Pemikiran Rancangan
dan
Kanvas Model Usaha
Untuk
Sukses Berwirausaha
Maulida Khiatuddin &
Muhammad
Penerbit
UPPM Universitas Malahayati
2021
Pemikiran Rancangan dan Kanvas Model Usaha Untuk Sukses Berwirausaha
Penulis : Maulida Khiatuddin & Muhammad
Nomor ISBN : 978-623-6725-10-8
Diterbitkan oleh Penerbit UPPM Universitas Malahayati Tahun 2021, Bandar Lampung.Telp 0721-271112.
Alamat : Jl.Pramuka No.27, Bandar Lampung, Lampung
Kata Pengantar
Wirausahawan yang berhasil berfokus pada produk yang sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh calon
pelanggan atau calon konsumen Dr. H. Rusli Bintang, adalah wirausahawan sosial yang sukses dengan
produknya yaitu jasa pendidikan yaitu Universitas Abulyatama di Banda Aceh, Universitas Malahayati di Bandar
Lampung, Universitas Batam, Institut Kesehatan Indonesia di Jakarta, Universitas Kartamulia di Purwakarta dll.
Beliau dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh calon pelanggan (mahasiswa) yang tidak tertampung di
universitas negeri. Sehingga ratusan ribu pemuda dan pemudi Indonesia berhasil menggapai cita-citanya. Begitu
juga dengan Nadiem Makarim dengan produk jasa angkutan Gojek yang sangat praktis mengangkut orang dari
pintu rumah ke tempat tujuan; Bill Gates dengan produk Microsoft, dll.
Berkaca dari kenyataan tersebut, wirausahawan sangat perlu berfokus pada calon pelanggan untuk mencari tahu
siapa calon pelanggan, apa masalah yang mereka hadapi dan apa kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga
dengan demikian wirausahawan dapat merancang dan membuat sebuah produk yang dapat menyelesaikan
masalah tersebut.
Pemikiran rancangan (design thinking) adalah sebuah pendekatan berwirausaha yang dimulai dengan mengenal
masalah calon pelanggan, dan berusaha memecahkan masalah tersebut melalui penggunaan barang dan atau
jasa yang dibuat dan ditawarkan oleh wirausahawan. Gagasan produk yang ditemukan tersebut kemudian
dianalisa dengan alat Kanvas Model Usaha (KMU, business model canvas) untuk melihat bagaimana proses
usaha berlangsung dan bagaimana wirausahawan mendapatkan pendapatan dengan usaha yang dijalankannya.
Penulis mengharapkan akan muncul berbagai gagasan produk dari mahasiswa yang akan dapat memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi oleh umat manusia.
Buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan buku ini di edisi berikutnya.
Kami menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Bapak Dr.H.Rusli Bintang, yang telah membuka
pintu bagi penulis untuk berkembang lebih dari yang pernah dapat kami khayalkan.
MK & M
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................................................
Bab I Azas-azas Kewirausahaan ........................................................................................................1
Bab II Pemikiran rancangan ...............................................................................................................13
Bab III Berbagi rasa (berempati) ........................................................................................................................24
Bab IV Mendefinisikan ....................................................................................................................................... 33
Bab V Menggagas ...............................................................................................................................................42
Bab VI Purwarupa ...............................................................................................................................................59
Bab VII Validasi Purwarupa ..................................................................................................................71
Bab VIII Nyeri dan Keuntungan dalam Perancangan Produk ........................................................................ 92
Bab IX Kanvas model usaha: produksi ............................................................................................................105
Bab X Kanvas Model Usaha : Pelanggan .........................................................................................................120
Bab XI Strategi Kanvas Model Usaha ...............................................................................................................131
Bab XII Pemasaran untuk Memuaskan Pelanggan ........................................................................................ 144
Bab XIII Kampanye Pemasaran Digital ............................................................................................................164
Bab XIV Mengumumkan Usaha melalui Paparan Ringkas ............................................................................182
Kepustakaan ..................................................................................................................................................... 195
1
Bab I
Azas-azas Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan untuk mengubah sesuatu yang baru dan
berbeda. Kemampuan ini perlu diasah secara terus menerus untuk menjadi lebih peka dalam rangka
menghasilkan barang dan jasa baru.
Wirausahawan/ usahawan/ pengusaha (entrepreneur) merupakan inovator (pembaharu) yang
mengkomersialisasikan produk, ide, cara, dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Ada penemu pertama (inventor) yang bukan inovator, karena tidak semua orang memiliki
motivasi untuk menjadi pengusaha. Proses termotivasinya seseorang dengan orang lain untuk
menjadi pengusaha berbeda-beda, ada yang karena faktor kebetulan, ajakan teman, memanfaatkan
bakat, keterampilan atau pendidikan yang diperolehnya, dan karena memahami apa yang dibutuhkan
orang lain.
Sebenarnya bangsa Indonesia memiliki dasar spirit dan keterampilan unik yang tersebar di masing-
masing daerah. Sebagai bangsa Indonesia kita perlu lebih kreatif mengubah sumber daya bahan
mentah menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat dan bernilai tinggi. Kalau tidak, bangsa lain
mengelolah sumber daya tersebut dan kita hanya menjadi penonton belaka.
Untuk menjadi negara maju, jiwa kewirausahaan di kalangan warganya perlu dibangkitkan. Dulu,
Indonesia adalah negara yang pertumbuhan ekonominya dibela oleh sumber daya alam, sejak zaman
penjajahan. Saat ini perekonomian Indonesia dibela oleh efisiensi . Yang diperlukan di masa depan
adalah perekonomian yang dibela oleh jiwa kewirausahaan yang kreatif dan inovatif.
1.1. Definisi kewirausahaan
Ahli-ahli mendefinisikan berbagai ide tentang kewirausahawan. Sejumlah definisi yaitu :
“Kewirausahaan adalah proses melalui mana seseorang mengejar kesempatan tanpa menghiraukan
sumber daya yang sedang dikendalikan “ (Barringer dan Ireland, 2012).
Definisi kewirausahaan yang lain yaitu “seni mengubah gagasan (ide) ke dalam usaha” (Barringer dan
Ireland, 2012)..
Wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang melihat peluang atau memiliki gagasan (ide) dan
menanggung resiko untuk memanfaatkan peluang atau ide tersebut. Wirausahawan selalu mencari ide dan
memanfaatkan peluang untuk membentuk usaha yang mendatangkan keuntungan. Nilai dari penjualan lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan.
Karena itu, guru manajemen Peter Drucker memberikan definisi : ‘’kewirausahaan adalah kegiatan
memindahkan sumber daya ekonomi dari tempat berproduktivitas rendah ke tempat yang
berproduktivitas lebih tinggi. Wirausahawan dapat mengubah produk yang biasa menjadi luar biasa dan
mengemasnya ke dalam produk yang bernilai tinggi dalam persepsi konsumen.
2
Perusahaan besar yang mapan dan merasa tersaing dengan perusahaan kecil juga mengorbarkan semangat
kewirausahaan internal (intrapreneurship) di kalangan karyawannya supaya dapat bertahan dalam kancah
persaingan usaha yang ketat.
1.2 Inovator vs inventor
Wirausahawan adalah inovator (pembaharu) yang mengkomersialisasikan produk, ide, cara, dan jasa baru
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan Penemu (inventor) belum tentu menjadi seorang
wirausahawan, tetapi banyak inventor yang menjadi usahawan yang sukses. Alexander Fleming penemu
penisilin tidak pernah menjadi wiruasahawan. Thomas Alpha Edison, penemu bola lampu pijar, adalah
wirausahawan yang sukses yang mendidrikan perusahaan yang saat ini masih berjalan terus yaitu General
Electric.
Inovator belum tentu membuat sesuatu yang sangat asli yang belum pernah dibuat oleh manusia lain, tetapi dia
lebih bertindak mengubah sejumlah barang yang sudah ada menjadi barang baru dengan mengubah beberapa
fitur yang dianggapnya dapat menjadi daya tarik supaya konsumen bersedia membelinya.
Seorang penemu (inventor) menciptakan sesuatu yang baru. Seorang wirausahawan mengumpulkan dan
memadukan semua sumber daya yang dibutuhkan – yakni uang, orang, model usaha (bisnis), strategi,
dan kemampuan menanggung resiko — dan mentransformasikan invensi ke dalam usaha yang
berkelanjutan.
Alfred Nobel adalah penemu dinamit, dan juga seorang wirausahawan karena berhasil
mengkomersialisasikan penemuannya ke dalam bentuk perusahaan yang sukses. Sebagian kekayaannya
disumbangkan untuk memberi hadiah kepada penemu/pencipta yang baru, dan namanya diabadikan menjadi
Hadiah Nobel. Demikian juga dengan Bil Gates, pendiri Microsoft, yang mendirikan Yayasan Bill dan Melinda
untuk membantu kesejahteraan manusia di negara-negara berkembang.
1.3 Keberhasilan usaha ditentukan oleh perpaduan kompetensi teknis dan kompetensi manajemen
Salah satu tujuan mata kuliah kewirausahaan bagi mahasiswa adalah membangkitkan minat mahasiswa
untuk menjadi wirausahawan (pengusaha).
Mahasiswa umumnya hanya menguasai bidang keteknikan saja (seperti lulusan fakultas teknik atau fakultas
psikologi) atau hanya bidang manajemen usaha saja (seperti alumni fakultas ekonomi). Sementara itu
pengusaha yang sukses perlu mengusai kedua bidang tersebut (teknis dan manajemen). Untuk itu, Mata kuliah
Kewirausahawan mendorong mahasiswa untuk menguasai bidang teknik dan manajemen guna
mendukung keberhasilan mereka berwirausaha.
Ketiadaan salah satu kompetensi itu, akan membuat usaha pincang dan akhirnya bangkrut. Oleh karena itu calon
wirausahawan perlu menguasai keahlian yang memadukan kompetensi teknis dan manajemen usaha. Gambar
berikut memperlihat bagaimana keadaan lulusan universitas. Kebanyakan hanya mengusai keahlian manajemen
saja atau keahlian teknis saja. Hanya sedikit yang menguasai keduanya;
3
Gambar 1.1. Penguasaan kompetensi teknis dan kompotensi manajemen untuk keberhasilan usaha
Pendidikan kewirausahawan bertujuan membawa mahasiswa ke arah koordinat timur laut (yaitu memiliki
kompetensi teknis dan manajemen yang tinggi).
1.4 Apakah wirausahawan dilahirkan atau dididik
Mengapa banyak wirausahawan berasal dari kalangan orang Cina, Yahudi, Minang, dll., atau anak pengusaha?
Apakah ada gen usahawan di dalam inti sel mereka?
Ternyata, sikap kewirausahawan bukan diturunkan dari orang tua ke anak berdasarkan model genetika
Mendel, tetapi dapat terjadi menurut proses pencetakan sosial (social imprinting) dari model peran
kewirausahaan selama masa kanak-kanak - mirip dengan teori Pavlov .Orang tuanya yang berhasil
berwiraswasta menjadi panutan bagi anak-anak untuk menirunya ketika dewasa.
Orang tua yang berwirausaha juga mendidik dan menggembleng anak-anak mereka sejak kecil dalam rangka
mempersiapkan mereka menjadi mandiri ketika dewasa. Contoh : anak-anak orang Cina disuruh membantu
orang tuanya di toko setelah pulang sekolah. Ketika mereka dewasa, naluri mereka sebagai wirausahawan
sudah kuat terbentuk. Sebaliknya, karena banyak orang bumiputra (pribumi) yang tidak menjadi pengusaha,
maka banyak anak pribumi ikut kebiasaan orang tuanya untuk tidak menjadi pengusaha juga. Mata kuliah
kewirausahaan ingin memecahkan kebiasaan tersebut agar semakin banyak anak Indonesia menjadi pengusaha.
1.5 Pemicu proses kewirausahaan menjadi usaha yang berkelanjutan
Inovasi (pembaharuan produk) adalah salah satu faktor yang menjadi pemicu untuk mewujudkan ide usaha
menjadi usaha kecil (lihat gbr 1.2). Usaha kecil tersebut kalau berhasil terus, akan berubah menjadi usaha besar
atau menjadi usaha raksasa, seperti Microsoft, Apple, Gojek, dll.
Gmbar 1.2 Peristiwa kewirausahan (entrepreneurial event) yang mengubah proses kewirausahaan menjadi
proses usaha kecil
4
Inovasi yang mendorong peristiwa pemicu untuk mewujudkan usaha kecil itu didukung oleh faktor-faktor
lingkungan seperti:
Peluang (kesempatan) untuk menjual produk, misalnya merebaknya wabah virus Covid 19 yang membuka peluang pejualan masker, obat, dan vaksin,
Teladan (role model) dari tokoh yang sudah berhasil: orang tua, saudara, tetangga, usahawan, dll.
dan Kreativitas pendiri usaha (lihat Gbr 1.3).
Perwujudan ide usaha ke dalam usaha kecil didukung oleh faktor lingkungan yang meliputi
Persaingan usaha,
Sumber daya,
Pengeraman (incubator) ide usaha yang menetaskan usaha kecil,
Dan kebijakan pemerintah yang mendukung atau menghalangi pendirian usaha kecil, misalnya penggebrekan perusahaan pada awal 2020 yang memproduksi masker yang disinyalir tidak memenuhi standar.
Setelah usaha kecil didirikan, keberlanjutannya tergantung apakah ia dapat tumbuh dengan memperbanyak terus
jumlah pelanggan dan meningkatkan nilai penjualan. Kejadian kewirusahaan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan berupa (liat Gbr 1.3) :
Pesaing,
Pelanggan,
Pemasok (suppliers), yang menyediakan bahan baku,
Investor, yang menyediakan modal,
Bankir, yang meminjamkan dana,
Pengacara, yang memberi nasehat supaya tidak melanggar hukum
Sumber daya, yang cukup untuk memperluas skala usaha
Kebijakan pemerintah.
Gambar 1.3 Pemicu yang mengubah inovasi menjadi usaha
Satu tahapan lagi setelah perusahaan mencapai kematangan (maturity) yang penting bagi wirusahawan pendiri
perusahaan pemula (start up) adalah penjualan sebagian saham kepada para investor,atau disebut panen
(harverst). Nilai saham yang dijual kepada investor dan kemudian diperdagangkan di bursa saham dapat bernilai
berkali lipat dari nilai akuntansi riil perusahaan, sehingga pendirinya menjadi milyarder dalam sekejab, seperti
5
yang dialami oleh Bill Gates, Marc Zuckenberg (pendiri Facebook), Nadiem Makarim, dsb. Pemanenan yang
berhasil adalah saat yang diimpi-impikan oleh para pendiri perusahaan pemula di seluruh dunia.
Faktor lingkungan yang mendukung fase pemanenan adalah (lihat Gbr 1.3):
Persaingan
Regulasi (aturan pemerinta)
Pegawai
Pelanggan
Penjual
Faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil a.l. yaitu faktor perorangan, sosial,
dan organisasi yang mempengaruhi awal usaha (lihat gbr 1.4).
Gambar 1.4 Faktor-faktor perorangan, sosial, dan organisasi yang memicu penciptaan usaha baru
Yang dipentingkan dalam pembahasan ini adalah sifat-sifat perorangan yang perlu dimiliki oleh para mahasiswa
pada berbagai tahap pendirian usaha pemula atau usaha kecil. Ketika memulai inovasi yang mengarah pada
pendirian usaha, sifat-sifat yang mempengaruhi penciptaan usaha yaitu:
Kebutuhan untuk berhasil (need for achievement)
Pengendalian diri (internal control)
Toleransi terhadap kesamaran (ambiguity tolerance)
Keberanian mengambil resiko (risk taking)
Nilai-nilai pribadi
Pendidikan
Pengalaman
Pemicu penciptaan usaha juga dipengaruhi oleh faktor:
Pengambilan resiko;
Ketidakpuasan kerja,
Kehilangan pekerjaan,
6
Pendidikan,
Umur,
Jenis kelamin,
Dan tekat untuk berwirausaha.
Ketika kejadian pemicu mengarah ke perwujudan usaha, sifat-sifat sosial kemasyarakatan yang mempengaruhi
a.l :
Jaringan,
Tim (usaha yang berhasil jarang didirikan sendiri),
Orang tua,
Keluarga,
Panutan yang diteladani.
Adapun sifat-sifat perorangan yang mempengaruhi wirausahawan untuk mengembangkan usaha untuk terus
tumbuh adalah sifat:
Wirausaha,
Pemimin,
Manajer,
Kebulatan tekat,
Visi, melihat jauh ke depan.
Sifat-sifat organisasi yang mendukung pertumbuhan usaha kecil adalah:
Tim kerja yang
Strategi
Struktur
Budaya
Dan Produk yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Sifat-sifat perorangan dalam tahap pertumbuhan menjadi perusahaan matang adalah praktek manajemen umum
yaitu:
Merencanakan
Mengorganisasikan
Memimpin /mengarahkan
Mengendalikan
Dalam tahap kematangan sifat-sifat organisasi yang mempengaruhi adalah fungsi yang berlangsung dalam
pengelolaan perusahaan:
Pemasaran
Keuangan
Operasi
Dan SDM
7
Wirausahawan tidak selalu memegang saham perusahaan yang didirikan hingga akhir hayatnya. Di dapat
menjual perusahaan yang sudah berjalan dan mendirikan perusahaan baru yang lain lagi. Sifat-sifat pribadi
pemilik yang mempengaruhui penjualan saham perusahaan melalui tahap pemanenan (harverst) adalah:
Adanya peluang yang lebih baik, sehingga perusahaan sekarang dijual,
Bosan dengan usaha saat ini,
Peluang keuangan yang menguntungkan,
Tujuan telah tercapai, dan ingin mencari tantang berikutnya.
Sifat-sifat organisasi yang mempengaruhi tahap pemanenan adalah :
Kegagalan yang dapat menyebabkan harga saham tidak menarik,
Dibeli oleh perusahan lain,
Bergabung dengan perusahan lain,
Dana kas habis, sehingga mengganggu operasi,
Kepemilikan saham oleh karyawan,
Dan Penawaran perdana saham di bursa saham.
Secara lebih luas faktor-faktor yang mempengaruhi pendirian usaha dan keberhasilannya dalam jangka panjang
dapat dilihat dalam Gambar 1. 5.
Gambar 1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendirian usaha dan keberhasilannya dalam jangka panjang
1.6 Sifat wirausahawan
Sifat-sifat wirausahawan berhasil yang perlu dimiliki oleh mahasiswa a.l. yaitu:
• Gairah untuk berusaha, baik dalam konteks pendirian perusahaan baru maupun yang sudah berjalan.
• Fokus kepada produk/ pelanggan (apa yang dihasilkan dan kepada siapa dijual),
8
• Kegigihan terus menerus walaupun pernah gagal
• Mewujudkan kecerdasan:
– Kemampuan mewujudkan ide usaha ke dalam praktek usaha yang mendatangkan laba.
1.7 Mitos dan fakta tentang wirausahawan
Banyak miitos yang meluas di kalangan masyarakat tentang wirausaha, tetapi mitos tersebut dibantah oleh
sejumlah fakta:
• Wirausahawan dilahirkan.
– Wirausahawan tidak berbeda secara genetik dari orang lain yang tidak berwirausaha.
• Wirausahawan adalah penjudi.
– Yang benar mereka adalah pengambil resiko tingkat menengah (tidak mempertaruhkan
segalanya seperti penjudi).
• Wirausahawan dimotivasi oleh uang.
– Banyak faktor selain uang yang dikejar wirausahawan (lihat bagian 1.8)
• Wirausahawan harus muda dan enerjik.
– Menurut data di AS, 23 persen pemula usaha berumur antara 55 – 64 tahun.
1.8 Alasan untuk berwirausaha
Gambar berikut memperlihatkan bahwa motivasi untuk berwirausaha tidak selalu untuk mendapatkan uang.
Gambar 1.6 Alasan paling penting untuk berwirausaha
Dari berbagai alasan berwirausaha, menggunakan keahlian / kemampuan berada pada urutan pertama. Motif
mencari uang yang banyak berada pada urutan 7 dari 9 alasan yang disebutkan.
1. Menggunakan keahlian /kemampuan, 2. Mengendalikan hidupnya sendiri, 3. Membangun usaha untuk keluarga,
9
4. Menyukai tantangan, 5. Hidup sesuai dengan kesukaan hati, 6. Mendapatkan pengakuan /penghormatan dari orang lain, 7. Mendapatkan banyak uang, 8. Memenuhi harapan yang lain, 9. Pilihan terbaik yang tersedia.
1.9 Mengubah Pola Pikir
Merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan tidak mudah. Perubahan bukanlah kata yang menakutkan dan
membahayakan. Mengubah pola pikir memerlukan keberanian dan kerelaan.
Menurut McGrath dan MacMillan (2000) ada lima karakteristik yang umumnya dimiliki oleh pengusaha:
1. Pengusaha sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
2. Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3. Pengusaha hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang laun
yang belum jelas
4. Pengusaha berfokus pada pelaksanaan
5. Pengusaha mengikutsertakan energi setiap orang yang berbeda dalam jangkauan mereka
Wirausaha dapat dilatih sebagaimana melatih atlit pada umumnya. Oleh karena itu mahasiswa perlu melatih diri
untuk melakukan usaha sejak usia dini.
1.10 Memotivasi Berprestasi
Semakin seseorang meyakini bahwa dirinya dapat mengelolah berbagai kekuatan dan kelemahan, maka
semakin yakin ia bahwa dirinya dapat mewujudkan satu prestasi. Ciri-ciri pribadi wirausaha yang berhasil adalah
:
1. Berorientasi pada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil resiko untuk mencapai
tujuan
2. Dapatmendayagunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan-kelemahan
yang ada
3. Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi pada tujuan dan hasil
4. Mau belajar dari pengalaman
5. Memupuk dan mengembangkan pribadi unggul secara terus-menerus
Seseorang minat berwirausaha karena adanya sesuatu motif, yaitu motif berprestasi. David C. McClelland
mengelompokan motivasi menjadi tiga motif social yaitu: kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan,
dan kebutuhan akan afisiliasi.
10
1.11 Faktor-faktor Motivasi untuk keberhasilan Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil:
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang
dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu
sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai
kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada
prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi
perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih
baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan
dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang.
Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan
kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak
ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan
datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.
Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana
direalisasikan.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan
langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara
lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum
dalam tiga sikap, yaitu :
1. Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau
melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan
sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada
pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
2. Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai
perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang
besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan
hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
3. Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan
dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia
yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu
terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.
11
Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini
mendukungnya ke arah kesuksesan, yaitu :
1. Mengenali usaha anda (knowing your business), yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2. Mengetahui dasar pengelolaan usaha (knowing the basic business management), yaitu mengetahui
dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan
perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan
kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan
pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. Memiliki sikap yang sesuai (having the proper attitude), yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif
yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
4. Memiliki modal yang cukup (having adequate capital), yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak
hanya bentuk materi tetapi juga rohani terutama keberanian. Kepercayaan dan keteguhan hati
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga,
tempat dan mental.
5. Mengelola keuangan secara efektif (managing finances effectively), yaitu memiliki kemampuan /
mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara
tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. Mengelola waktu secara efisien (managing time efficiently), yaitu kemampuan mengatur waktu
seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
7. Mengelola orang (managing people), yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan /
memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8. Memuaskan pelanggan dengan menyediakan produk yang bermutu tinggi (satatisfying customer
by providing high quality product), yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara
menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Mengetahui bagaimana bersaing (knowing how to compete), yaitu mengetahui strategi / cara
bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT
sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
10. Menghadapi aturan hukum dan berbagai aturan administrasi (coping with regulation and paper
work), yaitu mematuhi aturan hukum dan perundang-undangan, membuat aturan / pedoman yang jelas
tersurat, tidak tersirat.
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha :
1. Kemampuan untuk bekerja keras (capacity for hard work)
2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
3. Penampilan yang baik (good appearance)
4. Percaya diri (self confidence)
5. Pandai membuat keputusan yang benar (making sound decision)
6. Mau menambah ilmu pengetahuan tinggi (college education)
7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
12
1.12 Tantangan terhadap wirausahawan dalam menghadapi perubahan
Lingkungan dan teknologi selalu mengalami perubahan. Wirausahawan harus selalu meningkatkan kepekaannya
untuk menghadapi perubahan teknologi, perilaku konsumen dan kebutuhan.
Berdasarkan hal itu, wirausahawan perlu selalu berinovasi untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
pelanggan atau calon pelanggan. Dengan cara ini wirausahawan dapat menjadi seorang inovator yang dapat
mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia.
Salah satu paradigma untuk untuk membangkitkan kreatifitas dalam pembuatan barang dan jasa yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah pemikiran perancangan (design thinking) melalui langkah-
langkah berikut:
1. Berempati (empathize) dengan calon pelanggan untuk menggali permasalahan yang mereka hadapi
dan mengungkapkan kebutuhan mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2. Menentukan (define) masalah tersebut sehingga wirausahawan mengenali dengan baik masalah
tersebut.
3. Berdasarkan masalah ini, wirausahawan, menggagas /meng-ide-kan (ideate) sejumlah produk yang
mungkin dibuat guna menolong konsumen menyelesaikan masalah tersebut.
4. Kemudian dibuat satu atau beberapa buah purwarupa (prototype) produk yang diperuntukkan sebagai
alat pemecah masalah konsumen/ calon pelanggan.
5. Purwarupa ini lalu diuji (test) apakah benar-benar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Beberapa
calon pelanggan diberikan purwarupa untuk digunakan. Bila konsumen puas dengan penggunaan
purwarupa itu, produk tersebut akan dapat diluncurkan ke pasar. Bila konsumen tidak puas, ide produk
tersebut dapat dibatalkan atau dirombak supaya benar-benar lebih sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
13
Bab II
Pemikiran Rancangan
Melalui penelitian ditemukan sesuatu yang baru atau invensi (penemuan baru) yang mungkin bermanfaat untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manusia, namun invensi tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut
melalui inovasi untuk menterjemahkan invensi tersebut ke dalam bentuk produk (barang dan jasa) yang bisa
dijual. Semua tahap tersebut memerlukan kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat suatu produk baru atau
proses baru yang bermanfaat. Dalam konteks kewirausahaan sesuatu yang baru bukan saja bermanfaat tetapi
juga dapat dijual berupa barang atau jasa baru.
2.1 Kreativitas dan kewirausahaan
Peran sentral kreativitas dalam kewirausahaan adalah mewujudkan adanya kemampuan yang kuat untuk
menciptakan atau menginovasi (to create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya: sebuah organisasi baru,
pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses pemabrikan yang baru, produk-produk
dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan keputusan.
Kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru; sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Hal ini sangat
relevan dengan dunia usaha khususnya usaha pemula (start up) yang bertujuan mengusung produk dan jasa
baru ditengah-tengah ketatnya persaingan dengan produk yang sudah ada dan mapan.
Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi
pebisnis yang sudah berjalan dan kegiatan bisnis atau nirlaba pada umumnya. Kreativitas merupakan sumber
penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan
change (perubahan).
2.2 Syarat untuk menjadi kreatif
Pada dasarnya tidak ada orang yang tidak memiliki kreativitas. Salah satu contoh yaitu ketika mengalami
kekurangan misalnya kehabisan makanan. Karena timbulnya kesulitan, orang berpikir aneka macam cara untuk
megisi perut yang kroncongan. Bermacam ide yang kreatif timbul, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Jadi, benar bunyi suatu ungkapan dalam bahasa Inggris : “Scarcity is the mother of invention” (kelangkaan
adalah induk penemuan baru). Kelangkaan juga membangkitkan kreativitas yang berujung pada inovasi.
14
Namun, biasanya kreativitas dari seseorang tidak terfokus karena tidak dilatih secara terus menerus untuk
mengarahkannya ke inovasi yang berbentuk produk (barang atau jasa) yang bisa dijual, ibarat pisau tumpul yang
tidak pernah diasah. Jadi pikiran itu perlu diberdayakan secara terus menerus untuk menjadi lebih kreatif.
Ada beberapa persyaratan agar orang menjadi kreatif yaitu:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman.
2. Pengamatan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa dilakukan.
3. Keingin-tahuan yang tinggi dan toleransi terhadap kesamaran/ multi tafsir (ambiguity).
4. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan.
5. Memerlukan dan mengemban otonomi.
6. Kepercayaan terhadap diri sendiri.
7. Tidak sedang tunduk pada baku (standard) dan pengawasan kelompok.
8. Kemauan untuk mengambil resiko yang diperhitungkan.
Hal hal tersebut dapat memenuhi kreativitas yang secara sederhana dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk
menghadirkan suatu gagasan baru dan menuangkankannya ke dalam produk baru. Karena itu, kreativitas itu
merupakan sebuah proses pemikiran yang perlu dilatih, dikembangkan dan ditingkatkan terus menerus.
Kreativitas seseorang dipengaruhi oleh bakat, pengetahuan, dan lingkungan. Bagi mahasiswa yang sedang
belajar dalam satu bidang ilmu tertentu, peningkatan kreativitas dapat dipacu dengan bekerja sama dengan
mahasiswa yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. .
Masalah yang dihadapi kadang terlalu rumit untuk diselesaikan sendiri oleh hanya satu orang saja atau oleh satu
tim orang yang berlatar belakang ilmu yang sama. Oleh karena itu, diperlukan tim gabungan dari berbagai disiplin
ilmu untuk menyelesaikan masalah yang rumit itu.
2.3 Membuat produk baru dengan metode pemikiran rancangan (design thinking)
Wirausahawan yang berhasil hampir selalu ditandai dengan adanya suatu produk baru yang mereka buat,
kembangkan dan jual, misalnya Steve Jobbs dengan produk Apple, Bill Gates dengan produk Microsoft, dan Elon
Musk dengan produk Tesla, dll. Berdasarkan fakta itu, diambil kesimpulan bahwa dalam penciptaan usaha
pemula (start up), wirausahawan juga perlu didorong untuk menciptakan produk baru sebagai langkah awal
untuk membuka usaha. Dalam pembelajaran kewirausahaan di lembaga pedidikan terkenal seperti MIT, Harvard,
Stanford,dll., penciptaan produk baru adalah langkah utama untuk peluncuran usaha pemula. Karena itu banyak
produk inovatif yang muncul dari usaha pemula yang dirintis oleh mahasiswa disana.
Berdasarkan sudut pandang pemasaran, pemenuhan kebutuhan pelanggan adalah syarat utama untuk
keberhasilan usaha. Produk yang berhasil adalah yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang selama ini
15
belum dapat dipenuhi oleh produk yang sudah ada di pasar. Adalah suatu keharusan bagi wirausahawan untuk
mengenal apa yang sebenarnya yang benar-benar dibutuhkan konsumen atau pelanggan sebelum merancang
sebuah produk, sehingga ketika produk dibuat, kegunaannya sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Salah satu metode yang efektif untuk penemuan dan perancangan produk baru adalah metode pemikiran
rancangan. Pemikiran rancangan merupakan metode perancangan produk (barang atau jasa) yang berfokus
pada penyelesaian masalah yang dihadapi oleh pengguna (user), yang kepada mana produk tersebut ditujukan.
Konsep pemikiran rancangan dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown pendiri IDEO – sebuah perusahan
konsultan rancangan yang berlatar belakang rancangan produk berbasis inovasi.
Ide penemuan produk baru, sebenarnya sudah dilakukan sejak lama seperti yang berlangsung melalui kegiatan
penelitian dan pengembangan. Naman hal inovatif yang ditawarkan oleh pemikiran rancangan adalah kecepatan
penyesuaian produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Saat ini ide pemikiran rancangan menyebar ke
seluruh dunia.
Filosofi pemikiran rancangan didasarkan pada beberapa unsur penting yaitu :
1. Berpusat pada manusia (people centered): setiap tindakan yang dilakukan berpusat pada apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh pengguna.
2. Sangat kreatif (highly creative) : daya kreativitas perlu digunakan sebebas-bebasnya, tidak perlu
aturan yang terlalu kaku dan baku
3. Terjun langsung (hands on) dan curah tindak (bodystorming) : proses desain memerlukan percobaan
langsung oleh tim rancangan, bukan hanya pembuatan ide (curah pikir/ brainstorming) atau sebuah
gambaran di kertas.
4. Berkitar (iterative) : proses perancangan merupakan sebuah proses dengan tahapan-tahapan yang
dilakukan berulang-ulang untuk melakukan improvisasi dan menghasilkan sebuah produk atau jasa
yang lebih baik lagi.
Ketika sebuah produk diluncurkan ada tiga fondasi utama yang harus terpenuhi yaitu ( lihat Gambar 2.1 berikut):
1. Kemampuan hidup (viability) usaha untuk terus berlanjut, artinya produk tersebut harus dapat
mendatangkan laba bagi perusahaan dan pemiliknya.
2. Diinginkan (desirability) oleh manusia sebagai pengguna untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya.
3. Layak atau dapat dibuat (feasibility) sesuai dengan kemampuan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan
pemula.
16
Ketiga fondasi tersebut saling terkait, saling memperkuat antara satu dengan yang lain dan perlu sama kuat
supaya seimbang. Bila salah satu fondasi lemah atau tidak berfungsi, dapat dipastikan jalan usaha akan oleng
dan mudah roboh mudah.
Gambar 2.1
Tiga Fondasi pemikiran rancangan yang saling terkait satu sama lain.
2.4 Tahap-tahap pemikiran rancangan
Secara umum, pemikiran rancangan terdiri dari 5 tahap yaitu (lihat Gambar 3.2) :
1. Berempati (empathize) / berbagi rasa dengan calon pengguna dalam rangka memahami secara
mendalam tentang masalah yang mereka hadapi.
2. Menentukan (define) masalah calon pengguna.
3. Meng-idekan (ideate) sebuah produk yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
4. Membuat purwarupa (prototype) dari produk yang di-idekan dan
5. Menguji (test) purwarupa yang dibuat tersebut.
Gambar 2.2
Tahap-tahap pemikiran rancangan
17
Proses yang berlangsung melaui tahap-tahap di atas tidak selalu sederhana berjalan satu arah, tetapi dapat
melalui proses pengitaran (iteration) yang rumit berkali-kali hinga terbina sebuah produk yang diharapkan betul-
betul dapat menyesaikan masalah pengguna (lihat Gambar 2.3).
2.4.1 Berempati (berbagi rasa)
Berempati merupakan pusat dari proses rancangan yang berpusat pada manusia, dalam rangka memahami
secara mendalam masalah yang dialami calon pengguna dan sejalan dengan rancangan produk yang akan
ditawarkan oleh perancang. Pemahaman yang diperlukan adalah mengerti mengapa pengguna melakukan
seperti itu, kebutuhan fisik dan emosi apa yang dibutuhkan, bagaimana mereka berpikir, dan apa sesuatu yang
berarti bagi mereka.
Berempati perlu dilakukan mengingat masalah yang ingin diselesaikan oleh perancang, jarang merupakan
masalah dari percancang itu sendiri. Dalam rangka merancang produk untuk pengguna, perangcang perlu
mendapat juga bagi rasa dari calon pengguna dan mengetahui apa yang penting bagi mereka.
Memantau kehidupan mereka dari dekat dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan dapat
memberikan isyarat bagaimana mereka berpikir dan merasakan sesuatu, dan dari sana dapat dipelajari tentang
apa yang mereka butuhkan. Dengan melihat, perancang dapat menangkap ungkapan fisik dari pengalaman
calon pengguna dan mendapatkan pemahaman mendalam yang mengarah pada penciptaan penyelesaian yang
inovatif.
Penyelesaian terbaik datang dari pemahaman mendalam tentang perilaku manusia. Namun untuk mengenali
pemahaman mendalam sangat sulit, karena biasanya pemikiran perancang menyaring informasi tanpa sadar.
Karena itu, diperlukan melihat dengan “mata segar”. Berempati memungkinkan melihat dengan “mata segar” itu.
18
Terlibat secara langsung secara curah tindak (bodystorm) dalam kegiatan sehari-hari pengguna juga membantu
mendapatkan informasi tentang apa yang mereka pikirkan, percaya dan nilai yang mereka pegang. Kadang-
kadang pemikiran, kepercayaan dan nilai jarang terungkap dengan mudah. Rancangan yang baik dibangun di
atas pemahaman yang kokoh tentang kepercayaan dan nilai para pengguna.
Cara yang dilakukan untuk berempati:
Mengamati calon pelanggan
Melibatkan diri dalam kegiatan sehari-hari pelanggan
Melihat kehidupan mereka dalam keseharian
Mendengar keluhan mereka
2.4.2 Menentukan (define) masalah
Langkah penentuan dalam proses rancangan bertujuan membawa kejelasan dan fokus dari masalah pengguna
ke ruang rancangan. Tujuan dari penentuan adalah membuat pernyataan masalah yang dapat ditindaklanjuti dan
memiliki arti – ini yang disebut sebagai sudut pandang. Penentuan ini menjadi pernyataan pemandu yang
berfokus pada padangan mendalam dan kebutuhan pengguna tertentu, atau paduan dari sifat-sifat pengguna.
Pandangan mendalam tidak seperti durian runtuh, tetapi hal itu muncul dari sebuah proses sintesa informasi
untuk menemukan keterhubungan dan pola. Penentuan adalah pembuatan indera untuk memudahkan melihat
masalah.
Melalui penentuan, proses perancangan menemukan sudut pandang tepat yang merupakan ungkapan eksplisit
dari masalah yang ingin diselesaikan oleh perancang. Lebih penting lagi, sudut pandang menentukan tantangan
tepat untuk dihadapi, berdasarkan pemahaman tentang manusia dan ruang masalah. Menentukan pernyataan
masalah yang lebih terfokus cenderung menghasilkan jalan penyelesaian yang lebih banyak dan lebih bermutu
ketika ide-ide dibangkitkan.
19
Penentuan juga merupakan suatu upaya untuk mensintesa penemuan yang terserak ke dalam pandangan
mendalam yang kuat. Sintesis dari empati inilah yang memberikan perancang suatu keunggulan yang pihak lain
tidak memilikinya, yaitu suatu penemuan yang dapat diungkit untuk menangani tantangan perancangan:
penemuan itu adalah pandangan mendalam.
Sudut pandang yang baik adalah yang:
Menyediakan fokus dan bingkai masalah.
Mengilhami tim perancang.
Menginformasikan kriteria untuk menilai ide yang bersaing.
Memperkuat tim perancang untuk membuat keputusan secara mandiri dan paralel.
Menangkap hati dan pikiran orang-orang yang bertemu dengan perancang.
Menyelamatkan perancang dari tugas yang tidak mungkin yaitu mengembangkan semua hal untuk
semua orang (pernyataan masalah perlu terfokus, jangan melebar kemana-mana).
2.4.3 Menggagas (ideate)
Dalam tahap penggagasan (ideation), perancang berkonsentrasi pada pembangkitan sebanyak mungkin ide.
Tahap ini sangat meluas baik dalam konsep maupun hasil yang mungkin dilakukan untuk memecahkan masalah.
Penggagasan menyediakan bahan bakar dan bahan baku untuk membuat purwarupa (prototype) dalam rangka
mendapatkan jalan penyelesaian yang inovatif bagi pengguna.
Dalam tahap awal perancangan proyek, peng-idean mendorong sebanyak mungkin jalan penyelesaian yang
mungkin dilaksanakan, bukan hanya satu jalan penyelesaian terbaik.
Peng-idean bermanfaat untuk.:
Melangkah lebih jauh dari penyelesaian yang tampak, sehingga meningkatkan potensi inovasi dari
himpunan penyelesaian yang sudah ada.
20
Mengendalikan pandangan bersama dan kekuatan tim.
Menemukan wilayah eksplorasi yang tidak disangka-sangka.
Menciptakan kelancaran (volume) dan keluwesan (ragam) dalam pilihan inovasi.
Mendapatkan penyelesaian yang nyata dari otak sang perancang dan mendorong anggota tim lain
untuk bergerak lebih jauh dari ide tersebut.
Cara yang lazim untuk melakukan peng-idean adalah dengan menggabungkan pikiran sadar dan tidak sadar,
dan menggabungkan pemikiran rasional dengan khayalan. Membangn purwarupa itu sendiri dapat juga
merupakan proses peng-idean juga yang memicu timbulya pemikiran baru untuk membuatnya lebih baik.
2.4.4 Pe-purwarupa-an (prototyping)
Pembuatan purwarupa bertujuan untuk mewujudkan sebuah benda atau tanda yang diharapkan dapat
memberikan penyelesaian terhdap masalah yang didefinisikan. Dalam tahap awal dibuat purwarupa yang
sederhana dahulu, supaya cepat dan menghemat biaya tetapi dapat memicu pertanyaan dari pengguna dan
para sejawat. Dalam tahap akhir, purwarupa disempurnakan lagi sehingga pertanyaan yang timbul terarah pada
penyelesaian masalah terbaik.
Purwarupa dapat berbentuk sesuatu benda yang pengguna dapat berinteraksi dengannya – misalnya dinding
yang ditempeli catatan, gawai yang disampung dengan yang lain, kegiatan sandiwara, atau bahkan majalah
dinding yang berisi cerita. Semua ini akan menimbulkan pertanyaan dan saran dari calon pengguna untuk
penyempurnaan produk.
Manfaat purwarupa:
Untuk meng-idekan dan meyelesaikan masalah
Berkomunikasi: jika sebuah gambar bernilai seribu kata, maka sebuah purwarupa bernilai seribu
gambar.
21
Memulai pembicaraan.
Untuk gagal secara cepat dan mudah.
Menguji kemungkinan.
Mengelola proses pembuatan-penyelesaian.
Pedoman untuk membangun purwarupa:
Mulai membuat walaupun perancang belum yakin terhadap apa yang dikerjakan.
Jangan menghabiskan waktu terlalu lama terhadap satu purwarupa.
Beri tanda pengenal pada setiap purwarupa untuk mengingat apa saja yang telah diuji terhadap
purwarupa tersebut.
Buat dengan pikiran pengguna.
2.4.5 Pengujian (testing)
Tahap pengujian berlangsung ketika perancang meminta umpan balik dari pengguna tentang purwarupa yang
sudah dibuat. Pengujian juga dapat membuka kesempatan untuk mendapatkan empati untuk orang yang
rancangan tersebut dibuat. Dengan pengujian, perancang lebih mengerti tentang pengguna; tetapi berbeda
dengan empati tahap awal. Sekarang, perancang memiliki kemampuan lebih besar untuk membingkai masalah
dan membuat lagi purwarupa untuk diuji. Kesempatan ini memungkinkan interaksi yang lebih mendalam antara
perancang dan pengguna.
Namun demikian, pengujian jangan sampai mengerucut hanya menjadi sekedar pertanyaan apakah orang-orang
menyukai atau tidak penyelesaian yang ditawarkan. Yang perlu terus ditanya ke pengguna adalah “mengapa”
dan berfokus pada apa yang dapat dipelajari tentang pengguna dan masalah, serta potensi penyelesaiannya.
Pengujian memungkinkan perancang membuat lagi purwarupa yang lebih baik lagi dalam langkah kitaran
(iteration) berikutnya.
22
Pengujian bermanfaat untuk :
Menyempurnakan purwarupa dan penyelesainnya.
Mempelajari lebih lanjut tentang pengguna.
Menyesuaikan sudut pandang perancang. Kadang-kadang masalah tidak terselesaikan dengan tepat,
gara-gara gagal membingkainya secara tepat.
Cara yang efektik untuk menguji purwarupa:
Pamerkan, jangan jelaskan. Serahkan purwarupa kepada pengguna. Biarkan mereka menggunakannya.
Lihat bagaimana cara mereka menggunakannya atau menyalahgunakannya. Kemudian dengar apa
tanggapan, pertanyaan, ulasan dan saran mereka terhadap purwarupa.
Membuat pengalaman. Buat purwarupa dan uji dengan mana pengguna bereaksi terhadap itu,
ketimbang penjelasan dari hasil penilaian pengguna.
Minta pengguna untuk membuat perbandingan. Bawa beberapa purwarupa ke tempat uji. Minta
pengguna memberikan perbandingan. Biasanya perbandingan mengungkapkan kebutuhan laten
(tersembunyi) dari pengguna.
Kalau ada tanggapan belum bagus dari pengguna, perancang perlu merombak purwarupa supaya dapat
menyempurnakannya supaya tepat seperti yang diharapkan. Dalam hal ini diperlukan tindakan yang cepat untuk
merombak dan membuat lagi yang lebih sempurna. Proses bongkar pasang ini tidak selalu berjalan satu arah
seperti tampak dalam bagian sebelah kiri gambar 3.3, tetapi lebih berbelit-belit seperti yang tampak dalam
bagian sebelah kanan gambar.
Proses pengitaran (iteration) untuk menyempurnakan produk bisa berlangsung dalam tahap mana saja, tidak
harus setelah tahap pengujian, seperti yang terlihat dalam bagian kanan gambar 3.3 .
23
Gambar 2.3
Langkah-langkah Pemikiran Rancangan: sebelah kiri dalam bentuk baku, dan sebelah kanan dalam
bentuk yang lebih mendekati kenyataan.
Setelah tahap penyempurnaan usai dan pengguna puas, barulah purwarupa dapat diluncurkan sebagai produk
baru.
24
Bab III
Berbagi rasa (berempati)
3.1 Perlunya berbagai rasa
Banyak barang dan jasa yang diluncurkan ke pasar, ternyata tidak laku dijual. Hal ini bukan disebabkan karena
teknologi yang usang atau metode pemasaran yang kurang agresif, tetapi terdapat kesalahan fatal dalam dasar
perancangannya. Produk tersebut tidak mampu menyediakan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
pengguna ketika dia mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut.
Persoalan ini bukan hanya menimpa produk yang dihasilkan oleh perusahaan swasta, tetapi juga terhadap
produk yang disediakan pemerintah. Kita sering melihat banyak fasilitas umum yang disediakan seperti
posyandu, taman, pasar, perpustakaan, fasilitas MCK, kantor pemerintah, halte bus, dlsb. tetap sepi pengguna
atau segera terbengkalai begitu selesai diresmikan.
Contoh dalam foto berikut memperlihatkan bagaimana alternatif pemasangan papan petunjuk bagi tunanetra
dalam huruf biasa dan Braille dapat memberikan atau tidak mendatangkan manfaat sama sekali bagi calon
pengguna.
Gambar 3.1 Alternatif tempat pemasangan papan petunjuk dalam huruf Braille untuk tunanetra
Untuk mengatasi persoalan seperti itu dikembangkan metode pemikiran rancangan (design thinking), yang salah
satu unsur dasarnya adalah empati (bagi rasa) dengan calon pengguna /pelanggan dalam rangka mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh mereka.
Inti dari penerapan konsep empati dalam pemikiran perancangan adalah merasakan seperti apa yang dirasakan
oleh calon pengguna. Mengingat perancang biasanya jarang memiliki masalah seperti apa yang dimiliki /dihadapi
oleh calon pengguna, maka perancang perlu melibatkan diri secara lebih mendalam bila perlu mencemplungkan
25
diri dalam keadaan seperti yang benar-benar dialami oleh calon pengguna. Perancangan berdasarkan empati
selalu mengutamakan pengguna dalam pikiran perancang, setiap kali dia merancang barang atau jasa.
Dalam foto berikut diperlihatkan salah satu kasus ekstrim bagaimana perencana menutup mata untuk ‘menjadi
buta’ dan menggunakan tongkat untuk meraba-raba lingkungan, ketika memasuki sebuah bangunan dalam
rangka merancang bangunan yang ramah bagi kaum tuna netra.
Gambar 3.2 Berempati yang dilakukan untuk merasakan bagaimana menjadi seperti orang buta
Karena perancang mengalami sendiri keadaan tidak bisa melihat (buta) dia betul-betul akan dapat memahami
upaya menyelesaikan masalah yang dialami manusia ketika mereka berada di dalam kebutaan.
3.2 Konsep berempati (berbagi rasa)
Menurut The Concise Oxford Dictionary, “empati adalah kekuatan untuk memproyeksikan kepribadian sendiri
ke dalam objek yang direnungkan (sehingga mampu memahami secara penuh objek tersebut) ”.
Berempati (empathize) merupakan dasar dari proses rancangan yang berpusat pada manusia, dalam rangka
memahami secara mendalam masalah yang dialami calon pengguna dan sejalan dengan rancangan produk
yang akan ditawarkan oleh perancang.
Pemahaman yang mendalam diperlukan sebagai input yang dapat menjawab pertanyaan seperti : apa masalah
yang dihadapi pengguna, mengapa pengguna melakukan seperti itu, kebutuhan fisik dan emosi apa yang
dibutuhkan, bagaimana mereka berpikir, apa yang sudah dilakukan untuk memecahkan masalah, sejauh mana
masalah sudah terpecahkan hingga saat ini, dll.
Misal, ketika merenungi nasib petani yang mengalami kekeringan di musim kemarau panjang, perancang
mencoba seolah-olah mengalami penderitaan seperti apa yang dirasakan oleh petani yang menjadi objek
26
renungan perancang. Perenungan diharapkan akan berakhir pada sebuah produk (barang, dan jasa termasuk
nasehat) yang dapat ditawarkan oleh perancang kepada petani (calon pengguna produk) untuk menyelesaikan
/mengurangi dampak negatif dari kekeringan.
Karena itu, perancang mendekati petani lebih dekat lagi, memantau kehidupan mereka dari dekat, berbincang-
bincang dengan mereka, melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan, bagaimana mereka berpikir
dan merasakan sesuatu, mengapa mereka melakukan ini dan tidak melakukan itu, dan beranjak dari sana,
perancang dapat mempelajari tentang apa yang mereka butuhkan. Dengan memantau secara dekat, perancang
dapat menangkap ungkapan verbal dan non-verbal calon pengguna dan mendapatkan pemahaman mendalam,
yang mengarah pada penciptaan penyelesaian yang inovatif dalam bentuk barang dan jasa yang bisa dijual.
Penyelesaian terbaik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manusia, biasanya berasal dari
pemahaman mendalam tentang perilaku manusia yang menghadapi masalah tersebut. Namun untuk
mendapatkan pemahaman mendalam sangat sulit, karena biasanya pemikiran perancang menyaring informasi
tanpa sadar. Hanya informasi yang sejalan dengan pandangan perancang yang dimasukkan sebagai resep
penyelesaian masalah.
3.3 Cara untuk berbagi rasa (berempati)
Secara umum, cara yang dapat dilakukan untuk berempati melalui urutan berjenjang dari luar (agak jauh dari
pengguna) hingga dekat dan akhirnya merasuk untuk mendapatkan pengalaman seperti pengguna, terutama
melalui:
Mengamati (melihat, memantau dan mendengar) calon pengguna /konsumen/ pelanggan dalam
kehidupan keseharian mereka.
Melibatkan diri dalam kegiatan sehari-hari mereka (ini disebut juga curah tindak (bodystorm); mengikuti
istilah brainstorm (curah pendapat)).
Merasuk diri (immerse): mendapatkan pengalaman seperti yang dirasakan oleh calon pengguna.
Dalam tahap pengamatan, pertanyaan utama yang dapat dijadikan pemandu adalah Apa? Bagaimana? Dan
Mengapa? Pertanyaan ini akan mengungkapkan permukaan masalah yang dialami oleh pengguna yang dapat
dijadikan pedoman dalam tahap melibatkan diri dalam kegiatan pengguna dan merasuk dalam pengalaman
pengguna.
Dengan melihat dan mengamati calon pengguna, perancang akan dapat memahami apa yang terjadi antara
pengguna dan lingkungannya. Tetapi seringkala pandangan itu terhalang oleh pertimbangan pribadi dari sang
perancang. Karena itu, diperlukan pendekatan penyucian pandangan (mirip pembersihan lensa) untuk
mendapatkan gambaran yang sesungguhnya,
27
Di samping itu, perancang juga perlu mendengan tentang keluh kesah, emosi, keinginan, pemikiran, pandangan,
motivasi, dan harapan dari calon pengguna untuk mengetahui tentang kebutuhan mereka baik yang tersurat
maupun yang tersirat.
Mendengar dapat dilakukan secara informal seperti pembicaraan di warung kopi atau dengan melakukan
wawancara yang sistematis tetapi tetap dalam konteks tidak resmi untuk mengurangi jarak antara perancang
dan calon pengguna. Salah satu teknik wawancara yang dapat dilakukan disajikan dalam Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Langkah-langkah wawancara dengan pendekatan empati
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam wawancara yaitu (lihat Gambar 3.3):
Perkenalkan diri
Perkenalkan proyek/ bakal produk
Bangun hubungan erat dengan calon pengguna
Bangkitkan cerita dari calon pengguna
Jelajah emosi mereka
Pertanyakan pernyataan yang dikeluarkan selama wawancara
Terima kasih dan pembungkusan
Pedoman wawancara supaya mendapatkan hasil yang maksimum yaitu:
Tidak pernah menghakimi setiap jawaban yang diberikan walaupun bertentangan dengan pandangan
pewawancara.
Menanyakan segala sesuatu yang merupakan objek keingintahuan sang pewawancara
Bersikap benar-benar berdasarkan penuh keingintahuan
Menemukan pola dari berbagai jawaban yang diberikan.
28
Mendengar betul-betul apa yang diungkapkan oleh calon pengguna.
Wawancara yang baik akan mengungkapkan banyak hal tentang masalah yang dihadapi oleh calon pengguna
dan menimbulkan ide-ide baru di benak perancang untuk mengatasi persoalan itu.
Setelah itu, perancang juga perlu melibatkan diri secara langsung ke dalam kegiatan sehari-hari pengguna
(sejalan dengan produk yang akan dibuat) untuk:
Mengungkap kebutuhan pengguna sebenarnya tetapi mereka sendiri tidak sadar tentang hal tersebut,
dan tidak dapat diungkapkan lewat pematauan dan wawancara.
Memandu upaya inovasi.
Mengenal pengguna yang tepat untuk produk yang dirancang tersebut.
Menemukan emosi yang memandu perilaku calon pengguna.
Melibatkan diri dalam kegiatan sehari-hari calon pengguna juga akan secara cepat membuat perancang keluar
dari zona nyaman (comfort zone), yang selama ini dia alami. Berada dalam zone tak-nyaman (uncomfort zone)
biasanya akan memicu invensi dan inovasi.
Selanjutnya perencana perlu bergerak lebih dalam lagi dengan merasukkan diri (menceburkan diri) dalam
pengalaman pengguna, mirip seperti yang dilakukan perancang dalam Gambar 4.2 untuk merasakan bagaimana
kira-kira orang buta mempersepsikan lingkungannya. Mendapatkan pengamanan (terutama yang pahit) akan
menimbulkan empati yang memungkinkan pengungkapan kebutuhan terpendam yang sebelumnya tidak
tertangkap oleh panca indera.
Perancang dapat mengalami penderitaan atau kebahagiaan seperti apa yang dialami oleh calon pengguna
(konsumen). Pengalaman yang diperoleh akan dapat mengurangi jarak antara perancang dan calon pengguna
sehingga perancang terdorong untuk merancang produk yang sangat sesuai untuk menghilangkan atau
megurangi penderitaan itu.
Pengalaman pribadi yang dialami perancang juga akan memicu perancang untuk menciptakan sebuah ruang
rancangan (design space), hal-hal yang mungkin dibuat untuk menyelesaikan masalah. Karena itu perancang
sangat perlu merasuk diri untuk menemukan pengalaman seperti pengguna dalam rangka menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh calon pengguna.
3.4. Peta empati
Ketika menggali informasi tentang pengguna, perencana dapat memetakan seluruh ungkapan, perasaan, emosi,
kehendak, keinginan, kekhawatiran dari calon pengguna dalam sebuah gambar yang disebut peta empati
29
(empathy map). Peta empati merupakan sebuah alat untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang
calon pengguna yang ingin dipenuhi kebutuhannya (lihat Gambar 3.4).
Peta empati biasanya terdiri dari beberapa kwadran yang berisi kelompok perasaan dan tindakan pengguna
yaitu :
Dengan siapa perancang berempati?
Apa yang perlu mereka lakukan?
Apa yang mereka lihat?
Apa yang mereka katakan?
Apa yang mereka lakukan?
Apa yang mereka dengar?
Di tengah-tengah peta empati dapat ditambah pertanyaan seperti :
Apa yang mereka pikirkan dan rasakan ?
Yang jawabannya merupakan ungkapan penderitaan (pain) dan keuntungan (gain):
Penderitaan:
Apa yang mereka takuti, putus asa dan cemas?
Keuntungan/
Apa yang mereka inginkan, butuhkan, harapkan, dan mimpikan?
Peta empati berguna untuk mensintesa pengamatan yang dilakukan perancang terhadap calon pengguna dan
membantunya untuk mendapatkan pandangan mendalam (insight) yang tidak diduga-duga.
Perlu diperhatikan bahwa pemikiran/ kepercayaan dan perasaan/emosi dari pengguna tidak dapat diamati secara
langsung. Ungkapan itu perlu disimpulkan dengan cara memperhatikan baik-baik berbagai pertanda, khususnya
bahasa raga, nada suara, dan pemilihan kata.
Yang sangat perlu disimpulkan dari peta empati adalah: mengenal “butuh” (bukan kebutuhan). “Butuh” (need)
adalah emosi manusia atau keperluan fisik, yang membantu perancang untuk menentukan tantangan
rancangan. “Butuh” adalah kata kerja (kegiatan dan hasrat yang dengan mana pengguna produk perancang
dapat menggunakannya untuk membantu menyelesaikan persoalan mereka). Sedangkan kebutuhan merupakan
kata benda (ini adalah penyelesaian). Kenali “butuh” secara langsung dari sifat pengguna yang perancang catat,
atau dari saling bertolakbelakangnya dua sifat – seperti tidak tersambungnya apa yang dikatakan pengguna
dengan apa yang dilakukannya. “Butuh” perlu ditulis di pinggiran “Peta Empati”.
30
Selain itu juga sangat perlu mengenali “pandangan mendalam” (insight), yang merupakan sebuah realisasi hebat
yang dapat digunakan perancang untuk mendukung tanggapan lebih baik terhadap tantangan rancangan.
Pandangan mendalam sering tumbuh dari keadaan bertolakbelakangnya dua atribut ( apakah yang berada dalam
satu kuadran sama atau di kwadran berbeda). Keadaan bertolak belakang juga dapat muncul ketika perancang
bertanya “Mengapa? ketika melihat suatu perilaku aneh dari pengguna. Perancang juga perlu menulis
“pandangan mendalam “ potensial di sisi Peta Empatinya.
Gambar 3.4 Kanvas peta empati
Dengan menggali informasi dari calon pengguna yang dituangkan dalam peta empati, akhirnya perancang akan
dapat memperoleh pandangan mendalam dan mengenali kebutuhan calon pengguna (lihat Gambar 3.5).
Pandangan mendalam dari peta empati juga dapat dijadikan masukan (input) dalam proses perancangan (lihat
Gambar 3.6).
Gambar 3.5 Pemahaman mendalam (insight) terhadap pengguna akan mengungkapkan
kebutuhannya
31
Gambar 3.6 Proses perancangan produk berdasarkan penelitian empati pengguna
3.5 Kajian kasus : Empati dengan petani wilayah kering
Seorang wirausahawan sosial ingin memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani di kawasan kering dimana
kemarau bisa mencapai 6 bulan dalam setahun. Selama musim kemarau, hampir semua tanaman kering
termasuk rerumputan, kecuali pohon besar, seperti mangga kelapa, kelor, dsb.
Dalam pengamatan dan interaksi yang mendalam dengan petani, sang wirausahawan mendapatkan banyak
masukan dan keluhan dari petani. Kebanyakan petani mengeluh tidak dapat bertani di musim kering. Pertanian
tidak dapat dilakukan karena air sangat langka. Debit air dari sumur sedalam 50 m yang menggunakan pompa
celup semakin turun. Hampir semua sumber daya nabati yang dapat digunakan untuk beternak juga sangat
berkurang. Sehingga, petani tidak memiliki hasil yang bisa dijual selama musim kemarau. Untuk mencukupi
kebutuhannya, para lelaki dan anak muda yang masih kuat, bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan apa
saja.
Dari semua keluhan, harapan, ungkapan, kekhawatiran dsb, wirausahawan itu mendapat pandangan mendalam
bahwa yang dibutuhkan petani sebenarnya bukan air tetapi hasil pertanian yang bisa dijual untuk mencukupi
kebutuhan keluarga. Petani membutuhkan hasil yang terus menerus sepanjang tahun, bukan hanya selama
musim penghujan saja.
Berdasarkan pandangan mendalam dan kebutuhan yang terungkap dari peta empati, wirausahawan memikirkan
ruang rancangan (design space) yang menawarkan beberapa jalan penyelesaian yang mungkin dilaksanakan:
32
Petani perlu berdiversifikasi tanaman selain padi tadah hujan. Tanaman biji-bijian tahan kering seperti
sorghum, langla, milet, kacang hijau, dsb, ditanam di akhir musim hujan, sehingga dapat dipanen di
pertengahan musim kemarau. Ketika musim pancaroba (peralihan musim hujan ke musim kemarau),
petani disarankan untuk tidak menanam padi lagi, karena sering terjadi petani gagal panen akibat hujan
berhenti sebelum panen dapat dilakukan. Hasil tanaman tersebut dapat digunakan untuk pakan ayam,
burung peliharaan dan manusia. Tanaman keras seperti jambu mete juga dapat dibudidayakan di lahan
kritis di perbukitan.
Karena rumput kering di musim kemarau, petani disarankan mengumpulkan jerami sebagai persediaan
pakan ternak selama musim kemarau. Selama ini jerami dibakar begitu saja setelah panen usai. Petani
juga dianjurkan untuk menanam sebanyak mungkin tanaman gamal sebagai pagar hidup, karena
tanaman itu tahan kering dan daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak di musim kemarau.
Di pinggir desa sungai yang cukup besar dan airnya tidak pernahkering sepanjang tahun. Beberap
petani menggunakan mesin pompa untuk mengambil air dari sungai untuk mengairi tanaman. Tetapi
karena akses ke ladang-ladang pingir sungai sulit sedangkan mesin pompa relatif berat, tidak semua
ladang dapat diairi dengan pompa. Wirausahawan itu menawarkan mesin pompa celup dengan tenaga
matahari, yang beratnya lebih ringan.
Pendauran air limbah rumah tangga sangat mungkin dilakukan. Wirausahawan itu menawarkan tangki
septik yang terdiri dari 4 ruang untuk mempercepat pembusukan tinja dan memisahkan air yang relatif
sudah lebih bersih. Air itu beserta dengan air limbah dapur, mandi, dan cuci, kemudian dialirkan lagi
dalam rawa buatan (serangkaian bak yang berisi pasir, lumpur, air dan tanaman air seperti eceng
gondok) untuk membersihkan air limbah sehingga dapat digunakan untuk memelihara ikan dan
menyiram sayur mayur.
Untuk peternakan ikan, wirausahawan menyarankan peternakan ikan lele. Ikan ini mampu bertahan
hidup dalam air yang relatif keruh dan kurang oksigen, sehingga kebutuhan air tidak terlalu banyak.
Wirausahawan itu menawarkan drum dari plastik atau serat kaca yang berdiameter 0,6 meter dan tinggi
1,2 meter sebagai wadah beternak lele.
Diharapkan dalam enam bulan ke depan (di musim kemarau berikutnya) petani akan menghasilkan barang yang
bisa dijual secara berkelanjutan untuk membiayai rumah tangganya.
33
Bab IV
Mendefinisikan
Setelah memperoleh dari informasi dalam tahap empati, perancang selanjutnya melangkah ke tahap
“mendefinisikan” (define/ menetapkan) siapa calon pengguna, masalah apa sebenarnya yang dialami oleh calon
pengguna/ konsumen, dan rancangan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah itu.
Penetapan (pendefinisian) dari proses perancangan adalah membuat sesuatu menjadi jelas dan terfokus,
sehingga dapat dijadikan masukan (input) yang akan digunakan di ruang rancangan (design space). Ini adalah
kesempatan dan tanggung jawab bagi pemikir rancangan untuk menentukan tantangan yang dihadapi,
berdasarkan apa yang telah dipelajari tentang pengguna dan tentang konteks yang dialaminya. Dalam tahap ini
pemikir rancangan membuat arti dari informasi terserak yang telah dikumpulkan pada tahap empati.
Tujuan dari penetapan (pendefinisian) adalah membuat pernyataan masalah yang memiliki arti dan dapat
dijalankan. Ini disebut sudut pandang (point of view, POV). Ini perlu menjadi pernyataan pemandu yang berfokus
pada pemahaman mendalam dan kebutuhan pengguna tertentu atau kelompok pengguna. Pemahaman
mendalam tidak jatuh ke dalam pangkuan pemikir rancangan, tetapi muncul dari sebuah proses sintesa informasi
untuk menemukan keterbuhungan dan pola. Singkat kata, penetapan adalah pembuatan arti (rasa).
Berdasarkan pemahaman yang tepat dalam tahap penetapan itulah, kemudian dipikirkan secara cepat ide-ide
untuk merancang sebuah barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk menyelesaikan
masalah yang dialami calon pengguna, dan juga sesuai dengan kemampuan kreativitas, teknologi dan sumber
daya yang dimiliki perancang untuk membuat produk tersebut.
Pendefinisian (penetapan) hal-hal tersebut akan membuat sesuatu menjadi lebih jelas sehingga tidak
menimbulkan kesimpangsiuran di antara anggota kelompok perancang dan mengarahkan usaha bersama untuk
menyelesaikannya. Pemahaman yang tepat tentang masalah dan kendala yang dihadapi calon pengguna akan
memungkinkan perancangan jalan keluar yang pasti.
4.1 Penetapan /penentuan (pendefinisian) dalam ibarat
Data yang diperoleh dari tahap empati dapat diibaratkan seperti tumpukan kusut bulu domba yang baru dicukur,
guna dipilin menjadi benang wol, untuk selanjutnya dipintal menjadi kain yang akhirnya dijahit menjadi pakaian.
Jadi tugas perancang dan anggota tim lainnya dalam tahap penetapan adalah menyisir data tersebut untuk
membuatnya menjadi lebih teratur sehingga dapat dibaca dan memudahkan inovasi dalam membuat barang dan
jasa yang tepat bagai calon pengguna (lihat Gambar 4.1).
34
Gambar 4.1 Penetapan (pendefinisian) untuk melihat data secara lebih jelas
Tahap penetapan (pendefinisian) juga dapat diibaratkan seperti pelajar seni lukis yang berada di studio lukisan.
Di tengah-tengah studio ada sebuah objek yang dijadikan model. Pelajar mengelilingi objek tersebut dan melihat
objek tersebut untuk dituangkan dalam sebuat lukisan berdasarkan sudut pandang (point of view, POV) masing-
masing pelukis.
Karena terbatasnya kemampuan berpindah dari satu sudut pandang ke sudut pandang lain dan adanya kendala
waktu, pelukis harus menggunakan segenap kemampuannya untuk membuat lukisan terbaik berdasarkan sudut
pandang itu. Dengan kata lain, pelukis membentuk sebuah bingkai (frame) sebagai wadah khayalan untuk
membatasi hasil lukisannya supaya fokus tidak mengarah kemana-mana (lihat Gambar 5.3). Hasil akhir lukisan
tentang objek yang sama dapat berbeda karena setiap pelukis melihat dari sudut pandang yang berbeda atau
membatasi objek dengan bingkai yang berbeda (lihat Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Keragaman sudut pandang (POV)
Ketika beranjak dari tahap empati, perancang memiliki kebebasan untuk memilih sudut pandang terbaik untuk
memahami calon pengguna dan masalahnya, dan dari sudut pandang terbaik itulah dipikirkan ide-ide baru yang
berpotensi untuk menyelesaikannya. Sudut pandang dan pembingkaian yang tepat adalah satu-satunya cara
untuk membuat jalan penyelesaian terbaik (Gambar 4.3)
35
Gambar 4.3 Penetapan melalui pembingkaian mencegah fokus menjelajah kemana-mana
4.2 Mengapa perlu penetapan
Penetapan adalah tahap kritis dari proses perancangan karena menghasilkan sudut pandang perancang: suatu
ungkapan tersurat (eksplisit) dari masalah yang sedang diupayakan untuk diselesaikan. Lebih-lebih, sudut
pandang perancang menentukan tantangan tepat untuk ditangani, berdasarkan pemahaman tentang orang-orang
dan ruang masalah mereka.
Pembingkaian kelihatannya bertolak belakang dengan naluri, karena hanya membatasi penglihatan hanya atas
sebagian masalah yang sedang berlangsung. Namun demikian, pembuatan pernyataan masalah menjadi lebih
sempit dan terfokus, akan cenderung menghasilkan jalan penyelesaian yang lebih banyak dan lebih bermutu,
ketika dibangkitkan gagasan penyelesaian.
Penetapan juga merupakan suatu ikhtiar untuk mensintesa temuan yang terserak ke dalam suatu pemahaman
mendalam yang kuat, tentang calon pengguna dan masalah yang dihadapinya. Penemuan ini akan dapat
dijadikan masukan berharga untuk merancang barang dan jasa yang betul-betul dibutuhkan oleh konsumen.
4.3 Memperoleh sudut pandang terbaik
Pendekatan yang cocok untuk menemukan sudut pandang terbaik yaitu (lihat Gambar 5.4):
1. Menganalisa informasi (mengiris-iris untuk mendapatkan bagian yang lebih kecil supaya lebih mudah
memahami seperti dalam pendekatan anatomis):
Mengumpulkan, menerjemahkan, dan menganalisa semua informasi
Ringkasan dan peneguhan temuan kunci (utama) ke dalam pemahaman mendalam (insight)
2. Menyimpulkan pemahaman mendalam :
Merangkum 10 pemahaman mendalam yang paling penting.
Menyimpulkan dasar-dasar perancangan atau gugusan masalah dari pemahaman mendalam.
3. Merumuskan pertanyaan yang mungkin :
36
Menandai tema utama atau pertanyaan yang mungkin
Pilih tiga wilayah tema dan rumuskan pertanyaan.
4. Menghususkan pertanyaan:
Memaparkan, merembukkan, dan memilih pertanyaan
Menghaluskan dan meningkatkan pertanyaan.
Gambar 4.4 Langkah-langkah menemukan sudut pandang terbaik
Gambar 4.5 Mendapatkan sudut pandang terbaik
4.4 Membuat jelas ungkapan kabur dan multitafsir
Mengingat informasi yang terkumpul pada tahap empati tidak terstruktur, kabur, dan multi tafsir maka dibutuhkan
suatu definisi yang jelas. Misalnya apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan ungkapan “meningkatkan
kesejahteraan”, “lebih nyaman”, “ramah lingkungan”, “mudah digunakan”, dsb. Perancang perlu meng-kongkrit-
kan kata-kata atau kalimat yang multi tafsir tersebut ke dalam sebuah kata yang lebih sempit pengertiannya.
Misal, frasa “meningkatkan penghasilan menjadi lebih dari Rp 5 juta per bulan”, “obat murah untuk menurunkan
tekanan darah tanpa efek samping” atau “memiliki AC dalam setiap kamar” , lebih jelas dan terarah dari pada
frasa “meningkatkan kesejahteraan”.
37
Perlu dipertanyakan kembali terutama:
Apakah tahap pada empati terjadi kekeliruan dalam pengumpulan informasi?
Apakah perancang mengerti apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh calon pengguna?
Apakah calon pengguna mengerti tentang apa yang mereka butuhkan dan inginkan?
Apakah perancang setuju terhadap definisi istilah yang digunakan ketika berinteraksi dengan calon
pengguna?
Apakah perancang mampu merancang produk yang dapat menyelesaikan masalah calon pengguna.
Kalau ada sesuatu hal yang kabur, perancang perlu membuatnya menjadi lebih jelas dan menanyakan lagi
kepada calon pengguna. Karena itu, pembingkaian kembali (reframing) lumrah terjadi dalam tahap penetapan.
Proses tahapan-tahapan dalam pemikiran rancangan, tidak berjalan secara linier (lurus) tetapi berbentuk gelung
(loop) yang berkitar (iterative) yang kembali pada tahap sebelumnya untuk penyempurnaan tahapan secara terus
menerus apa bila ditemukan kekeliruan / kekurangan pada tahap-tahap sebelum itu. Pengitaran itu diharapkan
bermuara pada suatu produk yang inovatif, bermanfaat dan mampu dibeli oleh calon pengguna, layak secara
teknologi, dan mendatangkan laba bagi wirausahawan.
Gambar 4.6 Pengitaran (iteration) dalam tahap-tahap pemikiran rancangan.
Kreativitas dan khayalan sangat diperlukan dalam tahap-tahap pemikiran rancangan tetapi, perancang juga perlu
memikirkan kendala seperti teknologi yang dikuasai dan sumber daya yang dimiliki. Inovasi yang dihela oleh
rancangan, diharapkan dapat memenuhi kriteria multi dimensi (lihat Gambar 5.7): nilai-nilai kemanusiaan
(kegunaan/keinginan); teknologi (kelayakan); bisnis (kelangsungan usaha).
Pada tahap penetapan (pendefinisian) ini, hasil yang diharapkan yaitu suatu kejelasan tentang:
Siapa calon pengguna? (ukuran, keadaan, sifat)
Apa yang dipikirkan oleh calon pengguna tentang jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi?
(rancangan barang atau jasa baru, peningkatan penghasilan, keamanan lingkungan, pendidikan lebih
tinggi)
Kapan hasil rancangan dibutuhkan? (segera, dalam setahun, lebih dari setahun, dsb.)
38
Dimana hasil rancangan digunakan? (diri sendiri, anggota keluarga, rumah, kenderaan, lingkungan,
dll.)
Mengapa calon pengguna berpikir bahwa jalan penyelesaian melalui rancangan diperlukan?
Bagaimana hasil rancangan diwujudkan? (anggaran, kendala nir-keuangan, penyaluran, penyuluhan)
Gambar 4.7 Kriteria yang harus dipenuhi untuk mewujudkan inovasi yang dihela rancangan
4.5 Cara melakukan penetapan (pendefinisian)
Ketika perancang berbincang dengan calon pengguna atau mengamati perilaku mereka dari jauh, ada sesuatu
yang menonjol, ada pola yang muncul. Perancang akan menggali pola itu dengan bertanya mengapa pola itu
terjadi. Ketika dia bertanya tentang mengapa seseorang memiliki perilaku atau perasaan tertentu, perancang
sedang membuat hubungan antara orang itu dengan kontek yang lebih besar.
Dengan cara itu, perancang membangun pemahaman mendalam tentang kelompok orang yang diperuntukkan
rancangan, yaitu pengguna.
Setelah itu, perancang mensintesa dan memilih salah satu himpunan terbatas kebutuhan yang dia pikir penting
untuk dipenuhi. Perancang mengungkapkan hanya satu kebutuhan menonjol yang perlu ditangani. Fokus pada
satu masalah tertentu sesuai dengan kemampuan teknologi dan sumber daya yang dimiliki perancang untuk
membuat produk yang tepat guna menyelesaikan masalah itu.
Perancang, lalu, berupaya keras mengungkapkan pemahaman mendalam yang diperolehnya melalui sintesa
informasi yang dikumpulkannya melalui tahap empati dan penelitian. Dalam pemikiran rancangan, di samping
39
analisa (memisahkan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil supaya lebih mudah dimengerti), sintesa
(menggabungkan bagian kecil ke dalam bentuk utuh guna melihat secara keseluruhan di dalam sistem ) juga
digunakan. Bagian-bagian yang kecil hanya dapat berfungsi secara sempurna ketika seluruh bagian-bagian yang
kecil berada dalam satu keutuhan (bayangkan sebuah mesin).
Gambar 4.8 Gabungan analisa dan sintesa dalam pemikiran rancangan
Perancang kemudian menghubungkan tiga unsur (pengguna, kebutuhan, dan pemahaman mendalam) guna
membentuk sudut pandang sebagai pernyataan masalah yang dapat ditindaklanjuti guna menyetir seluruh
pekerjaan rancangan.
4.6 Pernyataan masalah
Sebagai pemikir rancangan, perancang perlu mencakupkan semua butir-butir ungkapan dan jawaban yang
diperoleh dalam fase “berempati”. Disilah proses sintesa memainkan perannya. Perancang harus mengumpulkan
semua jawaban bersama-sama dan mengubahnya ke dalam pernyataan tunggal yang koheren.
Langkah pertama untuk menetapkan sebuah masalah adalah menemukan siapa pengguna, apa kebutuhan
mereka dan kemudian membangun pemahaman mendalam dari jawaban-jawab tersebut. Lalu perancang dan
anggota tim yang lain berpikir untuk mengajukan pertanyaan berjenis “Bagaimana kita dapat…?”. Contoh:
“Bagaimana kita dapat meningkatkan gizi balita dengan menjual bubur ayam tanpa penyedap rasa (MSG)?”,
“Bagaimana kita dapat mengobati kecanduan narkoba dengan sari daun kelor?”. “Bagaimana kita dapat
menyediakan jasa pendidikan ketrampilan reparasi kulkas dengan biaya yang terjangkau?”, “Bagaimana kita
dapat mengubah sampah menjadi protein hewani dengan memelihara belatung lalat tentara hitam?”, “Bagaimana
kita dapat memberantas rayap yang merusak rumah dengan gelombang elektro magnetik?”, dll pertanyaan yang
setara dengan itu.
Tetapi masalahnya bagaimana kita membangkitkan pertanyaan seperti itu : “Bagaimana kita dapat
membangkitkan pertanyaan ‘Bagaimana kita dapat… ’. ” Petunjuk berikut dapat membantu pemikir rancangan
untuk memunculkan pertanyaan itu:
Besarkan yang baik: Pemikir rancangan harus berpikir bagaimana membesarkan aspek positif dari
kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, perancang dapat berpikir bagaimana memperkuat semangat
pegawai yang malas dan bagaimana meningkatkan mutu pengajaran di pendidikan kejuruan.
40
Hilangkan yang buruk: Pemikir rancangan perlu memikirkan cara menghilangkan semua unsur buruk
yang diamati di dalam masalah. Dalam kasus di atas kita dapat menghilangkan masalah kurangnya
motivasi di kalangan pegawai dan menghilangkan mutu yang rendah pengajaran di pendidikan kejuruan.
Jelajah yang bertolak belakang: Pemikir rancangan perlu mencurah gagas (brainstorm) bagaimana
mengubah masalah menjadi peluang. Perancang dapat berpikir, misalnya, bagaimana kurangnya
motivasi di kalangan pegawai dapat menjadi peluang untuk mengidekan (menggagas) dan
menyarankan cara untuk mendatangkan motivasi lebih besar dan energi lebih banyak, ke tempat kerja.
Pertanyakan anggapan (asumsi): langkah ini meliputi mempertanyakan anggapan yang sedang
dipegang. Dianggap bahwa perusahaan meningkatkan gaji berkala tahunan kepada pegawai. Yang
perlu dipertanyakan kembali apakah anggapan peningkatan gaji berkala dapat memotivasi pegawai.
Mengenali sumber daya tak terduga: Pemikir rancangan perlu berupaya untuk menemukan apakah
sejumlah sumber daya yang tidak disebutkan oleh pelanggan dapat diungkitkan. Contoh, dalam
perusahaan ternyata ada pemrogram komputer yang berkeahlian tinggi yang dapat digunakan untuk
melatih pegawai lain. Perancang misalnya berpikir bagaimana menggunakan sumber daya yang tidak
diduga-duga tersebut untuk melatih pegawai atau memotivasi pegawai.
Menciptakan ibarat (analogi): Pemikir rancangan juga meliputi, antara lain, bagaimana menciptakan
hubungan antara masalah di tangan dengan citra yang tidak berkaitan.Pemikir rancangan dapat berpikir
tentang kasus atau keadaan yang sama di tempat lain, dimana terdapat masalah seperti meningkatkan
keahlian dan motivasi para pegawai.
Pecahkan masalah ke dalam bagian yang lebih kecil: Ini merupakan kejadian dimana analisa muncul
ke permukaan secara sepintas, sebelum penetapan masalah dapat disintesa. Butir-butir yang dibahas
dalam fase ‘berempati’ dapat dipecah-pecahkan ke dalam bagian mendasar untuk mempermudah
pekerjaan.
Bekerja terhadap setiap aspek, perancang akhirnya tiba pada satu pernyataan masalah – “Bagaimana kita dapat
memotivasi pegawai dengan cara melatih sumber daya manusia perusahaan denga biaya rendah?”
Anda juga dapat membuat sebuah pernyataan masalah yang mungkin lebih baik dari yang di atas.
4.7 Peralihan ke tahap menggagas (ideate)
Di dalam fase menetapkan (define), perancang menetapkan tantangan khusus yang berarti untuk dihadapi, dan
dalam fase menggagas (ideate) perancang berfokus pada pembangkitan ruang penyelesaian (solution space)
untuk menangani tantangan tersebut. Sudut pandang yang dicakup dengan baik dan diperkuat akan
mengarahkan perancang ke penggagasan (ideation) menurut jalan alami. Sebenarnya, itu adalah uji litmus sari
sudut pandang untuk melihat apakah topik curah gagas (brainstorming) jatuh di dalam atau di luar sudut pandang
perancang.
41
Langkah peralihan besar untuk diambil adalah menciptakan daftar topik curah gagas “Bagaimana kita dapat
….?” , yang mengalir dari peryataan masalah. Topik curah gagas ini biasanya adalah himpunan bagian dari
keseluruhan masalah, yang berfokus pada aspek-aspek yang berbeda dari tantangan. Ketika perancang masuk
ke tahap penggagasan, perancang dapat memilih berbagai topik yang berbeda, dan mencoba beberapa di
antaranya untuk menemukan sorotan manis. Dari sinilah kelompok pemikir rancangan dapat memutarbalikkan
gagasan yang meyakinkan dalam jumlah besar, guna membentuk ruang penyelesaian (solution space) yang
mungkin untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dalam ruang masalah (problem space).
Ketika bergerak dari ruang masalah ke ruang penyelesaian ke ruang penyelesaian, perancang menggunakan
paduan dari pemikiran menyebar (diverging thinking) dan pemikiran mengarah (converging thinking).
Gambar 5.9 Paduan antara pemikiran menyebar dan pemikiran mengarah digunakan dalam penyelesaian
masalah dengan berbagai cara yang terdapat ruang penyelesaian
42
Bab V
Menggagas
Imagination is more important than knowledge (Albert Einstein), Menggagas (ideate) adalah berpikir kreatif
bagaimana mengkhayalkan hubungan yang belum kelihatan antara unsur-unsur yang ada di dalam ruang
masalah (problem space) dengan unsur-unsur yang berada di dalam ruang penyelesaian (solution space).
Berdasarkan keterkaitan satu unsur dengan unsur lainnya akan dapat diciptakan barang atau jasa yang
diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang dialami oleh calon pengguna. Sejauh ini, banyak sekali
keterkaitan antara kedua ruang tersebut sudah dijelajah orang dan digagas aneka ragam jalan penyelesaian.
Namun,gagasan (idea) yang sudah diusulkan tersebut belum tentu dapat menyelesaikan semua masalah.
Masalah yang dialami oleh calon pengguna tetap saja ada atau akan muncul dalam bentuk yang lain.
Masih banyak keterkaitan antara ruang masalah dan ruang penyelesaian yang masih belum tampak dan perlu
dicari. Masih banyak gagasan-gagasan baru yang mungkin dikhayalkan untuk menyelesaikan aneka ragam
masalah. Dalam tahap menggagas ini, pemikir rancangan berusaha untuk membangkitkan gagasan yang belum
kelihatan tersebut sebanyak mungkin, kemudian memilih salah satu atau beberapa di antaranya guna mencari
penyelesaian terbaik dalam bentuk barang dan jasa yang dapat ditawarkan kepada calon pengguna.
Dalam tahap penggagasan ini, kita akan membahas tentang (Lihat Gambar 5.1):
Membangkitkan gagasan
Menstrukturkan (mengatur) gagasan
Memilih gagasan
Menghaluskan dan mendokumentasikan gagasan.
Gambar 5.1 Proses dalam tahap penggagasan
43
Pada tahap awal penggagasan, pemikiran mengembang (divergent thinking) digunakan untuk membangkitkan
sebanyak mungkin gagasan yang terkait dengan masalah yang ingin dipecahkan. Ketika gagasan sudah banyak,
pemikiran mengerucut (converging thinking) digunakan dalam rangka memilih gagasan yang paling tepat.
5.1 Apakah orang awam dapat menjadi penemu (inventor)?
Tidak ada manusia yang tidak kreatif, karena manusia membawa bakat untuk berpikir sejak dilahirkan. Ketika
bertemu dengan masalah, manusia berfikir keras dan dapat mengkhayalkan berbagai macam cara untuk
menyelesaikannya. Sudah tidak terhitung lagi jumlah barang dan jasa yang sudah dipikirkan, dirancang dan
dibuat oleh manusia hingga saat ini dan proses penciptaan produk (barang dan jasa) baru itu akan berlangsung
terus menerus.
Siapapun dapat merancang produk, tidak mesti orang yang berkecimpung dalam bidang teknik yang terkait
dengan barang temuannya saja. Dalam tabel di Gambar 6.2 ditunjukkan contoh-contoh penemuan baru
(invention) barang-barang yang di antaranya banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan pekerjaan
penemu (inventor) belum tentu sebidang dengan teknologi penemuannya. Contoh: pulpen (ballpoint pen)
ditemukan oleh pematung; telpon otomatis oleh perawat mayat; ban berisi angin oleh dokter bedah hewan, dsb.
Jadi, semua manusia mungkin menemukan sesuatu yang baru. Yang diperlukan adalah berpikir keras untuk
mengaitkan unsur-unsur di dalam ruang masalah dengan unsur-unsur dalam ruang penyelesaian yang
sebelumnya belum terhubung, dengan cara-cara baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Untuk
menggugah pemikiran kreatif (artinya pemikiran yang bersifat mencipta), jangan sekali-sekali berpikir bahwa kita
sebagai orang awam tidak perlu berpikir lagi untuk menyelesaikan masalah, karena semua masalah akan dapat
diselesaikan oleh masing-masing ahli yang terkait dengan masalah tersebut.
Gambar 5.2 Penemuan (penciptaan) barang baru dan pekerjaan utama penemunya
44
Perlu diingat bahwa ahli belum tentu melihat keterkaitan yang belum kelihatan. Pandangan mereka sangat
dibatasi oleh disiplin ilmu yang dianggap baku (standard) dan ditetapkan oleh ahli-ahli pendahulunya. Kalaupun
ada ahli yang berani berbuat terobosan baru yang tidak sesuai dengan pembakuan, ahli tersebut mendapat
segera kecaman dari sejawatnya dan dapat dikucilkan dari kelompoknya. Ini yang terjadi misalnya ketika Dr
Terawan dari RSPAD Gatot Soebroto yang menggunakan alat pemindai pembuluh darah di otak sekaligus
sebagai alat terapi pengencer pembekuan darah di otak (terapi ini dinamakan “cuci otak”). Tindakan ini segera
menuai kritik dan Dr Terawan diancam dikeluarkan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Oleh karena itu, orang awam sekalipun juga perlu berpikir untuk memecahkankan masalah sekurang-kurangnya
masalah yang berkaitan dengan diri sendiri atau terjadi di sekelilingnya. Siapa tahu gagasan yang dikhayalkan
orang awam lebih cemerlang dari pada yang dipikirkan oleh para ahli. Kadang-kadang orang awam yang tidak
terlalu paham dengan suatu masalah diundang dalam rapat untuk menyelesaikan suatu masalah rumit.
Biasanya, orang awam lebih bebas berpikir di luar kotak (out of the box), yang tidak dibatasi oleh disiplin ilmu
tertentu. Orang awam juga melihat masalah sebagai sesuatu yang sederhana, dibandingkan dengan yang dilihat
oleh para ahli. Karena itu, yang diharapkan dari kehadiran orang awam adalah usulan kreatif di luar kotak
pemikiran para ahli. Bisa terjadi, gagasan penyelesaian dari orang awam tersebut lebih efektif dibandingkan
dengan usulan para ahli.
Masalah calon pengguna yang ditemukan dalam tahap berbagi rasa (empathise) dan diperjelas dalam tahap
penetapan (define), juga mungkin diselesaikan oleh siapa saja (termasuk orang awam sekalipun) dengan
menggunakan metode pemikiran rancangan, yang akhirnya diharapkan bermuara pada penemuan barang atau
jasa baru.
5.2 Pikiran mengembang dan mengerucut dalam pemecahan masalah
Gambar 5.3 Pemikiran mengembang dan mengerucut dalam memahami masalah (ingin tahu, yang diikuti oleh
belas kasihan) dan menyelesaikan masalah (kreatif yang diikuti oleh konstruktif)
45
Untuk mencari keterkaitan baru antara ruang masalah dengan ruang penyelesaian, pemikir rancangan
menggunakan pemikiran mengembang (divergent) dan pemikiran mengerucut (convergent thinking). Pemikiran
mengembang meliputi upaya penemuan sebanyak mungkin kemungkinan penyelesaian sejak awal. Ini adalah
saripati dari proses pemikiran rancangan. Pemikir rancangan diharuskan untuk menelurkan jalan penyelesaian
sebanyak-banyaknya, apa saja yang terlintas dari otaknya, walaupun ada di antaranya yang tidak dapat
dijalankan.
Sedangkan pemikiran mengerucut adalah sebuah cara untuk mempersempit jalan penyelesain yang tersedia
guna mencapai jalan penyelesaian akhir. Pemikiran mengembang adalah kemampuan untuk memunculkan
banyak gagasan beragam yang terkait dengan tema tunggal, sedangkan pemikiran mengerucut adalah
kemampuan untuk menemukan jalan penyelesaian yang tepat terhadap masalah tertentu. Pemikiran rancangan
memanfaatkan pemikiran mengembang untuk menggagaskan (ideate) banyak jalan penyelesaian pada tahap
awal, dan kemudian menggunakan pemikiran mengerucut dalam rangka membidik jalan penyelesaian terbaik.
Pada tahap penggasan ini, pemikiran mengembang sangat banyakdigunakan. Pemikiran mengembang bertujuan
untuk menjelajah ke sebanyak mungkin gagasan (idea) melalui cara berikut (lihat Gambar 5.4):
Keterkaitan yang tidak diduga-duga (unexpected conection)
Gagasan mengalir bebas (free flow of idea)
Pemikiran tak lurus (non linier thinking)
Gagasan berganda (multiple ideas)
Gambar 5.4 Pemikiran mengembang
Kemudian pemikiran mengerucut digunakan untuk memilih gagasan yang terbaik, sesuai dengan pernyataan
masalah.
46
5.3 Persiapan mental untuk penggagasan (ideation)
Ada tiga hal yang perlu dicamkan oleh pemikir rancangan (design thinker) dalam pemecahan masalah dan
menemukan jalan penyelesaian yang berbentuk barang atau jasa yang mungkin dijual.
i) Jangan ubah kepribadian, tetap menjadi diri sendiri
Setiap orang memiliki kepribadian unik masing-masing. Kita tidak perlu (bahkan tidak mungkin) menyulap diri
untuk menjadi perancang besar seperti Steve Jobbs, Leonardo da Vinci, atau Albert Einstein, guna menghasilkan
barang dan jasa yang inovatif. Setiap penemu hidup dalam lingkungan yang cocok untuk suatu penemuan. Kalau
Leonardo da Vinci hidup lagi dan merancang berbagai produk, hasil rancangan tersebut kemungkinan besar tidak
cocok lagi dengan keadaan sekarang. Kepribadian unik dari masing-masing individu pemikir rancangan perlu
dilatih dan dikembangkan agar dapat mengkhayalkan sesuatu produk baru guna menyelesaikan masalah yang
sesuai dengan kebutuhan calon pengguna.
ii) Jangan terpaku hanya pada satu jalan penyelesaian.
Kita perlu mengkhayalkan berbagai kemungkinan yang mungkin dilaksanakan. Ada suatu slogan yang terkenal
dalam pemikiran rancangan yaitu : “Love it, change it or leave it”, (Sukai, ubah atau tinggalkan). Jalan
penyelesaian terbaik yang berbentuk produk baru adalah menurut kebutuhan calon pengguna dan kemampuan
wirausahawan untuk menghasilkan sebuah produk. Jalan sukses yang telah ditempuh oleh Apple, Google, Tesla,
dsb., belum tentu sesuai untuk diikuti guna menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh calon pengguna. Pemikir
rancangan mungkin dapat mengambil ilham dari keberhasilan mereka, mengubahnya, dan kalau tidak sesuai,
meninggalkannya, lalu memikirkan jalan lain yang lebih baik.
Gambar 5.5 Pilihan menyeberang sungai, tidak harus dengan jembatan
iii) Jangan kerjakan sendiri
Semua usaha untuk menyelesaikan masalah perlu dilakukan secara gotong royong melalui sebuah tim pemikir
rancangan. Masalah yang terjadi biasanya sangat rumit, dan diperlukan berbagai sudut pandang dan alat yang
berbeda untuk membuat suatu produk baru yang sesuai dengan kebutuhan calon pengguna. Oleh karena itu,
anggota tim pemikir rancangan akan lebih efektif kalau berasal dari latar belakang ilmu yang berbeda.
47
5.4 Menggagaskan melalui curah gagasan (brainstorming)
Gagasan (idea) sangat penting. Tanpa gagasan, tidak akan ada produk baru. Dalam fase menggagas,
perancang menggunakan berbagai metode dan pendekatan untuk meningkatkan kreativitas. Biasanya, yang
sering digunakan adalah curah gagasan (brainstorming) dan sketsa. Memaparkan tugas pribadi dengan cara
pembidikan dalam sesi curah gagasan adalah suatu cara yang telah terbukti berhasil di mana-mana untuk
membangkitkan gagasan baru.
Tujuan curah gagasan adalah untuk mengembangkan sebanyak mungkin konsep dan memvisualisasikannya.
Tidak penting apakah gagasan tersebut dapat dijalankan atau tidak, yang penting membangkitkan gagasan
sebanyak mungkin. Fase penggasan terkait erat dengan fase berikutnya yaitu purwarupa (prototype) dan uji (uji).
Sesi curah gagasan dapat berupa apa saja misalnya: kritik terhadap fungsi paling penting sebuah produk;
perbandingan dengan produk perusahan, atau keadaan lain; menggabungkan antara gagasan terbaik dengan
yang terburuk, dll. Sebuah purwarupa asal jadi yang mengabaikan faktor-faktor pembatas juga dapat dijadikan
umpan untuk membangkitkan gagasan baru.
Cara efektif untuk curah gagasan (brainstorming)
Sebelum acara dimulai peserta harus tertawa, minimum sekali ; yang paling baik adalah saling senyum dengan
sesama peserta.
Hirarki dalam organisasi dapat membuat peserta sungkan untuk mengeluarkan gagasannya yang aneh di depan
pejabat. Oleh karena itu, nama dan jabatan peserta tidak diumumkan sebelum pertemuan berlangsung.
Semua pejabat, termasuk yang tidak berkaitan langsung dengan perancangan produk seperti direktur SDM,
akuntan, dsb., perlu menghadiri acara curah gagasan, karena mereka juga mungkin memunculkan gagasan yang
cemerlang.
Gagasan awal yang dikerjakan dalam sesi curah gagasan
Dalam sesi awal curah gagasan, pengarah acara menjelaskan tentang masalah dan gagasan potensial serta
jalan penyelesaian yang mungkin, guna membantu seluruh tim untuk mengeluarkan semua gagasan dari
pikirannya masing-masing. Biasanya tingkat pengetahuan dari masing-masing anggota tim tentang pernyataan
masalah dan spektrum penyelesaian yang mungkin, berada pada tingkat yang berbeda-beda. Sesi awal curah
gagasan dapat membantu mendekatkan tugas kepada anggota dan mempelajari bagaimana pikiran orang lain
yang ada di dalam tim.
48
Aturan ketika acara berlangsung curah gagasan (brainstorming):
Kepercayaan diri yang kreatif dari peserta
Peserta segera mencurahkan semua gagasan (ide) yang keluar dari benaknya, bagaimanapun konyol, bodoh,
lucu, tidak mungkin diterapkan, gagasaan itu di mata peserta yang lain. Ini bertujuan untuk membangkitkan
pikiran orang lain, supaya mengeluarkan gagasannya atas dasar gagasan yang konyol tadi. Siapa saja
diperbolehkan mengeluarkan gagasan yang dibangun di atas gagasan orang lain. Untuk itu, suasana dibikin
sesantai mungkin, tidak boleh tegang sedikitpun.
Jumlah lebih penting dari mutu
Ini sangat penting! Curah gagasan memfokuskan pada jumlah yang dihasilkan. Yang sangat perlu ditekankan
disini adalah mengisi ruang penyelesaian (space solution) dengan sebanyak mungkin gagasan. Jangan pernah
puas dengan gagasan pertama. Gagasan kedua dan berikutnya segera dikeluarkan begitu terlintas dalam
pikiran, walaupun lebih buruk dari gagasan sebelumnya, guna memberikan ilham kepada orang lain untuk
mengeluarkan gagasannya.
Tidak boleh mengkritik gagasan apapun
Selama peserta mencurahkan gagasannya, peserta lain, pengarah acara atau pemimpin sidang tidak
diperbolehkan sama sekali untuk mengkritik terhadap gagasan yang disampaikan. Aliran bebas gagasan
diusahakan dapat terlaksana selancar mungkin. Penilaian terhadap gagasan dari sesi curah gagasan akan dinilai
dalam tahap yang berbeda.
Hanya satu pembicara pada satu saat
Peserta maupun pemimpin sidang tidak boleh menyela selama pembicara menggagas gagasannya. Penyelaan
dapat menghalangi pengeluaran gagasan.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa gagasan yang cemerlang tidak selalu muncul dalam sesi curah gagasan.
Oleh karen itu, sebagian perusahaan memberikan masa istirahat pendek kepada peserta curah pendapat untuk
dapat bersantai tenang supaya gagasan-gagasan cemerlang akan bermunculan pada saat otat sedang santai.
Namun, mereka harus melaporkan kegiatan yang mereka lakukan selama masa istirahat.
5.5 Visualisasi (penggambaran) sebagai wadah curah gagasan
Pemikir rancangan harus membuat sebuah gambar dari pernyataan masalah dan kemudian mengambarkan
gagasannya juga. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menulis atau menggambar sketsa di atas
secarik kertas yang dapat ditempelkan. Setiap peserta menempelkan gagasannya dan kemudian peserta yang
lain melihat dan menempelkan lagi gagasannya dan seterusnya (lihat Gambar 5.6).
49
Proses penggagasan juga dapat dilakukan dengan bantuan sketa berbentuk layar lebar seperti papan tulis,
papan cerita, layar elektronik, dsb., yang penting setiap pemikir rancangan dapat melihat dengan mudah dan
mencurahkan gagasannya.
Gambar 5.6 Gagasan dari peserta yang ditempelkan
Peta pikiran (mind map)
Salah satu cara untuk memvisualisasikan gagasan adalah dengan menggunakan peta pikiran. Peta pikiran
meniru bagaimana struktur informasi yang tersimpan di dalam otak. Informasi tidak tersimpan seperti dalam tabel
yang tersusun rapi, tetapi lebih mirip seperti tangkai buah yang yang simpulnya dapat saling terkait satu sama
lain (Lihat Gambar 5.7). Setiap informasi itu terasosiasi dengan dengan informasi yang lain.
Gambar 5.7 Peta Pikiran
Peta pikiran sangat membantu pemikir rancangan untuk melihat informasi secara visual. Pernyataan masalah
diletakkan ditengah-tengah dan semua gagasan untuk memecahkan masalah tersebut diletakkan di
sekelilingnya. Gagasan dapat berbentuk tulisan, gambar, bahkan peta pikiran yang lebih kecil. Cara mengatur
gagasan tidak sembarangan, tetapi secara tematis menurut struktur penggolongan tertentu yang membantu
proses pemikiran dan merampingkan proses analisa dan sintesa.
Panduan untuk membuat peta pikiran:
50
Memulai dengan pernyataan masalah di tengah-tengah halaman kosong
Gunakan gambar, warna yang berbeda, lambang, karikatur, singkatan dan kode untuk menggambar
gagasan para perancang. Tulisan dapat membosankan, tetapi penggambaran yang berbeda akan
menambah daya tarik terhadap peta pikiran.
Kata kunci menggantikanpernyataan panjang. Peta pikran harus memberikan isyarat secara gamblang
tentang gagasan kepada pemikir rancangan. Membaca pernyataan panjang akan memborosokan
waktu.
Setiap kata yang ditulis dalam peta pikiran harus terkait dengan pusat melalui satu garis atau beberapa
garis.
Gunakan warna-warni untuk perangsangan visual.
Gunakan hirarkhi jari-jari dan huruf tebal, huruf miring dan garis bawah, untuk menekankan suatu
gagasan.
5.6 Menggagas dengan metode SCAMPER
SCAMPER adalah singkatan dari Substitute (gantikan), Combine (padukan), Adapt (sesuaikan), Modify
(rombak), Put to other uses (Taruh untuk penggunaan lain), Eliminate (hilangkan), Rearrange (atur kembali).
Metode SCAMPER bertujuan mempreteli, mengutak-atik, mengubah bentuk sebuah contoh produk dengan
gagasan baru melalui perubahan berbagai bentuk sebagian atau keseluruhan produk untuk mencapai hasil yang
lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produk itu akan ditawarkan kepada konsumen atau calon pengguna.
Secara ringkas metode SCAMPER ditunjukkan dalam Gambar 5.8
Gambar 5.8 Berbagai gagasan yang dapat dilakukan melalui metode SCAMPER
51
Berikut ini adalah pertanyaan yang perlu diajukan sebelum malaksanakan salah satu unsur atau lebih dari
metode SCAMPER:
Mengantikan (substitute)
Apa yang dapat digantikan?
Apa yag dapat digunakan sebagai gantinya?
Siapa yang dapat dilibatkan sebagai gantinya?
Proses mana yang akan digunakan sebagai gantinya?
Apa bahan baku yang dapat digunakan sebagai gantinya?
Padukan (combine)
Apa yang dapat dipadukan?
Apa yang dapat dicampur?
Bagaimana beberapa bagian dapat terkaitkan?
Kegunaan apa yang dapat dipadukan?
Sesuaikan (adapt)
Apa ide lain yang disarankan oleh penyesuaian?
Apakah ada sesuatu yang lain yang sama dan dapat diterapkan terhadap persoalan yang ada
sekarang?
Apakah ada keadaan yang sama di masa lalu?
Rombak (modify)
Perombakan apa yang dapat dimasukkan?
Dapatkan arti dirubah?
Bagaimana mungkin merubah warna dan bentuk?
Apa yang dapat ditingkatkan?
Apa yang dapat dikurangi?
Dapatkan diperbesar?
Dapatkah diperkecil
Taruh untuk penggunaan lain (put to other uses)
Untuk keperluan lain apa, produk itu bisa digunakan dalam keadaannya sekarang?
Untuk keperluan apa produk itu digunakan, jika dirombak?
Menghilangkan (eliminate)
52
Apa yang dapat dihilangkan?
Bagian apa yang dapat dihilangkan tetapi produk dapat terus berfungsi?
Atur kembali (rearrange)
Apa pola lain yang juga akan berfungsi?
Perombakan apa yang dapat dimasukkan?
5.7 Menstrukturkan dan memilih gagasan yang tepat
Gagasan dari sesi curah gagasan, peta pikiran atau metode SCAMPER akan banyak sekali, sehingga pemikir
rancangan dapat tenggelam dalam gagasan yang diperoleh. Layar, dinding, jendela, dsb., tidak akan sanggup
lagi menampung seluruh gagasan.
Ada dua masalah yang mungkin terjadi dalam pemilihan gagasan yang banyak itu:
1. Gagasan yang ditulis, ditempel, digambarkan, dsb., diterjemahkan secara berbeda-beda oleh orang-
orang yang melihat dan akan memilihnya.
2. Ada gagasan yang dasar pemikirannya bergerak dalam arah yang sama dengan masalah, dan ada
gagasan yang penyelesaian masalahnya sama sekali berbeda dengan masalah yang diinginkan pada
awal awalnya.
Karena itu, seluruh gagasan itu perlu diatur dalam gugusan-gugusan (cluster) yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara: Apakah pengarah acara sendiri yang memulai penentuan bingkai kerja, atau tim
pemikir rancangan sendiri yang menjalankan penggolongan yang paling bagus menurut pandangan mereka.
Gambar 5.9 Penggugusan (cluster) gagasan – gagasan ke dalam beberapa tema utama
Gagasan-gagasan itu dapat dikelompokkan ke dalam istilah pemayung (umbrella terms).
Jika kisaran gagasan sangat luas dan cakupan pertanyaan sangat lebar, gagasan-gagasan dapat dikelompokkan
dalam topik-topik yang menyeluruh dan kemudian digugus kembali. Misalnya gagasan-gagasan digugus dalam
kelompok berdasarkan kesesuain dengan masalah yang ingin dipecahkan:
53
A. Sesuai dengan pertanyaan
B. Menarik
C. Di luar cakupan masalah.
Pengelompokan lain yang mungkin:
Inovasi sedikit demi sedikit (incremental) atau tuntas /sampai keakar-akarnya (radical)
Gugusan-gugusan gagasan diletakkan dalam matrik yang berdimensi dua yaitu segmen pelanggan yang dilayani
dan dimensi produk (barang atau jasa). Apakah pelanggan lama atau baru ? Apakah produk lama atau baru ?
Gambar 5.10 : Perubahan sedikit demi sedikit (incremental) atau sampai ke akar-akarnya (radical)
Pengelompokan menurut waktu penggunaan
Apakah produk akan digunakan sekarang, besok atau di masa mendatang ?
Gambar 6. Penggolongan gagasan menurut waktu penggunaan produk
Pengelompokan berdasarkan jenis pelanggan
Apakah pelanggannya perusahaan (bisnis); apakah konsumen (pengguna akhir); ataukah bisnis lalu ke
konsumen?
54
Gambar 5:11 Penggolongan bisnis ke bisnis, bisnis ke konsumen, dan bisnis ke bisni ke konsumen
Penting dan darurat
Gagasan dikelompokkan berdasarkan penting tidaknya; dan perlunya penanganan segera atau lebih lambat.
Gambar 5.12 Pengelompokan gagasan berdasarkan penting dan darurat produk digunakan
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa gagasan dapat dikelompokkan, ditetapkan, atau hanya dijelaskan
dengan istilah pemayung (umbrella term). Tujuannya agar pemilih yang akan memilih gagasan memiliki satu
pemahaman yang sama tentang gagasan yang dibahas. Tim pemikir dapat memilih salah satu gagasan yang
sesuai dengan pemikiran masing-masing. Kalau pemilihan melalui pengumpulan suara yang demokratis,
gagasan yang mengumpulkan suara terbanyak akan terpilih untuk ditangani lebih lanjut untuk menjadi purwarupa
(prototype).
Penstrukturan gagasan selanjutnya dapat dibuat lebih mengerucut lagi dengan peta konsep (concept map) yang
berisi informasi tentang produk apa yang dibuat, kepada siapa dipasarkan, bagaimana cara membuatnya, apa
bahan baku, berapa biaya produksi, kelebihannya apa, lewat saluran mana disalurkan, dan berapa harga jualnya.
55
Gambar 5.13 Peta konsep sebuah produk atau usaha (bisnis).
Pertanyaan yang dapat diajukan untuk lebih mengarahkan konsep pada penyelesaian masalah a.l.:
Dapatkan produk (bisnis) yang diusulkan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi calon
pengguna?
Sanggupkah pengguna membayar (mengorbankan sumber daya yang dimilikinya) produk yang kita
tawarkan?
Adakah tersedia bahan baku yang cukup untuk memproduksikannya?
Apakah kita punya teknologi dan keahlian untuk memproduksikanya?
Layakkah rencana produksi menurut sudut pandang ekonomi?
Dapatkah wirausahawan mendapatkan keuntungan yang memungkinkan dia melanjutkan usahanya
secara berkelanjutan ?
Konsep produk tersebut juga dapat dipadukan dalam sebuah peta system yang menggambarkan ekosistem
indutri dari sebuah produk yang terdiri dari produsen, konsumen, dan berbagai pemegang kepentingan lainnya.
Sebuah produk (usaha) yang terpadu secara baik dalam lingkungannya, akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk berhasil.
Akhirnya untuk melengkapi tahap penggagasan, sebuah laporan dibuat yang dinamakan lembaran komunikasi
gagasan (idea communication sheet) yang bertujuan memberikan gagasan yang lebih menyeluruh tentang
gagasan produk (bisnis) yang akan dibawa ke tahap purwarupa (prototype). Lembaran komunikasi gagasan juga
berguna bagi calon investor, dan pemangku kepentingan lainnya (lihat Gambar 6.15).
56
Gambar 5.14 Gagasan konsep produk atau bisnis dipadukan dalam ekosistem produksi dan konsumsi
Lembaran komunikasi gagasan berisi :
Nama produk (usaha)
Slogan
Masalah/ kebutuhan yang ditemukan
Penyelesaian masalah
Manfaat dari gagasan
Sketsa produk
Penjelasan bebas tentang produk.
Melalui kumpulan lembaran komunikasi gagasan ini, pemikir rancangan akan memperoleh :
Visualisasi masalah dan situasi
Pemahaman yang meningkat tentang masalah dan gagasan penyelesaiannya
Pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan pengaruh terhadap pelanggan dan pengguna
Keteraturan pikiran
Pengenalan pendekatan terhadap situasi dan
Dokumentasi, ringkasan dan gambaran dari pengetahuan pemikir rancangan.
57
Gambar 5.15 Lembaran komunikasi gagasan
Begitu gagasan produk sudah dipilih, pemikir rancangan juga dapat membuat kanvas usulan nilai (value
proposition canvas), yang menggambarkan manfaat (keuntungan/ gain ) dan biaya (kenyerian / pain). Manfaat
adalah keuntungan yang diperoleh dari produksi dan penjualan produk tersebut, sedangan biaya menyangkut
dengan sumber daya yang dikorbankan dan resiko usaha. Kemudian, kanvas usulan nilai tersebut dihadapkan
pada peta empati (empathy map) calon pengguna untuk melihat adakah kesesuaian antara usulan penyelesaian
dari pemikir rancangan dengan kebutuhan calon pengguna.
5.8 Kajian kasus : kantung untuk bayi prematur
Salah satu masalah penyebab tingginya tingkat kematian bayi di negara berkembang yaitu banyaknya bayi
terlahir prematur yang tidak bisa ditolong karena inkubator harganya tidak terjangkau bagi kebanyakan rumah
sakit, terutama di pedesaan. Kebutuhan calon pengguna disini adalah alat penghangat bayi yang biasaya adalah
incubator. Masalahnya, harga inkubator sangat mahal. Penyelesaiannya adalah dengan membeli inkubator
tersebut walaupun harganya mahal. Karena itu, banyak sekali rumah sakit tidak mampu mengadakannya.
Penyelesaian yang kedua adalah membuat inkubator dengan biaya rendah. Kendalanya adalah penguasaan
teknologi yang lemah dan hak paten yang terkait dengan piranti elektronik pengatur suhu (termostat), sehingga
dengan keadaan teknologi seperti sekarang, inkubator murah masih sulit untuk diwujudkan. Terkait dengan
58
pemecahan masalah ini, pemikir masih menggunakan inkubator sebagai pengait antara kebutuhan pemanas bayi
dengan mahalnya harga inkubator. Masalah lain lagi muncul yaitu, pasokan listrik sering terhenti, bahkan di
daerah terpencil pasokan listrik masih senin kamis. Akibatnya, jalan penyelesaian melalui inkubator murah belum
tentu dapat menyelesaikan masalah secara tuntas.
Karena itu, sebagian pemikir rancangan memikirkan cara lain selain inkubator untuk menghangatkan bayi
prematur dan mudah digunakan. Mereka mencari keterkaitan lain yang mungkin antara kebutuhan
menghangatkan bayi dengan suatu alat X (yang masih dalam khayalan) dengan harga yang terjangkau bagi
semua.
Mereka meninggalkan inkubator konvensional sebagai penyelesai masalah. Mereka lalu berpikir pada kanguru
yang juga selalu melahirkan bayi prematur, lalu bayi yang masih mungil sekali itu merangkak secara naluriah
dalam kantung khusus yang melengket di luar perut induknya. Bagaimana kalau membuat kantung mirip kanguru
yang menempel pada perut ibu, sehingga bayi tetap hangat seperti ketika berada dalam rahim ibunya. Gagasan
ini ternyata kurang praktis. Bagaimana kalau sang ibu ingin mandi atau masuk ke tempat yang berbahaya bagi
kesehatan bayi.
Pemikir rancangan lalu memikirkan tas gendongan yang kedap panas (seperti cara kerja termos) dan mirip
kantung tidur (sleeping bag). Lalu mengaitkannya dengan bayi, dan menjadikan kantung itu sebagai kepompong
bayi. Panas yang keluar dari bayi tidak bisa keluar dari kantung tersebut dan lama kelamaan suhu di dalamnya
makin tinggi untuk mendukung kehidupan bayi prematur. Dalam hal ini, pemikir mengkaitkan hubungan baru
antara kantung tidur dengan bayi, yang sebelumnya belum pernah dipikirkan keterkaitannya.
Dari gagasan tersebut kemudian dibuat purwarupa (prototype) kantung bayi, dan akhirnya diuji (test) untuk
mendapatkan umpan balik dan diperbaiki rancangannya sehingga ditemukan bentuk dengan bahan yang paling
baik dan nyaman bagi bayi. Produk ini akhirnya dijual secara bebas kepada rumah sakit dan orang tua yang ingin
merawat bayi prematur. Walaupun tidak sesempurna inkubator konvensional, tetapi kantung bayi ini terjangkau
bagi konsumen kelas bawah dan sangat bermanfaat untuk menyelamatkan nyawa ribuan bayi prematur.
59
Bab VI
Purwarupa
Berdasarkan gagasan terbaik dari tahap penggagasan (ideation), pemikir rancangan membuat purwarupa
(prototype) yaitu contoh produk (barang atau jasa) dalam versi yang sangat sederhana yang akan ditawarkan
kepada calon pengguna. Purwarupa yang belumsempurna itu adalah contoh produk awal yang ingin
diperlihatkan kepada calon pengguna atau pemangku kepentingan lainnya untuk menggugah kritik dan saran dari
mereka.
Ketika calon pengguna melihat atau menguji coba purwarupa tersebut akan timbul reaksi dari pengguna berupa
kritik, ulasan (komentar), saran perbaikan, yang akan dapat dijadikan masukan oleh pemikir rancangan untuk
menyempurnakan lagi purwarupa ke dalam suatu produk yang lebih sempurna. Purwarupa juga bertujuan
supaya semua anggota tim perancang dapat menyepakati suatu pandangan yang sama terhadap produk yang
akan dibuat. Sebenarnya purwarupa merupakan kelanjutan upaya penciptaan-bersama (co-creation) antara
perancang dan pengguna, yang telah dilakukan sejak tahap berbagi rasa (empati).
6.1 Proses mem-purwarupa-kan (prototyping)
Tahap pe-purwarupa-an berawal menjelang tahap penggagasan hampir habis. Tahap penggagasan dan pe-
purwarupa-an berkaitan sangat erat. Ketika itu dipilih salah satu gagasan yang akan dijadikan purwarupa. Kriteria
utuk memilih mana gagasan yang paling sesuai yaitu:
Gagasan yang paling dapat bertahan hidup berdasarkan sumber daya yang dimiliki – modal, waktu, dan
keahlian
gagasan yang dapat dikerjakan
gagasan yang memberikan dampak positif terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi oleh calon
pelanggan
Ketika ketiga kriteria tersebut saling tumpang tindih, pada saat itulah peluang usaha terbuka. Wilayah dimana
kiteria itu saling tumpang tindih dinamakan “bintik manis” (sweet spot). Bagaimana kalau bintik manis tidak
ditemukan dalam semua gagasan yang ada? Pemikir rancangan perlu balik lagi untuk berkitar (iterate) ke tahap-
tahap sebelumnya dalam rangka mendapatkan gagasan yang cemerlang.
Tim pemikir rancangan memilih paling sedikit dua atau tiga gagasan yang memenuhi kriteria bintik manis tersebut
untuk diwujudkan menjadi purwarupa. Pemilihan lebih dari tiga akan menimbulkan biaya yang lebih besar.
60
Hasil yang ingin dicapai dalam pembuatan purwarupa adalah berpusat pada pelanggan, sehingga akan
mengarah pada
Menjamin kebutuhan pelangan dikenali dan dipenuhi; nyeri (pain) mereka ditangani; keuntungan (gain)
yang dicari disediakan;
Menciptakan nilai yang khas dan berharga untuk pelanggan
Membangkitkan keinginan untuk membayar dari calon pelanggan. Berdasarkan nilai yang tercipta
tersebut, pelanggan bersedia membayar dengan harga lebih tinggi ketika produk disodorkan kepada
mereka.
Langkah akhir dari pe-purwarupa-an adalah penggabungan berbagai purwarupa dengan memilah faktor-faktor
kesamaan dan faktor-faktor saling melengkapi. Faktor-faktor yang terbaik dipadukan dalam sebuah purwarupa
akhir sehingga terbentuk suatu purwarupa agregat yang lebih sempurna (dalam hal memenuhi kebutuhan
pengguna), dari semua purwarupa yang sudah dibuat.
6.2 Bentuk purwarupa
Pe-purwarupa-an akan memperdalam gagasan, sehingga perancang akan mendapat kesan bagaimana mereka
menjelmakan gagasan ke dalam kenyataan. Purwarupa bukan hanya produk fisik saja, tetapi dapat dibuat dalam
berbagai macam bentuk, misalnya lembaran kertas berisi tulisan tangan dan sketsa, papan cerita, sandiwara,
dsb.
Produk fisik
Purwarupa dapat dibuat dari karton, kertas, plastik, kayu, bambu, dari bahan yang lain, bahkan saat ini juga
mulai muncul hasil cetakan 3D (tiga dimensi). Misalnya bagaimana kita merancang lobi apartemen yang ramah
terhadap tuna netra, kita dapat membuatnya dari karton, yang pengguna merasa seolah-olah mereka berada di
dalam lobi dan kalau ada fungsi yang kurang sesuai pengguna dapat mengkritik dan memberikan saran.
Gambar 6.1 Purwarupa berbentuk fisik
Barang-barang teknik juga dapat dibuat dalam bentuk mirip barang jadi, tetapi hanya berfungsi pada taraf yang
sangat minimal.
61
Tulisan tangan
Konsep pemrograman aplikasi di komputer, telpon cerdas, atau gawai lainnya, dapat dituangkan di lembaran
kertas beraneka warna atau ragam ukuran. Di berbagai kertas ini dapat juga digambarkan kira-kira bagaimana
tampilan layar dan aliran informasi yang muncul ketika pengguna berinteraksi dengan gawai. Ini dinamakan
bingkai-bingkai kawat (wireframes).
Gambar 6.2 Purwarupa urutan tampilan informasi yang akan ditampilkan di telpon pintar
Proses penyediaan jasa kepada para pelanggan juga dapat ditampilkan dengan tulisan di atas kertas dan
dirangkai sesuai dengan hasil pemikiran perancang. Pihak yang melihat, apakah yang berasal dari anggota tim
perancang itu sendiri, maupun dari pihak luar dapat memberikan tanggapan untuk membuat purwarupa itu
menjadi lebih sempurna.
Gambar 6.3 Purwarupa untuk jasa (sistem pelayanan pasien)
62
Paparan tayangan (slide show)
Tulisan dan gambar yang bersambung juga dapat dituangkan ke dalam lembaran Power Point dan ditayangkan
secara berurutan terus menerus, sehingga calon pengguna dapat melihat dari awal hingga akhir, dan
menanggapinya. Pemikir rancangan segera dapat memadukan masukan, kritik dan saran dari calon pengguna.
Hasil interaksi yang terjadi antara pemikir rancangan dengan calon pengguna paparan Power Point akan segera
dapat dirubah menjadi purwarupa yang lebih baik, sesuai dengan kebutuhan calon pengguna.
Papan cerita (storyboard) atau pakem (scenario).
Cerita adalah suatu purwarupa yang sangat kuat pengaruhnya terhadap manusia. Manusia sangat senang
dengan cerita karena kesukaan pada cerita sudah terbenam dalam otak sejak manusia dilahirkan. Alur cerita
dapat menggugah emosi dan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku. Semua budaya memilik tradisi
bercerita, misalnya pendongeng, wayang kulit.
Gambar 6.4 Papan cerita untuk menggugah mencuci tangan
Sandiwara (role playing)
Ini mirip dengan papan cerita, tetapi alur dari cerita diperankan oleh manusia secara langsung. Sandiwara cocok
dijadikan purwarupa untuk rancangan pengalaman dan rancangan interaksi. Sandiwara juga dapat direkam dan
videonya dipertunjukkan ke calon pengguna untuk mendapatkan tanggapan dari mereka.
63
6.3 Pertimbangan ketika membuat purwarupa
Walaupun tahap penggagasan dapat membangkitkan begitu banyak gagasan yang bermanfaat, tetapi tanpa
adanya purwarupa, calon pelanggan atau pemangku kepentingan lainnya seperti peyandang dana, belum tentu
bisa melihat atau memahami apa yang dimaksudkan oleh perancang. Karena itu purwarupa sangat berguna
untuk:
Mewujudkan khayalan ke dalam produk nyata, yang dapat dilihat dan diraba
Menemukan masalah perancangan sejak dini
Mengitar (iterate) secara cepat terhadap konsep rancangan
Membandingkan antara barbagai ragam rancangan secara cepat
Mengumpulkan umpan balik rancangan secara lebih baik
Alat pemaparan yang baik
Mendorong kerja sama
Murah, cepat dan mudah
Tahap purwarupa adalah awal mulai memasukkan parameter operasi usaha ke dalam perancangan produk untuk
melihat melalui lensa kenyataan :
mana yang tidak mungkin dijalankan,
mana yang dapat dijalankan,
mana yang mungkin dijalankan, dan
mana yang terlalu jauh karena membutuhkan sumber daya yang belum dimiliki. .
Gagasan yang tidak mungkin dan gagasan yang terlalu jauh tidak dibuang begitu saja, tetapi disimpan dalam
map rapi untuk dijadikan sumber gagasan baru di kemudian hari.
Ketika membuat sebuah purwarupa, Pertanyaan lebih mendalam yang perlu diajukan lagi yaitu:
Apakah kebutuhan pelanggan, mengurangi titik-nyeri (pain-point), dan meningkatkan keuntungan-dicari
(gain-sought) tertangani atau tidak, dengan purwarupa yang dibuat; dan pelanggan mana yang tidak
terlayani ?
Bagaimana kebutuhan, dan titik-nyeri yang diketahui, dapat tertangani dengan suatu cara yang tepat
dan menciptakan nilai bagi pelanggan, sehingga pelanggan bersedia membayarnya?
Kemampuan menonjol apa dan sumber daya apa yang dimiliki untuk dapat memiliki keunggulan
bersaing yang berkelanjutan, dalam menghantarkan janji yang telah dibuat, yaitu memenuhi kebutuhan
yang dikenal dalam tahap berbagi rasa (empathize) dan penetapan (define)?
Pedoman yang mengarahkan perancang untuk membuat purwarupa yang sesuai dengan kebutuhan calon
pelanggan dan juga keberlangsungan perusahaan untuk mendapatkan laba, yaitu :
64
Keinginan manusia (human desirability)
Kelayakan ekonomi (economic feasibility)
Terwujudkan secara teknik (technical implementability).
Gambar 6.5 Pedoman utama ketika membuat purwarupa
Rambu-rambu yang harus dikuti ketika membuat purwarupa yaitu :
Aturan pertama : Sukai !, Ubah !, dan Tinggalkan !
Ketika dibuat, purwarupa memang diperuntukkan untuk dirombak hingga ditemukan yang lebih sempurna. Bila
hasil akhirnya masih belum memuaskan calon pengguna, purwarupa itu perlu ditinggalkan dan kembali ke tahap
sebelumnya (berbagi rasa, penetapan dan penggagasan) untuk menemukan gagasan baru dan membuat
purwarupa yang lain lagi.
Gambar 6.6 Sukai !, Ubah ! dan Tinggalkan !
Aturan 2 : Jangan menyukai satu purwarupa secara berlebihan !
Bila diketemukan suatu purwarupa yang kelihatannya bagus, perancang tidak boleh terpaku hingga disitu saja,
tetapi perlu memikirkan untuk merompak purwarupa tersebut dengan cara menambah fungsi baru atau
membuang fungsi yang kurang berguna, sehingga akan ditemukan purwarupa yang lebih sempurna.
Aturan 3 : Cerita yang tidak pernah berakhir : Pe-purwarupa-an artinya adalah berkitar (iterate), berkitar,
dan lagi-lagi berkitar.
65
Perancang perlu bolak-balik berkitar antara satu tahap dengan tahap yang lain sehingga ditemukan produk yang
sempurna.
Gambar 6.7 Pengitaran terus menerus untuk menemukan purwarupa yang paling sempurna
6.4 Proses penyempurnaan purwarupa
Proses pembuatan purwarupa harus sejalan dengan visi dari produk yang ingin dibuat. Pernyataan visi
menyangkut dengan tujuan mulia yang ingin dicapai ketika produk digunakan oleh pengguna. Misalnya visi dari
produk (jasa) gojek adalah ingin meningkatkan taraf hidup pengojek. Visi ini adalah pedoman utama yang haris
diikuti oleh perancang ketika membuat purwarupa. Atribut yang berkaitan dengan sebuah purwarupa dapat
dituangan di atas kanvas visi purwarupa (lihat Gambar 7.). Dalam kanvas itu juga disebutkan :
Kelompok pengguna sasaran yaitu kepada siapa produk ditujukan, yang ditemukan dalam tahap berbagi
rasa (empathy) dan penetapan (define).
Kebutuhan dan keinginan dari calon pengguna seperti yang terungkap dari tahap berbagi rasa dan
penetapan
Produk yang ingin dibuat untuk memenuhi kebutuhan calon pengguna
Manfaat yang diharapkan timbul dari penggunaan produk tersebut.
Gambar 6.8 Kanvas pernyataan visi produk
Pembuatan purwarupa dilakukan secara bertahap, mulai dari purwarupa yang sangat sederhana, lalu diuji coba
di kalangan anggota tim perancang atau pengguna. Setelah itu perancang mendapatkan masukan baru dan
merombak purwarupa awal sehingga menjadi purwarupa yang lebih sempurna. Pengitaran seperti itu dapat
66
berlangsung beberapa kali hingga ditemukan purwarupa yang memuaskan. Karena pengitaran itu proses,
pembuatan purwa rupa tidak dapat dipisahkan dari pengujian.
Gambar 6.9 Pengitaran (iteration) untuk menemukan purwarupa yag lebih baik dari sebelumnya
Purwarupa fungsional
Pada tahap awal pembuatan purwarupa, perancang berkonsentrasi pada variabel yang sangat penting, yang
tanpa adanya itu, purwarupa tidak dapat berfungsi di dalam keadaan nyata. Purwarupa ini dinamakan “produk
berfungsi paling minimum” (minimum viable product, MPV), yang selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk
menambah fungsi yang lain, sedikit demi sedikit, sehingga muncul purwarupa akhir yang memadukan beberapa
fungsi.
Purwarupa terselesaikan
Pembuatan purwarupa terselesaikan penting untuk berinteraksi dengan calon pengguna, karena hanya
kenyataan yang dapat menghasilkan kebenaran. Waktu yang cukup perlu dijadwalkan untuk membuat purwarupa
terselesaikan dan kegunaan yang terkait harus dipadukan satu demi satu.
Purwarupa akhir
Purwarupa akhir merupakan hasil perombakan yang diperoleh berdasarkan umpan balik dari calon pengguna,
melalui proses pengitaran beberapa kali sehingga ditemukan purwarupa yang lebih sempurna. Purwarupa ini
unggul dalam hal keanggunan pikiran yang dihabiskan untuk memikirkan untuk merancang, sebagaimana juga
untuk mewujudkannya. Purwarupa yang meyakinkan dengan kegunaan sederhana biasanya juga sukses ketika
diluncurkan ke pasar. Beberapa fungsi yang lebih penting ditambah dan yang tidak perlu dibuang sehingga
purwarupa itu lebih unggul dari pada purwarupa fungsional atau purwarupa terselesaikan.
6.5 Uji coba (test) terhadap purwarupa
Idealnya, purwarupa dibuat dengan biaya murah, cepat dan mudah dibuat dan dirombak bila ada masukan baru
dari anggota tim atau calon pengguna. Pembuatan purwarupa dan pengujian akan dapat menghemat biaya yang
sangat besar terutama apabila kesalahan ditemukan setelah produk diluncurkan ke pasar. Di negara-negara
yang perlindungan konsumen sangat baik, produsen dipaksa untuk menarik kembali produk salah dan
67
memperbaikinya dengan biaya ditanggung oleh produsen. Selain biaya perbaikan, penarikan produk salah juga
merusak reputasi perusahaan dan merek-merek yang dimilikinya.
Dalam kerangka pemikiran rancangan, uji coba terhadap purwarupa adalah keharusan yang berguna untuk:
Dapat menyetujui suatu produk yang telah lewat ujian atau berkitar (iterate) secara cepat ke tahap
sebelumnya untuk produk yang tidak lulus
Menyesuaikan produk dengan pengharapan calon pengguna
Menilai umpan balik
Mengkomunikasikan hasil kepada calon pengguna.
Karena itu, setelah purwarupa dibuat, pemikir rancangan perlu untuk terus mengitar (iterate) bolak-balik ke tahap
sebelumnya untuk dapat menemukan satu purwarupa yang berfungsi lebih baik dan lebih sesuai dengan harapan
calon pengguna (lihat Gambar 7.10).
Gambar 6.10 Purwarupa dan uji coba
Konon kabarnya, Thomas Alpha Edison melakukan uji coba hingga 1000 kali berbagai macam purwarupa bola
lampu listrik pijar tetapi semuanya gagal, kecuali purwa rupa yang ke 1001. Wartawan menanyakan bagaimana
rasanya ketika gagal dalam 1000 kali uji coba. Edison menjawab bahwa itu bukan kegagalan, tetapi untuk
menemukan produk yang tepat memang dibutuhkan 1000 langkah.
68
Seringkali produsen ingin cepat-cepat meluncurkan produknya secara cepat untuk menanggapi tindakan yang
dilakukan oleh pesaing. Contohnya adalah pemutar mp3 Zune yang diluncurkan oleh Microsoft pada tahun 2006
untuk bersaing dengan iPod dari Apple. Keluhan dari pegguna terhadap produk segera bermunculan begitu
produk digunakan. Akhirnya pada tahun 2009, pemutar Zune dibekukan oleh Microsoft dengan alasan terdapat
masalah jam internal pada perangkat lunak dan pada tahun 2010 produk itu dihentikan. Tanpa pengujian yang
ketat terhadap purwarupa, masalah yang tersembunyi akan meruak ke permukaan di kemudian hari, yang
mengakibatkan citra merek rusak, dan menimbulkan biaya penarikan dan perbaikan yang tidak sedikit.
Untuk menghindari kesalahan seperti itu, pengujian terhadap purwarupa merupakan tahap yang harus dilakukan
sebelum produk diluncurkan. Siapa yang akan melakukan penilaian terhadap purwarupa:
Yang paling penting adalah calon pengguna. Sebagian dari calon pengguna yang diwawancarai pada
tahap empati diundang kembali untuk memberikan penilaian terhadap purwarupa yang sudah dibuat.
Apakah purwarupa itu sesuai dengan harapan yang mereka kemukakan pada saat wawancara. Kalau
tidak, apa kritik dan saran mereka?
Seluruh anggota tim perancang juga perlu memikirkan dan meninjau kembali purwarupa yang telah
dibuatnya dalam rangka menemukan purwarupa yang lebih baik lagi.
Pemegang kepentingan seperti pejabat pemerintah local, kalangan profesional yang terkait dan calon
penyandang dana.
Pengujian dilangsungkan dengan urutan seperti berikut:
Mendefinisikan produk yang akan dihasilkan dan profil calon pengguna
Mempertunjukkan purwarupa kepada mereka
Mengajak peserta untuk mengamati, menyentuh, mencoba, meganalisa, mengajukan pertanyaan,
memberikan saran terhadap purwarupa yang sedang diuji.
Membuat laporan mengenai temuan dari tahap pengujian.
Salah satu ringkasan dari hasil pengujian terhadap purwa rupa adalah seperti tampak dalam Gambar 7.11. Dari
contoh dalam gambar itu, Purwarupa C dan D tidak dapat dijadikan sebagai contoh barang karena adanya
penilaian yang negatif dari beberapa atau seluruh calon pengguna. Tinggal purwarupa A dan B yang dapat
ditangani lebih lanjut untuk dibuatkan contoh barang.
Umumnya hasil dari uji coba dapat dituangkan dalam Papan Tinjauan Ulang (retrospective board) dimana
purwarupa dapat digolongkan dalam empat golongan besar (lihat Gambar 6.12):
Hal yang dapat dilanjutkan untuk dibuat
Hal yang tidak dapat dilanjutkan
Hal yang ingin dicoba
69
Hal yang tidak relevan
Gambar 6.11 Contoh tabel penilaiaan terhadap purwarupa
Gambar 6.12 Penggolongan purwarupa pasca penilaian
6.6 Menuju model usaha yang berlanjut (viable business model)
Semua tahapan dalam proses pemikiran rancangan harus berakhir pada inovasi, yaitu gagasan baru yang
dibungkus dengan kegiatan perniagaan yang mendatangkan uang bagi penggagasnya. Perancangan yang
bermula dari pencarian informasi konsumen, pembangkitan gagasan baru atau kombinasi dari pengetahuan yang
sudah ada, kemudian diwujudkan menjadi purwarupa atau contoh yang menghantarkan nilai bagi pengguna.
Perusahaan berusaha menangkap sebagian nilai yang tercipta tersebut melalui strategi dan taktik penetapan
harga yang tepat (yaitu sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap produk dan keinginan membayar dari
masing-masing pembeli).
70
Dalam hal ini, inovasi dapat diringkas sebagai berikut:
inovasi = gagasan baru atau kombinasi baru dari pengetahuan yang sudah ada
+ nilai yang merupakan hasil dari keinginan untuk membayar dari konsumen.
Tujuan akhir dari setiap langkah perancangan dalam proses perancangan strategi adalah mengembangkan
purwarupa yang dapat diuji dari model usaha (business model) yang rinci. Perancangan berfokus pada apa yang
baru dan/ atau apa yang berbeda dengan model usaha yang saat ini tengah dijalankan. Perancangan bersifat
penjelajahan yaitu mencari sesuatu yang tepat dan bersandar pada pemikiran rancangan. Perancangan akan
bermuara ke model usaha didasarkan pada dua kegiatan yaitu penggagasan dan pe-purwarupa-an:
model usaha = gagasan + purwarupa
Penggagasan (ideation), sebagian besar meliputi penggabungan gagasan yang sudah ada sekarang dengan
daya khayal untuk menciptakan sesuatu yang baru atau inovatif. Sedangkan pe-purwarupa-an (prototyping)
berkaitan dengan pembuatan purwarupa fisik atau contoh barang (mock-up), yang siap untuk diproduksikan.
71
Bab VII
Validasi Purwarupa
Setelah purwarupa (prototype) sebuah produk dibuat, tahap berikutnya yang perlu dilakukan sebelum barang
dijual ke pasar adalah memvalidasi (mensahihkan) calon produk tersebut, apakah layak untuk dipasarkan :
adakah pembelinya, apakah sesuai dengan keinginan dan selera konsumen, apakah produk dapat berfungsi
seperti yang diharapkan, apakah produk dapat dibuat, cukupkah sumber daya (uang, SDM, teknologi,dll ;) yang
dimiliki, dlsb.
Pengertian : validasi (pensahihan) adalah proses pengumpulan bukti dan pembelajaran di sekeliling
gagasan usaha (produk) melalui percobaan dan uji pengguna, dalam rangka membuat keputusan yang
lebih cepat, termaklumi, dan mengurangi resiko.
Ketika merencanakan membuat produk, wirausahawan memiliki asumsi (anggapan/ keyakinan) tentang :
Orang : siapa yang akan membeli produk yang akan dibuat.
Masalah : mengapa terjadi masalah yang dihadapi oleh calon pelanggan, sehingga timbul gagasan
untuk menyelesaikan masalah itu dengan produk.
Produk : bagaimana produk dapat menyelesaikan permasalahan itu.
Untuk menguji apakah asumsi tersebut benar, maka calon produk atau gagasan usaha perlu divalidasikan
(disahihkan) dengan tujuan :
menghemat sumber daya /mengurangi resiko : produk yang tidak ada atau kurang peminatnya, jangan
diluncurkan.
mengukur kinerja: purwarupa yang dibuat di laboratorium atau di bengkel perlu diukur kinerjanya ketika
berada di dalam kenyataan.
mengetahui dengan pasti adanya permintaan (keinginan yang disertai daya beli) dari pelanggan.
menganalisa lebih mendalam tentang perbandingan manfaat / biaya
dll.
7.1 Daur validasi
Kegiatan validasi merupakan daur (siklus) pengembangan produk yang berkitar tanpa ujung pangkal. Ada tiga
unsur yang menjadi mata rantai daur tersebut.
1. Belajar mengetahui tentang apa masalah yang dihadapi oleh calon pelanggan menghasilkan gagasan
(idea) produk.
2. Buat purwarupa (prototype) berdasarkan gagasan produk
72
3. Ukur purwarupa yang dibuat itu untuk memperoleh data, yang dapat digunakan sebagai dasar
kesahihan produk, atau digunakan untuk belajar lagi, memodifikasi lagi, memvalidasi lagi, dst, dst (lihat
Gambar 7.1).
Gambar 7.1 Daur validasi purwarupa untuk pengembangan produk
7.2 Resiko yang ingin dikurangi dengan validasi
Ada empat resiko yang dihadapi dalam pembuatan purwarupa dan peluncuran produk, yaitu :
1. Bernilai (valuable) : akankah calon pelanggan membeli atau menggunakan barangyang ditawarkan ?
2. Berguna (usable): dapatkan pelanggan membayangkan / memikirkan bagaimana mengunakan produk
yang akan diluncurkan ?
3. Layak (feasible): dapatkan wirausahawan membuat produk tersebut dalam kendala waktu, keahlian,
dan teknologi yang dimiliki.
4. Daya hidup (viable): apakah produk ini dapat berjalan, ditinjau dari berbagai aspek usaha.
Validasi akan dapat mengurangi resiko-resiko tersebut, melalui pegambilan keputusan yang lebih cepat dan
termaklumi apakah akan membatalkan peluncuran produk (bila tidak sahih) atau meneruskannya (bila sahih).
Sebelum memulai validasi, apa lima pertanyaan yang perlu diajukan:
1. Dari empat resiko, yang mana yang perlu divalidasi?
2. Apa jenis hipotesis (dugaan) yang akan diuji?
3. Sebanyak mana bukti yang sudah dimiliki untuk hipotesis tertentu?
4. Seberapa lama waktu yang dimiliki hingga titik pengambilan keputusan, atau hingga anggaran habis?
5. Bagaimana mengetahui peluncuran produk (usaha) itu akan berhasil atau gagal?
73
7.3 Pendekatan validasi
Ada dua pendekatan yang dilakukan untuk memvalidasi :
Pendekatan air terjun (waterfall approach)
Pendekatan validasi ini banyak dilakukan oleh perusahaan yaitu membuat barang dahulu, baru menjualnya ke
pasar: buat, buat, buat,…, besut (release) dan sahihkan (validate). Perusahaan melakukan inovasi dengan
membuat barang akhir dan melakukan validasi tawaran nilai pada saat besutan produk ke pasar. Kitaran
(iteration) uji coba yang dilakukan terbatas. Validasi dari keseluruhan konsep inovasi, baru dilakukan pada
besutan terakhir.
Gambar 7.2 Validasi melalui pendekatan air terjun
Pendekatan air terjun ini memiliki sejumlah kelemahan:
Resiko tinggi: perusahaan mungkin telah menghabiskan sumber daya yang besar, tetapi produknya
belum tentu disukai oleh pelanggan ketika diluncurkan.
Membutuhkan anggaran yang besar.
Untuk menghindari resiko yang tinggi ini, dikembangkan pendekatan ramping.
Pendekatan ramping (lean approach)
Melalui pendekatan ramping, validasi dilakukan beberapa kali secara bertahap di titik-titik pengecekan tertentu,
melalui pengujian dalam skala kecil dan berkitar terus menerus beberapa kali, hingga ditemukan suatu produk
yang sangat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Setiap kali ditemukan masukan baru dari calon
pelanggan, perusahaan dapat mengubah fitur dan atribut produknya guna menyesuaikan dengan keinginan
pelanggan. Setelah semua parameter dinyatakan sah (valid), barulah produk itu diluncurkan ke pasar.
74
Gambar 7.3 Validasi dengan pendekatan ramping
Anggaran yang dihabiskan tergantung dari kitaran uji coba yang dilakukan; semakin banyak kitaran semakin
besar anggaran yang dihabiskan. Setiap kitaran dibuat hipotesis (dugaan) tentang kesesuaian produk dengan
kebutuhan konsumen dan diujicobakan kepada pelanggan apakah mereka menyukainya. Karena itu, validasi
melalui pendekatan ramping ini, beresiko relatif lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan air terjun. Kalau
produk memang tidak disukai, akan ketahuan langsung setelah kitaran-kitaran pendahuluan, sehingga tidak perlu
diujicobakan lagi ke kitaran berikut. Begitu juga sebaliknya bila produk itu disukai, uji coba dapat dihentikan sejak
awal dan produk langsung diluncurkan ke pasar. Pendekatan ini lebih menghemat biaya, dan karena itu beresiko
lebih rendah apabila produk gagal.
7.4 Langkah-langkah validasi
7.4.1 Langkah I. Definisi Masalah
Mendefinisikan (menentukan/ membatasi) fokus : apa yang dicari untuk divalidasikan (disahihkan).
Secara jelas perlu didefiniskan tantangan ; dan pada tahap corong inovasi mana saat ini purwarupa produk
berada; dalam rangka memilih jenis percobaan yang relevan untuk memvalidasi berbagai aspek tawaran usaha
(atau produk).
75
Apa yang ditujukan untuk divalidasi ?
Percobaan digunakan terutama untuk belajar lebih cepat dengan cara menguji dengan pelanggan yang
sebenarnya dalam rangka memahami bagaimana mereka terikat dengan gagasan usaha wirausahawan. Keran
itu sangat penting bagi wirausahawan untuk mendefinisikan apa yang sedang dicoba pelajari sebelum
meluncurkan percobaan.
Di dalam tahap mana saat ini wirausahawan berada ?
Tergantung di tahap corong inovasi mana wirausahawan berada, wirausahawan perlu memvalidasi berbagai
unsur dari tawaran usaha, sehingga dia dapat mengambil berbagai jenis percobaan. Misalkan wirausahawan
merancang lampu hemat energi. Inovasi yang diakukan dapat berada di salah satu tahap corong inovasi berikut:
Tahap Masalah
Pada saat yang paling awal dari laluan inovasi, wirausahawan perlu menguji apakah masalah yang
diidentifikasikan adalah masalah yang bernilai untuk diselesaikan oleh wirusahawan untuk pelanggannya.
Contoh : Apakah orang-orang memiliki masalah dengan lampu di rumahnya ?
Tahap Penyelesaian Masalah
Apakah tawaran produk dapat menyelesaikan masalah dan apakah calon pelanggan bersedia untuk
membayarnya ? Contoh: Apakah calon pelanggan mencari lampu dengan pendeteksi gerakan?
Tahap fitur
Menguji fitur inti dari produk yang sangat penting untuk menambah nilai pada penyelesaian yang ditawarkan.
Contoh: Haruskah lampu secerah ini, atau berwarna seperti cahaya lampu pijar?
Tahap model usaha
Menguji daya hidup usaha dari penyelesaian yang dirancang oleh wirusahawan. Contoh: Apakah pemasok
energi (misalnya PLN) tertarik untuk bermitra untuk menjual lampu hemat energi ini?
Tahap penentuan harga
Menguji model penentuan harga barang dan atau jasa yang dibuat oleh wirausahawan. Contoh: Haruskan
pelanggan membayar Rp 50.000 untuk lampu ini atau paket energi senilai Rp 200.000 per bulan yang sudah
termasuk lampu ditambah pulsa listrik?
7.4.2 Langkah II. Peta Asumsi
Membuat peta asumsi dengan memprioritaskan asumsi yang paling genting (kritis) dan mengubahnya menjadi
hipotesis yang siap untuk diuji.
76
Dimananpun tahap purwarupa berada (ruang masalah, penyelesaian, fitur, model usaha atau model penentuan
harga), wirausahwan dapat memetakan asumsi tentang purwarupa. Sejumlah asumsi mudah untuk divalidasi,
sedangkan yang lain sulit.
Memetakan asumsi
Membagai asumsi ke dalam ke dalam kategori akan membantu berfokus pada asumsi yang benar-benar penting.
Asumsi dapat dibagi berdasarkan kategori berikut :
Keinginan (desirability) yang berfokus pada pelanggan/ pengguna
Daya hidup (viability) yang memperhatikan kelangsungan model usaha (apakah perusahaan dapat
memperoleh keuntungan).
Kelayakan (feasibility) yang mempertimbangkan keahlian dan penguasaan teknologi untuk mewujudkan
produk ke alam nyata.
Kesesuaian dengan strategi perusahaan (corporate fit)
Setelah itu, memprioritaskan validasi asumsi di sekeliling kebutuhan pelanggan atau pengguna. Kalau dilihat dari
satu dimensi, asumsi genting yang perlu divalidasikan secepat mungkin, versus asumsi tidak begitu penting yang
tidak begitu penting, peta asumsi adalah sebagai berikut :
77
Gambar 7.4 Sumbu vertical menunjukkan kegentingan (semakin ke atas) dan ketidak-gentingan asumsi
(semakin ke bawah)
Dalam Gambar 7.4 di atas, asumsi yang paling penting adalah yang termasuk dalam ketegori keinginan
pelanggan. Sedangkan yang tidak begitu penting termasuk dalam kategori kesesuaian dengan strategi
perusahaan.
Peta asumsi juga dapat dibuat dalam bentuk dua dimensi (penting di sumbu vertical dan kepercayaan /keyakinan
di sumbu horizontal), yang dinamakan pemeta asumsi (assumption mapper), seperti yang diperlihatkan gambar
7.5 . Berdasarkan pemeta asumsi tersebut, asumsi yang perlu diprioritaskan untuk divalidasi adalah yang berada
di kuadran 1 (kanan atas).
Gambar 7.5 Pemeta asumsi menurut dimensi penting dan kepercayaan
78
Pemeta asumsi membantu wirausahawan dalam proses pemetaaan asumsi di sekitar konsep usaha baru.
Bantuan yang diberikan pemeta asumsi yaitu :
Mengkategorikan asumsi dari gagasan usaha wirausahawan. Apakah asumsinya terkait dengan keinginan
pelanggan, daya hidup usaha secara terus menerus, kelayakan menghasilkan produk dan kesesuaian dengan
strategi perusahaan.
Memprioritaskan asumsi dari gagasan usaha wirausahawan. Wirausahawan perlu berfokus pada yang benar-
benar penting, dengan cara : Pertama memvalidasi asumsi penting yang mudah dijawab ; Kemudian bergerak ke
asumsi yang lebih sukar untuk diuji ; Akhirnya, meninggalkan asumsi yang tidak pentinguntuk ditinjau
belakangan.
Mengubah asumsi menjadi hipotesa
Setelah selesai memetakan asumsi di sekeliling masalah yang sedang ditangani (atau penyelesaian, atau model
usaha, dll), tugas berikutnya adalah mengubah asumsi menjadi hipotesa.
Asumsi adalah : sesuatu yang dipercaya benar tanpa bukti untuk mendukungnya.
Hipotesa adalah,dugaan ilmiah tentang apa yang diharapkan akan terjadi berdasarkan percobaan yang
dilakukan. Hipotesa perlu mencakup sebab dan akibat. Pernyataan ‘’Jika …. , maka… ‘’, ditambah dengan
sasaran dalam bentuk angka yang dapat diukur. Penting bagi wirusahawan untuk secara jelas mendefinisikan
hipotesanya dalam bentuk metric yang mampu memandu tindakan.
Misal :
Kami yakin bahwa pilihan pesanan mingguan akan menyebabkan 20% pelanggan menemukan bahwa pilihan ini
adalah sangat berguna?
Kami memiliki kepercayaan untuk melakukan ini lebih lanjut ketika kami melihat X% dari responden yang kami
survei mengatakan hal ini adalah penting.
7.4.3 Langkah 3. Jenis percobaan
Memilih dan merancang jenis percobaan yang relevan untuk menguji hipotesis
Begitu asumsi sudah diperingkatkan dan hipotesis kunci untuk diuji sudah didefinisikan, wirausahawan dapat
memilih percobaan yang paling cocok untuk diuji dan memvalidasi (atau menolak ) hipotesis.
79
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memilih jenis percobaan, tergantung dari hipotesa yang diusung :
Langkah 1
Menulis hipotesa yang ingin diuji dengan percobaan
Lengkah 2
Menulis jenis percobaan yang paling sesuai untuk menguji hipotesa yang diusung
Langkah 3
Menjelaskan tentang percobaan : apa kebutuhan yang ingin diuji dan bagaimana melakukan itu ?
Langkah 4
Menjelaskan calon pelanggan yang menjadi sasaran percobaan
Langkah 5
Menentukan garis besar tujuan dari percobaan. Menjelaskan keadaan di dalam mana percobaan
dipertimbangkan berhasil.
Langkah 6
Merangkai semua praktek yang diperlukan untuk diperhatikan dalam melakukan percobaab dan menyusunnya
dalam struktur dalam dimensi waktu dan membuat sketsa pengaturan percobaan.
Langkah 7
Setelah menjalankan percobaan, menggunakan kotak hasil untuk menujukkan apakah hipotesa diterima atau
ditolak. Jika diterima, purwarupa dapat dilanjutkan ke tahap berikut. Jika ditolak, wirausahawan akan
menggunakan bukti itu sebagai pedoman untuk melanjutkan percobaan, mengalihkan fokus, meninjau ulang
purwa rupa, melanjutkan dengan kehati-hatian. Bukti penolakan dapat diguanakan sebagai bahan pembelajaran
baru.
80
7.5 Jenis-jenis metode percobaan
Berbagai jenis metode percobaan dapat dilakukan untuk memvalidasi purwarupa yang dibuat dan
disempurnakan. Metode percobaan yang dilakukan tergantung dari kreativitas wirausahawan. Dalam gambar
berikut ditunjukkan berbagai metode percobaan yang dapat dilakukan berdasarkan dua dimensi. Pada sumbu
horizontal digambar waktu yang diperluakan sedangkan pada sumbu vertikal menggambarkan kekuatan bukti
yang didapatkan dari percobaan yang dilakukan.
Gambar 7.6 Berbagai metode percobaan
Berikut ini beberapa metode percobaan yang dapat digunakan sebagai dasar penyempurnaan purwarupa:
Berpiknik ke kuburan
Kuburan disini bukan dalam arti yang sebenarnya, tetapi cuma kiasan untuk mempelajari produk-produk yang
gagal. Wirausahawan perlu menyelidiki sebab kegagalan tersebut supaya jangan mengulang kesalahan yang
sama seperti yang pernah dilakukan oleh produsen produk tersebut. Melalui pembelajaran dari produk yang
gagal wirausahawan diharapkan akan dapat menghindari kegagalan produknya.
Metode ini bukan untuk menguji hipotesa, tetapi lebih ke pembangkitan gagasan. Menggunakan pendekatan
“piknik dalam kuburan” terutama untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang sudah pernah dicoba tetapi
gagal – dan mengapa? Ini meliputi bertemu dengan orang di belakang gagasan yang tidak berhasil ini untuk
mendapatkan cerita sebenarnya dan belajar dari mereka.
81
Perlu dicamkan ke dalam benak wirausahawan “azas-azas apakah sudah pernah dicoba atau seseorang terlah
mencoba dan gagal”. Sebelum meluncurkan barang dan atau jasa, wirausahawan perlu melihat orang-orang
yang sudah melangkah sebelum mereka. Hal ini mencegah wirausahawan untuk mengulangi kesalahan yang
sama.
Memanfaatkan informasi yang sudah ada
Penelitan sekunder mengumpulkan data dari internet, buku, artikel dan kajian sebelumnya. Informasi ini dapat
digunakan untuk memperkuat pandangan mendalam yang diperoleh dari penelitian primer. Ini juga dapat
digunakan sebagai titik awal dari tantangan rancangan yang membantu megidentifikasikan masalah atau
kebutuhan dari pasar besar, yang tidak diketahui.
Walaupun penelitian sekonder dapat berguna, tetapi itu bukan pengganti untuk penelitian primer. Wirausahawan
perlu memprioritaskan mendapatkan data dari interaksi langsung dengan pengguna yang meliputi wawancara,
grup fokus, pengamatan ,daftar petanyaan, dsb .
Uji pemahaman (comprehension test)
Apakah pelanggan memahami pesan? Wirausahawan perlu menghilangkan bias negative palsu sebelum menguji
komitmen dengan cara menilai pemahaman.
Uji pemahaman sederhana untuk dijalankan dan biasanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam. Tujuannya
adalah untuk menguji apakah paling sedikit 80% dari pelanggan memahami pesan yang disampaikan
wirausahawan. Ukuran sample kelumpok yang diuji sekitar 20 orang dan tidak perlu calon pelanggan yang
dibidik. Wirausahawan menguji pemahaman tawaran nilai, bukan apakan mereka tertarik pada tawaran tersebut.
Jika penjelasan dari peserta ujian hampir-hampir sama dengan anggapan wirausahawan, itu dianggap sebagai
hasil yang positif. Jika tidak dianggap negatif.
82
Dengan cara menguji pemahaman ini secara berulang kali, pengecer Wallmart misalnya, mempersempit tawaran
nilainya dari produk-produk yang dijualnya.
Sortiran kartu untuk pemilihan fitur
Wirausahawan dapat menggunakan kartu tersortir untuk menemukan pola keinginan pelanggan, yang
membantunya memahami prioritas pengguna.
Penyorturan kartu adalah cara yang mudah dan terpercaya untuk mendapatkan pandangan mendalam yang
berharga tentang bagaimana fitur dari produk diatur untuk memenuhi pengharapan dari kelompok yang
pelanggan yang dibidik.
Percobaan ini dilakukan dengan cara mendefinisikan daftar prioritas dan kemudian membuat kartu dengan
penjelasan yang jelas. Kartu digunakan untuk mengungkapkan model kejiwaan pengguna. Percobaan ini akan
menemukan fitur apa yang paling penting bagi pelanggan ketika mereka memilih mengatur urutan kartu yang
membentuk pola. Kunci keberhasilan dari percobaan ini adalah kemampuan menafsirkan hasil dengan cara
mengkategorisasikan dan mengenali pola keinginan pelanggan. Produk jasa yang berhasil mempraktekkan
pendekatan ini adalah Hotel Formule 1 (grup Accor) yang hanya menyediakan fitur yang paling dibutuhkan
pelanggan, sehingga Hotel Formule 1 dapat menghemat biaya dalam penawaran jasa penginapan.
83
Kerangka kawat (wireframe)
Kerangka kawat adalah skema rencana tata letak pengaturan tampilan layar produk digital. Kerangka kawat
digunakan untuk menguji kegunaan produk digital. Purwarupa kerangka kawat digital berperan sebagai simulasi
terbatas dari gagasan penyelesaian masalah bagi pengguna supaya dapat berinteraksi lebih efektif dengan
produk tersebut.
Cetak biru yang berbentuk skema bertindak sebagi pemandu visual yang statis untuk membantu wirausahawan
mengenali masalah potensial yang mungkin tidak kelihatan, dan mengungkapkan unsur yang naluriah (intuitive)
bagi pengguna.
Purwarupa aplikasi
Pelayanan berganda saat ini memungkinkan perancang – bahkan bagi orang (yang hampir) tidak memiliki
pengalaman perancangan – dapat membuat purwarupa aplikasi, pemrograman tidak diperlukan. Keunggulan:
kitaran dan pemulusan dapat diuji oleh pengguna sebelum memulai pengembangan. Dengan hanya
memamerkan sebuah aplikasi dengan laman yang sederhana dan aliran persyaratan masuk, pengguna akan
memiliki pengalaman terhadap gagasan dan konsep yang disodorkan oleh wirausahawan, dan dapat
memberikan umpan balik terhadap aplikasi mobil wirausahawan. Penggunaan pandangan mendalam mengenai
perilaku pengguna dapat menghemat waktu dan uang dalam fase pengembangan.
84
Purwarupa fisik
Menguji dan menilai penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan membuat purwarupa fisik yang sangat
sederhana dengan harapan pelanggan akan berinteraksi dengannya.
Begitu wirausahawan mengenal masalah yang berharga untuk diselesaikan, dia mengubah kumpulan pandangan
mendalamnya ke dalam purwarupa yang kentara atau contoh barang yang dapat digunakan untuk menawarkan
penyelesaian potensial bagi pelanggan.
Wirausahawan misalnya dapat membuat apotek swalayan dari kotak karton, dan menempatka orang di dalam
karton untuk melakoni tindakan yang diharapkan.
Produk mampu bertahan minimum (minimum viable product, MVP)
Produk mampu bertahan minimum (MVP) adalah produk yang sangat sederhana tetapi masih dapat berfungsi
secara minimum. Wirausahawan dapat menguji asumsi penting melalui fitur tunggal pada produk mampu
bertahan minimum. Ketika pelanggan menggunakan produk itu, dia akan mengusulkan penambahan fitur lainnya
yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Setelah beberapa kitaran, produk mampu
bertahan minimum itu dapat disempurnakan menjadi produk penuh fitur (full featured product).
Wirausahawan menghindari konsep mega dan kesimpulan yang tidak jelas dengan menguji produk dapat
bertahan minimum. Produk yang terkenal sukses yang memulai dengan fitur sederhana misalnya, Google dan
Dropbox. Produk mampu bertahan minimum dengan fitur tunggal tersebut berfokus hanya pada satu aspek saja
dari konsep yang lebih besar. Mengapa wirausahawan melakukan itu? Karena dia ingin memiliki data statistik
yang menjamin bahwa hanya fitur itu yang tervalidasi (bukan fitur yang lain-lain). Jika hanya satu hipotesa
85
penting itu saja yang ingin diuji, maka produk mampu bertahan itu hanya dilengkapi dengan fitur yang yang
paling penting saja.
Produk mampu bertahan minimum hanya tulang saja (bare bone MVP)
Ini adalah langkah berikutnya dari MVP. Wirausahawan menguji produknya kepada pelanggan yang berpotensi
dan meyakinkan mereka untuk membayar biaya penambahan fitur sebelum wirausahawan membuat produk
dengan fitur yang lebih banyak.
Wirausahawan dapat membuat MVP hanya tulang dengan sumber daya yang dia miliki untuk menguji berbagai
fitur yang ingin divalidasi. MVP hanya tulang ini cocok dalam pembuatan perangkat lunak. Tawaran perangkat
lunak versi fitur minimum secara gratis (freemium) tetapi pelanggan harus membayar untuk penambahan fitur-
fitur lainnya adalah contoh pendekatan ini. Pendekatan ini sering merupakan langkah berikut setelah berhasil
menguji MVP berfitur tunggal.
Simulasi produk atau proses
Wirausahawan membuat model digital (mungkin dengan teknologi kenyataan maya, virtual reality, VR) dan
mensimulasikan fitur produk dan membuat keputusan berdasarkan bukti.
Simulasi produk adalah teknik yang sangat kuat untuk memahami fitur dan fungsioanalitas yang mungkin
dipasang dalam sebuah produk sebelum produk tersebut dikembangkan lebih lanjut.
Perangkat lunak dapat digunakan untuk simulasi mekanika, dinamika fluida perhitungan, perupaan injeksi plastik,
bahan komposit, struktur sipil, simulasi proses pemabrikan, simulasi pelayanan, dsb.
Simulasi memungkinkan wirausahawan untuk secara cepat menilai gagasan baru dan simulasi perlu digunakan
sejak proses perancangan untuk menghindari pengerjaan ulang, kehilangan daur waktu, dan pengeluaran biaya
86
yang besar. Di kemudian hari. Alat simulasi biasanya ditawarkan sebagai produk tunggal atau bersama dengan
perangkat lunak CAD (computer aided design) yang terpadu. Wirausahawan dapat memimih salah satu yang
sangat tepat dengan produknya.
Simulasi produk memungkinan wirausahawan memperoleh umpan balik cepat tentang penambahan atau
pengurangan fitur, dan mengambil keputusan berdasarkan bukti yang ditemukan tersebut.
Dalang (Wizard of Oz)
Bekerja di belakang layar untuk menghantarkan jasa secara manual, tanpa prasarana yang besar, tetapi
membuat yakin pelanggan seolah-olah prasarna sudah terpasang.
Metode ini mencakup pelaksanaan tugas secara manual untuk pelanggan, sambil mensimulasi sebuah proses
otomatis. Pelanggan berada dalam kesan bahwa mereka menggunakan produk akhir dan tidak menyadari
tentang mekanisme manual yang bekerja di belakang layar untuk menghantarkan nilai. Pertama kali, ini mungkin
memakan waktu yang lebih lama dari pada proses otomatis, tetapi hal ini memungkinkan wirausahawan bergerak
cepat dengan pengembangan yang minimum.
Halaman pendaratan (landing page)
Keluar dari rumah (secara maya) dengan menggunakan halaman pendaratan untuk menguji hipotesa terhadap
pengharapan dan kepentingan pengguna.
Setelah yakin bahwa pengguna mengerti tentang tawaran nilai dengan uji pengertian, halaman pendaratan dapat
digunakan sebagai halaman tunggal dimana wirausahawan menampilkan tawaran nilainya dan bertujuan
87
mengubah pendaftaran melalui surel menjadi penjualan. Hal ini dapat dimulai dengan hipotesa, menjernihkan
metrik kunci, dan menguji ketertarikan pengguna pada tawaran nilai.
Melalui halaman pendaratan, wirausahawan berusaha mendapatkan informasi pelanggan seperti alamat, nomor
kartu kredit, surel, dll., untuk menduga permintaan (keinginan yang disertai daya beli). Berdasarkan % pengguna
yang memberikan informasi ini, wirausahawan dapat menarik kesimpulan mengenai adanya permintaan yang
cukup untuk membuat produk yang dapat menyelesaikan masalah secara minimum atau mengubah haluan bila
diperlukan.
Jika wirausahaaan memiliki gagasan, lebih baik tidak memulai membuat produk segera, tetapi mencoba
menyelidiki ketertarikan pasar terlebih dahulu dengan membuat produk mampu bertahan minimum (MVP) atau
membuat halaman pendaratan untuk produk tersebut, seolah-olah produk yang direncakan sudah ada.
Video penjelasan
Wirausahawan dapat membuat video untuk menunjukkan bagaimana sebuah jasa akan berguna bagi pelanggan.
Dengan menggunakan video penjelasan, wirausahawan membuat kesan seolah produknya nyata dan sudah
dibangun, dengan cara merekam dan menyunting skenario ‘kehidupan nyata’ termasuk cara penggunaan
produknya. Video ini dapat ditampilkan di halaman pendaratan untuk menjelaskan tawaran kepada pelanggan
dan mempengaruhi mereka untuk membeli dan menggunakannya.
Wirausahawan berfokus pada naskah dan papan cerita mengenai pesan kunci dan memperkuat pesan tersebut
dengan cara pemberitahuan dan penghiburan pengguna dengan tema ‘siapa + apa + mengapa‘ dari tawarannya.
Wirausahawan menggunakan video penjelasan untuk memperkenalkan jasanya kepada orang di seluruh dunia.
Dia memanfaatkan gaya visual yang unik, membuat gaya bicara yang meyakinkan dengan penggunaan metafora
dan menjaga video itu tetap pendek.
Contoh :
Hipotesa : adakah permintaan untuk Dropbox ?
Pada 2009, sebuah perusahaan pemula yang tidak dikenal Dropbox meluncurkan video penjelasan ini.
88
Segera setelah video itu diluncurkan, video yang lamanya 2 menit itu ditempatkan di halaman situs Dropbox,
penontonnya mencapai 30.000 orang per hari.
Dengan video ini, Dropbox berusaha untuk menggambarkan mekanika dari jasa penyimpanan digital yang
ditawarkan dan memicu ketertarikan jutaan pengguna potensial di seluruh dunia.
Uji A atau B
A atau B ? Wirausahawan menguji dua versi dari produk kepada sampel pengguna, kemudian memilih versi yang
paling disukai.
Lebih dari percobaan yang khusus, uji A atau B mendorong wirausahawan untuk menguji dua versi (A dan B) dari
sesuatu produk untuk menemukan yang mana yang menghasilkan kinerja terbaik dalam mendatangkan hasil
yang diinginkan (misalnya tingkat pembelian di anjungan perdagangan-e).
Ada berbagai unsur yang dapat menggunakan uji A atau B: 2 baris isi kampanye selebaran iklan, 2 versi
kampanye AdWord, 2 skema penentuan harga untuk jasa baru, 2 warna untuk halaman pendaratan, dsb.
Kampanye iklan (dalam talian)
Wirausahawan menggunakan kampanye iklan dalam talian untuk memvalidasi adanya pasar (permintaan).
89
Wirausahawan dapat menggunakan jasa periklanan dalam talian seperti Facebook, Instagram, Google, LinkedIn,
dsb., untuk menguji tawaran kepada pelanggan terbidik yang ingin dicapainya. Dengan uji yang sederhana ini,
wirausahawan dapat memperoleh pandangan mendalam mengenai seberapa banyak pelanggan yang bersedia
membayar, ukuran pasar, dan/ atau biaya penjualan.
Wirausahawan juga dapat melihat fitur atau aspek mana dari tawaran wirausahawan yang paling menarik bagi
calon pelanggan yang dibidik. Selain itu, iklan panji yang dibayar (paid banner) dan kata kunci dapat digunakan
untuk menghela lalu lintas dari iklan ke halaman pendaratan wirausahawan. Hal ini memungkinkan penambahan
informasi yang lebih banyak tentang apa yang membuat yakin bagi pelanggan.
Penciptaan bersama (co-creation)
Wirausahawan dapat melibatkan pelanggan utama sejak awal proses pengembangan.
Ketika menghasilkan produk yang digunakan oleh perusahaan lain (B2B, business to business), pendekatan
yang paling baik adalah menggunakan konsep penciptaan bersama penyelesaian masalah dengan seseorang
dalam jaringan kerja (misalnya mitra, pelanggan, atau pemasok). Penciptaan bersama memungkinkan hubungan
pelanggan yang lebih kuat, mengurangi resiko, dan meningkatkan kecepatan masuk ke pasar.
Penciptaan bersama untuk penyelesaian masalah B2B adalah metode efektif berdasarkan 3 alasan:
1 Konsentrasi
Sejumlah pasar B2B hanya terdiri dari beberapa prusahaan saja. Memangun hubungan yang erat dan terus
menerus dengan satu perusahaan akan memungkinkan wirausahawan untuk mengetahui kebutuhan pasar
dengan sedikit wawancara.
2. Ramalan, keinginan dan pengetahuan pelanggan
90
Pelanggan B2B memiliki daya melihat jauh ke depan tentang tujuan usaha mereka sebelum mendapatkan
pengalaman menggunakan produk wirausahawan. Mereka sering ingin membantu wirausahawan
mengembangkan produk, sejauh hal itu meningkatkan tujuan usaha mereka. Pelanggan sahan memahami
tentang alat dan proses.
3 Membangun hubungan
Penciptaan bersama memungkinkan berbagai pemangku kepentingan dan pengambil keputusan dalam sebuah
perusahaan untuk terlibat sejak awal dalam proses, pembuatan dukungan untuk penyelesaian masalah.
Dana gotong royong (crowdfunding)
Wirausahawan dapat menggunakan anjungan dana gotong royong sebagai cara untuk memvalidasikan gagasan
dengan cara mendapatkan penyokong yang mau menaruh uang ke dalam konsep yang diusung, sebelum produk
dibuat.
Wirausahawan dapat menggunakan metode anjungan dana gotong royong untuk menjalankan uji produk mampu
hidup minimum (MVP). Dia menguji kebutuhan untuk tawarannya dan menemukan kesukaan pelanggan.
Gagasan tersebut bertujuan mengukur daya tarik, mendapatkan penyokong dan hanya membuat produk ketika
ada ketertarikan yang cukup terhadap produk yang akan diluncurkan. Untuk itu, calon penyokong dana perlu
diyakinkan dengan paparan ringkas yang meyakinkan (elevator pitch, pitch deck) biasanya dengan video,
visualisasi dan infografis yang hebat.
Pra penjualan (pre-sales)
Wirausahawan berbicara dengan pelanggan dan mengukur ketertarikannya kepada produk yang akan
diluncurkan dengan cara menguji keinginan mereka untuk memesan sebelum barang dibuat.
91
Pra penjualan memungkinkan wirausahawan untuk memperkenalkan produknya kepada pelanggan potensial dan
menyakinkan mereka untuk membayar sebelum produk itu dibuat sepenuhnya. Ada dua cara yang dapat
dilakukan : memasang tombol ‘pra pemesanan’ di halaman pendaratan atau berbicara langsung dengan
pelanggan. Pilihan kedua ini, walaupun tidak dapat diperluas dengan mudah, memungkinkan wirausahawan
untuk mendapatkan pandangan mendalam yang kualitatif dengan melihat reaksi pelanggan secara langsung.
Pra penjualan memungkinkan perkiraan yang lebih jelas tentang permintaan nyata ; perkiraan yang lebih baik
tentang sasaran produksi ; mendapatkan kas masuk ; keunggulan pemasaran – perasaan berada dalam
masyarakat eklusif yang merupakan pengguna pertama.
Surat keinginan (letter of intent)
Wirusahawan juga dapat menguji hipotesa dengan cara memohon kepada calon pelanggan untuk
menandatangani surat keinginan tanpa mengikat untuk bersedia membayar terhadap penyelesaianmasalah yang
di tawarkan.
Surat keinginan dapat digunakan untuk memvalidasi asumsi tentang produk dengan cara memohon pembayaran
dari calon pelanggan dan dengan jelas mencatat apa yang mereka ingin berikan untuk tawaran nilai dari
wirausahawan. Wirausahawan perlu meyakinkan calon pelanggan yang mengalami masalah dan penderitaan,
bahwa dia telah mampu mengenal masalah dan sedang berusaha untuk menyelesaikannya melalui sebuah
barang atau jasa.
92
Bab VIII
Nyeri dan Keuntungan dalam Perancangan Produk
Ketika konsumen memperoleh sebuah produk, dia ingin mendapatkan manfaat dari produk itu. Misalnya,
konsumen yang sakit flu, ingin minum obat yang kebanyakan rasanya pahit, demi memperoleh manfaat
kesembuhan. Pahit itu adalah derita /nyeri (pain) bagi konsumen. Demikian juga dengan harga yang harus
dibayar, karena dia harus mengorbankan sumber daya yaitu uang. Keuntungan (gain) yang dapat diperoleh
adalah kesembuhan. Untuk mengurangi derita, perusahaan menambah gula atau perisa jeruk ke dalam obat,
sehingga derita pahit dapat dikurangi. Dan disamping itu produsen juga dapat menurunkan harga obat, sehingga
konsumen hanya perlu mengorbankan sumber daya yang lebih sedikit untuk memperoleh obat itu.
Ketika produsen membuat produk, dia menciptakan nilai yaitu perbedaan anda keuntungan yang didapatkan
dengan derita yang timbul akibat memperolehproduk itu. Tujuan produsen adalah membuat produk dengan nilai
yang setinggi mungkin, yaitu dengan menambah sebanyak mungkin keuntungan dan mengurangi sebanyak
mungkin derita yang mungkin timbul dalam perolehan dan penggunaan produk itu.
8.1 Produk adalah gabungan berbagai fitur
Produk (barang dan / atau jasa ) dapat dimodifikasikan oleh perusahaan dalam rangka menarik minat konsumen
untuk membelinya. Keputusan mengenai produk (barang dan jasa) merupakan salah satu keputusan awal yang
harus dibuat oleh wirausahawan dalam rangka membangun penawaran produk yang dapat diterima oleh calon
pelanggan. Karena itu diperlukan sekali mempelajari hal apa saja yang memberikan sumbangan terhadap
penawaran nilai (value proposition) yang terkandung dalam sebuah produk.
Menurut dimensi produk (lihat Gambar 4.1 ), produk bukan saja meliputi sifat fisik inti, tetapi juga unsur tambahan
seperti pengemasan, pencapan (branding) dan pelayanan pasca penjualan, yang merupakan suatu paket total
bagi pelanggan. Membakukan manfaat inti produk (fitur fungsional, kinerja, dsb.) lebih mudah bagi produsen, dari
pada membakukan jasa pendukung yang kadang-kadang perlu disesuaikan terhadap perorangan pelanggan.
Biasanya yang dilakukan produsen adalah memvariasikan berbagai fitur sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
93
Gbr 8.1 Tiga tingkatan produk
8.2 Produk (barang + jasa)
Pada hakekatnya, produk adalah bauran barang dan jasa dimana unsur barang dan jasa sangat bervariasi (lihat
Gambar 8.2). Konsumen tidak mencari produk tetapi mencari atribut produk yang mendatangkan kepuasan.
Barang fisik merupakan kenderaan yang membawa jasa, karena dengannya pelanggan dapat mencari kepuasan
yang terindividualisasi.
Umumnya, produk terdiri dari dua unsur yaitu barang dan jasa. Semakin ke kiri unsur barang semakin dominan.
Semakin ke kanan unsur jasa semakin dominan (lihat Gambar 8.2).
Gbr 8.2 Dominasi barang atau jasa dalam berbagai macam produk
Produsen dapat meragamkan (mevariasikan) produk dengan cara menambah atau mengurangi manfaat dari
produk, fitur, dan jasa yang terkandung di dalam produk. Penambahan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan akan meningkatkan kepuasannya. Tawaran produk total yang ditawarkan akan divariasikan
oleh produsen sesuai dengan kebutuhan pelanggan individual. Salah satu keunggulan bersaing yang dimiliki oleh
94
usaha kecil yang digagas oleh wirausahawan adalah kemampuan menambah jasa di sekeliling produk inti yang
ditawarkan.
8.3 Jasa
Berbeda dengan barang, jasa memiliki sifat :
• Tidak kentara (intangibility).
• Sirna/cepat rusak (perishability), tidak dapat disimpan.
• Beragam (heterogeneity) antara satu pelayanan dengan yang lain.
• Tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi (inseparability).
Produksi jasa inti (misalnya tempat tidur di hotel, rekening bank, dsb) sering disertai dengan jasa tambahan lain
yaitu (lihat Gambar 8.3 ):
1. Informasi
2. Konsultasi dan nasehat
3. Pengambilan pesanan
4. Keramah-tamahan (hospitality): penanganan pelanggan
5. Penjagaan keamanan : menjaga barang milik pelanggan.
6. Pengecualian (exceptions): hal-hal yang berada di luar jasa rutin atau normal.
7. Penagihan :Tagihan yang jelas, tepat waktu yang menjelaskan bagaimana biaya dihitung.
8. Pembayaran (mudah dan menyenangkan)
Gbr. 8.3 Penambahan jasa tambahan di sekeliling jasa inti
Tidak semua jasa inti dikelilingi oleh delapan unsur jasa tambahan. Dalam praktek, jenis jasa yang ditawarkan,
permintaan pelanggan, dan tekanan persaingan menentukan jasa tambahan mana yang perlu ditawarkan.
95
8.4 Keuntungan pelanggan (customer gain) dari sebuah produk
Ada beberapa fitur yang perlu ditambahkan ke dalam sebuah produk sehingga pelanggan akan mendapatkan
keuntungan ketika mengkonsumsikan atau menggunakan sebuah produk.
Untuk itu perlu dideskripsikan keuntungan yang diharapkan oleh pelanggan. Termasuk keuntungan secara
fungsional, emosional, emosi positif, dan penghematan. Sejumlah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan untuk
menampabah fitur yang mungkin meningkatkan keuntungan pelanggan, yaitu:
apa yang membuat pekerjaan pelanggan menjadi lebih mudah: pelayanan lebih baik, harga murah,
kemudahan cicilan, dsb.
apa yang dicari pelanggan: rancangan yang bagus, garansi dalam waktu yang panjang, dll.
apa konsekuensi positif yang diinginkan pelanggan: kelihatan keren, menaikkan gengsi, status, dll
apa yang diimpikan pelanggan: pencapaian keinginan waktu kecil, ingin dihormati oleh tetangga,
keluarga, dll.
harapan/ ekspektasi pelanggan: mutu lebih dari produk yang biasa dia konsumsi….
penghematan apa yang akan membuat pelanggan senang? Misalnya dalam hal waktu, uang dan usaha,
dsb.
apa hasil yang pelanggan harapkan dan ingin lampaui? Misalnya tingkat mutu, lebih dari sesuatu,
kurang sesuatu, dsb;
apa jalan penyelesaian yang disukai pelanggan? Misalnya fitur khusus, kinerja, kualitas, dll.
apa yang akan membuat pekerjaan pelanggan menjadi lebih mudah? Misalnya kurva belajar datar,
layanan lebih prima, biaya kepemilikan yang lebih rendah seperti melalui cicilan, dll.
apa konsekuensi sosial yang positif yang diinginkan pelanggan ? Misal membuat mereka terlihat baik,
peningkatan kekuasaan, status, dll.
apa yang pelanggan cari? Misalnya baik desain, jaminan, fitur khusus atau lebih, …)
bagaimana pelanggan mengukur kesuksesan dan kegagalan? Misalnya kinerja, biaya, dsb.
apa yang akan meningkatkan kemungkinan mengadopsi jalan penyelesaian? Misalnya biaya yang lebih
rendah, investasi lebih sedikit, risiko yang lebih rendah, kualitas yang lebih baik, performa, desain, dll.
8.5 Derita / Nyeri Pelanggan (customer pain)
Ketika menggunakan atau mengkonsumsi produk, pelanggan atau konsumen mengalami penderitaan dalam
bentuk pengorbanan sumber daya, ketidaknyamanan, dan resiko yang mungkin timbul akibat efek samping.
Ketika memperoleh barang, derita yang paling utama bagi pelanggan adalah harga yang mereka bayar karena
dia perlu mengorbankan sejumlah sumber daya (uang ) yang dimilikinya.
96
Karena itu, wirausahawan perlu mendeskripsikan emosi negatif yang mungkin timbul dari pennggunaan produk,
hal-hal yang tidak diinginkan, situasi yang tidak diinginkan dan resiko yang pernah atau mungkin dialami oleh
pelanggan sebelumnya, ketika dan setelah menggunakan produk.
Pertanyaan yang perlu dipertimbangkan a.l.:
• apa yang menurut pelanggan, produk itu memboroskan sumber daya? Misalnya membutuhkan banyak
waktu untuk menggunakannya, biaya terlalu besar dalam bentuk uang, memerlukan upaya yang cukup
besar, membutuhkan latihan, dsb.
• apa yang membuat pelanggan merasa buruk ketika menggunakan produk? Misalnya frustrasi,
gangguan, hal-hal yang memberi mereka sakit kepala, dll.
• apa kinerja buruk yang dirasakan oleh pelanggan karena menggunakan produk? Misalnya kurangnya
fitur, kinerja, rusak, dsb.
• apa kesulitan dan tantangan utama yang pelanggan hadapi? Misalnya memahami bagaimana sesuatu
bekerja, kesulitan mendapatkan sesuatu, resistensi, dll.
• apa konsekuensi sosial negatif yang dihindari atau ditakuti oleh pelanggan? Misalnya kehilangan muka,
kekuasaan, kepercayaan, atau status, dll.
• apa risiko yang ditakuti pelanggan? Misalnya keuangan, sosial, risiko teknis, atau apa yang bisa sangat
salah, dsb.
• apa yang membuat pelanggan khawatir di malam hari? Misalya masalah besar, kekhawatiran,
kecemasan, dll.
• apakah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pelanggan? Misalnya: Kesalahan penggunaan,
kelebihan takaran, dsb.
• Rintangan apa yang mencegah pelanggan untuk menggunakan jalan peyelesaian? Misalnya biaya
investasi dimuka, kurva belajar, resistensi terhadap perubahan, dll.
8.6 Usulan nilai (value proposition)
Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, produsen dapat merancang sebuah usulan nilai yang terdapat di
dalam produknya dan menawarkannya ke pelanggan yang dia bidik.
97
8.4 Kanvas Usulan Nilai yang meliputi Rancangan Usulan Nilai yang ditawarkan ke salah satu ruas pasar yang
dibidik
Usulan nilai adalah alasan yang meyakinkan mengapa calon pelanggan memilih produk dari perusahaan A,
misalnya, dan tidak mau membeli produk dari perusahaan yang lain. Calon pelanggan yakin bahwa produk
perusahaan Adalah pilihan terbaik bagi mereka..
Tentu saja Rancangan Usulan Nilai (Value Proposition Design) tersebut harus sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan ruas pelanggan yang dibidik. Salah satu alat untuk menggambarkan rancangan nilai adalah Kanvas
Usulan Nilai yang berisi Rancangan Usulan Nilai yang ditawarkan ke salah satu ruas pasar yang dibidik.
Hal utama yang tercakup dalam usulan nilai adalah pencipta keuntungan (gain creator) dan pereda derita (pain
reliever). Sebuah usulan nilai akan menciptakan nilai untuk setiap konsumen melalui kombinasi yang berbeda
dari unsur-unsur yang dapat memenuhi kebutuhan untuk setiap ruas pelanggan. Nilai yang diberikan dapat
berupa kuantitatif (misalnya harga, kecepatan pelayanan) maupun kualitatif (misalnya desain, pengalaman
pelanggan, perasaan).
Komponen yang dapat meningkatkan tawaran nilai, a.l. :
kebaruan (newest )
kinerja (performance)
penempahan/ penyesuaian (customization )
penyelesaian pekerjaan (getting the job done )
rancangan (design )
cap /status (brand /status )
harga (price )
pengurangan biaya (cost reduction )
pengurangan risiko (risk reduction )
98
ketercapaian (acsessability )
ketergunaan (usability )
Gambar 8.5 menunjukkan sebuah Kanvas Usulan nilai untuk produk berupa jasa impor barang dari luar negeri.
Gbr. 8.5 Contoh Kanvas Usulan Nilai
Produsen menawarkan jasa untuk mengimpor barang, dan menawarkan ke salah saru ruas pelanggan yang
dipilih.
Pembuat keuntungan yang dikemas dalam produk (jasa) adalah :
Hemat waktu,
Dapat memantau barang
Profesionalisme
Pereda derita yang ditawarkan dalam produk itu adalah :
Harga jasa yang pantas
Dapat dipercaya , mengurasi resiko terkena penipuan.
Menggunakan mata uang rupiah, sehingga mengurangi resiko nilai tukar
Kalau pelanggan melaksanakan tugasnya yaitu membeli, pelanggan itu akan mendapatkan keuntungan, berupa:
Kepraktisan mengimpor
Barang diantar hingga ke pintu rumah atau gudang, dll.
Sedangkan derita yang dapat dicegah oleh pelanggan yaitu:
Ketiadaan kartu kredit
99
Ketakutan kena tipu
Kesulitan administrasi dengan bea cukai, dll.
Kanvas Usulan Nilai yang lebih rinci disajikan dalam Gambar 8.6. Kanvas itu dipotong dua untuk melihat melihat
lebih jelas Usulan Nilai dari produk yang ditawarkan (Gbr 8.7) dan Ruas Pelanggan yang dibidik (Gbr 8.8)
Gbr 8.6 Kanvas Usulan Nilai sebuan barang dan jasa serta ruas pelanggan yang dibidik
100
Gbr 8.7 Usulan Nilai yang terkandung dalam sebuah produk
101
Gbr 8.8 Ruas Pelanggan kemana produk akan dijual
8.7 Mengenali pelanggan
Untuk mengenal pelanggan lebih mendalam, perlu disusun profil pelanggan yang terdiri dari 3 unsur yaitu (lihat
Gbr 8.8):
102
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh pelanggan ketika memperoleh, membeli, menggunakan atau
mengkonsumsi produk.
2. Derita yang diperoleh pada saat membeli, menggunakan produk
3. Keuntungan yang didapatkan ketika membeli, memperoleh, mengkonsumsi, dan menggunakan
produk.
Sesuai dengan ruas konsumen yang dibidik, profil pelanggan ini disusun sesuai dengan ruas yang dibidik.
Pertanyaan yang perlu dipertimbangkan ketika menyusun profil pelanggan a.l. yaitu:
Apakah pekerjaan fungsional pelanggan; apa yang mereka lakukan? (misalnya melakukan atau
menyelesaikan tugas tertentu, memecahkan suatu masalah tertentu, dsb.)
Apakah pekerjaan yang mereka lakukan, yang terkait dengan aspek sosial dari pelanggan?
(misalnya mencoba untuk terlihat baik, mendapatkan kekuasaan atau status, berusaha memuaskan
kebutuhan, dlsb.)
Apakah pekerjaan yang mereka lakukan yang terkait dengan emosi pelanggan ? (misalnya estetika,
merasa baik, aman, tenang, dll.)
Apakah kebutuhan dasar pelanggan, yang mereka coba puaskan dengan produk itu? (misalnya:
komunikasi, perkawinan, kebugaran, kesehatan , dsb. )
8.8 Peta nilai (value map)
Berikutnya perlu dibuat peta nilai untuk mengatur fitur produk dalam tawaran nilai yang diharapkan dapat
meningkatkan keuntungan dan mengurangi derita, ketika produk itu digunakan /dikonsumsi oleh pelanggan atau
konsumen.
Peta nilai juga terdiri dari 3 unsur (lihat Gbr 8.7), yaitu :
1. Produk ( barang dan jasa) yang diangan-angankan dan dirancang oleh wirausahawan, misalnya jasa
pengolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik, sabun anti alergi, burung cucak rawa, dsb.
Dalam produk ini ditambah fitur pereda derita dan atau pembuat keuntungan.
2. Pereda derita diharapkan akan menghapus dan mengurangi derita/nyeri, atau hal-hal negatif yang
dialami oleh pelanggan ketika mengkonsumsi / menggunakan produk. Pereda derita di sisi peta nilai
berkaitanan erat dengan derita /nyeri pain di profil pelanggan..
3. Pembuat keuntungan diharapkan akan meningkatkan keuntungan yang akan didapatkan oleh
pelanggan ketika mengkonsumsi produk. Pembuat keuntungan juga berkaitan erat dengan keuntungan
dalam profil pelanggan.
103
Gambar 8.9 Rencana produk dasar sebelum penambahan fitur pereda derita dan pembuat keuntungan
8.9 Merancang produk yang akan ditawarkan ke calon pelanggan
Produk (barang dan atau jasa) merupakan gabungan dari fitur pereda derita dan fitur pembuat keuntungan, yang
akan ditawarkan kepada pelanggan. Pereda derita harus mampu mengatasi masalah penderitaan atau nyeri
yang dialami oleh calon pelanggan, sedangan pembuat keuntungan harus dapat mewujudkan keuntungan yang
diharapkan oleh pelanggan ketika menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut.
Misalkan, wirusahawan menjual produk dasar burung cucak rawa yang diternakkannya (lihat Gbr 4.9).
Wirausahawan dapat merancang sebuah produk ke pelanggan dengan tambahan pereda derita /nyeri ke
konsumen (lihat Gambar 4.10 ), berdasarkan derita yang mungkin dialami konsumen ketika menggunakan
/mengkonsumsi produk. Fitur yang ditambahkan misalnya diantar ke rumah dan jaminan ganti rugi bila burung
mati dalam tempo satu minggu. Hal ini dapat mengurangi resiko pelanggan ketika burung yang dibelinya kurang
beradaptasi secara baik pada lingkungan baru di minggu-minggu pertama.
Gbr 8.10 Penambahan fitur pereda derita ada produk dasar.
Kemudian, berdasarkan keuntungan yang mungkin didapatkan oleh pelanggan dari sebuah produk, ia juga dapat
mengemas pembuat keuntungan ke dalam produk yang ditawarkannya (Gbr 8.11). Sebagai contoh: untuk
penjualan burung cucak rawa, wirausahaawan dapat menawarakan pembelian kembali dengan harga lebih
104
mahal setelah 6 bulan dipelihara oleh pelanggan. Berkat adanya fitur pereda nyeri danfitur pembuat keuntungan,
pelanggan akan melihat nilai yang besar yang terkandung dalam sebuah produk, sehingga dia tidak ragu-ragu
untuk membelinya.
Gbr 8.11 Penambahan fitur pereda nyeri dan fitur pembuat keuntungan pada produk dasar sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
105
Bab IX
Kanvas model usaha: produksi
Perusahaan membuat produk dengan mengubah-ubah berbagai macam masukan (input) yang mengeluarkan
biaya, lalu menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk produk, dan akhirnya menjual produk tersebut ke
pelanggan. Perusahaan menghantarkan produk ke pelanggan dan pelanggan memberikan sumber daya yang
dimilikinya (biasanya dalam bentuk uang) kepada perusahaan. Pendapatan yang diterima perusahaan harus
dapat menutup semua biaya yang telah dikeluarkan dan mendatangkan laba yang cukup bagi wirausahawan.
Apakah pelanggan mau membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan ? Ini tergantung dari usulan nilai
(value proposition) yang terkandung dalam sebuah produk. Bila pelanggan mempersepsikan tawaran nilai yang
ada dalam sebuah produk lebih tinggi dari harganya (sumber daya yang harus dikorbankan pelanggan untuk
mendapatkan produk), maka pelanggan akan membelinya.
Perusahan mengatur strategi usaha (business strategy) bagaimana cara menaklukkan hati pelanggan, ditengah-
tengah tawaran para pesaing yang juga berusaha untuk menaklukkan hati konsumen yang sama. Secara
tradisional, proses pengembangan strategi sering lebih berfokus pada pandangan ke dalam perusahaan dan ke
arah luar yaitu pesaing, sehingga pelanggan menjadi agak terpinggirkan. Padahal, pelanggan adalah dasar
utama mengapa sebuah perusahaan ada atau berdiri.
Karena itu, pemikiran rancangan (design thinking) membangun strategi dengan berfokus pada pelanggan, sejak
awal sebelum produk dirancang hingga ke pelaksanaan tugas-tugas di sekeliling tugas utama yaitu melayani
pelanggan.
9.1 Syarat keberhasilan menaklukkan pelanggan
Untuk dapat berhasil menjual produknya, dan bertahan secara terus menerus dalam kancah persaingan, pemikir
rancangan harus mengarahkan pemikirannya terlebih dahulu untuk menjawab empat golongan pertanyaan yang
terkait dengan pelanggan:
1. Diinginkan (desirable) - Apakah tawaran (offering) dan usulan nilai (value proposition) yang terkait
dengan produk yang menjadi dasar strategi dalam penghantaran nilai, diinginkan dan dicari oleh
pelanggan sasaran? Apakah tawaran dan usulan nilai tersebut membantu memenuhi kebutuhan,
meredakan/menghilangkan nyeri (pain), dan/atau menyediakan tambahan keuntungan/ kenikmatan
(gain) bagi pelanggan sasaran?
106
2. Layak (feasible) - Mampukah wirusahawan menhantarkan janji yang dibuat kepada pelanggan, baik
dalam hal kefungsian (functionality) maupun dalam hal mutu produk yang ditawarkan? Dapatkah usulan
nilai dipertahankan terus seperti yang dijanjikan?
3. Bertahan hidup (viable) – Apakah pelanggan menganggap nilai dari tawaran wirausahawan berharga
untuk dibayar? Apakah pelanggan bersedia untuk membayar sebuah harga yang memungkinkan
perusahaan mendapatkan keuntungan (laba)?
4. Beda /menonjol (distinct) – Dapatkah pelanggan membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran
yang dilakukan oleh pesaing? Apakah mereka menilai keunikan dalam keputusan pembelian?
Selanjutnya perusahaan perlu memikirkan strategi apa yang harus dilakukan untuk menjamin laba; yang
berkelanjutan, melalui tiga soko guru yaitu:
Sebuah fokus strategis (strategic focus) pada penciptaan nilai yang berbeda;
Sebuah model usaha (business model) yang menjelaskan bagaimana hasrat perusahaan untuk
menghantarkan nilai kepada pelanggan dan pemegang kepentingan lainnya; dan bagaimana
perusahaan mendapatkan uang dari kegiatan itu.
Sebuah pendekatan untuk membedakan diri dengan pesaing dengan cara berfokus pada pembedaan
produk (product differentiation) atau berfokus pada penekanan biaya untuk dapat menjual dengan harga
yang lebih rendah dari pesaing.
9.2 Model usaha
Model adalah sebuah gambaran yang disederhanakan untuk mewakili sebuah sistem, yang digunakan untuk
melakukan perhitungan atau membuat peramalan. Model usaha (business model) adalah gambaran kasar
bagaimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan melalui pembuatan barang atau jasa dan meraup
sebagian nilai yang tercipta (mendapatkan laba). Model usaha menggambarkan proses sejak perusahaan
membuat barang atau jasa, hingga ketika barang atau jasa tersebut dijual kepada pelanggan (konsumen).
Ringkasnya: “Model usaha menjelaskan kebijaksanaan (rationale) bagaimana organisasi menciptakan,
menghantarkan dan meraup (menangkap) nilai”. Dengan kata lain, bagaimana organisasi mendapatkan uang
dari kegiatan penciptaan dan penghantaran nilai ke konsumen. Model usaha adalah sejenis cetak biru tentang
strategi (langkah-langkah mencapai tujuan) yang dilaksanakan melalui struktur, proses dan sistem organisasi
(Osterwalder dan Pigneur, 2010).
Ada lima pemikiran mendasar yang terdapat dalam sebuah model usaha, yaitu:
Sehimpunan pilihan strategis
107
Tautan antara pelanggan dan nilai yang ditawarkan kepada mereka, tautan ini disebut jaringan nilai
(value network).
Kemampuan (capabilities) dan sumber daya untuk menciptakan nilai baik bagi pelanggan dan atau
perusahaan
Mekanisme untuk menangkap sebagian nilai yang diciptakan tersebut dan mengubahnya menjadi laba.
Penempatan bersaing (competitive positioning) perusahaan di tengah-tengah lingkungannya.
9.3 Kanvas model usaha
Ketika tim wirausahawan berasal dari latar belakang berbeda, misalnya pemasaran, pengembangan produk,
hukum, keuangan, teknik, dll., bekerja sama untuk menyusun sebuah strategi (langkah-langkah mencapai tujuan,
misalnya untuk meluncurkan produk baru), sebuah lingua franca (bahasa yang dimengerti dan digunakan semua
orang) sangat dibutuhkan. Hal ini itu digunakan untuk menghindari “masalah orang buta menjelaskan tentang
gajah” (karena tidak dapat melihat secara keseluruhan, orang yang terbatas pandangannya hanya menjelaskan
gajah berdasarkan bagian tubuh gajah yang dipegangnya).
Bahasa bersama yang digagas adalah kanvas model usaha (business model canvas) yaitu alat yang dapat
dimengerti dengan mudah oleh semua pemangku kepentingan dan dapat diutak-atik dengan mudah oleh semua
orang, ketika membuat usulan “bagaimana kalau begini…?”. Kanvas model usaha yang digagas oleh
Osterwalder dan Pigneur (2010), mirip sebuah patron yang dapat diubah-ubah oleh semua anggota tim, atau
pemangku kepentingan lainnya, sehingga dapat dibentuk sebuah rencana strategi yang lebih sempurna, dari
pada yang dapat dilakukan oleh hanya sekelompok orang dengan latar belakang keilmuan yang sama.
Disebut kanvas model usaha karena seolah-olah tim wirausahawan dapat menggambarkan model usaha di atas
sehelai kain kanvas (kain dasar lukisan). Kanvas itu terdiri dari satu halaman, sehingga informasi yang disajikan
harus benar-benar ringkas, tetapi mencakup semuanya.
Gambar 9.1 berikut menunjukkan salah satu contoh kanvas model usaha ringkas dari perusahaan Apple, yang
mengandung 4 komponen utama yaitu:
Pelanggan (customers) yang ingin dipenuhi kebutuhannya;
Tawaran (offerings) produk (barang dan jasa) kepada pelanggan;
Kemampuan (capabilities) memenuhi kebutuhan pelanggan melalui tawaran produk;
Kinerja keuangan (financials) yang merupakan perbedaan antara penjualan dan biaya.
Dalam gambar 9.1 tersebut perusahaan Apple berupaya mengenali calon pelanggannya dan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan, melalui tahap-tahap pemikiran rancangan yang dimulai dengan empati hingga
108
pembuatan contoh produk yang diuji. Pengenalan konsumen ini, dipadukan dengan kemampuan/ keahlian Apple
untuk membuat berbagai jenis barang inovatif yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Gambar 9.1. Model usaha ringkas perusahaan Apple
Apple tidak membidik seluruh konsumen atau calon pelanggan, tetapi hanya memilih satu atau beberapa ruas
(segmen) yang dianggapnya paling sesuai dengan keseluruhan strategi usahanya. Dalam gambar 9.1 ruas
pelanggan (segmen pasar) yang dibidik Apple adalah:
Kelompok pelanggan kaya yang menghargai rancangan, yang siap membayar harga lebih mahal untuk
produk (barang dan jasa) yang ditawarkan;
Pelanggan yang mencari status dan ingin menonjolkan diri dari kerumunan orang banyak ;
Pelanggan yang menghargai kemudahan penggunaan dan teknologi baru.
Untuk memenuhi kebutuhah pelanggan yang dibidik tersebut, Apple menawarkan:
Jam digital
Telpon bergerak
Sabak (tablet)
Merek yang ter-akui, rancangan dan kefungsian;
Fokus pada produk bermutu tinggi.
Supaya dapat melaksanakan tawaran tersebut kepada ruas konsumen yang terpilih, Apple berusaha
meningkatkan kemampuan /keahlian diri yang lebih hebat dari pada yang dimiliki oleh pesaing dalam hal:
Pengembangan merek
Identifikasi kecenderungan keinginan konsumen
109
Mengidentifikasi (mengenali) kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi;
Rancangan produk
Ekosistem pelantar (platform) aplikasi
Yang terakhir tetapi bukan yang kurang penting adalah bagaimana sebagian nilai yang tercipta dalam tawaran
produk dapat diubah menjadi laba perusahaan. Hal ini menyangkut dengan kinerja keuangan yang ingin dicapai
yaitu memperbesar perbedaan antara nilai penjualan dengan biaya. Apple menetapkan harga jual relatif lebih
mahal untuk produknya sehingga perusahaan ini mendapatkan keuntungan yang lumayan dari transaksi jual beli
dengan pelanggan. Untuk menekan biaya Apple menyumberluarkan (outsource) pemabrikan produknya ke Cina.
Cara yang dilakukan Apple untuk meraup sebagian nilai yang diciptakan dalam tawaran produk di antaranya
adalah (lihat Gambar 9.1):
Harga tetap untuk piranti yang dijual berdasarkan fitur tertentu yang dipilih oleh pelanggan;
Harga berbeda di berbagai negara untuk mengeksploitasi daya beli konsumen berbeda di berbagai
negara;
Bea pelantar aplikasi;
Membagi sebagian nilai yang tercipta (memberikan rabat ) kepada mitra, terutama operator
telekomukasi (di banyak negara penjualan telpon bergerak ke pelanggan dilakukan oleh operator).
Model usaha Apple menjadi buah bibir di kalangan akademisi dan praktisi usaha, mengingat keberhasilannya
mentransformasikan diri dari perusahaan pemula (start up) kelas garasi menjadi salah satu perusahaan utama
kelas dunia, dimana nilai sahamnya pernah melampaui perusahaan raksasa seperti Exxon.
9.4 Kanvas model usaha sebagai peta jalan pilihan strategis
Kanvas model usaha juga dapat menggambarkan peta jalan pilihan strategis untuk bersaing. Strategi adalah
langkah-langkah untuk mencapai tujuan, misalnya meningkatkan laba dan atau memperbesar pangsa pasar.
Dalam Gambar 9.2, terlihat dua pilihan strategis yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan
laba dan atau memperbesar pangsa pasar yaitu :
Bersaing melalui pembedaan produk (product differentiation), dengan cara membuat produk unik yang
berbeda dibandingkan dengan produk pesaing. Bila calon pelanggan mempersepsikan keunikan
tersebut bernilai tinggi, mereka akan bersedia membayar dengan harga tinggi.
Bersaing melalui harga, yaitu dengan menetapkan harga yang lebih rendah dari yang ditetapkan oleh
pesaing. Harga yang rendah mengundang pembeli lebih banyak sehingga pangsa pasar meningkat.
Pilihan strategis ini harus didukung oleh kemampuan perusahaan untuk menurunkan biaya serendah
mungkin.
110
Gambar 9.2 Pilihan strategis membedakan produk atau menurunkan harga
9.5 Perombakan kanvas model usaha
Seperti sebuah lukisan, kanvas model usaha dapat dirombak sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh
perancang strategi usaha. Misalkan seorang perancang ingin melihat “bagaimana dampak penurunan harga
terhadap laba?”. “Apa yang perlu dilakukan ketika perusahaan menurunkan harga agar tingkat laba dapat
dipertahankan seperti sebelumnya?”. Sementara perancang yang lain mengajukan usul: “Bagaimana kalau
struktur biaya diturunkan dengan mengubah penggunaan bahan baku?”
Semua gagasan, usulan, tanggapan, kritik dan saran dapat dituangkan ke dalam kanvas dengan cara
membuatnya lebih rinci seperti yang terlihat pada gambar 9.3. Kotak-kotak baru dipecahkan menjadi kotak-kotak
baru yang lebih kecil, namun masih dapat dimuat dalam satu halaman. Dalam penyusunan model usaha yang
lebih rinci, kanvas dapat diperbesar dan ditempelkan di dinding sehingga semua orang dapat menempelkan
kertas usulannya ke kanvas, mirip seperti curah gagasan /sumbang saran (brainstorming). Semua usulan
tersebut didiskusikan lebih lanjut sehingga didapatkan sebuah kesepakatan akhir mengenai “bagaimana model
usaha yang paling tepat untuk dijalankan”.
Pembuatan kanvas yang lebih rinci dimuai dengan membagi kotak utama ke dalam kotak-kotak yang lebih kecil.
Lalu dalam setiap kotak itu diisi kegiatan yang lebih rinci, seperti berikut (lihat Gambar 9.3) :
111
Gambar 9.3 Kanvas model usaha yang lebih rinci
1. Pelanggan:
Ruas pelanggan (customer segment)
Apa karakteristik yang mendefinisikan ruas pelanggan ?
Siapa yang memutuskan membeli atau tidak (pengambil keputusan pembelian)?
Kepada siapa nilai diciptakan (penerima)?
Siapa yang tidak dilayani oleh perusahaan?
Hubungan pelanggan (customer relationship)
Bagaimana kita membina/mempertahankan hubungan / memperoleh pelanggan baru?
Jenis hubungan bagaimana yang lebih disukai oleh pelanggan?
112
Bagaimana kita membangun / mempertahankan kepercayaan dari pelanggan?
Pekerjaan pelanggan yang perlu diselesaikan (customer jobs-to-be-done)
Pekerjaan apa yang diinginkan oleh pelanggan untuk diselesaikan?
Apa nyeri/ masalah yang diderita oleh pelanggan?
Apa keuntungan yang pelanggan bersedia membayar untuk memperolehnya?
Apa kebutuhan rasional dan emosional pelanggan?
Penghantaran nilai pelanggan (customer delivery)
Apa struktur hukum yang mendukung penghantaran tawaran?
Saluran penghantaran mana yang digunakan?
Bagaimana tawaran didukung (dukungan pasca penjualan)?
2. Tawaran (offering):
Usulan nilai (value proposition) yang terkandung dalam produk
Tugas apa yang membantu pelanggan untuk menyelesaikan pekerjaannya?
Nyeri (penderitaan) apa yang disembuhkan?
Apa keuntungan (kebaikan) yang diciptakan?
Apa usulan nilai yang unik dan bernilai?
Produk dan jasa
Apa fitur dari tawaran?
Apa yang membedakan tawaran tersebut dengan tawaran yang lain ?
Tawaran apa yang dibundel bersama?
Apa yang memberikan keunggulan bersaing?
3. Kemampuan (capabilities):
Kegiatan keunggulan bersaing (competitive advantage activities)
Kegiatan mana yang dibutuhkan untuk menghantarkan usulan nilai?
Apa keunggulan yang ditawarkan pesaing?
Kegiatan keunggulan biaya (cost advantage activities)
Kegiatan mana yang menyebabkan penurunan biaya berdasarkan ukuran/cakupan produksi (economies
of scale/ scope)?
Keunggulan biaya apa yang diharapkan?
113
Kegiatan yang disumberluarkan (outsourced activities)
Kegiatan mana yang disumberluarkan?
Siapa yang menjadi mitra utama penyumberluaran/ pemasok?
Sumber daya yang cepat rusak/ habis (perishable resources)
Aset mana yang dibutuhkan untuk menghantarkan tawaran?
Siapa yang menyediakan asset tersebut?
Sumber daya modal (capital resources)
Investasi apa yang dibutuhkan?
Teknologi apa yang dibutuhkan?
Buruh (labor)
Apa jenis buruh yang dibutuhkan?
Berapa banyak sumber daya manusia yang dibutuhkan?
Keahlian? (skill)
Keahlian apa yang dibutuhkan?
Bagaimana keahlian itu dapat diperoleh?
Pengetahuan apa yang diperlukan?
4. Keuangan :
Aliran pendapatan (revenue streams)
Untuk nilai apa pelanggan benar-benar bersedia untuk membayarnya?
Model penetapan harga bagaimana yang dilaksanakan?
Sebesar mana tingkat pengembalian yang diperlukan terhadap modal yang diinvestasikan?
Struktur biaya (cost structure)
Apa faktor biaya yang paling penting dalam penghantaran usulan nilai?
Apa hubungan antara biaya variabel dengan biaya tetap?
Apa ketergantungan yang mempengaruhi harga aset yang cepat rusak?
Seberapa banyak modal yang dibutuhkan untuk memperoleh sumber daya modal untuk menghantarkan
usulan nilai kepada pelanggan?
114
Berikut ini adalah kanvas model usaha yang lebih rinci dari perusahaan Apple. Apabila sebagian kotak-kotak diisi
dengan data yang lebih kuantitatif, kanvas model usaha dapat dijadikan bahan tumpukan /geladak paparan
ringkas (pitch deck).
Gambar 9.4 Kanvas model usaha yang lebih rinci dari perusahaan Apple
9.6 Hubungan antar berbagai komponen
Komponen yang ada dalam kanvas harus terhubungkan satu dengan yang lain untuk menggambarkan proses
penciptaan nilai, penghantaran nilai itu ke pelanggan, dan peraupan sebagian nilai yang tercipta itu ke dalam
bentuk laba yang diterima wirausahawan (lihat Gambar 9.5).
Produk yang ditawarkan berada di tengah-tengah kanvas memiliki keterkaitan erat dengan usulan nilai yang
terkandung di dalamnya. Dalam tahap awal sebelum perancangan dan pembuatannya, tim pemikir rancangan
115
(design thinker) memikirkan usulan nilai apa yang perlu dibentuk dalam sebuah produk agar ketika digunakan
dapat menghilangkan penderitaan (nyeri) dan atau meningkatkan kenikmatan (gain) pengguna.
Gambar 9.5
Kanvas model usaha yang menggambarkan kaitan antar berbagai unsur
dalam sistem jual beli antara perusahaan dan pelanggan.
Supaya produk tersebut dibeli oleh pelanggan, perusahaan perlu membuat hubungan baik dengan satu atau
lebih ruas pelanggan bidikan. Komunikasi aktif harus terjadi antara perusahaan dan ruas pelanggan yang dibidik.
Pertama sekali, pemikir rancangan mendengar keluhan dan pernyataan pelanggan sebagai dasar pembuatan
usulan nilai yang terkandung dalam produk.
Dalam penentuan usulan nilai yang terkandung dalam produk yang dibuat, pemikir rancangan dapat memilih
untuk menawarkan nilai yang lebih tinggi atau lebih unik dibandingkan dengan tawaran pesaing, atau memilih
menjual produknya dengan harga lebih murah dari pesaing. Dalam hal ini perusahaan dapat bersaing dalam hal
nilai untuk mendapatkan keunggulan bersaing atau bersaing dalam hal harga untuk mendapatkan keunggulan
harga lebih murah.
Untuk membuat produk, perusahaan memiliki dua pilihan yaitu membuat sendiri atau menyuruh perusahaan lain
untuk membuatnya. Pilihan ini tergantung dari biaya pembuatan. Bila pihak luar dapat membuat lebih murah,
perusahaan akan menyumberluarkan kegiatan pembuatan produk ke perusahaan lain. Inilah yang dilakukan
Apple, misalnya, yang menyumberluarkan pembuatan produknya ke perusahaan lain di Cina.
116
Pilihan lain adalah membuat sendiri. Dalam hal ini perusahaan, membeli aset yang cepat habis dan aset modal,
beserta dengan tenaga kerja manusia dengan berbagai keahlian yang diperluakan untuk mengoperasikan aset
tersebut sehingga dapat dihasilkan produk sesuai dengan usulan nilai yang ingin ditawarkan.
Semua kegiatan pembuatan produk menimbulkan biaya atau uang mengalir keluar. Untuk menutupi semua biaya
ini, perusahaan perlu menjual produknya dengan harga di atas biaya, dalam rangka mendapatkan keuntungan
(laba).
Setelah produk dibuat, perusahaan perlu mengkomunikasikan tawaran produknya kepada pelanggan dengan
dalih utama bahwa nilai yang terkandung didalam produk tersebut dapat menghilangkan masalah dan
memberikan manfaat kepada pelanggan.
Produk itu perlu dihantarkan ke pelanggan melalui jalur distribusi atau melalui penjualan secara langsung. Kalau
produk itu berbentuk jasa, perusahaan perlu melakukan suatu pekerjaan untuk membantu pelanggan
menyelesaikan tugas yang seharusnya dilakukan oleh diri mereka sendiri. Produk yang berbentuk barang-pun
juga membutuhkan jasa, seperti pemasangan di tempat yang dikehendaki pelanggan, pemeliharaan dan
perbaikan ketika barang itu tidak berfungsi seperti yang diharapkan.
Bila pelanggan mempersepsi bahwa barang yang ditawarkan memiliki nilai (usulan nilai) yang lebih dari
harganya, pelanggan akan membeli barang tersebut. Uang akan masuk ke perusahaan menjadi pendapatan
(revenue). Proses mendapatkan pendapatan bisa haya sekali seperti penjualan lepas, bisa berkali-kali melalui
sewa, bea lisensi, waralaba, dll. Bila pendapatan lebih tinggi dari biaya, perusahaan akan mendapatan laba. Bila
terjadi sebaliknya, biaya lebih besar dari pendapatan, perusahaan akan menderita kerugian.
Perusahaan yang rugi tidak dapat bertahan terus menerus untuk menjual barang dan jasa. Dia perlu memikirkan
untuk memperbesar jarak antara pendapatan dan biaya. Pilihan pertama adalah meningkatkan pendapatan
dengan cara meyakinkan pelanggan agar bersedia membayar dengan harga lebih mahal. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan inovasi terus menerus untuk meningkatkan usulan nilai ke dalam produk yang ditawarkan.
Pilihan lain yang dapat dilakukan adalah menurunkan biaya. Pemikir rancangan menganalisa unsur biaya mana
yang dapat diturunkan tanpa menurunkan tingkat usulan nilai yang terkandung dalam sebuah produk.
9.7 Kanvas model usaha 9 bagian
Walaupun mungkin membuat berbagai bentuk kanvas model usaha, namun yang paling populer adalah kanvas
yang berisi sembilan balok pembangun (building block), yang merupakan gagasan asli Osterwalder dan Pigneur
(2010). Kanvas model usaha hanya terdiri sari satu halaman kanvas (tidak lebih), dimana wirausahawan melukis
tentang kelayakan usaha yang dijalankannya.
117
Balok pembangun tersebut terdiri dari (lihat Gambar 9.6):
1. Ruas pelanggan (customer segment) yang dibidik
2. Hubungan pelanggan (customer relationship) menghubungkan ruas pelanggan dengan
Gambar 9.6 Kanvas model usaha 9 balok pembangun
3. Usulan nilai (value proposition) yaitu sesuatu yang dapat menghilangkan penderitaan (pain) dan
meningkatkan kenikmatan (gain), yang terkandung dalam produk,
4. Saluran (channel) untuk menghantar nilai yang terkandung dalam produk ke ruas pelanggan.
5. Kegiatan kunci /utama ( key activities ) untuk membuat usulan nilai yang terkandung produk dengan
menggunakan
6. Sumber daya utama (key resources), dengan bantuan
7. Mitra utama (key patners) untuk penciptaan usulan nilai yang tidak dapat dilakukan sendiri, atau lebih
murah apabila dikerjakan oleh mitra
8. Struktur biaya (cost structure) menggambarkan uang yang keluar ketika penciptaan nilai dilakukan
9. Arus pendapatan (revenue stream) adalah uang yang masuk ketika ruas pelanggan membeli produk
yang ditawarkan.
Untuk memudahkan pengutak-atikan oleh tim wirausahawan, balok pembangun itu kemudian ditransformasikan
menjadi sebuah kanvas model usaha yang terdiri dalam 9 kotak. Anggota tim yang membangun model usaha
dapat mengisi kegiatan atau fakta yang terjadi dalam 9 kotak tersebut.
Balok 9 (arus pendapatan) dan balok 8 (struktur biaya) yang berisi nilai kuantitatif dalam satuan mata uang dapat
dibandingkan untuk melihat apakah usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Bila nilai dalam balok 9 lebih besar
dari nilai dalam balok 8 maka usaha mendapatkan laba, sehingga layak untuk dijalankan. Namun harus
diperhatikan juga perbedaannya apakah laba itu cukup besar, sehingga dapat menopang kehidupan
wirausahawan dan keluarganya. Kalau laba terlalu kecil, walaupun layak tetapi usaha tidak dapat diteruskan
karena tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup wirausahawan itu sendiri.
118
Gambar 9.7 Transformasi dari balok pembangun menjadi kanvas model usaha
Catatan : KP (key partner), KA (key activities), KR (key resoources), VP (value prposition), CR (customer
relationship), CH (cahnnel), CS (customer segment), C (cost), R (revenue).
Gambar 9.8 adalah contoh kanvas model usaha 9 bagian (kotak) yang menggambarkan model usaha penjualan
musik yang dilakukan oleh perusahaan Apple melalui internet (lewat iPod dan iTunes).
Gambar 9.8 Kanvas model usaha penjualan music oleh Apple
Penjualan musik melalui internet dengan menggunakan iPod dan iTunes terdiri dari komponen:
1. Ruas pelanggan : pasar massal
2. Usulan nilai : pengalaman musik tanpa tambal sulam
3. Hubungan dengan pelanggan : tanda cinta dan biaya pengalihan (kalau beralih ke penyedia lain)
4. Saluran penjualan : toko eceran, Apple store, iTunes store, apple.com
5. Kegiatan utama : Perancangan perangkat keras, pemasaran
6. Sumber daya utama : orang, merek Apple, perangkat keras iPod, perangkat lunak iTunes, isi dan
perjanjian
7. Mitra utama: perusahaan rekaman, dan pemasok Pemabrik Perlengkapan Asli (OEM, original
equipment manufacturer).
119
8. Biaya : orang, pemabrikan, pemasaran dan penjualan
9. Pendapatan: pendapatan besar dari perangkat keras, sejumlah pendapatan dari musik.
Kanvas model usaha 9 kotak versi asli yang digagas oleh Orterwader dan Pigneur (2010) tersebut mengandung
kelemahan yaitu tidak dapat menjelaskan bagaimana pilihan strategis dilakukan ditengah-tengah kancah
persaingan. Oleh karena itu sejumlah pemikir manajemen strategis (Diderich, 2020) merombak sedikit kanvas
versi asli untuk lebih menyempurnakannya.
120
Bab X
Kanvas Model Usaha : Pelanggan
Syarat tunggal yang wajib dan cukup untuk meluncurkan usaha adalah adanya pelanggan yang memiliki daya
beli dan mau membayar produk yang diluncurkan. Tanpa adanya pelanggan yang mau bayar, gagasan produk
yang ingin diluncurkan atau gagasan usaha harus ditinjau ulang.
Pada hari ketika seseorang membayar barang dan jasa yang ditawarkan, wirausahawan secara de facto telah
memiliki usaha, bukan pada hari sebelumnya. Ini adalah kebenaran yang sederhana yang sangat perlu
diperhatikan oleh wirausahawan. Wirausahawan tidak dapat mendefinisikan usaha sebagai sebuah produk,
karena kalau tidak ada seorang-pun yang bersedia yang membeli produknya, wirausahawan tidak memilik usaha.
Tempat pasar (market place) adalah wasit akhir yang menentukan keberhasilan usaha.
10.1 Mengenal calon pelanggan melalui pemikiran rancangan
Sejak awal tahap empati dalam pemikiran rancangan (design thingking) tim wirausahawan berusaha untuk
mengenal calon pelanggan secara mendalam:
• Siapa mereka? • Masalah apa yang mereka hadapi? • Apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
Setelah berempati dengan calon pelanggan, wirausahawan harus mampu melihat dunia seperti yang dilihat
oleh mereka. Berdasarkan pendangan itu, wirausahawan mengusulkan suatu produk (barang dan jasa) untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh calon pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka.
Ada anggapan yang sering salah terhadap pangsa pasar yang sering dilakukan oleh wirausahawan pemula,
yaitu:
Menjual kepada semua orang; tidak memilih salah satu ruas pelanggan yang dapat dilayani. Perusahaan pemula tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk membuat produk yang sesuai dengan keinginan semua pelanggan;
Sindrom Cina: pasar (jumlah konsumen) sangat besar. Kalau wirausahawan menjual ke pasar itu, dan dapat menguasai 0,1 persen saja pangsa pasar, produk akan terjual dalam jumlah besar. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah ada alasan yang meyakinkan bagi konsumen itu untuk membeli produk yang ditawarkan ?
121
Gambar 10.1 Melalui tahap empati, wirausahawan harus mampu melihat dunia seperti yang dilihat oleh calon
pelanggan, bukan melihat seperti yang dilihat perusahaan
Karena itu tim wirausahawan perlu memilih ruas pelanggan yang tepat sesuai dengan produk yang ditawarkan.
Biasanya, ruas pasar yang dipilih berdasarkan sudut pandang:
Pasar massal (mass market) berupaya menjangkau sebanyak mungkin konsumen, misalnya : barang elektronik seperti telpon bergerak atau komputer jinjing dengan harga murah.
Ceruk pasar (niche market), misalnya : busana untuk orang kelebihan berat badan, jasa bank pribadi untuk orang kaya sekali, obat untuk peyakit tertentu, dll.
Jenis kelamin, umur, dan sifat biologis lainnya untuk berbagai macam barang yang digunakan hanya oleh golongan tertentu.
Geografis berdasarkan wilayah dimana pelanggan betempat tinggal.
Penghasilan, dll
Pemilihan ruas yang tepat dapat dilakukan dengan cara:
Curah gagasan (sumbang saran, brainstorming) dari anggota tim kewirausahaan
Dari berbagai ruas yang digagas itu, dikerucutkan menjadi ke salah satu ruas saja.
Setelah itu, melakukan riset primer terhadap ruas itu, yang merupakan suatu kesatuan dari uji contoh barang di tahap pemikiran rancangan?
Kriteria yang digunakan untuk memilih sebuah ruas pelanggan yang paling baik a.l. yaitu:
• Apakah pelanggan sasaran memiliki daya beli yang cukup?
• Apakah jumlah mereka cukup besar untuk mendatang arus kas yang cukup untuk perusahaan?
• Apakah pelanggan sasaran terbuka menerima tenaga penjualan wirausahawan?
• Apakah pelanggan sasaran memiliki alasan meyakinkan untuk membeli produk yang ditawarkan?
• Apakah ada persaingan ketat yang dapat menghalangi penjualan produk yang diluncurkan?
• Jika salah satu ruas (segmen) pelanggan ini dapat dikuasai, dapatkah wirausahawan menggunakannya sebagai batu pijakan untuk memasuki ruas pelanggan yang lain?
• Apakah ruas yang dibidik tersebut konsisten dengan nilai, kegairahan dan tujuan tim pendiri usaha?
122
Gambar 10.2 Pasar yang dibidik tidak terlalu besar karena keterbatasan sumber daya atau tidak terlalu kecil
karena tidak dapat mendatang arus kas yang cukup bagi wirusahawan.
Catatan: TAM (total adressable market): jumlah seluruh pelanggan yang dapat ditawarkan produk
Proses dan keputusan pembelian sering tidak dilakukan oleh orang yang menggunakannnya. Oleh karena itu tim
wirausahawan perlu mengenal mereka.
• Pengguna akhir: perorangan yang akan menggunakan produk. Pengguna akhir biasanya adalah anggota rumah tangga atau lembaga yang membeli produk.
• Unit pengambil keputusan (decision making unit, DMU): perorangan yang menentukan apakah pelanggan akan membeli produk anda.
Dalam organisasi, unit pembuat keputusan biasanya terdiri dari:
• Pemenang: perorangan yang menginginkan pelanggan membeli produk anda; sering mereka adalah pengguna akhir.
• Pembeli Ekonomi Primer : Orang dengan kekuasaan untuk membelanjakan uang guna membeli produk; biasanya pengguna akhir.
• Pemengaruh, kekuatan veto, bagian pembelian, dsb : Orang-orang yang menjauhkan atau mengarahkan kendali terhadap keputusan Pembeli Ekonomi Primer.
Gambar 10.3 Unit pembuat keputusan pembelian dalam sebuah organisasi
123
10.2 Pemilihan salah satu pelanggan sebagai wakil dari ruas yang dipilih.
Setelah dipilih salah ruas pelanggan yang tepat, kemudian tim wiruasahawan memilih salah satu calon
pelanggan yang dinamakan Si Anu (Persona) sebagai contoh pelanggan dari ruas yang dibidik. Wirausahawan
perlu perlu mengenal pribadinya secara menyeluruh. Pemilihan Si Anu berlangsung pada tahap berbagi rasa
(empati) dan penentuan (define) dalam pemikiran rancangan.
Misalkan yang dijadikan Si Anu adalah Chuck (Lihat Gambar10.4). Sekarang semua anggota tim wirausahawan
berusaha untuk membuat sebuah produk guna melayani si Anu tersebut. Tim wiruasahawan mengumpulkan
masukan (input) yang dibutuhkan untuk membuat produk yang diinginkan oleh konsumen. Keluarannya (output)
lalu disodorkan kepada si Anu untuk melihat apakah produk itu dapat memenuhi kebutuhan dia dan bagaimana
tanggapannya terhadap produk tersebut.
Gambar 10.4 Semua anggota tim wirausahawan berfokus pada Si Anu (Persona) untuk memikirkan bagaimana
memuaskan kebutuhannya dengan produk yang akan dibuat dan dipasarkan.
Pembuatan produk adalah proses penciptaan nilai, dengan memulai dari nilai rendah yang terkandung dalam
masukan (input) dan berakhir ke nilai lebih tinggi di dalam keluaran. Kalau konsumen mempersepsikan nilai yang
terkandung dari produk itu lebih tinggi dari harga yang dia bersedia membayarnya, konsumen akan membelinya.
Kalau perusahaan dapat menentukan harga yang lebih tinggi dari harga semua masukan yang digunakan,
perusahaan mendapatkan laba. Perusahaan berhasil mengambil sebagian nilai yang tercipta dan megubahnya
menjadi laba.
10.3 Mendengar calon pelanggan dalam pembuatan produk
Namun tidak selalu produk yang ditawarkan ke si Anu langsung memuaskannya. Dia bisa mengkritik dan
memberikan saran perbaikan. Berdasarkan kritik dan saran itu, produk tersebut dirombak oleh tim wirausahawan
dan disodorkan lagi ke Si Anu. Proses ini dapat berlangsung beberapa kali sehingga membentuk gelung yang
berkitar yang terdiri dari persiapan, pembuatan dan pengujian (lihat Gambar 10.5). Akhirnya didapatkan sebuah
produk yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Inilah yang berlangsung dalam tahap
pepurwarupaan (prototyping) dan pengujian (testing) di dalam pemikiran rancangan.
124
Gambar 10.5 Kitaran (iteration) dalam proses pembuatan produk
Dalam kitaran itu akan ditemukan informasi tentang siklus hidup produk yang menyangkut dengan bagaimana
calon pelanggan (si Anu /Persona):
• Menentukan bahwa mereka membutuhkan dan/ atau memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan menggunakan produk wirausahawan ;
• Berpendapat terhadap produk itu;
• Menganalisanya ;
• Memperolehnya;
• Memasangnya ;
• Menggunakannya;
• Mendapatkan nilai dari produk
• Membayarnya
• Membeli kembali, membeli lebih banyak dan/ atau menceritakan (tentang hal yang positif) kepada orang lain ;
• Menerima sokongan untuk penggunaan produk itu.
10.4 Mensahihkan pandangan Si Anu dengan 10 calon pengguna lain lagi
Setelah Si Anu puas dengan produk yang ditawarkan, kepuasan Si Anu perlu disahihkan (validate) dengan
mencari lagi 10 orang calon pengguna akhir yang profilnya sangat serupa dengan Si Anu. Kepada sepuluh orang
calon pengguna dari ruas pelanggan yang sama ini disodorkan contoh produk yang akan diluncurkan. Ini
berguna untuk mensahihkan apakah pandangan si Anu terhadap produk itu tidak berbeda dengan pandangan
calon pengguna yang lebih banyak. Apakah produk tersebut dapat memuaskan kelompok calon pengguna ini.
Kalau Si Anu bersedia membeli pada harga sekian rupiah, misalnya, apakah kelompok 10 itu juga bersedia.
Pensahihan ini berguna untuk menilai apakah langkah-langkah sebelumnya berada dalam jalur yang tepat.
125
Gambar 10.6 Sepuluh orang calon pengguna selain Si Anu (Persona).
Jika produk yang akan diluncurkan tidak dapat mempesonakan (membuat sangat puas) 10 orang calon
pengguna, wirausahawan perlu memikirkan ulang calon ruas pasar utama yag dibidik atau meninjau kembali
calon produk yang akan dipasarkan.
Umpan balik negatif yang diperoleh dari calon pelanggan bukan berarti proses peluncuran produk harus terhenti.
Langkah yang mungkin dilakukan adalah mengubah usulan nilai (lebih tinggi atau lebih rendah) yang terkandung
produk supaya sesuai dengan ruas yang dituju atau mencari ruas pelanggan yang lain yang sesuai dengan
produk yang ada. Jalan keluar secara dini ini lebih murah biayanya. Berkeras hati melanjutkan langkah yang
lebih jauh padahal tanda-tanda negatif bermunculan, dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar.
10.5 Menarik calon pelanggan yang bersedia membayar
Bila 10 orang calon pelanggan di atas dapat menerima dengan baik contoh produk yang disodorkan, berarti ruas
pelanggan yang dibidik dengan produk yang diluncurkan sudah tepat. Wirausahawan dapat mengkomunikasikan
usulan nilai (value proposition) yang terkandung dalam produknya ke seluruh calon pelanggan yang berada
dalam ruas pasar yang dituju.
Cara yang paling jitu adalah dengan mengemukakan bahwa terdapat nilai (kegunaan) yang tinggi dari produk
yang ditawarkan. Kalau pengguna memakai produk itu, dia akan mendapatkan keuntungan (gain) yang lebih
banyak dibandingkan dengan harga produk yang dia bayar. Atau, nilai yang ditawarkan dalam produk dapat
menurunkan biaya (menghilangkan nyeri (pain)) pengguna (lihat Gambar 10.7).
Usulan nilai yang lain yang dapat disampaikan ke calon pelanggan a.l. adalah :
Merek/status
Mudah digunakan
Rancangan unik
Harga lebih murah
Kebaruan
Kinerja lebih hebat
126
Pengurangan biaya
Mengurangi penderitaan
Mengurangi resiko
Dll keunggulan produk yang secara umum dapat meningkatkan keuntungan (gain) dan mengurangi kenyerian (pain).
Gambar 10.7 Contoh usulan nilai Meater yang dapat menurunkan biaya peternakan sapi
Proses penyebaran informasi ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti iklan melalui media
tradisional atau melalui media sosial digital, situs halaman internet, dsb. Berhubung internet semakin merasuk
dalam kehidupan semua orang, penyebaran informasi melalui internet menjadi keharusan bagi yang ingin
menalankan usaha di era revolusi industri 4.0.
Setelah itu, perusahaan perlu berupaya keras untuk membujuk dan meyakinkan calon pelanggan supaya
bersedia mengeluarkan uangnya untuk membeli produk yang ditawarkan. Inilah proses penjualan, yang dalam
kenyataan lebih sukar dari proses menambah dan mengurangi atribut ketika produk disodorkan ke Si Anu atau
Persona calon pengguna. Wirausahawan perlu mengetahui siapa yang membuat keputusan pembelian dan
megenal mereka. Selain itu, wirausahaan perlu mengetahui secara rinci lingkungan penjualan, peraturan yang
berlaku yang dapat merintangi upaya penjualan.
10.6 Menyetiakan pelanggan
Langkah-langkah penyebaran informasi yang tepat dan jujur adalah salah satu bentuk hubungan berkelanjutan
yang perlu dibina antara produk (usulan nilai) dengan pelanggan, seperti yang diperlihatkan dalam kanvas model
usaha (Gambar 10.8).
Informasi yang diberikan harus benar-benar tepat dan tidak boleh menipu apabila perusahan ingin menjalin
hubungan yang berkelanjutan. Ketika calon pelanggan yang sedang mencari produk yang dapat memenuhi
127
kebutuhannya, melihat iklan tersebut, dia akan mencobanya. Bila produk yang dicobanya melampaui usulan nilai
seperti yang diinformasikan (dijanjikan) perusahaan, pelanggan sangat puas (kalau nilai yang dijanjikan sama
dengan ketika dicoba, pengguna hanya puas saja). Pelanggan yang sangat puas akan setia. Menyetiakan
pelanggan dilakukan dengan menyediakan nilai yang lebih dari yang dijanjikan melalui jalur informasi seperti
iklan, situs internet, dll. Pelanggan yang setia tidak akan dengan mudah berpindah ke usulan nilai yang
ditawarkan oleh pesaing.
Gambar 10.8 Hubungan dengan pelanggan dan saluran yang menjembatani usulan nilai dengan ruas pelanggan
Informasi yang dapat diandalkan akan menimbulkan citra merek yang kuat di mata pelanggan. Pelanggan yang
menangkap citra itu menjadi setia dan siap membayar harga yang lebih mahal dari merek-merek lainnya.
Sebaliknya bila nilai yang didapatkan ketika mencoba produk lebih rendah dari yang dijanjikan dalam iklan,
pelanggan akan kecewa. Pelanggan kecewa akan segera mencari usulan tawaran dari perusahaan lain.
Secara umum, dalam rangka menyetiakan pelanggan, wadah hubungan yang dapat dibentuk dengan anggota
ruas pelanggan, a.l. :
Membuat masyarakat pengguna (community/club)
Program penyetiaan (anggota mendapatkan rabat untuk sejumlah pembelian)
Pelanggan yang diutamakan (preferred customer)
Pelayanan otomatis (swalayan)
Pembuatan produk bersama dengan pelanggan (co-creation) terutama jasa
Pembantu (asisten) pribadi – mentor
Pembantu pribadi yang dikhususkan – mentor yang ditempatkan, dll.
Program penyetiaan pelanggan membutuhkan sistem informasi alas data (data base) yang memadai untuk
mengolah data transaksi dengan pelanggan dan pemberian ganjaran apabila pelanggan telah mencapai jumlah
transaksi tertentu. Sistem juga dapat menginformasikan secara otomatis saat-saat yang penting bagi pelanggan
seperti hari ulang tahun, perayaan agama, anggota keluarga; memberikan tawaran khusus bagi pelanggan yang
sudah lama tidak bertransaksi; mengucapkan terima kasih untuk transaksi yang besar; memberikan hadiah kecil,
128
mengundang ke acara yang diselenggarakan atau didukung oleh perusahaan, dsb. Cara berkomunikasi dengan
pelanggan seperti ini membuat pelanggan seperti diperhatikan secara khusus, sehingga mereka menjadi
pelanggan lebih setia.
Pelanggan setia akan meningkatkan laba, melalui:
Meningkatkan tingkat pelengketan pelanggan (retention rate) pada perusahaan
Meningkatkan tingkat pembelanjaan
Meningkatkan tingkat pemberian refensi kepada orang lain
Mengurangi biaya pemasaran
Mengurangi biaya langsung
10.7 Saluran (channel) penyampaian produk ke pelanggan
Hubungan ini juga merupakan ajang yang mempertemukan perusahaan dengan pelanggannya (lihat Gambar
10.). Pertemuan ini memberikan kesan yang mendalam bagi pelanggan. Bila pelayanan yang diberikan ramah
pada saat barang atau jasa berpindah ke pelanggan, kesan yang baik akan muncul dan akan memperkuat
hubungan selanjutnya. Sebaliknya apabila pelayanan buruk dan tidak ramah, pertemuan ini dapat membuat
pelanggan kapok dan dapat merenggangkan hubungan berikutnya kecuali perusahaan meminta maaf atas
ketidaknyamanan yang terjadi.
Pertanyaan yang perlu diajukan yang menyangkut dengan saluran adalah:
Melalui saluran mana pelanggan ingin dicapai?
Bagaimana perusahaan mencapai mereka
Bagaimana saluran dipadukan dengan kegiatan lain, misalnya promosi?
Bagaimana memadukan saluran dengan rutinitas pelanggan?
Saluran mana yang berkinerja terbaik
Saluran mana yang paling efisien
Perusahaan dapat saja menyediakan sendiri saluran produk, tetapi bagi usaha pemula penggunaan jasa mitra di
luar perusahaan seperti agen, pemegang lisensi, waralaba, adalah jalan yang paling efisien. Cara ini adalah jalan
terbaik untuk memperluas jaringan penjualan tanpa perlu memiliki modal yang besar. Karena itu, perusahaan
perlu membina hubungan baik dengan mitra saluran, karena mereka adalah wakil perusahaan ketika pelanggan
mendapatkan barang atau jasa.
Kontak penyaluran yang berlangsung antara perusahaan dan pelanggan, a.l.:
Bertemu langsung
Melalui telepon (misalnya konsultasi)
Internet
Di tempat pembuatan produk
129
Di toko
Di antar ke tempat pelanggan
Pelanggan mengambil sendiri
Informasi melalui media tradisional
Adapun fase-fase yang dilewati sebelum dan sesudah melakukan transaksi dengan pelanggan meliputi:
Kesadaran tentang adanya kebutuhan
Mencari informasi
Menilai berbagai pilihan
Pembelian
Penghantaran dan pemasangan
Layanan pasca penjualan
Layanan pasca penjualan walaupun terletak di akhir tetapi bukan kontak yang paling kurang penting, mengingat
inilah jalur untuk menjaga hubungan dalam jangka panjang dengan perusahaan dan kesempatan bagi
perusahaan untuk menjual suku cadang. Kadang-kadang penjualan suku cadang dapat mendatangkan
keuntungan yang lebih besar daripada penjualan barang utama.
10.8 Arus pendapatan (revenue stream).
Suatu hal yang paling penting bagi perusahaan adalah dapat mendatangkan arus kas yang mencukupi untuk
menutupi semua biaya yang dikeluarkan (pembelian bahan baku, gaji pegawai, listrik,air, pajak, dll) dan
menghasilkan laba sebagai imbalan bagi wirausahawan.
Wirausahawan menghimpun berbagai masukan (input) dan membuatnya menjadi sebuah produk yang
menciptakan nilai tambah. Ketika transaksi terjadi, produk berpindah tangan dari produsen ke konsumen dan nilai
tambah yang tercipta beralih ke konsumen. Untuk itu, konsumen membayar ke produsen. Kalau harga penjualan
(pendapatan perusahaan) lebih besar dari biaya yang telah dikeluarkan, perusahaan mendapatkan keuntungan.
Kalau tidak, perusahaan rugi.
Variabel yang berperan dalam hal ini adalah harga. Penetapan harga terutama adalah menentukan sebesar
mana pelanggan mendapatkan nilai dari produk yang dijual dan berapa yang jatuh ke wirausahawan. Harga
tinggi hanya dapat dijangkau oleh segelintir konsumen yang berpenghasilan tinggi, sehingga pendapatan yang
diterima perusahaan tidak terlalu besar. Menurunkan harga dapat memperbesar jumlah pelanggan, tetapi hasil
pendapatan belum tentu banyak. Untuk itu, perlu dicari tingkat harga optimal yang akan dapat mendatangkan
pendapatan yang paling maksimum bagi perusahaan.
Biaya tidak selalu relevan untuk menentukan struktur harga produk. Wirausahawan dapat menetapkan harga
sangat tinggi untuk pelanggan awal, dibandingkan dengan pelanggan akhir. Hal ini dilakukan untuk menarik
sebagian besar nilai dari dari pembeli yang berpenghasilan sangat tinggi (sanggup membayar dengan harga
130
tinggi). Ketika konsumen yang siap bayar dengan harga tertinggi telah terlayani semuanya, harga diturunkan
untuk mencari pelanggan yang siap membayar dengan harga tertinggi kedua, ketiga, dst. Ketika semua biaya
telah tertutupi dan laba yang memadai telah tercapai, perusahaan dapat menjual produk dengan harga di bawah
biaya, guna memperluas pasar dan bersaing dengan perusahaan lain.
Pertanyaan yang perlu diajukan a.l. :
Untuk nilai apa yang terkandung dalam produk, pelanggan betul-betul bersedia membayarnya?
Untuk apa, mereka membayar saat ini?
Bagaimana sekarang mereka membayar?
Bagaimana bentuk pembayaran yang lebih mereka sukai?
Bagaimana setiap aliran pendapatan memberikan sumbangan terhadap keseluruhan pendapatan perusahaan?
Jawaban terhadap pertanyaan ini bukan saja dapat memberbesar penjualan pada periode sekarang, tetapi akan
mendatang arus pendapatan yang berkelanjutan. Kadang-kadang, keputusan yang diambil mengorbankan
pendapatan untuk jangka pendek, seperti menurunkan harga, tetapi dapat mendatangkan pendapatan yang lebih
besar dalam jangka panjang. Dampak strategis juga muncul ketika harga diturunkan yaitu dapat menarik banyak
pelanggan (memperbesar pangsa pasar) dan menghalau pesaing.
Adapun cara yang umum dilakukan untuk mendatangkan aliran pendapatan yaitu dengan mengenakan bea (fee),
menyewakan, menjual barang sekali saja, dll. Bentuk-bentuk lain dapat dilihat dalam tabel berikut.
Jenis bea (fee) Harga tetap Harga dinamis
Bea pertemuan;
Bea penggunaan
Bea langganan
Lisensi (izin penggunan HAKI)
Peminjaman/ Penyewaan/
sewabeli (leasing)
Bea perantara
Iklan
Mengumpulkan data dan
menjualnya
Daftar harga
Harga berdasarkan jumlah yang
dibeli
Harga berdasarkan fitur
Harga berdasarkan ruas konsumen
Perundingan (tawar-menawar)
Manajemen hasil (yield / revenue
management)
Pasar waktu nyata (realtime
market)
Jual pertama dengan harga sangat
mahal lalu diturunkan perlahan-
lahan
Menjual harga rendah pertama kali
lalu dinaikkan
Catatan: Manajemen hasil: penggunaan model matematika untuk penentuan harga optimal yang dapat memaksimumkan pendapatan. Pasar waktu nyata : harga berubah setiap saat tergantung dari permintaan dan penawaran
131
Bab XI
Strategi Kanvas Model Usaha
Kita telah menganalisa Kanvas Model Usaha / KMU (business model canvas, BMC) : pertama sisi produksi yang
menimbulkan biaya ; kemudian sisi penjualan yang mendatangkan laba. Kita akan membahas lebih lanjut KMU
secara keseluruhan dengan pendekatan strategis sehingga memungkinkan perusahaan pemula mampu bersaing
dengan perusahaan lain yang sudah mapan.
11.1 Proses penciptaan nilai dan pengubahannya menjadi pendapatan perusahaan
Proses produksi yang mengubah bahan baku, bahan, penolong, dan sumber daya manusia, menjadi barang
akhir adalah proses penciptaan nilai. Nilai produk akhir lebih tinggi dari jumlah seluruh nilai bahan baku yang
telah dikeluarkan untuk menghasilkan barang akhir. Barang akhir ini akan ditawarkan kepada calon pelanggan/
konsumen dalam bentuk usulan nilai (value proposition).
Gambar 11.1 Proses penciptaan nilai yang menimbulkan biaya
Kalau calon pelanggan yang berada dalam salah satu segmen pasar yang dipilih, bersedia membeli produk yang
mengandung usulan nilai itu, perusahaan dapat mengubah nilai yang telah diciptakan menjadi aliran pendapatan
(revenue stream). Proses penjualan barang akhir yang meliputi berkomunikasi untuk memelihara hubungan baik
dengan pelanggan, menghantarkan barang ke pelanggan dan akhirnya memperoleh uang dari pelanggan adalah
proses pengubahan nilai yang tercipta dalam proses produksi menjadi pendapatan.
Ketika penjualan terjadi, perusahaan dapat membuktikan bahwa produk yang dibuatnya benar-benar diminati
oleh konsumen. Keberhasilan berwirausaha ditandai dengan adanya pelanggan yang bersedia membayar produk
itu pada harga yang ditetapkan oleh wirausahawan. Harga yang ditetapkan dalam penjualan harus lebih besar
132
dari biaya keseluruhan yang timbul dalam proses produksi. Dengan cara ini sebagian nilai yang tercipta dalam
proses produksi, sebagiannya dapat diambil oleh perusahaan dalam bentuk laba.
Gambar 11.2 Proses pengubahan nilai yang tercipta menjadi pendapatan
Perusahaan akan mendapatkan laba bila pendapatan lebih besar dari semua biaya yang telah dikeluarkan :
Laba = Pendapatan – Biaya Keseluruhan
Laba akan meningkat bila pendapatan meningkan dan / atau biaya menurun. Perusahaan selalu berusaha untuk
meningkatan pendapatan dan mengurangi biaya.
Pendapatan = Jumlah unit yang diproduksi X harga per unit
Strategi (langkah-langkah untuk mencapai tujuan) perusahan dapat meningkatkan pendapatan adalah dengan
cara meningkatkan jumlah produksi dan/ atau menaikkan harga per unit.
Selain itu, strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk menurunkan biaya produksi adalah dengan cara:
Berunding denganpemasok untuk mendapatkan biaya bahan baku dan bahan penolong yang lebih
murah,
Mencari bahan baku dan bahan penolong yang lebih murahdari pemasok lain
Mencari bahan alternatif yang lebih murah untuk menggantikan bahan yang sudah biasa digunakan
Melakukan inovasi (pembaharuan/pengubahan) proses produksi sehingga lebih efisien
Melakukan inovasi produk yang menggunakan bahan baku lebih sedikit
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja (jumlah yang dihasilkan per pekerja lebih banyak)
dll.
133
Indikator keberhasilan usaha adalah tercapainya laba yang cukup memadai sebagai imbalan bagi
wirausahawan yang telah susah payah mengembangkan usaha dan sebagai tambahan modal untuk
pengembangan usaha lebih lanjut. Bila perbedaan antara pendapatan dan biaya sangat kecil, wirausahawan
hanya dapat hidup pas pasan dan usahanya akan sulit dikembangkan di masa depan. Karena itu, sejak awal
usaha dimulai salah satu sasaran dari wirausahawan adalah selalu berupaya memperbesar jeda antara
pendapatan dan biaya. Kriterianya adalah semakin besar, semakin baik. Untuk itu, wirausahawan perlu
melancarkan strategi untuk meningkatkan pendapatan dan pada saat yang sama juga strategi untuk menurunkan
biaya.
11.2 Strategi generik (umum, dasar)
Menurut Porter (1980), strategi untuk memperbesar perbedaan antara pendapatan dan biaya merupakan salah
satu strategi generik (umum) yang lazim dilakukan ole perusahaan. Porter (1980) menyatakan bahwa sumber
keunggulan bersaing sebuah perusahaan berasal dari nilai unik sebuah produk yang dipersepsikan oleh
pelanggan, sehingga sering disebut nilai pelanggan (costumer value). Nilai ini sangat relatif, dan berbeda-beda
antara satu pelanggan dengan pelanggan yang lain. Kalau penilaian pelanggan terhadap sebuah produk tinggi,
dia bersedia membeli dengan harga mahal. Sebaliknya kalau dinilai rendah, dia hanya bersedia membeli dengan
harga rendah atau tidak mau membeli sama sekali, kecuali kalau harga diturunkan sangat rendah di bawah nilai
pelanggan yang dipersepsikan oleh yang bersangkutan.
Keunggulan bersaing perusahaan pemula (start up) bermula dari kepandaiannya membuat sebuat produk unik
dengan melakukan inovasi, baik dengan membuat produk yang belum pernah dibuat orang, atau
menyempurnakan produk yang sudah pernah dibuat orang, sehingga lebih baik, lebih mudah digunakan, lebih
hebat kinerjanya, dsb. Karena usulan nilai unik tersebut, pelanggan bersedia membelinya walaupun harganya
lebih mahal. Ini dapat dilihat misalnya dari keberhasilan perusahaan Apple dan Tesla (produsen mobil listrik)
yang menghasilkan produk yang inovatif. Walaupun harganya sangat mahal, produk mereka tetap digandrungi
oleh konsumen. Karena produknya yang selalu inovatif dan sangat laris, Apple menjadi salah satu perusahaan
raksasa di dunia. Membuat produk unik lain dari yang telah dihasilkan oleh perusahaan lain disebut juga dengan
strategi diferensiasi produk (pembedaan produk).
Sumber keunggulan bersaing satu lagi adalah biaya rendah (low cost) yang memungkinkan perusahaan
menghasilkan produk dengan biaya yang paling murah dibandingkan dengan biaya para pesaing. Dengan cara
itu dia dapat menjual di bawah harga yang ditetapkan oleh para pesaing (cost leadership).
Selain itu perusahaan pemula berupaya untuk menghindari bersaing dengan perusahaan yang telah mapan
dengan cara memilih melayani suatu segmen pasar yang belum terlayani atau tidak terlayani dengan baik oleh
perusahaan yang ada di pasar. Misalnya membuat makanan ringan yang tidak mengandung gula yang ditujukan
untuk segmen penderita diabetes. Atau hanya menghasilkan baut khusus untuk pembuatan mesin pesawat
terbang, dll.
134
Berdasarkan penjelasan itu, perusahaan memiliki tiga strategi generik (umum) yang dapat dilakukan untuk
bersaing : biaya lebih rendah dari pesaing, diferensiasi (membedakan produk dengan produk pesaing),
fokus pada ceruk (niche) pangsa pasar tertentu (lihat Gambar 11.3).
1 Melalui strategi diferensiasi (pembedaan), perusahaan harus menunjukkan bahwa produknya berbeda
(lebih baik, lebih mewah, lebih unggul, lebih modis, lebih pedas, dsb.) dibandingkan dengan produk pesaing.
2 Sedangkan dengan menerapkan strategi fokus, perusahaan tidak melayani seluruh industri atau pasar. Dia
hanya melayani segelintir ruas (segmen) pasar atau industri, atau malah hanya melayani pelanggan yang
sangat terbatas atau disebut ceruk pasar (market niche).
3 Perusahaan melakukan efisensi untuk menurunkan biaya, sehingga dapat menjual produk dengan harga
lebih murah dari perusahaan lain.
Gambar 11.3 Pilihan strategi generik menurut Porter (1980)
Diferensiasi dan penetapan harga murah dapat dilakukan dengan melayani keseluruhan pasar (seluruh segmen
atau pasar massal), sedangkan strategi fokus hanya melayani satu ceruk pasar (segmen tertentu dari
keseluruhan pasar). Perusahaan pemula (start up) biasanya memulai dengan strategi fokus yang hanya melayani
ceruk pasar yang terdiri dari segelintir pelanggan. Hal ini dilakukan karena keterbatasan sumber daya sehingga
tidak mungkin melayani seluruh konsumen yang ada di pasar. Ukuran pasar yang sangat kecil juga dapat
melindungi diri dari perusahaan besar, karena mereka tidak tertarik untuk melayaninya. Strategi diferensiasi juga
mungkin dilaksanakan oleh perusahaan pemula, misalnya memberikan pelayanan lebih baik sehingga produk
yang ditawarkan UKM berbeda dengan yang ditawarkan perusahaan lain.
Strategi kepemimpinan biaya (cost leadership) sukar dilaksanakan oleh perusahaan pemula, karena biasanya
perusahaan yang sudah mapan memiliki struktur biaya yang lebih rendah. Mereka lebih siap untuk melancarkan
perang harga yang menyebabkan UKM langsung rubuh. Lagipula penetapan harga yang murah tidak bagus bagi
UKM karena akan mengurangi kemampuannya untuk menumpuk modal guna memperluas usaha di masa
mendatang.
135
11.3 Strategi meningkatkan pendapatan
Meningkatkan jumlah produksi belum tentu dapat meningkatkan pendapatan, karena kalau produksi bertambah
akan terjadi kelebihan pasokan di pasar dan harga jatuh. Contoh yang paling sering terjadi adalah komoditas
pertanian, misalnya padi, tomat, bawang, buah, sayur, dll.
Sementara itu, menaikkan harga penjualan juga belum tentu meningkatkan pendapatan, karena sebagian
pelanggan akan lari untuk membeli usulan nilai yang lebih menarik dari perusahaan lain.
Karena itu, perusahaan perlu memperhatikan pertama pada usulan nilai dalam produk yang ditawarkan ke calon
pelanggan atau konsumen. Dalam hal ini, perusahaan perlu bertanya berdasarkan sudut pandang calon
pelanggan: “Mengapa calon pelanggan memilih produk perusahaan ini, ketimbang memilih produk yang
ditawarkan perusahaan lain?”. Adakah sesuatu yang istimewa dalam usulan nilai kita (dalam kemampuannya
menaikkan keuntungan (gain) dan mengurangi penderitaan (pain) konsumen), sehingga calon pelanggan lebih
menyukai produk ini dibandingkan dengan memilih produk pesaing.
Makanya sebelum produk diluncurkan, wirausahawan perlu terlebih dahulu bertanya pada salah seorang
(Persona / si Anu) atau sekelompok orang yang dapat mewakili ruas pasar yang ingin dibidik (lihat modul X). Bila
jawaban si Anu dan sekelompok pelanggan lain menyatakan usulan nilai yang terkandung dalam produk
wirausahawan tidak membuat mereka terkesima, lebih baik peluncuran produk itu ditunda. Dengan kata lain,
produk itu tidak layak untuk diluncurkan. Supaya dapat diluncurkan, usulan nilai dalam produk itu perlu
ditingkatkan sehingga lebih menarik bagi calon pelanggan. Atau mencari alternatif produk lain yang dapat
membuat si Anu dan kawan-kawannya terkesima.
Usulan nilai yang lebih unggul dari pesaing adalah salah satu fondasi yang kuat untuk dapat menetapkan harga
lebih tinggi tanpa membuat konsumen beralih ke produk pesaing. Menurut Porter (1980), ada lima kekuatan
pesaing yang dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan mendapatkan keuntungan yang
besar, bukan saja berasal dari pesaing-pesaing yang ada dalam pasar pada saat ini, tetapi juga berasal dari:
pesaing yang berpotensi memasuki pasar, adanya barang subsitusi, daya tawar pemasok, daya tawar pembeli
(lihat Gambar 11.4).
Dalam Gambar 11.4 itu dapat diamati bahwa kemampuan perusahaan mendapatkan laba dari penjualannya
produknya berkurang ketika:
1. Pesaing yang ada saat ini dipasar bersaing dengan cara menurunkan harga atau dengan meningkatkan
usulan nilai dalam produk mereka.
2. Pesaing baru masuk ke pasar.
3. Adanya produk substitusi, sehingga konsumen beralih ke barang itu. Contoh koran kertas tidak laku
karena adanya barang substitusi yaitu media elektronik.
4. Daya runding konsumen besar, sehingga perusahaan terpaksa menurunkan harga kalau tidak mereka
tidak mau beli, yang akibatnya pendapatan turun.
136
5. Pemasok memiliki daya runding yang besar, sehingga mereka dapat menaikkan harga bahan baku,
sehingga biaya meningkat.
Gambar 11.4 Lima kekuatan persaingan menurut Porter
Untuk mengurangi tekanan persaingan, usulan nilai dari produk yang ditawarkan wirauahawan harus lebih unggul
dari usulan nilai pesaing. Salah cara yang dapat dilakukan yaitu membedakan produknya (diferensiasi produk)
dibandingkan dengan produk pesaing, melalui pengalihan fokus strategis.
Misalnya dalam Gambar 11.5, perusahaan pengelola asset (atau pengelola kekayaan/ wealth management)
selama ini menawarkan usulan nilai berikut kepada calon pelanggan yang ingin menginvestasikan kekayaannya
dalam produk investasi, yaitu:
1. Dana kelas aset kepemilikan yang benilai;
2. Konsep investasi inovasi yang bernilai;
Sekarang fokus usulan nilai dialihkan ke arah yang berbeda, yaitu:
1 Konsep investasi baru yang aktif
2 Fokus pada aset yang lebih cair (mudah dijual)
3. Strategi pengembalian modal yang mutlak
Dengan mengalihkan fokus ke penawaran nilai yang berbeda, perusahaan akan dapat mengurangi tekanan
persaingan, sehingga dia dapat terus menetapkan harga tinggi pada pelanggan yang tertarik pada usulan nilai
137
itu. Pelanggan yang menyukai usulan nilai tersebut tidak akan lari ke pesaing, kalau harga produk dinaikkan.
Pengalihan fokus strategis dalam usulan nilai harus memperhatikan apakah terdapat calon pelanggan yang
cukup banyak yang lebih menyukai usulan nilai baru yang ditawarkan tersebut. Idealnya, usulan nilai yang
ditawarkan sesuai dengan harapan mayoritas ruas pelanggan yang akan dibidik. Fokus juga sangat diperlukan
karena perusahaan pemula belum tentu dapat melayani semua segmen pelanggan. Berusaha menggarap semua
segmen akan beresiko tidak dapat memuaskan satupun. Ada satu pepatah Romania yang patut direnungkan:
“Orang yang mengejar dua kelinci, tidak akan dapat menangkapnya satupun”.
Gambar 11.5 Pengalihan fokus strategis tawaran nilai sebuah perusahaan pengelola asset
dibandingkan dengan pesaing
Selain itu, perusahaan juga dapat menyetiakan pelanggannya melalui serangkaian tindakan yang digolongkan
sebagai “hubungan dengan pelanggan” dalam kanvas model usaha. Cara yang dilakukan misalnya merangsang
mereka untuk membeli lebih banyak lagi produk diperiode berikutnya, misalna beli 10 gratis 1, dengan cara
membuat kartu anggota. Atau setiap pembelian diberikan bonus dalam bentuk angka; kalau bonus sudah
mencapai angka tertentu, akan dapat ditukar dengan hadiah. Hal ini lazim dilakukan melalui program penyetiaan
pelanggan oleh perusahaan yang sudah mapan. Pelanggan akan terangsang terus untuk menambah transaksi
138
dengan perusahaan yang sama dalam rangka mengejar bonus, dan mereka menjadi kurang peka ketika
perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi.
Selain pemberian bonus, perusahaan juga menjaga hubungan baik dengan pelanggan melalui pembentukan klub
bagi pelanggan besar, mengundang mereka pada acara tertentu, mengirim hadiah ulang tahun, kado lebaran,
dsb. Namun yang perlu diingat bahwa kesetian akan terbentuk secara alami bila perusahaan dapat
menghantarkan produk dengan nilai jauh lebih besar dari nilai yang diharapkan oleh pelanggan. Ini akan
membuat pelanggan terkesima dan akan setia pada perusahaan.
Perusahaan juga berusaha untuk meningkatkan citra merek dari produknya dengan cara mempengaruhi persepsi
calon pelanggan terhadap merek tersebut. Karena konsumen mempersepsikan sebuah merek memiliki nilai yang
tinggi, mereka siap merogoh kantongnya lebih dalam untuk membayar lebih mahal ketika membeli merek
tersebut; Contoh yang paling mudah diamati adalah merek Aqua dibandingkan dengan merek lainnya. Walaupun
isinya adalah air (dalam bahasa latin aqua), konsumen dengan sukarela membayar Aqua lebih mahal, karena
mempersepsikan bahwa Aqua bermutu lebih tinggi, lebih bersih, lebih hiegienis, dsb., sehingga wajar kalau
harganya lebih mahal.
Upaya mempengaruhi persepsi dilakukan dengan komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri dari iklan, promosi,
sokongan pada kegiatan tertentu, pemberian beasiswa, humas, dsb. Upaya itu harus dilakukan secara
sistematis, terus menerus secara konsisten dalam waktu yang panjang. Karena pentingnya merek, khususnya
dalam rangka membangun citra merek, wirausahawan yang meluncurkan usaha baru perlu memberi merek sejak
awal pada produk yang diluncurkan.
11.4 Strategi menurunkan biaya
Dalam kotak “kegiatan utama” (key activities) di dalam KMU (kanvas model usaha) berlangsung proses produksi
yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Proses ini memerlukan keahlian wirausahawan yang
mampu mengubah sumber daya bernilai rendah menjadi keluaran bernilai tinggi. Proses produksi yang
digambarkan pada KMU mengubah bahan baku yang berasal dari kotak “sumber daya utama” (key resources);
dan keahlian luar dari kotak “mitra utama” (key partners) untuk menghasilkan produk yang mengandung “usulan
nilai” (value proposition) yang sangat sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan yang dibidik.
Proses produksi yang diharapkan adalah seefisien mungkin (biaya serendah mungkin). Artinya, dengan jumlah
produksi pada tingkat tertentu, misalnya 100 unit (dalam unit uang), diharapkan akan dicapai penekanan jumlah
masukan yang digunakan seminimum mungkin (bisa 50 unit uang, atau lebih rendah lagi menuju nol).
Efisiensi dapat dicapai dengan cara:
Meningkatkan produktivitas, artinya 1 unit masukan dapat menghasilkan keluaran sebanyak mungkin.
Produktivitas yang semakin tinggi dapat dicapai dengan melakukan inovasi proses secara terus
139
menerus. Untuk keperluan ini, wirausahawa perlu belajar terus untuk mendapat pengetahuan baru, dan
memantau perkembangan teknologi yang mungkin dapat dibeli untuk meningkatkan produktivitas.
Menurunkan biaya faktor produksi yang terdiri dari: gaji pegawai, harga bahan baku, sewa tempat,
listrik, biaya bunga pinjaman, dan biaya lainnya. Ini tidak mudah dilakukan, terutama bila daya runding
pemasok besar (lihat lima kekuatan persaingan Porter). Untuk mengurangi daya runding pemasok,
perusahaan perlu memperbanyak sumber pemasok, mencari bahan substitusi, memperbesar jaringan
untuk bertemu dengan mitra usaha yang lebih baik, dll.
Mengapa perlu mencapai efisiensi yang tinggi dalam berproduksi ? Karena dengan efisiensi yang tinggi akan
memungkinkan wirausahawan menghasilkan produk dengan biaya yang sangat rendah, dan memungkinkannya
menetapkan harga yang sangat rendah sehingga sukar ditandingi oleh pesaing. Biaya yang rendah juga akan
memberbesar kemampuan perusahaan untuk mencetak laba yang besar.
11.5 Menguasai keahlian inti (core competence)
Dalam kancang persaingan untuk mencapai keunggulan, perusahaan yang berhasil adalah yang memiliki
keunggulan dalam penetapan harga tinggi tanpa membuat konsumen lari, dan mencapai efisiensi produksi yang
tinggi dan dapat menekan harga input sehingga biaya dapat ditekan serendah mungkin. Perusahaan dapat
mencapai salah satu atau semua dari keunggulan tersebut. Karena itu, perusahaan berusaha mendapatkan
keunggulan itu dan berusaha supaya keunggulan itu tidak dapat ditiru oleh pesaing. Keunggulan yang sukar ditiru
oleh pesaing disebut keahlian/ kemampuan inti (core competence). Keunggulan yang mudah ditiru bukan
kemampuan inti, karena begitu pesaingnya menirunya, keunggulan perusahaan akan segera sisrna.
Sumber keahlian inti a.l. berasal dari:
Mengenal konsumen dan melayaninya secara lebih baik (contoh dokter keluarga)
Pembuatan produk yang sangat sesuai dengan kebutuhan, sehingga konsumen membelinya dengan
gembira (saat ini sangat dibutuhkan produk anti virus Covid 19, sehingga orang siap membeli jahe
merah, serai, kunyit, dsb)
Penguasaan teknologi produksi sehingga dapat menghasilkan produk secara sangat efisien
Penguasaan bahan baku kritis, yang tanpanya tidak dapat dihasilkan produk
Inovasi produk dan proses secara berkelanjutan
Penguasaan hak kekayaan intelektual dalam proses, barang jadi atau bahan baku baru.
Kepemilikan sumber daya (manusia, informasi, alam) yang tidak dimiliki oleh perusahan lain.
Keahlian inti ini tidak berubah terlalu sering, tetapi terus dipertahankan, dan ditingkatkan sehingga membuatnya
semakin unggul. Dalam hal ini, peran utama dari wirausahawan adalah mencari dan menemukan keahlian inti
untuk dapat menyelesaikan masalah pelanggan secara lebih baik, dari dapat yang dilakukan oleh pesaing
140
Kriteria untuk mencari kemampuan/ keahlian inti yang tepat yaitu yang dapat menghasilkan produk yang
memiliki:
• Efek jaringan: semakin banyak pengguna, semakin bermanfaat sebuah produk, semakin berbondong-
bondong orang untuk membelinya (contoh barang modis; orang membelinya dengan cepat supaya tidak
ketinggalan zaman ; media sosial).
• Biaya produksi paling rendah
• Daya pelayanan yang baik bagi pelanggan (contoh makanan siap saji yang diantar ke rumah)
• Pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna (contoh produk yang dapat meningkatkan
produktivitas pengguna, atau obat yang dapat meringankan penderitaan°
Keahlian initi ini perlu berfokus terus pada kemampuan menghasilkan produk yang betul-betul dibutuhkan
pelanggan. Harus sesuai dengan produk apa yang sangat disukai pelanggan dan apa yang dapat dilakukan
sebaik mungkin untuk membuat produk itu.
11.6 Peta persaingan
Di dalam pasar, selain perusahaan wirausahawan juga banyak pesaing yang membidik segmen pelanggan yang
sama. Untuk melihat sejauh mana kemampuan perusahaan, perlu dibuat sebuah peta kedudukan dari setiap
pesaing yang ada di pasar.
Gambar 11.6 Peta persaingan antara Perusahaan Anda dan para pesaing yang membidik segmen yang sama
Peta kedudukan persaingan dibuat berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada si Anu (Persona) dan kawan-
kawannya. Misalnya ada berbagai prioritas dalam pemenuhan kebutuhan konsumen : Prioritas 1 dan Prioritas 2.
Berdasarkan prioritas itu, ditanyakan dimana kedudukan produk wirausahawan dibandingkan dengan produk
para pesaing.
141
Contoh pertanyaan yang dapat diajukan misalnya sebagai berikut: Kedudukan setiap produk dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam hal Prioritas 1 (misal kecepatan) adalah (1)Sangat buruk, (2)Buruk, (3)Menengah,
(4)Baik, (5) Sangat Baik.
Pertanyaan yang sama diajukan untuk Prioritas 2 (misal irit bahan bakar).
Setelah semua pertanyaan diisi oleh si Anu (Persona) dan kawan-kawan, data mentah dihitung dan dituangkan
dalam sebuah grafik yang menggambarkan kedudukan perusahaan wirausahawan dibandingkan dengan
pesaingnya.
Gambar 11. 7 Kedudukan persaingan antara produk Anda dengan produk pesaing 1, 2, 3, dan 4
Kalau ternyata kedudukan persaingan produk wirausahawan kurang unggul dibandingkan dengan kedudukan
produk pesaing, produk itu perlu dirombak lagi dengan mengubah usulan nilai yang terkandung di dalamnya.
Perubahan usulan nilai tersebut harus sesuai dengan yang diharapkan oleh pelangan.
11.7 Struktur biaya dan aliran pendapatan
Misalkan seorang wirausahawan ingin membuka perusahaan Pengelola Aset atau Pengelola Kekayaan yang
bernama Cemerlang Capital. Sasaran pasarnya adalah segmen pasar kelas menengah yang memiliki simpanan
Rp 25 juta ke atas. Alasan pemilihan kelas menengah karena selama ini mereka kurang terlayani dengan baik
oleh perusahaan investasi yang hanya membidik segmen kelas atas, dengan tabungan lebih dari Rp 100 juta.
Jenis-jenis biaya:
Kegiatan utama
Pengurusan izin
Biaya sewa tempat
Biaya pegawai tetap 6 orang (ahli keuangan, akuntan, ahli hukum, pemasar digital, ahli informatika dan
satu staf umum).
142
Telekomunikasi yang ter-enkripsi (mencegah pembobolan oleh penjahan siber)
Listrik, air, keamanan, dll.
Mitra utama
Biaya konsultan analis keuangan yang memiliki sertifikat pengelola aset
Biaya konsultan pemasaran digital untuk membidik secara tepat calon pelanggan
Sumber daya utama
Biaya pembelian data keuangan dari pasar modal, biaya konsultan analis keuangan, untuk memilih
saham perusahaan yang kecil kemungkinan untuk bangkrut, supaya nasabah tidak rugi.
Biaya hubungan dengan pelanggan
Biaya pembelian data calon pelanggan yang memiliki tabungan lebih dari Rp 25 juta, dari bank
Biaya promosi (sponsor penyelenggaraan seminar investasi yang dipaparkan oleh pejabat negara,
akademisi, praktisi, dan dihadiri calon-calon nasabah)
Biaya membangun hubungan dengan calon nasabah, memelihara hubungan dengan nasabah dengan
cara mengundang mereka ke seminar keuangan
Aliran pendapatan
Pendapatan berasal dari :
Bea (fee) dari transaksi pembelian saham dan penjualan saham.
Bea bulanan
11.8 Kelayakan usaha
Produk yang ditawarkan oleh Cemerlang Capital adalah pengelolaan aset untuk golongan menengah yang
memiliki tabungan minimum Rp 25 juta. Segmen calon pelanggan ini sering tertipu oleh berbagai perusahan
investasi bodong. Kalaupun tidak tertipu, mereka sering menyimpan kekayaannya dalam bentuk deposito di bank
dengan tingkat bunga yang rendah dan nilai riil uang simpanannya terus menguap karena inflasi. Kalau mereka
menyimpan dalam bentuk deposito, misalnya Rp. 10 juta, dalam lima tahun nilai riil dari Rp 10 juta itu cuma
tinggal Rp 7 juta. Bagi kelas menengah, menabung bukan untung tetapi buntung. Untuk menyelamatkan nilai
kekayaan kelas menengah, Cemerlang Capital menawarkan investasi dalam bentuk saham yang bukan saja
dapat mengatasi akibat buruk dari inflasi tetapi juga menambah kekayaan kelas menengah secara riil. Untuk
tahap awal, pasar yang dituju hanya untuk wilayah DKI Jakarta, dimana banyak terdapat orang yang memiliki
tabungan lebih dari Rp 25 juta.
143
Model usaha yang dijalankan adalah memindai saham-saham berkinerja terbaik yang ada di pasar modal, yang
perusahaannya kecil kemungkinan untuk merugi atau bangkru, dan harganya sangat rendah dibandingkan
dengan kinerja perusahaan. Saham tersebut ditawarkan kepada nasabah, dan Cemerlang Capital mendapatkan
bea (fee) sebesar 0,5% dari nilai pembelian. Kalau harga saham tersebut naik lebih tinggi dari harga wajar
berdasarkan kinerja perusahaan, Cemerlang Capital menyarankan penjualan kepada nasabah. Kalau penjualan
terjadi, Cemerlang memungut bea 0,5%. Cemerlang juga memungut biaya administrasi tahunan untuk
pengelolaan aset nasabah yaitu sebesar 0,25% dari seluruh nilai saham milik nasabah.
Berdasarkan wawancara secara acak yang dilakukan online, ada 673 jawaban dari orang yang yang memiliki
tabungan di atas Rp 25 juta. Mayoritas dari jawaban tersebut, 79% menyatakan tertarik untuk melakukan
investasi dalam bentuk saham, demi menyelamatkan investasi mereka dari gerusan inflasi.
Keberhasilan usaha Cemerlang Capital tergantung dari keberhasilannya merekrut sebanyak mungkin nasabah.
Disini ada 3 skenario yang dapat disusun: 1.) Nasabah 1.000 orang, 2.) Jumlah nasabah 5.000 orang, 3.) Jumlah
nasabah 10.000 orang.
Misalkan Cemerlang dalam tahun pertama berhasil merekrut 1.000 orang nasabah yang rata-rata
menyimpan Rp 10 juta. Maka dana yang berhasil dihimpun adalah Rp 10 milyar.
Bea dari pembelian saham adalah 0,0005 X Rp. 10 milyar = Rp. 5 juta
Pemasukan dari biaya administrasi dengan anggapan tidak ada penjualan yaitu 0,00025 X Rp 10 milyar =
Rp. 2,5 juta
Pendapatan tahun pertama adalah Rp. 7,5 juta.
Kalau nasabahnya 5.000 orang, pendapatan tahunan Rp 37,5
Kalau nasabah 10.000 orang, pendapatan tahunan Rp. 75 juta (sangat sukar bagi perusahaan pemula
untuk memperoleh nasabah sebanyak itu di tahun pertama).
Berdasarkan fakta kasar tersebut, rencana Cemerlang Capital perlu ditinjau ulang, mengingat biaya yang perlu
dikeluarkan untuk sewa tempat, pegawai, konsultan, dll, lebih besar dari pendapatan yang mungkin diterima.
Oleh karena itu, Cemerlang perlu melakukan langkah-langkah strategi yang lain supaya usaha layak dijalankan:
Menaikkan bea yang dipungut dari nasabah,
Membidik segmen yang lebih kaya, sehingga dana yang dapat dihimpun lebih besar,
Melakukan upaya promosi guna menarik nasabah lebih banyak,
Merubah skala usaha menjadi lebih kecil (tempat usaha di garasi, staf lebih sedikit, dll).
Ini adalah gambaran kasar dari penilaian layak atau tidaknya sebuah usaha untuk dijalankan dengan
menggunakan kanvas model usaha. Kajian kelayakan yang lebih terperinci memerlukan data yang lebih akurat.
Namun secara kasar dengan kanvas model usaha, kita dapat dengan cepat memperoleh gambaran kasar
tentang kelayakan usaha, dan strategi apa yang perlu dijalankan supaya usaha layak untuk dijalankan.
144
Bab XII
Pemasaran untuk Memuaskan Pelanggan
Perusahaan selalu berusaha mengetahui apa keinginan calon pelanggan, sehingga dapat dibuat sebuah
produk yang sesuai dengan keinginan tersebut. Proses untuk mengetahui keinginan dan menawarkan produk
yang dibutuhkan konsumen tersebut akhirnya dibakukan dalam sebuah bidang ilmu yang terspesialis yaitu
pemasaran (marketing).
Guru manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan hanya mempunyai dua fungsi dasar (hanya
dua) yang mendatangkan hasil yaitu : pemasaran dan inovasi. Semua fungsi yang lain sebenarnya
menimbulkan biaya.
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi gagasan (ide), barang dan
jasa, penentuan harga, promosi dan distribusinya untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan perorangan dan organisasi (AMA).
Menurut guru pemasaran Phillip Kotler: manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu untuk menerapkan
konsep pemasaran guna memilih sasaran pasar, mendapatkan pelanggan, mempertahankannya serta
menumbuhkannya (memperbesar jumlah pelanggan), melalui penciptaan nilai pelanggan yang superior
(lebih baik), menghantarkan nilai itu ke pelanggan dan mengkomunikasikannya kepada mereka.
Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan mengerti pelanggan dengan baik sehingga dapat dibuat
barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan bagi mereka (Drucker, 1973).
Perpaduan antara pengetahuan tentang keinginan (desirability) pelanggan dengan kemampuan perusahaan
untuk melayaninya merupakan sumber untuk menghasilkan laba (lihat Gambar 12.1). Pelanggan
mempersepsikan nilai yang terkandung dalam sebuah produk yang dihasilkan. Bila nilai yang dipersepsikan
(gain) lebih besar dari harga yang dibayar (pain), pelanggan akan membelinya. Dari sisi perusahaan, laba
akan diperoleh bila harga jual lebih tinggi dari semua biaya yang telah dikeluarkan untuk membuat
produk tersebut.
145
Gambar 12.1 Laba hanya dapat diperoleh di persilangan kompetensi inti dengan nilai yang dipersepsikan oleh
pelanggan
Sejalan dengan pemikiran rancangan (design thinking), kunci dari keberhasilan usaha yaitu perusahaan harus
berfokus pada: “Apa yang sebenarnya dibeli oleh pelanggan, bukan apa yang dijual oleh perusahaan”.
Sering terjadi kekeliruan yang menganggap pemasaran sama dengan penjualan. Pemasaran lebih luas dari
penjualan. Pemasaran berlangsung sejak tahap empati dalam pemikiran rancangan untuk mengetahui siapa
calon pelanggan dan apa yang mereka butuhkan.
Dengan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan (keahlian yang dikuasi dengan baik dan tidak dimiliki oleh
pesaing dan sukar ditiru orang lain) perusahaan merancang dan membuat produk yang dibutuhkan pelanggan
dan menjualnya kepada mereka. Penjualan adalah bagian dari pemasaran. Setelah penjualan berlangsung,
pemasaran masih melakukan kegiatan pelayanan pasca penjualan dalam rangka menyetiakan pelanggan agar
mereka membeli terus menerus dari perusahaan.
Pemasaran strategis adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam bidang pemasaran dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Langkah-langkah pemasaran strategis tercakup dalam bauran
pemasaran (marketing mix / 4P ) dengan tujuan konsumen bersedia membeli barang yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Gbr 12.2 Bauran pemasaran 4P (product, price, promotion, place ) ditujukan ke pasar yang dibidik
12.1 Keputusan produk
146
Keputusan mengenai produk (barang dan jasa) merupakan salah satu keputusan awal yang harus dibuat
oleh manajer pemasaran dalam rangka membangun konsep bauran pemasaran (marketing mix).
Dalam penciptaanpenawaran produk yang dapat diterima oleh pelanggan, diperlukan sekali mempelajari hal apa
saja yang memberikan sumbangan terhadap penawaran produk total.
Menurut dimensi produk (lihat Gambar 12.3 ), produk bukan saja meliputi sifat fisik inti, tetapi juga unsur
tambahan seperti pengemasan, pencapan /pemerekan (branding) dan pelayanan pasca penjualan, yang
merupakan suatu paket total bagi pembeli. Membakukan manfaat inti produk (fitur fungsional, kinerja, dsb.)
lebih mudah dari pada membakukan jasa pendukung yang kadang-kadang disesuaikan terhadap individu
pelanggan (lihat Bab VII).
12.1.1 Siklus hidup produk dan waktu ke pasar
Siklus hidup produk (SHP / PLC, product life cycle) menjelaskan kehidupan suatu produk di dalam
pasardalam kaitannya dengan ukuran biaya usaha dan nilai penjualan. Konsep siklus hidup produk
merupakan sebuah teori yang menjelaskan produk atau cap/merek mengikuti urutan tahap-tahap yang
terdiri dari pengenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan penjualan. Nilai penjualan meningkat
pelan-pelan, hingga mencapai kematangan dan setelah itu menurun dan akhirnya nilainya menjadi nol kembali
(produk dikatakan mati).
Sebelum produk diluncurkan ke pasar, ada periode yang diperlukan untuk mengkonsepsikan sebuah produk,
yang disebut dengan waktu ke pasar (time to market /TTM), lihat Gambar 12.6). Waktu ke pasar adalah,
waktu yang dibutuhkan dari ide produk dikhayalkan, dirancang, dibuat contoh, dicoba hingga produk itu
siap dipasarkan. Waktu ke pasar penting untuk produk yang cepat usang (mis. komputer, hp, busana, dll. ).
Dalam pemikiran rancangan, waktu ke pasar ini berkaitan dengan tahap empati hingga tahap pepurwarupaan
dan pengujian.
Untuk dapat bersaing dengan cepat, waktu ke pasar ini perlu diperpendek sehingga perusahaan dapat
meluncurkan produk baru dengan frekuensi yang lebih sering. Strategi inilah yang diterapkan oleh produsen
barang elektronik (misalnya telpon bergerak) dan juga produsen pakaian jadi.
Gbr. 12.6 Waktu ke Pasar dan Siklus Hidup Produk
12.1.2 Kekeliruan konsep SHP
147
SHP bukan fatalitas (dari pengenalan, tumbuh, matang, penurunan hingga mati), tetapi merupakan variabel
dependen (tergantung) dari keputusan strategi dan taktik yang dijalankan oleh perusahaan. Setelah penurunan,
penjualan dapat dinaikkan lagi dengan melancarkan berbagai strategi baru secara terus menerus.Inilah yang
berhasil dilakukan oleh sejumlah produsen seperti Coca Cola yang berhasil terus menerus mempertahankan cap
Coca Cola ke seluruh penjuru dunia.
Gbr 12.7 Pendauran ulang SHP : penjualan terus diupayakan supaya tidak turun
Strategi yang dapat dijalankan untuk mendaur ulang SHP, untuk meningkatkan penjualan, al. melalui :
• Peningkatan usulan nilai produk ( contoh: pengepakan baru, penambahan fitur, dll);
• Penempatan persepsi baru terhadap produk (melalui iklan);
• Mencapai pengguna baru produk (melalui saluran distribusi yang baru);
• Mendorong penggunaan yang lebih sering (memenuhi kebutuhan yang sama)
• Mendorong penggunaan baru produk (memenuhi kebutuhan baru).
12.1.3 Keputusan produk-promosi
• Penyesuaian produk: pemabrik (pemanufaktur) memodifikasikan produk (tetapi fungsi intinya tetap
sama) di berbagai pasar.
• Dwi-penyesuaian (dual adaptation): baik produk maupun promosi disesuaikan secara bersamaan.
Strategi ini merupakan langkah differensiasi (pembedaan produk) secara total.
• Invensi produk (penemuan produk baru): Produk secara khusus dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan pasar-pasar (pelanggan) tertentu.
12.1.4 Penempatan produk (product positioning)
• Penempatan produk adalah kegiatan melalui mana kedudukan (posisi) produk diletakkan di
dalam pikiran / jiwa pelanggan. Persepsi yang terbentuk dalam pikiran konsumen yaitu produk
tersebut lebih baik, lebih mewah, lebih eklusif, lebih gaya, dsb., atau sebaliknya lebih buruk, lebih
rendah mutunya, citra lebih rendah, kurang modis, dll.
• Produk yang tidak memiliki kedudukan yang jelas dalam pikiran pelanggan, tidak lebih seperti
komoditas (misalnya beras, minyak goreng, dsb). Untuk mencegah jadi komoditas biasa, produsen
memberi cap pada beras, minyak, buah-buahan, dll. yang dipasarkannya.
148
• Harga premium (lebih tinggi) dan mencapai keunggulan bersaing sangat tergantung pada
persepsi yang terbentuk dalam benak pelanggan bahwa produk yang ditawarkan tersebut jelas
berbeda dengan yang ditawarkan oleh pesaing.
• Penempatan produk di pasar dimulai dengan penjelasan mengenai berbagai macam atribut
(usulan nilai) yang mampu mendatangkan manfaat atau mengurangi derita bagi pembeli dan pengguna.
Perencana pemasaran menaruh atribut-atribut tersebut dalam suatu bundel, sehingga manfaat
yang ditimbulkan itu cocok dengan keperluan segmen pasar yang dibidik perusahaan.
Rancangan produk semacam ini tidak hanya meliputi komponen produk dasar (fisik, pengepakan,
jasa) tetapi juga nama cap / merek, bentuk dan fitur yang lain.
• Penempatan produk dapat beragam dari satu pasar ke pasar lainnya, karena sasaran pelanggan
yang berbeda.
• Ketika penempatan produk dilakukan di sebuah pasar, sangat penting untuk mempengaruhi
persepsi konsumen dengan mengkomunikasikan secara tepat mengenai “apa itu produk” dan
“bagaimana ia berbeda” dengan pesaing yang ada atau potensial.
12.1.5 Fungsi pencapan(branding) yaitu :
• Membedakan tawaran perusahaan dan mendiferensiasikan (membedakan) satu produk tertentu
dengan pesaing;
• Menciptakan identifikasi dan kesadaran cap;
• Menjamin tingkat mutu tertentu dan kepuasan;
• Membantu mempromosikan produk.
• Semua fungsi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan penjualan baru (menggerus
pangsa pasar pesaing) atau memicu pembelian ulang (menjaga pelanggan setia).
Gbr 12.8 Empat tingkatan keputusan cap
Keputusan mengenai cap dilaksanakan apakah menggunakan cap atau tidak (produk generik). Kalau
menggunakan cap ada tiga pilihan yaitu cap pribadi (pelanggan yang memberikan cap); cap bersama (cap
diberikan oleh lebih dari satu perusahaan) / cap kandungan di dalam produk; atau cap pemabrik sendiri. Cap
pemabrik sendiri itupun dapat dipasarkan hanya di satu pasar saja atau di banyak pasar. Kalau di satu pasar,
cap yang digunakan bisa satu, bisa berbeda-beda. Kalau dipasarkan di pasar yang banyak, bisa menggunakan
cap global (untuk seluruh dunia) atau cap pasar setempat (lihat Gambar 12.8).
149
12.1.6 Modal cap / merek (brand equity)
Perusahaan yang mendasarkan usahanya pada cap / merek memiliki kinerja keuangan di atas kinerja
rata-rata di pasar modal. Terdapat resiko yang cenderung lebih tinggi ketika pemilik cap mengurangi investasi
dalam cap.
Contoh klasik: dalam pencicipan buta, 51% konsumen, lebih menyukai Pepsi daripada Coca Cola, tetapi
ketika pencicipan dengan merek, 61% konsumen lebih menyukai Coca Cola daripada Pepsi.
Modal cap tidak lain adalah harga premium (harga lebih tinggi) yang bersedia dibayar oleh pelanggan /
konsumen untuk barang yang bercap dibandingkan dengan barang yang sama yang tidak bercap. Modal
(ekuitas) cap dapat dianggap sebagai arus kas tambahan bagi perusahaan. Oleh karena, wirausahawan perlu
dari pertama memberikan cap yang baik bagi produk yang diluncurkannya.
Ada lima gugusan aset dan hutang cap yang memberikan kontribusi terhadap penjualan produk:
• 1. Kesetiaan cap (brand loyalty). Mendorong pelanggan untuk hanya membeli cap tertentu saja
setelah beberapa waktu dan menjadi tidak sensitif terhadap tawaran produk dari pesaing.
• 2. Kesadaran cap (brand awareness). Nama cap menarik perhatian dan membawa citra
kedekatan. Dapat diterjemahkan seberapa besar persentase pelanggan yang mengetahui nama
cap yang mereka gunakan.
• 3. Mutu yang dipersepsikan (perceived quality). Dipersepsikan berarti pelanggan yang
menentukan tingkatan mutu, bukan perusahaan.
• 4. Asosiasi cap (brand associations). Nilai dan tokoh yang terkait dengan cap. Karena itu,
perusahaan menggunakan pesohor dalam iklan capnya.
• 5. Aset hak kepemilikan cap lainnya (Other proprietary brand assets ) yang meliputi merek
dagang, hak paten, hubungan dengan saluran distribusi.
12.2 Keputusan harga
Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran ( marketing mix) yang harus dipadukan dengan unsur yang
lain (produk, distribusi, promosi). Harga adalah kebijakan perusahaan yang relatif mudah diubah tanpa
mengakibatkan peningkatan biaya. Namun, harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang paling
penting tetapi paling kurang difahami ketimbang unsur bauran pemasaran yang lain.
Keputusan mengenai harga meliputi penetapan harga awal, dan pengubahan harga yang sudah terbentuk
dari waktu ke waktu.
Di pasar, keputusan penentuan harga didasarkan pada proses yang agak lurus, yang meliputi pembebanan
biaya produksi, pengelolaan dan pemasaran serta penambahan margin laba yang memadai. Masalah yang
mungkin timbul yaitu ketika biaya meningkat, atau transaksi penjualan tidak terjadi atau pesaing
menurunkan harga.
12.2.1 Faktor penentuan harga di tingkat perusahaan
• Harga dipengaruhi oleh filosofi perusahaan, kebijakan organisasi dan manajemen di masa lalu dan
sekarang.
150
• Taktik jangka pendek yang menggunakan variabel harga dalam bentuk diskon dapat merugikan dalam
jangka pendek.
• Tetapi kalau digunakan secara terpadu, penetapan harga yang lebih rendah untuk menguasai
pangsa pasar, akan memperkuat kedudukan dan daya saing perusahaan dalam jangka panjang.
Strategi inilah yang umumnya dilancarkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang (dan sekarang
oleh perusahaan Cina) di berbagai negara di dunia.
12.2.2 Faktor penentuan harga yang berkaitan dengan produk
• Faktor kunci produk meliputi fitur unik dan inovatif dan adanya substitusi.
• Penyesuaian dengan keadaan pasar (daya beli pelanggan, dsb) atau regulasi pemerintah dan
tambahan atau pengurangan jasa di sekeliling produk inti juga mempengaruhi harga.
• Biaya dapat digunakan sebagai patokan dasar sejauh mana harga akhir dapat ditetapkan, untuk
menghadapi pesaing.
12.2.3 Faktor lingkungan
• Faktor lingkungan berada di luar kendali perusahaan dan variabel yang tidak dapat dikendalikan
oleh perusahaan.
• Kebijakan pemerintah adalah penentu utama terhadap penetapan harga: pajak, kebijakan bukan pajak
(regulasi teknik), pengendalian harga (barang dan jasa yang penting seperti pendidikan, kesehatan,
pangan, dll.)
12.2.4 Faktor pasar
• Faktor kritis di pasar adalah daya beli konsumen atau kemampuan konsumen untuk membayar.
• Keadaan persaingan: monopoli, oligopoli, persaingan sempurna, pesaingan oligopolistik.
• Ada 9 faktor yang mempengaruhi sensitivitas konsumen terhadap harga produk:
1. Produk lebih berbeda (terdiferensisi).
2. Mutu yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap produk lebih besar.
3. Konsumen kurang sadar tentang adanya barang substitusi di pasar.
4. Kesukaran untuk membuat perbandingan (misal mutu jasa seperti konsultasi atau akuntansi).
5. Harga produk merupakan bagian yang kecil dari pengeluaran total pelanggan.
6. Meningkatnya manfaat yang dipersepsikan oleh pelanggan.
7. Produk digunakan terkait dengan produk yang sudah dibeli sebelumnya. Contoh: suku cadang biasanya
dijual dengan harga sangat mahal.
8. Biaya yang ditanggung bersama dengan pihak lain.
9. Barang atau jasa yang tidak dapat disimpan.
151
12.2.5 Strategi penentuan harga
Ada tiga strategi yang digunakan untuk menentukan harga bagi barang yang baru (lihat gambar 6.8):
– Pengaupan (skimming)
– Pematokan harga pasar (market pricing)
– Penembusan harga (penetration pricing)
Pengaupan
• Melalui pengaupan, harga awal ditetapkan relatif tinggi guna membidik segmen-segmen pasar paling
atas, yaitu konsumen berpenghasilan tinggi, dengan harapan dapat memberikan kontribusi terhadap
penjualan yang setinggi mungkin dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Ketika lebih banyak lagi
segmen yang dibidik dan produk yang tersedia lebih banyak, harga diturunkan perlahan-lahan.
Gbr. 12.9 Strategi penentuan harga produk baru
Keberhasilan strategi pengaupan tergantung dari keadaan berikut :
• Produk harus memiliki keunikan yang tinggi, sehingga dipersepsikan superior di dalam benak
konsumen.
• Ruas (segmen) pasar yang dibidik bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk keunikan
tersebut.
• Pesaing tidak bereaksi cepat untuk menurunkan harga.
• Produk harus dirancang untuk menarik konsumen yang memiliki daya beli yang tinggi dan banyak
maunya, dengan cara menawarkan fitur ekstra, lebih nyaman, lebih canggih, lebih beragam, dan mudah
dioperasikan.
Melalui strategi pengaupan, perusahaan mengorbankan pangsa pasar pada tahap awal untuk mendapatkan
margin yang tinggi.
Masalah yang timbul dengan strategi pengaupan:
• Pasar yang kecil dapat menimbulkan persaingan agresif dari perusahaan yang ada di pasar.
• Mempertahankan produk yang bermutu tinggi membutuhkan banyak sumber daya (promosi, layanan
pasca penjualan) dan keberadaan yang menonjol di pasar.
• Jika produk dijual lebih murah di sebuah pasar atau di negara lain, pemasaran kelabu (grey marketing /
impor paralel) mungkin terjadi.
152
Pematokan berdasarkan harga pasar (market pricing)
• Jika produk yang serupa sudah ada di pasar, harga yang berlaku di pasar (harga persaingan) dapat
digunakan untuk menjual produk.
• Pendekatan ini mengharapkan perusahaan betul-betul memahami seluk beluk biaya dan siklus
hidup produk masih cukup panjang untuk menjamin produk masih dapat dipasarkan dalam waktu
relatif lama di pasar itu.
• Perusahaan dapat menggunakan lonjakan harga terbalik (reversed price escalation) untuk
menghitung ke belakang (dari harga pasar) ke harga netto yang diperlukan (harga eks pabrik).
Jika harga netto ini dapat menciptakan margin kontribusi yang memuaskan, perusahaan dapat menjual
produknya di pasar itu.
Penentuan harga penembusan (penetration pricing)
• Kebijakan penembusan harga digunakan untuk merangsang pertumbuhan pasar danmemperluas
pangsa pasar, dengan cara sengaja menawarkan produk dengan harga lebih rendah.
• Pendekatan ini membutuhkan pasar massal, konsumen yang sensitif terhadap harga dan penurunan
unit biaya melalui skala ekonomi dan efek kurva pengalaman.
• Asumsi tersebut gagal bila terjadi perang harga, dan konsumen kehilangan kepercayaan terhadap mutu
produk, bila harga ditetapkan terlalu rendah.
12.3 Keputusan saluran distribusi (place)
Saluran pemasaran menciptakan utilitas bagi pelanggan :
• Utilitas tempat (ketersediaan suatu produk di tempat yang menyenangkan bagi calon pelanggan)
• Utilitas waktu (ketersediaan produk kapan saja dibutuhkan calon pelanggan)
• Utilitas bentuk (ketersedian produk yang diproses, dipersiapkan dalam kondisi layak / siap untuk
digunakan)
• Utilitas informasi (ketersediaan jawaban terhadap pertanyaan mengenai fitur , penggunaan, dan
manfaat produk)
Peran saluran distribusi sangat penting untuk menghantarkan barang dan jasa ke pelanggan. Dalam
model usaha (lihat bab sebelumnya) saluran (channel) adalah jembatan yang menghubungi usulan nilai (value
proposition) yang terkandung dalam produk ke ruas pelanggan. Melalui saluran nilai yang diciptakan perusahaan
berpindah ke pelanggan.
12.3.1 Faktor luar dalam keputusan mengenai saluran distribusi
Ciri-ciri pelanggan
• Pelanggan atau konsumen akhir adalah kunci utama dalam perancangan saluran distribusi. Faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan saluran distribusi a.l. yaitu: jumlah konsumen,
sebaran geografis, kebiasaan belanja, saluran keluar (outlet) yang disukai, dan pola penggunaan.
153
• Produk konsumen cenderung memiliki saluran yang lebih panjang ketimbang produk industri
(digunakan untuk bahan baku produksi yang lain), karena jumlah pelanggan lebih besar; pelanggan lebih
tersebar dalam wilayah geografis yang luas; dan pembelian dilakukan dalam jumlah yang lebih sedikit.
Keadaan produk
• Jaringan distribusi intensif diperlukan untuk barang murah kebutuhan sehari-hari yang beromset besar.
• Untuk barang prestisius yang diperlukan adalah saluran distribusi pendek dan terbatas untuk
menciptakan efek eksklusivitas.
• Biaya angkutan dan pergudangan menjadi penentu untuk barang industri seperti bahan kimia curah,
logam, semen, dsb.
• Produk industri seperti mobil, mesin, komputer, dsb. membutuhkan penjualan langsung, pemeliharaan
dan perbaikan, serta gudang suku cadang.
Keadaan permintaan / lokasi
• Persepsi terhadap produk dipengaruhi oleh pendapatan pelanggan dan pengalaman dengan produk
tersebut, kegunaan akhir produk, posisinya dalam siklus hidup dan tahapan perkembangan ekonomi.
• Karena itu persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu produk menjadi bahan pertimbangan
dalam keputusan saluran distribusi.
• Keadaan geografi dan pembangunan prasarana angkutan juga dapat mempengaruhi keputusan terhadap
saluran distribusi.
Persaingan
• Saluran yang digunakan oleh produk yang bersaing atau barang pengganti yang sangat serupa
penting diperhatikan karena pengaturan saluran yang ditujukan untuk melayani pasar yang sama, sering
bersaing satu sama lain.
• Pesaing mungkin memiliki perjanjian eksklusif dengan grosir (penyalur utama) yang secara efektif
menciptakan penghalang dan penolakan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam saluran kunci.
• Jalan keluarnya adalah menggunakan saluran yang sama sekali berbeda dengan pesaing dengan
harapan dapat membangun keunggulan bersaing.
12.3.2 Faktor dalam yang menentukan keputusan saluran distribusi
Struktur saluran
Cakupan pasar
Cakupan pasar dapat berarti wilayah geografis (seperti kota) atau jumlah saluran luar eceran (retail outlet)
(sebagai persentase dari seluruh keluaran luar eceran). Perusahaan harus menciptakan jaringan distribusi
(pialang, distributor dan pengecer) untuk mencapai tujuan cakupannya.
Ada tiga pendekatan untuk mencakup pasar (lihat Gambar 12.10):
154
• Cakupan intensif (intensive coverage) yaitu penyaluran produk melalui jumlah paling banyak tipe perantara
yang berbeda dan jumlah terbanyak perantara perorangan untuk setiap tipe.
• Cakupan terpilih (selective coverage) yang meliputi penyaluran melalui sejumlah perantara untuk tiap
wilayah yang ingin ditembus.
• Cakupan eksklusif (exclusive coverage) yang merupakan penyaluran hanya melalui satu penyalur dalam
satu pasar.
Gbr 12.10 Tiga strategi cakupan pasar
Cakupan saluran (lebar saluran) dapat diidentifikasikan sebagai satu titik di sepanjang satu kontinuum
yang berkisar dari saluran lebar (distribusi intensif) hingga ke saluran sempit (distribusi eksklusif).
Panjang saluran (channel length) menggambarkan jumlah tingkatan (perantara) atau tipe perantara yang
berbeda yang ada dalam saluran distribusi. Saluran yang lebih panjang sering berlangsung pada barang
kebutuhan sehari-hari dan distribusi massal.
12.3.3 Mengelola dan mengendalikan saluran distribusi
Pada tahap awal meluncurkan usaha, bermitra dengan penyalur setempat adalah pilihan yang baik karena
penyalur tersebut mengenal ciri-ciri khas pasar, dan kebanyakan pelanggan lebih suka melakukan usaha
dengan mitra yang sudah memiliki nama baik.
Beberapa petunjuk berguna bagi wirausahawan untuk memilih penyalur :
• Pilih penyalur -bukan penyalur yang memilih wirausahawan.
• Cari penyalur yang mampu mengembangkan pasar, bukan penyalur yang menonjol saja.
Membuat kontrak (kesepakatan penyaluran)
• Kontrak harus dibuat sehati-hati mungkin untuk menghindari kesukaran yang dihadapi di masa
mendatang.
155
• Biasanya ditentukan batas waktu dan tingkat penjualan minimum yang harus dicapai serta
tanggung jawab masing-masing pihak.
• Masa kontrak biasanya 1 atau 2 tahun, atau bisa juga dengan masa percobaan 3 atau 6 bulan yang
disertai dengan pembelian minimum.
• Batas geografis wilayah penyaluran perlu dijelaskan dengan tegas untuk mengantisipasi perluasan
pasar.
• Metoda pembayaran perlu dipertegas .
• Penjualan produk dan ketentuan penjualan harus jelas.
• Wirausahawan perlu memperoleh informasi mengenai keadaan pasar baik di masa lalu, sekarang
dan masa depan.
Pengendalian saluran
• Masalah pengendalian berkurang banyak, bila perantara dipilih secara berhati-hati.
• Pengendalian dilakukan melalui pembuatan bersama tujuan kinerja tertulis yang meliputi : nilai
penjualan per tahun; tingkat pertumbuhan pasar; pengenalan produk baru; harga yang
diberlakukan dan dukungan komunikasi pemasaran.
• Bila kinerja tidak tercapai seperti yang diharapkan, perlu dipikirkan langkah-langkah pembetulan yang
diperlukan atau memutuskan hubungan dengan penyalur tersebut.
Pemutusan hubungan
Alasan untuk mengakhiri hubungan dengan perantara biasanya yaitu: wirausahawan tidak puas dengan
kinerja perantara.
• Perlu komunikasi erat supaya pemutusan berjalan mulus. Pelanggan akhir perlu diyakini bahwa
mereka akan tetap terlayani dengan baik. Sesuai dengan hukum yang berlaku, ganti rugi perlu diberikan
kepada perantara.
• Wirausahawan juga dapat menjajaki kemungkinan apakah perantara mau menjual perusahaannya
ke wirausahawan.
12.4 Keputusan komunikasi (promotion)
Peran komunikasi dalam pemasaran: berkomunikasi dengan pelanggan dalam rangka menyediakan
informasi yang diperlukan pelanggan untuk membuat keputusan pembelian. Walaupun bauran komunikasi
bertujuan memberikan informasi untuk kepentingan pelanggan, tetapi pada intinya komunikasi itu dirancang
untuk membujuk konsumen supaya membeli produk perusahaan baik sekarang maupun di masa
mendatang. Dalam komunikasi disampaikan terutama 3 unsur bauran pemasaran yang telah dibahas
sebelumnya: produk, harga, dan tempat (saluran) dimana barang dapat diperoleh.
Ada sejumlah alat untuk berkomunikasi dan mempengaruhi pelanggan yaitu bauran komunikasi yang meliputi:
iklan, penjualan pribadi, pameran, pengumuman / pemberitaan (hubungan masyarakat) dan pemasaran
langsung (termasuk internet). Komunikasi melalui internet merupakan ajang utama yang sangat efektif dan
murah bagi wirausahawan untuk memasarkan produknya, mengingat saat ini kebanyakan pembeli
menggunakan internet sebagai alat untuk mencari informasi.
156
Biasanya, produsen yang mengirimkan pesan melalui berbagai media ke sasaran ruas pelanggan yang dapat
diidentifikasi. Penjual adalah pengambil inisiatif proses komunikasi. Namun bila pembeli dan penjual sudah
membina hubungan, mungkin juga inisiatif komunikasi berasal dari pembeli. Jika pembeli sudah memiliki
pengalaman positif pasca pembelian, pembeli bersedia membeli lagi produk penjual. Pembeli mengambil inisiatif
dalam bentuk membuat pertanyaan atau memesan (yang disebut pemasaran terbalik / reverse marketing). Lihat
Gambar 12.11 .
Pangsa volume penjualan relatif yang terkait dengan insiatif pembeli semakin meningkat dari waktu ke
waktu. Dimasa lalu, sebagian besar penjulan berhasil dilakukan berkat inisiatif yang dilancarkan oleh penjual.
Namun saat ini, sebagian besar penjualan berhasil dilakukan berkat inisiatif pembeli.
Inisiatif sekarang dan masa depan pembeli adalah fungsi dari semua aspek dari kinerja pasar perusahaan
di masa lalu, yaitu: rentang, bentuk dan ketepatan waktu inisiatif penjual; daya saing penawaran, pengalaman
pasca pembelian, hubungan baik yang terbangun dengan pembeli dan cara bagaimana insiatif pembeli ditangani.
Gbr. 12.11 Inisiatif komunikasi dari pembeli ke penjual semakin meningkat dalam hubungan jual beli.
Komunikasi pemasaran yang efektif
Komunikasi pemasaran yang efektif mempunyai 4 unsur : pengirim, pesan, saluran komunikasi dan
penerima (pemirsa). Untuk berkomunikasi secara efektif, pengirim harus mengerti dengan jelas: tujuan /
kegunaan pesan, pemirsa yang ingin dicapai, dan bagaimana pemirsa akan menerjemahkan pesan tersebut.
Kadang-kadang pemirsa tidak dapat mendengar dengan jelas pesan yang disampaikan oleh pengirim karena
diganggu oleh kebisingan dari pesaing yang mengajukan argumen sama atau bertolak belakang dengan
informasi yang disampaikan oleh penjual.
Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan adalah derajat keseuaian antara medium dan pesan. Contoh:
pesan yang rumit dan banyak kata lebih baik untuk surat kabar atau situs web ketimbang medium visual seperti
televisi (termasuk youtube atau media social) atau bioskop.
157
Tabel 12.12 Alat yang digunakan untuk komunikasi pemasaran
12.4.1 Keputusan iklan
Iklan adalah bagian yang paling penting dari bauran komunikasi untuk barang konsumen, dimana
konsumen yang tersebar dapat dicapai melalui media massa. Untuk pasar perusahaan-ke-perusahaan (B to
B), iklan kurang penting dibandingkan dengan penjualan pribadi.
Penetapan tujuan iklan
Metode periklanan dapat beragam dari satu pasar ke pasar lain, namun tujuan utama periklanan tetap sama
yaitu a.l. :
– Meningkatkan penjualan ke pelanggan yang ada sekarang dengan mendorong mereka untuk
meningkatkan frekuensi pembelian; mempertahankan kesetiaan merek dengan strategi yang mengingatkan
pelanggan tentang keunggulan utama produk; dan merangsang pembelian tiba-tiba (impulsive buying).
– Memperoleh pelanggan baru dengan cara meningkatkan kesadaran konsumen tentang produk
perusahaan dan meningkatkan citra perusahaan di kalangan kelompok konsumen yang menjadi sasaran.
Keputusan isi pesan (strategi kreatif)
• Keputusan ini menyangkut dengan isi pesan sebagai kalimat yang menyampaikan alasan mengapa
konsumen perlu membeli produk tersebut, bukan produk yang lain. Perusahan menyampaikan pesan
yang disebut usulan penjualan khas (unique selling proposition / USP) yaitu argumen penjualan
berupa slogan yang mengena / menyentuh hati supaya konsumen mau membeli produk yag
ditawarkan. Contoh USP : “Rinso membersihkan paling bersih”, “Rinso mencuci sendiri”, “Berani kotor”.
• Supaya jangan timbul salah pengertian yang tidak diharapkan dalam lingkungan budaya berbeda, USP ini
harus disesuaikan dengan tingkah laku konsumen yang menjadi bidikan iklan.
Keputusan mengenai media
• Pertanyaan kunci : apakah menggunakan pendekatan massal atau sasaran tertentu.
158
• Media massa (televisi, radio, media cetak dan internet) efektif ketika persentase berarti dari
masyarakat adalah pelanggan potensial. Persentase ini beragam di setiap pasar untuk kebanyakan
produk, tergantung dari berbagai faktor seperti distribusi pendapatan di berbagai daerah.
• Pemilihan media biasanya dimulai dengan ide ciri-ciri demografis dan psikologis sasaran pasar,
kekuatan regional produk, musim penjualan, dsb. Media yang terpilih adalah hasil dari kesesuaian
tujuan iklan setempat, atribut media, ciri-ciri pasar sasaran.
Pemilihan media dapat didasarkan pada kriteria berikut:
• Capaian (reach): jumlah total orang dalam pasar sasaran yang terdedah (exposed) paling sedikit
satu kali pada iklan dalam satu periode tertentu (kesempatan untuk melihat / opportunity to see
/OTS).
• Frekuensi : jumlah rata-rata berapa kali dalam suatu periode tertentu setiap pelanggan potensial
terdedah pada iklan yang sama.
• Dampak: tergantung dari kesesuaian antara medium yang digunakan dan pesan yang disampaikan.
• Capaian tinggi diperlukan ketika perusahaan memasuki pasar baru atau memperkenalkan produk
baru sehingga informasi akan tersebar luas ke banyak pemirsa.
• Tingkat frekuensi yang tinggi cocok, ketika kesadaran merek sudah ada dan pesan yang
disampaikan adalah menginformasikan konsumen bahwa kampanye tentang produk sedang
berlangsung.
• Kadang-kadang kampanye harus mencapai frekuensi yang tinggi dan capaian yang ekstensif,
namun batasan anggaran iklan sering menciptakan keperluan untuk keputusan tolak tarik antara
frekuensi dan capaian.
• Butir (poin) peringkat bruto media (media’s gross rating points / GRP) adalah hasil perkalian antara
capaian dan frekuensi. GRP dapat diperkirakan untuk satu media tertentu, seluruh kelas media atau
kampanye total. Biaya untuk menyelenggarakan kampanye melalui media perlu menjadi bahan
pertimbangan. Secara tradisional, perencanaan media didasarkan pada ukuran tunggal seperti biaya
per ribuan GRP.
Tipe media
Karena ketersediaan media dan relatif pentingnya, tidak sama di berbagai pasar, perencanaan media
memerlukan penyesuaian di lintas pasar. Sebagai cara untuk mendistribusikan pesan melalui saluran
komunikasi baru, ko-promosi dapat memperkuat posisi penyampaian pesan.
Media tradisional seperti TV, surat kabar, radio, dsb., semakin diabaikan oleh pemirsa dan internet menjadi
media baru sumber informasi utama. Norwegia adalah negara pertama di dunia yang menutup penyiaran radio
FM pada tahun 2018 dan menggantikannya dengan penyiaran radio digital (digital audio broadcasting) Oleh
karena itu, wirausaha mau tidak mau harus menggunakan internet sebagai media pemasarannya (lihat Bab
Kampanye Pemasaran Digital).
Televisi
Televisi mahal, tetapi biasa digunakan sebagai medium untuk mencapai pasar nasional yang
menyeluruh. Tetapi televisi adalah salah satu medium yang paling diregulasi. Saat ini pemirsa cenderung
159
menonton video digital, bahkan rekaman siaran televisi melalui internet seperti melalui youtube. Penonton lebih
suka menonton video melalui internet karena bisa mengatur sendiri jadwal tontonan, isi yang dapat dipilih sesuai
dengan selera, dan menghindari iklan.
Radio
Radio adalah penyiaran yang lebih murah daripada televisi. Radio sering ditransmisikan untuk wilayah lokal,
sehingga kampanye nasional harus dikembagkan berdasarkan wilayah ke wilayah.
Surat kabar (cetak)
Umumnya di kawasan perkotaan, penduduk memiliki akses ke koran. Bagi pemasang iklan keputusannya
adalah memilih koran yang sesuai. Koran ada yang capaiannya nasional atau setempat. Usaha untuk
menggunakan berbagai koran setempat untuk mencapai sasaran nasional biasanya berbiaya lebih mahal dan
rumit. Koran yang tercetak makin lama makin digantikan oleh koran digital
Majalah (cetak)
Secara umum, majalah memiliki golongan pembaca yang lebih sempit dari pada koran. Majalah melayani
segolongan segmen tertentu dari penduduk. Untuk barang teknik dan industri , majalah lumayan efektif.
Namun majalah cetak juga digantikan menjadi majalah digital.
Bioskop
Biaya pemutaran film dapat disubsidi dengan iklan sebelum pemutaran fim dimulai. Tetapi bioskop cenderung
dikalahkan oleh piranti elektronik visual seperti televisi, video, teater rumah (home theatre), saluran video
internet, dsb.
Iklan melalui bioskop memiliki keunggulan karena pemirsanya terperangkap (tidak ada loncatan saluran
seperti di televisi), namun ketika penonton maklum, mereka hanya masuk ke ruang pertunjukan bioskop
setelah iklan berakhir.
Iklan di tempat terbuka
Iklan di luar meliputi poster / spanduk / papan iklan (billboard), tanda toko dan iklan transit (periklanan di
kenderaan umum). Iklan melalui bus kota dan tram berkembang dengan cepat di perkotaan. Iklan ini mungkin
bisa diperluas ke bis antar kota untuk menjangkau kota dan desa. Kereta ulang alik Jabodetabek telah digunakan
secara intensif sebagai tempat iklan.
12.4.2 Hubungan masyarakat
Humas (atau pengumuman / publicity) berusaha membangun citra perusahaan dan mempengaruhi pembuat
opini untuk mendapat perlakuan yang lebih baik dari media massa. Humas adalah fungsi komunikasi
pemasaran yang mengemban program yang dirancang supaya masyarakat mengerti dan menerima misi
organisasi. Kegiatan humas meliputi komunikasi ke dalam dan ke luar. Komunikasi ke dalam juga penting untuk
160
menciptakan budaya perusahaan yang pantas dengan misi organisasi. Karena sasaran pemirsa sedikit,
mereka relatif murah untuk dicapai.
Beberapa metoda yang digunakan untuk meningkatkan peran humas :
• Pemberian hadiah/penghargaan di berbagai acara.
• Dukungan (sponsorship) olah raga, budaya, dsb.
• Konferensi pers yang menyampaikan berita tentang peluncuran produk baru perusahaan, pembukaan
pabrik, penerimaan pegawai, dlsb.
• Pembertahuan tentang kampanye promosi perusahaan.
• Melobi / mempengaruhi pemerintah.
12.4.3 Promosi penjualan
Promosi penjualan didefinisikan sebagai kegiatan penjualan yang tidak termasuk dalam kategori iklan
dan penjualan pribadi. Yang termasuk promosi penjualan a.l. seperti pertunjukan seni di tempat penjualan,
demonstrasi, perlombaan, dan premi seperti ‘harga satu untuk dua’, dsb. Promosi penjualan adalah upaya
jangka pendek yang ditujukan terutama untuk konsumen dan atau / pengecer, dalam rangka mencapai
tujuan berikut:
Menggugah percobaan produk konsumen dan pembelian impulsif (tiba-tiba);
Menarik konsumen ke toko;
Mendorong pengecer untuk memasang pengumuman di tempat penjualan;
Mendorong saluran distribusi untuk melakukan penimbunan barang.
Berbagai bentuk promosi penjualan meliputi:
• Rabat (diskon) harga
• Katalog / brosur.
• Kupon
• Contoh barang
• Hadiah
• Perlombaan.
12.4.4 Pemasaran langsung
Pemasaran langsung adalah kegiatan total melalui mana produk dan jasa ditawarkan ke segmen pasar di
satu atau lebih media untuk kegunaan informasi atau mendorong tanggapan langsung dari pelanggan
sekarang atau di masa mendatang atau mendorong pengiriman surat, telpon atau kunjungan pribadi.
Pemasaran langsung meliputi pengiriman surat langsung (dengan dukungan alas data pelanggan /
database marketing), penjualan melalui telpon dan pemasaran melalui internet. Petunjuk pemasaran
langsung yang efektif, yaitu :
1. Mengenali pelanggan terbaik, dan tidak pernah mengabaikan kesempatan megumpulkan informasi
tentang mereka
161
2. Mengumpulkan informasi tentang pelanggan dan mengaitkan identitas mereka dengan transaksi yang
mereka lakukan.
3. Menghitung nilai hidup pelanggan (lifetime value of customers) sehinnga wirausahawan mengenal mana
pelanggan yang paling dinginkan (dan paling menguntungkan).
4. Mengetahui siklus pembelian pelanggan dan atur waktu upaya pemasaran supaya bersamaan dengan
awal siklus pembelian.
5. Membuat seyakin mungkin bahwa mutu barang dan jasa perusahaan membuat pelanggan terpesona.
6. Menganggap bahwa apa saja keluhan pelanggan merupakan sebuah peluang untuk meningkatkan
pelayanan dan mutu. Dorong pelanggan untuk mengeluh dan memperbaiki apa yang dikeluhkan.
7. Gunakan informasi yang telah dikumpulkan untuk menawarkan insentif kepada pelanggan dalam rangka
menarik mereka sesuai dengan kebutuhan dan ketertarikan mereka.
Langkah-langkah tersebut adalah seperti lingkaran yang bertujuan meningkatkan pelayanan dan mutu (lihat
Gambar 12.13)
12.13 Langkah-langkah pemasaran langsung yang efektif
Pemasaran langsung dapat dikombinasikan dengan penjualan pribadi (lihat gambar 12.14).
162
Gbr 12.14 Gabungan pemasaran langsung dengan penjualan pribadi
12.4.5 Penjualan pribadi
Penjualan pribadi adalah proses komunikasi dua arah dengan umpan balik segera dan relatif kurang
dipengaruhi oleh kebisingan dengan informasi yang diluncurkan pelanggan. Penjualan pribadi adalah cara efektif
untuk menjual, tetapi berbiaya mahal. Metode penjualan ini biasa digunakan ke anggota saluran distribusi
dan pasar perusahaan ke perusahaan (B2B). Untuk pasar konsumen biasa digunakan untuk penjualan,
misalnya rumah, asuransi, mobil, dsb. Bagi perusahaan pemula dan UKM, penjualan pribadi dapat dilakukan
melalui jaringan pertemanan (media sosial) dan komunikasi dari mulut ke mulut oleh pelanggan yang puas.
12.4.6 Komunikasi via internet
Perkembangan TIK telah merevolusikan cara manusia berkomunikasi.Perusahaan juga mengikuti
perkembangan teknologi dengan bermigrasi ke internet untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Dalam gambar 12.15 ditunjukkan perbedaan antara alat komunikasi tradisional dengan internet.
Gbr 12.15 Peran komunikasi internet dalam proses pembelian
Namun, internet terdiri dari milyaran halaman yang menenggelamkan orang dalam lautan informasi,
sehingga komunikasi belum tentu sampai ke sasaran yang tepat. Karena itu, perusahaan masih saja
menggunakan alat komunikasi tradisional, bahkan media itu digunakan untuk menggugah orang untuk melihat
situs internet (12.16).
163
Gambar 12.16 Iklan luar rumah untuk menggugah orang membaca situs internet
164
Bab XIII
Kampanye Pemasaran Digital
Saat ini gawai (gadget) digunakan dimana-mana dan kapan saja. Pemasar barang dan jasa mau tidak mau
harus mengikuti perkembangan tersebut. Kalau tidak, produknya akan sulit dikenal orang;
Perkembangan pemakaian teknologi dapat digambarkan seperti berikut ini, yaitu pengalihan dari alat
telekomunikasi (komunikasi jarak jauh) tetap ke alat yang bergerak. Saat ini hampir semua orang memiliki
perangkat telekomunikasi bergerak (mobile). Di masa mendatang peralatan telekomunikasi mungkin akan
mencapai skala nano dan dapat dibenamkan di bawah kulit kepala sehingga memungkinkan manusia
bertelekomunikasi seperti layaknya telepati (berbagi rasa dalam jarak jauh).
Gambar 13.1 Perubahan kebutuhan alat telekomunikasi
13.1 Ketergantungan kepada internet
Manusia juga semakin sulit melepaskan diri dari ketergantungannya kepada gawai. Data berikut menunjukkan
dalam berapa menit (jam) setelah bangun tidur, orang melihat telpon cerdasnya. Orang yang terbangun langsung
lihat telpon adalah sekitar 10% dari responden. Dalam waktu 10 menit setelah bangun, 33 % orang sudah
melihat telpon; dan 86% orang sudah melihat telpon dalam waktu satu jam. Dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah
bangun tidur, hampir semua orang (93%) sudah melihat telpon cerdas. Mungkin sisanya yang 7% adalah orang
yang tidak memiliki telpon cerdas atau orang tua yang tidak begitu hobi lagi memainkan telpon (lihat Gambar
13.2).
165
Gambar 13.2 Dalam waktu berapa menit setelah bangun tidur, orang melihat telpon.
Calon konsumen sendiri semakin aktif untuk mencari informasi melalui internet sebelum membeli barang atau
jasa. Sebagai contoh, dalam gambar 13.3. ditunjukkan perkembangan pencarian informasi di berbagai saluran
komunikasi yang dilakukan oleh calon pelanggan hotel, sebelum membeli jasa penginapan.
Gambar 13.3
Pencarian informasi tentang hotel melalui berbagai saluran komunikasi
Dalam tabel tersebut diperlihatkan bahwa pencarian informasi melalui internet semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Penggunaan saluran komunikasi yang lain cenderung menurun, bahkan pencarian langsung ke hotel
(direct enquiry) juga mengalami nasib yang sama. Informasi melalui GDS (global distribution system, saluran
khusus penjualan melalui jaringan telekomunikasi) cenderung tidak banyak berubah.
166
Perkembangan ini tidak boleh diabaikan oleh seorang pemasar. Saat ini, wirausahawan tidak lagi berbicara
tentang ‘ DUNIA PEMASARAN DIGITAL’ tetapi ‘PEMASARAN DI DUNIA DIGITAL’ . Wirausahawan tidak punya
pilihan lagi selain menguasai seluk beluk dunia digital untuk memasarkan barang dan jasa. Pemasaran dan
teknologi informasi dan komunikasi bukan dua hal yang terpisah tetapi semakin terajut dalam suatu jalinan yang
sulit dipisahkan. Gambar 13.4 menunjukkan betapa kuatnya jalinan yang terbina antara kegiatan pemasaran dan
teknologi informasi.
Gambar 13.4 Jalinan kuat antara kegiatan pemasaran dan teknologi informasi.
Sayangnya, kebanyakan usaha pemula (start up) gagal melaksanakan strategi pemasaran digital yang efektif
karena:
Mereka belum menguasai pengetahuan dan alat yang tepat
Tidak memiliki waktu yang cukup
Tidak memilik pengalaman yang memadai.
167
13.2 Komunikasi pemasaran digital
Tujuan berkomunikasi kepada pelanggan adalah untuk menginformasikan kepada mereka tentang adanya
sebuah produk yang dapat menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Produk itu dapat berupa barang atau
jasa. Selain itu, komunikasi juga mengandung informasi tentang spesifikasi produk, bagaimana dan dimana
produk dapat diperoleh, serta harga dan kemudahan lain yang dapat diperoleh ketika membeli, mengkonsumsi
(menggunakan) dan setelah konsumsi.
Berkomunikasi melalui internet berarti mengirimkan dan/ atau menerima informasi kepada /dari pelanggan dan
calon pelanggan melalui saluran informasi melalui internet. Saluran yang digunakan dapat berupa media sosial
(facebook, twitter, dll), iklan di mesin pencari (Google, Bing , dsb°), surel (email), dan isi (content) dari situs web
untuk mempromosikan usaha kita.
Pemasar semakin cenderung menggunakan internet sebagai media berkomunikasi karena sebagian besar umat
manusia saat ini sudah tidak dapat dipisahkan lagi dengan dunia maya tersebut. Untuk menjangkau dan
memikat mereka, otomatis pemasar harus menguasai teknologi informasi yang diterapkan dalam bidang
pemasaran.
Kelebihan berkomunikasi lewat internet lebih interaktif dan mendapat tanggapan cepat, sehingga media
komunikasi bukan hanya berfungsi sebagai alat penyebar informasi tetapi juga alat untuk mengumpulkan data
tentang pelanggan.
Biaya juga lebih murah ketimbang media massa tradisional seperti surat kabar, radio, dan televisi yang perannya
semakin terpinggirkan karena pemirsa berpindah ke media digital. Dulu, media massa tradisional sulit dijangkau
oleh perusahaan pemula karena kemahalan bagi mereka, tetapi dengan adanya teknologi internet, perusahaan
pemula juga memiliki akses yang tidak jauh berbeda dengan perusahaan yangmemiliki modal besar.
Perkembangan teknologi informasi membuat akses ke media menjadi lebih demokratis. Perusahaan pemula
mungkin saja memiliki pemirsa yang lebih banyak di dunia maya dibandingkan dengan perusahan yang sudah
mapan sekalipun.
13.3 Langkah-langkah pemasaran digital
Tahap awal dari pemasaran digital adalah menumbuhkan kesadaran (awareness) dan kenampakan (visibility)
dari produk yang dipasarkan (lihat Gbr 13.5). Caranya adalah memprosikan usaha dengan biaya rendah seperti
melakuan SEO (search engine optimization) untuk membuat informasi mengenai produk yang dipasarkan tampil
pada halaman utama mesin pencari. Ketika calon pelanggan, misalnya mencari informasi produk di Google,
168
maka situs wirausahawan akan dimunculkan di baris atau halaman pertama. Kalau tidak muncul di halaman
pertama, kedua atau ketiga di hasil pencarian Google, peluang situs wirausahawan untuk dilihat calon pelanggan
semakin kecil.
Gambar 13.5 Tahap-tahap pemasaran digital
Langkah ke dua adalah segera menghela pengunjung ke situs web. Ini dilakukan dengan menggunakan media
sosial (facebook, twitter, instagram, dll.) dan memasang iklan di mesin pencari seperti Google, Bing, dll.
Tahap ke tiga adalah upaya mengubah (convert) pengunjung ke saluran informasi menjadi pembeli. Untuk
keperluan ini, pemasar dapat membuka situs yang mempesona, bersahabat dan interaktif di penampung
(hosting) situs seperti WordPress, Joomla, dll.
169
Tahap ke empat adalah meningkatkan tingkat pengubahan (conversion rate) dari pengunjung menjadi
pelanggan. Yang dilakukan terutama meningkatkan titik-titik pertemuan dengan orang yang telah berinteraksi
dengan merek sang wirausahawan. Melakukan pemasaran ulang (remarketing), pemasaran melalui surel, dan
pemasaran isi (content marketing) adalah tindakan yang tepat.
Hasil yang ingin dicapai melalui semua langkah itu adalah meningkatkan penjualan. Bila penjualan tidak
meningkat setelah berbagai upaya dilakukan maka strategi bauran pemasaran perlu dipikirkan ulang.
13.4 Pemasaran isi (content marketing)
Untuk memandu calon pelanggan dari tahap kesadaran (awareness) tentang adanya produk yang sangat sesuai
dengan kebutuhan mereka dan menuju ke tahap pembelian, pemasaran isi (content marketing) adalah salah satu
pilihan tepat, melalui mana informasi disebar melalui berbagai saluran komunikasi. Bentuk atau jenis informasi
yang dapat disebarkan dapat dilihat dalam gambar 13.6
Gambar 2.6
Matrik penggolongan pemasaran isi (content marketing matrix)
Isi dalam pemasaran isi bukan berarti iklan yang dikamuflase, tetapi merupakan informasi asli tentang topik apa
saja yang bermutu tinggi sehingga calon pembeli merasa mendapatkan informasi yang sangat berguna dari
170
sebuah situs pemancar informasi (produsen). Ketika dia butuh lagi informasi yang terkait, dia akan kembali lagi
mencari ke situs yang sama dan akan menyebarkan rujukan tentang situs tersebut ke jaringan pertemanannya,
agar mereka juga mencari informasi di sumber yang sama. Akhirnya situs tersebut banyak dikunjungi dan
menjadi populer yang lama-kelamaan lamannya akan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemasangan iklan
yang efektif untuk menjangkau pemirsa sebanyak mungkin.
Pada hakekatnya, berbagai jenis atau bentuk pemasaran isi dapat dipilah berdasarkan matrik berdimensi dua :
dimensi vertikal bermain pada ranah emosional vs rasional ; sedangkan dimensi horizontal menyangkut dengan
dimensi kesadaran (awareness) dan pembelian (purchase). Yang diharapkan dengan pemasaran isi adalah
mencapai kwadran bawah kanan (convince = meyakinkan) dimana faktor rasional bersinergi dengan faktor
pembelian.
Kwadran kanan atas (inspire = mengilhami) dimana faktor pembelian berinteraksi dengan faktor emosional juga
mendorong terjadinya pembelian ketika calon konsumen terpesona dengan suatu produk. Namun hasil yang
terbaik tetap kwadran kanan bawah (convince) mengingat dalam kwadran ini calon konsumen melakukan
pembelian berdasarkan pertimbangan rasional yang matang dan mendalam. Dalam kwadran kanan atas,
keadaan keterpesona-an dapat menghilang ketika orang menggunakan pemikiran yang lebih rasional. Emosi
dapat berhenti berfungi ketika orang menggunakan rasio (lihat Gambar 13.6).
Namun demikian untuk mencapai tahap pembelian, terlebih dahulu calon pelanggan perlu diberikan informasi
dalam berbagai jenis isi untuk membangkitkan kesadaran (awareness) dan selanjutnya menggiring minat mereka
terhadap produk yang dipasarkan. Untuk itu disebarkan informasi dalam berbagai bentuk pemasaran isi yang
dapat digolongkan ke dalam kelompok yaitu menghibur (entertain) yang berada di kwadran kiri atas atau
kelompok mendidik (educate) yang berada di kwadran kiri bawah. Dalam kwadran menghibur, yang dimainkan
adalah faktor emosional calon pelanggan untuk menyukai produk, sedangan dalam kwadran mendidik faktor
rasional lebih diutamakan dalam rangka memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera masing-
masing.
13.5 Pemilihan saluran yang berdampak efektif terhadap laba
Berbagai saluran komunikasi dapat digunakan untuk menjangkau konsumen atau calon pembeli. Saluran
komunikasi digital seperti email dan media sosial semakin banyak digunakan. Namun dari sekian banyak saluran
komunikasi, yang paling efektif yaitu berita dari mulut ke mulut atau rujukan. Saluran ini memberikan dampak
yang besar (22%) terhadap peningkatan penjualan (pendapatan perusahaan). Hal ini disebabkan karena biaya
melalui saluran komunikasi ini sangat rendah tetapi hasilnya sangat efektif. Konsumen yang puas pasti
menganjurkan barang dan jasa yang pernah mereka pakai kepada teman-temannya sebagai calon pembeli.
171
Semakin banyak pembeli atau pemakai yang puas, semakin meluas penyebaran informasi kepada orang yang
belum membeli, mirip dengan reaksi berantai.
Gambar 13.7
Saluran komunikasi yang digunakan untuk menjangkau konsumen dan dampaknya terhadap pendapatan.
Jadi bagi pemasar barang dan jasa apapun, dampak dari produk yang dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen sangat penting. Ini bukan saja menimbulkan kesetian di kalangan tetapi juga menarik konsumen baru
karena dianjurkan oleh konsumen yang pernah menggunakan produk tersebut.
Penggunaan media sosial sebagai media penyebaran informasi dari mulut ke mulut gaya baru semakin cepat
sehingga berita baik atau buruk dapat menyebar dengan cepat kemana-mana tanpa batas. Penyebaran informasi
yang sangat cepat ini disebut memviral (berdasarkan analogi penyebaran virus di dunia nyata.)
13.6 Penggunaan imooji sebagai selebaran elektronik (electronic flyer)
Supaya tidak ketinggalan dalam penggunaan pemasaran digital untuk menyebarkan informasi dan berinteraksi
dengan calon konsumen, wirausahawan perlu terjun langsung ke dalam dunia digital dengan menggunakan alat
kampanye pemasaran digital yang efektif. Dalam tulisan ini diperkenalkan salah satu aplikasi untuk membuat
selebaran atau brosur elektronik untuk melakukan promosi produk (barang dan jasa) melalui berbagai saluran
informasi di internet.
172
Aplikasi imooji dikembangkan oleh Mujianto Rusman dari Surabaya. Nama imooji (baca imuji) adalah berasal dari
nama Mujianto. Pengguna dapat menggunakan imooji dengan memasuki situs:
imooji.com
Ada beberapa pola penggunaan jasa yang ditawarkan: ada yang gratis dan ada yang berbayar. Untuk
wirausahaan pemula, pilihan gratis sangat menarik untuk mengurangi biaya awal meluncurkan usaha. Tetapi
informasi yang dapat ditampilkan menjadi lebih terbatas karena pengguna tidak dapat mengubah pola (template)
yang sudah ada dan jumlah halaman yang dapat digunakan hanya empat (empat pola).
Setelah mengeklik pilihan FREE (cuma-cuma ) akan muncul layar seperti ini:
Lalu klik di kotak Create imooji (buat imooji)
Kemudian anda perlu mendaftar (Signin) dengan menggunakan kata sandi facebook; Jadi untuk menggunakan
imooji anda wajib memiliki rekening (akun) di facebook terlebih dahulu.
173
Setelah proses Signin usai, layar yang muncul adalah seperti berikut:
Paling kiri adalah pilihan-pilihan pola/patron (template) dari brosur yang akan kita buat yang terdiri dari berbagai
gambar dalam susunan pola yang berbeda-beda. Sebelah kanan adalah tempat kerja yang akan kita tempelkan
pola/patron.
Untuk memilih salah satu patron, klik tak dilepas di salah satu patron dan geser ke dalam kotak Choose
Template. Misalkan kita pilih salah satu patron yang tersedia di sebelah kiri. Begitu kita klik dan kursor digeser ke
tempat kerja, gambar tempat kerja langsung berubah.
174
Kita dapat menggunakan 4 halaman, atau 4 patron dalam satu brosur.
Kita langsung dapat menulis informasi yang ingin kita sampaikan kepada calon konsumen dengan menimpa di
atas tulisan yang ada di patron. Untuk mengubah gambar, kita perlu terlebih dahulu mengunggah (upload) foto
yang kita miliki ke Gallery dengan mengeklik di tulisan Gallery. Lalu muncul pilihan file foto yang ingin kita unggah
dan kalau berhasil akan muncul foto di My images .
175
Supaya lebih dinamis, kita juga dapat menambah music dengan mengeklik di kotak Select Audio File… di
sebelah kanan tengah.
Ini adalah salah satu contoh selebaran yang berisi informasi yang ingin kita sampaikan.
Untuk mengubah gambar di patron dengan foto produk kita, klik di gambar di halaman imooji yang sedang kita
kerjakan. Lalu geser gambar ke tempat yang telah kita klik tadi.
Isi yang perlu dimuat ke dalam selebaran sebagai bahan informasi ke calon pembeli yaitu:
1. Pembuka (pendahuluan, salam/sapaan ke calon pelanggan)
2. Latar belakang gambar produk
3. Produk yang dipasarkan
4. Alamat dimana produk ini dapat diperoleh dengan mudah oleh calon pelanggan
Setelah selesai anda dapat milihat pratinjau (preview) dengan mengeklik tombol Preview di kanan atas,
menyimpan dan menyebarkankannya secara langsung ke facebook atau twitter.
176
Untuk lebih jelas anda dapat mengeklik tombol Help! (Tolong!) yang segera akan memunculkan panduan
membuat selebaran imooji dalam bahasa Indonesia.
Penyebaran ke media obrolan (chatting) seperti WA juga dapat dilakukan. Tetapi lebih baik, alamat URL brosur
anda diringkaskan terlebih dahulu dengan memakai aplikasi yang lain yaitu:
bit.ly
Untuk keperluan itu, anda perlu mendaftar di situs bit.ly.
13.7 Media sosial sebagai alat yang efektif sebagai alat pemasaran
Media sosial adalah sebuah forum yang terbentuk melalui internet, dimana para penggunanya melalui aplikasi
telekomunikasi berbasis internet (misalnya youtube, whatsap, instagram, facebook, twitter, telegram, dsb.) dapat
bertukar informasi , berpartisipasi, dan menciptakan isi (content) berupa tulisan gambar, video ; mencari kenalan, mitra
usaha, membangun jejaring sosial, dan ruang maya ; melakukan jual beli ; dlsb. Semua ini disokong oleh teknologi
multimedia yang semakin canggih dan murah.
Keunggulan media sosial dalam pertukaran informasi, a.l. yaitu:
Isi yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak terbatas pada satu orang saja.
Pesan muncul tanpa melalui penjaga gawang dan tidak ada gerbang penghambat. Isi disampaikan dalam talian
(online) dan seketika. Kadang-kadang bisa juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang
ditentukan sendiri oleh pengguna.
Media sosial menjadikan penggunanya sebagai pencipta dan pelakon yang memungkinkan dirinya untuk
mengaktualisasi diri.
Dalam isi media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas, percakapan (interaksi), reputasi
(status), dan kelompok (group).
Seperti dalam kumpulan manusia yang saling berinteraksi dimana saja, akan muncul satu atau beberapa orang seperti
tokoh masyarakat yang paling berpengaruh dan disukai semua anggota. Dalam media sosial akan muncul bintang-
bintang yang paling banyak pengikutnya, paling disukai, paling banyak ditonton, dsb. Mereka dapat menjadi
pemengaruh (influencer ) yang dapat mengarahkan orang untuk melakukan sesuatu. Gejala inilah yang dimanfaatkan
oleh pemasar untuk menjual produknya, melalui saran pemengaruh media sosial ini.
Sebuah pesan komunikasi pemasaran dikatakan baik atau berhasil apabila pesan tersebut memenuhi tahapan yang ada
dalam karakteristik model komunikasi AIDA yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (keinginan), Action
(tindakan).
1. Perhatian (Attention)
177
Menarik perhatian calon pelanggan dapat dicapai oleh pemasar dengan cara memasang sebuah iklan produk yang
memperlihatkan posisi, bentuk tulisan, warna, dan isi iklan di media sosial semenarik mungkin agar mendapatkan
perhatian.
2. Ketertarikan (Interest)
Ketertarikan dapat dibangkitkan dengan menggunakan pewarnaan yang menarik, gambar dan slogann yang merayu
serta memasang sebuah promosi. Keaslian penampilan dan kalimat rayuan dalam rancangan pesan sangat
berpengaruh pada daya tarik suatu produk yang dipasarkan.
3. Keinginan (Desire)
Setelah konsumen tertarik terhadap promosi yang dilakukan, mereka harus dibuat yakin dan terdorong untuk
menginginkan produk yang ditawarkan. Keinginan tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai
keuntungan yang didapat dan penderitaan yang hilang ketika mengkonsumsi atau menggunakan produk yang
dipasarkan. Konsumen harus dibuat yakin dengan khasiat yang akan diperoleh dari produk.
4. Tindakan (Action)
Tindakan yang diharapkan adalah pembelian produk yaitu pertukaran sumber daya milik konsumen dengan produk
perusahaan. Pada tahap ini, konsumen akan memutuskan antara memilih atau tidak suatu produk yang sebelumnya
telah dilihat promosinya. Tahap ini adalah tahap tersulit karena melalui iklan cetak atau elektronik saja tidak cukup untuk
membuat seorang konsumen secara langsung melakukan tindakan untuk membeli sebuah produk yang diiklankan.
13.8 Instagram Sebagai Media Pemasaran
Instagram bukan hanya dapat digunakan untuk bersosialisasi dengan mitra di dunia maya, tetapi bisa juga menjadi
alternatif baru dalam melancarkan bisnis. Meski hingga kini facebook masih menjadi media sosial terbesar tetapi
Instagram mampu menawarkan lebih dari itu.
Faktor yang menjadikan Instagram sebagai media pemasaran dapat dilihat dari dua dimensi yaitu dimensi media sosial
dan dimensi kreatifitas.
Dimensi media sosial meliputi : mempunyai daya tarik yang kuat, mudah dicapai semua orang, dan menambah
pengatahuan dan informasi.
Dimensi kreativitas meliputi : kebaruan, menarik, menggugah selera, unik, dan kenyataan maya.
Di tambah lagi dengan blog Instagram, yang memberikan kemudahan dalam melakukan langkah-langkah pemasaran.
Itu sebabnya pebisnis di seluruh dunia semakin cenderung menggunakan instagram sebagai salah satu pilihan terbaik
dalam berbisnis dengan sosial media karena berbisnis melalui akun pada instagram termasuk kreatif dan bisa mencuri
perhatian banyak orang.
178
Instagram termasuk media sosial yang sederhana. Utamanya adalah berbagi foto dan video, tetapi bisa dijadikan media
visual sebagai pemancing pembelian. Terutama bila produk dari usaha berupa benda fisik. Itu sebabnya untuk
keleluasaan sebagai pebisnis sebaiknya menggunakan akun blog Instagram untuk mendapatkan fasilitas tambahan
seperti pemantauan pengikut ( followers ) dan kunjungan.
13.9 Pengguna Instagram
Instagram merupakan layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial untuk berbagi cerita melaui gambar dan video.
Para pengguna gawai sering menggunakan jejaring ini untuk langsung berbagi hasil jepretan kamera mereka.
Kebanyakan pengguna Instagram menyukai foto, terutama yang menunjukkan wajah tersenyum.
Sejak diluncurkan pada 2010 lalu, aplikasi ini telah memiliki 600 juta lebih pengguna dari seluruh dunia yang setiap saat
bertambah. Indonesia merupakan pasar pengguna Instagram paling aktif ke empat di wilayah Asia dengan jumlah
pengguna sebesar 54% dari keseluruhan jumlah pengguna internet.
Sejumlah fakta-fakta menarik tentang pengguna Instagram di Indonesia.
97% pengguna selalu menuliskan komentar dan menandai teman-teman mereka di dalam komentar.
97% menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi yang lebih detail.
89% pengguna instagram di Tanah Air berada rentang umur 18-34 tahun. 63% diantaranya merupakan
perempuan.
75% pengguna instagram di Indonesia juga membagikan unggahan mereka ke media sosial lain.
85% pengguna di Indonesia mengaku sering membeli barang-barang yang mereka temui di instagram.
Dari data-data tersebut terungkap bahwa pengguna perangkat komunikasi bergerak di Indonesia sangat aktif. Data ini
menunjukan bahwa pemasar dapat dapat menggunakannya sebagai alat promosi yang efektif produknya.
179
13.10 Manfaat menggunakan Instagram
Instagram adalah media sosial ringan, tidak berdasarkan percakapan, sehingga tampilan baik akan dapat dicapai lebih
baik dari anjungan seperti Facebook atau Twitter. Instagram juga gratis untuk digunakan. Wirausahawan pemula, tanpa
perlu mengeluarkan uang dapat menggunakannya sebagai wahana yang efektif untuk memasarkan produknya.
Instagram dapat mempromosikan usaha dan mengerakkan penjualan. Orang yang belum tahu tentang usaha
wirausahawan akan mengetahui merek yang dipasarkan. Instagram akan membantu wirausahawan mencapai sasaran
ruas konsumen (pasar) yang diinginkan. Munculnya pengikut yang banyak akan memperluas jangkauan sasaran
pelanggan karena merek akan mempromosikan ke pemirsa yang lebih luas. Informasi dari jari ke jari ini (bukan hanya
dari mulut ke mulut) sangat efektif mencapai pemirsa dalam jumlah besar dengan biaya yang sangat murah.
180
Wirausahawan juga dapat mengarahkan pemirsanya untuk berkunjung ke laman situs web pemasarannya dengan
mencantumkan tautan dan menjaring informasi tentang pelanggan untuk membuat alas data tentang pelanggan.
13.11 Komunikasi Pemasaran melalui instagram
Naluri dasar dari setiap manusia adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Mereka siap menghabiskan waktunya untuk
membaca, mendengar penceramah, tukang cerita, gosip, menonton wayang, film, bahkan berpura-pura menyibukkan
diri padahal dengan tujuan untuk mendapatkan berita, mengintip kegiatan orang, yang belum tentu berhak untuk dilihat
dan didengarkannya.
Naluri ini dimaanfaatkan oleh pemasar melalui Instagram dengan membuat cerita, baik melalui foto yang disusun secara
urutan waktu maupun dengan membuat video yang siap dibagi oleh pemirsa teman-temanya baik dalam media sosial
yang sama maupun yang berada dalam media sosial yang lain.
Kunci keberhasilan melalui instagram adalah membuat isi berupa gambar dan video yang kreatif dalam rangka menarik
perhatian sebanyak mungkin pengguna, dan menjadi pengikutnya. Semakin besar pengikut, semakin besar kesempatan
untuk memasarkan produk melalui komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran adalah serangkaian kegiatan melaui mana perusahaan mempertukarkan nilai-nilai dengan
pelanggan dan calon pelangga,nya. Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh penjual
kepada pembeli dan sebaliknya untuk menimbulkan interaksi yang lebih erat sebagai umpan balik guna memuaskan
pelanggan.
Jenis komunikasi pemasaran a.l. meliputi:
Penjualan Perorangan (Personal Selling)
Penjualan perorangan adalah bentuk komunikasi pemasaran antar orang dimana tenaga penjual menginformasikan,
mendidik dan membujuk calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Usaha penjualan ini dapat
dilakukandengan mengirim pesan pribadi ke beberapa atau seluruh pengikut di media sosial bahwa, wirausahawan
sedang menjual produknya.
Iklan (Advertising)
Iklan merupakan komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan media sosial dan sebagainya. Atau
komunikasi langsung yang di rancangan khusus untuk pelanggan antar bisnis maupun pemakai akhir. Wirausahaan
dapat memberikan informasi tentang produknya di internet dengan tema tentang keunggulan produk, harga,
penghantaran, jaminan purna jual, dll.
Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya pembelian dalam
waktu yang singkat. Promosi penjualan berorientasi perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk
181
meningkatkan tanggapan cepat dari pembeli misalnya : pemberian rabat, beli dua gratis satu, dll. Obral adalah adalah
salah satu bentuk promosi yang sering digunakan oleh pemasar.
Pemasaran pendukung (Sponsorship Marketing)
Pemasaran dukungan adalah upaya mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan cara mengasosiasikan
perusahaan atau merek dengan kegiatan tertentu. Pemilik akun Instagram yang memiliki banyak pengguna dapat
menggunakan pengaruh ketenarannya untuk memasarkan produk dari berbagai perusahaan.
Pengumuman (Publicity)
Pengumuman biasanya berbentuk kegiatan, berita, besutan pres (press release) atau komentar editorial mengenai
produk atau jasa dari berbagai perusahaan. Bila dianggap bermanfaat, pengumuman ini akan dimuat dalam media cetak
atau televisi secara gratis, karena perwakilan media menganggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan
kepada khalayak mereka. Pengumuman adalah iklan gratis karena tidak dibiayai oleh perusahaan yang mendapatkan
manfaatnya.
Komunikasi di Tempat Pembelian (Point-of-purchase Communication)
Komunikasi di tempat pembelian melibatkan peraga, poster, tanda dan bebagai materi lain yang dirancangan untuk
mempengaruhi keputusan untuk membeli di tempat pembelian. Instagram sangat cocok digunakan untuk ini, karena
dalam internet, tempat pembelian dan penjualan dapat berada dimana saja.
182
Bab XIV
Mengumumkan Usaha melalui Paparan Ringkas
Sebelum mencari modal atau dana pinjaman kepada calon penanam modal (investor) atau kepada peminjam
dana (creditor), calon wirausahawan atau wirausahawan yang sudah menjalankan usaha namun membutuhkan
modal yang lebih besar untuk perluasan usaha, perlu membuat rencana usaha. Rencana itu dipaparkan kepada
calon penanam modal ataupun kepada peminjam dana. Bahan pemaparan ini adalah ringkasan tentang usaha
dalam bentuk model usaha misalnya produk apa yang dijual untuk menyelesaikan masalah pelanggan,
bagaimana perusahaan pemula mendapatkan penghasilan, sumber bahan baku, keahlian sumber daya manusia,
dsb.
Paparan ringkas yang dalam bahasa Inggris disebut pitch deck, adalah ringkasan tentang rencana usaha yang
akan dijalankan, yang disampaikan dengan cepat kepada penanam modal. Mengingat penanam modal biasanya
memiliki waktu yang sangat terbatas untuk mendengar paparan dari berbagai pencari modal yang lain juga,
paparan ringkas ini harus benar-benar tepat sasaran untuk menggugah penanam modal agar bersedia
mengucurkan dananya kepada irausahawan.
Kalau wirausahawan berusaha menarik perhatian calon pemodal agar mereka bersedia bertemu dan
memberikan waktu kepada wirausahawan untuk memaparkan rencana usaha ringkas, penjelasan kepada
pemodal disebut paparan ringkas lift (pitch elevator). Digunakan kata lift, karena seolah-olah wirausahawan
bertemu secara tidak sengaja dalam lift dengan calon pemodal dan berusaha menarik perhatiannya dengan
memaparkan secara ringkas sekali usaha yang akan dijalankannya. Kalau tertarik, pemodal akan memberikan
kartu alamat kontaknya untuk bertemu lebih lanjut.
Paparan ringkas pada hakekatnya adalah ringkasan dari rencana usaha yang lebih rinci. Kalau paparan rigkas ini
berhasil lolos dalam pertimbangan pemodal, wirausahawan akan diundang lagi untuk memaparkan rencana
usaha yang lebih rinci dan mendalam kepada tim pemodal yang lebih lengkap. Supaya sejalan dengan rencana
usaha, wirausahawan dapat mengikuti alur ringkasan eksekutif rencana usaha dalam memberikan paparan
singkat.
14.1 Ringkasan eksekutif rencana usaha
Ringkasan eksekutif adalah bagian yang sangat penting dari rencana usaha. Ringkasan ini menceritakan
pembaca, siapa wirausahawan, apa yang dilakukan, berapa banyak dana yang dibutuhkan, mengapa, dan
bagaimana dana itu dikembalikan. Pembaca diharapkan dapat membaca ringkasan eksekutif dalam waktu 5
menit dan mengerti sepenuhnya tentang usaha yang akan dijalankan wirausahawan.
183
Perlu diingat bahwa ringkasan eksekutif perlu:
Jelas dan ringkas
Panjang 1–2 halaman
Mewakili wirausahawan dan usahanya.
Cakupan ringkasan eksekutif a.l.:
A. Penjelasan ringkas tentang perusahaan, yang meliputi:
1. Nama perusahaan
2. Struktur manajemen
Jenis perusahaan (pemilik tunggal,kongsi, CV, PT)
Nama pemilik dan /atau manajer
3. Barang / jasa yang dihasilkan
4. Fungsi yang menonjol tentang usaha
5. Misi dan moto / slogan.
B. Penjelasan singkat tentang barang / jasa, yang meliputi:
1. Sifat-sifat yang khas
2. Tahap pengembangan, dan sejarah pengembangannya yang terkait
3. Sasaran pasar
Demografi
Kebutuhan pelanggan yang dipuaskan oleh wirausahawan
Apa yang memotivasi pelanggan untuk membeli produk wirausahawan.
4. Strategi penjualan
5. Strategi penetapan harga
6. Persaingan
Kekuatan dan kelemahan
Bagaimana perusahaan bersaing
C. Garis-garis besar kebutuhan pendanaan, meliputi:
1. Berapa banyak uang yang dibutuhkan
2. Untuk apa uang itu digunakan (harus jelas)
3. Apa aset yang dapat digunakan sebagai jaminan hutang
4. Berapa banyak uang wirausahawan dan mitranya dan/atau uang pemodal lainnya yang telah digunakan
dalam perusahaan hingga saat ini
184
D. Rencana penambahan modal
1. Berapa banyak tambahan modal yang digunakan
2. Berapa proporsi modal dibandingkan dengan modal + hutang
3. Berapa besar saham yang akan dipegang pemodal yang akan masuk
4. Bagaimana mekanisme kalau pemodal baru ingin keluar dari perusahaan (menjual sahamnya)
E. Rencana pengembalian pinjaman
1. Kapan pembayaran hutang akan dimulai
2. Berapa jumlah cicilan
3. Berapa kali pembayaran dilakukan
4. Berapa banyak jumlah bunga
5. Bagaimana pembayaran dilakukan (dari mana uang diperoleh untuk pembayaran)
F. Ringkasan yang menitikberatkan “keunggulan” perusahaan sebagai tempat investasi
1. Pernyataan singkat (satu atau dua kalimat) mengapa berinvestasi dalam perusahaan akan
mendatangkan keuntungan bagi pemodal atau penyandang dana
2. Membangkitkan keyakinan tentang hal yang positif seperti investasi yang aman, tingkat pengembalian
yang tinggi, dsb.
14.2 Rencana (business plan) menurut sudut pandang pemodal
Sebagian besar wirausahawan yang memulai usaha tidak mencari sumber pembiayaan dari luar secara formal.
Kalau kekurangan dana, mereka mencarinya dari orang yang mereka kenal dekat seperti kerabat dan sahabat.
Kebanyakan usaha pemula dipandang tidak layak untuk mencapatkan modal dari penyandang modal formal,
sehingga mereka hanya mengandalkan modal sendiri dan orang dekat. Hanya sebagian kecil wirausahawan
yang berhasil mendapatkan modal atau pinjaman dari pemodal formal.
Penyandang dana bagi perusahaan pemula dapat digolongkan dalam beberapa kelompok:
Lembaga pemerintah yang berniat memberbanyak perusahaan pemula di negaranya dalam rangka
mencapai berbagai tujuan seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, peningkatan
penerimaan pajak dalam jangka panjang, meningkatkan kapasitas inovasi melalui penggunaan teknologi
baru, dsb.
Lembaga pendidikan yang ingin memanfaatkan hasil temuannya di laboratorium, atau ingin menggugah
mahasiswanya untuk menjadi pengusaha.
Perusahaan besar seperti Google, Nokia, Airbus, dsb., yang mencari teknologi baru di kalagan
wirausahawan yang inovatif. Bagi mereka, kadang-kadang lebih murah mendapatkan teknologi baru
dengan cara membeli perusahaan pemula dari pada menggelontorkan dana penelitian dan
185
pengembangan yang besar di laboratorium mereka sendiri, tetapi belum tentu mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Pemodal ventura (venture capital, capital risk) yaitu pemodal yang ingin mengguanakan sebagian
modalnya untuk menciptakan usaha baru yang berprospek cemerlang. Motif mereka ada yang mencari
laba secara murni, artinya mereka menanamkan modalnya pada saat ini dengan harapan perusahaan
akan untung dan mereka dapat menjual sahamnya dengan harga tinggi di masa mendatang. Ada juga
pemodal ventura yang bermotif nirlaba (tidak mencari laba), seperti yayasan yang didirikan orang-orang
yang telah berhasil melakukan usaha seperti Bill Gates (pendiri Microsoft), Inngvar Kamprad (pendiri
IKEA), dll. Namun demikian, walaupun bermotif nirlaba mereka hanya mau berinvestasi dalam
perusahaan pemula yang memiliki kelebihan seperti teknologi baru atau cara baru yang dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia.
Lembaga keuangan seperti bank. Lembaga kadang-kadang menawarkan paket kredit dengan tingkat
bunga yang rendah. Namun, biasanya penyandang dana ini hanya mau mengucurkan kredit apabila ada
jaminan yang dapat mereka jual seandainya peminjam gagal bayar. Selain yang formal, ada juga
lembaga keuangan tidak formal seperti rentenir yang dapat sering digunakan oleh pengusaha mikro
untuk mendapatkan dana. Namun rentenir membebani bunga yang sangat tinggi, sehingga sering
dijuluki ‘lintah darat’. Hanya usaha dengan aliran laba besar yang dapat mengembalikan biaya bunga
dan angsuran kredit dari rentenir.
Penanam modal biasanya menerima 300 atau lebih rencana usaha (business plan /proposal usaha) setiap
tahun. Yang dibiayai hanya sekitar 3 hingga 4 perusahaan. Jadi rencana usaha perlu dipersiapkan sebaik
mungkin untuk dapat menarik perhatian calon penanam modal.
Ketika wirausahawan memulai usaha, pemodal ingin mengetahui banyak hal tentang wirusauhawan dan
kualifikasinya (kemampuan teknisnya) untuk menjalankan usaha. Calon penanam modal tersebut juga ingin
mengetahui rencana langkah demi langkah untuk melihat bagaimana keinginan wirausahawan untuk
membuat usaha tersebut berhasil.
Terdapat pandangan yang bertolak belakang antara pencari modal (wirausahawan) dan penyandang modal. Di
satu pihak, wirausahawan lebih melihat pada sisi potensi positif dari usaha pemula - yaitu apa yang akan
terjadi bila semua berjalan dengan baik seperti yang diharapkan. Di lain pihak, penanam modal berperan
sebagai orang yang skeptik. Dia lebih berpikir pada apa yang dapat terjadi, tidak seperti yang diharapkan.
Yang pertama dicari oleh pemodal dalam rencana usaha adalah kebohongan yang disembunyilan atau
informasi buruk - yaitu alasan untuk membuang RU tersebut. Kegagalan wirausahawan melihat perbedaan
perspektif ini mengakibatkan ditolaknya rencana usaha. Karena itu, rencana usaha perlu dipersiapkan menurut
sudut pandang penanam modal.
186
Penanam modal memiliki tujuan dalam berinvestasi : memaksimumkan pengembalian potensial dari
investasi melalui aliran kas yang akan diterima, dan secara bersamaan meminimumkan keterdedahan pada
resiko (mengurangi resiko). Pemodal mencari jalan untuk mengalihkan resiko tersebut kepada orang lain,
terutama kepada wirausahawan. Makanya, penyandang dana seeprti lembaga keuangan seperti bank, hanya
mau mengucurkan kredit kalan ada jaminan.
14.3 Selera penanam modal
Wirausahawan perlu memperhatikan aspek psikologis pemikiran pemodal. Penanam modal lebih berorientasi
ke pasar daripada ke produk (siapa yang membeli lebih penting ketimbang apa yang dijual), karena dalam
kenyataan, kebanyakan invensi (penemuan produk baru atau teknologi baru) yang dipatenkan tidak
mendatangkan keuntungan satu sen-pun uang kepada pemodal. Inti sari dari proses kewirausahaan adalah
mengidentifikasi barang atau jasa baru yang memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi dari calon
pelanggan. Untuk itu dalam rencana usaha perlu dimasukkan tanggapan pelanggan terhadap barang dan jasa
baru. Proses pemikiran rancangan (design thinking) sangat membantu upaya ini.
Pemodal menginginkan rencana usaha yang dapat dipercaya. Kalau dibuat proyeksi penjualan atau keuangan
perlu diperhatikan apakah angka-angka yang tertera mungkin diwujudkan secara nyata. Kebanyakan
wirausahawan membuat proyeksi yang sangat optimis (melebihi tingkat keyakinan normal). Ini perlu
diperhatikan oleh para wirausahawa agar membuat proyeksi yang lebih realistis (proyeksi yang lebih
konservatif). Bila perlu membuat beberapa skenario: optimis, seperti biasa, dan pesimis.
Penanam modal dengan cepat menangkap rencana yang mengandung proyeksi keuangan yang dihasilkan
oleh perangkat lunak seperti Excel – yang menganggap bahwa, sengaja atau tidak, wirausahawan mampu
meramal kinerja usaha di masa depan dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Penanam modal yang
berpengalaman langsung tahu bahwa ramalan tidak mungkin terwujud seperti yang diharapkan.
14.4 Teknik pemaparan ringkas (pitch deck) rencana usaha
Pertemuan pertama dengan pemodal biasanya satu jam. Penanam modal akan meminta wirausahaan
melakukan pemaparan ringkas selama 15 – 20 menit. Waktu selebihnya akan digunakan untuk mengajukan
pertanyaan. Bila penanam modal tertarik terhadap pemaparan pertama, dia akan meminta pertemuan kedua,
yang biasanya akan dihadiri oleh para staf dan mitra-mitranya. Pemaparan dalam tahap kedua lebih lama dan
menyeluruh.
Wirausahawan harus mempersiapkan bahan pemasaran dalam bentuk pelongsor (slide). Bila waktu
pemaparan diberikan satu jam. Wirausahawan harus memaparkan maksimum 20 menit dan 40 menit tanya
jawab. Pemaparan harus dalam bahasa yang mudah dimengerti semua orang dan hindarkan pemakaian
187
istilah teknis yang rumit. Penekanan yang penting adalah tentang usaha yang dijalankan terutama aspek
pasarnya.
Ada 12 pelongsor (slide) paling penting yang perlu dipersiapkan
1.Pelongsor judul
• Memperkenalkan pemaparan dengan nama perusahaan, nama pendiri, dan lambang perusahaan jika
ada.
2. Masalah.
• Secara ringkas dinyatakan masalah yang perlu diselesaikan dan kebutuhan konsumen yang perlu
dipenuhi.
3. Penyelesaian masalah
• Bagaimana perusahaan pemula akan menyelesaikan masalah tersebut atau bagaimana memuaskan
kebutuhan pelanggan yang perlu dipenuhi.
4. Kesempatan /peluang dan sasaran pasar
• Penekanan pada sasaran pasar yang spesifik. Perlu dikemukakan tentang usaha dan kecenderungan
lingkungan yang memberikan momentum bagi perusahaan dalam mencapai sasaran pasar.
5. Teknologi untuk memenuhi kebutuhan calon pelanggan
• Pelongsor ini pilihan, tetapi biasanya dimasukkan dalam pemaparan ringkas. Bagaimana teknologi yang
digunakan dapat menyelesaikan secara tuntas masalah pelanggan. Keunggulan yang tidak biasa yang
muncul dari barang atau jasa yang ditawarkan. Pembicaraan berlebihan tentang masalah teknis perlu
dihindari. Penjelasan harus mudah dimengerti.
6. Persaingan.
• Penjelasan tentang keunggulan bersaing perusahaan di dalam pasar dan bagaimana perusahaan
wirausahawan akan bersaing dengan perusahaan yang sudah mapan di pasar.
7. Pemasaran dan penjualan.
• Penjelasan tentang strategi pemasaran. Bicarakan tentang proses penjualan. Hasil survei
keinginan beli dari konsumen atau hasil penelitian primer tentang bagaimana calon pelanggan
berpendapat terhadap produk wirausahawan, dilaporkan hasilnya disini.
8. Tim manajemen
• Siapa tim manajemen saat ini dan bagaimana tim bekerja sama, serta bagaimana latar belakang dan
keahlian mereka adalah kunci untuk keberhasilan perusahaan.
188
• Jika perusahaan memiliki dewan penasehat atau dewan direksi, disebutkan juga secara ringkas tokoh
utama yang berperan.
• Jika ada jabatan yang kosong dalam tim, perlu dijelaskan juga bagaimana dan kapan jabatan itu akan
diisi.
9. Proyeksi keuangan.
• Diskusikan secara ringkas tentang keuangan. Penekanan adalah kapan perusahaan akan mencapai
laba. Berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk mencapai titik kembali modal itu, dan kapan arus
kas akan mencapai titik impas.
• Gunakan pelongsor (slide) tambahan jika diperlukan untuk menunjukkan secara pantas informasi
keuangan, tetapi jangan berlebihan.
10. Status perusahaan saat ini
• Penjelasan tentang status perusahaan saat ini dalam konteks tonggak-tonggak bersejarah yang telah
dicapai hingga saat ini. Jangan mengecilkan nilai pencapaian perusahaan.
11. Pendaan yang dicari
• Perincian secara spesifik berapa banyak dana yang dicari dan bagaimana perusahaan akan
membelanjakannya.
12. Ringkasan
• Arahan pemaparan ke penutupan. Ringkasan butir-butir yang kuat dari perusahaan dan timnya. No
kontak yang dapat dihubungi. Permohonan umpan balik dari pendengar. Ucapan terima kasih atas
waktu yang diberikan.
14.5 Nasehat untuk pemaparan ringkas
• Kerjakan PR (pekerjaan rumah).
– Tujuan pemaparan, kepada siapa dipaparkan. Jika anda mengetahui kepada siapa dipaparkan
anda akan dapat mengadaptasikan komentar anda dengan kebutuhan dan kepedulian mereka.
• Menguasai bahan yang dipaparkan.
– Semakin dikuasai bahan paparan semakin kuat rasa percaya diri.
• Interaktif.
– Pendengar akan terbawa pada ketidaktertarikan ketika mereka tidak terlibat dalam pembicaraan.
• Buat hubungan mental yang hidup dengan pikiran pendengar
189
– Buat cerita, lawakan, perumpamaan, sehinnga pendengar tidak mudah lupa.
• Penekanan pada hal yang relevan
– Pendengar adalah orang sibuk, kemukakan hanya informasi yang mereka anggap penting dan
berharga untuk waktu yang mereka gunakan.
• Jadilah orang dinamis, tetapi tetap diri anda sendiri.
– Sampaikan dengan bersemangat bahwa anda sangat bergairah untuk usaha tersebut, tetapi jangan
dibuat-buat karena kalau dibuat-buat akan ketahuan dan pemaparan dianggap tidak jujur.
• Gunakan PowerPoint dengan hati-hati.
– Pelongsor (slide) yang penuh dengan tulisan, sama dampaknya seperti pil tidur. Tambah gambar,
grafik tapi jangan berlebihan sehingga mengalihkan perhatian dari topik utama. Hindari membaca
dari pelongsor paparan.
• Berpakaian yang pantas.
– Walaupun pendengar berpakaian santai, lebih baik dan aman berpakaian resmi kantoran.
• Hindari makanan dan minuman yang membuat pembicaraan menjadi sulit
– Misalnya makanan yang membuat suara parau, atau minuman seperti kopi yang membuat jantung
berdebar kencang, obat yang mengakibatkan mengantuk, dsb.
• Praktek, praktek, praktek.
– Semakin banyak paparan yang anda berikan, semakin anda percaya diri ketika menyampaikannya.
Dan satu cara untuk mengalahkan ketakutan adalah dengan memulai berbicara di depan banyak
orang. Dengan mengenali ketidaknayamanan ketika berbicara di depan orang banyak, anda akan
dapat mengatasinya ketika berbicara di podium.
14.6 Contoh pelongsor (slide) paparan ringkas perusahaan ANGIN
190
191
192
193
194
195
Kepustakaan
Adair, J., 2007, The Art of Creative Thinking: How to Develop Your Powers of Innovation and Creativity,
Kogan, London.
Alam, M.M., 2019, Transforming an Idea Into a Business with Design Thinking: The Structured Approach
from Silicon Valley for Entrepreneurs and Leaders, Routledge, New York.
Ambrose, G, dan Harris, P, 2010, Design Thinking, Ava Book, Lausanne
Anonim, ____, An Introduction to Design Thinking Process Guide, Hasso Plattner Institute of Design at
Stanford.
Anonim, ____, Bootcamp Bootleg, Hasso Plattner Institute of Design at Stanford.
Aulet, B., 2013, Diciplined Entrepreneur, Wiley, Hoboken New Jersey.
Barringer, B.R., Ireland, R.D., 2012, Entrepreneurship: successfully launching new ventures, 4th ed., Essex
Pearson.
Bygrave, W.D., Zacharis, A., 2010, Entrepreneurship, 2nd ed., New York, Wiley.
Chaffey,D., Ellis-Chadwick, F ; 2016, Digital Marketing: Strategy, Implementation, and Practice, 6th ed.,
Pearson, Harlow.
Diderich, C, 2020, Design Thingking for Strategy , Innovating Toward Competitive Advantage, Springer,
Cham, Swiss.
Hatten, T.S., 2012, Small Business Management, 5th ed., Mason, South Western Cengage Learning.
Hisrich, R.D., Peters, M.P., 2002, Entrepreneurship, 5th ed., New York, McGraw Hill.
Hollensen, S., 2010, Global Marketing: a decision-oriented approach, 5th ed., Essex, Pearson.
Hughes, AM, 1996, The Complete Database Marketer, Revised ed, Irwin, Chicago.
Lewis, T.L., De Metz, I., dan Debbaudt, L., ….., Validation Guide : 24 ways to test your business idea,
www.boardofinnovation.com
Lewrick, M., Link, P., Lefer, L.J., 2018, The Design Thinking Playbook: mindful digital transformation of
teams, products, services, Wiley, Hoboken.
Ling, D., 2015, Complete Design Thinking Guide for Successful Profesionals, Emerge Creative Group,
Singapura.
Hobcraft, P, ______, Improving the Potential of Innovation through Design Thinking, Hype Innovation ,
www.hypeinnovation.com;
Ling, D., 2015, Complete Design Thinking Guide for Successful Profesionals, Emerge Creative Group,
Singapura.
McDonagh, D. and Thomas, J. 2010, “Rethinking Design Thinking: Empathy Supporting Innovation”, Australian
Medical Journal – Health and Design 1, Volume 3(8): 458-464; http: //dx.doi.org/
10.4066/AMJ.2010.391
196
O’Grady, J.V., 2006, A Designer Research Manual: Succeed in Design by Knowing Your Client and What
They Really Need, Rockford, Beverly.
Orterwalder, A, dan Pigneur, Y, 2010, Business Model Generation, A Handbook for Visionaries, Game
Changers and Challengers, Wiley, Hoboken, N.J.
Porter, E.M., 1980, Competitive Strategy, The Free Press, New York.
Scarborough, N.M., 2012, Effective Small Business Management: an Entrepreneurial Approach, 10th ed.,
New Jersey, Prentice Hall.
Scott, B., 2016, Hacking Marketing, Wiley, Hoboken.
Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto, S.K., dan Maman Faturohman, 2007, Kewirausahaan :
Membangun Usaha Sukses sejak Usia Dini, Salemba Empat dan Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Top Related