PENGARUH METODE PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE,
REVIEW ) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA
NEGERI 1 GUNUNGSARI PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI TAHUN AJARAN
2014/2015
THE EFFECT OF PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)
LEARNING METHOD TO STUDENTS CRITICAL THINKING SKILL ON THE 2nd
GRADE SMAN 1 GUNUNGSARI IN BIOLOGY ON ACADEMIC YEARS 2014/2015
Nila Antasari1
, Agil Al Idrus2 , Agus Ramdani
3
1Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram (2) (3)
Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Universitas Mataram, Jalan Majapahit No. 62, Mataram
Email: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode PQ4R terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 1 Gunungsari TA 2014/2015. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
(PMIA). Sampel ditentukan melalui tehnik purpossive sampling sehingga diperoleh 2 kelas
sampel yakni kelas XI PMIA 1 (kelas eksperimen) dan XI PMIA 2 (kelas kontrol). Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu. Desain penelitian ini menggunakan non-equivalen
control group design. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis, uji
hipotesis, uji korelasi dan koefisien determinasi. Uji prasyarat analisis meliputi pengujian
terhadap normalitas data (normalitas Kolmogorov-smirnov) dan homogenitas data (Uji F) dimana
data dalam penelitian ini terdistribusi normal dan varian data bersifat homogen. Uji hipotesis
dianalisis dengan uji-t pooled varians. Hasil uji hipotesis adalah thitung > ttabel pada taraf kesalahan
5% yakni 4,499 > 2,011, sehingga H0 ditolak artinya ada perbedaan kemampuan berpikir kritis
yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan metode PQ4R dengan metode ceramah.
Hasil uji korelasi adalah rxy > rtabel pada taraf kesalahan 5% yakni 0,743 > 0,413, artinya ada
hubungan yang kuat dan signifikan antara metode PQ4R dengan kemampuan berpikir kritis
siswa. Hasil uji koefisien determinasi adalah 55% peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
dipengaruhi oleh penerapan metode PQ4R. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode
PQ4R berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Kata kunci: Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review), kemampuan
berpikir kritis
ABSTRACT
The aim for this research is to examine the effect of PQ4R learning method to students critical
thinking skill. The population on this research are students on the 2nd
grade of SMAN 1
Gunungsari. The samples are taken by purpossive sampling then XI PMIA 1 selected as the
experimental class and XI PMIA 2 selected as the control class. This research is included to
quasy experimental research by non-equivalen control group design. The statistic analysis
consists of prerequisite test, hypothesis test, correlation and determinant coefficient test. The
result of prerequisite test obtained distribution of data is normal (Kolmogorov-smirnovnormality-
test) and the varians of data is homogeneous (F-test). The hypothesis test is analyzed by t-test
(pooled varians). Based on the analysis of data in the form of hypothesis testing performed,
obtained t > ttable (4,499 > 2,011), then the hypothesis (H0) is rejected, it means there were
significant difference of critical thinking skill between students which use PQ4R method and non
PQ4R after the treatmen. The result of correlation test is rxy > rtabel (0,743 > 0,413) on
significancy 5%, it means there were significant correlation between PQ4R method with student
critical thinking skill. The result of determinant coefficient test is the effect of PQ4R method to
increase student critical thinking skill was 55%. The conclusion is PQ4R method was effect to
the student critical thinking skill.
Keywords: PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review) learning method, critical
thinking skill
PENDAHULUAN
Kehidupan dalam era globalisasi
dipenuhi oleh kompetisi-kompetisi yang
sangat ketat. Kompetisi tersebut menuntut
siswa untuk dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritisnya agar dapat
menghadapi persaingan. Tujuan khusus
dalam melatih kemampuan berpikir kritis
siswa adalah untuk menyiapkan mereka agar
sukses menghadapi ketatnya persaingan
global. Selain itu, standar kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum akan dapat
dicapai oleh siswa SMP dan SMA dengan
berbekal kemampuan berpikir kritis (Sadia,
2008).
Ennis (1985) dalam (Jufri, 2013)
menyatakan bahwa berpikir kritis
merupakan aktivitas berpikir secara
beralasan dan reflektif yang dibutuhkan
dalam kegiatan pengambilan keputusan
dalam menentukan solusi pemecahan
masalah. Kemampuan berpikir kritis sangat
penting dimiliki oleh siswa untuk
mengarahkan mereka dalam menemukan
solusi-solusi tepat untuk menghadapi
berbagai tantangan zaman. Dengan
demikian, guru berperan penting dalam
membimbing dan memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir
kritisnya.
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru Biologi pada bulan
Januari 2014 di SMAN 1 Gunungsari
diperoleh informasi bahwa proses
pembelajaran Biologi masih berpusat pada
guru sehingga siswa cenderung pasif dan
tidak kritis (enggan bertanya/berargumen).
Hasil wawancara guru terhadap rata-rata
nilai ulangan semester ganjil menunjukkan
bahwa nilai siswa belum mencapai standar
KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Pembelajaran yang berpusat pada guru
merupakan penyebab rendahnya
kemampuan berpikir kritis siswa. Guru
belum berinovasi dalam menerapkan metode
khusus untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Guru umumnya
menyampaikan materi melalui metode
ceramah. Hal tersebut dapat diketahui
melalui hasil wawancara dengan guru dan
dengan melihat RPP guru dimana pada
kegiatan pembelajaran langkah-langkah
pembelajaran tidak secara khusus melatih
kemampuan berpikir kritis siswa. Ketika
evaluasi, guru tidak memberikan soal-soal
berpikir kritis bagi siswa.
Guru dapat membantu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan
membekali mereka pengetahuan dasar (prior
knowledge). Pengetahuan dasar dibangun
dengan cara menciptakan ingatan-ingatan
akan pelajaran yang diperoleh dan sumber-
sumber informasi tertulis misalkan melalui
kegiatan membaca buku sehingga siswa
memiliki stock of knowledge (Suprijono,
2013). Metode yang tepat untuk melatih
kemampuan berpikir kritis yaitu metode-
metode yang menggunakan pendekatan
konstruktivisme.
Metode PQ4R merupakan salah satu
metode yang berkembang dari pendekatan
konstruktivisme. Metode PQ4R adalah
singkatan dari preview (membaca sekilas),
question (menyusun pertanyaan), read
(membaca aktif), reflect (mengaitkan), recite
(merenungkan), dan review (mengulang
kembali). Sudarman (2009) menyatakan
bahwa metode ini sangat tepat untuk
membantu siswa dalam mengingat dan
memahami materi pembelajaran. Selaras
dengan itu, Fitriani dkk (2012) menyatakan
bahwa metode ini membantu dalam
pembentukan pemahaman komprehensif
dimana pemahaman tersebut bertahan lebih
lama di dalam otak daripada sekedar
mengingat.
Mata pelajaran Biologi memiliki
cakupan materi yang cukup luas serta
menuntut siswa untuk berpikir kritis dan
memahaminya secara komprehensif. Pada
mata pelajaran Biologi, umumnya memuat
banyak istilah dari bahasa latin dan
rangkaian proses biologis makhluk hidup
yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa.
Dengan demikian, diharapkan metode PQ4R
dapat membantu siswa dalam mengingat dan
memahami secara komprehensif konsep
biologi untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritisnya.
Penelitian terdahulu yang terkait
dengan penerapan metode PQ4R antara lain
dilakukan oleh Solihah (2012) yang
menyatakan bahwa penerapan metode PQ4R
berpengaruh secara signifikan dalam
meningkatkan penguasaan konsep dan
kemampuan bertanya siswa. Selain itu, Yani
dkk (2012) mengungkapkan bahwa metode
PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis siswa. Beberapa
penelitian tentang metode PQ4R tersebut
menunjukkan bahwa metode ini dapat
berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan kognitif siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasy-eksperiment)
karena terdiri dari kelompok kontrol yang
tidak dapat berfungsi sepenuhnya
mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan penelitian
dengan menggunakan desain non-equivalent
control group design. Desain penelitian
disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Non-equivalent Control Group
Design
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 Y O2
(Sugiyono, 2013)
Keterangan:
O1 = Pretest kemampuan berpikir kritis
siswa
O2 = Posttest kemampuan berpikir kritis
siswa
X = Pembelajaran pada kelas eksperimen
dengan metode PQ4R
Y = Pembelajaran pada kelas kontrol
dengan metode ceramah
Dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah metode PQ4R, sedangkan variabel
terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis
siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (PMIA)
SMA Negeri 1 Gunungsari tahun ajaran
2014/2015. Tehnik sampling yang
digunakan adalah purpossive sampling yakni
pengambilan sampel berdasarkan suatu
pertimbangan tertentu sehingga diperoleh
kelas XI PMIA 1 sebagai kelas eksperimen
dan XI PMIA 2 sebagai kelas kontrol.
Data yang dikumpulkan meliputi data
kemampuan berpikir kritis siswa, data
aktivitas belajar siswa dan data aktivitas
mengajar guru. Instrumen dalam penelitian
ini meliputi instrument soal kemampuan
berpikir kritis siswa , lembar observasi
aktivitas siswa dan lembar observasi
aktivitas mengajar guru. Instrumen soal
kemampuan berpikir kritis siswa terdiri 13
butir soal yang sudah valid dan reliabel. Uji
coba instrumen meliputi validitas dan
reliabilitas butir soal. Uji validitas
menggunakan rumus korelasi product
moment, sedangkan relibilitas instrument
menggunakan rumus alpha cronbach.
Lembar observasi aktivitas siswa
meliputi aspek afektif dan psikomotorik
yang diamati berdasarkan lembar observasi
yang terdiri rubrik penilaian khusus. Lembar
observasi aktivitas mengajar guru
dilaksanakan dengan mengamati
keterlaksanaan RPP metode PQ4R pada
kelas eksperimen dan metode ceramah pada
kelas kontrol. Analisis data meliputi uji
normalitas dengan menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-smirnov untuk
mengetahui distribusi data, uji homogenitas
menggunakan uji F untuk mengetahui
homogenitas data, uji hipotesis
menggunakan uji-t untuk mengethui adanya
perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa
yang diberikan perlakuan dengan metode
PQ4R dengan siswa yang diberikan
perlakuan dengan metode ceramah, uji
korelasi untuk mengetahui tingkat hubungan
antara penerapan metode PQ4R dengan
peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa dan koefisien determinasi untuk
mengetahui besarnya pengaruh metode
PQ4R terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa.
nilai koefisien korelasi (rxy)
dikonsultasikan dengan pedoman
interpretasi koefisien korelasi yang disajikan
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Pedoman Untuk Memberikan
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0, 80 - 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2013)
Analisis korelasi dilanjutkan dengan
menghitung koefisien determinasi dengan
mengkuadratkan nilai koefisien korelasi
(rxy2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data pada hasil penelitian ini
diperoleh dari hasil pretest dan posttest baik
pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Data pretest dan posttest merupakan
dasar dalam uji prasyarat analisis dan uji
hipotesis. Data hasil posttest dijadikan
sebagai acuan untuk melihat pengaruh
penerapan metode PQ4R yang ditinjau dari
perbedaan kemampuan berpikir kritis antara
siswa pada kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan dengan metode PQ4R dan siswa
pada kelas kontrol yang diberikan perlakuan
dengan metode ceramah.
Rata-rata hasil pretest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol hampir sama
yakni pada kelas eksperimen sebesar 27,52
dan kelas kontrol sebesar 28,37 artinya
kemampuan awal siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum
perlakuan adalah sama.
Rata-rata yang diperoleh pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda yakni
sebesar 77,65 pada kelas eksperimen yang
diajarkan dengan metode PQ4R dan 65,33
pada kelas kontrol yang diajarkan dengan
metode ceramah. Perbandingan nilai rata-
rata pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol disajikan pada Gambar
1.1.
Gambar 1.1 Diagram Nilai Rata-rata
Pretest dan Posttest pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata pretest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak jauh berbeda. Namun
pada nilai rata-rata posttest, kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Terdapat persentase
perbedaan nilai rata-rata sebesar 8,62%
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah diberikan perlakuan.
Observasi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran meliputi observasi terhadap
afektif dan psikomotorik siswa di kelas.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa
disajikan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa
Kelas Persentase
Kategori Afektif Psikomotorik
Eksperimen 82 81 Baik Sekali
Kontrol 71 66 Baik
Berdasarkan tabel 1.3, persentase
aktivitas siswa dari segi afektif dan
psikomotorik di kelas eksperimen yakni
masing-masing 82% dan 81% dimana
keaktifan siswa termasuk ke dalam kategori
“Baik Sekali”. Sedangkan, untuk kelas
kontrol persentase afektif dan psikomotorik
siswa yakni masing-masing 71% dan 66%
dimana angka tersebut termasuk ke dalam
kategori “Baik”.
27.52 28.37
77.65
65.33
0
20
40
60
80
100
Eksperimen Kontrol
Prettest
Posttest
Observasi aktivitas mengajar guru
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diketahui dari keterlaksanaan RPP
pembelajaran dengan metode PQ4R pada
kelas eksperimen dan metode ceramah pada
kelas kontrol. Berdasarkan hasil observasi,
persentase keterlaksanaan RPP pada kelas
eksperimen yakni sebesar 77%, sedangkan
persentase keterlaksanaan RPP pada kelas
kontrol yakni 79%. Dengan demikian,
aktivitas mengajar guru baik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol termasuk ke
dalam kategori “Baik”.
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis
yakni uji normalitas, dan uji homogenitas
dapat disimpulkan bahwa data dari semua
kelompok berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dan varians data
homogen sehingga uji hipotesis dapat
dilanjutkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, nilai
thitung> ttabel yakni 4,499 > 2,011 pada taraf
kesalahan 5% sehingga Ho ditolak artinya
ada perbedaan kemampuan berpikir kritis
siswa yang signifikan antara siswa yang
diajarkan dengan metode PQ4R dengan
siswa yang diajarkan dengan metode
ceramah.
Kemampuan berpikir kritis siswa yang
diberikan perlakuan dengan metode PQ4R
lebih baik dibandingkan dengan kemampuan
berpikir kritis siswa yang diberikan
perlakuan dengan metode ceramah.
Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa
penerapan metode PQ4R berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil uji korelasi
diperoleh nilai rxy > rtabel (0,743 > 0,413)
pada taraf kesalahan 5% artinya ada
hubungan yang signifikan antara penerapan
metode PQ4R dengan peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan tabel pedoman interpretasi
koefisien korelasi, nilai koefisien korelasi
yakni 0,743 termasuk ke dalam kategori
berkorelasi kuat.
Berdasarkan kuadrat dari nilai
koefisien korelasi, diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0,55 artinya 55%
varians data kemampuan berpikir kritis
siswa pada kelas eksperimen setelah
perlakuan dipengaruhi oleh penerapan
metode PQ4R selama proses pembelajaran.
Adanya pengaruh metode PQ4R
dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa sejalan dengan hasil penelitian
Yani dkk (2012) yang menyatakan bahwa
metode PQ4R dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
siswa melalui kegiatan membangun
pengetahuan dasar dan tanya jawab.
Pengetahuan dasar dapat dibangun dengan
menciptakan ingatan-ingatan akan pelajaran
yang disampaikan oleh guru dan terutama
sumber-sumber informasi tertulis.
Pernyataan tersebut didukung oleh
Sudarman (2009) yang menyatakan bahwa
metode PQ4R merupakan metode
pembelajaran yang dapat membantu siswa
memahami dan mengingat materi
pembelajaran yang telah dipelajarinya.
Kemampuan berpikir kritis siswa
apabila dikaitkan dengan langkah-langkah
pembelajaran metode PQ4R maka terlihat
bahwa langkah-langkah pembelajaran
metode PQ4R dapat melatih siswa untuk
berpikir kritis. Adapun langkah-langkah
PQ4R yang dimaksud antara lain: melatih
siswa bertanya (question), berpikir reflektif
dengan mengingat-ingat pertanyaan yang
dibuat beserta jawabannya (reflect),
menyimpulkan materi yang telah dipelajari
melalui kegiatan membuat ringkasan dan
hasil diskusi bersama kelompok (recite) dan
mengevaluasi melalui kegiatan membaca
ulang hasil ringkasan yang telah dibuat
(review).
Hal tersebut di atas sesuai dengan
pernyataan Krulick dan Rudnick (1996)
dalam (Fachrurazi, 2011) yang menyatakan
bahwa salah satu kegiatan berpikir dalam
berpikir kritis adalah mempertanyakan
(question). Didukung pula oleh pernyataan
Ennis (1985) dalam (Jufri, 2013) yang
menyatakan bahwa berpikir kritis
merupakan aktivitas berpikir secara
beralasan dan reflektif. Selain itu, Angelo
(1995) dalam (Haryani, 2012) juga
menyebutkan bahwa aktivitas
menyimpulkan dan mengevaluasi
merupakan bagian dari prilaku berpikir
kritis.
Perilaku berpikir kritis siswa dilatih
melalui penerapan metode PQ4R. Selama
proses pembelajaran, guru mencoba
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dengan
meminta siswa membuat pertanyaan-
pertanyaan. Siswa diminta untuk mencari
jawaban pertanyaan yang telah dibuat
dengan tujuan untuk membantu siswa dalam
mengingat antara pertanyaan yang dibuat
dengan jawabannya. Dalam proses tersebut
diharapkan siswa dapat menghubungkan
antara pengetahuan awal yang dimilikinya
dengan pengetahuan baru yang
diperolehnya. Dengan demikian, siswa
diharapkan dapat memahami materi yang
akan dipelajari dengan baik.
Pemahaman siswa terhadap materi
dimantapkan dengan memberikan
permasalahan-permasalahan kepada siswa
yang disajikan dalam bentuk LKS melalui
kegiatan diskusi kelompok. Kegiatan terebut
bertujuan pula untuk membantu siswa
mengingat-ingat kembali konsep yang telah
dipahami sebelumnya. Selain itu,
pemahaman konsep tersebut digunakan
untuk memecahkan permasalahan yang
disajikan. Kemampuan berpikir kritis erat
kaitannya dengan kemampuan dalam
memecakan permasalahan. Hal tersebut
didukung oleh Rosidi (2013) yang
menyatakan bahwa berpikir kritis
merupakan aktivitas mental yang
terorganisir dengan baik dan berperan dalam
proses pengambilan keputusan untuk
memecahkan masalah. Selain itu kegiatan
membuat rangkuman melatih siswa untuk
menympulkan dan mengevaluasi materi
yang telah dipelajarinya.
Metode PQ4R melatih siswa untuk
menerapkan prilaku berpikir kritis selama
proses pembelajaran. Prilaku tersebut
membantu siswa dalam memahami materi
yang dipelajari dengan baik. Apabila
ditinjau dari hasil belajar kognitif siswa,
maka terlihat bahwa siswa yang dilatih
berpikir kritis memiliki hasil belajar yang
lebih baik. Kemampuan berpikir kritis dapat
mendukung perkembangan kognitif siswa.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Setyowati dkk (2011) yang menyatakan
bahwa dengan adanya kemampuan berpikir
kritis dan penguasaan konsep siswa terhadap
materi maka dapat mengoptimalkan
perkembangan kognitif siswa.
Metode PQ4R terbukti meningkatkan
hasil belajar siswa didukung pula oleh hasil
penelitian Nanda dkk (2013) yang
menyatakan bahwa hasil belajar pada kelas
yang diajarkan dengan metode PQ4R lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas yang
diajarkan dengan metode ceramah. Hal
tersebut disebabkan karena siswa dilatih
membuat pertanyaan sebelum membaca
sehingga siswa fokus dengan materi yang
dibacanya. Selain itu, PQ4R juga membantu
siswa untuk mengorganisir atau
mengelompokkan sub-sub materi yang
mendukung materi tersebut sehingga
memudahkan siswa untuk mengetahui
pokok-pokok materi yang harus
dipelajarinya.
Redhana (2003) menyatakan bahwa
untuk dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritisnya, siswa harus dilatih untuk
menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi suatu informasi, data, atau
argumen agar siswa dapat mengembangkan
daya nalarnya dalam memecahkan
permasalahan dan mengaplikasikan konsep-
konsep yang telah dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari. Melatih siswa dalam
berpikir kritis harus dilakukan oleh guru,
salah satu cara untuk melatih kemampuan
berpikir kritis siswa adalah dengan
menerapkan metode PQ4R selama proses
pembelajaran.
Perbedaan hasil belajar siswa pada
kedua kelas sampel dapat dipengaruhi oleh
perbedaan metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru di kelas. Seperti yang
diungkapkan oleh Yulistiati dkk (2012) yang
menyatakan bahwa metode pembelajaran
merupakan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa
pada kelas eksperimen yang diajarkan
dengan metode PQ4R memperoleh nilai
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa pada kelas kontrol yang
diajarkan dengan metode ceramah.
Penerapan metode pembelajaran yang
tepat, akan mendorong siswa untuk aktif
selama proses pembelajaran. Keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu faktor
yang mendukung terjadinya peningkatan
hasil belajar salah satunya kemampuan
berpikir kritis. Peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
didukung oleh prilaku berpikir kritis siswa
yang dilatih melalui penerapan metode
PQ4R. Perilaku-perilaku yang dimaksud
antara lain adalah menanya, berpikir
reflektif, menyimpulkan dan mengevaluasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
metode PQ4R berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa SMA
Negeri 1 Gunungsari tahun ajaran
2014/2015. Adapun bukti adanya pengaruh
yakni: (1) Ada perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa yang signifikan antara
siswa yang diajarkan dengan metode PQ4R
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
dengan metode ceramah (thitung > ttabel; 0,499
> 2,011; taraf kesalahan 5%). (2) Ada
hubungan yang kuat dan signifikan antara
penerapan metode PQ4R dengan
peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa (rxy > rtabel; 0,743 > 0,413; taraf
kesalahan 5%), (3) Ada pengaruh metode
PQ4R terhadap peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa sebesar 55%.
Adapun saran peneliti untuk peneliti
selanjutnya adalah: (a) guru sebaiknya
menerapkan metode PQ4R pada proses
pembelajaran Biologi khususnya pada
materi jaringan tumbuhan dan jaringan
hewan, (b) guru memerlukan persiapan yang
lebih baik apabila mengajar dengan metode
PQ4R agar hasil dan proses pembelajaran
lebih baik. (c) Untuk penelitian selanjutnya
dapat melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh metode PQ4R
terhadap aspek-aspek pembelajaran yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran
Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Komunikasi Matematis Siswa Sekolah
Dasar. (Online):
http://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.
Diakses pada tanggal 24 Maret 2014.
Fitriani, Y.A., Salem, L., Syambasril. 2012.
Metode PQ4R untuk meningkatkan
Pembelajaran Menemukan Gagasan
Utama Paragraf pada Siswa Mts Kelas
VIII Tahun Ajaran 2011/2012. (Online):
http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses pada
tanggal 23 Agustus 2013.
Haryani, D. 2012. Membentuk Siswa
Berpikir Kritis melalui Pembelajaran
Matematika. (Online):
http://eprints.uny.ac.id. Diakses pada
tanggal 20 Maret 2014.
Jufri, A.W. 2013. Belajar dan Pembelajaran
Sains. Bandung : Pustaka Reka Cipta.
Nanda, P., Armen., Gustina, I. 2013.
Penerapan Metode Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R)
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMAN 4 Padang. (Online):
http://www.e-book.pdf. Diakses pada
tanggal 6 April 2014.
Sadia, I.W. 2008. Model Pembelajaran yang
Efektif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu
Persepsi Guru) (Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran UNDIKSHA, No. 2 TH.
XXXXI April 2008). (Online):
http://pasca.undiksha.ac.id. Diakses
pada 26 Maret 2014.
Setyowati., B. Subali., Mosik. 2011.
Implementasi Pendekatan Konflik
Kognitif dalam Pembelajaran Fisika
untuk Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII.
(Online) : http://journal.unnes.ac.id.
Diakses pada tanggal 28 Maret 2014.
Solihah, D. 2012. Pengaruh Metode
pembelajaran PQ4R terhadap
penguasaan Konsep dan Kemampuan
Bertanya pada Siswa SMA. (Online):
http://repository.upi.edu. Diakses pada
Desember 2013
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D:
Penerbit Alfabeta.
Sudarman. 2009. Peningkatan pemahaman
dan Daya Ingat siswa melalui metode
Preview, Question, Read, Reflect, Recite
dan Review. (Online):
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/200
9/09/vol-4-no-2-sudarman. Diakses
pada 20 Maret 2014.
Yani dan Luisa, D.H. 2012. Meningkatkan
Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas VIIIB SMP Kanisius
Kalasan Sleman Yogyakarta pada
Materi “Sistem Pencernaan Manusia”
melalui Metode PQ4R. (Online):
http://jurnal.fkip.uns.ac.id. Diakses
pada 30 Maret 2014.
Redhana, I.W. 2003. Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Melalui
Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi Pemecahan Masalah (Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran
UNDIKHSA XXXVI. II: 11-21).
(Online): http:// pasca.undiksha.ac.id.
Diakses pada 26 Maret 2014.
Rosidi, A. 2013. Efektivitas Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP
Negeri 6 Mataram Tahun Ajaran
2013/2014. Skripsi S1. Universitas
Mataram.
Top Related