HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Taksasi produksi 6 bulan yang akan datang = 12+7+4+127+20+12
20 x 136
= 1237,6 kg
Taksasi produksi 3 bulan yang akan datang = 127+20+12
20 x 136
= 1081,2 kg
Taksasi panen
1 blok = 30
30 x 136 tanaman = 4080 x 30% = 120 tanaman
Bobot = 4,6; 4,7; 4,3
Taksasi panen sampel A = 4,6120
x 100% = 3,833 %
Taksasi panen sampel B = 4,7120
x 100% = 3,912 %
Taksasi panen sampel C = 4,3120
x 100% = 3,583 %
Rasio seks sawit
Jumlah bunga betina/jumlah bunga seluruhnya:
182/224 = 0,8125
Prestasi kerja
Waktu kerja 1 jam oleh 5 orang sebanyak 20 pokok sehingga
1 jamx 5orang x 1hk7 jam
= 0,714 HK20 pokok
0,714=28,011 pokok /HK
28,011/136 = 0,205 ha/HK
Pembahasan
Kegiatan dalam praktikum merupakan pengamatan morfologi bunga dan
buah serta taksasi produksi kelapa sawit. Bunga jantan dan betina dari 20 sampel
sawit diamati dan dihitung kemudian dikalkulasikan untuk mendapatkan taksasi
panen. Berdasarkan hasil pengamatan bunga dan buah diketahui bahwa pada
kelapa sawit terdapat bunga jantan dan betina dalam satu pohon (monoecious).
Bunga yang belum mekar baik jantan maupun betina dilindungi oleh seludang
bunga. Perbedaan bentuk seludang dapat membedakan bunga jantan atau betina,
bunga betina berbentuk agak membulat sedangkan bunga betina sedikit
meruncing. Tandan bunga terletak pada ketiak daun, mulai muncul setelah
tanaman berumur satu tahun di lapangan. Karena pada setiap ketiak daun terdapat
potensi untuk menghasilkan bakal bunga, maka semua faktor yang mempengaruhi
pembentukan daun juga akan mempengaruhi potensi bakal bunga serta dapat juga
mempengaruhi perkembangan bunga. Bakal bunga terbentuk sekitar 33-34 bulan
sebelum bunga mekar (anthesis), sedangkan pemisahan bunga jantan dan betina
terjadi sekitar 14 bulan sebelum antesis (Breure dan Mendez, 1990).
Seks rasio merupakan perbandingan jumlah bunga betina dibagi jumlah
bunga total. Seks rasio yang rendah akan menurunkan efisiensi produksi. Kelapa
sawit yang diamati rata-rata memiliki umur sekitar 3-5 tahun. Berdasarkan hasil
pengamatan jumlah bunga betina pada 20 pohon kelapa sawit didapatkan sex ratio
sebesar 0.8125. Ini menunjukan bahwa efisiensi produksi dari kelapa sawit masih
tinggi. Nilai rasio seks yang tinggi belum menjamin produktivitas kelapa sawit
yang tinggi, karena belum tentu semua bunga betina yang dihasilkan akan menjadi
tandan buah yang dapat dipanen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya aborsi bunga
betina dan kegagalan tandan. Penyebab aborsi adalah karbohidrat yang kurang
untuk perkembangan bunga, kurangnya ketersediaan air, pengurangan daun yang
terlalu banyak sehingga tanaman mengalami cekaman (Corley, 2003).
Kelapa sawit akan berbuah pada umur 2 tahun setelah transplanting dan
akan terus berbuah hingga berumur 30 tahun. Tanaman yang sudah beumur diatas
15 tahun akan terjadi penurunan angka seks rasio. Pembentukan bunga secara
optimal terjadi bila serapan N tinggi diikuti dengan sudut daun yang menangkap
radiasi matahari juga maksimal, keadaan tersebut dapat menyebabkan tandan
bunga kelapa sawit terbentuk sekitar dua buah setiap bulan (IOPRI, 2009).
Selanjutnya penurunan kadar N dalam tanaman berpengaruh terhadap fotosintesis
baik lewat kandungan klorofil maupun enzim fotosintetik yang akhirnya
menurunkan hasil (pati) yang terbentuk, keadaan tersebut mempengaruhi
produktivitas tanaman, terutama pembentukan bunga dan buah.
Taksasai merupakan kegiatan menghitung tandan buah dan bunga betina
kelapa sawit yang dilakukan untuk memprediksi produksi sampai 6 bulan kedepan
bahkan perkiraan produksi besok hari. Prognosanya disusun berdasarkan
perkembangan bunga betina dan tandan kelapa sawit dimulai saat bunga pecah.
Taksasi produksi juga digunakan untuk meramalkan kebutuhan tenaga kerja panen
dan kebutuhan truk pengangkut tandan buah segar (TBS) (Malya Aris et.al, 2009)
Dari hasil pengamatan didapat perkiraaan jumlah produksi 6 bulan kedepan
adalah sebesar 1237,6 kg sedangkan prediksi produksi 3 bulan kedepan adalah
1081,2 kg.
Berdasarkan hasil pengukuran prestasi kerja didapat nilai prestasi
mencapai 0,2 ha/HK yang berarti dalam satu HK dapat mentaksasi kelapa sawit
pada luasan 0,2 ha. Apabila dibandingkan dengan standar umum HK pekerja yang
mencapai 2 ha/ HK maka jauh sangat berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh
pengalaman mahasiswa yang masih minim sehingga pendugaan dalam taksasi
terlalu lama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam 6 bulan
produksi kelapa sawit akan mencapai 1237,6 kg dan pada 3 bulan kedepan akan
berproduksi 1081,2 kg. Pendugaan tersebut bermenfaat untuk menentukan
kebutuhan pekerja dan transportasi. Rasio seks yang didapat mencapai 0,815 yang
berarti efisiensi produksi sawit masih efisien.
Saran
Sebaikanya sebelum dilakukan praktikum diadakan pelatihan mendodos
terlebih dahulu sehingga mahasisiwa tidak kesulitan mendodos. Kesalahan dalam
mendodos dapat merusak pelepah daun bahkan pohon kelpa sawit itu sendiri
sehingga pengerjaannya harus baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
[IOPRI] Indonesian Oil Palm Reasearch Institute. 2009. Biopolymer and Selected Speciality Chemicals Base on Oil Palm Feedstock. Meden: Indonesian Oil Palm Reasearch Institute.
Breure, C. J. And Mendez. 1990. The determination of bunch yield components in the development of inflorescens in oil palm (Elaeis guineensis). Exp. Agric. 26: 99-115.
Corley, R.H.V dan Tinker, P.B. 2003. The Oil Palm Fourth Edition. Blackwell Publishing Company. Oxford.
Hasibuan, Malya Aris Maya. 2009. Manajemen Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Mentawak, PT Jambi Agro Wijaya, Bakrie Sumatera Plantation, Sorolangun, Jambi. Makalah Seminar. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor: Bogor
Jawaban Pertanyaan
1. Seks rasio merupakan perbandingan jumlah bunga betina dibagi jumlah
bunga total
2. Jumlah bunga betina/jumlah bunga seluruhnya:
182/224 = 0,8125
3. Yang paling banyak dan berdekatan adalah tandan buah 3 dan 4 bulan
4. Seks rasio menunjukan bahwa efisiensi produksi dari kelapa sawit masih
tinggi. Nilai rasio seks menunjukkan bunga betina yang dihasilkan akan
menjadi tandan buah yang dapat dipanen
5. Persentase AKP didapatkan dengan mengambil contoh 100 pohon dari areal
yang akan dipanen esok hari dengan rumus:
6. Angka kerapatan panen (AKP) adalah persentase sebaran pohon yang dapat
di panen di suatu hancak tanaman menghasilkan
% AKP = (jumlah tandan matang / jumlah tanaman contoh) x 100%
= 12/20 x 100%
= 60 %
7. Kebutuhan tenaga panen :
= luas ancax kerapatan panenx rata−rata berat TBS x populasi
kapasitas panen
¿ 30hax 0,6 x 4,53kg x 408 pokok
100janjangHOK
= 332,638 ≈ 333 orang pegawai
Top Related