PEMBINAAN ROHANI ISLAM EMOTIONAL SPRITUAL QUOTIENT (ESQ)
BAGI KARYAWAN
PT. ARGA BANGUN BANGSA PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh Febrianty Chadijah NIM: 106052001957
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1413 H
Pengesahan Panitia Ujian
Skripsi dengan judul ”Pembinaan Rohani Islam Emotional Sprritual Quatient
(ESQ) bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan”, telah
diujiakan dalam sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) pada
program study Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Jakarta, 10 Agustus 2010
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang Sekretaris
Drs. Wahidin Saputra, MA Drs. Sugiharto, MA
NIP:19700903 199603 1 001 NIP:19660806 199603 1 001
Penguji I Penguji II
Dra. Asriati Jamil, M. Hum Drs. Hasanudin, MA
NIP:19610422 199003 2 001 NIP:19660605 199403 1 005
Pembimbing
Dra. Nasichah, MA
NIP:19671126 100603 2001
ABSTRAK
Febrianty Chadijah 106052001957 Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan
Pembinaan rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang mewujudkan kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan, serta meningkatkan kondisi atas keadaan jiwa seseorang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Dengan pembinaan rohani Islam diharapkan dapat mendorong seseorang untuk berprilaku jujur, tanggung jawab, disiplin dan sebagainya. Untuk mengarahkan manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka diterapkan ESQ.
ESQ merupakan penggabungan 3 potensi yaitu fisik (IQ), emosi (EQ), dan spiritual (SQ) yang selama ini terpisah. Penggabungan tersebut akan menghasilkan sebuah totalitas yang didorong oleh tiga motivasi tersebut, dimana hidup dan bekerja bukan sekedar di dorong oleh motivasi yang bersifat fisik maupun emosi namun juga spiritual.
Begitupun pada PT. Arga Bangun Bangsa, yang memiliki kegiatan pembinaan rohani Islam melalui ESQ yang dilakukan secara rutin agar terjadi kesinambungan untuk hasil yang ingin dicapai. Sehingga terbentuk suatu dorongan yang timbul pada karyawan itu sendiri maupun dari luar diri karyawan(lingkungn). Untuk memberikan makna pada setiap aktifitas yang dilakukan (bekerja). Dan ESQ pun dapat mensinergikan potensi yang ada pada diri karyawan dalam pencapaian kebahagian dunia dan akhirat.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan. Sedangkan metode penelitian yang digunakan deskriptif yaitu berusaha menggambarkan sesuai dengan fenomena yang terjadi dilapangan, adapun pendekatan adalah pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan, mempunyai peran yang cukup besar bagi karyawan, karena dalam pembinaan rutin ini dibahas tentanh ihsan, iman, dan Islam yang terangkum pada symbol 165 yang merupakan motivasi bagi karyawan dalam bekerja sehingga karyawan pun merasa selalu di ingatkan. Pembinaan rohani Islam melalui ESQ yang di ikuti oleh karyawan merupakan suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap para pekerja. Karena, pembinaan rohani ini sebagai suatu pengingat terhadap apa yang akan kita lakukan dan juga akan kita harus bertanggung jawab untuk dunia dan akhirat atas semua tindakan yang kita lakukan. Pembinaan rohani ini juga berimbas kepada pola kerja karyawan dan akan berdampak positif pada hasil kerja yang dihasilkan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tulus, penulis panjatkan kepada Allah SWT.,
syalawat serta salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga dan
sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa, raga serta yang lainnya untuk tegaknya Syiar
Islam.
Ketika kemalasan dan keraguan muncul pada diri penulis, lalu tumbuhlah
semangat dan keyakinan untuk menyelesaikan skripsi ini. Allah telah melimpahkan
orang-orang terbaik buat penulis. Mereka telah memberikan bantuan, baik moril maupun
materil yang sangat berart sekali bagi penulis.
Alhamdulillah, berkat dorongan dari semua pihak, maka skripsi yang berjudul
“Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa
Pondok Pinang Jakarta Selatan” dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bpk. Dr. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta, serta Pembantu Dekan I,
Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III.
2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini. M.Si., selaku ketua jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam yang senantiasa memberikan pengajaran dan pelajaran serta nasehat-nasehat
yang berharga. Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannnya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Sugiharto, MA., selaku seketaris jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam yang senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Nasichah, M. A., selaku dosen pembimbing skripsi ini, yang senantiasa
memberikan pengarahan dan pelajaran yang berharga. Penulis mengucapkan
terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing penulis.
5. Bpk. Drs. M. Lutfi Jamal, MA. S. Ag., selaku dosen pada jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan kuliah ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
menstranfer segala pengalaman ke ilmuannya kepada penulis.
7. Pimpinan dan karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Jakarta, dan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan fasilitas
kepada penulis untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ayahanda tercinta Masrul dan Ibunda tercinta Sri Maidia, yang telah berjuang
keras dengan tetesan keringat dan cucuran air mata baik siang maupun malam
yang senantiasa dengan ikhlas merawat, mendidik dan mendoakan penulis hingga
bias seperti sekarang ini. Orang tua yang tidak jenuh-jenuhnya memberi
dukungan moril maupun materil kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.
Beribu-ribu terima kasih penulis ucapkan.
10. Kaka-kakaku tercinta, kanda Aprilliza M. Noor dan kanda Noviandi Hamid yang
selalu memberikan dukungan baik moril maupun maretil.
11. Adikku tersayang Affifudin dan Devita Sari Puspita, yang selalu memberikan
motivasi dan keyakinan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Manager ESQ bagian HRD yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian
dan membantu dalam memperoleh informasi yang penulis butuhkan dalam skripsi
ini. Dan karyawan ESQ yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam
mengadakan penelitian.
13. Mauo Ros dan Pauo Syafei yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
kepada penulis setiap saat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
14. Tante Andriani dan Om Yontriman yang telah memberikan bantuan kepada
penulis baik materi maupun inmateri.
15. Seluruh Tante, Om, Pauo dan Mauo yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu namanya, namun mudah-mudahan tidak mengurangi rasa hormat penulis
kepada mereka, penulis ucapkan terima kasih kepada mereka yang telah
memberikan semangat kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan
cepat, tepat dan benar.
16. Seluruh kakak dan adik sepupu yang telah memberikan semangat kepada penulis
agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan cepat.
17. Siti Rifqiahtut Taqiah, sebagai sahabat sejati yang telah memberikan waktu untuk
penulis dalam memotivasi pembuatan skripsi ini.
18. Teman-teman sekelasku angkatan 2006, yang telah banyak memberikan inspirasi
dan semangat kepada penulis saat kuliah dan pembuatan skripsi ini.
19. Bapak Lili Bariadi yang telah memberikan semangat kepada penulis saat penulis
merasa jenuh dalam melakukan aktifitas kuliah sambil bekerja.
20. Lembaga KUIN MART yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
dapat mandiri dalam menyelesaikan kuliah.
21. Seluruh karyawan atau teman-teman KUIN MART, yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu namanya, namun mudah-mudahan tidak mengurangi rasa
sayang penulis kepada mereka, penulis mengucapkan terima kasih yang telah
memberikan perhatian untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
22. semua pihak yang telah membantu, memotivasi, memberikan saran selama
penulis kuliah dan dalam penulisan skripsi ini yang tidak bias penulis sebutkan
satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan study di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semua kebaikan Bapak, Ibu, dan
teman-temanku dibalas oleh Allah SWT. Jazakumullah Khairul Jaza semoga
sebuah skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Saran dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan
skripsi ini.
Jakarta, 20 Juni 2010
Febrianty Chadijah Penulis
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiblakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Juni 2010
Febrianty Chadijah Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ........................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 6
D. Metodologi Penelitian................................................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka........................................................................................ 10
F. Sistematika Penelitian................................................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBINAAN ROHANI ISLAM,, DAN
PENGERTIAN ESQ
A. Pembinaan Rohani Islam
1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam ............................................. 13
2. Bentuk Pembinaan Rohani Islam................................................... 14
3. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam ......................................... 15
B. ESQ
1. Pengertian ESQ.............................................................................. 19
2. Hubungan EQ, IQ, SQ ................................................................... 19
3. Tujuan ESQ.................................................................................... 26
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ARGA BANGUN BANGSA
A. Latar Belakang Berdirinya ........................................................................ 28
vi
B. Visi dan Misi.............................................................................................. 29
C. Struktur Organisasi ................................................................................... 30
D. Program Kerja ........................................................................................... 33
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
A. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam....................................................... 39
B. Metode Pembinaan Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
Bagi Karyawan .......................................................................................... 59
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan
Pembinaan Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ)................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 63
B. Saran .......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 65
LAMPIRAN................................................................................................................ 66
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa ............................................... 32
Tebel 2 Jumlah Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Berdasarkan-
Jenis Kelamin............................................................................................................... 41
Tabel 3 Jumlah Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Berdasarkan-Usia .................. 42
Tabel 4 Jumlah Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Berdasarkan -
Jenis Kepegawaian ...................................................................................................... 43
Table 5 materi dalam Kegiatan Pembinaan Rohani Islam........................................... 45
Table 6 materi yang diminati Responden dalam Pembinaan Rohani Islam ................ 46
Tabel 7 Asmaul Husnah .............................................................................................. 49
Table 8 Pendapat Responden tentang kegiatan Pembinaan Rohani Islam ................. 55
Table 9 Waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam dalam Bekerja........................ 56
Table 10 Kesesuaian Waktu Pembinaan Rohani Islam dengan Kegiatan Responden 57
Table 11 Peningkatan Pengetahuan Responden ......................................................... 57
Table 12 Peningkatan Pemahaman Responden ........................................................... 58
Table 13 Metode yang disukai Responden dalam Pembinaan Rohani Islam .............. 60
viii
Daftar Kuesioner
Pendahuluan
Dengan ini, saya salah satu mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Nama : Febrianty Chadijah Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Februari 1987 Semester : VIII (Delapan) Bermaksud menyebarkan kuesioner penelitian sebagai bahan untuk menyusun Skripsi dengan judul “Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan”.
Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Bapak / Ibu kiranya berkenan mengisi pertanyaan-pertanyaan kuesioner ini dengan benar dan dalam keadaan sadar. Atas pehatian dan kerjasama Bapak / Ibu, saya ucapkan teriima kasih. Catatan: 1. Penelitian ini semata-mata untuk Karya Ilmiah / Skripsi. 2. Data mengenai diri Bapak / Ibu saya rahasiakan. 3. Kuesioner ini tidak berpengaruh terhadap Kondite Bapak / Ibu di kantor. I. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan dengan kondisi yang Anda rasakan.
II. Pertanyaan-pertanyaan: 1. Nama : 2. Jenis Kelamin a. Perempuan b. Laki-laki 3. Usia a. 20 - 29 Tahun c. 40 – 49 Tahun b. 30 - 39 Tahun d. > 50 4. Selama mengikuti pembinaan rohani Islam di PT. Arga Bangun Bangsa ini, bagaimana tanggapan Anda Mengikuti Terhadap Materi Yang disampaikan oleh Pembina? a. Baik Sekali c. Cukup Baik b. Baik d. Kurang Baik 5. Materi tentang Apa yang Paling Anda Sukai dalam Pembinaan Rohani Islam? a. Islam c. Ihsan b. Iman 6. menurut anda Perlukah kegiatan pembinaan Rohani Islam diadakan di PT. Arga Bangun Bangsa ini? a. Perlu Sekali c. Tidak Perlu b. Perlu 7. apakah waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Menggangu waktu kerja / istirahat Anda?
ix
a. Mengganggu b. tidak 8. Apakah waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam ini telah sesuai dengan keinginan Anda? a. sesuai c. Terlalu Singkat b. Terlalu Lama 9. Manfaat Pemahaman Anda Setelah mengikuti Pembinaan Rohani Islam? a. Banyak Bertambah c. Biasa Saja b. Bertambah 10. metode yang paling Anda Sukai dari Pembina dalam Menyampaikan Pembinaan Rohani Islam? a. Ceramah c. Ceramah dan Tanya Jawab b. Diskusi
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam aktifitas,
salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan
dengan kerja. Manusia diciptakan dengan berbagai kelengkapan subjektif dan
objektif untuk bekerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan tugas yang
diakhiri dengan buah bekerja yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan. Faktor pendorong yang menyebabkan manusia bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan manusia tersebut dapat berupa
pekerjaan wirausaha, pegawai pemerintahaan, atau pegawai swasta di sebuah
perusahaan, serta bentuk-bentuk pekerjaan lainnya.
Banyak manusia modern saat ini menderita penyakit yang dinamakan
Spiritual Patalogy atau Spritual Illnes. Menurut Khalil Kavari, apabila
manusia gagal dalam mencapai makna hidupnya mereka akan menderita
kekeringan jiwa, seperti yang banyak terjadi disekitar kita. Mereka
mengartikan bahwa makna kehidupan bisa diraih melalui materi, tetapi pada
kenyatannya mereka gagal menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya,
melalui materi tersebut.
Dalam sebuah wawancara yang diadakan pada beberapa perusahaan,
saat sebelum training ESQ diadakan. Perusahaan perlu mengetahui apa
1
2
motivasi para karyawan dalam bekerja. Jawaban yang paling umum yang
dapat di ambil dalam garis besarnya adalah mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan anak dan istri. Mereka senang jika menerima uang gajian dan yang
mereka tidak sukai saat mereka memiliki “trouble” pada mesin produksi,
sehingga mereka harus bekerja untuk memperbaikinya. Singkatnya, pada
umumnya mereka tidak suka bekerja dengan rasa ‘keterpaksaan’. Mereka
hanya menyukai saat menerima uang gajian dan fasilitas. Mereka terpaksa
bekerja, karena harus mencari uang untuk keperluan keluarga. Perusahan
hanya dijadikan tempat pemenuh kebutuhan di dunia.
Dari contoh di atas, maka dapat ditarik kesimpulan umum bahwa
karyawan bekerja hanya untuk anak, istri, keluarga, jabatan, prestise, haga
diri, atau kepentingan kelompok. Sementara agama dan Tuhan hanya dipakai
sebagai identitas semata dan tidak di aplikasikan untuk kehidupan sehari-hari.
Islam mengajarkan manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada
Allah melalui ibadah dan aktifitas kerja dalam bentuk amal kebajikan. Karena
itulah, penilaian terhadap derajat seseorang lebih berdasarkan pada amalnya
bukan berdasarkan status sosial atau kekayaannya.
Pembinaan rohani Islam di tempat-tempat kerja, khususnya di kantor-
kantor atau diperusahaan yang ditujukan kepada para pegawai dan karyawan.
Pengadaan pembinaan rohani Islam diperusahaan ini tentunya merupakan
salah satu kegiatan dengan tujuan dakwah, akan tetapi secara tidak langsung
hal itu akan berimbas kepada pihak perusahaan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan karyawan.
3
Pembinaan rohani Islam melalui ESQ yang diberikan PT. Arga
Bangun Bangsa di Pondok Pinang kepada karyawan merupakan konsep dan
metode untuk perubahan sikap yang lebih baik dari sebelumnya, ESQ sebagai
sebuah metode dan konsep yang jelas dan pasti terhadap jawaban atas
kekosongan batin sang jiwa. ESQ adalah konsep universal yang mampu
menghantarkan seseorang pada “predikat memuaskan” bagi dirinya sendiri
dan juga bagi sesamanya.
Keterlibatan karyawan dalam mengikuti pembinaan rohani Islam di
perusahaan bisa dikatakan sebagai suatu proses partisipasi yang menggunakan
seluruh kapasitas karyawan yang dirancang untuk meningkatkan komitmen
bagi kesuksesan perusahaan.
Menurut Dr. Ali Shariati, seorang intelektual Muslim, berpendapat
bahwa: manusia adalah mahluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan
kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, manusia harus
memiliki konsep dunia atau kepekaan emosi serta intelegensi yang baik
(EQ+IQ) dan penting pula penguasaan ruhiyah vertikal atau Spiritual Quatient
(SQ)1. Dalam tiga konsep ini kita dapat memelihara keseimbangan antara
kutub ke akhirat dan kutub keduniawian.
Penemuan ilmiah yang diteliti oleh Danah Johar dan Ian Marsall ini
mengatakan bahwa makna yang paling tinggi dan bernilai, dimana manusia
akan merasa bahagia, justru terletak pada aspek spiritualitasnya. Dan hal
1Ary Ginanjar Agustian, The ESQ Way 165, (Jakarta, Arga, 2001 ), cet. ke-1, hal 17.
4
tersebut terasakan oleh manusia, ketika ia ikhlas mengabdi kepada sifat dan
kehendak Allah.2
Dalam surat Adz-Dzaariyat (Angin yang Menerbangkan) 51:56,
Artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Dalam ayat ini, pada kalimat sebelumnya juga menjelaskan bahwa kata
”mengabdi”, memiliki arti mengikuti perintah atau kaidah-kaidah-Nya. Jika
tujuan puncak orang-orang bekerja adalah ”mengabdi” kepada Allah SWT,
maka hasilnya pastilah akan lebih efektif, karena mereka bekerja lebih tulus
dan ikhlas serta penuh integritas. Kita merasa dilihat oleh Sang Pencipta dan
sebaliknya kita merasa melihat-Nya.
Fenomena yang terjadi sekarang ini, ternyata kegiatan pembinaan
rohani Islam di perusahaan masih terus berlangsung hingga saat ini, kenyataan
inilah yang kemudian menimbulkan suatu pertanyaan, apakah pembinaan
rohani Islam yang dilakukan memiliki manfaat terhadap perusahaan,
khususnya terhadap hasil kerja karyawan. Apakah ada peningkatan terhadap
hasil kerja karyawan tersebut. Apakah pelaksanaan pembinaan rohani Islam
tersebut tidak mengganggu produksi dari perusahaan.
Motivasi kerja dalam diri karyawan dapat dibangkitkan melalui
pemenuhan kebutuhan baik berupa jasmani maupun rohani. Pemenuhan
kebutuhan rohani karyawan dapat diwujudkan melalui pengadaan pengajian,
2 Ary Ginanjar Agustian, ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan,(Jakarta,
Arga, 2003), Cet. Ke-1, hal..97
5
penyediaan fasilitas ibadah untuk karyawan, dan kegiatan-kegiatan rohani
lainnya.
Berawal dari permasalahan sebagaimana terpapar diatas dan keingin
tahu tentang fenomena dakwah, hal ini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “Pembinaan Rohani Islam Emotional
Spiritual Quotient (ESQ) Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa di
Pondok Pinang Jakarta Selatan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun batasan pada penulisan karya ilmiah ini ialah hanya
difokuskan pada proses atau kegiatan pembinaan rohani Islam pada karyawan
PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang yang mengikuti kegiatan ini.
Agar perumusan skripsi ini lebih terarah, maka penulis fokus pada
perubahan yang di alami karyawan setelah mengikuti pembinaan rohani Islam
melalui ESQ bagi karyawan di PT. Arga Bangun Bangsa, yaitu:
a. Apa saja unsure-unsur pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi
karyawan PT. Arga Bangun Bangsa?
b. Bagaimanakah metode yang digunakan dalam pembinaan rohani Islam
melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemukan
perusahaan dalam proses pembinaan rohani islam?
6
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan masalah dan perumusan masalah di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Memperoleh pengetahuan tentang pelaksanaan pembinaan rohani Islam
melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa.
b. Mengetahui metode apa yang digunakan dalam pembinaan rohani Islam
melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa.
c. Ingin mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang
ditemukan perusahaan dalam proses pembinaan rohani Islam melalui ESQ
bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Diharapkan penelitian ini berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah
dibidang Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya bidang
Bimbingan Penyuluhan Islam, selain itu pula diharapkan penelitian ini
dapat menambah pengetahuan tentang ESQ dalam pembinaan rohani
Islam.
b. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada
pembaca khususnya, ataupun pemerhati lain tentang dakwah melalui
pembinaan rohani Islam di perusahaan, dan juga dengan penelitian ini
7
perusahaan ini sendiri dapat mengetahui perubahan yang dimiliki oleh
karyawan setelah mengikuti pembinaan rohani Islam melalui ESQ.
E. Metodologi Penelitian
a. Metodolgi penelitian
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Adapun metode deskriptif dengan
pengertian untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat, akurat,
faktual dan sistematis. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskriptifkan apa-apa yang berlaku di dalamnya, mencatat,
menganalisis, dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini
terjadi. Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa ”metode deskriptif adalah
metode penelitian yang bertujuan untuk membuat penyederhanaan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor populasi yang
bersifat sistematis”3.
Ada beberapa pendapat yang mengartikan penelitian kualitatif di
antaranya masih menurut Sumadi Suryabrat ”kualitatif adalah
penyimpulan secara keseluruhan dengan metode induktif dan deduktif”.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan ”metodologi
kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
3 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta, Rajawali Press, 1987), Cet.
Ke.I, h. 9
8
dapat diamati4. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut
secara holistic (utuh).
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian selama satu bulan dimulai bulan 1
Mei 2010 sampai dengan 30 Mei 2010, penelitian ini bertempat di Jl.
Ciputat Raya No. 1B Pondok Pinang Jakarta Selatan
c. Subyek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
karyawan PT. Arga Bangun Bangsa, sedangkan objek penelitian adalah
pembinaan rohani Islam dalam berbagai jenis kegiatan yang rutin
dilakukan karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang.
d. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah informasi yang diambil secara
purposive yakni cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata,
random, atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu5. Dalam
penelitian ini yang menjadi subyek adalah karyawan PT. Arga Bangun
Bangsa Pondok Pinang, dan yang menjadi obyek adalah pembinaan rohani
Islam melalui ESQ yang berupa kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh PT.
Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang Jakarta Selatan.
4 Lexy J. moleong, Metodoogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2004), h.2. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pdekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), Cet. ke-2, h. 177.
9
e. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi, yaitu tehnik pengumpulan data yang diarahkan pada
kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam
hubungan tersebut.6 Dalam melakukan observasi, peneliti langsung
mendatangi PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang untuk
memperoleh data yang konkret, mengamati, mencatat di lembar
observasi dan merekam dengan HandPhone (HP).
2. Interview/wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan atas
jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Hal ini dimaksudkan agar
orang yang diwawancarai itu mengemukakan pandangan-
pandangannya, pendapatnya, dan lain-lain sedemikian rupa sehingga
pewawancara dapat lebih mengenalnya7. Peneliti melakukan
wawancara mendalam kepada karyawan dan juga para pembina
tentang pelaksanaan pembinaan rohani Islam bagi karyawan PT. Arga
Bangun Bangsa di Pondok Pinang Jakarta Selatan.
3. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkipsi, buku, surat kabar, majalah, agenda dan
6 Masri Singaribun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitin Surfey, (Jakarta:IP3 IS,
1983), Cet ke-7, h.122. 7 Fred. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral. (Yogyakarta:Universitas Gajah
Mada Press, 2000), h.770
10
sebagainya.8 Termasuk dalam hal ini informasi dari internet yang
terkait dalam tentang pembahasan ESQ.
f. Tehnik Analisis Data
Yang dimaksud dengan teknis analisis data dalam sebuah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar yang kemudian di analisis agar mendapatkan hasil
berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan
data-data dari hasil wawancara dan observasi kemudian mengkatagorikan
sesuai dengan permasalahan dan dimasukan ke dalam satuan-satuan lalu di
analisis.9
g. Tehnik Penulisan
Adapun tehnik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku
” Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, Desertasi)” cetakan ke
II yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Devolepment and
Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sebelumnya mengadakan
penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka
langkah awal yang penulis tempuh adalah mencari informasi serta
mengumpulkan informasi terlebih dahulu terhadap obyek penelitian yang akan
penulis ambil untuk dijadiakan sebuah karya ilmiah. Maksud dari mencari dan
8 Sarlito. W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta:Bulan Bintang, 2003), Cet ke-2 h.11.
9 Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, h.194
11
mengumpulkan informasi ini adalah untuk mengetahui apakah objek yang
akan penulis teliti ini sebelumnya sudah ada yang melaksanakan penelitian
dalam bentuk apapun, atau pun sebuah karya ilmiah.
Tinjauan pustaka yang penulis telusuri adalah skripsi yang berjudul ”
Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Dalam Meningkatkan Motivasi
Keagamaan Pegawai Kantor Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta Raya
(PDAM Jaya) yang disusun oleh Siti Rifqiatut Taqiah, 105052001768,
mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam tahun 2009. penelitian dalam
skripsi ini berfokus pada motivasi keagamaan dan cara meningkatkannya pada
pembinaan rohani Islam yang dilakukan, dan skripsi yang berjudul ”Manfaat
Pembinaan Rohani Islam Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan PT.
Indonesia EPSON Industri Cikarang”, yang disusun oleh Saeful Bahri,
0052019848, mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam tahun 2006,
penelitian dalam skripsi ini berfokus pada manfaat pembinaan rohani Islam
terhadap produktifitas kerja karyawan.
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka penulis mengambil judul
skripsi tentang ”Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan
PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang Jakarta Selatan” yang
berfokus pada cara pembinaan rohani Islam melalui ESQ untuk para
karyawan.
12
G. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab
dilengkapi menjadai beberapa sub-sub bab.
Dimana pada bagian bab pertama berisikan pendahuluan yang
membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian dan sistematika
penulisan.
Sedangkan bab ke dua berisikan tinjauan teori yang membahas tentang
pengertian pembinaan rohani Islam, bentuk serta metodenya, dan lengkapi
pula dengan unsur-unsur pada pembinaan rohani Islam. Dan juga pengertian
tentang Emotional Spritual Quationt (ESQ), hubungan ESQ, dan tujuan dari
ESQ.
Dan pada bab ke tiga, merupakan gambaran umum tentang PT. Arga
Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan yang meliputi: sejarah dan
latar belakang, visi, misi, struktur organisasi dan program kerja karyawan.
Serta pada bab ke empat membahas tentang bentuk pelaksanaan
pembinaan rohani Islam, metode yang digunakan dalam pembinaan rohani
Islam dan diakhiri dengan faktor pendukung dan faktor penghambat yang
ditemukan dalam pelaksanaan pembinaan.
Selanjutnya pada bagian terakhir, yaitu bab ke lima penulis
menguraikan bahasan tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Secara keseluruhan skripsi ini diawali dengan abstrak, kata pengantar, daftar
isi, tabel serta diakhiri denagn daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pembinaan Rohani Islam
1. Pengertian
kata pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun;
bentuk1. Jika mendapat awalan me- menjadi “membina” yang mempunyai
arti membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik2.
Sedangkan pembinaan itu sendiri berarti “ usaha, tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh
hasil yang lebih baik”. Pembinaan dalam kamus bahasa Indonesia
kontemporer adalah “proses membina, membangun atau
menyempurnakan, upaya mendapat hasil yang lebih baik3.”
Selanjutnya pengertian rohani secara etimologi, kata “rohani”
dalam kamus bahasa Indonesia berarti: 1. roh, 2. berupa roh yang bertalian
dengan yang tidak berbadan jasmani4. Dalam kamus bahasa Indonesia
kontemporer dijelaskan rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang dimana
terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang
diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia
1 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English, 1991).h.13 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998, dalam
Ibid., h.13 3 Salim dan Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, h. 205. 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke tiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, t.t), h. 152
13
14
dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya5.”
Dan Prof. DR. Harun Nasution menyatakan, Islam agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk manusia kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-
ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi dari kehidupan manusia.
Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah al-
Qur’an dan Hadits6.
Dari pengertian di atas maka dapat didefinisikan bahwa arti dari
pembinaan rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang
mewujudkan kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan, serta
meningkatkan kondisi atas keadaan jiwa seseorang berdasarkan al-Qu’ran
dan Hadits.
2. Bentuk Pembinaan Rohani Islam
Berdasarkan pengertian dari pembinaan rohani Islam itu sendiri,
maka menurut Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau bimbingan rohani
Islam dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu
sebagai berikut7:
a. Bimbingan Langsung
Yaitu komunikasi langsung dimana pembimbing dan klien langsung
bertatap muka. Dalam bimbingan langsung, pembimbing dapat
menggunakan teknik:
5 Salim dan Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, h.12-13. 6 Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta, UI Press, 1987), cet.
Ke-5, Jilid.1, h.24. 7 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UI Press,
2001), Cet. Ke-2, h.55.
15
1. Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien
berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada saat
percakapan pribadi, kunjungan kerumah, dan observasi kerja
klien.
2. Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan
klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam
bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok, karyawisata,
sosiodrama, dan group teaching.
b. Bimbingan tidak langsung
Adalah bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi
masa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara
individual maupun kelompok. Tehnik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email, dan
sebagainya.
2. Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat kabar
atau majalah, brosur, radio, dan televisi.
3. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam
Dalam upaya mencapai tujuan dari pembinaan rohani Islam yang
telah ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun
unsur-unsur tersebut adalah:
16
a. Materi
Pada dasarnya materi pembinaan rohani Islam itu tergantung
pada tujuan pembinaan rohani Islam yang hendak dicapai. Namun
secara global dapatlah dikatakan bahwa materi pembinaan rohani
Islam dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok yaitu: masalah
keimanan (aqidah), masalah keIslaman (syari’ah), dan masalah budi
pekerti. Keseluruhan materi pembinaan rohani Islam pada dasarnya
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits serta ijtihad para ulama.
b. Pembina
Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang
dalam pembinaan dan memilki syarat-syarat sebagai berikut:
1) Kemampuan professional
2) Memiliki sifat atau kepribadian yang baik
3) Memilki kemampuan bermasyarakat
4) Bertaqwa kepada Allah SWT
c. Metode
Metode berasal dari bahasa Jerman ”methodica” artinya ajaran
tentang metode. Dalam bahasa Yunani, “metode” berasal dari bahasa
“methodos” artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut “thoriq”.
Metode yaitu cara yang telah teratur dan terfikirkan baik-baik untuk
mencapai sesuatu yang dimaksud (dalam ilmu pengetahuan dan
17
sebagainya)8. Secara sematik “metode” berarti cara atau jalan yang
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan
efisien. Dengan demikian metode pembinaan rohani Islam adalah cara
atau jalan yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan pembinaan
Islam yang efektif dan efisien9.
Pada uraian berikut ini penulis akan mengemukanan secara
singkat beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan
rohani Islam pada umumnya, yaitu:
1) Metode Ceramah
Yaitu suatu tehnik dakwah yang banyak diwarnai oleh
karakteristik bicara oleh seorang da’I atau mubaliqh pada aktifitas
dakwah. Ceramah dapat pula bersifat berpidato (retorika), khutbah,
mengajar, dan sebagainya. Istilah ceramah di zaman mutakhir ini
sedang ramai-ramainya dipergunakan instansi pemerintah ataupun
swasta, organisasi (jam’iyah), baik melalui televisi, radio maupun
ceramah secara langsung10.
2) Metode Tanya Jawab (Dialog)
Yaitu penyampaian dakwah dengan cara mendorong
audience (peserta pengajian) untuk menyatakan sesuatu masalah
yang dirasa belum dimengerti agar lebih aktif dan bersungguh-
sungguh memperhatikan materi yang diberikan. Sehingga dengan
8 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, h.35. 9 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.99 10 Ibid, h. 104
18
metode ini pendengar akan langsung memahami persoalan-
persoalan yang dihadapinya11.
Di samping itu kelebihan (segi) dari metode ini, sangat
berguna untuk mengurangi kesalahpahaman objek dakwah,
menjelaskan perbedaan-perbedaan pandangan dalam memahami
ajaran-ajaran agama Islam, dan menerangkan suatu persoalan yang
belum pernah dimengerti, yang semuanya itu dapat secara jelas
dengan langsung dijelaskan kepada objek dakwah. Dalam metode
ini terdapat komunikasi dua arah maka penyampaian materi akan
dengan efektif dapat dipahami oleh audien. Sehingga pokok-pokok
persoalan agama dapat lebih luas dan lebih dalam diketahui.
Sebaliknya, kekurangan (segi negatif) metode tanya jawab yaitu
akan memakan waktu lama jika terjadi perbedaan pendapat dan
perdebatan, penanya kadang-kadang kurang memperhatikan jika
terjadi penyimpangan (over lapping)12.
d. Media
Media pembinaan rohani Islam adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembinaan
rohani Islam yang telah ditentukan. Media pembinaan rohani Islam ini
dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan
sebagainya. Media juga merupakan sarana pencapai tujuan yang
efektif dalam sebuah pembinaan jika penggunaannya tepat pada apa
11 Ibid, h. 124 12 Ibid, h. 126-127
19
yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan dalam pembinaan
rohani Islam. Contoh media dalam sebuah pembinaan rohani Islam
adalah pembina, untuk materi, sarana dan prasarana yaitu gedung,
papan tulis, alat tulis, buku panduan pembinaan rohani Islam.
B. ESQ
a. Pengertian ESQ
ESQ adalah sinergisitas dan atau harmonisitas antara kekuatan
emosional dan kekuatan spiritual dalam pandangan Islam atau sesuai
dengan logika dan falsafah Islam.
ESQ merupakan paket yang sangat lengkap dengan referensi
manajemen Spritual (SQ) dan Emosi (EQ), sehingga dapat menghasilkan
daya nalar yang lebih baik (IQ) dalam implementasi kerja atau kegiatan
sehari-hari. dan ESQ adalah "Ultimate Intelligence"(puncak kecerdasan),
dengan ini seseorang "insan kamil" mampu bekerja secara cerdas dan
penuh keikhlasan dalam melakukan pekerjaan.
Dengan demikian, yang disebut ESQ sesungguhnya merupakan
kecerdasan akal sekaligus kecerdasan hati manusia. Akal dan hati yang
cerdas akan melahirkan perbuatan yang cerdas pula.
b. Hubungan EQ, IQ, dan EQ
Hidup manusia diwarnai dengan emosi dan berbagai macam
perasaan karena emosi dan rasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan kita sebagai manusia. Menurut James (Purwanto dan
20
Mulyono, 2006), emosi adalah keadaan jiwa yang menampakan diri
dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh13.
Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang
akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya. Sebagai contoh
ketika seseorang sedang diliputi emosi marah, wajahnya memerah,
napasnya menjadi sesak, otot-otot tangan akan menegang dan energi
tubuhnya memuncak. Perubahan kejasmanian ini sebagai rangkaian dari
emosi yang dialami oleh orang yang bersangkutan14.
Guratan ekspresi yang terlihat oleh raut muka seseorang adalah
bagian dari emosi sejak dahulu di dalam kehidupan masyarakat primitif,
dan di dalam dunia buas binatang, guratan ekspresi yang merupakan
bentuk komunikasi seperti kata-kata. Untuk saat sekarang pada masyarakat
modern, guratan ekspresi merupan bentuk komunikasi yang lebih cepat
dari kata-kata.
Pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori
umum jika dilihat dari dampak yang ditimbulkannya. Kategori pertama
adalah emosi positif atau bisa dikatakan emosi yang memberikan dampak
yang menyenangkan dan menenangka. Macam dari emosi positif ini
seperti tenang, santai, rileks, gembira, lucu dan lain sebagainya. Ketika
kita merasakan emosi positif ini, kita pun akan merasakan keadaan
psikologis yang positif. Kategori yang kedua adalah emosi negatif, ketika
13 Goleman. Daneil, Emotional Intelliegence (Kecerdasan Emotional), (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1996), h. 7 14 Safari, Triantoro. Nofrans Eka Saputri, Manajemen Emosi (Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif Hidup Anda), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, h. 11)
21
kita merasakan emosi negatif ini maka dampak yang kita rasakan adalah
tidak menyenangkan dan menyusahkan. Macam dari emosi negatif,
diantaranya sedih, kecewa, putus asa, depresi, frustasi, dendam,marah dan
masih banyak lagi15.
Lapisan luar otak manusia adalah neo-cortex, dan lapisan ini hanya
dimiliki oleh manusia, tidak dimiliki oleh makhluk lain. Otak neo-cortex
manusia mampu berhitung, belajar bahasa Inggris, belajar komputer, dan
lain sebagainya. Melalui otak neo-cortex ini maka lahirlah IQ
(kemampuan intelektual).
Masih ada nilai-nilai lain yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya, yaitu kecerdasan spritual (SQ). Kecerdasan spritual
merupakan pusat dan landasan dari semua kecerdasan yang ada, yakni
kecerdasan intelektual (IQ), dan kecerdasan emosi (EQ).
Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan kecerdasan spritual
sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang
lain16.
Pada tanggal 11 April-12 April 2002, para Top Eksekutif
Internasional dari berbagai jenis perusahaan datang berbondong-bondong
untuk menghadiri sebuah forum diskusi leadership yang diadakan oleh
15 Ibid, h. 13 16Ary Ginanjar Agustian. ESQ ( The ESQ Way 165), (Jakarta: Arga, 2001). h.46
22
Harvard Business School. Rangkuman hasil tersebut diberi judul, “ Does
Sprituality Drive Success?” yang artinya apakah spritualitas bisa
membawa seseorang pada keberhasilan?
Mereka berdiskusi tentang bagaimana nilai-nilai spritual mampu
membawa mereka menjadi “powerfull leaders”.
Di sini mereka sepakat menyatakan bahwa paham spritualisme mampu
menghasilakan lima hal, yaitu:
1. Integritas atau kejujuran.
2. Energi atau semangat.
3. Inspirasi atau ide dan inisiatif.
4. Wisdom atau bijaksana, serta
5. Keberanian dalam mengambil keputusan.
Kecerdasan spritual (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan SQ merupakan
kecerdasan tetinggi pada manusia17.
Sumber: www.esqway165.com
17Ary Ginanjar Agustian. ESQ Emotional Spritual Quatient. The ESQ Way 165. 1 Ihsan,
6 Iman, 5 Islam.(Jakarta: Arga Publishing,2007). Cet. Ke-40. h. 13
23
Sebuah keseimbangan dalam ESQ yang dapat dijabarkan, sebagai
berikut:
1. Membangun Spritual (SQ)
Membangun rasa ketuhanan, yaitu kesadaran merasa melihat dan
dilihat Tuhan. Disinilah kecerdasan spiritual (SQ) terbentuk sehingga
tercipta 1 (satu) nilai universal suara hati yang berasal dari sifat
ketuhanan.
Ihsan berfokus pada kehendak (drive). Mengapa manusia
melakukan apa yang mereka kerjakan? Konsep ihsan menekankan
tentang bagaimana menghadirkan motivasi dan kualitas psikologis
seseorang. Inilah pusar dan sasaran pembahasan ihsan yang merupakan
mata rantai dalam konsep ESQ (Iman-Islam-Ihsan)18.
2. Enam Prinsip : Membangun Mentalitas (EQ)
Setelah ditemukan suara hati pada dimensi spiritual (SQ), maka
nilai-nilai itu dibentuk dan dibentengi oleh 6 prinsip untuk membangun
mentalitas atau kecerdasan emosi (EQ). Enam prinsip tersebut yaitu19:
a. Star Principle
Komitmen spiritual adalah hidup hanya berpegang teguh pada Tuhan
Yang Maha Berkuasa. Tidak ada Prisip selain Dia.
b. Angel Principle
Integritas yaitu sikap pengabdian yang tidak membutuhkan tepuk
18Ary Ginanjar Agustian, ESQ Power (sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. h.32 19 Ary Ginanjar Agustian, Membangun Sumber Daya Manusia dengan Kesinergian
antara Kecerdasan Spritual, Emosional, dan Intelektual.(Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, 2007). h.25-27
24
tangan , penghargaan, cukup malaikat mencatat dipundak sebelah
kanan. Prinsip ini akan melahirkan orang yang memiliki tingkat
loyalitas tinggi dan komitmen kuat.
c. Leadership Principle
Prinsip kepemimpinan adalah menjadikan nabi dan rasul sebagai suri
tauladan. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang selalu
mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia
dicintai dan menjadi pemimpin tingkat satu.
d. Learning Principle
Prinsip pembelajaran berupa kebiasaan untuk memperbaiki dan
meningkatkan serta membuang hal-hal buruk. Untuk melatihnya
menggunakan doktrin harian yang dibaca berulang-ulang.
e. Vision Principle
Vision principle adalah selalu berorientasi pada tujuan akhir di setiap
langkah. Visi terbagi menjadi tiga yaitu:
1) Visi jangka panjang; bahwa hari akhirat sebagai tujuan akhir. Hal
ini akan menimbulkan pengendalian diri dan rasa aman abadi,
karena kita selalu memilih target yang lebih besar.
2) Visi jangka menengah; membangun bangsa Indonesia Emas.
3) Visi jangka pendek; adalah membangun pribadi emas yang mampu
menjalankan nilai-nilai 165 dalam kehidupannya.
f. Well Organized Principle
Menyadari bahwa diri kita sebagai bagian dari system. Dengan
25
demikian selalu ikhlas di mana pun posisinya berada dengan situasi
atau kejadian apapun dengan menghormati sebagai bagian dari
keteraturan.
3. Lima Langkah Aksi: Membangun Dimensi Fisik (IQ)
Setelah mengenal suara hati (spritualitas), membangun enam
prinsip mentalitas (kecerdasan emosi), maka langkah ketiga adalah
bagaimana mengaplikasikan suara hati itu ke dalam langkah aksi. Nilai-
nilai itu harus dikeluarkan menjadi realitas dan aplikasi nyata. Untuk itu,
supaya tidak keluar dari orbit maka dituntun dengan 5 langkah sehingga
menjadi 5 kebiasaan. Lima langkah aksi tersebut20:
a. Mission Statement
Menetapkan misi bahwa sesungguhnya hidup adalah pengabdian
pada Ilahi. Apapun pekerjaannya dan di bidang apapun semuanya
hanya karena Tuhan. Pernyataan misi hidup akan membangun
sebuah keyakinan dalam berusaha, memberikan daya dorong yang
kuat dalam mencapai tujuan, serta membangkitkan keberanian serta
optimisme, sekaligus menciptakan ketenangan batin. Pernyataan
misi dikenal juga dengan syahadat.
b. Character Building
Melatih dan membentuk karakter dengan pengulangan sehingga
terjadi internalisasi karakter. Salah satu untuk melahirkan karakter
unggul adalah dengan melakukan shalat yang dilakukan secara
konsistem.
20 Ibid. h. 28-29
26
c. Self Control
Mampu mengindentifikasi unsur-unsur negative yang melemahkan
(weakness) diri kita, dan kemudian menyingkirkan kebiasaan buruk.
Itu semua dilatih dengan puasa. Puasa adalah suatu metode pelatihan
pengendalian diri yang bertujuan untuk memelihara asset kita yang
paling berharga, yaitu spiritual capital atau fitrah.
d. Strategic Collaboration
Potensi berupa fitrah yang dimiliki harus dikeluarkan dalam bentuk
nyata. Untuk merealisasikan hal itu, dapat dilakukan dengan zakat.
Zakat artinya mengeluarkan potensi spiritual (fitrah) menjadi
langkah kongkret sehingga membangun sinergi masyarakat yang
kuat.
e. Total Action
Pada akhirnya semua nilai spiritual dan mentalitas yang sebelumnya
berupa energi potensial harus berubah menjadi energi kinetik atau
gerak. Di situlah letak tranformasi nilai pada aplikasi gerak kongkret
yang disimbolkan dengan haji.
c. Tujuan ESQ
Dengan komponen yang sangat berperan pada diri manusia dan
adanya keterkaitan antara EQ, IQ, dan SQ. ini merupakan suatu sinergi
yang kuat untuk dapat menjalankan kegiatan sehari-hari tanpa adanya
kepincangan untuk dunia dan akhirat kelak.
27
ESQ bertujuan untuk menghasilkan manusia unggul di sektor
emosi dan spiritual dengan cara mengembangkan karakter dan
kepribadian.
ESQ juga bertujuan membuka gerbang dimensi kalbu, mengajak
manusia untuk menemukan nilai-nilai dasar: kejujuran, keadilan,
kebersamaan, kreatifitas, kedisiplinan yang sesungguhnya, yang telah ada
dalam diri manusia. Hal ini akan menstimulir seluruh potensi diri (EQ, IQ,
dan SQ) dalam aktifitas hidup, termasuk dalam bekerja21.
21 HRD, ESQ Leadership Training, Arga, h. 6
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. ARGA BANGUN BANGSA
A. Latar belakang Berdirinya
PT. Arga Bangun Bangsa adalah perusahaan Indonesia yang
berdomisili di Jakarta, didirikan berdasarkan akta No. 16 tanggal 28 Oktober
2003 oleh notaris Ny. Yetty Taher, S.H., akta pendirian perusahaan telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan surat keputusan No. C-00945 ht. 01.01.TH. 2004 tanggal
13 Januari 2004. Modal dasar perusahaan ini berjumlah Rp 99.000.000,00
(sembilan puluh sembilan juta rupiah).
Kegiatan utama perusahaan adalah usaha dibidang jasa pendidikan
dengan didirikannya lembaga pelatihan kepemimpinan yang memberikan
pelatihan bagi pengembangan SDM, yang menggabungkan kecerdasan
spiritual, emosional, dan intelektual yang dinamakan ESQ LC (ESQ
Leadership Center). ESQ LC saat ini merupakan salah satu tolak ukurnya,
antara lain, bila pada 2001 ESQ LC hanya mempunyai 4 orang karyawan kini
didukung lebih dari 400 orang karyawan. Jumlah peserta pelatihannya dari
hanya 25 orang, saat ini setiap training diikuti lebih dari 500 orang, bahkan
sempat mencapai sekitar 1.500 orang1.
Dibalik keberhasilan ESQ yang fenomenal, tentulah berdiri seorang
tokoh yang inovatif dan kreatif. Tokoh pencetus ide sekaligus pendiri ESQ
28
29
LC adalah Bapak Ary Ginanjar Agustian, beliau saat ini merupakan President
Direktur PT. Arga Bangun Bangsa, dan Ketua Umum Forum Komunikasi
Alumni ESQ.
Untuk menunjang kegiatn usaha PT. Arga Bangun Bangsa, saat ini
ada beberapa unit usaha yang telah didirikan, yaitu:PT. ARGA TILANTA,
PT. ARGA PRINTING, PT. ARGA NIRWANA EXSPRESS, PT. ARGA
PILAR dan PT. ARGA SEMESTA TOURS2.
B. Visi dan Misi
Sama halnya dengan lembaga lain yang memiliki visi dan misi dalam
menjalankan tugasnya, maka PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang
Jakarta Selatan pun memiliki visi dan misi dalam menjalankan tugasnya.
Adapun visi misi itu antara lain3:
Visi
Golden Civilization of 165 on Earth (Peradapan Emas 165 di Muka
Bumi), yakni sebuah tatanan masyarakat madani yang cerdas secara
Intelektual (IQ), Emosi (EQ), dan Spritual (SQ). proses oembentukan
Indonesia Emas dimulai dengan tiga tahap dasar, yakni tahap spritualitas;
penggodokan insan manusia untuk menyadari siapa dirinya, untuk apa
dilahirkan, dan siapa penciptanya. Tahap kedua: membangun mentalitas.
Tahap ketiga: pembangunan social ekonomi masyarakat.
1Ary Ginanjar Agustian. Buku Pedoman Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa. (Jakarta:
Arga, 2009), h. 11. 2 Ibid. h. 1. 3HRD. ESQ Leadership Center, Profil PT. Arga Bangun Bangsa. Jakarta. 2003.
30
Dengan ketiga tahap itu, visi Indonesia emas bukankah sekedar
harapan dan impian. Itu sudah menjadi kerja besar, dimulai dengan
penyebaran training ESQ di seluruh Indonesia.
Misi
Di samping visi, PT. Arga Bangun Bangun Bangsa Pondok Pinang
Jakarta Selatan juga memiliki misi-misi sebagai berikut:
a. Memberikan kontribusi dalam pembangunan karakter individu dan
korporasi yang tangguh dengan penyampaian “The ESQ Way 165”
kepada masyarakat luas melalui pelatihan dan media lainnya secara
profesional.
b. Membangun jejaring (network) dan bersinergi disegala bidang yang
mendatangkan manfaat dan kesejahteraan masyarakat.
c. Berupaya secara terus menerus menjadi lembaga professional yang
dibentuk melalui penerapan ESQ Way 165.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu gambaran yang menggambarkan tipe
organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang
pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab
rentang kendali dan system pimpinan organisasi4.
4 Melayu S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2001), h.128
31
Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan
pekerjaan antara satu dengan yang lainnya dan struktur organisasi juga
menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-
beda tersebut di integrasikan (koordinasi). Bagan atau struktur organisasi
mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada semua pegawai,
karena dengan struktur inilah dapat diketahui garis wewenang dan tanggung
jawab, membantu menjelaskan arti dan status dan bermacam-macam unit
organisasi serta memperbaiki hubungan-hubungan yang ada.
Organisasi operasional yang akan dibentuk perlu memiliki kejelasan
untuk struktur formal. Struktur formal harus diperhatikan secara cermat.
Mengingat masing-masing fungsi mempunyai area kerja, wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda tetapi saling berkaitan. Semua fungsi harus
terkoordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaam tugas
masing-masing.
32
Tabel 1
Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa
PRESIDENT DIRECTOR
VICE PRESIDENT
Sumber: HRD ESQ Leadership Center, Profil PT. Arga Bangun Bangsa
Training Dev.
Custumer Dev.
Finance Adm.
Public Realation.
Operation
Economic Dev.
QA
legal
Kaderisasi
standarisasi
Diklat
Product dev.
Kaderisai
Relationship dey
Branch dev-
overseas
Cust.comm
Finance & acct
HR. Dev.
Alumnie relations
Alumnae maintenan
Event support
GA
ICT
33
D. Program Kerja
Adapun program kerja dari masing-masing jabatan pada struktur
organisasi PT. Arga Bangun Bangsa akan dijelaskan sebagai berikut5:
1. President Director
a. Kekuasaan tertinggi dalam memimpin, mengawasi, mengatur
semua kegiatan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas nama baik perusahaan yang dipimpin.
c. Merencanakan kegiatan perusahaan secara garis besar.
d. Membuat dan mengambil keputusan dalam hal yang tidak dapat
diputuskan oleh bawahannya.
e. Mencari sumber-sumber dana dan memperluas pengembangan
perusahaan.
2. Vice President
a. Membantu Direktur dalam melaksanakan tugas.
b. Wakil Direktur juga bertugas mengambil alih tugas Direktur
apabila Direktur tidak ada di tempat atau berhalangan.
c. Mewakili perusahaan dalam bernegosiasi dengan pihak luar.
d. Menyampaikan informasi tentang kebijakan perusahan.
3. Quality Assurance (QA)
a. Memastikan pencapaian sasaran mutu QA.
b. Menetapkan rencana mutu (quality plan) dan memastikan
pelaksanaannya.
5 HRD ESQ Leadership Center, Profil PT. Arga Bangun Bangsa. Jakarta. 2003.
34
c. Menetapkan kebijakan QA.
d. Membuat dan menentukan Quality Manual, Prosedur dan Inspeksi
kerja.
e. Memastikan tersediaannya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan
untuk melakukan inspeksi, test dan aktivitas QA lainnya.
f. Melakukan monitoring atas kualitas proses dan produk.
g. Melakukan evaluai kinerja mutu perusahaan.
h. Membuat laporan QA secara periodik sesuai kebutuhan perusahaan
atau permintaan management.
4. Legal
a. Menyiapkan kelengkapan, membuat rancangan dan memeriksa
keabsahan semua dokumen legal perusahaan sesuai permintaan
Direksi dan atau manager terkait lain yang memerlukan.
b. Menyiapkan dan mengurus pembuatan dokumen legal untuk badan
hukum atau lainnya yang diminta oleh perusahaan.
c. Memeriksa draft perjanjian atau kesepakatan kerjasama antara
perusahaan dengan pihak luar perusahaan untuk memastikan
keamanan dari aspek hukum serta mengantisipasi kemungkinan
adanya tuntunan hukum yang dapat merugikan perusahaan di
kemudian hari.
d. Mengkoordinasikan dan atau mengurus masalah perijinan di setiap
unit perusahaan dalam lingkup Group perusahaan sesuai yang
diperlukan perusahaan.
35
5. Training Dev.
a. Merupakan tim yang bertugas menyampaikan materi training
kepada peserta (Audience).
b. Membentuk kaderisasi tim yang kuat dan kompeten.
c. Menstandarkan penyampaian dan pelaksanaan training agar sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.
d. Melakukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan agar mutu
tim semakin meningkat.
e. Memperbaharui materi training secara terus menerus agar sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.
f. Mengawasi pelaksanaan training untuk dapat di evaluasi sehingga
kualitasnya tidak menurun.
6. Customer Dev.
a. Memonitori jadwal kunjungan untuk personil.
b. Memastikan seluruh event training yang telah dijadwalkan
berjalan sesuai dengan target.
c. Mencari relasi baru dan menjalin hubungan baik dengan Alumni
ESQ atau company yang telah mengikuti training.
d. Melakukan analisa pasar dan membuat rencana strategis untuk
wilayah otoritas
e. Melaksanakan dan mendukung semua program promosi.
f. Memberikan saran dan rekomendasi untuk pengembangan area
baru.
36
7. Finance and Administration
a. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
b. Melaporkan kepada Direktur mengenai pendapat operasi
perusahaan.
c. Mencatat transaksi yang terjadi di perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas perhitungan dan pemberian gaji.
e. Membayar segala sesuatu yang berhubungan dengan operasi
perusahaan.
f. Membantu Direktur dalam mengatur dan menyusun laporan
keuangan secara periodik dalam frekuensi waktu yang sudah
ditentukan.
g. Membuat dan memberikan laporan keuangan kepada pimpinan
perusahaan.
8. Public Relation.
a. Bertanggung jawab menciptakan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan pihak lain.
b. Bertanggung jawab terhadap Public Relation untuk membentuk
Company Image.
c. Bertanggung jawab di dalam menyelesaikan keluhan atau
complaint yang dating dari pihak luar dan memberikan laporan
tertulis atas kejadian yang berdampak besar terhadap nama baik
perusahaan.
37
d. Bertanggung jawab terhadap Alumni yang akan ikut serta dalam
mendukung Event Training.
e. Bertanggung jawab terhadap menginformasikan kepada alumni
berbagai perkembangan ESQ.
9. Operation
a. Mengontrol dan memastikan standar perusahaan dalam hal
pelaksanaan Event Training.
b. Mengontrol aktivitas gudang dan stok produk.
c. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan keamanan asset
perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas kelengkapan dan perpanjangan serta
pengarsipan surat-surat yang berhubungan dengan kegiatan
operasional cabang dalam kegiatan operasional cabang dalam
kaitan dengan “Legal Complience”.
e. Memastikan agar jaringan dan koneksi IT pada perusahaan selalu
dalam keadaan siap untuk digunakan.
10. Economic Dev.
a. Bertanggung jawab terhadap tersedianya produk-produk Eco Dev.
b. Mengatur pemasaran dan pengembangan distribusi produk
Economi Development.
c. Memonitoring dan menginformasikan bila dijumpai produk Eco
Dev yang illegl atau palsu ataupun memperbanyak.
d. Bertanggung jawab mengatur inventory management.
38
e. Melakukan innovasi di dalam pengiriman dan pemasaran produk-
produk Eco Dev.
f. Membuat perencanaan penjualan dan membuat laporan hasil
pencapaian penjualan tiap bulannya.
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA PENELITIAN
A. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam di PT. Arga Bangun Bangsa
Berdasarkan penelitian yang telah lakukan, maka peneliti
mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan rohani Islam melalui ESQ di PT.
Arga Bangun Bangsa. Adapun pelaksanaan pembinaan rohani Islam tersebut,
yaitu:
1. Pembimbing
Pembimbing merupakan factor yang sangat berpengaruh atas apa
yang menjadi tujuan dari pembinaan rohani Islam yang dilakukan. Dengan
adanya pembimbing yang dapat mengerti dan memahami audience, maka
pesan yang disampaikan akan lebih cepat di terima audience dan efektif
waktu yang digunakan pada pelaksanaan pembinaan rohani Islam.
Pembimbing yang mengikuti pelaksanaan pembinaan rohani Islam
di PT. Arga Bangun Bangsa ada tiga orang, yakni:
a. Bapak Hedi Aftadi, usia 30 tahun dengan jabatan atau profesi sebagai
Trainer Eksekutif. Bapak Hedi lahir di Jakarta pada tanggal 20 Agustus
1980. Beliau alumni dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
Jurusan Perbankan Syari’ah lulus pada tahun 2002. Bapak Hedi pernah
menjadi seorang wartawan pada salah satu majalah di Jakarta dan
Beliau mempunyai pengalaman yang kelam pada saat menjadi
wartawan. Menurut Beliau, saat Beliau menjadi seorang wartawan
39
40
tidak ada suatu pengingat untuk mengerjakan kewajiban sebagai
seorang muslim, yang ada hanya mengerjakan larangan dari apa yang
sudah tercantum pada Al-Qur’an dan Hadits seperti, minum khamar
dan berjudi. Setelah Beliau mendapat pekerjaan baru, Beliau merasa
dari sinilah Beliau termotivasi untuk dapat merubah keburukan yang
pernah Beliau kerjakan, karena di PT. Arga Bangun Bangsa Beliau
mendapatkan pengajaran secara mendalam tentang makna Islam dan
kewajiban seorang muslim. Perlahan tapi pasti, Beliau kembali
menjadi seorang muslim yang sejati dengan berpegang kepada Al-
Qur’an dan Hadits.
b.Bapak Agung Sholihin, berusia 31 tahun dengan jabatan atau profesi
sebagai Team Leader Trainer. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 19
Agustus 1979. Beliau alumni Universitas Trisakti dengan Jurusan
Manajemen Ekonomi lulus pada tahun 2001. Bapak Agung merasakan
adanya perbedaan pada situasi saat bekerja di salah satu perusahaan
swasta, sewaktu itu beliau sebagai staf keuangan. Menurut beliau
suasana yang dirasakan dikontor sebelumnya kurang ada rasa
kekeluargaan antar karyawan1.
c. Bapak Ahmad Doni, berusia 27 tahun dengan jabatan atau profesi
sebagai Trainer Mahasiswa. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 27 Juli
1983. Beliau alumni Universitas Ahmad Dahlan dengan Jurusan
Tehnik Informatik tahun 2006. beliau sangat beruntung bisa bekerja di
1 Wawancara Pribadi dengan Bapak Agung Sholihin (Pembimbing di PT. Arga Bangun
Bangsa). Jakarta. 26 Mei 2010.
41
PT. Arga Bangun Bangsa dikarenakan perusahaan ini tidak hanya
mengedepankan keuntungan yang diperoleh tetapi juga nilai pada visi
dan misi yang dimiliki perusahaan pada masyarakat disekitar atau
kepedulian yang sangat berperan dari President Direktur.
2. Terbimbing (Karyawan)
Berdasarkan observasi dan pertanyaan pada wawancara serta data
yang ada, maka peneliti mengelompokan responden atau terbimbing dalam
hal ini adalah karyawan PT. Arga Bangun Bangsa yang mengikuti
pembinaan rohani Islam2 berdasarkan jenis kelamin, usia dan jenis
kepegawaian yang semua itu dapat dilihat pada hasil-hasil table di bawah :
Tabel 2
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
Laki – Laki 28 31.46
Perempuan 61 68.54
Jumlah 89 100
Berdasarkan tabel 2, maka dapat diketahui bahwa identitas
responden atau karyawan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki
berjumlah 28 karyawan (31.46 %), sedangkan karyawan perempuan
sebanyak 61 karyawan (68.54 %).
2 HRD ESQ Leadership Center. Profil PT. Arga Bangun Bangsa. Jakarta.2003.
42
Dengan data tersebut maka dapat diketahui bahwa karyawan
laki-laki merupakan jumlah karyawan terendah dari beberapa
karyawan yang mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam.
Setelah melihat prosentase karyawan berdasarkan jenis
kelamin, selanjutnya peneliti mengelompokan karyawan berdasarkan
perbedaan usia yang dapat dilihat pada table 3 berikut ini :
Tabel 3
Berdasarkan Usia
Usia Karyawan Frekuensi Prosentase (%)
20-29 Tahun 32 35.96
30-39 Tahun 36 40.44
40-49 Tahun 11 12.36
≥ 50 Tahun 10 11.24
Jumlah 89 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa karyawan yang berusia 20-29
tahun sebanyak 32 karyawan (35.96 %), sementara karyawan yang
berusia 30-39 tahun sebanyak 36 karyawan (40.44 %), dan karyawan
yang berusia 40-49 tahun sebanyak 11 karyawan (12.36 %), sisanya
berusia ≥50 tahun yaitu sebanyak 10 karyawan (11.24 %).
Data tersebut mengindikasikan bahwa usia para karyawan yang
mengikuti pembinaan rohani Islam merupakan usia produktif. Mereka
43
tidak hanya termotivasi dalam bekerja namun mereka juga termotivasi
dalam beribadah.
Selanjutnya data karyawan juga dapat dilihat berdasarkan jenis
kepegawaian. Adapun datanya adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Berdasarkan Jenis Kepegawaian
Jenis Kepegawaian Frekuensi Prosentase (%)
Tetap 62 69.66
Kontrak 27 30.34
Jumlah 89 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa karyawan yang
terbanyak pada PT. Arga Bangun Bangsa adalah karyawan dengan
status karyawan tetap yaitu sebanyak 62 karyawan (69.66 %),
sedangkan sisanya sebanyak 27 karyawan (30.34 %) sebagai karyawan
kontrak.
3. Materi
Adapun materi-materi dalam pembinaan rohani Islam melalui
ESQ, yaitu materi keislaman, keimanan dan keihsanan yang dikenal
dengan simbol 165. Penjelasan dari materi-materi tersebut adalah :
a. Islam, adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
untuk masyarakat manusia kepada Nabi Muhammad SAW.,
sebagai rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang
44
bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai berbagai
segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang
mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan Hadits. Materi
ini menjelaskan tentang rukun Islam, yaitu: syahadat sebagai
pengabdian kepada Allah, sholat sebagai karakter pada diri
manusia, puasa sebagai benteng dalam menahan hawa nafsu pada
manusia, zakat untuk mengeluarkan potensi yang ada pada
manusia, dan haji sebagai derap langkah bagi umat Islam yang
sudah dapat dikatakan mampu dari semua segi.
b. Iman, merupakan pegangan yang pasti dan abadi berupa enam
prinsip yang kuat dan tidak pernah akan goyah meski harus
menghadapi berbagai rintangan dan permasalahan berat sekali pun.
Inilah sumber kebahagian pada rukun iman, ketentraman dalam
hidup manusia dan pintu gerbang menuju keberhasilan baik lahir
maupun batin3. Materi yang menekankan pada pembahasan rukun
iman, yaitu: Allah Yang Maha Esa, Malaikat mencatat setiap
perbuatan manusia, Nabi Muhammad sebagai teladan umat Islam,
Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat Islam, hari
akhir sebagai cita-cita manusia, dan ikhlas sikap yang harus
dikembangkan. Materi ini mengembangkan sisi emosi yang
dimiliki manusia.
3 Ary Ginanjar Agustian. ESQ (The Esq Way 165). (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001).
h. 120.
45
c. Ihsan. Materi yang menekankan tentang bagaimana menghadirkan
motivasi dari kualitas psikologis seseorang yang dapat
mengembangkan kepada IQ.
Adapun tanggapan dari para karyawan (responden) terhadap
materi yang di berikan pembimbing dapat di lihat dari hasil kuesioner,
adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 5
Materi dalam kegiatan Pembinaan Rohani Islam
Materi Frekuensi Prosentase (%)
Baik Sekali 66 74,53
Baik 18 20,4
Cukup Baik 5 5,07
Kurang Baik - -
jumlah 89 100
Data di atas menunjukan bahwa responden menyukai materi yang
diberikan pada kegiatan pembinaan rohani Islam. Pernyataan ini terlihat dari
jawaban responden yang mayoritas menjawab materi yang diberikan ”baik
sekali” yaitu sebanyak 66 responden (74,53%), dan yang menjawab ”baik”
sebanyak 18 responden (20,4%), sisanya yaitu 5 responden (6.67%) menjawab
cukup baik.
Setelah mengetahui bahwa responden menyukai materi yang diberikan,
maka peneliti juga ingin mengetahui materi apa yang diminati oleh responden.
46
Oleh karena itu dalam angket penelitian juga menanyakan materi apa yang
diminati responden dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Materi yang diminati Responden dalam Pembinaan Rohani Islam
Materi yang diminati Frekuensi Prosentase (%)
Islam 7 8
Iman 7 8,24
Ihsan 9 10,32
Semua 66 73,43
jumlah 89 100
Dari hasil prosentase diatas maka dapat dikatakan bahwa hampir
semua responden menyatakan semua materi yang diberikan yaitu materi
tentang Islam, Iman dan Ihsan. Ini terbukti dari jawaban responden tertera
pada tabel 6, sebanyak 66 responden (73,43%) menjawab menyukai semua
materi yang diberikan pembina. Sedangkan responden yang hanya
menyukai materi tentang Islam yaitu sebanyak 7 responden (8%),
responden yang hanya menyukai tentang materi Iman yaitu sebanyak 7
responden (8,24%), serta responden yang hanya menyukai materi tentang
Ihsan yaitu sebanyak 9 responden (10,32%).
Berdasarkan hasil jawaban responden yang tertera pada tabel _
diatas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa materi yang disampaikan
oleh pembina dalam kegiatan pembinaan rohani Islam adalah materi yang
47
memang dibutuhkan oleh responden yang hampir semua responden
menjawab menyukai semua materi yang disampaikan oleh pembina.
4. Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan dalam pembinaan rohani Islam melalui ESQ,
yaitu:
a. Morning Briefing
Morning Briefing (MB) yang dilaksanakan rutin di PT. Arga
Bangun Bangsa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis pada jam 08.00 WIB
sampai dengan jam 09.00 WIB. Kegiatan ini wajib di ikuti oleh para
karyawan dengan tujuan menjaga silaturahmi dan juga memberikan
wawasan tentang pengetahuan keagamaan.
b. Pembacaan Asmaul Husnah
Dalam teologi Islam,kedudukan Asmaul Husna atau 99 sifat-sifat
Allah adalah amat penting. Semuanya terangkum dalam kesatuan tauhid,
yang Esa Zat-Nya, Esa sifat-Nya, Esa pemikiran-Nya, dan juga Esa
perbuatan-Nya.
Asmaul Husnah merupakan sifat mulia dari Tuhan Yang Maha Esa
dan sebagai sumber suara hati manusia, sebagai suatu pedoman kecerdasan
emosi dan sprirual (ESQ).
Sifat-sifat yang sering tiba-tiba muncul dan dirasakan, bisa berupa
larangan, peringatan, atau sebaliknya: sebuah keinginan, bahkan
bimbingan, seringkali dapat berupa penyesalan apabila dorongan itu
48
terlewatkan. Dalam Morning Briefing, karyawan diminta untuk
melafazkan sifat-sifat Allah agar dapat terbentuk karakter yang baik dan
sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri4.
Manusia di beri wewenang untuk menggunakan haknya dari Allah
SWT untuk mengarungi keluasan samudra, hakikat dan percikan Nur-Nya
yang ditiupkan ke dalam dirinya kembali (reinforcement) titik tolak
pembangunan serta ‘pengasahan’ kecerdasan emosi dan spiritual. Dengan
Asmaul Husna ia senantiasa berikhtiar untuk menunjukan kebaikan dari
kebenaran, kebenaran dari kebenaran, dan keindahan dari kebenaran milik-
Nya. Itulah Asmaul Husna, landasan dan nilai utama yang utama yang
harus dijunjung tinggi.
Pembacaan Asmaul Husna merupakan suatu bentuk pembinaan
rohani Islam PT. Arga Bangun Bangsa, pembinaan dilaksanakan rutin
seminggu sekali yang bertepatan pada hari Selasa, Rabu, Kamis jam 08.35
WIB sampai dengan 08.50 WIB. Pembacaan Asmaul Husna diucapkan
bersama-sama oleh para karyawan yang berlokasi pada lantai dasar
perusahaan.
Penyebutan dan nama-nama yang baik (Asmaul Husna) bagi Allah
SWT, sesungguhnya merupakan dimensi makna kehadiran-Nya dalam
rangka membangun wawasan moral dan komitmen spiritual. Dalam
pembacaan Asmaul Husna yang dilakukan rutin merupakan suatu bentuk
teori yang disebut Repetitive Magic Power yang berarti kekuatan ajaib dari
4 Ary Ginanjar Agustian. ESQ (The ESQ Way 165). h. 86-90.
49
pengulangan. Yang diucapkan berulang-ulang akan menjadi doktrin maha
dasyat yang akan mengiringi serta menghidupkan kalbu setiap jiwa.5
Tabel 7
Asmaul Husna
No Sifat Allah Suara Hati atau Dorongan Menuju
1 Ar Rahmaan Maha Pengasih
2 Ar Rahiim Maha Penyayang
3 Al Maalik Maha Raja
4 Al Quddus Maha Suci atau Kuddus
5 As Salaam Maha Damai
6 Al Mukmin Maha Mengamankan
7 Al Muhaimin Maha Menjaga
8 Al’Aziz Maha Gagah
9 Al Jabbar Maha Perkasa
10 Al Mutakabbir Maha Pembesar
11 Al Khaaliq Maha Pencipta
12 Al Barari’ Maha Penata
13 Al Mushawwir Maha Pelukis
14 Al Ghaffar Maha Pengampun
15 Al Qahhaar Maha Pengunjuk Kekuatan
5 Wawancara Pribadi dengan Mudita Sari (Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa) Jakarta, 28 Mei 2010
50
16 Al Wahhab Maha Penganugrahan
17 Ar Razzaq Maha Penabur Rezeki
18 Al Fattaah Maha Membuka (hati)
19 Al’Aliim Maha Mengetahui (ilmu)
20 Al Qabidl Maha Pengendali
21 Al Baasith Maha Memperluas
22 Al Khaafidl Maha Merendahkan
23 Ar Raafi’ Maha Mengangkat(demi keadilan)
24 Al Mu’izz Maha Membeningkan
25 Al Mudzill Maha Menyesatkan (demi keadilan)
26 As Saami’ Maha Mendengar
27 Al Bashiir Maha Melihat
28 Al Hakam Maha Menilai
29 Al Adl MahaAdil
30 Al Lathiif Maha Lembut
31 Al Khaabiir Maha Waspada
32 Al Haliim Maha Penyantun
33 Al ‘Adhiim Maha Agung
34 Al Gafuur Maha Pengampun
35 Asy Syakuur Maha Mensyukuri
36 Al ‘Aliyy Maha Tinggi
37 Al Kabiir Maha Besar
51
38 Al Hafiidh Maha Penjaga
39 Al Muqqit Maha Pemelihara
40 Al Hasiib Maha Pembuat Perhitungan
41 Al Jaliil Maha Luhur
42 Al Kariim Maha Mulia
43 Ar Raqiib Maha Pembaca Rahasia
44 Al Mujib Maha Pemenuh Doa
45 Al Wasii’ Maha Luas
46 Al Hakiim Maha Bijaksana
47 Al Waduud Maha Penyiram Kesejukan
48 Al Majiid Maha Penyondong Kemegahan
49 Al Baa’its Maha Membangkitkan
50 Asy Syahiid Maha Menyaksikan
51 Al Haqq Maha Benar
52 Al Wakiil Maha Pemanggul Amanat
53 Al Qawiyy Maha Kuat
54 Al Matiin Maha Menggenggam Kekuatan
55 Al Waliiy Maha Melindungi
56 Al Hamid Maha Terpuji
57 Al Muhshiy Maha Menghitung
58 Al Mubdi’ Maha Memulai
59 Al Mu’iid Maha Mengembalikan
52
60 Al Muhyi MahaMenghidupkan
61 Al Mumiit Maha Mematikan
62 Al Hayy Maha Hidup
63 Al Qayyuum Maha Menegakan
64 Al Waajid Maha Menemukan
65 Al Maajid Maha Mulia
66 Al Waahid Maha Tunggal
67 Al Ahad Maha Esa
68 Ash Shamad Maha Tidak Tergantung
69 Al Qaadir Maha Menentukan
70 Al Muqtadir Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim Maha Mendulukan
72 Al Mu’akhkhir Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal Maha Permulaan
74 Al Aakhir Maha akhir
75 Adh Dhaahir Maha Jelas dan Menjelaskan
76 Al Baathin Maha Ghaib
77 Al Waliiy Maha Memberikan
78 Al Muta’aaliy Maha Meninggikan
79 Al Barr Maha Pembawa Kebaikan
80 Al Tawwaab Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim Maha Menetapkan Batasan
53
82 Al’Afuww Maha Pemaaf
83 Ar Ra’uuf Maha Pemancar Kasih Sayang
84 Maalikul Mulk Maha Mempunyai Kerajaan
85 Dzul Jalaal wal Ikraam Maha Memiliki Kebesaran serta
Kemuliaan
86 Al Muqsith Maha Menyeimbangkan
87 Al Jaami’ Maha Menghimpun
88 Al Ghaniyy Maha Kaya
89 Al Mughniy Maha Menganugrahkan Kekayaan
90 Al Maani’ Maha Mencegah
91 Adh Dhaarr Maha Pemberi Derita
92 An Naafi’ Maha Pemberi Manfaat
93 An Nuur Maha Bercahaya
94 Al Haadii Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Badii’ Maha Pencipta Keindahan
96 Al Baaqi Maha Kekal
97 Al Waarits Maha Mewarisi Segala Hal
98 Ar Rasyiid Maha Penabur Petunjuk
99 Ash Shabuur Yang Maha Sabar
c. Sholat berjama’ah
Shalat adalah mekanisme pengulangan, di mana potensi spritual
yang berisikan karakter-karakter mulia dan agung itu diulang-ulang
54
sehingga terjadi proses internalisasi karakter6. Saat sholatlah
sesungguhnya peringatan diri dan kesadaran diri akan arti pentingnya
kejernihan hati dan pikiran itu mengemuka karena kejernihan pikiran
kejernihan pikiran akan menghadirkan suara hati yang jernih, yang
menjadi landasan penting bagi pembangunan kecerdasan emosi dan
spritual seseorang.
Shalat dapat dilakukan secara pibadi ataupun bersama-sama
(jama’ah), sholat jamaah adalah contoh pelatihan sekaligus simbol dari
kondisi sinergi. Pertemuan sholat jamaah dalam skala lokal (rumah,
kantor), regional (sholat Jum’at), nasional (idul fitri dan idul adha) sampai
internasional (haji), kesemuanya melambangkan arti penting sinergi dan
kolaborasi dari berbagai tingkatan.
Pembinaan rohani Islam melalui sholat berjama’ah dilaksanakan
pada waktu atau jam yang sudah ditetapkan. Yang bertempat di Musholah
At-Thur, musholah ini berada pada lantai 4 PT. Arga Bangun Bangsa.
Musholah ini memiliki kapasitas untuk 106 karyawan dalam
melaksanakan ibadah sholat.
Karyawan merasa terpanggil saat adzan dikumandangkan oleh
muadzin dan secara langsung para karyawan bergegas meninggal
pekerjaannya sejenak untuk dapat melaksanakan sholat berjama’ah.
Setelah sholat selesai dilaksanakan, lalu dilanjutkan dengan pembacaan
Surat Al-Fatihah dan do’a yang diperuntukan kepada Orang Tua, para
6 Ary Ginanjar Agustian. ESQ Power New Edition (Sebuah Inner Journey Melalui Al-
Ihsan).(Jakarta: Arga. 2003). cet. Ke-14. h. 290.
55
alumni, dan juga untuk Guru besar atau President Direktur yang sangat
berjasa untuk perubahan yang mereka alami yaitu Bapak Ary Ginanjar
Agustian.
Di lanjutkan dengan sharing motivasi dari karyawan untuk
karyawan. Yang pembahasannya mengenai pengalaman atau pesan agar
kita selalu teringat akan pengabdian yang kita lakukan kepada Tuhan yang
telah menciptakan kita.
Bila kita dapat menyadari bahwa sholat merupakan proses, maka
seharusnya setiap orang mukmin mengetahui apa input serta output dari
ibadah yang dilakukannya itu. Inputnya adalah fitrah pada Allah,
prosesnya sholat dan outputnya adalah akhlakul karimah (action).
Dengan berbagai bentuk pelaksanaan pembinaan rohani Islam di
PT. Arga Bangun Bangsa, peneliti ingin mengetahui pendapat para
responden tentang kegiatan ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 8
Pendapat Responden tentang kegiatan Pembinaan Rohani Islam
Pendapat responden Frekuensi Prosentase (%)
Perlu Sekali 86 96,54
Perlu 3 3,46
Tidak Perlu - -
Jumlah 89 100
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwasanya kegiatan
pembinaan rohani Islam sangat diperlukan. Hal ini terlihat jelas dari
56
jawaban responden yang menjawab ”perlu sekali” sebanyak 86 responden
(96,54%), serta 3 responden (3,46%) menjawab ”perlu”, dan tidak ada
responden yang menjawab ”tidak perlu”.
Dengan prosentase yang didapat maka peneliti juga memperkuat
dari hasil wawancara yang dilakukan oleh karyawan, tentang pendapat
mereka terhadap kegiatan pembinaan rohani Islam. ”pembinaan ini sangat
amat bermanfaat untuk diri pribadi dan dapat diaplikasikan di lingkungan
masyarakat, keluarga dan juga dikantor atau dunia kerja, saya rasa ini tidak
akan membuat karyawan merasa jenuh dan merasa sangat dibutuhkan
untuk pribadi kita-kita”7.
Setelah responden menjawab sangat perlu mengadakan kegiatan
pembinaan rohani Islam maka peneliti juga ingin mengetahui apakah
responden merasa waktu kerja atau waktu istirahatnya terganggu karena
adanya kegiatan pembinaan rohani Islam. Berikut ini adalah hasil jawaban
responden melalui angket yang peneliti berikan kepada karyawan.
Tabel 9
Waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam dalam Bekerja
Tanggapan Responden Frekuensi Prosentase (%)
Menggangu _ _
Tidak 89 100
Jumlah 89 100
7 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Doni (Pembimbing PT. Arga Bangun Bangsa). Jakarta, 26 Mei 2010.
57
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa semua
responden (100%) tidak merasa terganggu dengan adanya kegiatan
pembinaan rohani Islam.
Selanjutnya akan dipaparkan tentang pendapat responden
mengenai lamanya waktu pelaksanaan pembinaan rohani Islam, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 10
Kesesuaian Waktu Pembinaan Rohani Islam dengan kegiatan responden.
Kesesuaian Waktu Frekuensi Prosentase (100%)
Sesuai 89 100
Terlalu Lama _ _
Terlalu Singkat _ _
Jumlah 89 100
Semua responden yaitu 89 (100%) merasa waktu pelaksanaan
pembinaan rohani Islam sudah sesuai dengan keinginan mereka, tidak
terlalu lama dan tidak perlu cepat.
Karyawan semua merasa waktu pelaksanaan pembinaan rohani
Islam di sini sangat sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Hasil ini
juga diperkuat pada wawancara yang peneliti lakukan.”pembinaan ini
tidak membuat saya merasa terganggu karena jam pelaksanaan
58
dilakukan pagi hari dan tidak terlalu lama durasi yang diberikan untuk
kita mengikutinya”8.
Pengetahuan tentang keagamaan atau tentang kehidupan dari
sudut keagamaan. Adapun pengetahuan responden yang mengikuti
pembinaan rohani Islam dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
Tabel 11
Peningkatan Pengetahuan Responden
Pengetahuan Responden Frekuensi Prosentase (%)
Banyak Bertambah 85 95,36
Bertambah 4 4.64
Sedikit Bertambah _ _
Sama Saja _ _
Jumlah 89 100
Tabel di atas menunjukan cahwa setelah mengikuti kegiatan
pembinaan rohani Islam, responden merasa pengetahuan mereka
tentang keagamaan bertambah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban
responden sebanyak 84 (95,36%) responden yang menjawab
pengetahuan mereka tentang keagamaan ”banyak bertambah”. Dan
sisanya 4 (4,46%) responden yang menyatakan bahwa pengetahuan
mereka tentang keagamaan ”bertambah”.
Manfaat dari segi pemahaman ini dapat diketahui dari seberapa
besar seberapa besar perilaku responden yang dipengaruhi oleh
8 Wawancara Pribadi dengan Sari Puspita (Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa). Jakarta, 26 Mei 2010.
59
pemahamannya yang diperoleh dari pembinaan rohani Islam. Ini dapat
dilihat dari pernyataan responden pada tabel berikut.
Tabel 12
Peningkatan Pemahaman Responden
Pemahaman Responden Frekuensi Prosentase (%)
Banyak Bertambah 77 86,34
Bertambah 12 13,66
Biasa Saja _ _
Jumlah 89 100
Berdasarkan tabel diatas, mereka dapat diketahui bahwa
responden yang merasa pemahamannya ”banyak bertambah” yaitu
berjumlah 77 responden (86,34%) dan responden yang merasa
pemahamannya ”bertambah” yaitu berjumlah 12 responden (13,66%).
Peningkatan pemahaman yang dirasakan karyawan sangat baik
dirasakan dan juga dapat terlihat antar para karyawan yang sangat
peduli satu sama lain, saling menyapa dan juga perhatian jika ada
masalah yang dihadapi oleh karyawan.
Dari pernyataan tersebut menandakan bahwa kegiatan
pembinaan rohani Islam yang diadakan telah mempengaruhi perilaku
karyawan terutama karyawan yang mengikuti pembinaan rohani Islam
di PT. Arga Bangun Bangsa ini. Perilaku disini tentunya perilaku yang
terpuji yang dapat bermanfaat untuk orang lain, perusahaan, serta
60
lingkunga. Dan pada akhirnya akan berakibat positif pula bagi
karyawan tersebut.
B. Metode Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ
Metode yaitu cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk
mencapai sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya). Metode
pembinaan rohani Islam adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk
tercapainya suatu tujuan pembinaan rohani Islam yang efektif dan efesien.
Metode pembinaan rohani Islam melalui ESQ, adalah:
1. Metode Ceramah
Metode atau teknik dalam pembinaan yang banyak diwarnai oleh
ciri karakteristik bicara seorang pembina pada aktivitas pembinaan.
Ceramah dapat pula bersifat berpidato (retorika), khutbah, mengajar dan
sebagainya.
Kelebihan dari metode ceramah ini adalah sifatnya yang fleksibel,
mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tersedia,
jika waktunya terbatas, bahan atau materinya dapat dipersingkat. Dan
sebaliknya jika waktunya memungkinkan (banyak) dapat disampaikan
materi yang sebanyak-banyaknya dan lebih mendalam.
2. Metode Tanya Jawab
Pembinaan rohani Islam melalui ESQ di PT. Arga Bangun Bangsa
juga menggunakan metode tanya jawab, dengan metode ini penyampaian
dalam pelaksanaan pembinaan rohani Islam mempunyai sifat yang
61
fleksibel, efisien dan juga audience akan lebih bersungguh-sungguh untuk
memperhatikan materi yang diberikan oleh pembina.
Sehingga dengan metode ini audience akan langsung memahami
persoalan-persoalan yang dihadapinya, mengurangi kesalahpahaman objek
pembinaan, menjelaskan perbedaan pandangan dalam memahami ajaran-
ajaran agama dan menerangkan suatu persoalan yang belum dimengerti.
Maka kesemuanya itu dapat secara jelas dipahami oleh audience dengan
langsung dijelaskan oleh pembina.
Tabel 13
Metode yang disukai Responden dalam Pembinaan Rohani Islam
Metode yang disukai Frekuensi Prosentase (%)
Ceramah 7 8
Tanya Jawab 19 20,74
Semua 63 71,26
Jumlah 89 100
Tabel diatas menunjukan bahwa metode ceramah dan tanya jawab
sangat diminati oleh responden, yaitu sebanyak 63 responden (71,26%),
dan 19 responden (20,74%) menyukai metode tanya jawab saja, sisanya 7
responden (8%) yang meyukai metode ceramah saja.
Tabel di atas sudah sangat jelas bahwasanya karyawan sangat
menyukai metode yang diberikan oleh pembina, seperti halnya pada
wawancara yang peneliti lakukan ”pembinaan ini sangat menarik sekali
62
dari hal metode yang digunakan oleh pembina, dan juga pembinaan ini
memberikan output yang sangat baik bagi perusahaan. Semua ini sangat
dirasakan efektif bagi karyawan dan perusahaan”9
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembinaan
Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ) bagi Para Karyawan
PT. Arga Bangun Bangsa
Dalam setiap pembinaan yang dilakukan pasti mempunyai faktor
pendukung dan penghambat di dalamnya.
Pada faktor pendukung yang ada pada pembinaan rohani Islam di PT.
Arga Bangun Bangsa, yaitu:
1. Pimpinan perusahaan yang mempunyai program kerja dalam hal
pembinaan rohani Islam untuk para karyawan yang wajib di ikuti.
2. Karyawan yang antusias dalam mengikuti pembinaan rohani Islam, karena
karyawan merasa bahwa pembinaan ini tidak hanya sekedar kegiatan yang
hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga untuk diri sendiri.
3. Adanya Musholah At-Thur dengan fasilitas memadai dan dapat
menampung jama’ah sebanyak 103 orang, yang berada di lantai 4 sebagai
sarana yang menunjang pelaksanaan pembinaan rohani Islam di
perusahaan ini.
4. Para Pembina yang memiliki cukup pengalaman yang baik di bidang
pengetahuan keagamaan maupun di bidang pengetahuan umum, sehingga
dalam penyampaian materi pembina tidak hanya sekedar memberikan sisi
9 Wawancara Pribadi dengan Hedi Aftadi (Pembina PT. Arga Bangun Bangsa). Jakarta, 26 Mei 2010.
63
spiritual tetapi juga disertai dengan pengetahuan yang memang sedang
hangat diperbincangkan.
5. Pemberian materi yang lengkap pada saat pembinaan rohani Islam
berlangsung, yaitu terangkum dalam konsep ESQ, dengan pembahasan
yang menyeluruh pada diri manusia seperti emosi, intelektual dan
spiritual.
6. Metode yang digunakan tidak membuat para audience atau peserta merasa
bosan, karena metode yang digunakan dengan cara tanya jawab dan juga
ceramah saat pelaksanaan pembinaan dilakukan.
Faktor penghambat yang ditemukan pada pembinaan ini, lebih kepada
diri karyawan itu sendiri. Seperti, jika karyawan sedang mempunyai masalah
dan itu tidak dapat diselesaikan maka itu dapat mengganggu mood para
karyawan10. Tapi Alhamdulillah karyawan dapat memposisikan diri dan
membedakan masalah pribadi dengan masalah kerjaan, sehingga mereka lebih
dapat professional dalam bekerja
10 Wawancara pribadi dengan Hedi Aftadi (Pembimbing di PT. Arga Bangun Bangsa ).
Jakarta, 26 Mei 2009
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis atau menarik kesimpulan tentang pembinaan
rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok
Pinang Jakarta Selatan. Kemudian setelah itu penulis juga akan memberikan
beberapa saran yang kiranya bisa bermanfaat dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Kesimpulan ini antara lain:
1. Pembinaan rohani Islam yang dimiliki oleh PT. arga Bangun Bangsa
Pondok Pinang Jakarta Selatan memiliki peran penting dalam membentuk
kepribadian yang tangguh dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai
suatu pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan pembinaan
rohani Islam ini diadakan secara rutin, materi yang lengkap dalam cakupan
ESQ dan metode yang baik. Sehingga karyawan merasa selalu diingatkan
dan juga tidak jenuh untuk mengikuti pembinaan rohani Islam ini.
2. Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa memiliki suatu panggilan jiwa saat
bekerja maupun melaksanakan ibadah, karena karyawan merasa adanya
suatu pengabdian kepada Allah SWT., walaupun ada kata wajib dalam
mengikuti pembinaan rohani Islam ini tetapi mereka tetap antusias.
Karyawan merasa perlu selalu di ingatkan agar apapun yang mereka
lakukan dapat dipertanggungjawabkan.
64
65
3. Metode yang di gunakan dalam pembinaan rohani Islam melalui ESQ
yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan kedua metode
yang digunakan ini, pembinaan terasa sangat efektif pada saat
pelaksanaannya.
4. Bapak Ary Ginanjar Agustian sebagai President Direktur memiliki tujuan
yang sangat mulia, tidak hanya mendapatkan suatu keuntungan yang
diperoleh perusahaan tetapi juga peduli akan Negara kita ini yaitu dengan
cara menyebarkan materi 165 kepada masyarakat.
B. Saran
Dari hasil penelitian tentang “Pembinaan Rohani Islam Emotional
Spiritual Quotient (ESQ) di PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta
Selatan”, maka adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan kepada para
karyawan dan juga perusahaan, yaitu:
1. Pembinaan rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ) harus tetap
dipertahanlan keberadaannya di PT. Arga Bangun Bangsa karena dampak
yang akan dirasakan tidak kepada karyawan tetapi juga secara tidak
langsung akan berimbas kepada perusahaan.
2. Para karyawan PT. Arga Bangun Bangun Bangsa harus meneruskan tugas
mulia ini, sesuai dengan misi perusahaan yaitu menciptakan peradaban
emas di muka bumi ini dengan ESQ 165.
Daftar Pustaka
Agustian, Ary Ginanjar. The ESQ Way 165. Jakarta: Arga , 2001.
______________, ESQ POWER sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Jakarta: Arga, 2003.
______________, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual. ESQ (The ESQ Way 165 Ihsan, 6 Iman, 5 Islam). Jakarta: ARGA Publishing, 2007.
______________, Buku Pedoman Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa , Jakarta: ARGA, 2003.
______________, Membangun Sumber Daya Manusia dengan Kesinergian antara Kecerdasan Spritual, Emosional dan Intelektual. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998”. Dalam Petet Salim dan Yenny Salim . Kamus Besar Kontemporer. Jakarta: Modern English, 1991.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, t. t.
Efendi, sofian. Singabuan, Masri. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta: IP3 IS, 1983.
Hasanudin. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Hasibuan, Melayu S. P. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Goleman, Daniel. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Kerlinger, N. Fred. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 2000.
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
66
67
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 2001.
Rahim Faqih, Ainur. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UI Press, 2001.
Safari, Triantoro dan Saputri, Nofrans Eka. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Salim, Peter dan Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English, 1991.
Sarwono, W. Sarwono. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah. Surabaya: II-Ikhlas, 1983.
www.esqway165.com
Top Related