7/21/2019 Pemeriksaan Makro Dan Mikro LCS
http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-makro-dan-mikro-lcs 1/7
Pemeriksaan Makro dan Mikro LCS
Keadaan normal dan beberapa kelainan cairan serebrospinal dapat diketahui dengan memperhatikan:
a. Warna
Normal cairan serebrospinal warnamya jernih dan patologis bila berwarna: kuning,santokhrom,
cucian daging, purulenta atau keruh. Warna kuning muncul dari protein. Peningkatan protein yang penting danbermakna dalam perubahan warna adalah bila lebih dari 1 g/. !airan serebrospinal
berwarna pink berasal dari darah dengan jumlah sel darah merah lebih dari "## sdm/cm$. %el darah
merah yang utuh akan memberikan warna merah segar. &ritrosit akan lisis dalam satu jam danakan
memberikan warna cucian daging di dalam cairan serebrospinal. !airan serebrospinal tampak
purulenta bila jumlah leukosit lebih dari 1### sel/ml.
b. Tekanan
'ekanan !%% diatur oleh hasil kali dari kecepatan pembentukan cairan dan tahanan terhadap absorpsi
melalui (illi arakhnoid. )ila salah satu dari keduanya naik, maka tekanan naik, bila salah satu dari
keduanya turun, maka tekanannya turun. 'ekanan !%% tergantung pada posisi, bila posisi berbaring
maka tekanan normal cairan serebrospinal antara *+# cm - pada daerahh lumbal, siterna magnadan (entrikel, sedangkan jika penderita duduk tekanan cairan serebrospinal akan meningkat 1#+$# cm
-. Kalau tidak ada sumbatan pada ruang subarakhnoid, maka perubahan tekanan hidrostastik akan
ditransmisikan melalui ruang serebrospinalis. Pada pengukuran dengan manometer, normal tekanan
akan sedikit naik padaperubahan nadi dan respirasi, juga akan berubah pada penekanan abdomen dan
waktu batuk.
)ila terdapat penyumbatan pada subarakhnoid, dapat dilakukan pemeriksaan ueckenstedt yaitu
dengan penekanan pada kedua (ena jugularis. Pada keadaan normal penekanan (ena jugularis akan
meninggikan tekanan 1#+# cm - dan tekanan kembali ke asal dalam waktu 1# detik. )ila ada
penyumbatan, tak terlihat atau sedikit sekali peninggian tekanan. Karena keadaan rongga kranium
kaku, tekanan intrakranial juga dapat meningkat, yang bisa disebabkan oleh karena peningkatan
(olume dalam ruang kranial, peningkatan cairan serebrospinal atau penurunan absorbsi, adanya masa
intrakranial dan oedema serebri. Kegagalan sirkulasi normal !%% dapat menyebabkan pelebaran (en
dan hidrocephalus. Keadaan ini sering dibagi menjadi hidrose0alus komunikans dan hidrose0alus
obstrukti0. Pada hidrose0alus komunikans terjadi gangguan reabsorpsi !%%, dimana sirkulasi !%% dari
(entrikel ke ruang subarakhnoid tidak terganggu. Kelainan ini bisa disebabkan oleh adanya in0eksi,
perdarahan subarakhnoid, trombosis sinus sagitalis superior, keadaan+keadaan dimana (iscositas !%%
meningkat danproduksi !%% yang meningkat. -idrose0alus obstrukti0 terjadi akibat adanya ganguan
aliran !%% dalam sistim (entrikel atau pada jalan keluar ke ruang subarakhnoid. Kelainan ini dapat
disebabkan stenosis auaduktus serebri, atau penekanan suatu msa terhadap 0oramen uschka 0or
2agendi (entrikel 34, a. %yl(i dan 0or. 2onroe. Kelainan tersebut bis aberupa kelainan bawaan atau
didapat.
c. Jumlah sel
5umlah sel leukosit normal tertinggi 6+" sel/mm$, dan mungkin hanya terdapat 1 sel
polymorphonuklear saja, %el leukosit junlahnya akan meningkat pada proses in0lamasi. Perhitungan
jumlah sel harus sesegera mungkin dilakukan, jangan lebih dari $# menit setelah dilakukan lumbal
punksi. )ila tertunda maka sel akan mengalami lisis, pengendapan dan terbentuk 0ibrin. Keadaaan ini
akan merubah jumlah sel secara bermakna. eukositosis ringan antara "+# sel/mm$ adalah abnormal
tetapi tidak spesi0ik. Pada meningitis bakterial akut akan cenderung memberikan respon perubahan sel
yang lebih besar terhadap peradangan dibanding dengan yang meningitis aseptik. Pada meningitis
bakterial biasanya jumlah sel lebih dari 1### sel/mm$, sedang pada meningitis aseptik jarang jumlahselnya tinggi.
7/21/2019 Pemeriksaan Makro Dan Mikro LCS
http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-makro-dan-mikro-lcs 2/7
5ika jumlah sel meningkat secara berlebihan 7"###+1#### sel /mm$8, kemungkinan telah terjadi
rupture dari abses serebri atau perimeningeal perlu dipertimbangkan. Perbedaan jumlah sel
memberikan petunjuk ke arah penyebab peradangan. 2onositosis tampak pada in0lamasi kronik oleh
. monocytogenes. &osinophil relati0 jarang ditemukan dan akan tampak pada in0eksi cacing dan
penyakit parasit lainnya termasuk !ysticercosis, juga meningitis tuberculosis, neurosiphilis, lympoma
susunan sara0 pusat, reaksi tubuh terhadap benda asing.
d. Glukosa
Normal kadar glukosa berkisar 6"+*# mg9. Kadar glukosa cairan serebrospinal sangat ber(ariasi di
dalam susunan sara0 pusat, kadarnya makin menurun dari mulai tempat pembuatannya di (entrikel,
sisterna dan ruang subarakhnoid lumbar. asio normal kadar glukosa cairan serebrospinal lumbal
dibandingkan kadar glukosa serum adalah ;#,<. Perpindahan glukosa dari darah ke cairan
serebrospinal secara di0usi di0asilitasi transportasi membran. )ila kadar glukosa cairan serebrospinalis
rendah, pada keadaan hipoglikemia, rasio kadar glukosa cairan serebrospinalis, glukosa serum tetap
terpelihara. -ypoglicorrhacia menunjukkan penurunan rasio kadar glukosa cairan serebrospinal,
glukosa serum, keadaan ini ditemukan pada derjat yang ber(ariasi, dan paling umum pada proses
in0lamasi bakteri akut, tuberkulosis, jamur dan meningitis oleh carcinoma. Penurunan kadar glukosa
ringan sering juga ditemukan pada meningitis sarcoidosis, in0eksi parasit misalnya, cysticercosis dan
trichinosis atau meningitis =at khemikal. 3n0lamasi pembuluh darah semacam lupus serebral atau
meningitis rhematoid mungkin juga ditemukan kadar glukosa cairan serebrospinal yang rendah.
2eningitis (iral, mump, limphostic khoriomeningitis atau herpes simplek dapat menurunkan kadar
glukosa ringan sampai sedang.
e. Protein
Kadar protein normal cairan serebrospinal pada (entrikel adalah "+1" mg9. pada sisterna 1#+" mg9
dan pada daerah lumbal adalah 1"+6" ,g9. Kadar gamma globulin normal "+1" mg9 dari total
protein. Kadar protein lebih dari 1"# mg9 akan menyebabkan cairan serebrospinal berwarna
>antokrom, pada peningkatan kadar protein yang ekstrim lebih dari1," gr9 akan menyebabkan pada permukaan tampak sarang laba+laba 7pellicle8 atau bekuan yang
menunjukkan tingginya kadar 0ibrinogen. Kadar protein cairan serebrospinal akan meningkat oleh
karena hilangnya sawar darah otak 7blood barin barrier8, reabsorbsi yang lambat atau peningkatan
sintesis immunoglobulin loka. %awar darah otak hilang biasanya terjadi pada keadaan
peradangan,iskemia baktrial trauma atau neo(askularisasi tumor, reabsorsi yang lambat dapat terjadi
pada situasi yang berhubungan dengan tingginya kadar protein cairan serebrospinal, misalnya pada
meningitis atau perdarahan subarakhnoid. Peningkatan kadar immunoglobulin cairan serebrospinal
ditemukan pada multiple sklerosis, acut in0lamatory polyradikulopati, juga ditemukan pada tumor
intra kranial dan
penyakit in0eksi susunan sara0 pusat lainnya, termasuk ense0alitis, meningitis, neurosipilis,
arakhnoiditis dan %%P& 7sub acut sclerosing panense0alitis8. Perubahan kadar protein di cairan
serebrospinal bersi0at umum tapi bermakna sedikit, bila dinilai sendirian akan memberikan sedikit
nilai diagnostik pada in0eksi susunan sara0 pusat.
f. Elektrolit
Kadar elektrolit normal !%% adalah Na 161+1"# m&/, K ,+$,$ m, !l 1#+1$# m&/, 2g ,?
m&/. Kadar elektrolit ini dalam cairan serebrospinal tidak menunjukkan perubahan pada kelainan
neurologis, hanya terdpat penurunan kadar !l pada meningitis tapi tidak spesi0ik.
g. Osmolaritas
7/21/2019 Pemeriksaan Makro Dan Mikro LCS
http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-makro-dan-mikro-lcs 3/7
'erdapat osmolaritas yang sama antara !%% dan darah 7@@ mosmol/#. )ila terdapat perubahan
osmolaritas darah akan diikuti perubahan osmolaritas !%%.
h. P
Keseimbangan asam bas harus dipertimbangkan pada metabolik asidosis dan metabolik alkalosis. P-
cairan serebrospinal lebih rendah dari P- darah, sedangkan P! lebih tinggi pada cairanserebrospinal. Kadar -!$ adalah sama 7$ m&g/8. P- !%% relati0 tidak berubah bila metabolik
asidosis terjadi secara subakut atau kronik, dan akan berubah bila metabolik asidosis atau alkalosis
terjadi secara cepat.
4olume !% yang diperlukan untuk pemeriksaan antara 1" sampai # ml dan dibagi dalam $ buah
tabung steril :
1. 'abung pertama untuk analisa kimia, serologi, dan pemeriksaan khusus misalnya imunologi.
. 'abung kedua untuk analisa bakteriologi.
$. 'abung ketiga untuk analisa mikroskopis sel.
Adakalanya sukar untuk mena0sirkan adanya darah segar dalam specimen !% karena pungsi dapat
melukai pembuluh darah dan menyebabkan ada darah biarpun !% sebetulnya jernih.. Bntuk
membedakannya perlu dinilai dalam hal :
1. Pada trauma pungsi menunjukkan adanya penjernihan darah yang berarti antara tabung+tabung
pertama dan ketiga. 5ika darah tetap sama banyaknya dalam ketiga tabung, darah itu sangat
mungkin sudah ada sebelum dilakukan pungsi 7perdarahan intraserebral/subarakhnoid8.
. %etelah tabung+tabung disentri0ugasi cairan atas tidak berwarna jika darah berasal dari trauma
pungsi, jika sudah ada darah sebelum pungsi cairan atas berwarna kuning pucat sampai kuning
tegas 7>anthokromia8 yang terjadi karena pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang lisis. -al ini
disebabkan kemungkinan tidak adanya protein dan lemak yang diperlukan untuk menstabilkanmembran eritrosit..
PEME!"#S$$% M$#!OS#OP"S
Pemeriksaan makroskopis meliputi warna, kekeruhan, p-, konsistensi 7bekuan8, dan berat jenis :
&. Warna
C Normal warna !% tampak jernih, ujud dan (iskositasnya sebanding air.
C 2erah muda D perdarahan trauma akibat pungsi.
C 2erah tua atau coklat D perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan terlihat jelas
sesudah disentri0uge.
C -ijau atau keabu+abuan D pus.C !oklat D terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik.
C Eanthokromia D mengacu pada warna kekuning+kuningan biasanya akibat pelepasan
hemoglobin dari eritrosit yang lisis 7perdarahan intraserebral/subarachnoid8F tetapi mungkin
juga disebabkan oleh kadar protein tinggi, khususnya jika melebihi ## mg/dl.
'. #ekeruhan
C Normal D tidak ada kekeruhan atau jernih. Walaupun demikian !% yang jernih terdapat juga
pada meningitis luetika, tabes dorsalis, poliomyelitis, dan meningitis tuberkulosa.
C Keruh D ringan seperti kabut mulai tampak jika jumlah lekosit ##+"##/ul$, eritrosit ; 6##/ml,
mikroorganisme 7bakteri, 0ungi, amoeba8, aspirasi lemak epidural sewaktu dilakukan pungsi,
atau media kontras radiogra0i.
7/21/2019 Pemeriksaan Makro Dan Mikro LCS
http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-makro-dan-mikro-lcs 4/7
(. #onsistensi bekuan
'erjadinya bekuan menandakan bahwa banyak darah masuk ke dalam cairan pungsi pada waktu
pungsiF darah dalam !% yang disebabkan perdarahan subarachnoid tidak membeku.
C Normal D tidak terlihat bekuan
C )ekuan D banyaknya 0ibrinogen yang berubah menjadi 0ibrin. Gisebabkan oleh trauma pungsi,
meningitis supurati(a, atau meningitis tuberkulosa. 5endalan sangat halus dapat terlihat setelah
!% didiamkan di dalam almari es selama 1+6 jam.
ANA3%A A)A'3B2
1. 2etode : perbandingan dengan auadest secara (isual
. Prinsip : pada keadaan normal ujud %! seperti air, dengan membandingkannya dapat dinilai
adanya perubahan ujud !%.
$. Peralatan yang dipergunakan :
a. 'abung reaksi b. Kertas putih
6. 'ata cara pemeriksaan :
a. 'abung reaksi diisi auadest secukupnya sebagai pembanding.
b. !ontoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan pembanding.
c. Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang kertas putih.
d. )andingkan contoh bahan dengan auadest.
". 'ata cara pembacaan hasil :
a. Warna
b. Kejernihan / kekeruhan
# H jernih I 1 H berkabut
I H kekeruhan ringan
I $ H kekeruhan nyata
I 6 H sangat keruh
c. )ekuan, tidak ada 7negati08 atau ada bekuan 7positi08
PEME!"#S$$% M"#!OS#OP"S
&ritrosit dan leukosit masuk ke dalam !% jika ada kerusakan pada pembuluh darah atau sebagai
akibat reaksi terhadap iritasi. )ilirubin yang dalam keadaan normal tidak ada dalam !%, mungkin
dapat ditemukan dalam !% seorang yang tidak menderita ikterus setelah terjadi perdarahan
intrakranial. )ilirubin itu adalah bilirubin tidak dikonjugasi dan karena itu menandakan adanya
katabolisme hemoglobin setempat dalam %%P.
Perhitungan sel lekosit dan eritrosit harus segera dilakukan, hal ini dikarenakan 6#9 dari lekosit dapat
lisis setelah jam, sedangkan eritrosit akan lisis setelah 1 jam pada suhu ruangan. Perhitungan jumlah
eritrosit !% memiliki nilai diagnostik terbatas yaitu untuk di00erensial diagnosis trama pungsi (s
hemorhagi subarakhnoid dan koreksi jumlah lekosit !% dan protein untuk kontaminasi darah tepi
yang ada kaitannya dengan trauma pungsi.
Nilai rujukan normal pada anak dan dewasa untuk jumlah lekosit 7monosit dan limposit8 adalah # J "
sel/ul, sedangkan untuk neonatus # J $# sel/ul. Walaupun belum ada kesepakatan batas tertinggi
normal netropil dalam !% sebagai patokan dapat dipergunakan sampai angka ?9, hal ini dapat
7/21/2019 Pemeriksaan Makro Dan Mikro LCS
http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-makro-dan-mikro-lcs 5/7
disebabkan adanya kontaminasi minimal dari darah tepi. %edangkan monosit 71698 lebih rendah
dibandingkan limposit 7*<98, tingginya perbedaan ini dapat disebabkan karena monosit sering
diklasi0ikasikan sebagai limposit.
Pada tahap dini meningitis bakteria akut, netro0il biasanya lebih dari <#9. Peningkatan monosit
biasanya diikuti peningkatan limposit, netropil, dan sel plasma merupakan cirri khas meningitis
tuberkulosa, meningitis fungi, dan meningitis bakteria kronis. %edangkan
pada meningoense)alitis *irus pada awalnya terjadi netro0ilia kemudian berubah ke respons limposit.
%pesimen yang 2engandung Garah
Adakalanya perlu untuk mengetahui jumlah leukosit atau kadar protein dalam !% yang mengandung
darah oleh trauma pungsi. %atu cara kasar untuk meniadakan pengaruh dari darah trauma ialah dengan
menganggap bahwa darah itu berisi 1+ lekosit per 1### eritrositF demikian kalau dalam !% hanya
ada darah yang berasal dari trauma pungsi didapat #.### eritrosit/ul maka jumlah lekosit tidak lebih
dari $#+6# per ul. Kecuali jika dalam darah pasien itu ada leukositosis tegas, maka menemukan lebih
dari 6" leukosit/ul menunjukkan ada pleiositosis yang sudah ada sebelum pungsi. %elain itu perdarahan oleh trauma pungsi menambah sekitar 1 mg protein/dl untuk setiap 1### eritrosit/ul.
ANA3%A A)A'3B2 5B2A- &K%3'
1. 2etode : bilik hitung 3mpro(ed Neubauer
. Prinsip : !% diencerkan dalam perbandingan tertentu dan lekosit dihitung dalam (olume tertentu.
$. Alat yang dipakai :
a. Pipet lekosit
b. )ilik hitung 3mpro(ed Neubauer
c. 'abung reaksi kecil
d. 2ikroskop6. eagen yang dipakai : larutan 'urk
". 'ata cara pemeriksaan
a. Kocoklah dengan perlahan+lahan !% yang akan diperiksa.
b. 3saplah larutan 'urk dengan pipet lekosit sampai tanda 1 7satu8.
c. Kemudian !% dihisap sampai tanda 11 7sebelas8 dan seterusnya dikocok.
d. etakkan kaca penutup di atas bilik hitung.
e. arutan !% yang ada dalam pipet lekosit dibuang antara +$ tetes, kemudian diteteskan pada
bilik hitng hingga bidang+bidang pada bilik hitung terisi. Giamkan lebih kurang " menit dalam
posisi datar.
0. Kemudian diperiksa dalam mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa obyekti0 1# kali.
g. -itung semua lekosit yang terdapat pada @ 7sembilan8 bidang besar.
PEME!"#S$$% #"M"$
Analisa kimia !% dapat banyak membantu dalam diagnosis atau menilai prognosis terhadap
penderita. Pemeriksaan rutin yang sering dilakukan adalah penetapan protein secara kualitati0, kadar
protein, dan kadar glukosa.
ANA3%A A)A'3B2 P'&3N KBA3'A'3
Galam keadaan normal, cairan otak hanya mengandung sedikit sekali protein, karena sawar darah+
otak tidak dapat ditembus oleh protein+protein plasma yang besar molekulnya. Konsentrasi normal
7/21/2019 Pemeriksaan Makro Dan Mikro LCS
http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-makro-dan-mikro-lcs 6/7
kurang dari 19 dari kadar protein dalam serum yang nilainya "+* g/dl. Perbandingan antara albumin
dan globulin lebih besar dalam !% daripada dalam plasma karena molekul albumin lebih kecil
sehingga lebih mudah melalui sawar endotel.
Ada bermacam+macam sebab konsentrasi protein meningkat. %atu di antaranya adalah permeabilitas
sawar darah+otak yang menigkat oleh radang. Pada meningitis yang berat, semua jenis protein dapat
menembus ke dalam !%, termasuk juga 0ibrinogen yang molekulnya besar sekali. Pada meningitis
purulenta, protein dalam !% lebih meningkat lagi oleh karena bakteri dan sel+sel, baik yang utuh
maupun yang rusak menambah protein ke dalam !%.
TEST P$%+,
1. Prinsip : reagen pandy memberikan reaksi terhadap protein 7albumin dan globulin8 dalam bentuk
kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut.
. Alat dan reagen yang dipakai
a. 'abung serologi 7garis tengah ? mm8
b. Kertas putih
c. eagen Pandy 7larutan phenol jenuh dalam air8$. 'ata cara pemeriksaan
a. Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Pandy
b. 'ambahkan 1 tetes !%
c. Kemudian dilihat segera ada tidaknya kekeruhan.
6. 'ata cara pembacaan hasil
a. Negati0 : tidak ada kekeruhan
b. Positi0 : terlihat kekeruhan yang jelas
I1 : opalescent 7kekeruhan ringan seperti kabut8
I : keruh
I$ : sangat keruhI6 : Kekeruhan seperti susu
TEST %O%%E $PELT
1. Prinsip : reagen Nonne memberikan reaksi terhadap protein globulin dalam bentuk kekeruhan yang
berupa cincin. Ketebalan cincin yang terbentuk berhubungan dengan kadar globulin, makin tinggi
kadarnya maka cincin yang terbentuk makin tebal. Pada keadaan normal, tidak terjadi kekeruhan.
. Alat dan reagen yang dipakai
a. 'abung serologi 7garis tengah ? mm8
b. eagen Nonne 7larutan ammonium sulfat jenuh dalam air8
$. 'ata cara pemeriksaan
a. Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Nonne
b. 'ambahkan 1 ml !% dengan cara pelan+pelan sehingga terbentuk lapisan, di mana lapisan
atas adalah !%. Giamkan selama $ menit.
c. Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap.
6. 'ata cara pembacaan hasil
a. Negati0 : tidak terbentuk cincin antara kedua lapisan
b. I1 : cincin yang terbentuk menghilang setelah dikocok 7tidak ada bekasnya8.
c. I : setelah dikocok terjadi opalesensi
d. I$ : mengawan setelah dikocok
GL-#OS$
7/21/2019 Pemeriksaan Makro Dan Mikro LCS
http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-makro-dan-mikro-lcs 7/7
2enyusutnya kadar glukosa dalam !% paling mengesankan pada meningitis purulenta di mana
kominasi metabolisme leukosit dan bakteri dapat menurunkan kadar glukosa menjadi nol.
2etabolisme glukosa adalah satu proses akti0 yang tetap masih dapat berlanjut setelah sampel
diaspirasiF karena it penetapan glukosa harus segera dilakukan apabila ada persangkaan bahwa !%
berisi granulosit dan bakteri. Karena semua macam mikroorganisme menggunakan glukosa, maka
penurunan kadar glukosa dapat disebabkan oleh 0ungi, proto=oa, bakteri tuberculosis, dan bakteri
piogen. 2eningitis oleh (irus hanya sedikit merendahkan kadar glukosa dalam !%.
$S$M L$#T$T
Konsenttrasi asam laktat mencerminkan akti0itas glikolisis setempat dan karena itu penetapan
kadarnya dapat menambah in0ormasi apabila hasil pemeriksaan lainnya meragukan. Kadar asam laktat
lebih dari $" mg/dl jarang terjadi kecuali pada meningitis oleh bakteri atau 0ungi.