PENYEDIAAN LAHAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Oleh
Dr. I r. Suswono, MMAMenter i Per tanian RI
Jakarta Food Security Summit, 7-10 Februari 2012
CAKUPAN BAHASAN
I. PENDAHULUANII. KETERSEDIAAN LAHAN PANGAN
A. SEBARAN LAHAN SAWAH B. LAHAN POTENSIAL UNTUK PENGEMBANGAN SAWAH
III. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN LAHAN POTENSIALIV. UPAYA PENINGKATAN PRODUKSIV. DUKUNGAN INSTANSI TERKAITVI. PENUTUP
Pendahuluan1
MENINGKATKAN KEKUATAN EKONOMIDOMESTIK
Mampu menyediakan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk
pada aspek JUMLAH, KERAGAMAN, AMAN DAN TERJANGKAU
UU No. 7 Tahun 1996 PP No. 68 Tahun 2002
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BERKAITAN DENGAN PANGAN
PENDUDUKKONSUMSI
ALIH FUNGSI
KOMPETISI LAHAN KEDAULATAN
PANGAN
KOMPETISI ALOKASI
AIR
AIRLAHANNeraca AirPenyebaran Sawah di
Indonesia
Daya Dukung Lahan
Ketersediaan Lahan
Daya Dukung Air
TANTANGAN MEWUJUDKAN KEDAULATAN DAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL
JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA
1. Tahun 1900 penduduk Indonesia adalah 40 juta jiwa dan tahun 2000 menjadi 200 juta jiwa
2. Pertumbuhan penduduk naik 5 kali lipat dalam masa 100 tahun.
3. Diproyeksikan penduduk Indonesia sebanyak 400 juta jiwa pada tahun 2035
PERTUMBUHAN PENDUDUK & KONSUMSI BERAS
33.05533.504 33.450 33.396
KETERSEDIAAN LAHAN DAN AIR DI PULAU JAWA
KONTRIBUSI PRODUKSI PANGAN
FAKTA
Jawa Pemasok 60% Produksi Pangan
Nasional
Luas Lahan sawah sebesar 40 % dari luas lahan sawah Nasional
65% Penduduk Indonesia tinggaldi Pulau Jawa
Luas daratan Pulau Jawa hanya7% dari luas daratan Indonesia
Ketersediaan Air hanya 4,5% Potensi air tawar Indonesia
Ketersediaan Lahan Pangan 2
1
NO PROVINSI LUAS LAHAN SAWAH (Ha)
LUAS TOTALSAWAH IRIGASI
SAWAH NONIRIGASI
1 SUMATERA 1.850.143 548.574 2.398.717
2 JAWA 2.535.555 986.049 3.521.604
3 BALI 75.830 173 76.003
4 NUSA TENGGARA 176.873 108.979 285.852
5 KALIMANTAN 230.470 707.136 937.606
6 SULAWESI 614.466 272.035 886.501
7 MALUKU 15.666 6.097 21.763
8 PAPUA 29.751 26.089 55.840
TOTAL 5.528.754 2.655.132 8.183.886
Catatan: Sumber data merupakan Hasil Sinkronisasi antara BPN dengan Kementan (2009-2010)
A. SEBARAN LAHAN SAWAH
PENYEBARAN SAWAH DI INDONESIA
Luas Sawah di Indonesia: 8.183.886 Ha
Laju konversi sawah di Indonesia: 110.000 Ha/th
B. POTENSI LAHAN PERTANIAN
LUAS DARATAN INDONESIA 188 JUTA HA
94,1 JUTA ( 50 %) LAHAN POTENSIAL/COCOK UNTUK PERTANIAN
15 JUTA COCOK UNTUK
DIJADIKAN SAWAH
Existing luas baku
sawah : 8,18 juta ha
Potensi Perluasan Sawah baru : 7,31 juta ha
93,9 JUTA ( 50 %) LAHAN TIDAK POTENSIAL & KONSERVASI
POTENSI SENTRA PRODUKSI BERAS BARU
Irigasi Rawa Tadah Hujan
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6 7
1. N A D 13,202 - 19,494 32,696
2. SUMATERA UTARA 3,065 1,177 45,287 49,529
3. SUMATERA BARAT 28,511 2,304 9,187 38,977
4. R I A U 2,178 - 80,667 82,845
5. BANGKA BELITUNG - 24,547 1,750 26,297
6. J A M B I 8,638 44,056 19,285 71,979
7. BENGKULU 2,034 - 9,655 11,689
8. SUMATERA SELATAN 7,000 396,290 1,080,582 1,483,873
9. LAMPUNG 26,415 2,996 37,555 65,466
10. JAWA BARAT 2,242 - - -
11. KALIMANTAN BARAT 1,125 6,373 147,143 153,641
12. KALIMANTAN TENGAH 9,972 - 4,950 13,422
13. KALIMANTAN SELATAN 1,914 4,600 46,444 52,458
14. KALIMANTAN TIMUR 12,615 13,356 182,198 208,169
15. SULAWESI UTARA 3,060 - 7,722 9,272
16. SULAWESI TENGAH 70,967 - 14,927 85,894
17. SULAWESI SELATAN 174 - 23,916 24,090
18. SULAWESI TENGGARA 139,633 2,000 5,406 145,789
19. GORONTALO 1,500 - 43,166 43,166
20. SULAWESI BARAT 2,500 - 30,993 33,493
21. NUSA TENGGARA TIMUR 7,032 - 2,172 5,297
22. NUSA TENGGARA BARAT 52,879 - - 48,214
23. P A P U A 9,750 - 4,484,414 4,494,164
24. PAPUA BARAT 103,943 - 2,831 103,974
25. MALUKU 8,750 - 10,000 17,819
26. MALUKU UTARA 5,676 - 7,100 11,776
TOTAL 524,775 497,699 6,316,844 7,313,988 Sumber Data : Proposal Kab. 2010 dan PU
Keterangan
DATA POTENSI PERLUASAN SAWAH BARU
ProvinsiNo.
Potensi untuk perluasan sawah Total Potensi
Lahan
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
Permasalahan Pengembangan Lahan Potensial 3
2
1
PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN LAHAN POTENSIAL
1. Pemanfaatan Lahan yang berada di Kawasan Hutan
Pengurusan ijin pengalihan fungsi hutan harus diupayakan dengan
menyelesaikan status kawasan menjadi APL (Areal Penggunaan
Lain) oleh Kemenhut.
2. Pemanfaatan Lahan yang berada di Kawasan HGU
BPN perlu melakukan penertiban dan pendayagunaan lahan terlantar
3. Meskipun lahan sudah dapat dialih fungsikan, tidak semua dapat
dikembangkan tergantung ketersediaan air dan memerlukan
pengembangan jaringan irigasinya
4. Aspek lingkungan harus dipertimbangkan untung ruginya
5. Masalah Political Will
Lemahnya pengendalian konversi lahan pertanian (RTRW)
Belum adanya payung hukum memadai pendukung lahan pertanian pangan
Upaya Peningkatan Produksi4
5
4
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI PADI
1. Ekstensifikasi (Perluasan Areal Tanaman Pangan)
Perluasan areal dilakukan dengan memprioritaskan daerah
produksi yang masih memungkinkan untuk pencetakan sawah
baru dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.
2. Intensifikasi
Dapat dilakukan untuk pertanaman yang telah ada, dengan
menerapkan inovasi teknologi yang tepat ,menekan kehilangan
pasca panen, perlindungan dan pengamanan produksi beras.dapat
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas.
3. Divesifikasi Pangan,
Dengan mendorong konversi konsumsi beras dan mendorong pola
makan non beras dengan memanfaatkan pangan lokal non beras.
4. Optimasi Lahan
Kawasan tanaman pangan yang sementara tidak diusahakan
Diarahkan untuk lahan dengan IP rendah
Dukungan Instansi Terkait5
4
3
A. KEMENTERIAN KEHUTANAN
Penyediaan lahan seluas 200 ribu Ha di Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, dari
non-kawasan hutan untuk mencapai swasembada
pangan dan target surplus beras 10 juta ton pada
tahun 2014.
Menurut Menhut, bersedia memberikan luasan lahan
berapa pun kepada pemohon izin yang benar-benar
mengelola lahan untuk memproduksi komoditas sektor
pertanian
DUKUNGAN INSTANSI TERKAIT
B. BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN)
Komitmen BPN untuk memberikan 2 juta Ha lahan
terlantar untuk dapat memperluas lahan pertanian.
Menurut BPN ada sekitar 7,3 juta Ha tanah terlantar di
Indonesia yang bisa digunakan untuk pertanian,
energi dan perumahan rakyat di seluruh Indonesia.
BPN akan terus melakukan pemetaan tanah-tanah
terlantar agar bisa dimanfaatkan petani.
Tahun 2012 menyiapakan investasi Rp 9 triliun untuk
pencetakan sawah baru seluas 100.000 ha dan proyek
produksi beras.
Investasi akan dilakukan melalui 3 BUMN, yaitu:
1.PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI) seluas 30.000 ha
2.PT. Pertani seluas 30.000 ha
3.PT. Sang Hyang Seri (SHS) seluas 40.000 ha
Sasaran calon lokasi untuk dilaksanakan cetak sawah:
Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Selatan atau
Papua
C. KEMENTERIAN BUMN
PENUTUP
Defisit air dan laju alih fungsi lahan di Jawa dan Bali sudah terjadi sejak 2010 tanpa solusi, sehingga pasokan pangan semakin tinggi ketidakpastiannya, karena kontribusi Jawa dan Bali terhadap produksi padi nasional sangat besar (60%)
Kedaulatan pangan semakin rapuh apabila tidak ada cara cara luar biasa yang mampu menghentikan secara permanen distruksi sistemik dan masif atas lahan dan air
Potensi pengembangan lahan sawah di masa depan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional masih memberi peluang dengan memanfaatkan lahan basah yang terdapat cukup luas di beberapa wilayah
Lahan yang sesuai untuk pengembangan tersebut tentunya harus dilengkapi dengan sarana/infrastruktur yang dibutuhkan seperti pembuatan petakan, saluran irigasi, dan pengelolaan tanah dan air (pengaturan drainase untuk lahan rawa).
Harus ada Grand Design tentang pembangunan infrastruktur di Jawa dan Luar Jawa agar tidak kontra produktif
25
TERIMA KASIH
NERACA LAHAN DAN AIR
KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR
SUMBAR (6.727 Ha)DI Batang Anai
JAMBI (5.819 Ha)DI Sei Siulak Deras
SUMSEL (4.924 Ha)DI Air Lakitan
JABAR (5.313 Ha)DI Leuwigoong
KALBAR(1.660 Ha) DI Merowi
NTT (5.471 Ha)-DI Mbay-DI Bena-DI Wae Racang-DI Prambuuni-DI Tidas
GORONTALO (6.890 Ha)-DI Paguyaman Kanan-DI Paguyaman Kiri
SULTRA(6.963 Ha)-DI Oko oko-DI Benua Aporo-DI Kambara-DI Alosika
MALUT (5.003 Ha)-DI Kobe-DI Toliwang SP. IV-DI Aha-DI Patlean-DI Goal
MALUKU13.773 HaD.I. Way ApuD.I. Way Geren KananD.I. Way Meten D.I. Way LattaD.I. Way Perang D.I. Way Pure D.I. Way Lo Bawah D.I. Way Pamali
PAPUA BARAT (13.026 Ha)-DI Klamalu-DI Malawili-DI Malawele-DI Mariyai-DI Mariyat-DI Makbusun-DI Makotyamsa-DI Sisipan-DI Majaran-DI Majener-DI Matawolot-DI Modan I (Walal)-DI Modan II (Malaus)-DI Waigo-DI Kalobo-D.I. Waijan D.I. Bima Jaya D.I. Bomberay
TOTAL : 118.721 Ha
RIAU (1.000 Ha)DI Okak
NTB (10.159 Ha)-DI Pengga Gebong-DI Jurang Sate
KALTENG (8.342 Ha)-DI Karau-DI Montallat-DI Tandrahean-DI Tanjung Harapan-DI Tampa-DI Sekata Juri-DI Sekata Tempa
KALSEL (5.472 Ha)DI Amandit
KALTIM (13.260 Ha)-DI Tanabang-DI Kaubun-DI Pesap-DI Muara Bangun-DI Beriwit
Status: 19 Januari 2011
BENGKULU (4.919 Ha)DI Muko-muko Kanan
Luas Areal Irigasi Yang Masih Memerlukan Pembangunan Tersier
SUMUT (2.000 ha)DI Bt. Angkola
SUMBAR (7.027 ha)1. DI Bt. Anai: 6.727 ha2. DI Bt. Sinamar: 300 ha
RIAU (1.000 ha)DI Okak
JABAR (2.300 ha)DI Leuwigoong
NTT (5.471 ha)1. DI Mbay: 1.638 ha2. DI Bena: 1.982 ha3. DI Wae Racang: 104 ha4. DI Prambuuni: 300 ha5. DI Tidas: 500 ha
SULUT (9.419 ha)1. DI Nuangan: 750 ha2. DI Otam: 300 ha3. DI Torosik: 300 ha4. DI Nunuk: 110 ha5. DI Lolak: 2.040 ha6. DI Sangkub: 3.600 ha7. DI Sita & Tombolika:
1.076 ha8. DI Buyat: 769 ha9. DI Bantane: 186 ha10. DI Lalue: 138 ha11. DI Bowombaru: 150 ha
GORONTALO (3.124 ha)1. DI Paguyaman Ka.: 4.176 ha2. DI Paguyaman Ki.: 2.704 ha
SULTRA (5.003 ha)1. DI Oko-Oko: 625 ha2. DI Benua Aporo: 2.320 ha3. DI Kambara: 1.563 ha4. DI Alosika: 495 ha5. DI Wawotobi: 1.730 ha
SULBAR (550 ha)DI Tommo
MALUT (1.703 ha)1. DI Kobe: 400 ha2. DI Toliwang SP IV: 250 ha3. DI Aha: 450 ha4. DI Patlean: 303 ha5. DI Goal: 300 ha
MALUKU (9.528 ha)1. DI Way Apu: 3.650 ha2. DI Way Geren Kanan: 2.067 ha3. DI Way Meten: 1.400 ha4. DI Way Latta: 931 ha5. DI Way Perang: 130 ha6. DI Way Pure: 150 ha7. DI Way Pamali: 1.200 ha
PAPUA (11.630 ha)1. DI Kalibumi: 6.400 ha2. DI Lereh 2.200 ha3. DI Yahukimo: 3.030 ha
TOTAL : 143.244 Ha
SUMSEL (16.000 ha)1. DI Air Lakitan: 7.000 ha2. DI Komering: 9.000 ha
JAMBI (2.100 ha)DI Sei Siulak Deras
NTB (12.210 HA)1. DI Pengga Gebong: 5.259 ha2. DI Jurang Sate: 4.900 ha3. DI Batu Bulan: 621 ha4. DI Mamak-Kakiang: 1.430 ha
BENGKULU (2.500 ha)DI Muko-muko Kanan
KALBAR (600 ha)DI Merowi
KALTENG (2.908 ha)1. DI Karau: 1.000 ha2. DI Montallat: 200 ha3. DI Tandrahean: 100 ha4. DI Tanjung Harapan: 300 ha5. DI Tampa: 500 ha6. DI Sekata Juri: 400 ha7. DI Hurung Bunut: 500 ha
KALSEL (11.972 ha)1. DI Telaga Langsat: 1.000 ha2. DI Pitap: 2.400 ha3. DI Tapin: 1.000 ha4. DI Batang Alai: 1.000 ha
KALTIM (13.260 ha)1. DI Tanabang: 1.500 ha2. DI Kaubun: 3.160 ha3. DI Pesap: 1.500 h4. DI Muara Bangun: 3.500 ha5. DI Beriwit: 3.600 ha
SULTENG (2.450 ha)DI Karaopa
PAPUA BARAT (15.924 ha)1. DI Klamalu: 688 ha2. DI Malawili: 718 ha3. DI Malawele: 800 ha4. DI Mariyai: 1.497 ha5. DI Mariyat: 1.500 ha6. DI Makbusun: 1.435 ha7. DI Makotyamsa: 750 ha8. DI Sisipan: 300 ha9. DI Majanaran: 1.235 ha10. DI Majener: 1.275 ha11. DI Matawolot: 1.140 ha12. DI Modan I (Walal): 532 ha13. DI Modan II (Walaus):
1.283 ha14. DI Waigo: 500 ha15. DI Kalobo: 200 ha16. DI Waijan: 718 ha17. DI Bima Jaya: 131 ha18. DI Bomberay: 1.222 ha
Status: 6 Februari 2011
LUAS AREAL IRIGASI YANG MASIH MEMERLUKAN PENCETAKAN SAWAH
Top Related