PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MODEL PAIKEM
DAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
DI SMA NEGERI 1 SE-EKS KAWEDANAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA
Oleh Drs Sugeng HidayatMM (Pengawas Dikmen)
Drs Nur Kholiq (Kepala SMAN 1 Kembang)
A PENDAHULUANGuru merupakan sosok yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam proses
pembelajaran Keberhasilan sebuah pendidikan salah satunya ditentukan oleh faktor
guru (Lihat Usman 1999 v) Zachari sebagaimana dikutip Arikunto (1993 210)
mengatakan bahwa guru merupakan the bottom line of success or failure Oleh sebab
itu sangatlah diperlukan adanya upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas
guru sebab peningkatan kualitas guru merupakan kunci utama untuk meningkatkan
kualitas pendidikan (Lihat Zamroni 2000 51 dan Tilar 2000 14)
Saat ini pemerintah kita tengah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan
Menurut Fasli Jalal setidaknya ada empat aspek penting yang tengah menjadi program
pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yaitu aspek kurikulum tenaga
kependidikan sarana pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpresearchengines com0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan ini pemerintah melalui menteri
Pendidikan Nasional telah mencanangkan gerakan peningkatan mutu pendidikan pada
tanggal 2 Mei 2002 Gerakan ini dimaksudkan untuk memacu percepatan peningkatan
mutu pendidikan nasional yang tengah terpuruk Upaya peningkatan mutu pendidikan
ini semakin serius dilakukan dengan digulirkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) atau UU No 20 tahun 2003 yang diikuti dengan terbitnya Undang-
undang Guru dan Dosen (UUGD) atau UU no 14 tahun 2005
Namun harus diakui bahwa kunci utama peningkatan mutu pendidikan di sebuah
sekolah adalah guru Tanpa didukung oleh mutu guru yang baik upaya peningkatan
mutu pendidikan akan menjadi hampa sekalipun didukung oleh komponen lainnya
yang memadai Karena itu sangatlah beralasan apabila pemerintah saat ini lebih
memfokuskan peningkatan mutu guru sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan Apalagi kondisi saat ini sangat menuntut perlunya keseriusan untuk
meningkatkan mutu guru
Melihat kenyataan di atas setiap lembaga pendidikan diharapkan untuk terus memacu
peningkatan mutu pendidikannya yang salah satunya adalah peningkatan mutu gurunya
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah swasta yang harus lebih serius
menghadapi persaingan ke depan yang lebih berat untuk tetap menjaga eksistensi dan
keberlangsungannya
SMA Negeri 1 Mlonggo SMA Negeri 1 Bangsri dan SMA Negeri 1 Kembang
merupakan tiga lembaga pendidikan Negeri yang memiliki potensi untuk terus
dikembangkan Tiga lembaga pendidikan tersebut saat ini memiliki jumlah siswa yang
lumayan banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah SMA lain di kota Jepara SMA
Negeri 1 Mlonggo saat ini memiliki tenaga kependidikan sebanyak 39 orang dan siswa
sebanyak 466 orang sementara SMA Negeri 1 Bangsri memiliki tenaga kependidikan
sebanyak 46 orang dengan siswa sebanyak 738 orang dan SMA Negeri 1 Kembang
memiliki tenaga kependidikan sebanyak 32 orang dengan siswa sebanyak 428 orang Di
samping itu kedua sekolah tersebut memiliki sarana pendidikan yang representativ
untuk dikembangkan Untuk tingkat negeri ketiga SMA tersebut pada dasarnya telah
memiliki daya saing namun demikian pada beberapa aspek pendidikan ada beberapa
kelemahan yang perlu untuk segera dihilangkan di antaranya adalah proses
pembelajaran yang masih mengacu pada metode-metode tradisional yang dalam hal ini
adalah metode ceramah yang paling dominan akibat dari kurangnya wawasan dan
ketrampilan guru dalam melakukan proses pembelajaran kontemporer yang dikenal
PAIKEM (Pembelajaran Aktiv Inovatif Kreatif Efektif amp Menyenangkan) CTL
Selain itu rendahnya kegiatan penelitian tindakan kelas di kalangan para guru akibat
kurangnya wawasan penelitian di kalangan mereka Sampai saat ini hampir semua guru
belum menerapkan model PAIKEM CTL dalam proses pembelajaran begitu juga
melakukan penelitian tindakan kelas hampir semua guru belum melakukannya
Atas dasar inilah perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru di kedua lembaga
tersebut dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian yang ditujukan untuk
mencapai dua hal berikut
1 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan
Kembang Kabupaten Jepara tentang model pembelajaran berbasis PAIKEM CTL
sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran mereka
2 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan
Kembang Kabupaten Jepara tentang Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya
meningkatkan mutu pembelajaran mereka
Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan manfaat bagi peningkatan
kompetensi guru dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian Tindakan Kelas
yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran mereka dan secara khusus
akan memberikan manfaat kepada beberapa fihak antara lain
1 Bagi guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara kegiatan
ini akan memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan
proses pembelajaran berbasis PAIKEM CTL dan penelitian tindakan kelas
2 Bagi lembaga SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
kegiatan ini akan membantu meningkatkan Sumber Daya Manusianya yang
diharapkan akan menambah mutu lembaga
3 Bagi Dikpora Kabupaten Jepara kegiatan ini akan membantu upaya pengembangan
kualitas mutu pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara
4 Bagi Pengawas Dikmenum kegiatan ini akan menunjukkan kontribusinya bagi
pengembangan lembaga pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara
B TINJAUAN PUSTAKA
bull Model PAIKEMCTL
Model PAIKEMCTL merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang
dikembangkan di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan
tingkat dasar Untuk mengetahui lebih jauh model pembelajaran ini akan dipaparkan
hal-hal berikut
1 Apa itu PAIKEM CTL
Ada beberapa pendapat tentang Pakem CTL di antaranya sebagaimana disebutkan
oleh Nurhadi (20021) yakni salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikidengan
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan
konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta
didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya
Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk
siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari
Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya
Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama
PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung
Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua
PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata
Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional
dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga
PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya
PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak
kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata
2 Mengapa harus PAIKEM CTL
Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran
tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu
diperlukan model pembelajaran baru yang
Lebih memberdayakan siswa-siswi
Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka
mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri
Belajar melalui mengalami bukan menghafal
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi
seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan
posisi guru mengarahkan
Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang
bari itu bukan pada hasilnya
Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-
5)
3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran
PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan
berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk
itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang
akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu
dipahami dan persiapkan oleh guru adalah
a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang
terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media
pembelajarannya
b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar
presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel
puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya
kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya
c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam
belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru
d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun
televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas
bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar
e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa
dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah
tersedia
f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi
Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment
atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-
hari ketika belajar seperti
bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh
bull bagaimana hasil karyanya
bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi
menyelesaikan PR
bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok
bull bagaimana buku catatan sekolahnya
bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan
Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya
bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan
g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student
aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya
menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas
menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi
penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan
h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah
1) Small Group Discussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa
diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan
bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota
tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini
adalah
bull Menjadi pendengar yang baik
bull Bekerjasama untuk tugas yang sama
bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif
bull Menghormati perbedaan pendapat
bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik
bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman
Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa
bull Membangkitkan ide
bull Menyimpulkan poin penting
bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan
bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya
bull Menelaah latihan quis tugas menulis
bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas
bull Memberi komentar tentang jalannya kelas
bull Membandingkan teori isu dan interprestasi
bull Menyelesaikan masalah
bull Brainstroming
2) Role-Play amp simulation
Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran
mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran
sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di
masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi
ini dapat berbentuk
bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi
peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-
Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf
bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan
secara langsung dengan substansi materi pelajaran
bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui
komputer
bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa
dengan jalan
bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi
verbal maupun non-verbal
bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim
(kelompok)
bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan
(problem-solving)
bull Menggunakan kemampuan sintesis
bull Mengembangkan kemampuan empati
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Melihat kenyataan di atas setiap lembaga pendidikan diharapkan untuk terus memacu
peningkatan mutu pendidikannya yang salah satunya adalah peningkatan mutu gurunya
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah swasta yang harus lebih serius
menghadapi persaingan ke depan yang lebih berat untuk tetap menjaga eksistensi dan
keberlangsungannya
SMA Negeri 1 Mlonggo SMA Negeri 1 Bangsri dan SMA Negeri 1 Kembang
merupakan tiga lembaga pendidikan Negeri yang memiliki potensi untuk terus
dikembangkan Tiga lembaga pendidikan tersebut saat ini memiliki jumlah siswa yang
lumayan banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah SMA lain di kota Jepara SMA
Negeri 1 Mlonggo saat ini memiliki tenaga kependidikan sebanyak 39 orang dan siswa
sebanyak 466 orang sementara SMA Negeri 1 Bangsri memiliki tenaga kependidikan
sebanyak 46 orang dengan siswa sebanyak 738 orang dan SMA Negeri 1 Kembang
memiliki tenaga kependidikan sebanyak 32 orang dengan siswa sebanyak 428 orang Di
samping itu kedua sekolah tersebut memiliki sarana pendidikan yang representativ
untuk dikembangkan Untuk tingkat negeri ketiga SMA tersebut pada dasarnya telah
memiliki daya saing namun demikian pada beberapa aspek pendidikan ada beberapa
kelemahan yang perlu untuk segera dihilangkan di antaranya adalah proses
pembelajaran yang masih mengacu pada metode-metode tradisional yang dalam hal ini
adalah metode ceramah yang paling dominan akibat dari kurangnya wawasan dan
ketrampilan guru dalam melakukan proses pembelajaran kontemporer yang dikenal
PAIKEM (Pembelajaran Aktiv Inovatif Kreatif Efektif amp Menyenangkan) CTL
Selain itu rendahnya kegiatan penelitian tindakan kelas di kalangan para guru akibat
kurangnya wawasan penelitian di kalangan mereka Sampai saat ini hampir semua guru
belum menerapkan model PAIKEM CTL dalam proses pembelajaran begitu juga
melakukan penelitian tindakan kelas hampir semua guru belum melakukannya
Atas dasar inilah perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru di kedua lembaga
tersebut dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian yang ditujukan untuk
mencapai dua hal berikut
1 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan
Kembang Kabupaten Jepara tentang model pembelajaran berbasis PAIKEM CTL
sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran mereka
2 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan
Kembang Kabupaten Jepara tentang Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya
meningkatkan mutu pembelajaran mereka
Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan manfaat bagi peningkatan
kompetensi guru dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian Tindakan Kelas
yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran mereka dan secara khusus
akan memberikan manfaat kepada beberapa fihak antara lain
1 Bagi guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara kegiatan
ini akan memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan
proses pembelajaran berbasis PAIKEM CTL dan penelitian tindakan kelas
2 Bagi lembaga SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
kegiatan ini akan membantu meningkatkan Sumber Daya Manusianya yang
diharapkan akan menambah mutu lembaga
3 Bagi Dikpora Kabupaten Jepara kegiatan ini akan membantu upaya pengembangan
kualitas mutu pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara
4 Bagi Pengawas Dikmenum kegiatan ini akan menunjukkan kontribusinya bagi
pengembangan lembaga pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara
B TINJAUAN PUSTAKA
bull Model PAIKEMCTL
Model PAIKEMCTL merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang
dikembangkan di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan
tingkat dasar Untuk mengetahui lebih jauh model pembelajaran ini akan dipaparkan
hal-hal berikut
1 Apa itu PAIKEM CTL
Ada beberapa pendapat tentang Pakem CTL di antaranya sebagaimana disebutkan
oleh Nurhadi (20021) yakni salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikidengan
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan
konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta
didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya
Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk
siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari
Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya
Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama
PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung
Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua
PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata
Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional
dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga
PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya
PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak
kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata
2 Mengapa harus PAIKEM CTL
Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran
tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu
diperlukan model pembelajaran baru yang
Lebih memberdayakan siswa-siswi
Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka
mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri
Belajar melalui mengalami bukan menghafal
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi
seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan
posisi guru mengarahkan
Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang
bari itu bukan pada hasilnya
Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-
5)
3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran
PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan
berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk
itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang
akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu
dipahami dan persiapkan oleh guru adalah
a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang
terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media
pembelajarannya
b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar
presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel
puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya
kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya
c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam
belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru
d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun
televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas
bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar
e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa
dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah
tersedia
f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi
Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment
atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-
hari ketika belajar seperti
bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh
bull bagaimana hasil karyanya
bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi
menyelesaikan PR
bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok
bull bagaimana buku catatan sekolahnya
bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan
Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya
bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan
g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student
aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya
menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas
menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi
penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan
h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah
1) Small Group Discussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa
diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan
bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota
tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini
adalah
bull Menjadi pendengar yang baik
bull Bekerjasama untuk tugas yang sama
bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif
bull Menghormati perbedaan pendapat
bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik
bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman
Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa
bull Membangkitkan ide
bull Menyimpulkan poin penting
bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan
bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya
bull Menelaah latihan quis tugas menulis
bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas
bull Memberi komentar tentang jalannya kelas
bull Membandingkan teori isu dan interprestasi
bull Menyelesaikan masalah
bull Brainstroming
2) Role-Play amp simulation
Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran
mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran
sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di
masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi
ini dapat berbentuk
bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi
peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-
Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf
bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan
secara langsung dengan substansi materi pelajaran
bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui
komputer
bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa
dengan jalan
bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi
verbal maupun non-verbal
bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim
(kelompok)
bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan
(problem-solving)
bull Menggunakan kemampuan sintesis
bull Mengembangkan kemampuan empati
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
2 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan
Kembang Kabupaten Jepara tentang Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya
meningkatkan mutu pembelajaran mereka
Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan manfaat bagi peningkatan
kompetensi guru dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian Tindakan Kelas
yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran mereka dan secara khusus
akan memberikan manfaat kepada beberapa fihak antara lain
1 Bagi guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara kegiatan
ini akan memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan
proses pembelajaran berbasis PAIKEM CTL dan penelitian tindakan kelas
2 Bagi lembaga SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
kegiatan ini akan membantu meningkatkan Sumber Daya Manusianya yang
diharapkan akan menambah mutu lembaga
3 Bagi Dikpora Kabupaten Jepara kegiatan ini akan membantu upaya pengembangan
kualitas mutu pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara
4 Bagi Pengawas Dikmenum kegiatan ini akan menunjukkan kontribusinya bagi
pengembangan lembaga pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara
B TINJAUAN PUSTAKA
bull Model PAIKEMCTL
Model PAIKEMCTL merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang
dikembangkan di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan
tingkat dasar Untuk mengetahui lebih jauh model pembelajaran ini akan dipaparkan
hal-hal berikut
1 Apa itu PAIKEM CTL
Ada beberapa pendapat tentang Pakem CTL di antaranya sebagaimana disebutkan
oleh Nurhadi (20021) yakni salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikidengan
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan
konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta
didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya
Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk
siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari
Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya
Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama
PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung
Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua
PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata
Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional
dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga
PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya
PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak
kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata
2 Mengapa harus PAIKEM CTL
Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran
tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu
diperlukan model pembelajaran baru yang
Lebih memberdayakan siswa-siswi
Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka
mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri
Belajar melalui mengalami bukan menghafal
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi
seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan
posisi guru mengarahkan
Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang
bari itu bukan pada hasilnya
Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-
5)
3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran
PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan
berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk
itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang
akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu
dipahami dan persiapkan oleh guru adalah
a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang
terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media
pembelajarannya
b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar
presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel
puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya
kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya
c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam
belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru
d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun
televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas
bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar
e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa
dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah
tersedia
f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi
Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment
atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-
hari ketika belajar seperti
bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh
bull bagaimana hasil karyanya
bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi
menyelesaikan PR
bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok
bull bagaimana buku catatan sekolahnya
bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan
Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya
bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan
g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student
aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya
menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas
menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi
penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan
h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah
1) Small Group Discussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa
diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan
bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota
tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini
adalah
bull Menjadi pendengar yang baik
bull Bekerjasama untuk tugas yang sama
bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif
bull Menghormati perbedaan pendapat
bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik
bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman
Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa
bull Membangkitkan ide
bull Menyimpulkan poin penting
bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan
bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya
bull Menelaah latihan quis tugas menulis
bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas
bull Memberi komentar tentang jalannya kelas
bull Membandingkan teori isu dan interprestasi
bull Menyelesaikan masalah
bull Brainstroming
2) Role-Play amp simulation
Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran
mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran
sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di
masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi
ini dapat berbentuk
bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi
peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-
Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf
bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan
secara langsung dengan substansi materi pelajaran
bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui
komputer
bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa
dengan jalan
bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi
verbal maupun non-verbal
bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim
(kelompok)
bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan
(problem-solving)
bull Menggunakan kemampuan sintesis
bull Mengembangkan kemampuan empati
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan
konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta
didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya
Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk
siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari
Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya
Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama
PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung
Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua
PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata
Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional
dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga
PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya
PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak
kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata
2 Mengapa harus PAIKEM CTL
Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran
tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu
diperlukan model pembelajaran baru yang
Lebih memberdayakan siswa-siswi
Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka
mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri
Belajar melalui mengalami bukan menghafal
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi
seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan
posisi guru mengarahkan
Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang
bari itu bukan pada hasilnya
Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-
5)
3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran
PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan
berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk
itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang
akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu
dipahami dan persiapkan oleh guru adalah
a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang
terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media
pembelajarannya
b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar
presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel
puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya
kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya
c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam
belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru
d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun
televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas
bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar
e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa
dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah
tersedia
f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi
Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment
atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-
hari ketika belajar seperti
bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh
bull bagaimana hasil karyanya
bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi
menyelesaikan PR
bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok
bull bagaimana buku catatan sekolahnya
bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan
Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya
bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan
g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student
aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya
menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas
menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi
penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan
h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah
1) Small Group Discussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa
diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan
bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota
tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini
adalah
bull Menjadi pendengar yang baik
bull Bekerjasama untuk tugas yang sama
bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif
bull Menghormati perbedaan pendapat
bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik
bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman
Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa
bull Membangkitkan ide
bull Menyimpulkan poin penting
bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan
bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya
bull Menelaah latihan quis tugas menulis
bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas
bull Memberi komentar tentang jalannya kelas
bull Membandingkan teori isu dan interprestasi
bull Menyelesaikan masalah
bull Brainstroming
2) Role-Play amp simulation
Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran
mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran
sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di
masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi
ini dapat berbentuk
bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi
peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-
Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf
bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan
secara langsung dengan substansi materi pelajaran
bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui
komputer
bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa
dengan jalan
bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi
verbal maupun non-verbal
bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim
(kelompok)
bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan
(problem-solving)
bull Menggunakan kemampuan sintesis
bull Mengembangkan kemampuan empati
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Belajar melalui mengalami bukan menghafal
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi
seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan
posisi guru mengarahkan
Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang
bari itu bukan pada hasilnya
Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-
5)
3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran
PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan
berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk
itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang
akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu
dipahami dan persiapkan oleh guru adalah
a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang
terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media
pembelajarannya
b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar
presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel
puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya
kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya
c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam
belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru
d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun
televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas
bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar
e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa
dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah
tersedia
f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi
Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment
atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-
hari ketika belajar seperti
bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh
bull bagaimana hasil karyanya
bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi
menyelesaikan PR
bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok
bull bagaimana buku catatan sekolahnya
bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan
Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya
bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan
g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student
aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya
menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas
menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi
penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan
h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah
1) Small Group Discussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa
diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan
bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota
tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini
adalah
bull Menjadi pendengar yang baik
bull Bekerjasama untuk tugas yang sama
bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif
bull Menghormati perbedaan pendapat
bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik
bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman
Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa
bull Membangkitkan ide
bull Menyimpulkan poin penting
bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan
bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya
bull Menelaah latihan quis tugas menulis
bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas
bull Memberi komentar tentang jalannya kelas
bull Membandingkan teori isu dan interprestasi
bull Menyelesaikan masalah
bull Brainstroming
2) Role-Play amp simulation
Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran
mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran
sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di
masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi
ini dapat berbentuk
bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi
peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-
Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf
bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan
secara langsung dengan substansi materi pelajaran
bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui
komputer
bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa
dengan jalan
bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi
verbal maupun non-verbal
bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim
(kelompok)
bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan
(problem-solving)
bull Menggunakan kemampuan sintesis
bull Mengembangkan kemampuan empati
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-
hari ketika belajar seperti
bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh
bull bagaimana hasil karyanya
bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi
menyelesaikan PR
bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok
bull bagaimana buku catatan sekolahnya
bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan
Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya
bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan
g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student
aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya
menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas
menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi
penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan
h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah
1) Small Group Discussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa
diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan
bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota
tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini
adalah
bull Menjadi pendengar yang baik
bull Bekerjasama untuk tugas yang sama
bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif
bull Menghormati perbedaan pendapat
bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik
bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman
Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa
bull Membangkitkan ide
bull Menyimpulkan poin penting
bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan
bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya
bull Menelaah latihan quis tugas menulis
bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas
bull Memberi komentar tentang jalannya kelas
bull Membandingkan teori isu dan interprestasi
bull Menyelesaikan masalah
bull Brainstroming
2) Role-Play amp simulation
Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran
mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran
sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di
masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi
ini dapat berbentuk
bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi
peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-
Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf
bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan
secara langsung dengan substansi materi pelajaran
bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui
komputer
bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa
dengan jalan
bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi
verbal maupun non-verbal
bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim
(kelompok)
bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan
(problem-solving)
bull Menggunakan kemampuan sintesis
bull Mengembangkan kemampuan empati
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya
bull Menelaah latihan quis tugas menulis
bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas
bull Memberi komentar tentang jalannya kelas
bull Membandingkan teori isu dan interprestasi
bull Menyelesaikan masalah
bull Brainstroming
2) Role-Play amp simulation
Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran
mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran
sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di
masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi
ini dapat berbentuk
bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi
peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-
Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf
bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan
secara langsung dengan substansi materi pelajaran
bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui
komputer
bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa
dengan jalan
bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi
verbal maupun non-verbal
bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim
(kelompok)
bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan
(problem-solving)
bull Menggunakan kemampuan sintesis
bull Mengembangkan kemampuan empati
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
3) Discovery learning
Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka
membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri
4) Self Directed Learning (SDL)
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari
perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah
dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi
arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab
mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya
5) Cooperative Learning
Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk
memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya
terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas
kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu
dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan
Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa
hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah
bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa
bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh
bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa
bull Ketrampilan sosial siswa
6) Collaborative Learning
Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa
berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok
mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja
kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya
Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang
bersifat open ended
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
7) Contextual Instruction
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran
dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan
kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata
pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada
tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam
kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami
substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja
melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat
Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta
untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat
memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil
akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-
sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam
pembelajaran untuk belajar satu sama lain
8) Project Based Learning
Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam
belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati
9) Problem Based Learning and Inquiry
Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus
melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
oleh para siswa antara lain
bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut
bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan
masalah
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah
bull Menganalisis strategi pemecahan masalah
bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna
meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan
penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian
terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang
tepat untuk mengatasinya
1 Apa itu PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian
tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin
pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di
Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan
pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004
211)
Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)
memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can
organize the conditions under which they can learn from their own experiences and
make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya
penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan
pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas
sebuah proses aktifitas tertentu
Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh
prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah
menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan
gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai
kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan
dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas
Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata
pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media
Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut
a Meningkatkan praktik pembelajaran
b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru
c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
2 Apa Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen
dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai
berikut
a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja
b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis
c Fleksibel dan adaptif
d Partisipatori
e Self-evaluative
f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan
g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis
Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari
situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun
secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang
terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai
akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi
tersebut
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan
berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai
dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki
permasalahan riil yang terjadi di kelas
3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut
Bagan 1 Siklus prosedur PTK
Rencana Tindakan
Siklus 1
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 2
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Siklus 3
Refleksi
AksiObservasi
Rencana Tindakan
Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a Rencana Tindakan
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan
ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan
pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah
praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya
Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta
fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di
lapangan
b Aksi
Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang
telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan
c Observasi
Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan
Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama
proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya
Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan
d Refleksi
Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang
sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang
terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya
C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
bull Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
bull Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo
SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4
orang
bull Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan
Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar
melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD
Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah
Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula
SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara
bull Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun
sebagaimana berikut
INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang
PROSES 1
1048707 Pelatihan
PAIKEMCTL
1048707 Pelatihan PTK
OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Aspek yang dievaluasiMetode yang
digunakan
Instrumen
Evaluasi
1 Wawasan dan Keterampilan
melakukan proses pembelajaran
berbasis PAIKEM
FGD Presentasi Lembar FGD
Checklist
2 Wawasan dan Keterampilan
melakukan penelitian tindakan
kelas
FGD Resitasi Lembar FGD
Rancangan PTK
Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut
Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tentang materi pelatihan
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1
Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1
Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga
SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang
Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri
oleh 12 orang guru
Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut
Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi
I0800-0900
Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL
Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
II 0900-1145
Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan
PAIKEMCTLIN PRACTICE
Simulasi dan Lembar
Presentasi ObservasiChecklist
1145-1230 ISHOMAIII1230-1330
Peserta memilikiwawasan tentangPTK
Apa Mengapa danBagaimana PTKitu
CeramahDialog FGD
LembarDiskusi
IV1330-1500
Peserta mampumembuatrancangan PTK
MenyusunRancangan PTK
Resitasi danPraktek
HasilResitasi
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah
dengan peserta yang berbeda
Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di
atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut
Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu
pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada
pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji
dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai
metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara
Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok
membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan
Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu
perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya
Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain
diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang
menyajikan
Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap
materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan
Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat
disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL
meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai
dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil
diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang
PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas
Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi
sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa
sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi
ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor
kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya
jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat
Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari
tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat
pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK
E PENUTUP
Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK
secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut
2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami
peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan
1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model
pembelajaran tersebut
2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara
memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya
3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah
Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan
PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007
Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka
Cipta
Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and
New York Roudledge
Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana
pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan
(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)
Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada
Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta
Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)
Malang Universitas Negeri Malang
Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
Yogyakarta Bumi Aksara
Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta
Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian
Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan
Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan Dikti Diknas
Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya
Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing
Top Related