PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI SUHU DAN KALOR MELALUI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL
(SAVI) PADA SISWA KELAS V MI NU AL HIDAYAH PANCURAN
KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SRI PURWANTI KHOIRUL UMAH
23040150157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI SUHU DAN KALOR MELALUI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL
(SAVI) PADA SISWA KELAS V MI NU AL HIDAYAH PANCURAN
KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SRI PURWANTI KHOIRUL UMAH
23040150157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTO
“ Jadilah seperti lilin yang tak pernah menyesal saat nyala api membakarmu.
Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru”
(Tere Liye, 2016: 278).
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirabbil’alamiin segala syukur
kehadirat Allah Swt atas limpahan serta karunia-Nya, karya sederhana ini saya
persembahkan untuk:
1. Kedua orangtuaku yang tercinta Bapak Imam Zumroni dan Ibu Salmiyah
yang tak pernah henti-hentinya selalu mendo’akan dalam setiap langkah
penulis, memberikan dukungan baik itu moral, material dan spiritual, serta
selalu memberikan motivasi-motivasi dalam setiap langkah kehidupanku,
semoga selalu diberikan kesehatan, panjang umur dan rizki yang melimpah;
2. Kepada nenekku Romini yang selalu menghawatirkanku dan selalu
mengingatkan agar tidak lupa makan saat mengerjakan skripsi semoga selalu
diberi keselamatan, kesehatan dan panjang umur;
3. Kepada adiku tercinta Khabib Saifudin yang selalu saya repotkan saat
mengerjakan skripsi semoga selalu diberi kesabaran yang lebih, kesehatan,
panjang umur dan sukses dalam menuntut ilmunya;
4. Kepada calon imamku yang selalu mendoakan ku disetiap sholatnya dan
semoga cepat dipertemukan di pelaminan.
viii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur Alhamdulillahi robbil’alamiin, senantiasa penulis panjatkan
atas kehadirat Allah Swt yang selalu melimpahkan nikmat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Suhu dan Kalor Melalui Pendekatan
Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas V MI
NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang senantia nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Prof. Dr. Mansur. M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Dr. Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN
Salatiga;
4. Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si, selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
5. Andar Ifazatul Nurlatifah, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbinganya;
ix
x
ABSTRAK
Umah, Sri Purwanti Khoirul. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Suhu
dan Kalor Melalui Pendekatan Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual,
Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Skripsi, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr.
Maslikhah, S.Ag, M.Si.
Kata Kunci: Hasil belajar IPA, SAVI, suhu dan kalor
Hasil belajar IPA di MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang masih rendah terbukti dengan hasil belajar siswa yang
belum mencapai KKM 70. Hal ini dikarenakan dalam melaksanakan pembelajaran
IPA belum menggunakan berbagai gaya pembelajaran yang aktif dan masih
bersifat konvensional. Kondisi tersebut menyebabkan siswa pasif, jenuh, bosan,
dan berbicara sendiri dengan teman sebelahnya, sehingga siswa kurang perhatian
terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Gaya belajar siswa sangat
mempengaruhi siswa dalam memahami matei pembelajaran, sehingga pendekatan
pembelajaran yang guru pilih harus tepat dan dapat memfasilitasi semua jenis
gaya belajar. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah pendekatan
pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor
pada siswa kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2018/2019?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor melalui pendekatan
pembelajaran SAVI pada siswa kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang yang berjumlah 19 siswa meliputi 10 siswa laki-laki dan 9 siswa
peempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi dan soal tes. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data analisis secara
statistik menggunakan rumus persentase, apabila 85% siswa tuntas belajar
maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran SAVI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan
siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II 26% dan Siklus II ke Siklus III
21%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada
Siklus I 42% siswa tuntas belajar, Siklus II 68% siswa tuntas belajar, dan Siklus
III 89% siswa tuntas belajar. Guru memberikan remidiasi kepada 11% (2 siswa)
yang tidak tuntas belajar mandiri berupa latihan-latihan atau remidi.
xi
DAFTAR ISI
Sampul .................................................................................................................. i
Lembar Berlogo .................................................................................................... ii
Halaman Judul ....................................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing ....................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Tulisan Dan Kesediaan Dipublikasikan .............................. v
Pengesahan Kelulusan ........................................................................................... vi
Motto Dan Persembahan ....................................................................................... vii
Kata Pengantar ...................................................................................................... viii
Abstrak .................................................................................................................. x
Daftar Isi................................................................................................................ xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ....................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................. 6
E. Manfaat Hasil Penelitian ..................................................................... 7
F. Definisi Operasional............................................................................ 8
G. Metode penelitian ................................................................................ 9
1. Rancanagan Penelitian .................................................................. 9
2. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................ 10
3. Langkah-Langkah Penelitian ........................................................ 10
4. Instrumen Penelitian...................................................................... 13
5. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 14
6. Analisis Data ................................................................................. 16
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 17
xii
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 18
A. Kajian Teori ........................................................................................ 18
1. Hakikat Hasil Belajar .................................................................... 18
2. Hakikat IPA ................................................................................... 32
3. Pendekatan Pembelajaran SAVI .................................................... 36
4. Suhu dan Kalor .............................................................................. 48
B. Kajian Pustaka ..................................................................................... 58
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 61
A. Gambaran Umum Sekolah .................................................................. 61
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 64
1. Deskripsi Siklus I .......................................................................... 64
2. Deskripsi Siklus II ......................................................................... 72
3. Deskripsi Siklus III ....................................................................... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 85
A. Deskripsi Paparan Siklus .................................................................... 85
1. Deskripsi Data Siklus I ................................................................. 85
2. Deskripsi Data Siklus II ................................................................ 87
3. Deskripsi Data Siklus III ............................................................... 89
B. Pembahasan ......................................................................................... 91
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 97
A. Kesimpulan ......................................................................................... 97
B. Saran .................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Sekolah ................................................................................... 61
Tabel 3.2 Data Guru MI NU Al Hidayah Pancuran .............................................. 62
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI NU Al Hidayah Pancuran ............................. 62
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran ............................ 63
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.................................... 64
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................... 85
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................................ 88
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III....................................................... 90
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I – Siklus III ...................................... 92
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ..................................................................... 11
Gambar 2.1 Hakikat Belajar .................................................................................. 23
Gambar 2.2 Hakikat Hasil Belajar ........................................................................ 32
Gambar 2.3 Bagan Hakikat IPA............................................................................ 35
Gambar 2.4 Bagan Pendekatan Pembelajaran SAVI ............................................. 47
Gambar 2.5 Contoh Jenis Termometer ................................................................. 49
Gambar 2.6 Proses Perubahan Wujud Benda ....................................................... 50
Gambar 2.7 Perubahan Wujud Air ........................................................................ 51
Gambar 2.8 Proses Penguapan .............................................................................. 51
Gambar 2.9 Contoh Konduktor dan Isolator ......................................................... 53
Gambar 2.10 Pemanfaatan Kalor pada Termos .................................................... 56
Gambar 2.11 Pemanfaatan Kalor pada Setrika ..................................................... 56
Gambar 2.12 Pemanfaatan Kalor pada Panci ........................................................ 57
Gambar 2.13 Bagan Materi IPA tentang Suhu dan Kalor ..................................... 57
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ..................................... 93
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II .................................... 94
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ................................... 95
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I s.d. Siklus III ............... 95
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Penulis .......................................................... 102
Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa ...................................................................... 103
Lampiran 3. Surat Tugas Pebimbing Skripsi ........................................................ 106
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ............................................................... 107
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian.......................................................................... 110
Lampiran 6. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) .................................................... 111
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................... 112
Lampiran 8. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ..................................................... 126
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I ....................................................................... 127
Lampiran 10. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ......................................... 131
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................ 136
Lampiran 12. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ................................................. 150
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II .................................................................... 151
Lampiran 14. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ........................................ 155
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ............................... 160
Lampiran 16. Lembar Kerja Kelompok Siklus III ................................................ 174
Lampiran 17. Soal Evaluasi Siklus III .................................................................. 175
Lampiran 18. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III ...................................... 179
Lampiran 19. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ............................................. 180
Lampiran 20. Surat Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 191
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan
tingkat kemampuan manusia dalam menghadapi kehidupan. Pendidikan
merupakan hal yang wajib bagi setiap manusia. Manusia diciptakan oleh
Allah Swt dalam keadaan tidak berpengetahuan, namun Allah Swt
membekali manusia dengan sarana-sarana baik fisik maupun psikis agar
manusia dapat menggunakannya untuk belajar dan mengembangkan ilmu
dan teknologi untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia.
Bagian terpenting dari pendidikan adalah adanya kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu
belajar dan mengajar. Susanto (2013: 4) berpendapat bahwa belajar
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak. Sedangkan pengertian dari mengajar adalah bahwa aktivitas
kompleks yang dilakukan guru untuk menciptakan lingkungan agar siswa
mau melakukan proses belajar (Susanto, 2013:26).
Pembelajaran yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah (MI) salah
satunya yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA
merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan
2
di Indonesia, terutama pada jenjang sekolah dasar. Sains atau IPA adalah
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang
tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
IPA merupakan suatu ilmu yang banyak memerlukan pemahaman
mengenai teori-teori, konsep-konsep serta fakta-fakta pada setiap isinya,
dan bukan hanya sebatas hafalan saja, karena IPA merupakan kumpulan
fakta dan konsep, maka dari itu dalam melaksanakan pembelajaran
sebaiknya sebagai guru haruslah kreatif dan banyak melibatkan peserta
didik agar lebih berfikir kritis, aktif, dan dapat menyelesaikan
permasalahan sehari-hari.
Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari berbagai strategi,
model, pendekatan, metode, media, bahkan sumber belajar yang digunakan
guru agar siswa dapat belajar secara efektif, efisien, dan mengena dengan
apa yang menjadi tujuan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Guru
mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan
menggunakan metode yang bervariasi, pendekatan pembelajaran yang
tepat, dan media pembelajaran yang relevan dengan materi IPA yang akan
diajarkan karena keberhasilan pembelajaran IPA tergantung pada
kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat dan
menarik.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit
oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah
3
menengah. Sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran IPA
ini sulit adalah benar, terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah
(UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar
yang diharapkan (Susanto, 2013: 165).
Berdasarkan hasil observasi awal pada hari Sabtu tanggal 30 Maret
2019 di MI NU Al Hidayah Pancuran menunjukan bahwa hasil belajar
siswa pada materi pelajaran IPA masih rendah. Hal ini terbukti dengan
adanya hasil wawancara yang dilakukan dengan wali kelas V MI NU Al
Hidayah Pancuran yaitu Ibu Siti Nurul Imamah, S.Pd.I. Hasil wawancara
menunjukan bahwa masih banyak siswa yang mempunyai nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari 19 siswa kelas V MI NU Al
Hidayah Pancuran yang memiliki nilai diatas KKM hanya 26,3 % (5
siswa), sedangkan 73, 6% (14 siswa) yang lainya masih mendapat nilai
dibawah KKM.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan wali kelas V MI
NU Al Hidayah Pancuran, diduga faktor penyebab rendahnya hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran IPA dikarenakan dalam melaksanakan
pembelajaran IPA belum menggunakan berbagai gaya pembelajaran yang
aktif dan masih bersifat konvensional. Kondisi tersebut menyebabkan
siswa pasif, jenuh, bosan, dan berbicara sendiri dengan teman sebelahnya,
sehingga siswa kurang perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh
guru. Gaya belajar siswa sangat mempengaruhi siswa dalam memahami
matei pembelajaran, sehingga pendekatan pembelajaran yang guru pilih
4
harus tepat dan dapat memfasilitasi semua jenis gaya belajar, sebagaimana
firman Allah Swt dalam Al Qur’an Surat Al-Nahl ayat 78 (Baharuddin,
2008: 38):
”Artinya: Dan demi Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu apa pun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kamu bersyukur”.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih bermakna dan bisa masuk kesemua gaya belajar,
peneliti mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran Somatic Auditory
Visual Intellectual (SAVI). SAVI meliputi somatic yang berarti belajar
dengan berbuat dan bergerak, auditory yang berarti belajar dengan
berbicara dan mendengar, visual yang berarti belajar dengan mengamati
dan menggambarkan, intellectual yang berarti belajar dengan memecahkan
masalah dan berpikir (Shoimin, 2014: 177-178).
Penulis memilih pendekatan pembelajaran ini untuk menekankan
hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor. Siswa memiliki banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi. Peneliti berusaha mengembangkan pendekatan
pembelajaran SAVI dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Melalui
pendekatan pembelajaran SAVI diharapkan lebih efektif, karena
5
pembelajaran SAVI dapat mengoptimalkan seluruh panca indera dalam
pembelajaran secara langsung dalam satu peristiwa, tidak hanya
mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi ada media visual untuk
dilihat, siswa berusaha untuk menerangkan dan mempraktekkan pelajaran,
diskusi sesama teman, serta bertanya sesama teman dan guru sehingga
pembelajaran siswa menjadi lebih aktif.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA
Materi Suhu dan Kalor Melalui Pendekatan Pembelajaran Somatic
Auditory Visual Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas V MI NU Al
Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.”
B. Rumusan Masalah
Apakah pendekatan pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi suhu dan kalor pada siswa kelas V MI NU Al Hidayah
Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019?.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor
melalui pendekatan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V MI NU Al
Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang
paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2011: 105).
Hipotesis tindakan ini adalah: jika tindakan pendekatan
pembelajaran SAVI diterapkan dengan baik diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor pada siswa kelas
V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat ketercapaian
dari tindakan yang diberikan. Melalui penerapan pendekatan
pembelajaran SAVI dikatakan berhasil apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Secara Individual
Siswa mendapatkan nilai tepat atau melebihi Kiteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentutan oleh sekolah
yaitu pada mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor.
7
b. Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai tepat atau melebihi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu mendapat nilai pada mata
pelajaran IPA materi suhu dan kalor dengan persentase 85% dari
jumlah total siswa dalam satu kelas (Trianto, 2009: 241).
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana
cara mengatasi masalah yang muncul dalam proses kegiatan belajar
mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPA kemudian untuk
pendekatan pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Siswa
1) Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah; dan
2) Siswa mendapatkan pengalaman yang baru serta suasana
belajar yang aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
b. Bagi Guru
1) Guru mendapat pengalaman secara langsung untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
2) Guru mendapat masukan dalam meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran IPA; dan
8
3) Dapat membantu permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran
c. Bagi Sekolah
Mengangkat nama baik sekolah karena dapat
mengembangkan dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
tepat sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam proses
pembelajaran sekaligus dapat menjadi bekal ketika peneliti terjun
langsung dalam pembelajaran dikelas dan dilaksanakan
pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI).
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).
2. IPA
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
9
3. Pendekatan Pembelajaran SAVI
Pendekatan pembelajaran Somatic Auditory Vsual Intellectual
(SAVI ) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI
kependekan dari: Somatic yaitu belajar dengan berbuat dan bergerak
(hands-on, aktivitas fisik), yakni belajar dengan mengalami dan
melakukan; Auditory yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar
yang bermakna belajar haruslah melalui mendengar, menyimak,
berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan
menganggapi; Visual yaitu belajar dengan mengamati dan
menggambarkan yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra
mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,
membaca, menggunakan media dan alat peraga; Intellectual yaitu
belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir yang bermakna
bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-
on). Belajar haruslah dengan memanfaatkan semua alat indra,
konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar,
menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, memecahkan
masalah, dan menerapkannya (Shoimin, 2014: 177-178).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang didasarkan pada siswa
10
kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang. PTK memiliki arti suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2014: 2-3).
Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian
tindakan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
melakukan refleksi pada setiap siklus dan seterusnya sampai perbaikan
yang diharapkan tercapai.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI NU Al Hidayah yang
terletak di desa Pancuran Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI NU Al
Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Dengan jumlah 19 siswa yang meliputi 10 laki-laki 9 perempuan
dengan kolaboratornya guru kelas V yaitu Ibu Siti Nurul Imamah S.
Pd.I. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru (Siti Nurul Imamah,
S. Pd.I.) sehingga model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam
pelajaran IPA dengan pokok bahasa suhu dan kalor.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam
pelaksanaan PTK, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
11
pengamatan, dan (4) refleksi. Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
(Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
Rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan setiap
siklusnya terdiri dari:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan (Arikunto, dkk, 2014: 17). Jadi pada tahap ini
seorang peneliti mengumpulkan informasi yang diperlukan tentang
pengetahuan siswa sebelum mengenai pelajaran yang akan dibahas,
gaya belajar, karakteristik, dan kemampuan siswa.
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
12
Tahap perencanaan ini meliputi
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran SAVI;
2) Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung;
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk
mengetahui kondisi saat proses pembelajaran berlangsung;
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran SAVI; dan
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan
model pembelajaran SAVI.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu yaitu bertindak dikelas. Pelaksanaan
tindakan pada penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran
SAVI sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukkan pada saat penelitian berlangsung,
pada tahap ini guru dan peneliti mengumpulkan data – data pada
saat pembelajaran setiap siklus – siklus yang berkaitan dengan
pembelajaran. Bisa dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan
13
dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi,
dll).
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19).
Jadi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
penelitian, guru mengulas kembali apa yang telah dilakukan. Tahap
ini dilakukan setelah memperoleh informasi melalui proses dalam
kegiatan pembelajaran, kemudian data informasi tersebut
dianalisis, hasil analisis dibandingkan acuan pembelajaran yang
akan dicapai, apabila setelah dibandingkan belum maksimal atau
belum tercapai batas KKM, maka PTK akan dilanjutkan siklus
berikutnya pada waktu dan materi yang berbeda melalui tahap
sama dengan siklus sebelumnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh guru
atau peneliti untuk mengambil data yang akan digunakan sebagai
bahan untuk menentukan keberhasilan dari rencana tindaakan yang
telah dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri
dari:
14
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
RPP merupakan pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam
kelas. RPP dibuat oleh seorang guru untuk membanu dalam
mengajar agar sesuai dengan Kompetensi Dasarnya.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan peneliti
sebagai acuan dalam mengobservasi guru dan siswa. Dalam
penelitian ini peneliti langsung mengamati keadaan gejala atau
proses yang terjadi selama diterapkan model pembelajaran SAVI
dalam pembelajaran.
c. Soal Evaluasi
Soal evaluasi disini berisi tentang soal-soal materi yang
telah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang suhu dan kalor. Lembar
tes disusun berdasarkaan indikator pencapaian kompetensi yang
telah ditentukan oleh sekolah.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut
meliputi:
a. Wawancara
Pada metode ini, wawancara digunakan untuk mendapatkan
data tentang materi pokok khususnya pada mata pelajaran IPA
15
yang kurang memenuhi KKM dan untuk mendapatkan informasi
mengenai metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran
sebelum menerapkan model pembelajaran SAVI.
b. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secar sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2012: 153).
Observasi ini digunakan untuk memperoleh informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran SAVI. Hasil
pengamatan dituliskan dalam catatan lapangan.
c. Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di
dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta
didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Arifin, 2012:
118).
Tes dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui hasil
belajar siswa kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran pada mata
pelajaran IPA materi suhu dan kalor dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran SAVI.
16
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat untuk
mengumpulkan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret
kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk
menemukan gambaran tentang MI NU Al Hidayah Pancuran
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara
memberikan soal tes pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data
yang terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar yang dicapai siswa. Dalam penelitian ini analisis data
dilakukan dengan membandingkan dengan hasil dari siklus – siklus
dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Oleh karena
itu setiap siswa dikatakan tuntas apabila sudah mencapai KKM yang
telah ditentukan dari sekolah.
Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan
tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun presentase
KKL merupakan apabila hasil belajar siswa 85% dari jumlah total
siswa dalam satu kelas mendapat nilai 70 (Trianto, 2009: 241).
Rumus untuk menghitung presentase ketuntasa klasikal adalah
sebagai berikut:
x 100%
17
Keterangan :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
N = Jumlah siswa keseluruhan (Djamarah, 2000:226)
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami dalam penelitian ini, maka
sistematikanya sebagai berikut :
BAB I Berisi pendahuluan yang meliputi; Latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi
oprasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Berisi kajian pustaka yang meliputi; Hakikat hasil belajar,
hakikat IPA, model pembelajaran SAVI, dan penelitian yang
relevan.
BAB III Berisi pelaksanaan penelitian yang meliputi; Gambaran
umum MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi;
Deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
BAB V Berisi penutup yang meliputi; simpulan dan saran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku. Gagne (dalam Susanto, 2013: 1-2)
mengidentifikasikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Selain
itu Gagne menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya
memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.
Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan
bimbingan dari seorang pendidik atau guru.
Hilgrad dan Bower (dalam Baharuddin, 2008: 13)
berpendapat bahwa belajar memiliki pengertian memperoleh
pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman,
mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi
atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar
adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian belajar
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses
atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
19
perubahan tingkah laku (pengetahuan, keterampilan, pemahaman,
dan kebiasaan) sebagai hasil dari pengalaman yang terjadi.
2) Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar terdiri dari kematangan jasmani dan
rohani, memiliki kesiapan, memahami tujuan, memiliki
kesungguhan, ulangan dan latihan (Dalyono, 2007: 51-54).
Masing-msing prinsip belajar tersebut dijelaskan sebagi berikut:
a) Kematangan Jasmani dan Rohani
Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai
kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang
dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada
batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat
untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya
telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan
kegiatan belajar, misalnya kemampuan berpikir, ingatan,
fantasi dan sebagainya.
b) Memiliki Kesiapan
Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus
memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik
fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik
berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik,
sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang
cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa
20
kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak
mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar
yang baik.
c) Memahami Tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya,
ke mana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip
ini sangat penting dimiliki oleh orang yang belajar agar proses
yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. Belajar
tanpa memahami tujuan dapat menimbulkan kebingungan dan
hilang kegairahan. Orang yang belajar tanpa tujuan ibarat
kapal berlayar tanpa tujuan terombang-ambing tak tentu arah
yang dituju sehingga akhirnya bisa terdampar atau tertambrak
batu karang.
d) Memiliki Kesungguhan
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk
melaksanakanya. Belajar tanpa kesungguhan akan
memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan
banyak waktu dan tenaga terbuang sia-sia. Sebaliknya, belajar
dengan sungguh-sungguh serta tekun akan memperoleh hasil
yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif.
Prinsip kesungguhan sangat penting artinya. Biarpun
seseorang itu sudah memiliki kematangan, kesiapan serta
mempunyai tujuan yang konkret dalam melakukan kegiatan
21
belajarnya, tetapi kalau tidak bersungguh-sungguh, belajar
asal-asalan, bermalas-malasan, akibatnya tidak memperoleh
hasil yang memuaskan.
e) Ulangan dan Latihan
Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan
latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap
dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar
dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa diulang hasilnya akan
kurang memuaskan. Bagaimanapun pintarnya seseorang harus
mengulang pelajarannya atau berlatih sendiri di rumah agar
bahan-bahan yang dipelajari tambah meresap dalam otak,
sehingga tahan lama dalam ingatan.
3) Tujuan Belajar
Setiap orang dalam kehidupan pasti memiliki tujuan yang
hendak dicapai. Belajar pun juga memiliki tujuan-tujuannya.
Dalyono (2007: 49-51) menyatakan tujuan belajar adalah
mengubah kebiasaan, pembentukan sikap, mengubah
keterampilan, serta menambah pengetahuan dalam berbagai ilmu.
Masing-masing tujuan belajar dijelaskan sebagai berikut:
a) Mengubah Kebiasaan
Belajar bertujuan untuk mengubah kebiasaan, dari yang
buruk berubah menjadi baik. Kebiasaan yang buruk adalah
penghambat atau perintang jalan menuju kebahagiaan. Cara
22
menghilangkan ialah bellajar melatih diri menjauhkan
kebasaan buruk dengan modal keyakinan dan tekad bulat harus
berhasil
b) Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap adalah salah satu tujuan belajar. Guru
dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa,
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
Guru membutuhkan kecakapan untuk memberikan sebuah
motivasi.
c) Mengubah Keterampilan
Dengan belajar dapat mengubah keterampilan, misalnya
olahraga, kesenian, pertanian, jasa, dan sebagainya.
Seseoraang yang terampil dalam bidang olahraga maupun
kesenian dan yang lainya adalah berkat belajar dan latihan
yang sungguh-sungguh. Semuanya perlu usaha dengan belajar
yang serius, rajin, dan tekun.
d) Menambah Pengetahuan
Belajar bertujuan menambah pengetahuan, hal ini ditandai
dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan dan kemampuan
berpikir tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan
memperkaya pengetahuan. Ilmu pengetahuan terus
23
berkembang tanpa mengenal batas, karena itu setiap orang
baik itu besar, kecil, tua, muda, diharuskan untuk belajar terus
agar dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin
maju dan canggih.
Kajian teori tentang hakikat belajar dapat ditampilkan pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan Hakikat Belajar
Sumber: Baharuddin (2008); Dalyono (2007) dan Susanto (2013)
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiataan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Guru dalam
Belajar
Prinsip
Kematangan Jasmani dan Rohani
Memiliki Kesiapan
Memahami Tujuan
Memiliki Kesungguhan
Ulangan dan Latihan
Tujuan
Mengubah Kebiasaan
Pembentukan Sikap
Mengubah Keterampilan
Menambah Pengetahuan
24
kegiatan pembelajaran biasanya menetapkan suatu tujuan
pembelajaran, anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran (Susanto, 2013:5).
2) Macam-Macam Hasil Belajar
Macam-macam hasil belajar terdiri dari pemahaman
konsep, keterampilan proses dan sikap (Susanto, 2013: 6-11).
Macam-macam hasil belajar tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a) Pemahaman Konsep
Blom (dalam Susanto, 2013: 6) berpendapat bahwa
pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari, artinya
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan
memahami pelajaran yang dicerikan oleh guru kepada siswa.
Guru dalam mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep dapat dilakukan dengan melakukan
evaluasi produk. Evaluasi produk dapat diaksanakan dengan
mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun
tertulis.
b) Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan fisik, mental dan
sosial yang mendasar sebagai penggerak kemammpuan yang
lebih tinggi dalam diri individu siswa. Guru dalam melatih
25
keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula
sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama,
bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan bidang studi
yang bersangkutan.
c) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sesiswarnya baik berupa individu-individu maupun objek-
objek tertentu. Sikap merujuk kepada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
3) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) berpendapat bahwa
faktor yang memengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal.
a) Faktor Internal
Faktor internal merupkan faktor yang bersumber dari dalam
diri siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor-
faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
(1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fidik individu. Faktor
fisiologis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tonus
26
jasmani dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Pertama,
keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Kondisi fisik yang
sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar siswa. Sebaliknya, jika kondisi
fisik yang lemah atau skit akan menghambat tercapainya
hasil belajar yang maksimal (Baharuddin, 2008: 19). Oleh
karena itu, keadaaan tonus jasmani sangat memberikan
pengaruh yang tinggi terhadap proses belajar.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama
proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada
tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama
pancaindra. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti
tingkat tingkat kesehatan indra pendengar dan indra
penglihatan sangat memengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang
disajikan dalam kelas (Syah, 2010: 145). Oleh karena itu,
baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan
baik.
(2) Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi
27
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat,
sikap, dan bakat (Baharuddin, 2008: 20).
(a) Kecerdasan atau Inteligensi Siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang
paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa. Hal ini memberikan
makna bahwa semakin tinggi tingkat inteligensi
seorang siswa, semakin besar pula peluang individu
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya semakin
rendah intelegensi seorang siswa, maka semakin kecil
peluangnya untuk memperoleh kesuksesan
(Islamuddin, 2012: 167).
(b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang
memengaruhi keefektifan kegiatan belajar. Motivasi
inilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar (Baharuddin, 2008: 22)
(c) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar teerhadap sesuatu.
Minat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar
siswa. Guru dalam kaitan ini seharusnya berusaha
28
membangkitkan minat siswa untuk menguasai
pengetahuan (Syah, 2010: 152).
(d) Sikap
Bruno (dalam Islamuddin, 2012: 167) berpendapat
bahwa sikap adalah kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk
terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian,
pada prinsipnya sikap itu dapat dianggap suatu
kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara
tertentu.
(e) Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses
belajar adalah bakat. Syah (dalam Baharuddin, 2008:
25) berpendapat bahwa bakat secara umum
didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang. Dengan demikian, bakat
merupakan kemampuan seseorang yang menjadi salah
satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar
seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelaajarinya, maka bakat itu
akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungknan besar siswa akan berhasil.
29
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam yaitu
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor eksternal
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
(1) Lingkungan Sosial
(a) Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan lingkungan sosial yang
sangat memengaruhi kegiatan belajar. Sifat orang tua
dan praktik pengelolaan keluarga dapat memberikan
dampak terhadap hasil belajar siswa.
(b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang memengaruhi belajar siswa
seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
lagi di sekolah ( Baharuddin, 2008:26).
Sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi
kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di
sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
30
(c) Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat yang memengaruhi hasil belajar
siswa adalah masyarakat, tetangga, dan juga teman-
teman sepermainan di sesiswar tempat tinggal siswa
tersebut. Kondisi lingkungan masyarakat tempat
tinggal akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan
siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar
siswa, paling tidak sisw kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar
yang kebetulan belum dimilikinya (Baharuddin, 2008:
27).
(2) Lingkungan Non Sosial
Baharuddin (2008: 27-28) berpendapat bahwa
faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:
(a) Lingkungan Alamiah
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang
segar, tidak apas dan tidak dingin, sinar yang tidak
teerlalu silau, atau tidak terlalu gelap, suasana yang
sejukdan tenang. Lingkungan alamiah tersebut
merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
aktivitas belajar siswaa. Sebaliknya, bila kondisi
31
lingkungan alam tidak mendukung, prses belajar siswa
akan terhambat.
(b) Faktor Instrumental
Faktor instrumental yaitu perangkat belajar yang
dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware,
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, lapangan
olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikukum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, dan silabus.
(c) Faktor Materi Pelajaran (yang diajarkan ke siswa),
Faktor materi pelajaran merupakan faktor yang
hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Guru
dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap
aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai
materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
Kajian teori tentang hakikat hasil belajar dapat ditampilkan
pada Gambar 2.2
32
Gambar 2.2 Bagan Hakikat Hasil Belajar
Sumber: Baharuddin (2008); Islamuddin (2012); Susanto (2013); dan Syah (2010)
2. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terdiri dari tiga istilah, yaitu “ilmu”,
“pengetahuan”, dan “alam”. Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah,
pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan
metode ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk
akal, logis, atau dapat diterima akal sehat, dan obyektif. Pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia. Pengetahuan yang
dimiliki manusia dalam hidupnya terdapat berbagai macam.
Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik,
sosial, dan alam sesiswar. Alam berarti mencakup segala materi hidup
dn materi bukan hidup yang berada secara alami di bumi. Dengan
pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
Hasil Belajar
Macam Faktor yang memengaruhi
Pemahaman
Konsep
Keterampilan
proses
Sikap
Internal Ekstenal
Fisiologis Psikologi
s Lingkungan
Sosial
Lingkungan
Non Sosial
33
tentang sebab akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno:
1973 dalam Wisudawati, 2017:23).
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran brdasarkan pada
prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah
siswa terhadap konsep-konsep IPA. Pembelajaran IPA di sekolah dasar
dapat dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan
terhadap kumpulan konsep IPA (Susanto, 2013: 170).
Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat dipahami bahwa IPA
adalah adalah ilmu yang mempelajari tentang diri sendiri dan gejala-
gejala alam semesta yang dapat dibuktikan kebenarannya secara
empiris.
b. Karakteristik Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam juga memiliki karakteristik sebagai dasar
untuk memahamiya. Jacobson & Bergman (dalam Susanto, 2013:
170) berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran IPA meliputi:
1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dann teori;
2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya;
34
3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam;
4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian
atau beberapa saja; dan
5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang
bersifat objektif.
c. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Konsep IPA di sekolah dasar merupan konsep yang masih terpadu,
karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran
kimia, biologi, dan fisika.
Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171-172) yaitu:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya;
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari;
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sesiswar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;
35
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan;
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Kajian teori tentang haikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat
ditampilkan pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Bagan Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sumber: Susanto (2013); Wisudawati (2017)
Karakteristik
Kumpulan Konsep
Proses Ilmiah
Keteguhan Hati
IPA tidak dapat membuktikan semua
Tujuan
Memperoleh keyakinan kepada Tuhan
Mengembangkan pengetahuan IPA
Mengembangkan rasa ingin tahu
Mengembangkan keterampilan proses
Kesadaran memelihara lingkungan
Menghargai ciptaan Tuhan
Memperoleh bekal pengetahuan untuk melanjutkan SMP
IPA
36
3. Pendekatan Pembelajaran SAVI
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran SAVI
SAVI adalah akronim dari Somatic Auditory Visual Intellectual.
Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) adalah
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilh SAVI
sendiri kependekan dari: somatic yang berarti belajar dengan berbuat
dan bergerak, auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah melalui
mendengar, menyimak, berbicara, mengemukakan pendapat, dan
berargumentasi, visual yang berarti belajar haruslah dengan
mengunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, membaca,
menggunakan media dan alat peraga, intellectual yang berarti belajar
dengan memecahkan masalah dan berpikir. Belajar haruslah dengan
konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakanya melalui bernalar,
menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, memecahkan
masalah, dan menerapkanya (Shoimin, 2014: 177-178).
Pendekatan SAVI merupakan hasil pemikiran Dave Meier (dalam
Santosa, 2012: 06) yang menitik beratkan pembelajaran pada
keterlibatan siswa secara utuh dalam proses pembelajaran, dengan
kata lain bahwa siswa tidak hanya hadir saja. Siswa hendaknya turut
berperan aktif menggunakan setiap modalitas yang dimilikinya yang
meliputi modalitas somatik, auditori, visual, dan intelektual guna
mengkontruksi pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang
37
dipelajarinya. Berdasarkan pemikiran Meier tersebut, belajar adalah
sarana untuk mengkombinasikan antara gerakan fisik serta intelektual
guna mencapai suatu hasil pembelajaran yang optimal.
Senada dengan hal tersebut, Huda (2014: 284-285) mengemukakan
bahwa cara-cara yang bisa menjadi starting point dalam
melaksanakan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
1) Somatic (Learning by Doing)
a) Proyek diancang untuk mendorong siswa bergerak di tempat-
tempat yang berbeda;
b) Waktu istirahat disediakan ketika siswa tengah belajar,
kemudian siswa diajak untuk segera bergerak ketika sedang
menemukan gagasan baru;
c) Siswa dibiarkan berdiri dan berjalan ketika siswa tengah
mendengarkan, menonton, atau berfikir;
d) Siswa diminta untuk menuliskan dalam sebuah kartu tentang
apa yang telah dipelajari; dan
e) Siswa diminta untuk membuat oret-oretan setiap siswa
membaca teks tertulis.
2) Auditory (Learning by Hearing)
a) Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang telah siswa
pelajari dari orang lain;
b) Siswa diminta untuk membaca buu atau handout dengan
keras;
38
c) Proses presentasi pengajaran direkam, dan siswa diminta
untuk mendengarkannya sejenak di ruang kelas;
d) Siswa diminta untuk membaca gagasan utama dalam teks
tersebut dengan suara yang keras; dan
e) Siswa dilibatkan dalam diskusi dan tukar pendapat dengan
siswa-siswi lain.
3) Visual (Learning by Seeing)
a) Siswa diberikan tugas untuk membaca satu atau dua paragraf,
kemudian diminta untuk membuat sinopsis singkat tentang apa
yang dibacanya;
b) Siswa diminta untuk mencatat setiap penjelasan penting yang
disampaikan di ruang kelas;
c) Siswa diajak untuk membuat semacam gambar atau lukisan
lalu ditempel di dinding kelas; dan
d) Mindmap digambar di papan tulis, dan siswa diminta untuk
memperhatikannya dengan seksama.
4) Intellectual (Learning by Thinking)
a) Siswa diminta untuk duduk sejenak setelah menyelesaikan
suatu pengalaman belajar untuk merefleksikan apa yang telah
dipelajari dan menghubungkannya dengan apa yang telah
diketahui;
b) Siswa diminta untuk membuat semacam diagram yang bisa
menggambarkan apa yang direfleksikan;
39
c) Guru memberikan sebuah pertanyaan-pertanyaan mengenai
materi pelajaran yang telah diajarkan dan minta siswa untuk
berpikir tentang pemecahannya; dan
d) Guru membuat semacam daftar materi atau pokok-pokok
pelajaran yang memungkinkan siswa untuk menyusun dalam
kategori-kategori.
b. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran SAVI
1) Somatic
Hernowo (2015: 157-159) berpendapat bahwa belajar
somatic berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis
melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh
sewaktu belajar. Suasana belajar yang dapat membuat siswa
bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari
waktu ke waktu diciptakan untuk merangsang hubungan pikiran-
tubuh. Pikiran-tubuh intinya, tubuh adalah pikiran. Pikiran adalah
tubuh. Keduanya merupakan satu sistem elektris-kimiawi-biologis
yang benar-benar terpadu. Jadi, dengan menghalangi pelajar
mengunakan tubuh siswa, siswa sama halnya mengahalangi
fungsi pikiran siswa.
Sering siswa jumpai adanya proses pembelajaran dimana
siswa hanya diam dan mendengarkan pelajaran dari guru. Tidak
semua pembelajaran memerlukan aktifitas fisik, tetapi dengan
40
berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara
fisik akan membantu proses belajar setiap orang.
2) Auditory
Lusita (2012: 98) berpendapat bahwa belajar auditory
adalah gaya belajar di mana seseorang lebih cepat menyerap
informasi melalui apa yang ia dengarkan untuk memperoleh
informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Belajar auditory
sangat mengandalkan telinga untuk mencapai kesuksesan belajar,
misalkan dengan cara mendengar seperti ceramah.
Pikiran auditory siswa lebih kuat daripada yang siswa
sadari. Telinga siswa terus-menerus menagkap dan menyimpan
informasi, bahkan tanpa siswa sadari. Ketika membuat suara
sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak siswa
menjadi aktif (Hernowo, 2015: 161).
Lusita (2012: 98-99) berpendapat bahwa ciri-ciri orang
auditorial di antaranya adalah:
a) Siswa lebih cepat menyerap dengan mendengarkan;
b) Siswa menggerakan bibir siswa dan mengucapkan tulisan di
buku ketika membaca;
c) Siswa senang membaca dengan keras dan mendengarkan;
d) Siswa bagus dalam berbicara dan bercerita; dan
e) Siswa suka dengan musik dan bernyanyi.
41
3) Visual
Lusita (2012: 97-98) berpendapat bahwa belajar visual
adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata sangat
memegang peranan penting. Gaya belajar visual menyerap
informasi dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata untuk
memperoleh informasi seperti melihat gambar, diagram, peta,
poster, dan diagram.
Setiap orang lebih mudah belajar jika dapat melihat apa
yang sedang dibicarakan. Belajar visual paling baik apabila dapat
melihat contoh dari dunia nyata, diagram peta gagasan, ikon,
gambar, dan gambaran dari segala macam ketika siswa sedang
belajar (Hernowo, 2015: 166).
Lusita (2012: 98) berpendapat bahwa ciri-ciri dari
pembelajaran visual diantaranya adalah:
a) Siswa lebih baik dalam hal mengingat apa yang dilihat,
daripada yang didengar;
b) Siswa lebih suka membaca daripada dibacakan;
c) Siswa teliti terhadap detail;
d) Siswa menjadi pengeja yang baik; dan
e) Siswa lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi
tertulis.
42
4) Intellectual
Intelektual adalah pendekatan belajar yang tanpa emosi,
tidak berhubungan, rasionalistis, “akademis”, dan terkotak-kotak.
Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam
pikiran secara internal menggunakan kecerdasan untuk
merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan,
makna, rencana, dan nilai dari pengalaman. Intelektual adalah
bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan
membangun makna (Hernowo, 2015: 168).
Menurut Meier (dalam Santosa, 2012: 8-9) berpendapat
bahwa aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika siswa
mengajak pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti memecahkan
masalah, menganalisis pengalaman, mengerjakan perencanaan
strategis, melahirkan gagasan kreatif, mencari dan menyaring
informasi, merumuskan pertanyaan.
c. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran SAVI
Shoimin (2014: 178-180) menyatakan bahwa, langkah-langkah
pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa,
memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang
akan datang, dan menempatkan siswa dalam situasi optimal untuk
belajar. Secara spesifik meliputi hal-hal sebagai berikut:
43
a) Guru memberikan sugesti positif;
b) Guru memberikan pernyataan yang memberikan manfaat
kepada siswa;
c) Guru memeberikan tujuan yang jelas dan bermakna;
d) Guru membangkitkan rasa ingin tahu;
e) Guru menciptakan lingkungan fisik yang positif;
f) Guru menciptakan lingkungan emosional yang positif;
g) Guru menciptakan lingkungan sosial yang positif;
h) Guru menenangkan rasa takut;
i) Guru menyingkirkan hambatan-hambatan belajar;
j) Guru merangsang rasa ingin tahu siswa; dan
k) Guru mengajak siswa terlibat penuh sejak awal.
2) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa
menemukan materi belajar yang baru dengan cara melibatkan
pancaindra dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal-hal yang
dapat dilakukan guru:
a) Guru mengajak siswa untuk menguji coba kolaboratif dan
berbagai pengetahuan;
b) Guru mengajak siswa mengamati fenomena dunia nyata;
c) Guru memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa;
d) Guru memberikan pelatihan memecahkan masalah; dan
44
e) Guru memberikan pengalaman belajar di dunia nyata yang
kontekstual.
3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)
Tahap ini guru hendaknya membantu siswa
mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan
baru dengan berbagai cara. Secara spesifik yang dilakukan guru
sebagai berikut:
a) Guru memberikan usaha aktif, umpan balik, atau renungan;
b) Guru memberikan permainan dalam belajar;
c) Guru melatih aksi pembelajaran;
d) Guru melatih aktivitas pemecahan masalah; dan
e) Guru melatih aktivitas praktis membangun keterampilan.
4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)
Pada tahap ini guru membantu siswa menerapan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru siswa pada
pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan
hasil akan terus meningkat. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
a) Guru memberikan umpan balik dan evaluasi kerja;
b) Guru memberikan pelatihan terus-menerus;
c) Guru memberikan materi penguatan persepsi; dan
d) Guru membangun aktivitas dukungan kawan.
45
d. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Shoimin (2014: 182) mengemukakan bahwa kelebihan pendekatan
pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual;
2) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri
pengetahuannya;
3) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa
merasa diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk belajar;
4) Memupuk kerja sama karena siswa yang lebih pandai diharapkan
dapat membantu yang kurang pandai;
5) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik, dan
efektif;
6) Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemmpuan
psikomotor siswa;
7) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa;
8) Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik;
9) Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan
pendapat dan berani menjelaskan jawabanya; dan
10) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.
e. Kekurangan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Shoimin (2014: 182) mengemukakan bahwa kekurangan
pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
46
1) Penerapan pendekatan pembelajaran SAVI membutuhkan
kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh
dan disesuaikan dengan kebutuhannya sehingga memerlukan
biaya pendidikan yang sangat besar. Terutama pengadaan media
pembelajaran yang menarik;
2) Siswa biasa diberi informasi terlebih dahulu sehingga kesulitan
menemukan jawaban ataupun gagasanya sendiri;
3) Pendekatan pembelajaran SAVI membutuhkan waktu yang lama
terutama bila siswa yang kemampuanya yang lebih lemah; dan
4) Pendekatan SAVI cenderung mensyaratkan keaktifan siswa
sehingga bagi siswa yang kemampuanya lemah bisa merasa
minder.
f. Cara Menyiasati Kekurangan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Peneliti berpendapat bahwa cara yang dapat dilakukan untuk
menyiasati kekurangan pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai
berikut:
1) Guru menyiapkan terlebih dahulu media pembelajaran sebelum
mengajar, tidak harus menggunakan media yang mewah. Media
yang terbuat dari alam sesiswar juga bisa digunakan sebagai media
pembelajaran;
2) Guru memberikan stimulus kepada siswa sehingga siswa lebih
mudah dalam menemukan agasannya sendiri;
47
3) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
mempertimbangkan alokasi waktu yang tepat, sehingga semua
siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik; dan
4) Guru memberikan motivasi kepada seluruh siswa agar aktif dalam
mengikuti pembelajaran dan memberikan perhatian yang lebih
terhadap siswa yang kemampuannya lemah.
Kajian teori tentang hakikat pendekatan pembelajaran SAVI dapat
ditampilkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Bagan Pendekatan Pembelajaran SAVI Sumber: Hernowo (2015); Huda (2014); Lusita (2012); Santosa (2012); dan Shoimin
(2014).
Pendekatan Pembelajaran SAVI
Karakteristik
Somatic (Kinestetik)
Auditory (Indra Pendengar)
Visual (Indra Penglihatan)
Intellectual ( Pikiran)
Langkah-Langkah
Persiapan
Penyampaian
Pelatihan
Penampilan Hasil
48
4. Suhu dan Kalor
Suhu dan kalor merupakan salah satu materi pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang terdapat pada kelas V di SD/MI. Materi
tentang suhu dan kalor memuat empat materi pokok yaitu pengertian suhu
dan kalor, pengaruh kalor terhadap benda (perubahan wujud), jenis
perpindahan kalor, dan manfaat kalor bagi kehidupan sehari-hari.
a. Pengertian Suhu dan Kalor
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu
benda atau sistem. Suhu merupakan istilah yang dipakai untuk
membedakan panas dinginnya suatu benda. Benda yang suhunya
tinggi dikatakan panas dan benda yang mempunyai suhu rendah
dikatakan dingin. Suatu benda yang dalam keadaan panas dikatakan
memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang dalam
keadaan dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah (Masyigur,
2015: 11). Besaran yang menunjukkan suhu adalah derajat. Perubahan
suhu benda, baik menjadi lebih panas atau menjadi lebih dingin
biasanya diikuti dengan perubahan bentuk atau wujudnya. Selain
perubahan wujud yang dialami benda, perubahan panas juga dapat
menyebabkan pemuaian. Pemuaian merupakan peristiwa perubahan
ukuran (penambahan panjang, luas, atau volume) suatu benda karena
pengaruh suhu. Pemuaian pada zat padat bisa berupa pemuaian
panjang, pemuaian luas, maupun pemuaian volume. Besaran suhu dan
menyatakan seberapa tinggi atau rendahnya nilai suhu suatu benda
49
diperlukan pengukuran yang dinamakan termometer. Secara umum,
dilihat dari hasil tampilannya, ada dua jenis termometer yang biasa
dikenal yaitu termometer analog dan termometer digital. Termometer
analog yang banyak dijumpai umumnya merupakan termometer zat
cair (termometer raksa atau termometer alkohol), sedangkan untuk
termometer digital umumnya menggunakan sensor elektronik. Contoh
termometer analog dan termometer digital diperlihatkan pada Gambar
2.5.
Gambar 2.5 Contoh Jenis Termometer
(Sumber: Guru Senior: 2017)
Kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Oleh karena itu
kalor merupakan salah satu bentuk energi. Sebagai energi, kalor dapat
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu keadaan ke
keadaan lainnya (Masygur, 2015:122). Pada dasarnya setiap benda atau
zat dapat berubah dari satu wujud (padat, cair, dan gas) ke wujud lain dan
perubahan ini terjadi karena adanya peranan kalor. Proses perubahan
wujud pada suatu benda dapat diperlihatkan pada Gambar 2.6.
50
Gambar 2.6 Prosees Perubahan Wujud
Sumber: Buku Pedia: 2017
b. Pengaruh Kalor Terhadap Benda (Perubahan Wujud)
Zat dapat berbentuk dalam beberapa wujud yaitu padat, cair
dan gas. Masing-masing wujud tersebut dapat berubah dari wujud
yang satu ke wujud lainnya. Perubahan wujud disertai dengan
penyerapan kalor atau pelepasan kalor. Perubahan wujud disebut
juga perubahan fase. Perubahan dari fase tertentu ke fase yang lain
biasa disebut dengan melebur (padat ke cair), membeku (cair ke
padat), menguap (cair ke gas), mengembun (gas ke cair), dan
menyublim (padat ke gas). semua zat tidak dapat mengalami semua
perubahan fase (Sasmita, 2015: 20).
1) Proses Melebur dan Membeku
Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair disebut
mencair atau melebur. Sebaliknya perubahan wujud zat dari
cair menjadi padat disebut membeku. Contoh perubahan wujud
melebur dan membeku yaitu air menjadi es batu atau uap air
karena pengaruh panas atau dingin. Perubahan wujud pada air
dapat dicermati pada bagan pada Gambar 2. 7
51
Gambar 2.7 Perubahan Wujud pada Air
Sumber: (Sasmita, 2015: 21)
2) Proses Menguap dan Mengembun
Setiap zat membutuhkan kalor yang berbeda untuk
menguap. Besar kalor yang digunakan untuk menguapkan
suatu zat atau benda disebut kalor uap. Penguapan merupakan
perubahan wujud dari cair ke bentuk gas. Kebalikan dari proses
penguapan adalah pengembunan. Pada proses pengembunan
terjadi pembebasan kalor. Mengembun adalah perubahan
wujud dari bentuk gas ke bentuk cair.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari dari proses akibar
menguap dan mengembun yaitu saat memasak air dan
menjemur baju. Gambar tentang proses penguapan ditampilkan
pada Gambar 2.8
Gambar 2.8 Proses Penguapan Sumber: (Sasmita, 2015: 22)
52
3) Proses Menyublim
Menyublim merupakan peristiwa berubahnya wujud zat
padat menjadi gas. Mengkristal adalah perubahan wujud gas
menjadi padat. Peristiwa “lenyapnya” kapur barus yang
diletakkan di dalam lemari sering dijadikan contoh peristiwa
menyublim.
c. Jenis Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor (heat transfer) adalah ilmu untuk
meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya
perbedaan suhu di antara benda atau material (Wibowo, 2015: 48).
Perpindahan kalor dibagi menjadi tiga, yaitu perpindahan kalor
konduksi, perpindahan kalor radiasi, dan perpindahan kalor
konveksi jenis perpindahan kalor tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1) Perpindahan Kalor Konduksi
Wibowo, 2015: 48 berpendapat bahwa konduksi
merupakan perpindahan kalor melalui sebuah zat tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat karena adanya selisih suhu.
Contohnya jika ujung sebuah batang logam dipanaskan diatas
api, maka ujung logam tersebut akan panas. Hal tersebut dapat
dijadikan bukti bahwa perpindahan kalor dari ujung batang
logam yang dipanaskan berganti ke ujung batang logam yang
53
siswa pegang. Berdasarkan daya hantar kalor, zat dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Konduktor, yaitu zat yang bisa menghantarkan panas
dengan baik. Contoh: tembaga, besi, baja dan alumunium.
b) Isolator, yaitu zat yang kurang baik dalam menghantarkan
panas. Contohnya: kaca, kayu, plastik, air, dll.
Gambar tentang contoh konduktor dan isolator pada
peralatan rumah tangga ditampilkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Konduktor dan Isolator pada Peralatan Rumah Tangga
Sumber: Lisa (2018)
2) Perpindahan Kalor Radiasi (Pancaran)
Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa melalui zat
perantara. Perpindahan kalor secara radiasi berbeda dengan
perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi karena
perpindahan kalor dengan cara ini kedua benda tidak harus
bersentuhan. Contoh jika memakai pakaian yang hitam pada
siang hari, maka badan siswa akan terasa lebih panas jika
dibandingkan dengan memakai pakaian yang putih.
54
3) Perpindahan Kalor Konveksi (Aliran)
Konveksi merupakan perpindahan kalor pada suatu zat
yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. Konveksi
biasanya dapat terjadi karena perbedaan massa jenis zat.
Konveksi ini dapat terjadi pada zat cair dan zat gas. Contoh
pada zat cair yaitu sistem pemanasan air dan sistem aliran air
panas, sedangkan pada zat gas yaitu terjadinya angin darat dan
angin laut, cerobong asap pabrik, dll. Jenis konveksi ada 2
macam yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa.
a) Konveksi Alamiah, yaitu konveksi yang dipengaruhi gaya
tanpa faktor luar dan disebabkan oleh adanya perbedaan
massa jenis. Contohnya : jika meletakkan tangan di atas
lilin yang menyala, maka tangan akan merasa lebih panas
dibandingkan ketika tangan berada disamping lilin.
b) Konveksi Paksa, yaitu konveksi yang dapat terjadi karena
adanya pengaruh faktor luar (tekanan) dan perpindahan
kalor sengaja dilakukan. Contohnya : Contoh konveksi
paksa, antara lain sistem pendingin mobil dan pengering
rambut (hairdryer).
d. Manfaat Kalor Bagi Kehidupan Sehari-Hari
Manfaat kalor dalam kehidupan sehari-hari dapat siswa
jumpai dari peralatan rumah tangga disesiswar siswa. Kalor adalah
salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama dengan
55
satuan energi, yaitu joule. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat
dan dapat mengubah wujud zat. Pemanfaatan kalor dalam
kehidupan sehari-hari antara lain pada termos, seterika, panci, dan
alat-alat dapur lainnya.
1) Pemanfaatan Kalor Pada Termos
Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di
dalamnya agar tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos
dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian rupa,
untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan
cara:
a) Permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap
dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan
kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke
dalam termos,
b) Dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat
memindahkan kalor secara konduksi, dan
c) Ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah
kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar
tidak terjadi.
Gambar pemanfaatan kalor pada termos bisa dilihat pada
Gambar 2.10.
56
Gambar 2.10 Gambar Pemanfaatan Kalor pada Termos
Sumber: Fisikazone (2015)
2) Pemanfaatan Kalor pada Seterika
Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang
dapat memindahkan kalor secara konduksi ke pakaian yang
sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat dari
bahan yang bersifat isolator. Pemanfaatan kalor pada setrika
dapat dilihat pada Gambar 2.11
Gambar 2.11 Pemanfaatan kalor pada seterika
Sumber: Lisa (2018)
3) Pemanfaatan Kalor pada Panci Masak
Panci Masak, terdiri dari dua bahan yaitu konduktor dan
isolator. Bagian luar panci sangat mengkilat karena terbuat dari
bahan yang bersifat konduktor yang memiliki tujuan untuk
mengurangi pancaran kalor. Sedangkan pegangan panci terbuat
dari bahan yang bersifat isolator yang memiliki tujuan untuk
57
menahan panas. Pemanfaatan kalor pada setrika dapat dilihat
pada Gambar 2.12
Gambar 2.12 Pemanfaatan Kalor pada Panci Masak
Sumber: Lisa (2018)
Materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terdapat pada kelas
V di SD/MI dapat ditampilkan Gambar 2.13
Gambar 2.13 Bagan Materi IPA tentang Suhu dan Kalor
Sumber: Fisikazone(2015), Lisa (2018), Masygur (2015), Sasmita (2015) dan Wibowo (2015)
Suhu dan Kalor
Perubahan Wujud Perpindahan Kalor
Melebur dan Membeku
Meguap dan
Mengembun
Melebur dan
Membeku
Konduksi
Radiasi
Konveksi
Konveksi Alamiah Konveksi Paksa
Konduktor Isolator
58
B. Kajian Pustaka
Peneitian yang dilakukan oleh Desi, 2015 dengan judul penelitian ini
adalah “Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya bagi Siswa Kelas V Semester II MI Ma’arif
Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015”. Rumusan masalah
dalam penelitian ini ada dua yaitu: 1) Apakah penerapan pendekatan SAVI
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya bagi
siswa kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun
Pelajaran 2014/2015?; 2) Apakah penerapan pendekatan SAVI dapat
memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi cahaya dan
sifat-sifatnya bagi siswa kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo
Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1) Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya
melalui penerapan pendekatan SAVI bagi siswa kelas V semester II MI
Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015; 2) Memenuhi
target pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya
bagi siswa kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun
Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan
pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
materi cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan
Sidorejo Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari hasil siklus
I terdapat 8 siswa atau 40% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata
59,75. Siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 15 siswa atau 75% dengan nilai
59
rata-rata 72,5. Siklus III sebanyak 18 siswa atau 90% tuntas belajar dengan
nilai rata-rata 83,5. Penelitian yang dilakukan Desi ini memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan pendekatan
pembelajaran SAVI untuk meningkatkan hasil belajar dan jenis penelitian
sama-sama penelitian tindakan kelas, sedangkan perbedaan yang terdapat
pada subyek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Yamti, 2018 dengan judul penelitian ini
adalah “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui Pendekatan
Pembelajaran Somatic auditory visual intellectual (SAVI) pada siswa kelas V
MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018”. Rumusan
masalah dalam penelitian ini ada satu yaitu: apakah pendekatan SAVI dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018?. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk: mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi
gaya melalui pendekatan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran IPA materi gaya kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018. Hal ini terbukti dari hasil siklus I
42% siswa tuntas belajar, Siklus II 69% siswa tuntas belajar, dan Siklus III
88% siswa tuntas belajar. Penelitian yang dilakukan Yamti ini memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan
pendekatan pembelajara SAVI untuk meningkatkan hasil belajar dan jenis
60
penelitian sama-sama penilitian tindakan kelas, sedangkan perbedaanya
terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan
penelitian.
Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penerapan pendekatan
pembelajaran SAVI di atas, semuanya menunjukan adanya peningkatan hasil
belajar siswa melalui penerapan pendekatan SAVI. Penelitian yang akan
peneliti lakukan adalah penelitian dengan judul peningkatan hasil belajar IPA
materi suhu dan kalor melalui pendekatan pembelajaran Somatic Auditory
Visual Intellectual (SAVI) pada siswa kelas V MI NU Al Hidayah Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
61
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama MI NU Al Hidayah
2. Akreditasi B
3. Yayasan Penyelenggara LP Ma’arif
4. Nomor Statistik 111233220105
5.
Alamat:
Dusun Pancuran
Desa Kandangan
Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos 50661
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
2. Visi dan Misi
a. Visi MI NU Al Hidayah Pancuran
Visi MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang mewujudkan generasi Qur’ani, berakhlak
mulia, berilmu pengetahuan sesuai dengan imtaq dan iptek serta
berwawasan kebangsaan (Sumber: Dokumentasi Sekolah).
b. Misi MI NU Al Hidayah Pancuran
1) Mewujudkan generasi islam yang berhati Qur’an dan Hadis;
2) Mewujudkan generasi islam yang berakhlak mulia, berbudi
pekerti;
3) Mewujudkan generasi islam yang berilmu pengetahuan secara
imtaq dan ipteks; dan
62
4) Membentuk kepribadian siswa-siswi yang berkarakter kebangsaan
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
3. Data Guru
Data guru MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang yang dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Data Guru MI NU Al Hidayah Pancuran
No. Nama Tempat Tanggal Lahir L/P Ijazah
1. Buti Harti Kab. Smg 01-04-1985 P S1/PAI
2. Siswanto Kab. Smg 20-04-1984 L S1/PAI
3. Sulastri Kab. Smg 05-06-1967 P S1/PGMI
4. Siti Nurul Imamah Kab. Smg 16-06-1977 P S1/PAI
5. Tri Wahyono Kab. Smg 21-02-1985 L D1/Kom
6. Ontop Triyono Kab. Smg 14-06-1976 L S1/PAI
7. Nur Azizah Kab. Smg 21-06-1976 P S1/PAI
8. Isti Nurul Fajriyah Kab. Smg 15-07-1988 P S1/PAI
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Daftar Siswa
Daftar siswa MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang pada tahun 2019 berjumlah 107 siswa dengan
rincian pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI NU Al Hidayah Pancuran
Kelas Jumlah Siswa
Laki-Laki Perempuan Jumlah Siswa
I 8 10 18
II 9 8 17
III 11 13 24
IV 13 7 20
V 10 9 19
VI 3 6 9
Jumlah 54 53 107
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
63
5. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa
kelas V di MI NU Al Hidayah Pancuran yang berjumlah 19 siswa,
yang terdiri dari siswa 10 laki-laki dan 9 siswa perempuan. Rincian
data siswa kelas V dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Arifatul Musyarofa Perempuan
2. Alfi Maulida Laila Perempuan
3. Maya Junika Perempuan
4. Muhfa Abdul Karim Laki-laki
5. Muhamad Asfiq Hifalul Albi Laki-laki
6. Muhamad Wisnu Romadhoni Laki-laki
7. Muhamad Ma’ruf Ali Ridho Laki-laki
8. Muzarotul Fitri Aulia Perempuan
9. Naila Sintanil Husna Perempuan
10. Syafiq Fahri Laki-laki
11. Vivi Dwi Ananta Perempuan
12. Muhamad Dodik Dwi Farhan Laki-laki
13. Nurul Chasanah Perempuan
14. Ristan Hattani Yahya Laki-laki
15. Muhamad Azrul Fahmi Laki-laki
16. Kayla Syafitri Perempuan
17. Muhamad Alif Maulana Fadhilah Laki-laki
18. Naufal Banu Laki-laki
19. Wijayanti Perempuan
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif dengan guru kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran yaitu
Ibu Siti Nurul Imamah, S.Pd.I yang melakukan kegiatan proses
pembelajaran bersama siswa. Peneliti membantu guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media
64
pembelajaran yang dibutuhkan serta melakukan pengamatan terhadap
guru dan siswa berkaitan dengan langkah-langkah proses pembelajaran
dan pelaksanaan pendekatan pembelajaran SAVI.
7. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 siklus) di
MI NU Al Hidayah Pancuran. Waktu pelaksanaan penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Sabtu, 06 April 2019
2. Siklus II Sabtu, 13 April 2019
3. Siklus III Kamis, 18 April 2019
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus
penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan refleksi.
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang peruahan
wujud benda melebur dan membeku dengan menggunakan
strategi pembelajaran SAVI;
65
2) Peneliti membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran;
3) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi tentang perubahan wujud
benda melebur dan membeku;
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA materi
suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda melebur dan
membeku menggunakan strategi pembelajaran SAVI;
5) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang
perubahan wujud benda melebur dan membeku sesuai dengan
RPP yang telah disusun; dan
6) Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan
dengan perubahan wujud benda melebur dan membeku.
b. Pelaksanan
Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dilaksanakan pada
Sabtu, 06 April 2019 pukul 08.00 sampai dengan 09.10 WIB di
ruang kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa dan
seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung
selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan
pada Siklus I adalah tentang perubahan wujud benda melebur dan
membeku. Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan Siklus I:
66
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam;
b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a;
c) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi
tempat duduk di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
d) Guru melakukan ice breaking dan dilanjutkan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya; dan
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Mengamati
(1) Siswa membaca materi yang terdapat di LKS atau buku
yang tersedia (visual);
(2) Siswa mengamati gambar yang menunjukan contoh
dari sifat perubahan wujud benda melebur dan
membeku di papan tulis (visual); dan
(3) Siswa mengamati (mendengarkan) penjelasan guru
mengenai perubahan wujud benda (auditory).
b) Menanya
(1) Guru meminta siswa untuk bertanya tentang materi
perubahan wujud benda melebur dan membeku yang
67
belum dipahami oleh siswa dari buku yang telah siswa
baca (intellectual); dan
(2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
contoh dari perubahan wujud benda melebur dan
membeku (intellectual).
c) Mengeksplorasi
(1) Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5
kelompok dengan cara berhitung;
(2) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan eksperimen tentang perubahan wujud
benda melebur dan membeku; dan
(3) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen
tentang perubahan wujud benda melebur dan membeku
sesuai dengan lembar kerja siswa yang telah dibagikan
terlebih dahulu (somatic auditory visual intellectual);
(4) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil
eksperimen tentang perubahan wujud benda melebur
dan membeku dengan kelompoknya (intellectual); dan
(5) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi
perubahan wujud benda melebur dan membeku di
lembar kerja siswa (somatic visual intellectual).
68
d) Mengasosiasi
(1) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang
perubahan wujud benda melebur dan membeku di
depan kelas dan siswa lain menanggapi (auditory
intellectual);
(2) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa
dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk
menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas
(somatic); dan
(3) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang
perubahan wujud benda melebur dan membeku
(auditory).
e) Mengkomunikasikan
(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
hasil kerja siswa (auditory);
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami
(intellectual); dan
(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru (intellectual).
69
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran tentang perubahan wujud benda melebur
dan membeku;
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya yaitu materi perubahan wujud benda menguap;
d) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdoa; dan
e) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan
menggunakan dua lembar observasi. Lembar observasi pertama
digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang
melebur dan membeku sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Lembar observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan
guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
materi suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda melebur dan
70
membeku menggunakan strategi pembelajaran SAVI. Hasil
pengamatan berupa lembar catatan lapangan (terlampir).
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada peneliti Siklus I untuk mengetahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan siswa sehingga
dapat digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada
siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.
Kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus I
dapat dijelaskan di bawah ini:
1) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas
dan bermakna;
2) Guru kurang mengkondisikan siswa sehingga masih terdapat 9
siswa yang berbicara saat pembelajaran dimulai;
3) Siswa kurang aktif dalam mengamati fenomena dunia nyata
tentang perubahan wujud benda melebur dan membeku;
4) Kelompok belajar dibuat tidak berdasarkan tingkat kecerdasan
siswa tetapi dengan menggunakan pilihan dari guru;
5) Guru kurang memberikan umpan balik kepada siswa tentang
perubahan wujud benda melebur dan membeku;
6) Guru kurang membangkitkan intellectual dan rasa ingin tahu
siswa tentang perubahan wujud benda melebur dan membeku;
dan
71
7) Guru kurang dalam melatih aktivitas pemecahan masalah
tentang perubahan wujud benda melebur dan membeku.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI pada
Siklus I. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan supaya
siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana
perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan
bermakna;
2) Guru harus bisa mengendalikan kelas saat proses pembelajaran
berlangsung;
3) Guru memberikan stimulus kepada siswa supaya aktif dalam
mengamati fenomena dunia nyata;
4) Guru merencanakan pembagian kelompok belajar berdasarkan
tingkat kecerdasan siswa;
5) Guru memberikan umpan balik kepada siswa;
6) Guru membangkitkan intellectual dan rasa ingin tahu siswa
tentang perubahan wujud benda melebur dan membeku; dan
7) Guru melatih siswa aktivitas pemecahan masalah dengan baik.
Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan
merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator
keberhasilan belum tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui
72
pendekatan pembelajaran SAVI pada mata pelajaran IPA materi
suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda menguap hasil
belajar siswa dapat meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang perubahan
wujud benda menguap dengan menggunakan strategi
pembelajaran SAVI;
2) Peneliti membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran;
3) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi tentang perubahan wujud
benda menguap;
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA materi
suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda menguap
menggunakan strategi pembelajaran SAVI;
5) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru
dalam melaksanakan pembelajaran IPA materi suhu dan kalor
tentang perubahan wujud benda menguap sesuai dengan RPP
yang telah disusun; dan
73
6) Peneliti menyiapkan media pembelajaran tentang perubahan
wujud benda menguap.
b. Pelaksanan
Penelitian Tindakan Telas Siklus II dilaksanakan pada
Sabtu 13 April 2019 pukul 08.00 sampai dengan 09.10 WIB di
ruang kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa dan
seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung
selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan
pada Siklus II adalah tentang perubahan wujud benda menguap.
Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan Siklus II:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
(a) Guru mengucapkan salam;
(b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a;
(c) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi
tempat duduk di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
(d) Guru melakukan ice breaking dan dilanjutkan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya; dan
(e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
74
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Mengamati
(1) Siswa membaca materi yang terdapat di LKS atau buku
yang tersedia (visual);
(2) Siswa mengamati gambar yang menunjukan contoh
dari sifat perubahan wujud benda menguap di papan
tulis (visual); dan
(3) Siswa mengamati (mendengarkan) penjelasan guru
mengenai perubahan wujud benda (auditory).
b) Menanya
(1) Guru meminta siswa untuk bertanya tentang materi
perubahan wujud benda menguap yang belum dipahami
oleh siswa dari buku yang telah siswa baca
(intellectual); dan
(2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
contoh dari perubahan wujud benda menguap
(intellectual).
c) Mengeksplorasi
(1) Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5
kelompok dengan cara berhitung;
(2) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan eksperimen tentang perubahan wujud
benda menguap; dan
75
(3) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen
tentang perubahan wujud benda menguap sesuai
dengan lembar kerja siswa yang telah dibagikan
terlebih dahulu (somatic auditory visual intellectual);
(6) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil
eksperimen tentang perubahan wujud benda menguap
dengan kelompoknya (intellectual); dan
(7) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi
tentang perubahan wujud benda menguap di lembar
kerja siswa (somatic visual intellectual).
d) Mengasosiasi
(1) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang
perubahan wujud benda menguap di depan kelas dan
siswa lain menanggapi (auditory intellectual);
(2) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa
dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk
menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas
(somatic); dan
(3) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang
perubahan wujud benda menguap (auditory).
76
e) Mengkomunikasikan
(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
hasil kerja siswa (auditory);
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami
tentang perubahan wujud benda menguap (intellectual);
dan
(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru (intellectual).
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran tentang perubahan wujud benda
menguap;
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya yaitu materi perubahan wujud benda
mengembun;
d) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdoa; dan
e) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
77
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan
menggunakan dua lembar observasi. Lembar observasi pertama
digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang
perubahan wujud benda menguap sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar
observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru
dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA materi
suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda menguap
menggunakan strategi pembelajaran SAVI. Hasil pengamatan
berupa catatan lapangan (terlampir).
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada peneliti Siklus II untuk mengetahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan siswa sehingga
dapat digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada
siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.
Kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus II
dapat dijelaskan di bawah ini:
78
1) Terdapat 6 (enam) siswa yang belum terlibat penuh dalam
pembelajaran;
2) Terdapat 4 (empat) siswa yang belum bisa dalam menemukan
pengetahuanya sendiri; dan
3) Terdapat 5 (lima) siswa yang tidak memperhatikan saat salah
satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang
perubahan wujud benda menguap di depan kelas.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI pada
Siklus II. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan supaya
siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana
perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberikan pelatihan kepada semua siswa agar terlibat
penuh dalam pembelajaran;
2) Guru memotivasi dan memberikan stimulus yang bermakna
agar siswa dapat menemukan pengetahuanya sendiri; dan
3) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi tentang perubahan wujud
benda menguap kelompok lain yang telah presentasi di depan
kelas.
Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan
merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator
79
keberhasilan belum tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui
pendekatan pembelajaran SAVI pada mata pelajaran IPA materi
suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda mengembun hasil
belajar siswa dapat meningkat.
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan Siklus III adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang perubahan
wujud benda mengembun dengan menggunakan strategi
pembelajaran SAVI;
2) Peneliti membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran;
3) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi;
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA materi
suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda mengembun
menggunakan strategi pembelajaran SAVI;
5) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang
perubahan wujud benda mengembun sesuai dengan RPP telah
disusun; dan
80
6) Peneliti menyiapkan media pembelajaran.
b. Pelaksanan
Penelitian Tindakan Kelas Siklus III dilaksanakan pada
Kamis, 18 April 2019 pukul 09.30 sampai dengan 10.40 WIB di
ruang kelas V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa dan
seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung
selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan
pada Siklus III adalah tentang perubahan wujud benda
mengembun. Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan Siklus III:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
(a) Guru mengucapkan salam;
(b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a;
(c) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi
tempat duduk di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
(d) Guru melakukan ice breaking dan dilanjutkan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya; dan
(e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
81
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Mengamati
(1) Siswa membaca materi yang terdapat di LKS atau buku
yang tersedia (visual);
(2) Siswa mengamati gambar yang menunjukan contoh dari
sifat perubahan wujud benda mengembun di papan tulis
(visual); dan
(3) Siswa mengamati (mendengarkan) penjelasan guru
mengenai perubahan wujud benda (auditory).
b) Menanya
(1) Guru meminta siswa untuk bertanya tentang materi
perubahan wujud benda mengembun yang belum
dipahami oleh siswa dari buku yang dibaca siswa
(intellectual); dan
(2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
contoh dari perubahan wujud benda mengembun
(intellectual).
c) Mengeksplorasi
(1) Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5
kelompok dengan cara berhitung;
(2) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan eksperimen tentang perubahan wujud
benda mengembun; dan
82
(3) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen
tentang perubahan wujud benda mengembun sesuai
dengan lembar kerja siswa yang telah dibagikan terlebih
dahulu (somatic auditory visual intellectual);
(4) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil
eksperimen tentang perubahan wujud benda
mengembun dengan kelompoknya (intellectual); dan
(5) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa (somatic visual intellectual).
d) Mengasosiasi
(1) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang
perubahan wujud benda mengembun di depan kelas dan
siswa lain menanggapi (auditory intellectual);
(2) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa
dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk
menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas
(somatic); dan
(3) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang
perubahan wujud benda mengembun (auditory).
e) Mengkomunikasikan
(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
hasil kerja siswa (auditory);
83
(4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami
(intellectual); dan
(5) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru (intellectual).
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran tentang perubahan wujud benda
mengembun;
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya yaitu materi perubahan wujud benda
mengkristal;
d) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdoa; dan
e) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan observasi yang telah disusun sebagaimana pada Siklus
I dan Siklus II. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan
menggunakan dua lembar observasi, masing-masing lembar
84
observasi ini digunakan untuk mengamati apakah ada perubahan
aktivitas guru dan siswa dari siklus sebelumnya. Lembar observasi
pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA materi suhu dan alor tentang
perubahan wujud benda mengembun sesuai dengan RPP yang telah
disusun. Lembar observasi kedua digunakan untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan
pembelajaran IPA materi suhu dan kalor tentang perubahan wujud
benda mengembun menggunakan strategi pembelajaran SAVI.
Hasil pengamatan berupa catatan lapangan (terlampir).
d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada peneliti Siklus III menunjukan bahwa pada
Siklus III sudah tidak ditemukan kelemahan-kelemahan dalam
proses pembelajaran. Kelemahan-kelemahan yang terjadi di Siklus
II dapat diatasi pada Siklus III ini. Penelitian dihentikan sampai
Siklus III karena hasil belajar siswa sudah menunjukan indikator
krtuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 85% siswa tuntas
belajar. Siswa yang tidak tuntas pada Siklus III akan diberikan
tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau
oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Sabtu 06 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus I adalah perubahan wujud benda melebur dan
membeku. Hasil pengematan yang peneliti lakukan pada Siklus I
menunjukan bahwa siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
SAVI, meskipun belum semua siswa memperhatikan penjelasan guru dan
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Akan tetapi, dalam pelaksanaan
proses pembelajaran sudah berjalan cukup baik dan lancar. Nilai hasil
belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AM 80 Tuntas
2. AML 50 Tidak Tuntas
3. MJ 80 Tuntas
4. MAK 40 Tidak Tuntas
5. MAHA 30 Tidak Tuntas
6. MWR 50 Tidak Tuntas
7. MMAR 90 Tuntas
8. MFA 60 Tidak Tuntas
Bersambung...
86
Sambungan...
9. NSH 70 Tuntas
10. SFM 80 Tuntas
11. VDA 40 Tidak Tuntas
12. MDDF 20 Tidak Tuntas
13. NC 70 Tuntas
14. RHY 50 Tidak Tuntas
15. MAF 60 Tidak Tuntas
16. KS 90 Tuntas
17. MAMF 70 Tuntas
18. NB 40 Tidak Tuntas
19. W 40 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 20
Rata-rata 59,47
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 8 siswa
Tidak Tuntas = 11 siswa
Persentase ketuntaan dihitung berdasarkan rumus berikut:
x 100%
=
x 100%
= 42,1%
= 42% (Pembulatan)
87
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus I mencapai 59,47. Siswa yang tuntas belajar (mencapai
KKM) terdapat 8 siswa (42%), sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (di bawah KKM) 11 siswa (58%). Hasil belajar pada Siklus I
secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai
(nilai KKM) hanya mencapai 42% dari jumlah siswa secara
keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator keberhasilan
secara klasikal yaitu 85% dari jumlah sluruh siswa, jadi harus
dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus II pada waktu yang telah
ditentukan.
2. Deskripsi Data Siklus II
Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada Sabtu, 13 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah perubahan wujud benda
menguap. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran
Siklus I diperbaiki pada Siklus II. Hasil pengamatan yang peneliti
lakukan pada Siklus II menunjukan bahwa masih ada enam siswa yang
belum terlibat penuh dalam pembelajaran, terdapat empat siswa yang
belum bisa menemukan pengetahuanya sendiri dan bicara sendiri saat
kelompok lain maju untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Pembelajaran pada siklus II masih ditemui kelemahan, namun secara
keseluruhan pembelajaran pada siklus II sudah berjalan lebih baik
88
daripada siklus I. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat
pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AM 80 Tuntas
2. AML 60 Tidak Tuntas
3. MJ 90 Tuntas
4. MAK 80 Tuntas
5. MAHA 60 Tidak Tuntas
6. MWR 70 Tuntas
7. MMAR 80 Tuntas
8. MFA 60 Tidak Tuntas
9. NSH 80 Tuntas
10. SFM 100 Tuntas
11. VDA 70 Tuntas
12. MDDF 50 Tidak Tuntas
13. NC 80 Tuntas
14. RHY 70 Tuntas
15. MAF 70 Tuntas
16. KS 80 Tuntas
17. MAMF 80 Tuntas
18. NB 60 Tidak Tuntas
19. W 50 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Rata-rata 72,10
(Sumber: Data Primer)
89
Keterangan:
Tuntas = 13 siswa
Tidak Tuntas = 6 siswa
Persentase ketuntaan dihitung berdasarkan rumus berikut:
x 100%
=
x 100%
= 68,42%
= 68% (Pembulatan)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus II mencapai 72,10. Siswa yang tuntas belajar (mencapai
KKM) terdapat 13 siswa (68%), sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (di bawah KKM) 6 siswa (32%). Hasil belajar pada Siklus II
secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai
(nilai KKM) hanya mencapai 68% dari jumlah siswa secara
keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator keberhasilan
secara klasikal yaitu 85% dari jumlah sluruh siswa, jadi harus
dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus III pada waktu yang telah
ditentukan.
3. Deskripsi Data Siklus III
Penelitian Siklus III dilaksanakan pada Kamis, 18 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus III adalah perubahan wujud benda
mengembun. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran
90
Siklus II berhasil diperbaiki pada Siklus III. Nilai hasil belajar siswa
pada Siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus III
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AM 90 Tuntas
2. AML 80 Tuntas
3. MJ 90 Tuntas
4. MAK 100 Tuntas
5. MAHA 80 Tuntas
6. MWR 80 Tuntas
7. MMAR 90 Tuntas
8. MFA 80 Tuntas
9. NSH 90 Tuntas
10. SFM 100 Tuntas
11. VDA 80 Tuntas
12. MDDF 50 Tidak Tuntas
13. NC 80 Tuntas
14. RHY 70 Tuntas
15. MAF 50 Tidak Tuntas
16. KS 100 Tuntas
17. MAMF 80 Tuntas
18. NB 70 Tuntas
19. W 70 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Rata-rata 80,52
(Sumber: Data Primer)
91
Keterangan:
Tuntas = 17 siswa
Tidak Tuntas = 2 siswa
Persentase ketuntaan dihitung berdasarkan rumus berikut:
x 100%
=
x 100%
= 89,47%
= 89% (Pembulatan)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai pada
Siklus III mencapai 80. Siklus III siswa yang tuntas belajar terdapat 16
siswa (89%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 2 siswa
(11%). Siklus III menunjukan bahwa hasil pembelajaran sudah
mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu
85% dari jumlah siswa memperoleh 70 (nilai KKM). Pembelajaran
pada Siklus III danggap berhasil sehingga penelitiab dihentikan sampai
Siklus III.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan
data diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
92
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I s.d III
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
I 59,47
Tuntas 8 42%
Tidak Tuntas 11 58%
II 72,10
Tuntas 13 68%
Tidak Tuntas 6 32%
III 80,52
Tuntas 17 89%
Tidak Tuntas 2 11%
(Sumber: Data Primer)
Tabel 4.4 menunjukan adanya penngkatan hasil belajar siswa
setelah dilakukan tindakan. Hasil belajar siswa yang mengalami
peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penggunaan
pendekatan pembelajaran SAVI pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat
8 siswa (42%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (di bawah KKM) 11 siswa (58%) dengan nilai rata-rata 59,47.
Hasil persentase belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal
yang telah ditetapkan, jadi penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan
materi dan waktu yang berbeda. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada
Siklus I dapat dicermati pada Gambar 4.1
93
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Data yang diperoleh dari hasil belajar pada Siklus II menunjukan bahwa
terdapat 13 siswa (68%) yang tuntas belajar, sedangkan yang tidak tuntas belajar 6
siswa (32%) dengan nilai rata-rata 72,10. Hasil belajar yang diperoleh siswa dari
Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan 26%. Hasil belajar pada Siklus II
secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai 70 (nilai
KKM) hanya mencapai 68% dari jumlah siswa secara keseluruhan, sehingga
penelitian ini dilanjutkan pada Siklus III dengan materi dan waktu yang berbeda.
Data ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dicermati pada Gambar
4.2.
42%
58% Tuntas
Tidak Tuntas
94
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Hasil belajar siswa pada Siklus III terdapat 17 siswa (89%) yang tuntas
belajar dan 2 siswa (11%) yang tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 80,52.
Data yang didapatkan pada Siklus III menunjukan bahwa nilai hasil belajar siswa
dari siklus II ke Siklus III mengalami peningkatan lagi 21%. Hasil belajar pada
Siklus III secara sudah mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah
ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 (nilai KKM)
sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus III ini. Siswa yang tidak
tuntas belajar pada Siklus III akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa
dapat tuntas belajar. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus III dapat
dicermati pada Gambar 4.3
68%
32%
Tuntas
Tidak Tuntas
95
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III (Sumber: Data Primer)
Pembahasan ketuntasan belajar siswa Siklus I – Siklus III dapat dicermati
pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I – Siklus III (Sumber: Data Primer)
Pembahasan ketuntasan belajar siswa Siklus I – Siklus III selain
ditunjukkan dengan diagram batang di atas, juga bisa digambarkan dengan
89%
11%
Tuntas
TidakTuntas
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Siklus I Siklus II Siklus III
96
diagram lingkaran pembahasan ketuntasan belajar siswa Siklus I – Siklus III dapat
dicermati pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I – Siklus III
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 menunjukan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan pendekatan pembelajaran SAVI terjadi peningkatan dari Siklus I
terdapat 42% siswa tuntas belajar, Siklus II 68% siswa tuntas belajar, Siklus III
89% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke
Siklus II 26% dan Siklus II ke Siklus III 21%.
42%
68%
89%
Siklus I
Siklus II
Siklus III
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectuaal (SAVI)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor pada siswa kelas
V MI NU Al Hidayah Pancuran Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus
I ke Siklus II 26% dan Siklus II ke Siklus III 21%. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I 42% siswa tuntas
belajar, Siklus II 68% siswa tuntas belajar, dan Siklus III 89% siswa tuntas
belajar. Guru memberikan remidiasi kepada 11% (2 siswa) yang tidak tuntas
belajar dengan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidi
yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas
belajar
B. Saran
1. Siswa
a. Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran maupun
diskusi bersama kelompok dengan mengggunakan pendekatan SAVI
materi suhu dan kalor tentang perubahan wujud benda melebur,
membeku, menguap dan mengembun;
b. Siswa hendaknya memerhatikan guru baik teori yang diberikan
maupun teknik pembelajaran yang dilaksanakan; dan
c. Siswa hendaknya terlibat penuh dalam pembelajaran sejak awal.
98
2. Guru
a. Guru hendaknya memberikan stimulus kepada siswa agar seluruh
siswa aktif mengikuti pembelajaran sehingga dalam proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI
dapat berjalan dengan lancar; dan
b. Guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran SAVI pada
mata pelajaran IPA dalam pokok bahasan yang lain, karena hasil
penelitian tindakan kelas menunjukan bahwa pendekatan
pembelajaran SAVI pada materi suhu dan kalor dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru tentang
penggunaan pendekatan pembelajarn SAVI maupun penggunaan
pendekatan pembelajaran yang lain, sehingga pembelajaran berjalan
dengan aktif dan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta
memfasilitasi semua gaya belajar siswa. Sehingga diharapkan tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai dengan adanya kesejahteraan guru yang
lebih memadai.
99
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Buku Pedia. 2017. Macam-Macam Contoh Perubahan Benda, (Online),
(https://www.bukupedia.net/2016/08/macam-macam-contoh-perubahan-
wujud.html, diakses 01 April 2019).
Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Damayanti, Yamti. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui
Pendekatan Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI)
pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Tahun 2018. Skripsi. Tidak diterbitkan. Salatiga: IAIN Salatiga
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Guru Senior. 2017. Cara Menggunakan dan Membaca Termometer dengan
Benar, (Online), (https://juniorsciences.blogspot.com/2017/11/mengukur-
suhu-dengan-termometer.html, diakses 01 April 2019).
Hernowo. 2015. Quantum Reading. Bandung: Kaifa.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
100
Lisa. 2018. Perpindahan Kalor dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari,
(Online),(https://lisa.food.blog/2018/12/27/perpindahan-kalor-dan manfaat
nya-dalam-kehidupan-sehari-hari, diakses 02 April 2019).
Lusita, A. 2012. Jurus Sukses Menjadi Guru Kreatif, Inspiratif, dan Inovatif.
Yogyakarta: Araska.
Masygur, Alkuinus. 2015. Suhu dan Kalor, (online), (http://repository.wima.ac.id
/4067/8/Lampiran.pdf, diakses 01 April 2019).
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nuraini, Desi. 2015. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya bagi Siswa Kelas V
semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi. Tidak diterbitkan. Salatiga: IAIN Salatiga.
Santosa, Eb. 2012. Pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam
Pendidikan Karakter Pembelajaran Kelas Tinggi, (Online),
(http://www.sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/antusias/article/viewFile/
41/40, diakses 31 Maret 2019).
Sasmita, Petri Reni. 2015. Modul Fisika (Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor,
(Online), (http://File.Upi.Edu/Direktori/DualModes / KONSEP DASAR
FISIKA/BBM 6% 28SuhudanKalor%29_KD_Fisika.pdf, diakses 03 April
2019)
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: kencana Perdana Media Group.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
101
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Wibowo, Agus, Suswanto & Mustaqim. 2015. Perpindahan Panas pada Head
Exchanger Dobel Pipa dengan Sirip Berbentuk Siku Empat, (Online), Vol.
10 No. 1, (https://www.google.com/url/journal.upstegal.ac.id, diakses 03
April 2019).
Wisudawati, Asih Widi & Eka Sulistyowati. 2017. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
Nilai Ulangan Harian (Prasiklus)
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Arifatul Musyarofa 70 70 Tuntas
2. Alfi Maulida Laila 70 40 Tidak Tuntas
3. Maya Junika 70 70 Tuntas
4. Muhfa Abdul Karim 70 30 Tidak Tuntas
5. Muhamad Asfiq Hifalul Albi 70 20 Tidak Tuntas
6. Muhamad Wisnu Romadhoni 70 30 Tidak Tuntas
7. Muhamad Ma’ruf Ali Ridho 70 90 Tuntas
8. Muzarotul Fitri Aulia 70 40 Tidak Tuntas
9. Naila Sintanil Husna 70 50 Tidak Tuntas
10. Syafiq Fahri Muwafiq 70 80 Tuntas
11. Vivi Dwi Ananta 70 40 Tidak Tuntas
12. Muhamad Dodik Dwi Farhan 70 20 Tidak Tuntas
13. Nurul Chasanah 70 60 Tidk Tuntas
14. Ristan Hattani Yahya 70 40 Tidak Tuntas
15. Muhamad Azrul Fahmi 70 60 Tidak Tuntas
16. Kayla Syafitri 70 80 Tuntas
17. Muhamad Alif Maulana Fadhilah 70 60 Tidak Tuntas
18. Naufal Banu 70 40 Tidak Tuntas
19. Wijayanti 70 30 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 20
Rata-rata 50
Tuntas 5 Siswa
Persentase Ketuntasan 26,3%
Tidak Tuntas 14 Siswa
Persentase Tidak Tuntas 73,6%
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
Satuan Pendidikan : MI NU Al Hidayah Pancuran
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/II (Dua)
Materi Pokok : Perubahan Wujud Benda Melebur dan
Membeku
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, dan menanya) berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya dirumah, sekolah, dan tempat, bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.7 : Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari.
4.7 : Menyajikan hasil percobaan pengaruh kalor terhadap benda.
113
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7.1 : Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda membeku.
3.7.2 : Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda melebur.
4.7.1 : Mempraktikan perubahan wujud benda membeku dan melebur.
4.7.2 : Menyajikan hasil percobaan perubahan wujud benda membeku dan
melebur.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda membeku dengan benar.
2. Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda melebur dengan benar.
3. Mempraktikan perubahan wujud benda membeku dan melebur dengan
benar.
4. Menyajikan hasil percobaan perubahan wujud benda membeku dan
melebur dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Suhu dan Kalor
Benda-benda yang terdapat di alam semesta ini di golongkan menjadi tiga
wujud benda yaitu, padat, cair, dan gas. Masing-masing wujud dapat berubah
dari wujud yang satu ke wujud yang lain. Perubahan wujud wujud disertai
dengan penyerapan kalor atau pelepasan kalor. Perubahan wujud disebut
dengan perubahan fase. Perubahan dari fase tertentu ke fase yang lain biasa
disebut dengan melebur (padat ke cair), membeku (cair ke padat), menguap
(cair ke gas), mengembun ( gas ke cair) dan menyublim (padat ke gas). Setiap
benda atau zat dapat berubah dari satu wujud (padat, cair, dan gas) ke wujud
lain dan perubahan ini terjadi karena adanya peranan kalor.
Gambar 1. Proses perubahan wujud
(Sumber: : Buku Pedia: 2017)
114
1. Proses Melebur
Perubahan wujud benda dari padat menjadi cair disebut mencair
atau melebur. Mencair merupakan perubahan wujud benda akibat suhu
yang panas. Contoh dari perubahan wujud benda mencair dapat ditemui
dalam kehidupan sehari-hari yaitu, saat mati lampu menyalakan lilin
yang panjang. Lilin tersebut lama-kelamaan akan meleleh dan mengecil.
Bentuk lilin berubah karena adanya energi panas yang bersasal dari api
yang menyebabkan suhunya naik, sehingga lilin terbakar dan kemudian
meleleh/mencair.
Selain lilin contoh lain dari perubahan wujud mencair yaitu es batu
mencair, mentega, ice cream, dan sebagainya.
Gambar 2. Perubahan Wujud Benda Mencair
(Sumber: Sasmita, 2012: 21)
2. Proses Membeku
Perubahan wujud benda dari cair menjadi padat disebut membeku.
Membeku merupakan perubahan yang terjadi karena suhu di lingkungan
menjadi dingin. Benda cair akan membeku jika suhunya di bawah 0°C.
Perubahan air menjadi es merupakan salah satu peristiwa yang sering
dijumpai sehari-hari.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan
G. Media Pembelajaran
1. Media
a. Lembar Kerja Kelompok (LKK)
115
b. Lilin
c. Korek Api
d. Cepeh
2. Sumber Belajar
a. Buku Guru Dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam
Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi
2017). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
b. Lingkungan kelas
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
waktu
A. Penduluan
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a;
3. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian,
posisi tempat duduk di sesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran;
4. Guru melakukan ice breaking dan dilanjutkan
apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya; dan
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang aka
dicapai.
10 menit
B. Inti
1. Mengamati
a. Siswa membaca materi yang terdapat di LKS atau
buku yang tersedia (visual);
b. Siswa mengamati gambar yang menunjukan contoh
dari sifat perubahan wujud benda melebur dan
membeku di papan tulis (visual); dan
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
50 menit
116
perubahan wujud benda (auditory).
2. Menanya
a. Guru meminta siswa untuk bertanya tentang materi
perubahan wujud benda melebur dan membeku
yang belum dipahami oleh siswa dari buku yang
telah mereka baca (intellectual); dan
b. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
contoh dari perubahan wujud benda melebur dan
membeku (intellectual).
3. Mengeksplorasi
a. Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak
5 kelompok dengan cara berhitung;
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk melakukan eksperimen tentang
perubahan wujud benda melebur dan membeku;
dan
c. Guru membimbing siswa dalam melakukan
eksperimen tentang perubahan wujud benda
melebur dan membeku sesuai dengan lembar kerja
siswa yang telah dibagikan terlebih dahulu
(somatic auditory visual intellectual).
d. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil
eksperimen tentang perubahan wujud benda
melebur dan membeku dengan kelompoknya
(intellectual); dan
e. Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi
tentang perubahan wujud benda melebur dan
membeku di lembar kerja siswa (somatic visual
intellectual).
4. Mengasosiasi
a. Guru meminta masing-masing kelompok untuk
117
mempresentasikan hasil diskusi tentang perubahan
wujud benda melebur dan membeku di depan kelas
dan siswa lain menanggapi (auditory intellectual);
b. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja
siswa dengan bertepuk tangan dan meminta siswa
untuk menempelkan hasil kerja siswa di dinding
kelas (somatic); dan
c. Guru memberikan penjelasan tambahan tentang
perubahan wujud benda melebur dan membeku
(auditory).
5. Mengkomunikasikan
a. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan
terhadap hasil kerja siswa (auditory);
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang perubahan wujud benda
melebur dan membeku yang belum dipahami
(intellectual); dan
c. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
evaluasi yang sudah disiapkan oleh guru
(intellectual).
C. Penutup
1. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau
kesimpulan hasil pembelajaran tentang perubahan
wujud benda melebur dan membeku;
2. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk
pertemuan berikutnya yaitu materi perubahan wujud
benda menguap;
4. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdoa; dan
5. Guru meengucapkan salam sebagai penutup.
10 menit
118
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Jenis Penilaian
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi
b. Evaluasi Soal
c. Penugasan
3. Instrumen Penilaian
a. Rubrik Penilaian Sikap
b. Soal Pilihan Ganda
c. Rubrik Penilaian Keterampilan
Bawen, 06 April 2019
119
Lampiran
1. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa
Kriteria
Skor Nilai Akhir
Santun Disiplin Tanggung
Jawab
Percaya
Diri
1. AM 3 3 3 3 12 75
2. AML 3 3 3 2 11 69
3. MJ 3 3 3 2 11 69
4. MAK 2 2 2 3 9 56
5. MAHA 2 2 2 2 8 50
6. MWR 3 2 2 2 9 56
7. MMAR 3 3 4 2 12 75
8. MFA 4 3 3 1 11 69
9. NSH 3 3 3 2 11 69
10. SFM 3 3 3 3 12 75
11. VDA 3 3 3 2 11 69
12. MDDF 2 2 2 2 8 50
13. NC 3 3 3 2 11 69
14. RHY 2 2 2 3 9 56
15. MAF 2 2 3 2 9 56
16. KS 4 3 4 3 14 87
17. MAMF 3 3 3 3 12 75
18. NB 2 2 2 2 8 50
19. W 3 3 3 1 10 62
Kriteria Penilaian
4 : Sangat santun, memiliki sikap disiplin yang sangat tinggi, sangat
bertanggung jawab, memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi
3 : Santun, memiliki sikap disiplin yang baik, bertanggung jawab, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
2 : Kurang santun, memiliki sikap disiplin yang kurang baik, kurang
bertanggung jawab, kurang memiliki kepercayaan diri
1 : Tidak santun, tidak memiliki sikap disiplin, tidak memiliki rasa
tanggung jawab, tidak memiliki kepercayaan diri
120
Rentang skor
Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai maksimal
Nilai Akhir
Sangat baik : 76 - 100
Baik : 51 - 75
Cukup baik : 26 - 50
Kurang : 10 – 25
2. Penilaian Pengetahuan
Silanglah (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini yang termasuk benda cair, kecuali...
a. Air susu
b. Santan
c. Minyak tanah
d. Keju
2. Benda cair yang didinginkan akan...
a. Melebur
b. Menguap
c. Membeku
d. Menyublim
3. Benda padat yang di panaskan akan...
a. Melebur
b. Menguap
c. Membeku
d. Menyublim
4. Es krim yang dibiarkan di udara akan...
a. Mengembun
b. Melebur
c. Menguap
d. Menyublim
121
5. Mentega yang dipanaskan akan berubah menjadi cair, perubahan wujud
tersebut disebut..
a. Menyublim
b. Membeku
c. Melebur
d. Menguap
Perhatikan gambar berikut!
6. Proses membeku ditunjukan pada nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
7. Es batu pada gelas sirup akan mengalami perubahan wujud...
a. Benda cair menjadi gas
b. Benda padat menjadi gas
c. Benda cair menjadi padat
d. Benda padat menjadi cair
8. Kegiatan di bawah ini yang memanfaatkan proses perubahan wujud
benda cair menjadi padat adalah...
a. Pemanasan air
b. Peleburan logam
c. Pembuatan es cream
d. Pembuatan sirup
9. Contoh pemanfaatan perubahan wujud benda dari padat menjadi cair
terdapat pada...
a. Mentega dipanaskan di penggorengan
122
b. Air di masukan ke dalam freezer
c. Kapur barus diletakan di lemari
d. Air dipanaskan terus menerus
10. Lahar panas yang mengalir dari ketusan gunung berapi akan menjadi
batu dan pasir jika telah dingin. Peristiwa ini merupakan contoh...
a. Peleburan
b. Pembekuan
c. Penyubliman
d. Penguapan
Kunci Jawaban
1. d
2. c
3. a
4. b
5. c
6. a
7. d
8. c
9. a
10. b
Pedoman Penilaian
Skor : Setiap nomor mempunyai nilai 10
Nilai : Jumlah perolehan skor x 10
*Nilai tertinggi : 10 x 10= 100
123
Daftar Nilai Pengetahuan
No. Nama Siswa Nilai
1. AM 80
2. AML 50
3. MJ 80
4. MAK 40
5. MAHA 30
6. MWR 50
7. MMAR 90
8. MFA 60
9. NSH 70
10. SFM 80
11. VDA 40
12. MDDF 20
13. NC 70
14. RHY 50
15. MAF 60
16. KS 90
17. MAMF 70
18. NB 40
19. W 40
3. Penilaian Keterampilan
No. Nama Siswa
Kriteria Skor
Total
Nilai
Akhir
Persiapan Alat dan
Bahan
Keterampilan
melakukan
dan mengamati
percobaan
4 3 2 1 4 3 2 1
1. AM 6 75
2. AM L 5 62
3. MJ 7 87
4. MAK 5 62
5. MAHA 8 100
6. MWR 8 100
7. MMAR 6 75
8. MFA 5 62
124
9. NSH 8 100
10. SF 6 75
11. VDA 5 62
12. MDDF 5 62
13. NC 7 87
14. RHY 7 87
15. MAF 5 62
16. KS 8 100
17. MAMF 6 75
18. NB 7 87
19. W 5 62
Rubrik Percobaan Peristiwa Perubahan Wujud Benda
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Persiapan alat
dan bahan
Sangat
lengkap Lengkap
Cukup
lengkap
Beberapa
bahan tidak
ada
Keterampilan
melakukan
dan
mengamati
percobaan
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
tidak merusak
alat, hasil
percobaan
benar
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
tidak merusak
alat, hasil
percobaan
kurang benar
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
alat ada yang
rusak
Mengunakan
peralatan
semaunya
125
Rentang skor
Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai maksimal
8 x 100 = 100
8
Nilai Akhir
Sangat baik : 76 - 100
Baik : 51 - 75
Cukup baik : 26 - 50
Kurang : 10 – 25
126
127
128
129
130
131
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS I
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI NU Al Hidayah
Guru : Siti Nurul Imamah, S.Pd.I.
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Perubahan Wujud Benda Melebur dan Membeku
Kelass/ Semester : V/ II
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 06 April 2019
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang
disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran SAVI √
5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar dengan
realita kehidupan √
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan √
7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen √
8. Guru memberikan penjelasan/instruksi secara jelas, rinci,
serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √
9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam penggunaan
alat peraga /media pembelajaran √
10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan
mengerjakan LKK √
132
11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √
12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas √
13. Guru memberikan penguatan dan menghargai keberhasilan
siswa dalam menyelesaikan LKK √
14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil karya siswa √
15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami √
16. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa √
17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran √
18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan √
19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar
siswa √
20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
berikutnya dan menutup pembelajaran √
133
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Petunjuk: Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada kolom
deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No. Langkah Pendekatan
Pembelajaran SAVI Deskripsi
Pendahuluan Guru Siswa
1. Memberikan sugesti positif
Guru memberikan
sugesti positif kepada
siswa
Terdapat 9
(sembilan) siswa
yang tidak
memperhatikan
2. Membangkitkan rasa ingin tahu
Guru tidak
membangkitkan rasa
ingin tahu
Siswa belum
memiliki rasa ingin
tahun terhadap
materi perubahan
wujud benda
3. Memberikan tujuan yang jelas
dan bermakna
Guru tidak
menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa tidak
memahami tujuan
dari pembelajaran
yang berlangsung
4. Menciptakan lingkungan
emosional yang positif
Guru menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
Terdapat 6 (enam)
siswa yang tidak
menciptakan
lingkungan
emosional yang
positif
5.
Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai
masalah
Guru kurang dalam
memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya dan
mengemukakan
berbagai masalah
Terdapat 2 (dua)
siswa yang bertanya
dan mengemukakan
pendapat
6. Siswa terlibat penuh sejak awal
Guru kurang dalam
memberikan umpan
balik terhadap siswa
Terdapat 3 (tiga)
siswa yang terlibat
penuh sejak awal
Tahap Penyampaian
7. Perlibatan intellectual dan
seluruh panca indra
Guru kurang
membangkitkan
intellectual siswa
Siswa kurang dalam
melibatkan
intellectual
8. Presentasi interaktif
Guru mengajak siswa
agar mengikuti
presentasi interaktif di
depan kelas
Terdapat 4 (empat)
siswa yang
melakukan
presentasi interaktif
9. Pengamatan fenomena dunia Guru kurang dalam Siswa kurang dalam
134
nyata mengaitkan materi
perubahan wujud
benda melebur dan
membeku dengan
fenomena dunia nyata
yang sesuai dengan
karakteristik siswa
mengamati
fenomena dunia
nyata
10. Memfasilitasi seluruh gaya
belajar
Guru memfasilitasi
seluruh gaya belajar
siswa
Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan
semua gaya belajar
11. Latihan menemukan (sendiri,
berpasangan, berkelompok)
Guru membiarkan
siswa untuk
menemukan
pengetahuanya sendiri
Terdapat 8 siswa
yang bisa
menemukan
pengetahuanya
sendiri
Tahap Pelatihan
12. Usaha aktif, umpan balik,
renungan atau usaha kembali
Guru kurang
memberikan umpan
balik kepada siswa
Terdapat 9
(sembilan) siswa
yang
memperlihatkan
usaha sktif, namun
kurang dalam
renungan
13. Melatih aksi pembelajaran Guru melatih aksi
pembelajaran
Siswa melaksanakan
aksi pembelajaran
sesuai instruksi guru
14. Aktivitas pemecahan masalah
Guru tidak mengajak
siswa untuk
memecahkan suatu
masalah yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda melebur
dan membeku
Siswa tidak diminta
untuk memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda
melebur dan
membeku
15. Aktivitas praktis membangun
keterampilan
Guru membangun
keterampilan siswa
dengan melakukan
eksperimen
Siswa melakukan
aktivitas praktis
membangun
keterampilan
melakukan
eksperimen
Tahap Penyampaian Hasil
16. Penciptaan dan pelaksanaan
rencana aksi
Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
hasil eksperimen dan
mempresentasikannya
di depan kelas
Siswa
mendiskusikan hasil
eksperimen dan
mempresentasikanya
di depan kelas
135
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI NU Al Hidayah Pancuran
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/II (Dua)
Materi Pokok : Perubahan Wujud Benda Menguap
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, dan menanya) berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya dirumah, sekolah, dan tempat, bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.7 : Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari.
4.7 : Menyajikan hasil percobaan pengaruh kalor terhadap benda.
137
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7.1 : Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda menguap.
3.7.1 : Mengidentifikasi perubahan wujud benda menguap.
4.7.1 : Mempraktikan perubahan wujud benda menguap.
4.7.2 : Menyajikan hasil percobaan perubahan wujud benda menguap.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda menguap dengan benar.
2. Mengidentifikasi perubahan wujud benda menguap dengan benar.
3. Mempraktikan perubahan wujud benda menguap dengan benar
4. Menyajikan hasil percobaan perubahan wujud benda menguap dengan
benar.
E. Materi Pembelajaran
Menguap
Benda-benda yang terdapat di alam semesta ini di golongkan menjadi tiga
wujud benda yaitu, padat, cair, dan gas. Masing-masing wujud dapat berubah
dari wujud yang satu ke wujud yang lain. Perubahan wujud wujud disertai
dengan penyerapan kalor atau pelepasan kalor. Perubahan wujud disebut
dengan perubahan fase. Perubahan dari fase tertentu ke fase yang lain biasa
disebut dengan melebur (padat ke cair), membeku (cair ke padat), menguap
(cair ke gas), mengembun ( gas ke cair) dan menyublim (padat ke gas). Setiap
benda atau zat dapat berubah dari satu wujud (padat, cair, dan gas) ke wujud
lain dan perubahan ini terjadi karena adanya peranan kalor.
Gambar 1 Perubahan Wujud pada Air
Sumber: (Sasmita, 2015: 21)
138
Setiap benda membutuhkan kalor yang berbeda untuk menguap. Besar
kalor yang digunakan untuk menguapkan suatu zat atau benda disebut kalor
uap. Kalor uap merupakan suatu zat yang didefinisikan sebagai kalor yang
dibutuhkan oleh suatu satuan massa zat unuk menguap pada titik uapnya.
Pengetian menguap adalah perubahan wujud benda cair menjadi benda gas.
Peristiwa ini mudah dijumpai ketika ada kegiatan masak-memasak. Pada saat
air dipanaskan di atas api kompor, dalam beberapa saat, air akan mendidih.
Peristiwa mendidih adalah contoh terjadinya penguapan atau perubahan dari
benda cair ke gas dan pada saat yang sama, terjadi pengurangan volume air.
Selain itu, masih ada lagi peristiwa penguapan yaitu saat menjemur baju
yang basah. Baju yang basah karena mengandung air. Saat dijemur, air pada
sapu tangan mengalami perubahan wujud menjadi uap. Setelah semua air
sudah berubah menjadi uap, baju akan kering. Masih ada lagi contoh di
kehidupan sehari-hari. Misalkan minyak kayu putih dibiarka lama tidak
ditutup. Maka volume minyak tanah akan berkurang karena mengalami
penguapan.
Gambar 2 Proses Penguapan
Sumber: (Sasmita, 2015: 22)
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan
G. Media Pembelajaran
1. Media
a. Lembar Kerja Kelompok (LKK)
b. Sapu Tangan
c. Air
139
d. Mangkuk
2. Sumber Belajar
a. Buku Guru Dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam
Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi
2017). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
b. Lingkungan kelas
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
waktu
A. Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru meminta salah seorang siswa untuk
memimpin berdo’a;
3. Guru memeriksa kehadiran, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk di
sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
4. Guru melakukan ice breaking dan
dilanjutkan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya; dan
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
10
menit
B. Inti
Mengamati
1. Siswa membaca materi yang terdapat di
LKS atau buku yang tersedia (visual);
2. Siswa mengamati gambar yang menunjukan
contoh dari sifat perubahan wujud benda
menguap di papan tulis (visual); dan
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai perubahan wujud benda
50
menit
140
(auditory).
Menanya
1. Guru meminta siswa untuk bertanya tentang
materi perubahan wujud benda menguap
yang belum dipahami oleh siswa dari buku
yang telah mereka baca (intellectual); dan
2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
tentang contoh dari perubahan wujud benda
menguap (intellectual).
Mengeksplorasi
1. Guru membentuk kelompok belajar siswa
sebanyak 5 kelompok dengan cara
berhitung;
2. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk melakukan eksperimen
tentang perubahan wujud benda menguap;
3. Guru membimbing siswa dalam melakukan
eksperimen tentang perubahan wujud benda
menguap sesuai dengan lembar kerja siswa
yang telah dibagikan terlebih dahulu
(somatic auditory visual intellectual);
4. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan
hasil eksperimen tentang perubahan wujud
benda menguap dengan kelompoknya
(intellectual); dan
5. Guru meminta siswa untuk mencatat hasil
diskusi tentang perubahan wujud benda
mengup di lembar kerja siswa (somatic
visual intellectual).
6. Mengasosiasi
1. Guru meminta masing-masing kelompok
141
untuk mempresentasikan hasil diskusi
tentang perubahan wujud benda menguap di
depan kelas dan siswa lain menanggapi
(auditory intellectual);
2. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil
kerja siswa dengan bertepuk tangan dan
meminta siswa untuk menempelkan hasil
kerja siswa di dinding kelas (somatic); dan
3. Guru memberikan penjelasan tambahan
tentang perubahan wujud benda menguap
(auditory).
Mengkomunikasikan
1. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan
terhadap hasil kerja siswa (auditory);
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jawab tentang perubahan
wujud benda menguap yang belum
dipahami (intellectual); dan
3. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal evaluasi yang sudah disiapkan oleh
guru (intellectual).
C. Penutup
1. Guru bersama siswa membuat rangkuman
atau kesimpulan hasil pembelajaran tentang
perubahan wujud benda menguap;
2. Guru melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan;
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan
untuk pertemuan berikutnya yaitu materi
perubahan wujud benda mengembun;
4. Guru meminta salah satu siswa untuk
10
menit
142
memimpin doa; dan
5. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Jenis Penilaian
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi
b. Evaluasi Soal
c. Penugasan
3. Instrumen Penilaian
a. Rubrik Penilaian Sikap
b. Soal Pilihan Ganda
c. Rubrik Penilaian Keterampilan
143
Lampiran
1. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa
Kriteria Skor Nilai
Akhir
Santun Disiplin Tanggung
Jawab
Percaya
Diri
1. AM 4 3 3 3 13 81
2. AML 3 4 4 2 13 81
3. MJ 3 3 3 3 12 75
4. MAK 3 2 3 3 11 69
5. MAHA 2 3 2 3 10 63
6. MWR 3 2 2 2 9 56
7. MMAR 3 3 4 2 12 75
8. MFA 4 3 3 2 12 75
9. NSH 3 3 4 3 13 81
10. SFM 4 3 3 4 14 87
11. VDA 3 3 3 3 12 75
12. MDDF 2 2 2 3 9 56
13. NC 3 3 3 2 11 69
14. RHY 2 2 2 3 9 56
15. MAF 2 2 3 2 9 56
16. KS 4 3 4 3 14 87
17. MAMF 3 3 3 3 12 75
18. NB 2 3 2 2 9 56
19. W 3 3 3 2 11 69
Kriteria Penilaian
4 : Sangat santun, memiliki sikap disiplin yang sangat tinggi, sangat
bertanggung jawab, memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi
3 : Santun, memiliki sikap disiplin yang baik, bertanggung jawab, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
2 : Kurang santun, memiliki sikap disiplin yang kurang baik, kurang
bertanggung jawab, kurang memiliki kepercayaan diri
1 : Tidak ssntun, tidak memiliki sikap disiplin, tidak memiliki rasa
tanggung jawab, tidak memiliki kepercayaan diri
144
Rentang skor
Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai maksimal
Nilai Akhir
Sangat baik : 76 - 100
Baik : 51 - 75
Cukup baik : 26 - 50
Kurang : 10 – 25
2. Penilaian Pengetahuan
Silanglah (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Peristiwa wujud benda dari cair menjadi gas disebut...
a. Menyublim
b. Menguap
c. Mencair
d. Mengkristal
2. Benda dapat menguap, membeku, dan melebur akibat faktor...
a. Keseimbangan
b. Suhu
c. Tekanan
d. Volume
3. Di bawah ini yang termasuk benda padat adalah...
a. Batu
b. Minyak tanah
c. Sirup
d. Minyak goreng
4. Menguap adalah proses perubahan benda cair menjadi...
a. Gas
b. Padat
c. Cair
d. Tidak ada wujud
145
5. Di bawah ini yang termasuk benda gas adalah...
a. Udara
b. Air
c. Tanah
d. Es cream
6. Kegiatan di bawah ini yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda
dari cair menjadi gas adalah...
a. Gula pasir yang dipanaskan
b. Lilin dibakar
c. Baju basah dijemur
d. Kapur barus diletakan di almari
7. Minyak kayu putih dibiarkan terbuka lama kelamaan volume minyak
kayu putih berkurang. Peristiwa tersebut dinamakan...
a. Menyublim
b. Mencair
c. Menguap
d. Mengembun
8. Wujud benda cair menjadi padat dinamakan...
a. Menyublim
b. Mengkristal
c. Melebur
d. Membeku
Perhatikan gambar di bawah ini!
9. Perubahan wujud benda menguap di tunjukan pada nomer...
a. 1
b. 2
146
c. 3
d. 4
Perhatikan gambar di bawah ini!
10. Peristiwa di atas menunjukan...
a. Melebur
b. Menyublim
c. Menguap
d. Menyusut
Kunci Jawaban
1. b
2. b
3. a
4. a
5. a
6. c
7. c
8. d
9. c
10. c
Pedoman Penilaian
Skor : Setiap nomor mempunyai nilai 10
Nilai : Jumlah perolehan skor x 10
*Nilai tertinggi : 10 x 10= 100
147
Daftar Nilai Pengetahuan
No. Nama Siswa Nilai
1. AM 80
2. AML 60
3. MJ 90
4. MAK 80
5. MAHA 60
6. MWR 70
7. MMAR 80
8. MFA 60
9. NSH 80
10. SFM 100
11. VDA 70
12. MDDF 50
13. NC 80
14. RHY 70
15. MAF 70
16. KS 80
17. MAMF 80
18. NB 60
19. W 50
3. Penilaian Keterampilan
No. Nama Siswa
Kriteria Skor
Total
Nilai
Akhir
Persiapan Alat dan
Bahan
Keterampilan
melakukan
dan mengamati
percobaan
4 3 2 1 4 3 2 1
1. AM 6 75
2. AML 7 87
3. MJ 6 75
4. MAK 8 100
5. MAHA 6 75
6. MWR 7 87
7. MMAR 6 75
8. MFA 7 87
148
9. NSH 8 100
10. SFM 7 87
11. VDA 8 100
12. MDDF 6 75
13. NC 7 87
14. RHY 7 87
15. MAF 8 100
16. KS 6 75
17. MAMF 6 75
18. NB 7 87
19. W 6 75
Rubrik Percobaan Peristiwa Perubahan Wujud Benda
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Persiapan alat
dan bahan
Sangat
lengkap Lengkap
Cukup
lengkap
Beberapa
bahan tidak
ada
Keterampilan
melakukan
dan
mengamati
percobaan
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
tidak merusak
alat, hasil
percobaan
benar
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
tidak merusak
alat, hasil
percobaan
kurang benar
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
alat ada yang
rusak
Mengunakan
peralatan
semaunya
149
Rentang skor
Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai maksimal
8 x 100 = 100
8
Nilai Akhir
Sangat baik : 76 - 100
Baik : 51 - 75
Cukup baik : 26 - 50
Kurang : 10 – 25
150
151
152
153
154
155
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS II
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI NU Al Hidayah
Guru : Siti Nurul Imamah, S.Pd.I.
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Perubahan Wujud Benda Menguap
Kelass/ Semester : V/ II
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 13 April 2019
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang
disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran SAVI √
5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar dengan
realita kehidupan √
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan √
7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen √
8. Guru memberikan penjelasan/instruksi secara jelas, rinci,
serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √
9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam penggunaan
alat peraga /media pembelajaran √
10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan
mengerjakan LKK √
156
11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √
12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas √
13. Guru memberikan penguatan dan menghargai keberhasilan
siswa dalam menyelesaikan LKK √
14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil karya siswa √
15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami √
16. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa √
17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran √
18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan √
19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar
siswa √
20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
berikutnya dan menutup pembelajaran √
157
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada
kolom deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No. Langkah Pendekatan
Pembelajaran SAVI Deskripsi
Pendahuluan Guru Siswa
1. Memberikan sugesti positif
Guru memberikan
sugesti positif kepada
siswa
Terdapat 2 (dua)
siswa yang tidak
memperhatikan guru
2. Membangkitkan rasa ingin tahu
Guru membangkirkan
rasa ingin tahu siswa
dengan memberikan
pertanyaan yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda melebur
dan membeku
Siswa menunjukkan
rasa ingin tahu
terhadap materi
perubahan wujud
benda melebur dan
membeku
3. Memberikan tujuan yang jelas
dan bermakna
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dengan jelas dan
bermakna
Siswa dapat
menghayati tujuan
pembelajaran
4. Menciptakan lingkungan
emosional yang positif
Guru menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
Terdapat 3 (tiga)
siswa yang tidak
menciptkan
lingkungan
emosional yang
positif
5.
Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai
masalah
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya dan
mengemukakan
berbagai masalah
Terdapat 5 (lima)
siswa yang bertanya
dan mengemukakan
pendapat
6. Siswa terlibat penuh sejak awal
Guru kurang dalam
memberikan motivasi
kepada siswa untuk
terlibat penuh dalam
pembelajaran
Terdapat 6 (enam)
siswa yang belum
terlibat penuh sejak
awal
Tahap Penyampaian
7. Perlibatan intellectual dan
seluruh panca indra
Guru membangkitkan
intellectual siswa
Siswa melibatkan
intellectual dan
seluruh panca indra
dalam melaksanakan
pembelajaran
158
8. Presentasi interaktif
Guru mengajak siswa
agar mengikuti
presentasi interaktif di
depan kelas
Terdapat 5 (lima)
siswa yang tidak
memperhatikan
kelompok lain saat
presentasi
9. Pengamatan fenomena dunia
nyata
Guru memberikan
stimulus kepada siswa
supaya aktif
mengamati dunia
nyata
Siswa mengamati
fenomena dunia
nyata yang berkaitan
dengan materi
perubahan wujud
benda menguap
10. Memfasilitasi seluruh gaya
belajar
Guru memfasilitasi
seluruh gaya belajar
siswa
Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan
semua gaya
11. Latihan menemukan (sendiri,
berpasangan, berkelompok)
Guru meminta siswa
untuk menemukan
pengetahuanya sendiri
Terdapat 4 (empat)
siswa yang belum
bisa menemukan
pengetahuanya
sendiri
Tahap Pelatihan
12. Usaha aktif, umpan balik,
renungan atau usaha kembali
Guru memberikan
umpan balik kepada
siswa
Siswa menanggapi
umpan balik dari
guru dan
memperlihatkan
usaha aktif
13. Melatih aksi pembelajaran Guru melatih aksi
pembelajaran
Siswa melaksanakan
aksi pembelajaran
sesuai instruksi guru
14. Aktivitas pemecahan masalah
Guru mengajak siswa
untuk memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda menguap
Siswa memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda
menguap
15. Aktivitas praktis membangun
keterampilan
Guru membangun
keterampilan siswa
melakukan
eksperimen
Siswa melakukan
aktivitas praktis
membangun
keterampilan
melakukan
eksperimen
Tahap Penyampaian Hasil
16. Penciptaan dan pelaksanaan
rencana aksi
Guru meminta siswa
mendiskusikan hasil
eksperimen dan
mempresentasikanya
di depan kelas
Siswa
mendiskusikan hasil
eksperimen dan
mempresentasikanya
di depan kelas
159
160
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Satuan Pendidikan : MI NU Al Hidayah Pancuran
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/II (Dua)
Materi Pokok : Perubahan Wujud Benda Mengembun
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, dan menanya) berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya dirumah, sekolah, dan tempat, bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.7 : Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari.
4.7 : Menyajikan hasil percobaan pengaruh kalor terhadap benda.
161
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7.1 : Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda mengembun.
4.7.1 : Mempraktikan perubahan wujud benda mengembun.
4.7.2 : Menyajikan hasil percobaan perubahan wujud benda mengembun.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda mengembun dengan
benar.
2. Mempraktikan perubahan wujud benda mengembun dengan benar.
3. Menyajikan hasil percobaan perubahan wujud benda mengembun dengan
benar.
E. Materi Pembelajaran
Mengembun
Benda-benda di alam semesta memiliki sifat dan ciri yang unik. Dengan
memahami sifat-sifat benda, dapat mempelajari fenomena alam yang terjadi
di sekitar dengan baik. Dengan memahami sifat benda akan tahu apa yang
akan dilakukan ketika berada di sungai, laut, atau di danau. Dengan
mengetahui sifat benda, tahu apa yang akan kamu lakukan untuk mengubah
bentuk-bentuk benda tersebut. Meskipun hanya tiga wujud benda, tetapi
ketiganya dapat mengalami perubahan wujud dengan cara yang berbeda.
Perubahan wujud benda disebabkan oleh suhu yang berubah, misalnya suhu
lingkungan yang menjadi panas atau dingin. Perubahan wujud suatu benda
yang terjadi antara lain adalah peristiwa membeku, mencair, mengembun,
menguap, atau menyublim.
1. Mengembun
Mengembun merupakan suatu perubahan wujud benda dari bentuk
ga ke cair. Peristiwa mengembun dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari yaitu pada saat meminum air es akan menjumpai adanya titik-titik air
di dinding tempat air es tersebut. Titik-titik air tersebut terjadi karena
adanya peristiwa pengembunan udara yang berada di sekitar tempat es
tersebut. Udara mengalami peristiwa pengembunan karena udara di
162
sekeliling gelas atau plastik melepaskan kalor atau panas kepada es di
dalam wadahnya. Hal tersebut karena suhu udara di luar gelas atau plastik
lebih besar atau tinggi dibandingkan dengan suhu es dalam gelas atau
plastik.
Gambar 1. Perubahan Wujud Benda Mengembun
(Sumber: Sasmita, 2012: 22)
Peristiwa pengembunan lain yang sering dijumpai, yaitu ketika pada pagi
hari, kita melihat ada titik-titik air di dedaunan. Sekitar rumah kita pun basah.
Air sering menetes dari atas genting. Titik-titik air tersebut merupakan embun
yang berasal dari uap air yang mengembun menjadi titik-titik air.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan
G. Media Pembelajaran
1. Media
a. Lembar Kerja Kelompok (LKK)
b. Es batu
c. Gelas kaca
2. Sumber Belajar
a. Buku Guru Dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam
Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi
2017). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
b. Lingkungan kelas
163
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
waktu
A. Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam;
2. Guru meminta salah seorang siswa untuk
memimpin berdo’a;
3. Guru memeriksa kehadiran, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk di
sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
4. Guru melakukan ice breaking dan
dilanjutkan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya; dan
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
10
menit
B. Inti
Mengamati
1. Siswa membaca materi yang terdapat di
LKS atau buku yang tersedia (visual);
2. Siswa mengamati gambar yang menunjukan
contoh dari sifat perubahan wujud benda
mengembun di papan tulis (visual); dan
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai perubahan wujud benda
(auditory).
Menanya
1. Guru meminta siswa untuk bertanya tentang
materi perubahan wujud benda mengembun
yang belum dipahami oleh siswa dari buku
yang telah mereka baca (intellectual); dan
2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
tentang contoh dari perubahan wujud benda
50
menit
164
mengembun (intellectual).
Mengeksplorasi
1. Guru membentuk kelompok belajar siswa
sebanyak 5 kelompok dengan cara
berhitung;
2. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk melakukan eksperimen
tentang perubahan wujud benda
mengembun;
3. Guru membimbing siswa dalam melakukan
eksperimen tentang perubahan wujud benda
mengembun sesuai dengan lembar kerja
siswa yang telah dibagikan terlebih dahulu
(somatic auditory visual intellectual);
4. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan
hasil eksperimen tentang perubahan wujud
mengembun dengan kelompoknya
(intellectual); dan
5. Guru meminta siswa untuk mencatat hasil
diskusi tentang perubahan wujud benda
mengembun di lembar kerja siswa (somatic
visual intellectual).
Mengasosiasi
1. Guru meminta masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi
tentang perubahan wujud benda
mengembun di depan kelas dan siswa lain
menanggapi (auditory intellectual);
2. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil
kerja siswa dengan bertepuk tangan dan
meminta siswa untuk menempelkan hasil
165
kerja siswa di dinding kelas (somatic); dan
3. Guru memberikan penjelasan tambahan
tentang perubahan wujud benda
mengembun (auditory).
Mengkomunikasikan
1. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan
terhadap hasil kerja siswa (auditory);
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum dipahami (intellectual); dan
3. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal evaluasi yang sudah disiapkan oleh
guru (intellectual).
C. Penutup
1. Guru bersama siswa membuat rangkuman
atau kesimpulan hasil pembelajaran tentang
perubahan wujud benda mengembun;
2. Guru melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan;
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan
untuk pertemuan berikutnya yaitu materi
perubahan wujud benda mengkristal;
4. Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa; dan
5. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
10
menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Jenis Penilaian
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. keterampilan
166
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi
b. Evaluasi Soal
c. Penugasan
3. Instrumen Penilaian
a. Rubrik Penilaian Sikap
b. Soal Pilihan Ganda
c. Rubrik Penilaian Keterampilan
167
Lampiran
1. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa
Kriteria Skor Nilai
Akhir
Santun Disiplin Tanggung
Jawab
Percaya
Diri
1. AM 4 3 3 3 13 81
2. AML 3 4 4 2 13 81
3. MJ 3 4 4 3 14 87
4. MAK 3 3 3 3 12 75
5. MAHA 2 3 4 3 12 75
6. MWR 3 2 3 2 10 62
7. MMAR 3 3 4 3 13 81
8. MFA 4 3 3 2 12 75
9. NSH 3 3 4 3 13 81
10. SFM 4 3 3 4 14 87
11. VDA 3 4 4 3 14 87
12. MDDF 3 2 2 3 10 62
13. NC 4 3 3 2 12 75
14. RHY 3 2 3 3 11 69
15. MAF 3 3 3 2 11 69
16. KS 4 3 4 3 14 87
17. MAMF 3 3 3 3 12 75
18. NB 3 3 3 2 11 69
19. W 4 3 4 2 13 81
Kriteria Penilaian
4 : Sangat santun, memiliki sikap disiplin yang sangat tinggi, sangat
bertanggung jawab, memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi
3 : Santun, memiliki sikap disiplin yang baik, bertanggung jawab, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
2 : Kurang santun, memiliki sikap disiplin yang kurang baik, kurang
bertanggung jawab, kurang memiliki kepercayaan diri
2 : Tidak santun, tidak memiliki sikap disiplin, tidak memiliki rasa
tanggung jawab, tidak memiliki kepercayaan diri
168
Rentang skor
Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai maksimal
Nilai Akhir
Sangat baik : 76 - 100
Baik : 51 - 75
Cukup baik : 26 - 50
Kurang : 10 – 25
2. Penilaian Pengetahuan
Silanglah (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Proses dari wujud gas menjadi cair dinamakan...
a. Melebur
b. Membeku
c. Menguap
d. Mengembun
2. Di bawah ini termasuk perubahan wujud benda, kecuali...
a. Merayap
b. Menyublim
c. Melebur
d. Menguap
3. Asap kendaraan termasuk benda...
a. Gas
b. Padat
c. Cair
d. Kristal
4. Mengembun adalah proses perubahan benda dari...
a. Padat ke cair
b. Cair ke gas
c. Gas ke cair
d. Gas ke padat
169
5. Benda yang tidak dapat kita lihat tapi bisa kita rasakan adalah...
a. Benda padat
b. Benda cair
c. Benda gas
d. Benda padat
6. Benda dapat menguap, membeku, dan mengembun merupakan faktor...
a. Usia
b. Tekanan
c. Suhu
d. Volume
Perhatikan gambar di bawah ini!
7. Dinding gelas basah karena...
a. Air meresap melalui pori-pori
b. Es mencair sehingga tumpah
c. Es menguap dan menempel pada gelas
d. Uap air disekitar gelas mengembun
8. Contoh perubahan wujud benda yang beupa peristiwa mengembun yaitu...
a. Mentega dipanaskan
b. Es dalam gelas
c. Air dimasukan ke freezer
d. Kapur barus dimasukan kedalam lemari
170
Perhatikan gambar dibawah ini!
9. Proses mengembun ditunjukan pada nomer...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
10. Ketika pagi hari kita melihat ada titik-titik air di dedaunan. Peristiwa
tersebut dinamakan...
a. Melebur
b. Membeku
c. Menguap
d. Mengembun
Kunci Jawaban
1. d
2. a
3. a
4. c
5. c
6. c
7. d
8. b
9. d
10. d
171
Pedoman Penilaian
Skor : Setiap nomor mempunyai nilai 10
Nilai : Jumlah perolehan skor x 10
*Nilai tertinggi : 10 x 10= 100
Daftar Nilai Pengetahuan
No. Nama Siswa Nilai
1. AM 90
2. AML 80
3. MJ 90
4. MAK 100
5. MAHA 80
6. MWR 80
7. MMAR 90
8. MFA 80
9. NSH 90
10. SFM 100
11. VDA 80
12. MDDF 50
13. NC 80
14. RHY 70
15. MAF 50
16. KS 100
17. MAMF 80
18. NB 70
19. W 70
3. Penilaian Keterampilan
No. Nama Siswa
Kriteria Skor
Total
Nilai
Akhir
Persiapan Alat dan
Bahan
Keterampilan
melakukan
dan mengamati
percobaan
4 3 2 1 4 3 2 1
1. AM 8 100
2. AML 7 87
3. MJ 7 87
172
4. MAK 8 100
5. MAHA 8 100
6. MWR 7 87
7. MMAR 7 87
8. MFA 7 87
9. NSH 7 87
10. SFM 7 87
11. VDA 7 87
12. MDDF 7 87
13. NC 8 100
14. RHY 7 87
15. MAF 7 87
16. KS 8 100
17. MAMF 7 87
18. NB 7 87
19. W 7 87
Rubrik Percobaan Peristiwa Perubahan Wujud Benda
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Persiapan alat
dan bahan
Sangat
lengkap Lengkap
Cukup
lengkap
Beberapa
bahan tidak
ada
Keterampilan
melakukan
dan
mengamati
percobaan
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
tidak merusak
alat, hasil
percobaan
benar
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
tidak merusak
alat, hasil
percobaan
kurang benar
Menggunakan
peralatan
sesuai fungsi,
alat ada yang
rusak
Mengunakan
peralatan
semaunya
173
Rentang skor
Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai maksimal
8 x 100 = 100
8
Nilai Akhir
Sangat baik : 76 - 100
Baik : 51 - 75
Cukup baik : 26 - 50
Kurang : 10 – 25
174
175
176
177
178
179
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS III
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI NU Al Hidayah
Guru : Siti Nurul Imamah, S.Pd.I.
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Perubahan Wujud Benda Mengembun
Kelass/ Semester : V/ II
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 18 April 2019
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang
disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran SAVI
5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar dengan
realita kehidupan
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan
7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen
8. Guru memberikan penjelasan/instruksi secara jelas, rinci,
serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen
9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam penggunaan
alat peraga /media pembelajaran
10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan
180
mengerjakan LKK
11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM
12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas
13. Guru memberikan penguatan dan menghargai keberhasilan
siswa dalam menyelesaikan LKK
14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil karya siswa
15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami
16. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa
17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran
18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar
siswa
20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
berikutnya dan menutup pembelajaran
181
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Petunjuk: Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada kolom
deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No. Langkah Pendekatan
Pembelajaran SAVI Deskripsi
Pendahuluan Guru Siswa
1. Memberikan sugesti positif
Guru memberikan
sugesti positif kepada
siswa
Siswa memperhatikan
guru saat memberikan
sugesti positif
2. Membangkitkan rasa ingin tahu
Guru membangkitkan
rasa ingin tahu siswa
dengan memberikan
pertanyaan yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda
mengembun
Siswa menunjukan
rasa ingin tahu
terhadap materi
perubahan wujud
benda mengembun
3. Memberikan tujuan yang jelas
dan bermakna
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dengan jelas dan
bermakna
Siswa dapat
menghayati tujuan
pembelajaran
4. Menciptakan lingkungan
emosional yang positif
Guru menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
Siswa menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
5.
Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai
masalah
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya dan
mengemukakan
berbagai masalah
Siswa aktif bertanya
dan mengemukakan
berbagai masalah
6. Siswa terlibat penuh sejak awal
Guru memberikan
stimulus dan motivasi
kepada siswa supaya
terlibat penuh sejak
awal dalam
pembelajaran
Sisewa terlibat penuh
sejak awal dalam
pembelajaran
Tahap Penyampaian
7. Perlibatan intellectual dan
seluruh panca indra
Guru membangkitkan
intellectual siswa
Siswa melibatkan
intellectual dan
seluruh panca indra
dalam melaksanakan
pembelajaran
8. Presentasi interaktif Guru meminta
perwakilan siswa dari
Siswa meakukan
presentasi interaktif,
182
masing-masing
kelompok untuk
menanggapi hasil
diskusi kelompok lain
yang telah presentasi
di depan kelas
antar kelompok saling
menanggapi hasil
presentasi
9. Pengamatan fenomena dunia
nyata
Guru memberikan
stimulus kepada siswa
supaya aktif
mengamati dunia
nyata
Siswa mengamati
fenomena dunia nyata
yang berkaitan
dengan materi
perubahan wujud
benda mengembun
10. Memfasilitasi seluruh gaya
belajar
Guru memfasilitasi
seluruh gaya belajar
siswa
Siswa meelakanakan
pembelajaran dengan
semua gaya belajar
11. Latihan menemukan (sendiri,
berpasangan, berkelompok)
Guru memberikan
motivasi dan stimulus
yang bermakna
supaya siswa dapat
menemukan
pengetahuanya sendiri
Siswa dapat
menemukan
pengetahuanya
sendiri
Tahap Pelatihan
12. Usaha aktif, umpan balik,
renungan atau usaha kembali
Guru memberikan
umpan balik kepada
siswa
Siswa menanggapin
umpan balik dari guru
dam memperhatikan
usaha aktif
13. Melatih aksi pembelajaran
Guru melatih aksi
pembelajaran
Siswa melaksanakan
aksi pembelajaran
sesuai instruksi guru
14. Aktivitas pemecahan masalah
Guru mengajak siswa
untuk memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda
mengembun
Siswa memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi perubahan
wujud benda
mengembun
15. Aktivitas praktis membangun
keterampilan
Guru membangun
keterampilan siswa
dengan melakukan
eksperimen
Siswa melakukan
aktivitas praktis
membangun
keterampilan dengan
melakukan
eksperimen
Tahap Penyampaian Hasil
16. Penciptaan dan pelaksanaan
rencana aksi
Guru meminta siswa
mendiskusikan hasil
eksperimen dan
Siswa mendiskusikan
hasil eksperimen dan
mempresentasikannya
183
mempresentasikannya
di depan kelas
di depan kelas
184
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Papan Nama Sekolah
Gambar 2. Wawancara Sebelum Tindakan
Gambar 3. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus I
185
Gambar 4. Siswa Membaca Materi Pembelajaran Siklus I
Gambar 5. Siswa Belajar dengan Melakukan secara
secara Langsung pada Siklus I
Gambar 6. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok
pada Siklus I
186
Gambar 7. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi di Depan
Kelas pada Siklus I
Gambar 8. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi pada
Siklus I
Gambar 9. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus II
187
Gambar 10. Siswa Membaca Materi Pembelajaran
Siklus II
Gambar 11. Siswa Belajar dengan Melakukan secara
Langsung pada Siklus II
Gambar 12. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok pada
Siklus II
188
Gambar 13. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi di Depan
Kelas pada Siklus II
Gambar 14. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Sklus II
Gambar 15. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus III
189
Gambar 16. Siswa Membaca Materi Pembelajaran
Siklus III
Gambar 16. Siswa Belajar dengan Melakukan pada
Siklus III
Gambar 17. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok pada
Siklus III
190
Gambar 18. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi pada
Siklus III
Gambar 19. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
di Depan Kelas Pada Siklus II
191
Top Related