PENGARUH PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO BANK
SYARIAH INDONESIA (BSI) KCP MUARA BULIAN
TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI
KECAMATAN MUARA BULIAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar
Sarjana
Ekonomi
Oleh:
NURUL MA’RIFAH ENGGET
NIM. 502171904
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN
JAMBI
2021 M / 1441 H
ii
iii
MOTTO
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan.” (Q.S. Al-Ma’idah 2)
iv
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Ya Allah atas izin-Mu ku selesaikan tugasku, lika-liku perjalanan ku
menuju kesuksesan yang tak luput dari cobaan yang penuh maghifiroh dan
hidayah-Mu, serta dengan berucap syukur yang mendalam
alhamdulillahirobbilalamin ku persembahkan skipsi ini untuk:
Kedua orang tuaku ayahanda (Abulrahman S.Ag) dan ibunda (Rita
Anggraini) yang sangat saya sayang, yang telah berkorban memberikan
semangat serta tumpahan keringat dan limpahan kasih sayang untuk aku bisa
berjuang dan berhasil hingga dititik ini, hingga akhir hayat ku pun tak akan
pernah bisa terbalas segala pengorbanannya.
Kedua adikku (Muhammad Fatahillah dan Toriq Zayyadi) yang selalu
merubah suasana dirumah, juga dapat memotivasi kakaknya agar bisa
memberikan contoh yang baik kepada mereka.
Kepada seluruh anggota keluarga besar Mazni Dani Syam dan Datuk Engget
yang telah memberi sebuah senyuman dikala saya ingin menangis, memberikan
saya harapan yang besar sehingga saya bisa maju hingga detik ini.
Kepada Anisa Gustri Yani, sahabatku yang sudah mau menemaniku dan
mendampingi ku susah dan senang dalam proses pencarian sampel, wawancara
dan lainnya.
Kepada sahabat seperjuangan ku (Puji, Sisi, Rudi, Hafiz,Windi, Riyan,
Lintang, Meiril, Nita, Alen, Wela, Windi, Nahla, Lastri dan Naning) yang
menjadi motivasi ku untuk maju terus dan berjuang bersama serta saling
mendoakan satu sama lain.
vi
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian”. Penelitian ini bertujuan (1)
untuk mengetahui pengaruh pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian terhadap perkembangan usaha mikro
di Kecamatan Muara Bulian (2) untuk melihat perbedaan perkembangan
yang dimiliki setiap Usaha Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan
Kelurahan Rengas Condong sebelum dan sesudah menjadi nasabah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan data
penelitian yang diperoleh dari kuesioner dengan mengambil sampel
sebanyak 50 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi linear sederhana dan uji beda (komparasi) dengan
menggunakan SPSS Versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembiayaan warung mikro berpengaruh secara persial yaitu thitung 2,588 >
ttabel 2,010. Dimana hal itu menunjukkan pengaruh yang signifikan antara
pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Muara Bulian. Dalam uji
Wilcoxon yang dilakukan menunjukkan setiap indikator perkembangan
memiliki nilai probabilitas (p) > 0,05 yang artinya seluruh indikator
perkembangan usaha memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum
dan sesudah pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian. Perkembangan usaha mikro itu terjadi pada
peningkatan modal usaha sebesar 49 orang (98%), peningkatan tenaga
kerja sebesar 31 orang (62%), penambahan cabang baru sebesar 10 orang
(20%), peningkatan pendapatan 45 orang (90%) dan adanya peningkatan
asset usaha sebesar 46 orang (92%) setelah melakukan pembiayaan
warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
Kata Kunci : Pembiayaan Warung Mikro, Bank Syariah Indonesia (BSI)
Perkembangan Usaha Mikro
vii
Abstract
This thesis is entitled "The Influence of Bank Syariah Indonesia (BSI)
Micro Stalls Financing KCP Muara Bulian on Micro Business
Development in Muara Bulian District". This study aims (1) to determine
the effect of micro-shop financing at Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian on the development of micro-businesses in Muara Bulian
(2) to see the differences between the development Micro Enterprises in
Muara Bulian and Rengas Condong Villages before and after becoming a
customer of the Indonesian Sharia Bank (BSI) KCP Muara Bulian Micro
Warung Financing. This thesis uses quantitative research methods with
research data obtained from a questionnaire by taking 50 samples. The
data analysis used in this research is simple linear regression and
different test using SPSS Version 22. The results of this study indicate that
the financing of micro shops has a partial effect, namely tcount 2.588> ttable
2.010. Where it shows a significant influence between the financing of
micro stalls of Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian on the
Development of Micro Businesses in Muara Bulian. In the Wilcoxon test
carried out, it shows that each development indicator has a probability
value (p)> 0.05, which means that all indicators of business development
have a significant difference between before and after the micro financing
at Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian. The development of
the micro business occurred in an increase in business capital by 49
people (98%), an increase in the workforce of 31 people (62%), the
addition of new branches by 10 people (20%), an increase in income of 45
people (90%) and an increase in business assets by 46 people (92%) after
a micro financing by Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
Key Words : Micro Financing, Bank Syariah Indonesia (BSI),
Development of Micro Bussinesses.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam
dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan. Skripsi ini diberi judul
“Pengaruh Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia KCP Muara
Bulian Terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara
Bulian”. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan
rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam
penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan
dan bimbingan yang diberikan oleh Bapak Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk., MM
dan Bapak Ahsan Putra Hafiz, S.HI., M.EI, selaku pembimbing satu dan dua,
maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi, MA., Ph. D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Bapak Prof. A.A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi, Ibu Dr. Rafidah, SE., ME.I, selaku Wakil Dekan I Ibu
Titin Agustin Nengsih, M.Si., Ph.D Wakil Dekan II, Bapak Dr. Sucipto., MA,
Wakil Dekan III.
ix
3. Bambang Kurniawan, S.P., M.E dan Bapak Muhammad Subhan, M.E., Sy.
selaku Ketua jurusan dan sekretaris jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk., MM dan Bapak Bapak Ahsan Putra
Hafiz, S.HI., M.EI, selaku pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
7. Bapak dan Ibu Karyawan/Karyawati di Bank Syariah Indonesia KCP Muara
Bulian selaku mitra saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
8. Bapak dan Ibu Usaha Mikro di Muara Bulian selaku responden yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Mei 2021
Penulis
Nurul Ma’rifah Engget
NIM 502171904
x
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................... .ii
NOTA DINAS ........................................................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO ................................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 10
C. Batasan Masalah........................................................................................ 11
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 12
F. Manfaat penelitian ..................................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kerangka Teori .................................................................................................. 15
B. Kerangka Pemikiran.......................................................................................... 36
C. Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian ................................................................................................ 39
B. Jenis Penelitian .................................................................................................. 39
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 40
D. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 41
F. Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 43
G. Metode Analisis Data ................................................................................ 45
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................ 54
B. Hasil Penelitian .................................................................................................. 66
C. Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 88
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 97
B. Saran ................................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Data UMKM Kabupaten/Kota Se Provinsi Jambi Per 31
Oktober 2020 ...................................................................................................... .3
Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten
Batanghari 2015-2020 ................................................................................................. 5
Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah Nasabah yang aktif dan Jumlah Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian 2015-2020 ............. 9
Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah .......................................... 16
Tabel 2.2 Karakteristik UMKM dan Usaha Besar ................................................. 17
Tabel 2.3 Studi Relevan ............................................................................................ 32
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Dengan Skala Likert ............................................... 42
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Skala Ordinal ............................................... 44
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Skala Nominal dengan Wawancara .......... 45
Tabel 4.1 Skema Alur Pembiayaan Warung Mikro ............................................... 59
Tabel 4.2 Plafon Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian ..................................................................................................... 60
Tabel 4.3 Data Karyawan di Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
...................................................................................................................................... 64
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 65
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................................... 65
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ............................. 66
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ............................ 68
Tabel 4.8 Skor Angket untuk variabel X (Pembiayaan Warung Mikro) ............ 68
Tabel 4.9 Skor Angket untuk variabel Y (Perkembangan Usaha Mikro) ........... 71
Tabel 4.10 Variabel X (Pembiayaan Warung Mikro ............................................. 73
xiii
Tabel 4.11 Variabel Y (Perkembangan Usaha Mikro) .......................................... 73
Tabel 4.12 Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Pembiayaan Warung Mikro) ........ 74
Tabel 4.13 Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Pembiayaan Warung Mikro) ........ 75
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas............................................................................... 76
Tabel 4.15 Hasil Uji Linearitas ANOVA Table ..................................................... 77
Tabel 4.16 Hasil Olahan SPSS Versi 22 Uji Regresi Linier Sederhana ............. 78
Tabel 4.17 Hasil Olahan SPSS Versi 22 Uji Hipotesis ......................................... 80
Tabel 4.18 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 81
Tabel 4.19 Hasil Paired Sampel Statistik Modal ................................................... 83
Tabel 4.20 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test ............................................... 85
Tabel 4.21 Hasil Uji Test Statistics .......................................................................... 86
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 37
Gambar 4.1 Skema Alur Pembiayaan Warung Mikro ...................................... 59
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian . 63
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang
peranan penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian
nasional.1 Salah satu faktor yang membuat UMKM menjadi penyangga
utama perekonomian di Indonesia yaitu usaha ini dapat bertahan di kondisi
yang sulit sekalipun. UMKM telah terbukti menunjukkan eksistensinya
karena telah mampu bertahan di tengah krisis ekonomi yang menerpa pada
periode tahun 1997-1998. Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan,
pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang,
justru terus meningkat.2 Fenomena ini menjelaskan bahwa UMKM
merupakan usaha yang produktif untuk dikembangkan bagi mendukung
perkembangan ekonomi secara mikro dan makro di Indonesia.3 Data yang
diberikan Kementrian Koperasi dan Usaha Republik Indonesia
menyebutkan jumlah UMKM pada tahun 2019 mengalami perkembangan
dari tahun sebelumnya yang hanya 64,19 juta unit menjadi 65,60 juta unit.4
Berdasarkan angka tersebut membuktikan bahwa UMKM mampu
berkembang pesat. Eksistensi UMKM juga terlihat pada Provinsi Jambi.
Dimana UMKM Provinsi Jambi memiliki peranan sebagai penggerak roda
perekonomian Provinsi Jambi.5 Perkembangan UMKM di Provinsi Jambi
dapat ditunjukkan dalam tabel 1.1 berikut:
1 Bank Indonesia, Profil Bisnis UMKM, (2015), hlm. 1.
2 Yuli Rahmini Suci, Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di
Indonesia. Jurnal, Vol. 6, 2017 hlm. 51. 3 Yuli Rahmini Suci, Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menegah) di
Indonesia). Vol. 6, 2017 hlm. 51. 4 “Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah - kemenkopukm.go.id,” diakses
16 Mei 2021, https://www.kemenkopukm.go.id/data-umkm. 5 “Badan Pusat Statistik,” diakses 5 Mei 2021,
https://jambi.bps.go.id/publication/2019/07/26/212dda2d9b5e3fb1e3099960/potensi-peningkatan-
kinerja-usaha-mikro-kecil-provinsi-jambi.html.
3
Tabel 1.1
Rekapitulasi Data UMKM Kabupaten/Kota Se Provinsi Jambi
Per 31 Oktober 2020
Sumber : Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jambi, 2020
No Kabupaten/Kota Kriteria
Asset Omset Mikro Kecil Menengah Jumlah
1 Kota Jambi 7.257 3.506 - 10.763 215,260,000,000 233,134,200,000
2 Batanghari 3.496 281 17 3.794 104,894,404,070 547,836,010,000
3 Muaro Jambi 1.297 459 1 1.757 62,857,251 263,129,840
4 Tanjab Barat 7.068 1.042 - 8.110 90,498,334,200 125,705,000,000
5 Tanjab Timur 11.083 1.884 253 13.220 434,040,000,000 8,139,750,000
6 Tebo 1.416 268 233 1.917 79,905,100,000 1,137,341,300,000
7 Bungo 2.216 881 290 3.387 25,866,250,000 41,908,100,000
8 Sarolangun 3.739 5 35 3.779 153,665,500,000 8,139,750,000
9 Merangin 2.846 678 13 3.539 276,302,025,917 868,836,938,868
10 Kerinci 1.857 1.088 125 12.070 386,400,000,000 396,060,000,000
11 Kota Sungai Penuh 7.461 1.127 184 8.772 709,045,0650,443 706,209,865,616
Jumlah 58.738 11.219 1.151 71.106 2,475,940,121,881 4,074,574,044,324
Tahun 2019 123.160 14.170 1.140 138.470 1,923,348,427,979 3,830,798,829,845
Perkembangan (%) -0.52 -0.21 0.01 -0.46 0.29 0.06
4
UMKM di Provinsi Jambi telah memberikan dampak yang positif.
Dampak khusus yang diberikan oleh UMKM pada Provinsi Jambi yaitu
sumbangnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus
mengurangi pengangguran dan menciptakan nilai tambah dalam
PDB/PDRB.6 Walaupun berdasarkan data yang diberikan oleh Dinas
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jambi memperlihatkan
perkembangan jumlah UMKM yang menurun diakibatkan pandemi.
Namun jika kita lihat pada omset dan asset yang dihasilkan, UMKM di
Provinsi Jambi memiliki perkembangan dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2020 asset yang dipunya oleh UMKM di Provinsi Jambi mengalami
perkembangan 0,29% dari tahun sebelumnya yang hanya 1,9 Triliun
menjadi 2,4 Triliun. Untuk omset yang dihasilkan oleh UMKM di Provinsi
Jambi juga mengalami perkembangan 0,06% dari tahun sebelumnya yang
hanya 3,8 Triliun menjadi 4,07 Triliun. Hal itu menunjukkan kontribusi
yang nyata diberikan oleh UMKM di Provinsi Jambi dalam PDB/PDRB.
Kabupaten Batanghari sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi
yang memilki jumlah penduduk 275 Ribu jiwa memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap Provinsi.7 Dapat dilihat dari tabel 1.1, jumlah
UMKM di Kabupaten Batanghari sebanyak 3.794 unit usaha yang terdiri
dari 3.496 Usaha Mikro, 281 Usaha Kecil, dan 17 Usaha Menengah.
Walaupun jumlah UMKM di Kabupaten Batanghari tidak sebanyak di
Kabupaten/Kota lainnya. Tetapi omset yang dihasilkan UMKM di
Kabupaten Batanghari pada tahun 2020 mencapai angka 547 Miliar.
Angka tersebut lebih tinggi dari pada omset yang dihasilkan oleh Kota
Jambi yang hanya mencapai 233 Miliar pada tahun 2020. Hal itu
menunjukkan distribusi UMKM yang baik di Kabupaten Batanghari
terhadap perekonomian daerah.
6 “Badan Pusat Statistik,” diakses 5 Mei 2021,
https://jambi.bps.go.id/publication/2019/07/26/212dda2d9b5e3fb1e3099960/potensi-peningkatan-
kinerja-usaha-mikro-kecil-provinsi-jambi.html. 7 “BPS Kabupaten Batang Hari,” diakses 5 Mei 2021,
https://batangharikab.bps.go.id/dynamictable/2020/07/09/76/jumlah-penduduk-menurut-jenis-
kelamin-di-kabupaten-batang-hari-2011-2020.html.
5
Tabel 1.2
Rekapitulasi Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Batanghari 2015-2020
No Kecamatan
Usaha Mikro Jumlah Jumlah
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Asset (2015-
2018)
Omset (2015-
2018)
Asset (2019-
202) Omset (2019-2020)
1 Muara Bulian 838 838 838 838 3090 3090 46.098.064.301 155.406.183.500 77.247.087.801 258.560.693.521
2 Pemayung 812 812 812 812 2519 2519 33.077.969.840 75.739.185.000 51.377.169.840 172.564.685.720
3 Bajubang 774 774 774 774 1520 1520 31.383.790.000 57.277.408.475 49.341.100.000 154.663.383.475
4 Muaro
Tembesi
355 355 355 355 2106 2106 5.341.100.000 14.347.960.000 37.816.702.820 214.849.760.002
5 Batin XXIV 539 539 539 539 790 790 24.630.300.000 45.220.350.000 15.816.630.000 53.687.150.000
6 Muaro Sebo
Ilir
147 147 147 147 439 439 18.179.400.000 47.600.670.000 8.403.230.000 23.669.550.000
7 Muaro Sebo
Ulu
133 133 133 133 373 373 8.539.078.000 12.785.070.000 9.405.448.300 20.506.570.000
8 Mersam 251 251 251 251 609 609 8.191.085.000 23.737.858.618 11.124.885.000 35.681.278.618
Jumlah 3.849 3.849 3.849 3.849 11.446 11.446 175.431.787.141 432.114.685.595 260.532.253.761 934.183.071
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Batanghari.
6
Muara Bulian sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Batanghari
berdasarkan data yang tercatat oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan
Menegah UMKM Kabupaten Batanghari, Kecamatan Muara Bulian
memiliki sebanyak 3090 unit Usaha Mikro. Kecamatan Muara Bulian
merupakan salah satu daerah yang paling didominasi oleh Usaha Mikro
terbanyak dari daerah lainnya. Dapat dilihat dari data, jumlah Usaha Mikro
di Kecamatan Muara Bulian tidak terlihat mengalami peningkatan pada
tahun 2015 – 2018 yaitu sejumlah 838 unit Usaha Mikro, sementara pada
tahun pada tahun 2019 – 2020 meningkat pesat hingga sejumlah 3090 unit
Usaha Mikro. Hal tersebut membuat omset dan asset yang dihasilkan oleh
Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian juga tidak mengalami
perubahan pada tahun 2015-2018 yang hanya menghasilkan asset sebesar
Rp. 46.089.064.301,00 dan omset sebesar Rp. 155.406.183.500,00. Tetapi
jumlah tersebut mampu meningkat pesat pada tahun 2019 – 2020 yang
meningkat dengan aset sebesar Rp. 77.247.087.801,00 dan omset sebesar
Rp. 258.560.693.521,00. Hal ini dapat memperlihatkan adanya jarak
perbedaan yang cukup besar antara perkembangan jumlah Usaha Mikro
sekaligus asset dan omset yang dihasilkannya. Dimana asset dan omset
merupakan tolak ukur dari sebuah perkembangan UMKM. Tolak ukur
tingkat keberhasilan dan perkembangan usaha dapat dilihat dari
peningkatan modal, peningkatan omset penjualan, tenaga kerja, cabang
usaha, pendapatan/keuntungan.8 Ukuran dalam menentukan kinerja usaha
mikro juga dapat diukur dengan nilai asset usaha.9 Pada penelitian yang
dilakukan ini berfokus pada Kecamatan Muara Bulian yaitu merupakan
kecamatan yang mendominasi Usaha Mikro di Kabupaten Batanghari.
Selain itu penelitian ini juga berfokus pada Kelurahan Muara Bulian dan
Rengas Condong. Dimana daerah tersebut merupakan daerah yang dekat
8 Muhammad Sholeh, Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan (Semarang: UNDIP, 2008), hlm. 25. 9 Mochamad Rachman, Peran Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kudus Dalam
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kudus. Jurnal, Vol 3. Desember
2015, hlm. 278
7
dengan pusat pemerintahan Kabupaten Batanghari, dan merupakan daerah
aktif kegiatan sehari-hari yang menjadi titik aktif bagi para pelaku UMKM
non-pertanian di Kabupaten Batanghari.
UMKM sebagai penggerak roda perekonomian Provinsi Jambi
khususnya Kabupaten Batanghari yang memiliki peran yang sangat
signifikan ini juga tidak terlepas dari berbagai permasalahan dan
hambatan. Permasalahan dan hambatan yang ditemui salah satunya yaitu
terbatasnya modal yang juga merupakan tolak ukur adanya perkembangan
usaha. Dikarenakan faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan
kegiatan bisnis adalah modal. Besar kecilnya modal akan berpengaruh
terhadap perkembangan usaha dalam pencapaian pendapatan.10
Modal
usaha merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan
tingkat laba usaha dan juga volume produksi.11
Permasalahan modal kerja
ini menjadi masalah yang lumayan serius dimana jika terjadi keterbatasan
modal kerja dapat menyebabkan sulitnya para pelaku UMKM dalam
meningkatkan usahanya.12
Melihat fenomena tersebut, Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai
salah satu lembaga keuangan yang berlandaskan prinsip syariah yang kini
tumbuh dengan pesat ikut serta dalam memberikan kontribusinya untuk
meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Sesuai
dengan tujuan dari bank syariah yang tercantum dalam Undang-Undang
RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang menyebutkan
bahwa tugas Bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk lainnnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
10
Bambang Riyanto, Dasar Dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4 (Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2001), hlm. 48. 11
Rahmatia Rahmatia, Madris Madris, dan Sri Undai Nurbayani, Pengaruh Modal Usaha,
Tenaga Kerja Dan Lama Usaha Terhadap Laba Usaha Mikro Di Kota Palopo Provinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal, Vol 4 No. 2 . 25 Januari 2019 hlm. 44 12
Rahmatia Rahmatia, Madris Madris, dan Sri Undai Nurbayani, Pengaruh Modal Usaha,
Tenaga Kerja Dan Lama Usaha Terhadap Laba Usaha Mikro Di Kota Palopo Provinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal, Vol 4 No. 2 . 25 Januari 2019 hlm. 45
8
rakyat.13
Bank Syariah Indonesia juga turut mendukung pengembangan
potensi UMKM yaitu dengan memberikan fasilitas produk pembiayaan.
Bank Syariah Indonesia (BSI) memberikan fasilitas produk
pembiayaan yang disebut dengan Pembiayaan Warung Mikro. Produk
pembiayaan warung mikro terdiri dari produk Pembiayaan Usaha Mikro
(PUM) dan produk Pembiayaan Serbaguna Mikro (PSM).14
Dimana
Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) ditujukan kepada nasabah wiraswasta
atau pedagang. Sedangkan Pembiayaan Serbaguna Mikro (PSM) ditujukan
kepada nasabah Wiraswasta dan Pegawai.15
Warung Mikro sendiri
menyediakan pinjaman bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dengan plafon pembiayaan dari Rp.10.000.000,00 sampai
dengan Rp.200.000.000,00.16
Sebelum melakukan merger perusahaan, Bank Syariah Mandiri KCP
Muara Bulian atau yang kini lebih akrab dikenal dengan Bank Syariah
Indonesia KCP Muara Bulian yang diresmikan pada tanggal 09 November
2012 yang beralamat di Jl. Lintas Muara Bulian – Tembesi KM 5 No. 17,
Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten
Batanghari Provinsi Jambi. Salah satu kantor cabang pembantu di Provinsi
Jambi yang memberikan pembiayaan kepada para UMKM berbentuk
produk pembiayaan Warung Mikro. Bank Syariah Indonesia Warung
Mikro KCP Muara Bulian ini turut membiayai sektor unggulan mereka
seperti Rumah Makan (RM), Kos-Kosan, Perkebunan Sawit, Usaha
Laundry dan Toko Kelontong.17
Melalui Warung Mikro, Bank Syariah
Indonesia (BSI) Muara Bulian yang hingga saat ini menjadi satu-satunya
13
“Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,” diakses 26
November 2020, https://www.ojk.go.id/waspada-investasi/id/regulasi/Pages/Undang-Undang-
Nomor-21-Tahun-2008-Tentang-Perbankan-Syariah.aspx. 14
Wawancara dengan Saudara Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship
Manager pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020. 15
“Pembiayaan Serbaguna Mikro | Bank Syariah Mandiri,” diakses 26 November 2020,
https://www.mandirisyariah.co.id/business-banking/micro-banking/pembiayaan-serbaguna-mikro. 16
Wawancara dengan Saudara Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship
Manager pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020. 17
Wawancara dengan Saudara Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship
Manager pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020.
9
Bank Syariah di Muara Bulian diharapkan dapat membantu para pelaku
UMKM dalam mengatasi masalah permodalan sehingga para UMKM
mampu menggali potensi, meningkatkan pendapatan serta
mengembangkan usahanya dengan cara syariah.
Tabel 1.3
Perkembangan Jumlah Nasabah yang aktif dan Jumlah Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian 2015-
2020
Tahun Jumlah
Nasabah (Aktif)
Jumlah
Pembiayaan
2015 2 115,000,000.00
2016 8 1,165,000,000.00
2017 17 1,755,000,000.00
2018 70 7,106,000,000.00
2019 144 8,804,658,207.14
2020 20 1,008,400,000.00
TOTAL 262 20,014,058,207.14
Sumber :Data Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian, 2020
Tabel 1.3 menjelaskan perkembangan jumlah nasabah yang aktif
hingga saat ini dan jumlah pembiayaan Warung Mikro yang diberikan
Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian pada periode 2015-2020.
Berdasarkan tabel, jumlah nasabah yang aktif dari tahun 2015 hingga
tahun 2019 mengalami peningkatan yang besar. Peningkatan jumlah
nasabah dan pembiayaan terlihat terhenti pada tahun 2020 dikarenakan
Bank Syariah Indonesia (BSI) menutup sementara pembiayaan Warung
Mikro dari April hingga Desember yang dikarenakan Pandemi Covid-19
yang kini tengah melanda. Namun hal itu tidak menghalangi fakta bahwa
masih banyak para pelaku Usaha Mikro di Kabupaten Batanghari
khusunya Kecamatan Muara Bulian khususnya Kelurahan Muara Bulian
dan Rengas Condong yang membutuhkan bantuan berbentuk modal dari
10
lembaga keuangan bank. Khususnya membutuhkan bantuan dari Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian yang saat ini menjadi bank syariah
satu-satunya yang bercabang di Kabupaten Batanghari tersebut. Tidak
hanya modal yang dapat mengukur titik pencapaian kesuksesan suatu
usaha, dimana tolak ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan usaha
dapat dilihat dari peningkatan modal, peningkatan omset penjualan, tenaga
kerja, cabang usaha, pendapatan/keuntungan.18
Ukuran dalam menentukan
kinerja usaha mikro juga dapat diukur dengan nilai asset usaha.19
Jika kita
lihat dari tolak ukur kinerja usaha dan perkembangan diatas, maka dapat
dilihat bahwa tidak seluruh jenis usaha dapat disamakan letak
perkembangan usahanya. Maka didalam penelitian yang akan dilakukan
ini ingin melihat pengaruh Pembiayaan Warung Mikro terhadap
perkembangan usaha mikro dan ingin melihat perbedaan titik pencapaian
kesuksesan yang telah dicapai oleh Usaha Mikro setelah menjadi Nasabah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melihat seberapa
jauh pengaruh yang diperoleh dari pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian terhadap perkembangan UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah) yang ada di Kecamatan Muara Bulian.
Maka penulis mengambil judul “Pengaruh Pembiayaan Warung Mikro
Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu:
18
Muhammad Sholeh, Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan (Semarang: UNDIP, 2008), hlm. 25. 19
Mochamad Rachman, Peran Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kudus Dalam
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kudus. Jurnal, Vol 3. Desember
2015, hlm. 278
11
1. Perkembangan jumlah UMKM di Provinsi Jambi mengalami penurun
dikarenakan pandemic Covid-19.
2. Adanya jarak perbedaan yang cukup besar antara perkembangan
jumlah Usaha Mikro pada tahun 2015 – 2018 dengan jumlah Usaha
Mikro pada tahun 2019 – 2020 di Kecamatan Muara Bulian.
3. Adanya jarak perbedaan yang cukup besar antara perkembangan
jumlah asset Usaha Mikro pada tahun 2015-2018 dengan jumlah asset
Usaha Mikro pada tahun 2019-2020.
4. Adanya jarak perbedaan yang cukup besar antara perkembangan
jumlah omset Usaha Mikro pada tahun 2015 – 2918 dengan jumlah
asset Usaha Mikro pada tahun 2019 – 2020.
5. Adanya pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Kecamatan
Muara Bulian khususnya Kelurahan Muara Bulian dan Kelurahan
Rengas condong yang memiliki permasalahan dan hambatan berupa
terbatasnya permodalan yang dimiliki pelaku UMKM.
6. Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian sebagai satu-satunya
bank syariah di Kabupaten Batanghari.
7. Adanya penurunan jumlah nasabah pada tahun 2020 dikarenakan Bank
Syariah Indonesia (BSI) menutup sementara pembiayaan Warung
Mikro dari April hingga Desember yang dikarenakan Pandemi Covid-
19 yang kini tengah melanda.
8. Tidak hanya modal yang menjadi tolak ukur perkembangan suatu
usaha, tetapi terdapat peningkatan omset penjualan, tenaga kerja,
cabang usaha, pendapatan/keuntungan dan asset usaha.
9. Bank Syariah Indonesia (BSI) belum memiliki pasar yang besar di
Kecamatan Muara Bulian.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan
yang dimaksud, maka penulis membatasi ruang lingkup objek penelitian
ini. Dimana di Kabupaten Batanghari terdapat 8 kecamatan, 14 Kelurahan
12
dan 110 Desa dengan populasi UMKM sejumlah 3.090, maka peneliti
membatasi penelitian ini hanya berfokus pada Kecamatan Muara Bulian.
Dimana didalam penelitian ini mengambil Kelurahan Muara Bulian dan
Rengas Condong sebagai tempat penelitian. Selain itu karena ada banyak
golongan usaha di Kecamatan Muara Bulian yaitu Kelurahan Muara
Bulian dan Rengas Condong yang terdiri dari Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. Maka peneliti membatasi penelitian ini hanya berfokus pada
Usaha Mikro saja sebagai usaha yang mendominasi di Kecamatan Muara
Bulian khususnya Kelurahan Muara Bulian dan Rengas Condong. Oleh
karena itu penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh pembiayaan
warung mikro Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian terhadap
perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, ada beberapa masalah yang dapat
diungkapkan terkait dengan pengaruh pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian terhadap perkembangan
Usaha Mikro, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian berpengaruh terhadap perkembangan Usaha
Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan Rengas Condong?
2. Apakah ada perbedaan perkembangan yang dimiliki setiap Usaha
Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan Kelurahan Rengas Condong
sebelum dan sesudah menjadi nasabah Pembiayaan Warung Mikro
Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian?
E. Tujuan Penelitian
Dari pokok masalah yang dirumuskan diatas maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah:
13
1. Untuk mengetahui pengaruh Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian terhadap perkembangan
Usaha Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan Kelurahan Rengas
Condong.
2. Untuk melihat perbedaan perkembangan yang dimiliki setiap Usaha
Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan Kelurahan Rengas Condong
sebelum dan sesudah menjadi nasabah Pembiayaan Warung Mikro
Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
F. Manfaat penelitian
Adapaun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, bagi pihak
terkait, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah
khasanah ilmu pengetahuan dan informasi khususnya mengenai
Pembiayaan Warung Mikro dari Bank Syariah Indonesia sebagai
upaya untuk meningkatkan potensi UMKM.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai kondisi dan permasalahan UMKM khususnya
di Kecamatan Muara Bulian.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang masalah yang diteliti.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu pengetahuan
bagi kalangan akademisi dan sebagai bahan referensi bagi peneliti
sebelumnya.
c. Bagi Masyarakat
14
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai pengaruh pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia terhadap perkembangan Usaha Mikro.
d. Sebagai sumber masukan bagi Bank Syariah Indonesia.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan dibagi ke dalam lima bab dan akan diuraikan
dalam beberapa sub bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah sebagai pemikiran garis besar,
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemecahan melalui penelitian
yang dirumuskan dalam identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kajian pustaka, studi relevan, kerangka
pemikiran, hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang objek penelitian, jenis penelitian, jenis dan
sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
operasional vaiabel, dan metode analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum dan pembahasan yang
menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang telah ditentukan oleh
peneliti.
BAB V PENUTUP
Merupakan akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan yang dapat
ditarik dari pembahasan dan saran-saran yang dapat dijadikan masukan
bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kerangka Teori
1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah
a. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah Pasal 1 menyebutkan yaitu:
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini.20
20
V. Wiratna V. Wiratna Sujarweni, Akuntasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),
(Yogyakarta, PT Pustaka Baru, 2020), hlm 7.
16
b. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kriteria dari masing masing skala usaha diatur lebih lanjut
dalam Pasal 6 UU UMKM No.20 Tahun 2008, sebagai berikut:21
Tabel 2.1
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No. Uraian Kriteria
Aset Omset
1. Usaha Mikro Maksimal
Rp50.000.000
Maksimal
Rp300.000.000
2. Usaha Kecil >Rp50.000.000 –
Rp.500.000.000
>Rp.300.000.000 –
Rp2.500.000.000
3. Usaha
Menengah
>Rp500.000.000 –
Rp10.000.000.000
>Rp2.500.000.000 –
Rp50.000.000.000
Sumber: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 200822
c. Klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Usaha dagang
Usaha dagang merupakan suatu usaha yang kegiatan
utamanya membeli produk atau barang dari pemasok
(supplier) dan menjualnya kembali kepada konsumen dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan, contonya yaitu seperti
keagenan, pengecer, sektor informal dsb.
2. Usaha pertanian dan perikanan
Usaha petanian dan perikanan merupakan usaha yang
kegiatannya melakukan pemeliharaan tanaman atau hewan
sampai dengan tanaman dan hewan tersebut dapat
21
V. Wiratna V. Wiratna Sujarweni, Akuntasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),
(Yogyakarta, PT Pustaka Baru, 2020), hlm 8. 22
Tri Siwi Agustina, Kewirausahaan (Teori dan Penerapan pada Wirausaha dan UKM di
Indonesia), (Jakarta, Mitrawacana, 2015), hlm 9.
17
mendatangkan keuntungan, contohnya perkebunan
(pembibitan, sayur-sayuran), peternakan (ternak ayam,
petelur, susu), perikanan (tambak udang, kolam ikan).
3. Usaha industri
Usaha industry merupakan suatu usaha yang kegiatannya
mengelola bahan mentah (bahan baku) menjadi produk atau
barang jadi yang siap dijual kepada konsumen, contohnya
isdustri makanan/minuman, pertambangan, pengrajin,
konveksi dsb.
4. Usaha jasa
Usaha jasa (service business) merupakan suatu usaha yang
kegiatannya dilakukan dengan cara memberikan jasa kepada
konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan,
contohnya jasa konsultan, jasa advokat, perbengkelan,
restoran, jasa kontruksi, jasa transportasi, jasa telekomunikasi,
jasa pendidikan, jasa simpan pinjam dsb.23
d. Karaketistik Dasar Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Indonesia (UMKM)
Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah juga dapat
dilihat dari tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2
Karakteristik UMKM dan Usaha Besar
Ukuran Usaha Karakteristik
Usaha Mikro Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap; sewaktu-waktu
dapat berganti.
Tempat usahanya tidak selalu menetap; sewaktu-waktu
dapat pindah tempat.
23
V. Wiratna Sujarweni, Akuntasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), (Yogyakarta,
PT Pustaka Baru, 2020) , hlm 10.
18
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana
sekalipun.
Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan
usaha.
Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah.
Umumnya belum akses kepada perbankan namun sebagian
sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan
legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh: Usaha perdagangan seperti kaki lima serta
pedagang di pasar.
Usaha Kecil Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah
tidak gampang berbah.
Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak
berpindah-pindah.
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan
walau masih sederhana.
Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga.
Sudah membuat neraca usaha.
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas,
lainnya termasuk NPWP.
Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman
dalam berwira usaha.
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan
modal.
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha
dengan baik seperti business planning.
19
Contoh: pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang
pengumpul lainnya.
Usaha
Menengah
Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian
keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.
Telah melakukan manajemen keuangan dengan
menerapkan system akuntansi dengan teratur sehingga
memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan.
Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin
tetangga.
Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan
perbankan.
Pada umumnya telah memiliki sumber daya mmanusia
yang terlatih dan terdidik.
Contoh: Usaha pertambangan batu gunung untuk dan
marmer buatan.
Usaha Besar Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha
asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Sumber: Bank Indonesia, Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), 202024
e. Peluang Usaha Mikro dan Menengah (UMKM)
Berikut ini beberapa peluang Usaha Mikro dan Menengah
(UMKM) adalah sebagai berikut:
24
Bank Indonesia, Profil Bisnis UMKM, (2015), hlm 17.
20
1. UMKM dapat bertahan pada saat terjadinya krisis moneter,
karena UMKM tidak tergantung pada modal yang tinggi dan
modal asing serta produk produk yang dihasilkan UMKM
mampu menembus pasar Internasional sehingga UMKM dapat
meningkatan pendapatan nasional.
2. UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat
mengurangi angka pengangguran di Indonesia, dengan cara
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
3. UMKM berperan dalam memberikan pelayanan ekonomi
kepada masyarakat, proses pemerataan, meningkatkan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi di
Indonesia serta mampu mewujudkan stabilitas nasional.
4. UMKM merupakan usaha yang memiliki fleksibilitas yang
tinggi jika dibandingkan dengan usaha berskala besar, sehingga
UMKM perlu perhatian khusu agar terciptanya link bisnis
antara pelaku UMKM dengan jaringan pasar yang lebih luas,
untuk pengembangan bisnisnya.
5. UMKM memiliki peran strategis dalam meningkatkan
perekonomian di Indonesia.25
f. Permasalahan Yang di Hadapi UMKM
1. Masalah Internal
Tantangan dari segi internal yaitu:
a) Kurangnya permodalan.
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan
untuk mengembangkan suatu unit usaha. Sedangkan
modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya
sulit diperoleh, karena berbagi persyaratan administratif
dan teknis yang diminta oleh pihak, yang bank sulit untuk
dipenuhi.
25
V. Wiratna Sujarweni, Akuntasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), hlm 17-18.
21
b) Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas
Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional
dan merupakan usaha keluarga yang turun menurun,
keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan
formal, pengetahuan dan keterampilannya sangat
berpengaruh terhadap manajemen pegelolaan usahanya,
sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan
optimal. Disamping itu, dengan kketerbatasan SDM-nya,
unit usah tersebut sulit untuk mengadopsi perkembangan
teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk
yang dihasilkannya.
c) Lemahnya jaringan dan kemampuan penetrasi pasar.
Usaha kecil yang pada umumnya usaha keluarga
mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan
kemampuan penetrasi pasar yang rendah karena produk
yang dihasilkan jumlahnya snaat terbatas dan kualitas
yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang
telah mempunyai jaringan yang sudah solid dan didukung
dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional
dan promosi yang baik.26
2. Masalah Eksternal
Tantangan Eksternal berupa:
a) Iklim usaha yang belum sepenuhnya kondusif.
Kebijakan pemerintah untuk menumbuh kembangkan
UKM, meski dari tahun ke tahun terus menerus
disempurnakan, tetapi dirasakan belum sepenuhnya
optimal. Hal itu terlihat antara lain masih terjadinya
persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha
kecil dengan pengusaha-pengusaha besar.
26
Dindin Abdurohim, Strategi Pengembangan Kelembagaan UMKM (Yogyakarta:
Bintang Pustaka Madani, 2020), hlm 5-6.
22
b) Terbatasnya sarana dan prasarana usaha.
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan
sarana dan prasaran yang mereka miliki juga tidak cepat
berkembang dan kurang menduung kemajuan usahanya
sebagaimana yang diharapkan.27
c) Infrastruktur
Masih terbatasnya sarana dan prasaran serta teknologi
yang digunakan oleh UMKM dalam menghasilkan produk.
d) UMKM belum mampu mengimbangi selera konsumen
yang cepat berubah, terutama bagi UMKM yang telah
melakukan ekspor, sehingga sering kali tertinggal jauh
dengan usaha berskala besar.
e) Keterbatasan akses terhadap teknologi, terutama bila pasa
dikuasi oleh perusahaan atau kelompok bisnsi tertentu.28
2. Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
a. Pengertian
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha
itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik bagi dan agar
mencapai pada satu tiitk atau puncak kesuksesan. Perkembangan
usaha dilakukan oleh usaha yang sudah mulai terproses dan terlihat
ada kemungkinan untuk lebih maju lagi. Perkembangan usaha
merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan omzet
penjualan.29
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha
itu sendiri agar dapat berkembang menjadi suatu bentuk usaha
27
Dindin Abdurohim, Strategi Pengembangan Kelembagaan UMKM (Yogyakarta:
Bintang Pustaka Madani, 2020), hlm 6. 28
V. Wiratna Sujarweni, Akuntasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), (Yogyakarta,
PT Pustaka Baru, 2020) , hlm 20. 29
Chandra Purdi E, Trik Sukses Menuju Sukses, (Yogyakarta, Grafika Indah, 2000), hlm
121.
23
kepada usaha itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik
lagi dan agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju
kesuksesan. Perkembangan usaha dilakukan oleh usaha yang sudah
mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju
lagi. Perkembangan usaha dapat dibedakan menjadi 5 tahap, yaitu
tahap conceptual, start up, stabilisasi, pertumbuhan (growth stage),
dan kedewasaan.30
b. Indikator Perkembangan Usaha
Tolak ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan perusahaan
kecil dapat dilihat dari peningkatan omzet penjualan. Tolak ukur
perkembangan usaha haruslah parameter yang dapat diukur
sehingga tidak bersifat nisbi atau bahkan bersifat maya yang sulit
untuk dapat dipertanggungjawabkan. Semakin kongkrit tolak ukur
itu semakin mudah bagi semua pihak untuk memahami serta
membenarkan atas diraihnya keberhasilan tersebut. Adapun
indikator perkembangan usaha yaitu:
1) Modal usaha
2) Omzet penjualan
3) Keuntungan usaha
4) Tenaga kerja
5) Cabang usaha31
Ukuran dalam menentukan kinerja usaha mikro menggunakan
indikator-indikator kinerja yaitu:
1) Nilai penjualan
2) Keuntungan
3) Nilai asset usaha
4) Nilai asset keluarga
5) Kredit
30
Soeharto Prawirokusumo, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil Edisi Pertama,
(Yogyakarta, BPFE UGM, 2010). 31
Muhammad Sholeh, Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan (Semarang: UNDIP, 2008), hlm 25.
24
6) Biaya hidup keluarga, dan
7) Tabungan keluarga.32
3. Pembiayaan Perbankan Syariah
a. Pengertian
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada
dasarnya tidak menggunakan istilah kredit sebagaimana yang
digunakan dalam UU No. 10 Tahun 1998, tetapi menggunakan
istilah pembiayaan sebagai padanan kata kredit dalam system
lembaga keuangan syariah.33
Pengertian Pembiayaan dalam Pasal 1
Angka 25 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
Pembiayaan diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa: (a) transaksi bagi hasil dalam
bentuk mudharabah dan musyarakah; (b) transaksi sewa-menyewa
dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiyah bittamlik; (c) transaksi jual beli dalam bentuk piutang
murabahah, salam, dan istish’na, (d) transaksi pinjam meminjam
dalam bentuk piutang qardh; dan (e) transaksi sewa-menyewa jasa
dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.34
b. Dasar Hukum Pembiayaan
1. Dalam surat An-Nisa ayat 29 berbunyi :35
32
Rachman Mochamad, Peran Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kudus Dalam
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kudus. Jurnal, Vol 3. Desember
2015, hlm 278. 33
Ifa Latifa Fitriani, Jaminan Dan Agunan Dalam Pembiayaan Bank Syariah Dan Kredit
Bank Konvensional. Jurnal, Vol 47, no. 1. 31 Maret 2017, hlm 136. 34
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, Kalimedia,
2015), hlm. 1.
25
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.” (Q.S. Al-Nisa [4]: 29.
2. Dalam surat Al-Baqarah ayat 280 berbunyi:
“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah
tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika
kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 280.
a. Bentuk-Bentuk Pembiayaan Bank Syariah
Dalam perbankan syariah ada beberapa bentuk pembiayaan
yang diterapkan dalam bank syariah yaitu:36
1. Pembiayaan Murabahah dan Isthisna’
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan
saah satu bentuk natural certainty contracts karena dalam
murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya
(keuntungan yang ingin diperoleh). Murabahah dapat
dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.
Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank
melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari
nasabah, dan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat
nasabah untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam
murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat mengikat,
pembeli tidak membatalkan pesananya. Berdasarkan
36
Muhammad Lathief, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Medan, FEBI UIN-SU
Press, 2018), hlm 2-4.
26
sumber dana yang digunakan, pembiayaan murabahah
secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
yaitu:
a) Pembiayaan murabahah yang didanai dengan URIA
(UnRestricted Investment Account = investasi tidak
terikat).
b) Pembiayaan murabahah yang didanai dengan RIA
(Restricted Investment Account = investasi terikat).
c) Pembiayaan murabahah yang didanai dengan modal
bank.
Pembiayaan istisna’ adalah merupakan transaksi jual
beli cicilan seperti transaksi murabahah muajjal. Namun,
berbeda dengan jual-beli murabahah dimana barang
diserahkan di muka sedangkan uangnya dibayar cicilan,
dalam jual-beli istishna’ barang diserahkan dibelakang
walaupun uangnya juga sama-sama dibayar cicilan, dengan
demikian, metode pembayaran pada jual-beli murabahah
mu’ajjal sama persis dengan metode pembayaran dalam
jual-beli isthisna’, yakni sama-sama dengan sisttem
angsuran (Installment). Satu-satunya yang membedakan
antara keduanya adalah waktu penyerahan barangnya.
Dalam murabahah muajjal, barang di serahkan di muka,
sedangkan dalam isthisna’ barang diserahkan dibelakag,
yakni pada akhir periode pembiayaan. Hal ini terjadi,
karena biasanya barangnya belum dibuat/belum wujud.
2. Pembiayaan Ijarah dan IMBT
Transaksi ijarah adalah hak untuk memanfaatkan
barang/jasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut
fatwa dewan syari’ah nasional, ijarah adalah akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa
27
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/uoah, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Dengan demikian, dalam akad ijarah tidak ada
perubahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan
demikian, dalam akad ijarah tidak ada perubahan
kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna dari yang
menyewakan kepada penyewa.
Ijarah muntahia bittamlik (IMBT) merupakan
rangkaian dua buah akad, yakni akad al-Bai’ dan akad
ijarah muntahia bittamlik (IMBT). Al-Bai’ merupakan akad
jual-beli, sedangkan IMBT merupakan kombinasi antara
sewa-menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir
masa sewa. Dalam ijarah muntahia bittamlik, pemindahan
hak miliki barang terjadi dengan salah satu dari dua cara
berikut ini:
a) Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang
yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.
b) Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan
barang yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.
Pada al-Bai’ wal iajarah muntahia bittamlik (IMBT)
dengan sumber pembiayaan dari Unrestricted Invesment
Account (URIA), pembayaran oleh nasabah dilakukan
secara bulanan. Hal ini disebabkan karena pihak bank harus
mempunyai cash in setiap bulan untuk memberikan bagi
hasil kepada para nasabah yang dilakukan secara bulanan
juga.
3. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat
muslim sejak zaman nabi, bahkan telah dipraktikkan oleh
bangsa Arab sebelum turunnya islam. Ketika Nabi
28
Muhammad SAW. Berprofesi sebagai pedagang, ia
melakukan akad mudharabah dengan Khadijah. Dengan
demikian, baik menurut A-Qur’an, sunnah, maupun Ijma.
Faktor-Faktor yang harus ada (rukun) dalam akad
mudharabah adalah:
a) Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
b) Objek mudharabah (modal dan kerja)
c) Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
d) Nisbah keuntungan
b. Sistem Pembiayaan Bank Syariah
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi
menjadi dua hal berikut, yaitu:
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu
untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi,
perdagangan, maupun investasi.
2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis
digunakan untuk memenuhi kebutuhan.37
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi
menjadi dua hal yaitu:
1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan produksi, dan bentuk
keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place
dari suatu barang.
2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang modal (capital doos) serta fasilitas-fasilitas
yang era kaitannya dengan itu.38
37
Muhammad Lathief, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Medan, FEBI UIN-SU
Press, 2018), hlm 4.
29
Pembiayaan menurut bentuk dapat bedakan sebagai
berikut:
1. Tunai, Pembiayaan yang penguangannya dilakukan tunai
ke rekening Nasabah dimana Nasabah menerima sejumah
dana yang akan dipergunakan sesuai tujuan yang tercantum
dalam surat persetujuan bank.
2. Non tunai, pembiayaan yang tidak diuangkan pada saat
realisasi pembiayaan dilakukan. Pembiayaan akan
diuangkan pada teganggang waktu tertentu sesuai
persyaratan misalnya jika teradi kalim.39
c. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan jika dilihat secara makro yaitu:
1. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak
dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan
mereka dapat melakukan akses ekonomi.
2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha,artinya untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas pembiayaan.
Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada pihak yang
minus dana, sehingga dapat digunakan.
3. Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan
memberikan peluang bagi masyarakat agar mampu
meningkatkan daya produksinya.
4. Membuka lapangan kerja baru artinya: dengan dibukanya
sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan,
maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.
38
Muhammad Lathief, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Medan, FEBI UIN-SU
Press, 2018), hlm 4. 39
Wawancara dengan Armideon Business Banking Relationship Manager pada Bank
Syariah Mandiri KC Jambi, 22 Oktober 2020
30
5. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha
produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka
akan memperoleh pendapatan dari hasil usahaya.40
Adapaun secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk:
1. Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang
dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba
usaha.
2. Upaya meminimalkan risiko, arrinya usaha yang dilakukan
agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha
harus mampu meminimalkan risiko yang mungkin timbul.
Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui
tindakan pembiayaan.
3. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya
ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing
antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia
serta sumber daya modal.
4. Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan
masyarakat ada pihak yang kelebihan dana, sementara ada
pihak yang kekurangan dana.41
4. Pembiayaan Warung Mikro
a. Pengertian
Pembiayaan warung mikro adalah salah satu fasilitas
pembiayaan yang dimiliki oleh Bank Syariah Indonesia yang
diberikan kepada nasabah yang memiliki badan usaha perorangan
demi untuk dapat mengembangkan usahanya.42
b. Macam-Macam Pembiayaan Warung Mikro
Pembiayaan warung mikro dibagi menjadi:
40
Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 4. 41
Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 5. 42
Wawancara dengan Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship Manager
pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020
31
1) Pembiayaan Usaha Mikro (PUM)
Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) merupakan fasilitas
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah wiraswasta atau
pedagang. Plafon untuk pembiayaan ini dari 10 Juta hingga
200 Juta per Nasabah.
2) Pembiayaan Serbaguna Mikro (PSM)
Pembiaayaan Usaha Mikro (PSM) merupakan fasilitas
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah wiraswasta atau
pegawai. Plafon untuk pembiayaan ini dari 10 Juta hingga 200
Juta per Nasabah.
c. Persyaratan Pembiayaan
Untuk mendapatkan pembiayaan dari usaha memiliki
persyaratan sebagai berikut:
1) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun
2) Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55
thn s/d lunas
3) Kebun sudah menghasilkan atau ada back up dari usaha yang
lain.
Dokumen yang harus dilengkapi:
1) Copy KTP Suami/ Istri/ Penjamin
2) Copy KK dan Surat Nikah
3) Asli Surat Keterangan Usaha dari Lurah
4) Pas Photo Suami/Istri ukuran 3x4
5) Copy NPWP (untuk pinjaman > Rp. 50 Juta)
6) Copy Buku Tabungan 3 Bulan terakhir (Untuk pinjaman > Rp
50 Juta)
7) Copy SHM & IMB/BPKP Kendaraan Bermotor + STNK
8) Copy PBB
9) Copy PLN & PAM43
43
Wawancara dengan Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship Manager
pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020
32
A. Studi Relevan
Studi relevan berisi uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian
yang didapat oleh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
yang akan dilaksanakan oleh peneliti:
Tabel 2.3
Studi Relevan
No. Peneliti Judul Skripsi Metode Hasil Penelitian
1 Rina
Novriyanti
Pengaruh Pembiayaan
Arrum (Rahn Untuk
Usaha Mikro)
Terhadap Pendapatan
Nasabah (Studi Pada
Pegadaian Syariah
Cabang Jelutung
Jambi)
Kuantitatif
Pembiayaan ARRUM
memiliki dampak
yang signifikan
positif terhadap
pendapatan nasabah
2 Siska
Pratiwi
Harahap
Pengaruh Pembiayaan
Mikro Terhadap
Perkembangan Usah
Mikro Kecil dan
Menengah (Studi
Kasus Nasabah
Pembiayaan Mikro
Pada PT. BRI Syariah
Kuantitatif Pembiayaan mikro
berpengaruh
signifikan terhadap
perkembangan
UMKM Nasabah PT.
BRI Syariah Kantor
Cabang Medan. Dan
perkembangan usaha
Nasabah itu terjadi
pada peningkatan
modal usaha,
peningkatan omset
penjualan,
peningkatan
33
pendapatan,
perluasan usaha dan
bertambahnya tenaga
kerja.
3 Rahendra
Farean
Pengaruh Pelatihan,
Pendampingan dan
Pembinaan Dinas
Koperasi dan UMKM
terhadap
perkembangan usaha
mikro, kecil dan
menengah (UMKM)
Kota Jambi
Kuantitatif Pelatihan
berpengaruh positif
dan signifikan secara
parsial terhadap
perkembangan
UMKM Kota Jambi,
pembinaan
berpengaruh positif
dan signifikan secara
parsial terhadap
perkembangan
UMKM Kota Jambi,
pendampingan tidak
berpengaruh dan
tidak signifikan
secara parsial
terhadap
perkembangan
UMKM Kota Jambi.
4 Desviani
Riza Utari
Pengaruh Pembiayaan
Modal Kerja dan
Pelatihan Terhadap
Peningkatan
Pendapatan Perempuan
Kuantitatif Pembiayaan modal
kerja berpeengaruh
positif dan signifikan
terhadap peningkatan
pendapatan
perempuan. Dan
pelatihan positif dan
34
signifikan terhadap
peningkatan
pendapatan
perempuan yang
ditunjukkan pada
pelatihan.
5 Gusliana Peran Pembiayaan
Bank Syariah Mandiri
Cabang Jambi
Terhadap
Perkembangan Usaha
Mikro dan Menengah
(UMKM) di Kota
Jambi Tahun 2010-
2015
Kualitatif Peran BSM terhadap
pembiayaan UMKM
di Kota Jambi terus
meningkat setiap
tahunnya. BSM juga
berperan penting
terhadap pembiayaan
UMKM di Kota
Jambi untuk
membantu
pertumbuhan usaha
UMKM kearah yang
lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa perbedaan
antara hasil penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penelitian yang
akan dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rina Novriyanti yaitu pada variabel yang di uji.
Jika pada penelitian terdahulu variabel independent (X) yaitu
Pembiayaan Arrum pada pegadaian syariah sedangkan pada penelitian
ini variabel independent (X) nya merupakan pembiayaan warung
mikro pada Bank Syariah Indonesia. Kedua pembiayaan tersebut
sama-sama di tujukan untuk usaha mikro. Tetapi terdapat perbedaan
pada Variabel dependent (Y). Dimana penelitian terdahulu variabel
35
dependent (Y) yaitu Pendapatan sedangkan pada penelitian ini variabel
dependent (Y) merupakan perkembangan usaha mikro secara
menyeluruh.
2. Penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Siska Pratiwi Harahap. Persamaan pada penelitian
ini yaitu objek yang digunakan merupakan pelaku UMKM pada
sebuah Bank di daerah masing-masing dan pengujian yang dilakukan
yaitu uji analisis regresi sederhana dan uji beda (komparasi). Dimana
pada penelitian yang dilakukan oleh Siska meneliti pada UMKM yang
ada pada PT. BRI Syariah Kantor Cabang Medan sedangkan
penelitian yang akan dilakukan menggunakan pelaku Usaha Mikro
pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian. Tetapi yang
membedakan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu indikator yang
di uji pada uji beda (komparasi). Pada penelitian yang dilakukan Siska
Pratiwi Harapan menggunakan indikator pendapatan, sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan menggunakan indikator modal usaha,
pendapatan, cabang usaha, tenaga kerja, dan asset usaha.
3. Penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahendra Farean. Pada penelittian yang dilakukan
oleh Rahendra Farean memilik 3 variabel independent (X) yaitu
Pelatihan, Pendampingan dan Pembinaan. Sedangkan pada penelitian
yang akan dilaksanakan memilik 1 variabel independent (X) yaitu
pembiayaan warung mikro. Kedua penelitian ini memiliki persamaan
pada variabel dependent (Y) yaitu sama sama meneliti perkembangan
usaha mikro.
4. Penelitian ini memiliki perbedaan dikedua variabel pada penelitian
yang dilakukan oleh Desviani Riza Utari. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Desviani Riza Utari memiliki 2 variabel independent
(X) yaitu Pembiayaan Modal Kerja dan Pelatihan sedangkan pada
penelitian yang akan dilaksanakan memiliki 1 variabel independent
(X) yaitu pembiayaan warung mikro. Begitu pula dengan variabel
36
dependent (Y) pada kedua penelitian ini juga berbeda. Pada penelitian
terdahulu, variabel dependent (Y) yaitu pendapatan sedangkan pada
penelitian yang akan dilaksanakan variabel dependent (Y) yaitu
perkembangan usaha mikro.
5. Pada penelitian ini memiliki kesamaan pada penelitian yang dilakukan
oleh Gusliana. Karena kedua penelitian ini menggunakan variabel
independent (X) yaitu pembiayaan yang berasal dari Bank Syariah
Indonesia dan juga variabel dependent (Y) yaitu perkembangan
UMKM dan usaha mikro. Tetapi yang membedakan kedua penelitian
ini berada pada metode yang digunakan. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Gusliana menggunakan metode kualitiatif yaitu dengan
melihat peran pembiayaan terhadap perkembangan UMKM sedangkan
pada penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan metode
kuantitatif yaitu dengan mengukur pengaruh yang diberikan
pembiayaan warung mikro terhadap perkembangan usaha mikro.
Perbedaan lainnya juga terdapat pada lokasi penelitian dimana pada
penelitian yang dilakukan oleh Gusliana berlokasi di Kota Jambi
sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan berlokasi di Kabupaten
Batanghari khususnya Kecamatan Muara Bulian yaitu Kelurahan
Muara Bulian dan Kelurahan Rengas Condong.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran diturunkan dari beberapa teori maupun konsep
yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sehingga memunculkan
asumsi-asumsi yang berbentuk bagan alur pemikiran, yang kemudian
kalau mungkin dapat dirumuskan kedalam hipotesis operasional atau
hipotesis yang dapat diuji.44 Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
44
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami),
(Yogyakarta, Pustakabarupress, 2018) hlm 60.
37
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Usaha Mikro memiliki hambatan berupa terbatasnya modal yang
dimiliki untuk mengembangkan usaha nya. dengan adanya Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian (X)
diharapkan dapat membantu Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan
Muara Bulian khususnya Kelurahan Muara Bulian dan Kelurahan Rengas
Condong (Y).
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian
yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis
merupakan pernyataan tentatif tentang hubungan antara beberapa dua
variabel atau lebih. Pada penelitian kuantitatif, hipotesis lazim dituliskan
dalam sub-bab tersendiri yaitu ada di bab 2. Hipotesis merupakan dugaan
sementara dari jawaban rumusan masalah penelitian.45
45
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami),
(Yogyakarta, Pustakabarupress, 2018) hlm 62.
Pembiayaan Warung Mikro (X)
Modal
Usaha
Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
Perkembangan Usaha Mikro di Kelurahan Muara
Bulian dan Kelurahan Rengas Condong
Tenaga
Kerja
Pendapata
n/Keuntun
gan
Cabang
Usaha
Asset
Usaha
38
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian terhadap
perkembangan usaha mikro di Kelurahan Muara Bulian dan
Rengas Condong.
Ha : Terdapat pengaruh antara pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian terhadap
perkembangan usaha mikro di Keluraha Muara Bulian dan Rengas
Condong.
2. Diduga adanya perbedaan perkembangan yang dimiliki setiap Usaha
Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan Rengas Condong sebelum dan
sesudah menjadi nasabah Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam
sebuah penelitian karena objek penelitian merupakan sasaran yang hendak
dicapai untuk mendapatkan jawaban maupun solusi dari permasalahan
yang terjadi. Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid,
dan realiable tentang suatu hal (variabel tertentu).46
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perkembangan Usaha
Mikro di Kecamatan Muara Bulian khususnya Kelurahan Muara Bulian
dan Rengas Condong. Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah para
pelaku Usaha Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan Rengas Condong
yang telah mendapatkan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi.47
Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-
gejala yang mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia
yang dinamakannya sebagai variabel. Dalam penelitian ini menggunakan
variabel tidak bebas (dependen) yaitu Usaha Mikro di Kelurahan Muara
Bulian dan Kelurahan Rengas Condong dan variabel bebas (independen)
46
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta, Prenadamedia Group, 2013). hlm 30. 47
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan mudah dipahami),
(Yogyakarta, Pustakabarupress, 2018), hlm 39.
40
yaitu Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian.
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam proses analisis dapat
dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan sekunder.
1. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan.48
Data primer penelitian ini adalah data yang dikumpulkan
langsung dari para pelaku Usaha Mikro met di Kelurahan Muara
Bulian dan Rengas Condong yang menerima pembiayaan warung
mikro dengan Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian melalui
teknik pengisian kuesioner ataupun wawancara yang dilakukan oleh
peneliti.
2. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahannya.49
Data sekunder pada penelitian
ini berupa sumber-sumber literature sepeti buku, skripsi, jurnal dan
literatul penelitian lainnya dengan sumber yang dapat dipercaya.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam metode penelitian, Populasi merupakan keseluruhan dari
objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya
yang terdapat dalam suatu tempat.50
Populasi pada penelitian ini
merupakan pelaku Usaha Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan
Kelurahan Rengas Condong yang telah memperoleh Pembiayaan
48
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm 16. 49
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm 16. 50
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm 30.
41
Warung Mikro dari Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
Dimana pelaku Usaha Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan
Kelurahan Rengas Condong sebanyak 50 nasabah.
2. Sampel
Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data di mana
hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk
menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.51
Sebuah pedoman pengambilan sampel, apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua total (total sampling).52
Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 unit Usaha Mikro
di Kelurahan Muara Bulian dan Kelurahan Rengas Condong yang
telah di biayai oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
Dimana peneliti terjun langsung untuk mencari sampel dalam
penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan
sekunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah
yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk
pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan.53
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan dan
menghimpun data dilapangan penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di
51
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm 30. 52
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi Fakultas Syariah IAIN
STS Jambi Dan Syariah Pers, 2012), hlm 54. 53
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi Fakultas Syariah IAIN
STS Jambi Dan Syariah Pers, 2012), hlm 17.
42
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.54
Dalam penelitian ini pengambilan data ini peneliti mengamati secara
langsung objek yang akan diteliti, dimana peneliti berinteraksi secara
langsung dengan objek penelitian.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
tertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai.55
3. Kuisioner (Angket)
Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa
terpengaruholeh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah
ada.56
Penelitian ini menggunakan kuisioner dengan penerapan skala
likert. Skala ini berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan
jawaban dimana responden hanya memberikan persetujuan atau
ketidaksetujuannya terhadap butir soal tersebut. Setiap jawaban
responden diberikan skor dengan interval, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Alternatif Jawaban Dengan Skala Likert
Simbol Alternatif Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
54
Sugiyono, Metode Peneltian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2013). Hlm 196. 55
Yusuf, A.Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
(Jakarta : 2014). Hlm. 52. 56
Syofian Siregar, Metode Penelitan Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta, Prenadamedia Group, 2013), hlm 21.
43
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan ang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.57
pada penelitian ini
menggunakan skala ordinal dan skala nominal. Skala ordinal
menggunakan lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain
menunjukkan perbedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan objek
yang diukur menurut karakteristik tertentu. Skala ordinal digunakan untuk
menjelaskan variabel Pembiayaan Warung Mikro(X). dimana skala ordinal
digunakan untuk melihat pengaruh Pembiayaan Warung Mikro (X) Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian terhadap perkembangan
Usaha Mikro (Y) di Kecamatan Muara Bulian.
57
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif,dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013).
44
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Skala Ordinal
No. Variabel Definisi Indikator/Alat Ukur Skala
1 Pembiayaan
Warung
Mikro (X)
Fasilitas
pembiayaan Bank
Syariah Indonesia
KCP Muara Bulian
yang diberikan
kepada nasabah
perorangan atau
badan usaha yang
bergerak dibidang
UMK untuk
membiayai
kebutuhan usahanya
melalui pembiayaan
modal kerja atau
pembiayaan
investasi dengan
plafon sampai
dengan Rp.200 Juta.
a. Pengetahuan tentang
persyaratan
b. Pengetahuan tentang
proses pengajuan
c. Pengetahuan tentang
proses pencairan
d. Pemahaman mengenai
anggunan dan jaminan
yang diberikan
Ordinal
2 Perkembangan
Usaha Mikro
(Y)
Perkembangan
usaha adalah suatu
bentuk usaha kepada
usaha itu sendiri
agar dapat
berkembang
menjadi lebih baik
lagi dan agar
mencapai pada satu
a. Modal usaha
b. Omset penjualan
c. Pendapatan/Keuntungan
usaha
d. Cabang usaha
e. Tenaga kerja
f. permintaan
g. Nilai asset usaha
h. Nilai asset keluarga
Ordinal
45
Sementara skala nominal digunakan untuk menjelaskan variabel
Perbedaan perkembangan Usaha Mikro (Y) setelah menjadi Nasbah
Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian yang dikumpulkan dengan bentuk wawancara menggunakan
indikator perkembangan yang tidak hisbi dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal itu bertujuan untuk melihat perbedaan yang
dimiliki para pelaku Usaha Mikro pada setiap indikator yang diuji sebelum
dan sesudah menjadi Nasabah Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Skala Nominal dengan Wawancara
No
.
Variabel Definisi Indikator / Alat Ukur Skala
Perkemba
ngan
Usaha
Mikro (Y)
Perkembangan
usaha adalah suatu
bentuk usaha
kepada usaha itu
sendiri agar dapat
berkembang
menjadi lebih baik
lagi dan agar
mencapai pada satu
titik atau puncak
kesuksesan
Perbedaan sebelum dan
sesudah menjadi
Nasabah Pembiayaan
Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian,
dengan alat ukur sebagai
berikut:
a. Modal usaha
b. Pendapatan
c. Cabang Usaha
d. Tenaga Kerja
e. Asset Usaha
Nomi
nal
titik atau puncak
kesuksesan
46
G. Metode Analisis Data
Metode analisis daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan program SPSS
(Staticial Package for Social Science). Metode analisis data kuantitatif
tersebut dilakukan dengan cara statistik, yakni menganalisa dengan cara
membaca tabel, grafik atau angka yang telah tersedia kemudian dilakukan
dengan beberapa uraian atau penafsiran dari data-data tersebut.58
Analisis
ini dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Uji Deskriptif
Uji deskriptif yaitu teknik analisis data yang dikumpulkan, disusun
dan di interprestasikan serta dianalisa sehingga memberikan
keterangan yang lengkap bagi pemecahan yang dihadapi. Uji deskriptif
merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga
memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan
dan menganalisa data, sehingga dapat diketahui gambaran umum
perusahaan yang akan diteliti.59
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Semakin tinggi
validitas instrument menunjukkan semaki akurat alat pengukur itu
mengukur suatu data. Pengujian validitas ini penting dilakukan
agar pertanyaan yang diberikan tidak menghasilkan data yang
menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.60
Secara teori
uji validitas dapat menyimpang dari gambaran variabel yang
58
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan mudah dipahami),
(Yogyakarta, Pustakabarupress, 2018), hlm. 45. 59
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013). 60
Livia Amanda, Ferra Yanuar, dan Dodi Devianto, Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat
Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang. Jurnal, Vol 8, no. 1. 5 Juli 2019, hlm. 182.
47
dimaksud. Secara teori uji validitas dapat diukur dari korelasi
product moment atau korelasi Pearson sebagai berikut:61
Dengan r X Y adalah koefisien korelasi instrument atau item
pertanyaan, menyatakan skor instrument ke-i untuk responden
ke j = 1,2, ∙∙∙, n, dan n merupakan jumlah responden.
Apabila yang diperoleh > , maka instrument atau item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (valid).
Begitupun sebaliknya, jika < , maka instrument atau
item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(tidak valid).62
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian indeks yang menunjukkan
sejauh mana alat ukur pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.
Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsistem bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Alat ukur
dikatakan reliable jika menghasilkan hasil yang sama meskipun
pengukuran berkali-kali.
Suatu kuisioner dikatakan relabeljika jawaban dari kuesioner
tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kuisioner
sebagai alat ukur harus mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Perhitungan reabilitas hanya bisa dilakukan jika validitas dahulu
sebelum menghitung reliabilitas, jadi apabila pertanyaan pada
kuesioner tidak valid maka tidak perlu dilanjutkan dengan
61
Livia Amanda, Ferra Yanuar, dan Dodi Devianto, Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat
Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang. Jurnal, Vol 8, no. 1. 5 Juli 2019, hlm. 182..
Livia Amanda, Ferra Yanuar, dan Dodi Devianto, Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat
Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang. Jurnal, Vol 8, no. 1. 5 Juli 2019, hlm. 183.
48
pengajuan reabilitas.63
Uji reliabilitas dapat diukur dengan
menggunakan formula Cronbach’s alpha (α) sebagai berikut:
Dengan menyatakan varians skor total seluruh instrument
atau item pertanyataan adalah varians skor instrument atau item
pertanyaan ke-j untuk j= 1,2, … , k, dimana k adalah jumlah
instrument atau item pertanyaan yang diujikan. Kriteria suatu data
dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini bila nilai
Cronbach’s alpha(α) > 0,6. Pengujian alpha dilakukan pada tiap
bagian variabel independen dan variabel dependen dimana
pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 22
for windows.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahi apakah data berasaldari populasi yang terdisribusi
normal atau berada dalam sebaran normal.64
Distribusi normal
adalah distribusi simestris dengan modus, mean dan median berada
dipusat. Distribusi normal diartikan sebagai distribusi tertentu yang
memiliki karakteristik berbentuk seperti lonceng jika dibentuk
menjadi sebuah histogram.
Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Dasar pengambilan
keputusan adalah jika nilai Lhitung> Ltabel maka H0 ditolak, dan jika
nilai Lhitung< Ltabel maka H0 di terima. Hipotesis statistic yang
digunakan:
63
Livia Amanda, Ferra Yanuar, dan Dodi Devianto, Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat
Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang. Jurnal, Vol 8, no. 1. 5 Juli 2019, hlm. 183. 64
Nuryadi dkk., Dasar-Dasar Statistik Penelitian (Yogyakarta, Sibuku Media, 2017). hlm
79.
49
H0 : sampel berdistribusi normal
H1 : sampel data berdistribusi tidak normal65
Dalam penelitian ini akan menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnow dengan menggunakan taraf signifikansi
0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih
besar dari 5% atau 0,05.66
b. Uji Liniearitas
Uji linearitas adalah uji untuk melihat spesiifkasi model
yang digunakan benar atau tidak. Ketentuan uji liniearitas terletak
pada nilai signifikan dari linearity dimana apabila nilai signifikan <
0,05 maka dapat dikatakan kedua variabel mempunyai hubungan
linear secara signifikan.67
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain.68
Menurut Ghozali bahwa jika
varian data residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Modal regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan uji
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara grafik Scatter Plot.
Adapaun dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
65
Nuryadi dkk., Dasar-Dasar Statistik Penelitian (Yogyakarta, Sibuku Media, 2017). hlm
80. 66
Nuryadi dkk., Dasar-Dasar Statistik Penelitian (Yogyakarta, Sibuku Media, 2017). hlm
83.
67
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan mudah dipahami)
(Yogyakarta, Pustaka Baru Press, 2014), hlm 72. 68
Cecilia Engko, Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Dengan Self
Esteem Dan Self Efficacy. Jurnal, Vol 10. April 2008, hlm 7.
50
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jlas, seperti tiitk-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.69
4. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi linier sederhana ini digunakan untuk menguji
pengaruh parsial variabel independen terhadap variabel dependen.
Apabila nilai thitung> nilai ttabel dan probabilitas signifikansi kurang dari
0,05, makaH0 ditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen diterima.70
Persamaan regresi untuk regresi linier sederhana adalah sebagai
berikut:
Y = a + bX
Dimana :
Y = perkembangan usaha mikro
a = konstanta, yaitu nilai Y jika X=0
b = koefisien regresi
X = pembiayaan warung mikro
e = error yang di tolerir 5%
69
Cecilia Engko, Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Dengan Self
Esteem Dan Self Efficacy. Jurnal, Vol 10. April 2008, hlm 8. 70
Atik Fajaryani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan
Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2013). Jurnal, Vol 4 no. 1. 1 April 2015), hlm 74.
51
5. Uji Hipotesis
a. Uji Persial (t)
Uji persial (t) dilakukan untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen atau tidak.71
Uji persial (t) digunakan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen. Berdasarkan nilai thitung dan ttabel
sebagai berikut:
1) Ha diterima apabila nilai probabilitas signifikannya < dari 0,05
(5%) maka variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
2) Ha ditolak apanila nilai probabilitas signifikannya > dari 0,05
(5%) maka variabel independen tidak ada pengaruh terhadap
variabel independen.
b. Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika R2 = 100%
berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap
variabel dependen, demikian sebaliknya jika R2 = 0 berarti variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai
R2 yang semakin tinggi menjelaskan bahwa semakin cocok
variabel independen menjelaskan dependen. Semakin kecil nilai R2
berarti semakin sedikit kemampuan variabel-variabel independen
untuk menjelaskan variabel dependen. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai koefisien determinasi adalah sebagi berikut:
1) Nilai R2 harus berikisar 0 sampai 1 (0 < R
2< 1)
2) Bila R2 = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen.
71
S Antara, J Sepang, dan I S Saerang, Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Wholesale Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal, Vol 2 No. 3. September 2014, hlm 907.
52
3) Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
6. Uji Beda (Komparasi)
Dalam penelitian ini juga ingin mengetahui perbedaan
perkembangan sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan, maka
analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan uji beda rata-
rata, yang dapat diperoleh menggunakan analisis Paired-sample t-test.
Analisis paired-sample t-test merupakan prosedur yang digunakan
untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Analisi
ini digunakan untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang
mendapatkan sata treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-
rata dari sampel tersebut antara sebelum dan sesudah treatment.72
Penelitian ini juga dapat menggunakan uji statistik pangkat tanda
Wilcoxom. Pada uji ini tidak hanya memperhatikan arah positif atau
arah negatif untuk setiap pasangan nilai data, tetapi juga mengukur
jarak atau besar (magnitude) dari selisih untuk setiap pasangan nilai
data.73
Oleh karena itu, uji statistik pangkat tanda wilcoxom
memberikan lebih banyak informasi yang akan membantu penelitian.
Selelah uji tanda wilcoxom dilakukan akan muncul nilai Z dan nilai
probabilitas (p). dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas (p) > 0,05, maka H0 diterima
Jika probalbilitas (p) < 0,05, maka Ha diterima.
Dengan itu dapat menentukan:
Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan variabel yang diuji
antara sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian
72
Didik Setyawarno, Uji Statistik untuk Penelitian (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017), hlm 16. 73
Suyatno dan Prana Ugiana Gio, Statistika Nonparametik Dengan SPSS, Minitab, dan R
(Dilengkapi dengan Penyelesaian Perhitugan Secara Manual) (Medan: USU Press, 2017), hlm 9.
53
Ha = terdapat perbedaan yang signifikan variabel yang diuji antara
sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari Bank syariah
Indonesia KCP Muara Bulian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Bank Syariah Indonesia
Kehadiran Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter
1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak
Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di
panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak
negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi
sebagian bank-bank di Indonesia.74
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Bank ini hadir, tampil
dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha
dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya.
Harmoni antara idealism usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Mandiri Syariah dalam kiprahnya
di Perbankan Indonesia.75
Bank Mandiri Syariah pun telah melebarkan sayap nya keseluruh
penjuru Indonesia. Salah satu nya adalah PT. Bank Syariah Mandiri
KC Muara Bulian yang diresmikan pada tanggal 09 November 2012
74
“Sejarah | Bank Syariah Mandiri,” diakses 21 Mei 2021,
https://bsm.direightion.com/tentang-kami/sejarah. 75
“Sejarah | Bank Syariah Mandiri,” diakses 21 Mei 2021,
https://bsm.direightion.com/tentang-kami/sejarah.
55
yang beralamat di Jl. Lintas Muara Bulian – Tembesi KM 5 No. 17,
Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten
Batanghari Provinsi Jambi. Dimana kantor cabang ini telah memiliki
sebanyak karyawan sebanyak 20 Orang. Awal berdiri nya kantor
cabang ini, kantor cabang ini di pimpin oleh branch manager pertama
yaitu Bapak Bambang Frasetia dan BOSM pertama yaitu Bapak
Mustakim. Dan sekarang pimpinan itu beralih tangan dan di pimpin
oleh Rido Namara.76
Pada 1 Februari 2021 yang bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir
1442 H menjadi penanda sejarah bergabungnya Bank Syariah Mandiri,
BNI Syariah, dan BRI Syariah menjadi satu entitas yaitu PT Bank
Syariah Indonesia Tbk (BSI). Penggabungan ini akan menyatukan
kelebihan dari ketiga Bank Syariah sehingga menghadirkan layanan
yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas
permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan
induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui
Kementrian BUMN, Bank Syariah Indonesia didorong untuk dapat
bersaing ditingkat global. Penggabungan ketiga Bank Syariah tersebut
kebanggaan umat, yang diharapkan menjadi energi baru pembangunan
ekonomi nasional serta berkontribusi terhadap kesejahteraan
masyarakat luas. Keberadaan Bank Syariah Indonesia juga menjadi
cerminan wajah perbankan Syariah di Indonesia yang modern,
universal, dan memberikan kebaikan bagi segenap alam (Rahmatan
Lil’Alamiin).77
2. Visi dan Misi Bank Syariah Indonesia
Adapun Visi dan Misi dari Bank Syariah Indonesia adalah sebagai
berikut:
76
Okky Anugrah Pratama , wawancara, Consumer Banking Relationship Manager pada
Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, Muara Bulian 06 November 2020 77
“Bank Syariah Indonesia,” diakses 21 Mei 2021, https://www.ir-
bankbsi.com/corporate_history.html.
56
a. Visi
Top 10 Global Islamic Bank yaitu dengan menciptakan Bank
Syariah yang masuk ke dalam 10 besar menurut kapitalisasi pasar
secara global dalam waktu 5 tahun ke depan.
b. Misi
1) Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia.
Melayani >20 Juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan
asset (500+T) dan nilai buku 50 T di tahun 2025.
2) Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para
pemegang saham. Top 5 bank yang paling profitable di
Indonesia (ROE 18%) dan Valuasi kuat (PB>2)
3) menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik
Indonesia. Perusahaan dengan nilai yang kuat dan
memberdayakan masyarakat serta berkomitmen pada
pengembangan karyawan dengan budaya berbasis kinerja.78
a. Produk Penyaluran Dana
1) Pembiayaan Mitra Guna Berkah
AdalahB pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang
pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).
Pembiayaan Implan dapat mengakomodir kebutuhan
pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam
hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan,
koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan
simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan
terbatas.
2) Pembiayaan kepada Pensiunan
Merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer
(termasuk untuk pembiayaan multiguna) kepada para
78
“Bank Syariah Indonesia,” diakses 16 Mei 2021, https://www.ir-
bankbsi.com/vision_mission.html.
57
pensuinan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui
pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank
setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah
akad murabahah atau ijarah.
3) Pembiayaan Griya
Adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau
panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal
(konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer
dengan sistem murabahah.
4) BSM Pembiayaan Kendaraan Berkah
Merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan
bermotor dengan sistem murabahah. Pembiayaan yang dapat
dikategorikan sebagai PKB adalah:
Jenis kendaraan: Mobil
Kondisi kendaraan: Baru
Untuk kendaraan baru, jangka waktu pembiayaan hingga
5 tahun.79
3. Pembiayaan Warung Mikro
a. Pengertian
Pembiayaan warung mikro adalah salah satu fasilitas
pembiayaan yang dimiliki oleh Bank Syariah Indonesia yang
diberikan kepada nasabah yang memiliki badan usaha perorangan
demi untuk dapat mengembangkan usahanya.80
b. Macam-Macam Pembiayaan Warung Mikro
Pembiayaan warung mikro dibagi menjadi:
1) Pembiayaan Usaha Mikro (PUM)
79
Wawancara dengan Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship Manager
pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020. 80
Wawancara dengan Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship Manager
pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020.
58
Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) merupakan fasilitas
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah wiraswasta atau
pedagang. Plafon pembiayaan yang diberikan dari 10 Juta
hingga 200 Juta per Nasabah.
2) Pembiayaan Serbaguna Mikro (PSM)
Pembiaayaan Usaha Mikro (PSM) merupakan fasilitas
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah wiraswasta atau
pegawai. Plafon pembiayaan yang diberikan dari 10 Juta
hingga 200 Juta per Nasabah.
c. Persyaratan Pembiayaan
Untuk mendapatkan pembiayaan dari usaha memiliki
persyaratan sebagai berikut:
1) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun
2) Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55
thn s/d lunas
3) Kebun sudah menghasilkan atau ada back up dari usaha yang
lain.
Dokumen yang harus dilengkapi:
1) Copy KTP Suami/ Istri/ Penjamin
2) Copy KK dan Surat Nikah
3) Asli Surat Keterangan Usaha dari Lurah
4) Pas Photo Suami/Istri ukuran 3x4
5) Copy NPWP (untuk pinjaman > Rp. 50 Juta)
6) Copy Buku Tabungan 3 Bulan terakhir (Untuk pinjaman > Rp
50 Juta)
7) Copy SHM & IMB/BPKP Kendaraan Bermotor + STNK
8) Copy PBB
9) Copy PLN & PAM81
81
Wawancara dengan Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship Manager
pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020.
59
4. Skema Alur Pembiayaan Warung Mikro
Gambar 4.1
Skema Alur Pembiayaan Warung Mikro
Akad Proses sebelum akad
Pengumpulan Berkas (KTP, KK, Buku Nikah, SKU,
Fotocopy, SHM dan Nota-nota
Di checking
Survey
Jaminan / Angguran
Usaha / Pendapatan
Karakter Nasabah
Analisa
Jaminan / Angguran
Jaminan / Angguran
Oleh tim
Risk
Komite Pemutus (MBB (IlhamPratama), Branch Manager
(Rido Namara), dan Area Manager))
Order
Asuransi kebakaran (CHUBB Syariah)
(Jaminan tempat tinggal)
Asuransi Jiwa (ASKRINDO Syariah)
Akad (AFO)
Akad Pembiayaan Tanda Tangan Nasabahah
Pencairan
60
5. Mekanisme Pembiayaan Warung Mikro
Pembiayaan Warung Mikro merupakan pembiayaan yang
memiliki sifat angsuran anuitas dan tetap. Dengan range plafon yang
berbeda-beda, sebagai berikut:82
Tabel 4.2
Plafon Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian
Plafon Persentase
10 Juta – 50 Juta 22% efektif / Tahun
51 Juta – 100 Juta 20% efektif / Tahun
101 Juta – 200 Juta 18% efektif / Tahun
Sumber: Data yang diberikan Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian
Pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian memiliki
agunan yang berbeda-beda sesuai pembiayaannya. Dimana Pembiayaan
Warung Mikro menggunakan agunan seperti sertifikat rumah, sertifikat
kebun, dan sertifikat tanah kosong. Dikarenakan agunan merupakan
syarat yang digunakan untuk dapat melakukan pembiayaan, maka tanpa
sebuah agunan dimana Pembiayaan Warung Mikro tidak dapat
dilakukan.83
Apabila setelah terjadinya Pembiayaan Warung Mikro bahwa
seorang Nasabah telah melewati tanggal jatuh tempo pembayaran maka
dapat dikatakan bahwa nasabah tersebut dikenakan denda.tetapi jika
seorang Nasabah telah melunasi sebelum melewati Jatuh tempo, maka
82 Wawancara dengan Ilham Pratama Micro Banking Manager pada Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021 83
Wawancara dengan Ilham Pratama Micro Banking Manager pada Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021
61
tidak dikenakan denda. Dimana penentuan jumlah denda sebagai
berikut:84
0,000069% X Angsuran X Hari
Tetapi jika seorang Nasabah telah melakukan penunggakan dalam
jangka waktu yang lama maka diberikan solusi sebagai berikut:
a. Apabila Nasabah masih menginginkan jaminan nya maka Nasabah
tersebut wajib melunasi seluruh hutang yang ada.85
b. Apabila tidak, bank akan memberikan surat peringatan sebanyak 3
kali.
c. Apabila Nasabah belum memiliki respon untuk melakukan
penyelesaian maka pihak bank akan mengumpulkan dan
menyiapkan berkas Nasabah tersebut lalu menyerahkannya kepada
balai lelang di KPKNL.86
d. Dimana balai lelang akan memanggil terlebih dahulu Nasabah yang
bersangkutan sebanyak 1 kali, tetapi bila tidak ada respon yang
artinya nasabah merelakan jaminan yang dia punya, maka balai
lelang berhak untuk mengeksekusi jaminan tersebut untuk dilelang
di KPKNL dengan tujuan untuk melunasi sisa hutang yang ada.
e. Atau dapat juga ketika Nasabah merelakan jaminannya, jaminan
tersebut akan dijual secara sukarela kepada pembeli sesuai dengan
harga pasar tanpa harus diserahkan kepada balai lelang.87
6. Mekanisme Akad Pembiayaan Warung Mikro
Akad yang digunakan pada produk pembiayaan warung mikro
adalah akad murabahah. Pembiayaan Murabahah berdasarkan hasil
84
Wawancara dengan Ilham Pratama Micro Banking Manager pada Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021 85
Wawancara dengan Slamat Hariyadi Mitra Mikro pada Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021 86
Wawancara dengan Ilham Pratama Micro Banking Manager pada Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021 87
Wawancara dengan Slamat Hariyadi Mitra Mikro pada Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021
62
survei menunjukan bahwa bank-bank syari’ah pada umumnya banyak
menerapkan murabahah sebagai metode pembiayaan mereka yang
utama, dimana pembiayaan ini meliputi kurang lebih dari 75% dari
total kekayaan mereka.88
Dimana pembiayaan murabahah
menunjukkan memiliki banyak keuntungan bagi bank syari’ah.
Pertama kepastian pembeli, dimana bank syariah tidak akan
membelikan suatu barang kecuali ada pembelinya. Kedua, kepastian
keuntungan, dimana bank syariah dapat memastikan keuntungan atas
suatu barang yang akan dijualnya. Ketiga, pembiayaan murabahah
lebih mudah diaplikasikan pada saat sekarang ini.89
Implikasi akad
murabahah mengharuskan adanya penjual, pembeli dan barang yang
dijual. Sebagaimana diketahui, dalam skim murabahah fungsi bank
adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dan
nasabah sebagai pembeli barang. Apabila akad jual beli murabahah
dilakukan sebelum barang menjadi milik bank, hal ini tentunya tidak
sesuai dengan fatwa MUI NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 yang
menetapkan bahwa jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah
untuk membeli barang dari pihak ketiga, maka akad jual beli
murabahah harus dilakukan setelah barang menjadi hak milik bank.90
Dikarenakan Bank tidak menyiapkan seluruh barang yang dibutuhkan
nasabahnya. Maka bank meminta Nasabah untuk mewakilkan membeli
seluruh kebutuhannya.
Nasabah akan mewakilkan bank dalam membeli seluruh
kebutuhannya. Saat terjadi transaksi antara Nasabah dan pemasok,
maka Nasabah akan menggunakan akad wakalah. Pada aplikasinya
bank syariah menggunakan akad wakalah dengan memberi kuasa
kepada nasabah untuk membeli barang tersebut. Dengan adanya akad
88 Lukman dan Amelia, Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Dalam Perspektif
Hukum di Indonesia. Jurnal, Vol. 1, Desember 2017 hlm 214. 89
Lukman dan Amelia, Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Dalam Perspektif
Hukum di Indonesia. Jurnal, Vol. 1, Desember 2017 hlm 214. 90
“Fatwa – Laman 14 – DSN-MUI,” diakses 21 Mei 2021,
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/14/.
63
wakalah tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut
kepada nasabah untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh
nasabah. Walaupun bank telah menggunakan akad wakalah kepada
nasabah, bank akan tetap melakukan pengawasan terhadap barang-
barang yang akan dibeli. Hal ini dilakukan untuk mencegah nasabah
melakukan transaksi dilarang. Misalnya menggunakan dana
pembiayaan untuk membeli barang-barang yang termasuk barang
haram.91
91
Wawancara dengan Okky Anugrah Pratama Consumer Banking Relationship Manager
pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020.
64
7. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian
Sumber: Diperoleh dari Dokumentasi data Karyawan di Bank Syariah Indonesia
KCP Muara Bulian.
Retail Banking
Relationship Manager
Branch Operation
Service Manager Micro Banking
Manager
Junior Consumer
Banking Relationship
Manager
Consumer Syariah
Executive
Consumer Analisis
Junior Account
Maintane (collection)
Consumer Financing
Executive
Administration
General Support Staff
Teller
Customer Service
Driver
Office Boy
Security
Retail Sales Executive
Mikro Analisis
Mitra Mikro
(Collection)
Micro Administration
Branch Manager
65
Tabel 4.3
Data Karyawan di Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian92
No Nama Tahun
Bergabung
Status
Karyawan
Jabatan Grade
1 Rido Namara 2012 TETAP BM D4
2 Eko Romanto 2012 TETAP CBRM D1
3 Shanti Mariastuti 2016 TETAP BOSM C3
4 Iman Syahidan 2017 TETAP GSS C3
5 Ilham Pratama 2012 TETAP MBM D1
6 Yusi Herlia 2015 TETAP CS C2
7 Pidiadi 2013 TETAP MFA C2
8 Mustika Putri
Wulandari
2016 TETAP TELLER C1
9 M. Iqbal 2016 Kontrak MFS -
10 Agus Imam
Maulana
2016 Kontrak MFS -
11 Slamat 2017 Kontrak MFS -
12 Selamat Haryadi 2012 Kontrak Mitra
Mikro
-
13 Asni Susanti 2016 Kontrak CSE -
14 Padriyanto 2012 Kontak Security -
15 Adji Pangestu 2019 Kontrak Security -
16 Bambang Irawan 2017 Kontrak Security -
17 Elvira Monica Putri 2018 Kontrak Teller
Kriya
-
18 Pebrianto 2016 Kontrak OB -
19 Okta Wijaya 2013 Kontrak Driver -
Sumber : Diperoleh dari Dokumentasi data Karyawan di Bank Syariah
Indonesia KCP Muara Bulian.
92
Dokumentasi Data Karyawan Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian, pada 11
November 2020
66
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Responden
a. Jenis Kelamin
Berikut dilampirkan jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin dalam penelitian ini pada tabel 4.4:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 29 58%
Perempuan 21 42%
Jumlah 50 100%
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada Nasabah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang atau 58% dan yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang atau 42%. Dapat
disimpulkan pelaku Usaha Mikro yang menjadi responden pada
penelitian ini didominasi oleh pelaku Usaha Mikro berjenis
kelamin Laki-laki.
b. Usia
Jumlah responden berdasarkan usia dalam penelitian ini
dilampirkan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Presentase
21 – 30 Tahun 4 8%
31 – 40 Tahun 31 62%
41 – 55 Tahun 15 30%
Jumlah 50 100%
67
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada Nasabah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 50 orang yang
menjadi responden penelitian ini, responden yang berusia 21 – 30
tahun sebanyak 4 orang atau 8%. Responden yang berusia 31 – 40
tahun sebanyak 31 orang atau 62%. Responden 41-55 tahun
sebanyak 15 orang atau 30%. Dapat disimpulkan pelaku Usaha
Mikro yang menjadi responden pada penelitian ini didominasi
oleh pelaku Usaha Mikro berusia 31-40 tahun.
c. Jenis Usaha
Jumlah Usaha Mikro berdasarkan jenis usaha dilampirkan
pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Jenis Usaha Jumlah Presentase
Warung Nasi 7 14%
Kuliner Kue 6 12%
Toko Kelontong 5 10%
Kuliner Bakso 5 10%
Dagang Pakaian 4 8%
Jasa Konter Hp 4 8%
Laundry 3 6%
Pedagang Pasar 2 4%
Kuliner Soto 2 4%
Kantin 1 2%
Catering 1 2%
Kuliner Sate 1 2%
Elektronik 1 2%
Toko Manisan 1 2%
68
Pedagang Sayur 1 2%
Kuliner Nasi Uduk 1 2%
Kuliner Ayam Geprek 1 2%
Toko Accessories 1 2%
Gorden 1 2%
Dagang Buah 1 2%
Bengkel 1 2%
Jumlah 50 100%
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada Nasabah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nasabah
pembiayaan warung mikro BSI KCP Muara Bulian yang diambil
sebagai responden penelitian sebanyak 50 orang yang terdiri
usaha warung nasi 7 orang (14%), kuliner kue 6 orang (12%),
toko kelontong 5 orang (10%), Kuliner Bakso 5 orang (10%),
dagang pakaian 4 orang (8%), jasa konter hp 4 orang (8% orang),
laundry 3 orang (6%), pedagang pasar 2 orang (4%), kuliner soto
2 orang (4%), kantin 1 orang (2%), catering 1 orang (2%), kuliner
sate 1 orang (2%), elektronik 1 orang (2%), toko manisan 1 orang
(2%), pedagang sayur 1 orang (2%), kuliner nasi uduk 1 orang
(2%), kuliner ayam geprek 1 orang (2%), toko accessories 1 orang
(2%), gorden 1 orang (2%), dagang buah 1 orang (2%), bengkel 1
orang (2%). Maka dapat disimpulkan pelaku Usaha Mikro yang
menjadi responden pada penelitian ini didominasi oleh pelaku
Usaha Mikro sektor sementara 3 diantaranya merupakan sektor
jasa.
d. Lama Usaha
Jumlah Usaha Mikro berdasarkan lama usaha yang
dijalankan dilampirkan pada tabel 4.7 berikut:
69
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha Jumlah Presentase
1 – 5 Tahun 18 36%
6 – 10 Tahun 17 34%
11 – 15 Tahun 8 16
16- 20 Tahun 7 14
Total 50 100%
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada Nasabah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian
Berdasarkan table 4.7 dapat diketahui bahwa nasabah
pembiayaan warung mikro BSI KCP Muara Bulian memiliki lama
usaha 1-5 Tahun sebanyak 18 responden (36%), 6-10 Tahun
sebanyak 17 responden (34%), 11-15 Tahun sebanyak 8
responden (16%), dan 16-20 Tahun sebanyak 7 responden (14%).
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Berikut penulis menyajikan hasil skor jawaban responden usaha
mikro nasabah pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia
(BSI) KCP Muara Bulian. Sebagai berikut:
Tabel 4.8
Skor Angket untuk variabel X (Pembiayaan Warung Mikro)
No.
Per
Alternatif Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju Kurang
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
F % F % F % F % F %
1 12 24% 26 52% 12 24% 0 0% 0 0%
2 9 18% 32 64% 9 18% 0 0% 0 0%
3 14 28% 30 60% 6 12% 0 0% 0 0%
70
4 13 26% 36 72% 1 2% 0 0% 0 0%
5 7 14% 31 62% 12 34% 0 0% 0 0%
6 25 50% 25 50% 0 0% 0 0% 0 0%
Rata-
rata 13 30 7 0 0
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada Nasabah Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
Dari table 4.8 di atas dapat dilihat jawaban responden dengan
beberapa penjelasan pertanyaan berikut:
a) Butir pernyataan 1 mengenai persyaratan pembiayaan warung
mikro. Responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 12
orang (24%), setuju berjumlah 26 orang (52%), Kurang Setuju
berjumlah 12 orang (24%), dan tidak ada responden yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
b) Butir pernyataan 2 mengenai proses pengajuan pembiayaan
warung mikro. Responden yang menyatakan sangat setuju
berjumlah 9 orang (18%), setuju berjumlah 32 orang (64%),
Kurang Setuju berjumlah 9 orang (18%), dan tidak ada responden
yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
c) Butir pernyataan 3 mengenai proses pencairan dana. Responden
yang menyatakan sangat setuju berjumlah 14 orang (28%), setuju
berjumlah 30 orang (60%), kurang setuju berjumlah 6 orang
(12%), dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
d) Butir pernyataan 4 mengenai dana yang diberikan. Responden
yang menyatakan sangat setuju berjumlah 13 orang (26%), setuju
berjumlah 36 orang (72%), kurang setuju berjumlah 1 orang (2%),
dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
e) Butir pernyataan 5 mengenai jangka waktu pembayaran.
Responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 7 orang
71
(14%), setuju berjumlah 31 orang (62%), kurang setuju
berjumlah 11 orang (22%), dan tidak ada responden yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
f) Butir pernyataan 6 mengenai penetapan anggunan. Responden
yang menyatakan sangat setuju berjumlah 25 orang (50%), setuju
berjumlah 25 orang (50%), dan tidak ada responden yang
menjawab kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk setiap indikator pada
variabel Pembiayaan Warung Mikro (X) dengan rata-rata yang
menjawab sangat setuju pada butir pertanyaan 4, setuju pada butir
pertanyaan 3, kurang setuju pada butir pertanyaan 3, sedangkan tidak
setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
Tabel 4.9
Skor Angket untuk variabel Y (Perkembangan Usaha Mikro)
No.
Per
Alternatif Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju Kurang
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
F % F % F % F % F %
1 21 42% 26 52% 3 6% 0 0% 0 0%
2 18 36% 23 46% 9 18% 0 0% 0 0%
3 18 36% 27 54% 5 10% 0 0% 0 0%
4 9 18% 21 42% 20 40% 0 0% 0 0%
5 16 32% 30 60% 4 8% 0 0% 0 0%
6 14 28% 25 50% 11 22% 0 0% 0 0%
7 20 40% 27 54% 3 6% 0 0% 0 0%
8 23 46% 24 48% 3 6% 0 0% 0 0%
Rata-
rata 17 25 7 0 0
72
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada Nasabah Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
Dari table 4.9 di atas dapat dilihat jawaban responden dengan
beberapa penjelasan pertanyaan berikut:
a) Butir pernyataan 1 mengenai modal usaha. Responden yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 21 orang (42%), setuju
berjumlah 26 orang (52%), kurang setuju berjumlah 3 orang (6%),
dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
b) Butir pernyataan 2 mengenai omset penjualan. Responden yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 18 orang (36%), setuju
berjumlah 23 orang (46%), kurang setuju berjumlah 9 orang
(18%), dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
c) Butir pernyataan 3 mengenai pendapatan dan keuntungan.
Responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 18 orang
(36%), setuju berjumlah 27 orang (54%), kurang setuju
berjumlah 5 orang (10%), dan tidak ada responden yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
d) Butir pernyataan 4 mengenai cabang usaha. Responden yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 9 orang (18%), setuju
berjumlah 21 orang (42%), kurang setuju berjumlah 20 orang
(40%), dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
e) Butir pernyataan 5 mengenai permintaan. Responden yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 16 orang (32%), setuju
berjumlah 30 orang (60%), kurang setuju berjumlah 4 orang (8%),
dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
f) Butir pernyataan 6 mengenai tenaga kerja. Responden yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 14 orang (28%), setuju
73
berjumlah 25 orang (50%), kurang setuju berjumlah 11 orang
(22%), dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
g) Butir pernyataan 7 mengenai asset usaha. Responden yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 20 orang 40%), setuju
berjumlah 27 orang (54%), kurang setuju berjumlah 3 orang (6%),
dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
h) Butir pernyataan 8 mengenai asset keluarga. Responden yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 23 orang (46%), setuju
berjumlah 24 orang (48%), kurang setuju berjumlah 3 orang (6%),
dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk setiap indikator pada
variabel Perkembangan Usaha Mikro (Y) dengan rata-rata yang
menjawab sangat setuju pada butir pertanyaan 5, setuju pada butir
pertanyaan 6, kurang setuju pada butir pertanyaan 2 & 3, sedangkan
tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
3. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Validitas
Uji validitas dipergunakan untuk mengetahui kelayakan dan
ketepatan setiap butir angket diajukan, sehingga variabel dapat
diidentiifkasikan. Alat ukur yang digunakan dalam pengujian
validitas yaitu kuesioner. Kuesioner adalah angka hasil korelasi
antara skor angket dengan skor keseluruhan responden terhadap
informasi dalam kuesioner. Menentukan valid atau tidaknya
suatu pertanyaan dapat dilihat dari output SPSS Versi 22 berupa
nilai item total statistic masing-masing butir angket.
Butir angket dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel. Nilai rtabel
untuk uji dua arah pada taraf kepercayaan 95% atau
74
signifikasinya 5% (p=0,05) dapat dicari berdasarkan jumlah
responden atau N. N=50, maka derajat bebasnya adalah N – 2 =
50 – 2 = 48. Nilai rtabel dua arah pada df = 48 dan p = 0,05 adalah
0,279. Hasil SPSS yang diperoleh oleh uji validitas dari variable
Pembiayaan Warung Mikro (X), dan Perkembangan Usaha
Mikro (Y) sebagai berikut:
Tabel 4.10
Variabel X (Pembiayaan Warung Mikro
Variabel Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Pembiayaan
Warung
Mikro
1 0,724 0,279 Valid
2 0,683 0,279 Valid
3 0,678 0,279 Valid
4 0,734 0,279 Valid
5 0,619 0,279 Valid
6 0,686 0,279 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
Dapat dilihat pada table 4.10 di atas bahwa uji validitas
variabel Pembiayaan Warung Mikro (X) nilai dari rhitung pada
pertanyaan pertama sebesar 0,724, pertanyaan kedua 0,683,
pertanyaan ketiga 0,678, pertanyaan keempat 0,734, pertanyaan
kelima 0,619, pertanyaan keenam 0,686. Dimana seluruh rhitung
pada variabel Pembiayaan Warung Mikro (X) > rtabel (0,279) Hal
ini dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel
Pembiayaan Warung Mikro (X) dinyatakan valid.
Tabel 4.11
Variabel Y (Perkembangan Usaha Mikro)
Variabel Pertanyaan r-
hitung
r-
tabel
Keterangan
Perkembangan
Usaha Mikro
1 0,751 0,279 Valid
2 0,795 0,279 Valid
3 0,790 0,279 Valid
4 0,841 0,279 Valid
5 0,800 0,279 Valid
75
6 0,788 0,279 Valid
7 0,713 0,279 Valid
8 0,797 0,279 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
Dapat dilihat pada table 4.11 diatas bahwa uji validitas
variabel Perkembangan Usaha Mikro (Y) mmeiliki nilai rhitung
pada pertanyaan pertama sebesar 0,751, pertanyaan kedua 0,795,
pertanyaan ketiga 0,790, pertanyaan keempat 0,841, pertanyaan
kelima 0,800, pertanyaan keenam 0,788, pertanyaan ketujuh
0,713, pertanyaan kedelapan 0,797. Dimana seluruh pertanyataan
memiliki nilai rhitung > rtabel (0,279). Maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh pertanyaan pada variabel Perkembangan Usaha
Mikro dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Pada uji reliabilitas ini menggunakan Cronbach’s Alpha
untuk mengetahui konsisten pada alat ukur, apakah alat ukur
yang digunakan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Metode ini digunakan untuk melihat apakah kuisioner reliable
atau tidak. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan
nilai cronbach’s alpha > 0,06.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Pembiayaan Warung Mikro)
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.769 6
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
Hasil Pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan
angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,769. Maka dapat dinyatakan
bahwa seluruh pertanyaan dari variabel Pembiayaan Warung
76
Mikro (X) teruji reliabilitasnya karena angka cronbach’s alpha >
0,6 sehingga dinyatakan reliabel.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Pembiayaan Warung Mikro)
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.910 8
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
Hasil Pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan
angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,910. Maka dapat dinyatakan
bahwa semua pertanyaan dari variabel Perkembangan Usaha
Mikro (Y) teruji reliabilitasnya karena angka cronbach’s alpha >
0,6 sehingga dinyatakan reliabel.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data
pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak.
77
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
50
.0000000
3.86676419
.081
.067
-.081
.081
.200c,d
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data.
c. Liliefors Significance Correction.
d. This is a lower of the true significance
Dapat dilihat pada tabel 4.14 diketahui bahwa nilai
signifikansi Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05. Maka
sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas Kolmogorov-smirnov, dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau
persyaratan normalitas dalam model regresi sudah terpenuhi.
Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi
dalam analisis parametik. Normalitas data merupakan hal yang
penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka
data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.93
93
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengaruh Data Terpraktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2014), hlm 69.
78
b. Uji Linearitas
Uji linearitas untuk mengetahui apakah dua variabel yang
mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak.
Korelasi yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear
antara variabel independent (X) dan variabel dependent (Y).
dimana uji yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
program SPSS Versi 22.
Tabel 4.15
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Squar
e
F Sig.
Perkembanga
nusahamikro
*pembiayaan
warungmikro
Between
Groups
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
146.091 9 16,232 .970 .479
83.139 1 83.139 4.966 .032
62.953 8 7.869 .470 .870
Within
Groups
669.689 40 16.742
Total 815.780 49
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Berdasarkan tabel 4.15 diatas menunjukkan nilai
signifikansi (Sig.) dari output diperoleh nilai Linearity adalah
0,032 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
linear yang signifikan antara variabel Pembiayaan Warung
Mikro (X) dan Variabel Perkembangan Usaha Mikro (Y).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diartikan sebagai uji yang
menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamatan pada modal regresi linier.
79
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
Berdasarkan gambar 4.3 pada output Scatterplot terlihat bahwa
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka 0 (nol) pada sunbu Y. hal ini dapat disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.
5. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi dalam peneltian ini dilakukan melalui program
SPSS Versi 22, maka dapat diperoleh hasil berikut ini:
Tabel 4.16
Hasil Olahan SPSS Versi 22 Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
pembiayaanwarung
20.249
.539
5.756
.231
.319
3.518
2.334
.001
80
mikro .024
a. Dependent Variable: perkembanganusahamikro
Sumber: Olah Data SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.16 terdapat nilai koefisien arah regresi
dengan melihat hasil pada tabel coefficienta pada kolom
unstandardized coeffients dalam sub kolom B. Dalam sub kolom
tersebut terdapat nilai constants (konstanta) adalah 20,249
sedangkan nilai koefisien arah regresi 0,539.
Maka diperoleh persamaan regresi dengan rumus sebagai
berikut:
PUM = a + bPWM
Dimana:
PUM : Perkembangan Usaha Mikro
a : konstanta
b : Koefisien Regresi
PM : Pembiayaan Warung Mikro
Dengan demikian dapat diketahui bahwa persamaan regresi
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
PUM = 20,249 + 0,539 PWM
Adapun interprestasi dari persamaan PUM = 20,249 + 0,539
PWM :
a) Konstanta sebesar 20,249 artinya jika variabel Pembiayaan
Warung Mikro nilainya konstan, maka variabel Perkembangan
Usaha Mikro nilainya adalah 20,249.
b) Kenaikan Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia
(BSI) KCP Muara Bulian juga mempengaruhi kenaikan
Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian.
Koefisien regresi variabel Pembiayaan Warung Mikro sebesar
0,539 artinya jika variabel Pembiayaan Warung Mikro
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka variabel
81
Perkembangan Usaha Mikro mengalami peningkatan sebesar
0,539 satuan, demikian sebaliknya jika variabel Pembiayaan
Warung Mikro mengalami penurunan sebesar 1 satuan maka
variabel Perkembangan Usaha Mikro mengalami penurunan
sebesar 0,539 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi
pengaruh positif antara Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian dan
Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian.
6. Uji Hipotesis
a. Uji Persial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependent. Pengujian
ini menggunakan kriteria jika thitung > ttabel maka Ha diterima
dan Ho ditolak atau variabel independent memiliki pengaruh
terhadap variabel dependent. Dan jika thitung < ttabel maka Ho
di terima dan Ha ditolak atau variable independent tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel dependent.
Tabel 4.17
Hasil Olahan SPSS Versi 22 Uji Hipotesis
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
Pembiayaanwarung
mikro
20.249
.539
5.756
.231
.319
3.518
2.334
.001
.024
a. Dependent Variable: perkembanganusahamikro
Sumber: Olah Data SPSS 22
82
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa
Pembiayaan Warung Mikro memiliki nilai signifikan (Sig.)
variabel Pembiayaan Warung Mikro (X) adalah sebesar
0,024 < probabilitas 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
Ha diterima. Sementara thitung variabel Pembiayaan Warung
Mikro adalah sebesar 2,334. Jika penelitian ini
menggunakan jumlah sampel sebanyak 50 orang, maka
dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05 dan
derajat kebebasan (df) = n – k – 1 , dimana 50 – 1 – 1 = 48,
diperoleh ttabel sebesar 2,010. Dari hasil output SPSS Versi 22
menunjukkan thitung (2,334) > ttabel (2,010). Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya
terdapat pengaruh antara Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian terhadap
perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
varian dari variabel dependen.
Tabel 4.18
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .319a .102
.083
3.90684
a. Pedictors: (Constant), pembiayaanwarungmikro
Sumber: Olah Data SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.18 pada output SPSS Versi 22 diatas,
diketahui bahwa nilai R memperoleh nilai korelasi sebesar
83
R=0.319 yang artinya korelasi atau hubungan antara variabel
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian mempunyai pengaruh yang sedang
terhadap perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara
Bulian. Kemudian nilai koefisien determinasi atau R Square
sebesar 0.102 yang artinya pengaruh Pembiayaan Warung
Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
dapat memeliki kemampuan 10,2% dalam menjelaskan
perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian
Sedangkan 89,8% ditentukan oleh variabel atau faktor lain.
7. Uji Beda (Komparasi)
Beberapa indikator perkembangan usaha dapat dilihat dari
peningkatan modal, pendapatan, tenaga kerja, cabang usaha, nilai
asset usaha dimana indikator tersebut merupakan indikator yang
dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi atau bahkan bersifat
maya yang sulit untuk dapat di pertanggungjawabkan. maka pada
penelitian ini juga menggunakan uji beda (komparasi)
menggunakan analisis Paired-sample t-test yang digunakan untuk
melakukan pengujian terhadap satu sampel yang sama tetapi
memiliki data yang berbeda. Sehingga dapat melihat perbedaan
rata-rata setiap indikatornya sebelum dan sesudah Pembiayaan
Warung Mikro. Dimana dapat dilihat pada tabel berikut:
84
Tabel 4.19
Hasil Paired Sampel Statistic Modal
Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1 MODALSEBELUM
MODALSESUDAH
23820000.00
61620000.00
Pair 1 PendapatanSEBELUM
PendapatanSESUDAH
9885000.00
15076660.00
Pair 1 CabangSEBELUM
CabangSESUDAH
1.0200
1.2600
Pair 1 TenagaKerjaSEBELUM
TenagaKerjaSESUDAH
1.6800
3.0800
Pair 1 AssetUsahaSEBELUM
AssetUsahaSESUDAH
9353000.000
14148000.00
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
Tabel 4.19 menjelaskan bahwa rata-rata modal, pendapatan,
cabang usaha, dan tenaga kerja pelaku usaha mikro nasabah Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian sebelum dan sesudah
memperoleh pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia
(BSI) KCP Muara Bulian:
a. Rata-rata modal yang dimiliki usaha mikro sebelum
mendapatkan pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian sebesar 23820000.00 atau
Rp. 23.820.000. Sementara rata-rata modal sesudah
pembiayaan warung mikro sebesar 61620000.00 atau
Rp.61.620.000.
b. Rata-rata pendapatan yang didapat usaha mikro sebelum
pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
85
Muara Bulian sebesar 9885000.00 atau sebesar 9.885.000.
sementara rata-rata pendapatan sesudah pembiayaan warung
mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
sebesar 15076660.00 atau sebesar Rp.15.076.660.
c. Rata-rata cabang usaha yang dimiliki usaha mikro sebelum
pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian sebesar 1.0200 atau sebanyak 1 cabang.
Sementara rata-rata cabang usaha yang dimiliki sesudah
pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian sebesar 1.2600 atau sebanyak 1 cabang.
d. Rata-rata tenaga kerja yang dimiliki usaha mikro sebelum
pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian sebesar 1.6800 sementara rata-rata tenaga kerja
sesudah pembiayaan sebesar 3.0800.
e. Rata-rata asset usaha yang dimiliki usaha mikro sebelum
pembiayaan warung mirko Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian sebesar 9353000.00 atau sebesar Rp.9.353.000
sementara rata-rata asset usaha sesudah pembiayaan sebesar
14148000.00 atau sebesar Rp. 14.148.000
Selain menggunakan analisis Paired-sample t-test, uji beda
(komparasi) juga dapat dilihat menggunakan uji statistik pangkat
tanda Wilcoxon. Dimana uji ini merupakan alternatif dari analisis
Paired-sample t-test jika data pada penelitian tidak berdistribusi
normal. Namun pada penelitian ini uji statistik pangkat tanda
Wilcoxon digunakan untuk melihat perbedaan masing-masing
indikator yang diuji sebelum dan sesudah pembiayaan warung
mikro serta melihat pengaruh pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian terhadap perkembangan
Usaha Mikro di Kelurahan Muara Bulian dan Kelurahan Rengas
Condong. Dimana dapat dilihat pada tabel berikut:
86
Tabel 4.20
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of
Ranks
MODALSESUDAH-
MODALSEBELUM
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
0a
49b
1c
50
.00
25.00
.00
1225.00
PendapatanSESUDAH-
PendapatanSEBELUM
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
0d
45e
5f
50
.00
23.00
.00
1035.00
CabangSESUDAH-
CabangSEBELUM
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
0g
10h
40i
50
.00
5.50
.00
55.00
TenagaKerjaSESUDA
H-
TenagaKerjaSEBELU
M
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
0j
31k
19l
50
.00
16.00
496.00
AssetUsahaSESUDAH
-
AssetUsahaSEBELUM
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
0m
46n
4o
50
.00
23.50
.00
1081.00
Sumber: Olah Data SPSS 22
Berdasarkan Tabel 4.20 maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Terdapat 49 nasabah mempunyai modal lebih baik dari
sebelumnya. Sementara 1 nasabah mempunyai modal yang
sama antara sebelum dan sesudah pembiayaan.
87
b. Terdapat 45 nasabah mempunyai pendapatan lebih baik dari
sebelumnya. Sementara 5 nasabah mempunyai modal yang
sama antara sebelum dan sesudah pembiayaan.
c. Terdapat 10 nasabah mempunyai cabang usaha baru dari
sebelumnya. Sementara 40 nasabah tidak mempunyai cabang
usaha baru.
d. Terdapat 31 nasabah menambah tenaga kerja dari sebelumnya.
Sementara 19 nasabah mempunyai tenaga kerja yang sama
antara sebelum dan sesudah pembiayaan.
e. Terdapat 46 nasabah menambah asset usaha dari sebelumnya.
Sementara 4 nasabah mempunyai asset usaha yang sama antara
sebelum dan sesudah pembiayaan.
Tabel 4.21
Hasil Uji Test Statistics
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
MODALSESUDAH-
MODALSEBELUM
-6.097b .000
PendapatanSESUDAH-
PendapatanSEBELUM
-5.845b .000
CabangSESUDAH-
CabangSEBELUM
-2.972b .003
TenagaKerjaSESUDAH-
TenagaKerjaSEBELUM
-4.904b .000
AssetUsahaSESUDAH-
AssetUSahaSEBELUM
-5.912b .000
Sumber: Olah Data SPSS 22
Pada Tabel 4.21 Test Statisctic menunjukkan hasil uji
Wilcoxon. Dengan uji tersebut dalam disimpulkan:
88
a. Nilai Asymp Sig. (2-tailed) indikator modal sebesar 0,000 <
0,05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara sebelum dan
sesudah pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia
(BSI) KCP Muara Bulian.
b. Nilai Asymp Sig. (2-tailed) indikator pendapatan sebesar 0,000
< 0,05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara sebelum
dan sesudah pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
c. Nilai Asymp Sig. (2-tailed) indikator cabang usaha sebesar
0,003 < 0,05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara
sebelum dan sesudah pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
d. Nilai Asymp Sig. (2-tailed) indikator tenaga kerja sebesar
0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara
sebelum dan sesudah pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
e. Nilai Asymp Sig. (2-tailed) indikator asset usaha sebesar 0,000
< 0,05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara sebelum
dan sesudah pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh indikator yang diuji memiliki perbedaan yang signifikan
variabel yang diuji antara sebelum dan sesudah memperoleh
pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian.
C. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 50 sampel yang
didapat dari penyebaran kuisioner kepada nasabah pembiayaan warung
mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian yang telah di
paparkan sebelumnya dengan menggunakan SPSS Versi 22, maka
89
kesimpulan pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Warung
Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian” sebagai berikut:
1. Pengaruh Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia
(BSI) KCP Muara Bulian Terhadap Perkembangan Usaha Mikro
di Kecamatan Muara Bulian
Dari hasil analisis, menunjukan bahwa pada saat pengujian
kualitas data semua pertanyaan yang ada pada kuesioner dikatakan
valid dengan ketentuan melebihi nilai rtabel dan untuk nilai reabilitas di
atas standar 0,06 maka dapat dikatakan kuesioner yang ada dinyatakan
reliable untuk pengujian selanjutnya. Dapat dilihat juga nilai thitung
sebesar 2,334 > ttabel sebesar 2,010 maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima. Artinya dengan demikian Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian berpengaruh signifikan
terhadap perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian.
Hal ini membuktikan bahwa Pembiayaan Warung Mikro yang
diberikan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
memiliki manfaat yang baik.
Sementara nilai Koefisien Determinasi (R Square) menunjukkan
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian memiliki kemampuan 10,2% dalam menjelaskan
perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahendra Firean yang dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pelatihan
dan pembinaan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap perkembangan UMKM Kota Jambi.94
94
Rahendra Farean, Pengaruh Pelatihan, Pendampingan, dan Pembinaan Dinas Koperasi
dan UMKM Terhadap Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Jambi,
skripsi fakultas ekonomi dan bisnis islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2019.
90
2. Perbedaan yang dimiliki indikator modal, pendapatan, cabang
usaha, dan tenaga kerja dan asset usaha pada setiap Usaha Mikro
di Kecamatan Muara Bulian sebelum dan sesudah memperoleh
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian.
Berdasarkan uji spaired sample T-test menggunakan program
SPSS Versi 22 yang telah dilakukan dimana rata-rata modal yang
dimiliki responden sebelum Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian sebesar 23820000.00 atau
Rp.23.820.000 dan rata-rata modal yang dimiliki responden sesudah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP
Muara Bulian sebesar 61620000.00 atau Rp.61.620.000. sementara
rata-rata pendapatan sebelum Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian sebesar 9885000.000 atau
Rp. 9.885.000.00 dan rata-rata pendapatan sesudah Pembiayaan
Warung Mikro sebesar 15076660.00 atau Rp. 15.076.660.00.
sementara rata-rata cabang usaha yang dimiliki sebelum Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
sebesar 1,0200 dan cabang usaha yang dimiliki sesudah Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
sebesar 1,2600. Sementara rata-rata tenaga kerja yang dimiliki sebelum
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian sebesar 1,8600 dan rata-rata tenaga kerja yang dimiliki sesudah
pembiayaan sebesar 3,0800. Sementara rata-rata asset usaha sebelum
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian sebesar Rp. 9.353.000 dan rata-rata asset usaha sesudah
pembiayaan sebesar Rp. 14.148.000.
Perbedaan usaha mikro ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Siska Pratiwi Harap dalam penelitiannya berjudul
Pengaruh Pembiayaan Mikro Terhadap Perkembangan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (Studi Kasus Nasabah Pembiayaan Mikro pada
91
PT. BRI Syariah Kantor Cabang Medan) dijelaskan bahwa pendapatan
rata-rata sebelum memperoleh pembiayaan mikro sebelas Rp.
3.521.579,55 dan sesudah memperoleh pembiayaan mikro sebesar Rp.
4.752.329,55.95
Sedangkan pada pengujian yang telah dilakukan dengan uji
Wilcoxon Signed Ranks Test menggunakan program SPSS Versi 22
menunjukkan bahwa dari 50 sampel yang di ambil dari nasabah
Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian terdapat 49 orang mempunyai modal lebih baik dari
sebelumnya, 45 orang mempunyai pendapatan lebih baik dari
sebelumnya, 10 orang mempunyai cabang usaha baru dari sebelumnya,
31 orang dapat menambah tenaga kerja dari sebelumnya, dan 46 orang
dapat menambah asset usaha dari sebelumnya.
Sementara indikator modal, pendapatan, cabang usaha, tenaga
kerja dan nilai asset usaha menujukkan nilai Asymp Sig. < 0,05
sehingga dapat dikatakan seluruh indikator memiliki perbedaan yang
nyata antara sebelum dan sesudah Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian serta seluruh indikator
yang diuji memiliki perbedaan yang signifikan antara variabel yang
diuji sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari beberapa sampel,
terdapat salah satu responden yang jumlah modalnya dapat dikatakan
tetap dimana dapat dibuktikan dalam hasil wawancara dengan Bapak
Lukman Isa (40 Tahun) selaku Usaha Mikro Sektor Jasa Konter dan
Service Hp sebagai berikut:
“Modal yang saya punya untuk membuat konter Hp ini dapat
dikatakan 100% berasal dari Pembiayaan. Walaupun sudah
berjalan 4 Tahun tetapi untuk melakukan usaha ini tidak memiliki
95
Siska Pratiwi Harahap, Pengaruh Pembiayaan Mikro Terhadap Perkembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Nasabah Pembiayaan Mikro Pada PT. BRI Syariah
Kantor Cabang Medan, skripsi fakultas ekonomi dan bisnis islam, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2019.
92
modal uang yang cukup besar dikarenakan saya menggunakan skill
yang saya bisa terlebih dahulu sehingga usaha yang saya punya
juga tetap menghasilkan. Baru lah ketika saya sudah mendapatkan
pembiayaan saya bisa menambah peralatan service Hp dan
mengembangkan skill saya”.96
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat salah satu yang
mempengaruhi tidak berkembangnya modal Nasabah Pembiayaan
Warung Mikro yaitu disebabkan karena usaha tersebut menggunakan
pembiayaan yang diberikan untuk mengembangkan usahanya. Dimana
usaha yang berjalan ini merupakan usaha sektor jasa yang merupakan
usaha yang kegiatannya dilakukan dengan cara memberikan jasa
kepada konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.97
Hal
itu membuat Nasabah menggunakan skill yang dia punya terlebih
dahulu untuk memulai usaha dengan peralatan sederhana yang dia
punya. Setelah menjadi Nasabah Pembiayaan, usaha tersebut mulai
dapat mengembangkan usaha nya dengan membeli peralatan jasa yang
baru untuk menambah skill service lainnya. Hal ini sejalan
permasalahan yang dihadapi oleh UMKM yaitu permasalahan internal
seperti kurangnya modal, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
terbatas. Jika dikaitkan kedua permasalahan ini tidak dapat dilepaskan
satu sama lainnya. Dengan alasan bahwa modal merupakan faktor
utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha.
Sedangkan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) nya yang rendah,
unit usaha tersebut sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi
baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.98
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dari 50
responden terdapat 5 orang yang tidak memiliki pendapatan yang
meningkat setelah menjadi Nasabah Pembiayaan Warung Mikro.
Karena pembiayaan yang diberikan digunakan untuk mengembangkan
96
Wawancara dengan Lukman Isa Usaha Mikro Konter dan Service Hp pada Kelurahan Muara
Bulian, 05 Maret 2021. 97 V. Wiratna Sujarweni, Akuntasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), (Yogyakarta, PT
Pustaka Baru, 2020) , hlm 10. 98
Dindin Abdurohim, Strategi Pengembangan Kelembagaan UMKM (Yogyakarta: Bintang
Pustaka Madani, 2020), hlm 5-6.
93
usahanya di tolak ukur lainnya seperti cabang usaha, asset usaha dan
tenaga kerja. Hal ini juga difaktori oleh pandemic COVID-19 yang
terjadi dari awal Tahun 2019 hingga saat ini. Karena permintaan usaha
yang mereka jalani juga tidak mengalami perkembangan. Sehingga hal
tersebut menyebabkan pendapatan yang mereka dapat juga tidak
bertambah. Hal ini dapat dibuktikan dalam wawancara peneliti dengan
Ibu M Susanti (berusia 38 Tahun) yang merupakan pedagang kuliner
bakso serta Nasabah Pembiayaan Warung Mikro di Kelurahan Muara
Bulian sebagai berikut:
“Pembiayaan yang saya terima digunakan untuk menambah
cabang usaha saya, selama 10 tahun saya melakukan pembiayaan
bersama Bank Syariah Indonesia (BSI) usaha yang saya jalani
terlihat baik baik saja, saya dapat menambah cabang usaha diikuti
dengan penambahan tenaga kerja dan menambah asset usaha.
Tetapi semenjak adanya COVID-19 permintaan saya menjadi
berkurang dikarenakan banyak konsumen yang tidak ingin
berkumpul dan makan didalam ruangan toko saya. Permintaan dan
pendapatan saya menurun. Tetapi tidak separah dan seburuk itu.
Saya tetap mendapatkan keuntungan walaupun tidak sebesar
sebelum adanya pandemic COVID-19”.99
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tidak
seluruh responden mampu memiliki cabang usaha baru setelah
memperoleh Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia
(BSI) KCP Muara Bulian karena pembiayaan tersebut digunakan untuk
menambah asset usaha mereka seperti perluasan tempat usaha, gedung,
peralatan produksi dan bahan produksi. Hal ini di buktikan dalam
wawancara peneliti kepada Ibu Siti Nurhabibah (berusia 34 Tahun)
yang merupakan pedagang kuliner kue serta Nasabah Pembiayaan
Warung Mikro di Kelurahan Muara Bulian sebagai berikut:
“jika untuk menambah cabang usaha kita tidak melakukannya.
Karena modal yang diberikan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian digunakan untuk memperluas tempat usaha
saya, lalu sisanya saya gunakan untuk menambah lapak jenis kue
99
Wawancara dengan M Susanti Usaha Mikro Pedagang Kuliner Bakso pada Kelurahan Muara
Bulian, 01 Maret 2021.
94
kue basah lainnya. Sehingga saya mempunyai dua lapak kue yaitu
kue basah dan roti dalam satu tempat”.100
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan juga menunjukkan
tidak seluruh responden mampu menambah tenaga kerja baru untuk
mengembangkan usaha mereka dikarenakan banyak diantara mereka
menambah dikarenakan tenaga kerja yang sebelumnya bekerja
memutuskan untuk berhenti dan mulai menggantikan tenaga kerja
dengan yang baru. Hal ini dibuktikan dalam wawancara peneliti
kepada Ibu Een (36 Tahun) yang merupakan Usaha Mikro jasa laundry
serta Nasabah Pembiayaan Warung Mikro di Kelurahan Rengas
Condong sebagai berikut:
“tenaga kerja kita berjumlah 2 orang untuk saat ini yang
bertugas untuk mencuci dan menggosok pakaian, dimana setiap
pekerjaan itu dilakukan setiap hari hingga sore. Jika untuk
menambah tenaga kerja, kami sangat sering menambah tenaga
kerja tetapi mereka memutuskan untuk berhenti karena beberapa
alasan pribadi seperti mencari pekerjaan yang baik buat mereka,
cuti menikah dan hamil hingga merasa tidak cocok bekerja dengan
kami. Oleh karena itu tenaga kerja yang kami punya tetap 2
walaupun sudah sering menambah karyawan baru”.101
Berdasarkan hasil wawancara juga menunjukkan bahwa
permintaan yang diterima Usaha Mikro tidak memperlihatkan
perubahan yang besar, satu faktor diantaranya yaitu dikarenakan
pandemi sehingga para pelaku Usaha Mikro tidak dapat mengukur
dengan pasti berapa permintaan yang didapat dalam kurun waktu
tertentu. Hal ini dibuktikan dalam wawancara peneliti kepada Ibu Yosi
(berusia 33 Tahun) yang merupakan pedagang buah serta Nasabah
Pembiayaan Warung Mikro di Kelurahan Rengas Condong sebagai
berikut:
”Pembiayaan yang kami dapat dari Bank Syariah Indonesia
(BSI) KCP Muara Bulian kami gunakan untuk menyewa lapak
usaha, menambah pasokan buah, hingga membeli meja buah untuk
usaha. Tetapi minat buah yang kami dapat tidak meningkat. Hal
100
Wawancara dengan Siti Nurhabibah Usaha Mikro Pedagang Kuliner Kue pada Kelurahan
Muara Bulian, 10 Maret 2021. 101
Wawancara dengan Een Usaha Mikro Jasa Laundry pada Kelurahan Rengas Condong, 01
Maret 2021.
95
tersebut terjadi karena faktor pandemi. Saat diumumkannya ada
nya pandemi, perlahan usaha yang kami jalani kian hari nya
mengalami penurunan permintaan, lalu membuat pendapatan yang
kami terima juga ikut berkurang”.102
Berdasarkan hasil wawancara juga nilai asset keluarga yang
dimiliki banyak diantara sampel yang tidak menghitung jumlah pasti
nilai asset usaha yang didapat. Salah satu faktornya yaitu para
responden menganggap pendapatan yang didapat dalam waktu sehari
itu setelah di kurangkan dengan biaya produksi maka itulah hasil yang
akan menjadi asset keluarga saat itu untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya. Hal ini dibuktikan dalam wawancara peneliti kepada
Bapak Lukman Isa (40 Tahun) yang merupakan Usaha Mikro jasa
konter Hp serta Nasabah Pembiayaan Warung mikro di Kelurahan
Muara Bulian sebagai berikut:
“saya tidak pernah menghitung jumlah tabungan yang saya
dapat dikarenakan saya beserta keluarga tidak memiliki tabungan
secara rutin untuk disetorkan kepada Bank. Untuk menentukan
jumlah asset keluarga yang saya dapat itu merupakan jumlah
perhari. Dimana jika saya mampu menghasilkan uang sebesar Rp.
500.000 / hari nya. Maka uang tersebut akan saya bagi antara
modal yang saya gunakan untuk memperbaiki Hp atau membeli
item yang rusak dengan jumlah yang akan saya dapat sebagai
bentuk upah jasa. Lalu uang tersebut digunakan untuk keperluan
sehari-hari keluarga saya”.103
Hal ini sejalan dengan karakteristik dasar Usaha Mikro di
Indonesia yang disampaikan Bank Indonesia yang mengatakan bahwa:
“Karakteristik dasar Usaha Mikro di Indonesia salah satunya
adalah tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan
usaha”.104
Berdasarkan wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
indikator permintaan dan nilai asset keluarga sangat sulit di ukur
menggunakan program SPSS Versi 22 dalam penelitian ini dikarenakan
102
Wawancara dengan Yosi Usaha Mikro Pedagang Buah pada Kelurahan Muara Bulian, 15
Maret 2021. 103
Wawancara dengan Lukman Isa Usaha Mikro Konter dan Service Hp pada Kelurahan Muara
Bulian, 05 Maret 2021. 104
Bank Indonesia, Profil Bisnis UMKM, (2015), hlm 17.
96
indikator tersebut bersifat nisbi atau bahkan bersifat maya yang sulit
untuk dipertanggungjawabkan.
Perkembangan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Siska Pratiwi Harahap dalam penelitiannya berjudul Pengaruh
Pembiayaan Mikro Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (Studi Kasus Nasabah Pembiayaan Mikro pada PT. BRI
Syariah Kantor Cabang Medan) dijelaskan bahwa rata-rata pendapatan
nasabah sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan mikro adalah
berbeda.105
105
Siska Pratiwi Harahap, Pengaruh Pembiayaan Mikro Terhadap Perkembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Nasabah Pembiayaan Mikro Pada PT. BRI Syariah
Kantor Cabang Medan, skripsi fakultas ekonomi dan bisnis islam, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2019.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Pembiayaan Warung
Mikro Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian terhadap
perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian maka dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa Pembiayaan
Warung Mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perkembangan Usaha
Mikro di Kecamatan Muara Bulian.
2. Adanya perbedaan yang signifikan pada perkembangan Usaha Mikro
di Kecamatan Muara Bulian setelah mendapatkan Pembiayaan
Warung Mikro dari Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian. Dimana dari 50 responden terdapat 49 nasabah dapat
meningkatkan modal usahanya, 45 nasabah dapat meningkatkan
pendapatannya, 10 nasabah dapat menambah cabang usaha baru, 31
nasabah dapat menambah tenaga kerja baru, dan 46 nasabah dapat
menambah asset usaha baru. Sementara selebihnya mempunyai
perkembangan yang sama dari sebelum menerima pembiayaan
warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian.
B. Saran
1. Diharapkan kepada Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
harus meningkatkan promosi dan sosialisasi terhadap masyarakat
tentang apa itu pembiayaan warung mikro dan bagaimana sistemnya
agar masyarakat yang belum menjadi nasabah tertarik untuk
bergabung menjadi nasabah dan mengambil pembiayaan yang sesuai
dengan kebutuhan usahanya.
98
2. Diharapkan kepada usaha mikro di Muara Bulian untuk dapat
memanfaatkan pembiayaan yang sudah mereka peroleh dari Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian untuk mengembangkan usaha
yang mereka jalankan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meniliti mengenai faktor-
faktor suatu usaha tidak berkembang setelah melakukan pembiayaan
atau tambahan modal lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Banten : Majelis Ulama Indonesia
Provinsi Banten
Buku
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta,
Kalimedia, 2015)
Chandra Purdi E, Trik Sukses Menuju Sukses, (Yogyakarta, Grafika Indah, 2000)
Didik Setyawarno, Uji Statistik untuk Penelitian (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017)
Dindin Abdurohim, Strategi Pengembangan Kelembagaan UMKM (Yogyakarta:
Bintang Pustaka Madani, 2020)
Didik Setyawarno, Uji Statistik untuk Penelitian (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017)
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengaruh Data Terpraktis, (Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2014)
Muhammad Sholeh, Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan (Semarang: UNDIP, 2008)
Muhammad Lathief, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Medan, FEBI UIN-
SU Press, 2018)
Nuryadi dkk., Dasar-Dasar Statistik Penelitian (Yogyakarta, Sibuku Media, 2017)
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi Fakultas Syariah
IAIN STS Jambi Dan Syariah Pers, 2012)
Soeharto Prawirokusumo, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil Ediis
Pertama, (Yogyakarta, BPFE UGM, 2010).
Sugiyono, Metode Peneltian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2013).
Suyatno dan Prana Ugiana Gio, Statistika Nonparametik Dengan SPSS, Minitab,
dan R (Dilengkapi dengan Penyelesaian Perhitugan Secara Manual)
(Medan: USU Press, 2017)
Syofian Siregar, Metode PenelitiaJn Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta, Prenadamedia Group, 2013)
Tri Siwi Agustina, Kewirausahaan (Teori dan Penerapan pada Wirausaha dan
UKM di Indonesia), (Jakarta, Mitrawacana, 2015)
V. Wiratna V. Wiratna Sujarweni, Akuntasi UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah), (Yogyakarta, PT Pustaka Baru, 2020)
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan mudah
dipahami), (Yogyakarta, Pustakabarupress, 2018)
Yusuf, A.Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan. (Jakarta : 2014)
Jurnal
Amanda, Livia, Ferra Yanuar, dan Dodi Devianto. Uji Validitas dan Reliabilitas
Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang.Jurnal, Vol 8. 5 Juli
2019
Antara, S, J Sepang, dan I S Saerang. Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Wholesale Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal, Vol 2. 3 September 2014
Andi Hendrawan, Ferri Kuswantoro, dan Hari Sucahyawati, Dimensi Kreativitas
dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal,
Vol 2. Maret 2019
Atik Fajaryani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan
Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013). Jurnal, Vol 4 no. 1. 1 April
2015)
Cecilia Engko, Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Dengan
Self Esteem Dan Self Efficacy. Jurnal, Vol 10. April 2008
Fajaryani, Atik, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan
Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013). Jurnal, Vol 4. 1
April 2015
Fitriani, Ifa Latifa. Jaminan Dan Agunan Dalam Pembiayaan Bank Syariah Dan
Kredit Bank Konvensional. Jurnal, Vol 47. 31 Maret 2017
Hamza, Lies Maria, dan Devi Agustien, Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah Terhadap Pendapatan Nasional Pada Sektor
UMKM di Indonesia. Jurnal, Vol 8. 13 Juli 2019
Hana Zunia, Rini, Peran Perbankan Syariah terhadap Eksistensi UMKM Industri
Rumah Tangga Batik Laweyan. Jurnal, Vol.1, Januari-Juni 2017
Hendrawan, Andi, Ferri Kuswantoro, dan Hari Sucahyawati, Dimensi Kreativitas
dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal,
Vol 2. Maret 2019.
Imama, Lely Shofa, Konsep Dan Implementasi Murabahah Pada Produk
Pembiayaan Bank Syariah. Jurnal, Vol 1. 26 Januari 2015.
Livia Amanda, Ferra Yanuar, dan Dodi Devianto, Uji Validitas dan Reliabilitas
Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang. Jurnal, Vol 8, no. 1.
5 Juli 2019
Rachman, Mochamad, Peran Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kudus Dalam
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kudus.
Jurnal, Vol 3. Desember 2015.
Rahmatia, Rahmatia, Madris Madris, dan Sri Undai Nurbayani. Pengaruh Modal
Usaha, Tenaga Kerja Dan Lama Usaha Terhadap Laba Usaha Mikro Di
Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan.Jurnal, Vol 4.25 Januari 2019.
Rini, Hana Zunia. Peran Perbankan Syariah terhadap Eksistensi UMKM Industri
Rumah Tangga Batik Laweyan. Jurnal, Vol 1. Januari-Juni 2017).
S Antara, J Sepang, dan I S Saerang, Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Wholesale Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal, Vol 2 No. 3. September 2014,
hlm. 907.
Lain-lainnya
“Badan Pusat Statistik,” diakses 5 Mei 2021,
https://jambi.bps.go.id/publication/2019/07/26/212dda2d9b5e3fb1e309996
0/potensi-peningkatan-kinerja-usaha-mikro-kecil-provinsi-jambi.html.
“BPS Kabupaten Batang Hari,” diakses 5 Mei 2021,
https://batangharikab.bps.go.id/dynamictable/2020/07/09/76/jumlah-
penduduk-menurut-jenis-kelamin-di-kabupaten-batang-hari-2011-
2020.html.
“Pembiayaan Serbaguna Mikro | Bank Syariah Mandiri.” Diakses 26 November
2020.https://www.mandirisyariah.co.id/business-banking/micro-
banking/pembiayaan-serbaguna-mikro.
“Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.” Diakses
26 November 2020. https://www.ojk.go.id/waspada-
investasi/id/regulasi/Pages/Undang-Undang-Nomor-21-Tahun-2008-
Tentang-Perbankan-Syariah.aspx.
“Warung Mikro Pembiayaan Berbasis Syariah | MySharing.” Diakses 26
November 2020. http://mysharing.co/warung-mikro-pembiayaan-berbasis-
syariah/.
“Visi & Misi | Bank Syariah Mandiri,” diakses 26 November 2020,
https://www.mandirisyariah.co.id/tentang-kami/visi-misi.
Skripsi
Siska Pratiwi Harahap, 2019. Pengaruh Pembiayaan Mikro Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Nasabah
Pembiayaan Mikro Pada PT. BRI Syariah Kantor Cabang Medan, Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara : Medan.
Rahendra Farean, 2019. Pengaruh Pelatihan, Pendampingan, dan Pembinaan
Dinas Koperasi dan UMKM Terhadap Perkembangan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) Kota Jambi, Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi : Jambi.
Wawancara
Yosi Usaha Mikro, Wawancara, Pedagang Buah pada Kelurahan Muara Bulian,
15 Maret 2021.
Lukman Isa, Wawancara, Usaha Mikro Konter dan Service Hp pada Kelurahan
Muara Bulian, 05 Maret 2021.
Siti Nurhabibah, Wawancara, Usaha Mikro Pedagang Kuliner Kue pada
Kelurahan Muara Bulian, 10 Maret 2021.
Een, Wawancara, Usaha Mikro Jasa Laundry pada Kelurahan Rengas Condong,
01 Maret 2021.
M Susanti, Wawancara, Usaha Mikro Pedagang Kuliner Bakso pada Kelurahan
Muara Bulian, 01 Maret 2021.
Ilham Pratama, Wawancara, Micro Banking Manager pada Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021.
Slamat Hariyadi, Wawancara, Mitra Mikro pada Bank Syariah Indonesia (BSI)
KCP Muara Bulian, 10 Juni 2021.
Okky Anugrah Pratama, Wawancara, Consumer Banking Relationship Manager
pada Bank Syariah Mandiri KCP Muara Bulian, 06 November 2020.
DAFTAR LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Proses izin riset dan wawancara dengan Okky Anugrah Pratama dan Ilham
Pratama selaku Costumer Banking Relationship Manager dan Micro Banking
Manager pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian
Proses wawancara dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kabupaten Batanghari
Proses pengisian kuesioner
Proses pengisian kuesioner
Proses pengisian kuesioner
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
“Pengaruh Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Indonesia KCP Muara
Bulian Terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Muara Bulian”
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dalam rangka penulisan skripsi yang digunakan sebagai salah satu syarat
mendapatkan gelar S1 di Universitas Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
maka saya:
Nama : Nurul Ma’rifah Engget
Jurusan : Perbankan Syariah
Memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sejenak guna
mengisi kuesioner penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
seluruh pihak sehingga Bapak/Ibu dapat bersedia mengisi, menjawab kuesioner
dengan sebenar-benarnya.
Atas perhatiannya peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
atau kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner ini, dan peneliti mohon maaf apabila ada persyaratan yang tidak
berkenaan di hati Bapak/Ibu.
Hormat saya,
Nurul Ma’rifah Engget
A. PetunjukPengisian
1. Baca dan cermati pertanyaan dalam kuesioner dengan teliti sebelum
memilih jawaban.
2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan
member tanda centang (V) didalam kotak yang telah disediakan.
Keterangan:
Simbol Alternatif Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
B. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
3. Umur : 21 – 30 Tahun
31 – 40 Tahun
41 – 55 Tahun
4. Jenis Usaha :
Kuliner/Fashion/Jasa/Perdagangan/Konveksi/Lainnya: .
5. Lama Usaha :
C. Item Pertanyaan
1. Pembiayaan Warung Mikro (X)
No. Item Pertanyaan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
1 Pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia
KCP Muara Bulian memiliki persyaratan yang
mudah
2 Pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia
KCP Muara Bulian memiliki proses pengajuan yang
cepat
3 Proses pencairan pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian sangat cepat
dan mudah
4 Pencairan dana pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian yang diberikan
sesuai dengan kesepakatan diawal
5 Jangka waktu pembiayaan yang diberikan tergolong
lama sehingga meringankan saya dalam melakukan
pembayaran angsuran
6 Saya mengetahui bahwa Bank Syariah Indonesia
KCP Muara Bulian menetapkan anggunan dan
jaminan sebagai salah satu persyaratan sebelum
mengajukan pembiayaan
2. Perkembangan Usaha Mikro (Y)
No Item Pertanyaann Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
1 Dengan adanya pembiayaan warung mikro dari Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian modal usaha
saya bertambah
2 Omset penjualan usaha saya semakin meningkat
karena adanya tambahan modal dari pembiayaan
warung mikro Bank Syariah Indonesia KCP Muara
Bulian yang diberikan
3 Setelah memperoleh pembiayaan warung mikro dari
Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian,
pendapatan dan keuntungan saya meningkat
4 Setelah memperoleh pembiayaan warung mikro dari
Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian, saya
dapat membuka cabang usaha baru
5 Jumlah permintaan barang usaha saya meningkat
setelah memperoleh pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia KCP Muara Bulian
6 Setelah memperoleh pembiayaan warung mikro dari
Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian, jumlah
tenaga kerja saya bertambah
7 Setelah memperoleh pembiayaan warung mikro dari
Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian , asset
usaha yang saya miliki bertambah
8 Setelah memperoleh pembiayaan warung mikro dari
Bank Syariah Indonesia KCP Muara Bulian , asset
keluarga yang saya miliki bertambah (Tabungan)
Wawancara
1. Berapa jumlah modal yang anda punya untuk mengembangkan usaha
sebelum dan sesudah menjadi nasabah pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian?
2. Berapa jumlah pendapatan yang anda hasilkan /Bulan dari usaha sebelum
dan sesudah menjadi nasabah pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian?
3. Apakah anda memiliki cabang usaha baru setelah memperoleh
pembiayaan warung mikro Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara
Bulian? Jika iya, berapa jumlah sebelum dan sesudah pembiayaan?
4. Apakah anda menambah tenaga kerja baru untuk membantu anda dalam
mengembangkan usaha setelah memperoleh pembiayaan warung mikro
Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian? Jika iya, sebutkan
sebelum dan sesudahnya!
5. Apakah anda menambah asset usaha anda untuk mengembangkan usaha
anda setelah memperoleh pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Indonesia (BSI) KCP Muara Bulian? Jika iya, sebutkan sebelum dan
sesudahnya!
KARAKTERISTIK RESPONDEN
No. Jenis Kelamin Umur Jenis Usaha
Lama
Usaha
1. Laki-Laki 31- 40 Tahun Jasa Service Hp 7 Tahun
2. Perempuan 31- 40 Tahun Kuliner Roti 5 Tahun
3. Laki-Laki 31- 40 Tahun Kuliner Bakso 4 Tahun
4. Laki-Laki 41- 55 Tahun Toko Kelontong 2 Tahun
5. Perempuan 31- 40 Tahun Laundry 6 Tahun
6. Perempuan 31- 40 Tahun Warung Nasi 3 Tahun
7. Perempuan 31- 40 Tahun Kuliner Bakso 6 Tahun
8. Laki-Laki 41- 55 Tahun Kuliner Bakso 10 Tahun
9. Laki-Laki 31- 40 Tahun Kuliner Bakso 15 Tahun
10. Perempuan 31- 40 Tahun Laundry 5 Tahun
11. Perempuan 31- 40 Tahun Gorden 5 tahun
12. Laki-Laki 31- 40 Tahun Kuliner Bakso 5 tahun
13. Laki-Laki 31- 40 Tahun Konter Hp 7 Tahun
14. Perempuan 41- 55 Tahun Kuliner Kue 3 tahun
15. Laki-Laki 31- 40 Tahun Perdagangan Buah 10 tahun
16. Laki-Laki 21- 30 Tahun Toko Kelontong 2 Tahun
17. Perempuan 21- 30 Tahun Laundry 3 Tahun
18. Laki-Laki 31- 40 Tahun Bengkel 10 Tahun
19. Laki-Laki 31- 40 Tahun Konter Hp 8 Tahun
20. Laki-Laki 31- 40 Tahun Kuliner Soto 18 Tahun
21. Laki-Laki 21- 40 Tahun Kuliner Nasi Uduk 4 Tahun
22. Perempuan 31- 40 Tahun Toko Kelontong 8 Tahun
23. Perempuan 41- 55 Tahun Toko Kelontong 15 Tahun
24. Perempuan 31- 40 Tahun Kuliner Ayam Geprek 5 Tahun
25. Laki-Laki 31- 40 Tahun Kuliner Soto 10 Tahun
26. Laki-Laki 31- 40 Tahun Toko Accessories 20 Tahun
27. Laki-Laki 31- 40 Tahun Pedagang Pasar 11 Tahun
28. Laki-Laki 31- 40 Tahun Counter Hp 8 Tahun
29. Perempuan 31- 40 Tahun Pedagang Sayur 16 Tahun
30. Perempuan 41- 55 Tahun Warung Nasi 11 Tahun
31. Laki-Laki 41- 55 Tahun Pedagang Pasar 20 tahun
32. Laki-Laki 41- 55 Tahun Dagang Pakaian 7 Tahun
33. Laki-Laki 31- 40 Tahun Toko Manisan 5 Tahun
34. Laki-Laki 41- 55 Tahun Toko Elektronik 8 Tahun
35. Laki-Laki 31- 40 Tahun Kuliner Sate 10 Tahun
36. Laki-Laki 31- 40 Tahun Toko Kelontong 12 Tahun
37. Laki-Laki 31- 40 Tahun Kuliner Kue 7 Tahun
38. Laki-Laki 41- 55 Tahun Catering 8 Tahun
39. Perempuan 31- 40 Tahun Kuliner Kue 5 Tahun
40. Perempuan 31- 40 Tahun Warung Nasi 13 Tahun
41. Perempuan 41- 55 Tahun Rumah Makan 20 Tahun
42. Perempuan 41- 55 Tahun Dagang Pakaian 4 Tahun
43. Laki-Laki 21- 30 Tahun Dagang Pakaian 13 Tahun
44. Laki-Laki 31- 40 Tahun Dagang Pakaian 11 Tahun
45. Perempuan 41- 55 Tahun Kuliner Kue 7 Tahun
46. Perempuan 41- 55 Tahun Kuliner Kue 5 Tahun
47. Laki-Laki 41- 55 Tahun Rumah Makan 5 Tahun
48. Perempuan 31- 40 Tahun Rumah Makan 11 Tahun
49. Laki-Laki 31- 40 Tahun Rumah Makan 5 Tahun
50. Laki-Laki 41- 55 Tahun Kantin 20 Tahun
HASIL KUESIONER
Pembiayaan Warung Mikro (X) Perkembangan Usaha MIkro (Y)
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Total X Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Total Y
4 4 4 4 4 5 25 4 3 3 3 3 3 4 4 27
4 4 4 4 4 4 24 5 4 4 4 5 4 5 5 36
4 4 5 5 4 5 27 5 5 5 5 5 5 5 5 40
3 3 3 4 4 4 21 4 5 5 4 4 4 4 4 34
4 4 5 4 5 5 27 4 4 4 4 4 3 4 4 31
4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 5 5 5 3 4 26 5 5 5 5 5 5 4 4 38
4 4 4 4 4 4 24 4 4 5 4 4 4 5 5 35
4 4 5 5 4 5 27 5 5 5 5 5 5 4 5 39
3 4 4 4 5 4 24 4 5 5 5 4 4 4 5 36
3 4 4 4 4 4 23 5 5 5 5 4 4 5 5 38
4 4 5 4 5 5 27 4 5 5 5 4 4 4 5 36
4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 3 4 3 3 3 28
3 3 4 4 4 5 23 4 3 4 3 4 4 3 3 28
3 3 4 4 3 4 21 5 5 4 5 5 5 5 5 39
4 4 4 4 3 4 23 4 3 3 3 4 4 3 3 27
3 3 4 3 3 4 20 4 4 4 4 5 5 5 5 36
5 4 4 4 4 4 25 5 5 5 4 5 5 5 5 39
3 4 4 4 3 4 22 4 4 4 3 4 4 4 4 31
4 4 5 5 5 5 28 5 5 5 5 5 5 5 5 40
4 5 5 4 4 5 27 3 4 3 3 3 3 4 4 27
3 4 4 4 3 4 22 4 4 4 3 4 3 4 4 30
4 5 4 5 5 5 28 4 4 4 3 4 3 4 4 30
4 3 4 4 4 4 23 4 4 4 3 4 3 4 4 30
5 4 4 5 4 5 27 5 5 4 3 4 5 5 4 35
5 3 4 4 4 5 25 4 3 4 3 4 4 4 4 30
5 4 5 5 3 4 26 4 4 4 3 4 4 4 4 31
5 4 3 4 4 5 25 5 4 4 4 4 4 4 4 33
4 5 3 4 4 4 24 4 3 3 3 3 3 4 4 27
3 3 3 4 4 5 22 5 4 4 4 4 4 4 4 33
5 5 5 5 4 5 29 4 3 3 3 4 4 4 4 29
4 4 5 5 4 5 27 5 5 5 4 5 5 5 5 39
4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 5 5 34
4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 5 5 5 35
4 5 5 4 4 5 27 4 4 4 4 4 4 5 5 34
5 5 5 5 4 5 29 5 4 4 4 4 4 5 5 35
3 3 4 4 3 4 21 4 3 4 3 4 3 4 4 29
4 4 4 4 3 4 23 3 3 4 3 4 4 4 4 29
4 4 4 4 3 4 23 5 3 5 3 5 4 5 5 35
5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 4 5 4 5 5 38
5 5 4 5 5 5 29 5 5 5 5 5 5 5 5 40
3 4 3 4 3 4 21 3 4 4 3 4 4 4 4 30
4 5 4 5 4 5 27 4 4 4 4 4 5 5 5 35
4 4 4 4 4 5 25 5 5 5 4 4 4 4 4 35
3 3 3 4 4 4 21 4 4 4 3 3 3 4 4 29
4 4 4 4 4 5 25 5 5 4 4 5 5 4 5 37
5 4 5 4 4 4 26 5 4 5 4 5 4 5 5 37
5 4 4 4 4 4 25 5 5 5 4 5 5 5 5 39
5 4 4 4 4 5 26 5 5 5 4 5 4 4 4 36
4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 3 4 3 4 4 30
HASIL WAWANCARA
Modal Pendapatan (/Bulan) Cabang
Tenaga
Kerja Nilai asset Usaha
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Seb
elu
m
Se
su
da
h
Seb
elu
m
Ses
uda
h Sebelum Sesudah
10.000.000 40.000.000 5.000.000 5.000.000 1 1 1 1 1,000,000 6.900.000
40.000.000 200.000.000 10.000.000 3.000.0000 1 1 2 6 6,000,000 10,000,000
75.000.000 200.000.000 20.000.000 4.500.0000 1 2 3 6 10,000,000 17,000,000
7.000.000 20.000.000 3.000.000 3.500.000 1 1 1 1 2,500,000 3,000,000
25.000.000 60.000.000 5.000.000 10.000.000 1 3 2 4 5,000,000 6,000,000
10.000.000 50.000.000 15.000.000 35.000.000 1 2 2 6 2,000,000 3,400,000
25.000.000 50.000.000 24.000.000 30.000.000 1 2 2 6 5,000,000 8,000,000
40.000.000 100.000.000 21.000.000 4.500.0000 2 3 2 5 8,000,000 10,000,000
70.000.000 200.000.000 25.000.000 48.000.000 1 3 2 6 10,000,000 15,000,000
75.000.000 100.000.000 59.000.000 65.000.000 1 2 2 4 20,000,000 40,000,000
50.000.000 150.000.000 10.000.000 20.000.000 1 1 2 4 10,000,000 30,000,000
75.000.000 150.000.000 65.000.000 90.000.000 1 2 3 6 30,000,000 50,000,000
5.000.000 15.000.000 2.500.000 2.500.000 1 1 1 2 5,000,000 5,000,000
50.000.000 150.000.000 15.000.000 25.000.000 1 1 2 3 7,000,000 7,000,000
20.000.000 40.000.000 25.000.000 30.000.000 1 1 1 2 7,000,000 10,000,000
5.000.000 150.000.000 1.500.000 5.000.000 1 1 1 1 6,000,000 6,000,000
15.000.000 200.000.000 1.000.000 6.000.000 1 1 1 4 3,000,000 15,000,000
50.000.000 75.000.000 2.300.000 4.000.000 1 1 3 6 15,000,000 20,000,000
40.000.000 50.000.000 2.500.000 3.500.000 1 1 1 1 7,000,000 8,000,000
30.000.000 65.000.000 4.500.000 5.000.000 1 1 4 4 3,000,000 5,000,000
15.000.000 20.000.000 2.100.000 2.100.000 1 1 2 2 5,000,000 8,000,000
10.000.000 35.000.000 3.000.000 5.000.000 1 1 2 2 5,000,000 7,500,000
15.000.000 75.000.000 3.100.000 4.000.000 1 1 2 2 5,100,000 8,000,000
25.000.000 43.000.000 1.500.000 4.000.000 1 1 2 2 8,000,000 15,000,000
40.000.000 80.000.000 1.000.000 5.000.000 1 1 3 3 10,000,000 20,000,000
10.000.000 75.000.000 9.000.000 15.000.000 1 1 1 4 120,000,000 150,000,000
10.000.000 65.000.000 5.000.000 10.000.000 1 1 1 1 30,000,000 65,000,000
10.000.000 20.000.000 2.150.000 3.750.000 1 1 1 1 30,000,000 45,000,000
10.000.000 30.000.000 3.800.000 5.000.000 1 1 1 1 4,000,000 5,000,000
5.000.000 15.000.000 5.000.000 7.083.000 1 1 1 2 8,000,000 10,000,000
5.000.000 13.000.000 2.750.000 3.000.000 1 1 2 2 2,500,000 3,000,000
15.000.000 30.000.000 10.000.000 16.000.000 1 2 2 4 10,000,000 15,000,000
35.000.000 50.000.000 4.500.000 7.000.000 1 1 1 2 10,000,000 15,000,000
40.000.000 40.000.000 3.950.000 6.000.000 1 1 3 4 15,000,000 15,000,000
10.000.000 25.000.000 1.500.000 2.000.000 1 1 2 3 850,000 2,000,000
20.000.000 30.000.000 5.000.000 7.000.000 1 1 2 2 4,000,000 7,000,000
20.000.000 50.000.000 9.000.000 15.000.000 1 1 1 4 11,000,000 12,500,000
15.000.000 25.000.000 14.500.000 14.500.000 1 1 1 3 2,000,000 2,500,000
9.000.000 11.000.000 10.000.000 16.000.000 1 1 1 3 2,000,000 3,500,000
10.000.000 13.000.000 5.600.000 6.000.000 1 1 1 3 4,500,000 10,000,000
10.000.000 15.000.000 3.600.000 5.000.000 1 1 1 1 700,000 2,000,000
25.000.000 50.000.000 20.000.000 20.000.000 1 1 2 2 50,000,000 70,000,000
25.000.000 50.000.000 3.400.000 5.000.000 1 1 1 2 10,000,000 15,000,000
10.000.000 13.000.000 4.500.000 5.000.000 1 1 1 1 8,500,000 10,000,000
5.000.000 10.000.000 3.500.000 5.400.000 1 1 1 3 14,000,000 16,000,000
6.000.000 13000000 2.500.000 3.750.000 1 1 1 3 2,000,000 2,500,000
20.000.000 45.000.000 8.000.000 10.000.000 1 1 2 5 10,000,000 15,000,000
10.000.000 15.000.000 8.000.000 10.000.000 1 1 2 3 15,000,000 20,000,000
30.000.000 50.000.000 20.000.000 25.000.000 1 2 2 5 18,000,000 20,000,000
4.000.000 10.000.000 2.000.000 3.750.000 1 1 1 1 18,000,000 20,000,000
Lampiran Brosur Pembiayaan
Lampiran Kartu Bimbingan Skripsi / Tugas Akhir
Lampiran Rekap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Batanghari
Tahun 2015-2020
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Nurul Ma’rifah Engget
NIM : 502171904
Tempat & Tgl Lahir : Jambi, 06 Desember 1998
Alamat : Jln. Pattimura Rt.70 No. 15 Kel. Kenali Besar Kec.
Alambarajo Kota Jambi
No. Telepon : 085382040400
Email : [email protected]
Nama Ayah : Abdulrahman
Nama Ibu : Rita Anggraini
Alamat Orang Tua : Jln. Pattimura Rt.70 No. 15 Kel. Kenali Besar Kec.
Alambarajo Kota Jambi
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 147 Kota Jambi : 2006
2. MTSs Laboratorium UIN STS Jambi : 2012
3. SMA N 5 Kota Jambi : 2015
4. UIN STS Jambi : 2017 hingga sekarang
Top Related