PENGANTAR HUKUM INDONESIA
ISWANTORO, SH., MH.HP 081328028144
A. Pengertian Tata Hukum
Tata Hukum adalah aturan-aturan atau susunan/tata / ordnung atau Tata Hukum adalah semua peraturan-peraturan hukum yang diadakan atau diatur oleh negara dan bagian-bagiannya berlaku pada waktu itu dan dalam sebuah masyarakat atau negara.
B. Obyek Kajian Tata Hukum Indonesia
Obyek penyelidikan PIH adalah hukum pada umumnya. yaitu tidak terbatas pada hukum yang sedan berlaku sekarang di Indonesia tetapi juga hukum yang berlaku di tempat lain serta pada waktu kapan saja. Sedangkan PTHI adalah hukum yang berlaku sekarang atau hukum positip di negara Indonesia (lus Constitutum).
C. Pengertian dan Ruang Lingkup Tata Hukum
Indonesia Tata Hukum Indonesia adalah pada
waktu sekarang yaitu tata hukum yang berlaku di Indonesia pada waktu sekarang yaitu tata hukum yang menata, menyusun, dan mengatur tertib kehidupan masyarakat, dibuat dan ditetapkan atas daya penguasa masyarakat itu
D. ruang lingkup tata hukum Indonesia
Hukum Perdata. Hukum Pidana. Hukum Acara Pidana. Hukum Acara Perdata. Hukum Adat. Hukum Dagang. Hukum Tata Negara. Dan lain sebagainya.
E. Dasar Berlakunya Aneka Ragam Peraturan Per Undang-
Undangan Indonesia. Tata Hukum Indonesia ditetapkan
oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dapat dikatakan tata hukum Indonesia lahir atau ada sejak negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal tersebut dapat kita ketahui dan Proklamasi dan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Masyarakat Hukum
masyarakat hukum adalah suatu masyarakat yang menetapkan tata hukumnya bagi masyarakat itu sendiri dan oleh sebab itu turut serta sendiri dalam berlakunya tata hukum itu, artinya tunduk sendiri kepada tata hukum itu.
Politik Hukum Nasional
politik hukum Nasional adalah berarti kebijaksanaan atau dalam bahasa asing disebut policy”dari pengusasa Negara Republik Indonesia mengenai hukum yang berlaku di Negara Indonesia.
Sistem Hukum
sistem hukum adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai interaksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan tersebut.
F. Pada masa penjajahan Belanda:
Peraturan-perundangan pada masa ini terdiri dari :
A.B. (Algemene Bepeting Van Wetgeving Voor Indonesia).
30 April 1847 Stadblad ( Stb. 1847 No. 23).
R.R( Regerigs Reglemenf). 2 September 1854. Stb. 1854. I.S. (Indische Staatsregeling). 23 Mi
1925 Stb. 125 No, 415. Peraturan-peraturan Organik : Ordonantie, Regering Verordering,
Locale Verordering dan lain-lain.
G. Pada masa penjajahan Jepang:
Undang-Undang No. 1 Tahun 1942 isinya menyatakan bahwa berlakunya kembali semua peraturan per Undang-undangan Belanda asalkan tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintahan Jepang, Undang-undang Bala tentara Jepang).
H. Pada Zaman Indonesia Merdeka
Pasal II Aturan Peralihan, yang bunyinya ''Segala badan negara dan peraturan yang masih ada langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD ini".
PERATURAN TERSEBUT AL:
Peraturan pada masa Pemerintahan Belanda dan Jepang
Peraturan pada masa berlakunya Undang-Undang DasarSementara 1950 Pasal 142 tentang Peralihan.
Peraturan pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia
Serikat 1949 Pasal 192 tentang Peralihan .
Peraturan pada masa berlakunya Undang-Undang dasar 1945 ,Pasal II Aturan Peralihan .
Peraturan Perundang-undangan tersebut masih berlaku dan tetap berlaku di Indonesia seterusnya asalkan tidak bertentangan dengan UUD 1945, selama belum dicabut, ditambah atau diubah oleh ketentuan-ketentuan berdasarkan UUD 1945.
SELESAI
ATURAN PENILAIAN Komposisi Penilaian : Aspek penilaianProsentase Ujian Akhir Semester……….40 % Ujian Tengah Semester……..30 % Tugas Mandiri……………....20 % Resensi……………………..10 % Total……………………….100 %
ATURAN KULIAH Toleransi terlambat 15 menit (bagi
mahasiswa dan dosen HP sillent Absensi minimal 75% (jika tidak
terpenuhi tidak dapat ikut ujian akhir)
Pakaian sopan, tidak pakai kaos oblong, sandal jepit
Jika berhalangan hadir : sakit (1 hari ijin tertulis), sakit >1
hr (srt ket Dokter), musibah, hrs dengan bukti tertulis yang relevan
SISTIM PEMBELAJARAN Active Learning (pembelajaran Aktif)
yaitu: 1. Card Sort (sortir kartu) 2. Everyone is a teacher here
(Semua bisa jadi guru) 3. Information search (mencari info) 4. Active debate (debat aktif) Point counter point (Debat
pendapat) Index card match (mencari
pasangan dll
DAFTAR REFERENSI WAJIB
CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka)
Hartono Hadisuprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Yogyakarta: Liberty)
Mudjiono, Sistem Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Yogyakarta: Liberty)
Ahmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Bandung: Tarsito)
DAFTAR REFERENSI ANJURAN
HFA Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid I dan II, (Jakarta: Rajawali)
Soebekti dan Tjitrosudibio, KUHPerdata (BW, (Jakarta: Pradnya Paramita)
Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Ghalia).
JE Sahetapy, Hukum Pidana, (Yogyakarta: Liberty)
Jimly Assiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jakarta: Konstitusi Press)
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali)
DAFTAR REFERENSI ANJURAN
Boedi Harsono, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, (Jakarta: Usakti).
Maria SW Sumardjono, Kebijakan Pertanahan, (Jakarta: Kompas)
Iman Sudiyat, Hukum Adat Sketsa Asas, (Yogyakarta: Liberty)
Bushar Muhammad, Asas-asas Hukum Adat, (Jakarta: Pradnya Paramita).
Sugeng Istanto, Hukum Internasional, (Yogyakarta: Liberty)
J. Starke, Hukum Internasional, (Jakarta : Ghalia)
DAFTAR REFERENSI ANJURAN
SF Marbun dan Moh Mahfud MD, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta: Liberty).
Lutfi Effendi, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, (Malang: Bayumedia)
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata, (Yogyakarta : Liberty)
Bambang Poernomo, Pokok-pokok Tata Acara Peradilan Pidana, (Yogyakarta: Liberty)
UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
MATERI YANG DIPELAJARI
istilah dan konsep-konsep yang berkaitan dengan tata hukum
pokok hukum Perdata pokok-pokok Hukum Pidana pokok-pokok Hukum Tata Negara pokok-pokok Hukum Administrasi
Negara pokok-pokok Hukum Acara Perdata
pokok-pokok Hukum Acara Pidana pokok-pokok Hukum Agraria pokok-pokok Hukum Adat pokok-pokok Hukum Internasional
SELESAI
TUGAS CARD SORT TUGAS ANDA ADALAH MENCARI
PASANGAN KARTU DAN MEMBENTUK KELOMPOK UNTUK BERDISKUSI
MASING2 KELOMPOK MENULISKAN HASILNYA DI PAPAN TULIS, DAN MEMBERI JUDUL
MASING-MASING KELOMPOK MEMPRESENTASIKAN HASIL DISKUSI
KELOMPOK LAIN SEBAGAI PEMBAHAS UTAMA DAN PEMBAHAS UMUM
LEMBAR KERJA DIKUMPULKAN
SISTEMATIKA KUHPerdata (HH-87)
BUKU I TENTANG : ORANG (VAN PERSONEN)
BUKU II TENTANG : BENDA (VAN ZAKEN)
BUKU III TENTANG : PERIHAL PERIKATAN (VAN VERBINTENISSEN)
BUKU IV TENTANG : PERIHAL PEMBUKTIAN DAN DALUWARSA ( BEWIJSEN VERJARING)
MENGAPA BADAN HUKUM SEJAJAR DENGAN ORANG
TEORI FICTIE (VON SAVIGNY) TEORI KEKAYAAN (BRINZ, VAN
DER HEIJDEN) TEORI ORGAN (VON GIERKE) TEORI PEMILIKAN BERSAMA
(PLANOL, STAR BUSMANN) TEORI REALITA YURIDIS (SUYLING
DAN SCHOLTEN)
TEORI FICTIE ADANYA BADAN HUKUM HANYA
ANGGAPAN SAJA YG DICIPTAKAN OLEH NEGARA, KRN SEBENARNYA BH TDK PUNYA KEKUASAAN UNTUK MENYATAKAN KEHENDAKNYA SENDIRI, SEPERTI HALNYA MANUSIA.
MISAL: DIREKTUR PT, KOPERASI DSB
TEORI KEKAYAAN DISEBABKAN BADAN HUKUM ITU
ADALAH PUNYA HAK DAN KEWAJIBAN, PUNYA KEKAYAAN UNTUK MEMENUHI KEWAJIBA PIHAK III. MISAL YAYASAN, PERUSAHAAN NEGARA DLL
TEORI ORGAAN BADAN HUKUM MERUPAKAN
KENYATAAN SEPERTI MANUSIA DAN INI BUKAN ANGGAPAN. JADI BH PUNYA ALAT PIKIR UNTUK BERBUAT SEPERTI LAYAKNYA MANUSIA. MISAL RUPS, RAT KOPERASI DLL
TEORI PEMILIKAN BERSAMA
BADAN HUKUM SEBENARNYA MRP KUMPULAN DARI MANUSIA SEHINGGA KEPENTINGAN ATAU PEMILIKAN BH ITU SEBENARNYA ADALAH KEPENTINGAN ATAU PEMILIKAN DR MANUSIA2 ITU SELAKU ANGGOTA BH TSB
TEORI REALITA YURIDIS BADAN HUKUM ADALH REALITA
YURIDIS, YAITU SUATU FAKTA YANG DICIPTAKAN OLEH HUKUM .
MISAL PENDIRIAN PT , KOPERASI DLL SEBAGAI BADAN HUKUM MEMENUHI SYARAT2 TERTENTU
ORANG DALAM PENGAMPUAN (PS 433
KUHPerdata KANSIL HAL 218) SAKIT INGATAN PEMBOROS LEMAH DAYA TIDAK SANGGUP MENGURUS
KEPENTINGANNYA SENDIRI DENGAN SEMESTINYA
PERSAMAN ANTARA KEKUASAAN ORANG TUA,
PERWALIAN DAN PENGAMPUAN SAMA-SAMA MENGAWASI DAN
MENGADAKAN HUBUNGA HUKUM DENGA ORANG2 YG DINYATAKAN TIDAK CAKAP BERTINDAK
PERBEDAANNYA KEKUASAAN ORANG TUA,
KEKUASAAN ASLI DILAKSANAKAN ORANG TUA SENDIRI YANG MASIH DLM IKATAN PERKAWINAN TERHADAP ANAK-ANAKNYA YG BELUM DEWASA
PERWALIAN, PEMELIHARAAN DAN PENYELENGGARAAN DILAKSANAKAN OLEH WALI DAPAT SALAH SATU IBUNYA ATAU BAPAKNYA YG TIDAK DALAM IKATA PERKAWINAN LAGI ATAU ORANG LAIN TERHADAP ANAK2NYA YG BELUM DEWASA
PENGAMPUAN, BIMBINGAN DILAKSANAKAN OLEH KURATOR(KELUARGA SEDARAH ATAU ORANG YG DITUNJUK) TERHADAP ORANG-ORANG YG BELUM DEWASA YG KARENA SESUATU SEBAB DINYATAKAN TIDAK CAKAP BERTINDAK DALAM LALULINTAS HUKUM
PERBEDAAN GOLONGAN PENDUDUK (PS 131 dan 163
IS) HH HAL 83 GOLONGAN EROPA GOLONGAN BUMI PUTRA GOLONGAN TIMUR ASING
(TIONHHOA) GOLONGAN TIMUR ASING (NON
TIONGHOA)
GOLONGAN EROPA SEMUA ORANG BELANDA SEMUA ORANG EROPA BUKAN
BELANDA SEMUA ORANG JEPANG SEMUA ORANG YG BERSAL DARI
TEMPAT LAIN YG HUKUM KELURGA BERASASKA SAMA DG HK KEKELUARGAAN BELANDAANAK2 YG SYAH DAN DIAKUI NO 3, 3, 4 BERDASAR UU YG LAHIR DIHINDIA BELANDA
GOLONGAN BUMI PUTERA
SEMUA ORANG ASLI DARI HINDIA BELANDA (SEKARANG INDONESIA)
GOLONGAN TIMUR ASING
SEMUA ORANG YG BUKAN GOL EROPA DAN BUKAN BUMI PUTERA. ADA TA TIONGHOA DAN TA NON TIONGHOA MISAL INDIA, ARAB DLL
SYARAT SYAHNYA PERJANJIAN (PS 1320
KUHPerdat) SEPAKAT MEREKA YANG
MENGIKATKAN DIRINYA KECAKAPAN UNTUK MEMBUAT
SUATU PERIKATAN SUATU HAL TERTENTU SUATU SEBAB YANG HALAL
KECAKAPAN UNTU MEMBUAT PERIKATAN
PS 1329 BW SETIAP ORANG ADALH CAKAP U NTUK MEMBUAT PRIKATAN KECUALI DITENTUKAN OLEH UNDANG-UNDANG
SEPAKAT MEREKA YG MENGIKATKAN DIRINYA HARUS ADA KEMAUAN YG BEBAS
UNTUK SALING MENGADAKAN KESEPAKATAN
SUATU HAL TERTENTU MAKSUDNYA ADALAH OBYEK DARI
PERJANJIAN /POKOK PERJANJIAN
SUATU SEBAB YANG HALAL
ISI DAN TUJUAN DARI PERJANJIAN MISAL JUAL BELI ISI DAN TUJUAN ATAU CAUSANYA IALAH PIHAK YG SATU MENGHENDAKI HAK MILIK SUATU BARANG, PIHAK YG LAINNYA MENGHENDAKI UANG
SUBYEK HUKUM MENURUT KUHPerdata
MANUSIA (NATURLIJKE PERSOON) BADAN HUKUM PUBLIK (PUBLIC
RECHTSPERSOON) BADAN HUKUM PRIVAT (PRIVATE
RECHTSPERSOON)
MAKSUD SUBYEK HUKUM ADALH PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN
MANUSIA MEMPEROLEH STATUS SEBAGAI ORANG SEJAK DILAHIRKAN SAMPAI MENINGGAL
BADAN HUKUM ADALH ORANG YG DITETAPKAN OLEH HUKUM MERUPAKAN SUBYEK HUKUM YG DAPAT MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
BADAN HUKUM PUBLIK MISAL NEGARA, PROPINSI, PN DLL
BADAN HUKUM PRIVAT MISAL PT , YAYASAN DLL
Komersial Non komersial
INFORMATION SEARCH/MENCARI
INFORMASI MAHASISWA MEMBENTUK
KELOMPOK KELOMPOK YANG SATU DENGAN
KELOMPOK YANG LAIN DIBERIKAN MATERI YANG BERBEDA
SEMUA MATERI DISINKRONISASI DENGAN KELOMPOK LAIN
MASING-MASING KELOMPOK MEMPRESENTASIKAN HASIL INFORMATION SEARCH
KELOMPOK LAIN SEBAGAI PEMBAHAS HASIL PRESENTASI
METODE INFORMATION SEARCH
MAHASISWA DAPAT MENCARI JAWABAN DARI PERTANYAAN BERDASAR INFORMASI DARI:
BUKU, REFERENSI, MAJALAH, INTERNET, JURNAL,SURAT KABAR, DLL
TIAP-TIAP KELOMPOK MEMBAGI TUGAS MASING-MASING
HASILNYA DIDISKUSIKAN DI INTERN KELOMPOK
SINKRONISASI MEMBUAT LEMBAR KERJA DAN
DIKUMPULKAN
KELOMPOK I APA YANG DIMAKSUD HUKUM
PIDANA (K-257) APA PERBEDAAN HUKUM PIDA
DAN KRIMINOLOGI (H-143) URAIKAN ASAS TERITORIAL (D-62) SEBAB APA NEGARA BOLEH
MENGHUKUM (I-19)
HUKUM PIDANA ADL HK YG MENGATUR TTG PELANGGARAN2 DAN KEJAHATAN2 THD KEPENTINGAN UMUM PERBUATAN YG MANA DIANCAM HUKUMAN YG MRP PENDERITAAN/SIKSAAN
HK PIDANA, ILMU TENTANG HUKUMNYA KEJAHATAN, DALAM KUHP DAN PENERAPAN PASAL2NYA
KRIMINOLOGI; ILMU TENTANG KEJAHATANNYA ITU SENDIRI, kenapa orang membunuh, faktor ekonomi, psikologi, sosiologi dll
ASAS TERITORIAL YAITU; BERLAKUNYA HK PIDANA
SUATU NEGARA DISANDARKAN PADA TEMPAT/TERITORIAL DIMANA PERBUATAN DILAKUKAN (PS 2,3 KUHP),TKP (TEMPAT KEJADIAN PERKARA)
SEBAB APA NEGARA BOLEH MENGHUKUM
TEORI ABSOLUTE, HUKUMAN DIJATUHKAN SBG PEMBALASAN “MESKIPUN BESOK DUNIA AKAN TENGGELAM , NAMUN HR INI JG PEMBUNUH YG PENGHABISAN HRS DIHUKUM MATI
TEORI RELATIF/TEORI TUJUAN DAN SANKSI, YI MEMPERTAHANKAN PELAKSANANNYA IALAH MENJATUHKAN SIKSAAN SHG MJD BAIK
TEORI GABUNGAN,BOLEH MENJATUHKAN HUKUMAN DG KEADIALN YG JAHAT BIAR JERA DAN TATA TERTIB TERWUJUD
KELOMPOK II JELASKAN RIWAYAT HUKUM
PIDANA SECARA SINGKAT (K-260) APA YANG DIMAKSUD PERBUATAN
PIDANA/DELIK (H-145) JELASKAN ASAS NASIONALITAS
AKTIF DAN PASIP (D-63) APA YANG DIMAKSUD
“PERBUATAN YANG DAPAT DIHUKUM” (I-20)
RIWAYAT HK PIDANA DUALISME UMUM
PERBUATAN PIDANA/DELIK
PERBUATAN YANG OLEH HUKUM PIDANA DILARANG DAN DIANCAM DENGAN PIDANA
ASAS NASIONALITAS AKTIF
BERLAKUNYA HK PIDANA SUATU NEGARA DISANDARKAN PD WARGA NEGARA /NASIONALITAS PELAKU PERBUATAN PIDANA (PS5,6,7, KUHP)
ASAS NASIONALITAS PASIP, BERLAKUNYA HK PIDANA YG DILANGGAR BAIK OLEH WARGA NEGARA /ORANG ASING BAIK DI NEGARA YBS MAUPUN DILUAR NEGARA YBS (PS 4,8 KUHP (ASAS HTN TIAP NEGARA MELINDUNGI WARGANYA
PERBUATAN YG DAPAT DIHUKUM
PS 338 KUHP : BARANG SIAPA DG SENGAJA MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAINDIHUKUM KARENA PEMBUNUHAN DG HUKUMAN PENJARA SELAMA2NYA 15 TH
ADA ANASIR OBYEKTIF YAITU PERBUATAN/MEMBUNUH, MELAWAN HAK
ANASIR SUBYEKTIF, SI PEMBUAT BERSALAH, ORG TSB DPT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
KELOMPOK III JELASKAN SISTEMATIKA HUKUM
PIDANA (KUHP) (K-260) JELASKAN APA ITU PIDANA POKOK
DAN BERI CONTOHNYA (H-147) APA YANG DIMAKSUD ASAS
UNIVERSAL DALAM HUKUM PIDANA (D-62)
JELASKAN MACAM-MACAM DELIK (I-21)
SISTEMATIKA KUHP BUKU I TENTANG KETENTUAN-
KETENTUAN UMUM BUKU II PERIHAL KEJAHATAN BUKU KE III PERIHAL
PELANGGARAN
KELOMPOK IV APA TUJUAN HUKUM PIDANA (K-
265) APA YANG DIMAKSUD PIDANA
TAMBAHAN DAN BERILAH CONTOH (H-147)
SEBUTKAN SUMBER HUKUM PIDA INDONESIA (D-63)
BILAMAN ORANG TAK DAPAT DIHUKUM? (I-22)
KELOMPOK V SAMPAI DIMANA KEKUASAAN
BERLAKUNYA UNDANG2 HUKUM PIDANA DI INDONESIA (K-276)
SEBUTKAN SISTEMATIAK KUHP (H-151)
SEBUTKAN UNSUR-UNSUR PERISTIWA PIDANA (D-63)
APA DIMAKSUD , GABUNGAN PERISTIWA PIDANA, RECIDIVE, TURUT CAMPUR DALAM PERISTIWA PIDANA(I-26)
HUKUM TATA NEGARA HUKUM YANG MEMBAHAS /POKOK
PANGKALNYA ADALAH NEGARA, DALAM PENGERTIAN KONGKRIT YAITU OBYEKNYA SUADAH TERIKAT DENGAN TEMPAT, KEADAAN DAN WAKTU JADI SUDAH MEMPUNYAI AJEKTIF TERTENTU.
Beberapa Asas Perundang-undangan
Asas Tingkatan Hirarki Suatu perundang-undangan isinya
tidak boleh bertentangan dengan isi perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatan atau derajatnya.
Undang-Undang tidak dapat Diganggu Gugat, yaitu hanya boleh diuji oleh yang berwenang
Mahkamah Agung Republik Indonesia mempunyai hak menguji perundang-undangan secara materiel yang terbatas yakni terhadap perundang-undangan di bawah derajat Undang-Undang (yang lebih rendah dari Undang-Undang). Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 26 UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasan Kehakiman (LN 1970,74) jo Pasal 11 ayat (4)TAP MPR No. VI/MPR Tahun 1973.
Undang-Undang yang Bersifat Khusus Mesampingkan Undang-Undang yang Bersifat Umum (Lex Specialis Derogat Lex Generalis)
Undang-Undang tidak Berlaku Surut Undang-Undang yang Baru
Mengesampingkan Undang-Undang yang Lama (Lex Posteriori Derogat Lex Priori)
Landasan/Dasar Keberlakukan Peraturan
Perundang-undangan Dasar Filosofis
Dasar filosofis peraturan perundang-undangan adalah dasar yang berkaitan dengan dasar filosofis/ideologi negara. Setiap masyarakat mengharapkan agar hukum itu dapat menciptakan keadilan, ketertiban, kesejahteraan. Hal ini yang disebut dengan cita hukum, yaitu yang berkaitan dengan baik dan buruk, adil atau tidak. Hukum diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai yang tumbuh dan dirasa adil dalam masyarakat.
Dasar Sosiologis Dasar sosiologis peraturan
perundang-undangan adalah dasar yang berkaitan dengan kondisi/kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Kondisi atau kenyataan ini dapat berupa kebutuhan atau tuntutan yang dihadapi oleh masyarakat, kecenderungan dan harapan masyarakat.
Dasar Yuridis Dasar yuridis ini sangat penting
dalam penyusunan peraturan perundang-undangan. Antara lain:
Keharusan adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan.
Keharusan adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan perundang-undangan. Misal pajak harus dengan UU
JENIS HIERARKHIS PERATURAN PER UNDANG-UNDANGAN BERDASAR UU
NO 10 TH 2004 DASAR HUKUMNYA ADALAH: Ketetapan MPR No.III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Urutan Peraturan Perundang-undangan, yang didalam Pasal 6 ditetapkan bahwa, “tata cara pembuatan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dan pengujian peraturan perundang-undangan oleh Mahkamah Agung serta pengaturan ruang lingkup Keputusan Presiden diatur lebih lanjut dengan Undang-Undang”.
UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 2 TAP MPR NO III/MPR/2000: Tata urutan peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia adalah:
Undang-Undang Dasar 1945; Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Indonesia; Undang-undang; Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang; Peraturan Pemerintah; Keputusan Presiden; Peraturan Daerah.
TATA URUTAN PERATURAN PER UNDANG-UNDANGAN MENURUT UU
N0 10 TAHUN 2004 Jenis and hirarki peraturan
perundang-undangan adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang;
Peraturan Pemerintah;Peratuarn Presiden;Peraturan Daerah.
Fungsi Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang. Menyelenggarakan pengaturan lebih
lanjut ketentuan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang tegas-tegas menyebutnya.
Pengaturan lebih lanjut secara umum aturan dasar lainnya dalam Batang Tubuh Undang-Undang dasar 1945.
Pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam TAP MPR yang tegas-tegas menyebutnya.
Pengaturan di bidang materi konstitusi, seperti:
Organisasi, tugas dan susunan lembaga tertinggi dan tinggi negara.
Tata hubungan antara negara dan warganegara dan antara warga negara/penduduk timbal balik.
Fungsi Peraturan Pemerintah
Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam Undang-Undang yang tegas-tegas menyebutnya.
Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan lain dalam Undang-Undang yang menagtur meskipun tidak tegas-tegas menyebutnya.
Fungsi Peraturan (Keputusan) Presiden
Menyelenggarakan pengaturan secara umum dalam rangka penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.
Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam Peraturan Pemerintah yang tegas-tegas menyebutnya.
Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan lain dalam Peraturan Pemerintah meskipun tidak tegas-tegas menyebutnya
Fungsi Peraturan Daerah (menurut Pasal 136 UU No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah), menyelenggarakan
pengaturan: Dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah. Dalam rangka penjabaran lebih
lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Fungsi Peraturan (Keputusan) Kepala Daerah (menurut Pasal 146 UU No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah), menyelenggarakan
Pengaturan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah yang bersangkutan.
Pengaturan atas kuasa peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
Pengaturan dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan.
Tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Materi Muatan Undang-Undang
Materi muatan Undang-Undang dapat ditemukan denghan memakai tiga pedoman, yaitu: Dari ketentuan-ketentuan Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 (saat ini terdapat 43 masalah yang dinayatakan secara tegas untuk diatur dalam Undang-Undang);
Berdasarkan Wawasan Negara berdasar atas hukum (Rechstaat);
Berdasarkan Wawasan Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi.
Dari ketiga cara tersebut dapat ditemukan sembilan butir materi muatan Undang-Undang seperti
tersebut di bawah ini: hal-hal yang tegas-tegas
diperintahkan oleh UUD dan TAP MPR;
hal-hal yang mengatur lebih lanjut ketentuan dalam UUD;
hal-hal yang mengatur hak asasi manusia;
hal-hal yang mengatur hak dan kewajiban warga Negara;
hal-hal yang mengatur pembagian kekuasaan Negara;
Hal-hal yang mengatur organisasi pokok Lembaga-lembaga Tertinggi/Tinggi Negara;
Dari ketiga cara tersebut dapat ditemukan
sembilan butir materi muatan Undang-Undang seperti tersebut di bawah
ini: hal-hal yang mengatur pembagian
wilayah/daerah Negara; hal-hal yang mengatur siapa warga
negara dan cara memperoleh/kehilangan kewarganegaraan;
Hal-hal yang dinyatakan oleh suatu Undang-Undang untu diatur dengan Undang-Undang.
Proklamasi itu dalam garis besamya ialah
Lahirnya negara Kesatuan RI. Puncak perjuangan pergerakan
kemerdekaan, setelah berjuang sejak 20 Mei 1908.
Titik tolak daripada pelaksanaan amanat penderitaan rakyat.
Pokok-Pokok Tata Pemerintahan Republik
Indonesia Landasan Hukum Tata Pemerintahan
Indonesia. Landasan Ideal. Pandangan hidup, kesadaran dan
cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dan bangsa Indonesia itu pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dimurnikan dan dipadatkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.yakni Pancasila
Landasan Konstitusional. Undang-Undang Dasar
1945, sebagai perwujudan dari tujuan
proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang terdiri dari
Pembukaan dan batang Tubuh serta penjelasan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945.
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah perwujudan jiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ialah Pancasila.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pernyataan Kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dan Proklamasi Kemerdekaan 17 agustus 1945 dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar Negara, merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Lembaga-Lembaga Negara Indonesia Menurut UUD 1945
Majelis Permusyawaratan rakyat (MPR),
Dewan Perwakilan Rakyar ( DPR).. Presiden Republik Indonesia Dewan Perwakilan Daerah DPD) Mahkamah Agung ( MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Mahkamah KOnstitusi Komisi yudisial Kejagung Komnas ham Komisi perlindungan saksi dan
korban
MPR Pasal 3 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar. 3)
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.3-4)
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar. 3-4)
Dewan Perwakilan Rakyar ( DPR)..
Pasal 20A (1) Dewan Perwakilan Rakyat
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. 2)
(2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam Pasal-Pasal lain Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. 2)
(3) Selain hak yang diatur dalam Pasal-Pasal lain Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Selain hak yang diatur dalam Pasal-Pasal lain Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas. 2)
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang. 2)
Hak Angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintahyang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Presiden Republik Indonesia
Pasal 13 (1) Presiden mengangkat duta dan
konsul. (2) Dalam hal mengangkat duta,
Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. 1)
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.1)
Pasal 14 (1) Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. 1)
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. 1)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPD)
Pasal 22C (1) Anggota Dewan Perwakilan
Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum. 3)
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. 3)
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. 3)
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang. 3)
Pasal 22D (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat
mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. 3)
Mahkamah Agung ( MA),
Pasal 24A (1) Mahkamah Agung berwenang
mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. 3)
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Pasal 23E (1) Untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. 3)
(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya. 3)
(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/ atau badan sesuai dengan undang-undang. 3)
Mahkamah KOnstitusi
Pasal 24C (1) Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 3)
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar. 3)
Komisi yudisial
Pasal 24B (1) Komisi Yudisial bersifat mandiri
yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
SOAL LATIHAN MID SEMESTER
Apa yang anda ketahui tentang Tata Hukum, Tata Hukum Indonesia
Obyek kajian tata hukum Indonesia, tujuan mempelajari tata hukum Indonesia
Apa yang dimaksud sistem hukum, masyarakat hukum dan politik hukum
Jelaskan pengertian hukum perdata, sistematika KUHPerdata, hukum perorangan, benda, perikatan dan daluwarsa
Jelaskan pengertian hukum pidana, sistematika KUHP, teori dalam hk pidana
Sebutkan macam-macam delik, orang yang tidak bisa dihukum,
Sebutkan macam-macam hukuman menurut KUHP
Perbuatan apa saja yang dapat dihukum
Sebutkan tata urutan dan hirarkhis tata urutan perauran perundang-undangan menurut TAP MPR/III/MPR/ 2000 dan UU NO. 10 th 2004
Apa kewenangan DPR,DPD, MA, MK dan KY
Sebutkan penerapan konstitusi di Indonesia
Jelaskan dasar/landasan keberlakuan peraturan perundang-undangan
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (HAN)
SEKILAS TENTANG NEGARA HUKUM
1. KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT ALQURAN DAN SUNNAH/NOMOKRASI ISLAM
2. NEGARA HUKUM MENURUT KONSEP EROPA KONTINENTAL (RECHTSSTAAT)
3. NEGARA HUKUM MENURUT KONSEP ANGLO SAXON/RULE OF LAW
4. NEGARA HUKUM MENURUT KONSEP SOCIALIST LEGALITY
5. NEGARA HUKUM MENURUT PANCASILA DLL
UNSUR-UNSUR NEGARA HUKUM (RECHTSSTAAT)
PERLINDUNGAN HAM PEMISAHAN DAN PEMBAGIAN
UNTUK MENJAMIN HAK TSB PEMERINTAHAN BERDASAR
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERADILAN ADMINISTRASI DALAM PERSELISIHAN
UNSUR-UNSUR RULE OF LAW
SUPREMACY OF THE LAW EQUALITY BEFORE THE LAW TERJAMINNYA HAK-HAK MANUSIA
OLEH UNDANG-UNDANG DAN KEPUTUSAN PENGADILAN
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA HUKUM SEBAGAI DASAR
KEKUASAAN DAN PENYELENGGARAAN NEGARA.
DALAM HAL INI ADA KONSTITUSI /PERATURAN-PERATURAN YG TERHIMPUN DALAM HTN
MATERI HUKUM YANG BERSIFAT TEKNIS DIATUR DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
ISTILAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
BESTUURSRECHT diterjemahkan dengan arti pemerintahan
ADMINISTRATIEF RECHT diterjemahkan dengan administrasi saja
Perbedaan penanaman ini berakibat adanya perbedaan penanaman terhadap hukum ini yakni HAN, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, HAN Indonesia, Hukum Administrasi dll.
Pengertian Hukum Administrasi Negara
A.M.DONNER Hukum administrasi negara
memuat keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan cara bagaimana organ pemerintahan melaksanakan tugasnya. Jadi HAN berisi aturan main yang berkenaan dengan fungsi organ-organ pemerintahan. Jadi HAN merupakan bagian dari hukum publik, yakni hukum yang mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau hubungan antar organ pemerintahan.
KONSEKKUENSI EKSISTENSI HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA Seiring dengan perkembangan
tugas-tugas pemerintahan, khususnya dalam ajaran WELFARE STATE, yang memberikan kewenangan dalam bidang legesiasi, maka peraturan-peraturan hukum dalam hukum administrasi negara, disamping dibuat oleh lembaga legeslatif, juga ada peraturan-peraturan yang di buat secara mandiri oleh administrasi negara.
Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara
Pada kenyataannya pemerintah melaksanakan tindakan hukum dalam bidang legislasi, juga bertindak dalam penyelesaian perselisihan, misal penyelesaian hukum melalui upaya administrasi dan dalam hal penegakan hukum administrasi, penerapan sanksi-sanksi administrasi yang semuanya menjadi obyek kajian hukum administrasi negara. Ini menunjukkan objek kajian HAN adalah luas.
AM Donner berpendapat ruang lingkup HAN adalah luas oleh
karena itu HAN sukar dikodifikasi karena 2 hal :
Peraturan HAN berubah lebih cepat dan sering secara mendadak, sedangkan peraturan-peraturan hukum privat dan hukum pidana hanya berubah-ubah secara berangsur-angsur saja.
Pembuatan peraturan-peraturan HAN tidak akan dalam satu tangan. Di luar pembuat Undang-undang pusat hampir semua Departemen Pemerintah Daerah Otonom membuat juga peraturan-peraturan HAN sehingga lapangan HAN sangat beraneka warna dan tidak bersistem.
HAN ADALAHhukum yang cakupannya mengatur secara garis besar sebagai berikut :
Perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang publik
Kewenangan pemerintahan (dalam melakukan perbuatan di bidang publik tersebut)
Di dalamnya di atur mengenai : darimana, dengan cara apa, bagaimana pemerintah menggunakan kewenangannya, hal ini di tuangkan dalam bentuk instrument hukum
Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan pemerintahan itu
Penegakan hukum dari penerapan sanksi-sanksi dalam bidang pemerintahan
PERATURAN KEBIJAKSAAN
Secara bahasa Freies Ermessen berasal dari kata frei yang artinya bebas, lepas, tidak terikat dan merdeka. Freies artinya orang yang bebas, tidak terikat, dan merdeka. Sementara itu, ermessen berarti mempertimbangkan, menilai, menduga, dan memperkirakan.
Istilah ini kemudian secara khas digunakan dalam bidang pemerintahan sehingga Freies Ermessen (diskresionare) diartikan sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang-undang.
Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik
Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara
Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum
Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri
Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan penting yang timbul secara tiba-tiba
Sikap tindak itu dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun secara hukum
Freies Ermessen ini muncul sebagai alternatif untuk mengisi kekurangan dan kelemahan didalam penerapan asas legalitas (wetmatigheid van bestuur). Bagi negara yang bersifat welfare state, asas legalitas saja tidak cukup untuk dapat berperan secara maksimal dalam melayani kepentingan masyarakat, yang berkembang pesat sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Di dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, Freies Ermessen dilakukan oleh administrasi negara dalam hal-hal sebagai berikut : Belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelesaiaan in konkrito terhadap suatu masalah tertentu, padahal masalah tersebut menuntut penyelesaian yang segera. Misalnya dalam menghadapi suatu bencana alam ataupun wabah penyakit menular.
• .
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar berbuat aparat pemerintah memberikan kebebasan sepenuhnya. Misalnya dalam pemberian izin berdasarkan pasal 1 HO, setiap pemberian izin bebas untuk menafsirkan pengertian ”menimbulkan keadaan bahaya” sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing.
Adanya delegasi perundang-undangan, maksudnya aparat pemerintah diberi kekuasaan untuk mengatur sendiri, yang sebenarnya kekuasaan itu merupakan kekuasaan aparat yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya dalam menggali sumber-sumber keuangan daerah. Pemerintah daerah bebas untuk mengelolanya asalkan sumber-sumber itu merupakan sumber yang sah.
pembatasan penggunaan Freies Ermessen adalah
sebagai berikut : Penggunaan Freies Ermessen tidak
boleh bertentangan dengan sistem hukum yang berlaku (kaidah hukum positif).
Penggunaan Freies Ermessen hanya ditujukan demi kepentingan umum.
Meskipun pemberian Freies Ermessen kepada pemerintah atau administrasi negara merupakan konsekuensi logis dari konsepsi welfare state, tetapi dalam kerangka negara hukum, Freies Ermesseni dalam suatu negara hukum, yaitu :
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG LAYAK
(AAUPL) AAUPL dapat dipahami sebagai asas-
asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang dengan cara demikian penyelenggaraan pemerintahan itu menjadi baik, sopan, adil dan terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-wenangan.
Fungsi dan Arti Penting AAUPL
Bagi administrasi negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersifat sumir, samar atau tidak jelas. Selain itu, sekaligus membatasi dan menghindari kemungkinan administrasi negara mempergunakan freis ermessen/melakukan kebijaksanaan yang jauh menyimpang dari ketentuan perundang-undangan. Dengan demikian, administrasi negara diharapkan terhindari dari perbuatan onrechtmatige daad, detournement de pourvoir, abus de droit dan ultravires.
Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, AAUPL dapat dipergunakan sebagai dasar gugatan sebagaimana disebutkan dalam pasal 53 UU No.5/1996
Bagi hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan membatalkan keputusan yang dikeluarkan badan atau pejabat TUN
Selain itu, AAUPL tersebut juga berguna bagi bada legislatif dalam merancang suatu undang-undang
Perincian AAUPL
Asas Kepastian Hukum (principle of legal security)
Asas Keseimbangan (principle of proportionality)
Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan Pangreh (principle of equality)
Asas Bertindak Cermat (principle of carefulness)
Asas Motivasi untuk Setiap Keputusan
Asas Jangan Mencampuradukkan Kewenangan
Asas Permainan yang Layak Asas Keadilan atau Kewajaran Asas Menanggapi Pengharapan
yang Wajar Asas Meniadakan Akibat Suatu
Keputusan Yang Batal
Asas Perlindungan atas Pandangan (cara) Hidup
Asas Kebijaksanaan Asas Penyelenggaraan
Kepentingan Umum
Materi konsep map NEGARA HUKUM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA WELFARE STATE FREIES ERMESSEN AAUPL SUPREMACY OF THE LAW EQUALITY BEFORE THE LAW TERJAMINNYA HAK-HAK MANUSIA
OLEH UNDANG-UNDANG DAN KEPUTUSAN PENGADILAN
ASAS LEGALITAS PERLINDUNGAN HAM PEMISAHAN DAN PEMBAGIAN
UNTUK MENJAMIN HAK TSB PEMERINTAHAN BERDASAR
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERADILAN ADMINISTRASI (PTUN) DALAM PERSELISIHAN
POKOK-POKOK HUKUM ACARA
Pengertian Hukum Acara. " formeel recht " . Yaitu hukum yang
mengatur bagaimana menegakkan hukum material. Atau hukum yang mengatur bagaimana seseorang mengajukan gugatan dipcradilan dan bagaimana hakim memutus perkara di pengadilan.
PENGERTIAN HUKUM MATERIAL
Lapangan-lapangan hukum yang dinamakan Perdata, pidana, hukum Tatanegara, hukum negara, dan lain sebagainya disebut hukum material atau " materieel recht" dimana segala hukum material dan hak-hal yang diatur dalam hukum meteriel tidak ada artmya jika tidak dapat dilaksanakan.
Jenis-jenis hukum acara.
Pada asasnya dapat dikatakan ada 3 jenis hukum acara:
Hukum acara tata usaha. Hukum acara Pidana Hukum acara perdata
Berhubung dengan itu maka ada 3 jenis :
Hakim tata usaha, yakni hakim yang mengadili perkara tata usaha ; alattata usaha; gubernur ; bupati; walikota dal pejabat lainnya.
Hakim perdata, yaitu hakim yang mengadili perkara perdata.
Hakim pidana, yakni hakim yang mengadili perkara pidana.
• Yang membeda-bedakan bukan hakim tetapi pada perkaranya dan jalan pemeriksaan perkara atau acaranya.
.Hukum Acara Tata
Usaha. Hukum acara tata usaha adalah
keseluruhan aturan hukum mengenai pemeriksaan perkara hukum tata usaha oleh hakim tata usaha atau pengadilan tata usaha.
Perkara hukum tata usaha misalnya :
Mendirikan bangunan-bangunan tertentu, yang dapat menimbulkan bahaya atau gangguan terhadap sekitarnya. Dimana menurut Hinderordontie ( HO) harus lebih dulu mendapat izin dari pejabat tertentu ( misal Walikota, Bupati dls). Jika permohonan izin ditolak, sedangkan yang berkepentingan berpendapat bahwa ia berhak mendirikan bangunan itu, maka terjadilah perkara hukum tata usaha.
Seseorang wajib pajak menyatakan bahwa ia dikenakan pajak tertalu tinggi, jika ia menyatakan keberatannya maka terjadilah perkara tata usaha.
Hukum acara perdata
Pengertian dan sifat hukum acara perdata.
Dalam istilah "hukum acara perdata" kata "perdata" dipakai dalam arti luas. Yakni hukum acara perdata dipertahankan baik hukum perdata dan (hukum dagang) dalam arti sempit.
Mempertahankan norma-norma dalam hukum perdata dan hukum dagang itu terserah kepada orang-orang yang berkepentingan sendiri. Orang yang berkepentingan itu sendiri yang hendaknya menentukan apakah sesuatu norma atau hak perdata yang tidak ditepai, akan mempertahankan atau tidak.
Asas-asas hukum acara perdata.
Hakim bersifat menunggu Hakim pasif Tidak ada keharusan mewakilkan beracara dengan hadir sendiri. beracara dengan mengajukan
permohonan. pemeriksaan perkara dalam sidang
pengadilan terbuka. beracara dikenakan biaya. hakim mendengar kedua belah
pihak. pemeriksaan perkara acara biasa. terikatnya hakim kepada alat
pembuktian. keputusan hakim harus memuat
alasan-alasannya.
Macam sifat keputusan hakim :
Declaratoir yaitu : putusan hakim yang menyatakan ada tidaknya sesuatu keadaan hukum tertentu. Misal anak yang syah yang menjadi sengketa adl anak yg diahirkan dr perkawinan yg syah
Condemnatoir yaitu putusan hakim yang menjatuhkan hukumantertentu terhadap seseorang. Misal: membayar sejumlah uang
Constitutief yaitu putusan hakim yang menyatakan dihapuskan, diputusatau diubah sesuatu keadaan hukum tertent, atau dijadikan keadaanhukum yang baru. Misal:pernyataan pailit, pemutusan perkawinan
Upaya menjalankan keputusan hakim.
Reele executie. Misal: memerintahkan pengosongan benda tetap
Pensitaan.misal:pensitaan barang2 bergerak milik pihak yang dikalahkan
Sandera.misal kasusnya kalah dipersidangan dan diwajibkan untuk membayar sejumlah uang(dalam praktet sdh ditinggalkan)
Uang pemaksa. Misal:membayar sejumlah uang psl 196 HIR/208 Rbg
Sumber hukum acara perdata.
Tempat terdapatnya aturan-aturan hukum acara perdata didasarkan pada Pasal II Aturan Peralihan Pasal UUD 1945 yakin terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berasal dari tata hukum Hindia Belanda, Yaitu:
Perundang-undangan antara lain: Hirziene Inlands Reglement ( HIR)
bagi Jawa dan madura) dan, Rechtsreglement Buitengewesten (
RBg ) bagi Luar Jawa danmadura;
Undang-undang No. 1950 tentang mahkamah Agung Bagi semua pengadilan : hukum adat
dalam arti hukum tak tertulis terutama yang dibentuk oleh hukum-hakim.
Upaya hukum dalam hukum acara perdata
Biasanya keputusan hakim perdata dapat dimntakan pemeriksaan ulangan pada hakim yang lebih tinggi. Keputusan Pengadilan Negri misalnya dapat dimintakan pemeriksaan ulangan pada Pengadilan Tinggi (Banding).
Oleh hakim yang lebih tinggi perkaranya diperiksa sekali lagi, Acara menyerupai acara pada tingkat pertama. Apabiia pada tingkat II atau (Banding) tidak memuaskan maka dapat menggunakan upaya hukum Kasasi di Mahkamah Agung, dan dapat pula menggunakan upaya hukum luar biasa Requestcivil.
Hukum Acara Pidana Hukum Acara Pidana adalah:
keseluruhan aturan hukum mengenaicara melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pidana, atau jika adapelanggaran norma-norma yang dimaksud oleh ketentuan hukumpidana.
Sifat hukum acara pidana.
Dalam hukum acara pidana , penguasalah yang mengambil inisiatif beracara. Bukan pihak-pihak yang tersangkut dalam pelanggaran itu,bertalian dengan pelanggaran tersebut.
Melainkan penguasa yakni alat penuntut umum atau jaksa yang bertindak untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pidana yang bertalian dengan pelanggaran tersebut.
Dalam beberapa kejahatan-kejahatan tertentu pihak penguasa baru berteindak sesudah ada pengaduan ( delik aduan) dari pihak pihak yang bersangkutan misal pencurian (KUHP Pasal 367) dls.
Asas-asas hukum acara pidana.
Inisiatif beracara datangnya dari pihak penguasa ( Jaksa).
Setelah dimuali pemeriksan dalam sidang pengadilan, tuntutan pidanatidak dapat dihentikan atau ditarik kembali;
Asas cepat, sederhana dan biaya ringan.
Selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan, hanya hakimlah yangdapat mengadakan perubahan dalam tuduhannya, tetapi hanya dalambatas-batas tertentu seperti yang dimaksud dalam H.I.R Pasal 282.
Pengakuan oleh pihak tersangka tidak boleh saja dipercaya begitu saja kebenarannya oleh hakim, tidak ada sumpah decisoir.
Wewenang hakim pidana terhadap pihak tersangka lebih luas dari pada hakim perdata terhadap tergugat; hakum pidana dapat memaksa si tersangka supaya hadir pada sidang pengadilan dan dapat pula memerintahkan pihak tersangka.
Sumber hukum acara pidana.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP).
Undang-undang no 14 tahun 1970 Tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman.
Undang-undang NO. 13 Tahun 1965 Tentang Ketentuan-ketentuanPengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Umum Dan mahkamahAgung.
Peraturan-peraturan tentang Banding, Kasasi dan PeninjauanKembali.
Upaya hukum dalam acara pidana.
Apabila keputusan hakim pidana pada tingkat I atau Pengadilan Negeri tidak dapat diterima pihak terpidana maka, ia dapat dimintakan Banding yakni pemeriksaan ulang pada hakim yang lebih tinggi atau Tingkat II (Pengadilan Tinggi). Apabila pada tingkat II atau (Banding) tidak memuaskan maka dapat menggunakan upaya hukum Kasasi di Mahkamah Agung, dan dapat pula menggunakan upaya hukum luar biasa Herzenning .
Tahap-tahap beracara Pemeriksaan permulaan Pemeriksaaan terakhir atau
pemeriksaan dalam sidang pengadilan. Menjalankan keputusan hakim atau
executie.
PENGERTIAN DAN DEFINISI HUKUM
AGRARIA Prof E. Utreacht, SH Hk agraria ( Hk tanah ) Adl menjadi
bagian HAN, yang mengkaji hubungan2 Hukum terutama yang akan memungkinkan para pejabat yang bertugas mengurus soal-soal Agraria
2.Prof. Subekti SH/Tjitrosubono, SH Hk agraria adalah keseluruhan dari
ketentuan hokum, yang mengatur hubungan antara orang yang 1 dengan yang lain, termasuk badan hokum dan bumi, air, dan ruang angkasa dalam seluruh wilayah dan mengatur pula wewenang yang bersumber Pd hubungan tersebut
. Prof. Budi HarsonoSH " Hk Agraria menurut UUPA, Adl
keseluruhan kaedah2 baik Tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur agraria.
" Agraria “ menurut UUPAj meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya, bahkan dalam batas2 tertentu, juga ruang angkasa
" Jadi Hk Agraria " keseluruhan kaedah2 hukum baik tertulis maupun tidak tertulis, yang mengatur bumi, air dan ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandungdidalamnya.
Pengertian Agraria menurut UUPA : Penulis 1. Dpt berarti luas Diatur dalam ps 1 ay2 yang
meliputi bumi, air, dan ruang angkasa a. bumi meliputi -Permukaan bumi -tubuh bumi dan bawahnya -tubuh bumi, yang berarti dibawah
air b. Pengertian air : meliputi -perairan pedalaman -laut wilayah Indonesia
c Pengertian ruang angkasa, adalah ruang diatas bumi
2. dalam arti sempit diatur dalam ps 4 ay 1 UUPA
yaitu " Tanah " dalam ps 4 ay 1 ditentukan, bahwa adanya
macam2 hak atas permukaan bumi yang
disebut tanah tersebut Jadi pengertian agraria dalam arti
sempit adalah permukaan bumi yang disebut tanah.
Pengertiah Hukum Agraria: 1. dalam arti luas spt dim ps 2 ay 1 UUPA : sasarannya
: bumi,air,ruanangkasa,termasuk kekayaan alam yang terkandung dalamnya.
Jadi merupakan kelompok berbagai hukum al
a. Hukum pertanahan : UU No 5 Th 60
b. Hukum Pengairan : UU No 11 Th 1974
c. Hukum Pertambangan : UU NO 11 Th 1967
d. Hukum Kehutanan : UU NO 5 Th 1967
e. Hukum Perikanan
Letak Hk Agraria I. Hindia bld; 1. hk agraria adat merupakan
sebagian terbesar tanah Indonesia 2. Hk Agraria Barat dlm KUH
Perdata / BW, yi yang meliputi tanah2 hak barat
3. Hk antar golongan : ada dalam Unicum Hokum Indonesia yang menyelesaikan masalah2 antar golongan
4. Hk Administrasi Merupakan buatan Pem India Bld Sbg Landasan Hk untuk melaksanakan politik agrariany a
II. Jaman RI Berdiri sendiri dengan dasar UU NO 5 Th 1960 tentang UUPA, jadi tidak berbagai hokum (Unifikasi dalam hokum Agraria)
1. Sb Hk tertulis a. ps 33, ay 3 UUD 45, " Bumi, air…
dst b. UU No 5Th 60 (UUPA ) c. Peraturan2 PP dari UUPA Tdk wajib tdk perlu dalam praktek d. peraturan lama. Berdasar pasal
peralihan NB. ± 39 th. Sejak UUPA berlaku :
UU tentang hak milik belum pernah terbentuk ink yang berlaku ad! hk adat ( ps 56) atau peraturan2 lain mengenai hak atas tanah sepanjang tdk tidak bertentangan dg UU
Ps 20 UUPA Hak milik adl
hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah dengan mengingat pasal 6 Ps 6 : Semua hak atas tanah
mempunyai fungsi social
. sumber hokum tidak tertulis yi a. kebiasaan bare yang timbul
sesudah berlakunya UUPA misal 1. yurisprudensi 2. praktek agraria b. hk adat yang lama dengan
syarat2 tertentu cacatnya telah dibersihkan Ps 5 UUPA : hk Agraria yang berlaku
atas bumi, air, dan ruang angkasa adalah hokum adat sepanjang tidak bertentangan dengan kepentinganm nasional dan negara, UU dan sebagainya
3. Zaman RI Berdasar UUPA Mk Hk Agr Sbg
bersumber Hk yg berdiri sendiri dan tdk bersumber diperbagai hokum sebagian dimuat dalam butir diatas .
Peraturan Lama Yang di cabut oleh UUPA
Tujuan UUPA 1. mengakhiri peraturan2 Hk tanah
kolonial 2. mengakhiri dualisme/ pluralisme
Hk Tanah Indonesia a. Dualisme 1. Hk tanah Barat 2. Hk Tanah Adat b. Pluralisme 1. HT Adat 2. HT Barat 3. Hk Antar Gol 4. HK Tanah Administrasi 5. Hk Tanah Swapraj a 3. Menciptakan pembangunan Ilk
Tanah Nasional yang tunggal Shg tercapai unifikasi HTN
Berdasar Diktum UUPA di cabut
1. Agrarische Wet (S. 1870 - 55 ) 2.a.Domein Verklaring ( S. 1870-118
a) / pernyataan Domein b. Algemene Domein Vewrklaring
( S. 1875-119a ) c. DomeinVerklaring untuk Sumatera
Ps 1 dari S. 1874-94 f d. Domein Verklaring untuk
Residentie Manado dim Ps 1 dari S. 1877-55
Domein Verklaring untuk Residentie Zwider en Ooster ofdeling van Borneo ( ps 1. S. 1888-8 )
3. Koninklijk Besluit/ keputusan raja tgl 16 april 1872 No 29 S. 1872 117 dan peraturan pelaksanaannya.
4. Buku II KUH Perdata Indonesia sepanjang mengenaibumi, air dan kekayaam alam yang terkandung didalamnya
HAK-HAK ATAS TANAHSSUDAH UUPA DAN
MENURUT HUKUM ISLAM 1. Hak milik (ps 20 UUPA ) Adalah hak turun temurun, terkuat
dan terpenuh (psikologis emosional ) yang dapat dipunyai orang atas tanah yang mengingat ps 6.
Ps 6 : semua hak atas tanah mempunyai fungsi social
HM tidak terbatas jangka waktunya HM dapat beralih ex pewarisan dll HM dapat menjadi jaminan utang
yang di bebani Hak Tanggungan Yang dapat mempunyai HM : WNI BH dengan syarat
Terjadinya HM : pewarisan, hibah ybs jual beli
Hapusnya HM : (ps 27 ) 1. Tanah jatih kepada negara 1. karena pencabutan hak berdasar
ps 18 2. karena penyerahan sukarela oleh
pemiliknya 3. karena diterlantarkan 4. karena ps 21 ayat 3 yi : orang
asing ... ps 26 ayat 2 yi : jual bell, hibah,
dsb 2. Tanahnya Musnah
2. HAK GUNA USAHA . HGU (Ps 28) adalah hak untuk mengukuhkan
tanah yang dikuasai langsung oleh negara, selama jangka waktu yang tersebut dan ps 29, guna perusahaan pertanian, perikanan, peternakan.
Ps 29: 1. HGU max 25 tahun 2. untuk perusahaan karena waktu
lama dapat dengan 35 tahun 3. dapat diperpanjang max 25
tahun.
Yang dapat mempunyai HGU adalah: 1. WNI 2. badan2 yang didirikan menurut hk
Indonesiadan berkedudukan di Indonesia.
Terjadmya HGU Karena penetapan pemerintah HGU dapat dijadikan/ dibebankan
hak tanggungan Hapusnya HGU a. jangka waktunya berakhir b. dihentikan sebelum berakhir
karena sesuatu syarat tidak terpenuhi
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir
d. dicabut untuk kepentingan umum e. diterlantarkan f. tanah musnah g. ketentuan dim ps 30 ay 2. (karena
memberi syarat ... )
. HAK GUNA BANGUNAN: (ps 35 UUPA )
yi : hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan2 atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tanhun, hal ini atas peraturan penanggung hak bisa diperpanj ang 20 tanhun.
YANG DAPAT MEMPUNYAI HAK GUNA BANGUNAN
a. WNI b. Badan hokum yang didirikan
menurut hokum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
c. WN asing yang bertempat tinggal di Indonesia, dibatasi
luas dan jumlah bidang tanah yang dikuasai, khusus untuk bertempat tinggal.
d. Badan Hukum yang didirikan menurut hokum asing dan mempunyai perwalian di Indonesia untuk kegiatan yang menguntungkan bagi kepentingan Nasional.
e. Badan Perwakilan Negara Asing dan organisasi resmi Internasional
Terjadinya HGB :
1. mengenai tanah, yang dikuasai langsung oleh negara karena penetapan Pemerintah
2. mengenai tanah milik : karena perjanjian yang berbentuk otentik antara pemilik tanah yang berangkutan dengan pihak yang akan memperoleh HGB itu yang bermaksud menimbulkan hak tersebut.
HGB dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani hak tanggungan (ps39)
Hapusnya HGB
a. jangka waktunya berakhir b. dihentikan sebelum berakhir
karena sesuatu syarat tidak terpenuhi
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir
d, dicabut untuk kepentingan umum e. diterlantarkan f tanah musnah g. ketentuan dlm ps 36 ay 2. (Yi : org
/ BH yang tidak memenuhi syarat ... )
. Hak Pakai (ps 41)
adalah : hak untuk menggunakan dan / atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dengan perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan UU ini.
Cara memberikan hak pakai 1. selama jangka waktu yang
tertentu selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan ertentu.
2. dengan Cuma2 dengan pembayaran atau pemberian jasa berupa apapun.
3. pemberian hak pakai tidak boleh dan disertai syarat2 yang mengandung pemerasan
- tanah yang dikuasai Negara, hak pakai kalau mau dialihkan dengan izin pejabat yang berwenang
- hak pakai atas tanah milik dapat dialihkan asal dimungkinkan dalam perjanj ian yang bersangkutan
Hak pakai khusus disediakan 1. instansi Pemerintah, Pemda, Desa
dsb 2. Gedung Kedutaan dan Ruma
Tangga Kepala Perwakilan Negara2 sahabat
3. Badan2 Keagamaan dan Sosial Hak pakai tidak boleh dipakai
sebagai Hak Tanggungan.
Menurut hukum Islam Hingga kini persoalan kepemilikan
tanah masih tetap belum terjawab oleh ekonom kapitalis dan sosialis. Namun, persoalan ini telah lama mampu dijawab oleh sistem ekonomi Islam. Hukum Islam mengenal tiga jenis kepemilikan, yakni kepemilikan individu, negara dan publik:
A.Kepemilikan individu adalah izin syar’i sehingga seseorang bisa menguasai tanah secara mutlak, termasuk menggunakan, menjual, menghadiahkan, mewakafkan serta mewariskannya berdasarkan syara’. Hak perolehan tanah untuk individu dalam Islam ada lima macam, yaitu didapat dari: (1) menghidupkan tanah mati; yang disebut tanah mati adalah tanah tanpa pemilik (baik individu maupun negara) yang tidak menopang fungsi publik; (2)pemberian negara; negara berhak menghadiahkan tanah kepada orang-orang yang dipandang pantas dan memerlukannya, misalnya kepada petani yang lahannya longsor; (3) jual-beli; (4) warisan; (5) hibah.
B.Kepemilikan negara atas tanah hanya terbatas pada yang diperlukan untuk menjalankan roda pemerintahan, seperti lahan instalasi negara dan tanah yang diserahkan kepada negara untuk diurusi. Hak perolehan tanah negara ini dalam Islam didapatkan dari: (1) menghidupkan tanah mati — sebagaimana individu, negara juga berhak menghidupkan tanah mati, dan menjadikannya sumber pemasukan bagi kas negara; (2) pemberian warga atau negara lain; (3) warisan (dari orang tanpa ahli waris, atau sisa harta waris yang tidak habis dibagi); (4) jual-beli; (5) sitaan pelaku pidana yang dihukum dengan itu Umar bin Khattab menyita tanah pertanian milik individu yang ditelantarkan selama 3 tahun (lahan tidur).
C.Ada pun tanah publik adalah semua tanah yang bukan milik individu maupun negara. Ini adalah tanah ”milik Allah”, di mana pada prinsipnya semua warga negara memiliki hak atas fungsi yang dimilikinya. Misalnya tanah-tanah di mana terdapat jalan raya, pantai, taman, rawa, kuburan, masjid, serta fasilitas umum lainnya. Hutan, gunung, lautan dan sebagainya adalah juga tanah publik. Setiap orang memiliki akses ke sana, kecuali diatur lain menurut syara’, misalnya demi mencegah kerusakan atau kecelakaan. Setiap orang boleh mengambil manfaatnya, selama tidak menghalangi orang lain juga untuk mengambil manfaatnya. Tanah milik publik hanya dikelola oleh negara, namun bukan milik negara, apalagi milik pejabat negara. Oleh karena itu, negara tidak boleh menjual atau melakukan ruislag (tukar guling) pada tanah publik, kecuali fungsinya terjaga.
A Kepemilikan menurut Hukum Islam
Menurut bahasa, milkiyah berasal dari kata milk dan malakiyah berasal dari malakah, yang salah satunya adalah milik. Jadi artinya diartikan memiliki sesuatu dan sanggup bertindak secara bebas terhadapnya.
Cara-cara memperoleh hak
milik menurut Hukum Islam Dengan usaha sendiri
Yaitu dengan membuka tanah baru yang tidak ada pemiliknya sama sekali, dan harus dikerjaka 3 tahun berturut-turut sejak pengklaimannya, bila tidak dipenuhi gugur hak kepemilikannya. Akad
Pemindahan hak milik dari seseorang kepada orang lain dengan cara dibenarkan syara’ yang menetapkan adanya akibat hukum pada objek (tanah) misal denga akad jual beli. Waris Hibah
Hapusnya Hak Milik Menurut Hukum Islam Tanah diterlantarkan oleh pemiliknya
selama 3 tahun Orang yang menanami lahan yang
bukan miliknya Kepentingan umum
HUKUM ACARA PIDANA HUKUM ACARA PIDANA ADALAH
KESELURUHAN ATURAN HUKUM YANG MENGATUR TENTANG TATA CARA BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN ATAU MENYELENGGARAKAN HUKUM PIDA NA MATERIIL SEHINGGA MEMPEROLEH KEPUTUSAN HAKIM DAN CARA BAGAIMANA ISI KEPUTUSAN ITU HARUS DILAKSANAKAN
PERBEDAAN DENGAN HUKUM ACAR PERDATA
HUKUM ACARA PIDANA BUKAN PIHAK2 YANG TERSANGKUT PELANGGARAN YANG MENGAMBIL INISIATIP UNTUK BERACARA MELAINKAN PENUNTUT UMUM/KEJAKSAAN, TETAPI ADA PENGECUALIANNYA YAITU:
DALAM KEJAHATAN YANG MELANGGAR KESUSILAAN
KEJAHATAN YANG BERUPA PENGHINAAN
KEJAHATAN TERHADAP SAUDARA SENDIRI SEPERTI PENCURIAN
SIKAP HAKIM DALAM HUKUM ACARA PIDANA
ADALH AKTIF AKTIF HAKIM BERARTI PIMPINAN
SIDANG TERUTAMA ADA DITANGAN HAKIM:
INISIATIF BERACARA DATANGNYA DARI PIHAK JAKSA
SETELAH DIMUlai pemeriksaan dalam sidang pengadilan tuntutan pidana tidak dapat dihentikan atau ditarik kembali
PENGAKUAN OLEH PIHAK TERSANGKA TIDAK BOLEH BEGITU SAJA DIPPERCAYA KEBENARANNYA OLEH HAKIM,
WEWENAG HAKIM PIDANA TERHADAP PIHAK TERSANGKA LEBIH LUAS DARIPADA WEWENANG HAKIM PERDATA TERHADAP TERGUGAT. HAKIM PIDANA DAPAT MEMAKSA TERSANGKA SUPAYA HADIR PADA SIDANG PENGADILAN DAN DAPAT MEMERINTAHKAN PENAHANAN PIHAK TERSANGKA.
ISTILAH HAKIM PASIF DALAM HUKUM ACARA
PERDATA YANG AMBIL INISIATIF BERACARA
ADALAH PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
PIHAK ITULAH YANG MENENTUKAN APAKAH ACARANYA AKAN DISELESAIKAN SELURUHNYA ATAU DIHENTIKAN SEBELUM HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN
PIHAK YANG MENGGUGAT DAPAT MENGADAKAN PERUBAHAN DALAM PERMOHONAN GUGATNYA BAIK MENGENAI KENYATAAN2 YANG TELAH DIMAJUKAN MAUPUN MENGENAI APA YANG DIGUGATKAN SELAMA ACARA BELUM DIPUTUS HAKIM
LUASNYA ATAUCARA BEBAS OLEH PIHAK2 BERKEPENTINGAN ITU SENDIRI ISINYA HAK-HAK YANG DIACARAN DIKUASAI PENUH DAN S
SISTEM KUHAP TAHAP PENYELIDIKAN YANG
DIALKUKAN OLEH POLRI TAHAP PENUNTUTAN YANG
DILAKUKAN OLEH JAKSA SEBAGAI PENUNTUT UMUM
TAHAP PEMERIKSAAN DIDEPAN SIDANG PENGADILAN OLEH HAKIM
TAHAP PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN OLEH JAKSA DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN DIAWASI KETUA PENGADILAN YBS
PRAPERADILAN PRAPERADILA MERUPAKAN
INSTANSI PENGAWASAN , TUGASNYA YAITU MEMBERI PELAYANAN UNTUK MEMERIKSA DAN MEMUTUSKAN PERMINTAAN DARI YANG KENA PERKARA , SAH ATAU TIDAKNYA PENANGKAPAN , PENAHANAN DAN TINDAKAN2 LAIN OLEH PENYIDIK ATAU PENUNTUT DAN MEMUTUSKAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN ATAU REHABILITASI KEPADA TERSANGKA YANG PEMERIKSAAN PERKARANYA TELAH DILAKUKAN TIDAK BENAR ITU (PS 77-78 KUHAP)
JALANNYA ACARA PIDANA DAN ASAS-
ASASNYA PENYIDIKAN PERKARAPIDANA PENUNTUTAN PERKARA PIDANA PERADILAN PERKARA PIDANA PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM
PENYELIDIKAN PERKARA PIDANA
PENYELIDIKAN ADALH DAYA UPAYA PENYELIDIK UNTUK MENCARI DAN MENEMUKAN SUATU PERISTIWA YANG DIDUGA SEBAGAI TINDAK PIDANA
MISAL MENCARI KETERANGAN DAN BARANG BUKTI
PENYIDIKAN ADALAH SERANGKLAIAN TINDAKAN PENYIDIK DALAM HAL DAN MENURUT CARA YANG DIATUR DALAM UNDANG2 DLM HUKUM AC. PIDANA UNTUK MENCARI SETA MENGUMPULKAN BARANG BUKTI YANG DENGAN BUKTI ITU MEMBUAT TERANGTENTANG TINDAK PIDANA.
PENUNTUTAN PERKARA PIDANA
YANG DIAERTIKAN MENUNTUT ADALH TINDAKAN PENUNTUT UMUM UNTUK MELIMPAHKAN PERKARA PIDAN KE PN YANG BERWENANG DALAM HAL YANG MENURUT CARA YANG DIATUR DLM UU HK AC PIDANA DENGAN PERMINTAAN SUPAYA DIPUTUS OLEH HAKIM DI SIDANG PENGADIKAN
PERADILAN PERKARA PIDANA
TUGAS HAKIM BETULKAH PERISTIWA YANG
TELAH TERJADI DAN DITUDUHKAN KEPADA TERDAKWA ITU MERUPAKAN PERISTIWA PIDANA
BETULKAH TERDAKWA CUKUP TERBUKTI KESALAHANNYA TELAH MELAKUKAN PERISTIWA PIDANA ITU
APABILA BETUL KEMUDIAN MENJATUHKAN PIDANA YANG SETIMPAL KEPADA TERDAKWA ATAS KESALAHANNYA
KEPUTUSAN PENGADILAN
PEMBEBASAN TERDAKWA BILA MENURUT HASIL PEMERIKSAAN KESALAHAN TERDAKWA MENURUT HUKUM DAN KEYAKINAN TIDAK TERBUKTI
PELEPASAN TERDAKWA DARI SEGALA TUNTUTAN JIKA KESALAHAN TERDAKWA MENURUT HUKUM DAN KEYAKINA CUKUP TERBUKTI TAPI TERNYATA YANG DIALKUKAN BUKAN MERUPAKAN TINDAK PIDANA
PEMIDANAAN TERDAKWA JIKA TERBUKTI MELAKUKAN TINDAK PIDANA
PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM
PELAKSANAAN KEPUTUSAN PENGADILAN YANG BIASA DISEBUT ELSEKUSI ITU ADALAH TUGAS DARI KEJAKSAAN
HUKUM ADAT Pengertian Hukum Adat Menurut Snouck Hurgronje, adat
adalah segala peraturan-peraturan yang tdk tertulis yang hidup didalam pergaulan masyarakat dan meresap dalam sanubari tiap-tiap anggotanya, sehingga menebal menjadi adat kebiasaan yang apabila dilanggar akan menimbulkan akibat hukum tertentu.
Istilah Hukum Adat pertama kali dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Sedang orang yang pertama menyelidiki hukum adat Indonesia dengan sistematik adalah Van Vollenhowen yang kemudian dikenal sebagai bapak hukum adat. karena jasa-jasanya dalam mempelajari dan mempertahankan hukum adat terhadap politik hukum Hindia Belanda.
S. Wiratmcx Penganiar Tata Hukum Indonesia, A'ogyakarta; FH UIL 1984). him. 85.
KEDUDUKAN HUKUM ADAT DI INDONESIA
Dalam lapangan hukum keperdataan di Indonesia masih dualisme ,artinya berlaku dua macam hukum yakni hukum perdata barat yang berlaku bagi orang Eropa dan keturunannya, dan sebagian lagi hukum perdata adat yang berlaku bagi golongan Indonesia asli (pribumi).
*. Masyarakat hukum Adat di Indonesia dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
Berdasarkan keturunan (geneologis) yaitu masyarakat hukum yang anggota-anggotanya merasa bersatu karena pertalian tunggalketurunan.
berdasarkan kedaerahan (territorial), yaitu masyarakat hukum yanganggota-anggotanya bersatu karena mendiami suatu tempat tertentu.Misai desa di Jawa.
Berdasarkan Campuran yaitu berdasarkan keturunan maupun daerahtertentu) misal Uma di Mentawai; Euri di Nias; Huta di Batak dls).
Berdasarkan permufakatan yaitu masyareakat hukum yangberdasarkan kehendak bersama dari penduduk misal. Subak di Bali.
Keturunan ini dapat melalui: garis pancar perempuan mis.
Minangkabau. garis pancar laki-laki misal batak. garis pancar keduanya misal jawa
tengah.
Golongan Penduduk dalam Hukum Adat
Pada umumnya masyarakat di desa dibedakan dalam 4 golongan yaitu:
Pribumi ( sikep, wong bahu, kuli kencang) yaitu mereka yang punya sawah, pekarangan dan rumah.
Lindung (indung, kuli gundul, kuli kendo) yaitu mereka yang mempunyai pekarangan atau sawah saja.
Numpang ialah golongan masyarakat yang hanya mempunyai rumah saja, akan tetapi didirikan diatas pekarangan orang lain.
Nusup (tlosor, mondok) ialah mereka yang tidak mempunyai mata pencaharian sendiri.
TUGAS KEPALA ADAT Tugas Kepala Adat. Penyelengara hukum adat dilakukan
oleh pejabat hukum adat. Pejabat hukum adat dapat ditinjau dari beberapa hal :
A.Jabatannya ( fungsinya) berkewajiban menyelenggarakan:
1.Semua urusan tanah 2.Menyelenggarakan hukum sebagai
usaha mencegah orang berbuat salah,
3.Menyelenggarakan hukum sebagai usaha mengadili orang yang berbuat salah.
B.Kedudukannya, ialah sebagai ponggawa ( pengurus desa) misal lurah, polisi desda, jaga baja dls, Kekuasaan masayarakat hukum dimana kepala adatnya berkewajiban ke luar mewakili masyarakat hukum adat, ke dalam melakukan hak-hak masyarakat hukum ( misal tanah-tanah adat dls).
Hak-hak atas tanah menurut Hukum Adat
Hak-hak atas tanah ada 2 macam yakni:
1.Hak Ulayat masyarakat hukum adalah pertalian yang erat antara masyarakat hukum dengan lingkungan daerahnya.
2.Hak perseorangan. Hak perseorangan atas tanah antara lain: Hak didahulukan (hak wenang pilih); hak jejeran; hak milik.
Hubungan keduanya adalah bersifat mulr mungkret artinya, makin kuat hak perseorangannya maka hak ulayat makin lemah dan sebaliknya . Tetapi lemahnya hak ulayat atas tanah tidak akan menjadi lenyap sama sekali.
Macam -macam Tanah Adat dan Perjanjian tentang Tanah dalam Hukum Adat.
Berdasarkan perbedaan memperoleh tanah-tanah maka tanah dibedakan menjadi:
1.Tanah Yasan (trukah, patokan) jika hak miiik atas tanah diperoiehdengan jalan membuka tanah.
2.Tanah Gogolan ( pakuien) kalau tanah tersebui diperoieh dari pemberiandesa.
Adapun perjanjian tanah sebagaimana di atas adaiah:
1.Perjanjian Jual Lepas ( Adol plas, Run-temurun, Pati bogor dsb). Adalahpenyerahan hak-hak aatas tanah oleh fihak yang satu kepada fihak lain dengan melepaskan hak tersebut untuk selam-lamanya disertaipenerimaan tertentu (uang sebagai penggantinya).
2.Perjanjian Jual Gadai ( Adol Sende) . jual akad, jual gade dsb). Adalahpenyerahan hak atas tanah oleh fihak yang satu pada ptihak lain akantetapi penyerahan tersebut tidak untuk selama-lamanya hanya untuk sementara waktu pada umumnya disertai dengan penerimaan sejumlah uang sebagai penggantinya; sedan fihak yang menyerahkan masih mempunyai hak untuk menebus kembali tanah tersebut sewaktu-waktu menghendakinya dengan mengembalikan jumlah uang yang dlterimanya.
3.Perjanjian Jual Tahunan ( Adol Oyodan) mlah penyerahan hak-hak atas tanah oleh fihak ke satu kepada pifak lain disertai dengan penerimaan pada waktu itu dengan sejumlah uang sebagai pengganti. Dengan catatan setelah beberapa musim maka tanah kembali pada pemiliknya.
Adapun perjanjian perjanjian yang berkaitan atas tanah adalah sebagai berikut:
Perjanjian maro/mertelu. Srama Mesi. Plais. dls.
MATERI DALAM BENTUK SOAL
1. APA YANG DIMAKSUD HAN, DAN MENGAPA MATERI HAN SULIT DIKODIFIKASI?
2. SECARA GARIS BESAR CAKUPAN MATERI HAN TERDIRI DARI APA SAJA?
3. APAYANG DIMASUD DENGAN HUKUM ACARA, DAN SEBUTKAN ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATA.!
4. SEBUTKAN MACAM-MACAM KEPUTUSAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATA!
5. SEBUTKAN SUMBER-SUMBER HUKUM ACARA PERDATA DAN ACARA PIDANA!
6. APA YANG ANDA KETAHUI DENGAN HUKUM AGRARIA, DAN BAGAIMANA HUKUM AGRARIA YANG BERLAKU SEBELUM DAN SESUDAH UUPA?
7.SEBUTKAN TUJUAN UUPA,DAN APA SAJA HAK-HAK ATAS TANAH MENURUT UUPA?
8. APA YANG ANDA KETAHUI DENGAN LAND REFORM?
9 APA YANG DIMAKSUD DENGAN HUKUM ADAT, DAN BEDAKAM MASYARAKAT HUKUM ADAT DI INDONESIA?
10.APA SAJA TUGAS KEPALA ADAT? 11.SEBUTKAN HAK-HAK ATAS
TANAH MENURUT HUKUM ADAT DAN MACAM-MACAM TANAH ADAT DAN PERJANJIAN TENTANG TANAH MENURUT HUKUM ADAT!
12. APA PENGERTIA HUKUM INTERNASIONAL, DAN SEBUTKAN SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIOANAL?
13. APA SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL,DAN SEBUTKAN SERTA JELASKAN PERWAKILAN NEGARA DI LUAR NEGERI?
Top Related