PELAKSANAAN PENDIDIKAN GRATIS DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA PADA SDN PA’BUNDUKANG KECAMATAN
BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
INDRAYANI
28192614
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1233 H / 2012 M
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………… v
ABSTRAK ………………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………….................... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian………………………………….......... 4
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ………………….... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pelaksanaan Program Pendidikan Gratis... .. 6
B. Minat Belajar Murid ……………………………............. 9
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar …............. 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................... 15
B. Lokasi dan Objek Penelitian ………………................. 15
C. Variabel Penelitian ..................................................... 15
D. Defenisi Operasional Variabel …................................ 16
E. Populasi dan Sampel Penelitian…………................... 18
F. Instrumen Penelitian .......................................... 23
G. Tehnik Pengumpulan Data.......................................... 25
H. Teknik Analisis Data.................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………............. 29
B. Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Gratis Pada SDN Inpres
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan …………….... 37
C. Upaya Program Pendidikan Gratis Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Murid Pada SDN Inpres Pa’bundukang ………………... 44
D. Pengaruh Peningkatan Minat Belajar Murid SDN Inpres
Pa’bundukang Setelah Diberlakukannya Program Pendidikan
Gratis ……………………………………………………………….. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………..... 64
B. Saran ……………………………………………………… 65
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 67
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
MUQADDIMAH
Alhamdulillah, dengan segala puji dan syukur senantiasa penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pelaksanaan Pendidikan Gratis Dalam Meningkatkan Minat Belajar Murid
Pada SDN Inpres Pa’bundukang Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa”
Salawat dan salam senantiasa tercurah Kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, dan seluruh kerabatnya.
Meskipun penulisan skripsi ini baru merupakan tahap awal dari sebuah
perjalanan panjang cita-cita akademis, namun penulis berharap semoga
karya lmiyah ini mempunyai nilai kemanfaatan yang luas bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kependidikan Islam.
Penulis menyadari bahwa keseluruhan proses penyusunan karya
ilmiyah ini, tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk
itu dengan segala kerendahan hati melalui pengantar ini penulis haturkan
ucapan terimah kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Ayahanda Dahlan dan Ibundaku tercinta Hadina suamiku Syandi
serta adikku Ahmad atas segala pengorbanan dan kasih serta
motivasi selama ini yang kalian berikan.
2. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Dr. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam
4. Dra. Mustahidang Usman, M.Si Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Rusli Malli, M.Ag dan Drs. Muri Halid, M.Pd.I masing-masing
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan petunjuk dan arahan kepada penulis dan juga banyak
memberikan andil serta motivasi selama pelaksanaan penelitian ini
hingga tersusunnya menjadi sebuah skripsi, serta seluruh tenaga
pengajar pada urusan Pendidikan Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar .
6. Ketua LPPPM Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta
stafnya yang telah memberikan bantuan dalam memberikan izin
penelitian.
7. Syafaruddin, S.Pd., Kepala SDN Inpres Pa’bundukang beserta
guru dan pegawai yang telah memberikan izin dan bantuan selama
penulis melakukan penelitian.
8. Sahabat-sahabat dan temanku Nahira, Aisyah, Harmika,
Islamiyah, dan seluruh rekan-rekan Mahasiswa jurusan Pendidikan
Agama Islam atas bantuan, perhatian dan pengertiannya selama
proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala atas pengorbanan kita
selama ini dan akhirnya, Kepada semua pihak penulis mendoakan semoga
Allah SWT. Merahmati dan senantiasa memberikan berkat dan
perlindungan dalam setiap gerak langkah dalam kehidupan kita. Amin
Makassar , 11 Ramadhan 1433 H
31 Juli 2012 M
Penyusun,
INDRAYANI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, peneliti yang bertanda tangan dibawah ini,
menyaakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri. Jika
kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, plagiat, maka skripsi
dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar , 11 Ramadhan 1433 H
31 Juli 2012 M
Peneliti,
INDRAYANI
ABSTRAK
INDRAYANI, Pelaksanaan Pendidikan Gratis Dalam Meningkatkan
Minat belajar Siswa Pada SDN Inpres Pa’bundukang Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa (di bimbing oleh Dr Rusli Malli, M.Ag
dan Drs. Muri Halid, M.Pd.I)
Penelitian ini bermaksud untuk memberikan gambaran tentang
permasalahan pelaksanaan pendidikan gratis dalam meningkatkan minat
belajar murid pada SDN Inpres Pa’bundukang, upaya program pendidikan
gratis dan pengaruh peningkatan minat belajar pada murid SDN Inpres
Pa’bundukang.
Jenis penelitian ini adalah deskriktif kualitatif yang bertempat di SDN Inpres
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kab. Gowa. Dan yang
menjadi obek penelitiannya adalah murid dan guru. Variable dalam penelitian
ini adalah pelaksanaan pendidikan gratis sebagai variable bebas (X) dan
minat belajar murid sebagai variable terikat (Y).
Data dalam penelitian dalam skripsi ini diperoleh melalui instrument
berupa observasi, angket wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya data
yang terkumpul diolah dengan tehnik analisis deskriktif dengan metode
deduktif, induktif dan tehnik analisis statistic.
Hasil penelitian ini bahwa berdasarkan hasil penelitian angket dengan
menggunakan persentase yang selanjutnya dibangdingkan dengan tingkat
minat belajar murid, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan
gratis dalam meningkatkan minat belajar murid tergolong baik dengan
persentase hasil program pendidikan gratis termasuk dalam kategori tinggi
yaitu 61-80.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional pada dasarnya bertujuan untuk
membebaskan manusia dari kemiskinan dan kebodohan. Sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
yang berbuny sebagai berikut:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah Departeman
Pendidikan Nasional telah dan akan selalu mengadakan penyempurnaan
system dan sarana pendidikan. Sejalan dengan itu, pembangunan di
bidang pendidikan haruslah didasarkan pada peningkatan mutu pendidikan
itu sendiri guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Semakin hari pemberitaan sekolah dan fenomena program
pendidikan gratis semakin menarik untuk disimak, hal ini dapat dilihat pada
berbagai media cetak dan elektronik yang beredar khususnya di Makassar
dan sekitarnya, headline- nya tidak pernah sepi mengungkapkan hal - hal
ganjil yang terjadi hampir di seluruh sekolah tingkat SD, SMP, SMA/SMK.
Sangat jelas dalam system pendidikan nasional, peserta didiknya adalah semua warga Negara, artinya semua satuan pendidikan yang ada harus memberikankesempatan menjadi peserta didiknya kepada semua warga Negara yang memnuhi persyaratan tertentu sesuai dengan kekhususannya, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, suku bangsa dan sebagainya.
Output pendidikan yang berkualitas dilahirkan dari sebuah
system pendidikan yang berkualitas pula. Ungkapan tersebut sering
didengar bahkan terwacanakan dari pemerintah sendiri sebagai institusi
yang paling bertanggung jawab terhadap pelayanan dan peningkatan
pendidikan. Namun pada kenyataannya, itu tetap hanya sekedar wacana
belaka.
Sebuah sistem pendidikan terdiri dari infrastruktur (gedung-
gedung sekolah, alat bantu mengajar, dll), supra struktur (kurikulum
pendidikan), dan pendidk (guru) belum dibenahi secara maksimal.
Pendidikan gratis tentu saja harus dicanangkan dengan
kesiapan yang matang namun bukan berarti sangat mudah sangat mudah
untuk diterapkan. Komitmen untuk mengawali pelaksanaan pendidikan
gratis sangat diperlukan, utamanya untuk menekan pelanggaran-
pelanggaran yang mungkin saja terjadi.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, diharapkan kepada
para siswa-siswi lebih berkonsentrasi untuk belajar,sebab beban orang tua
berupa macam - macam pembayaran maupun iyuran yang lazim diadakan
di sekolah - sekolah telah ditanggung seluruhnya oleh Pemerintah Daerah.
Oleh karenanya, dalam penelitian ini, penulis mencoba meneliti
pelaksanaan program pendidikan gratis tersebut dengan melibatkan
beberapa guru dan siswa yang merupakan objek langsung, dan dengan
mengobservasi gambaran pelaksanaan pendidikan gratis dalam upayanya
meningkatkan minat belajar siswa di SDN Pa’bundukang, serta meneliti
ada tidaknya pengaruh peningkatan minat belajar siswa setelah
diterapkannya progam pendidikan gratis di SDN Pa’bundukang. Berbagai
pertanyaan tersebut masih menjadi tanda Tanya besar bagi kita semua.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan di atas, maka
penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Program Pendidikan Gratis di
SDN Pa’bundukang Kabupaten Gowa ?
2. Apa upaya program pendidikan gratis dalam meningkatkan minat
belajar siswa SDN Pa’bundukang Kabupaten Gowa ?
3. Apakah ada pengaruh peningkatan minat belajar siswa SDN
Pa’bundukang setelah diterapkannya program pendidikan gratis ?
C. Tujuan penelitin
Tujuan penelitian diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui berbagai gambaran pelaksanaan program
pendidikan gratis khususnya bagi siswa SDN Pa’bundukang,
Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui upaya program pendidikan gratis dalam
meningkatkan minat belajar siswa SDN Pa’bundukang Kabupaten
Gowa.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peningkatan minat
belajar setelah diberlakukannya program pendidikan gratis untuk SDN
Pa’bundukang Kecematan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
D. Manfaat / Kegunaan penelitian
1. Kegunaan praktis
a. Dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan,
rujukan dan pelajaran bagi guru dan siswa-siswi SDN
Pa’bundukang Kecematan Bontonompo Selatan
Kabupaten Gowa.
b. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dan
siswa di Kabupaten Gowa khususnya bagi guru dan
siswa SDN Pa’bundukang dalam upaya meningkatkan
kualitas belajar-mengajar yang didukung pendidikan
gratis oleh Pemerintah Daerah.
2. Kegunaan Ilmiyah
a. Agar hasil penelitian dapat menjadi arsip dokumentasi di
perpustakaan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR.
b. Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi peneliti
selanjutnya dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti lain yang berminat untuk mengkaji serta
mengembangkan lebih dalam tentang pengaruh
penerapan pendidiksn Agama Islam terhadap perubahan
karakter siswa.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pelaksanaan Pendidikan Gratis
Pada hakekatnya manusia membutuhkan pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara
lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 pada pasal 31 dikemukakan sebagai berikut :
1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.
2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pendidikan nasioanal, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan Undang-Undang.
4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
20% dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan ummat manusia
Dengan memperhatikan materi dari undang-undang dasar 1945
pasal 31 tentang pendidikan dan kebudayaan tersebut undang-undang
dasar mengemukakan pentingnya pembinaan dan pengembangan
pendidikan, secara khusus pada ayat 2 antara lain dinyatakan bahwa :
“setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”.
Terkait dengan hal tersebut pemerintah, khususnya pemerintah
daerah provinsi Sulawesi selatan, melaksanakan pendidikan gratis dan
pelaksanaanya berdasarkan berdasarkan pemerintah daerah.
Secara umum, pendidikan gratis dapat dibahasakan sebagai
skema pembiayaan pendidikan dasar dan menengah yang ditanggulangi
oleh Pemerintah Daerah provinsi bersama pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota guna membebaskan ataupun meringankan biaya
pendidikan peserta didik. Penyelenggaraan pendidikan gratis merupakan
program terpadu di bidang pendidikan yang meliputi kebijaksanaan
pembiayaan, penataan, pengembangan, pengawasan, serta
pengendalian program pendidikan gratis.
Pada umumnya, pendidikan gratis memiliki tujuan untuk
meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi semua anak usia
sekolah, meningkatkan mutu penyelenggaraan dan lulusan,
meningkatkan relevansi pendidikan berbasis kompotensi agar dapat
mengikuti perkembangan global serta mampu meningkatkan efisiensi
dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan gratis untuk memenuhi mutu
dan produktivitas sumber daya manusia yang unggul.
Dalam pelaksanaan program pendidikan gratis ini, bukan hanya
pada keringanan bebasnya biaya pendidikan namun juga adanya
keringanan dengan dibolehkannya para siswa mengikuti kegiatan belajar
mengajar tanpa perlu memiliki pakaian seragam sekolah dan sepatu
hitam seragam yang sebelumnya diberlakukan di setiap sekolah.
Dalam pemantauan kegiatan penggunaan anggaran biaya yang
dipakai oleh setiap sekolah, maka Kepala Sekolah dibantu Kasubag Tata
Usaha membuat format pemantauan penggunaan anggaran biaya oleh
setiap bagian/unit yang berisi kolom-kolom tentang jenis kegiatan,
besarnya biaya yang dibutuhkan beserta data-data administrasi lengkap
lainnya. Kegiatan pemantauan , pembuatan dan penyampaian laporan
dibuat oleh Kasubag Tata Usaha, selanjutnya laporan disampaikan
kepada Kepala Sekolah secara berkala dengan frekuensi tiga bulan
sekali.
Selain itu, program pendidikan gratis ini juga melibatkan secara
langsung Pemerintah Daerah, Kejaksaan Negeri, Polresta, Kodim,
Dewan Pendidikan, PGRI dan Komite Sekolah secara bersama – sama
melakukan pengawasan dan penyelenggaraan pendidikan pada semua
jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing –
masing.
B. Minat Belajar Siswa
Persoalan minat, dapat uga dikaitkan dengan motivasi. Suatu minat
diterangkan sebagai sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan
keberadaan pribadi anak tersebut. Menurut Elizabeth B. Hurlock bahwa
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila
mereka melihat bahwa sesuatu tersebut akan menguntungkan, mereka
akan merasa berminat, ini yang kemudian akan mendatangkan
kepuasan. Dengan demikian, bila minat berkurang, maka tentunya
kepuasan ikut berkurang.
Sementara menurut Decroly yang dikutip dari buku Metodik Sistem
Pengajaran Modern susunan Balai Pendidikan Guru menyatakan bahwa
minat merupakan pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi,
dengan kata lain minat merupakan kecenderungan jiwa yang tetap
kepada sesuatu yang berharga bai seseorang, sesuatu yang berharga
bagi seseorang adalah sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya.
Sementara menurut Harol W. Bernard yang dikutip oleh Sudirman
A. M. menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba atau
spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman dan
kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
Dengan demikian, minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-
kebutuhannya sendiri. Sehingga jelas bahwa soal minat akan selalu
berkaitan dengan soal kebutuhan dan keinginan dan yang terpenting
adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh
dan ingin terus belajar.
Minat yang ada pada diri seseorang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang cukup lama, tidak berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk
orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik,
ekonomi, dll).
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (jikalau sudah yakin akan
sesuatu).
g. Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Adapun kondisi yang mempengaruhi minat belajar menurut
Elizabeth B. Hurlock sebagai berikut :
a. Pengalaman Dini Sekolah
b. Pengaruh Orang Tua
c. Keberhasilan Akademik
d. Suasana Emosional Sekolah
e. Hubungan Guru dan Murid
f. Sikap Teman Sebaya
g. Sikap terhadap Kegiatan/pekerjaan.
Minat dapat timbul karena ada kebutuhan, sehingga dapat
dikatakan bahwa minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar mengajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat.
Membangkitkan minat pada anak didik, tidak hanya dipengaruhi dari luar,
namun harus ada kemauan dalam diri siswa tersebut.
Untuk dapat membangkitkan minat, cara yang dapat ditempuh,
sebagai berikut:
a. Membangkitkan dengan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
b. Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
c. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Proses dan hasil belajar adalah merupakan dua aspek yang
satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada proses belajar terjadi
suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya tingkah laku bagi individu
yang melakukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (proses
dan hasil belajar) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: “faktor eksternal
(yang berasal dari luar) dan faktor internal (yang berasal dari dalam diri
pelajar)”. Adapun rincian faktor-faktor ekternal dan internal siswa sebagai
berikut:
a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar
1) Faktor-faktor sosial.
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah: Faktor
manusia (sesama manusia), baik manusia itu hadir maupun tidak.
Kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak
sekali mengganggu belajar; misalnya kalau satu kelas siswa sedang
mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak yang bercakap-
cakap disamping kelas. Faktor sosial lebih condong kepada keadaan
masyarakat disekitar siswa.
2) Faktor-faktor non-sosial
Faktor ini dapat dikatakan juga tak terbilang jumlahnya,
misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, sore
ataupun malam), tempat letaknya alat-alat yang dipakai untuk belajar
(seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat peraga) dan sebagainya yang
biasa disebut alat-alat pelajaran.
Faktor non sosial lebih kepada hal-hal pendukung proses
belajar di luar manusia, baik berupa alat-alat pendukung belajar maupun
keadaan alam sekitar.
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
1) Faktor Fisiologis.
Faktor ini dapat dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu:
a) Keadaan asmani secara umum.
b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
2) Faktor Psikologis.
Jadi dapat difahami bahwa faktor yang dapat mempengaruhi
belajar yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa diantaranya
faktor sosial (manusia) dan faktor non sosial yang berupa keadaan
atau lingkungan siswa. Selain faktor dari luar, faktor yang sangat
berpengaruh terhadap belajar siswa adalah faktor dari dalam diri
siswa iu sendiri.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan dugaan sementara terhadap sesuatu
masalah yang mungkin benar terjadi dan mungkin juga tidak untuk
menguji sebuah hipotesis maka sangat perlu diadakan penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah pada bagian ketiga maka hipotesis pada
penelitian ini pelaksanakan program pendidikan gratis berpengaruh
positif terhadap tingkat minat belajar siswa SDN Pa’bundukang
Kecematan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Untuk keperluan pengujian hipotesis diatas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ho : β = 0 kebalikan dari Hᵢ : β >0
Kriteria pengujian : SDN Pa’bundukang Kecematan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa.
Jika P < 0,05 maka hubungan antara Program Pendidikan Gratis
dengan indeks prestasi komulatif (IPK) signifikan dalam artian bahwa
pengaruh Program Pendidikan Gratis cukup besar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriktif kualitatif, yaitu penulis
memberikan gambaran tentang objek yang diteliti melalui data sampel
atau populasi sebagai mana adanya, dengan kata lain penulis
memberikan gambaran sesuai dengan apa yang didapatnya di lapangan
yang tidak memiliki batasan – batasan yang tegas. Tidak terdapatnya
batas yang tegas ini disebabkan desain dan fokus penelitiannya dapat
berubah – ubah.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi atau tempat penulis mengadakan penelitian yaitu di SDN
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Penulis menetapkan objek dalam penelitian ini yaitu Guru dan
Siswa di SDN Pa’bundukang Kelurahan Bontoramba Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
C. Variabel penelitian
Berdasarkan judul yang diajukan, maka yang menjadi variabel
dalam penelitian ini adalah “pelaksanaan pendidikan gratis sebagai
variabel bebas dan peningkatan minat belajar siswa sebagai variabel
terikat”.
D. Defenisi Operasional
1. Pengertian Judul Dan Batasan Operasional
Untuk lebih memahami maksud yang terkandung dalam judul
skripsi ini dan demi menghindari kesalahpahaman dalam lingkup
pengertiannya maka penulis menganggap perlu mengemukakan arti
dari berbagai kata yang terdapat dalam judul skripsi ini sebagai
berikut:
Hasbullah, dalam bukunya dasar-dasar ilmu mengemukakan
bahwa “pendidikan dalam arti sederhana, sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-
nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan” Sementara dalam
perkembangannya, pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan
yang diberikan yang sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi lebih
dewasa.
Selanjutnya oleh Ahmad D. Marimba, menyatakan pula bahwa :
“Pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Dengan demikian,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses proses pembelanjaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Pendidikan gratis merupakan skema pembiyaan program
pendidikan yang bersubsidi penuh yang ditanggulangi oleh Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabuupaten/Kota yang
dalam hal ini dari sekolah dasar hingga jenjang menengah ke
atas/kejuruan guna membebaskan atau meringankan biaya pendidikan
peserta didik.
Minat dapat diartikan sebagai sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih. Minat merupakan kecenderungan jiwa yang tetap kepada
sesuatu yang berharga bagi seseorang, sesuatu yang berharga bagi
seseorang adalah sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam
hal ini minat belajar, dapat dibahasakan sebagai dorongan motivasi
seorang untuk lebih giat belajar, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Minat timbul akibat dari partisipasi, pengalaman dan
kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah penelitian
pelaksanaan pendidikan gratis dalam upaya meningkatkan minat
belajar siswa beserta ada tidaknya pengaruh peningkatan minat
belajar siswa sejak diberlakukannya pendidikan gratis dilaksanakan di
Lingkungan SDN Pa’bundukang Kecematan Bontonompo Selatan
Kabupaten Gowa
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Batasan penelitian yang mesti ada dan dan ditemui
dalam setiap penelitian adalah batasan yang berkaitn dengan
populasi dan sampel penelitian. Karena populasi dan sampel
mempunyai arti yang bervariasi. Dalam melakukan penelitian, kita
akan berhadapan dengan objek yang akan diteliti, baik berupa
manusia, fenomena alam, fenomena sosial maupun peristiwa
yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang ada,
objek penelitian inilah yang disebut populasi.
Dalam pengertian populasi, Suharsimi Arikunto
menyatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek yang
akan diteliti, dengan kata lain populasi mencakup semua elemen
penelitian dengan mengambil atau menadikan unsur-unsur yang
ada sebagai objek penelitian.
Dalam pengertian yang lain dikemukakan oleh Drs.
Mardalis bahwa “populasi adalah semua individu yang menjadi
sumber pengambilan sampel”.
Lebih lanjut menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa
populasi maknanya bertalian dengan elemen, yakni unit tempat
diperolehnya informasi, elemen tersebut bisa berupa individu,
keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, organisasi dan
lain-lain. Kemudian menurut Babbi yang diikuti oleh Sukardi
menyatakan pengertian populasi merupakan elemen penelitian
yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi
target hasil dari penelitian. Menurut Sutrisno Hadi bahwa populasi
adalah semua individu untuk setiap kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dari sampel yang hendak digeneralisasikan. Kemudian
S. Margono memberikan pengertian populasi adalah seluruh data
yang menjadi perhatian dalam suatu lingkup dalam waktu yang
ditentukan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami
bahwa yang dimaksud dengan populasi pada prinsipnya adalah
mencakup keseluruhan individu kelompok manusia, peristiwa atau
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat yang menjadi
objek penelitian untuk memperoleh data dan secara terencana
menjadi target kesimpulan dari hasil akhir penelitian.
Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SDN Pa’bundukang Kecematan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa. Berjumlah 213 orang, untuk lebih
elasnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel I
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I
II
III
IV
V
VI
Guru
30 Orang
24 Orang
29 Orang
37Orang
40 Orang
38 Orang
14 Orang
Jumlah total 212 Orang
Sumber Data : Laporan Bulanan Tahun Pelajaran 2010/2011
Sekolah Dasar Negeri Pa’bundukang Kecematan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
2. Sampel
Dalam sebuah penelitian, tidak semua peneliti mampu
menyelidiki seluruh objek yang ada, hal tersebut bisa disebabkan
beberapa pertimbangan misalnya; keterbatasan waktu, biaya
ataupun tenaga. Oleh karenanya, perlu adanya sampel sebagai
solusi alternative yang mewakili seluruh populasi yang ada.
Sampel adala sebagian dari obyek yang akan diteliti dari
jumlah populasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian
sampel menurut Sutrisno Hadiadalah “ merupakan wakil atau
perwakilan yang lebih kecil dari keseluruhan populasi”.sedangkan
Suharsimi Arikunto memberikan interperensi bahwa sampel
merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan maksud
untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Untuk penentuan sampel pada siswa, peneliti mengambil
sampel dengan menggunakan tekhnik Proportionate Stratified
Random Sampling, yaitu tekhnik pengambilan sampel yang
memberikan peluang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi sampel, dan dari populasi yang ada mempunyai anggota
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional . Dari tekhnik
Proportionate tersebut, peneliti kemudian mengambil sampel dengan
menggunakan Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel
dengan mencampur objek di dalam populasi sehingga semua obek
dianggap sama .
Adapun jumlah sampel yang diambil adalah 10% dari
jumlah populasi sebanyak 213 orang yaitu 21 orang. Pengambilan
sampel tersebut dilakukan dengan cara random sampling atau
secara acak. Adapun untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel II
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1. I 2
2. II 2
3. III 3
4. IV 4
5. V 4
6. VI 6
7. Guru 11
Jumlah 32
Sumber Data : Laporan Bulanan Tahun Pelajaran 2010/2011
Sekolah Dasar Pa’bundukang Kecematan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
F. Instrumen Penelitian
Dalam kamus bahasa Indonesia, dicantumkan bahwa
instrument adalah sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.
Sealan pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto menjelakan bahwa
instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti alam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa
instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam penelitian, karena berfungsi sebagai alat atau sarana untuk
menentukan data yang diteliti. Olehnya itu, untuk mendapatkan data
yang relevan dengan masalah, maka penulis menggunakan instumen
penelitian yng dianggap tepat.
Untuk mengetahui lebih lanjut uraian mengenai bentuk
instrument tersebut, maka akan diuraikan secara sederhana sebagai
berikut:
1. Pedoman Observasi
Observasi merupakan instrumen penelitian yang
digunakan peneliti untuk melihat langsung gambaran pelaksanaan
program pendidikan gratis yang diberlakukan di Sekolah Dasar
Pa’bundukang Kecematan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
serta mencatat hal-hal penting yang akan dirumuskan nantinya dalam
proposal ini. Selain itu, observasi uga dilakukan untuk mengamati dan
memberikan penilaian terhadap pengaruh peningkatan minat belajar
siswa SDN Pa’bundukang Kecematan Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa.
2. Pedoman Interview
Pedoman interview adalah salah satu alat yang
digunakan dalam penelitian yang berupa pertanyaan untuk
memperoleh data/informasi dari berbagai informan. Adapun data yang
diperoleh dari pedoman interview ini berupa beberapa pernyataan
tentang gambaran pelaksanaan pendidikan gratis kepada guru maupun
para siswa, upaya pendidikan gratis dalam meningkatkan minat belajar
siswa. Berbagai informasi ini dapat diperoleh dari beberapa guru yang
memiliki posisi yang berhubungan langsung dengan tujuan penelitian,
serta kepada beberapa siswa yang telah dipilih secara acak (Random)
sebagai sampel.
3. Pedoman Angket
Angket merupakan alat yang dipakai dalam interview
penelitian, yakni sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dari responden-responden. Adapun sejumlah
pertanyaan dalam angket yang disebarkan terdiri dari pertanyaan yang
berkaitan mengenai pelaksanaan pendidikan gratis di Sekolah Dasar
Negeri Pa’bundukang Kecematan Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa khususnya mengenai upayanya dalam meningkatkan minat
belajar siswanya. Angket ini ditujukan kepada beberapa siswa yang
dipilih secara acak pula. Angket ini terdiri atas pertanyaan tertutup dan
pertanyaan terbuka.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
digunakan dalam bentuk metode penelitian lapangan yakni berusaha
mendapatkan data dengan terjun langsung di lapangan / lokasi
penelitian dengan menggunakan metode ini peneliti akan
menggunakan beberapa tekhnik , yaitu:
1) Tahap Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek
yang diteliti mencatat data-data yang dicapai melalui
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang
diselidiki.
2) Tahap Interview
Penulis mencoba mengadakan Tanya jawab langsung
dengan sumber, dalam hal ini penulis berkomunikasi
dengan para informan yang terdiri dari Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, beberapa guru
dan beberapa siswa menyangkut masalah yang akan diteliti.
3) Tahap Angket
Sejumlah daftar pertanyaan yang tertulis yang
disebarkan kepada sejumlah siswa yang menjadi responden
atau sampel yang telah dipilih secara acak.
H. Tehnik Analisis Data
Adapun tehnik analisis data yang digunakan dalam
pengelolaan data ini adalah tehnik analisis regresi linear untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variable
tersebut, yaitu pengaruh antara program pendidikan gratis
dengan tingkat minat belajar siswa menggunakan rumus
korelasi dengan variable sebagai berikut:
Dimana :
X : Sebagai variable bebas yang menyajikan tentang pendidikan gratis
X Y
Y : Tingkat minat belajar siswa
Selanjutnya, masuk dalam pengelolaan hasil penelitian ini
digunakan analisis statistic deskriktif, yaitu menggunakan tabel
frekuensi dengan visi korelasi regresi linear. Hal ini dimaksudkan untuk
menguji ada tidaknya pengaruh yang kuat dalam hubungan yang
signifikan antara pengaruh pendidikan gratis dengan tingkat minat
belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Inpres Pa’bundukang Kecamatan
Bontonompo Kabupaten Gowa
Sekolah Dasar Inpres Pa’bundukang adalah salah satu
lembaga pendidikan di Kabupaten Gowa di bawah naungan Dinas
Pendidikan dan Pengajaran (DIKJAR). Sekolah Dasar Inpres
Pa’bundukang berada di Sebelah Selatan dari Kabupaten Gowa yang
mudah di jangkau oleh transportasi bagi murid dan masyarakat serta
letaknya yang strategis, berada di sudut jalan poros khususnya yang
menghubungkan jantung kota ibu kota Takalar .
Sekolah Dasar Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo
Selatan memiliki murid yang jumlahnya cukup banyak dan diasuh oleh
guru-guru yang cukup memadai untuk lebih mengenal lebih jauh lagi
maka penulis akan menguraikannya sebagai berikut :
1. Sejarah Berdirinya
Lahirnya Sekolah Dasar Inpres Pa’bundukang Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa tidak lepas atas dukungan
para masyarakat di Kelurahan Bontoramba Kabupaten Gowa yang
resmi didirikan pada tahun 1975. Selama berdirinya Sekolah Dasar
Inpres Pa’bundukang Kabupaten Gowa mengalami pergantian Kepala
Sekolah. Adapun kepala SDN Inpres Pa’bundukang selama 9 periode
yaitu :
1. H. Muhammad Hadil Muhlis dari tahun 1975 sampai dengan
tahun 1977
2. H. Mappigau dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1979
3. H. hadil dari tahun 1980 sampai dengan 1985
4. Mattumiyah dari tahun 1986 sampai dengan tahun 1990
5. H. Mansur dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997
6. Syafaruddin, S.Pd dari tahun 1998 sampai dengan 2004
7. H. Nurdin dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2005
8. Hj. St. Syarifah dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008
9. Syafaruddin, S.Pd dari tahun 2008 sampai sekarang.
2. Keadaan Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana sangat penting untuk kelancaran tugas-
tugas kependidikan di sebuah sekolah, dengan sarana dan
prasarana yang sangat baik maka guru akan lebih mudah dalam
melaksanakan tugasnya dan sebaliknya kurangnya fasilitas sarana dan
prasarana akan mengurangi tingkat keberhasilan guru dalam proses
belajar mengajar.
Kegiatan sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan kabupaten Gowa dapat
dilihat pada tabel berikut dibawah ini :
Tabel III
Sarana dan Prasarana SDN Inpres Pa’bundukang
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Ruang Belajar 6
2 Ruang Perpustakaan 1
3 Ruang Guru 1
4 Kamar Mandi/WC 2
5 Kursi Tamu 1
6 Computer 2
7 Meja dan bangku Murid 260
8 Meja dan Kursi Guru 12
9 Lemari Kelas 6
10 Rak buku 2
3. Keadaan Guru
Sekolah Dasar Inpres Pa’bundukang Kecamatan
Bontonompo Selatan kabupaten Gowa diasuh oleh tenaga edukatif
yang sebagian berlatar belakang Pendidikan Strata Satu (S1) dan
sebagian besar berlatarbelakang Diploma bagi guru tetap maupun guru
tidak tetap (Honor). Tenaga guru di dominasi oleh guru Dinas
Pendidikan Umum dan Agama. Adapun data guru SD Inpres
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
adalah sebagai berikut :
Tabel IV
Guru di SDN Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
No Nama Guru Pendidikan
Terakhir Jabatan
1 Syafaruddin S.Pd Kepala Sekolah
2 Hj. Rosdiana S.Pd Guru
3 Hj. St. Hadarah A.Ma Guru
4 St. Marliyah A.Ma Guru Agama
5 Hj. St. Hamsiah S.Pd Guru
6 Hj. St Jasmani SPG Guru
7 Batmawati A.Ma Guru
8 Syamsuddin A.Ma Guru
9 Saiful A.Ma Guru
10 Ildawati S.Pd.I Guru Agama
11 Suharni A.Ma Honor
12 Abu Bakar S.Pd Honor
13 Nurhikma S.Pd.I Honor
14 Najmiati S.Pd Honor
Sumber : Papan Potensi Keadaan Guru Dan Pegawai Tahun 2011
4. Keadaan Murid
Sekolah Dasar Inpres Pa’bundukang Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa sejak berdirinya selalu
menjadi pilihan utama bagi calon murid yang ingin menimbah ilmu
pendidikan dasar sehingga, peluang bagi murid untuk belajar di SDN
Inpres Pa’bundukang sangat besar dikarenakan bisa dijangkau oleh
masyarakat kelas manapun apalagi ditunjang dengan pendidikan
yang bersubsidi. Dan telah dapat diketahui bahwa banyak murid
lepasan dari SDN Inpres Pa’bundukang yang kini telah menjadi
pegawai negeri sipil serta banyak pula yang bergelut di bidang
swasta dan lain sebagainya. Untuk selanjutnya adapun keadaan
murid dilihat dari jumlahnya, sesuai data yang penulis peroleh pada
tahun 2011/2012 ada 198 orang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel V
Keadaan Murid Sekolah Dasar Negeri Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
Tahun Aaran 2011-2012
Nomor Kelas L P Jumlah
1
2
3
4
5
6
I
II
III
IV
V
VI
18
12
15
24
22
18
12
12
14
13
18
20
30
24
29
37
40
38
Jumlah 109 89 198
5. Kurikulum
Sekolah Dasar adalah Sekolah Pendidikan Dasar yang
bersifat umum. Konsekuensinya kurikulum Sekolah Dasar
dipersentase 70% pengetahuan umum dan 30% pengetahuan
agama. Sekolah Dasar Negeri Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa sebagai obyek diterapkannya peraturan
pemerintah No. 28 Tahun 1990 bahwa Sekolah Dasar (SD) adalah
sekolah umum non keagamaan, otomatis mengikuti konsekuensi yang
memang diberlakukan secara umum untuk lembaga pendidikan dasar
se-Indonesia.
Secara rinci kurikulum atau bahan kajian pelajaran Sekolah
Dasar Negeri Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan
Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan Agama Islam (Pendais)
2. Pendidikan kewarganegaraan (PKN)
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
6. Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
7. Seni Budaya dan Kesenian (SBK)
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes)
9. Muatan Lokal
a. Bahasa Inggris
b. Bahasa daerah
c. Baca Tulis alqur’an (BTQ)
Mencermati, berbagai kurikulum atau bidang kajian seperti
diatas, secara rasional belumlah cukup untuk memberi hal
pengetahuan yang memadai bagi murid, termasuk untuk melanjutkan
jenjang pendidikannya ke SMP maupun terjun kemasyarakat. Menurut
Ildawati, S.Pd.I selaku guru Agama. Kurikulum SD yang sebagian
besar berisi pengetahuan umum mengandung dilema tersendiri.
Karena pada sisi lain muatan keagamaan telah sangat diperlukan,
sehingga hendaknya pelajaran keagamaan sudah harus diberikan
secara seimbang dengan mengubah muatan kurikulum. Tetapi harus
disyukuri oleh karena kegiatan keagamaan telah intensif dilakukan
sebagai kegiatan penyeimbang. Ini mengesankan bahwa Sekolah
Dasar Negeri Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa
telah menjadi sekolah yang diminati masyarakat (peserta didik), karena
pengetahuan umum yang relative seimbang dengan pengetahuan
keagamaan hal ini terasa membangun penilaian positif bila akan
dibandingkan dengan tuntutan masyarakat yang memandang sekolah
tersebut sebagai lembaga yang diharapkan melahirkan generasi terdidik
yang cerdas dan terampil sekaligus memahami ajaran agama.
Mengenai kurikulum yang dipakai di Sekolah Dasar Negeri
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
selalu disesuaikan dengan perkembangan kurikulum secara umum
dan pada saat ini kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP)
B. Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Gratis di Sekolah Dasar
Negeri Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan
Kabupaten Gowa.
Sejak dicanangkannya pada tahun 2008 tentang pendidikan
gratis, maka serentak pula sekolah-sekolah negeri yang ada di
Kabupaten Gowa menerapkan program pendidikan gratis yang telah
diatur programnya oleh Pemerintah Daerah, tidak terkecuali bagi
Sekolah Dasar Negeri Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa.
Menurut Bapak Syafaruddin, S.Pd selaku kepala sekolah
Dasar Negeri Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan
Kabupaten Gowa, mengunkapkan bahwa :
Pendidikan gratis sesungguhnya merupakan program pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan konstituen Negara. Di mana penyelenggaraan pendidikan disubsidi secara penuh oleh pemerintah baik dari tingkat Nasional, Provinsi hingga Kabupaten/Kota. Para murid tidak dibebankan lagi pembayaran-pembayaran ataupun iuran-iuran yang biasanya diberlakukan disekolah. (Hari Sabtu 28-07-2012)
Dalam ketentuannya, semua sekolah negeri yang berada di
lingkup Kabupaten Gowa diwajibkan melaksanakan pendidikan gratis,
adapun bagi sekolah swasta diberikan dua alternative, menerima atau
tidak dapat menjalankan pendidikan gratis, diberikan dana dan tidak
diperkenankan lagi untuk melakukan pungutan terhadap para murid
ataupun kepada orang tuanya. Bagi sekolah swasta yang tidak bersedia
melaksanakan pedidikan gratis dapat menyampaikan
ketidakmampuannya kepada pemerintah daerah dengan
konsekuensi tidak akan menerima lagi subsidi dari pemerintah
daerah.
Sasaran program pendidikan gratis yang diprogramkan
Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa diperuntukkan hanya kepada
masyarakat Kabupaten Gowa dan berdomisili di kabupaten Gowa pula
atau para pegawai negeri sipil yang ada atau berdomisili di luar
kabupaten Gowa tetapi bekerja di kabupaten Gowa yang dibuktikan
dengan Surat Keputusan pejabat yang berwenang. Adapun bagi
peserta didik yang berasal dari luar Kabupaten Gowa dapat dikenakan
biaya pendidikan sesuai hasil keputusan Kepala Sekolah bersama
Dewan Guru dan Komite Sekolah yang bersangkutan.
Menurut Hj. Rosdiana S.Pd bahwa pemerintah daerah
mempunyai hak untuk mengarahkan, membimbing, membantu dan
mengawasi penyelenggaraan program pendidikan gratis ini, namun
Pemerintah Daerah juga memiliki kewajiban layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga masyarakat. Selain itu, Pemerintah
Daerah juga telah menjamin tersedianya dana dalam APBD kabupaten
Gowa guna terselenggaranya pendidikan gratis.
Dengan segala fasilitas dari Pemerintah Daerah tersebut, orang
tua peserta didik berperan serta dalam memilih satuan pendidikan yang
telah menjalankan pendidikan gratis pada tingkat SD, MI, SMP,MTs,
SMA, MA, dan SDN Pa’bundukang atau swasta, yang tentunya setelah
memenuhi persyaratan seleksi murid baru yang ditetapkan dalam
sekolah masing-masing. Namun bagi orang tua yang tidak
mengindahkan peraturan untuk menyekolahkan anaknya pada usia
masa sekolah akan mendapat teguran oleh Pemerintah Daerah.
Bentuk aturan yang membahas jenis-jenis pungutan yang
telah dilarang untuk dipungut sebagaimana biasanya, berupa :
1. Permintaan bantuan pembangunan.
2. Permintaan bantuan dengan alasan dana sharing.
3. Pembayaran buku.
4. Pembayaran iuran pramuka.
5. Pembayaran uang foto.
6. Pembayaran uang ujian.
7. Pembayaran uang ulangan/semester
8. Pembayaran uang pengayaan/les.
9. Pembayaran uang rapor.
10. Pembayaran uang penulisan ijazah.
11. Serta pungutan lainnya yang membebani baik murid dan orang tua
murid.
Pengawasan jalannya pendidikan gratis melibatkan
pemerintah daerah, Kejaksaan Negeri, Polresta, Kodim, Dewan
Pendidikan, PGRI beserta Komite Sekolah yang secara bersama-sama
melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada
semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan
masing-masing. Dari pengawasan ini, diharapkan akan adanya
transparansi dan akuntabilitas public.
Dari Pemerintah Daerah Propinsi telah membentuk Komisi
Penyelenggaraan Pendidikan Gratis (Komwas Ledigra) yang bersifat
independen serta melasanakan tugas untuk membantu Pemerintah
Provinsi. Hal ini diharapkan dapat mengefektifkan penggunaan dan
pemamfaatan dana subsidi dan peningkatan mutu lulusan
penyelenggaraan pendidikan gratis. Monitoring dan evaluasi dilakukan
dengan bentuk pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah
terhadap penyelenggaraan pendidikan gratis, yang kemudian hasil dari
monitoring dan evaluasi tersebut disampaikan dalam bentuk laporan
tertulis yang secara berkala kepada Gubernur.
Dari hasil penelitian dilapangan, terlihat bahwa telah muncul
banyak kekakuan dalam menjalankan pendidikan gratis ini, mulai dari
pihak guru hingga pihak sekolah. Banyak guru yang sering
mengeluhkan keterbatasan ruang gerak dalam menjalankan proses
belajar mengajar kepada para muridnya, sering kali ada guru yang
menginginkan agar para murid melengkapi kebutuhan belajar mereka
secara individu dan merata dengan tujuan lancarnya proses belajar,
namun karena batasan dari pendidikan gratis sungguh telah membatasi
kreatifitas guru mungkin inilah yang bernilai negative dalam lingkup
pendidikan gratis .
Penyelenggaraan proses belajar mengajar di SD Negeri
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
jika dikaitkan dengan program pendidikan gratis tidak terlalu banyak
mengalami perubahan yang signifikan, namun berdasarkan hasil
penelitan, ada beberapa aspek yang mengalami perubahan dan telah
diatur kembali oleh program pendidikan gratis itu sendiri, yang antara
lain sebagai berikut:
1. Larangan Pembayaran Buku
Adanya larangan pembayaran buku di sekolah memberikan opsi
kepada sekolah untuk mempergunakan sebaik-baiknya buku yang ada
di perpustakaan sekolah, namun di lain pihak, ketersediaan buku-buku
pelajaran di sekolah belum sepenuhnyan terpunuhi, baik berupa jenis
bukunya, bahan pelajaran maupun pada kurikulum yang akan di
berlakukan. Dari sini, peran pemeritahan diharapkan untuk memberikan
bantuan berupa kelengkapan keperluan buku-buku pelajaran di sekolah
sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat itu.
2. Larangan pembayaran luran kegiatan Ekstra
Setiap murid memiliki minat dan bakat yang berbeda termasuk
dalam bidang ekstrakurikuler seperti pramuka, pesantren kilat dan
barisan. Dengan adanya larangan pungutan biaya/iuran untuk kegiatan
ekstra, maka prosedur untuk mengkuti permintaan partisipasi pada
kegiatan-kegiatan memerlukan pertimbangan dari berbagai banyak
pihak yang terkait, di karenakan adanya pembatasan dalam hal
pembiyaan kegiatan ekstra. Hal ini mengakibatkan anstusias murid
untuk mengembangkan bakatnya di bidang eksrakurikuler menjadi
terhambat.
3. Larangan pembayaran Infaq
Sebelum diberlakukankannya program pendidkan gratis, iuran
infaq rutin dilakukan dan dibayarkan oleh pihak murid, dari dana itulah
untuk membantu jikalau ada pihak guru maupun murid mengalami
masalah atau musibah maupun mengadakan acara. Namun setelah
jalannya pendidikan gratis, para guru maupun para murid kesulitan
mengatur sumber pendanaan jika hal yang sama ini terjadi.
4. Kebebasan Tidak Menggunakan Pakaian Seragam
Jika diperhatikan secara seksama, aturan bebasnya
penggunaan pakaian seragam pada prinsipnyan diperuntukkan bagi
para murid yang tidak mampu membeli pakaian seragam meskipun ini
arang terjadi. Namun dalam penerapannya mangalami perluasan
makna. Sebelum diberlakukannya program pendidikan gratis, murid
Sekolah Dasar Negeri Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan
Kabupaten Gowa memliliki seragam yang diatur oleh pihak sekolah,
baik dari jenis, model (baju, celana, rok, topi dan dasi) maupun warna
(sepatu dan kaos kaki) seragam sekolah. Setelah pemerintah
membebaskan penggunaan pakaian seragam, sejauh ini, para murid
masih menggunakan jenis pakaian seragam (baju celana, rak, topi dan
dasi), namun para murid mulai memakai berbagai model pakaian yang
bersifat tidak umum serta memiliki berbagai corak warna (sepatu dan
kaos kaki) yang tidak lazimnya di gunakan oleh para pelajar. Selain itu,
para murid sudah tidak diperkenankan lagi membuat pakaian kelompok
dalam kelas (baju persatuan).
Hasil mutu kelulusan dapat juga di gambarkan sebagai hasil dari
program pendidikan gratis, namun hal tersebut sesungguhnya tidak
dapat dijadikan tolak ukur peningkatan mutu, disebabkan faktor-faktor
yang mengakibatkan peningkatan mutu, kelulusan pesertan ujian tidak
hanya pada satu faktor itu saja, tetapi terdiri dari barbagai faktor.
Sebagai contohnya : kadar kesulitan soal pada tahun 2011 dan
tahun 2012 belum tentu sama, ini jugalah yang merupakan faktor
yang sangat penting dalam penentuan kelulusan dan lain sebagainya.
Demikianlah gambaran secara umum pelaksanaan program
pendidikan gratis yang di laksanakan serentak oleh sekolah negeri di
Kabupaten Gowa termasuk Sekolah Dasar Negeri Pa’bundukang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
C. Upaya Program Pendidikan Gratis Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Murid SDN Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa.
Di dalam Peraturan daerah Kabupaten Gowa pada bagian
ketiga mengenai hak dan kewajiban peserta didik dikatakan
bahwa setiap pererta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya. Selain itu, pendidikan gratis memiliki fungsi
untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh
anak-anak usia belajar guna mendapatkan pendidikan yang
layak dan bermutu. Untuk mewujudkan pendidikan yang layak dan
bermutu tersebut, maka dari itu Pemerintah Daerah telah
mengupayakan beberapa program pendidikan bagi anak usia belajar.
Maka sebagai kesimpulan dapat kita ketahui bahwa
Program Pendidikan Gratis memang tidak menunjukkan poin tentang minat belajar, tapi lebih memprioritaskan kepada kebebasan atau keringanan beban biaya sekolah. Tapi jikalau diteliti lebih dalam, program-program pemerintah tersebut pasti dapat meningkatkan minat belajar murid, sebab para murid dan orang tuanya tidak perlu lagi memikirkan beban biaya pendidikan, tinggal bagaimana anda belajar dan berusaha berprestasi di sekolah. Selain itu, sekolah juga memerlukan mutu dari lulusan yang dihasilkan.
Dari program-program pendidikan gratis, peneliti mencoba
menghubungkannya dengan respon atau tanggapan para murid
yang menjadi sampel di SDN Pa’bundukang terhadap peningkatan
minat belajar murid berkaitan dengan program pendidikan gratis
tersebut melalui beberapa pertanyaan yang dikumpulkan melalui
metode angket kepada seluruh murid yang menjadi sampel dan
diperjelas dengan metode wawancara kepada beberapa murid SDN
Pa’bundukang.
Adapun beberapa program yang menjadi andalan dari
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa dalam rangka pendidikan gratis
ini adalah :
1. Program Bebas Biaya Pendidikan
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Bab I Pasal 1 ayat 2
“Program Bebas Biaya Pendidikan merupakan salah satu program
pendidikan gratis yang membebaskan peserta didik dari sega macam
pungutan sekolah baik langsung maupun tidak langsung”. Dari
program ini, segala macam pungutan yang dilakukan oleh pihak
sekolah telah dihilangkan dan ditanggung oleh pemerintah.
Tabel VI
Pernyataan Murid SDN Pa’bundukang tentang Program Bebas
Biaya Pendidikan dapat Mempengaruhi Minat Belajar Murid.
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
1. Setuju 212 100 %
2. Tidak setuju - -
3. Tidak tahu - -
jumlah 212 100 %
(sumber data: tabulasi angket no. 1)
Pernyataan responden diatas menunjukkan bahwa keseluruhan
responden yang berjumlah 212 orang atau 100% setuju menyatakan
bahwa dengan adanya program bebas biaya pendidikan
mempengaruhi minat belajar para murid. Hal tersebut menandakan
yang telah dirasakan bahwa dengan adanya pembebasan biaya
pendidikan akan memotivasi para murid untuk lebih giat lagi untuk
belajar.
2. Program Subsidi Biaya pendidikan
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Bab I Pasal 1
ayat 2 :
Program Subsidi Biaya pendidikan merupakan salah satu program pendidikan gratis melalui pemberian sebahagian bantuan operasional sekolah guna meringankan biaya sekolah peserta didik. Dari program ini, bantuan operasional sekolah semakin ditingkatkan sehingga kebutuhan-kebutuhan sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran kepada anak didik dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Jika dihubungkan dengan minat belajar murid, maka menurut
tanggaopan para murid sebagai berikut :
Tabel VII
Pernyataan Murid SDN Pa’bundukang tentang Program Subsidi
Biaya Pendidikan Dapat mempengaruhi Minat Belajar Murid
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju 159 75 %
Tidak setuju - -
Tidak tahu 53 25 %
jumlah 212 100 %
(sumber data: tabulasi angket no. 2)
Pernyataan responden tersebut menunjukkan bahwa
responden yang berjumlah 159 orang atau 75 % setuju menyatakan
bahwa dengan adanya program biaya pendidikan yang diberikan
kepada sekolah akan mempengaruhi dan meningkatkan minat belajar
para murid, selebihnya 53 orang atau 25 % menyatakan tidak tahu soal
program subsidi biaya pendidikan. Hal itu menandakan bahwa dengan
adanya subsidi biaya pendidikan yang diserahkan kepada sekolah jelas
mempengaruhi dan akan meningkatkan minat belajar para murid.
3. Program Beamurid Pendidikan
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Bab I Pasal 1
ayat 15.
Beamurid Pendidikan adalah salah satu program
pendidikan gratis melalui penyediaan dana bagi murid
berprestasi guna meringankan biaya sekolah peserta didik.
Program ini ditujukan kepada murid yang berprestasi serta
dimaksudkan untuk memotivasi para murid yang lain untuk
lebih berprestasi di sekolah sehingga akan mendapatkan
beamurid dari pemerintah ini.
Jika program beamurid pendidikan ini dihubungkan sebagai
pengaruh meningkatnya minat belajar murid, maka menurut tanggapan
murid SDN Inpres Pa’bundukang sebagai berikut :
Tabel VIII
Pernyataan Murid SDN pa’bundukang tentang Program Beamurid
Pendidikan Dapat Mempengaruhi Belajar Murid
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju 212 100 %
Tidak setuju - -
Tidak tahu - -
Jumlah 212 100 %
(sumber data: tabulasi angket no. 3)
Pernyataan responden di atas menunjukkan bahwa
keseluruhan responden yang berjumlah 212 atau 100% setuju
menyatakan bahwa dengan adanya program beamurid
pendidikan mempengaruhi minat belajar para murid. Hal tersebut
telah menunjukkan bahwa beamurid bagi para murid jelas akan
membantu meningkatkan minat belajar dan memotivasi untuk
mendapatkan prestasi di sekolah.
Selain dari program yang telah dicanangkan oeh pemerintah
tersebut, beberapa bentuk penyelenggaraan program pendidikan
gratis juga mendapat perhatian dari peneliti untuk dihubungkan dengan
minat belajar murid, yang antara lain sebagai berikut :
Tabel IX
Pernyataan Murid SDN Pa’bundukang tentang Pendidikan Gratis
Meringankan Beban Orang Tua
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju 212 100 %
Tidak setuju - -
Tidak tahu - -
Jumlah 212 100 %
(sumber data: tabulasi angket no. 4)
Pernyataan responden tersebut menunjukkan bahwa
keseluruhan responden yang berjumlah 212 Orang atau 100%
setuju menyatakan bahwa dengan adanya program pendidikan
gratis telah mampu untuk meringankan beban biaya bagi orang
tua murid. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan gratis telah
berhasil mewujudkan tujuannya untuk mengurangi beban
masyarakat, sekolah, peserta didik dan orang tua peserta didik.
Selanjutnya, pada setiap satuan pendidikan memliki mata pelajaran
pendidikan agama, Pemerintah Derah melalui perundang-
undangannya telah memberikan hak kepada para setiap peserta didik
untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianut dan diajarkan oleh pendidika yang seagama. Dan kaitannya
dalam rangka peningkatan minat belajar murid, maka menurut SDN
Pa’bundukang sebagai berikut :
Tabel X
Pernyataan Murid SDN Pa’bundukang tentang Hak Mendapatkan
Pendidikan Agama Dapat Meningkatkan Minat Belajar Murid
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju 181 88 %
Tidak setuju - -
Tidak tahu 31 -
Jumlah 212 12 %
(sumber data: tabulasi angket no. 5)
Pernyataan responden tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
responden yang berjumlah 181 orang atau 88 % setuju menyatakan
bahwa memberikan hak kepada para peserta didik untuk mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama dapat meningkatkan minat belajar murid,
31 responden menyatakan tidak tahu tentang pernyataan tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa hak untuk mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianut dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama akan mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar murid.
Beberapa larangan pemungutan iuran yang secara umum
bersentuhan langsung kepada murid meliputi :
1. Larangan Pembayaran Buku
Menurut murid SDN Pa’bundukang, hubungan larangan
pungutan pembayaran buku sekolah dengan peningkatan
minat belajar sebagai berikut :
Tabel XI
Pernyataan Murid SDN pa’bubdukang tentang Larangan Pungutan
Pembayaran Buku dapat Meningkatkan Minat belajar Murid
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju 199 97 %
Tidak setuju - -
Tidak tahu 13 3 %
Jumlah 212 100 %
(sumber data: tabulasi angket no. 6)
Pernyataan respon di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden yang berjumlah 199 orang atau 97 %
mengungkapkan setuju menyatakan dengan larangannya
pungutan pembayaran buku pelajaran di sekolah dan
mempergunakan fasilitas buku-buku yang ada
diperpustakaan akan mampu meningkatkan minat belajar
murid.
2. Larangan Pembayaran Ekstrakulikuler
Murid SDN Inpres Pa’bundukang memiliki bakat
yang berbeda-beda, begitu juga dengan antusias murid
terhadap kegiatan ekstrakulikuler, baik itu Pramuka, Kursus
Bahasa Inggris, Kursus Matematika atau yang lainnya.
Dengan adanya larangan pungutan iuran ekstrakulikuler,
menurut para murid mengenai hubungannya dalam
meningkatkan minat belajar sebagai berikut :
Tabel XII
Pernyataan Murid SDN Pa’bundukang tentang Larangan
Pungutan Infaq/Sumbangan Dapat meningkatkan Minat
Belajar Murid
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju 197 91 %
Tidak setuju 15 9 %
Tidak tahu - -
Jumlah 212 100 %
(sumber data: tabulasi angket no. 7)
Pernyataan responden di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden yang bejumlah 197 orang atau 91 %
mengungkapkan setuju menyatakan bahwa dengan dilarangnya
iuran ekstrakurikuler sekolah akan mampu meningkatkan minat
belajar murid SDN Pa’bundukang. Selebihnya responden yang
berumah 15 % orang atau 9 % menyatakan tidak setuju jika
larangan pembayaran ekstrakulikuler mampu meningkatkan
minat belajar murid SDN Pa’bundukang.
3. Larangan Pembayaran Infaq/Sumbangan
Menurut para murid, larangan pembayaran Infaq
atau sumbangan oleh Pemerintah dalam hubungannya
meningkatkan minat belajar murid sebagai berikut :
Tabel XIII
Pernyataan Murid SDN Pa’bundukang tentang Larangan Pungutan
Infaq/Sumbangan Dapat Meningkatkan Minat Belajar Murid
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
1 Setuju 85 40 %
2 Tidak setuju 80 38 %
3 Tidak tahu 47 22 %
Jumlah 212 100 %
(sumber data: tabulasi angket no 8)
Pernyataan responden tersebut menyatakan bahwa
kebanyakan responden yang berjumlah 85 orang atau 40 %
mengunkapkan setuju menatakan bahwa dengan adanya larangan
pembayaran infaq atau sumbangan akan meningkatkan minat belajar
murid SDN Pa’bundukang 80 orang responden lainnya atau 38 %
mengunkapkan tidak setuju jika larangan pembayaran infaq akan
meningkatkan minat belajar murid. Selebihnya, 47 orang responden
atau 22% menyatakan tidak tahu.
Jalannya proses belajar mengajar di bawah aturan pendidikan
gratis harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap,
misalnya, larangan pungutan pembayaran buku harus disertai dengan
kelengkapan buku diperpustakaan. Menurut SDN Pa’bundukang
mengenai kelengkapan sarana dan prasarana yang sudah ada belum
memadai, berdasarkan pernyataan angket sebagai berikut :
Tabel XIV
Pernyataan SDN Pa’bundukang tentang Kelengkapan Sarana dan
Prasarana Belajar SDN Pa’bundukang
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju .62 32 %
Tidak setuju .150 68 %
Tidak tahu - -
Jumlah 212 100 %
(sumber data : tabulasi angket no.9)
Pernyataan responden diatas menunjukkan bahwa kebanyakan
respoden yang berjumlah 150 orang atau 68% mengungkapkan tidak
setuju dan menyatakan bahwa kelengkapan sarana prasarana
belaar di SDN Pa,bundukang belum memadai atau belum memenuhi
standar sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan para murid.
Selebihnya, 62 orang responden atau 32% menyatakan sarana dan
prasarana di SDN Pa’bundukang sudah lengkap dan memenuhi standar
untuk menyelenggarakan pendidikan gratis di Kabupaten Gowa.
Minat belajar murid telah mengalami peningkatan setelah
diterapkannya program pendidikan gratis, berikut pernyataan para murid
mengenai peningkatan minat belajar :
Tabel XV
Pernyataan Murid SDN Pa’bundukang tentang Peningkatan Minat Belajar Seelah Diterapkannya Program Pendidikan Gratis
No. Pernyataan Frekuensi Persentase
Setuju 212 100 %
Tidak setuju - -
Tidak tahu - -
Jumlah 212 100 %
(sumber data : tabulasi angket no.10)
Pernyataan responden diatas menunjukkan bahwa keseluruhan
responden yang berjumlah 212 orang atau 100% menyatakan
bahwa dengan adanya program pendidikan gratis yang
diselenggarakan oleh Pemerintah khususnya oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Gowa telah mampu dan berhasil
meningkatkan minat dan belajar murid di SDN Pa’bundukang.
Sudah jelas bahwa pendidikan gratis telah mampu
meningkatkan minat belajar murid, beban orang tua murid untuk
membayar biaya sekolah sudah tidak ada, disertai dengan
fasilitas yang ada di sekolah, tinggal bagaimana kita para
murid untuk belajar lebih giat lagi, sebagai ganjaran dari
dibebaskannya biaya pendidikan.
Demikianlah gambaran mengenai berbagai program pendidikan
gratis dikaitkan dengan upayanya meningkatkan minat belajar murid di
SDN Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
D. Pengaruh Peningkatan Minat belajar Murid SDN Pa’bundukang
Setelah Diterapkannya Pelaksanaan Program Pendidikan Gratis.
Setelah memahami tentang upaya pendidikan gratis dalam
meningkatkan minat belajar murid SDN Pa’bundukang, maka dapat
disimpulkan bahwa semua murid mengalami peningkatan minat
belajar setelah diberlakukannya program pendidikan gratis. Untuk
selanjutnya, penulis akan membahas tentang pengaruh peningkatan
minat belajar murid berdasarkan sampel.
Untuk mengetahui kategori tinggi rendahnya pelaksanaan program
pendidikan gratis bagi murid SDN Pa’bundukang Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, maka dapat disusun kualifikasi
skor berdasarkan kategori yaitu sebagi berikut :
Tabel XVIII
Kategori Tingkat Minat dan Motivasi belajar Murid Pada SDN
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo kabupaten Gowa
Kategori Sangat
rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat
tinggi
Nilai 1 - 20 21 - 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100
Berdasarkan tabel diatas maka persentase hasil program
pendidikan gratis termasuk dalam kategori tinggi yaitu 61 – 80
Tabel XIX
Tingkat Minat Belajar Murid SDN Pa’bundukang Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
No. Nama Nilai
1 Riskiyanti 90
2 Nasrul 80
3 Muh Ihsan 80
4 Ilham Pahlil 85
5 Riska. S 69
6 Ayu Lestari 72
7 Fadia Az Zahra Rani 72
8 Fadil Afdani Rani 85
9 Nur Qamar Intang Purnama 80
10 Aldi Reskiawan 76
11 Wandi 72
12 Sindi Saputra 69
13 Rustan 70
14 Wahdaniyah 85
15 Bidarwati 80
16 Aris Nandar 76
17 Rustan 72
18 Isna 73
19 Rosmianti 72
20 Abd Rahim 69
21 Nur Alam 68
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program pendidikan
gratis terhadap minat belajar murid dapat menggunakan tabel analisis
regresional dengan langkah :
Tabel XX
Pengaruh Program pendidikan Gratis SDN Pa’bundukang
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa
No. X Y X² Y² XY
1 37 90 1369 8100 3330
2 28 80 784 6400 2240
3 28 80 784 7255 2240
4 32 85 1024 4761 2720
5 27 69 729 5184 1863
6 30 72 900 5184 2160
7 31 72 961 5814 2232
8 29 85 841 7225 2465
9 27 80 729 6400 2160
10 30 76 900 5776 2280
11 25 72 625 5184 1800
12 26 69 676 4761 1794
13 28 70 784 4900 1960
14 24 85 576 7225 2040
15 28 80 784 6400 2240
16 29 76 841 5776 2240
17 23 72 529 5184 1656
18 30 73 900 5329 2190
19 28 72 784 5184 2016
20 26 69 676 4761 1796
21 26 68 676 4624 1768
592 1595 16872 121397 42950
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan dengan Peningkatan Minat Belajar Murid setelah
diterapkannya Pelaksanaan Program Pendidikan Gratis Pada SDN
Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,
dapat dikemukakan bebrapa hal terpenting sebagai kesimpulan dari
hasil penelitian, yaitu sebagi berikut :
1. Pada dasarnya, pelaksanaan program pendidikan gratis di sekolah
Dasar Negeri Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa tidak lepas dari aturan yang diberlakukan secara umun oleh
Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan dan Peraturan Daerah
Kabupaten Gowa bersama Peraturan Bupati Gowa secara khusus,
baik yang bersifat aturan penyelenggaraan dan pelaksanaan hingga
kepada ketentuan-ketentuan yang bersifat perundang-undangan.
2. Upaya program pendidikan gratis dalam meningkatkan minat belajar
murid secara umum tidak Nampak dalam teori pelaksanaannya,
namun dapat dirasakan langsung oleh pihak murid itu sendiri,
dimana para murid akan lebih berminat untuk belajar dikarenakan
beban biaya sekolah sudah tidak ada lagi.
3. Terdapat pengaruh peningkatan minat belajar setelah diterapkannya
Pelaksanaan Program Pendidikan Gratis Pada SDN Pa’bundukang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
B. Implikasi Penelitian
Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, dikemukakan saran-saran
argumentatif sebagai implikasi hasil dari penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Untuk melakanakan pendidikan gratis, diperlukan dukungan dan
partisipasi aktif dari berbagai pihak, bukan hanya menggantungkan
harapan kepada pihak sekolah yang bertindak sebagai
penyelenggara, namun juga terdapat tanggung jawab pihak
pemerintah, komite sekolah, masyarakat hingga kepada orang tua
murid dalam mengawal jalannya program pendidikan gratis.
2. Program pendidikan gratis sepatutnya menjadi sarana dan
prasarana untuk mengembangkan bakat, minat serta kemampuan
yang dimilki oleh para murid, sehingga semuanya tergantung
kembali kepada individu para murid untuk memamfaatkan
kesempatan yang telah diberikan, berhasil tidaknya tergantung
kepada usaha untuk mendapatkannya.
3. Bagi peneliti-peneliti pendidikan yang tertarik untuk mengadakan
penelitian sejenis, gar dapat meneliti lebih mendalam lagi mengenai
program pendidikan gratis, karena ini masih merupakan hal yang
baru sehinggan masih akan mengalami perkembangan-
perkembangan agar menjadi lebih baik nantinya.
ANGKET
Pelaksanaan Program pendidikan Gratis
Dalam Meningkatkan Minat Belajar Murid
SDN Pa’bundukang Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa
- Angket ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai tanggapan
para murid tentang upaya program pendidikan gratis dalam
meningkatkan minat belajar murid SDN Pa’bundukang.
- Sumber angket adalah sampel murid SDN Pa’bundukang.
NAMA MURID :
JENIS KELAMIN :
KELAS :
A. Petunjuk
1. Bacalah pertanyaan pada angket ini dengan cermat dan baik. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
B. Pertanyaan
1. Apakah anda setuju bahwa program bebas biaya pendidikan
mampu meningkatkan minat belajar murid SDN Pa’bundukang ?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu
2. Apakah anda setuju bahwa pogram subsidi bantuan sekolah dapat
meningkatkan minat belajar murid SDN Pa’bundukang?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu
3. Apakah anda setuju bahwa program beamurid pendidikan dari
Pemerintah mampu meningkatkan minat belajar murid SDN
Pa’bundukang?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu
4. Apakah anda setuu bahwa dengan adanya pendidikan graris, mampu
meringankan beban biaya orang tua murid SDN Pa’bundukang?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu
5. Apakah anda setuju bahwa dengan adanya hak
mendapatkanpendidikan agama sesuai dengn agama yang dianut
dan diajarkan oleh pendidika yang seagama mampu meningkatkan
minat belajar murid SDN Pa’bundukang?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu.
6. Apakah anda setuju bahwa dengan ditiadakannya pembayaran iuran
buku sekolah akan meningkatkan minat belajar murid SDN
Pa’bundukang?
a. Setuju b. Tidak tahu c. Tidak Tahu
7. Apakah anda setuju bahwa dengan dibebaskannya pembayaran
iuran ekstrakulikuler (Pramuka, Kursus Bahasa Inggris dan
Matematika) mampu meningkatkan minat belajar murid SDN
Pa’bundukang?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu
8. Apakah anda setuju bahwa dengan ditiadakannya
pembayara/pungutan infaq akan meningkatkan minat belajar murid
SDN Pa’bundukang?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu
9. Apakah anda setuju bahwa jalannya program pendidikan gratis di
SDN Pa’bundukang telah ditunjang dengan tersedianya sarana dan
prasarana yang lengkap?
a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu
10. Apakah anda merasakan peningkatan minat belajar setelah di
terapkannya program pendidikan gratis di SND Pa’bundukang
a. Ya b. tidak c. tidak tahu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi., prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti, Cet. XIII;
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.
Balai Pendidikan Guru, metodik Sistem Pengaaran Modern, (seri 131,
Bandung, (KPPK).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research. Cet. XVI; Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada, 1984.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Cet. 3 Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.
Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak Julid 2. Alih Bahasa Cet. II;
Jakarta: PT. Erlangga, 1978.
Hadi Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta : UGM Press, 1979)
Margono, s. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposali (Cet. II. Jakarta :
Bumi Aksara 1993.
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan , Bandung, PT Al-
Ma’arif,1987.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Bab I ayat 13
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Bab I ayat 14
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Bab I ayat 15
Sekretaris Jenderal MPR RI 2007, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Th. 1945.
Sardiman, AM., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada. 2008.
Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, 1989.
Sugiono, Prof. Dr., Metode Penelitian Pendidikan. Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Cet. V; Bandung: PT. Alfabeta, 2008.
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Kompotensi dan Prakteknya, Cet. 1,
Jakarta; Bumi Aksara, 2003.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr., Pengendalian Mutu pendidikan
Sekolah Menengah (konsep, Prinsip dan Instrumen), Bandung : PT.
Refika Aditama: 2006.
Suriyabrata, sumardi., Psikolog Pendidikan, Cet. XII; Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
Husaini Usman., Dr. M.Pd., Metodologi Penelitian sosial, Jakarta: PT. Bumi
Aksara: 1987.
Purnomo Setiady Akbar., M.Pd.Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT.
Bumi Aksara: 1987.
Undang – Undang Dasar Republik Indonesia No. 20, Sistem Pendidikan
Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
INDRAYANI. Penulis dilahirkan di Tindang, 18 Juli
1987 dari pasangan ayahanda Dahlan dan Hadina
sebagai anak pertama dari dua bersaudara.
Peneliti menamatkan pendidikan dasar di SDN
Tindang pada tahun 1999 ,selanjutnya pada tahun 2002 tamat pada SMP
Negeri Sengka. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada
SMA Negeri 1 Bontonompo dan tamat pada tahun 2005. Setelah itu tiga
tahun kemudian yakni tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi
jurusan PAI di universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun
2012. Pada tahun itu juga penulis mulai mengabdi sebagai tenaga honorium
di MI Abnaul Amir Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Top Related