KARYA TULIS ILMIAH
FENOMENA K-POP, ANTARA DEGREDASI BUDAYA, MORAL, DAN SENI
DI INDONESIA
Ditulis dalam rangka memenuhi
Tugas Kelompok Tersetruktur Matak Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Semarang
Dosen Pengampu Rombel 003 : Natal Kristianto
Ditulis Oleh :
Maskun Suwardi 7111413048
Syafaatur Rohma 7111413024
Kartika Jaya Puspita 7111413052
Anik Umamah 7111413039
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. (wikipedia Bahasa Indonesia). Berbicara budaya berarti
mebicarakan sebuah hasil dari peradaban suatu kelompok masyarakat, dimana budaya
menjadi salah satu gambaran kebiasaan dan identitas dari sekelompok masyarakat tersebut.
Kebudayaan sebuah bangsa berarti merupakan suatu identitas atau gambaran khas dari
bangsa tersebut. Berdasarkan wujudnya, budaya atau kebudayaan memiliki komponen, unsur
atau elemen, diantaranya adalah estetika dan etika. estetika yaitu unsur kebudayaan yang
Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –
tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Setiap masyarakat di dunia memiliki
nilai estetika tersendiri yang mereka tempatkan dan artikan sesuai dengan pemahaman
masing – masing untuk di sampaikan melalui wujud dan cara yang berbeda. Nilai estetika
atau yang berhubungan dengan seni akan terus berkembang secara dinamis sesuai dengan
peradaban masyarakatnya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi penduduk
yang terbesar ke empat di dunia, memiliki tingkat keragaman dan peradaban seni dan budaya
masyarakatnya yang tinggi. Sedangkan etika merupakan unsur kebudayaan yang erat
kaitannya dengan tatanan sistem social masyarakat. Berbicara etika erat kaitanya dengan
istilah moral. Moral dan etika merupakan suatu saran evaluasi dari sikap dan tingkah laku
manusia dalam peranannya di masyrakat. Masing – masing negara di dunia memiliki
2
budayanya sendiri yang menjadikan mereka berbeda. Seiring dengan berkembangnnya imu
pengetahuan maka akan semakin memepengaruhi batasan dan perkembangan budaya.
Berkembangnaya arus globalisasi merupakan salah satu dari bentuk perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Di mana batas – batas negara akan semakin pudar dan
terasa bahwa semuanya terintegrasi dalam satu kesatuan. Hal ini menjadikan budaya masing
– masing kelompok masyarakat semakin mudah untuk berinteraksi, baik saling
memepengaruhi atau berasimilasi. K-POP, sebuah budaya seni dalam hal seni music dan
suara yang berasal dari negara korea. Budaya Korean POP, terus berembang dan menjadi
sebuah trend yang terus mempengaruhi sekelompok masyarakat yang melalui arus
globalisasi mengonsumsi atau mengadopsi budaya tersebut. Masyarakat Indonesia,
merupakan salah satu kelompok masyarakat yang telah mengadopsi atau menikmati budaya
K-POP tersebut. Mulai dari gaya pakaian, tingkah laku, gaya bahasa dan pergaulan yang
mereka konsumsi dan adopsi melalui berbagai media komunikasi. Hal ini sebagai wujud dari
globalisasi budaya yakni sebuah keterbukaan batasan interaksi berbagai budaya di seluruh
dunia untuk saling berhubungan atau bahkan berasimilasi. Keberadaan K-POP yang semakin
menjangkiti masyarakat Indonesia, mulai dari kalangan anak – anak, remaja dan dewasa.
Berbagai hal positif dan negatif dapat kita jumpai sebagai dampak dari budaya K-POP yang
berkembang di Indonesia. Dilihat dari segi polotiki, indonesia sebagai negara dengan sistem
pemerintah yang berdasarkan demokrasi Pancasila akan sangat tidak sesuai dengan budaya
K-POP yang kapitalis liberalis. Di sisi lain dengan adanya K-POP, maka kesenian di
Indonesia khususunya para komposer lagu, desainer pakaian dan pelaku dunia perfilman akan
semakin termotivasi dan mendapatkan banyak masukan ide untuk sedikit mengadopsi
ataupun mengkolaborasikan karya mereka dengan gaya K-POP yang berkembang.
Berkembangnya budaya K-POP, sudah tidak dapat di hindari akan semakin
menggerus rasa cinta dan pemahaman anak negeri terhadap budaya asli bangsanya sendiri.
3
Mereka akan jauh lebih percaya diri dan bangga apabila dapat menampilkan mode dan gaya
K-POP yang sedang berkembang di bandingkan harus menmpilkan budaya Jawa, Sumatera,
Batak atau budaya Indonesia lainnya. Gaya hidup yang mengarah pada kebebasan atau
liberalisme dan individualis merupakan salah satu budaya K-POP yang akan semakin
menggerus budaya gotong royong pada masrakat kita. Hal ini menjadi sebuah permaslahan
bersama, bagaimana untuk tetap dapat berhubungan dengan budaya luar dan tetap percaya
diri untuk menampilkan bahkan menunjukan budaya asli dari bangsa. Upaya pemahaman
untuk cinta terhadap budaya dan untuk tetap mampu memilah segala bentuk kebudayaan
yang masuk ke Indonesia. Upaya ini tentunya harus di usahakan melalui berbagai sarana dan
oleh seluruh komponen bangsa sebagai usaha bersama melindungi bangsa dari degredasi
budaya baik seni dan moral.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba menuangkan ide yang
berjudul “ Fenomena K-POP, antara Degredasi Moral, Budaya dan Seni “
1.2. Rumusan Masalah :
Adapaun rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ini adalah :
a. Apa itu fenomena budaya K-POP ?
b. Apa dampak dan akibat dari Fenomena Budaya K-POP ?
c. Apakah hubungan antara budaya K-POP dengan degradasi budaya,moral dan seni
Bangsa Indonesia?
4
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa yang di maksud fenomena budaya K-POP.
b. Untuk mengetahui dapak yang di timbulkan dan hubungan dari fenomena K-POP
dengan degredasi budaya, moral dan seni di ndonesia.
1.4. Manfaat Penulisan
Dalam pembuatan karya tulis ini, diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi pihak – pihak
terkait yang berkepentingan.
a. Secara praktis, karya tulis ini dapat menjadi sebuah bahan masukan dalam upaya
memepertahankan budaya asli bangsa dari degredasi budaya yang di sebabkan
fenomena K-POP.
b. Secara teoritis, manfaat karya tulis ini dapat menambah pengetahuan mengenai hal
baik dan buruk yang ditumbulkan dan upaya menghindari degredasi budaya yang
disebabkan fenomena K-POP yang menjangkiti Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fenomena K-POP
Fenomena K-POP adalah kondisi dimana masyarakat dalam waktu tertentu mulai
mengetahui, tertarik bahkan mengimitasi Korean POP. Korean POP sendiri merupakan
sebuah kesenian modern yang di tampilkan dalam bentuk musik, tarian (dance),drama film,
gaya atau mode (pakaian,rambut) yang berasal dari Korea Selatan. Fenomena K-POP dapat di
artikan bahwa, masyarakat secara umum mengalami ketertarikan untuk ikut mengadopsi dan
5
mengimitasi segala hal mengenai K-POP mulai dari cara berpakaian, musik, gaya hidup dan
bahasa kedalam kehidupan keseharian mereka, sebagai wujud akibat dari budaya K-POP
yang masyarakat konsumsi.
2.2. Degredasi Budaya,
Degredasi budaya atau krisis budaya adalah suatu kondisi dimana masyarakat
berkurang dalam hal kecintaanya untuk tetap melestarika atau melakukan suatu hal yang telah
menjadi budayannya dan mulai jenuh kemudian memilih untuk meningggalkan sebuah
kebiasaan tersebut dengan sebuah hal , kebiasaan baru, budaya baru yang dirasa lebih sesuai
untuk dirinya pada saat waktu tersebut.
2.3. Degredasi Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Widjaja
(1985: 154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan
kelakuan (akhlak). Al-Ghazali (1994: 31) mengemukakan pengertian akhlak, sebagai
padanan kata moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia
dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan,
tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya.
Sedangkan degredasi dapat di artikan sebuah kemunduran, kemerosotan, penurunan
(KBBI). Jadi, degredasi moral adalah kondisi saat tata kelakuan yang sesuai dengan nilai dan
norma masyarakat mulai pudar dan mengarah pada penyimpangan. Mulai dari sikap dan
tingkah laku yang menyimpang atau bertentangan dengan aturan dan tatanan sosial
masyarakat. Menyimpang dari kebiasaan kelompok, bertentangan dan mengakibatkan efek
6
buruk pada kehidupan masyarakat dimana konsekuensi dari degredasi moral adalah sebuah
respon kelompok tersebut untuk mengembalikan atau menghilangkan hal menyimpang
tersebut dari kelompoknya.
BAB III
METODOLOGI PEELITIAN
c.1. Pendekatan Penulisan
Pendekatan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi kualitatif
berdasarkan kajian kepustakaan. Dalam pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat
memberikan sebuah gambaran secara teliti mengenai suatu keadaan atau gejala tertentu
yang terjadi pada objek kajian. Dalam hal ini penulis berusaha menyajikan sebuah
gambaran mengenai ”Fenomena K-POP, antara Degredasi budaya, moral dan seni.
c.2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya tulis ini menggunakan data sekunder, yang bersumber dari
situs internet beberapa penelitia terdahulu yang data objeknya relefan dengan objek kajian
karya tulis ini. Sumber kajian ini diharapkan dapat memeperkuat dan memepertajam
pembahasan.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
7
4.1. Gambaran Umum mengenai Fenomena Budaya K-POP.
Fenomena budaya K-POP ditandai dengan mewabahnya hallyu wave yang semakin
menyebar dan mendunia dengan aliran musik mode dan bahasa yang berasal dari Korea. K-
POP merupakan sebuah aliran musik pop dari Korea Selatan yang berhasil menguasai pasar
dunia dan terus berkembang dan mewabah, di susul berbagai mode dan budaya khas yang
mereka bawa dari Korea. Seperti model pakaian, tatanan rambut dan make up, bahasa dan
gaya hidup yang mendunia dan modern sesuai buadaya Korea moderen yang mereka bawa.
Di sebut sebagai fenomena karena munculnya K-POP tidak hanya menjadi sebuah konsumsi
hiburan, melainkan telah memberikan sebuah efek yang memepengaruhi. Bahkan menjadi
sebuah pusat imitasi dan berkembangnnya Ide baru yang hampir seluruh dunia tertarik dan
mengidolakan. Gaya pakaian yang menjadi contoh mode dan menjadi acuan mode yang
mendunia. Tatanan rambut dan make-up yang mejadi sebuah imitasi masyarakat secara
mayoritas untuk mengimitasi untuk bisa terlihat seperti tokoh K-POP yang telah mendunia.
Hal ini membawa pengaruh yang besar dan menyeluruh terhadap acuan gaya dan
mode pakaian, musik dan gaya hidup keseharian masyarakat. Remaja Indonesia begitu
mengidolakan segala hal yangberhubungan dengan Korean , mulai dari film dan musik. Tidak
sekedar itu, mereka mulai tertarik untuk sedikit menyisipkan atau mencampur bahasa
percakapan keseharian mereka dengan bahasa korea. Foto artis dan model korea terpampang
hampir di seluruh aksen kehidupan mereka. Gaya berpakaian, dan gaya rambut yang di
modifikasi layaknya artis korea. Hal ini berlangsung karena sosialisasi tersebarnya K-POP
secara berangsur – angsur meluas dan terus berkembang dalam kehidupan keseharian
masyarakat. Oleh karenanya hal ini disebut sebagai fenomena budaya K-POP. Budaya K-
POP telah tersebar dan terus berkembang kehampir di seluruh negra di dunia. Dimana hampir
seluruh negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia di dalamnya sudah sangat kental dan
terjangkiti budaya K-POP. Di Amerika K-POP juga terus berkembang seiring dengan
8
masuknya produk ponsel SAMSUNG ke Amerika. Budaya K-POP yang telah menyebar
menjadi sebuah jalur alternatif bangsa korea untu bisa menyisipkan berbagai macam produk
yang berbau K-POP, ke berbagai negara di dunia. Tak khayal bahwa produk Korea beredar
luas di pasaran Indonesia dan negara – negara lain didunia. Hal ini menunjukan bahwa yang
dimaksud fenomena adalah tidak sekedar menjadi sebuah konsumsi publik dalam satu bidang
atau tujuan tertentu.fenomena K-POP disini telah menjamur dan masuk secara luas kedalam
titik – tik kehidupan masyarakat yang selanjutnya membuat masyarakat kagum, tertarik dan
berniat untuk meniru bahkan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka dalam semua
unsur kelengkapan kehidupan.
4.2. Dampak dan Fenomena Budaya K-POP
Budaya K-POP yang mewabah telah meninggalkan berbagai macam dampak dalam
kehidupan masyarakat khsusnya remaja di Indonesia. Kecenderungan yang mengidolakan K-
POP adalah perempuan, hal ini dipicu karena hampir mayoritas artis Korea yang dominan di
tampilkan adalah laki – laki. Walaupun banyak juga artis perempuan korea ynag di
tampilkan. Munculnya budaya K-POP, memberikan dampak yang cukup besar, baik dampak
postif maupun dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak positif dari adanya fenomena K-
POP adalah, munculnyaberbagai macam group musik laki – laki dan perempuan yang
termotivasi dan mengadopsi gaya dari Korean POP. Banyaknya para desainer yang
mendapatkan ide untuk menciptakan sebuah busana yang dipadukan dari inspirasi budaya K-
POP. Musisi dan dunia musik Indonesia mendapatakan ide baru dalam hal pencimptaan
musik, penciptaan koreo yang pada akhirnya memunculkan ide – ide kreatif yang sumbernya
adalah fenomena K-POP yang muncul. Selama hal yang di adopsi ataupun hal yang didapat
merupakan suatu yang sesuai dan tidak bertolak belakang maka ini akan semakin
9
memberikan corak baru bagi dunia hiburan Indonesia, sehingga bisa tetap bertahan dan tidak
tergerus oleh budaya baru yang masuk.
Hal yang juga menjadi permaslahan dalah hal negatif yang ditimbulkan oleh adanya
fenomena K-POP. Adanya budaya baru yang masuk dan terus berkembang, secara terus
menerus di terima dan di serap oleh masyarakat yang pada akhirnya membawa masyarakat
tersebut menjadi sungkan atau rasa ketertarikan terhadap budaya asli menurun atau bahkan
hilang. Munculnya budaya K-POP menjadikan sebagian masyarakat, khususnya remaja
menjadi lebih tertarik dan merasa lebih bangga untuk meniru dan mengadopsi budaya K-POP
yang mereka saksikan. Hal ini di dukung dengan ramainya produk – produk dari korea yang
semakinmendukung proses imitasi remaja terhadap artis – artis K-POP yang ada. Penggunaan
bahasa korea yang di selipkan dalam percakapan sehari – hari dan melupakan adanya bahasa
kromo inggil (dalam bahasa jawa), sebagai bahasa budaya negara sendiri. Penggunaan pakain
dengan gaya yang sesuai dengan model korea , yang pada hakikatnya sangat tidak sesuai
dengan nilai dan norma kesantunan berbusana bangsa Indonesia. Gaya hidup koore yang
berbasis bada sikap hedonis, liberal dan kapitalis juga akan semakinmasuk dan terserap
dalam kehidupan keseharian masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi sangat tidak sesuai,
bahwa Indonesia merupakan negra demokrasi dengan sistem pancasila dan sifat
kegotongroyongan yang selama ini telah tertanam dalam masyarakat. Norma – norma agama
dan batasan sosial semakin di langgar karena faham K-POP yang mereka adopsi dan secara
bangga mereka akui bahwa hal tersebut suatu yang baik (menjadi norma). Menjadi hal yang
menghawatirkan bahwa mayoritas pecinta K-POP adalah anak Indonesia rentang usia 10 – 30
tahun. Dimana mereka adalah pokok dari penerus warisan budaya luhur bangsa yang
seharusnya dibekali dan secara pasti telah mendalami dan tau mengenai budaya asli
Indonesia. Bukan terdoktrin oleh sebuah fenomena K-POP yang semakin mendunia seiring
berkembangnnya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia. Hal ini akan semakin
10
mengarahkan para anak Indonesia pada degradasi budaya. Dimana remaja tidak lagi bangga
mengenakan identitas budaya Indonesia, melainkan telah terdoktrin dan lebih mengakui
budaya Korea yang di bawa K-POP sebagai budaya moderen dan pas bagi mereka. Degredasi
budaya menyangkut maslah moral, bahasa dan seni. Terjadi kemerosotan budaya asli yang
tergusur oleh budaya baru yakni K-POP yang masuk ke Indonesia melalui berbagai media
dengan terus berkembangnnya globalisasi. Moral asli bangsa Indonesia yang terkenal ramah
tamah, sopan santun, mulai berkurang dan tergantiakn sebuah liberalis atau sebuah budaya
yang menuntut adanya kebebasan. Pancasila sebagai dasar negara tidak lagi di anggap, karena
masyarakat lebih merasa tertarik dengan budaya Korea. Bukan menjadi sebuah demokrasi
kerakyatan lagi ketika sudah tergusur dengan sistem kapital liberalis yang mewabah melalui
K-POP.
4.3. Hubungan antara Fenomena K-POP dengan Degradasi Budaya, Moral dan Seni
di Indonesai
Hubungan antara fenomena K-POP yang muncul membawa pengaruh pada terjadinya
degredasi budaya, moral dan seni di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang
dengan tingkat keragaman yang tinggi dan merupakan wilayah negara dengan jalur
komunikasi internasional yang strategis. Hal ini menjadi salah satu penyebab Indonesia
sangat mudah mendapat berbagai macam informasi termasuk budaya – budaya luar yang
masuk melalui arus globalisasi. Tidak menutup kemungkinan masuknya budaya K-POP
yang secara langsung mengena pada sendi – sendi aktifitas kehidupan masyarakat
Indonesia. Indonesia dengan tingkat SDM yang cukup rendah menjadikan seringkali
budaya luar yang masuk ke Indonesia diserap secara mentah – mentah, tanpa memilah
dan mimilih buadaya seperti apa yang sesuai. Seringkali masyarakat Indonesia menerima
kebudayaan untuk kemudia di serap dan di adopsi pada kehidupannya sendiri dengan
11
maksut mengikuti perkembangan jaman. Seperti halnya budaya K-=POP yang secara
besar – besaran masuk melalui berbagai jenis musik, film , busana dan perhiasan. Hal ini
di serap secara mentah – mentah oleh mayoritas masyrakat Indonesia, remaja pada
khususnya. Hal ini bukan lagi mengikuti perkembangan jaman, melainkan sebuah bentuk
degredasi moral yang di karenakan masuknya budaya baru yang diadopsi secara
keseluruhan dan pada akhirnya masyarakat cenderung tertarik pada budaya baru dan
meninggalkan budaya asli negaranya. Ini menjadi permasalahn suatu negara ketika
masyrakatnya mulai mengalami kemrosotan budaya, baik dalam moral, seni maupun
bahasa.
Hal ini menjadikan masyarak suatu negara kehilangan jatidirinya dan cenderung
memebaur dengan kebanyakan orang dengan budaya atau identitas yang mereka anggap
sebagai suatu budaya baru dalam perkembangan jaman. K-POP berhasl membumi di berbagai
belahan bumi, menguasai pasar fiml dunia dan selanjutnya produk – produk budaya dalam
bentuk lainpun terus di kucurkan dalam rangka ber ekspansi dan semakin mengangkat budaya
korea. Remaja Indonesia sudah tidak lagi peduli dengan kesenian tradisional, kesenian
tradisional sekedar menjadi sejarah dan ilmu teori yang tidak lagi di praktekan. Budaya
mayoritas dari negara lain (K-POP dari Korea) lebih mereka akui dan mereka terapkan dalam
kehidupannya. Tentunya Fenomena Korean POP yang muncul membawa pengaruh terjadinya
kemrosotan atau degredasi budaya , moral dan seni di Indonesia.
BAB V
PENUTUP
12
5.1. Kesimpulan
Fenomena Korean POP yang muncul akibat arus globalisasi dan daya tari musik dan
film Korea yang mampu mengusai pasarn dunia memeberikan beramcam dampak pada setiap
negara yang terjangkiti demam K-POP. Dengan berbagai budaya yang mereka bawa, mereka
berusaha menjadikan saran tersebut untuk ikut mengangkat citra dari negara Korea. Musik
dan Film produksi Korea hampir seluruhnya menjadi musik dan film dengan rating yang
tinggi di hampir seluruh negara Asia dan sebagian wilayah Eropa. Sala satunya Indonesia,
sebagai negara yang sedang berkembang , Indonesia dengan mudah dan terbuka terhadap
segala sesuatu perkebangan dunia Internasional, dan lagi dengan adanya arus globalisasi
menambah K-POP semakin tersosialisasi dengan mudah di negara Indonesia. Mayrakat
Indonesia, khusunya remaja secara bebas dan mudah untuk mendengarkan dan menyaksikan
musik dan fil Korea. Dengan kualitas SDM yang cenderung menegah kebawah, masyarakat
Indonesia,khususnya remaja dengan mudah dan cepat menerima, mngonsumsi tanpa filter
tentang K-POP. Mereka dengan mudah mengidolakan para bintang K-POP dan akhirnya
berusaha untuk mengadopsi dan mengimitasi budaya yang mereka bawa. Mulai dari gaya
berpakaian, tatanan rambut, bahasa bahkan sikap tingkah laku yang mengarah pada hedonis,
liber , kapitalis. Hal ini menimbulkan budaya asli bangsa sedikit tersingkir dan lambat laun
tertiggal. Inilah yang di sebut degredasi budaya, kondisi pada saat masyarakat mulai
meninggalkan budaya lama mereka karena adanya budaya baru yang msuk. Budaya baru
yang masuk tidak selamnya membawa dampak yang negatif, selama budaya tersebut sesuai
dan tetap mampu menjaga identitas diri, maka budaya asing yang masuk tidak akan
menimbulkan degredasi budaya.
Kini, remaja Indonesia sibuk memepelajari lagu – lagu dengan bahasa korea,
menyelipkan baha korea di sela – sela pembicaraan gaul mereka. Para remaja sibuk
13
perkembangan lagu dan film korea. Mereka sibuk menunggu trend baju Korea apa yang akan
keluar di musim ini. Hal ini jelas nampak bahwa adanya fenomena K-POP yang muncul,
membawa dampak pada degredasi budaya, moral dan seni di Indonesia.
5.2. Saran
Dengan melihat potensi akibat negatif yang di timbulkan dengan adanya Fenomena
K-POP, sudah selayaknya bahwa seluruh masyrakat Indonesia, khususnya para remaja dapat
di bekali dengan ilmu yang memadai berkenaan dengan apa itu budaya bangsa Indonesia,
seperti apa wujudnya dan menjadkan itu sebuah identitas diri yang harus terus di lestarikan
dan di jaga keberadaannya. Diharapkan adanya sebuah pengetahuan, untuk bisa memfilter hal
apa saja dari luar yang bisa sesuai untuk kita terima dengan tetap memepertahankan dan
memupuk erat budaya Bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
14
Zanuar Effendi, 2012. Artikel : “Vallyu dan Iluminati”, Fenomena Budaya Globalisasi 2012.
UII. prints.ac.id : “Degredasi Moral Bangsa “ Fakultas Hukum_Rofiq E.
M.Zaki 2005. Artikel : “Fenomena K-POP & J-POP”. Harian Kedaulatan Rakyat.
Yogyakarta
Edu.org.journalprint/social/culture.xtm
www.wikipedia.org, www.KBBI.online.com
SURAT PERNYATAAN
15
Bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Fenomena K-POP, antar Degredasi Budaya,
Moral dan Seni di Indonesia”, merupakan murni buah hasil dari penulisan kelompok kami
yang tersusun atas
Nama :
1. Maskun Suwardi 7111413048
2. Safaaturohmah 7111413024
3. Kartika Jaya Puspita 7111413052
4. Anik Umamah 7111413039
5. Nur Ida Aroda 71114130
Dengan didukung berbagai macam data kepustakaan yang kami ambil dari :
a. Situs web
b. Artikel harian
c. Karaya Tulis Ilmiah Terdahulu yang relefan
d. Jurnal Nasional maupun Internasional
e. Dan referensi Buku.
Semarang, 15 Mei 2014 Ketua Kelompok
Maskun SuwardiNIM.7111413048
16
Top Related