i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF
DALAM SUB TEMA KEGIATAN SORE HARI MENGACU
KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Bernadeta Tatag Widya Pangestika
NIM: 151134108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
yang memampukan dan memberi kekuatan dalam setiap proses penyelesaian
penelitian ini.
Kedua orang tua ku tercinta
Bapak Robertus Ngadiman dan Ibu Elisabeth Sriningsih
yang selalu memberikan doa, cinta, dukungan, semangat pantang menyerah sehingga
dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Adikku tersayang
Natalia Tatag Hendralita
Yang selalu memberikan semangat untuk berjuang maju.
Sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan dukungan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
Kupersembahkan karyaku ini untuk almamaterku tercinta
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku.
(Filipi 4:13)
Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai
engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau;
janganlah takut dan janganlah patah hati.
(Ulangan 31:18)
Apa yang sedang kamu doakan, sedang Tuhan kerjakan, percayalah semua akan
indah menurut Rencana-Nya dan waktu-Nya.
(Merry Riana)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Maret 2019
Peneliti
Bernadeta Tatag Widya P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bernadeta Tatag Widya Pangestika
Nomor Mahasiswa : 151134108
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Subtema
Kegiatan Sore Hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Kelas I Sekolah Dasar
berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 1 Maret 2019
Yang menyatakan
Bernadeta Tatag Widya Pangestika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM
SUB TEMA KEGIATAN SORE HARI MENGACU KURIKULUM 2013
UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR
Bernadeta Tatag Widya Pangestika
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang
menunjukkan perlunya contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum
2013 untuk siswa sekolah dasar. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Perangkat
pembelajaran inovatif yang dikembangkan berupa Program Tahunan (prota), Program
Semester (prosem), silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam
subtema Kegiatan Sore Hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah
dasar.
Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D)
dari Brog dan Gall. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan menurut Brog dan Gall
namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah yaitu (1) potensi dan masalah,
(2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi produk, (6)
ujicoba produk terbatas, (7) revisi poduk, sampai menghasilkan produk akhir berupa
perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar pembelajaran
inovatif dan hasil ujicoba terbatas yang digabungkan, perangkat pembelajaran
inovatif yang dikembangkan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR) dan model Quantum Learning memperoleh skor rata-rata 4,23 dengan kualitas
“Sangat Baik” sehingga perangkat pembelajaran inovatif siap untuk diujicobakan
secara lebih luas. Kata Kunci : perangkat pembelajaran inovatif, Kuriklum SD 2013, kelas I Sekolah
Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING IN SUB THEME OF
AFTERNOON ACTIVITIES REFERRING 2013 CURRICULUM FOR FIRST
GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENT
Bernadeta Tatag Widya Pangestika
Sanata Dharma University
2019
This research is conducted based on the results of a needs analysis that
shows the need of examples of innovative learning devices referring to the 2013
curriculum for elementary school students. The main purpose of this study is to
determine the quality of the developed learning devices. The innovative learning tools
developed are in the form of Annual Programs (Prota), Semester Program (Prosem),
syllabus, and Learning Implementation Plans (RPP) in the Afternoon Activity sub-
theme which refers to the 2013 Curriculum for first grade students of elementary
school.
The researcher uses the research and development (R & D) steps from Brog
and Gall. There are 10 (ten) steps of development according to Brog and Gall, but
the researcher limits to 7 (seven) steps, namely (1) potency and problems, (2) data
collection, (3) product design, (4) design validation, (5) product revisions, (6) limited
product trials, (7) product revisions, until produce final products in the form of
innovative learning devices referring to the 2013 curriculum.
Based on the results of the validation carries out by two innovative learning
experts and the combined limited trial results, innovative learning devices developed
by using the Reflective Pedagogy Paradigm (PPR) model and the Quantum Learning
model obtain an average score of 4.23 with "Very Good" quality so that the device
innovative learning is ready to be tested more broadly.
Keywords: innovative learning devices, Elementary School Curriculum 2013, first
grade elementary school
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
memberikan berkat, kekuatan dan penyertaan-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Mengacu Kurikulum 2013 untuk
Siswa Kelas I Sekolah Dasar dapat diselesaikan peneliti dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidkan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti
mendapat bimbingan, dukungan, semangat, dari banyak pihak baik secara langung
maupun tidak langsung sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Indah Lestari, S.Pd.SD., selaku Kepala Sekolah SDN Deresan yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.
6. Para Validator pakar pembelajaran inovatif yang telah memberikan bantuan
dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
7. Robertus Ngadiman dan Elisabeth Sriningsih selaku orangtua peneliti yang
telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan.
8. Natalia Tatag Hendralita, selaku adik sebagai penyemangat dan motivator
peneliti dalam melakukan penelitian ini.
9. Teman-teman mahasiswa payung pembelajaran inovatif yang selalu memberi
semangat dan dukungan kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimaksih untuk
semangat, bantuan, doa, dan dukungannya.
Yogyakarta, 1 Maret 2019
Peneliti
Bernadeta Tatag Widya P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACT............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
E. Definisi Operasional ....................................................................................... 5
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan .......................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 11
A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 11
1.Karakteristik Kurikulum 2013 .................................................................. 11
2.Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 ........................................................ 16
3.Perangkat Pembelajaran ............................................................................ 18
4.Pembelajaran Inovatif ............................................................................... 23
B. Penelitian yang relevan .............................................................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 42
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 45
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 45
B. Setting Penelitian ........................................................................................ 49
C. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 49
D. Uji Coba Terbatas ...................................................................................... 53
1.Subjek Uji Coba Terbatas ......................................................................... 53
2.Instrumen Penelitian ................................................................................. 53
3.Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 54
4.Teknik Analisis Data ................................................................................ 56
E. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 61
A. Analisis Kebutuhan .................................................................................... 61
1.Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ......................................................... 61
2.Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...................................................... 66
3.Pembahasan Hasil Observasi, Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan . 71
B. Deskripsi produk awal ............................................................................... 72
C. Validasi Ahli dan Revisi Produk ................................................................ 77
1.Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 ........................................................ 77
2.Revisi produk ........................................................................................... 84
D. Ujicoba Terbatas ........................................................................................ 85
1.Data ujicoba terbatas................................................................................. 85
2.Revisi Ujicoba dan Produk ....................................................................... 90
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan .................................................... 90
1.Kajian Produk Akhir ................................................................................. 91
2.Pembahasan .............................................................................................. 95
BAB V .................................................................................................................. 102
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN ...... 102
A. Kesimpulan ............................................................................................... 102
B. Keterbatasan Pengembangan .................................................................. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Saran ......................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 104
LAMPIRAN ........................................................................................................ 107
BIODATA PENULIS .......................................................................................... 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima ..................................................................... 57
Tabel 3.2 Konversi Skala Lima .............................................................................. 59
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................... 60
Tabel 4.1 Komentar Pakar dan Revisi Model Pembelajaran PPR ............................ 80
Tabel 4.2 Komentar Pakar dan Revisi Model Pembelajaran Quantum Learning…..82
Tabel 4.3 Komentar Guru SD dalam Ujicoba Kelas IA dan Revisi Model
Pembelajaran PPR.................................................................................. 88
Tabel 4.4 Komentar Guru SD dalam Ujicoba Kelas IA dan Revisi Model
Pembelajaran Quantum Learning ........................................................... 89
Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Pakar Perangkat Pembelajaran Inovatif
dan Guru SD Kelas I Terhadap Pelaksana Ujicoba ............................... .95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus PPR .......................................................................................... 32
Gambar 2.2 Literature Maps .................................................................................. 41
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 44
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian menurut Brog dan Gall .......................... 46
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan ..................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara ...................................................................... 108
Lampiran 2 : Pedoman Observasi ........................................................................ 110
Lampiran 3 : Rangkuman Hasil Wawancara ........................................................ 113
Lampiran 4 : Hasil Observasi Guru ..................................................................... 124
Lampiran 5 : Hasil Observasi Siswa .................................................................... 128
Lampiran 6 : Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif ......... 130
Lampiran 7 : Pernyataan Ujicoba Produk Pada Guru ............................................ 136
Lampiran 8 : Pernyataan Ujicoba Produk Pada Siswa .......................................... 137
Lampiran 9 : Hasil Validasi Produk Pakar 1 ........................................................ 138
Lampiran 10 : Hasil Validasi Produk Pakar 2 ...................................................... 152
Lampiran 11 : Hasil Ujicoba dinilai Guru ............................................................. 166
Lampiran 12 : Hasil Ujicoba dinilai Teman Sejawat ............................................ 170
Lampiran 13 : Surat Izin Penelitian ...................................................................... 174
Lampiran 14 : Surat Pernyataan Kepala Sekolah ................................................. 175
Lampiran 15 : Dokumentasi Ujicoba Produk Lampiran 16 : Biodata Penulis ........ 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 menjadi upaya pemerintah guna memperbaiki kualitas
pendidikan nasional yang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi
di abad ke 21. Pengembangan Kurikulum 2013, menjadi harapan dalam
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, inovatif, kreatif dan
berkarakter (Mulyasa, 2013: 39). Untuk menghasilkan insan Indonesia yang
diharapkan dalam Kurikulum 2013, siswa dituntut untuk aktif pada
pembelajaran. Sedangkan seorang pendidik atau guru hanya berperan
sebagai fasilitator pembelajaran.
Siswa yang diobservasi oleh peneliti khususnya kelas I sekolah dasar
sering kali merasa jenuh pada proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru, sehingga membuat siswa kurang optimal dalam memahami materi
pelajaran. Padahal hampir seluruh materi pelajaran kelas I dapat didesain
dengan pembelajaran yang menyenangkan seperti yang terdapat di subtema
kegiatan sore hari. Pada subtema kegiatan sore hari untuk kelas I, materi
pelajaran diajarkan sambil membuat karya kolase, permainan, menyanyi,
menempel, melukis dan mewarnai. Guru dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih bervariatif dengan menerapkan berbagai
kegiatan sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa.
Dengan demikian, setiap kali pembelajaran guru harus merancang dan
menerapkan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran inovatif ideal untuk
diterapkan di sekolah dasar karena pembelajarannya berpusat pada siswa,
berbasis masalah, terintegrasi, berbasis masyarakat, tersistem dan
berkelanjutan. Uno dan Nurdin (2011:303) menyatakan bahwa pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang menyenangkan bagi setiap orang yang
berada di dalam kelas atau sekolah dan kegiatannya berpusat pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pembelajaran inovatif menggambarkan proses pembelajaran yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa aktif dan tidak merasa bosan
saat belajar.
Penerapan pembelajaran inovatif sesuai dengan tahap perkembangan
kognitif siswa sekolah dasar. Menurut piaget, siswa sekolah dasar berada
pada tahap operasional konkret (7-12 tahun). Pada tahap ini siswa memiliki
kemampuan kognitif berpikir rasional untuk menyelesaikan masalah yang
masih terbatas dalam situasi nyata (konkret). Oleh karena itu, guru perlu
memberikan contoh yang konkret dalam mengajarkan materi pembelajaran
kepada siswa.
Bermacam model pembelajaran inovatif sudah dikembangkan untuk
memperkaya pengetahuan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.
Setiap model pembelajaran inovatif mempunyai karakteristik yang berbeda
satu dengan yang lain dan guru bebas menggunakan model pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa masing-masing. Pada kenyataannya
di lapangan, banyak guru kelas I yang kurang memahami pelaksanaan
pembelajaran inovatif. Hal ini terbukti ketika peneliti melakukan wawancara
kepada guru kelas I pada 3 (tiga) SD di Yogyakarta yang telah menerapkan
Kurikulum 2013. Guru kelas I membuat dan melaksanakan pembelajaran
hanya bepedoman pada buku panduan dari pemerintah sehingga jarang
mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
bermacam model pembelajaran. Ketika peneliti menanyakan tentang model
pembelajaran inovatif, guru mengetahui beberapa model inovatif, seperti
model PBL dan picture and picture namun belum pernah mengembangkan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru memaparkan bahwa
sering kali penggunaan metode caramah masih mendominasi pembelajaran
di kelas. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan guru tentang
beberapa model pembelajaran inovatif, sehingga metode ceramah dianggap
sebagai metode yang mudah dan praktis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Para guru tersebut seluruhnya sudah mengikuti pelatihan Kurikulum
2013 yang diadakan oleh pemerintah untuk mengetahui implementasi
Kurikulum 2013. Namun, guru belum menguasai sepenuhnya terkait dengan
pembelajaran inovatif dan keterampilan abad 21 yang diadaptasi dalam
Kurikulum 2013. Guru yang diwawancarai oleh peneliti menginginkan
contoh perangkat pembelajaran inovatif yang mengembangkan keterampilan
abad 21 sebagai referensi yang terkait Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara kepada guru kelas I, peneliti melaksanakan ujicoba
perangkat pembelajaran di SDN Deresan Yogyakarta.SDN Deresan
Yogyakarta dipilih karena karakteristik peserta didik di sekolah tersebut
sesuai dengan model pembelajaran inovatif yang dikembangkan peneliti
yaitu peserta didik yang aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dan berdasarkan kebutuhan
guru, dapat disimpulkan bahwa para guru membutuhkan contoh perangkat
pembelajaran inovatif sebagai referensi dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Subtema Kegiatan
Sore Hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”.
Model pembelajaran inovatif yang digunakan yaitu model PPR (Paradigma
Pedagogi Reflektif) dan model Quantum Learning.
Model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dengan jelas menegaskan
terbentuknya karakter 3C (competence, conscience, compassion) dalam diri
peserta didik melalui pengalaman, refleksi, dan aksi. Model pembelajaran
PPR membantu peserta didik menjadi manusia yang berkompeten dalam
ilmu pengetahuan, peka terhadap orang lain, dan mempunyai kesadaran
suara hati. Selain mengembangkan RPP mengguakan model PPR, peneliti
juga menggunakan model Quantum Learning. Model Quantum Learning
menggabungkan keterampilan belajar, keterampilan berkomunikasi dan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
percaya diri dalam lingkungan pembelajaran yang menyenangkan.Model
pembelajaran Quantum Learning membantu peserta didik menyesuaikan
antara teori yang didapatkan dengan kenyataan yang ada sehingga dapat
mengembangkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Model pembelajaran
yang peneliti gunakan mampu membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan
membantu siswa memahami materi secara menyeluruh melalui bermacam
kegiatan yang dilakukan. Maka dari itu, pengembangan perangkat
pembelajaran ini akan membantu guru sehingga mempunyai gambaran
perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu pada Kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam subtema
kegiatan sore hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah
Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengambangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam
subtema kegiatan sore hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I
Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah:
1. Bagi guru
Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai contoh melaksanakan
perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 untuk
kelas 1 Sekolah Dasar.
2. Bagi Siswa
Siswa memperoleh proses pengalaman belajar yang berbeda melalui
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum
2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar.
3. Bagi sekolah
Sekolah memperoleh contoh konkret pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacuKurikulum 2013 untuk kelas 1
Sekolah Dasar.
4. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun
dan mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu
kurikulum 2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar.
5. Bagi prodi PGSD
Prodi PGSD menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata
Dharma untuk pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar.
E. Definisi Operasional
1. Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran untuk memperoleh
peningkatan hasil belajar dengan metode dan langkah-langkah belajar
yang baru sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran untuk memperoleh
peningkatan hasil belajar dengan metode dan langkah-langkah belajar
yang baru sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Perangkat pembelajaran inovatif adalahalat atau perlengkapan dalam
melakukan kegiatan belajar yang baru dan menyenangkan bagi guru serta
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang disempurnakan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan untuk mencapai tujuan nasional, dimana mempersiapkan
peserta didik yang berilmu dan berkarakter.
5. Model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Relektif) adalah
pendekatan yang diadaptasi menjadi suatu model pembelajaran yang
membentuk pribadi peserta didik mempunyai kompetensi, hati nurani,
dan peduli kepada orang lain.
6. Model pembelajaran Quantum Learning adalah suatu model
pembelajaran yang mengembangkan kepercayaan diri peserta didik dan
keterampilan belajar melalui proses pembelajaran yang menyenangkan.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
Berikut ini spesifikasi produk antara lain:
1. Cover
Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yaitu pengembangan perangkat pembelajaran
inovatif dalam subtema Kegiatan Sore Hari Mengacu kurikulum 2013
untuk siswa kelas I Sekolah dasar; nama penulis; logo universitas,
keterangan yang berisi program studi yaitu pendidikan guru sekolah
dasar, jurusan yaitu ilmu pendidikan, fakultas yaitu keguruan dan ilmu
pendidikan, universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover
belakang berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Ukuran kertas
Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram
sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat
kokoh.
3. Format tulisan
Produk ditulis menggunakan theme font “Times New Rowman” dengan
spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas.
4. Kata pengantar
Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang
MahaEsa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif;
ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam
penyusun produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan
saran terkait dengan produk yang dikembangkan.
5. Daftar isi
Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.
6. Perangkat pembelajaran Program Tahunan (Prota) untuk kelas 1 SD
semester gasal dan genap. Program Tahunan adalah rencana umum
pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana
penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program Tahunan
dibuat sesuai dengan kalender pendidikan dari tahun 2018/2019.
Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas
(antara lain muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran) dan Format isian
(antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu). Program Tahunan
terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape.
7. Perangkat pembelajaran program semester (Prosem) untuk kelas 1 SD
semester gasal.Program Semester merupakan penjabaran dari program
tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum
tersusun Program Tahunan. Program Semester dilihat melalui kalender
pendidikan dari semester gasal tahun 2018/2019. Program Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan
dan dicapai dalam semester tersebut. Program Semester terdapat 2
sampai 3 halaman berbentuk landscape.
8. Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas 1 SD semester gasal.
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum
berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan
rancangan penilaian.Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
ataukelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu dan sumber belajar.
9. Komponen perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri dari
1) identitas RPP; 2) Kompetensi Inti; 3) Kompetensi Dasar, Indikator,
dan tujuan pebelajaran; 4) pendekatan, tipe, model dan metode; 5) alat
dan bahan serta sumber belajar; 6) langkah pembelajaran; 7) penilaian;
8) rangkuman materi 9) lampiran yang berisi LKS, media dan rubrik
penskoran. Satu subtema terdapat enam pembelajaran, sehingga
menghasilkan enam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
10. Model pembelajaran inovatif
Pembelajaran inovatif yang digunakan ada dua model yaitu:
a. PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke-1, 3, dan 5 disusun
menggunakan karakteristik model PPR (Paradigma Pedagogi
Reflektif) yaitu competence, conscience, compassion yang dikenal
dengan istilah 3C. PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) bertujuan
untuk membantu peserta didik berkembang menjadi pribadi yang
utuh dalam segi pengetahuan, suara hati, dan juga kepekaannya
pada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Quantum Learning
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke- 2, 4, dan 6 dikembangkan
berdasarkan karakteristik model Quantum Learning. Model
Quantum Learning menggunakan pola pembalajaran yang
menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan
keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang
menyenangkan.
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan
scientific yang merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya
peserta didik mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
menanya, mencoba (melalui eksperimen), menalar, dan
mengomunikasikan (secara tertulis maupun lisan).
12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
pembelajaran terpadu yang mempunyai karakteristik berpusat pada
siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran
yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran, bersifat fleksibel (guru dapat mengaitkan mata pelajaran
yang satu dengan yang lain), dan menggunakan prinsip belajar sambil
bermain.
13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengembangkan
pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran
pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan
karakter yang dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial.
Materi pembelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai pada setiap
bidang studi dikembangkan, dieksplisitkan, dan dihubungkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari.
14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menerapkan siswa untuk
berfikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
meliputi tingkat taksonomi bloom pada C4 sampai C6. Pada tingkatan
C4 kegiatan yang diterapkan siswa yaitu kegiatan menganalisis dapat
dilakukan dengan kegiatan memilih, membandingkan, menguraikan,
mengaitkan, dan lain-lain. Sedangkan tingkatan C5, siswa melakukan
kegiatan mengevaluasi yang dapat dilakukan dengan kegiatan
mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan, dan lain-lain. Pada
tingkatan C6, siswa melalukan kegiatan mencipta yang dapat
dilakukan dengan melakukan kegiatan merumuskan, merencanakan,
memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, menciptakan, dan lain-
lain.
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menerapkan penilaian
otentik yang mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan
instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis,
daftar cek atau pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik
observasi, dan cara skoring.
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menerapkan keterampilan
belajar abad ke-21 yang meliputi
critical thinking and problem solving skill ( kemampuan berpikir kritis
dan pemecahan masalah), communication skill(kemampuan
berkomunikasi), collaboration (kemampuan bekerja sama), creativity
and innovation skill (kemampuan kreativitas dan inovasi).
17. Produk menggunakan Panduan Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang
baik dan benar. Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan ejaan
bahasa Indonesia (EBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama
orang, nama tempat, dan kata penghubung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Karakteristik Kurikulum 2013
Pada tahun 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah
mengimplementasikan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 telah diimplementasikan pada seluruh jenjang pendidikan termasuk
tingkat Sekolah Dasar. Mulyasa (2013: 66) menyatakan Kurikulum 2013
merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang
pernah diujicobakan pada tahun 2004. Sesuai dengan pendapat Mulyasa
tersebut, Fadlillah (2014: 16) juga mengungkapkan bahwa Kurikulum
2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya,
baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
tahun 2006.
Berbeda dengan pendapat Mulyasa dan Fadlillah, Sani (2014: 7)
menyatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang
dikembangkan dengan tujuan mewujudkan tujuan nasional yaitu
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Hal ini menjelaskan bahwa melalui kurikulum 2013
diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik yang berkarakter dan
berakhlak mulia.
Berdasarkan pembahasan kurikulum 2013 tersebut, kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang disempurnakan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mencapai tujuan nasional, dimana mempersiapkan siswa yang berilmu
dan berkarakter.
Adapun karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut:
a. Menggunakan pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 dirancang menggunakan pendekatan saintifik pada
proses pembelajarannya. Proses pembelajarannya diharapkan dapat
membentuk kemampuan siswa menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik. Hosnan (2014: 34) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi, menggunakan pendekatan ilmiah,
dan informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
dari informasi searah dari guru. Hal ini dapat dikatakan bahwa guru
bukanlah satu-satunya sumber informasi dalam proses pembelajaran
melainkan siswa dapat mendapatkan pemahaman materi melalui
pendekatan ilmiah.
Sedangkan Rusman (2017: 422) menyatakan bahwa pendekatan
saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba
dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Sejalan
dengan pernyataan tersebut, Sani (2014: 53) memaparkan bahwa
pendekatan saintifik adalah pendekatan yang melibatkan kegiatan
pengamatan, atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis
atau pengumpulan data dan dalam pembelajarannya memiliki komponen
proses pembelajaran diantaranya: (1) Mengamati; (2) Menanya: (3)
Mencoba: (4) Menalar / asosiasi; (5) Membentuk jejaring (melakukan
komunikasi).
Sesuai dengan pemaparan tersebut, pendekatan saintifik dalam
kurikulum 2013 merupakan proses pembelajaran yang memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pengalaman langsung kepada siswa melalui aktivitas kegiatan 5M
(Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar. dan Mengomunikasikan).
b. Menggunakan pembelajaran tematik terpadu
Seluruh pelajaran dalam Kurikulum 2013 diajarkan secara tematik
terpadu selain mata pelajaran agama dan budi pekerti. Kadir (2014: 9)
menjelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah adalah pembelajaran
mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu.
Kurniawan (2014: 95) menyatakan tematik adalah salah satu bentuk atau
model dari pembelajaran terpadu yaitu model terjala (webbed). Selain itu,
Yani (2014:144) berpendapat bahwa pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang tidak menggunakan nama-nama disiplin ilmu tetapi
menggunakan tema-tema tertentu. Hal ini dapat dikatakan bahwa
pembelajaran tematik memuat tema-tema tertentu yang terdiri dari
bermacam disiplin ilmu. Sesuai dengan pemaparan tersebut, Kurikulum
2013 dalam pembelajaran menggunakan tematik terpadu yakni pada satu
tema memadukan seluruh pelajaran.
c. Mengembangkan pendidikan karakter
Kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar lebih menekankan
pentingnya pendidikan karakter. Munculnya pendidikan karakter dan budi
pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua bidang studi merupakan
keunggulan dari Kurikulum 2013 (Kurniasih & Sani, 2014: 42). Hal ini
dapat dikatakan bahwa guru dituntut untuk menambahkan muatan
pendidikan karakter pada proses pembelajaran sehingga nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Mulyasa (2013: 7) menjelaskan pendidikan karakter dalam Kurikulum
2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan,
yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh sesuai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Selaras
dengan pernyataan tersebut, Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan bahwa setiap lulusan satuan
pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi
yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pada dimensi sikap, setiap
lulusan satuan pendidikan dasar dituntut untuk memiliki perilaku yang:
(1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME; (2) berkarakter, jujur, dan
peduli; (3) bertanggung jawab; (4) pembelajar sejati sepanjang hayat, dan;
(4) sehat jasmani serta rohani.
Melengkapi penjelasan menurut Mulyasa, Nurwanti (2011: 14)
menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri
sendiri, dan lingkungan. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli, dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter pada
Kurikulum 2013 merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan
kualitas lulusan Sekolah Dasar yang mempunyai perilaku beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa, jujur, peduli, dan bertanggung jawab.
d. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
Pada pembelajaran Kurikulum 2013, guru dituntut harus mampu
mengembangkan pembelajaran yang masih bersifat Lower Order
Thingking Skill (LOTS) menjadi High Order Tingking Skill (HOTS). Hal
ini sudah harus diawali sejak membuat indikator dalam merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Saputra (2016: 91)
menyatakan bahwa HOTS (High Order Thinking Skill) itu sendiri
merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang
lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode
kognitif serta taksonomi pembelajaran seperti problem solving. Hal ini
menjelaskan bahwa siswa dituntut untuk dapat mengembangkan
kemampuan berpikir pada level yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Andreson (2014:46) menjelaskan bahwa berpikir merupakan bagian
dari ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom ke dalam enam tingkatan
proses kognitif: pengetahuan (knowledge); pemahaman (comprehension);
penerapan (application); mengalisis (analysis); menilai (evaluation); dan
mencipta (creat). Tingkatan tersebut menunjukkan bahwa berpikir untuk
mengetahui merupakan tingkatan berpikir yang paling rendah (Lowerer)
sedangkan menilai merupakan tingkatan berpikir paling tinggi (Higherer).
Pembelajaran yang memicu siswa untuk berpikir tingkat tinggi menuntut
penggunaan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan
seperti ini sesuai harapan dari Kurikulum 2013.
e. Penilaian Otentik
Dalam proses penilaian belajar siswa, Kurikulum 2013 menggunakan
penilaian otentik. Yani (2014: 145) menyatakan bahwa penilaian otentik
adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan hasil-hasil
yang telah dibuat.Penilaian sikap dilakukan melalui observasi. Penilaian
pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, atau penugasan.
Sedangkan penilaian keterampilan dilakukan melalui tes praktik,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Majid dan Rochman (2014: 3)
juga menyatakan bahwa penilain otentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),
proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Sejalan dengan Yani, Hargreaves dkk
(dalam Majid 2014:240) menjelaskan bahwa penilaian otentik sebagai
bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya dengan
berbagai bentuk atau cara, antara lain melalui penilaian proyek atau
kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan
tertulis, ceklis dan petunjuk observasi.
Berdasarkan teori diatas, penilaian otentik dalam kurikulum 2013
adalah penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan berbagai jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
penilaian secara komprehensif yang meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
f. Berpusat pada siswa
Selain mengembangkan pendidikan karakter, hal yang menarik dalam
Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
Center Learning). Daryanto (2014: 16) menyatakan bahwa jika biasanya
kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi oleh guru
sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta
tertentu. Sesuai dengan pendapat Daryanto, Fadlillah (2014: 180)
mengatakan bahwa siswa didorong untuk aktif mencari informasi-
informasi atau pengetahuan baru pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal ini menjelaskan bahwa siswa menjadi subjek dalam proses
pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator yang
memberikan semangat dalam pembelajaran.
2. Keterampilan Dasar Belajar Abad 21
Pada abad 21 ini dibutuhkan kemampuan berinovasi dan berkreasi. Sani
(2014:9) berpendapat bahwa pengetahuan mata pelajaran saja tidak cukup,
namun harus dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, mempunyai
karakter yang kuat, dan kemampuan untuk memanfaatkan informasi serta
kemampuan berkomunikasi. Hal ini menuntut siswa mampu mencari
informasi secara mandiri, mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah, memiliki inovasi dan kreativitas. Oleh sebab itu, kegiatan
pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mengadaptasi gagasan dari
pembelajaran abad 21. Hosnan (2014: 85) menyatakan ada beberapa
karakteristik pembelajaran abad 21 yakni (1) pembelajaran berpusat pada
siswa (student centered); (2) mengembangkan kreativitas siswa; (3)
menciptakan suasana yang menarik; (4) mengembangkan beragam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kemampuan yang bermuatan nilai dan makna; (5) menekankan pada
penemuan dan penciptaan; serta (6) menciptakan pembelajaran dalam situasi
nyata atau kontekstual. Ada sejumlah keterampilan yang direkomendasikan
untuk dikuasai peserta didik abad ke-21. Keterampilan itu antara lain:
a. Keterampilan berpikir kritis (Critical Tinking skill)
Berpikir kritis merupakan proses kognitif untuk menganalisis dan
mengevaluasi informasi secara cerdas (Yani dan Mamad, 2018:47).
Dalam pembelajaran, berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir
tingkat tinggi (High Order Thinking Skill/ HOTS). Siswa perlu dilatih dan
ditumbuhkembangkan mengenai kemampuan berpikir kritis. Untuk
melatih berpikir kritis, dapat melalui pemberian pengalaman yang
bermakna pada proses pembelajaran. Kemampuan dalam berpikir kritis
dapat membantu dalam memecahkan masalah, mempermudah pekerjaaan
dan mudah mencari solusi. Semakin mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, diharapkan dapat mengatasi masalah yang kompleks dan
hasil yang memuaskan.
b. Keterampilan berkomunikasi (communication skill)
Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan
komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,
tulisan, dan multimedia (Hosnan, 2014:87). Dalam pembelajaran, siswa
diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, baik saat
berdiskusi bersama teman-temannya ataupun saat menyelesaikan masalah
dari guru.
c. Keterampilan berkreativitas dan inovasi (creativity and innovation skill)
Pembelajaran abad 21 mengembangkan kemampuan berinovasi
dan berkreasi sehingga memunculkan ide, solusi, produk yang baru.
Proses pembelajaran berpusat pada siswa dan perlakuan yang bersifat
menyamakan siswa bergeser menjadi bersifat individual (Hosnan 2014:
87). Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa diberikan perlakuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berbeda pada setiap individu sesuai dengan karakteristik masing-masing.
Guru dituntut untuk dapat memicu siswa mengembangkan kreativitas dan
inovasi melalui proses berpikir divergen. Siswa perlu dilibatkan dalam
cara berpikir yang baru diluar kebiasaan yang ada dan diberi kesempatan
untuk menyampaikan ide-ide atau solusi yang baru.
d. Keterampilan kolaborasi (collaboration skill)
Kolaborasi adalah bentuk interaksi sosial dimana aktivitas
kerjasama yang ditunjukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling
membantu dan memahami tugasnya masing-masing (Yani dan Mamad,
2018: 50). Kurikulum 2013 dan pembelajaran abad ke 21 menuntut
peserta didik mempunyai kompetensi kolaboratif. Proses pembelajaran
yang kompetitif bergeser menjadi pembelajaran yang kolaboratif
(Hosnan, 2014:87). Pembelajaran yang disarankan untuk
mengembangkan kompetensi kolaboratif yaitu melalui belajar aktif,
konstruktif, kontekstual, dan bersifat sosial. Siswa diberikan kesempatan
untuk malakukan kerja sama dengan kelompok sehingga dapat
mengembangkan kemampuan kepemimpinan, beradaptasi dengan peran
dan tanggung jawab, serta melatih menghormati prespektif atau
perbedaan pendapat.
3. Perangkat Pembelajaran
Prasetyo, dkk (2011: 16) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang
memungkinkan guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang sering digunakan antara lain Program Tahunan (prota),
Program Semester (prosem), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Berikut akan dibahas mengenai Program Tahunan, Program Semester,
Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Program Tahunan
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang panduan penilaian untuk
sekolah dasar menyebutkan bahwa Program Tahunan (prota) adalah
rencana umum pelaksanaan pembelajaran yang berisi muatan pelajaran
dalam satu tahun alokasi pembelajaran. Kunandar (2014: 3) menyatakan
bahwa program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan sebagai pedoman bagi pengembangan program-program
selanjutnya, seperti program semester, program mingguan, program
harian, atau program harian setiap pokok bahasan. Berdasarkan
pemaparan diatas, Program Tahunan (prota) merupakan program umum
yang dikembangkan setiap awal tahun oleh guru untuk setiap kelas berisi
muatan pelajaran dalam satu tahun alokasi waktu. Komponen program
semester menurut Kunandar (2013: 4) antara lain: identitas satuan
pendidikan, semester, tema, subtema, alokasi waktu. Berikut langkah-
langkah perencanaan program tahunan menurut Permendikbud yaitu:
1) Menelaah jumlah tema dan subtema pada suatu kelas;
2) Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
pada kalender akademik;
3) Hari-hari libur meliputi jeda tengah semester, jeda akhir semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, hari libur khusus, dan kegiatan
khusus satuan pendidikan;
4) Menghitung jumlah Minggu Belajar Efektif (MBE) ke dalam subtema;
b. Program Semester
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang panduan penilaian untuk
sekolah dasar menyebutkan bahwa Program Semester (prosem)
merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut
tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Kunandar (2013:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) menyatakan program semester adalah program yang berisikan garis-
garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai
dalam semester tersebut. Berdasarkan pemaparan ahli tersebut, Program
Semester (Prosem) merupakan penjabaran rencana kegiatan dari Program
Tahunan (prota) yang akan dilakukan guru dalam satu semester.
Komponen program semester menurut Kunandar (2014: 4) antara lain:
identitas satuan pendidikan, kelas, semester, tahun pelajaran, tema, sub
tema, pembelajaran ke-, bulan. Berikut langkah-langkah perencanaan
Program Semester (Prosem) menurut Permendikbud antara lain:
1) Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan
berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan;
2) Menandai hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu
pembelajaran efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu).
Hari-hari libur meliputi jeda tengah semester, jeda antar semester,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, hari libur khusus dan kegiatan khusus satuan pendidikan;
3) Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar
Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun;
4) Menghitung jumlah Jam Pembelajaran (JP) sesuai dengan ketentuan
yang terdapat pada struktur kurikulum yang berlaku;
5) Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk satu subtema
serta mempertimbangkan waktu untuk menilai serta mereviw materi;
c. Silabus
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 memaparkan bahwa silabus
merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Hal ini menjelaskan bahwa silabus digunakan
sebagai acuan dalam mengembangkan rencana pembelajaran. Majid dan
Rochman (2014: 243-244) menyatakan bahwa silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran tema tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yang mencangkup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Sedangkan Trianto (2014: 246) berpendapat bahwa silabus merupakan
salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar
materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa, silabus merupakan
acuan menyusun kerangka pembelajaran yang berisikan garis besar materi
pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian untuk setiap
kelompok mata pelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun
2016, silabus memuat komponen sebagai berikut:
a.) Identitas mata pelajaran (khusus SMP / MTs/ SMPLB /Paket B dan
SMA /MA /SMALB/ SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b.) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c.) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran;
d.) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
e.) Tema (khusus SD/ MI/ SDLB/ Paket A)
f.) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
g.) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h.) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
i.) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
j.) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Guru dalam pelaksanaan pembelajaran berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis sesuai dengan acuan kurikulum 2013.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 menjelaskan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. Majid dan Rochman (2014: 261)
menyebutkan bahwa RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.
Sesuai dengan pendapat Majid dan Rochman tersebut, Kurniawan (2014:
122) juga mengungkapkan bahwa RPP adalah detail rencana aktivitas
pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD
apabila dalam pembelajaran terpadu.
Berdasarkan pembahasan mengenai RPP, dapat disimpulkan bahwa
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan detail rencana
aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu Kompetensi Dasar atau
beberapa Kompetensi Dasar dalam satu kali pertemuan. Menurut
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) memuat komponen sebagai berikut:
a.) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b.) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c.) Kelas/semester;
d.) Materi pokok;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
e.) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f.) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g.) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h.) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i.) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai;
j.) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k.) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l.) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m.) Penilaian hasil pembelajaran.
4. Pembelajaran Inovatif
a. Hakikat Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif terdiri dari dua kata yaitu pembelajaran dan
inovatif. Kata pembelajaran (Learning) mempunyai makna belajar,
sedangkan kata inovatif sendiri dimaknai dengan adanya pembaharuan.
Suyatno (2009: 6) menyatakan bahwa pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran yang dikemas guru atas dorongan gagasan baru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga
memperoleh kemajuan hasil belajar. Sedangkan Uno dan Nurdin (2011:
303) menyatakan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang
menyenangkan bagi setiap orang yang berada di dalam kelas atau sekolah
dan kegiatannya berpusat pada siswa.
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh beberapa ahli,
dapat disimpulkan pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran
untuk memperoleh peningkatan hasil belajar dengan metode dan langkah-
langkah belajar yang baru sehingga menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Pembelajaran dikemas secara menarik oleh guru dan
kegiatannya berpusat pada siswa.
b. Karakteristik pembelajaran inovatif
Karakteristik pembelajaran inovatif antara lain:
1.) Berpusat pada siswa
Berpusat pada siswa (student centered) mengandung
pengertian bahwa dalam proses pembelajaran siswa ditempatkan
sebagai pusat belajar (Suyatno, 2009: 8). Siswa secara aktif mengikuti
pembelajaran dari awal hingga akhir dan belajar sesuai minat serta
keinginan. Guru berperan sebagai fasilitator yang bertugas
memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Dengan memfasilitasi
belajar, guru berusaha mengajak seluruh peserta didik dengan berbagai
karakteristik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
2.) Berbasis masalah
Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual,
autentik, relevan, dan bermakna bagi siswa (Suyatno, 2009: 9). Pada
umumnya proses pembelajaran yang diimplementasikan di sekolah
hanya berbasis materi ajar. Pembelajaran yang dibangun berdasarkan
materi ajar biasanya seringkali tidak aktual, tidak relevan, dan tidak
bermakna bagi siswa. Akibatnya, proses pembelajaran menjadi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menarik dan siswa belum dapat menerapkan konsep-konsep yang
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran yang
dimulai dengan suatu permasalahan, siswa dapat mencapai dua hasil
belajar. Hasil belajar yang pertama yaitu cara memecahkan masalah
(proses). Hasil belajar yang kedua yaitu jawaban terhadap masalah
(produk). Kemampuan memecahkan masalah dapat membantu siswa
menganalisis sebab akibat dari suatu permasalahan, sehingga mampu
menghasilkan solusi yang bermakna.
3.) Terintegrasi
Menurut KBBI, integrasi memiliki arti yaitu pembaharuan
hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Pembelajaran inovatif
menuntut guru untuk mengajarkan materi dalam berbagai disiplin ilmu
secara terintegrasi. Siswa tidak hanya diajarkan materi pada suatu
disiplin ilmu saja, tetapi juga diintegrasikan dengan berbagai disiplin
ilmu yang lainnya.
4.) Berbasis masyarakat
Selain berbasis masalah, salah satu prinsip pembelajaran
inovatif juga berbasis masyarakat. Segala bahan pembelajaran dari
ilmu sosial sampai pada ilmu eksakta ada di masyarakat (Suyatno,
2009: 10). Pembelajaran inovatif mengajak siswa untuk
mengimplementasikan apa yang dipelajari dalam kelas ke konteks
masyarakat. Selain itu siswa juga dapat mengambil permasalahan yang
terjadi di masyarakat, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan
dan keterampilan, sehingga apa yang dipelajari menjadi lebih
bermakna. Pengalaman nyata yang ada di lingkungan masyarakat
membuat siswa dapat memahami materi yang diajarkan dan materi itu
tersimpan dalam memori jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5.) Memberikan pilihan
Setiap siswa mempunyai karakteristik belajar yang berbeda
satu dengan yang lain. Pembelajaran inovatif memberikan perhatian
pada keberagaman karakteristik siswa (Suyatno, 2009: 10). Atas dasar
itu maka pembelajaran bukan dilakukan seperti yang diinginkan oleh
guru, tetapi lebih kepada apa yang diinginkan siswa. Untuk itu,
pembelajaran harus menyediakan alternatif yang dipilih oleh siswa.
Sebagai contoh pada mata pelajaran SBdP, guru memberikan tugas
membuat karya kolase. Siswa diberi pilihan untuk membuat karya
kolase sesuai keinginan.
6.) Tersistem
Materi tertentu membutuhkan pengetahuan lain sebagai
prasyarat yang harus dikuasai seseorang terlebih dahulu sebelum
seseorang dapat mempelajari materi tersebut (Suyatno, 2009: 12).
Begitu pula keterampilan-keterampilan yang memiliki langkah-
langkah prosedural. Suatu pengetahuan prosedural harus dilakukan
secara berurutan karena memiliki keterkaitan bagi langkah
selanjutnya.
7.) Berkelanjutan
Berelanjutan mengandung pengertian “never ending process”.
Setiap proses pembelajaran yang dilakukan menjadi dasar bagi
pembelajaran berikutnya. Setiap konsep yang dipelajari dari
pembelajaran sebelumnya harus dirangkai secara kontinyu dengan
konsep baru yang diperoleh, sehingga membentuk jalinan konsep yang
bermakna (Suyatno, 2009: 12). Belajar merupakan suatu rangkaian
pemahaman terhadap sesuatu secara terus-menerus. Untuk itu,
pembelajaran inovatif berorientasi pada pembelajaran yang
berkelanjutan sampai pada tingkat kedalaman dan keluasan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Keunggulan pembelajaran inovatif
Anggar (2011) menjelaskan pembelajaran inovatif memiliki kelebihan
sevagai berikut:
1.) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2.) Mengembangkan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3.) Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling
belajar dan saling membangun.
4.) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
5.) Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata,
khususnya dunia kerja.
6.) Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan bagi siswa
untuk belajar.
d. Berbagai model pembelajaran inovatif yang digunakan
Ada berbagai model pembelajaran inovatif yang dikembangkan untuk
membantu siswa aktif, komunikatif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran inovatif yang digunakan oleh peneliti antara lain:
1.) PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif)
Suparno (2015: 18) menjelaskan bahwa PPR adalah suatu
pedagogi bukan hanya sekedar metode pembelajaran. Pedagogi berarti
merupakan suatu pendekatan atau suatu cara untuk mendampingi
siswa sehingga dapat berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pribadi
yang utuh berarti bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang
pengetahuan saja tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada
kebaikan dan peka pada kebutuhan orang lain.
Sejalan dengan Suparno, Tim Redaksi Kanisius (2008: 38)
juga menyatakan bahwa PPR merupakan pola pikir (paradigma = pola
pikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi
kristiani atau kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kristiani/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kemanusiaan). Hal ini menjelaskan bahwa PPR bertujuan untuk
membentuk pribadi dalam diri siswa yang mempunyai nilai
kemanusiaan. Dalam mengembangkan pribadi yang mempunyai nilai
kemanusiaan, tentu perlu memberikan suatu pengalaman kemanusiaan
pada siswa. Dari pengalaman tersebut, kemudian direfleksikan
bersama dengan guru. Setelah merefkesikan pengalaman kemanusiaan,
akan memunculkan aksi tertentu yang dapat diimplementasikan di
kehidupan sehari-hari.
Kolvenbach (dalam Suparno 2012: 19) menjelaskan bahwa
melalui pembelajaran PPR diharapkan siswa dapat berkembang
menjadi manusia bagi orang lain dan bersama orang lain (people with
and for other). Tujuan tersebut ditandai dengan rumusan 3 C yaitu:
(a) Competence
Berarti menguasai pengetahuan sesuai dengan bidangnya.
Secara sederhana siswa yang telah mendalami dan mempelajari
bidang tertentu, maka ia menjadi kompeten dalam bidang itu.
Siswa yang berkompeten, artinya mempunyai keragaman
kompetensi (kemampuan) yang dimiliki. Keragaman kemampuan
termasuk dalam kemampuan akademis (berpikir reflektif, kritis,
imajinatif, dan kreatif), keterampilan menggunakan teknologi,
keterampilan kejuruan, apresiasi seni kreatif, olahraga, dan
keterampilan komunikasi.
Pada Kurikulum 2013, Competence termasuk
dalam.Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti
pengetahuan. Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 menyatakan
bahwa Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
siswa pada setiap tingkat kelas. Ada empat rumusan kompetensi
inti pada Kurikulum 2013, salah satunya yaitu Kompetensi Inti-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(KI-3). Pada Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk pengetahuan
dijabarkan mengenai pengetahuan yang akan diperoleh siswa.
Menurut Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 mendeskripsikan
kompetensi pengetahuan yaitu memahami pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif, pada tingkat dasar
dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
(b) Conscience
Berarti mempunyai hati nurani atau suara hati yang dapat
membedakan baik dan tidak baik. Selain berkembang
kompetensinya, siswa juga perlu dikembangkan suara hatinya. Hal
ini dimaksudkan supaya siswa dengan jelas mengerti dan
mendeteksi apakah sesuatu hal atau tindakan itu baik dan tidak
baik sehingga dapat mengambil keputusan yang benar. Seseorang
yang memiliki hati nurani, sama seperti seseorang yang
mempunyai integritas. Secara sederhana ia dapat menganalisis
segi baik dan buruknya bahan yang dipelajari, mengerti alasan-
alasan moral dibaliknya, dan hatinya tergerak untuk memilih yang
baik. Nilai-nilai Conscience meliputi moral, tanggung jawab,
kejujuran, kemandirian, keterbukaan, kebebasan, kedisiplinan,
keadilan, ketekunan, tahan uji, keberanian mengambil resiko,
kemampuan memberi makna hidup.
Pada Kurikulum 2013, Conscience termasuk dalam
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap. Pada
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk sikap dijabarkan mengenai sikap
yang dikembangkan siswa selama proses pembelajaran. Menurut
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 mendeskripsikan kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sikap yaitu menunjukan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangga.Dengan demikian, nilai - nilai
yang dikembangkan pada Kompetensi Inti-2 (KI-2) sesuai dengan
nilai yang dikembangkan Conscience.
(c) Compassion
Berarti mempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang
lain yang membutuhkannya atau punya kepedulian pada orang
lain. Kompetensi yang digarapkan terjadi selanjutnya adalah
kepekaan untuk membantu orang lain. Siswa digerakkan untuk
melakukan sesuatu bagi orang lain yang membutuhkan. Dengan
demikian pengetahuan dan keterampilan siswa digunakan bagi
kepentingan orang lain dan masyarakat sekitar. Nilai-nilai
Compassion meliputi kerjasama, pengharapan pada sesama,
kepedulian terhadap orang lain, kepekaan terhadap kebutuhan
orang lain, keterlibatan dalam kelompok, kemauan untuk berbagi,
kerelaan untuk berkorban.
Pada Kurikulum 2013, Compassion termasuk dalam
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan
sekaligus Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk sikap spiritual. Pada
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk keterampilan dijabarkan mengenai
keterampilan berpikir dan bertindak yang dikembangkan siswa
selama proses pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 21
tahun 2016 mendeskripsikan kompetensi keterampilan yaitu
menunjukan keterampilan berpikir dan bertindak (kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif) dengan bahasa
yang jelas, sistematis, logis, dalam karya yang estetis, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai tahap
perkembangan. Kompetensi Inti-1 (KI-1) dijabarkan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kompetensi spiritual peserta didik. Menurut Permendikbud Nomor
21 tahun 2016 mendeskripsikan kompetensi spiritual yaitu
menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya. Dengan kata lain, siswa yang peka untuk berbuat baik
dan peduli kepada orang lain, ia sudah mengembangkan
Kompetensi Inti-4 (KI-4), Kompetensi Inti-1 (KI-1) sekaligus nilai
Compassion dalam dirinya. Dengan demikian siswa yang belajar
menggunakan pendekatan PPR dibantu untuk berkembang
menjadi pribadi yang cerdas, bernurani, dan sosial.
Suparno (2015: 21) menyatakan bahwa, Pembelajaran PPR
bertujuan untuk membantu siswa berkembang menjadi pribadi
yang utuh dalam segi pengetahuan, suara hati, dan juga
kepekaannya pada orang lain. PPR mempunyai tiga unsur utama
dalam proses pembelajaran yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi.
Ketiga unsur itu dilengkapi dengan unsur sebelum pembelajaran
yaitu konteks, dan dibantu unsur setelah pembelajaran yaitu
evaluasi. Tim P3MP dan LPM Universitas Sanata Dharma (2008:
8), penerapan model pembelajaran PPR dapat digambarkan seperti
skema berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.1 Siklus PPR
Dengan demikian, PPR menekankan langkah-langkah beruntun yang
terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, tindakan (aksi), evaluasi, dan
(kembali ke) konteks. Berikut langkah-langkah pembelajarn
menggunakan model PPR antara lain:
(1) Konteks
Dalam mengajar, guru perlu mengetahui konteks dalam suatu
pembelajaran. Secara sederhana, konteks merupakan sesuatu yang
melingkupi siswa. Misalnya konteks siswa yang diajar, lingkungan
sekolah dan lain sebagainya. Yang termasuk konteks siswa misalnya
asal, keluarga, budaya, kemampuan awal, gaya belajar dan lain
sebagainya. Sedangkan yang termasuk konteks lingkungan sekolah
misalnya suasana belajar, nilai yang diperjuangkan, persaudaraan dan
lain sebagainya.
Guru perlu mengerti konteksnya, terutama konteks siswa dan
tempat dimana guru mengajar. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa
konteks merupakan latar belakang yang mempengaruhi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pembelajaran yang sesuai dengan konteks akan membuat siswa lebih
mudah untuk memahami materi.
(2) Pengalaman
Suparno (2015: 28) menyatakan bahwa unsur penting dalam
PPR adalah pengalaman (experience). Pengalaman adalah suatu
kejadian yang sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, yang
dapat menyentuh pikiran, hati, kehendak, perasaan, maupun hasrat
siswa. Guru harus menyediakan pengalaman bagi siswa, supaya
siswa sungguh mengalami sendiri atau mengkontruksi
pengetahuannya.
Pengalaman yang dapat menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Guru dapat menyediakan pengalaman langsung
maupun tidak langsung. Suparno (2015: 29) menguraikan bahwa
pengalaman langsung adalah pengalaman yang sungguh dialami oleh
siswa itu sendiri. Misalnya ketika sepenuhnya diri siswa terlibat
dalam praktikum, diskusi kelompok, praktek menggunakan alat
peraga, dan lain sebagainya. Sedangkan pengalaman tidak langsung
adalah pengalaman yang dialami lewat imajinasi, bacaan, simulasi,
melihat tayangan video dan lain sebagainya. Pengalaman diperlukan
untuk nantinya direfleksikan sehingga pembelajaran mempunyai
makna bagi kehidupan siswa.
(3) Refleksi
Refleksi merupakan unsur yang khas dalam PPR. Refleksi
menjadi penghubung antara pengalaman dan tindakan. Triyono
(2011) menjelaskan kata refleksi berasal dari reflectere (latin) yang
berarti menekuk atau memutar kembali kebelakang. Selain
mengandung arti melihat ke belakang, kata refleksi dalam pedagogi
reflektif juga mengarahkan individu melihat ke depan, yakni
membangun kerangka baru dalam bersikap, berpikir, dan berperilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Suparno (2015: 33) menjabarkan bahwa ketika melakukan
refleksi, siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-
dalamnya dan seluas-luasnya dan mengambil makna bagi hidup
pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat. Melalui refleksi,
diharapkan siswa mempunyai pengalaman yang bermakna sehingga
mampu memunculkan karakter siswa melakukan aksi. Hasil refleksi
siswa dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi guru. Banyak siswa yang
kurang mampu melakukan reflleksi, maka tugas guru membantu
siswa berlefleksi dengan memberikan pertanyaan yang mengarah.
Kegiatan refleksi tidak harus dilakukan di akhir setiap
pembelajaran. Ketika siswa mengalami pengalaman yang menyentuh
hati dan yang mengesankan dapat dijadikan kesempatan untuk
refleksi. Terkadang berefleksi dapat dilakukan bersama secara
klasikal dan lisan sehingga antar siswa dapat saling menguatkan.
Tidak hanya siswa yang perlu melakukan refleksi, tetapi gurupun
juga turut melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung.
(4) Aksi
Langkah selanjutnya dalam PPR yaitu aksi. Suparno (2015: 37)
menjelaskan bahwa aksi adalah tindakan (batin atau psikomotor)
yang dilakukan siswa setelah mereka merefleksikan pengalaman
belajar. Siswa yang sungguh mempunyai pengalaman dan dapat
memaknai pengalaman tersebut maka akan memunculkan aksi
tertentu. Secara nyata aksi dapat berupa sikap diri yang berubah lebih
baik, niatan dalam diri, atau tindakan nyata yang dapat dilihat serta
dirasakan orang lain.
Aksi siswa lebih banyak sampai kesadaran diri yang
mendalam. Contoh dari sikap diri yang lebih baik yaitu siswa ingin
lebih disiplin, lebih teliti, bersikap jujur, ingin membantu teman, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lain sebagainya. Guru perlu mengembangkan hasil refleksi siswa
supaya menjadi kebiasaan baik pada diri siswa.
(5) Evaluasi
Suparno (2015: 40) menjelaskan bahwa evaluasi dimaksudkan
untuk melihat keseluruhan proses PPR apakah berjalan baik dan
mengembangkan pribadi siswa yang kompeten, mempunyai suara
hati yang benar, dan peka terhadap orang lain. Siswa dapat
melakukan evaluasi dengan mengerjakan beberapa soal yang terkait
dengan pengetahuan, sedangkan guru tahap evaluasi lebih untuk
melihat pelaksanaan program sesuai dengan tujuan.
Suparno (2015: 65) menjelaskan bahwa, model pembelajaran
PPR memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Manfaat bagi siswa
dan guru yaitu:
(1) Siswa berkembang secara utuh. Siswa menjadi kompeten dalam
bidang ilmu pengetahuan, kesadaran suara hati, kepekaan, dan
juga belarasanya bagi orang lain.
(2) Siswa berkembang menjadi pribadi yang kritis, analitis terhadap
persoalan yang sedang dihadapi dan dialami bukan hanya ikut dan
menurut saja.
(3) Siswa sungguh menguasai materi karena memang menggali
sendiri secara aktif, kemudian merefleksikannya dalam hidup
mereka.
(4) Siswa memperoleh makna dari materi yang dipelajari bagi
hidupnya dan bagi orang lain.
(5) Siswa dapat memilih informasi yang ada secara kritis dan
mengambil keputusan secara tepat, sehingga tidak diombang
ambingkan dalam pecaturan zaman ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(6) Karakter siswa menjadi berkembang. Perkembangan karakter
sangat dibutuhkan untuk kehidupan dan bekal bekerja di zaman
global yang penuh tantangan.
(7) Siswa bahkan dapat menemukan makna dari pembelajaran yang
tidak baik dan dari kegagalan dalam belajar. Hal ini dapat
dilakukan karena semua proses pembelajaran direfleksikan dan
diambil maknanya bagi kehidupan di masa yang akan datang.
(8) Siswa menyadari bahwa mereka hidup untuk mengabdi Tuhan
melalui pelayanan kepada orang lain dan melalui pendalaman ilmu
pengetahuan.
(9) Siswa dibantu lebih realistik dalam kehidupan, sehingga tidak
mudah putus asa.
(10) Guru lebih gembira. Pengajaran pada siswa bukan hanya
menambah pengetahuan saja, tetapi juga mengembangkan seluruh
pribadi siswa terutama suara hati dan kepekaan mereka pada orang
lain serta lingkungan.
(11) Guru dan siswa menjadi teman yang akrab yang saling membantu
dan meneguhkan.
(12) Guru dengan melihat dan mendengarkan refleksi siswa, dapat juga
berkembang menjadi pribadi yang lebih utuh.
2.) Model Pembelajaran Quantum Learning
Huda (2013: 192) menyatakan bahwa Quantum Learning
merupakan model pembelajaran yang membiasakan belajar
menyenangkan. Model pembelajaran ini menggunakan pola
pembalajaran yang menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan
belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingungan yang
menyenangkan sehingga meningkatkan hasil belajar secara
menyeluruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Hosnan (2014: 360-361) menyatakan bahwa ada rumus yang
dapat diterapkan pada pembelajaran kuantum yaitu AMBAK dan
TANDUR.
a) AMBAK yaitu;
A : Apa yang dipelajari; dalam setiap pelajaran siswa yang
menentukan tema sesuai minat masing-masing. Sebagai contoh
pada pelajaran menggambar, guru hanya menentukan pelajaran
menggambar dan siswa yang menetukan temanya.
M : Manfaat; guru dituntut untuk memberikan penjelasan manfaat
yang diperoleh siswa dari setiap pelajaran.
BAK : Bagiku; manfaat apa yang diperoleh di kemudian hari
dengan mempelajari ini semua. Huda (2013: 193) menyatakan
bahwa Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara
mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi
sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi,
keinginan untuk belajar akan selalu ada. Siswa harus diberi
motivasi oleh guru agar mereka dapat mengidentifikasi dan
mengetahui manfaat atau makna dari setiap proses belajar.
b) TANDUR
DePorter (dalam Shoimin, 2014: 139) menjelaskan bahwa
kerangka rencana belajar menggunakan model Quantum dikenal
dengan istilah TANDUR.
T :Tumbuhkan minat belajar; tahap menumbuhkan minat
siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Melalui tahap
ini guru berusaha memotivasi siswa supaya tertarik untuk mengikuti
seluruh rangkaian pembelajaran. Guru dapat menampilkan suatu
gambaran atau benda nyata, cerita pendek atau video yang dapat
menumbuhkan motivasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
A :Alami; Alami merupakan tahap ketika guru menciptakan
atau mendatangkan pengalaman yang dapat dimengerti semua
siswa. Kegiatan pengalaman itu misalnya siswa bersama guru
melakukan pengamatan atau demontrasi suatu materi pembelajaran.
Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki.
N :Namai (semua konsep pembelajaran); tahap namai
merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep, model, rumus,
atau strategi atas pengalaman yang telah diperoleh. Penamaan
merupakan saat untuk mengajarkan konsep kepada siswa.
D :Demonstrasikan ; tahap ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukan apa yang telah diketahui. Tahap
demonstrasi ini dapat dilakukan dengan presentasi di depan kelas,
permainan, menjawab pertanyaan, menunjukan hasil pekerjaan.
U :Ulangi; tahap pengulangan dapat dilakukan dengan
menegaskan kembali pokok-pokok materi pelajaran, memberi
kesempatan peserta didik untuk mengulang pelajaran dengan teman
lain, atau melalui latihan soal.
R :Rayakan, memberikan apresiasi siswa yang berhasil
melakukannya dengan baik. Kegiatan yang dapat melakukan
dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama.
Shoimin (2014: 139) menyatakan ada beberapa kelebihan
dalam menggunakan model pembelajaran quantum learning yaitu;
1) dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama; 2) proses pembelajaran lebih melibatkan
siswa dan memusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru; 3) proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan
menyenangkan; 4) siswa dirancang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan dapat mencoba untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
melakukannya sendiri; 5) menambah kreativitas guru, 6) pelajaran
yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa.
B. Penelitian yang relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Arumsari (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan perangkat
pembelajaran Kurikulum 2013 sub tema “Tugas-Tugas Sekolahku”
dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Penelitian
dilakukan pada siswa kelas II SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and
Development). Prosedur pengembangan penelitian menggunakan prosedur
dari hasil modifikasi model Brog and Gall. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa kelayakan perangkat memperoleh skor rata-rata total
sebesar 3,34 dengan kategori sangat baik.
2. Abduh (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan perankat
pembelajaran tematik integratif berbasis sosiokultural di Sekolah Dasar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and
Development yang dikembangkan oleh Borg and Gall yang telah
dielaborasi oleh Sukmadinata. Subjek uji utama adalah siswa kelas IV B
SDN Pujokusuman1 Yogyakarta yang berjumlah siswa. Hasil penelitian
pada uji coba terbatas adalah produk silabus, RPP, media pembelajaran,
bahan ajar, dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukan efektivitas
perangkat pembelajaran yang diterapkan dengan hasil yang signifikan.
3. Utami (2017) melakukan penelitian yang berjudul pengembangan
perangkat pembelajaran tematik dalam meningkatkan karakter, motivasi,
dan prestasi siswa sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran tematik integrative yang layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dan efektif untuk meningkatkan karakter santun dan tanggung jawab,
motivasi intrinsic dan motivasi belajar. Hasil penelitian ini berupa
perangkat pembelajaran meliputi: silabus, RPP, LKS, media
pembelajaran, dan soal tes prestasi. Hasil uji coba menunjukan produk
yang dikembangkan layak dan memenuhi kriteria praktis dan efektif
dalam meningkatkan karakter, motivasi, dan prestasi belajar.
Berdasarkan ketiga penelitian di atas, penelitian tersebut memiliki
relevansi dengan pengembangan perangkat pembelajaran dan langkah-
langkah pengembangan menurut Brog dan Gall. Penelitian ini
dikhususkan pada pengembagan perangkat pembelajaran inovatif dalam
Sub tema kegiatan sore hari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1
sekolah dasar. Kebaruan dari penelitian yang dilakuakan berupa
pembelajaran inovatif PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dan Quantum
Learning berbasis kurikulum 2013 untuk kelas 1 sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Literature Map dari ketiga penelitian tersebut dapat dilhat pada
gambar berikut:
Gambar 3.2 Literature Map
Arumsari (2015)
“pengembangan
perangkat
pembelajaran
Kurikulum 2013 sub
tema “Tugas-Tugas
Sekolahku” dengan
menggunakan model
pembelajaran
kontekstual”
Abduh (2015)
“pengembangan
perankat
pembelajaran
tematik integratif
berbasis
sosiokultural di
Sekolah Dasar”
Utami (2017)
“pengembangan
perangkat
pembelajaran
tematik dalam
meningkatkan
karakter, motivasi,
dan prestasi siswa
sekolah dasar”
Tatag (2019)
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema
Kegiatan Sore hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk
Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Kerangka Berpikir
Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan
adalah Sekolah Dasar. Sejak tahun 2013 pemerintah mengeluarkan kebijakan
mengenai penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum SD 2013. Keberhasilan
suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh rancangan perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Penerapan Kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Dasar saat ini
menuntut guru untuk mengembangkan peserta didik mempunyai keterampilan
4C (Communicative skill, Colaborative skill, Creative skill, Critical Tinking
skill) yang sesuai dengan abad ke-21.
Pada kenyataannya kondisi pembelajaran kelas I Sekolah Dasar yang
terjadi kurang sesuai dalam penerapan Kurikulum 2013. Dalam proses
pembelajaran di kelas, pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga
siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Saat ini penerapan
kurikulum 2013 yang meminta guru merancang pembelajaran inovatif
mengalami sejumlah kendala. Kendala tersebut antaranya guru belum paham
mengenai pembelajaran inovatif yang diterapkan pada kurikulum 2013.
Sejauh ini pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 menerapkan
pembelajaran inovatif hanya dengan menggunakan pendekatan saintifik (5M).
Guru mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan cenderung terpaku
pada buku pegangan guru dan langkah-langkah pembelajaran disesuaikan
dengan apa yang termuat pada buku pegagan guru tersebut, sehingga guru
tidak mengembangkan pembelajaran di kelas.
Melihat permasalahan tersebut, peneliti berusaha mengembangkan
perangkat pembelajaran inovatif sub tema kegiatan sore hari mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Pembelajaran inovatif
PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dan Quantum Learning menjadi model
pembelajaran yang akan digunakan untuk pembuatan perangkat pembelajaran
mengacu PPR Kurikulum 2013. Model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengembangkan pribadi siswa secara utuh. Pribadi yang utuh berarti bukan
hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuan saja tetapi berkembang
menjadi pribadi yang peka pada kebaikan dan peka pada kebutuhan orang
lain. Model Quantum Learning merupakan pembalajaran yang
menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan
berkomunikasi dalam lingungan yang menyenangkan sehingga meningkatkan
hasil belajar secara menyeluruh.Penelitian dilakukan dengan menganalisis
kebutuhan, mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan yaitu
berupa pengembangan perangkat pembelajaran, memvalidasi produk sebelum
diujicoba, mengujicoba produk, dan mengevaluasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 merupakan
Kurikulum yang digunakan
diseluruh jenjang pendidikan
termasuk sekolah dasar
Dalam penerapan Kurikulum 2013
pada sekolah dasar, guru diminta
merancang pembelajaran inovatif,
namun mengalami kendala
Guru belum menguasai
pembelajaran inovatif sehingga
belum mengembangkan
pembelajaran inovatif di kelas
Model pembelajaran PPR
(Paradigma Pedagogi Reflektif)
dan model Quantum Learning
termasuk model pembelajaran
inovatif
Model PPR (Paradigma Pedagogi
Reflektif) mengembangkan pribadi
peserta didik yang berkompeten,
peka pada kebaikan dan orang lain.
Model Quantum
Learningmenggabungkan rasa
percaya diri, keterampilan belajar,
dan keterampilan berkomunikasi
dalam lingungan belajar yang
menyenangkan
Guru membutuhkan contoh
pengembangan perangkat
pembelajaran Inovatif dalam
sub tema Kegiatan Sore Hari
mengacu Kurikulum 2013 untuk
siswa kelas I Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1a. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema
Kegiatan Sore Hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I
Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum 2013?
b. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema
Kegiatan Sore Hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I
Sekolah Dasar menurut guru SD berdasar hasil uji coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research and
Development (R & D). Sugiyono (2011: 298) memaparkan bahwa Research and
Development (R &D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk
yang dikembangkan tidak selalu berupa perangkat keras (hardware) seperti buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas, tetapi juga dapat berupa perangkat lunak
(software). Penelitian ini mengembangkan produk berupa perangkat
pembelajaran yaitu program tahunan (prota), program semester (prosem),
Silabus, dan RPP yang menggunakan model PPR (Paradigma Pedagogi
Reflektif) serta model Quantum Learning yang mengacu Kurikulum 2013 untuk
kelas I.
Prosedur pengembangan penelitian ini mengadaptasi langkah-langkah milik
Brog and Gall. Penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Brog and Gall
(Sugiyono, 2015: 408-426) mempunyai 10 langkah yaitu (1) potensi dan
masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi
desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian; (9) revisi
produk; (10) produksi massal. Berikut ini bagan beserta penjelasan langkah-
langkah pelaksanaan penelitian pengembangan menurut Brog and Gall:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Brog and Gall
Berikut penjelasan ringkas mengenai langkah-langkah Penelitian dan
Pengembangan menurut Borg and Gall antara lain:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berawal dari adanya suatu potensi atau masalah.
Potensi merupakan segala sesuatu bila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah. Hal ini menjelaskan bahwa potensi merupakan segala
sesuatu yang memiliki kapasitas untuk ditumbuhkembangkan.
Sedangkan masalah dapat diartikan mengenai penyimpangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi. Penelitian pengembangan yang
berawal dari suatu permasalahan dapat digunakan untuk memecahkan
1
Potensi dan
Masalah
2
Pengumpulan
Data
3
Desain
Produk
4
Validasi
Desain
5
Revisi
Desain
6
Ujicoba
Produk
7
Revisi
Produk
8
Ujicoba
Pemakaian
9
Revisi
Produk
10
Produksi
Massal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
suatu masalah. Selain itu, penelitian pengembangan juga dapat
mengembangkan potensi yang ada sehingga mempunyai nilai tambah.
2. Pengumpulan data atau informasi
Setelah menemukan potensi dan masalah secara faktual,
selanjutnya perlu mengumpulkan berbagai data dan informasi dari
suatu masalah. Berbagai informasi itu dapat digunakan sebagai bahan
untuk merencanakan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah.
3. Desain produk
Hasil akhir dari serangkaian penelitian dan pengembangan
yang dapat berupa produk baru dengan spesifikasinya. Pada langkah
ini dilakukan pengembangan produk awal.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai
apakah rancangan produk baru secara rasional akan lebih baik dan
efektif dibandingkan dengan yang lama. Validasi yang dilakukan
secara rasional karena masih bersifat penilaian rasional dan belum
berdasarkan fakta di lapangan. Validasi desain dapat dilakukan dengan
cara meminta penilaian pakar atau tenaga ahli yang berpengalaman.
5. Revisi Desain atau perbaikan desain
Setelah melakukan validasi desain bersama pakar dan para ahli,
maka dapat diketahui kekurangan produk yang dibuat. Peneliti
memperbaiki produk berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh
pakar. Revisi desain atau perbaikan desain ini bertujuan untuk
menghasilkan produk yang lebih baik.
6. Uji coba produk
Uji coba produk dapat dilakukan pada uji subjek yang terbatas
dengan cara eksperimen. Pengujian dilakukan dengan eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi produk dengan
keadaan sebelum produk diterapkan.
7. Revisi produk
Setelah uji coba produk pada subjek terbatas, maka dapat
diketahui apakah produk tersebut perlu direvisi atau tidak. Revisi atau
perbaikan produk dilakukan berdasarkan uji lapangan atau empiris.
Hasil dari revisi produk yang sudah dilakukan perlu diujicobakan pada
kelompok yang lebih luas.
8. Uji coba pemakaian
Produk yang sudah direvisi atau diperbaiki selanjutnya
diujicobakan pada subjek yang lebh luas. Produk yang diujicobakan
perlu dinilai untuk mengetahui kekurangan atau hambatan untuk
perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi produk
Apabila dalam ujicoba produk terdapat kekuragan, maka
dilakukan revisi produk. Revisi ini digunakan untuk penyempurnaan
produk yang sebelumnya telah dilawali dengan evaluasi kinerja
produk.
10. Pembuatan produk missal
Produk yang telah diujicobakan dalam beberapa kali pengujian
dan dinyatakan efektif dan efisien, maka produk tersebut siap
diproduksi secara massal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Setting Penelitian
Pada setting penelitian ini membahas mengenai tempat penelitian,
waktu penelitian, subjek penelitian, dan objek penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Deresan yang beralamatkan di Jalan
Cempaka Blok CT 10, Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I SDN Deresan
tahun ajaran 2018/2019.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran inovatif dalam sub
tema Kegiatan Sore Hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I
Sekolah Dasar.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 10 bulan terhitung dari bulan April
2018 sampai Oktober 2018. Penelitian ini dimulai dari wawancara
analisis kebutuhan hingga penyelesaian laporan skripsi.
C. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan dengan langkah-
langkah menurut Brog and Gall. Dari sepuluh langkah prosedur penelitian dan
pengembangan milik Brog and Gall, penelitian ini membatasinya menjadi
tujuh langkah yaitu 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan data; 3) desain
produk; 4) validasi desain; 5) revisi desain; 6) uji coba produk; dan 7) revisi
produk. Penelitian ini hanya dibatasi menjadi tujuh langkah karena peneliti
tidak melakukan produksi secara massal yang membutuhkan waktu dan biaya
yang cukup banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan Brog and Gall :
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan Brog and Gall
Langkah 1
Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan
(Wawancara dan Observasi)
Langkah 2
Pengumpulan Data
Hasil Wawancara dan observasi
Langkah 3
Desain Produk
1. Mengembangkan instrumen
penilaian validasi produk
2. Analisis komponen Kurikulum
Kompetensi Inti/KI, Kompetensi
Dasar/KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran mengacu taksonomi
Bloom
3. Membuat Program Tahunan
4. Membuat Program Semester
5. Membuat Silabus Pembelajaran
6. Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Langkah 4
Validasi Desain
Evaluasi Formatif
(validasi produk)
Langkah 5
Revisi Produk
Revisi perangkat
pembelajaran
Langkah 6
Uji Coba Produk Terbatas
Evaluasi Sumatif
Langkah 7
Revisi Produk
Penyempurnaan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berikut penjelasan setiap langkah yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Potensi dan Masalah
Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan observasi dan
wawancara kepada 3 (tiga) guru kelas I Sekolah Dasar di Yogyakarta yang
sudah menggunakan Kurikulum 2013. Wawancara ini dilakukan guna untuk
menganalisis kebutuhan dan mencari fakta-fakta serta masalah yang terjadi
di sekolah terkait penggunaan perangkat pembelajaran. Peneliti mencari
fakta yang berhubungan dengan penggunaan perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu Kurikulum 2013.
2. Pengumpulan data atau informasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti menemukan
permasalahan bahwa guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013.
Langkah selanjutnya, peneliti melakukan analisis karakteristik dan
kemampuan peserta didik yang sesuai dengan konteks pembelajaran untuk
Kelas I Sekolah Dasar.
3. Desain produk
Peneliti mengembangkan desain perangkat pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Langkah (1)
mengembangkan instrumen penilaian produk, (2) analisis komponen
Kurikulum Kompetensi Inti/KI, Kompetensi Dasar/KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran mengacu taksonomi Bloom (3) menyusun Program Tahunan
(4) menyusun Program Semester (5) menyusun Silabus Pembelajaran (6)
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model
PPR dan Quantum Learning.
4. Validasi desain
Pada tahap validasi desain, validasi pakar atau ahli digunakan peneliti
sebagai evaluasi formatif. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
divalidasi oleh 2 (dua) orang pakar atau ahli. Dari hasil validasi yang sudah
dilakukan, peneliti dapat mengetahui kualitas produk yang dikembangkan.
Selain mengetahui kualitas produk yang dikembangkan, hasil validasi ahli
dapat digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.
5. Revisi desain
Peneliti melakukan revisi desain produk perangkat pembelajaran
berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh validator. Revisi bertujuan
untuk memperbaiki kekurangan dari produk.
6. Uji coba produk
Uji coba produk dilakukan di SD N Deresan Yogyakarta untuk peserta
didik kelas 1 dengan jumlah 28 orang. Peneliti melakukan evaluasi formatif
dengan guru kelas I. Evaluasi formatif ini dilakukan dengan memberikan
instrumen validasi uji coba peserta didik yang diberikan kepada guru kelas I.
Melalui evaluasi yang dilakukan, peneliti dapat mengetahui apakah produk
yang diujicobakan sudah efektif atau belum. Peneliti juga mendapatkan
kritik dan saran dari guru kelas I yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kualitas produk setelah diimplementasikan.
7. Revisi produk
Peneliti melakukan revisi produk berdasarkan ujicoba produk dan
evaluasi formatif yang sudah dilakukan. Berdasarkan kritik dan saran yang
diberikan oleh guru SD kelas I SDN Deresan Yogyakarta, peneliti
melakukan revisi yang akhir guna menyempurnakan produk yang telah
dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
D. Uji Coba Terbatas
1. Subjek Uji Coba Terbatas
Pada penelitian pengembangan ini, subjek uji coba terbatas adalah
semua peserta didik kelas IA SDN Deresan yang berjumlah 28 peserta
didik pada tahun ajaran 2018/ 2019. Penelitian dilaksanakan pada tanggal
1 sampai 6 Oktober 2018.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur seperti tes, kuesioner,
pedoman wawancara dan pedoman observasi yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian (Sugiyono, 2015: 156). Penelitian
ini menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan kuisioner lembar validasi produk yang
berbentuk cek list.
a. Pedoman observasi
Sebelum melakukukan observasi, peneliti membuat pedoman
observasi.Pedoman observasi ini dipakai sebagai acuan untuk
melakukan observasi kepada guru kelas I SDN Deresan Yogyaarta.
Melalui pedoman observasi, peneliti dapat melihat secara langsung
dan mendapatkan informasi mengenai masalah penerapan
pembelajaran inovatif untuk kelas I dalam Kurikulum 2013.
b. Pedoman wawancara
Sebelum melakukan wawancara, peneliti pembuat kisi-kisi
pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan
untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan guru
terkait perangkat pembelajaran efektif yang dirancang peneliti.
c. Kuesioner
Penelitian ini menggunakan kuesioner berupa instrumen
validasi. Instrumen validasi digunakan untuk memvalidasi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang dikembangkan peneliti. Lembar validasi produk menggunakan
skala Likert 1 sampai 5. Komponen –komponen yang terdapat pada
lembar validasi produk meliputi; (1) identitas program tahunan; (2)
kelengkapan komponen program tahunan; (3) jumlah jam efektif
pada program tahunan; (4) identitas program semester; (5)
kelengkapan komponen program semester; (5) identitas RPP; (6)
kesesuaian indikator; (7) kesesuaian tujuan dengan indikator; (8)
kesesuaian strategi, model, dan metode pembelajaran; (9) kesesuaian
RPP dengan model Quantum Learning dankesesuaian RPP dengan
model PPR; (10) penilaian; (11) media pembelajaran; (12) LKPD;
dan (13) bahasa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pada suatu penelitian, pengumpulan data sangat diperlukan untuk
mendapatkan data. Sugiyono (2012: 137) menyatakan bahwa pengumpulan
data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai
cara. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga
yaitu
a. Observasi
Pengertian observasi menurut Asmani (2011:123) adalah pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan. Emzir
(2012:10) menjelaskan observasi non partisipan adalah observasi yang
menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyaksi terhadap gejala atau
kejadian yang menjadi topik. Peneliti mengamati secara langsung proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Dari hasil observasi
yang dilakukan, peneliti memperoleh informasi gambaran yang jelas
tentang permasalahan pembelajaran di kelas 1 yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Peneliti melakukan observasi pembelajaran kepada 3 (tiga)
guru SD kelas I yaitu SDN Deresan, SDN Babarsari, dan SDN
Ngabean. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan
pedoman observasi bagi guru dan bagi peserta didik. Pedoman
observasi bertujuan untuk memudahkan peneliti menganalisis
kebutuhan guru SD kelas I mengenai pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013.
b. Wawancara
Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur dalam
pengumpulan data. Sugiyono (2018: 216) menyatakan bahwa wawancara
semi terstruktur adalah wawancara yang menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Peneliti
melakukan wawancara dengan 3 (tiga) guru SD kelas I kota Yogyakarta
yang sudah menggunakan Kurikulum 2013. Wawancara ini bertujuan
untuk mengumpulkan informasi analisis kebutuhan guru SD kelas I. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui
kebutuhan guru mengenai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum
2013.
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2018:219). Peneliti
menggunakan kuesioner untuk menilai kualitas produk yang
dikembangkan dalam penelitian. Kuesioner diberikan kepada 2 (dua) ahli
untuk memvalidasi produk yang dikembangkan. Peneliti memberikan
kuesioner kepada pakar pembelajaran inovatif dan kepada guru SD kelas
I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan teknik
analisis data kuantitatif.
a. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas I
terkait dengan analisis kebutuhan mengenai perangkat pembelajaran. Data
kualitatif juga diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh pakar
atau ahli yang telah memberikan validasi terhadap produk yang
dikembangkan. Selain itu data kualitatif juga diperoleh dari masukan
yang diberikan oleh guru kelas I setelah melakukan uji coba produk yang
dilakukan.
b. Data kuantitatif
Data kualitatif diperoleh dari skor angket atau kuesioner yang sudah
diisi oleh pakar atau ahli dan guru kelas I. Data tersebut kemudian diolah
dan dianalisis dengan diubah menjadi data interval. Skala penilaian
terhadap perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan yaitu sangat
baik (5), baik (4), cukup (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Untuk
menghitung rata-rata skor perangkat pembelajaran yang diperoleh dari
validator, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
rata − rata (x) =jumlah skor yang diperoleh
jumlah item skor
Skor rata-rata yang sudah diperoleh, selanjutnya dikonversikan me njadi
data kuantitatif dengan skala lima menurut acuan Sukarjo (2008:101).
Berikut tabel konversi skala lima menurut Sukarjo:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik
Xi + 0,60 Sbi < X < Xi + 1,80 Sbi Baik
Xi – 0,60 Sbi < X <Xi + 0,60 Sbi Cukup Baik
Xi – 1,80 Sbi < X <Xi – 0,60 Sbi Kurang Baik
X <Xi – 1,80 Sbi Sangat Kurang Baik
Keterangan :
Xi (Rerata ideal) = 1
2 skor maksimal ideal + 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Sbi (Simpangan baku ideal) = 1
6 skor maksimal ideal − 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
X = skor actual
Berdasarkan rumus konversi skala lima di atas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan
dengan konversi sebagai berikut:
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal (Xi) : 1
2( 5+1) = 3
Simpangan baku ideal (Sbi) : 1
6 (5-1) = 0,67
Dinyatakan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > Xi + 1,80 Sbi
= X > 3 + (1,80 . 0,67)
= X > 3 + 1,21
= X > 4,21
Kategori baik = Xi + 0,60 Sbi < X < Xi + 1,80 Sbi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X <3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X <3 + (1,21)
= 3,40< X <4,21
Kategori cukup baik = Xi – 0,60 Sbi < X <Xi + 0,60 Sbi
= 3 – (0,60 . 0,67) < X <3 + (0,60 . 0,67)
= 3 – (0,40) < X <3 + (0,40)
= 2,60< X <3,40
Kategori kurang baik = Xi – 1,80 Sbi < X <Xi – 0,60 Sbi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X <3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X <3 – (0,40)
= 1,79< X <2,60
Kategori sangat kurang baik = X <Xi – 1,80 Sbi
= X <3 – (1,80 . 0,67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
= X <3 – (1,21)
= X <1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan hasil konversi data kuantitatif menjadi
data kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.2 Konversi Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > 4,21 Sangat Baik
3,40 < X < 4,21 Baik
2,60 < X <3,40 Cukup Baik
1,79 < X <2,60 Kurang Baik
X <1,79 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
E. Jadwal Penelitian
Berikut ini adalah jadwal penelitian:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Waktu (Bulan)
Apri
l 2018
Mei
2018
Juni
2018
Juli
2018
Agust
us
2018
Sep
tem
ber
2018
Okto
ber
2018
Novem
ber
2018
Des
ember
2018
Januar
i 2019
Feb
ruar
i 2019
1. Analisis
Kebutuhan
√
2. Menyusun
proposal
√ √
3. Mengembangkan
produk awal
√ √
4. Validasi produk √
5. Revisi produk √
6. Uji coba produk √
7. Revisi produk √ √ √
8. Ujian skripsi √
9. Revisi akhir √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal penelitian pengembangan perangkat pembelajaran
inovatif yang dilakukan peneliti adalah menganalisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan melalui observasi dan wawancara terkait perangkat
pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Peneliti melakukan
observasi dan wawancara dengan 3 (tiga) guru kelas I Sekolah Dasar di
Yogyakarta yaitu ibu W guru kelas I SDN Deresan, ibu S guru kelas I SDN
Ngabean, dan ibu N guru kelas I SDN Babarsari. Observasi dan wawancara
dilakukan pada bulan April 2018 sesuai dengan jadwal penelitian pada bab III.
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisis kebutuhan dan
penerapan pembelajaran Kurikulum 2013 di kelas I Sekolah Dasar. Peneliti
melakukan wawancara untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru
mengenai implementasi pembelajaran inovatif pada Kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar dan sekaligus untuk mengetahui permasalahan perangkat
pembelajaran inovatif. Wawancara ini dilakukan sebagai dasar pengembangan
perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013.
1. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan observasi kepada guru dan siswa. Observasi
dilakukan berdasarkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran
inovatif mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Peneliti
melakukan observasi dengan 3 (tiga) guru kelas I di SDN Deresan, SDN
Ngabean, dan SDN Babarsari.Ada 30 butir pernyataan pedoman observasi
guru yang terdiri dari kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Hasil dari observasi digunakan untuk menganalisis
kebutuhan perangkat pembelajaran. Berikut data hasil observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pembelajaran yang dilakukan oleh guru terkait pembelajaran inovatif
mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I SDN Deresan, SDN Ngabean, dan
SDN Babarsari.
Pada kegiatan awal atau pendahuluan ada 5 butir pernyataan berisi
kegiatan yang pada umumnya dilakukan oleh guru. Ketiga guru mengawali
kegiatan pembelajaran dengan berdoa. Dilanjutkan kedua guru melakukan
presensi pada kegiatan awal pembelajaran sedangkan satu guru yang lain
tidak melakukan. Dua guru melakukan apersepsi sebagai pengantar menuju
pada materi yang akan diajarkan dengan membacakan suatu cerita yang
dihubungkan dengan materi pelajaran. Sedangkan guru yang lain
melakukan apersepsi dengan mengingatkan siswa materi yang sudah
diajarkan sebelumnya. Namun, hanya satu guru yang menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa. Guru langsung memberikan motivasi
menyanyikan lagu nasional bersama.
Pada kegiatan inti, ketiga guru tidak menyampaikan cakupan materi
dan menjelaskan uraian kegiatan. Selama proses pembelajaran, kedua guru
tidak melibatkan siswa dalam mencari informasi yang akan dipelajari. Satu
guru lainnya melibatkan siswa dengan menuliskan pengalaman pribadi
siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Kedua guru juga
sudah menggunakan media dan sumber pembelajaran sesuai materi yang
disampaikan. Sedangkan guru lainnya tidak menggunakan media
pembelajaran. Ketiga guru belum menggunakan metode yang sesuai
dengan materi dan karakteristik siswa. Selama pembelajaran, kedua guru
hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan
cenderung kurang aktif dalam belajar. Namun satu guru lainnya
menggunakan media berupa kartu kata yang disusun menjadi suatu kalimat
sederhana untuk melatih siswa menulis.
Ketiga guru belum menggunakan model yang sesuai dengan materi
dan karakteristik siswa. Buku guru dan buku siswa masih menjadi patokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
guru dalam mengajar. Dari hasil observasi yang dilakukan, ketiga guru
sudah menerapkan 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar,
Mengomunikasikan) selama pembelajaran walaupun tidak urut. Ketiga
guru belum menggunakan bahasa yang baku dan terkadang menggunakan
bahasa daerah saat mengajar. Dalam menyampaikan materi atau
penjelasan, ketiga guru sudah menggunakan artikulasi dan valume yang
jelas. Ketiga guru juga sudah menggunakan pakaian rapi dan berwibawa.
Saat proses pembelajaran berlangsung, ketiga guru sudah memusatkan
perhatian siswa secara verbal dan non-verbal. Ketiga guru juga tidak
berpaku pada satu tempat saat mengajar dan selalu memberikan contoh
dalam materi yang disampaikan terkait kehidupan sehari-hari. Ketika
pembelajaran, ketiga guru memberikan apresiasi secara verbal berupa
tepuk tangan, bagus, sip, acungan jempol kepada siswa yang aktif maupun
yang berprestasi.
Saat kegiatan pembelajaran, ketiga guru tidak menggunakan sumber
pembelajaran berbasis teknologi.Ketiga guru mampu dengan tegas
mengondisikan siswa di dalam kelas dengan baik.Selama observasi
dilakukan, ketiga guru sudah menekankan pendidikan karakter di kelas.
Salah satu guru menerapkan pembiasaan melatih peserta didik
mengucapkan salam dan terimakasih selama kegiatan pembelajaran. Guru
yang lain menerapkan pendidikan karakter dengan cara saling berbagi buku
dengan teman yang tidak membawa buku tematik. Dari hasil observasi,
ketiga guru belum membuat suasana pembelajaran menjadi menarik dan
menyenangkan dan menarik bagi siswa. Hal ini terlihat dari kegiatan
pembelajaran oleh guru terpaku pada buku paduan guru dan siswa. Hanya
satu guru yang melibatkan siswa untuk aktif dengan membaca bersama-
sama suatu cerita bacaan yang ada di buku siswa. Selama proses
pembelajaran hanya dua guru yang menjadi fasilitator siswa sedangkan
guru yang lain masih belum menjadi fasilitator bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pada kegiatan penutup, ketiga guru membuat ringkasan secara lisan
dan tertulis. Ketiga guru membuat ringkasan lisan bersama dengan siswa,
lalu menulis ringkasan di papan tulis. Ketiga guru juga tidak memberikan
sumber lain untuk dipelajari siswa. Hanya satu guru yang melakukan
refleksi pada akhir pembelajaran dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan
lisan yang ditanyakan kepada siswa. Sedangkan kedua guru yang lainnya
tidak melakukan refleksi kepada siswa. Kedua guru memberikan motivasi
kepada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Salah satu guru
memberikan motivasi dengan memanggil nama siswa tersebut dan
meminta untuk maju ke depan kelas dan menulis suatu kata. Guru yang lain
memberikan motivasi dengan membisikkan kalimat motivasi untuk selalu
belajar ketika salaman dengan guru sewaktu jam pulang. Sedangkan guru
yang lain cenderung tidak memberikan motivasi kepada siswa yang belum
aktif. Ketiga guru tidak memberikan evaluasi dan tindak lanjut mengenai
pembelajaran yang sudah disampaikan.
Peneliti juga melakukan observasi dengan peserta didik kelas I saat
kegiatan pembelajaran di tiga Sekolah Dasar di Yogyakarta. Peneliti
melakukan observasi kepada siswa menggunakan pedoman observasi yang
sudah dibuat sebelumnya. Observasi siswa bertujuan untuk mengetahui
apakah guru sudah menerapkan pembelajaran inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ada sepuluh butir
pernyataan yang digunakan peneliti untuk mengobservasi siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Butir pernyataan yang pertama yaitu mengenai partisipasi aktif peserta
didik selama mengikuti pembelajaran. Siswa pada dua sekolah dasar sudah
berpartsipasi aktif. Hal ini terlihat dari siswa membaca bersama-sama suatu
bacaan cerita pada buku siswa oleh panduan guru. Siswa di sekolah lain
juga aktif ketika guru untuk menuliskan nama-nama bagian tubuh di papan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tulis. Namun pada sekolah lain, siswa belum aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Butir pernyataan yang kedua yaitu mengenai pemberian umpan balik
apersepsi dari guru. Siswa pada dua sekolah memberikan umpan balik
apersepsi dari guru dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
dan membagikan pengalaman siswa terkait materi yang akan disampaikan.
Namun, siswa pada sekolah lain terlihat tidak memberikan umpan balik
apersepsi pada guru. Butir pernyataan yang ketiga yaitu mengenai
perhatian siswa ketika guru menyampaikan materi. Siswa di tiga sekolah
dasar seluruhnya memperhatikan guru saat menyampaikan materi
pembelajaran.
Butir pernyataan yang keempat yaitu mengenai siswa yang
mengajukan pertanyaan kepada guru. Beberapa siswa pada dua sekolah
mengajukan pertanyaan kepada guru. Sedangan siswa pada sekolah lain
terlihat pasif dalam bertanya kepada guru. Butir pernyataan yang kelima
yaitu mengenai mampu bekerja sama dalam kegiatan berkelompok. Dari
hasil observasi, siswa di tiga sekolah dasar sudah dilatih oleh guru untuk
bekerja sama dengan kelompok, walaupun hanya kelompok satu meja.
Dalam kegiatan bekerja kelompok, guru selalu mendampingi setiap
kelompok.
Butir pernyataan yang keenam yaitu mengenai siswa yang mampu
mengomunikasikan hasil diskusi. Berdasarkan observasi, siswa pada tiga
sekolah belum mampu mengomunikasikan hasil diskusi. Butir pernyataan
yang ketujuh yaitu mengenai siswa yang antusias mengikuti proses
pembelajaran. Siswa pada tiga sekolah terlihat antusias mengikuti proses
pembelajaran. Butir pernyataan yang kedelapan yaitu mengenai
pemahaman materi yang disampaikan oleh guru. Dari hasil observasi,
siswa pada tiga sekolah sudah memahami materi yang disampaikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
guru. Hal ini terlihat dari seluruh siswa mampu mengerjakan latihan yang
diberikan oleh guru dan mendapat nilai yang baik.
Butir pernyataan yang kesembilan yaitu mengenai siswa dibantu guru
untuk membuat rangkuman pembelajaran secara lisan. Siswa pada tiga
sekolah dibimbing untuk membuat rangkuman pembelajaran secara lisan
oleh guru. Butir pernyataan yang kesepuluh yaitu mengenai siswa dibantu
oleh guru untuk membuat rangkuman secara tertulis. Siswa pada tiga
sekolah membuat rangkuman secara tertulis di papan tulis dengan bantuan
guru.
2. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara.
Wawancara berpedoman pada 22 butir pertanyaan yang ditanyakan pada
empat guru kelas I Sekolah Dasar. Hasil wawancara tersebut kemudian
digunakan sebagai analisis kebutuhan perangkat pembelajaran. Berikut ini
data hasil wawancara dengan 4 (empat) guru SD yang dijabarkan sebagai
berikut.
Butir pertanyaan yang pertama yaitu mengenai kapan guru
menggunakan Kurikulum 2013. Satu guru mulai menggunakan
Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran pelajaran 2014/2015 untuk kelas I
dan IV saja. Dua guru lainnya sudah mulai menggunakan Kurikulum
2013 sejak tahun 2013 ketika pertama kali penerapan Kurikulum baru di
beberapa SD.
Butir pertanyaan yang kedua yaitu mengenai pelatihan bagi guru
dalam penggunaan Kurikulum 2013 di sekolah. Tiga guru sudah
mengikuti pelatihan penggunaan Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan yang ketiga yaitu mengenai pemahaman guru terkait
Kurikulum SD 2013. Kedua guru diantaranya mengatakan bahwa dalam
penerapan Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik dan lebih
menuntut siswa untuk lebih aktif serta mandiri. Guru lainnya mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
selain menggunakan pembelajaran tematik, guru harus menguasai
penilaian spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Butir pertanyaan yang ke empat yaitu mengenai pengetahuan
karakteristik Kurikulum 2013. Ketiga guru diwawancarai mengatakan
bahwa mereka mengetahui karakteristik Kurikulum 2013, namun belum
secara keseluruhan. Salah satu guru mengatakan pembelajaran
menggunakan saintifik dan mengupayakan siswa mencapai panduan yang
diharapkan. Walaupun guru-guru mengetahui karakteristik Kurikulum
2013, namun belum begitu memahami karakteristik Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan yang kelima yaitu pemahaman mengenai pendekatan
saintifik yang digunakan pada pembelajaran. Salah satu guru mengatakan
bahwa pendekatan saintifik digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran pada Kurikulum 2013. Sedangkan dua guru yang lain,
menjelaskan bahwa belum memahami pendekatan saintifik secara
menyeluruh dan terkadang penggunaan 5M (mengamati,
menanya,mencoba, menalar, dan mengomunikasikan) tidak dilakukan
secara runtut.
Butir pertanyaan yang keenam yaitu cara perumusan indikator dan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa. Ketiga guru mengatakan
bahwa dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan Kompetensi
Dasar yang hendak dicapai kemudian disesuaikan dengan karakteristik
siswa.
Butir pertanyaan yang ketujuh yaitu mengenai
menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Kedua
guru mengatakan dalam menumbuhkembangkan pendidikan karakter,
mereka memperhatikan materi dan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran. Sedangkan guru yang lain menyebutkan bahwa
menumbuhkembangkan pendidikan karakter perlu melihat karakter siswa
dan sebisa mungkin guru hanya mengarahkan saja tanpa memaksa siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Butir pertanyaan yang kedelapan yaitu penggunaan model
pembelajaran yang berbeda-beda dalam melaksanakan RPP. Ketiga guru
mengatakan bahwa dalam membuat dan melaksanakan RPP, hanya
bepedoman pada buku panduan dari pemerintah sehingga jarang
mengembangkan RPP menggunakan bermacam model.
Butir pertanyaan yang kesembilan yaitu pengupayaan pendidikan
karakter dalam membuat tujuan pembelajaran. Ketiga guru menjelaskan
dalam membuat tujuan pembelajaran sudah mengupayakan pendidikan
karakter. Salah satu guru memaparkan bahwa terkadang tujuan yang
sudah dibuat untuk mengembangkan pendidikan karakter tidak
dilaksanakan karena terkendala oleh alokasi waktu pembelajaran.
Butir pertanyaan yang kesepuluh yaitu mengenai pengetahuan tentang
karakteristik pembelajaran abad ke -21. Dua guru yang diwawancarai
mengatakan bahwa belum mengetahui karakteristik pembelajaran di abad
ke-21, mereka hanya mengetahui siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan
mandiri dalam proses pembelajaran. Satu guru yang lain menyebutkan
mengetahui karakteristik pembelajaran abad ke-21, namun belum begitu
memahami penerapannya dalam pembelajaran.
Butir pertanyaan yang ke sebelas yaitu mengenai perumusan indikator
yang terkait keterampilan abad ke-21.Tiga guru mengatakan bahwa
belum mengetahui dan memahami perumusan indikator yang terkait
keterampilan abad ke 21.
Butir pertanyaan yang ke dua belas yaitu mengenai metode ceramah
yang mendominasi proses pembelajaran di kelas. Dua guru mengatakan
bahwa terkadang metode ceramah masih mendominasi di kelas. Hal ini
dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan guru tentang beberapa model
pembelajaran inovatif, sehingga metode ceramah dianggap sebagai
metode yang mudah dan praktis. Guru lain menjelaskan bahwa
penggunaan metode ceramah di sesuaikan dengan pokok materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diajarkan. Beliau memaparkan bahwa pada pembelajaran di kelas I, guru
menggunakan metode ceramah saat membacakan cerita atau suatu bacaan
kepada siswa.
Butir pertanyaan yang ke tiga belas yaitu penggunaan model
pembelajaran inovatif dalam membuat dan melaksanakan RPP. Dua guru
mengatakan bahwa sudah mencoba menggunakan model pembelajaran
inovatif yaitu model PBL dan picture and picture, namun belum
menerapkan model pembelajaran inovatif dalam setiap mengajar.
Sedangkan guru yang lain menjelaskan bahwa mereka mengetahui adanya
model pembelajaran inovatif, namun belum pernah mengembangkan
dalam RPP. Ketika pembelajaran di kelas guru hanya menggunakan buku
panduan dari pemerintah.
Butir pertanyaan yang ke empat belas yaitu mengenai pemahaman
pembelajaran inovatif. Dua guru yang diwawancarai mengatakan bahwa
pembelajaran inovatif bertujuan untuk membuat siswa menjadi aktif,
kreatif, dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Salah
satu guru menjelaskan bahwa peran guru hanya mengerahkan siswa
mengembangkan ide-idenya sendiri.
Butir pertanyaan yang ke lima belas adalah kesulitan membuat dan
melaksanakan pembelajaran inovatif di kelas. Terdapat guru yang
mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inovatif. Kesulitan ini dikarenakan
masih sedikitnya contoh perangkat pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran inovatif. Satu guru lainnya mengalami kesulitan
ketika memadukan materi dengan model inovatif yang sesuai
karakteristik siswa. Guru lainnya mengalami kesulitan ketika
merencanakan pembelajaran dalam satu hari. Guru harus
mengintegrasikan beberapa materi dan menyesuaikan dengan langkah
model pembelajaran inovatif. Integrasi materi dan menyesuaikan langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pada model pembelajaran inovatif inilah yang menjadi kesulitan guru
karena membutuhkan waktu yang lama.
Butir pertanyaan yang ke enam belas yaitu mengenai cara mengatasi
kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam membuat dan melaksanakan
pembelajaran inovatif di kelas. Salah satu guru mengatakan cara
mengatasi kesulitan membuat dan melaksanakan model pembelajaran
inovatif adalah dengan melibatkan peran serta orang tua siswa untuk
menunjang proses pembelajaran di kelas. Sedangkan dua guru yang lain
memaparkan cara mengatasinya dengan membuat media pembelajaran
yang inovatif sekaligus mempersiapkan RPP dengan baik.
Butir pertanyaan yang ke tujuh belas yaitu menganai contoh
perangkat pembelajaran inovatif sesuai Kurikulum 2013 yang tersedia di
sekolah. Salah satu guru mengatakan bahwa belum tersedia perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai Kurikulum 2013, namun sekolah hanya
mempunyai media-media inovatif seperti kartu kata yang digunakan
untuk membaca, dan lain sebagainya. Sedangkan dua guru yang lain
memaparkan bahwa belum mempunyai perangkat pembelajaran inovatif
yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan yang ke delapan belas yaitu mengenai kebutuhan
guru terhadap contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai
Kurikulum 2013. Ketiga guru yang diwawancarai mengatakan bahwa
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran invovatif sesuai Kurikulum
2013. Guru mengatakan contoh perangkat pembelajaran inovatif sesuai
Kurikulum 2013 akan membantu mereka mengembangkan rencana
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pada abad ke-21 dan
menjadikan peserta didik lebih aktif, kreatif, mandiri, peduli, jujur, dan
bertanggung jawab.
Butir pertanyaan yang ke Sembilan belas yaitu mengenai siswa yang
merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran inovatif di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Ketiga guru mengatakan bahwa ketika guru menerapkan pembelajaran
inovatif, siswa merasa senang, aktif dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
Butir pertanyaan yang ke dua puluh yaitu mengenai rencana
mengembangkan perangkat pembelajaran yang inovatif yang sesuai
Kurikulum 2013. Ketiga guru ingin mengembangkan perangkat
pembelajaran inovatif supaya prestasi siswa meningkat.
Butir pertanyaan yang ke dua puluh satu yaitu mengenai pentingnya
penerapan pembelajaran inovatif. Ketiga guru menjelaskan bahwa
penerapan pembelajaran inovatif itu penting untuk meningkatkan prestasi
siswa.
Butir pertanyaan yang ke dua puluh dua yaitu mengenai pemahaman
guru tentang jenis belajar menurut taksonomi bloom yang sudah direvisi.
Ketiga guru memaparkan bahwa belum mengatahui jenis belajar menurut
taksonomi bloom yang sudah direvisi.
3. Pembahasan Hasil Observasi, Hasil Wawancara dan Analisis
Kebutuhan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada guru dan siswa,
dapat disimpulkan bahwa guru belum menerapkan pembelajaran inovatif
mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I sekolah dasar. Dalam
melaksanakan pembelajaran, guru hanya berpedoman ada panduan buku
guru dan buku siswa. Hal ini yang membuat siswa cenderung merasa bosan
dan kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah diuraikan diatas, peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa guru belum secara lengkap dan
menyeluruh memahami mengenai pembelajaran inovatif sesuai Kurikulum
2013. Selain itu, guru juga belum mengetahui secara lengkap dan utuh
mengenai karakteristik pembelajaran abad ke-21 yang diterapkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kurikulum 2013. Guru sudah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013, namun
masih belum memahami secara penuh pembelajaran inovatif. Ketika
mengembangkan pembelajaran inovatif, guru mengalami kesulitan. Guru
mengalami kesulitan ketika merancang pembelajaran inovatif dan
menentukan model pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa.
Menurut observasi dan wawancara yang dilakukan dengan 3 (tiga)
guru kelas I, guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran inovatif
yang sesuai Kurikulum 2013. Melalui contoh perangkat pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan Kurikulum 2013, guru dapat mengembangkan
rancangan perangkat pembelajaran yang membuat siswa senang, aktif dan
antusias, sehingga meningkatkan prestasi.
B. Deskripsi produk awal
Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif, peneliti
menggunakan beberapa langkah. Langkah awal yang dilakukan yaitu
membuat program tahunan. Sebelum tahun ajaran baru dimulai, rancangan
program tahunan ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan.Program tahunan
ini merupakan pedoman bagi pengembang program-program pembelajaran
berikutnya seperti program semester. Peneliti membuat program tahunan
dengan melihat tema, subtema, alokasi waktu yang digunakan melalui
panduan buku guru dan siswa. Pada program tahunan berisi tema dan sub
tema dalam satu tahun pembelajaran atau dalam dua semester. Point penting
pada program tahunan adalah minggu belajar efektif dalam setiap sub tema
yang dilakukan dalam satu tahun.
Setelah program tahunan selesai dibuat, peneliti melanjutkan langkah
kedua yakni membuat program semester. Program semester ini merupakan
penjabaran dari program tahunan. Program semester berisikan mengenai
rancangan pembelajaran yang akan dicapai dalam satu semester. Pada
program semester memuat tentang tema, subtema, pembelajaran ke-, alokasi
waktu, dan bulan. Pengembangan program semester disesuaikan dengan jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
belajar efektif mengacu pada kalender akademik Sekolah Dasar. Program
semester bertujuan untuk mengetahui rancangan pada minggu keberapa
dimulainya pembelajaran.
Langkah ketiga adalah membuat silabus. Peneliti membuat silabus
untuk satu tema yakni tema Kegiatanku. Langkah awal yang dilakukan untuk
membuat silabus yaitu menentukan Kompetensi Dasar pada tema dan sub
tema yang sudah ditentukan. Kemudian menyusun materi pokok dan kegiatan
pembelajaran yang akan diajarkan. Dalam satu silabus yang dikembangkan
terdapat rincian mengenai Kompetensi Dasar, materi pokok pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar dan penilaian pada
setiap subtema. Pengembangan silabus hanya dilakukan pada setiap tema.
Langkah keempat adalah mengembangkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model yang sudah ditentukan sebelumnya.
Sebelum mengembangkan RPP, tahapan awal yang dilakukan yaitu
menganalisis Kompetensi Dasar (KD) untuk satu semester yaitu semester
gasal. Setelah menganalisis Kompetensi Dasar (KD) selesai dilakukan,
tahapan selanjutnya peneliti melakukan pemetakan Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator sesuai dengan tema yang ada dalam
Kurikulum 2013. Peneliti melakukan pemetakan Kompetensi Dasar (KD)
pada satu sub tema yaitu subtema kegiatan sore hari untuk kelas I Sekolah
Dasar. Peneliti memilih subtema tersebut dikarenakan Kompetensi Dasar
(KD) dan materi pokok yang dikembangkan sesuai dengan model
pembelajaran PPR serta Quantum Learning. Pada subtema kegiatan sore hari
untuk kelas I sekolah dasar belum ada perangkat pembelajaran inovatif yang
dikembangkan. Berdasarkan KD yang sudah dipetakan kemudian diturunkan
menjadi indikator. Dalam menyusun indikator pembelajaran, peneliti
menggunakan kata kerja operasional Taksonomi Bloom edisi revisi. Indikator
yang disusun menggunakan kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi yang
sesuai dengan Taksonomi Bloom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Sesuai dengan indikator pembelajaran yang sudah dikembangkan,
peneliti kemudian menentukan langkah-langkah dari model pembelajaran
inovatif yang akan digunakan. Langkah selanjutnya, peneliti mulai menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama satu hari penuh atau 5JP (5
X 35 menit). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun secara
lengkap dengan lampiran penilaian, rangkuman materi, LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik), soal evaluasi, dan lembar refleksi. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berisi perencanaan kegiatan selama satu pertemuan untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD) da indikator pembelajaran. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) termuat beberapa komponen yaitu (1)
identitas sekolah, (2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema, (3) kelas/
semester, (4) materi pokok, (5) alokasi waktu, (6) tujuan pembelajaran, (7)
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi, (8) materi
pembelajaran, (9) metode pembelajaran, (10) media pembelajaran, (11)
sumber belajar, (12) langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan
awal, inti, dan penutup, (13) penilaian hasil belajar. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun menggunakan pendekatan saintifik, model
pembelajaran inovatif, pembelajaran terpadu, penilaian otentik dan
berorientasi pada keterampilan abad ke-21 sesuai tuntutan pada Kurikulum
2013.
Peneliti mengembangkan RPP yang berorientasi pada keterampilan di
abad ke- 21 yakni keterampilan berpikir kritis (Critical Tinking skill),
keterampilan berkomunikasi (communication skill), keterampilan berpikir
kreatif (creative thinking skill), keterampilan kolaborasi (collaboration skill).
Oleh karena siswa akan berperan serta dalam abad ini, maka peneliti
mengembangkan perangkat pembelajaran yang melibatkan keterampilan yang
diperlukan abad ke-21. Kurikulum 2013 mengharapkan mempunyai lulusan
yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, inovatif, dan mandiri.
Melalui Kurikulum 2013, siswa diharapkan tidak hanya mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pengetahuannya saja, tetapi juga mengembangkan sikap, keterampilan, dan
karakter.
Dalam mengembangkan RPP, peneliti menggunakan dua model
inovatif yaitu model PPR (Paradigma pedagogi Reflektif) dan model
Quantum Learning. Model PPR dengan jelas menegaskan terbentuknya
karakter 3C (competence, conscience, compassion) dalam diri peserta didik
melalui pengelaman, refleksi, dan aksi. Model pembelajaran PPR membantu
siswa menjadi manusia yang berkompeten dalam ilmu pengetahuan, peka
terhadap orang lain, dan mempunyai kesadaran suara hati. Jelas yang
diharapkan PPR sesuai dengan yang ingin diraih oleh Kurikulum 2013. Selain
mengembangkan RPP mengguakan model PPR, peneliti juga menggunakan
model Quantum Learning. Model Quantum Learning menggabungkan
keterampilan belajar, keterampilan berkomunikasi dan rasa percaya diri dalam
lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Model pembelajaran Quantum
Learning membantu siswa menyesuaikan antara teori yang didapatkan dengan
kenyataan yang ada sehingga dapat mengembangkan kreatifitas dan inovasi
siswa.
`Peneliti menyusun RPP dengan rinci namun sederhana sehingga guru
mudah untuk mengimplentasikan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
disusun berdasarkan sintaks model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi
Reflektif) dan model Quantum Learning yang disesuaikan dengan pendekatan
saintifik dan keterampilan abad ke-21 sesuai dengan karakteristik Kurikulum
2013. Sesuai dengan karakteristik setiap model pembelajaran inovatif, peneliti
membuat kegiatan pembelajaran secara menarik dan menyenangkan. Hal ini
memungkinkan siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran. Desain
pembelajaran inovatif yang sudah disusun akan membuat pembelajaran
menjadi bermakna sehingga meningkatkan prestasi siswa.
Peneliti melengkapi RPP yang sudah dikembangkan dengan LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik). LKPD didesain secara menarik dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
supaya siswa secara aktif menemukan informasi berdasarkan pengetahuan
yang dibutuhkan. Setiap kegiatan yang ada pada LKPD mengupayakan
tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran.
Dalam RPP yang dibuat, peneliti juga melampirkan materi
pembelajaran. Peneliti menyusun materi pembelajaran berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Materi pembelajaran disusun secara jelas dan ringkas sesuai dengan materi
yang akan dijelaskan selama satu hari pembelajaran. Peneliti juga
melampirkan media pembelajaran berupa bacaan literasi, gambar-gambar
yang mencerminkan kegiatan sore hari, gambar-gambar yang mencerminkan
perilaku sopan, kartu kata, cerita bergambar dan beberapa video yang
berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan.
Dalam RPP yang dibuat, peneliti juga melengkapi evaluasi dan
penilaian. Peneliti membuat evaluasi untuk setiap indikator mata pelajaran.
Evaluasi ini merupakan tindak lanjut dari apa yang sudah dipelajari peserta
didik selama satu pertemuan yang berupa soal pilihan ganda dan jawaban
singkat. Peneliti juga melengkapi evaluasi dengan instrumen penilaian untuk
mengukur hasil belajar siswa. Penilaian dilakukan sesuai karakteristik
Kurikulum 2013 yaitu menggunakan penilaian otentik. Penilaian dilakukan
berdasarkan Kompetensi Inti (KI) 1, 2, 3, dan 4 untuk bidang PPKn dan
Pendidikan Agama. Sedangkan untuk bidang lainnya dilakukan penilaian KI
3, dan 4. Pada Kurikulum 2013 edisi revisi menjelaskan bahwa penilaian
sikap spiritual dan sikap sosial hanya dilakukan pada bidang PPKn dan
Pendidikan Agama. Namun sikap spiritual dan sikap sosial untuk pendidikan
karakter tetap diajarkan oleh guru secara tersirat pada pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan model
PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dan Quantum Learning juga disertakan
lembar refleksi. Dalam pembelajaran, refleksi bertujuan untuk membantu
peserta didik membangun pengetahuan yang mendalam dan menangkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
maknanya secara utuh. Peneliti membuat refleksi menggunakan beberapa
panduan pertanyaan. Panduan pertanyaan ini bertujuan untuk membantu siswa
mengingat pengelaman selama proses pembelajaran yang mengesankan atau
menyentuh hati. Siswa diberi kesempatan untuk menuliskan bagaimana
perasaan selama mengikuti pembelajaran dan makna yang didapatkan.
Peneliti juga menyertakan format pengayaan dan format remidial.
Format pengayaan ini bertujuan untuk memperdalam materi yang sudah
dipelajari siswa melalui tugas yang harus dikerjakan siswa. Sedangkan format
remidial bertujuan untuk mempermudah guru membuat catatan bagi siswa
yang belum mencapai nilai KKM pada indikator yang sudah ditentukan.
C. Validasi Ahli dan Revisi Produk
1. Data Validasi Pakar Kurikulum 2013
Peneliti memberikan produk awal yang sudah dibuat berupa perangkat
pembelajaran yang terdiri dari Program Tahunan, Program Semester,
silabus, dan RPP kepada dua orang pakar pembelajaran inovatif untuk
divalidasi. Validasi bertujuan untuk mengetahui mutu kualitas perangkat
pembelajaran inovatif yang sudah dibuat. Peneliti memberikan instrumen
validasi sebagai pedoman bagi validator untuk memberikan penilaian.
Melalui validasi ini, validator dapat memberikan catatan berupa kritik dan
saran yang dapat digunakan peneliti untuk memperbaiki produk.
Validasi oleh pakar pembelajaran inovatif dilaksanakan pada bulan
Juli 2018. Pakar pembelajaran yang menjadi validator adalah seorang
mahasiswa dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang menekuni
pembelajaran inovatif sesuai Kurikulum 2013 yaitu Saudari R dan seorang
guru kelas I SD di Yogyakarta yaitu Ibu W. Validasi pakar dilakukan
sebanyak satu kali. Aspek yang dinilai dalam perangkat pembelajaan
inovatif meliputi: (1) Program Tahunan, (2) Program Semester, (3) silabus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
(4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (5) media pembelajaran, (6)
LKPD, dan (7) bahasa.
Berdasarkan hasil validasi mengenai kualitas perangkat pembelajaran
inovatif dengan menggunakan model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif)
yang dilakukan oleh pakar Saudari R, maka pakar memberikan skor rata-
rata 4,40 yang termasuk dalam kategori “ Sangat baik”. Perangkat
pembelajaran yang sudah divalidasi, layak untuk diuji coba lapangan
berdasarkan revisi sesuai saran yang diberikan oleh Saudari R. Sebagai
pakar, Saudari R memberikan komentar dan saran untuk beberapa
komponen yaitu (1) program tahunan kurang memuat identitas yang
lengkap, (2) program semester kurang memuat satuan pendidikan, (3)
perbaiki kesesuaian rumusan indikator pada mapel Bahasa Indonesia
dengan tujuan pembelajaran, (4) belum ada cover pada lembar LKPD, (5)
memperbaiki penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI), (6) memperbaiki penggunaan tanda titik pada soal LKPD
dan evaluasi, (7) penambahan tanda tangan untuk Kepala Sekolah dan guru
kelas pada format remedial, (8) mencantumkan seluruh teknik penilaian
yang digunakan pada silabus.
Sedangkan hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran inovatif
dengan menggunakan model Quantum Learning oleh pakar Saudari R,
maka pakar memberikan skor rata-rata 4,20 yang termasuk dalam kategori
“baik”. Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi, layak untuk diuji
coba lapangan berdasarkan revisi sesuai saran yang diberikan oleh Saudari
R. Sebagai pakar, Saudari R memberikan komentar dan saran untuk
beberapa komponen yaitu (1) program tahunan kurang memuat identitas
yang lengkap, (2) program semester kurang memuat satuan pendidikan, (3)
belum ada degree kuantitas, (4) rubrik penilaian perlu diperbaiki, (5) belum
ada cover pada lembar LKPD, (6) perbaiki penggunaan Bahasa Indonesia
yang sesuai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), (7) beberapa komponen 4C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran, (8) penambahan tanda tangan
untuk Kepala Sekolah dan guru kelas pada format remedial.
Peneliti juga melakukan validasi perangkat pembelajaran inovatif
dengan pakar pembelajaran inovatif kedua menggunakan model PPR
(Paradigma Pedagogi Reflektif) yang dilakukan oleh pakar Ibu W. Pakar
Ibu W memberikan hasil skor rata-rata 4,27 yang termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Sebagai pakar, ibu W memberikan komentar dan saran
untuk beberapa komponen yaitu (1) memperbaiki degree pada tujuan
pembelajaran, (2) menyederhanakan struktur kalimat perintah pada LKPD
sehingga mudah dipahami peserta didik, (3) penggunaan media
pembelajaran sudah sesuai dengan materi yang diajarkan, (4) perbaiki
penulisan kalimat yang salah. Perangkat pembelajaran yang sudah
divalidasi, layak untuk diuji coba lapangan berdasarkan revisi sesuai saran
yang diberikan oleh Ibu W.
Sedangkan hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran inovatif
dengan menggunakan model Quantum Learning oleh pakar Ibu W, maka
pakar memberikan skor rata-rata 4,17 yang termasuk dalam kategori “
baik”. Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi, layak untuk diuji
coba lapangan berdasarkan revisi sesuai saran yang diberikan oleh Ibu W.
Sebagai pakar, Ibu W memberikan komentar dan saran secara keseluruhan
yaitu (1) beberapa media pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai, (2) perbaiki struktur kalimat pada LKPD
yang mudah dipahami peserta didik, (3) perbaiki degree tujuan
pembelajaran, (4) perbaiki penulisan kalimat. Perangkat pembelajaran yang
sudah divalidasi, layak untuk diuji coba lapangan berdasarkan revisi sesuai
saran yang diberikan oleh Ibu W.Perangkat pembelajaran yang sudah
divalidasi oleh kedua pakar, kemudian diperbaiki sesuai dengan saran yang
sudah diberikan. Saran dan revisi dijabarkan pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.1 Komentar pakar Pembelajaran Inovatif model PPR (Paradigma
Pedagogi Reflektif) dan Revisi
No.
Instrumen Aspek yang dinilai Komentar Revisi
Program Tahunan (Prota)
1 Prota memuat
komponen identitas
yang lengkap (kelas,
satuan pendidian,
tahun pelajaran)
Lengkapi Program
Tahunan dengan
satuan pendidikan
Melengkapi
Program
Tahunan
dengan satuan
pendidikan
Program Semester (Prosem)
1 Prosem memuat
komponen identitas
yang lengkap (kelas,
semester, satuan
pendidikan, tahun
pelajaran)
Program semester
kurang memuat
satuan pendidikan
Melengkapi
komponen
satuan
pendidikan
pada program
semester
Silabus
2 Memuat materi pokok
kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi
waktu, dan sumber
belajar.
Seluruh teknik
penilaian yang
digunakan harus
dicantumkan
Melengkapi
komponen
teknik
penilaian pada
silabus
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
3 Tujuan pembelajaran
(kesesuaian tujuan
dengan indikator, kata
kerja dapat diukur,
menccangkup
komponen A
(Audience), B
(Behaviour), C
(Conditon), D
(Degree).
Kesesuaian
rumusan indikator
pada mapel Bahasa
Indonesia dengan
tujuan
pembelajaran
Mengubah
tujuan
pembelajaran
pada mapel
Bahasa
Indonesia yang
disesuaikan
dengan
indikator
ketercapaian
Melengkapi degree
kuantitas (merujuk
jumlah) pada
tujuan
pembelajaran
Melengkapi
degree
kuantitas pada
tujuan
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
10 Evaluasi (mencakup
aspek sikap,
pengetahuan,
keterampilan,
kesesuaian evaluasi
dengan tujuan atau
indikator, komponen
penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan
pengayaan, dan
remedial)
Penambahan tanda
tangan untuk
Kepala Sekolah
dan guru kelas
pada format
remedial
Menambah
tanda tangan
untuk Kepala
Sekolah dan
guru kelas pada
format
remedial
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
5 Kelayakan tampilan
(daya tarik/ cover
LKPD, kesesuaian
huruf yang digunakan
dalam LKPD,
keseimbangan
komposisi/ judul dan
logo)
Penambahan cover
pada lembar LKPD
Menambah
cover untuk
lembar LKPD
Bahasa
1 Penggunaan bahasa
sesuai dengan PUEBI
(Panduan Umum Ejaan
Bahasa Indonesia)
Perbaiki beberapa
kesalahan
penulisan Bahasa
Indonesia yang
sesuai Panduan
Umum Ejaan
Bahasa Indonesia
(PUEBI)
Memperbaiki
kesalahan dan
rumusan
kalimat
2 Kalimat yang
digunakan jelas dan
mudah dimengerti.
Sederhanakan
struktur kalimat
perintah pada
LKPD
Memperbaiki
struktur
kalimat
perintah pada
LKPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tebel 4.2 Komentar pakar Pembelajaran Inovatif model Quantum Learning
dan Revisi
No.
Instrumen Aspek yang dinilai Komentar Revisi
Program Tahunan (Prota)
1 Prota memuat
komponen identitas
yang lengkap (kelas,
satuan pendidian, tahun
pelajaran)
Lengkapi Program
Tahunan dengan
satuan pendidikan
Melengkapi
Program
Tahunan
dengan satuan
pendidikan
Program Semester (Prosem)
1 Prosem memuat
komponen identitas
yang lengkap (kelas,
semester, satuan
pendidikan, tahun
pelajaran)
Program semester
kurang memuat
satuan pendidikan
Melengkapi
komponen
satuan
pendidikan
pada program
semester
Silabus
2 Memuat materi pokok
kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi
waktu, dan sumber
belajar.
Seluruh teknik
penilaian yang
digunakan harus
dicantumkan
Melengkapi
komponen
teknik
penilaian pada
silabus
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
3 Tujuan pembelajaran
(kesesuaian tujuan
dengan indikator, kata
kerja dapat diukur,
menccangkup
komponen A
(Audience), B
(Behaviour), C
(Conditon), D
(Degree).
Kesesuaian
rumusan indikator
pada mapel Bahasa
Indonesia dengan
tujuan
pembelajaran
Mengubah
tujuan
pembelajaran
pada mapel
Bahasa
Indonesia yang
disesuaikan
dengan
indikator
ketercapaian
Perbaiki degree
pada tujuan
pembelajaran
Memperbaiki
degree pada
tujuan
pembelajaran
19 Mengembangkan 4
ketrampilan 4C yaitu
Beberapa
komponen 4C
Memperbaiki
komponen 4C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
berpikir kritis (critical
thinking), berpikir
kreatif (creative
thinking), kerjasama
(collaborative), dan
komunikasi
(communicative).
tidak sesuai
dengan kegiatan
pembelajaran
yang sesuai
dengan
kegiatan
pembelajaran
20 Kelengkapan instrumen
evaluasi (soal, kunci,
rubrik pedoman
penskoran).
Rubrik penskoran
perlu diperbaiki
Memperbaiki
rubrik
penskoran
Media
1 Kesesuaian jenis media
dengan kompetensi
yang harus dicapai,
materi yang dibahas,
strategi pembelajaran
yang dipilih,
karakteristik siswa,
media terlihat atau
terdengar dengan jelas
(gambar, video, audio,
animasi).
Media kurang
sesuai dengan
kompetensi yang
akan dicapai
Mengganti
media yang
sesuai dengan
kompetensi
yang akan
dicapai
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
3 Kelayakan bahasa (
kalimat dengan kaidah
Bahasa Indonesia,
penggunaan tanda baca
sesuai, struktur kalimat
mudah dipahami,
mendorong siswa
untuk berpikir kritis,
kemultitafsiran
kalimat)
Perbaiki struktur
kalimat pada
LKPD yang mudah
dipahami peserta
didik.
Mengubah
struktur
kalimat pada
LKPD yang
mudah
dipahami
peserta didik.
5 Kelayakan tampilan
(daya tarik/ cover
LKPD, kesesuaian
huruf yang digunakan
dalam LKPD,
keseimbangan
komposisi/ judul dan
logo)
Penambahan cover
pada lembar LKPD
Menambah
cover untuk
lembar LKPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Bahasa
1 Penggunaan bahasa
sesuai dengan PUEBI
(Panduan Umum Ejaan
Bahasa Indonesia)
Perbaiki beberapa
kesalahan
penulisan Bahasa
Indonesia yang
sesuai Panduan
Umum Ejaan
Bahasa Indonesia
(PUEBI)
Memperbaiki
kesalahan dan
rumusan
kalimat
2. Revisi produk
Peneliti melakukan revisi produk berdasarkan saran dan komentar
yang diberikan oleh validator. Revisi dilakukan sebelum produk
diujicobakan di lapangan. Berdasarkan dari saran dan komentar yang
diberkan oleh validator, peneliti melakukan beberapa perbaikan antara lain;
(1) program tahunan kurang memuat satuan pendidikan. Peneliti
melakukan perbaikan dengan melengkapi satuan pendidikan pada program
tahunan, (2) program semester kurang memuat satuan pendidikan. Peneliti
melakukan perbaikan dengan melengkapi satuan pendidikan pada program
semester, (3) teknik penilaian pada silabus belum dicantumkan. Peneliti
melengkapi komponen teknik penilaian pada silabus, (4) kurang kesesuaian
rumusan indikator pada mapel Bahasa Indonesia dengan tujuan
pembelajaran. Peneliti mengubah indikator pada mapel Bahasa Indonesia
yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, (5) melengkapi degree
kuantitas (merujuk jumlah) pada tujuan pembelajaran. Peneliti melengkapi
beberapa degree kuantitas pada tujuan pembelajaran, (6) Penambahan
tanda tangan untuk Kepala Sekolah dan guru kelas pada format remedial.
Peneliti menambah tanda tangan untuk Kepala Sekolah dan guru kelas pada
format remedial,
Selanjutnya, (7) beberapa komponen 4C tidak sesuai dengan kegiatan
pembelajaran. Peneliti memperbaiki komponen 4C yang sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kegiatan pembelajaran, 8) perlu memperbaiki rubrik penskoran. Peneliti
memperbaiki rubrik penskoran, (9) media kurang sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai. Peneliti mengganti media yang sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai, (10) perlu dilengkapinya cover pada
lembar LKPD. Peneliti menambahkan cover pada lembar LKPD supaya
lebih menarik bagi peserta didik, (11) terdapat beberapa kesalahan
penulisan. Peneliti memperbaiki beberapa kesalahan penulisan kalimat,
(12) menyederhanakan struktur kalimat perintah pada LKPD. Peneliti
memperbaiki struktur kalimat pada LKPD yang mudah dipahami oleh
siswa.
D. Ujicoba Terbatas
1. Data ujicoba terbatas
Setelah peneliti selesai memperbaiki produk berdasarkan saran dan
komentar yang diberikan oleh validator, selanjutnya peneliti
mengujicobakan produk perangkat pembelajaran inovatif. Ujicoba produk
dilakukan pada tanggal 1 sampai 6 Oktober 2018 di kelas IA di SDN
Deresan Yogyakarta. Peneliti melakukan uji coba perangkat pembelajaran
inovatif menggunakan model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dan
model Quantum Learning. Dalam melakukan ujicoba terbatas, peneliti
menggunakan dua instrumen ujicoba yaitu (1) instrumen untuk menilai
guru atau peneliti saat ujicoba perangkat pembelajaran, (2) instrumen untuk
menilai siswa selama ujicoba perangkat pembelajaran. Ibu W memberikan
penilaian saat peneliti melakukan ujicoba perangkat pembelajaran dan
calon guru sekolah dasar (Y) memberikan penilaian terhadap peserta didik
selama ujicoba dilakukan. Peneliti menggunakan instrumen ujicoba
terbatas perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan model PPR
(Paradigma Pedagogi Reflektif) dan model Quantum Learning.
Terdapat beberapa aspek yang diamati terhadap perangkat
pembelajaran yang diujicobakan oleh peneliti. Aspek yang diamati terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sistematika peneliti dalam mengujicoba perangkat pembelajaran yaitu: (1)
guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan makna dan karakteristik
model pembelajaran inovatif yang digunakan, (2) guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan sintaks model pembelajaran inovatif yang
digunakan, (3) guru menerapkan pendekatan saintifik 5M (mengamati,
menanya, mencoba, menalar, mengomunikasikan) kepada siswa, (4) guru
telah mengembangkan keterampilan belajar dasar abad 21 (berpikir kritis,
komunikatif, kolaboratif, dan kreatif)
Selanjutnya, (5) guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak
terjadi miskonsepsi, (6) guru lebih berpera sebagai motivator dan fasilitator
pada saat pembelajaran, (7) pembelajaran berpusat pada siswa, (8) guru
menggunakan beragam media dalam pembelajaran, (9) guru
mengembangkan kemampuan berpikir tingat tinggi (HOTS) dalam
kegiatan pembelajaran, (10) guru mengusahakan kegiatan pembelajaran
yang bervariasi, (11) guru mengembangkan pendidikan karakter, (12) guru
melaksanakan pembelajaran terpadu dengan landai, (13) guru menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, (14) guru melaksanakan
penilaian otentik.
Selain menilai uji coba perangkat pembelajaran, dilakukan juga
penilaian siswa yang dilakukan oleh teman sejawat peneliti (I) saat
mengujicobakan perangkat pembelajaran. Terdapat beberapa aspek yang
diamati terhadap siswa selama peneliti mengujicobakan perangkat
pembelajaran. Aspek yang diamati yaitu: (1) siswa dapat mencapai
indikator pembelajaran yang ditetapkan, (2) siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran, (3) siswa melaksanakan 5M (mengamati, menanya,
mencoba, menalar, mengomunikasikan), (4) siswa terkesan senang dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, (5) siswa asik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, (6) siswa terlibat dalam penggunaan media pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
(7) siswa memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran, (8) siswa
mengembangkan kemampuan 4C-nya.
Berdasarkan hasil uji coba perangkat pembelajaran di kelas IA, Ibu W
memberikan skor rata-rata 4,18 dengan kategori “baik” untuk model
pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif). Ibu W memberikan
komentar dan saran pada beberapa komponen ujicoba yaitu: (1) suara lebih
diperkeras dan tidak perlu terlalu cepat dalam menjelaskan, (2) media
pembelajaran perlu ditambah yang lebih menarik. Calon guru sekolah dasar
(Y) menilai peserta didik selama peneliti melakukan ujicoba perangkat
pembelajaran inovatif model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif). Y
memberikan skor rata-rata memberikan skor rata-rata 4,45 dengan kategori
“sangat baik”. Komentar dan saran yang diberikan oleh Y yaitu: (1) peserta
didik kurang terlibat dalam kegiatan mengomunikasikan, (2) kurang
melibatkan siswa dalam penggunaan media.
Peneliti melakukan ujicoba perangkat pembelajaran inovatif model
Quantum Learning. Berdasarkan hasil uji coba perangkat pembelajaran di
kelas IA, Ibu W memberikan skor rata-rata 4,14 dengan kategori “baik”
untuk model pembelajaran Quantum Learning. Ibu W memberikan
komentar dan saran pada beberapa komponen ujicoba yaitu: (1) sintaks
yang digunakan kurang terlihat, (2) suara lebih diperjelas. Calon guru
sekolah dasar (Y) menilai peserta didik selama peneliti melakukan ujicoba
perangkat pembelajaran inovatif model Quantum Learning. Y memberikan
skor rata-rata memberikan skor rata-rata 4,12 dengan kategori “baik”.
Komentar dan saran yang diberikan oleh Y yaitu: (1) kegiatan
mengomunikasikan belum terlihat, (2) sebaiknya melibatkan seluruh
peserta didik dalam penggunaan media.
Perangkat pembelajaran yang telah diujicobakan dan diamati oleh guru
dan calon guru sekolah dasar kemudian direvisi sesuai masukan yang
diberikan. Komentar dan revisi dijabarkan pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4.3 Komentar guru SD Kelas IA dan Revisi Ujicoba Perangkat
Pembelajaran model PPR (Paradigma Pedagogi Relektif)
No.
Instrumen Aspek yang diamati Komentar Revisi
GURU
6 Guru lebih berperan
sebagai motivator &
fasilitator pada saat
pembelajaran.
Suaranya diperkeras
dan jangan terburu-
buru menjelaskan
materi.
Suara akan
diperkeras dan
pelan-pelan
menjelaskan
materi agar
peserta didik
lebih
memperhatikan
guru.
8 Guru menggunakan
beragam media
dalam pembelajaran.
Perlu ditambah
media yang menarik.
Media pada
perangkat
pembelajaran
akan ditambah
lagi yang
menarik
SISWA
3 Siswa melaksanakan
5M dalam
pembelajaran
(mengamati,
menanya, menalar,
mencoba,
mengomunikasikan)
.
Siswa kurang terlibat
dalam kegiatan
mengomunikasikan.
Guru lebih
menekankan
kegiatan 5M
khusunya
mengomunikasik
an.
6 Siswa terlibat dalam
penggunaan media
pembelajaran
Kurang melibatkan
siswa dalam
penggunaan media
Memberikan
kesematan pada
siswa untuk
menggunakan
media
pembelajaran
yang sudah
disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 4.4 Komentar guru SD Kelas IA dan Revisi Ujicoba Perangkat
Pembelajaran model Quantum Learning
No.
Instrumen
Aspek yang
diamati Komentar Revisi
GURU
2 Guru melakukan
pembelajaran
sesuai dengan
sintaks model
pembelajaran
inovatif yang
digunakan.
Sintaks yang
digunakan kurang
terlihat.
Pelaksanaan
pembelajaran
dengan sintaks
model Quantum
Learning akan
lebih ditonjolkan
lagi.
6 Guru lebih
berperan sebagai
motivator &
fasilitator pada saat
pembelajaran.
Suara lebih
diperjelas
Suara akan lebih
diperjelas dan
lebih keras supaya
siswa lebih
memperhatikan
guru.
SISWA
3 Siswa
melaksanakan 5M
dalam
pembelajaran
(mengamati,
menanya, menalar,
mencoba,
mengomunikasikan
).
Kegiatan
mengomunikasikan
belum terlihat.
Guru lebih
menekankan
kegiatan 5M
khusunya
mengomunikasika
n.
6 Siswa terlibat
dalam penggunaan
media
pembelajaran
Sebaiknya
melibatkan seluruh
siswa dalam
penggunaan media
Memberikan
kesematan pada
siswa untuk
menggunakan
media
pembelajaran
yang sudah
disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Revisi Ujicoba dan Produk
Peneliti melakukan revisi ujicoba perangkat pembelajaran berdasarkan
masukan yang diberikan oleh guru kelas IA dan calon guru sekolah dasar
setelah uji coba produk pertama. Setelah melakukan ujicoba perangkat
pembelajaran, maka dapat dilakukan revisi produk. Guru kelas IA dan
calon guru sekolah dasar memberikan komentar pada beberapa aspek
penilaian yaitu: (1) suara diperkeras dan jangan terburu-buru menjelaskan
materi. Pada ujicoba selanjutnya peneliti lebih memperbesar volume suara
dan lebih perlahan selama menjelaskan materi, (2) perlu ditambah media
yang menarik. Pada ujicoba selanjutnya, peneliti menambah bermacam
media yang lebih banyak dan menarik, (3) siswa kurang terlibat dalam
kegiatan mengomunikasikan. Pada ujicoba selanjutnya peneliti lebih
menekankan kegiatan mengomunikasikan bagi peserta didik, (4) kurang
melibatkan siswa dalam penggunaan media. Pada ujicoba selanjutnya
peneliti lebih melibatkan dan memberi kesempatan peserta didik dalam
penggunaan media pembelajaran, (5) sintaks yang digunakan kurang
terlihat. Pada ujicoba selanjutnya peneliti lebih menekankan lagi kegiatan
pada setiap sintaks model pembelajaran yang digunakan.
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh dua
pakar pembelajaran inovatif dan calon guru sekolah dasar. Revisi produk
dilakukan sebanyak 2 kali. Peneliti melakukan revisi produk awal berdasarkan
saran yang diberikan oleh pakar. Selanjutnya peneliti melakukan ujicoba
perangkat pembelajaran sebanyak 6 kali.Setiap model pembelajaran dilakukan
ujicoba sebanyak 3 kali di Sekolah Dasar dengan subjek satu kelas.
Berdasarkan saran dan masukan yang diberikan kemudian digunakan oleh
peneliti untuk melakukan revisi akhir terhadap produk yang dikembangkan
sehingga menjadi produk akhir. Produk akhir yang dikembangkan dikemas
menjadi satu jilid Program Tahunan (prota), Program Semester (prosem),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) satu subtema lengkap
dengan penilaain, rangkuman materi, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
untuk kelas I SD.
1. Kajian Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan adalah perangkat pembelajaran yang
terdiri dari Program Tahunan (prota), Program Semester (prosem), silabus,
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direvisi sebagai
penyempurnaan sesuai saran dan masukan yang diberikan oleh validator.
Peneliti memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan saran yang diberikan oleh validator dan guru SD kelas I. Pada
Program Tahunan (prota) yang dikembangkan terdapat beberapa komponen
yaitu: (1) identitas prota, (2) tema, subtema, alokasi waktu, (3) jumlah jam
efektif, (4) proporsi pembegian waktu. Pada Program Semester (prosem)
yang dikembangkan terdapat beberapa komponen yaitu: (1) identitas
prosem, (2) tema, subtema, pembelajaran, bulan, (3) materi dan alokasi
waktu. Komponen yang terdapat pada silabus yaitu: (1) identitas silabus,
(2) Kompetensi Inti, (3) Kompetensi Dasar, (4) materi pokok, (5) kegiatan
pembelajaran, (6) penilaian, (7) alokasi waktu, (8) sumber belajar.
Sedangkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan terdapat beberapa komponen yaitu (!) identitas RPP, (2)
tujuan pembelajaran, (3) kompetensi inti, (4) kompetensi dasar dan
indikator pembelajaran, (5) rangkuman materi pembelajaran, (6)
pendekatan, model, metode pembelajaran, (7) skenario pembelajaran, (8)
media, alat, dan sumber belajar, (9) penilaian, (10) lampiran.
Perangkat pembelajaran yang pertama adalah Program Tahunan
(prota). Program Tahunan (prota) berisi rancangan muatan pelajaran dalam
satu tahun pembelajaran. Program Tahunan (prota) memuat identitas yang
lengkap yaitu kelas, satuan pendidikan dan tahun pelajaran. Program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tahunan (prota) juga memuat tema, subtema, dan alokasi waktu. Tema dan
subtema pada Program Tahunan (prota) disesuaikan dengan jumlah minggu
efektif (16 minggu) dalam satu tahun.
Perangkat pembelajaran yang kedua yaitu Program Semester (prosem).
Program Semester (prosem). Program Semester ini merupakan penjabaran
dari program tahunan. Program Semester berisikan mengenai rancangan
pembelajaran yang akan dicapai dalam satu semester. Program Semester
memuat komponen identitas (kelas, semester, satuan pendidikan, tahun
pelajaran). Pada Program Semester ini juga terdapat tema, subtema,
pembelajaran, bulan, alokasi waktu yang dilengkapi dengan materi pokok
sesuai Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Perangkat pembelajaran yang ketiga yaitu silabus.Silabus berisikan
susunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian setiap mata
pelajaran. Silabus memuat identitas yang meliputi satuan pendidikan, kelas,
tema/subtema, dan alokasi waktu. Silabus juga memuat Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran yang ditulis
secara singkat, penilaian dan sumber belajar.
Perangkat pembelajaran yang keempat yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu Kompetensi
Dasar atau beberapa Kompetensi Dasar dalam satu kali pertemuan.
Pertama, identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisikan
nama satuan pendidikan, kelas/ semester, tema, subtema, pembelajaran ke-,
mupel yang terkait, alokasi waktu, hari/ tanggal. Kedua, tujuan
pembelajaran dirumuskan berdasarkan indikator dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diukur. Tujuan pembelajaran memuat
komponen A (Audience), B (Behaviour), C (Condition), D (Degree).
Ketiga adalah kompetensi inti (KI).Kompetensi Inti (Ki) merupakan garis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
besar kompetensi yang wajib dipelajari siswa di sekolah. Kompetensi yang
dipelajari memuat aspek spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Keempat adalah Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi minimal yang harus
dipelajari siswa untuk suatu mata pelajaran pada suatu kelas. Kompetensi
Dasar diturunkan menjadi indikator pembelajaran. Indikator disusun untuk
seluruh kompetensi yaitu kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan pada mata pelajaran PPKn dan Pendidikan
Agama. Sedangakan mata pelajaran selain PPKn dan Pendidikan Agama
hanya mencakup kompetensi pengetahuan dan keterampilan saja. Kelima
yaitu materi pembelajaran. Materi pembelajaran berisi materi pokok yang
akan diajarkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Keenam yaitu pendekatan, model, dan metode pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan
saintifik. Model pembelajaran yang digunakan adalah Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR) dan Quantum Learning.Metode pembelajaran yang
digunakan adalah pengamatan, permainan, penugasan, kerja kelompok,
tanya jawab dan ceramah. Ketujuh adalah skenario pembelajaran yang
berisi langkah-langkah selama proses pembelajaran mengenai urutan
kegiatan yang akan dilakukan. Kedelapan yaitu media, alat, dan sumber
belajar.media yang digunakan adalah bermacam video pembelajaran,
bermacam gambar kegiatan sore hari, huruf abjad, LKPD, dan power point
yang disesuaikan dengan setiap kegiatan pembelajaran. Sedangkan alat
yang digunakan berupa LCD, laptop, speaker atau pengeras suara. Sumber
belajar yang digunakan juga beragam dari pengalaman peserta didik
sendiri, buku pelajaran dan internet.
Kesembilan yaitu penilaian. Penilaian yang memuat teknik atau jenis,
bentuk instrumen penilaian dan pedoman penskoran. Penilaian meliputi
sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kesepuluh yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
lampiran. Lampiran ini berisikan bacaan literasi, materi pembelajaran,
media pembelajaran, lembar LKPD, instrumen dan rubrik penilaian, lembar
refleksi peserta didik, sintaks model pembelajaran yang digunakan, lembar
remedial, dan lembar pengayaan. Bacaan literasi berisikan suatu bacaan
pendek yang menyimpan suatu pesan moral dan dapat berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Materi pembelajaran berisikan rangkuman
materi pokok mata pelajaran yang akan diajarkan dalam satu pertemuan
untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Media pembelajaran berisi
bermacam video pembelajaran dan bermacam gambar-gambar yang
digunakan selama proses pembelajaran. Lembar LKPD memuat panduan
kegiatan belajar peserta didik yang dibuat secara menarik.
Instrumen penilaian berisikan soal beserta kunci jawaban yang
digunakan sebagai evaluasi kegiatan pembelajaran untuk siswa. Pada
instrumen penilaian disertakan juga teknik penilaian yang memuat rubrik
penilaian yang digunakan sebagai pedoman untuk memberikan skor atau
nilai siswa. Lembar refleksi siswa berisikan panduan pertanyaan –
pertanyaan untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari, perasaan
yang dirasakan selama proses pembelajaran, kesulitan yang dihadapi,
kegiatan yang disenangi dan manfaat mempelajari pembelajaran selama
satu pertemuan. Pengayaan berisi latihan soal, kunci jawaban, pedoman
penilaian untuk memperkuat pengetahuan siswa yang telah didapatkan
selama pembelajaran. Remedial dibuat berdasarkan muatan pelajaran yang
disampaikan. Remedial digunakan untuk siswa yang tidak mencapai batas
KKM yang ditentutan. Disini peneliti tidak melakukan remedial.S
elanjutnya penjelasan sintaks model pembelajaran yang memuat tentang
pengertian, ciri khas, dan sintaks setiap model pembelajaran yang
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil validasi oleh dua pakar pembelajaran inovatf dan
calon guru sekolah dasar mengenai ujicoba perangkat pembelajaran,
didapatkan bahwa perangkat pembelajaran inovatif termasuk dalam
kategori “sangat baik” dengan skor rata-rata 4,24. Hasil tersebut dijabarkan
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Inovatif Kurikulum SD
2013 dan Guru SD kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013
No Validasi Perangkat Pembelajaran
Skor Kategori
1 Pakar validasi pembelajaran
inovatif model PPR (R)
4,40 Sangat Baik
2 Pakar validasi pembelajaran
inovatif model Quantum Learning
(R)
4,20 Baik
3 Pakar validasi pembelajaran
inovatif model PPR (W)
4,27 Sangat Baik
4 Pakar validasi pembelajaran
inovatif model Quantum Learning
(W)
4,17 Baik
5 Guru kelas I model pembelajaran
inovatif model PPR
4,18 Baik
6 Guru kelas I model pembelajaran
inovatif model Quantum Learning
4,14 Baik
7 Teman sejawat model pembelajaran
PPR
4,45 Sangat Baik
8 Teman sejawat model pembelajaran
Quantum Learning
4, 12 Baik
Jumlah 33,39
Rerata ( Jumlah Total : Responden) 4,24
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hasil validasi yang sudah dijabarkan tersebut, berpedoman pada 7 aspek
yaitu: (1) program tahunan, (2) program semester, (3) silabus, (4) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (5) media, (6) LKPD, (7) bahasa. Pada
validasi perangkat pembelajaran, pakar pembelajaran inovatif (R) memberi
skor rata-rata 4,40 dengan kategori “Sangat Baik” untuk model pembelajaran
PPR. Sedangkan untuk model Quantum Learning, pakar pembelajaran
inovatif (R) memberi skor rata-rata 4,20 dengan kategori “Baik”. Pakar
pembelajaran inovatif (W) memberikan skor rata-rata 4,27 dengan kategori “
Sangat Baik” untuk model PPR. Sedangkan untuk model Quantum Learning,
pakar pembelajaran inovatif (W) memberi skor rata-rata 4,17 dengan kategori
“Baik”.
Pada hasil ujicoba perangkat pembelajaran menggunakan model PPR, guru
kelas I memberi skor rata-rata 4,18 untuk penilaian guru dengan kategori
“Baik” dan skor rata-rata 4,45 untuk penilaian peserta didik dengan kategori
“Sangat Baik”. Sedangkan hasil ujicoba perangkat pembelajaran model
Quantum Learning, guru kelas I memberikan skor rata-rata 4,14 untuk
penilaian guru dengan kategori “ Baik” dan skor rata-rata 4,12 untuk penilaian
siswa dengan kategori “Baik”. Keseluruhan hasil validasi dan ujicoba
perangkat pembelajaran inovatif didapatkan skor rata-rata 4,24 dengan
kategori “Sangat Baik”.
Perangkat pembelajaran inovatif menggunakan model PPR dan Quantum
Learning dinyatakan “Sangat Baik” karena memenuhi seluruh aspek dalam
instrumen penilaian setiap perangkat pembelajaran dan penilaian ujicoba.
yaitu: (1) komponen program tahunan sudah lengkap dan jumlah jam efektif
serta alokasi waktu pada program tahunan sudah sesuai, (2) program semester
memuat komponen yang lengkap, materi pokok, Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar dan alokasi waktu sesuai, (3) silabus memuat komponen yang lengkap
dan keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai, (4) Rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat komponen yang lengkap; indikator
sudah dirumuskan sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar serta
sudah menunjukan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat diukur dan
diamati; tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang mengandung
komponen ABCD yaitu Audience, Behaviour, Condition, Degree; pendekatan
pembelajaran sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa melalui kegiatan
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat jejaring pada kegiatan
pembelajaran di sekolah (Rusman, 2017:422); langkah-langkah pembelajaran
sudah sesuai dengan sintaks model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif yakni
konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi (Suparno,2015: 21);
langkah-langkah pembelajaran juga sudah sesuai dengan sintaks pembelajaran
Quantum Learning yakni tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,
dan rayakan (Shoimin, 2014: 139)
Selanjutnya, langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan
keterampilan yang direkomendasikan untuk dikuasai peserta didik abad ke-21
yang dikenal dengan istilah 4C yakni critical thinking skill, communication
skill, collaboration skill, creativity skill (Yani dan Mamat, 2014: 47);
penilaian sudah menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input) ,
proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (Majid dan Rochman, 2014: 3); media
pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, materi
yang dibahas, dan karakteristik siswa; LKPD dibuat menarik, sederhana dan
disajikan secara sistematis. Pada setiap kegiatan yang disajikan mempunyai
tujuan yang jelas dan penyajian LKPD dilengkapi dengan gambar, ilustrasi
serta kegiatan yang disajikan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
didik; bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Produk dikembangkan sudah sesuai dengan spesifikasi produk yang telah di
paparkan pada bab I. Pertama,Cover depan produk terdiri dari judul
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yaitu pengembangan
perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema kegiatan sore hari mengacu
Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar; terdapat gambar yang
mencerminkan pembelajaran inovatif sub tema kegiatan sore hari; nama
penulis; logo universitas; keterangan yang berisi program studi yaitu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan, Fakultas
yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, universitas yaitu Sanata Dharma
Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.
Kedua, produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram
sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.
Ketiga, jenis huruf yang dipilih menggunakan theme font “times new
rowman” dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas.
Keempat, kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang
MahaEsa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan
terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusun
produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait
dengan produk yang dikembangkan.
Kelima, daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.
Keenam, perangkat pembelajaran program tahunan untuk kelas I SD semester
gasal dan genap. Program Tahunan adalah rencana umum pelaksanaan
pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi
waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai dengan
kalender pendidikan dari tahun 2018/2019. Komponen-komponen dalam
menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain muatan pelajaran, kelas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tahun pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi
waktu). Program tahunan terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape.
Ketujuh, perangkat pembelajaran program semester untuk kelas 1 SD
semester gasal. Program Semester merupakan penjabaran dari program
tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun
program tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari
semester gasal tahun 2018/2019. Program Semester berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut. Program semester terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape.
Kedelapan, Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas 1 SD semester gasal
tahun 2018/2019. Silabus merupakan salah satu produk pengembangan
kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran
dan rancangan penilaian.Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
ataukelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar.
Kesembilan, komponen perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri
dari 1) identitas RPP; 2) kompetensi inti; 3) kompetensi dasar, indikator, dan
tujuan pebelajaran;; 4) pendekatan, tipe, model dan metode; 5) alat dan bahan
serta sumber belajar; 6) langkah pembelajaran; 7) penilaian; 8) materi 9)
lampiran yang berisi LKPD, media dan rubrik penskoran. Dalam satu subtema
terdapat enam pembelajaran, sehingga menghasilkan enam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kesepuluh, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
berdasarkan dua model pembelajaran inovatif:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
a. PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke-1, 3, dan 5 disusun menggunakan
karakteristik model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif). PPR
(Paradigma Pedagogi Reflektif) bertujuan untuk membantu peserta didik
berkembang menjadi pribadi yang utuh dalam segi pengetahuan, suara
hati, dan juga kepekaannya pada orang lain.
b. Quantum Learning
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke- 2, 4, dan 6 dikembangkan
berdasarkan karakteristik model Quantum Learning. Model Quantum
Learning menggunakan pola pembalajaran yang menggabungkan rasa
percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam
lingkungan yang menyenangkan.
Kesebelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan memuat karakteristik Kurikulum 2013 yaitu menggunakan
pendekatan saintifik. Pendekatan scientifik yang merupakan proses
pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik mengkonstruk konsep,
hukum, atau prinsip melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), menanya, mencoba (melalui eksperimen), menalar, dan
mengomunikasikan (secara tertulis maupun lisan).
Keduabelas, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dikembangkan menggunakan karakteristik Kurikulum 2013 yaitu
menggunakan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu yang mempunyai
karakteristik berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung,
pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel (guru dapat mengaitkan mata
pelajaran yang satu dengan yang lain), dan menggunakan prinsip belajar
sambil bermain dan menyenangkan.
Ketigabelas, yaitu RPP mengandung pengembangan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter yang
dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi pembelajaran
yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu
dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan kontekas kehidupan
sehari-hari.
Keempat belas, yaitu indikator pembelajaran menerapkan siswa untuk
berfikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) yang meliputi
tingkat taksonomi bloom pada C4 sampai C6. Pengembuatan indikator
berdasarkan Taksonomi Bloom hasil revisi. Pada tingkatan C4 kegiatan yang
diterapkan siswa yaitu kegiatan menganalisis dapat dilakukan dengan kegiatan
memilih, membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dan lain-lain.
Sedangkan tingkatan C5, siswa melakukan kegiatan mengevaluasi yang dapat
dilakukan dengan kegiatan mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan,
dan lain-lain. Pada tingkatan C6, siswa melakukan kegiatan mencipta yang
dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan merumuskan, merencanakan,
memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, menciptakan, dan lain-lain.
Kelima belas, RPP dikembangkan sesuai dengan penerapan penilaian
otentik. Penilaian otentik mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan instrumen
penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek atau
pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik observasi, dan cara skoring.
Keenambelas, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan ejaan bahasa Indonesia (EBI)
yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat, dan kata
penghubung.
Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki
kualitas yang “sangat baik” dan layak untuk diujicobakan lebih luas sebagai
perangkat pembelajaran inovatif dalam subtema kegiatan sore hari yang
mengacu pada Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembehasan yang dilakukan, peneliti
menyimpulkan sebagai berikut:
1a. Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran inovatif oleh kedua
pakar pembelajaran inovatif yaitu satu mahasiswa program Pendidikan
Profesi Guru (PPG) dan satu guru kelas I Sekolah Dasar, perangkat
pembelajaran inovatif yang dikembangkan dengan model Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) dan model Quantum Learning diperoleh skor
rata-rata 4,26 dengan kualitas “Sangat Baik”
1b. Berdasarkan penilaian ujicoba terbatas oleh guru kelas I dan satu calon
guru sekolah dasar melalui ujicoba terbatas, perangkat pembelajaran
inovatif yang dikembangkan dengan model Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR) dan model Quantum Learning diperoleh skor rata-rata 4,20 dengan
kualitas “ Baik”
Jika hasil validasi pakar dan hasil penilaian ujicoba terbatas dari
mahasiswa PPG, guru kelas I sekolah dasar dan calon guru sekolah dasar
digabung maka diperoleh skor rata-rata 4,23 dengan kualitas “sangat baik”
sehingga perangkat pembelajaran inovatif siap untuk diujicobakan secara
lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
B. Keterbatasan Pengembangan
Produk yang dikembangkan mempunyai keterbatasan, diantaranya
sebagai berikut:
1. Observasi dan wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan di
tiga sekolah dasar.
2. Instrumen untuk validasi pakar dan uji coba produk hanya divalidasi oleh
dosen pembimbing skripsi
C. Saran
1. Observasi dan wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan
dengan lebih dari 3 (tiga) guru kelas I sekolah dasar sebagai pelaksana
Kurikulum 2013 sehingga data yang dihasilkan lebih menunjukan
kebutuhan guru dan peserta didik.
2. Instrumen untuk validasi dan ujicoba produk sebaiknya divalidasi oleh
pihak yang lebih banyak sehingga dapat diketahui instrumen tersebut
valid atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Muhammad.(2015).Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik
Berbasis Sosiokultural di Sekolah Dasar.Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Andreson,Krathwohl.(2014).Kerangka untuk Landasan Pembelajaran dan
Assesment.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arumsari.(2015).Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Subtema
Tugas-Tugas Sekolahku untuk Kelas II di SD Kanisius Kintelan 1.Universitas
Sanata Dharma.
Asmani, Jamal Ma’mur.(2013). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian
Pendidikan.Yogyakarta: Diva Press.
Uno,Hamzah.(2011).Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Daryanto.(2014).Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013.Yogyakarta:
Gava Media.
Emzir.(2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan kualitatif.Bandung:
Rajagrafindo Persada.
Fadlillah, M. (2014).Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MT. Yogyakarta: Ar-ruzz media.
Hosnan, M.(2014).Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Galia Indonesia.
Kadir,A.(2014).Pembelajaran tematik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kunandar.(2013).Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
BerdasarkanKurikulum 2013. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Kurniasih,Sani.(2014).Strategi-Strategi Pembelajaran.Alfabeta:Bandung.
Kurniawan,Deni.(2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penilaian). Bandung : Alfabeta.
Majid,A.(2014).Pendekatan ilmiah dalam implementasi kurikulum 2013.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nurwanti.(2011).Pendidikan Karakter.Yogyakarta: Familia.
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 Tentang Standar Isi.
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 Tentang Standar Penilaian.
Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Prasetyo, Z.K, dkk. (2011). Pengembangan perangkat pembelajaran sains terpadu
untuk meningkatkan kognitif, keterampilan proses, kreatifitas serta menerapkan
konsep ilmiah peserta didik SMP. Yogyakarta:Program Pascasarjana UNY.
Rusman.(2017).Belajar pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Sani.(2014).Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta:
Bumi Aksara.
Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global. CV
Smile Indonesia Institute.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sugiyono.(2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung
Alfabeta.
.(2018). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Sukardjo,(2008).Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY.
Suparno,Paul.(2015).Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR).Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suyatno.(2009).Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Trianto.(2014).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
Jakarta: Prenada Media Group.
Tim Redaksi Kanisius.(2008).Paradigma Pedagogi Reflektif.Yogyakarta: PT
Kanisius.
Tombak, Anggar.(2011).Pengembangan perangkat Pembelajaran Inovatif.
Utami.(2017).Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik dalam Meningkatkan
Karakter, Motivasi, dan Prestasi Siswa Sekolah Dasar. Universitas Negeri
Yogtakarta.
Yani,Ahmad.(2014).Mindset Kurikulum 2013.Bandung:Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan
1. Sejak kapan SD ini menerapkan kurikulum 2013?
2. Apakah bapak atau ibu pernah mengikuti pelatihan Kurikulum SD 2013?
3. Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terhadap kurikulum SD 2013?
4. Apakah bapak/ibu sudah mengetahui karakteristik kurikulum SD 2013?
5. Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terkait dengan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran?
6. Bagaimana cara bapak/ibu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa?
7. Bagaimana cara bapak /ibu menumbuhkembangkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran?
8. Apakah bapak/ibu setiap pembelajaran menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
9. Apakah tujuan pembelajaran yang bapak/ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya pendidikan karakter?
10. Apakah bapak/ibu mengetahui keterampilan yang harus dikuasai sesuai
pada abad 21 seperti (berfikirkritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi)?
11. Apakah dalam pembuatan RPP bapak/ibu sudah merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait dengan keterampilan tersebut (berfikirkritis,
kretif, kolaboratif, komunikasi) ?
12. Apakah pembelajaran dengan ceramah masih mendominasi di kelas ?
13. Pernahkah bapak/ibu menggunakan model pembelajaran inovatif yang
lain? Apakah modelnya itu?
14. Apakah ibu/bapak mengetahui pembelajaran inovatif?
15. Kesulitan apa saja yang bapak/ibu alami dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
16. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami?
17. Apakah contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013 sudah tersedia di sekolah bapak/ibu?
18. Apakah bapak/ibu masih perlu bentuk contoh untuk perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 (model PBL, model
inquiri, dan model pembelajaram kooperatif, model kuantum, PPR dan lain
sebagainya?
19. Apakah siswa pernah merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran
inovatif di kelas?
20. Apakah bapak/ibu mempunyai rencana untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
belajar siswa ?
21. Menurut bapak/ ibu apakah perangkat pembelajaran inovatif penting jika
diterapakan dalam proses pembelajaaran dewasa ini ?
22. Apakah bapak/ ibu sudah mengetahui tentang jenis belajar menurut
taksonomi bloom yang direvisi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2: Pedoman Observasi
Pedoman Observasi Guru
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
2. Guru melakukan presensi kepada siswa
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
5. Guru memberikan motivasi
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
11. Guru menerepkan 5M pada siswa
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
16. Guru tidak berpaku pada satu tempat
17. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa
19. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
20. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik
21. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa
22. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
23. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran
Kegiatan Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
24. Guru membuat ringkasan secara lisan
25. Guru membuat ringkasan secara tertulis
26. Guru menunjukkan sumber lain
27. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
28. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa
30. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Pedoman Observasi Siswa
No Pernyataan Ya Tidak
1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi
4. Siswa mengajukan pertanyaan
5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 3 : Rangkuman Hasil Wawancara
RANGKUMAN WAWANCARA SURVEI KEBUTUHAN
1. SDN DERESAN
Nama Guru : Warsi S.Pd
No Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Sejak kapan SD ini menerapkan
kurikulum 2013?
SD Negeri Deresan sudah
menerapkan Kurikulum 2013
sejak tahun pelajaran 2014.
2. Apakah bapak atau ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
SD 2013?
Guru pernah mengikuti pelatihan
Kurikulum 2013 pada tahun
2013 yang diadakan di SMA N 1
Ngaglik Sleman.
3. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terhadap kurikulum
SD 2013?
Guru memahami kurikulum
2013 bagus diterapkan bagi
siswa. Namun bagi guru yang
sudah akan pensiun sedikit
memberatkan ketika harus
memberi nilai.
4. Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui karakteristik
kurikulum SD 2013?
Guru hanya mengetahui
karakteristik Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan
saintifik 5M
5. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terkait dengan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
Guru tidak begitu memahami
pendekatan saintifik, walaupun
begitu guru sudah mencoba
menerapkan menggunakan
pendekatan saintifik 5M tetapi
tidak runtut.
6. Bagaimana cara bapak/ibu
merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran sesuai
dengan kemampuan siswa?
Guru merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran dengan
melihat materi pokok yang akan
diajarkan, kemudian disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
7. Bagaimana cara bapak /ibu Guru menumbuhkembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
pendidikan karakter dengan
mengarahkan siswa sesuai
karakteristknya masing-masing.
8. Apakah bapak/ibu setiap
pembelajaran menggunakan RPP
dengan model pembelajaran
yang berbeda?
Guru tidak menggunakan model
pembelajaran yang berbeda pada
setiap pembelajaran.
9. Apakah tujuan pembelajaran
yang bapak/ibu kembangkan
sudah mengupayakan
tercapainya pendidikan karakter?
Guru sudah mengupayakan
tercapainya pendidikan karakter,
namun guru juga tidak
memaksakan siswa.
10. Apakah bapak/ibu mengetahui
keterampilan yang harus
dikuasai sesuai pada abad 21
seperti (berfikirkritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi)?
Guru belum mengetahui
keterampilan yang harus
dikuasai sesuai abad 2.
11. Apakah dalam pembuatan RPP
bapak/ibu sudah merumuskan
indikator dan tujuan
pembelajaran terkait dengan
keterampilan tersebut
(berfikirkritis, kretif, kolaboratif,
komunikasi) ?
Guru belum merumuskan
indikator dan tujuan
pembelajaran pembelajaran
terkait dengan keterampilan
tersebut (berfikirkritis, kretif,
kolaboratif, komunikasi).
12. Apakah pembelajaran dengan
ceramah masih mendominasi di
kelas ?
Guru terkadang masih
menggunakan ceramah dalam
pembelajaran, namun hal
tersebut disesuaikan dengan
pokok bahasan yang ingin
disampaikan.
13. Pernahkah bapak/ibu
menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain?
Guru sudah pernah melakukan
pembelajaran inovatif praktek
melukis menggunakan pewarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Apakah modelnya itu?
makanan, namun tidak
mengathui model-model
pembelajaran inovatif.
14. Apakah ibu/bapak mengetahui
pembelajaran inovatif?
Guru mengetahui pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran
yang membuat siswa kreatif dan
senang.
15. Kesulitan apa saja yang
bapak/ibu alami dalam
pembuatan model pembelajaran
inovatif?
Guru mengalami kesulitan
dalam membuat model
pembelajaran inovatif yaitu guru
harus dituntut kreatif juga
sehingga dapat menginspirasi
siswa.
16. Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Guru bekerja sama dengan wali
siswa untuk mengatasi kesulitan
tersebut.
17. Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang
sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 sudah tersedia
di sekolah bapak/ibu?
Guru menyatakan di sekolah
belum ada contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang
sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.
18. Apakah bapak/ibu masih perlu
bentuk contoh untuk perangkat
pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inquiri, dan
model pembelajaram kooperatif,
model kuantum, PPR dan lain
sebagainya?
Guru masih perlu bentuk contoh
untuk perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 (model PBL,
model inquiri, dan model
pembelajaram kooperatif, model
kuantum, PPR dan lain
sebagainya.
19. Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Guru mengatakan siswa merasa
senang ketika menerapkan
pembelajaran inovatif.
20. Apakah bapak/ibu mempunyai
rencana untuk mengembangkan
Guru mempunyai mempunyai
rencana untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa ?
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa. Namun belum
mengetahui kapan akan mulai
untuk mengembangkan.
21. Menurut bapak/ ibu apakah
perangkat pembelajaran inovatif
penting jika diterapakan dalam
proses pembelajaaran dewasa ini
?
Guru mengatakan penting
menerapkan pembelajaran
inovatif dalam proses
pembelajaran supaya siswa tidak
merasa bosan.
22. Apakah bapak/ ibu sudah
mengetahui tentang jenis belajar
menurut taksonomi bloom yang
direvisi?
Guru mengatakan belum
mengetahui jenis belajar
menurut taksonomi bloom yang
direvisi.
2. SDN BABARSARI
Nama Guru : Novia Wulandaru S.E
No Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Sejak kapan SD ini menerapkan
kurikulum 2013?
SD Negeri Babarsari
menerapkan Kurikulum 2013
sejak tahun 2013
2. Apakah bapak atau ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
SD 2013?
Guru pernah mengikuti pelatihan
Kurikulum 2013
3. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terhadap kurikulum
SD 2013?
Guru memahami kurikulum
2013 menggunakan
pembelajaran tematik terpadu
dimana mata pelajaran satu
dengan yang lain saling terkait.
4. Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui karakteristik
kurikulum SD 2013?
Guru belum begitu memahami
karakteristik Kurikulum 2013.
Guru hanya mengetahui dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan saintifik dan terpadu.
5. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terkait dengan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
Guru tidak begitu memahami
pendekatan saintifik. Menurut
guru pendekatan saintifik
digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam
Kurikulum 2013.
6. Bagaimana cara bapak/ibu
merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran sesuai
dengan kemampuan siswa?
Guru merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran dengan
melihat kompetensi yang hendak
dicapai lalu disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
7. Bagaimana cara bapak /ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Guru menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dengan
mengaitkan materi pengalaman
sehari-hari siswa.
8. Apakah bapak/ibu setiap
pembelajaran menggunakan RPP
dengan model pembelajaran
yang berbeda?
Guru hanya berpedoman pada
buku pegangan guru saja.
9. Apakah tujuan pembelajaran
yang bapak/ibu kembangkan
sudah mengupayakan
tercapainya pendidikan karakter?
Guru sudah mengupayakan
tercapainya pendidikan karakter.
10. Apakah bapak/ibu mengetahui
keterampilan yang harus
dikuasai sesuai pada abad 21
seperti (berfikirkritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi)?
Guru mengetahui keterampilan
yang harus dikuasai sesuai abad
21.
11. Apakah dalam pembuatan RPP
bapak/ibu sudah merumuskan
indikator dan tujuan
Guru belum merumuskan
indikator dan tujuan
pembelajaran pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
pembelajaran terkait dengan
keterampilan tersebut
(berfikirkritis, kretif, kolaboratif,
komunikasi) ?
terkait dengan keterampilan
tersebut (berfikirkritis, kretif,
kolaboratif, komunikasi) karena
keterbatasan waktu.
12. Apakah pembelajaran dengan
ceramah masih mendominasi di
kelas ?
Guru terkadang masih
menggunakan ceramah dalam
pembelajaran, karena dianggap
lebih efektif.
13. Pernahkah bapak/ibu
menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain?
Apakah modelnya itu?
Guru sudah pernah melakukan
pembelajaran inovatif
menggunakan model example
non example.
14. Apakah ibu/bapak mengetahui
pembelajaran inovatif?
Guru mengetahui pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran
yang identik dengan Kurikulum
2013 agar dapat membuat siswa
antusias dalam proses belajar di
kelas.
15. Kesulitan apa saja yang
bapak/ibu alami dalam
pembuatan model pembelajaran
inovatif?
Guru mengalami kesulitan
dalam membuat model
pembelajaran inovatif yaitu guru
harus meluangkan waktu lebih
banyak untuk merancang
pembelajaran menggunakan
model pembelajaran inovatif.
16. Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Guru membagi waktu
mengerjakan RPPTH dengan
fokus di sekolah.
17. Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang
sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 sudah tersedia
di sekolah bapak/ibu?
Guru menyatakan di sekolah ada
contoh perangkat pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013 namun
kurang lengkap.
18. Apakah bapak/ibu masih perlu Guru masih perlu bentuk contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
bentuk contoh untuk perangkat
pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inquiri, dan
model pembelajaram kooperatif,
model kuantum, PPR dan lain
sebagainya?
untuk perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 (model PBL,
model inquiri, dan model
pembelajaram kooperatif, model
kuantum, PPR dan lain
sebagainya untuk menambah
pengetahuan.
19. Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Guru mengatakan siswa merasa
antusias ketika menerapkan
pembelajaran inovatif karena
bermacam media yang
digunakan.
20. Apakah bapak/ibu mempunyai
rencana untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa ?
Guru mempunyai mempunyai
rencana untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa.
21. Menurut bapak/ ibu apakah
perangkat pembelajaran inovatif
penting jika diterapakan dalam
proses pembelajaaran dewasa ini
?
Guru mengatakan penting
menerapkan pembelajaran
inovatif dalam proses
pembelajaran supaya siswa
dapat menerima materi dengan
baik dan mudah diingat.
22. Apakah bapak/ ibu sudah
mengetahui tentang jenis belajar
menurut taksonomi bloom yang
direvisi?
Guru mengatakan belum
mengetahui jenis belajar
menurut taksonomi bloom yang
direvisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
3. SDN Ngabean
Nama Guru: Suwansih, S.Pd.
No Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Sejak kapan SD ini menerapkan
kurikulum 2013?
SD Negeri Ngabean sudah
menerapkan Kurikulum 2013
sejak tahun 2013 .
2. Apakah bapak atau ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
SD 2013?
Guru pernah mengikuti pelatihan
Kurikulum 2013 sebanyak dua
kali yaitu sebelum dan sesudah
Kurikulum 2013 diterapkan.
3. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terhadap kurikulum
SD 2013?
Guru memahami kurikulum
2013 menuntut peserta didik
untuk mandiri. Guru juga
dituntut untuk menguasai
penilaian spiritual, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
4. Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui karakteristik
kurikulum SD 2013?
Guru hanya mengetahui
karakteristik Kurikulum 2013
menuntut peserta didik harus
mandiri sesuai panduan yang
ditetapkan.
5. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terkait dengan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
Guru tidak begitu memahami
pendekatan saintifik.
6. Bagaimana cara bapak/ibu
merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran sesuai
dengan kemampuan siswa?
Guru merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran dengan
melihat kompetensi dasar
kemudian dikembangkan lagi.
7. Bagaimana cara bapak /ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Guru menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dengan
menyesuaikan tujuan
pembelajaran yang hendak
dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
8. Apakah bapak/ibu setiap
pembelajaran menggunakan RPP
dengan model pembelajaran
yang berbeda?
Guru terkadang menggunakan
model pembelajaran yang
berbeda disesuaikan dengan
materi yang akan diajarkan.
9. Apakah tujuan pembelajaran
yang bapak/ibu kembangkan
sudah mengupayakan
tercapainya pendidikan karakter?
Guru sejauh ini sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter.
10. Apakah bapak/ibu mengetahui
keterampilan yang harus
dikuasai sesuai pada abad 21
seperti (berfikirkritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi)?
Guru belum mengetahui
keterampilan yang harus
dikuasai sesuai abad 21.
11. Apakah dalam pembuatan RPP
bapak/ibu sudah merumuskan
indikator dan tujuan
pembelajaran terkait dengan
keterampilan tersebut
(berfikirkritis, kretif, kolaboratif,
komunikasi) ?
Guru sudah mencoba
merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran
pembelajaran terkait dengan
keterampilan berfikir kritis dan
kretif.
12. Apakah pembelajaran dengan
ceramah masih mendominasi di
kelas ?
Guru terkadang masih
menggunakan ceramah dalam
pembelajaran. hal ini dilakukan
karena keterbatasan guru
mengetahui berbagai metode dan
model pembelajaran sehingga
metode ceramah dianggap
metode yang praktis digunakan.
13. Pernahkah bapak/ibu
menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain?
Apakah modelnya itu?
Guru sudah pernah melakukan
pembelajaran inovatif
menggunakan model PBL saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
14. Apakah ibu/bapak mengetahui
pembelajaran inovatif?
Guru mengetahui pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran
yang membuat siswa aktif dan
kreatif.
15. Kesulitan apa saja yang
bapak/ibu alami dalam
pembuatan model pembelajaran
inovatif?
Guru mengalami kesulitan
dalam membuat model
pembelajaran inovatif yaitu guru
harus menyesuaikan materi
dengan karakteristik siswa.
16. Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Guru membuat lagu yang berisi
materi pembelajaran sederhana
untuk memudahkan siswa
memahami materi.
17. Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang
sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 sudah tersedia
di sekolah bapak/ibu?
Guru menyatakan di sekolah
belum ada contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang
lengkap. Di sekolah hanya
mempunyai media pembelajaran
saja.
18. Apakah bapak/ibu masih perlu
bentuk contoh untuk perangkat
pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inquiri, dan
model pembelajaram kooperatif,
model kuantum, PPR dan lain
sebagainya?
Guru masih perlu bentuk contoh
untuk perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 (model PBL,
model inquiri, dan model
pembelajaram kooperatif, model
kuantum, PPR dan lain
sebagainya.
19. Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Guru mengatakan peserta didik
tidak pernah merasa bosan
ketika menerapkan pembelajaran
inovatif. Siswa lebih aktif dan
dapat mengembangkan
karakternya seperti jujur, peduli,
percaya diri dan lain sebagainya.
20. Apakah bapak/ibu mempunyai
rencana untuk mengembangkan
Guru mempunyai mempunyai
rencana untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa ?
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan belajar siswa.
21. Menurut bapak/ ibu apakah
perangkat pembelajaran inovatif
penting jika diterapakan dalam
proses pembelajaaran dewasa ini
?
Guru mengatakan penting
menerapkan pembelajaran
inovatif dalam proses
pembelajaran supaya peserta
didik tidak merasa bosan, lebih
aktif, mandiri dan kreatif.
22. Apakah bapak/ ibu sudah
mengetahui tentang jenis belajar
menurut taksonomi bloom yang
direvisi?
Guru mengatakan belum
mengetahui jenis belajar
menurut taksonomi bloom yang
direvisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 4 : Hasil Observasi Guru
Hasil Observasi Guru
1. SDN Deresan
Nama Guru : Warsi S.Pd.
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
√
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
√
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
√
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat
√
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa √
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa √
11. Guru menerepkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas √
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa √
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
16. Guru tidak berpaku pada satu tempat √
17. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
√
18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
19. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
√
20. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik √
21. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
22. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
23. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran √
Kegiatan Penutup
24. Guru membuat ringkasan secara lisan √
25. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
26. Guru menunjukkan sumber lain √
27. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan √
28. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
√
29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
30. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan
√
2. SDN Babarsari
Nama Guru : Novia Wulandaru S.E
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
√
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
√
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
√
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat
√
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
11. Guru menerepkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas √
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa √
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
16. Guru tidak berpaku pada satu tempat √
17. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
√
18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
19. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
√
20. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik √
21. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa √
22. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
23. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran √
Kegiatan Penutup
24. Guru membuat ringkasan secara lisan √
25. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
26. Guru menunjukkan sumber lain √
27. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
√
28. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
√
29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
30. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan √
3. SDN Ngabean
Nama Guru : Suwansih, S.Pd.
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
√
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan √
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari √
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat √
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa √
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa √
11. Guru menerepkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas √
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa √
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
16. Guru tidak berpaku pada satu tempat √
17. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
√
18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
19. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran √
20. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik √
21. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa √
22. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
23. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran √
Kegiatan Penutup
24. Guru membuat ringkasan secara lisan √
25. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
26. Guru menunjukkan sumber lain √
27. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
√
28. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif √
29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
30. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 5 : Hasil Observasi Siswa
Hasil Observasi Siswa
1. SDN DERESAN
Nama Guru : Warsi S.Pd
No Pernyataan Ya Tidak
1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran √
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru √
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi √
4. Siswa mengajukan pertanyaan √
5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok
√
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi √
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran √
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru √
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan
√
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis
√
2. SDN Babarsari
Nama Guru : Novia Wulandaru S.E
No Pernyataan Ya Tidak
1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran √
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru √
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi √
4. Siswa mengajukan pertanyaan √
5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok
√
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi √
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran √
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru √
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan
√
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
secara tertulis
3. SDN Ngabean
Nama Guru: Suwansih, S.Pd.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran √
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru √
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi √
4. Siswa mengajukan pertanyaan √
5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok
√
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi √
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran √
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru √
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan
√
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 6 : Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif
Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif Model
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Aspek Komponen
PROTA
(PROGRAM
TAHUNAN)
1. Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas,
satuan pendidikan, tahun pelajaran).
2. Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema,
alokasi waktu).
3. Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah
minggu efektif, jumlah alokasi waktu sama dengan total
jam pelajaran dalam satu tahun.
4. Proporsi pembagian waktu setiap tema dan sub tema
sesuai.
PROSEM
(PROGRAM
SEMESTER)
1. Prosem memuat komponen identitas yang lengkap (kelas,
semester, satuan pendidikan, tahun pelajaran).
2. Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema,
pembelajaran, bulan, alokasi waktu).
3. Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), serta alokasi waktu yang
digunakan proporsional.
SILABUS 1. Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), dan tema/subtema.
2. Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
3. Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
RPP
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
)
1. Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan
pendidikan, kelas, semester, tema/subtema/ pembelajaran
ke-, alokasi waktu/ hari dan tanggal).
2. Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
3. Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator,
kata kerja dapat diukur, mencakup komponen A
(Audience), B (Behavior), C (Condition), D (Degree).
4. Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran
dengan KD dan indikator, susunan materi yang sistematis,
kelengkapan materi pembelajaran).
5. Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah
laku.
6. Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
langkah-langkah pembelajaran; dan tahapan kegiatan
pembelajaran; serta penerapan pembelajaran saintifik)
sesuai.
7. Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan,
materi, dan kondisi kelas).
8. Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan sekitar
dan internet).
9. Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan,
keterampilan, kesesuaian evaluasi dengan tujuan atau
indikator, komponen penilaian lengkap, perencanaan
kegiatan pengayaan, dan remedial)
10. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
indikator (C4-C6 / HOTS).
11. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna
model pembelajaran Pedagogy Reflektif
12. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik model pembelajaran
13. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks
(langkah-langkah) model pembelajaran Pedagogy Reflektif
14. Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu :
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengomunikasikan.
15. Mengembangkan 4 ketrampilan 4C yaitu berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking),
kerjasama (collaborative), dan
komunikasi(communicative).
16. Kelengkapaninstrumenevaluasi (soal, kunci, rubrik
pedomanpenskoran).
MEDIA 1. Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus
dicapai, materi yang dibahas, strategi pembelajaran yang
dipilih, karakteristik siswa, media terlihat atau terdengar
dengan jelas (gambar, video, audio, animasi).
2. Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan penyajian
materi, kelengkapan materi, kesederhanaan dalam
menyajikan materi, dan tingkat kemudahan dalam
penggunaan media.
3. Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan media, kebenaran dalam menggunakan
kaidah bahasa, efektivitas gambar/ ilustrasi/ animasi/ video
dalam penjelasan konsep, dan efektivitas media dalam
menyampaian materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
LKPD 1. LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi atau
tugas yang esensial, setiap kegiatan yang disajikan
mempunyai tujuan yang jelas, penyajian LKPD dilengkapi
dengan gambar dan ilustrasi, kegiatan yang disajikan dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
2. Kelayakan isi ( sesuai dengan KI & KD, sesuai
kemampuan siswa, sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, keterkinian materi).
3. Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa
Indonesia, penggunaan tanda baca sesuai, struktur kalimat
mudah dipahami, mendorong siswa untuk berfikir kritis,
kemultitafsiran kalimat).
4. Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung
dalam LPKD, pengidentifikasian hasil temuan dalam
LKPD, perencanaan kerja ilmiah dalam LKPD,
pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
5. Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/ cover LKPD,
kesesuaian kesesuaian huruf yang digunakan dalam LKPD,
keseimbangan komposisi/ judul dan logo LKPD).
6. Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah dalam
kegiatan LKPD, penyajian materi LKPD yang disertai
objek langsung, penempatan siswa dalam LKPD dalam
subjek belajar).
7. Kelayakan pelaksanaan dan pengukuran (penekanan pada
pembelajaran inkuiri, pengukuran kemampuan sikap,
pengetahuan dan ketrampilan, ketercapaian indikator
keberhasilan siswa).
BAHASA 1. Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan
Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangansiswa.
3. Bahasa yang digunakan komunikatif.
4. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif Model
Quantum Learning
Aspek Komponen
PROTA
(PROGRAM
TAHUNAN)
1. Prota memuat komponen identitas yang lengkap
(kelas, satuan pendidikan, tahun pelajaran).
2. Prota memuat komponen yang lengkap (tema,
subtema, alokasi waktu).
3. Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah
minggu efektif, jumlah alokasi waktu sama dengan
total jam pelajaran dalam satu tahun.
4. Proporsi pembagian waktu setiap tema dan sub tema
sesuai.
PROSEM
(PROGRAM
SEMESTER)
1. Prosem memuat komponen identitas yang lengkap
(kelas, semester, satuan pendidikan, tahun pelajaran).
2. Prosem memuat komponen yang lengkap (tema,
subtema, pembelajaran, bulan, alokasi waktu).
3. Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), serta alokasi waktu yang
digunakan proporsional.
SILABUS 1. Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti
(KI), Kompetensi Dasar (KD), dan tema/subtema.
2. Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
3. Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
RPP (Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran)
1. Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan
pendidikan, kelas, semester, tema/subtema/
pembelajaran ke-, alokasi waktu/ hari dan tanggal).
2. Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
3. Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan
indikator, kata kerja dapat diukur, mencakup
komponen A (Audience), B (Behavior), C
(Condition), D (Degree).
4. Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran
dengan KD dan indikator, susunan materi yang
sistematis, kelengkapan materi pembelajaran).
5. Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis
tingkah laku.
6. Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
langkah-langkah pembelajaran; dan tahapan kegiatan
pembelajaran; serta penerapan pembelajaran saintifik)
sesuai.
7. Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan,
materi, dan kondisi kelas).
8. Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan
sekitar dan internet).
9. Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan,
keterampilan, kesesuaian evaluasi dengan tujuan atau
indikator, komponen penilaian lengkap, perencanaan
kegiatan pengayaan, dan remedial)
10. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
pada indikator (C4-C6 / HOTS).
11. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
makna model pembelajaran Quantum Learning
12. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik model pembelajaran Quantum Learning
13. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
sintaks (langkah-langkah) model
pembelajaranQuantum Learning
14. Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu :
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengomunikasikan.
15. Mengembangkan 4 ketrampilan 4C yaitu berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative
thinking), kerjasama (collaborative), dan
komunikasi(communicative).
16. Kelengkapaninstrumenevaluasi (soal, kunci, rubrik
pedomanpenskoran).
MEDIA 1. Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus
dicapai, materi yang dibahas, strategi pembelajaran
yang dipilih, karakteristik siswa, media terlihat atau
terdengar dengan jelas (gambar, video, audio,
animasi).
2. Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan
penyajian materi, kelengkapan materi, kesederhanaan
dalam menyajikan materi, dan tingkat kemudahan
dalam penggunaan media.
3. Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan media, kebenaran dalam menggunakan
kaidah bahasa, efektivitas gambar/ ilustrasi/ animasi/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
video dalam penjelasan konsep, dan efektivitas media
dalam menyampaian materi.
LKPD 1. LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi
atau tugas yang esensial, setiap kegiatan yang
disajikan mempunyai tujuan yang jelas, penyajian
LKPD dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi,
kegiatan yang disajikan dapat menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa.
2. Kelayakan isi ( sesuai dengan KI & KD, sesuai
kemampuan siswa, sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, keterkinian materi).
3. Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa
Indonesia, penggunaan tanda baca sesuai, struktur
kalimat mudah dipahami, mendorong siswa untuk
berfikir kritis, kemultitafsiran kalimat).
4. Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung
dalam LPKD, pengidentifikasian hasil temuan dalam
LKPD, perencanaan kerja ilmiah dalam LKPD,
pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
5. Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/ coverLKPD,
kesesuaian kesesuaian huruf yang digunakan dalam
LKPD, keseimbangan komposisi/ judul dan logo
LKPD).
6. Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah
dalam kegiatan LKPD, penyajian materi LKPD yang
disertai objek langsung, penempatan siswa dalam
LKPD dalam subjek belajar).
7. Kelayakan pelaksanaan dan pengukuran (penekanan
pada pembelajaran inkuiri, pengukuran kemampuan
sikap, pengetahuan dan ketrampilan, ketercapaian
indikator keberhasilan siswa).
BAHASA 1. Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan
Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangansiswa.
3. Bahasa yang digunakan komunikatif.
4. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 7 : Pernyataan Ujicoba Produk Pada Guru
Pernyataan Ujicoba Produk Guru
No Pernyataan
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan makna dan karakteristik
model pembelajaran inovatif yang digunakan.
2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks model
pembelajaran inovatif yang digunakan.
3. Guru menerapkan pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya,
menalar, mencoba, mengomunikasikan) kepada siswa.
4. Guru telah mengembangkan keterampilan belajar dasar abad 21
(Berfikirkritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif)
5. Guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak terjadi miskonsepsi.
6. Guru lebih berperan sebagai motivator &fasilitator pada saat
pembelajaran.
7. Pembelajaran berpusat pada siswa.
8. Guru menggunakan beragam media dalam pembelajaran.
9. Guru mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam
kegiatan pembelajaran.
10. Guru mengusahakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi.
11. Guru mengembangkan pendidikan karakter.
12. Guru melaksanakan pembelajaran terpadu dengan landai.
13. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
14. Guru melaksanakan penilaian otentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 8 : Pernyataan Ujicoba Produk Pada Siswa
Pernyataan Ujicoba Produk Siswa
No Pernyataan
1. Siswa dapat mencapai indikator pembelajaran yang ditetapkan.
2. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Siswa melaksanakan 5M dalam pembelajaran (mengamati, menanya,
menalar, mencoba, mengomunikasikan).
4. Siswa terkesan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5. Siswa asyik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
6. Siswa terlibat dalam penggunaan media pembelajaran
7. Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran
8. Siswa berkembang kemampuan 4C-nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 9 : Hasil Validasi Produk Pakar 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 10 : Hasil Validasi Produk Pakar 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 11 : Hasil Ujicoba dinilai guru SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 12 : Hasil Ujicoba Dinilai Teman Sejawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 13 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 14 : Surat Pernyataan Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 15 : Dokumentasi Ujicoba Produk
Dokumentasi Ujicoba Produk Model PPR
Foto bernyanyi dan menari kegiatan
motivasi siswa kelas IA
Foto siswa kelas IA mengerjakan
LKPD
Foto siswa kelas IA menceritakan
kegiatan sore hari di depan kelas
Foto siswa kelas IA membuat karya
kolase dari kertas
Foto siswa kelas IA menjawab
pertanyaan dari guru
Foto siswa kelas IA menceritakan
contoh sopan santun di rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Dokumentasi Ujicoba Produk Model Quantum Learning
Foto siswa kelas IA memperhatikan
tayangan video dongeng literasi
Foto siswa kelas IA menyanyi dan
menari kegiatan motivasi
Foto siswa kelas IA menjawab
pertanyaan dari guru
Foto siswa kelas IA memperhatikan
penjelasan simulasi gerak manupulatif
Foto siswa kelas IA simulasi gerak
manipulatif
Foto siswa kelas IA menceritakan
contoh sopan santun di rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
BIODATA PENULIS
Bernadeta Tatag Widya Pangestika, lahir di Surakarta, 21
Oktober 1996. Penulis menempuh Pendidikan Dasar di
SDK Sorogenen Surakarta tamat pada tahun 2009.
Penulis menempuh Pendidikan Menengah Pertama di
SMPN 3 SurAkarta tamat pada tahun 2012. Pendidikan
terakhir penulis tempuh di SMAN 2 Surakarta tamat
pada tahun 2015. Pada saat ini penulis sedang
menyelesaikan studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pendidikan di Perguruan Tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Mengacu Kurikulum 2013 untuk
Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif
dilakukan karena beberapa guru membutuhkan contoh perangkat pembelaaran
inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related