PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI MATERI...

185
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI MATERI IMAN KEPADA RASUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP N 3 TUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Merita Imanniar NIM. 23010150191 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI MATERI...

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI

    MATERI IMAN KEPADA RASUL

    MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    TIPE MAKE A MATCH

    PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP N 3 TUNTANG

    SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Merita Imanniar

    NIM. 23010150191

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI

    MATERI IMAN KEPADA RASUL

    MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    TIPE MAKE A MATCH

    PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP N 3 TUNTANG

    SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Merita Imanniar

    NIM. 23010150191

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2019

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    َرّبِِِْم َوَأحَاَط ِبَا َلَدْيِهْم َوَأْحصَى ُكلَّ َشْيٍء َعَدًدا تِ لِيَ ْعَلَم َأْن َقْد أَبْ َلُغْوا رَِسالَ “Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah

    menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya

    meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu

    persatu.”. Q.S. Al-Jin: 28 (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 573)

    “Guru yang namanya tak terlupakan adalah guru yang paling memberikan

    hati pada anak-anak didiknya” (Wahyaningsih, dkk., 2014: 4)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini ku persembahkan untuk:

    1. Kedua orang tuaku tersayang Bapak As’ari dan Ibu Sunarni yang telah

    membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran serta menjadikan

    semangat dalam setiap langkah hidupku.

    2. Kakakku Rizka Amaliawati dan keluarga (Mas Didin dan Dek Yasmin) yang

    saya sayangi terimakasih atas dukungannya.

    3. Keluarga besar SMP Negeri 3 Tuntang Semarang terimakasih telah membantu

    saya dalam penelitian skripsi.

    4. Keluarga besar kos Az-Zahra Kelurahan Pulutan Kota Salatiga terimakasih atas

    semangatnya.

    5. Teman-temanku Kartika, Handayani, Anna Anjarwati, Herawati dan Dita, Vivi

    yang telah memberikan motivasi serta semangatnya, sukses buat kita semua.

    6. Teman-teman PAI angkatan 2015 yang telah menemani selama 4 tahun.

    7. Keluarga kecil saya PPL MAN Salatiga dan KKN Posko 175 Ngemplak,

    Kalitapas, Kec. Bener Kab. Purworejo yang telah memberikan semangat dan

    motivasi.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah

    melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam semoga tercurahkan pada

    junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw yang selalu kita nantikan syafa’atnya

    di yaumul akhir.

    Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Adapun

    judul yang penulis ajukan adalah “Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti

    Materi Iman Kepada Rasul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

    Match Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP N 3 Tuntang Semarang Tahun

    Pelajaran 2018/2019”.

    Penulis menyadari keterbatasan sebuah pengetahuan yang dimiliki,

    sehingga pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga.

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

    Islam IAIN Salatiga.

  • x

    4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam proses

    penyelesaian skripsi ini.

    5. Ibu Wakhidati Nurrohmah Putri, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing akademik

    yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

    6. Seluruh dosen dan staff IAIN Salatiga terimakasih atas ilmu yang sudah

    diberikan.

    7. Ibu Sri Mulyati, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 Tuntang Semarang yang

    telah memberikan ijin penelitian serta semua guru dan staff, terutama Bapak Drs.

    A.M. Amirudin dan Bapak Salbani, S.Pd. yang telah memberikan bimbingan

    dalam berjalannya proses pembelajaran.

    8. Peserta didik kelas VIII D yang telah membantu pengumpulan data dalam

    penelitian ini.

    Semoga Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

    semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan

    penulis terima. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

    khususnya dan bagi kita semua umumnya.

    Salatiga, 23 Mei 2019

    Penulis,

  • xi

    ABSTRAK

    Imanniar, Merita. 2019. Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti Materi

    Iman Kepada Rasul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make

    A Match Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang

    Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Program Studi

    Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

    Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Siti Farikhah,

    M.Pd.

    Kata Kunci: Hasil Belajar, PAI dan Budi Pekerti, Model Pembelajaran Kooperatif,

    Make A Match.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Iman kepada Rasul pada peserta

    didik kelas VIII SMP Negeri 3 Tuntang Semarang tahun pelajaran 2018/2019.

    Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama

    Islam (PAI) dan peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Tuntang Semarang yang

    terdiri dari 20 peserta didik yaitu 10 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik

    perempuan. Adapun 1 peserta didik yang tidak masuk dikarenakan ijin. Penelitian

    ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang

    setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

    menggunakan teknik pengumpulan data antara lain wawancara, observasi, tes

    formatif dan dokumentasi.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran

    kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal

    ini dapat dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match hanya 36,84% (7 peserta didik) yang

    memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM), sedangkan 63,15% (12 peserta

    didik) belum memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dengan nilai rata-rata

    53,47. Meningkat pada siklus I yang menunjukkan bahwa nilai yang memenuhi

    Ketuntasan Belajar Minimal sebesar 63,15% (12 peserta didik) sedangkan yang

    belum memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) sebesar 36,84% (7 peserta

    didik). Pada siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal sebesar 89,47%

    (17 peserta didik) dengan nilai rata-rata 85,19.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.... ............................................................................................ i

    HALAMAN LEMBAR BERLOGO IAIN.. ........................................................... ii

    HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................ vi

    MOTTO ................................................................................................................ vii

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    ABSTRAK ............................................................................................................. xi

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

    C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5

  • xiii

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................................... 6

    F. Definisi Operasional ......................................................................................... 7

    G. Metode Penelitian ........................................................................................... 12

    H. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 23

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 25

    A. Kajian Teori .................................................................................................... 25

    1. Teori yang Melandasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A

    Match ............................................................................................................. 25

    2. Hasil Belajar ........................................................................................... 26

    a. Pengertian Belajar ............................................................................... 26

    b. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................... 27

    c. Ciri-Ciri Belajar .................................................................................. 27

    d. Prinsip-Prinsip Belajar ........................................................................ 28

    e. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar ....................................... 29

    3. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ............................................ 33

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 33

    b. Dasar Pendidikan Agama Islam .......................................................... 34

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ............................ 36

    d. Fungsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ............................ 37

    4. Materi Iman kepada Rasul ...................................................................... 38

  • xiv

    a. Pengertian Iman kepada Rasul ............................................................ 38

    b. Tugas Para Rasul ................................................................................ 40

    c. Sifat-Sifat Para Rasul .......................................................................... 41

    d. Rasul Ulul Azmi ................................................................................. 43

    5. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 43

    a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ....................................... 43

    b. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif .......................................... 44

    6. Tipe Make A Match ............................................................................... 45

    a. Pengertian Tipe Make A Match .......................................................... 45

    b. Kelebihan dan Kekurangan tipe Make A Match ................................. 45

    7. Dalil yang Membahas tentang Keutamaan Menuntut Ilmu dan Tugas

    Seorang Rasul ................................................................................................ 46

    8. Kaitan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Model

    Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match ................................................ 47

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................................ 52

    A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 52

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.................................................................... 52

    1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ........................................................... 52

    2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................... 53

    3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 58

  • xv

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 63

    A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Tuntang Semarang ..................................... 63

    1. Profil Sekolah ......................................................................................... 63

    2. Sejarah Berdirinya Sekolah .................................................................... 64

    3. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Tuntang Semarang .......................... 64

    4. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Tuntang Semarang ................................... 65

    5. Daftar Guru SMP Negeri 3 Tuntang Semarang ..................................... 67

    6. Daftar Sarana dan Prasarana ................................................................... 68

    7. Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................ 70

    B. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus.............................................................. 70

    1. Analisis Kegiatan Pra Siklus .................................................................. 70

    2. Analisis Kegiatan Siklus I ...................................................................... 74

    3. Analisis Kegiatan Siklus II ..................................................................... 88

    C. Pembahasan ................................................................................................... 100

    BAB V PENUTUP ............................................................................................... 105

    A. Kesimpulan ................................................................................................... 105

    B. Saran ............................................................................................................. 106

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 107

    LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................110

  • xvi

    DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

    Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik di SMP N 3 Tuntang Semarang ...................... 67

    Tabel 4.2 Daftar Sarana dan Prasarana SMP N 3 Tuntang Semarang ................... 68

    Tabel 4.3 Daftar Hasil Nilai Pra Siklus .................................................................. 71

    Tabel 4.4 Rekapitulasi Penilaian Harian Peserta Didik Pra Siklus ........................ 72

    Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus ............................................... 73

    Tabel 4.6 Daftar Hasil Nilai Siklus I ...................................................................... 76

    Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Harian Peserta Didik Siklus I ............................ 77

    Tabel 4.8 Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I ................................................... 79

    Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................................ 80

    Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus I ............................................. 83

    Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus I ......................... 85

    Tabel 4.12 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I............ 85

    Tabel 4.13 Data Hasil Nilai Siklus II ..................................................................... 89

    Tabel 4.14 Rekapitulasi Penilaian Harian Peserta Didik Siklus II ........................ 90

    Tabel 4.15 Distribusi Ketuntasan Siklus II ............................................................ 91

    Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ......................................................... 92

    Tabel 4.17 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II ........................................... 94

    Tabel 4.18 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus II ........................ 96

    Tabel 4.19 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II .......... 97

    Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ....................... 100

    Tabel 4.21 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KBM Pra Siklus, Siklus I dan II ......102

    Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ........... 103

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi ...................................... 111

    Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 112

    Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ...................................... 113

    Lampiran 4 Silabus Pembelajaran ................................................................... 114

    Lampiran 5 Soal Evaluasi Pra Siklus .............................................................. 120

    Lampiran 6 Lembar Jawab Peserta Didik Pra Siklus ...................................... 121

    Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 122

    Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 128

    Lampiran 9 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Siklus I .................................. 130

    Lampiran 10 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I .................................... 131

    Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................. 133

    Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................... 136

    Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus II ................................................................. 142

    Lampiran 14 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Siklus II ................................. 144

    Lampiran 15 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II ................................... 145

    Lampiran 16 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................ 147

    Lampiran 17 Lembar Pedoman Wawancara...................................................... 150

    Lampiran 18 Materi Pembelajaran .................................................................... 151

    Lampiran 19 Dokumentasi Foto Penelitian ....................................................... 155

    Lampiran 20 Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................... 160

    Lampiran 21 Daftar Nilai SKK.......................................................................... 162

    Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 168

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Belajar sudah tidak asing lagi bagi para pelajar atau mahasiswa. Kata

    “belajar” merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan

    mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Aktifitas belajar

    mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan entah pada malam hari,

    siang hari, sore hari maupun pagi hari.

    Belajar sebagai ide untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang dalam

    praktiknya banyak dianut. Oleh karena itu guru bertindak sebagai seorang

    pendidik atau pengajar yang akan berusaha memberikan ilmu pengetahuan

    sebanyak-banyaknya sehingga peserta didik dapat menerima dari apa yang

    disampaikan oleh guru (Suprijono, 2011: 3).

    Menurut Slameto belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan

    individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan sebagai suatu hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya (dalam Djamarah, 2011: 13).

    Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh

    seseorang dan mengalami suatu perubahan dalam dirinya berupa penambahan

    pengetahuan berdasarkan alat indra dan pengalamannya (Darmadi, 2017: 1).

  • 2

    Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

    kegiatan yang dilakukan oleh individu secara sadar terhadap tingkah laku untuk

    memperoleh pengalamannya sendiri akibat interaksi dengan lingkungannya.

    Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti perlu ditanamkan sedini

    mungkin karena dengan adanya Agama Islam manusia dapat membedakan

    mana yang benar yang mana yang salah sehingga akan menjadi manusia yang

    selamat di kehidupan dunia maupun di kehidupan akhirat.

    Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti merupakan mata pelajaran

    pokok yang mengajarkan kepada peserta didik untuk memahami, menghayati

    dan mengamalkan Agama Islam dan juga menjadikannya sebagai jalan atau

    petunjuk kehidupan baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat (Syafaat

    dkk, 2008: 16).

    Adapun dasar dari Pendidikan Agama Islam identik dengan ajaran

    Islam itu sendiri karena keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al-

    Qur’an dan Hadits (Syafaat dkk, 2008: 17).

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam

    dan budi pekerti merupakan pendidikan yang sangat penting karena dapat

    mengajarkan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam

    serta menjadikannya sebagai petunjuk kehidupan manusia dengan tujuan agar

    kelak selamat di dunia maupun di akhirat.

    Masalah yang dihadapi oleh kebanyakan para peserta didik adalah

    kurangnya antusias peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam dan budi pekerti. Dengan demikian dalam pembelajaran

  • 3

    Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, guru seharusnya menggunakan

    metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh

    peserta didik. Maka akan sangat penting diperlukan metode yang kreatif, tidak

    monoton dan mengajak peserta didik untuk bergerak secara aktif dalam proses

    pembelajaran sehingga dapat memahami materi pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam dan budi pekerti yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

    hari.

    Demikian pula dengan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan

    peneliti terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar Pendidikan Agama

    Islam dan budi pekerti pada hari Rabu, tanggal 10 April 2019 di SMP Negeri

    3 Tuntang Semarang diperoleh data dari 20 peserta didik kelas VIII pada pra

    siklus materi tentang Iman kepada Rasul yang mendapat nilai tuntas di atas

    nilai ketuntasan belajar minimal (KBM) yang telah ditetapkan yaitu 70 hanya

    8 peserta didik yang memenuhi KBM dan 12 peserta didik yang belum

    mencapai KBM. Ada 1 peserta didik yang tidak mengikuti tes karena tidak

    masuk (ijin). Hal ini membuktikan sebanyak 40% peserta didik di kelas VIII

    hasil belajar materi Iman kepada Rasul masih rendah.

    Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match memicu peserta

    didik untuk bergerak secara aktif karena dalam pembelajaran ini peserta didik

    akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah dan materi

    yang diberikan oleh guru, sehingga interaksi peserta didik yang terjadi di kelas

    dalam proses pembelajaran akan lebih meningkat dan peran hubungan kerja

    dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok.

  • 4

    Peserta didik juga dapat mencari pasangan dengan belajar mengenai

    suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, dan lebih aktif

    dalam mengerjakan soal-soal dan pembelajaran dapat selesai secara efektif dan

    efisien sesuai dengan apa yang ditetapkan guru dalam kurikulum. Penerapan

    model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ini diharapkan dapat

    meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII.

    Berdasarkan permasalahan diatas dapat dilakukan suatu Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) sebagai pengganti unuk menyelesaikan permasalahan

    ini. Dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti Materi Iman

    Kepada Rasul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

    Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang Semarang Tahun

    Pelajaran 2018/2019”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan

    masalah: Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

    Match dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan budi

    pekerti materi Iman kepada Rasul pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

    3 Tuntang Semarang tahun pelajaran 2018/2019?

  • 5

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan diatas, peneliti bertujuan untuk mengetahui

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam

    meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti materi

    Iman kepada Rasul pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang

    Semarang tahun pelajaran 2018/2019.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu

    pengetahuan di bidang Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti dan

    dapat memberikan informasi baru dan bahan pertimbangan untuk

    melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti.

    2. Manfaat Praktis

    Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan

    penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada:

    a. Peserta Didik

    1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik yang

    mengalami kesulitan belajar, diharapkan dapat memudahkan bagi

    peserta didik dan dapat memberikan suasana pembelajaran yang

    menyenangkan.

  • 6

    2) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, diharapkan

    dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi Iman

    kepada Rasul sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta

    didik.

    b. Guru

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti dapat

    meningkatkan kreativitas guru melalui penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match serta sebagai masukan bagi

    guru agar dapat menumbuhkan kelas yang aktif, kreatif dan

    menyenangkan.

    c. Sekolah

    Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-

    guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru yaitu penggunaan

    model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam

    meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

    (Arikunto, 2006: 71). Maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini

    adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat

    meningkatkan hasil belajar PAI dan budi pekerti materi Iman kepada Rasul

  • 7

    pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Tuntang Semarang tahun

    pelajaran 2018/2019.

    2. Indikator Keberhasilan

    Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat dikatakan

    berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang

    dapat dirumuskan peneliti adalah:

    a. Peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai

    Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang sudah ditentukan dari sekolah

    yaitu 70.

    b. Adapun peserta didik dengan nilai diatas batas Ketuntasan Belajar

    Minimal (KBM) yaitu 70 dengan mencapai Kriteria Ketuntasan Klasikal

    (KKL) sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).

    F. Definisi Operasional

    1. Hasil Belajar

    Djamarah, (2011: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah

    serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan

    tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

    lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

    Suprijono, (2011: 7) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

    perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek

    potensi kemanusiaan saja.

  • 8

    Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu

    perubahan perilaku sebagai hasil dari proses pembelajaran.

    2. Materi Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana yang

    berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai

    pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan agama

    Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun

    kehidupan masyarakat (Syafaat dkk, 2008: 16).

    Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami hingga mengimani

    ajaran Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama

    lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama sehingga

    dapat terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Baharuddin, 2017: 196).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Pendidikan Agama

    Islam adalah suatu kesadaran yang di persiapkan untuk peserta didik agar

    menjadi penganut atau pemeluk agama yang taat dan baik dan

    mengingatkan untuk menuju ke jalan yang lurus.

    3. Budi Pekerti

    Budi pekerti merupakan akumulasi dari cipta, rasa dan karsa yang

    diaktualisasikan ke dalam sikap, kata-kata dan tingkah laku (Zainuddin,

    2016: 2).

    Budi pekerti merupakan nilai moralitas manusia yang disadari dan

    dilakukan dalam tindakan nyata (Suparno dkk, 2002: 29).

  • 9

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa budi pekerti merupakan kesadaran

    perbuatan atau perilaku seseorang.

    4. Model Pembelajaran Kooperatif

    Model cooperative learning adalah kegiatan pembelajaran dengan

    cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksi

    konsep dan menyelesaikan persoalan (Shoimin, 2014: 45).

    Pembelajaran kooperatif adalah suatu teknik pengelompokan yang

    di dalamnya peserta didik bekerja secara terarah dengan tujuan belajar

    bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang

    (Rusman, 2017: 296).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

    dilakukan dengan bekerja kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan

    tujuan agar dapat saling membantu.

    5. Tipe Make A Match

    Menurut Suprijono (2011: 94), “merupakan tipe yang menggunakan

    kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi pertanyaan-

    pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-

    pertanyaan tersebut” (Afandi dkk, 2013: 71).

    Tipe Make A Match merupakan suatu teknik dengan peserta didik

    disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum

    batas waktunya peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin

    (Rusman, 2017: 314).

  • 10

    Jadi, Make A Match merupakan suatu teknik permainan dengan

    menggunakan kartu yang berisi pertanyaan dan juga jawaban.

    6. Dalil yang membahas tentang keutamaan menuntut ilmu dan tugas seorang

    Rasul

    Adapun dalil tentang keutamaan menuntut ilmu yang terdapat dalam

    Surah Al-Mujadalah ayat 11 adalah

    ُُْوا فَاْفَسُحْوايَ ْفَسِح هللاُ لَ َمجاَِلسِ آييُّهاَاِلِذْيَن اَمنُ ْوا ِاَذا ِقْيَل َلُكْم تَ َفسَُّحْوا ِِف الْ ُُ ْْ ُكْم َوِاَذا ِقْيَل اُُْوا يَ ْرَفِع هللاُ الَِّذْيَن اَمنُ ْوا ِمْنُكمْ ُُ ْْ ،، ُلْوَن َخِبي ْر ِبَا تَ ْعمَ َوهللاُ َوالَِّذْيَن اُْوتُوا اْلِعْلِم َدَرجَاتٍ فَا

    Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

    derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 543).

    Adapun dalil tentang tugas seorang Rasul yang terdapat dalam Surah

    Fathir ayat 24 adalah

    َهاَِْذيْ ر ،، ْن اُمٍَّة ِالََّخاَل ِفي ْ ًروََِّْذيْ ًرَوِاْن مِِ ي ْ ُِ اَْرَسْلَنَك بِْلَحقِِ َب ِاَّنَّ

    Artinya: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa

    kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

    peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya

    seorang pemberi peringatan.” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 437).

    7. Iman kepada Rasul

    Iman kepada Rasul adalah meyakini bahwa Allah SWT telah

    memilih utusan-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya (Ahsan

    dan Sumiyati, 2017: 135).

  • 11

    Iman kepada Rasul adalah mempercayai dan meyakini para Rasul

    sebagai utusan Allah untuk menyebarkan wahyu-Nya kepada manusia untuk

    dijadikan pedoman hidup di dunia dan di akhirat (Yustiani, 2008: 83).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian Iman kepada Rasul adalah

    suatu keyakinan bahwa Allah SWT telah mengutus Rasul untuk

    menyampaikan wahyu kepada umat-Nya.

    Jadi, keterkaitan antara mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

    budi pekerti materi Iman kepada Rasul dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah salah satu cara untuk

    meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan mengajak peserta

    didik untuk mendiskusikan materi pelajaran. Adapun model yang tepat

    digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

    Pembelajaran dengan model dan tipe ini, peserta didik akan lebih aktif dan

    efektif karena dalam pembelajaran ini peserta didik akan dibagi menjadi

    kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah dan materi pelajaran yang

    diberikan. Sehingga interaksi peserta didik yang terjadi di kelas dalam

    proses pembelajaran akan lebih meningkat dan peran hubungan kerja dapat

    dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok.

    Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

    Match diharapkan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam dan budi pekerti akan menjadi lebih efektif dan

    menyenangkan sehingga hasil belajar akan meningkat.

  • 12

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan

    kelas. penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

    di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, yang bertujuan untuk

    memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik

    menjadi meningkat (IGAK Wardhani, 2014: 14).

    Peneliti memilih jenis penelitian tindakan kelas untuk memecahkan

    permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam dan budi pekerti. Rendahnya hasil belajar peserta didik dapat

    dianalisa menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Setelah penyebab

    masalah ditemukan, peneliti melakukan tindakan yang dianggap mampu

    memecahkan masalah tersebut.

    Model PTK yang peneliti pergunakan adalah model yang

    dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari komponen-

    komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut adalah

    perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan ini

    dilaksanakan persiklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan

    yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut gambar

    atau skema penelitian tindakan kelas.

  • 13

    ? (Elfanani, 2012: 46)

    Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran,

    artinya sesudah langkah keempat, lalu kembali kesatu dan seterusnya.

    Meskipun sifatnya berbeda, langkah kedua dan ketiga dilakukan secara

    bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga

    pengamat, mungkin pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan

    cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi (Arikunto, 2006: 97).

    Siklus I

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Pengamatan

    Refleksi

    Siklus II

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Pengamatan

    Refleksi

  • 14

    2. Subyek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subyek penelitian adalah

    peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Tuntang Semarang dengan jumlah

    20 peserta didik dipilih sebagai subyek penelitian ada 1 peserta didik yang

    tidak masuk (ijin) karena dinilai perlu adanya penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match untuk meningkatkan hasil

    belajar.

    3. Langkah-Langkah Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan dua siklus.

    Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

    a. Perencanaan

    Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat

    RPP, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di

    kelas, mempersiapkan instrument untuk menganalisis data mengenai

    proses dan hasil tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu

    tindakan persiapan.

    b. Pelaksanaan

    Tahap ini merupakan pelaksanaan dari semua rencana yang telah

    dibuat yaitu penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario

    pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan

    pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan

    penutup.

  • 15

    c. Pengamatan/Observasi

    Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengamati perilaku

    peserta didik yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau

    kegiatan diskusi atau kerja sama antar kelompok dengan mengamati

    pemahaman tiap-tiap peserta didik dalam penguasaan materi

    pembelajaran yang telah dirancang sesuai PTK.

    Observasi bertujuan untuk mendapatkan hasil pengamatan. Maka

    dengan adanya observasi akan mengetahui presentase pembelajaran pada

    setiap siklus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

    Make A Match.

    d. Refleksi

    Pada tahap ini harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,

    mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat

    kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan

    siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai. Refleksi merupakan

    pendalaman pemahaman terhadap proses dan hasil yang terjadi berupa

    akibat dari tindakan yang dilakukan.

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau

    observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan

    untuk menetapkan keberhasilan rencana tindakan yang dilakukan

    (Sumadyo, 2013: 75). Instrumen penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini terdiri dari:

  • 16

    a. Pedoman wawancara memperoleh data atau mengumpulkan informasi

    Pertanyaan

    1. Bagaimana pembelajaran di kelas selama ini terutama dalam

    pembelajaran PAI dan Budi Pekerti?

    2. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI dan

    Budi Pekerti selama ini?

    3. Apakah mengalami kesulitan saat melaksanakan kegiatan

    pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas VIII D?

    4. Bagaimana keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

    PAI dan Budi Pekerti?

    5. Apakah dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti sudah

    menggunakan model pembelajaran dan metode yang tepat?

    b. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik

    Lembar Observasi Peserta Didik

    No Aspek yang diamati Skala Partisipasi

    A B C K

    A Kegiatan Awal

    1. Peserta didik menjawab salam

    dengan semangat dan

    dilanjutkan berdoa

    2. Peserta didik menjawab

    kabarnya dengan semangat

    3. Peserta didik merespon

    panggilan presensi dari guru

    4. Peserta didik menjawab

    pertanyaan apersepsi dari guru

    5. Peserta didik mendengarkan

    penjelasan langkah-langkah

    pembelajaran yang akan

    dilaksanakan

    B Kegiatan Inti

    Eksplorasi

    6. Peserta didik memperhatikan

    penjelasan dari guru tentang

    model kooperatif yang

  • 17

    dilakukan dengan cara

    kelompok yang umumnya

    terdiri dari 4-5 orang untuk

    bekerjasama saling membantu

    7. Peserta didik mendengarkan

    peraturan dan tata cara

    pembelajaran yang akan

    dilaksanakan

    Elaborasi

    8. Guru menyiapkan beberapa

    kartu yang kemudian kartu itu

    diberikan kepada peserta didik

    9. Setiap peserta didik mendapat

    satu buah kartu

    10. Setiap peserta didik

    memikirkan jawaban atas soal

    dari kartu yang dipegang

    11. Setiap peserta didik mencari

    pasangan yang mempunyai

    kartu yang cocok dengan

    kartunya (jawaban soal)

    12. Setiap peserta didik yang dapat

    mencocokkan kartunya sebelum

    batas waktu diberi point

    13. Setelah satu babak, kartu

    dikocok lagi agar setiap peserta

    didik mendapat kartu yang

    berbeda dari sebelumnya

    14. Peserta didik mengerjakan

    lembar soal yang dibagikan

    guru

    Konfirmasi

    15. Peserta didik berani

    mengajukan pertanyaan kepada

    guru

    16. Peserta didik mengumpulkan

    lembar kerja

  • 18

    C Penutup

    17. Guru dan peserta didik

    menyimpulkan materi

    18. Peserta didik mendengarkan

    motivasi dari guru

    19. Peserta didik berdoa dan

    menjawab salam

    (Sumber: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP Negeri 3

    Tuntang Semarang)

    Keterangan :

    A = Sangat Baik C = Cukup

    B = Baik K = Kurang

    c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang melaksanakan

    kegiatan pembelajaran

    Lembar Observasi Guru

    No Aspek yang diamati Skala Partisipasi

    A B C K

    I PRA PEMBELAJARAN

    1. Kesiapan ruang, alat dan

    pembelajaran

    2. Memeriksa kesiapan peserta didik

    II KEGIATAN MEMBUKA PELAJARAN

    3. Kesesuaian kegiatan apersepsi

    dengan materi ajar

    4. Menyampaikan kompetensi (tujuan

    yang akan dicapai)

    III KEGIATAN INTI

    PEMBELAJARAN

    A Penguasaan Materi Pembelajaran

    5. Menunjukkan penguasaan materi

    pembelajaran

  • 19

    6. Mengaitkan materi dengan

    pengetahuan lain yang relevan

    7. Menyampaikan materi dengan jelas

    8. Mengaitkan materi dengan realita

    kehidupan

    B Model Pembelajaran Kooperatif

    9. Guru menyampaikan semua tujuan

    pembelajaran yang ingin dicapai

    pada pelajaran tersebut

    10. Guru menyajikan informasi kepada

    peserta didik lewat bahan bacaan

    11. Guru menjelaskan kepada peserta

    didik bagaimana caranya

    membentuk kelompok belajar

    12. Guru membimbing kelompok-

    kelompok belajar pada saat mereka

    mengerjakan tugas

    13. Guru mengevaluasi hasil belajar

    tentang materi yang telah dipelajari

    atau masing-masing kelompok

    mempresentasikan hasil kerjanya

    14. Guru mencari cara-cara untuk

    menghargai baik upaya maupun

    hasil belajar individu dan kelompok

    C Penggunaan Tipe Make A Match

    15. Guru membuat beberapa pertanyaan

    sesuai dengan materi yang dipelajari

    kemudian menulisnya dalam kartu-

    kartu pertanyaan

    16. Membuat kunci jawaban dari

    pertanyaan-pertanyaan yang telah

    dibuat dan menulisnya

    dalam kartu-kartu jawaban (akan

    lebih baik kartu jawaban dan kartu

    pertanyaan berbeda warna)

    17. Membuat aturan yang berisi

    penghargaan bagi peserta didik yang

  • 20

    berhasil dan sanksi bagi peserta

    didik yang gagal

    18. Menyediakan lembar untuk

    mencatat pasangan-pasangan yang

    berhasil

    D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan

    Peserta Didik

    19. Menumbuhkan partisipasi aktif

    dalam pembelajaran

    20. Menunjukkan sikap terbuka

    terhadap respon peserta didik

    21. Menumbuhkan keceriaan peserta

    didik dan antusiasme dalam

    pembelajaran

    E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

    22. Memantau kemajuan belajar selama

    proses pembelajaran

    23. Melakukan penilaian akhir sesuai

    dengan kompetensi

    F Penggunaan Bahasa

    24. Menggunakan bahasa lisan secara

    jelas, baik dan benar

    25. Menggunakan bahasa tulis secara

    jelas dan benar

    26. Menyampaikan pesan dengan gaya

    yang sesuai

    IV PENUTUP

    27. Menanyakan hal-hal yang belum

    diketahui peserta didik

    28. Melakukan refleksi/memberikan

    kesimpulan materi pembelajaran

    dengan melibatkan peserta didik

    29. Melaksanakan tindak lanjut

    (Sumber : Sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP))

    Keterangan:

    A= Sangat Baik B= Baik C= Cukup K= Kurang

  • 21

    5. Teknik Pengumpulan Data

    a. Wawancara

    Wawancara merupakan tanya jawab yang terjadi antara orang

    yang mencari informasi (pewawancara) dengan orang yang memberi

    informasi (narasumber) dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau

    memperoleh informasi (Tim Guru Indonesia, 2010: 245).

    b. Observasi

    Observasi merupakan kegiatan memperhatikan sesuatu dengan

    menggunakan mata (Arikunto, 2006: 156). Metode ini penulis gunakan

    untuk mengetahui keaktifan peserta didik dan hasil belajar dalam

    pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

    c. Tes Formatif

    Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan

    atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi

    tertentu (Djaali dan Muljono, 2008: 6). Tes dalam penelitian ini

    digunakan untuk pengumpulan data diakhir proses pembelajaran dengan

    membagikan lembar kerja peserta didik pada semua peserta didik kelas

    VIII D untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sehingga data dapat

    diolah oleh peneliti.

    d. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan alat pengumpul data yang bersumber

    pada tulisan yang berupa buku, majalah, foto, peraturan-peraturan,

  • 22

    notulen rapat, catatan harian dan lain-lainnya (Arikunto, 2006: 158).

    Metode ini penulis gunakan untuk mencari data mengenai jumlah peserta

    didik, nilai peserta didik, profil sekolah.

    Instrumen yang digunakan pada metode dokumentasi adalah

    silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), nilai peserta didik

    sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

    pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, materi

    pembelajaran.

    Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau

    kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan

    kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik, pokok materi

    yang harus dipelajari peserta didik serta bagaimana cara mempelajarinya

    dan mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan

    (Sanjaya, 2015: 167).

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program

    perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran

    untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.

    6. Analisis Data

    Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan

    hasil dari siklus-siklus dengan KBM yang telah ditentukan oleh sekolah

    yaitu 70. Oleh karena itu setiap peserta didik dikatakan tuntas apabila sudah

    mencapai KBM yang telah ditentukan dari sekolah.

  • 23

    Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan

    tolok ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun Kriteria Ketuntasan

    Klasikal (KKL) yang dipilih yaitu 85% (Trianto, 2009: 241).

    Adapun data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) yang dapat

    dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini

    untuk mencari nilai rata-rata dan mencari presentase keberhasilan belajar

    dengan rumus sebagai berikut.

    a. Penilaian rata-rata =

    Nilai rata − rata =Jumlah seluruh nilai

    N (Jumlah peserta didik)

    (Wardhani dan Wihardit, 2014: 5. 19)

    b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

    Menurut Sudijono dalam Trisna Widyawati, (Skripsi, 2018: 18).

    Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar peserta didik,

    digunakan rumus sebagai berikut:

    P =F

    N× 100% P= Angka presentase

    F= Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

    N= Jumlah frekuensi atau banyaknya individu

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini

    dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dalam

    penulisan skripsi sehingga dapat memudahkan dalam memahami masalah-

    masalah yang akan dibahas. Maka akan disusun sistematika sebagai berikut:

  • 24

    Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis

    tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian

    dan sistematika penulisan.

    Bab II berisi tentang kajian teori yang memuat tentang hasil belajar,

    Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, materi Iman kepada Rasul, model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, dalil Pendidikan Agama Islam

    yang membahas tentang keutamaan menuntut ilmu, kaitan Pendidikan Agama

    Islam dan budi pekerti, model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan

    hasil yang relevan.

    Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan per siklus yang terdiri dari

    siklus I dan siklus II yang memuat tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi

    dan refleksi.

    Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari profil sekolah,

    hasil PTK dan pembahasan dari setiap siklus.

    Bab V berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.

  • 25

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Teori yang Melandasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A

    Match

    Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dari

    pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak

    bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun

    tugas-tugas itu masih berada dalam zone of proximal development (wilayah

    perkembangan maksimal).

    Zone of proximal development adalah perkembangan sedikit diatas

    perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental

    yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama

    antar individu, sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam

    individu tersebut.

    Menurut Slavin, ada dua implikasi utama teori Vygotsky. Pertama,

    dikehendakinya susunan kelas berbentuk kooperatif, sehingga peserta didik

    dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan

    strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of

    proximal development mereka. Kedua, pendekatan kelompok, yaitu

    menekankan scaffolding sehingga peserta didik semakin lama semakin

  • 26

    bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri (Malawi dkk, 2019:

    33-34).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori Vygotsky berdampak pada

    interaksi peserta didik yang memunculkan suatu strategi untuk memecahkan

    masalah dan lebih menekankan scaffolding sehingga mampu menguraikan

    masalah dalam pemecahan.

    2. Hasil Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli adalah

    sebagai berikut Hamalik mengatakan bahwa belajar merupakan

    perubahan tingkah laku melalui pengalaman (dalam Husamah dkk, 2018:

    4). Sedangkan menurut Gagne bahwa belajar adalah perubahan yang

    dicapai seseorang melalui kegiatan (dalam Suprijono, 2011: 2). Adapun

    Cronbach mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai

    hasil dari pengalaman (dalam Suprijono, 2011: 2). Menurut Darmadi

    (2017: 296) belajar adalah kegiatan mental yang terjadi adanya interaksi

    antara individu dan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-

    perubahan yang bersifat relatif tetap dalam aspek kognitif, psikomotorik,

    dan afektif. Menurut Baharuddin (2017: 162) belajar merupakan aktivitas

    yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya

    melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.

  • 27

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari belajar adalah

    perubahan mental yang terjadi suatu interaksi antara individu dan

    lingkungannya melalui pengalaman.

    b. Pengertian Hasil Belajar

    Adapun pengertian hasil belajar menurut beberapa ahli adalah

    sebagai berikut Sudjana (dalam Husamah dkk, 2018: 19) mengatakan

    bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik

    setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Susanto

    (2016: 5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

    peserta didik baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

    psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Sinar (2018:

    22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil seseorang setelah

    mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah mata pelajaran dengan

    dibuktikan melalui hasil tes yang berbentuk nilai hasil belajar.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    adalah perubahan tingkah laku pada peserta didik sebagai hasil dari

    proses belajar.

    c. Ciri-Ciri Belajar

    Belajar mempunyai karakteristik sebagai berikut:

    1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change

    behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati

    dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu

    menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati

  • 28

    tingkah laku hasil belajar, kita tidak dapat mengetahui ada tidaknya

    hasil belajar.

    2) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

    proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut

    bersifat potensial.

    3) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman

    (Baharudin dan Wahyuni, 2010: 15).

    d. Prinsip-Prinsip Belajar

    Menurut Soekamto dan Winataputra di dalam tugas

    melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru perlu memperhatikan

    beberapa prinsip belajar berikut:

    1) Apapun yang dipelajari peserta didik, dialah yang harus belajar, bukan

    orang lain. Untuk itu, peserta didiklah yang harus bertindak aktif.

    2) Setiap peserta didik belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

    3) Peserta didik akan dapat belajar dengan baik apabila mendapat

    penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama

    proses belajar.

    4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

    peserta didik akan membuat proses belajar lebih berarti.

    5) Motivasi belajar peserta didik akan lebih meningkat apabila ia diberi

    tanggungjawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya (Baharudin

    dan Wahyuni, 2010: 16).

  • 29

    e. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar

    Dalam proses pembelajaran terdapat faktor yang dapat

    mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

    belajar dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

    1) Faktor Internal

    Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri peserta

    didik yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal

    terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.

    a) Faktor fisiologis

    Faktor fisiologis adalah suatu kondisi yang berkaitan

    dengan fisik yang terdapat dalam diri individu. Kondisi umum

    jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

    sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

    peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

    Kondisi organ-organ khusus peserta didik, seperti tingkat

    kesehatan indera pendengar dan penglihatan, juga sangat

    mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menyerap

    informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.

    Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata

    dan telinga, untuk peserta didik tertentu ialah menempatkan

    mereka di deretan bangku terdepan secara bijaksana. Langkah ini

    perlu diambil untuk mempertahankan rasa percaya diri seorang

    peserta didik akan menimbulkan frustasi yang cepat atau lambat

  • 30

    peserta didik tersebut akan menjadi gagal untuk mencapai

    potensinya (Islamuddin, 2012: 183).

    b). Faktor psikologis

    Beberapa faktor psikologis yang dapat memengaruhi proses

    belajar peserta didik. Diantaranya adalah tingkat kecerdasan peserta

    didik, motivasi, minat, sikap dan bakat.

    (1) Kecerdasan/intelegensi peserta didik

    Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak

    saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan

    tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam

    hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol

    daripada organ-organ tubuh lainnya, karena otak merupakan

    “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia

    (Islamuddin, 2012: 184).

    Peserta didik yang cerdas akan berhasil dalam kegiatan

    belajar karena ia lebih mudah memahami, mengingat dan

    menangkap pelajaran. Peserta didik yang cerdas akan lebih

    cepat dalam mengambil keputusan. Hal itu berkebalikan dengan

    peserta didik yang kurang cerdas karena mereka akan cenderung

    berpikir secara lamban (Husamah dkk., 2018: 18).

    (2) Motivasi

    Motivasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada

    diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan

  • 31

    dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau

    bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan

    dan tujuan (Dayana dan Marbun, 2018: 9).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan

    dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau

    tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

    (3) Minat

    Minat adalah kecenderungan yang tinggi atau keinginan

    yang besar terhadap sesuatu (Susanto, 2016: 16).

    Jadi, minat adalah keinginan dalam diri seseorang

    terhadap objek tertentu yang setara dengan motivasi atau

    dorongan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri.

    (4) Sikap

    Sikap merupakan kecenderungan perasaan dan

    perbuatan yang konsisten pada diri seseorang (Thobroni dan

    Mustofa, 2011: 26).

    Jadi sikap adalah tindakan peserta didik yang timbul

    untuk mengetahui perubahan sikap pada peserta didik baik itu

    sebelum belajar maupun sesudah belajar.

    (5) Bakat

    Sedangkan menurut Chaplin bakat merupakan

    kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

  • 32

    keberhasilan pada masa yang akan datang (dalam Susanto,

    2016: 16).

    Jadi bakat adalah kemampuan individu untuk mencapai

    prestasi belajar sesuai kemampuan masing-masing tanpa

    bergantung pada upaya pendidikan.

    2) Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta

    didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor lingkungan

    sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

    a) Lingkungan sosial

    Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

    administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

    semangat belajar seorang peserta didik. Kemudian, yang termasuk

    lingkungan peserta didik adalah masyarakat dan tetangga juga

    teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan peserta didik

    tersebut.

    Lingkungan sosial yang lebih mempengaruhi kegiatan

    belajar adalah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri.

    Sifat-sifat orang tua, ketegangan keluarga, letak rumah semuanya

    dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan

    belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik.

  • 33

    b) Lingkungan nonsosial

    Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah

    gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

    peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

    waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini

    dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta

    didik (Islamuddin, 2012: 189-190).

    3. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana yang

    berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak

    selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan

    Agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi

    maupun kehidupan masyarakat (Syafaat dkk, 2008: 16).

    Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami hingga

    mengimani ajaran Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati

    penganut Agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat

    beragama sehingga dapat terwujud kesatuan dan persatuan bangsa

    (Baharuddin, 2017: 196).

    Budi pekerti merupakan akumulasi dari cipta, rasa dan karsa yang

    diaktualisasikan ke dalam sikap, kata-kata dan tingkah laku (Zainuddin,

    2016: 2).

  • 34

    Budi pekerti merupakan nilai moralitas manusia yang disadari

    dan dilakukan dalam tindakan nyata (Suparno dkk, 2002: 29).

    Jadi, Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah usaha

    sadar dan terencana yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan

    terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami,

    menghayati dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya

    sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun kehidupan masyarakat dan

    untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhnya yang berbudi

    pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan serta keteladanan.

    b. Dasar Pendidikan Agama Islam

    Fungsi dasar dari Pendidikan Agama Islam ialah memberikan

    arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan

    untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan Islam adalah identik dengan

    ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.

    1) Al-Qur’an

    Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi

    Muhammad SAW sebagai pedoman hidup manusia, apabila

    membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala. Al-

    Qur’an merupakan sumber pendidikan yang berupa pendidikan sosial,

    akidah, akhlak, ibadah dan muamalah (Syafaat dkk, 2008: 20).

    Al-Qur’an adalah firman (kalam) Allah SWT yang

    didalamnya terkandung ajaran pokok dan mencakup seluruh aspek

    kehidupan (Herdi, 2014: 1).

  • 35

    Al-Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah yang diturunkan

    dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW

    dengan bahasa Arab serta dianggap beribadah membacanya (Effendi

    dan Zein, 2017: 75).

    Al-Qur’an merupakan kalam Allah berbahasa Arab diturunkan

    kepada Rasulullah SAW yang dinilai ibadah membacanya, yang

    menantang untuk membuat tandingan surah terpendek darinya,

    diawali dengan Surah Al-Fatihah dan ditutup dengan Surah An-Nas

    (Khalil, 2016: 139).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan kalam

    Allah berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

    disampaikan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.

    2) Al-Hadits atau Sunnah

    Dasar yang kedua setelah Al-Qur’an adalah Sunnah

    Rasulullah SAW. Sunnah merupakan suatu perkataan, perbuatan

    ataupun ketetapan Rasulullah SAW. Seperti Al-Qur’an, Sunnah juga

    berisi akidah dan syariah yang berisi petunjuk untuk kemaslahatan

    hidup manusia dan juga untuk membina umat menjadi manusia

    seutuhnya untuk itu Rasulullah menjadi guru dan pendidik utama

    beliau menjadi teladan yang harus diikuti (Syafaat dkk, 2008: 22).

    Muhaditsin mengatakan bahwa sunnah merupakan segala

    sesuatu yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan,

    perbuatan, maupun berupa taqrir (ketetapan) pengajaran, sifat,

  • 36

    kelakuan, perjalanan hidup baik yang demikian itu sebelum Nabi

    SAW maupun sesudah Nabi SAW (dalam Herdi, 2014: 4).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa sunnah merupakan sesuatu

    yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dalam bentuk perkataan,

    perbuatan maupun ketetapan.

    3) Ijtihad

    Ijtihad merupakan pengerahan segala kesanggupan seorang

    faqih (pakar fikih Islam) untuk memperoleh pengetahuan tentang

    hukum sesuatu melalui dalil syara’ (agama) (Syafaat dkk, 2008: 29).

    Ijtihad adalah mengerahkan segala daya upaya untuk

    mengetahui hukum syar’i (Marzuqi, 2008: 128).

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ijtihad adalah

    suatu usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh para ahli agama

    untuk mencapai suatu simpulan yang penyelesaiannya belum tertera

    di dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Tujuannya adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai setelah

    sesuatu usaha atau kegiatan tersebut selesai. Karena pendidikan itu

    kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan

    dengan tujuan yang bertahap (Syafaat dkk, 2008: 33).

    Tujuan budi pekerti adalah agar peserta didik memiliki

    kemampuan dan kecakapan berpikir, menjadi anggota masyarakat yang

  • 37

    bermanfaat dan memiliki kemampuan yang terpuji (Setyowati, 2009:

    151).

    Karena tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk

    tetap dan tidak berubah, tetapi suatu keseluruhan dari kepribadian

    seseorang, yang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya agar

    peserta didik mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan sosial

    untuk mengembangkan Akhlak mulia yang diwujudkan dalam perilaku

    sehari-hari.

    d. Fungsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Syafaat dkk, (2008: 171-173) mengutip Richey bahwa fungsi

    Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah sebagai pemeliharaan

    dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa yang

    baru mengenai tanggungjawab bersama di dalam masyarakat.

    Selanjutnya dikutip dari Djamaludin dan Abdullah Aly

    mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam memiliki empat macam

    fungsi yaitu:

    1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan

    tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.

    2) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-

    peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

    3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan

    masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu

    masyarakat dan peradaban.

  • 38

    4) Mendidik anak agar beramal saleh di dunia ini untuk memperoleh

    hasilnya di akhirat kelak.

    Fungsi pendidikan budi pekerti adalah sebagai berikut:

    1) Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi

    peserta didik yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan

    masyarakat.

    2) Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat

    tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai

    dengan budaya bangsa.

    3) Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan peserta didik.

    4) Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai

    dengan ajaran agama dan budaya bangsa.

    5) Pembersih, yaitu untuk membersihkan diri dari penyakit hati seperti

    sombong, iri, dengki, egois dan riya’ (Yulianti, 2015: 17).

    Jadi fungsi Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah

    pengamalan dari cita-cita ajaran Islam yang dapat membawa misi

    kesejahteraan manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin di dunia dan

    akhirat dan juga dengan mengenal sifat budi pekerti akan merasakan

    dampak positif di kemudian hari saat peserta didik itu bertumbuh dewasa.

    4. Materi Iman kepada Rasul

    a. Pengertian Iman kepada Rasul

    Beriman kepada Rasul mengandung maksud meyakini dengan

    sepenuh hati bahwa Alah telah mengutus para Rasul-Nya untuk

  • 39

    menyampaikan wahyu kepada umat-Nya. Para Rasul bertugas

    menyampaikan wahyu dari Allah untuk memberikan petunjuk bagi umat

    manusia ke jalan yang lurus sehingga dapat mencapai kebahagiaan di

    dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu, kita wajib mempercayai dengan

    sepenuh hati terhadap kerasulan para utusan Allah tersebut sebagai

    firman-Nya dalam Q.S. Ali Imran ayat 164:

    ُلْوَعَلْيِهْم آََيتِِه َويُ َُكِِ ْم ْيهِ َلَقْد َمنَّ هللاُ َعَلى اْلُمْؤِمِنْْيَ ِإْذ بَ َعَث ِفْيِهْم َرُسْولً ِمْن أَْْ ُفِسِهْم يَ ت ْ َويُ َعلُِِمُهْم اْلِكتَاَب َواْلِْْكَمَة َوِإْن كاَُْ ْوا ِمْن قَ ْبُل َلِفْي َضاَلٍل ُمِبْْيٍ

    Artinya: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang

    beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) ditengah-

    tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada

    mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan

    kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) meskipun

    sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Al-Kufi

    dan Hamidi, 2002: 71).

    Ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa Allah

    mengutus Rasul dari kalangan manusia sendiri sehingga dapat diteladani.

    Umat Islam wajib mengimani seluruh Rasul yang diutus oleh Allah

    SWT. Kita tidak hanya diperintahkan untuk mengimani Nabi

    Muhammad SAW tetapi juga harus meyakini seluruh utusan Allah SWT

    sepanjang zaman yang jumlahnya ada 25 Rasul. Adapun nama-nama nabi

    yang wajib diyakini yaitu sebagai berikut:

    a. Nabi Adam AS n. Nabi Musa AS

    b. Nabi Idris AS o. Nabi Harun AS

    c. Nabi Nuh AS p. Nabi Dzulkifli AS

    d. Nabi Hud AS q. Nabi Daud AS

  • 40

    e. Nabi Shaleh AS r. Nabi Sulaiman AS

    f. Nabi Ibrahim AS s. Nabi Ilyas AS

    g. Nabi Luth AS t. Nabi Ilyasa AS

    h. Nabi Ismail AS u. Nabi Yunus AS

    i. Nabi Ishaq AS v. Nabi Zakaria AS

    j. Nabi Ya’qub AS w. Nabi Yahya AS

    k. Nabi Yusuf AS x. Nabi Isa AS

    l. Nabi Ayyub AS y. Nabi Muhammad SAW

    m. Nabi Syuaib AS

    Dari 25 Nabi diatas terdapat nabi yang menerima kitab Allah, yaitu:

    1) Taurat, kitab yang diterima oleh Nabi Musa A.S.

    2) Zabur, kitab yang diterima oleh Nabi Daud A.S.

    3) Injil, kitab yang diterima oleh Nabi Isa A.S.

    4) Al-Qur’an yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.

    (Hasan dkk, 2010: 18-19).

    b. Tugas Para Rasul

    Para Rasul memiliki tugas yang diamanatkan Allah kepada

    mereka. Mereka merupakan manusia terpilih yang sengaja diutus Allah

    untuk memperbaiki keadaan kaumnya. Adapun secara rinci tugas dari

    para Rasul sebagai berikut:

    1. Sebagai pembawa ajaran tauhid yang benar, yakni mengesakan Allah

    dan meluruskan kembali ajaran tauhid yang sesat dikalangan

    kaumnya.

  • 41

    2. Sebagai pembawa kabar gembira bahwa hamba-hamba Allah yang

    taat kelak akan mendapatkan balasan kebaikan di surga.

    3. Sebagai pemberi peringatan bahwa manusia yang ingkar, berbuat

    kejahatan, maksiat dan menganiaya akan mendapatkan balasan di

    neraka.

    4. Membina kehidupan manusia agar menerapkan akhlak yang mulia.

    (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 137).

    c. Sifat-Sifat Para Rasul

    Para Rasul mempunyai sifat atau kepribadian yang akan dijadikan

    teladan atau contoh bagi umatnya. Selain sifat wajib yang harus dimiliki

    oleh para Rasul, juga ada sifat mustahil dan sifat jaiz (Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 137).

    Adapun secara rinci sifat-sifat tersebut adalah:

    1) Sifat Wajib

    Sifat wajib bagi Rasul ada empat yaitu:

    a) Sidiq artinya berkata benar. Apapun yang dikatakan oleh Rasul

    merupakan kebenaran. Tidak ada yang salah sama sekali.

    b) Amanah artinya dapat dipercaya. Seorang Rasul sangat dapat

    dipercaya oleh umatnya. Para Rasul adalah manusia yang jujur dan

    dapat dipercaya.

    c) Tabligh artinya menyampaikan. Seorang Rasul adalah manusia

    pilihan Allah yang menyampaikan wahyu yang telah diterima

  • 42

    kepada umatnya. Wahyu dari Allah tersebut disampaikan oleh para

    Rasul apa adanya, tidak ditambah maupun dikurangi sedikitpun.

    d) Fatanah artinya cerdas. Seorang Rasul adalah manusia pilihan

    Allah yang cerdas, tidak pelupa dan tidak pikun.

    2) Sifat Mustahil

    Adapun sifat mustahil bagi Rasul ada empat yaitu:

    a) Kazib artinya dusta. Seorang Rasul tidak mungkin berkata dusta

    dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan keluarga,

    masyarakat, apalagi di depan umatnya.

    b) Khianat artinya tidak dapat dipercaya. Seorang Rasul tidak

    mungkin berkhianat atau ingkar janji terhadap umatnya.

    c) Kitman artinya menyembunyikan. Seorang Rasul tidak mungkin

    menyembunyikan walaupun sedikit dari wahyu yang telah

    diterimanya.

    d) Baladah artinya bodoh. Seorang Rasul tidak mungkin bersifat

    bodoh. Jika Rasul bersifat bodoh, pasti akan diatur dan

    dipermainkan oleh umatnya.

    3) Sifat Jaiz

    Sifat jaiz para Rasul adalah Aradul Basyariyah yaitu bersifat

    dan berperilaku sebagaimana kebiasaan manusia pada umumnya,

    seperti makan, minum, haus, lapar dan letih.

  • 43

    d. Rasul Ulul Azmi

    Nabi dan Rasul yang wajib diketahui ada 25 orang. Diantara 25

    Rasul tersebut ada 5 Rasul yang diberi gelar “Ulul Azmi” yang artinya

    orang-orang yang memiliki keteguhan hati dalam menghadapi cobaan

    dari Allah SWT. adapun 5 Rasul tersebut adalah:

    1) Nabi Nuh A.S.

    2) Nabi Ibrahim A.S.

    3) Nabi Musa A.S.

    4) Nabi Isa A.S.

    5) Nabi Muhammad SAW.

    (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 149).

    5. Model Pembelajaran Kooperatif

    a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

    Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran

    dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu

    mengontruksi konsep dan menyelesaikan persoalan (Shoimin, 2014: 45).

    Model pembelajaran kooperatif adalah suatu teknik

    pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja secara terarah dengan

    tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari

    4-5 orang (Rusman, 2017: 296).

    Pada hakikatnya, model pembelajaran kooperatif sama dengan

    kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak

    ada sesuatu yang aneh dalam model pembelajaran kooperatif karena

  • 44

    mereka beranggapan telah biasa melakukan model pembelajaran

    kooperatif dalam bentuk belajar kelompok.

    Dalam pembelajaran ini, akan tercipta sebuah interaksi yang lebih

    luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dan

    peserta didik, peserta didik dan peserta didik.

    b. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif

    Adapun prosedur atau langkah-langkah model pembelajaran

    kooperatif terdiri dari empat tahap, yaitu: penjelasan materi, belajar

    dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.

    1) Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-

    pokok materi pelajaran sebelum peserta didik belajar dalam

    kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman peserta didik

    terhadap pokok materi pelajaran.

    2) Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan

    penjelasan materi, peserta didik bekerja dalam kelompok yang telah

    dibentuk sebelumnya.

    3) Penilaian, penilaian dalam model kooperatif bisa dilakukan melalui

    tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes

    individu akan memberikan penilaian kemampuan individu sedangkan

    kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan

    kelompoknya.

    4) Pengakuan tim, merupakan penetapan tim yang dianggap paling

    menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan

  • 45

    penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk

    terus berprestasi lebih baik lagi (Rusman, 2017: 304).

    6. Tipe Make A Match

    a. Pengertian Tipe Make A Match

    Suprijono mengatakan bahwa tipe Make A Match merupakan

    “tipe yang menggunakan kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu

    yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi

    jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut” (dalam Afandi dkk, 2013:

    71).

    Make A Match merupakan suatu teknik dengan peserta didik

    disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum

    batas waktunya peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi

    poin (Rusman, 2017: 314).

    b. Kelebihan dan Kekurangan tipe Make A Match

    Adapun kelebihan dan kekurangan dari tipe Make A Match adalah

    sebagai berikut:

    Kelebihan tipe Make A Match adalah

    1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran

    2. Kerja sama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis

    3. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh peserta

    didik.

    Kekurangan tipe Make A Match adalah

    1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan pembelajaran.

  • 46

    2. Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.

    3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai (Shoimin, 2014:

    99).

    5) Teknis Pelaksanaan tipe Make A Match

    Rusman mengatakan bahawa langkah-langkah pembelajaran

    pada pembelajaran tipe Make A Match sebagai berikut:

    1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

    topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal

    dan bagian lainnya kartu jawaban.

    2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.

    3) Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang

    dipegang.

    4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

    cocok dengan kartunya (jawaban soal).

    5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

    waktu diberi point.

    6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik

    mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

    7) Kesimpulan (Afandi dkk, 2013: 72).

    7. Dalil yang Membahas tentang Keutamaan Menuntut Ilmu dan Tugas

    Seorang Rasul

    Adapun dalil tentang keutamaan menuntut ilmu yang terdapat dalam

    Surah Al-Mujadalah ayat 11 adalah

  • 47

    ُُْوا َسُحْوايَ ْفَسِح هللاُ فَافْ َمجاَِلسِ آييُّهاَاِلِذْيَن اَمنُ ْوا ِاَذا ِقْيَل َلُكْم تَ َفسَُّحْوا ِِف الْ ُُ ْْ َلُكْم َوِاَذا ِقْيَل اُُْوا يَ ْرَفِع هللاُ الَِّذْيَن اَمنُ ْوا ِمْنُكمْ ُُ ْْ ،، ِبَا تَ ْعَمُلْوَن َخِبي ْر َوهللاُ َوالَِّذْيَن اُْوتُوا اْلِعْلِم َدَرجَاتٍ فَا

    Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

    derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 543).

    Adapun dalil tentang tugas seorang Rasul yang terdapat dalam Surah

    Fathir ayat 24 adalah

    ،،ِاَّنَّ َهاَِْذيْ ر ْن اُمٍَّة ِالََّخاَل ِفي ْ ًروََِّْذيْ ًرَوِاْن مِِ ي ْ ُِ اَْرَسْلَنَك بِْلَحقِِ َب

    Artinya: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa

    kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

    peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya

    seorang pemberi peringatan” (Al-Kufi dan Hamidi, 2002: 437).

    8. Kaitan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Model

    Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match

    Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

    adalah dengan mengajak peserta didik untuk mendiskusikan materi

    pelajaran. Adapun model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Pembelajaran dengan model

    ini, peserta didik akan lebih aktif dan efektif karena dalam pembelajaran ini

    peserta didik akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan

    masalah dan materi pelajaran yang diberikan. Sehingga interaksi peserta

    didik yang terjadi di kelas dalam proses pembelajaran akan lebih meningkat

    dan peran hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan

    komunikasi antar anggota kelompok.

  • 48

    Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

    Match diharapkan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam dan budi pekerti akan menjadi lebih efektif dan

    menyenangkan sehingga hasil belajar akan meningkat.

    B. Kajian Pustaka

    Pada bagian ini peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu yang

    berkaitan dengan peneliti yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

    Skripsi Wiwin Suhartini (2017) dengan judul Peningkatan Hasil

    Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

    Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03.

    Penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

    IPS pada siswa kelas IV SDN Pisangan 03 Ciputat Tangerang Selatan Tahun

    Pelajaran 2017.

    Presentase hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rendah sebesar

    65,38%, sedang 26,92%, dan tinggi 7,69%. Sedangkan presentase hasil belajar

    pada siklus II dengan nilai rendah 15,38%, sedang 11,53% dan tinggi 73,07%

    maka siklus dihentikan dan dinyatakan berhasil.

    Skripsi Tiyas Puji Pratama (2016) dengan judul Upaya Peningkatan

    Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

    Match Berbantuan Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5

  • 49

    Semester II SD Negeri 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun

    2015/2016.

    Penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

    IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten

    Grobogan Tahun 2015/2016.

    Hasil belajar peserta didik pada siklus I dengan rata-rata 72,96% dengan

    presentase 80%. Sedangkan pada siklus II dengan rata-rata 80,68% dengan

    presentase 100%.

    Skripsi Rofiatun Nafiah (2017) dengan judul Penerapan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil

    Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik Kelas IV SDN I Tertek Tulungagung.

    Penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

    Bahasa Inggris pada peserta didik kelas IV SDN 1 Tertek Tulungagung.

    Presentase hasil belajar peserta didik pada siklus I yang tuntas 21

    peserta didik atau 65,62% yang tidak tuntas 11 peserta didik atau 34,38%.

    Sedangkan presentase hasil belajar peserta didik pada siklus II yang tuntas 29

    peserta didik atau 84,37% yang tidak tuntas 4 peserta didik atau 15,63%.

    Dalam skripsi diatas menunjukkan bahwa penelitian sama

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan dapat

    meningkatkan hasil belaja