HEMATOLOGIANEMIA
Tutor : dr. Elyusrar A. Djalal, Ph.D
KELOMPOK 2
Ketua : Andi Bagus Prayogo 2014730008Sekretaris : Aulia Widyajasita 2014730013
Anggota : Taufiq Zulyasman 2014730089 M. Izzatul Islam Yunus 2014730052 Faradila Ramadhani 2014730028 Hasanah Suci Indriani 2014730040 Nadya Ayu Purwaning H. 2014730070 Tiffany Rachma Putri 2014730091 Yasmin Kamila Manan 2014730100
Skenario 2
Seorang wanita umur 25 tahun diantar suaminya ke dokter keluarga mengeluh tubuh cepat lelah dengan wajah pucat, sering sakit kepala, pusing, dan berdebar-debar yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Setelah menerima penjelasan dari dokter, suaminya sangat khawatir tentang dampak yang akan terjadi karena istrinya sedang hamil muda. Setelah pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemia dan sclerae tidak icteric. Dia tidak memiliki riwayat menstruasi yang berkepanjangan
Kata Sulit
• Tidak Icteric
Icteric / Ikterik / Ikterus adalah perubahan warna kulit / sclera mata (normal berwarna putih) menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Kata Kunci• Wanita usia 25 tahun• Tubuh cepat lelah• Wajah pucat• Sakit kepala• Pusing• Berdebar – debar• Dirasakan sejak 3 bulan lalu• Hamil muda• Konjungtiva anemis• Sklera tidak icteric• Tidak ada riwayat menstruasi berkepanjangan
Pertanyaan 1. Jelaskan definisi dan klasifikasi dari Anemia!2. Sebutkan Etiologi dan Faktor resiko dari Anemia!3. Bagaimana Patomekanisme dari Anemia?4. Jelaskan hubungan keluhan pasien dengan kehamilan
pasien!5. Tentukan WD dan DD dari kasus tersebut!6. Bagaimana alur diagnosis dari kasus tersebut?7. Tentukan pemeriksaan penunjang dari kasus tersebut!8. Tentukan penatalaksanaan dari kasus tersebut!9. Jelaskan Komplikasi dari penyakit di skenario!10. Jelaskan prognosis dari kasus tersebut!
Definisi Anemia
Anemia adalah penurunan kapasitas penyaluran oksigen dari darah ke jaringan karena pengurangan jumlah sel darah merah sampai bawah batas normal yang terjadi akibat perdarahan, meningkatnya penghancuran eritrosit, dan menurunnya produksi eritrosit.
Kumar, Abbas, Aster. 2015. Buku Ajar Patologi. Singapore. Elsevier Inc.
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan morfologi
hipokromik mikrositer
makrositernormokromik normositer
Berdasarkan Etiopatogenesis
Produksi eritrosit menurun
1.Kekurangan bahan untuk eritrosit; zat besi, vit.B12, AS.folat. Gangguan utilisasi besi2.Kekurangan jaringan sumsum tulang; atrofi dengan pergantian oleh jaringan lemak, penggantian oleh jaringan fibrotik.3.Fungsi sumsum tulang kurang baik karena tidak diketahui
Kehilangan eritrosit dari tubuh
1.Pasca perdarahan akut maupun kronik.
Peningkatan penghancuran
eritrosit (hemolisis)
1.Faktor ekstra korpuskuler; antibodi terhadap eritrosit, pemaparan terhadap bahan kimia, akibat infeksi bakteri atau parasit, dan kerusakan mekanik.2.Faktor intra korpskuler; gangguan pada membran, enzim dan hemoglobin.
Bernadette F. Rodak. 2007. hematology clinical principles and applications. USA. Saunders, Elsevier.
Batasan kadar hemoglobin anemia berdasarkan usia
ETIOLOGI
1) Gangguan pembentukan eritosit, terjadi bila
terdapat defiisiensi, substannsi
tertentu(mineral, vitamin, asam amino) dan
gangguan pada sumsum tulang.
2) Pendarahan baik akut maupun kronis.
3) Proses penghancuran eritrosit(hemolysis)Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. edisi IV BAB 335.
FAKTOR REKSIKO
Harga normal Hemoglobin sangat bervariasi secara fisiologik, dan tergantung pada umur, jenis kelamin, adaya kehamilan dan tingginya tempat tinggal dari permukaan laut.Tetapi prevalansinya sering di temukan di daaerah tropik.
LOKASI ANAK 0-4Th
ANAK 5-12Th
LAKI DEWASA
WANITA 15-49Th
WANITA HAMIL
NEGARA MAJU 12% 7% 3% 14% 11%
NEGARA BERKEMBANG
51% 46% 26% 59% 47%
DUNIA 43% 37% 18% 51% 35%
Gambaran prevalansi pada tahun 1989 di Indonesia
• Anak prasekolah : 30-40%• Anak usia sekolah : 25-35%• Perempuan dewasa tidak hamil : 30-40%• Perempuan hamil :50-70%• Laki-laki dewasa : 20-30%• Pekerja berpenghasilan rendah : 30-40%
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. edisi IV BAB 335.
Patofisiologi anemia defisiensi besi
Perdarahan, faktor nutrisi atau peningkatan
kebutuhan besi, atau gangguan absorpsi
besi
cadangan besi semakin menurun
penyediaan besi untuk eritropoiesis
berkurang
gangguan pada bentuk eritrosit
anemia hipokromik mikrositer
iron depleted state
iron deficient erythropoiesis
iron deficiency
anemiaBakta, I Made. 2012. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. Hlm. 31
Hubungan keluhan pasien dengan kehamilan
Pada saat kehamilan kebutuhan Fe dan Asam Folat meningkat. Fe dan asam folat berperan dalam pembentukan sel darah merah.Fe merupakan mineral yang diperlukan tubuh yang berperan dalam pembentukan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang hanya terdapat dalam eritrosit yang berfungsi sebagai pengangut oksigen untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Tony Hollingworth, Aryandhito Widhi Nugroho, Alfred Ganda, Marselinus Surya. 2011. DIAGNOSIS BANDING DALAM OBSTETRI & GINEKOLOG:A-Z. Jakarta: EGC
Saat Kehamilan
Peningkatan Kebutuhan
Fe dan Asam Folat
Perubahan Fisiologis (Meningkatnya kebutuhan Fe bagi janin dan plasenta,
Peningkatan replikasisel pada janin, uterus, dan
sumsum tulang)
Jika kebutuhan Fe dan asam folat tidak terpenuhi, terjadi
defisiensi.
Sel darah merah tidak terbentuk
Muncul sindrom anemia
Ilmu Penyakit Dalam. 2014. Jakarta: Interna PublishingSherwood, Lauralee. 2014. FISIOLOGI MANUSIA: DARI SEL KE SISTEM, ED. 8. Jakarta: EGC.
Anemia Defisiensi Besi
• Epidemiologi Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang seing dijumpai, terutama di Negara-negara tropik. Anemia ini mengenai lebih dari sepertiga penduduk dunia yang memberikan dampak kesehatan yang sangat merugikan serta dampak sosial yang cukup serius
Afrika Amerika Latin Indonesia
Laki Dewasa 6% 3% 16-50%
Wanita tak Hamil
20% 17-21% 25-48%
Wanita hamil 60% 39-46% 46-92%
Etiologi1. Kehilangan besi akibat pendarahan menahun dapat berasal dari Saluran cerna : salisilat atau OAINS, kanker lambung, kanker kolon, diverticulosis, hemoroid dan infeksi cacing tambangSaluran napas : hemoptoe2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi yang tidak baik 3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan. 4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
Patogenesis
Perdarahan menahun
Kehilangan besi
Cadangan besi
menurun
Cadangan besi kosong
Penyediaan besi untuk eritopoesis berkurang
Gangguan pada
bentuk eritrosit
Apabila jumlah
besi menurun
Eritopoesis terganggu
Kadar Hb turun
Anemia hipokromik
Gejala
Gejala Umum
• kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging.
Gejala Khas
• Koilonychia• Atrofi papil lidah • Disfagia• Atrofi mukosa gaster• Pica
Anemia Megaloblastik
Kelainan sel darah merah dimana dijumpai anemia dengan volume sel darah merah (SDM) lebih dari normal dan ditandai oleh banyak sel imatur besar dan SDM disfungsional (megaloblas) di sumsum tulang akibat adanya hambatan sintesis DNA dan/atau sintesis RNA terganggu siklus sel terhambat berlanjut dari tahap pertumbuhan ke tahap mitosis.
Epidemiologi
Anemia makrositosis dapat terjadi pada usia berapapun, tapi lebih menonjol pada kelompok usia yang lebih tua karena penyebab makrositosis lebih lazim pada orang tua.
Asam Folat Dan Vitamin B12
Peran utama asam folat dan vitamin B12 ialah dalam metabolisme intraseluler.Seperti yang diterangkan di depan, adanya defisiensi kedua zat tersebut akan menghasilkan tidak sempuranya sintesis DNA pada tiap sel, di mana pembelahan kromosom sedang terjadi.
Gambaran Klinis
Anemia Defisiensi folat
Berlangsung secara lambat laun, dan berkaitan dengan gejala yang tidak khas seperti perasaan lemah dan gampanng lelah.
Anemia defisiensi B12
Kurangnya kadar vitamin B12 menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik yang sama dengan anemia defisiensi folat. Namun, defisiensi vitamin B12 juga dapat menyebabkan kelainan demielinisasi pada saraf tepi dan sumsum tulang belakang.
Yang paling baik untuk membedakan anemia defisiensi folat dengan defisiensi B12 adalah pemeriksaan kadar folat dan vitamin B12 pada serum dan sel darah merah
Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah kelainan yang ditandai oleh tertekannya sel punca myeloid yang multipoten, yang menyebabkan kegagalan sumsum tulang tulang dan pansitopenia.
Gambaran Klinis
Dapat terjadi pada semua umur baik pria maupun wanita. Anemia yang berlangsung lambat dan progresif menyebabkan perkembangan penyakit secara lambat laun berupa kelelahan, pucat dan sesak napas.
Diagnosis
Diagnosis anemia megaloblastik hipovitaminosis vitamin B12 dilakukan dengan uji Schling atau dimodifikasi dengan menngukur kadar vitamin B12 serum/plasma secara serial sebelum dan setelah pemberian vitamin B12 per-oral.
Vinay Kumar, Ramzi S. Cotran & Stanley L. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. EGCBuku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
Alur Diagnosis1. Anamnesis : Pada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan kilia atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit keluarga juaga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor keturunan.
Contoh - kurang gizi, diet - riwayat “kuning” : anemia hemolitik, - menderita sakit ginjal - perdarahan (saluran cerna,ginekologis) - penyakit infeksi - etnis, genetis thalassemia,
Bakta,I Made,2000,Catatan Kuliah Hematologi Klinik (lecture Notes on Clinical Hematology),FK Unud.RS Sanglah: Denpasar
• Pemeriksaan fisik:Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruhPerhatian khusus diberikan pada a. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami b. Kuku : koilonychias (kuku sendok) c. Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah e. Limfadenopati, hepatomegali, splenomegali
Bakta,I Made,2000,Catatan Kuliah Hematologi Klinik (lecture Notes on Clinical Hematology),FK Unud.RS Sanglah: Denpasar
Pemeriksaan Penunjang Anemia Def. Besi
Pemeriksaan Hb
Pada pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat sederhana seperti Hb sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu trimester I dan III.
Penentuan Indeks Eritrosit
Mean Corpusculer Volume (MCV) Volume rata-rata eritrosit, MCV akan menurun apabila kekurangan zat
besi semakin parah, dan pada saat anemia mulai berkembang. Nilai normal 70-100 fl.
Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)Berat hemoglobin rata-rata dalam satu sel darah merah. Nilai normal 27-
31 pg.
Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC).Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata. Nilai normal 30- 35%.
Pemeriksaan Hapusan Darah Perifer
Pemeriksaan menggunakan pembesaran 100 kali dengan memperhatikan ukuran, bentuk inti, sitoplasma sel darah merah. Pada defisiensi besi dini biasanya apusan darah normal.
Red Distribution Wide (RDW)
Merupakan variasi dalam ukuran sel merah untuk mendeteksi tingkat anisositosis yang tidak kentara. Kenaikan nilai RDW merupakan manifestasi hematologi paling awal dari kekurangan zat besi. Nilai normal 15%.
Eritrosit Protoporfirin (EP)
EP diukur dengan memakai haematofluorometer yang hanya membutuhkan beberapa tetes darah.EP naik pada tahap lanjut kekurangan besi eritropoesis.
Besi Serum
Besi serum peka terhadap kekurangan zat besi ringan, serta menurun setelah cadangan besi habis sebelum tingkat hemoglobin jatuh.
Serum Transferin
Transferin adalah protein tranport besi dan diukur bersama-sama dengan besi serum. Serum transferin dapat meningkat pada kekurangan besi. Nilai normal 25%
Pemeriksaan Sumsum Tulang
Pemeriksaan histologis sumsum tulang dilakukan untuk menilai jumlah hemosiderin dalam sel-sel retikulum. Tanda karakteristik dari kekurangan zat besi adalah tidak ada besi retikuler.
Buku Saku Hematologi Edisi 3: Larry Waterburyrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21579/4/Chapter%20II.pdf
Terapi Klausal
• Terapi ini diberikan berdasarkan penyebab yang mendasari terjadinya anemia defisiensi besi. Terapi kausal ini harus dilakukan segera kalau tidak, anemia ini dengan mudah akan kambuh lagi atau bahkan pemberian preparat besi tidak akan memberikan hasil yang diinginkan.
Terapi dengan Preparat Besi
• Terapi dengan Besi Oral – Ferro Sulfat
Mengandung 20% besi. Dosis rata-rata untuk pengobatan anemia defisiensi besi adalah sekitar 200 mg/hari, diberikan dalam tiga dosis yang sama sebesar 65 mg.
• Terapi dengan Besi Parenteral– Injeksi besi dekstran (INFED, DEXERRUM)
Obat ini mengandung 50 mg/ml besi elemen. Obat ini bisa diberikan melalui injeksi intravena atau intra muscular. Pemberian intravena memberikan respons yang lebih dapat diandalkan.
Terapi Lainnya
• Diet: perbaikan diet sehari - hari yaitu diberikan makanan yang bergizi dengan tinggi protein dalam hal ini diutamakan protein hewani.
• Vitamin C: pemberian vitamin C ini sangat diperlukan mengingat vitamin C ini akan membantu penyerapan besi. Diberikan dengan dosis 3 x 100mg.
• Transfusi darah: pada anemia defisiensi besi ini jarang memerlukan transfusi kecuali dengan indikasi tertentu
Bakta IM, 2007, hal 26 - 39; Metha A, Hoffbrand AV, 2000, p.32 - 33
Komplikasi
• Masalah Jantung Gagal Jantung
• Masalah Selama Kehamilan Kelahiran Prematur Berat lahir bayi rendah
• Masalah Pertumbuhan Pertumbuhan tertunda Kerentanan terhadap infeksi
Luh Seri Ani, Dr. SKM., M.Kes. 2013. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil dan Hami. EGC.
Prognosis
Prognosis baik apabila pasien diketahui hanya karena kekurangan besi saja dan kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
Supandiman I,Fadjari H, Sukrisman L. Anemia Pada Penyakit Kronis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V .Jakarta: Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam,2009