Pengaruh Isu Lingkungan, Sikap Terhadap Lingkungan, Gaya Hidup
dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
(Studi Pada Konsumen Kosmetik Wardah di Kabupaten Wonosobo)
Awaludin Ahmad
Fakultas Ekonomi UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
Bimin
Fakultas Ekonomi UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
Ratna Wijayanti
Fakultas Ekonomi UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh isu lingkungan,sikap
lingkungan,gaya hidup dan harga terhadap keputusan pembelian studi kasus
konsumen kosmetik wardah diWonosobo. Dalam penelitian ini populasinya adalah
perempuan atau gadis yang berumur 15 tahun keatas. Penarikan sampel dari
populasi menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria perempuan
atau gadis yang dijadikan sampel adalah perempuan atau gadis yang
mengkonsumsi produk kosmetik wardah sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 3
bulan terakhir.Jumlah sampelsebanyak 89.Alat analisis menggunakan Regresi
Linear Berganda.Lokasi penelitian di Kabupaten wonosobo.Hasil dari penelitian
ini dapat di simpulkan bahwa (1)isu lingkungan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (2) sikap terhadap lingkungan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (3) gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian (4) harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian (5) secara simultan isu lingkungan,
sikap lingkungan, gaya hidup, dan harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian
Kata Kunci: Pengaruh Isu Lingkungan, Sikap Lingkungan, Gaya Hidup, Harga
Terhadap Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN
Kepedulian dan kesadaran akan lingkungan dan kesehatan, telah merubah cara
pandang dan pola hidup dari manusia dan para pelaku usaha. Hal ini ditujukan pada
perubahan pola pendekatan bisnis yang mulai mengarahkan usaha dengan
pendekatan aktivitas bisnis berbasis kelestarian lingkungan. Begitu juga dengan
produk kosmetik, dimana isu-isu lingkungan menjadi pembicaraan dan peluang
yang terjadi pada industri kosmetik menyebabkan persaingan yang semakin ketat.
Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, konsumen akan menginginkan produk
yang alami dan dapat didaur ulang serta ramah lingkungan (Green Product
Cosmetics). Di Indonesia sendiri, produk hijau belum begitu dikenal oleh
konsumen. Walaupun demikian, terdapat beberapa produk hijau yang diterima
dengan baik oleh pasar Indonesia seperti kosmetik hijau (Yulindo 2013). Salah
satunya adalah Wardah Kosmetik.
Konsumen akan menentukan mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu
produk dilandasi oleh keputusan untuk membeli atau tidak membeli produk
tersebut. Dalam konteks proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen
berwawasan lingkungan, produk ramah lingkungan merupakan salah satu bentuk
stimulus eksternal bagi konsumen, di samping iklan berwawasan lingkungan.
Faktor isu lingkungan merupakan faktor yang dianggap mampu mempengaruhi
keputusan pembelian.
Sikap lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan
konsumen sebelum membeli suatu produk. Klaim ramah lingkungan yang ada pada
ecolabel akan membentuk sikap dan periku konsumen terhadap lingkungan.
Gaya hidup juga mempengaruhi keputusan pembelian. Gaya hidup menurut Engel,
Blackwel dan Miniard 1995 adalah pola dimana orang hidup danmenggunakan
uang dan waktunya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian
adalah harga. Menurut (Monroe 2005) harga merupakan pengorbanan ekonomis
yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Isu Lingkungan, Sikap Terhadap Lingkungan, Gaya Hidup dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian” pada Konsumen Kosmetik Wardah di kabupaten
Wonosobo. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahuipengaruh
isu lingkungan terhadap keputusan pembelian, pengaruh sikap terhadap lingkungan
terhadap keputusan pembelian, pengaruh gaya hidup terhadap keputusan
pembelian, pengaruh harga terhadap keputusan pembelian, serta pengaruh secara
simultan isu lingkungan, sikap terhadap lingkungan, gaya hidup, dan harga
terhadap keputusan pembelian.
TINJAUAN PUSTAKA
Keputusan pembelian
Menurut SemuelSchiffman dan Kanuk (2004) keputusan pembelian adalah
pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan yang ada, artinya bahwa syarat seseorang
dapat membuat keputusan haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan
untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan
keputusan tersebut itu dilakukan.
Persepektif pengambilan keputusan menekankan pendekatan pemrosesan
informasi yang rasional terhadap perilaku pembelian konsumen (Mowen dan Minor
2002). Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu
produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan disebut need arousal (Sutisna 2003). Jika sudah disadari adanya kebutuhan
dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk
yang diinginkannya.
Isu Lingkungan
Isu lingkungan erat hubungannya dengan pengetahuan yang dimilik konsumen
tentang lingkungan. Thompson dan Barton (1994)mengatakan bahwa setidaknya
terdapat dua motif atau nilai yang mendasari dukungan terhadap isu lingkungan,
antroposentris dan ekosentris, keduanya mengekspresikan dukungan terhadap isu
lingkungan dengan alasan yang berbeda. Antroposentrisme menganggap manusia
sebagai bentuk kehidupan paling penting dan bentuk kehidupan lainnya hanyalah
menjadi penting sejauh dapat berdampak pada atau berguna bagi manusia sedangkan
ekosentris menganggap bahwa alam memiliki nilai intrinsik, nilai yang tidak bergantung
pada kebergunaan bagi manusia(Kortenkamp dan Moore).
Kedua sikap tersebut mendukung perilaku lingkungan berupa akuntabilitas
lingkungan namun dengan motivasi yang berbeda. Antroposentris mendukung
akuntabilitas lingkungan agar perilaku perusahaan terkendali sehingga tidak
membahayakan kehidupan
manusiatermasukgenerasiyangakandatang.Sementaraitu,sikapekosentrisakan
mendukung akuntabilitas lingkungan agar perilaku perusahaan terkendali karena
perusahaan tidak punya hak untuk mengeksploitasi lingkungan kecuali untuk memenuhi
kebutuhan
vitalsehinggakeanekaragamanhayatitetapterlindungidemialamitusendiri.Motivasiyangbe
rbeda ini akan mempengaruhi tingkat dukungan akuntabilitas lingkungan, dalam hal ini
ekosentris akan lebih mendukung terkendalinya perilaku perusahaan daripada
antroposentris. Hal ini dikarenakan oleh dukungan antroposentris terbatas pada syarat
bahwa hal itu tidak akan menurunkan kualitas hidup manusia.
Sikap terhadap lingkungan
Sikap merupakan predisposisi yang telah dipelajari untuk berperilaku konsisten
dalam cara yang menguntungkan atau merugikan terhadap suatu obyek (Sciffman dan
Kanuk2007). Environmental attitudes adalah perhatian pada lingkungan nampak seperti
suatu kepercayaan yang spesifik yang mana sebagian besar melekat pada struktur
kognitif dan harus dipertimbangkan sebagai suatu pendapat dibandingkan sikap.
Sikap terhadap lingkungan (environmental attitudes) juga berarti sebuah konsep
dari teori sikap yang dibentuk dari kepercayaan dan pengaruh dari objek tertentu.
Lingkungan lah yang menjadi objek disini (environmental), namun sangat sulit untuk
didefinisikan dan telah memiliki implikasi dalam penelitian umum mengenai sikap
terhadap lingkungan (environmental attitudes). Sedangkan sikap (attitudes) berdasarkan
kepada nilai, yaitu memiliki struktur horizontal dan vertikal dan cenderung dari umum
menjadi lebih spesifik. Secara keseluruhan pernyataan diatas dapat mempengaruhi
keseluruhan dari struktur (Heberlein1980).
Gaya hidup
Menurut Sutisna (2002), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup
yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktifitas),
apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apayang
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).
Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menghabiskan waktu
serta uangnya (Engel 1994). Gaya hidup mencerminkan
polakonsumsiyangmenggambarkanpilihanseseorangbagaimanaia menggunakan waktu
dan uang (Solomon 1994).
MenurutKasali(1998)gayahidupakanmempengaruhikeinginan seseorang untuk
berperilaku dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Engel (1995) mendefinisikan gaya hidup sebagai pola dimana orang hidup dan
menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan
pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel lain. Gaya hidup adalah
konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen.” Sedangkan menurut Assael
(1995) gaya hidup didefinisikan sebagai “A mode of living that is identified by how
people spend their time (activities), what they consider important in their environment
(interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions).”
Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) harga didefinisikan secarasempit adalah
jumlah uang yang dibebankanatassuatuprodukatau jasa. Secara luas didefenisikan
sebagai sejumlah uang yang dibebankan atas suatuprodukataujasa,ataujumlah dari nilai
yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk jasa tersebut. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkanbahwauntukmemiliki atau
memperoleh manfaat dari suatu produkataujasa,konsumen/ pelanggan dibebankan
sejumlah uang untuk ditukarkan
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sumarsono, Yayat Giyatno tahun 2012, hasil
penelitian menunjukkanTidak terdapat pengaruh positif dari pengetahuan konsumen
terhadap informasi-informasi lingkungan yang terdapat pada kemasan produk terhadap
keputusan pembelian produk detergen ramah lingkungan. Terdapat pengaruh positif dari
sikap konsumen terhadap dampak perilaku konsumsi pada lingkungan terhadap
keputusan pembelian produk detergen ramah lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fathor. A. S tahun 2012,Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Variabel nilai individu tidak berpengaruh terhadap perilaku
ekologis konsumen. Variabel pengetahuan tidak berpengaruh terhadap perilaku ekologis
konsumen. Variabel gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku ekologis konsumen.
45
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Wonosobo, Populasinya adalah
perempuan atau gadis yang berumur 15 tahun keatas dengan jumlah sampel
perempuan atau gadis yang berumur 15 tahun keatas yang tinggal di Kabupaten
Wonosobo. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria perempuan atau gadis yang dijadikan sampel adalah
perempuan atau gadis yang mengkonsumsi produk kosmetik wardah sebanyak 3
kali dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, dengan asumsi bahwa perempuan atau
gadis yang mengkonsumsi produk kosmetik wardah telah mengenal kualitas bahan
bahan yang di pakai dalam pembuatan produk kosmetik wardaah yaitu sebanyak
89.
Teknik pengambilan sampling dengan metode purposive sampling dengan
memberikankuesioner yang dibuat dalam bentuk skala likert. Setiap pernyataan
disediakan 5 alternatif jawaban yang memiliki skor 1 s/d 5, yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Kuesioner akan dibagikan secara langsung kepada responden dengan harapan
tingkat response rate tinggi.
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif yaitu hasil penelitian ini diperoleh dari angka-angka statistik yang
kemudian di deskripsikan kedalam kalimat.
Uji analisis data yang digunakan adalah Uji kualitas data (uji validitas, uji
reliabilitas), Uji asumsi klasik ( uji multikolonieritas, uji Heteroskedastisitas, uji
Normalitas, Autokorelasi),analisis regresi berganda serta uji hipotesis (uji t dan uji
F)dan Koefisien Determinasi (R²).
Adapun bentuk persamaan regresinya adalah:
Y= a + b1X1 +b2X2 + b3X3 +b4X4 +ei
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
b1,......., b5 =Koefisien Regresi
X1 = Isu lingkungan
X2 = Sikap terhadap lingkungan
X3 = Gaya hidup
X4 = Harga
e = Error
46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Data Penelitian
Pengumpulandatadilakukandenganmembagikankuesioner
kepadamasyarakat di Kabupaten Wonosobo.perempuan atau gadis yang
berumur 15 tahun keatas yang tinggal di Kabupaten Wonosobo. Penarikan
sampel dari populasi menggunakan metode purposive sampling dengan
kriteria perempuan atau gadis yang dijadikan sampel adalah perempuan
atau gadis yang mengkonsumsi produk kosmetik wardah sebanyak 3 kali
dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Adapun batas waktu penyebaran
kuesioner adalah1minggu dan kuesioner yang dibagikan berjumlah 89.
Tabel 1
Jumlah Sampel Dan Tingkat Pengembaliannya Kuesioner
Responden Diseb
ar
Kem
bali Gugur
Dipak
ai
Konsumen
Wardah 89 89 0 89
Jumlah 89 89 0 89
Sumber:Data Primer diolah
Dari seluruh kuesioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 89
orang. Sebanyak 89 kuesioner yang kembali (100%). Dari 89 kuesioner
yang kembali tidak ada yang cacat, sehingga semua data digunakan dalam
penelitian ini.
KarakteristikResponden
1. Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik responden berdasarkanumur dibedakan menjadi 5
kelompok yaitu 15-25 Tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun
dan >55 tahun. Berdasarkan umur responden disajikan dalam tabel 4.2
berikut ini :
47
Tabel 2
Umur Responden
Frequ
ency
Perc
ent
Vali
d
Perc
ent
Cumulati
ve
Percent
V
ali
d
15-25
Tahun
5 5.6 5.6 5.6
26-35
Tahun
10 11.2 11.2 16.9
36-45
Tahun
57 64.0 64.0 80.9
46-55
Tahun
5 5.6 5.6 86.5
>55
Tahun
12 13.5 13.5 100.0
Total 89 100.
0
100.
0
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa responden terbanyak adalah
yang berumur36-45 tahunsebanyak 57 (64%) responden, yang
berumur>55 tahun sebanyak 12 (13,5%), yang berumur26-35 tahun
sebanyak 10 (11,2%), yang berumur15-25 tahun sebanyak 5 (5,6%)
dan yang berumur46-55 Tahun sebanyak 5 (5,6%) responden.
2. Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkanpendidikan dibedakan menjadi
5 kelompok yaitu SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana. Berdasarkan
pendidikan responden disajikan dalam tabel 3 berikut ini :
48
Tabel 3
Pendidikan
Frequ
ency
Perc
ent
Valid
Percen
t
Cumulative
Percent
V
ali
d
SD 9 10.1 10.1 10.1
SMP 27 30.3 30.3 40.4
SM
A
40 44.9 44.9 85.4
Dipl
oma
8 9.0 9.0 94.4
Sarja
na
5 5.6 5.6 100.0
Total 89 100.
0
100.0
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang
terbanyak adalah SMA sebanyak 40 (44,9%) responden, responden
yang berpendidikan SMP sebanyak 27 (30,3%) responden, responden
yang berpendidikan SD sebanyak 9 (10,1%) responden,responden
yang berpendidikan Diploma sebanyak 8 (9,0%) dan responden yang
berpendidikan Sarjana sebanyak 5 (5,6%) responden.
Hasil Analisis Data
Uji Sikap lingkungan Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Uji validitas yang
digunakan adalah dengan menghitung korelasi bivariate antara
masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Suatu
indikator dikatakan valid apabila korelasi antara masing-masing
indikator menunjukkan hasil yang signifikan pada tingkat 0,00 dan
0,05. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.
49
Tabel 4
Hasil Uji Validitas
Variabel Kisaran
Korelasi
Signifikansi Keterangan
Isu
lingkungan
0,473**
-
0,792**
0,00 Valid
Sikap
terhadap
lingkungan
0,618**
-
0,864**
0,00 Valid
Gaya
hidup
0,939**-
0,951** 0,00 Valid
Harga
0,840**
-
0,905**
0,00 Valid
Keputusan
pembelian
0,708**
-
0,891**
0,00 Valid
Variabel kompetensi mempunyai kisaran korelasi antara 0,473
sampai 0,792 dan signifikan pada tingkat 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang Isu lingkungan yang mengukur
variabel kompetensi dapat dinyatakan valid. Variabel Sikap
lingkungan mempunyai kisaran korelasi antara 0,618 sampai 0,864 dan
signifikan pada tingkat 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan-
pertanyaan tentang Sikap lingkungan yang mengukur variabel Sikap
lingkungan dapat dinyatakan valid. variabel Gaya hidup mempunyai
kisaran korelasi antara 0,939 sampai 0,951 dan signifikan pada tingkat
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang
Gaya hidup yang mengukur variabel Gaya hidup dapat dinyatakan
valid. Variabel harga mempunyai kisaran korelasi antara 0,840 sampai
0,905 dan signifikan pada tingkat 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
pertanyaan-pertanyaan tentang harga yang mengukur variabel harga
dapat dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji konsistensi internal (uji reliabilitas) dilakukan dengan
menghitung koefisien (Cronbach) alpha dari masing-masing variabel.
Instrumen yang dipakai dalam variabel tersebut dikatakan andal
(reliabel) bila memiliki koefisiencronbach alpha lebih dari 0,60
(Nunnaly dalam Imam Ghozali, 2001).
50
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel -hit T
a
n
d
a
-
bata
s
Keteran
gan
Isu
lingkungan
0,745 > 0,7 Reliabel
Sikap
terhadap
lingkungan
0,900 > 0,7 Reliabel
Gaya hidup 0,961 > 0,7 Reliabel
Harga 0,940 > 0,7 Reliabel
Keputusan
pembelian
0,916 > 0,7 Reliabel
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji
reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien cronbach alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,70 sehingga
dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari
kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
Uji AsumsiKlasik
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan dengan menganalisis korelasi
antar variabel independen pada nilai Tolerance dan nilai Variance
Inflation Factor (Ghozali, 2006). Jika hasil uji nilai Tolerance
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
Tolerance kurang dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95% (Ghozali, 2006). Selanjutnya
dengan melihat VIF jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10
menunjukkan bahwa antar variabel independen dalam model regresi
tidak terdapat multikolinieritas. Tabel 6 di bawah ini menunjukkan
ringkasan dari hasil uji multikolinieritas.
51
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Independen
Collinearity Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
Isu lingkungan .946 1.057 Tidak ada
multikolinieritas
Sikap terhadap
lingkungan .982 1.018
Tidak ada
multikolinieritas
Gaya hidup .953 1.050 Tidak ada
multikolinieritas
Harga .988 1.013 Tidak ada
multikolinieritas
Sumber: Data Primer diolah, 2015
Berdasarkan pada tabel 6 di atas, terlihatbahwa tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10.
Selanjutnya hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama
yaitu tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih besar dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan
menggunakan analisis dengan grafik plots. Apabila titik-titik menyebar
secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y
maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
52
Gambar 2.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel residual memiliki harga normal. Uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametik
One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test. Nilai signifikansi dari residual
yang terhargakan secara normal adalah jika nilai Asymp. Sig (2-tailed)
dalam uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test lebih besar dari α =
0,05. Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 7.
53
Tabel 7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandar
dized
Residual
N 89
Normal
Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.3484844
3
Most Extreme
Differences
Absolute .148
Positive .077
Negative -.148
Kolmogorov-
Smirnov Z
1.396
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.081
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan
normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof
Test memiliki probabilitas tingkat signifikansi di atas batas α = 0,05
yaitu 0,081. Hal ini berarti dalam model regresi terdapat variabel
residual atau variabel pengganggu yang terharga secara normal.
4. Uji Autokorelasi
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson
menunjukkan angka 1,579. Nilai dl dan du didapat dengan melihat
tabel Durbin Watson dengan n = 89 dan k = 4. Nilai dl sebesar 1,5627
dan nilai du sebesar 1,7501. Dengan demikian nilai DW berada pada
daerah ketidakpastian yang ditunjukkan dengandl< dw< du
(1,5627<1,579<1,7501).
54
Gambar 3
Pengujian Asumsi Autokorelasi
5. Uji Linearitas
Uji terhadap linieritas berguna untuk mengetahui kebenaran
bentuk model empiris yang digunakan dan menguji variabel yang
relevan untuk dimasukkan dalam model empiris. Dengan kata lain uji
linier bermanfaat untuk mengetahui adanya kesalahan dalam
spesifikasi model. Uji linier yang digunakan adalah Ramsey, dimana
kriterianya bila probabilitas F hitung > a (5 %), maka spesifikasi model
sudah benar (Ghazali, 2005).
Tabel 8
Pengujian Linearitas
Model
F Sig.
Isu lingkungan 1,630 0,114
Sikap terhadap
lingkungan
0,955 0,510
Gaya hidup 1,329 0,194
Harga 1,316 0,237
dw
1,579
0 dL
1,5
627
dU
1,7
501
(4-dU)
2,24
99
(4-dL)
2,43
73
Daerah
Penolakan
Ho
Daerah
Penolakan
Ho
Daerah
Penerimaan
Ho
Daerah
Ketidak
pastian
Daerah
Ketidak
pastian
4
55
Dari table 8 terlihat bahwa nilai F hitung < dari nilai F table 2,73
dan nilai signifikansi > 0,05, maka asumsi Linearitas dapat diterima
(hubungan antara X dengan Y bersifat Linear)
4.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh isu lingkungan,
Sikap lingkungan, gaya hidup, Hargaterhadap keputusan pembelian.
Adapun bentuk persamaan regresinya adalah:
Y= a + b1X1 +b2X2 + b3X3 +b4X4 +ei
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
b1,......., b5 =Koefisien Regresi
X1 = Isu lingkungan
X2 = Sikap terhadap lingkungan
X3 = Gaya hidup
X4 = Harga
e = Error
56
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program
komputer, hasil output dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Sta
nda
rdi
zed
Co
effi
cie
nts
B
Std.
Error
Bet
a t Sig.
1 (Constant) -11.858 2.568 -4.617 .000
Isu
lingkunga
n
.571 .109 .36
3
5.227 .000
Sikap
terhadap
lingkunga
n
.386 .064 .41
3
6.061 .000
Gaya
hidup
.770 .113 .47
2
6.809 .000
Harga .267 .071 .25
6
3.764 .000
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program statistik
komputer SPSSfor Windows Release 17.00 diperoleh hasil persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = -11,856+ 0,571X1+0,386X2+0,770X3 +0,267X4 +Interprestasi
Koefisien Regresi
a. = -11,858
Artinya apabila isu lingkungan(X1),Sikap terhadap
lingkungan(X2), gaya hidup(X3),Harga(X4), sama dengan nol, maka
57
keputusan pembelian(Y) turun sebesar 11,858 dengan asumsi variabel
lain adalah konstan (cateris paribus).
b. b1 = 0,571
Koefisien regresi untuk variabel isu lingkungan (X1) sebesar
0,571 (searahpositif) artinya jika isu lingkungan(X1) meningkat satu
persen, maka keputusan pembelian(Y) akan meningkat sebesar 0,571
persen dengan ketentuan variabel Sikap lingkungan(X2), gaya
hidup(X3),Harga(X4) konstan.
c. b2 = 0,386
Koefisien regresi untuk variabel Sikap lingkungan (X2) sebesar
0,386 (searahpositif) artinya jika Sikap lingkungan (X2) meningkatsatu
persen, maka keputusan pembelian(Y) akan meningkat sebesar
0,386persen dengan ketentuan variabel isu lingkungan (X1), gaya
hidup(X3),Harga(X4) konstan.
d. b3 = 0,770
Koefisien regresi untuk variabel gaya hidup (X3) sebesar 0,770
(searahpositif) artinya jika gaya hidup (X3) meningkatsatu persen, maka
keputusan pembelian(Y) akan meningkat sebesar 0,770 persen dengan
ketentuan variabel isu lingkungan (X1), Sikap lingkungan(X2),
Harga(X4) konstan.
e. b4 = 0,267
Koefisien regresi untuk variabel Harga (X4) sebesar 0,267
(searahpositif) artinya jika Harga (X4) meningkatsatu persen, maka
keputusan pembelian(Y) akan meningkat sebesar 0,267 persen dengan
ketentuan variabel isu lingkungan (X1), Sikap lingkungan(X2), gaya
hidup(X3) konstan.
4.2.2 Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis 1, 2, 3, dan 4 yaitu
dugaan adanya pengaruh antara variabel independen isu
lingkungan(X1),Sikap lingkungan(X2), gaya hidup(X3),Harga(X4)
secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependenKeputusan pembelian (Y). Berikut ini pengujian untuk
masing-masing variabel independen:
a. Pengaruh isu lingkunganterhadap keputusan pembelian
Langkah-langkah pengujian:
1) Ho: b1 = 0 ( variabelisu lingkungan secara individu tidak
mempunyaipengaruhterhadap variabel keputusan pembelian )
Ho: b1 0 ( variabelisu lingkungan secara individu
mempunyaipengaruhterhadap variabel keputusan pembelian )
2) Menentukan tingkat signifikansi
level of significant = 5% = 0,05,
ttabel(df = n-k = 89-4= 85;0,05) = 1,987 3) Kriteria pengujian:
58
Ho diterima dan Ha ditolak apabila : - t tabel thitung ttabel
Ho ditolak dan Ha diterima apabila: -thitung - ttabelatau thitung ttabel
Gambar 4. Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho
isu lingkungan
4) Kesimpulan Ho diterima dan Ha ditolak atau Ho ditolak dan Ha
diterima
Dari hasil olahan data pada tabel 4.6 dapat diketahui nilai
thitung adalah 5,799. Apabila koefisien tersebut diuji dengan cara
membandingkan thitungdengan ttabel( = 5% = 0,05, df = n-k = 89-
4= 85), maka didapatkan hasil bahwa thitung (5,799) > ttabel(1,987)
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel
isu lingkungan secara individumempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H1 yang menyatakan isu lingkungan
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian diterima.
b. Pengaruh sikap terhadap lingkunganterhadap keputusan pembelian
Langkah-langkah pengujian:
1) Ho: b2 = 0 (variabel Sikap lingkungan secara individu tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian)
Ho: b2 0 (variabel Sikap terhadap lingkungan secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian)
2) Menentukan tingkat signifikansi
level of significant = 5% = 0,05,
ttabel(df = n-k = 89-4= 85;0,05) = 1,987
3) Kriteria pengujian:
Ho diterimadan Ha ditolak apabila : - t tabel thitung ttabel
Ho ditolak dan Ha diterima apabila: -thitung - ttabelatau thitung
ttabel
Daerah
Ho ditolak
Daerah
Ho diterima
ttabel
1,987
thitung5,79
9
ttabel -1,987
Daerah
Ho ditolak 0
59
Gambar 5 Daerah Penerimaan Ho Dan Penolakan Ho Variabel Sikap lingkungan
4) Kesimpulan Ho diterima dan Ha ditolak atau Ho ditolak dan Ha
diterima
Dari hasil olahan data pada tabel 4.6 dapat diketahui nilai
thitung adalah 9,002. Apabila koefisien tersebut diuji dengan cara
membandingkan thitung dengan ttabel( = 5% = 0,05, df = n-k =
89-4= 85), maka didapatkan hasil bahwa thitung9,002 ttabel1,987
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel
Sikap terhadap lingkungan secara individumempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Keputusan pembelian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 yang menyatakan sikap
lingkungan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
diterima.
c. Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian
Langkah-langkah pengujian:
1) Ho: b3 = 0( variabel gaya hidup secara individu tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian )
Ho: b3 0 (variabel gaya hidup secara individu mempunyaipengaruhterhadap variabel keputusan pembelian)
2) Menentukan tingkat signifikansi
level of significant = 5% = 0,05,
ttabel(df = n-k = 89-4= 85;0,05) = 1,987
3) Kriteria pengujian:
Ho diterima dan Ha ditolak apabila : - t tabel thitung ttabel
Ho ditolak dan Ha diterima apabila: -thitung - ttabelatau thitung
ttabel
Gambar 6 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho Variabel Gaya hidup
Daerah
Ho ditolak
Daerah
Ho diterima
ttabel
1,987
thitung9,00
2
ttabel -1,987
Daerah
Ho ditolak 0
Daerah
Ho ditolak
Daerah
Ho diterima
ttabel
1,987
thitung
6,539
ttabel -1,987
Daerah
Ho ditolak 0
60
4) Kesimpulan Ho diterima dan Ha ditolak atau Ho ditolak dan Ha
diterima
Dari hasil olahan data pada tabel 4.6dapat diketahui nilai
thitungadalah 6,539. Apabila koefisien tersebut diuji dengan cara
membandingkan thitung dengan ttabel( = 5% = 0,05, df = n-k =
89-4= 85), maka didapatkan hasil bahwa thitung ( 6,539) ttabel( 1,987 ) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa
variabel gaya hidup secara individu mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H3 yang menyatakan gaya hidup
berpengaruh terhadap Keputusan pembelian diterima.
d. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
Langkah-langkah pengujian:
1) Ho: b4 = 0 ( variabel harga secara individu tidak
mempunyaipengaruhterhadap variabel keputusan pembelian )
Ho: b4 0 ( variabel harga secara individu
mempunyaipengaruhterhadap variabel keputusan pembelian )
2) Menentukan tingkat signifikansi
level of significant = 5% = 0,05,
ttabel(df = n-k = 89-4= 85;0,05) = 1,987 3) Kriteria pengujian:
Ho diterima dan Ha ditolak apabila : - t tabel thitung ttabel
Ho ditolak dan Ha diterima apabila : -thitung - ttabel atau thitung ttabel
Gambar 7 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Variabel Harga
4) Kesimpulan Ho diterima dan Ha ditolak atau Ho ditolak dan Ha
diterima
Dari hasil olahan data pada tabel 4.6 dapat diketahui nilai
thitung adalah 5,702. Apabila koefisien tersebut diuji dengan cara
membandingkan thitung dengan ttabel( = 5% = 0,05, df = n-k =
89-4= 85), maka didapatkan hasil bahwa thitung (5,702) ttabel( 1,987 ) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa
variabel harga secara individu mempunyai pengaruh yang
Daerah
Ho ditolak
Daerah
Ho diterima
ttabel
1,987
thitung5,70
2
ttabel -1,987
Daerah
Ho ditolak 0
61
signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H4 yang menyatakan harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian diterima.
2. Pengujian Secara Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel atribut
produk secara simultan terhadap keputusan pembelian.
Tabel 10
Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 779.006 4 194.752 33.706 .000a
Residual 485.353 84 5.778
Total 1264.360 88
a. Predictors: (Constant), Harga, Isu lingkungan, Sikap lingkungan,
Gaya hidup
b. Dependent Variable: Kepuasan
Perumusan hipotesis a. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel isu lingkungan, Sikap terhadap lingkungan, gaya
hidup,Harga, terhadap keputusan pembeliansecara simultan).
b. Ha : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara
variabel isu lingkungan, Sikap terhadap lingkungan, gaya
hidup,Hargaterhadap keputusan pembeliansecara simultan).
Kriteria pengujian a. Bila Fhitung> Ftabel, maka Ho ditolak, artinya secara simultan
variabel isu lingkungan, Sikap lingkungan, gaya
hidup,Hargaberpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian .
b. Bila Fhitung> Ftabel, maka Ho diterima, artinya secara simultan
variabel isu lingkungan, Sikap terhadap lingkungan, gaya
hidup,Hargatidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Dengan level of significant (α) 5 % dan df = n-k- = 89-4-1 = 84, diperoleh F-tabel = 2,48.
Statistik uji F = 33,706.
Hasil uji : Diperoleh nilai Fhitung= 33,706> Ftabel = 2,48, maka Ho ditolak
atau Ha diterima, artinya ada pengaruh secara simultan antara isu
62
lingkungan(X1), Sikap terhadap lingkungan(X2), gaya
hidup(X3),Harga(X4), terhadap keputusan pembelian(Y).
Gambar 8 Kurva Normal Penentuan Daerah Penerimaan Uji F
3. Pengujian R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien Determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
secara komprehensif terhadap variabel dependen. Nilai Koefisien
Determinasi (R2)mempunyai range antara 0-1. Semakin besar R2
mengindikasikan semakin besar kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen.
Tabel.11
Uji Determinasi
Model Summaryb
M
od
el
R
R
Squar
e
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .785a .616 .598 2.404
a. Predictors: (Constant), Harga, Gaya Hidup, Sikap Lingkungan,
Isu Lingkungan
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Hasil dari regresi diperoleh R2 (Koefisien Determinasi) sebesar
0,616 artinya variabel dependen (Y) dalam model keputusan
pembelian(Y) dijelaskan oleh variabel independen (X) yaitu isu
lingkungan (X1), Sikap terhadap lingkungan(X2), gaya hidup (X3),
Harga(X4)sebesar 61,6%, sedangkan sisanya sebesar 38,6% dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam model.
Ftabel2,48 Fhitung33,706
Daerah
penerimaan Ho Daerah penolakan
Ho
63
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh isu lingkungan, sikap
lingkungan, gaya hidup dan harga terhadap keputusan pembelianadalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitungisu lingkungan sebesar
5,799 lebih besar dari ttabel(1,987), maka nilai thitung berada di daerah penolakan
Ho sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Isu
lingkungan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis 1
diterima
2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitungsikap terhadap lingkungan
sebesar 9,002 lebih besar dari ttabel(1,987), maka nilai thitung berada di daerah
penolakan Ho sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan
sikap terhadap lingkungan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian
hipotesis 2 diterima
3. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitunggaya hidup sebesar 6,539
lebih besar dari ttabel1,987, maka nilai thitung berada di daerah penolakan Ho
sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya hidup
terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis 3 diterima
4. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitungharga sebesar 5,702 lebih
besar dari ttabel(1,987), maka nilai thitung berada di daerah penolakan Ho
sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara harga
terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis 4 diterima
5. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 337,06lebih besar
daripada Ftabel (2,48) dengan signifikansi F sebesar 0,000< 0,05. maka
keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian secara
simultan kelima variabel independen yaitu variabel isu lingkungan (X1), sikap
terhadap lingkungan (X2), gaya hidup (X3), harga (X4) secara bersama-sama
signifikan mempengaruhi keputusan pembelian(Y).Dengan demikian hipotesis
5 diterima.
Saran
Ada beberapa saran yang dapat diajukan dalam penelitian inikepada produsen
kosmetik Wardah maupun produsen kosmetik yang ramah lingungan lainnya
antara lain:
1. Isu lingkungan dan sikap terhadap lingkungan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian sehingga Perusahaan harus tetap
melakukan edukasi dan kampanye kepada maysarakat tentang pentingnya
kesadaran akan lingkungan dan manfaat yang bisa mereka ambil dari
pemakainan produk kosmetik ramah lingkungan.caranya dengan mengiklankan
produk merek kepada masyarakat baik melalui media televisi, media
64
cetak,maupun media luar ruang sebagai sarana yang efektif untuk menyadarkan
masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan lingkungan. Dengan semakin
banyaknya masyarakat yang sadar akan pelestarian dan pemeliharaan
lingkungan maka akan meningkatkan keputusan pembelian terhadap produk
ramah lingkungan.
2. Gaya hidup menjadi faktor signifikan yang mempengaruhi seseorang dalam
melakukan pembelian produk ramah lingkungan.Perusahaan dapat
memanfaatkan hal ini dengan menciptakan produk produk yang inovatif dan
berkelas sehingga orang yang memakai produk mereka akan merasa bangga
dan meningkatkan status sosial mereka.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara harga terhadap keputusan
pembelian.Kami sarankan kepada perusahaan dalam penetapan harga suatu
produk agar memperhatikan antara kualitas produk dan harga jual yang di
tetapkan.Buat harga yang kompetitif tapi tetap dengan menyuguhkan produk
yang lebih baik dan tentu saja ramah lingkungan.
4. Karena secara simultan kelima variabel independen yaitu variabel isu
lingkungan, sikap lingkungan, gaya hidup dan harga secara bersama-sama
signifikan mempengaruhi keputusan pembelianmaka perusahaan dapat
mengkombinasikan kelima hal tersebut di dalam strategi produksi dan
pemasarannya untuk meningkatkan keputusan pembelian produk ramah
lingkungan.
Agenda penelitian mendatang
Bagi para mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sejenis hasil yang
ditemukan dalam penelitian ini agar dapat dijadikan sumber ide dan masukan
bagi pengembangan penelitian ini dimasa yang akan datang, maka perluasan yang
disarankan dari penelitian ini antara lain adalah:
1. menambah variabel independen yang mempengaruhi keputusan pembelian.
2. Untuk alat analisis yang dianjurkan dalam penelitian mendatang bisa
menggunakan analisis SEM agar hasilnya lebih dapat bisa digeneralisasikan.
3. Menggunakan produk lain sebagai bahan penelitian selain produk kosmetik
wardah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A. 2014. Pengaruh Variable Antesden Perilaku Konsumen Berwawasan
Lingkungan Mahasiswa Universitas Sains Al Quran Jawa Tengah di Wonosobo
dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior. Tesis. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.
65
Assael, Henry, 1995. Costumer Behavior And Marketing Action.Keat Publishing
Company, Boston.
Attayaya. 2009.Pemasaran berwawasan lingkungan hidup di akses dari
http://members.fortunecity.com/lingkungan/artikel/gerakan
khijau.html.Tuesday,Oktober 27,2009 jam 19:00
Ayu dan Noviasari, Marhadi, Nursyamsi 2013.Pengaruh Strategi Green Marketing
Pada Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli
Rumah Di Perumahan PT. Asta Karya Pekanbaru
Campbell IM. 1983. Biomass, Catalyst and Liquid Fuels. Technomic Publishing Co.
Inc, Pensylvania.
Cason TN, Gangadharan L. 2002.Environmental labeling and incomplete consumer
information in laboratory marketsJournal of Environmental Economics and
Management.Volume 43 Pages113-134.Academic Press
Chan, Y.K.R. 1999, "Environmental attitudes and behaviour of consumers in China:
survey findings and implications".Journal of International Consumer Marketing,
Vol. 11 No. 4, pp. 25-53. Chan 2001
______Corporate Social Responsibility.Jakarta: The Jakarta Consulting Group,
2006.
De Young, R. 1986.Some psychological aspects of recycling: The structure of
conservation satisfactions. Environment and Behavior, 18, 435-449
Engel 1995
Engel, dkk. 1994. Perilaku Konsumen. Terjemahan, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.
Engel,J.F.,Blackwel,R.D., Miniard,P.W. 1995.Consumer Behavior.Vol.8 Edition.Forth
Worth,Texas:The Dryden Press.
66
Fang Chen,Mei.2009.Attitude toward organic foods among taewanese as related to
health consciousness,environmental attitudes and the mediating effect of a
healthy lifestyle.British food Journal.Vol.III No.pp.165-178
Fathor. A. S 2012. Pengaruh Nilai Individu, Pengetahuan Dan Gaya Hidup Terhadap
Penentu Perilaku Ekologis Konsumen.
Ferdinand, Augusty 2006.Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Fryxell, G. and C. Lo. 2003 The influence of environmental knowledge and values on
managerial behaviors on behalf of the environment: an empirical examination
of managers in China. Journal of Business Ethics, 46, pp: 45–59.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryadi,Hendi. 2009.Administrasi perkantoran untuk manajemen dan staf.Jakarta
Selatan:Trans Media Pustaka.
Hawkins, Best, Coney. 2005. Consumer Behavior : Building Marketing Strategy. USA,
Boston : Mc Graw-Hill.
Heberlein,Thomas A.Madison,Wisconsin. 1980 Enfironmental Attitudes 2/81,241-270.
Kasali, Rhenald. 1995, Manajemen Pergaya hidupan: Konsep dan Aplikasinya
diIndonesia, Edisi empat. PAU Ekonomi UI, Jakarta.
Kohlberg, L. 1969, Stage and Sequence: The Cognitive Development Approach
67
Kortenkamp dan Moore. 2006.time,Uncentainty,and indifidual Differences in decisions
to Coperate in Recource Dillemans.Personality and SociallPsicology
Bulletin.Vol 32,603-615.
Kotler dan Armstrong 2008. Dasar – dasar pemasaran. Jakarta : Prenhallindo.
Kotler, Philip 2004.Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian ,
Edisi Kedelapan, Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Kontrol. Jakarta : PT. PrehallindoKotler, Philip 2002. Manajemen Pemasaran :
Alih Bahasa, Alexander Sindoro, Jakarta : Prenhalindo.
Laroche, M., Bregeron, J., & Forleo, G.B. 2001. Targeting consumers who are willing
to pay more for environmentally friendly product. Journal of Consumer
Marketing, 18, 6, 503-520.
Monroe, Allard C.R. Van Riel et al., 2005. Marketing Antecedent of Industrial Brand
Equity: An Empirical Investigation in Spesialty Chemical. Industrial Marketing
Management (12) 841- 847.
Mowen dan Minor 1998.Consumer Behavior Vol.5 Edition New Jersey:Prentice Hall.
Mowen, John, C., dan Minor, M., (2002), Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima
(terjemahan), Erlangga, Jakarta.
Naess,Arne. 1973. The Shallow and the deep,Long-Range Ecology Movemen
Nawawi. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta: UGM Press
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2002. Perilaku konsumen dan strategi pemasarann.
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
68
Piaget 1958. The Growth of Logical Thinking from Childhood to Adolescence. New
York: Basic Books.
Purwati, Heri Setiawan dan Rohmawati 2012. Pengaruh Isu lingkungan Dan Sikap
lingkungan TerhadapKeputusan pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi
Kasus Pada PT. Nusantara Solar Sakti).
Rahmansyah,Deka 2013.Analisis factor factor Yang Mempengaruhi pembelian Ulang
produk Pada Toko Tauko Medan.Universitas Sumatra Utara.
Ranogejec et al. 2009. Consumers' attitudes analysis regarding organic food in Eastern
Croatia. University of J. J. Strossmayer in Osijek, Faculty of agriculture,
Department for agricultural economics, Trg Svetog Trojstva 3, HR-31000
Osijek, Croatia.
Schifferstein, H. N. J., & Oude Ophuis P. A. M. (1998). Health-related determinants of.
Consumer Behavior.Vol 5. New Jersey:Prentice Hall.
Schiffman, L.G dan Kanuk, L.L. 1991. Consumer Behaviour. 4th Ed. New Jersey :
Prentice Hall.
Schiffman, L.G dan Kanuk, L.L. 1994. Consumer Behaviour. 5th Ed. New Jersey :
Prentice Hall.
Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. 1997. Consumer behavior 6th ed.. USA: Prentice
Hall Inter-national, Inc.
Solomon.M.R 1994.Consumer Behavior,Buying,Having and Being 4th Editions.New
Jersey Prentice Hall.
Sproles G. B. & Kendall, E. L. 1986. A methodology for profiling consumers’
decision making styles. Journal of Consumer Affairs, 20(2), 267-279.
Sugiyono 2000. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
69
Sumarsono, Yayat Giyatno 2012.Analisis Sikap Dan Pengetahuan Konsumen Terhadap
Ecolabelling Serta Pengaruhnya Pada Keputusan Pembelian Produk Ramah
Lingkungan.
Sumarwan, Ujang. 2003. “ Perilaku Konsumen “. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sutisna,2002. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, cetakan kedua, PT
Remaja Rosdakarya.
Swasta.Basu.1997.Azas-azas Marketing,Liberty:Jakarta.
Swastha, Basu DH. 2006, Asas-asas Marketing, Edisi IV, Yogyakarta : Liberty.
Swastha, Basu DH. 2007, Asas-asas Marketing, Edisi V , Yogyakarta : Liberty.
Swastha,Basu DH. 2003. Asas-asas Marketing, Edisi III , Yogyakarta : Liberty.
Thompson, S.C., Cagnon and Barton, M.A., 1994. Ecocentric and athroposentric
attitudes toward the environtment, Journal of Environment Psychology, Vol 14,
149-157.
Tjiptono, Fandi 2002. Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, Jogjakarta, Andi Offset.
Wibowo, S.F. dan Karimah, M.P. 2012. Pengaruh Iklan Televisi dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian Sabun Lux (Survei pada Pengunjung Mega Bekasi
Hypermall). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia(JRMSI). Vol. 3, No. 1.
h.1-15. Yulindo 2013.
Zulkarnain, Windi Yulisa Dan Ulfah. 2013.Pengaruh Kemasan, Kualitas, Merek Dan
Isu lingkungan Terhadap Keputusan pembelian Sampo Pantene Pada
Mahasiswa. Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Top Related