MODEL PENETAPAN GAJI KARYAWAN
BERDASARKAN EVALUASI KINERJA
MENGGUNAKAN FUZZY LINEAR PROGRAMMING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh
Ferdinand Pascanata Driyarkara
NIM 115314035
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SALARY DETERMINATION MODEL
BASED ON PERFORMANCE EVALUATION
USING FUZZY LINEAR PROGRAMMING
A THESIS
Presented as Partial Fullfillment of The Requirements
To Obtain Sarjana Komputer Degree
In Informatics Engineering Department
by
Ferdinand Pascanata Driyarkara
Student Number 115314035
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Suatu perusahaan dianggap baik jika karyawan-karyawan yang bekerja di
dalamnya memiliki kinerja yang baik. Kinerja karyawan sangat menentukan
seberapa tinggi prestasi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu
mencari agar karyawannya dapat bekerja dengan semaksimal mungkin. Salah satu
cara perusahaan memaksimalkan kinerja karyawannya adalah dengan melakukan
suatu pengukuran kinerja berupa suatu proses penilaian atau evaluasi. Evaluasi ini
tentunya harus dilakukan dengan baik dan tepat sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam penilaian. Hasil evaluasi tersebut kemudian akan digunakan sebagai acuan
penetapan gaji. Akan tetapi, banyak perusahaan yang menilai karyawannya
berdasarkan kriteria-kriteria yang bersifat kabur. Pada umumnya, kekaburan
tersebut diatasi dengan pengelompokkan nilai tertentu pada himpunan tegas.
Himpunan tegas dirasa kurang adil dan kurang tepat. Model penetapan gaji yang
dibuat dalam penelitian ini menggunakan himpunan kabur, dimana suatu nilai
dapat masuk pada lebih dari satu kategori nilai. Himpunan kabur dirasa lebih adil
dan lebih tepat. Model penilaian kinerja bersifat linear sehingga evaluasi kinerja
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Program Linear
Kabur. Penyelesaian program linearnya menggunakan metode Simplex Dual
Phase. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tiga (3) faktor penilaian, yakni
Kuantitas, Kualitas, dan Waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
A company is considered on a good performance when their employees are
performing good at work because employees’ performance will determine on the
company’s achievement. Therefore, the companies need to seek a mean so their
employees can perform best at work. One of the means for the company to
maximize their employees’ performance is to conduct a measurement in the form
of an assessment or evaluation. This evaluation process must be done properly and
appropriately so there will be no error on the judgement. This evaluation result
will then be used as a reference that will determine their salaries. However, many
companies are eassessing their employees based on blurred criterias. On general,
that haziness is overcomed by grouping certain values to a firmly set. The firmly
set seems less fair and less appropriate. Therefore, the salary determination model
that used on this research is using a fuzzy set, where the certain values can be
entered in more than one categories. Fuzzy set seems fairer and more appropriate.
The performance assessment model is linear so the performance evaluation on this
research use the linear fuzzy program method. The finishing of the linear program
is using the Simple Dual Phase method. Evaluation uses three (3) assessing
factors, that are Quantity, Quality, and Time Period.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Model
Penetapan Gaji Karyawan Berdasarkan Evaluasi Kinerja Menggunakan Fuzzy
Linear Programming”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung turut mengambil peran dalam terselesaikannya
tulisan ini. Secara khusus, terima kasih sebesar-besarnya ditujukan untuk pihak-
pihak berikut.
1) Bapak Eko Hari Parmadi, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktunya, di sela-sela kesibukannya, untuk
membimbing penulis dari awal pemilihan topik ini sampai terselesaikannya
tulisan ini.
2) Bapak Kanisius Barung dan Ibu Maria Sukristiningsih, selaku orang tua
penulis, yang dengan sabar memberikan doa dan dorongan yang besar
dalam penyelesaian tulisan ini.
3) Sisil Natasha, yang dengan setia menemani penulis dari awal proses
berjalannya penelitian ini sampai dengan terselesaikannya tulisan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4) Simeon, Enda, Vina, Dhiah, teman-temanku seperjuangan yang dengan
caranya masing-masing selalu memberikan hiburan dan dorongan.
5) Para pejuang skripsi yang selalu bersama-sama berjuang menyelesaikan
tulisan ini, Bee, Priska, Dwi, Dio.
6) Teman-teman Teknik Informatika Angkatan 2011, atas dukungannya
sampai dengan terselesaikannya tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Februari 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL (Bahasa Inggris) ................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
BAB I - PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 5
1.4 Tujuan ............................................................................................................ 5
1.5 Manfaat .......................................................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 6
BAB II - LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
2.1 Evaluasi Kinerja ............................................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Evaluasi Kinerja ....................................................................... 7
2.1.2 Fungsi Evaluasi Kinerja ............................................................................. 8
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Sistem Evaluasi Kinerja .......... 9
2.1.4 Standar Kinerja ......................................................................................... 10
2.1.5 Kriteria Umum untuk Mengukur Kinerja ................................................. 12
2.2 Logika Kabur ............................................................................................... 13
2.2.1 Kekaburan (Fuzzy) ................................................................................... 13
2.2.2 Himpunan Tegas (Crisp) .......................................................................... 15
2.2.3 Himpunan Kabur (Fuzzy) ......................................................................... 16
2.3 Pemrograman Linear ................................................................................... 16
2.4 Penyelesaian Program Linear dengan Metode Simpleks ............................ 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.5 Fuzzy Linear Programming (FLP) .............................................................. 20
2.6 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) .................................. 21
2.7 Evaluasi Kinerja pada Lingkungan Fuzzy ................................................... 22
BAB III - PERANCANGAN SISTEM ................................................................. 27
3.1 Pemodelan Masalah Evaluasi Kinerja Ke Dalam FLP ................................ 27
3.1.1 Pengumpulan Data, Kriteria Penilaian, dan Benchmark .......................... 27
3.1.2 Pemodelan Batasan Fuzzy Linear Programming ..................................... 31
3.2 Penyelesaian FLP Menggunakan Metode Simpleks ................................... 33
3.3 Flow Chart ................................................................................................... 51
BAB IV - IMPLEMENTASI SISTEM ................................................................. 53
4.1 Desain Tampilan Sistem .............................................................................. 53
4.2 Penjelasan Beberapa Source Code Utama Aplikasi .................................... 56
4.2.1 Class: EkstrakSimplex.cs ......................................................................... 56
4.2.1.1 Deklarasi Variabel ............................................................................. 56
4.2.1.2 Lakukan Perhitungan Simplex ........................................................... 57
4.2.2 Class: KelolaHasil.cs ................................................................................ 59
4.2.2.1 Hitung Gaji Karyawan Berdasarkan Hasil Perhitungan FLP ............ 59
4.2.2.2 Simpan Hasil Perhitungan Gaji ke File PDF ..................................... 61
4.3 Uji Coba Aplikasi Real Gaji ........................................................................ 63
BAB V - PENUTUP ............................................................................................. 91
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 91
5.2 Saran ............................................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Proses Penyusunan Standar Kinerja ................................................................. 11
2.2 Hubungan Kinerja, Standar Kinerja, dan Evaluasi Kinerja ............................. 11
2.3 Himpunan Tegas (Crisp) .................................................................................. 15
2.4 Himpunan Kabur (Fuzzy) ................................................................................. 16
2.5 Fungsi Keanggotaan µr(Zr), fungsi yang tidak pernah turun ........................... 24
2.6 Fungsi Keanggotaan µr(Zr), fungsi yang tidak pernah naik ............................. 25
3.1 Contoh Model Diagram Benchmark ................................................................ 28
3.2 Flowchart Aplikasi “Real Gaji” ....................................................................... 51
4.1 Tampilan Sistem – Penetapan Aturan .............................................................. 52
4.2 Tampilan Sistem – Kelola Hasil Perhitungan .................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
3.1 Level-level dalam Tiap Faktor ......................................................................... 29
3.2 Contoh Tetapan Tabel Benchmark ................................................................... 30
3.3 Model Tabel Nilai yang Terbentuk Dari Perhitungan...................................... 48
3.4 Nilai Level Untuk Setiap Faktor ...................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan disebut sukses ketika berhasil mencapai cita-cita dan
tujuan utama perusahaan. Hal tersebut sangat bergantung pada orang-orang yang
bekerja di dalamnya. Ketika para pekerja dalam perusahaan itu bekerja dengan
sebaik-baiknya atau seoptimal mungkin maka perusahaan tersebut dapat
memperoleh banyak keuntungan. Perusahaan harus mampu merespons dengan
cepat akan adanya tuntutan perkembangan dalam berbagai hal sehingga
perusahaan tersebut dapat memiliki keunggulan dalam persaingan yang terjadi
dengan perusahaan lain. Adanya pengukuran kinerja ini sangat penting dalam
evaluasi perusahaan, penyusunan rencana perusahaan dan tentunya pengelolaan
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan tersebut.
Perusahaan tentunya perlu melakukan proses penilaian (evaluasi) untuk
karyawan-karyawannya. Setiap perusahaan mempunyai cara yang berbeda dalam
melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan-karyawannya. Penilaian ini
bergantung pada kebijakan perusahaan dengan suatu prosedur tertentu. Evaluasi
kinerja karyawan harus dilakukan dengan metode yang baik dan tepat sehingga
tidak terjadi kesalahan penilaian kinerja sesuai dengan posisi yang ada di
perusahaan tersebut. Evaluasi kinerja ini dapat digunakan untuk penentuan
penentuan promosi jabatan tertentu yang lebih tinggi, pembagian gaji yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bergantung pada keoptimalam kinerjanya, pemberian bonus, mutasi karyawan,
dan lain sebagainya.
Penilaian atau evaluasi yang biasanya digunakan perusahaan adalah
penilaian secara tegas. Ketegasan dalam penilaian ini maksudnya nilai kinerja
karyawan berada pada nilai tetap. Pengukuran kinerja karyawan biasanya hanya
diukur dengan memperhatikan faktor-faktor yang bersifat tegas saja, misalnya
tingkat pendidikannya, waktu bekerjanya, pengalaman bekerjanya, dan
sebagainya. Permasalahan yang terjadi oleh karena model penilaian ini adalah
penilaian pada faktor-faktor lain yang bersifat tidak tegas atau lebih dikenal
dengan istilah bersifat kabur (fuzzy) sering diabaikan. Pengabaian nilai-nilai fuzzy
ini salah satu akibatnya, misalnya, berpengaruh pada penetapan bonus. Pada suatu
batasan nilai crisp, seorang karyawan tetap tidak akan memperoleh gaji walaupun
nilai yang diperolehnya hampir atau bahkan nyaris mencapai standar
(benchmark). Sedangkan, jika penilaiannya sudah dibuat secara fuzzy, karyawan
tersebut masih akan tetap memperoleh bonus, walaupun disesuaikan dengan porsi
nilainya (seberapa jauh atau dekat dengan standar).
Faktor-faktor yang bersifat fuzzy ternyata memiliki peran yang sangat
penting juga dalam penilaian atau evaluasi seorang karyawan. Dengan
memperhatikan adanya nilai kabur ini, nilai yang diberikan terhadap karyawan
akan berbeda dengan hal yang sebenarnya terjadi. Faktor-faktor yang dimaksud
misalnya tanggung jawab akan pekerjaan, tingkat kerumitan dalam pekerjaannya,
risiko-risiko yang mungkin dihadapi dalam pekerjaannya, dan lain-lain. Faktor-
fakor ini tidak memiliki nilai yang pasti atau tetap atau tegas, sehingga kadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
diabaikan dalam penilaian, tidak masuk dalam kriteria dalam evaluasi kinerja
karyawan yang dilakukan perusahaan tersebut.
Adanya faktor-faktor yang tidak memiliki nilai tegas atau dalam kata lain
bersifat kabur tentu akan mempengaruhi suatu penilaian terhadap kinerja
karyawan. Oleh karena itu, digunakanlah Logika Fuzzy untuk mengikutsertakan
faktor-faktor yang bernilai kabur sebagai bagian dari kriteria penilaian. Dengan
pemenuhan kriteria-kriteria penilaian ini maka diharapkan hasil evaluasi pun akan
lebih baik dan tepat. Adanya hasil penilaian yang lebih baik dan tepat ini tentunya
sangat berguna bagi kemajuan dan kesuksesan perusahaan.
Parmadi (2010) menjelaskan bahwa program linear adalah suatu teknik
riset operasi untuk memecahkan masalah optimasi (memaksimumkan atau
meminimumkan) dengan menggunakan persamaan atau pertidaksamaan linear
dalam mencari pemecahan yang optimum dengan memperhatikan batasan-batasan
yang ada. Dalam penelitiannya, Parmadi (2010) menggunakan fuzzy linear
programming untuk optimasi produksi gerabah. Pada umumnya, linear
programming baik untuk himpunan tegas maupun himpunan kabur, dapat
digunakan untuk berbagai masalah optimasi.
Model evaluasi kinerja yang digunakan berbentuk linear yang berarti
memiliki arah yang lurus. Model tersebut maksudnya untuk tiap faktor, hasil
evaluasi merupakan hasil penjumlahan nilai-nilai kinerja seorang karyawan.
Misalnya, untuk tiga faktor penilaian, kuantitas (x), kualitas (y), dan ketepatan
waktu (z), dengan nilai untuk tiap faktor masing-masing disimbolkan dengan a, b,
dan c, maka model evaluasi kinerja dapat dirumuskan ke dalam bentuk ax + by +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
cz; dimana bentuk tersebut merupakan bentuk linear. Oleh karena bentuknya yang
linear maka evaluasi kinerja dapat diselesaikan dengan menggunakan metode
Linear Programming. Penyelesaian model ini dilakukan dengan metode simpleks.
Dalam penelitian ini, metode penyelesaian yang digunakan secara spesifik adalah
metode Simplex Dual Phase.
Pada perusahaan Jogja Konveksi, belum pernah dibuat suatu sistem yang
dapat menilai kinerja karyawannya. Model penetapan gaji yang dilakukan selama
ini juga tidak mempertimbangkan penilaian kinerja tersebut. Dengan melihat
tingkat kepentingan akan adanya kinerja karyawan yang baik dalam kesuksesan
sebuah perusahaan, dan berbagai faktor penilaian yang sering diabaikan karena
tidak memiliki nilai tegas maka penulis mencari pilihan metode yang dapat
menyelesaikan permasalahan ini. Dari berbagai macam metode, dalam penelitian
ini penulis memilih metode Fuzzy Linear Programming sebagai metode penilaian
atau evaluasi kinerja karyawan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengangkat judul Model Penetapan Gaji Karyawan Berdasarkan Evaluasi
Kerja Menggunakan Fuzzy Linear Programming.
1.2 Rumusan Masalah
Secara umum berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
penulis merumuskan inti permasalahan dari tulisan ini ke dalam pertanyaan,
bagaimana menentukan gaji karyawan berdasarkan evaluasi terhadap kinerja
karyawan didasari oleh faktor-faktor yang bersifat fuzzy (tidak ada ukuran pasti).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah-masalah yang akan
dibahas dalam tulisan ini, yakni sebagai berikut.
1) Penilaian atau evaluasi dilakukan dengan berdasarkan faktor-faktor
tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber.
2) Faktor-faktor evaluasi pada sistem yang dibuat dalam penelitian ini hanya
terdiri dari tiga (3) faktor, yakni Kuantitas (seberapa banyak produk yang
dihasilkan), Kualitas (seberapa baik produk yang dihasilkan), dan Waktu
(ketepatan waktu penyelesaian produksi).
3) Standar gaji yang digunakan hanya satu, yang mengindikasikan bahwa
semua karyawan pada awalnya memperoleh jumlah gaji yang sama.
4) Proses penilaian evaluasi kinerja karyawan menggunakan metode Fuzzy
Linear Programming.
5) Keluaran program evaluasi dibuat berbasis desktop dengan Visual C#
2010 dengan bahasa pemrograman C#.
1.4 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya tugas akhir ini adalah untuk membuat suatu
perangkat lunak yang dapat menentukan gaji berdasarkan hasil evaluasi kinerja
karyawan. Penilaian kinerja karyawan mempertimbangkan tiga faktor antara lain
kuantitas, kualitas, dan kecepatan waktu dalam produksi yang bernilai kabur
(fuzzy).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini, yakni untuk memberikan keadilan
dalam pemerolehan gaji karyawan. Keadilan yang dimaksudkan adalah karyawan
mendapatkan gaji yang sesuai dengan kinerjanya di perusahaan. Karyawan yang
bekerja dengan lebih baik tentunya dapat memperoleh gaji yang lebih besar
daripada karyawan yang kinerjanya kurang baik. Manfaat lain yang dirasakan
secara tidak langsung adalah hasil dari penelitian ini diharapkan mendorong
peningkatan kinerja karyawan dengan lebih maksimal.
1.6 Sistematika Penulisan
Tulisan ini disusun dalam tiga bab utama, yakni pendahuluan, landasan
teori, serta analisis dan desain.
1) BAB I – Pendahuluan, berisi latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian, tujuan, dan manfaat penelitian.
2) BAB II – Landasan Teori, berisi teori-teori dasar yang berkaitan dengan
pembuatan tulisan ini tentang evaluasi kinerja karyawan dan metode yang
digunakan untuk melakukan penilaian (Fuzzy Linear Programming).
3) BAB III – Perancangan Sistem, berisi pemodelan masalah, penetapan nilai,
analisis model, dan proses perhitungan secara manual.
4) BAB IV – Implementasi Sistem, berisi penerapan proses perhitungan pada
sistem, perancangan sistem, dan uji coba.
5) BAB V – Penutup, berisi rangkuman dan kesimpulan dari keseluruhan
penelitian ini disertai dengan saran-saran pengembangan sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Evaluasi Kinerja
2.1.1 Pengertian Evaluasi Kinerja
Wirawan (2009) menjelaskan bahwa evaluasi adalah suatu proses
pengumpulan informasi mengenai objek evaluasi dan menilai objek evaluasi
dengan membandingkannya dengan standar evaluasi. Kinerja merupakan
singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa Inggris adalah
performance dan diindonesiakan sebagai performa. Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu. Kinerja merupakan fungsi dari kompetensi, sikap, dan
tindakan. Evaluasi kinerja menurutnya dapat didefinisikan sebagai proses penilai
– pejabat yang melakukan penilaian – (appraiser) mengumpulkan informasi
mengenai kinerja ternilai – pegawai yang dinilai – (appraise) yang
didokumentasikan secara formal untuk menilai kinerja ternilai dengan
membandingkannya dengan standar kinerjanya secara periodik untuk membantu
pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia.
Para ahli Manajemen Personalia memberikan beragam definisi tentang
evaluasi pekerjaan. Berikut adalah rangkuman dari definisi-definisi tersebut yang
dirangkum oleh Ranupandojo (1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
a) Suatu usaha untuk menentukan dan membandingkan nilai suatu pekerjaan
tertentu dengan nilai pekerjaan lain yang terdapat dalam suatu organisasi.
b) Suatu proses analisa dan penilaian pekerjaan tertentu untuk menentukan
besarnya balas jasa yang wajar sehingga tersusun struktur upah yang adil.
c) Suatu metode yang digunakan untuk menyusun peringkat (ranking)
pekerjaan secara keseluruhan guna dijadikan dasar penentuan balas jasa.
d) Penilaian pekerjaan guna menentukan pekerjaan tertentu dalam suatu
hirarki pekerjaan.
e) Menentukan nilai relatif pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam suatu
organisasi, dengan cara yang logis dan disepakati bersama.
f) Suatu metode untuk membandingkan berbagai pekerjaan dengan
menggunakan prosedur-prosedur formal dan sistematis untuk menentukan
suatu urutan tingkat pekerjaan tertentu, dan dengan demikian memberikan
dasar untuk suatu sistem balas jasa yang adil.
Dari definisi-definisi di atas dapat dirumuskan bahwa evaluasi pekerjaan adalah
usaha menentukan peringkat pekerjaan secara sistematis dan melalui prosedur-
prosedur tertentu. Usaha menentukan peringkat pekerjaan ini dimaksudkan untuk
dapat menyusun tingkat balas jasa yang dirasa adil sesuai dengan bobot pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang karyawan (Ranupandojo, 1985)
2.1.2 Fungsi Evaluasi Kinerja
Hasil evaluasi kerja berupa informasi mengenai kinerja ternilai. Informasi
tersebut berupa kekuatan dan kelemahan kinerja ternilai dalam kaitannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
standar kinerjanya. Informasi mengenai kinerja ternilai digunakan sebagai alat
manajemen kinerja karyawan dan pengambilan keputusan manajemen SDM
organisasi. Fungsi evaluasi kinerja antara lain sebagai berikut (Wirawan, 2009).
1. Memberikan balikan kepada pegawai ternilai mengenai kinerjanya.
2. Alat promosi dan demosi.
3. Alat memotivasi ternilai.
4. Sebagai alat pemutusan hubungan kerja dan merampingkan organisasi.
5. Menyediakan alasan hukum untuk pengambilan keputusan personalia.
6. Penentuan dan pengukuran tujuan kinerja.
7. Konseling kinerja buruk.
8. Mendukung perencanaan sumber daya manusia.
9. Menentukan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia.
10. Merencanakan dan memvalidasi perekrutan tenaga baru.
11. Alat manajemen kinerja organisasi.
12. Pemberdayaan pegawai.
13. Menghukum anggota.
14. Penelitian.
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Sistem Evaluasi Kinerja
Mangkunegara (2007) mengemukakan bahwa terdapat keuntungan dan
kerugian dalam menggunakan sistem evaluasi kinerja. Keuntungan menggunakan
sistem evaluasi kinerja, yakni sebagai berikut.
a) Mempermudah hubungan antara tujuan perorangan dan tujuan unit kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b) Mengurangi kemungkinan terjadinya ketidaksepakatan selama pertemuan
evaluasi berjalan sesuai proses perencanaan kinerja.
c) Lebih memungkinkan menempatkan manajer dan karyawan di pihak yang
sama, tidak seperti sistem penilaian maupun peringkat.
d) Merupakan pendekatan terhadap evaluasi kinerja yang paling mudah
dibela secara hukum.
Adapun kerugian dari penggunaan sistem evaluasi kinerja, yakni sebagai berikut.
a) Memakan waktu yang relatif banyak, karena perlunya menginvestigasikan
waktu di muka untuk melakukan perencanaan kinerja.
b) Meminta manajer dan pegawai mengembangkan keahlian dalam
menuliskan tujuan serta standar yang penting dan dapat diukur.
c) Dapat menimbulkan lebih banyak pekerjaan administrasi ketimbang
sistem penilaian maupun sistem peringkat.
d) Dapat disalahgunakan atau digunakan sambil lalu saja oleh para manajer.
2.1.4 Standar Kinerja
Dalam evaluasi kinerja, terdapat standar yang disebut sebagai standar
kinerja. Evaluasi kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa
standar kinerja. Secara umum, evaluasi kinerja membandingkan kinerja ternilai
dengan suatu standar kinerjanya. Jika evaluasi kinerja dilaksanakan tanpa standar
kinerja, hasilnya tidak mempunyai nilai. Menurut Wirawan (2009), standar kinerja
adalah tolok ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara individual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
atau kelompok pada semua indikator kinerjanya. Berikut disajikan diagram proses
penyusunan standar kinerja.
Fungsi utama standar kinerja adalah sebagai tolok ukur (benchmark) untuk
menentukan keberhasilan dan ketidakberhasilan kinerja ternilai dalam
melaksanakan pekerjaannya. Standar kinerja merupakan target, sasaran, atau
tujuan upaya kerja karyawan dalam kurun waktu tertentu. Di bawah ini disajikan
diagram hubungan antara pelaksanaan pekerjaan, kinerja karyawan, evaluasi
kinerja, dan standar kinerja karyawan.
Karyawan
melaksanakan
pekerjaannya
Kinerja
karyawan
Evaluasi
kinerja
Hasil
evaluasi
kinerja
Instrumen
Kinerja
Rekaman kinerja
karyawan
Keputusan
SDM
Standar
Kinerja
Hasil Analisis Pekerjaan
Analisis Pekerjaan
Deskripsi Pekerjaan
Untuk menyusun dimensi dan
indikator pekerjaan
Hasilnya digunakan untuk menyusun standar kinerja
dan indikator pekerjaan
Survei mengenai keluaran pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan yang sama
Alat, biaya, dan resiko untuk melaksanakan
pekerjaan
Gambar 2.1 – Proses Penyusunan Standar Kinerja
Gambar 2.2 – Hubungan Kinerja, Standar Kinerja, dan Evaluasi Kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.1.5 Kriteria Umum untuk Mengukur Kinerja
Menurut Wirawan (2009), setiap indikator kinerja diukur berdasarkan
kriteria standar tertentu. Dalam mengukur kinerja, terdapat kriteria atau ukuran.
Kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kuantitatif (seberapa banyak). Ukuran kuantitatif merupakan ukuran
paling mudah untuk disusun dan diukurnya, yaitu hanya dengan
menghitung seberapa banyak unit keluaran kinerja harus dicapai dalam
kurun waktu tertentu.
2) Kualitatif (seberapa baik). Melukiskan seberapa baik atau seberapa
lengkap hasil harus dicapai. Kriteria ini antara lain mengemukakan
akurasi, presisi, penampilan, kemanfaatan, atau efektivitas. Standar
kualitas dapat diekspresikan sebagai tingkat kesalahan seperti jumlah atau
presentase kesalahan yang diperbolehkan per unit hasil kerja.
3) Ketepatan waktu pelaksanaan tugas atau penyelesaian produk. Kriteria
yang menentukan keterbatasan waktu untuk memproduksi suatu produk,
membuat sesuatu atau melayani sesuatu. Kriteria ini menjawab pertanyaan
seperti kapan, berapa cepat, atau dalam periode apa.
4) Efektivitas penggunaan sumber organisasi. Efektivitas penggunaan sumber
dijadikan indikator jika syarat untuk mengerjakan suatu pekerjaan yakni
menggunakan jumlah sumber tertentu, seperti uang dan bahan baku.
5) Cara melakukan pekerjaan. Digunakan sebagai standar kinerja jika kontak
personal, sikap personal, atau perilaku karyawan merupakan faktor
penentu keberhasilan melaksanakan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
6) Efek atas suatu upaya. Pengukuran yang diekspresikan akibat akhir yang
diharapkan akan diperoleh dengan bekerja. Standar jenis ini menggunakan
kata-kata ‘sehingga’ dan ‘agar supaya’ yang digunakan jika hasilnya tidak
dapat dikualifikasikan.
7) Metode melaksanakan tugas. Standar yang digunakan jika ada undang-
undang, kebijakan, prosedur standar, metode, dan peraturan untuk
menyelesaikan tugas atau jika cara pengecualian ditentukan tidak dapat
diterima.
8) Standar sejarah. Standar yang menyatakan hubungan antara standar masa
lalu dengan standar sekarang. Standar masa sekarang dinyatakan lebih
tinggi atau lebih rendah daripada standar masa lalu dalam pengertian
kuantitas dan kualitas.
9) Standar nol atau absolut. Standar yang menyatakan tidak akan terjadi
sesuatu. Standar ini dipakai jika tidak ada alternatif lainnya.
2.2 Logika Kabur
2.2.1 Kekaburan (Fuzzy)
Istilah “kabur” digunakan sebagai terjemahan dari kata bahasa Inggris
“fuzzy”. Kekaburan yang dimaksud di sini dibatasi pada kekaburan semantik.
Menurut Susilo (2006), suatu kata/istilah dikatakan kabur (fuzzy, vague) secara
semantik apabila kata/istilah tersebut tidak dapat didefinisikan secara tegas, dalam
arti tidak dapat ditentukan dengan tegas (benar atau salah) apakah suatu obyek
tertentu memiliki ciri/sifat yang diungkapkan oleh kata/istilah itu atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Susilo (2006) juga menjelaskan tentang gejala kekaburan dengan suatu
contoh, yakni dalam suatu kelas, seorang guru bertanya kepada muridnya (1)
berapa orang yang memiliki sepeda di kelas ini, dan (2) berapa orang yang pandai
di kelas ini. Dari contoh tersebut, pada pertanyaan pertama, diketahui bahwa guru
menanyakan jumlah siswa yang memiliki sepeda. Hal tersebut dapat langsung
diketahui jawabannya karena jumlah siswa yang memiliki sepeda itu pasti atau
tegas. Dikatakan tegas karena siswa tinggal berpikir, kalau dia memiliki sepeda,
maka dia akan mengangkat tangannya. Sebaliknya, jika tidak memiliki sepeda,
maka dia tidak akan mengangkat tangannya. Dengan demikian dapat secara
langsung diketahui jawabannya. Berbeda halnya dengan pertanyaan kedua. Pada
pertanyaan kedua, guru menanyakan jumlah siswa yang pandai. Sedangkan, tidak
ada suatu kejelasan mengenai definisi pandai itu seperti apa; kapan seorang siswa
dikatakan pandai atau tidak. Siswa akan menjadi bingung, apakah dia akan
mengangkat tangan atau tidak. Hal ini menyebabkan suatu kekaburan makna dari
“pandai”. Setiap siswa pasti memiliki pandangan yang berbeda tentang definisi
dari faktor tersebut. Ketidaktegasan atau kekaburan makna inilah yang disebut
sebagai nilai kabur.
Ada banyak solusi untuk memecahkan masalah kekaburan ini. Salah
satunya, yang paling sederhana adalah dengan menentukan nilai batas. Misalnya
untuk contoh di atas, seorang siswa dikatan pandai jika nilai ulangannya di atas
80. Dengan adanya batas ini, maka jelas bahwa siswa dengan nilai ulangan di atas
80 masuk dalam kategori pandai. Sebaliknya, siswa dengan nilai di bawah 80
masuk dalam kategori tidak pandai. Kelemahan dari metode ini adalah ketika nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ulangan siswa dekat dengan 80, misalnya nilainya 78, 79, 80, 81, atau 82.
Tentunya agak tidak adil ketika guru menyatakan bahwa siswa dengan nilai 81
masuk kategori pandai, sedangkan siswa dengan nilai 80 masuk kategori tidak
pandai.
2.2.2 Himpunan Tegas (Crisp)
Pada himpunan tegas (Kusumadewi dan Purnomo, 2004), nilai
keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan
µA[x], memiliki dua kemungkinan, yaitu:
satu (1) - suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau
nol (0) - suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.
Misalnya, ketika variabel umur dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
MUDA umur < 35 tahun
PAROBAYA 35 < umur < 55 tahun
TUA umur > 55 tahun
Gambar 2.3 – Himpunan Tegas (Crisp)
Misalnya, seseorang yang sudah berusia 34 tahun, jika masuk dalam
himpunan tegas seperti pada gambar di atas, ia masih berada pada kategori
“Muda”. Padahal sebenarnya dengan umur tersebut, orang tersebut sudah hampir
masuk kategori “Parobaya”. Dari gambar himpunan di atas dapat dikatakan bahwa
pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak adil, adanya
MUDA 1
0 35 55
PAROBAYA 1
0 35 55
TUA 1
0 35 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang
cukup signifikan.
2.2.3 Himpunan Kabur (Fuzzy)
Himpunan Fuzzy digunakan untuk mengantisipasi kelemahan pada
himpunan crisp. Seseorang dapat masuk dalam dua himpunan yang berbeda,
MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dan sebagainya. Dari contoh
sebelumnya, misalnya, seseorang yang berusia 34 tahun, jika masuk dalam
himpunan kabur seperti pada diagram di bawah ini, maka ia tidak sepenuhnya
masuk dalam kategori “Muda” melainkan hanya memperoleh bobot di antara 0
sampai 1 untuk kategori tersebut sesuai dengan penetapan aturannya.
2.3 Pemrograman Linear
Susilo (2006) menyatakan bahwa pemrograman linear adalah suatu cara
untuk menentukan nilai optimum (maksimum atau minimum) dari suatu fungsi
linear di bawah kendala-kendala tertentu yang dinyatakan dalam bentuk
persamaan atau pertidaksamaan linear. Fungsi linear yang dicari nilai optimumnya
itu disebut fungsi objektif atau fungsi tujuan. Bentuk umum masalah
pemrograman linear dapat dirumuskan sebagai berikut.
0,5
0,25
0 25 35 40 45 50 55 65
MUDA PAROBAYA TUA µ[x]
Gambar 2.4 – Himpunan Kabur (Fuzzy)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛 (𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛) ∶ 𝑧 = 𝑐𝑥
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎 ∶ 𝐴𝑥 ≤ 𝑏, 𝑥 ≥ 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
di mana x = (x1, x2, ... , xn)T adalah vektor variabel, c = (c1, c2, ... , cn) adalah
vektor biaya, A = (aij) adalah matriks kendala berukuran m x n, dan b = (b1, b2, ...
, bm)T adalah vektor ruas-kanan. Himpunan semua vektor x ϵ R
n yang memenuhi
semua kendala disebut himpunan layak. Bentuk umum tersebut juga dapat
disajikan dalam bentuk sebag ai berikut.
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛 (𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛) ∶ 𝑧 =∑𝑐𝑗𝑥𝑗
𝑛
𝑗=1
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎 ∶ ∑𝐴𝑖𝑗𝑥𝑗 ≤ 𝑏𝑖 (𝑖 = 1,2, … ,𝑚)
𝑛
𝑗=1
𝑥𝑗 ≥ 0 (𝑗 = 1,2, … , 𝑛) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Dalam banyak aplikasi, fungsi objektif maupun kendala-kendalanya seringkali
tidak dapat dinyatakan dengan formula yang tegas. Oleh karena itu, pemrograman
linear (tegas) dikembangkan menjadi pemrograman linear kabur dengan bentuk
yang paling utama adalah sebagai berikut.
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛 (𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛) ∶ �̃� =∑�̃�𝑗�̃�𝑗
𝑛
𝑗=1
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎 ∶ ∑�̃�𝑖𝑗�̃�𝑗 ≤ �̃�𝑖 (𝑖 = 1,2, … ,𝑚)
𝑛
𝑗=1
�̃�𝑗 ≥ 0̃ (𝑗 = 1,2, … , 𝑛) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
di mana 𝑎𝑖𝑗 ̃ , 𝑏�̃�, 𝑐�̃�, dan 0̃ adalah bilangan-bilangan kabur, dan 𝑥�̃� adalah variabel
dengan nilai bilangan kabur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.4 Penyelesaian Program Linear dengan Metode Simpleks
Menurut Aminudin (2005), sebelum menggunakan metode simpleks dalam
memecahkan persoalan program linear, bentuk dari program linear tersebut perlu
diubah menjadi bentuk standarnya. Bentuk standar ini digunakan dalam metode
simpleks yaitu pada langkah pertama sebelum persoalan diringkas dalam tabel
simpleks. Beberapa aturan bentuk program linear baku atau standar yakni sebagai
berikut.
1. Semua batasan/kendala adalah persamaan (dengan sisi kanan non-negatif).
2. Semua variabel keputusan adalah non-negatif.
3. Fungsi tujuan dapat berupa maksimasi dan minimasi.
Bentuk standar program linear dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝑀𝑎𝑘𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀𝑖𝑛 𝑍 =∑𝑐𝑗𝑥𝑗
𝑛
𝑗=1
dengan batasan:
∑𝑎𝑖𝑗𝑥𝑗 = 𝑏𝑖 … 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 = 1, 2, … ,𝑚
𝑛
𝑗=1
𝑥𝑗 ≥ 0 … 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗 = 1, 2, … ,𝑚 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
Semua kendala harus berbentuk persamaan. Oleh karena itu, jika ada kendala
yang berbentuk pertidaksamaan harus dikonversikan menjadi persamaan dengan
memasukkan variabel semu slack atau surplus.
Persoalan program linear dapat diselesaikan melalui langkah-langkah
yakni sebagai berikut.
1. Formulasikan dan standarisasikan modelnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas.
3. Tentukan kolom kunci di antara kolom-kolom variabel yang ada, yaitu
kolom yang mengandung nilai (cj – Zj) paling positif untuk kasus
maksimasi dan atau mengandung nilai (cj – Zj) paling negatif untuk kasus
minimasi.
4. Tentukan baris kunci di antara baris-baris variabel yang ada, yaitu baris
yang memiliki rasio kuantitas dengan nilai positif terkecil.
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒 − 𝑖 = 𝑏𝑖
𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
5. Bentuk tabel berikutnya dengan memasukkan variabel pendatang ke
kolom variabel dasar dan mengeluarkan variabel perantau dari kolom
tersebut, serta lakukan transformasi baris-baris variabel. Dengan
menggunakan rumus transformasi sebagai berikut.
baris baru selain baris kunci = (baris lama – (rasio kunci x baris kunci lama))
baris kunci baru = (baris kunci lama / angka kunci)
rasio kunci = (unsur kolom kunci / angka kunci)
6. Lakukan uji optimalitas. Dengan kriteria jika semua koefisien pada baris
(cj – Zj) sudah tidak ada lagi yang bernilai positif (untuk kasus maksimasi)
atau sudah tidak ada lagi yang bernilai negatif (untuk kasus minimasi),
berarti tabel sudah optimal. Jika kriteria di atas belum terpenuhi maka
diulangi mulai langkah ke-3 sampai ke-6, hingga terpenuhi kriteria
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.5 Fuzzy Linear Programming (FLP)
Pada umumnya, model linear programming klasik berupa sebuah kasus
maksimasi atau minimasi terhadap suatu fungsi tertentu dengan ditetapkannya
batasan-batasan. Jika diasumsikan bahwa keputusan linear programming akan
dibuat pada lingkungan fuzzy, maka model tersebut akan mengalami sedikit
perubahan, yakni sebagai berikut.
1) Bentuk imperatif (suatu bentuk perintah yang menyatakan larangan atau
keharusan) pada fungsi obyektif tidak lagi benar-benar “maksimum” atau
“minimum”, karena adanya beberapa hal yang perlu mendapat
pertimbangan dalam suatu sistem.
2) Tanda ≤ (pada kasus maksimasi) dan tanda ≥ (pada kasus minimasi) dalam
batasan tidak lagi bermakna crisp (tegas) secara matematis, namun sedikit
mengalami pelanggaran makna. Hal ini juga disebabkan karena adanya
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam sistem yang
mengakibatkan batasan tidak dapat didekati secara tegas.
Menurut Klir & Yuan (1995), permasalahan fuzzy linear programming dapat
dinyatakan dengan rumusan sebagai berikut.
𝑀𝑎𝑥 ∑𝑐𝑗𝑥𝑗
𝑛
𝑗=1
dengan batasan
∑𝐴𝑖𝑗𝑥𝑗 ≤ 𝐵𝑖
𝑛
𝑗=1
𝑥𝑗 ≥ 0
𝑖 = 1, 2, 3, … ,𝑚
𝑗 = 1, 2, 3, … , 𝑛
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dimana xj adalah variabel ke-j, cj adalah koefisien-koefisien fungsi objektif, Aij
adalah koefisien-koefisien kendala, dan Bij adalah koefisien nilai ruas kanan.
Masalah program linear fuzzy dapat diubah menjadi masalah program linear tegas
yang ekuivalen dengan masalah semula. Hasil akhir dari masalah program linear
fuzzy adalah suatu nilai optimum (maksimum atau minimum) bernilai real yang
menggambarkan hasil optimum dan toleransi dari berbagai kendala atau batasan
yang ada.
2.6 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK)
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) atau Decision Support
System (DSS), menurut Alter (2002), berupa sebuah sistem informasi interaktif
yang menyediakan informasi pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem tersebut
digunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam situasi yang semi-
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur. SPPK biasanya dibangun untuk
mendukung solusi atas suatu masalah atau mengevaluasi suatu peluang. Sistem ini
tidak dapat mengotomatisasikan pengambilan keputusan melainkan memberikan
kemungkinan-kemungkinan kepada sang pengambil keputusan untuk melakukan
berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia. Persoalan
pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dipilih melalui mekanisme tertentu dengan
harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik.
Pada umumnya, dalam membuat sebuah keputusan, terdapat langkah-
langkah, yakni (1) identifikasi masalah, (2) pemilihan metode pemecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
masalah, (3) pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model
keputusan tersebut, (4) mengimplementasikan model tersebut, (5) mengevaluasi
sisi positif dari setiap alternatif yang ada, dan (6) melaksanakan solusi terpilih.
Ada banyak metode pengambilan keputusan, salah satunya yakni seperti yang
penulis gunakan dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode Linear
Programming khususnya Fuzzy Linear Programming.
2.7 Evaluasi Kinerja pada Lingkungan Fuzzy
Penilaian kinerja karyawan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal
yang harus dilakukan secara berkala. Penilaian ini dilakukan untuk bermacam-
macam hal, di antaranya untuk mendorong peningkatan kinerja karyawan,
pemilihan karyawan dalam berbagai hal menjadi lebih selektif, dan untuk
pembuatan keputusan administratif yang berkaitan dengan promosi,
pemberhentian, pemutusan hubungan kerja, dan peningkatan upah karyawan.
Model evaluasi yang masih banyak digunakan sampai saat ini adalah
evaluasi terhadap faktor-faktor yang bersifat tegas saja, seperti masa kerja,
golongan, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan faktor-faktor yang
bersifat fuzzy terkadang dipaksakan untuk menjadi tegas atau justru diabaikan.
Selain faktor-faktor yang bersifat tegas, faktor-faktor fuzzy ini juga mempengaruhi
berat ringannya pekerjaan atau tanggung jawab yang harus dipikul oleh seorang
karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
Pada tulisan ini, evaluasi terhadap kinerja karyawan dilakukan terhadap
berbagai faktor yang bersifat tegas maupun fuzzy. Sebelum melakukan evaluasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perusahaan harus memenuhi persyaratan berikut untuk mendapatkan ukuran atau
kriteria penilaian suatu pekerjaan (Kusumadewi dan Purnomo, 2004).
1) Memiliki kumpulan daftar pekerjaan yang akan digunakan sebagai basis
untuk mengevaluasi suatu pekerjaan. Kumpulan pekerjaan yang telah
diseleksi tersebut dikenal dengan nama benchmark.
2) Menetapkan faktor-faktor kompensasi yang akan menentukan harga relatif
dari suatu pekerjaan. Faktor kompensasi ini hendaknya bervariasi antara
satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya.
3) Menetapkan level untuk tiap-tiap faktor dalam tiap-tiap pekerjaan. Nilai
level dalam suatu faktor hendaknya juga berbeda.
4) Menetapkan batas bawah (level terendah) dan batas atas (level tertinggi).
5) Menetapkan batas bawah selisih antar level dalam setiap faktor.
Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa terdapat m faktor yang berpengaruh
dengan tiap-tiap faktornya terdiri dari n level. Sehingga faktor ke-i dan level ke-j
dapat ditulis sebagai xij. Diasumsikan juga bahwa level yang lebih tinggi pada
suatu faktor (nilai j naik) menunjukkan bahwa kompleksitas pekerjaannya lebih
tinggi. Benchmark atau tetapan (standar) kinerja dengan pengupahannya adalah
Z(X). Jumlah skor pada level terendah harus ditetapkan lebih dari atau sama
dengan suatu nilai tertentu (ci), sedangkan jumlah skor pada level tertinggi juga
harus ditetapkan kurang dari atau sama dengan suatu nilai tertentu (wi).
∑𝒙𝒊𝟏 ≥ 𝒄𝒊 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (𝟓)
∑𝒙𝒊𝒏 ≤ 𝒘𝒊 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (𝟔)
dengan i = 1, 2, ... m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu faktor harga suatu level harus lebih tinggi
dibanding dengan level sebelumnya. Selisih yang diperbolehkan untuk kedua
level dalam faktor ke-i tersebut minimal harus sama dengan ei.
𝑥𝑖𝑗 − 𝑥𝑖𝑗−1 ≥ 𝑒𝑖
dengan i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (7)
Dari beberapa model di atas (Persamaan 5, 6 dan 7), dapat disusun suatu model:
Tentukan: 𝑋 = 𝑥𝑖𝑗
dengan batasan:
𝑍𝑟(𝑋) ≈ 𝑑𝑟
∑𝑥𝑖1 ≥ 𝑐𝑖
∑𝑥𝑖𝑛 ≤ 𝑤𝑖
𝑥𝑖𝑗 − 𝑥𝑖𝑗−1 ≥ 𝑒𝑖
𝑥𝑖𝑗 ≥ 0; . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (8)
(i = 1, 2, ..., m; dan j = 1, 2, ..., n)
Kesamaan fuzzy tersebut dapat direpresentasikan sebagai kombinasi antara dua
ketidaksamaan fuzzy berikut.
𝑍𝑟(𝑋) ≤̃ 𝑑𝑟 dan 𝑍𝑟(𝑋) ≥̃ 𝑑𝑟 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (9)
Misalkan Zmin dan Zmax masing-masing adalah nilai benchmark minimum dan
nilai benchmark maksimum, maka fungsi keanggotaan untuk kesamaan fuzzy
dapat didefinisikan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1) Fungsi keanggotaan µr(Zr) adalah fungsi yang tidak pernah turun. Jika
diasumsikan bahwa nilai 0 akan terjadi pada daerah Zr ≤ Zmin, dan fungsi
akan naik secara monoton pada Zmin < Zr ≤ dr, maka dapat ditulis:
𝜇𝑟[𝑍𝑟] =
{
0; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑍𝑟 ≤ 𝑍𝑚𝑖𝑛
𝑍𝑟 − 𝑍𝑚𝑖𝑛𝑑𝑟 − 𝑍𝑚𝑖𝑛
; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑍𝑚𝑖𝑛 < 𝑍𝑟 ≤ 𝑑𝑟
1; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑍𝑟 > 𝑑𝑟
. . . . . . . . (10)
2) Fungsi keanggotaan µr(Zr) adalah fungsi yang tidak pernah naik. Jika
diasumsikan bahwa nilai 0 akan terjadi pada daerah Zr ≥ Zmax, dan fungsi
akan turun secara monoton pada dr < Zr ≤ Zmax, maka dapat ditulis:
𝜇𝑟[𝑍𝑟] =
{
1; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑍𝑟 ≤ 𝑑𝑟
𝑍𝑚𝑎𝑥 − 𝑍𝑟𝑍𝑚𝑎𝑥 − 𝑑𝑟
; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑟 < 𝑍𝑟 ≤ 𝑍𝑚𝑎𝑥
0; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑍𝑟 > 𝑍𝑚𝑎𝑥
. . . . . . . . . . (11)
1
0
µr[Zr]
Zmin dr + pi dr
Zr
1
0
µr[Zr]
dr + pi dr
Zr
Zmax
Gambar 2.5 - Fungsi keanggotaan µr(Zr); fungsi yang tidak pernah turun
Gambar 2.6 - Fungsi keanggotaan µr(Zr); fungsi yang tidak pernah naik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dari kedua persamaan tersebut, dengan operator min(λ), maka diperoleh:
𝑍𝑟 ≥ (𝑑𝑟 − 𝑍𝑚𝑖𝑛)𝜆 + 𝑍𝑚𝑖𝑛
𝑍𝑟 ≤ −(𝑍𝑚𝑎𝑥 − 𝑑𝑟)𝜆 + 𝑍𝑚𝑎𝑥
Dengan demikian, model persamaan fuzzy sebelumnya dapat diturunkan menjadi
bentuk linear programming yang lebih sederhana, yakni sebagai berikut.
Max λ dengan batasan
𝑍𝑟 − (𝑑𝑟 − 𝑍𝑚𝑖𝑛)𝜆 ≥ 𝑍𝑚𝑖𝑛
𝑍𝑟 + (𝑍𝑚𝑎𝑥 − 𝑑𝑟)𝜆 ≤ 𝑍𝑚𝑎𝑥
∑𝑥𝑖1 ≥ 𝑐𝑖
∑𝑥𝑖𝑛 ≤ 𝑤𝑖
𝑥𝑖𝑗 − 𝑥𝑖𝑗−1 ≥ 𝑒𝑖
𝑥𝑖𝑗 ≥ 0; ... (Persamaan 12)
(i = 1, 2, ..., m; j = 1, 2, ..., n; wi > ci)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Pemodelan Masalah Evaluasi Kinerja Ke Dalam FLP
3.1.1 Pengumpulan Data, Kriteria Penilaian, dan Benchmark
Dalam proses evaluasi terhadap suatu pekerjaan dibutuhkan adanya
indikator kinerja yang sesuai. Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan
kriteria standar tertentu. Indikator-indikator kinerja yang dimaksud adalah faktor-
faktor seorang karyawan yang akan dinilai dan dibandingkan dengan standar
kinerja yang ada. Pada suatu perusahaan, indikator-indikator yang digunakan
misalnya tentang, (1) kuantitatif, seberapa banyak produksi yang dihasilkan, (2)
kualitatif, seberapa baik hasil produksinya, (3) waktu penyelesaian produksi, (4)
efektivitas penggunaan sumber daya, (5) cara melakukan pekerjaan, dan
sebagainya. Dalam sistem ini, penulis hanya menerapkan tiga faktor, yakni
kuantitas, kualitas, dan kecepatan waktu produksi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data hasil penilaian kinerja
karyawan dari perusahaan Jogja Konveksi yang berlokasi di Jl. Godean KM 6,5
Gg. Merpati 32, RT 01, RW 10, Nglarang Lor, Sidoarum, Godean, Sleman
Yogyakarta. Perusahaan ini bergerak dalam bidang konveksi berbagai jenis
pakaian. Jogja Konveksi sudah memiliki nama yang cukup dikenal baik secara
lokal (kawasan Yogyakarta) maupun luar daerah. Perusahaan ini memiliki 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
orang karyawan yang dibagi ke beberapa divisi, yakni Divisi Penjahit, Divisi
Sablon, Divisi Tukang Potong dan Pola, serta Divisi Finishing dan Packing.
Beban tugas yang sama membuat tingkat gaji yang diberikan pun sama. Tingkatan
gaji ini dalam sistem ini disebut dengan benchmark.
Dalam perusahaan ini, telah dilakukan suatu penilaian kinerja terhadap
beberapa macam faktor (Lembar Penilaian Terlampir). Namun sesuai dengan
batasan masalah yang telah penulis uraikan pada BAB I, sistem ini hanya akan
melakukan penilaian terhadap tiga faktor utama penilaian, dimana sudah ada
persetujuan antara penulis dengan pemilik Jogja Konveksi. Ketiga faktor yang
dipilih, yakni sebagai berikut.
Faktor-1 : Kuantitatif (seberapa banyak). Ukuran kuantitatif mudah untuk
disusun dan diukurnya, yaitu hanya dengan menghitung unit keluaran
kinerja harus dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Faktor-2 : Kualitatif (seberapa baik). Melukiskan seberapa baik atau seberapa
lengkap hasil harus dicapai. Kriteria ini antara lain mengemukakan
akurasi, presisi, penampilan (kecantikan dan ketampanan),
kemanfaatan atau efektivitas. Standar kualitas dapat diekspresikan
sebagai tingkat kesalahan seperti jumlah atau persentase kesalahan
yang diperbolehkan per unit hasil kerja.
Faktor-3 : Ketepatan waktu. Kriteria yang menentukan keterbatasan waktu
untuk memproduksi suatu produk, membuat sesuatu atau melayani
sesuatu. Kriteria menjawab pertanyaan, seperti kapan, berapa cepat,
atau dalam periode apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Manajer perusahaan Jogja Konveksi secara rutin melakukan evaluasi kinerja
untuk karyawan-karyawannya. Penilaiannya dibuat dalam format penilaian
sebagai berikut.
Misalkan, dalam proses evaluasi kinerja, manajer Jogja Konveksi menetapkan
suatu standar kinerja bahwa untuk semua faktor penilaian, setiap karyawannya
harus mampu mencapai level penilaian tertinggi (baik). Karyawan yang berhasil
mencapai tetapan standar kinerja (benchmark) ini diberi nilai berkisar 90.
Diberikan toleransi nilai untuk benchmark ini yakni 10 poin ke bawah (90 – 10 =
80) dan 5 poin ke atas (90 + 5 = 95). Selain itu juga ditetapkan nilai minimal 60
dan nilai maksimal 100. Tetapan benchmark ini dapat dilihat pada diagram
berikut.
Karyawan yang mampu mencapai standar kinerja (benchmark) ini akan
memperoleh standar gaji yang ditetapkan oleh manajer perusahaan. Karyawan
JOGJA KONVEKSI Nama :
Posisi :
Faktor Penilaian Kurang Cukup Baik
Kuantitatif (seberapa banyak produk yang dihasilkan) Kualitatif (seberapa baik produk yang dihasilkan)
Ketepatan waktu pelaksanaan tugas atau penyelesaian produk NB: Beri tanda centang pada penilaian yang sesuai
1=λ
0 80 60 90 95 100
Z
Gambar 3.1 – Contoh Model Diagram Benchmark
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang memperoleh nilai kinerja di bawah nilai standar kinerja, 90, akan
memperoleh gaji yang lebih rendah daripada standar gajinya.
Untuk tetapan benchmark ini, standar gaji yang diberikan adalah senilai
Rp1.750.000,00. Setiap faktor evaluasi terdiri atas tiga level (tingkatan) penilaian.
Tiap-tiap faktor tersebut terbagi menjadi tiga level dalam tabel berikut.
Tabel 3.1 – Level-level dalam tiap faktor
Faktor Level Variabel Keterangan Penjelasan
Faktor-1: Kuantitatif
1 1 x11 Sedikit Produk yang dihasilkan tidak banyak
1 2 x12 Sedang Karyawan menghasilkan cukup produk
1 3 x13 Banyak Karyawan mampu menghasilkan banyak produk
Faktor-2: Kualitatif
2 1 x21 Buruk Produk yang dihasilkan tidak baik
2 2 x22 Sedang Produk yang dihasilkan lumayan baik
2 3 x23 Baik Produk yang dihasilkan berkualitas baik
Faktor-3: Ketepatan Waktu
3 1 x31 Lama Penyelesaian produksi lebih lama dari deadline
3 2 x32 Sedang Penyelesaian produksi sesuai deadline
3 3 x33 Cepat Penyelesaian produksi lebih cepat dari deadline
Besarnya gaji yang diterima oleh karyawan ditetapkan sesuai persyaratan.
Persyaratan tersebut ditetapkan oleh Manajer yang merupakan pengguna dari
aplikasi ini. Penyesuaian besaran gaji tersebut dimasukkan ke dalam benchmark
seperti yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni karyawan yang tingkat
kuantitas produknya ‘Banyak’, dengan kualitas yang ‘Baik’, dan
diselesaikan dengan tingkat waktu ‘Cepat’. Karyawan yang memenuhi kriteria
ini mendapatkan nilai 90. Tetapan benchmark ini ditetapkan dalam fungsi berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
𝑍(𝑥) = 𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 = 90 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (13)
Toleransi yang ditetapkan untuk benchmark tersebut yakni sebagai berikut.
Tabel 3.2 – Contoh Tetapan Tabel Benchmark
Benchmark Nilai Tegas Toleransi Batas
atas bawah atas Bawah
1 90 5 10 95 80
Toleransi atas = Zmax – nilai tegas dari benchmark
Toleransi bawah = nilai tegas dari benchmark - Zmin
Batas atas = Zmax
Batas bawah = Zmin
Nilai Tegas = dr
Adapun level terendah dan tertinggi ditetapkan memiliki batasan sebagai berikut.
∑𝑥𝑖1 ≥ 60; ∑ 𝑥𝑖3 ≤ 100; ... dengan i=1,2,3
Antara satu level dengan level sebelumnya dalam setiap faktor memiliki selisih
nilai minimum 5. Syarat ini dimodelkan sebagai berikut.
xij – xij-1 ≥ 5 ... dengan i=1,2,3 dan j=1,2,3
3.1.2 Pemodelan Batasan Fuzzy Linear Programming
Berdasarkan uraian mengenai kriteria penilaian di atas, berdasarkan pada
Persamaan 12, permasalahan linear ini dapat dirangkum dalam suatu pemodelan
Fuzzy Linear Programming, yakni sebagai berikut.
Fungsi tujuan: Maksimumkan λ, dimana semakin tinggi nilai λ (mendekati
atau sama dengan 1), semakin baik hasil yang diperoleh.
Pada kasus ini, seperti telah dijelaskan pada subbab sebelumnya, level yang
ditetapkan untuk benchmark adalah x1 = 3, x2 = 3, dan x3 = 3, dengan nilai
90 pada rentang 80 sampai 95, atau dapat ditulis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
𝑍𝑟(𝑥) = 𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 = 90 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (14)
Pembentukan fungsi batasan untuk tetapan benchmark (Zr)
𝑍𝑟 + (𝑍𝑚𝑎𝑥 − 𝑑𝑟)𝜆 ≤ 𝑍𝑚𝑎𝑥
menjadi
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 + (95 − 90)λ ≤ 95
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 + 5λ ≤ 95 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (15)
𝑍𝑟 − (𝑑𝑟 − 𝑍𝑚𝑖𝑛)𝜆 ≥ 𝑍𝑚𝑖𝑛
menjadi
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 − (90 − 80)λ ≥ 80
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 − 10λ ≥ 80 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (16)
Pembentukan fungsi batasan untuk nilai maksimum dan minimum
∑𝑥𝑖1 ≥ 𝑐𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖 = 1, 2, 3
i = faktor penilaian; 1 = level terendah
menjadi
𝑥11 + 𝑥21 + 𝑥31 ≥ 60 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (17)
∑𝑥𝑖𝑛 ≤ 𝑤𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖 = 1, 2, 3 𝑑𝑎𝑛 𝑛 = 3
i = faktor penilaian; n = level tertinggi
menjadi
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 ≤ 100 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (18)
Pembentukan fungsi batasan untuk jarak antar level
𝑥𝑖𝑗 − 𝑥𝑖𝑗−1 ≥ 𝑒𝑖
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 1, 2, 3 𝑑𝑎𝑛 𝑗 = 1, 2, 3
menjadi
𝑥12 − 𝑥11 ≥ 5
𝑥13 − 𝑥12 ≥ 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
𝑥22 − 𝑥21 ≥ 5
23 − 𝑥22 ≥ 5
𝑥32 − 𝑥31 ≥ 5
𝑥33 − 𝑥32 ≥ 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (19)
Pembentukan persyaratan bahwa semua variabel keputusan xij harus bernilai
0 atau positif (tidak boleh negatif).
𝑥𝑖𝑗 ≥ 0 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 1, 2, 3 𝑑𝑎𝑛 𝑗 = 1, 2, 3 . . . . . . . . . . . . . . . (20)
Dari beberapa contoh di atas, maka pembentukan model Fuzzy Linear
Programming di atas dapat ditulis sebagai Rumusan Program Linear berikut.
Maksimumkan λ dengan batasan:
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 + 5λ ≤ 95
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 − 10λ ≥ 80
𝑥11 + 𝑥21 + 𝑥31 ≥ 60
𝑥13 + 𝑥23 + 𝑥33 ≤ 100
𝑥12 − 𝑥11 ≥ 5
𝑥13 − 𝑥12 ≥ 5
𝑥22 − 𝑥21 ≥ 5
𝑥23 − 𝑥22 ≥ 5
𝑥32 − 𝑥31 ≥ 5
𝑥33 − 𝑥32 ≥ 5
𝑥𝑖𝑗 ≥ 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (21)
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 1, 2, 3 𝑑𝑎𝑛 𝑗 = 1, 2, 3
3.2 Penyelesaian FLP Menggunakan Metode Simpleks
Perusahaan sasaran : Jogja Konveksi
Posisi yang dinilai : Semua posisi
Faktor-faktor penilaian : x1 – Kuantitatif,
x2 – Kualitatif,
x3 – Ketepatan Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Level penilaian : 1 – Kurang,
2 – Cukup,
3 – Baik
Standar / Benchmark : x1 = Baik, x2 = Baik, x3 = Baik
Nilai Benchmark : 90 (pada rentang 80 sampai 95)
Level Max-Min : 60 ≤ x ≤ 100
Selisih antar level : xij – xij-1 ≥ 5
Pemodelan linear :
Maksimumkan L
x13 + x23 + x33 + 5L + s1 <= 95; s1 = slack
x13 + x23 + x33 - 10L – s2 + a2 >= 80; s2 = surplus, a2 = artificial
x13 + x23 + x33 + s3 <= 100; s3 = slack
x11 + x21 + x31 – s4 + a4 >= 60; s4 = surplus, a4 = artificial
x12 - x11 – s5 + a5 >= 5; s5 = surplus, a5 = artificial
x13 - x12 – s6 + a6 >= 5; s6 = surplus, a6 = artificial
x22 - x21 – s7 + a7 >= 5; s7 = surplus, a7 = artificial
x23 - x22 – s8 + a8 >= 5; s8 = surplus, a8 = artificial
x32 - x31 – s9 + a9 >= 5; s9 = surplus, a9 = artificial
x33 - x32 – s10 + a10 >= 5; s10 = surplus, a10 = artificial
xij >= 0
Catatan Penting dalam Penyelesaian Simplex
Untuk kasus maksimasi dan minimasi, jika batasan (constraint) menggunakan
tanda “≤”, maka digunakan slack (+s). Sebaliknya, jika digunakan tanda “≥”,
maka digunakan surplus (-s). Jika dalam batasan-batasan kedua tanda digunakan
bersamaan, maka diperlukan artificial (+a) untuk ditambahkan pada surplus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pembentukan tabel Model Fuzzy Linear Programming
Tabel simplex di atas adalah tabel model dari model permasalahan program linear yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tabel ini
memiliki 10 batasan (benchmark, maksimum-minimum, dan jarak antar level) pada tiap barisnya dan 10 variabel (x11, x12, x13, x21,
x22, x23, x31, x32, x33, dan λ yang disimbolkan dengan huruf ‘L’) pada tiap kolomnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pembentukan tabel iterasi pertama perhitungan simplex
Tabel iterasi pertama ini adalah tabel yang paling penting dalam proses perhitungan dengan simplex. Pada tabel ini semua variabel
slack, surplus, dan artificial yang dibutuhkan sudah mulai digunakan dan ditulis pada kolom-kolom baru.
Setelah semua nilai ditetapkan dan ditempatkan pada kolomnya masing-masing, proses perhitungan dimulai dengan menghitung
nilai Zj. Nilai Zj untuk suatu kolom diperoleh dengan menjumlahkan semua hasil perkalian nilai pada kolom tersebut dengan semua
nilai pada kolom nilai tujuan. Pada contoh di atas, misalnya, perhitungan nilai Zj pada beberapa kolom adalah:
Zj pada kolom q = (0 x 95) + (-1 x 80) + (0 x 100) + ... + (-1 x 5) = -170
Zj pada kolom x11 = (0 x 0) + (-1 x 0) + (0 x 0) + ... + (-1 x 0) = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
...
Zj pada kolom a10 = (0 x 0) + (-1 x 0) + (0 x 0) + ... + (-1 x 1) = -1
Setelah diperoleh nilai Zj, cari nilai cj-Zj dengan melakukan pengurangan pada cj terhadap Zj. Pilih kolom dengan nilai cj-Zj yang
paling positif. Pada tabel di atas, terdapat beberapa kolom yang nilai cj-Zj-nya paling positif, yakni kolom x13, x23, dan x33 dengan
nilai cj-Zj = 2; maka pilih salah satu nilai (dalam contoh ini dipilih kolom x13). Kolom terpilih ini kemudian disebut dengan kolom
kunci.
Setelah memperoleh kolom kunci, cari nilai rasio. Nilai Rasio diperolah dengan melakukan pembagian pada kolom q (nilai batasan)
terhadap kolom kunci (x13). Pada contoh di atas, misalnya, perhitungan nilai rasio pada beberapa baris adalah:
95 / 1 = 95
80 / 1 = 80
...
5 / 0 = nilai kosong (pembagian dengan 0)
Kemudian, dari nilai-nilai rasio yang sudah diperoleh, pilihlah baris yang rasionya positif terkecil (di atas 0 yang terkecil). Dari tabel
tersebut terlihat bahwa nilai positif terkecilnya adalah 5 pada baris a6. Baris inilah yang kemudian disebut dengan baris kunci. Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang terletak pada perpotongan kolom kunci dengan baris kunci kemudian disebut dengan angka kunci. Pada contoh di atas, misalnya,
angka kunci terletak pada perpotongan kolom kunci x13 dan baris kunci a6, dengan nilai 1.
Pada akhir proses di iterasi pertama ini, variabel dasar a6 pada baris kunci keluar, kemudian digantikan oleh variabel kolom kunci
yakni x13. Dengan pergantian ini, maka nilai variabel dasar pada baris tersebut adalah x13.
Pembentukan tabel iterasi kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada awal proses pembentukan tabel iterasi kedua, kosongkan semua nilai untuk kemudian diisi dengan nilai baru. Pastikan bahwa
variabel dasar a6 pada iterasi pertama tadi telah diganti dengan masuknya variabel x13 dari kolom kunci iterasi 1. Kemudian, lakukan
penetapan nilai pada setiap kolom yang telah dikosongkan tadi dengan nilai baru. Berikut ini adalah penetapan nilai barunya.
baris kunci baru = baris kunci lama / angka kunci
‘Baris kunci baru’ yang dimaksud adalah baris pada iterasi kedua yang terletak pada baris yang disebut baris kunci pada iterasi sebelumnya,
yakni pada baris yang variabel dasarnya telah berubah menjadi x13. Nilai pada baris ini adalah hasil pembagian nilai pada baris kunci dengan
angka kunci iterasi sebelumnya.
baris baru selain baris kunci = baris lama – (rasio kunci x baris kunci lama)
rasio kunci = unsur kolom kunci / angka kunci
‘Baris baru yang lain’ nilainnya adalah nilai pada baris lama dikurangi hasil perkalian rasio kunci dengan baris kunci iterasi sebelumnya. Dimana
rasio kunci tersebut bernilai unsur kolom kunci dibagi angka kunci.
Catatan Penting:
Proses pembentukkan tabel iterasi kedua ini diulangi untuk iterasi berikutnya sampai nilai cj-Zj tidak ada yang bernilai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pembentukkan tabel iterasi ketiga
Dari iterasi ketiga ini, diperoleh nilai cj-Zj yang paling positif adalah 2, dan kolom kunci yang dipilih adalah kolom x11. Dari kolom
kunci ini, dapat dihitung nilai rasionya. Nilai rasio yang positif terkecil adalah 60, yang terletak pada baris s4. Dengan demikian, angka
kunci yang diperoleh adalah 1, yakni perpotongan antara kolom x11 dengan baris s4. Kemudian, variabel s4 tersebut keluar untuk
digantikan dengan variabel x11. Dilihat dari nilai cj-Zj yang muncul, masih terdapat nilai yang positif. Maka, masih diperlukan
penambahan iterasi keempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pembentukkan tabel iterasi keempat
Dari iterasi keempat ini, diperoleh nilai cj-Zj yang paling positif adalah 2, dan kolom kunci yang dipilih adalah kolom x23. Dari kolom
kunci ini, dapat dihitung nilai rasionya. Nilai rasio yang positif terkecil adalah 5, yang terletak pada baris s8. Dengan demikian, angka
kunci yang diperoleh adalah 1, yakni perpotongan antara kolom x23 dengan baris s8. Kemudian, variabel s8 tersebut keluar untuk
digantikan dengan variabel x23. Dilihat dari nilai cj-Zj yang muncul, masih terdapat nilai yang positif. Maka, masih diperlukan
penambahan iterasi kelima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pembentukkan tabel iterasi kelima
Dari iterasi kelima ini, diperoleh nilai cj-Zj yang paling positif adalah 2, dan kolom kunci yang dipilih adalah kolom x22. Dari kolom
kunci ini, dapat dihitung nilai rasionya. Nilai rasio yang positif terkecil adalah 5, yang terletak pada baris s7. Dengan demikian, angka
kunci yang diperoleh adalah 1, yakni perpotongan antara kolom x22 dengan baris s7. Kemudian, variabel s7 tersebut keluar untuk
digantikan dengan variabel x22. Dilihat dari nilai cj-Zj yang muncul, masih terdapat nilai yang positif. Maka, masih diperlukan
penambahan iterasi keenam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pembentukkan tabel iterasi keenam
Dari iterasi keenam ini, diperoleh nilai cj-Zj yang paling positif adalah 2, dan kolom kunci yang dipilih adalah kolom x33. Dari kolom
kunci ini, dapat dihitung nilai rasionya. Nilai rasio yang positif terkecil adalah 0, yang terletak pada baris s2. Dengan demikian, angka
kunci yang diperoleh adalah 1, yakni perpotongan antara kolom x33 dengan baris s2. Kemudian, variabel s2 tersebut keluar untuk
digantikan dengan variabel x33. Dilihat dari nilai cj-Zj yang muncul, masih terdapat nilai yang positif. Maka, masih diperlukan
penambahan iterasi ketujuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pembentukkan tabel iterasi ketujuh
Dari iterasi ketujuh ini, diperoleh nilai cj-Zj yang paling positif adalah 10, dan kolom kunci yang dipilih adalah kolom L. Dari kolom
kunci ini, dapat dihitung nilai rasionya. Nilai rasio yang positif terkecil adalah 0,5, yang terletak pada baris s10. Dengan demikian,
angka kunci yang diperoleh adalah 10, yakni perpotongan antara kolom L dengan baris s10. Kemudian, variabel s10 tersebut keluar
untuk digantikan dengan variabel L. Dilihat dari nilai cj-Zj yang muncul, masih terdapat nilai yang positif. Maka, masih diperlukan
penambahan iterasi kedelapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pembentukkan tabel iterasi kedelapan
Dari iterasi kedelapan ini, diperoleh nilai cj-Zj yang paling positif adalah 1, dan kolom kunci yang dipilih adalah kolom x32. Dari
kolom kunci ini, dapat dihitung nilai rasionya. Nilai rasio yang positif terkecil adalah 5, yang terletak pada baris s9. Dengan demikian,
angka kunci yang diperoleh adalah 1, yakni perpotongan antara kolom x32 dengan baris s9. Kemudian, variabel s9 tersebut keluar
untuk digantikan dengan variabel x32. Dilihat dari nilai cj-Zj yang muncul, masih terdapat nilai yang positif. Maka, masih diperlukan
penambahan iterasi kesembilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pembentukkan tabel iterasi kesembilan
Pada iterasi kesembilan ini sudah tidak ditemukan cj-Zj yang bernilai positif. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa tabel ini
sudah optimal. Setelah sudah optimal, maka proses berikutnya adalah melakukan proses perhitungan untuk masuk Phase II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pembentukan iterasi pertama (Fase-2)
Pada iterasi pertama (Fase-2) ini tidak digunakan variabel artificial yang membuat jumlah kolomnya berkurang. Nilai-nilai pada tabel
ini mengacu pada nilai-nilai pada tabel iterasi kesembilan pada fase-1. Proses yang dilakukan sama, yakni menghitung nilai Zj,
kemudian mencari kolom dengan nilai cj-Zj paling positif, dan menghitung nilai rasionya. Setelah dilakukan perhitungan, ditemukan
angka kunci, yakni 1,5, yang merupakan hasil perpotongan kolom kunci s4 dengan baris kunci s1. Kemudian, variabel s1 keluar dan
digantikan dengan variabel s4. Dilihat dari nilai cj-Zj yang muncul, masih terdapat nilai yang positif, sehingga perlu dilakukan
perhitungan untuk pembentukan tabel iterasi kedua (Fase-2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pembentukan iterasi kedua (Fase-2)
Setelah tabel iterasi kedua terbentuk, ternyata dapat dilihat bahwa tidak ada lagi nilai cj-Zj yang bernilai positif. Kondisi ini dianggap
sudah optimal. Dengan demikian, hasil akhir perhitungan simplex yang diperoleh adalah s4=0, x33=10, s3=10, x11=60, x12=65,
x13=70, x22=5, x23=10, x32=5, dan L=1. Dilihat dari hasil tersebut, tidak terdapat variabel x21 dan x31, sehingga kedua variabel ini
dapat secara langsung diberikan nilai 0. Selain itu, hasil yang diperolah, nilai λ atau L = 1. Nilai ini menunjukkan bahwa keputusan
yang diambil untuk menggunakan benchmark ini 100% baik atau dapat dinyatakan bahwa hasil yang diperoleh adalah hasil yang
paling optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil perhitungan dengan metode simpleks tersebut kemudian dibentuk menjadi
tabel nilai dengan model berikut.
Tabel 3.3 – Model tabel nilai yang terbentuk dari perhitungan
Faktor Level
1 2 3
1 Kuantitas x11 x12 x13
2 Kualitas x21 x22 x23
3 Ketepatan waktu x31 x32 x33
Berdasarkan model tersebut, dari hasil perhitungan Fuzzy Linear Programming
dengan metode simpleks dual fase di atas, telah diperoleh hasil-hasil untuk tiap
variabelnya yang dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3.4 – Nilai level untuk setiap faktor
Faktor Level
1 2 3
1 Kuantitas 60 65 70
2 Kualitas 0 5 10
3 Ketepatan waktu 0 5 10
Dari hasil skor yang diperoleh untuk setiap level pada setiap faktor ini, dapat
ditentukan nilai untuk setiap faktor berdasarkan benchmark yang telah ditentukan.
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, dari tetapan benchmark x13 + x23 + x33 =
90, diperoleh nilai untuk tiap variabel x13 = 70, x23 = 10, dan x33 = 10. Hasil
perhitungan tersebut yang akan digunakan untuk menghitung tetapan gaji seorang
karyawan yang memiliki suatu hasil evaluasi kinerja tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Untuk setiap faktor, nilai untuk setiap levelnya yang diperoleh dari hasil
perhitungan disajikan pada tabel-tabel berikut.
Faktor Sedikit Sedang Banyak
Kuantitas 60 65 70
Faktor Buruk Sedang Baik
Kualitas 0 5 10
Faktor Lama Sedang Cepat
Kecepatan 0 5 10
Misalnya, pada perusahaan Jogja Konveksi gaji untuk karyawan yang memenuhi
standar kinerja (benchmark) ditetapkan sebesar Rp1.350.000,00 per bulan.
Dengan perhitungan sebelumnya, maka, jika terdapat karyawan yang nilai
kuantitasnya banyak (x13), kualitasnya baik (x23), tapi kecepatan produksinya
sedang (x32), maka gajinya akan dihitung sebagai berikut.
Total skor: x13 + x23 + x32 = 70 + 10 + 5 = 85
Perhitungan gaji untuk karyawan tersebut dalam sebulan adalah:
85
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑅𝑝1.275.000,00
Oleh karena karyawan tersebut memiliki faktor tertentu yang kurang dari standar,
yakni dalam hal ketepatan waktunya, maka gajinya juga tidak dapat mencapai
standar, dimana ia hanya memperoleh gaji sebesar Rp1.275.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.3 Flow Chart
Aplikasi Penetapan Gaji Berdasarkan Evaluasi Kinerja dengan Fuzzy
Linear Programming, yang selanjutnya diberi nama (disebut dengan) Real Gaji,
berupa sebuah aplikasi sederhana berbasis desktop yang dibuat dengan bahasa C#.
Gambaran umum proses kerja sistem ini dapat dijelaskan melalui diagram alur
(flow chart) berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 3.2 – Flow Chart Aplikasi ‘Real Gaji’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
4.1 Desain Tampilan Sistem
Gambar 4.1 – Tampilan Sistem – Penetapan Aturan
Ketika ‘Real Gaji’ pertama dibuka, aplikasi ini akan menampilkan sebuah kotak
dialog. Pada awal tampilan ini, pengguna diminta untuk memasukkan tetapan nilai
benchmark. Tetapan yang dimaksud adalah nilai level yang dipilih sebagai standar
kinerja untuk faktor-faktor yang ada. Setelah itu, untuk standar tersebut, pengguna
diminta untuk menetapkan nilai tertentu sebagai nilai untuk standar tersebut. Nilai
yang diinputkan tersebut berupa nilai yang berada di antara suatu rentang nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tertentu yang harus diinputkan juga oleh penggunanya. Misalnya, untuk suatu
benchmark, diberikan nilai 90; nilai 90 ini adalah nilai yang berada pada rentang
80 sampai 95; dengan catatan bahwa untuk suatu nilai, makin mendekati 90 maka
bobotnya semakin besar; sebaliknnya jika makin menjauhi 90 dan masih berada
pada rentang yang ditetapkan, maka bobotnya semakin kecil; untuk nilai yang
berada di luar rentang tersebut, bobotnya bernilai 0. Setelah menetapkan nilai
benchmark, tetapkan juga nilai minimal dan maksimal serta jarak antar levelnya.
Tombol ‘Simpan Tetapan Benchmark’ berfungsi untuk menyimpan tetapan
benchmark dan secara otomatis membentuk model program linearnya. Pemodelan
program linear yang terbentuk akan ditampilkan pada kotak berwarna merah,
kuning, dan hijau, yang terletak di sebelah kanan kotak tetapan benchmark.
Setelah model sudah terbentuk, tombol ‘Lakukan Perhitungan’ akan menjadi aktif
dan dapat diklik. Setelah diklik, sistem akan melakukan perhitungan; pengguna
diharapkan menunggu sampai progress bar (akan muncul di tengah) penuh.
Setelah mencapai 100%, tombol ‘Kelola Hasil Perhitungan’ akan menjadi aktif
dan kotak di bagian terbawah akan menampilkan iterasi demi iterasi perhitungan.
Ketika tombol ‘Kelola Hasil Perhitungan’ diklik, sistem akan menampilkan kotak
dialog baru sebagai halaman kelola hasil perhitungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.2 – Tampilan Sistem – Kelola Hasil Perhitungan
Halaman ini akan muncul ketika tombol ‘Kelola Hasil Perhitungan’ diklik, yang
menyatakan bahwa telah dilakukan proses perhitungan terhadap model program
linear yang terbentuk. Pada halaman ini, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
menetapkan nilai tetapan gaji standar untuk karyawan, misalnya ditetapkan gaji
sebesar Rp1.350.000,00 untuk sebulan. Setelah tetapan gaji sudah ditetapkan,
pengguna dapat mulai menambah karyawan yang akan dihitung gajinya
berdasarkan hasil evaluasi kinerjanya. Karyawan yang telah ditambahkan akan
tampil pada kotak di sebelah kanan disertai dengan perhitungan pemerolehan
gajinya. Daftar karyawan beserta dengan gaji yang telah ditambahkan dapat
disimpan ke file PDF yang tersimpan di direktori aplikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4.2 Penjelasan Beberapa Source Code Utama Aplikasi
4.2.1 Class: EkstrakSimplex.cs
4.2.1.1 Deklarasi Variabel
/* Variabel integer untuk menyimpan nilai * jumlah faktor, level, jarak antar level, benchmark, * jumlah variabel yang akan terbentuk pada tabel iterasi, * jumlah iterasi yang akan dibuat, cj-Zj dan rasio yang terpilih, * panjang baris dan kolom tabel iterasi */ int jmlFaktor, jmlLevel, jarakLv, jmlBenchmark, utkBenchmark, utkMaxMin, utkJarakLevel, ssa, varkep, iterasi, jmlIterasi, baris, kolom, patokanSSA, ITR, cjminZ_TERPILIH, rasio_TERPILIH; /* array 3 dimensi untuk menyimpan tiap nilai pada tabel iterasi * dimana dimensi pertama sebagai index iterasi, * dimensi kedua sebagai index baris, * dimensi ketiga sebagai index kolom */ double[, ,] X; /* array 1 dimensi double untuk menyimpan nilai * cj, Z, cj-Zj, dan rasio pada tiap tabel iterasi */ double[] cj, Z, cjminZ, rasio; /* array 1 dimensi string untuk menyimpan nilai * variabel dasar (kiri) dan variabel atas */ string[] varAtas, varKiri; /* variabel bertipe double untuk menyimpan nilai angka kunci * untuk sekali iterasi */ double angkaKunci; /* array 1 dimensi integer untuk menyimpan * index dari cj-Zj dan rasio yang terpilih, * yang nantinya akan dipilih sebagai baris dan kolom kunci */ int[] indexRasioYangTerpilih, indexCjMinZjYangTerpilih; /* variabel bertipe boolean untuk mengaktifkan tombol di GUI */ bool bukaKunci = false; /* variabel bertipe static double untuk menyimpan nilai * hasil perhitungan untuk tiap variabel keputusan */ public static double x11 = 0, x12 = 0, x13 = 0, x21 = 0, x22 = 0, x23 = 0, x31 = 0, x32 = 0, x33 = 0; /* variabel bertipe static string dan double untuk menyimpan nilai * benchmark dan nilainya yang ditetapkan */ public static string bench1 = "", bench2 = "", bench3 = ""; public static double nBenc1 = 0, nBenc2 = 0, nBenc3 = 0;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4.2.1.2 Lakukan Perhitungan Simplex
Pada awal proses, setelah aplikasi dijalankan, pengguna diminta untuk
memasukkan / menginputkan beberapa nilai sebagai tetapan benchmark. Setelah
memastikan bahwa semua inputan telah terisi, pengguna melakukan klik pada
tombol ‘Simpan Tetapan Benchmark’. Ketika tombol tersebut diklik, maka
program akan menjalankan method btnSimpan_Click() yang akan menyimpan
semua inputan tadi berupa model pemrograman linear pada kotak berwarna
merah, kuning, dan hijau di samping kotak input tetapan batasan. Setelah model
terbentuk, maka tombol ‘Lakukan Perhitungan’ akan menjadi aktif. Pengguna
melakukan klik pada tombol tersebut dan program akan memanggil method
btnSimplex_Click(). Method inilah yang merupakan inti dari proses perhitungan
simplex.
/* method isiNilaiAwal() berfungsi untuk membentuk * tabel iterasi pertama sesuai dengan inputan dari pengguna * berupa array 3 dimensi besar yang ditetapkan per bagian */ isiNilaiAwal(); gbu.Text = gbu.Text + " F A S E 1 \n"; /* set iterasi pertama = 0 */ ITR = 0; /* ambil nilai-nilai variabel keputusan seperti * x11 sampai x33 dan L serta nilai tetapan max-min */ tangkapNilaiVarkep(); /* berdasar model program linear yang terbentuk * method cetakSSA() menghitung nilai variabel tambahan seperti * slack, surplus, dan artificial yang diperlukan * untuk setiap batasan benchmark, maxmin, dan jarak antar level */ cetakSSA(); /* method ini mencetak 'nilai' dari tiap batasan dan tujuan*/ cetakNilaiBatasan(); cetakNilaiTujuan(); /* mencetak satu tabel iterasi sesuai kondisi array 3 dimensi */ cetakMatrix();
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
/* menghitung setiap nilai cj, Zj, cj-Zj, dan rasio * kemudian menetapkan baris dan kolom kunci yang terpilih * dan menetapkan angka kunci untuk satu iterasi */ hitung_cjminZj_rasio(); /* lakukan perulangan iterasi selama masih ada * nilai cj-Zj yang bernilai positif (>0) */ while (cjminZ.Max() > 0) {
/* lakukan penambahan iterasi */ ITR++; /* proses pembentukan iterasi baru dengan perhitungan * berdasarkan baris, kolom, dan angka kunci */ buatIterasiBaru(); cetakMatrix(); /* sama seperti iterasi sebelumnya, tabel baru * akan menghitung nilai cj, Zj, cj-Zj, dan rasio * untuk kemudian diperiksa lagi sampai * cj-Zj tidak ada lagi yang bernilai positif */ hitung_cjminZj_rasio(); } gbu.Text = gbu.Text + " F A S E 2 \n"; for (int a = 0; a < varKiri.Length; a++) {
gbu.Text = gbu.Text + varKiri[a] + " - "; if (varKiri[a] == "0.9.10") { X[ITR, baris - 1, 0] = 1; } } //X[ITR, baris - 1, 0] = 1; cj[10] = 1; //ganti nilai L /* pembentukan iterasi baru untuk fase-2 * yakni dengan proses yang sama seperti iterasi sebelumnya */ cetakMatrix(); hitung_cjminZj_rasio(); ITR++; buatIterasiBaru(); cetakMatrix(); hitung_cjminZj_rasio();
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
/* sampai pada tahap ini telah diperoleh hasil akhir */ for (int a = 0; a < varKiri.Length; a++) {
if (varKiri[a] == "0.9.1") { x11 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.2") { x12 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.3") { x13 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.4") { x21 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.5") { x22 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.6") { x23 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.7") { x31 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.8") { x32 = X[ITR, a, kolom - 1]; } else if (varKiri[a] == "0.9.9") { x33 = X[ITR, a, kolom - 1]; } if (varKiri[a] == "0.9.10" && X[ITR, a, kolom - 1] <= 1) {
L = X[ITR, a, kolom - 1]; } } if (bench1 == "x11") { nBenc1 = x11; }
else if (bench1 == "x12") { nBenc1 = x12; } else if (bench1 == "x13") { nBenc1 = x13; }
if (bench2 == "x21") { nBenc2 = x21; } else if (bench2 == "x22") { nBenc2 = x22; } else if (bench2 == "x23") { nBenc2 = x23; }
if (bench3 == "x31") { nBenc3 = x31; } else if (bench3 == "x32") { nBenc3 = x32; } else if (bench3 == "x33") { nBenc3 = x33; }
MessageBox.Show("Lambda (L) = " + L);
4.2.2 Class: KelolaHasil.cs
4.2.2.1 Hitung Gaji Karyawan Berdasarkan Hasil Perhitungan FLP
Variabel-variabel keputusan yang telah dihitung pada kelas sebelumnya
akan digunakan pada kelas ini sebagai bahan perhitungan gaji. Pada waktu kotak
dialog ‘Kelola Hasil’ ini di-load, pengguna perlu menetapkan standar gaji terlebih
dahulu. Tetapan gaji ini adalah tetapan gaji untuk karyawan yang kinerjanya
sesuai dengan benchmark (standar) yang sudah ditetapkan. Setelah standar gaji
ditetapkan, pengguna dapat mulai menginputkan karyawan beserta dengan hasil
evaluasi kinerjanya. Karyawan yang ditambahkan akan langsung dihitung
pemerolehan gajinya dengan perhitungan terhadap nilai-nilai variabel keputusan
yang dipanggil dari form class sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
/* Tetapan nilai variabel faktor untuk inputan */ double nilaiKar = 0; /* Tangkap nilai tetapan benchmark */ double nBench = ekstrakSimplex.nBenc1 +
ekstrakSimplex.nBenc2 + ekstrakSimplex.nBenc3;
/* Siapkan file data karyawan untuk menyimpan hasil perhitungan gajinya */ if (File.Exists(f1)) {
/* untuk setiap data karyawan yang diinputkan * periksa nilai hasil evaluasi kinerjanya * kemudian ambil nilai dari kelas ekstrakSimplex * sebagai nilai pembaginya dengan nilai benchmark */ if (cbX1.SelectedItem.ToString() == "Sedikit")
{ cX1 = "Sedikit"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x11; } else if (cbX1.SelectedItem.ToString() == "Sedang")
{ cX1 = "Sedang"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x12; } else if (cbX1.SelectedItem.ToString() == "Banyak")
{ cX1 = "Banyak"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x13; } else { cX1 = " - "; nilaiKar += 0; } if (cbX2.SelectedItem.ToString() == "Buruk")
{ cX2 = "Buruk"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x21; } else if (cbX2.SelectedItem.ToString() == "Sedang")
{ cX2 = "Sedang"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x22; } else if (cbX2.SelectedItem.ToString() == "Baik")
{ cX2 = "Baik"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x23; } else { cX2 = " - "; nilaiKar += 0; } if (cbX3.SelectedItem.ToString() == "Lama")
{ cX3 = "Lama"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x31; } else if (cbX3.SelectedItem.ToString() == "Sedang")
{ cX3 = "Sedang"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x32; } else if (cbX3.SelectedItem.ToString() == "Cepat")
{ cX3 = "Cepat"; nilaiKar += ekstrakSimplex.x33; } else { cX3 = " - "; nilaiKar += 0; } using (StreamWriter wr = new StreamWriter(f1, true)) { /* terlebih dahulu baca nilai gaji standarnya */ StreamReader baca = new StreamReader(f2); string gajiStd = baca.ReadLine(); baca.Close(); /* kemudian hitung nilai gajinya dengan rumus * nilai kinerja karyawan dibagi nilai kinerja standar * dikalikan dengan gaji standar */ double saranGaji = (nilaiKar / nBench) * Double.Parse(gajiStd); string saranGaji2 = saranGaji + ""; wr.WriteLine(txNama.Text + "#" + cX1 + "#" + cX2 +
"#" + cX3 + "#" + saranGaji2);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
wr.Close(); baca.Close(); /* kosongkan datagridview; * tampilkan file data karyawan */ dgv.Rows.Clear(); refreshTampilan(); MessageBox.Show("Sukses!"); } }
4.2.2.2 Simpan Hasil Perhitungan Gaji ke File PDF
/* Untuk menyimpan hasil perhitungan gaji ke file PDF * digunakan library PdfPTable */ PdfPTable pdfTable = new PdfPTable(dgv.ColumnCount); pdfTable.DefaultCell.Padding = 3; pdfTable.WidthPercentage = 100; pdfTable.HorizontalAlignment = Element.ALIGN_LEFT; /* atur lebar kolom untuk PdfPTable yang dibuat */ float[] widths = new float[] { 20f, 50f, 50f, 50f, 50f, 50f }; pdfTable.SetWidths(widths); /* Menambahkan header kolom */ foreach (DataGridViewColumn column in dgv.Columns) {
PdfPCell cell = new PdfPCell(new Phrase(column.HeaderText)); cell.BackgroundColor = BaseColor.LIGHT_GRAY; cell.FixedHeight = 30f; pdfTable.AddCell(cell); } /* Menambahkan data-data nilai pada tabel * dari data grid view */ foreach (DataGridViewRow row in dgv.Rows) {
foreach (DataGridViewCell cell in row.Cells) { pdfTable.AddCell(cell.Value.ToString()); } }
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
/* Lakukan proses ekspor ke file PDF dan * simpan di path yang telah ditentukan */ string folderPath = "Hasil Perhitungan\\"; if (!Directory.Exists(folderPath)) {
Directory.CreateDirectory(folderPath); } using (FileStream stream = new FileStream(folderPath +
"Hasil Perhitungan.pdf", FileMode.Create)) {
Document pdfDoc = new Document(PageSize.A4, 10f, 10f, 10f, 0f); PdfWriter.GetInstance(pdfDoc, stream); pdfDoc.Open(); pdfDoc.Add(pdfTable); pdfDoc.Close(); stream.Close(); } MessageBox.Show("Hasil perhitungan gaji telah berhasil disimpan di direktori aplikasi ini");
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.3 Uji Coba Aplikasi Real Gaji
Untuk mengetahui berbagai keluaran yang dihasilkan dari aplikasi ini,
maka penulis membuat beberapa pengujian untuk melihat beberapa perubahan
yang dihasilkan sesuai dengan inputannya. Adapun percobaan-percobaan yang
akan dilakukan pada sub-bab ini antara lain sebagai berikut.
1) [Percobaan-1] Inputan Normal
2) [Percobaan-2] Input data kinerja karyawan Jogja Konveksi
3) [Percobaan-3] Input data kombinasi atau kemungkinan perolehan nilai
4) [Percobaan-4] Uji pelebaran rentang nilai; geser batas toleransi bawah (1)
5) [Percobaan-5] Uji pelebaran rentang nilai; geser batas toleransi bawah (2)
6) [Percobaan-6] Uji pelebaran rentang nilai; geser batas toleransi bawah (3)
7) [Percobaan-7] Uji pelebaran rentang nilai; geser batas toleransi bawah (4)
8) [Percobaan-8] Geser batas toleransi bawah dan minimal nilai (1)
9) [Percobaan-9] Geser batas toleransi bawah dan minimal nilai (2)
10) [Percobaan-10] Ganti tetapan benchmark
11) [Percobaan-11] Uji coba pengaruh tetapan benchmark terhadap λ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Daftar percobaan di atas akan dijelaskan sebagai berikut.
1) [Percobaan-1] Inputan Normal (sesuai dengan inputan pada proses
perhitungan manual di Bab III untuk menyesuaikan hasil akhir).
Input tetapan benchmark
Klik ‘Simpan Tetapan Benchmark’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Klik ‘Lakukan Perhitungan’
Hasil yang keluar adalah:
====================================================================================== F A S E 1 ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 95 -1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 -10 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 -1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 -1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 -1 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 5 Zj 8 0 0 -2 0 0 -2 0 0 -2 10 0 1 -1 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -170 cj - Zj 0 0 0 2 0 0 2 0 0 2 -10 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 0 Rasio 95 80 100 -1 -1 5 -1 -1 -1 -1 cjminZ terpilih = 2 (index ke-3) Rasio terpilih = 5 (index ke-5) Angka kunci = 1 (index 3, 5) ======================================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 90 -1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 -10 0 -1 1 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 75 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 95 -1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 -1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 5 Zj 7 0 -2 0 0 0 -2 0 0 -2 10 0 1 -1 0 1 -1 1 -1 -1 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -160 cj - Zj 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 -10 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 1 -2 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 0 Rasio 90 75 95 -1 5 -1 -1 -1 -1 -1 cjminZ terpilih = 2 (index ke-2) Rasio terpilih = 5 (index ke-4) Angka kunci = 1 (index 2, 4) ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-3 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 5 1 0 0 0 0 0 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 85 -1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 -10 0 -1 1 0 0 0 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 90 -1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 -1 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 5 Zj 6 -2 0 0 0 0 -2 0 0 -2 10 0 1 -1 0 1 -1 -1 1 -1 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -150 cj - Zj 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 -10 0 -1 0 0 -1 0 1 -2 1 -2 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 0 Rasio 85 70 90 60 -1 -1 -1 -1 -1 -1 cjminZ terpilih = 2 (index ke-1) Rasio terpilih = 60 (index ke-3) Angka kunci = 1 (index 1, 3) ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-4 0 0 0 0 -1 0 1 -1 0 1 5 1 0 0 0 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 25 -1 0 0 0 -1 0 1 -1 0 1 -10 0 -1 1 0 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 -1 0 1 -1 0 1 0 0 0 0 1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 -1 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Zj 5 0 0 0 2 0 -2 2 0 -2 10 0 1 -1 0 -1 1 -1 1 -1 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -30 cj - Zj 0 0 0 0 -2 0 2 -2 0 2 -10 0 -1 0 0 1 -2 1 -2 1 -2 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 0 Rasio 25 10 30 -1 -1 -1 -1 5 -1 -1 cjminZ terpilih = 2 (index ke-6) Rasio terpilih = 5 (index ke-7) Angka kunci = 1 (index 6, 7) ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-5 0 0 0 0 -1 1 0 -1 0 1 5 1 0 0 0 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 1 -1 0 0 0 0 20 -1 0 0 0 -1 1 0 -1 0 1 -10 0 -1 1 0 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 1 -1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 -1 1 0 -1 0 1 0 0 0 0 1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 1 -1 0 0 0 0 25 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 -1 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 5 Zj 4 0 0 0 2 -2 0 2 0 -2 10 0 1 -1 0 -1 1 -1 1 -1 1 1 -1 -1 1 1 -1 1 -1 -20 cj - Zj 0 0 0 0 -2 2 0 -2 0 2 -10 0 -1 0 0 1 -2 1 -2 1 -2 -1 0 1 -2 -1 0 -1 0 0 Rasio 20 5 25 -1 -1 -1 5 -1 -1 -1 cjminZ terpilih = 2 (index ke-5) Rasio terpilih = 5 (index ke-6) Angka kunci = 1 (index 5, 6) ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-6 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 1 5 1 0 0 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 15 -1 0 0 0 0 0 0 -1 0 1 -10 0 -1 1 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 20 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 10 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 5 Zj 3 0 0 0 0 0 0 2 0 -2 10 0 1 -1 0 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 1 -1 1 -1 -10 cj - Zj 0 0 0 0 0 0 0 -2 0 2 -10 0 -1 0 0 1 -2 1 -2 1 -2 1 -2 1 -2 -1 0 -1 0 0 Rasio 15 0 20 -1 -1 -1 -1 -1 -1 5 cjminZ terpilih = 2 (index ke-9) Rasio terpilih = 0 (index ke-1) Angka kunci = 1 (index 9, 1) ======================================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 1 -10 0 -1 1 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 10 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 -1 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 10 0 1 -1 0 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 -1 1 5 Zj 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -10 0 -1 1 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -10 cj - Zj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 -2 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 0 Rasio 1 -1 2 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0,5 cjminZ terpilih = 10 (index ke-10) Rasio terpilih = 0,5 (index ke-9) Angka kunci = 10 (index 10, 9) ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-8 0 0 0 0 0 0 0 -1,5 1,5 0 0 1 -0,5 0,5 0 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 0 0 1,5 -1,5 7,5 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 5 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 1 -1 15 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 10 -1 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0,1 -0,1 0 1 0 0,1 -0,1 0 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 0 0 -0,1 0,1 0,5 Zj 1 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -5 cj - Zj 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 -1 0 0 -1 0 Rasio 5 -1 15 -1 -1 -1 -1 -1 5 -1 cjminZ terpilih = 1 (index ke-8) Rasio terpilih = 5 (index ke-8) Angka kunci = 1 (index 8, 8) ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -0,5 0,5 0 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 10 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0,1 -0,1 0 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 1 Zj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 cj - Zj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Rasio -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 cjminZ terpilih = 0 (index ke-0) Rasio terpilih = -1 (index ke-0) Angka kunci = 0 (index 0, 0) ====================================================================================== ====================================================================================== F A S E 2 ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -0,5 0,5 0 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 1,5 -1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 10 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0,1 -0,1 0 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 -0,1 0,1 1 Zj 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0,1 # 0 # 0,1 # 0,1 # 0,1 # 0,1 # 0,1 # 0,1 # 0,1 1 cj - Zj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 # # 0 0,1 -1,1 0,1 -1,1 0,1 -1,1 0,1 -1,1 0,1 -1,1 0,1 -1,1 0,1 -1,1 0 Rasio 0 -1 10 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 cjminZ terpilih = 0,1 (index ke-15) Rasio terpilih = 0 (index ke-0) Angka kunci = 1,5 (index 15, 0) ====================================================================================== Nilai cj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -1 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Matrix iterasi ke-10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,666666666666667 -0,333333333333333 0,333333333333333 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,666666666666667 0,333333333333333 -0,333333333333333 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0,666666666666667 -0,333333333333333 0,333333333333333 0 0 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 60 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0,666666666666667 -0,333333333333333 0,333333333333333 0 0 0 0 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 65 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0,666666666666667 -0,333333333333333 0,333333333333333 0 0 0 0 0 0 0 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 70 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1 1 0 0 0 0 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,0666666666666667 0,0666666666666667 -0,0666666666666667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Zj 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,0666666666666667 0,0666666666666667 # 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 cj - Zj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 # # # 0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 Rasio -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 cjminZ terpilih = 0 (index ke-0) Rasio terpilih = 1 (index ke-9) Angka kunci = 1 (index 0, 9) ====================================================================================== v0.9.15 : 0 v0.9.9 : 10 v0.2 : 10 v0.9.1 : 60 v0.9.2 : 65 v0.9.3 : 70 v0.9.5 : 5 v0.9.6 : 10 v0.9.8 : 5 v0.9.0 : 1 x11 = 60 x12 = 65 x13 = 70 x21 = 0 x22 = 5 x23 = 10 x31 = 0 x32 = 5 x33 = 10
Setelah memperoleh hasil tersebut, pengguna melakukan klik pada
‘Kelola Hasil Perhitungan’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tetapkan standar gaji dan mulai; seperti pada contoh yang sudah dihitung
secara manual pada Bab III, standar gaji ditetapkan sebesar
Rp1.350.000,00. Kemudian, diinputkan karyawan dengan kinerja
Kuantitasnya ‘Banyak’, Kualitasnya ‘Baik’, dan Ketepatan waktunya
‘Sedang’; diperoleh hasil perhitungan gaji untuk karyawan tersebut,
yakni sebesar Rp1.275.000,00, dimana hasil tersebut sama dengan hasil
perhitungan manual.
2) [Percobaan-2] Input beberapa jenis hasil kinerja karyawan di Perusahaan
Jogja Konveksi dengan tetapan benchmark yang sama dengan Percobaan-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa karyawan yang kinerjanya mencapai
benchmark dapat memperoleh gaji standar. Sedangkan, karyawan yang
kinerjanya jauh dari benchmark (kuantitas ‘Sedikit’, kualitas ‘Buruk’,
kecepatan ‘Lama’) akan memperoleh gaji yang jauh di bawah standar. Dari
gambar di atas terlihat bahwa karyawan dengan kinerja paling rendah yakni
Bayu dan Bagus yang kuantitasnya ‘Sedikit’, kualitasnya ‘Sedang’, dan
kecepatannya ‘Lama’; mereka memperoleh gaji hanya sebesar Rp975.000,00.
Jika dikaji lebih jauh, perhitungan nilai yang diperoleh oleh kedua karyawan
ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kuantitas ‘Sedikit’ + Kualitas ‘Sedang’ + Kecepatan ‘Lama’
x11 + x22 + x31 = 60 + 5 + 0 = 65
Ternyata, dari nilai tetapan benchmark 90, karyawan dengan kinerja terendah
tersebut hanya memperoleh nilai sebesar 65. Dengan demikian, perhitungan
gaji yang diperolehnya, yakni sebesar (65/90)*1350000=975000.
3) [Percobaan-3] Input variasi hasil kinerja untuk uji tingkat pemerolehan gaji.
Benchmark yang digunakan dalam percobaan ini sama dengan benchmark
pada percobaan sebelumnya. Berikut ini disajikan berbagai kemungkinan
pemerolehan nilai kinerja karyawan (semua kombinasi faktor dan level).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dari keseluruhan faktor dan level yang telah ditetapkan, terdapat 27
kombinasi penilaian. Berbagai kombinasi penilaian tersebut beserta dengan
perhitungan pemerolehan gaji untuk karyawan dikelompokkan berdasarkan
pemerolehan nilainya, yakni sebagai berikut.
Nilai kinerja 60
60
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑹𝒑𝟗𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Jumlah gaji tersebut diperoleh karyawan dengan kinerja:
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
Nilai kinerja 65
65
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑹𝒑𝟗𝟕𝟓. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Jumlah gaji tersebut diperoleh karyawan dengan kinerja:
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Nilai kinerja 70
70
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑹𝒑𝟏. 𝟎𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Jumlah gaji tersebut diperoleh karyawan dengan kinerja:
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
Nilai kinerja 75
75
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑹𝒑𝟏. 𝟏𝟐𝟓. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Jumlah gaji tersebut diperoleh karyawan dengan kinerja:
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘lama (x31) : 0
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
Nilai kinerja 80
80
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑹𝒑𝟏. 𝟐𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Jumlah gaji tersebut diperoleh karyawan dengan kinerja:
Kuantitas = ‘sedikit’ (x11) : 60
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘buruk’ (x21) : 0
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘lama’ (x31) : 0
Nilai kinerja 85
85
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑹𝒑𝟏. 𝟐𝟕𝟓. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Jumlah gaji tersebut diperoleh karyawan dengan kinerja:
Kuantitas = ‘sedang’ (x12) : 65
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘sedang’ (x22) : 5
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘sedang’ (x32) : 5
Nilai kinerja 90
90
90× 𝑅𝑝1.350.000,00 = 𝑹𝒑𝟏. 𝟑𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Jumlah gaji tersebut diperoleh karyawan dengan kinerja:
Kuantitas = ‘banyak’ (x13) : 70
Kualitas = ‘baik’ (x23) : 10
Kecepatan = ‘cepat’ (x33) : 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tingkatan pemerolehan gaji berdasarkan nilai kinerja yang diperoleh tersebut
dapat dilihat pada grafik berikut.
Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai kinerja
yang diperoleh seorang karyawan maka semakin tinggi juga gaji yang dapat
diperolehnya.
4) [Percobaan-4] Pelebaran rentang; geser batas kiri benchmark
Tetapan benchmark sama, yakni:
kuantitas : Banyak
kualitas : Baik
waktu : Cepat
dengan skor 90. Pada percobaan sebelumnya, skor untuk benchmark
ditetapkan pada rentang 80 sampai 95. Batas kiri untuk benchmark pada
percobaan ini digeser lebih ke kiri menjadi 70 sampai 95. Pergeseran batas
kiri ini juga diikuti oleh pergeseran tetapan minimal nilai, dari sebelumnya 60
sampai 100 menjadi 30 sampai 100 (akan digunakan juga untuk beberapa
percobaan berikutnya).
900000 975000
1050000 1125000
1200000 1275000
1350000
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
60 65 70 75 80 85 90
Pe
me
role
han
Gaj
i
Nilai Kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dari perhitungan yang telah dilakukan, seperti pada gambar di atas, nilai-nilai
yang diperoleh untuk setiap variabel keputusan setiap level bernilai sama
dengan nilai yang diperoleh pada percobaan sebelumnya, yakni x11=60,
x12=65, x13=70, x21=0, x22=5, x23=10, x31=0, x32=5, dan x33=10. Pemerolehan
nilai yang sama ini kemudian berdampak pada perhitungan yang sama juga
pada berbagai kombinasi evaluasi kinerja karyawan.
5) [Percobaan-5] Penambahan pelebaran rentang; geser batas kiri benchmark
Tetapan benchmark sama, yakni:
kuantitas : Banyak
kualitas : Baik
waktu : Cepat
1=λ
0 80 70 90 95 100
Z
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan skor 90. Pada percobaan sebelumnya, skor untuk benchmark
ditetapkan pada rentang 70 sampai 95. Batas kiri untuk benchmark pada
percobaan ini digeser lebih ke kiri menjadi 60 sampai 95.
Dari perhitungan di atas, nilai-nilai yang diperoleh untuk setiap variabel
keputusan setiap level masih tetap bernilai sama dengan nilai yang diperoleh
pada percobaan sebelumnya, yakni x11=60, x12=65, x13=70, x21=0, x22=5,
x23=10, x31=0, x32=5, dan x33=10. Pemerolehan nilai yang sama ini tentunya
memberikan dampak yang sama pada perhitungan berbagai kombinasi
evaluasi kinerja karyawan.
1=λ
0 80 90 95 100
Z
30 70 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
6) [Percobaan-6] Penambahan pelebaran rentang; geser batas kiri benchmark
Tetapan benchmark sama, yakni:
kuantitas : Banyak
kualitas : Baik
waktu : Cepat
dengan skor 90. Batas kiri untuk benchmark pada percobaan ini digeser lebih
ke kiri menjadi 50 sampai 95.
Dari perhitungan di atas, nilai-nilai yang diperoleh untuk setiap variabel
keputusan setiap level masih tetap bernilai sama dengan nilai yang diperoleh
pada percobaan sebelumnya, yakni x11=60, x12=65, x13=70, x21=0, x22=5,
x23=10, x31=0, x32=5, dan x33=10. Pemerolehan nilai yang sama ini tentunya
1=λ
0 80 50 90 95 100
Z
30 70 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
memberikan dampak yang sama pada perhitungan berbagai kombinasi
evaluasi kinerja karyawan.
7) [Percobaan-7] Penambahan pelebaran rentang; geser batas kiri benchmark
Tetapan benchmark sama, yakni:
kuantitas : Banyak
kualitas : Baik
waktu : Cepat
dengan skor 90. Batas kiri untuk benchmark pada percobaan ini digeser lebih
ke kiri menjadi 40 sampai 95.
1=λ
0 80 50 90 95 100
Z
30 70 60 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Nilai-nilai yang diperoleh untuk setiap variabel keputusan setiap level, yakni
x11=0, x12=5, x13=10, x21=0, x22=5, x23=10, x31=30, x32=35, dan x33=40.
Kesimpulan 1:
Dari percobaan 4, 5, 6, dan 7 di atas (tentang pergeseran nilai batas
toleransi bawah), dapat diperoleh kesimpulan bahwa perubahan nilai
toleransi bawah pada benchmark ternyata mempengaruhi nilai kinerja
karyawan, yang merupakan hasil penjumlahan nilai untuk tiap faktor
penilaian (kuantitas, kualitas, dan waktu).
8) [Percobaan-8] Perubahan nilai toleransi dan batas min-max nilai. Pada
percobaan 1, 2, dan 3, digunakan skor 90 untuk kuantitas ‘banyak’, kualitas
‘baik’, dan waktu ‘cepat’. Nilai tersebut berada pada rentang 80 sampai 95
untuk nilai minimal 60 sampai maksimal 100. Dalam percobaan ini, penulis
mencoba memberi perubahan nilai tersebut, yakni pada rentang 60 sampai 95
untuk nilai minimal 50 sampai maksimal 100. Jarak antar level yang
digunakan tetap sama, yakni 5. Untuk percobaan ini, terjadi perubahan untuk
nilai kinerja karyawan, yakni x11=0, x12=5, x13=10, x21=0, x22=5, x23=10,
x31=50, x32=55, dan x33=60.
9) [Percobaan-9] Untuk menguji percobaan 8 di atas, maka diberikan lagi
perubahan untuk rentang nilai menjadi 50 sampai 95, dan nilai minimal 40
serta maksimal 100. Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh hasil
yang mengalami perubahan, yakni x11=0, x12=5, x13=10, x21=0, x22=5, x23=10,
x31=40, x32=45, dan x33=50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Kesimpulan 2:
Dari percobaan 8 dan 9, dapat disimpulkan bahwa pergeseran nilai batas
bawah toleransi dan minimal nilai, mempengaruhi nilai kinerja karyawan,
yang merupakan hasil penjumlahan nilai untuk tiap faktor penilaian
(kuantitas, kualitas, dan waktu).
10) [Percobaan-10] Setelah melakukan percobaan berupa penggantian nilai-nilai,
dalam percobaan ini penulis mencoba melakukan penggantian pada tetapan
benchmark, yakni kuantitas ‘sedang’, kualitas ‘sedang’, dan waktu ‘sedang’.
Nilai-nilai lain yang diperlukan disamakan dengan percobaan awal.
Dari percobaan tersebut, ditemukan adanya perubahan nilai kinerja karyawan,
yakni x11=70, x12=75, x13=80, x21=0, x22=5, x23=10, x31=0, x32=5, dan x33=10.
Kesimpulan 3:
Percobaan 10 membuktikan bahwa perubahan pada tetapan benchmark
juga mempengaruhi nilai kinerja karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
11) [Percobaan-11] Pengaruh Tetapan Benchmark Terhadap Nilai λ
Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan tentang tetapan aturan dan standar
penilaian kinerja karyawan, yakni untuk semua kriteria, karyawan harus
memperoleh level tertinggi (kuantitas banyak, kualitas baik, dan waktu
cepat). Tetapan tersebut diberi nilai 90 dengan toleransi 10 poin ke bawah
(80) dan 5 poin ke atas (95). Ditetapkan juga nilai minimal 60 dan nilai
maksimal 100 serta jarak antar level 5. Tetapan ini dapat disajikan dengan
model diagram tetapan benchmark berikut.
1=λ
0 80 60 90 95 100
Z
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dengan tetapan benchmark di atas, diperoleh λ bernilai 1 yang berarti
keputusan yang diambil dengan menggunakan benchmark ini 100% baik atau
dapat dinyatakan bahwa hasil yang diperoleh adalah hasil yang paling
optimum. Dengan tetapan standar kinerja yang sama, percobaan yang perlu
dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan nilai pada λ adalah dengan
menggeser nilai tetapan benchmark dari 90 ke nilai-nilai di bawahnya dan di
atasnya.
Nilai benchmark 88
Dengan tetapan aturan yang sama, perubahan nilai benchmark menjadi 88
menyebabkan perubahan pada nilai λ menjadi 0,71 yang dapat diartikan
bahwa keputusan yang dihasilkan 71% baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Nilai benchmark 86
Dengan tetapan aturan yang sama, perubahan nilai benchmark menjadi 86
menyebabkan perubahan pada nilai λ menjadi 0,56 yang dapat diartikan
bahwa keputusan yang dihasilkan 56% baik.
Nilai benchmark 84
Dengan tetapan aturan yang sama, perubahan nilai benchmark menjadi 84
menyebabkan perubahan pada nilai λ menjadi 0,45 yang dapat diartikan
bahwa keputusan yang dihasilkan 45% baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Nilai benchmark 82
Dengan tetapan aturan yang sama, perubahan nilai benchmark menjadi 82
menyebabkan perubahan pada nilai λ menjadi 0,38 yang dapat diartikan
bahwa keputusan yang dihasilkan 38% baik.
Nilai benchmark 92
Dengan tetapan aturan yang sama, perubahan nilai benchmark menjadi 92
tidak menyebabkan perubahan pada nilai λ, yakni 1 yang dapat diartikan
bahwa keputusan yang dihasilkan 100% baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Nilai benchmark 94
Dengan tetapan aturan yang sama, perubahan nilai benchmark menjadi 94
tidak menyebabkan perubahan pada nilai λ, yakni 1 yang dapat diartikan
bahwa keputusan yang dihasilkan 100% baik.
Tetapan-tetapan nilai benchmark berikut berada pada rentang toleransi yang
sama, yakni dari 80 sampai 95. Ketika nilai benchmark diganti menjadi 82
maka toleransi ke bawahnya (dari 80 sampai 82) hanya 2 poin; ketika diganti
menjadi 86 maka toleransi kebawahnya (dari 80 sampai 86) menjadi 6 poin;
ketika diganti 88 menjadi 8 poin; kenaikan nilai benchmark ini juga
menyebabkan kenaikan nilai toleransi. Pengaruh perubahan nilai benchmark
terhadap λ yang mempengaruhi keputusan yang dihasilkan dapat disajikan
dalam bentuk diagram berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hal ini membuktikan bahwa nilai λ maksimum diperoleh saat nilai
benchmark ≥ 90. Sedangkan, nilai λ akan kurang dari 1 dan lebih besar
daripada 0 ketika nilai benchmark < 90. Jika nilai benchmark makin
mendekati 90 maka nilai λ semakin mendekati 1, yang berarti hasil
keputusannya semakin baik. Ketika nilai benchmark diganti menjadi 90, 92,
94, dan seterusnya, nilai λ akan tetap bernilai 1 yang berarti hasil
keputusannya sudah 100% baik.
0,38 0,45
0,56
0,71
1 1 1
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
82 84 86 88 90 92 94
La
mb
da
Nilai Benchmark
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari proses penelitian tentang
penetapan gaji karyawan berdasarkan evaluasi kinerja ini, yang diperoleh dari
implementasi dan pengujian-pengujian yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya, antara lain sebagai berikut.
1) Metode Fuzzy Linear Programming dapat digunakan untuk evaluasi kinerja
karyawan dengan nilai-nilai fuzzy (kabur) dan mengubahnya menjadi penilaian
numerik.
2) Perubahan pada tetapan benchmark maupun batas toleransi bawah dapat
mempengaruhi hasil penilaian kinerja serta gaji yang diperoleh karyawan.
3) Untuk tetapan benchmark pada pengujian, nilai λ akan semakin mendekati 1
ketika nilai benchmark semakin mendekati 90.
5.2 Saran
Jogja Konveksi, sebagai obyek studi kasus pada penelitian ini, pada
awalnya memberikan gaji untuk karyawan-karyawannya hanya berdasarkan hasil
bagi rata keuntungan pada suatu pemesanan produksi. Model evaluasi yang
digunakan pada perusahaan ini dibuat dengan nilai-nilai kabur (baik-buruk, cepat-
lama, banyak-sedikit). Aplikasi yang dibuat dalam penelitian ini mengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
penilaian-penilaian yang bersifat kabur tersebut ke dalam nilai-nilai numerik.
Nilai-nilai ini kemudian digunakan sebagai acuan jumlah pemberian gaji.
Akan tetapi, dalam penerapannya, sistem ini masih memerlukan banyak
pengembangan. Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa saran, antara lain
sebagai berikut.
1) Sistem yang dibuat ini hanya dapat digunakan oleh manajer perusahaan. Akan
lebih baik jika untuk pengembangannya, sistem ini dapat digunakan oleh
berbagai pihak terkait. Misalnya, karyawan dapat melihat hasil penilaiannya,
pemimpin perusahaan dapat memilih karyawan-karyawan tertentu berdasarkan
hasil penilaian untuk berbagai kepentingan, dan sebagainya.
2) Faktor dan level-level yang digunakan pada sistem ini terbatas pada tiga faktor
dan tiga level saja. Untuk penilaian yang lebih baik, seharusnya faktor dan
level-level tersebut dapat ditambahkan lagi sesuai keperluan.
3) Sistem ini hanya menggunakan satu benchmark, dimana tetapan benchmark ini
hanya diperuntukkan bagi suatu posisi dengan gaji tertentu. Dalam
pengembangan sistem ini, developer dapat membuat penetapan benchmark ini
menjadi lebih dinamis, agar dapat ditambahkan lagi sesuai keperluan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA
Alter. 2002. Analisis dan Perencanaan Sistem Informasi dengan Metodologi
Berorientasi Objek. Bandung : Informatika.
Aminudin. 2005. Prinsip-prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga.
Klir, George J. dan Yuan Bo. 1995. Fuzzy Sets and Fuzzy Logic Theory and
Applications. Prentice Hall International, Inc.
Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk
Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
Mangkunegara, Anwar P.. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT Refika
Aditama.
Parmadi, Eko Hari. 2010. Penerapan Program Linear Berkendala Fuzzy Untuk
Optimisasi Produksi Gerabah. Seminar Nasional Informatika 2009
(semnasIF 2009) UPN “Veteran” Yogyakarta, ISSN: 1970-2328.
Ranupandojo, Heidjrachman. 1985. Evaluasi Pekerjaan. Yogyakarta : BPFE.
Susilo, Frans. 2006. Himpunan dan Logika Kabur serta Aplikasinya. Yogyakarta :
Penerbit Graha Ilmu.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related