Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem …abcd.unsiq.ac.id/source/LP3MPB/Jurnal/Jurnal... ·...
Transcript of Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem …abcd.unsiq.ac.id/source/LP3MPB/Jurnal/Jurnal... ·...
Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu
dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
(Studi Kasus pada Koperasi di Wonosobo)
Heny Damayanti
M. Elfan Kaukab
Sri Hartiyah
Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Studi Kasus mengenai “Pengaruh Sistem Pengendalian
Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,” penelitian ini dilakukan pada koperasi di
Kabupaten Wonosobo. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria koperasi yang di jadikan responden adalah koperasi berbadan
hukum yang sudah berumur diatas 10 tahun sejumlah sebanyak 60 koperasi dan yang
diberikan kuesioner adalah bagian keuangan dan administrasi. Metode penelitian ini
menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H1 diterima). Sistem
kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2
diterima). Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi diterima (H3 diterima). Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H4 diterima). Hasil penelitian ini
memberikan implikasi praktik bagi koperasi di Wonosobo, karena kecurangan akuntansi
merupakan salah satu unsur yang utama dalam korupsi. Sehingga upaya menghilangkan
perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan
usaha yang menyeluruh, tidak secara partial. Maka hendaknya dilakukan dengan
mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum, perbaikan sistem
pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan good governance pada lembaga
koperasi, karena koperasi sebagai soko guru ekonomi harus diselamatkan dari adanya
kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan karyawan. Mengeliminir
perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi koperasi hendaknya dilakukan
bila salah satu unsur yang utamanya yaitu penanggung jawab penyusunan laporan
keuangan taat pada aturan akuntansi.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan
Asimetri Informasi, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
LATAR BELAKANG
Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan
menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan
merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan
kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan
bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena tekanan Untuk
melakukan penyelewengan atau dorongan Untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.
Padaumumnya, kecurangan akuntansi berkaitan erat dengan korupsi. Berbagai tindakan
yang lazim dilakukan dalam korupsi di antaranya adalah memanipulasi pencatatan,
penghilangan dokumen yang merugikan keuangan atau perekonomian negara (Alison
2006).
Kecurangan akuntansi di Indonesia atau yang biasa kita sebut korupsi saat ini
sudah meningkat. Indonesia Corruption Watch mengatakan, tahun 2013 ini menjadi
tahun dengan kemarakan kasus korupsi. Di dalam konferensi persnya yang diadakan di
Jakarta, Kamis (7/2/2013), ICW memaparkan ada kecenderungan penggunaan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), khususnya dari bantuan sosial dan
hibah yang akan digunakan untuk kepentingan suksesi Pemilu 2014. Terdapat tren
peningkatan anggaran bantuan sosial hibah yang akan rawan dibajak oleh fungsionaris
partai yang masih menjabat (Rahmawati 2009).
Kecenderungan kecurangan akuntansi sekarang ini tidak hanya terjadi pada
perusahaan swasta, perusahan milik negara dan pemerintahan, akan tetapi banyak
kecurangan-kecurangan terjadi pada koperasi. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Wonosobo sampai dengan tahun 2014 sudah terjadi 26 kasus
penggelapan/kecurangan dalam bidang akuntansi (Dinas Koperasi dan UMKM, 2014).
Hal ini mengindikasikan bahwa kejahatan dalam akuntansi tidak hanya melanda
perusahaan dan pemerintahan, akan tetapi sudah terjadi pada koperasi. Untuk itu perlu
kontrol yang lebih ketat pada perkembangan koperasi kedepan dengan melibatkan
semua stekholder.
Sistem pengendalian intern merupakan faktor yang dianggap mampu
mempengaruhi kecenderungan kecurangana kuntansi. Banyaknya kasus kecurangan
diakibatkan karena tidaka danya system pengendalian internal sehingga lemahnya
pengawasan atau kontrol, tidak adanya kejujuran, peraturan dan kinerja kerja lemah
mengakibatkan para pembuat kejahatan leluasa dapat melakukan aksinya.
Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh
Ada atau tidaknya peluang Untuk melakukan hal tersebut (Fawzi 2011). Peluang
tersebut dapat diminimalisir dengan adanya pengendalian internal yang efektif. Smith et
al., (1997) menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif akan mengurangi
kecenderungan kecurangan akuntansi. AICPA (American Institute of Crified Public
Accountant, 1947) menjelaskan bahwa pengendalian internal sangatpenting, antara lain
untukmemberikan perlindungan bagientitas terhadap kelemahan manusia serta Untuk
mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuaid engan aturan
(Boynton and Kell, 1996).
Sistem kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang penyebab terjadinya
kecenderungan kecurangan akuntansi. Kompensasi merupakan komponen biaya yang
dibayarkan oleh organisasi pada karyawan. Bagi karyawan kompensasi merupakan
faktor yang menentukan ingkat kesejahteraan, sedang bagi organisasi kompensasi
merupakan komponen biaya yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan profitabilitas
(Thoyibatunet al. 2009). Penelitian yang dilakukan olehThoyibatunet al. (2009) yang
menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
Moralitas individu juga mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan etika. Kecurangan akuntansi
merupakan suatu tindakan ilegal sebagai bagian dari perilaku tidak etis, oleh karena itu
ada hukum yang harus ditegakkan sebagai bagian dari usaha penegakan standar moral.
Wilopo (2006) menemukan bahwa semakin tinggi level penalaran moral individu akan
membuat orang berfikir bahwa kecurangan dalam akuntansi adalah hal yang dianggap
menyimpang. Bernardi dan Guptill(2008) menemukan bahwa semakin tinggi level
moral individu akan semakin sensitif terhadap isu-isu etika.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi
adalah asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana
manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh
pihak luar perusahaan (Rahmawati dkk 2006). Ryan (1996) seperti dikutip Fanani
(2009) yang mendefinisikan asimetri informasi sebagai kondisi dimana adanya
perbedaan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi
dengan pihak pemegang saham dan stakeholder yang tidak memiliki informasi karena
sebagai pengguna informasi (user). Pengertian tersebut memberikan kesimpulan bahwa
terjadinya asimetri informasi karena adanya perbedaan perolehan informasi tentang
perusahaan yang diterima oleh pihak pengguna informasi dalam hal ini investor dengan
pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang mengoperasikan usaha dan berada
didalam perusahaan. Asimetri informasi yang mungkin timbul disini akan mendorong
agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa asimetri
informasi mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Pengendalian
Intern (X1)
Sistem Kompensasi
(X2)
Moralitas Individu
(X3)
Asimetri Informasi
(X4)
H1 -
H2 -
H3-
H4+
Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi (Y)
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang
diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,
efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan
penyajian laporan keuangan. Sistem pengendalian internal sangat dibutuhkan di
Indonesia mengingat otonomi yang semakin besar. Berdasarkan hasil KMPG Fraud
Survey 2012 ditemukan bahwa fraud terjadi karena pelaku internal tidak berfikir mereka
akan tertangkap, ini menjadi faktor utama penyebab terjadinya kecurangan yaitu sebesar
25% dari total kasus kecurangan yang terjadi. Faktor kedua adalah diabaikannya sistem
pengendalian internal yang telah ada sebesar 23%, kemudian tidak memadainya
pengendalian internal juga menjadi faktor terjadinya fraud yaitu sebesar 7%, sehingga
dapat dilihat bahwa pengendalian internal memiliki fungsi yang sangat penting bagi
sebuah organisasi, termasuk koperasi (Amrizal 2013).
Adanya pengendalian internal yang efektif, memungkinkan terjadinya pengecekan
saling silang (cross check) terhadap pekerjaan seseorang oleh orang lain (Puspasari &
Suwardi 2012). Hal ini menurunkan peluang terjadinya kecenderungan kecurangan dan
mengalokasikan kesalahan. Wright (2003) dalam Wilopo (2006) menyatakan bahwa
pengendalian internal yang efektif mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang
atau kesempatan. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan akuntansi
lebih sering terjadi, dan sebaliknya. Penerapan pengendalian internal yang efektif yang
didukung dengan regulasi yang memadai akan mencegah berbagai bentuk overstated
dan ketidakwajaran yang merugikan berbagai pihak yang bekepentingan (Wright 2003).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009), Puspasari &
Suwardi (2012) Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa pengendalian intern
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut :
H1: Pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Selain pengendalian internal, sistem kompensasi juga mampu mempengaruhi
terjadinya kecurangan akuntansi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh
karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Simamora (2004) menyatakan
kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para pegawai sebagai ganti
kontribusinya kepada organisasi. Kompensasi menurut Wayne seperti dikutip
Mangkuprawira 2002 meliputi bentuk tunai langsung, pembayaran tidak langsung
dalam bentuk manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja
keras untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Siagian (2003) menyatakan bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan
sistem kompensasi/imbalan, kepentingan organisasi dan kepentingan pegawai mutlak
perlu diperhitungkan. Rivai (2005) menyebutkan beberapa tujuan manajemen
kompensasi efektif, yaitu untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas,
mempertahankan pegawai yang ada, menjamin keadilan, penghargaan terhadap perilaku
yang diinginkan, mengendalikan biaya, dan mengikuti aturan hukum. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi atau bahkan
kecurangan tidak terjadi sama sekali.
Pengurus koperasi diberi wewenang oleh pengawas koperasi untuk mengelola
koperasi, bertanggung jawab untuk memaksimalkan kinerja dalam pencapaian tujuan
koperasi, dan melaporkan tanggung jawabnya melalui rapat anggota tahunan (RAT).
Pemberian kompensasi yang memadai membuat pengurus koperasi bertindak sesuai
dengan keinginan dari pengawas koperasi, yaitu memberikan informasi yang
sebenarnya tentang keadaan koperasi. Pengurus koperasi akan bertindak sesuai dengan
keinginan pengawas koperasi jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan
kinerjanya. Pemberian kompensasi ini dapat mengurangi kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009)dan Aryanto et. al.,
(2013)menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan
sebagai berikut :
H2 : Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Moralitas individu dalam penelitian ini adalah pertimbangan etis sebagai
pertimbangan-pertimbangan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis
(Wibowo 2007). Teori yangmenjelaskan kecenderungan kecurangan akuntansi terdapat
di teori Gone dalam Wahyudi (2006) kecendrunganfraud juga berasal dari dalam diri
individu itu sendiri, salah satunya moralitas. Moral adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia, sehingga
bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai
manusia. Magnis (2001) mengatakan bahwa sikap moral yang sebenarnya disebut
moralitas. Ia mengatakan moralitas sebagai sikap hati orang yang terungkap dalam
tindakan lahiriah. Jadi moralitas adalah sikap dan pebuatan baik yang betul-betul tanpa
pamrih.
Amin Widjaja (1992) menyatakan alasan yang melatar belakangi kecurangan
adalah pengurus tidak mengindahkan moral (unscruplulous). Dengan mengetahui sifat
dan karakteristik manusia yang paling mungkin melakukan kecurangan, pemerintahan
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan akuntansi. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dewi (2014) menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut :
H3: Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi
Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan asimetri informasi
karena merupakan garis wewenang. Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan
informasi yang dimiliki oleh pengurus dan pengawas, ketika pengawas tidak memiliki
informasi yang cukup tentang kinerja pengurus, sebaliknya pengawas memiliki lebih
banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara
keseluruhan (Miranti Senja 2011). Asimetri informasi merupakan keadaan dimana
pihak dalam perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik dibanding pihak luar
perusahaan (stakeholder). Jika keadaan tersebut terjadi, maka akan membuka peluang
bagi pihak dalam perusahaan untuk melakukan kecurangan.
Hasil penelitian Handayani dan Putra (2013) menunjukkan hubungan positif
asimetri informasi terhadap pengungkapan laporan keuangan, yang berarti semakin
tinggi asimetri informasi maka kecenderungan kecurangan laporan keuangan semakin
meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013) menunjukkan
bahwa asimetri informasi mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan
akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai
berikut :
H4 : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi
METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah koperasi di Kabupaten Wonosobo yang sudah mempunyai badan hukum
berjumlah 147 koperasi. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode
purposive sampling dengan kriteria koperasi yang dijadikan sampel adalah koperasi
berbadan hukum yang sudah berumur diatas 10 tahun sebanyak 60 koperasi dan yang
diberikan kuesioner adalah bagian keuangan.
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif. Dimana Untuk
Mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh pengendalian intern,
system kompensasi, moralitas individu dana simetri informasi terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multiple
regression alanalisis).Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e
Dimana :
Y : Kecenderungan kecurangan akuntansi (variabel dependen)
: Konstanta
b1 : Koefisien regresi variabel pengendalian intern
b2 : Koefisien regresi variabel sistem kompensasi
b3 : Koefisien regresi variabel moralitas individu
b4 : Koefisien regresi variabel asimetri informasi
X1 : Variabel pengendalian intern (variabel independen)
X2 : Variabel sistem kompensasi (variabel independen)
X3 : Variabel moralitas individu (variabel independen)
X4 : Variabel asimetri informasi (variabel independen)
e : error
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang hasilnya
disajikan pada tabel 1
Tabel 1
Hasil Pengujian Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Sistem
Kompensasi, Moralitas Individu, dan Asimetri Informasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Pengujian Coeff T Signifikan Hasil
Sistem pengendalian intern -0,412 -6,254 0,000 Hipotesis diterima
Sistem kompensasi -0,325 -4,868 0,000 Hipotesis diterima
Moralitas individu -0,231 -2,846 0,007 Hipotesis diterima
Asimetri informasi 0,296 5,687 0,000 Hipotesis diterima
Y = 34,77 – 0,412X1 – 0,325X2 – 0,231X3 + 0,296X4 + e
a. Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi karyawan (H1) memiliki koefisien -0,412 dengan tingkat signifikansi
0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga H1 yang menyatakan sistem pengendalian
internmempunyai pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
diterima. Artinya, semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan
mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang.
b. Pengaruh sistem kompensasiterhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2)
memiliki koefisien -0,325 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga H2 yang menyatakan sistem kompensasi mempunyai pengaruh negatif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya adanya penerapan
kompensasi yang baik akan membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan
kecurangan dalam laporan keuangan.
c. Pengaruh moralitas individuterhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H3)
memiliki koefisien -0,231 dengan tingkat signifikansi 0,007 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga H3 yang menyatakan moralitas individumempunyai pengaruh negatif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral
seorang karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan
dalam laporan keuangan.
d. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H4)
memiliki koefisien 0,296 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga H4 yang menyatakan asimetri informasi mempunyai pengaruh positif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya
informasi antara pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi
yang tidak jelas dari pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan
untuk berbuat curang dalam membuat laporan keuangan.
Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi
Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya, semakin baik
pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan
untuk berbuat curang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Thoyibatun (2009), Puspasari & Suwardi (2012) Aryanto et. al., (2013) yang
menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan,
kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi. Pengendalian internal
merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan,
memastikan bahwa informasi akurat dan memastikan bahwa perundang-undangan serta
peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.
Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
peluang untuk melakukan hal tersebut. Peluang tersebut dapat diminimalisir dengan
adanya pengendalian internal yang efektif. Pengendalian internal yang efektif akan
mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengendalian internal sangat
penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan
manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak
sesuai dengan aturan (Boynton and Kell, 1996). Pengendalian intern pada koperasi
dilakukan oleh pengawas untuk mengontrol keuangan koperasi. Kontrol dilakukan tiap
3 bulan sekali dengan mengecek laporan keuangan triwulan. Dengan adanya kontrol
pengawas diharapkan tidak terjadi kecurangan laporan keuangan Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi
Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan
membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Thoyibatun
(2009)dan Aryanto et. al., (2013)menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan,
yang dapat bersifat finansial maupun non finansial pada periode yang tetap. Sistem kompensasi
yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan
memperoleh, memperkerjakan, dan mempertahankan karyawan. Bagi organisasi, kompensasi
memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Beberapa pengalaman
menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja,
motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan untuk
berbuat curang.
Pengawas koperasi memberi wewenang kepada pengurus untuk mengelola koperasi,
bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan, dan melaporkan tanggung jawabnya
melalui media laporan keuangan. Pemberian kompensasi yang memadai membuat karyawan
bertindak sesuai dengan keinginan dari pengurus, yaitu memberikan informasi yang sebenarnya
tentang keadaan koperasi. Karyawan akan bertindak sesuai dengan keinginan pengurus dan
pengawas koperasi jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya.
Pemberian kompensasi ini dapat mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi
Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa moralitas individu berpengaruh negatif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral
seorang karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam
laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi (2014) menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi.
Tahapan pengembangan kesadaran moral individu menekankan bagaimana
seorang individu berfikir tentang dilema etis, proses memutuskan apa yang benar dan
apa yang salah (Trevino, 1986). Rest (1986) seperti dikutip Muawanah dan Indriantoro
(2001) menyatakan bahwa pemahaman (kesadaran) moral merupakan bagian dari
kapasitas keseluruhan individual untuk memecahkan masalah-masalah etika. Hal ini
untuk membuktikan terdapat hubungan antara pengembangan moral individu yang
menghadapi dilema etis untuk berperilaku etis. Kohlberg(1969) menyatakan bahwa
pengembangan moral dari orang pada tahapan lebih lanjut perkembangan moralnya
lebih baik dari pengembangan moral yang baru pada tahap awal.
Jika karyawan yang moralnya tinggi maka sedikit kemungkinan untuk melakukan
kecurangan akuntansi, maka individu dapat diharapkan akan memandang perilaku
meragukan (question behaviour) kurang diterima, dan sedikit kemungkinan untuk
melakukan aktivitas tindakan tidak etis dibandingkan dengan individu yang
perkembangan moralnya rendah. Seorang individu dengan proses kesadaran
pengembangan moral yang semakin tinggi akan membuat karyawan untuk berlaku lebih
berperilaku etis dengan tidak melakukan kecurangan dalam membuat laporan keuangan.
Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi
Hipotesis empat (H4) menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya informasi
antara pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas
dari pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan untuk berbuat curang
dalam membuat laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widayati dan Nurlis, (2012) yang menyatakan bahwa asimetri informasi
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Salah satu kendala yang akan muncul antara pengawas dan pengurus
koperasiadalah adanya asimetri informasi. Asimetri informasi ini timbul karena
pengurustidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja karyawan dan karyawan
memiliki lebih banyak informasi mengenai koperasi secara keseluruhan. Asimetri
informasi yang terjadi antara pengawas dan pengurus koperasi mendorong karyawan
untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut
berkaitan dengan pengukuran kinerja. Hal ini memacu karyawan untuk memikirkan
bagaimana angka akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan
kepentingannya. Bila terjadi asimetri informasi, karyawan akan menyajikan laporan
keuangan yang bermanfaat bagi mereka, demi motivasi untuk memperoleh kompensasi
bonus yang tinggi, mempertahankan jabatan dan lain-lain. Demikian pula, bila terjadi
asimetri informasi, karyawan akan membuat bias atau memanipulasi laporan keuangan
sehingga kemungkinan untuk berbuat curang lebih tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat dibuat
simpulan sebagai berikut :
1. Sistem pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi (H1 diterima). Artinya, semakin baik pelaksanaan
pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk
berbuat curang.
2. Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi (H2 diterima). Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan
membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan
keuangan
3. Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi diterima (H3 diterima). Artinya, semakin bermoral seorang karyawan
maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan
keuangan.
4. Asimetri informasiberpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi diterima (H4 diterima). Artinya, kurangnya informasi antara pengawas
dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari
pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan berbuat curang dalam
membuat laporan keuangan.
Saran
Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di
rekomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa pengendalian
intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, oleh
karena itu semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan
mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang. Sehingga untuk
mengurangi kecurangan akuntansi diperlukan pengendalian internal yang efektif
baik terhadap karyawan, pengurus, maupun pengawas karena kecurangan akan
dilakukan jika ada kesempatan dimana seseorang harus memiliki akses terhadap
aset atau memiliki wewenang untuk mengatur prosedur pengendalian yang
memperkenankan dilakukannya skema kecurangan.
2. Kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar
jalannya roda organisasi/perusahaan dan dapat mengurangi kecenderungan
kecurangan akuntansi, sehingga kompensasi harus diberikan kepada karyawan
karena sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi
karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan dan
mempertahankan karyawan. Sistem kompensasi dapat diberikan baik dengan
sistem prestasi maupun sistem waktu.
3. Untuk mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi maka perlu diadakan
pelatihan motivasi etika dan moralitas dalam hubungan kerja, untuk meningkatkan
kualitas integritas pribadi dan perilaku beretika di tempat kerja, sehingga
karyawan dan pimpinan memiliki moral yang unggul dari hati nurani, untuk
membimbing perilaku dan cara berpikir dalam setiap tindakannya.
4. Temuan empirik ini membawa implikasi teoritik bahwa kecenderungan atau
bahkan tindakan kecurangan akuntansi perlu dikaji tidak hanya melalui
pendekatan ilmu akuntansi, tetapi juga perlu mengikut sertakan pendekatan serta
teori-teori dari disiplin ilmu yang lain, di antaranya ilmu psikologi dan ilmu
manajemen. Dengan adanya pendekatan lintas disiplin ilmu ini diharapkan akan
diperoleh solusi teoritik atas permasalahan perilaku tidak etis manajemen dan
kecurangan akuntansi perusahaan berikut faktor yang menjadi penyebabnya
secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal. 2013. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor.
BPKP
Boynton, W. C., Walter G. Kell, 1996. Modern Auditing, 6th Ed. New York, Jhon
Wiley & Sons, Inc.
Dewi, Rencana Sari. 2014. Pengaruh Moralitas Individu dan Pengendalian Internal pada
Kecurangan Akuntansi (Studi Eksperimen pada Pemerintah Daerah Provinsi
Bali). Tesis. Denpasar : Program Pasca Sarjana. Universitas Udayana.
Fauwzi, M. Glifandi Hari. 2011. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal,
Persepsi kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku
Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal akuntansi dan
ekonomi.
Fanani, Z. 2009. “Kualitas Pelaporan Keuangan : Berbagai Faktor Penentu dan
Konsekuensi Ekonomis”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.6,
No.1, Juni 2009.
Indriani, Rini. Wachidatul Khoiriyah. 2010. “Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan
terhadap Asimetri Informasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Purwokerto.
Miranti, Senja. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan yang Go Public di BEI. Skripsi S. Fakultas
ekonomi. Universitas Negeri Padang.
Novita Puspasari dan Eko Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu Dan
Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi
Eksperimen Pada Konteks Pemerintahan Daerah. SIMPOSIUM NASIONAL
AKUNTANSI XV BANJARMASIN 20-23 September
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Puput Tri Komalasari, 2001, “Asimetri Informasi, Positive Accounting Theory, dan
Manajemen laba”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.2 No.2
Rahmawati, dkk. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen
Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang.
Rahmawati, Ardiana Peni. 2009. Analisis Faktor Internal dan Moralitas Manajemen
terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi: Universitas
Diponegoro.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
Smith, A. 1997.Detecting Falsified Financial Statement Using Multicriteria Analysis.
The Case of Greece.Working paper.www.ssrn.com
Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak
Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya terhadap
Kinerja Organisasi.Ekuitas. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16 No. 2-
2012
Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Pemeriksaan Kecurangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Veronica, 2003, “Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan
Agensi”, Lintasan Ekonomi, Vol.XIX No.2
Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 9:
Padang.