Sejarah Pembentukan Bumi (Pangaea-Gondwana)
Dalam sejarah perkembangan planet bumi, sekitar 65 juta tahun lalu, laurasia
merupakan moyang benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan
bumi utara), meliputi eurasia, amerika utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun
Gondwana merupakan moyang kepada benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi
amerika selatan, afrika, sub benua india, australia, dan antartika, hingga terbentuklah benua-
benua yang kita saksikan saat ini
kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas, pada dasarnya terdiri atas kerak samudera dan
kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang kaku dan diam, tetapi terus bergerak
aktif mengalami pergeseran hingga saat ini.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan teori pangea dan gondwana? Teori pangea dan
gondwana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang llampau, semua
benua bergabung dalam satu daratan besar yang disebut Pangea (info: benua sekarang ,terdiri
dari 5 buah benua). Kemudian ,karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-
benua tersebut pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Ternyata sejak zaman
dulu, permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang jauh
dari bentuk asalnya. Di antara para ilmuwan yang memberikan gagasan tentang adanya
pergeseran di bumi aitu Antonio Snidar – Pellegrini yang mengamati benua-benua afrika dan
amerika selatan merupakan benua yang pernah bersatu.Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman
yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal iaitu teori pengapungan
benua (Continental drift theory) mengemukakan bahwa sekitar 225 juta tahun lalu,
dahulu,bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan
pangea, sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan panthalassa.
Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar beratus
juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, iaitu pecahan benua di
sebelah utara dinamakan laurasia dan di bagian selatan dinamakan gondwana. Baik laurasia
maupun gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan
bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak antara 1 – 10 cm pertahun.
Kontribusi Wegener bagi kelahiran teori Tektonik Lempeng di tahun 1960-an tentu
tidak bisa diabaikan. Di buku “The origin of continents and oceans” edisi tahun 1920 (ada
juga yang menyebutkan nama Pangaea sudah diperkenalkan sejak edisi 1915), Wegener
berpendapat bahwa semua benua yang ada sekarang sebenarnya pernah bersatu sekitar 225
juta tahun yang lalu (Ma), yaitu pada Periode Trias Akhir (sudah masuk Era Mesozoik).
Daratan maha luas ini ia beri nama Pangaea, sebuah kata dalam bahasa Yunani yang berarti
“semua daratan”.
Rekonstruksi lempeng tektonik modern dengan menggunakan data palaeo-magnetik
memperlihatkan Pangaea sudah menjadi daratan berbentuk seperti huruf “C” pada sekitar 255
Ma (Permian Akhir). Pusat superkontinen Permian ini adalah Afrika, sedangkan di sebelah
barat ada adalah Amerika Selatan, di baratlaut ada Amerika Utara, di utara
dan timur laut ada Eropa, Asia dan Cina Utara, sedangkan di tenggara dan selatan ada India,
Antartika dan Australia. Di sebelah timur? Ada lautan bernama Tethys, dan terakhir di
sebelah timurnya Tethys, ada Cina Selatan. Sedangkan laut mahaluas yang mengelilingi
Pangaea dinamakan Panthalassa. Pusat superkontinen Pangaea ditengarai berada di sekitar
garis ekuator, kira-kira seperti posisi Indonesia sekarang (tentu saja secara garis lintang).
Apa bukti keberadaan Pangaea selain rangkaian-rangkaian pegunungan yang identik
seperti Appalachian-Scottish Highlands dan Karroo-Santa Catarina Systems seperti yang
dikemukakan pertama kali oleh Wegener (1915)? Jawabannya adalah fosil-fosil genus
Lystrosaurus dan genus Mesosaurus dan flora genus Glossopteris. Lystrosaurus adalah
sejenis reptil pemakan tetumbuhan yang konon sebesar babi, dengan ekor lancip
pendek, kaki pendek, daun telinga kecil dan kepala seperti harimau yang hidup pada Periode
Permian-Trias. Entah palaeontologist mana yang berhasil merealisasikan imajinasi rupa
Lystrosaurus ini, konon ia pernah hidup di Antartika, India, Afrika Selatan dan Cina.
Mesosaurus adalah sejenis reptil amfibi yang hidup di air tawar. Bentuknya kira-kira
seperti cecak, tapi kepalanya seperti buaya, badannya fleksibel dan konon ekornya dapat
digunakan sebagai semacam sirip untuk berenang. Tidak jelas berapa ukurannya dan hidup
pada berapa juta tahun yang lalu. Fosil ini ditemukan di Brasil dan Afrika bagian barat.
Superkontinen Pangaea lalu mulai terpecah pada Periode Trias Akhir-Juras (Vaughan
& Storey 2007), menghasilkan dua superkontinen yang lebih kecil yaitu Laurasia dan
Gondwana. Laurasia yang bergerak ke arah utara. Intra-continental rifting kemudian diikuti
sedimentasi endapan darat lalu diisi oleh air laut, menjadi Laut Atlantik bagian utara. Rift
basins yang terbentuk saat Pangaea pecah masih bisa dilihat di bagian Central Atlantic
Margin, baik sebelah Amerika Utara maupun Moroko (Olsen, 1997).
Muka bumi slalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus
berlangsung hingga kini, ditunjukan dgn adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut
pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu,
menjadi sbuah benua besar (supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di
selatan. Kedua benua ini secara perlahan2 bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat
sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya,
benua ini pecah dan memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5
benua).(Eduard Suess)
Top Related