8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
1/98
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
2/98
Pedoman Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Pengarah:
Dr. Thamrin Kasman
Tim Pengembang Naskah:
1. Drs. Negus Siregar, M.Si2. Drs. Elifati Daeli
3. Agus Suharyanto, MA
4. Retno Sukesti
5. Sri Murjati
6. dr. Putriayu Hartini
7. dr. Nies Andekayani
8. Dr. Muchlis Catio, M. Ed
Desain Sampul & Isi:
Tri Isti
Diterbitkan oleh:
Direktorat Jenderal Pendidikan DasarKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cetakan Ketiga: Juli 2014
ii
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
3/98
Kata Pengantar
Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkobamerupakan bagian dari pendidikan karakter yang tidak terpisahkan
dari pendidikan nasional. Oleh karena itu, Pendidikan Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba di lingkungan sekolah sudah sangat
mendesak disampaikan kepada peserta didik dan memiliki
peran yang penting untuk membangun peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan dasar pada hakekatnya menjadi ondasi
pembentukan karakter bagi peserta didik. Oleh sebab itu, Buku
Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah bagi
guru SD dan SMP untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang bahaya dan upaya pencegahan penyalahgunaannya yang
berisi tentang bahaya narkoba, masalah perilaku di kalangan
peserta didik, penyalahgunaan narkoba di kalangan peserta didik,tips bebas narkoba, gaya hidup sehat, dan perkuat iman dan takwa
kepada Tuhan YME.
Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan agar para
guru dapat lebih memahami Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba di lingkungan sekolah serta mendorong guru untuk
mengimplementasikan melalui sistem pendidikan dan pembelajaran
yang ada. Disamping itu untuk mempercepat penyebarluasaninormasi kepada peserta didik tentang bahaya narkoba.
Di sisi lain, buku ini juga dapat menambah jumlah koleksi
buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah sebagai sumber
inormasi yang patut dibaca. Disadari bahwa materi buku ini
banyak dikolaborasikan dari buku yang diterbitkan Badan
Narkotika Nasional sebagai wujud kepedulian dan tanggungjawab
iii
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
4/98
Ditjen Pendidikan Dasar Kemdikbud dalam pencegahan dan
penanggulangan narkoba bagi peserta didik.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku
ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semogabuku ini dapat menjadi pemacu semangat para guru untuk terus
berpacu dalam belajar dan mengajar secara kreati, inovati dan
bertanggungjawab.
Jakarta, Juli 2014
Sekretaris Direktorat Jenderal
Dr. Thamrin Kasman
NIP. 19601126 1988031001
iv
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
5/98
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II NARKOBA DAN PERMASALAHANNYA 4
A. Pengertian 4
B. Jenis-Jenis Narkoba dan Pengaruhnya 4
C. Faktor-Faktor yang Mendorong
Penyalahgunaan Narkoba 14
D. Dampak Penyalahgunaan Narkoba 22
E. Gejala-Gejala Berbagai Jenis Narkoba 26
F. Ciri-Ciri yang Sudah Kecanduan
Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya 27
BAB III MASALAH PENYIMPANGAN PERILAKU
DI KALANGAN PESERTA DIDIK 29
A. Faktor Utama dan Permasalahan yang
Terjadi di Kalangan Peserta Didik 29
B. Saran Tindak yang Harus Dilakukan untuk
Meminimalisir Permasalahan Peserta Didik 31
BAB IV PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI KALANGAN PESERTA DIDIK 33
A. Pola Peredaran Narkoba di
Lingkungan Sekolah 33 B. Kondisi Sekolah yang Mendorong
Peserta didik untuk Menggunakan Narkoba 36
C. Latar Belakang Keluarga Peserta Didik
Penyalahguna Narkoba 37
D. Gambaran Perilaku Peserta Didik
Penyalahguna Narkoba 38
BAB V PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
MASALAH NARKOBA 42
v
Daftar Isi
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
6/98
A. Penanganan dan Penanggulangan Masalah
Narkoba Secara Universal 42
B. Penanganan Masalah Narkoba di
Kalangan Remaja 43 C. Peran Agama dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba 48
D. Peran Orang Tua dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba 50
E. Peran Sekolah dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba 53
F. Peran Guru dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba 55
G. Peran Organisasi Peserta didik Intra Sekolah (OSIS) dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 57
H. Peran Komite Sekolah dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba 58
BAB VI DASAR PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA 59
A. Pencegahan Penyalahagunaan Narkoba
di Lingkungan Pendidikan 59
B. Menciptakan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba 60
C. Penanggulangan Kasus Narkoba di Sekolah 65
BAB VII PERKUAT IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN 68
Pandangan Agama dalam Ayat-ayat Suci
Mengenai Narkoba 69
BAB VIII TIPS BEBAS NARKOBA DAN GAYA HIDUP SEHAT 74
A. Tips Bebas Narkoba 74 B. Gaya Hidup Sehat 77
LAMPIRAN 80
DAFTAR PUSTAKA 91
vi
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
7/98
1Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
BAB IPENDAHULUAN
Salah satu penyebab meningkatnya penyalahgunaan narkobaadalah kurangnya inormasi tentang bahaya narkoba baikdikalangan orang tua maupun anak-anak. Banyak orangtua yang
tidak menyadari pengaruh narkoba dan bahaya yang mengancam
anak-anak setiap hari. Di sisi lain masalah yang dialami peserta didik
makin hari makin beragam penyimpangan perilaku yang dilakukanmereka dan makin meningkat, seperti perkelahian, menurunnya
tingkat kedisplinan dan juga penyalahgunaan narkoba. Hal ini tidak
terlepas dari kondisi di negara Indonesia yang pada saat ini masih
sangat memprihatinkan.
Berdasarkan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN)
bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan UniversitasIndonesia (Puslitkes UI) pada tahun 2011, menunjukkan angka
prevalensi (penyalahguna narkoba) nasional adalah 2,2% dari
jumlah penduduk Indonesia yang berumur 10 – 59 tahun atau setara
dengan 3,8 sampai dengan 4 juta orang. Pada tahun 2015 diprediksi
angka prevalensi akan mengalami kenaikan menjadi 2,8% (5,1 juta
orang) apabila seluruh komponen bangsa tidak melakukan upaya-
upaya pencegahan dan pemberantasan yang komprehensi.
Menurut “World Drug Report” tahun 2012 yang diterbitkan oleh
UNODC, organisasi dunia yang menanangani masalah narkoba
dan kriminal, diperkirakan terdapat 300 juta orang yang berusia
produkti antara 15 s.d 64 tahun yang mengonsumsi Narkoba, dan
kurang lebih 200 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat
penyalahgunaan Narkoba.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
8/98
Saat ini di dunia juga telah teridentifikasikan Narkoba jenis baru,
baik alami maupun sintetis yang disebut dengan zat psikoakti
baru atau new psychoactive subtaces, yang jumlahnya mencapai 251
macam zat. Zat baru ini belum terjangkau oleh aturan hukum yangberlaku di berbagai negara.
Di Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan narkoba
yang cukup memprihatinkan. Hasil survey nasional terhadap
penyalahgunaan narkoba pada tahun 2011 diperkirakan prevalensi
pengguna Narkoba sebesar 2,2% atau dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa terdapat 4 juta penduduk Indonesia sebagaipenyalahguna narkoba.
Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah sampai
kesemua lapisan masyarakat, mulai dari tingkat peserta didik
SD sampai Perguruan Tinggi bahkan juga dikalangan karyawan.
Sekolah, kampus dan tempat bekerja menjadi rawan terhadap
penyalahgunaan peredaran gelap narkoba. Upaya penanggulangandan pencegahan sudah banyak dilakukan dari berbagai model
kampanye, penyuluhan, pelatihan dan pemeriksaan untuk
pendeteksian dini. Tetapi dari usaha-usaha tersebut belum
ditemukan penurunan penyalahgunaan narkoba. Kejahatan
narkoba pada umumnya tidak hanya dilakukan oleh perorangan
atau secara sendiri-sendiri, melainkan dilakukan bersama-sama
oleh sindikat yang terorganisir secara rapi, sangat teliti bahkandilakukan dengan sangat rahasia.
Dari uraian di atas bahwa peserta didik merupakan sasaran
paling empuk dan mudah bagi peredaran dan penyalahgunaan
narkoba. Oleh karenanya kesiapan pihak sekolah dalam hal ini
perlu ditingkatkan dan perlu diadakan perubahan dalam pola
penanggulangannya. Pemberian sanksi sekolah untuk mengeluarkan
2 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
9/98
peserta didik dari sekolah, bila peserta didik kedapatan membawa
atau menggunakannya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
ternyata bukan solusi yang tepat untuk menekan permasalahan
penyalahgunaan narkoba. Untuk itu ke depan ini perlu dipikirkancara penanggulangan lainnya yang mungkin dirasakan dapat lebih
eekti, yaitu bagaimana memungsikan sekolah sebagai sumber
inormasi bagi peserta didik, karena institusi sekolah sangat
berpengaruh dan sangat strategis untuk Program Pencegahan
Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (P3N). Diharapkan
keinginan untuk mengetahui Narkotika dan Psikotropika tidak
sampai pada tara mencoba-coba apalagi penyalahgunaannya.Tentu ini bukan hal yang mudah karena merupakan tantangan
bagi guru. Guru yang selama ini dipersepsikan murid sebagai pihak
yang tidak populer dan ditakuti harus dapat berubah menjadi
sosok yang dijadikan tempat untuk mencari solusi masalah yang
dihadapi para muridnya.
Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah kerjasamasemua warga sekolah sangat diharapkan dalam melakukan upaya
pencegahan khususnya dalam lingkungan pendidikan. Sekolah,
komite sekolah, bahkan dewan pendidikan sangat dituntut
keikutsertaanya dalam membantu terwujudnya sekolah yang
aman dan terbebas dari pengaruh obat-obat dan barang haram itu.
Bila semua pihak menginginkan agar lingkungan sekolah terbebas
dari pengaruh narkoba, tentu masyarakat sekitar yang ada di
lingkungan sekolah maupun yang luar harus ikut membantu dalam
penanggulangannya terutama bila ada para pengedar di masyarakat
sekitar atau secara bersama dari sekolah yang bersangkutan.
Oleh karena itu, seluruh warga sekolah dan stakeholders harus
ikut melakukan tindakan preventi dan pencegahan peredaran
narkoba.
3Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
10/98
4 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
BAB IINARKOBA DAN
PERMASALAHANNYA
A. Pengertian
Narkotika berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan
kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
undang-undang ini”.
B. Jenis-Jenis Narkoba dan Pengaruhnya 1. Stimulan
Jenis narkoba yang memacu kerja otak dan meningkatkan
aktivitas tubuh. Orang menjadi gembira dan aktivitas
meningkat. Disebut juga “Upper”. Contoh stimulan: Kokain,
Crack, Amphetamin Type Stimulants (Ametamin, Shabu,
Ecstasy), Kaein (dari kopi, cokelat, teh), Nikotin (daritembakau).
a). Kokain
Kokain merupakan narkotika golongan stimulan,
terbuat dari daun tanaman Ekstraxylon Coca. Kokain
memperkecil pembuluh darah sehingga mengurangi
aliran darah. Pada umumnya kokain berbentuk bubukkristal putih.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
11/98
5Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Eek mengkonsumsi kokain:
Euphoria (rasa gembira/senang/nikmat berlebihan).
Namun penggunaan kokain dalam jangka panjang akan
mengurangi jumlah dopamine atau reseptor dalam otak.
Jika ini terjadi, sel otak akan tergantung pada kokain agar
dapat berungsi normal.
Jika para pengguna kronis kokain berhenti, dia akanketagihan karena tanpa kokain mereka tidak dapat
merasakan kenikmatan apapun.
Menimbulkan gejala psikosis (gangguan mental).
b). Amphetamin Type Stimulants (ATS)
Yang termasuk narkotika jenis ATS adalah Ametamin,
Metametamine (Shabu), dan Ecstasy.
1) Ametamine
Ametamine memiliki eek antara lain:
• Mengurangi berat badan/rasa percaya diri
• Menghilangkan rasa lapar/ngantuk
• Meningkatkan stamina, kekuatan fisik
• Gejala putus obat
1.
2.
3.
4.
5.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
12/98
6 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
2) Metametamine (Shabu)
Bentuknya seperti kristal, tidak berbau dan tidak berwarna,
karena itu sering disebut “ice”.
Eek negati penggunaan shabu antara lain:Shabu mengakibatkan eek yang kuat pada system syara.
Otak sulit berfikir dan konsentrasi.
Shabu sangat berbahaya karena perilaku yang menjurus pada
kekerasan merupakan eek langsung dari penggunaannya.
Eek negative lain : berat badan menyusut, impoten,
halusinasi (seolah-olah mendengar atau melihat sesuatu),
paranoid (curiga berlebihan)Kerusakan pembuluh darah otak yang dapat berlanjut
menjadi stroke/pecahnya pembuluh darah otak
3) Ecstasy (Inex, Xtc, Upie Drug, Essence)
Bentuknya berupa tablet warna-warni, cara penyalahgunaannya
biasanya ditelan secara langsung. Penyalahgunaan ecstasy
dapat mengakibatkan peningkatan detak jantung dan tekanandarah si pemakai, sehingga menimbulkan rasa “senang”
yang berlebihan. Setelah eek tersebut, biasanya akan terjadi
perasaan lelah, cemas, dan depresi. Penyalahgunaan ecstasy
dapat menimbulkan kerusakan otak yang permanen dan
kematian.
Gejala intoksikasi:
• Kehangatan emosi bertambah
• Keintiman bertambah
• Nasu makan berkurang
• Banyak berkeringat
• Gerak badan tak terkendali
• Tekanan darah naik
• Denyut jantung dan nadi bertambah cepat
•
•
•
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
13/98
7Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Bila dosis lebih banyak:
Halusinasi (tripping) sebagian menyenangkan, tetapi
juga menyeramkan, perasaan melayang, kejang, muntah,
panik, mudah tersinggung, melakukan tindak kekerasaanyang tidak masuk akal.
c). Nikotin (Tembakau)
Tembakau mengandung nikotin, tar, dan karbon monoksida
yang berbahaya serta zat lain yang seluruhnya mengandung
tak kurang dari 4000 bahan kimia dan 43 diantaranyabersiat karsinogenik. Zat ini juga menyebabkan kanker
paru-paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, impotensi, dan gangguan kehamilan
dan janin. Setetes nikotin murni dapat membunuh orang
secara instan.
2. DepresanDepresan merupakan jenis Narkoba yang menghambat kerja
otak dan memperlambat aktivitas tubuh. Orang menjadi
mengantuk, tenang, rasa nyeri dan stres hilang. Yang termasuk
contoh depresan antara lain: Opium/Candu (Morfin, Heroin),
Benzodiazepin, barbiturat, sedativa, alkohol
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
14/98
8 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
a). Morfin
Morfin adalah opioda alamiah yang mempunyai daya
analgesik yang kuat, berbentuk kristal, berwarna putih dan
berubah menjadi kecoklatan dan tidak berbau. Opium mentahmengandung 4-21% morfin. Sebagian besar opium diolah
menjadi morfin dan codein. Morfin merupakan juga suatu
unsur akti yang berasal dari candu setelah mengalami proses
kimiawi.
Eek morfin antara lain:
Euphoria dalam dosis tinggi.Menimbulkan toleransi ketergantungan.
Menimbulkan gejala putus zat yaitu rasa nyeri, tubuh demam,
berkeringat, dan menggigil.
Kematian karena overdosis morfin akibat terhambatnya
pernaasan.
b). Heroin
Heroin adalah opiat semi sintetis yang didapat melaluisejumlah tahapan morphin hingga menjadi bubuk putih atau
butiran halus yang dapat disuntikan.
Berupa serbuk putih dengan rasa pahit
Jenis obat-obatan yang sangat kuat dan membuat orang
menjadi sangat ketagihan
Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroinberupa rasa nyeri yang hebat.
Akibat jangka panjang:
Badan menjadi kurus, pucat, kurang gizi
Impotensi
Bila pakai suntikan, dapat menularkan hepatitis B dan C,
HIVAIDS
1.2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
•
•
•
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
15/98
9Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Sakaw atau sakit karena putaw (heroin) terjadi bila si
pecandu putus menggunakan putaw.
c). Benzodiazepin
Benzodiazepin merupakan zat depresan/obat tidur/obat
penenang yang berungsi untuk mengurangi rasa gelisah. Jenis-
jenis benzodiazepin antara lain:
Alphazolam
ClonazepamDiazepam (valium)
Flunitrazepam (rohypnol)
Nitrazepam (Mogadon, pil BK, pil koplo)
Eek yang ditimbulkan, diantaranya:
Mengurangi rasa gelisah (anti-anxiety)
Mempermudah tidurMenggunakan benzodiazepin bersama alkohol sangat
berbahaya
Pada pengguna berat dapat menimbulkan delirium
(kekacauan pikiran)
Jika digunakan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan gejala putus zat seperti tremor,
muntah, insomnia, anxiety, gampang marah dan depresi.
•
1.
2.3.
4.
5.
1.
2.3.
4.
5.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
16/98
10 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
d). Barbiturat (depresan/obat tidur)
Amorbabital (amytal)
Pentobarbital (nembutal)
Phenobarbital (luminal)Secobarbital (seconal)
Bubuk putih
Kapsul atau tablet
Liquid
e). Alkohol
Alkohol terdapat pada minuman keras. Terdapat tiga golonganminuman keras, antara lain:
Golongan A berkadar 1-5%. Contoh : Bir
Golongan B berkadar 5-20%. Contoh : Jenis minuman
Anggur
Golongan C berkadar 20-40%. Contoh : Vodka, Rum, gin
1.
2.
3.4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
Eek Alkohol:
Alkohol menekan kerja otak (depresan). Setelah diminum,
alkohol diserap oleh tubuh dan masuk ke dalam pembuluh
darah.
4.
•
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
17/98
11Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Dapat menyebabkan: mabuk, jalan sempoyongan,
bicara cadel, kekerasan, dan kecelakaan lalu lintas
akibat berkendara dalam keadaan mabuk.
Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakanhati, kelenjar getah lambung, sara tepi, otak, gangguan
jantung, kanker, bayi lahir cacat dari ibu pecandu
alkohol.
3. Hallucinogen
Berasal dari tanaman atau dibuat melalui ormulasi kimiawi.Eek dari zat Hallucinogen ini antara lain: halusinasi, dapat
mengubah dan menyebabkan distorsi tentang persepsi,
pikiran, dan lingkungan. Mengakibatkan rasa teror hebat dan
kekacauan indera seperti “mendengar” warna, “melihat” suara,
paranoid (seperti dikejar-kejar orang), dan meningkatkan
resiko gangguan mental.
Contoh hallucinogen: Cannabis (ganja), LSD, Jamur (Psylocybe
Mushroom), Inhalansia.
a) Tanaman Cannabis/Ganja
Cannabis adalah daun pucuk tanaman cannabis (yang
meliputi bunga dan biji) yang dikeringkan. Kadar
“Tetrahidrokanabinol” (THC) 6-7%. Zat kimia yang
menyebabkan sebagian otak yang mengatur emosi, daya ingat
dan kehilangan kendali dan keseimbangan. Nama jalanan:
Ganja, Marijuana, Pot, Cimeng, gele, grass, weed, budha stick,
Mary Jane, dll)
Dampak buruk ganja:
Daya ingat jangka pendek akan berkurang.
•
•
1.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
18/98
12 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Kehilangan kendali dan keseimbangan.
Perubahan emosi/perasaan (tertawa terbahak-bahak, kemudian
mendadak berubah menjadi ketakutan. Hal ini karena eek
THC di otak.Dengan dosis tinggi, perasaan tidak tenang, ketakutan, dan
halusinasi.
Apatis depresi.
Kecemasan berlebihan dan rasa panik.
Keseimbnagn dan koordinasi tubuh yang buruk.
Ada yang mengatakan bahwa “Penggunaan ganja sekali-sekali tidakakan menyebabkan ketagihan dan ganja adalah jenis narkoba yang
aman, karena berasal dari tanaman dibanding dengan rokok dan
minuman keras”. Hal ini tidak benar.
Kenyataannya.... Ganja adalah zat yang sangat berbahaya.
Berbeda dengan minuman keras yang biasanya keluar dari tubuh
dalam 24 jam karena water-soluble, ganja adalah fat-soluble, yangberarti zat psikoakti ini mengikat pada bagian lemak tubuh
(biasanya pada otak dan sistem reproduksi) dan dapat dideteksi
sampai 30 hari sesudah penggunaan.
Kenyataannya.... Penelitian menunjukkan bahwa ganja
menggangu daya ingat dan mempengaruhi ungsi kogniti, ungsi
sistem reproduksi, sakit jantung, paru-paru, kelenjar endokrin, dan
mengurangi daya tahan tubuh sehingga menyebabkan pemakai
mudah terineksi penyakit. Ganja mengandung zat penyebab
kanker lebih kuat daripada rokok .
Ganja adalah pintu gerbang menuju ke penyalahgunaan narkoba
lainnya. Kebanyakan pecandu berat narkoba mulai bereksperimen
dengan ganja.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
19/98
13Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa:
Tinggi terhadap penyakit kanker paru dan bronchitis kronis,
karena kadar tar Ganja menimbulkan ketergantungan psikis
yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam waktu lama.
Ganja berisiko schizophrenia, yakni peningkatan gejala
seperti, paranoid, berhalusinasi, depresi, dan ketakutan.
Ganja berisiko dari ganja 50% lebih tinggi daripada rokok b). Jamur
Jamur yang terdapat di kotoran kerbau/sapi.
Eek yang ditimbulkan:
Halusinasi
Mengubah dan menyebabkan distorsi tentang persepsi
terhadap lingkungan dan waktu.
•
•
•
1.
2.
daun ganja
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
20/98
14 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
c). Inhalan
Inhalan adalah zat yang mudah menguap/solvent,
dikenal lem aica aibon, thinner, bensin dan spiritus.
Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan:
Rasa malu berkurang.
Mengantuk.
Sakit kepala.
Perilaku tidak tenang.
C. Faktor-Faktor yang MendorongPenyalahgunaan Narkoba
Ada beberapa aktor yang mendorong seseorang
menyalahgunakan Narkoba, diantaranya sebagai berikut:
1. Rasa Ingin Tahu/Coba-cobaAlasan memakai narkoba sangat berbeda-beda dari tiap
individu. Alasan-alasan yang dikemukakan penyalahguna
kebanyakan didorong oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
yang besar itulah yang menyebabkan seseorang kurang
memfilter inormasi yang diterima. Sebagai contoh terdapat
mitos bahwa memakai Narkoba akan menambah rasapercaya diri pemakai. Diperoleh pula inormasi bahwa
penyalahguna Narkoba dapat disembuhkan. Inormasi-
inormasi semacam ini dapat disalahartikan hingga si
penyalahguna menyepelekan dampak pemakaian narkoba
di kemudian hari. Dasar lain Penyalahguna adalah untuk
memperoleh kenikmatan (Willians 1974, Mexim 1991, Rice
1993). Di samping ditemukan karena alasan adanya tekanan
1.
2.
3.
4.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
21/98
15Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
sosial lari dari masalah yang sedang dihadapi atau sebaliknya.
Penyalahgunaan Narkoba akan memperoleh kenikmatan
seperti lebih kreati dan percaya diri jika menghadapi tekanan
atau masalah.
2. Ikut-ikutan Teman yang Memakai Narkoba
Dorongan rasa ingin tahu dari teman yang memakai
Narkoba karena terpengaruh dari cerita yang diperoleh dari
penyalahguna lain yang berisikan hal-hal yang menyenangkan
(yang sesungguhnya hanyalah kesenangan semu belaka). Ikatan
pergaulan yang kental dengan teman pemakai Narkoba danrekuensi pertemuan yang sering saat menggunakan Narkoba
memungkinkan seseorang termotivasi untuk mengulang
kembali, meskipun mereka telah mengetahui bahkan telah
merasakan eek yang tidak menyenangkan.
Di samping itu melihat dan menyaksikan kenikmatan
“sementara” yang diperoleh teman Penyalahguna Narkobapada saat “pesta” narkoba akan menimbulkan godaan untuk
ikut meneoba atau merasakannya. Kadangkala si pemakai
narkoba tersebut, termasuk bandar, untuk pertama kali akan
memberikan secara cuma-cuma (gratis) ketika terjadi transaksi
dengan teman Penyalahguna.
3. Solidaritas Kelompok (Gang/Group)Seorang individu yang juga tergolong sebagai makhluk sosial
cenderung menyukai adanya suatu ikatan dengan individu
lainnya yang nantinya akan membentuk kelompok-kelompok.
Hal yang sama juga terjadi dikalangan peserta didik atau
remaja yang dalam kehidupan sehari-harinya membentuk
suatu pengelompokan.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
22/98
16 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Sesungguhnya pengelompokan-pengelompokan seperti ini
dibentuk dengan alasan-alasan seperti memiliki kesukaan atau
hobi yang sama, saling memiliki kecocokan satu dengan lainnya,
dan lain-lain yang sebenarnya kelompok tersebut merupakanwadah untuk saling berbagi. Kelompok ini juga diperlukan
untuk menjalin suatu kerja sama dan diikat rasa solidaritas
yang kental. Misalnya, salah seseorang anggota kelompok
mendapat ancaman, gangguan atau terlibat perselisihan aham
dengan orang lain, anggota kelompok ini langsung melakukan
perlawanan dengan pengeroyokan. Pada intinya ancaman
terhadap satu orang anggota kelompok merupakan ancamanbagi seluruh anggota kelompok, kesenangan satu anggota
kelompok merupakan kesenangan bagi anggota kelompok yang
lain.
Demikian pula dengan hal Penyalahgunaan Narkoba. Mereka
ini mengumpulkan uang untuk membeli apa yang mereka
inginkan termasuk Narkoba. Apabila mereka tidak memiliki
uang, kelompok ini dapat melakukan pencurian, pemerasan,
pemalakan kepada siapa saja yang dinilai memiliki uang untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
4. Biar Terlihat Gaya (Terpengaruh Gaya Hidup Modern yang Salah)
Setiap individu memiliki keinginan untuk tampil gaya dimata orang lain termasuk peserta didik yang mencari jati diri.
Terkadang mereka menggunakan berbagai jenis embel-embel
pada tubuh atau tubuh yang diukir/ditatto. Kadangkala mereka
melakukan hal tersebut karena terpengaruh oleh gaya hidup
orang lain atau gaya hidup yang dirasakan sedang tren yang
diperoleh melalui instrumen media baik lokal maupun asing.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
23/98
17Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Narkoba merupakan salah satu alternati yang digunakan untuk
tampil gaya di depan orang banyak. Karena dari siat dan zat
yang terdapat dalam jenis dan golongan narkoba ada yang
dapat menimbulkan percaya diri dan menimbulkan gerakan-gerakan tubuh fisik yang spontan apabila diperdengarkan suara
musik, dan termasuk rasa gembira serta keberanian menghadapi
sesuatu. Penyalahguna narkoba yang menginginkan tampil gaya
cenderung adalah mereka yang sering tampil di khalayak ramai
seperti penyanyi, pemain olah raga, mereka yang sering masuk
diskotik dan tempat hiburan sejenis lainnya.
5. Mencari Kegairahan atau Excitement
Terkadang individu merasa diri tidak eksis di hadapan orang
lain yang disebabkan oleh rasa percaya diri dan kemampuan
intelektual yang lebih rendah. Agar dirinya dirasakan menjadi
eksis di depan orang banyak, dan dapat mengungguli orang lain
sering digunakan jenis Narkoba seperti Ecstasy, Pil Koplo/Pil BK,
Nipam/Rohipnol.
6. Menghilangkan Rasa Kebosanan
Periode masa remaja merupakan suatu periode saat seseorang
mengalami siklus hidup yang tidak tenang, selalu berubah, dan
rentan terhadap goncangan (unsettling time). Ketidaktenangandan keinginan untuk selalu berubah tersebut disebabkan karena
remaja mengalami kebosanan.
Oleh sebab itu pemakaian narkoba kadangkala bukan digunakan
untuk mengatasi perasaan negati, tetapi sebagai kesenangan
dan cara mengatasi masalah seperti rasa bosan, melupakan
masalah, melepaskan masalah kebosanan. Pemakaian obat
untuk mengatasi rasa bosan ini lebih dikenal dengan istilah
instrumen.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
24/98
18 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
7. Agar Merasa Lebih Enak
Remaja atau peserta didik yang menggunakan obat dengan
tujuan agar merasa lebih enak bila ia merasakan pengalaman
yang eekti yang dirasakan positi, maka pemakaian dapat
berperan eekti sebagai aktor penguat. Biasanya remaja
seperti ini menggunakan obat untuk mendapat khayalan
atau halusinasi yang enak dan menyenangkan. Seseorang
Penyalahguna narkoba yang sedang high (suatu istilah yang
digunakan para pemakai narkoba yang menggambarkan
perasaan senang yangberlebihan) merasa dirinya memilikikelebihan khusus seperti berkemanipuan untuk terbang, merasa
memiliki indera ke enam atau lebih peka, dan lain sebagainya.
Jenis yang digunakan umumnya adalah LSD (Lysergic Acid
Diethylamine). Penyalahgunaan LSD kadangkala dikonsumsi
dengan dicampur ke dalam minuman bersoda.
8. Melupakan Masalah StressSecara psikologis, kebanyakan remaja belum memiliki kapasitas
dan akar yang kuat untuk menghadapi masalah-masalah yang
mereka temui di dalam kenyataan yang dialami sehari-hari.
Terkadang mereka memiliki idealisme sendiri yang sering
berbenturan dengan lingkungan sekitar. Hal ini mengakibatkan
mereka cepat merasa tertekan atau stress. Mereka kerapmenggunakan cara-cara yang salah dalam mengatasi rasa
stress yang mereka alami. Salah satu cara yang salah untuk
menghadapi stress adalah digunakannya obat-obatan yang
dapat menimbulkan perasaan santai dan menyenangkan yang
dianggap dapat melupakan dan mengatasi masalah atau stress
secara instan.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
25/98
19Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Adapun permasalahan-perniasalahn yang sering dihadapi
para remaja adalah seperti persoalan putus dengan pacar,
menghadapi kerctakan hubungan orang tua yang tidak
harmonis, atau mendapatkan tugas-tugas yang tidak dapatdiselesaikan. Untuk menghilangkan masalah-masalah rumit,
seringkali remaja menggunakan solusi yang keliru seperti
menggunakan obat-obatan tertentu. Misalnya jenis obat yang
dapat membuat tidur, mabuk, dan menimbulkan perasaan
gembira seperti ecstasy, nipam. heroin dan sejenisnya.
9. Menunjukan Kehebatan/KekuasaanPada masa pertumbuhan dan transisi memasuki usia remaja,
kadangkala menyebabkan setiap individu ingin dikenal jagoan
di lingkungan sebaya, atau di lingkungan masyarakat. Keinginan
tersebut tidak akan terpenuhi jika hanya mengandalkan
kekuatan fisik. Pengaruh dari teman-teman yang telah
menggunakan obat-obatan dirasakan dapat menimbulkankeberanian, maka banyak remaja menggunakannya. Jenis obat-
obatan yang dirasakan dapat menimbulkan rasa kehebatan
terdapat pada Pil BK atau Koplo. Jenis obat ini disamping
harganya tidak terlalu mahal khasiatnya eekti menimbulkan
keberanian.
10. Ingin Tampil MenonjolRemaja yang sedang tumbuh dan mencari identitas diri
umumnya berkeinginan melakukan kegiatan yang mengandung
resiko tinggi terhadap keselamatan dirinya. seperti adu
kecepatan mengendarai kendaraan roda dua dan roda empat,
baik itu yang menggunakan tenaga atau mesin, memanjat
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
26/98
20 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
tebing atau mendaki gunung. Persaingan teman sebaya guna
mendapatkan popularitas atau ingin tampil lebih menonjol di
kalangan mereka dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut
terkadang menyebabkan mereka menggunakan jenis obat-obatan tertentu dengan tanpa memperhatikan pengaruhnya
terhadap kesehatan dan keselamatan dirinya.
11. Merasa Sudah Dewasa
Penyalahgunaan obat semata-mata didorong oleh perasaan
dirinya sudah dewasa, oleh karena itu remaja seperti ini ingin
hidup bebas seperti layaknya orang dewasa yang telah dapat
memutuskan sesuatu jalan hidupnya. Bagi remaja yang merasa
sudah dewasa ini biasanya tidak mau terikat dan ingin lepas
dari ketentuan yang dibuat orangtua, guru tidak diindahkan,
bahkan bila cara penyampaiannya tidak pantas menurut kata
hatinya, akan melawan dengan cara kekerasan. Dengan kata
lain remaja seperti ini berbuat semaunya tanpa mengindahkanorang lain dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Agar ia lebih
berani dan orang lain takut atas tindakan yang dilakukan. Maka
digunakannya jenis obat yang dapat membuat dirinya terlihat
sadisdanpemberani.
12. Menunjukan Sikap Berontak
Remaja umumnya berontak apabila tidak dipenuhi
atau dihalang-halangi keinginannya. Sikap berontak itu
dilakukannya dengan tujuan agar orang lain merasa takut
sehingga keinginan terpenuhi. Remaja seperti ini dalam
menunjukan sikap berontaknya bertindak dengan cara
kekerasan. Untuk meningkatkan keberanian memberontak ia
menggunakan jenis obat yang membuat dirinya lebih berani
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
27/98
21Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
apabila orang lain menghalanginya. Melalui sikap berontak ini,
remaja tersebut akan memanaatkan teman-temannya yang
mengikuti untuk mengumpulkan uang atau untuk dijadikan
sebagai preman dan bertindak keras terhadap orang lain yangmengganggu anggota kelompoknya.
13. Mengurangi Rasa Sakit
Oleh karena obat-obat yang dikonsumsi selama ini telah
menimbulkan adiksi yang kuat di tubuh, maka memerlukan
jenis-jenis secara rutin dan apabila tidak dipenuhi akan
timbul rasa sakit di tubuh. Apabila uang untuk membeli tidak
ada dilakukan pencurian, pemerasan, dan pemalakan baik
dengan orangtua maupun dengan orang lain.
14. Ikut Tokoh Idola
Usia remaja merupakan usia saat seorang individu sedang
mengalami proses pencarian jati diri. Dalam proses pencarianjati diri tersebut, remaja cenderung mencari dan mengagumi
individu atau tokoh lain yang dianggapnya sebagai tokoh idola.
Tokoh yang dijadikan sebagai tokoh idola dapat berasal dari
kalangan selebritis, tokoh terkenal, atau orang yang dianggap
hebat atau memiliki kelebihan tertentu. Pada masa ini remaja
bukan hanya sekedar mengagumi sang tokoh tersebut,
remaja juga cenderung meniru (mengimitasi) tokoh idolanya
mulai dari cara berpakaian, gaya hidup, bahkan tingkah laku
sang tokoh idola. Tak sedikit dari tokoh idola tersebut yang
menggunakan narkoba sebagai bagian dari gaya hidup. Hal
seperti ini juga ditiru oleh remaja agar semakin mirip dan
sehebat tokoh idola mereka.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
28/98
22 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
15. Ketagihan
Pada tahap ini rekuensi, jenis, dan dosis yang dipakai
meningkat, termasuk bertambahnya pemakaian. Gangguan
fisik, mental, dan masalah-masalah sosial makin jelas. Tahap
ini disebut tahap krisis karena ada bahaya yang nyata.
16. Ketergantungan
Pemakai selalu membutuhkan obat tertentu agar dapat
berungsi secara wajar baik fisik maupun psikologisnya.
Ketergantungan fisik karena tubuhnya menjadi lemah dansendi-sendi terasa nyeri pada saat tidak menggunakan
obat dalam jangka waktu tertentu. Ketergantungan secara
psikologis karena adanya perasaan tidak percaya diri jika
tidak menggunakan obat.
D. Dampak Penyalahgunaan NarkobaSecara umum penyalahgunaan obat dapat memberikan
dampak jasmaniah, kejiwaan, ataupun sosial bagi pemakainya.
Disamping tentunya juga dampak terhadap keluarga dan
masyarakat. Seorang ahli mengatakan bahwa gabungan antara
jenis obat, usia pemakai, keadaan gizi, dan penyakit atau
stress yang pernah dan sedang diderita akan mengakibatkanmasalah-masalah yang spesifik pada masing-masing pemakai.
Eek obat bagi tubuh tergantung jenis obat yang
digunakan, banyak dan sering tidaknya menggunakan,
cara menggunakannya serta apakah digunakan bersamaan
dengan obat lain, juga tergantung dari berbagai aktor biologis
(misalnya kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai)
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
29/98
23Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
dan aktor biologis (seperti berat badan, kecendrungan alergi
tertentu) pemakai.
Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi
adalah sistem syara pusat(otak dan sum-sum tulang belakang),
organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan panca
indera (karena yang dipengaruhi adalah susunan syarat pusat).
Pada hakekatnya, penyalahgunaan obat ini akan menimbulkan
komplikasi pada seluruh organ tubuh, yaitu:
1. Dampak Fisik
Dampak jasmaniah dapat, secara langsung oleh bahan yang
dipakai, maupun secara tidak Icigsungg, misalnya karena
bahan pencampur, pemakaian tidak sesuai aturan atau
karena buruknya sterilisasi alat yang dipakai. Berikut adalah
macam-macam gangguan jasmaniah akibat penyalahgunaan
zat:
Gangguan pada sistem syara (neorologis) seperti: kejang-
kejang, gangguan kesadaran, kerusakan syara tepi.
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler seperti: ineksi akut otot jantung,
gangguan peredaran darah).
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: pemanahan
(abses), bekas suntikan, dan alergi.Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti:
penekanan ungsi pernaasan, kesukaran bernapas,
pengerasan jaringan paru-paru, penggumpalan benda
asing yang terhirup.
Gangguan pada hemopoetik, seperti: pembentukan sel
darah terganggu.
a.
b.
c.
d.
e.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
30/98
24 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
2. Dampak Psikis
Bermacam-macam gangguan kejiwaan seperti psikotik
(gangguan jiwa berat), depresi, tindak kekerasan dan
pengrusakan percobaan bunuh diri dapat dijumpai padapenyalahgunaan zat.
Depresi sering muncul sebagai akibat rasa bersalah dan putus
asa karena gagal berhenti dari penyalahgunaan zat, terlebih
lagi adanya sikap yang menyudutkan/menyalahkan dari
pihak keluarga yang bersangkutan. Beberapa pemakai sudah
mempunyai masalah kejiwaan sebelumnya dan penyalahgunaan
zat merupakan cara untuk mengatasinya.
Demikian, mengatakan perlu diperhatikan kemungkinan adanya
gangguan media dan kejiwaan pada seorang penyalahgunaan
zat, karena yang bersangkutan biasanya tidak melaporkan hal
itu. Mungkin karena tidak disadari atau tidak merasakannya,
misalnya rasa nyeri dapat tertutup oleh eek analgesik obat
yang digunakan.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
31/98
25Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
32/98
26 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
E. Gejala-Gejala Berbagai Jenis Narkoba
Jenis Psikoaktif Gejala Setelah
PemakaianGejala Putus Obat
Intoksikasi (GejalaKeracunan)
Komplikasi padaTubuh (Dampak)
Opium (morfin,heroin, kodein,
methadon)Opium Sintetik
Senang dan tenang tapitidak dapat istirahat,
halusinasi, kerja jantung meningkat,
wajah kemerahan,kejang, sakit kepala,
mengantuk
Nyeri otot dan tulang,insomnia, nyeri kepala,kejang, keluar air mata(lakrimasi), keluar airhidung (rhinorrhea),
keringat berlebih,hipertensi, dilatasi pupil,
gelisah, cemas
Pupil mata sangat kecil,pernapasan satu-satu,
koma bahkan kematian
Paru-parubasah, hepatitis,perlemakan hati,
pembesaran getahbening, kelainanpada pankreas
AlkoholMabuk, euforia,kordinasi otot
berkurang
Gemetar, muntah,kejang, gelisah, sukar
tidur, halusinasi,paranoia, gangguan jiwa.
Gangguankeseimbangan tubuh,gagguan perkataan,
gangguan pendengaran,kehilangan koordinasi
otot, sesak nafas,kematian
Sakit jantung,hepatitis, radang
paru-paru, dankanker
Amfetamin
Gelisah, insomnia,takikardia, hipertensi,
palpitasi jantung, mulutterasa kering, anoreksia,
berat badan turun,diare.
Letargi hebat, letih,cemas, apatis depresi,bunuh diri, hiperfagiehipersomnia, bingung,iritabilitas meningkat,
nyeri oot
Denyut jantung tidakberaturan, demam
tinggi, serangan jantung, pembuluhdarah di otak pecah,
bahkan kematian
Gangguan padasistem saraf pusat
Ganja (kanabis)
Jantung berdebar,
bola mata kemerahan,nafsu makan makanbertambah, mulut
kering, euforia,halusinasi, agresif,
banyak bicara,gangguan persepsitentang waktu dan
ruang
Gelisah, penurunan nafsumakan, mual, mudahmarah dan gangguan
tidur
Aliran darah coronerterganggu, daya kerja
otak menurun, produksileukosit menurun,
penurunan hormonpertumbuhan dan
hormon kelamin, apatis,gangguan jiwa
Radang paru(bronchitis),
kerusakan sel otak,meningkatkan risiko
kanker
Barbiturat
Mula-mula gelisah,ngantuk, daya ingat
& daya pikir berkurang
malasbicara dan tindakan
lambat
Gelisah, tremor,konvulsi, dan kecanduan
barbiturat
Pernapasan lambat,kulit dan membranemengalami sianosis,
refleks menurun,pupil mengecil, suhu
badan menurun, koma,kematian
Gangguanneurologis, kelainan
kulit, dan kelainanpsikiatrik
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
33/98
27Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
F. Ciri-Ciri yang Sudah Kecanduan Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya
(Keterangan: psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah,sintesis, maupun semi sintesis yang berkhasiat psikoakti, melalui
pengaruh selekti pada susunan syara yang menyebabkan
perubahan khas pada ektivitas mental dan perilaku (Undang-
undang No. 5, Tahun 1997 tantang Bahan Psikotropika).
Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
Siat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresi dan
destrukti.
Perasaan rendah diri (lowsel esteem)
Tidak bisa menunggu atau bersabar yang berlebihan.
Suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung
risiko bahaya yang berlebihan.
Cepat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa
tidak sanggup berungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Keterbelakangan mental (retardasi mental) terutama yang
tergolong pada tara perbatasan.
Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu
keberhasilan dalam pendidikan atau pekerjaan atau dalam
lapangan kegiatan lainnya.
Prestasi belajar menunjukkan hasil yang cenderung menurun.
Kurang berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler
Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi,apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mempu
menghadapi stres atau sebaliknya yaitu hiperakti.
Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.
Putus sekolah pada usia yang sangat dini, perilaku anti sosial
pada usia dini seperti: sering mencuri, sering berbohong dan
kenakalan remaja lainnya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
34/98
28 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Suka tidak tidur pada malam hari atau tidur larut malam
(begadang).
Kurang suka berolahraga.
Mempunyai persepsi bahwa hubungan dalam keluarga kurangdekat walaupun sering kali kenyataannya tidak demikian.
Adanya anggota keluarga lain yang tergolong peminum alkohol
yang berat atau pemakai obat secara berlebihan.
Berkawan dengan orang yang tergolong peminum berat atau
pemakai obat secara berlebihan.
Sudah mulai merokok pada usia yang lebih dini dari pada rata-
rata perokok lainnya.
Kehidupan keluarga atau dirinya kurang religius.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
35/98
29Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
BAB IIIMASALAH PENYIMPANGAN
PERILAKU DI KALANGANPESERTA DIDIK
A. Faktor Utama dan Permasalahan yang
Terjadi di Kalangan Peserta Didik
Terdapat beberapa aktor yang kerap menjadi permasalahan
di kalangan peserta didik, antara lain yaitu:
1. Terdapat Kelompok-Kelompok Peserta Didik yang
Menamakan Dirinya Barisan Peserta Didik (Basis).
Barisan Peserta didik terdiri dari kelompok peserta didik
yang memiliki rasa solider dan reputasi/identitas sosial
kelompok yang harus dipertahankan. Akibat rasa solider
yang kerap kali salah inilah yang menyebabkan terdapat
pandangan stereotipikal dan prejudice dari kelompok basis
yang satu terhadap kelompok basis yang lain. Rasa solider
tersebut juga terjadi akibat adanya tekanan fisik dan psikis
dari senior kepada junior. Hal inilah yang mengakibatkanjunior selalu mengikuti tindakan seniornya, tidak peduli
tindakan tersebut positi atau negati. Adanya Basis dengan
pemahaman solider dan keyakinan norma serta nilai
yang salah menyebabkan adanya penyimpangan perilaku
di kalangan peserta didik, antara lain adalah tawuran,
penyalahgunaan Narkoba, dan lain sebagainya.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
36/98
30 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
2. Sekolah Kurang Mampu atau Kurang Tegas dalam
Menegakkan Disiplin Sekolah.
Tingkat kedisiplinan peserta didik di sekolah yang kurang
akan sangat mempengaruhi perilaku siswa-siswa di sekolahnya,khususnya terhadap siswa-siswa yang memang bermasalah
atau kerap memiliki perilaku menyimpang. Siswa yang
sesungguhnya merupakan sosok yang labil masih memerlukan
bimbingan psikologis, memerlukan arahan sekaligus larangan
untuk menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah.
Ketidakpekaan baik guru maupun orang tua terhadap masalah
penyimpangan perilaku ini akan menimbulkan dampak pada
pergaulan siswa yang menjadi tidak terkontrol.
3. Manajemen Sekolah yang Kurang Baik
Manajemen sekolah yang buruk menyebabkan terdapatnya
jam-jam kosong di sekolah serta kurang adanya kegiatan
ekstrakurikuler yang berkualitas dan berkesinambungan,
menyebabkan peserta didik kerap menggunakan jam-jam
kosong tersebut untuk kegiatan yang bersiat negati seperti
tawuran, penyalahgunaan Narkoba, membolos dari sekolah,
dan lain sebagainya. Padahal sesungguhnya jam jam yang
padat dan berkualitas mampu meningkatkan kompetensi dan
kreatifitas peserta didik baik, khususnya di bidang akademik,
serta menjauhkan peserta didik untuk berpikir hal-hal negati.4. Faktor Lingkungan Sekitar yang Kurang Baik
Tidak semua sekolah terletak di lingkungan yang aman, beberapa
sekolah terletak di lingkungan rawan yang sesungguhnya kurang
kondusi untuk proses belajar mengajar, seperti terletak di
dekat pasar, di dekat pusat hiburan, di dekat pelabuhan, dan
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
37/98
31Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
lain sebagainya. Masyarakat di sekitar sekolah itulah yang
terkadang memasukkan unsur-unsur negati ke peserta
didik seperti mempengaruhi peserta didik untuk memakai
Narkoba, memancing terjadinya perkelahian antar sekolah,dan masih banyak lagi hal-hal negati yang dapat terjadi
tanpa dapat dikontrol oleh pihak sekolah.
5. Pengaruh dari Media Massa
Pemberitaan mengenai gaya hidup negati artis dan remaja
masa kini yang marak di media terkadang berdampak
pada mobilisasi, keterikatan kelompok, rasa heroisme, danpeniruan dari remaja itu sendiri. Frekuensi pemberitaan
tentang gaya hidup di media massa tersebut justru semakin
memancing remaja, khususnya peserta didik untuk memiliki
perilaku serupa karena mereka cenderung memilih untuk
meniru pihak-pihak yang dianggap sebagai trendsetter.
B. Saran Tindak yang Harus Dilakukan untuk
Meminimalisir Permasalahan Peserta Didik
Dalam mengatasi atau meminimalisir permasalahan peserta
didik yang sering terjadi, saran tindak yang harus dilakukan
oleh pihak sekolah antara lain adalah:
Mengadakan pelatihan mengenai pencegahanpenyimpangan perilaku peserta didik di sekolah serta
pengembangan pengenalan diri. kematangan emosi, dan
kontrol diri pada remaja. Pelatihan ini diharapkan mampu
mengembangkan komunikasi dan kegiatan bersama
yang positi antar basis atau sekoiah dan menghindarkan
peserta didik dari penyimpangan perilaku.
1.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
38/98
32 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Sekoiah harus mampu menjalankan tata tertib dan disiplin
sekolah dengan tegas dan objekti. Di lain pihak, Departemen
Pendidikan Nasional harus memberikan sanksi bagi sekolah
negeri dan swasta yang tidak dapat menjalankan disiplin.
Diperlukan adanya pemberdayaan guru siaga sehingga dapat
mengantisipasi jam-jam kosong di sekoiah. Diperlukan pula
adanya peningkatan kegiatan ekstrakurikuler yang didasarkan
atas minat peserta didik dan diperlukan adanya pembimbing
kegiatan ekstrakurikuler yang berkualitas sebagai sarana kegiatan
penyaluran minat dan bakat peserta didik di dalam dan di luarlingkungan sekoiah, sehingga peserta didik dengan kesadaran
penuh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut dengan
senang hati tanpa adanya paksaan dari pihak sekoiah.
Sekolah yang berada di lingkungan rawan perlu penanganan
khusus. Antara lain diperlukan penertiban pedagang, juru parkir,
dan preman di sekitar sekoiah. Sekoiah juga harus melakukan
razia rutin senjata tajam baik di dalam sekoiah maupan diluar lingkungan sekolah dengan melibatkan aparat keamanan
setempat.
Masalah media massa tidak dapat ditangani hanya oleh pihak
sekoiah, tetapi diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk
mengembangkan media-media tandingan yang mengutamakan
pemberitaan yang menentang perilaku-perilaku negati remaja.Sudah seharusnya pihak media massa sendiri ikutserta dalam
meningkatkan tanggung jawabnya sebagai pendidik generasi
muda dengan menayangkan tayangan-tayangan yang inormati
dan edukati.
2.
3.
4.
5.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
39/98
33Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
BAB IVPENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI KALANGAN PESERTA DIDIK
A. Pola Peredaran Narkoba di Lingkungan Sekolah
Kasus penyalahgunaan narkoba ditemukan pada semuatingkat pendidikan dari tingkat SD, SMP. SMA/SMK sampai
Perguruan Tinggi. Berdasarkan keterangan peserta penataran
guru pembina OSIS yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pembinaan Kepeserta didikan pada bulan Agustus 1999, kasus
penyalahgunaan Narkoba bukan saja terbatas di 8 (delapan)
propinsi yang rawan Narkoba sesuai data yang diungkapkan
BAKOLAK INPRES 6/71 tahun 1997, tetapi juga sudah merambahkedaerah lain di seluruh propinsi di Indonesia.
Peredaran Narkoba saat ini sudah menyebar ke seluruh pelosok
tanah air dengan cara yang terorganisir (melalui sindikat
pengedar narkoba) dan proesional karena Narkoba merupakan
komoditi untuk mendatangkan uang dengan mudah. Jaringan
peredarannya bukan hanya di klub malam dan tempat hiburansaja, melainkan sudah merasuk ke warung/kios di sekitar
sekolah, bahkan di dalam sekolah, dengan cara menyebarkan
kaki tangan pengedar di kalangan peserta didik sekolah sendiri.
Untuk itu harganyapun disesuaikan dengan kemampuan anak
sekolah. teknik penjualannya juga menggunakan cara-cara
multi level.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
40/98
34 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Pengedarnya sendiri selain peserta didik sekolah yang
bersangkutan juga melibatkan orang luar yang khusus
mendatangi sekolah-sekolah target untuk menawarkan barang
dagangannya.
Selain itu Narkoba seringkali diedarkan juga oleh juru
parkir yang ada di sekolah-sekolah, para alumni yang sering
nongkrong di sekolah dan penjaja makanan dan minuman di
sekitar sekolah. Adapun moti dari para pengedar Narkoba
sendiri yang terungkap selama ini adalah semata-mata untuk
mencari penghasilan dan keuntungan sehubungan dengankondisi ekonomi yang semakin memburuk.
Dari kalangan peserta didik pengedar, moti yang
melatarbelakangi mereka kebanyakan adalah untuk dapat
sekedar ikut memakai Narkoba tanpa harus membeli. Untuk
tiga/empat paket yang berhasil mereka jual, mereka akan
mendapatkan gratis satu paket, dengan demikian pengedaratau kaki tangan ini harus tetap dapat mempertahankan empat
pembeli kalau ia ingin tetap menggunakan Narkoba. Namun
demikian bila pemakaian mereka mengalami peningkatan,
otomatis mereka harus mencari calon pemakai yang lebih
banyak lagi.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari beberapa mantan
pengedar diperoleh inormasi bahwa dalam menetapkan
sasarannya, para pengedar atau kaki tangan ini biasanya
akan memilih para peserta didik yang memiliki ciri-ciri, anak
yang kurang berminat sekolah (malas, tidak dapat mengikuti
pelajaran di sekolah), yang sering mengeluh punya masalah
dengan guru, orangtua maupun teman, kurang percaya diri
atau kepercayaan diri berlebihan (berani tampil beda, yang
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
41/98
35Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
berpenampilan berbeda dari kebanyakan peserta didik
lainnya), mudah merasa bosan dan suka melakukan tindakan
yang beresiko tinggi dan diketahui mudah mendapatkan uang.
Adapun ciri-ciri lain remaja atau peserta didik yang beresiko
tinggi terkena penyalahgunaan narkoba adalah remaja peserta
didik yang tidak bisa berkomunikasi dengan orangtuanya, tidak
berada dalam pengawasan orang tua, memiliki kontrol diri
rendah, memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang rendah.
Bergaul atau tinggal di lingkungan penyalahgunanarkoba,
dikucilkan atau sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya,serta rendahnya penghayatan spiritual.
Cara pemesanan yang sering dilakukan oleh kaki-tangan
pengedar/bandar narkoba ini biasanya dilakukan dengan cara
memberikan sampel secara cuma-cuma untuk satu atau dua kali
Penyalahgunaan, setelah itu apabila sudah ada kecocokan baru
kepada mereka dikenakan biaya sesuai jenis yang dipakai.Untuk Penyalahguna yang sudah sering membeli tidak segan-
segan para pengedar akan memberikan barang terlebih
dahulu. dengan jaminan kaki-tangan pengedar. Atau bila tidak
ada uang mereka bersedia menerima barang-barang pribadi
(seperti handphone, perhiasan, dan barang-barang berharga
lainnya) yang nilainya ditentukan oleh pengedar atau bandar
(BD) atau mengajarkan peserta didik cara-cara memperoleh
uang dengan eara-cara yang tidak halal seperti mencuri uang
dan barang-barang berharga teman atau orangtua.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
42/98
36 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
B. Kondisi Sekolah yang Mendorong
Peserta didik untuk Menggunakan Narkoba
Secara umum pemakaian Narkoba di lingkungan sekolah semakinmeningkat dari tahun ke tahun. Tempat menggunakannya juga
bervariasi mulai di toilet sekolah, di kantin, di pojok-pojok
sekolah yang agak tersembunyi. di dalam mobil yang diparkir di
sekitar sekolah, di warung-warung sekitar sekolah sampai ada
yang menggunakan ruangan kelas, baik pada saat jam kosong
maupun setelah waktu sekolah, pada hari libur atau hari kerja
pada waktu sore hari atau malam hari.
Adapun situasi yang dianggap rawan bagi Penyalahguna
Narkoba di lingkungan sekolah antara lain adalah:
Kurangnya kontrol guru/petugas keamanan sekolah pada
tempat-tempat tersembunyi (pojok-pojok) di lingkungan
sekolah.
Kurangnya pengawasan dan kontrol guru atau petugas
keamanan sekolah di dalam maupun di luar lingkungan
sekolah pada jam istirahat Jam belajardan setelah jam
belajar sekolah.
Banyaknya warung-warung/kios di sekitar sekolah yang
dapat menjadi tempat penjualan Narkoba.
Penerapan sanksi yang kurang tegas dan konsekuen terhadappelanggaran peraturan sekolah.
Lokasi sekolah yang berada di lingkungan yang dekat dengan
pusat keramaian. seperti pasar, pusat perdagangan dan lain
sebagainya, yang menjadikan lingkungan tersebut sangat
riskan untuk menjadi daerah rawan pcredaran Narkoba.
Sekolah dijadikan tempat tongkrongan para alumni yang
menjadi Penyalahguna Narkoba.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
43/98
37Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Selain itu ada beberapa kondisi sekolah yang secara tidak
langsung berhubungan dengan Penyalahgunaan Narkoba oleh
peserta didik di sekolah yaitu:
Peraturan sekolah yang terlalu keras atau terlalu lunak.
Komunikasi yang kurang lancar antara guru, kepala sekolah
dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
Kegiatan sekolah yang membosankan (terlalu padat atau
kurang kegiatan).
Kegiatan ekstrakurikuler yang kurang sesuai dengan minat
peserta didik.Kurangnya pertukaran pengetahuan aparat sekolah. peserta
didik dan orang tua peserta didik mengenai masalah dan
bahaya Narkoba.
Penanganan terhadap peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar belum optimal.
Kurangnya keterlibatan orang tua peserta didik yang tidak
terlibat pada masalah Narkoba (selama ini hanya orang tuadari peserta didik pcngguna saja yang dilibatkan).
Komite Sekolah (KS) belum diungsikan secara optimal.
C. Latar Belakang Keluarga Peserta Didik Penyalahguna Narkoba
Bila ditinjau lebih jauh latar belakang keluarga peserta didik
yang terlibat Penyalahgunaan Narkoba tidak dapat dipastikan
bahwa berasal dari keluarga yang kurang harmonis. Banyak di
antara peserta didik Penyalahguna berasal dari keluarga yang
terhormat, terpelajar dan mempunyai komunikasi yang baik
dengan orang tua.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
44/98
38 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Namun demikian peserta didik pcngguna yang berasal dari
keluarga “broken home” memang lebih banyak ditemukan
daripada peserta didik Penyalahguna yang berasal dari keluarga
harmonis. Rasa solidaritas kelompok peserta didik biasanyasangat besar dan dari segi emosinya mereka kebanyakan
merupakan anak-anak yang peka. Anggapan bahwa kebanyakan
pcngguna tergolong anak yang nakal. suka membantah dan
sulit diatur juga tidak dapat dibuktikan sepenuhnya karena
banyak juga peserta didik Penyalahguna yang merupakan anak
“manis” yang tidak pernah mempunyai masalah atau konflik
dengan guru maupun orang tua.
Latar belakang ekonomi keluarga peserta didik Penyalahguna
sangat bervariasi. Ada yang terdapat dari keluarga ekonomi
lemah, tetapi tak sedikit pula yang berasal dari golongan
ekonomi menengah ke atas. Pekerjaan orang tuanyapun sangat
bervariasi, mulai dari pengangguran, buruh, pegawai negeri,
guru, dosen, artis, pengusaha, sampai anggota ABRI, Polri,juga termasuk pejabat pemerintah maupun pemuka agama.
Dari kajian ini tidak ditemukan gambaran umum yang spesifik
mengenai latar belakang peserta didik Penyalahguna Narkoba.
Dengan kata lain siapa saja. dari latar belakang manapun dapat
terlibat masalah penyalahgunaan narkoba.
D. Gambaran Perilaku Peserta Didik Penyalahguna Narkoba
Bila selama ini masyarakat beranggapan bahwa peserta didik
yang menggunakan Narkoba adalah mereka yang mengalami
kesulitan belajar, maka kenyataan bahwa banyak peserta
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
45/98
39Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
didik Penyalahguna adalah peserta didik yang pintar. Namun
demikian peserta didik yang telah menggunakan narkoba lebih
dari 6 bulan hampir semuanya mengalami kesulitan belajar
karena pengaruh obat-obatan membuat mereka menjadi sulitberkonsentrasi. Mereka juga dilaporkan sering membolos,
sering terlambat ke sekolah dengan alasan kesiangan
bangun dan sering terlambat masuk setelah waktu istirahat,
sering tertidur di sekolah, sering lupa jadwal ulangan, lupa
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, lupa membawa
buku pelajaran (tidak memiliki tanggung jawab) serta menjadi
kurang memperdulikan penampilan dan kerapian diri.
Gambaran umum peserta didik Penyalahguna Narkoba ini
diperoleh dari keterangan guru. Sedangkan dari keterangan
orang tua peserta didik Penyalahguna dapat ditambahkan
gejala lain seperti kedapatan bicara cadel atau gagap (padahal
sebelumnya gejala ini tidak pernah ada), mata merah dan
hidung berair (walaupun tidak sedang influenza) perubahanpola tidur (pagi sulit sekali dibangunkan dan malam hari sulit
tidur), cenderung menghindari kontak komunikasi dengan
orang lain dalam hal ini anggota keluarga, uang sekolah
tidak dibayarkan (mengaku kehilangan uang) dan di rumah
sering kehilangan uang atau barang berharga. Gambaran dari
guru dan orang tua ini dapat dijadikan ciri-ciri gejala awal
penyalahgunaan Narkoba oleh peserta didik.
Dari penjelasan dan keterangan di atas, dapat disimpulkan
kembali ciri-ciri remaja yang berpotensi menyalahgunakan
Narkotika Psikotropika dan Zat Adikti lainnya, antara lain:
Siat mudah kecewa dan kecendungan menjadi agresi dan
destrukti.
a.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
46/98
40 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Perasaan rendah diri (low sel-esteem).
Tidak bisa menunggu atau bersabar yang berlebihan.
Suka mencuri, melakukan hal-hal yang mengandung bahaya
yang berlebihan.Cepat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan
merasa tidak sanggup berungsi dalam kehidupannya
sehari-hari.
Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu
keberhasilan dalam pendidikan atau pekerjaan atau dalam
lapangan kegaitan lainnya.
Prestasi belajar menunjukkan hasil yang cenderungrendah.
Kurangnya prestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Cenderung memiliki gangguanjiwa seperti kecemasan
obsesi, apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, emosi
tidak terkendali, kurang mampu menghadapi stres atau
sebaliknya,yaitu hiperakti.
Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.
Adanya perilaku yang menyimpang, seperti hubungan
seksual yang tidak terlindung, putus sekolah pada usia yang
sangat dini, perilaku antisosial pada usia dini, seperti sering
mencuri, sering berbohong dan kenakalan remaja lainnya.
Suka tidak tidur malam hari atau tidur larut malam
(begadang).Berkawan dengan orang yang tergolong peminum berat atau
memakai obat secara berlebihan.
Sudah mulai merokok pada usia yang dini daripada rata-
rata perokok lainnya.
Tanda-tanda di rumah
Membangkang terhadap teguran orang tua.
b.
c.
d.
e.
.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
1.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
47/98
41Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Semakin jarang ikut kegiatan keluarga
Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-
temannya.
Mulai melupakan tanggung jawab jam malam dan menginapdi rumah teman.
Sering pergi ke disko, mall atau pesta
Pola tidur berubah : pergi susah dibangunkan, malam suka
begadang
Bila ditanya, sikapnya deensi atau penuh kebencian
Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan
uang(bokek)Sering mencuri uang dan barang-barang berhaga dirumah,
dan sering tidak diketahui
Sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan
berbagai alasan (pandai-pandailah mengecek apakah uang
yang dimintanya untuk bayar ini dan itu disekolah, betul-
betul diminta oleh sekolah dan dibayarkan)
Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur,
malas mandi, sering tidur, malas menggosok gigi, kamar
berantakan, malas membantu)
Sering tersinggung dan mudah marah
Menarik diri dan sering di kamar, dan mengunci diri
Sering berbohong
Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnyadibandingkan dengan sebelumnya
Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo
(cadel) dan jalan sempoyongan
Ada obat-obatan, kertas timah, bau-bauan yang tidak biasa
di rumah (terutama kamar mandinya atau kamar tidumya),
atau ditemukan jarutn suntik, namun ia akan mengatakan
barang-barang itu bukan miliknya.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
48/98
42 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
BAB VPENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN MASALAHNARKOBA
A. Penanganan dan Penanggulangan Masalah
Narkoba Secara UniversalTerdapat tiga aspek penanganan dan penanggulangan masalah
Narkoba yang dikenal secara universal, yaitu:
1. Law Enorcement
Berdasarkan UU No. 5 dan 22 tahun 1997 mengenai
psikotropika dan narkotika, diperoleh pernyataan bahwapenderita penyalahgunaan narkoba memerlukan perawatan.
Tingkat keparahan dan tingkat perawatan diserahkan kepada
Dinas Pendidikan Pemda setempat sebagai data dan statistik
serta khususnya untuk perawatan selanjutnya. Sedangkan
mengenai penegakan hukum dilakukan oleh Pemerintah
(polisi, bea cukai, imigrasi, kehakiman, BNN/BNP (Badan
narkotika Nasional/Badan Narkotika Propinsi), dan lain-lain).
2. Preventive (Pencegahan)
Pemerintah dengan memberdayakan masyarakat, dengan
cara pendidikan, kampanye dan program yang mengurangi
aktor resiko dan meningkatkan aktor protektor.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
49/98
43Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
3. Treatment (Perawatan)
Pemerintah memberdayakan para proesional dalam
perawatan biopsikososial. Pendekatan Biopsikososial
digunakan untuk merekomendasikan tingkat perawatan
Penyalahguna atau penyalahguna narkoba. Perawatan
medis diperuntukkan bagi mereka yang masuk kategori
tingkat Penyalahguna berat dan dual diagnosis.
B. Penanganan Masalah Narkoba di Kalangan Remaja
Pencegahan dalam konteks pelanggaran norma dan kejahatan
dikelompokan sebagai suatu usaha yang mempunyai tujuan
khusus untuk memperkecil ruang lingkup suatu pelanggaran
baik melalui pengurangan kesempatan-kesempatan untuk
melakukan kejahatan ataupun melalui usaha pemberianpengaruh pada orang-orang yang secara potensial dapat
melakukan pelanggaran pada masyarakat umum (Dermawan,
1994:2).
Adapun strategi pencegahan, selama ini dikategorikan ke dalam
tiga kelompok yang meliputi: pencegahan primer, pencegahan
sekunder dan pencegahan tertier.
1. Pencegahan primer ditetapkan sebagai pencegahan melalui
bidang sosial, ekonomi, dan bidang-bidang lain dan kebijakan
umum, khususnya sebagai usaha untuk mempengaruhi
situasi-situasi kriminonetik dan sebab-sebab dasar dari
kejahatan. Tujuan utama dari pencegahan primer adalah
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
50/98
44 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
menciptakan kondisi-kondisi yang sangat memberikan harapan
bagi keberhasilan sosialisasi kepada setiap anggota masyarakat.
Masyarakat umum secara keseluruhan menjadi target dari
pencegahan primer. Pencegahan umum dan pencegahan khususyang meliputi identifikasi dini kondisi-kondisi kriminomik dan
sebab-sebab dasar pelanggaran serta peran-peran preventi dari
polisi, pengawas, dan media masa termasuk dalam kategori ini.
Target dari pencegahan ini adalah mereka yang dikategorikan
potensial untuk melakukan pelanggaran.
Pelaksanaan pencegahan primer dilakukan dalam berbagaibentuk penyuluhan, seperti penyuluhan tatap muka (ceramah,
diskusi, seminar), penyuluhan melalui media cetak (surat
kabar, leaflet, brosur, buletin, dll), penyuluhan dengan
mengintegrasikan inormasi tentang bahaya narkoba ke dalam
kegiatan seperti pendidikan agama, bimbingan moral, dan lain
sebagainya.
2. Pencegahan sekunder ditujukan pada para remaja yang telah
mencoba-coba menggunakan narkoba serta sektor-sektor
masyarakat yang dapat membantu remaja untuk berhenti
menyalahgunakan narkoba (orang tua, tokoh masyarakat,
jajaran pemerintah setempat, dan organisasi sosial lainnya).
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk mencegah
meluasnya penyalahgunaan narkoba, menyelamatkan danmemperkuat ketahanan individu remaja dan keluarga yang
mulai terkena penyalahgunaan supaya tidak terkena pengaruh
lebih lanjut.
Pelaksanaan pencegahan sekunder dilakukan antara lain dalam
bentuk penyuluhan dengan teknik-teknik ceramah, sarasehan,
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
51/98
45Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
atau diskusi, bimbingan sosial melalui kunjungan rumah,
diskusi kelompok, serta pelayanan konseling perorangan
atau keluarga bermasalah penyalahgunaan narkoba.
3. Sedangkan pencegahan tertier merupakan pencegahan
yang dilakukan kepada residivisme atau mereka yang
merupakan bekas korban penyalahgunaan narkoba, melalui
peran polisi dan agen- agen lain dalam sistem peradilan
pidana. Tujuan dari pencegahan tertier adalah untuk
mencegah jangan sampai para penyalahguna narkoba
tersebut kambuh/relaps dan terjerumus kembali ke dalampenyalahgunaan narkoba.
Adapun target utama dari pencegahan tertier adalah
mereka yang telah melanggar hukum. Pencegahan tertier
antara lain dilakukan dalam bentuk bimbingan sosial dan
konseling terhadap yang bersangkutan atau keluarganya,
penciptaan lingkungan sosial dan pengawasan sosial yangmenguntungkan eks korban untuk mantapnya kesembuhan
eks korban penyalahgunaan narkoba, pengembangan minat,
bakat, dan keterampilanh bekerja atau berusaha bagi eks
korban, serta bantuan pelayanan penempatan kerja dan
bantuan modal kerja bagi para eks korban.
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan upaya perawatan untuk
penyalahguna Narkoba dengan cara memperbaiki kembali
dalam segi psikologis maupun fisik penyalahguna. Rehabilitasi
dapat dilakukan dengan cara mengkarantina penyalahguna
dan memberikan perawatan yang intensi.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
52/98
46 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
5. Afer Care
Aer care merupakan upaya pembekalan bagi penyalahguna
Narkoba dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan bagi
penyalahguna Narkoba sebagai bekal mereka dalam menjalani
kehidupan setelah proses rehabilitasi.
Adapun model-model pencegahan yang telah dikemukakan
untuk Narkoba selama ini, setidaknya dapat dikategorikan
dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Program Penjangkauan Jalanan. Program ini biasanyadilaksanakan oleh tim-tim pelaksana sosial, teknisi medis,
Penyalahguna dalam kondisi pemulihan yang bekerja unit
penjangkauan luar untuk mencari Penyalahguna di jalanan
dan menawarkan pelayanan konseling motivasi sosial dan
kesehatan.
b. Drop-in Centre. Drop-in centre lazimnya didirikan dekatpusat perdagangan Narkoba, yang berungsi sebagai tempat
persinggahan bagi mereka yang tuna wisma tempat dimana
mereka dapat mandi, cuci pakaian, makan, istirahat, dan
menerima konseling serta perawatan kesehatan. Adapun
program - program yang ditawarkan dari model ini adalah
peningkatan kepekaan masyarakat dan sosial inormasi
terutama kepada anak- anak muda. Di dalam model iniditawarkan pula aktivitas penyuluhan dan pembahasan
kelompok mengenai pengurangan kerugian dan pendidikan
kesehatan setiap hari termasuk detoksifikasi pasien rawat
jalan, program keluarga, pencegahan kekambuhan dan
program purna rawat (aercare).
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
53/98
47Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
c. Therapeutic Community. Konseling motivasi dan membangun
kepercayaan adalah pintu masuk dari model Therapeutic
Community menuju rehabilitasi yang fleksibel dan berangsur-
angsur. Model ini dilakukan untuk menghindari pendekatanhukum, yang dibangun atas dasar potensi Penyalahgunaannya.
Dalam model ini dikembangkan suatu cara pemantauan setiap
hari dari melalui lingkungan sosial yang mendukung dengan
menetapkan sasaran pada perubahan sikap dan perilaku
komunitas. Dalam waktu sebulan sekali ditawarkan pengobatan
kecanduan dan rehabilitasi secara gratis pada sejumlah terbatas
Penyalahguna setelah syarat-syarat terpenuhi. Yaitu kehadirantetap dan rutin motivasi kuat untuk berubah.
d. Participatory Learning and Action (Ditchtownsend, 2001).
Model Participatory Learning and Action dikembangkan atasParticipatory Learning and Action dikembangkan atasdikembangkan atas
dasar asumsi bahwa pemberian inormasi Narkoba jarang
menghasilkan perubahan perilaku para pemakai. Untuk
itu perlu dikembangkan suatu model yang lebih baru, yaituparticipatory learning and action (pelajaran dan tindakan
secara ikut serta). Selama 7 sampai 12 kali pertemuan
kelompok, peserta melalui proses untuk merencanakan
perubahan dan saling membantu dalam bertindak agar dapat
berubah. Adapun proses yang dilalui dari pertemuan tersebut
adalah:
Lebih banyak mengenali dirinya sendiri
Keadaan apa yang mendorong mereka untuk mengambil
resiko
Apa bentuk masyarakat mereka
Apa masalah yang mereka hadapi
Ketrampilan apa yang mereka miliki
Hal apa yang ingin mereka ubah.
•
•
•
•
•
•
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
54/98
48 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
e. Communities That Care (Camberra Time, 1999).
Communities That Care (lingkungan masyarakat
yang peduli) adalah model yang dikembangkan atas
dasar penelitian tentang penyebab masalah kesehatandan perilaku, dan membantu kelompok setempat
uiituk membentuk strategi, penelitian, dan dukungan
intervensi, berdasarkan percobaan yang telah dikerjakan
di Australia, yang melibatkan 468 murid dari 30 sekolah
menunjukan bahwa murid yang tanpa dukungan lebih
resiko terhadap pemakaian alkohol dan mariyuna dan
perilaku nakal lainnya.
C. Peran Agama dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba
Larson dkk (1990) menemukan bahwa remaja yang komi’menagamanya kurang/lemah mempunyai resiko empat kali lebih
besar untuk menyalahgunakan Narkoba dibanding dengan
remaja yang komitmen agamanya kuat. Peneliti dari Indonesia
(Hawari. 1990, Juwana, 1994) menemukan bahwa ketaatan
beribadah pada kelompok penyalahgunaan Narkoba (kasus)
jauh lebih rendah dibanding kelompok bukan penyalahgunakan
Narkoba (kontrol/kelola); dan perbedaan ini cukup signifikan.
Kehidupan beragama dalam keluarga dan ketaatan menjalankan
ibadah agama sering dikaitkan dengan penyalahgunaan
Narkoba (Stinnet dan John Derain, 1987). Hal ini berdasarkan
penelitian bahwa para penyalahguna Narkoba derajat
keimanannya kurang kuat/lemah (Clinebell, 1980: Larson dkk.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
55/98
49Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
1990). Hawari (1990) dalam penelitiannya menemukan bahwa
kerajinan/ketaatan menjalankan ibadah pada kasus 33,1%
dan pada kontrol 70; sedangkan Juwana (1994) menemukan
persentase kasus 3,1% dan alkohol 83,0%.
Temuan ini penting bagi upaya prevensi, tetapi rahabilitasi
pada penyalahgunaan Narkoba dan pendekatan keagamaan
perlu untuk diikutsertakan pada upaya penanggulangan
Narkoba. Pendidikan agama sejak dini akan memperkuat
komitmen agama bila seseorang anak kelak menginjak remaja
dan menjadi dewasa, sehingga resiko penyalahgunaan Narkobadapat diperkecil (Hawari, 1999).
Intervensi agama diberikan sesudah seorang penderita
penyalahguna Narkoba selesai menjalani detoksifikasi,
memasuki tahapan psikoterapi dan selanjutnya pada tahapan
rehabilitasi. Selain berbagai bentuk terapi (non-medik), maka
selama perawatan bila mereka diberikan kegiatan-kegiatankeagamaan, hasilnya akan lebih baik daripada hanya medik
saja. Sebaliknya kalau hanya diberikan terapi keigamaan saja,
hasilnya kurang baik bila dibandingkan dengan modifikasi
antara ilmu pengetahuan kedokteran (medik psikoiatrik)
dengan agama (psikoreligius).
Yang terpenting, bahwa Allah SWT sungguh-sungguh ada
walaupun tidak tampak oleh panca indra harus diyakini oleh
setiap umat individu. Adanya Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki segala siat kesempurnaan yang kekal harus diimani
setiap manusia dan oleh karena itu hanya kepada-Nya lah
manusia beribadah, taat dan selalu memohon doa.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
56/98
50 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
D. Peran Orang Tua dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegahpenyalahgunaan narkotika, psikokotropika dan zat adikti
lainnya.
Orang tua adalah pendidik utama bagi anak-anaknya dan
menjadi figur/model untuk:
Menjadi panutan. Seperti orang tua menghendaki anaknya
tidak merokok, maka orang tua jangan merokok.Menjadi teladan. Artinya selalu memberikan contoh
diri dalam hal sikap, perbuatan, tindakan serta memiliki
komunikasi yang baik dan harmonis.
Menjadi seseorang yang istimewa. Dalam hal ini orang
tua harus dapat menjadi teman diskusi dan tempat untuk
bertanya. Apapun yang disampaikan anaknya, berita
baik maupun buruk, perlu didengarkan dengan baik dan
kemudian mengajak anak untuk berdialog secara lebih
terbuka dan mendalam. Untuk menjadi seseorang yang
istimewa, orang tua perlu mengikuti perkembangan remaja
dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan
penjelasan bila anak bertanya, termasuk bertanya mengenai
masalah narkoba.Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai
agama. Orang tua harus dapat mempertahankan tradisi
kebersamaan di dalam keluarga seperti mengerjakan
pekerjaan rumah bersama- sama pada hari libur, makan
malam bersama, rekreasi bersama pada waktu-waktu
tertentu, beribadah bersama-sama. dan lain sebagainya.
1.
2.
3.
4.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
57/98
51Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
Di sini peran orang tua sangat besar sehingga diharapkan orang
tua mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut:
terciptanya suasana hangat dan bersahabat di rumah
mengembangkan hubungan yang akrab dan komunikasi
yang baik bagi anak-anak, bersikap terbuka dan jujur
terhadap mereka.
mengerti dan menerima setiap anak sebagaimana adanya.
mendengarkan dan menghormat pendapat anak-anak,
membimbing mereka agar mampu membuat keputusan
yang bijaksanamemberikan pujian jika mereka berbuat baik/mencapai
suatu prestasi meskipun sedemikian kecil nilainya
meluangkan waktu bersama anak-anak walaupun demikian
sibuknya.
memberikan tanggung jawab pada anak-anak sesuai dengan
tingkatan usianya
mengenal secara baik teman-teman anak.mengontrol kegiatan dan aktivitas anak.
memperkuat nilai moral dan spiritual sesuai dengan agama/
kepercayaan masing-masing
memperkuat dan memahami bahaya penyalahgunaan
narkotika, psikotropika dan zat adikti lainnya
mengetahui ciri-ciri dari pada seorang anak yang
mempunyai resiko besar untuk menyalahgunakan narkotika,
psikotropika dan adikti lainnya
meminta bantuan ahli jika terdapat suatu kasus/
permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri.
Tetapi apabila suatu saat orang tua menghadapi kenyataan
bahwa si anak terlibat penyalahgunaan narkoba maka yang
a.
b.
c.
d.
e.
.
g.
h.i.
j.
k.
l.
m.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
58/98
52 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
harus dilakukan orang tua untuk menghadapi permasalahan
tersebut dan mencegah penyalahgunaan lebih lanjut antara
lain adalah:
Berusaha tetap tenang. Sebaiknya orang tua mampu
mengendalikan emosi, jangan memojokkan si anak atau
merasa tidak berguna.
Jangan menunda masalah. Secepat mungkin setelah
mengetahui keadaan anak yang terlibat penyalahgunaan
narkoba, orang tua harus menghadapi kenyataan dan segera
mengadakan dialog terbuka dengan anak. Jangan menuduhanak pada saat anak berada dalam pengaruh narkoba.
Jadilah pendengar yang baik bagi anak. Berikan dorongan
non verbal, saat anak sedang mengemukakan permasalahan
atau alasannya sampai terlibat penyalahgunaan narkoba.
Jangan pernah merendahkan harga diri si anak dan buatlah
agar anak merasa aman dan nyaman saat menceritakan
permasalahannya. Dan yang terpenting orang tua harusmenghargai kejujuran anak karena telah mau mengakui
kesalahannya dan memaaannya.
Jujur terhadap diri sendiri. Orang tua harus pula jujur pada
diri sendiri dengan mengakui kelemahan dan kesalahan
orang tua, jangan merasa benar sendiri.
Cari pertolongan. Jika sulit mengendalikan emosi dan
menghadapi permasalahan yang terjadi maka orang tua
harus segera menghubungi pihak- pihak yang dirasa mampu
untuk mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba seperti
pusat rehabilitasi, dokter, dan instansi-instansi terkait
lainnya.
a.
b.
c.
d.
e.
8/16/2019 Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah 2014
59/98
53Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah
E. Peran Sekolah dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Berdasarkan data hasil penelitian Badan Narkotika Nasional(BNN) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia (Puslitkes UI) tahun 2011, yaitu:
1. Jumlah Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Tahun 2007-2011
Data selama tahun 2007-2011 menunjukan bahwa 61,9% dari
jumlah tersangka, atau sebanyak 117.147 orang berpendidikan
SLTA. Selanjutnya urutan kedua tingkat pendidikan SLTP
sebesar 23,7% dan SD sebesar 11,8%. Jumlah tersangka yang
berpendidikan Perguruan Tinggi (PT) adalah terendah sebesar
2,6% dibanding tingkat pendidi
Top Related