PENGARUH METODE PROBING-PROMPTING TERHADAP
HASIL BELAJAR PKN MURID KELAS IV SD NEGERI 26
PULAU BALANG LOMPO KEC. LIUKANG TUPABBIRING
KAB. PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
MUHAMMAD ARFAH MULYADI
10540915714
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021
vi
ABSTRSAK
Muhammad Arfah Mulyadi, 2020. Pengaruh Metode Probing-Prompting
Teradap Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo
Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan. Skripsi.
Jurusan pendidikan guru sekolah dasar. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Muhajir dan Andi Baso.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Metode Probing-Prompting
Teradap Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo
Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan. Skripsi.
Jurusan pendidikan guru sekolah dasar
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian pre-
experimental design dengan teknik one group pretest-posttest design. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Negeri 26 Pulau Balang Lompo
Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan dan yang
menjadi sampel adalah siswa kelas IV yang berjumlah 36 orang siswa yang terdiri
dari 14 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Teknik pengumpulan data primer
atau observasi langsung peneliti dengan memberikan tes. Data yang telah
terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus analisi statistic
deskriftif dan inferensial.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t hitung= 18.85 dan di interpretasikan pada
table distribusi t dengan taraf signifikan a =0,05 dan d.b = N-1=36-1 = 35 maka
diperoleh t 0,05 = 3,340 setela diperoleh t hitung=18.85 dan ttable=3,340 maka
diperoleh t hitung>ttabel atau 18.85>3,340. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa penggunaan metode probing-prompting
berpengaruh terhadap hasil belajar PKn
Kata kunci: metodeprobing-prompting
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam. Allah
yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita, Allah yang
paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita. Tiada
daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga proposal dengan
judul “Pengaruh Metode Probing-Prompting Terhadap Hasil Belajar PKn Murid
Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo” dapat diselesaikan. Setiap orang
dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan, termasuk dalam tulisan ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki,
tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk membuat tulisan
ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan.
Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua, H. Arsyad dan Hj. Nurlia yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban
tanpa pamrih dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis
dalam proses pencarian ilmu.
Selama dalam proses penyelesaian proposal ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan material maupun moral. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan penghargaan dan penghormatan serta ucapan terima
kasih kepada Dr. Muhajir, S.Pd., M.Pd. pembimbing 1 dan Drs. H. Andi Baso,
M.Pd.I. pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi
sejak awal penyusunan hingga selesainya proposal ini.
ix
Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada; Prof. Dr. H. Abd.
Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin
Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Aliem Bahri,S.Pd., M.Pd., ketua
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan seluruh dosen dan para staf pegawai
dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati,. Mudah-mudahan dapat
memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, September 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN……………………………………………………….iv
SURAT PERJANJIAN………………………………………………………….v
ABSTRAK………………………………………………………………………vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. KajianPustaka..................................................................................... 8
1. Belajar dan pembelajaran ............................................................... 8
2. Metode probling-pronting ........................................................... 12
3. Pendidikan kewarganegaraan di SD ............................................. 16
a. Pengertian pendidikan kewarganegaraan di SD ...................... 16
b. Tujuan pendidikan kewarganegaraan di SD ............................ 17
c.Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan ........................... 19
B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 21
C. Kerangka Pikir.................................................................................. 21
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 23
BAB III. METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian .................................................................................. 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 27
C. Subjek Penelitian ............................................................................... 27
ix
iv
D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 29
E. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 30
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 32
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38
B. Pembahasan ............................................................................................. 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 58
B. Saran ........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60
x
v
vi
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis
diarahkan terhadap perubahan tingkah laku murid yang tercermin dalam
pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang berlangsung di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Proses pembelajaran khususnya
pembelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) akan lebih efektif dan
bermakna apabila murid berpartisipasi aktif. Salah satu ciri kebermaknaan
dalam proses belajar mengajar adalah adanya keterlibatan atau partisipasi
murid dalam proses belajar mengajar. Partisipasi merupakan suatu sikap
berperan serta, ikut serta, keterlibatan, atau proses belajar bersama saling
memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukan tindakan.
Sebagian besar guru-guru setuju akan pentingnya motivasi yang besar
untuk mengajarkan PKn kepada murid-murid, kecuali yang memang
secara alami sudah senang terhadap PKn, perlu diberi rangsangan secara
teknis dan cara pengajaran yang tepat agar senang terhadap PKn.
Sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20
Tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa :
“Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
2
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab’’.
Sebagai seorang guru harus dapat menentukan strategi. Oleh
karena itu, secara terus–menerus dan bertahap guru mengusahakan
mencari jalan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam berinteraksi
antara murid dengan guru, diharapkan guru dapat menjalankan peranannya
sebagai pengajar dan pendidik. Dalam berinteraksi antara murid dengan
guru biasanya banyak menimbulkan masalah atau kurang terarah, hal ini
dikarenakan guru kurang tepat dalam menggunakan pendekatan ataupun
metode dalam pembelajaran sebagai suatu proses.
Berdasarkan hasil observasi penulis dalam kegiatan pembelajaran
pada murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang
Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan pada tanggal 25 Mei 2019,
diperoleh informasi bahwa hasil belajar PKn murid kelas IV menggunakan
model konvensional, proses pembelajaran yang berpusat pada guru, media
dan sumber belajar yang digunakan kurang bervariasi sehingga murid
kurang antusias. 15 dari 36 murid yang melibatkan diri secara aktif selama
proses belajar mengajar berlangsung antara lain: mengajukan pertanyaan,
mengerjakan tugas, berdiskusi dan melakukan suatu kegiatan
pembelajaran. Hal ini ditandai dengan perolehan hasil belajar PKn murid
yang masih tergolong rendah yaitu dengan rata-rata 6,0<6,5 yang
merupakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan oleh
sekolah pada tahun ajaran 2018/2019 yaitu 6,5.
3
Hal tersebut diperkuat atau sejalan dengan pendapat guru melalui
wawancara dengan peneliti.
Guru kelas IV Zurvina Nur, S.Pd mengatakan bahwa hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang
Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan, terdapat 21 dari 36 siswa
memperoleh nilai masih berada dibawah standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Begitu juga kepala sekolah SD Negeri 26 Pulau Balang
Lompo Abdul Salam Karim, S.Pd mengatakan bahwa nilai PKn kelas IV
SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab.
Pangkajene dan Kepulauan masih berada dibawah standar Kriteria
Ketuntasan Mininal (KKM).
Namun kenyataan di SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec.
Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan menunjukan
bahwa proses pembelajaran PKn yang berlangsung di kelas sebenarnya
telah melibatkan murid, misalnya murid mendengar guru menerangkan,
membaca dan mencatat pelajaran yang diberikan. Tetapi sebagian besar
murid kurang mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapatnya
walaupun guru telah berulang kali meminta agar murid jika ada hal-hal
yang kurang jelas, banyak murid terlihat malas, tidak percaya diri
mengerjakan soal-soal latihan dan baru akan mengerjakan setelah soal
selesai dikerjakan oleh guru atau murid lain yang berperan aktif.
Pembelajaran PKn haruslah difokuskan pada upaya membantu dan
memfasilitasi murid agar mereka memiliki kemampuan berpartisipasi, dan
4
tidak hanya dengan mendengarkan dan mencatat saja, masih perlu lagi
partisipasi murid dalam kegiatan lain seperti bertanya, mengerjakan
latihan, mengerjakan PR, maju ke depan kelas, mengadakan diskusi,
mengeluarkan ide atau gagasan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut
maka diperlukan metode-metode pembelajaran yang inovatif yang
diharapkan mampu meningkatkan peran aktif murid dalam proses belajar
mengajar.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode probing-
prompting. Metode probing–prompting adalah pembelajaran dengan cara
guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang bersifat menuntun dan
menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan
murid dan pengalamannya (Suyatno, 2009:63). Metode probing-prompting
dapat mendorong murid berperan aktif. Metode ini melalui proses tanya
jawab secara acak sehingga setiap murid tidak bisa menghindar dari proses
pembelajaran, setiap saat murid bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab.
Dalam hal ini akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa
dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya
merangkai pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan,
nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi
nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jawaban murid yang salah harus
dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, murid telah
berpartisipasi.
5
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yaitu
dengan menggunakan metode probing-prompting sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar PKn.
Melalui penelitian ini diharapkan ada perubahan positif dalam hal
hasil belajar murid pada pembelajaran PKn di SD Negeri 26 Pulau Balang
Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan .
Dengan demikian pembelajaran PKn melalui pembelajaran probing–
prompting dapat meningkatkan hasil belajar murid. Berangkat dari
pemikiran tersebut maka peniliti memilih judul “Pengaruh Metode
Probing – Prompting Terhadap Hasil Belajar PKn Pada Siswa kelas
IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring,
Kab. Pangkajene dan Kepulauan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana pengaruh metode probing – prompting terhadap hasil belajar
PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec.
Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan” ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
metode probing-prompting terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SD
6
Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab.
Pangkajene dan Kepulauan.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berukut ini:
1) Manfaat Teoretis
a) Bagi Jurusan Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, sebagai
masukan tentang pengaruh metode probing-prompting terhadap
hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang
Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan
Kepulauan.
b) Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan profesionalisme di bidang penelitian dan
pembelajaran sebagai pengalaman yang berharga dalam melakukan
kajian yang bersifat ilmiah.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi guru : hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran PKn yang kreatif
dan menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar khususnya
murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang
Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
b. Bagi murid : hasil penelitian akan membantu dan mengarahkan
murid yang mengalami kesulitan dalam belajar Pendidikan
7
Kewarganegaraan (PKn) khususnya dalam proses pembelajaran
sehingga hasil belajar murid mengalami peningkatan.
c. Bagi sekolah : dapat memberikan informasi dalam upaya perbaikan
dan peningkatan kualitas pembelajaran.
d. Bagi peneliti : hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah
pengetahuan, informasi, dan data untuk pengembangan penelitian
yang berkaitan dengan variabel yang berbeda.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut Moh. Surya (1981: 32) Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
W. Gulo (2002: 23) juga mengungkapkan bahwa belajar
adalah suatu prose sang berlangsung di dalam diri seseorang yang
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berfikir,
bersikap dan berbuat.
Margaret dan Bell Gredler (1994) mengatakan bahwa
belajar adalah proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan, dan sikap. Sehingga peserta didik dapat mengetahui
hal-hal yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang
dimilikinya, mengubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari
yang salah menjadi benar, dan dari kurang baik menjadi baik.
Seperti yang telah di singgung pada pengertian belajar
diatas. Tujuan utama kegiatan belajar adalah untuk memperoleh
dan meningkatkan tingkah laku manusia dalam bentuk
9
pengetahuan, keterampilan, sikap positif, dan berbagai kemampuan
lainnya.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sumartono,
(2000: 81) mengemukakan bahwa ’’hasil belajar adalah suatu nilai
yang menunjukkan hasil yang tertinggi dalam belajar yang dicapai
menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat
tertentu”.
Menurut Arikunto (2001: 63) menyatakan bahwa”hasil
belajar merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah
mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan
evaluasi dari proses belajar yang dilakukan”.
Sementara itu Muquin (Abdullah, 2000: 35) bahwa ”Hasil
belajar adalah kecakapan yang dapat diukur langsung dengan suatu
alat berupa tes”. Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu usaha menguasai hal – hal yang baru di
mana dalam belajar ada perubahan dalam diri seseorang.
Definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli yang
berbeda pendapatnya, berbeda titik tolaknya. Tetapi, kalau dikaji
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Belajar itu berdampak pada perubahan dalam arti perubahan
perilaku, baik aktual maupun potensial.
10
2. Perubahan itu pada dasarnya adalah perolehan kecakapan baru.
3. Perubahan itu terjadi karena pengalaman, yang diusahakan
dengan sengaja.
Menentukan berhasil tidaknya pembelajaran maka yang
menentukan alat evaluasi atau tes, Berdasarkan taksonomi Bloom
(Mappasoro 2007:39) untuk menyusun sebuah tes hasil belajar
harus memperhatikan tiga domain (kawasan) yakni ”(1) domain
kognitif, (2) domain afektif dan (3) domain psikomotor”.
Domain kognitif beserta sub-sub kategorinya terdiri dari:
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi,
domain afektif terdiri dari penerimaan, memberikan respon,
penilaian, organisasi dan pelukisan watak sedangkan domain
psikomor terdiri dari persepsi, kesiapan, respon terpimpin,
mekanisme, respon kompleks over, penyesuaian dan originasi.
Penyusunan tes formatif yang digunakan hanya
mencangkup domain (kawasan) kognitif karena hanya sebatas
pengetahuan dan pemahaman saja untuk menentukan meningkat
tidaknya hasil belajar murid.
c. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Hasil Belajar
Manusia dalam usahanya selalu menginginkan sesuatu hal
yang lebih baik dari sebelumnya. Demikian pula dalam proses
pembelajaran, tiap manusia menginginkan hasil belajar yang lebih
baik. Konsekuensi dari keinginan tersebut terdiri dari dua hal yaitu
11
berhasil atau tidak berhasil. Hasil belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dalam diri seseorang (internal factor)
maupun dari luar diri seseorang (eksternal factor) sehingga hasil
yang dicapai oleh murid merupakan hasil interaksi dari kedua
faktor tersebut.
Usman (Haling: 2004: 44) mengemukakan beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain: ”faktor dari
dalam diri sendiri dan faktor dari luar diri sendiri”.
Adapun penjelasan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal factor), yaitu:
a) Faktor jasmani baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh.
b) Faktor psikologis, yakni terdiri atas kecerdasan dan bakat,
sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan penyesuaian
diri.
c) Faktor kematangan fisik dan psikis.
2) Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal factor), yaitu:
a) Faktor sosial yang terdiri atas; lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
b) Faktor adat istiadat yaitu adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi dan pengetahuan.
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas
belajar.
12
Berdasarkan pendapat di atas, menurut penulis bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah fisiologis
dan psikologis, sedang faktor eksternal adalah lingkungan dan
instrumental
2. Metode Probing–Prompting
a. Pengertian Metode Probing–Prompting
Menurut Suyatno, (2009:63) dia mengemukakan bahwa
Metode pembelajaran probing – prompting adalah pembelajaran
dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang bersifat
menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang
mengaitkan pengetahuan murid dan pengalamannya dengan
pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa
mengkonstruksi konsep – prinsip – aturan menjadi pengetahuan
baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberikan.
Dengan metode pembelajaran ini proses tanya jawab
dilakukan dengan menunjuk murid secara acak sehingga setiap
murid mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, murid tidak bisa
menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat murid bisa
dilibatkan dalam proses tanya jawab. Dalam proses ini
kemungkinan akan terjadi suasana tegang bagi murid, namun dapat
diatasi dengan pendekatan sosial. Untuk mengurangi kondisi
tersebut, guru hendaknya merangkai pertanyaan disertai dengan
13
wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut, ada canda,
senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman,
menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa bahwa jawaban murid yang
salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar,
murid telah berpartisipasi. Oleh karena itu, meskipun kemampuan
awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan
keinginan guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar
pembelajaran dan pembimbingan.
b. Kelebihan Metode Probing-prompting
Kelebihan dari metode probing-prompting adalah sebagai
berikut:
1) Mendorong murid berpikir aktif.
2) Memberi kesempatan kepada murid untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas sehingga guru dapat menjelaskan kembali.
3) Perbedaan pendapat antara murid dapat dikompromikan atau
diarahkan pada suatu diskusi.
4) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian murid,
sekalipun ketika itu murid sedang ribut.
5) Mengembangkan keberanian dan keterampilan murid dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
14
c. Kekurangan Metode Probing-Prompting
Kekurangan dari metode probing-prompting adalah sebagai
berikut:
1) Murid merasa takut, apalagi kalau guru kurang mampu
mendorong murid untuk berani menciptakan suasana yang
tidak tegang melainkan akrab.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir dan mudah dipahami murid.
3) Waktu sering banyak terbuang apalagi murid tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4) Jumlah murid yang banyak sehingga tidak mungkin cukup
waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap murid
5) Dapat menghambat cara berpikir anak bila kurang pandai,
misalnya guru meminta muridnya menjawab persis seperti ia
kehendaki, kalau tidak sesuai maka dinilai salah.
d. Langkah - Langkah Metode Probing Prompting
Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilakukan melalui
penerapan pembelajaran probing-prompting. Berikut
ini merupakan langkah-langkah pembelajaran probing-prompting
dijabarkan melalui tujuh tahapan teknik probing yang kemudian
dikembangkan dengan prompting adalah sebagai berikut:
15
a) Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan
dengan membeberkan gambar, atau situasi lainnya yang
mengandung permasalahan.
b) Menunggu beberapa saat untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk merumuskan
permasalahan atau melakukan diskusi kecil.
c) Guru mengajukan persoalan yang sesuaidengan tujuan
pembelajaran khusus (TPK) atau indikator kepada
seluruh siswa.
d) Menunggu beberapa saat untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban
atau melakukan diskusi kecil.
e) Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
f) Jika jawabannya tepat, maka guru meminta tanggapan
kepada siswa lain tentang jawaban tersebut untuk
meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam
kegiatan yang sedang berlangsung. Namun, jika siswa
tersebut mengalami kemacetan jawaban atau jawaban
yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam,
maka guru mengajukan pertanyaan–pertanyaan lain
yang jawabannya merupakan petunjuk jalan
penyelesaian jawaban. Kemudian, guru memberikan
pertanyaan yang menuntun siswa berpikir pada tingkat
16
yang lebih tinggi, sehingga siswa dapat menjawab
pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau
indikator. Pertanyaan yang diajukan pada langkah
keenam ini sebaiknya diberikan pada beberapa siswa
yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh
kegiatan probing-prompting.
g) Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang
berbeda untuk lebih menekankan bahwa TPK/indikator
tersebut benar–benar telah dipahami oleh seluruh siswa.
(Huda, 2013: 282-283).
3. Pendidikan Kewarganegaraan di SD
a. Pengertian Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu hal mendasar
yang akan membawa individu untuk mengetahui nilai-nilai,
peranan, sistem, aturan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kemasyarakatan dan kenegaraan yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku dalam kehidupan sehari-hari murid sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Dekdiknas (Moha, 2011: 2) bahwa:
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu
warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan
17
memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memusatkan
perhatian pada pengembangan kecerdasan warga negara dalam
berpikir, bersikap, bertindak, serta berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Suparlan, dkk (2016 : 8) menyatakan bahwa pendidikan
kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berfungsi untuk
membina kesadaran warga negara dalam melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan jiwa dan nilai konstitusi yang berlaku
(UUD NRI 1945).
Jadi berdasarkan defenisi di atas, maka sangat jelas bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran untuk
mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara yang
cerdas, terampil dan bertanggung jawab yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD
Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
seorang murid bukan saja menerima pelajaran berupa pengetahuan,
tetapi pada diri murid juga harus berkembang sikap, keterampilan,
dan nila-nilai sesuai dengan Undang-undang.
18
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Depdiknas
(2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta
bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Menurut Mustari (2008:12) Pendidikan Kewarganegaraan
bertujuan:
a. Membentuk kecakapan partispasi yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat
baik di tingkat lokal, nasional, regional, dan global.
b. Menjadikan warga masyarakat yang baik dan mampu menjaga
persatuan dan integritas bagsa guna mewujudkan Indonesia
yang kuat, sejaterah dan demokratis.
19
Menurut Suparlan, dkk. (2016 : 9 ) Pendidikan
Kewarganegaraan adalah bertujuan membentuk kualitas
kepribadian (desirable personal qualitity) warga negara yang baik.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
tersebut, maka Guru PKn di SD berupaya membentuk perilaku, dan
pemahaman murid tentang pentingnya tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi beberapa aspek. Berdasarkan
Depdiknas (2007) aspek-aspek tersebut meliputi sebagai berikut.
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam
kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku
di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.
20
Norma agama dan kesusilaan meliputi: mengatur hubungan
setiap individu sebagai makhluk ciptaan dengan sang
penciptanya.
Norma kesopanan meliputi: tata krama dalam bersosialisai di
lingkungan keluarga serta masyarakat
Norma adat istiadat meliputi: aturan atau kaidah yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat secara turun temurun dan
diyakini sebagai sesuatu yang dinilai baik
3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong,
Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi.
6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
21
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan Metode Probing-Prompting sudah
banyak yang lakukan. Meskipun demikian, penelitian ini masih tetap
menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian yang menjadi kajian adalah:
1. Biantara (2013) dengan judul “Pengaruh Metode Probing-
Prompting Terhadap Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Blando 3 Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang”
2. Masrotul Fauziyah dengan judul “Pengaruh Metode Probing-
Prompting Terhadap Hasil Belajar Pada Tema 8 (Ekosistem)
Siswa Kelas V Sdn Wiyung I Surabaya.
3. I Wayan Eka Swarjawa dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Probing-Prompting Terhadap Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas V Sd Negeri 1 Sebatu.
22
C. Kerangka Pikir
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami murid dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon.
Pada dasarnya pembelajaran PKn dimaksudkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh guru merujuk kepada standar kompetensi
yang ingin dicapai. Tercapai tidaknya tujuan tersebut ditentukan oleh
berbagai faktor, diantaranya faktor dari murid misalnya kekurangan
aktifan murid dalam mengikuti pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Melalui pembelajaran dengan metode probing-prompting dapat
mengaktifkan murid dalam proses pembelajaran dan juga dapat membantu
murid dalam memahami materi yang diberikan. Adapun keunggulan
pembelajaran dengan metode probing–prompting yaitu dapat
meningkatkan keaktifan berpikir murid, proses berpikir yang mengaitkan
pengetahuan murid dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang
sedang dipelajari. Murid dapat menginstruksi sendiri konsep, prinsip, dan
aturan menjadi pengetahuan baru. Murid akan dapat merasakan bahwa
pembelajaran akan menjadi miliknya sendiri karena murid diberi
kesempatan yang luas untuk berpartisipasi, murid memiliki motivasi yang
kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan tumbuhnya suasana
23
demokratis dalam pembelajaran sehingga akan terjadi dialog untuk saling
belajar dan membelajarkan diantara siswa.
Adapun bagan kerangka pikirnya yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1.Skema Kerangka Pikir Metode Pembelajaran Probing-Prompting.
Pembelajaran PKn
Pre-test Menggunakan metode
probing-prompting
Analisis
Post-test
Hasil
24
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah, tinjauan pustaka serta kerangka pikir di atas,
maka hipotesis penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh metode Probing-
prompting terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 26
Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan
Kepulauan”.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Suatu kegiatan penelitian harus menggunakan metode yang dapat dipertanggung
jawabkan. Hal ini agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai tujuan penelitian yaitu
dapat memecahkan permasalahan dalam suatu penelitian. Seperti yang dikemukakan
oleh Sugiyono (2016:6) bahwa “untuk menemukan data valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangakan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah
dalam bidang pendidikan”. Metode penelitian memiliki pengaruh besar terhadap
kualitas suatu penelitian, sehingga semakin tepat penggunaan metode penelitian maka
semakin berhasil penelitian yang dilaksankan. Seorang peneliti haruslah mampu
menggunakan metode penelitian yang tepat agar penelitian yang ia laksanakan mampu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
“metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” Sugiyono, (2016: 107). Menurut Hadi
(Nursyahidah, 2012:2) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja
oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa
penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan
manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku
individu yang diamati.
26
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi,
penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan
untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap
tingkah laku murid/siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh
tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain.
Menurut Sukardi (2011:179) penelitian eksperimen dalam bidang
pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di
luar laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah
murid/siswa, penelitian ang paling banyak dilakukan adalah penelitan di luar
laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh
penelitian di luar laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih
kuat; (b) lebih mudah dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting
yang mendekati keadaan sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual.
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu
perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan
kelompok lain yang menggunakan perlakuan berbeda. Misalnya, suatu eksperimen
dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk membuktikan pengaruh penilaian
pendidikan terhadap prestasi belajar. Hal itu sejalan dengan tujuan penelitian yang
akan dilaksankan oleh peneliti yaitu untuk mencari pengaruh antara metode
Probing-prompting terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 26
Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
Peneliti menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental design dengan
jenis one group pretest-posttest design. Desain ini melakukan dua kali pengukuran
27
terhadap hasil belajar pada murid kelas IV. Pengukuran pertama (pre test) dilakukan
untuk melihat kondisi sampel sebelum diberikan perlakuan, yaitu tingkat keaktifan
pada proses belajar pada murid kelas IV sebelum diterapkan metode probing-
prompting dan pengukuran kedua (post test) dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar pada proses belajar pada murid kelas IV setelah diterapkan metode Probing-
prompting oleh peneliti. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
(Sugiyono, 2016: 110-111)
Keterangan:
O1 = Tes hasil belajar murid sebelum diajar dengan metode Probing-
Prompting (pretest)
X = Perlakuan terhadap murid dengan menggunakaan metode probing-
prompting
O2 = Tes hasil belajar murid setelah diajar dengan metode Probing-
Prompting (Posttest).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tentang pengaruh metode probing-promting terhadap
hasil belajar Pkn dilakukan di SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kecamatan
Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
O1 X O2
28
2) Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurung waktu 08 februari 2020- 08
april 2020 (2 bulan), 1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang
meliputi penyajian dan proses bimbingan berlangsung.
C. Subjek Penelitian
1) Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono, (2014: 119).
Husaini Usman, (2006:181) mengemukakan bahwa populasi ialah semua nilai baik
hasil pehitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari
karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau
Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan. Tahun
Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 36 murid dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Subjek Populasi Murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau
Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
IV 14 22 36
Total murid 36
29
2) Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sugiyono, (2014: 62), teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik sampling jenuh (teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel). Menurut Soekidjo (2003) sampel
adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Dalam penelitan ini peneliti mengambil murid kelas IV
di SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab.
Pangkajenen dan Kepulauan karena telah dapat mengikuti langkah-langkah metode
probing-prompting dalam pembelajaran. Jumlah murid kelas IV yaitu berjumlah 36
orang, laki-laki sebanyak 14 orang dan perempuan 22 orang.
Tabel 3.2 Subjek Sampel Murid Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang
lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
IV 14 22 36
Total murid 36
D. Prosedur Penelitian
Suatu penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Dalam usaha untuk
menemukan dan menguji kebenaran tersebut dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Penelitian ilmiah juga merupakan penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan
kritis tentang fenomena-fenomena alami dengan di pandu dengan teori-teori tentang
hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu.
30
Kegiatan studi penelitian tidak akan terlepas dari penentuan metode yang akan
digunakan, hal ini terkait dengan keberhasilan yang ingin dicapai dengan menentukan
metode yang tepat sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Surakhmad (1998:131)
mengemukakan bahwa: “Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan misalnya untuk menguji hipotesis dan alat-alat tertentu”.
Adapun prsedur penelitian sebagai berikut:
1) Memberikan pre-test
Pre-test dilakukan pada awal pertemuan sebelum diberikannya treatment berupa
metode probing-prompting. Pre-test dilakukan dengan menggunakan tes tertulis
berupa essay.
2) Memberikan treatment
a. Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan persiapan yaitu
berupa pemilihan materi yang akan dipergunakan dalam pembelajaran Pkn.
b. Pelaksanaan
Sebelum melakukan pembelajaran, penulis menginformasikan tentang
tema yang akan dipelajari dan menginformasikan tentang kegiatan yang akan
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
3) Memberikan post-test
Post-test diberikan kepada siswa dengan soal yang berbeda namun memiliki
tingkat/level kesulitan yang sama dengan pre-test.
E. Definisi Operasional Variabel
a) Metode probing-prompting adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan
melalui proses tanya jawab dengan cara menunjuk murid secara acak sehingga
setiap murid mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, murid tidak bisa
31
menghindar dari proses pembelajaran, karena setiap saat murid bisa dilibatkan
dalam proses tanya jawab. Dalam proses ini murid dituntut untuk dapat
mengkonstruksi sendiri konsep-aturan-prinsip menjadi pengetahuan yang baru,
pada murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang
Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan Tahun Ajaran 2018/2019.
b) Hasil belajar adalah skor total yang diperoleh dari hasil tes belajar PKn setelah
diajar dengan metode probing-prompting dalam ranah kognitif (ingatan,
pemahaman, aplikasi) pada siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo,
Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan Tahun Ajaran
2018/2019.
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen merupakan “variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen” Sugiyono,
(2016:61). Sehingga variabel ini dapat dikatakan sebagai variabel bebas (X).
Sedangkan variabel dependen merupakan “variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas” Sugiyono, (2016:61). Variabel ini juga disebut
sebagai variabel terikat (Y) dimana perubahan variabel ini disebabkan oleh variabel
independen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan Metode Probing-
prompting, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
murid kelas IV pada mata pelajaran PKn.
Pengaruh antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X Y
32
Gambar 3.2 Pengaruh antar variabel X dan Y
Keterangan:
variable X : penerapan metode probing-prompting berpengaruh terhadap
variabel Y : hasil belajar murid kelas IV pada pelajaran PKn.
33
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Instrumen Tes
Tes adalah cara (yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-
pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah (yang harus dikerjakan), sehingga
(atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan
nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi. Atau tes merupakan alat
bantu berupa tes tertulis yang diberikan kepada siswa (Sudijono, 2011:67).
b. Pedoman observasi
Pedoman observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana
peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004).
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes,
observasi, dan angket.
a) Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk
essay yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh penggunaan metode probing-prompting.
b) Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan sebuah penilaian dengan
cara mengadakan pengamatan secara langsung dan juga sistematis. Untuk data-
34
data yang telah diperoleh dalam observasi tersebut dan selanjutnya di catat pada
catatan observasi (Nurkancana, 1986).
H. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan
analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan
nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan
mengajukkan pertanyaan, “apakah ada perbedaan nilai yang didapatkan antara nilai
pretest dengan nilai Posttest?”.Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap
kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-
test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model
eksperimen One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:
1) Analisis Data Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif antara lain adalah adalah penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan
persentase. (Sugiyono, 2009: 207-2008). Pada penelitian ini penyajian data
menngunakan table dan analisis datanya menggunakan mean.
a. Rata-rata (Mean)
= ∑
Sugiyono. (2016)
35
b. Persentase (%) nilai rata-rata
=
x 100%
Keterangan:
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar PKn
pada siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kec. Liukang
Tupabbiring Kab. Pangkajene dan Kepulauan yaitu:
Tabel 3.3 Standar Ketuntasan Hasil Belajar PKn
No.
Tingkat Penguasaan
(%)
Kategori Hasil Belajar
1. 0 – 54 Sangat Rendah
2. 55 – 64 Rendah
3. 65 – 79 Sedang
4. 80 – 89 Tinggi
5. 90 – 100 Sangat Tinggi
Sumber: (Penilaian belajar siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo
Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkajene dan Kepulauan)
2) Analisis Data Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini
akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik
36
pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut
statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi
be4rdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).
Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik
statistik t (uji-t), dengan tahapan sebagai berikut
t=
√∑
Sugiyono. (2016)
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
D = Deviasi masing-masing subjek
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md=∑
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest
37
= Jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = Subjek pada sampel.
b. Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:
∑ = ∑ ∑
Keterangan :
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
= Jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = Subjek pada sampel
c. Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:
t =
√∑
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
D = Deviasi masing-masing subjek
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan
Kaidah pengujian signifikan :
1. Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti
penggunaan metode Probing-Prompting terhadap hasil belajar
38
PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo,
Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
2. Jika tHitung< tTabel maka Ho diterima, berarti penggunaan metode
Probing-Prompting terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas
IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo, Kec. Liukang
Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan Kepulauan. Menentukan
harga t Tabeldengan Mencari t Tabel menggunakan tabel distribusi t
dengan taraf signifikan .
e. Membuat kesimpulan apakah penggunaan metode Probing-Prompting
terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 26 Pulau
Balang Lompo, Kec. Liukang Tupabbiring, Kab. Pangkajene dan
Kepulauan.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Pretest PKn Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo.
Sebelum Menggunakan Metode Probing-Prompting.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 26
Pulau Balang Lompo mulai tanggal 8 Februari 2020 – 8 April 2020, maka diperoleh
data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil
belajar murid berupa nilai dari kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo.
Data hasil belajar kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo dapat
diketahui sebagai berikut :
Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test
No Nama Murid Nilai
1 MF 45
2 MJ 65
3 NA 60
4 MNF 55
5 MF 35
6 SA 60
7 MR 45
40
8 S 65
9 N 50
10 MA 70
11 AQ 65
12 FA 35
13 AH 40
14 FFR 35
15 WSW 40
16 SSN 40
17 NI 50
18 Y 65
19 M 50
20 SNA 55
21 DN 70
22 FR 65
23 NF 50
24 RS 60
25 F 70
26 W 75
27 NR 45
28 RR 65
29 N 60
41
30 R 50
31 FR 60
32 WA 65
33 W 50
34 S 70
35 A 55
36 NJ 70
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari murid kelas IV SD Negeri
26 Pulau Balang Lompo dapat dilihat melalui tabel:
Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean( rata – rata ) nilai pretest
F X F.X
35 3 105
40 3 120
45 3 135
50 6 300
55 3 165
60 4 240
65 7 455
70 5 350
75 1 75
Jumlah 36 2005
42
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 2005, sedangkan
nilai dari N sendiri adalah 36. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean)
sebagai berikut :
= ∑
Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar
kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo sebelum menggunakan metode
pembelajaran Probing-Prompting yaitu 55.69. Adapun di kategorikan pada pedoman
Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Tingkat Penguasaan Materi Pretest
No. Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori hasil belajar
1 0-34 0 0 Sangat Rendah
2 35 – 54 15 41.6 Rendah
3 55-64 8 22.22 Sedang
4 65-84 13 36.11 Tinggi
5 85-100 0 0 Sangat Tinggi
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
43
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 0%, rendah 41.6%, sedang 22.22%,
tinggi 36.11% dan sangat tingggi berada pada presentase 0%. Melihat dari hasil
presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam
memahami serta penguasaan materi pelajaran PKn sebelum menggunakan metode
Probing-Prompting tergolong rendah
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 65 Tidak tuntas 23 63.88
65 ≤ × ≤ 100 Tuntas 13 36.11
Jumlah 36 99.99
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Apabila tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar
murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau
melebihi nilai KKM (65) 75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
PKn kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kec. Liukang Tupabbiring Kab.
Pangkajene dan Kepulauan belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara
klasikal dimana murid yang tuntas hanya 36.11% 75%.
44
2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) PKn kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang
Lompo Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkajene dan Kepulauan Setelah
Menggunakan Metode Probing-Prompting
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh
setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini :
Data hasil belajar PKn kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo setelah
menggunakan metode Probing-Prompting :
Tabel 4.5 Skor Nilai Post-Test
No Nama Murid Nilai
1 MF 80
2 MJ 95
3 NA 90
4 MNF 85
5 MF 75
6 SA 95
7 MR 80
8 S 90
9 N 80
10 MA 95
11 AQ 90
12 FA 60
45
13 AH 85
14 FFR 60
15 WSW 80
16 SSN 75
17 NI 85
18 Y 90
19 M 80
20 SNA 85
21 DN 95
22 FR 85
23 NF 80
24 RS 90
25 F 95
26 W 95
27 NR 75
28 RR 85
29 N 90
30 R 85
31 FR 90
32 WA 95
33 W 80
34 S 90
46
35 A 85
36 NJ 95
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari kelas IV SD Negeri 26
Pulau Balang Lompo:
Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-tes
X F F.X
60 2 120
75 3 225
80 7 560
85 8 680
90 8 720
95 8 760
Jumlah 36 3.065
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 3.065
dan nilai dari N sendiri adalah 36. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata (mean)
sebagai berikut :
= ∑
= 85
47
Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar
kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo setelah menggunakan metode probing-
prompting yaitu 85 dari skor ideal 100. Adapun di kategorikan pada pedoman
Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7.Tingkat Penguasaan Materi Post-test
No. Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori hasil belajar
1
2
3
4
5
0-34
35-54
55-64
65-84
85-100
-
-
2
10
24
0,00
0.00
5.55
28
67
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah 36 100
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 67%, tinggi 28%, sedang 5.55%,
rendah 0.00%, dan sangat rendah berada pada 0,00%. Melihat dari hasil presentase
yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami serta
penguasaan materi pelajaran PKn setelah menggunakan metode pembelajaran
Probing-Prompting tergolong tinggi.
48
Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 65 Tidak tuntas 2 5.55
65 ≤ × ≤ 100 Tuntas 34 94.44
Jumlah 36 99.99
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Apabila Tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar
murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau
melebihi nilai KKM (65) 75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
PKn kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kec. Liukang Tupabbiring Kab.
Pangkajene dan Kepulauan telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara
klasikal dimana murid yang tuntas adalah 99.99%. 75%.
3. Deskripsi Aktivitas Belajar PKn Murid Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang
Lompo Selama Menggunakan Metode Pembelajaran Probing-Prompting
Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam
persentase sebagai berikut
Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid
No. Aktivitas Murid Jumlah Murid yang Aktif
pada Pertemuan ke-
Rata-
rata
% Kategori
1 2 3 4 5
1. Jumlah murid yang hadir 36 36 36 36 100 Sangat
49
pada saat kegiatan
pembelajaran P
R
E
T
E
S
T
P
O
S
T
E
S
T
tinggi
2. Murid yang memperhatikan
pada saat guru menjelaskan
materi.
21 23 25 23 64 Sedang
3. Murid yang mengajukan diri
untuk menjawab setelah
guru menjawab
11 20 26 19 53 Rendah
4. Murid yang menjawab
pertanyaan guru baik secara
lisan maupun tulisan.
12 19 25 19 53 Rendah
5. Murid yang bekerja sama
dalam kelompok
14 26 26 22 62 Sedang
6. Murid yang mengerjakan
soal dengan benar
18 26 26 23 64 Sedang
7 Murid yang mampu
menyimpulkan materi
pembelajaran pada akhir
pembelajaran
13 26 26 22 62 Sedang
Rata-rata 164 396
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
50
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III
menunjukkan bahwa :
a. Persentase kehadiran murid sebesar 100%
b. Persentase murid yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi 64%
c. Persentase murid yang mengajukan diri untuk menjawab setelah guru
menjawab53%
d. Persentase murid yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun
tulisan 53%
e. Persentase murid yang bekerja sama dalam kelompok62%
f. Persentase murid yang mengerjakan soal dengan benar 64%
g. Persentase murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran 62%
Berdasarkan tabel 4.9 di peroleh bahwa pada proses pembelajaran dari 36
murid, aktivitas murid dapat di lihat pada kehadiran murid rata-rata 20 dengan
persentase 100% atau berada pada kategori sangat tinggi, Perhatian dan keaktifan
dalam menerima pembelajaran rata-rata 23 dengan persentase 64% atau berada pada
kategori sedang, mengajukan diri untuk menjawab setelah guru menjawab rata-rata
19 dengan presentase 53% berada pada kategori rendah, yang menjawab pertanyaan
guru baik lisan maupun tulisan 19 dengan presentase 53% berada pada kategori
rendah, yang kerja sama dalam kelompok rata-rata 22 dengan presentase 62% berada
pada kategori sedang, yang mengerjakan soal dengan benar 23 dengan presentase
64% berada pada kategori sedang, yang mampu mrnyimpulkan materi pembelajaran
pada akhir pembelajaran 22 dengan presentase 62% berada pada kategori sedang.
51
Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pelaksanaan PKn dengan
menggunakan menggunakan metode pembelajaran Probing-Prompting yaitu 164% .
Sesuai dengan kriteria aktivitas murid yang telah ditentukan peneliti yaitu murid
dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah murid yang aktif 75% baik
untuk aktivitas murid perindikator maupun rata-rata aktivitas murid, dari hasil
pengamatan rata-rata persentase jumlah murid yang aktif melakukan aktivitas yang
diharapkan yaitu mencapai 396% sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas murid
dalam proses pembelajaran PKn telah mencapai kriteria aktif.
4. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Probing-Prompting Terhadap
Hasil Belajar PKn Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kec. Liukang
Tupabbiring Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “penggunaan metode pembelajaran
Probing-prompting memiliki pengaruh terhadap Hasil belajar pada mata pelajaran
PKn kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kec. Liukang Tupabbiring Kab.
Pangkajene dan Kepulauan”. Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis
tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.
Tabel 4.10 Analisis skor Pre-test dan Post-test
No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 45 80 35 1.225
2 65 95 30 900
3 60 90 30 900
52
4 55 85 30 900
5 35 75 40 1.600
6 60 95 35 1.225
7 45 80 35 1.225
8 65 90 25 625
9 50 80 30 900
10 70 95 25 625
11 65 90 25 625
12 35 60 25 625
13 40 85 45 2.025
14 35 60 25 625
15 40 80 40 1.600
16 40 75 35 1.225
17 50 85 35 1.225
18 65 90 25 2.025
19 50 80 30 900
20 55 85 30 900
21 70 95 25 2.025
22 65 85 20 400
23 50 80 30 900
24 60 90 30 900
25 70 95 25 2.025
53
26 75 95 20 400
27 45 75 30 900
28 65 85 20 400
29 60 90 30 900
30 50 85 35 1.225
31 60 90 30 900
32 65 95 30 900
33 50 80 30 900
34 70 90 30 900
35 55 85 30 900
36 70 95 25 2.025
Jumlah 2005 3065 1.100 31.157
Sumber :Data primer di olah dari lampiran
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑
= 30.55
2) Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus:
∑ = ∑ ∑
54
=
= 3329.95
3) Menentukan harga t Hitung
t =
√∑
t = 30 55
√
t =
√
t =
√
t =
t = 18.85
4) Menentukan harga t Tabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf
signifikan = 36 – 1 = 35 maka diperoleh t 0,05 = 3,340
Setelah diperoleh tHitung=18.85 dan tTabel =3,340 maka diperoleh tHitung
> tTabel atau 18.85>3,340. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima. Ini berarti bahwa penggunaan metode Probing-Prompting berpengaruh
terhadap hasil belajar PKn.
55
B. Pembahasan
Pada pelaksanaan metode Probing- Prompting (mendorong menyelidiki),
berbagai aktivitas belajar telah dilakukan oleh para murid. Namun tidak semua aktivitas
itu bisa terpantau satu persatu. Beberapa aktivitas yang diperlihatkan oleh murid
dianggap cukup mewakili keaktifan murid dalam mengikuti pembelajaran. Aktivitas
belajar telah diamati baik oleh observer maupun dokumentasi kamera.
Berdasarkan hasil analisis data observasi aktivitas murid di peroleh pada proses
pembelajaran dari 36 murid, dapat di lihat pada hasil observasi yaitu kehadiran murid
rata-rata 20 dengan persentase 100% atau berada pada kategori sangat tinggi, Perhatian
dan keaktifan dalam menerima pembelajaran rata-rata 23 dengan persentase 64% atau
berada pada kategori sedang, mengajukan diri untuk menjawab setelah guru menjawab
rata-rata 19 dengan presentase 53% berada pada kategori rendah, yang menjawab
pertanyaan guru baik lisan maupun tulisan 19 dengan presentase 53% berada pada
kategiri rendah, yang kerja sama dalam kelompok rata-rata 22 dengan presentase 62%
berada pada kategori sedang, yang mengerjakan soal dengan benar 23 dengan presentase
64% berada pada kategori sedang, yang mampu mrnyimpulkan materi pembelajaran
pada akhir pembelajaran 22 dengan presentase 62% berada pada kategori sedang.
Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pelaksanaan PKn dengan
menggunakan menggunakan metode pembelajaran Probing-prompting yaitu 396% .
Sesuai dengan kriteria aktivitas murid yang telah ditentukan peneliti yaitu murid
dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah murid yang aktif 75% baik
untuk aktivitas murid perindikator maupun rata-rata aktivitas murid, dari hasil
pengamatan rata-rata persentase jumlah murid yang aktif melakukan aktivitas yang
56
diharapkan yaitu mencapai 396% sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas murid
dalam proses pembelajaran PKn telah mencapai kriteria aktif.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh skor tertinggi pada pretest adalah
75 dan skor rata-rata 55,69 dengan standar deviasi . Sedangkan pada post-test skor
tertinggi adalah 95 dan skor rata-rata 85 dengan standar deviasi 8.82. Berdasarkan
persentase frekuensi skor hasil belajar PKn murid pada tahap pre-test dengan
menggunakan instrumen tes dikategorikan sangat rendah yaitu 0%, rendah 41.6%,
sedang 22.22%, tinggi 36.11% dan sangat tingggi berada pada presentase 0%. Melihat
dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam
memahami serta penguasaan materi pelajaran PKn sebelum menggunakan metode
Probing-Prompting tergolong rendah, sedangkan hasil belajar pada tahap post-test
dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 67%, tinggi 28%,
sedang 5.55%, rendah 0.00%, dan sangat rendah berada pada 0,00%. Melihat dari hasil
presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami
serta penguasaan materi pelajaran PKn setelah menggunakan metode pembelajaran
Probing-Prompting tergolong tinggi.
Data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar PKn murid yang diperoleh pada
post-test lebih tinggi dibandingkan pada pre-test. Tingginya hasil belajar PKn murid
pada post-test disebabkan karena adanya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan
metode Probing-Prompting pada proses pembelajaran ini.
Berdasarkan hasil analisis inferensial, diperoleh bahwa skor hasil belajar PKn
murid baik pre-test maupun pos-ttest berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Sedangkan pada pengujian hipotesis diperoleh tHitung > tTabel atau 18.85 > 3,340 sehingga
57
jatuh pada daerah penolakan Ho dan penerimaan H1 dalam hal ini pengajuan hipotesis
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar murid setelah
diajar dengan menggunakan metode Probing- Prompting. Hal ini memberikan indikasi
bahwa metode Probing- Prompting dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
PKn karena metode Probing- Prompting merupakan suatu metode yang dapat
melibatkan murid dalam pembelajaran dan dapat menfokuskan perhatian murid pada
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Secara umum dapat dikatakan metode Probing- Prompting yang pembelajarannya
telah diatur sedemikian rupa, menunjukkan keterlibatan murid secara aktif dalam proses
belajar. Kecuali untuk aktivitas bertanya dimana masih rendah sebagaimana gambaran
umum perilaku murid dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Hal ini relevan dengan yang dikemukakan oleh (Suyatno, 2009:63) Metode
pembelajaran Probing-Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian pertanyaan yang bersifat menuntun dan menggali sehingga terjadi proses
berpikir yang mengaitkan pengetahuan murid dan pengalamannya dengan pengetahuan
baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya murid mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan
menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberikan.
Hasil penelitian yang diperoleh dapatlah kiranya dijadikan sebagai gambaran
umum bahwa metode pembelajaran Probing-Prompting sangat baik diterapkan dalam
proses belajar mengajar.
58
Penelitian yang dilakukan bukan tanpa hambatan. Ada beberapa kendala yang
dialami dalam pelaksanaan penelitian ini, antara lain:
1. Menyiapkan bahan materi sesuai yang diajarkan. Persiapan bahan-bahan ini sangat
diperlukan untuk membawa murid dalam lingkungan belajar yang alamiah.
2. Waktu yang digunakan cukup lama untuk mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan semua instrumen yang diperlukan dalam pembelajaran.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh terhadap hasil belajar PKn murid setelah diajar dengan
menggunakan metode Probing-Prompting pada murid kelas IV SD Negeri 26
Pulau Balang Lompo Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkajene dan
Kepulauan.
2. Skor rata-rata hasil belajar PKn murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang
Lompo Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkejene dan Kepulauan sebelum
diajar dengan menggunakan metode Probing-Prompting adalah 55,69.
3. Skor rata-rata hasil belajar PKn murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang
Lompo Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkajene dan Kepulauan setelah diajar
dengan menggunakan metode Probing-Prompting adalah 85.
4. Hipotesis penelitian ini yaitu, thitung> ttabel = 18.85 > 3,340 oleh karena itu, H1
diterima dan Ho ditolak dengan demikian “ ada pengaruh terhadap hasil belajar
PKn murid setelah diajar dengan menggunakan metode Probing-Prompting pada
murid kelas IV SD Negeri 26 Pulau baling Lompo Kec. Liukang Tupabbiring
Kab. Pangkajene dan Kepulauan”.
60
B. Saran
1. Bagi murid penggunaan metode Probing-Prompting mampu meningkatkan
aktifitas belajar murid. Oleh karena itu, para murid dalam proses pembelajaran
dapat terlibat secara aktif;
2. Guru sebagai pemegang kendali dalam proses belajar mengajar hendaknya
melakukan pembelajaran yang menitik beratkan pada pengaktifan murid.
3. Kepala Sekolah memberikan pembinaan dan pelatihan kepada setiap komponen
sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan mutu pendidikan.
4. Kepada peneliti lain disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
metode pembelajaran Probing-Prompting.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2000. Pokok – Pokok Layanan Bimbingan Belajar. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.
Agung. A. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitan Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media Publishing.
Arikunto, 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), 2006. Mata
Pelajaran IPS untuk Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Farida Nursyahidah. 2012. Penelitian Eksperien. Palembang: Jurnal
Gulo. W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Haling, Abdul. 2004. Belajar Pembelajaran (Suatu Ringkasan). Hand Out.
Makassar:
Huda, Miftahul. 2013. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu – isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Universitas Muhammadiyah Malang Press:
Malang.
Mappasoro. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Margaret E. Bell Gredler. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Moh. Surya. 1981. http://Belajar Psikolog.com/ Pengertian-Belajar-Menurut-ahli/9
November 2011.
Muhammad Nisfiannoor. 2009. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial.
Salemba: Humatika.
Mustari. 2008. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudijono. A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grfindo
Persada.
62
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.,2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.,2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R &D). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumartono. 2000. Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Suparlan, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia.
Malang: Madani
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. BP. Dharma Bakti: Jakarta.
Winarno Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik.
Bandung: Tarsito.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo
Kelas / Semester : 4 /1
Tema : Ekosistem (Tema 5)
Sub Tema : Komponen Ekosistem (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 4
Alokasi waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling
berkaitan pada teks nonfiksi.
3.7.1 Menyebutkan pokok pikiran serta
informasi penting dalam bacaan
tentang Indonesia sebagai Negara
Maritim dan Agraris.
4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling
berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam
tulisan dengan bahasa sendiri.
4.7.1 Membuat pertanyaan-pertanyaan
sehubungan dengan bacaan
tentang Indonesia sebagai Negara
Maritim dan Agraris.
Muatan : PPKN
No Kompetensi Indikator
1.4
Mensyukuri manfaat persatuan dan
kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang
Mah
1.4.1 Menerima usaha masyarakat dalam
menjaga NKRI.
2.4 Menampilkan sikap jujur pada
penerapan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan untuk membangun kerukunan
di bidang sosial budaya.
2.4.1 Menunjukkan nilai-nilai persatuan
dan kesatuan pada masyarakat.
3.4 Menggali manfaat persatuan dan
kesatuan untuk membangun kerukunan
3.4.1 Mencari 5 manfaat menjaga
persatuan dan kesatuan yang di
hidup.
lakukan oleh masyarakat dan
pemerintah
4.4 Menyajikan hasil penggalian tentang
manfaat persatuan dan kesatuan untuk
membangun kerukunan.
4.4.1 mengidentifikasi 5 manfaat sikap
persatuan dan kesatuan di lingkungan
keluarga,masyarakat dan sekolah.
C. TUJUAN
1. Dengan menggambarkan hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar, siswa mampu
menentukan nama-nama tempat sesuai dengan arah mata angin secara tepat.
2. Melalui pokok pikiran dan informasi penting, siswa mampu menuliskan ringkasan
bacaan secara benar.
3. Melalui bacaan ”Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia” siswa
mampu mengetahui usaha masyarakat menjaga NKRI
4. Melalui tanya jawab antara guru dan siswa, siswa mampu mengetahui nilai-nilai
persatuan dan kesatuan di masyarakat.
5. Melalui berdiskusi dan mencari informasi, siswa mampu menemukan 5 usaha menjaga
persatuan dan kesatuan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah secara benar.
6. Setelah mengidentifikasi dan mencari informasi siswa mampu menemukan 5 usaha
menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah
D. MATERI
1. Teks bacaan ”Indonesia sebagai Negara Maritim dan Agraris”.
2. Teks bacaan ”Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
3. Usaha-usaha masyarakat dan pemerintah dalam menjaga NKRI.
4. Usaha-usaha menjaga persatuan dan kesatuan NKRI di lingkungan Keluarga,
Masyarakat, dan sekolah.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : inkuiri
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
15 menit
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/
berbicara selama 15-20 menit materi non pelajaran
seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,
makanan/minuman sehat , cerita inspirasi dan motivasi
. Sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan
kegiatan literasi dan mengajak siswa mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa yang tergambar pada sampul buku.
Apa judul buku
Kira-kira ini menceritakan tentang apa
Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Inti A. Ayo Membaca
Siswa membaca dialog yang terdapat pada buku siswa.
Guru membuka diskusi dengan menanyakan beberapa
pertanyaan berikut.
“Apakah keunikan yang dimiliki oleh bangsa kita
dan bisa jadi tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain
di dunia?”
“Menurut pendapatmu, berapakah jumlah pulau
yang ada di wilayah NKRI?”
Siswa mencermati teks bacaan tentang Indonesia
sebagai Negara Maritim dan Agraris.
140
menit
Dengan bimbingan guru, siswa menggarisbawahi
informasi-informasi penting yang berkaitan dengan
keunikan Indonesia sebagai negara maritim dan
agraris.
Siswa menentukan pokok pikiran serta informasi
penting dalam bacaan untuk kemudian membuat
ringkasan bacaan (kegiatan ini adalah kegiatan untuk
memahamkan siswa pada KD BI 3.7 dan 4.7).
B. Ayo Berlatih
Siswa membacakan teks ”Usaha Mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Siswa dan guru melakukan diskusi tentang usaha
menjaga persatuan dan kesatuan yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat
Siswa mengidentifikasi dan mencari informasi
mengenai 5 usaha menjaga persatuan dan kesatuan di
lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah
Siswa mempresentasikan hasil penemuannya di kelas
Kegiatan ini adalah untuk memahamkan siswa
siswa tentang KD PPKN 3.4 dan 4.4.
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
15 menit
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.
1. Bentuk Penilaian: Nontes (Ringkasan)
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD Bahasa Indonesia 3.7 dan 4.7
2. Bentuk Penilaian: Test Essay
Instrumen Penilaian: Rubrik
PKn
NO. ASPEK PENILAIAN SKOR
1 Menjawab 1 dengan benar 20
2 Menjawab 2 dengan benar 40
3 Menjawab 3 dengan benar 60
4 Menjawab 4 dengan benar 80
5 Menjawab 5 dengan benar 100
6 Menjawab tetapi tidak tepat 10
7 Tidak menjawab 0
H. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
Refleksi Guru
Pangkep, 2019
Mengetahui
Guru Kelas IV Peneliti
Zurvina Nur, S.Pd Muammad Arfah Mulyadi
NIP. 19800925011008 NIM.10540962415
Kepala Sekolah
Abdul Salam Karim
NIP. 19620918 198203 2 007
Soal Pretest
Tuliskan 5 usaha masyarakat dan pemerintah dalam menjaga NKRI ?
Jawab :
Nama : …………………………
Kelas : ………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SD 26 Pulau Balang Lompo
Kelas / Semester : 4 /2
Tema : Ekosistem (Tema 5)
Sub Tema : Komponen Ekosistem (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 4
Alokasi waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling
berkaitan pada teks nonfiksi.
3.7.1 Menyebutkan pokok pikiran serta
informasi penting dalam bacaan
tentang Indonesia sebagai Negara
Maritim dan Agraris.
4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling
berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam
tulisan dengan bahasa sendiri.
4.7.1 Membuat pertanyaan-pertanyaan
sehubungan dengan bacaan
tentang Indonesia sebagai Negara
Maritim dan Agraris.
Muatan : PPKN
No Kompetensi Indikator
1.4
Mensyukuri manfaat persatuan dan
kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang
Mah
1.4.1 Menerima usaha masyarakat dalam
menjaga NKRI.
2.4 Menampilkan sikap jujur pada
penerapan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan untuk membangun kerukunan
di bidang sosial budaya.
2.4.1 Menunjukkan nilai-nilai persatuan
dan kesatuan pada masyarakat.
3.4 Menggali manfaat persatuan dan
kesatuan untuk membangun kerukunan
3.4.1 Mencari 5 manfaat menjaga
persatuan dan kesatuan yang di
hidup.
lakukan oleh masyarakat dan
pemerintah
4.4 Menyajikan hasil penggalian tentang
manfaat persatuan dan kesatuan untuk
membangun kerukunan.
4.4.1 mengidentifikasi 5 manfaat sikap
persatuan dan kesatuan di lingkungan
keluarga,masyarakat dan sekolah.
C. TUJUAN
1. Dengan menggambarkan hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar, siswa mampu
menentukan nama-nama tempat sesuai dengan arah mata angin secara tepat.
2. Melalui pokok pikiran dan informasi penting, siswa mampu menuliskan ringkasan
bacaan secara benar.
3. Melalui bacaan ”Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia” siswa
mampu mengetahui usaha masyarakat menjaga NKRI
4. Melalui tanya jawab antara guru dan siswa, siswa mampu mengetahui nilai-nilai
persatuan dan kesatuan di masyarakat.
5. Melalui berdiskusi dan mencari informasi, siswa mampu menemukan 5 usaha menjaga
persatuan dan kesatuan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah secara benar.
6. Setelah mengidentifikasi dan mencari informasi siswa mampu menemukan 5 usaha
menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah
D. MATERI
1. Teks bacaan ”Indonesia sebagai Negara Maritim dan Agraris”.
2. Teks bacaan ”Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
3. Usaha-usaha masyarakat dan pemerintah dalam menjaga NKRI.
4. Usaha-usaha menjaga persatuan dan kesatuan NKRI di lingkungan Keluarga,
Masyarakat, dan sekolah.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : inkuiri
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
15 menit
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/
berbicara selama 15-20 menit materi non pelajaran
seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,
makanan/minuman sehat , cerita inspirasi dan motivasi
. Sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan
kegiatan literasi dan mengajak siswa mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa yang tergambar pada sampul buku.
Apa judul buku
Kira-kira ini menceritakan tentang apa
Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Inti A. Ayo Membaca
Siswa membaca dialog yang terdapat pada buku siswa.
Guru membuka diskusi dengan menanyakan beberapa
pertanyaan berikut.
“Apakah keunikan yang dimiliki oleh bangsa kita
dan bisa jadi tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain
di dunia?”
“Menurut pendapatmu, berapakah jumlah pulau
yang ada di wilayah NKRI?”
Siswa mencermati teks bacaan tentang Indonesia
sebagai Negara Maritim dan Agraris.
Dengan bimbingan guru, siswa menggarisbawahi
140
menit
informasi-informasi penting yang berkaitan dengan
keunikan Indonesia sebagai negara maritim dan
agraris.
Siswa menentukan pokok pikiran serta informasi
penting dalam bacaan untuk kemudian membuat
ringkasan bacaan (kegiatan ini adalah kegiatan untuk
memahamkan siswa pada KD BI 3.7 dan 4.7).
B. Ayo Berlatih
Siswa membacakan teks ”Usaha Mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Guru memberi stimulus pada siswa melalui tanya jawab
tentang menjaga persatuan dan kesatuan NKRI
Siswa dan guru melakukan diskusi tentang usaha
menjaga persatuan dan kesatuan yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat
Guru menjelaskan usaha menjaga persatuan dan
kesatuan NKRI di lingkungan keluarga, masyarakat,
dan sekolah.
Siswa mengidentifikasi dan mencari informasimengenai
5 usaha menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan
keluarga, masyarakat dan sekolah
Siswa mempresentasikan hasil penemuannya di kelas
Kegiatan ini adalah untuk memahamkan siswa
siswa tentang KD PPKN 3.4 dan 4.4.
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
15 menit
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.
1. Bentuk Penilaian: Nontes (Ringkasan)
Instrumen Penilaian: Rubrik
Bahasa Indonesia
2. Bentuk Penilaian: Test Essay
Instrumen Penilaian: Rubrik
PKn
NO. ASPEK PENILAIAN SKOR
1 Menjawab 1 dengan benar 20
2 Menjawab 2 dengan benar 40
3 Menjawab 3 dengan benar 60
4 Menjawab 4 dengan benar 80
5 Menjawab 5 dengan benar 100
6 Menjawab tetapi tidak tepat 10
7 Tidak menjawab 0
H. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
Refleksi Guru
Pangkep, 2019
Mengetahui
Guru Kelas IV Peneliti
Zurvina Nur, S.Pd Muhammad Arfah Mulyadi
NIP. 19800925011008 NIM.10540915714
Kepala Sekolah
Abdul Salam Karim, S.Pd
NIP. 19620918 198203 2 007
Soal Posttest
Tuliskan 5 usaha menjaga persatuan dan kesatuan NKRI di lingkungan
Keluarga, Masyarakat, dan Sekolah ?
Jawab :
Nama : …………………………
Kelas : ………
DOKUMENTASI
77
78
RIWAYAT HIDUP
MUHAMMAD ARFAH MULYADI. Lahir di Pulau Balang
Lompo, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tanggal 15
januari 1996. Ia anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan
bapak H. Muh. Arsyad dan Ibu Hj. Nurlia, S.Pd. Menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo pada
tahun 2008. Ia lulus dari sekolah menengah pertama pada tahun 2011
di SMP Negeri 1 Liukang Tupabbiring dan lulus dari sekolah
menengah atas di SMA Negeri 7 Pangkep pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, ia melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar mengambil
Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 2021. Berkat karunia
Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah MaKMSsar
dengan tersusunnya skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Probing-Prompting Terhadap
Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kecamatan
Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan”.
79
Top Related