PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK
SMP ALAM AR-RIDHO SEMARANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Ilmu Tarbiyah
Jurusan Tadris Kimia
Oleh:
WAGIYATUN
NIM: 073711009
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wagiyatun
NIM : 073711009
Jurusan / Program Studi : Tadris Kimia
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya
Semarang, 6 Desember 2011
Saya yang menyatakan,
Wagiyatun
NIM. 073711009
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN
PESERTA DIDIK SMP ALAM AR-RIDHO SEMARANG
TAHUN 2011
Nama : Wagiyatun
NIM : 073711009
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Kimia
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia.
Semarang, 21 Desember 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua,
Sugeng Ristiyanto, M.Ag.
NIP: 19650819 200302 1001
Sekretaris,
Ratih Rizqi Nirwana, S.Si., M.Pd.
NIP: 19810414 200501 2003
Penguji I,
Siti Tarwiyah, S.S. M.Hum. NIP: 19721108 199903 2001
Penguji II,
Joko Budi Poernomo, M.Pd.
NIP: 19760214 200801 1011
Pembimbing I,
Atik Rahmawati, M.Si. NIP: 19750516 200604 2 002
Pembimbing II,
Ridwan, M.Ag.
NIP: 19630106 199703 1001
iv
Semarang, 6 Desember 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap
Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho
Semarang Tahun 2011
Nama : Wagiyatun
NIM : 073711009
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Tadris Kimia
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu alaikum wr. wb.
Atik Rahmawati, M. Si.
NIP : 19750516 200604 2 002
v
Semarang, 6 Desember 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap
Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho
Semarang Tahun 2011
Nama : Wagiyatun
NIM : 073711009
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Tadris Kimia
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu alaikum wr. wb.
Ridwan, M. Ag.
NIP. 19630106 199703 1001
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap
Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho
Semarang Tahun 2011.
Penulis : Wagiyatun
NIM : 073711009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan
pencemaran lingkungan terhadap kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam
Ar-Ridho Semarang tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi.
Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis satu
prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan
prediktor. Kategori variabel pengetahuan pencemaran lingkungan (X) peserta didik
SMP Alam Ar-Ridho Semarang termasuk dalam kualitas cukup yaitu berada pada
interval 59 68 dengan nilai rata-rata 64,8. Sedangkan variabel (Y) kepedulian
lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang termasuk dalam kualitas
cukup yaitu berada pada interval 66 72 dengan nilai rata-rata 70,2.
Ada pengaruh signifikan antara pengetahuan pencemaran lingkungan
terhadap kepedulian lingkungan. Hal ini ditunjukan dari nilai Freg sebesar 12,470.
Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung 12,470, sedang pada Ftabel untuk
taraf signifikan 5% dan 1% sebesar 4,08 dan 7,31. Karena Fhitung > Ftabel maka dapat
disimpulkan bahwa persamaan garis regresi tersebut signifikan. Berdasarkan
perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi :tidak ada pengaruh
tentang pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap kepedulian lingkungan peserta
didik SMP Alam Ar-ridho Semarang tahun 2011 ditolak. Dan hipotesis kerja (Hi)
yang berbunyi: Ada pengaruh tentang pengetahuan pencemaran lingkungan
terhadap kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-ridho Semarang tahun
2011 diterima. Sedangkan pengaruh positif pengetahuan pencemaran lingkungan
terhadap kepedulian lingkungan peserta didik yaitu sebesar 0,483 (sedang) karena
0,400 < R < 0,700. R square = 0,233 berarti pengetahuan pencemaran lingkungan
mempengaruhi kepedulian lingkungan sebesar 23, 3%. dan persamaan regresi adalah
Y= 0,359 X + 46.94.
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis
yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku,
1. Allah yang Maha Rohim dan Rosulullah yang selalu tertanam dalam hati, Insya
Allah.
2. Ayahanda (Soderi) dan Ibunda (Sri Tulasih) yang sangat aku cinta dan aku
sayangi, terimakasih atas segala dukungan, nasihat dan doa yang kalian berikan
tanpa henti.
3. Kakakku ( Mas No, Ayu Surati, Mas To, Ayu Sofie, Mas Wat, Ayu Leni, Mas
Wan, Ayu Tia, Mba Ayu, Mba Yan serta semua keponakan) yang aku sayang,
terimakasih atas perhatian yang selalu curahkan kepada adikmu ini (Wagiyatun).
4. Bu Atik Rahmawati dan Pak Ridwan atas bimbingannya.
5. Bu Susanti dan segenap keluarga besar SMP Alam Ar-Ridho Semarang yang
telah meneriman dan membantu dengan tangan terbuka selama riset.
6. Sahabat-sahabatku TK-07 (tak terkecuali) atas saran dan motivasinya selama
proses pembuatan karya tulis ini.
7. Seluruh anak-anak kost putri Assyifa atas perhatiannya serta sahabat-sahabat
terdekatku.
8. Semuanya yang telah mendukung dalam pembuatan karya tulis ini.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb al-
Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-
Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul, pengaruh pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap kepedulian
lingkungan peserta didik SMP Alam Ar Ridho Semarang Tahun 2011. Shalawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman dan
pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.
Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Sujai, M.Ag.
2. Dosen pembimbing Atik Rahmawati, M. Si dan Ridwan, M. Ag, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.
3. Kepala Sekolah SMP ALAM AR-RIDHO Semarang, Susanti, S. Si, yang
berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di SMP
ALAM Semarang.
4. Guru pengampu bidang studi Kimia Terpadu SMP Alam Semarang, Salamah, S.
Si yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.
5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah
memberikan layanan yang baik bagi penulis.
7. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan
dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis
dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
ix
8. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi,
khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berharap, semoga apa yang
tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para
pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 6 Desember 2011
Penulis
Wagiyatun
073711009
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................................
PENGESAHAN............................................................................................................
NOTA PEMBIMBING 1...............................................................................................
NOTA PEMBIMBING 2...............................................................................................
ABSTRAK......................................................................................................................
PERSEMBAHAN.........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Manfaat Penelitian .........................................................................
1
1
4
4
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................
A. Kajian Pustaka....................................................................................
B. Kerangka Teoritik................................................................................
1. Hakikat Pembelajaran IPA....
a. Pengertian Belajar...
b. Hasil Belajar....
c. Pengertian Pembelajaran IPA.
2. Pengetahuan Pencemaran Lingkungan.
a. Pengetahuan Lingkungan........................................................
1) Pengertian Lingkungan.......................................................
2) Ruang Lingkup Lingkungan..............................................
b. Pencemaran Lingkungan........................................................
1) Pengertian Pencemaran Lingkungan.................................
6
6
8
8
8
8
12
13
13
13
20
16
16
xi
2) Macam-Macam Pencemaran...............................................
3) Macam-Macam Sampah (Limbah Pencemar)...................
4) Tujuan Pengetahuan Pencemaran Lingkungan..................
5) Faktor Yang Mempengaruhi Pencemaran Lingkunganga
c. Kepedulian Lingkungan..........................................................
1) Proses Pembentukan Kepedulian Lingkungan...................
2) Bentuk Kepedulian Lingkungan.......................................
C. Rumusan Hipotesis ...........................................................................
21
24
25
26
31
31
35
37
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................
A. Tujuan Penelitian ..............................................................................
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian .........................................................
D. Variabel Penelitian ...........................................................................
E. Pengumpulan Data ..............................................................................
F. Analisis Data Penelitian......................................................................
1. Analisis Pendahuluan....................................................................
2. Analisis Uji Hipotesis...................................................................
3. Analisis Lanjut................................................................................
38
38
38
38
39
40
42
42
42
44
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN..............................................
A. Gambaran Umum SMP Alam Ar-Ridho .........................................
B. Hasil Penelitian ...................................................................................
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...............................................
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................
E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................
45
45
51
57
65
67
BAB V PENUTUP ...............................................................................................
A. Simpulan ...........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
69
69
70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Konsep Pembelajaran di SMP Alam Ar-Ridho
Gambar 2.Persamaan Garis Regresi Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap
Kepedulian Lingkungan Peserta Didik
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perhitungan Nilai Tes Pengetahuan Pencemaran Lingkungan
Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho ............................................. 51
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Peserta
Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang ......................................... 53
Tabel 4.3. Kualifikasi dan Interval Data Hasil Pengetahuan Pencemaran
Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang .......... 54
Tabel 4.4. Data Hasil Angket Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP
Alam Ar-Ridho ...................................................................... ..... 54
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP
Alam Ar-Ridho Semarang ....................................................... ..... 56
Tabel 4.6. Kualifikasi dan Interval Data Hasil Kepedulian Lingkungan
Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang ....................... ..... 57
Tabel 4.7. Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap Kepedulian
Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang
Tahun 2011 ............................................................................. ..... 58
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi (Satu Prediktor Dengan Skor
Deviasi) .................................................................................. ..... 65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar nama Peserta didik ............................................................... 74
Lampiran 2 Daftar Nilai Peserta didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang ............. 74
Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Pengetahuan .............................................................. 75
Lampiran 4 Tes Pengetahuan ............................................................................. 76
Lampiran 5 Hasil Analisis Responden Soal ...................................................... 82
Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal ...................................................................... 85
Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Kepedulian Lingkungan ...................................... 86
Lampiran 8 Angket Kepedulian Lingkungan .................................................... 87
Lampiran 9 Lampiran Foto ............................................................................... 89
Lampiran 10 Penunjukan Pembimbing ................................................................ 90
Lampiran 11 Transkrip Ko Kurikuler .................................................................. 91
Lampiran 12 Surat Keterangan ............................................................................ 92
Lampiran 13 Piagam PASSKA Institut ................................................................ 93
Lampiran 14 Piagam PASSKA Tarbiyah ............................................................ 94
Lampiran 15 Piagam KKN .................................................................................. 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta dan seisinya diciptakan atas hak dan kehendak Allah SWT dan
diperuntukkan bagi manusia agar bersyukur serta dapat mempelajari alam semesta
ini guna memperoleh keilmuan dan ketakwaan terhadap Sang Maha Khaliq. Allah
berfirman (QS. Al Araf/7 : 58)
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin
Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh
merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur. (QS. Al Araf/7:58)
Allah telah menunjukkan kepada manusia terjadinya siklus cuaca dan
bagaimana hujan diturunkan ke bumi, dan bagaimana tumbuhan hidup yang tiada
lain agar manusia dapat menggali dan mempelajari. Air sebagai salah satu sumber
kehidupan dan manusia dilarang untuk saling menguasai satu dengan yang lain, dan
juga dilarang merusak lingkungan (bumi). Baik buruknya kualitas lingkungan akan
berpulang kepada manusia yang mendiami muka bumi ini dan kemudian
memanfaatkannya. Apabila manusia mampu memelihara lingkungan dengan baik
maka akan baik pula kehidupan ini, begitu pula sebaliknya jika manusia merusaknya
maka malapetaka yang akan menimpannya.1
Aktifitas kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari ternyata telah
menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan
tatanan lingkungan hidup. Aktifitas kehidupan manusia seringkali menyalahi kaidah-
kaidah yang ada dalam tatanan lingkungan hidup sehingga berakibat terjadinya
pergeseran keseimbangan dalam tatanan lingkungan dari bentuk asal ke bentuk baru
1Ahsin W. Alhafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm 316.
2
yang cenderung lebih buruk. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
melakukan eksploitasi sumber daya alam. Eksploitasi yang berlebihan akan
mengakibatkan merosotnya daya dukung alam dan disisi lain limbah yang dihasilkan
menjadi beban bagi lingkungan. Jumlah limbah yang semakin besar yang tidak
terdegradasi akan menimbulkan masalah pencemaran.
Secara umum, istilah pencemaran digunakan untuk menunjukkan benda-
benda berbahaya yang dimasukkan oleh manusia ke dalam lingkungannya.
Pencemaran terjadi pada saat senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kegiatan
manusia ditambahkan ke lingkungan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap
kekhasan fisik, kimia, biologi dan estetis.2 Pencemaran lingkungan yaitu masuk atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam suatu
lingkungan dan atau berubahnya tata lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses
alam yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan, sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Pada saat ini berbagai pencemaran lingkungan
terjadi pada berbagai aspek lingkungan dari dalam air, udara sampai kedalam tanah
yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia sehari-hari. Salah satu contohnya adalah
pencemaran yang terjadi di sekitar pabrik baja yang sudah berlangsung lama. Pabrik
ini mendapat penilaian peringkat hitam yang ditunjukkan pada perusahaan yang tak
taat, atau belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan serta berpotensi
mencemari lingkungan. Pabrik ini dinilai melakukan pelanggaran dengan membuang
limbah padat hasil peleburan baja (slag) yang dikategorikan sebagai limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) ke media lingkungan tanpa pengelolaan terlebih dahulu.
Terlebih dalam hasil uji penelitian diketahui kadar slag pabrik ini melebihi baku
mutu yang ditetapkan pemerintah.3
Manusia perlu memiliki etika lingkungan yang benar untuk hidup dengan
lingkungannya. Dengan kata lain semua masalah lingkungan yang ada sekarang
bersumber dari perilaku manusia. Manusia yang merusak alam, menggunduli hutan,
membuang sampah, membuang limbah ke sungai, mencemari air, udara, akan
2Des W. Connel & Gregory J M, Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, (Jakarta : UI Press,
1995), hlm 7.
3Shodiqin jamil, Dilema Pabrik Baja, dalam Amanat, (Semarang, 4 juli 2011), hlm 13.
3
menuai sendiri hasilnya, yaitu kekurangan oksigen, kepanasan, kebanjiran,
kekeringan, dan mengalami gangguan kesehatan. Dari permasalahan lingkungan
hidup tersebut, pembenahan perilaku hidup manusia sehari-hari perlu dilakukan,
menyadari bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan.
Manusia sangat berperan dalam melestarikan potensi lingkungan hidup. Oleh
karena itu, manusia perlu diberi bekal untuk melestarikan lingkungan melalui
pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan dilaksanakan melalui pendidikan
sekolah atau luar sekolah untuk semua jurusan pendidikan, jenjang pendidikan dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.4 Pelaksanaan pendidikan di
lingkungan sekolah berkaitan dengan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, yaitu mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan
mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Secara umum Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi
antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang
sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami
fenomena alam5.
Dalam pembelajaran IPA pada aspek biologis mengkaji berbagai persoalan
yang berkaitan dengan fenomena makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi
kehidupan, dan interaksinya dengan faktor lingkungan pada dimensi ruang dan
waktu, serta mempelajari kejadian-kejadian alamiah yang berada di sekitar
kehidupan seluruh umat manusia di alam semesta beserta lingkungannya. Karena itu,
dalam pembelajaran sains peserta didik harus didekatkan dan diakrabkan dengan
lingkungannya. Proses pembelajaran yang seperti ini akan memacu kemampuan
peserta didik dalam mengamati, menemukan bukti sebagaimana yang ada dalam
teori, setelah itu bisa memecahkan permasalahan yang ada serta mengambil
kesimpulan yang tepat.
4Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm 13.
5Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.153.
4
Mengingat pentingnya pendidikan lingkungan yang akan menciptakan pribadi
yang ramah lingkungan, maka penulis perlu melakukan penelitian mengenai hal
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala sekolah beserta guru mata
pelajaran IPA Terpadu di SMP Alam Ar-Ridho Semarang, diketahui bahwa sistem
pembelajaran yang dilakukan berdasarkan lingkungan alam sekitar menjadikan
peserta didik dalam proses pembelajaran mengalami pembelajaran secara langsung
serta mengalami dan mengetahui keadaan sekitar yang dipelajari. Dengan adanya
sekolah berbasis alam, menjadikan peserta didik lebih mengetahui tentang
lingkungan sekitar dibanding sekolah-sekolah lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian
dengan judul PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMP ALAM AR-
RIDHO SEMARANG TAHUN 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengetahuan pencemaran lingkungan peserta didik SMP Alam
Ar-Ridho
2. Untuk mengetahui kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-Ridho
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap
kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-Ridho
C. Manfaat Penelitian
Secara umum, studi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
tentang pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap kepedulian lingkungan peserta
didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang tahun 2011 Manfaat penelitian yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Dapat mengetahui tentang sebab akibat terjadinya pencemaran, memahami
tentang proses pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh manusia ataupun
alami.
5
b. Meningkatkan mentalitas dan keterampilan siswa dalam mengolah dan
memanfaatkan limbah sampah dengan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle
dalam kehidupan sehari-hari
c. Dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan.
2. Bagi guru
Guru dapat mengembangkan variasi proses pembelajaran yang nyata atau
langsung dalam pembelajaran IPA pada aspek pembelajaran kimia yang
menyangkut kedalam kehidupan sehari-hari, dan sebagai bahan untuk
peningkatan kualitas pengajaran IPA di sekolah.
3. Untuk Lembaga
Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
6
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
Segala sesuatu didunia ini erat hubungannya satu dengan yang lain, antara
manusia dengan manusia, antara manusia dengan hewan, antara manusia dengan
tumbuh-tumbuhan dan bahkan manusia dengan benda-benda mati sekalipun. Begitu
juga dengan hewan, antara hewan dengan hewan, antara hewan dengan tumbuh-
tumbuhan, hewan dengan manusia dan antara hewan dengan benda-benda mati
disekelilingnya. Akhirnya tidak terlepas pula halnya dengan tumbuh-tumbuhan
saling mempengaruhi. Pengaruh antara satu komponen dengan komponen lain ini
bermacam-macam bentuk dan sifatnya, begitupula reaksi sesuatu golongan atas
pengaruh dari yang lainnya juga berbeda-beda1
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menyampaikan beberapa kajian atau
skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi ini:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Indah Yuliani (3104086), Mahasiswa
Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009 yang
berjudul Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Grup Investigation
Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Kelas VII
SMP H.Isriati Baiturrahman Semarang. Dari penelitian tersebut mengungkapkan
bahwa Pembelajaran Kooperatif Model Grup Investigation Terhadap Hasil Belajar
Siswa Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP H.Isriati
Baiturrahman Semarang itu efektif yaitu dengan meningkatnya hasil belajar kelas
eksperimen di banding kelas kontrol dengan perolehan nilai kelas eksperimen 78,6
dan nilai kelas kontrol 66,18. Nilai uji antara kelas eksperimen dan control adalah
5,1476 dan dikonsultasikan dengan ttabel dimana = 5% dengan dk = n1+n2-2
diperoleh t(0,097)(88) = 2.00. karena thitung > t(1-1/2)(n1+n2-2) berarti signifikan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Mulatsih (3104192) Mahasiswa Pendidikan
Biologi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009, yang berjudul
1Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), hlm 1.
7
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Aktif Role Playing
Materi Pokok Pencemaran Lingkungan pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah Mijen 08 Semarang Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Dari
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran biologi dengan
menggunakan metode Role Playing, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik dengan hasil nilai rata-rata tes akhir siklus I 63,54
meningkat pada perolehan siklus II dengan rata-rata 75, dan kenaikan ketuntasan
belajar klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 19,54%.
Seperti diketahui teknologi adalah bentuk aplikasi dari ilmu pengetahuan
dalam mewujudkan kesejahteraan umat manusia. Teknologi diciptakan agar hidup
manusia dipermudah, dan lebih produktif atau lebih efisien, yang akhirnya manusia
akan hidup lebih nyaman dan sejahtera. Namun belakangan ini teknologi ibarat pisau
bermata dua, satu sisi teknologi memang dapat mempermudah dan mensejahterahkan
umat manusia, namun di sisi lain teknologi mempunyai dampak negatif terhadap
kehidupan manusia. Dengan meningkatkan teknologi dan pemanfaatannya bagi
kehidupan umat manusia, justru manusia dihadapkan pada berbagai masalah,
terutama adalah masalah kesehatan. Semua sektor pembangunan dewasa ini
mengalami peningkatan yang luar biasa berkat kemajuan teknologi di semua sektor
pembangunan tersebut mempunyai dampak negatif pada kesehatan masyarakat.
Perkembangan teknologi pertanian misalnya, penggunaan pupuk buatan dan
penggunaan pestisida untuk pemberantasan hama, jelas akan merugikan kesehatan
karena udara dan tanah tercemar. Perkembangan teknologi pangan seperti
pengawetan makanan, penggunaan kemasan makanan dari plastik dan foam,
penggunaan penyedap makanan, dan sebagainya juga merugikan kesehatan.
Perkembangan teknologi pertambangan dengan menggunakan bahan-bahan kimia,
limbahnya juga akan mengancam kesehatan manusia. Disektor perhubungan
khususnya transportasi, dengan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor
tersebut akan mencemari lingkungan juga mengganggu kesehatan masyarakat.2
2Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),
hlm 347.
8
B. Kerangka Teoritik
1. Hakikat Pembelajaran IPA
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.3
Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang
lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2). Proses belajar bersifat individual dan
kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan
perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu upaya atau
proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan
berbagai sumber belajar yang ada disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah
laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).4 Oleh karena itu, belajar merupakan
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, keterampilan
maupun sikap.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.5 Menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang
ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada
penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari
adanya motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang
3Pupuh Fathur Rohman dan Sbry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Refika
Aditama, 2007), cet 1,hlm 6.
4Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm. 62
5Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1999), hlm. 37
9
dilakukan oleh anak.6 Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini
dapat digunakan tiga aspek, yaitu :
1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran
atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi.7 Berikut ini adalah penjelasan singkat
mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom (1956).
a) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ngingat kembali (recall) atau menganali kembali tentang nama,
istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya.
b) Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,
memahami, adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi.
c) Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-
prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru
dan konkret.
d) Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan
suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor
yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
6Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar , hlm. 39
7Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada, 2009),
hlm. 105 - 106
10
e) Sintesis (synthesis)
Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses
berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi
suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.8
f) Penilaian (evaluation)
Adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan
dari hasil penilaiannya.9
2) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan, emosi, dan reaksi-
reaksi yang berbeda dengan penalaran.10
Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan11
a) Menerima (receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa
untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas,
musik, baca buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran,
jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan
mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang
mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus
dari pihak siswa.
b) Menjawab (responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat
ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga
bereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang
ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya sacara sukarela
membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya
membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).
8Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008), hlm
50 51.
9Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Putaka Pelajar, 2009), hlm 51.
10Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), hlm 105 106.
11Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 117-118.
11
c) Menilai (valuing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap
suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang
mulai dari hanya sekedar penerimaan nilai (ingin memperbaiki
keterampilan kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi
(menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif).
d) Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang
berbeda, menyelesaikan atau memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu,
dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal.
Jadi, memberikan penekanan pada membandingkan, menghubungkan dan
mensistesiskan nilai-nilai. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi
suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki
hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi suatu sistem nilai
(merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya baik dalam
hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial).
e) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a
value or value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol
tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk
karakteristik pola hidup. Jadi tingkah lakunya menetap, konsisten, dan
dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi
penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu
menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.
3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani
terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, dan kreativitas.12
12
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 105 106.
12
a) Persepsi (perception)
Adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah.
Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain.
b) Kesiapan (set)
Adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu
gerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari,
mengetik, memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan
termometer dan sebagainya.
c) Gerakan terbimbing (guided response)
Adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang
dicontohkan.
d) Gerakan terbiasa (mechanism)
Adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh.
Kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan.
e) Gerakan kompleks (adaption)
Adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara,
urutan, dan irama yang tepat.
f) Kreativitas (origination)
Adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak
ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi
kombinasi gerakan yang orisinil.13
c. Pengertian Pembelajaran IPA
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya dengan
pengajaran merupakan proses interaksi yang berlangsung antara guru dan juga
siswa atau juga merupakan sekelompok siswa dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, sikap serta menetapkan apa yang dipelajari itu.14
Sedangkan Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai Pengetahuan
yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa
13
Purwanto, Hasil Belajar, hlm. 53
14Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999 ), hlm 102.
13
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada pengertian IPA itu,
maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended.
2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
4) Aplikasi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
2. Pengetahuan Percemaran Lingkungan
a. Pengetahuan Lingkungan
1) Pengertian Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Poerwadarminta, adalah berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling, sekitar.
Lingkungan adalah bulatan yang melingkungi atau melingkari, sekalian yang
terlingkung di suatu daerah sekitarnya. Menurut Ensiklopedia Umum
lingkungan adalah alam sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup
pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam
kehidupan dan kebudayaannya. Dalam Ensiklopedia Indonesia, lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada diluar suatu organisme, meliputi : (1)
lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang
terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lainnya, (2) lingkungan hidup (biotik)
yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup,
seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Ensiklopedia Amerika menyatakan
bahwa lingkungan adalah faktor-faktor yang membentuk lingkungan sekitar
14
organisme, terutama komponen-komponen yang mempengaruhi perilaku,
reproduksi, dan kelestarian organisme.15
Lingkungan secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan
keadaannya, yang disebut Daya Dukung Lingkungan. Pemulihan keadaannya
apabila bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan,
maka lingkungan tidak akan mempunyai kemampuan alami untuk
menetralisirnya sehingga mengakibatkan perubahan kualitas lingkungan
mengalami perubahan (positif atau negatif) pada suatu periode tertentu sesuai
dengan interaksi komponen lingkungan (Ginting, 1988). Sehingga ketika
interaksi antar komponen lingkungan tersebut tidak seimbang lagi, artinya
telah melampaui daya dukung lingkungan maka kualitas lingkungan akan
mengalami degradasi.16
Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi
perubahanperubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi
dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk atau dimasukkannya suatu
zat atau benda asing kedalam tatanan lingkungan itu. Perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari kemasukannya benda asing itu, memberikan pengaruh
(dampak) buruk terhadap organisme yang sudah ada dan hidup dengan baik
dalam tatanan lingkungan tersebut. Sehingga pada tingkat lanjut dalam arti
bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi, dapat
membunuh dan bahkan menghapus satu atau lebih jenis organisme yang
tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan itu. Jadi pencemaran
lingkungan adalah terjadinya perubahan dalam suatu tatanan lingkungan asli
menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.17
Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak
disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak
15
Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm 25.
16Aris Sustiyono, SH dan Kurdiyono, Studi Tingkat Kesadaran Masyarakat Kota Yogjakarta
Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup, http://www.jogjakota.go.id/app/modules/
banner/images/1222102800_volume2.pdf, diakses tgl 14 juli 2011.
17Heryando Palar, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hlm 11.
http://www.jogjakota.go.id/app/modules/%20banner/images/1222102800_volume2.pdfhttp://www.jogjakota.go.id/app/modules/%20banner/images/1222102800_volume2.pdfhttp://www.jogjakota.go.id/app/modules/%20banner/images/1222102800_volume2.pdf
15
penyebab tercemarnya suatu tatanan lingkungan adalah limbah. Limbah
dalam konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah. Limbah atau
dalam bahasa ilmiahnya disebut juga dengan polutan, dapat digolongkan atas
beberapa kelompok berdasarkan pada jenis, sifat, dan sumbernya.
Berdasarkan pada jenis, limbah dikelompokan atas golongan limbah padat
dan limbah cair. Berdasarkan pada sifat yang dibawanya, limbah digolongkan
atas limbah organik dan limbah an-organik. Sedangkan bila berdasarkan pada
sumbernya, limbah dikelompokan atas limbah rumah tangga atau limbah
domestik dan limbah industri.18
2) Ruang Lingkup Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat dimana suatu organisme hidup, dan
didalamnya terjadi interaksi antar sesama makhluk hidup yang selalu
dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berada disekitarnya. Lingkungan
bersifat dinamis, dalam arti bisa berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan
perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari faktor-faktor
lingkungan terhadap suatu makhluk hidup akan berbeda-beda menurut waktu,
tempat dan keadaan makhluk hidup itu sendiri.
L.L Bernard dalam bukunya yang berjudul Introduction to Social
Psychology membagi lingkungan atas empat macam, yakni:
a) Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya
kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik,
ombak dan sebagainya
b) Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis
berupa mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan.
c) Lingkungan sosial, dibagi menjadi tiga bagian:
1) Lingkungan fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materil:
peralatan, senjata, mesin, gedung dll
2) Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan
interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan
18Heryando Palar, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, hlm 11-12.
16
domestik dan semua bahan yang dugunakan manusia yang berasal dari
sumber organik
3) Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan habitat batin
manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, kenyakinan.
d) Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional,
berupa lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota
atau desa.19
b. Pencemaran Lingkungan
1) Pengertian Pencemaran Lingkungan
Polusi adalah istilah untuk menyebutkan setiap pencemaran atau
pengotoran lingkungan yang terdapat dimuka bumi oleh bahan atau zat yang
mengganggu kesehatan manusia, kualitas hidup manusia, atau fungsi alami
ekosistem. Ekosistem adalah lingkungan di mana berbagai jenis makhluk
hidup dan tak hidup saling berinteraksi dan saling mempengarui.20
Istilah
pencemaran digunakan untuk menunjukan benda-benda berbahaya yang
dimasukkan oleh manusia kedalam lingkungan. Pencemaran dapat
didefinisikan sebagai pelepasan zat-zat asing dalam jumlah melebihi batas
dari yang diijinkan ke dalam lingkungan.21
Pencemar itu adalah limbah dari
suatu kegiatan pemanfaatan sumber alam. Limbah ini sendiri dalam jumlah
tertentu masih dapat didaur ulang oleh alam. Akan tertapi, apabila jumlahnya
meningkat sehingga ada yang meninggal dan tak dapat didaur ulang maka ia
menjadi pencemar. (Q.S. Ar-Rum/1: 1)
19Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm
18.
20Purwanto, Awas Polusi, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2008), hlm 7.
21Michael P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, terj Yanti R
Koestoer, (Jakarta: UI Press, 1995), hlm 436.
17
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).
Telah muncul berbagai kerusakan di dunia ini sebagai akibat dari
peperangan dan penyerbuan pasukan-pasukan. Pesawat-pesawat terbang,
kapal-kapal perang dan kapal-kapal selam. Hal itu tiada lain karena akibat
dari apa yang dilakukan oleh umat manusia berupa kezaliman, banyaknya
lenyapnya perasaan dari pengawasan Yang Maha Pencipta. Dan mereka
melupakan sama sekali akan hari hisab, hawa nafsu terlepas bebas dari
kalangan sehingga menimbulkan barbagai macam kerusakan di muk bumi.
Karena tidak ada lagi kesadaran yang timbul dari dalam diri mereka, dan
agama tidak dapat berfungsi lagi untuk mengekang kebinalan hawa nafsunya
serta mencegah keliarannya. Akhirnya Allah SWT merasakan kepada mereka
balasan dari sebagian apa yang telah mereka kerjakan berupa kemaksiatan da
perbuatan-perbuatan lalu yang berdosa. Barangkali mereka mau kembali dari
kesesatannya lalu bertaubat dan kembali kepada jalan petunjuk. Dan mereka
kembali ingat bahwa setelah kehidupan ini ada hari yang pada hari itu semua
manusia akan menjalani penghisaban mal perbuatannya maka apabila
ternyata perbuatannya buruk, maka pembalasan pun buruk pula.22
Secara harfiah, istilah pencemaran dapat diartikan sebagai pengotor,
pengkajian, pemburukan, barang atau sesuatu yang terkena oleh zat
pencemaran jadi tercemar (kotor, buruk) karena barang atau sesuatu ini
menjadi tercemar maka mutunya menjadi menurun dan otomatis nilainya pun
menjadi merosot. Apalagi proses ini berlangsung terus menerus akhirnya
barang atau sesuatu tersebut menjadi rusak dan hancur.
Pencemar juga dapat diartikan sebagai bentuk environmental
impairment, adanya gangguan perubahan atau perusakan bahkan adanya
benda asing didalamnya yang menyebabkan unsur lingkungan tidak dapat
22Mustafa Al Maragi, Tafsir AL Maragi, (Semarang: Toha Putra, 1992), hlm 101-102.
18
berfungsi sebagaimana mestinya (reasonable function).23
Menurut Silvia S.
Meder, pollution can be defined as any enviromental change that adversely
affect the lives and health of living things.24
Perusakan lingkungan hidup menurut UU RI No.23 tahun 1997 adalah
tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.25
Menurut WHO, ditetapkan 4 tahapan pencemaran:
a) Pencemaran tingkat pertama
Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik
dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan
lingkungan.
b) Percemaran tingkat kedua
Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada
pancaindra dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada
komponen ekosistem lainnya.
c) Pencemaran tingkat ketiga
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis.
d) Pencemaran tingkat keempat
Pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian
dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi.26
Pengertian dan batasan secara umum tentang pencemaran lingkungan,
menurut Springer, ketika membicarakan masalah pencemaran maka
sedikitnya terdapat empat faktor kunci yang harus dibicarakan antara yang
23
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia,
(Bandung: Alumni), hlm 125.
24 Silvia S. Mender, Biology, ( News York: Mc Graw-Hill Internasional Edition, 2007), hlm.
936.
25Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm 32.
26Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, (Bandung: Alumni, 1994), hlm 31.
19
satu sama yang lain tidak dipisahkan. Keempat faktor kunci yang dimaksud
adalah :
1) Source (Sumber Pencemaran)
Sumber pencemar dapat berupa suatu lokasi tertentu (point source)
atau tak tentu atau tersebar (non point atau diffuse source). Sumber
pencemar point source misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik, dan
saluran limbah industri.27
a) Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk
membuang dan mengalirkan zat atau substansi
b) Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau
substansi28
2) Agent (Zat Pencemar)
Zat pencemar (pollutant) dapat didefinisikan sebagai zat kimia
(cair, padat, maupun gas), baik yang berasal dari alam yang kehadirannya
dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia
(anthropogenic origin) yang telah diidentifikasi mengakibatkan efek yang
buruk bagi kehidupan manusia atau lingkungannya. Semua itu dipicu oleh
aktivitas manusia.29
3) Medium (media perantara pencemaran)
4) Effect (dampak pencemaran)
Pencemaran terhadap lingkungan berakibat kurang baik terhadap
manusia, hewan, tumbuhan. Beberapa jenis pencemar juga dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan lingkungan terutama manusia.
Berdasarkan komponen yang disebutkan diatas, komponen terakhir
adalah timbulnya dampak terhadap berbagai sistem kehidupan. Dapat
dikatakan bahwa adanya dampak ini merupakan inti atau sentral dari
permasalahan lingkungan hidup. Dengan timbulnya suatu dampak, maka baru
27Hefni Effendi, Telaah Kualitas Air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan
perairan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm 195.
28Suprihanto Notodarmojo, Pencemaran Tanah dan Air Tanah, (Bandung: ITB, 2005), hlm
130.
29Suprihanto Notodarmojo, Pencemaran Tanah dan Air Tanah, hlm 127.
20
diketahui bahwa suatu media atau objek hayati lain telah mengalami
pencemaran. Dampak ini pulalah yang dapat dijadikan ukuran atas timbulnya
berbagai kerusakan dan kerugian yang dialami baik oleh manusia maupun
terhadap harta kekayaan yang dimilikinya.
Semua komponen yang merupakan kunci pokok terjadinya
pencemaran yang diawali adanya berbagai kegiatan atau aktifitas manusia,
kemudian terdapatnya Agent atau zat yang terdiri dari berbagai bentuk zat dan
senyawa, selanjutnya melalui media maka pada akhirnya terjadilah dampak
atau effect dengan terakumulasinya keempat komponen ini maka terjadilah
pencemaran tersebut. Polusi bisa berlangsung di udara, air, tanah, atau
dimana saja. Kebanyakan polusi disebabkan oleh berbagai jenis kegiatan
manusia: pertanian, industri, transportasi, dan sebagainya. 30
Pencemaran lingkungan adalah perubahan lingkungan yang tidak
menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan
pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan
kimia, dan jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung
manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-
benda, perilaku dalam apresiasi dan rekreasi di alam bebas.31
Secara umum
kerusakan alam disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
1) Kerusakan karena faktor internal yaitu kerusakan yang berasal dari dalam
bumi atau alam itu sendiri. Seperti : gempa bumi dan banjir besar.
2) Kerusakan karena faktor eksternal yaitu kerusakan yang diakibatkan oleh
ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan
hidupnya. Seperti : pencemaran udara (gas hasil pembakaran bahan
bakar pada transportasi), pencemaran air (limbah industri), pencemaran
darat ( limbah barang bekas), dan proses penambangan.32
30
Purwanto, Awas Polusi, hlm 7
31Imam Supardi, Kimia dan Pencemaran Lingkungan, (Bandung: Alumni, 1994), hlm 57.
32Wisnu Arya W, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm15-17.
21
2) Macam-Macam Pencemaran
a) Pencemaran Air
Pencemaran air adalah pencemaran yang diakibatkan oleh
masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan-bahan
terlarut, dan partikulat. Pencemaran memasuki badan air dengan berbagai
cara, misalnya atmosfer, tanah, limpasan (run off) pertanian, limbah
domestik dan perkotaan, pembuangan industri dan lain sebagainya.33
Definisi pencemaran air menurut Surat Kepurusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988
tentang penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah: masuk atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh
alam, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi dengan
peruntukannya (pasal 1).34
Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan
kotoran dan cairan pembuangan industri yang masuk kedalam perairan, hal
ini menyebabkan zat-zat beracun yang terdapat pada cairan pembuangan
tersebut terlarut dan terbawa masuk keperairan. Cairan buangan adalah
sisa-sisa pembuangan dalam suatu bentuk cairan yang dihasilkan dari
proses-proses industri dan kegiatan rumah tangga. Zat-zat yang
mengendap mengurangi masuknya cahaya, akan menekan pertumbuhan
ganggang dan mematikan akar-akar tanaman. Endapan lumpur akan
menyebabkan arus berubah dan menghilangkan hewan-hewan yang ada
didasar. Zat-zat yang mengendap dapat menyumbat insang dan
menyebabkan ikan-ikan mati lemas. Pencemar organik berat menyebabkan
deoksigenetasi karena tidak adanya kegiatan penguraian oleh bekteri.35
33
Hefni Effendi, Telaah Kualitas Air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan
perairan, hlm 195.
34Rukaesih Achmad, Kimia Lingkungan, ( Jakarta: ANDI, 2005), hlm 92.
35Michael P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, hlm 440.
22
b) Pencemaran Udara
Udara yang bersih adalah udara yang tidak mengandung uap atau
gas dari bahan-bahan kimia yang beracun. Disamping itu, udara yang
bersih adalah udara yang terhisap segar dan nyaman bagi makhluk hidup,
cukup kandungan oksigennya, tidak berwarna dan berbau. Sebaliknya jika
terjadi perubahan warna dan berbau aneh, dapat dipastikan bahwa telah
terjadi suatu pencemaran. Derajat pencemaran udara ini tentu saja
bermacam-macam dari yang ringan sampai yang berat, kabut yang tipis
didaerah pegunungan bukanlah suatu pencemaran walaupun ada perubahan
warna, kabut tersebut adalah uap air yang menunjukan kelembapan yang
tinggi, tetapi lain halnya kabut tipis di daerah perkotaan dan daerah
industri, hal ini menunjukan adanya tanda-tanda suatu pencemaran udara
baik uap sisa pembakaran minyak kendaraan atau asap pabrik.36
Definisi pencemaran udara menurut peraturan pemerintah No. 29
Tahun 1986 adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi,
dan atau komponen lain keudara dan atau berubahnya tatanan udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. 37
Menurut Ervin Jungreis, The Various industrial operations of the
civilized world emit dusts, gases, vapors, and mists. All of these in
combination with naturally occurring air borne materials form the basis of
air pollution.38
Menurut Gunawan Sutarmo, pencemaran udara diartikan sebagai
adanya satu atau lebih pencemar yang masuk ke dalam udara atmosfer yang
terbuka, yang dapat berbentuk debu, uap, gas, kabut, bau, asap atau embun
yang dicirikan bentuk jumlahnya, sifatnya dan lamanya.39
Modernisasi dan
36Farmono, Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, (Jakarta: UI Press, 1995), hlm 13.
37Rukaesih Achmad, Kimia Lingkungan, hlm 120.
38Ervin Jungreis, Spot Test Analisis :clinical, environmental, forensic, and geochemical
applications , ( News York: A Wiley Interscience publication, 1996), hlm. 199.
39F Gunawan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada
University, 1995), hlm 101.
23
kemajuan teknologi di dalam kehidupan telah menyebabkan pencemaran
udara yang serius. Walaupun ada kemungkinan untuk membersihkan air
dan memperbaiki daratan yang tidak sedap dipandang, maka tidak banyak
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara. Tercemar atau
tidak kita harus menghisap udara sebagaimana adanya. Pencemar-pencemar
atmosfer dapat berupa partikulat (padatan yang sangat kecil atau tetesan-
tetesan cairan) atau berupa gas.40
c) Pencemaran Tanah
Tanah mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari
seluruh kehidupan dibumi ini, yang merupakan habitat semua tumbuhan,
hewan dan manusia. Manusia dan hewan menikmati hasil yang
direproduksi tanah, dan membuang limbahnya kembali ke tanah sehingga
tanah berfungsi sebagai sumberdaya dan penerimaan limbah41
Tanah merupakan sumberdaya alam yang mengandung benda
organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman.
Sebagai faktor produksi pertanian tanah mengandung hara dan air, yang
perlu ditambah untuk pengganti yang habis dipakai. Erosi tanah dapat
terjadi karena curah hujan yang tinggi yang mempengaruhi fisik, kimia, dan
biologi tanah. Erosi perlu dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur,
menutup permukaannya, dan mengatur aliran permukaan sehingga tidak
merusak.
Komposisi tanah bergantung kepada proses pembentukannya, iklim,
jenis tumbuhan yang ada, suhu, dan air yang ada di sana. Pencemaran
menyebabkan suhu tanah mengalami perubahan susunannya, sehingga
menganggu kehidupan jasad yang hidup didalam tanah maupun
dipermukaan. Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal dibawah ini.
Pertama ialah pencemaran secara langsung karena menggunakan pupuk
secara berlebihan. Kedua pencemaran melalui air. Air yang mengandung
bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga
40Michael P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, hlm 437.
41J.R.E. Kaligis, et.al., Pendidikan LingkunganHidup, hlm 207.
24
mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah. Ketiga
melalui udara, udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang
mengandung bahan pencemar yang berakibat tanah akan tercemar juga.42
3) Macam-Macam Sampah (Limbah Pencemar)
Berdasarkan bahan asalnya sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu
sampah organik dan anorganik. Tetapi pemilahan sampah dibagi menjadi
tiga, yaitu sampah organik, non-organik dan B3.
a) Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi dua yaitu:43
(1) Sampah Basah (Garbage)
Sampah basah adalah sampah yang terdiri atas bahan organik,
sifatnya mudah busuk jika di biarkan dalam keadaan basah. Misalnya,
sisa makanan, sayuran, buah-buahan dan dedaunan.
(2) Sampah Kering (Rubbish)
Sampah kering adalah sampah yang terdiri atas bahan anorganik
yang sebagian besar atau seluruh bagiannya sulit membusuk, sampah ini
dibagi menjadi tiga jenis :
(a) Sampah kering logam, misalnya kaleng, pipa besi tua, mur, baut,
seng, dan segala jenis logam yang sudah usang
(b) Sampah kering non logam yang terdiri atas:
Pertama Sampah kering mudah terbakar (combustible rubbish)
misalnya: kertas, karton, kayu, kain bekas, kulit, dan kain-kain usang.
Kedua, Sampah kering sulit terbakar (noncombustible rubbish)
misalnya: pecahan gelas, botol, dan kaca
(c) Sampah lembut, yaitu sampah yang terdiri atas partikel-pertikael kecil
dan memiliki sifat mudah beterbangan serta membahayakan atau
mengganggu pernafasan dan mata. Sampah tersebut terdiri atas:
42
Imam Supardi, Kimia dan Pencemaran Lingkungan, hlm 66-67.
43Setyo Purwendro, Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2007), hlm 7.
25
Debu, misalnya serbuk dari penggergajian kayu, debu asbes dari
pabrik pipa atau atap asbes, debu dari pabrik tenun, dan debu dari
pabrik semen. Abu, misalnya abu kayu atau abu sekam dan abu dari
hasil pembakaran sampah (incinerator)44
b) Sampah Anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini
bisa berasal dari bahan yang bisa diperbaharui dan bahan yang berbahaya
serta beracun. Jenis yang termasuk kedalam kategori bisa didaur ulang
(recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam
c) Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun
dan berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah jenis ini mengandung
merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi. Namun,
tidak menutup kemungkinan sampah yang mengandung jenis racun lain
yang berbahaya.45
4) Tujuan Pengetahuan Pencemaran Lingkungan
Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk
khususnya manusia dengan lingkungannya. Ilmu yang membahas tentang
hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya tersebut
dinamakan ekologi. Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada
hakekatnya adalah permasalahan ekologi. Kata ekologi pertama kali
diperkenalkan oleh Ernest Haeckel ahli biologi jerman pada tahun 1869. Arti
kata oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal, dan logos bersifat telaah
atau studi. Jadi ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal
makhluk. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.46
44Teti Suryati, Bijak dan Cerdas Mengolah sampah, (Jakarta: Agromedia Pustaka, 2009), hlm
15.
45Setyo Purwendro, Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik, hlm 9.
46Sri Azora Kumala Sari,Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan suatu perspektif
dari ekologi dan Hukum Lingkunghan Internasional,diakses tgl 13 juli 2011 .
26
Komperensi di Belgrado (1976) tentang PLH mengemukakan bahwa
maksud PLH adalah untuk mengembangkan kesadaran umat manusia akan
lingkungan hidupnya dengan permasalahan yang terdapat di dalamnya.
Dengan kesadaran itu akan mengembangkan pengetahuan, sikap, motivasi,
keterampilan, dan kesungguhan baik secara pribadi maupun secara bersama
mencari pemecahan atas masalah lingkungan hidup yang ada dan
mengusahakan mencegah timbulnya masalah lingkungan hidup yang baru.
Sebagai tujuan PLH dikemukakan sebagai berikut:47
a) Kesadaran: mengembangkan kesadaran serta kepekaan manusia pribadi
maupun kelompok akan lingkungan hidup dengan masalah-masalahnya.
b) Pengetahuan: mengembangkan pengetahuan manusia tentang lingkungan
hidup beserta masalah-masalahnya serta tanggung jawab dan peranan
manusia di dalamnya.
c) Sikap: mengembangkan nilai-nilai sosial, perhatian akan lingkungan
hidup serta motivasi untuk secara aktif ikut serta dalam melindungi dan
memperbaikinya.
d) Keterampilan: mengembangkan keterampilan dalam memecahkan
masalah-masalah lingkungan hidup.
e) Kemampuan evaluasi: mengembangkan kemampuan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan PLH dari sudut pandang ekologi, politik, ekonomi,
sosial, estetika dan pendidikan.
f) Partisipasi: mengembangkan perasaan tanggung jawab akan masalah-
masalah lingkungan hidup demi pengambilan keputusan dan tindakan
yang tepat dalam pemecahannya.
5) Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Lingkungan
a) Sumber Pencemar Udara
Secara umum sumber pencemaran udara dapat terjadi karena faktor
alamiah, yaitu peristiwa yang mempengaruhi alam sehingga menimbulkan
pencemaran yang dapat mengganggu manusia, hewan, dan tumbuhan
47
J.R.E. Kaligis, et.al., Pendidikan LingkunganHidup, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
hlm 12.
27
seperti letusan gunung, atau terjadi karena buatan manusia seperti limbah
industri dan limbah pabrik. Pencemaran udara dapat terjadi karena zat atau
senyawa:
(1) Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) dapat menjadikan udara tercemar.
Gas ini terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-
bahan yang mengandung karbon. Pencemaran udara bisa disebabkan
oleh setiap pembakaran atau peledakan yang cenderung menghasilkan
gas CO.48
Gas ini berasal dari knalpot kendaraan bermotor.
(2) Belerangdioksida (SO2)
Gas belerangdioksida merupakan salah satu yang dapat
menjadikan udara tercemar gas ini berasal dari pembakaran arang batu,
minyak bumi, kilang minyak tanah, gunung api, industri kimia, industri
logam, industri pulp dengan proses sulfit dan hasil pembakaran bahan
bakar yang mengandung belerang.
(3) Nitrogen Oksida (NO dan NO2)
Nitrogen Oksida adalah kelompok gas yang terdapat di
atmosfer yang terdiri atas gas nitrik oksida dan nitrogen oksida, kedua
gas ini paling banyak ditemukan sebagai sumber pencemar udara.
Nitrit oksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau,
sebaliknya nitrogen dioksida mempunyai warna cokelat kemerahan
dan berbau tajam. Nitrogen oksida merupakan hasil dari pusat-pusat
pembakaran oleh industri-industri, transportasi, pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik.
(4) Senyawa Karbon
Dengan adanya penggunaan dari beberapa senyawa karbon di
bidang pertanian, kesehatan dan peternakan. Misalnya kelompok
organoklor (insektisida, fungisida, dan herbisida).49
(5) Bau-bauan
48
Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, hlm 41.
49Murni Iriani Ningsih, Pencemaran, (Bandung: Pringgandani, 2010), hlm 45-48.
28
Bau-bauan yang tidak enak, bisa menggangu suasana
lingkungan yang menyebabkan seseorang tidak akan betah tinggal
lama di tempat yang menyebarkan bau. Bau yang tidak enak ini selain
mengganggu kesehatan dan kenyamanan orang, dapat juga dipakai
sebagai petunjuk adanya pencemaran racun-racun di udara. Walaupun
secara fisik kita telah terbiasa mencium bau yang tidak enak, karena
beradaptasi rasa bau tadi seolah-olah hilang. Akan tetapi, secara
hygiene umumnya keadaan ini tetap tidak berubah.
Bau yang tidak enak ini bisa berasal dari proses pembusukan
sampah, baik yang berasal dari jasad organis atau biologis maupun
kimia atau anorganis oleh makhluk-makhluk pembusuk. Juga bisa
yang dari hasil buangan limbah dari pabrik-pabrik sehingga
menyebabkan bau yang tidak enak ke lingkungan sekitar. Sifat baunya
sendiri bisa asam, wangi, pedas, dan apek.50
b) Sumber Pencemaran Air
Menurut George B. Johnson, Water pollution is a very serious
consequence of our casual attitude about pollution. Flushing it down the
sink doesnt work in todays crowded world. There is simply not enough
water available to dilute the many sudstances that the enormous human
population producer continuously.51
Pencemaran air dapat berasal dari berbagai sumber pencemar,
antara lain berasal dari industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian
dll.
(1) Industri
Pabrik industri yang mengeluarkan limbah dapat mencemari
ekosistem air. Pembuangan limbah industri ke sungai-sungai dapat
menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi serta fisik air.
Polutan yang dihasilkan oleh pabrik dapat berupa Logam berat seperti
50Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, hlm 42-43
51George B. Johnson, The Living Word, ( News York: Mc Graw-Hill Internasional Edition,
2008), hlm. 792.
29
timbal, merkuri, tembaga, seng dll. Panas, seperti air yang tinggi
temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan
mematikan biota air.
(2) Limbah Rumah Tangga
Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat
organik dan anorganik yang dialirkan melalui selokan-selokan dan
akhirnya bermuara di sungai-sungai. Selain dalam bentuk organik dan
anorganik dari limbah rumah tangga bisa terbawa bibit-bibit penyakit
yang dapat menular pada hewan dan manusia.
Selain itu, dari rumah tangga dapat dihasilkan limbah deterjen.
Penggunaan deterjen terutama menyangkut masalah bahan pembentuk
(surfatan), masalah utama yang timbul bukan karena racunnya, tetapi
busanya yang mengganggu lingkungan disekitarnya.
(3) Limbah Pertanian
Penggunaan pupuk didaerah pertanian akan mencemari air
yang keluar dari area pertanian. Air ini mengandung bahan makanan
bagi ganggang, sehingga mengalami pertumbuhan dengan cepat.
Ganggang yang menutupi permukaan air akan berpengaruh buruk
terhadap ikan-ikan dan komponen biota air.
Dari daerah pertanian terlarut pula sisa-sisa pestisida yang
terbawa arus sungai atau bendungan. Pestisida yang bersifat toksit akan
mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.52
c) Sumber Pencemar Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi oleh beberapa faktor. Pertama,
faktor alami seperti rusaknya lapisan tanah bagian atas, yakni lapisan yang
mengandung humus oleh matahari. Sinar matahari yang terik dapat
menghancurkan atau membakar humus, sehingga tanah menjadi kurus.
Kedua, faktor manusia seperti pembuangan limbah, pemberian pupuk yang
52
Murni Iriani Ningsih, Pencemaran, hlm 48-50.
30
berlebihan, pembakaran hutan, penebangan pohon-pohon pelindung
humus.53
Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini
pertama ialah pencemaran secara langsung. Misalnya karena menggunakan
pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida, dan
pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti plastik.
Pencemaran tanah dapat terjadi melalui air. Air yang mengandung
bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga
mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
Pencemaran tanah dapat juga melalui udara. Udara yang tercemar akan
menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar ini. Akibatnya
tanah akan tercemar juga.54
Limbah atau Sampah bisa berasal dari berbagai sumber, seperti
industri, rumah tangga, sekolah, rumah sakit, perkantoran, fasilitas umum,
seperti stasiun kereta api, terminal bus. Sumber datangnya sampah dapat
diuraikan sebagai berikut.55
1) Rumah tangga, umumnya terdiri dari sampah organik dan anorganik
yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga. Misalnya, buangan dari
dapur, taman, debu, dan alat-alat rumah tangga
2) Daerah komersial, yaitu sampah yang dihasilkan dari pertokoan,
restoran, pasar, perkantoran, hotel. Biasanya terdiri dari bahan
pembungkus sisa-sisa makanan, kertas dari perkantoran dll
3) Sampah institusi, berasal dari sekolah, rumah sakit, dan pusat dan pusat
pemerintah
4) Sampah industri berasal dari proses industri, dari pengolahan bahan
baku hingga hasil produksi
5) Sampah dari fasilitas umum, berasal dari taman umum, pantai, atau
tempat rekreasi
53
Murni Iriani Ningsih, Pencemaran, hlm 52.
54Imam Supardi, Kimia dan Pencemaran Lingkungan, hlm 67.
55Teti Suryati, Bijak dan Cerdas Mengolah sampah, hlm 16.
31
6) Sampah dari kontruksi bangunan, yaitu sampah yang berasal dari sisa-
sisa pembuatan gedung, perbaikan dan pembongkaran jalan atau
jembatan dll
7) Sampah dari hasil pengelolaan air buangan dan sisa-sisa pembakaran
dari insinerator
8) Sampah pertanian, berasal dari sisa-sisa pertanian yang tidak dapat
dimanfaatkan lagi
Mengingat bahwa alam sangat menentukan bagi kelangsungan
hidup manusia, maka kemampuan alam tersebut harus dijaga agar tidak
rusak dan berakibat buruk bagi manusia. Sebelum terjadinya akibat yang
ditimbulkan, sebaiknya manusia berusaha untuk mencoba melakukan
sesuatu demi perbaikan dirinya, keluarga, lingkungan dan masyarakatnya.
Allah berfirman dalam (QS, Ar Rad/13 : 11)
... ......
Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS, Ar
Rad/13 : 11) 56
c. Kepedulian Lingkungan
1) Proses Pembentuk Kepedulian Lingkungan
Kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan tidak dapat
tumbuh begitu saja secara alamiah, namun harus diupayakan
pembentukannya secara terus menerus sejak usia dini, melalui kegiatan-
kegiatan nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk menanamkan
kesadaran terhadap Lingkungan Hidup, langkah yang paling strategis adalah
melalui pendidikan, baik pendidikan formal atau pendidikan non-formal.
Menyadari hal tersebut, maka sekolah sebagai wadah pendidikan perlu sejak
dini menanamkan dan mengembangkan kepedulian siswa terhadap
lingkungan hidup agar terbentuk sumberdaya manusia yang secara arif dapat
memanfaatkan potensi dirinya dalam berbuat untuk menciptakan kualitas
56Rohadi Sudarsono, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI,
2005), 84.
32
lingkungan yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan,
tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif dengan menganut
nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.57
Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan. Masalah
utama yang menonjol adalah hubungan antara manusia dalam mencari
kehidupan maupun dalam meneruskan keturunannya, dapat menimbulkan
masalah kelestarian sumber daya yaitu kerusakan yang timbul akibat ulah
manusia itu. Penggunaan teknologi yang kurang terkendali justru akan lebih
memperparah rusaknya lingkungan. Ruang lingkup lingkungan sangat luas,
dari langit atau udara, dari kutub utara sampai kutub selatan, puncak gunung,
kota, desa, lembah, sungai, pantai, danau, lautan, air laut, dasar laut. Karena
itu kesadaran lingkungan menjadi makin penting dan pendidikan
kependudukan dan lingkungan bagi setiap orang nasional maupun
internasinal, justru manjadi mutlak karena manusia dan lingkungan itu
merupakan dua unsur pokok yang saling menentukan, dalam arti manusia
hidup dari lingkungan dan jika lingkungan rusak maka manusia yang
celaka.58
Sebagaimana dikutip oleh Amos, Kesadaran lingkungan menurut
M.T. Zen adalah usaha melibatkan setiap warga negara dalam menunbuhkan
dan membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan, berdasarkan tata
nilai, yaitu tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup
secara damai dengan alam lingkungan. Asas ini harus mulai ditumbuhkan
melalui pendidikan sekolah dan luar sekolah, dari kanak-kanak hingga
perguruan tinggi agar lambat laun tumbuh rasa cinta kasih kepada alam
lingkungan, disertai tanggung jawab sepenuhnya setiap manusia untuk
memelihara kelestarian lingkungan. 59
57Ilham, Konsep dan Arah Pengembangan Siswa Pecinta Lingkungan Hidup, dalam
http://illangtanete84.blogspot.com/, diakses 10 Agustus 2011. 58
Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm 34.
59Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm 20.
http://illangtanete84.blogspot.com/
33
Pencegahan terhadap pencemaran lingkungan dapat dilakukan secara
individu, kelompok atau masyarakat, maupun secara kelembagaan
(pemerintah). Pada dasarnya, ada tiga prinsip untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran lingkungan, yaitu secara administratif, teknologi
dan edukatif.
a) Secara Administratif, pencegahan dan penanggulangan pencemaran
dilakukan dengan membuat peraturan dan perundang-undangan oleh
pemerintah.
1) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk yang dapat mencemari
lingkungan.
2) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek industri harus
dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Banyak peraturan tentang berbagai polutan yang ada berdasarkan
teknologi, bukannya mencerminkan sebab akibat ekologi. Karenanya,
peraturan tersebut memerlukan diberlakukan kontrol limbah yang dapat
dilaksanakan dipandang dari sudut ekonomi maupun rekayasa, bukannya
menyatakan kepedulian lingkungan ekologi dan memberi definisi apa
yang diperlukan untuk menghindari pengaruh terhadap ekosistem yang
dikehendaki. Pada beberapa kasus, persyratan kontrol dapat menimbulkan
biaya yang sangat banyak atau tak perlu atau beban yang lebih besar
kepada sektor lingkungan lain: misalnya, limbah yang tidak dibuang ke
lingkungan perairan dapat disyaratkan dibuang di darat atau di bakar,
sehingga menimbulkan masalah di tempat lain.60
b) Secara Teknologi, diadakan unit-unit pengolah limbah dan sampah.
Dalam hal ini industri harus memiliki unit pengolah limbah (padat, cair
dan gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan sudah terbebas dari
zat-zat yang membahayakan lingkungan.
c) Secara Edukatif, dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun
nonformal. Pembekalan pengetahuan juga bisa anak dapatkan melalui
60Nicolas Polunin, Teori Ekosistem dan Penerapannya, terj Puji Astuti, et.al, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1997), hlm 286.
34
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Anak dapat mengikuti pramuka,
karya ilmiah remaja, palang merah remaja (PMR), pencinta alam, dokter
kecil dan lain-lain. Kebiasaan - kebiasaan di masyarakat juga
mempengaruhi sikap anak tehadap lingkungannnya. Agar anak dapat
memilah kebisaan baik dan buruk, diperlukan pengawasan, bimbingan
orang tua dan guru agar pendidikan lingkungan hidup dapat dipraktikan
dalam keseharian anak.61
Bentuk kebiasaan tersebut yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari adalah menjaga kebersihan lingkungan yang dibagi menjadi tiga
yaitu:62
a) Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan halaman. Rasulullah SAW
Top Related