PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI
MATERI IMAN KEPADA RASUL
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH
PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP N 3 TUNTANG
SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Merita Imanniar
NIM. 23010150191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI
MATERI IMAN KEPADA RASUL
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH
PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP N 3 TUNTANG
SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Merita Imanniar
NIM. 23010150191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
َرّبِِِْم َوَأحَاَط ِبَا َلَدْيِهْم َوَأْحصَى ُكلَّ َشْيٍء َعَدًدا تِ لِيَ ْعَلَم َأْن َقْد أَبْ َلُغْوا رَِسالَ “Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.”. Q.S. Al-Jin: 28 (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 573)
“Guru yang namanya tak terlupakan adalah guru yang paling memberikan
hati pada anak-anak didiknya” (Wahyaningsih, dkk., 2014: 4)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tersayang Bapak As’ari dan Ibu Sunarni yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran serta menjadikan
semangat dalam setiap langkah hidupku.
2. Kakakku Rizka Amaliawati dan keluarga (Mas Didin dan Dek Yasmin) yang
saya sayangi terimakasih atas dukungannya.
3. Keluarga besar SMP Negeri 3 Tuntang Semarang terimakasih telah membantu
saya dalam penelitian skripsi.
4. Keluarga besar kos Az-Zahra Kelurahan Pulutan Kota Salatiga terimakasih atas
semangatnya.
5. Teman-temanku Kartika, Handayani, Anna Anjarwati, Herawati dan Dita, Vivi
yang telah memberikan motivasi serta semangatnya, sukses buat kita semua.
6. Teman-teman PAI angkatan 2015 yang telah menemani selama 4 tahun.
7. Keluarga kecil saya PPL MAN Salatiga dan KKN Posko 175 Ngemplak,
Kalitapas, Kec. Bener Kab. Purworejo yang telah memberikan semangat dan
motivasi.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam semoga tercurahkan pada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw yang selalu kita nantikan syafa’atnya
di yaumul akhir.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Adapun
judul yang penulis ajukan adalah “Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti
Materi Iman Kepada Rasul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP N 3 Tuntang Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019”.
Penulis menyadari keterbatasan sebuah pengetahuan yang dimiliki,
sehingga pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga.
x
4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Wakhidati Nurrohmah Putri, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Seluruh dosen dan staff IAIN Salatiga terimakasih atas ilmu yang sudah
diberikan.
7. Ibu Sri Mulyati, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 Tuntang Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian serta semua guru dan staff, terutama Bapak Drs.
A.M. Amirudin dan Bapak Salbani, S.Pd. yang telah memberikan bimbingan
dalam berjalannya proses pembelajaran.
8. Peserta didik kelas VIII D yang telah membantu pengumpulan data dalam
penelitian ini.
Semoga Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi kita semua umumnya.
Salatiga, 23 Mei 2019
Penulis,
xi
ABSTRAK
Imanniar, Merita. 2019. Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti Materi
Iman Kepada Rasul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make
A Match Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Siti Farikhah,
M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, PAI dan Budi Pekerti, Model Pembelajaran Kooperatif,
Make A Match.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Iman kepada Rasul pada peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 3 Tuntang Semarang tahun pelajaran 2018/2019.
Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Tuntang Semarang yang
terdiri dari 20 peserta didik yaitu 10 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik
perempuan. Adapun 1 peserta didik yang tidak masuk dikarenakan ijin. Penelitian
ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang
setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
menggunakan teknik pengumpulan data antara lain wawancara, observasi, tes
formatif dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal
ini dapat dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match hanya 36,84% (7 peserta didik) yang
memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM), sedangkan 63,15% (12 peserta
didik) belum memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dengan nilai rata-rata
53,47. Meningkat pada siklus I yang menunjukkan bahwa nilai yang memenuhi
Ketuntasan Belajar Minimal sebesar 63,15% (12 peserta didik) sedangkan yang
belum memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) sebesar 36,84% (7 peserta
didik). Pada siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal sebesar 89,47%
(17 peserta didik) dengan nilai rata-rata 85,19.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.... ............................................................................................ i
HALAMAN LEMBAR BERLOGO IAIN.. ........................................................... ii
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................ vi
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
xiii
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................................... 6
F. Definisi Operasional ......................................................................................... 7
G. Metode Penelitian ........................................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 23
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 25
A. Kajian Teori .................................................................................................... 25
1. Teori yang Melandasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A
Match ............................................................................................................. 25
2. Hasil Belajar ........................................................................................... 26
a. Pengertian Belajar ............................................................................... 26
b. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................... 27
c. Ciri-Ciri Belajar .................................................................................. 27
d. Prinsip-Prinsip Belajar ........................................................................ 28
e. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar ....................................... 29
3. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ............................................ 33
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 33
b. Dasar Pendidikan Agama Islam .......................................................... 34
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ............................ 36
d. Fungsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ............................ 37
4. Materi Iman kepada Rasul ...................................................................... 38
xiv
a. Pengertian Iman kepada Rasul ............................................................ 38
b. Tugas Para Rasul ................................................................................ 40
c. Sifat-Sifat Para Rasul .......................................................................... 41
d. Rasul Ulul Azmi ................................................................................. 43
5. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 43
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ....................................... 43
b. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif .......................................... 44
6. Tipe Make A Match ............................................................................... 45
a. Pengertian Tipe Make A Match .......................................................... 45
b. Kelebihan dan Kekurangan tipe Make A Match ................................. 45
7. Dalil yang Membahas tentang Keutamaan Menuntut Ilmu dan Tugas
Seorang Rasul ................................................................................................ 46
8. Kaitan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match ................................................ 47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................................ 52
A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 52
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.................................................................... 52
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ........................................................... 52
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................... 53
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 58
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 63
A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Tuntang Semarang ..................................... 63
1. Profil Sekolah ......................................................................................... 63
2. Sejarah Berdirinya Sekolah .................................................................... 64
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Tuntang Semarang .......................... 64
4. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Tuntang Semarang ................................... 65
5. Daftar Guru SMP Negeri 3 Tuntang Semarang ..................................... 67
6. Daftar Sarana dan Prasarana ................................................................... 68
7. Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................ 70
B. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus.............................................................. 70
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus .................................................................. 70
2. Analisis Kegiatan Siklus I ...................................................................... 74
3. Analisis Kegiatan Siklus II ..................................................................... 88
C. Pembahasan ................................................................................................... 100
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 105
A. Kesimpulan ................................................................................................... 105
B. Saran ............................................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................110
xvi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik di SMP N 3 Tuntang Semarang ...................... 67
Tabel 4.2 Daftar Sarana dan Prasarana SMP N 3 Tuntang Semarang ................... 68
Tabel 4.3 Daftar Hasil Nilai Pra Siklus .................................................................. 71
Tabel 4.4 Rekapitulasi Penilaian Harian Peserta Didik Pra Siklus ........................ 72
Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus ............................................... 73
Tabel 4.6 Daftar Hasil Nilai Siklus I ...................................................................... 76
Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Harian Peserta Didik Siklus I ............................ 77
Tabel 4.8 Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I ................................................... 79
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................................ 80
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus I ............................................. 83
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus I ......................... 85
Tabel 4.12 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I............ 85
Tabel 4.13 Data Hasil Nilai Siklus II ..................................................................... 89
Tabel 4.14 Rekapitulasi Penilaian Harian Peserta Didik Siklus II ........................ 90
Tabel 4.15 Distribusi Ketuntasan Siklus II ............................................................ 91
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ......................................................... 92
Tabel 4.17 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II ........................................... 94
Tabel 4.18 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus II ........................ 96
Tabel 4.19 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II .......... 97
Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ....................... 100
Tabel 4.21 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KBM Pra Siklus, Siklus I dan II ......102
Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ........... 103
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi ...................................... 111
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 112
Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ...................................... 113
Lampiran 4 Silabus Pembelajaran ................................................................... 114
Lampiran 5 Soal Evaluasi Pra Siklus .............................................................. 120
Lampiran 6 Lembar Jawab Peserta Didik Pra Siklus ...................................... 121
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 122
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 128
Lampiran 9 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Siklus I .................................. 130
Lampiran 10 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I .................................... 131
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................. 133
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................... 136
Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus II ................................................................. 142
Lampiran 14 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Siklus II ................................. 144
Lampiran 15 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II ................................... 145
Lampiran 16 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................ 147
Lampiran 17 Lembar Pedoman Wawancara...................................................... 150
Lampiran 18 Materi Pembelajaran .................................................................... 151
Lampiran 19 Dokumentasi Foto Penelitian ....................................................... 155
Lampiran 20 Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................... 160
Lampiran 21 Daftar Nilai SKK.......................................................................... 162
Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 168
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar sudah tidak asing lagi bagi para pelajar atau mahasiswa. Kata
“belajar” merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan
mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Aktifitas belajar
mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan entah pada malam hari,
siang hari, sore hari maupun pagi hari.
Belajar sebagai ide untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang dalam
praktiknya banyak dianut. Oleh karena itu guru bertindak sebagai seorang
pendidik atau pengajar yang akan berusaha memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya sehingga peserta didik dapat menerima dari apa yang
disampaikan oleh guru (Suprijono, 2011: 3).
Menurut Slameto belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai suatu hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (dalam Djamarah, 2011: 13).
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengalami suatu perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan berdasarkan alat indra dan pengalamannya (Darmadi, 2017: 1).
2
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh individu secara sadar terhadap tingkah laku untuk
memperoleh pengalamannya sendiri akibat interaksi dengan lingkungannya.
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti perlu ditanamkan sedini
mungkin karena dengan adanya Agama Islam manusia dapat membedakan
mana yang benar yang mana yang salah sehingga akan menjadi manusia yang
selamat di kehidupan dunia maupun di kehidupan akhirat.
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti merupakan mata pelajaran
pokok yang mengajarkan kepada peserta didik untuk memahami, menghayati
dan mengamalkan Agama Islam dan juga menjadikannya sebagai jalan atau
petunjuk kehidupan baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat (Syafaat
dkk, 2008: 16).
Adapun dasar dari Pendidikan Agama Islam identik dengan ajaran
Islam itu sendiri karena keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al-
Qur’an dan Hadits (Syafaat dkk, 2008: 17).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam
dan budi pekerti merupakan pendidikan yang sangat penting karena dapat
mengajarkan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam
serta menjadikannya sebagai petunjuk kehidupan manusia dengan tujuan agar
kelak selamat di dunia maupun di akhirat.
Masalah yang dihadapi oleh kebanyakan para peserta didik adalah
kurangnya antusias peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan budi pekerti. Dengan demikian dalam pembelajaran
3
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, guru seharusnya menggunakan
metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh
peserta didik. Maka akan sangat penting diperlukan metode yang kreatif, tidak
monoton dan mengajak peserta didik untuk bergerak secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga dapat memahami materi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan budi pekerti yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Demikian pula dengan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan
peneliti terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam dan budi pekerti pada hari Rabu, tanggal 10 April 2019 di SMP Negeri
3 Tuntang Semarang diperoleh data dari 20 peserta didik kelas VIII pada pra
siklus materi tentang Iman kepada Rasul yang mendapat nilai tuntas di atas
nilai ketuntasan belajar minimal (KBM) yang telah ditetapkan yaitu 70 hanya
8 peserta didik yang memenuhi KBM dan 12 peserta didik yang belum
mencapai KBM. Ada 1 peserta didik yang tidak mengikuti tes karena tidak
masuk (ijin). Hal ini membuktikan sebanyak 40% peserta didik di kelas VIII
hasil belajar materi Iman kepada Rasul masih rendah.
Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match memicu peserta
didik untuk bergerak secara aktif karena dalam pembelajaran ini peserta didik
akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah dan materi
yang diberikan oleh guru, sehingga interaksi peserta didik yang terjadi di kelas
dalam proses pembelajaran akan lebih meningkat dan peran hubungan kerja
dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok.
4
Peserta didik juga dapat mencari pasangan dengan belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, dan lebih aktif
dalam mengerjakan soal-soal dan pembelajaran dapat selesai secara efektif dan
efisien sesuai dengan apa yang ditetapkan guru dalam kurikulum. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII.
Berdasarkan permasalahan diatas dapat dilakukan suatu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) sebagai pengganti unuk menyelesaikan permasalahan
ini. Dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti Materi Iman
Kepada Rasul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan
masalah: Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan budi
pekerti materi Iman kepada Rasul pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri
3 Tuntang Semarang tahun pelajaran 2018/2019?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas, peneliti bertujuan untuk mengetahui
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti materi
Iman kepada Rasul pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang
Semarang tahun pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu
pengetahuan di bidang Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti dan
dapat memberikan informasi baru dan bahan pertimbangan untuk
melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti.
2. Manfaat Praktis
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan
penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada:
a. Peserta Didik
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar, diharapkan dapat memudahkan bagi
peserta didik dan dapat memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
6
2) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, diharapkan
dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi Iman
kepada Rasul sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
b. Guru
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti dapat
meningkatkan kreativitas guru melalui penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match serta sebagai masukan bagi
guru agar dapat menumbuhkan kelas yang aktif, kreatif dan
menyenangkan.
c. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-
guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru yaitu penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006: 71). Maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat
meningkatkan hasil belajar PAI dan budi pekerti materi Iman kepada Rasul
7
pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang Semarang tahun
pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat dikatakan
berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang
dapat dirumuskan peneliti adalah:
a. Peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang sudah ditentukan dari sekolah
yaitu 70.
b. Adapun peserta didik dengan nilai diatas batas Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) yaitu 70 dengan mencapai Kriteria Ketuntasan Klasikal
(KKL) sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Djamarah, (2011: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Suprijono, (2011: 7) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja.
8
Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu
perubahan perilaku sebagai hasil dari proses pembelajaran.
2. Materi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana yang
berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan agama
Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun
kehidupan masyarakat (Syafaat dkk, 2008: 16).
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami hingga mengimani
ajaran Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama sehingga
dapat terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Baharuddin, 2017: 196).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Pendidikan Agama
Islam adalah suatu kesadaran yang di persiapkan untuk peserta didik agar
menjadi penganut atau pemeluk agama yang taat dan baik dan
mengingatkan untuk menuju ke jalan yang lurus.
3. Budi Pekerti
Budi pekerti merupakan akumulasi dari cipta, rasa dan karsa yang
diaktualisasikan ke dalam sikap, kata-kata dan tingkah laku (Zainuddin,
2016: 2).
Budi pekerti merupakan nilai moralitas manusia yang disadari dan
dilakukan dalam tindakan nyata (Suparno dkk, 2002: 29).
9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budi pekerti merupakan kesadaran
perbuatan atau perilaku seseorang.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
Model cooperative learning adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksi
konsep dan menyelesaikan persoalan (Shoimin, 2014: 45).
Pembelajaran kooperatif adalah suatu teknik pengelompokan yang
di dalamnya peserta didik bekerja secara terarah dengan tujuan belajar
bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang
(Rusman, 2017: 296).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
dilakukan dengan bekerja kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan
tujuan agar dapat saling membantu.
5. Tipe Make A Match
Menurut Suprijono (2011: 94), “merupakan tipe yang menggunakan
kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi pertanyaan-
pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut” (Afandi dkk, 2013: 71).
Tipe Make A Match merupakan suatu teknik dengan peserta didik
disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum
batas waktunya peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin
(Rusman, 2017: 314).
10
Jadi, Make A Match merupakan suatu teknik permainan dengan
menggunakan kartu yang berisi pertanyaan dan juga jawaban.
6. Dalil yang membahas tentang keutamaan menuntut ilmu dan tugas seorang
Rasul
Adapun dalil tentang keutamaan menuntut ilmu yang terdapat dalam
Surah Al-Mujadalah ayat 11 adalah
ُُْوا فَاْفَسُحْوايَ ْفَسِح هللاُ لَ َمجاَِلسِ آييُّهاَاِلِذْيَن اَمنُ ْوا ِاَذا ِقْيَل َلُكْم تَ َفسَُّحْوا ِِف الْ ُُ ْْ ُكْم َوِاَذا ِقْيَل اُُْوا يَ ْرَفِع هللاُ الَِّذْيَن اَمنُ ْوا ِمْنُكمْ ُُ ْْ ،، ُلْوَن َخِبي ْر ِبَا تَ ْعمَ َوهللاُ َوالَِّذْيَن اُْوتُوا اْلِعْلِم َدَرجَاتٍ فَا
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 543).
Adapun dalil tentang tugas seorang Rasul yang terdapat dalam Surah
Fathir ayat 24 adalah
َهاَِْذيْ ر ،، ْن اُمٍَّة ِالََّخاَل ِفي ْ ًروََِّْذيْ ًرَوِاْن مِِ ي ْ ُِ اَْرَسْلَنَك بِْلَحقِِ َب ِاَّنَّ
Artinya: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya
seorang pemberi peringatan.” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 437).
7. Iman kepada Rasul
Iman kepada Rasul adalah meyakini bahwa Allah SWT telah
memilih utusan-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya (Ahsan
dan Sumiyati, 2017: 135).
11
Iman kepada Rasul adalah mempercayai dan meyakini para Rasul
sebagai utusan Allah untuk menyebarkan wahyu-Nya kepada manusia untuk
dijadikan pedoman hidup di dunia dan di akhirat (Yustiani, 2008: 83).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian Iman kepada Rasul adalah
suatu keyakinan bahwa Allah SWT telah mengutus Rasul untuk
menyampaikan wahyu kepada umat-Nya.
Jadi, keterkaitan antara mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
budi pekerti materi Iman kepada Rasul dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan mengajak peserta
didik untuk mendiskusikan materi pelajaran. Adapun model yang tepat
digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Pembelajaran dengan model dan tipe ini, peserta didik akan lebih aktif dan
efektif karena dalam pembelajaran ini peserta didik akan dibagi menjadi
kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah dan materi pelajaran yang
diberikan. Sehingga interaksi peserta didik yang terjadi di kelas dalam
proses pembelajaran akan lebih meningkat dan peran hubungan kerja dapat
dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match diharapkan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan budi pekerti akan menjadi lebih efektif dan
menyenangkan sehingga hasil belajar akan meningkat.
12
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan
kelas. penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, yang bertujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik
menjadi meningkat (IGAK Wardhani, 2014: 14).
Peneliti memilih jenis penelitian tindakan kelas untuk memecahkan
permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan budi pekerti. Rendahnya hasil belajar peserta didik dapat
dianalisa menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Setelah penyebab
masalah ditemukan, peneliti melakukan tindakan yang dianggap mampu
memecahkan masalah tersebut.
Model PTK yang peneliti pergunakan adalah model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari komponen-
komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut adalah
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan ini
dilaksanakan persiklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut gambar
atau skema penelitian tindakan kelas.
13
? (Elfanani, 2012: 46)
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran,
artinya sesudah langkah keempat, lalu kembali kesatu dan seterusnya.
Meskipun sifatnya berbeda, langkah kedua dan ketiga dilakukan secara
bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga
pengamat, mungkin pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan
cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi (Arikunto, 2006: 97).
Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
14
2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subyek penelitian adalah
peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Tuntang Semarang dengan jumlah
20 peserta didik dipilih sebagai subyek penelitian ada 1 peserta didik yang
tidak masuk (ijin) karena dinilai perlu adanya penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match untuk meningkatkan hasil
belajar.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan dua siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat
RPP, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di
kelas, mempersiapkan instrument untuk menganalisis data mengenai
proses dan hasil tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
tindakan persiapan.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari semua rencana yang telah
dibuat yaitu penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan
pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan
penutup.
15
c. Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengamati perilaku
peserta didik yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau
kegiatan diskusi atau kerja sama antar kelompok dengan mengamati
pemahaman tiap-tiap peserta didik dalam penguasaan materi
pembelajaran yang telah dirancang sesuai PTK.
Observasi bertujuan untuk mendapatkan hasil pengamatan. Maka
dengan adanya observasi akan mengetahui presentase pembelajaran pada
setiap siklus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match.
d. Refleksi
Pada tahap ini harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,
mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat
kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan
siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai. Refleksi merupakan
pendalaman pemahaman terhadap proses dan hasil yang terjadi berupa
akibat dari tindakan yang dilakukan.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau
observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan
untuk menetapkan keberhasilan rencana tindakan yang dilakukan
(Sumadyo, 2013: 75). Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
16
a. Pedoman wawancara memperoleh data atau mengumpulkan informasi
Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran di kelas selama ini terutama dalam
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti?
2. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI dan
Budi Pekerti selama ini?
3. Apakah mengalami kesulitan saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas VIII D?
4. Bagaimana keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
PAI dan Budi Pekerti?
5. Apakah dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti sudah
menggunakan model pembelajaran dan metode yang tepat?
b. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik
Lembar Observasi Peserta Didik
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C K
A Kegiatan Awal
1. Peserta didik menjawab salam
dengan semangat dan
dilanjutkan berdoa
2. Peserta didik menjawab
kabarnya dengan semangat
3. Peserta didik merespon
panggilan presensi dari guru
4. Peserta didik menjawab
pertanyaan apersepsi dari guru
5. Peserta didik mendengarkan
penjelasan langkah-langkah
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
B Kegiatan Inti
Eksplorasi
6. Peserta didik memperhatikan
penjelasan dari guru tentang
model kooperatif yang
17
dilakukan dengan cara
kelompok yang umumnya
terdiri dari 4-5 orang untuk
bekerjasama saling membantu
7. Peserta didik mendengarkan
peraturan dan tata cara
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Elaborasi
8. Guru menyiapkan beberapa
kartu yang kemudian kartu itu
diberikan kepada peserta didik
9. Setiap peserta didik mendapat
satu buah kartu
10. Setiap peserta didik
memikirkan jawaban atas soal
dari kartu yang dipegang
11. Setiap peserta didik mencari
pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan
kartunya (jawaban soal)
12. Setiap peserta didik yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi point
13. Setelah satu babak, kartu
dikocok lagi agar setiap peserta
didik mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
14. Peserta didik mengerjakan
lembar soal yang dibagikan
guru
Konfirmasi
15. Peserta didik berani
mengajukan pertanyaan kepada
guru
16. Peserta didik mengumpulkan
lembar kerja
18
C Penutup
17. Guru dan peserta didik
menyimpulkan materi
18. Peserta didik mendengarkan
motivasi dari guru
19. Peserta didik berdoa dan
menjawab salam
(Sumber: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP Negeri 3
Tuntang Semarang)
Keterangan :
A = Sangat Baik C = Cukup
B = Baik K = Kurang
c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran
Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C K
I PRA PEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruang, alat dan
pembelajaran
2. Memeriksa kesiapan peserta didik
II KEGIATAN MEMBUKA PELAJARAN
3. Kesesuaian kegiatan apersepsi
dengan materi ajar
4. Menyampaikan kompetensi (tujuan
yang akan dicapai)
III KEGIATAN INTI
PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
5. Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
19
6. Mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan
7. Menyampaikan materi dengan jelas
8. Mengaitkan materi dengan realita
kehidupan
B Model Pembelajaran Kooperatif
9. Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut
10. Guru menyajikan informasi kepada
peserta didik lewat bahan bacaan
11. Guru menjelaskan kepada peserta
didik bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar
12. Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas
13. Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
14. Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok
C Penggunaan Tipe Make A Match
15. Guru membuat beberapa pertanyaan
sesuai dengan materi yang dipelajari
kemudian menulisnya dalam kartu-
kartu pertanyaan
16. Membuat kunci jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat dan menulisnya
dalam kartu-kartu jawaban (akan
lebih baik kartu jawaban dan kartu
pertanyaan berbeda warna)
17. Membuat aturan yang berisi
penghargaan bagi peserta didik yang
20
berhasil dan sanksi bagi peserta
didik yang gagal
18. Menyediakan lembar untuk
mencatat pasangan-pasangan yang
berhasil
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan
Peserta Didik
19. Menumbuhkan partisipasi aktif
dalam pembelajaran
20. Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon peserta didik
21. Menumbuhkan keceriaan peserta
didik dan antusiasme dalam
pembelajaran
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
22. Memantau kemajuan belajar selama
proses pembelajaran
23. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
F Penggunaan Bahasa
24. Menggunakan bahasa lisan secara
jelas, baik dan benar
25. Menggunakan bahasa tulis secara
jelas dan benar
26. Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai
IV PENUTUP
27. Menanyakan hal-hal yang belum
diketahui peserta didik
28. Melakukan refleksi/memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan peserta didik
29. Melaksanakan tindak lanjut
(Sumber : Sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP))
Keterangan:
A= Sangat Baik B= Baik C= Cukup K= Kurang
21
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab yang terjadi antara orang
yang mencari informasi (pewawancara) dengan orang yang memberi
informasi (narasumber) dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau
memperoleh informasi (Tim Guru Indonesia, 2010: 245).
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata (Arikunto, 2006: 156). Metode ini penulis gunakan
untuk mengetahui keaktifan peserta didik dan hasil belajar dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
c. Tes Formatif
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi
tertentu (Djaali dan Muljono, 2008: 6). Tes dalam penelitian ini
digunakan untuk pengumpulan data diakhir proses pembelajaran dengan
membagikan lembar kerja peserta didik pada semua peserta didik kelas
VIII D untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sehingga data dapat
diolah oleh peneliti.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat pengumpul data yang bersumber
pada tulisan yang berupa buku, majalah, foto, peraturan-peraturan,
22
notulen rapat, catatan harian dan lain-lainnya (Arikunto, 2006: 158).
Metode ini penulis gunakan untuk mencari data mengenai jumlah peserta
didik, nilai peserta didik, profil sekolah.
Instrumen yang digunakan pada metode dokumentasi adalah
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), nilai peserta didik
sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, materi
pembelajaran.
Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau
kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik, pokok materi
yang harus dipelajari peserta didik serta bagaimana cara mempelajarinya
dan mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan
(Sanjaya, 2015: 167).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program
perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan
hasil dari siklus-siklus dengan KBM yang telah ditentukan oleh sekolah
yaitu 70. Oleh karena itu setiap peserta didik dikatakan tuntas apabila sudah
mencapai KBM yang telah ditentukan dari sekolah.
23
Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan
tolok ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun Kriteria Ketuntasan
Klasikal (KKL) yang dipilih yaitu 85% (Trianto, 2009: 241).
Adapun data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) yang dapat
dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini
untuk mencari nilai rata-rata dan mencari presentase keberhasilan belajar
dengan rumus sebagai berikut.
a. Penilaian rata-rata =
Nilai rata − rata =Jumlah seluruh nilai
N (Jumlah peserta didik)
(Wardhani dan Wihardit, 2014: 5. 19)
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Menurut Sudijono dalam Trisna Widyawati, (Skripsi, 2018: 18).
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar peserta didik,
digunakan rumus sebagai berikut:
P =F
N× 100% P= Angka presentase
F= Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N= Jumlah frekuensi atau banyaknya individu
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini
dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dalam
penulisan skripsi sehingga dapat memudahkan dalam memahami masalah-
masalah yang akan dibahas. Maka akan disusun sistematika sebagai berikut:
24
Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang kajian teori yang memuat tentang hasil belajar,
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, materi Iman kepada Rasul, model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, dalil Pendidikan Agama Islam
yang membahas tentang keutamaan menuntut ilmu, kaitan Pendidikan Agama
Islam dan budi pekerti, model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan
hasil yang relevan.
Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan per siklus yang terdiri dari
siklus I dan siklus II yang memuat tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari profil sekolah,
hasil PTK dan pembahasan dari setiap siklus.
Bab V berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Teori yang Melandasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A
Match
Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dari
pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun
tugas-tugas itu masih berada dalam zone of proximal development (wilayah
perkembangan maksimal).
Zone of proximal development adalah perkembangan sedikit diatas
perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental
yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama
antar individu, sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam
individu tersebut.
Menurut Slavin, ada dua implikasi utama teori Vygotsky. Pertama,
dikehendakinya susunan kelas berbentuk kooperatif, sehingga peserta didik
dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan
strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of
proximal development mereka. Kedua, pendekatan kelompok, yaitu
menekankan scaffolding sehingga peserta didik semakin lama semakin
26
bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri (Malawi dkk, 2019:
33-34).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori Vygotsky berdampak pada
interaksi peserta didik yang memunculkan suatu strategi untuk memecahkan
masalah dan lebih menekankan scaffolding sehingga mampu menguraikan
masalah dalam pemecahan.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut Hamalik mengatakan bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku melalui pengalaman (dalam Husamah dkk, 2018:
4). Sedangkan menurut Gagne bahwa belajar adalah perubahan yang
dicapai seseorang melalui kegiatan (dalam Suprijono, 2011: 2). Adapun
Cronbach mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai
hasil dari pengalaman (dalam Suprijono, 2011: 2). Menurut Darmadi
(2017: 296) belajar adalah kegiatan mental yang terjadi adanya interaksi
antara individu dan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-
perubahan yang bersifat relatif tetap dalam aspek kognitif, psikomotorik,
dan afektif. Menurut Baharuddin (2017: 162) belajar merupakan aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya
melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
27
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari belajar adalah
perubahan mental yang terjadi suatu interaksi antara individu dan
lingkungannya melalui pengalaman.
b. Pengertian Hasil Belajar
Adapun pengertian hasil belajar menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut Sudjana (dalam Husamah dkk, 2018: 19) mengatakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Susanto
(2016: 5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
peserta didik baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Sinar (2018:
22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil seseorang setelah
mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah mata pelajaran dengan
dibuktikan melalui hasil tes yang berbentuk nilai hasil belajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku pada peserta didik sebagai hasil dari
proses belajar.
c. Ciri-Ciri Belajar
Belajar mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati
28
tingkah laku hasil belajar, kita tidak dapat mengetahui ada tidaknya
hasil belajar.
2) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
3) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman
(Baharudin dan Wahyuni, 2010: 15).
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Soekamto dan Winataputra di dalam tugas
melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru perlu memperhatikan
beberapa prinsip belajar berikut:
1) Apapun yang dipelajari peserta didik, dialah yang harus belajar, bukan
orang lain. Untuk itu, peserta didiklah yang harus bertindak aktif.
2) Setiap peserta didik belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Peserta didik akan dapat belajar dengan baik apabila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
peserta didik akan membuat proses belajar lebih berarti.
5) Motivasi belajar peserta didik akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggungjawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya (Baharudin
dan Wahyuni, 2010: 16).
29
e. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar
Dalam proses pembelajaran terdapat faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri peserta
didik yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal
terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah suatu kondisi yang berkaitan
dengan fisik yang terdapat dalam diri individu. Kondisi umum
jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi organ-organ khusus peserta didik, seperti tingkat
kesehatan indera pendengar dan penglihatan, juga sangat
mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menyerap
informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.
Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata
dan telinga, untuk peserta didik tertentu ialah menempatkan
mereka di deretan bangku terdepan secara bijaksana. Langkah ini
perlu diambil untuk mempertahankan rasa percaya diri seorang
peserta didik akan menimbulkan frustasi yang cepat atau lambat
30
peserta didik tersebut akan menjadi gagal untuk mencapai
potensinya (Islamuddin, 2012: 183).
b). Faktor psikologis
Beberapa faktor psikologis yang dapat memengaruhi proses
belajar peserta didik. Diantaranya adalah tingkat kecerdasan peserta
didik, motivasi, minat, sikap dan bakat.
(1) Kecerdasan/intelegensi peserta didik
Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak
saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan
tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam
hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol
daripada organ-organ tubuh lainnya, karena otak merupakan
“menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia
(Islamuddin, 2012: 184).
Peserta didik yang cerdas akan berhasil dalam kegiatan
belajar karena ia lebih mudah memahami, mengingat dan
menangkap pelajaran. Peserta didik yang cerdas akan lebih
cepat dalam mengambil keputusan. Hal itu berkebalikan dengan
peserta didik yang kurang cerdas karena mereka akan cenderung
berpikir secara lamban (Husamah dkk., 2018: 18).
(2) Motivasi
Motivasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada
diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan
31
dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau
bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan
dan tujuan (Dayana dan Marbun, 2018: 9).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu (Susanto, 2016: 16).
Jadi, minat adalah keinginan dalam diri seseorang
terhadap objek tertentu yang setara dengan motivasi atau
dorongan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri.
(4) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan perasaan dan
perbuatan yang konsisten pada diri seseorang (Thobroni dan
Mustofa, 2011: 26).
Jadi sikap adalah tindakan peserta didik yang timbul
untuk mengetahui perubahan sikap pada peserta didik baik itu
sebelum belajar maupun sesudah belajar.
(5) Bakat
Sedangkan menurut Chaplin bakat merupakan
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
32
keberhasilan pada masa yang akan datang (dalam Susanto,
2016: 16).
Jadi bakat adalah kemampuan individu untuk mencapai
prestasi belajar sesuai kemampuan masing-masing tanpa
bergantung pada upaya pendidikan.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta
didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang peserta didik. Kemudian, yang termasuk
lingkungan peserta didik adalah masyarakat dan tetangga juga
teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan peserta didik
tersebut.
Lingkungan sosial yang lebih mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, ketegangan keluarga, letak rumah semuanya
dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik.
33
b) Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta
didik (Islamuddin, 2012: 189-190).
3. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana yang
berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak
selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
Agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi
maupun kehidupan masyarakat (Syafaat dkk, 2008: 16).
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami hingga
mengimani ajaran Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati
penganut Agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama sehingga dapat terwujud kesatuan dan persatuan bangsa
(Baharuddin, 2017: 196).
Budi pekerti merupakan akumulasi dari cipta, rasa dan karsa yang
diaktualisasikan ke dalam sikap, kata-kata dan tingkah laku (Zainuddin,
2016: 2).
34
Budi pekerti merupakan nilai moralitas manusia yang disadari
dan dilakukan dalam tindakan nyata (Suparno dkk, 2002: 29).
Jadi, Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah usaha
sadar dan terencana yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan
terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya
sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun kehidupan masyarakat dan
untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhnya yang berbudi
pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan serta keteladanan.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam
Fungsi dasar dari Pendidikan Agama Islam ialah memberikan
arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan
untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan Islam adalah identik dengan
ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pedoman hidup manusia, apabila
membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala. Al-
Qur’an merupakan sumber pendidikan yang berupa pendidikan sosial,
akidah, akhlak, ibadah dan muamalah (Syafaat dkk, 2008: 20).
Al-Qur’an adalah firman (kalam) Allah SWT yang
didalamnya terkandung ajaran pokok dan mencakup seluruh aspek
kehidupan (Herdi, 2014: 1).
35
Al-Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah yang diturunkan
dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
dengan bahasa Arab serta dianggap beribadah membacanya (Effendi
dan Zein, 2017: 75).
Al-Qur’an merupakan kalam Allah berbahasa Arab diturunkan
kepada Rasulullah SAW yang dinilai ibadah membacanya, yang
menantang untuk membuat tandingan surah terpendek darinya,
diawali dengan Surah Al-Fatihah dan ditutup dengan Surah An-Nas
(Khalil, 2016: 139).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan kalam
Allah berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
disampaikan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.
2) Al-Hadits atau Sunnah
Dasar yang kedua setelah Al-Qur’an adalah Sunnah
Rasulullah SAW. Sunnah merupakan suatu perkataan, perbuatan
ataupun ketetapan Rasulullah SAW. Seperti Al-Qur’an, Sunnah juga
berisi akidah dan syariah yang berisi petunjuk untuk kemaslahatan
hidup manusia dan juga untuk membina umat menjadi manusia
seutuhnya untuk itu Rasulullah menjadi guru dan pendidik utama
beliau menjadi teladan yang harus diikuti (Syafaat dkk, 2008: 22).
Muhaditsin mengatakan bahwa sunnah merupakan segala
sesuatu yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun berupa taqrir (ketetapan) pengajaran, sifat,
36
kelakuan, perjalanan hidup baik yang demikian itu sebelum Nabi
SAW maupun sesudah Nabi SAW (dalam Herdi, 2014: 4).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sunnah merupakan sesuatu
yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dalam bentuk perkataan,
perbuatan maupun ketetapan.
3) Ijtihad
Ijtihad merupakan pengerahan segala kesanggupan seorang
faqih (pakar fikih Islam) untuk memperoleh pengetahuan tentang
hukum sesuatu melalui dalil syara’ (agama) (Syafaat dkk, 2008: 29).
Ijtihad adalah mengerahkan segala daya upaya untuk
mengetahui hukum syar’i (Marzuqi, 2008: 128).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ijtihad adalah
suatu usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh para ahli agama
untuk mencapai suatu simpulan yang penyelesaiannya belum tertera
di dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Tujuannya adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai setelah
sesuatu usaha atau kegiatan tersebut selesai. Karena pendidikan itu
kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan
dengan tujuan yang bertahap (Syafaat dkk, 2008: 33).
Tujuan budi pekerti adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan dan kecakapan berpikir, menjadi anggota masyarakat yang
37
bermanfaat dan memiliki kemampuan yang terpuji (Setyowati, 2009:
151).
Karena tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap dan tidak berubah, tetapi suatu keseluruhan dari kepribadian
seseorang, yang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya agar
peserta didik mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan sosial
untuk mengembangkan Akhlak mulia yang diwujudkan dalam perilaku
sehari-hari.
d. Fungsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Syafaat dkk, (2008: 171-173) mengutip Richey bahwa fungsi
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah sebagai pemeliharaan
dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa yang
baru mengenai tanggungjawab bersama di dalam masyarakat.
Selanjutnya dikutip dari Djamaludin dan Abdullah Aly
mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam memiliki empat macam
fungsi yaitu:
1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan
tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.
2) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-
peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan
masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu
masyarakat dan peradaban.
38
4) Mendidik anak agar beramal saleh di dunia ini untuk memperoleh
hasilnya di akhirat kelak.
Fungsi pendidikan budi pekerti adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi
peserta didik yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat.
2) Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat
tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai
dengan budaya bangsa.
3) Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan peserta didik.
4) Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai
dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
5) Pembersih, yaitu untuk membersihkan diri dari penyakit hati seperti
sombong, iri, dengki, egois dan riya’ (Yulianti, 2015: 17).
Jadi fungsi Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah
pengamalan dari cita-cita ajaran Islam yang dapat membawa misi
kesejahteraan manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin di dunia dan
akhirat dan juga dengan mengenal sifat budi pekerti akan merasakan
dampak positif di kemudian hari saat peserta didik itu bertumbuh dewasa.
4. Materi Iman kepada Rasul
a. Pengertian Iman kepada Rasul
Beriman kepada Rasul mengandung maksud meyakini dengan
sepenuh hati bahwa Alah telah mengutus para Rasul-Nya untuk
39
menyampaikan wahyu kepada umat-Nya. Para Rasul bertugas
menyampaikan wahyu dari Allah untuk memberikan petunjuk bagi umat
manusia ke jalan yang lurus sehingga dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu, kita wajib mempercayai dengan
sepenuh hati terhadap kerasulan para utusan Allah tersebut sebagai
firman-Nya dalam Q.S. Ali Imran ayat 164:
ُلْوَعَلْيِهْم آََيتِِه َويُ َُكِِ ْم ْيهِ َلَقْد َمنَّ هللاُ َعَلى اْلُمْؤِمِنْْيَ ِإْذ بَ َعَث ِفْيِهْم َرُسْولً ِمْن أَْْ ُفِسِهْم يَ ت ْ َويُ َعلُِِمُهْم اْلِكتَاَب َواْلِْْكَمَة َوِإْن كاَُْ ْوا ِمْن قَ ْبُل َلِفْي َضاَلٍل ُمِبْْيٍ
Artinya: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang
beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) ditengah-
tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) meskipun
sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Al-Kufi
dan Hamidi, 2002: 71).
Ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa Allah
mengutus Rasul dari kalangan manusia sendiri sehingga dapat diteladani.
Umat Islam wajib mengimani seluruh Rasul yang diutus oleh Allah
SWT. Kita tidak hanya diperintahkan untuk mengimani Nabi
Muhammad SAW tetapi juga harus meyakini seluruh utusan Allah SWT
sepanjang zaman yang jumlahnya ada 25 Rasul. Adapun nama-nama nabi
yang wajib diyakini yaitu sebagai berikut:
a. Nabi Adam AS n. Nabi Musa AS
b. Nabi Idris AS o. Nabi Harun AS
c. Nabi Nuh AS p. Nabi Dzulkifli AS
d. Nabi Hud AS q. Nabi Daud AS
40
e. Nabi Shaleh AS r. Nabi Sulaiman AS
f. Nabi Ibrahim AS s. Nabi Ilyas AS
g. Nabi Luth AS t. Nabi Ilyasa AS
h. Nabi Ismail AS u. Nabi Yunus AS
i. Nabi Ishaq AS v. Nabi Zakaria AS
j. Nabi Ya’qub AS w. Nabi Yahya AS
k. Nabi Yusuf AS x. Nabi Isa AS
l. Nabi Ayyub AS y. Nabi Muhammad SAW
m. Nabi Syuaib AS
Dari 25 Nabi diatas terdapat nabi yang menerima kitab Allah, yaitu:
1) Taurat, kitab yang diterima oleh Nabi Musa A.S.
2) Zabur, kitab yang diterima oleh Nabi Daud A.S.
3) Injil, kitab yang diterima oleh Nabi Isa A.S.
4) Al-Qur’an yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
(Hasan dkk, 2010: 18-19).
b. Tugas Para Rasul
Para Rasul memiliki tugas yang diamanatkan Allah kepada
mereka. Mereka merupakan manusia terpilih yang sengaja diutus Allah
untuk memperbaiki keadaan kaumnya. Adapun secara rinci tugas dari
para Rasul sebagai berikut:
1. Sebagai pembawa ajaran tauhid yang benar, yakni mengesakan Allah
dan meluruskan kembali ajaran tauhid yang sesat dikalangan
kaumnya.
41
2. Sebagai pembawa kabar gembira bahwa hamba-hamba Allah yang
taat kelak akan mendapatkan balasan kebaikan di surga.
3. Sebagai pemberi peringatan bahwa manusia yang ingkar, berbuat
kejahatan, maksiat dan menganiaya akan mendapatkan balasan di
neraka.
4. Membina kehidupan manusia agar menerapkan akhlak yang mulia.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 137).
c. Sifat-Sifat Para Rasul
Para Rasul mempunyai sifat atau kepribadian yang akan dijadikan
teladan atau contoh bagi umatnya. Selain sifat wajib yang harus dimiliki
oleh para Rasul, juga ada sifat mustahil dan sifat jaiz (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 137).
Adapun secara rinci sifat-sifat tersebut adalah:
1) Sifat Wajib
Sifat wajib bagi Rasul ada empat yaitu:
a) Sidiq artinya berkata benar. Apapun yang dikatakan oleh Rasul
merupakan kebenaran. Tidak ada yang salah sama sekali.
b) Amanah artinya dapat dipercaya. Seorang Rasul sangat dapat
dipercaya oleh umatnya. Para Rasul adalah manusia yang jujur dan
dapat dipercaya.
c) Tabligh artinya menyampaikan. Seorang Rasul adalah manusia
pilihan Allah yang menyampaikan wahyu yang telah diterima
42
kepada umatnya. Wahyu dari Allah tersebut disampaikan oleh para
Rasul apa adanya, tidak ditambah maupun dikurangi sedikitpun.
d) Fatanah artinya cerdas. Seorang Rasul adalah manusia pilihan
Allah yang cerdas, tidak pelupa dan tidak pikun.
2) Sifat Mustahil
Adapun sifat mustahil bagi Rasul ada empat yaitu:
a) Kazib artinya dusta. Seorang Rasul tidak mungkin berkata dusta
dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan keluarga,
masyarakat, apalagi di depan umatnya.
b) Khianat artinya tidak dapat dipercaya. Seorang Rasul tidak
mungkin berkhianat atau ingkar janji terhadap umatnya.
c) Kitman artinya menyembunyikan. Seorang Rasul tidak mungkin
menyembunyikan walaupun sedikit dari wahyu yang telah
diterimanya.
d) Baladah artinya bodoh. Seorang Rasul tidak mungkin bersifat
bodoh. Jika Rasul bersifat bodoh, pasti akan diatur dan
dipermainkan oleh umatnya.
3) Sifat Jaiz
Sifat jaiz para Rasul adalah Aradul Basyariyah yaitu bersifat
dan berperilaku sebagaimana kebiasaan manusia pada umumnya,
seperti makan, minum, haus, lapar dan letih.
43
d. Rasul Ulul Azmi
Nabi dan Rasul yang wajib diketahui ada 25 orang. Diantara 25
Rasul tersebut ada 5 Rasul yang diberi gelar “Ulul Azmi” yang artinya
orang-orang yang memiliki keteguhan hati dalam menghadapi cobaan
dari Allah SWT. adapun 5 Rasul tersebut adalah:
1) Nabi Nuh A.S.
2) Nabi Ibrahim A.S.
3) Nabi Musa A.S.
4) Nabi Isa A.S.
5) Nabi Muhammad SAW.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 149).
5. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengontruksi konsep dan menyelesaikan persoalan (Shoimin, 2014: 45).
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu teknik
pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja secara terarah dengan
tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari
4-5 orang (Rusman, 2017: 296).
Pada hakikatnya, model pembelajaran kooperatif sama dengan
kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak
ada sesuatu yang aneh dalam model pembelajaran kooperatif karena
44
mereka beranggapan telah biasa melakukan model pembelajaran
kooperatif dalam bentuk belajar kelompok.
Dalam pembelajaran ini, akan tercipta sebuah interaksi yang lebih
luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dan
peserta didik, peserta didik dan peserta didik.
b. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif
Adapun prosedur atau langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif terdiri dari empat tahap, yaitu: penjelasan materi, belajar
dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
1) Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-
pokok materi pelajaran sebelum peserta didik belajar dalam
kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman peserta didik
terhadap pokok materi pelajaran.
2) Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan
penjelasan materi, peserta didik bekerja dalam kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian, penilaian dalam model kooperatif bisa dilakukan melalui
tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes
individu akan memberikan penilaian kemampuan individu sedangkan
kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan
kelompoknya.
4) Pengakuan tim, merupakan penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
45
penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk
terus berprestasi lebih baik lagi (Rusman, 2017: 304).
6. Tipe Make A Match
a. Pengertian Tipe Make A Match
Suprijono mengatakan bahwa tipe Make A Match merupakan
“tipe yang menggunakan kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu
yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut” (dalam Afandi dkk, 2013:
71).
Make A Match merupakan suatu teknik dengan peserta didik
disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum
batas waktunya peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi
poin (Rusman, 2017: 314).
b. Kelebihan dan Kekurangan tipe Make A Match
Adapun kelebihan dan kekurangan dari tipe Make A Match adalah
sebagai berikut:
Kelebihan tipe Make A Match adalah
1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
2. Kerja sama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis
3. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh peserta
didik.
Kekurangan tipe Make A Match adalah
1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan pembelajaran.
46
2. Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.
3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai (Shoimin, 2014:
99).
5) Teknis Pelaksanaan tipe Make A Match
Rusman mengatakan bahawa langkah-langkah pembelajaran
pada pembelajaran tipe Make A Match sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban.
2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.
3) Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang
dipegang.
4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (jawaban soal).
5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi point.
6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
7) Kesimpulan (Afandi dkk, 2013: 72).
7. Dalil yang Membahas tentang Keutamaan Menuntut Ilmu dan Tugas
Seorang Rasul
Adapun dalil tentang keutamaan menuntut ilmu yang terdapat dalam
Surah Al-Mujadalah ayat 11 adalah
47
ُُْوا َسُحْوايَ ْفَسِح هللاُ فَافْ َمجاَِلسِ آييُّهاَاِلِذْيَن اَمنُ ْوا ِاَذا ِقْيَل َلُكْم تَ َفسَُّحْوا ِِف الْ ُُ ْْ َلُكْم َوِاَذا ِقْيَل اُُْوا يَ ْرَفِع هللاُ الَِّذْيَن اَمنُ ْوا ِمْنُكمْ ُُ ْْ ،، ِبَا تَ ْعَمُلْوَن َخِبي ْر َوهللاُ َوالَِّذْيَن اُْوتُوا اْلِعْلِم َدَرجَاتٍ فَا
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 543).
Adapun dalil tentang tugas seorang Rasul yang terdapat dalam Surah
Fathir ayat 24 adalah
،،ِاَّنَّ َهاَِْذيْ ر ْن اُمٍَّة ِالََّخاَل ِفي ْ ًروََِّْذيْ ًرَوِاْن مِِ ي ْ ُِ اَْرَسْلَنَك بِْلَحقِِ َب
Artinya: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya
seorang pemberi peringatan” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 437).
8. Kaitan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
adalah dengan mengajak peserta didik untuk mendiskusikan materi
pelajaran. Adapun model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Pembelajaran dengan model
ini, peserta didik akan lebih aktif dan efektif karena dalam pembelajaran ini
peserta didik akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan
masalah dan materi pelajaran yang diberikan. Sehingga interaksi peserta
didik yang terjadi di kelas dalam proses pembelajaran akan lebih meningkat
dan peran hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan
komunikasi antar anggota kelompok.
48
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match diharapkan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan budi pekerti akan menjadi lebih efektif dan
menyenangkan sehingga hasil belajar akan meningkat.
B. Kajian Pustaka
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan peneliti yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
Skripsi Wiwin Suhartini (2017) dengan judul Peningkatan Hasil
Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03.
Penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar
IPS pada siswa kelas IV SDN Pisangan 03 Ciputat Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2017.
Presentase hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rendah sebesar
65,38%, sedang 26,92%, dan tinggi 7,69%. Sedangkan presentase hasil belajar
pada siklus II dengan nilai rendah 15,38%, sedang 11,53% dan tinggi 73,07%
maka siklus dihentikan dan dinyatakan berhasil.
Skripsi Tiyas Puji Pratama (2016) dengan judul Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match Berbantuan Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5
49
Semester II SD Negeri 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun
2015/2016.
Penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan Tahun 2015/2016.
Hasil belajar peserta didik pada siklus I dengan rata-rata 72,96% dengan
presentase 80%. Sedangkan pada siklus II dengan rata-rata 80,68% dengan
presentase 100%.
Skripsi Rofiatun Nafiah (2017) dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik Kelas IV SDN I Tertek Tulungagung.
Penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Inggris pada peserta didik kelas IV SDN 1 Tertek Tulungagung.
Presentase hasil belajar peserta didik pada siklus I yang tuntas 21
peserta didik atau 65,62% yang tidak tuntas 11 peserta didik atau 34,38%.
Sedangkan presentase hasil belajar peserta didik pada siklus II yang tuntas 29
peserta didik atau 84,37% yang tidak tuntas 4 peserta didik atau 15,63%.
Dalam skripsi diatas menunjukkan bahwa penelitian sama
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan dapat
meningkatkan hasil belaja
Top Related