Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 1Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
PENDAHULUAN
Hakekat kualitas pendidikan merupakan suatu proses bukan hanya
substansi produk, berlangsung terus menerus tanpa dibatasi oleh target
tertentu. Sehingga tidak mudah diukur, karena menyangkut penilaian
dari masyarakat/konsumen yang menggunakan jasa pendidikan tersebut.
Untuk itu sangatiah ironis jika sebuah perguruan tinggi menetapkan
standar kualitas secara absolut padahal demandnya selalu berubah.
Perguruan tinggi pada prinsipnya adalah juga sebuah jasa pendidikan
yang basik prosesnya adalah pelayanan, yang selalu berupaya memenuhi
keinginan pelanggan dan memuaskan pelangganya jika ingin tetap
survive. Pelanggan disini adalah stake holder perguruan tinggi baik yang
mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung, atas
pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya : meliputi, dunia profesi,
masyarakat, staf perguruan tinggi, pemerintah. Berbagai kepentingan
yang beradar dari stake holder tersebut harus mampu diakomodasikan
untuk kemudian dirumuskan dalam setiap merencanakan maupun
melaksanakan pendidikan.
Kebijakan "keterkaitan dan kesepadanan antara Pendidikan Tinggi dan
stake holder dalam arti luas menjadi suatu syarat kunci bagi
keberhasilan suatu Universitas.
Salah satu sasaran dalam Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi
Jangka Panjang 1996 - 2005 adalah mengembangkan pola pendekatan
baru dalam manajemen tinggi, yang berpandangan ke depan serta
berdaya cipta agar mampu menjawab tantangan Pembangunan Nasional,
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 2Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
perubahan masyarakat, dan globalisasi, secara efektif, Manajemen
seperti itu telah dirasakan keperluannya (KPPJP Dirjen Dikti).
Menyadari sasaran tersebut untuk mengembangkan suatu Universitas
harus mengedepankan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dengan
menggunakan edutainment system (menggabungkan antara education
dan entertainment) pada setiap pelaksanaannya secara optimal.
Perkembangan Dunia Global tidak menampakkan sesuatu yang pasti dan
sukar diramal. Namun dapat dipastikan bahwa perubahan adalah hal
yang mutlak yang harus dilakukan, dan setiap orang ditunut untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi penopang
bagi kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian besar negara di dunia.
Keberhasilan perguruan tinggi dalam pasar terbuka ditentukan oleh
produktifitas dan efisiensi dalam produksi. Modal penggeraknya adalah
simberdaya manusia yang andal, dana yang memadai dan penguasaan
teknologi.
Fenomena di atas menunjukkan betapa besar tantangan yang harus kita
hadapi sekarang dan dimasa depan, serta betapa penting peran tenaga
akademik dan profesional andal berkemampuan tinggi, yang dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berproduksi agar
Universitas berdaya saing tinggi.
Menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidangnya hanya akan
dapat diwujudkan oleh tenaga profesional yang berkinerja baik adalah
merupakan gambaran dari lingkup tugas Universitas.
Kemandirian perguruan tinggi merupakan syarat utama untuk
mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperlukan sebagai landasan pembangunan bangsa di masa depan. Ilmu
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 3Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
pengetahuan dan teknologi berperan dalam menentukan kehidupan, dan
persaingan antara masyarakat-masyarakat bangsa di dunia.
Relevansi dan kualitas adalah syarat mutlak bagi keberadaan perguruan
tinggi dan selayaknya diangkat sebagai masalah utama untuk ditangani
oleh semua pihak yang terkait dalam pengelolaan Universitas.
Untuk mengantisipasi tugas tersebut di atas perlu manajemen baru di
Universitas. Format manajemen baru ini adalah peningkatan kualitas
layanan jasa pendidikan secara berkelanjutan, dengan mernasukkan asas
otonomi pada setiap unit yang ada di Universitas sebagai daya gerak
untuk membuat sistem Iebih dinamis, akuntabilitas atau tanggungjawab.
Agar otonomi terselenggara secara bertanggungjawab memerlukan
manajer yang tepat untuk menjamin kualitas operasi, dan evaluasi diri
agar proses pengambilan keputusan dari perencanaan yang didasa.kan
atas data informasi yang akurat.
Penerapan paradigma baru dalam sistem manajemen Universitas ini
sangat menantang namun juga berat, mengingat bahwa
pengembangannya menuntut kesediaan dari semua pihak untuk berubah
dari pola manajemen yang lebih terpusat ke arah manajemen dengan
pusat-pusat keputusan yang lebih terbesar.
Diharapkan bahwa dengan paradigma baru ini tercipta sebuah sistem
yang lebih dinamis, cerdasa, bijaksana dan efektif.
VISI DAN MISI UNIVERSITAS
1. Visi :
Menjadi Universitas yang modern dan mandiri, mempunyai
komitmen pada mutu dengan karakteristik yang spesifik "Menjadi
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 4Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
lembaga pendidikan tinggi yang mampu menjadikan profesionalisme
pendidikan sebagai alat dan media untuk meningkatkan mutu
manusia Indonesia yang berwawasan global".
Gambaran yang diinginkan tentang karakteristik Universitas
pada tahun 2010;
Menjadi perguruan tinggi yang mampu menghasilkan sarjana
yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral
Pancasila, memiliki rasa cinta tanah air, memiliki kemampuan
penalaran akademika dan/atau profesional yang tinggi,
menguasai pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
informasi serta mandiri dalam mengembangkan dan
mengabdikannya untuk hajat hidup masyarakat, bangsa dan
negara.
Menjadi Universitas yang menghasilkan insan akademik yang
inovatif dan produktif, didalam menciptakan dan membangun
dunia usaha untuk percepatan pembangunan masyarakat, bangsa
dan negara.
Menjadi Edutaintment Universitas sebagai universitas yang
memiliki kecepatan ketetapan pelayanan pendidikan, penelitian
dan pengembangan ilmu dan teknologi, secara interaktif dan
komunikatif dan menyenangkan dengan ditunjang teknologi
komunikasi dan informasi.
2. Misi :
Sebagai institusi yang menghasilkan sarjana Profesional berjiwa
Nasional dan berwawasan Global.
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 5Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi yang mampu
bersaing di pasar global dengan meningkatkan kegiatan
Penelitian dan Diskusi Ilmiah.
Meningkatkan kualitasa layanan dengan menciptakan suasana
kampus dalam suasana ilmiah serta mengembangkan system
belajar/education di semua bidang ilmu dengan penerapan
edutainment.
Dengan mempertimbangkan tugas yang diemban sebagai sub
sistem pendidikan tinggi nasional pada umumnya serta visi
Universitas pada khususnya, Universitas menetapkan misi yang akan
dilaksanakan dari saat sekarang 2002 sampai tahun 2010;
Meningkatkan kualitas dan jati diri sumber daya manusia yang
memiliki kepekaan sosial dan rasa cinta tanah air, etos kerja yang
tinggi, serta memiliki sikap kewirausahaan yang kompetitif dan
unggul dalam memasuki maupun menciptakan pasar kerja.
Mendorong percepatan sector reil melalui pengembangan
kewirausahaan yang tepat guna.
Memberdayakan masyarakat dengan mengangkatnya dari
keterbatasan mengentaskan kemiskinan, meningkatnya
kemampuan sebagai subyek pembangunan, melalui proses
percepatan layanan pendidikan dan informasi untuk pemanfaatan
potensi dan peluang yang ada.
3. Tujuan :
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan dan
keterampilan manajerial dan mampu mengembangkan diri menjadi
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 6Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
praktisi yang profesional, memiliki kepekaan, kemampuan
menganalisis dan inovasi yang tinggi untuk menjadi problem solver
bagi masyarakat.
4. Sasaran :
Menghasilkan lulusan yang mempunyai kepekaan dalam
kemampuan menangkap fenomena-fenomena sosial, menganalisis,
memecahkan persoalan secara rasional, strategis, dan etis sesuai
dengan bidangnya. Dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia
(Dosen, Mahasiswa dan tenaga administrasi, alumnus) pada
kemampuan software, hardware dan brainware, serta ketrampilan
metodologis dalam bidang riset sosial dan teknik.
LANGKAH REALISTIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN
SASARAN
Untuk 10 tahun mendatang Universitas menetapkan
mengembangkan SDM sebagai penunjang percepatan pembangunan
nasional sebagai tema pokok.
1. Menghasilkan tenaga ahli yang cinta tanah air, profesional, mandiri,
berjiwa wirausaha, lulusan bermutu tinggi berwawasan luas dan
memiliki kepribadian yang berintegritas tinggi.
2. Menghasilkan karya ilmiah yang bermutu tinggi dan tepat guna.
3. Menghasilkan pelayanan yang cepat dan memuaskan didasarkan
pada pengalaman bidang iimu pada masyarakat.
4. Menghasilkan konsep untuk menumbuhkan percepatan
pembangunan ekonomi melalui sektor riel. Terselenggaranya
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 7Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
keterpaduan Relevansi dan kualitas dalam segala kegiatan
dan pengembangannya, agar Universitas lebih memiliki ciri
universitas yang berbeda dengan lainnya. Pemantapan dan
pelaksanaan otonomi pada setiap unit-unit yang ada menuju
kemandirian Universitas.
STRATEGI PENGEMBANGAN UNIVERSITAS
Meskipun unit-unit yang ada dikelola berdasarkan otonomi,
namun pelaksanaannya harus disertai pertanggungjawaban atau
akuntabilitas. Secara harafiah, pertanggungjawaban tersebut
menyangkut bagaimana sumber daya yang diterima oleh unit tersebut
dimanfaatkan dalam upaya dan kegiatan untuk menciptakan tujuannya.
Pertanggungjawaban menyangkut derajat kehematan, kesesuaian dengan
norma dan peraturan yang belaku umum serta keterbukaan terhadap
penilikan dan pemantauan oleh pihak yang berkepentingan mengenai
penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi.
Dalam pengelolaan unit-unit maka akuntabilitas digunakan
sebagai acuan dasar untuk mengembangkan perangkat aturan, peraturan
dan kesepakatan yang mengikat baoi keseluruhan sivitas akademika,
agar menghasilkan kinerja yang serasi dengan tuntutan masyarakat.
Sebagai langkah strategi dalam menghadapi persaingan yang
sangat ketat maka setiap unit diharapkan selalu dikembangkan
berdasarkan prinsip peningkatan kualitas pelayanan yang memuaskan
pelanggan. Hal ini hanya dapat terjadi bila program pengembangan
direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan dan kemauan
yang sepadan serta senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 8Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
Oleh sebab itu setiap unit harus dapat melakukan evaluasi diri atau
pengenalan diri mengenai kualitas kinerjanya.
MODEL SISTEM EDUTAINMENT
Fungsi utama dad seseorang/lembaga pendidikan adalah
memberikan pengajaran, yang kata dasarnya adalah ajar. Kemudian
bermetamorfosis menjadi "belajar", yang bermakna (1) berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu; (2) berlatih; dan (3) berubah
ditingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Kemudian kita mendapatkan kata-kata baru "pembelajaran" yang berarti
proses, cara, menjadikan prang atau makhluk hidup belajar. Dan
sampailah kita pada kata "mengajar". Mengajar adalah memberi
pelajaran, sedangkan "mengajarkan" adalah memberikan pelajaran
kepada seseorang/pelajar. Pelajar adalah anak didik, murid, atau siswa,
Mahasiswa.
Bagaimana apabila kata "mengajar" ditambah dengan katakata
"di era cyberspace”? Inilah masalah yang akan kita hadapi.
Pertanyaannya adalah bagaimana seorang pengajar menyadari
keadaan dan kehadirannya di sebuah masa yang sudah amat lain dengan
masa-masa sebelumnya? Apabila pertanyaan tersebut ingin dijawab
segera, jawabannya, mungkin adalah : Apakah sistem pengajaran di
sekolah harus berubah ? Apa yang harus berubah ? Siapa yang berubah ?
Pertama, salah satu ciri menonjol era cyberspace adalah adanya
istilah baru "edutainment; Ini berarti gabungan kata "education" dan
"entertainment': Kalau dimaknai secara bersamaan, "edutainment"
berarti sebuah keadaan yang menunjukkan bahwa pendidikan di masa
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 9Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
kini selayaknya beraromakan gembira (untuk tidak mengatakan melulu
dipenuhi oleh "hiburan"). "Learning is most effective when it's fun," kata
Peter Kline. Bagaimana membuat suasana kelas berlangsung gembira,
menggairahkan adalah tugas tambahan guru dan era sekarang ini.
"Edutainment" juga berarti menyenangkan dan memberikan tingkat
kepuasan yang tinggi, tidak hanya pada ketepatan pembelajaran yang
relevan dengan permintaan pelanggan, tetapi juga kecepatan dan
efisiensi pelayanan.
Kedua, siswa-siswa sekarang kadang menerima informasi dari
sumber-sumber yang amat kaya dan beragam. Tidak hanya radio,
televisi, atau Internet, tetapi juga dari lingkungannya yang amat luas.
Lingkungan amat luas adalah mall, konser-konser musikm,
pertandinganpertandingan olah raga, majalah, VCD, PlayStation, MP3,
dan masih banyak lagi. Ini berarti, interaksi siswa dengan lingkungannya
berlangsung amat-sangat beragam dan kadang tak terduga. Apakah guru
juga melakukan hal yang sama? Apakah sekolah juga memberikan hal-
hal menggairahkan sebagaimana lingkungan luar sekolah? Seorang guru
di masa kini perlu berinteraksi dengan lingkungan yang luas
sebagaimana muridnya berinteraksi.
Ketiga, di dalam era cyberspace seperti saat inilah kata-kata yang
di depannya ada kata "multi" berhamburan secara luar biasa:
multimedia, multisensori, multiguna, multijutawait, dan sebagainya. Ini
menandakan bahwa "dunia" tidak cukup dihadapi dengan kekuatan yang
bersifat "tunggal". "Dunia" pada masa kini hanya bisa dikendalikan
apabila yang mengendalikan memiliki kemampuan yang beraneka
ragam. Guru pada masa kini perlu menunjukkan bahwa dirinya serba
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 10Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
bisa dan murid-muridnya perlu dibangkitkan tidak hanya pusat
berpikirnya saja, tetapi juga emosi, imajinasi, visualisasi, dan
sebagainya.
Akhirnya, mengajar pada masa kini memang tidak sekadar
mengajar bahan yang ingin diajarkan. Mengajar di era sekarang bagai
bermai orkestra, bermain teater sebagaimana Quantum Teaching
melukiskannya. Seorang guru harus bertindak bagaikan dirigen mudik
yang mengelola seluruh irama yang ada di kelas menjadi sekumpulan
harmoni. (Mizan).
Dapat disimpulkan bahwa :
Inti sistem edutainment adalah perubahan dalam dunia
Pendidikan yang membutuhkan fleksibilitas, pengelolaan organisasi,
memperbesar keterlibatan Individu, hubungan yang lebih lateral. Dan
kepemimpinan Yang demokratis untuk menghasilkan suatu proses dan
Pelayanan yang menyenangkan.
Ada tiga yang memicu perubahan-perubahan di dunia dewasa ini
: (1) perubahan dan penyempurnaan teknologi, yang terjadi secara cepat
dan terus menerus (2) perkembangan teknologi informasi yang
mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap individu,
organisasi, maupun industri karena merupakan eiemen utama dalam
arsitektur jejaring organ;sasi. Hal ini disebabkan karena organisasi yang
berkembang pesat memiliki unit-unit yang terbesar secara geografis,
padahal mereka merasa perlu untuk tetap bersaing sebagai satu kesatuan,
tanpa dibatasi oleh batas negara. Berbagai hasil studi juga menunjukkan
bahwa teknologi informasi selama satu dekade terakhir menjadi sumber
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 11Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
keunggulan bersaing organisasi. Selain karena kemampuan mengubah
basis persaingan di industri. Studi perbandingan pada perusahaan-
perusahaan manufaktur di Amerika, Korea Selatan, dan Swedia,
menunjukkan bahwa keunggulan bersaing dari teknologi informasi,
diperoleh melalui kemampuan organisasi meningkatkan kecepatan
dalam mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produknya,
serta meningkatkan kecepatan memperoleh dan meningkatkan ketepatan
informasi akan pasar. (3) Globalisasi Pendidikan, lembaga pendidikan
modern berloma-lomba menerapkan strategi diversifikasi yang unik
untuk dapat bersaing secara efektif di lingkungan global mereka
mengacu pada globalisasi pendidikan dengan menggunakan cyberspace
sebagai medianya.
STRATEGI FLEKSIBILITAS
Setelah visi dan misi ditetapkan strategi dalam pengembangan
organisasi Universitas maka perlu beberapa uraian berikut perlu
dicermati.
Pertama. Dalam konsep strategi lama, organisasi memperoleh
keunggulan dalam bersaing dengan mengandalkan pada : (1)
kemampuan keuangan yang luar biasa (para pemilik adalah orang-orang
yang maha kaya atau dekat dengan sumber daya keuangan) ; (2) sumber
daya manusia yang luar biasa, (misal, lulusan universitasuniversitas
terkemuka dan berpengalaman dibidangnya); (3) penguasaan atas
sumber daya alam yang diperebutkan; dan (4) teknologi tinggi yang
hanya dimiliki oleh organisasi tersebut.
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 12Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
Kedua. Di setiap organisasi, harus ada cara untuk mengendalikan dan
mengkoordinasikan kegiatan individual, kalau tidak individu-individu
sulit menyelesaikan sasaran bersama. Selama ini, diskusi dalam bidang
akademik jarang mempermasalahkan apakah pengendalian itu perlu atau
tidak, melainkan bagaimana caranya agar dapat melakukan
pengendalian secara baik. Bila banyak terjadi perubahan di lingkungan
organisasi dan berlangsung dalam waktu yang cepat, maka pengendalian
yang efektif adalah hal yang krusial.
Ketiga. Pada organisasi tradisional yang hierarkis, karyawan ditingkat
bawah hanya mengerjakan tugas-tugas rutin, dengan nilai tambah kecil,
dan di bawah supervisi yang ketat pula. Sebaliknya, para karyawan
tingkat menengah dan atas bertanggung jawab atas pekerjaan dengan
nilai tambah besar, misalnya mendesain organisasi, menyusun strategi,
dan mengkoordinasi pekerjaan dari berbagai kelompok dan fungsi.
Begitu sederhananya pekerjaan karyawan di tingkat bawah, sehingga
karyawan yang memiliki keterampilan rendah dengan upah relatif
rendah pun dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut. akibatnya
karyawan tingkat bawah, di negara-negara berkembang menjadi
komoditas.
Keempat. Organisasi yang menganut logika lama sangat menekankan
pada hubungan pelaporan yang bersifat hierarkis. Menurut organisasi
tradisional, proses hierarkis (birokratis) merupakan kunci untuk menjadi
organisasi yang efektif. Sedangkan logika baru lebih menekankan pada
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 13Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
hubungan yang lateral, atau side-by-side, karena proses lateral dipercaya
sebagai kunci terwujudnya organisasi yang efektif.
Kelima. Organisasi percaya bahwa kinerja organisasi sangat ditentukan
oleh keahlian yang bersifat fungsional. Hal ini memungkinkan para
spesialis fungsi untuk belajar dari satu sama lain, serta mengikuti
pelatihan dan pengembangan. Pendekatan ini terkesan masuk akal dan
bagus, karena telah sejak lama organisasi distrukstrukan dan
dimanajemeni dengan cara seperti ini. Kekurangan pendekatan ini
adalah, tidak ada satu fungsi pun yang dapat membuat produk yang
melayani dan memuaskan pelanggannya secara mandiri. Organisasi
yang menggabungkan para ahli dari masing- masing fungsi menjadi satu
kesatuan, untuk memproduksi produk yang inovatif dan berkualitas,
serta menjualnya dengan harga yang kompetitif.
Keenam. Organisasi tradisional yang menganut logika lama,
menekankan pentingnya peran REKTOR. Oleh sebab itu efektivitas
REKTOR dianggap sebagai penentu efektivitas organisasi. Organisasi
yang menggunakan pendekatan hierarkis percaya bahwa manajemen
efektif berarti merumuskan, mengevaluasi, menstrukturkan, dan
mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi, manajemen yang efektif berarti menyusun strategi,
mengambil keputusan bisnis yang kritis, dan merumuskan tanggung
jawab orang lain.
Strategi lama memberi hanya sedikit perhatian pada kepemimpinan
(leadership), karena sistem manajemen birokratis, memang dirancang
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 14Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
untuk beroperasi sebagai substitusi dari kepemimpinan. Sistem
manajemen yang birokratis, menentukan apa yang harus dikerjakan
karywan, memotivasi mereka, dan mengevaluasi kinerjanya. Pemimpin
tidak diperlukan untuk membuat organisasi sukses.
Strategi fleksibelitas (baru) menekankan pada kepemimpinan, bukan
manajemen birokratis, sebagai hal yang teramat panting. Kepemimpinan
tidak mudah untuk didefinisikan, leadership do the right things. Manajer
mempengaruhi orang lain melalui visi dan tantangan. Manager
memotivasi dengan menggunakan imbalan dna hukuman, pemimpin
memotivasi dengan nilai dan tujuan bersama (share goals).
REALISASI STRATEGI FLEKSIBILITAS
Organisasi yang memandang perlu untuk mengadopsi strategi
fleksibelitas ini mempunyai alasan-alasannya. Pertama strategi tersebut
terdengar masuk akal. Kedua organisasi setuju dengan argumentasi yang
melandasi keluhan strategi diatas. Alasan lain organisasi sedang
menghadapi masalah dan berharap untuk berubah dengan jalan
mengadopsi sebagian atau seluruh logika yang telah diuraikan seluruh
alasan diatas sah-sah saja dan berujung pada hal yang sama : Perubahan
Karena perubahan dalam pendekatan manajemen organisasi
adalah suatu proses yang lambat dan membutuhkan banyak waktu untuk
membuahkan hasil, maka penting untuk memiliki pandangan yang
bersifat jangka panjang. Waktu yang dibutuhkan bergantung pada besar
kecilnya organisasi dan kebutuhan untuk berubah. Tulisan ini
dimaksudkan untuk memicu pemikiran tentang kemungkinan organisasi
beroperasi di luar batasan-batasan yang diciptakan oleh pendekatan
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 15Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
birokratis, yang selama ini diterapkan untuk mengelola organisasi.
Dengan situasi dan kondisi yang berubah di dunia pada umumnya dan di
Indonesia pada khususnya, maka prinsip-prinsip manajemen sudah tentu
harus mulai ada perubahan. Sebab tidak ada yang pasti dalam dunia.
Semua akan mengalami perubahan. Dan perubahan sendiri menjadi
suatu yang pasti dalam dunia ini.
REALISASI PERUBAHAN DI UNIVERSITAS
Mencermati uraian-uraian tentang perubahan strategi tersebut di
atas maka perubahan harus menjadi dasar yang melandasi setiap
kebijakan dan strategi yang akan dilakukan di UNIVERSITAS. Hal ini
dapat diwujudkan melalui :
Pertama : Pembangunan budaya perubahan yang harus dimiliki oleh Top
Manajemen, dan ini harus diimplementasikan melalui dinamisasi setiap
kegiatan operasi yang mengarah pada peningkatan dan kemauan
universitas. Universitas harus mengikuti setiap perubahan kebutuhan
dan tuntutan konsumen untuk meraih peningkatzn kepuasan menuju
terbentuknya konsumen absolut bagi universitas.
Kedua; Peningkatan kualitas universitas yang diwujudkan dalam
semakin efektifnya Sumber Daya Manusia, yang bekerja dalam
mencapai tujuan UNIVERSITAS yang pada gilirannya tampak pada
peningkatan performance dan Consistency Quality.
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 16Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
Ketiga; Pengurangan berbagai penyimpangan dan kesalahan dalam
kegiatan operasi yang diwujudkan dengan penciptaan standaridasi
produksi dan penyederhanaan kerja. Kemudian membangun sistem trust
baik pada manusia maupun tools untuk menjamin efisiensi kegiatan
operasional unversitas.
Keempat; membangun sistem responsi yang efektif terhadap setiap
perubahan yang teriadi untuk meningkatkan kemampuan fleksibelitas
dan mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi yang
mempengaruhi operasional dan market UNIVERSITAS.
Kelima; Menciptakan pelayanan yang memuaskan dan cepat melalui
inovasi yang cepat dan tepat didalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Demikian semoga sumbangan pemikiran ini dapat dijadikan
acuan dalam melaksanakan tugas membangun Universitas.
Surabaya, 2-2-2002
PENDAHULUAN
Hakekat kualitas pendidikan merupakan suatu proses bukan hanya substansi produk, berlangsung terus menerus tanpa dibatasi oleh target tertentu. Sehingga tidak mudah diukur, karena menyangkut penilaian dari masyarakat/konsumen yang menggunakan jasa pendidikan tersebut. Untuk itu sangatiah ironis jika sebuah perguruan tinggi menetapkan standar kualitas secara absolut padahal demandnya selalu berubah.
Perguruan tinggi pada prinsipnya adalah juga sebuah jasa pendidikan yang basik prosesnya adalah pelayanan, yang selalu berupaya memenuhi keinginan pelanggan dan memuaskan pelangganya jika ingin tetap survive. Pelanggan disini adalah stake holder perguruan tinggi baik yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung, atas pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya : meliputi, dunia profesi, masyarakat, staf perguruan tinggi, pemerintah. Berbagai kepentingan yang beradar dari stake holder tersebut harus mampu diakomodasikan untuk kemudian dirumuskan dalam setiap merencanakan maupun melaksanakan pendidikan.
Kebijakan "keterkaitan dan kesepadanan antara Pendidikan Tinggi dan stake holder dalam arti luas menjadi suatu syarat kunci bagi keberhasilan suatu Universitas.
Salah satu sasaran dalam Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 1996 - 2005 adalah mengembangkan pola pendekatan baru dalam manajemen tinggi, yang berpandangan ke depan serta berdaya cipta agar mampu menjawab tantangan Pembangunan Nasional, perubahan masyarakat, dan globalisasi, secara efektif, Manajemen seperti itu telah dirasakan keperluannya (KPPJP Dirjen Dikti).
Menyadari sasaran tersebut untuk mengembangkan suatu Universitas harus mengedepankan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dengan menggunakan edutainment system (menggabungkan antara education dan entertainment) pada setiap pelaksanaannya secara optimal.Perkembangan Dunia Global tidak menampakkan sesuatu yang pasti dan sukar diramal. Namun dapat dipastikan bahwa perubahan adalah hal yang mutlak yang harus dilakukan, dan setiap orang ditunut untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi penopang bagi kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian besar negara di dunia.
Keberhasilan perguruan tinggi dalam pasar terbuka ditentukan oleh produktifitas dan efisiensi dalam produksi. Modal penggeraknya adalah simberdaya manusia yang andal, dana yang memadai dan penguasaan teknologi.
Fenomena di atas menunjukkan betapa besar tantangan yang harus kita hadapi sekarang dan dimasa depan, serta betapa penting peran tenaga akademik dan profesional andal berkemampuan tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berproduksi agar Universitas berdaya saing tinggi.
Menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidangnya hanya akan dapat diwujudkan oleh tenaga profesional yang berkinerja baik adalah merupakan gambaran dari lingkup tugas Universitas.
Kemandirian perguruan tinggi merupakan syarat utama untuk mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan sebagai landasan pembangunan bangsa di masa depan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berperan dalam menentukan kehidupan, dan persaingan antara masyarakat-masyarakat bangsa di dunia.
Relevansi dan kualitas adalah syarat mutlak bagi keberadaan perguruan tinggi dan selayaknya diangkat sebagai masalah utama untuk ditangani oleh semua pihak yang terkait dalam pengelolaan Universitas.
Untuk mengantisipasi tugas tersebut di atas perlu manajemen baru di Universitas. Format manajemen baru ini adalah peningkatan kualitas layanan jasa pendidikan secara berkelanjutan, dengan mernasukkan asas otonomi pada setiap unit yang ada di Universitas sebagai daya gerak untuk membuat sistem Iebih dinamis, akuntabilitas atau tanggungjawab. Agar otonomi terselenggara secara bertanggungjawab memerlukan manajer yang tepat untuk menjamin kualitas operasi, dan evaluasi diri agar proses pengambilan keputusan dari perencanaan yang didasa.kan atas data informasi yang akurat.
Penerapan paradigma baru dalam sistem manajemen Universitas ini sangat menantang namun juga berat, mengingat bahwa pengembangannya menuntut kesediaan dari semua pihak untuk berubah dari pola manajemen yang lebih terpusat ke arah manajemen dengan pusat-pusat keputusan yang lebih terbesar.
Diharapkan bahwa dengan paradigma baru ini tercipta sebuah sistem yang lebih dinamis, cerdasa, bijaksana dan efektif.
VISI DAN MISI UNIVERSITAS
1.Visi :
Menjadi Universitas yang modern dan mandiri, mempunyai komitmen pada mutu dengan karakteristik yang spesifik "Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu menjadikan profesionalisme pendidikan sebagai alat dan media untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia yang berwawasan global".
Gambaran yang diinginkan tentang karakteristik Universitas pada tahun 2010;
· Menjadi perguruan tinggi yang mampu menghasilkan sarjana yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila, memiliki rasa cinta tanah air, memiliki kemampuan penalaran akademika dan/atau profesionalyangtinggi, menguasai pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi serta mandiri dalam mengembangkan dan mengabdikannya untuk hajat hidup masyarakat, bangsa dan negara.
· Menjadi Universitas yang menghasilkan insan akademik yang inovatif dan produktif, didalam menciptakan dan membangun dunia usaha untuk percepatan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
· Menjadi Edutaintment Universitas sebagai universitas yang memiliki kecepatan ketetapan pelayanan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi, secara interaktif dan komunikatif dan menyenangkan dengan ditunjang teknologi komunikasi dan informasi.
2.Misi :
· Sebagai institusi yang menghasilkan sarjana Profesional berjiwa Nasional dan berwawasan Global.
· Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar global dengan meningkatkan kegiatan Penelitian dan Diskusi Ilmiah.
· Meningkatkan kualitasa layanan dengan menciptakan suasana kampus dalam suasana ilmiah serta mengembangkan system belajar/education di semua bidang ilmu dengan penerapan edutainment.
Dengan mempertimbangkan tugas yang diemban sebagai sub sistem pendidikan tinggi nasional pada umumnya serta visi Universitas pada khususnya, Universitas menetapkan misi yang akan dilaksanakan dari saat sekarang 2002 sampai tahun 2010;
· Meningkatkan kualitas dan jati diri sumber daya manusia yang memiliki kepekaan sosial dan rasa cinta tanah air, etos kerja yang tinggi, serta memiliki sikap kewirausahaan yang kompetitif dan unggul dalam memasuki maupun menciptakan pasar kerja.
· Mendorong percepatan sector reil melalui pengembangan kewirausahaan yang tepat guna.
· Memberdayakan masyarakat dengan mengangkatnya dari keterbatasan mengentaskan kemiskinan, meningkatnya kemampuan sebagai subyek pembangunan, melalui proses percepatan layananpendidikan dan informasi untuk pemanfaatan potensi dan peluang yang ada.
3. Tujuan :
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajerial dan mampu mengembangkan diri menjadi praktisi yang profesional, memiliki kepekaan, kemampuan menganalisis dan inovasi yang tinggi untuk menjadi problem solver bagi masyarakat.
4. Sasaran :
Menghasilkan lulusan yang mempunyai kepekaan dalam kemampuan menangkap fenomena-fenomena sosial, menganalisis, memecahkan persoalan secara rasional, strategis, dan etis sesuai dengan bidangnya. Dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (Dosen, Mahasiswa dan tenaga administrasi, alumnus) pada kemampuan software, hardware dan brainware, serta ketrampilan metodologis dalam bidang riset sosial dan teknik.
LANGKAH REALISTIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
Untuk 10 tahun mendatang Universitas menetapkan mengembangkan SDM sebagai penunjang percepatan pembangunan nasional sebagai tema pokok.
1. Menghasilkan tenaga ahli yang cinta tanah air, profesional, mandiri, berjiwa wirausaha, lulusan bermutu tinggi berwawasan luas dan memiliki kepribadian yang berintegritas tinggi.
2. Menghasilkan karya ilmiah yang bermutu tinggi dan tepat guna.
3. Menghasilkan pelayanan yang cepat dan memuaskan didasarkan pada pengalaman bidang iimu pada masyarakat.
4. Menghasilkan konsep untuk menumbuhkan percepatan pembangunan ekonomi melalui sektor riel. Terselenggaranya keterpaduanRelevansi dan kualitasdalamsegalakegiatan dan pengembangannya, agar Universitas lebih memiliki ciri universitas yang berbeda dengan lainnya. Pemantapan dan pelaksanaan otonomi pada setiap unit-unit yang ada menuju kemandirian Universitas.
STRATEGI PENGEMBANGAN UNIVERSITAS
Meskipun unit-unit yang ada dikelola berdasarkan otonomi, namun pelaksanaannya harus disertai pertanggungjawaban atau akuntabilitas. Secara harafiah, pertanggungjawaban tersebut menyangkut bagaimana sumber daya yang diterima oleh unit tersebut dimanfaatkan dalam upaya dan kegiatan untuk menciptakan tujuannya. Pertanggungjawaban menyangkut derajat kehematan, kesesuaian dengan norma dan peraturan yang belaku umum serta keterbukaan terhadap penilikan dan pemantauan oleh pihak yang berkepentingan mengenai penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi.
Dalam pengelolaan unit-unit maka akuntabilitas digunakan sebagai acuan dasar untuk mengembangkan perangkat aturan, peraturan dan kesepakatan yang mengikat baoi keseluruhan sivitas akademika, agar menghasilkan kinerja yang serasi dengan tuntutan masyarakat.
Sebagai langkah strategi dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat maka setiap unit diharapkan selalu dikembangkan berdasarkan prinsip peningkatan kualitas pelayanan yang memuaskan pelanggan. Hal ini hanya dapat terjadi bila program pengembangan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan dan kemauan yang sepadan serta senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Oleh sebab itu setiap unit harus dapat melakukan evaluasi diri atau pengenalan diri mengenai kualitas kinerjanya.
MODEL SISTEM EDUTAINMENT
Fungsi utama dad seseorang/lembaga pendidikan adalah memberikan pengajaran, yang kata dasarnya adalah ajar. Kemudian bermetamorfosis menjadi "belajar", yang bermakna (1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; (2) berlatih; dan (3) berubah ditingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Kemudian kita mendapatkan kata-kata baru "pembelajaran" yang berarti proses, cara, menjadikan prang atau makhluk hidup belajar. Dan sampailah kita pada kata "mengajar". Mengajar adalah memberi pelajaran, sedangkan "mengajarkan" adalah memberikan pelajaran kepada seseorang/pelajar. Pelajar adalah anak didik, murid, atau siswa, Mahasiswa.
Bagaimana apabila kata "mengajar" ditambah dengan katakata "di era cyberspace”? Inilah masalah yang akan kita hadapi.
Pertanyaannya adalah bagaimana seorang pengajar menyadari keadaan dan kehadirannya di sebuah masa yang sudah amat lain dengan masa-masa sebelumnya? Apabila pertanyaan tersebut ingin dijawab segera, jawabannya, mungkin adalah : Apakah sistem pengajaran di sekolah harus berubah ? Apa yang harus berubah ? Siapa yang berubah ?
Pertama, salah satu ciri menonjol era cyberspace adalah adanya istilah baru "edutainment; Ini berarti gabungan kata "education" dan "entertainment': Kalau dimaknai secara bersamaan, "edutainment" berarti sebuah keadaan yang menunjukkan bahwa pendidikan di masa kini selayaknya beraromakan gembira (untuk tidak mengatakan melulu dipenuhi oleh "hiburan"). "Learning is most effective when it's fun," kata Peter Kline. Bagaimana membuat suasana kelas berlangsung gembira, menggairahkan adalah tugas tambahan guru dan era sekarang ini. "Edutainment" juga berarti menyenangkan dan memberikan tingkat kepuasan yang tinggi, tidak hanya pada ketepatan pembelajaran yang relevan dengan permintaan pelanggan, tetapi juga kecepatan dan efisiensi pelayanan.
Kedua, siswa-siswa sekarang kadang menerima informasi dari sumber-sumber yang amat kaya dan beragam. Tidak hanya radio, televisi, atau Internet, tetapi juga dari lingkungannya yang amat luas. Lingkungan amat luas adalah mall, konser-konser musikm, pertandinganpertandingan olah raga, majalah, VCD, PlayStation, MP3, dan masih banyak lagi. Ini berarti, interaksi siswa dengan lingkungannya berlangsung amat-sangat beragam dan kadang tak terduga. Apakah guru juga melakukan hal yang sama? Apakah sekolah juga memberikan hal-hal menggairahkan sebagaimana lingkungan luar sekolah? Seorang guru di masa kini perlu berinteraksi dengan lingkungan yang luas sebagaimana muridnya berinteraksi.
Ketiga, di dalam era cyberspace seperti saat inilah kata-kata yang di depannya ada kata "multi" berhamburan secara luar biasa: multimedia, multisensori, multiguna, multijutawait, dan sebagainya. Ini menandakan bahwa "dunia" tidak cukup dihadapi dengan kekuatan yang bersifat "tunggal". "Dunia" pada masa kini hanya bisa dikendalikan apabila yang mengendalikan memiliki kemampuan yang beraneka ragam. Guru pada masa kini perlu menunjukkan bahwa dirinya serba bisa dan murid-muridnya perlu dibangkitkan tidak hanya pusat berpikirnya saja, tetapi juga emosi, imajinasi, visualisasi, dan sebagainya.
Akhirnya, mengajar pada masa kini memang tidak sekadar mengajar bahan yang ingin diajarkan. Mengajar di era sekarang bagai bermai orkestra, bermain teater sebagaimana Quantum Teaching melukiskannya. Seorang guru harus bertindak bagaikan dirigen mudik yang mengelola seluruh irama yang ada di kelas menjadi sekumpulan harmoni. (Mizan).
Dapat disimpulkan bahwa :
Inti sistem edutainment adalah perubahan dalam dunia Pendidikan yang membutuhkan fleksibilitas, pengelolaan organisasi, memperbesar keterlibatan Individu, hubungan yang lebih lateral. Dan kepemimpinan Yang demokratis untuk menghasilkan suatu proses dan Pelayanan yang menyenangkan.
Ada tiga yang memicu perubahan-perubahan di dunia dewasa ini : (1) perubahan dan penyempurnaan teknologi, yang terjadi secara cepat dan terus menerus (2) perkembangan teknologi informasi yang mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap individu, organisasi, maupun industri karena merupakan eiemen utama dalam arsitektur jejaring organ;sasi. Hal ini disebabkan karena organisasi yang berkembang pesat memiliki unit-unit yang terbesar secara geografis, padahal mereka merasa perlu untuk tetap bersaing sebagai satu kesatuan, tanpa dibatasi oleh batas negara. Berbagai hasil studi juga menunjukkan bahwa teknologi informasi selama satu dekade terakhir menjadi sumber keunggulan bersaing organisasi. Selain karena kemampuan mengubah basis persaingan di industri. Studi perbandingan pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Amerika, Korea Selatan, dan Swedia, menunjukkan bahwa keunggulan bersaing dari teknologi informasi, diperoleh melalui kemampuan organisasi meningkatkan kecepatan dalam mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produknya, serta meningkatkan kecepatan memperoleh dan meningkatkan ketepatan informasi akan pasar. (3) Globalisasi Pendidikan, lembaga pendidikan modern berloma-lomba menerapkan strategi diversifikasi yang unik untuk dapat bersaing secara efektif di lingkungan global mereka mengacu pada globalisasi pendidikan dengan menggunakan cyberspace sebagai medianya.
STRATEGI FLEKSIBILITAS
Setelah visi dan misi ditetapkan strategi dalam pengembangan organisasi Universitas maka perlu beberapa uraian berikut perlu dicermati.
Pertama. Dalam konsep strategi lama, organisasi memperoleh keunggulan dalam bersaing dengan mengandalkan pada : (1) kemampuan keuangan yang luar biasa (para pemilik adalah orang-orang yang maha kaya atau dekat dengan sumber daya keuangan) ; (2) sumber daya manusia yang luar biasa, (misal, lulusan universitasuniversitas terkemuka dan berpengalaman dibidangnya); (3) penguasaan atas sumber daya alam yang diperebutkan; dan (4) teknologi tinggi yang hanya dimiliki oleh organisasi tersebut.
Kedua. Di setiap organisasi, harus ada cara untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan individual, kalau tidak individu-individu sulit menyelesaikan sasaran bersama. Selama ini, diskusi dalam bidang akademik jarang mempermasalahkan apakah pengendalian itu perlu atau tidak, melainkan bagaimana caranya agar dapat melakukan pengendalian secara baik. Bila banyak terjadi perubahan di lingkungan organisasi dan berlangsung dalam waktu yang cepat, maka pengendalian yang efektif adalah hal yang krusial.
Ketiga. Pada organisasi tradisional yang hierarkis, karyawan ditingkat bawah hanya mengerjakan tugas-tugas rutin, dengan nilai tambah kecil, dan di bawah supervisi yang ketat pula. Sebaliknya, para karyawan tingkat menengah dan atas bertanggung jawab atas pekerjaan dengan nilai tambah besar, misalnya mendesain organisasi, menyusun strategi, dan mengkoordinasi pekerjaan dari berbagai kelompok dan fungsi. Begitu sederhananya pekerjaan karyawan di tingkat bawah, sehingga karyawan yang memiliki keterampilan rendah dengan upah relatif rendah pun dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut. akibatnya karyawan tingkat bawah, di negara-negara berkembang menjadi komoditas.
Keempat. Organisasi yang menganut logika lama sangat menekankan pada hubungan pelaporan yang bersifat hierarkis. Menurut organisasi tradisional, proses hierarkis (birokratis) merupakan kunci untuk menjadi organisasi yang efektif. Sedangkan logika baru lebih menekankan pada hubungan yang lateral, atau side-by-side, karena proses lateral dipercaya sebagai kunci terwujudnya organisasi yang efektif.
Kelima. Organisasi percaya bahwa kinerja organisasi sangat ditentukan oleh keahlian yang bersifat fungsional. Hal ini memungkinkan para spesialis fungsi untuk belajar dari satu sama lain, serta mengikuti pelatihan dan pengembangan. Pendekatan ini terkesan masuk akal dan bagus, karena telah sejak lama organisasi distrukstrukan dan dimanajemeni dengan cara seperti ini. Kekurangan pendekatan ini adalah, tidak ada satu fungsi pun yang dapat membuat produk yang melayani dan memuaskan pelanggannya secara mandiri. Organisasi yang menggabungkan para ahli dari masing- masing fungsi menjadi satu kesatuan, untuk memproduksi produk yang inovatif dan berkualitas, serta menjualnya dengan harga yang kompetitif.
Keenam. Organisasi tradisional yang menganut logika lama, menekankan pentingnya peran REKTOR. Oleh sebab itu efektivitas REKTOR dianggap sebagai penentu efektivitas organisasi. Organisasi yang menggunakan pendekatan hierarkis percaya bahwa manajemen efektif berarti merumuskan, mengevaluasi, menstrukturkan, dan mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Pada tingkat manajemen yang lebih tinggi, manajemen yang efektif berarti menyusun strategi, mengambil keputusan bisnis yang kritis, dan merumuskan tanggung jawab orang lain.
Strategi lama memberi hanya sedikit perhatian pada kepemimpinan (leadership), karena sistem manajemen birokratis, memang dirancang untuk beroperasi sebagai substitusi dari kepemimpinan. Sistem manajemen yang birokratis, menentukan apa yang harus dikerjakan karywan, memotivasi mereka, dan mengevaluasi kinerjanya. Pemimpin tidak diperlukan untuk membuat organisasi sukses.
Strategi fleksibelitas (baru) menekankan pada kepemimpinan, bukan manajemen birokratis, sebagai hal yang teramat panting. Kepemimpinan tidak mudah untuk didefinisikan, leadership do the right things. Manajer mempengaruhi orang lain melalui visi dan tantangan. Manager memotivasi dengan menggunakan imbalan dna hukuman, pemimpin memotivasi dengan nilai dan tujuan bersama (share goals).
REALISASI STRATEGI FLEKSIBILITAS
Organisasi yang memandang perlu untuk mengadopsi strategi fleksibelitas ini mempunyai alasan-alasannya. Pertama strategi tersebut terdengar masuk akal. Kedua organisasi setuju dengan argumentasi yang melandasi keluhan strategi diatas. Alasan lain organisasi sedang menghadapi masalah dan berharap untuk berubah dengan jalan mengadopsi sebagian atau seluruh logika yang telah diuraikan seluruh alasan diatas sah-sah saja dan berujung pada hal yang sama : Perubahan
Karena perubahan dalam pendekatan manajemen organisasi adalah suatu proses yang lambat dan membutuhkan banyak waktu untuk membuahkan hasil, maka penting untuk memiliki pandangan yang bersifat jangka panjang. Waktu yang dibutuhkan bergantung pada besar kecilnya organisasi dan kebutuhan untuk berubah. Tulisan ini dimaksudkan untuk memicu pemikiran tentang kemungkinan organisasi beroperasi di luar batasan-batasan yang diciptakan oleh pendekatan birokratis, yang selama ini diterapkan untuk mengelola organisasi. Dengan situasi dan kondisi yang berubah di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, maka prinsip-prinsip manajemen sudah tentu harus mulai ada perubahan. Sebab tidak ada yang pasti dalam dunia. Semua akan mengalami perubahan. Dan perubahan sendiri menjadi suatu yang pasti dalam dunia ini.
REALISASI PERUBAHAN DI UNIVERSITAS
Mencermati uraian-uraian tentang perubahan strategi tersebut di atas maka perubahan harus menjadi dasar yang melandasi setiap kebijakan dan strategi yang akan dilakukan di UNIVERSITAS. Hal ini dapat diwujudkan melalui :
Pertama : Pembangunan budaya perubahan yang harus dimiliki oleh Top Manajemen, dan ini harus diimplementasikan melalui dinamisasi setiap kegiatan operasi yang mengarah pada peningkatan dan kemauan universitas. Universitas harus mengikuti setiap perubahan kebutuhan dan tuntutan konsumen untuk meraih peningkatzn kepuasan menuju terbentuknya konsumen absolut bagi universitas.
Kedua; Peningkatan kualitas universitas yang diwujudkan dalam semakin efektifnya Sumber Daya Manusia, yang bekerja dalam mencapai tujuan UNIVERSITAS yang pada gilirannya tampak pada peningkatan performance dan Consistency Quality.
Ketiga; Pengurangan berbagai penyimpangan dan kesalahan dalam kegiatan operasi yang diwujudkan dengan penciptaan standaridasi produksi dan penyederhanaan kerja. Kemudian membangun sistem trust baik pada manusia maupun tools untuk menjamin efisiensi kegiatan operasional unversitas.
Keempat; membangun sistem responsi yang efektif terhadap setiap perubahan yang teriadi untuk meningkatkan kemampuan fleksibelitas dan mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi yang mempengaruhi operasional dan market UNIVERSITAS.
Kelima; Menciptakan pelayanan yang memuaskan dan cepat melalui inovasi yang cepat dan tepat didalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Demikian semoga sumbangan pemikiran ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas membangun Universitas.
Surabaya, 2-2-2002
Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 16
Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”
Top Related