PENGERTIAN HADITS, KEDUDUKAN, DAN
KEHUJJAHAN HADITS DALAM ISLAM
Oleh:M. Faisal Rahman (1300023253)
Reiza Adha Mayditta (1300023221)Ria Arianti Abdullah (1300023206)
I. Pengertian Hadits
• Menurut bahasa, hadits adalah kebalikan dari qadim
yang artinya sesuatu yang terdahulu atau lama.
• Definisi hadits paling keomprehensif adalah segala
sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad
saw, baik ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat diri
atau pribadi, atau yang dinisbahkan kepada para
sahabat atau tabiin.
Hadits menurut ahli Ushul Hadits: Segala perkataan, perbuatan, dan taqriri Nabi
Muhammad saw yang bersangkutan dengan hukum.
Ilmu hadits adalah ilmu yang menerangkan segala
yang dinukilkan/disandarkan kepada Nabi
Muhammad saw, sahabat, dan tabiin, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifatnya.
Sebab-sebab hadits dinamakan “hadits”:
Menurut Az-Zamakhsyary: karena dalam
periwayatannya banyak disebutkan “Haddatsani
annan nabiya qala...= dia menceritakan kepadaku,
bahwa Nabi saw bersabda...”
Menurut Al-Kirmany: karena dilihat kepada sifat
“kebaruannya” dan karena kedudukannya
dihadapkan dengan Al-Qur’an.
II. Kedudukan Hadits Dalam Islam
Menurut pandangan ahli hadits, ada 4 fungsi dan kedudukan hadits dalam Islam:1. Menjelaskan kitab Allah swt (Al-Qur’an)2. Memberikan teladan3. Nabi Muhammad saw wajib ditaati4. Menetapkan hukum
Tidak diragukan lagi bahwa hadits adalah sumber kedua bagi hukum-hukum Islam. Al-Qur’an dan hadits merupakan pedoman hidup dan sumber ajaran Islam yang tidak dapat dipisahkan.
III. Kehujjahan Hadits Dalam Islam
Kehujjahan hadits (hujjiyah hadits) adalah keadaan hadits
yang wajib dijadikan hujah atau dasar hukum, sama dengan
Al-Qur’an dikarenakan adanya dalil-dalil syariah yang
menunjukkannya.
Di dalam Al-Qur’an sendiri kita dapati perintah-perintah,
akan tetapi tidak disertakan bagaimana pelaksanaannya,
seperti misalnya shalat, puasa, dan sebagainya. Dalam hal
yang demikian ini tidak lain kita harus melihat kepada hadits.
Dalil kehujjahan hadits:1. Dalil Al-Qur’an
Surah Ali-Imran: 32“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
2. Dalil Hadits“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku.” (HR. Al- Hakim dan Malik)
Argumentasi kehujjahan hadits:
1. Argumentasi Rasional / Teologis
Beriman kepada Rasulullah merupakan salah satu dari
rukun iman yang harus diyakini oleh setiap muslim. Oleh
karena itu, menerima hadits sebagai hujjah merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari keimanan seseorang.
Apabila ia tidak menerima hadits sebagai hujjah, sama
halnya ia tidak beriman kepada Rasulullah.
Argumentasi kehujjahan hadits:2. Argumentasi Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki peran yang sangat penting dalam kaitan agama, yaitu:
-Nabi diberi tugas untuk menjelaskan Al-Qur’an- Nabi sebagai suri tauladan dan uswatun hasanah
yang wajib diikuti oleh umat islam- Nabi wajib ditaati oleh segenap umat islam
3. Argumentasi SunnahKehujjahan hadits dapat pula diketahui melalui
pernyataan Rasulullah sendiri melalui hadits-haditsnya.
Argumentasi kehujjahan hadits:
4. Argumentasi Ijma’
Ijma’ umat islam untuk menerima dan mengamalkan
sunnah sudah ada sejak zaman Nabi, para Khulafa’ al-
Rasyidin, dan para pengikut mereka. Banyak contoh yang
bisa menjelaskan betapa para sahabat sangat mengagumi
Rasulullah dan melakukan apa yang dilakukan beliau.
Diantaranya Abu Bakar pernah berkata:
“Aku tidak meninggalkan sesuatupun yang dilakukan
Rasulullah, maka pasti aku melakukannya...”
Kesimpulan:Hadits adalah dalil syariat tak ubahnya dengan Al-
Qur’an. Tidak ada perbedaan antara Al-Qur’an dan hadits dari sisi wajibnya seorang muslim mengambil sebagai dalil syariat.
Sabda Nabi Muhammad saw:“Ingat! Bahwa aku diberi Al-Qur’an dan yang seperti Al-Qur’an (hadits).” (HR. Abu Daud)Karena itu, hadits, baik ia menjelaskan Al-Qur’an atau
berupa penetapan suatu hukum, umat Islam wajib mentaatinya.
Top Related