ASOSIASI AHLI K3 KONSTRUKSI - INDONESIA
K3
Peralatan
Konstruksi
PELATIHAN AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI
Manokwari, 25 JULI 2018
KONSTRUKSI INDONESIA
Memiliki pengetahuan tentang penerapan K3 yangberkaitan dengan Penggunaan Peralatan Konstruksi;
Tujuan Instruksional Umum
Static Road Roller
Tujuan Instruksional Khusus
Menjelaskan K3 pada penggunaan PeralatanKonstruksi;
Peserta mampu:
Motor Grader
1. Dasar Hukum;
2. Jenis Peralatan Konstruksi;
3. Penggunaan Peralatan Konstruksi yang aman;
4. Kecelakaan Peralatan Konstruksi;
5. Pemeliharaan & Perawatan Peralatan Konstruksi;
6. Kewajiban Supervisor;
7. Konklusi:
Agenda
DASAR HUKUM
• UU Keselamatan Kerja No 1 /1970, pasal 2:• Syarat-syarat K3 berlaku dlm tempat kerja dimana: dibuat, dicoba,
dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatanatau instalasi yg berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
• UU Uap ( Stoom Ordonantie) tahun 1930 LN no 225:
DASAR HUKUM
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA:
No.05/1978 Syarat-2 K3 pd pemakaian lift listrik u/ orang & barang;
No.04/1985 K3 Pesawat Tenaga dan Produksi;
No.05/1985 K3 Pesawat Angkat dan Angkut;
No.01/1988 Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap;
No.01/1989 Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat;
No.02/1989 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
No.03/1999 Syarat-syarat K3 Lift untuk Pengangkutan Orang & Barang
Kepmen no Kep.168/Men/2000, ttg Ijin Penggunaan Lift, Boiler;
SKB DIRJEN HUBLA & BINAWAS no PP72/3/9-99, no Kep.
507/BW/1999• .
DASAR HUKUM
STANDAR TEKNIS NASIONAL & INTERNASIONAL:
SNI, Standar Nasional Indonesia;
ANSI, American National Standards Institute;
ASME, American Society of Mechanical Engineers;
BSI, British Standard Institute;
JIS, Japanese Industrial Standard;
ISO, International Organization for Standardization;
CMAA, Crane Manufactures association of America;
DIN, Deutshes Institute fur Normunge;
SAE, Society of Automotive Engineers;
PCSA, Power Crane and Shovel Association;
API, American Petroleum Institute;• .
Jenis Peralatan Konstruksi
Hanging ScaffoldMobile Scaffold
1. Peralatan Beton (Concrete Equipment).2. Peralatan sebagai sumber pen-supply tenaga angin dan listrik
(Air Pneumatic & power Plant Equipment). 3. Peralatan Pemadat (Paving Compactor Equipment).4. Peralatan Pompa (Pumping Equipment).5. Peralatan Pancang dan Pengeboran (Pile driving & Borring/Drilling
Equipment).6. Peralatan Angkat, Pemindah (Hoisting & Material Handling Equipment).7. Peralatan Transportasi/Kendaraan (Transportation/Vehicle Equipment)8. Peralatan Kerja dan Alat pencetak Bentuk Konstruksi (Construction Tools
& Formwork Equipment).9. Peralatan Umum (General Equipment)
Spesifikasi Peralatan Konstruksi
Berat Total
Berat saat Operasi
Kapasitas Peralatan:
Daya (HP,PK,TK,KW,KVA,VA);
Kemampuan daya Angkat Maksimal;
Jangkauan Kerja / Radius Kerja;
Kemampuan Angkut Maksimal;
Kemampuan supplai (M3/jam atau M3/menit);
Stabilitas / Tipping Load
Ukuran & Volume;
Gradeability;
Daya dukung tanah;
Pemilihan Peralatan Konstruksi
Kesalahan awal dalam perencanaan pemilihanperalatan, jelas akan merugikan, karena hal ini akanmempengaruhi semua biaya yang akan dikeluarkanuntuk Peralatan Konstruksi termasukpemanfaatannya & kesesuaian terhadap K3;
FORKLIFT
Standard Curve-Rail Transporter
LOCO, RAILCAR,
LORRY
AIR TRANPORTER
AGITATOR CONCRETE TRUCK, CONCRETE PUMP
Asphalt Pavement Maintenance
Machine
ROAD PAVEMENT EQUIPMENTS
Road Roller Impactor
Static Road Roller
Pneumatic
Road Roller
Asphalt Paver
Motor Grader
Permenaker No.05/1985K3 Pesawat Angkat dan Angkut
1. Jib, Portal, Gantry Crane
2. Tower Crane
3. Mobile Crane
4. Derek (Derrick)
5. Ringer Crane
Pesawat Angkut
1. Pita Transpor
– Ban berjalan (Belt Conveyor)
– Eskalator
– Chain Conveyor
– Bucket Conveyor
2. Alat angkut di atas landasan
– Tractor & pemindah tanah
– Truck, Dump Truck
– Forklift
– Gerobak, Trolly
– Kereta gantung
3. Alat angkut di atas rel
– Loco, Gerbong, Lorry
4. Alat angkut melalui udara
Pesawat Angkat
PESAWAT ANGKUT
Pita Transpor Ban berjalan (Belt Conveyor)
Pneumatic Conveyor
Chain Conveyor
Bucket Conveyor
Flat Belt Conveyor Magnetic Belt
Conveyor
Bucket
Conveyor
Dilute-Phase Pneumatic
Conveyor
JENIS ALAT ANGKUT DI ATAS LANDASAN
BERDASARKAN JARAK ANGKUT
Alat angkut di atas landasan dan permukaan:
Tractor/pemindah tanah:
Dozer
Loader
Ripper
Excavator, Backhoe, Shovel
Scraper
Tractor
Dragline,
Clamshell,
Pile driver.
DOZER
DRAGLINE
Dragline bucket
CLAMSHELL
PRINSIP DASAR OPERASI PERALATAN
• Pengenalan fungsi & kegunaan peralatan dengan
perlengkapan (Attachment) nya.
•Pemilihan lingkup pekerjaan & medan.
•Pemilihan alat yang sesuai dengan aplikasinya.
•Pemahaman peraturan keselamatan kerja & peraturan lalu
lintas (untuk kendaraan).
•Pemahaman standard operasi alat sesuai dengan buku
petunjuk (Manual Book) yang diberikan pabrik pembuatnya.
•Penempatan petugas/operator yang menangani pengoperasian
peralatan sesuai dengan keterampilannya.
•Pengoperasian alat yang baik dan benar sesuai aturan yang
ada dalam buku petunjuk operasi.
Pengelolaan Peralatan Konstruksi
• Tersedianya Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)yang handal, (kemampuan dan ketrampilan penguasaan
teknologi), sistim
manajemen administrasinya.
• Adanya Standing Operating Prosedur terhadap sistim
pelaksanaan, manajemen operasi lapangan, manajemen
administrasi, (mengatur bagaimana ??.>>mengaplikasikan,
mengoperasikan peralatan & pemeliharaan dan perbaikan)
• Pengendalian, lebih ditekankan pada (KESELAMATAN
OPERASI PERALATAN),
>>Alat Siap Pakai ??? Dengan
Pengelolaan operasional peralatan sesuai
ketentuan & persyaratan K3
STANDAR OPERASI ALAT
Persiapan peralatan sebelum operasi.
Tata cara sebelum operasi.
Tata cara saat operasi.
Tata cara sesudah operasi.
STANDAR OPERASI PADA UMUMNYA
Pastikan Peralatan layak pakai;
Laksanakan pengawasan;
Laksanakan istirahat interval
dan tiap 4 jam;
Kenali Pengoperasian
peralatan dengan beban kritis
yang akan timbul saat operasi;.
Pastikan bahwa operator / tahu
adanya bahaya ;
Pastikan peralatan konstruksi
dalam posisi aman saat
ditinggalkan selesai operasi;
Tip operasi
yang aman
POWER SHOVEL
HARUS DIJALANKAN SEDEMIKIAN
RUPA SEHINGGA TIDAK KEHILANGAN KESEIMBANGAN.
OPERATOR SHOVEL :
MINIMAL BERUSIA 18 TAHUN.
SUDAH TERBIASA MENJALANKAN
DAN MEMELIHARA MESIN
SHOVEL
BACKHOE/
EXCAVATOR
SHOVEL
POWER SHOVEL
HARUS DI TEMPATKAN SEDEMIKIAN
RUPA SEHINGGA :
TERDAPAT RUANG CUKUP UNTUK
MENJALANKAN.
TIDAK ADA BAHAYA DAPAT TERJUNGKAL, SELIP DAN TERBALIK
POWER SHOVEL
PANDANGAN YANG JELAS PADA DAERAH KERJANYA.
SELAMA SHOVEL DIOPERASIKAN :
TIDAK SEORANGPUN DIPERKENANKAN
BEKERJA, MELEWATI, ATAU
BERDIRI DIBAWAH PENGERUK
Setelah selesai melaksanakan pekerjaannya, Excavator harus
ditempatkan di tanah atau landasan yang DATAR
Anas Zaini Z. Iksan (08129405983)
BULDOZER
SEBELUM MENINGGALKAN ALAT :
- MENARIK REM
- MENURUNKAN PISAU.
- MENETRALKAN GIGI.
WAKTU PEKERJAAN SELESAI BULDOZER HARUS DITEMPATKAN
DAERAH DATAR.
RIPPER
Track Mounted
EXCAVATOR, BACKHOE
LOADER
BULDOZER
PISAU BULDOZER HARUS SELALU RENDAH POSISINYA WAKTU MENANJAK.
PISAU BULDOZER TIDAK BOLEH DIGUNAKAN SEBAGAI REM.
OPERATOR BERSERTIFIKAT.
PENGOPERASIAN :
KEAMANAN BEKERJA
PERLINDUNGAN K3 PEKERJA
SARANA DAN PRASARANA TERSEDIA
OPERATOR LISENSI
MEMAHAMI FUNGSI KERJA BAGIAN –BAGIAN DARI ALAT KELENGKAPAN OPERASI
BENAR DAN AMAN
MENGIKUTI PELATIHAN
SURAT IJIN OPERATOR
(SIO)
SURAT IJIN LAYAK OPERASI
(SILO)
STANDAR PENGOPERASIAN
PERALATAN BERAT LAYAK PAKAI
SIAP PAKAI
KOORDINASIKAN KEGIATAN SETIAP PENETAPAN FLEET ALAT, SESUAI KONDISI LAPANGAN.
ISTIRAHAT, INTERVAL 4 JAM.
STANDAR PENGOPERASIAN
KENALI PERALATAN PADA BEBAN KRITIS YANG TIMBUL.
OPERATOR MENGUASAI KEADAAN BAHAYA
POSISI AMAN PADA SAAT SELESAI
STANDAR PENGOPERASIAN
UMUR PERALATAN KONSTRUKSI DAPAT DIPERTAHANKAN.
PASTIKAN , TETAP ADANYA PENGAWASAN SELAMA PENGOPERASIAN DAN,
KONDISI PERALATAN TELAH DI CHECK OLEH INSPEKTUR PERALATAN
A. SEBELUM PENGOPERASIAN
SERTIFIKASI LAYAK PAKAI.
ADA SURAT IZIN KERJA DARI PETUGAS YANG BERWENANG.
KEADAAN CUACA / IKLIM.
KEADAAN TANAH.
PERHATIKAN LANDASAN / DASAR BERPIJAKNYA ALAT. ( METTING / PELAT UNTUK DAERAH LUNAK)
SEBELUM PENGOPERASIAN
KEADAAN DARURAT HARUS CEPAT
DIATASI SECARA BERSAMA.
KEADAAN MEDAN KERJA : BAHAN MELEDAK.
BAHAN KOROSIVE.
DAERAH LINTAS KABEL, (ATAS ATAU DI BAWAH)
LINTASAN OPERASI, DLL
B. KONSTRUKSI
PERIKSA RADIUS GERAK PERALATAN
SEBELUM BEROPERASI.
PERIKSA KONDISI RIGGER.
OPERATOR DILARANG MENINGGAL
KAN ALAT, MESIN HIDUP.
ALAT PENGONTROL BEBAN.
KONDISI BEBAN JELAS.
B. KONSTRUKSI
PERIKSA RADIUS GERAK PERALATAN
SEBELUM BEROPERASI.
PERIKSA KONDISI RIGGER.
OPERATOR DILARANG MENINGGALKAN
ALAT, MESIN HIDUP.
ALAT PENGONTROL BEBAN.
KONDISI BEBAN JELAS.
B.2.PROSEDUR PENGANGKATAN BEBAN KRITIS.
PERATURAN A DAN B DAN B1 HARUS DIJALANKAN
MENYIAPKAN SKETS RENCANA KERJA-KETINGGIAN-RUANG GERAK
PERIKSA ULANG/BERKALA.
LAPORAN BEBAS KRITIS DAN PERSE
TUJUAN DARI ATASAN.
SUPERVISOR DIBERITAHUKAN.
B3. BEKERJA BERBAHAYA
LANGKAH LANGKAH PENANGANAN : - SEGERA TARUH TANAH / BEBAN.
- MOTOR GERAK DIHENTIKAN.
PENGAWAS / INPEKTUR KETEMPAT
BERBAHAYA.
KONDISI KEMBALI NORMAL LAKUKAN RIKSA ULANG.
BEKERJA BERBAHAYA
BILA SEMUA AMAN, SEGERA MINTA
IZIN KERJA.
KESELAMATAN BEROPERASI
KEADAAN CUACA.
BEBAN TIDAK MELEBIHI BERAT ALAT/ KONSTRUKSI.
KONDISI LISTRIK :
- 500 VOLT JARAK MIN. 5 METER
- PENGAWAS LISTRIK DIBERITA
TAHUKAN.
KESELAMATAN BEROPERASI
- LINDUNGI KABEL BAWAH
ATAU PIPA-PIPA.
- BARANG LEPAS PAKAI
BUCKET / DIANGKAT BERSAMA.
- TALI BAJA DIPERSIAPKAN.
KESELAMATAN BEROPERASI
- OPERATOR PANDANGAN BEBAS.
- TERSEDIA APAR.
- DILARANG MENARUH BARANG
PADA : BAGIAN BERPUTAR
/BERGERAK, PIPA-PIPA, SA
LURAN, SALURAN KABEL.
KESELAMATAN BEROPERASI
- OPERATOR BERSERTIFIKAT DAN
PUNYA SIO
- SELESAI TUGAS :
@ LETAKKAN BEBAN.
@ TARUH HOOK/BUCKET.
@ LISTRIK MATIKAN.
@ TUTUP KABIN.
SETELAH BEROPERASIPERALATAN BERAT.
POSISI AMAN UNTUK DITINGGALKAN
WAKTU ISTIRAHAT UNTUK RIKSA
MENYELURUH.
LAPORKAN KONDISI BAHAYA
KONDISI DAERAH AMAN
BUAT PREDIKSI BAHAYA PADA BAGIAN BERBAHAYA
KESALAHAN BEROPERASIAKIBATKAN KECELAKAAN
KECELAKAAN AKIBAT PEKERJA
80 % DARI JUMLAH KECELAKAAN.
PERLU KETELITIAN DAN AKURAT.
KESALAHAN BEROPERASIAKIBATKAN KECELAKAAN
1. KESALAHAN TEKNIS.
MENYANGKUT PERALATAN YANG
DIGUNAKAN.
DIPREDIKSI :
1. SLING TANPA SERTIFIKAT.
2. SLING TIDAK DIRAWAT / DIPE
LIHARA.
DAPAT DIPREDIKSI :
1. KELAYAKAN PENGIKAT.
2. SLING CACAT.
3. SAFETY DEVICE TIDAK BEKERJA
4. PEMASANGAN / ERECTION
TIDAK SEMPURNA.
5. KEGAGALAN KONSTRUKSI.
TIDAK DAPAT DIPREDIKSI :
1. SAMBARAN PETIR
2. BANJIR.
3. SABOTASE.
4. CUACA BURUK.
.
KESALAHAN BEROPERASIAKIBATKAN KECELAKAAN
KESALAHAN MANUSIA.
1. KURANGNYA KETERAMPILAN.
2. TIDAK MEMILIKI LISENSI.
3. PENINGKATAN BEBAN TIDAK SENTRIS
/ BEBAN BERAYUN.
4. ABA-ABA RIGGER TIDAK JELAS.
5. JARAK PANDANG OPERATOR TERBATAS
6. KESALAHAN RANCANGAN KONSTRUKSI
KESALAHAN BEROPERASIAKIBATKAN KECELAKAAN
TIDAK MEMATUHI PERATURAN K3.
RIKSA DAN UJI TIDAK SEMPURNA.
PENGIKATAN SEMBRONO.
BENTUK KECELAKAAN
TANGAN TERJEPIT.
PERALATAN TERJUNGKIR.
PERALATAN AMBRUK.
PERALATAN SLIP DAN TERBALIK.
SCRAPERSTandem Powered
(Twin Engine)
TRACTOR, TRUCK
Highway Rear-Dump Truck
Struck
Heaped
Trucks to Move the Fleet
Pemeriksaan Sebelum Operasi,
Amati saat alat Beroperasi
Pemeriksaan sesudah Operasi
TETAP DI PERHATIKAN
Buldozer ketika akan ditinggalkan operator, harus menarik rem, menurunkan pisaunya, dan menetralkan giginya
Setelah selesai melaksanakan pekerjaannya, Buldozer harus ditempatkan di tanah atau landasan yang datar
Selama Power Shovel sedang bekerja, tidak seorangpun diperkenankan bekerja, melewati, atau berdiri di bawah alat pengeruk yang sedang diangkat atau sedang mencengkeram
Mobil-crane tidak boleh digunakan untuk menarik benda yang tertanam di tanah.
Apabila peralatan aspal sedang bekerja di jalan umum, maka pengaturan lalulintas yang memadai adalah merupakan keharusan, karena menyangkut keselamatan umum
Setiap standar pesawat angkat dan angkut mengungkapkan ruang lingkup pemeriksanaan terhadap konstruksi, operasi dan inspeksi
Mesin penggilas jalan, bila tidak sedang digunakan, rem harus diinjak atau ditarik, dan roda-roda harus diganjal
Hal yang menjadi perhatian pada operasional peralatan
Lalu Lintas Kendaraan
Peraturan Perundangan Lalu-Lintas
Pengendalian Lalu-Lintas
Traffic Safety Vests
Pengaruh applikasi & penggunaan
peralatan . yg tdk benar
• Kecelakaan Kerja (cacat, waktu, tenaga medis, P3K dll)
• Lambat produksi (waktu kerja, SDM, dll)• Produktivitas (tenggang waktu
terganggu – pengaruh ke cost)
Kesalahan dalam mengaplikasi dan mengoperasikan peralatan akan merugikan : produksi, hilangnya tenaga dan waktu sehingga secara makro akan menghambat laju produktifitas peralatan
yang semua itu akhirnya bermuara pada biaya.
Pengaruh K3 Peralatan
KECELAKAAN
CACAT WAKTU TENAGA MEDIS PERTOLONGAN
PERTAMA
DLL
BIAYA
BERAPA HARGA PERALATAN INI ?
This lift should have been stopped
before it got this far
KECELAKAAN ALAT
Air menggenangi lokasi kerja dan menenggelamkan seluruhfasilitas kerja dan peralatan yang ada,
Seluruh aktivitas kerja terhenti,
Untuk dapat mulai lagi butuh waktu, tenaga dan biaya yangtidak sedikit.
Dampak kecelakaan kerja : menimbulkan kerugian secaralangsung maupun tidak langsung;
Dampak lain adalah hilangnya keprcayaan masyarakat, dandapat berurusan dengan hukum.
Perencanaan yang tidak matang ?
Tidak kompeten ?
Kurang profesional ?
Contoh-2 bentuk kecelakaan :
Tangan terjepit diantara barang
dan alat bantu angkat karena aba-
aba tidak lancar,
Peralatan terjungkir karena
tidak setimbang,
Peralatan Ambruk,
Peralatan Selip dan terbalik,
Peralatan meledak dan terbakar
BEBERAPA BENTUK KECELAKAAN
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
PADA OPERASI PERALATAN
Kesalahan prosedur operasi,
Kesalaham teknis
Kesalahan Manusia
Kelaikan Operasi alat
Spesifikasi tidak jelas
kegagalan konstruksi
Alat keselamatan (safety device)
tidak bekerja
Ketidak stabilan alat
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
PADA OPERASI PERALATAN
Kurangnya / tidak trampil
bukan kewenangannya.
Pengikatan beban tidak sentries, shg beban terayun.
Komunikasi tidak jelas (aba-aba operasi)
Penglihatan(jarak pandang) operator terbatas.
Mengangkat beban tanpa tali tambera.
Pengikatan kurang baik / sembrono.
Terdapat kesalahan dalam rancangan konstruksi
Tidak mematuhi peraturan perundangan K3
Pemeriksaan & pengawasan yang tidak sempurna
IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA
Masa Perancangan Alat Dianalisis risikonya dengan HAZOPS / JSA
Peninjauan, verifikasi, validasi dan pengesahan disain dan konstruksinya
Pemasangan safety device sesuai dengan spesifikasinya
Pembuatan Pengawasan oleh Depnaker
Pengecekan dokumen teknik perencanaan/pengesahan
Penilaian konstruksi instalasi peralatan
Penilaian / penunjukan perusahaan jasa terkait (Konstruksi & Inspeksi teknik
Pemenuhan syarat administrasi
Pemenuhan syarat teknis
Perakitan, pemasangan, peredaran PenggunaanModifikasiPemeliharaan & Perbaikan
1. Kesalahan Desain : Safety Device, penentuan SWL tidak sesuai ,
SUMBER BAHAYA PERALATAN KONSTRUKSI
2. Pembuatan tidak sesuai dengan rencana desain
3. Pembuatan tidak sesuai dengan rencana desain atau cacat dalam
pelaksanaan pembuatan misalnya : • Penggunaan material tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan,
• Pengukuran tidak tepat,
• Penyambungan, pengelasan tak akurat (terdapat cikal bakal keropos)
• Terjadi kecerobohan dalam pembuatan (SDM yang tidak tepat)
4. Pengetesan dan Pengujian tidak memenuhi kriteria keselamatan,
dalam pengetesan Visual, dan pengujian bahan lainnya
5. Material Handling dan pengangkutan, terjadi cacat fisik, kurang
diperhatihan keselamatan saat packaging, pengikatan / lasing
6. Kesalahan pemasangan / perakitan/ pendirian (asssembly)
7. Kesalahan dalam Penggunaan(kurang pengawasan)
8. Kesalahan dalam perawatan / pemeliharaan
Elemen Pengendalian
PROSES PENGENDALIAN
YES-NO
CONTROL
STEERING
CONTROL
Awal (sebelum
Operasi) PROCESS Akhir (sesudah
operasi)
POST ACTION
CONTROL
1. Pemeliharaan terhadap : Konstruksi, Mesin, Alat Kelengkapannya, Alat Pendukung
Harian (Operator)
Mingguan (Operator & Supervisor
Bulanan (Supervisor)
3 atau 6 Bulanan (Mekanik Pemeliharaan)
2. Perawatan : Kondisi karena terjadi kerusakan (keadaan darurat)
Konstruksi
Mesin
Alat Kelengkapannya
Alat Pendukung
Pemeliharan & PerawatanPERALATAN KONSTRUKSI
KEWAJIBAN SUPERVISOR
KEWAJIBAN SUPERVISOR
1. Mengawasi Operasional pesawat, perlengkapan dan sarana penunjangnya sesuai dengan peraturan keselamatan kerja / standar operasi
2. Mengawasi prosedur dan pelaksanaan pemeliharaan, kondisi pesawat / peralatan dan perlengkapannya sesuai dengan kondisi awalnya
3. Mengawasi pelaksanaaan syarat yang tertera pada prosedur operasi yang telah ditetapkan perusahaan
4. Mengawasi dan memperhatikan kerusakan awal seperti cacat konstrukti pada pesawat / perlengkapannya ataupun kekurangan / kehilangan bagian-2nya, serta dengan cepat mengambil tindakan emergency dan perbaikannya
5. Mengawasi kondisi lingkungan kerja yang membahayakan terhadap:
Kondisi operator sendiri
Alat dan lingkungan di batasan area kerjanya
6. Melaporkan menghentikan operasi bila ditemukan kondisi operasi peralatan yang abnormal dan melaporkan ke Pimpinan Proyek secepatnya atas kejadian yang diambil secara lisan dan tertulis, dan terdokumentasi
KONKLUSI
1. Setiap Peralatan Konstruksi harus layak pakai & punya sertifikat Layak Pakai;
2. Operator harus kompeten, punya Sertifikat & SIO dan harus mengetahui persyaratan K3 u/ alat yang dipergunakan;
3. Sebelum Operasi perhatikan cek kondisi Peralatan;
4. Sebelum operasi cek kondisi kestabilan tanah, daerah sekitar dan cuaca;
5. Periksa Radius gerak Peralatan;
6. Beban diangkut/angkat sesuai Manual Book;
7. Beban sesuai kapasitas perancah;
8. Gunakan Peralatan sesuai fungsinya;
9. Selesai operasi peralatan diparkir pada tempat yang datar & stabil, menjamin peralatan tsb tidak bergerak;
10. Pemeliharaan & Perawatan Peralatan harus dilakukan secara RUTIN & berjadwal;
Top Related