Download - PEMBAHASAN hifema

Transcript

PEMBAHASAN

Diagnosis hifema pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan oftamologis.Dari anamnesis didapatkan bahwa hifema disebabkan oleh trauma tumpul pada mata kiri setelah terkena kayu. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa adanya riwayat trauma pada mata merupakan salah satu penyebab terjadinya hifema. Hifema pada kasus ini merupakan hifema primer karena perdarahan terjadi segera setelah trauma.Hifema ada 2 macam : 1. Hifema primer yaitu hifema yang langsung terjadi setelah trauma, 2. Hifema sekunder yaitu hifema yang terjadi 5 hari setelah trauma, perlu diwaspadai bahwa perdarahan pada hifema sekunder lebih hebat daripada perdarahan pada hifema primer. Oleh sebab itu pasien post trauma dengan diagnosa hifema perlu dirawat sekurang-kurangnya 5 hari. Perdarahan sekunder ini terjadi oleh karena resorbsi dan bekuan darah terjadi terlalu cepat, sehingga pembuluh darah tidak mendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali, misalnya pada proses keradangan iris dan badan siliar yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang memungkinkan fibrin yang telah menutup terlepas kembali. Pada kasus hifema didapatkan akibat penurunan ketajaman penurunan penglihatan baik pada hifema primer maupun hifema sekunder, hal ini menetap hingga berhari- hari bahkan berbulan- bulan. Penurunan ketajaman visus didapatkan pada pasien ini yaitu 20/400 dengan konfirmasi dari hasil anamnesa bahwa sebelumnya pasien tidak mengeluhkan adanya mata kabur pada mata kiri.Beratnya hifema ditentukan dari banyaknya perdarahan dalam bilik mata depan. Edward dan Layden membagi hifema menjadi 3 tingkatan, yaitu grade I : perdarahan mengisi dari 1/3 bilik mata depan, grade II : perdarahan megisi dari 1/3-1/2 bilik mata depan, dan grade III : perdarahan mengisi lebih dari bilik mata depan, Pada pasien ini di diagnosa dengan hifema grade I e.c trauma tumpul karena perdarahan hanya mengisi kurang dari 1/3 dari bilik mata depan. Hal ini dikonfirmasi dari pemeriksaan oftamologi terutama menggunakan slit lamp ( foto terlampir ).Pasien dianjurkan MRS minimal 5 hari untuk evaluasi adanya perdarahan sekunder, selain itu juga dilakukan tindakan operasi penjahitan konjuctiva karena didapatkan ruptur conjuctiva pada pasien.