FARMAKOLOGI
Alifa Kurniawati P27224012 126
Amalia Khoirun R P27224012 127
Andini Majidah P27224012 128
Anggun Sholekah P27224012 129
Aprilia Indah F P27224012 130
Ariani Intan P27224012 131
Astri Cahyani P27224012 132
Claudia Fembi P P27224012 134
Desy Karunia Putri P27224012 135
NaCl O,9%
FARMAKODINAMIK• Natrium merupakan kation utama dalam
cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya. Sering digunakan dalam infus dengan elektrolit lain
• Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis dan juga kejang otot lengan dan perut.
• Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( Larutan garam fisiologis ) dan dalam infus dengan elektrolit lain.
• Ion natrium dalam injeksi berupa NaCl dapat digunakan untuk mengobati hiponatremia karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi
FARMAKOKINETIK
• Injeksi NaCl langsung masuk ke dalam pembuluh darah.
• Setelah diinjeksi, NaCl akan terdistribusi cepat ke dalam jaringan melalui pembuluh darah, serta dieliminasi melalui urine
MAKNA KLINIS
• Sebagai pengganti cairan isotonik yang hilang• Sebagai pengganti cairan
pada kondisi alkalosis hipokloremia
EFEK SAMPING
1. Demam2. Iritasi/ infeksi pada tempat injeksi3. Trombosis/ Flebitis yang meluas dari
tempat injeksi4. Ekstravasasi (perembasan/ bocornya
cairan intravena atau obat ke dalam jaringan sekitar lokasi infus)
INTERAKSI OBAT
Obat – Obat- NaCl dalam jumlah berlebihan
dapat mengantagonis sebagian efek obat antihipertensi
- Penggunaan bersamaan glukokortikoid dapat menyebabkan kelebihan retensi natrium
PERINGATAN
Hati-hati bila diberikan kepada penderita gagal jantung kongestik, gangguan fungsi ginjal, hipoproteinemia, oedem perifer/ pulmonari. Hati-hati bila diberikan pada anak-anak dan penderita usia lanjut, pada kasus hipertensi dan toksemia dalam kehamilan.
DIET BLENDER DM 1900
kkal
Jenis Diet Diabetes Mellitus V (1900 kalori)
Kandungan energi dari jenis diet diabetes mellitus V adalah 1900 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram, protein 60 gram dan lemak 48 gram.
Contoh Menu DietJenis Makanan Berat (gr) URT
Makan Pagi Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran A
Buah Minyak
Gula
100 50 25
100 0
10 0
1 gls 1 ptg ½ ptg 1 gls 0 ptg 1 sdm 0 sdm
Count. . .JENIS MAKANAN BERAT (gr) URT
Pukul 10.00 Buah 100 1 ptng
Makan Siang Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran B
Buah Minyak
Gula
200 50 50
100 100 10 0
1 ½ gls 1 ptg 1 ptg 1 gls 1 ptg 1 sdm 0 sdm
Count. . .JENIS MAKANAN BERAT (gr) URT
Pukul 16.00 WIBBuah 100 1 ptng
Makan Malam Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran B
Buah Minyak
Gula
150 50 25
100 100 10 0
1 gls 1 ptg ½ gls 1 gls 1 ptg 1 sdm 0 sdm
Golongan Sayuran• Sayuran A
Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat.
• Sayuran B 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 25 kalori
1 gr protein 5 gr karbohidrat
Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, papaya muda.
• Sayuran C 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 50 kalori 3 gr protein 10 gr karbohidrat Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun papaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda.
Omeprazole
FarmakodinamikOmeprazol aktif dalam kondisi asam, akan berdifusi di sel parietallambung, terkumpul di kanalikuli sekretoar dan diaktivasi menjadibentuk sulfonamid trisiklik. Bentuk aktif ini akan mengikat enzimH+K+ ATPase (pompa proton). Ikatan tersebut menyebabkan penghambatan enzim tersebut sehingga produksi asam lambung terhenti sekitar 80-95%. Penghambatan berlangsung antara 24-48 jam dan bisa menurunkan sekresi asam lambung basal atau akibat stimulasi, lepas dari jenis perangsangan histamine, asetilkolin, atau gastrin. Hambatan yang terjadi sifatnya ireversibel 3-4 hari setelah obat dihentikan
Farmakokinetik Diberikan dalam bentuk salut enterik untuk mencegah degradasi zataktif dalam zat asam, tidak mengalami aktivasi di lambung sehingga bioavailabilitasnya lebih baik. Bioavailabilitas akan menurun sampai dengan 50% karena pengaruh makanan. Oleh karena itu diberikan ½-1 jam sebelum makan. Obat dimetabolisme di hati olehsitokrom P450 CYP2C19 dan CYP3A4. Ekskresi terutama melalui urin (77%), namun sebagian di ekskresi juga feses, terutama melalui empedu (16-19%).
Makna Klinis
Untuk mengatasi dugaan stress ulcer dd/ gastritis erosif pada pasien akibat adanya riwayat hematemesis
Potensi Efek Samping
• Efek samping yang umum muncul adalah mual, nyeri perut, konstipasi, flatulens, dan diare. Dilaporkan pulaterjadi myopati subakut, atralgia, sakit kepala, dan ruam kulit, batuk, ISPA, nyeri abdomen, regurgitasi asam, dan gangguan pengecap. Dapatpula menimbulkan efek rebound hipersekresi saat PPI dihentikan.
Potensi Interaksi dengan Obat lain
• Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi obat-obat yang dimetabolisme melalui sitokrom P-450 dalam hati yaitu diazepam, warfarin, fenitoin.
• Omeprazole mengganggu penyerapan obat-obat yang absorbsinya dipengaruhi pH lambung seperti ketokonazole, ampicillin dan zat besi.
KASUS EVALUASI
RESEP
• Ny. Nanik 36 tahun seorang ibu rumah tangga. Masuk RSMS dengan diare berat (BAB 7 kali sehari semalam) sejak 2 hari yang lalu. Faecesnya berbau menyengat. Ny. Nanik telah 5 tahun menjadi pasien rutin Klinik Internist dan mendapat terapi Atenolol 50 mg sekali sehari dan Aspirin 80 mg sekali sehari. Kurang lebih 2 minggu yang lalu dia mendapat terapi pneumonia selama 7 hari dengan resep:
ResipeDr. Bambang SupraptoNIP : X/ DU/ 90Jl. Mawar No. 10Solo, Jawa Tengah Solo, 10 Februari 2014 R/Amoksisilin 500 mg XXs. 3 x sehari 1 tablet R/ Eritromisin 500 mg XXs. 4 x sehari Pro. Ny. Nanik (36 tahun)
• Antibiotika tersebut telah habis diminum 4 hari sebelum Ny.Nanik mengalami diare. Dari hasil kultur faecesnya ditemukan kuman Clostridium difficile
• Apa yang menyebabkan diare yang dicetuskan oleh C.difficile pada Ny.Nanik ?
• Antibiotika mana yang terlibat sehingga diare tersebut terjadi ?
• Bagaimana rekomendasi terapi yang Anda sarankan pada kasus diare akibat pemberian antibiotika spectrum luas yang terjadi pada Ny.Nanik ?
ANALISA KASUS
Pada umumnya diare timbul sekitar 5-10 hari setelah pemberian antibiotika secara oral, IV, dan IM. Gejala diare dari ringan sampai berat berupa diare bercampur darah dan lendir, gejala lainnya yaitu demam yang dapat mencapai 38°C, kejang perut dan Lekositosis.
Pada pemberian antibiotika, akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara flora normal usus yaitu matinya kuman-kuman ssperti E. Coli, Enterecoccus, bakteroides, lactobacillus, dan Clostridium Sp.
Sedangkan, Clostridium Dificille akan tumbuh secara berlebihan sehingga jumlah toksin yang dihasilkan juga akan meningkat. Dalam keadaan normal kuman Clostridium Dificcille juga menghasilkan toksin tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dinetralisir oleh kuman aerob flora normal yang berada diusus.
Pada keadaan tertentu dimana penderita mendapatkan pengobatan antibiotika dalam jangka waktu lama
dan dosis tinggi dapat mengakibatkan flora normal di usus
banyak yang mati. Sehingga kuman yang resisten terhadap antibiotika
dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Antibiotika yang
berperan dalam kasus ini adalah Amoxicillin dan Erytromisin.
PENANGANANPengobatan tidak diperlukan bagi penderita yang asimptomatik. Bila
penderita dengan diare berat maka keadaan tersebut perlu
diberikan antibiotika golongan metronidazole atau Vancomycin
selama 10-14 hari. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
pengobatan dengan metronidazole memberikan efek
yang baik, kesembuhan mencapai 95%.
a. Dosis metronidazole sediaan tablet 500 mg 3 x 1 sehari.
b. Vancomicin : dosis IV 15-20 mg/kg/dosis (sekitar 750-1500 mg) setiap 12 jam
Kemungkinan kambuh sekitar 15-20%. Jika terjadi kekambuhan dapat diberikan pengobatan metronidazole / Vancomicin selama 2 minggu.
Kesimpulan• Pada pemberian antibiotika, akan
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara flora normal usus yaitu matinya kuman-kuman ssperti E. Coli, Enterecoccus, bakteroides, lactobacillus, dan Clostridium Sp.
• Bila penderita dengan diare berat maka keadaan tersebut perlu diberikan antibiotika golongan metronidazole atau Vancomycin selama 10-14 hari.
• Jadi pemberian Amoksisilin dan Eritromisin segara dihentkan dan diganti dengan metronidazol atau vancomycin.
SUMBER
http://syuhadaevita.blogspot.comhttp://books.google.co.idhttp://nursingforuniverse.blogspot.comhttp://medicastore.com
Top Related