PENENTUAN ZONASI FLOW UNIT BERDASARKAN ANALISIS
PETROFISIKA PADA RESERVOAR KARBONAT STUDI KASUS
LAPANGAN X
Triaji Adi Harsanto
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Dalam studi ini, dilakukan identifikasi interkoneksi antar sumur berdasarkan konsep evaluasi flow unit dan bekerja
berdasarkan fungsi bobot dari masing – masing parameter petrofisika. Terdapat limadata sumur yang mana
digunakan sebagai data utama dalam studi ini. Selain itu juga tersedia data core yang digunakan sebagai pengontrol
dari nilai properti petrofisika yang dihasilkan. Inversi AI juga tersedia pada penelitian ini sebagai data utama yang
digunakan untuk interpolasi permeabilitas antar sumur. Interpretasi dilakukan pada penampang seismik composite
line dan objek dalam studi ini berupa reservoar karbonat yang berada pada Formasi Batu Raja, Lapangan X, Jawa
Barat Utara. Studi yang dilakukan meliputi perhitungan nilai properti petrofisika serta analisis permeabilitas formasi
berdasarkan evaluasi flow unit. Hasil pemodelan akan menunjukkan bahwa sumur yang memiliki koneksi satu sama
lain akan berada pada klaster flow unit 1 dengan rentang permeabilitas 39.24 - 84.06 milidarsi dengan indikasi aliran
fluida yang tinggi.
Kata Kunci : Karbonat, Evaluasi flow unit, Permeabilitas
Flow Unit Zonation Determination Based on Petrophysical Analysis for
Carbonate Reservoir Case Study, X Field
Abstract
In this study , identification the interconnections between wells based on flow unit evaluation concept were
performed and work on each petrophysical parameter function. There are five wells data which used as the main
data in this study. Core data is also available as controller of calculated petrophysical property. Acoustic Impedance
Inversion is also available as main data to do the permeability interpolation between wells. Interpretation performed
on a cross section of seismic composite line and the object in this study is carbonate reservoir located in North West
Java, Baturaja Formation, X Field. Study was conducted on the petrophysical property and formation permeability
analysis based on flow unit evaluation by FZI calculation from permeability and porosity core which is derived from
conventional core analysis. Modeling result will show that the well-connected to each other will be on flow unit 1
cluster with 39.24 – 84.06 millidarcy permeability interval with high fluid flow indicated.
Keywords : Carbonate, flow unit, Permeability
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Pendahuluan
Pada era global seperti sekarang ini, kebutuhan masyarakat Indonesia akan sumber daya
energi sangatlah tinggi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Salah satu sumber daya energi
yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini adalah hidrokarbon yang terdiri dari minyak bumi
dan gas. Untuk itu, di dalam industri minyak bumi dan gas ini dibutuhkan teknologi yang tepat
untuk memprediksi keberadaan potensi hidrokarbon yang berada di bawah permukaan bumi.
Karakterisasi reservoar saat ini menjadi metode yang dipilih pada banyak perusahaan migas.
Dalam hal mengkarakterisasi suatu reservoar, terdapat banyak metode lagi yang mana dalam
penggunaannya dapat disesuaikan dengan objek lapangan yang diteliti tersebut. Namun
penurunan produksi hidrokarbon semakin menurun seiring berjalannya waktu akibat
pemanfaatan hidrokarbon secara kontinyu. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat
mengetahui koneksi antar sumur dengan harapan dapat mengembalikan tingkat produksi
hidrokarbon yang menurun. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan terhadap suatu
reservoar karbonat berdasarkan aliran fluida yang terkandung di dalamnya sehingga penentuan
zona hidrokarbon di dalam reservoar menjadi lebih akurat.
Dengan adanya studi analisis petrofisika dan evaluasi aliran fluida, maka karakterisasi
reservoar semakin mudah dilakukan, dan menghasilkan informasi yang minim tingkat
ambiguitasnya. Hasil akhir dari analisis petrofisika dan evaluasi aliran fluida ini adalah
interkoneksi antar sumur berdasarkan pendeskripsian zonasi aliran fluida di dalam reservoar
yang terkoneksi satu sama lain.
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Tinjauan Pustaka
Log gamma-ray
Kurva GR merupakan hasil rekaman dari kandungan unsur radioaktif seperti uranium (U),
potassium (K) dan thorium (Th) yang terdapat didalam formasi batuan.
Log Resistivity
Untuk menentukan nilai dari saturasi hidrokarbon, resistivitas dari suatu formasi merupakan
kunci utamanya. Resistivitas atau tahanan merupakan kemampuan dari suatu materi untuk
menahan adanya aliran listrik yang akan melewatinya.
Log Sonik
Log sonik merupakan jenis alat log porositas yang pertama. Terciptanya alat ini dilatar belakangi
dengan pengetahuan bahwa setiap benda padat dapat menyalurkan gelombang akustik.
Gelombang akustik atau gelombang sonik merupakan jenis dari gelombang mekanik yang dapat
menjalar pada medium padat, cair, dan gas.
Log Densitas
Alat log densitas berikut ini menggunakan prinsip adanya interaksi dari radiasi gelombang
elektromagnetik. Dengan menggunakan sinar gamma yang memiliki energi sangat tinggi yang
ditembakkan pada suatu formasi batuan dalam lubang pemboran, sehingga menimbulkan
interaksi seperti efek fotolistrik, efek compton dan produksi kembar. Sinar gamma yang
ditembakkan ke dalam suatu formasi dapat menendang elektron – elektron yang ada dalam suatu
formasi batuan, sehingga elektron tersebut memiliki energy yang cukup untuk tereksitasi dan
kemudian menjadi electron bebas. Sinar gamma akan terus menendang elektron – electron yang
ada hingga energi nya semakin melemah dan kemudian terserap secara keseluruhan. Jumlah
elektron yang tereksitasi merupakan fungsi dari energi sinar gamma dan jenis mineral.
Log Neutron
Alat log neutron merupakan suatu alat nuklir yang memiliki kecepatan logging yang sama
dengan alat log yang berdasarkan prinsip radioaktif, yaitu log densitas dan log GR. Dengan
mengemisikan sumber partikel tak bermuatan, dalam hal ini neutron ke dalam suatu formasi,
sehingga menyebabkan suatu interaksi yang bersifat mekanik seperti tumbukan elastik,
tumbukan inelastik dan produksi kembar. Partikel neutron mengalami tumbukan dengan inti
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
atom yang terdapat didalam suatu formasi batuan, sehingga ketika tumbukan yang terjadi bersifat
elastik maka sebagian energi pada partikel neutron diberikan ke inti atom, sehingga inti atom
terpental dan partikel neutron dihamburkan. Tumbukan elastic terjadi bila atom yang ditumbuk
memunyai masa yang sama atau hampir sama dengan massa neutron, misalnya hidrogen.
Kandungan Lempung
Merupakan fraksi volume antara volume lempung yang terkandung dengan volume total formasi.
Evaluasi kandungan lempung di dalam formasi dapat di dapatkan melalui log sinar gamma
maupun kurva ganda dari log densitas dan neutron. Namun, log sinar gamma yang paling efektif
digunakan untuk menghitung kandungan lempung karena lempung biasanya mengandung unsur
radioaktif yang lebih banyak dibandingkan dengan sandstone atau karbonat.
Porositas
Ditandai dengan ϕ adalah bagian dari volume total batuan yang berpori dan tidak terisi oleh
benda padat (Harsono, 1997). Besarnya porositas dari suatu formasi tergantung pada ukuran,
bentuk butiran dan distribusi butiran (sortasi).
Saturasi Air
Saturasi air adalah bagian ruang pori yang terisi air atau volume pori batuan yang terisi oleh air,
sedangkan bagian yang terisi oleh hidrokarbon disebut dengan saturasi hidrokarbon (Sh) yang
memiliki nilai (1-Sw) (Harsono, 1997). Mula-mula batuan terisi oleh air formasi, namun
kemudian terdesak oleh hidrokarbon yang mengalami proses migrasi.
Permeabilitas
Adalah kemampuan batuan untuk dapat dilewati oleh fluida. Permeabilitas memiliki keterkaitan
dengan porositas tetapi nilai permeabilitas dari suatu formasi tidak selalu bergantung pada nilai
porositasnya (Asquith dan Krygowski, 2004). Nilai permeabilitas dinyatakan dalam milidarci
(md) dimana nilai 1000 md adalah tinggi dan 1.0 md adalah rendah untuk ukuran produksi
(Harsono, 1997).
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Flow Unit
Flow unit didefinisikan sebagai pemetaan pada sebagian dari volume total reservoir, dimana
kondisi geologi dan properties petrofisika dari reservoir tersebut mempengaruhi aliran fluida
didalam reservoir. (Ebanks, dkk, 1987)
Menurut Ebanks, dkk tahun 1987 Flow unit memiliki beberapa karakteristik diantaranya :
1. Flow unit terjadi pada volum spesifik dari reservoir yang heterogen serta tersaturasi oleh
fluida
2. Flow unit merupakan metode yang menggunakan korelasi dan pemetaan antar sumur
3. Pengenalan zonasi flow unit didalam reservoir menggunakan wireline log yang disertai
oleh data core.
Flow unit didalam reservoir memungkinkan untuk saling berinteraksi dengan aliran fluida
lainnya.
Stratigrafi Daerah Penelitian
Formasi Batu Raja
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Talang Akar. Pengendapan
Formasi Baturaja yang terdiri dari batugamping, baik yang berupa paparan maupun yang
berkembang sebagai reefbuildup manandai fase post rift yangs secara regional menutupi seluruh
sedimen klastik Formasi Talang Akar di Cekungan Jawa Barat Utara. Perkembangan
batugamping terumbu umumnya dijumpai pada daerah tinggian. Namun, sekarang diketahui
sebagai daerah dalaman. Formasi ini terbentuk pada Kala Miosen Awal–Miosen Tengah
(terutama dari asosiasi foraminifera). Lingkungan pembentukan formasi ini adalah pada kondisi
laut dangkal, air cukup jernih, sinar matahari ada (terutama dari melimpahnya foraminifera
Spriroclypens Sp).
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Gambar 1. Stratigrafi daerah penelitian
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Penyajian dan Pengolahan Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data well log, data core, data 3D
PSTM seismik, data marker, dan data checkshot dari Lapangan X, Jawa Barat Utara. Sumur yang
digunakan pada penelitian ini berjumlah sebanyak lima buah sumur, yaitu sumur Well_1,
Well_3, Well_4, Well_5, Well_6. Kelima sumur masing-masing memiliki data well log sebagai
berikut :
Tabel 1. Data log 5 sumur
Well GR SP RHOB DT NPHI ILD
Well_1 Y Y Y - Y Y
Well_3 Y Y Y - Y Y
Well_4 Y Y Y - Y Y
Well_5 Y Y Y Y Y Y
Well_6 Y Y Y - Y Y
Dibawah ini merupakan workflow dari pengolahan data yang dilakukan pada studi ini :
Gambar 2. workflow pengolahan data
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Berikut ini merupakan sebaran lokasi keempat sumur pada wilayah yang menjadi objek
penelitian :
Gambar 3. Base map lima sumur dari lapangan x
Zonasi
Tahapan zonasi ini bertujuan untuk melihat sebaran litologi dan untuk menentukan
dimana saja yang menjadi zona permeabel dan mengandung hidrokarbon atau yang menjadi zona
interest dari suatu sumur. Penentuan zona permeabel yang mengandung hidrokarbon dilakukan
dengan mengevaluasi sebaran litologi dari setiap sumur berdasarkan respon kurva log sumurnya.
Log yang digunakan dalam proses zonasi adalah log litologi seperti log gamma ray.
Selain menggunakan log-log litologi, digunakan juga log resistivitas dan porositas untuk
membantu dalam identifikasi fluida apa yang ada di dalam suatu formasi atau lapisan batuan.
Sehingga melalui evaluasi ketiga log ini dapat dibedakan dimana saja lapisan yang permeabel
dan impermeabel serta kandungan fluida apa yang ada di lapisan permeabel. Dengan log-log
tersebut dapat diidentifikasi dimana saja lapisan-lapisan yang dianggap prospek sebagai
reservoar hidrokarbon.
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Gambar 4. zona interest berdasarkan kurva log
Evaluasi Kandungan Lempung
Pada penelitian ini, digunakan persamaan untuk menentukan kandungan lempung dengan
respon non-linier. Persamaan untuk menghitung kandungan lempung (volume shale) yang
digunakan adalah Persamaan Clavier sebagai berikut :
[ ( ) ] ⁄
Perhitungan Porositas
Perhitungan porositas dari formasi batuan ini dilakukan setelah evaluasi kandungan lempung.
Pada penelitian ini, model porositas yang digunakan untuk semua sumur adalah model porositas
neutron dan porositas density.
Perhitungan Saturasi Air
Untuk persamaan saturasi yang digunakan untuk kelima sumur ini adalah Indonesian equation.
Persamaan saturasi Indonesian equation yang digunakan karena formasi batuan dari zona
reservoar wilayah ini adalah shaly-carbonate (Formasi Batu Raja). Berikut adalah persamaan
saturasi Indonesian :
√ [ (
)
√ ⁄
√ ]
⁄
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Perhitungan Permeabilitas
Pada penelitian ini, persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai permeabilitas adalah
persamaan permeabilitas yang didapat dari korelasi antara core porosity dan core permeability.
Persamaan yang didapat digunakan untuk menghasilkan permeabilitas transform pada sumur
yang tidak memiliki data core.
Gambar 5. Korelasi porosity core vs permeability core
Evaluasi Flow Unit
Permeabilitas dan porositas yang telah dikontrol oleh data core kemudian dilanjutkan dengan
melakukan perhitungan RQI (Rock Quality Index) dengan persamaan sebagai berikut :
RQI = 0.0034√k/Ø
Dimana :
k = Permeabilitas
Ø = Porositas
RQI yang didapat kemudian digunakan untuk menghasilkan perhitungan FZI (Flow Zone
Indicator) dengan persamaan sebagai berikut :
FZI = RQI/ Ø
y = 0,0254e21,462x R² = 0,8753
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
Porosity CoreVS Permeability
Porosity (Fraction)
Permeability (mD)
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Heterogenitas dari batuan karbonat sangat bervariasi. Untuk mengklasifikasikan atau
membedakan tiap zona, evaluasi flow unit dilakukan menggunakan perhitungan FZI dan RQI
(Abrar, dkk, 2012).
Klasifikasi flow unit berdasarkan FZI dan RQI dapat dilakukan secara simultan. FZI yang
memiliki gradient yang sama mencerminkan klaster flow unit yang sama (Abrar, dkk, 2012).
Pada penelitian ini dilakukan proses rock typing sebelum melakukan klasterisasi flow unit
dengan melakukan cross-plot antara log gamma-ray dengan log density dengan hasil sebagai
berikut :
Gambar 6. Rock typing berdasarkan density vs gamma-ray dan cross section
Pengolahan Well-Seismic Tie
Well-seismic tie akan didapatkan informasi sebaran litologi dan struktur geologi dari
wilayah target yang baik secara horizontal. Hasil dari well-seismic tie juga sebagai justifikasi
serta memberikan gambaran yang jelas keberadaan sumur pada penampang seismik.
Pengolahan hasil inversi AI
Tahapan pengolahan hasil inversi AI (given) ini bertujuan untuk melakukan penyebaran
permeabilitas pada composite line dengan cara mendapatkan persamaan matematis dari korelasi
antara p-impedance dan permeabilitas pada sumur Well_5.
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Hasil dan Pembahasan
Evaluasi kandungan lempung, porositas, saturasi air, dan permeabilitas
Tabel 2. Hasil perhitungan kandungan lempung, saturasi air, porositas, permeabilitas
Well Vsh (%) Sw (%) Porosity
(%) Permeability (md)
Well_1 9.3 7.3 29.8 40.23
Well_3 3.62 9.49 28 71.87
Well_4 4.53 21 25.5 49.52
Well_5 13.6 26.2 24.9 40.41
Well_6 19.8 20.6 13.7 50.1
Evaluasi Flow Unit
Berikut ini merupakan hasil klasterisasi flow unit dari plotting antara FZI
dengan jumlah sampel dan berdasarkan interval permeabilitas serta klaster FZI.
Gambar 7. Dua rock types berdasarkan perubahan gradien FZI
Berikut ini merupakan hasil klasterisasi flow unit berdasarkan penarikan gradien
FZI yang sama pada grafik FZI vs nomor sampel.
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Tabel 3. Hasil klasterisasi flow unit
Flow
Unit FZI Interval
Perm Interval
(mD) Porosity Interval
(%) RQI
Sw
(%)
FU1 0.89 - 1.204 39.24 - 84.06 34.29 - 37.84 0.3051 - 0.4555 24.52
FU2 0.046 - 0.89 14.23 - 39.24 28.07 - 34.29 0.0129 - 0.3051 34.7
Dari hasil yang didapat dari gambar 7 dan tabel 3 maka dapat dianalisis
bahwa pada rentang interval permeabilitas 39.24 mD hingga 84.06 mD dapat
disebut sebagai bagian dari klaster flow unit 1 yang berarti pada zona tersebut
merupakan zona yang paling mudah untuk dilalui oleh fluida seperti hidrokarbon.
Hal yang sama juga berlaku pada rentang interval permeabilitas 14.23 mD hingga
39.24 mD dimana pada rentang interval tersebut dapat diklasterisasi sebagai
klaster flow unit 2 yang berarti pada rentang interval permeabilitas tersebut
merupakan zona yang sulit untuk dilalui fluida.
Persebaran Permeabilitas
Gambar 8. Picking horizon pada hasil inversi AI (given) pada composite line
Hasil inversi AI digunakan untuk melakukan persebaran permeabilitas
pada composite line dengan menggunakan tracemath pada software Hampson
Russell. Hasil persebaran permeabilitas pada composite line antar sumur dapat
dilihat pada gambar 9.
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Gambar 9. High flow berdasarkan nilai m pada penampang permeabilitas
Pada hasil persebaran permeabilitas pada composite line di atas terlihat
bahwa seluruh sumur dari Well_4, Well_3, Well_1,Well_5, dan Well_6
terkoneksi dengan nilai permeabilitas 55mD dengan kata lain termasuk dalam
klaster flow unit 1. Pada gambar 9 terdapat indikasi terdapat zona aliran yang
tinggi karena factor nilai m yang relatif kecil. Hal ini sangat mendukung bahwa
seluruh sumur saling terkoneksi dengan ditandai adanya zona aliran tinggi pada
zona interest. Hal ini menunjukan bahwa terdapat indikasi keberadaan secondary
porosity yang terkoneksi, karena dalam sebuah eksplorasi hidrokarbon secondary
porosity yang terkoneksi merupakan prioritas utama dalam sebuah eksplorasi
disebabkan kemampuan mengalirkan fluida yang tinggi. Pada penelitian ini, nilai
m didapat dari data SCAL (Special Core Analysis) yang merupakan hasil dari
korelasi porositas core dan FF (Formation Factor).
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Kesimpulan
Setelah dilakukan proses pengolahan data dan interpretasi data terhadap data log
sumur pada Lapangan X, terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh dari studi ini antara
lain :
1. Reservoar hidrokarbon antarsumur saling terkoneksi yaitu pada sumur Well_1,
Well_3, Well_4, Well_5, dan Well_6.
2. Terdapat secondary porosity pada zona interest, kemungkinan adalah fracture
porosity pada zona flow unit 1 berdasarkan permeabilitas tinggi dan porositas
yang relative rendah dan ditandai aliran yang tinggi dari nilai factor sementasi
(m<2).
3. Jenis lithofacies batuan karbonat yang terdapat pada zona interest yaitu packstone
dan grainstone.
4. Metode evaluasi flow unit sangat membantu dalam mencari koneksi antar sumur.
Saran
Berikut beberapa saran untuk penelitian selanjutnya :
1. Lakukan metode SPI untuk mendeterminasi keberadaan secondary porosity.
2. Untuk mengevaluasi flow unit, gunakan parameter tambahan yaitu capillary
pressure.
3. Lakukan perhitungan Rw menggunakan picket plot antara Rt dan PHIE.
Daftar Pustaka
Abrar, B., F. Wisaksono, A. Soendaroe, and Harkomoyo., .2012. Flow Unit Characterization
and Application of Matrix Exponential Value(‘M-Value’) to Identify Secondary
Porosity in Carbonates : A Successful Story to Identify By-Passed Oil and Increase
Oil Production. Jakarta : IPA Proc. 13 p.
Amaefule, J. O.,Atunbay, M., Tiab, D., Kersey, D. G., and Keelan, D., 1993, Enhanced
Reservoir Description: Using Core and Log Data to Identify Hydraulic (Flow) Units
and Predict Permeability in Uncored Interval/Wells, SPE 26436, presented at the 66th
Annual Technical Conference and Exhibition of the Society of Petroleum Engineers
held in Houston, Texas, p. 205-217.
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Amril, A., Sukowitono., Supriyanto., .1991. Jatibarang Sub Basin – a half Graben Model in
the Onshoe of North West Java. IPA Proceedings, 20th
Annual Convention, Jakarta.
hal 279-307.
Arpandi, D., Patmosukismo, S., .1975 The Cibulakan Formation as One of the Most
Prospective Stratigraphic Units in the Northwest Java Basinal Area. IPA Proceeding.
Vol 4th Annual Convention. Jakarta
Asquith, G., and D. Krygowski, 2004, Basic Well Log Analysis: AAPG Methods in
Exploration 16, p.31-35
Budiyani,S., Priambodo, D.,Haksana, B.w.,Sugianto,P., .1991. Konsep Eksplorasi Untuk
Formasi Parigi di Cekungan Jawa Barat Utara. Makalah IAGI. Vol 20th
, Indonesia.
hal 45-67.
Darman, H. dan Sidi, F.H.,. 2000. An Outline of The Geology of Indonesia. IAGI. Vol 20th.
Indonesia
Ebanks, et. al. 1987. Flow Units for Reservoir Characterization. ARCO Oil and Gas
Company. Plano, Texas, U.S.A
Glover, Paul. 2007. Petrophysics MSc course notes
Gordon, T. L., .1985. Talang Akar coals Ardjuna subbasin oil source. Proceedings of the
Fourteenth Annual Convention Indonesian Petroleum Association, v.2. hal. 91-120.
Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian Region. USGS Professional Paper, 1078.
Harsono, Adi.1997 “Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”. Edisi 8. Schlumberger Oilfield
Service.
Hunt, J.M., .1979. Petroleum Geochemistry and Geology. xxi+617 pp., 221 figs. Oxford:
Freeman.
Noble, Ron A. et al. 1997. Petroleum System of Northwest Java Indonesia. Proceeding IPA.
26th Annual Convention. hal: 585 – 600.
Petroconsultants, 1996, Petroleum Exploration and Production Database:
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Petroconsultants, Inc., P.O. Box 740619, 6600 Sands Point Drive, Houston TX
77274-0619, USA or Petroconsultants, Inc., P.O. Box 152, 24 Chemin de la Mairie,
1258 Perly, Geneva, Switzerland.
Reminton. C.H., Nasir. H.,. 1986. Potensi Hidrokarbon Pada Batuan Karbonat Miosen Jawa
Barat Utara. PIT IAGI XV. Yogyakarta
Sinclair, S., Gresko, M., Sunia, C.,. 1995. Basin Evolution of the Ardjuna Rift System and its
Implications for Hydrocarbon Exploration, Offshore Northwest Java, Indonesia. IPA
Proceedings, 24th
.Annual Convention, Jakarta. hal 147-162.
Penentuan zonasi..., Triaji Adi Harsanto, FMIPA, 2014
Top Related