PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PADA PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN
FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
Fifit Fitriyani
NIM. 1112025100102
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1437H/ 2017M
-
ABSTRAK
Fifit fitriyani (1112025100102), Penerapan Standar Operating Procedures
(SOP) pada Pelayanan Sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran Jakarta. Di bawah bimbingan Alfida, MLIS Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015.
Penelitian ini membahas tentang Penerapan Standard Operating Procedures (SOP)
yang dilakukan di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN veteran Jakarta. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pentingnya Penerapan Standard
Operating Procedures (SOP) pada pelayanan sirkulasi, bagaimana penerapan SOP
pada pelayanan sirkulasi di perpustakaan fakultas hukum UPN Veteran Jakarta
dan mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengimplementasian
Standard Operating Procedures (SOP) pada layanan sirkulasi di perpustakaan
fakultas hukum UPN Veteran Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan pada
penelitian ini adalah tiga orang pustakawan yang ada di Perpustakaan Fakultas
Hukum UPN Veteran Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa SOP yang
disusun memang sangat penting bagi pustakawan dan pemustaka. Adanya SOP
pada pelayanan sirkulasi dapat mempermudah pekerjaan mereka khususnya pada
pelayanan sirkulasi. SOP menjadi pedoman para pustakawan di dalam suatu
pekerjaan dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta kepuasan bagi
pemustaka. Dalam penerapan pelayanan sirkulasi perpustakaan fakultas hukum
UPN Veteran Jakarta masih kurang digunakan dalam melakukan pekerjaan dan
masih ada hal-hal yang tidak sesuai apa yang telah ditentukan di dalam SOP
tersebut. Adapun kendala penerapan SOP pada pelayanan sirkulasi meliputi dua
hal. Pertama, jaringan internet yang lambat menyebabkan terhambatnya proses
pelayanan. Kedua, kurangnya 1 komputer untuk user dan kurangnya pengawasan
dan pemeliharaan misalnya adanya kode barcode yang rusak. Dalam menghadapi
kendala-kendala penerapan Standard Operating Procedures (SOP) pada pelayanan
sirkulasi, perpustakaan sudah mengatasinya dengan baik. Hal tersebut harus
dipertahankan agar mutu pelayanan sirkulasi tetap meningkat.
Kata Kunci: SOP Perpustakaan, Layanan Sirkulasi
ABSTRACT
Fifit Fitriyani (1112025100102). Implementation of Standard Operating
Procedures (SOP) on the Circulation Services at the Library of the Faculty of
Law UPN Veteran Jakarta. Under the guidance of Alfida, MLIS Departement
of Library Science, Program Faculty of Adab and Humaniora of Syarif
Hidayatullah State Islamic University in Jakarta. 2015.
This study discusses the adoption of Standard Operating Procedures (SOP)
performed at the Library of the Faculty of Law UPN veteran Jakarta. The purpose
of this study was to determine how the importance of the implementation of
Standard Operating Procedures (SOP) to service the circulation, identify any
obstacles encountered in the implementation of standard operating procedures
(SOP) on the circulation service in law school library UPN Veteran Jakarta. This
research is a descriptive study, using a qualitative approach. Data collection
techniques used were observation, interviews and documentation. Informants in
this study is three librarians in the Library of the Faculty of Law UPN Veteran
Jakarta. The results showed that SOP are arranged is very important that the SOP
on the circulation services can simplify their work, especially in the service of
circulation. In the implementation of library circulation services law faculty UPN
Veteran Jakarta is still less used in doing work and there are still things that do not
match what has been specified in the SOP. The constraints on the adoption of
SOP circulation services: first, slow internet network causing delays of service.
Second, the lack of one computer to the user and the lack of supervision and
maintenance that have not been going well for example the barcode damaged,
Libraries have handled it well. It should be maintained so that the quality of
circulation services will continue to increase
Keywords: SOP Library, Circulation Services
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul Standard Operating Procedures (SOP) pada Pelayanan Sirkulasi di
Perpustakaan Fakultas UPN Veteran Jakarta dengan baik. Shalawat beserta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki. Namun berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi.
5. Ibu Alfida, MLIS., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan
waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta
dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
6. Ibu Wien, S.H., Bapak Zaki Mubarok, S.IP., dan Bapak Suhadi., selaku
informan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi
kepada penulis disela kesibukannya.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang
telah berjasa dalam memberikan ilmu pengetahuan dan kepada penulis dari
semester awal sampai sekarang.
8. Keluarga tercinta, Ayahanda H. Dul Bahri dan Ibunda Hj. Suinah yang telah
mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dan perhatian
dari kecil hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dan telah memberikan
dukungan moril ataupun materil yang tiada henti.
9. Teman-teman seperjuangan IPI angkatan 2012, Khususnya IPI C. Semoga
Ilmu yang kita dapat selama ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain,
menjadi pustakawan professional dan selalu diberkahi Allah SWT dalam
setiap langkah kita. Aamiin.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna dan masih ada
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi mendekati kesempurnaan
skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, April 2017
Fifit Fitriyani
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini sayan menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar stara 1 di Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2017
Fifit Fitriyani
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRAC ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR BAGAN......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................... 4
C. Tujuan dan Pemanfaatan Penelitian ........................................... 5
D. Definisi Istilah ........................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Perguruan Tinggi ................................................ 8
1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi .......................... 8
2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ................................ 9
3. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ................................. 10
4. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ................................ 12
B. Pelayanan Sirkulasi ................................................................... 14
1. Pengertian Pelayanan Sirkulasi ............................................ 14
2. Fungsi Pelayanan Sirkulasi .................................................. 15
3. Tujuan Layanan Sirkulasi .................................................... 16
4. Kegiatan Pelayanan Sirkulasi ............................................... 16
C. Standar Operating Procedures (SOP) ......................................... 20
1. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi ......................... 20
2. Pengertian Standar Operating Procedures (SOP) .................. 23
3. Manfaat Standar Operating Procedures (SOP) ...................... 23
4. Isi Standar Operating Procedures (SOP) ............................... 25
5. Penerapan Standar Operating Procedures (SOP) .................. 28
D. Penelitian Terdahulu .................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................... 32
B. Sumber Data............................................................................. 33
C. Pemilihan Informan .................................................................. 33
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 35
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 36
F. Jadwal Penelitian ...................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian ................................................................ 38
1. Sejarah Singkat .................................................................... 38
2. Visi dan Misi ....................................................................... 39
3. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................... 40
4. Struktur Organisasi ............................................................. 41
5. Layanan Perpustakaan ....................................................... 43
6. Tata Tertib Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan ..................... 50
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................ 53
1. Penyusunan Dokumen SOP Layanan Sirkulasi ................... 53
2. Pentingnya Penerapan SOP Pada Layanan Sirkulasi ........... 55
3. Penerapan SOP pada Layanan Sirkulasi ............................. 57
4. Perbedaan cara Kerja Pasca SOP ........................................ 64
5. Kendala dan Hambatan dalam Pelaksanaan SOP pada Layanan
Sirkulasi ............................................................................ 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 73
B. Saran ............................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 76
LAMPIRAN LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...................................................................... 37
Tabel 4.1 Jam Pelayanan Perpustakaan .................................................... 43
Tabel 4.2 Jumlah Koleksi Perpustakaan .................................................. 49
Tabel 4.3 Daftar Penelitian pada Layanan Pemustaka............................... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 SOP Peminjaman Buku .......................................................... 60
Gambar 4.2 SOP Pengembalian Buku ....................................................... 61
Gambar 4.3 SOP Perpanjang Buku ............................................................ 62
Gambar 4.4 SOP Pelayanan Surat Bebas Pustaka ...................................... 63
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Struktur Organisasi................................................................... 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan merupakan institusi pengelola karya tulis, karya cetak,
dan/ karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para
pemustaka, perpustakaan tidak dapat dipahami sebatas sebagai sebuah gedung
atau akomodasi fisik tempat menyimpan buku semata. Akan tetapi, secara
sederhana dapat dinyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang
memiliki sumber daya manusia, “ruang khusus” (ruang baca), dan kumpulan
koleksi sesuai dengan jenis perpustakaannya.1
Selain peran tersebut, perpustakaan sebagai suatu lembaga pelayanan
Informasi (Information service), salah satu fungsinya bertindak sebagai antar
muka (interface) antara dua dunia yaitu masyarakat sebagai kelompok
pengguna perpustakaan dan dunia sebagai sumber – sumber informasi, baik
dalam bentuk tercetak maupun dalam bentuk lain.2 Manusia dengan kapasitas
pengetahuan yang berbeda dan pola pikir yang berbeda pula dapat difasilitasi
dalam suatu wadah yaitu perpustakaan. Oleh karena itu penulis berpendapat
memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan dan informasi.
Begitu halnya di lingkungan perguruan tinggi sering terdengar ungkapan
perpustakaan adalah jantungnya perguruan tinggi.
1Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomer 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan. 2Masruri, Dasar – Dasar Katalogisasi, (Yogyakarta: Bidang Akademik 2008), h. 1.
2
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi, dengan tujuan untuk membantu perguruan tinggi mencapai
tujuannya, seperti yang tercermin pada tri dharma perguruan tinggi
(pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat), maka perpustakaan
perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga tri dharma
perguruan tinggi. Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah
perpustakaan jurusan, fakultas, universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik,
akademik, maupun perpustakaan program non gelar.3
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga informasi akan
memiliki kinerja yang baik apabila ditunjang dengan manajemen yang
memadai. Lebih jauh lagi, dengan menggunakan manajemen berati sesuatu
Instansi berupaya bekerja secara terukur, baik dari segi proses kerjanya, alur
kerjanya, maupun metode kerja yang digunakannya. perpustakaan pasti
mempunyai struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan bentuk atau
figure yang akan menggambarkan formasi jabatan, garis komunikasi, perintah,
laporan, kerja sama, tugas, wewenang, dan tanggung jawa memberikan
ketegasan akan pekerjaan apa yang akan dilakukan oleh tenaga perpustakaan.4
Di sisi lain tuntutan pemustaka kepada perpustakaan semakin tinggi.
Perpustakaan diharapkan tidak sekedar sebagai mediator dalam pelayanan
informasi akan tetapi juga harus mampu berfungsi sebagai penyedia fasilitas
dalam penyediaan kebutuhan ilmiah agar perpustakaan dapat memenuhi
kebutuhan pemustaka, upaya pemanfaatan dan pelayanan. Selanjutnya untuk
3Sulistiyo-Basuki Pengantar Ilmu perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
1991), h. 51. 4Wiji Suwarno, Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan, ( Yogyakarta: Ar –Ruzz 2010), h. 47.
3
menghasilkan kinerja yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan maka
diperlukan adanya rangkaian prosedur yang di standarkan. Prosedur yang
standar atau lebih dikenal dengan Standart Operating Procedures (SOP)
secara sederhana dapat diartikan sebagai pedoman yang menunjukan apa yang
harus dilakukan, kapan hal tersebut dilakukan, dan siapa yang melakukannya.
Dengan demikian Standart Operating Procedures (SOP) bagi
perpustakaan menjadi penting karena dapat berfungsi membantu perpustakaan
dalam memberikan pelayanan kepada civitas akademika secara baik,
konsisten, efektif dan efisien dalam hal memberikan pedoman atau petunjuk
bagi civitas akademika tentang suatu prosedur pelayanan perpustakaan yang
harus dilakukan, menyediakan pedoman bagi semua staf perpustakaan dan
pejabat perpustakaan dalam melaksanakan pelayanan rutin perpustakaan,
menghindari adanya tumpang tindih pelaksanaan tugas pelayanan
perpustakaan kepada civitas akademika. Membantu penelusuran terhadap
kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan perpustakaan,
dan menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi.
Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan Bapak Zaki
bahwa pustakawan di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
yang mempunyai tugas melayani informasi rujukan bidang hukum. Guna
mencapai tugasnya maka, perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
menyusun dan menerapkan Standard Operating Procedures (SOP), namun
kadangkala antara standard dan penerapannya di bagian sirkulasi tidak sejalan
dan tidak sesuai yang diharapkan.
4
Secara umum kinerja perpustakaan Fakultas Hukum UPN Jakarta
cukup baik namun masih perlu dikembangkan kearah yang lebih relevan
dengan prosedure prosedure yang sudah ditetapkan. Sehingga peraturan
mengenai procedure pada layanan sirkulasi dapat berjalan dengan baik.
Peneliti tertarik untuk membahas SOP pelayanan sirkulasi. SOP
pelayanan sirkulasi merupakan prosedur kerja yang sudah berlaku di
perpustakaan terkait kegiatan pelayanan sirkulasi. Pelayanan sirkulasi
merupakan salah satu jasa perpustakaan yang pertama kali berhubungan
langsung dengan pemustaka.
Dengan mengetahui salah satu permasalahan yang dihadapi
perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta penulis tertarik
melakukan suatu penelitian yang berjudul “ PENERAPAN STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SOP) PADA PELAYANAN SIRKULASI
DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAKARTA”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukan, peneliti akan
membatasi masalah peneliti ini, penelitian ini tentang penerapan Standard
Operating Procedure (SOP) pada layanan sirkulasi perpustakaan di
perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta. meliputi: Penerapan
Standard Operating Procedures (SOP) pada pelayanan sirkulasi, Bagaimana
pentingnya Standard Operating Procedure (SOP) pada pelayanan sirkulasi di
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta, dan upaya mengatasi
5
hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengimplementasian Standard
Operating Procedure (SOP) di perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran
Jakarta.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah dalam
proposal penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pentingnya Standard Operating Procedures (SOP) pada
layanan sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta?
2. Bagaimana Penerapan Standard Operating Procedures (SOP) pada
layanan sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta?
3. Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan Standard Operating
Procedures (SOP) dalam rangka peningkatan layanan pemustaka di
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya penerapan Standard Operating
Procedures (SOP) pada layanan sirkulasi di Perpustakaan Fakultas
Hukum UPN Veteran Jakarta?
2. Untuk mengetahui Penerapan Standard Operating Procedures (SOP) pada
layanan sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pengimplementasian Standard Operating Procedure (SOP) pada layanan
sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti,
khususnya tentang Standard Operating Procedures (SOP) dalam
meningkatkan layanan pemustaka.
2. Dapat menambah wawasan baik bagi penulis maupun bagi masyarakat
umum
3. Sebagai bahan masukan pengembangan penelitian selanjutnya dalam
skala yang lebih besar
D. Definisi Istilah
1. Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai fungsi dan alat penilaian
kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator – indikator teknis,
administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem
kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
2. Layanan Sirkulasi
Pelayayan sirkulasi adalah kegiatan yang berupa pemberian bantuan
kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka.
7
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi latar belakang, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Dalam bab ini menjelaskan tentang perpustakaan perguruan tinggi,
Standard Operating Procedures (SOP), dan layanan sirkulasi di
perpustakaan.
Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang
digunakan seperti jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan,
sumber data, pemilihan informan, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data dan judul penelitian
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini mendeskripsikan hasil penelitian, yang meliputi:
Gambaran tentang SOP layanan sirkulasi, Temuan/hasil
pembahasan dan bagaimana pentingnya penerapan Standard
Operating Procedures (SOP).
Bab V Penutup
Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban
terhadap rumusan masalah peneliti dan saran-saran. Kemudian
diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Perguruan Tinggi
1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Pada dasarnya semua perpustakaan merupakan suatu instansi yang
memiliki proses kerja sama, yaitu memberikan pelayanan informasi
kepada pengguna. Namun demikian dalam perkembangannya setiap jenis
perpustakaan memiliki definisi dan kreteria tertentu yang membedakannya
dengan perpustakaan lain. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah
satu jenis dari sekian banyak jenis perpustakaan yang dikatagorikan.
Menurut Sulistyo Basuki “perpustakaan perguruan tinggi adalah
perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya,
maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan
utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.”5 Sedangkan
menurut Syihabuddin Qalyubi menyatakan bahwa perpustakaan perguruan
tinggi merupakan suatu unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang
sama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan
melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya
dan masyarakat akademis pada umumnya.6
5 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991),
h.51 6 Syihabuddin Qalyubi dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi,(Yogyakart:
(Maletas Publishing), h.225.
9
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
definisi dari perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah lembaga
pemberi layanan informasi yang berada di lingkungan lembaga pendidikan
tinggi yang bertujuan untuk menunjang terlaksananya program pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepala masyarakat.
2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan diselenggarakan perpustakaan perguruan tinggi yaitu untuk
menunjang terlaksananya program pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Dikenal dengan sebutan Tri Dharma Perguruan
tinggi. Melalui pelayanan Informasi yang meliputi lima aspek yaitu:
a. Pengumpulan informasi
b. Pengolahan informasi
c. Pemanfaatan informasi
d. Penyebarluasan informasi
e. Pemeliharaan atau pelestarian Informasi.7
Abdul Rahman Saleh dalam bukunya Materi Pokok Manajemen
Perpustakaan Perguruan Tinggi mengatakan “dalam menunjang dharma
pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengumpulkan mengolah,
menyediakan serta menyebarluaskan informasi sesuai dengan kurikulum di
perguruan tingginya dalam hal pendidikan, perpustakaan berusaha untuk
memperkaya pengetahuan dosen dan mahasiswa serta mempertinggi
7 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991),
h.52
10
kualitas pengajar dan mempertinggi mutu belajar mahasiswa. Dalam
menunjang dharma penelitian, perpustakaan berusaha mengumpulkan,
mengolah, menyediakan serta menyebarluaskan dan melestariakan hasil-
hasil penelitian ilmiah sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat luas”.8
3. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Untuk mencapai tujuan dan fungsinya dengan baik perpustakaan
perguruan tinggi mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Menurut
buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan
Tinggi tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah:
a. Mengikuti perkembangan serta perkuliahan dan menyediakan bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran.
b. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-
tugas dalam rangka studinya.
c. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang
diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan
berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan
bagi peneliti
d. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru
baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.
8Abdul Rahman Saleh, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta:
Universitas Terbuka, Depdikbud, 1995), h.17.
11
e. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengakses
perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan
lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan
kebutuhan informasi yang diperlukan.9
Secara umum tugas perpustakaan menurut Mahmudin adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai pusat kegiatan belajar mengajar yang berfungsi
membantu program pendidikan pada umumnya sesuai dengan misi misi
lembaga tersebut.
b. Membantu memperluas pengetahuannya tentang suatu bidang
pelajaran.
c. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang
menuju kebiasaan belajar mandiri.
d. Membiasakan pengunjung untuk mencari informasi di perpustakaan,
kemahiran dalam mencari dan menemukan informasi yang
dibutuhkan.10
Tugas dari perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan jasa
yang dapat mendukung proses pelaksanaan pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat pada umumnya, dengan cara melahirkan
koleksi baik tercetak maupun tidak tercetak demi mendukung dan
mengembangkan kualitas program kegiatan perguruan tinggi.
9Sjahrijal-Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, (Jakarta: Jambatan 1986)
h. 5. 10
Mahmudin, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Rineka Cipta 2006) h. 2.
12
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas
perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberi pelayanan akan
kebutuhan informasi civitas akademika perguruan tinggi dalam
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
4. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dari segi program kegiatan, perpustakaan perguruan tinggi
mempunyai tiga macam fungsi yaitu:
a. Sebagai pusat layanan informasi untuk program pendidikan dan
pengajaran.
b. Sebagai pusat layanan informasi untuk program penelitian
c. Sebagai pusat layanan informasi untuk pengabdian pada masyarakat.11
Sedangkan Sulistyo Basuki mengatakan fungsi utama perpustakan
perguruan tinggi antara lain
a. Fungsi edukatif, perpustakaan membantu mengembangkan potensi
mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam
kurikulum pendidikan.
b. Fungsi informasi, perpustakaan membantu mahasiswa dalam
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya melalui penelusuran
informasi yang ada di perpustakaan.
c. Menunjang kegiatan penelitian, dalam hal ini perpustakaan
menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses
11
Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1995), h.17.
13
penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan
berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan.
d. Sebagai tempat rekreasi atau hiburan, mahasiswa dapat mengandalkan
perpustakaan untuk mengurangi ketegangan setelah lelah belajar
dengan bahan bacaan ringan dan menghiburkan yang ada di
perpustakaan.12
Dalam rancangan peraturan pemerintah tentang pelaksanaan UU 43
tahun 2007, dinyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berfungsi
sebagai sumber belajar, penelitian, deposit internal, pelestarian dan pusat
jejaring bagi civitas akademika di lingkungan perguruan tinggi.13
Selain
yang disebutkan di atas, Noerhayati membagi fungsi tersebut menjadi dua
bagian yaitu sebagai berikut:
a. Ditinjau dari segi proses pelayanannya berfungsi sebagai: pusat
pengumpulan informasi, pusat pelestarian informasi, pusat pengelolaan
informasi, pusat pemanfaatan informasi, dan pusat penyebarluasan
informasi.
b. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi berfungsi sebagai
pusat pelayanan informasi untuk: program pendidikan dan pengajaran,
program penelitian dan program pengabdian masyarakat.14
Dari pemaparan para ahli di atas dapat dijadikan sebagai referensi
bahwa fungsi dari sebuah perpustakaan perguruan tinggi merupakan
12
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
1991), h. 107. 13
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
14Noerhayati.S, pengelolaan Perpustakaan, (Bandung: PT Alumni,2006), Jilid 1, h. 53.
14
penyediaan fasilitas pengajaran dan penelitian untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan civitas akademiknya, memiliki kualitas koleksi
yang memadai dan sesuai terhadap kebutuhan sehingga menimbulkan
kepuasan akan kebutuhan informsi para pengguna.
B. Pelayanan Sirkulasi
1. Pengertian Pelayanan Sirkulasi
Pelayanan sirkulasi merupakan tempat masuk dan keluarnya bahan
pustaka. Pada bagian inilah yang mendominasi semua kegiatan yang
terdapat pada perpustakaan.15
Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu jasa perpustkaan yang
pertama kali berhubungan dengan pengguna perpustakaan. Menurut
Karmidi Martoatmojo, berapapun besar koleksi yang dimiliki oleh sebuah
perpustakaan, tetapi kalau sirkulasi dan pelayananya tidak lancar atau
hanya sedikit saja dalam memanfaatkannya, maka kecil sajalah arti
perpustakaan tersebut. Namun sebaliknya jika kegiatan yang dilakukan
oleh bagian sirkulasi lancar dan aktif maka perpustakaan tersebut boleh
dikatakan baik.16
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
sirkulasi adalah kegiatan pelayanan jasa perpustakaan yang berhubungan
dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka agar dapat
15
Lasa Hs, Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan, (Jakarta: Gema Media, 2005),
h.1. 16
Karmidi Martoatmojo, Pelayanan Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Tebuka 1994), h.
43.
15
dimanfaatkan dan digunakan dengan tepat guna untuk kepentingan
pengguna jasa perpustakaan.
2. Fungsi Pelayanan Sirkulasi
Sulistyo-Basuki menyatakan beberapa fungsi pelayanan sirkulasi
yaitu sebagai berikut:
a. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan.
b. Pendaftaran anggota, perpanjang anggota dan pengunduran diri dari
anggota perpustakaan.
c. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu
peminjaman.
d. Menarik denda bagi buku yang terlambat untuk dikembalikan
e. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan
pada waktunya atau memberi surat penagihan.
f. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku
hilang atau rusak.
g. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman.
h. Membuat statistik peminjaman
i. Peminjaman atas perpustakaan. Bila perpustakaan melakukan
kerjasama koleksi bahan pustaka dengan perpustakaan lain.
j. Mengawasi urusan penitipan, tas, jaket, mantel, dan sebagainya milik
pengunjung perpustakaan.17
17
Sulistyo-Basuki Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1991),
h.257.
16
3. Tujuan Layanan Sirkulasi
a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.
b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu
pengembaliannya. Hal tersebut bila ini memudahkan penelusur bahan
pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.
c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi
dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu
pengembalian.
d. Diketahuinya tingkat keterpakaian bahan koleksi yang dimiliki
perpustakaan
Layanan sirkulasi memang ditunjukan untuk meningkatkan
keterpakaian bahan pustaka secara optimal. Sebagus atau selengkap
apapun koleksi diperpustakaan, tetapi keterpakaiannya rendah hal ini aka
sia-sia dan sangat disayangkan.18
4. Kegiatan Pelayanan Sirkulasi
Kegiatan kerja pelayanan sirkulasi pada perpustakaan secara umum
terdiri dari beberapa bidang kegiatan kerja. Menurut Nurhayadi kegiatan
kerja tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Kegiatan ini
mencangkup beberapa hal yaitu:
a. Keanggotaan
Perpustakaan menentukan siapa saja yang berhak menjadi anggota
perpustakaan, dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk
18
Lisda Rahayu, Materi Pokok Pelayanan Bahan Pustaka cet.1 ed.2 (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2011), h.22.
17
mendaftar menjadi anggota. Melalui keanggotaan, pihak perpustakaan
akan mengetahui jati diri penggunanya. Dengan melakukan pencatatan
keanggotaan juga mempermudah dalam prosedur peminjaman.
b. Peminjaman
Kegiatan peminjaman adalah pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan
pencatatan bukti bahwa pengguna meminjam bahan pustaka. Proses
peminjaman menggunakan berbagai cara. Ada yang menggunakan buku
besar, kartu buku dan sebagainya sesuai dengan kondisi suatu
perpustakaan.
c. Pengembalian
Pengembalian adalah Pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan
pencatatan bukti bahwa pemakai mengembalikan bahan pustaka yang
dipinjamnya. Ada dua cara pengembalian bahan pustaka yang bisa
dilakukan di perpustakaan, yaitu pengguna membawa langsung bahan
pustaka yang hendak dikembalikan dengan memasuknya dari luar ke
dalam kotak pengembalian. Dan yang kedua pengguna membawa
langsung bahan pustaka yang hendak dikembalikannya ke meja
sirkulasi.
d. Perpanjang
Perpanjangan waktu peminjaman tergantung pada kebijakan pemustaka,
ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali
saja dan ada juga hanya memberikan satu kali saja.
e. Penagihan
18
Para pengguna sering melakukan pelanggaran pengembalian bahan
pustaka. Jika terjadi keterlambatan pengembalian yang melebihi batas
kewajaran, maka perlu diadakan penagihan. Penagihan adalah
pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan meminta kembali bahan
pustaka yang dipinjam oleh pemakai setelah batas waktu peminjaman.
Penagihan dapat dilakukan dengan cara mengirimkan surat maupun
secara lisan. Pada umumnya perpustakaan melaksanakan kegiatan
penagihan dengan cara pengiriman surat. Pengiriman surat peringatan
tergantung pada kebijakan perpustakaan, ada perpustakaan yang
memberikan tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo, setelah
itu dikirimkan surat peringatan. Untuk menghindari terjadinya
pelanggaran terhadap batas waktu pengembalian bahan pustaka, maka
penagihan sangat penting untuk dilaksanakan.
f. Pemberian Sanksi
Sanksi diberikan kepada anggota perpustakaan yang melanggar
peraturan perpustakaan. sanksi yang dikenakan kepada pelanggar
hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan
pustaka itu juga diperlukan oleh orang lain. Sanksi berupa denda uang,
peringatan, penggantian pustaka maupun sanksi akademik. Khususnya
bagi penerima uang denda dicatat dalam buku denda dan diparaf oleh
peminjam yang membayar denda. Jumlah uang denda harus dapat
dipertanggung jawabkan, maka perlu dicatat secara baik dan benar serta
19
dilaporkan kepada atasan. Pengguna uang denda diatur tertulis dan
menjadi bagian dari perencanaan perpustakaan.
g. Surat keterangan bebas Pustaka
Surat bebas pustaka adalah salah satu kegiatan pada bagian pelayanan
sirkulasi yang berupa pemeriksaan tanda bukti di perpustakaan yang
diberikan kepada pemustaka sebagai bukti bahwa dia tidak mempunyai
pinjaman atau kewajiban lain. Pemberian surat keterangan bebas
pustaka dimaksudkan agar koleksi terpelihara dan pemustaka mematuhi
peraturan perpustakaan, bagi pemustaka keterangan bebas pustaka
diperlukan untuk ujian akhir, penerimaan ijazah, dan pindah studi ke
perguruan lain.
h. Statistik
Statistik merupakan informasi kualitatif tentang jumlah tambahan buku
pertahun, jumlah pengunjung dan sebagainya. Pustakawan
menggunakan statistik untuk berbagai keperluan, yaitu untuk menyusun
laporan tahunan, mengukur efisien berbagai bagian perpustakaan,
menyusun rencana dan jasa perpustakaan, memperkuat alasan dalam
menunjang penambahan anggaran dan tenaga, serta menyajikan
keberhasilan perpustakaan pada pengguna dan pimpinan.19
19
Nurhayadi, Pedoman Pelaksanaan Sirkulasi, (Jakarta: Bumi Aksara 1982), h.25-27
20
C. Standard Operating Procedures (SOP)
1. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan merupakan sebagai satuan organisasi, badan atau
lembaga. Satuan kerja tersebut dapat berdiri sendiri, tetapi dapat juga
merupakan bagian dari organisasi di atasnya yang lebih besar.
Agar perpustakaan perguruan tinggi dapat dikelola dengan berdaya
guna dan berasil. Perpustakaan mampu manyeleksi, menghimpun,
mengolah, memelihara sumber informasi dan memberdayakan dengan
memberikan layanan, serta memberikan nilai tambah bagi mereka yang
membutuhkan diperlukan manajemen perpustakaan.
Manajemen perpustakaan adalah pengolah perpustakaan
berdasarkan yang didasarkan kepada teori dan prinsip-prinsip manajemen.
Teori manajemen adalah suatu konsep pemikiran atau pendapat yang
dikemukakan mengenai bagaimana ilmu manajemen untuk diterapkan di
dalam suatu organisasi. Sementara prinsip-prinsip manajemen adalah dasar
atau asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir di dalam
manajemen.20
Dalam suatu manajemen terdapat fungsi-fungsi yang harus
dijalankan. Fungsi-fungsi manajemen untuk tingkat operatif manajemen
dapat dibatasi dan dirumuskan: perencanaan (planning), Pengorganisasian
(organizing) penggerakan (actuating), dan Pengawasan (controling).21
a. Perencanaan (planning)
20
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan,(jakarta: Samitra Media Utama,2004), h.20 21
Goerge terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara,2006). h. 24.
21
Perencanaan adalah perhintungan dan penentuan tentang apa yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Di dalamnya
meliputi tempat, oleh siapa pelaku atau pelaksana, dan bagaimana cara
mencapai itu
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian yaitu fungsi yang dijalankan oleh semua manajer
di semua tingkatan. Hasil pengorganisasian bukanlah struktur
organisasi, melainkan terogranisasikannya semua aktivitas didalam
suatu wadah organisasi, sehingga semua tugas dan fungsi berjalan guna
mencapai tujuannya.
c. Penggerakan (actuating)
Penggerakan merupakan penggabungan dari merupakan
penggabungan dari beberapa fungsi manajemen yang saling
berhubungan satu sama lainnya, yakni meliputi kepemimpinan
(leadership), pengarahan, komunikasi, pemberian motivasi, dan
penyediaan sarana dan prasarana atau fasilitas.
d. Pengawasan (controling)
Pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur
apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-
norma, standar atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Seperti yang disebutkan diatas pengawasan dapat dilakukan dengan
adanya standar atau ukuran yang telah ditetapkan. Menurut Sulistyo
22
Basuki, Standar adalah sebuah aturan, yang biasanya digunakan untuk
bimbingan tetapi dapat pula bersifat wajib, yang memberi batasan
spesifikasi dan penggunaan sebuah objek atau karakteristik sebuah proses
dan karakteristik semua metode.22
Menurut Abdurrahman Shaleh ada dua jenis standar yang dikenal
sehari-hari yaitu: yang berhubungan dengan kebendaan (material) seperti
kuantitas, kualitas, biaya, waktu dan lain lain: dan yang berhubungan
dengan moral manusia seperti loyalitas dan segalanya.23
Adapun standard yang dikenal di perpustakaan yaitu: Standar
Nasional Indonesia (SNI) untuk perpustakaan, Standar Nasional
Perpustakaan (SNP), dan Standard Operating Procedures (SOP)
perpustakaan. Untuk selanjutnya penulisan Standard Operating Procedures
akan menggunakan SOP.
Menurut Mohamad Aries, SOP merupakan bagian dari sistem
informasi manajemen suatu organisasi. Sistem informasi manajemen yang
terdiri dari komponen-komponen, baik manual maupun terkomputerisasi
yang bertujuan menyediakan fungsi-fungsi operasional pada manajemen.24
2. Pengertian Standard Operating Procedures (SOP)
Standard Operating Procedures dalam bahasa Indonesia dapat
disebut sebagai Prosedur Operasional Standar yang disingkat POS,
namun POS bukanlah suatu istilah yang populer dibanding SOP. SOP
22
Sulistyo-Basuki, Teknik dan Jasa Dokumentasi,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1992), h.195. 23
Abdul Rahman Shaleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Universitas Terbuka 1995), h. 133. 24
Mohamad Aries, Penyusunan Standard Operating Prosedur di Perpustakaan,
23
pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur
operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan
untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta
penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang di
dalam organisasi berjalan secara efektif, efisien, konsisten, standar dan
sistematis.25
Pada dasarnya, di perpustakaan terdapat pekerjaan rutin yang
dilakukan setiap hari, mulai dari seleksi, pengadaan, pengolahan,
pemeliharaan sampai pada pelayanan. Agar pekerjaan-pekerjan tersebut
dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan pedoman yang dapat
memberikan tuntutan. Pedoman yang dimaksud adalah prosedur kerja
yang standar atau SOP.
3. Manfaat Standard Operating Prosedures (SOP)
Rudi M. Tambunan, menyebutkan manfaat SOP di dalam suatu
organisasi adalah:
a. Manfaat SOP sebagai pedoman, SOP mempunyai peran untuk
memberikan acuan tentang semua kegiatan-kegiatan yang dijalankan
dalam organisasi secara efektif, sebagai membantu organisasi
mencapai tujuan-tujuannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang
25
Rudi M. Tambunan, pedoman Penyusunan Standard Operating Procedures (SOP)
(Jakarta: Malestas Publishing, 2008), h.79.
24
b. Manfaat teknis SOP, yakni manfaat yang diterima atau dirasakan
oleh para pelaksana SOP, juga bagi organisasi, juga pihak-pihak luar
yang menerima dampak dari pelaksanaan SOP.26
Mohammad Aries menyebutkan bahwa implementasi SOP di
perpustakaan dapat memberikan manfaat baik untuk manajemen
perpustakaan maupun pelaksana, antara lain:
a. SOP dapat digunakan sebagai sarana untuk mengomunikasikan
pelaksana suatu pekerjaan bagi manajemen perpustakaan.
b. SOP dapat digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan
dan perkembangan yang diperoleh oleh perpustakaan.
c. SOP dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan
penilaian terhadap proses pekerjaan di perpustakaan
d. SOP dapat digunakan sebagai sarana pelatihan bagi staf yang baru
sehinga mengurangi waktu yang terbuang untuk memberikan
pengarahan.
e. SOP dapat digunakan sebagai sarana untuk mengendalikan dan
mengantisipasi apabila terdapat suatu perubahan sistem di
perpustakaan.
f. SOP dapat digunakan sebagai sarana audit sistem informasi
perpustakaan.
g. SOP dapat digunakan sebagai sarana dokumentasi sistem informasi
perpustakaan.27
26
Rudi M. Tambunan, Pedoman Penyusunan Standard Operating Procedures (SOP)
(Jakarta: Malestas Publishing,2008), h.97 dan 148.
25
4. Isi SOP Standar Operating Procedures (SOP)
Rudi M. Tambunan, menyebutkan bagian SOP adalah:
a. Heading (kepala judul), merupakan format tampilan yang di tetapkan
oleh organisasi sebagai wadah atau tempat informasi yang penting
bagi suatu SOP.
b. Penjelasan terkait Isi prosedur, bagian ini memuat berbagai hal yang
terkait dengan isi prosedure secara langsung, termasuk peraturan dan
kebijakan yang berasal dari intern organisasi
c. Peraturan dan kebijakan ekstern terkait prosedur, bagian ini mencakup
peraturan dan kebijakan-kebijakan ekstern yang berkaitan dengan
SOP.
d. Isi prosedur, adalah penerapan metode dan teknik penyusunan yang
dapat berupa teknik naratif, teknik bagan arus, atau penggabungan
kedua teknik tersebut.
e. Lampiran-lampiran, bagan ini digunakan untuk menampilkan
lampiran-lampiran yang berkaitan dengan SOP.28
SOP disusun sesuai dengan tujuan dan kondisi yang ada pada saat
SOP disusun, tidak ada format yang baku untuk SOP. Menurut Helmi
Purwanti, sistematika penyusunan isi SOP di perpustakaan sebagai berikut:
a. Tujuan, menjelaskan apa tujuan dari kegiatan tersebut.
b. Deskripsi, gambaran bagaimana proses kegiatan tersebut berlangsung.
27
Mohammad Aries, dan Abdul Rahman Saleh, Penyusunan Standard Operating
Procedur di perpustakaan. h.24. 28
Rudi M. Tambunan, Pedoman Penyusunan Standar Operating Procedures (SOP),
(Jakarta: Malentas Publishing, 2008), h.299.
26
c. Ruang lingkup, berada dimana kegiatan tersebut berada.
d. Daftar istilah dan definisi, daftar istilah-istilah yang ada pada kegiatan
tersebut, dijelaskan dengan definisinya.
e. Referensi, untuk membuat SOP suatu kegiatan diperlukan buku
petunjuk atau buku sumber, untuk itu tulislah buku sumber yang
diperlukan dalam kegiatan tersebut.
f. Prosedur dan tanggung jawab, deskripsikan prosedur dari kegiatan
tersebut, kalau dalam suatu keguatan ada sub-sub kegiatan maka harus
ditulis dengan jelas dan bagian apa yang bertanggung jawab dan setiap
sub kegiatan tersebut
g. Keadaan khusus, bila ada hal-hal khusus dalam kegiatan tersebut yang
kadang muncul maka harus dituliskan.
h. Dokumentasi, dokumen yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
i. Prosedur-Prosedur terkait, Prosedur atau unit yang terikat dengan
kegiatan tersebut baik external maupun internal.
j. Lampiran, tuliskan dokumen yang diperlukan untuk lampiran kegiatan
tersebut.
k. Setiap kegiatan tersebut dibuatkan pada flowchartnya.29
Menurut Darmono, ada berbagai format SOP ada yang sangat rinci
tetapi ada yang sangat sederhana. Secara sederhana SOP biasanya memuat
informasi yang diperlukan dan teridentifikasi sehingga praktis untuk
digunakan. Berikut ini informasi yang ada di SOP secara sederhana.
29
Helmi Purwanti, Standar Operasional Prosedur, “artikel diakses pada 05 September
2016 dari http://elib.unikom.ac.iddownload.phpid=133956
27
a. Judul harus jelas dan menggambarkan aspek kegiatan yang perlu
dipandu dengan prosedur kerja secara tetap.
b. Tujuan hendaknya dirumuskan secara detail dan jelas sehingga
pelaksana SOP mengetahui arah kegiatan secara jelas dan hasil dari
kegiatan yang dikehendaki secara jelas pula.
c. Lingkup SOP merupakan proses kegiatan, diterangkan dengan jelas
dan lengkap mana yang akan diimput dan mana yang tidak.
d. Tanggung Jawab dan wewenang (pelaksana dan fungsi organisasi)
kemudian diidentifikasi bagian akhir dari teks yang sesuai.
e. Penyelesaian kegiatan, pada kegiatan ini tinggkat rincian dapat
berbeda, tergantung pada rutinitas kegiatan dan metode kerja yang
digunakan.
f. Keterangan tentang kegiatan, menerangkan proses dengan bagan
atau yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan berikutnya
harus dapat menjelaskan dan menentukan apa yang akan
dilaksanakan oleh siapa, bagian atau unit mana, mengapa, kapan
diamana dan bagaimana. Pada keterangan juga harus
menginformasikan kendali proses dan kendali aktifitas yang telah
ditentukan. Selain itu juga menentukan dokumen yang diperlukan
yang berhubungan dengan kegiatan terkait dan menentukan skema.
28
g. Rekaman yang berkaitan dengan aktifitas harus ditentukan dengan
pasti. Metode untuk menyimpan arsip dan semua pelaporan harus
dinyatakan dengan jelas.30
5. Penerapan Standard operating Procedures (SOP)
Darmono menyebutkan Kegiatan penerapan SOP meliputi langkah
langkah sebagai berikut:
a. Perencanan penerapan SOP
Perencanaan penerapan SOP perlu dilakukan secara sunggug-
sungguh agar SOP yang akan dipakai dapat segera dipahami oleh staf
pelaksana. Ada beberapa persiapan yang perlu dicermati antara lain:
berapa banyak SOP yang akan ditetapkan, siapa yang menjadi target
penerapan, informasi apa yang akan disampaikan kepada
target,bagaimana cara penyebaran informasi SOP yang efektif dan
bagaimana cara pemantauan pelaksanaan.
b. Distribusi kepada unit-unit
Pada tahap ini SOP mulai didistribusikan ke masing-masing unit
yang akan menerapkan SOP. Pendistribusian SOP harus serentak
sehingga semua unit akan melaksanakan secara serentak pula
30
Darmono, pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk perpustakaan
perguruan tinggi, artikel diakses pada 05 September 2016 dari
http://library.um.c.id/index.php/Artikel-Pustakawan/Pengembangan-standard-operating-
procedures-sop-untuk-perpustakaan-perguruan-tinggi.html.
29
c. Pelatihan pemahaman SOP
d. Supervisi. Kegiatan ini perlu dilakukan dengan cara mengamati dan
melakukan pengawasan apakah SOP sudah dilaksanakan dan seberapa
jauh SOP tersebut bisa dilaksanakan dengan baik
e. Monitoring dan evaluasi
Kegiatan monitoring dilakukan untuk melihat sejauh mana
penerapan SOP dan bagaimana SOP bisa memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kinerja Perpustakaan. proses ini diarahkan untuk
membandingkan dan memasukan kinerja pelaksana sesuai dengan dan
tujuan yang terdapat dalam SOP, melakukan identifikasi, permasalahan
yang timbul, menentukan cara untuk meningkatkan hasil implementasi,
dan atau menyediakan dukungan tambahan jika diperlukan.
Sementara itu kegiatan evaluasi difokuskan pada penilaian SOP itu
sendiri apakah perlu ada perubahan dan penambahan. Secara
substansial SOP akan membantu kinerja Perpustakaan menjadi
produktif. SOP perlu secara terus-menerus dievaluasi agar prosedur
dalam perpustakaan selalu merujuk pada akuntabilitas dan kinerja yang
optimal. Evaluasi sebagai langkah tindak lanjut dari monitoring dapat
meliputi substansi SOP itu sendiri atau dan proses penerapannya.31
31
Darmono, pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk perpustakaan
perguruan tinggi, artikel diakses pada 05 September 2016 dari
http://library.um.c.id/index.php/Artikel-Pustakawan/Pengembangan-standard-operating-
procedures-sop-untuk-perpustakaan-perguruan-tinggi.html.
30
D. PENELITIAN TERDAHULU
1) Penelitian terdahulu yang relevan dengan judul yang akan diteliti
diambil dari skripsi yang berjudul “Tanggapan Tenaga Perpustakaan
Terhadap Standard Operating Procedures (SOP) Pelayanan Sirkulasi di
Perpustakaan Kota Yogyakarta“ ditulis oleh Farida Rahmawati
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya,
Universitas Indonesia Tahun 2014. Penelitian ini membahas tanggapan
tenaga perpustakaan terhadap standard operating procedure (SOP)
pelayanan sirkulasi yang merupakan penelitian kuantitatif Tipe penelitian
Deskriptif. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan
angket, Teknik pengumpulan data melalui data primer, data skunder,
observasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana
tanggapan tenaga perpustakaan terhadap Standard Operating Procedure
(SOP) yaitu pembinaan perpustakaan, program pengembangan
perpustakaan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam penelitian ini
dilihat dari segi metode penelitian yaitu pendekatan secara kuantitatif,
teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan angket, sedangkan
penelitian saya memakai metode penelitian kualitatif, Insturumen
penelitian melalui observasi dan wawancara yang berfokus pada
Penerapan Standard Operating Procedures (SOP) pada pelayanan
sirkulasi dan upaya mengatasi hambatan-hambatan dalam
pengimplementasian SOP pada layanan Sirkulasi.
31
2). Penelitian terdahulu yang relevan dengan judul yang akan diteliti
diambil dari skripsi yang berjudul Implementasi dan evaluasi Standard
Operating Procedures (SOP) di perpustakaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Hari bertempat di perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya.
Tujuan penelitian ini adalah berupaya untuk memberikan gambaran
mengenai implementasi dan evaluasi Standard Operating Procedures
(SOP) di perpustakaan. Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai
berikut: Pendekatan penelitian secara kuantitatif, tipe penelitian deskriptif,
likasi penelitian di perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya,
Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan angket, teknik
pengumpulan data melalui data primer, data skunder, observasi dan studi
pustaka, analisa data dengan menggunakan kuantitatif deskriptif. Hasil
penelitian secara umum seistem evaluasi yang dilakukan meliputi dari
penyusunan SOP dan tahap evaluasi SOP, penerapan SOP di
perpustakaan menunjukan perubahan yang bagus dalam segala hal.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Hari dengan penelitian saya
dilihat dari segi metode penelitian yaitu secara kuantitatif, sedangkan saya
kualitatif. Penelitian saya berfokus pada penerapan SOP pada pelayanan
sirkulasi serta bagaimana pentingnya SOP pada pelayanan sirkulasi di
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal apa adanya.32
Penelitian ini
bersifat deskriptif mengenai bagaimana penerapan Standar Operating
Procedures (SOP) pada pelayanan sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Hukum
UPN Veteran Jakarta.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang mencoba memahami
fenomena dalam setting dan konteks naturalnya di mana penulis tidak
berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.33
Dalam penelitian ini
penerapan standard operating procedures pada pelayanan sirkulasi merupakan
objek yang akan diteliti dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
32
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Administrasi Negara, 2004), h. 60. 33
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: dasar-dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h.7
33
B. Sumber Data
Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang
peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan
dalam sebuah penelitian, baik data primer maupun data skunder. Sumber data
dapat diproleh dari lembaga atau situasi sosial, subjek/informan dokumentasi
lembaga, badan atau historis.34
Ada dua sumber data yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa prantara, dari
sumbernya.35
data ini diproleh langsung dari lokasi penelitian yaitu dengan
cara wawancara dan observasi langsung. Dalam penelitian ini data primer
yang digunakan adalah pustakawan.
2. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya.36
data sekunder yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah laporan tentang penerapan standard operating procedures dan
dokumen yang berkaitan dengan SOP pelayanan sirkulasi.
C. Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang dijadikan sebagai narasumber untuk
memberikan Informasi yang dibutuhkan peneliti. Orang yang dijadikan
informan harus memiliki kriteria tertentu agar informasi yang diberikan dapat
34
Mukhtar, Metode praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Referensi, 2013),
h.107. 35
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h.86. 36
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h.87.
34
dipercaya kebenarannya. Dalam hal ini peneliti memilih informan yaitu kepala
perpustakaan, staf yang berhubungan dengan topik yang diteliti yaitu staf
dalam bidang teknis dan staf pelayanan. Berikut ini adalah informan yang
dipilih berdasarkan kriteria.
1. Ibu Wien Sukarmini, SH
Ibu Wien Sukarmini merupakan informan pertama yang dipilih oleh
peneliti. Beliau merupakan Kepala Perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran Jakarta. Beliau dianggap memahami mengenai Standar Operting
Procedures (SOP) pada pelayanan sirkulasi
2. Bapak Zaki Mubarok, S.IP
Bapak Zaki Mubarok merupakan informan kedua yang dipilih oleh peneliti.
Beliau merupakan pustakawan bagian layanan teknis. Beliau dianggap
memahami mengenai penerapan Standar Operating Procedures (SOP) pada
pelayanan sirkulasi.
3. Bapak Suhadi
Bapak Suhadi merupakan informan ketiga yang dipilih oleh peneliti. Beliau
merupakan pustakawan bagian layanan Pemustaka. Beliau dianggap
memahami mengenai penerapan Standar Operating Procedures (SOP) pada
pelayanan sirkulasi.
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah penelitian yang pengambil datanya bertumpu pada
pengamatan langsung terhadap objek penelitian.37
Metode yang digunakan
penulis dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data dengan mengadakan
pengamatan langsung di lapangan bertujuan untuk mengamati Jenis
Pelayanan Sirkulasi dan segala hal yang memberikan informasi bagi proses
penelitian
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.38
Wawancara digunakan untuk menjawab tentang pentingnya
SOP pelayanan sirkulasi, bagaimana penerapan SOP pada pelayanan
sirkulasi dan faktor apa saja yang menghambat SOP pelayanan sirkulasi di
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran jakarta.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan buku dan keterangan
(seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lainnya).39
37
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h.63. 38
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif), h.72. 39
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007, h.272.
36
E. Teknik Analisi Data
Setelah melakukan pengumpulan data, langkah selanjutnya Data hasil
observasi dan wawancara kemudian dianalisis. Analisis data yang digunakan
adalah:
1. Reduksi data
Data yang telah dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi dirangkum kemudian dipilih hal-hal yang pokok dan fokus
pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema pada polanya. Sehingga
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
memudahkan untuk mengumpulkan data selanjutnya.40
2. Penyajian Data
Setelah reduksi data selesai dilakukan, selanjutnya data yang sudah
direduksi disajikan agar data terorganisasikan dan tersusun sehingga mudah
dipahami. Dalam penelitian kualitatif biasanya data disajikan dalam bentuk
teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data direduksi dan disajikan, langkah selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan akan menjawab rumusan masalah yang
telah peneliti kemukakan.41
40
Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2006)h.
129-130 41
Ibid., h. 131
37
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran Jakarta di Jl. RS. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No.
Kegiatan
Waktu
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Maret
1.
Penyusunan
Proposal
√
2.
Pengajuan
Proposal
√
3.
Bimbingan
Skripsi
√ √ √ √ √
4.
Penelitian
√ √ √
5.
Penyusunan
Skripsi
√ √ √ √ √
6.
Pengajuan
Sidang
√
7.
Sidang
√
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
Perpustakaan Fakultas Hukum (FH) UPN Veteran Jakarta merupakan
salah satu Perpustakaan yang berada di lingkungan UPN Veteran Jakarta.
Yang mana keberadaannya mempunyai peran yang sangat penting yaitu ikut
membantu terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan ini
berdiri bersamaan dengan berdirinya Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
pada tanggal 24 April 2000.
Perpustakaan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Dari
yang awalnya dikelola secara manual, hingga pada akhirnya awal tahun
2012 perpustakaan menerapkan sistem otomasi Slims (Senayan Library
Management System) atau yang biasa dikenal dengan Program Senayan.
Kini perpustakaan tidak lagi dihadapi dengan pekerjaan yang sifatnya
manual. Akan tetapi hampir diseluruh pekerjaan pustakawan dihadapi
dengan teknologi informasi (TI) atau yang sifatnya terotomasi.
Di perpustakaan Fakultas Hukum (FH) UPN Veteran Jakarta tersedia
koleksi buku, majalah, jurnal, skripsi, laporan penelitian, CD ROM, jurnal
elektronik (proquest, ebsco, Cengage), database garuda dan sebagainya.
Perpustakaan ini menepati gedung “MR. SOEPOMO” lantai 3 fakultas
Hukum UPN Veteran Jakarta.
39
2. Visi dan Misi
a. Visi :
Menjadi pusat unggulan informasi ilmiah dibidang hukum dalam
pencapaian visi fakultas hukum UPN Veteran Jakarta.
b. Misi:
1) Menyediakan sumber-sumber informasi dibidang hukum bagi civitas
akademika Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta.
2) Mengembangkan koleksi yang didasarkan pada perkembangan ilmu
hukum
3) Mengembangkan layanan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.
4) Menyelenggarakan proses pengolahan, perawatan dan pengolahan
perpustakaan.
5) Menyediakan tenaga-tenaga perpustakaan yang profesional yang
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan mampu
menggunakan teknologi guna meningkatkan pelayanan dan arus
informasi hukum
6) Mengembangkan sarana dan prasarana yang memadai untuk
kenyamanan pengguna
7) Membantu dan mendorong para civitas akademika Fakultas Hukum
UPN Veteran Jakarta meraih kemampuan tertinggi di bidang ilmu
hukum
40
3. Tugas Pokok dan Fungsi
Unit pelaksanaan teknis perpustakaan fakultas hukum UPN Veteran
Jakarta mempunyai tugas pokok menyediakan informasi sumber-sumber
pustaka untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma perguruan Tinggi
Fungsi:
a. Melaksanakan penyusunan rencana program pengembangan
perpustakaan fakultas hukum UPN Veteran Jakarta
b. Menyusun pilihan koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan civitas
akademika, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan kurikulum di fakultas hukum UPN Veteran Jakarta.
c. Mengusahakan tersedianya sarana informasi dan komunikasi teknis
layanan perpustakaan guna menunjang kebutuhan informasi-informasi
bagi civitas akademika.
d. Mengusahakan kesiapan pakai dan terpeliharanya bahan koleksi
perpustakaan dengan baik.
e. Menyebarkan informasi dalam melayani civitas akademika, alumni dan
masyarakat yang membutuhkan bahan-bahan informasi kepustakawan
41
4. Struktur Organisasi
Perpustakaan fakultas UPN Veteran Jakarta dalam pelaksanaan tugas
dibantu oleh:
a. Subbag Teknis Perpustakaan
1) Sub Bagian Teknis Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran
Jakarta mempunyai tugas pokok menyiapkan, memilih dalam
pengadaan bahan pustaka serta pelaksanaan kegiatan Pengembangan
sistem informasi dan Komunikasi Perpustakaan
2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Sub Bagian Teknis
menyelenggarakan fungsi:
a. Merumuskan Kebijakan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka
b. Memilih buku dari tunjauan buku, katalog dan penerbit
c. Menyiapkan daftar pustaka
d. Mengawasi pencatatan pustaka
e. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan aplikasi dalam
layanan perpustakaan
f. Melaksanakan pengawasan dan memelihara alat-alat pendukung
layanan informasi
g. Mengawasi jaringan perangkat lunak dan perangkat keras
b. Subbag Pelayanan Pemustaka dan Sirkulasi
1) Sub Bagian Layanan dan sirkulasi, mempunyai tugas pokok
membantu Ka Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
dalam pelaksanaan kegiatan layanan dan sirkulasi pustaka.\
42
2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok, sub bagian Layanan dan
Sirkulasi perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
menyelenggarakan fungsi:
a) Merumuskan peraturan pembinaan kegiatan Layanan dan Sirkulasi
pustaka
b) Merancang formulir untuk keperluan layanan dan sirkulasi kepada
pengguna
c) Mengawasi koleksi pustaka dan menyiapkan statistik: layanan
sirkulasi dan daftar pengunjung serta mensurvei kebutuhan
informasi pengguna
d) Menghimpun dan menyebarluaskan informasi perpustakaan
e) Menyusun kebijakan perawatan pustaka dan kegiatan bimbingan
pengguna
f) Menyusun peraturan peminjaman dan mensosialisasikan kepada
pengguna
g) Menangani kebutuhan pengguna yang meliputi : pendaftaran,
peminjaman, perpanjang kartu anggota, pengunduran diri
anggota, dan pengembalian pustaka
h) Menerima dan mencatat uang denda
i) Membuat surat peringatan keterlambatan pengembalian pustaka
j) Mengawasi keamanan urusan penitipan tas pengunjung
Berikut ini adalah bagan strukturOrganisasi Perpustakaan
Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta:
43
STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM
UPN VETERAN JAKARTA
Bagan 4.1: Struktur Organisasi
1. Kepala Perpustakaan : Wien Sukarminim, SH. MH
2. Subbagian Teknis : Zaki Mubarok, S.IP
3. Subbagian Layanan Pemustaka :Suhadi
5. Layanan Perpustakaan
a. Alamat
Jalan. RS. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450
b. Jam Layanan Perpustakaan
Jam layanan perpustakaan fakultas hukum UPN Jakarta
Tabel 4.1
Jam Pelayanan Perpustakaan
HARI PUKUL
Senin s/d Jum’at 08.00-17.00 WIB
Sabtu 08.00-13.00 WIB
Minggu Libur
Kepala Perpustakaan
Subbag Teknis Subbag Layanan
Pemustaka
44
c. Jenis Layanan Perpustakaan
1) Layanan Rujukan dan Informasi adalah layanan untuk menjawab
semua pertanyaan yang berkaitan dengan fasilitas Perpustakaan dan
informasi lainnya yang dibutuhkan oleh pengguna Perpustakaan.
2) Layanan Sirkulasi, yaitu layanan yang berkaitan dengan peredaran
bahan pustaka termasuk diantaranya keanggotaan, peminjaman,
perpanjangan, pengembalian, penagihan dan penerbitan surat
keterangan bebas dari Perpustakaan untuk mahasiswa yang akan
diwisuda
3) Layanan bantuan pengguna adalah layanan untuk membantu setiap
pengguna perpustakaan yang mengalami kesulitan dalam menemukan
suatu bahan pustaka atau menggunakan suatu peralatan.
4) Layanan Internet pengguna adalah layanan pengguna terminal
internet dalam mencari informasi, artikel ataupun tugas mahasiswa.
Setiap penggunaan terminal internet tidak dikenakan biaya (Gratis)
5) Layanan Pemilihan Bahan Pustaka, pengguna dapat setiap saat
mengusulkan pembelian suatu Judul bahan pustaka dengan mengisi
formulir usulan pengadaan bahan pustaka yang tersedia.
d. Keanggotaan
Semua mahasiswa yang terdaftar di UPN Veteran Jakarta, secara
otomatis menjadi anggota Perpustakaan, tetapi untuk dapat meminjam
atau memakai setiap layanan perpustakaan mahasiswa harus registrasi
terlebih dahulu kebagian sirkulasi dengan mengisi formulir keanggotaan
45
dan menyerahkan pasfoto. Setiap mahasiswa yang registrasi akan
memperoleh kartu tanda anggota (KTA) secara gratis dan KTA tersebut
akan berlaku selama masa studi.
KTA tidak boleh digunakan oleh orang lain. Penyalah gunaan KTA
menjadi tanggung jawab si pemilik karena tagihan bahan pustaka dan
dendanya akan dibebankan kepada pemilik KTA. KTA yang hilang atau
rusak dapat diganti dan dikenakan biaya penggatian kartu baru
1. Hak Anggota
a. Memproleh KTA secara Gratis
b. Menggunakan semua jenis bahan pustaka di dalam Perpustakaan
c. Menggunakan fasilitas yang disediakan Perpustakaan sesuai
dengan fungsinya masing-masing
d. Menggunakan peralatan termasuk terminal komputer (katalog,
CD ROM dan Internet)
e. Memperoleh bimbingan dari pustakawan dalam penggunaan
semua fasilitas Perpustakaan
f. Memperoleh jawaban dari pustakawan atau pertanyaan-
pertanyaan referensi atau rujukan
g. Meminjam sekaligus 3 (tiga) eksemplar bahan pustaka yang
termasuk katagori untuk dipinjamkan yang terdiri dari koleksi
biasa selama satu minggu.
h. Memperpanjang pinjaman untuk satu kali masa pinjam, dapat
dilakukan dengan datang langsung ke perpustakaan
46
i. Mengusulkan pengadaan judul bahan pustaka baru atau
penambahan jumlah eksemplar, tetapi keputusan terakhir adalah
wewenang pustakawan pengadaan yang didasarkan pada
pertimbangan prioritas dan ketersediaan anggaran
j. Memberikan saran sebagai masukan untuk perbaikan pelayanan
Perpustakaan
k. Memperoleh Surat keterangan Bebas dari Perpustakaan.
2. Kewajiban Anggota
a. Menjaga KTA agar tidak sampai digunakan oleh orang lain
b. Menitipkan tas, jaket dan yang sejenisnya pada penitipan Tas
sebelum memasuki ruangan koleksi
c. Mengisi buku tamu (absen) pada buku besar
d. Tidak merobek lembar-lembar bahan pustaka, dan menjaga bahan
pustaka dan perlengkapan lainnya
e. Tidak mengembalikan sendiri bahan pustaka yang selesai dibaca ke
dalam rak, tetapi menaruhnya di atas sudut meja baca dalam
keadaan tertutup dan rapi
f. Mengembalikan pinjaman bahan pustaka tidak melampai batas
tanggal kembali
g. Membayar denda keterlambatan Rp. 500,- perhari untuk setiap
koleksi yang dipinjamkan
h. Mengganti buku yang hilang atau rusak selama masa pinjam dan
sewaktu digunakan
47
i. Tidak merokok, makan dan minum selama berada di dalam ruang
perpustakaan
j. Menjaga ketenangan dengan tidak menimbulkan suara atau bunyi
yang dapat menggangu ketenangan pembaca lain di dalam
Perpustakaan dan menjaga ketertiban dan kebersihan Perpustakaan
e. Fasilitas Perpustakaan
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta memiliki
fasilitas penunjang bagi para mahasiswa, karyawan atau dosen dan
fasilitas tersebut tentunya disediakan secara gratis, fasilitas perpustakaan
yang ada di perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
diantaranya:
1. Ruang Baca
2. Ruang Internet
3. Wireless Fidelity (WI-FI)
4. Ruang Diskusi
5. Penitipan Barang/Tas
f. Koleksi Perpustakaan
Koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran Jakarta memiliki berbagai jenis koleksi, koleksi tersebut dapat
dimanfaatkan, baik didalam maupun diluar perpustakaan. setiap koleksi
memiliki kriteria dan juga aturan masing-masing yang harus dipatuhi oleh
48
pengunjung perpustakaan. seperti lokasi rak dan aturan peminjaman yang
berbeda.
Berikut jenis-jenis yang tersedia di perpustakaan
1. Koleksi Referensi: adalah koleksi yang memuat informasi ringkas
tentang sesuatu hal, seperti: Kamus, Ensiklopedia, Buku pegangan,
Peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Koleksi ini tidak
dipinjamkan tetapi hanya untuk digunakan di dalam perpustakaan
2. Koleksi Buku Teks: adalah koleksi ini meliputi bahan pustaka dalam
bidang ilmu hukum, koleksi ini dapat dipinjam keluar perpustakaan
sesuai aturan pinjam yaitu:
a) Mahasiswa – 7 (tujuh) hari
b) Dosen atau Karyawan - 14 (empat belas hari)
3. Koleksi Serial: adalah semua bahan pustaka yang diterbitkan secara
berlanjut bukan terbitan tunggal (monografi) seperti buku. Koleksi ini
terdiri dari: Jurnal, majalah, surat kabar, dan terbitan berkala lainnya.
Koleksi jenis ini tidak dipinjamkan tetapi hanya untuk digunakan di
dalam perpustakaan
4. Koleksi Pinjam Singkat (KPS), adalah bahan-bahan pustaka yang
termasuk permintaan tinggi yang sebagian besar direkomendasikan
oleh dosen untuk dibaca oleh mahasiswa. Bahan jenis ini dapat
dipinjam selama satu hari. Perlu diketahui bahwa hanya satu
eksemplar (copy) dari setiap judul yang ditempatkan di KPS,
selebihnya ditempatkan di kelompok koleksi biasa.
49
5. Koleksi UPN/ Deposit, adalah bahan pustaka oleh dan tentang UPN
Veteran, sebagian besar dari koleksi ini terdiri dari karya tulis dosen,
skripsi, dan tesis. Koleksi Deposit hanya bisa dibaca di perpustakaan.
penyusunan koleksi deposit di rak kelompokan berdasarkan menurut
NRP (Nomor Registrasi Pokok) Mahasiswa.
6. Koleksi CD-ROM: adalah semua bahan yang terekan dalam bentuk
CD. Bahan-bahan ini berisikan antara lain: Indeks artikel jurnal, daftar
buku terbitan terbaru, ensiklopedia, kamus, peta geografi, buku dan
multimedia lainnya. Koleksi dan komputer untuk menggunakannya
terdapat di dalam ruang Layanan Komputer.
7. Koleksi Digital: perpustakaan menyediakan koleksi digital berupa
artikel-artikel, abstrak, skripsi maupun tesis.
Tabel 4.2
Jumlah Koleksi Perpustakaan Fakultas Hukum UPNV Jakarta
No. JENIS JUMLAH
JUDUL
JUMLAH
EKSEMPLAR
1 Buku Teks 1975 4631
2 Jurnal Ilmiah Nasional 129 193
3 Jurnal Ilmiah Internasional 2 22
4 Jurnal Ilmiah lokal 53 99
5 CD ROM 30 30
6 Kliping 56 56
7 Majalah Ilmiah 67 160
50
8 Majalah Populer 3 139
9 Disertasi 19 19
10 Skripsi 582 582
11 Tesis 15 15
12 Kamus 25 43
13 Ensiklopedia 3 22
14 Laporan Penelitian 41 41
15 Prosiding 12 12
6. Tata Tertib Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan
1. Prosedur Layanan Peminjaman, Perpanjamg dan Pengembalian
a. Semua transaksi peminjaman dan pengembalian buku, dilakukan di
layanan sirkulasi
b. Anggota berhak meminjam buku, maksimal 3 (tiga) buku selama 1
(satu) minggu (hari kerja)
c. Perpanjang waktu peminjaman dapat dilakukan 1 (satu) kali
d. Peminjaman wajib menjaga agar buku yang dipinjam tetap bersih,
utuh atau tidak rusak, dan tidak membuat coret-coretan
e. Peminjam membawa buku dan kartu anggota ke bagian layanan
sirkulasi lalu akan diproses oleh bagian sirkulasi sampai buku yang
akan dipinjam di cap tanggal kembali oleh petugas sirkulasi lalu
petugas sirkulasi mengingatkan tanggal harus kembalinya, setelah
itu buku dan kartu anggota di kembalikan ke peminjaman.
51
f. Perpanjang juga dilakukan di bagian sirkulasi dengan membawa
kartu anggota dan buku yang akan diperpanjang ,. Pengembalian
buku juga dilakukan di bagian layanan sirkulasi dengan membawa
kartu anggota dan buku yang akan di kembalikan. Lalu petugas
sirkulasi akan mengecek di aplikasi apakah buku yang dipinjam
terlambat atau tidak, jika terlambat peminjaman harus membayar
denda terlebih dahulu, jika tidak terlambat petugas akan
mengembalikan kartu anggota dan transaksi selesai.
2. Sanksi
a. Membayar denda keterlambatan setiap koleksi yang terlambat
dikembaliakan
b. Mengganti buku yang hilang atau rusak selama masa peminjaman
dan sewaktu digunakan
3. Surat Bebas Pustaka
a. Berlaku wajib untuk seluruh mahasiswa yang telah menyelesaikan
studinya
b. Wajib menyerahkan skripsi/tesis dan disetasi dengan CD tugas
akhir/skripsi/tesis tersebut yang sesuai format yang diberikan. Bagi
mahasiswa yang akan menyerahkan skripsi atau tesis langsung ke
bagian layanan sirkulasi dengan membawa hasil skripsi atau tesis dan
juga CD yang sesuai format, lalu petugas sirkulasi akan mengecek
bagian:
52
1) Status keanggotaan dan sejarah peminjaman yang nantinya
dikeluarkan surat bebas pustaka yang artinya mahasiswa tersebut
tidak mempunyai pinjaman buku ataupun denda
2) Kelengkapan hardcover skripsi atau tesis apakah sudah sesuai
format atau belum, akan diminta memperbaiki formatnya.
3) Kelengkapan dari softcopy atau isi dari CD nya apakah sudah
sesuai dengan format yang diberikan atau belum, jika belum akan
dimintai memperbaiki formatnya.
Jika mahasiswa sudah mengirimkan tugas akhir, skripsi atau tesis
secara lengkap dan sesuai dengan formatnya akan diberikan 2 (dua) syarat
yaitu:
1) Surat keterangan bebas pustaka
2) Surat bukti penyerahan skripsi/tesis + CD.
53
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini akan diuraikan hasil wawancara peneliti dengan informan
mengenai penerapan Standar Operating Procedures (SOP) pada pelayanan
sirkulasi di fakultas hukum UPN Veteran Jakarta berdasarkan tujuan penelitian.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh, sebagai berikut:
1. Penyusunan Dokumen SOP
Awal mula penyusunan SOP di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran Jakarta dimulai pada tahun 2012 yang di susun untuk menjadikan
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran jakarta menjadi standarisasi
yang mengacu pada ISO (International Standard Organisation) pada semua
unit kegiatannya. Perpustakaan sebagai salah satu UPT (Unit Pelayanan
Teknis) di Universitas UPN Veteran Jakarta yang tidak terlepas dari
konsekuensi tersebut42
. Berikut kutipan wawancara mengenai penyusunan
dokumen SOP:
Yaa.. awalnya pada tahun 2012 dimulai dari suatu kebutuhan
bahwa perlunya sebuah pedoman standard yang mengacu
pada ISO (International Standard Organisation), nah waktu
itu bersama bapak Zaki mencari para pakar yang
berpengalaman menyusun SOP, antara lain Bu Intan, Pak
Sugianto dan beberapa pakar lainnya. Kemudian setelah
mendapatkan masukan kita membuat tim SOP untuk
membahas apa saja yang akan dimunculkan dibagian
sirkulasi, setiap bulan bertemu selama 6 bulan untuk
membahas kira-kira apa saja yang akan dicantumkan dalam
SOP (Wien)
42
Wawancara pribadi dengan Wien Sukarmini.
54
Adapun tim yang menyusun SOP Perpustakaan Fakultas Hukum
UPN Veteran Jakarta terdiri dari kepala perpustakaan Fakultas Hukum (Ibu
Wien) dan tim SOP sebagaimana yang diungkapkan oleh Informan sebagai
berikut:
“..Ibu Wien dan tim SOP”. (Zaki)
“.. Oh saya tidak tahu, karna saya tidak terlibat”. (Suhadi)
Dan kemudian Ibu Wien kembali melengkapi pernyataan tersebut dengan
menjelaskan kronologis penyusunan SOP tersebut secara garis besar dari
awal
“..Emm.. sebenarnya waktu itu.. ginii.. SOP awalnya dimulai dari
sebuah kebutuhan bahwa perlunya sebuah pedoman standar.. nah waktu
itu bersama Pak Zaki mencari para pakar yang berpengalaman
menyusun SOP.. antara lain Bu Intan,Pak Sugito dan beberapa pakar
lainnya.. kemudian setelah mendapatkan masukan, kita membuat tim
SOP untuk membahas apa saja yang akan dimunculkan dibagian
sirkulasi, setiap bulan bertemu selama 6 bulan untuk membahas kira-
kira apa saja yang akan dicantumkan dalam SOP..”(Wien)
Dari pemaparan di atas yang secara singkat dapat diartikan bahwa SOP
yang dibuat haruslah berdasarkan kepada pengetahuan yang cukup tentang
informasi faktual dengan pertimbangan dan penyesuaian pada kondisi, tujuan,
SDM dan prosedur kerja yang sedang berlangsung. Dengan alasan inilah SOP
pelayanan sirkulasi sebaiknya tidak dibuat oleh satu orang tapi sekelompok
orang (tim) yang memiliki kompetensi dan kapabilitas yang memadai
sehingga memiliki pengalaman empirik dan dapat menentukan langkah-
langkah kerja yang efisien dan efektif.
55
Hal di atas sesuai dengan pendapat Budihardjo pada umumnya
penyusunan SOP dilakukan oleh suatu tim. Kriteria orang yang ditunjuk
merupakan seseorang atau beberapa orang pilihan yang memiliki kemampuan
untuk hal tersebut. Terdiri atas perwakilan dari beberapa sistem yang ada
dalam perusahaan atau organisasi.43
2. Pentingnya Penerapan Standard Operating Procedures (SOP) pada
Pelayanan Sirkulasi
Standard Operating Procedures (SOP) secara sederhana dapat diartikan
sebagai pedoman yang menunjukan apa yang harus dilakukan, kapan hal
tersebut dilakukan dan siapa yang melakukannya. Dengan demikian SOP bagi
pustakawan menjadi penting karena dapat berfungsi membantu perpustakaan
dalam memberikan pelayanan kepada civitas akademika secara baik,
konsisten dan efisien.
mengenai bagaimana pentingnya SOP pelayanan sirkulasi dalam
pekerjaan sehari-hari ketiga informan menjawab bahwa SOP sangat penting
untuk memandu pekerjaan apabila ada hal yang terlupa, dan sebagai pedoman
kerja dalam melakukan kegiatan kegiatan rutin. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Informan sebagai berikut:
“penting banget pastinya yang pertama kan untuk memandu
apabila ada hal yang terlupa pada tahapan tersebut, kedua
untuk mengontrol artinya kita jadi bekerja secara sistematis
jika menggunakan SOP, kemudian mengurangi resiko, artinya
kalo ada hal hal merugikan kita maupun pengguna, kita sudah
tahu apa yang harus dilakukan. apalagi kan sirkulasi
43
M. Budihardjo, Panduan Praktis Menyusun SOP (Jakarta: Raih Asih Sukses, 2014, h.13.
56
kaitannya dengan pengguna jadi dengan adanya SOP kerjanya
akan lebih sfesifik gituu lho..”. (Zaki)
Hal senada juga dinyatakan oleh Ibu Wien bahwa SOP pada
pelayanan sirkulasi memang penting untuk menjadi suatu pedoman dalam
dalam pelayanan sirkulasi. Berikut kutipan wawancaranya:
“Yaa... jelas menurut saya SOP itu penting karena
merupakan pedoman kan bagi pegawai yang ingin bekerja
seperti yang anda ketahui bahwa di perpustakaan itu banyak
sekali pekerjaan rutin apalagi pada bagian sirkulasi, nah
kalau itu tidak dilakukan secara seragam atau konsisten, itu
pasti akan terjadi kerugian kerugian baik untuk pihak
pengguna maupun untuk pihak perpustakaan itu sendiri.
Jadi memang SOP itu sangat penting dan sangat baik bagi
kedua belah pihak, pengguna dan perpustakaan itu sendiri.
Untuk pengguna ia akan dilayani sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku dan untuk perpustakaan yaitu agar
pegawai bekerja sesuai dengan peraturan sehingga bisa
memberi pelayanan yang efektif...” (Wien)
Kemudian Suhadi menambahkan beberapa pendapatnya diatas, dengan
mengatakan bahwa:
“ yaaaa... menurut saya SOP di layanan sirkulasi
memang sangat penting yaa.. karenakan SOP itu untuk
pedoman kerjaa.. standard,, dalam melakukan kegiatan
kegiatan rutin di pelayanan sirkulasi ,, kalo misalnya ada staf
yang rolling ke bagian yang lain gak harus diajarin lagi,
begitu pun dengan staf yang baru.. jadi menurut saya bener
benar sangat penting..”(Suhadi)
Pernyataan mereka sesuai dengan pendapat Rudi M. Tambunan bahwa
SOP sangat penting yaitu:
1) Sebagai pedoman, SOP mempunyai peran untuk memberikan acuan
tentang semua kegiatan-kegiatan yang dijalanjakan dalam organisasi
secara efektif, sebagai membantu organisasi mencapai tujuan-
tujuannya, dalam jangka pendek maupun jangka panjang
57
Dan pernyataan tersebut di tambahkan oleh Aries pentingnya SOP
antara lain:
1) Dijadikan sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan pelaksanaan
suatu pekerjaan dalam sebuah perpustakaan
2) Sebagai sarana untuk menyimpang pengetahuan dan perkembangan yang
diperoleh oleh perpustakaan
3) Sebagai acuan atau indikator dalam mengukur atau melakukan penilaian
terhadap proses pekerjaan pustakawan atau staf perpustakaan lainnya
4) Sebagai sarana pelatihan bagi staf dalam melakukan suatu pekerjaan yang
spesifik
5) Sebagai sarana pengendali dan antisipasi sewaktu-waktu terjadi perubahan
kebijakan.44
Meskipun ada beberapa poin mengenai kegunaan SOP pelayanan
sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta yang tidak
diketahui oleh para informan, namun penulis merasa bahwa ketidaktahuan itu
masih dapat ditoleransi karena mereka tidak perlu untuk mengetahui poin-poin
lainnya yang kemungkinan akan jarang ditemui di praktiknya di perpustakaan.
Namun begitu, penulis tetap merasa akan lebih baik jika mereka mengetahui
kegunaan SOP pada pelayanan sirkulasi secara lebih menyeluruh agar mereka
mampu mengoptimalkan fungsi dari SOP tersebut dalam pelayanan sirkulasi.
3. Penerapan SOP pada Layanan Sirkulasi
Selanjutnya untuk memastikan bahwa pustakawan Fakultas Hukum
UPN Veteran Jakarta melakukan pekerjaannya sesuai dengan SOP, penulis
44
Mohamad Aries, dan Abdul Rahman Saleh, “Penyusunan Standard Operating Prosedur
di Perpustakaan,”
58
kemudian melakukan observasi lapangan selama dua minggu yaitu dari
tanggal 20 Oktober sampai dengan 3 November, kemudian membandingkan
dengan dokumen SOP yang telah disusun. Berikut data pelayanan yang
penulis teliti:
Tabel 4.3
Daftar observasi penelitian pada layanan pemustaka
No. Jenis Layanan Jumlah
1 Layanan Peminjaman 50 buku
2 Layanan Pengembalian 50 buku
3 Perpanjang Perpanjang 15 buku
4 Layanan Bebas Pustaka 47
Diketahui bahwa pelayanan sirkulasi di perpustakaan Fakultas Hukum
UPN Veteran Jakarta telah mempunyai SOP yang disusun sebagai pedoman
dalam melakukan pekerjaan. Namun wujud SOP masih kurang di manfaatkan
dan digunakan. Berikut kutipan wawancaranya:
“... iya sihh.. karenakan sudah diberikan arahan sesuai dengan
SOP.. jadi tinggal mengikuti saja...” (Wien)
Selanjutnya pendapat berbeda dijawab oleh informan bapak Zaki
bahwa pekerjaan masih ada hal yang belum sesuai, berikut kutipan
wawancaranya:
“... yaa seharusnya SOP yang digunakan secara keseluruhan yaaa..
misalnya pelayanan untuk mahasiswa dan dosen harus sesuai apa yang
sudah dicantumkan di SOP tersebut..tetapi kalo untuk pelayanan dosen
kita belum sesuai apa yang sudah dicantumkan di SOP tersebut karena
dosen boleh meminjam buku tanpa harus memakai kartu anggota kita
hanya meminta untuk menyebutkan no NIP nya sajaaa..”(Zaki)
59
Hal serupa juga diungkapkan oleh informan bapak Suhadi
“... mmmm kalo untuk mahasiswa sih kita sudah sesuai apa yang di
SOP tersebut yaa,, tetapi kalo untuk dosen belum karna di
perpustakaan masih belum membuat kartu anggota khusus dosen..
(Suhadi)
Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa masih kurangnya
penggunaan SOP sebagai pedoman dalam melakukan pekerjaan. Hal ini
sangat disayangkan mengingat SOP yang disusun sebagai panduan
tertulis yang harus dilakukan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari
disuatu lembaga untuk menjamin standard mutu hasil pekerjaan.
Selanjutnya ketika ditanya bagaimana mengetahui prosedur
layanan pemustaka Pustakawan perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran Jakarta melakukan hanya berdasarkan hal berikut ini:
1). Melakukan prosedur pelayanan melalui bimbingan kepala
Perpustakaan
“ yaa awalmya saya di kasih tahu oleh kepala perpustakaan, di
bimbing dan diberi arahan apa yang harus di kerjakan bagaimana
langkah-langkahnya”(Zaki)
2). Melakukan pelayanan dengan berpatokan pada sistem otomasi pada
komputer khususnya dalam hal pengembalian dan perpanjang.
“ kan kalo di computer sudah ada semua yaa langkah langkahnya
untuk pengembalian dan perpanjang jadi tinggal mengikuti
saja”(Suhadi)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa walapun proses
penerapann standard operating procedures (SOP) pada pelayanan sirkulasi di
perpustakaan fakultas hukum UPN Veteran Jakarta telah mengacu pada SOP
60
yang ada, namun SOP haruslah lebih ditingkatkan sebagai pedoman dan
diterapkan dalam menjalankan kegiatan pekerjaan guna menjamin kualitas mutu
pelayanan sirkulasi
Berikut SOP pelayanan sirkulasi dan penjelasan penerapannya:
SOP Peminjaman buku:
1. Menerima buku yang akan dipinjam dan menerima kartu anggota
perpustakaan
2. Periksa dan scanning kartu anggota melalui aplikasi SLIM
3. Memeriksa data peminjaman anggota
4. Imput barcode buku di aplikasi SLIM untuk proses peminjaman
5. Stempel tanggal kembali buku pada lembar pengembalian
Gambar 4.1: SOP peminjaman buku
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, menunjukan bahwa proses
peminjaman buku di perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta masih
kurang sesuai apa yang telah ditentukan, contohnya seperti dosen boleh
meminjam buku tanpa harus memakai kartu anggota.
61
Selanjutnya SOP pada pengembalian buku. Berikut penjelasan penerapannya:
SOP Pengembalian buku:
1. Menerima pengembalian buku dan kartu anggota
2. Memeriksa keadaan fisik buku jika rusak dikenakan sanksi
3. Scan kartu anggota
4. Memeriksa dan mencocokan tanggal kembali buku
5. Jika terlambat peminjam dikenakan biaya
6. Menghapus data peminjaman buku di aplikasi SLIM
Gambar 4.2: Pengembalian Buku
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, menunjukan bahwa pengembalian
buku di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta masih kurang sesuai
apa yang telah ditentukan, contohnya seperti dosen boleh mengembalikan buku
tanpa harus memakai kartu anggota.
62
Selanjutnya SOP pada perpanjang buku. Berikut penjelasan penerapannya:
SOP Perpanjang buku:
1. Anggota menyerahkan buku dan kartu anggota
2. Scanning kartu anggota
3. Periksa tanggal kembali dan periksa data perpanjang di aplikasi
SLIM
4. Stempel pengembalian buku yang diperpanjang
Gambar 4.3 : Perpanjang Buku
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan perpanjang buku di perpustakaan
Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta masih kurang sesuai apa yang telah
ditentukan, contohnya seperti dosen boleh memperpanjang buku tanpa harus
memakai kartu anggota.
63
Selanjutnya SOP tentang bukti penyerahan Skripsi/Tesis, bebas pustaka. Berikut
penjelasan penerapannya:
1. Mahasiswa menyerahkan SKRIPSI/TESIS+CD
2. Petugas memeriksa data keanggotaan dan peminjaman
3. Memeriksa Hard copy dan Soft Copy SKRIPSI/TESIS+ CD
4. Petugas menghapus data keanggotaan di SLIMS
5. Petugas memberikan lembar bukti penyerahan SKRIPSI/TESIS+CD dan
surat keterangan bebas pustaka untuk diisi mahasiswa
6. Petugas Perpustakaaan menandatangani dan memberi stempel lembar
bukti penyerahan SKRIPSI/TESIS+CD dan surat bebas pustaka
7. Menyerahkan lembar putih bukti penyerahan SKRIPSI/TESIS dan surat
keterangan bebas pustaka kepada mahasiswa
8. Menyimpan lembar kuning untuk diarsipkan
Gambar 4.4 : SOP Pelayanan surat bebas pustaka
Berdasarkan hasil observasi pelayanan surat bebeas pustaka tersebut sudah sesuai
dokumen SOP nomor: UPNVJ/SOP/PUS/01/12-0
4. Perbedaan cara Kerja Pasca SOP
64
Berikut tanggapan para informan ketika ditanyakan mengenai
perbedaan kualitas layanan sirkulasi ketika SOP belum dibuat dengan
sekarang:
“... Yaaa.. kita jadi menjadi lebih tahu gitu lhoo..
sebebarnya langkah yang harus dilakukan seperti inii.. apa
tahapannya.., apa yang harus dilakukan.. yaa SOP kan memandu
kita untuk menjalankan langkah-langkah bekerja, jadi jelas ada
pengaruhnya”. (Wien)
Hal senada juga dinyatakan oleh Bapak Zaki bahwa perbedaan cara
kerja SOP pelayanan sirkulasi sangat terlihat pengaruhnya, berikut kutipan
wawancaranya:
“... Jelas saya rasakan ada perbedaan, karena setiap kali
saya melakukan sesuatu yang baru atau mungkin saya menemukan
pekerjaan lain di bagian pelayanan sirkulasi, selalu saya kembali
ke SOP nya, paling tidak, dapat dilihat garis2 besar arahan
pekerjaan tersebut. Selain itu kita bisa beradaptasi dengan lebih
cepat, dan bisa mengembangkan SOP yang telah ada”. (Zaki)
Kemudian Suhadi pun menambahkan:
“... Yaa berbeda kita jadi lebih tahu langkah apa yang
seharusnya dilakukan, apa tahapannya, apa yang harus dilakukan..
jadi jelas pasti berbeda”. (Suhadi)
Sedangkan ketika ditanyakan apa tanggapan dari rekan-rekan kerja
mereka ketika SOP pelayanan sirkulasi pertamakali disosialisasikan, mereka
menjawab:
“... mmm yang saya tahu sih yaa, gak ada tanggapan yang
aneh-aneh.. namanya juga standard, jadi kalo ada itu kita
bekerjanya sesuai dengan itu maka pekerjaannya akan jadi
sistematis gituu.. apa yang harus dilakukan, jadi lebih terkontrol..
apalagi bagian sirkulasi yang kaitannya langsung dengan
pengguna..” (zaki)
65
“.. mmm tidak ada sih ya justru yang awalnya mereka tidak
tahu atau tidak terlalu mengenal SOP itu, setelah membaca dan
menggunakan saya kira mereka jadi positif tnnggapannya karna
memang akan membantu didalam pelayanan sirkulasi..” (wien)
Kemudian Suhadi pun menambahkan bahwa perbedaan cara kerja SOP
memang sangat positif pengaruhnya bagi pelayanan sirkulasi, berikut kutipan
wawancaranya:
“... mmm tidak sih tidak ada yang perlu di
komentarin/ditanggapi yang aneh-aneh ..”(Suhadi)
Dari pemaparan informan di atas bahwa dengan adanya SOP di
pelayanan sirkulasi menyatakan bahwa mereka merasakan secara jelas
perbedaan signifikan dalam melaksanakan pekerjaan di pelayanan sirkulasi
karena mereka sangat merasa terbantu dengan adanya panduan SOP di bagian
pelayanan sirkulasi yang ada, dan dapat diartikan juga bahwa mereka merasa
terbantu dengan adanya SOP di pelayanan sirkulasi tersebut sesuai dengan
salah satu fungsi SOP yaitu sebagai sarana penelitian bagi staf dalam
melakukan suatu pekerjaan yang spesifik.
Hal diatas sesuai dengan pendapat B. Mustafa dengan adanya SOP,
standarisasi pelaksanaan pekerjaan di layanan perpustakaan dapat di kontrol.
Dengan demikian mutu hasil pekerjaannya pun dapat diawasi secara bertahap,
dari waktu ke waktu melalui proses monitoring dan evaluasi serta perbaikan
secara berkesinambungan yang dapat menuju ke layanan yang prima.45
45
B Mustafa dan Yuyu Yulia, “Memenuhi Harapan Pengguna tentang Layanan Prima Perpustakaan Melalui Penerapan SOP (Standard Operating Procedure)
66
5. Kendala dan Hambatan dalam Pelaksanaan SOP pada Layanan Sirkulasi
di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
a. Kendala dan Hambatan Dalam Pelaksanaan SOP
Sebagai sebuah organisasi perpustakaan tentunya tidak luput dari
masalah dan kendala yang dihadapi oleh perpustakaan. begitu pula pada
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta. Masalah yang
dihadapi perpustakaan menurut informan adalah jaringan internet,
kurangnya komputer dan adanya kode barcode yang rusak, sehingga hal
tersebut dapat menghambat proses penerapan SOP pada sirkulasi.
Berikut ini, jawaban para informan ketika ditanyakan apa saja yang
menjadi kendala dan hambatan dalam penerapan SOP pada layanan
Sirkulasi:
“... komputernya yang masih kurang yang hanya
berjumlah satu komputer, sering terjadi antrian yang panjang
dan mengakibatkan ketidak puasan terdahap pengguna.. dan
ada sebagian buku yang kode barcodenya tidak terbaca oleh
barcode reader. Terus kadang internetnya yang suka mati...
dan saya rasa hambatan ini akan berpengaruh pada tingkatan
pelayanan sirkulasi dan kepuasan pengguna”. (Wien)
Hal senada juga dinyatakan oleh bapak Zaki bahwa hambatan
dalam penerapan SOP terjadi pada sistem komputer , berikut kutipan
wawancaranya:
“... mmm kadang misalnya komputernya yang suka nge
hank, internetnya mati.. karenakan di sini internetnya jadi satu
servernya di pusat komputer, jadi kalau internetnya di sana
mati otomatis semua mati. Terus kita gak bisa beroprasi.. terus
belum pernah adanya pengawasan dari pihat tim SOP nya
juga” (zaki)
67
Dan informan Suhadi pun menambahkan
“.. komputernya sih yang kurang dan internetnya yang
lola jadi itu sangat menghambat sekali untuk pelayanan
sirkulasi..”(Suhadi)
Dari jawaban Informan di atas menunjukkan kendala penerapan SOP
pada pelayanan sirkulasi yaitu:
a) Jaringan Internet
Kendala yang sering terjadi hanyalah masalah internet yang sering
mati dan lambat yang mengakibatkan terhambatnya proses pelayanan
pada sirkulasi
b) Kurangnya Komputer
Kurangnya komputer menyebabkan antrian panjang sehingga akan
mengakibatkan ketidakpuasan pengguna
c) Rusaknya kode barcode pada buku
Diketahui bahwa jika rusaknya kode barcode pada buku akan
mengakibatkan tidak terbacanya kode barcode tersebut, hal ini juga akan
menghambat pelayanan pada sirkulasi.
Selebihnya tidak ada kendala yang signifikan dalam menerapkan
SOP pada pelayanan sirkulasi, ini dikarenakan prosedur kerjanya disusun
secara rinci dan sistematis sehingga mudah dipahami.
Hal di atas sesuai dengan yang ditulis M. Budiharjo, beberapa
hambatan dalam pengaplikasian SOP yaitu:
1) Hambatan Operasional, yaitu hambatan yang dikarenakan tingkat
oprasional yang kurang memadai yang menyebabkan hambatan
68
dalam meningkatkan pengimplementasian SOP pada pelayanan
sirkulasi
2) Hambatan Manajerial, disebabkan oleh kurangnya pengawasan
terhadap suatu pekerjaan dan organisasi.46
b. Pengawasan pelaksanaan dan revisi SOP
1) Pengawasan pelaksanaan
Pengawasan perlu dilakukan dengan cara mengamati dan
melakukan pengawasan apakah SOP sudah dilaksanakan dan seberapa
jauh SOP tersebut bisa dilakukan dengan baik. Oleh karna itu penulis
menanyakan apakah ada revisi/ pengawasan yang mengenai SOP
perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta, berikut jawaban
Informan:
“.. belum pernah diawasi sih paling kepala perpus
hanya memantau saja “. (Suhadi)
Selanjutnya Bapak Zaki menambahkan:
“...belom pernah selama ini kalo saya lihat, belum
pernah di control dari tim ISO nya”. (Zaki)
Darmono menjelaskan bahwa, monitoring dilakukan untuk melihat
sejauh mana penerapan SOP pelayanan sirkulasi dan bagaimana SOP
bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja Perpustakaan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
pengawasan dan kontrol dalam penerapan SOP pelayanan sirkulasi harus
selalu dilakukan. Pengawasan perlu dilakukan untuk memastikan agar
SOP yang sudah dibuat selalu dijadikan pedoman dalam melakukan
46
M. Budihardjo, Panduan Menyusun SOP, h.12.
69
pekerjaan khususnya di pelayanan sirkulasi. Sehingga kegiatan layanan
sirkulasi dapat dilakukan secara konsisten dapat menjamin peningkatan
kualitas pelayanan perpustakaan.
Sedangkan ketika ditanyakan apakah ada revisi SOP pada
pelayanan sirkulasi? mereka menjawab:
“... Seharusnya memang di control tapi hingga
dibentuknya SOP pada tahun 2012 sampe saat ini belum
pernah ada revisi dan di control, padahal sudah
seharusnya SOP pelayanan sirkulasi ini direvisi karena
sudah banyak hal-hal yang berubah dan berkembang dari
yang SOP yang sudah lama”. (Zaki)
Pengawasan pelaksanaan dan revisi SOP merupakan
suatu hal yang penting untuk mengetahui apakah sasaran organisasi
sudah ada perubahan atau belum, seperti yang dinyatakan oleh informan
Suhadi:
“.. memang sudah perlu sih karenakan sudah banyak
perubahan”. (Suhadi)
Selanjutnya Wien menambahkan bahwa
“... Yaa.. karena pekerjaan merevisi itu bukan pekerjaan
yang mudah ya, jadi kalo terlalu cepat perubahannya
belum terlalu banyak.. jadi menurut saya maksimal 6
tahun, karena kemungkinan besar perubahan terutama
dalam bidang teknologi itu sudah banyak terjadi..”(Wien)
Namun beliau tidak menjawab ketika ditanya kapan hal tersebut
akan dilakukan karena menurut beliau perkembangan yang ada sekarang
masih terlalu cepat berubah dan keadaan lapangan masih belum stabil
sehingga akan sulit untuk membuat SOP tetap, karena beliau memandang
70
bahwa SOP itu adalah sebuah kesepakatan bersama sehingga untuk saat
ini belum ada kata sepakat diantara pihak yang terkait.
Mengenai pendapat-pendapat mengenai perlunya SOP untuk segera
direvisi yang disampaikan oleh kedua informan, hal tersebut sebenarnya
telah tercantum mengenai SOP bahwa dari beberapa persyaratan SOP
yang baik salah satunya perbaikan yang dilakukan secara berkala.
Menambahkan hal itu, sesuai dengan pendapat Evan bahwa sebuah
SOP dapat dikatakan baik jika memenuhi beberapa persyaratan, salah
satunya adalah “manual prosedur haruslah di revisi berkala berdasarkan
kinerja sebenarnya dan perubahan kebutuhan yang bersangkutan”.47
karena sebuah prosedur kenyataannya dibuat untuk mengakomodir
kebutuhan dari bidang yang bersangkutan, maka jika hal tersebut tidak
tercapai maka akan sia-sia. Namun mengenai jangka waktu maksimal 6
tahun sebuah SOP pelayanan sirkulasi itu dapat atau harus direvisi.
sebuah revisi juga tidak harus dipatok berdasarkan jangka waktu tertentu,
melainkan tergantung kebutuhan dari perpustakaan itu sendiri.
c. Kritik dan Harapan terhadap SOP
Untuk mengetahui kritik dan harapan terhadap SOP pelayanan
sirkulasi, penulis menanyakan Saran dan Kritik kepada informan tentang
SOP, para informan memiliki tanggapan sebagai berikut:
47
Evans G. Edward, Developing Library and Information Center Collection, (London:
Libraries Unlimited, 2005), h. 57.
71
..” yaaaa... pertama itu harus dilihat lagi SOP nya seperti apa
dalam melayani pengguna, jadi kita bisa memberi pelayanan yang
efesien terhadap pengguna tersebut intinya saya berharap agar
kualitas pelayanan sirkulasi makin meningkat.. yaaa.... caranya
kita harus lebih memanfaatkan SOP yang sudah ada sekarang”..
(Wien)
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan sirkulasi pustakawan harus
memberikan pelayanan yang efisien. Dan sebaiknya pemimpin organisasi
tim SOP harus melakukan pengawasan agar mengetahui sasaran organisasi
tercapai atau tidak. Sebagaimana hal ini di ungkapkan oleh Bapak Zaki:
..” Harapan saya perlu adanya pengawasan dari pemimpin
organisasi khusunya tim pembuat SOP yang ada sekarang, dengan
adanya pengawasan kan bisa dilihat sejauh mana kualitas dan
pemanfaatana SOP pelayanan sirkulasi tersebut”. (Zaki)
Kemudian Suhadi menambahkan dari pernyataan di atas:
.. Kritik saya demi meningkatnya kualitas pelayanan sirkulasi saya
harap untuk sekarang ini oprasional nya yah, kaya seperti internet
dan komputernya perlu ditambahkan, agar kita bisa lebih bisa
bekerja secara spesifik dan sesuai dengan Procedure yang ada”.
(Suhadi)
Pustakawan perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
berharap agar lebih bisa meningkatkan kualitas pelayanan sirkulasi dengan
cara memanfaatkan SOP yang ada, agar dapat digunakan secara maksimal
demi keberhasilan penerapan SOP dan kualitas pelayanan sirkulasi di
Perpuskaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut ini kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian skripsi yaitu:
1) Pada praktiknya proses pengimplementasian SOP menunjukan bahwa SOP
yang disusun memang sangat penting bagi pustakawan dan pemustaka
karena mereka mengaku sangat terbantu dalam melakukan kegiatan sehari-
hari khususnya pada pelayanan sirkulasi dan dipersepsikan sebagai hal
yang positif oleh para staf Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran
Jakarta.
2) SOP yang ada di Perpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta pada
awalnya dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai standar
organisasi yang diatur dalam Internasional Standard Organisation (ISO).
Namun proses penerapan SOP pelayanan sirkulasi pada Perpustakaan
Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta masih kurang digunakan dalam
melakukan pekerjaan dan masih ada hal-hal yang tidak sesuai apa yang
telah di tentukan di dalam SOP tersebut, misalnya seperti dosen boleh
meminjam buku tanpa harus memakai kartu anggota.
3) Adapun beberapa kendala yang menghambat proses penerapan SOP pada
Layanan pemustaka diperpustakaan Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
yaitu:
73
a. Jaringan Internet yang lambat dan sering mati mengakibatkan
terhambatnya proses pelayanan pada sirkulasi.
b. Kurangnya komputer menyebabkan antrian panjang sehingga akan
mengakibatkan ketidakpuasan pengguna.
c. Rusaknya kode barcode pada buku akan mengakibatkan tidak
terbacanya kode barcode tersebut, hal ini juga akan menghambat
pelayanan pada sirkulasi.
B. Saran
Ada beberapa yang penulis dapat sarankan melihat kondisi di lapangan
mengenai penerapan SOP pada layanan pemustaka di perpustakaan Fakultas
Hukum UPN Veteran jakarta yaitu:
1. Mengenai pentingnya SOP pada pelayanan sirkulasi para pustakawan di
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN veteran Jakarta sudah mengetahui
tentang kegunaan SOP, akan tetapi lebih baik lagi jika pustakawan
mengetahui kegunaan SOP secara lebih menyeluruh agar mereka mampu
mengoptimalkan fungsi dari SOP tersebut dalam pelayanan sirkulasi
2. Penerapan SOP pada Pelayanan Sirkulasi pada Perpustakaan Fakultas
Hukum UPN Veteran Jakarta masih kurang baik, maka dari itu perlu
dilakukan pengawasan dan evaluasi. Karena memang hal ini harus
dilakukan dengan tujuan agar semua hal yang telah direncanakan dapat
berjalan dengan baik dalam suatu pekerjaan yang telah disusun dalam
74
SOP. Sehingga harapan peningkatan kualitas pelayanan sirkulasi dapat
dicapai.
3. Dalam menghadapi kendala-kendala dalam Penerapan Standard Operating
Procedure (SOP) pada pelayanan sirkulasi, perpustakaan sudah
mengatasinya dengan baik. Hal tersebut harus dipertahankan agar mutu
pelayanan sirkulasi tetap meningkat
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
Jakarta: Universitas Terbuka, 1995
B Mustafa dan Yuyu Yulia, Memenuhi Harapan Pengguna tentang Layanan
Prima Perpustakaan Melalui Penerapan SOP (Standard Operating
Procedure) Digitan. Jurnal Pustakawan Indonesia, vol. 7 No. 1
http://joernal.ipb.ac.id/index.php/jpi/article/view/1964/872 diakses
tanggal 16 september 2016
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
Darmono, Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk
Perpustakaaan Perguruan Tinggi, 2007.
http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/pengembangan -
standard-operating-procedures-sop-untuk-perpustakaan-perguruan-
tinggi.html. diakses tanggal 10 agustus 2016.
Evans G. Edward, Developing Library and Information Center Collection.
London: Libraries Unlimited, 2005.
Faisal Hariadi,” Kualitas Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan di Unit Pelaksana
Teknis Perpustakaan Universitas Negri Yogyakarta: Tahun 2012
Skripsi S1, Yogyakarta:Fakultas Pendidikan, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2012.
Helmi Purwanti, Standar Operasional Prosedur, “artikel diakses pada 05
September 2016 dari http://elib.unikom.ac.iddownload.phpid=133956
Karmidi Martoatmojo, Pelayanan Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Terbuka,
1994
Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.
Lasa Hs, Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Jakarta: Gema Media
2005.
Lisda Rahayu, Materi Pokok Pelayanan Bahan Pustaka cet.1 ed.2
Jakarta: Universitas Terbuka, 2011.
Mahmudin, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Masruri, Dasar – Dasar Katalogisasi. Yogyakarta: Bidang Akademika, 2008.
76
Mukhtar, Metode praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi,
2013.
Nawawi Hadawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press: 1998.
Noerhayati.S, Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: PT Alumni, 2006.
Nurhayadi, Pedoman Pelaksanaan Sirkulasi. Jakarta: Bumi Aksara, 1982.
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Administrasi Negara, 2004.
Rudi M. Tambunan, Pedoman Penyusunan Standard Operating Procedures
(SOP) Jakarta: Malestas Publishing, 2008.
Republik Indonesia, Undang Undang Dasar Republik Indonesia No 43 Tahun
2007 tentang Perpustakaan, Bab I, pasal 1.
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: dasar-dasar. Jakarta: PT Indeks, 2012
Sri Terta Dewi, Androni. “Sikap Pemustaka Terhadap Layanan Sirkulasi di
Perpustakaan Universitas Padang,” Jurnal Informasi Perpustakaan
dan Kearsipan, vol. 1 No.1 September 2012
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012.
Sulistiyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1991.
Syihabuddin Qalyubi dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
Yogyakart: Maletas Publishing, 2003.
Yuyu Yulia dan Abdul Rahman Saleh,. “Peranan Standard Operating Procedure
dalam rangka penataan manajeman dan produktifitas kerja
perpustakaan”, Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol. 5 No. 2, 2005
Wiji Suwarno, Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Ar
– Ruzz Media, 2010.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Wien Sukarmini SH. MH
Jabatan : Kepala Perpustakaan
Tanggal :21 Oktober 2016
No. PENELITI INFORMAN
1. Apa itu SOP? pedoman kerja tertulis yang berisi
tatacara pekerjaan rutin yang harus
dibuat untuk memudahkan staf
bekerja dan harus di update pada tiap
kurun waktu tertentu
2. Fungsi dan kegunaan SOP dalam
pelayanan sirkulasi sehari-hari?
Fungsinya sangat tinggi (banyak)
sekali sebagai sebagai dasar pijakan
dalam melakukan pekerjaan,
sehingga jika lupa dalam pekerjaan
dapat menengok ke SOP.
3. Hingga sekarang apakah SOP
pelayanan sirkulasi ini pernah di
revisi?
belum.. belum pernah diadakan
revisi, mungkin karena dalam
kegiatan rutinnya sudah dituangkan
dalam pedoman teknis yang kita buat
sendiri itu
4. Secara pribadi apakah Ibu
menganggap bahwa SOP itu adalah
bagian yang penting dalam
pelayanan sirkulasi di Perpustakaan
atau sebenarnya bisa ditinggalkan
dan digantikan dengan hal-hal lain?
yaaa menurut saya SOP itu betul
betul penting, karena dia adalah
pedoman kerja dalam melakukan
kegiatan kegiatan rutin, Namun
banyak faktor yang menyebabkan
SOP itu belum direvisi hingga
sekarang. Mulai dari waktu, dana dan
SDM yang juga terbatas.
5. Bagaimana prosesnya dari awal
pembuatan SOP pelayanan sirkulasi
hingga sekarang?
yaa.. awalnya pada tahun 2012
dimuali dari suatu kebutuhan bahwa
perlunya sebuah pedoman standar
yang mengacu pada ISO
(International Standard
Organisation), nah waktu itu bersama
bapak Zaki mencari para pakar yang
berpengalaman menyusun SOP,
antara lain Bu Intan, Pak Sugianto
dan beberapa pakar lainnya.
Kemudian setelah mendapatkan
masukan, kita membuat tim SOP
untuk membahas apa saja yang akan
dimunculkan dibagian sirkulasi,
setiap bulan bertemu selama 6 bulan
untuk membahas kira-kira apa saja
yang akan dicantumkan dalam SOP
6. Apakah ada hal-hal di SOP
pelayanan sirkulasi ini yang hendak
Ibu ubah?
belum sih karna untuk pelayanan
masih cukup memadai
7. Apakah seluruh staf di perpustakaan
telah melakukan pekerjaan sesuai
dengan SOP pada bagian sirkulasi?
iya sih karenakan sudah diberikan
arahan sesuai dengan SOP.jadi
tinggal mengikuti saja
8. Ketika SOP pelayanan sirkulasi ini
jadi, adakah tanggapan yang
berbeda dari staf-staf yang lain?
emmm.. tidak ada sih ya justru yang
awalnya mereka tidak tahu atau tidak
terlalu mengenal SOP pada
pelayanan sirkulasi itu. Setelah
membaca dan menggunakan, saya
kira mereka jadi positif
tanggapannya, karena memang akan
membantu didalam pelayanan
sirkulasi
9. Apakah SOP yang dilakukan oleh
sebagian staf akan berpengaruh pada
pelayanan sirkulasi di perpustakaan
itu sendiri?
Ya kita jadi menjadi lebih tahu
gitu..langkah yang harus dilakukan
seperti ini.. apa tahapannya.., apa
yang harus dilakukan.. yaa SOP kan
memandu kita untuk menjalankan
langkah-langkah bekerja, jadi jelas
ada pengaruhnya..”
10. Apakah SOP pelayanan sirkulasi
relevan diterapkan di perpustakaan?
mmm.. kalo secara teoritis,
sebenarnya SOP itukan
mengendalikan sistem informasi dan
sistem mutu di perpustakaan agar
mutunya tetap, tapi sebagai pribadi..
mmm... SOP itu kan untuk produk
barang yaaaa sebenarnya, sedangkan
kita itu adalah berinteraksi dengan
manusia jadi kadang modifikasinya
itu tinggi, kan yang kita hadapi itu
manusia terutama kan pada bagian
pelayanan sirkulasi, misalnya masa
pinjam 2 minggu kemudian karena
kebutuhan yang mendesak akhirnya
kita tidak sesuai dengan SOP
11 Menurut Ibu berapa tahun sekali
SOP pelayanan sirkulasi itu harus
direvisi?
Yaaa karna pekerjaan merevisi itu
tidak mudah ya, jadi kalo terlalu
cepat perubahannya belum terlalu
banyak.. jadi menurut saya maksimal
6 tahun, karena kemungkinan besar
perubahan terutama dalam bidang
teknologi itu sudah banyak terjadi.
12. Bagaimana pentingnya SOP pada
layanan sirkuasi di Perputakaan
Hukum UPN Veteran Jakarta?
Yaa... jelas menurut saya SOP itu
penting karena merupakan pedoman
kan bagi pegawai yang ingin bekerja
seperti yang anda ketahui bahwa di
perpustakaan itu banyak sekali
pekerjaan rutin apalagi pada bagian
sirkulasi, nah kalau itu tidak
dilakukan secara seragam atau
konsisten, itu pasti akan terjadi
kerugian kerugian baik untuk pihak
pengguna maupun untuk pihak
perpustakaan itu sendiri.
Jadi memang SOP itu sangat penting
dan sangat baik bagi kedua belah
pihak, pengguna dan perpustakaan
itu sendiri. Untuk pengguna ia akan
dilayani sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku dan untuk
perpustakaan yaitu agar pegawai
bekerja sesuai dengan peraturan
sehingga bisa memberi pelayanan
yang efektif
13. Kenapa harus ada SOP pada layanan
sirkulasi?
yaa harus ada, karna menang kita
sadari sekali bahwa SOP ini penting
untuk dibuat karena sebagai
pedoman bagi mereka yang bekerja
di perpustakaan dan juga sebagai alat
evaluasi bagi pemimpin apakah
pegawai dalam menjalankan
pekerjaan dilayanan sirkulasi sudah
sesuai atau belum
14 Faktor-faktor apa saja yang
menghambat penerapan SOP dalam
rangka peningkatan pelayanan
sirkulasi di Perpustakaan Fakultas
UPN Veteran Jakarta?
mmm komputernya sih ya yang
masih kurang, dan hanya berjumlah
satu komputer, sering terjadi antrian
yang panjang yang mengakibatkan
ketidak puasan terhadap pengguna,
dan ada sebagian buku yang kode
barcodenya tidak dapat terbaca oleh
barcode reader. Terus kadang
internet suka mati. Dan saya rasa
hambatan ini akan berpengaruh pada
tingkatan pelayanan sirkulasi dan
kepuasan pengguna
15. Bagaimana upaya mengatasi
hambatan-hambatan dalam
pengimplementasian SOP pada
layanan sirkulasi di Perpustakaan
Fakultas Hukum UPN Veteran
Jakarta?
yaaa caranya dengan menambah
personal komputer pada bagian
sirkulasi agar tidak terjadi antrian
panjang, internetnya dilancarin dan
memperbaiki kode barcode yang
rusak serta menambah kualitas tinta
yang baik.
16. Adakah Saran, kritik & Harapan ? yaaaa... pertama itu harus dilihat lagi
SOP nya seperti apa dalam melayani
pengguna, jadi kita bisa memberi
pelayanan yang efesien terhadap
pengguna tersebut intinya saya
berharap agar kualitas pelayanan
sirkulasi makin meningkat.. yaaa....
caranya kita harus lebih
memanfaatkan SOP yang sudah ada
sekarang..
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Zaki Mubarok, S.IP
Jabatan : Layanan Teknis
Tanggal : 21 Oktober 2016
No. PENELITI INFORMAN
1. Apa itu SOP? SOP itu kan kepanjangan dari
Standar Operating Prosedures jadi
maksudnya itu urutan atau
mekanisme dari tata kerja, urutan
kerja yang harus dilakukan oleh
seorang pegawai. Menurut saya
seperti itu. Jadi yaaa.. intinya SOP
itu urutan atau tata tertib yang harus
di lakukan oleh seseorang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
Gitu aja sih kalo menurut saya
2. Apakah Bapak mengetahui bahwa
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran jakarta memiliki SOP pada
pelayanan sirkulasi?
Yaaaa pastinya tau, karna kan SOP
itu sudah dibuat jadi sudah di
informasikan kalo misalnya urutan
kerjanya prosedurnya harus begini
begituu.. jadi sudah tau
3. Apakah Bapak ikut terlibat dalam
pembuatan SOP pelayanan sirkulasi
yang ada sekarang?
Ibu Wien dan tim SOP
4. Apakah oleh Bapak SOP tersebut
sudah digunakan dan sudah sesuai
dalam melakukan pelayanan di
bagian sirkulasi?
yaa seharusnya SOP yang digunakan
secara keseluruhan yaaa.. misalnya
pelayanan untuk mahasiswa dan
dosen harus sesuai apa yang sudah
dicantumkan di SOP tersebut..tetapi
kalo untuk pelayanan dosen kita
belum sesuai apa yang sudah
dicantumkan di SOP tersebut karena
dosen boleh meminjam buku tanpa
harus memakai kartu anggota kita
hanya meminta untuk menyebutkan
no NIP nya sajaaa..
5. Fungsi dan kegunaan SOP dalam
pelayanan sirkulasi sehari-hari?
mmm.. fungsinya yaa supaya tidak
keluar dari rel yang sudah
ditentukan atau keluar dari prosedur
yang ditentukan, jadi supaya lebih
tertib kalo menurut saya seperti itu
6. Apakah ada perbedaan antara ketika
SOP pelayanan sirkulasi belum
dibuat dengan sekarang?
Jelas saya rasakan ada perbedaan,
karena setiap kali saya melakukan
sesuatu yang baru atau mungkin
saya menemukan pekerjaan lain di
bagian sirkulasi, selalu saya kembali
ke SOP nya, paling tidak dapat
dilihat garis2 besar arahan pekerjaan
tersebut. Selain itu kita bisa
beradaptasi dengan lebih cepat, dan
bisa mengembangkan Sop yang
telah ada
7. Hingga sekarang apakah SOP
pelayanan sirkulasi ini pernah di
revisi?
belum revisi itu terakhir tahun 2012,
padahal sudah seharusnya SOP
pelayanan sirkulasi ini direvisi
karena sudah banyak hal-hal yang
berubah dan berkembang dari SOP
yang sudah lama..
8. Secara pribadi apakah Bapak
menganggap bahwa SOP itu adalah
bagian yang penting dalam
pelayanan sirkulasi di Perpustakaan
atau sebenarnya bisa ditinggalkan
dan digantikan dengan hal-hal lain?
penting sekali karenakan SOP itu
kan gunanya buat panduan supaya
lebih terarah makanya penting
sekali, kalopun misalnya
ditinggalkan yaa tidak bisasih
karnakan kalo akreditasi pasti
ditanyakan apalagi kalo soal
sirkulasi pasti ditanyakan soalnya
pengalaman saya seperti itu...
9. Apakah ada kesulitan ketika Bapak
pertama kali diperkenalkan dengan
SOP pelayanan sirkulasi?
tidak sih karena kan kita tinggal
mengikuti saja SOP yg ada. Justru
adanya SOP bisa memudahkan kita
dalam mengerjakan pelayanan
sirkulasi.
10. Apakah ada hal-hal di SOP
pelayanan sirkulasi ini yang hendak
Bapak ubah?
Mmm tidak diubah si paling di
tambahkan untuk yang perpanjang
via telepon
11 Ketika SOP pelayanan sirkulasi ini
jadi, adakah tanggapan yang berbeda
dari staf-staf yang lain?
Mmm yang saya tahu sih yaaa, gak
ada tanggapan yang aneh-aneh..
namanya juga standard, jadi kalo
ada Sop kita bekerjanya sesuai
dengan itu maka pekerjaannya akan
menjadi sistematis.. apa yang harus
dilakukan, jadi lebih terkontrol..
apalagi bagian sirkulasi yang
kaitannya langsung dengan
pengguna..
12. Apakah arti SOP secara pribadi bagi
bapak dan jika dikaitkan dengan
pelayanan sirkulasi di Perpustakaan
apakah sudah relevan?
yaaa itu tadi yang saya bilang SOP
kan kepanjangan dari Standar
Operating Prosedures atau
mekanisme yang sudah ditentukan
jadi menurut saya sudah relevan
banget karena sudah sesuai
13. Apakah SOP yang dilakukan oleh
sebagian staf akan berpengaruh pada
pelayanan sirkulasi di perpustakaan
itu sendiri?
Iya ngaruh pasti, apalagi sirkulasi
kaitannya dengan user jadi kita
harus melayani sesuai SOP agar kita
bisa memberi pelayanan yang baik,
kalo tidak bakal berpengaruh pada
kualitas di perpustakaan itu sendiri
14. Apakah pernah kepala perpustakaan
melakukan pengawasan SOP pada
bagian sirkulasi?
Belum pernah selama ini kalo saya
lihat, belum pernah di control dari
tim ISO nya..
15. Menurut Bapak berapa tahun sekali
SOP pelayanan sirkulasi itu harus
direvisi?
seharusnya kalo sudah ada
perubahan di perpustakaan disituasi
kerja yang misalnya sekarang ada
perubahan yaaa harus direvisi
jugaaa, tapi kan tidak menentu juga
waktunya, kalo ditanya berapa
tahun sekali saya bilang gak tentu
karena kan perkembangan teknologi
informasi kan sangan cepat.
16. Adakah bagian bagian yang ingin
Bapak ubah dari SOP pelayanan
sirkulasi yang ada sekarang?
belum sih belum ada karena masih
sesuai yang ada aja belum ada
perubahan sampai sekarang, itu
padahal udah dari 2012, sampai
sekarang belum diubah karena
belum ada perubahan yang
segnifikan.
17. Bagaimana pentingnya SOP pada
layanan sirkuasi di Perputakaan
Hukum UPN Veteran Jakarta?
penting banget pastinya yang
pertama kan untuk memandu apabila
ada hal yang terlupa pada tahapan
tersebut, kedua untuk mengontrol
artinya kita jadi bekerja secara
sistematis jika menggunakan SOP,
kemudian mengurangi resiko,
artinya kalo ada hal hal merugikan
kita maupun pengguna, kita sudah
tahu apa yang harus dilakukan.
apalagi kan sirkulasi kaitannya
dengan pengguna jadi dengan
adanya SOP kerjanya akan lebih
sfesifik gituu lho
18. Kenapa harus ada SOP pada layanan
sirkulasi?
Dengan adanya SOP kita bisa
meningkatkan mutu pelayanan dong
pastinya apalagi kalo kita kerjanya
sudah sesuai SOP. Makanya SOP itu
memang sebenernya sangat
dibutuhkan untuk suatu pekerjaan.
19. Faktor-faktor apa saja yang
menghambat penerapan SOP dalam
rangka peningkatan pelayanan
sirkulasi di Perpustakaan Fakultas
UPN Veteran Jakarta?
mmm kadang misalnya
komputernya nge hank, Internetnya
mati, karenakan di sini internetnya
jadi satu servernya di pusat
komputer, jadi kalau internetnya
disana mati semua mati, terus kita
gak bisa beroprasi.. terus juga belum
pernah adanya pengawasan dari
pihak tim Sop nya juga
20. Bagaimana upaya mengatasi
hambatan-hambatan dalam
pengimplementasian SOP pada
layanan sirkulasi di Perpustakaan
Fakultas Hukum UPN Veteran
Jakarta?
yaaa paling akhirnya jadi manual
ditulis dibuku solusinya seperti
itu..apalagi kalo internetnya lola
pasti kita jadi menghambat untuk
pelayanan,karenakan namanya
komputerkan pasti suka nge hank.
Akhirnya kita pake cara manual aja
sihh jadi ditulis jika ada yg pinjam
buku. Di catet namanya tanggal
peminjamannya
21. Adakah Saran, kritik & Harapan ? Harapan saya perlu adanya
pengawasan dari pemimpin
organisasi khusunya tim pembuat
SOP yang ada sekarang, dengan
adanya pengawasan kan bisa dilihat
sejauh mana kualitas dan
pemanfaatannya SOP pelayanan
sirkulasi tersebut
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Suhadi
Jabatan : Layanan Pemustaka
Tanggal : 21 Oktober 2016
No. PENELITI INFORMAN
1. Apa itu SOP? mmm apa yaaaa.. SOP itu suatu
langkah langkah suatu pekerjaan
yang bertujuan untuk memperoleh
hasil kerja yang efisien
2. Apakah Bapak mengetahui bahwa
Perpustakaan Fakultas Hukum UPN
Veteran jakarta memiliki SOP pada
pelayanan sirkulasi?
awalnya sih saya belom tahu SOP
itu apa karna kan saya baru 1tahun
di sini tetapi setelah diberitahu oleh
kepala barulah saya tau SOP itu apa.
3. Apakah Bapak ikut terlibat dalam
pembuatan SOP pelayanan sirkulasi
yang ada sekarang?
Oh saya tidak tahu, karna saya tidak
terlibat
4. Apakah oleh Bapak SOP tersebut
sudah digunakan dan sudah sesuai
dalam melakukan pelayanan di
bagian sirkulasi?
mmmm kalo untuk mahasiswa sih
kita sudah sesuai apa yang di SOP
tersebut yaa,, tetapi kalo untuk dosen
belum karna di perpustakaan masih
belum membuat kartu anggota
khusus dosen..
5. Fungsi dan kegunaan SOP dalam
pelayanan sirkulasi sehari-hari?
yaaa fungsinya untuk tahapan suatu
pekerjaan... jadi ya kalo ada
kemungkinanan ada permasalahan
bisa ditanggulangi dengan cara
melihat SOP yang sudah ada..
6. Apakah ada perbedaan antara ketika
SOP pelayanan sirkulasi belum
dibuat dengan sekarang?
Yaaa berbeda kita jadi lebih tahu
langkah apa yang seharusnya
dilakukan, apa tahapannya, apa yang
harus dilakukan.. jadi jelas pasti
berbeda
7. Hingga sekarang apakah SOP
pelayanan sirkulasi ini pernah di
revisi?
belum revisi, tapi seharusnya sudah
perlu sih karenakan sudah banyak
perubahan
8. Secara pribadi apakah Bapak
menganggap bahwa SOP itu adalah
bagian yang penting dalam
pelayanan sirkulasi di Perpustakaan
atau sebenarnya bisa ditinggalkan
dan digantikan dengan hal-hal lain?
Sangat penting karenakan SOP kan
untuk pedoman menjalankan
langkah langkah kerja kita.. jadi saya
rasa tidak bisa ditinggalkan
9. Apakah ada kesulitan ketika Bapak
pertama kali diperkenalkan dengan
SOP pelayanan sirkulasi?
engga sih tidak ada kesulitan
karnakan tinggal mengikuti saja,
udah gitukan yang namanya
peminjaman secara garis besarnya
sama ada yang manual ada yang
komputerisasi. Tapi kalo di fakultas
Hujkum Upn sini sudah pake
komputerisasi
10. Apakah ada hal-hal di SOP
pelayanan sirkulasi ini yang hendak
Bapak ubah?
Ada sih sebenarnya karnakan
teknologi semakin maju, kaya
contohnya yg harus di ubah di
bagian perpanjang untuk via telepon/
11 Ketika SOP pelayanan sirkulasi ini
jadi, adakah tanggapan yang berbeda
dari staf-staf yang lain?
mmm tidak sih tidak ada yang perlu
di komentarin/ditanggapi yang aneh-
aneh
12. Apakah arti SOP secara pribadi bagi
bapak dan jika dikaitkan dengan
pelayanan sirkulasi di Perpustakaan
apakah sudah relevan?
sangat relevan karna jika kita ingin
melakukan pekerjaan kita bisa
melihat SOP apa saja langkah
langkahnya, tidak harus bertanya
tanya lagi
13. Apakah SOP yang dilakukan oleh
sebagian staf akan berpengaruh pada
pelayanan sirkulasi di perpustakaan
itu sendiri?
yaaa pasti berpengaruh yaaa...
karenakan namanya pelayanan
sirkulasi yang sudah memakai
komputerisasi pasti kan ngaruh
banget kalo misalnya pustakawan
ada yang salah imput data.
14. Apakah pernah kepala perpustakaan Belum pernah di control sih paling
melakukan pengawasan SOP pada
bagian sirkulasi?
kepala perpus hanya memantau saja..
15. Menurut Bapak berapa tahun sekali
SOP pelayanan sirkulasi itu harus
direvisi?
Kalo menurut saya sih tergantung
dengan ke adaan ya, jadi kalo
ditanya berapa tahun saya tidak tau
hehehe
16. Adakah bagian bagian yang ingin
Bapak ubah dari SOP pelayanan
sirkulasi yang ada sekarang?
. Belum sih belum ada
17. Bagaimana pentingnya SOP pada
layanan sirkuasi di Perputakaan
Hukum UPN Veteran Jakarta?
yaaa.. menurut saya SOP di layanan
sirkulasi itu benar-benar penting,
karena kan SOP itu untuk pedoman
kerja.. standard,, dalam melakukan
kegiatan kegiatan rutin.. kalo ada
staff yang rolling ke bagian yang
lain gak harus diajarin lagi, begitu
juga dengan staff yang baru
18. Kenapa harus ada SOP pada layanan
sirkulasi?
Karena kalau tidak ada SOP pastikan
kerjanya semaunya. Kalo ada SOP
kan kita bisa liat peraturannya
seperti apa kalo kita lupa
19. Faktor-faktor apa saja yang
menghambat penerapan SOP dalam
rangka peningkatan pelayanan
sirkulasi di Perpustakaan Fakultas
UPN Veteran Jakarta?
Komputernya sih yang kurang dan
internetnya yang lola jadi itu sangat
menghambat banget untuk
pelayanan sirkulasi
20. Bagaimana upaya mengatasi
hambatan-hambatan dalam
pengimplementasian SOP pada
layanan sirkulasi di Perpustakaan
Fakultas Hukum UPN Veteran
Jakarta?
Menambahnkan komputer satu lagi
sih yaa agar lebih cepat pelayanan
nya sama internetnya dilancarin,
sama internetnya dikencengin agar
pelayanan nya bisa berjalan dengan
lancar
21. Adakah Saran, kritik & Harapan ? Kritik saya demi meningkatnya
kualitas pelayanan sirkulasi saya
harap untuk sekarang ini
operasionalnya yah, kaya seperti
internet dan komputernya perlu
ditambahkan, agar kita bisa lebih
bisa bekerja secara spesifik dan
sesuai dengan Procedure yang ada..
BIODATA PENULIS
FIFIT FITRIYANI. Lahir di Tangerang, 15
September 1994, putri kedua dari tiga bersaudara dari
Bapak H. Dul Bahri dengan Hj. Suinah. Penunis
bertempat tinggal di Jl. Raya Ciater Raya No. 04 RT.
009/004, 15310, Kel. Maruga, Kec. Serpong,
Tangerang Selatan. Menyelesaikan pendidikan dasar
dan menengahnya di Ciputat Tangerang Selatan: SDS
Tirta Buaran (tahun 2006), SMPN 03 Ciputat (tahun 2009) dan SMAN 09
Tangerang Selatan (tahun 2012). Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pada
program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan
Humaniora di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan
kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “ Penerapan Standard Operating
Procedures pada Pelayanan Sirkulasi di Universitas UPN Veteran Jakaran”.
Penulis pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di Sekolah Kharisma Bangsa
(tahun 2015) selama satu bulan, dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Kp. Tapos,
Desa Tenjolaya Kecamatan Tigaraksa, Tangerang, Banten (tahun 2016) selama
satu bulan.
Top Related