Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Puisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sundahttp://id.wikipedia.org/wiki/Paparikanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sajak&action=edit&redlink=1
Pantun AdatLebat daun bunga tanjung Berbau harum bunga cempaka Adat dijaga pusaka dijunjung Baru terpelihara adat pusaka
Pantun AgamaAnak ayam turun sepuluh Mati seekor tinggal sembilan Bangun pagi sembahyang subuh Minta ampun kepada Tuhan
Pantun BudiApa guna berkain batik Kalau tidak dengan sujinya Apa guna beristeri cantik Kalau tidak dengan budinya
Pantun JenakaDimana kuang hendak bertelur Diatas lata dirongga batu Dimana tuan hendak tidur Diatas dada dirongga susu
Pantun NasihatJalan-jalan ke kota Blitarjangan lupa beli sukunJika kamu ingin pintarbelajarlah dengam tekun
Pantun PercintaanIkan belanak hilir berenang Burung dara membuat sarang Makan tak enak tidur tak tenang Hanya teringat kekasih seorang
Kata–kata di dalam mantra menimbulkan daya magis atau mangandung kekuatan gaib. Di dalamnya memuat kalimat–kalimat bersajak, berirama, dan memiliki rima.
Mantra biasanya diucapkan oleh orang–orang yang punya kekuatan, seperti dukun dan pawang. Jenis mantra beragam, seperti mantra menuai padi, mengusir tikus meminta hujan, meminta jodoh.
Hai si lansari – bagindo sariSi lansari – sari bagadun
Engkau banamo – banyak namoSi lansari – ka aku tunai
Urang kinari – pai baranmahUrang Sungkarak – pai
mandulangHai si lansari – bagindo sari
Marilah kita – pulang kerumahSerta dengan raja – raja engkauYang berbaju – hadun tumadun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:-Ia merupakan sejenis puisi bebas
Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerianIsinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinciTiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannyaGaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkaraMerupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
Tema talibun biasanya berdasarkan fungsi puisi tersebut. Contohnya seperti berikut:1.Mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat dll2.Mengisahkan keajaiban sesuatu benda/peristiwa3.Mengisahkan kehebatan/kecantikan seseorang4.Mengisahkan kecantikan seseorang
http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
Tengah malam sudah terlampau Dinihari belum lagi nampak Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik Berbunyi kuang jauh ke tengah Sering lanting riang di rimba Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang Berkokok mendung, Merak
mengigal Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul Terdengar puyuh panjang bunyi Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang (Hikayat Malim Deman)
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lembu&action=edit&redlink=1
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair.
http://id.wikipedia.org/wiki/Puisihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terikat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Irama&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arti&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maksud&action=edit&redlink=1
Jiwa turun kedunia karena wanita Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta Dgn cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba
Cinta bukan memiliki akan tetapi hanya ingin dimiliki Biarlah cinta yang membawa jiwa kepada pemiliknya Hanya Tulus dan Ikhlas yang membuat cinta itu bermakna Karena Cinta telah cukup untuk cinta
Yang Maha Esa Mencipta alam semesta Yang Maha Esa Mencipta manusia bukan dengan sia-sia Tetapi hanya ingin menunjukkan apa itu bahagia Agar manusia mengerti bahwa ia adalah seorang hamba yang memiliki Raja
Manusia turun kebumi untuk diuji Untuk menjadi manusia sejati Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalahatau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Puisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayuhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Soal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Masalah
Kurang fikir, kurang siasat,Tentu dirimu kelak tersesat
Dunia ini taman pergaulan,Harus dipilih teman kenalan
Janji itu sebagai utang,Ingatkan dia pagi dan petang
Barang siapa berbuat jasa,Mulia namanya segenap masa
Slide Number 1Slide Number 2Slide Number 3Slide Number 4Slide Number 5Slide Number 6Slide Number 7Slide Number 8Slide Number 9Slide Number 10Slide Number 11Slide Number 12
Top Related