PENGARUH PDB, KURS DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP
DEFISIT APBN
(Studi Kasus Negara Indonesia Periode Tahun 1988 – 2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun Oleh :
TAJUL MUDA LAMKAWAN
11140840000061
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Tajul Muda Lamkawan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Agustus 1996
Alamat : Kp.Sawah RT 05/RW 03 No.15 Jagakarsa,
Jakarta Selatan
Telepon : 081283563783
Email : [email protected]
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Teuku Abdul Gani Usman
Tempat, Tanggal Lahir : Aceh, 30 Desember 1952
Ibu : Sriyati
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 April 1958
III. PENDIDIKAN
1. TK Islam Amaliyah 2000 – 2002
2. SDN 06 Lenteng Agung 2002 – 2008
3. SMPN 242 Jakarta 2008 – 2011
4. MAN 13 Jakarta 2011 – 2014
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 – 2020
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) 2015 – 2016
2. UKM FORSA FUTSAL 2015 - 2017
vi
ABSTRACT
This study aims to analyze and obtain empirical evidence about the effect of
GDP, balance of trade and world oil prices on the state budget deficit in Indonesia.
The sample in this study is the country of Indonesia in 1988 until 2018 which
was processed with a time series data regression model with the Least Square
method.
The results of this study indicate that GDP is significantly negative towards
the state budget deficit, the balance of trade has a significant negative effect on the
state budget deficit, and world oil prices have a significant positive effect on the state
budget deficit.
GDP, balance of trade and world oil prices jointly significant effect on the
state budget deficit in Indonesia in 1988-2018
Keyword ; Gross Domestic Product, Balance of Trade, World Oil Prices and State
Budget Deficit.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris
mengenai pengaruh produk domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia terhadap
defisit anggaran belanja dan pendapatan negara di Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini merupakan negara Indonesia pada tahun 1988
sampai dengan tahun 2018 yang diolah dengan model regresi data time series dengan
metode Least Square.
Hasil penelitian menunjukkan produk domestik bruto berpengaruh negatif
signifikan terhadap defisit APBN, kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap
defisit APBN, dan harga minyak dunia berpengaruh positif signifikan terhadap defisit
APBN.
Produk domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap defisit APBN di Indonesia tahun 1988-2018.
Kata Kunci : produk domestik bruto, kurs, harga minyak dunia dan defisit APBN.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta Rasulullah SAW yang telah memberi
kita syafa’atnya hingga kita dapat berubah dari zaman Jahiliyah hingga zaman yang
penuh ilmu pengetahuan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Produk Domestik Bruto, Kurs, dan Harga Minyak Dunia
Terhadap Defisit APBN”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan. Skripsi ini
dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Maka dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil, yaitu kepada:
1. Orang tua terkasih, Bunda Sriyati dan alm. Ayah Teuku Abdul Gani Usman
yang selalu mencurahkan doa dan kasih sayang serta dukungan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Abang Teuku Fazlan Muda Meulila dan Kakak Pocut Khairizhannisa yang telah
memberikan semangat serta dukungan kepada penulis selama penyelesaian skripsi
ini.
3. Bapak M. Hartana Putra M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Bapak
Deni Pandu Nugraha, M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.
ix
4. Bapak M. Hartana Putra M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Dewi Septian Ningrum, S.Pd, yang telah banyak membantu dalam penyusunan
skripsi ini dan juga banyak memberikan semangat serta doa dan dukungan.
7. Teman-teman Adnan, Azka, Elvan, Naufal. Hilmi, Tanoe, Febi, dan Sofi yang
membantu mencari ilmu yang bermanfaat baik di dalam maupun diluar kampus.
8. Senior-senior Bang Ibnu, Bang Judo, Bang Reza, Bang Sony, Bang Dimas, Bang
Dedi, Bang Bryan, Bang Yazid, Bang Jana yang turut serta membimbing dan
memotivasi peneliti dalam proses penulisan.
9. Teman-teman Squad Victip Bang Fajar, Faikar, Idham, Dwi , Aulia, Majid, Ari
dan Dzaky yang juga menemani masa kuliah dengan permainan-permainan serta
candaan yang lebih banyak mudharat nya.
10. Senior-senior maupun alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-Fakultas
Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kritik dan saran selama pembuatan
skripsi ini.
11. Terima kasih juga kepada teman teman perencanaan pembangunan 2014 atas
semua pembelajarannya.
12. Teman-teman satu angkatan Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-angkatan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
13. Sahabat-sahabat Danu, Abduh, Darma, Aci, Dian, Laras, Nisa, dan Tias.
14. Serta untuk orang orang yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih mempunyai banyak
kekurangan, karena tidak ada yang sempurna selain Allah SWT. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala
x
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu dalam rangka mencerdaskan generasi penerus dan
mensejahterakan kehidupan bangsa.
Aamiin ya Rabbal ‘alamiin
Tangerang Selatan, 22 januari 2020
Penulis,
Tajul Muda Lamkawan
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II ................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10
A. Landasan Teori ........................................................................................... 10
1. Defisit APBN ......................................................................................... 10
2. Produk Domestik Bruto .......................................................................... 13
3. Kurs ........................................................................................................ 15
4. Harga Minyak Dunia .............................................................................. 17
5. Pengaruh Produk Domestik Bruto dengan Defisit APBN ...................... 18
6. Pengaruh Kurs dengan Defisit APBN .................................................... 19
7. Pengaruh Harga Minyak Dunia dengan Defisit APBN .......................... 20
B. PENELITIAN TERDAHULU ................................................................... 22
C. KERANGKA BERPIKIR .......................................................................... 34
D. Hipotesis ..................................................................................................... 35
BAB III ................................................................................................................. 36
xi
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 36
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 36
B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 36
C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ................................................... 37
D. Metode Pengambilan Data ......................................................................... 37
E. Metode Analisis Data ................................................................................. 39
F. Pengujian Model ........................................................................................ 45
1. Metode Estimasi ..................................................................................... 45
2. Model regresi linier .................................................................................... 47
3. Normalitas .................................................................................................. 50
4. Multikolinieritas......................................................................................... 51
5. Heteroskedastisitas..................................................................................... 53
6. Autokorelasi ............................................................................................... 53
G. Uji Statistik ................................................................................................ 55
1. Uji t (Parsial) .......................................................................................... 55
2. Uji F (Simultan) ...................................................................................... 56
3. Koefisien Determinasi (R2) .................................................................... 57
H. Model Penelitian & Operasional Variabel Penelitian ................................ 58
BAB IV ................................................................................................................. 61
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 61
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 61
B. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 64
1. Analisis Deskriptif Antar Variabel ......................................................... 64
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 68
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 68
b. Uji Multikolinearitas .............................................................................. 68
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 69
d. Uji Autokorelasi ..................................................................................... 70
3. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 71
C. ANALISIS MODEL .................................................................................. 76
1. Analisis Regresi ...................................................................................... 76
xii
2. Analisis Ekonomi ................................................................................... 77
a. Produk Domestik Bruto .......................................................................... 77
b. Kurs ........................................................................................................ 78
c. Harga Minyak Dunia .............................................................................. 79
BAB V ................................................................................................................... 81
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 81
A. Kesimpulan ................................................................................................ 81
B. Saran ........................................................................................................... 82
Daftar Lampiran ..................................................................................................... 84
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 60 Tabel 4. 1 Variabel PDB Tahun 1988-2018 ..................................................................... 64 Tabel 4. 2 Variabel Kurs Tahun 1988-2018 ..................................................................... 65 Tabel 4. 3 Variabel Harga Minyak Dunia Tahun 1988-2018 ........................................... 66 Tabel 4. 4 Variabel Defisit APBN Tahun 1988-2018 ....................................................... 67 Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................ 68 Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................................. 69 Tabel 4. 7 Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................................. 69 Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................................... 70 Tabel 4. 9 Hasil Olah Data Time Series dengan Least Square ......................................... 72 Tabel 4. 10 Hasil Olah Data Time Series Dengan Least Square ...................................... 76
file:///I:/SKRIPSI%20REVISI%20(AutoRecovered).docx%23_Toc39791861file:///I:/SKRIPSI%20REVISI%20(AutoRecovered).docx%23_Toc39791862
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Postur Anggaran APBN 2019 ........................................................................ 2
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 34
file:///I:/SKRIPSI%20REVISI%20(AutoRecovered).docx%23_Toc39791975
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pemerintahan suatu negara memerlukan dana yang
memadai guna memenuhi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemerataan pembangunan dari segi ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Negara berkembang ataupun negara maju selalu mengupayakan
bagaimana agar anggaran negara dapat mencukupi kebutuhannya.
Indonesia adalah sebagai salah satu negara yang sedang berkembang yang
terus melakukan pembangunan di sektor ekonomi untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhannya. Selain itu
pemerintah Indonesia juga terus melakukan pembangunan infrastruktur
untuk menunjang kegiatan perekonomian agar masyarakat dengan mudah
melakukan kegiatan ekonomi tanpa mengalami kendala.
Pemerintah di setiap Negara pasti akan merencanakan anggaran
yang akan dipakai selama 1 tahun, APBN yang telah disusun pemerintah
setiap tahun dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan anggaran
yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang sedang terjadi. Hal
tersebut akan mempercepat pemulihan ekonomi yang terlihat dari
peranannya dalam permintaan agregat.
2
Sumber : Kementerian Keuangan
APBN tahun 2019 mengalami defisit sebesar Rp 296,0 triliun atau
sebesar 1,84% terhadap PDB, upaya menjaga keberlanjutan fiskal juga
terlihat dari defisit keseimbangan primer yang mendekati nol, sebesar
minus Rp 20,1 triliun. Tren penurunan menuju positif ini memberikan
bukti kuat, sekaligus sinyal positif bahwa pengelolaan APBN selama ini
telah berada pada jalur positif. Rasio defisit APBN dan defisit
keseimbangan primer ini merupakan yang terendah sejak tahun 2013.
Adanya kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara
maka pemerintah juga harus menyelaraskan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu tidak hanya memikirkan
anggaran yang akan dikeluarkan sebagai belanja negara saja tetapi juga
Gambar 1. 1 Postur Anggaran APBN 2019
3
melihat dari pemasukan negara yang harus memadai, seharusnya tidak
terjadi pengeluaran belanja negara yang lebih besar dibanding dengan
pemasukan negara.
Saat melaksanakan pengeluaran dan pembiayaan, pemerintah
dalam pelaksaan kegiatannya dapat melalui kebijakan defisit anggaran.
Defisit anggaran terjadi saat kondisi pengeluaran pemerintah lebih besar
dari pada pemasukannya. Defisit anggaran ini muncul disebabkan oleh
beberapa faktor seperti, mempercepat pertumbuhan ekonomi, melemahnya
nilai tukar, pengeluaran akibat krisis ekonomi, realisasi yang menyimpang
dari rencana dan pengeluaran karena kurs. Defisit tersebut dapat ditutupi
dengan sumber-sumber pembiayaan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Keadaan defisit negara yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
memperparah kondisi keuangan dalam APBN. Sehingga untuk
meminimalisir permasalahan anggaran ini pihak domestik harus berkerja
sama dalam peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto). Peningkatan
PDB membantu penambahan anggaran APBN, jadi semakin tinggi PDB
maka semakin tinggi juga pemasukan pendapatan anggarannya.
Disaat PDB suatu negara akan naik maka dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan bisa mempengaruhi nilai tukar (kurs)
Indonesia semakin membaik (menguat) terhadap nilai tukar luar negeri
4
(US dollar $). Hal ini secara langsung menguatnya nilai tukar rupiah dan
membantu menurunkan defisit anggaran/menambah pendapatan negara.
Nilai tukar rupiah merupakan suatu indikator yang terdapat pada
ekonomi makro yang sangat terkait dengan jumlah APBN suatu negara.
Asumsi nilai tukar rupiah berhubungan dengan banyaknya transaksi yang
terjadi pada APBN yang terkait dengan mata uang asing, seperti
pembayaran utang luar negeri, penerimaan pinjaman, penerimaan minyak
dan pemberian subsidi BBM untuk negara. Dengan demikian, variabel
asumsi dasar makro tersebut sangat menentukan besarannya penerimaan
dan pengeluaran negara dalam APBN, serta besarnya pembiayaan
anggaran.
Dalam hal membiayai defisit anggaran hal lain yang dapat
mempengaruhi yaitu jumlah ekspor ataupun impor, saat ini Indonesia
menjadi negara yang mengimpor minyak, naik dan turunya harga minyak
sangat berpengaruh terhadap perekonomian yang terjadi dimasyarakat,
mulai dari harga barang hingga kebutuhan seperti bahan bakar dan listrik.
Impor minyak mentah yang di lakukan Indonesia periode 2009-
2018 meningkat 10,64% menjadi 16,9 juta ton. Demikian pula impor hasil
minyak/minyak olahan naik 35% menjadi 26,6 juta ton. Kurs minyak
mentah Indonesia bisa dilihat pada gambar di bawah ini, mengalami defisit
sejak tahun 2013.
5
Tabel 1.1
Volume Ekspor dan Impor Minyak Mentah Indonesia (1996-2018)
Su
m
be
r :
D
at
aboks.co.id
Saat ini, terdapat dua harga acuan minyak bumi yang paling
banyak digunakan di dunia. Yaitu harga minyak Brent dan WTI (West
Texas Intermediate). Brent (Brent Crude) merupakan sebutan untuk
minyak hasil tambang dari Laut Utara (Eropa), dengan nama Brent berasal
dari lahan tambang di laut utara yang dibuka pada tahun 1970. Harga
minyak Brent menjadi dasar pembentukan harga sejak tahun 1971 untuk
hampir 40% nilai minyak diseluruh dunia, dan terus digunakan sampai saat
ini.
6
Namun dalam perkembangannya produksi minyak Amerika Serikat
semakin meningkat dan berkontribusi besar dalam pangsa pasar dunia,
sehingga harga minyak WTI mulai dijadikan refrensi sejak sekitar tahun
2007. WTI (West Texas Intermediate) adalah minyak bumi yang
diproduksi di Amerika Utara, dan dalam aplikasinya kebanyakan
digunakan untuk produk bensin. Jenis minyak ini lebih ringan dan mudah
diolah, sehingga banyak diminati. Sehingga dua jenis minyak ini
merupakan patokan umum dalam penetapan harga minyak bumi.
Saat ini, harga minyak bumi diperkirakan akan terus meningkat
dan bisa menyentuh $100 per barel. Perubahan harga minyak dunia ini
akan sangat mempengeruhi negara-negara di Asia Tenggara seperti
Indonesia. Indonesia merupkan pengimpor minyak terbesar kedua dari Iran
di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya, dengan total perdagangan
mencapai $645 juta.
Indonesia mengkonsumsi 1,7 juta (bph), tapi negara ini hanya
mampu memproduksi 750,6 ribu bph. Itu berarti Indonesia harus
mengimpor sekitar 950 ribu bph untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Dengan harga $80 per barel, Indonesia diperkirakan akan menghabisakan
$76 juta per hari hanya untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.
Dampak gejolak harga minyak dunia terhadap perekonomian Indonesia
merupakan permasalahan klasik dan selalu berulang. Di satu sisi,
pemerintah tidak bisa menahan besarnya tekanan kenaikan harga minyak
dunia yang akan menyebabkan pembengkakan alokasi anggaran belanja
7
untuk impor minyak. Pada akhirnya akan membebani struktur belanja
pemerintah, sehingga menyebabkan beberapa program pemerintah harus
dibatalkan atau ditunda.
Akan tetapi jika pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak
(BBM untuk mengurangi defisit anggaran, daya beli masyarakat akan
semakin melemah. Kebijakan pemerintah yang membiarkan harga BBM
mengikuti harga pasar Internasional mengakibatkan pemerintah beberapa
kali menaikkan kemudian menurunkan harga BBM, begitu pula dengan
tarif dasar listrik.
Meningkatnya jumlah konsumsi dan naiknya harga minyak bumi
akan mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk
memenuhi permintaan tersebut, termasuk naiknya biaya produksi. Hal ini
juga akan mempengaruhi keseimbangan fiskal dan bisa menyebabkan
defisit anggaran terjadi, mengingat bahwa pendapatan negara dari ekspor
lebih rendah dari pengeluaran di segi impor, maka kondisi ini akan lebih
memberikan dampak buruk atau negatif pada sisi pengeluaran negara di
APBN.
Peneliti memilih judul ini karena menurut peneliti judul ini penting
untuk diteliti dikarenakan permasalahan Defisit APBN merupakan
permasalahan penting dalam sebuah negara dan peneliti ingin mengetahui
apakah variabel- variabel yang digunakan seperti PDB, Kurs dan Harga
Minyak Dunia mempengaruhi Defisit APBN.
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka
identifikasi masalah yang dapat diambil adalah :
1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Defisit APBN?
2. Bagaimana pengaruh Kurs terhadap Defisit APBN?
3. Bagaimana pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Defisit APBN?
4. Adakah pengaruh secara simultan antara variabel Produk Domestik
Bruto, Kurs dan Harga Minyak Dunia terhadap Defisit APBN?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Defisit
APBN di Indonesia periode tahun 1988 sampai tahun 2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh Kurs terhadap Defisit APBN di Indonesia
periode tahun 1988 sampai tahun 2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Defisit
APBN di Indonesia periode tahun 1988 sampai tahun 2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto, Kurs dan Harga
Minyak Dunia terhadap Defisit APBN di Indonesia periode tahun 1988
sampai tahun 2018.
9
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi akademik, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
pada penelitian sejenis (satu tema) di masa yang akan datang.
2. Bagi Pemerintah dan Instansi terkait, diharapkkan hasil peneilitian ini
dapat dimanfaatkan oleh pemerintah saat mengambil kebijakan dalam
hal defisit APBN
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Defisit APBN
Defisit Anggaran adalah kebijakan pemerintah untuk
membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan Negara untuk
memberi perubahan pada perekonomian. Kebijakan defisit ini baik
ketika ingin mengalami pembangunan dalam negeri. (Bird, 2000).
Menurut Suparmoko (1986) Anggaran adalah suatu daftar
atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan
pengeluaran Negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu.
Jadi suatu anggaran harus memiliki kejelasan anggaran dalam
penerimaan dan pengeluarannya agar sistem dalam anggaran itu
lebih baik dan lebih terkontrol.
Pemerintah di setiap Negara akan merencanakan anggaran
yang akan dipakai selama 1 tahun, di Indonesia rancangan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) disusun pemerintah
setiap tahun dan dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan
anggaran (fiskal) yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian
yang sedang terjadi, hal tersebut akan mempercepat sistem
pemulihan ekonomi yang terlihat dari perannya dalam permintaan
agregat. Saat melaksanakan pengeluaran dan pembiayaan,
11
pemerintah dalam pelaksaan kegiatannya dapat melalui kebijakan
anggaran defisit.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya defisit APBN, yaitu :
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, agar pembangunan
dapat lebih dipercepat maka diperlukan investasi besar
dengan dana yang besar pula, hal ini menjadikan
pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti, program
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti
pembangunan infrastruktur, pertahanan dan keamanan,
proyek pengadilan dan lembaga permasyarakatan,
pendidikan dan kesehatan, transmigrasi dan pembangunan
daerah serta penanganan kemiskinan.
b. Daya beli masyarakat yang rendah, Negara berkembang
seperti Indonesia mempunyai pendapatan perkapita yang
masih rendah, sehingga mempengaruhi terhadap daya beli
masyarakat yang rendah juga. Akan tetapi, barang dan jasa
yang ditawarkan memiliki harga yang cukup tinggi karena
sebagian produksinya di impor, menyebabkan masyarakat
berpendapatan rendah menjadi tidak mampu untuk
membelinya. Barang dan jasa tersebut diantaranya adalah
listrik, sarana transportasi dan BBM.
12
c. Melemahnya Exchange Rate, Indonesia melakukan
pinjaman luar negeri sejak tahun 1969, karena itu Indonesia
mengalami masalah setiap ada gejolak terhadap nilai tukar
di tiap tahunnya, dikarenakan nilai pinjaman tersebut
dihitung dengan valuta asing, sedangkan pembayaran
cicilan pokok dan bunga pinjaman dihitung dengan rupiah.
Jika sedang terjadi depresiasi mata uang rupiah, maka uang
yang harus dibayarkan juga akan semakin banyak.
d. Realisasi menyimpang dari rencana, dalam penyusunan
APBN, pemerintah juga membuat rencana sumber
penerimaan Negara. Jika realisasi penerimaan tersebut tidak
dapat mencapai dari target yang direncanakan, akibatnya
beberapa kegiatan, program, dan proyek harus dipotong
biayanya. Pemotongan biaya tersebut cukup sulit dilakukan
karena untuk mencapai pembangunan yang maksimal. Jika
hal tersebut terjadi, pemerintah perlu menutup kekurangan
agar pembangunan dapat direalisasikan sesuai yang telah
disusun dalam APBN tiap tahunnya.
Untuk mengatasi masalah defisit anggaran pemerintah
dapat melakukannya dari 2 sisi yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Pada sisi penerimaan pemerintah dapat meminjam
dari bank dalam negeri, menerbitkan obligasi, meminjam dari luar
negeri, meningkatkan penerimaan pajak. Sedangkan dari sisi
13
pengeluaran, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran subsidi,
penghematan pada setiap pengeluaran rutin, menyeleksi sebagian
pengeluaran berdasarkan prioritas, mengurangi biaya untuk
program tidak produktif dan efisien.
2. Produk Domestik Bruto
Menurut Sukirno (2004:17), PDB adalah nilai barang dan
juga jasa di dalam sebuah negara yang telah diproduksi dalam
kurun waktu 1 tahun oleh faktor-faktor produksi dalam kurun
waktu 1 tahun oleh faktor-faktor produksi. Baik oleh produksi yang
dimiliki oleh negara tersebut maupun negara asing, selama berada
pada wilayah negara yang sama.
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu
indikator penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian
di suatu Negara dalam satu periode tertentu, PDB pada dasarnya
merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha disuatu Negara tertentu dalam periode tertentu. Jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang disediakan dari produksi harus sama
dengan nilai barang yang digunakan. Perhitungan Produk
Domestik Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam
pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan Produksi, Produk Domestik Bruto adalah
jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan
14
oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu Negara dalam
jangka waktu tertentu di 17 lapangan usaha, yaitu (1)
pertanian, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan
penggalian, (3) industry pengolahan, (4) pengadaan listrik,
(5) pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
ulang, (6) konstruksi, (7) perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor, (8) transportasi dan
pergudangan, (9) penyediaan akomodasi dari makan
minum, (10) informasi dan komunikasi, (11) jasa keuangan
dan asuransi, (12) real estate, (13) jasa perusahaan, (14)
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
wajib, (15) jasa pendidikan, (16) jasa kesehatan dan
kegiatan lainnya dan (17) jasa lainnya
b. Pendekatan Pengeluaran (1) Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga, (2) Pengeluaran Konsumsi LNPRT, (3)
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, (4) Pembentukan
modal tetap domestic bruto, (5) Perubahan inventori, (6)
Ekspor Barang dan Jasa, (7) Impor barang dan jasa. Dan
perhitungan output pada perekonomian dengan pendeketan
pengeluaran dijelaskan oleh persamaan berikut :
Y= C + I + G + (X-M)
Dimana :
Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
15
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
NX = Net Ekspor (Ekspor dikurangi Impor)
c. Pendekatan Pendapatan, Produk Domestik Bruto
merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi
disuatu Negara dalam jangka waktu tertentu (biasa
digunakan dalam satu tahun). Balas jasa yang dimaksud
adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan. Semuanya sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini,
PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung
neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
3. Kurs
Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs adalah sebuah
perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap
pembayaran saat kini atau di kemudian hari antara dua mata uang
masing-masing Negara atau wilayah. Nilai kurs dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu kurs riil dan kurs nominal. Nilai kurs nominal
adalah nilai mata uang dalam bentuk nominal dari mata uang dua
16
Negara. Sedangkan kurs riil adalah nilai mata uang dua Negara
yang dihitung berdasarkan harga barang di masing-masing Negara
atau nilai kurs nominal dikali dengan harga dalam negeri dibagi
dengan harga barang negeri. (Nopirin, 1996).
Menurut Sadono Sukirno (2011:397) nilai tukar adalah:
“Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau sering disebut kurs
merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs
merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian
terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca
transaksi berjalan maupun variabel variabel makro ekonomi yang
lainnya”.
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah ada
beberapa jenis, yaitu:
a. Pegged exchange rate system
Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang
domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.
b. Freely floating exchange rate system
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan
pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
c. Fixed exchange rate system
Sitem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh
pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat
17
sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka
pemerintah akan menginterviensi untuk memeliharanya
dalam batas-batas yang dikehendaki.
d. Managed floating exchange rate system
Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed
system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan
dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa
melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata
uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah
tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed
float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang.
Dalam penentuan nilai tukar, menurut Sukirno,2003:402,
disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:
1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat.
2. Perubahan harga barang ekspor dan impor.
3. kenaikan harga umum (inflasi).
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian
investasi.
5. Pertumbuhan ekonomi.
4. Harga Minyak Dunia
Minyak dan turunannya adalah salah satu sumber energy
terpenting di dunia modern kita, dimana pangsa minyaknya adalah
36,8% dari konsumsi energi global. ( Khairuddin, 2008)
18
Harga Minyak Mentah Dunia (Crude Oil Price) diukur dari
harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang digunakan
menjadi standar adalah West Texas Intermediate dan Brent.
Minyak dunia yang diperdagangkan di West Texas Intermediate
(WTI) merupakan minyak mentah yang berkualitas tinggi. Jenis
minyak tersebut sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini
menyebabkan harga minyak tersebut dijadikan patokan bagi
perdagangan minyak dunia.
Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar
minyak dunia. Saat ini patokan harga minyak mentah yang umum
digunakan adalah West Texas Intermediate (WTI) atau light-sweet.
Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate
(WTI) adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Hal ini
dikarenakan minyak mentah tersebut memiliki kadar belerang yang
rendah dan sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, sehingga
harga minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di
dunia.
5. Pengaruh Produk Domestik Bruto dengan Defisit APBN
Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap
defisit APBN dimana menurut Peacock dan Wiseman, bila produk
domestik meningkat maka akan berdampak kepada peningkatan
kegiatan ekonomi utamanya sektor riil dan dunia usaha pada
umumnya. Peningkatan kegiatan ekonomi akan mempawa
19
pengaruh peningkatan penerimaan pemerintah melalui perpajakan,
karena bergairahnya perekonomian sehingga aktivitas dunia usaha
meningkat dan pada akhirnya keuntungan perusahaan meningkat
pula. Peningkatan aktivitas dan keuntungan perusahaan ini
tentunya akan meningkatkan perpajakan baik dari pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai maupun cukai. Penerimaan
perpajakan merupakan pos utama dalam penerimaan dalam negeri.
Dengan peningkatan penerimaan perpajakan, akan mengakibatkan
defisit APBN dapat menurun. (Basri, 2005).
6. Pengaruh Kurs dengan Defisit APBN
Dampak yang diberikan kurs terhadap defisit APBN saat
terjadi pelemahan rupiah akan menambah penerimaan negara
maupun belanja pemerintah. Dengan nilai tukar yang melemah,
pemerintah bisa mengkonversi penerimaan dalam bentuk dolar AS
dengan nilai rupiah yang lebih besar, ini sangat penting bagi
penerimaan dikarenakan APBN dihitung dalam denominasi rupiah.
Namun disisi lain depresiasi nilai tukar juga memberikan pengaruh
negatif kepada pelaksanaan APBN, ketika rupiah mengalami
depresiasi, maka belanja bunga utang akan meningkat terutama
utang dari luar negeri hal ini sangat mempengaruhi belanja negara
dalam APBN.
20
7. Pengaruh Harga Minyak Dunia dengan Defisit APBN
Seiring dengan naiknya harga minyak dunia pemerintah
harus menyuntik anggaran yang tidak sedikit untuk menutupi
kekurangan BBM dan kuota subsidi akan terus terkuras, atau
melampaui ekspektasi penghematan pemerintah, maka APBN akan
mengalami defisit. Dan hal ini secara serta-merta akan memicu
gonjangan ekonomi turunan di berbagai sektor yang berhubungan
dengan BBM. Harga minyak yang terus meningkat akan semakin
menambah besarnya defisit APBN. (Djunaedi, 2008).
Perkembangan harga minyak mentah Indonesia di pasar
internasional atau Indonesian Crude Oil Price adalah salah satu
faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap perubahan APBN
baik dari sisi pendapatan Negara maupun belanja Negara. Pada sisi
pendapatan Negara, perubahan harga minyak mempengaruhi
besaran subsidi BBM dan subsidi listrik serta dana bagi hasil.
Subsidi BBM sangat terpengaruh oleh perubahan harga minyak
mentah Indonesia karena sebagian besar biaya produksi BBM dari
operator subsidi BBM merupakan biaya untuk pengadaan minyak
mentah.
Selain subsidi BBM, perubahan harga minyak mentah juga
akan mempengarushi perubahan beban subsidi listrik. Hak ini
dikarenakan sebagian pembangkit listrik milik PLN masih
menggunakan BBM dimana harga beli BBM oleh PT PLN
21
merupakan harga BBM non subsidi. Karena itu, setiap perubahan
harga minyak mentah sangat sensitif terhadap perubahan Biaya
Pokok Produksi listrik, apabila tarif dasar listrik ditetapkan tidak
berubah maka beban subsidi listrik yang merupakan selisih tarif
dasar listrik dan biaya pokok produksi akan mengalami perubahan
searah dengan perubahan harga minyak mentah. Dengan demikian,
dampak lonjakan harga minyak terhadap APBN sebenarnya bisa
diminimalkan apabila mampu meningkatkan produksi minyak
mentah. Pemerintah harus tetap konsisten menjaga kebijakan
minyak dan gas sesuai target yang ditetapkan agar beban APBN
untuk mengimpor BBM tidak terlalu besar. Apabila produksi
tersebut tidak tercapai saat harga minyak dunia yang tinggi maka
dikhawatirkan APBN tidak cukup kuat untuk menanggung beban
subsidi.
22
B. PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Judul Variabel Metode
Penelitian
Hasil
1. Qwader
Amjad
Impact of Oil
Price
Changes on
Certain
Budget
Variables,
Government
and Tax
Revenues,
External
Grants, and
Government
Expenditures
in Jordan
Oil price,
Government
revenues, Tax
revenues,
External grants,
Government
expenditure,
Government
budget
Time
Series,
Ordinary
least
squares
Hasil analisis
menunjukkan
secara bersama-
sama adanya
pengaruh positif
signifikan untuk
harga minyak,
pendapatan
pemerintah,
pendapatan pajak,
hibah eksternal,
pengeluaran
pemerintah.
Sedangkan harga
minyak pada defisit
anggaran memiliki
korelasi negatif
23
yang signifikan.
Penelitian ini
mengusulkan
bahwa pemerintah
Yordania secara
langsung
menginvestasikan
pendapatan pajak
minyaknya di
sektor ekonomi,
seperti pertanian
dan manufaktur,
untuk memperluas
sumber pendapatan,
serta memanfaatkan
pendapatan tersebut
untuk membangun
proyek energy
alternatif, baik dari
matahari, angin
atau keduanya.
Selain itu, proyek
semacam itu cocok
24
untuk kondisi
lingkungan
Yordania.
2. A.
Sunday
Okoro
Deficit
Financing
and Trade
Balance in
Nigeria
Trade Deficit,
Deficit
Financing,
Nigeria
Granger-
Casuality
dan Vector
Auto
Regressio
n (VAR)
Hasil dinamis
jangka pendek
menunjukkan
adanya hubungan
positif antara
pembiayaan defisit
dan kurs (surplus).
Sementara hasil
jangka panjang
berpendapat bahwa
terjadi peningkatan
pembiayaan defisit
mengurangi kurs di
Nigeria.
25
Peningkatan
pengeluaran
pemerintah
berdampak buruk
pada kurs, terlepas
dari apakah itu
dibiayai oleh
pinjaman eksternal.
Defisit secara
empiris pembiayaan
secara langsung dan
tidak lansung
mempengaruhi kurs
Nigeria.
3. S Ratnah Faktor-
Faktor Yang
Berpengaruh
Terhadap
Defisit
APBN
Indonesia
APBN,
Pertumbuhan
Ekonomi, Nilai
Tukar Riil,
Harga Minyak
Dunia, Kurs,
dan Suku Bunga
Riil
Metode
regresi
2SLS
Variabel Nilai tukar
riil memiliki
hubungan negative
dan berpengaruh
signifikan terhadap
defisit APBN,
Harga minyak
dunia memiliki
26
hubungan negative
dan berpengaruh
signifikan terhadap
defisit APBN,
variabel suku bunga
riil melalui
pertumbuhan
ekonomi
menunjukkan tidak
adanya hubungan
yang signifikan
antara suku bunga
riil terhadap defisit
APBN, Variabel
Pertumbuhan
Ekonomi
mempunyai
hubungan negative
dan signifikan
terhadap defisit
APBN
4. Trang et The Impact Oil Price, VAR Pengaruh Variabel
27
al. of Oil Price
on the
Growth,
Inflation,
Unemploym
ent and
Budget
Deficit of
Vietnam
Vietnam,
Impluse
Response,
Variance
Decomposition
Oil Price di Negara
Vietnam
mempunyai
pengaruh positif
terhadap Defisit
APBN
5. Haerani
Wiwin
Analisis
Faktor-
Faktor Yang
Mempengaru
hi Defisit
APBN di
Indonesia
Periode
Tahun 2001-
2010
Nilai Tukar Riil,
Harga Minyak
Dunia, Tingkat
Kurs, dan Suku
Bunga Riil,
Defisit APBN
Regresi
2SLS
Menunjukkan
bahwa secara
langsung maupun
tidak langsung,
melalui
pertumbuhan
ekonomi, nilai tukar
riil, harga minyak
dunia, dan tingkat
kurs berpengaruh
signifikan terhadap
defisit APBN,
sedangkan suku
28
bunga riil, baik
secara langsung
maupun tidak
langsung melalui
pertumbuhan
ekonomi,
menunjukkan
pengaruh yang
tidak signifikan
terhadap defisit
APBN. Dan
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
signifikan terhadap
defisit APBN
6. Afandi Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi Defisit
Anggaran di
Defisit
Anggaran, PDB
(Produk
Domestik
Bruto), Impor,
Ekspor, Nilai
ECM
(Error
Correlatio
ns Model)
Menunjukkan
bahwa PDB tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
defisit anggaran,
Impor Berpengaruh
29
Indonesia Tukar (kurs),
Pertumbuhan
Ekonomi
negatif dan
signifikan dalam
jangka panjang,
ekspor berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
Defisit Anggaran,
nilai tukar (kurs)
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Defisit
Anggaran
7. Fatturoy
han, Afif
Pembiayaan
Defisit
APBN
Menurut
Umer
Chapra
APBN, Defisit
APBN,
Pembiayaan
Defisit
Kualitatif Pembiayaan defisit
APBN Umer
Chapra melalui 3
unsur, yaitu :
penerimaan yang
mana berasal dari
pajak yang adil
dengan ketentuan
yang sesuai dengan
Maqoshid Syari’ah,
30
pengeluaran yang
mana dengan
kesejahteraan
umum sebagai
prioritas utama dan
pembiayaan itu
sendiri dengan
pembiayaan
berbasis suku untuk
menghindari utang
yang mengandung
riba.
8. Isnaini
Harahap
Analisis
Kausalitas
Variabel
Makro
Ekonomi
Terhadap
Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Negara di
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Negara,
Kebijakan
Fiskal, Harga
Minyak Dunia,
Kurs Rupiah,
Suku Bunga BI,
Kurs
Johansen’s
Cointegrat
ion Test
VECM,
Impulse
response
function,
Variance
Decompos
ition
Perubahan APBN
direspon secara
positif oleh harga
minyak dunia mulai
dari period eke-1
sampai dengan
akhir periode.
Sementara harga
minyak dunia
direspon positif
31
Indonesia
Periode
1990-2015
oleh APBN pada
periode awal
sampai dengan
mencapai
puncaknya pada
periode ke-3, lalu
direspon negatif
pada periode ke-4-
5, dan direspon
positif kembali
mulai periode ke-6
dan seterusnya.
9. Alpon
Satrianto
Analisis
Determinan
Defisit
Anggaran
dan Utang
Luar Negeri
di Indonesia
Budget Deficit,
Foreign Debt
Two Stage
Square
Method
Hasil penelitian dan
pembahasan utang
luar negeri,
pertumbuhan
ekonomi, kurs,
harga minyak
dunia, kurs dan
suku bunga
berpengaruh
signifikan terhadap
defisit anggaran di
32
Indonesia. Artinya
apabila terjadi
penurunan terhadap
utang luar negeim
penurunan pada
pertumbuhan
ekonomi, apresiasi
kurs, peningkatan
harga minyak
dunia, penurunan
kurs, dan
peningkatan susku
bunga maka akan
berdampak
terhadap
peningkatan defisit
anggaran. Begitu
sebaliknya.
10. Khairun
nisa A,
Talbani
Farlian
Analisis
Pengaruh
Variabel
Makro dan
Defisit
Budget Deficit,
Exchange Rate,
GDP, M1
Ordinary
Least
Square
Variabel
makroekonomi M1
(money supply)
menunjukkan
pengaruh positif
33
Anggaran di
Indonesia
dan signifikan
terhadap defisit
anggaran. Variabel
nilai tukar
berpengaruh positif
terhadap defisit
anggaran. Defisit
Anggaran sebesar
62,22%
dipengaruhi oleh
PDB, M1, dan nilai
tukar, sedangkan
sisanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor
lain di luar
penelitian ini.
34
C. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir
PDB
KURS
HARGA MINYAK
DUNIA
DEFISIT APBN
35
D. Hipotesis
Menurut Gujarati (Gujarati, 2004), hipotesis adalah hasil praduga
sementara dan masih harus dibuktikan kebenarannya dengan alat uji
analisis. Hipotesis disusun berdasarkan kebenarannya dan juga sesuai
dengan kerangka pemikiran serta penelitian terdahulu. Berikut
Hipotesis dalam penelitian ini (dengan taraf signifikansi 0,05)
a. β1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk
domestik bruto secara parsial terhadap defisit APBN.
b. β2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kurs secara
parsial terhadap defisit APBN.
c. β3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga minyak
dunia secara parsial terhadap defisit APBN.
d. Jika nilai F-hitung > nilai F-tabel maka hipotesis diterima, artinya
variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisa apakah faktor-faktor yang diteliti dapat
mempengaruhi defisit APBN. Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Dimana
variabel dependen dalam penelitian ini defisit APBN (Y), sedangkan variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari Produk Domestik Bruto(X1),
Kurs (X2) dan Harga Minyak Dunia(X3).
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahun
1988 sampai pada tahun 2018 dengan menggunakan metode data time series.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan. Metode
analisis yang akan peneliti gunakan adalah model analisis regresi linear
berganda. Adapun data yang diperlukan adalah data Defisit APBN tahunan
dalam kurun waktu 1988-2018, Produk Domestik Bruto tahunan dalam kurun
waktu 1988-2018, Kurs tahunan dalam kurun waktu 1988-2018 dan Harga
Minyak Dunia tahunan dalam kurun waktu 1988-2018.
B. Jenis Penelitian
Metodologi penelitian merupakan acuan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dalam suatu penelitian. Metodologi penelitian mempunyai makna
cara mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti untuk kepentingan
37
penelitian, baik dalam mengumpulkan data maupun sebagai petunjuk
bagaimana penelitian ini akan dilakukan. Maka dari itu, jenis pada penelitian
ini adalah bersifat kuantitatif, dimana kuantitatif digunakan karena peristiwa
produk domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia dijelaskan dengan
angka-angka yang nantinya akan diolah menggunakan aplikasi pengolah data
eviews
C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah negara Indonesia,
karena peneliti ingin melihat efektifitas dari produk domestik bruto, kurs dan
harga minyak dunia dalam membiayai defisit APBN. Metode pengambilan
sample yaitu menggunakan metode Purposive Sampling, yang mengambil
subjek penelitian bukan secara random, daerah, ataupun strata/tingkatan,
namun berdasarkan tujuan dan maksud tertentu (Arikunto,2010).
D. Metode Pengambilan Data
Menurut Siregar (Siregar S. , 2013), data adalah sebuah informasi
berupa numerik yang menjelaskan suatu keadaan/fakta, yang dapat diolah
secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengumpulan data dilakukan untuk
mencapai sebuah hasil yang diinginkan dalam sebuah penelitian, berikut
jenis-jenis data dan cara mengumpulkannya.
38
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau
informasi langsung dengan menggunakan instrument-instrumen
yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti
untuk menjawab penrtanyaan-pertanyaan penelitian. Pengumpulan
data primer merupakan bagian internal dari proses penelitian dan
yang seringkali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan.
Data primer dianggap lebih akurat, karena data ini disajikan secara
terperinci. (Purhantara, 2010:79)
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam
berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai
data statistic atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga
siap digunakan dalam statistik, biasanya tersedia pada kantor-
kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta atau badan
lain yang berhubungan dengan penggunaan data.(Moehar,
2002:13)
Dikarenakan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini tidak
diperoleh langsung dari sumbernya, maka peneliti menggunakan jenis data
sekunder. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik
dokumentasi laporan-laporan pemerintah dan juga teknik studi pustaka yang
39
melihat data dari literatur-literatur terdahulu atau penelitian terdahulu.
Dikarenakan data yang peneliti gunakan adalah jenis data sekunder, maka
peneliti mengambil data tersebut dari Kementerian Keuangan, World Bank,
Badan Pusat Statistik dan OPEC yang diambil dari kurun waktu 1998-2018.
E. Metode Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif, dikarenakan data yang peneliti gunakan merupakan data yang
menjelaskan suatu peristiwa yang digambarkan dengan angka-angka, yang
nantinya akan lebih objektif sesuai dengan penjelasan dari angka-angka
tersebut. Kemudian hasil yang peneliti temukan disesuaikan dengan landasan
teori yang ada, sehingga hasil kesimpulannya menjadi lebih objektif dan tidak
subjektif dari pemikiran pribadi penulis. Penelitian pengaruh produk
domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia terhadap defisit APBN
menggunakan metode regresi model data time series, dikarenakan data yang
peneliti ambil adalah data tahunan Indonesia di setiap variabel pada sebuah
rentetan waktu atau periode tertentu.
Data time series merupakan data peramalan runtut waktu
mengimplikasikan bahwa nilai masa mendatang diprediksikan hanya dari
nilai masa lalu dan variabel lainnya, tidak perduli seberapa besar nilainya
secara potensial, akan diabaikan. Ada beberapa metode peramalan pada time
series, yaitu :
40
1. Pendekatan Awan (Naïve approach)
Peramalan ini mengasumsikan bahwa permintaan pada periode
selanjutnya sama untuk permintaan pada periode yang terkini.
2. Metode Pergerakan Rata-rata (Moving Average)
Peramalan pergerakan rata-rata menggunakan sejumlah data aktual
historis untuk menghasilkan peramalan. Pergerakan rata-rata bermanfaat
jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan kokoh
secara wajar selama bertahun-tahun.
Model rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila kita dapat
mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap
stabil sepanjang tahun. Rata-rata bergerak diperoleh melalui penjumlahan
dan pencarian nilai rata-rata dari sejumlah periode tertentu, dan dapat
diformulasikan sebagai berikut :
MAn periode = ∑ permintaan dalam periode n sebelumnya
n
Keterangan :
n = jumlah periode dalam rata-rata bergerak.
3. Metode Penghalusan Eksponensi (Exponential Smoothing)
41
Metode ini merupakan metode peramalan pergerakan rata-rata
bobot lainnya, atau suatu tipe teknik peramalan rata-rata bergerak yang
melakukan penimbangan terhadap data masa lalu dengan cara
eksponensial sehingga data paling akhir mempunyai bobot atau
timbangan lebih besar dalam rata-rata bergerak. Metode eksponensial
memudahkan kita untuk menetapkan bobot yang berbeda untuk
permintaan-permintaan diperiode sebelumnya. Metode ini dapat
menyertakan metode kecenderungan dan musiman dari permintaan dalam
satu ramalan. Secara sistematis formula penghalusan eksponensial
(exponential smoothing) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ft = Ft-1 + α (At-1 - Ft-1)
Keterangan :
Ft = ramalan baru
Ft-1 = ramalan sebenarnya
At-1 = permintaan actual periode sebelumnya
α = penghalusan (atau bobot), konstan (0≤ = α ≤ = 1)
Dimana α adalah bobot, atau penghalusan konstan (smoothing
constant), dipilih oleh peramal, yang memiliki nilai lebih tinggi daripada
atau setara dengan 0 dan kurang dari atau setara dengan satu. Estimasi
permintaan yang terakhir adalah setara dengan peramalan sebelumnya
42
yang disesuaikan dengan pecahan perbedaan di antara penujualan actual
periode seblumnya dengan peramalan periode sebelumnya.
4. Kuadrat Terkecil (Trend Projection)
Pada metode ini dengan cara mencocokkan garis trend ke
rangkaian titik data histori kemudian memproyeksikan garis itu kedalam
ramalan jangka menengah hingga jangka panjang. apabila kita
memutuskan untuk mengembangkan garis trend linier dengan metode
statistic, maka dapat digunakan metode kuadrat terkecil (least square
method).
Pendekatan ini menghasilkan garis lurus yang meminimalkan
jumlah kuadrat perbedaan vertical dari garis pada setiap observasi actual.
persamaan matematisnya yaitu :
ŷ = a + bx
Keterangan :
ŷ = nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi (variabel
tidak bebas)
a = perpotongan sumbu x
b = kelandaian garis regresi
x = variabel bebas
43
Dalam melakukan peramalan error merupakan hal yang perlu
diperhatikan dan hal ini tidak dapat dipisahkan dalam metode peramalan.
untuk mendapatkan hasil yang mendekati data asli, maka seorang peneliti
berusaha membuat error-nya sekecil mungkin sehingga bisa
memperkirakan bahwa hasil ramalan dan data observasi diyakini tidak
memiliki perbedaan yang mencolok. Makin kecil kesalahan peramalan
maka makin tinggi tingkat ketelitian peramalan, demikian sebaliknya.
Kesalahan ramalan (error) adalah selisih antara nilai yang terjadi dengan
nilai yang diprediksikan untuk periode waktu tertentu.
Sehingga, 𝑒𝑡 = 𝐴𝑡 - 𝐹𝑡
Dimana: 𝑒𝑡 = Kesalahan (error)
𝐴𝑡 = Aktual
𝐹𝑡 = Ramalan
Disaat ramalan terlalu rendah yang terjadi adalah kesalahan positif,
sebaliknya jika ramalan terlalu tinggi maka terjadi kesalahan negatif.
Dengan adanya data time series, maka pola gerakan data dapat
diketahui. Dengan demikian, data time series dapat dijadikan sebagai
dasar untuk :
44
a. Pembuatan keputusan pada saat ini.
b. Peramalan keadaan perdagangan dan ekonomi pada masa yang
akan datang.
c. Perencanaan kegiatan untuk masa depan.
Analisa data time series merupakan analisa yang menerangkan dan
mengukur berbagai perubahan atau perkembangan data selama satu
periode (Hasan, 2002: 184). Untuk meramalkan nilai pada masa yang
akan datang analisis time series dilakukan dengan menggunakan data
masa lalu. Ada beberapa pola data pada time series, yaitu :
1. Horizontal
Tipe data horizontal disaat data obervasi berubah-ubah di sekitar
tingkatan atau rata-rata yang konstan.
2. Musiman (seasonal)
Tipe data seasonal disaat observasi dipengaruhi oleh musiman,
yang ditandai dengan adanya pola perubahan yang berulang
secara otomatis dari tahun ke tahun.
3. Trend
Tipe data pada trend observasi naik atau menurun pada
perluasan periode suatu waktu. Sebagai contoh adalah data
populasi.
45
4. Cylical
Tipe data cylical ditandai dengan adanya fluktuasi
bergelombang data yang terjadi di sekitar garis trend. Sebagai
contoh adalah data-data pada kegiatan ekonomi dan bisnis.
F. Pengujian Model
1. Metode Estimasi
Dikarenakan sudah menentukan model asumsi yang paling benar,
selanjutnya adalah menentukan metode estimasinya. Proses yang
menggunakan sampel statistic, yang dipergunakan untuk menduga atau
menaksir hubungan parameter populasi yang tidak diketahui disebut
sebagai pendugaan atau bahasa ilmiahnya adalah estimasi. Keadaan
parameter populasi dapat diketahui oleh penulis dikarenakan adanya
pendugaan atau estimasi.
Estimasi atau pendugaan merupakan suatu pernyataan mengenai
parameter populasi yang diketahui berasaskan populasi dari sampel,
selanjutnya sampel random yang diambil dari populasi yang digunakan.
Menurut Hasan (Hasan I. M., 2017), ciri-ciri pendugaan yang baik dan
benar adalah efisien, konsisten, unbiased (tidak bias). Dalam menentukan
estimasi atau pendugaan yaitu menggunakan :
46
Ordinary Least Square (OLS)
𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑘𝑋𝑘𝑖 + 𝜀𝑖
Ordinary Least Square (Kuadrat terkecil biasa) merupakan salah satu
metode bagian dari kuadrat terkecil atau sering disebut kuadrat terkecil
saja. Metode ini sering digunakan para peneliti atau ilmuwan untuk
proses penghitungan suatu persamaan regresi sederhana. Dalam
penggunaan regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat
menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik dari model
regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa atau dikenal
dengan regresi OLS agar taksiran koefisien regresi itu bersifat BLUE
(Best Linier Unbiased Estimator). Misalkan:
Yang dapat secara ringkas ditulis dalam notasi matriks sebagai berikut:
𝑌 = 𝑋𝛽 + 𝜀
Dengan β adalah suatu vektor kolom k-unsur dari penaksir
parameter kuadrat terkecil biasa dan ε adalah suatu vektor kolom n x 1
dari n residual (Gujarati D. N., 1999). Variabel ε sangat memegang
peran dalam model ekonometrika, akan tetapi variabel ini tidak dapat
diteliti dan tidak juga tersedia informasi tentang bentuk distribusi
kemungkinannya. Selain asumsi mengenai distribusi probabilitasnya,
beberapa asumsi lainnya khususnya tentang sifat statistiknya perlu
dibuat dalam menerapkan metode OLS (Rizki N. A., 2011).
47
2. Model regresi linier
Model regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antar variabel dependen dan variabel
independent dalam bentuk persamaan. Hubungan tersebut digambarkan
dengan X sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel terikat.
a. Model regresi linier sederhana
Dalam regresi linier sederhana menggunakan (X) satu variabel
bebas dan (Y) satu variabel terikat untuk menggambarkan hubungan
antar keduanya pada bentuk persamaan linier sederhana yang dapat
digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:
Persamaan 1.1
Keterangan :
= error
b. Model Regresi Linier Berganda
Hampir sama dengan regresi linier sederhana namun regresi
linier berganda mengalami perluasan menjadi dua atau tiga variabel,
maka model regresi linier berganda dengan variabel terikat Y dan k
48
variabel bebas Xz,X2,X3,…..,Xk yang dimasukkan kedalam persamaan
sebagai berikut:
Persamaan 1.2
Keterangan :
= perpotongan
= koefisien kemiringan parsial ke-i
= koefisien kemiringan ke-k
Model taksiran untuk persamaan 1.2 adalah
Persamaan 1.3
Keterangan :
β0 = taksiran dari β0
β1 = taksiran dari β1
βk = taksiran dari βk
ε = taksiran u
49
n = jumlah observasi
Persamaan simultan sebagai berikut :
Persamaan 1.4
Persamaan-persamaan 1.3 dapat dimasukkan dalam bentuk matriks
yaitu sebagai berikut:
Y = X β ε
Keterangan:
Y adalah vector pengamatan berukuran n x 1.
X adalah matriks variabel bebas ukuran n x k.
50
ε adalah vector random error berukuran n x 1.
3. Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
data berdistribusi normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal
adalah model regresi yang baik. Analisis uji grafik, chi-square,
Kolmogorov smirnov, lilliefors dan Shapiro wilk merupakan beberapa
cara yang dapat digunakan untuk melakukan uji normalitas.
Berikut ini penjelasan beberapa metode yang bisa digunakan untuk
melakukan uji normalitas:
a. Metode Grafik
Metode grafik memperhatikan penyebaran data yang diolah
pada sumber diagonal di grafik normal Plot of Regression
Standardized Residual. Data akan dinyatakan berdistribusi normal
jika sebaran titik-titik berada pada sekitar garis dan titik-titik
mengikuti garis diagonal.
b. Chi-Square
Metode chi-square menggunakan pendekatan penjumlahan
penyimpangan data observasi tiap kelas dengan nilai yang
diharapkan. Metode ini mempunyai persyaratan dimana data harus
tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam tabel distribusi
frekuensi, kemudian jumlah data observasi yang digunakan
berjumlah n > 30.
51
c. Metode Lilliefors
Metode ini menggunakan data dasar yang belum diolah
dalam tabel distribusi frekuensi dan data ditransformasikan dalam
nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai
probabilitas komulatif normal. Data yang digunakan pada metode
lilliefors ini berskala interval atau ratio (kuantitatif) dan data
tunggal atau belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi.
d. Metode Shapiro Wilk
Shapiro Wilk menggunakan data dasar yang belum diolah
dalam tabel distribusi frekuensi, setelah itu data diurut dan dibagi
dalam dua kelompok untuk dikonversi dalam Shapiro Wilk.
Dalam metode Shapiro Wilk menggunakan data yang berskala
interval atau ratio (kuantitatif), data dalam keadaan belum
dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dan data berasal
dari sampel random.
4. Multikolinieritas
Menurut (Gujarati, 2003) multikolinieritas adalah terjadinya
hubungan linier antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier
ganda. Hubungan linier yang sempurna (perfect) dan hubungan linier
yang kurang sempurna (imperfect) yang terjadi pada hubungan antara
variabel bebas.
52
Dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linear
berganda menurut (Gujarati, 2003) dan (Widarjono, 2007) :
a. Estimator Ordinary Least Square (OLS) bersifat Best Linear
Unbiased Estimator (BLUE), tetapi mempunyai variansi dan
kovariansi yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran
(estimasi) yang tepat.
b. Akibat estimator Ordinary Least Square (OLS) mempunyai
variansi dan kovariansi yang besar, menyebabkan interval estimasi
akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji-t akan
kecil, sehingga membuat variabel bebas (X) secara statistik tidak
signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas (Y).
c. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap variabel tidak bebas melalui uji-t, tetapi nilai koefisien
determinasi (R2) masih relatif tinggi.
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi
linier berganda dapat menggunakan variance inflation factor (VIF)
dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi 10, maka terjadi
multikolinieritas dalam model regresi (Gujarati, 2003).
53
5. Heteroskedastisitas
Menurut Widarjono tahun 2007 heteroskedastisitas adalah variansi
dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu
dengan error yang lain berbeda.
Data yang terdampak heteroskedastisitas dalam model regresi
sehingga walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi
tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan
perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya
kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis
yang didasarkan pada distribusi uji t maupun uji F tidak bisa lagi
dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.
Disaat heteroskedastisitas seperti itu estimator OLS menghasilkan
estimator OLS yang linear unbiased estimator (LUE) bukan
menghasilkan estimator OLS yang BLUE.
Menurut (Widarjono, 2007) uji yang dapat digunakan untuk melihat
adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah uji Glejser dan uji
White. Jika hasil uji menunjukkan hipotesis H0 gagal ditolak, maka tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
6. Autokorelasi
Menurut Widarjono tahun 2007, autokorelasi adalah terjadinya
korelasi satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi
seringkali terjadi pada data time series dan juga dapat terjadi pada data
cross secion tetapi jarang.
54
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linear terdapat hubungan antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalah pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu dengan
yang lainnya. Masalah ini timbul karena adanya residual (kesalahan
pengganggu) yang tidak terbebas dari satu observasi dengan observasi
lain.
Dampak adanya autokorelasi hampir sama dengan dampak yang
ditimbulkan oleh adanya heteroskedastisitas, disaat estimator OLS linier,
tidak bias dan tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dapat
menyebabkan perhitungan standard error pada metode OLS tidak dapat
dipercaya kebenarannya.
Akibat adanya autokorelasi dalam model regresi menyebabkan
estimator OLS tidak menghasilkan estimator OLS yang BLUE dan hanya
menghasilkan estimator OLS yang LUE (Widarjono, 2007).
Metode penelitian yang peniliti gunakan pada penilitian ini adalah
analisis data kuantitatif, dikarenakan data yang peneliti gunakan adalah
data yang menjelaskan suatu peristiwa menggunakan angka-angka, yang
hasilnya nanti akan objektif sesuai dengan penjabaran angka-angka
tersebut. Kemudian hasil yang peneliti temukan akan peniliti cocok-kan
dengan landasan teori, sehingga hasil kesimpulannya tidak subjektif dari
pemikiran pribadi penulis. Penelitian pengaruh produk domestik bruto,
kurs dan harga minyak dunia terhadap defisit APBN menggunakan
55
metode regresi model data time series, dikarenakan data yang peneliti
ambil adalah data negara Indonesia pada tahun 1988-2018.
G. Uji Statistik
1. Uji t (Parsial)
Uji t (secara parsial) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
masing-masing variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen
(terikat) secara parsial atau satu per satu. Membandingkan t hitung dengan
nilai t table adalah salah satu pengujian uji t secara parsial (Gujarati D. N.,
2003). Suatu variabel independen dapat dikatakan mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependennya adalah dengan cari melihat nilai
Probability (probabilitas) apakah lebih kecil dibandingkan dengan derajat
kepercayaan (nilai signifikansi) yang ditentukan dan apakah nilai t hitung
lebih tinggi dari t tabel (Kuncoro M. , 2003). Berikut adalah contoh
hipotesis uji t yang digunakan:
Dengan taraf signifikansi sebesar 5%, jika nilai t hitung lebih kecil
dibandingkan dengan nilai t tabel maka H0 (hipotesi nol) diterima dan jika
nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka H0
ditolak.
56
a. Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel maka hipotesis diterima, artinya
variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
terikat.
b. Jika nilai t-hitung < nilai t-tabel maka hipotesis ditolak, artinya
variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel terikat.
2. Uji F (Simultan)
Uji F (uji secara simultan) digunakan untuk mengetahui apakah
semua variabel bebas (independen) yang penulis pakai secara bersama-
sama ataupun simultan, mempunyai pengaruh terhadap variabel terikatnya
(dependen) (Gujarati D. N., 2003). Suatu variabel bebas (independen)
secara bersama-sama, ataupun secara parsial, mempengaruhi terhadap
variabel dependennya (terikat) bila nilai probabilitas uji f lebih kecil
dibandingkan dengan derajat kepercayaan atau tingkat signifikansi yang
ditentukan (5%-10%) dan nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan
nilai t tabel-nya (Kuncoro M. , 2003). Perumusan hipotesisnya yang
digunakan adalah sebagai berikut:
β1, β2, β3, β4 ≠ 0
Artinya seluruh variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Dengan
57
tingkat signifikan 5%, jika nilai F hitung < F tabel maka H0 diterima dan
nilai F hitung > F tabel H0 ditolak..
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah angka yang menunjukkan nilai variasi
dari variabel dependen (terikat), yang mampu dijelaskan oleh nilai variasi
dari variabel independennya (bebas). Nilai R2 atau koefisien determinasi
memiliki rentang angka dari 0 sampai dengan 1. Dan jika nilainya dari
koefisien determinasi mendekati 1 maka model yang digunakan semakin
baik. Nilai R2 atau koefisien determinasi yang rendah menandakan
kemampuan variabel-variabel independen (bebas) mampu menjelaskan
variabel dependen-nya (terikat) dengan sangat terbatas, sebaliknya, jika
nilai dari koefisien determinasi mendekati atau hampir satu maka variabel-
variabel independen atau bebasnya mampu memberikan hampir
keseluruhan informasi yang dibutuhkan guna memprediksi variasi
variabel-variabel dependennya (terikat) (Kuncoro M. , 2003). Adapun
penghitungan nilai R2 adalah sebagai berikut (Gujarati D. N., 2003):
𝑅2 = 1 −𝐸𝑆𝑆
𝑇𝑆𝑆=
𝑅𝑆𝑆
𝑇𝑆𝑆
Dimana:
TSS = Total Sum of Squares
ESS = Error Sum of Squares
58
RSS = Regression Sum of Squares
H. Model Penelitian & Operasional Variabel Penelitian
Model penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah model regresi
data time series dengan metode Least Square, berikut adalah model yang
digunakan:
𝐷𝐴 = 𝛽1 𝑃𝐷𝐵𝑡 + 𝛽2 𝐼𝑡 + 𝛽3 𝐻𝑀𝐷𝑡 + 𝑢𝑡
Penjelasan:
DA : Defisit APBN
PDB : Produk Domestik Bruto
I : Kurs
HMD : Harga Minyak Dunia
Menurut Sugiyono (Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2011),
Variabel penelitian adalah sesuatu hal berbentuk variabel yang telah
ditetapkan oleh peneiliti dan telah dipelajari sehingga, sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut (variabel) dan kemudian ditarik serta
disimpulan dalam bentuk model. Variabel bebas didalam penelitian ini
menggunakan data pengeluaran pemerintah untu mengetahui pengaruhnya
terhadap pembangunan manusia, lebih spesifiknya, variabel bebas yang
peneliti pakai adalah pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan,
59
pendidikan dan perumahan/fasilitas umum. Sementara variabel terikatnya
adalah indek pembangunan manusia. Untuk menjaga agar pembahasan pada
satu variabel tidak melebar, peneliti telah membuat landasan operasional
variabel penelitian. Operasional variabel-variabel penelitian dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas
independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang digunakan
adalah produk domestik bruto, kurs, harga minyak dunia. Kemudian variabel
terikat yang digunakan adalah defisit APBN. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah negara Indonesia dengan observasi data tahunan dari
tahun 1988 sampai dengan tahun 2018.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 variabel bebas
(independen) yaitu variabel produk domestik bruto (X1), kurs (X2), harga
minyak dunia (X3) dan 1 variabel terikat (dependen) yaitu variabel defisit
APBN (Y), adalah sebagai berikut :
60
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Penjelasan Satuan
1. Produk Domestik
Bruto
Data diperoleh dan diolah dari World
Bank
Rupiah
2. Kurs Data Kurs ini diambil dari data kurs
berbasis harian dari website Bank
Indonesia per akhir tahun yang telah
di diferrence
Rupiah
3. Harga Minyak
Dunia
Data harga minyak dunia ini adalah
data yang diambil dari OPEC
Rupiah
4. Defisit APBN Data Defisit APBN ini diperoleh dari
Kementrian Keuangan
Rupiah
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Indonesia adalah negara yang bersistemkan demokrasi, dan
menerapkan kebijakan otonomi daerah. Indonesia mempunyai luas
wilayah sebesar 5.455.675 km2 dan 3.544.744 km2 diantaranya atau 2/3
wilayahnya adalah lautan. Karena mempunyai wilayah yang luas,
Indonesia berbatasan dengan banyak negara, walaupun mayoritas
negaranya adalah anggota ASEAN. Menurut bentuknya Indonesia
mempunyai 3 batas territorial, dimana batas teritorial ini Indonesia dan
seluruh warganya bebas melakukan kegiatan selama tidak melanggar
hukum yang berlaku. Sedangkan untuk negara asing, mereka perlu
membuat laporan kepada dinas terkait jika ingin melewati, berkegiatan dan
memasuki wilayah teritorial Indonesia.
Wilayah teritorial Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu (i) batas laut
teritorial, adalah batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan
jarak 12 mil (19,3 km) ke luar ke arah laut lepas. Di dalam batas laut
teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya. Negara
lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin pemerintah Indonesia. Luas laut
teritorial Indonesia adalah 282.583 km2. (ii) Batas landasan kontinen
merupakan dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun
geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua.
62
Landasan kontinen memiliki kedalaman kurang dari 200 m. Oleh
karena itu, wilayah laut dangkal dengan kedalaman 200 m merupakan
bagian dari wilayah negara yang berada di kawasan laut tersebut. Batas
landas kontinen diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan
jarak paling jauh adalah 200 mil. Luas landas kontinen Indonesia adalah
2.749.001 km2. (iii) Zona ekonomi eksklusif adalah wilayah laut sejauh
200 mil dari pulau terluar saat air surut. Luas ZEE Indonesia adalah
2.936.345 km2. Indonesia memiliki hak pada ZEE yaitu, melakukan
eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumberdaya alam,
berhak melakukan penelitian, perlindungan dan pelestarian laut,
mengizinkan pelayaran internasional melalui wilayah ini memasang
berbagai sarana perhubungan laut.
Batas darat negara Indonesia yaitu Papua New Guinea yang
berbatasan dengan Provinsi Papua, Timor Leste yang berbatasan dengan
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Malaysia yang berbatasan dengan
Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Indonesia adalah negara yang berdaulat, Indonesia memiliki
±17.504 pulau, maka dari itu Indonesia juga di juluki sebagai negara
maritim ataupun kepulauan. Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang
cukup besar, sekitar 5.17%, dengan laju pertumbuhan tersebut, maka
Indonesia memiliki GDP/kapita sekitar 4130 USD tiap individu. Cukup,
namun masih kurang untuk negara yang memiliki jumlah penduduk paling
besar di ASEAN, sekitar 262 juta jiwa. Seharusnya dengan angka
63
pertumbuhan yang cukup besar, dan penduduk yang banyak, nilai
GDP/kapita Indonesia bisa melebihi angka 4.000 USD. Dengan memiliki
luas wilayah yang besar dan jumlah penduduk yang relatif lebih banyak
dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain, Indonesia pada tahun
2019 mempunyai pendapatan negara sebesar 2.165,1 Trilliun rupiah
sedangkan belanja negara Indonesia sebesar 2.461,1 Trilliun rupiah,
berarti postur anggaran Indonesia pada tahun 2019 terjadi defisit anggaran
sebesar 296 Trilliun rupiah atau sebesar 1,84% terhadap PDB. Penerimaan
negara pada sisi perpajakan senilai 1.786,4 Trilliun rupiah seperti PPN,
PBB, Bea masuk dan cukai serta pajak penghasilan. Dan penerimaan
negara dari bukan pajak senilai 378,3 Trilliun rupiah.Dalam
menanggulangi pembiayaan anggaran, berasal dari pembiayaan utang baik
berupa surat berharga negara (SBN) konvensional dan surat berharga
syariah negara (SBSN). Pembiayaan anggaran juga untuk kegiatan
investasi di Indonesia, pada tahun 2019 pembiayaan investasi di Indonesia
ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, infrastruktur dan daya
saing ekspor serta peran Indonesia di dunia Internasional. Dengan adanya
defisit anggaran yang terjadi dari tahun ke tahun maka dalam hal ini
peniliti ingin mengetahui apakah PDB, kurs dan harga minyak dunia
berpengaruh signifikan pada defisit APBN
64
B. Temuan Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Antar Variabel
Tabel 4. 1 Variabel PDB Tahun 1988-2018
Sumber : World Bank
Grafik diatas adalah grafik yang menunjukkan perkembangan
produk domestik bruto pada tahun 1988 hingga 2018. Grafik diatas
adalah grafik yang diperoleh dari data yang diambil dari website
World Bank. Dapat dilihat, perkembangan produk domestik bruto
relatif mengalami kenaikan.
0.00
200000000000.00
400000000000.00
600000000000.00
800000000000.00
1000000000000.00
1200000000000.00
1400000000000.00
1600000000000.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
PDB INDONESIA TAHUN 1988-2018
65
Tabel 4. 2 Variabel Kurs Tahun 1988-2018
Sumber: Bank Indonesia
Grafik diatas merupakan variabel kurs rupiah Indonesia terhadap
mata uang dollar Amerika pada tahun 1988-2018. Data ini diperoleh
dari website Bank Indonesia berbasis harian pada akhir tahun yang
telah di difference. Variabel kurs sesuai pada grafik diatas mengalami
kenaikan dan penurunan disetiap tahunnya.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031
KURS TAHUN 1988-2018
66
Tabel 4. 3 Variabel Harga Minyak Dunia Tahun 1988-2018
Sumber : OPEC
Grafik diatas merupakan data variabel harga minyak dunia pada
tahun 1988-2018. Variabel harga minyak dunia juga terjadi kenaikan
dan t
Top Related