1
Pelaksanaan Wewenang Dan Tanggung Jawab Pemerintah Kota
Tanjungpinang Dalam Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
Tahun 2017
Fentynia ulphasari (140565201078)
Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim
Raja Ali Haji.
Abstrak
Pentingnya kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari manusia tentunya
harus di imbangi dengan ketersediaan sumber air dan sistem penyediaan air
minum guna mengatasi kebutuhan air bagi masyarakat. Oleh karna itu,
ditetapkanlah Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 122 tahun 2015
tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang di tulis secara ringkas dan
lengkap mengenai wewenang dan tanggung jawab pemerintah kab/kota yang
harus di lakukan dalam penyelenggaraannya termasuk di kota Tanjungpinang
sehingga dapat memberikan kesamaan dalam mendapatkan hak atas air karena
SPAM di untuk wilayah pesisir yang rawan kekurangan pasokan air.
Untuk melihat pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pemerintah
kota tanjungpinang dalam penyelenggaraan SPAM oleh unit pelayanan teknis
daerah air minum dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kota tanjungpinang
penulis mengacu pada pandangan Van Metter dan Van Hom berdasarkan
pendekatan top-down yang di sebut dengan a model of policy implementasion.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Untuk mendapatkan data
peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi untuk mengukur
pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab yang berada di dalam peraturan
penyelenggaraan SPAM.
Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan unit pelayanan teknis
daerah sistem penyediaan air minum dalam pelaksanaan wewenang dan tanggung
jawab pemerintah kota mengenai penyelenggaraan SPAM belum cukup baik di
mana terlihat dari sumber daya, komunikasi antar organisasi, sikap dan
kecendrungan agen pelaksana dalam pelaksanaan peraturan yang sudah di
tetapkan dalam penyelenggaraan sistem penyediaan air minum di kota
tanjungpinang.
Kunci : Implementasi, Wewenang, SPAM
2
A. PENDAHULUAN
Keberadaan air sangatlah penting bagi seluruh kehidupan mahluk hidup di
bumi. Keadaan air menjadi penting karena beragam manfaatnya dapat
memengaruhi sejumlah aktivitas yang di lakukan oleh mahluk hidup terutama
manusia dengan penggunaan air yang paling utama dan sangat vital adalah
fungsinya sebagai air minum.
Pasal 33 UUD 1945 pada ayat ke tiga berbunyi Bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pasal 3, Pasal 7, dan Pasal 10 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan serta untuk memenuhi
tanggung jawab Negara dalam menjamin pemenuhan hak rakyat atas air minum
dan akses terhadap air minum, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah republik
indonesia nomor 122 tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
yang di tulis secara ringkas dan lengkap mengenai wewenang dan tanggung jawab
pemerintah kab/kota dalam penyelenggaraan SPAM
Adapun Wewenang dan tanggung jawab kab/kota yang di tuliskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 122 /PP/2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum yang juga berlaku untuk dilaksanakan di pemerintah kota tanjungpinang
antara lain pada Pasal 40 dengan tiga poin meliputi :
a. melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pemerintah desa dan Kelompok
Masyarakat di wilayahnya dalam Penyelenggaraan SPAM;
b. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap Penyelenggaraan SPAM di
wilayahnya;
3
c. menjamin ketersediaan Air Baku untuk Penyelenggaraan SPAM di
wilayahnya; dan
Wewenang dan tanggung jawab SPAM di Kota Tanjungpinang diserahkan
kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tanjungpinang
Penyelenggan SPAM di kota tanjunginang terdapat di wilayah yang tidak
termasuk jangkauan pelayanan PDAM, Selain masih kekurangan air dengan
kondisi wilayah yaitu pemukiman yg berada di pesisir.
Tabel 1.1
Wilayah Pelayanan SPAM Di Kota Tanjungpinang Tahun 2017
No Lokasi SPAM Jumlah Penerima
Manfaat
1. Kampung bugis 329 Rumah
2. Senggarang 451 Rumah
3. KM. Sembilan 55 Rumah
4. Sungai ladi 117 Rumah
5. Kampung bulang 124 Rumah
Sumber : UPTD SPAM
SPAM tersebut di kelola oleh unit pelaksanaan teknis SPAM (UPTD
SPAM) yang berkerja sama dengan dengan membentuk badan pengelolaan air
minum (BAPELAM)
Table 1.2
Nama dan Jumlah Penggelola di Wilayah Pelayanan SPAM Kota Tanjungpinang Tahun
2017
No Nama Penggelola Di
Wilayah
Pembangunan
SPAM
Jumlah Anggota
1. Bapelam Tirta
Kampung Bugis
3 Orang
2. Bapelam Senggarang 5 Orang
3. Bapelam KM.
Sembilan
3 Orang
4. Bapelam Sungai ladi 4 Orang
5. Bapelam Kampung
Bulang
3 Orang
Sumber : Data Olahan Peneliti 2018
Dalam penyelenggaraan SPAM di kota tanjungpinang terdapat
pembiayaan yang dikenakan kepada penerima manfaat di masing – masing
4
wilayah pelayanan SPAM, seperti iuran yang di berikan masyarakat berupa balas
jasa dan oprasional kepada para penggelola (BAPELAM).
Tabel 1.3
Harga Iuran Bagi Penerima Manfaat SPAM Tahun 2017
No Lokasi SPAM Iuran l/3
1. SPAM Kampung
Bugis
Rp. 2000,-
2. SPAM Senggarang Rp. 5000,-
3. SPAM KM.
Sembilan
Rp. 5.000,-
4. SPAM Sungai Ladi Rp. 5000,-
5. SPAM Kampung
Bulang
Rp. 5000,-
Sumber : Data Olahan Peneliti Tahun 2018
Harga iuran bagi penerima manfaat juga berkaitan erat dengan bagaimana
proses pengaliran air tersebut kepada masyarakat yang bisa memberikan
kemanfaatan SPAM. Dalam proses pengaliran air ke rumah masyarakat juga
terdapat perbedaan antara lain :
Table 1.4
Proses Pengaliran Air SPAM Di Kota Tanjungpinang Tahun 2017
no Pengaliran air
SPAM
Waktu
1. SPAM Kampung
Bugis
2 hari /3 jam
2. SPAM Senggarang 24 jam hanya
satu titik
3. SPAM Km. 9 24 jam
4. SPAM Sei. Ladi 24 jam
5. SPAM Kampung
Bulang
2 hari / 3 jam
Sumber : Data Olahan Peneliti Tahun 2018
Dari wilayah pelayanan SPAM di kota tanjungpinang memberikan
gambaraan adanya perbedaan dalam menjalakan wewenang dan tanggung jawab
yang dilakukan oleh UPTD SPAM yang mana peneliti menemukan permasalahan
yang terjadi seperti kurangnya pemantauan dan evaluasi untuk menangani
masalah air di wilayah pelayanan SPAM seperti air berlumpur dan keruh. Selain
itu peneliti juga menduga belum adanya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
kota tanjungpinang yakni UPTD SPAM dalam melakukan pembinaan dan
5
pengawasan kepada BAPELAM selaku pengelola SPAM di wilayah pelayanan
daerah sehingga masih terjadinya ketidak tahuan ilmu dan pengalaman mengenai
penggelolaan SPAM.
Dalam penyelenggaraan SPAM di kota tanjungpinang seharusnya UPTD
SPAM bisa menjamin ketersediaan air baku dalam penyelenggaraan SPAM di
wilayah pelayanan tetapi peneliti menduga hal tersebut masih belum terlaksana
dikarenakan SPAM masyarakat yang sudah termasuk penerima manfaat belum
bisa di aliri air.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih dalam terhadap bagaimana pelaksanaan wewenang
dan tanggung jawab pemerintah kota tanjungpinang dalam penyeleng- garaan
sistem penyediaan air minum tahun 2017
B. Landasan Teori
a. Kebijakan Publik
Kebijakan publik adalah sebagai kebijakan yang dibuat oleh badan-badan
pemerintah dan para aktor politik yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
publik. Menurut Dye (Suharsono, 2008: 2) Kebijakan Publik adalah apapun
pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan.
b. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan yang Donal Van Meter dan Carl Van Horn yang disebut
dengan A Model of Policy Implementation. Dimana bahwa proses implementasi
ini merupakan sebuah abstraksi atau performasi suatu implementasi kebijakan
6
yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi
kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai
variabel.
c. Pengelolaan Sumber Daya Air
Pengelolaan sumberdaya air didefinisikan sebagai aplikasi dari cara
struktural dan non-struktural untuk mengendalikan sistem sumberdaya air alam
dan buatan manusia untuk kepentingan /manfaat manusia dan tujuan-tujuan
lingkungan (Kodoatie Robert J dkk, 2002).
Menurut Purwanto dan Susanto (2015), “Pengelolaan sumber daya air
merupakan suatu proses yang mendorong keterpaduan antar pembangunan dan
pengelolaan air, tanah, dan sumber daya lainnya, dengan tujuan untuk
memaksimalkan kesejahteraan sosial ekonomi dan memperhatikan keberlanjutan
ekosistem”.
d. Sistem Penyediaan Air Minum
Sistem Penyediaan Air Minum adalah Sistem Penyediaan Air Minum yang
selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana
penyediaan Air Minum dengan sistem yang mengurusi proses penyediaan air
minum mulai dari perencanaan sumber air baku (kualitas & kuantitas), transmisi
air baku dari intake (sumber air baku) ke instalasi pengolahan air (IPA), teknologi
Instalasi Pengolahan Air/ IPA yang efektif dari segi performance dan biaya,
transmisi air olahan (air minum) dari lokasi IPA ke reservoir (offtake), sampai
distribusi air minum ke masyarakat atau daerah pelayanan. Hal-hal teknis maupun
7
administrasi yang terkait dengan proses penyediaan air minum dimasukkan dalam
sistem pengelolaan SPAM.
C. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, (Restu 2010 : 47) penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang mencoba untuk memberikan gambaran
secara sistematis tentang situasi, permasalahan, fenomena layanan atau program,
ataupun menyediakan informasi tentang kondisi kehidupan suatu masyarakat pada
suatu daerah,
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di unit pelayanan teknis daerah air minum dan
lima wilayah pelayanan SPAM di Kota Tanjungpinang yaitu : kampung bugis,
senggarang, KM. Sembilan, sungai ladi, dan kampung bulang.
c. Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data pada penelitian ini adalah berupa data primer dan
data skunder. data primer adalah jenis data yang diperoleh secara langsung dari
subjek penelitian. Data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
informan melalui wawancara secara mendalam kepada informan terkait judul
penelitian. Data skunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder
yang di peroleh berasal dari referensi buku-buku perpustakaan maupun media lain
yang berhubungan dengan topik penelitian.
d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
8
1. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian. Tanya jawab sepihak berarti bahwa pengumpulan data yang aktif
bertanya, sementara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau
tanggapan.
2. Observasi merupakan pengamatan secara langsung kepada objek penelitian
dalam hal ini adalah kota tanjungpinang. Peneliti akan terjun langsung ke objek
penelitian untuk mendapatkan gambaran rill dan obyektive tentang perkembangan
permasalahan yang akan diteliti secara nyata atau sebenarnya.
D. PEMBAHASAN
Dalam hal ini peneliti mengambil beberapa dimensi yang akan dapat
melihat pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pemerintah kota
tanjungpinang dalam penyelenggaraan sistem penyediaan air minum tahun 2017
yaitu unit pelayanan teknis daerah sistem penyediaan air minum dinas Pekerjaan
umum dan penataan ruang kota tanjungpinang dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan kepada pemerintah desa dan kelompok masyarakat di wilayahnya
dalam penyelenggaraan sistem penyediaan air minum, melakukan pemantauan
dan evaluasi penyelenggaraan SPAM dan menjamin ketersediaan air baku untuk
penyelenggataan SPAM.
a. Ukuran Kebijakan
Ukuran dan tujuan kebijakan kinerja implementasi kebijakan dapat diukur
tingkat keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis
9
dengan sosio luhur yang ada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran suatu
kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilakaksanakan dilevel
masyarakat maka akan sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga di
titik dikatakan berhasil.
a. Kesesuaian kebijakan dengan keadaan masyarakat, dan pemerintah
Suatu kebijakan harus dibuat sesuai dengan keadaan atau permasalahan
yang terjadi di level pelaksanaan kebijakan, karena jika kebijakan dibuat tidak
sesuai dengan realistis keadaannya maka akan percuma dan tidak akan mengenai
sasaran apalagi untuk keberhasilan sebuah kebijakan tersebut.
Dapat diketahui bahwa ukuran kebijakan sudah cukup sesuai dengan level
pelaksanaan kebijakan. Dimana dalam proses pelaksanaan wewenang dan
tanggung jawab terdapat beberapa tahapan yang harus di lalui dan terdapat
perbedaan di masing – masing wewenang dan tanggung jawab yang harus
dilakukan, hal ini memang perlu dilaksanakan karena kondisi wilayah pelayanan
yang mempunyai kesamaan dalam kesulitan mendapatkan sumber air dengan
kondisi wilayah pesisir memberikan hak yang sama kepada masyarakat Kota
Tanjungpinang.
b. Implementor mengetahui dan memahami isi dari sebuah kebijakan
Dimensi kejelasan mengingatkan agar informasi yang jelas dan mudah
dipahami, selain itu untuk menghindari kesalahan interpetasi dari pelaksanaan
kebijakan, wilayah sasaran maupun pihak terkait dalam melaksanakan kebijakan.
Dapat dilihat bahwa peraturan pemerintah republik indonesia nomor 122 tahun
10
2015 tentang sistem penyediaan air minum yang mengetur wewenang dan
tanggung jawab pemerintah kab/kota di kota tanjungpinang sudah cukup baik isi
maupun tujuannya. Namun yang menjadi perhatian dimana implementor harus
melakukan sosialisasi dengan jelas dan menyeluruh berdasarkan peraturan
penelenggaraan SPAM yang sudah ada kepada badan pengelolaan air minum dan
masarakat yang belum pernah melihat isi dari peraturan tersebut sehingga belum
tahu dan tidak memahami maksud dan tujuan serta kurangnya sikap pengawasan
oleh masyarakat kepada unit pelayanan teknis daerah sistem penyediaan air
minum dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kota tanjungpinang selaku
yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab penyelenggaraan SPAM di kota
tanjungpinang.
c. Badan pengelolaan air minum dan masyarakan mengetahui dan memahami isi
dari sebuah kebijakan yang dilaksanakan.
Dari hasil wawancara yang di lakukan dengan seluruh informan maka
dapat diambil kesimpulan bahwa peraturan pemerintah republik indonesia nomor
122 tahun 2015 tentang sistem penyediaan air minum yang mengetur wewenang
dan tanggung jawab pemerintah kab/kota di kota tanjungpinang sudah cukup baik
isi maupun tujuannya. Namun ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian
dimana implementor harus melakukan sosialisasi dengan jelas dan menyeluruh
berdasarkan peraturan penelenggaraan SPAM yang sudah ada kepada badan
pengelolaan air minum dan masarakat yang belum pernah melihat isi dari
peraturan tersebut sehingga belum tahu dan belum terlalu memahami maksud dan
tujuan kebijakan tersebut mengakibatkan masyarakat juga tidak mengetahui
11
informasi mengenai wewenang dan tanggung jawab unit pelayanan teknis daerah
sistem penyediaan air minum dinas pekerjaan umum kota tanjungpinang air
minum hal ini seharusnya tidak terjadi karena komunikasi yang diterima oleh para
pelaksana kebijakan haruslah jelas dan tidak menimbulkan permasalahan
kedepannya.
b. Sumber Daya
a. Sumber daya manusia seperti pegawai Unit pelayanan teknis dinas pekerjaan
umum dan penataan ruang kota Tanjungpinang dan badan pengelolaan air minum
dalam menjalankan praturan pemerintah republik indonesia nomor 122 tahun
2015 tentang sistem penyediaan air minum.
Dalam menjalankan praturan pemerintah republik indonesia nomor 122
tahun 2015 tentang sistem penyediaan air minum. Hasil wawancara yang
dilakukan dengan badan pengelolaan air minum juga menginformasikan bahwa
jika dilihat dari kemampuannya dalam melaksanakan tugas secara umum selama
ini sudah baik hanya masih membutuhkan waktu yang lama dalam proses mencari
solusi dari masalah di masing – masing wilayah pelayanan SPAM dan tidak
memanfaatkan kemampuan badan pengelolaan air minum dengan belum
melakukan pelatihan untuk terus mengembankan keahlian dalam penyelenggaraan
SPAM.
b. Melakukan pemantauan dan evalusi terhadap penyelenggaraan SPAM
diwilayahnya
12
Dapat di ketahui bahwa pemantauan dan evaluasi yang dilakukan unit
pelayanan daerah air minum belum terlaksana untuk di lima wilayah pelayanan
sistem penyediaan air minum kota tanjungpinang sesuai dengan peraturan
pemerintah republik indonesia nomor 122 Tahun 2015 yang melakukan operasi
pemeliharaan dan perbaikan yang harus mencangkup kegiatan rutinrutin, namun
kenyataannya UPTD SPAM lebih menunggu adanya keluhan permasalahan baru
akan di evaluasi dan dengan itu menimbulkan banyak masalah untuk masyarakat
sebagai penerima manfaat yang dengan secara langsung belum bisa melaksanakan
seperti yang di tulis dalam peraturan mengenai salah satu wewenang dan tanggung
jawab sebabagi pemerintah kota tanjungpinang.
c. Menjamin ketersediaan air baku untuk penyelenggaraan SPAM diwilayahnya
Adapun dalam menjalankan wewenang dan tanggung jawab yang harus
dilakukan unit pelayanan teknis daerah sistem penediaan air minum adalah
Menjamin ketersediaan air baku untuk penyelenggaraan SPAM diwilayahnya.
Namun kenyataanya dalam menjalankan wewenang dan tanggung jawab unit
pelayanan teknis daerah air minum belum bisa menjamin ketersediaan air baku
yang ada di wilayah pelayanan kota tanjungpinang di beberapa wilayah pelayanan
yang mempunyai jumlah penerima manfaat yang tinggi yaitu SPAM Kampung
bugis, SPAM kampung bulang, SPAM Senggarang sesuai peraturan
penyelenggaraan SPAM secara kontiniuitas selama 24 jam/ hari.
13
d. Adanya sarana dan prasarana yang di miliki di masing – masing wilayah
pelayanan SPAM kota tanjungpinang.
a. Ketersedian sarana dan prasarana merupakan faktor penting dalam
implementasi kebijakan.
Instansi pemerintahan mungkin mempunyai implementor yang mencukupi
dan berkompeten akan tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung seperti sarana dan
prasarana maka imlementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.
Dapat diketahui bahwa tidak semua BAPELAM melakukan pengelolaan
sesuai dengan fungsi sarana dan prasarana dengan alasan tertentu seperti sistem
penggunaan mesin SPAM yang mana hal ini bisa menimbulkan masalah lainnnya
termasuk dalam biaya oprasional dan bayar jasa yang di terima oleh pengelola air
atas tindakan dilakukan dari harga yang sudah di tetapkan secara bersama di
masing – masing wilayah pelayanan yang terdapat perbedaan. Namun hal ini tidak
terlepas dari kebutuhan dan kemampuan dari sarana dan prasarana maupun
sumberdaya manusia yang menjadi pengelola SPAM di wilayah kota
tanjungpinag.
c. Karakteristik Agen Pelaksana
Mencangkup struktur birokrasi norma-norma, dan pola-pola hubungan
yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi
kebijakan.
14
a. Adanya struktur organisasi yang jelas di unit pelayanan teknis daerah sistem
penyediaan air minum dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kota
tanjungpinang.
Struktur organisasi adalah komponen-komponen unit kerja dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda tersebut
dikoordinasikan. Dapat diketahui bahwa adanya keselarasan antara tujuan dan
struktur organisasi yang sudah di bentuk pada UPTD SPAM namun hal tersebut
tidak di ketahui oleh mitra kerjanya yakni badan pengelolaan air minum di
wilayah pelayanan kota tanjungpinang yang mengakibatkan masyarakat hanya
menyalahkan dan mengadukan semua masalah kepada pengelola sistem
penyediaan air di wilayah pelayanan SPAM masing – masing tersebut. Pada unit
pelayanan teknis daerah sistem penyediaan air minum dinas pekerjaan umum dan
penataan ruang kota tanjungpinang belum bisa menunjukkan dalam pembagian
tugas sesuai fungsinya dan menunjukkan bagaimana tugas yang beragam itu harus
dapat koordinasi kepada badan pengelolaan air minum kota tanjungpinang.
d. Sikap/ Kecendrungan agen pelaksana
a. Komitmen dan kejujuran dalam menjalankan implementasi kebijakan peraturan
pemerintah republik indonesia nomor 122 tahun 2015 tentang sistem penyediaan
air minum.
Dapat diambil kesimpulan bahwa unit pelayanan sistem penyediaan air
minum dinas pekerjaan umum kota tanjungpinang belum memiliki tingkat
15
keterbukaan dan komitmen dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
sistem penyediaan air minum yang mengakibatkan munculnya permasalahan di
masing – masing wilayah pelayanan yang mengakibatkan masyarakat hanya
mengetahui dan menyerahkan segala urusan sistem penyediaan air minum kepada
badan pengelolaan air minum yang sebenarnya juga tidak mendapatkan
keterbukaan dan kejujuran dari unit pelayanan teknis daerah air minum. unit
pelayanan teknis daerah sistem penyediaan air minum tidak hanya dituntut untuk
memahami dan tahu tentang peraturan tersebut tetapi juga berkomitmen untuk
menjalankannya agar mencapai tujuan yang telah disusun serta jujur kepada
masyarakat dan BAPELAM dalam menyelesaikan masalah di SPAM kota
tanjungpinang. sehingga tidak terjadi dugaan – dugaan penyimpangan yang terjadi
oleh masyarakat terhadap UPTD SPAM.
e. Komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana
Koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan merupakan sebuah mekanisme
yang dapat diterapkan, semakin baik koordinasi yang dilakukan oleh unit
pelayanan teknis daerah sistem penyediaan air minum dinas pekerjaan umum dan
penataan ruang kota tanjungpinang dalam melaksanakan kebijakan kepada
pengelola dan masyarakat maka kebijakan akan dapat berjalan dengan baik.
a. Adanya komunikasi antara organisasi yang terlibat dalam menjalankan
peraturan pemerintah republik indonesia nomor 122 tahun 2015 tentang sistem
penyediaan air minum.
16
Implementasi kebijakan merupakan salah satu cara agar kebijakan dapat
mencapai tujuan dimana dalam pelaksanaannya perlu koordinasi agar berjalannya
kebijakan tersebut dapat sesuai dengan tujuan dan terarah tanpa adanya
penyimpangan yang terjadi.
Dapat diketahui bahwa badan pengeolaan air minum kota tajungpinang
melakukan komunikasi dengan baik antara BAPELAM dan UPTD SPAM dengan
hanya memberikan informasi ketika ada permasalahan SPAM di wilayah
pelayanan. Lain halnya dengan masyarakat yang tidak pernah berkomunikasi
kepada pengelola walaupun terdapat permasalahan dan hanya menunggu kabar
karena pengelola hanya memberikan informasi di sebagian masarakat saja.
memberika gambaran antara pengelolaa dan masarakat tidak terjadi komunikasi
dan koordinasi dengan baik.
f. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Lingkungan ekonomi sosial dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi
permasalahan yang memicu kegagalan implementasi peraturan pemerintah
republik indonesia nomor 122 tahun 2015 tentang sistem penyediaan air minum.
a. Adanya dukungan dari badan pengelolaan air minum dan masyarakat sebagai
penerima manfaat dari kebijakan.
Dapat diketahui bahwa semua masyarakat sangat mendukung berjalannya
kebijakan pemerintah republik indonesia nomor 122 tahun 2015 tentang sistem
penyediaan air minum yang berisi tentang wewenang dan tanggung jawab
dilakukan pemerintah khususnya oleh unit pelayanan teknis daerah sistem
17
penyediaan air minum dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kota
tanjungpinang hanya memang masyarakat masih mengharapkan penyelenggaraan
SPAM secara optimal tanpa menimbulkan masalah kedepannya.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan
adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan
tersebut. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang tidak kondusif dapat
menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijkan karena itu
upaya implementasi kebijakan masyarakat kondisi lingkungan eksternal yang
kondusif.
E. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pemerintah kota
tanjungpinang dalam penyelenggaraan sistem penyediaan air minum tahun 2017
yang telah di teliti sesuai peraturan pemerintah republik indonesia nomor 122
tahun 2015 tentang sistem penyediaan air minum yang di lihat dari tiga poin
wewenang dan tanggung jawabnya belum berjalan cukup baik dikarenakan dari
lima SPAM di kota tanjungpinang terdapat tiga SPAM yaitu SPAM Kampung
bugis, SPAM Senggarang, SPAM Kampung Bulang yang belum merasakan
ketersediaan air baku yang cukup untuk di aliri ke rumah penerima manfaat
secara kontiniuitas pengaliran air selama dua puluh empat jam per hari sedangkan
SPAM Sungai Ladi dan SPAM KM. Sembilan adalah SPAM yang sudah
merasakan manfaat secara keseluruhan. Selain itu masih belum adanya evaluasi
18
dan pemantauan yang di lakukan secara rutin untuk mencegah masalah yang
terjadi akibat kurangnya oprasi dan pemeliharaan sarana dan perasarana untuk
memastikan SPAM berfungsi secara optimal serta belum di dorongnya dengan
sumber daya BAPELAM yang belum mendapatkan pendampingan berupa
penddikan dan pelatihan dalam pengelolaan SPAM di wilayah pelayanan masing-
masing.
b. Saran
1. Sebaiknya dari unit pelayanan teknis daerah sistem penyediaan air minum
dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kota tanjungpinang lebih
meningkatkan lagi sosialisasi yang awalnya hanya di lakukan satu kali menjadi
tiga kali sampai semua penjelasan mengenai peraturan penyelenggaraan SPAM di
sampaikan kepada badan pengelolaan air minum dan dapat di pahami isi dari
kebijkan tersebut mengenai wewenang dan tanggung jawab yang seharus
dilaksanakan pemerintah kota tanjungpinang yang bisa menimbulkan sikap
pengawasan masyarakat kepada kebijakan pemerintah.
2. UPTD SPAM harus melakukan pelatihan kepada semua BAPELAM yang
ada di wilayah pelayanan SPAM kota Tanjungpinang hal ini perlu di lakukan
untuk menunjang kinerja dalam pengelolaan SPAM dan membantu UPTD SPAM
menjalankan kebijakan sesuai peraturannya. Selain itu hal ini bisa membuat
adanya keterbukaan mengenai struktur organisasi UPTD SPAM kepada
BAPELAM mau pun masyarakat.
3. UPTD SPAM harus melakukan pemantauan secara rutin kepada semua
wilayah pelayanan SPAM yang ada di kota tanjungpinang hal ini perlu dilakukan
19
supaya mengetahui perkembangan di masing – masing wilayah pelayanan spam
yang mempunyai banyak perbedaan.
4. penyelenggaraan SPAM yang ada di kota tanjungpinang juga harus
memperhitungkan jumlah penerima manfaat dan ketersediaan air baku supaya
tidak terjadi permasalahan kekurangan sumber air baku dan menimbulkan dampak
lain seperti pembiaran fasilitas yang sudah di sediakan secara pecuma dan
memanfaatkan sarana sarana dan prasarana yang telah di sediakan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU – BUKU
Abidin, Said Zainal. 2002, Kebijakan Publik, Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.
Agustino Leo. 2016, Dasar – Dasar Kebijakan Publik, Jakarta : Alfabeta.
Ekowati, Mas Roro Lilik. 2005, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi
Kebijakan atau Program, Edisi Revisi. Bandung : PT Rosdakarya.
Islamy, Irfan. 2009, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta :
Bumi Aksara.
Keban, Yeremias. T. 2004, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep,
Teori, dan Isu. Yogyakarta : Gava Media.
Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief. 2010, Tata Ruang Air, Yogyakarta:
Andi.
Mutiarin Dyah Dan Arif Zainudin. 2012, Manajemen Birokrasi Dan Kebijakan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
20
Ramesh. 2000, Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy Subsystem.
Oxford. Oxford University Press.
Sugiyono. 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung :
Alfabeta
Subarsono. 2011, Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Totoksutrisno. 2010, Teknologi Penyediaan Air Bersih , Jakarta: Rineka Cipta
Tahir, Arifin. 2014, Kebijakan Publik Dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, Bandung: Alfabeta.
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003, Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Lukman
Wahab, Solichin. 2001, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara. Edisi kedua. Jakarta : Bumi Aksara.
JURNAL – jURNAL
Naskah publikasi. Implementasi Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (Pamsimas) DiKelurahan Lubuk Puding Kecamatan
BuruKabupaten Karimun Tahun 2014-2016
Tesis. Analisis Perlindungan Air Bersih Di Kota Tanjungpinang Oksep
Adhayanto
NaskahPublikasi. Implementasi Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 736 Tahun
2010 Tentang Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum Oleh Pemerintah
Kota Tanjungpinang
Artikel. Pengertia, jenis, dan tingkat kebijakan Nabila Ssasmita Wijayanti
21
NaskahPublikasi. Analisis Pengelolaan Sumber Daya Air Oleh Perusahaan Daerah
Air Minum Tirta Kepri Bobbi S. Indra
Naskah publikasi. Pelayanan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Penyediaan Air Bersih Di Kampung Bugis Tanjungpinang Kota Tahun 2017
Sabarudin
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN
Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Dinas Daerah Kota Tanjungpinang.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2017 tentang Dewan
Sumber Daya Air Nasional.
Peraturan walikota nomor 18 tahun 2017 tentang pembentukan organisasi dan tata
kerja unit pelaksana teknis dinas sistem penyediaan air minum pada dinas
pekerjaan umum dan penataan ruang kota tanjungpinang
Peraturan mentri kesehatan RI No. 495/Menkes/per/IV/2010 tentang persaratan
kualitas air minum
Top Related