PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA TUMBUHAN
KELAS XI SMA NEGERI 3 GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Kasrina Nur Zain
NIM 105440005815
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kasrina Nur Zain
NIM : 105440005815
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Guided discovery
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Struktur
dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan Kelas XI SMA Negeri
3 Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya saya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Januari 2020
Yang Membuat Pernyataan
Kasrina Nur Zain
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kasina Nur Zain
NIM : 105440005815
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan
menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2 dan 3, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Januari 2020
Yang Membuat Perjanjian
Kasrina Nur Zain
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
(Q.S Al-Insyirah : 6)
“Man jadda wajada”
(Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil)
Skripsi ini aku persembahkan kepada:
1. Bapak Zainuddin dan Ibu Kasma kedua orang tuaku yang memberikan doa
dan dukungan baik moral maupun materil selama ini, “Terima Kasih semoga
Allah membalas semua pengorbananmu, Amin”.
2. Saudara-saudaraku yang tercinta, terima kasih selalu membuat diriku
tersenyum.
3. Teman-teman yang senantiasa memberi semangat disetiap saat, Thank’s.
iv
ABSTRAK
Kasrina Nur Zain, 2019. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Guided discovery Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan Kelas XI SMA Negeri 3 Gowa. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty dan Pembimbing II Dian Safitri. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar peserta didik pada materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa dan sampel terdiri dari dua kelas yakni kelas eksperimen diajarkan menggunakan model pembelajaran guided discovery dan kelas kontrol diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung yang dipilih menggunakan teknik Random Sampling dengan pertimbangan bahwa kemampuan peserta didik diasumsikan homogen. Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dimana tes terdiri dari 30 soal pilihan ganda pretest dan posttest dengan teknik pengolahan data uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan menggunakan program SPSS 22.0 for windows. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan yaitu kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 yang masing-masing kelas berjumlah 30 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan model pembelajaran guided discovery dalam materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terlaksana dengan baik. (2) penerapan model guided discovery dalam materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 3 Gowa berpengaruh ditinjau dari aspek hasil belajar biologi peserta didik dengan rata-rata skor posttest lebih besar dari pada skor rata-rata pretest.
Kata kunci: hasil belajar, guided discovery
v
KATA PENGANTAR
الره حمن الره حيم بسم الله
Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata yang mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan berhenti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah serta rasa dan rasio pada-Mu,
sang khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah
membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia ad-Dinul Islam yang kita
harapkan syafaatnya di dunia dan akhirat.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang ketika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiayah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua Zainuddin dan Kasma yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,
membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Tak lupa penulis hanturkan terima kasih kepada saudara-saudaraku tercinta
vi
Kaswandi, S.H.,M.H, Kasmiyanti, S.Pd dan Kasmira, S.Pd serta keluargaku yang
senantiasa memberiku nasehat, motivasi dan do’a yang tulus dan ikhlas. Demikian
pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Irmawanty, S.Si.,M.Si dan Dian
Safitri, S.Pd.,M.Pd, pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga
selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis menyucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H.
Abd Rahman Rahim, SE.,M.M, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Erwin Akib, M.Pd.,PH.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty S.Si.,M.Si, Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar, bapak dan ibu
dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
serta para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis
dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepala sekolah, guru, dan staf SMA Negeri 3 Gowa, dan Bapak Mukhtar Gani,
S.Pd.,M.Kes, selaku guru biologi disekolah tersebut yang telah memberikan izin
dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan seperjuangan angkatan 2015 khususnya kelas Biologi B tanpa
terkecuali atas segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannyakepada
penulisyang telah memberi pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
vii
tersebut sifatnya membangun karena penilis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, Januari 2020
penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ i
SURAT PERJANJIAN ............................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS…7
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
B. Materi Pembelajaran Struktur Tumbuhan .......................................... 20
C. Penelitian yang Relevan .................................................................... 25
D. Kesesuaian Materi dengan Model Pembelajaran ................................ 26
E. Kerangka pikir................................................................................... 27
F. Hipotesis ........................................................................................... 29
ix
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30
A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 30
B. Variabel ............................................................................................ 30
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 31
D. Defenisi Operasional Variabel ........................................................... 32
E. Prosedur Penelitian ............................................................................ 33
F. Instrument Penelitian ......................................................................... 35
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36
H. Teknik Analisis data .......................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 41
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 41
B. Pembahasan ...................................................................................... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 56
A. Simpulan ........................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 61
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 189
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran Guided Discovery ..........................................18
2.2 Peran Guru dan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Guided
Discovery ................................................................................................. 19
3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Gowa ......................................... 31
3.2 Sampel Penelitian ..................................................................................... 32
3.3 Sintaks Pembelajaran ............................................................................... 33
3.4 Pengkategorikan Hasil Belajar Biologi pada Peserta Didik ...................... 38
3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Biologi ............................... 38
4.1 Statistik Deskripsi Nilai Tes Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen ..... 42
4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Hasil Belajar Peserta Didik Kelas
Eksperimen .............................................................................................. 44
4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas Eksperimen…....………………..……45
4.4 Statistik Deskripsi Nilai Tes Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas Kontrol.………..…………………………………………………….46
4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Hasil Belajar Peserta
Kelas Kontrol……………..……………………………….……………….47
4.6 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas Kontrol...............................................48
4.7 Uji Normalitas Kelas Eksperimen..............................................................49
4.8 Uji Normalitas Kelas Kontrol ....................................................................49
4.9 Uji homogenitas Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..50
4.10 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji Anacova .........................................51
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Jaringan Meristem ........................................................................................21
2.2 Struktur Anatomi Akar .................................................................................23
2.3 Struktur Anatomi Batang ..............................................................................24
2.4 Struktur Anatomi Daun ................................................................................25
4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik pada Kelas Eksperimen .44
4.2 Diagram perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik pada Kelas Kontrol .......47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ..................................................................................................... 62
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. 65
3. Lembar Observasi Aktivitas Guru ............................................................ 91
4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................................... 100
5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)........................................................ 109
6. Soal Pretest dan Posttest .......................................................................... 133
7. Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................................. 161
8. Daftar Nilai .............................................................................................. 163
9. Hasil Analisis Data .................................................................................. 170
10. Dokumentasi Penelitian............................................................................ 176
11. Persuratan ................................................................................................ 180
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan martabat
manusia. Hal ini dapat dilihat dari tujuan pendidikan atau pembelajaran yang
intinya untuk meningkatkan ketiga kemampuan manusia paling dasar, yaitu
ranah afektif, kognitif dan psikomotorik. Salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses
belajar yang dialami peserta didik sebagai anak didik. Adapun proses belajar
yang dilakukan seseorang, tergantung dari pandangannya tentang aktivitas
belajar. Ada orang yang berpandangan bahwa belajar adalah suatu kegiatan
menghafal fakta-fakta, sehingga seseorang sudah merasa puas bila mampu
menghafal sejumlah fakta diluar kepala. Ada pula yang berpandangan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas latihan, sehingga untuk memperoleh kemajuan,
seseorang melatih diri dengan berbagai aspek tingkah laku meskipun tidak
memiliki pengetahuan mengenai arti, hakekat dan tujuan keterampilan
tersebut. Padahal belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan hidup.
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran penting untuk
mengarahkan peserta didik di dalam proses belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai yang dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik
2
yang baik. Guru akan bertindak sebagai fasilitator dan motivator yang
bersikap akrab dan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik
sebagai mitra dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan belajar
mengajar yang telah direncanakan. Peningkatan hasil belajar peserta didik
dalam pembelajaran utamanya mata pelajaran biologi dapat di peroleh melalui
serangkaian kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terencana. Biologi
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
biologi bukan hanya sebagai penguasaan pengetahuan berupa fakta, konsep
atau prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Dalam kegiatan
pembelajaran peserta didik dituntut aktif untuk mencari pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran. Pembelajaran biologi di
sekolah menengah atas (SMA) diharapkan dapat menjadi suatu wahana bagi
peserta didik mempelajari diri sendiri dan alam sekitar dengan lebih
meningkatkan rasa ingin tahu atas segala hal serta lebih lanjut dalam
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang
didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Agar proses
pembelajaran berhasil, maka diperlukan suasana dan lingkungan belajar yang
menyenangkan serta keterlibatan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran yang di laksanakan. Dengan keterlibatan peserta didik
dalam setiap proses pembelajaran tersebut membuat materi lebih mudah
diterima peserta didik dan dapat tersimpan dalam memori jangka panjang.
Informasi tentang kemampuan awal yang sudah dimiliki peserta didik amat
3
diperlukan pula bagi guru sebagai pijakan dalam mengorganisasi dan
menyampaikan materi pelajaran.
Upaya untuk membuat proses pembelajaran yang baik dan bermakna
tidak lepas dari proses aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Namun,
hasil observasi di lapangan yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Gowa
menunjukkan bahwa dari standar KKM 75 masih ada sekitar 30 % peserta
didik yang memperoleh nilai hasil belajar yang rendah. Hal ini diakibatkan
karena kurang perhatiannya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
dimana peserta didik banyak menghafal konsep-konsep yang disajikan
sehingga peserta didik merasa bosan, mudah melupakan materi yang telah
diajarkan, kemampuan peserta didik kurang dimanfaatkan sehingga peserta
didik terbiasa menjadi pasif dan peserta didik yang berkemampuan rendah
ataupun sedang lebih banyak mengandalkan peserta didik yang
berkemampuan tinggi untuk terus tampil dan mengerjakan tugas-tugas yang
dianggap sulit yang berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Solusi yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut
dengan mengaktifkan proses pembelajaran di dalam kelas salah satunya
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat oleh guru mata
pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik
adalah guided discovery. Guided discovery adalah pembelajaran penemuan
dengan sedikit atau banyak bimbingan dari guru. Proses pembelajaran ini
menarik dan menyenangkan karena dalam kondisi peserta didik aktif maka
akan menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih banyak serta memudahkan
peserta didik memahami informasi. Selain itu pula model pembelajaran ini
4
dapat melatih keterampilan memecahkan persoalan dengan mengumpulkan
data sendiri sehingga ingatan peserta didik mengenai materi yang telah di
pelajari lebih tahan lama. Keberhasilan penerapan model pembelajaran ini
telah di buktikan dari beberapa penelitian diantaranya yaitu penelitian yang
telah di lakukan oleh Melani, ddk (2012) dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa”
menunjukkan bahwa Penerapan model guided discovery learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang sama pula telah dilakukan
oleh Fatihatul, dkk (2013) dengan judul “pengaruh model pembelajaran
guided discovery learning terhadap hasil belajar biologi di SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014” menunjukkan bahwa model
pembelajaran guided discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar
biologi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka perlu diadakannya
penelitian mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran guided
discovery terhadap hasil belajar peserta didik pada materi struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran guided discovery
terhadap hasil belajar peserta didik pada materi struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa ?
2. Bagaimana hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran guided discovery pada materi struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa ?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran guided
discovery terhadap hasil belajar peserta didik pada materi struktur dan
fungsi jaringan pada tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.
2. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran guided discovery pada materi struktur
dan fungsi jaringan pada tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.
6
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik lebih bersemangat dan termotivasi serta lebih aktif dalam
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Memberikan masukan bagi guru dalam menentukan model pembelajaran
yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih berkualitas dan hasil belajar
lebih meningkat.
3. Dapat memberikan informasi bagi sekolah dalam upaya perbaikan
peningkatan kualitas pembelajaran.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Trianto (2009: 16-17) Belajar secara umum diartikan
sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan
bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir.
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu
perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan
pengalaman merupakan interaksi antar individu dengan lingkungan
sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses
perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak
paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari
kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi
lingkungan maupun individu itu sendiri.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai
hasil dari pengalamannya dalam berinterksi dengan lingkungan. Belajar
bukan hanya sekedar menghapal, melainkan suatu proses mental yang
8
terjadi dalam diri seseorang. Peristiwa belajar tidak selalu terjadi atas
inisiatif individu, melainkan individu memerlukan bantuan
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pada umumnya
diperlukan lingkungan yang kondusif agar dapat dicapai perkembangan
individu secara optimal (Nurdyansyah, 2013: 21-22).
Menurut Rusman (2017: 1) Belajar pada hakikatnya adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu
siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar
juga merupakan proses melihat, mengamati, menalar, mencobakan
mengomunikasikan, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran di
lakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Pembelajaran
merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep
belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara
keduanya, yakni pumbuhan aktivitas siswa. Konsep tersebut dapat
dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini
terdapat komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk
mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur, serta media yang harus
dikembangkan.
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran
secara simple dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan
antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih
kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang
9
guru untuk membelajarkan siswanya (mengarah pada interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran. Dari makna ini jelas terlihat bahwa
pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan
peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang
intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
sebelumnya (Trianto, 2009: 17).
Menurut Susanto (2013: 5) Secara sederhana, yang dimaksud
dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan
suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran
atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.
Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan- tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Menurut Cintia (2018: 71) Hasil belajar merupakan kemampuan
baru yang dimiliki oleh peserta didik yang didapatkan setelah melewati
proses belajar sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Ciri-ciri belajar
Menurut Husamah (2018: 5-6) Belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif menetap. Ciri-ciri belajar
tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut.
10
1. Belajar berbeda dengan kematangan
Pertumbuhan juga menyebabkan tingkah laku. Bila tingkah
laku berubah secara wajar tanpa adanya pengaruh latihan, maka
dikatakan bahwa itu berkat kematangan (maturation), bukan karena
belajar. Proses perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan
perkembangan organisme-organisme secara fisiologis.
2. Belajar berbeda dengan perubahan fisik dan mental
Perubahan fisik dan mental juga dapat menyebabkan
terjadinya perubahan tingkah laku. Kondisi kelelahan mental, stress,
konsentasi menurun, jenuh, dan galau dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut tidak
termasuk dalam belajar karena bukan merupakan suatu hasil dari
latihan dan pengalaman. Batasan tentang dan latihan inilah yang
penting untuk dipahami sehingga kita bisa melihat perubahan
tingkah laku manakah yang sebenarnya merupakan akibat dari
belajar.
3. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya
relatif menetap
Belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang
relative menetap (mantap) dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Tingkah laku itu berupa performance yang nyata dan
dapat diamati. Tentu saja, perubahan akibat belajar itu membutuhkan
waktu. Apabila kita ingin melihat perubahan tingkah laku tersebut
maka kita dapat membandingkan cara seseorang bertingkah laku
11
pada waktu A dengan cara seseorang bertingkah laku pada waktu B
tetapi dalam suasana yang sama. Apabilah tingkah laku seseorang
dalam suasana yang serupa itu berbeda, maka dapat dikatakan telah
terjadi belajar.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto yang dikutip oleh Suwardi (2016: 80-81) ada
dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar
individu. Ditinjau dari faktor pendekatan belajar, terdapat tiga bentuk
dasar pendekatan belajar peserta didik menurut hasil penelitian Biggs
yaitu :
a. Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah). Yaitu
kecenderungan belajar peserta didik karena adanya dorongan dari
luar (ekstrinsik), misalnya mau belajar karena takut tidak lulus ujian
sehingga di marahi orang tua. Oleh karena itu gaya belajarnya santai,
asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang dalam.
b. Pendekatan depp (mendalam) yaitu kecenderungan belajar peserta
didik karena adanya dorongan dari dalam (intrinsik), misalnya mau
belajar karena memang tertarik pada materi dan merasa
membutuhkannya. Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan
berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
12
c. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi). Yaitu
kecenderungan belajar peserta didik karena adanya dorongan untuk
mewujudkan ego enhacement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam
meningkatkan prestasi keakuandirinya dengan cara meraih prestasi
setinggi-tingginya. Gaya belajar peserta didik ini lebih serius dari
pada peserta didik yang menggunakan pendekatan belajar lainya.
Terdapat keterampilan belajar yang baik dalam arti memiliki
kemampuan tinggi dalam mengatur kerja, membagi waktu dan
menggunakannya secara efisien, serta memiliki keterampilan tinggi
dalam penelaahan silabus. Disamping itu peserta didik dengan
pendekatan ini juga sangat disiplin, rapi, sistematis, memiliki
perencanaan kedepan (plans ahead), dan memiliki dorongan
berkompetisi tinggi secara positif.
2. Model Pembelajaran Guided Discovery
a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Discovery
Model merupakan suatu konsepsi untuk mengajar suatu materi
dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam model mencangkup strategi,
pendekatan, metode maupun teknik (Lefudin, 2017: 171). Menurut
Mariyaningsih (2018: 13-14) model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
khas oleh guru yang bersangkutan. Model pembelajaran berfungsi
sebagai pedoman guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar
13
sehingga guru dapat membantu siswa mendapatkan ide, informasi,
keterampilan dan mewujudkan ide menjadi ilmu pengetahuan.
Menurut Darmadi (2017: 43-44) model pembelajaran
mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode,
atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah :
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh pencipta atau
pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir
yang masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang
membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan
kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan
dan mengembangkannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran
mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai,
termasuk didalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik
serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai
tingkah laku mengajar yang diperlukan sehinggah apa yang
menjadi cita-cita mengajar selamaini dapat berhasil dalam
pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar
yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat
14
menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi
tujuan pembelajaran.
Menurut Widyastuti (2017: 44-45) Ditinjau dari katanya,
discover berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan.
Kaitannya dengan pendidikan, discovery adalah suatu proses
pembelajaran yang menitik beratkan pada studi individual, manipulasi
objek-objek, dan eksperimentasi para anak didik dalam memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep
atau generalisasi yang dapat diterapkan dilapangan.
Menurut Fadriati (2017: 190-192) Discovery learning adalah
proses belajar yang di dalamnya tidak disajikan suatu konsep dalam
bentuk jadi (final), tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri
cara belajarnya dalam menemukan konsep. Discovery learning
mempunyai prinsip yang sama dengan inquiry. Tidak ada perbedaan
yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada discovery learning lebih
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya
tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada
discovery masalah yang dihadapkan kepada siswa semacam masalah
yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan
hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan
keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah
itu melalui proses penelitian. Kelebihan model discovery learning
menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil, siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide
15
lebih baik, mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri
dan siswa dapat belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar. Selain itu model ini juga dapat melatih keterampilan kognitif
siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan
orang lain. Model discovery learning dapat melatih siswa belajar
secara mandiri melatih kemampuan bernalar siswa, serta melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan
sendiri dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Selain itu
juga perlu diketahui bahwa model discovery learning akan menyita
banyak waktu karena mengubah cara belajar yang biasa digunakan,
namun kekurangan tersebut dapat diminimalisir dengan merencanakan
kegiatan pembelajaran secara terstruktur, memfasilitasi siswa dalam
kegiatan penemuan serta mengonstruksi pengetahuan awal siswa agar
pembelajaran dapat berjalan optimal.
Model pengajaran ini menekankan pentingnya membantu siswa
untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu,
kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar dan
berorientasi pada proses siswa menemukan dan memecahkan sendiri
masalah dalam pembelajaran melalui bantuan buku ajar dengan
pendekatan saintifik. Siswa dituntut untuk menemukan sendiri melalui
kegiatan saintifik yang dimulai dari mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar serta mengkomunikasikan yang
mana siswa dituntut untuk berfikir kritis dalam menemukan pelajaran
16
melalui langkah saintifk tersebut baik itu secara konseptual, maupun
fakta dan nilai-nilai (Fadriati (2017: 193).
Menurut Rosyid dan Abdullah (2018: 82) Pembelajaran
discovery dibedakan menjadi dua yaitu, pembelajaran penemuan bebas
(free discovery learning) dan pembelajaran penemuan terbimbing
(guided discovery learning). Menurut Sapriati yang dikutip oleh
Widyastuti (2017: 45) Pembelajaran free discovery merupakan
pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan. Sedangkan
pembelajaran penemuan terarah/terbimbing (guided discovery)
merupakan pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai
fasilitator dalam proses pembelajarannya.
Menurut Hastuti (2018: 74) Guided discovery learning
mengkombinasikan dari dua cara pengajaran yaitu teacher centered dan
student centered, dalam Guided discovery learning guru sebagai
fasilitator juga aktif dalam membimbing siswa memperoleh
pengetahuan dan menempatkan murid bersikap aktif. Siswa dengan
tingkatak (umur) yang paling rendah atau di bangku sekolah dasar, guru
lebih mendominasi dalam proses belajar mengajar (teacher centered).
Sedangkan siswa pada tingkatan menengah atau pada tingkatan SMP
dan SMA, dominasi guru 50 % dan siswa 50 %(studentcentered dan
teacher centered) dimana siswa dituntut untuk aktif dalam proses
pembelajaran dengan bimbingan guru. Dan siswa pada tingkatan tinggi,
siswa lebih mendominasi dalam proses pembelajaran (studentcentered).
Model guided discovery learning dapat disimpulkan sebagai
17
pembelajaran yang menempatkan guru sebagai fasilitator dan instruktur
guna mengarahkan siswa untuk dapat menemukan konsep dan prinsip
sendiri dengan permasalahan yang diajukan guru dan cara pemecahan
juga ditentukan oleh guru seperti dengan melakukan eksperimen diskusi
dan lain-lain. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
sains di SMA diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
Menurut Maya (2018: 185) Model pembelajaran Guided Discovery
Learning memiliki ciri khas yaitu siswa dapat menemukan/menyelidiki
suatu konsep yang sesuai dengan langkah-langkah yang diarahkan oleh
guru. Dengan melakukan suatu penemuan siswa diharapkan dapat
meningkatkan peran aktif sehingga terjadinya peningkatan pada
pemahaman siswa dalam pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa
agar dapat memahami konsep, dan menyelesaikan masalah sesuai
dengan indikatornya sehingga hasil belajar siswa menjadi optimal.
Penerapan model Guided Discovery Learning dapat memberikan
penekanan kondisi belajar dengan suasana aman dan nyaman sehingga
siswa dapat belajar secara aktif, siswa dapat menemukan/menyelidiki
sendiri materi yang sedang dipelajari dengan bantuan dari guru dan
18
dapat melatih siswa dalam mengingat materi yang sudah dipelajari
sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif dan optimal.
Menurut Herdian yang dikutip oleh Fitriyah (2013: 303) penemuan
terbimbing adalah proses mental yang membuat siswa mampu
membentuk suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud
antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan.
Metode ini berorientasi pada siswa, siswa dibiarkan menemukan sendiri
atau mengalami proses mental sendiri. Guru hanya membimbing dan
memberikan instruksi.
Menurut Howee dalam Hermawan (2012: 33) Sintaks
pembelajaran guided discovery dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran Guided Discovery
Fase- Fase Kegiatan pembelajaran
Motivation Guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyiapkan peserta didik untuk belajar.
Data collection Peserta didik mengumpulkan informasi misalnya dengan jalan membaca buku-buku, bertanya, berdiskusi, dan melakukan observasi sesuai materi yang sedang diajarkan dan guru membantu mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan informasi yang membantu proses penemuannya.
19
Lanjutan tabel 2.1
Data processing Guru membimbing peserta didik berfikir tentang proses penemuan dan menghubungkan dengan pelajaran lain berdasarkan informasi yang diperoleh melalui buku-buku, bertanya, berdiskusi dan melakukan observasi.
Closure Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan.
Appraisal Guru mengingatkan kembali pemahaman peserta didik dengan memberikan evaluasi diakhir.
Secara sederhana, peran guru dan peserta didik dalam model
pembelajaran guided discovery ini dapat dituangkan pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Peran Guru dan Peserta Didik Dalam Model Pembelajaran Guided Discovery
Guided discovery
Peran guru Peran peserta didik
Sedikit bimbingan
Menyatakan persoalan
Menemukan pemecahan
Banyak bimbingan
Menyatakan persoalan
Memberikan bimbingan
Mengikuti petunjuk
Menemukan penyelesaian
Sumber : Widdiharto dalam Purnomo (2011: 25).
a. Kelebihan dan kekurangan belajar dengan guided discovery
Menurut Bruner dalam Nurfadhilah (2017: 18) kelebihan dan
kekurangan penggunaan model pembelajaran guided discovery yaitu :
1. Kelebihan
a) Mengembangkan potensi intelektual. Peserta didik hanya akan dapat
mengembangkan dengan berpikir, dengan menggunakan pikiran itu
sendiri
20
b) Mengembangkan motivasi intrinsik. Peserta didik akan merasa puas
secara intelektual dengan menemukan sendiri.
c) Ingatan lebih tahan lama. Peserta didik akan lebih ingat akan hal yang
dipelajari dengan menemukan sendiri
d) Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih
peserta didik untuk dapat mengumpulkan data sendiri.
2. Kekurangan
a) peserta didik yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan
dan akan menimbulkan frustasi pada peserta didik yang lain.
b) dalam beberapa ilmu (misalnya biologi) fasilitas yang digunakan
untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
c) Harapan yang ditumpahkan pada pembelajaran ini mungkin
mengecewakan guru dan peserta didik yang sudah terbiasa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
B. Materi Pembelajaran Struktur Tumbuhan
1. Jaringan Tumbuhan
Menurut Thahir dan Anisa (2015: 48-49) Jaringan penyusun tubuh
tumbuhan tingkat tinggi dibedakan menjadi dua jenis menurut usianya :
a. Jaringan meristem
Jaringan meristem terdiri dari sel-sel yang masih embrional,
berdinding tipis, kaya akan plasma dan memiliki vakuola yang kecil.
Jaringan meristem berfungsi untuk membelah dan berdiferensiasi
21
menjadi sel-sel jaringan dewasa. Berdasarkan letak da nasal
pertumbuhannya, jaringan meristem dibedakan atas meristem primer
dan meristem sekunder. Meristem primer terdapat pada titik tumbuh di
ujung batang dan akar, sehingga disebut juga titik tumbuh apikal. Titik
tumbuh sekunder (kambium) berasal dari sel yang telah dewasa,
kemudian mengalami perubahan fungsi dan membelah untuk
menghasilkan sel-sel yang bersifat embrional, misalnya kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristematis kambium tersebut
menyebabkan batang atau akar tumbuh membesar yang disebut dengan
pertumbuhan lateral.
(sumber:http://www.nafiun.com/2012/11/struktur-dan-fungsi-jaringan-meristem-
primer.html)
Gambar 2.1 Jaringan Meristem
22
b. Jaringan dewasa
Sel- sel pada jaringan dewasa ukurannya lebih besar dibanding
sel- sel meristem, plasmanya sedikit dan memiliki vakuola yang besar.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan atas
empat yaitu jaringan dasar, jaringan penutup, jaringan penguat dan
jaringan pengangkut.
2. Organ Tumbuhan
a. Akar
Menurut Thahir dan Anisa (2015: 55) akar merupakan struktur
sumbu tumbuhan tanpa daun, tidak memiliki buku dan ruas,
berkembang di bawah permukaan tanah, walaupun ada akar yang
tumbuh diatas tanah, misalnya akar udara. Akar tidak memiliki klorofil,
tidak peka terhadap pengaruh sinar, memiliki tudung akar yang
menutupi apeksnya dan terdapat rambut akar didekat apeks tersebut.
Akar memiliki fungsi sebagai tempat melekatnya tumbuhan, menyerap
mineral tanah, tempat cadangan makanan, dan sebagai alat pernafasan
misalnya pada bakau.
23
(sumber: https://www.siswapedia.com/struktur-akar-tanaman/)
Gambar 2.2 Struktur Anatomi Akar
b. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang ada di atas tanah dan
menghasilkan daun. Namun, adapula batang yang tumbuh di bawah
tanah, mizalnya rizoma, umbi lapis dan umbi batang. Batang memiliki
peran untuk mendukung bagian tumbuhan lainnya di atas tanah, sebagai
alat transportasi air dan ion-ion yang terlarut dari akar ke daun serta
hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh lainnya (Thahir dan Anisa,
2015: 55).
24
(sumber: https://pak.pandani.web.id/2017/10/perbedaan-batang-monokotil- dengan.html?m=1)
Gambar 2.3 Struktur Anatomi Batang
c. Daun
Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis yang sangat
penting bagi tumbuhan. Daun yang lengkap terdiri dari helaian daun,
tangkai daun, dan pelepah daun. Bentuk dan jaringan daun sangat
bervariasi. Daun terdiri dari beberapa sistem jaringan yaitu, jaringan
dermal, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, dan jaringan
pembuluh (Thahir dan Anisa, 2015: 56).
25
(sumber: http://modernjumb.blogspot.com/2012/11/macam-jaringan-daun.html)
Gambar 2.4 Struktur Anatomi Daun
C. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Fatihatul, dkk pada tahun 2013 dengan
judul “pengaruh model pembelajaran guided discovery learning terhadap
hasil belajar biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014”
menunjukkan bahwa model pembelajaran guided discovery learning
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Penelitian yang sama pula dilakukan oleh Eko Purwanto pada tahun
2012 dengan judul “penerapan model pembelajaran guided discovery pada
materi pemantulan cahaya untuk meningkatkan berpikir kritis” menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran guided discovery dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
26
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Nurfadhilah pada tahun
2017 dengan judul “pengaruh model pembelajaran guided discovery terhadap
hasil belajar biologi peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 2 Pangkajene”
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran guided discovery
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan
pada peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 2 Pangkajene.
Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Maya pada tahun
2018 dengan judul “penerapan model pembelajaran guided discovery learning
(GDL) untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa SMPN 1 Bandar Baru “
menunjukkan bahwa model pembelajaran guided discovery learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SMPN 1 Bandar Baru.
D. Kesesuaian materi dengan Model Pembelajaran
Berbagai upaya pembaharuan di bidang pembelajaran terus dilakukan.
Model- model pembelajaran yang ditawarkan cukup luas dan inovatif
diantaranya merupakan penerapan konsep-konsep pembelajaran yang dapat
membuat peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar. Namun, model-
model pembelajaran tidak dengan sendirinya mudah untuk diterapkan
diruang-ruang kelas, melainkan harus ada kesesuaian antara model
pembelajaran materi pembelajaran yang akan di ajarkan.
Pemilihan model pembelajaran guided discovery dengan materi
struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dianggap sesuai karena, materi
ini berkaitan kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga diharapkan dengan
penerapan model ini dapat membuat peserta didik aktif dalam
27
mengembangkan meningkatkan rasa ingin tahu tentang materi yang akan di
pelajari . diharapkan setelah mempelajari materi ini, selain tercapainya tujuan
pembelajaran, diharapkan pula bertambahnya kepedulian peserta didik
terhadap tumbuhan.
E. Kerangka Pikir
Belajar bukan sekedar mentransfer ilmu dari guru ke peserta didik
akan tetapi sebagai suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan melalui
berbagai pengalaman. Hasil observasi di lapangan yang dilaksanakan di SMA
Negeri 3 Gowa menunjukkan bahwa dari standar KKM 75 masih ada sekitar
30 % peserta didik yang memperoleh nilai hasil belajar yang rendah. Hal ini
diakibatkan karena kurang perhatiannya peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran di mana peserta didik banyak menghafal konsep-konsep yang
disajikan sehingga peserta didik merasa bosan, mudah melupakan materi
yang telah diajarkan, kemampuan peserta didik kurang dimanfaatkan
sehingga peserta didik terbiasa menjadi pasif dan peserta didik yang
berkemampuan rendah ataupun sedang lebih banyak mengandalkan peserta
didik yang berkemampuan tinggi untuk terus tampil dan mengerjakan tugas-
tugas yang dianggap sulit yang berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Solusi yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut
dengan mengaktifkan proses pembelajaran di dalam kelas salah satunya
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat oleh guru mata
pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik
adalah guided discovery. Guided discovery adalah pembelajaran penemuan
28
dengan sedikit atau banyak bimbingan dari guru. Proses pembelajaran ini
menarik dan menyenangkan karena dalam kondisi peserta didik aktif maka
akan menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih banyak serta memudahkan
peserta didik memahami informasi. Selain itu pula model pembelajaran ini
dapat melatih keterampilan memecahkan persoalan dengan mengumpulkan
data sendiri sehingga ingatan peserta didik mengenai materi yang telah di
pelajari lebih tahan lama. Dengan menerapkan model pembelajaran guided
discovery diharapkan proses pembelajaran peserta didik lebih terarah dan
hasil belajarnya lebih meningkat. Secara rinci kerangka pikir penelitian dapat
dilihat pada bagan 2.1 berikut
Bagan 2.1. Kerangka pikir penelitian
Kondisi awal pada proses pembelajaran di kelas XI
SMA Negeri 3 Gowa
Peserta didik :
Peserta didik merasa bosan dan mudah melupakan materi yang telah diajarkan.
Hasil belajar biologi pada struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa mengalami peningkatan.
Penerapan model pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik yaitu model pembelajaran guided discovery.
Guru :
Pembelajaran terpusat pada guru sehingga kurang menumbuhkan keaktifan pada peserta didik.
29
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, maka hipotesis penelitian ini yaitu ada
pengaruh penerapan model pembelajaran guided discovery terhadap hasil
belajar peserta didik pada materi struktur dan fungsi jaringan pada
tumbuhan kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi
Eksperimental Designs, desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2017: 114).
2. Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Group Design.
Keterangan :
O1 : Pretest kelas eksperimen O2 : Posttest kelas eksperimen O3 : Pretest kelas kontrol O4 : Posttest kelas kontrol X : Perlakuan atau treatment
B. Variabel
Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu
1. Variabel bebas (independent variable) adalah model pembelajaran
Guided Discovery.
O1 X O2
O3 O4
31
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah hasil belajar biologi
yang dicapai oleh peserta didik setelah berlangsungnya proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas XI
SMA Negeri 3 Gowa yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas IX MIA 1, kelas
IX MIA 2, kelas IX MIA 3, kelas IX MIA 4, kelas IX MIA 5, kelas IX
MIA 6 dan kelas IX MIA 7. Populasi yang di digunakan dapat dilihat pada
tabel 3.1
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Gowa
Kelas Jumlah siswa IX MIA 1 33
IX MIA 2 30
IX MIA 3 30
IX MIA 4 30
IX MIA 5 32
IX MIA 6 32
IX MIA 7 35
Total 222 (SMA Negeri 3 Gowa, 2019)
2. Sampel
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik
Random Sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas
XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas
kontrol. Sampel yang di digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2
32
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Kelas Jumlah siswa IX MIA 1 30
IX MIA 2 30
Total 60
(SMA Negeri 3 Gowa, 2019)
D. Definisi Operasional Variabel
Guna menghindari kesalahan persepsi dan untuk menyeragamkan
pengertian dalam penelitian ini maka dibutuhkan sebuah defenisi operasional
variabel yaitu sebagai berikut:
1. Model pembelajaran guided discovery yang digunakan dalam
pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
merupakan model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok,
setelah pembagian kelompok maka peserta didik akan melakukan diskusi
bersama dengan teman kelompoknya masing-masing berdasarkan masalah
yang diberikan oleh guru. Dalam proses diskusi ini guru berperan
membantu atau membimbing peserta didik dalam mengumpulkan data,
memproses data, kemudian membuat kesimpulan yang akan di
presentasikan di depan kelompok lain.
2. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai peserta didik dalam bentuk
nilai (angka) yang diperoleh setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan model guided discovery. Hasil belajar peserta didik
diperoleh setelah memberikan soal tes berupa tes pilihan ganda sebanyak
30 butir soal tentang materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.
33
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Permintaan izin kepada pihak sekolah SMA Negeri 3 Gowa untuk
melakukan observasi.
b. Melakukan observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran
biologi di sekolah yang dijadikan lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 3
Gowa.
c. Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), materi ajar, dan instrumen-instrumen yang akan
digunakan selama proses penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu peserta
didik diberikan pretest tes hasil belajar baik pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Kemudian melakukan proses pembelajaran dengan model
guided discovery pada kelas eksperimen.
Tabel 3.3 sintaks pembelajaran
Sintaks Aktivitas
Guru Peserta Didik Motivation Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran serta menyiapkan peserta didik untuk belajar.
Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik tentang pokok materi yang akan dipelajari.
Peserta didik dihadapakan pada suatu masalah yang menimbulkan kebingungan yang kemudian akan membuat peserta didik aktif untuk mencari jawaban dari masalah tersebut.
34
Lanjutan tabel 3.3
Data collection Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) .
Peserta didik mengumpulkan informasi misalnya dengan jalan membaca buku-buku, bertanya, dan melakukan observasi sesuai materi yang sedang diajarkan.
Data processing Guru membimbing peserta didik berfikir tentang proses penemuan berdasarkan informasi yang diperoleh melalui buku-buku, bertanya, berdiskusi dan melakukan observasi.
Peserta didik berdiskusi mengenai informasi yang telah dikumpulkan bersama dengan anggota kelompok.
Closure Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan.
Peserta didik melakukan pembuktian dan pembenaran terhadap hasil yang diperoleh melalui presentasi dan diskusi kelas.
Appraisal Guru mengingatkan kembali pemahaman peserta didik dengan memberikan evaluasi diakhir.
Peserta didik menjawab evaluasi yang di berikan oleh guru.
3. Tahap Evaluasi
Memberikan post-test kepada peserta didik diakhir proses
pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
35
F. Instrument Penelitian
1. Tes hasil belajar
Tes merupakan serangkaian tugas yang diberikan kepada peserta
didik untuk mengetahui bagaimana penguasaan masing-masing peserta
didik terhadap materi pembelajaran. Tes dalam penelitian ini berupa soal
dalam bentuk pilihan ganda tentang materi struktur dan fungsi jaringan
pada tumbuhan yang terdiri dari 30 butir soal.
Penyusunan tes hasil belajar ini melalui penilaian validitas isi yang
dilakukan oleh validator untuk memberikan penilaian mengenai tingkat
kevalidan tehadap instrumen tes hasil belajar yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil penilaian oleh validator ahli diperoleh nilai rata-rata
total x = 4 atau berada pada kategori “Valid”. Hasil validasi selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 6 pada halaman 133.
2. Lembar Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Lembar
observasi disini digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan
pengamatan didalam kelas. Dalam observasi seorang observer ikut serta
berada dalam proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Dari lembar
observasi inilah peneliti bisa mengetahui gambaran aktivitas peserta didik
dan guru terkait pelaksanaan pembelajaran.
Penyusunan lembar observasi ini melalui penilaian validitas isi
yang dilakukan oleh validator untuk memberikan penilaian mengenai
36
tingkat kevalidan tehadap instrument lembar observasi yang
dikembangkan. Berdasarkan hasil penilaian oleh validator ahli diperoleh
nilai rata-rata total x = 4 atau berada pada kategori “Valid”. Hasil validasi
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 100.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan untuk menjaring data mengenai pelaksanaan
pembelajaran biologi yang telah dilakukan guru sebelumnya. Wawancara
dilakukan dengan guru mata pelajaran biologi yang bersangkutan. Selain
itu wawancara aktivitas peserta didik terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman
161.
4. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi yaitu alat bantu yang digunakan dalam
penelitian yang berupa pedoman dokumentasi yang berupa daftar jumlah
keseluruhan peserta didik kelas XI MIA untuk data populasi dan daftar
nama peserta didik untuk menuliskan nilai hasil belajar. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 163.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Teknik tes merupakan penilaian dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan secara tertulis, terkait materi pembelajaran untuk mengetahui
37
hasil belajar biologi peserta didik sebelum dan sesudah diberi perlakuan
menggunakan model guided discovery. Alat penilaian ini menggunakan
soal pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Pemberian tes kepada peserta
didik dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum diberikan perlakuan dan
setelah diberikan perlakuan.
2. Non Tes
Teknik Non Tes merupakan salah satu teknik untuk mengetahui
bagaimana keadaan diri peserta didik. Adapun teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung untuk mengetahui bagaimana kondisi populasi yang
diamati dengan menggunakan lembar observasi peserta didik dan guru.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab dengan narasumber untuk memperoleh informasi
yang lebih jelas.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dalam
penelitian. Dokumentasi ini dapat berupa foto, video ataupun catatan-
catatan harian tentang tingkah laku peserta didik
38
H. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil
belajar biologi yang diperoleh peserta didik pada kelompok eksperimen
yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tengah (median), standar deviasi,
nilai tertinggi (maksimum), dan nilai terendah (minimum) dengan
menggunakan sistem Statistical package for social science (SPSS) versi
22.00 adapun kriteria hasil belajar siswa yang digunakan dapat dilihat pada
tabel 3.4.
Table 3.4 Pengkategorikan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa
Interval Kategori
93-100 Sangat baik
84-92 Baik
75-83 Cukup
<75 Kurang
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2017)
Adapun kriteria ketuntasa minimal (KKM) yang digunakan untuk
mata pelajaran biologi di SMA Negeri 3 Gowa sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Biologi
Nilai Kriteria ≥ 75 Tuntas
< 75 Tidak Tuntas (SMA Negeri 3 Gowa, 2019)
39
Untuk memperoleh nilai hasil belajar kompetensi pengetahuan
(kognitif) maka jumlah skor yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
nilai pengetahuan =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙x 100
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2015)
2. Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengetahui bentuk distribusi data (sampel)
apakah data yang diperoleh dalam penelitian normal atau tidak normal.
Perhitungan pada penelitian ini menggunakan SPSS Statistik 22
dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (Lilliefors Significance
Correction). Jika signifikan ˂ 0.05 maka kesimpulannya tidak
berdistribusi normal, jika signifikan > 0.05 maka data berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Digunakan untuk mengetahui data yang diperoleh dari hasil
penelitian apakah homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas
menggunakan uji Homogeneity of variance test. Kriterianya adalah
signifikan untuk uji dua sisi jika hasil perhitungan lebih besar dari >
0,05 berarti variansi pada setiap kelompok sama (homogen).
40
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan
uji normalitas dan homogen, apabila data populasi berdistribusi normal
dan populasi berdistribusi homogen maka dilakukan uji hipotesis
dengan uji analysis of covariance perhitungan pada penelitian ini
menggunakan SPSS Statistic 22. Uji analysis of covariance digunakan
untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
H0: Tidak ada pengaruh model pembelajaran guided discovery
terhadap hasil belajar peserta didik pada materi struktur dan
fungsi jaringan pada tumbuhan Kelas XI SMA Negeri 3 Gowa
H1: Ada pengaruh model pembelajaran guided discovery terhadap
hasil belajar peserta didik pada materi struktur dan fungsi jaringan
pada tumbuhan Kelas XI SMA Negeri 3 Gowa
Kriteria yang digunakan untuk menentukan asumsi yakni apabila Sig.
pada tabel <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Gowa dengan sampel
penelitian kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 pada semester ganjil tahun ajaran
2019/2020.
Peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen semu untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran guided discovery terhadap hasil
belajar peserta didik pada materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
kelas XI SMA Negeri 3 Gowa. Dalam penelitian ini kelas eskperimen yaitu
XI MIA 3 diberikan perlakuan yaitu menggunakan model pembelajaran
guided discovery dalam proses pembelajaran dan pada kelas kontrol yaitu XI
MIA 2 tidak menggunakan model pembelajaran guided discovery dalam
proses pembelajaran.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes hasil belajar. Tes hasil
belajar terdiri dari pretest dan posttest. Pretest merupakan tes awal yang
diberikan kepada peserta didik baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran biologi di kedua kelas sebelum diberikan perlakuan yang berbeda.
Sedangkan posttest merupakan tes akhir yang diberikan kepada peserta didik
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi di kedua
kelas setelah diberikan perlakuan yang berbeda.
42
Ada dua macam hasil analisis yaitu hasil analisis yang menggunakan
statistik deskriptif dan hasil analisis yang menggunakan statistik inferensial.
Uraian dari masing-masing deskripsi hasil analisis sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
a. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Peserta Didik
Berikut uraian hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran biologi di kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
1) Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Berdasarakan hasil perolehan data dengan menggunakan tes
hasil belajar yang diberikan pada peserta didik sebelum (pretest)
dan setelah (posttest) diberikan perlakuan di kelas eksperimen.
Berikut data statistik untuk memberikan gambaran tentang hasil
belajar peserta didik terhadap mata pelajaran biologi pada kelas
eskperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model
guided discovery dalam proses pembelajaran. Data analisis lengkap
dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 170.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Nilai Tes Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen
No Statistik deskriptif Nilai
Pretest Posttest
1 Minimum 30 77
2 Maximum 70 100
3 Mean 53,97 85,37
4 Median 57 87
5 Mode 50 87
43
Tabel 4.1 menunjukkan data statistik deskriptif hasil belajar
peserta didik pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan
(pretest) diperoleh nilai terendah (minimum) 30, nilai tertinggi
(maximum) 70, nilai rata-rata (mean) 53,97, nilai tengah (median) 57,
dan nilai yang paling sering muncul (mode) 50. Sedangkan data setelah
diberikan perlakuan (posttest) diperoleh nilai terendah (minimum) 77,
nilai tertinggi (maximum) 100, nilai rata-rata (mean) 85,37, nilai tengah
(median) 87, dan nilai yang paling sering muncul (mode) 87.
Berdasarkan penjelasan dari statistik deskriptif hasil belajar
peserta didik pada kelas eksperimen memberikan gambaran bahwa ada
perbedaan signifikan pada hasil belajar sebelum dan setelah diberikan
perlakuan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata pretest 53,97 dan posttest
85,37. Adapun selisih hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah
diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran guided
discovery adalah 31,4 poin.
Apabila data perolehan dari tes hasil belajar dikelompokkan
kedalam empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang.
Maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar peserta
didik pada kelas eksperimen seperti pada tabel 4.2. Data analisis
lengkap dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 170.
44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen
Interval Kategori Pretest Posttest
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
93-100 Sangat Baik
0 0 4 13%
84-92 Baik 0 0 12 40%
75-83 Cukup 0 0 14 47%
<75 Kurang 30 100% 0 0
Jumlah 30 100% 30 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada tahap pretest kelas
eksperimen tidak terdapat peserta didik yang berada pada kategori sangat baik,
baik, cukup, dan sebanyak 30 peserta didik berada pada kategori kurang.
Sedangkan pada tahap posttest, 4 peserta didik berada pada kategori sangat baik,
12 peserta didik berada pada kategori baik, 14 peserta didik berada pada kategori
cukup dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori kurang. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 170.
Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Peserta Didik pada Kelas Eksperimen
30
4
1214
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Fre
kuen
si
Kategori Hasil Belajar
Pretest
Posttest
45
Kemudian untuk mengetahui persentase nilai peserta didik pada
pretest dan posttest di kelas eksperimen yang mencapai KKM mata
pelajaran biologi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas Eksperimen
Nilai Kriteria Pretest Posttest
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase ≥ 75 Tuntas 0 0 30 100%
< 75 Tidak Tuntas
30 100% 0 0
Berdasarkan tabel 4.3 untuk nilai KKM hasil belajar peserta didik
pada kelas eksperimen sebelum (pretest) diberikan perlakuan, dari 30
peserta didik tidak ada yang mencapai nilai KKM atau tidak tuntas
sebesar 100%. Adapun setelah diberikan perlakuan (posttest) ketuntasan
peserta didik mencapai 100%.
2) Hasil Belajar Kelas Kontrol
Berdasarakan hasil perolehan data dengan menggunakan tes hasil
belajar yang diberikan pada peserta didik sebelum (pretest) dan setelah
(posttest) diberikan perlakuan di kelas kontrol. Berikut data statistik untuk
memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik terhadap mata
pelajaran biologi pada kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan
tidak menggunakan model guided discovery dalam proses pembelajaran.
Data analisis lengkap dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 170.
46
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Nilai Tes Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol
No Statistik deskriptif Nilai
Pretest Posttest 1 Minimum 23 67
2 Maximum 67 87
3 Mean 41,87 75,27
4 Median 41,50 75,03
5 Mode 30 70
Tabel 4.4 menunjukkan data statistik deskriptif hasil belajar
peserta didik pada kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan (pretest)
diperoleh nilai terendah (minimum) 23, nilai tertinggi (maximum) 67,
nilai rata-rata (mean) 41,87, nilai tengah (median) 41,50, dan nilai yang
paling sering muncul (mode) 30. Sedangkan data setelah diberikan
perlakuan (posttest) diperoleh nilai terendah (minimum) 67, nilai tertinggi
(maximum) 87, nilai rata-rata (mean) 75,27, nilai tengah (median) 75,03,
dan nilai yang paling sering muncul (mode) 70.
Berdasarkan penjelasan dari statistik deskriptif hasil belajar
peserta didik pada kelas kontrol memberikan gambaran bahwa ada
perbedaan signifikan pada hasil belajar sebelum dan setelah diberikan
perlakuan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata pretest 41,87 dan posttest
75,27.
Apabila data perolehan dari tes hasil belajar kognitif
dikelompokkan kedalam empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup
dan kurang. Maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase hasil
belajar peserta didik pada kelas kontrol sebagai berikut. Data analisis
lengkap dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 170.
47
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol
Interval Kategori Pretest Posttest
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
93-100 Sangat Baik
0 0 0 0
84-92 Baik 0 0 1 3%
75-83 Cukup 0 0 15 50%
<75 Kurang 30 100% 14 47%
Jumlah 30 100% 30 100%
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada tahap pretest kelas
kontrol tidak terdapat peserta didik yang berada pada kategori sangat baik,
baik, cukup, dan sebanyak 30 peserta didik berada pada kategori kurang.
Sedangkan pada tahap posttest tidak ada peserta didik yang berada pada
kategori sangat baik, 1 peserta didik yang berada pada kategori baik, 15 peserta
didik berada pada kategori cukup dan 14 peserta didik berada pada kategori
kurang. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 170.
Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Peserta Didik pada Kelas Kontrol
30
1
15 14
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Fre
kuen
si
Kategori Hasil Belajar
pretest
posttest
48
Kemudian untuk mengetahui persentase nilai Peserta didik pada pretest
dan posttest di kelas kontrol yang mencapai KKM mata pelajaran biologi dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas Kontrol
Nilai Kriteria Pretest Posttest
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase ≥ 75 Tuntas 0 0 16 53%
< 75 Tidak Tuntas
30 100% 14 47%
Berdasarkan tabel 4.6 untuk nilai KKM hasil belajar peserta didik pada
kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan (pretest) sebanyak 30 peserta didik
atau sebesar 100% dari jumlah keseluruhan 30 peserta didik yang tidak
mencapai nilai KKM. Adapun setelah diberikan perlakuan (posttest) sebanyak
16 peserta didik atau sebesar 53% dari jumlah keseluruhan 30 peserta didik
yang mencapai nilai KKM, sedangkan yang tidak mencapai KKM sebanyak 14
peserta didik atau sebesar 47% dari jumlah keseluruhan 30 peserta didik.
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas Data
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan
menggunakan uji kolmogorov-smirnov pada program SPSS 22, dengan
kriteria signifikan jika <0.05 maka kesimpulannya data tidak
berdistribusi normal, jika >0.05 maka kesimpulannya data berdistribusi
normal. Uji kolmogorov-smirnov digunakan karena jumlah sampel lebih
dari 50. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran
49
9 halaman 170. Adapun data hasil uji normalitas kelas eksperimen
dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Statistik Tes Hasil Belajar
Pre-Test Post-Test Sig. 0.135 0.132 Uji
Kolmogorov-Smirnov
Sig. > 0.05 Sig. > 0.05
Kesimpulan Normal Normal
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat semua data pada kelas eksperimen
terdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan kriteria signifikan data
berdistribusi normal apabila Nilai Sig. lebih besar dari 0,005. Maka
dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest dari hasil belajar di
kelas eksperimen berdistribusi normal.
Adapun data hasil uji normalitas kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.8.
Tabel 4.8 Uji Normalitas Kelas Kontrol
Statistik Tes Hasil Belajar
Pre-Test Post-Test
Sig. 0.200 0.089 Uji
Kolmogorov-Smirnov
Sig. > 0.05 Sig. > 0.05
Kesimpulan Normal Normal
50
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat semua data pada kelas kontrol
terdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan kriteria signifikan data
berdistribusi normal apabila Nilai Sig. lebih besar dari 0,005. Maka
dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest dari hasil belajar di
kelas kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini nilai homogenitas didapat dengan
menggunakan uji homogeneity of variance test pada SPSS 22, dengan
kriteria signifikan jika hasil perhitungan >0,05 berarti variansi pada
setiap kelompok sama (homogen). Perhitungan secara lengkap untuk uji
homogneitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 70.
Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Tes Hasil Belajar Peserta Didik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Sig. 0.623
Uji homogeneity of variance test
Sig. > 0.05
Kesimpulan Homogen
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa nilai Sig. pada tes hasil
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0.623 yang artinya
0.623 > 0,05. Sesuai dengan kriteria uji, jika nilai Sig. > 0,05 maka
sampel mempunyai varians yang homogen. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen maupun
kelas kontrol berasal dari populasi homogen.
51
c. Uji hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji anacova (analysis
of covariance) pada program SPSS 22, dengan kriteria signifikan <
0,05 maka H0 ditolak. Output uji anacova dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 170. Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis:
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji Anacova
Uji Hasil Belajar
Nilai Sig. 0,000
kesimpulan H0 ditolak
H1 diterima
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Sig. pada hasil
belajar diperoleh sebesar 0,000, artinya nilai Sig lebih kecil dari pada
0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Adapun selisih nilai rata-rata
kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebesar 5,821. Ini berarti
penerapan model guided discovery memberi pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik.
52
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penerapan model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran biologi khususnya materi struktur dan
fungsi jaringan pada tumbuhan. Pada awal penelitian untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik, peneliti memberikan pretest. Setelah itu
diberikan perlakuan pada masing-masing kelas yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran guided discovery pada kelas eksperimen dan
menggunakan pembelajaran langsung pada kelas kontrol. Terakhir,
pemberian tes evaluasi sebagai posttest untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik setelah diberikan perlakuan, kemudian membandingkan hasilnya untuk
mengetahui perbedaannya.
Hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan model guided discovery menunjukkan adanya perubahan yang
positif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan hasil belajar peserta didik pada
Tabel 4.1 yang dapat dijelaskan bahwa nilai posttest meningkat dibandingkan
dengan nilai pretest. Pengaruh penerapan model pembelajaran guided
discovery diukur berdasarkan selisih nilai pretest dan postest dari masing-
masing kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pembelajaran guided discovery dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Banyaknya informasi yang
dapat dikumpulkan dan diingat oleh peserta didik diperoleh dari keaktifan
peserta didik dalam mengumpulkan data. Dengan aktifnya peserta didik
dalam proses pembelajaran maka pada akhirnya akan dapat meningkatkan
53
kemampuan kognitif peserta didik, sehingga berpengaruh kepada peningkatan
hasil belajar.
Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa model
pembelajaran guided discovery berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan pengajaran dengan
menggunakan model pembelajaran guided discovery memiliki hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang mendapat
pengajaran secara langsung. Pembelajaran dengan menggunakan model
guided discovery melibatkan peserta didik secara aktif sehingga peserta didik
lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran yang dipelajari. Masalah
yang diberikan akan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga
dalam mengerjakan tugas peserta didik lebih aktif dan bersemangat yang
kemudian akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penerapan model guided discovery juga dapat memberikan
penekanan kondisi belajar dengan suasana aman dan nyaman, sehingga
peserta didik dapat belajar dan menemukan atau menyelidiki sendiri materi
yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru, dengan menemukan
sendiri jawaban dari masalah yang di berikan maka akan membuat ingatan
peserta didik lebih tahan lama terhadap apa yang telah dipelajari sehingga
pembelajaran berjalan dengan efektif dan optimal. Selain itu pula model
pembelajaran ini dapat melatih keterampilan memecahkan persoalan dengan
mengumpulkan data sendiri sehingga ingatan peserta didik mengenai materi
yang telah di pelajari lebih tahan lama.
54
Penerapan model guided discovery pada mata pelajaran biologi materi
struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Model guided discovery telah menjadi cara alternatif untuk
mengatasi hasil belajar peserta didik yang kurang. Dengan menggunakan
model guided discovery ini peserta didik menjadi lebih aktif dan lebih mudah
untuk memahami materi pembelajaran tersebut. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran guided discovery
terhadap hasil belajar biologi. Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Fatihatul, dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa
model pembelajaran guided discovery learning berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Begitupun dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Maya (2018)
menyimpulkan bahwa model pembelajaran guided discovery learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SMPN 1 Bandar Baru.
Adanya pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik ini dikarenakan
dengan menerapkan model pembelajaran ini pembelajaran diarahkan untuk
membuat peserta didik mencari dan memperoleh sendiri hasil dari masalah
tersebut, maka pengetahuan yang didapatkan akan bertahan dan berkesan di
otaknya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Maya (2018: 185) Model
pembelajaran Guided Discovery Learning memiliki ciri khas yaitu siswa
dapat menemukan/menyelidiki suatu konsep yang sesuai dengan langkah-
langkah yang diarahkan oleh guru. Dengan melakukan suatu penemuan siswa
diharapkan dapat meningkatkan peran aktif sehingga terjadinya peningkatan
pada pemahaman siswa dalam pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa
55
agar dapat memahami konsep, dan menyelesaikan masalah sesuai dengan
indikatornya sehingga hasil belajar siswa menjadi optimal.
56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dikemukakan maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa:
1. Ada pengaruh model guided discovery yang signifikan terhadap hasil belajar
peserta didik pada materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan kelas
XI SMA Negeri 3 gowa.
2. Hasil belajar biologi peserta didik yang menggunakan model guided
discovery lebih tinggi 5.821 poin dibandingkan dengan kelas kontrol yang
tidak menggunakan model guided discovery. Persentase hasil belajar peserta
didik yang diajar dengan model guided discovery pada kategori sangat baik
yaitu sebesar 13% dan pada kategori baik yaitu sebesar 87% .
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dalam upaya
peningkatan hasil belajar siswa, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada pihak sekolah SMA Negeri 3 Gowa dalam proses pembelajaran
khususnya untuk mata pelajaran Biologi agar pihak sekolah lebih
memperhatikan fasilitas sekolah seperti peradaan media elektronik yang
menunjang proses belajar mengajar.
2. Diharapkan kepada guru pada proses belajar mengajar menerapkan model
pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, agar lebih
memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
57
3. Diharapkan kepada peneliti agar mampu mengaplikasikan dan
mengembangkan hasil penelitiannya untuk dapat diterima di masyarakar
umum pada dasarnya serta menjadikan rujukan dalam bidang penelitian
yang serupa.
4. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian serupa agar
lebih memperdalam pebnerapan model pembelajaran Guided Discovery
agar hasil yang didapatkan lebih efektif dan akurat.
58
DAFTAR PUSTAKA
Cintia ,N.I, Firosalia.K, Indri,A. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Perspektif Ilmu Pendidikan.Vol. 32(1)
Darmadi, 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish
Fadriati. 2017. A Model of Discovery Learning Based - Text Book of Character and Islamic Education: An Accuracy Analysis of Student Book in Elementary School. Jurnal Ta’dib. Vol. 20(2).
Fatihatul, U.D., Maridi., Rinanto, Y. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol.7(2).
Fitriyah, Biadatul. 2013. Kelayakan Teoritis Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing pada Materi Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Biologi FMIPA UNS. Jurnal BioEdu, vol.2 (3).
Hermawan, Eriyan & Meini Sondang. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Guided Discovery dengan Model Inquiry pada Pelajaran Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio Di SMK N 2 Surabaya. Surabaya : Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, UNS. Vol. 1 (1).
Husamah, dkk, 2018. Belajar dan Pembelajaran. Malang: UMM Press
Lefudin, 2017. Belajar dan Pembelajaran dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish
Marianingsih, 2018. Bukan Kelas Biasa: Teori dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran Dikelas Kelas Inspiratif. Surakarta : CV kekata Group
Nurdyansyah, & Fahyuni,E.F, 2013. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning Center
Nurfadhilah. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Negeri 2
59
Pangkajene. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Purnomo, Y.W. 2011. Keefektifan Model Penemuan Terbimbing dan Kooperatif Learning pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Kependidikan. Vol. 41 (1)
Purwanto, C.p., Eko, N.S., Wijayanto. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Pada Materi Pemantulan Cahaya Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis. Unnes Physics Education Journal. Vol.1(1).
Rosyid, M.Z & Abdullah, A.R. 2018. Reward & Punishment Dalam Pendidikan. Malang: Literasi Nusantara
Rusman, 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Suwardi & Daryanto. 2016. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta: Gava Media.
Thahir,R & Anisa. 2015. Biologi Umum. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Model Penilaian Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Trianto, 2009. Desain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
Widyastuti, C.M. 2017. Penerapan Model Guided Discovery Learning dengan Bantuan Media Kartu Pembelajaran untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia pada Materi Pokok Reaksi Redoks pada Siswa
60
Kelas X MIPA 3 Semester Genap SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Empirisme. Vol. 6(23).
Maya.Y, Lukman Ibrahim, Khusnul Safrina. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Learning (Gdl) untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Smpn I Bandar Baru. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika. Vol. 2(2).
61
L
A
M
P
I
R
A
N
62
LAMPIRAN 1
(Silabus)
63
64
65
LAMPIRAN 2
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
66
67
68
69
70
71
72
73
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 3 Gowa Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi : Jenis-Jenis Jaringan pada Tumbuhan Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan
dengan fungsi organ pada tumbuhan.
4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada
tumbuhan.
75
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Mengidentifikasi jenis-jenis jaringan pada tumbuhan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian jaringan.
2. Peserta didik dapat menyebutkan macam- macam jaringan pada tumbuhan.
3. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing jaringan pada
tumbuhan.
E. Materi Pembelajaran
Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan:
• Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan.
F. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Guided Discovery
Metode : Tanya jawab dan diskusi
G. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
H. Sumber Belajar
Buku Biologi Siswa Kelas XI
Buku refensi yang relevan
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)
Guru :
Orientasi
76
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur
kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Apersepsi
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Pemberian Acuan
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti ( 80 Menit )
Sintaks Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Motivation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan
untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan dengan cara :
Membaca :
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah
dan di sekolah dengan membaca materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan
77
dengan jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
Mendengar
Pemberian materi jenis-jenis jaringan pada
tumbuhan oleh guru
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
Data
collection
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi jenis-
jenis jaringan pada tumbuhan yang sedang
dipelajari
Membaca sumber lain
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi
dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang materi jenis-jenis jaringan pada
tumbuhan yang sedang dipelajari
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal
yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengamati dan membaca yang berkaitan
dengan materi jenis-jenis jaringan pada
tumbuhan yang sedang dipelajari.
Data
processing
(pengolahan
Peserta didik dalam kelompoknya mengolah data
hasil pengamatan dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari materi jenis-
78
Data) jenis jaringan pada tumbuhan
Mengolah informasi dari materi jenis-jenis
jaringan pada tumbuhan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi
yang sedang berlangsung
Closure (kesimpulan) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan tentang materi jenis-jenis
jaringan pada tumbuhan dan ditanggapi
oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi
jenis-jenis jaringan pada tumbuhan yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
Guru mengonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang materi
pembelajaran tersebut.
Appraisal (penilaian) Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi
jenis-jenis jaringan pada tumbuhan yang
terdapat pada pada lembar kerja yang telah
disediakan untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran.
Kegiatan Penutup (5 Menit)
Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang materi yang telah di
pelajari
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas
kesimpulan siswa
Guru menyampaikan pesan- pesan moral kepada siswa
79
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 3 Gowa Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan
dengan fungsi organ pada tumbuhan.
4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada
tumbuhan.
81
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.3 Menganalisis struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Peserta didik dapat membedakan berbagai jaringan penyusun organ
tumbuhan.
2. Peserta didik dapat membedakan struktur jaringan pada tumbuhan dikotil
dan monokotil.
E. Materi Pembelajaran
Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan:
• Struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
F. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Guided Discovery
Metode : Tanya jawab dan diskusi
G. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
H. Sumber Belajar
Buku Biologi Siswa Kelas XI
Buku refensi yang relevan
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit) Guru : Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
82
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Apersepsi Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti ( 80 Menit ) Sintaks Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Motivation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dengan cara :
Membaca : Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
Mendengar Pemberian materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan oleh guru
Menyimak Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
Data collection
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
83
(pengumpulan data)
diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan yang sedang dipelajari
Membaca sumber lain Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan yang sedang dipelajari
Aktivitas Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca yang berkaitan dengan materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan yang sedang dipelajari.
Data processing (pengolahan Data)
Peserta didik dalam kelompoknya mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
Mengolah informasi dari materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
Closure (kesimpulan) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan. Bertanya atas presentasi tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Guru mengonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat siswa tentang materi pembelajaran tersebut.
Appraisal (penilaian) Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi struktur dan fungsi jaringan pada
84
tumbuhan yang terdapat pada pada lembar kerja yang telah disediakan untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Kegiatan Penutup (5 Menit) Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang materi yang telah di
pelajari
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa
Guru menyampaikan pesan- pesan moral kepada siswa
J. Penilaian, pembelajaran remedial dan pengayaan
i. Kompetensi pengetahuan/kognitif
Teknik penilaian :
Tes tertulis dalam bentuk lembar kerja peserta didik (LKPD)
Pedoman penskoran
skor akhir =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙x 100
85
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 3 Gowa Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi : Sifat Totipotensi dan Kultur Jaringan Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan
dengan fungsi organ pada tumbuhan.
4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada
tumbuhan.
87
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.2 Menjelaskan sifat totipotensi dan kultur jaringan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian totipotensi.
2. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kultur jaringan.
3. Peserta didik dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian kultur jaringan.
E. Materi Pembelajaran
Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan:
• Sifat totipotensi dan kultur jaringan.
F. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Guided Discovery
Metode : Tanya jawab dan diskusi
G. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
H. Sumber Belajar
Buku Biologi Siswa Kelas XI
Buku refensi yang relevan
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit) Guru : Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Apersepsi Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
88
yang akan dilakukan.
Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Sifat totipotensi dan kultur jaringan
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti ( 80 Menit ) Sintaks Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Motivation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi sifat totipotensi dan kultur jaringan dengan cara :
Membaca : Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan sifat totipotensi dan kultur jaringan
Mendengar Pemberian materi sifat totipotensi dan kultur jaringan oleh guru
Menyimak Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : Sifat totipotensi dan kultur jaringan
Data collection (pengumpulan data)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian Mengamati dengan seksama materi sifat totipotensi dan kultur jaringan yang sedang dipelajari
Membaca sumber lain
89
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi sifat totipotensi dan kultur jaringan yang sedang dipelajari
Aktivitas Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca yang berkaitan dengan materi sifat totipotensi dan kultur jaringan yang sedang dipelajari.
Data processing (pengolahan Data)
Peserta didik dalam kelompoknya mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari materi sifat totipotensi dan kultur jaringan
Mengolah informasi dari materi sifat totipotensi dan kultur jaringan yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
Closure (kesimpulan) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang materi sifat totipotensi dan kultur jaringan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang sifat totipotensi dan kultur jaringan yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Guru mengonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat siswa tentang materi pembelajaran tersebut.
Appraisal (penilaian) Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi sifat totipotensi dan kultur jaringan yang terdapat pada pada lembar kerja yang telah disediakan untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Kegiatan Penutup (5 Menit) Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang materi yang telah di pelajari
90
91
LAMPIRAN 3
(Lembar Observasi Aktivitas Guru)
92
93
94
95
96
97
98
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Kelas/Semester :
Pokok Bahasan :
Hari/Tanggal :
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan!
No. Aspek Yang Diamati Hasil
Pengamatan Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru membimbing siswa berdoa
3. Guru melakukan absensi
4. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
5. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar
6. Guru memberikan motivasi dengan mengaitkan
pengetahuan awal siswa dengan kehidupan sehari-hari
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
8. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
sistematis
9. Antusias guru dalam kegiatan mengajar
10. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
11. Guru mengelola pembelajaran dengan diskusi
12. Guru menggunakan bahasa yang logis dan jelas
13. Guru membagikan LKPD
14. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok
15. Guru memberi kesempatan kelompok untuk presentasi
16. Guru memberi kesempatan pada kelompok yang ingin
99
bertanya
17. Guru memberikan poin pada kelompok yang berhasil
memberi jawaban benar
18. Guru memberikan penghargaan pada siswa yang
memperoleh poin tertinggi
19. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari
materi pelajaran
20. Guru memberikan evaluasi pembelajaran
21. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada
pertemuan berikutnya
22. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam penutup
Bontonompo, …………………2019
Observer
(Kasrina Nur Zain)
100
LAMPIRAN 4
(Lembar Observasi Aktivitas Siswa)
101
102
103
104
105
106
107
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK
Nama Sekolah :
Hari / Tanggal :
Sub Konsep :
Materi :
Petunjuk Pengisian :
1. Duduk di dalam kelas sehingga dapat mengamati kegiatan pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas tersebut tanpa mengganggu jalannya
pembelajaran.
2. Perhatikan aktivitas belajar peserta didik di dalam kelas saat pembelajaran
berlangsung.
3. Dengan melihat jumlah peserta didik yang aktif maka dilihat persentase
keaktifan peserta didik.
4. Skala penilaian ada di bawah lembar pengamatan ini.
No AKTIVITAS PESERTA DIDIK YANG
DIAMATI
PERTEMUAN
1 2 3
1 Peserta didik yang menanggapi salam dari guru
dan berdoa bersama
25 30 30
2 Peserta didik yang memperhatikan apersepsi
dan termotivasi untuk mulai belajar
28 30 28
3 Peserta didik yang memperhatikan penjelasan
yang diberikan guru
30 29 30
4 Peserta didik yang menanggapi pertanyaan guru 25 26 28
5 Peserta didik yang memperhatikan guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
30 30 30
6 Peserta didik yang mengikuti perintah guru saat
pembagian kelompok dengan teratur
20 25 26
7 Peserta didik yang menyampaikan pendapat
ketika berdiskusi dalam kelompok sendiri
5 10 12
8 Peserta didik yang bertanya pada saat diskusi/ 10 8 8
108
pembelajaran berlangsung 9 Peserta didik yang mengemukakan pendapatnya
saat berdikusi antar kelompok
5 6 8
10 Peserta didik yang menanggapi pendapat teman
ketika berdiskusi dalam kelompok maupun pada
saat penyampaian hasil diskusi
10 5 6
11 Peserta didik yang mengemukakan pendapatnya
saat kelompok lain menyampaikan hasil
diskusinya
4 5 7
12 Peserta didik yang menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini
5 5 5
13 Peserta didik yang memperhatikan peyampaian
guru untuk pertemuan selanjutnya
29 30 30
14 Peserta didik yang berdoa dan menjawab salam 28 30 30
Rata-rata 18,14 19,21 19,42
Persentase (%) 60,46 64,03 64,37
Skala penilaian
Persentase =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘x 100
Keterangan :
(0-20)% = tidak aktif
(21-40)% = kurang aktif
(41-60)% = cukup aktif
(61-80)% = aktif
(81-100)% = sangat aktif
Bontonompo, 2019
Pengamat,
(Kasrina Nur Zain)
109
LAMPIRAN 5
(Lembar Kerja Peserta Didik)
110
111
112
113
114
115
116
Sekolah : SMA Negeri 3 Gowa Kelas/semester : Mata pelajaran : Biologi Materi pokok : Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan Kelompok : Anggota kelompok :
117
Kompetensi dasar:
3.3 Menganalisis keterkaitan
antara struktur sel pada
jaringan tumbuhan dengan
fungsi organ pada
tumbuhan
Indikator :
3.3.1 Mengidetifikasi jenis-jenis
jaringan pada tumbuhan
Tujuan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian jaringan 2. Peserta didik dapat menyebutkan macam- macam jaringan pada
tumbuhan 3. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing
jaringan pada tumbuhan
118
Jaringan Pada Tumbuhan
Jaringan merupakan sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur,
dan fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut
Histologi. Apabila sel-sel yang berkumpul tersebut adalah sel-sel tumbuhan
maka disebut jaringan tumbuhan. Berdasarkan tipe struktur dan fungsi sel,
jaringan tumbuhan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu jaringan
meristematik (embrional) dan jaringan permanen (dewasa).
1. Jaringan Meristem (Embrional)
Jaringan meristem merupakan jaringan yang masih aktif
membelah dan belum mengalami diferensiasi. Sel-sel penyusun
jaringan meristem berukuran kecil, dinding sel tipis, memiliki
nukleus yang besar, mengandung banyak sitoplasma, tidak memiliki
ruang antarsel, tidak memiliki vakuola atau memiliki vakuola
berukuran sangat kecil. Sel-sel meristem ada yang berbentuk bulat,
lonjong, kubus, atau prisma.
2. Jaringan permanen (dewasa)
Jaringan dewasa terdiri atas sel-sel yang sudah berhenti
membelah dan telah mengalami diferensiasi. Jaringan dewasa
memiliki beberapa karakteristik seperti tidak ada aktivitas
pembelahan sel, ukuran sel relatif lebih besar daripada sel-sel
meristematik, kadang-kadang sel telah mati, terdapat ruang antarsel,
dinding sel mengalami penebalan sesuai dengan fungsinya,
sitoplasma sedikit, dan vakuola besar.
119
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan ?
Jawaban :
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
2. Tuliskan jaringan yang termasuk di dalam :
a. Jaringan Dasar
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
b. jaringan penguat
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
c. jaringan pengangkut
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
Pertanyaan
120
3. Jelaskan fungsi dari jaringan yang terdapat pada gambar berikut ini !
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
121
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
122
Sekolah : SMA Negeri 3 Gowa Kelas/semester : Mata pelajaran : Biologi Materi pokok :Stuktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan Kelompok : Anggota kelompok :
123
Kompetensi dasar:
3.3 Menganalisis keterkaitan
antara struktur sel pada
jaringan tumbuhan dengan
fungsi organ pada
tumbuhan
Indikator :
3.3.3 Menganalisis struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
Tujuan :
1. Peserta didik dapat membedakan berbagai jaringan penyusun organ
tumbuhan
2. Peserta didik dapat membedakan struktur jaringan pada tumbuhan
dikotil dan monokotil
124
Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
1. Akar Akar merupakan organ tumbuhan yang biasanya berada di bawah tanah,
meskipun ada juga yang berada di permukaan tanah. Akar berasal dari akar lembaga (radikula). Akar lembaga pada tanaman Dicotyledoneae tumbuh terus sehingga membentuk akar tunggang, sedangkan akar lembaga pada tanaman Monocotyledoneae mati dan kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akarakar dengan ukuran sama sehingga membentuk akar serabut.
2. Batang Umumnya batang terletak di atas tanah dan tumbuh ke atas
menuju cahaya matahari. Batang biasanya berbentuk bulat dan mempunyai buku atau ruas. Batang tersusun dari epidermis, korteks, dan stele.
3. Daun
Daun merupakan bagian tumbuhan yang mengandung klorofil paling banyak. Daun umumnya berupa lembaran dan berwarna hijau. Daun melekat pada bukubuku batang tumbuhan. Daun tersusun dari jaringan epidermis, mesofil, berkas pengangkut, dan jaringan tambahan.
125
1. Buatlah sayatan tipis dari akar jagung menggunakan silet dengan arah
melintang.
2. Letakkan sayatan akar jagung pada kaca preparat lalu tetesi air.
3. Tutuplah preparat menggunakaan kaca penutup.
4. Amati preparat menggunakan mikroskop. Gunakan perbesaran yang
rendah terlebih dahulu. Setelah objek dapat diamati, gantilah dengan
perbesaran yang lebih tinggi sehingga objek dapat terlihat lebih jelas.
5. Gambarlah hasil pengamatanmu.
6. Lakukan langkah yang sama pada akar bayam, batang jagung dan batang
bayam.
Mengidentifikasi perbedaan jaringan penyusun organ tumbuhan monokotil dan dikotil
Alat :
Mikroskop Kaca preparat Kaca penutup Silet Pipet tetes
Bahan :
Akar dan batang jagung
Akar dan batang bayam
Air
Prosedur kerja :
Prosedur kerja :
Tujuan :
Prosedur kerja :
Mari Bereksperimen
126
1. Jelaskan perbedaan stuktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil
………………………………………………………………………..……
…………………………………………………………………..…………
……………………………………………………………..………………
………………………………………………………..……………………
………………………………………..
2. Gambarkan perbedaan struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil
lengkap dengan keterangannya
AKAR
DIKOTIL MONOKOTIL
Pertanyaan
127
BATANG
DIKOTIL MONOKOTIL
128
Sekolah : SMA Negeri 3 Gowa Kelas/semester : Mata pelajaran : Biologi Materi pokok :kultur jaringan dan totipotensi Kelompok : Anggota kelompok :
129
Kompetensi dasar:
3.3 Menganalisis keterkaitan
antara struktur sel pada
jaringan tumbuhan dengan
fungsi organ pada
tumbuhan
Indikator :
3.3.2 Menjelaskan sifat totipotensi dan kultur jaringan
Tujuan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian totipotensi
2. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kultur jaringan
3. Peserta didik dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian kultur
jaringan
130
Gambar. Teknik kultur jaringan
Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah cara perbanyakan tumbuhan secara in vitro dengan cara mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti sel, jaringan, atau organ tumbuhan serta menumbuhkannya pada medium buatan secara aseptis (bebas hama) agar bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
Kultur jaringan dilakukan di laboratorium khusus yang steril dengan pencahayaan dan suhu terkontrol. Bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan, dan organ) yang digunakan dalam kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan diambil dari bagian yang masih muda (primordial), sel-selnya masih bersifat meristematis, dan belum mengalami proses diferensiasi. Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Sel tumbuhan memiliki sifat autonom dan totipotensi. Autonom berarti dapat mengatur aktivitas hidupnya sendiri. Adapun totipotensi adalah kemampuan sel tumbuhan untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Prinsip inilah yang menjadi dasar pelaksanaan teknik kultur jaringan.
131
1. Jelaskan pengertian totipotensi !
Jawaban :
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
2. Apakah yang dimaksud dengan kultur jaringan ?
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
3. Jelaskan tahapan proses kultur jaringan !
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
Pertanyaan
132
4. Lengkapilah tabel keuntungan dan kerugian kultur jaringan !
Keuntungan Kerugian
133
LAMPIRAN 6
(Soal Pretest dan Posttest)
134
135
136
137
138
139
140
SOAL PRETEST DAN POSTTEST STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA TUMBUHAN
Mata Pelajaran : Biologi
Waktu : 60 menit
Kelas/Semester : XI MIA/Ganjil
Nama :
Nis :
A. Petunjuk soal
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Lengkapilah identitas pada lembar jawaban yang tersedia
3. Bacalah soal dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan
4. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling benar
5. Jawablah dengan jujur sesuai pengetahuan yang anda miliki
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
B. Soal
1. Tubuh tumbuhan tersusun dari organ-organ yang terdiri atas….
a. Daun, bunga, buah
b. Akar, batang, daun
c. Bunga, biji, buah
d. Batang, biji, akar
e. Daun, biji, buah
2. Berikut ini yang membedakan batang tumbuhan dikotil dan monokotil
antara lain….
a. Batang dikotil mempunyai pembuluh, monokotil tidak
b. Batang monokotil mempunyai pembuluh, dikotil tidak
c. Batang monokotil berkambium, dikotil tidak
d. Batang dikotil berkambium, monokotil tidak
e. Keduanya tidak memiliki kambium
3. Pembuluh yang mengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh
tubuh tumbuhan adalah pembuluh ....
a. Kambium
b. Kapiler
141
c. Xylem
d. Floem
e. Kayu
4. Perhatikan penampang melintang batang berikut
Bagian X berfungsi untuk….
a. Mengangkut sari makanan dari dalam tanah
b. Melindungi jaringan di bawahnya
c. Memperbesar batang tanaman
d. Mengangkut hasil fotosintesis
e. Tempat penyimpanan cadangan makanan
5. Letak berkas pembuluh angkut pada tumbuhan monokotil adalah….
a. Teratur dalam lingkaran
b. Pada epidermis
c. Pada kambium
d. Tersebar
e. Tertutup
6. Jaringan muda pada tumbuhan yang selalu aktif membelah adalah….
a. Epidermis
b. Parenkim
c. Meristem
d. Mesofil
e. Trikoma
7. Dasar teknik kultur jaringan tumbuhan adalah adanya sifat totipotensi sel.
Pernyataan berikut ini yang benar mengenai sifat totipotensi sel yaitu….
a. Sel dapat mengalami pertumbuhan tanpa adanya perkembangan
X
142
b. Sel tidak akan mati jika berada di lingkungan yang sesuai
c. Sel dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap
d. Sel dapat membelah membentuk massa sel
e. Sel dapat membelah dalam waktu cepat
8. Untuk mempertahankan kehidupannya tumbuhan harus memindahkan atau
mengangkut zat dari akar sampai daun dan dari daun sampai ke akar. Untuk
mengangkut air dari akar agar sampai ke daun digunakan jaringan….
a. Epidermis
b. Kolenkim
c. Parenkim
d. Floem
e. Xylem
9. Jaringan tumbuhan yang sel-sel penyusunnya sudah tidak lagi mengalami
pembelahan disebut….
a. Jaringan Sklerenkim
b. Jaringan Parenkim
c. Jaringan epidermis
d. Jaringan Meristem
e. Jaringan Dewasa
10. Sifat-sifat jaringan dewasa adalah sebagai berikut, kecuali ....
a. Ukuran sel relatif lebih besar dibandingkan ukuran sel meristem
b. Terdiri atas sel-sel yang hidup dan aktif memperbanyak diri
c. Sel-sel penyusunan mengalami penebalan pada dinding sel
d. Memiliki ruang antar sel
e. Memiliki vakuola besar
11. Pertumbuhan tanaman menjadi lebih panjang ke atas dan kebawah akibat
aktivitas dari jaringan ....
a. Meristem interkalar
b. Parenkim empulur
c. Epidermis batang
d. Meristem lateral
e. Meristem apikal
143
12. Perhatikan ciri-ciri berikut!
1) Selnya tersusun rapat
2) Bentuk sel seragam
3) Terdiri dari satu lapis sel
4) Berfungsi sebagai pelindung Jaringan
Dengan ciri-ciri diatas merupakan jaringan ....
a. Jaringan epidermis
b. Jaringan sekretoris
c. Jaringan meristem
d. Jaringan parenkim
e. Jaringan kolenkim
13. Bagian daun yang mengandung klorofil adalah ....
a. Tulang daun
b. Kutikula
c. Mesofil
d. Xilem
e. Floem
14. Berikut ini yang membedakan antara sel kolenkim dan sklerenkim
adalah....
a. Keadaan dinding selnya
b. Kepadatan selnya
c. Jumlah selnya
d. Ukurannya
e. Bentuknya
15. Suatu tumbuhan yang ditumbuhkan dengan metode kultur jaringan dapat
tumbuh pada media steril dengan penambahan....
a. Hormon
b. Nutrisi
c. Pupuk
d. Tanah
e. Air
16. Berikut ini yang termasuk jaringan dewasa pada tumbuhan adalah....
144
1) Epidermis 3) Sklerenkim
2) Kolenkim 4) Parenkim
a. 1, 2, 3, dan 4
b. 1, 2, dan 3
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
e. 4
17. Perhatikanlah ciri-ciri jaringan berikut :
1) Sifatnya lentur
2) Sel-selnya sudah tidak aktif
3) Mengalami penebalan di bagian sudut sel
4) Penebalan selnya dari lignin
Yang termasuk ciri-ci jaringan sklerenkim yaitu….
a. 1, 2, 3, dan 4
b. 1, 2, dan 3
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
e. 4
18. Berdasarkan kemampuan membelahnya, jaringan tumbuhan dapat
dibedakan menjadi….
a. Jaringan penyokong dan jaringan pelindung
b. Jaringan meristem dan jaringan parenkim
c. Jaringan dewasa dan jaringan meristem
d. Jaringan meristem dan jaringan dasar
e. Jaringanepitel dan jaringan ikat
19. Jaringan meristem yang sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang
sudah mengalami diferensiasi adalah.…
a. Meristem interskalar
b. Meristem sekunder
c. Meristem primer
d. Meristem lateral
e. Meristem apikal
145
20. Bagian epidermis yang termodifikasi dengan mempunyai bentuk menonjol
di antara sel-sel epidermis yang lain disebut….
a. Feloderm
b. Kutikula
c. Lentisel
d. Trikoma
e. Stomata
21. Jaringan tumbuhan yang tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak
diri dan sudah mengalami penebalan dinding sesuai fungsinya adalah.…
a. Jaringan endodermis
b. Jaringan pelindung
c. Jaringan meristem
d. Jaringan dewasa
e. Jaringan dasar
22. Lubang atau celah khusus yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan
dan dibatasi oleh sel khusus atau sel penutup adalah….
a. Kutikula
b. Trikoma
c. Stomata
d. Xylem
e. Floem
23. Sel- sel penyusun jaringan sklerenkim yang berbentuk bulat pendek dan
mengandung zat lignin pada dinding selnya sehingga bersifat kaku dan
keras disebut….
a. Sel gabus
b. Trikoma
c. Sklereid
d. Mesofil
e. Fiber
24. Fungsi utama jaringan angkut floem adalah….
a. Mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh
b. Mengangkut hasil fotosintesis dari akar ke daun
146
c. Penyimpanan sementara hasil fotosintesis
d. Sebgai tempat cadangan makanan
e. Memperkuat jaringan angkut
25. Anakan atau tumbuhan muda yang dihasilkan pada kultur jaringan
disebut….
a. Kotiledon
b. Globural
c. Eksplan
d. Plantlet
e. In vitro
26. Berikut ini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan, kecuali.…
a. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur
b. Dihasilkan banyak tanaman baru dari satu jenis tanaman
c. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
d. Dihasilkan bibit unggul yang beragam
e. Tidak membutuhkan ruang yang luas
27. Jaringan tumbuhan yang baik digunakan sebagai eksplan kultur jaringan
adalah jaringan masih bersifat embrionik. Dibawah ini yang paling sesuai
di jadikan eksplan dalam kultur jaringan adalah….
a. Ujung tanaman
b. Epidermis daun
c. Korteks batang
d. Jaringan gabus
e. Jaringan ikat
28. Di bawah ini yang merupakan keuntungan dari proses kultur jaringan
adalah….
a. Mudah memperoleh anakan dengan sifat sejenis
b. Menghasilkan anakan dalam jumlah berlebihan
c. Aplikasi kultur jaringan mudah dilaksanakan
d. Menggunakan biaya yang cukup terjangkau
e. Membutuhkan tempat yang luas
147
29. Manakah yang termasuk kekurangan dari pembibitan dengan teknik kultur
jaringan….
a. Dapat dilakukan oleh petani langsung di area pertanian
b. Hasil yang didapatkannya identik dengan induknya
c. Dapat diperoleh bibit dalam jumlah besar
d. Tidak memerlukan tempat yang luas
e. Tidak tergantung musim
30. Zat yang digunakan untuk sterilisasi eskplan pada teknik kultur jaringan
adalah….
a. Minyak tanah
b. Zat pemutih
c. Formalin
d. Alkohol
e. Bensin
148
Kisi- Kisi Instrument Soal Pretest dan Posttest
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL
ASPEK KOGNI
TIF
KUNCI JAWAB
AN SKOR
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan
Mengidetifikasi jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
3. Pembuluh yang
mengangkut zat-zat
makanan hasil
fotosintesis ke seluruh
tubuh tumbuhan adalah
pembuluh ....
f. Kambium
g. Kapiler
h. Xylem
i. Floem
j. Kayu
C3 D 1
4. Perhatikan penampang
melintang batang berikut
Bagian X berfungsi
untuk….
f. Mengangkut sari
makanan dari
dalam tanah
g. Melindungi
jaringan di
bawahnya
h. Memperbesar
batang tanaman
i. Mengangkut hasil
fotosintesis
C3 D 1
X
149
j. Tempat
penyimpanan
cadangan
makanan
6. Jaringan muda pada
tumbuhan yang selalu
aktif membelah
adalah….
f. Epidermis
g. Parenkim
h. Meristem
i. Mesofil
j. Trikoma
C3 C 1
8. Untuk mempertahankan
kehidupannya tumbuhan
harus memindahkan atau
mengangkut zat dari
akar sampai daun dan
dari daun sampai ke
akar. Untuk mengangkut
air dari akar agar sampai
ke daun digunakan
jaringan….
f. Epidermis
g. Kolenkim
h. Parenkim
i. Floem
j. Xylem
C3 E 1
9. Jaringan tumbuhan yang
sel-sel penyusunnya
sudah tidak lagi
mengalami pembelahan
C2 E 1
150
disebut….
f. Jaringan Sklerenkim
g. Jaringan Parenkim
h. Jaringan epidermis
i. Jaringan Meristem
j. Jaringan Dewasa
10. Sifat-sifat jaringan
dewasa adalah sebagai
berikut, kecuali ....
f. Ukuran sel relatif
lebih besar
dibandingkan ukuran
sel meristem
g. Terdiri atas sel-sel
yang hidup dan aktif
memperbanyak diri
h. Sel-sel penyusunan
mengalami penebalan
pada dinding sel
i. Memiliki ruang antar
sel
j. Memiliki vakuola
besar
C3 B 1
11. Pertumbuhan tanaman
menjadi lebih panjang
ke atas dan kebawah
akibat aktivitas dari
jaringan ....
f. Meristem interkalar
g. Parenkim empulur
h. Epidermis batang
C2 E 1
151
i. Meristem lateral
j. Meristem apikal
12. Perhatikan ciri-ciri
berikut!
5) Selnya tersusun rapat
6) Bentuk sel seragam
7) Terdiri dari satu lapis
sel
8) Berfungsi sebagai
pelindung Jaringan
Dengan ciri-ciri diatas
merupakan jaringan....
f. Jaringan epidermis
g. Jaringan sekretoris
h. Jaringan meristem
i. Jaringan parenkim
j. Jaringan kolenkim
C3 A 1
14. Berikut ini yang
membedakan antara sel
kolenkim dan
sklerenkim adalah....
f. Keadaan dinding
selnya
g. Kepadatan selnya
h. Jumlah selnya
i. Ukurannya
j. Bentuknya
C4 A 1
16. Berikut ini yang
termasuk jaringan
dewasa pada tumbuhan
C3 A 1
152
adalah....
3) Epidermis
4) Sklerenkim
5) Kolenkim
6) Parenkim
f. 1, 2, 3, dan 4
g. 1, 2, dan 3
h. 2 dan 4
i. 1 dan 3
j. 4
17. Perhatikanlah ciri-ciri
jaringan berikut :
5) Sifatnya lentur
6) Sel-selnya sudah
tidak aktif
7) Mengalami penebalan
di bagian sudut sel
8) Penebalan selnya dari
lignin
Yang termasuk ciri-ci
jaringan sklerenkim
yaitu….
f. 1, 2, 3, dan 4
g. 1, 2, dan 3
h. 2 dan 4
i. 1 dan 3
j. 4
C3 C 1
18. Berdasarkan
kemampuan
membelahnya, jaringan
tumbuhan dapat
dibedakan menjadi….
C4 C 1
153
f. Jaringan penyokong
dan jaringan
pelindung
g. Jaringan meristem
dan jaringan
parenkim
h. Jaringan dewasa dan
jaringan meristem
i. Jaringan meristem
dan jaringan dasar
j. Jaringan epitel dan
jaringan ikat
19. Jaringan meristem yang
sel-selnya berkembang
dari jaringan dewasa
yang sudah mengalami
diferensiasi adalah….
f. Meristem interskalar
g. Meristem sekunder
h. Meristem primer
i. Meristem lateral
j. Meristem apikal
C2 B 1
23. Sel- sel penyusun
jaringan sklerenkim
yang berbentuk bulat
pendek dan mengandung
zat lignin pada dinding
selnya sehingga bersifat
kaku dan keras
disebut….
f. Sel gabus
C3 C 1
154
g. Trikoma
h. Sklereid
i. Mesofil
j. Fiber
Menjelaska
n sifat totipotensi dan kultur jaringan
7. Dasar teknik kultur
jaringan tumbuhan
adalah adanya sifat
totipotensi sel.
Pernyataan berikut ini
yang benar mengenai
sifat totipotensi sel
yaitu….
f. Sel dapat mengalami
pertumbuhan tanpa
adanya
perkembangan
g. Sel tidak akan mati
jika berada di
lingkungan yang
sesuai
h. Sel dapat
beregenerasi menjadi
tanaman lengkap
i. Sel dapat membelah
membentuk massa sel
j. Sel dapat membelah
dalam waktu cepat.
C2 C 1
15. Suatu tumbuhan yang
ditumbuhkan dengan
metode kultur jaringan
dapat tumbuh pada
C2 B 1
155
media steril dengan
penambahan....
f. Hormon
g. Nutrisi
h. Pupuk
i. Tanah
j. Air
25. Anakan atau tumbuhan
muda yang dihasilkan
pada kultur jaringan
disebut….
f. Kotiledon
g. Globural
h. Eksplan
i. Plantlet
j. In vitro
C3 D 1
26. Berikut ini merupakan
keuntungan penggunaan
kultur jaringan,
kecuali….
f. Bebas menentukan
bagian tumbuhan
yang akan dikultur
g. Dihasilkan banyak
tanaman baru dari
satu jenis tanaman
h. Waktu yang
dibutuhkan relatif
singkat
i. Dihasilkan bibit
unggul yang beragam
j. Tidak membutuhkan
C3 B 1
156
ruang yang luas
27. Jaringan tumbuhan yang
baik digunakan sebagai
eksplan kultur jaringan
adalah jaringan masih
bersifat embrionik.
Dibawah ini yang paling
sesuai di jadikan eksplan
dalam kultur jaringan
adalah….
f. Ujung tanaman
g. Epidermis daun
h. Korteks batang
i. Jaringan gabus
j. Jaringan ikat
C4 A 1
28. Di bawah ini yang
merupakan keuntungan
dari proses kultur
jaringan adalah.…
a. Mudah memperoleh
anakan dengan sifat
sejenis
b. Menghasilkan anakan
dalam jumlah
berlebihan
c. Aplikasi kultur
jaringan mudah
dilaksanakan
d. Menggunakan biaya
yang cukup
terjangkau
e. Membutuhkan tempat
C3 A 1
157
yang luas
29. Manakah yang termasuk
kekurangan dari
pembibitan dengan
teknik kultur jaringan….
a. Dapat dilakukan
oleh petani langsung
di area pertanian
b. Hasil yang
didapatkannya
identik dengan
induknya
c. Dapat diperoleh bibit
dalam jumlah besar
d. Tidak memerlukan
tempat yang luas
e. Tidak tergantung
musim
C3 A 1
30. Zat yang digunakan
untuk sterilisasi eskplan
pada teknik kultur
jaringan adalah….
f. Minyak tanah
g. Zat pemutih
h. Formalin
i. Alkohol
j. Bensin
C4 D 1
Menganalisis struktur dan fungsi jaringan
31. Tubuh tumbuhan
tersusun dari organ-organ
yang terdiri atas….
f. Daun, bunga, buah
g. Akar, batang, daun
C3 B 1
158
pada tumbuhan
h. Bunga, biji, buah
i. Batang, biji, akar
j. Daun, biji, buah
32. Berikut ini yang
membedakan batang
tumbuhan dikotil dan
monokotil antara lain….
f. Batang dikotil
mempunyai
pembuluh, monokotil
tidak
g. Batang monokotil
mempunyai
pembuluh, dikotil
tidak
h. Batang monokotil
berkambium, dikotil
tidak
i. Batang dikotil
berkambium,
monokotil tidak
j. Keduanya tidak
memiliki kambium
C4 D 1
5. Letak berkas pembuluh
angkut pada tumbuhan
monokotil adalah….
f. Teratur dalam
lingkaran
g. Pada epidermis
h. Pada kambium
i. Tersebar
C3 D 1
159
j. Tertutup
13. Bagian daun yang
mengandung klorofil
adalah ....
f. Tulang daun
g. Kutikula
h. Mesofil
i. Xilem
j. Floem
C3 C 1
20. Bagian epidermis yang
termodifikasi dengan
mempunyai bentuk
menonjol di antara sel-
sel epidermis yang lain
disebut….
f. Feloderm
g. Kutikula
h. Lentisel
i. Trikoma
j. Stomata
C3 D 1
21. Jaringan tumbuhan yang
tidak mempunyai
aktivitas untuk
memperbanyak diri dan
sudah mengalami
penebalan dinding
sesuai fungsinya
adalah….
f. Jaringan endodermis
g. Jaringan pelindung
h. Jaringan meristem
C3 E 1
160
i. Jaringan dewasa
j. Jaringan dasar
22. Lubang atau celah
khusus yang terdapat
pada epidermis organ
tumbuhan dan dibatasi
oleh sel khusus atau sel
penutup adalah….
f. Kutikula
g. Trikoma
h. Stomata
i. Xylem
j. Floem
C3 B 1
24. Fungsi utama jaringan
floem adalah….
f. Mengangkut hasil
fotosintesis dari daun
keseluruh tubuh
g. Mengangkut hasil
fotosintesis dari akar
ke daun
h. Penyimpanan
sementara hasil
fotosintesis
i. Sebagai tempat
cadangan makanan
j. Memperkuat jaringan
angkut
C2 D 1
161
LAMPIRAN 7
(Daftar Pertanyaan Wawancara)
162
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1. Identitas diri.
2. Sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
biologi khususnya materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan ?
3. Bagaimana kondisi suasana kelas ketika peserta didik mengikuti
pembelajaran ?
4. Model pembelajaran apa yang diterapkan pada proses pembelajaran ?
5. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung proses pembelajaran?
6. Bagaimana hasil belajar peserta didik ?
163
LAMPIRAN 8
(Daftar Hadir)
(Daftar Nilai)
164
DAFTAR HADIR KELAS EKSPERIMEN
NO. NAMA
PERTEMUAN
1 2 3 4 5
1 PD1
2 PD2
3 PD3
4 PD4
5 PD5
6 PD6
7 PD7
8 PD8
9 PD9
10 PD10
11 PD11
12 PD12
13 PD13
14 PD14
15 PD15
16 PD16
17 PD17
18 PD18
19 PD19
165
20 PD20
21 PD21
22 PD22
23 PD23
24 PD24
25 PD25
26 PD26
27 PD27
28 PD28
29 PD29
30 PD430
166
167
168
169
170
LAMPIRAN 9
(Hasil Analisis Data)
171
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest Eksperimen 30 30 70 53.97 11.146
Posttest Eksperimen 30 77 100 85.37 6.173
Pretest Kontrol 30 23 67 41.87 11.855
Posttest Kontrol 30 67 87 75.27 5.663
Valid N (listwise) 30
Descriptives
kelas Statistic
Std.
Error
hasil belajar pretest eksperimen Mean 53.97 2.035
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 49.80
Upper Bound 58.13
5% Trimmed Mean 54.35
Median 57.00
Variance 124.240
Std. Deviation 11.146
Minimum 30
Maximum 70
Range 40
Interquartile Range 12
Skewness -.528 .427
Kurtosis -.507 .833
posttest eksperimen Mean 85.37 1.127
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 83.06
Upper Bound 87.67
5% Trimmed Mean 85.09
Median 87.00
Variance 38.102
Std. Deviation 6.173
Minimum 77
Maximum 100
Range 23
Interquartile Range 10
Skewness .329 .427
172
Kurtosis -.503 .833
pretest kontrol Mean 41.87 2.164
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 37.44
Upper Bound 46.29
5% Trimmed Mean 41.59
Median 41.50
Variance 140.533
Std. Deviation 11.855
Minimum 23
Maximum 67
Range 44
Interquartile Range 21
Skewness .264 .427
Kurtosis -.761 .833
posttest kontrol Mean 75.03 1.023
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 72.94
Upper Bound 77.13
5% Trimmed Mean 74.89
Median 75.00
Variance 31.413
Std. Deviation 5.605
Minimum 67
Maximum 87
Range 20
Interquartile Range 10
Skewness .212 .427
Kurtosis -.916 .833
Tests of Normality
kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
hasil belajar pretest eksperimen .141 30 .135 .941 30 .099
posttest eksperimen .141 30 .132 .937 30 .075
pretest kontrol .126 30 .200* .959 30 .284
posttest kontrol .149 30 .089 .938 30 .079
173
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
hasil belajar Based on Mean .245 1 58 .623
Based on Median .101 1 58 .752
Based on Median and with
adjusted df .101 1 52.723 .752
Based on trimmed mean .271 1 58 .605
TAHAP 1
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: PostTest
Source
Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Partial Eta
Squared
Corrected Model 1609.357a 3 536.452 15.361 .000 .451
Intercept 18542.797 1 18542.797 530.979 .000 .905
kelas .155 1 .155 .004 .947 .000
PreTest 12.757 1 12.757 .365 .548 .006
kelas * PreTest 69.822 1 69.822 1.999 .163 .034
Error 1955.627 56 34.922
Total 390611.000 60
Corrected Total 3564.983 59
a. R Squared = .451 (Adjusted R Squared = .422)
174
Parameter Estimates
Dependent Variable: PostTest
Parameter B Std. Error t Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Intercept 77.557 4.023 19.279 .000 69.498 85.616
[kelas=eksperimen] .450 6.751 .067 .947 -13.074 13.974
[kelas=kontrol] 0a . . . . .
PreTest -.055 .093 -.591 .557 -.240 .131
[kelas=eksperimen] * PreTest .191 .135 1.414 .163 -.080 .462
[kelas=kontrol] * PreTest 0a . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
TAHAP 2
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: PostTest
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Partial Eta
Squared
Corrected Model 2490.447a 2 1245.224 66.054 .000 .699
Intercept 12721.183 1 12721.183 674.810 .000 .922
PreTest 960.297 1 960.297 50.940 .000 .472
kelas 395.208 1 395.208 20.964 .000 .269
Error 1074.536 57 18.852
Total 390611.000 60
Corrected Total 3564.983 59
a. R Squared = .699 (Adjusted R Squared = .688)
Parameter Estimates
Dependent Variable: PostTest
Parameter B Std. Error t Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Intercept 60.461 2.221 27.225 .000 56.014 64.908
PreTest .354 .050 7.137 .000 .254 .453
[kelas=eksperimen] 5.821 1.271 4.579 .000 3.275 8.367
[kelas=kontrol] 0a . . . . .
175
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
hasil belajar * kelas Crosstabulation
Count
kelas
Total
pretest
eksperimen
posttest
eksperimen pretest kontrol posttest kontrol
hasil belajar 23 0 0 2 0 2
27 0 0 1 0 1
30 1 0 5 0 6
33 1 0 2 0 3
37 2 0 4 0 6
40 2 0 1 0 3
43 0 0 2 0 2
47 1 0 3 0 4
50 5 0 3 0 8
53 2 0 4 0 6
57 4 0 0 0 4
60 5 0 1 0 6
63 1 0 1 0 2
67 4 0 1 4 9
70 2 0 0 6 8
73 0 0 0 4 4
77 0 5 0 6 11
80 0 5 0 6 11
83 0 4 0 3 7
87 0 6 0 1 7
90 0 6 0 0 6
93 0 2 0 0 2
97 0 1 0 0 1
100 0 1 0 0 1
Total 30 30 30 30 120
176
LAMPIRAN 10
(Dokumentasi Penelitian)
177
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Kegiatan awal
a. Motivasi
2. Kegiatan inti
a. Pengumpulan data
178
b. Pemprosesan data
c. Mengkomunikasikan
179
3. Penutup
180
LAMPIRAN 11
(Persuratan)
181
182
183
184
185
186
187
188
189
RIWAYAT HIDUP
Kasrina Nur Zain. Dilahirkan pada hari sabtu tanggal 21 Juni
1997 di Desa Kalebarembeng Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Putri keempat dari
pasangan Zainuddin dan Kasma. Penulis memulai jenjang
pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal pada tahun
2002 dan tamat pada tahun 2003. Pada tahun itu juga, penulis melanjutkan
pendidikan ke SDN Barembeng I dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang
sama (2009) penulis melanjutkan pendidikan ke SMP PGRI Barembeng dan tamat
pada tahun 2012, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMA NEGERI 1
Bontonompo dan menyelesaikan pendidikan tahun 2015. Dengan izin Allah, pada
tahun 2015 peneliti kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan
Alhamdulillah peneliti berhasil diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa melalui
jalur one day service di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi, Program
Strata 1 (S1).
Top Related