Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem …abcd.unsiq.ac.id/source/LP3MPB/Jurnal/Jurnal... ·...

12
Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus pada Koperasi di Wonosobo) Heny Damayanti M. Elfan Kaukab Sri Hartiyah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an ABSTRAK Penelitian ini merupakan Studi Kasus mengenai “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,” penelitian ini dilakukan pada koperasi di Kabupaten Wonosobo. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria koperasi yang di jadikan responden adalah koperasi berbadan hukum yang sudah berumur diatas 10 tahun sejumlah sebanyak 60 koperasi dan yang diberikan kuesioner adalah bagian keuangan dan administrasi. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H1 diterima). Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2 diterima). Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H3 diterima). Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H4 diterima). Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktik bagi koperasi di Wonosobo, karena kecurangan akuntansi merupakan salah satu unsur yang utama dalam korupsi. Sehingga upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh, tidak secara partial. Maka hendaknya dilakukan dengan mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum, perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan good governance pada lembaga koperasi, karena koperasi sebagai soko guru ekonomi harus diselamatkan dari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan karyawan. Mengeliminir perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi koperasi hendaknya dilakukan bila salah satu unsur yang utamanya yaitu penanggung jawab penyusunan laporan keuangan taat pada aturan akuntansi. Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.

Transcript of Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem …abcd.unsiq.ac.id/source/LP3MPB/Jurnal/Jurnal... ·...

Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu

dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

(Studi Kasus pada Koperasi di Wonosobo)

Heny Damayanti

M. Elfan Kaukab

Sri Hartiyah

Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Studi Kasus mengenai “Pengaruh Sistem Pengendalian

Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,” penelitian ini dilakukan pada koperasi di

Kabupaten Wonosobo. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive

sampling dengan kriteria koperasi yang di jadikan responden adalah koperasi berbadan

hukum yang sudah berumur diatas 10 tahun sejumlah sebanyak 60 koperasi dan yang

diberikan kuesioner adalah bagian keuangan dan administrasi. Metode penelitian ini

menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern berpengaruh

negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H1 diterima). Sistem

kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2

diterima). Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi diterima (H3 diterima). Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H4 diterima). Hasil penelitian ini

memberikan implikasi praktik bagi koperasi di Wonosobo, karena kecurangan akuntansi

merupakan salah satu unsur yang utama dalam korupsi. Sehingga upaya menghilangkan

perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan

usaha yang menyeluruh, tidak secara partial. Maka hendaknya dilakukan dengan

mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum, perbaikan sistem

pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan good governance pada lembaga

koperasi, karena koperasi sebagai soko guru ekonomi harus diselamatkan dari adanya

kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan karyawan. Mengeliminir

perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi koperasi hendaknya dilakukan

bila salah satu unsur yang utamanya yaitu penanggung jawab penyusunan laporan

keuangan taat pada aturan akuntansi.

Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan

Asimetri Informasi, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.

LATAR BELAKANG

Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan

menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan

merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan

kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan

bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena tekanan Untuk

melakukan penyelewengan atau dorongan Untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.

Padaumumnya, kecurangan akuntansi berkaitan erat dengan korupsi. Berbagai tindakan

yang lazim dilakukan dalam korupsi di antaranya adalah memanipulasi pencatatan,

penghilangan dokumen yang merugikan keuangan atau perekonomian negara (Alison

2006).

Kecurangan akuntansi di Indonesia atau yang biasa kita sebut korupsi saat ini

sudah meningkat. Indonesia Corruption Watch mengatakan, tahun 2013 ini menjadi

tahun dengan kemarakan kasus korupsi. Di dalam konferensi persnya yang diadakan di

Jakarta, Kamis (7/2/2013), ICW memaparkan ada kecenderungan penggunaan

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), khususnya dari bantuan sosial dan

hibah yang akan digunakan untuk kepentingan suksesi Pemilu 2014. Terdapat tren

peningkatan anggaran bantuan sosial hibah yang akan rawan dibajak oleh fungsionaris

partai yang masih menjabat (Rahmawati 2009).

Kecenderungan kecurangan akuntansi sekarang ini tidak hanya terjadi pada

perusahaan swasta, perusahan milik negara dan pemerintahan, akan tetapi banyak

kecurangan-kecurangan terjadi pada koperasi. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi

dan UMKM Kabupaten Wonosobo sampai dengan tahun 2014 sudah terjadi 26 kasus

penggelapan/kecurangan dalam bidang akuntansi (Dinas Koperasi dan UMKM, 2014).

Hal ini mengindikasikan bahwa kejahatan dalam akuntansi tidak hanya melanda

perusahaan dan pemerintahan, akan tetapi sudah terjadi pada koperasi. Untuk itu perlu

kontrol yang lebih ketat pada perkembangan koperasi kedepan dengan melibatkan

semua stekholder.

Sistem pengendalian intern merupakan faktor yang dianggap mampu

mempengaruhi kecenderungan kecurangana kuntansi. Banyaknya kasus kecurangan

diakibatkan karena tidaka danya system pengendalian internal sehingga lemahnya

pengawasan atau kontrol, tidak adanya kejujuran, peraturan dan kinerja kerja lemah

mengakibatkan para pembuat kejahatan leluasa dapat melakukan aksinya.

Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh

Ada atau tidaknya peluang Untuk melakukan hal tersebut (Fawzi 2011). Peluang

tersebut dapat diminimalisir dengan adanya pengendalian internal yang efektif. Smith et

al., (1997) menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif akan mengurangi

kecenderungan kecurangan akuntansi. AICPA (American Institute of Crified Public

Accountant, 1947) menjelaskan bahwa pengendalian internal sangatpenting, antara lain

untukmemberikan perlindungan bagientitas terhadap kelemahan manusia serta Untuk

mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuaid engan aturan

(Boynton and Kell, 1996).

Sistem kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang penyebab terjadinya

kecenderungan kecurangan akuntansi. Kompensasi merupakan komponen biaya yang

dibayarkan oleh organisasi pada karyawan. Bagi karyawan kompensasi merupakan

faktor yang menentukan ingkat kesejahteraan, sedang bagi organisasi kompensasi

merupakan komponen biaya yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan profitabilitas

(Thoyibatunet al. 2009). Penelitian yang dilakukan olehThoyibatunet al. (2009) yang

menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

Moralitas individu juga mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.

Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan etika. Kecurangan akuntansi

merupakan suatu tindakan ilegal sebagai bagian dari perilaku tidak etis, oleh karena itu

ada hukum yang harus ditegakkan sebagai bagian dari usaha penegakan standar moral.

Wilopo (2006) menemukan bahwa semakin tinggi level penalaran moral individu akan

membuat orang berfikir bahwa kecurangan dalam akuntansi adalah hal yang dianggap

menyimpang. Bernardi dan Guptill(2008) menemukan bahwa semakin tinggi level

moral individu akan semakin sensitif terhadap isu-isu etika.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi

adalah asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana

manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh

pihak luar perusahaan (Rahmawati dkk 2006). Ryan (1996) seperti dikutip Fanani

(2009) yang mendefinisikan asimetri informasi sebagai kondisi dimana adanya

perbedaan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi

dengan pihak pemegang saham dan stakeholder yang tidak memiliki informasi karena

sebagai pengguna informasi (user). Pengertian tersebut memberikan kesimpulan bahwa

terjadinya asimetri informasi karena adanya perbedaan perolehan informasi tentang

perusahaan yang diterima oleh pihak pengguna informasi dalam hal ini investor dengan

pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang mengoperasikan usaha dan berada

didalam perusahaan. Asimetri informasi yang mungkin timbul disini akan mendorong

agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa asimetri

informasi mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Pengendalian

Intern (X1)

Sistem Kompensasi

(X2)

Moralitas Individu

(X3)

Asimetri Informasi

(X4)

H1 -

H2 -

H3-

H4+

Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi (Y)

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang

diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,

efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan

penyajian laporan keuangan. Sistem pengendalian internal sangat dibutuhkan di

Indonesia mengingat otonomi yang semakin besar. Berdasarkan hasil KMPG Fraud

Survey 2012 ditemukan bahwa fraud terjadi karena pelaku internal tidak berfikir mereka

akan tertangkap, ini menjadi faktor utama penyebab terjadinya kecurangan yaitu sebesar

25% dari total kasus kecurangan yang terjadi. Faktor kedua adalah diabaikannya sistem

pengendalian internal yang telah ada sebesar 23%, kemudian tidak memadainya

pengendalian internal juga menjadi faktor terjadinya fraud yaitu sebesar 7%, sehingga

dapat dilihat bahwa pengendalian internal memiliki fungsi yang sangat penting bagi

sebuah organisasi, termasuk koperasi (Amrizal 2013).

Adanya pengendalian internal yang efektif, memungkinkan terjadinya pengecekan

saling silang (cross check) terhadap pekerjaan seseorang oleh orang lain (Puspasari &

Suwardi 2012). Hal ini menurunkan peluang terjadinya kecenderungan kecurangan dan

mengalokasikan kesalahan. Wright (2003) dalam Wilopo (2006) menyatakan bahwa

pengendalian internal yang efektif mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.

Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang

atau kesempatan. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan akuntansi

lebih sering terjadi, dan sebaliknya. Penerapan pengendalian internal yang efektif yang

didukung dengan regulasi yang memadai akan mencegah berbagai bentuk overstated

dan ketidakwajaran yang merugikan berbagai pihak yang bekepentingan (Wright 2003).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009), Puspasari &

Suwardi (2012) Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa pengendalian intern

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut :

H1: Pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi.

Selain pengendalian internal, sistem kompensasi juga mampu mempengaruhi

terjadinya kecurangan akuntansi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh

karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Simamora (2004) menyatakan

kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para pegawai sebagai ganti

kontribusinya kepada organisasi. Kompensasi menurut Wayne seperti dikutip

Mangkuprawira 2002 meliputi bentuk tunai langsung, pembayaran tidak langsung

dalam bentuk manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja

keras untuk mencapai produktivitas yang tinggi.

Siagian (2003) menyatakan bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan

sistem kompensasi/imbalan, kepentingan organisasi dan kepentingan pegawai mutlak

perlu diperhitungkan. Rivai (2005) menyebutkan beberapa tujuan manajemen

kompensasi efektif, yaitu untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas,

mempertahankan pegawai yang ada, menjamin keadilan, penghargaan terhadap perilaku

yang diinginkan, mengendalikan biaya, dan mengikuti aturan hukum. Hal ini dilakukan

untuk mengurangi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi atau bahkan

kecurangan tidak terjadi sama sekali.

Pengurus koperasi diberi wewenang oleh pengawas koperasi untuk mengelola

koperasi, bertanggung jawab untuk memaksimalkan kinerja dalam pencapaian tujuan

koperasi, dan melaporkan tanggung jawabnya melalui rapat anggota tahunan (RAT).

Pemberian kompensasi yang memadai membuat pengurus koperasi bertindak sesuai

dengan keinginan dari pengawas koperasi, yaitu memberikan informasi yang

sebenarnya tentang keadaan koperasi. Pengurus koperasi akan bertindak sesuai dengan

keinginan pengawas koperasi jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan

kinerjanya. Pemberian kompensasi ini dapat mengurangi kecenderungan kecurangan

akuntansi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009)dan Aryanto et. al.,

(2013)menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan

sebagai berikut :

H2 : Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi.

Moralitas individu dalam penelitian ini adalah pertimbangan etis sebagai

pertimbangan-pertimbangan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis

(Wibowo 2007). Teori yangmenjelaskan kecenderungan kecurangan akuntansi terdapat

di teori Gone dalam Wahyudi (2006) kecendrunganfraud juga berasal dari dalam diri

individu itu sendiri, salah satunya moralitas. Moral adalah istilah manusia menyebut ke

manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.

Moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia, sehingga

bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai

manusia. Magnis (2001) mengatakan bahwa sikap moral yang sebenarnya disebut

moralitas. Ia mengatakan moralitas sebagai sikap hati orang yang terungkap dalam

tindakan lahiriah. Jadi moralitas adalah sikap dan pebuatan baik yang betul-betul tanpa

pamrih.

Amin Widjaja (1992) menyatakan alasan yang melatar belakangi kecurangan

adalah pengurus tidak mengindahkan moral (unscruplulous). Dengan mengetahui sifat

dan karakteristik manusia yang paling mungkin melakukan kecurangan, pemerintahan

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan akuntansi. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dewi (2014) menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut :

H3: Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi

Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan asimetri informasi

karena merupakan garis wewenang. Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan

informasi yang dimiliki oleh pengurus dan pengawas, ketika pengawas tidak memiliki

informasi yang cukup tentang kinerja pengurus, sebaliknya pengawas memiliki lebih

banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara

keseluruhan (Miranti Senja 2011). Asimetri informasi merupakan keadaan dimana

pihak dalam perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik dibanding pihak luar

perusahaan (stakeholder). Jika keadaan tersebut terjadi, maka akan membuka peluang

bagi pihak dalam perusahaan untuk melakukan kecurangan.

Hasil penelitian Handayani dan Putra (2013) menunjukkan hubungan positif

asimetri informasi terhadap pengungkapan laporan keuangan, yang berarti semakin

tinggi asimetri informasi maka kecenderungan kecurangan laporan keuangan semakin

meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013) menunjukkan

bahwa asimetri informasi mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan

akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai

berikut :

H4 : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi

METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian

ini adalah koperasi di Kabupaten Wonosobo yang sudah mempunyai badan hukum

berjumlah 147 koperasi. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode

purposive sampling dengan kriteria koperasi yang dijadikan sampel adalah koperasi

berbadan hukum yang sudah berumur diatas 10 tahun sebanyak 60 koperasi dan yang

diberikan kuesioner adalah bagian keuangan.

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis

kuantitatif. Dimana Untuk

Mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh pengendalian intern,

system kompensasi, moralitas individu dana simetri informasi terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multiple

regression alanalisis).Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e

Dimana :

Y : Kecenderungan kecurangan akuntansi (variabel dependen)

: Konstanta

b1 : Koefisien regresi variabel pengendalian intern

b2 : Koefisien regresi variabel sistem kompensasi

b3 : Koefisien regresi variabel moralitas individu

b4 : Koefisien regresi variabel asimetri informasi

X1 : Variabel pengendalian intern (variabel independen)

X2 : Variabel sistem kompensasi (variabel independen)

X3 : Variabel moralitas individu (variabel independen)

X4 : Variabel asimetri informasi (variabel independen)

e : error

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang hasilnya

disajikan pada tabel 1

Tabel 1

Hasil Pengujian Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Sistem

Kompensasi, Moralitas Individu, dan Asimetri Informasi Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Pengujian Coeff T Signifikan Hasil

Sistem pengendalian intern -0,412 -6,254 0,000 Hipotesis diterima

Sistem kompensasi -0,325 -4,868 0,000 Hipotesis diterima

Moralitas individu -0,231 -2,846 0,007 Hipotesis diterima

Asimetri informasi 0,296 5,687 0,000 Hipotesis diterima

Y = 34,77 – 0,412X1 – 0,325X2 – 0,231X3 + 0,296X4 + e

a. Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi karyawan (H1) memiliki koefisien -0,412 dengan tingkat signifikansi

0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga H1 yang menyatakan sistem pengendalian

internmempunyai pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi

diterima. Artinya, semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan

mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang.

b. Pengaruh sistem kompensasiterhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2)

memiliki koefisien -0,325 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Sehingga H2 yang menyatakan sistem kompensasi mempunyai pengaruh negatif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya adanya penerapan

kompensasi yang baik akan membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan

kecurangan dalam laporan keuangan.

c. Pengaruh moralitas individuterhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H3)

memiliki koefisien -0,231 dengan tingkat signifikansi 0,007 lebih kecil dari 0,05.

Sehingga H3 yang menyatakan moralitas individumempunyai pengaruh negatif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral

seorang karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan

dalam laporan keuangan.

d. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H4)

memiliki koefisien 0,296 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Sehingga H4 yang menyatakan asimetri informasi mempunyai pengaruh positif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya

informasi antara pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi

yang tidak jelas dari pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan

untuk berbuat curang dalam membuat laporan keuangan.

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi

Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh

negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya, semakin baik

pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan

untuk berbuat curang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Thoyibatun (2009), Puspasari & Suwardi (2012) Aryanto et. al., (2013) yang

menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan,

kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi. Pengendalian internal

merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan,

memastikan bahwa informasi akurat dan memastikan bahwa perundang-undangan serta

peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.

Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya

peluang untuk melakukan hal tersebut. Peluang tersebut dapat diminimalisir dengan

adanya pengendalian internal yang efektif. Pengendalian internal yang efektif akan

mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengendalian internal sangat

penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan

manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak

sesuai dengan aturan (Boynton and Kell, 1996). Pengendalian intern pada koperasi

dilakukan oleh pengawas untuk mengontrol keuangan koperasi. Kontrol dilakukan tiap

3 bulan sekali dengan mengecek laporan keuangan triwulan. Dengan adanya kontrol

pengawas diharapkan tidak terjadi kecurangan laporan keuangan Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi

Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan

membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Thoyibatun

(2009)dan Aryanto et. al., (2013)menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan,

yang dapat bersifat finansial maupun non finansial pada periode yang tetap. Sistem kompensasi

yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan

memperoleh, memperkerjakan, dan mempertahankan karyawan. Bagi organisasi, kompensasi

memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam

mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Beberapa pengalaman

menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja,

motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan untuk

berbuat curang.

Pengawas koperasi memberi wewenang kepada pengurus untuk mengelola koperasi,

bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan, dan melaporkan tanggung jawabnya

melalui media laporan keuangan. Pemberian kompensasi yang memadai membuat karyawan

bertindak sesuai dengan keinginan dari pengurus, yaitu memberikan informasi yang sebenarnya

tentang keadaan koperasi. Karyawan akan bertindak sesuai dengan keinginan pengurus dan

pengawas koperasi jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya.

Pemberian kompensasi ini dapat mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi.

Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi

Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa moralitas individu berpengaruh negatif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral

seorang karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam

laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dewi (2014) menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi.

Tahapan pengembangan kesadaran moral individu menekankan bagaimana

seorang individu berfikir tentang dilema etis, proses memutuskan apa yang benar dan

apa yang salah (Trevino, 1986). Rest (1986) seperti dikutip Muawanah dan Indriantoro

(2001) menyatakan bahwa pemahaman (kesadaran) moral merupakan bagian dari

kapasitas keseluruhan individual untuk memecahkan masalah-masalah etika. Hal ini

untuk membuktikan terdapat hubungan antara pengembangan moral individu yang

menghadapi dilema etis untuk berperilaku etis. Kohlberg(1969) menyatakan bahwa

pengembangan moral dari orang pada tahapan lebih lanjut perkembangan moralnya

lebih baik dari pengembangan moral yang baru pada tahap awal.

Jika karyawan yang moralnya tinggi maka sedikit kemungkinan untuk melakukan

kecurangan akuntansi, maka individu dapat diharapkan akan memandang perilaku

meragukan (question behaviour) kurang diterima, dan sedikit kemungkinan untuk

melakukan aktivitas tindakan tidak etis dibandingkan dengan individu yang

perkembangan moralnya rendah. Seorang individu dengan proses kesadaran

pengembangan moral yang semakin tinggi akan membuat karyawan untuk berlaku lebih

berperilaku etis dengan tidak melakukan kecurangan dalam membuat laporan keuangan.

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi

Hipotesis empat (H4) menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya informasi

antara pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas

dari pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan untuk berbuat curang

dalam membuat laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Widayati dan Nurlis, (2012) yang menyatakan bahwa asimetri informasi

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Salah satu kendala yang akan muncul antara pengawas dan pengurus

koperasiadalah adanya asimetri informasi. Asimetri informasi ini timbul karena

pengurustidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja karyawan dan karyawan

memiliki lebih banyak informasi mengenai koperasi secara keseluruhan. Asimetri

informasi yang terjadi antara pengawas dan pengurus koperasi mendorong karyawan

untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut

berkaitan dengan pengukuran kinerja. Hal ini memacu karyawan untuk memikirkan

bagaimana angka akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan

kepentingannya. Bila terjadi asimetri informasi, karyawan akan menyajikan laporan

keuangan yang bermanfaat bagi mereka, demi motivasi untuk memperoleh kompensasi

bonus yang tinggi, mempertahankan jabatan dan lain-lain. Demikian pula, bila terjadi

asimetri informasi, karyawan akan membuat bias atau memanipulasi laporan keuangan

sehingga kemungkinan untuk berbuat curang lebih tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat dibuat

simpulan sebagai berikut :

1. Sistem pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi (H1 diterima). Artinya, semakin baik pelaksanaan

pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk

berbuat curang.

2. Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi (H2 diterima). Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan

membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan

keuangan

3. Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi diterima (H3 diterima). Artinya, semakin bermoral seorang karyawan

maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan

keuangan.

4. Asimetri informasiberpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi diterima (H4 diterima). Artinya, kurangnya informasi antara pengawas

dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari

pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan berbuat curang dalam

membuat laporan keuangan.

Saran

Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di

rekomendasikan adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa pengendalian

intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, oleh

karena itu semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan

mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang. Sehingga untuk

mengurangi kecurangan akuntansi diperlukan pengendalian internal yang efektif

baik terhadap karyawan, pengurus, maupun pengawas karena kecurangan akan

dilakukan jika ada kesempatan dimana seseorang harus memiliki akses terhadap

aset atau memiliki wewenang untuk mengatur prosedur pengendalian yang

memperkenankan dilakukannya skema kecurangan.

2. Kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar

jalannya roda organisasi/perusahaan dan dapat mengurangi kecenderungan

kecurangan akuntansi, sehingga kompensasi harus diberikan kepada karyawan

karena sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi

karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan dan

mempertahankan karyawan. Sistem kompensasi dapat diberikan baik dengan

sistem prestasi maupun sistem waktu.

3. Untuk mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi maka perlu diadakan

pelatihan motivasi etika dan moralitas dalam hubungan kerja, untuk meningkatkan

kualitas integritas pribadi dan perilaku beretika di tempat kerja, sehingga

karyawan dan pimpinan memiliki moral yang unggul dari hati nurani, untuk

membimbing perilaku dan cara berpikir dalam setiap tindakannya.

4. Temuan empirik ini membawa implikasi teoritik bahwa kecenderungan atau

bahkan tindakan kecurangan akuntansi perlu dikaji tidak hanya melalui

pendekatan ilmu akuntansi, tetapi juga perlu mengikut sertakan pendekatan serta

teori-teori dari disiplin ilmu yang lain, di antaranya ilmu psikologi dan ilmu

manajemen. Dengan adanya pendekatan lintas disiplin ilmu ini diharapkan akan

diperoleh solusi teoritik atas permasalahan perilaku tidak etis manajemen dan

kecurangan akuntansi perusahaan berikut faktor yang menjadi penyebabnya

secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Amrizal. 2013. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor.

BPKP

Boynton, W. C., Walter G. Kell, 1996. Modern Auditing, 6th Ed. New York, Jhon

Wiley & Sons, Inc.

Dewi, Rencana Sari. 2014. Pengaruh Moralitas Individu dan Pengendalian Internal pada

Kecurangan Akuntansi (Studi Eksperimen pada Pemerintah Daerah Provinsi

Bali). Tesis. Denpasar : Program Pasca Sarjana. Universitas Udayana.

Fauwzi, M. Glifandi Hari. 2011. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal,

Persepsi kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku

Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal akuntansi dan

ekonomi.

Fanani, Z. 2009. “Kualitas Pelaporan Keuangan : Berbagai Faktor Penentu dan

Konsekuensi Ekonomis”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.6,

No.1, Juni 2009.

Indriani, Rini. Wachidatul Khoiriyah. 2010. “Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan

terhadap Asimetri Informasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Purwokerto.

Miranti, Senja. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Manajemen Laba pada Perusahaan yang Go Public di BEI. Skripsi S. Fakultas

ekonomi. Universitas Negeri Padang.

Novita Puspasari dan Eko Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu Dan

Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi

Eksperimen Pada Konteks Pemerintahan Daerah. SIMPOSIUM NASIONAL

AKUNTANSI XV BANJARMASIN 20-23 September

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah.

Puput Tri Komalasari, 2001, “Asimetri Informasi, Positive Accounting Theory, dan

Manajemen laba”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.2 No.2

Rahmawati, dkk. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen

Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek

Jakarta”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang.

Rahmawati, Ardiana Peni. 2009. Analisis Faktor Internal dan Moralitas Manajemen

terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi: Universitas

Diponegoro.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Smith, A. 1997.Detecting Falsified Financial Statement Using Multicriteria Analysis.

The Case of Greece.Working paper.www.ssrn.com

Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak

Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya terhadap

Kinerja Organisasi.Ekuitas. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16 No. 2-

2012

Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Pemeriksaan Kecurangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Veronica, 2003, “Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan

Agensi”, Lintasan Ekonomi, Vol.XIX No.2

Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 9:

Padang.