MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
PUNGKY GUPITAWATI
NIM: 121134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
PUNGKY GUPITAWATI
NIM: 121134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulilah aku persembahkan karya sederhana ini
kepada Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, keselamatan,
kemudahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
Ibu dan Bapakku tercinta
Ibu Tri Ambarwati dan Bapak Suharji yang senantiasa
memberikan doa dan dukungan dalam bentuk moril maupun material
Adekku tersayang
Arsha Devi Pradilawati yang selalu memberikan semangat dan
dukungan
M. Rizka Kusuma Wardhana, Ibu Warjini, dan Bapak Usman
Haris
Terimakasih atas doa, perhatian, semangat serta kasih
sayangnya
Teman-teman satu payung skripsi miskonsepsi IPA Fisika
terimakasih atas kebersamaan dan solidaritas dalam proses pengerjaan
skripsi ini
Teman-teman PPL SD Negeri Nogopuro (Ardi, Anas, Tina, Ones,
dan Vero) terimakasih atas motivasi dan dukungannya
Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2012
terimakasih atas kebersamaan selama di PGSD Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Semakin keras usaha seseorang akan semakin kuat
pendirian untuk meraih keberhasilan.
Sesulit apapun pekerjaan, akan mudah bila dipelajari
dengan sungguh-sungguh.
Waktu yang tepat tidak akan pernah datang bila kau hanya
menunggunya sambil berpangku tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 8 Agustus 2016
Peneliti
Pungky Gupitawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Pungky Gupitawati
Nomor Mahasiswa : 121134191
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD
NEGERI SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN”
Beserta perangkat yang diperlukan (Bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 8 Agustus 2016
Yang menyatakan,
Pungky Gupitawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN
Pungky Gupitawati (121134191)
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi dari prestasi siswa pada mata pelajaran IPA
rendah, hal tersebut dikarenakan rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki
siswa, sehingga menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Penyebab miskonsepsi
salah satunya adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep dilihat dari
perbedaan jenis kelamin karena antara siswa laki-laki dan perempuan memiliki
tingkat kemampuan dan inteligensi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk:
(1) mendeskripsikan miskonsepsi siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman (2) mengetahui adanya perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode pengambilan data survei. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang
menggunakan kurikulum KTSP yaitu sebanyak 656 siswa. Sampel dalam
penelitian ini adalah 242 siswa yang ditetapkan menggunakan ketentuan tabel
Krejcie dan Morgan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif berupa data miskonsepsi dari jawaban siswa dan data tentang jenis
kelamin siswa. Analisis untuk melihat perbedaan miskonsepsi siswa kelas V SD
dilihat dari jenis kelamin siswa dilakukan dengan menggunakan Two Independent
Samples Test dengan uji Mann Whitney pada SPSS versi 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika
pada siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses
pembentukan tanah karena pelapukan, dan struktur bumi. Hasil analisis data yang
kedua diketahui tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa. Terbukti dari hasil uji Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa
harga sig(2-tailed) pada instrumen soal pilihan ganda adalah 0,517 serta pada soal
uraian memperoleh harga sig(2-.tailed) 0,223, karena kedua harga sig(2-.tailed)
yang didapatkan lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan Miskonsepsi
IPA Fisika pada siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin baik pada instrumen soal pilihan
ganda maupun uraian.
Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika, Jenis Kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
PHYSICS SUBJECT MISCONCEPTIONS BY FIFTH GRADE ON SECOND
SEMESTER OF STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN PRAMBANAN
DISTRICT, SLEMAN
Pungky Gupitawati (121134191)
Sanata Dharma University
2016
The background of this research is students’ low achievement on physics
subject because of the students’ low concept-understanding, so it causes the
misconception. One of the causes of misconception is students’ understanding is
based on the different gender, because male and female students have different
understanding and intelligence. The objectives of this research are: (1) to
describe the misconceptions by fifth grade students in all Prambanan district state
elementary schools, (2) to know the different physics subject misconceptions
based on students’ gender.
This research is descriptive quantitative research by using survey-data-
taking. The population of this research are 656 fifth grade students on second
semester of state elementary schools in Prambanan district, Sleman which use
KTSP curriculum. The samples of this research are 242 students which are
chosen by using Krejcie and Morgan table. The data analysis in this research is
using descriptive analysis in form of misconception data from students’ answer
and students’ gender data. The analysis uses Two Independent Samples Test with
Mann Whitney test in SPSS 20 version, to see the different misconception by fifth
grade students, seen from students’ gender.
The result of this analysis shows that there is physics subject
misconception by fifth grade students on second semester of state elementary
schools in Prambanan district, Sleman on the force, simple device, light
characteristics, ground-making process because of corrosion, and earth structure
concepts; and there is no physics subject misconception that is seen from
students’ gender. This can be seen from Mann-Whitney Test that shows sig point
(2-tailed) in the multiple choices instrument is 0,517 and also the sig point in the
essay instruments (2-tailed) 0,223. Because of both sig point (2-tailed) are more
than 0,05, it means there is no physics subject misconception in both multiple
choices and essay instrument by fifth grade of state elementary schools in
Prambanan district, Sleman, which is seen from student’s gender.
Key words: Misconception, Physics Subject, Gender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd) di Universitas
Sanata Dharma. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu dengan segala kerendahan hati, peneliti
ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang
selalu memberikan bimbingan, dorongan serta motivasi sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang dengan
sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi saran
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.ST., Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., Ari
Trisnawati, S.Pd., dan Agustinus Tarmadi, S.Pd., yang telah membantu
peneliti dalam melakukan uji validasi sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan.
7. Seluruh dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf karyawan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pelayanan
selama peneliti menjadi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
8. UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Prambanan Sleman atas bantuan dan
kerjasamanya.
9. Kepala sekolah dan guru SD Negeri Kelas V se-Kecamatan Prambanan
Sleman, yang telah memberikan ijin penelitian dan berpartisipasi dalam
penelitian ini.
10. Seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Sleman tahun
ajaran 2014/2015 yang telah membantu selama penelitian berlangsung.
11. Lima siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung yang telah
membantu penelitian.
12. Kedua orang tuaku Tri Ambarwati dan Suharji yang selalu memberikan doa
dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Adikku Arsha Devi Pradilawati yang selalu memberikan semangat dan
dukungan.
14. M. Rizka Kusuma Wardhana, Ibu Warjini, dan Bapak Usman Haris yang
selalu memberikan doa, motivasi, dan semangat.
15. Teman-teman satu payung miskonsepsi IPA fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
16. Teman-teman PPL SD Negeri Nogopuro (Ardy, Anas, Tina, Ones, dan Vero)
atas dukungan dan motivasinya.
17. Bapak Ibu guru SD Negeri Nogopuro atas bimbingan dan motivasi yang
diberikan.
18. Teman-teman prodi PGSD angkatan 2012 yang senantiasa bekerjasama
selama menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
19. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, semangat, dukungan dan bantuan kepada peneliti.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...........................
vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ................................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8
G. Definisi Operasional .......................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 11
1. Konsep ........................................................................................................... 11
2. Konsepsi ........................................................................................................ 13
3. Miskonsepsi ................................................................................................... 14
4. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ............................................... 27
6. Jenis Kelamin ................................................................................................ 43
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................... 45
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 50
D. Hipotesis ............................................................................................................ 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 52
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 54
1. Waktu Penelitian ........................................................................................... 54
2. Tempat Penelitian .......................................................................................... 54
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 55
1. Populasi ......................................................................................................... 55
2. Sampel ........................................................................................................... 56
D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 61
E. Teknik Pengambilan Data ................................................................................. 62
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 63
G. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................................. 68
1. Validitas ......................................................................................................... 68
2. Reliabilitas ..................................................................................................... 81
H. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 90
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 90
2. Deskripsi Responden Penelitian .................................................................... 91
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Prambanan .............................................................................
93
4. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD dilihat dari Jenis
Kelamin.........................................................................................................
132
5. Uji Hipotesis .................................................................................................. 137
B. Pembahasan ....................................................................................................... 139
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 145
C. Saran .................................................................................................................. 145
DAFTAR REFERENSI ....................................................................................... 147
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 151
CURRICULUM VITAE ........................................................................................ 296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................................. 56
Tabel 3.2 Krejcie dan Morgan ............................................................................................... 57
Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian .......................................................................................... 58
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda dan Uraian ............................................................... 64
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara ............................................................................................. 67
Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen .............................................................. 70
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Pilihan Ganda ............................................... 72
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Uraian ........................................................... 74
Tabel 3.9 Hasil Validasi Muka Soal Pilihan Ganda .............................................................. 76
Tabel 3.10 Hasil Validasi Muka Soal Uraian .......................................................................... 76
Tabel 3.11 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda ........................................................................ 79
Tabel 3.12 Hasil Validitas Soal Uraian .................................................................................... 80
Tabel 3.13 Koefisien Reliabilitas ............................................................................................. 81
Tabel 3.14 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ............................................................................. 82
Tabel 3.15 Reliabilitas Soal Uraian ......................................................................................... 82
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Siswa .............................................................................................. 92
Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal pada Instrumen Pilihan Ganda ..................................... 94
Tabel 4.3 Jawaban Soal untuk Item 1 .................................................................................... 115
Tabel 4.4 Jawaban Soal untuk Item 4 .................................................................................... 118
Tabel 4.5 Jawaban Soal untuk Item 2 .................................................................................... 120
Tabel 4.6 Jawaban Soal untuk Item 3 .................................................................................... 123
Tabel 4.7 Jawaban Soal untuk Item 5 .................................................................................... 127
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
132
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal
Uraian .....................................................................................................................
134
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal
Uraian .....................................................................................................................
136
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ....................................... 138
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Pada Instrumen Soal Uraian ................................................... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penerapan Gaya Gesek .......................................................................................... 29
Gambar 2.2 Penerapan Gaya Gesek .......................................................................................... 29
Gambar 2.3 Penerapan Gaya Gravitasi ...................................................................................... 30
Gambar 2.4 Penerapan Gaya Magnet ........................................................................................ 31
Gambar 2.5 Alat-alat yang Termasuk Pengungkit .................................................................... 31
Gambar 2.6 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 1 ................................................................... 32
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 2 ................................................................... 32
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 3 ................................................................... 33
Gambar 2.9 Prinsip Kerja Bidang Miring ................................................................................. 34
Gambar 2.10 Macam-macam Katrol ........................................................................................... 34
Gambar 2.11 Roda berporos ........................................................................................................ 35
Gambar 2.12 Contoh cahaya merambat lurus ............................................................................. 36
Gambar 2.13 Contoh cahaya dapat menembus benda bening .................................................... 36
Gambar 2.14 Contoh pemantulan cahaya ................................................................................... 37
Gambar 2.15 Contoh pembiasan cahaya ..................................................................................... 38
Gambar 2.16 Contoh penguraian cahaya .................................................................................... 39
Gambar 2.17 Lapisan-lapisan bumi ............................................................................................ 42
Gambar 2.18 Skema Penelitian yang Relevan ............................................................................ 49
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Kelamin Siswa ............................................................................. 92
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Seluruh KD ..............................................................
95
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 1 ......................................................................
96
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 2 ......................................................................
97
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 3 ......................................................................
98
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 4 ......................................................................
99
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Kecamatan Prambanan pada Item 5 ...................................................................... 100
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 6 ......................................................................
101
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 7 ......................................................................
101
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 8 ......................................................................
102
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 9 ......................................................................
103
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 10 ....................................................................
104
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 11 ....................................................................
105
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 12 ....................................................................
106
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 13 ....................................................................
106
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 14 ....................................................................
107
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 15 ....................................................................
108
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 16 ....................................................................
109
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 17 ....................................................................
110
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 18 ....................................................................
111
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 19 ....................................................................
112
Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan pada Item 20 ....................................................................
112
Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian untuk Semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Kompetensi Dasar ................................................................................................. 114
Gambar 4.24 Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Instrumen Soal Pilihan
Ganda .....................................................................................................................
133
Gambar 4.25 Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Pilihan Ganda .................................. 133
Gambar 4.26 Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Instrumen Soal Uraian .............................. 134
Gambar 4.27 Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Uraian .............................................. 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-surat .......................................................................................... 151
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ....................... 152
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa ................................................................................................
153
Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman 154
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Prambanan .......................................................................
155
Lampiran 2 Data Penelitian ................................................................................... 156
Lampiran 2.1
Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman ..............................................................................
157
Lampiran 2.2 Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Pilihan Ganda ................... 159
Lampiran 2.3 Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Uraian ............................... 165
Lampiran 2.4 Data Sekolah dan Jenis Kelamin Siswa ............................................. 171
Lampiran 2.5 Hasil Validitas Isi Instrumen Pilihan Ganda dan Uraian ................... 177
Lampiran 2.6 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal
Pilihan Ganda .....................................................................................
184
Lampiran 2.7 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal
Uraian .................................................................................................
190
Lampiran 3 Instrumen Penelitian ........................................................................... 196
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert
Judgment ............................................................................................
197
Lampiran 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment ................... 219
Lampiran 3.3 Pedoman Penskoran Soal Uraian ....................................................... 222
Lampiran 3.4 Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas ............................................... 230
Lampiran 3.5 Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ......................................................... 232
Lampiran 3.6 Soal Uraian Uji Empiris ..................................................................... 243
Lampiran 3.7 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan
Ganda dan Uraian Uji Empiris ...........................................................
246
Lampiran 3.8 Soal Pilihan Ganda Penelitian ............................................................ 257
Lampiran 3.9 Soal Uraian Penelitian ........................................................................ 263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Lampiran 3.10 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan
Ganda dan Uraian Penelitian ..............................................................
265
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli ............................................................................. 271
Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli .......................................................... 272
Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan
Ganda .................................................................................................
273
Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian ...................... 280
Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 282
Lampiran 5.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ............... 283
Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji
Empiris ...............................................................................................
286
Lampiran 5.3 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ........................... 287
Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ....................... 288
Lampiran 6 Uji Asumsi Dasar Penelitian .............................................................. 289
Lampiran 6.1 Hasil Uji Normalitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ................. 290
Lampiran 6.2 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Pilihan
Ganda .................................................................................................
290
Lampiran 6.3 Hasil Uji Normalitas pada Instrumen Soal Uraian ............................. 291
Lampiran 6.4 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Uraian ......................... 291
Lampiran 7 Hasil Analisis ..................................................................................... 292
Lampiran 7.1 Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Pilihan Ganda .................... 293
Lampiran 7.2 Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Uraian................................ 293
Lampiran 8 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 294
Lampiran 8.1 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ...................................................... 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian
ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas
sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa dan dapat menjadi tumpuan
utama suatu bangsa untuk dapat berkompetisi. Sehubungan hal itu setiap
orang tua menginginkan anaknya dapat mengembangkan potensi diri yang
dimiliki agar dapat turut serta dalam pembangunan bangsa. Proses
pengembangan postensi diri dapat dilakukan di dalam pendidikan. Hal ini
tertera dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
(dalam Ahmadi, 2014: 38), yang mendefinisikan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangan potensi dapat
dilakukan dengan bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal ini disampaikan
oleh Mudyahardjo (dalam Triwiyanto, 2014: 22), yang mengungkapkan
bahwa “pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang
hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang”.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung
jawab (Triwiyanto, 2014: 24.).
Pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang salah satunya
adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan Sekolah Dasar di
Indonesia meliputi delapan (8) mata pelajaran. Hal ini tercantum pada
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata
pelajaran pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar antara lain Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni
Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. Imu Pengetahuan
Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitar, yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan (Iskandar, dalam
Anita, 2013: 31). Salah satu tujuan pembelajaran IPA SD/MI yang
tercantum dalam Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi adalah
memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Pendapat tersebut juga
dikatakan oleh Norika (2014: 1) yang mengemukakan bahwa IPA Fisika
adalah hubungan yang tak terpisahkan dari hasil keilmuan berupa konsep-
konsep fisis, prinsip, hukum, dan teori, proses keilmuan, dan sikap
keilmuan, maka mengajar fisika adalah menanamkan konsep, hukum, dan
teori, menanamkan pengetahuan tentang proses keilmuan, dan kemampuan
melakukanya, dan menanamkan sikap keilmuan. Konsep-konsep yang ada
pada IPA fisika tersebut berkaitan erat dengan konsep yang sering
ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari, maka setiap siswa perlu
memahami konsep dengan baik. Semakin baik pemahaman konsep fisika
maka akan baik pula hasil belajarnya. Hasil belajar siswa pada pelajaran
IPA fisika yang kurang baik, disebabkan karena siswa kurang memahami
konsep fisika sehingga siswa mengalami kesalahan konsep atau
miskonsepsi.
Faktanya kemampuan siswa dalam memahami konsep IPA
terutama pada IPA fisika masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan oleh
peneliti melalui wawancara kepada dua (2) guru SD Negeri di Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman. Guru yang peneliti wawancara adalah Ibu
Mulyati dan Bapak Hendri. Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 guru
tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa hampir dari 70 % siswa-siswi
pada sekolah tersebut memiliki nilai IPA di bawah KKM, sehingga dapat
dikatakan bahwa prestasi siswa-siswi pada mata pelajaran IPA fisika masih
rendah. Prestasi siswa yang rendah tersebut diakibatkan karena siswa
kurang memahami konsep IPA fisika sehingga siswa megalami kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
konsep atau miskonsepsi. Hal tersebut diketahui dari hasil tanya jawab
dengan siswa dan hasil evaluasi belajar siswa. Rendahnya prestasi siswa
pada mata pelajaran IPA diperkuat dengan penelitian dari lembaga yang
bernama Trends Internasional in Mathematics and Science Study (TIMSS)
dan Programme for International Student Assessment (PISA).
Hasil studi TIMSS pada tahun 2011 memperlihatkan bahwa
prestasi IPA (sains) Indonesia berada pada peringkat 40 dari 42 peserta
dengan skor rata-rata 406. Indonesia memiliki hasil yang terpaut sangat jauh
dengan negara tetangga yaitu Singapura. Singapura berada diperingkat
pertama dengan skor rata-rata 590 (Baswedan, 2014: 18). Hasil studi oleh
PISA pada tahun 2012 tentang tingkat literasi IPA (sains) Indonesia berada
pada peringkat 64 dari 65 peserta dengan skor di bawah angka 400
(Baswedan, 2014: 19-20).
Literasi IPA (sains) menurut National Science Education
Standards (dalam Zuriyani, 2011) adalah “suatu ilmu pengetahuan dan
pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan
seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang
dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan
pertumbuhan ekonomi”. Apabila literasi sains siswa rendah maka
pemahaman siswa terhadap suatu konsep rendah. Rendahnya pemahaman
siswa terhadap konsep mengakibatkan terjadinya miskonsepsi pada siswa.
Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Terjadinya miskonsepsi ini juga
dapat disebabkan oleh kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(Suparno, 2005: 40). Apabila siswa kurang mampu untuk mempelajari suatu
konsep maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami
konsep yang dipelajarinya.
Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa adalah jenis
kelamin. Hal ini disampaikan oleh Mufida (2013: 3) yang menyatakan
bahwa tingkat kemampuan atau kecerdasan siswa baik laki-laki dan
perempuan itu berbeda. Pendapat tersebut diperkuat oleh Hamalik (2007:
91) yang menyatakan bahwa secara psikologis tingkat inteligensi antara
siswa laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu
kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak
perempuan dalam penyebaran inteligensi, artinya anak laki-laki tingkat
inteligensinya lebih lemah atau rendah daripada anak perempuan.
Berdasarkan dua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa perbedaan
tingkat inteligensi berpengaruh pada tingkat kemampuan siswa dalam
memahami konsep. Sehingga dapat dikatakan bahwa miskonsepsi pada
siswa dipengaruhi oleh jenis kelamin, karena laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan tingkat inteligensi.
Penelitian yang sama mengenai kesalahan konsep atau miskonsepsi
sudah pernah dilakukan oleh tiga (3) peneliti yaitu Pujayanto (2006), Labur
(2008), dan Ratama (2013). Berdasarkan 3 penelitian tersebut belum pernah
ada yang meneliti tentang miskonsepsi pada jenjang pendidikan sekolah
dasar. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman”. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat diketahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa serta perbedaan
miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin, sehingga nantinya dapat dilakukan
penanganan-penanganan agar miskonsepsi tersebut tidak berkelanjutan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengungkapkan
beberapa masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Prestasi siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman masih rendah.
2. Penguasaan konsep IPA Fisika siswa yang rendah berpotensi
mengakibatkan terjadinya miskonsepsi pada mata pelajaran IPA
Fisika.
3. Tingkat kecerdasan yang berbeda antara siswa laki-laki dan
perempuan.
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi lingkup permasalahan penelitian. Peneliti
hanya sebatas meneliti miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD semester 2
serta perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.
Peneliti juga membatasi ruang lingkup penelitian yaitu khusus SD Negeri
se-Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang miskonsepsi
IPA fisika siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman khususnya pada KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya
gesek, gaya magnet), 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, 6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya, 6.2 Membuat suatu karya/ model, misalnya periskop
atau lensa dari bahan sederhana menerapkan sifat-sifat cahaya, 7.1
Mendeskripsikan proses pembuatan tanah karena pelapukan, 7.2
Mengidentifikasi jenis-jenis tanah, 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
D. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah dan batasan masalah yang dikemukakan
melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V Semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman?
2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V Semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
2. Mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
bermakna, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
Melalui penelitian ini dapat menambah pengetahuan bidang pendidikan
dasar terutama pada miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD
terutama pada pelajaran IPA Fisika, sehingga dapat dijadikan bahan
evaluasi bagi guru.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi Guru
Memberikan gambaran tentang tingkat pemahaman yang dimiliki oleh
para siswanya pada mata pelajaran IPA dan mengetahui letak
miskonsepsi serta faktor yang mempengaruhi miskonsepsi tersebut
sehingga dapat dilakukan penanganan untuk miskonsepsinya.
Guru akan lebih mudah dan sistematis dalam memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran supaya tidak terjadi kesalahan
konsep atau miskonsepsi IPA pada siswa.
b. Bagi Sekolah
Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini sekolah dapat mengetahui
kekurangan atau kelemahan yang harus diperbaiki agar dapat
meningkatkan kualitas, mutu, serta prestasi sekolah tersebut.
c. Bagi Peneliti
Memberikan gambaran bahwa dalam pembelajaran IPA pemahaman
tentang konsep-konsep harus dikuasai dengan matang oleh para calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
guru sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi dan dapat digunakan
untuk mendesain pengajaran-pengajaran yang menarik.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
1. Miskonsepsi adalah kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan akan
konsep yang dimiliki (konsep awal) dengan konsep ilmiah atau yang
diterima oleh para ahli, ilmuwan pada umumnya. Miskonsepsi pada
penelitian ini ditinjau dari jawaban siswa yang salah namun siswa
meyakini bahwa jawaban yang mereka pilih yakin benar pada soal tes.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pembelajaran tentang alam atau
ilmu tentang alam, dengan menggunakan cara atau metode tertentu
yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya
antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek
yang diamatinya.
3. Miskonsepsi IPA adalah kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan akan
konsep yang terjadi pada pembelajaran IPA.
4. Miskonsepsi IPA Fisika adalah kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan
akan konsep yang terjadi pada pelajaran IPA khususnya pada materi
Fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
5. Siswa Kelas V SD adalah sejumlah siswa yang berada pada tingkat
kelas V di SD Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman dengan rata-rata umur 10-11 tahun.
6. Kecamatan Prambanan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan
Prambanan berada di sebelah Tenggara dari Kabupaten Sleman, dan
berdampingan dengan kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
sehingga termasuk kecamatan paling Timur di Kabupaten Sleman.
7. Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara
biologis sejak mereka lahir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan teori.
Pada bab ini membahas mengenai kajian pustaka; hasil penelitian yang relevan;
kerangka berpikir; dan hipotesis tindakan. Uraian pembahasan bab landasan teori
adalah sebagai berikut.
A. Kajian Pustaka
1. Konsep
Rosser (dalam Dahar, 2006: 63) menjelaskan bahwa konsep
adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian,
kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Setiap
orang mengalami stimulus yang berbeda dan membentuk konsep sesuai
dengan pengelompokan stimulus dengan cara tertentu. Konsep
merupakan abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman dan tidak
ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang sama, sehingga
konsep yang dibentuk orang mungkin juga berbeda.
Labur (2008: 9) menjelaskan bahwa konsep adalah gambaran
mental dari sesuatu (benda, besaran, atau proses-proses) yang
memudahkan seseorang untuk mengkomunikasikannya kepada orang
lain dan untuk memahami hal-hal lain. Setiap konsep tidak berdiri
sendiri, melainkan berhubungan dengan konsep-konsep yang lain dan
hanya mempunyai arti dalam hubungan dengan konsep-konsep lain
(Berg dalam Labur, 2008: 9). Dalam kepala manusia terbentuk jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengetahuan yang berasal dari semua konsep yang diterima. Semakin
lengkap, terpadu, tepat dan kuat hubungan antara konsep-konsep dalam
kepala seseorang, maka akan semakin pandai orang itu. Kelengkapan
jaringan konsep di dalam kepala seseorang mempengaruhi seberapa
keahlian seseorang pada bidang studi tertentu.
Mertodiharjo dan Mulyono (dalam Suha, 2015: 8) menjelaskan
bahwa konsep adalah abstraksi dari kejadian atau hal-hal yang memiliki
ciri-ciri yang sama atau merupakan ide tentang sesuatu di dalam pikiran.
Konsep mengandung penafsiran dan penilaian, bukan hanya fakta, dan
membantu dalam mengadakan pembedaan, penggolongan atau
penggabungan fakta di lingkungan sekitar. Konsep tidak dapat dipelajari
tanpa pengetahuan yang relevan dengan gejala/kejadian yang akan
di“konsepkan”.
Konsep tentang suatu objek dapat diperoleh siswa sejak ia masih
kecil. Konsep tersebut akan mengalami modifikasi atau perubahan
sejalan dengan pengalaman baru yang diperoleh anak, dalam kehidupan
sehari-hari. Semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang relevan
terhadap suatu objek, semakin berkembanglah konsep yang diperoleh
tentang objek tersebut Sund dan Trowbridge (dalam Suryanto dan
Hewindati, 2002: 8).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
merupakan ide abstrak yang merupakan hasil stimulus atau pemerolehan
pengetahuan serta pengalaman. Setiap orang memiliki konsep yang
berbeda sesuai dengan stimulus, pengalaman dan pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
diperoleh. Konsep tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling
berhubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Konsep
yang dimiliki seseorang dapat mengalami modifikasi dan perkembangan
seiring pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh.
2. Konsepsi
Konsepsi adalah tafsiran seseorang tentang suatu konsep.
Seseorang yang akan memasuki bangku sekolah sudah memiliki
konsepsi dalam pikirannya yang terbangun dari pengalaman kehidupan
sehari-harinya. Tidak semua konsepsi yang dimiliki siswa salah, namun
banyak konsepsi yang dimiliki siswa tersebut tidak sesuai dengan
konsep yang dimiliki para ahli atau konsep ilmiah (Dewi, 2008: 7).
Kurniawan (dalam Hamdani, 2013: 2) menjelaskan bahwa
konsepsi siswa merupakan hasil dari pengalamannya sehari-hari pada
berbagai aspek kehidupannya, misalnya melalui pembicaraan dengan
orang-orang yang ada di sekelilingnya, dan melalui media seperti surat
kabar, televisi, radio, dsb. Siswa tidak dapat diibaratkan sebagai kertas
kosong yang bersih, yang kemudian ditulisi oleh guru dalam proses
pembelajaran, namun setiap siswa memiliki konsep awal yang kemudian
mereka bawa.
Berg (dalam Asih, 2008: 5) menjelaskan bahwa konsepsi dapat
didefinisikan sebagai tafsiran perorangan atau individu terhadap suatu
konsep. Berg memberikan contoh pada konsep bola, seorang siswa dapat
menafsirkan bola sebagai suatu benda kecil, bulat dan mengelinding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
konsepsi merupakan hasil pentafsiran seseorang terhadap suatu konsep
atau suatu objek, berdasarkan pengalamannya sehari-hari pada berbagai
aspek kehidupan yang kemudian mereka bawa.
3. Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi atau salah konsep merujuk pada suatu konsep
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang
diterima oleh para pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4).
Bentuk-bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan,
hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif
atau pandangan yang naif.
Fowler (dalam Suparno, 2005: 5) memandang miskonsepsi
sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan
konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan
konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-
konsep yang tidak benar.
Miskonsepsi merupakan konsepsi seseorang yang berbeda
dengan konsepsi para ahli (konsepsi ilmuwan). Konsepsi para ahli
lebih modern, lebih komplek, lebih rumit, melibatkan lebih banyak
hubungan antar konsep dari pada konsepsi siswa. Umumnya
miskonsepsi menyangkut kesalahan siswa dalam pemahaman
hubungan antar konsep Berg (dalam Hamdani, 2013: 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
miskonsepsi merupakan kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan akan
konsep yang dimiliki (konsep awal) dengan konsep ilmiah atau yang
diterima oleh para ahli, ilmuwan pada umumnya.
b. Penyebab Miskonsepsi
Miskonsepsi sering terjadi pada siswa di semua jenjang
pendidikan, mulai dari siswa SD, SMP, SMA, dan mahasiswa di
perguruan tinggi, bahkan miskonsepsi dapat terjadi pada seseorang
yang sudah bekerja. Penyebab miskonsepsi pada siswa paling
banyak berasal dari konsep awal (prakonsepsi) yang kemudian
dibawa ke pendidikan formal, sehingga miskonsepsi paling sering
terjadi pada siswa SD. Sejak kecil, seseorang sudah mengkonstruksi
konsep-konsep melalui pengalaman sehari-hari, dengan demikian
seseorang dapat dikatakan sudah mengalami proses belajar sejak
awal (Yuliati, 2006: 249).
Berg (dalam Rahmawati, dkk, 2013: 2) menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi miskonsepsi adalah, siswa,
guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Apabila
miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak diperhatikan oleh guru,
akan berdampak pada hasil belajar siswa, karena semakin
bertambahnya materi yang tidak mampu dipahami oleh siswa
dengan tuntas, akan menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Penyebab miskonsepsi pada siswa ada beberapa macam.
Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode
mengajar (Suparno, 2005: 29-54). Untuk lebih jelasnya peneliti
akan menguraikannya sebagai berikut:
1. Siswa
Diri sendiri dalam hal ini adalah diri siswa merupakan penyebab
terbesar terjadinya miskonsepsi dalam bidang fisika.
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam
beberapa hal, antara lain:
a. Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa
Sebelum siswa mengikuti pelajaran formal atau mendapat
bimbingan guru, banyak siswa yang sudah memiliki konsep
sendiri tentang suatu bahan. Prakonsepsi siswa biasanya
diperoleh dari orangtua, teman, sekolah awal, dan
pengalaman di lingkungan siswa. Konsep awal yang dimiliki
siswa sering mengandung miskonsepsi. Contoh konsep awal
siswa yang mengandung miskonsepsi adalah peristiwa
matahari mengelilingi bumi, berdasarkan pengalaman sehari-
hari siswa yang setiap hari mengamati matahari terbit dari
sebelah timur kemudian mengitari bumi dan tenggelam di
sebelah barat.
b. Pemikiran Asosiatif Siswa
Asosiasi siswa terhadap istilah-istilah sehari-hari juga
membuat miskonspesi (Arons dalam Suparno, 2005: 35).
Contohnya, asosiasi siswa terhadap gaya dengan aksi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
gerakan. Apabila mendorong benda dan benda yang didorong
tersebut tidak bergerak maka tidak terjadi gaya pada benda
tersebut. Hal tersebut sudah menunjukkan adanya
miskonsepsi pada siswa, karena benda yang didorong
kemudian benda tersebut tetap diam (tidak bergerak), tetap
dapat dikatakan adanya gaya yang bekerja hanya saja gaya
tersebut tidak cukup kuat untuk menggerakkan benda.
c. Pemikiran Humanistik
Pemikiran humanistik adalah pemikiran atau pandangan
terhadap semua benda dari pandangan manusiawi (Gilbert
dalam Suparno, 2005: 36). Tingkah laku benda dipahami
seperti tingkah laku manusia yang hidup, sehingga tidak
cocok. Contohnya miskonsepsi siswa pada kekekalan energi.
Apabila manusia disepanjang harinya bekerja tanpa istirahat
pasti akan merasa lelah dan lapar. Berdasarkan pengalaman
tersebut siswa beranggapan bahwa kekekalan energi tidak
mungkin terjadi. Energi yang dimiliki pasti berkurang dan
pada akhirnya akan lenyap.
d. Reasoning yang Tidak Lengkap atau Salah
Reasoning adalah penalaran. Miskonsepsi dapat disebabkan
oleh reasoning atau penalaran siswa yang tidak lengkap atau
salah (Comins dalam Suparno, 2005: 38). Informasi yang
diperoleh siswa tidak lengkap, sehingga siswa menarik
kesimpulan secara salah maka timbul miskonsepsi. Contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dari miskonsepsi yang disebabkan karena penalaran siswa
adalah ketika siswa mengetahui bahwa bumi termasuk di
dalam sistem tata surya, maka siswa menganggap bahwa
pada planet-planet yang lain sama seperti bumi ada
tumbuhan, air, dsb.
e. Intuisi yang Salah
Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang, yang
secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasan tentang
sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional diteliti
(Suparno, 2005: 38). Pemikiran intuitif biasanya berasal dari
pengamatan pada kejadian yang dilihat secara terus-menerus
atau sering. Contohnya adalah siswa sering mengetahui
bahwa benda padat yang dimasukkan ke dalam air selalu
tenggelam. Berdasarkan kejadian tersebut maka apabila
siswa secara spontan dihadapkan pada persoalan apakah
gabus akan tenggelam, secara spontan siswa menjawab “ya”,
karena gabus merupakan benda padat. Melalui uji coba siswa
akan mengetahui bahwa, apabila gabus dimasukkan ke dalam
air akan mengapung.
f. Tahap Perkembangan Kognitif Siswa
Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan
bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya
miskonsepsi siswa. Secara umum siswa yang masih dalam
tahap operasional konkret bila mempelajari suatu bahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang
konsep bahan tersebut. Siswa baru dapat berpikir
berdasarkan hal-hal yang konkret atau nyata dan dapat dilihat
dengan indra (Suparno, 2005: 39).
g. Kemampuan Siswa.
Siswa yang kurang berbakat fisika, kurang mampu dalam
mempelajari fisika, IQ yang dimiliki rendah akan mudah
melakukan miskonsepsi karena tidak dapat mengkonstruksi
pengetahuan fisika secara lengkap dan utuh (Suparno, 2005:
40).
h. Minat Belajar.
Siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai
miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat
pada fisika (Suparno, 2005: 41). Seorang siswa yang tidak
berminat pada fisika apabila ada kesalahan dalam menangkap
suatu bahan maka tidak akan berusaha mencari kebenaran
dan mengubah konsep yang salah tersebut.
2. Guru atau Pengajar
Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan
fisika secara tidak benar akan berakibat terjadi miskonsepsi pada
siswa. Suatu penelitian menunjukkan bahwa beberapa guru
mengajarkan bahan secara keliru, namun siswa menganggap apa
yang diajarkan oleh guru tersebut benar, sehingga terjadi
miskonsepsi pada siswa (Suparno, 2005: 42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Buku Teks
Buku teks merupakan sumber belajar bagi siswa. Buku teks
juga dapat menyebabkan miskonsepsi pada siswa (Suparno,
2005: 44). Miskonsepsi pada buku teks biasa terjadi karena:
a. Bahasanya yang sulit atau karena penjelasan yang tidak
benar, dan miskonsepsi tersebut tetap diteruskan.
b. Banyak penerbit buku menerbitkan buku teks berupa fiksi,
misalnya saja buku fiksi sains dengan tujuan menarik anak-
anak menyukai bidang sains, termasuk fisika, namun banyak
hal yang mengakibatkan terjadi miskonsepsi. Contohnya
adalah gerakan tokoh fiksi di udara yang terkadang tidak
mengindahkan hukum fisika, sehingga tertanam konsep yang
tidak benar pada diri siswa (Suparno, 2005: 46).
4. Konteks
a. Pengalaman Siswa
Pengalaman yang dimiliki siswa dapat menyebabkan
miskonsepsi. Contohnya adalah pada hukum kekekalan
energi bahwa siswa akan merasa lelah setelah bekerja keras,
hal tersebut menunjukkan bahwa energi hilang dan tidak
kekal.
b. Bahasa Sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh siswa
terkadang menimbulkan salah arti karena memiliki arti yang
berbeda dengan bahasa fisika Gilbert, Watts, Osborne (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Suparno, 2005: 48). Misalnya dalam bahasa sehari-hari suhu
dan panas itu sama, sedangkan dalam fisika kedua pengertian
tersebut berbeda.
c. Teman Lain
Apabila siswa tidak kritis terhadap kesalahan teman
akan menyebabkan miskonsepsi pada diri siswa sendiri.
Karena konsep yang dimiliki teman terkadang tidak sesuai
dengan konsep yang sebenarnya.
d. Keyakinan dan Ajaran Agama
Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini
secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat
menerima penjelasan ilmu pengetahuan sehingga terjadi
miskonsepsi. Contohnya: Berkenaan dengan penciptaan
alam. Beberapa siswa di Universitas Maine (AS) memandang
penciptaan alam ini dibuat dalam 6 hari, bahwa lubang hitam
itu digunakan untuk menyedot roh-roh jahat; bahwa bumi ini
datar, dan lain-lain. Dualisme gagasan yang dimiliki siswa
yaitu gagasan menurut ilmu dan gagasan menurut agama,
sehingga terjadi miskonsepsi pada siswa.
5. Metode mengajar
Sebaiknya guru tidak membatasi diri dengan menggunakan
satu metode saja, misalnya dengan metode ceramah tanpa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengungkapkan gagasannya sehingga siswa tidak mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kesempatan untuk mengetahui apakah konsep yang didapat
sudah benar atau tidak.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penyebab miskonsepsi adalah siswa/mahasiswa, guru/pengajar,
buku teks, konteks, dan metode mengajar. Miskonsepsi pada
siswa disebabkan oleh pengetahuan awal siswa (prakonsepsi),
pemikiran siswa, pemahaman siswa yang berbeda, cara berpikir
yang berbeda, serta minat belajar yang ada dalam diri siswa.
Miskonsepsi yang terjadi pada guru/pengajar terjadi karena guru
kurang menguasai bahan atau materi. Buku teks, buku fiksi,
kartun dapat menyebabkan miskonsepsi karena bahasa yang
digunakan sulit dan penjelasan tidak benar atau tidak sesuai
dengan kaedah ilmu (teori-teori fisika yang berlaku). Konteks
menjadi penyebab miskonsepsi karena pengalaman, bahasa,
teman, serta keyakinan dan ajaran agama yang dimiliki setiap
siswa berbeda-beda. Kemudian minimnya metode yang
digunakan guru dalam mengajar sehingga siswa tidak memilliki
kesempatan besar untuk mengungkapkan gagasan yang dimiliki.
c. Mendeteksi Miskonsepsi
Miskonsepsi pada siswa dapat diketahui atau dideteksi
melalui enam cara (Suparno, 2005: 121-128). Berikut ini adalah
uraian enam cara untuk mendeteksi adanya miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Peta Konsep (Concept Maps)
Melalui peta konsep miskonsepsi siswa dapat
diidentifikasi dengan melihat apakah hubungan antara konsep-
konsep itu benar atau salah, yang kemudian digabungkan dengan
wawancara untuk mengungkapkan gagasan yang dimiliki. Menurut
Feldsine (dalam Suparno, 2005: 122), miskonsepsi siswa dapat
diidentifikasi dengan mudah oleh guru dari peta konsep siswa dan
dapat dibantu dengan interviu.
2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka
Tes Multiple Choice mampu mendeteksi miskonsepsi
yang terjadi pada siswa dengan pertanyaan terbuka didalamnya,
dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai
jawaban tersebut (Amir dkk dalam Suparno, 2005: 123). Penelitian
ini menggunakan tes Multiple Choice melalui instrumen soal
pilihan ganda dengan dua pilihan keyakinan siswa terhadap
jawaban yang dipilih, siswa yakin benar atau tidak yakin benar.
Melalui tes tersebut dapat diketahui apakah siswa mengalami
miskonsepsi atau tidak. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi
apabila jawaban yang dipilih salah namun siswa yakin benar
terhadap jawaban yang dipilih tersebut.
3) Tes Esai Tertulis
Tes esai tertulis dapat disertai dengan wawancara yang
keduanya dapat digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi
pada siswa. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tertulis, yang terdiri dari 5 item soal untuk mendeteksi apakah
siswa mengalami miskonsepsi atau tidak. Siswa yang mengalami
miskonsepsi dapat dilihat dari jawaban siswa yang tidak sesuai
dengan jawaban para ahli.
4) Wawancara Diagnosis
Melalui kegiatan wawancara dengan memilih konsep-
konsep yang diperkirakan sulit dimengerti oleh siswa atau konsep
pokok yang akan diajarkan pada siswa, dengan begitu siswa
mampu mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep-
konsep yang mereka ketahui sehingga dapat diketahui ada tidaknya
miskonsepsi pada konsep yang dimiliki siswa.
5) Diskusi dalam Kelas
Jumlah siswa yang banyak sulit bagi guru untuk mendeteksi
adanya miskonsepsi pada siswa, sehingga diskusi dalam kelas
cocok untuk digunakan (Suparno, 2005: 127). Cara yang dilakukan
adalah siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka
tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang hendak diajarkan,
berdasarkan jawaban siswa tersebut dapat diketahui apakah
gagasan yang dimiliki siswa tepat atau tidak.
6) Praktikum dengan Tanya Jawab
Melalui kegiatan praktikum yang disertai dengan tanya
jawab dengan siswa dapat digunakan untuk mendeteksi apakah
siswa mengalami miskonsepsi pada konsep praktikum tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(Suparno, 2005: 128). Melalui praktikum siswa akan mengerti
apakah konsep yang dimiliki benar atau salah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada
enam cara untuk mendeteksi adanya miskonsepsi, yang pertama
melalui peta konsep dengan melihat apakah hubungan antara
konsep-konsep yang dimiliki siswa benar atau salah dan biasanya
disertai dengan wawancara supaya hasilnya lebih akurat. Kedua
adalah dengan tes multiple choice dengan pertanyaan terbuka,
dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia
mempunyai jawaban tersebut. Ketiga adalah tes esai tertulis yang
kemudian dapat dilakukan wawancara pada siswa untuk
mengetahui lebih jelas gagasan siswa. Keempat adalah wawancara
diagnosis dengan memberikan konsep yang diperkirakan sulit
dimengerti oleh siswa atau konsep pokok yang akan diajarkan pada
siswa, supaya siswa mampu mengekspresikan gagasan mereka.
Kelima adalah diskusi dalam kelas dengan meminta siswa untuk
mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah
diajarkan atau yang hendak diajarkan. Keenam adalah praktikum
yang disertai dengan tanya jawab.
4. Hakikat Pembelajaran IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata
dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu
pengetahuan alam (IPA) (Samatowa, 2010: 3). Berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu
pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Nash (dalam Samatowa, 2010: 3), menjelaskan bahwa IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga
menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis,
lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena
dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu
prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA adalah pembelajaran tentang alam atau ilmu
tentang alam, dengan menggunakan cara atau metode tertentu yang
bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara
suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya
membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang
diamatinya.
b. Perlunya IPA Diajarkan di Sekolah
IPA merupakan pelajaran yang perlu diajarkan di sekolah
dasar dan dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Berikut
empat alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah dasar (Samatowa,
2010: 4), 1) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, karena IPA
merupakan dasar teknologi bahkan tulang punggung
pembangunan, tolak ukur untuk kemajuan suatu bangsa di dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Misalnya seseorang bisa menjadi insinyur elektronika dan dokter
yang baik tidak lepas dari adanya ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala alam secara luas. 2) IPA adalah suatu
mata pelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berpikir lebih kritis, misalnya siswa diberikan suatu masalah, siswa
akan memecahkan masalahnya itu sendiri dengan cara mencari dan
menyelidiki, sehingga siswa dapat mengetahui suatu pengetahuan
yang didapatkannya sendiri. 3) IPA diajarkan kepada siswa melalui
kegiatan percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri, sehingga
IPA bukan mata pelajaran yang bersifat hafalan. 4) Pada mata
pelajaran IPA mempunyai nilai pendidikan karena adanya potensi
yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa IPA merupakan dasar teknologi dan sebagai tolak ukur
kemajuan suatu bangsa, sehingga IPA sangat perlu diajarkan di
sekolah dasar demi menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan dapat membentuk kepribadian anak untuk peduli
terhadap alam.
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2
Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, IPA diajarkan dengan
tujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir dan mampu
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai
tujuan tersebut diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep
belajar IPA secara benar (Suparno, 2005: 54).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/MI secara garis besar
terinci menjadi empat (4) kelompok yaitu:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,
dan gas;
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana;
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
(Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK
dan SD, 2007: 14).
Beberapa materi yang akan dibahas dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
a. Gaya
Gaya dapat menyebabkan benda yang semula diam menjadi
bergerak (Rositawaty dan Muharam, 2008: 78). Selain itu gaya juga
dapat mengubah bentuk dan ukuran benda serta mengubah arah
gerakan benda. Beberapa macam gaya yang dapat dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari antara lain:
1) Gaya Gesek
Gaya gesek timbul karena ada persentuhan pada dua
permukaan (Rositawaty dan Muharam, 2008: 81). Contoh
penerapan gaya gesek adalah pada ban sepeda. Ban yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
lama dipakai akan aus atau gundul. Hal ini terjadi karena ban selalu
bersentuhan dengan permukaan jalan. Selama ban bergerak
terdapat gaya yang berlawanan arah dengan arah gaya gerak
kendaraan. Gaya inilah disebut gaya gesek.
Gambar 2.1 Ban mobil yang digunakan sehari-hari terjadi gaya
gesek
Sumber : Azmiyati, C., dkk (2008: 87)
Gambar 2.2 Peristiwa mendorong kardus terjadi gaya gesek
Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 84)
Contoh lainnya adalah peristiwa saat mendorong kardus
terjadi gesekan antara permukaan kardus dan lantai, peristiwa
tersebut menimbulkan adanya gesekan antara permukaan kardus
dengan permukaan lantai sehingga timbul adanya gaya gesek
(Azmiyawati, C., dkk, 2008: 84). Semakin kasar permukaan benda,
semakin besar pula gaya geseknya. Hal ini berarti gerakan benda
semakin terhambat jika gaya gesekan semakin besar. Demikian
sebaliknya jika permukaan licin. Pada permukaan licin, gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
gesekan yang terjadi juga kecil. Akibatnya, benda itu semakin
mudah bergerak pada permukaan tersebut.
2) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi
antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta.
Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi
tidak terlempar ke angkasa luar.
Gambar 2.3 Seorang anak yang melempar bola ke atas
Sumber : Sulistyanto dan Wiyono (2008: 98)
Gambar 2.3 merupakan contoh peristiwa akibat adanya
gaya gravitasi. Benda-benda yang jatuh ke bawah merupakan
akibat dari adanya gravitasi (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 84).
3) Gaya Magnet
Gaya magnet adalah tarikan atau dorongan yang
disebabkan oleh magnet (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 90). Pada
magnet terdiri dari dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan,
sehingga pada keadaan bebas magnet akan selalu menunjuk ke
arah utara dan selatan. Gaya magnet dapat menyebabkan
tertariknya benda-benda di sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2.4 Gaya magnet dapat menyebabkan benda yang terbuat
dari besi tertarik dan menempel
Sumber : Rositawaty dan Muharam (2008: 82)
Magnet dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara
terbentuknya yaitu magnet alam dan magnet buatan. Magnet alam
terjadi secara alami, contohnya magnet bumi. Magnet buatan
merupakan magnet yang sengaja dibuat oleh manusia.
b. Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan
pekerjaan manusia (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 98). Pada prinsipnya,
pesawat sederhana terbagi menjadi empat macam, yaitu pengungkit,
bidang miring, katrol, dan roda berporos.
1) Pengungkit atau Tuas
Pengungkit atau tuas termasuk pesawat sederhana yang
digunakan untuk mengungkit benda yang berat (Yousnelly, P.,
dkk, 2010: 93).
Gambar 2.5 Alat-alat yang termasuk pengungkit
Sumber : Rositawaty dan Muharam (2008: 85)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.5 merupakan contoh alat-alat yang termasuk
pengungkit. Tuas atau pengungkit ada 3 jenis atau golongan, yaitu
tuas jenis pertama, tuas jenis kedua, dan tuas jenis ketiga. Tiga
golongan tersebut didasarkan pada tiga macam posisi dari titik
kuasa, beban, dan tumpu.
1) Tuas Jenis Pertama atau Golongan Pertama
Gambar 2.6 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I
Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 99)
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu
terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas
golongan pertama ini di antaranya adalah gunting,
linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku
(Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 111).
2) Tuas Jenis Kedua atau Golongan Kedua
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II
Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 99)
Tuas golongan kedua adalah tuas dengan titik
beban terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Contohnya: pembuka tutup botol, pemecah buah kenari,
dan gerobak dorong beroda satu yang biasa digunakan
untuk mengangkut batu atau pasir (Sulistyanto dan
Wiyono, 2008: 111).
3) Tuas Jenis Ketiga atau Golongan Ketiga
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III
Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 100)
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa
terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas
golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan
untuk memindahkan pasir, pinset, dan penjepit es
(Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 111).
2) Bidang Miring
Yousnelly, P., dkk (2010: 93) mengatakan bahwa bidang
miring merupakan salah satu pesawat sederhana, yaitu berupa
alat yang permukaannya dibuat miring. Seperti pesawat
sederhana yang lainnya bidang miring memiliki tujuan untuk
mempermudah seseorang memindahkan atau menggerakkan
sesuatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 2.9 Penggunaan prinsip bidang miring
Sumber: Rositawaty dan Muharam (2008: 90).
Gambar 2.9 merupakan contoh penggunaan prinsip
bidang miring, sehingga dapat menghemat tenaga.
Peristiwa sehari-hari yang memanfaatkan prinsip kerja
bidang miring adalah jalan di pegunungan yang berliku-
liku, papan yang dimiringkan, baji, sekrup, pisau, pahat,
dan lain sebagainya.
3) Katrol
Sulistyanto dan Wiyono (2008: 117) menyampaikan bahwa
katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya.
Menggunakan katrol benda-benda berat dapat terangkat dengan
mudah.
Gambar 2.10 Macam-macam katrol
Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 2.10 merupakan macam-macam katrol. Katrol
memiliki beberapa jenis yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan
katrol majemuk. Katrol merupakan prinsip kerja pengungkit
golongan ketiga.
4) Roda Berporos
(Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 119) mengatakan bahwa
adanya roda memungkinkan manusia untuk bergerak lebih
cepat dan mudah. Roda berporos merupakan roda yang
dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar
bersama-sama.
Gambar 2.11 Roda berporos pada sepeda
Sumber: Sulistyanto dan Wiyono (2008: 119)
Gambar 2.11 merupakan contoh dari roda berporos. Contoh
lainnya yaitu kursi roda, roda gerobak, dan lain sebagainya.
c. Cahaya dan sifat-sifatnya
Cahaya merupakan gejala alam yang ada di sekeliling kita. Dengan
adanya cahaya kita mampu mengamati segala hal di sekeliling kita
(Pujayanto, P., dkk, 2007: 69). Semua benda yang dapat memancarkan
cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat merambat lurus,
menembus benda bening, dan dapat dipantulkan.
1) Cahaya Merambat Lurus
Gambar 2.12 Cahaya lilin yang masuk melalui celah-celah
kertas karton yang berlubang
Sumber: Rositawaty dan Muharam (2008: 100).
Gambar 2.12 merupakan bukti bahwa cahaya merambat
lurus. Bukti bahwa cahaya merambat lurus yang lainnya adalah
cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela. Sifat
cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada
lampu senter dan lampu kendaraan bermotor (Sulistyanto dan
Wiyono, 2008: 125);
2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Gambar 2.13 Cahaya lampu senter yang menembus piring
jernih
Sumber: https://asrimaharanni.wordpress.com/kelas-
viii/optika/sifat-sifat-cahaya/
Gambar 2.13 merupakan contoh dari sifat cahaya dapat
menembus benda bening. Contoh dari sifat cahaya dapat
menembus benda bening lainnya adalah ketika kita menyenteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
air yang ada pada gelas bening maka cahaya akan menembus
air;
3) Cahaya dapat dipantulkan
Gambar 2.14 Pemantulan teratur dan pemantulan baur
Sumber: Rositawaty dan Muharam (2008: 103).
Gambar 2.14 merupakan contoh dari pemantulan
cahaya. Contoh dari peristiwa pemantulan cahaya adalah
sinar senter diarahkan ke cermin dan diarahkan ke dinding,
cahaya tersebut akan terlihat memantul ke dinding.
Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai
permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini,
sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu,
pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan
yang rata, licin, dan mengkilap. Permukaan yang
mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Macam-
macam cermin:
a. Cermin datar, yaitu cermin yang permukaan
bidang pantulnya datar dan tidak melengkung.
Cermin datar biasa digunakan untuk bercermin.
b. Cermin cembung, yaitu cermin yang permukaan
bidang pantulnya melengkung ke arah luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Cermin cembung biasa digunakan untuk spion
pada kendaraan bermotor. Bayangan pada
cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih
kecil (diperkecil) daripada benda yang
sesungguhnya.
c. Cermin cekung, yaitu cermin yang bidang
pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin
cekung biasanya digunakan sebagai reflektor
pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat
bayangan benda yang dibentuk oleh cermin
cekung sangat bergantung pada letak benda
terhadap cermin. Jika benda dekat dengan
cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak,
lebih besar, dan semu (maya). Jika benda jauh
dari cermin cekung, bayangan benda bersifat
nyata (sejati) dan terbalik (Azmiyawati, C., dkk,
2008: 112-114).
4) Cahaya dapat Dibiaskan
Gambar 2.15 Pensil tampak patah dalam air jernih
Sumber: (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 112-115).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 2.15 merupakan contoh dari sifat cahaya dapat
dibiaskan. Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang
kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan.
Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati
medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
Peristiwa pensil dimasukan kedalam gelas yang terisi air
akan terlihat patah tersebut terjadi karena cahaya merambat
dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat kemudian
cahaya dibiaskan mendekati garis normal;
5) Cahaya dapat Diuraikan
Gambar 2.16 Pelangi
Sumber: (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 112-115).
Gambar 2.16 merupakan contoh dari sifat cahaya dapat
diuraikan (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya
putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Contoh lainnya
adalah cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun,
sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya
berwarna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sifat-sifat cahaya di atas dapat dimanfaatkan untuk alat-alat
optik. Berikut ini akan diuraikan contoh pemanfaatan dari sifat-
sifat cahaya menurut Azmiyawati, C., dkk (2008: 117).
1) Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat
pada kapal selam untuk mengamati keadaan di
permukaan laut;
2) Kaca pembesar sederhana (lup) merupakan alat yang
digunakan untuk melihat benda-benda atau tulisan yang
berukuran kecil. Alat ini biasanya digunakan oleh
tukang arloji/jam untuk memperbaiki arloji/jam
tersebut.
3) Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk
mengamati benda-benda renik;
4) Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk
mengamati benda-benda yang letaknya jauh.
d. Proses Terbentuknya Tanah
Sebenarnya, tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami
pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan
butiran-butiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah.
Macam-macam batuan menurut Azmiyawati, C., dkk (2008: 125-127):
1) Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma
yang membeku. Magma merupakan benda cair yang sangat panas
dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
bumi disebut larva. Ada empat jenis batuan beku yaitu batu apung,
batu granit, batu opsidian, dan batu basalt.
2) Batuan Sedimen (Batuan Endapan)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan
hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari
batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan
tumbuhan. Ada lima contoh batuan sedimen yaitu batu
konglomerat, batu pasir, batu serpih, batu gamping (kapur), dan
breksi.
3) Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau disebut dengan batu malihan adalah
batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang
mengalami perubahan karena panas dan tekanan. Ada lima contoh
batuan metamorf yaitu batu marmer, batu kuarsa, batu tulis, batu
sabak, dan batu gneiss.
Tanah terbentuk dari batuan yang mengalami pelapukan
yang bercampur dengan bahan organik (Yousnelly, P., dkk, 2010:
124). Pelapukan dibedakan menjadi tiga kelompok menurut
sifatnya. Pertama, pelapukan fisis adalah pelapukan yang
disebabkan oleh tenaga dari alam seperti suhu, angin, dan air.
Kedua, pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang disebabkan
bahan kimia yang bersifat melapukan. Ketiga, pelapukan biologis
merupakan pelapukan yang terjadi karena adanya lumut dan lumut
kerak yang melapukan batuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
e. Struktur Bumi
Gambar 2.17 Lapisan-lapisan bumi
Sumber: (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 140).
Gambar 2.17 merupakan lapisan penyusun bumi. Struktur bumi
terdiri dari lapisan paling dalam hingga paling luar. Berikut ini
struktur bumi dari bagian dalam sampai luar:
a) Lapisan inti dalam ini memiliki ketebalan 2.740 km,
suhu ±4.500oC, kemudian lapisan ini terbentuk dari
nikel dan besi;
b) Lapisan inti bumi luar ini memiliki ketebalan 2.000
km, ±2.200 o
C, kemudian lapisan ini terbentuk dari
besi, nikel, dan zat lain;
c) Lapisan mantel bumi ini memiliki ketebalan 2.900
km, suhu ±3.700 o
C, kemudian lapisan ini terbentuk
dari mineral silikat;
d) Lapisan kerak bumi ini memiliki ketebalan 6-70 km,
suhu ±1.050 o
C, kemudian lapisan bumi tersusun dari
batuan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
e) Lapisan atmosfer memiliki ketebalan 640 km serta
tersusun dari lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer,
dan termosfer.
6. Jenis Kelamin
Secara biologis jenis kelamin adalah pensifatan atau pembagian
dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat
pada jenis kelamin tertentu, seks merupakan kodrat atau ketentuan
Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal. Ada dua jenis kelamin
di dunia ini yaitu laki-laki dan perempuan (Sundari, 2009). Jenis
kelamin mengacu pada ciri organ biologis, seperti payudara, rahim,
vagina, dan ovum untuk perempuan; dan memiliki penis dan sperma
untuk laki-laki Echols dan Shadily (dalam Marzuki, 2013: 2)
Setiap siswa baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki
kecerdasan yang berbeda-beda. Menurut beberapa pakar, taraf
inteligensi seseorang dapat digolongkan berdasarkan jenis kelamin.
Muncul anggapan bahwa pada umumnya kecerdasan siswa laki-laki
terletak pada kekreatifitasannya (lebih dominan menggunakan otak
kanan) sedangkan siswa perempuan pada umumnya memiliki
kecerdasan di bidang akademik (lebih dominan menggunakan otak kiri)
(Ahmadi dan Widodo dalam Mufida, 2013: 83). Pendapat tersebut
diperkuat oleh Hamalik (2007: 91) yang mengatakan bahwa secara
psikologis laki-laki dan perempuan tingkat inteligensinya berbeda, anak
laki-laki (sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang
lebih besar daripada anak perempuan dalam penyebaran inteligensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
artinya anak laki-laki tingkat inteligensinya lebih lemah atau rendah
daripada anak perempuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa laki-
laki dengan perempuan berbeda tingkat inteligensinya. Inteligensi atau
kecerdasan antara siswa laki-laki dan perempuan berpengaruh pada
kemampuan dalam bidang akademik. Bidang akademik berhubungan
dengan kemampuan siswa dalam mempelajari konsep-konsep, sehingga
apabila inteligensi atau kecerdasan siswa rendah maka kemampuan
siswa dalam memahami konsep rendah yang berakibat terjadinya
miskonsepsi.
Selain tingkat inteligensi yang berbeda, penyebab lain terjadinya
miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin adalah kemampuan dalam
mengingat. Daya ingat jangka panjang perempuan lebih baik, sedangkan
anak laki-laki lebih baik dalam ingatan jangka pendek (Sulistyo, 2013:
11), sehingga anak laki-laki cenderung lebih mudah lupa dari pada anak
perempuan maka anak laki-laki suka mencari cara tersendiri untuk
memecahkan suatu masalah. Cara dalam memecahkan masalah
terkadang tidak sesuai, sehingga akan menimbulkan kesalahan konsep
atau miskonsepsi pada siswa tersebut.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Mufida (2013, 31) yang
menjelaskan bahwa ukuran bagian-bagian otak antara laki-laki dan
perempuan berbeda, sehingga menyebabkan adanya perbedaan pada cara
kerja otak. Kerja otak berhubungan dengan pusat memori. Pusat memori
otak perempuan lebih besar daripada otak laki-laki, sehingga anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
perempuan mampu mengingat secara lebih detail, sedangkan anak laki-
laki mudah lupa. Hal tersebut akan berakibat terjadinya miskonsepsi,
karena siswa tidak mampu mengingat konsep dengan baik dan lengkap.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan atau
mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian yaitu Pujayanto, Labur,
Ratama, dan Mufida. Keempat penelitian tersebut akan diuraikan peneliti
sebagai berikut.
Hasil penelitian yang relevan pertama dilakukan oleh Pujayanto
(2006) yang berjudul “Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru SD”. Jenis
penelitian yang dilakukan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
guru mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan
Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari 30 %)
dan besar persentase miskonsepsinya adalah sebagai berikut: 1). Gaya dapat
berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45 %);
2). Gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan (40 %); 3). Massa
benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi
sama dengan berat benda di bulan (60 %); 4). Setiap dua benda bersentuhan
muncul gaya gesekan (60 %); 5). Pesawat sederhana meringankan kerja
manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana
gaya (kuasa) dan “energi” yang digunakan menjadi lebih kecil (100 %); 6).
Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh
permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium (85 %); 7).
Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
cahaya dari mata yang sampai ke benda (50 %); 8). Cahaya lampu neon
dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon
adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari (55 %). Penelitian
tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
sama-sama membahas mengenai miskonsepsi pada IPA Fisika. Penelitian
ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti,
yaitu penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui ada tidaknya
miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru kelas V Sekolah Dasar, sedangkan
peneliti meneliti ada tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V
Sekolah Dasar.
Hasil penelitian yang relevan kedua dilakukan oleh Labur (2008) yang
berjudul “Miskonsepsi Terhadap Konsep Gerak Dan Gaya Dalam Hukum-
Hukum Newton Pada Siswa Kelas 1 SMA Di Kecamatan Langke Rembong,
Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Model penelitian
yang dipakai adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemahaman konsep siswa sangat rendah yaitu hanya 10,0 %,
jawaban salah dan terkaan yang bersumber pada kurang pengetahuan
sebesar 33,0 %, sedangkan tingkat miskonsepsi siswa cukup tinggi yaitu
sebesar 56,9 %. Dari alasan siswa terhadap jawaban miskonsepsi ditemukan
beberapa pola miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya dalam hukum-
hukum newton, dan umumnya sama dengan yang telah dikemukakan oleh
peneliti para ahli sebelumnya. Tingginya tingkat miskonsepsi siswa
disebabkan oleh rendahnya minat siswa untuk belajar fisika, rendahnya
kemampuan kognitif siswa, rendahnya kualitas guru, dan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pembelajaran fisika yang dominan dengan metode ceramah. Selain itu
minimnya sarana pembelajaran (laboratorium dan buku) turut
mempengaruhi terjadinya miskonsepsi dalam diri siswa. Penelitian tersebut
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-
sama membahas mengenai miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya.
Penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh
peneliti, yaitu penelitian ini lebih difokuskan pada konsep gerak dan gaya
dalam hukum-hukum newton pada tingkat SMA, sedangkan peneliti
meneliti tentang IPA fisika pada tingkat Sekolah Dasar.
Hasil penelitian yang relevan ketiga dilakukan oleh Ratama (2013)
yang berjudul “Remidiasi Miskonsepsi Pada Konsep Gerak Lurus
Menggunakan Pendekatan Konflik Kognitif’. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1) siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kinematika gerak lurus, yakni
pada konsep gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan, gerak
jatuh bebas yakni sebesar 86,4 %. 2) Berdasarkan analisis data diperoleh
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum remidiasi adalah
74,3 % sedangkan setelah dilakukan remidiasi dengan pendekatan konflik
kognitif persentase siswa yang mengalami miskonsepsi berkurang menjadi
31,5 %. Penurunan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar
42,8 %. Berdasarkan penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami
miskonsepsi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan konflik kognitif
dapat mengurangi miskonsepsi siswa sekolah menengah pada konsep
kinematika gerak lurus. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama membahas mengenai
miskonsepsi pada konsep gerak. Penelitian ini juga memiliki perbedaan
dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu penelitian ini lebih
difokuskan pada upaya untuk remidiasi miskonsepsi pada konsep gerak
lurus menggunakan pendekatan konflik kognitif, sedangkan peneliti
meneliti tentang ada tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V
Sekolah Dasar tanpa mengetahui upaya untuk remidiasi.
Hasil penelitian yang relevan keempat dilakukan oleh Mufida (2013)
yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Jenis
Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN
Karangrejo Tulungagung”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
eksperimen. Dengan model penelitian deskriptif. Penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh metode pembelajaran mind mapping
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo
Tulungagung dengan nilai thitung > ttabel yaitu 3,040 >1,995 sehingga hasil H0
ditolak dan H1 diterima. Analisis kedua mengenai jenis kelamin
menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung yang
ditunjukkan oleh nilai thitung < ttabel yaitu 1,062 < 2,027 sehingga menerima
H0 dan menolak H1. Besarnya pengaruh metode pembelajaran mind mapping
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo
Tulungagung adalah sebesar 15,3 %, sedangkan besarnya pengaruh jenis
kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN
Karangrejo Tulungagung tidak dihitung karena analisis menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung. Penelitian tersebut
memilki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
karena penelitian tersebut meneliti tentang jenis kelamin. Penelitian ini juga
memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu
penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui pengaruh suatu metode
pembelajaran yaitu mind mapping terhadap hasil belajar siswa kelas VII
pada mata pelajaran matematika, sedangkan peneliti meneliti tentang ada
tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V Sekolah Dasar.
Berikut ini merupakan bagan tentang literature map penelitian yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Literature map
penelitian yang relevan dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 2.18 Skema penelitian yang relevan.
Pujayanto (2006) “Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada
Guru SD”
Labur (2008) “Miskonsepsi Terhadap Konsep Gerak
Dan Gaya Dalam Hukum-Hukum Newton Pada Siswa
Kelas 1 SMA Di Kecamatan Langke Rembong,
Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara
Timur”
Ratama (2013) “Remidiasi Miskonsepsi Pada Konsep
Gerak Lurus Menggunakan Pendekatan Konflik
Kognitif”
Miskonsepsi IPA Fisika
Siswa Kelas V Semester
2 SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman
Mufida (2013) “Pengaruh Metode Pembelajaran
Mind Mapping dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN
Karangrejo Tulungagung”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 2.18 merupakan skema penelitian yang relevan. Ada empat
penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu penelitian
dari Pujayanto (2006) mengenai miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru SD,
penelitian dari Labur (2008) mengenai miskonsepsi terhadap konsep gerak dan
gaya, penelitian dari Ratama (2013) mengenai miskonsepsi pada konsep gerak,
dan penelitian dari Mufida (2013) yang sama-sama meneliti tentang jenis kelamin.
C. Kerangka Berpikir
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam ini atau disebut juga dengan ilmu alam. IPA
berfaedah bagi suatu bangsa, karena kesejahteraan materil suatu bangsa
banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam bidang
IPA, karena IPA sebagai dasar teknologi sehingga IPA disebut sebagai
tulang punggung pembangunan. Di dalam IPA juga terdapat deretan
konsep-konsep dasar yang amat penting yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga dalam memasuki dunia sekolah siswa
sudah memiliki banyak konsep. Apabila konsep-konsep IPA diajarkan
menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang
memberikan kesempatan berpikir kritis, sehingga mencegah terjadinya
miskonsepsi.
Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para pakar dalam
bidang itu. Beberapa faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yaitu siswa,
guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Perbedaan jenis kelamin
juga dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Beberapa sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mengatakan bahwa inteligensi laki-laki lebih rendah daripada inteligensi
perempuan, daya ingat jangka panjang perempuan lebih baik, sedangkan
anak laki-laki lebih baik dalam ingatan jangka pendek, dan ukuran otak
yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan pada cara kerja
otak. Perbedaan-perbedaan tersebut akan menyebabkan terjadinya
miskonsepsi IPA fisika.
Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas mendorong peneliti
untuk mendeteksi adanya miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada materi gaya,
pesawat sederhana, cahaya, proses terbentuknya tanah, dan struktur bumi.
Peneliti juga akan mendeteksi adanya perbedaan miskonsepsi pada siswa
dilihat dari jenis kelamin. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah soal pilihan ganda dan uraian (esai). Kemudian hasil penelitian
tersebut dianalisis dan disajikan dengan menggunakan jenis penelitian
kuantitatif deskriptif.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman masih terjadi dalam konsep
gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah
karena pelapukan, dan struktur bumi.
2. Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa
kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III memberikan gambaran kepada pembaca mengenai metode
penelitian. Pada bab ini membahas mengenai jenis penelitian; waktu dan tempat
penelitian; populasi dan sampel; variabel penelitian; teknik pengumpulan data;
instrumen penelitian; teknik pengujian instrumen; dan teknik analisis data. Uraian
pembahasan bab metodologi penelitian adalah sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
deskriptif dengan metode pengambilan data survei. Sugiyono (2011: 8)
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. Selanjutnya (Mahdi dan
Mujahidin, 2014: 104) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang berorientasi pada data-data empiris berupa angka atau suatu
fakta yang bisa dihitung. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian
yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik Rifa’i (dalam
Amiruddin, 2010: 1).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang hasilnya berupa angka yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dihitung menggunakan analisis dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah diterapkan.
Syaodih (2008: 72) mengungkapkan deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang
bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Mamang dan Sopiah (2010: 173) mengungkapkan survei adalah
metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan
tertulis. Survei adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan
menggunakan sampel yang relatif kecil (Syaodih, 2008: 82). Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan survei adalah metode penelitian
pengumpulan data atau informasi dengan mengambil sampel dari populasi
yang ada, pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan dan tulis.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diketahui bahwa
kuantitatif deskriptif dengan metode pengambilan data survei adalah
penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu
populasi dengan menggunakan sebuah instrumen, sehingga mendapatkan
data berupa angka dan dianalisis menggunakan statistik kemudian
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi. Penelitian ini
menggunakan soal tes tertulis sebagai alat atau instrumen pengambilan data
dan dibatasi dengan sampel dari keseluruhan populasi yang ada. Penelitian
ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan, Sleman dan perbedaan miskonsepsi
IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan selama 12 bulan dari
bulan Maret 2015 sampai Febuari 2016. Pelaksanaan penelitian
dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu
penyusunan proposal dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Pada bulan
April 2015 peneliti mengurus perijinan penelitian dan penyusunan
instrumen penelitian. Validasi instrumen penelitian dan revisi
instrumen penelitian dilaksanakan pada awal Mei 2015 dan pada
pertengahan Mei 2015 dilaksanakan uji coba instrumen atau uji coba
empiris. Setelah melakukan uji coba empiris peneliti masih harus
menganalisis tiap butir soal untuk dipilih 20 soal pilihan ganda dan 5
soal uraian yang benar-benar valid, kemudian peneliti melaksanakan
proses pengambilan data penelitian pada bulan Juni 2015. Setelah data
penelitian terkumpul peneliti selanjutnya melakukan pengolahan data
yang berlangsung dari bulan Juli 2015 sampai Agustus 2015.
Kemudian peneliti melakukan penyusunan laporan yang berlangsung
dari bulan September 2015 sampai Febuari 2016. Pada bulan Agustus
2016 peneliti melaksanakan ujian skripsi dan revisi.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman yang menggunakan kurikulum KTSP. Pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tempat penelitian dikarenakan berdasarkan hasil wawancara pra survei
yang dilakukan dengan 2 guru kelas V SD Negeri di Prambanan,
mengatakan bahwa prestasi siswanya pada pelajaran IPA relatif rendah
hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), banyaknya siswa yang
mendapat nilai IPA di bawah KKM karena rendahnya penguasaan
konsep IPA terutama pada konsep fisika.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2011: 80) menyatakan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Kountur (2003: 137), populasi merupakan suatu kumpulan
menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah kumpulan objek atau subjek secara menyeluruh yang
mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan dan kemudian
dipelajari oleh peneliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang
menggunakan kurikulum KTSP. Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah 656 siswa. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
No
Nama SD
Negeri
Alamat
Jenis
Kelamin
Jumlah
L P
1 Delegan 1 Dinginan, Sumberharjo 13 20 33
2 Delegan 2 Dinginan, Sumberharjo 23 11 34
3 Delegan 3 Polangan, Sumberharjo 19 10 29
4 Bleber 1 Karanggede, Sumberharjo 13 15 28
5 Kenaran 1 Bandungan, Karangturi, Sumberharjo 19 13 32
6 Kenaran 2 A Sawo, Sumberharjo 13 10 23
Kenaran 2 B Sawo, Sumberharjo 10 12 22
7 Potrojayan 2 Sorogedug, Madurejo 9 23 32
8 Gayamharjo Gayamharjo 18 7 25
9 Sambirejo Sambirejo 17 17 34
10 Potrojayan 3 Jamusan 9 14 23
11 Bokoharjo Marangan, Bokoharjo 21 19 40
12 Rejondani A Rejondani, Madurejo 16 18 34
Rejondani B Rejondani, Madurejo 18 16 34
13 Jali Jali, Gayamharjo 9 19 28
14 Prambanan A Klurak baru, Prambanan 12 13 25
Prambanan B Klurak baru, Prambanan 11 17 28
15 Pelemsari Pelemsari, Bokoharjo 16 15 31
16 Dadapsari Dadapsari, Gayamharjo 2 7 9
17 Madusari 1 Jondani, Madurejo 11 18 29
18 Candisari Candisari, Wukirharjo 5 2 7
19 Tempursari Kentheng, Sumberharjo 13 21 34
20 Madusari 3 Sembir, Madurejo 8 9 17
21 Sumberwatu Sumberwatu, Sambirejo 7 2 9
22 Kenaran 3 Gunug cilik, Sumberharjo 10 6 16
Jumlah Total 322 334 656
Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa ada 22 SD Negeri di Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan kurikulum KTSP. Jumlah
seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman sebesar 656 siswa yang terdiri dari 322 siswa laki-laki dan 334 siswa
perempuan.
2. Sampel
Kountur (2003: 137) menyatakan bahwa sampel merupakan
bagian dari populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 81),
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Jadi, berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari keseluruhan subjek
atau objek (populasi).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan
tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan
kesalahan 5%. Untuk menentukan besar sampel Krejcie dan Morgan,
(Fenandez dalam Sumanto, 2014: 210) memberikan aturan paktis
yang dapat dilihat dalam bentuk tabel 3.2. Krejcie dan Morgan.
Tabel 3.2. Tabel Krejcie dan Morgan
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 265 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan : N = Populasi
S = Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan jumlah populasi penelitian seluruh siswa kelas V
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sebesar 656
siswa, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 242
siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar 242 siswa
karena populasi siswa SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
mendekati populasi 650 yang sudah ditetapkan pada tabel Krejcie dan
Morgan. Banyaknya sampel disesuaikan dengan banyaknya subjek
pada tiap sekolah, supaya persentase pembagian sampel setiap sekolah
seimbang, yaitu dengan cara :
Hasil perhitungan jumlah sampel setiap SD peneliti disajikan
pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian
No. Nama SD Kelas Jumlah
Siswa
Penghitungan Jumlah
Sampel
Jumlah
Sampel
(Bulat)
1 SD N Delengan 1 A 33
12
2 SD N Delegan 2 A
34
13
3 SD N Delegan 3 A
29
11
4 SD N Bleber 1 A
28
10
5 SD N Kenaran 1 A
32
12
6 SD N Kenaran 2 A
23
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No. Nama SD Kelas Jumlah
Siswa
Penghitungan Jumlah
Sampel
Jumlah
Sampel
(Bulat)
SD N Kenaran 2 B
22
8
7 SD N Potrojayan 2 A
32
12
8 SD N Gayamharjo A
25
9
9 SD N Sambirejo A
34
13
10 SD N Potrojayan 3 A
23
8
11 SD N Bokoharjo A
40
15
12 SD N Rejondani
A 34
13
B 34
13
13 SD N Jali A
28
10
14 SD N Prambanan
A 25
9
B 28
10
15 SD N Pelemsari A
31
11
16 SD N Dadapsari A
9
3
17 SD N Madusari 1 A
29
11
18 SD N Candisari A
7
3
19 SD N Tempursari A
34
13
20 SD N Madusari 3 A
17
6
21 SD N Sumberwatu A
9
3
22 SD N Kenaran 3 A
16
6
Jumlah 656 242,00 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Setelah menentukan besar sampel pada masing-masing sekolah,
kemudian peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik simple
random sampling. Simple random sampling adalah cara pemilihan
sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara
random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih)
dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi (Kountur, 2003:
137). Sedangkan menurut Mamang dan Sopiah (2010: 178), sample
random sampling adalah teknik sampling dimana peneliti melakukan
pengambilan sampel dengan “mencampur” subjek di dalam populasi
sehingga semua subjek dianggap sama. Jadi berdasarkan kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa simple random sampling
adalah teknik pengambilan sampel dari semua populasi yang ada
dicampur kemudian dipilih satu persatu, dan setiap siswa hanya
mendapat satu kesempatan.
Tujuan dari random sampling adalah agar setiap individu dalam
populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sample
Syaodih (2008: 253). Ada tiga cara yang bisa digunakan untuk
menentukan sampel dengan menggunakan teknik simple random
sampling, yaitu undian, ordinal, dan randomisasi (Mahdi &
Mujahidin, 2014: 113). Cara pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan sistem undian, undian menggunakan lintingan kertas
kecil yang berisikan absensi atau nomer urut siswa. Peneliti
mengambil undian secara acak sesuai dengan jumlah sampel yang
sudah ditentukan pada setiap sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu konsep yang mengungkapkan kelompok
obyek atau hal yang nilainya berbeda-beda seperti gender, kemampuan,
inteligensi, nilai, minat, sikap, motivasi, warna mata, penghasilan, umur,
dll (Suparno, 2005: 29). Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 38), variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi dapat disimpulkan variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti seperti
gender, kemampuan dan inteligensi yang kemudian diamati oleh peneliti
untuk dipelajari dan dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas
(independent) dan terikat (dependent). Variabel bebas dan variabel terikat
saling berhubungan karena saling ada yang mempengaruhi dan ada yang
dipengaruhi.
Sugiyono (2011: 39) mengatakan bahwa variabel bebas
(independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel
bebas pada penelitian ini adalah jenis kelamin siswa kelas V semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independent)
(Sugiyono, 2011: 39). Variabel terikat pada penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara.
Menurut Sugiyono (2011: 225), teknik pengumpulan data ada 4 yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi/gabungan. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data yaitu
dengan cara tes dan non tes. Pengumpulan data tes dengan menggunakan
teknik tes tertulis, sedangkan pengumpulan data non tes dengan teknik
wawancara dan dokumentasi. Berikut ini akan diuraikan tentang teknik
pengumpulan data.
1. Tes Tertulis
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan (Arikunto, 2013: 67). Peneliti menggunakan
teknik tes tertulis untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman. Melalui data yang diperoleh berupa jawaban siswa akan
menentukan hasil penelitian.
2. Wawancara
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
respondennya kecil (Sugiyono, 2011: 137). Peneliti akan melakukan
wawancara kepada guru kelas V untuk mendapatkan informasi mengenai
prestasi siswa pada pelajaran IPA dan sejauhmana penguasaan siswa
tentang konsep IPA terutama pada IPA fisika.
3. Dokumentasi
Dokumentasi (documentary study) adalah teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis,
gambar maupun elektronik (Syaodih, 2008: 221). Aspek-aspek dokumen
tulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data siswa yang terdiri
dari nama siswa kelas V, nomor absensi siswa kelas V, dan jenis kelamin
serta alamat sekolah yang diperoleh dari UPT. Dokumen gambar yang
digunakan dalam penelitian ini adalah foto-foto kegiatan penelitian.
Tujuan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data jenis studi
dokumenter supaya peneliti mempunyai data fisik yang dapat dijadikan
sebagai bukti pelaksanaan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:
102). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes dan daftar cek.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA
fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman. Menurut Arikunto (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mamang dan Sopiah, 2010: 150), tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut
Djemari (dalam Putro, 2009: 45), tes adalah salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung,
yaitu respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Jadi,
dapat disimpulkan tes adalah salah satu alat ukur yang berupa
stimulus atau pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
mengukur tingkat kemampuannya.
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa 50
soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Tes dilaksakan setelah
melakukan uji validasi isi instrumen oleh 2 dosen, dan 2 guru.
Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen tes sebelum
validasi isi. Kisi-kisi dalam penyusunan soal pilihan ganda dan
uraian terdapat pada tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4 Tabel Kisi-kisi Soal Pilahan Ganda dan Uraian Sebelum
Validasi Isi
No Kompetensi
Inti
Kompetensi Dasar Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
Pilihan
Ganda
Nomor
Soal
Urain
1 5. Memahami
hubungan antara
gaya, gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.1 Mendeskripsikan
hubungan antara
gaya, gerak dan
energi melalui
percobaan (gaya
gravitasi, gaya
gesek, gaya magnet)
5.1.1
Menyebutkan
macam-macam
gaya melalui
percobaan
3 1, 2, 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No Kompetensi
Inti
Kompetensi Dasar Indikator Jumlah
Soal
Nomor Soal
Pilihan
Ganda
Nomor
Soal
Uraian
1 5. Memahami
hubungan antara
gaya, gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.1 Mendeskripsikan
hubungan antara
gaya, gerak dan
energi melalui
percobaan (gaya
gravitasi, gaya
gesek, gaya magnet)
5.1.2
Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
gaya
3 4, 5, 6
5.2 Menjelaskan
pesawat sederhana
yang dapat membuat
pekerjaan lebih
mudah dan lebih
cepat
5.2.1
Mengidentifikasi
ciri-ciri pesawat
sederhana
6 7, 8, 9, 10,
11, 12,
1
5.2.2
Menyebutkan
contoh jenis tuas
atau pengungkit
jenis pertama
3 13, 14, 15 6
5.2.3
Menyebutkan
penerapan
pesawat
sederhana dalam
kehidupan sehari-
hari
3 16, 17, 18
2. 6. Menerapkan
sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan
membuat suatu
karya atau model
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
6.1.1
Menyebutkan
sifat-sifat cahaya
5 19, 20, 21,
22, 23
4
6.1.2
Menjelaskan sifat
bayangan pada
cermin
5 24, 25, 26,
27, 28
5
6.2 Membuat suatu
karya/model,
misalnya periskop
atau lensa dari bahan
sederhana dengan
menerapkan sifat-
sifat cahaya
6.2.1 Mengetahui
alat dan bahan
yang digunakan
untuk membuat
karya/model
yang menerapkan
sifat-sifat cahaya
3 29, 30, 31
3 7. Memahami
perubahan yang
terjadi di alam
dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber
7.1 Mendeskripsikan
proses pembentukan
tanah karena
pelapukan
7.1.1
Menggolongkan
jenis-jenis batuan
4 32, 33, 34,
35
8
7.1.2
Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
3 36, 37, 38 7
7.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah
7.2.1 Mengetahui
jenis-jenis tanah
10 39, 40, 41,
42, 43, 44,
45, 46, 47,
48
10, 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
7.3 Mendeskripsikan
struktur bumi
7.3.1
Mendeskripsikan
struktur
permukaan bumi
2 49, 50 3, 9
Total 50 11
Tabel 3.4 menunjukkan kisi-kisi instrumen tes berupa soal
pilihan ganda dan esai (uraian) sebelum validasi isi yang terdiri dari
3 standar kompetensi, 7 kompetensi dasar, dan 12 indikator. Kisi-kisi
instrumen tes soal pilihan ganda dan uraian sebelum validasi isi
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.1 dan 3.2.
Selain membuat kisi-kisi instrumen peneliti juga membuat
kunci jawaban untuk soal pilihan ganda dan pedoman penskoran
untuk soal uraian. Kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 3.1
pedoman penskoran dapat dilihat pada lampiran 3.3.
2. Non Tes
Selain menggunakan bentuk instrumen tes yang berupa soal
pilihan ganda dan soal uraian peneliti juga menggunakan
instrumen non tes. Instrumen non tes dalam penelitian ini berupa
daftar cek dan pedoman wawancara. Berikut ini akan diuraikan
pedoman wawancara dan daftar cek yang digunakan dalam
penelitian.
a. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara disusun oleh peneliti supaya
pertanyaan yang akan dibuat peneliti dapat lebih operasional
atau spesifik untuk dapat mencapai tujuan penelitian tersebut
(Herdiansyah, 2013: 80). Pedoman wawancara digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
peneliti untuk melakukan wawancara dengan beberapa guru
kelas V SD Negeri di Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman untuk mengetahui informasi prestasi siswa kelas V
pada mata pelajaran IPA dan miskonsepsi siswa pada konsep
IPA fisika. Pedoman yang dapat digunakan peneliti seperti
tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Pedoman wawancara
Responden Pertanyaan
Guru 1. Apakah siswa-siswi kelas V di semester 2 ini sudah melakukan
evaluasi atau tes pada materi IPA fisika?
2. Bagaimana hasil pekerjaan siswa-siswi kelas V pada materi IPA
fisika di semester 2 ini?
3. Bagaimana guru menyikapi hasil pekerjaan siswa pada mata
pelajaran IPA Fisika kelas V yang belum mencapai KKM?
4. Apa saja teknik yang dipakai guru agar siswa kelas V dapat
memahami konsep IPA fisika di semester 2 ini?
Tabel 3.5 di atas merupakan tabel pedoman wawancara yang
terdiri dari 4 pertanyaan yang digunakan oleh peneliti untuk
mewawancarai guru kelas V SD Negeri di Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman.
b. Daftar cek
Daftar cek atau disebut check list adalah daftar untuk
menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur, komponen, trait,
karakteristik, atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas atau
satu kesatuan yang kompleks (Putro, 2009: 107). Dalam hal
ini, peneliti hanya memberikan tanda centang setiap
pemunculan gejala yang dimaksud (Mamang dan Sopiah,
2010: 154). Daftar cek ini digunakan peneliti untuk
mengetahui jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Daftar jenis
kelamin siswa dapat dilihat pada lampiran 2.4.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian
validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas akan dikenakan pada
instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validitas dan
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
untuk mengukur apa yang ingin diukur (Effendi dan Tukiran,
2012: 125). Penelitian ini menggunakan 3 jenis validitas yaitu
validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga
validitas tersebut akan diuraikan peneliti sebagai berikut.
a. Validitas Isi
Arifin (2009: 248) menjelaskan bahwa validitas isi
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan
mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi,
melakukan diskusi dengan para ahli dalam hal ini guru dan
dosen, atau mencermati kembali substansi dari konsep-
konsep yang akan diukur. Validitas isi merupakan validitas
yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional atau lewat pofessional judgement (Azwar,
2011: 45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Validitas isi pada penelitian ini dilakukan
menggunakan professional judgement atau sering disebut
dengan expert judgment. Validitas isi dilakukan oleh para
ahli yang bidang keahliannya sesuai atau berhubungan
dengan penelitian. Pada penelitian ini validiasi isi dilakukan
oleh 4 ahli. Ahli yang dipilih untuk melakukan validitas isi
ada 2 dosen dari Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma dan 2 guru Sekolah Dasar Kelas V.
Setiap ahli memberikan nilai atau skor pada lembar
penilaian yang telah disediakan oleh peneliti. Skala skor
dalam lembar penilaian instrumen menggunakan skala
Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur skala sikap, pendapat, dan persepsi orang
(Sugiyono, 2012: 93). Skala skor yang biasa digunakan
dalam Skala Likert meliputi Skor 1 : Tidak sesuai, Skor 2 :
Kurang Sesuai, Skor 3 : Ragu-ragu, Skor 4 : Sesuai, dan
Skor 5 : Sangat Sesuai.
Peneliti pada penelitian ini hanya memberikan skor 1-4,
hal tersebut bertujuan agar validator memberikan penilaian
pada instrumen dengan pasti dan jelas sehingga kategori
skor ragu-ragu dihapus, dengan demikian Skala Likert yang
digunakan dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut:
Skor 1 : Tidak Sesuai, Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 :
Sesuai, Skor 4 : Sangat Sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Keseluruhan data yang diperoleh diakumulasikan
beserta komentar dari para ahli peneliti, kemudian keduanya
digunakan sebagai dasar untuk menentukan instrumen mana
saja yang akan diperbaiki atau direvisi sehingga dapat
digunakan sebagai uji validitas selanjutnya. Penelitian ini
menggunakan skor 3 yang berarti baik, skor 3 tersebut
menjadi batasan dalam mengambil keputusan apakah
instrumen tes akan direvisi atau tidak. Kriteria yang peneliti
buat untuk menentukan adanya revisi atau tidak terdapat
pada tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen
Penilaian Kuantitatif Penilaian Kualitatif Keputusan
>3 Positif Tidak Revisi
>3 Negatif Revisi pada bagian
tertentu
<3 Positif Revisi
<3 Negatif Revisi
Tabel 3.6 menunjukkan ketentuan dalam pelaksanaan revisi.
Rata-rata hasil validasi dari ahli pada setiap item soal penilaiannya
lebih dari 3 dengan komentar yang positif maka peneliti memutuskan
untuk tidak melakukan revisi. Rata-rata hasil validasi dari ahli pada
setiap item soal penilaiannya lebih dari 3, namun komentar yang
diberikan ahli tersebut negatif maka peneliti memutuskan untuk
melakukan revisi dibagian tertentu pada item soal tersebut. Rata-rata
hasil validasi dari ahli pada setiap item soal penilaiannya kurang dari
3 dengan komentar yang positif ataupun negatif maka peneliti
memutuskan untuk merevisi item soal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Ahli pertama yang melakukan validasi adalah Prof. Dr. Paulus
Suparno, SJ, M.ST. Beliau ditunjuk menjadi validator karena ahli
dalam bidangnya yaitu sebagai dosen prodi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma sekaligus ahli dalam bidang miskonsepsi
karena beliau merupakan penulis dari buku miskonsepsi. Beliau
menilai tepat atau tidaknya soal yang akan digunakan untuk
mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa dan memberikan saran
kepada peneliti agar soal pilihan ganda diberi deteksi keyakinan
terhadap jawaban siswa apakah mereka menjawab soal dengan yakin
benar atau tidak yakin benar. Siswa dikatakan mengalami
miskonsepsi apabila menjawab salah namun siswa tersebut yakin
benar terhadap jawaban yang dipilih, dengan demikian peneliti
mampu mendeteksi apakah siswa mengalami miskonsepsi pada soal
pilihan ganda, selain itu beliau juga berpendapat bahwa masih ada
soal yang masih membingungkan.
Ahli kedua yang dipilih untuk menjadi validator adalah Ir. Sri
Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai bagian isi soal, yaitu
menilai tepat atau tidaknya soal yang dibuat beserta kunci jawaban,
sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi
pada siswa. Ibu Sri ditunjuk menjadi validator bagian isi soal karena
beliau ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen prodi pendidikan
Fisika Universitas Sanata Dharma. Beliau menyarankan untuk soal
yang berupa percobaan diganti menjadi soal mengenai peristiwa-
peristiwa IPA Fisika dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pembenahan kunci jawaban pada 3 soal pilihan ganda yaitu item 17,
19, dan 28.
Ahli ketiga adalah guru kelas V SD Denggung Kabupaten
Sleman bernama Ibu Ari Trisnawati, S.Pd dan ahli yang keempat
adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Magelang bernama
Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. Ibu Ari dan Pak Agustinus ditunjuk
sebagai validator karena keduanya merupakan guru kelas V SD yang
setiap harinya mengajar para siswa kelas V, sehingga mereka lebih
paham mengenai materi-materi IPA Fisika antara lain gaya, pesawat
sederhana, cahaya, pelapukan, dan struktur bumi. Kedua ahli
tersebut hanya menilai bahasa yang digunakan dalam soal yang telah
dibuat agar mudah dipahami oleh siswa. Ibu Sri dan Pak Agustinus
memberikan komentar pada soal pilihan ganda dan uraian bahwa ada
gambar yang kurang jelas selain itu masih ada tata bahasa yang sulit
dan terlalu tinggi untuk dipahami siswa sehingga perlu dilakukan
revisi pada tata bahasa. Berikut ini merupakan rangkuman hasil
validasi isi oleh para ahli.
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Pilihan Ganda
oleh Expert Judgment
Nomor
Butir Soal
Nilai Validator Rata-
rata
Tindak Lanjut
1 2 3 4
1 3 4 3 2 3 Revisi pada bagian tertentu
2 3 4 2 2 2.75 Revisi
3 2 4 2 4 3 Revisi pada bagian tertentu
4 3 4 4 3 3.5 Revisi pada bagian tertentu
5 2 4 4 3 3.25 Revisi pada bagian tertentu
6 1 4 1 4 2.5 Revisi
7 1 4 4 3 3 Revisi pada bagian tertentu
8 3 4 4 2 3.25 Tidak revisi
9 4 4 4 2 3.5 Revisi pada bagian tertentu
10 3 4 4 4 3.75 Revisi pada bagian tertentu
11 3 4 4 1 3 Revisi pada bagian tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Nomor
Butir Soal
Nilai Validator Rata-
rata
Tindak Lanjut
1 2 3 4
12 3 4 4 4 3.75 Tidak revisi
13 4 4 4 4 4 Tidak revisi
14 4 4 4 3 3.75 Tidak revisi
15 4 4 4 4 4 Tidak revisi
16 3 4 4 3 3.5 Revisi pada bagian tertentu
17 1 4 4 2 2.75 Revisi
18 2 4 3 - 2.5 Revisi
19 1 - 4 3 3 Revisi pada bagian tertentu
20 2 4 4 4 3.5 Revisi pada bagian tertentu
21 1 - 4 1 0.5 Revisi
22 1 - 4 1 0.5 Revisi
23 3 4 4 4 3.75 Tidak revisi
24 3 4 4 3 3.5 Tidak revisi
25 3 4 4 4 3.75 Tidak revisi
26 4 4 4 4 4 Tidak revisi
27 4 4 4 3 3.75 Tidak revisi
28 1 - 4 4 3.25 Revisi pada bagian tertentu
29 4 4 3 2 3.25 Revisi pada bagian tertentu
30 1 4 4 2 2.75 Revisi
31 3 4 4 3 3.5 Tidak revisi
32 4 4 4 2 3.5 Tidak revisi
33 3 4 4 4 3.75 Tidak revisi
34 4 4 4 3 3.75 Tidak revisi
35 4 4 3 4 3.75 Tidak revisi
36 4 4 4 3 3.75 Tidak revisi
37 4 4 4 3 3.75 Tidak revisi
38 3 4 4 3 3.75 Tidak revisi
39 1 4 4 4 3.25 Revisi pada bagian tertentu
40 4 4 4 4 4 Tidak revisi
41 4 4 4 4 4 Tidak revisi
42 4 4 4 3 3.75 Tidak revisi
43 3 4 3 4 3.5 Revisi pada bagian tertentu
44 3 4 4 4 3.75 Tidak revisi
45 4 4 4 4 4 Tidak revisi
46 3 4 4 3 3.75 Tidak revisi
47 3 4 4 3 3.5 Revisi pada bagian tertentu
48 4 4 4 3 3.75 Revisi pada bagian tertentu
49 4 4 4 3 3.75 Revisi pada bagian tertentu
50 4 4 4 4 3 Revisi pada bagian tertentu
Tabel 3.7 di atas merupakan rangkuman hasil validasi isi soal
pilihan ganda oleh Expert Judgment. Dari 50 soal pilihan ganda yang
dibuat ada 24 soal dinyatakan tidak revisi, 19 soal revisi pada bagian
tertentu, dan 7 soal perlu dilakukan revisi. Selain rangkuman hasil
validasi isi pada soal pilihan ganda peneliti juga merangkum hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
validasi isi pada soal uraian yang ditunjukkan pada tabel 3.8 berikut
ini.
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Uraian oleh
Expert Judgment
Nomor
Butir
Soal
Nilai Validator Rata-rata Tindak Lanjut
1 2 3 4
1 4 4 3 1 3 Revisi pada bagian tertentu
2 3 4 2 2 2.75 Revisi
3 3 4 4 4 3.75 Revisi pada bagian tertentu
4 3 4 4 3 3.5 Tidak revisi
5 4 4 3 2 3.25 Tidak revisi
6 3 4 4 2 3.25 Tidak revisi
7 3 4 4 3 3.5 Revisi pada bagian tertentu
8 4 4 3 4 3.75 Tidak revisi
9 4 4 3 4 3.75 Tidak revisi
10 4 4 4 - 3 Revisi pada bagian tertentu
11 4 4 4 - 3 Revisi pada bagian tertentu
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa ada 5 soal yang tidak
dilakukan revisi, 5 soal dilakukan revisi pada bagian tertentu,
dan 1 soal perlu dilakukan revisi. Berdasarkan hasil validitas
isi dari 4 ahli (expert judgment) di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa masih ada item-item soal yang perlu
diperbaiki kembali. Hal tersebut dilakukan agar instrumen
penelitian layak untuk digunakan dalam mendeteksi
miskonsepsi pada siswa. Hasil validasi isi dari keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
validator secara lengkap terdapat pada lampiran 2.5, 4.2 dan
4.3.
b. Validitas Muka
Validitas muka atau rupa adalah validitas yang
menunjukkan dari segi “rupanya” suatu alat pengukur
tampaknya mengukur apa yang ingin diukur (Effendi dan
Tukiran, 2012: 132). Menurut Azwar (2011: 46), tujuan
validitas muka adalah untuk memberikan penilaian pada
penampilan tes agar lebih meyakinkan dan memberikan
kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur.
Validitas muka ini dilakukan peneliti untuk mengetahui
apakah soal-soal tes tersebut mudah dipahami atau sulit
untuk dipahami. Validitas muka pada penelitian ini
dilakukan pada 38 soal pilihan ganda dan 9 soal uraian yang
sebelumnya sudah divalidasi oleh empat ahli atau empat
validator. Validitas muka dilakukan oleh lima siswa kelas V
SD Negeri Candiroto 1, Temanggung. Siswa kelas V SD
Negeri Candiroto 1 dipilih karena mereka duduk di bangku
kelas V (setara dengan sampel yang akan diteliti) sekaligus
sudah mempelajari materi tersebut, selain itu validitas muka
dilakukan di Temanggung untuk menghindari kebocoran
soal. Validitas muka ini dilakukan dengan teknik wawancara
setelah siswa mengerjakan soal. Hasil wawancara pada
siswa didapatkan bahwa siswa masih kebingungan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
mengerjakan beberapa soal yang diujikan, kebingungan
siswa ditemuai pada 5 soal pilihan ganda dan 1 soal uraian.
Hasil validitas muka soal pilihan ganda dapat dilihat pada
tabel 3.9 dan hasil validitas muka soal uraian dapat dilihat
pada tabel 3.10 berikut ini.
Tabel 3.9 Hasil validitas muka soal pilihan ganda
No Item Tanggapan dari siswa
18 Soal susah dipahami
20 Soal membingungkan
24 Soal membingungkan
No Item Tanggapan dari siswa
34 Kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami
35 Tidak paham arti fisis
Tabel 3.9 merupakan hasil validitas muka pada soal pilihan
ganda. Berdasarkan hasil validitas muka tersebut menunjukkan
bahwa terdapat 4 item soal pilihan ganda yang masih
membingungkan bagi siswa, para siswa masih kesulitan dalam
memahami bahasa penulisan soal tersebut sehingga peneliti akan
memperbaiki tata bahasa yang masih membingungkan, dan 1 item
soal yaitu item 35 para siswa belum mengetahui arti fisis sehingga
peneliti akan mengganti kata yang mudah dipahami oleh siswa.
Kelima item soal tersebut selanjutnya akan dilakukan revisi.
Tabel 3.10 Hasil validitas muka soal uraian
No Item Masukan dari siswa
9 Merupakan soal yang paling sulit dan
membingungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 item soal
uraian yang membingungkan bagi siswa yaitu item nomor 9, karena
menurut para siswa itu merupakan soal yang paling sulit dikarenakan
bahasa penulisan soal tersebut susah untuk dimengerti, sehingga
peneliti akan memperbaiki tata bahasa yang masih membingungkan
bagi siswa.
c. Validitas Konstruk
Allen dan Yen (Azwar, 2011: 48) mengatakan bahwa
validitas konstrak adalah tipe validitas yang menunjukkan
sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik
yang hendak diukurnya. Menurut Sugiyono (2011: 125),
jumlah anggota sampel untuk uji validitas konstruk sekitar
30 siswa. Arikunto (2013: 83) mengungkapkan bahwa
sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila
butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur
setiap aspek berpikir. Soal yang diuji validitas konstruk
merupakan soal yang telah lolos uji validitas isi.
Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan pada
55 siswa kelas V SD yang tidak digunakan sebagai sampel
penelitian. Siswa yang digunakan untuk validitas konstruk
tersebut berasal dari 6 SD Negeri yang ada di Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman yaitu SD Negeri Madusari 1
sebanyak 5 siswa, SD Negeri Delegan 3 sebanyak 10 siswa,
SD Negeri Bokoharjo sebanyak 5 siswa, SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Potrojayan 3 sebanyak 5 siswa, SD Negeri Delegan 2
sebanyak 10 siswa, SD Negeri Rejondani A sebanyak 10
siswa dan B sebanyak 10 siswa. Validitas konstruk
dilakukan kepada siswa yang pernah mendapatkan materi
IPA semester 2. Materi-materi yang diujikan meliputi gaya,
pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses
terbentuknya tanah, proses pembentukan tanah karena
pelapukan batuan, dan susunan bumi.
Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan
Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program
Statistical Packages for Social Science (SPSS) 20.00 for
Windows melalui Bivariate Correlations Pearson Product
Moment. Butir valid dapat diketahui dengan nilai Sig. (2-
tailed) < 0,05 dan ada tanda bintang (*) dan (**) dalam hasil
Pearson Correlation. Item valid dan tidak valid dianalisis
dengan membandingkan rhitung > rtabel (Sugiyono, 2011:
631). Sugiyono menjelaskan bahwa rtabel dengan jumlah
responden 55 siswa pada taraf kepercayaan 95% dan taraf
signifikansi 5%, bernilai 0,266. Jika rhitung > rtabel maka item
tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila rhitung < rtabel
pada taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 5%, maka
item tersebut dinyatakan tidak valid. Bintang satu (*) yang
tingkat kevalidannya 0,05, taraf kepercayaan 95% dan
kesalahannya 5% ataupun bintang dua (**) yang tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kevalidannya 0,01, taraf kepercayaan 99% dan kesalahan
1%.
Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel
3.11 untuk soal pilihan ganda dan 3.12 untuk soal uraian
berikut ini.
Tabel 3.11 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda
No. Butir
Soal
r tabel
r hitung
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
Hasil
Validasi
Keputusan
1 0,266 A Tidak Valid Buang
2 0,266 0,087 0,529 Tidak Valid Buang
3 0,266 0,099 0,470 Tidak Valid Revisi
4 0,266 0,440** 0,001 Valid Ambil
5 0,266 0,422** 0,001 Valid Ambil
6 0,266 0,238 0,080 Tidak Valid Buang
7 0,266 0,399** 0,003 Valid Ambil
8 0,266 0,521** 0,000 Valid Ambil
9 0,266 0,354** 0,008 Valid Buang
10 0,266 -0,133 0,335 Tidak Valid Buang
11 0,266 0,465** 0,000 Valid Ambil
12 0,266 0,275* 0,042 Valid Buang
13 0,266 0,506** 0,000 Valid Ambil
14 0,266 0,341* 0,011 Valid Ambil
15 0,266 0,046 0,741 Tidak Valid Buang
16 0,266 0,144 0,295 Tidak Valid Buang
17 0,266 0,420** 0,001 Valid Ambil
18 0,266 0,140 0,306 Tidak Valid Buang
19 0,266 0,160 0,243 Tidak Valid Buang
20 0,266 0,446** 0,001 Valid Ambil
21 0,266 0,281* 0,038 Valid Ambil
22 0,266 0,338* 0,012 Valid Ambil
23 0,266 0,353** 0,008 Valid Ambil
24 0,266 0,212 0,121 Tidak Valid Buang
25 0,266 0,201 0,141 Tidak Valid Buang
26 0,266 0,064 0,640 Tidak Valid Buang
27 0,266 0,502** 0,000 Valid Ambil
28 0,266 0,335* 0,012 Valid Ambil
29 0,266 0,214 0,116 Tidak Valid Buang
30 0,266 -0,122 0,375 Tidak Valid Buang
31 0,266 0,222 0,103 Tidak Valid Buang
32 0,266 0,140 0,309 Tidak Valid Buang
33 0,266 0,293* 0,030 Valid Ambil
34 0,266 0,319* 0,018 Valid Ambil
35 0,266 0,382** 0,004 Valid Ambil
36 0,266 0,189 0,168 Tidak Valid Buang
37 0,266 0,441** 0,001 Valid Ambil
38 0,266 0,286* 0,034 Valid Ambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil uji validitas
konstruk soal pilihan ganda diperoleh 21 item soal pilihan ganda
yang dinyatakan valid yaitu soal nomor 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13,
14, 17, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 33, 34, 35, 37 dan 38. Item soal
pilihan ganda yang dinyatakan tidak valid ada 17 yaitu soal
nomor 1, 2, 3, 6, 10, 15, 16, 18, 19, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32,
dan 36. Dari 21 soal yang dinyatakan valid, akan diambil 20 soal
untuk penelitian dan masing-masing indikator yang telah dibuat
harus mewakili minimal satu soal.
Berdasarkan hasil uji validitas konstruk soal pilihan
ganda terdapat 1 indikator yang semua soalnya tidak valid, maka
dari itu ada soal yang harus direvisi agar dapat mewakili 1
indikator tersebut. Soal yang harus direvisi ada 1 item soal yaitu
soal nomor 3. Selain itu, ada beberapa soal yang valid namun
harus dibuang atau tidak digunakan yaitu soal nomor 9 dan 12.
Tabel 3.12 Hasil Validitas Soal Uraian
No.
Butir
Soal
r tabel
r hitung
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
Hasil
Validasi
Keputusan
Nomor
Butir
Setelah
direvisi
1 0,266 0,770** 0,000 Valid Ambil 1
2 0,266 0,651** 0,000 Idem Buang
3 0,266 0,485** 0,001 Idem Buang
4 0,266 0,662** 0,006 Idem Ambil 2
5 0,266 0,573** 0,002 Idem Ambil 3
6 0,266 0,396** 0,000 Idem Ambil 4
7 0,266 0,610** 0,000 Idem Buang
8 0,266 0,741** 0,000 Idem Ambil 5
9 0,266 0,420** 0,000 Idem Buang
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa hasil uji validitas
konstruk soal uraian menyatakan bahwa semua item soal valid.
Dari 9 soal yang dinyatakan valid, akan diambil 5 soal untuk
penelitian yaitu soal nomor 1, 4, 5, 6, dan 8. Selain itu, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
beberapa soal yang valid namun harus dibuang atau tidak
digunakan yaitu soal nomor 2, 3, 7 dan 9.
2. Uji Reliabilitas
Hasan (Mamang dan Sopiah, 2010: 163), mengungkapkan
reliabilitas adalah derajat keajegan alat dalam mengukur apa saja
yang diukurnya. Menurut Effendi dan Tukiran (2012: 141),
reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengukuran
yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang
reliabel (Azwar, 2011: 4). Jadi, dapat disimpulkan instrumen
penelitian dikatakan dapat dipercaya atau reabel jika memberikan
hasil yang tetap apabila dilakukan tes berkali-kali.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan bantuan
program Statistical Packages for Social Science (SPSS) 20.00 for
Windows. Semua hasil perhitungan reliabilitas instrumen
dicocokkan dengan tabel koefisien reliabilitas menurut Sugiyono
(2011) yang dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut ini.
Tabel 3.13 Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Kategori Reliabilitas
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Tabel 3.13 merupakan koefisiensi reliabilitas untuk melihat
kategori reliabilitas soal pilihan ganda dan uraian yang sebelumnya
sudah divalidasi. Setelah mendapatkan butir pernyataan yang valid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kemudian item pernyataan dilakukan uji reliabilitasnya. Hasil
perhitungan reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 0,05. Jika rtabel > rhitung maka tidak reliabel, sedangkan
jika rtabel < rhitung maka dinyatakan reliabel. Priyatno (2012: 103)
menjelaskan bahwa suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga
Cronbach’s Alpha > 0,60. Berikut hasil uji reliabilitas soal pilihan
ganda dan uraian.
Tabel 3.14 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Cronbach’s Alpha Jumlah Item Kategori Keterangan
0,755 21 Tinggi Reliabel
Tabel 3.14 memperlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas
pada soal pilihan ganda menggunakan program IBM SPSS Statistic
20, koefisien korelasinya adalah 0,755. Hasil perhitungan tersebut
kemudian dibandingkan dengan tabel kualifikasi koefisien
reliabilitas item soal menurut Sugiyono dan hasilnya adalah
termasuk ke dalam kategori tinggi, dengan demikian soal tersebut
layak untuk digunakan dalam penelitian. Selain uji reliabilitas pada
soal pilihan ganda peneliti juga melakukan uji reliabilitas pada soal
uraian yang dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut ini.
Tabel 3.15 Reliabilitas Soal Uraian
Cronbach’s Alpha Jumlah Item Kategori Keterangan
0,759 9 Tinggi Reliabel
Tabel 3.15 memperlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas
menggunakan program IBM SPSS Statistic 20, koefisien korelasinya
adalah 0,759. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dengan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas item soal menurut
Sugiyono dan hasilnya adalah termasuk ke dalam kategori tinggi,
dengan demikian soal tersebut layak untuk digunakan dalam
penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Peneliti akan melaksanakan analisis data hasil penelitian. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Fungsi
analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk menganalisis data
miskonsepsi dari jawaban siswa. Analisis dilakukan untuk setiap
Kompetensi Dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Analisis deskriptif
digunakan untuk menjawab rumusan masalah 1. Analisis deskripstif
dilakukan dengan beberapa tahap dimulai dari mengorgasisasi data hingga
mendeskripsikan. Uji hipotesis digunakan untuk menjawab rumusan
masalah 2. Uji hipotesis dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya
merumuskan null hypothesis, menguji normalitas skor tes, menguji
homogenitas skor tes, dan yang terakhir adalah menguji hipotesis.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif atau statistik deskripsi merupakan statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiono, 2011: 147). Analisis deskriptif dilakukan untuk
menjawab rumusan masalah 1 yaitu bagaimanakah miskonsepsi IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman. Tahap-tahap analisis deskriptif meliputi:
a. Mengorganisasi data
1) Data coding
Hasan (dalam Sijabat, 2015: 74) mengungkapkan
bahwa coding adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-
angka/ huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas
pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Penelitian
ini menggunakan data coding untuk mengkode nama siswa dan
sekolah. Contoh data coding dalam penelitian ini adalah: DLN
1 1 artinya SD N Delegan 1 siswa 1, DLN 2 1 artinya SD N
Delegan 2 siswa 1, dan seterusnya sampai jumlah sampel
tertentu dan digunakan saat memasukan data yang berupa skor.
2) Data editing
Tahapan editing atau penyuntingan dilakukan untuk
memeriksa kelengkapan data yang sudah diperoleh. Tahap
editing yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk
mengecek kembali kelengkapan lembar instrumen yang akan
diujikan. Tahapan editing ini juga dilakukan oleh peneliti untuk
memperbaiki instrumen yang telah diuji validitas isi, muka, dan
konstruk.
3) Data entry
Data entery adalah tahap memasukan data berupa nama
siswa, skor dan jenis kelamin ke dalam program Microsoft
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Excel (Ms.Excel) sebagai pengolahan untuk diuji lebih lanjut
menggunakan program Statistical Packages for Social Science
(SPSS) 20.00 for Windows.
4) Data cleaning
Data cleaning dilakukan untuk membersihkan atau
merapikan data-data hasil penelitian. Data cleaning pada
penelitan ini seperti menghapus data-data yang tidak
diperlukan.
5) Mengelompokkan Jawaban
Setelah peneliti memperoleh jawaban dari siswa dan
mengetahui jenis kelamin siswa maka data tersebut
dikelompokkan sesuai dengan Kompetensi Dasarnya.
Pengelompokkan data pada soal pilihan ganda berdasarkan
jawaban siswa dan tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban
yang dipilih. Siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa
yang menjawab salah namun siswa yakin benar terhadap
jawaban yang dipilih tersebut. Pada soal uraian jawaban siswa
dikelompokkan ke dalam kategori miskonsepsi dan tidak
miskonsepsi. Jawaban siswa yang miskonsepsi adalah yang
tidak sesuai dengan kunci jawaban. Pengelompokkan siswa
berdasarkan jenis kelamin dengan cara tabulasi data
menggunakan daftar cek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
6) Mempersentasekan
Data yang sudah dikelompokkan kemudian dipersentasekan
untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang mengalami
miskonsepsi pada tiap item soal. Persentase dilakukan dengan
menggunakan tabel. Langkah berikutnya adalah
mempresentasikan hasil dari persentase setiap jawaban siswa
ke dalam bentuk diagram. Peneliti menyajikan data
miskonsepsi siswa melalui 2 cara. Cara pertama yaitu secara
umum, artinya data miskonsepsi IPA Fisika pada soal pilihan
ganda disajikan berdasarkan seluruh item menggunakan
diagram batang. Cara kedua yaitu secara khusus, artinya data
miskonsepsi IPA Fisika disajikan khusus per item berdasarkan
kelompok KD-nya dengan menggunakan diagram batang.
b. Mendeskripsikan
Langkah yang terakhir adalah membuat deskripsi tentang
miskonsepsi IPA Fisika yang dialami oleh siswa dengan melihat
persentase miskonsepsi yang paling tinggi pada setiap item soal.
Hal yang sama dilakukan pada item soal uraian,
keseluruhan miskonsepsi pada soal uraian dipresentasikan dalam
bentuk diagram yang kemudian dideskripsikan secara umum,
selanjutnya dilakukan presentasi miskonsepsi siswa per item soal
dalam bentuk tabel lengkap dengan beberapa alternatif jawaban
siswa dan jumlah persentasenya. Kemudian peneliti membuat
deskripsi miskonsepsi yang dialami oleh siswa dengan melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
persentase yang paling tinggi dalam satu konsep atau item soal
tersebut. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi jika uraian
jawaban yang diberikan oleh siswa tidak sesuai dengan pedoman
penskoran yang sudah dibuat oleh peneliti.
2. Uji Hipotesis
Peneliti melakukan uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah
2 yaitu apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman. Tahap-tahap uji hipotesis meliputi:
a. Merumuskan null hypothesis
Hipotesis statistik penelitian dibuat berdasarkan pada rumusan
masalahnya. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini adalah
“apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman”. Hipotesis statistik dalam penelitian
ini adalah
H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)
H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman. (µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
b. Menguji normalitas skor tes
Uji normalitas skor tes dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor
dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data
tidak normal
H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal
Kriteria normalitas suatu data adalah
1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak,
artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal
2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak,
artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal
Kemudian melengkapi dengan grafik histogram sebaran data.
c. Menguji homogenitas skor tes
Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan analisis
Of Variance (ANOVA) pada IBM SPSS 20. Asumsi dalam pengujian
ANOVA adalah bahwa varian kelompok data adalah sama atau
homogen. Jika Signifikansi < 0,05 maka varian kelompok data tidak
sama atau tidak homogen, dan jika Signifikansi > 0,05 maka varian
kelompok data sama atau homogen (Priyanto, 2012: 100).
d. Menguji hipotesis
Uji Hipotesis pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa. Taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
signifikansi yang digunakan adalah dengan uji dua pihak atau kelompok
data yakni jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Apabila
semua data terdistribusi normal maka dapat dianalisis menggunakan
Independent sample t-test, sedangkan apabila salah satu data atau semua
data tidak terdistribusi normal dapat dianalisis menggunakan Mann-
Whitney Test.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1= µ2)
H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1≠ µ2).
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai
berikut (Santosa, 2012: 256).
1) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman.
2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya
ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Hasil penelitian berupa deskripsi data dan analisis data yang
dilakukan. Bagian pembahasan dijelaskan mengenai pemaknaan terhadap hasil
penelitian yang didapatkan, kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian yang
relevan serta kajian teori.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman atas persetujuan dari Universitas Sanata Dharma, badan
pendidikan Kabupaten Sleman, serta UPTD Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap)
tahun ajaran 2014/2015. Peneliti melakukan pengambilan data atau
penelitian pada bulan Mei-Juni. Peneliti menyebar instrumen penelitian ke
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menjadi
sampel penelitian. Peneliti mengambil seluruh SD Negeri di Kecamatan
Prambanan yang berjumlah 22 sekolah. Keseluruhan sekolah yang
digunakan untuk penelitian tersebut tidak lepas dari persetujuan kepala
sekolah setiap SD yang bersangkutan.
Setelah kepala sekolah memberikan izin, langkah selanjutnya yang
dilakukan peneliti adalah menemui guru kelas V untuk menjelaskan
mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, meminta data siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
menentukan sampel yang diambil di SD tersebut, serta tata cara pengerjaan
instrumen yang akan diujikan. Penelitian ini dilakukan dengan cara
memberikan instrumen soal kepada para siswa kelas V SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan sesuai dengan sampel yang telah ditentukan pada
masing-masing sekolah.
Jumlah SD Negeri di Kecamatan Prambanan cukup banyak,
sehingga peneliti berkoordinasi dengan guru kelas untuk menitipkan
instrumen penelitian tersebut, yang selanjutnya akan diberikan kepada
responden (siswa) untuk dikerjakan. Instrumen soal dikerjakan dalam waktu
90 menit. Peraturan dalam mengerjakan instrumen soal tersebut adalah
siswa tidak diperbolehkan mencontek, membuka buku, mengerjakan soal
tersebut di rumah dan selama pengerjaannya diawasi oleh guru kelas.
Peneliti bersepakat dengan wali kelas masing-masing SD yang menjadi
sampel penelitian, terkait waktu pengambilan kembali instrumen penelitian
yang telah dikerjakan siswa.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 242
responden (siswa). Keseluruhan responden tersebut merupakan jumlah
sampel yang diambil dari 22 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan.
Penelitian ini menggunakan 2 bentuk instrumen soal yaitu pilihan ganda
dan uraian tentang IPA Fisika kelas V SD. Setiap siswa mengisi identitas
berupa nama, asal sekolah, dan jenis kelamin. Berdasarkan identitas-
identitas tersebut dapat diketahui jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Berikut ini merupakan
persentase jenis kelamin siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Siswa
No. Jenis Kelamin Jumlah
Responden Persentase
1 Laki-laki 104 42,98 %
2 Perempuan 138 57,02 %
Jumlah 242 100 %
Berdasarkan tabel 4.1, dapat digambarkan pie chart jenis kelamin siswa
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Kelamin Siswa
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa
banyaknya siswa yang berjenis kelamin laki-laki adalah 104 siswa (42,98
%) dan banyaknya siswa yang berjenis kelamin perempuan adalah 138
siswa (57,02 %). Dilihat dari hasil persentasenya jumlah siswa
perempuan lebih banyak dari pada jumlah siswa laki-laki. Selisih antara
jumlah siswa perempuan dan laki-laki adalah 14,04 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
Peneliti pada bagian ini akan mendeskripsikan mengenai
miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan
kurikulum 2006. Ada atau tidaknya miskonsepsi dapat diketahui
berdasarkan hasil pekerjaan siswa dari Kompetensi Dasar (KD) yang
diujikan. Peneliti akan mendeskripsikan data pada instrumen soal pilihan
ganda dan instrumen soal uraian. Deskripsi data disajikan secara umum
atau keseluruhan dan secara khusus yaitu per KD. Berikut ini adalah
deskripsi data dari kedua instrumen (pilihan ganda dan uraian) yang
dianalisis secara terpisah. Deskripsi data kedua instrumen tersebut
disajikan oleh peneliti sabagai berikut:
a. Deskripsi data instrumen soal pilihan ganda
Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal
pilihan ganda dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang
menjawab salah dan yakin benar terhadap jawaban yang dipilih.
Pada soal pilihan ganda ada 4 opsi jawaban yaitu a, b, c, dan d.
Keempat opsi jawaban tersebut terdiri dari 1 jawaban benar dan 3
jawaban salah, yang disertai dengan tingkat keyakinan siswa
terhadap jawaban yang dipilih, tingkat keyakinan tersebut terdiri dari
yakin benar dan tidak yakin benar. Ketiga persentase jawaban yang
salah dan yakin benar akan dijumlahkan, sehingga dapat diketahui
persentase miskonsepsi siswa pada item tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Peneliti menuliskan KD beserta nomer item soal yang
mewakili pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal yang Mewakili pada
Instrumen Pilihan Ganda No Kompetensi Dasar Item
1 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
1, 2, dan 3
2 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan lebih cepat.
4, 5, 6, 7, 8, dan 9
3 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 10, 11, 12, dan 13
4 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
14 dan 15
5 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 16, 17, dan 18
6 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi 19 dan 20
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ada 6 KD yang
digunakan dan diwakili dengan 20 item soal. Keseluruhan hasil
pengolahan data tersebut akan dideskripsikan secara umum (seluruh
KD) dan secara khusus (per KD dan per item soal pilihan ganda).
Bagian pertama peneliti akan mendeskripsikan secara umum
miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Sleman. Persentase miskonsepsi IPA Fisika
secara umum pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada
gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V
Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Prambanan pada Seluruh KD
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui dari 20 item soal yang
ada, terdapat 13 item soal yang memiliki persentase miskonsepsi
lebih dari 30%, 13 item tersebut adalah item nomor 2, 3, 4, 6, 10, 11,
13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Item soal yang memiliki persentase
miskonsepsi kurang dari 30% adalah item nomor 1, 5, 7, 8, 9, 12, dan
20. Nomor item 16 yang mengulas tentang konsep pembentukan
tanah karena pelapukan (menggolongkan jenis-jenis batuan) menjadi
soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi dengan persentase
sebesar 47,93%, sedangkan nomor item yang memiliki nilai
miskonsepsi terendah dengan persentase sebesar 2,07% terdapat
pada nomor item 9 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
(bidang miring). Masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi
lebih dari 30% sehingga dapat dikatakan bahwa masih banyak siswa
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang
diujikan.
Bagian yang kedua peneliti akan mendeskripsikan secara
khusus miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri
se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Deskripsi secara
khusus tersebut dilakukan dengan meninjau setiap KD yang telah
diujikan.
1) KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi
melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Pada KD 5.1 peneliti mengujikan 3 item soal yang
mewakili 2 indikator. Nomor item 1 mewakili indikator 5.1.1
menyebutkan macam-macam gaya, nomor item 2 dan 3
mewakili indikator 5.1.2 mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya. Hasil pengujian soal pada KD 5.1 tersaji
dalam gambar 4.3, 4.4, dan 4.5 berikut ini:
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1
Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ada siswa yang mengalami
miskonsepsi pada item 1 mengenai konsep macam-macam gaya. Hal
ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 1 dengan total persentase sebesar 18,59 % atau
sebanyak 45 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A
dengan persentase 11,57 % atau sebanyak 28 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa contoh dari
penerapan gaya gravitasi adalah jarum kompas dapat menunjukkan
arah utara dan selatan. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 2
sebagai berikut:
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2
Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep faktor-faktor yang mempengaruhi gaya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan
yakin benar pada item 2 dengan total persentase sebesar 45,45 %
atau sebanyak 110 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban
D dengan persentase 26,03 % atau sebanyak 63 siswa. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa permukaan air
selalu datar bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda.
Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 3 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3
Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep faktor-faktor yang mempengaruhi gaya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan
yakin benar pada item 3 dengan total persentase sebesar 42,97 %
atau sebanyak 104 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban
C dengan persentase 19,83 % atau sebanyak 48 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa memberi pul atau
paku-paku pada sepatu sepak bola bukan termasuk cara untuk
memperbesar gaya gesek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
2) KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
Pada KD 5.2 ini diujikan dengan memberikan 6 soal yang
mewakili 3 indikator. Nomor item 4, 5, dan 6 mewakili indikator
5.2.1 mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana. Nomor item 7
dan 8 mewakili indikator 5.2.2 menyebutkan contoh jenis tuas
atau pengungkit jenis pertama, dan nomor item 9 mewakili
indikator 5.2.3 menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil pengujian soal pada KD 5.2 tersaji
dalam gambar berikut ini:
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4
Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep ciri-ciri pesawat sederhana. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 4 dengan total persentase sebesar 36,60 % atau
sebanyak 91 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C
dengan persentase 18,18 % atau sebanyak 44 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa semakin besar
ukurannya maka gaya kuasanya semakin besar bukan termasuk
sifat roda. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 5 sebagai
berikut:
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5
Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep ciri-ciri pesawat sederhana. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 5 dengan total persentase sebesar 29,76 % atau
sebanyak 72 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A
dengan persentase 16,94 % atau sebanyak 41 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa gunting termasuk
pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa.
Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 6 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 6
Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep ciri-ciri pesawat sederhana. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 6 dengan total persentase sebesar 35,54 % atau
sebanyak 86 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C
dengan persentase 14,05 % atau sebanyak 34 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa bagian sekrup
yang menggunakan prinsip kerja bidang miring terletak pada
nomer III dan I. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 7
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
7 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep jenis tuas dan pengungkit jenis pertama.
Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan
yakin benar pada item 7 dengan total persentase sebesar 14,87 %
atau sebanyak 36 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada
jawaban D dengan persentase 7,85 % atau sebanyak 19 siswa.
Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa
mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa
pemecah biji termasuk tuas jenis pertama. Selanjutnya akan
dibahas item soal nomor 8 sebagai berikut:
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
8 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep jenis tuas dan pengungkit jenis pertama.
Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan
yakin benar pada item 8 dengan total persentase sebesar 26,44 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
atau sebanyak 64 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada
jawaban C dengan persentase 18,59 % atau sebanyak 45 siswa.
Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa
mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa
gerobak dorong merupakan contoh jenis tuas golongan ketiga.
Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 9 sebagai berikut:
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
9 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa
yang menjawab salah dan yakin benar pada item 9 dengan total
persentase sebesar 2,07 % atau sebanyak 5 siswa. Miskonsepsi
tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 1,24 % atau
sebanyak 3 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan
ada 3 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman
bahwa jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok
merupakan penerapan pesawat sederhana berupa pengungkit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3) KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Pada KD 6.1 ini diujikan dengan memberikan 4 soal yang
mewakili 2 indikator. Nomor item 10 dan 11 mewakili indikator
6.1.1 menyebutkan sifat-sifat cahaya. Nomor item 12 dan 13
mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat bayangan pada
cermin. Hasil pengujian soal pada KD 6.1 tersaji dalam gambar
berikut ini:
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
10 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.12 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya. Hal ini dibuktikan
dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada
item 10 dengan total persentase sebesar 42,15 % atau sebanyak
102 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B dengan
persentase 20,25 % atau sebanyak 49 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 49 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa rambatan
cahaya matahari yang menembus genting kaca bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
menunjukkan contoh sifat cahaya merambat lurus. Selanjutnya
akan dibahas item soal nomor 11 sebagai berikut:
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
11 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.13 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya. Hal ini dibuktikan
dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada
item 11 dengan total persentase sebesar 40,09 % atau sebanyak 97
siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B dengan
persentase 16,63 % atau sebanyak 40 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 40 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa dispersi cahaya
adalah peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-
bulir air hujan. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 12
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
12 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.14 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 12 dengan total persentase sebesar 23,55 % atau
sebanyak 57 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C
dengan persentase 14,46 % atau sebanyak 35 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 35 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa ketika seseorang
sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan
cermin dekat dengan jarak bayangan dengan cermin. Selanjutnya
akan dibahas item soal nomor 13 sebagai berikut:
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
13 Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 13 dengan total persentase sebesar 44,63 % atau
sebanyak 108 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A
dengan persentase 28,92 % atau sebanyak 70 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 70 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa yang dimaksud
dengan bayangan maya adalah bayangan yang arahnya terbalik
terhadap bendanya.
4) KD 6.2. membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Pada KD 6.2 ini diujikan dengan memberikan 2 soal yang
mewakili 1 indikator, yaitu nomor item 14 dan 15 yang mewakili
indikator 6.2.1 mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya.
Hasil pengujian soal pada KD 6.2 tersaji dalam gambar berikut
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item
14 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.16 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Hal
ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan
yakin benar pada item 14 dengan total persentase sebesar 37,60 %
atau sebanyak 91 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada
jawaban D dengan persentase 18,18 % atau sebanyak 44 siswa.
Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 44 siswa
mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa alat
yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek
yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut mikroskop.
Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 15 sebagai berikut:
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada
Item 15 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.17 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan
yakin benar pada item 15 dengan total persentase sebesar 46,69 %
atau sebanyak 113 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada
jawaban D dengan persentase 32,23 % atau sebanyak 78 siswa.
Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 78 siswa
mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa
bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop
adalah cermin dan lem.
5) KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan.
Pada KD 7.1 ini diujikan dengan memberikan 3 soal yang
mewakili 2 indikator. Nomor item 16 mewakili indikator 7.1.1
menggolongkan jenis-jenis batuan. Nomor item 17 dan 18
mewakili indikator 7.1.2 menjelaskan proses pembentukan tanah
karena pelapukan.
Hasil pengujian soal pada KD 7.1 tersaji dalam gambar
berikut ini:
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada
Item 16 Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.18 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep jenis-jenis batuan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada
item 16 dengan total persentase sebesar 47,93 % atau sebanyak
116 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan
persentase 23,14 % atau sebanyak 56 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 56 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa ciri-ciri dari
batuan basal ditunjukkan pada nomor 1, 3, dan 5. Selanjutnya
akan dibahas item soal nomor 17 sebagai berikut:
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada
Item 17 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.19 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 17 dengan total persentase sebesar 39,24 % atau
sebanyak 95 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D
dengan persentase 19 % atau sebanyak 46 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 46 siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pelapukan
batuan di gurun pasir terjadi karena pengaruh paparan panas sinar
matahari. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 18 sebagai
berikut:
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada
Item 18 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.20 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 18 dengan total persentase sebesar 31,41 % atau
sebanyak 76 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B
dengan persentase 14,88 % atau sebanyak 36 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 36 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pelapukan fisis
adalah pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup.
6) KD 7.3 mendeskripsikan struktur bumi.
Pada KD 7.3 ini diujikan dengan memberikan 2 soal yang
mewakili 1 indikator, yaitu nomor item 19 dan 20 yang mewakili
indikator 7.3.1 mendeskripsikan struktur permukaan bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil pengujian soal pada KD 7.3 tersaji dalam gambar
berikut ini:
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada
Item 19 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.21 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep struktur permukaan bumi. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 19 dengan total persentase sebesar 43,80 % atau
sebanyak 106 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A
dengan persentase 20,25 % atau sebanyak 49 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 49 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa urutan lapisan
penyusun bumi dari yang paling dalam adalah inti dalam bumi,
kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi. Selanjutnya akan dibahas
item soal nomor 20 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada
Item 20 Soal Pilihan Ganda
Gambar 4.22 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
miskonsepsi pada konsep struktur permukaan bumi. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin
benar pada item 20 dengan total persentase sebesar 9,92 % atau
sebanyak 24 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B
dengan persentase 4,96 % atau sebanyak 12 siswa. Berdasarkan
persentase tersebut dapat dikatakan ada 12 siswa mengalami
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa letak magma
pada gambar ditunjukkan oleh huruf B.
Berdasaran deskripsi data di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa miskonsepsi IPA Fisika masih banyak terjadi pada siswa
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman. Hal ini dibuktikan berdasarkan 20 item soal
yang diujikan, masih banyak siswa yang menjawab salah dan yakin
benar atas jawaban yang dipilih.
b. Deskripsi data instrumen soal uraian
Peneliti akan mendeskripsikan hasil pengujian instrumen soal
uraian yang terdiri dari 5 butir soal. Instrumen tersebut telah diujikan
pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman sesuai dengan sampel yang telah ditentukan. Hasil pengujian
instrumen soal uraian tersebut akan dideskripsikan per-Kompetensi
Dasar (KD). Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat
dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
konsep atau tidak sesuai dengan kunci jawaban yang sudah
ditetapkan. Deskripsi data pada instrumen uraian dibagi menjadi dua
bagian yaitu deskripsi secara umum serta deskripsi secara khusus per
KD dan per item soal uraian. Secara umum persentase miskonsepsi
IPA Fisika pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada gambar
4.23 berikut ini:
Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian untuk
Semua KD
Gambar 4.23 menunjukkan bahwa siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mengalami
miskonsepsi pada mata pelajaran IPA Fisika semester 2. Berdasarkan
grafik di atas dapat diketahui siswa mengalami miskonsepsi lebih
dari 30 % pada tiap item soal yang diujikan, hanya pada item 4 saja
persentase miskonsepsi siswa di bawah 30 %.
Persentase tertinggi terjadinya miskonsepsi terdapat pada
nomor item 3 yang mengulas tentang konsep sifat-sifat cahaya (sifat
bayangan pada cermin) dengan persentase 96,69 %, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
nomor item 4 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana
(fungsi bidang miring) menjadi soal yang memiliki miskonsepsi
terendah dengan persentase 17,36 %. Hal ini membuktikan bahwa
masih terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan.
Bagian kedua peneliti akan mendeskripsikan data
miskonsepsi secara khusus atau lebih mendalam per KD.
1) KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
Pada KD 5.2 ini diujikan dengan memberikan 2 soal yaitu
nomor item 1 yang mewakili indikator 5.2.1 menjelaskan
perbedaan golongan pengungkit, serta nomor item 4 yang
mewakili indikator 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring.
Hasil pekerjaan siswa akan dianalisis pada tabel 4.3 dan 4.4
berikut ini:
Tabel 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Uraian
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1 Gambar A merupakan
pengungkit jenis kedua
yang memiliki ciri
beban berada diantara
posisi kuasa dan titik
tumpu.
Gambar B merupakan
pengungkit pertama
yang memiliki ciri titik
tumpu berada antara
beban dan kuasa.
Gambar A merupakan
pengungkit jenis kedua yang
memiliki ciri beban berada
diantara posisi kuasa dan titik
tumpu.
Gambar B merupakan
pengungkit pertama yang
memiliki ciri titik tumpu
berada antara beban dan
kuasa.
81 33,47 %
Karena A titik tumpunya
berada diantara kuasa dan
beban sedangkan yang B
bebanya berada diantara
kuasa dan titik tumpu.
3 1,24 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1 Gambar A merupakan
pengungkit jenis kedua
yang memiliki ciri
beban berada diantara
posisi kuasa dan titik
tumpu
Gambar B merupakan
pengungkit pertama
yang memiliki ciri titik
tumpu berada antara
beban dan kuasa.
A karena titik kuasa terletak
diantara tumpul dan beban
B Karena titik tumpul berada
diantara kuasa dan beban.
1 0,41 %
A pengungkit diantara beban
diantara kuasa dan titik
tumpu. B pengungkit diantara
kuasa diantara beban dan titik
tumpu.
1 0,41 %
A : pengungkit jenis 2
B : pengungkit jenis 2.
1 0,41 %
Karena tang jenis ke 2 dan
digunakan sebagai
memperkeras skrup. Karena
linggis jenis ke 3 dan
digunakan sebagai pemecah
kemiri.
9 3,72 %
A adalah pengungkit tuas
golongan 3 karena beban
berada diantara titik tumpu
dan kuasa.
B adalah pengungkit tuas
golongan 1 karena titik tumpu
berada diantara beban dan
kuasa.
4 1,65 %
Karena letak titik tumpu
kuasa dan bebanya berbeda.
39 16,12 %
Gambar A alat pemecah
kemiri termasuk pengungkit
3. Gambar B alat pencabut
paku termasuk pengungkit 2.
11 4,55 %
Gambar A karena titik
bebanya diantara kuasa titik
tumpu. Gambar B karena titik
bebanya di depan titik tumpu.
1 0,41 %
Karena beban yang tidak
sama, tidak sama
golongannya.
3 1,24 %
A : jenis golongan ke 1
B : jenis golongan ke 3
3 1,24 %
A : jenis golongan 1
B : jenis golongan 2.
9 3,72 %
Karena pada gambar A beban
berada di tengah dan di ujung
depan. Karena pada gambar B
beban hanya di atas ujung.
1 0,41 %
A : pengungkit jenis 2
B : pengungkit jenis 1.
1 0,41 %
Karena kemampuan atau
bentuk bendanya saling
berbeda dan saling
mempunyai pertahanan
bentuk berbeda
1 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1 Gambar A merupakan
pengungkit jenis kedua
yang memiliki ciri
beban berada diantara
posisi kuasa dan titik
tumpu
Gambar B merupakan
pengungkit pertama
yang memiliki ciri titik
tumpu berada antara
beban dan kuasa.
Karena ukuran dan bentuknya
sangat berbeda dan
kegunaannya sangat berbeda.
A untuk membuka tutup
botol, B untuk mencabut
paku.
13 5,38 %
Jawaban tidak sesuai dengan
kontek.
60 24,8 %
Jumlah 242 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 33,47 %
siswa atau sebanyak 81 siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman mampu menjelaskan konsep dengan
benar bahwa gambar A dan gambar B memiliki perbedaan. Siswa
tersebut dapat menjelaskan bahwa gambar A termasuk pengungkit
jenis kedua yang memiliki ciri-ciri titik beban terletak diantara titik
tumpu dan titik kuasa, sedangkan gambar B termasuk pengungkit
jenis pertama yang memiliki ciri-ciri titik tumpu berada diantara titik
beban dan titik kuasa.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian siswa
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
mengalami kesalahan konsepsi. Ada 19 % siswa mengalami
kesalahan dalam menentukan posisi titik kuasa, beban, dan tumpu
pada jenis pengungkit; 15,7 % siswa mengalami kesalahan konsepsi
dalam menentukan jenis pengungkit gambar A dan gambar B; 1,24
% siswa mengalami kesalahan konsepsi dalam menentukan jenis
pengungkit gambar A dan gambar B dengan menjawab karena beban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
yang tidak sama, tidak sama golongannya; 0,41 % siswa menjawab
karena kemampuan atau bentuk bendanya saling berbeda dan saling
mempunyai pertahanan bentuk berbeda; 5,38 % siswa menjawab
karena ukuran dan bentuknya sangat berbeda dan kegunaannya
sangat berbeda, A untuk membuka tutup botol dan B untuk
mencabut paku; dan ada 24,8 % siswa mengalami miskonsepsi
dengan menjawab tidak sesuai dengan kontek.
Berdasarkan deskripsi di atas dapat dikatakan bahwa terjadi
miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana. Persentase siswa
yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada KD ini
adalah 66,53 % atau sebanyak 161 siswa. Peneliti selanjutnya akan
menyajikan jawaban siswa pada item 4 berikut ini:
Tabel 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Uraian
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
4 Jalan berkelok-kelok
memanfaatkan cara kerja
bidang miring.
Agar orang dapat mudah
mencapai tempat
ketinggian tertentu
dengan tenaga yang lebih
kecil.
Dengan dibuat berkelok-
kelok pengendara
kendaraan bermotor lebih
mudah melewati jalan
yang menanjak.
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara
kerja bidang miring.
Agar orang dapat mudah mencapai
tempat ketinggian tertentu dengan
tenaga yang lebih kecil.
Dengan dibuat berkelok-kelok
pengendara kendaraan bermotor lebih
mudah melewati jalan yang menanjak. 200 82,64 %
Agar tidak licin dan tergelincir 24 9,92 %
Agar tidak menyebabkan erosi atau
tanah longsor 3 1,24 %
Karena kendaraan memperpelan laju 2 0,83 %
Biar jalan semakin jauh 3 1,24 %
Supaya tidak terjadi kemacetan 1 0,41 %
Karena untuk menambah aktivitas
jalannya dan membuat gaya gravitsai
bumi 1 0,41 %
Jawaban tidak sesuai dengan kontek 8 3,31 %
Jumlah 242 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar siswa sudah mengetahui alasan dari jalan di pegunungan dibuat
berkelok-kelok, hal ini terbukti dari 82,64 % atau sebanyak 200
siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman mampu menjelaskan konsep tersebut dengan benar. Siswa
tersebut dapat menjelaskan bahwa jalan di daerah pegunungan dibuat
berkelok-kelok karena agar orang dapat mudah mencapai tempat
ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil, supaya
pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang
menanjak, dapat memperkecil gaya gesek, memanfaatkan cara kerja
bidang miring, pengendara dapat sampai tempat tujuan dengan baik
dan cepat.
Pada tabel 4.4 juga dapat diketahui bahwa ada sebagian siswa
yang mengalami miskonsepsi antara lain, ada 9,92 % siswa
menyatakan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar
tidak licin dan tergelincir; 1,24 % siswa mengatakan bahwa jalan di
pegunungan dibuat berkelok-kelok agar tidak menyebabkan erosi
atau tanah longsor; 0,83 % siswa mengatakan jalan di pegunungan
dibuat berkelok-kelok karena kendaraan memperpelan laju; 1,24 %
siswa beranggapan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-
kelok biar jalan semakin jauh; 0,41 % siswa beranggapan bahwa
jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok supaya tidak terjadi
kemacetan; ada 0,41 % siswa beranggapan bahwa jalan di
pegunungan dibuat berkelok-kelok karena untuk menambah aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
jalannya dan membuat gaya gravitasi bumi; dan ada 3,31 % siswa
mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak sesuai dengan
kontek.
Berdasarkan deskripsi di atas dapat dikatakan bahwa masih
terjadi miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana. Persentase
siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada KD
ini adalah 17,36 % atau sebanyak 42 siswa.
2) KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan
dengan memberikan 2 item soal yaitu nomor item 2 yang
mewakili indikator 6.1.1 mengidentifikasi sifat-sifat cahaya, serta
nomor item 3 yang mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat
bayangan pada cermin. Hasil pekerjaan siswa akan dianalisis
pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut ini:
Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal
Uraian
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Jumlah Persentase
2
Karena, cahaya datang dari
zat yang kurang rapat
menuju zat yang lebih
rapat. Dalam hal ini, air
lebih rapat dari udara
sehingga cahaya dibiaskan
mendekati garis normal.
Karena, cahaya datang dari zat yang
kurang rapat menuju zat yang lebih
rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat
dari udara sehingga cahaya dibiaskan
mendekati garis normal.
161 66,53 %
Karena cahaya dibiaskan menjauhi
garis normal 7 2,89 %
Karena terkena pantulan dari
matahari maka bersifat cahaya
merambat lurus
14 5,79 %
Karena mengalami pendangkalan 3 1,24 %
Karena air di dalam gelas dapat
memantulkan cahaya 12 4,96 %
Karena air benda bening dan mudah
ditembus cahaya 2 0,83 %
Karena ada penguraian cahaya 4 1,65 %
Karena ada gaya gravitasi bumi 1 0,41 %
Karena terkena air di dalam air tidak
ada udara sedangkan yang diluar air
ada udara
1 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Jumlah Persentase
2 Karena, cahaya datang dari
zat yang kurang rapat
menuju zat yang lebih
rapat. Dalam hal ini, air
lebih rapat dari udara
sehingga cahaya dibiaskan
mendekati garis normal.
Karena bayangan di udara dan di air
berbeda. Jika di air bayangannya
lebih besar atau miring
2 0,83 %
Karena gelas bersifat cembung 5 2,07 %
Terurainya cahaya terhadap pensil di
dalam gelas yang berisi air 1 0,41 %
Jawaban tidak sesuai dengan kontek 29 11,98 %
Jumlah 242 100 %
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa
sebagian besar siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman sudah mengetahui konsep yang benar mengenai
sifat-sifat cahaya. Persentase siswa yang mengetahui konsep yang
benar adalah sebesar 62,53 % atau sebanyak 161 siswa. Siswa
tersebut dapat menjelaskan mengapa pensil yang dimasukan
terlihat patah hal itu disebabkan karena cahaya datang dari zat yang
kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih
rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis
normal.
Pada tabel 4.5 juga dapat diketahui bahwa sebagian siswa
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi antara lain ada 2,89
% siswa mengatakan hal tersebut terjadi karena cahaya dibiaskan
menjauhi garis normal; 5,79 % siswa menyatakan karena terkena
pantulan dari matahari maka bersifat cahaya merambat lurus, ada
juga siswa yang beranggapan hal tersebut terjadi karena mengalami
pendangkalan dengan persentase 1,24 % siswa; sebagian siswa
mengatakan hal tersebut terjadi karena air di dalam gelas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
memantulkan cahaya dengan persentase 4,96 % siswa; 0,83 %
mengatakan karena air benda bening dan mudah ditembus cahaya;
sebagian siswa juga menyatakan hal itu terjadi karena ada
penguraian cahaya dengan persentase 1,65 % siswa; 0,41 % siswa
beranggapan bahwa hal tersebut terjadi karena ada gaya gravitasi
bumi; 0,41 % siswa mengatakan hal tersebut terjadi karena terkena
air di dalam air tidak ada udara sedangkan yang di luar air ada
udara; 0,83 % siswa menyatakan hal tersebut terjadi karena
bayangan di udara dan di air berbeda, jika di air bayangannya lebih
besar atau miring; sebagian siswa juga mengatakan hal tersebut
terjadi karena gelas bersifat cembung dengan persentase 2,07 %
siswa; 0,41 % siswa menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena
terurainya cahaya terhadap pensil di dalam gelas yang berisi air;
dan 11,98 % siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab
tidak sesuai dengan kontek.
Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa
ada sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi.
Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan
pada KD ini adalah 33,47 % atau sebanyak 81 siswa. Peneliti
selanjutnya akan menyajikan jawaban siswa pada item 3 berikut
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Uraian
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
3 Tidak. Karena sifat bayangan
dibentuk oleh cermin cekung
bergantung pada letak benda di
depan cermin. Jika benda
terletak di antara f (fokus) dan P
(pusat kelengkungan) dan
seterusnya maka bayangan yang
terbentuk nyata terbalik. Jika
benda terletak diantara O (pusat
optis) dan F maka bayangan
terletak di belakang cermin,
maka di perbesar dan tegak.
Tidak. Karena sifat bayangan
dibentuk oleh cermin cekung
bergantung pada letak benda di
depan cermin. Jika benda terletak
di antara f (fokus) dan P (pusat
kelengkungan) dan seterusnya
maka bayangan yang terbentuk
nyata terbalik. Jika benda terletak
diantara O (pusat optis) dan F maka
bayangan terletak di belakang
cermin, maka di perbesar dan tegak.
8 3,31 %
Pantulan pada cermin cekung selalu
terbalik karena bayangan pada
pantulan cermin cekung terkena
bayangan maya atau semu dan
diperbesar lalu bayangan itu akan
terbalik.
40 16,52 %
Iya, karena cermin terbentuk dari
lup maka cermin cekung selalu
terbalik.
1 0,41 %
Iya, karena cermin melengkung ke
dalam sehingga gambarnya terbalik.
15 6,2 %
Iya, karena cermin cekung
cerminnya menjorok ke depan.
5 2,07 %
Iya, karena cermin cekung untuk
dipasang di spion motor atau mobil
untuk melihat orang di
belakangnya.
6 2,48 %
Ya, karena saat kita bercermin
bayangan kita terlihat masuk.
2 0,83 %
Tidak, karena dapat membentuk
bayangan di belakangnya.
1 0,41 %
Iya, karena adanya pembiasan
cahaya.
6 2,48 %
Iya, karena pengaruh cahaya yang
memantul pada cermin cekung
6 2,48 %
Karena cermin cekung bentuknya
tidak datar (cekung) jadi bayangan
yang terbentuk menjadi terbalik.
18 7,44 %
Tidak karena cermin cekung yang
tidak asli tidak akan terbalik.
1 0,41 %
Tidak karena cermin cekung tidak
memiliki sifat maya.
2 0, 83 %
Tidak, tetap lebih kecil dari
nyatanya dan benda yang terlihat
dekat menjadi lebih jauh.
2 0,83 %
Iya, kerena cermin cekung
berbentuk seperti bulan sehingga
bayangan terbalik
1 0,41 %
Ya, karena cahaya yang masuk
karena merambat lurus ke dalam
cekung dan cermin tersebut miring.
2 0,83 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
3 Tidak. Karena sifat bayangan
dibentuk oleh cermin cekung
bergantung pada letak benda di
depan cermin. Jika benda
terletak di antara f (fokus) dan P
(pusat kelengkungan) dan
seterusnya maka bayangan yang
terbentuk nyata terbalik. Jika
benda terletak diantara O (pusat
optis) dan F maka bayangan
terletak di belakang cermin,
maka di perbesar dan tegak
Ya, karena cahaya yang masuk
sangat besar dan terbalik.
6 2,48 %
Iya, karena terpengaruh bayangan
cermin cekung jadi terlalu terbalik
jika dilihat secara baik-baik.
8 3,31 %
Iya, bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung selalu terbalik
karena bayangan berada di titik
pusat atau mengumpulkan cahaya
8 3,31 %
Cermin cekung adalah cermin yang
negatif, sehingga semua bayangan
yang dibentuk oleh cermin cekung
pasti selalu terbalik.
4 1,65 %
Tidak selalu terbalik karena cermin
cekung itu hanya sementara.
1 0,41 %
Tidak karena cermin cekung
bersifat menyebar bukan
menterbalikkan benda atau
bayangan.
1 0,41 %
Iya, jika benda di ruang 2 maka
bayangannya berada di ruang 4.
sifat bayangannya adalah terbalik
dan besar.
1 0,41 %
Jawaban tidak sesuai dengan kontek 97 40,08 %
Jumlah 242 100 %
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan hasil bahwa hanya ada
sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman yang mampu menjelaskan konsep dengan benar
yaitu sebesar 3,31 % atau sebanyak 8 siswa. Siswa tersebut dapat
menjelaskan bahwa bayangan cermin cekung tidak selalu terbalik,
hal itu terjadi karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung
bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di
antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka
bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara
O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin,
maka di perbesar dan tegak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada konsep
sifat bayangan pada cermin. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 4.6
bahwa ada 16,52 % siswa beranggapan bahwa pantulan pada cermin
cekung selalu terbalik karena bayangan pada pantulan cermin
cekung terkena bayangan maya atau semu dan diperbesar lalu
bayangan itu akan terbalik; 0,41 % siswa menyatakan iya karena
cermin terbentuk dari lup maka cermin cekung selalu terbalik; 6,2 %
siswa juga mengatakan iya karena cermin melengkung ke dalam
sehingga gambarnya terbalik, ada sebagian siswa mengatakan iya
karena cermin cekung cerminnya menjorok ke depan dengan
persentase 2,07 % siswa; ada 2,48 % siswa mengatakan iya karena
cermin cekung untuk dipasang di spion motor atau mobil untuk
melihat orang di belakangnya; 0,83 % siswa membenarkan karena
saat kita bercermin bayangan kita terlihat masuk; ada 0,41 % siswa
mengatakan tidak karena dapat membentuk bayangan di
belakangnya; 2,48 % siswa mengatakan iya karena adanya
pembiasan cahaya; 2,48 % siswa menyatakan iya karena pengaruh
cahaya yang memantul pada cermin cekung; sebanyak 7,44 % siswa
mengatakan iya karena cermin cekung bentuknya tidak datar
(cekung) jadi bayangan yang terbentuk menjadi terbalik; 0,41 %
siswa mengatakan tidak karena cermin cekung yang tidak asli tidak
akan terbalik; 0,83 % menyatakan tidak karena cermin cekung tidak
memiliki sifat maya; 0,83 % siswa mengatakan bahwa tidak tetap
lebih kecil dari nyatanya dan benda yang terlihat dekat menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
jauh; ada 0,41% siswa mengatakan iya kerena cermin cekung
berbentuk seperti bulan sehingga bayangan terbalik; 0,83 % siswa
mengatakan iya karena cahaya yang masuk karena merambat lurus
ke dalam cekung dan cermin tersebut miring; 2,48 % siswa
mengatakan iya karena cahaya yang masuk sangat besar dan terbalik;
3,31 % siswa mengatakan iya karena terpengaruh bayangan cermin
cekung jadi terlalu terbalik jika dilihat secara baik-baik; ada 3,31 %
siswa membenarkan jika bayangan yang dibentuk oleh cermin
cekung selalu terbalik karena bayangan berada di titik pusat atau
mengumpulkan cahaya; 1,65 % siswa mengatakan cermin cekung
adalah cermin yang negatif sehingga semua bayangan yang dibentuk
oleh cermin cekung pasti selalu terbalik; 0,41 % siswa menyatakan
tidak selalu terbalik karena cermin cekung itu hanya sementara; 0,41
% siswa mengatakan tidak karena cermin cekung bersifat menyebar
bukan menterbalikkan benda atau bayangan; ada 0,41 % siswa yang
menyatakan bahwa iya jika benda di ruang 2 maka bayangannya
berada di ruang 4 sifat bayangannya adalah terbalik dan besar; dan
ada 40,08 % siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak
sesuai dengan kontek.
Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada tabel 4.6
mengenai konsep sifat bayangan pada cermin dapat disimpulkan
bahwa memang benar sebagian besar siswa mengalami kesalahan
konsep atau miskonsepsi. Secara keseluruhan persentase siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
mengalami miskonsepsi pada konsep ini adalah 96,69 % siswa atau
sebanyak 234 siswa.
3) KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan. KD ini diujikan dengan memberikan 1 item soal yaitu
nomor item 5 yang mewakili indikator 7.1.1 menggolongkan
jenis-jenis batuan. Peneliti selanjutnya akan menyajikan jawaban
siswa pada item 5 berikut ini:
Tabel 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5
Soal Uraian
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
5 Batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari magma
yang membeku.
Sedangkan batuan sedimen
adalah batuan yang
terbentuk dari proses
pengendapan lumpur dan
mineral dalam air sungai.
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku.
Sedangkan batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk dari proses
pengendapan lumpur dan mineral
dalam air sungai.
51 21,07 %
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku
Batuan sedimen adalah batuan endapan
dari magma yang mengendap.
48 19,83 %
Batuan beku: berasal dari magma
Batuan sedimen : berasal dari
pelapukan batuan.
6 2,48 %
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk karena lahar letusan gunung
berapi
Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk karena tekanan suhu yang
tinggi.
2 0,83 %
Batuan beku adalah batu yang
membeku
Batuan sedimen adalah batu pasir
untuk membuat candi atau bangunan.
15 6,2 %
Batuan beku berasal dari endapan
magma
Batuan sedimen berasal dari pelapukan
makhluk hidup.
28 11,57 %
Batuan beku membeku saat berada di
dalam gunung
Batuan sedimen membeku saat berada
di bawah gunung.
2 0,83 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
5 Batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari magma
yang membeku.
Sedangkan batuan sedimen
adalah batuan yang
terbentuk dari proses
pengendapan lumpur dan
mineral dalam air sungai.
Batuan beku yang berasal dari es batu
Batuan sedimen adalah batuan yang
berasal dari letusan gunung berapi yang
dikeluarkan oleh lahar.
7 2,9 %
Batuan beku batunya keras
Batuan sedimen batunya halus.
7 2,9 %
Batuan beku adalah batuan dari hasil
fosil
Batuan sedimen adalah batuan dari
letusan gunung berapi
1 0,41 %
Batuan beku merupakan hasil
pelapukan oleh lumut
Batuan sedimen merupakan hasil
pelapukan fisika.
1 0,41 %
Batuan beku terbentuk atas embun-
embun kecil yang terjadi karena
perubahan suhu
Batuan sedimen terbentuk atas
pelapukan karena sinar matahari
1 0,41 %
Batuan beku : berasal dari magma
Batuan sedimen : terdiri dari butiran-
butiran kapur yang halus.
3 1,24 %
Batuan beku : batuan yang terdiri atas
magma dan larva. Batuan sedimen :
batuan yang berasal dari penguapan.
1 0,41 %
Batuan beku adalah batuan yang
menjadi konglomerat atau batu granit
dan batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari magma atau larva dari
gunung berapi.
2 0,83 %
Batuan beku adalah batuan yang dingin
Batuan sedimen adalah batuan yang
panas.
2 0,83 %
Batuan beku : tidak dapat menyerap air
dan tidak subur. Batuan sedimen :
dapat menyerap air dan tidak subur.
3 1,24 %
Batuan beku terbentuk dari butiran-
butiran kapur halus
Batu sedimen terbentuk dari magma
1 0,41 %
Batuan beku terbuat dari pelapukan
salju
Batuan sedimen terbuat dari pelapukan
batu tanah.
1 0,41 %
Batuan beku : terjadi karena pelapukan
makhluk hidup dan tanah. Batuan
sedimen : terjadi karena pelapukan
antara batuan malihan dan batuan beku.
4 1,65 %
Jawaban tidak sesuai dengan kontek 56 23,14 %
Jumlah 242 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa 21,07 % siswa
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
mampu menjelaskan perbedaan batu beku dan batu sedimen dengan
benar. Siswa tersebut menjelaskan bahwa batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan
lumpur dan mineral dalam air sungai.
Pada tabel 4.7 juga dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman mengalamai kesalahan konsep atau miskonsepsi antara lain
ada 19,83 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari magma yang membeku sedangkan batuan
sedimen adalah batuan endapan dari magma yang mengendap; 2,48
% siswa mengatakan batuan beku berasal dari magma batuan dan
sedimen berasal dari pelapukan batuan; ada 0,83 % siswa
beranggapan bahwa batuan beku adalah batuan yang terbentuk
karena lahar letusan gunung berapi sedangkan batuan sedimen
adalah batuan yang terbentuk karena tekanan suhu tinggi; 6,2 %
siswa beranggapan bahwa batuan beku adalah batu yang membeku
dan batuan sedimen adalah batu pasir untuk membuat candi atau
bangunan; 11,57 % siswa menyatakan bahwa batuan beku berasal
dari endapan magma dan batuan sedimen berasal dari pelapukan
makhluk hidup; 0,83 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku
membeku saat berada di dalam gunung batuan sedangkan sedimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
membeku saat berada di bawah gunung; 2,9 % siswa mengatakan
bahwa batuan beku yang berasal dari es batu sedangkan batuan
sedimen adalah batuan yang berasal dari letusan gunung berapi yang
dikeluarkan oleh lahar; 2,9 % siswa mengatakan bahwa batuan beku
batunya keras sedangkan batuan sedimen batunya halus; 0,41 %
siswa menyatakan bahwa batuan beku adalah batuan dari hasil fosil
dan batuan sedimen adalah batuan dari letusan gunung berapi; 0,41
% siswa menjelaskan bahwa batuan beku merupakan hasil pelapukan
oleh lumut sedangkan batuan sedimen merupakan hasil pelapukan
fisika; 0,41 % siswa mengatakan bahwa batuan beku terbentuk atas
embun-embun kecil yang terjadi karena perubahan suhu dan batuan
sedimen terbentuk atas pelapukan karena sinar matahari; 1,24 %
siswa beranggapan bahwa batuan beku: berasal dari magma
sedangkan batuan sedimen: terdiri dari butiran-butiran kapur yang
halus; 0,41 % siswa mengatakan batuan beku adalah batuan yang
terdiri atas magma dan larva sedangkan batuan sedimen adalah
batuan yang berasal dari penguapan; 0,83 % siswa menyatakan
bahwa batuan beku adalah batuan yang menjadi konglomerat atau
batu granit dan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari
magma atau larva dari gunung berapi; 0,83 % siswa menjelaskan
bahwa batuan beku adalah batuan yang dingin batuan sedangkan
sedimen adalah batuan yang panas; 1,24 % siswa menjelaskan
bahwa batuan beku: tidak dapat menyerap air dan tidak subur
sedangkan batuan sedimen: dapat menyerap air dan tidak subur; ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
0,41 % siswa mengatakan bahwa batuan beku terbentuk dari butiran-
butiran kapur halus sedangkan batu sedimen terbentuk dari magma;
0,41 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku terbuat dari pelapukan
salju dan batuan sedimen terbuat dari pelapukan batu tanah; ada 1,65
% siswa beranggapan bahwa batuan beku terjadi karena pelapukan
makhluk hidup dan tanah sedangkan batuan sedimen terjadi karena
pelapukan antara batuan malihan dan batuan beku; dan ada 23,14 %
siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak sesuai dengan
kontek.
Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada tabel 4.7
tentang perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen dapat
disimpulkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesalahan konsep
atau miskonsepsi pada konsep pembentukan tanah. Secara
keseluruhan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada
konsep pembentukan tanah adalah 78,93 % siswa atau sebanyak 191
siswa.
Berdasarkan deskripsi data di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hal ini
dibuktikan dari hasil analisis 5 item soal uraian yang diujikan pada
siswa, masih ada siswa yang menjawab di luar konsep atau jawaban
yang sudah ditetapkan dalam hal ini adalah kunci jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
4. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD dilihat dari jenis kelamin
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas
pada item soal pilihan ganda dan item soal uraian menggunakan SPSS
versi 20. Berikut ini peneliti akan menguraikan uji persyaratan analisis.
a. Uji Normalitas
Peneliti melakukan uji normalitas untuk mengetahui sebaran
data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada
instrumen soal pilihan ganda dan uraian. Uji normalitas dengan
menggunakan bantuan Kolmogorov-Smirnov yang terdapat pada
SPSS versi 20. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1) Uji normalitas pada instrumen soal pilihan ganda
Hasil uji normalitas pada instrumen soal pilihan ganda dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada
Instrumen Soal Pilihan Ganda
No. Aspek Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Jenis kelamin 0,000 Data tidak terdistribusi
nomal
2 Skor 0,105 Data terdistribusi normal
Tabel 4.8 di atas memperlihatkan sig(2-.tailed) pada
variabel jenis kelamin adalah 0,000, maka data dapat dikatakan tidak
normal karena nilai signifikansinya kurang dari taraf signifikansi α =
0,05. Pada variabel skor memperlihatkan sig(2-.tailed) adalah 0,105,
maka data dapat dikatakan normal karena nilai signifikansinya lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Peneliti akan menyajikan data
dalam bentuk histogram pada gambar 4.24 berikut ini:
Gambar 4.24 Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Soal Pilihan
Ganda
Gambar 4.24 menunjukkan histogram jenis kelamin siswa
pada soal pilihan ganda yang menyatakan bahwa data tidak
terdistribusi normal. Sedangkan, histogram tentang skor siswa dapat
dilihat pada gambar 4.25 berikut ini:
Gambar 4.25 Histogram Skor Siswa pada Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Gambar 4.25 menunjukkan histogram skor siswa pada soal
pilihan ganda yang menyatakan bahwa data terdistribusi normal.
2) Uji normalitas pada instrumen soal uraian
Hasil uji normalitas pada instrumen soal uraian dapat dilihat
pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada
Instrumen Soal Uraian
No. Aspek Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Jenis kelamin 0,000 Data tidak terdistribusi
nomal
2 Skor 0,000 Data tidak terdistribusi
normal
Tabel di atas memperlihatkan sig(2-.tailed) pada variabel jenis
kelamin adalah 0,000, maka dapat dikatakan data tidak normal karena
nilai signifikansinya kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Pada
variabel skor memperlihatkan sig(2-.tailed) adalah 0,000, maka data
dapat dikatakan tidak normal karena nilai signifikansinya kurang dari
taraf signifikansi α = 0,05. Peneliti akan menyajikan data dalam
bentuk histogram pada gambar 4.26 berikut ini:
Gambar 4.26 Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Soal Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Gambar 4.26 menunjukkan histogram jenis kelamin siswa
pada soal uraian yang menyatakan bahwa data tidak terdistribusi
normal. Sedangkan, histogram tentang skor siswa dapat dilihat pada
gambar 4.27 sebagai berikut:
Gambar 4.27 Histogram Skor Siswa pada Soal Uraian
Gambar 4.27 menunjukkan histogram skor siswa pada soal
uraian yang menyatakan bahwa data tidak terdistribusi normal.
Berdasarkan uji normalitas dapat diketahui bahwa salah satu data
tidak terdistribusi normal yaitu data jenis kelamin, maka peneliti
selanjutnya akan melakukan uji non parametik. Sebelumnya peneliti
akan melakukan uji homogenitas.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan adanya
kesamaan variansi populasi atau data variabel homogen atau tidak.
Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan pada instrumen soal
pilihan ganda dan uraian. Data dapat dikatakan homogen bila nilai
disignifikansi lebih dari 0,05. Uji homogenitas didasarkan pada uji
Levene Statistic dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Berikut ini merupakan hasil uji homogenitas pada instrumen soal
pilihan ganda dan uraian.
1) Uji homogenitas pada instrumen soal pilihan ganda
Hasil uji homogenitas pada instrumen soal pilihan ganda
dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada
Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Statistik Levenes Statistic Sig. Keterangan
One way ANOVA 0,108 0,743 Homogen
Tabel 4.10 di atas menunjukkan hasil uji homogenitas yang
menyatakan taraf signifikansinya 0,743. Taraf signifikansi yang telah
didapatkan oleh peneliti lebih besar dari 0,05. Hasil uji homogenitas
pada data yang telah diuji dapat dikatakan bahwa dua kelompok data
yaitu laki-laki dan perempuan memiliki variansi yang sama.
2) Uji homogenitas pada instrumen soal uraian
Hasil uji homogenitas pada instrumen soal uraian dapat
dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada
Instrumen Soal Uraian Uji Statistik Levenes Statistic Sig. Keterangan
One way ANOVA 1,017 0,314 Homogen
Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji homogenitas yang
menyatakan taraf signifikansinya 0,314. Taraf signifikansi yang telah
didapatkan oleh peneliti lebih besar dari 0,05. Hasil uji homogenitas
pada data yang telah diuji dapat dikatakan bahwa dua kelompok data
yaitu laki-laki dan perempuan memiliki variansi yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji Mann-Whitney Test pada SPSS 20. Uji hipotesis dengan
menggunakan Mann-Whitney Test karena data tidak terdistribusi normal.
Uji Mann-Whitney Test dilakukan untuk mengetahui perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester
2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hipotesis
yang digunakan dalam uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney Test
adalah
H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1= µ2)
H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1≠ µ2)
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai
berikut (Santosa, 2012: 256).
1) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman.
2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya
ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman.
Hasil uji hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian dapat
dilihat sebagai berikut:
1) Uji hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda
Hasil uji hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat
pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Pilihan Ganda
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Mann-Whitney Test 0,517 Tidak ada
perbedaan
Tabel 4.12 di atas menunjukkan hasil uji hipotesis yang telah di uji
dengan Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig(2-.tailed)
adalah 0,517. Hasil uji hipotesis ini menyatakan bahwa harga sig(2-.tailed)
> 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi
IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada instrumen soal pilihan
ganda.
2) Uji hipotesis pada instrumen soal uraian
Hasil uji hipotesis pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada
tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Uraian
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Mann-Whitney Test 0,223 Tidak ada
perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji hipotesis yang telah di uji dengan
Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig(2-.tailed) adalah
0,223. Hasil uji hipotesis ini menyatakan bahwa harga sig(2-.tailed) > 0,05.
Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA
Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada instrumen soal uraian.
B. Pembahasan
Bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian miskonsepsi IPA
Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman serta membahas perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis
kelamin. Kedua hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang
menggunakan kurikulum KTSP. Miskonsepsi dapat diketahui melalui
uji coba pada siswa dengan menyebarkan soal pilihan ganda dan
uraian dengan rincian 20 item soal pilihan ganda dan 5 item soal
uraian. Uji coba dilakukan sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 242
siswa dari 22 SD Negeri di Kecamatan Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Peneliti membahas terjadinya miskonsepsi yang pertama melalui
soal pilihan ganda. Pada soal pilihan ganda siswa dikatakan
mengalami miskonsepsi dilihat dari pilihan jawaban yang salah dan
menurut mereka jawaban yang mereka pilih tersebut yakin benar.
Hasil penelitian pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa hampir
seluruh siswa mengalami miskonsepsi pada item pilihan ganda. Hal
ini dapat dibuktikan dari 20 item soal yang ada, terdapat 13 item soal
yang memiliki persentase miskonsepsi lebih dari 30 %, 13 item
tersebut adalah item nomor 2, 3, 4, 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
dan 19. Item soal yang memiliki persentase miskonsepsi kurang dari
30 % adalah item nomor 1, 5, 7, 8, 9, 12, dan 20. Nomor item 16 yang
mengulas tentang konsep batuan (menggolongkan jenis-jenis batuan)
menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi dengan
persentase sebesar 47,93 %, sedangkan nomor item yang memiliki
nilai miskonsepsi terendah dengan persentase sebesar 2,07 % terdapat
pada nomor item 9 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana
(bidang miring).
Pembahasan miskonsepsi yang kedua melalui soal uraian. Siswa
dapat dikatakan mengalami miskonsepsi dilihat dari jawaban siswa
yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya dalam hal ini
adalah kunci jawaban. Hasil penelitian pada soal uraian menunjukkan
bahwa siswa mengalami miskonsepsi lebih dari 30 % pada tiap item
soal yang diujikan, hanya pada item 4 saja persentase miskonsepsi
siswa dibawah 30 %. Persentase tertinggi terjadinya miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
terdapat pada nomor item 3 yang mengulas tentang konsep sifat
bayangan pada cermin dengan persentase 96,69 %, sedangkan nomor
item 4 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana (fungsi
bidang miring) menjadi soal yang memiliki miskonsepsi terendah
dengan persentase 17,36 %.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti pada
soal instrumen pilihan ganda dan uraian dapat ditarik kesimpulan
bahwa siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman mengalami miskonsepsi.
Miskonsepsi atau kesalahan konsep menunjuk pada suatu konsep
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang
diterima pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005 :4). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada
konsep gaya, pesawat sederhana, cahaya, pelapukan, dan struktur
bumi.
Penelitian yang sudah dilakukan peneliti memperoleh hasil
yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Labur (2008).
Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa tingkat miskonsepsi
siswa cukup tinggi, miskonsepsi tersebut terdapat pada konsep gaya
dan gerak. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto (2006) guru
mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan
Cahaya. Apabila guru mengalami miskonsepsi dan konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
dimiliki tersebut diberikan kepada siswa, maka siswa juga akan
mengalami miskonsepsi.
Penelitian yang dilakukan oleh Labur (2008) dan Pujayanto
(2006) telah menguatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dapat membuktikan
bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri
se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada materi IPA
Fisika, walaupun tempat penelitian, variabel penelitian, dan sampel
yang digunakan berbeda.
2. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis
kelamin
Peneliti akan membahas hasil analisis yang kedua yaitu apakah
ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman dengan melihat hasil analisis dari instrumen soal pilihan
ganda dan uraian. Berdasarkan hasil analisis pada soal pilihan ganda
dan uraian peneliti mendapatkan bahwa tidak ada perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V
semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman,
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak sepenuhnya jenis kelamin
mempengaruhi terjadinya miskonsepsi. Secara umum miskonsepsi
dapat disebabkan oleh siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks
pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks (Suparno, 2005: 29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Terjadinya miskonsepsi juga bisa disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah kurangnya persiapan siswa dalam mengerjakan
soal dan minat belajar siswa yang berbeda-beda, hal ini sesuai dengan
pendapat Suparno (2005: 34-41) bahwa penyebab terjadinya
miskonsepsi pada siswa yaitu prakonsepsi atau konsepsi awal,
pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak
lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif,
kemampuan siswa, dan minat belajar. Jadi, peneliti menyimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman.
Penelitian yang sudah dilakukan peneliti mendapatkan hasil
yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufida (2013).
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak
mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN
Karangrejo, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Terjadi miskonsepsi pada konsep IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Miskonsepsi
tersebut terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya,
proses pembentukan tanah karena pelapukan, dan struktur bumi.
Miskonsepsi tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis pada soal
pilihan ganda dan uraian yang telah dikerjakan oleh siswa. Pada soal
pilihan ganda siswa banyak mengalami miskonsepsi pada konsep proses
pembentukan tanah karena pelapukan (menggolongkan jenis-jenis batuan)
sedangkan pada soal uraian siswa banyak mengalami miskonsepsi pada
konsep sifat-sifat cahaya (sifat bayangan pada cermin).
2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil perhitungan instrumen soal
pilihan ganda dan uraian. Hasil analisis peneliti pada instrumen soal
pilihan ganda memperoleh harga sig(2-tailed) adalah 0,517 serta pada soal
uraian memperoleh harga sig(2-tailed) adalah 0,223. Karena kedua harga
sig(2-tailed) yang didapatkan lebih besar dari 0,05 maka artinya tidak ada
perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V semester 2 SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis
kelamin siswa.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki keterbatasan antara lain:
1. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan
terjadinya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman serta perbedaan miskonsepsi
IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa dengan menggunakan
instrumen soal pilihan ganda dan uraian.
2. Pada instrumen penelitian ini tidak disertai dengan alasan siswa memilih
jawaban tersebut.
3. Peneliti tidak dapat melakukan pengawasan secara menyeluruh pada setiap
sekolah yang digunakan untuk penelitian, karena bertepatan dengan waktu
perkuliahan, sehingga peneliti memutuskan untuk meminta bantuan
kepada bapak/ibu guru wali kelas untuk mengawasi siswa dalam
mengerjakan instrumen penelitian tersebut.
C. Saran
1. Alangkah baiknya penelitian selanjutnya tidak hanya bertujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan terjadinya miskonsepsi, namun mencari
penyebab terjadinya miskonsepsi dan cara untuk menanggulangi terjadinya
miskonsepsi tersebut.
2. Bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian yang sama, sebaiknya
dalam instrumen soal disertai alasan siswa memilih jawaban tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
supaya peneliti dapat menganalisis terjadinya miskonsepsi secara lebih
detail dan jelas.
3. Pelaksanaan penelitian sebaiknya dilakukan pengawasan secara langsung
oleh peneliti, untuk menanggulangi terjadinya kecurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
DAFTAR REFERENSI
Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas & filsafat pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Amiruddin, Z. (2010). Statistik pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Anita. (2013). Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran ipa materi gaya (penelitian tindakan
kelas di kelas v sd negeri bukanagara lembang semester ii tahun ajaran
2012/ 2013.) (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia. (online).
http://repository.upi.edu/1665/6/S_PGSD_0902817_chapter3.pdf
diakses tanggal 21/9/2015 pukul 21.30 WIB.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asih, C. D. (2008). Pemahaman dan miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA stella
duce bantul tentang kalor. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta.
Azmiyawati, C., Omegawati, W. H., & Kusumawati, R. (2008). IPA salingtemas
untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baswedan, A. (2014). Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia. Internet.
https://atdikbudlondon.files.wordpress.com diakses tanggal 19 Juli 2015
pukul 22.00 WIB.
Cholifah, S. (2014). Perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat
peraga matematika berbasis metode montessori. (Skripsi) Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
Yogyakarta.
Dahar, R. W. (2006). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.
(Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan SD, 2007:
13-14) Kurikulum Mata pelajaran IPA SD/MI (online).
http://IPA.blogspot.com diakses tanggal 24/12/2015 pukul 22.30.
Dewi, Y. R. S. (2008). Pemahaman dan miskonsepsi siswa tentang rangkaian
listrik seri dan paralel serta perubahannya melalui pembelajaran dengan
metode eksperimen terbimbing. (Skripsi) Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Effendi, S. & Tukiran. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
Hamdani. (2013). Diskripsi miskonsepsi siswa tentang konsep-konsep dalam
rangkain listrik, Vol 4, NO 1, hlm 1-12.
Hamalik, O. (2007). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Sinar baru
Algesindo Offset.
Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, observasi, dan focus group sebagai
instrumen penggalian data kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada.
Kountur, R. (2003). Metode penelitiaan untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:
PPM.
Labur, M. D. (2008). Miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya dalam hukum-
hukum newton pada siswa kelas 1 SMA di kecamatan lengke rembong,
kabupaten manggarai provinsi nusa tenggara timur. (Skripsi) Program
Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
Yogyakarta.
Mahdi, A. & Mujahidin. (2014). Panduan penelitian praktis untuk menyusun
skripsi, tesis, dan disertasi. Bandung: Alfabeta.
Mamang, E.S. & Sopiah. (2010). Metodologi penelitian- pendekatan praktis
dalam penelitian. Yogyakarta: C.V Andi offset.
Marzuki. (2013). Kajian awal tentang teori-teori gender. Jurnal onlie.
staff.uny.ac.id diakses pada 25/03/2016 pukul 09.12 WIB.
Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mufida, S. I. (2013). Pengaruh metode pembelajaran mind mapping dan jenis
kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas vii mtsn
karengrejo tulungagung. (Skripsi). Program studi tadris matematika
jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Tulungagung.
Norika, M. T. (2014). Pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya pada siswa di
empat sma swasta di yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma.
Permendiknas No. 22 tahun 2006. Online.
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20130729141205.Permendiknas_
No_22_Th_2006.pdf diakses pada 24/12/2015 pukul 11.00 WIB.
Priyanto, D. (2012). Cara kilat belajar analisis data dengan spss 20. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Pujayanto, P. , Budiharti, R., Waskita, S., & Raharjo, T. (2007). Profil
miskonsepsi siswa sd pada konsep gaya dan cahaya. Jurnal online
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/132 diakses
pada 23/12/2015 pukul 10.00 WIB.
Pujayanto. (2006). Miskonsepsi ipa (fisika) pada guru SD. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika (JMPF), Vol 1, No 1, Hlm 22.
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Media.
Putro, E. W. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi
pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratama, T. S. (2013). Remidiasi miskonsepsi pada konsep gerak lurus
menggunakan pendekatan konflik kognitif. (Skripsi). Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Rositawaty, S. & Muharan, A. (2008). Senang belajar ilmu pengetahuan alam
untuk kelas v sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Santoso, S. (2012). Panduan lengkap SPSS versi 20. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Samatowa, U. (2010). Pembelajaran ipa di sekolah dasar. Jakarta Barat: PT
Indeks.
Sijabat, J. E. (2015). Partisipasi masyarakat dalam mendukung bukittinggi
sebagai kota wisata. Universitas Pendidikan Indonesia. (online)
http://repository.upi.edu/16000/4/S_GEO_1102873_Chapter3.pdf
diakses pada 21/12/2015 pukul 08.10.
Subali, B. (2012). Prinsip asesmen & evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: UNY
Press.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan rnd. Bandung:
Alfabeta.
Suha, H. R. N. (2015). Miskonsepsi pada pembelajaran matematika materi
bangun datar segitiga kelas IV sekolah dasar. (Skripsi) Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
Yogyakarta.
Sulistyo, A. (2013). Perbedaan gaya belajar antara laki-laki dan perempuan
dalam belajar matematika di sdn 1 selodoko kecamatan ampel kabupaten
boyolali.(Skripsi). Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Sulistyanto, H. & Wiyono, E. (2008). Ilmu pengetahuan alam 5: untuk SD dan
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto. (2014). Statistika terapan. Yogyakarta: CAPS
Sundari, Sr. (2009). Konsep dan teoti gender. Modul Program Pembelajaran Jarak
Jauh Pengarus utamaan Gender (PJJ-PUG). ISBN: 978-979-16549-0-6.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika.
Jakarta: Grasindo.
Suryanto, A. & Herwindati, Y. T. Internet. (2002). Pemahaman murid sekolah
dasar terhadap konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis
biologi: suatu diagnosis adanya miskonsepsi. Jurnal. Pustaka.ut.ac.id.
diakses tanggal 24 Juni 2015 pukul 19.00 WIB.
Syaodih, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja.
Trianto. (2011). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi
pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana.
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Yuliati, L. (2006). Unit 6 miskonsepsi dan remediasi pembelajaran ipa. Modul
online.http://pjjpgsd.unesa.ac.id/dok/6.Modul-6
Miskonsepsi%20dan%20Remediasi%20Pembelajaran%20IPA.pdf
diakses pada 18/07/2015 pukul 21.00 WIB.
Rahmawati, Y., Prayitno, B. A., & Indrowati, M. (2013). Studi komparasi tingkat
miskonsepsi siswa pada pembelajaran biologi melalui model
pembelajaran konstruktivisme tipe novick dan konstruktivis-kolaboratif.
Jurnal online Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS diakses
pada 20/12/2015 pukul 29.30 WIB.
Yousnelly, P., Dian, & Zuneldi. (2010). IPA ilmu pendidikan alam. Jakarta:
Yudhistira.
Zuriyanti, E. internet. (2011). LITERASI SAINS DAN PENDIDIKAN. Jurnal
http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagj1343099486.pdf
diakses tanggal 23 Januari 2016 pukul 09.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 1
SURAT-SURAT IJIN
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor
Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Prambanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 2
DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri se-Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman.
Rangkuman Data SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
Tahun Pelajaran 2014/2015
Kecamatan : Prambanan
Kabupaten : Sleman
Provinsi : D.I Yogyakarta
Status Sekolah : Negeri
No Nama Sekolah Alamat Kurikulum yang
digunakan
1 SD NEGERI DELEGAN 1 Dinginan, Sumberharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
2 SD NEGERI DELEGAN 2 Dinginan, Sumberharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
3 SD NEGERI DELEGAN 3 Polangan, Sumberharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
4 SD NEGERI BLEBER 1 Karanggede, Sumberharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
5 SD NEGERI KENARAN 1 Bendungan, Karangturi,
Sumberharjo, Prambanaan,
Sleman
KTSP 2006
6 SD NEGERI KENARAN 2 Sawo, Sumberharjo, Prambanan,
Sleman
KTSP 2006
7 SD NEGERI POTROJAYAN 2 Sorogedug, Madurejo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
8 SD NEGERI GAYAMHARJO Gayamharjo, Prambanan,
Sleman
KTSP 2006
9 SD NEGERI SAMBIREJO Sambirejo, Prambanan, Sleman KTSP 2006
10 SD NEGERI POTROJAYAN 3 Jamusan, Prambanan, Sleman KTSP 2006
11 SD NEGERI BOKOHARJO Marangan, Bokoharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
12 SD NEGERI REJONDANI Marangan, Bokoharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
13 SD NEGERI JALI Jali, Gayamharjo, Prambanan,
Sleman
KTSP 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
No Nama Sekolah Alamat Kurikulum yang
digunakan
14 SD NEGERI PRAMBANAN Klurak baru, Prambanan,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
15 SD NEGERI PELEMSARI Pelemsari, Bokoharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
16 SD NEGERI DADAPSARI Dadapsari, Gayamharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
17 SD NEGERI MADUSARI 1 Jondani, Madurejo, Prambanan,
Sleman
KTSP 2006
18 SD NEGERI CANDISARI Candisari, Wukirharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
19 SD NEGERI TEMPURSARI Kentheng, Sumberharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
20 SD NEGERI MADUSARI 3 Sembir, Madurejo, Prambanan,
Sleman
KTSP 2006
21 SD NEGERI SUMBERWATU Sumberwatu, Sambirejo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
22 SD NEGERI KENARAN 3 Gunung cilik, Sumberharjo,
Prambanan, Sleman
KTSP 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 2.2 Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Pilihan Ganda
No Nama Sekolah Nama
Responden
Jumlah
Benar
Nilai
1 SD N DELEGAN 1 DLN1 1 11 55
2 SD N DELEGAN 1 DLN1 2 13 65
3 SD N DELEGAN 1 DLN1 3 9 45
4 SD N DELEGAN 1 DLN1 4 16 80
5 SD N DELEGAN 1 DLN1 5 10 50
6 SD N DELEGAN 1 DLN1 6 13 65
7 SD N DELEGAN 1 DLN1 7 17 85
8 SD N DELEGAN 1 DLN1 8 7 35
9 SD N DELEGAN 1 DLN1 9 9 45
10 SD N DELEGAN 1 DLN1 10 13 65
11 SD N DELEGAN 1 DLN1 11 16 80
12 SD N DELEGAN 1 DLN1 12 15 75
13 SD N DELEGAN 2 DLN2 1 13 65
14 SD N DELEGAN 2 DLN2 2 13 65
15 SD N DELEGAN 2 DLN2 3 7 35
16 SD N DELEGAN 2 DLN2 4 16 80
17 SD N DELEGAN 2 DLN2 5 12 60
18 SD N DELEGAN 2 DLN2 6 5 25
19 SD N DELEGAN 2 DLN2 7 14 70
20 SD N DELEGAN 2 DLN2 8 14 70
21 SD N DELEGAN 2 DLN2 9 9 45
22 SD N DELEGAN 2 DLN2 10 12 60
23 SD N DELEGAN 2 DLN2 11 7 35
24 SD N DELEGAN 2 DLN2 12 8 40
25 SD N DELEGAN 2 DLN2 13 11 55
26 SD N DELEGAN 3 DLN3 1 14 70
27 SD N DELEGAN 3 DLN3 2 16 80
28 SD N DELEGAN 3 DLN3 3 8 40
29 SD N DELEGAN 3 DLN3 4 14 70
30 SD N DELEGAN 3 DLN3 5 10 50
31 SD N DELEGAN 3 DLN3 6 12 60
32 SD N DELEGAN 3 DLN3 7 9 45
33 SD N DELEGAN 3 DLN3 8 14 70
34 SD N DELEGAN 3 DLN3 9 9 45
35 SD N DELEGAN 3 DLN3 10 14 70
36 SD N DELEGAN 3 DLN3 11 8 40
37 SD N BLEBER 1 BLB 1 7 35
38 SD N BLEBER 1 BLB 2 11 55
39 SD N BLEBER 1 BLB 3 7 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
No Nama Sekolah Nama
Responden
Jumlah
Benar Nilai
40 SD N BLEBER 1 BLB 4 9 45
41 SD N BLEBER 1 BLB 5 14 70
42 SD N BLEBER 1 BLB 6 7 35
43 SD N BLEBER 1 BLB 7 12 60
44 SD N BLEBER 1 BLB 8 6 30
45 SD N BLEBER 1 BLB 9 11 55
46 SD N BLEBER 1 BLB 10 11 55
47 SD N KENARAN 1 KNRN1 1 16 80
48 SD N KENARAN 1 KNRN1 2 13 65
49 SD N KENARAN 1 KNRN1 3 12 60
50 SD N KENARAN 1 KNRN1 4 6 30
51 SD N KENARAN 1 KNRN1 5 11 55
52 SD N KENARAN 1 KNRN1 6 11 55
53 SD N KENARAN 1 KNRN1 7 12 60
54 SD N KENARAN 1 KNRN1 8 10 50
55 SD N KENARAN 1 KNRN1 9 9 45
56 SD N KENARAN 1 KNRN1 10 14 70
57 SD N KENARAN 1 KNRN1 11 10 50
58 SD N KENARAN 1 KNRN1 12 7 35
59 SD N KENARAN 2 KNRN2A 1 14 70
60 SD N KENARAN 2 KNRN2A 2 9 45
61 SD N KENARAN 2 KNRN2A 3 8 40
62 SD N KENARAN 2 KNRN2A 4 10 50
63 SD N KENARAN 2 KNRN2A 5 17 85
64 SD N KENARAN 2 KNRN2A 6 9 45
65 SD N KENARAN 2 KNRN2A 7 9 45
66 SD N KENARAN 2 KNRN2A 8 12 60
67 SD N KENARAN 2 KNRN2B 1 11 55
68 SD N KENARAN 2 KNRN2B 2 8 40
69 SD N KENARAN 2 KNRN2B 3 7 35
70 SD N KENARAN 2 KNRN2B 4 10 50
71 SD N KENARAN 2 KNRN2B 5 14 70
72 SD N KENARAN 2 KNRN2B 6 7 35
73 SD N KENARAN 2 KNRN2B 7 7 35
74 SD N KENARAN 2 KNRN2B 8 12 60
75 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 1 4 20
76 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 2 12 60
77 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 3 12 60
78 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 4 11 55
79 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 5 11 55
80 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 6 11 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
No Nama Sekolah Nama
Responden
Jumlah
Benar Nilai
81 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 7 10 50
82 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 8 17 85
83 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 9 13 65
84 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 10 11 55
85 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 11 12 60
86 SD N POTROJOYO 2 PTJ2 12 11 55
87 SD N GAYAMHARJO GYM 1 6 30
88 SD N GAYAMHARJO GYM 2 10 50
89 SD N GAYAMHARJO GYM 3 6 30
90 SD N GAYAMHARJO GYM 4 12 60
91 SD N GAYAMHARJO GYM 5 8 40
92 SD N GAYAMHARJO GYM 6 5 25
93 SD N GAYAMHARJO GYM 7 7 35
94 SD N GAYAMHARJO GYM 8 11 55
95 SD N GAYAMHARJO GYM 9 7 35
96 SD N SAMBIREJO SBJ 1 8 40
97 SD N SAMBIREJO SBJ 2 6 30
98 SD N SAMBIREJO SBJ 3 10 50
99 SD N SAMBIREJO SBJ 4 11 55
100 SD N SAMBIREJO SBJ 5 11 55
101 SD N SAMBIREJO SBJ 6 11 55
102 SD N SAMBIREJO SBJ 7 10 50
103 SD N SAMBIREJO SBJ 8 10 50
104 SD N SAMBIREJO SBJ 9 13 65
105 SD N SAMBIREJO SBJ 10 13 65
106 SD N SAMBIREJO SBJ 11 16 80
107 SD N SAMBIREJO SBJ 12 15 75
108 SD N SAMBIREJO SBJ 13 13 65
109 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 1 8 40
110 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 2 16 80
111 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 3 12 60
112 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 4 10 50
113 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 5 10 50
114 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 6 11 55
115 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 7 11 55
116 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 8 11 55
117 SD N BOKOHARJO BKJ 1 14 70
118 SD N BOKOHARJO BKJ 2 14 70
119 SD N BOKOHARJO BKJ 3 14 70
120 SD N BOKOHARJO BKJ 4 12 60
121 SD N BOKOHARJO BKJ 5 11 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
No Nama Sekolah Nama
Responden
Jumlah
Benar Nilai
122 SD N BOKOHARJO BKJ 6 16 80
123 SD N BOKOHARJO BKJ 7 16 80
124 SD N BOKOHARJO BKJ 8 13 65
125 SD N BOKOHARJO BKJ 9 13 65
126 SD N BOKOHARJO BKJ 10 15 75
127 SD N BOKOHARJO BKJ 11 14 70
128 SD N BOKOHARJO BKJ 12 8 40
129 SD N BOKOHARJO BKJ 13 14 70
130 SD N BOKOHARJO BKJ 14 13 65
131 SD N BOKOHARJO BKJ 15 17 85
132 SD N REJONDANI RJA 1 12 60
133 SD N REJONDANI RJA 2 9 45
134 SD N REJONDANI RJA 3 9 45
135 SD N REJONDANI RJA 4 11 55
136 SD N REJONDANI RJA 5 6 30
137 SD N REJONDANI RJA 6 9 45
138 SD N REJONDANI RJA 7 7 35
139 SD N REJONDANI RJA 8 14 70
140 SD N REJONDANI RJA 9 9 45
141 SD N REJONDANI RJA 10 9 45
142 SD N REJONDANI RJA 11 15 75
143 SD N REJONDANI RJA 12 5 25
144 SD N REJONDANI RJA 13 10 50
145 SD N REJONDANI RJB 1 16 80
146 SD N REJONDANI RJB 2 15 75
147 SD N REJONDANI RJB 3 10 50
148 SD N REJONDANI RJB 4 9 45
149 SD N REJONDANI RJB 5 13 65
150 SD N REJONDANI RJB 6 8 40
151 SD N REJONDANI RJB 7 14 70
152 SD N REJONDANI RJB 8 11 55
153 SD N REJONDANI RJB 9 11 55
154 SD N REJONDANI RJB 10 9 45
155 SD N REJONDANI RJB 11 8 40
156 SD N REJONDANI RJB 12 13 65
157 SD N REJONDANI RJB 13 13 65
158 SD N JALI JL 1 9 45
159 SD N JALI JL 2 12 60
160 SD N JALI JL 3 8 40
161 SD N JALI JL 4 10 50
162 SD N JALI JL 5 12 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
No Nama Sekolah Nama
Responden
Jumlah
Benar Nilai
163 SD N JALI JL 6 12 60
164 SD N JALI JL 7 13 65
165 SD N JALI JL 8 12 60
166 SD N JALI JL 9 11 55
167 SD N JALI JL 10 8 40
168 SD N PRAMBANAN PBNA 1 11 55
169 SD N PRAMBANAN PBNA 2 15 75
170 SD N PRAMBANAN PBNA 3 15 75
171 SD N PRAMBANAN PBNA 4 18 90
172 SD N PRAMBANAN PBNA 5 10 50
173 SD N PRAMBANAN PBNA 6 14 70
174 SD N PRAMBANAN PBNA 7 6 30
175 SD N PRAMBANAN PBNA 8 12 60
176 SD N PRAMBANAN PBNA 9 14 70
177 SD N PRAMBANAN PBNB 1 11 55
178 SD N PRAMBANAN PBNB 2 13 65
179 SD N PRAMBANAN PBNB 3 9 45
180 SD N PRAMBANAN PBNB 4 6 30
181 SD N PRAMBANAN PBNB 5 10 50
182 SD N PRAMBANAN PBNB 6 15 75
183 SD N PRAMBANAN PBNB 7 6 30
184 SD N PRAMBANAN PBNB 8 12 60
185 SD N PRAMBANAN PBNB 9 8 40
186 SD N PRAMBANAN PBNB 10 8 40
187 SD N PELEMSARI PLM 1 12 60
188 SD N PELEMSARI PLM 2 9 45
189 SD N PELEMSARI PLM 3 12 60
190 SD N PELEMSARI PLM 4 13 65
191 SD N PELEMSARI PLM 5 9 45
192 SD N PELEMSARI PLM 6 8 40
193 SD N PELEMSARI PLM 7 9 45
194 SD N PELEMSARI PLM 8 10 50
195 SD N PELEMSARI PLM 9 9 45
196 SD N PELEMSARI PLM 10 13 65
197 SD N PELEMSARI PLM 11 14 70
198 SD N DADAPSARI DDP 1 9 45
199 SD N DADAPSARI DDP 2 11 55
200 SD N DADAPSARI DDP 3 10 50
201 SD N DADAPSARI MDS1 1 10 50
202 SD N MADUSARI 1 MDS1 2 11 55
203 SD N MADUSARI 1 MDS1 3 17 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
No Nama Sekolah Nama
Responden
Jumlah
Benar Nilai
204 SD N MADUSARI 1 MDS1 4 11 55
205 SD N MADUSARI 1 MDS1 5 9 45
206 SD N MADUSARI 1 MDS1 6 10 50
207 SD N MADUSARI 1 MDS1 7 13 65
208 SD N MADUSARI 1 MDS1 8 13 65
209 SD N MADUSARI 1 MDS1 9 13 65
210 SD N MADUSARI 1 MDS1 10 15 75
211 SD N MADUSARI 1 MDS1 11 13 65
212 SD N CANDISARI CDS 1 10 50
213 SD N CANDISARI CDS 2 12 60
214 SD N CANDISARI CDS 3 13 65
215 SD N TEMPURSARI TPS 1 12 60
216 SD N TEMPURSARI TPS 2 11 55
217 SD N TEMPURSARI TPS 3 10 50
218 SD N TEMPURSARI TPS 4 11 55
219 SD N TEMPURSARI TPS 5 12 60
220 SD N TEMPURSARI TPS 6 14 70
221 SD N TEMPURSARI TPS 7 11 55
222 SD N TEMPURSARI TPS 8 9 45
223 SD N TEMPURSARI TPS 9 10 50
224 SD N TEMPURSARI TPS 10 5 25
225 SD N TEMPURSARI TPS 11 10 50
226 SD N TEMPURSARI TPS 12 18 90
227 SD N TEMPURSARI TPS 13 11 55
228 SD N MADUSARI 3 MDS3 1 13 65
229 SD N MADUSARI 3 MDS3 2 17 85
230 SD N MADUSARI 3 MDS3 3 14 70
231 SD N MADUSARI 3 MDS3 4 12 60
232 SD N MADUSARI 3 MDS3 5 15 75
233 SD N MADUSARI 3 MDS3 6 14 70
234 SD N SUMBERWATU SWU 1 9 45
235 SD N SUMBERWATU SWU 2 13 65
236 SD N SUMBERWATU SWU 3 6 30
237 SD N KENARAN 3 KNRN3 1 11 55
238 SD N KENARAN 3 KNRN3 2 13 65
239 SD N KENARAN 3 KNRN3 3 12 60
240 SD N KENARAN 3 KNRN3 4 12 60
241 SD N KENARAN 3 KNRN3 5 13 65
242 SD N KENARAN 3 KNRN3 6 6 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 2.3 Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Uraian
No Nama Responden Nilai Uraian
1 DLN1 1 40
2 DLN1 2 35
3 DLN1 3 35
4 DLN1 4 35
5 DLN1 5 25
6 DLN1 6 40
7 DLN1 7 60
8 DLN1 8 55
9 DLN1 9 30
10 DLN1 10 55
11 DLN1 11 50
12 DLN1 12 65
13 DLN2 1 35
14 DLN2 2 40
15 DLN2 3 40
16 DLN2 4 40
17 DLN2 5 50
18 DLN2 6 30
19 DLN2 7 50
20 DLN2 8 60
21 DLN2 9 25
22 DLN2 10 40
23 DLN2 11 30
24 DLN2 12 20
25 DLN2 13 40
26 DLN3 1 45
27 DLN3 2 35
28 DLN3 3 30
29 DLN3 4 45
30 DLN3 5 30
31 DLN3 6 45
32 DLN3 7 40
33 DLN3 8 40
34 DLN3 9 40
35 DLN3 10 30
36 DLN3 11 45
37 BLB 1 40
38 BLB 2 35
39 BLB 3 40
40 BLB 4 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
No Nama Responden Nilai Uraian
41 BLB 5 35
42 BLB 6 40
43 BLB 7 45
44 BLB 8 30
45 BLB 9 35
46 BLB 10 40
47 KNRN1 1 40
48 KNRN1 2 35
49 KNRN1 3 40
50 KNRN1 4 30
51 KNRN1 5 45
52 KNRN1 6 50
53 KNRN1 7 55
54 KNRN1 8 40
55 KNRN1 9 35
56 KNRN1 10 55
57 KNRN1 11 45
58 KNRN1 12 35
59 KNRN2A 1 45
60 KNRN2A 2 45
61 KNRN2A 3 25
62 KNRN2A 4 40
63 KNRN2A 5 40
64 KNRN2A 6 40
65 KNRN2A 7 35
66 KNRN2A 8 35
67 KNRN2B 1 30
68 KNRN2B 2 40
69 KNRN2B 3 50
70 KNRN2B 4 30
71 KNRN2B 5 40
72 KNRN2B 6 35
73 KNRN2B 7 35
74 KNRN2B 8 35
75 PTJ2 1 30
76 PTJ2 2 35
77 PTJ2 3 35
78 PTJ2 4 55
79 PTJ2 5 45
80 PTJ2 6 30
81 PTJ2 7 40
82 PTJ2 8 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
No Nama Responden Nilai Uraian
83 PTJ2 9 60
84 PTJ2 10 60
85 PTJ2 11 50
86 PTJ2 12 45
87 GYM 1 25
88 GYM 2 25
89 GYM 3 30
90 GYM 4 30
91 GYM 5 30
92 GYM 6 25
93 GYM 7 50
94 GYM 8 35
95 GYM 9 15
96 SBJ 1 50
97 SBJ 2 25
98 SBJ 3 40
99 SBJ 4 40
100 SBJ 5 30
101 SBJ 6 40
102 SBJ 7 30
103 SBJ 8 40
104 SBJ 9 25
105 SBJ 10 30
106 SBJ 11 40
107 SBJ 12 45
108 SBJ 13 40
109 PTJ3 1 25
110 PTJ3 2 60
111 PTJ3 3 65
112 PTJ3 4 50
113 PTJ3 5 50
114 PTJ3 6 25
115 PTJ3 7 30
116 PTJ3 8 35
117 BKJ 1 60
118 BKJ 2 40
119 BKJ 3 50
120 BKJ 4 25
121 BKJ 5 30
122 BKJ 6 55
123 BKJ 7 40
124 BKJ 8 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
No Nama Responden Nilai Uraian
125 BKJ 9 70
126 BKJ 10 55
127 BKJ 11 35
128 BKJ 12 55
129 BKJ 13 40
130 BKJ 14 50
131 BKJ 15 50
132 RJA 1 20
133 RJA 2 30
134 RJA 3 30
135 RJA 4 30
136 RJA 5 35
137 RJA 6 30
138 RJA 7 25
139 RJA 8 30
140 RJA 9 30
141 RJA 10 30
142 RJA 11 45
143 RJA 12 30
144 RJA 13 45
145 RJB 1 30
146 RJB 2 60
147 RJB 3 45
148 RJB 4 35
149 RJB 5 35
150 RJB 6 20
151 RJB 7 35
152 RJB 8 40
153 RJB 9 25
154 RJB 10 60
155 RJB 11 25
156 RJB 12 25
157 RJB 13 30
158 JL 1 40
159 JL 2 55
160 JL 3 55
161 JL 4 50
162 JL 5 45
163 JL 6 45
164 JL 7 55
165 JL 8 45
166 JL 9 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
No Nama Responden Nilai Uraian
167 JL 10 40
168 PBNA 1 40
169 PBNA 2 50
170 PBNA 3 50
171 PBNA 4 55
172 PBNA 5 35
173 PBNA 6 40
174 PBNA 7 40
175 PBNA 8 30
176 PBNA 9 55
177 PBNB 1 35
178 PBNB 2 35
179 PBNB 3 40
180 PBNB 4 40
181 PBNB 5 35
182 PBNB 6 40
183 PBNB 7 25
184 PBNB 8 30
185 PBNB 9 45
186 PBNB 10 40
187 PLM 1 45
188 PLM 2 60
189 PLM 3 45
190 PLM 4 35
191 PLM 5 40
192 PLM 6 30
193 PLM 7 35
194 PLM 8 40
195 PLM 9 30
196 PLM 10 40
197 PLM 11 55
198 DDP 1 40
199 DDP 2 35
200 DDP 3 25
201 MDS1 1 40
202 MDS1 2 40
203 MDS1 3 40
204 MDS1 4 40
205 MDS1 5 35
206 MDS1 6 50
207 MDS1 7 55
208 MDS1 8 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
No Nama Responden Nilai Uraian
209 MDS1 9 40
210 MDS1 10 30
211 MDS1 11 55
212 CDS 1 40
213 CDS 2 35
214 CDS 3 55
215 TPS 1 45
216 TPS 2 45
217 TPS 3 30
218 TPS 4 20
219 TPS 5 40
200 TPS 6 55
221 TPS 7 35
222 TPS 8 25
223 TPS 9 45
224 TPS 10 25
225 TPS 11 35
226 TPS 12 45
227 TPS 13 40
228 MDS3 1 45
229 MDS3 2 60
230 MDS3 3 50
231 MDS3 4 55
232 MDS3 5 50
233 MDS3 6 40
234 SWU 1 35
235 SWU 2 35
236 SWU 3 20
237 KNRN3 1 40
238 KNRN3 2 45
239 KNRN3 3 60
240 KNRN3 4 40
241 KNRN3 5 30
242 KNRN3 6 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 2.4 Data Sekolah dan Jenis Kelamin Siswa
No Sekolah Nama Responden P L
1 SD N DELEGAN 1 DLN1 1
√
2 SD N DELEGAN 1 DLN1 2 √
3 SD N DELEGAN 1 DLN1 3 √
4 SD N DELEGAN 1 DLN1 4 √
5 SD N DELEGAN 1 DLN1 5 √
6 SD N DELEGAN 1 DLN1 6
√
7 SD N DELEGAN 1 DLN1 7
√
8 SD N DELEGAN 1 DLN1 8 √
9 SD N DELEGAN 1 DLN1 9
√
10 SD N DELEGAN 1 DLN1 10
√
11 SD N DELEGAN 1 DLN1 11 √
12 SD N DELEGAN 1 DLN1 12
√
13 SD N DELEGAN 2 DLN2 1
√
14 SD N DELEGAN 2 DLN2 2
√
15 SD N DELEGAN 2 DLN2 3
√
16 SD N DELEGAN 2 DLN2 4 √
17 SD N DELEGAN 2 DLN2 5 √
18 SD N DELEGAN 2 DLN2 6
√
19 SD N DELEGAN 2 DLN2 7
√
20 SD N DELEGAN 2 DLN2 8 √
21 SD N DELEGAN 2 DLN2 9 √
22 SD N DELEGAN 2 DLN2 10
√
23 SD N DELEGAN 2 DLN2 11
√
24 SD N DELEGAN 2 DLN2 12 √
25 SD N DELEGAN 2 DLN2 13 √
26 SD N DELEGAN 3 DLN3 1 √
27 SD N DELEGAN 3 DLN3 2 √
28 SD N DELEGAN 3 DLN3 3 √
29 SD N DELEGAN 3 DLN3 4
√
30 SD N DELEGAN 3 DLN3 5 √
31 SD N DELEGAN 3 DLN3 6
√
32 SD N DELEGAN 3 DLN3 7
√
33 SD N DELEGAN 3 DLN3 8
√
34 SD N DELEGAN 3 DLN3 9
√
35 SD N DELEGAN 3 DLN3 10
√
36 SD N DELEGAN 3 DLN3 11
√
37 SD N BLEBER 1 BLB 1
√
38 SD N BLEBER 1 BLB 2 √
39 SD N BLEBER 1 BLB 3
√
40 SD N BLEBER 1 BLB 4 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
No Nama Sekolah Nama Responden P L
41 SD N BLEBER 1 BLB 5 √
42 SD N BLEBER 1 BLB 6
√
43 SD N BLEBER 1 BLB 7 √
44 SD N BLEBER 1 BLB 8 √
45 SD N BLEBER 1 BLB 9
√
46 SD N BLEBER 1 BLB 10 √
47 SD N KENARAN 1 KNRN1 1 √
48 SD N KENARAN 1 KNRN1 2 √
49 SD N KENARAN 1 KNRN1 3 √
50 SD N KENARAN 1 KNRN1 4
√
51 SD N KENARAN 1 KNRN1 5
√
52 SD N KENARAN 1 KNRN1 6
√
53 SD N KENARAN 1 KNRN1 7
√
54 SD N KENARAN 1 KNRN1 8
√
55 SD N KENARAN 1 KNRN1 9 √
56 SD N KENARAN 1 KNRN1 10 √
57 SD N KENARAN 1 KNRN1 11
√
58 SD N KENARAN 1 KNRN1 12
√
59 SD N KENARAN 2 KNRN2A 1 √
60 SD N KENARAN 2 KNRN2A 2 √
61 SD N KENARAN 2 KNRN2A 3 √
62 SD N KENARAN 2 KNRN2A 4
√
63 SD N KENARAN 2 KNRN2A 5 √
64 SD N KENARAN 2 KNRN2A 6
√
65 SD N KENARAN 2 KNRN2A 7
√
66 SD N KENARAN 2 KNRN2A 8
√
67 SD N KENARAN 2 KNRN2B 1 √
68 SD N KENARAN 2 KNRN2B 2 √
69 SD N KENARAN 2 KNRN2B 3
√
70 SD N KENARAN 2 KNRN2B 4 √
71 SD N KENARAN 2 KNRN2B 5
√
72 SD N KENARAN 2 KNRN2B 6
√
73 SD N KENARAN 2 KNRN2B 7
√
74 SD N KENARAN 2 KNRN2B 8 √
75 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 1 √
76 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 2 √
77 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 3
√
78 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 4
√
79 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 5 √
80 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 6
√
81 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 7
√
82 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 8
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
No Nama Sekolah Nama Responden P L
83 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 9 √
84 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 10 √
85 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 11 √
86 SD N POTROJAYAN 2 PTJ2 12 √
87 SD N GAYAMHARJO GYM 1
√
88 SD N GAYAMHARJO GYM 2
√
89 SD N GAYAMHARJO GYM 3
√
90 SD N GAYAMHARJO GYM 4 √
91 SD N GAYAMHARJO GYM 5
√
92 SD N GAYAMHARJO GYM 6 √
93 SD N GAYAMHARJO GYM 7
√
94 SD N GAYAMHARJO GYM 8
√
95 SD N GAYAMHARJO GYM 9 √
96 SD N SAMBIREJO SBJ 1 √
97 SD N SAMBIREJO SBJ 2 √
98 SD N SAMBIREJO SBJ 3 √
99 SD N SAMBIREJO SBJ 4 √
100 SD N SAMBIREJO SBJ 5
√
101 SD N SAMBIREJO SBJ 6
√
102 SD N SAMBIREJO SBJ 7
√
103 SD N SAMBIREJO SBJ 8
√
104 SD N SAMBIREJO SBJ 9
√
105 SD N SAMBIREJO SBJ 10
√
106 SD N SAMBIREJO SBJ 11 √
107 SD N SAMBIREJO SBJ 12 √
108 SD N SAMBIREJO SBJ 13
√
109 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 1
√
110 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 2 √
111 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 3 √
112 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 4 √
113 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 5 √
114 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 6 √
115 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 7
√
116 SD N POTROJAYAN 3 PTJ3 8
√
117 SD N BOKOHARJO BKJ 1
√
118 SD N BOKOHARJO BKJ 2
√
119 SD N BOKOHARJO BKJ 3
√
120 SD N BOKOHARJO BKJ 4
√
121 SD N BOKOHARJO BKJ 5
√
122 SD N BOKOHARJO BKJ 6
√
123 SD N BOKOHARJO BKJ 7
√
124 SD N BOKOHARJO BKJ 8 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
No Nama Sekolah Nama Responden P L
125 SD N BOKOHARJO BKJ 9 √
126 SD N BOKOHARJO BKJ 10 √
127 SD N BOKOHARJO BKJ 11 √
128 SD N BOKOHARJO BKJ 12 √
129 SD N BOKOHARJO BKJ 13 √
130 SD N BOKOHARJO BKJ 14 √
131 SD N BOKOHARJO BKJ 15 √
132 SD N REJONDANI RJA 1
√
133 SD N REJONDANI RJA 2
√
134 SD N REJONDANI RJA 3
√
135 SD N REJONDANI RJA 4 √
136 SD N REJONDANI RJA 5
√
137 SD N REJONDANI RJA 6 √
138 SD N REJONDANI RJA 7 √
139 SD N REJONDANI RJA 8 √
140 SD N REJONDANI RJA 9
√
141 SD N REJONDANI RJA 10 √
142 SD N REJONDANI RJA 11 √
143 SD N REJONDANI RJA 12 √
144 SD N REJONDANI RJA 13 √
145 SD N REJONDANI RJB 1 √
146 SD N REJONDANI RJB 2 √
147 SD N REJONDANI RJB 3 √
148 SD N REJONDANI RJB 4 √
149 SD N REJONDANI RJB 5
√
150 SD N REJONDANI RJB 6
√
151 SD N REJONDANI RJB 7
√
152 SD N REJONDANI RJB 8
√
153 SD N REJONDANI RJB 9 √
154 SD N REJONDANI RJB 10 √
155 SD N REJONDANI RJB 11 √
156 SD N REJONDANI RJB 12
√
157 SD N REJONDANI RJB 13 √
158 SD N JALI JL 1 √
159 SD N JALI JL 2
√
160 SD N JALI JL 3
√
161 SD N JALI JL 4 √
162 SD N JALI JL 5
√
163 SD N JALI JL 6 √
164 SD N JALI JL 7
√
165 SD N JALI JL 8
√
166 SD N JALI JL 9 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
No Nama Sekolah Nama Responden P L
167 SD N JALI JL 10 √
168 SD N PRAMBANAN PBNA 1
√
169 SD N PRAMBANAN PBNA 2 √
170 SD N PRAMBANAN PBNA 3
√
171 SD N PRAMBANAN PBNA 4
√
172 SD N PRAMBANAN PBNA 5 √
173 SD N PRAMBANAN PBNA 6 √
174 SD N PRAMBANAN PBNA 7 √
175 SD N PRAMBANAN PBNA 8 √
176 SD N PRAMBANAN PBNA 9 √
177 SD N PRAMBANAN PBNB 1
√
178 SD N PRAMBANAN PBNB 2
√
179 SD N PRAMBANAN PBNB 3 √
180 SD N PRAMBANAN PBNB 4 √
181 SD N PRAMBANAN PBNB 5 √
182 SD N PRAMBANAN PBNB 6
√
183 SD N PRAMBANAN PBNB 7 √
184 SD N PRAMBANAN PBNB 8 √
185 SD N PRAMBANAN PBNB 9 √
186 SD N PRAMBANAN PBNB 10 √
187 SD N PELEMSARI PLM 1 √
188 SD N PELEMSARI PLM 2 √
189 SD N PELEMSARI PLM 3 √
190 SD N PELEMSARI PLM 4
√
191 SD N PELEMSARI PLM 5
√
192 SD N PELEMSARI PLM 6 √
193 SD N PELEMSARI PLM 7 √
194 SD N PELEMSARI PLM 8 √
195 SD N PELEMSARI PLM 9 √
196 SD N PELEMSARI PLM 10
√
197 SD N PELEMSARI PLM 11 √
198 SD N DADAPSARI DDP 1 √
199 SD N DADAPSARI DDP 2 √
200 SD N DADAPSARI DDP 3
√
201 SD N MADUSARI 1 MDS1 1
√
202 SD N MADUSARI 1 MDS1 2
√
203 SD N MADUSARI 1 MDS1 3 √
204 SD N MADUSARI 1 MDS1 4 √
205 SD N MADUSARI 1 MDS1 5 √
206 SD N MADUSARI 1 MDS1 6 √
207 SD N MADUSARI 1 MDS1 7 √
208 SD N MADUSARI 1 MDS1 8 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
No Nama Sekolah Nama Responden P L
209 SD N MADUSARI 1 MDS1 9 √
210 SD N MADUSARI 1 MDS1 10 √
211 SD N MADUSARI 1 MDS1 11 √
212 SD N CANDISARI CDS 1 √
213 SD N CANDISARI CDS 2
√
214 SD N CANDISARI CDS 3 √
215 SD N TEMPURSARI TPS 1 √
216 SD N TEMPURSARI TPS 2 √
217 SD N TEMPURSARI TPS 3 √
218 SD N TEMPURSARI TPS 4 √
219 SD N TEMPURSARI TPS 5
√
220 SD N TEMPURSARI TPS 6 √
221 SD N TEMPURSARI TPS 7 √
222 SD N TEMPURSARI TPS 8 √
223 SD N TEMPURSARI TPS 9 √
224 SD N TEMPURSARI TPS 10
√
225 SD N TEMPURSARI TPS 11 √
226 SD N TEMPURSARI TPS 12 √
227 SD N TEMPURSARI TPS 13 √
228 SD N MADUSARI 3 MDS3 1 √
229 SD N MADUSARI 3 MDS3 2
√
230 SD N MADUSARI 3 MDS3 3 √
231 SD N MADUSARI 3 MDS3 4 √
232 SD N MADUSARI 3 MDS3 5 √
233 SD N MADUSARI 3 MDS3 6 √
234 SD N SUMBERWATU SWU 1
√
235 SD N SUMBERWATU SWU 2
√
236 SD N SUMBERWATU SWU 3
√
237 SD N KENARAN 3 KNRN3 1
√
238 SD N KENARAN 3 KNRN3 2
√
239 SD N KENARAN 3 KNRN3 3
√
240 SD N KENARAN 3 KNRN3 4 √
241 SD N KENARAN 3 KNRN3 5 √
242 SD N KENARAN 3 KNRN3 6 √
Jumlah 138 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 2.5 Hasil Validitas Isi Instrumen Pilihan Ganda dan Uraian
Dosen 1: Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T.
A. Pilihan Ganda
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
2 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
3 2 Negatif Revisi
4 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
5 2 Negatif Revisi
6 1 Negatif Revisi
7 1 Negatif Revisi
8 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
9 4 Positif Tidak Revisi
10 3 Positif Tidak Revisi
11 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
12 3 Positif Tidak Revisi
13 4 Positif Tidak Revisi
14 4 Positif Tidak Revisi
15 4 Positif Tidak Revisi
16 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
17 1 Negatif Revisi
18 2 Negatif Revisi
19 1 Negatif Revisi
20 2 Negatif Revisi
21 1 Negatif Revisi
22 1 Negatif Revisi
23 3 Positif Tidak Revisi
24 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
25 3 Positif Tidak Revisi
26 4 Positif Tidak Revisi
27 4 Positif Tidak Revisi
28 1 Negatif Revisi
29 4 Positif Tidak Revisi
30 1 Negatif Revisi
31 3 Positif Tidak Revisi
32 4 Positif Tidak Revisi
33 3 Positif Tidak Revisi
34 4 Positif Tidak Revisi
35 4 Positif Tidak Revisi
36 4 Positif Tidak Revisi
37 4 Positif Tidak Revisi
38 3 Positif Tidak Revisi
39 1 Negatif Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
40 4 Positif Tidak Revisi
41 4 Positif Tidak Revisi
42 4 Positif Tidak Revisi
43 3 Positif Tidak Revisi
44 3 Positif Tidak Revisi
45 4 Positif Tidak Revisi
46 3 Positif Tidak Revisi
47 3 Positif Tidak Revisi
48 4 Positif Tidak Revisi
49 4 Positif Tidak Revisi
50 4 Positif Tidak Revisi
B. Uraian
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 4 Positif Tidak Revisi
2 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
3 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
4 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
5 4 Positif Tidak Revisi
6 3 Positif Tidak Revisi
7 3 Positif Tidak Revisi
8 4 Positif Tidak Revisi
9 4 Positif Tidak Revisi
10 4 Positif Tidak Revisi
11 4 Positif Tidak Revisi
Dosen 2: Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.
A. Pilihan Ganda
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 4 Positif Tidak Revisi
2 4 Positif Tidak Revisi
3 4 Positif Tidak Revisi
4 4 Positif Tidak Revisi
5 4 Positif Tidak Revisi
6 4 Positif Tidak Revisi
7 4 Positif Tidak Revisi
8 4 Positif Tidak Revisi
9 4 Positif Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
10 4 Positif Tidak Revisi
11 4 Positif Tidak Revisi
12 4 Positif Tidak Revisi
13 4 Positif Tidak Revisi
14 4 Positif Tidak Revisi
15 4 Positif Tidak Revisi
16 4 Positif Tidak Revisi
17 4 Negatif Revisi pada bagian tertentu
18 4 Positif Tidak Revisi
19 1 Negatif Revisi
20 4 Positif Tidak Revisi
21 1 Negatif Revisi
22 1 Negatif Revisi
23 4 Positif Tidak Revisi
24 4 Positif Tidak Revisi
25 4 Positif Tidak Revisi
26 4 Positif Tidak Revisi
27 4 Positif Tidak Revisi
28 1 Negatif Revisi
29 4 Positif Tidak Revisi
30 4 Positif Tidak Revisi
31 4 Positif Tidak Revisi
32 4 Positif Tidak Revisi
33 4 Positif Tidak Revisi
34 4 Positif Tidak Revisi
35 4 Positif Tidak Revisi
36 4 Positif Tidak Revisi
37 4 Positif Tidak Revisi
38 4 Positif Tidak Revisi
39 4 Positif Tidak Revisi
40 4 Positif Tidak Revisi
41 4 Positif Tidak Revisi
42 4 Positif Tidak Revisi
43 4 Positif Tidak Revisi
44 4 Positif Tidak Revisi
45 4 Positif Tidak Revisi
46 4 Positif Tidak Revisi
47 4 Positif Tidak Revisi
48 4 Positif Tidak Revisi
49 4 Positif Tidak Revisi
50 4 Positif Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
B. Uraian
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 4 Positif Tidak Revisi
2 4 Positif Tidak Revisi
3 4 Positif Tidak Revisi
4 4 Positif Tidak Revisi
5 4 Positif Tidak Revisi
6 4 Positif Tidak Revisi
7 4 Positif Tidak Revisi
8 4 Positif Tidak Revisi
9 4 Positif Tidak Revisi
10 4 Positif Tidak Revisi
11 4 Positif Tidak Revisi
Guru 1: Ari Trisnawati, S.Pd.
A. Pilihan Ganda
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
2 2 Negatif Revisi
3 2 Negatif Revisi
4 4 Positif Tidak Revisi
5 4 Positif Tidak Revisi
6 1 Negatif Revisi
7 4 Positif Tidak Revisi
8 4 Positif Tidak Revisi
9 4 Positif Tidak Revisi
10 4 Positif Tidak Revisi
11 4 Positif Tidak Revisi
12 4 Positif Tidak Revisi
13 4 Positif Tidak Revisi
14 4 Positif Tidak Revisi
15 4 Positif Tidak Revisi
16 4 Positif Tidak Revisi
17 4 Positif Tidak Revisi
18 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
19 4 Positif Tidak Revisi
20 4 Positif Tidak Revisi
21 4 Positif Tidak Revisi
22 4 Positif Tidak Revisi
23 4 Positif Tidak Revisi
24 4 Positif Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
25 4 Positif Tidak Revisi
26 4 Positif Tidak Revisi
27 4 Positif Tidak Revisi
28 4 Positif Tidak Revisi
29 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
30 4 Positif Tidak Revisi
31 4 Positif Tidak Revisi
32 4 Positif Tidak Revisi
33 4 Positif Tidak Revisi
34 4 Positif Tidak Revisi
35 4 Positif Tidak Revisi
36 4 Positif Tidak Revisi
37 4 Positif Tidak Revisi
38 4 Positif Tidak Revisi
39 4 Positif Tidak Revisi
40 4 Positif Tidak Revisi
41 4 Positif Tidak Revisi
42 4 Positif Tidak Revisi
43 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
44 4 Positif Tidak Revisi
45 4 Positif Tidak Revisi
46 4 Positif Tidak Revisi
47 4 Positif Tidak Revisi
48 4 Positif Tidak Revisi
49 4 Positif Tidak Revisi
50 4 Positif Tidak Revisi
B. Uraian
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
2 2 Negatif Revisi
3 4 Positif Tidak Revisi
4 4 Positif Tidak Revisi
5 3 Positif Tidak Revisi
6 4 Positif Tidak Revisi
7 4 Positif Tidak Revisi
8 3 Positif Tidak Revisi
9 3 Positif Tidak Revisi
10 4 Positif Tidak Revisi
11 4 Positif Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Guru 2: Agustinus Tarmadi, S.Pd.
A. Pilihan Ganda
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 2 Negatif Revisi
2 2 Negatif Revisi
3 4 Positif Tidak Revisi
4 3 Positif Tidak Revisi
5 3 Positif Tidak Revisi
6 4 Positif Tidak Revisi
7 3 Positif Tidak Revisi
8 2 Positif Revisi
9 2 Negatif Revisi
10 4 Positif Tidak Revisi
11 1 Negatif Revisi
12 4 Positif Tidak Revisi
13 4 Positif Tidak Revisi
14 3 Positif Tidak Revisi
15 4 Positif Tidak Revisi
16 3 Positif Tidak Revisi
17 2 Negatif Revisi
18 2 Negatif Revisi
19 3 Positif Tidak Revisi
20 4 Positif Tidak Revisi
21 1 Negatif Revisi
22 1 Negatif Revisi
23 4 Positif Tidak Revisi
24 3 Positif Tidak Revisi
25 4 Positif Tidak Revisi
26 4 Positif Tidak Revisi
27 3 Positif Tidak Revisi
28 4 Positif Tidak Revisi
29 2 Negaitf Revisi
30 2 Negatif Revisi
31 3 Positif Tidak Revisi
32 2 Positif Revisi
33 4 Positif Tidak Revisi
34 3 Positif Tidak Revisi
35 4 Positif Tidak Revisi
36 3 Positif Tidak Revisi
37 3 Positif Tidak Revisi
38 4 Positif Tidak Revisi
39 4 Positif Tidak Revisi
40 4 Positif Tidak Revisi
41 4 Positif Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
42 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
43 4 Positif Tidak Revisi
44 4 Positif Tidak Revisi
45 4 Positif Tidak Revisi
46 4 Positif Tidak Revisi
47 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
48 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
49 3 Negatif Revisi pada bagian tertentu
50 4 Positif Tidak Revisi
B. Uraian
No
Soal
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian Kualitatif Keputusan
1 1 Negatif Revisi
2 2 Positif Revisi
3 4 Positif Tidak Revisi
4 3 Positif Tidak Revisi
5 2 Negaitf Revisi
6 2 Positif Revisi
7 3 Positif Tidak Revisi
8 4 Positif Tidak Revisi
9 4 Positif Tidak Revisi
10 1 Negatif Revisi
11 1 Negatif Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 2.6 Rekapan Data Miskonsepsi untuk Instrumen Soal Pilihan
Ganda
1. Jawaban soal untuk KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,
dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
No Indikator Nomor
Butir
soal
Kunci
Jawaban
Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1 5.1.1 Menyebutkan
macam-macam gaya 1 C. 3 A. 1 31 12,81 %
Yakin Benar 28 11,57 %
Tidak Yakin Benar 3 1,24 %
B. 2 12 4,96 %
Yakin Benar 12 4,96 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
D. 4 7 2,89 %
Yakin Benar 5 2,06 %
Tidak Yakin Benar 2 0,83 %
2 5.1.2
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya
2 B. benda
cepat
mengalami
pelapukan
A. Benda memiliki
berat
23 9,50 %
Yakin Benar 21 8,68 %
Tidak Yakin Benar 2 0,82 %
C. Benda jatuh ke
bawah
28 11,57 %
Yakin Benar 26 10,74 %
Tidak Yakin Benar 2 0,83 %
D. Permukaan air
selalu datar
70 28,93 %
Yakin Benar 63 26,03 %
Tidak Yakin Benar 7 2,90 %
3 D. 4 A. 1 44 18,18 %
Yakin Benar 35 14,46 %
Tidak Yakin Benar 9 3,72 %
B. 2 33 13,64 %
Yakin Benar 21 8,68 %
Tidak Yakin Benar 12 4,96 %
C. 3 53 21,90 %
Yakin Benar 48 19,83 %
Tidak Yakin Benar 5 2,07 %
2. Jawaban soal untuk KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
No. Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawabaan Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
1
5.2.1
Mengidentifikasi
ciri-ciri pesawat
sederhana
4 B. 1 dan 3
A. 1 dan 2 23 9,51 %
Yakin Benar 15 6,20 %
Tidak Yakin Benar 8 3,31 %
C. 1 dan 4 67 27,69 %
Yakin Benar 44 18,18 %
Tidak Yakin Benar 23 9,51 %
D. 2 dan 3 54 22,31 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Yakin Benar 32 12,22 %
Tidak Yakin Benar 22 9,09 %
5
B.
pengungkit
yang titik
tumpunya
terletak di
antara
beban dan
kuasa
A. pengungkit
yang bebannya
terletak di antara
titik tumpu dan
kuasa
55
22,73 %
Yakin Benar 41 16,94 %
Tidak Yakin Benar 14 5,79 %
C. pengungkit
yang kuasanya
terletak di antara
titik tumpu dan
beban
23
9,51 %
Yakin Benar 17 7,03 %
Tidak Yakin Benar 6 2,48 %
D. pengungkit
yang bebannya
terletak di antara
kuasa dan titik
tumpu
20
8,27 %
Yakin benar 14 5,79 %
Tidak Yakin Benar 6 2,48 %
6 B. II dan
III
A. I dan II 38 15,7 %
Yakin Benar 28 11,57 %
Tidak Yakin Benar 10 4,13 %
C. III dan I 47 19,42 %
Yakin Benar 34 14,05 %
Tidak Yakin Benar 13 5,37 %
D. IV dan III 28 11,57 %
Yakin Benar 24 9,92 %
Tidak Yakin Benar 4 1,65 %
2
5.2.2 Menyebutkan
contoh jenis tuas
atau pengungkit
jenis pertama
7 A. gunting
B. gerobak pasir 10 4,13 %
Yakin Benar 8 3,30 %
Tidak Yakin Benar 2 0,83 %
C. sekop 13 5,37 %
Yakin Benar 9 3,72 %
Tidak Yakin Benar 4 1,65 %
D. pemecah biji 29 11,98 %
Yakin Benar 19 7,85 %
Tidak Yakin Benar 10 4,13 %
8 B. kedua
A. pertama 18 7,44 %
Yakin Benar 15 6,20 %
Tidak Yakin Benar 3 1,24 %
C. ketiga 54 22,31 %
Yakin Benar 45 18,59 %
Tidak Yakin Benar 9 3,72 %
D. keempat 4 1,65 %
Yakin Benar 4 1,65 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
3
5.2.3 Menyebutkan
penerapan pesawat
sederhana dalam
kehidupan sehari-
hari
9 C. bidang
miring
A. roda berporos 5 2,07 %
Yakin Benar 2 0,83 %
Tidak Yakin Benar 3 1,24 %
B. katrol 1 0,41 %
Yakin Benar 0 0 %
Tidak Yakin Benar 1 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
D. pengungkit 3 1,24 %
Yakin Benar 3 1,24 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
3. Jawaban soal untuk KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
No. Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawabaan Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
1
6.1.1
Menyebutkan sifat-
sifat cahaya
10
C.
terbentuknya
pelangi
setelah hujan
A. pantulan sinar
kendaraan
bermotor pada
malam hari
45
18,60 %
Yakin benar 36 14,88 %
Tidak Yakin Benar 9 3,72 %
B. rambatan
cahaya matahari
yang menembus
genting kaca
57
23,56 %
Yakin Benar 49 20,25 %
Tidak Yakin Benar 8 3,31 %
D. sorotan lampu
senter ketika
sedang mati lampu
26
10,74 %
Yakin Benar 17 7,02 %
Tidak Yakin Benar 9 3,72 %
11
A. peristiwa
penguraian
cahaya putih
menjadi
berbagai
cahaya
berwarna
B. peristiwa
terpantulnya
cahaya matahari
terhadap bulir-
bulir air hujan
46
19,01 %
Yakin Benar 40 16,53 %
Tidak Yakin Benar 6 2,48 %
C. peristiwa
terbiasnya cahaya
putih oleh air
hujan
39
16,12 %
Yakin Benar 37 15,29 %
Tidak Yakin Benar 2 0,83 %
D. peristiwa
terpantulnya
cahaya putih
menjadi berbagai
cahaya berwarna
31
12,81 %
Yakin Benar 20 8,27 %
Tidak Yakin Benar 11 4,54 %
2
6.1.2
Menjelaskan sifat
bayangan pada
cermin
12 B. sama
A. lebih jauh 21 8,68 %
Yakin Benar 15 6,20 %
Tidak Yakin Benar 6 2,48 %
C. dekat 43 17,77 %
Yakin Benar 35 14,46 %
Tidak Yakin Benar 8 3,31 %
D. sangat dekat 10 4,13 %
Yakin Benar 7 2,89 %
Tidak Yakin Benar 3 1,24 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
13
D. bayangan
yang dapat
kita lihat
dalam
cermin,
tetapi di
tempat
bayangan
tersebut
tidak
terdapat
cahaya
pantul
A. bayangan yang
arahnya terbalik
terhadap
bendanya
94
38,84 %
Yakin Benar 70 28,92 %
Tidak Yakin Benar 24 9,92 %
B. bayangan yang
letaknya di depan
cermin atau di
belakang lensa
39
16,12 %
Yakin Benar 22 9,10 %
Tidak Yakin Benar 17 7,02 %
C. bayangan yang
terbentuk oleh
sinar-sinar pantul
32
13,22 %
Yakin Benar 16 6,61 %
Tidak Yakin Benar 16 6,61 %
4. Jawaban soal untuk KD 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya
periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-
sifat cahaya.
No. Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawabaan Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
1
6.2.1 Mengetahui alat
dan bahan yang
digunakan untuk
membuat karya/model
yang menerapkan sifat-
sifat cahaya.
14 B. periskop
A. lup 44 18,18 %
Yakin Benar 30 12,40 %
Tidak Yakin Benar 14 5,78 %
C. kacamata 26 10,74 %
Yakin Benar 17 7,02 %
Tidak Yakin Benar
9
3,72 %
D. miskroskop 59 24,38 %
Yakin Benar 44 18,18 %
Tidak Yakin Benar 15 6,20 %
15
C. kotak
pasta gigi
dan cermin
A. gunting dan
lem 17
7,02 %
Yakin Benar 13 5,37 %
Tidak Yakin Benar 4 1,65 %
B. karton dan
isolasi 30
12,40 %
Yakin Benar 22 9,09 %
Tidak Yakin Benar 8 3,31 %
D. cermin dan lem 97 40,08 %
Yakin Benar 78 32,23 %
Tidak Yakin Benar 19 7,85 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
5. Jawaban soal untuk KD 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan.
No. Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawabaan Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
1 7.1.1 Menggolongkan
jenis-jenis batuan 16 B. 1,2, dan 4
A. 1,2, dan 3 33 13,64 %
Yakin Benar 26 10,74 %
Tidak Yakin Benar 7 2,90 %
C. 2,3, dan 4 53 21,9 %
Yakin Benar 34 14,05 %
Tidak Yakin Benar 19 7,85 %
D. 1,3, dan 5 88 36,36 %
Yakin Benar 56 23,14 %
Tidak Yakin Benar 32 13,22 %
2
7.1.2 Menjelaskan
proses pembentukan
tanah karena
pelapukan
17
B.
perubahan
suhu yang
drastis
A. getaran
permukaan bumi 26
10,74 %
Yakin Benar 17 7,02 %
Tidak Yakin Benar 9 3,72 %
C. terbenturnya
batuan satu sama
lain karena angin
43
17,77 %
Yakin Benar 32 13,22 %
Tidak Yakin Benar 11 4,55 %
D. pengaruh
paparan sinar
matahari
57
23,55 %
Yakin Benar 46 19 %
Tidak Yakin Benar
11
4,55 %
18
A. proses
pelapukan
batuan
karena
pengaruh
suhu, hujan,
dan angin
B. pelapukan yang
terjadi karena
peran makhluk
hidup
51
21,08 %
Yakin Benar 36 14,88 %
Tidak Yakin Benar 15 6,20 %
C. pelapukan yang
menghasilkan
perubahan zat
mineral
pembentuk batuan
44
18,18 %
Yakin Benar 24 9,92 %
Tidak Yakin Benar 20 8,26 %
D. proses
pelapukan batuan
karena hujan
deras dan arus air
24
9,92 %
Yakin Benar 16 6,61 %
Tidak Yakin Benar 8 3,31 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
6. Jawaban soal untuk KD 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
No. Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawabaan Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
1
7.3.1 Mendeskripsikan
struktur permukaan
bumi.
19
D. inti dalam
bumi, inti
luar bumi,
mantel bumi,
kerak bumi
A. inti dalam
bumi, kerak bumi,
mantel bumi, inti
luar bumi
62
25,62 %
Yakin Benar 49 20,25 %
Tidak Yakin Benar 13 5,37 %
B. kerak bumi,
mantel bumi, inti
dalam bumi, inti
luar bumi
38
15,70 %
Yakin Benar 32 13,22 %
Tidak Yakin Benar 6 2,48 %
C. inti dalam
bumi, inti luar
bumi, kerak bumi,
mantel bumi
33
13,64 %
Yakin Benar 25 10,33 %
Tidak Yakin Benar 8 3,31 %
20 A. A
B. B 15 6,20 %
Yakin Benar 12 4,96 %
Tidak Yakin Benar 3 1,24 %
C. C 10 4,13 %
Yakin Benar 9 3,72 %
Tidak Yakin Benar 1 0,41 %
D.D 4 1,65 %
Yakin Benar 3 1,24 %
Tidak Yakin Benar 1 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 2.7 Rekapan Data Miskonsepsi untuk Instrumen Soal Uraian
1. Jawaban soal untuk nomor item 1.
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
1 Gambar A merupakan
pengungkit jenis kedua
yang memiliki ciri
beban berada diantara
posisi kuasa dan titik
tumpu.
Gambar B merupakan
pengungkit pertama
yang memiliki ciri titik
tumpu berada antara
beban dan kuasa.
Gambar A merupakan
pengungkit jenis kedua yang
memiliki ciri beban berada
diantara posisi kuasa dan titik
tumpu
Gambar B merupakan
pengungkit pertama yang
memiliki ciri titik tumpu
berada antara beban dan
kuasa.
81 33,47 %
Karena A titik tumpunya
berada diantara kuasa dan
beban sedangkan yang B
bebanya berada diantara
kuasa dan titik tumpu.
3 1,24 %
A karena titik kuasa terletak
diantara tumpul dan beban
B Karena titik tumpul berada
diantara kuasa dan beban.
1 0,41 %
A pengungkit diantara beban
diantara kuasa dan titik
tumpu. B pengungkit diantara
kuasa diantara beban dan titik
tumpu.
1 0,41 %
A : pengungkit jenis 2
B : pengungkit jenis 2.
1 0,41 %
Karena tang jenis ke 2 dan
digunakan sebagai
memperkeras skrup. Karena
linggis jenis ke 3 dan
digunakan sebagai pemecah
kemiri.
9 3,72 %
A adalah pengungkit tuas
golongan 3 karena beban
berada diantara titik tumpu
dan kuasa.
B adalah pengungkit tuas
golongan 1 karena titik tumpu
berada diantara beban dan
kuasa.
4 1,65 %
Karena letak titik tumpu
kuasa dan bebanya berbeda.
39 16,12 %
Gambar A alat pemecah
kemiri termasuk pengungkit
3. Gambar B alat pencabut
paku termasuk pengungkit 2.
11 4,55 %
Gambar A karena titik
bebanya diantara kuasa titik
tumpu. Gambar B karena titik
bebanya di depan titik tumpu.
1 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Karena beban yang tidak
sama, tidak sama
golongannya.
3 1,24 %
A : jenis golongan ke 1
B : jenis golongan ke 3
3 1,24 %
A : jenis golongan 1
B : jenis golongan 2.
9 3,72 %
Karena pada gambar A beban
berada di tengah dan di ujung
depan. Karena pada gambar B
beban hanya di atas ujung.
1 0,41 %
A : pengungkit jenis 2
B : pengungkit jenis 1.
1 0,41 %
Karena kemampuan atau
bentuk bendanya saling
berbeda dan saling
mempunyai pertahanan
bentuk berbeda.
1 0,41 %
Karena ukuran dan bentuknya
sangat berbeda dan
kegunaannya sangat berbeda.
A untuk membuka tutup
botol, B untuk mencabut
paku.
13 5,38 %
Jawaban tidak sesuai dengan
kontek.
60 24,8 %
Jumlah 242 100 %
2. Jawaban soal untuk nomor item 4.
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
4 Jalan berkelok-kelok
memanfaatkan cara kerja
bidang miring.
Agar orang dapat mudah
mencapai tempat
ketinggian tertentu
dengan tenaga yang lebih
kecil.
Dengan dibuat berkelok-
kelok pengendara
kendaraan bermotor lebih
mudah melewati jalan
yang menanjak.
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara
kerja bidang miring.
Agar orang dapat mudah mencapai
tempat ketinggian tertentu dengan
tenaga yang lebih kecil.
Dengan dibuat berkelok-kelok
pengendara kendaraan bermotor lebih
mudah melewati jalan yang menanjak. 200 82,64 %
Agar tidak licin dan tergelincir 24 9,92 %
Agar tidak menyebabkan erosi atau
tanah longsor 3 1,24 %
Karena kendaraan memperpelan laju 2 0,83 %
Biar jalan semakin jauh 3 1,24 %
Supaya tidak terjadi kemacetan 1 0,41 %
Karena untuk menambah aktivitas
jalannya dan membuat gaya gravitsai
bumi 1 0,41 %
Jawaban tidak sesuai dengan kontek 8 3,31 %
Jumlah 242 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
3. Jawaban soal untuk nomor item 2.
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban Jawaban Jumlah Persentase
2 Karena, cahaya datang dari
zat yang kurang rapat
menuju zat yang lebih
rapat. Dalam hal ini, air
lebih rapat dari udara
sehingga cahaya dibiaskan
mendekati garis normal.
Karena, cahaya datang dari zat yang
kurang rapat menuju zat yang lebih
rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat
dari udara sehingga cahaya dibiaskan
mendekati garis normal. 161 66,53 %
Karena cahaya dibiaskan menjauhi
garis normal 7 2,89 %
Karena terkena pantulan dari
matahari maka bersifat cahaya
merambat lurus 14 5,79 %
Karena mengalami pendangkalan 3 1,24 %
Karena air di dalam gelas dapat
memantulkan cahaya 12 4,96 %
Karena air benda bening dan mudah
ditembus cahaya 2 0,83 %
Karena ada penguraian cahaya 4 1,65 %
Karena ada gaya gravitasi bumi 1 0,41 %
Karena terkena air di dalam air tidak
ada udara sedangkan yang diluar air
ada udara 1 0,41 %
Karena bayangan di udara dan di air
berbeda. Jika di air bayangannya
lebih besar atau miring 2 0,83 %
Karena gelas bersifat cembung 5 2,07 %
Terurainya cahaya terhadap pensil di
dalam gelas yang berisi air 1 0,41 %
Jawaban tidak sesuai dengan kontek 29 11,98 %
Jumlah 242 100 %
4. Jawaban soal untuk nomor item 3.
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
3 Tidak. Karena sifat bayangan
dibentuk oleh cermin cekung
bergantung pada letak benda di
depan cermin. Jika benda
terletak di antara f (fokus) dan P
(pusat kelengkungan) dan
seterusnya maka bayangan yang
terbentuk nyata terbalik. Jika
benda terletak diantara O (pusat
optis) dan F maka bayangan
terletak di belakang cermin,
maka di perbesar dan tegak.
Tidak. Karena sifat bayangan
dibentuk oleh cermin cekung
bergantung pada letak benda di
depan cermin. Jika benda terletak
di antara f (fokus) dan P (pusat
kelengkungan) dan seterusnya
maka bayangan yang terbentuk
nyata terbalik. Jika benda terletak
diantara O (pusat optis) dan F
maka bayangan terletak di
belakang cermin, maka di perbesar
dan tegak.
8 3,31 %
Pantulan pada cermin cekung
selalu terbalik karena bayangan
pada pantulan cermin cekung
40 16,52 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
terkena bayangan maya atau semu
dan diperbesar lalu bayangan itu
akan terbalik.
Iya, karena cermin terbentuk dari
lup maka cermin cekung selalu
terbalik.
1 0,41 %
Iya, karena cermin melengkung ke
dalam sehingga gambarnya
terbalik.
15 6,2 %
Iya, karena cermin cekung
cerminnya menjorok ke depan.
5 2,07 %
Iya, karena cermin cekung untuk
dipasang di spion motor atau mobil
untuk melihat orang di
belakangnya.
6 2,48 %
Ya, karena saat kita bercermin
bayangan kita terlihat masuk.
2 0,83 %
Tidak, karena dapat membentuk
bayangan di belakangnya.
1 0,41 %
Iya, karena adanya pembiasan
cahaya.
6 2,48 %
Iya, karena pengaruh cahaya yang
memantul pada cermin cekung
6 2,48 %
Karena cermin cekung bentuknya
tidak datar (cekung) jadi bayangan
yang terbentuk menjadi terbalik.
18 7,44 %
Tidak karena cermin cekung yang
tidak asli tidak akan terbalik.
1 0,41 %
Tidak karena cermin cekung tidak
memiliki sifat maya.
2 0,83 %
Tidak, tetap lebih kecil dari
nyatanya dan benda yang terlihat
dekat menjadi lebih jauh.
2 0,83 %
Iya, kerena cermin cekung
berbentuk seperti bulan sehingga
bayangan terbalik.
1 0,41 %
Ya, karena cahaya yang masuk
karena merambat lurus ke dalam
cekung dan cermin tersebut
miring.
2 0,83 %
Ya, karena cahaya yang masuk
sangat besar dan terbalik.
6 2,48 %
Iya, karena terpengaruh bayangan
cermin cekung jadi terlalu terbalik
jika dilihat secara baik-baik.
8 3,31 %
Iya, bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung selalu terbalik
karena bayangan berada di titik
pusat atau mengumpulkan cahaya
8 3,31 %
Cermin cekung adalah cermin
yang negatif, sehingga semua
bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung pasti selalu
terbalik.
4 1,65 %
Tidak selalu terbalik karena
cermin cekung itu hanya
sementara.
1 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Tidak karena cermin cekung
bersifat menyebar bukan
menterbalikkan benda atau
bayangan.
1 0,41 %
Iya, jika benda di ruang 2 maka
bayangannya berada di ruang 4.
sifat bayangannya adalah terbalik
dan besar.
1 0,41 %
Jawaban tidak sesuai dengan
kontek.
97 40,08 %
Jumlah 242 100 %
5. Jawaban soal untuk nomor item 5.
Nomor
Butir
Soal
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
5 Batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari magma
yang membeku. Sedangkan
batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari proses
pengendapan lumpur dan
mineral dalam air sungai.
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang
membeku. Sedangkan batuan
sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari proses pengendapan
lumpur dan mineral dalam air
sungai.
51 21,07 %
Batuan beku adalah batuan yang
tebentuk dari magma yang
membeku
Batuan sedimen adalah batuan
endapan dari magma yang
mengendap.
48 19,83 %
Batuan beku: berasal dari magma
Batuan sedimen : berasal dari
pelapukan batuan.
6 2,48 %
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk karena lahar letusan
gunung berapi
Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk karena tekanan suhu yang
tinggi.
2 0,83 %
Batuan beku adalah batu yang
membeku
Batuan sedimen adalah batu pasir
untuk membuat candi atau
bangunan.
15 6,2 %
Batuan beku berasal dari endapan
magma
Batuan sedimen berasal dari
pelapukan makhluk hidup
28 11,57 %
Batuan beku membeku saat berada
di dalam gunung
Batuan sedimen membeku saat
berada di bawah gunung.
2 0,83 %
Batuan beku yang berasal dari es
batu
Batuan sedimen adalah batuan yang
7 2,9 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
berasal dari letusan gunung berapi
yang dikeluarkan oleh lahar. Batuan beku batunya keras
Batuan sedimen batunya halus. 7 2,9 %
Batuan beku adalah batuan dari
hasil fosil
Batuan sedimen adalah batuan dari
letusan gunung berapi.
1 0,41 %
Batuan beku merupakan hasil
pelapukan oleh lumut
Batuan sedimen merupakan hasil
pelapukan fisika.
1 0,41 %
Batuan beku terbentuk atas embun-
embun kecil yang terjadi karena
perubahan suhu
Batuan sedimen terbentuk atas
pelapukan karena sinar matahari
1 0,41 %
Batuan beku : berasal dari magma
Batuan sedimen : terdiri dari
butiran-butiran kapur yang halus.
3 1,24 %
Batuan beku : batuan yang terdiri
atas magma dan larva. Batuan
sedimen : batuan yang berasal dari
penguapan.
1 0,41 %
Batuan beku adalah batuan yang
menjadi konglomerat atau batu
granit dan batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk dari magma
atau larva dari gunung berapi.
2 0,83 %
Batuan beku adalah batuan yang
dingin
Batuan sedimen adalah batuan yang
panas.
2 0,83 %
Batuan beku : tidak dapat menyerap
air dan tidak subur. Batuan sedimen
: dapat menyerap air dan tidak
subur.
3 1,24 %
Batuan beku terbentuk dari butiran-
butiran kapur halus
Batu sedimen terbentuk dari magma
1 0,41 %
Batuan beku terbuat dari pelapukan
salju
Batuan sedimen terbuat dari
pelapukan batu tanah.
1 0,41 %
Batuan beku : terjadi karena
pelapukan makhluk hidup dan tanah
Batuan sedimen : terjadi karena
pelapukan antara batuan malihan
dan batuan beku.
4 1,65 %
Jawaban tidak sesuai dengan
kontek.
56 23,14 %
Jumlah 242 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert Judgment
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No
soal
PG
Soal Kunci
Jawaban
1. 5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi,
serta
fungsinya
5.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
gaya, gerak dan
energi melalui
percobaan (gaya
gravitasi, gaya
gesek, gaya
magnet)
5.1.1
Menyebutkan
macam-macam
gaya melalui
percobaan
1
Perhatikan gambar di atas
Percobaan di atas menunjukkan bahwa
paku-paku kecil dapat menempel pada
paku besar karena adanya gaya … .
a. gravitasi
b. magnet
c. gesek
d. pegas
B
2 Antara ban dan aspal menyebabkan mobil
dapat bergerak tanpa tergelincir. Percobaan
tersebut menunjukkan adanya gaya … .
a. pegas
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
b. magnet
c. gravitasi
d. gesek
3 1. Buah yang jatuh dari pohonnya.
2. Adi mengerem sepedanya saat
melewati turunan.
3. Air yang mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah.
4. Bola yang dilempar ke atas akan
kembali jatuh ke tanah.
Manakah di antara empat pernyataan di
atas yang menunjukkan penerapan gaya
gravitasi?
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 4
D
5.1.2
Mengidentifika
si faktor-faktor
yang
mempengaruhi
gaya
4 Berikut ini yang bukan termasuk pengaruh
gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .
a. Benda memiliki berat
b. Benda cepat mengalami pelapukan
c. Benda jatuh ke bawah
d. Permukaan air selalu datar
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
5 Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Melapisi permukaan benda dengan
karet
2. Memperluas bidang permukaan
3. Memperkecil luas permukaan
4. Menggunakan corak batik pada
permukaan benda
5. Memperhalus permukaan benda
Yang termasuk cara untuk memperbesar
gaya gesek adalah ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 1, 2, dan 5
d. 2, 3, dan 4
B
6 Perhatikan gambar ini!
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Gambar di atas menunjukkan pak Beni
sedang mendorong tembok. Pernyataan
yang benar adalah ... .
a. Pak Beni mendorong tembok dan
tembok tidak mendorong pak Beni
b. Pak Beni mendorong tembok dan
tembok diberi gaya oleh pak Beni
c. Pak Beni mendorong tembok dan
tembok mendorong pak Beni
d. Pak Beni mendorong tembok dan
tembok tetap diam karena memberi
gaya pada pak Beni
5.2 Menjelaskan
pesawat
sederhana yang
dapat membuat
pekerjaan lebih
mudah dan lebih
cepat
5.2.1
Mengidentifika
si ciri-ciri
pesawat
sederhana
7 Cermati sifat-sifat roda berikut ini!
1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya
kuasanya semakin kecil
2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya
kuasanya semakin besar
3. Semakin besar ukurannya, maka gaya
kuasanya semakin besar
4. Semakin besar ukurannya, maka gaya
kuasanya semakin kecil
Yang bukan merupakan sifat roda
ditunjukkan oleh nomor ...
a. 1 dan 2
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
8 Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis
berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban,
dan kuasanya. Gunting termasuk ... .
a. Pengungkit yang titik bebannya
terletak di antara titik tumpu dan
titik kuasa
b. Pengungkit yang titik tumpunya
terletak di antara titik beban dan
kuasa
c. Pengungkit yang titik kuasanya
terletak di antara titik tumpu dan
titik beban
d. Pengungkit yang titik kuasanya
terletak di antara titik tumpu dan
titik beban
B
9 Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada
alat di atas yaitu ... .
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
a. titik tumpu berada di antara beban
dan kuasa
b. beban berada di antara titik tumpu
dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu
dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa
berada pada satu tempat
10
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak
pada bagian yang bernomor ... .
a. I
b. II
c. III
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
d. IV
11
Bagian pada sekrup yang menggunakan
prinsip kerja bidang miring yaitu nomor …
.
a. I
b. II
c. III
d. IV
C
12 Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap
adalah ... .
a. katrol yang dipasang pada tempat
tertentu dengan posisi tetap
b. katrol yang dapat bergerak bebas
dan dapat dipindah-pindahkan
c. gabungan antara katrol tetap dan
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
katrol lepas
d. beberapa roda katrol yang disusun
secara berdampingan dalam satu
poros
5.2.2
Menyebutkan
contoh jenis
tuas atau
pengungkit
jenis pertama
13 Berikut yang termasuk tuas jenis pertama
adalah … .
a. gunting
b. gerobak pasir
c. sekop
d. pemecah biji
A
14
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas
golongan … .
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
15
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis
ketiga. Letak titik kuasa pada sekop di atas
ditunjukkan oleh nomor … .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
A
5.2.3
Menyebutkan
penerapan
pesawat
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-hari
16 Pemecah kemiri menggunakan prinsip
kerja … .
a. pengungkit
b. katrol
c. gravitasi
d. bidang miring
A
17 Jalan di pegunungan dibuat dengan
lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis
B
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
penerapan … .
a. roda berporos
b. katrol
c. bidang miring
d. pengungkit
18 Perhatikan gambar di bawah ini!
Alat yang digunakan pada kegiatan seperti
pada gambar, menggunakan prinsip kerja
pesawat sederhana berupa ... .
a. pengungkit
b. roda dan poros
c. katrol
d. bidang miring
D
2. 6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu karya
atau model
6.1
Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
6.1.1
Menyebutkan
sifat-sifat
cahaya
19 Apabila cahaya merambat dari udara ke
air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan
dengan arah ... .
a. menjauhi garis normal
b. mendekati garis normal
c. sejajar garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
20 Salah satu sifat cahaya yaitu merambat
lurus. Peristiwa di bawah ini yang
menunjukkan bahwa cahaya merambat
lurus adalah, kecuali ... .
a. pantulan sinar kendaraan bermotor
pada malam hari
b. rambatan cahaya matahari yang
menembus genting kaca
c. terbentuknya pelangi setelah hujan
d. sorotan lampu senter ketika sedang
mati lampu
C
21 Apabila cahaya merambat dari udara ke
air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan
dengan arah … .
a. menjauhi garis normal
b. mendekati garis normal
c. sejajar garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
A
22 Apabila cahaya merambat dari udara ke
air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan
dengan arah ... .
a. menjauhi garis normal
b. mendekati garis normal
c. sejajar garis normal
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
d. berlawanan arah dengan garis
normal
23 Peristiwa terbentuknya pelangi setelah
hujan menunjukkan bahwa adanya dispersi
cahaya. Dispersi cahaya adalah ... .
a. peristiwa penguraian cahaya putih
menjadi berbagai cahaya berwarna
b. peristiwa terpantulnya cahaya
matahari terhadap bulir-bulir air hujan
c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh
air hujan
d. peristiwa terpantulnya cahaya putih
menjadi berbagai cahaya berwarna
A
6.1.2
Menjelaskan
sifat bayangan
pada cermin
24 Ketika seseorang sedang bercermin pada
cermin datar, maka jarak benda dengan
cermin …. dengan jarak bayangannya.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
B
25 Yang dimaksud dengan bayangan maya
adalah ... .
a. bayangan yang arahnya terbalik
terhadap bendanya
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
b. bayangan yang letaknya di depan
cermin atau di belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-
sinar pantul
d. bayangan yang dapat kita lihat dalam
cermin, tetapi di tempat bayangan
tersebut tidak terdapat cahaya pantul
26 Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca
spion pada mobil/motor adalah… .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. semu, tegak, dan diperbesar
c. nyata dan terbalik
d. nyata, tegak, dan diperkecil
A
27 Sifat bayangan yang terbentuk jika benda
dijauhkan dari cermin cekung adalah ... .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. nyata dan terbalik
d. semu, tegak, dan diperbesar.
C
28 Jika cahaya merambat dari zat yang rapat
ke zat yang kurang rapat, maka cahaya
akan dibiaskan mendekati … .
a. garis horizontal
b. garis vertikal
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
c. garis normal
d. garis lurus
6.2
Membuat suatu
karya/model,
misalnya
periskop atau
lensa dari bahan
sederhana dengan
menerapkan sifat-
sifat cahaya
6.2.1
Mengetahui
alat dan bahan
yang
digunakan
untuk
membuat
karya/model
yang
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
29 Alat yang digunakan untuk melihat benda-
benda yang berada di atas batas pandang
adalah … .
a. lup
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
B
30 Bahan utama yang digunakan untuk
membuat model periskop adalah … .
a. gunting dan lem
b. karton dan isolasi
c. kotak pasta gigi dan cermin
d. cermin dan lem
C
31 Bahan utama pada pembuatan kaca
pembesar sederhana adalah … .
a. bola lampu
b. kardus
c. karet gelang
d. air
A
3. 7. Memahami
perubahan
yang terjadi
7.1
Mendeskripsikan
proses
7.1.1
Menggolongka
n jenis-jenis
32 Batuan memiliki sifat dan ciri yang
berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan … .
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
di alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber
pembentukan
tanah karena
pelapukan
batuan a. kandungan mineralnya
b. tempat ditemukannya
c. kegunaannya
d. proses pelapukannya
33 Perhatikan ciri-ciri batuan berikut !
1. Terbentuk dari lava yang membeku
dengan sangat lama
2. Dapat digunakan untuk pelapis
dinding atau ubin
3. Tidak mengandung banyak gas
4. Terbentuk dari endapan air sungai.
Merupakan ciri dari batuan granit adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 4
A
34 Batuan sedimen adalah ... .
a. batuan yang terbentuk dari magma
yang membeku
b. batuan yang terbentuk dari proses
pengendapan magma
c. batuan yang terbentuk karena
mengalami peningkatan tekanan
atau suhu
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
d. batuan yang terbentuk dari proses
pengendapan lumpur dan mineral
dalam air sungai
35 Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini.
1. memiliki warna hijau keabu-abuan
2. berasal dari magma
3. berasal dari endapan hasil pelapukan
batuan tanah
4. memiliki rongga-rongga kecil
5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang
halus
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri
dari batuan basal adalah ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 5
B
7.1.2
Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
36 Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi
karena ... .
a. getaran permukaan bumi
b. perubahan suhu yang drastis
c. terbenturnya batuan satu sama lain
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
pelapukan karena angin
d. pengaruh paparan panas sinar
matahari
37 Pelapukan fisis adalah ... .
a. proses pelapukan batuan karena
pengaruh suhu, hujan, dan angin
b. pelapukan yang terrjadi kerena
peran makhluk hidup
c. pelapukan yang menghasilkan
perubahan zat mineral pembentuk
batuan
d. proses pelapukan batuan karena
hujan deras dan arus air
A
38 Beberapa penyebab pelapukan biologi
adalah ... .
a. lumut, lichen, akar tanaman dan
batuan
b. lumut, angin, lichen dan akar
tanaman
c. akar tanaman, humus dari daun,
batuan dan lumut
d. lichen, lumut, humus dari daun dan
akar tanaman
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
7.2
Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah
7.2.1
Mengetahui
jenis-jenis
tanah
39 Berdasarkan komposisi penyusunnya,
tanah dibedakan menjadi tiga jenis, kecuali
... .
a. tanah berhumus
b. tanah liat
c. tanah berkapur
d. tanah berpasir
C
40 Tanah yang merupakan perpaduan antara
tanah liat, lumpur, dan pasir disebut tanah
... .
a. tanah humus
b. tanah lempung
c. tanah gambut
d. tanah liat
B
41 Tanah yang terbentuk dari tumbuh-
tumbuhan yang membusuk dan air, serta
sering disebut tanah organik adalah tanah
... .
a. tanah lempung
b. tanah pasir
c. tanah humus
d. tanah gambut
D
42 Tanah yang mudah dilalui air, udara, dan
zat mineral tanah lainnya disebut tanah ... .
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
a. tanah humus
b. tanah gambut
c. tanah pasir
d. tanah lempung
43 Memiliki susunan tanah yang sangat rapat
sehingga peredaran udara dan air pada
tanah kurang baik disebut tanah ... .
a. tanah liat
b. tanah lempung
c. tanah humus
d. tanah gambut
A
44 Salah satu ciri dari tanah lempung adalah
... .
a. kandungan tanah sangat subur dan
cocok untuk menanam tanaman
pangan
b. mengandung banyak unsur hara
dan sering dimanfaatkan untuk
menanam sayuran
c. saat kering tanah retak-retak dan
ketika hujan air di atas menggenang
d. mengandung banyak air dan
bersifat sangat asam
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
45 Salah satu dari ciri tanah gambut adalah ...
.
a. memiliki daya serap dan daya tahan
air yang tinggi
b. unsur hara yang ada di dalam tanah
sangat sedikit
c. peredaran udara dan air pada tanah
kurang baik
d. bersifat sangat asam dan biasanya
terdapat di daerah rawa
D
46 Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari
tanah humus, kecuali ... .
a. unsur hara sangat sedikit
b. berasal dari tumbuhan dan hewan
kecil yang membusuk
c. memiliki daya serap dan daya tahan
air yang tinggi
d. sangat cocok untuk menanam
tanaman pangan
A
47 Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari
tanah liat, kecuali ... .
a. peredaran udara dan air pada tanah
kurang baik
b. saat musim kemarau tanah menjadi
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
retak-retak
c. saat musim penghujan air
menggenang
d. sering digunakan untuk bercocok
tanam
48 Berikut ini yang merupakan ciri dari tanah
pasir adalah ... .
a. cocok ditanami tumbuhan sayur-
mayur
b. banyak mengandung unsur hara
c. hanya dapat ditanami sedikit jenis
tanaman
d. bersifat sangat asam
C
7.3
Mendeskripsikan
struktur bumi
7.3.1
Mendeskripsik
an struktur
permukaan
bumi
49
Gambar di atas menunjukkan lapisan
penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun
bumi dari yang paling dalam adalah ... .
a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel
bumi, inti luar bumi
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam
bumi, inti luar bumi
c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak
bumi, mantel bumi
d. inti dalam bumi, inti luar bumi,
mantel bumi, kerak bumi
50
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan
dengan huruf ... .
a. A
b. B
c. C
d. D
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Lampiran 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No.
Soal Soal
5. Memahami hubungan
antara gaya, gerak dan
energi serta fungsinya.
5.1 Mendeskripsikan
hubungan antara
gaya, gerak dan
energi melalui
percobaan (gaya
gravitasi, gaya gesek,
gaya magnet).
5.1.1 Menjelaskan
hubungan gaya
magnet.
2 Apakah paku kecil yang dipasang penghalang
plastik dapat dipengaruhi magnet? Jelaskan!
5.2 Menjelaskan
pesawat sederhana
yang dapat membuat
pekerjaan lebih
mudah dan lebih
cepat.
5.2.1 Menjelaskan
perbedaan
golongan
pengungkit
1
Kedua alat di atas tampak sama. Namun,
kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam
jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa
demikian ? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
5.2.2 Menjelaskan
fungsi bidang
miring
6 Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat
berkelok-kelok?
6. Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan membuat
suatu karya atau
model
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
6.1.1Mengidentifikasi
sifat-sifat cahaya 4
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jelaskan mengapa sedotan di dalam gelas
berair pada gambar di atas tampak seperti
patah?
6.1.2Menjelaskan sifat
bayangan pada
cermin
5 Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin
cekung selalu terbalik? Jelaskan!
7. Memahami perubahan
yang terjadi di alam
dan hubungannya
dengan penggunaan
sumber daya alam.
7.1 Mendeskripsikan
proses pembentukan
tanah karena
pelapukan
7.1.1Menggolongkan
jenis-jenis batuan 8
Jelaskan perbedaan antara batuan beku
dengan batuan sedimen !
7.1.2 Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
7
Apakah yang dimaksud dengan pelapukan
biologi? Sebutkan penyebabnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
pelapukan
7.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah.
7.2.1 Mampu
menjelaskan salah
satu jenis tanah
10
Jelaskan mengapa tanah pasir hanya dapat
ditanami oleh jenis tanaman tertentu dan
berikan contoh tanaman tersebut!
11
Mengapa tanaman pangan seperti jagung dan
padi cocok ditanam di tanah humus?
Jelaskan!
7.3 Mendeskripsikan
struktur bumi
7.3.1 Mendeskripsikan
struktur bumi
3
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi
berdasar gambar tersebut!
1. .....................
2. .....................
3. ......................
4. ......................
9 Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan
penyusun atmosfer !
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
Lampiran 3.3 Pedoman Penskoran Soal Uraian
No. Soal Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1.
Kedua alat seperti diatas sekilas
tampak sama. Namun, kedua alat
tersebut dimasukkan kedalam
jenis pengungkit yang berbeda.
Mengapa demikian ? Jelaskan!
Gambar a merupakan pengungkit jenis
kedua yang memiliki ciri beban berada
diantara posisi kuasa dan titik tumpu
Gambar b merupakan pengungkit pertama
yang memiliki ciri titik tumpu berada
antara beban dan kuasa.
Siswa mampu menyebutkan 2 jenis
pengungkit berserta 2 ciri dari kedua
pengungkit tersebut
4
Siswa mampu menyebutkan 2 jenis
pengungkit dan hanya menyebutkan 1
ciri dari pengungkit tersebut
3
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis
pengungkit dan hanya menyebutkan 1
cirinya
2
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis
pengungkit tanpa diberi ciri-cirinya 1
Siswa tidak bisa menyebutkan jenis
pengungkit dan cirinya 0
2.
Karena ada magnet yang dipasang dibadan
lemari es dan bingkai pintunya terbuat dari
besi. Ketika pintu didekatkan, magnet akan
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan
dengan benar 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Perhatikan gambar di atas!
Pada saat dibuka, pintu lemari es
secara otomatis dapat tertutup
kembali rapat. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
segera menariknya. Akibatnya,timbullah
gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari
es tertutup.
Alasan :
1. Ada magnet yang dipasang dibadan
lemari es
2. Bingkai pintunya terbuat dari besi
3. Ketika pintu didekatkan, magnet akan
segera menariknya.
Akibatnya, timbullah gaya tarik yang
menyebabkan pintu lemari es tertutup.
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan
dengan benar 3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan
dengan benar 2
Siswa mampu menjelaskan alasan tetapi
tidak mencakup poin-poin yang tersedia 1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
3. Sebut dan jelaskan lapisan
penyusun bumi !
Lapisan-lapisan penyusun bumi :
a. Kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar
permukaan bumi yang berupa batuan
keras dan dingin setebal 15-60 km.
b. Selubung atau mantel bumi
Mantel bumi merupakan lapisan di
bawah kerak bumi yang tebalnya
mencapai 2.900 km, dan merupakan
Siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan lapisan-lapisan penyusun
bumi dengan benar
4
Siswa hanya mampu menyebutkan dan
menjelaskan 3 lapisan-lapisan penyusun
bumi dengan benar
3
Siswa hanya mampu menyebutkan dan
menjelaskan 2 lapisan-lapisan penyusun
bumi dengan benar
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
lapisan paling tebal.
c. Inti luar
Inti luar merupakan satu-satunya
lapisan cair, terdiri atas besi, nikel dan
oksigen
d. Inti dalam
Inti dalam merupakan lapisan paling
dalam, berupa bola logam yang padat
dan sangat panas
Siswa mampu menyebutkan lapisan-
lapisan penyusun bumi, namun belum
mampu menjelaskannya dengan benar.
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jelaskan mengapa sedotan pada
gambar di atas tampak seperti
patah?
Kunci Jawaban
Sedotan pada gambar di atas nampak
seperti patah karena, cahaya datang dari zat
yang lebih rapat (benda di air) menuju ke
udara (kurang rapat) dibiaskan menjauhi
garis
Siswa mampu menjelaskan alasan
dengan tepat dan benar. 4
Siswa mampu menjelaskan alasan
mendekati benar. 3
Siswa hanya mampu menuliskan
beberapa kata kunci (garis normal, zat,
dibiaskan)
2
Siswa menjawab, namun salah.
1
Siswa tidak menjawab.
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
5.
Apakah bayangan yang dibentuk
oleh cermin cekung selalu
terbalik? Jelaskan!
Tidak.
Alasan 1: Karena sifat bayangan dibentuk
oleh cermin cekung bergantung pada letak
benda di depan cermin.
Alasan 2 : Jika benda terletak di antara F
(fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan
seterusnya maka bayangan yang terbentuk
nyata, terbalik.
Alasan 3 : Jika benda terletak di antara O
(pusat optis) dan F maka bayangan terletak
di belakang cermin, maya, diperbesar, dan
tegak.
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan
dengan benar 4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan
dengan benar 3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan
dengan benar 2
Siswa mampu menjelaskan jawaban
tetapi tidak mencakup alasan yang
tersedia dalam jawaban
1
Siswa tidak mengerjakan soal 0
6. Mengapa jalan di daerah
pegunungan dibuat berkelok-
kelok?
1. Jalan berkelok-kelok memanfaatkan
cara kerja bidang miring
2. Agar orang dapat mudah mencapai
tempat ketinggian tertentu dengan
tenaga yang lebih kecil.
3. Dengan dibuat berkelok-kelok
pengendara kendaraan bermotor lebih
mudah melewati jalan yang menanjak.
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan
dengan benar 4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan
dengan benar 3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan
dengan benar 2
Siswa mampu menjelaskan jawaban
tetapi tidak mencakup alasan yang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
tersedia dalam jawaban
Siswa tidak mengerjakan soal 0
7. Apakah yang dimaksud dengan
pelapukan biologi! Sebutkan
penyebabnya!
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang
terjadi karena peran makhluk hidup.
Penyebab pelapukan biologi adalah lumut,
lichen, akar tanaman dan humus dari daun.
Siswa mampu menjelaskan pengertian
dan penyebab pelapukan biologi dengan
benar 4
Siswa mampu menjelaskan pengertian
pelapukan biologi dengan tepat tetapi
penyebab hampir tepat 3
Siswa menjelaskan pengertian dan
penyebab dari pelapukan batuan hampir
benar 2
Siswa menjawab pertanyaan tetapi
belum tepat 1
Siswa tidak mengerjakan soal 0
8. Jelaskan perbedaan antara
batuan beku dengan batuan
sedimen !
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk
dari magma yang membeku. Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari
proses pengendapan lumpur dan mineral
dalam air sungai.
Siswa mampu menjelaskan pengertian
batuan beku dan batuan sedimen dengan
benar. 4
Siswa hanya mampu menjelaskan salah
satu pengertian dari batuan dengan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
benar
Siswa mampu menjawab soal dengan
jawaban hampir benar 2
Siswa mejawab pertanyaan dengan
tidak tepat 1
Siswa tidak mengerjakan soal 0
9. Gambarkan dan jelaskan
lapisan-lapisan penyusun
atmosfer !
a. Lapisan troposfer meruakan lapisan
yang paling dekat dengan permukaan
bumi, terbentang sejauh 10 km dari
Siswa mampu menggambarkan dan
menjelaskan 5 lapisan penyusun
atmosfer dengan benar 4
Siswa mampu menggambarkan dan
menjelaskan 4 lapisan penyusun
atmosfer dengan benar 3
Siswa mampu menggambarkan dan
menjelaskan 3 lapisan penyusun
atmosfer dengan benar 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
permukaan bumi.
b. Lapisan stratosfer merupakan lapisan
di atas lapisan troposfer, berjarak 10-
30 km dari permukaan bumi.
c. Lapisan mesosfer merupakan lapisan
di atas stratosfer, berjarak 50 km dari
permukaan bumi.
d. Lapisan termosfer merupakan lapisan
di atas mesosfer, terbentang pada
ketinggian 50-400 km dari permukaan
bumi.
e. Lapisan eksosfer merupakan lapisan
tertinggi pada atmosfer bumi, lapisan
ini berada pada ketinggian 400-100 km
dari permukaan bumi.
Siswa mampu menggambarkan dan
menjelaskan 2 lapisan penyusun
atmosfer dengan benar 1
Siswa hanya mampu menggambarkan,
namun belum dapat menjelaskan lapisan
penyusun atmosfer dengan benar
0
10. Jelaskan mengapa tanah pasir
hanya dapat ditanami oleh jenis
tanaman tertentu dan berikan
contoh tanaman tersebut!
Karena banyak mengandung
butiran-butiran pasir
Unsur hara yang terdapat pada
tanah pasir sedikit
Mudah dilalui air dan udara
Contohnya adalah tumbuhan kaktus
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan
dengan tepat beserta contohnya. 4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan
dengan tepat beserta contohnya. 3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan
dengan tepat beserta contohnya. 2
Siswa belum mampu menjelaskan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
alasan dengan tepat serta memberikan
contohnya.
Siswa tidak dapat menjelaskan alasan
serta memberikan contoh. 0
11. Mengapa tanaman pangan
seperti jagung dan padi cocok
ditanam di tanah humus?
Jelaskan! Karena tanah humus berasal dari
tumbuhan dan hewan kecil yang
membusuk.
Tanah humus memiliki daya serap
dan daya tahan air yang tinggi
sehingga sangat subur.
Siswa mampu memenuhi 2 aspek
penilaian dengan tepat.
4
Siswa mampu memenuhi 2 aspek
penilaian namun kurang tepat.
3
Siswa mampu memenuhi 1 aspek
penilaian dengan tepat.
2
Siswa mampu memenuhi 1 aspek
penilaian namun kurang tepat.
1
Siswa tidak mengerjakan soal 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Lampiran 3.4 Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden
Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!
Identitas Siswa
Nama : ......................................................................
No. Absen : ......................................................................
Umur : ......................................................................
Kelas : ......................................................................
Jenis kelamin : ......................................................................
Nama Sekolah : ......................................................................
Identitas Orang tua
Nama Orang tua : ......................................................................
Pekerjaan Orang tua : ......................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua : Cukup lingkari pilihan yang ada
SD (Sekolah Dasar)
SMP (Sekolah Menengah Pertama)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
Sarjana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Prosedur Pengerjaan Soal
1. Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih
dalam undian.
2. Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.
3. Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal.
4. Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada siswa.
5. Soal tidak boleh dibawa pulang
6. Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus dimasukkan
kedalam amplop.
7. Waktu pengerjaan soal: 90 menit
8. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau catatan
sejenisnya.
9. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman
(mencontek).
10. Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Lampiran 3.5 Soal Pilihan Ganda Uji Empiris
Nama :......................................
Kelas :......................................
Sekolah :......................................
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar.
II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban!
Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu
pilih)
Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang
kamu pilih)
1. Perhatikan gambar berikut!
Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel pada
paku besar karena adanya gaya … .
a. gravitasi
b. magnet
c. gesek
d. pegas
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
2. Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada pengaruh
gaya … .
a. pegas
b. magnet
c. gravitasi
d. gesek
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
3. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan.
2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan.
3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
4. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .
a. benda memiliki berat
b. benda cepat mengalami pelapukan
c. benda jatuh ke bawah
d. permukaan air selalu datar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Melapisi permukaan benda dengan karet
2. Memperluas bidang permukaan
3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola
4. Memperhalus permukaan benda
Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
6. Cara memperkecil gesekan antara poros sumbu dan roda mobil adalah dengan
memasang ... .
a. sekrup
b. laker
c. ruji-ruji
d. ban
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
7. Cermati sifat-sifat roda berikut ini!
1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar
3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar
4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil
Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
8. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu,
beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... .
a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa
b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa
c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban
d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
9. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... .
a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
10. Perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... .
a. I
b. II
c. III
d. IV
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
11. Perhatikan gambar berikut!
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu
nomor … .
a. I dan II
b. II dan III
c. III dan I
d. IV dan III
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
12. Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... .
a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap
b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan
c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas
d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
13. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … .
a. gunting
b. gerobak pasir
c. sekop
d. pemecah biji
IV
V
I
III
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
14. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … .
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
15. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop
di atas ditunjukkan oleh nomor … .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
16. Perhatikan gambar berikut!
Alat pembuka tutup botol seperti gambar di atas menggunakan prinsip kerja… .
a. pengungkit
b. katrol
c. gravitasi
d. bidang miring
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
17. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis
penerapan … .
a. roda berporos
b. katrol
c. bidang miring
d. pengungkit
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
18. Saat membuka kancing baju, kita menggunakan prinsip kerja pesawat
sederhana berupa ... .
a. pengungkit
b. roda dan poros
c. katrol
d. bidang miring
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
19. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan
dibiaskan dengan arah ... .
a. menjauhi garis normal
b. mendekati garis normal
c. sejajar garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
20. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang tidak
menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... .
a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari
b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca
c. terbentuknya pelangi setelah hujan
d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
21. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi
cahaya. Dispersi cahaya adalah ... .
a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan
c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan
d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
22. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda
dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
23. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... .
a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya
b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul
d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan
tersebut tidak terdapat cahaya pantul
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
24. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah…
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. semu, tegak, dan diperbesar
c. nyata dan terbalik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
d. nyata, tegak, dan diperkecil
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
25. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah
... .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. nyata dan terbalik
d. semu, tegak, dan diperbesar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
26. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka
cahaya akan dibiaskan mendekati … .
a. garis horizontal
b. garis vertikal
c. garis normal
d. garis lurus
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
27. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang
dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … .
a. lup
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
28. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … .
a. gunting dan lem
b. karton dan isolasi
c. kotak pasta gigi dan cermin
d. cermin dan lem
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
29. Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … .
a. bola lampu
b. kardus
c. karet gelang
d. air
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
30. Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan … .
a. kandungan mineralnya
b. tempat ditemukannya
c. kegunaannya
d. proses pelapukannya
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
31. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut !
1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama
2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin
3. Tidak mengandung banyak gas
4. Terbentuk dari endapan air sungai.
Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
32. Batuan sedimen adalah ... .
a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku
b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma
c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu
d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam
air sungai
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
33. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini.
1. memiliki warna hijau keabu-abuan
2. berasal dari magma
3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah
4. memiliki rongga-rongga kecil
5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 5
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
34. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... .
a. getaran permukaan bumi
b. perubahan suhu yang drastis
c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin
d. pengaruh paparan panas sinar matahari
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
35. Pelapukan fisis adalah ... .
a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin
b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup
c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan
d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
36. Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... .
a. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan
b. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman
c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut
d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
37. Perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan
penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... .
a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi
b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi
c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi
d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
38. Perhatikan gambar berikut!
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... .
a. A
b. B
c. C
d. D
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
Lampiran 3.6 Soal Uraian Uji Empiris
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar
jawab yang tersedia !
1. Perhatikan kedua gambar berikut!
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam
jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Apakah paku kecil yang dipasang penghalang plastik dapat dipengaruhi
magnet? Jelaskan!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Perhatikan gambar berikut!
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi berdasar gambar di atas!
A B
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Perhatikan gambar pensil di dalam gelas berisi air berikut!
Mengapa pensil pada gambar di samping tampak seperti patah?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
5. Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan
jawabanmu!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
6. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
7. Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan penyebabnya!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
8. Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
9. Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan penyusun atmosfer !
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Lampiran 3.7 Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan
Uraian Uji Empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
Lampiran 3.8 Soal Pilihan Ganda Penelitian
Nama :......................................
Kelas :......................................
Sekolah :......................................
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar.
II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban!
Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu
pilih)
Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang
kamu pilih)
1. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan.
2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan.
3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju
Pernyataan di atas yang merupakan penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh
nomor ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
2. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .
a. benda memiliki berat
b. benda cepat mengalami pelapukan
c. benda jatuh ke bawah
d. permukaan air selalu datar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Melapisi permukaan benda dengan karet
2. Memperluas bidang permukaan
3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola
4. Memperhalus permukaan benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
4. Cermati sifat-sifat roda berikut ini!
1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil
2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar
3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar
4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil
Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
5. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu,
beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... .
a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa
b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa
c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban
d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
6. Perhatikan gambar berikut!
IV
V
I
III
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu
nomor … .
a. I dan II
b. II dan III
c. III dan I
d. IV dan III
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
7. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … .
a. gunting
b. gerobak pasir
c. sekop
d. pemecah biji
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
8. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … .
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
9. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis
penerapan … .
a. roda berporos
b. katrol
c. bidang miring
d. pengungkit
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
10. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang tidak
menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... .
a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari
b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca
c. terbentuknya pelangi setelah hujan
d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
11. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi
cahaya. Dispersi cahaya adalah ... .
a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan
c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan
d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
12. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda
dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
13. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... .
a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya
b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul
d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan
tersebut tidak terdapat cahaya pantul
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
14. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang
dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … .
a. lup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
15. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … .
a. gunting dan lem
b. karton dan isolasi
c. kotak pasta gigi dan cermin
d. cermin dan lem
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
16. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini.
1. memiliki warna hijau keabu-abuan
2. berasal dari magma
3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah
4. memiliki rongga-rongga kecil
5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 5
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
17. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... .
a. getaran permukaan bumi
b. perubahan suhu yang drastis
c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin
d. pengaruh paparan panas sinar matahari
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
18. Pelapukan fisis adalah ... .
a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin
b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup
c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
19. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan
penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... .
a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi
b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi
c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi
d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
20. Perhatikan gambar berikut!
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... .
a. A
b. B
c. C
d. D
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
Lampiran 3.9 Soal Uraian Penelitian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar
jawab yang tersedia !
1. Perhatikan kedua gambar berikut!
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam
jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Perhatikan gambar pensil di dalam gelas berisi air berikut!
Mengapa pensil pada gambar di samping tampak seperti patah?
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
3. Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan
jawabanmu!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
5. Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
Lampiran 3.10 Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan
Uraian Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
Lampiran 4
HASIL VALIDASI AHLI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli
Kepada
Yth. Bapak/Ibu validator
di tempat
Dengan hormat,
Bersama ini kami mohon kesediaan Romo/Bapak/Ibu untuk melakukan
validasi instrumen penelitian yang terdiri dari soal evaluasi pilihan ganda dan soal
essay, dalam penelitian skripsi payung dengan tema Miskonsepsi IPA Fisika
Kelas V SD se-Kabupaten Sleman.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1). mengetahui ada tidaknya miskonsepsi
IPA (Fisika) pada siswa SD Kelas V di Kabupaten Sleman; 2). mendeskripsikan
profil miskonsepsi IPA (Fisika) pada siswa SD Kelas V di Kabupaten Sleman.
Kami menyertakan juga pemetaan indikator dan kompetensi dasar yang bisa
Romo/Bapak/Ibu pergunakan untuk pertimbangan validasi instrumen penelitian.
Tanggapan Romo/Bapak/Ibu adalah anonym (tanpa nama) dan dijamin
kerahasiaannya. Kami akan menjadi satu-satunya pihak yang dapat mengakses
data Romo/Bapak/Ibu. Laporan penelitian ini, yang akan disajikan untuk
masyarakat umum tidak akan mencantumkan segala informasi personal yang
dapat digunakan untuk menelusur identitas Romo/Bapak/Ibu.
Kami mohon Romo/Bapak/Ibu berkenan untuk melakukan validasi dengan
mengisi rubrik penilaian soal pilihan ganda dan essay. Instrumen penelitian yang
sudah divalidasi akan kami ambil kembali dari Romo/Bapak/Ibu seminggu setelah
penyerahan.
Jika Romo/Bapak/Ibu memiliki pertanyaan atau saran, dimohon untuk
menghubungi dosen pembimbing kami, Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
dengan alamat email : [email protected] atau dapat menghubungi di
nomor telepon 081809809444.
Terima kasih atas waktu dan dukungan Bapak/Ibu.
Hormat kami,
Kelompok Studi Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda
No
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
1 3 4 3 2 3
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat
menyebutkan macam-macam gaya
Validator 4
Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro
magnet, dan gosok.
2 3 4 2 2 2.75
Validator 1
Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh
subjek, dan mengganti alternatif pegasnya
Validator 2
Percobaan diganti dengan peristiwa
Validator 3
Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang
digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena
Validator 4
Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan
“percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan sehari-
hari.
3 2 4 2 4 3
Validator 1
Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat
miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang
salah.
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa
dapat mengelompokan salah satu jenis gaya
Validator 4: -
4 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Kalimat soalnya tidak baik
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
5 2 4 4 3 3.25
Validator 1
Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena
mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak
Validator 2:-
Validator 3: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
Validator 4: -
6 1 4 1 4 2.5
Validator 1
Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapat
membuat siswa pandai bingung.
Validator 2: -
Validator 3
Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak
yang didorong bergerak karena apa….
Validator 4: -
7 1 4 4 3 3
Validator 1
Perlu ada gambar dan membingungkan
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa
dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4: -
8 3 4 4 2 3.25
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
9 4 4 4 2 3.5
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung
kata yang sama nomor 8 dan 9. Soal diganti menjadi:
Gambar di samping adalah pengungkit jenis 2 cirinya
adalah
10 3 4 4 4 3.75
Validator 1
Soal penting atau tidak diberikan.
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
11 3 4 4 1 3
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat
mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring?
Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban
ditambahi, menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275
a. I & IV
b. II & I
c. III & II
d. IV & III
12 3 4 4 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
13 4 4 4 4 4
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
14 4 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
15 4 4 4 4 4
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
16 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti
apa
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
17 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Salah dalam menulis kunci jawaban
Validator 2
Kunci jawaban diganti C bukan B
Validator 3: -
Validator 4
Apa iya jawabannya B?
18 2 4 3 - 2.5
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat
menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
Gambar kurang jelas
Validator 4
Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
2 prinsip bidang miring & pengungkit.
19 1 - 4 3 3
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban diganti B bukan A
Validator 3: -
Validator 4: -
20 2 4 4 4 3.5
Validator 1
Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah
jawab karena kalimatnya.
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
21 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
22 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
23 3 4 4 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
24 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Kalimat harus diperbaiki
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
25 3 4 4 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
26 4 4 4 4 4
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
27 4 4 4 3 3.75 Validator 1: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
28 1 - 4 4 3.25
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban A bukan C
Validator 3: -
Validator 4: -
29 4 4 3 2 3.25
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang
apakah terlalu kecil atau terlalu jauh
Validator 4
Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti
menjadi: “untuk melihat benda angkasa ….
30 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa
mereka membuatnya.
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
31 3 4 4 3 3.5
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
32 4 4 4 2 3.5
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
33 3 4 4 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
34 4 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
35 4 4 3 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
36 4 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
37 4 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2
Diganti hurufnya
Validator 3: -
Validator 4: -
38 3 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
39 1 4 4 4 3.25
Validator 1
Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan
lagi.
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
40 4 4 4 4 4
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
41 4 4 4 4 4
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
42 4 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
43 3 4 3 4 3.5
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat
sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang
baik disebut tanah
Validator 4: -
44 3 4 4 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
45 4 4 4 4 4
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
46 3 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
47 3 4 4 3 3.5
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk
membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan
di soal no. 43
48 4 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng
merapi identik dengan fungsi sebagai bahan bangunan
49 4 4 4 3 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa
dapat mendeskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
“Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun
bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan
penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar
di atas adalah”.
50 4 4 4 4 3
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar bagan gunung
siswa dapat mendeskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian
No.
Soal
Validator Rata-
rata
Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
1 4 4 3 1 3
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Disediakan gambar siswa dapat menjelaskan
perbedaan golongan pengungkit, gambar kurang jelas
Validator 4
Soal kurang jelas, diganti sesuai dengan komentar
validator menjadi:
“Gambar di samping adalah contoh pengungkit.
Jelaskan perbedaannya!”
2 3 4 2 2 2.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar, siswa dapat….,
Gunakan data valid, ketika pintu kulkas dibuka lebih
dari 450 belum tentu pintu secara otomatis tertutup
sendiri (kemungkinan hanya produk-produk tertentu),
Mungkin soal diperbaiki dengan menggunakan mainan
anak-anak beralaskan besi bisa menempel di pintu
kulkas karena……
Validator 4
Perintah soal diganti sesuai dengan komentar validator
menjadi:
“Jelaskan apa yang terjadi!”
3 3 4 4 4 3.75
Validator 1
Kalimat diperbaiki agar tidak membingungkan
Validator 2: -
Validator 3
Disediakan gambar struktur lapisan bumi, siswa dapat
mendeskripsikan struktur bumi
Validator 4: -
4 3 4 4 3 3.5
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
5 4 4 3 2 3.25
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4 : “sebutkan sifat cermin cekung!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
6 3 4 4 2 3.25
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
7 3 4 4 3 3.5
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Diberikan contoh penyebabnya, soal direvisi menjadi:
“Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi?
Sebutkan contoh penyebabnya!”
8 4 4 3 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3
Bagian indikator = ada datanya/ ciri-ciri batuan
Validator 4: -
9 4 4 3 4 3.75
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4: -
10 4 4 4 - 3
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Sebaiknya dari pasir saja, misal menjelaskan sifat
tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk
jenis tanah tertentu.
11 4 4 4 - 3
Validator 1: -
Validator 2: -
Validator 3: -
Validator 4
Sebaiknya dari pasir saja, misal menjelaskan sifat
tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk
jenis tanah tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
Lampiran 5
HASIL VALIDITAS DAN
RELIABILITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
Lampiran 5.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris
Total
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 55
item1 Pearson Correlation .a
Sig. (2-tailed)
N 55
item2 Pearson Correlation ,087
Sig. (2-tailed) ,529
N 55
item3 Pearson Correlation ,099
Sig. (2-tailed) ,470
N 55
item4 Pearson Correlation .440**
Sig. (2-tailed) ,001
N 55
item5 Pearson Correlation .422**
Sig. (2-tailed) ,001
N 55
item6 Pearson Correlation ,238
Sig. (2-tailed) ,080
N 55
item7 Pearson Correlation .399**
Sig. (2-tailed) ,003
N 55
item8 Pearson Correlation .521**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item9 Pearson Correlation .354**
Sig. (2-tailed) ,008
N 55
item10 Pearson Correlation -,133
Sig. (2-tailed) ,335
N 55
item11 Pearson Correlation .465**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item12 Pearson Correlation .275*
Sig. (2-tailed) ,042
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
N 55
item13 Pearson Correlation .506**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item14 Pearson Correlation .341*
Sig. (2-tailed) ,011
N 55
item15 Pearson Correlation ,046
Sig. (2-tailed) ,741
N 55
item16 Pearson Correlation ,144
Sig. (2-tailed) ,295
N 55
item17 Pearson Correlation .420**
Sig. (2-tailed) ,001
N 55
item18 Pearson Correlation ,140
Sig. (2-tailed) ,306
N 55
item19 Pearson Correlation ,160
Sig. (2-tailed) ,243
N 55
item20 Pearson Correlation .446**
Sig. (2-tailed) ,001
N 55
item21 Pearson Correlation .281*
Sig. (2-tailed) ,038
N 55
item22 Pearson Correlation .338*
Sig. (2-tailed) ,012
N 55
item23 Pearson Correlation .353**
Sig. (2-tailed) ,008
N 55
item24 Pearson Correlation ,212
Sig. (2-tailed) ,121
N 55
item25 Pearson Correlation ,201
Sig. (2-tailed) ,141
N 55
item26 Pearson Correlation ,064
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
Sig. (2-tailed) ,640
N 55
item27 Pearson Correlation .502**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item28 Pearson Correlation .335*
Sig. (2-tailed) ,012
N 55
item29 Pearson Correlation ,214
Sig. (2-tailed) ,116
N 55
item30 Pearson Correlation -,122
Sig. (2-tailed) ,375
N 55
item31 Pearson Correlation ,222
Sig. (2-tailed) ,103
N 55
item32 Pearson Correlation ,140
Sig. (2-tailed) ,309
N 55
item33 Pearson Correlation .293*
Sig. (2-tailed) ,030
N 55
item34 Pearson Correlation .319*
Sig. (2-tailed) ,018
N 55
item35 Pearson Correlation .382**
Sig. (2-tailed) ,004
N 55
item36 Pearson Correlation ,189
Sig. (2-tailed) ,168
N 55
item37 Pearson Correlation .441**
Sig. (2-tailed) ,001
N 55
item38 Pearson Correlation .286*
Sig. (2-tailed) ,034
N 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 55 100.0
Excludeda 0 .0
Total 55 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.755 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
Lampiran 5.3 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris
total
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 55
item1 Pearson Correlation .770**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item2 Pearson Correlation .651**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item3 Pearson Correlation .485**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item4 Pearson Correlation .662**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item5 Pearson Correlation .573**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item6 Pearson Correlation .396**
Sig. (2-tailed) ,003
N 55
item7 Pearson Correlation .610**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item8 Pearson Correlation .714**
Sig. (2-tailed) ,000
N 55
item9 Pearson Correlation .420**
Sig. (2-tailed) ,001
N 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 55 100.0
Excludeda 0 .0
Total 55 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.759 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
Lampiran 6
UJI ASUMSI DASAR PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290
Lampiran 6.1 Hasil Uji Normalitas untuk Soal Pilihan Ganda
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor jenis_kelamin
N 242 242
Normal Parametersa,b
Mean 55,6198 1,57
Std. Deviation 14,49811 ,496
Most Extreme Differences
Absolute ,078 ,377
Positive ,067 ,305
Negative -,078 -,377
Kolmogorov-Smirnov Z 1,213 5,866
Asymp. Sig. (2-tailed) ,105 ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 6.2 Hasil Uji Homogenitas untuk Soal Pilihan Ganda
Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,108 1 240 ,743
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
291
Lampiran 6.3 Hasil Uji Normalitas untuk Soal Uraian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor jenis_kelamin
N 242 242
Normal Parametersa,b
Mean 40,0000 1,57
Std. Deviation 10,35671 ,496
Most Extreme Differences
Absolute ,149 ,377
Positive ,149 ,305
Negative -,087 -,377
Kolmogorov-Smirnov Z 2,314 5,866
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 6.4 Hasil Uji Homogenitas untuk Soal Uraian
Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,017 1 240 ,314
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
292
Lampiran 7
HASIL ANALISIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
293
Lampiran 7.1 Hasil Uji Hipotesis untuk Soal Pilihan Ganda
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 6828,500
Wilcoxon W 12288,500
Z -,648
Asymp. Sig. (2-tailed) ,517
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
Lampiran 7.2 Hasil Uji Hipotesis untuk Soal Uraian
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 6526,500
Wilcoxon W 11986,500
Z -1,220
Asymp. Sig. (2-tailed) ,223
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
294
Lampiran 8
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295
Lampiran 8.1 Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Uji Validitas di SD N
Delegan 2
Bapak Kelapa Sekolah SD
N Delegan 2
Penelitian di SD N Delegan
3
Ibu guru kelas V SD N
Delegan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296
BIODATA
Pungky Gupitawati lahir di Klaten, 9 Juli 1994, merupakan
anak pertama dari pasangan Suharji dan Tri Ambarwati.
Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD N
Keputran 1 pada tahun 2000-2006, kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N
1 Klaten dan lulus pada tahun 2009, selanjutnya pada tahun 2009-2012 peneliti
menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 Jogonalan. Pada
tahun 2012, peneliti melanjutkan pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi
dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama menjadi mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma, peneliti
juga mengembangkan kemampuannya baik di bidang akademik maupun non
akademik dengan mengikuti beberapa kegiatan kepanitian yang diselenggarakan
di dalam kampus. Beberapa kegiatan tersebut antara lain, Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) I dan PPKM II, Kursus Mahir
Dasar (KMD) Pembina Pramuka, English Club dan menjadi panitia dalam
kegiatan Inisiasi Fakultas Sanata Dharma (INFISA) pada tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related