Morfologi Dan Taksasi Fix

9
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Taksasi produksi 6 bulan yang akan datang = 12 +7+4 +127+20 +12 20 x 136 = 1237,6 kg Taksasi produksi 3 bulan yang akan datang = 127+ 20+ 12 20 x 136 = 1081,2 kg Taksasi panen 1 blok = 30 30 x 136 tanaman = 4080 x 30% = 120 tanaman Bobot = 4,6; 4,7; 4,3 Taksasi panen sampel A = 4,6 120 x 100% = 3,833 % Taksasi panen sampel B = 4,7 120 x 100% = 3,912 % Taksasi panen sampel C = 4,3 120 x 100% = 3,583 % Rasio seks sawit Jumlah bunga betina/jumlah bunga seluruhnya: 182/224 = 0,8125 Prestasi kerja Waktu kerja 1 jam oleh 5 orang sebanyak 20 pokok sehingga

description

Pembahasan

Transcript of Morfologi Dan Taksasi Fix

Page 1: Morfologi Dan Taksasi Fix

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Taksasi produksi 6 bulan yang akan datang = 12+7+4+127+20+12

20 x 136

= 1237,6 kg

Taksasi produksi 3 bulan yang akan datang = 127+20+12

20 x 136

= 1081,2 kg

Taksasi panen

1 blok = 30

30 x 136 tanaman = 4080 x 30% = 120 tanaman

Bobot = 4,6; 4,7; 4,3

Taksasi panen sampel A = 4,6120

x 100% = 3,833 %

Taksasi panen sampel B = 4,7120

x 100% = 3,912 %

Taksasi panen sampel C = 4,3120

x 100% = 3,583 %

Rasio seks sawit

Jumlah bunga betina/jumlah bunga seluruhnya:

182/224 = 0,8125

Prestasi kerja

Waktu kerja 1 jam oleh 5 orang sebanyak 20 pokok sehingga

1 jamx 5orang x 1hk7 jam

= 0,714 HK20 pokok

0,714=28,011 pokok /HK

28,011/136 = 0,205 ha/HK

Pembahasan

Kegiatan dalam praktikum merupakan pengamatan morfologi bunga dan

buah serta taksasi produksi kelapa sawit. Bunga jantan dan betina dari 20 sampel

sawit diamati dan dihitung kemudian dikalkulasikan untuk mendapatkan taksasi

Page 2: Morfologi Dan Taksasi Fix

panen. Berdasarkan hasil pengamatan bunga dan buah diketahui bahwa pada

kelapa sawit terdapat bunga jantan dan betina dalam satu pohon (monoecious).

Bunga yang belum mekar baik jantan maupun betina dilindungi oleh seludang

bunga. Perbedaan bentuk seludang dapat membedakan bunga jantan atau betina,

bunga betina berbentuk agak membulat sedangkan bunga betina sedikit

meruncing. Tandan bunga terletak pada ketiak daun, mulai muncul setelah

tanaman berumur satu tahun di lapangan. Karena pada setiap ketiak daun terdapat

potensi untuk menghasilkan bakal bunga, maka semua faktor yang mempengaruhi

pembentukan daun juga akan mempengaruhi potensi bakal bunga serta dapat juga

mempengaruhi perkembangan bunga. Bakal bunga terbentuk sekitar 33-34 bulan

sebelum bunga mekar (anthesis), sedangkan pemisahan bunga jantan dan betina

terjadi sekitar 14 bulan sebelum antesis (Breure dan Mendez, 1990).

Seks rasio merupakan perbandingan jumlah bunga betina dibagi jumlah

bunga total. Seks rasio yang rendah akan menurunkan efisiensi produksi. Kelapa

sawit yang diamati rata-rata memiliki umur sekitar 3-5 tahun. Berdasarkan hasil

pengamatan jumlah bunga betina pada 20 pohon kelapa sawit didapatkan sex ratio

sebesar 0.8125. Ini menunjukan bahwa efisiensi produksi dari kelapa sawit masih

tinggi. Nilai rasio seks yang tinggi belum menjamin produktivitas kelapa sawit

yang tinggi, karena belum tentu semua bunga betina yang dihasilkan akan menjadi

tandan buah yang dapat dipanen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya aborsi bunga

betina dan kegagalan tandan. Penyebab aborsi adalah karbohidrat yang kurang

untuk perkembangan bunga, kurangnya ketersediaan air, pengurangan daun yang

terlalu banyak sehingga tanaman mengalami cekaman (Corley, 2003).

Kelapa sawit akan berbuah pada umur 2 tahun setelah transplanting dan

akan terus berbuah hingga berumur 30 tahun. Tanaman yang sudah beumur diatas

15 tahun akan terjadi penurunan angka seks rasio. Pembentukan bunga secara

optimal terjadi bila serapan N tinggi diikuti dengan sudut daun yang menangkap

radiasi matahari juga maksimal, keadaan tersebut dapat menyebabkan tandan

bunga kelapa sawit terbentuk sekitar dua buah setiap bulan (IOPRI, 2009).

Selanjutnya penurunan kadar N dalam tanaman berpengaruh terhadap fotosintesis

baik lewat kandungan klorofil maupun enzim fotosintetik yang akhirnya

Page 3: Morfologi Dan Taksasi Fix

menurunkan hasil (pati) yang terbentuk, keadaan tersebut mempengaruhi

produktivitas tanaman, terutama pembentukan bunga dan buah.

Taksasai merupakan kegiatan menghitung tandan buah dan bunga betina

kelapa sawit yang dilakukan untuk memprediksi produksi sampai 6 bulan kedepan

bahkan perkiraan produksi besok hari. Prognosanya disusun berdasarkan

perkembangan bunga betina dan tandan kelapa sawit dimulai saat bunga pecah.

Taksasi produksi juga digunakan untuk meramalkan kebutuhan tenaga kerja panen

dan kebutuhan truk pengangkut tandan buah segar (TBS) (Malya Aris et.al, 2009)

Dari hasil pengamatan didapat perkiraaan jumlah produksi 6 bulan kedepan

adalah sebesar 1237,6 kg sedangkan prediksi produksi 3 bulan kedepan adalah

1081,2 kg.

Berdasarkan hasil pengukuran prestasi kerja didapat nilai prestasi

mencapai 0,2 ha/HK yang berarti dalam satu HK dapat mentaksasi kelapa sawit

pada luasan 0,2 ha. Apabila dibandingkan dengan standar umum HK pekerja yang

mencapai 2 ha/ HK maka jauh sangat berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh

pengalaman mahasiswa yang masih minim sehingga pendugaan dalam taksasi

terlalu lama.

Page 4: Morfologi Dan Taksasi Fix

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam 6 bulan

produksi kelapa sawit akan mencapai 1237,6 kg dan pada 3 bulan kedepan akan

berproduksi 1081,2 kg. Pendugaan tersebut bermenfaat untuk menentukan

kebutuhan pekerja dan transportasi. Rasio seks yang didapat mencapai 0,815 yang

berarti efisiensi produksi sawit masih efisien.

Saran

Sebaikanya sebelum dilakukan praktikum diadakan pelatihan mendodos

terlebih dahulu sehingga mahasisiwa tidak kesulitan mendodos. Kesalahan dalam

mendodos dapat merusak pelepah daun bahkan pohon kelpa sawit itu sendiri

sehingga pengerjaannya harus baik dan benar.

Page 5: Morfologi Dan Taksasi Fix

DAFTAR PUSTAKA

[IOPRI] Indonesian Oil Palm Reasearch Institute. 2009. Biopolymer and Selected Speciality Chemicals Base on Oil Palm Feedstock. Meden: Indonesian Oil Palm Reasearch Institute.

Breure, C. J. And Mendez. 1990. The determination of bunch yield components in the development of inflorescens in oil palm (Elaeis guineensis). Exp. Agric. 26: 99-115.

Corley, R.H.V dan Tinker, P.B. 2003. The Oil Palm Fourth Edition. Blackwell Publishing Company. Oxford.

Hasibuan, Malya Aris Maya. 2009. Manajemen Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Mentawak, PT Jambi Agro Wijaya, Bakrie Sumatera Plantation, Sorolangun, Jambi. Makalah Seminar. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor: Bogor

Page 6: Morfologi Dan Taksasi Fix

Jawaban Pertanyaan

1. Seks rasio merupakan perbandingan jumlah bunga betina dibagi jumlah

bunga total

2. Jumlah bunga betina/jumlah bunga seluruhnya:

182/224 = 0,8125

3. Yang paling banyak dan berdekatan adalah tandan buah 3 dan 4 bulan

4. Seks rasio menunjukan bahwa efisiensi produksi dari kelapa sawit masih

tinggi. Nilai rasio seks menunjukkan bunga betina yang dihasilkan akan

menjadi tandan buah yang dapat dipanen

5. Persentase AKP didapatkan dengan mengambil contoh 100 pohon dari areal

yang akan dipanen esok hari dengan rumus:

6. Angka kerapatan panen (AKP) adalah persentase sebaran pohon yang dapat

di panen di suatu hancak tanaman menghasilkan

% AKP = (jumlah tandan matang / jumlah tanaman contoh) x 100%

= 12/20 x 100%

= 60 %

7. Kebutuhan tenaga panen :

= luas ancax kerapatan panenx rata−rata berat TBS x populasi

kapasitas panen

¿ 30hax 0,6 x 4,53kg x 408 pokok

100janjangHOK

= 332,638 ≈ 333 orang pegawai