wilayah penelitian secara langsung serta mencatat peristiwa-peristiwa
yang berkaitan dengan objek penelitian. Observasi dilakukan di BPRS Ben
Salamah Abadi untuk mencari data nasabah pembiayaan UKM yang berkaitan
disalurkan oleh BPRS dari tahun 2008 - 2010.
b. Metode Wawancara (Interview)
Metode interview yaitu suatu upaya untuk mendapatkan informasi
atau data berupa jawaban pertanyaan (wawancara) dari para sumber.24
Interview perlu dilakukan sebagai upaya penggalian data dari nara sumber
untuk mendapatkan informasi atau data secara langsung dan lebih akurat dari
22 Ibid hlm. 92
23 Rianto Adi, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, hlm. 91 24 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, hlm. 46
15
orang-orang yang berkompeten (berkaitan atau berkepentingan) terhadap
penyaluran pembiayaan UKM di Kecamatan. Godong, Kabupaten. Grobogan.
c. Metode Dokumentasi
Dalam melaksanakan metode dokumentasi maka peneliti mencari
dalam dokumen atau bahan pustaka. Data yang diperlukan sudah tertulis atau
diolah oleh orang lain atau suatu lembaga, dengan kata lain datanya sudah jadi
dan disebut data sekunder. Misalnya surat-surat, catatan harian, laporan, dan
sebagainya yang merupakan data yang berbentuk tulisan.25
5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode diskriptif analisis, yakni sebuah metode analisis mendiskripsikan suatu
situasi atau area populasi tertentu bersifat faktual secara sistematis dan akurat.26
Sebagian besar hasil analisis penelitian kualitatif berupa buku-buku, kertas kerja
atau makalah, bahan presentasi atau rencana bertindak.27
G. Sistematika Penulisan
Gambaran secara keseluruhan mengenai skripsi ini akan dijabarkan
dengan cara menguraikan sistematika penulisannya yang terdiri atas lima (V) bab
yaitu:
Bab I : PENDAHULUAN
Merupakan bab yang memberikan ilustrasi guna memberikan informasi
yang bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis yang terdiri dari Latar Belakang
25 Rianto Adi, Op. Cit., hlm. 61. 26 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm. 41 27 Ibid, hlm. 210.
16
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Kerangka Teori, Metotologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II TINJAUAN UMUM
Berisi tentang pengertian LKS, sejarah Bank Syariah, pengertian BPRS,
dan pemberdayaan UKM .
Bab III DISKRIPSI BPRS BEN SALAMAH ABADI DAN PEMBERDAYAAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
Berisi tentang, gambaran umum BPRS Ben Salamah Abadi, meliputi
profil, sejarah, struktur organisasi, strategi pemasaran, serta persoalan yang dihapi
BPRS Ben Salamah Abadi dan Pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan.
Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi mengenai Analisis Peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap
Pemberdayaan UKM.
Bab V PENUTUP
Berisi sub bab kesimpulan-kesimpulan dari serangkaian pembahasan dan
saran-saran yang berguna bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
17
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG LKS
DAN PEMBERDAYAAN UKM
A. Lembaga Keuangan Syariah
1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah
Pengertian Lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank,
mempunyai peran penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan
lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah
peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank
merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) sebagai
prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran
perekonomian.28
Pengertian Lembaga Keuangan dapat dipahami sebagai berikut:
a. Menurut SK Menkeu RI No. 792 tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua
badan yang kegiatanya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dana dan
penyaluran dana pada masyarakat terutama guna membiayai investasi
perusahaan.
b. Menurut Dahlan Siamat, lembaga keuangan adalah semua badan yang
kekayaanya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims)
dibandingkan dengan aset nonfinansial atau riil. Lembaga keuangan
28 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006) hlm. 10
17
18
memberikan pembiayaan/kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya
dalam bentuk surat berharga.
c. Syarif Wijaya mendirikan lembaga keuangan dengan lembaga yang
berhubungan dengan penggunaan uang dan kredit atau lembaga yang
berhubungan dengan proses penyaluran simpanan ke investasi.
d. Kasmir mendifinisikan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang
bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau
kedua-duanya.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa lembaga keuangan adalah setiap
perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang keuangan.29
1. Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang
penting dalam sistem keungan, yaitu:
a) Pengalihan Aset (asset transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan member pinjaman
kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang
telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana
yaitu surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai keinginan pemilik
dana.
29 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Kencana, 2009) Edisi pertama,
Cetakan ke-1, hlm 28
19
b) Tansaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan memberikan berbagai kemudahan
kepada pelaku ekonomi untuk transaksi barang dan jasa. Dalam ekonomi
modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi
keuangan.
c) Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk
produk-produk yang berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya.
Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang
berbeda-beda.
d) Efisiensi (efficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya
transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank dan bukan sebagai
broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah
produknya.30
2. Pinsip-prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah didirikan dengan tujuan mempromosikan dan
mengembangkan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisionalnya kedalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait.31
30 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru , op., cit., hlm. 11 31 Andri Soemitro, op., cit., hlm. 35
20
Prinsip utama yang dianut oleh lembaga keuangan syariah dalam
menjalankan usahanya adalah:
1. Maysir (spekulasi)
Secara bahasa maknanya judi, secara umum mengundi nasib dan setiap
kegiatan yang sifatnya untung-untungan (spekulasi). Kata maysir terdapat
dalam Al-Quran yaitu QS. Al-Baqoroh 219.32
y7t=to t y9 $# y9 $#u ( % !$ y O) 7 2 o tu $=9 !$yO) u t92r& $y 3 t= to u #s$ t t) % uy9 $# 3 9 xx. it7 !$# 3 s9 Mt F $#
6= ys9 t 3xtFs? Artinya; Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan
judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "
yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir.33
Dalam sejarah praktek maysir sudah mengakar dalam tradisi
masyarakat dan sulit dihilangkan. Maysir merupakan transaksi yang
digantungkan pada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-
untungan.
2. Gharar
Secara bahasa berarti menipu, memperdaya, ketidakpastian. Gharar
adalah sesuatu yang memperdayakan manusia dalam bentuk harta ,
32 Ibid, hlm. 36
33Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung:CV. Diponegoro, 2005), hlm. 26 [136] Segala minuman yang memabukkan
21
kemegahan, jabatan, keinginan, dan lainnya. Kata ini terdapat dalam QS. Ali
Imron 185 sebagai berikut:34
.
22
$ y ) t ym 6n=t stGy 9 $# t $!$# u zss9 u 9 $# !$ t u & / t9 !$# ( ys $# u x 8$t/ u 7$t Is zO) n=t 4 ) !$# x m
Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa
(memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.38
Dalam aktivitas ekonomi setiap orang diharapkan untuk menghindari
semua yang haram baik haram zatnya maupaun haram selain zatnya. Umat
Islam diharapkan hanya memproduksi, mengkonsumsi dan mendistribusi
produk jasa yang halal saja, baik dari cara memperolehnya, cara mengolahnya
maupun dari segi zatnya.
B. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
menegakkan aturan-aturan ekonomi Islami. Sebagai bagian dari sistem ekonomi,
lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem social. Oleh
karenanya keberadaanya harus dipandang dalam konteks keseluruhan keberadaan
38Departemen Agama RI, op., cit., hlm. 20 [108] Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.
23
masyarakat (manusia), serta nilai-nilai yang berlaku masyarakat yang
bersangkutan.39
Kata Bank itu sendiri berasal dari bahasa latin banco yang artinya bangku
atau meja. Pada abad ke-12 banco merujuk pada meja, konter atau tempat
penukaran uang (money changer), dengan demikian fungsi dasar bank adalah
menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman dan menyadiakan alat
pembayaran untuk memberi barang dan jasa. Sedangkan menurut UU No. 21
tahun 2008 Bank Syariah adalah bank yang menjalankan uasahanya berdasarkan
Prinsip-prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
adalah:
1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.40
39 Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2009), hlm. 4
40 Andri Soemitro, op., cit., hlm. 61-62
24
b. Kegiatan Usaha
Agar kegiatan operasional Bank Syariah lebih terarah, maka Bank
Indonesia memberikan pedoman dan prinsip-prinsip yang harus dijalankan oleh
Bank Syariah di Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut dituangkan dalam UU No. 7
Tahun 1992 tentang perbankan, UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
UU No. 7 Tahun 1992, dan SK Dir BI No. 32/34/KEP/DIR Tanggal 12 Mei 1999
tentang Bank berdasarkan prinsip syariah.
Bank wajib menjalankan prinsip syariah dalam melakukan kegiatan
usahanya yang meliputi:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
2) Melakukan penyaluran dana
3) Memberikan Jasa-jasa
4) Melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip sharf
5) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujui oleh
Dewan Syariah Nasional.41
C. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
1. Pengertian BPRS
Apabila diperhatikan pembagian bank menurut jenisnya, maka bank
tersebut terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Pembagian bank
menurut jenisnya, sebagaimana dikemukakan di atas dimaksudkan sebagai sarana
41 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, op., cit., hlm. 162
25
untuk menampung dan mengantisipasi perkembangan usaha perbankan saat ini
terutama dalam menghadapi era globalisasi perekonomian yang lebih mengarah
kepada generalisasi usaha perbankan.42
Sedangkan yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat Syariah
adalah BPR biasa yang sistem operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip
muamalah. Sedangkan usaha Bank Perkreditan Rakyat (termasuk BPR) meliputi
penyediaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil keuntungan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah (yang dimaksud disini
adalah PP Nomer 72 Tahun 1992 tanggal 30 Oktober 1992).
Menurut peraturan pemerintah tersebut, Bank (Bank umum maupun BPR)
yang melakukan usaha semata-mata dengan prinsip bagi hasil adalah prinsip bagi
hasil berdasarkan Syariah yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip bagi
hasil dalam menetapkan imbalan:
a. Yang akan diberikan pada masyarakat sehubungan dengan dana masyarakat
yang dipercayakan pada bank.
b. Yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat
dalam bentuk pembiyaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja.
c. Yang akan diterima sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim
dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil.43
Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya Bank Perkreditan
Rakyat Syariah adalah (Karnaen A Purwataadmadja dan Muhammad Syafii
Antonio, 1992: 96) adalah:
42 Suhrawardi k.Lubis. Hukum Ekonomi Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2004 ), hlm. 64 43Ibid, hlm.65
26
1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok
masyarakat ekonomi golongan lemah.
2) Meningkatkan pendapatan perkapita.
3) Menambah lapangan kerja terutama ditingkat kecamatan-kecamatan.
4) Mengurangi arus urbanisasi.
5) Membina ukuah Islamiah melalui kegiatan ekonomi.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa, kredit dan pembiayaan
telah memiliki makna yang berbeda, meskipun juga memiliki tujuan yang sama.
Istilah perkreditan bagi bank syariah kurang relevan, karena perubahan tersebut
tidak terkait istilah UU perbankan. Perubahan ini tidak mempengaruhi
kependekan BPRS, dari yang semula Bank Perkreditan Rakyat Syariah manjadi
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 44
2. Sejarah Berdirinya BPRS
Sejarah berdirinya BPRS di Indonesia sebagai salah satu bentuk jenis
BPRS yang tidak biasa dilepaskan dari BPR pada umumnya. Bank Perkreditan
Rakyat yang status hukum disahkan dalam paket kebijaksanaan keuangan moneter
dan perbankan melalui PAKTO tanggal 27 Oktober 1988, pada hakekatnya
merupakan penjelmaan model baru dari lumbung desa dan Bank Desa dengan
beraneka ragam namanya yang ada khususnya dipulau jawa sejak akhir 1890-an
44 Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, ( Yogyakarta: UUI perss, 2004),
hlm. 106
27
hingga 1967 sejak dikeluarkan UU Pokok Perbankan, status hukumnya diperjelas
dengan izin dari mentri keuangan.45
Pendirian Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa dilepaskan dari
lembaga keuangan sebelumnya. Namun demikian, pendirian BPRS sesungguhnya
lebih didasari oleh adanya kepentingan untuk memberikan jasa layanan
perbankan syariah yang mampu menjangkau lapisan mikro.
Sebagai langkah awal, telah berdiri lebih dahulu Bank Muamalat
Indonesia pada tahun 1992. Pendirian bank syariah pertama ini, telah mendorong
semangat para bankir dan ekonom muslim untuk mengembangkan jaringan kerja
bank syariah. Karena Bank Muamalat Indonesia dirasakan masih memiliki
berbagai keterbatasan terutama dalam menjangkau lapisan mikro serta pelayanan
ditingkat Kabupaten dan Kecamatan, maka didirikanlah Bank Perkreditan Rakyat
Syariah.46
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri atas
bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Perbedaan utama bank umum
dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan
uang giral dan memiliki jaringan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya
dalam kegiatan usahanya dianut dual banking system, yaitu bank umum dapat
melaksanakan kegiatan konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara
prinsip kegiatan BPR dibatasi hanya melakukan kegiatan bank konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah.
45 Sumitro Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga terkait, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), hlm.125 46 Muhammad Ridwan, loc., cit., hlm. 103
28
Selain pemerintah telah memberikan batasan ruang lingkup usaha yang
boleh dikembangkan oleh Bank Perkreditan Rakyat, pemerintah juga memberikan
larangan tentang jenis usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR. Usaha yang
dilarang tersebat meliputi:
a. Menerima simpana giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b. Melakukan usaha dalam valuta asing
c. Melakukan penyertaan modal
d. Melakukan usaha perasuransian
e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah ditetapkan.47
3. Produk-produk BPRS
Dalam hal produk BPR Syariah dapat diklasifikasikan kepada
pengerahan dana masyarakat dan penyaluran dana kepada masyarakat.48
1. Produk Pengerahan Dana Masyarakat
Dalam bidang pengerahan dana masyarakat, BPR Syariah dapat
mengarahkannya dalam berbagai bentuk, antara lain: simpanan wadiah,
fasilitas tabungan, dan deposito berjangka sebagai berikut:
a) Simpanan amanah
Disebut dengan simpanan amanah, sebab dalam hal bank menerima
titipan amanah (truste account) dari nasabah. Disebut dengan titipan
amanah karena bentuk perjanjian adalah wadiah yaitu titipan yang tidak
47Ibid, hlm. 105
48 Suhrawardi k.Lubis, loc., cit., hlm 65
29
menanggung resiko. Namun demikian, bank melalui pembiayaan kepada
para nasabahnya.
b) Tabungan Wadiah
Dalam tabungan ini bank menerima tabungan (saving account) dari
nasabah dalam bentuk tabungan bebas. Sedangkan akad yang diikat oleh
bank dengan nasabah dalam bentuk wadiah. Titipan nasabah tersebut tidak
menanggung resiko kerugian, dan bank memberikan bonus kepada nasabah.
Bonus itu diperoleh oleh bank dari bagi hasildari kegiatan pembiyaan kredit
kepada nasabah lainnya. Bonus tabungan wadiah itu dapat diperhitungkan
secara harian dan dibayarkan kepada nasabah pada setiap bulannya.
c) Deposito Wadiah/Mudharobah
Dalam produk ini bank menerima deposito berjangka
(time and investemen account) dari nasabahnya. Akad yang dilakukan dapat
berbentuk wadiah dan dapat pula berbentuk mudharobah. Lazimnya jangka
waktu deposito itu adalah 1, 3, 6, 12 bulan dan seterusnya sebagai bentuk
penyertaan modal (sementara). Maka nasabah/deposan mendapat bonus
keuntungan dari bagi hasil yang diperoleh bank dari pembiyaan/kredit yang
dilakukannya kepada nasabah-nasabah lainnya.49
2. Penyaluran Dana kepada Masyarakat
Dalam bidang penyaluran dana kepada masyarakat BPRS dapat
mengeluarkan produk-produknya dalam bentuk:
49 Ibid, hlm. 66
30
a) Pembiayaan Mudharabah
Dalam pembiayaan mudharabah itu bank mengadakan akad
dengan nasabah (pengusaha). Bank menyediakan pembiayaan modal usaha
bagi proyek yang dikelola oleh pengusaha. Keuntungan yang diperoleh akan
dibagi (perjanjian bagi hasil) sesuai kesepakatan yang telah diikat oleh bank
dan pengusaha tersebut.50 Mudharobah ini hukumnya boleh dengan
mengambil dasar (Q.S Al Muzzammil-20).
) y7/ u n=t y7 r& )s? 4o r& s\= O 9$# x u sW =Ou x!$ su zi t %!$# y7yt 4 !$# u ds) 9$# u$ p]9 $#u 4 z=t r& 9 tB z>$ tGs / 3 n= t ( (#t %$$ s $ t uu s? z #u )9 $# 4 z =t r& 3u y 3 4 y9 t yz# uu t/ t F{$# ttG6 t s ! $#
t yz# uu t=G s) 6 y ! $# ( (#t %$$ s $t u us? 4 (#%r& u n4n=9 $# (#?#uu n4x.9 $# (# %r& u !$# $ s% $Y |ym 4 $ t u (# ds)? /3 L{ i 9 yz g rB y ! $# u # Z yz z sr& u # \ _r& 4 (# tG $# u ! $# ( ) ! $# x 7m
Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu
berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua
malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang
yang bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah
mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa
akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang
yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
50 Ibid, hlm. 67
31
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa
saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.51
b) Pembiayaan Musyarakah
Dalam pembiayaan musyarakah ini bank dengan pengusaha
mengadakan perjanjian. Bank dan pengusaha berjanji bersama-sama
membiayai suatu usaha/proyek yang juga dikelola secara bersama-sama.
Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi sesuai dengan
penyertaan masing-masing pihak. Hal ini dibolehkan oleh Islam dengan
mengambil landasan (Q.S Shaad-24).52
t$ s% s)s9 y7yn=s #x0 y7Gyft 4n< ) _$ y ( )u #Z V x. z i !$ sn= : $# 6 u s9 t/ 4n?t Ct/ ) t% !$# (#t# u (#=t u Mys= 9 $# = s%u $ 3 su # y $y r& tGs
t xtG $$ s / u yzu $ Y.# u z>$ tr& u Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim
kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada
kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang
lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami
mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur
sujud dan bertaubat.53
51 Departemen Agama RI, loc., cit., hlm. 459 52 Suhrawardi k.Lubis, op., cit., hlm. 67 53 Departemen Agama RI, loc., cit., hlm. 363
32
c) Pembiayaan Baiu Bithamann Ajil
Dalam bentuk pembiayaan, bank mengikat perjanjian dengan
nasabah. Bank menyediakan dana untuk pembelian suatu barang/aset yang
dibutuhkan oleh nasabah guna mendukung usaha atau proyek yang sedang
diusahakannya.
Fasilitas pengerahan dana tersebut, juga dapat dipergunakan
untuk menitipkan sedekah, infak, zakat, tabungan haji, tabungan kurban,
tabungan akikah, tabungan keperluan pendidikan,tabungan kepemilikan
kendaraan, tabungan pemilikan rumah, bahkan dapat juga dijadikan sebagai
sarana penitipan dana-dana masjid, dana pesantren, yayasan dan lain
sebagainya.54
4. Larangan Bagi BPR Membuka Unit Syariah
Dual banking sistem yang menjadi landasan beroperasinya sitem
perbankan ganda hanya dilakukan oleh perbankan umum. Bank yang dapat
membuka sistem syariah adalah bank umum dan bukan BPR. Pemerintah
memberikan batasan ini dalam rangka menjaga kinerja bank agar selalu stabil.
BPR dilarang membuka usaha dengan prinsip syariah, tetapi hanya diperbolehkan
mengubah dan mengkonversi kegiatan usahanya menjadi total syariah. Jika BPR
tersebut telah memperoleh izin perubahan usaha menjadi Syariah, BPR tidak
dapat merubah kembali menjadi konvensional.
54 Suhrawardi k.Lubis, loc., cit., hlm. 68
33
Pembatasan bagi BPR ini dapat dianalisa melalui dua pendekatan yaitu
permodalan dan wilayah kerja atau operasional. Dilihat dari analisis permodalan,
pendirian BPR baik syariah maupun konvensional relatif lebih kecil dibanding
dengan bank umum.
Pendirian BPR baik konvensional maupun syariah harus memenuhi
ketentuan modal sebagai berikut:
1. Rp 2.000.000.000 (dua milyar rupiah) untuk BPRS yang didirikan di Wilayah
DKI Jakarta Raya dan Kabupaten/Kota Madya Tanggerang, Bogor, Bekasi, dan
Karawang (jabotabek).
2. Rp 1000.000.000 (satu milyar rupiah) untuk BPRS yang didirikan di ibukota
propinsi diluar wilayah tersebut pada huruf a.
3. Rp 500.0000.000 (lima ratus rupiah) untuk BPRS yang didirikan di luar
wilayah pada huruf b.55
Ketentuan permodalan memiliki kesamaan dengan jumlah modal minimal
yang harus disediakan bagi bank umum yang akan membuka kantor cabang atau
unit usaha syariah. Ketentuan bank umum yang akan membuka kantor cabang.
Karena pemodalan diatur sebagai berikut:
1. Rp 2.000.000.000 (dua milyar) untuk pembukuan kantor cabang Syariah yang
berkedudukan di Wilayah jabotabek.
2. Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) untuk setiap pembukaan kantor cabang
syariah yang berkedudukan di luar wilayah Jabotabek
55 Muhammad Ridwan, loc., cit., hlm. 107
34
Dari dua aturan minimal permodalan yang harus di sediakan, terdapat
kesamaan antara pendirian BPRS dangan pendirian kantor cabang atau unit usaha
syariah bagi bank umum konvensional, baik untuk Wilayah Jabotabek maupun
luar wilayah Jabotabek.56
D. Pemberdayaan dan Usaha Kecil Menengah ( UKM )
1. Pengertian Pemberberdayaan
A. Pradigma pemberdayaan
Pemberdayaan atau empowerment dari kata power dapat diartikan
sebagai daya. Daya dalam arti kekuatan disini berasal dari dalam, tetapi
dapat diperkuat dengan unsur-unsur penguatan yang diserap dari luar. la
merupakan sebuah konsep untuk memotong lingkaran setan yang
menghubungkan power dengan pembagian kesejahteraan. Terdapat beberapa
pengertian dan indikator pemberdayaan yang dikemukakan oleh para ahli,
yaitu :
1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang
lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995:56).
2. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan
melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin (1987:xiii).
3. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
56 Ibid, hlm. 108
35
memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (Parsons, et al., 1994:106).
4. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif
yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan dan (b)
berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka.57
B. Terapi Pemberdayaan
Secara konseptual tentang terapi dan langkah-langkah strategis
pemberdayaan ekonomi umat Islam. Adapun terapi tersebut antara lain:
1) Mengadakan Sensus
Sensus merupakan upaya yang dilakukan guna memperoleh data
yang akurat dan valit berkaitan dengan data warga/anggota baik data
kependudukan, data kependidikan, data perekonomian, data sarana dan
prasarana keagamaan, data harta kekayaan dan sebagainya.58
2) Pengembangan Teologi Kerja Rasional
57 http://id.wikipedia.org/wiki/UKM di download tanggal 17 Maret 2011 58 Mujiono Abdillah, loc., cit., hlm. 3
36
Islam sebagai pewaris pembaharuan sudah barang tentu menjadi
agen pembangunan teologi kerja rasional. Sebab sistem teologi kerja
rasional merupakan bagian integral dari paket pembaharuan Islam.59
Inti teologi kerja rasional adalah keyakinan sistemik bahwa
keberhasilan suatu pekerjaan ditentukan oleh hukum kausalitas yang
mengacu pada kaidah rasionalitas. Adapun implementasi operasional sistem
teologi kerja rasional meliputi:
a. Semangat Kerja Tinggi
Mukmin sejati adalah mukmin yang memiliki semangat kerja
tinggi. Tidak layak orang mengaku dirinya mukmin jika semangat
kerjanya rendah. Sebab orang beriman mengedepankan azas prestasi
kerja yang berkualitas prima.
Mukmin sejati hanyalah yang sukses duniawiyah dan sukses
ukhrowiyyah.
Di samping itu, Allah Swt sangat apresiatif terhadap orang yang
memiliki semangat kerja tinggi dan amal sholeh. Mukmin yang
berprestasi dalam kerja pasti akan sukses (Man amila sholikhan min
dzakarin au unsta lanuhyiyannahum khayatan thayibatan).60
b. Produktivitas Kerja
59 Ibid, hlm. 4
60 Ibid, hlm. 5
37
Tidak pantas seseorang menyatakan dirinya beriman jika tidak
memiliki prinsip produktifitas kerja. Dengan kata lain, keberimanan
seseorang diukur dengan parameter produktifitas kerjanya. Semakin
tinggi produktivitas kerja seseorang semakin tinggi indikator
keberimanannya. Sebaliknya rendahnya produktivitas kerja seseorang
menunjukkan rendahnya tingkat keberimanannya.61 Peryataan teologis
demikian di dasarkan pada ayat teologi kerja rasional yaitu: (Q. S. Al
Hadiid ayat 20).
(# n=$# $ y r& 4u ys9 $# $ u 9$# =s9 m;u u u 7 z$xs? u 3ot/ O% s3s? u u F{$# s9 F{$# u ( sVyx. B] x |=yfr& u$ 39 $# ?$t7 t O k u 1 utIs #v x O 3t $Vs m ( u tzF $# ># x t x t tu zi ! $# u u 4 $t u 4u ys9 $# !$u $!$#
) tFt 9 $#
Artinya: Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan
kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat
(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-
Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.62
c. Profesionalisme Kerja
Manusia layak menyebut dirinya beriman jika memiliki prinsip
profesionalisme kerja. Sebaliknya tidak layak menyebut dirinya
61 Ibid, hlm. 6
62 Depatemen Agama RI, op., cit., hlm. 431
38
beriman jika memiliki prinsip kerja serabutan dan asal-asalan. Rumusan
demikian di dasarkan pada Al-quran surat al-Isra ayat 84.
% @2 y t 4n? t Fn=.$ x 3 / t s n= r& y/ u 3 yr& W 6 y Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya{867} masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui
siapa yang lebih benar jalanNya.{867} Termasuk dalam pengertian
Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.63
Kemudian dudukung oleh pernyataan Rosulullah Saw:
PR STUV XYZ\ S] S^_Xbc dVXgh ijl
Artinya: Jika persoalan diserahkan kepada orang yang tidak profesional tunggu saja saat kehancurannya.
Berdasarkan rumusan diatas bahwa parameter keberimanan
seseorang ditentukan oleh tiga hal yakni semangat kerja, produktifitas
kerja dan profesionalisme kerjanya.64
2. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
A. Pengertian UKM
Pengertian industri kecil di Indonesia masih sangat beragam.
Departemen Perindustrian dan Bank Indonesia misalnya mendefinisikan
industri kecil berdasarkan nilai asetnya. Menurut kedua instasi ini, yang
dimaksud dengan industri kecil adalah usaha yang asetnya (tidak termasuk
tanah dan bangunan), bernilai kurang dari 600 juta. Sedangkan yang
dimaksud industri kecil oleh kadin adalah usaha industri yang memiliki
63 Ibid, hlm. 232 64 Mujiono Abdillah, op, cit., hlm. 7
39
modal kerja kurang dari 150 juta dan memiliki nilai usaha kurang dari Rp 600
juta.65
Berbeda dari ketiga batasan tersebut karakter usaha kecil dan
menengah di Indonesia masih beragam dan tergantung dari konsep yang
digunakan industri Usaha Kecil masih identik lemah.
Kriteria usaha kecil di Indonesia berbeda-beda tergantung pada fokus
permasalahan yang dituju dan di instansi yang berkaitan dengan sektor ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) secara konsisten sejak tahun 1974 menggunakan
pedoman jumlah tenaga kerja dalam mendefinisikan susaha kecil bilamana
suatu usaha menggunakan jumlah tenaga kerja antara 5 dan 19 orang
dikategorikan sebagai Usaha Kecil. Sedangkan industri rumah tangga adalah
usaha industri yang mempekerjakan kurang dari lima orang.66
Dalam UU RI Nomer 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah bab 1 pasal 1 yang dimaksud dalam UU ini adalah67:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorang dan/ atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam UU ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan
badan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
65 Sritua Arief. Agenda Ekonomi Kerakyatan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan
IDEA (Institut of Development and Economic Analiysis), 1997 cetakan 1, hlm. 48 66 Ibid, hlm. 48 67 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Jakarta:
CV. Eko Jaya, 2008, hlm. 4
40
dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsug dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan
merupakan badan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsug
dari Usaha Kecil dan Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undng-undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil tuhunan lebih besar dari
Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau swasta,
usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia.68
5. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk
penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap UKM sehingga
mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.
6. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara
sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan
kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil,
68Ibid, hlm. 5
41
dan Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan,
perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.
7. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah , Pemerintah
Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha
Mikro, kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan,
pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
8. Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung
maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan,
mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku
Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Usaha Basar.69
Asas dan Tujuan Bab II pasal 2 Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah berasaskan:
1) Kekeluargaan
2) Demokrasi Ekonomi
3) Kebersamaan
4) Efesisnsi berkeadilan
5) Berkelanjutan
6) Berwawasan Lingkungan
7) Kemandirian
8) Keseimbangan Kemajuan
69Ibid, hlm. 6
42
9) Kesatuan Ekonomi Nasional
Pasal 3 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan
menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.70
Prinsip dan Tujuan Pemberdayaann bagian kesatu pasal 4 Prinsip
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah:
a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah untuk berkarya dan berprakarsa sendiri.
b. Perwujudan kebijakan puplik yang transparan, akuntable dan berkeadilan.
c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
e. Penyelenggaraan perencanaan, peleksanaan, dan pengendalian secara
terpadu.71
Bagian dua Tujuan pemberdayaan Pasal 5
Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang
dan berkeadilan.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
70Ibid, hlm. 7
71Ibid, hlm. 7
43
3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
Kriteria Usaha Mikro dalam Bab IV Pasal 6
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah)
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).72
3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunanan tempat usaha.
72 Ibid, hlm. 8
44
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
4) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a, huruf b, dan ayat 2
huruf a, huruf b, serta ayat 3 huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat
diubah sesuai perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan
Presiden.73
B. Jenis-jenis Usaha Kecil dan menengah
Menurut Soetrisno P.H., yang dirujuk oleh Edillius dkk. Jenis-
jenis UKM di Indonesia dari segi kelembagaan ekonomi sektoral terdiri
dari:
a) Sektor Koperasi
b) Sektor Negara
c) Sektor Swasta, yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan
Komanditer, Usaha Perorangan dan Perusahaan Internasional.
Jika ditinjau berdsarkan bentuk produksinya, terbagi atas:
a. Perusahaan Industri
b. Perusahaan Niaga
c. Perusahaan Agribisnis
d. Perusahaan Jasa
e. Perusahaan Ekstratif
f. Perusahaan Kredit.
73Ibid, hlm. 9
45
Jika ditinjau berdasarkan tanggung jawabnya, yaitu tanggung
jawab pemilik terhadap utang-utang perusahaan, maka perusahaan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Perusahaan dengan pemilik yang bertanggung jawab sepenuhnyaterhadap
utang perusahaan. Yang terasuk dalam bentuk ini adalah perusahaan
perorang dan Firma.
2. Perusahaan dengan pemilik yang tidak bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap utang perusahaan. Yang termasuk dalam perusahaan ini adalah
Perseroan Terbatas.74
C. Strategi Pengembangan UKM
Dengan latar belakang seperti tindakan yang harus dilakukan
untuk memacu perkembangan industri kecil dimasa datang, sebagaimana
diketahui perekonomian Indonesia dimasa datang akan ditandai oleh
berlangsungnya era perdagangan bebas. Dalam era penuh kompetesi itu,
tiap-tiap perusahaan akan dipaksa untuk mengembangkan keunggulan
kompetitifnya. Perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki keunggulan
kompetitif akan dipaksa untuk menyingkir dari pasar. Dengan demikian,
perdagangan bebas sebenarnya tidak hanya merupakan tantangan industri
kecil. Dan juga merupakan tantangan industri menengah dan besar.75
Tantangan yang dihadapi industri kecil sebagaian besar akan
berasal dari dalam lingkungannya sendiri. Sebagaimana dikemukakan tadi,
74 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di
Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 47 75 Sritua Arief, op., cit., hlm. 51
46
kelemahan industri kecil terutama melekat pada cirri-ciri umum yang
dimilikinya, yaitu berupa kelemahan manajerial. Kelemahan lain seperti
skala ekonomi yang terbatas atau marjin keuntungan yang tipis, lebih
banyak merupakan akibat dari kondisi persaingan antar sesama industri
kecil yang memang tergolong sangat ketat.76
Adapun tantangan eksternalnya, sebagain diantaranya justru akan
berasal dari kemitraan yang dibangunnya dengan industri menengah dan
besar.77 Karena itu, salah satu langkah strategis yang perlu ditempuh untuk
mengembangkan industri kecil adalah peningkatan kualitas sumber daya
manusianya. Para pengelola industri kecil perlu meningkatkatkan
menejerialnya. Sedangkan para pekerja industri kecil dituntut untuk
meningkatkan kemampuannya dalam menjamin standar kualitas
pekerjaannya. Dengan demikian, dalam mengembangkan SDM industri
kecil inilah peranan Departemen Perdangan dan Perindustrian, serta
Departemen Koperasi dan PKK, akan sangat diharapkan.78
76Ibid hlm. 52
77Ibid hlm. 53
78Ibid, hlm. 54
BAB III
DISKRIPSI BPRS BEN SALAMAH ABADI DAN PEMBERDAYAAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
A. Gambaran Umum BPRS Ben Salamah Abadi
1. Sejarah dan Profil BPRS Ben Salamah Abadi
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998. pengaturan jenis bank
hanya dilihat fungsinya saja. Hal ini diatur dalam pasal 5 ayat 1, di mana
disebutkan bahwa bank terdiri dari bank umum dan bank perkreditan Rakyat,
sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 butir (2) dan (3) bahwa bank umum adalah
bank yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR adalah
bank yang menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Terlihat perbedaan fungsi yang
lebih sederhana dibandingkan dengan bank umum. Sebagaimana dijelaskan dalam
surat keputusan direksi BI No. 35/25/Kep/Dir bahwa untuk mendorong
terciptanya perbankan nasional yang tangguh dan efisien, diperlukan BPR yang
mampu memberikan pelayanan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dan
pengusaha kecil baik di pedesaan maupun di perkotaan. (Bank Indonesia : 1999).
BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi merupakan bank yang pertama
kali berdiri dan menggunakan sistem syariah di Kabupaten Grobogan, secara
geografis BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi terletak di jalan ahmad yani No.
35 Purwodadi Kabupaten Grobogan.
47
48
BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi berasal dari Purwokerto dengan
nama Sabilul Muttaqin, namun di Purwokerto BPRS Ben Salamah Abadi ini
belum sempat beroperasi dan melalui proses akuisisi pada tanggal 18 April
1984. Sabilul Muttaqin Purwokerto menjadi BPRS Ben Salamah Abadi
Purwodadi didirikan dengan:
Visi Amanah Mensejahterakan Umat, dan dengan misi yang diemban
yaitu :
1) Mengimplementasikan dan mengembangkan pola dan sistem syariah.
2) Mengutamakan pelayanan umat dengan cepat, amanah dan berintegrit.
3) Menjadi bank syariah tepercaya bagi masyarakat muslim.
Pada awal berdirinya bertujuan untuk membantu mengembangkan
usaha kecil serta melayani kebutuhan perbankan bagi golongan ekonomi lemah
yang lemah terjangkau oleh bank umum. BPRS Ben Salamah Abadi (BSA)
secara konsisten berorientasi pada kepuasan nasabah, memiliki komitmen yang
tinggi untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan karyawan,
berperan aktif dalam pembangunan nasional.
BPRS Ben Salamah Abadi (BSA) berdiri pada tanggal 18 April 2004
dengan modal awal Rp 500.000.000,-. Modal berbentuk saham, ada lima orang
pemegang saham di BPRS Ben Salamah Abadi (BSA) antara lain ; Abdun Nafiq,
SE., Ir. Lilik Yanuar, M.M., H. Badi Zaenal Abidin, Betty Anovia, Ben
Alviyana. Sampai sekarang aset yang dimiliki BPRS Ben Salamah Abadi (BSA)
sebesar Rp8.000.000.000,79 BPRS Ben Salamah Abadi setiap seminggu sekali
79 Wawancara dengan Saudara Anang Arif S, selaku Direksi BPRS BSA pada tamggal 8
Oktoberber 2011.
49
mengadakan RUPS. Namun sebenarnya sistem penerapan di BI RUPS
dilaksanakan 1 tahun sekali atau maksimal tidak terbatas, tapi BPRS Ben
Salamah Abadi belum mengikuti penerapan ini karena BPRS Ben Salamah
Abadi baru beroperasi tanggal 18 April 2005. RUPS biasanya diakukan di kantor
BPRS Ben Salamah Abadi, tidak jarang juga dilakukan di rumah pemilik kantor.
Pada dasarnya BPRS Ben Salamah Abadi (BSA) didirikan dengan
tujuan menjadi lembaga yang akan memberikan layanan perbankan syariah
kepada masyarakat dan memberi solusi permodalan bagi sektor riil, yaitu bagi
usaha kecil dan menengah (pedagang), petani, pegawai dan rekan-rekan koperasi
dan juga menjadi perantara dan kerjasama antara aghniya (pemilik harta) dengan
mudhorib (pelaksana usaha). Penerapan sasaran ini didorong oleh keluarnya
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 Tentang Perbankan yang memperbolehkan
bank umum untuk memberikan layanan berdasarkan prinsip syariah.
Dengan kekuatan hukum ini, bank syariah mendapatkan kesempatan
yang sama dengan bank konvensional untuk melakukan aksi bisnis dalam dunia
perbankan. Pada tahap awal berdirinya dan beroperasinya, BPRS Ben Salamah
Abadi banyak belajar, terutama pada Malaysia (di samping negara-negara lain
yang telah memiliki bank syariah) yang telah mendirikan bank syariah sepuluh
tahun sebelumnya. Pengetahuan konsep, operasi dan teknis yang diperoleh dari
negara tersebut sangat berharga dari manajemen BPRS Ben Salamah Abadi,
dalam hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi dalam menjaga kelangsungan hidup
bank . Kalau dicermati salah satu ayat surat al-Baqarah 276
,yst ! $# (# 4t/ h9 $# / u Ms%y 9$# 3 ! $#u ?=s . A$ x. ?Or&
50
Artinya Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[177].
dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa[178].80
Menunjukkan suatu kondisi hubungan terbalik antara infaq, zakat
(voluntary duties) dengan riba. Allah menegaskan dalam ayat tersebut, Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Ayat ini mengindikasikan
implikasi fungsi hubungan terbalik dari dua variabel tersebut, yaitu infaq, zakat
atau shodaqah dengan riba. Eksistensi BPRS Ben Salamah Abadi semakin
mantap dalam hal pembiayaan khususnya modal kerja dan investasi di sektor riil
bagi nasabah (agen of economic development). Dengan demikian, fungsi utama
BPRS Ben Salamah Abadi dalam pemberian modal kerja memang diarahkan
dalam konteks how to make money effective and efficient to increase economic
value. Sedangkan kegiatan invenstasi yang dapat dikembangkan di BPRS Ben
Salamah Abadi yaitu menumbuhkan kegiatan produksi massal berskala kecil dan
menengah khususnya di sektor agro industri melalui skema pembiayaan lunak
seperti kemitraan, dalam kegiatan komersial, BPRS Ben Salamah Abadi dapat
mengambil posisi dalam kegiatan seperti :
a. Mendukung pengadaan faktor-faktor produksi.
b. Mendukung perdagangan antar daerah.
c. Mendukung penjualan hasil-hasil produk kepada masyarakat.
80Departemen Agama RI, op cit, hlm. 36, [177] yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang Telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.[178] maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.
51
Peranan BPRS Ben Salamah Abadi dalam perekonomian relatif masih
sangat kecil dengan pelaku tunggal. Beberapa kendala pengembangan BPRS
Ben Salamah Abadi selama ini adalah :
1. Peraturan perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodir
operasional BPRS Ben Salamah Abadi.
2. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional
bank. Hal ini disebabkan oleh pandangan yang belum tegas mengenai bunga
dari para ulama dan kurangnya perhatian ulama atas kegiatan ekonomi.
3. Frekuensi sosialisasi belum dilakukan secara optimal.
4. Jaringan kantor bank syariah yang masih terbatas.
5. SDM yang memiliki keahlian mengenai bank syariah masih terbatas.
Top Related