PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL,
MELALUI KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus Pada 15 Perusahaan Di Kota Semarang)
Arisha Hayu Pramesthiningtyas
Pembimbing: Dr. H. Abdul Rohman MSi., Akt
ABSTRACT
The present study aims to examine the budgetary participation and managerial performance relationship on 15 company in Semarang. It also attempts to examine whether organization commitment and motivation mediate the budgetary participation and managerial performance relationship. This study used survey questionnaires method to middle-low managers and supervisors. Questionnaires were given to 45 respondents. A total of 42 questionners were received back and the questionners can be used to work are 41. A path analysis was utilized to examine the direct and indirect effects of budgetary participation toward managerial performance. The result in this research indicate that budgetary participation has no direct effect toward managerial performance. Budgetary participation has positive and significant effect toward organizational commitment and motivation. Budgetary participation also has indirect effect toward managerial performance via commitment organization as a intervening variable, but budgetary participation has no indirect effect toward managerial performance via motivation as a intervening variable. Keywords: budgetary participation, managerial performance, organization commitment, and motivation.
I. PENDAHULUAN
Globalisasi telah menuntut perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis. Agar
perusahaan dapat bersaing pada lingkungan ini, perusahaan harus dapat menciptakan value
bagi konsumen. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kemampuan menjalankan fungsi-
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pemecahan
masalah (Saragih, 2008). Dari keempat fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan
fungsi terpenting. Dan dalam perencanaa, anggaran adalah komponen terpenting.
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2002:61).
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004:354), anggaran adalah suatu rencana
kuantitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang digunakan untuk menerjemahkan
tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasi.
Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manajer. Jadi, perilaku manajer
sangat dipengaruhi oleh anggaran. Anggaran berhubungan erat dengan akuntansi. Apabila
dihubungkan dengan anggaran, data akuntansi merupakan salah satu sumber utama. Hal ini
karena akuntansi menyediakan data historis dan aktual yang bersifat keuangan, yang
memenuhi tujuan analisa dalam pengembangan rencana-rencana organisasi. Selanjutnya,
penyesuaian anggaran harus disesuaikan dengan sistem akuntansi yang terdapat pada
perusahaan tersebut, terutama penggolongan transaksi-transaksi dalam perkiraan-perkiraan
(Sabrina, 2009).
Agar anggaran tepat sasaran dan tujuan, anggaran yang disusun hendaknya dapat
mengakomodir kepentingan setiap departemen yang terkait didalamnya. Komunikasi dan
koordinasi antara bawahan dan atasan, pegawai dan manajer, dalam penyusunan anggaran
sangat diperlukan untuk menimbulkan perilaku positif, yaitu perilaku manajer untuk sejalan
dengan tujuan organisasi; serta mencegah timbulnya dampak disfungsional terhadap sikap
dan perilaku anggota organisasi (Nor dalam Sabrina, 2009).
Terdapat tiga pendekatan dalam proses penyusunan anggaran menurut Anthony dan
Govindrajan (2005:86), yaitu top-down (pendekatan dari atas ke bawah), bottom-up
(pendekatan dari bawah ke atas), dan pendekatan partisipasi. Dalam pendekatan partisipasi
ini, diperlukan kerjasama dari berbagai tingkat manajemen untuk mengembangkan rencana
anggaran.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan keterlibatan antara atasan dan
bawahan dalam menentukan proses penggunaan sumber daya pada kegiatan dan operasi
perusahaan (Eker, 2007). Adanya partisipasi anggaran, akan meningkatkan tanggungjawab
serta kinerja dari manajer level bawah dan menengah. Manajer dapat menyampaikan ide-ide
kreatif yang dimilikinya kepada manajer atas, yang mana ide tersebut mempunyai tujuan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggungjawab yang dimiliki untuk melaksanakan setiap
keputusan dari keikutsertaannya dalam proses penyusunan anggaran, akan menimbulkan
komitmen dalam diri manajer untuk mencapai tujuan tersebut.
Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu
agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan
kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan sendiri. Manajer akan mengesampingkan
kepentingan pribadinya, agar dapat memenuhi kepentingan organisasinya terlebih dahulu.
Hal ini tentu akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan tersebut.
Pendekatan partisipasi anggaran juga merupakan pendekatan penganggaran yang
berfokus kepada upaya untuk meningkatkan motivasi para karyawan sehingga dapat
mencapai tujuan dari perusahaan. Semakin tinggi partisipasi anggaran, maka akan semakin
tinggi pula motivasi karyawan.
Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan
Handoko dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat
menetukan bagi tercapainya suatu tujuan. Maka, manusia harus dapat menumbuhkan
motivasi kerja setingi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan.
Jadi dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, kinerja manajerial perusahaan akan
meningkat karena komunikasi antara bawahan dengan atasan dalam membuat keputusan
bersama menimbulkan motivasi dalam bekerja. Serta dengan adanya partisipasi tersebut, akan
meningkatkan komitmen untuk lebih bertanggungjawab atas setiap keputusan yang telah
ditetapkan. Manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan lebih berkomitmen
pada organisasinya.
Penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial memang
telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan menambahkan
beberapa faktor lain sebagai variabel intervening maupun moderasi yang dianggap dapat
mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Dan dari
penelitian-penelitian tersebut, terdapat hasil yang tidak konsisten.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial. Hal ini penting, karena dengan mengetahui besarnya pengaruh adanya partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial, maka atasan perusahaan dapat mengembangkan
pendekatan partisipasi anggaran untuk menentukan keputusan yang optimal demi
meningkatnya kinerja manajerial perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada 15 perusahaan
yang berada di Kota Semarang, dengan 45 responden yang merupakan manajer level
menengah ke bawah dan supervisor. Dan dalam penelitian ini, digunakan komitmen
organisasi serta motivasi sebagai variabel intervening.
II. TELAAH PUSTAKA
Landasan Teori
Teori Motivasi
Seseorang dalam setiap perilakunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
ini merupakan motivasi agar dapat mencapai apa yang diharapkan tersebut. Terdapat berbagai
macam teori mengenai motivasi. Berikut merupakan teori motivasi yang relevan dengan
penelitian ini, yaitu :
Teori Kebutuhan (David Mc Clelland)
a. Kebutuhan untuk berprestasi
Yaitu berupa dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan
seperangkat standar, dan bergulat untuk sukses.
b. Kebutuhan untuk berkuasa
Yaitu berupa kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara
dimana tanpa perlu dipaksa untuk berperilaku demikian.
c. Kebutuhan akan afiliasi
Yaitu berupa hasrat untuk membentuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis ini meliputi makan, minum, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik
lainnya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula
kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan akan jaminan keamanan
Kebutuhan ini meliputi rasa aman dan terlindung dari risiko fisik dan mental.
c. Kebutuhan sosial
Kebutuhan ini meliputi persahabatan, keakraban, penerimaan, dan keterkaitan.
d. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan
Kebutuhan ini berupa penghargaan internal dan penghargaan eksternal. Penghargaan
internal yaitu rasa percaya diri dan prestasi, sedangkan penghargaan eksternal yaitu
status, pengakuan, dan perhatian.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan
potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan, dan
kritik terhadap sesuatu.
Teori Harapan (Victor Vroom)
Teori ini berfokus pada tiga hubungan, yaitu :
a. Upaya dengan kinerja
b. Kinerja dengan imbalan
c. Imbalan dengan tujuan pribadi
Teori Kontijensi
Teori kontijensi menjelaskan bahwa desain dan sistem pengendalian bergantung pada
konteks organisasi dimana pengendalian tersebut dilakukan. Menurut Outley dalam Yunita
(2009), akuntansi manajemen merupakan usaha untuk mengindentifikasi sistem pengendalian
berbasis akuntansi yang paling sesuai untuk semua kondisi.
Pendekatan kontijensi digunakan untuk mengatasi ketidakkonsistenan hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini memberikan suatu gagasan bahwa
sifat hubungan yang ada antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial
mungkin berbeda pada setiap kondisi (I Ketut Suryanawa, 2007). Salah satu variabel
kondisional tersebut adalah variabel intervening. Dalam penelitian ini, variabel intervening
yang digunakan yaitu komitmen organisasi dan motivasi yang dianggap mampu menjadi
mediasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang
diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka
waktu satu tahun (Mulyadi, 2001:488). Anggaran disusun manajemen dalam jangka waktu
satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan
anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan.
Menurut Rudianto (2006:117), anggaran mempunyai dua fungsi utama yaitu :
1. Alat Perencanaan
Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan.
2. Alat Pengendalian
Sebagai bagian dari controlling, anggaran berguna sebagai alat penilai apakah aktivitas
setiap bagian operasi telah sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran dalam hal ini
digunakan sebagai tolok ukur/standar manajemen.
Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan antara manajer atas dengan bawah untuk
menentukan proses penggunaan sumber daya pada aktivitas dan operasi perusahaan mereka
(Eker, 2007). Partisipasi anggaran ini memungkinkan para manajer untuk melakukan
negosiasi dengan atasan mereka mengenai kemungkinan target anggaran yang dapat dicapai
(Brownell dan McInnes, 1986).
Menurut Eker (2007), terdapat dua keuntungan utama dari partisipasi bawahan dalam
partisipasi anggaran dilihat dari prespektif psikologikal dan kognitif, yaitu :
1. Karena dilibatkan dengan tujuan anggaran, partisipasi berhubungan dengan kinerja, yang
mana menambah motivasi dan komitmen pada anggaran.
2. Partisipasi anggaran dapat menghasilkan kualitas keputusan yang tinggi. Hal ini karena
adanya perbaikan informasi antara atasan dan bawahan.
Komitmen Organisasi
Menurut Buchanan dalam Eker (2007), komitmen organisasi merupakan suatu pengikut,
yang memberi pengaruh pada tujuan dan nilai, serta kepentingan pada organisasi, terlepas
dari instrumental yang semata-mata cukup, ditinjau dari konsep menurut tiga dimensi, yaitu
identifikasi, keterlibatan, dan kesetiaan. Komitmen organisasi merupakan ikatan keterkaitan
individu dalam organisasi sehingga individu tersebut “merasa memiliki” organisasi
tempatnya bekerja (Mathieu dan Zajac dalam Supriyono, 2004). Sedangkan menurut Weiner
dalam I Ketut Suryanawa (2008) komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu
untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan
dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri.
Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan Handoko
dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat
menentukan bagi tercapainya suatu tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan
motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan.
Motivasi erat hubungannya dengan timbulnya suatu kecenderungan untuk berbuat
sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan
karenanya kebutuhan tersebut terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah
tercapai, maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk diulang kembali, sehingga akan
lebih kuat (Narmodo dan Wajdi, 2007).
Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1995). Dalam buku T. Hani Handoko (1996:34), kinerja
manajerial didefinisikan sebagai tingkat kecakapan manajer dalam melaksanakan aktivitas
manajemen. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam
teori manajemen klasik, yaitu (Hafiz, 2007):
1. Perencanaan
2. Investigasi
3. Koordinasi
4. Evaluasi
5. Pengawasan
6. Staffing
7. Negosiasi
8. Perwakilan
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, partisipasi anggaran dianggap mampu meningkatkan kinerja
manajerial melalui komitmen organisasi dan motivasi. Ketika setiap manajer perusahaan
diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, maka tiap manajer
dapat menuangkan ide-ide, gagasan, dan saran demi kesuksesan perusahaan. Serta akan
timbul pula tanggungjawab dalam dirinya untuk melaksanakan keputusan yang telah dibuat.
Hal ini akan menimbulkan motivasi dalam diri pribadi serta akan meningkatkan komitmen
terhadap organisasinya, yaitu akan lebih mengutamakan kepentingan perusahaan
dibandingkan kepentingan dirinya sendiri. Dan ini tentunya akan meningkatkan kinerja
manajerial suatu perusahaan.
Adapun kerangka pemikiran untuk penelitian ini sebagai berikut :
H1 H4
H3
H2 H5
Hipotesis
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Komitmen Organisasi
KOMITMEN
ORGANISASI
KINERJA
MANAJERIAL
PARTISIPASI
ANGGARAN
MOTIVASI
Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan antara manajer atas dengan bawah untuk
menentukan proses penggunaan sumber daya pada aktivitas dan operasi perusahaan (Eker,
2007). Sedangkan yang dimaksud dengan komitmen organisasi adalah keadaan dimana
individu memiliki keprcayaan, keterikatan, serta perasaan memiliki atas perusahaan sehingga
individu tersebut akan mengutamakan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan
pribadi.
Berdasarkan pada salah satu teori hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan aktualisasi diri,
disebutkan bahwa ketika seseorang dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran, maka
kebutuhan aktualisasi dalam dirinya akan terpenuhi. Dengan ini, seseorang yang
berpartisipasi tersebut akan memiliki perasaan memiliki atas perusahaan dan akan
mengutamakan kepentingan perusahaan disbanding kepentingan pribadinya.
Dengan adanya perasaan memiliki andil dalam perusahan, maka akan timbul komitmen
organisasi atau dorongan dalam dirinya untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan
mengesampingkan kepentingan pribadi. Dari penjelasan tersebut, hipotesis yang dapat
diambil yaitu :
H1 : partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Motivasi
Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan
Handoko dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Manajer yang dilibatkan dalam penyusunan
anggaran perusahaan, mengandung arti bahwa manajer tersebut diberikan kesempatan untuk
dapat menuangkan ide, gagasan, serta pemikirannya demi tercapainya tujuan perusahaan. Hal
ini tentunya akan memotivasi manajer untuk dapat berperilaku sesuai dengan apa yang telah
ditentukan.
Berdasarkan pada teori motivasi pula, seseorang yang dilibatkan dalam proses
penyusunan anggaran akan termotivasi untuk dapat berperilaku demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini karena dari pencapaian tujuan tersebut, kinerja seseorang dinilai
serta adanya kemungkinan perusahaan akan menghargai setiap pencapaian tujuan tersebut.
Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis yang dapat diambil yaitu :
H2 : partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi.
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial menurut Stoner (1995) adalah seberapa efektif dan efisien para
manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Brownell (1982) menyebutkan
bahwa partisipasi anggaran merupakan proses yang melibatkan individu-individu secara
langsung didalamnya dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan tujuan anggaran yang
prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan aggaran
mereka. Hal ini sesuai dengan teori motivasi yang mana menyebutkan bahwa seseorang
berperilaku karena adanya suatu kebutuhan yang ingin dicapainya. Dan dari pencapaian
tersebut, prestasinya akan dihargai oleh perusahaaan. Maka, kinerja manajerial akan ikut
meningkat seraya dengan adanya tanggung jawab atas keterlibatan manajer dalam
penyusunan anggaran. Dari penjelasan tersebut, dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
H3 : partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial
Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana individu memiliki kepercayaan,
keterikatan, serta perasaan memiliki atas perusahaan, sehingga individu tersebut akan lebih
mementingkan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan pribadinya. Sesuai dengan
teori hirarki kebutuhan, seseorang yang kebutuhan aktualisasi dirinya terpenuhi, akan merasa
dirinya berguna bagi perusahaan serta dirinya akan terpacu untuk dapat berperilaku yang
terbaik bagi perusahaan. Untuk itu, dirinya akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dari ini, maka kinerja manajerial akan ikut meningkat. Dari penjelasan tersebut,
hipotesis yang dapat diambil yaitu :
H4 : komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial
Motivasi merupakan dorongan berperilaku yang ada dalam diri pribadi seseorang untuk
dapat mencapai tujuan tertentu. Penelitian Cherrington dan Cherrington (1973)
menyimpulkan bahwa faktor motivasi berupa reward sebagai variabel intervening
berpengaruh kuat terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.
Sesuai dengan teori motivasi, seseorang berperilaku untuk dapat memenuhi kebutuhan pada
dirinya. Untuk itu, dirinya akan termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan karena
penilaian prestasi dan kemungkinan penghargaan atas prestasi dinilai dari pencapaian tujuan
perusahaan tersebut. Dengan adanya motivasi ini, para manajer dan supervisor akan bekerja
lebih giat agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Hal ini tentunya akan meningkatkan
kinerja manajerial perusahaan. Dari penjelasan tersebut, hipotesis yang dapat diambil yaitu :
H5 : motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
III. METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja manajerial.
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah partisipasi anggaran.
3. Variabel Antara/Mediasi (Intervening Variable)
Variabel mediasi pada penelitian ini adalah komitmen organisasi dan motivasi.
Definisi Operasional
Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan partisipasi dalam penentuan proses penggunaan sumber
daya pada aktivitas dan operasi perusahaan. Instrumen untuk mengukur partisipasi anggaran
menggunakan instrumen pertanyaan yang dikembangkan oleh Milani (1975). Pertanyaan ini
terdiri dari enam pertanyaan yang berkaitan dengan partisipasi responden terhadap proses
penyusunan anggaran. Instrumen pertanyaan tersebut antara lain mengenai : tingkat
keterlibatan para manajer dalam proses penyusunan anggaran, tingkat alasan atasan merevisi
usulan anggaran yang dibuat manajer, frekuensi manajer mengajak diskusi tentang anggaran
dengan atasan, besarnya pengaruh manajer dalam anggaran, seberapa besar manajer merasa
memberikan kontribusi penting pada anggaran, dan frekuensi atasan meminta pendapat dalam
proses penyusunan pendapat. Jawaban pertanyaan didesain dengan menggunakan skala Likert
lima poin pada setiap pertanyaan.
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah keadaan dimana individu memiliki kepercayaan,
keterikatan, serta perasaan memiliki atas perusahaan sehingga individu tersebut akan
mengutamakan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan pribadi. Instrumen untuk
mengukur komitmen organisasi yaitu dengan menggunakan instrumen pertanyaan yang
dikembangkan oleh Mowday et al., dan digunakan oleh Nouri and Parker (1996, 1998).
Pertanyaan ini terdiri dari sembilan pertanyaan mengenai : usaha untuk membuat organisasi
menjadi sukses, kebanggaan bekerja pada organisasi, kesediaan untuk menerima semua jenis
pekerjaan demi organisasi, kesamaan nilai individu dengan nilai organisasi, kebanggaan
menjadi bagian dari organisasi, organisasi menginspirasi dalam pelaksanaan tugas, senang
atas pilihan bekerja pada organisasi tersebut, anggapan bahwa organisasinya merupakan
organisasi yang terbaik, dan perhatian terhadap kelangsungan organisasi. Jawaban pertanyaan
didesain dengan menggunakan skala Likert lima poin pada setiap pertanyaan.
Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan Handoko
dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Pertanyaan ini terdiri dari lima pertanyaan yang berkaitan
dengan motivasi yang ada dalam pribadi seseorang. Instrumen pertanyaan untuk mengukur
motivasi meliputi kesungguhan dan keseriusan dalam menyelesaikan pekerjaan; tanggung
jawab terhadap diri sendiri, atasan, dan sesama anggota; kebutuhan akan prestasi dan hasil
kerja yang baik; ketabahan, keuletan dan kejujuran dalam bekerja; serta kekhawatiran apabila
mengalami kegagalan. Jawaban pertanyaan didesain dengan menggunakan skala Likert lima
poin pada setiap pertanyaan.
Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1995). Instrumen untuk mengukur kinerja manajerial
yaitu dengan menggunakan instrumen pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al.
(1965). Pertanyaan ini terdiri dari delapan pertanyaan yang diukur dari delapan dimensi
kinerja sebagai berikut : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan
staf, negosiasi, representasi/perwakilan. Jawaban pertanyaan didesain dengan menggunakan
skala Likert lima poin pada setiap pertanyaan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer level menengah ke bawah dan
supervisor yang bekerja pada perusahaan di Kota Semarang. Teknik pemilihan sampel pada
penelitian ini didasarkan pada metode convenience sampling. Metode pemilihan sampel ini
dilakukan dengan memilih sampel secara bebas sesuai kehendak peneliti. Metode ini dipilih
untuk memudahkan pelaksanaan riset dengan alasan bahwa jumlah populasi yang diteliti
tidak diketahui, sehingga terdapat kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari sumber asli (objek penelitian). Sumber data primer didapat dari
jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner.
Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar
sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada setiap responden. Kuesioner ini berisi
28 pertanyaan yang berhubungan dengan partisipasi anggaran, komitmen organisasi,
motivasi, dan kinerja manajerial.
Sebelum pembagian kuesioner, dilakukan pengajuan surat ijin dari universitas kepada 15
perusahaan yang menjadi objek penelitian. Setelah diijinkan oleh perusahaan, dilakukan
analisis terhadap sampel penelitian yang nantinya akan menjadi responden penelitian. Setelah
itu, mulai dibagikan kuesioner kepada para responden.
Pembagian kuesioner ini dilakukan dengan penyerahan langsung kepada responden atau
dengan bantuan salah seorang manajer yang telah dipilih menjadi sampel untuk
mengkoordinir pembagian kuesioner di setiap perusahaan. Jangka waktu pengisian dan
pengembalian kuesioner ini antara 1 hingga 4 minggu setelah kuesioner dibagikan kepada
responden. Pengumpulan kuesioner yang telah diisi oleh responden adalah dengan cara
mendatangi perusahaan secara langsung.
Metode Analisis
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran/deskripsi
mengenai variabel-variabel penelitian yang berasal dari jawaban responden. Analisis ini
menggunakan tabel statistik deskriptif yang menggambarkan kisaran teoritis, kisaran aktual,
mean, modus, dan standar deviasi (Ghozali, 2009).
Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar konsistensi dan keakuratan
data yang dikumpulkan. Pengujian ini dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas
(Ghozali, 2009).
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang dibagikan.
Kuesioner dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan nilai variabel yang diteliti.
Pengukuran validitas pertanyaan kuesioner diukur dengan melakukan korelasi skor item
pertanyaan dengan total skor variabel. Jika probabilitas menunjukan hasil <0,01 atau <0,05
berarti angka probabilitas tersebut signifikan dan disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut
valid (Ghozali, 2009).
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah kuesioner tetap konsisten apabila
digunakan lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji
statistik Cronbach Alpha (α) digunakan untuk menguji tingkat reliabel suatu variabel. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0,60. Apabila alpha mendekati satu,
maka reliabilitas datanya semakin terpercaya (Ghozali, 2009).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji bahwa analisis regresi bebas dari asumsi
klasik seperti normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Uji Normalitas
Pengujian untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan
dua cara yaitu analisis grafik dan uji statistik non-parametrik.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat distribusi
normal antara variabel terikat dan variabel bebas. Apabila distribusi data normal atau
mendekati normal, berarti model regresi adalah baik.
Dalam analisis grafik apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya dilakukan uji statistik non-parametrik untuk melengkapi hasil analisis grafik. Uji
statistik non-parametrik yang digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-
Sample K-S). Apabila hasilnya menunjukan nilai probabilitas signifikan diatas 0,05, maka
variabel terdistribusi normal (Ghozali, 2009).
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen. Pengujian ada tidaknya multikolonieritas dalam model
regresi dapat dilihat dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Nilai yang umum digunakan untuk menunjukan multikolonieritas yaitu nilai tolerance ≤ 0,10
atau nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2009).
Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguiji apakah terdapat ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain di dalam model regresi. Model
regresi dikatakan baik apabila homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Homoskedastisitas yaitu apabila variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan lain
tetap. Jika berbeda, disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas, dapat melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis path (analisis jalur).
Analisis path (analisis jalur) merupakan penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan (Ghozali, 2009). Sebelum dilakukan
analisis path ini, dilakukan regresi terhadap 3 persamaan.
Berikut merupakan 3 persamaan regresinya :
YKO = b0 + bPAXPA + e1 .............................................. persamaan regresi 1
YM = b0 + bPAXPA + e2 ............................................. persamaan regresi 2
YKM = b0 + bPAXPA + bKOXKO + bMXM + e3 ............... persamaan regresi 3
YPA = Partisipasi Anggaran
YKO = Komitmen Organisasi
YM = Motivasi
YKM = Kinerja Manajerial
bPA = Intercept Partisipasi Anggaran
bKO = Intercept Komitmen Organisasi
bM = Intercept Motivasi
bKM = Intercept Kinerja Manajerial
e1 = Residual Komitmen Organisasi
e2 = Residual Motivasi
e3 = Residual Kinerja Manajerial
Hipotesis diterima apabila hasil regresi menunjukan tingkat signifikansi dibawah 0,05
(p<0,05). Dan hipotesis ditolak apabila tingkat signifikansi di atas 0,05 (p>0,05) (Ghozali,
2009).
IV. Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian dalam hal ini adalah para manajer level menengah ke bawah dan para
supervisor dari 15 perusahaan di Kota Semarang. Sampel dari penelitian ini dipilih dengan
menggunakan metode convenience sampling, yaitu sampel dipilih sesuai kehendak peneliti
sendiri. Kuesioner yang dibagikan sebanyak 45 buah, dengan asumsi minimal pengisian
kuesioner dilakukan oleh seorang manajer dan seorang supervisor di setiap perusahaan yang
dijadikan objek penelitian. Dari 45 kuesioner yang dibagikan, jumlah kuesioner yang tidak
kembali sebanyak 3 buah, kuesioner dengan pengisian data pribadi yang tidak lengkap 1
buah, dan kuesioner yang diisi lengkap (dapat diolah) sebanyak 41 buah.
Manajer level menengah ke bawah 15 orang
Supervisor 30 orang
Daftar Kuesioner
Item Jumlah Persentase
Jumlah kuesioner yang disebar 45 100%
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3 6,67%
42 93,33
Jumlah kuesioner yang pengisian data pribadi tidak
lengkap
1 2,22%
Jumlah kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diolah 41 91,11%
Berikut merupakan profil dari responden penelitian dengan jumlah 41 responden.
DATA JUMLAH PERSENTASE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI 34 82,9% PEREMPUAN 7 17,1% UMUR 20-29 2 4,9% 30-39 22 53,7% 40-49 15 36,6% ≥ 50 2 4,9% JABATAN MANAJER 14 34,1% SUPERVISOR 27 65,9% LAMA BEKERJA ≤ 10 23 56,1% 11-20 15 36,6% 21-30 2 4,9% ≥31 1 2,4%
Hasil Analisis Data
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa mean dari masing-masing variabel
lebih besar dari mediannya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran sudah diterapkan cukup baik oleh perusahaan kepada para manajer dan supervisor,
komitmen organisasi yang dimiliki oleh para manajer dan supervisor relatif tinggi, motivasi
yang dimiliki para manajer dan supervisor adalah tinggi, dan kinerja manajerial para manajer
dan supervisor relatif tinggi.
Hasil Uji Kualitas Data
Hasil Uji Validitas Data
Variabel Item Nilai Pearson Correlation
Keterangan
Partisipasi Anggaran PA1 0,776** Valid PA2 0,712** Valid PA3 0,619** Valid PA4 0,683** Valid PA5 0,875** Valid PA6 0,754** Valid Komitmen Organisasi KO1 0,557** Valid KO2 0,547** Valid KO3 0,765** Valid KO4 0,595** Valid KO5 0,617** Valid KO6 0,904** Valid KO7 0,853** Valid KO8 0,829** Valid KO9 0,834** Valid
Variabel Kisaran Teoritis
Kisaran Aktual
Mean Median Std. Deviation
PARTISIPASI ANGGARAN
6-30
11-30
19,1 18
5,417
KOMITMEN ORGANISASI
9-45
21-45
36,9 27
5,687
MOTIVASI
5-25
17-25
21,54
15 2,609
KINERJA MANAJERIAL
8-40
21-40
32 24
5,329
Motivasi M1 0,749** Valid M2 0,792** Valid M3 0,791** Valid M4 0,761** Valid M5 0,738** Valid Kinerja Manajerial KM1 0,669** Valid KM2 0,692** Valid KM3 0,830** Valid KM4 0,822** Valid KM5 0,713** Valid KM6 0,792** Valid KM7 0,825** Valid KM8 0,771** Valid
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa korelasi masing-masing indikator/item untuk
semua variabel signifikan pada level 0,01. Hal ini berarti bahwa masing-masing
indikator/item pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah valid. Maksud dari valid yaitu
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut
Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian
ini adalah reliabel. Hal ini karena Cronbach Alpha untuk masing-masing variabel
menunjukan nilai >0,60.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Variabel Cronbach Alpha
Keterangan
Partisipasi Anggaran 0,834 Reliabel
Komitmen Organisasi 0,883 Reliabel
Motivasi 0,756 Realibel
Kinerja Manajerial 0,897 Realibel
Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 1
Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 2
Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 3
Keseluruhan tampilan grafik normal probability plot (p-plot) dari gambar 4.1 sampai
dengan gambar 4.3 menunjukan hasil bahwa model regresi penelitian ini memenuhi asumsi
normalitas, karena titik-titik (data) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal. Ini berarti bahwa terdapat distribusi normal antara variabel terikat dan
variabel bebas.
Untuk melengkapi uji normalitas, dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan
adalah uji Non-Parametric Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S). berikut
merupakan hasil dari uji 1-Sample K-S.
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua data pada setiap
persamaan regresi terdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05.
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity
Statistic Model Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Tolerance VIF
Persamaan
Regresi 1
Partisipasi
Anggaran
Komitmen
Organisasi 1,000 1,000
Persamaan
Regresi 2
Partisipasi
Anggaran Motivasi 1,000 1,000
Partisipasi
Anggaran 0,707 1,415
Komitmen
Organisasi 0,584 1,711
Persamaan
Regresi 3
Motivasi
Kinerja
Manajerial
0,566 1,767
Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji multikolonieritas di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolonieritas diantara variabel independen dalam model regresi. Hal ini karena
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1; serta tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 1
Keterangan Nilai Kolmogorov-Smirnov
Asymp. Sig.
Persamaan Regresi 1 0,732 0,657
Persamaan Regresi 2 0,586 0,882
Persamaan Regresi 3 0,708 0,698
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 3
Keseluruhan tampilan gambar 4.4 sampai dengan 4.6 menunjukan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Ini berarti bahwa variance dari residual pengamatan satu ke
pengamatan lain tetap, sehingga model regresi ini layak digunakan.
Hasil Uji Regresi
Model Variabel Independen
Variabel Dependen
Koefisien Path
t-value
Sig. F-value
Sig.
Adjusted R Square
Persamaan Regresi 1
Partisipasi Anggaran
Komitmen Organisasi
0,473 3,357 0,002 11,269 0,002 0,204
Persamaan Regresi 2
Partisipasi Anggaran
Motivasi 0,499 3,593 0,001 12,909 0,001 0,229
Partisipasi Anggaran
0,101 0,701 0,488
Komitmen Organisasi
0,393 2,476 0,018 Persamaan Regresi 3
Motivasi
Kinerja Manajerial
0,288 1,786 0,082
10,276 0,000 0,410
Berdasarkan pada hasil uji F, diperoleh F hitung untuk masing-masing persamaan model
regresi sebesar 11,269; 12,909; dan 10,276; dengan masing-masing probabilitas sebesar
0,002; 0,001; dan 0,000. Karena nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05; maka persamaan
model regresi layak untuk digunakan.
Pada persamaan regresi 1 didapat hasil nilai adjusted R square sebesar 0,204. Ini berarti
bahwa 20,4% variabel komitmen organisasi dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi
anggaran. Sedangkan sisanya sebesar 79,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti.
Hasil uji t-test menunjukan nilai sebesar 3,357 dengan probabilitas 0,002. Karena nilai t-
hitung sebesar 3,357 lebih besar dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%) sebesar 2,0227; serta
nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05; maka variabel partisipasi anggaran adalah
signifikan. Ini berarti bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
Pada persamaan regresi 2 didapat hasil nilai adjusted R square sebesar 0,229. Ini berarti
bahwa 22,9% variabel motivasi dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran.
Sedangkan sisanya sebesar 77,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Hasil uji
t-test menunjukan nilai sebesar 3,593 dengan probabilitas 0,001. Karena nilai t-hitung sebesar
3,593 lebih besar dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%) sebesar 2,0227; serta nilai
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05; maka variabel partisipasi anggaran adalah signifikan.
Ini berarti bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap motivasi.
Pada persamaan regresi 3 didapat hasil nilai adjusted R square sebesar 0,410. Ini berarti
bahwa 41% variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran,
variabel komitmen organisasi, dan variabel motivasi. Sedangkan 59% dijelaskan oleh
variabel lain di luar yang diteliti. Hasil t-test untuk variabel partisipasi anggaran dan variabel
motivasi menunjukan hasil yang tidak signifikan. Hal ini karena nilai t-hitung masing-masing
variabel sebesar 0,701 dan 1,786 lebih kecil dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%) sebesar
2,0227; serta nilai probabilitas untuk variabel partisipasi anggaran sebesar 0,488 dan variabel
motivasi sebesar 0,082, dimana keduanya menunjukan nilai probabilitas yang lebih besar dari
0,05. Sedangkan pada variabel komitmen organisasi, menunjukan hasil yang signifikan. Hal
ini karena nilai t-hitung sebesar 2,476 lebih besar dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%)
sebesar 2.0227; serta nilai probabilitas sebesar 0,018 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa
kinerja manajerial dipengaruhi oleh komitmen organisasi.
Pada hasil uji persamaan regresi 1 menghasilkan nilai standardized beta untuk pengaruh
partisipasi anggaran terhadap komitmen organisasi sebesar 0,473 dengan signifikan di bawah
0,05. Nilai standardized beta 0,473 merupakan nilai path atau jalur p1. Pada hasil uji
persamaan regresi 2 menghasilkan nilai standardized beta untuk pengaruh partisipasi
anggaran terhadap motivasi sebesar 0,499 dengan signifikan di bawah 0,05. Nilai
standardized beta 0,499 merupakan nilai path atau jalur p2. Pada hasil uji persamaan regresi 3
menghasilkan nilai standardized beta 0,101; 0,393; 0,288. Nilai standardized beta 0,101
merupakan nilai path atau jalur p3 dan tidak signifikan. Nilai standardized beta 0,393
merupakan nilai path atau jalur p4 dan signifikan. Nilai standardized beta 0,288 merupakan
nilai path atau jalur p5 dan tidak signifikan. Besarnya nilai e1 hingga e3 adalah
e1= atau dibulatkan menjadi 0,88; e2= atau
dibulatkan menjadi 0,86; dan e3= atau dibulatkan menjadi 0,74.
Hasil analisis path atau analisis jalur menunjukan bahwa penggunaan motivasi sebagai
variabel intervening terhadap hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial, tidak
terbukti. Sedangkan penggunaan komitmen organisasi sebagai variabel intervening
memberikan pengaruh tidak langsung pada hubungan antara partisipasi anggaran dengan
kinerja manajerial.
Berdasarkan analisis path, besarnya total pengaruh tidak langsung partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasi sebagai variabel intervening adalah
(p1)*(p4) = (0,473)*(0,393) = 0,185889.
Hasil Uji Hipotesis
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Komitmen Organisasi
Berdasarkan pada persamaan regresi 1, hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi diterima. Berdasarkan
pada uji statistik deskriptif, untuk penerapan partisipasi anggaran didapatkan hasil nilai mean
sebesar 19,1 dimana lebih besar dari nilai median sebesar 18. Dari hal ini, disimpulkan bahwa
penerapan partisipasi anggaran di perusahaan telah diterapkan cukup baik. Serta untuk
komitmen organisasi juga didapatkan hasil bahwa para manajer dan supervisor memiliki
No Hipotesis t-
hitung
Sig. Koef. Path
Tolak/ Terima
Hipotesis Keterangan
1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. 3,357 0,002 0,473
Terima, karena Sig.<0,05
Semakin meningkat partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka semakin meningkat pula komitmen terhadap organisasinya.
2. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi.
3,593 0,001 0,499
Terima, karena Sig.<0,05
Semakin meningkat partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka semakin meningkat pula motivasi untuk bekerja demi kelangsungan dan kesuksesan organisasi.
3. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
0,701 0,488 0,101 Tolak, karena Sig.>0,05
Partisipasi anggaran tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial.
4. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 2,476 0,018 0,393
Terima, karena Sig.<0,05
Semakin meningkat komitmen terhadap organisasi, maka semakin meningkat pula kinerja manajerialnya.
5. Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 1,786 0,082 0,288
Tolak, karena Sig.>0,05
Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
komitmen yang relatif tinggi pada perusahaannya. Hal ini dilihat dari nilai mean yang sebesar
36,9 dimana lebih besar dari nilai median sebesar 27. Hasil dari penggunaan regresi juga
menunjukan pengaruh langsung antara keduanya. Ini berarti bahwa semakin meningkatnya
penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran pada para manajer dan supervisor di
perusahaan, akan semakin meningkatkan komitmen manajer dan supervisor pada perusahaan
itu pula.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow). Dalam
salah satu hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan aktualisasi diri, disebutkan bahwa kebutuhan
ini merupakan kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi, kebutuhan
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan, dan kritik terhadap sesuatu. Jadi ketika
seorang manajer dan supervisor ikut berpartisipasi terhadap anggaran, maka kebutuhan akan
aktualisasi dalam dirinya akan terpenuhi. Dirinya akan memiliki rasa memiliki terhadap
perusahaan, memiliki dedikasi terhadap tujuan dan nilai perusahaan, serta akan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan individu.
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Motivasi
Berdasarkan pada persamaan regresi 2, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi diterima. Berdasarkan pada uji
statistik deskriptif, untuk penerapan partisipasi anggaran didapatkan nilai mean sebesar 19,1
dimana lebih besar dari nilai median sebesar 18. Dari hal ini, disimpulkan bahwa penerapan
partisipasi anggaran di perusahaan telah diterapkan dengan cukup baik. Serta untuk motivasi
juga didapatkan hasil bahwa para manajer dan supervisor memiliki motivasi yang tinggi
dalam bekerja. Hal ini dilihat dari nilai mean sebesar 21,54 dimana lebih tinggi dari nilai
median sebesar 15. Hasil dari penggunaan analisis regresi juga menunjukan pengaruh
langsung antara keduanya. Ini berarti dengan adanya penerapan partisipasi penyusunan
anggaran bagi para manajer dan supervisor, maka akan mampu memotivasi mereka untuk
bekerja dengan lebih baik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori motivasi berupa teori kebutuhan, teori hirarki
kebutuhan, dan teori harapan, yang menyebutkan bahwa seseorang yang dilibatkan dalam
kegiatan perusahaan, salah satunya adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka
dirinya akan termotivasi untuk dapat berbuat sesuatu guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Seseorang yang ikut dalam partisipasi anggaran, akan lebih mengerti tujuan dari
perusahaan, maka dirinya akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut demi memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya.
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ditolak. Berdasarkan
pada uji statistik deskriptif, didapatkan hasil bahwa penerapan partisipasi anggaaran oleh
perusahaan kepada para manajer dan supervisor cukup baik, dimana nilai mean sebesar 19,1
lebih besar dari nilai median sebesar 18. Serta kinerja manajerial pada perusahaan relatif
tinggi. Hal ini dilihat dari nilai mean sebesar 32 lebih besar dari nilai median sebesar 24.
Tetapi dengan penggunaan analisis regresi, keduanya tidak memiliki pengaruh secara
langsung. Ini berarti bahwa keterlibatan seseorang dalam penyusunan anggaran tidak
memberikan pengaruh secara langsung dalam peningkatan kinerja manajerial.
Hasil ini sesuai dengan teori kontijensi yang memberikan gagasan bahwa sifat hubungan
antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mungkin berbeda
satu situasi dengan situasi yang lain. Jadi, terdapat berbagai kondisi atau variabel yang dapat
mempengaruhi hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial.
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen
Organisasi dan Motivasi.
Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa
komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial diterima. Berdasarkan
uji statistik deskriptif, didapatkan hasil bahwa komitmen organisasi yang dimiliki para
manajer dan supervisor relatif tinggi, dimana nilai mean sebesar 36,9 lebih besar dari nilai
median sebesar 27. Serta kinerja manajerial para manajer dan supervisor relatif tinggi. Hal ini
dilihat dari nilai mean sebesar 32 lebih besar dari nilai median sebesar 24. Hasil dari
penggunaan regresi juga menunjukan pengaruh langsung antara keduanya. Ini berarti bahwa
semakin tinggi komitmen terhadap organisasinya, maka semakin tinggi pula kinerja
manajerialnya.
Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa
motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ditolak. Berdasarkan pada uji
statistik deskriptif, didapatkan hasil bahwa motivasi yang dimiliki para manajer dan
supervisor tinggi, dimana nilai mean sebesar 21,54 lebih besar dari nilai median sebesar 15.
Serta kinerja manajerial para manajer dan supervisor relatif tinggi. Hal ini dilihat dari nilai
mean sebesar 32 lebih besar dari nilai median sebesar 24. Tetapi dengan penggunaan analisis
regresi, keduanya tidak memiliki pengaruh secara langsung. Ini berarti bahwa motivasi yang
ada dalam dirinya tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap peningkatan kinerja
manajerial.
Dengan penggunaan analisis path untuk mengetahui hubungan kausalitas variabel, maka
komitmen organisasi mampu menjadi variabel yang memediasi hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Sedangkan motivasi tidak dapat memediasi
hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.
Hasil dari analisis path di atas sesuai dengan teori kontijensi. Teori kontijensi
memberikan gagasan bahwa sifat hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran
dengan kinerja manajerial mungkin berbeda satu situasi dengan situasi yang lain. Jadi,
terdapat berbagai kondisi atau variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi
dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Dan salah satu variabel yang dapat
mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial adalah
variabel intervening berupa komitmen organisasi.
V. PENUTUP
Simpulan
Penelitian ini menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui
komitmen organisasi dan motivasi sebagai variabel intervening pada 15 perusahaan di Kota
Semarang. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial.
2. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui komitmen
organisasi sebagai variabel intervening.
3. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui motivasi
sebagai variabel intervening.
Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan skala self-rating dalam pengukuran
variabel yang mungkin akan dapat menimbulkan bias personal sehingga akan mengurangi
objektivitas dari data.
Saran
Implikasi Kebijakan
1. Setiap perusahaan sebaiknya mengoptimalkan partisipasi anggaran dalam setiap
pengambilan keputusan, agar didapatkan keputusan dengan kualitas yang lebih tinggi
serta dapat meningkatkan kinerja manajerial perusahaan.
2. Setiap perusahaan sebaiknya memberikan motivasi dalam bentuk apapun kepada
seluruh anggota perusahaan, sehingga akan dapat memacu anggota perusahaan untuk
dapat mencapai tujuan perusahaan dan tentunya akan dapat meningkatkan kinerja
manajerial perusahaan.
Saran penelitian yang akan datang
1. Peneliti yang akan datang dapat menggunakan variabel lain selain yang telah
digunakan dalam penelitian ini. Variabel yang mungkin digunakan antara lain dengan
menggunakan gaya kepemimpinan, budaya organisasi, locus of control, job relevan
information, dan lain sebagainya.
2. Selain dengan penggunaan kuesioner untuk mengumpulkan data, peneliti dapat
melakukan interview/wawancara langsung kepada sampel/responden yang akan
diteliti.
3. Peneliti dapat memperluas lingkup penelitian agar dapat memberikan cakupan yang lebih
luas dalam bidang partisipasi anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.
Brownell, P. 1982. “The Role Of Accounting Data In Performance Evaluation, Budgetary Participation, And Organization Effectiveness”. Journal Of Accounting Research, Vol. 20 No. 1, pp. 12-27.
Brownell. P. and McInnes, M. 1986. “Budgetary Participation, Motivation, and Manajerial Performance”. The Accounting Review, Vol. 61, No. 4.
Cherrington, D. J. / Cherrington, J. O. 1973. “Appropriate Reinforcement Contingencies in the Budgeting Process”. Journal of Accounting Research Supplement. 11: 225-253. Damayanti, Retno. 2005. “Pengaruh Motivasi Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan CV. Bening Natural Furniture Di Semarang”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Eker, Melek. 2007. “The Impact Of Budget Participation On Managerial Performance Via Organizational Commitment : A Study On The Top 500 Firms In Turkey”. Jurnal tidak dipublikasikan. Faculty of Economy, Ankara University Turkey.
Garrison, Ray H., Norren, Eric W. 2000. Managerial Accounting. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.
Hafiz, Frisilia Wihasfina. 2007. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Handoko, T. Hani. 1996. Pengantar Manajemen. Jakata: Salemba Empat.
Hansen dan Mowen, 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
I Ketut Suryanawa, Kadek J. S. 2008.“Pengaruh Partisipasi Anggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.
Mulyadi. 2001. “Total Quality Management”. Edisi Ketiga. Yogyakarta.
Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Narmodo, H. dan Wajdi, M. Farid. 2007. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri”. Jurnal Tidak Dipublikasikan.
Nurcahyani, Kunwaviyah. 2010. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Octavia, Diyah. 2009. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT.POS (Persero) Medan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Prasetyo, E. dan Wahyuddin, M. 2007. “Pengaruh Kepuasan Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Riyadi Palace Hotel Di Surakarta”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riyadi, Slamet. 2000. “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Juli 2000.
Robbins, Stephen, P. 2003. Organizational Behaviour: Tenth Edition, New Jersey: Prentice Hall.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Sabrina, Arifah Nur. 2009. ”Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Survey Pada Pemerintah Daerah Se- Eks Karisidenan Surakarta)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Surakarta.
Saragih, Yan Saputra. 2008. “Pengaruh TQM dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)”. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. Edisi Empat. Penerbit : John Wiley&Sons, Inc.
Siegel, G. Marconi. 1989. Behavioral Accounting. South-Western Publishing Co. Second Edition. Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, and Daniel R. Gilbert Jr. 1995. Management: Six Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Subramaniam, N. and Ashkanasy, N. M. 2001. “The Effect Of Organizational Culture Perceptions Between Budgetary Participation And Manajerial Job-Related Incomes”. Australian Journal Of Management, Vol. 26 No.1, pp. 35-55.
Sunjoyo, dan Merry Christiana. 2008. “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi Oleh Identifikasi Organisasional”. Jurnal Manajemen. Vol. 7 No. 2. Supriyono. 1999. Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan. Cetakan Kelima. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
Yunita. 2009. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial : Komitmen Organisasi Dan Kecukupan Anggaran Sebagai Variabel Kontinjen (Studi Kasus Pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang)”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Dian Nuswantoro.
Top Related