PEMICU 2SIKLUS HIDUP
Kelompok 20
TUMBUH KEMBANG ANAK
Senin, 3 September 2012
KELOMPOK 20• TUTOR : dr. Agnes• Ketua : Cherry Valencia 405110017• Sekretaris : Ruth Zechariah Wiyono 405110199• Penulis : Jessica Lim 405110036• Anggota :
– Floretta Viasasky 405110056– Rio Alexsandro 405110074– Kevin Piether 405110107– Diana Puspita 405110145– Christy Amanda 405110153– Muhammad Bima Juliansyah 405110159– Andrew Christian Chang 405110178– Veronica Clearesta 405110232– Vincentius Thomas 405110234
PEMICU 2• Sepasang suami-istri membawa anak laki-lakinya berusia 4 tahun
8 bulan ke poliklinik umum. Sepintas anak tersebut tampak sehat, namun orangtuanya mengeluh ia adalah murid yang ‘nakal’ di kelasnya. Saat ini ia sekolah di PAUD. Dalam beberapa pertemuan antar orangtua dengan wali kelas, gurunya menyampaikan bahwa perhatian anak mudah teralihkan dan seringkali tidak bisa menyelesaikan tugas pada waktunya. Di rumah ia juga agak sulit ‘dikendalikan’, cenderung banyak bergerak tanpa tujuan yang jelas dan sangat cerewet. Pada pemeriksaan dijumpai anak yang terus menerus bergerak mengelilingi ruang praktek, sambil berbicara keras namun tidak menjawab pertanyaan yang diajukan padanya. Pemeriksaan fisik didapatkan BB=13 kg, TB=103cm, pemeriksaan lainnya dalam batas normal
UNFAMILIAR TERMS
• PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
RUMUSAN MASALAH
1. Kemungkinan apa yang terjadi pada anak ini?
2. Dari pemeriksaan fisik anak tersebut apakah normal/tidak?
3. Apa yang menyebabkan gangguan tumbuh kembang?
4. Apa solusi untuk mengatasi kasus anak ini? (Solusi dan Saran)
CURAH PENDAPAT
1. Hiperaktif, tidak bisa fokus2. BB = kurus (Seharusnya 2n+8=2(4)+8=16kg) TB = hampir kurang (Seharusnya 105cm)3. Asupan nutrisi yang kurang, genetik, lingkungan yang kurang mendukung, kurang stimulasi dari orang tua4. Meningkatkan asupan nutrisi anak, membuat lingkungan yang kondusif, bawa ke psikiater anak, konseling orang tua
MIND MAPPING
TUMBUH KEMBANG
ANAK
DEFINISI
FISIK
GIZI• KEP
PSIKISDETEKSI DINI
PERANAN POSYANDU
• PAUD
GANGGUAN• FAKTOR• AKIBAT• SOLUSI
LEARNING OBJECTIVE
1. Menjelaskan Definisi dan Tumbuh Kembang Anak Normal
2. Menjelaskan Status Gizi Anak 3. Menjelaskan Peranan Posyandu4. Menjelaskan Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh
Kembang5. Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tumbuh Kembang Anak
LO 1
Definisi dan Tumbuh Kembang Anak Normal
Definisi
• Tumbuh kembang : proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa
• Pertumbuhan : bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler ; bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau berat
• Perkembangan : bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks ; bersifat kualitatif
Tahapan tumbuh kembang
• Masa intra uterin : – Embrio : sejak konsepsi sampai umur 8 minggu– Fetus :
• Dini 9minggu sampai dengan trisemester kedua, mulai berfungsinya alat tubuh
• Lanjut trisemester akhir, tjd transfer imunoglobin G (IgG), akumulai asam lemak essensial seri omega 3 (Decosa hexanic acid) untuk otak dan omega 6 (Arachidonic acid) untuk retina
• Masa postnatal– Masa neonatal (0-28hr) adaptasi
lingkungan,perubahan sirkulasi darah– Masa bayi:
• Masa bayi dini (1-12bln) pertumbhn pesat; proses pematangan kontinu terutama fungsi sistem saraf
• Masa bayi akhir (1-2th) kec.pertumbuhan ; perkembangan motorik dan fungsi ekskresi
– Masa prasekolah (2-6th) pertumbuhan berlansung stabil, tjd perkembangan aktifitas jasmani dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir
– Masa sekolah/prapubertas ( wanita :6-10th ; laki-laki :8-12th ) intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan sesama jenis kelamin
– Masa adolesensi atau masa remaja ( wanita :10-18th ; laki-laki :12-20th ) adolescent growth spurt dan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder
Ciri-ciri pertumbuhan
• Perubahan ukuran• Perubahan proporsititik pusat tubuh BBL ±
setinggi umbilikus, dewasa ± setinggi simpisis pubis
• Hilangnya ciri-ciri lama• Timbulnya ciri-ciri baru
Proporsi rubuh dari janin sampai dewasa(dikutip dengan modifikasi dari laporan tutorial,anak pendek,
2010)
Ciri-ciri perkembangan
• Perkembangan melibatkan perubahan• Perkembangan awal menentukan pertumbuhan
selanjutnya• Perkembangan mempunyai pola tetap
– Pola sefalokaudal– Pola proksimodistal
• Tahapannya selalu berurutan• Perkembngan berkorelasi dengan pertumbuhan
• Ukuran lingkar kepala dan lingkar dadaDikutip dari “the assessmentmof the nutritional status of the community”
oleh jelliffe, WHO 1966
USIA (bln) KEPALA (Cm) DADA(Cm)
Lahir 35,0 35
3 40,4 40
6 43,4 44
12 46,0 47
18 47,7 48
24 49,0 50
Aspek perkembangan1. Gross motor (gerakan motorik kasar) Berhubungan dengan sikap tubuhotot besar2. Fine motor adaptive(gerakan motorik halus)
Kemampuan mengamati & melakukan gerakan tertentu otot kecil
3. Speech & languageRespon terhadap suara dan berkomunikasi
4. Personal social (perilaku sosial)Kemampuan mandiri bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Tabel perkembangan bayi dan balita normal
UMUR MOTORIK KASAR MOTORIK HALUS
KOMUNIKASI/BICARA
SOSIAL/KEMANDIRIA
N
1 blnTangan & kaki bergerak aktif Kepala menoleh ke
samping kanan dan kiri
Bereaksi terhadap bunyi lonceng
Menatap wajah ibu/pengasuh.
2 blnMengangkat kepala
ketika tengkurap BersuaraTersenyum
Spontan
3 blnKepala tegak ketika
didudukanMemegang mainan
Tertawa/BerteriakMemandang tangannya
4 blnTengkurap-terlentang
sendiri
5 bln Meraih, menggapai Menoleh ke suara Meraih mainan
6 blnDuduk tanpa berpegangan
Memasukkan biskuit ke mulut
7 blnMengambil mainan
dengan tangan kanan dan kiri Bersuara ma, ma…
8 bln Berdiri berpegangan
UMURMOTORIK
KASARMOTORIK
HALUS KOMUNIKASI/BICARASOSIAL/
KEMANDIRIAN
9 bln Menjimpit Melambaikan tangan
10 blnMemukul mainan di kedua tangan Bertepuk tangan
11 bln Memanggil Mama, Papa Menunjuk, meminta
12 bln Berdiri tanpa berpegangan
Memasukkan mainan ke
cangkir
Bermain dengan orang lain
15 bln Berjalan Mencoret-coret Berbicara 2 kata Minum dari gelas
1,5 thn
Lari,naik tangga,menendang
bola
Menumpuk 2 mainan
Berbicara beberapa kata (mimik, pipis)
Memakai sendok, menyuapi boneka
2 thnMenumpuk 4
mainan
Menunjuk gambar (bola,kucing),
menggabungkan beberapa kata (mama pipis),
menunjuk bagian tubuh (mata, mulut)
Melepas pakaian, memakai pakaian,
menyikat gigi
2,5 thn MelompatMencuci tangan dan
mengeringkan tangan
UMURMOTORIK
KASARMOTORIK
HALUS KOMUNIKASI/BICARASOSIAL/
KEMANDIRIAN
3 thn Menggambar garis tegak
Menyebutkan warna benda, menyebutkan penggunaan
benda (gelas untuk minum)Menyebutkan nama
teman, memakai baju kaos
3,5 thnBerdiri 1
kakiMenggambar
lingkaran, menggambar tanda tambah, menggambar
manusia (kepala, badan,
kaki)
4 thnMemakai baju tanpa
dibantu
4,5 thnBermain kartu,
menyikat gigi tanpa dibantu
5 thn Menghitung mainan
Pola Perkembangan Normal 0- 5 tahunUmur Motorik Adaptive Language Social
Personal
4 minggu Kepala Merebah , Tonic Neck Reflex, Tangan mengepal
Melihat sekitarnya, mata mengikuti gerak-gerik tapi terbatas
Bersuara, Memperhati-kan bel
Melihat muka orang
16 minggu Kepala tak merebah lagi, letaknya simetrik, tangan terbuka
Mengikuti gerak-gerik , Melihat rammelaar dan memegangnya bila diberikan
Tertawa, Membuat dan mengeluarkan suara
Bermain dengan tangan dan pakaian
Umur Motorik Adaptive Language Social Personal
28 minggu Duduk dengan sokongan kedua tangan, memegang kubus, melihat dan menyentuh kancing
Memindahkan kubus dari tangan satu ke tangan lain
Berteriak dengan senang membuat suara, Mendengarkansuaranya sendiri
Bermain dengan kaki mainan
40 minggu Duduk tanpa sokongan, merangkak, Mengangkat badan dengan kaki
Bermain dengan dua kubus yang satu disentuhkan dengan yang lain
Mengucapkan satu perkataan, memperhati-kan namanya
Sapat bermain yang mudah-mudah
Umur Motorik Adaptive Language Social Personal
1 tahun Berjalan dengan bantuan, duduk bersila, mengetahui arti kancing, memasukkan dan mengambilnya dari botol
Memindahkan kubus ke dalam cangkir
Dapat mengucapkan dua/lebih perkataan
Membantu waktu berpakaian, Memberi mainan bila diminta
1,5 tahun Berjalan tanpa jatuh, duduk sendiri di kursi kecil, menyusun tumpukan 3 kubus
Mengeluarkan kancing dari botol, Meniru coretan potlot lurus
Berkata-kata tanpa arti, mengenal gambar
Dapat memakai sendok dengan sedikit tumpah, kencing dan buang air teratur
Umur Motorik Adaptive Language Social Personal
2 tahun Berlari, menyusun tumpukan 6 kubus
Meniru coretan potlot lingkaran
Memakai perkataan yang tidk berarti, mengerti beberapa petunjuk mudah
Dapat mengatakan hendak buang air, bermain boneka
3 tahun Berdiri dengan kaki satu tanpa jatuh, membuat tumpukan 10 kubus
Membuat jembatan 3 kubus, meniru gambar silang
Berbicara lengkap dalam kalimat, menjawab pertanyaan dengan mudah
Memakai sendok dengan baik, memakai sepatu sendiri, berjalan kian kemari
Umur Motorik Adaptive Language Social Personal
4 tahun Berjinjit Membuat pintu gerbang 5 kubus
Memakai kata penghubung, Mengetahui kata tambahan
Dapat mencuci dan mengeringkan muka, dapat disuruh mengerjakan sesuatu, bermain bersama-sama
5 tahun Berjinjit dengan kaki berganti-ganti
Dapat menghitung
Berbicara lancar, bertanya ‘Mengapa?’
Dapat memakai pakaian, bertanya arti perkataan
Perkembangan psikologis
LO 2
Status Gizi Anak(KEP, status gizi, kebutuhan energi yang
dipakai, cara pemberian)
KEP Kekurangan Energi Protein
KEP• KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) yaitu seseorang yang
kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks BB untuk baku standar WHO-NCHS (Depkes RI, 1998).
Cara Mendeteksi KEP
• KEP dapat dideteksi dengan cara antropometri yaitu mengukur BB dan umur yang dibandingkan dengan indeks BB untuk standar WHO-NCHS sebagaimana tercantum dalam KMS (Depkes RI, 1998).
KEP• Diagnosis:
– Klinis– Antropometrik
• BB/TB: sekarang• TB/U: masa lampau
– Laboratorium– Penilaian asupan
• Gejala klinis– Kelainan kulit dan
mukosa– Rambut
• Pirang, mudah dicabut, signa da bendera
– Hipotermi– Hipoglikemia– Perlemakan hati– Edema
MARASMUS• Anak < 1 th• Rewal cengeng apatis• BB & jar. subkutis , kurus
kering• Wajah: spt org tua
– Fontanel cekung, vena jelas– Dagu & t. pipi menonjol– Mata besar, cekung
• Perut– Buncit, turgor jelek– Gambaran usus nyata
• Ekstremitas– Atrofi, hipotoni– Dingin, sianosis
• Metabolisme rendah– Suhu subnormal– Nadi lambat
KWASHIORKOR• Anak 1-3 th• Rewal cengeng apatis,
letargi, sopor• Anorexia, diare• BB & jar. subkutis edema• Wajah: spt bulan
– Muka edema– Pipi bengkak & mengkilat
• Perut– Buncit, ascites– Turgor sulit
• Kulit– Kering, bersisik– Garis kulit dalam dan lebar
• Rambut– Pirang, kusam, kering
Marasmus - Kwashiorkor
• Pada dasarnya adalah campuran dari gejala marasmus dan kwashiorkor, ciri khas yang dapat terlihat secara klinis yakni :– Beberapa gejala klinik marasmus, terlihat sangat
buruk dalam hal Berat Badan (BB/U) berada dibawah < -3 SD dan bila di konfirmasi dengan BB/TB dikategorikan sangat kurus: BB/TB < – 3 SD).
– Kwashiorkorm secara klinis terlihat disertai oedema yang tidak mencolok pada kedua punggung kaki.
Penyakit Penyerta KEP
• Def Vit A• Anemia ( def Fe, Cu, Vit B12 & As. Folat)• Stomatitis ( def vit B &C)• Enteritis• Helmianthiasis• Tuberkulosis• Bronkhopneumonia• noma
Status KEP Berat
Hormonal Metabolisme
• Insulin • IGF-1 • Rx adaptasi:
– GH : lipolisis– kortisol : degradasi
otot sintesis albumin
• Homeostatis glukosa– Glikogenolisis– Glukoneogenesis
• Edema– Akibat hipoalbuminemia– Ggn keseimbangan Na & air– Kerusakan membran
• Def K (akibat pemecahan otot)
• Kadar AA plasma
Penanggulangan KEP Balita
• Kegiatan penanggulangan KEP balita meliputi :
1) Penjaringan balita KEP yaitu kegiatan penentuan ulang
status gizi balita berdasarkan berat badan dan perhitungan
umur balita yang sebenarnya dalam hitungan bulan pada saat itu.
Cara penjaringan : balita dihitung kembali umurnya dengan tepat
dalam hitungan bulan, balita ditimbang berat badannya dengan
menggunakan timbangan dacin, berdasarkan hasil perhitungan umur
dan hasil pengukuran BB tersebut tentukan status gizi dengan KMS
atau standar antropometri.
Penanggulangan KEP Balita2) Program PMT Balita
adalah program intervensi bagi balita yang menderita KEP yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi balita agar meningkat status gizinya sampai mencapai gizi baik (pita hijau dalam KMS
• pemeriksaan dan pengobatan : untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta guna diobati seperlunya sehingga balita KEP tidak semakin berat kondisinya
• asuhan kebidanan/keperawatan yaitu untuk memberikan bimbingan kepada keluarga balita KEP agar mampu merawat balita KEP sehingga dapat mencapai status gizi yang baik melalui kunjungan rumah
• kesepakatan keluarga agar bisa dilaksanakan secara berkala• suplementasi gizi/ paket pertolongan gizi hal ini diberikan untuk
jangka pendek
Penanggulangan KEP Balita• Suplementasi gizi meliputi :
• pemberian sirup zat besi; • vitamin A
– berwarna biru untuk bayi usia 6-11 bulan dosis 100.000 IU
– berwarna merah untuk balita usia 12-59 bulan dosis 200.000 IU
• kapsul minyak beryodium, adalah larutan yodium dalam minyak berkapsul lunak, mengandung 200 mg yodium diberikan 1x dalam setahun.
STATUS GIZI NORMAL
STATUS GIZI
STATUS GIZI adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
FAKTOR INTERNAL1) UsiaMempengaruhi pemberian nutrisi anak balita2) Kondisi FisikMereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus3) InfeksiInfeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
FAKTOR EXTERNAL1) Pendapatan
taraf ekonomi; daya beli2) Pendidikanpengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat3) PekerjaanBekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga4) Budayamempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
Penilaian Status Gizi secara langsung
1. Antropometri– Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia.
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh.
– Parameter antropometri: Umur, Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Lengan Atas, Lingkar Kepala, Lingkar Dada
Klasifikasi Status Gizi menurut antropometri
Klasifikasi di atas berdasarkan parameter antropometri yang dibedakan atas:1) Berat Badan / Umur
Umur dalam bulan2) Tinggi Badan / Umur
Tinggi terhadap umur (bulan)3) Berat Badan / Tinggi Badan
Berat badan terhadap tinggi badan4) Lingkar Lengan Atas / Umur
dikategorikan menjadi 2 kategori:gizi kurang dan gizi baik dengan batasan indeks sebesar
1,5 cm/tahun.
Menurut Depkes RI (2005) Parameter berat badan / tinggi badan
berdasarkan kategori Z-Score diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1) Gizi Buruk ( Sangat Kurus) : < -3 SD
2) Gizi Kurang (Kurus) : -3SD s/d < -2SD
3) Gizi Baik (Normal) : - 2SD s/d +2SD
4) Gizi Lebih (Gemuk) : > +2SD
Penilaian Status Gizi secara langsung2. Klinis• menilai status gizi berdasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi3. Biokimia• pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan (darah, urine, tinja, hati, otot)
4. Biofisik• Melibatkan kemampuan fungsi dan melihat perubahan
struktur dari jaringan.
1. Survey konsumsi makanan– dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
2. Statistik vital– menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu, dll.
3. Ekologi– Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
Penilaian Status Gizi secara tidak langsung
Klasifikasi Status gizi berdasarkan Indikator BB/U yang disajikan dalam Z-Skor
INDEKS STATUS GIZI BB/U
> +2 SD LEBIH
≥ - 2 SD S/D + 2 SD BAIK
≥ - 3 SD S/D < - 2 SD KURANG
< - 3 SD BURUK
Klasifikasi KEP Menurut Depkes (2000)
Klasifikasi Status gizi berdasarkan Indikator TB/U yang disajikan dalam Z-Skor
INDEKS STATUS GIZI TB/U
≥ - 2 SD S/D + 2 SD NORMAL
< -2 SD PENDEK
Klasifikasi Status gizi berdasarkan Indikator BB/TB yang disajikan dalam Z-Skor
INDEKS STATUS GIZI BB/TB
> +2 SD GEMUK
≥ - 2 SD S/D + 2 SD NORMAL
≥ - 3 SD S/D < - 2 SD KURUS
< - 3 SD SANGAT KURUS
Kriteria Anak Gizi Buruk
Tanpa komplikasi Dengan komplikasi
• BB/TB: < -3SD• Terlihat sangat
kurus• Ada edema• LILA <11.5 cm (usia
6-59 bl)
• Anoreksia• Penumonia berat• Anemia berat• Dehidrasi berat• Demam sangat tinggi• Penurunan
kesadaran
Pemeriksaan klinis BB/PB, BB/TB, LILA di
Poskesdes/Pustu/ Polindes/Puskesmas
Anak dg 1 tanda:• Terlihat sgt kurus• Edema pada seluruh
tubuh• BB/PB atau BB/TB < -
3SD• LILA <11.5cm (usia 6-
59 bl)
Komplikasi medis:• Anoreksia• Pneumonia berat• Anemia berat• Dehidrasi berat• Demam sgt tinggi• Penurunan kesadaran
Anak dg 1 tanda:• Terlihat sgt kurus• Edema min. pada
kedua punggung tangan/kaki
• BB/PB atau BB/TB < -3SD
• LILA <11.5cm (usia 6-59 bl)
• Nafsu makan baik• Tanpa komplikasi
medis
Anak dg 1 tanda:• Terlihat sgt kurus• BB/PB atau BB/TB
< -3SD• LILA <11.5cm (usia
6-59 bl)• Nafsu makan baik• Tanpa komplikasi
medis
• BB/PB atau BB/TB < -2SD s.d -3SD
• LILA <11.5cm (usia 6-59 bl)
• Tidak ada edema• Nafsu makan baik• Tanpa komplikasi
medis
Gizi buruk dg komplikasi
Gizi buruk tanpa komplikasi
Gizi kurang
Rawat inap di RS/Puskesmas
perawatan/ TFCRawat jalan PMT Pemulihan
Penyebab Malnutrisi
ASUPAN GIZIKebutuhan Energi
Kebutuhan EnergiGOL.UMUR
(tahun)PRIA
(kkal/kg BB)WANITA
(kkal/kg BB)
0 – 1 110 – 120 110 – 120
1 – 3 100 100
4 – 6 90 90
6 – 9 80 – 90 60 – 80
10 – 14 50 – 70 40 – 55
14 – 18 40 – 50 40
ENERGI Memenuhi kebutuhan basal (tanpa aktifitas,
tenang), spesific dynamic action of food, kehilangan melalui feses, aktifitas fisik, pertumbuhan
1-3 tahun = 100 kkal/kg BB/hari; 4-6 tahun = 90 kkal/kg BB/hari
• PROTEIN • 1, 2 g/kg BB/hari (1-3 tahun); 1,1 g/kg BB/hari (4-
6 tahun)• LEMAK
• 30-35% total energi• Asam linoleat 1-2% dari total energi
Kebutuhan Gizi
Kebutuhan Gizi• MINERAL
– Kebutuhan meningkat dgn progresif 3 kelompok mineral:
• Sodium, potasium, kalsium, magnesium• Klor, fosfor, sulfur• Besi, iodium, elemen mineral trace
• VITAMIN – Dapat terjadi defisiensi vitamin E & vit D
Sumber Makanan Fungsi
Karbohidratberas, roti, makaroni, kentang,
tepung beras, terigu, havermout, jagung, ubi, dll sumber zat tenaga
(untuk melakukan berbagai aktivitas)
Lemak
minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung, daging ayam, daging sapi, telur, mentega, margarin, keju, pisang, dll
Proteinsusu, daging, ikan, ayam, hati, tahu, tempe, keju, kacang hijau, kacang-
kacangan lain, dsb
sumber zat pembangun (untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan sel-sel tubuh)
Vitamin dan Mineral
sayur-sayuran (bayam, kangkung, labusiam, labu kuning, buncis, wortel, oyong, db) dan buah-
buahan (pepaya, jambu biji, jeruk, pisang, melon, alpukat, dsb)
sumber zat pengatur (untuk mengatur
penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh)
No Kelempok umur
Berat badan
(kg)
Tinggi badan (cm)
Energi (kkal)
Protein (g)
Vit. A (RE)
Vit. D (ug)
Vit. E (mg)
Vit. K
(ug)
Anak
1 0-6 bln 6 60 550 10 375 5 4 5
2 7-12 bln 8,5 71 650 16 400 5 5 10
3 1-3 thn 12 90 1000 25 400 5 6 15
4 4-6 thn 17 110 1550 39 450 5 7 20
5 7-9 thn 25 120 1800 45 500 5 7 25
Full tabel
Usia 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BB(kg) 3,3 4,1 5 5,7 6,4 7 7,5 8 8,5 8,9 9,2 9,6 9,9
Kkal 115 kkal/kg (90-145 kkal/kg) 105 kkal (80-135 kkal/kg)
Cairan 125-145 ml/kg
Susu 8/> 7/8 6/7 4 atau 5 3 atau 4 3
Padat Bubur saring
Makanan lembek (bubur biasa)
Makanan dewasa
Roti dan Serealia
Beras, sereal Biskuit Serealia campurdifortifikasi besi kunyah difortifikasi besi
Sayuran Wortel, kacang, kacang polong
Buah Buah pear, pisang, peach
Daging/ gantinya
Daging giling, keju, yogurt, kacang tumbuk, kuning telur
Contoh makanan anak sesuai umur dan Berat Badan
Bentuk Makanan Sapihan Pada Bayi Dan Anak• Makanan sapihan yang ideal harus mengandung:
1. Makanan pokok (berupa tepung, seperti beras, gandum, kentang, tepung maizena).
2. Kacang, sayuran.3. Buah.4. Daging hewan.5. Minyak atau lemak.
• Cara mencampur:Makanan pokok direbus di dalam air atau susu sampai mencapai bubur yang kental dan tidak terlalu cair. Campurkan makanan campuran seperti sayuran, kacang, daging hewan dan sedikit lemak atau minyak.
• Frekuensi pemberian:Pemberian pertama cukup 2 kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh. Setelah 2 minggu bayi akan mengonsumsi 3-6 sendok besar penuh setiap kali makan. Pada usia 6-9 bulan bayi membutuhkan empat porsi. Sekkitar usia 1 tahun bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa. Pada usia 2 tahun memerlukan makanan separuh takaran orang dewasa.
Bentuk makanan sapihan pada bayi dan anakPOLA CAMPUR MAKANAN SAPIHAN
1. Campuran sederhana• makanan pokok + kacang-kacangan, atau• Makanan pokok + daging hewan, atau• Makanan pokok + sayuran.
2. Campuran majemuk• Menggunakan tiga bahan:
– Makanan pokok + kacang-kacangan + daging hewan, atau– Makanan pokok + kacang-kacangan + sayuran, atau– Makanan pokok + daging hewan + sayuran
• Menggunakan empat bahan:– Makanan pokok + kacang-kacangan + hewan + sayuran
Ket: makanan pokok berupa tepung, seperti beras, gandum, kentang, tepung maizena.
SUSU FORMULASusu yang digunakan dalam formula:- Susu mentah
tidak dianjurkan untuk minuman bayi- Susu pasteurisasi
harus dipanaskan bila digunakan untuk minuman bayi
- Susu homogenisasiLebih mudah tercerna oleh lambung
- Susu evaporasilaktoglobulin tampak kurang alergenik
- Susu kental45% gula ditambahkan pd susu kental manis
- Susu skim keringJarang digunakan pada usia 2 thn pertama. Kadar protein dan mineral nya yg tinggi yg sebanding dgn kalori dpt menyebabkan dehidrasi berat
- Susu kambingMengandung lebih sedikit natrium, lebih mudah di cerna. Vit d, besi, as folat rendah.
Jenis makanan dan pemberian iap hari
Jumlah tiap pemberan (dalam umur)
1th 2-3 th 4-5 th 6-9 th 10-12 th
Susu 4X ½ gls ½-3/4 gls ½-3/4 gls 1/2- 1 gls ½ - 1 gls
Protein
Telur 3 atau lebih
Daging 3 atau lebih
1 butir
2 sdm
1 butir
2 sdm
1 butir
4 sdm
1 butir
4-6 sdm
1 butir
6-8 sdm
BUAH/SAYUR
smbr vit C 4 X
b.Smbr Vit A 1 atau lebih
c.Sayur 2 X
1/3 G
2 sdm
2 sdm
½ G
3 sdm
3 sdm
½ G
4 sdm
4 sdm
1G
4sdm
1/3 G
1 G
1/3 G
½ G
BIJI/SEREAL
Roti 4 X
Nasi, mie
½ pot
½ G
1 G
½ G
1 ½ G
½ G
1-2 G
¾ G
2 G
¾ G
LEMAK DAN KH
Kue sesudah makan 1 pot 1 ½ pot 1 ½ pot 3 pot 2 pot
CARA PEMBERIANMakanan Pemulihan Gizi
Makanan untuk pemulihan gizi• Prinsip
– Makanan padat energi + vitamin dan mineral– Diberikan pada anak gizi buruk selama masa pemulihan– F-100, makanan therapeutic/gizi siap saji dan maknan lokal
(cair, lumat, lembek, padat)– Bahan dasar: minyak, susu, tepung, gula, kacang2an, sumber
hewani (Lemak --> 30-60% dari total energi)– Makanan lokal (200kkal/kgBB/hari) dari lemak 30-60%,
protein 4-6g/kgBB/hari
Makanan untuk pemulihan gizi• Jumlah dan frekuensi• Gizi Buruk Tanpa Komplikasi
• Gizi Buruk Dengan Komplikasi
Minggu ke-
F-100 Makanan utama + buah
Makanan selingan
1 5x 1x 1x
2 4x 2x 1x
3 4x 2x 1x
4 3x 3x 2x
5 3x 3x 2x
Minggu ke-
F-100 Makanan utama + buah
Makanan selingan
1 6x - -
2 5x 1x 1x
3 4x 2x 1x
4 4x 2x 1x
5 3x 3x 2x
6 3x 3x 2x
Cara pemberian Sesuai anjuran petugas kesehatan Cuci tangan Perhatikan jarak waktu makan Porsi yang ditentukan dihabiskan Gunakan gelas (jgn gunakan botol atau dot)
Cara penyimpanan Bentuk cair (F-100) diberikan segera (disimpan di suhu
ruang maks 2 jam) Bentuk kering disimpan di tempat sejuk, kering, aman,
tertutup, terhindar dari cemaran dan binatang (maks 7 hari)
Bentuk kemasan tgl kadaluarsa
10 langkah utamaTindakan Stabilisasi
H 1-2TransisiH 3-7
RehabilitasiMgu 2-6
Tindak lanjut Mg 7-26
1 Atasi /cegah hipoglikemia
2 Atasi/cegah hipotermia
3 Atasi/cegah dehidrasi
4 Perbaiki gangguan elektrolit
5 Obati infeksi
6 Perbaiki def nutrien mikro
7 Makanan stabilisasi dan transisi
8 Makanan tumbuh kejar
9 Stimulasi
10 Tindak lanjut
Tanpa Fe Dengan Fe
Penanganan gizi buruk• Pelayanan medis, keperawatan dan konseling gizi sesuai dengan
penyakit penyerta/penyulit• Pemberian formula dan makanan sesuai dengan fase sbb:
• Fase stabilisasi• F-75 (80-100 kkal, protein 1-1,5 g)/kgBB/hari
• Fase transisi• F-100 (100-150 kkal, protein 2-3 g)/kgBB/hari
• Fase rehabilitasi• F-100 (150-220 kkal, protein 4-6 g)/kgBB/hari• BB<7kg makanan bayi, >7kg --> makanan anak
• Fase tindak lanjut• Kontrol pd bulan 1 1x/minggu, bulan 2 --> 1x/2 minggu,
selanjutnya sebulan 1x sampai bulan 6
• Pada anak gizi buruk dengan tanda klinis– Fase rehabilitasi awal
• F-100 150 kkal/kgBB/hari, 5-7x/hari– Fase rehabilitasi lanjutan
• F-100 200-220 kkal/kgBB/hari, 5-7x/hari• Pada anak gizi buruk tanpa tanda klinis
– Langsung fase rehabilitasi lanjutan
Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan Selama di PPG, anak diberikan stimulasi tumbuh
kembang dengan APE sesuai umur dan kondisi anak pada tiap fase
Untuk melihat keterlambatan tumbuh kembang Rujukan kasus
Rujukan ke rumah sakit bila terdapat kegawatan yang tak dapat diatasi
Anak gizi buruk pasca perawatan di PPG dikirim ke Puskesmas/Puskesmas pembantu/Posyandu terdekat untuk dilakukan pemantauan tumbuh kembang dan penyakit penyerta
• Pencatatan dan pelaporan– Formulir yang digunakan
• Buku registrasi pasien, form status pasien, buku catatan penerimaan dan pemakaian bahan makanan, buku inventarisasi peralatan, form rujukan, form pencatatan dan pemantauan perkembangan pasien, dokumentasi pertumbuhan serta perkembangan anak sebelum dan sesudah perawatan
• Pendidikan kesehatan dan gizi bagi keluarga anak gizi buruk
1.PENGOBATAN/PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA
Bila kadar gula darah dibawah 50 mg/dl, berikan:1. 50 ml “bolus” (pemberian sekaligus) glukosa 10%
atau larutan sukrosa 10% 2. (1 sdt gula dalam 5 sdm air) secara oral atau pipa
naso-gastrik.3. Selanjutnya berikan larutan tsb. setiap 30 menit
selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam)
4. Berikan antibiotika5. Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan
malam
2.PENGOBATAN/PENCEGAHAN HIPOTERMIA
1. Segera beri makanan cair/formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu)
2. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas) atau peluk anak di dada ibu, selimuti (metoda kanguru)
3. Berikan antibiotika
3.PENGOBATAN/PENCEGAHAN DEHIDRASI
1. Cairan Resomal / pengganti sebanyak 5 ml/KgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik.
2. Selanjutnya beri 5–10 ml/kg/jam untuk 4–10 jam berikutnya; jumlah tepat yang harus diberikan tergantung berapa banyak anak menginginkannya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.
3. Ganti Resomal/cairan pengganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formula khusus sejumlah yang sama bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
4. Selanjutnya mulai beri formula khusus.
4.KOREKSI GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
• Pada semua KEP berat terjadi kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg) sering terjadi dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan
• Berikan :1. Tambahan Kalium 2-4 mEq/kg BB/hari (= 150-300 mg
KCl/kgBB/hari)2. Tambahkan Mg 0.3-0.6 mEq/kg BB/hari (= 7.5-15 mg
MgCl2 /kgBB/hari)3. Untuk rehidrasi, berikan cairan rendah natrium
(Resomal/pengganti)4. Siapkan makanan tanpa diberi garam/rendah garam
5.PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI
• Pada KEP berat/gizi buruk, tanda yang biasanya menunjukkan adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak
• Karenanya pada semua KEP berat/gizi buruk beri secara rutin :
– Antibiotik spektrum luas– Vaksinasi Campak bila umur anak >6 bulan dan
belum pernah diimunisasi (tunda bila ada syok). Ulangi pemberian vaksin setelah keadaan gizi anak menjadi baik.
6.KOREKSI DEFISIENSI MIKRO NUTRIEN• Semua KEP berat menderita kekurangan vitamin dan mineral. Walaupun
anemia biasa dijumpai, jangan terburu-buru memberikan preparat besi (Fe), tetapi tunggu sampai anak mau makan dan berat badannya mulai naik (biasanya setelah minggu ke-2). Pemberian besi pada masa awal dapat memperburuk keadaan infeksinya.
• Berikan setiap hari:1. Suplementasi multivitamin2. Asam folat 1 mg/hari (5 mg pada hari pertama)3. Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari 4. Tembaga (Cu) 0.2 mg/kgBB/hari5. Bila BB mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferrosus 10
mg/kgBB/hari6. Vitamin A oral pada hari I : umur > 1 tahun : 200.000 SI, 6-12 bulan :
100.000 SI, < 6 bulan : 50.000 SI, kecuali bila dapat dipastikan anak sudah mendapat suplementasi vit.A pada 1 bulan terakhir. Bila ada tanda/gejala defisiensi vit.A, berikan vitamin dosis terapi
7.MULAI PEMBERIAN MAKANAN Fase Stabilisasi• Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
– Energi : 80-100 kkal/kg bb/hari– Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari– Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)
• Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet
• Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam
• Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti dalam sehari, maka berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik ( dibutuhkan ketrampilan petugas )
8.FASILITASI TUMBUH KEJAR• Fase Transisi• Ganti formula khusus awal (energi 75
Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam
– Energi : 100-150 kkal/kgBB/hari– Protein : 2-3 g/KgBB/hr– Cairan : 150 ml/KgBB/hr
Fase Rehabilitasi• Formula WHO-F 135/pengganti dengan
jumlah tidak terbatas dan sering– Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari– Protein: 4-6 g/kgbb/hari– Cairan: 150-200 ml/KgBB/hr
• Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan Formula karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
• Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga, bila anak dengan BB < 7kg diberikan makan bayi dan bial anak BB > 7kg diberi makanan anak
Kriteria sembuh
• Edema berkurang/ hilang• Bb/pb atau bb/tb > -3SD• Komplikasi teratasi• Ibu sudah konseling gizi• Kenaikan BB 50 g/kg BB/minggu selama 2
minggu berturut-turut• Selera makan baik
http://www.pwsdots.org/GrowthCharts/GrowthCharts
LO 3
Peranan Posyandu
POSYANDU– Definisi
• Pos pelayanan KB & kesehatan secara terpadu yang diselenggarakan untuk & oleh masyarakat di tingkar RW/RK
– Tujuan• penurunan IMR• Penurunan angka kelahiran• Percepatan penerimaan NKKBS• Penurunan angka kematian ibu• Peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan & kegiatan lain yang menunjang– Sasaran
• Bayi (1 tahun)• Balita • Bumil, menyusui & nifas• PUS
– Kegiatan• Usaha gizi• Penimbangan• PMT• Vit A dosis tinggi
• Urutan kegiatan POSYANDU– Penyuluhan kelompok– Meja 1 : pendaftaran– Meja 2 : penimbangan– Meja 3 : pencatatan– Meja 4 : penyuluhan perorangan– Meja 5 : pelayanan tenaga profesional– PMT penyuluhan & pemulihan– Pencatatan & pelaporan– Evaluasi
Lima Meja Posyandu
Pendaftaran Penimbangan Pencatatan
Penyuluhan Pelayanan medis
1. PENDAFTARAN2. PENIMBANGAN BALITA
3. PENGISIAN KMS
4. PENYULUHAN5. PELAYANAN OLEH
PETUGAS
ALUR KEGIATAN
Bentuk kegiatan Posyandu Kesehatan ibu dan anak
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.
Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral.
Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan.
Keluarga BerencanaPelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian
khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi.
Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya. Imunisasi Peningkatan gizi
Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakatMemberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup
kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusuiMemberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun
Penanggulangan Diare
PEMBENTUKAN POSYANDU
• Langkah – langkah pembentukan :– Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat
kecamatan– Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK
di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB– Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil
survey mawas diri, sarana, prasarana dan biaya posyandu
– Pemilihan kader posyandu– Pelatihan kader posyandu– pembinaan
PEMBENTUKAN POSYANDU
• Kriteria kader Posyandu– Dapat membaca dan menulis– Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan– Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan
masyarakat– Mempnyai waktu yang cukup– Bertempat tinggal di wilayah posyandu– Berpenampilan ramah dan simpatik– Diterima masyarakat setempat
INDIKATOR PENENTU JENJANG POSYANDU
• Jumlah buka Posyandu pertahun• Jumlah kader yang bertugas• Cakupan kegiatan• Program tambahan• Dana sehat / JPKM
• Dikelompokkan menjadi 4 :– Posyandu Pratama :
• Belum mantap• Kegiatan belum rutin• Kader terbatas
– Posyandu Madya :• Kegiatan lebih teratur• Jumlah kader 5 orang
JENJANG POSYANDU
– Posyandu Purnama :• Kegiatan sudah teratur• Cakupan program baik• Jumlah kader 5 orang• Mempunyai program tambahan
– Posyandu Mandiri :• Kegiatan secara mantap• Cakupan program sangat baik• Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap
JENJANG POSYANDU
EVALUASI POSYANDU
Balok SKDNS = semua balita di wil.kerjaK = balita terdaftar + KMSD = balita ditimbangN = balita ditimbang, BB
Pencapaian cakupan program penimbanganD/S x 100%
Efisiensi program penimbanganN/D x 100%
PAUD
• PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini)• Biasanya dilakukan antara 2-5 kali seminggu
antara 1-2 jam untuk usia 1-5 th• Kegiatannya belajar bernyanyi, menari,
bersosialisasi dengan bermain, kreativitas, membaca, dan menulis.
• Dapat sebagai deteksi dini dan stimulasi
Fungsi PAUD
1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).
PRINSIP-PRINSIP PAUD
• Holistik dan terpadu mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu keselarasan pendidikan yang dilakukan klg, sekolah, masyarakat
• Berbasis keilmuan praktek pendidikan anak yang tepat perlu dikembangkan berdasarkan temuan-temuan mutakhir dalam bidang keilmuan yang relevan
PRINSIP-PRINSIP PAUD
• Berorientasi peda perkembangan anak memperhatikan perbedaan setiap anak, dilaksanakan dalam situasi bermain
• Berorientasi masyarakat anak adalah bagian dari masyarakat, sehingga paud turut mengembangkan nilai-nilai yang ada dimasyarakat.
PAUD DITINJAU DARI SEGI PSIKOSOSIOKULTURAL
Dalam budaya kita pendidikan anak dini usia adalah kewajiban ibu, lagipula, pendidikan anak ini berlangsung di rumah sehingga tidak diperlukan PAUD baik yang formal, informal maupun non formal.
PAUD diperlukan karena alasan berikut:• Anak berhak untuk hidup sesuai dengan potensi yang
dimiliki• Anak merupakan penerus nilai nilai masyarakat untuk
masa depan dan harus dimulai sejak dini• Anak merupakan investasi bagi masa depan, Anak
yang terdidik dan berkembang baik secara ekonomis akan menguntungkan di masa yang akan datang
• Program PADU dapat membantu program lain secara terintegrasi ex prog kes.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)Definisi (UU RI no. 20/2003) Tujuan• Pasal 1 (14)
▫ Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
• Utama▫ membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
• Penyerta▫ membantu menyiapkan anak
mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
LANDASAN HUKUMUU-RI nomor : 20 Tahun 2003
(PAUD)diselenggarak
an sebelumjenjang dikdas
Jalur Pendidikan
Formal
Jalur Pendidikan Non Formal
Jalur Pendidikan
Informal
Taman Kanak-Kanak (TK)
Raudhatul Athfal (RA)
Bentuk lain yg sederajatKelompok Bermain (KB)
Taman Penitipan Anak (TPA)Bentuk lain yg sederajat
Pendidikan Keluarga
Pendidikan yang diselenggarakan lingkungan
PAUDUU RI no. 20/2003 bab VII pasal 28
1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanakkanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Standar Pendidikan Anak Usia Dini
•Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 58/2009▫ Pasal 1
1) Standar pendidikan anak usia dini meliputi pendidikan formal dan nonformal yang terdiri atas : Standar tingkat pencapaian perkembangan; Standar pendidik dan tenaga kependidikan; Standar isi, proses, dan penilaian; dan Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
2) Standar pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)Penitikberatan Ruang Lingkup
• Pertumbuhan & perkembangan fisik– koordinasi motorik halus dan
kasar
• Kecerdasan– daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual
• Sosio-emosional – Sikap, perilaku, agama
• Bahasa dan komunikasi
• Infant– 0-1 tahun
• Toddler– 2-3 tahun
• Preschool/ Kindergarten– 3-6 tahun
• Early Primary School– 6-8 tahun
LO 4
Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang
• DETEKSI DINI PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG MENCAKUP1. Aspek Pertumbuhan:
• Berat badan terhadap tinggi badan• Lingkar kepala
2. Aspek Perkembangan:• KPSP(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)• TDL (Tes Daya Lihat)• TDD (Tes Daya Dengar)
3. Aspek Mental Emosional:• KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)• CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek List Deteksi Dini
Autis) • GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktivitas)
Deteksi Dini Tumbuh• Yang Melakukan
– Keluarga/masyarakat :Orang tua, Kader Kesehatan, Petugas PADU, Guru TK,BKB,TPAAlat mengunakan KMS dan Timbangan
– Puskesmas :Petugas KesehatanAlat sesuai yang dipersyaratkan
• Yang dinilaiAntropometri tergantung umur :Berat badan, tinggi badan, ligkar kepala, Lingkar lengan atas (LLA)Tidak tergantung Umur :BB terhadap TB, LLA terhadap BB
• Parameter Antropometri– Umur
• Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi
• Kesalahan penentuan umur interpretasi status gizi salah
– Berat badan• Merupakan ukuran antropometri terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus)
• Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR
• Tinggi Badan– Tinggi Badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal– Pada keadaan normal, TB tumbuh seiring dengan
pertambahan umur– Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang
sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama
• Lingkar Kepala– Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu
kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus
– Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak
– Dalam antropometri gizi rasio Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur
• Lingkar Dada– Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun,
karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun
– Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita
– Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat → rasio lingkar dada dan kepala < 1
• Lingkar Lengan Atas– Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh
– Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit
– Lila mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:1. Status KEP pada balita2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko bayi BBLR– Alat: suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu
berlapis plastik– Ambang batas (Cut of Points):
• LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm• Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm• Balita dengan KEP <12.5 cm
Monitoring Tumbuh KembangUkuran Antropometrik
• Indikator tunggal waktu menentukan keadaan gizi dan tumbuh kembangBerat Badan
• Laju tercepat saat nayi muda dan growth spurt• Berhenti usia 18-20 thTinggi Badan
• Menunjukkan volume intrakranial• Dipakai untuk menaksir petumbuhan otakLingkar Kepala
• Mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh cairan tubuh dibanduingkan BB
Lingkar Lengan Atas
• Pada daerah triceps dan subskapuler merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit
• Mencerminkan kecukupan energiLipatan Kulit
Monitoring Tumbuh KembangTanda Fisik
• Bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh, anggotaKeseluruhan
• Pemeriksaan lengan atas, pantat, paha dg cubitan tebalJaringan otot
• Pemeriksaan kulit bawah triceps dan subscapuler dg cubitan tipis
Jaringan lemak
• Pertumbuhan, warna, diameter, sifat, akar rambutRambut
• Jadwal tumbuh ggi susu, tanggal, dan pergantian gigi permanenGigi-geligi
Masalah Perkembangan AnakGangguan perkembangan fisik
• Pemantauan BB, TB, LK, umur tulang dan petumbuhan gigi.
• Menggunakan KMS• LK dipantau dengan grafik Nellhaus• Maturasi tulang dengan Greulich dan Pyle
Masalah Perkembangan AnakGangguan perkembangan motorik
Faktor keturunan
Faktor lingkungan
Faktor kepribadian
Retardasi mental
Kelainan tonus otot
Obesitas Penyakit neuromuscular
Buta
Masalah Perkembangan AnakGangguan perkembangan bahasa
Genetik Gangguan pendengaran
Intelegensi rendah
Kurang interaksi dengan
lingkungan
Maturasi terlambat Faktor keluarga Kembar Psikosis
Gangguan laterasi
Berhubungan dg disleksia dan
afasiaBibir sumbing
Masalah Perkembangan AnakGangguan fungsi vegetatif
Gangguan makan
Ruminasi
Pica
Bulimia
Anoreksia nervosa
Gangguan fs eliminasi
Enuresis
encopresis
Gangguan tidur
Sissomnia
Parasomnia
Gangguan kebiasaan
Stress
Manipulasi tubuh
Membenturkan kepala
Masalah Perkembangan Anak• Kecemasan
▫ Fobia, kecemasan berpisah, trauma
• Gangguan suasana hati▫ Major depression, bipolar disorder
• Bunuh diri dan percobaan bunuh diri▫ Masalah psikologis dan lingkungan
• Gangguan kepribadian terpecah▫ Akibat frustasi dan kemarahan
• Penyakit psikosomatik▫ Akibat gejala psikologik
• Gangguan perkembagan pervasive dan psikosis▫ Autisme, kelainan Asperger, demensia
Heller, kelainan Rett
• Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah▫ ADHD dan disleksia
• Kelainan saraf dan psikiatrik akibat trauma otak▫ Meningkatkan resiko ggn intelektual
dan psikiatris
• Gangguan perilaku seksual▫ Transsexualism, transvestism,
homoseksual
Gangguan Pertumbuhan
Penyebab Tipe
i. Hambatan pada akselerasi BB
ii. Hambatan pada akselerasi BB & TB
iii. Hambatan pada akselerasi BB, TB, & LK
• Masalah gizi: KEP, FIT, obes, def mikronutrien
• Perawakan pendek: CGDP• Penyakit sistemik: TORCH• Gangguan endokrin:
hipotiroid• Kelainan kongenital: cacat
bawaan• Perawakan tinggi: pubertas
pekoks, obes• Idiopatik
Gangguan PertumbuhanIndeks % SD Status Gizi
BB/U 120% > +3 Sangat gemuk (obese)
110-120% +2 s.d +3 Gemuk (overweight)
80-120% -2 s.d +2 Normal (normo-weight)
60-80% -3 s.d -2 Kurus (wasted)
< 60% < -3 Sangat kurus (severe wasted)
TB/U >110% > +2 Perawakan tinggi (tall)
90-110% -2 s.d +2 Perawakan normal (normo-height)
85-90% -3 s.d -2 Perawakan pendek (stunted)
< 85% < -3 Sangat pendek (severe stunted)
BB/TB 110-120% > +2 Gizi lebih
90-110% -2 s.d +2 Gizi baik
70-90% -3 s.d -2 Gizi kurang (MEP ringan-sedang)
< 70% < -3 Gizi buruk (MEP berat)
IMT/U > P95 Obesitas
P85-95 Gemuk (overweight)
P50-85 Normal
Baku/Standard Tumbuh Kembang
• Baku Internasional
Harga mean dan SD pada kurva normal Gauss
Baku NCHS - Rujukan KMS lama
-Gizi-
Standar rujukan WHO-NCHS
LK dan LILALingkaran Kepala Lingkaran Lengan Atas
• Standar Wolanski
(cm) Kategori
> 13.5 Normal
12.5 -.13.5 Kemungkinan Malnutrisi Ringan
<12.5 Malnutrisi
Red Flags 0-6 bulan
Tidak terkejut atau terbangun saat ada suara keras Tidak bereaksi terhadap perubahan nada bicara Sudah diduga ada gangguan pendengaran dengan Otoacoustic emission
test Mengalami keterlambatan perkembangan saraf atau motorik
9 bulan Hanya mengeluarkan suara huruf hidup “aaa,” padahal seharusnya
sudah mengeluarkan suara kombinasi huruf mati dan huruf hidup misalnya “mamam” atau “bah.”
12 bulan Belum ada babbling “ba-ba-ba” atau “daa-daa” Tidak melirik atau menunjuk untuk mengkomunikasikan minat atau
meminta sesuatu
18 bulan Tidak dapat mengucapkan 10 kata yang berarti Adanya dugaan autisme
24 bulan Tidak dapat mengucapkan 50 kata Belum dapat membuat kalimat terdiri dari 2 kata Tidak dapat mengikuti petunjuk yang diminta, misalnya “dorong bolanya” Tidak menunjuk ke anggota tubuh atau gambar yang diminta Ucapannya sulit dimengerti Adanya dugaan autisme
36 bulan Hanya mengeluarkan satu kata atau dua kata, padahal sebenarnya sudah dapat
membuat kalimat pendek terdiri dari 3-4 kata Tidak dapat menjawab pertanyaan “apa,” “siapa” Tidak memulai pembicaraan, bicara hanya bila ditanya, atau hanya mengulang
ucapan orang lain Kata-katanya sulit dimengerti. Orang yang tidak serumah hanya dapat mengerti
kurang dari 50% kata yang diucapkannya Adanya dugaan autisme
4 tahun Belum bisa menceritakan kejadian kemarin, besok, orang lain atau benda yang
tidak terlihat di depannya Kata-katanya terbalik-balik atau tidak lengkap Tidak dapat mengikuti 2 arah yang diminta berturutan Tidak dapat menceritakan kembali 2-3 paragraf cerita yang sudah didengarnya
Kontak mata sedikit dan kurang berminat dalam interaksi Tidak menoleh bila dipanggil, atau tidak bereaksi terhadap “da-dah’”
“tidak boleh”
5 tahun Hanya dapat membuat kalimat pendek terdiri dari 3-4 kata Banyak bicara tetapi tidak berkomunikasi atau membuat komentar yang
relevan Tidak dapat menjawab “bagaimana” dan “mengapa” Tidak dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan hal
kemarin atau akan datang Bicaranya sulit dimengerti
Sumber: Washington State Medical Home
Gangguan pertumbuhan pada anak
• Malnutrisi energi protein• Gagal tumbuh (failure to thrive)• Perawakan pendek (familial short stature, CGDP)• Penyakit sistemik• Gangguan endokrin• Kelainan kongenital• Perawakan tinggi (familial tall stature, pubertas prekoks)• idiopatik
KMMEIntervensi (tindakan):• Bila ditemukan 1atau lebih masalah mental emosional:
– Lakukan konseling pada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak.
– Evaluasi setelah 3 bulan, – bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yangada fasilitas
tumbuh kembang anak / kesehatan jiwa. • Bila ditemukan 2 atau lebih masalah mental
emosional,rujuk anak ke Rumah Sakit.Dalam surat rujukan harus ditulisakan jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.
Kuesioner Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH)
Bila ada keluhan orang tuan atau kecurigaan petugas/guru/kader(tidak rutin) umur > 3 tahun
• 10 pertanyaan• Terjadi di mana saja kapan saja• Nilai : 0(tidak pernah), 1(kadang-kadang), 2 (sering), 3( selalu)Interpretasi • Nilai < 13 kemungkinanIntervensi• Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada• <13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
Ringakasan Kuesoner Deteksi GPPH
1. Tidak kenal lelah, aktifitas berlebihan2. Mudah gembria, impulsif3. Mangganggu anak lain4. Gagl selesaikan kegiatan, perhatian singkay5. Gerakkan anggota badan/ kepala terus menerus6. Kurang perhatian, mudah teralihkan7. Permintaan harus segera dipernuhi, mudah frustasi8. Mudah menangis9. Suasana hati mudah berubah, cepat dan drastis10. Ledakkan kekesalan, tingkag laku eksplosif dan tak terduga
Bila Tidak Ada Penyimpangan• Berikan pujian pada keluarga• Lanjutkan pemenuhan kebutuhan anak:
– Fisis-biologis: nutrisi, immunisasi, kebersihan badan dan lingkungan, pengbtan, olahraga, bermain
– Kasih sayang: menciptakan rasa aman dan nyaman, dilindungi, diperhatikan, diberi contoh, dibantu, didorong, dihargai, penuh kegembiraan, koreksi
– Stimulasi: sensorik, motorik, emosi-sosial, biacra, kognitif, kemandirian, kreativitas, kerjasama
• Lanjutkan pemantauan tumbuh kembang berkalaBila ditemukan penyimpngan intervensi segera
LO 5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Faktor yang Berpengaruh
MIKRO
• IBU• NUTRISI• PSIKOSOSIAL
MINI
• KELUARGA• SOSIOEKONOMI
MESO
• SARANA PENDIDIKAN
• SARANA KESEHATAN
• SARANA IBADAH
MAKRO
• KEBIJAKAN PEMERINTAH
• ORGANISASI PROFESI
• LSM
KEBUTUHAN DASAR ANAK
ASAH ASIH ASUH
LINGKUNGAN
TUMBUH KEMBANGPRENATALNEONATUSBAYIBALITAANAKREMAJA
FAKTOR RESIKO INDIVIDUGENETIK / HEREDOKONSTITUSIONAL
Kebutuhan dasar anak
ASUH
• Kebutuhan fisik biomedik• Asupan nutrisi seimbang• Perawatan kesehatan
dasar(imunisasi,ASI)• Sandang,pangan,higiene.
ASIH
• Kebutuhan emosi• Kasih sayang ada ikatan
batin (bonding) dan rasa percaya (trust)
ASAH
• Kebutuhan stimulasi mental
• Proses pendidikan, rekresasi, pelatihan.
Faktor faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang anak
Faktor faktor
Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan
Pranatal
1. Gizi ibu2. Mekanis3. Zat kimia4. Endokrin5. Radiasi6. Infeksi7. Stress
8. Imunitas9. Anoksia embrio
Faktor lingkungan postnatal
Lingkungan Biologis
Faktor Fisik
Faktor Psikososial
Faktor keluarga dan adat
Faktor Genetik
Faktor-faktor yg mempengaruhi tumbuh kembang
• Tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya, yaitu :– Faktor genetik– Faktor lingkungan bio-fisiko-psikososial– Faktor perilaku
Faktor-faktor yg mempengaruhi tumbuh kembang
• Secara umum, ada 2 faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
1. Faktor genetik2. Faktor lingkungan
Faktor genetik
• Modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak;
• Penentu kualitas dan kuantitas pertumbuhan;
• Penyebab berbagai penyakit keturunan Contoh: penyakit karena kelainan
kromosom, spt: sindrom down , sindrom turner, sindrom klinefelter,dll.
Faktor lingkungan
• Sangat menentukan optimal atau tidaknya tumbuh kembang anak.
• Dibagi menjadi 2:1. Faktor lingkungan pranatal (konsepsi-
lahir)2. Faktor lingkungan perinatal (28mg dlm
kandungan -7hr stlh lahir)3. Faktor lingkungan postnatal
Faktor lingkungan pranatal• Gizi ibu pada waktu hamil ibu hamil dengan gizi yg jelek bayi BBLR , anemia pada bayi
baru lahir, bayi yang dilahirkan mudah terkena infeksi, abortus,dsb.
• Mekanis trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.• Toksin / zat kimia kelainan bawaan dapat disebabkan oleh zat teratogen
misalnya thalidomide, phenitoin, methadion, obat anti kanker,dsb. Keracunan logam berat pada bumil, cth: krn ikan yg terkontaminasi merkuri bayi mikrosefali
Faktor lingkungan pranatal• Endokrin Bayi dgn cacat bawaan sering terjadi pada bumil DM dan
tidak mendapat pengobatan pada trimester 1 kehamilan.• Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu
dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, dan cacat bawaan lainnya.
• Infeksi infeksi intrauterin yg sering menyebabkan cacat bawaan
adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex).
Faktor lingkungan perinatal dan post natal
• Faktor lingkungan perinatal:Asfiksia, BBLR, hipoglikemi,
hiperbilirubinemia, infeksi.
• Faktor lingkungan postnatal:Interaksi faktor bio-fisik-psikososial
Lingkungan biologis
• Ras/ suku bangsa• Jenis kelamin• Umur• Gizi• Perawatan kesehatan• Kepekaan thd penyakit
Faktor Fisik
• Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
• Sanitasi • Keadaan rumah• Radiasi
Faktor Psikososial
• Stimulasi• Motivasi belajar• Ganjaran/hukuman yang wajar• Kelompok sebaya• Stres• Sekolah• Cinta dan kasih sayang• Kualitas interaksi anak-orang tua
Faktor Keluarga dan Adat Istiadat• Pekerjaan/pendapatan keluarga• Pendidikan ayah/ibu• Jumlah saudara• Jenis kelamin dalam keluarga• Stabilitas rumah tangga• Kepribadian ayah/ibu• Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu• Agama• Urbanisasi• Kehidupan politik dalam masyarakat
SOLUSI
1. Berilah makanan serta stimulasi sesuai dengan tahap kembang anak
2. Beri perhatian intensif dalam PAUD (usia >3th)3. Lakukanlah deteksi dini (GPPH) untuk
mengetahui ada tidaknya penyimpangan yang terjadi pada tahap tumbuh kembang anak (dilakukan oleh Kader Kesehatan)
4. Jika ada penyimpangan, bawa ke dokter anak5. Konseling dengan orang tua
KESIMPULAN
• Anak ini mengalami penyimpangan dalam perkembangan yaitu Hiperaktif
DAFTAR PUSTAKA• Arisman,MB.Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi dalam daur kehidupan.2003.Penerbit
Buku Kedokteran EGC,Jakarta• Ranuh IG, Sudiyanto. Pediatrik sosial. In:Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja.1st ed. Jakarta:CV Sagung Seto.2005.pp.5-6• Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak. In:Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta:FKUI.1985.• DepKes RI.Pedoman Kegiatan Kader di Pos Pelayanan Terpadu-KB-
Kesehatan.1987.• Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. In:Buku Bagan Tata
Laksana Anak Gizi Buruk.3rd ed.2006.• Stanton BF. Nelson”s Textbook of Pediatrics. Edisi ke-15. Philadelphia: WB
Saunders Co, 2000: 171
TERIMAKASIH