MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V...

199
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Yosephin Maynanda Tri Pamungkas NIM : 121134230 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V...

Page 1: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI

SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yosephin Maynanda Tri Pamungkas

NIM : 121134230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

i

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI

SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yosephin Maynanda Tri Pamungkas

121134230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

iv

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kritus yang telah memberikan berkat, perlindungan, dan penyertaan-

Nya setiap hari.

Nenek tercinta Witoyasono yang telah mencurahkan tenaga, pikiran, dan biaya

untuk membesarkanku sampai saat ini serta menyemangatiku selama studi.

Ayah tercinta Bernardus Priyono (Alm) yang menjadi penyemangat hidupku.

Fransiskus Xaverius Kurnia Octavian Andyanto yang menjadi inspirasi, teladan, dan

penyemangat hidupku.

Kedua orangtua Martinus Wijiyanto dan Yohana Adriana yang telah memberikan

dukungan doa.

Kedua kakakku Yuhanita Ratnawati dan Bernadeta Ayu Paskhalena yang memberi

motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

Dosen pembimbing skripsiku Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan

Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan

pikirannya sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

Teman-teman payung yang telah memberikan dukungan dan semangat sampai

skripsi ini selesai.

Orang-orang terdekatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam

penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

v

MOTTO

“Be Positive”

(Yosephin Maynanda Tri Pamungkas)

“Time may change me, but I can’t change time”

(FX. Kurnia Octavian Andyanto)

“I can accept failure. Everyone fails at something. But I

can’t accept not trying ”

(Michael Jordan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah lainnya.

Yogyakarta, 4 Maret 2016

Penulis

Yosephin Maynanda Tri Pamungkas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yosephin Maynanda Tri Pamungkas

Nomor Mahasiswa : 121134230

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI

SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN

beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data dan mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan ke dalam internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya, atau

memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 4 Maret 2016

Yang menyatakan,

Yosephin Maynanda Tri Pamungkas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

viii

ABSTRAK

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI

SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN

Yosephin Maynanda Tri Pamungkas

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep IPA Fisika siswa

kelas V yang rendah di SD Negeri Kecamatan Sleman sehingga berpeluang terjadi

miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan miskonsepsi IPA

Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman; (2) mengetahui

perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan

Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Sleman yang berjumlah

28 SD. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan

Sleman yaitu 832 siswa. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan

teknik simple random sampling dengan jumlah sampel penelitian ada 261 siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis yaitu

dengan instrumen pilihan ganda (multiple choices).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada miskonsepsi IPA Fisika kelas V

semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Miskonsepsi IPA Fisika terjadi pada

konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya pada

kaya/model, jenis-jenis batuan dan pelapukan. Miskonsepsi IPA Fisika siswa

kelas V tertinggi terjadi pada konsep jenis-jenis batuan yaitu sebesar 58%. Ada

perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 se-Kecamatan Sleman

dilihat dari tingkat akreditasi sekolah (sig 2 tailed = 0,028 < 0,05).

Kata kunci: Miskonsepsi, Fisika, Tingkat Akreditasi Sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

ix

ABSTRACT

THE MISCONCEPTIONS ON THE ELEMENTS OF PHYSICS IN SCIENCE

SUBJECT ON THE SECOND SEMESTER OF THE FIFTH GRADE

STUDENTS IN STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN SLEMAN DISCTRICT

OF SLEMAN REGENCY

Yosephin Maynanda Tri Pamungkas

Sanata Dharma University

2016

The background of this research is the low understanding of scientific

concepts in Science subject amongst the elementary school students in the district

of Sleman that might cause misconception. This research, therefore, is aimed to

(1) identify the misconceptions on the elements of Physics in Science subject on

the second-semester fifth grade students in state elementary schools in the district

of Sleman; and (2) identify the differences of the misconceptions on the elements

of Physics in Science subject occur on the second semester of the fifth grade in

state elementary schools in the district of Sleman as it is seen in the accordance of

the schools’ accreditation level.

This research is considered as a quantitative research with the survey

method. The observation has taken place in total of 28 state elementary schools in

the district of Sleman. The population of the research subjects, which are the fifth

grade students of the state elementary schools in the district of Sleman, reaches in

total of 832 students. The technic applied is Simple Random Sampling technic

with the samples of 261 students. This technic of Simple Random Sampling

applied requires research subjects to finish a written test with the instrument of

Multiple Choices.

The result of the research has indicated the misconceptions on the elements

of Physics in the Science subject on the second semester of the fifth grade in state

elementary schools in the district of Sleman. The misconceptions of the elements

of Physics occur on the study of Force, Simple Machine, the Characteristics of

Visible Light, the application of Visible Light characteristics on models, types of

Rocks, and Weathering. The highest number of misconceptions on the elements of

Physics in Science subject in the fifth grade occurs on the study of the types of

Rocks which reaches 58% of the samples taken on its indicator. The differences

on the level of misconceptions on the Physics element in Science subject in state

elementary school in the district of Sleman are also identified in the accordance

of the schools’ accreditation level (sig 2 tailed = 0,028 < 0,05).

Keywords: Misconception, Physics, Schools’ Accreditation Level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi berjudul Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V

Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman ini disusun

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini. Terimakasih peneliti ucapkan kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma,

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekoah Dasar Universitas Sanata Dharma,

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma,

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing skripsi I dan

Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan

memberikan arahan selama penyusunan skripsi,

5. Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Sleman yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Sleman;

6. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Sleman yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SD yang bersangkutan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

xi

7. Siswa-siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Sleman,

Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini;

8. Kedua orangtua, kakak, nenek, dan FX. Kurnia Octavian Andyanto yang

telah memberikan dukungan dan semangat;

9. Teman-teman payung skripsi Miskonsepsi IPA Fisika Kelas V semester 2

SD Negeri se-Kabupaten Sleman, Marcel, Rani, Dita, Ratna, Asri, Puput,

Ardi, Lukas, Vero, Luky, Ones, Pungky, Annas, dan Dika yang sudah mau

bekerja bersama, saling mendukung untuk menggapai cita-cita;

10. Sahabat-sahabatku Marcelina Rizki Yunita J., Theresia Tri Wulandari,

Lucia Dwi Septy, Maria Magdalena Wargiani, Bernadeta Tri H., Katarina

Tiara D., Agnes Anita yang selalu memberikan semangat agar peneliti

dapat menyelesaikan skripsi dengan baik;

11. Bapak ibu dosen Pendidikan Fisika Sanata Dharma dan bapak ibu guru

kelas V di SD N Candiroto 1 dan SD N Denggung yang telah bersedia

menjadi validator instrumen penelitian;

12. Semua pihak yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Tentunya skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka peneliti

dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk upaya perbaikan ke depan.

Peneliti berharap skripsi ini berguna bagi pembaca serta menjadi sumber belajar

dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... vii

ABSTRAK .............................................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7

C. Batasan Masalah ........................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8

G. Definisi Operasional ..................................................................................... 9

BAB II. KAJIAN TEORI ....................................................................................... 11

A. Kajian Teori ................................................................................................ 11

1. Konsep .................................................................................................... 11

2. Konsepsi ................................................................................................. 13

3. Miskonsepsi ............................................................................................ 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

xiii

4. Hakikat Pembelajaran IPA ..................................................................... 22

5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V semester 2 ........................................ 23

6. Miskonsepsi IPA Fisika ......................................................................... 35

7. Akreditasi Sekolah ................................................................................. 36

B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 39

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 46

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 48

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 49

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 49

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 50

1. Waktu Penelitian .................................................................................... 50

2. Tempat Penelitian ................................................................................... 50

C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 51

1. Populasi .................................................................................................. 51

2. Sampel .................................................................................................... 52

D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 55

1. Variabel Bebas ....................................................................................... 55

2. Variabel Terikat ...................................................................................... 55

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 55

1. Tes .......................................................................................................... 56

2. Wawancara ............................................................................................. 56

3. Studi Dokumen ....................................................................................... 56

F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 57

G. Teknik Pengujian Instrumen ....................................................................... 60

1. Uji Validitas ........................................................................................... 60

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 66

H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 68

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 75

A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 75

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 77

2. Deskripsi Responden Penelitian ............................................................. 79

3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Kelas V Semester 2 SD

Negeri Se-Kecamatan Sleman ................................................................ 82

4. Perbedaan Miskonsepsi IPA Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri

Dilihat dari Tingkat Akreditasi Sekolah ............................................... 103

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 108

BAB V. PENUTUP ................................................................................................ 114

A. Kesimpulan ............................................................................................... 114

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 114

C. Saran ......................................................................................................... 115

DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 116

LAMPIRAN ........................................................................................................... 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Data Populasi .......................................................................................... 51

Tabel 3.2 Perhitungan Sampel Penelitian SD se-Kecamatan Sleman .................... 53

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda .......................................................... 58

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara .............................................................................. 59

Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen ............................................... 62

Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Expert Judgment ............................................................ 63

Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Pilihan Ganda .......................................................... 65

Tabel 3.8 Kualifikasi Reliabilitas ............................................................................ 67

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 67

Tabel 4.1 Data Responden ...................................................................................... 78

Tabel 4.2 Pengelompokan Aitem Berdasarkan KD ................................................ 80

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 105

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 106

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Magnet ............................................................................................... 25

Gambar 2.2 Kelapa Jatuh karena Pengaruh Gaya Gravitasi .................................. 25

Gambar 2.3 Gaya Gesek Terjadi Saat Orang Mendorong Kardus .......................... 26

Gambar 2.4 Posisi Beban, Titik Tumpu, dan Kuasa Tuas Golongan Pertama ...... 28

Gambar 2.5 Posisi Beban, Titik Tumpu, dan Kuasa Tuas Golongan Kedua ......... 28

Gambar 2.6 Posisi Beban, Titik Tumpu, dan Kuasa Tuas Golongan Ketiga ......... 29

Gambar 2.7 Jalan Perbukitan Dibuat Berkelok-kelok............................................. 30

Gambar 2.8 Anak Berkaca di Cermin Datar .......................................................... 31

Gambar 2.9 a (a) Jalannya Sinar dari Medium Rapat ke Kurang Rapat ................... 32

Gambar 2.9 b (b) Peristiwa Pembiasan Cahaya ........................................................ 32

Gambar 2.10 Literatur Map Penelitian .................................................................... 45

Gambar 4.1 Persentase Data Miskonsepsi Siswa Kelas V ..................................... 79

Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 1 ............................. 81

Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 2 ............................. 82

Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 3 ............................. 83

Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 4 ............................. 84

Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 5 ............................. 86

Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 6 ............................. 87

Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 7 ............................. 88

Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 8 ............................. 89

Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 9 ............................. 90

Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 10 ........................... 91

Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 11 ........................... 92

Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 12 ........................... 93

Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 13 ........................... 94

Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 14 ........................... 95

Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 15 ........................... 96

Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 19 ........................... 98

Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 16 ........................... 99

Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 18 .......................... 100

Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 17 ......................... 101

Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 20 ......................... 102

Gambar 4.22 Kurva Histogram Tingkat Akreditasi ............................................... 104

Gambar 4.23 Kurva Histogram Skor Siswa ........................................................... 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1a Surat Izin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Sleman ............................................................. 120

Lampiran 1b Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari UPT Pelayanan

Pendidikan Kecamatan Sleman ...................................................... 121

Lampiran 1c Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari Salah Satu SD

Negeri di Kecamatan Sleman ......................................................... 122

Lampiran 2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda ...... 123

Lampiran 3 Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .................................... 131

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Instrumen Pilihan Ganda ................................. 141

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda ............................. 145

Lampiran 6 Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Penelitian ................................. 146

Lampiran 7 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Uji Penelitian ................................... 152

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Penelitian Instrumen Pilihan Ganda .................. 159

Lampiran 9 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 5.1 ................. 164

Lampiran 10 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 5.2 ................. 166

Lampiran 11 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 6.1 ................. 169

Lampiran 12 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 6.2 ................. 172

Lampiran 13 Persentase Jawaban Siswa pada Kompetensi Dasar 7.1 ................. 173

Lampiran 14 Daftar Nama dan Alamat Sekolah SD Negeri di Kecamatan

Sleman ............................................................................................. 176

Lampiran 15 Data Tingkat Akreditasi Sekolah .................................................... 177

Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas Soal Pilihan Ganda ....................................... 178

Lampiran 17 Hasil Uji Hipotesis Kruscal-Wallis ................................................ 179

Lampiran 18 Tabel Krejcie dan Morgan .............................................................. 180

Lampiran 19 Dokumentasi Foto Penelitian .......................................................... 181

Biodata Peneliti ...................................................................................................... 182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I peneliti memberikan pandangan kepada pembaca mengenai

landasan penelitian ini. Hal yang dibahas dalam Bab I meliputi, latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dari pertumbuhan suatu

bangsa. Pendidikan menurut Mudyahardjono (dalam Ahmadi, 2014:22).

dipandang sebagai usaha yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan

pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang

berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah untuk mempersiapkan siswa

dalam menjalankan perannya di lingkungan masyarakat. Semua kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan tersebut diarahkan pada tujuan pendidikan

yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan memiliki kedudukan yang penting

dalam sebuah proses penyelenggaraan pendidikan. Tanpa adanya tujuan,

pendidikan dapat kehilangan arah sehingga tidak dapat mencapai hasil yang

diharapkan.

Sekolah sebagai salah satu penyelenggara pendidikan memiliki

kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan. Adapun tujuan pendidikan dalam sistem Nasional termuat

dalam UU Sisdiknas yaitu untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

2

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,

serta bertanggung jawab (Triwiyanto, 2014:24). Hal ini sejalan dengan tujuan

pendidikan di sekolah dasar yang meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian dan akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan yang lebih lanjut (Mulyana, 2007:13).

Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Salah

satunya dengan adanya akreditasi untuk mengetahui tingkat kelayakan sekolah

dalam memberikan pelayanan pendidikan. Akreditasi menurut Peraturan

Pemerintah Pendidikan Nasional tahun 2005 pasal 1 merupakan suatu kegiatan

penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

dan dilakukan oleh BAN-S/M yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk

pengakuan peringkat kelayakan. Peringkat kelayakan ini dibedakan menjadi

tiga yaitu akreditasi A (sangat baik), B (baik), dan C (cukup). Sekolah yang

memperoleh tingkat akreditasi A memiliki kualitas yang lebih baik daripada

sekolah dengan akreditasi B, begitu pula dengan sekolah akreditasi C. Hal itu

tercermin dari prestasi belajar yang diraih oleh siswanya serta lulusan-lulusan

yang berprestasi pada sekolah yang memiliki akreditasi yang baik. Sebagian

besar SD Negeri yang ada di Yogyakarta sudah memiliki tingkat akreditasi

yang baik. Walaupun sekolah sudah memiliki tingkat akreditasi baik, belum

menjamin proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara maksimal.

Proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah tentu memerlukan suatu

pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Pedoman tersebut tidak lain

adalah kurikulum. Kurikulum yang berlaku di Indonesia sudah berulang kali

mengalami perubahan hal ini dilakukan sebagai langkah peningkatan mutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

3

pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum

2006/KTSP dan Kurikulum 2013. Sebagian besar SD yang ada di Indonesia ini

menggunakan kurikulum 2006/KTSP. Dalam kurikulum 2006/KTSP memuat

beberapa mata pelajaran yang penting. Salah satu mata pelajaran pokok yang

termuat dalam kurikulum 2006/KTSP adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA).

IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam (Samatowa, 2010:3). IPA di SD merupakan gabungan dari

berbagai bidang ilmu yaitu Biologi, Kimia, dan Fisika. Pembelajaran IPA di

SD memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dengan metode

“menemukan sendiri” (Samatowa, 2010:4). Artinya siswa dihadapkan pada

suatu masalah kemudian siswa mencari dan menyelidiki sendiri tentang

masalah tersebut. Cara yang dilakukan oleh siswa dalam mencari dan

menyelidiki masalah adalah dengan melakukan kegiatan eksperimen. Kegiatan

eksperimen ini sangat baik untuk perkembangan kognitif siswa, karena

kegiatan pengalaman langsung ini dapat mengenalkan konsep-konsep abstrak

yang akan dipelajarinya nanti. Jika dilihat dari metode yang digunakan dalam

pembelajaran IPA, mata pelajaran ini menjadi pelajaran yang menyenangkan

bagi siswa.

Namun, sebagian siswa SD menganggap bahwa mata pelajaran IPA

merupakan pelajaran yang sulit. Pelajaran IPA dianggap sulit karena banyak

materi yang mengharuskan siswa untuk mengingat. Ada penelitian

menunjukkan bahwa prestasi IPA siswa di Indonesia rendah. Hal tersebut dapat

dilihat dari hasil survei TIMSS (Treand International in Mathematics and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

4

Science Study) tahun 2012 tentang hasil pembelajaran IPA menunjukkan

bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam hal mata pelajaran IPA berada

diurutan ke 40 dari 46 negara dan mengalami penurunan dari tahun 2007

dengan skor perolehan 427 menjadi 406 pada tahun 2012 (Zaqiah, 2013:10).

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa di Indonesia

dalam memahami konsep-konsep IPA masih rendah. Hal tersebut juga

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2002) tentang

pemahaman siswa SD pada konsep-konsep IPA di berbagai daerah termasuk

Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa SD

terhadap konsep IPA masih rendah. Sekolah dasar yang digunakan dalam

penelitian merupakan sekolah yang mempunyai prestasi pendidikan standar di

daerahnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dasar yang sudah

memiliki prestasi pendidikan terstandar, siswanya belum tentu memiliki

pemahaman konsep IPA yang baik.

Hal itu dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan pada beberapa

sekolah dasar di Kecamatan Sleman untuk mengetahui pemahaman konsep

IPA pada siswa kelas V SD. Wawancara dilakukan pada tiga SD Negeri di

Kecamatan Sleman yang memiliki tingkat akreditasi A, B dan C. Wawancara

pertama dilakukan pada sekolah dengan tingkat akreditasi A yaitu SD Negeri

Sleman III. Wawancara dilakukan dengan Ibu Ari Hermawati guru wali kelas

VA pada tanggal 7 April 2015. Melalui wawancara dengan wali kelas V

menunjukkan bahwa prestasi IPA sudah lumayan baik dengan melihat nilainya

yang sudah melampaui nilai KKM yaitu 62. Siswa kelas V di SD Negeri

Sleman III masih kurang paham dengan konsep pembentukan tanah karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

5

pelapukan. Hal ini dapat terjadi karena “siswa harus mengamati langsung baru

paham, padahal butuh waktu yang cukup lama dan waktu yang tersedia tidak

cukup” demikian kata Ibu Ari. Wawancara kedua dilakukan pada sekolah

dengan akreditasi B yaitu SD Negeri Trimulyo, wawancara dilakukan dengan

Ibu Lusia guru wali kelas V pada tanggal 7 April 2015. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa ada beberapa siswa kelas V yang nilainya masih di bawah

nilai KKM yaitu 75. Beberapa siswa kurang paham dengan konsep jenis-jenis

batuan, hal ini dikarenakan jenis-jenis batuan ada banyak macamnya dan

memiliki ciri-ciri yang hampir sama sehingga siswa sering kesulitan dalam

membedakannya. Wawancara selanjutnya dilakukan pada sekolah dengan

tingkat akreditasi C yaitu SD Negeri Jetis Jogopaten. Wawancara dilakukan

dengan Bapak Sandi Haryadi wali kelas V pada tanggal 8 April 2015. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa 3 dari 8 siswa nilainya masih di bawah KKM

68. Sebagian siswa masih kurang paham terhadap konsep sifat-sifat cahaya dan

jenis-jenis batuan. Hal ini dapat terjadi karena “saat pembelajaran sifat cahaya

kurang medianya sehingga tidak mengena demikian jenis batuan yang sangat

banyak jenisnya” tutur Bapak Haryadi. Alat peraga dan media pembelajaran

yang mendukung pelajaran IPA masih kurang dan ada yang rusak, sehingga

guru dalam menanaman konsep pada siswa menjadi kurang maksimal.

Pada jenjang sekolah dasar penting bagi pendidik menanamkan konsep

yang benar pada siswa, karena konsep yang diajarkan di sekolah dasar akan

mendasari pemikiran pada jenjang pendidikan berikutnya. Sejak pertama siswa

sudah memiliki konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum

memulai pelajaran di sekolah. Konsep awal siswa dapat diperoleh dari orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

6

tua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungannya. Konsep awal

sering kali mengandung miskonsepsi (Suparno, 2011:34-35). Miskonsepsi

adalah konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Suparno, 2011:2).

Selain dari konsep awal siswa, miskonsepsi dapat berasal dari buku teks,

guru/pengajar, konteks, dan metode mengajar. Peneliti melihat bahwa

rendahnya pemahaman konsep IPA Fisika dipengaruhi oleh adanya

miskonsepsi. Miskonsepsi jika dibiarkan akan membawa dampak yang negatif

bagi siswa karena dapat menghambat proses pembelajarannya. Oleh karena itu

miskonsepsi dalam suatu mata pelajaran perlu diketahui lebih dini agar

guru/pendidik lebih mudah memperbaiki konsep yang salah tersebut. Beberapa

penelitian tentang miskonsepsi IPA telah banyak dilakukan pada SD di

berbagai daerah, namun dari penelitian yang dilakukan belum ada yang

meneliti miskonsepsi IPA di wilayah Kecamatan Sleman.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

tentang miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 yang terjadi di SD Negeri

se-Kecamatan Sleman. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPA SD

kelas V semester 2 yaitu fokus pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat

cahaya, penerapan sifat-sifat cahaya pada karya/model, jenis-jenis batuan dan

pembentukan tanah karena pelapukan. Peneliti memilih kelas V sebagai subjek

penelitian karena konsep IPA yang diajarkan di kelas V cukup sulit. Penelitian

ini dilakukan dengan harapan menjadi gambaran bagi guru tentang

miskonsepsi pada pembelajaran IPA khususnya konsep yang masuk dalam

bidang Fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

7

B. Identifikasi Masalah

Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada beberapa masalah yang

terjadi di lapangan yakni sebagai berikut:

1. Prestasi siswa Indonesia pada mata pelajaran IPA masih rendah.

2. Kemampuan siswa kelas V dalam memahami konsep-konsep IPA di SD

Sleman III, SD Trimulyo, dan SD Jetis Jogopaten di Kecamatan Sleman

masih kurang.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di

atas maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut.

1. Penelitian ini meneliti tentang miskonsepsi IPA Fisika untuk siswa SD

Negeri kelas V semester 2 se-Kecamatan Sleman pada tahun ajaran

2014/2015.

2. SD yang akan diteliti adalah semua SD Negeri se-Kecamatan Sleman yang

menggunakan kurikulum KTSP.

3. Miskonsepsi yang diteliti adalah materi IPA tentang gaya, gerak, dan

energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD 6.1),

penerapan sifat cahaya dalam karya/model (KD 6.2) dan jenis-jenis batuan

dan pembentukan tanah karena pelapukan (KD 7.1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah peneliti merumuskan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri

se-Kecamatan Sleman?

2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2

Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang ada maka tujuan dalam penelitian ini

adalah :

1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD

Negeri se-Kecamatan Sleman.

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas

V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat

akreditasi sekolah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapannya dapat memberikan

manfaat bagi :

1. Guru

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada guru mengenai

miskonsepsi IPA Fisika yang dialami oleh siswa kelas V, sehingga guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

9

lebih teliti dalam pemilihan metode mengajar dan penyampaian materi

agar tidak mengakibatkan miskonsepsi pada siswa.

2. Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas

pengajaran dalam mata pelajaran IPA.

3. Peneliti

Penelitian ini memberikan gambaran kepada peneliti tentang KD atau

materi apa yang rentan terjadi miskonsepsi pada pelajaran IPA. Kelak

ketika menjadi seorang guru, peneliti mampu menjelaskan materi IPA

dengan baik dan tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah, untuk menyamakan

persepsi maka peneliti memberikan penjelasan pada masing-masing istilah

berikut ini.

1. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep

ilmiah.

2. IPA adalah pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa

yang terjadi di alam.

3. Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari

gejala alam atau fenomena alam serta semua interaksi yang

menyertainya.

4. Miskonsepsi IPA Fisika adalah kesalahan konsep IPA tentang gaya,

gerak, dan energi, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, jenis-jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

10

batuan dan pelapukan. Miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jawaban siswa

yang salah namun siswa menjawab dengan yakin benar pada suatu soal.

5. Siswa kelas V SD adalah anak yang berumur 10 – 12 tahun yang sedang

belajar di kelas V.

6. Kecamatan Sleman adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten

Sleman, di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Turi,

sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tempel, sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Mlati, dan sebelah Timur berbatasan

dengan Kecamatan Ngaglik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II penelitian ini, peneliti membahas empat subbab, yaitu kajian

teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

A. Kajian Teori

1. Konsep

a. Pengertian Konsep

Konsep menurut Hamalik (2005:162) merupakan suatu kelas atau

kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli yang dimaksud

adalah objek-objek atau orang. Konsep dapat dinyatakan dalam bentuk

“nama” misalnya hewan, tumbuhan, siswa, guru, dan sebagainya.

Namun, tidak semua stimuli dapat dikatakan sebagai konsep karena

beberapa stimuli dapat menunjuk pada peristiwa, benda, atau orang yang

memiliki ciri-ciri yang khusus, misalnya perang Diponegoro, baju merah,

Ibu Ani (seorang guru SD). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rosser

(dalam Dahar, 2011:62) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang

mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang

memiliki atribut yang sama. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka

dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan kategori objek atau orang

yang memiliki ciri-ciri umum.

b. Ciri - ciri Konsep

Konsep dapat digunakan untuk mengidentifikasi objek-objek yang

ada di sekitar dengan cara mengenali ciri-ciri masing-masing objek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

12

Adapun ciri-ciri objek menurut Hamalik (2005:162) dapat dibedakan

menjadi empat yaitu:

1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep

satu dengan yang lain. Misalnya berdasarkan atribut luas, danau,

dan lautan berbeda karena lautan lebih luas daripada danau. Oleh

karena itu keragaman di antara konsep-konsep sebenarnya ditandai

oleh adanya atribut yang berbeda.

2) Atribut nilai-nilai adalah variasi-variasi yang terdapat pada sebuah

atribut. Misalnya atribut warna memiliki macam-macam nilai yaitu

merah, biru, hijau, dan sebagainya.

3) Jumlah atribut dalam sebuah atribut juga bermacam-macam.

Misalnya lemon memiliki empat atribut yaitu warna, luas, bentuk,

dan rasa. Jadi, semakin kompleks suatu konsep semakin banyak

jumlah atributnya dan semakin sulit untuk dipelajari.

4) Kodomain atribut adalah atribut dapat lebih dominan daripada yang

lainnya. Jika konsep dominan maka akan memiliki atribut dominan.

Maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri konsep dapat dibedakan

menjadi empat, yaitu atribut konsep, artibut nilai-nilai, jumlah atribut,

dan kodomain atribut.

c. Pemerolehan Konsep

Konsep tidak diperoleh dengan begitu saja namun dapat melalui

beberapa cara. Adapun menurut Ausubel (dalam Dahar, 2011:64) konsep

diperoleh dengan dua cara, yaitu pembentukan konsep dan asimilasi

konsep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

13

1) Pembentukan Konsep

Seseorang mulai memperoleh konsep ketika ia masih anak-anak.

Namun dengan berjalannya waktu, konsep yang sudah diperoleh

ketika masih anak-anak akan mengalami perubahan seiring

pengalaman-pengalaman yang diperoleh saat dewasa. Pembentukan

konsep merupakan suatu kegiatan belajar penemuan. Di mana anak

dihadapkan pada sejumlah contoh dan noncontoh pada konsep

tertentu, sehingga nantinya anak mampu menetapkan suatu aturan

yang menentukan kriteria untuk konsep tersebut (Dahar, 2011:64).

2) Asimilasi Konsep

Dalam memperoleh konsep melalui asimilasi, seorang anak

yang belajar harus mengetahui definisi formal tentang suatu konsep.

Setelah anak disajikan tentang definisi konsep, maka konsep tersebut

dapat diilustrasikan dengan pemberian contoh atau diskripsi. Asimilasi

konsep merupakan satu contoh belajar penerimaan bermakna dan

bukan suatu penemuan.

2. Konsepsi

Konsepsi merupakan tafsiran seseorang terhadap suatu konsep (Berg,

1991:10). Ketika memasuki masa sekolah, anak sudah memiliki konsepsi

terhadap suatu konsep. Konsepsi yang dibawa oleh siswa ini diperoleh dari

pengalaman indera, bahasa, latar belakang budaya mereka, peer groups,

media massa, dan pengajaran formal (Duit dan Treagust dalam Norika,

2014:8). Saptono (dalam Norika, 2014:8) menambahkan bahwa konsepsi

sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

14

interaksi dengan lingkungan maupun konsep yang diperoleh dari pendidikan

formal. Dalam penelitian ini konsepsi yang dimaksud adalah pemahaman

siswa terhadap konsep-konsep IPA Fisika pada semester 2 yang meliputi

gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam

suatu karya/model, jenis-jenis batuan, dan pembentukan tanah karena

pelapukan.

3. Miskonsepsi

Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan

konsep ilmiah (Suparno, 2005:8). Hal ini menunjuk pada konsep yang tidak

sesuai dengan pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidang

tersebut. Secara lebih rinci Flower (dalam Suparno, 2005:5) menjelaskan

bahwa miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep,

pengetahuan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,

kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-

konsep yang tidak benar.

Beberapa peneliti modern sering menggunakan istilah konsep

alternatif daripada miskonsepsi. Istilah konsep alternatif ini digunakan

karena peneliti memberikan penghargaan kepada siswa atas usaha dalam

mengkonstruksi pengetahuannya. Namun, beberapa peneliti tetap

menggunakan istilah miskonsepsi karena istilah itu sudah diketahui umum

dan memiliki arti yang sangat jelas. Miskonsepsi dapat berupa konsep awal,

kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan

intuitif, atau pandangan yang naif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

15

a. Penyebab Miskonsepsi

Miskonsepsi pada siswa dapat diakibatkan oleh berbagai macam

hal. Adapun penyebab miskonsepsi menurut Suparno (2005:29) dapat

diringkas menjadi lima kelompok, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks,

dan metode mengajar.

1) Siswa

Miskonsepsi dapat berasal dari diri siswa itu sendiri.

Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dibedakan menjadi

beberapa hal, yaitu:

a) Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa

Setiap siswa sudah memiliki konsep awal/prakonsepsi

tentang suatu konsep sebelum siswa mendapatkan pengetahuan di

sekolah. Adapun menurut Suparno (2005:34) konsep awal siswa

didapat dari orang tua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di

lingkungan siswa.

b) Pemikiran Asosiatif

Siswa sering melakukan kesalahan dalam mengasosiasikan

istilah-istilah dalam sehari-hari, misalnya siswa mengasosiasikan

gaya dengan aksi atau gerakan. Padahal kenyataannya dalam

Fisika, gaya tidak selalu dengan aksi atau gerakan. Terkadang

pengertian dari istiah-istilah yang disampaikan oleh guru sering

disalahartikan oleh siswa. Pengertian yang disampaikan guru dalam

pembelajaran tidak tersampaikan kepada siswa dikarenakan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

16

sudah memiliki konsep tertentu dengan pengertian tersebut

sehingga berpeluang terjadi miskonsepsi.

c) Pemikiran Humanistik

Siswa sering melihat semua benda dari sudut pandang

manusiawi. Siswa menganggap bahwa tingkah laku benda seperti

tingkah laku manusia yang hidup.

d) Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah

Penalaran siswa yang tidak lengkap/salah terhadap suatu

konsep dapat mengakibatkan terjadi suatu miskonsepsi. Penalaran

yang tidak lengkap/salah tersebut dapat terjadi karena

data/informasi yang didapatkan oleh siswa tidak lengkap. Siswa

mengalami kesalahan dalam menyimpulkan karena data yang

diperoleh tidak lengkap. Siswa dapat terlalu luas atau teralu sempit

dalam menyimpulkan suatu hal.

e) Intuisi yang Salah

Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang

secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang

sesuatu sebelum secara objektif dan rasional diteliti (Suparno,

2005:38-39). Siswa dapat memiliki sebuah intuisi bahwa benda

yang besar akan jatuh lebih cepat daripada benda kecil. Pemikiran

intuitif tersebut dapat terjadi akibat pengamatan terhadap benda

atau kejadian secara terus menerus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

17

f) Tahap Perkembangan Kognitif Siswa

Tahap perkembangan kognitif siswa SD masih dalam tahap

operasional konkret. Di mana siswa mempelajari suatu hal masih

berdasarkan hal-hal yang konkret, nyata dapat dirasakan dengan

panca indera. Jika siswa mempelajari suatu hal yang tidak sesuai

dengan tahap kognitifnya maka siswa akan mengalami kesulitan

dalam memahaminya.

g) Kemampuan Siswa

Setiap siswa mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam

bidang IPA. Siswa yang memiliki intelegensi matematis-logis yang

kurang akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep IPA

terlebih pada materi yang bersifat abstrak. Siswa yang memiliki IQ

yang rendah juga sangat mungkin mengalami miskonsepsi kerena

dalam menangkap data/informasi tidak lengkap dan utuh, sehingga

siswa sering merasa bahwa konsep mereka pahami adalah konsep

yang benar, maka terjadilah miskonsepsi (Suparno, 2005:41)

h) Minat Belajar Siswa

Siswa yang memiliki minat belajar tinggi terhadap IPA

cenderung memiliki miskonsepsi yang rendah daripada siswa yang

tidak berminat belajar IPA begitu juga dengan sebaliknya. Siswa

yang berminat belajar tentang IPA akan mengikuti pembelajaran

dengan serius dan mempelajari materi lebih mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

18

2) Guru

Guru dapat membawa miskonsepsi sampai pada siswa apabila

guru tidak menguasai bahan atau materi IPA secara tidak benar.

Sangat penting bagi guru untuk menguasai materi pelajaran sebelum

menjelaskan konsep kepada siswa. Miskonsepsi akan terus ada jika

guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan gagasan dengan kata-kata mereka sendiri.

3) Buku Teks

Miskonsepsi bisa datang dari buku teks yang digunakan guru

sebagai referensi/sumber dalam mengajar. Buku teks yang terlalu sulit

dipahami oleh siswa SD dapat menimbulkan miskonsepsi. Hal ini

dapat disebabkan oleh penggunaan kata yang kurang tepat atau

kesalahan pengarang dalam menuliskan istilah-istilah. Selain itu

Suparno (2005:46) menambahkan banyak guru yang tidak

memberikan penjelasan cara membaca dan memahami buku teks

kepada siswa sehingga siswa kurang memahami konsep-konsep yang

dibacanya. Jika hal itu sudah terjadi maka bisa menimbukan

miskonsepsi pada siswa.

4) Konteks

Dalam konteks ini Suparno (2005:47-48) membaginya ke dalam

empat kelompok yaitu:

a) Pengalaman

Pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dapat

mengakibatkan miskonsepsi. Miskonsepsi terjadi akibat perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

19

pengalaman siswa dengan pengetahuan yang diperolehnya di

sekolah.

b) Bahasa Sehari-hari

Beberapa bahasa dalam kehidupan sehari-hari terkadang

memiliki pengertian yang berbeda dengan istilah-istilah yang ada

dalam mata pelajaran. Dalam bahasa sehari-hari siswa

menggunakan istilah berat dengan satuan kilogram (kg), sedangkan

dalam mata pelajaran Fisika berat merupakan suatu gaya yang

memiliki satuan yaitu Newton. Hal ini tentunya akan

membingungkan siswa dalam menangkap konsep yang benar.

c) Teman Lain

Miskonsepsi dapat datang dari teman kelompok belajar.

Biasanya dalam sebuah kelompok belajar ada salah satu siswa yang

dominan. Siswa yang dominan biasanya dapat mempengaruhi

siswa lainnya dalam mengambil suatu keputusan. Hal ini bisa

terjadi ketika dalam mengerjakan tugas, siswa dominan akan

menjadi panutan oleh teman satu kelompoknya. Apabila siswa

dominan ini membawa miskonsepsi, maka siswa lain dalam

kelompoknya juga akan memiliki miskonsepsi yang sama pula.

d) Keyakinan dan Ajaran Agama

Pada dasarnya keyakinan atau ajaran agama dengan ilmu

pengetahuan adalah dua hal yang berbeda. Keyakinan atau ajaran

agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa

tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan (Suparno,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

20

2011:49). Ketika siswa memiliki dua gagasan yang berbeda

menurut agama dan menurut ilmu pengetahuan maka dapat

mengakibatkan miskonsepsi.

5) Metode Mengajar

Metode mengajar yang digunakan oleh guru dapat

memunculkan miskonsepsi pada siswa, apabila metode yang

digunakan hanya menekankan pada satu konsep yang digeluti.

b. Cara Mendeteksi Miskonsepsi

Miskonsepsi yang terjadi pada siswa perlu dideteksi terlebih dulu

sebelum memperbaiki konsep yang salah. Ada beberapa macam alat

deteksi menurut Suparno (2005:121-127) yaitu:

1) Peta Konsep

Peta konsep digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa

dalam bidang Fisika dengan cara melihat hubungan antara konsep-

konsep yang dibuat oleh siswa. Miskonsepsi siswa dapat dilihat dari

hubungan yang tidak lengkap di antara konsep. Deteksi miskonsepsi

dengan menggunakan peta konsep dapat dilengkapi dengan

wawancara klinis untuk mengetahui alasan mengapa siswa membuat

peta konsep tersebut.

2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka

Tes multiple choice dengan reasoning terbuka menjadi alternatif

kedua dalam mendeteksi miskonsepsi siswa dalam bidang Fisika. Cara

ini mengharuskan siswa untuk menjawab pertanyaan dan menuliskan

alasan mengapa mempunyai jawaban demikian. Adapun peneliti yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

21

menggunakan tes multiple choice ini disertai dengan pernyataan yang

sudah ditentukan, sehingga siswa tinggal memilih pernyataan yang

mewakili pikirannya.

3) Tes Esai Tertulis

Cara mendeteksi miskonsepsi siswa dengan menggunakan tes

ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan tes esai yang memuat

konsep-konsep yang sudah diajarkan kepada siswa. Selanjutnya hasil

jawaban siswa dianalisis untuk mengetahui konsep-konsep apa saja

yang terjadi miskonsepsi.

4) Wawancara Diagnosis

Wawancara dapat dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi

yang terjadi pada siswa. Wawancara yang dilakukan kepada siswa

mengenai konsep-konsep yang pokok atau sulit. Siswa diminta

mengemukakan gagasannya tentang konsep tersebut dan mencari tahu

bagaimana siswa memperoleh pengetahuan tersebut.

5) Diskusi dalam Kelas

Pada kegiatan diskusi di kelas siswa dapat diminta untuk

mengungkapkan gagasannya tentang konsep yang sudah diajarkan

atau yang akan diajarkan. Gagasan siswa dalam diskusi tersebut

selanjutnya dianalisis untuk diketahui kebenarannya.

6) Praktikum dengan Tanya Jawab

Kegiatan praktikum dapat digunakan guru dalam mendeteksi

miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep yang sedang diajarkan.

Selama praktikum, guru dapat menanyakan konsep yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

22

kaitannya dengan praktikum dan siswa diminta menjelaskan tentang

konsep tersebut.

4. Hakikat Pembelajaran IPA

Istilah ilmu pengetahuan alam berasal dari terjemahan kata-kata

dalam bahasa Inggris yaitu “natural Science”. Natural artinya

berhubungan dengan alam sedangkan Science artinya ilmu pengetahuan.

Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu tentang alam yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitar (Samatowa,

2010:3). Secara singkatnya Nash (dalam Samatowa, 2010:3)

mengungkapkan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk

mengamati alam. Dalam ilmu pengetahuan alam membahas tentang

gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada

hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia yang

dipercaya kebenarannya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Powler (dalam Samatowa,

2010:3) di mana IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala

alam dan kebendaan yang sistematis dan disusun secara teratur, berlaku

umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam

suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya merupakan satu

saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu

kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum adalah pengetahuan itu

tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara

eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

23

konsisten. Winataputra (dalam Samatowa, 2010:3) menambahkan bahwa

IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau

makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir dan cara

memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan

bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam

yang disusun secara sistematis sehingga menjadi satu kesatuan utuh yang

diperoleh dari hasil observasi dan eksperimen.

IPA pada hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah, proses

ilmiah, dan sikap ilmiah atau sering dinilai sebagai proses, produk dan

juga prosedur (Trianto, 2012:137). IPA sebagai produk ilmiah

merupakan sebuah hasil yang berupa pengetahuan atau bahan bacaan

untuk diajarkan di sekolah. Sedangkan IPA sebagai proses ilmiah

menurut Prihantoro (dalam Trianto, 2012:137) merupakan cara yang

dipakai untuk mempelajari objek studi, menemukan dan

mengembangkan produk-produk sains dan teori-teori IPA sehingga

melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

Sikap ilmiah yang dimaksudkan adalah rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan

sebagainya.

5. Pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2

Pada pembelajaran IPA di kelas V seluruhnya terdapat 7 standar

kompetensi dan 11 kompetensi dasar yang harus dilalui oleh siswa. Pada

semester 2 terdapat terdapat 3 standar kompetensi yaitu memahami

hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya; menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

24

sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu model karya/model;

dan memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam. Adapun konsep IPA yang diteliti adalah

konsep yang terdapat pada bidang Fisika yaitu meliputi konsep gaya

(gaya magnet, gaya gravitasi, gaya gesek), pesawat sederhana, sifat-sifat

cahaya, penerapan sifat-sifat cahaya dalam suatu karya/model (periskop),

jenis-jenis batuan dan pembentukan tanah karena pelapukan. Di bawah

ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep IPA Fisika mengenai gaya,

pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu

karya/model, jenis-jenis batuan, dan pembentukan tanah karena

pelapukan.

a. Gaya

Gaya merupakan gerakan mendorong atau menarik yang

menyebabkan benda bergerak (Sulistyowati, 2008:96). Berdasarkan

sumbernya gaya dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya magnet, gaya

gravitasi, dan gaya gesekan.

a) Gaya Magnet

Gaya magnet adalah tarikan dan dorongan yang disebabkan

oleh magnet. Magnet memiliki beberapa bentuk seperti magnet

jarum, batang, ladam, bentuk U, dan silinder. Ilustrasi gaya magnet

dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

25

Gambar 2.1 Magnet

Sumber: Winarti (2009:68)

Magnet pada gambar 2.1 merupakan jenis magnet berbentuk

batang di mana memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub

selatan. Dua kutub tersebut saling tarik menarik apabila didekatkan

pada kutub yang berbeda. Jika didekatkan pada kutub yang sama

akan saling tolak menolak seperti gambar di atas.

b) Gaya Gravitasi

Gaya gravitasi merupakan gaya tarik menarik yang terjadi

antara semua partikel yang mempunyai massa di dalam semesta

(Sulityanto, 2008:98). Gaya gravitasi dapat terjadi ketika buah

jatuh dari pohon yaitu dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Kelapa jatuh karena pengaruh gaya gravitasi

Sumber: Azmiyawati (2009:82)

Semua benda yang jatuh ke bumi diakibatkan oleh adanya

gaya gravitasi. Benda yang jatuh ke bumi memiliki kecepatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

26

berbeda karena dipengaruhi oleh adanya berat, bentuk, ukuran, dan

ketinggian.

c) Gaya Gesek

Gaya gesek merupakan gaya yang ditimbulkan oleh dua

permukaan yang saling bersentuhan (Sulityanto, 2008:99). Gaya

gesek dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Gaya gesek terjadi saat orang mendorong kardus

Sumber : Azmiyawati (2009:84)

Gaya gesek memiliki arah yang selalu berlawanan dengan

dengan arah gerak benda seperti kegiatan pada gambar 2.3.

Semakin kasar permukaan benda yang bergerak semakin besar

gaya gesekannya, sebaliknya jika permukaan benda yang

bergesekan semakin licin maka semakin kecil gaya geseknya. Gaya

gesek dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya

dalam pembuatan ban mobil/motor yang dibuat kasar sehingga

mobil/motor terhindar dari kecelakaan. Selanjutnya pada rem

sepeda dan pembuatan sepatu bola yang diberi paku-pakuan agar

tidak mudah tergelincir saat bermain sepak bola di lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

27

b. Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana merupakan semua jenis alat yang digunakan

untuk memudahkan pekerjaan manusia (Sulityanto, 2008:109). Pesawat

sederhana dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu

tuas/pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.

1) Tuas/Pengungkit

Tuas/pengungkit biasanya digunakan untuk mengungkit suatu

benda. Pada tuas/pengungkit terdapat tiga titik yang menggunakan

gaya ketika sedang mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik

tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan

titik tumpu adalah tempat bertumpunya suatu gaya, dan kuasa

merupakan gaya yang bekerja pada tuas tersebut. Berdasarkan

kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa tuas digolongkan menjadi

tuas golongan pertama, golongan kedua, dan golongan ketiga.

a) Tuas Golongan Pertama

Tuas golongan pertama kedudukan titik tumpu berada di

antara beban dan kuasa. Contoh alat yang menggunakan prinsip

kerja tuas golongan pertama, yaitu gunting, linggis, jungkat-

jungkit, dan pencabut paku. Ilustrasi kerja tuas golongan pertama

dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

28

Gambar 2.4 Posisi beban, titik tumpu, dan kuasa tuas

golongan pertama

Sumber: Winarti (2009:70)

Gambar 2.4 merupakan alat gunting yang menggunakan

prinsip tuas golongan pertama yaitu letak titik tumpu berada di

antara kuasa dan beban.

b) Tuas Golongan Kedua

Tuas golongan kedua kedudukan beban terletak di antara titik

tumpu dan kuasa. Alat yang menggunakan prinsip kerja tuas

golongan kedua, yaitu gerobak beroda satu, alat pemotong kertas,

alat pemecah kemiri, dan pembuka tutup botol. Ilustrasi kerja tuas

golongan kedua dapat dilihat 2.5 pada gambar berikut.

Gambar 2.5 Posisi beban, titik tumpu, dan kuasa tuas golongan

kedua

Sumber: Sulistyanto (2008:112)

Gambar 2.5 merupakan gambar alat pemecah kemiri yang

menggunakan prinsip tuas golongan kedua yaitu letak beban berada di

antara titik tumpu dan kuasa.

Titik tumpu

Beban

Kuasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

29

c) Tuas Golongan Ketiga

Tuas golongan ketiga kedudukan kuasa terletak di antara titik

tumpu dan beban. Alat yang menggunakan prinsip kerja tuas

golongan ketiga adalah sekop. Ilustrasi prinsip kerja tuas golongan

ketiga dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Posisi beban, titik tumpu, dan kuasa pada tuas

golongan ketiga

Sumber: Sulistyowati (2009:94)

Gambar 2.6 merupakan gambar alat sekop yang

menggunakan prinsip tuas golongan ketiga yaitu kuasa terletak di

antara titik tumpu dan beban.

2) Bidang Miring

Bidang miring merupakan permukaan rata yang menghubungkan

dua tempat yang berbeda ketinggiannya (Sulistyanto, 2008:115). Saat

memindahkan barang dari ketinggian yang berbeda, bidang miring

membuat benda berat akan lebih mudah dan ringan. Berikut gambar 2.7

penerapan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari.

Titik tumpu

Kuasa

Beban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

30

Gambar 2.7 Jalan perbukitan dibuat berkelok-kelok

Sumber: Sulistyanto (2008:115)

Gambar 2.7 merupakan prinsip kerja bidang miring dapat

ditemukan pada jalan di pegunungan yang dibuat berkelok-kelok. Hal ini

bertujuan agar pengendara motor dapat mudah melewati jalan yang

menanjak. Namun kelemahannya adalah jarak tempuh menjadi lebih

jauh. Prinsip bidang miring lainnya dapat ditemukan pada beberapa

perkakas, contohnya: kapak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup.

c. Sifat-Sifat Cahaya

Cahaya berasal dari sumber cahaya, yaitu matahari, lampu, senter

dan bintang. Suatu benda dapat terlihat oleh indera penglihatan manusia

karena cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan menuju ke mata.

Cahaya memiliki lima sifat, yaitu 1) merambat lurus, 2) menembus benda

bening, dan 3) dapat dipantulkan, 4) dapat dibiaskan, 5) dapat diuraikan.

Sifat cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat pada peristiwa sinar

matahari masuk ke ruangan melalui suatu lubang atau terjadinya

bayangan benda karena benda itu terhalang cahaya. Sifat cahaya yang

dapat menembus benda bening dapat dilihat ketika sinar matahari masuk

ke dalam dasar kolam air yang jernih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

31

Sifat cahaya yang dapat dipantulkan ini dapat dilihat saat cahaya

mengenai sebuah cermin. Jika cahaya mengenai sebuah cermin akan

memiliki sifat yang berbeda-beda tergantung dengan jenis cerminnya.

Berdasarkan tipe permukaannya cermin digolongkan menjadi tiga, yaitu

cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.

1) Cermin Datar

Pemantulan cahaya dari cermin datar menghasilkan bayangan

semu. Berikut gambar 2.8 bayangan yang terbentuk ketika cahaya

mengenai cermin datar.

Gambar 2.8 Anak berkaca di cermin datar

Sumber: Winarti ( 2009:83)

Gambar 2.8 merupakan bayangan yang terbentuk ketika

seseorang berkaca pada cermin datar. Sifat cahaya jika mengenai

cermin datar, yaitu a) bayangan benda tegak dan semu, b) besar tinggi

bayangan sama dengan besar dan tinggi benda sebenarnya, c) jarak

benda dengan cermin sama dengan jarak bayangannya, d) bagian kiri

pada bayangan merupakan bagian kanan pada benda sebenarnya dan

sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

32

2) Cermin Cekung

Sifat cahaya jika mengenai cermin cekung, yaitu 1) bayangan

yang dibentuk cermin cekung bergantung pada letak benda, 2) jika

letak benda dekat dengan cermin cekung maka bayangan memiliki

sifat semu, diperbesar, dan tegak, 3) saat benda dijauhkan dari cermin

cekung bayangan yang terbentuk bersifat nyata dan terbalik.

3) Cermin Cembung

Cermin cembung memiliki bagian pemantulan cahaya yang

berupa cembungan. Jika cahaya mengenai cermin cembung maka sifat

bayangan yang terbentuk adalah semu, tegak, dan diperkecil.

Sifat cahaya selanjutnya adalah cahaya dapat dibiaskan. Ketika

cahaya datang merambat dari zat yang lebih rapat (benda di air) menuju

ke udara (kurang rapat), dibiaskan menjauhi garis maka cahaya akan

mengalami peristiwa pembiasan. Peristiwa pembiasan dapat dilihat pada

gambar 2.9 (a) (b) di bawah ini.

(a) (b)

Gambar 2.9 (a) Jalannya sinar dari medium rapat ke kurang rapat

dan (b) Peristiwa pembiasan cahaya

Sumber: Sulistyanto (2008: 131-132)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

33

Gambar 2.9 (a) merupakan arah jalannya cahaya dari medium yang

rapat (air) ke medium kurang rapat (udara). Gambar 2.9 (b) merupakan

peristiwa pembiasan cahaya.

d. Penerapan Sifat-sifat Cahaya dalam Suatu Karya/Model (Periskop)

Periskop merupakan alat yang arah pandangannya dapat

dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di

depan mata. Periskop biasanya digunakan untuk melihat benda yang

berada di atas batas pandangan manusia. Periskop dapat dibuat dengan

menggunakan alat-alat sederhana, yaitu dua kotak pasta gigi, lem, dua

cermin datar, selotip, cutter, dan pensil.

e. Jenis-jenis Batuan

Batuan merupakan salah satu komponen penyusun tanah. Di

permukaan bumi terdapat berbagai jenis bebatuan. Setiap batuan

memiliki ciri-ciri khusus sehingga dapat membedakan batuan satu

dengan batuan lain. Berdasarkan proses pembentukannya bebatuan

dibedakan menjadi 3, yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan

malihan.

1) Batuan Beku

Batuan beku berasal dari proses pembekuan magma. Magma

yang keluar dari gunung api akan membeku membentuk batuan beku.

Contoh batuan beku adalah batu apung, batu basal, batu granit, batu

obsidian, dan batu andesit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

34

2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

Batuan endapan terbentuk karena proses pengendapan

pelapukan batuan. Batuan sedimen dapat terbentuk dari proses

pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Contoh batuan

endapan adalah batu kapur, batu konglomerat, batu breksi, batu serpih,

dan batu pasir.

3) Batuan Malihan

Batuan malihan merupakan batuan yang berasal dari perubahan

batuan beku dan batuan endapan. Perubahan batuan karena akibat

tekanan dan panas. Contoh batuan malihan adalah batu marmer dan

batu tulis.

f. Pembentukan Tanah karena Pelapukan

Tanah terbentuk dari hasil pelapukan pada batuan. Batuan yang

berada dipermukaan tanah lama kelamaan akan mengalami perubahan

karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan

tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai berubah menjadi

batuan yang lebih kecil (Sulistyanto, 2008:150). Pelapukan dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Pelapukan Fisika

Pelapukan Fisika disebabkan oleh faktor alam, yaitu panas,

angin dan air. Perubahan suhu yang drastis dari panas ke dingin secara

terus menerus akan mengakibatkan batuan menjadi retak dan pecah.

Batuan yang terkena angin kencang dalam jangka panjang juga akan

terkikis dan terjadi erosi. Erosi yang berkepanjangan akan merubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

35

batu menjadi padang pasir. Pelapukan pada batuan juga disebabkan

oleh air. Batu karang yang ada di pinggir pantai lama-lama akan

terkiris akibat deburan ombak di laut.

2) Pelapukan Kimia

Pelapukan batuan dapat terjadi akibat pengaruh zat kimia.

Batuan dapat lapuk akibat pengaruh zat kimia seperti oksigen,

karbondioksida, dan uap air.

3) Pelapukan Biologi

Pelapukan Biologi terjadi karena pengaruh aktivitas makhluk

hidup (Winarti, 2009:101). Pelapukan batuan dapat disebabkan oleh

aktivitas tumbuhan seperti lumut atau bakteri.

6. Miskonsepsi IPA Fisika

Miskonsepsi IPA adalah kesalahan konsep tentang peristiwa-

peristiwa yang terjadi di alam sekitar. Miskonsepsi IPA dapat terjadi

disemua bidang IPA meliputi Biologi, Kimia, dan Fisika. Miskonsepsi

dalam bidang Biologi dapat terjadi pada konsep binatang dan tanaman.

Pada bidang Kimia dapat terjadi pada konsep sifat-sifat benda, sedangkan

miskonsepsi pada bidang Fisika dapat terjadi pada konsep gaya.

Secara umum IPA terdiri dari tiga bidang ilmu dasar, yaitu Biologi,

Fisika, dan Kimia. Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang lahir

dan berkembang melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah,

penyusunan hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta

penemuan teori dan konsep. Fisika dapat dikatakan sebagai ilmu yang

mempelajari gejala-gejala melalui proses ilmiah yang dibangun atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

36

dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang

tersusun atas tiga komponen, yaitu konsep, prinsip, dan teori yang

berlaku secara universal (Trianto, 2012:138). Miskonsepsi IPA dalam

bidang Fisika pada umumnya meliputi semua subbidang, yaitu mekanika,

optika dan gelombang, panas dan termodinamika, listik dan magnet,

Fisika modern, dan tata surya (Suparno, 2005:28).

7. Akreditasi Sekolah

a. Pengertian Akreditasi

Akreditasi menurut Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional

tahun 2005 pasal 1 adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu

sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh

BAN-S/M yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan

peringkat kelayakan. Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KKBI) akreditasi merupakan pengakuan terhadap lembaga

pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai

bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria

tertentu; pengakuan oleh suatu jabatan tentang adanya wewenang

seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. Jadi dapat

disimpulkan bahwa akreditasi merupakan suatu kegiatan penilaian

kelayakan yang diberikan oleh badan yang berwenang dan hasilnya

diwujudkan dengan peringkat kelayakan.

Sekolah yang diakreditasi harus memenuhi beberapa

persyaratan, yaitu 1) memiliki surat keputusan kelembagaan unit

pelaksana teknis, 2) memiliki siswa pada semua tingkat kelas, 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

37

memiliki sarana dan prasarana pendidikan, 4) memiliki tenaga

kependidikan, 5) melaksanakan kurikulum nasional, dan 6) telah

menamatkan peserta didik (Khafid, 2005:48). Hasil akreditasi sekolah

dinyatakan dalam bentuk peringkat akreditasi sekolah. Peringkat

akreditasi sekolah terdiri dari tiga klasifikasi, yaitu A (Amat baik), B

(Baik), dan C (Cukup). Sekolah yang mendapatkan akreditasi di

bawah C dianggap tidak terakreditasi.

Peringkat akreditasi pada sekolah tidak dapat berlaku

selamanya, namun peringkat akreditasi tersebut berlaku selama 4

(empat) tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat akreditasi

tersebut. Apabila peringkat akreditasi sekolah hampir berakhir, maka

sekolah dapat mengajukan permohonan untuk akreditasi ulang

sekurang-kurangnya setelah 1 (satu) tahun setelah penetapan peringkat

akreditasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nomor

087/U/201 akreditasi sekolah bertujuan untuk, 1) memperoleh

gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan sebgai alat

pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu, 2) menentukan

tingkat kelayakan dan kinerja suatu sekolah dalam penyelenggaraan

pelayanan pendidikan.

b. Manfaat Akreditasi

Peringkat akreditasi dapat memberikan keuntungan bagi

sekolah. Selanjutnya hasil akreditasi sekolah memiliki beberapa

manfaat (Basnas, 2003:3), yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

38

1) Memberikan umpan balik bagi sekolah yang bersangkutan

sehingga dapat melakukan upaya-upaya perbaikan,

pengembangan dan peningkatan kinerja sekolah.

2) Membantu masyarakat dalam menentukan pilihan sekolah melalui

informasi tentang peringkat sekolah.

3) Membantu pemetaan kelayakan dan kinerja sekolah secara mikro

dan makro.

4) Membantu pengembangan sekolah melalui pemberian informasi

tentang posisi sekolah tertentu terhadap sekolah lainnya, posisi

dinas pendidikan tertentu terhadap sekolah lainnya, dan sebagai

informasi secara nasional tentang tingkat kinerja pendidikan di

Indonesia yang dapat digunakan untuk pembinaan,

pengembangan dan peningkatan kinerja pendidikan secara mikro

dan makro.

c. Hubungan Akreditasi dengan Prestasi Siswa

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang

bermutu, oleh karena itu kebijakan akreditasi sekolah diberlakukan di

Indonesia. Pendidikan yang bermutu dapat tercipta apabila setiap

satuan/program pendidikan dapat memenuhi atau melampaui standar

yang sudah ditetapkan untuk melihat kelayakan setiap satuan/program

pendidikan. Penilaian akreditasi sekolah didasarkan pada delapan

standar, yaitu 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi

lulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar

sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

39

dan 8) standar penilaian. Kedelapan standar penilaian dalam akreditasi

dapat mewakili keadaan sebenarnya dari sekolah tersebut.

Peningkatan mutu pendidikan pada sekolah dapat ditunjukkan dengan

pencapaian prestasi belajar yang tinggi (Khafid, 2005:45).

Faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan menurut

Syafaruddin (dalam Khafid, 2005: 45) adalah kurikulum, sumber daya

ketenagaan, sarana dan fasilitas, manajemen sekolah, pembiayaan

pendidikan dan kepemimpinan. Di mana akreditasi sekolah masuk

dalam manajemen sekolah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya kegiatan akreditasi dapat mempengaruhi mutu pendidikan.

Jika sekolah memperoleh akreditasi yang baik maka prestasi

belajar juga baik. Prestasi belajar yang baik juga didukung dengan

pemahaman konsep yang baik pada siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dilakukan oleh Khafid dan Barokah (2005) dengan judul

“Pengaruh Akreditasi Sekolah dan Persepsi Guru Mengenai Supervisi Kepala

Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan serta menganalisis pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi

guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata

pelajaran Ekonomi. Penelitian ini dilakukan di SMA se-Kabupaten

Banjarnegara sebanyak 7 sekolah. Penelitian ini berjenis survei dengan metode

pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi

guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

40

pelajaran Ekonomi sebesar 95% serta adanya pengaruh yang signifikan antara

akreditasi sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata

pelajaran Ekonomi.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti karena

memberikan pandangan tentang pengaruh akreditasi sekolah terhadap prestasi

siswa. Sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbedaan miskonsepsi jika

dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

Penelitian ini dilakukan oleh Pujayanto, Budiharti, Waskita, dan Raharjo

(2007) yang berjudul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan

Cahaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi

pada konsep gaya dan cahaya yang dimiliki siswa kelas V SD di Kecamatan

Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode

expost facto dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa siswa kelas V SD memiliki miskonsepsi pada konsep

gaya dan cahaya. Miskonsepsi yang terjadi pada pada siswa kelas V SD di

Kecamatan Tasikmadu pada konsep gaya dan cahaya adalah lebih dari 30%.

Berdasarkan hasil analisis data profil miskonsepsi yang terjadi pada

siswa kelas V di Kecamatan Karangmadu, yaitu (1) gaya akan mempercepat

gerak benda; (2) gaya tidak dapat membelokkan arah gerak benda; (3) gaya

magnet selalu berupa tarikan, sedangkan gaya gravitasi berupa tarikan maupun

dorongan; (4) berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan, karena

masa benda di bumi sama dengan di bulan; (5) setiap dua benda yang

bersentuhan mengalami gaya gesekan; (6) batang besi hanya dapat dijadikan

magnet dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

41

dengan cara induksi; (7) pesawat sederhana dapat memperkecil energi yang

digunakan dalam bekerja; (8) cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setiap

permukaan; (9) Di dalam sebuah medium cahaya dapat dibiaskan; (10) benda

dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; (11) benda dapat

dilihat, apabila benda tersebut sumber cahaya; (12) cahaya lampu neon dapat

diuraikan menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah

cahaya putih seperti cahaya putih matahari.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

karena membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut membahas

miskonsepsi yang terjadi pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya dan

cahaya, sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang miskonsepsi IPA

Fisika pada konsep gaya (gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi),

pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu

karya/model, jenis-jenis batuan dan pembentukan batuan karena pelapukan.

Penelitian ini dilakukan oleh Rohman dan Winanto (2007) yang berjudul

“Miskonsepsi Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya

Gravitasi dan Pembelajaran Remediasi”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi materi gaya gravitasi di kelas V pada

pembelajaran IPA SD. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen

semu (quasi experiment) dengan Design One Group Pretest-Posttest. Metode

pengumpulan data dengan menggunakan tes dan pedoman wawancara.

Penelitian tersebut menggunakan tes untuk mengumpulkan data konsepsi siswa

tentang gaya gravitasi dalam pembelajaran IPA, sedangkan pendoman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

42

wawancara digunakan untuk menggali mengapa terjadi miskonsepsi dalam

seputar topik gaya gravitasi pada siswa dalam bentuk tes tertulis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi

pada konsepsi pengertian gaya pada pretest sebanyak 38%, konsepsi gaya

dapat mengubah bentuk dan ukuran benda sebanyak 64%, gaya dapat

mengubah gerak benda sebanyak 52%, konsepsi gaya gravitasi sebanyak 48%,

arah gaya gravitasi menuju pusat bumi sebanyak 70% dan gaya gravitasi

menyebabkan benda di bumi mempunyai berat sebanyak 100%. Rata-rata

keseluruhan miskonsepsi yang dialami kelas V SD adalah 61,41%. Setelah

dilakukan pembelajaran remediasi di kelas V SD, miskonsepsi kembali diteliti

dengan menggunakan posttest. Hasil posttest menunjukkan bahwa terjadi

pengurangan miskonsepsi sebesar 19,56% sehingga menjadi 41,85%.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang diakukan oleh peneliti

karena membahas tentang miskonsepsi pada kelas V. Penelitian tersebut

terbatas meneliti tentang miskonsepsi pada materi gaya gravitasi sedangkan

peneliti meneliti lebih luas tentang miskonsepsi IPA Fisika pada konsep gaya

(gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi), pesawat sederhana, sifat-sifat

cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu karya/model, jenis-jenis batuan

dan pembentukan tanah karena pelapukan.

Penelitian ini dilakukan oleh Pujayanto (2006) dengan judul

“Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Guru SD”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA (Fisika) guru kelas V SD di

Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2006/2007.

Penelitian tersebut berusaha mendeskripsikan tentang profil miskonsepsi IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

43

(Fisika) pada guru kelas V SD. Penelitian ini menggunakan metode expose

facto di mana sumber data berasal dari sumber data primer. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua guru kelas V sekolah dasar di Kecamatan

Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.

Berdasarkan analisis data terbukti bahwa guru-guru kelas V SD di

Kecamatan Tasikmadu mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok

bahasan gaya dan cahaya. Profil miskonsepsi yang dialami oleh guru, yaitu (1)

gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selau berupa tarikan

sebesar 45%, (2) gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan sebesar

40%, (3) massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda

di bumi sama dengan berat di bulan sebesar 60%, (4) setiap dua benda

bersentuhan muncul gaya gesekan sebesar 60%, (5) pesawat sederhana

meringankan kerja manusia berarti pada umumnya dengan menggunakan

pesawat sederhana gaya (kuasa) dan energi yang digunakan menjadi lebih kecil

sebesar 100%, (6) cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat

dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiasakan oleh sebuah

medium sebesar 85%, (7) benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai

sumber cahaya atau ada cahaya dari mata sampai ke benda sebesar 50%, (8)

cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari sebesar

55%.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

karena sama-sama membahas tentang miskonsepsi pada mata pelajaran IPA.

Penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi yang terjadi pada guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

44

kelas V SD, sedangkan peneliti membahas miskonsepsi yang terjadi pada siswa

kelas V SD.

Penelitian ini dilakukan oleh Saehana dan Kasim (2007) yang berjudul

“Studi Awal Miskonsepsi Mekanika pada Guru Fisika SMA di Kota Palu”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatan miskonsepsi

mekanika pada guru SMA di kota Palu dan mengidentifikasi materi mekanika

yang sering mengalami miskonsepsi. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh guru Fisika SMA di Kota Palu, sedangkan sampel penelitian dipilih

secara acak dari 10 SMA sebanyak 25 orang.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa guru Fisika SMA di Kota Palu

mengalami miskonsepsi mekanika yaitu sebesar 40%. Meteri yang banyak

mengalami miskonsepsi pada guru adalah pada konsep gerak, perpaduan gerak

dan Hukum Newton. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan tes

diagnostik dapat diketahui bahwa tingkat miskonsepsi guru Fisika di kota Palu

sebesar 40% dan pemahaman konsep yang benar adalah sebesar 30%.

Sedangkan guru yang menjawab benar dengan menebak dan guru yang kurang

memiliki pengetahuan masing-masing sebesar 10% dan 20%.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

karena membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut membahas tentang

miskonsepsi yang terjadi pada guru Fisika SMA, sedangkan peneliti membahas

tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

45

Gambar 2.11 Literatur Map Penelitian

Berdasarkan gambar 2.11 menunjukkan bahwa penelitian ini didasarkan

pada beberapa penelitian sebelumnya. Pada penelitian Khafid dan Barokah

(2005) meneliti tentang pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru terhadap

prestasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto, Budiharti,

Waskita, dan Raharjo (2007), Rohman dan Winarno (2007), Pujayanto (2006),

serta Saehana dan Kasim (2007) sama meneliti tentang mikonsepsi.

Pengaruh Akreditasi Sekolah

dan Persepsi Guru Mengenai

Supervisi Kepala Sekolah

Terhadap Prestasi Belajar

Siswa

Profil Miskonsepsi

Siswa SD Pada

Konsep Gaya dan

Cahaya

Miskonsepsi IPA

(Fisika) Pada Guru

SD

Miskonsepsi Siswa Kelas V

SDN Sidorejo Lor 04

Salatiga Tentang Gaya

Gravitasi dan Pembelajaran

Remediasi

Studi Awal Miskonsepsi

Mekanika pada Guru

Fisika SMA di Kota Palu

Miskonsepsi IPA Fisika

Siswa Kelas V

Semester 2 SD Negeri

Se-Kecamatan Sleman

Kabupaten Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

46

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan di Indonesia terus berupaya memperbaiki kualitas

pendidikan. Sekolah memegang peran penting dalam memperbaiki kualitas

pendidikan di Indonesia. Perbaikan kualitas pendidikan dilakukan dengan

berbagai macam cara antara lain dengan perubahan/pengembangan kurikulum

serta adanya pemberian tingkat kelayakan/akreditasi pada suatu sekolah.

Walaupun saat ini ada dua kurikulum yang berlaku, namun sebagian

besar SD menggunakan kurikulum 2006/KTSP. Dalam kurikulum 2006/KTSP

memuat beberapa mata pelajaran yang pokok, salah satunya adalah mata

pelajaran IPA. Pembelajaran IPA di SD mampu memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir kritis melalui kegiatan percobaan-percobaan.

Kegiatan percobaan itu bertujuan agar siswa dapat mengalami langsung

tentang konsep-konsep yang akan dipelajarinya nanti. Jika siswa tidak

mengalami langsung konsep yang akan dipelajari maka siswa akan kesulitan

dalam memahami konsep yang abstrak. Selama ini konsep IPA sering

diajarkan dengan cara verbal, sehingga siswa cenderung memahami konsep

dengan cara menghapal. Sebagaian siswa SD menilai bahwa mata pelajaran

IPA adalah mata pelajaran yang sulit, hal itu mengindikasikan bahwa

pemahaman siswa tentang konsep IPA masih kurang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh TIMSS diperoleh bahwa prestasi

bidang IPA siswa Indonesia berada pada posisi 40 dari 46 negara pada tahun

2012. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA masih

rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Pemahaman konsep IPA yang

rendah dapat menimbulkan kesalahan pada konsep atau biasa disebut dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

47

miskonsepsi. Pada penelitian Pujayanto (2007) memperlihatkan bahwa

pemahaman konsep IPA masih rendah yaitu dengan ditemukannya miskonsepsi

pada siswa kelas V di semua SD Kecamatan Karanganyar yaitu lebih dari 30%.

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan

yaitu dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

087/UI/2002 yang berisi tentang keputusan bahwa seluruh sekolah agar

diakreditasi. Sekolah dengan tingkat akreditasi A, B, dan C memiliki

perbedaan dalam hal kualitas. Dengan adanya akreditasi maka kualitas sekolah

akan menjadi lebih baik. Sekolah dengan kualitas baik tentunya menghasilkan

lulusan yang berkualitas pula serta ditunjang dengan prestasi tinggi. Prestasi

siswa tentunya dipengaruhi oleh pemahaman konsep-konsep yang baik dari

semua mata pelajaran. Siswa yang memiliki pemahaman konsep yang baik

terhadap semua pelajaran berarti kemungkinan adanya miskonsepsi juga

sedikit.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas V semester 2 di SD Negeri se-

Kecamatan Sleman. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui apakah terdapat

perbedaan miskonsepsi dilihat dari tingkat akreditasi sekolah jika melihat SD

Negeri di Kecamatan Sleman terdiri dari tingkat akreditasi yang berbeda, yaitu

tingkat akreditasi A, B dan C.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

48

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan permasalahan yang diuraikan di atas maka

hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-

sifat cahaya, penerapan cahaya dalam suatu karya/model (periskop), jenis-

jenis batuan dan pembentukan tanah karena pelapukan.

2. Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD se-

Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

49

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III dalam penelitian ini membahas tentang jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif

deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian kuantitatif menurut

Mahdi (2014:104) merupakan penelitian yang berorientasi pada data-data

empiris yang berupa angka atau suatu fakta yang dapat dihitung. Sedangkan

Sugiyono (2011:8) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu sehingga didapatkan data-data empiris berupa

angka atau fakta yang dapat dihitung dengan metode pengambilan data dengan

survei.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

50

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai

bulan Februari 2016. Pada bulan Maret 2015 peneliti membuat proposal

penelitian untuk syarat perijinan ke Bappeda. Pada bulan April 2015 peneliti

mengurus perijinan ke kantor Kecamatan Sleman dan kantor UPT

Pendidikan Kabupaten Sleman. Selanjutnya peneliti mengurus perijinan

kepada kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan Sleman untuk melakukan

penelitian. Setelah mendapatkan ijin melakukan penelitian di masing-

masing SD, peneliti melakukan uji coba instrumen soal kepada siswa kelas

V di lima SD Negeri di Kecamatan Sleman yang dipilih secara acak. Pada

awal bulan Mei 2015 peneliti melakukan validasi instrumen dan revisi

instrumen. Selanjutnya minggu kedua sampai minggu keempat bulan Mei

2015 peneliti melakukan pengumpulan data penelitian di SD Negeri se-

Kecamatan Sleman. Pada bulan Juli sampai bulan September 2015 peneliti

mengolah data-data yang sudah didapatkan. Peneliti mulai menyusun

laporan penelitian pada bulan Oktober 2015 sampai bulan Februari 2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Jumlah

SD negeri di Kecamatan Sleman ada 30 SD, namun SD yang digunakan

untuk pengambilan data penelitian ada 28 SD. Sekolah yang menjadi tempat

pengambilan data penelitian merupakan sekolah yang menerapkan

kurikulum 2006/KTSP. Dua SD di antaranya adalah sekolah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

51

menggunakan kurikulum 2013 dan menolak untuk dijadikan tempat

penelitian.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Suparno (2010:43) merupakan kelompok yang lebih

besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku untuk semua anggota grup

yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V

SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Berikut tabel 3.1 berisi tentang populasi

dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Data Populasi

No. Nama SD Akreditasi Sekolah Jumlah siswa kelas V

1 SD N Triharjo B 70

2 SD N Sleman 1 A 35

3 SD N Sleman 3 A 71

4 SD N Sleman 4 B 22

5 SD N Sleman 5 B 34

6 SD N Ngangkrik A 33

7 SD N Sidomulyo B 20

8 SD N Trimulyo B 9

9 SD N Kadisobo 1 B 12

10 SD N Kadisobo 2 A 32

11 SD N Kadisobo 3 B 21

12 SD N Caturharjo B 36

13 SD N Keceme 2 A 28

14 SD N Dukuh 1 B 22

15 SD N Dukuh 2 B 26

16 SD N Denggung A 53

17 SD N Nyaen 1 B 29

18 SD N Nyaen 2 B 14

19 SD N Pendowoharjo A 28

20 SD N Panasan B 34

21 SD N Jetisharjo A 34

22 SD N Dalangan B 31

23 SD N Pangukan A 29

24 SD N Jetis Jogopaten C 8

25 SD N Mangunan B 15

26 SD N Murten B 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

52

No. Nama SD Akreditasi Sekolah Jumlah siswa kelas V

27 SD N Jaban B 32

28 SD N Tridadi B 28

Jumlah populasi 832

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa SD Negeri se-

Kecamatan Sleman yang menjadi tempat penelitian ini ada 28 SD. Sekolah

yang menjadi tempat penelitian ini terdiri dari berbagai tingkat akreditasi

yaitu akreditasi A (Amat baik), akreditasi B (Baik), dan akreditasi C

(Cukup). Sekolah yang sudah terakreditasi A ada 9 SD, terakreditasi B ada

18 SD, dan terakreditasi C ada 1 SD. Jumlah populasi kelas V di 28 SD

Negeri se-Kecamatan Sleman ada 832 siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Pada pengambilan sampel

penelitian peneliti menggunakan prosedur random sampling. Random

sampling adalah proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih (Kountur, 2003:141). Semua

anggota pada populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih

menjadi sampel penelitian. Pemilihan sampel dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan simple random sampling. Simple random sampling

merupakan pemilihan sampel dengan memilih satu per satu anggota

populasi secara acak dan jika sudah dipilih maka tidak dapat dipilih lagi.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan undian untuk menentukan siswa

sebagai responden penelitian pada masing-masing SD.

Jumlah sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan tabel

Krejcie dan Morgan yang dapat dilihat pada lampiran 18. Perhitungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

53

sampel didasarkan atas kesalahan 5%, sehingga sampel yang diperoleh

memiliki kepercayaan 95% terhadap populasi. Jika populasi kelas V SD

Negeri se-Kecamatan Sleman berjumlah 832 siswa maka pengambilan

sampel pada tabel Krejcie dan Morgan diambil yang mendekati populasi

800 atau 850. Peneliti memilih populasi yang mendekati angka 800 karena

populasi penelitian ini di bawah 850. Jadi berdasarkan tabel Krejcie dan

Morgan sampel dalam penelitian ini adalah 260 siswa. Perhitungan

persentase pembagian sampel pada masing-masing SD dapat ditentukan

dengan rumus:

Sampel Sekolah =

x Sampel Krejcie (260)

Berikut tabel 3.2 perhitungan sampel untuk masing-masing kelas pada

masing-masing SD.

Tabel 3.2 Perhitungan Sampel Penelitian SD se-Kecamatan Sleman

No. Nama SD Kelas

Paralel

Jumlah siswa

kelas V Perhitungan Sampel

Pembulatan

Sampel

1 SD N Triharjo

A 35

11

B 35

11

2 SD N Sleman 1 A 35

11

3 SD N Sleman 3

A 32

10

B 39

12

4 SD N Sleman 4 A 22

7

5 SD N Sleman 5 A 34

11

6 SD N Ngangkrik A 33

10

7 SD N Sidomulyo A 20

6

8 SD N Trimulyo A 9

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

54

No. Nama SD Kelas

Paralel

Jumlah siswa

kelas V Perhitungan Sampel

Pembulatan

Sampel

9 SD N Kadisobo 1 A 12

4

10 SD N Kadisobo 2 A 32

10

11 SD N Kadisobo 3 A 21

7

12 SD N Caturharjo A 36

11

13 SD N Keceme 2 A 28

9

14 SD N Dukuh 1 A 22

7

15 SD N Dukuh 2 A 26

8

16 SD N Denggung

A 26

8

A 27

8

17 SD N Nyaen 1 A 29

9

18 SD N Nyaen 2 A 14

4

19 SD N

Pendowoharjo A 28

9

20 SD N Panasan A 34

11

21 SD N Jetisharjo A 34

11

22 SD N Dalangan A 31

10

23 SD N Pangukan A 29

9

24 SD N Jetis

Jogopaten A 8

2

25 SD N Mangunan A 15

5

26 SD N Murten A 26

8

27 SD N Jaban A 32

10

28 SD N Tridadi A 28

9

Jumlah 832 261

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa setelah dihitung, sampel

penelitian ini ada 261 siswa. Sampel pada masing-masing kelas memiliki

jumlah yang berbeda karena tergantung pada jumah siswa pada masing-

masing kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

55

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian kuantitatif keberadaan variabel sangat penting untuk

memperjelas objek yang akan diteliti. Variabel menurut Hadi (dalam Mahdi,

2011:107) adalah semua keadaaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan

yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Sedangkan Mahdi (2011:107)

mengartikan variabel adalah semua fenomena yang diamati untuk keperluan

data penelitian. Variabel yang ada dalam penelitian ini terdiri dari variabel

bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011:39).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat akredistasi sekolah.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau biasa sering disebut dengan variabel dependen.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel terikat adalah miskonsepsi IPA Fisika.

E. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah teknik

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes,

wawancara dan studi dokumentasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

56

1. Tes

Tes menurut Djemari (dalam Widoyoko, 2009:45) merupakan salah

satu cara untuk mengetahui besarnya kemampuan seseorang secara tidak

langsung, melalui tanggapan seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.

Tes dapat diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan

tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang

sehingga menggambarkan kemampuan seseorang dalam bidang tertentu

(Widoyoko, 2009:46). Tes dalam penelitian ini menggunakan tes objektif

dengan jenis pilihan ganda (multiple choice) untuk melihat miskonsepsi IPA

Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui kegiatan tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2011:230). Wawancara yang

dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa yang

digunakan pada latar belakang penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpuan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2011:223-224). Pada penelitian

ini dokumen yang dianalis meliputi, a) data jumlah siswa kelas V SD Negeri

se-Kecamatan Sleman dari kantor UPT, b) dokumen rincian sekolah dari

kantor UPT, dan c) sertifikat akreditasi dari sekolah. Tujuan dari studi

dokumentasi ini adalah mengetahui jumlah SD Negeri di Kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

57

Sleman, jumlah siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan Sleman, dan

untuk mengetahui tingkat akreditasi sekolah pada masing-masing SD.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian kuantitatif membutuhkan sebuah instrumen untuk mengukur

variabel. Instrumen dibedakan menjadi dua yaitu instrumen tes dan instrumen

nontes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes

dan nontes yaitu berupa pedoman wawancara dan check list.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk menilai

karakteristik objek yang akan diteliti. Tes menurut Widoyoko (2009:45)

diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan

dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau

mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Bentuk instrumen

tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda (multiple

choice). Instrumen tes ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA

Fisika siswa kelas V semester 2 SD yaitu pada KD 5.1 (hubungan antara

gaya, gerak, energi), KD 5.2 (pesawat sederhana), KD 6.1 (sifat-sifat

cahaya), KD 6.2 (penerapan sifat-sifat cahaya dalam suatu karya/model),

KD 7.1 (proses pembentukan tanah karena pelapukan), KD 7.2 (jenis-jenis

tanah), dan KD 7.3 (struktur bumi). Berikut tabel 3.3 adalah kisi-kisi

instrumen penelitian pilihan ganda sebelum divalidasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

58

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Aitem

Pilihan Ganda

5.1 Mendeskripsikan

hubungan antara gaya, gerak

dan energi melalui percobaan

(gaya gravitasi, gaya gesek,

gaya magnet).

5.1.1 Menyebutkan

macam-macam gaya

melalui percobaan.

1, 2, 3

5.1.2 Mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mempengaruhi gaya.

4, 5, 6

5.2 Menjelaskan pesawat

sederhana yang dapat

membuat pekerjaan lebih

mudah dan lebih cepat.

5.2.1 Mengidentifikasi

ciri-ciri pesawat

sederhana. 7, 8, 9, 10, 11, 12

5.2.2 Menyebutkan contoh

jenis tuas atau pengungkit

jenis pertama.

13, 14, 15

5.2.3 Menyebutkan

penerapan pesawat

sederhana dalam

kehidupan sehari-hari.

16, 17, 18

6.1 Mendeskripsikan sifat-

sifat cahaya.

6.1.1 Menyebutkan sifat-

sifat cahaya.

19, 20, 21, 22, 23

6.1.2 Menjelaskan sifat

bayangan pada cermin. 24, 25, 26, 27, 28

6.2 Membuat suatu

karya/model, misalnya

periskop atau lensa dari bahan

sederhana dengan menerapkan

sifat-sifat cahaya.

6.2.1 Mengetahui alat dan

bahan yang digunakan

untuk membuat

karya/model yang

menerapkan sifat-sifat

cahaya.

29, 30, 31

7.1 Mendeskripsikan proses

pembentukan tanah karena

pelapukan.

7.1.1 Menggolongkan

jenis-jenis batuan. 32, 34, 35

7.1.2 Menjelaskan proses

pembentukan tanah karena

pelapukan.

36, 37, 38

7.2 Mengidentifikasi jenis-

jenis tanah.

7.2.1 Mengetahui jenis-

jenis tanah.

39, 40, 41, 42, 43, 44,

45, 46, 47, 48

7.3 Mendeskripsikan struktur

Bumi.

7.3.1 Mendeskripsikan

struktur permukaan bumi. 49, 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

59

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa ada 7 kompetensi dasar dan 11

indikator yang digunakan peneliti untuk meneliti miskonsepsi IPA Fisika

siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti pada beberapa guru wali kelas V SD

untuk mengetahui kondisi sekolah dan proses pembelajaran IPA di tiga

SD Negeri di Kecamatan Sleman. Pedoman wawancara yang digunakan

peneliti dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara

1 Bagaimana prestasi siswa kelas V pada mata pelajaran IPA?

2 Pada konsep IPA apa saja siswa masih banyak yang mengalami

kesulitan?

3 Mengapa siswa masih kesulitan pada konsep IPA yang

diajarkan?

4 Menurut guru konsep-konsep apa yang sulit dijelaskan pada

siswa?

5 Apakah fasilitas sekolah mendukung dalam proses pembelajaran

IPA?

6 Strategi apa yang digunakan guru untuk mengatasi kesulitan

siswa terhadap konsep yang diajarkan?

Tabel 3.4 menunjukkan pedoman wawancara yang digunakan

peneliti untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep-konsep

IPA di kelas V SD. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui

kesulitan guru dalam mengajarkan konsep-konsep IPA di kelas V SD

Negeri di semester 2.

3. Check List

Daftar cek digunakan untuk menyatakan ada atau tidak adanya

suatu unsur, komponen, karakteristik atau kejadian dalam suatu

peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks (Widoyoko,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

60

2009:107). Check list pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah semua data sudah terkumpul atau belum.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang akan digunakan untuk meneliti tentang miskonsepsi IPA

Fisika siswa kelas V SD harus melalui proses pengujian validitas dan

reliabilitas. Pengujian instrumen ini berfungsi untuk melihat kesahihan dan

keterpercayaan alat-alat yang akan digunakan peneliti dalam melakukan

penelitian. Instrumen tersebut digunakan untuk memperoleh data-data yang

yang ingin diketahui oleh peneliti sehingga data yang diperoleh dapat

dipercaya serta mampu mengukur kondisi yang sebenarnya. Instrumen tes

harus melalui proses uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan proses mengukur sejauhmana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,

2010:5). Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi

apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan tujuan

pengukuran tersebut sedangkan instrumen yang menghasilkan data yang

tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka instrumen tersebut memiliki

validitas rendah (Azwar, 2011:6). Pada pengujian validitas terdapat tiga hal

yaitu, validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk.

a. Validitas Isi

Validitas isi merupakan pengujian terhadap instrumen untuk

mengetahui sejauh mana aitem-aitem yang ada dalam instrumen tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

61

mampu mencakup keseluruhan isi objek yang hendak diukur (Aswar,

2011:45). Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu

pada hasil penilaian dari expert judgment. Instrumen yang divalidasai

oleh expert judgment berupa aitem berbentuk pilihan ganda. Jumlah

aitem pada instrumen tes ada 50 butir. Validasi isi dilakukan oleh empat

expert judgment yang akan memberikan penilaian pada isi dari instrumen

penelitian ini. Expert judgment terdiri dari dua orang dosen dan dua

orang guru. Penilaian terhadap instrumen penelitian ini berupa skor dan

komentar. Skala skor yang digunakan dalam menilai instrumen ini

menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2010:138). Bentuk

pernyataan dalam skala Likert ada dua yaitu pernyataan positif dan

negatif. Pernyataan positif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5, sedangkan

pernyataan negatif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Penelitian ini

menggunakan pernyataan tingkatan skor positif yaitu 1, 2, 3, dan 4. Skor

4 berarti sangat sesuai, skor 3 sesuai, skor 2 kurang sesuai, dan skor 1

tidak sesuai. Skor 5 tidak digunakan dalam penelitian ini karena untuk

menghilangkan keterangan “cukup sesuai” pada skor 3. Keterangan

“cukup sesuai” pada skor 3 dihilangkan karena bersifat meragukan. Skor

3 dengan keterangan “cukup sesuai” diubah menjadi keterangan “sesuai”

begitu juga dengan skor 4 menduduki keterangan “sangat sesuai”. Hasil

penilaian akan dikategorikan berdasarkan kriteria yang ditentukan.

Pelaksanaan revisi instrumen tes ditentukan dalam tabel 3.5 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

62

Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen

Penilaian Kuantitatif Penilaian Kualitatif Keputusan

> 3 Positip Tidak Revisi

> 3 Negatif Revisi pada bagian

tertentu

< 3 Positif Revisi

< 3 Negatif Revisi

Tabel 3.5 menunjukkan jika rata-rata skor dari expert judgment

lebih besar dari 3 dengan komentar yang positif maka keputusannya

aitem tidak direvisi. Jika rata-rata skor lebih besar dari 3 dengan

komentar negatif maka keputusannya aitem direvisi pada bagian tertentu.

Sedangkan rata-rata skor kurang dari 3 dengan komentar positif maupun

negatif maka keputusannya aitem tetap direvisi.

Validator yang pertama dilakukan oleh Bapak PS, beliau adalah

salah satu dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dalam bidang

Fisika, selain itu beliau juga pengarang dari buku-buku miskonsepsi

Fisika. Adapun masukan Bapak PS pada keseluruhan instrumen adalah

“karena ini sendi miskonsepsi maka perlu deteksi keyakinan anak

terhadap jawabannya apa ia yakin benar atau tidak?”. Validator kedua

dilakukan oleh salah satu dosen Pendidikan Fisika di Universitas Sanata

Dharma yaitu Ibu SAS. Beliau dipilih menjadi validator karena beliau

juga ahli dalam bidang Fisika. Validator ketiga adalah guru kelas V di

SD Negeri Denggung yaitu Ibu ATI. Beliau dipilih menjadi validator

karena beliau sudah mahir dalam pembuatan soal IPA dan beliau

mengetahui bagaimana bentuk soal yang sesuai dan baik untuk siswa

kelas V. Secara keseluruhan beliau memberikan saran untuk

memperbaiki kata-kata yang susah dimengerti oleh siswa. Validator yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

63

keempat juga diakukan oleh seorang guru, beliau adalah Bapak AGT.

Beliau adalah guru kelas V di Kabupaten Magelang. Secara garis besar

beliau memberikan masukan untuk menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa. Berikut tabel 3.6 disajikan tentang hasil uji validasi

isi oleh expert judgment.

Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Validasi Expert Judgment

No. Nama Ahli Skor rata-

rata PG Penilaian Keputusan

1. PS 2,92 Positif Revisi

2. SAS 3,68 Positif Tidak Revisi

3. ATI 3,76 Positif Tidak Revisi

4. AGT 3,1 Positif Tidak Revisi

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa menurut Bapak PS sebagai validator

1, memberikan skor instumen PG sebesar 2,92. Jika skor perolehan

kurang dari 3 (< 3) dengan penilaian positif maka keputusan akhir harus

dilakukan revisi instrumen. Sedangkan dari validator 2, 3, dan 4

memberikan skor lebih dari 3 (>3) dengan penilaian yang positif maka

keputusan tidak dilakukan revisi. Setelah dilakukan uji validasi oleh

expert judgment, peneliti mempertimbangkan berapa masukan sehingga

beberapa soal harus dihilangkan sehingga dari semula berjumlah 50 butir

soal menjadi 38 butir soal.

b. Validitas Muka

Validitas muka dilakukan untuk menunjukkan apakah instrumen

penelitian dari segi muka nampak mengukur apa yang ingin diukur,

validitas ini mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen (Siregar,

2013:46). Validitas muka merupakan jenis validitas yang signifikansinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

64

paling rendah karena didasarkan pada penilaian terhadap format

penampilan instrumen.

Validitas muka dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Candiroto

1, Temanggung. Alasan dipilihnya siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1

dikarenakan siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1 dianggap sudah

mengetahui konsep tentang gaya (gaya magnet, gaya gravitasi, gaya

gesek), pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat-sifat

cahaya dalam suatu karya/model (periskop), jenis-jenis batuan, dan

pembentukan tanah karena pelapukan serta siswa setara dengan subjek

dalam penelitian ini yaitu kelas V SD. Secara keseluruhan beberapa

siswa memberikan komentar bahwa pada soal nomor 18, 20, 24, 34, dan

35 kalimatnya susah untuk dipahami. Sebagai tindak lanjut dari komentar

tersebut peneliti melakukan penyederhanaan bahasa agar lebih mudah

dipahami oleh siswa.

c. Validitas Konstruk

Validitas konstruk merupakan kesanggupan alat ukur untuk

mengukur suatu konsep yang diukurnya (Siregar, 2013:47). Validitas ini

digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada konsep gaya (gaya

magnet, gaya gravitasi, gaya gesek), pesawat sederhana, sifat-sifat

cahaya, penerapan sifat-sifat cahaya dalam suatu karya/model (periskop),

jenis-jenis batuan, dan pembentukan tanah karena pelapukan. Instrumen

soal selanjutnya diujicobakan kepada siswa kelas V di SD Negeri se-

Kecamatan Sleman. Dari 28 SD Negeri yang ada di Kecamatan Sleman

maka dipilih 5 SD secara acak sebagai tempat uji coba instrumen soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

65

Sebanyak 45 siswa mengerjakan instrumen soal tersebut. Sejumlah 45

siswa ini merupakan anggota dari poulasi namun bukan termasuk dalam

anggota sampel penelitian. Hasil pekerjaan siswa kemudian dihitung

validitasnya

Hasil jawaban siswa selanjutnya direkap dengan Microsoft Excel

kemudian datanya dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20. Jika

dalam perhitungan SPSS versi 20, terdapat tanda bintang satu (*) atau

bintang dua (**) pada soal maka soal tersebut dinyatakan valid,

sebaliknya jika tidak ditemukan tanda bintang maka soal tersebut

dinyatakan tidak valid. Jumlah bintang menentukan kualitas kevalidan

soal, jika terdapat tanda satu bintang (*) maka soal tersebut valid

sedangkan tanda dua bintang (**) soal tersebut sangat valid. Berikut tabel

3.7 tentang hasil validitas soal pilihan ganda dengan SPSS versi 20.

Tabel 3.7 Hasil Valdiasi Soal Pilihan Ganda

No. Butir Soal t tabel r hitung Sig (2-

tailed) Keterangan

1 1 0,294 A - Tidak valid

2 2 0,294 .179 .239 Tidak valid

3 3 0,294 .173 .257 Tidak valid

4 4 0,294 .478** .001 Valid

5 5 0,294 .421** .004 Valid

6 6 0,294 .248 .101 Tidak valid

7 7 0,294 .371* .012 Valid

8 8 0,294 .581** .000 Valid

9 9 0,294 .510** .000 Valid

10 10 0,294 .432** .003 Valid

11 11 0,294 .415** .005 Valid

12 12 0,294 -.043 .780 Tidak valid

13 13 0,294 .434** .003 Valid

14 14 0,294 .358* .016 Valid

15 15 0,294 .267 .076 Tidak valid

16 16 0,294 .456** .002 Valid

17 17 0,294 .174 .253 Tidak valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

66

No. Butir Soal t tabel r hitung Sig (2-

tailed) Keterangan

18 18 0,294 .031 .840 Tidak valid

19 19 0,294 .078 .608 Tidak valid

20 20 0,294 .341* .022 Valid

21 21 0,294 -.001 .993 Tidak valid

22 22 0,294 .500* .000 Valid

23 23 0,294 .430** .003 Valid

24 24 0,294 .395** .007 Valid

25 25 0,294 .486** .001 Valid

26 26 0,294 .296* .049 Valid

27 27 0,294 .587** .000 Valid

28 28 0,294 .282 .060 Tidak valid

29 29 0,294 .222 .143 Tidak valid

30 30 0,294 -.034 .824 Tidak valid

31 31 0,294 .057 .711 Tidak valid

32 32 0,294 .395** .007 Valid

33 33 0,294 .209 .169 Tidak valid

34 34 0,294 .239 .114 Tidak valid

35 35 0,294 .487** .001 Valid

36 36 0,294 .111 .469 Tidak valid

37 37 0,294 .432** .003 Valid

38 38 0,294 .212 .162 Tidak valid

Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa soal yang valid

sebanyak 21 soal. Sebanyak 20 soal digunakan untuk mengukur

miskonsepsi IPA Fisika Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan

Sleman. Soal yang digunakan harus mewakili masing-masing indikator

dalam penelitian. Jika pada salah satu indikator tidak terwakili oleh satu

atau dua soal maka soal tersebut direvisi kembali sehingga mampu

mewakili indikator tersebut.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan pengujian untuk mengukur konsistensi suatu

alat dalam mengukur aspek yang diukur (Sangadji, 2010:163). Hasil

pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran pada subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

67

Reliabilitas juga menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

sudah dianggap baik dan layak (Sangadji, 2010:163).

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal dan internal.

Pada penelitian ini pengujian relabilitas dilakukan secara internal yaitu

dengan menganalisis konsistensi butir-butir soal yang ada pada instrumen

(Sugiyono, 2011:130). Kriteria dalam menentukan tinggi rendahnya

koefisien reliabilitas suatu tes dapat ditentukan dengan kualifikasi

reliabilitas (Mahmud, 2011:196) yaitu pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kualifikasi Reliabilitas

Nilai Koefisien Keterangan Derajat

Reliabilitas

< 0,20 Hampir ada

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,70 Sedang

0,71 – 0,90 Tinggi

0,91-1,00 Tinggi sekali

1,00 Sempurna

Dari 20 soal yang valid, peneliti menghitung reliabilitas soal tersebut

dengan menggunakan SPSS versi 20. Berikut tabel 3.9 hasil perhitungan

reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 20.

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach Alpha Jumlah aitem Keterangan Derajat

Reliabilitas

,729 20 Reliabel Tinggi

Tabel 3.9 menjelaskan bahwa perhitungan reliabilitas dari 20 butir

soal adalah 0,729. Hasil perhitungan reliabilitas 20 butir soal selanjutnya

dilihat menggunakan kualifikasi reliabilitas. Hasil perhitungan reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

68

menunjukkan bahwa derajat reliabilitas soal tersebut adalah tinggi, karena

taraf koefisien korelasi berada di antara 0,71 – 0,91.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua tahap,

yaitu analisis deskriptif untuk menjawab rumusan masalah pertama dan analisis

perbedaan miskonsepsi IPA Fisika untuk menjawab rumusan masalah kedua.

1. Analisis Deskriptif

Data penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif yaitu

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul. Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan rumusan

masalah pertama dalam penelitian yaitu “Bagaimana miskonsepsi IPA

Fisika Kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman?”. Pada

penelitian ini analisis deskriptif dilakukan dengan melalui proses

pengorganisasian data yaitu, coding, editing, cleaning, identifikasi jawaban

(benar/salah), entry, dan mengelompokkan jawaban per aitem, persentase,

dan mendeskripsikan hasil.

a. Coding

Coding adalah pemberian kode berupa angka atau huruf pada tiap-

tiap data yang memiliki kategori sama untuk membedakan antara data

yang akan dianalisis (Siregar, 2010:207). Penelitian ini menggunakan

proses coding saat melakukan analisis data pada SPSS versi 20 dan

analisis jawaban siswa. Kode yang dipakai adalah kode 1, 2, dan 3. Kode

1 dipakai untuk menggantikan tingkat akreditasi sekolah A (Amat baik),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

69

kode 2 dipakai untuk menggantikan tingkat akreditasi B (Baik), dan kode

3 untuk menggantikan tingkat akreditasi C (Cukup). Selanjutnya coding

digunakan saat proses analisis jawaban siswa. Siswa yang menjawab soal

dengan benar akan mendapatkan kode 1 sedangkan siswa yang menjawab

soal salah maka akan mendapatkan kode 0. Peneliti juga menggunakan

coding untuk nama-nama SD, misalnya kode NY 1 berarti SD Nyaen I

begitu seterusnya dengan nama-nama SD lainnya. Pada identitas

responden, peneliti merahasiakan nama responden dengan memberikan

kode misalnya NY 2 4. Arti dari kode tersebut adalah NY 2 berarti SD

Nyaen 2 sedangkan 4 adalah siswa keempat.

b. Editing

Editing merupakan proses pengecekan berdasarkan data yang telah

terkumpul (Siregar, 2010:206). Pengecekan data merupakan proses

penting dilakukan supaya data yang diperoleh sungguh lengkap dan tidak

ada yang kurang. Contoh proses editing dalam penelitian ini adalah

pengecekan terhadap jawaban siswa pada bagian pernyataan siswa dalam

menjawab soal yaitu “yakin benar” atau “tidak yakin benar”.

Berdasarkan proses editing menunjukkan beberapa siswa lupa untuk

tidak melingkari bagian pernyataan “yakin benar” atau “tidak yakin

benar”. Sehingga peneliti harus mengkonfirmasi jawaban tersebut kepada

siswa yang bersangkutan.

c. Cleaning

Cleaning merupakan langkah yang dilakukan untuk membersihkan

data-data yang tidak digunakan dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

70

membutuhkan ketelitian dan akurasi data. Pada penelitian ini peneliti

melakukan perbaikan kesalahan pada kode-kode yang digunakan.

d. Entry

Entry merupakan proses memasukkan data ke alam Microsoft Excel

agar data lebih mudah untuk diolah dan dianalisis. Data yang dimasukkan

ke dalam Microsoft Excel adalah data rekapitulasi jawaban siswa yang

berupa angka dan kode-kode.

e. Identifikasi Jawaban Siswa (Benar/Salah)

Hasil jawaban siswa yang diperoleh kemudian diidentifikasi

berdasarkan benar atau salah dalam menjawab suatu soal. Jawaban siswa

yang benar mendapatkan kode 1 dan jawaban siswa yang salah

mendapatkan kode 0. Selanjutnya jawaban siswa yang benar dihitung,

kemudian jumlah jawaban benar tersebut dikalikan dengan 5 sehingga

diperoleh nilai dari setiap siswa.

f. Mengelompokkan Jawaban Per Aitem

Jawaban yang sudah direkap dan dihitung nilainya, selanjutnya

dikelompokkan per aitem. Pengelompokan ini bertujuan mengidentifikasi

jawaban siswa berdasarkan pilihan jawaban yaitu pilihan jawaban A, B,

C dan D. Kemudian dari jawaban tersebut dianalisis berdasarkan

keyakinan siswa dalam menjawab soal yaitu yakin benar atau tidak yakin

benar.

g. Persentase Jawaban

Data miskonsepsi siswa kelas V SD diperoleh dari jawaban siswa

yang menjawab salah namun menjawab dengan yakin benar. Jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

71

siswa yang sudah dianalisis berdasarkan tingkat keyakinan dalam

menjawab soal selanjutnya dihitung dan disajikan dalam bentuk

persentase.

h. Mendeskripsikan Hasil

Data miskonsepsi siswa kelas V dalam penelitian ini disajikan

dalam bentuk histogram serta diagram lingkaran yang berisi tentang data

miskonsepsi IPA Fisika.

2. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V semester 2 SD Negeri

se-Kecamatan Sleman

a. Merumusukan Null Hypotesis

Analisis data selanjutnya adalah dengan merumuskan null

hypotesis atau hipotesis nol. Null hypotesis adalah pernyataan tidak

adanya parameter dengan statistik data (data sampel) (Sugiyono,

2011:160). Perumusan hipotesis dalam penelitian ini disusun berdasarkan

pada rumusan masasalah sebelumnya. Rumusan masalah kedua dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika

kelas V semester 2 SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat

akreditasi sekolah?”. Hipotesis dalam rumusan masalah yang kedua

adalah:

H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika

siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan

Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah

(µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

72

Ha = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas

V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari

tingkat akreditasi sekolah

(µ1µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2).

b. Menentukan Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi merupakan kesediaan dan keberanian peneliti

untuk secara maksimal mengambil resiko kesalahan dalam pengujian

hipotesis (Bunguin, 2011:192). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan taraf signifikansi sebesar α = 5% = 0,05 (two tailed). Jika

taraf signifikansi α = 0,05 (two tailed) maka data memiliki peluang

kesalahan sebesar 5% atau memiliki taraf kepercayaan sebesar 95%.

Penentuan taraf signifikansi ini perlu dilakukan agar mengetahui

seberapa peluang membuat resiko kesalahan dalam mengambil keputusan

menolak hipotesis (Siregar, 2013:70).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan dalam penelitian ini untuk menguji

apakah data berdistribusi normal atau tidak (Usman dan Akbar,

2008:109). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji One

Sample Kolmogorov Smirnow dengan menggunakan SPSS versi 20.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini jika dilihat dari rumusan masalah

kedua adalah:

H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal (data

tidak normal).

H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data normal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

73

Uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov

memiliki kriteria pengujian (Priyatno, 2013:38) yaitu:

1) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data

berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data tidak

berdistribusi normal.

d. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kesamaan varian

dalam objek (Siregar, 2013:167). Uji homogenitas dilakukan dengan cara

membandingkan varian tersebesar dengan varian terkecil. Taraf

signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Hipotesis statistik dalam

penelitian ini adalah:

H0 = Tidak ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data.

H1 = Ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data.

Penentuan homogenitas varian ditentukan dari harga Fhitung

dibandingkan dengan Ftabel. Jika Ftabel > Fhitung dan memiliki signifikansi

lebih dari 0,05 maka varian data yang dianalisis adalah homogen. Jika

Ftabel < Fhitung dan memiliki signifikansi kurang dari 0,05 maka varian data

yang dianalisis tidak homogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini

menggunakan Levene’s test pada program SPSS versi 20.

e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji Kruscal-Wallis. Uji hipotesis ini digunakan pada

analisis komparatif untuk menguji lebih dari dua sampel independent.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

74

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%. Hipotesis

statistik dalam penelitian ini yaitu:

H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas

V semester 2 SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat

akreditasi sekolah (µ1= µ2).

H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA siswa kelas V semester 2

SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi

sekolah (µ1≠ µ2).

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah:

1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya

tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester

2 SD se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

2) Jika harga sig (2-tailed) ≤ 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya

ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD

se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini membahas tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, hasil

analisis dan pembahasan penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 ini dilakukan di

SD Negeri se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Sekolah dasar yang

digunakan sebagai tempat penelitian ini sejumlah 28 SD. Penentuan SD ini

didasarkan pada kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2006/KTSP

serta atas kesedian sekolah sebagai tempat penelitian. Subjek penelitian ini

adalah siswa kelas V SD semester 2 (genap). Jumlah siswa kelas V di 28 SD

Negeri se-Kecamatan Sleman ada 832 siswa.

Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif deskriptif dengan

menggunakan metode survei. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes ini berbentuk soal pilihan

ganda sedangkan instrumen nontes berupa pedoman wawancara dan check

list. Agar suatu instrumen tes layak mengukur variabel yang sudah

ditentukan maka perlu melalui tahap validasi dan reliabilitas. Tahap validasi

ini meliputi validasi isi, validitas muka, dan validitas konstruksi.

Validitas isi ini dilakukan untuk melihat kesesuaian isi instrumen

dengan materi pelajaran. Validitas isi terhadap 50 soal pilihan ganda

dilakukan oleh empat ahli yaitu dua dosen dari Pendidikan Fisika Sanata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

76

Dharma dan dua guru kelas V sekolah dasar. Instrumen tes yang sudah

divalidasi oleh ahli selanjutnya melalui tahap uji validitas muka. Validitas

muka dilakukan di SD Negeri Candiroto 1 kepada 5 siswa untuk

mengerjakan instrumen soal yang sudah divalidasi oleh expert judgment

yaitu berjumlah 38 butir soal. Langkah selanjutnya adalah uji konstruksi

yang dilakukan di sekolah dasar di Kecamatan Sleman yang tidak

digunakan sebagai sampel penelitian. Instrumen soal diujikan kepada kelas

V sejumlah 45 siswa pada lima SD Negeri yang ada di Kecamatan Sleman.

Dari uji validitas konstruksi ini diperoleh soal-soal yang valid yaitu 21 soal.

Melalui pengujian reliabilitas diketahui bahwa semua soal yang valid

dinyatakan reliabel.

Proses pengambilan data dilakukan kurang lebih selama seminggu

yaitu antara tanggal 25–30 Mei 2015. Pengambilan data penelitian

dilakukan setelah mendapatkan izin dari 28 SD negeri yang digunakan

sebagai tempat penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan

menyebarkan instrumen soal di masing-masing SD. Sebelum menyebarkan

instrumen, peneliti membuat janji terlebih dulu dengan masing-masing guru

wali kelas V di SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Jika hari dan waktu sudah

ditentukan, peneliti datang ke SD dan memberikan instrumen kepada wali

kelas V. Melihat keterbatasannya waktu, peneliti tidak bisa menunggu

siswa-siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan dalam mengerjakan

instrumen soal. Peneliti beberapa kali menunggu sendiri siswa kelas V

dalam mengerjakan instrumen soal, namun selebihnya instrumen soal

diserahkan kepada guru wali kelas V untuk diujikan kepada siswa. Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

77

diberi waktu 90 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Pengujian

instrumen dilakukan sekali sampai mendapatkan jawaban dari siswa. Data

yang sudah terkumpul kemudian dikoreksi oleh peneliti dan kemudian

dianalisis.

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan aitem

berdasarkan tingkat keyakinan siswa. Selanjutnya jawaban siswa dihitung

dan dikelompokkan berdasarkan kategori “yakin benar” dan “ tidak yakin

benar”. Setelah itu deskripsi miskonsepsi IPA Fisika disajikan per

kompetensi dasar dan diperjelas dengan menggunakan diagram.

2. Deskripsi Responden Penelitian

Penelitian ini menggunakan siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman sebagai responden penelitian. Siswa yang menjadi

responden dalam penelitian ini diambil secara acak sehingga memiliki latar

belakang yang berbeda-beda seperti umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan

orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua. Sekolah dasar yang digunakan

sebagai tempat penelitian juga memiliki tingkat akreditasi yang berbeda

yaitu dari akreditasi A, B, hingga C. Informasi mengenai latar belakang

tersebut digunakan untuk melengkapi data-data responden penelitian. Begitu

juga dengan tingkat akreditasi sekolah penting diketahui karena digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika

kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman jika dilihat dari tingkat

akreditasi sekolah. Berikut data responden dapat dilihat pada tabel 4.1 di

bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

78

Tabel 4.1 Data Responden

No. Nama Sekolah Tingkat Akreditasi

Jumlah Responden A B C

1 SD N Keceme II A 9

2 SD N Pendowoharjo A 9

3 SD N Denggung A 16

4 SD N Jetisharjo A 11

5 SD N Sleman I A 11

6 SD N Ngangkrik A 10

7 SD N Sleman III A 22

8 SD N Pangukan A 9

9 SD N Kadisobo II A 10

10 SD N Panasan B 11

11 SD N Sidomulyo B 6

12 SD N Nyaen I B 9

13 SD N Murten B 8

14 SD N Dukuh I B 7

15 SD N Kadisobo I B 4

16 SD N Kadisobo III B 7

17 SD N Nyaen II B 4

18 SD N Jaban B 10

19 SD N Dukuh II B 8

20 SD N Mangunan B 5

21 SD N Sleman V B 11

22 SD N Sleman IV B 7

23 SD N Trimulyo B 3

24 SD N Triharjo B 22

25 SD N Tridadi B 9

26 SD N Caturharjo B 11

27 SD N Dalangan B 10

28 SD N Jetis Jogopaten C 2

Total 107 152 2 261

Persentase 41,00% 58,24% 0,77% 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sampel yang

digunakan dalam penelitian ini ada 261 siswa. Terdapat 107 siswa dari

sekolah dengan tingkat akreditasi A, 152 siswa dari sekolah dengan

akreditasi B, dan 2 siswa dari sekolah dengan tingkat akreditasi C.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

79

3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD

Negeri se-Kecamatan Sleman

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi untuk

mengetahui seberapa besar miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V se-

Kecamatan Sleman. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD dianalisis

berdasarkan jawaban siswa yang menjawab “salah” namun dengan

pernyataan “yakin benar”. Miskonsepsi IPA Fisika ternyata terdapat pada

setiap butir soal yang mewakili masing-masing kompetensi dasar 5.1, 5.2,

6.1, 6.2, dan 7.1. Berikut tabel 4.1 tentang data miskonsepsi IPA Fisika

siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Gambar 4.1 Persentase Data Miskonsepsi Siswa Kelas V

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa miskonsepsi IPA

Fisika terjadi pada semua aitem. Persentase yang tertinggi terlihat pada

aitem 16, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang IPA Fisika

di semester 2 pada konsep jenis-jenis batuan masih kurang. Sedangkan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Ait

em

1

Ait

em

2

Ait

em

3

Ait

em

4

Ait

em

5

Ait

em

6

Ait

em

7

Ait

em

8

Ait

em

9

Ait

em

10

Ait

em

11

Ait

em

12

Ait

em

13

Ait

em

14

Ait

em

15

Ait

em

16

Ait

em

17

Ait

em

18

Ait

em

19

Ait

em

20Miskonsepsi

Miskonsepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

80

miskonsepsi terendah dapat dilihat pada aitem 9 dan 10 menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa sudah paham tentang IPA Fisika yaitu pada

konsep pesawat sederhana. Pengelompokan aitem berdasarkan kompetensi

dasar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Pengelompokan Aitem Berdasarkan KD

Deskripsi data dalam penelitian ini disajikan lebih mendalam

berdasarkan kompetensi dasar yaitu KD 5.1, 5.2, 6.1, 6.2, dan 7.1. Deskripsi

data penelitian ini fokus pada miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V

SD di semester 2. Miskonsepsi siswa kelas V SD terhadap konsep IPA

Fisika dapat dilihat dari jawaban yang salah, namun siswa menjawab

dengan yakin benar.

a. Kompetensi dasar 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak

dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Kompetensi Dasar Nomor Aitem

Pilihan Ganda

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara

gaya, gerak dan energi melalui percobaan

(gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

1, 2

3, 4

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang

dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan

lebih cepat.

5, 6

7, 8

9, 10

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 11, 12

13, 14

6.2 Membuat suatu karya/model,

misalnya periskop atau lensa dari bahan

sederhana dengan menerapkan sifat-sifat

cahaya.

15, 19

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan.

16, 18

17, 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

81

Miskonsepsi siswa kelas V tentang konsep IPA Fisika pada KD 5.1 dapat

diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua indikator yaitu

5.1.1 dan 5.1.2. Aitem yang mewakili indikator 5.1.1 adalah aitem 1 dan

2, sedangkan aitem yang mewakili indikator 5.1.2 adalah aitem 3 dan 4.

Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 1, aitem 2,

aitem 3, dan aitem 4 diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran

di bawah ini.

Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 1

Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa aitem 1 merupakan

perwakilan dari indikator 5.1.1 yaitu tentang menyebutkan macam-

macam gaya melalui percobaan. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa

jawaban yang benar dari aitem 1 adalah D. Sebanyak 235 siswa

menjawab D dengan yakin benar yaitu sebuah kelereng digelindingkan di

atas tanah akan berhenti karena adanya pengaruh gaya gesek. Siswa yang

menjawab A, B, atau C maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa

yang menjawab aitem 1 dengan jawaban A, B, atau C dengan yakin

benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang

menjawab pilihan A, B, atau C dengan yakin benar ada 22 siswa. Pada

A 36%

B 9%

C 55%

Aitem 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

82

gambar 4.2 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi

pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 36% siswa menjawab

A yaitu sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti

karena adanya pengaruh gaya pegas. Selanjutnya 9% siswa menjawab B

yaitu sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena

adanya pengaruh gaya magnet. Sedangkan siswa yang menjawab C,

sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena

adanya pengaruh gaya gravitasi ada 55%. Siswa yang mengalami

miskonsepsi pada indikator 5.1.1 aitem 1 tergolong rendah yaitu sebesar

8%.

Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 2

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 2

adalah C. Sebanyak 214 siswa dengan yakin benar menjawab C yaitu

penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa air yang mengalir

dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Siswa yang menjawab A,

B, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab

aitem 2 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa

tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B,

A 53% B

30%

D 17%

Aitem 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

83

atau C dengan yakin benar ada 30 siswa. Pada gambar 4.2 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 53% siswa menjawab A yaitu penerapan

gaya gravitasi ditunjukan oleh peristiwa jarum kompas dapat

menunjukkan arah utara dan selatan. Selanjutnya 30% siswa menjawab B

yaitu pengaruh gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa Andi mengerem

sepedanya saat melewati turunan. Sedangkan siswa yang menjawab D,

peristiwa gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa orang yang sedang

berenang dapat bergerak maju ada 17%. Siswa yang mengalami

miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 2 sebesar 11%.

Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 3

Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa aitem 3 merupakan

perwakilan dari indikator 5.1.2 yaitu tentang mengidentifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi gaya. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa

jawaban yang benar dari aitem 3 adalah D. Sebanyak 144 siswa

menjawab D dengan yakin benar yaitu yang bukan termasuk cara

memperbesar gaya gesek adalah memperhalus permukaan benda. Siswa

yang menjawab A, B, atau C maka jawaban tersebut adalah salah. Jika

A 5%

B 26%

C 69%

Aitem 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

84

siswa yang menjawab aitem 3 dengan jawaban A, B, atau C dengan

dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa

yang menjawab pilihan A, B, atau C dengan yakin benar ada 81 siswa.

Pada gambar 4.4 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami

miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 5% siswa

menjawab A yaitu yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek

adalah melapisi permukaan benda dengan karet. Selanjutnya 26% siswa

menjawab B yaitu yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek

adalah memperhalus bidang permukaan. Sedangkan siswa yang

menjawab C, yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek adalah

memberi pul atau paku-pakuan pada sepatu sepak bola ada 69%. Siswa

yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 3 sebesar 31%.

Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 4

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 4

adalah B. Sebanyak 164 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu

yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah

benda cepat mengalami pelapukan. Siswa yang menjawab A, C, atau D

maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 4

A 13%

C 15%

D 72%

Aitem 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

85

dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D

dengan yakin benar ada 79 siswa. Pada gambar 4.5 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 13% siswa menjawab A yaitu yang bukan

termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah benda memiliki

berat. Selanjutnya 15% siswa menjawab C yaitu yang bukan termasuk

pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah benda jatuh ke bawah.

Sedangkan siswa yang menjawab D, yang bukan termasuk pengaruh

gaya gravitasi terhadap benda adalah permukaan air selalu datar ada

72%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 4

sebesar 30%.

b. Kompetensi dasar 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat

membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Miskonsepsi siswa

tentang konsep IPA Fisika pada KD 5.2 dapat diketahui dari jawaban 6

aitem soal yang mewakili tiga indikator yaitu 5.2.1, 5.2.2, dan 5.2.3.

Aitem yang mewakili indikator 5.2.1 adalah aitem 5 dan 6, indikator

5.2.2 diwakili oleh aitem 7 dan 8, sedangkan aitem yang mewakili

indikator 5.2.3 adalah aitem 9 dan 10. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi

IPA Fisika pada aitem 5, aitem 6, aitem 7, aitem 8, aitem 9, dan aitem 10

diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

86

Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 5

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 5

adalah B. Sebanyak 144 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu

gunting termasuk pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara

beban dan kuasa. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban

tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 5 dengan jawaban

A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami

miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin

benar ada 55 siswa. Pada gambar 4.5 dapat dilihat persentase siswa yang

mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah.

Sebesar 67% siswa menjawab A yaitu gunting termasuk pengungkit yang

bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Selanjutnya 24% siswa

menjawab C yaitu gunting termasuk pengungkit yang kuasanya terletak

di antara titik tumpu dan beban. Sedangkan siswa yang menjawab D

gunting termasuk pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan

titik tumpu ada 9%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator

5.2.1 aitem 5 sebesar 21%.

A 67%

C 24%

D 9%

Aitem 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

87

Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 6

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 6

adalah A. Sebanyak 165 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu

posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah

beban berada di antara titik tumpu dan kuasa. Siswa yang menjawab B,

C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab

aitem 6 dengan jawaban B, C, atau D dengan yakin benar maka siswa

tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan B, C,

atau D dengan yakin benar ada 57 siswa. Pada gambar 4.7 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 58% siswa menjawab B yaitu posisi titik

tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah titik

tumpu berada di antara beban dan kuasa. Selanjutnya 28% siswa

menjawab C yaitu posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak

beroda satu adalah kuasa berada di antara titik tumpu dan beban.

Sedangkan siswa yang menjawab D posisi titik tumpu, beban, dan kuasa

pada alat gerobak beroda satu adalah titik tumpu, beban, dan kuasa

B 58%

C 28%

D 14%

Aitem 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

88

berada pada satu tempat ada 14%. Siswa yang mengalami miskonsepsi

pada indikator 5.2.1 aitem 6 sebesar 22%.

Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 7

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 7

adalah A. Sebanyak 211 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu

alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah gunting. Siswa yang

menjawab B, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa

yang menjawab aitem 7 dengan jawaban dengan B, C, atau D dengan

yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang

menjawab pilihan B, C, atau D dengan yakin benar ada 27 siswa. Pada

gambar 4.8 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi

pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab

B yaitu alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah gerobak pasir.

Selanjutnya 33% siswa menjawab C yaitu alat yang termasuk tuas jenis

pertama adalah sekop. Sedangkan siswa yang menjawab D alat yang

termasuk tuas jenis pertama adalah pemecah kemiri ada 30%. Siswa yang

mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.2 aitem 7 sebesar 10%.

B 37%

C 33%

D 30%

Aitem 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

89

Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 8

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 8

adalah B. Sebanyak 144 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu

gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan kedua. Siswa yang

menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa

yang menjawab aitem 8 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin

benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang

menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 63 siswa. Pada

gambar 4.9 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi

pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 38% siswa menjawab

A yaitu gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan pertama.

Selanjutnya 1% siswa menjawab C yaitu gerobak beroda tiga adalah

contoh jenis tuas golongan ketiga. Sedangkan siswa yang menjawab D

gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan keempat ada 61%.

Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.2 aitem 8 sebesar

24%.

A 38%

C 1%

D 61%

Aitem 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

90

Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 9

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 9

adalah A. Sebanyak 233 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu

alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja pengungkit. Siswa

yang menjawab B, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika

siswa yang menjawab aitem 9 dengan jawaban B, C, atau D dengan

yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang

menjawab pilihan B, C, atau D dengan yakin benar ada 19 siswa. Pada

gambar 4.10 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi

pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab

B yaitu alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja katrol.

Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 9 dengan jawaban C

yaitu alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja gravitasi .

Sedangkan siswa yang menjawab D alat pembuka tutup botol

menggunakan prinsip kerja bidang miring ada 63%. Siswa yang

mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.3 aitem 9 sebesar 7%.

B 37%

C 0%

D 63%

Aitem 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

91

Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 10

Gambar 4.11 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

10 adalah C. Sebanyak 229 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu

lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan

bidang miring. Siswa yang menjawab A, B, atau D maka jawaban

tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 10 dengan

jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D

dengan yakin benar ada 17 siswa. Pada gambar 4.11 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 82% siswa menjawab A yaitu lintasan jalan

di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan roda berporos.

Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 10 dengan jawaban B

yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan

katrol. Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 10 dengan

jawaban D yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok

karena penerapan pengungkit. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada

indikator 5.2.3 aitem 10 sebesar 7%.

A 82%

B 18%

D 0%

Aitem 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

92

c. Kompetensi dasar 6.1 adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada KD 6.1 dapat

diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua indikator yaitu

6.1.1 dan 6.1.2. Aitem yang mewakili indikator 6.1.1 adalah aitem 11 dan

12, sedangkan aitem yang mewakili indikator 6.1.2 adalah aitem 13 dan

14. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 11, aitem

12, aitem 13 dan aitem 14 diperjelas dengan menggunakan diagram

lingkaran.

Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 11

Gambar 4.12 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

11 adalah B. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut

adalah salah. Sebanyak 111 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu

cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan

mendekati garis normal. Jika siswa yang menjawab aitem 11 dengan

jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D

dengan yakin benar ada 60 siswa. Pada gambar 4.12 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

A 12% C

14%

D 74%

Aitem 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

93

jawaban yang salah. Sebesar 12% siswa menjawab A yaitu cahaya

merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan

menjauhi garis normal. Selanjutnya 14% siswa menjawab C yaitu cahaya

merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan sejajar

garis normal. Sedangkan siswa yang menjawab D, cahaya merambat dari

udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan berlawanan arah

dengan garis normal ada 74%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada

indikator 6.1.1 aitem 11 sebesar 23%.

Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 12

Gambar 4.13 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

12 adalah C. Sebanyak 139 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu

peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah

terbentuknya pelangi setelah hujan. Siswa yang menjawab A, B, atau D

maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 12

dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D

dengan yakin benar ada 88 siswa. Pada gambar 4.13 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

A 24%

B 61%

D 15%

Aitem 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

94

jawaban yang salah. Sebesar 24% siswa menjawab A yaitu peristiwa

yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah sorotan lampu

kendaraan bermotor pada malam hari. Selanjutnya 61% siswa menjawab

B yaitu peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah

rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca. Sedangkan

siswa yang menjawab D, peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya

merambat lurus adalah sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu

ada 15%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.1 aitem

12 sebesar 34%.

Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 13

Gambar 4.14 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

13 adalah B. Sebanyak 195 siswa menjawab B yaitu ketika seseorang

sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin

(sama) dengan jarak dengan cermin. Siswa yang menjawab A, C, atau D

maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 13

dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D

dengan yakin benar ada 44 siswa. Pada gambar 4.14 dapat dilihat

A 32%

C 57%

D 11%

Aitem 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

95

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 32% siswa menjawab A yaitu ketika

seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan

cermin (lebih jauh) dengan jarak dengan cermin. Selanjutnya 57% siswa

menjawab C yaitu ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar,

maka jarak benda dengan cermin (dekat) dengan jarak dengan cermin.

Sedangkan siswa yang menjawab D, ketika seseorang sedang bercermin

pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin (sangat dekat)

dengan jarak dengan cermin ada 11%. Siswa yang mengalami

miskonsepsi pada indikator 6.1.2 sebesar 17%.

Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 14

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

14 adalah C. Sebanyak 59 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu

sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung

adalah nyata dan terbalik. Siswa yang menjawab A, B, atau D maka

jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 4 dengan

jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D

A 50%

B 21%

D 29%

Aitem 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

96

dengan yakin benar ada 116 siswa. Pada gambar 4.15 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 50% siswa menjawab A yaitu sifat

bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah

semu, tegak, dan diperkecil. Selanjutnya 21% siswa menjawab B yaitu

sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung

adalah nyata, tegak, dan diperkecil. Sedangkan siswa yang menjawab D,

sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung

adalah semu, tegak, dan diperbesar ada 29%. Siswa yang mengalami

miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 14 sebesar 44%.

d. Kompetensi dasar 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop

atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada KD 6.2 dapat

diketahui dari jawaban 2 aitem soal yang mewakili satu indikator yaitu

6.2.1. Aitem yang mewakili indikator 6.2.1 adalah aitem 15 dan 19.

Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 15, aitem 19

diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran di bawah ini.

Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 15

A 38%

C 13%

D 49%

Aitem 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

97

Gambar 4.16 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

15 adalah B. Sebanyak 128 siswa menjawab B yaitu alat yang arah

pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak

harus berada di dapen mata disebut (periskop). Siswa yang menjawab A,

C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab

aitem 15 dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa

tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C,

atau D dengan yakin benar ada 97 siswa. Pada gambar 4.16 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 38% siswa menjawab A yaitu alat yang arah

pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak

harus berada di depan mata disebut (lup). Selanjutnya 13% siswa

menjawab C yaitu alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan

sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata

disebut (kacamata). Sedangkan siswa yang menjawab D, alat yang arah

pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak

harus berada di depan mata disebut (mikroskop) ada 48%. Siswa yang

mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 15 sebesar 37%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

98

Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 19

Gambar 4.17 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

19 adalah C. Sebanyak 110 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu

pada pembuatan periskop bahan utama yang digunakan adalah (kotak

pasta gigi dan cermin). Siswa yang menjawab A, B, atau D maka

jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 19

dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D

dengan yakin benar ada 97 siswa. Pada gambar 4.17 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 12% siswa menjawab A yaitu pada

pembuatan periskop bahan utama yang digunakan adalah (gunting dan

lem). Selanjutnya 25% siswa menjawab B yaitu pada pembuatan

periskop bahan utama yang digunakan adalah (karton dan isolasi).

Sedangkan siswa yang menjawab D, pada pembuatan periskop bahan

utama yang digunakan adalah (cermin dan lem) ada 63%. Siswa yang

mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 19 sebesar 37%.

A 12%

B 25% D

63%

Aitem 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

99

e. Kompetensi dasar 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah

karena pelapukan. Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada

KD 7.1 dapat diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua

indikator yaitu 7.1.1 dan 7.1.2. Aitem yang mewakili indikator 7.1.1

adalah aitem 16 dan 18, sedangkan indikator 7.1.2 diwakili oleh aitem 17

dan 20. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 16,

aitem 18, aitem 17 dan aitem 20 diperjelas dengan menggunakan diagram

lingkaran di bawah ini.

Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 16

Gambar 4.18 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

16 adalah D. Sebanyak 32 siswa menjawab D yaitu batuan sedimen

adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan

mineral dalam air sungai. Siswa yang menjawab A, B, atau C maka

jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 16

dengan jawaban A, B, atau C dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau C

dengan yakin benar ada 151 siswa. Pada gambar 4.18 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

A 26%

B 46%

C 27%

Aitem 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

100

jawaban yang salah. Sebesar 26% siswa menjawab A yaitu batuan

sedimen adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.

Selanjutnya 27% siswa menjawab B yaitu batuan sedimen adalah batuan

yang terbentuk dari proses pengendapan magma. Sedangkan siswa yang

menjawab C, batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena

peningkatan tekanan dan suhu ada 46%. Siswa yang mengalami

miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 16 sebesar 58%.

Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 18

Gambar 4.19 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

18 adalah A. Sebanyak 17 siswa menjawab A yaitu ciri-ciri batuan basal

adalah (1) memiliki warna hijau keabu-abuan, (2) berasal dari magma,

(3) berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah. Siswa yang

menjawab B, C atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa

yang menjawab aitem 18 dengan jawaban B, C atau D dengan yakin

benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang

menjawab pilihan B, C atau D dengan yakin benar ada 129 siswa. Pada

gambar 4.19 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi

pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 40% siswa menjawab

B 40%

C 27%

D 33%

Nomor 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

101

B yaitu ciri-ciri batuan basal adalah (1) memiliki warna hijau keabu-

abuan, (2) berasal dari magma, dan (4) memiliki rongga-rongga kecil.

Selanjutnya 27% siswa menjawab C yaitu ciri-ciri batuan adalah (2)

berasal dari magma, (3) berasal dari endapan hasil pelapukan batuan

tanah, dan (4) memiliki rongga-rongga kecil. Sedangkan siswa yang

menjawab D, ciri-ciri batuan adalah ciri-ciri batuan adalah (1) memiliki

warna hijau keabu-abuan, (3) berasal dari endapan hasil pelapukan

batuan tanah, dan (5) terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus ada

33%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 18

sebesar 49%.

Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 17

Gambar 4.20 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

17 adalah A. Sebanyak 151 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu

pelapukan fisis adalah proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu,

hujan, dan angin. Siswa yang menjawab B, C, atau D maka jawaban

tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 17 dengan

jawaban B, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut

mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan B, C, atau D

B 37%

C 54%

D 9%

Aitem 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

102

dengan yakin benar ada 54 siswa. Pada gambar 4.20 dapat dilihat

persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab B yaitu pelapukan

fisis adalah pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup.

Selanjutnya 54% siswa menjawab C yaitu pelapukan fisis adalah

pelapukan yang menghasikan perubahan zat mineral pembentuk batuan.

Sedangkan siswa yang menjawab D pelapukan fisis adalah proses

pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air ada 9%. Siswa yang

mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.2 aitem 17 sebesar 21%.

Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 20

Gambar 4.21 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem

20 adalah B. Sebanyak 119 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu

pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena perubahan suhu yang

drastis. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut

adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 20 dengan jawaban A, C,

atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi.

Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 126

siswa. Pada gambar 4.21 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami

A 10%

C 25%

D 65%

Aitem 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

103

miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 10%

siswa menjawab A yaitu pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena

getaran permukaan bumi. Selanjutnya 25% siswa menjawab C yaitu

pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena terbenturnya batuan satu

sama lain karena angin. Sedangkan siswa yang menjawab D pengaruh

paparan sinar matahari ada 65%. Siswa yang mengalami miskonsepsi

pada indikator 6.1.2 aitem 20 sebesar 48%.

4. Perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD

Negeri Dilihat dari Tingkat Akreditasi Sekolah.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS versi 20. Suatu data

dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi hitung

lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Sebaliknya jika nilai

signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 maka data

tidak berdistribusi normal. Hipotesis statistik dalam penelitian ini

adalah:

H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal

(data tidak normal)

H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data

normal)

Pengambilan keputusan uji normalitas ini berdasarkan kriteria

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

104

1) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data

berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data

tidak berdistribusi normal.

Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat selengkapnya dengan

gambar kurva histogram tentang tingkat akreditasi dan skor siswa.

Kurva histogram tentang tingkat akreditasi dapat dilihat pada gambar

4.22.

Gambar 4.22 Kurva Histogram Tingkat Akreditasi

Berdasarkan gambar 4.22 dapat diketahui bahwa kurva

histogram tentang akreditasi memiliki bentuk yang tidak normal. Hal

ini dapat dilihat dari kurva yang lebih condong ke arah kiri dan tidak

seimbang dengan kanan. Kurva histogram tentang akreditasi

menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Selanjutnya

gambar kurva histogram tentang skor siswa dapat dilihat pada

gambar 4.23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

105

Gambar 4.23 Kurva Histogram Skor Siswa

Berdasarkan gambar 4.23 dapat diketahui bahwa kurva

histogram tentang skor siswa juga memiliki bentuk kurva yang tidak

normal. Hal ini dapat dilihat dari kurva yang lebih condong ke arah

kanan dan tidak seimbang dengan yang kiri. Kurva histogram

tentang skor siswa menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi

normal.

Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

No. Kategori Nilai Sig (2 –

tailed) Keterangan

1 Tingkat

akreditasi 0,000

Data tidak berdistribusi

normal

2 Skor 0,043 Data tidak berdistribusi

normal

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai sig 2–tailed pada tingkat

akreditasi adalah 0,000 hal ini berarti nilai signifikansinya kurang

dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi

normal. Hal yang sama terjadi pada data skor yang memiliki sig 2 –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

106

tailed sebesar 0,043 hal ini berarti nilai signifikansinya kurang dari

0,05 (0,043<0,05) sehingga dapat disimpulkan data tidak

berdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas maka

analisis menggunakan statistik non-parametrik.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk melihat adanya kesamaan

varian dalam objek. Taraf signifikansi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 0,05. Uji homogenitas dilakukan dengan uji

Levene’s pada SPSS versi 20. Hasil perhitungan uji homogenitas

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas

Kategori Sig 2 tailed Keterangan

Skor 0,005 Tidak homogen

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,005

kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Hasil perhitungan ini

diperoleh kesimpulan bahwa data penelitian tidak homogen.

c. Uji Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih perlu

diuji kebenarannya, oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini

juga perlu diuji kebenarannya dengan melakukan uji hipotesis. Uji

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji H atau uji Kruscal-

Wallis dengan bantuan SPSS versi 20. Hipotesis statistik untuk

melakukan uji hipotesis ini adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

107

H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas

V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari

tingkat akreditasi sekolah.

H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas

V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari

tingkat akreditasi sekolah.

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji

hipotesis ini adalah:

a. Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak,

artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa

kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat

dari tingkat akreditasi sekolah.

b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima,

artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V

semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari

tingkat akreditasi sekolah.

Hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan uji Kruscal-

Wallis dengan bantuan SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis

Kategori Sig 2 tailed Keterangan

Skor 0,028 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel 4.5 hasil perhitungan uji hipotesis

menggunakan Kruscal-Wallis nilai signifikansi adalah 0,028. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

108

menunjukkan bahwa nilai signifikansi hitung lebih kecil dari taraf

signifikansi α = 0,05. Pada kriteria pengambilan keputusan uji

hipotesis jika harga sig (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak atau H1

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Sehingga

ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD

Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi A,

akreditasi B, maupun akreditasi C.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pemahaman konsep siswa yang rendah pada suatu mata pelajaran dapat

disebabkan oleh adanya miskonsepsi. Miskonsepsi menurut Suparno (2005:8)

merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Miskonsepsi

dapat disebabkan oleh siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar

(Suparno, 2005:29). Oleh karena itu miskonsepsi pada siswa perlu dideteksi

dan diteliti agar konsepsi siswa yang salah dapat diperbaiki.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika siswa

kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dan mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen soal pilihan ganda

yang sebelumnya telah diujikan kepada siswa kelas V semester 2 SD Negeri

se-Kecamatan Sleman. Instrumen soal yang digunakan sebagai alat pengumpul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

109

data penelitian berjumah 20 soal. Instrumen soal pilihan ganda yang telah

melalui tahap uji validitas dan uji reliabilitas kemudian diujikan kepada 261

siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Data yang telah

terkumpul kemudian dianalisis untuk melihat miskonsepsi IPA Fisika siswa

kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada KD 5.1 tentang gaya,

gerak dan energi melalui percobaan, KD 5.2 tentang pesawat sederhana, KD

6.1 tentang sifat-sifat cahaya, KD 6.2 penerapan sifat cahaya dalam suatu

karya/model, dan KD 7.1 pembentukan tanah. Data miskonsepsi IPA Fisika

siswa kelas V diperoleh dari jawaban siswa yang menjawab salah, namun

dijawab dengan yakin benar.

Pada kompetensi dasar 5.1 diwakili oleh indikator 5.1.1 dan 5.1.2.

Indikator 5.1.1 tentang menyebutkan macam-macam gaya, pada aitem 1

menunjukkan bahwa sebesar 8% siswa mengalami miskonsepsi pada gaya

gesek. Masih pada indikator yang sama, aitem 2 menunjukkan bahwa sebesar

11% siswa mengalami miskonsepsi pada gaya gravitasi. Indikator 5.1.2 tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi gaya, pada aitem 3 menunjukkan bahwa

sebesar 31% siswa mengalami miskonsepsi pada faktor yang mempengaruhi

gaya gesek. Sedangkan aitem 4 menunjukkan bahwa sebesar 30% siswa

mengalami miskonsepsi pada faktor yang mempengaruhi gaya gravitasi. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumya yang dilakukan oleh

Pujayanto, dkk (2007) yang menyatakan bahwa siswa kelas V mengalami

miskonsepsi pada pada konsep gaya. Miskonsepsi IPA Fisika juga terjadi pada

konsep gaya gravitasi hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

110

Rohman dan Winanto (2007) bahwa siswa kelas V mengalami miskonsepsi

pada konsep gaya gravitasi.

Pada kompetensi dasar 5.2 diwakili oleh indikator 5.2.1, 5.2.1, dan 5.2.3.

Indikator 5.2.1 tentang ciri-ciri pesawat sederhana, pada aitem 5 menunjukkan

bahwa sebesar 21% siswa mengalami miskonsepsi pada letak titik tumpu,

beban, dan kuasa gunting. Masih pada indikator yang sama, aitem 6

menunjukkan bahwa sebesar 22% siswa mengalami miskonsepsi pada letak

titik tumpu, beban, dan kuasa gerobak berdoa satu. Indikator 5.2.2 tentang

contoh jenis tuas, pada aitem 7 menunjukkan bahwa sebesar 10% siswa

mengalami miskonsepsi pada tuas jenis pertama. Sedangkan aitem 8

menunjukkan bahwa sebesar 24% siswa mengalami miskonsepsi pada tuas

jenis kedua. Indikator 5.2.3 tentang penerapan pesawat sederhana dalam

kehidupan sehari hari, pada aitem 9 menunjukkan bahwa sebesar 7% siswa

mengalami miskonsepsi pada penerapan prinsip kerja pengungkit. Sedangkan

aitem 10 menunjukkan bahwa sebesar 7% siswa mengalami miskonsepsi pada

penerapan prinsip bidang miring.

Pada kompetensi dasar 6.1 diwakili oleh indikator 6.1.1 dan 6.1.2.

Indikator 6.1.1 tentang sifat-sifat cahaya, pada aitem 11 menunjukkan bahwa

sebesar 23% siswa mengalami miskonsepsi pada pembiasan cahaya. Masih

pada indikator yang sama, aitem 12 menunjukkan bahwa sebesar 34% siswa

mengalami miskonsepsi pada sifat cahaya yang merambat lurus. Indikator 6.1.2

tentang sifat bayangan pada cermin, pada aitem 13 menunjukkan bahwa

sebesar 17% siswa mengalami miskonsepsi pada cermin datar. Sedangkan

aitem 14 menunjukkan bahwa sebesar 44% siswa mengalami miskonsepsi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

111

cermin cekung. Miskonsepsi yang ditemukan dalam penelitian ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya oleh Pujayanto, dkk (2007) yaitu siswa

mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya.

Pada kompetensi dasar 6.2 diwakili oleh indikator 6.2.1. Indikator 6.1.1

tentang karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, pada aitem 15

menunjukkan bahwa sebesar 37% siswa mengalami miskonsepsi pada alat

periskop. Masih pada indikator yang sama, aitem 19 menunjukkan bahwa

sebesar 37% siswa mengalami miskonsepsi pada bahan utama pembuatan

model periskop sederhana.

Pada kompetensi dasar 7.1 diwakili oleh indikator 7.1.1 dan 7.1.2.

Indikator 7.1.1 tentang jenis-jenis batuan, pada aitem 16 menunjukkan bahwa

sebesar 58% siswa mengalami miskonsepsi pada proses pembentukan batuan

sedimen. Masih pada indikator yang sama, aitem 18 menunjukkan bahwa

sebesar 49% siswa mengalami miskonsepsi pada ciri-ciri batuan basal.

Indikator 7.1.2 tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan, pada aitem 17

menunjukkan bahwa sebesar 21% siswa mengalami miskonsepsi pada

pelapukan fisis. Sedangkan aitem 20 menunjukkan bahwa sebesar 48% siswa

mengalami miskonsepsi pada pelapukan batuan di gurun pasir.

Berdasarkan persentase miskonsepsi pada masing-masing aitem dapat

diketahui bahwa persentase miskonsepsi terendah terjadi pada aitem 9 dan

aitem 10 tentang penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan persentase miskonsepsi yang tinggi terlihat pada aitem 16, aitem

18, aitem 20, dan aitem 14 tentang proses pembentukan batuan sedimen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

112

pelapukan, dan sifat-sifat cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa miskonsepsi

tertinggi terjadi pada konsep sifat-sifat cahaya dan jenis-jenis batuan.

Pada penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis tentang perbedaan

miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman

dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Uji hipotesis dilakukan setelah melalui

tahap uji normalitas dan uji homogenitas data. Pada pengujian normalitas data

peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 20

dan diperoleh kesimpulan bahwa data tidak berdistribusi normal karena nilai

signifikansi data akreditasi (0,000) dan data skor siswa (0,005) yang artinya

kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Hasil uji homogenitas data

menunjukkan bahwa data penelitian tidak homogen. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini dilakukan dengan statistik non-parametrik. Hal ini berdasarkan

data penelitian tidak masuk dalam syarat pengujian dengan menggunakan

statistik parametrik yaitu data harus berdistribusi normal dan homogen.

Peneliti menggunakan uji Kruscal-Wallis atas dasar pertimbangan data

penelitian berbentuk data ordinal dan merupakan hipotesis komparatif (lebih

dari dua sampel). Hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji

Kruscal-Wallis diperoleh nilai signifikansi 0,028. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05 (0,028 < 0,05).

Pada kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis jika harga sig (2-tailed) <

0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Ada perbedaan

miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

113

Sleman dilihat dari tingkat akreditasi A, akreditasi B, maupun akreditasi C.

Peneliti melihat bahwa perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V dilihat dari

tingkat akreditasi sekolah didasarkan pada penelitian sebelumnya Khafid dan

Barokah (2005) yang menyatakan bahwa akreditasi sekolah mempengaruhi

prestasi siswa. Prestasi siswa juga dipengaruhi oleh adanya pemahaman

konsep-konsep yang baik dari siswa sehingga kemungkinan terjadinya

miskonsepsi sangat kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

114

BAB V

PENUTUP

Pada Bab V ini peneliti membahas tentang kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran dalam penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-

sifat cahaya, penerapan cahaya dalam suatu karya/model (periskop), jenis-

jenis batuan dan pembentukan tanah karena pelapukan. Miskonsepsi

tertinggi terjadi pada konsep jenis-jenis batuan yaitu sebesar 58%.

2. Ada perbedaan mikonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Artinya, terdapat

perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah A (sangat baik),

akreditasi B (baik), maupun akreditasi C (cukup).

B. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga peneliti

mengungkapkan keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Instrumen soal pilihan ganda hanya menggunakan pernyataan “yakin benar

atau tidak yakin benar” untuk menentukan miskonsepsi siswa, namun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

115

dapat menggali lebih dalam alasan siswa memilih jawaban dan pernyataan

dalam instrumen soal tersebut.

2. Instrumen penelitian yang berisi 20 soal pilihan ganda kurang

merepresentasikan miskonsepsi pada keseluruhan konsep IPA Fisika yang

ada di kelas V semester 2.

3. Kebenaran data yang diberikan oleh responden kurang bisa dikontrol

karena peneliti tidak bisa menunggu semua siswa yang mengerjakan

instrumen soal.

C. Saran

Peneliti memberikan beberapa saran berdasarkan keterbatasan dalam

penelitian yang dilakukan.

1. Instrumen soal pilihan ganda dapat ditambahkan dengan alasan, sehingga

siswa dapat menulis mengapa siswa dapat memilih jawaban tersebut.

2. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian tentang miskonsepsi,

instrumen soal yang akan digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi dapat

ditambah jumlahnya atau menggunakan instrumen lainnya seperti instrumen

esai.

3. Penelitian yang selanjutnya dapat memilih beberapa sekolah saja sehingga

peneliti dapat mengontrol kebenaran data yang diberikan oleh responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

116

DAFTAR REFERENSI

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Azimiyawati, C. (2008). IPA salingtemas 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas dan filsafat pendidikan.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Berg, E. V. D. (1991). Miskonsepsi fisika dan remidiasi. Salatiga: UKDW.

Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif: komunikasi, ekonomi, dan

kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia

(KBBI). Jakarta: Gramedia.

Hamalik, O. (2005). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Khafid dan Barokah. (2005). Pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru

mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

(Diakses tanggal 10 Desember 2015).

Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:

Penerbit PPM.

Mahdi, A. (2014). Panduan praktis menyusun skripsi, tesis, dan disertasi.

Bandung: ALVABETA cv.

Mahmud. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mulyana. (2007). Kurukulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Norika, M.T. (2014). Pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya pada siswa di

empat sekolah menengah atas swasta di Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Permendiknas. (2005). Nomor 29 pasal 1 tentang badan akreditasi nasional

sekolah/madrasah. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik & non parametrik dengan

SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

117

Pujayanto, Budiharti, Waskita, dan Raharjo. (2007). Profil miskonsepsi siswa SD

pada konsep gaya dan cahaya. seminar lokakarya pendidikan biologi FKIP

UNS 18 Juli 2009. (Diakses tanggal 18 Agustus 2015).

Pujayanto. (2006). Miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru SD. (Diakses tanggal 18

Agustus 2015).

Rohman dan Winanto. (2007). Miskonsepsi siswa kelas V SD N Sidorejo Lor 04

Salatiga tentang gaya grafitasi dan pembelajaran remediasi. (Diakses

tanggal 18 Agustus 2015).

Saehana dan Kasim. (2007). Studi awal miskonsepsi mekanika pada guru fisika

SMA di Kota Palu. (Diakses tanggal 18 Agustus 2015).

Sangadji. (2010). Metodologi penelitian-pendekaan praktis dalam penelitian.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks.

Siregar, S. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian. Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: dilengkapi perbandingan

perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

ALVABETA.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sulistyowati, S. (2009). Ilmu pengetahuan alam 5: untuk sekolah dasar kelas V.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyanto, H. (2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Suparno, P. (2005). Metode penelitian pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Suryanto dan Hewindati. (2002). Pemahaman murid sekolah dasar (SD) terhadap

konsep-konsep ilmu pengetahuan alam (IPA) berbasis biologi: suatu

diagnosis adanya miskonsepsi. (Diakses 6 September 2015).

Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, H. dan Akbar. (2008). Pengantar statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

118

Winarti dan Winarto. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD Kelas V. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Zaqiah, Q.Y. (2013). (Implementasi pembelajaran berbasis kemampuan otak

(Barain Based Learning) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa (studi kuasi eksperimen pada siswa sekolah dasar di kota Bandung).

(Diakses 5 September 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

119

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

120

Lampiran 1a

Surat Izin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

121

Lampiran 1b

Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari UPT Pelayanan

Pendidikan Kecamatan Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

122

Lampiran 1c

Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari Salah Satu SD di

Kecamatan Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

123

Lampiran 2

HASIL REKAP NILAI EXPERT JUDGEMENT

INSTRUMEN PILIHAN GANDA

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

1 3 4 3 2 3

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan

macam-macam gaya

Validator 4

Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet,

dan gosok.

2 3 4 2 2 2.75

Validator 1

Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh

subjek, dan mengganti alternatif pegasnya Validator 2

Percobaan diganti dengan peristiwa

Validator 3

Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang

digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena

Validator 4

Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”,

karena itu ada dalam kehidupan sehari-hari.

3 2 4 2 4 3

Validator 1

Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat

miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang

salah. Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat

mengelompokan salah satu jenis gaya

Validator 4

-

4 3 4 4 3 3.5

Validator 1

Kalimat soalnya tidak baik Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

5 2 4 4 3 3.25

Validator 1

Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena

mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak Validator 2

-

Validator 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

124

-

Validator 4

-

6 1 4 1 4 2.5

Validator 1

Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat

membuat siswa pandai bingung. Validator 2

-

Validator 3

Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang di

dorong bergerak karena apa….

Validator 4

-

7 1 4 4 3 3

Validator 1

Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat

mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana

Validator 4

-

8 3 4 4 2 3.25

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

9 4 4 4 2 3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata

yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar

disamping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah

10 3 4 4 4 3.75

Validator 1

Soal penting atau tidak diberikan. Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

11 3 4 4 1 3

Validator 1

Gambar tidak jelas

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat

mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana

Validator 4

Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

125

mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi,

menjadi:

a. I & IV

b. II & I

c. III & II

d. IV & III

12 3 4 4 4 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

13 4 4 4 4 4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

14 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

15 4 4 4 4 4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

16 3 4 4 3 3.5

Validator 1

Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti

apa Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

17 1 4 4 2 2.75

Validator 1

Salah dalam menulis kunci jawaban

Validator 2 Kunci jawaban diganti C bukan B

Validator 3

-

Validator 4

Apa iya jawabannya B?

18 2 4 3 - 2.5 Validator 1

Gambar tidak jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

126

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan

penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Gambar kurang jelas

Validator 4

Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2

prinsip bidang miring & pengungkit.

19 1 - 4 3 3

Validator 1

Membingungkan Validator 2

Kunci jawaban diganti B bukan A

Validator 3

-

Validator 4

-

20 2 4 4 4 3.5

Validator 1

Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah

jawab karena kalimatnya. Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

21 1 - 4 1 0.5

Validator 1

Membingungkan Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Soal sama dengan no. 19

22 1 - 4 1 0.5

Validator 1

Membingungkan Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Soal sama dengan no. 19

23 3 4 4 4 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

24 3 4 4 3 3.5

Validator 1

Kalimat harus diperbaiki Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

127

-

25 3 4 4 4 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

26 4 4 4 4 4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

27 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

28 1 - 4 4 3.25

Validator 1

Membingungkan

Validator 2

Kunci jawaban A bukan C

Validator 3

-

Validator 4

-

29 4 4 3 2 3.25

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah

terlalu kecil atau terlalu jauh

Validator 4

Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi:

“untuk melihat benda angkasa ….

30 1 4 4 2 2.75

Validator 1

Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa

mereka membuatnya. Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

31 3 4 4 3 3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

128

-

Validator 4

-

32 4 4 4 2 3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

33 3 4 4 4 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

34 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

35 4 4 3 4 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

36 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

37 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

Diganti hurufnya

Validator 3

-

Validator 4

-

38 3 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

129

-

39 1 4 4 4 3.25

Validator 1

Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan

lagi. Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

40 4 4 4 4 4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

41 4 4 4 4 4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

42 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

43 3 4 3 4 3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat

sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik

disebut tanah

Validator 4

-

44 3 4 4 4 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

45 4 4 4 4 4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

130

-

Validator 4

-

46 3 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

47 3 4 4 3 3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat

kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43

48 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng

merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan

49 4 4 4 3 3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat

mendiskripsikan struktur permukaan bumi

Validator 4

“Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi”

dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun

bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”.

50 4 4 4 4 3

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa

dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi

Validator 4

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

131

Lampiran 3

INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA

UJI EMPIRIS

Nama :..................................

Kelas :..................................

Sekolah :..................................

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang

benar.

II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban!

Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu

pilih)

Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang

kamu pilih)

1. Perhatikan gambar berikut!

Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel

pada paku besar karena adanya gaya … .

a. gravitasi

b. magnet

c. gesek

d. pegas

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

2. Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada

pengaruh gaya … .

a. pegas

b. magnet

c. gravitasi

d. gesek

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

3. Perhatikan pernyataan berikut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

132

1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan.

2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan.

3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju

Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

4. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .

a. benda memiliki berat

b. benda cepat mengalami pelapukan

c. benda jatuh ke bawah

d. permukaan air selalu datar

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

5. Perhatikan pernyataan di bawah ini!

1. Melapisi permukaan benda dengan karet

2. Memperluas bidang permukaan

3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola

4. Memperhalus permukaan benda

Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

6. Cara memperkecil gesekan antara poros sumbu dan roda mobil adalah dengan

memasang ... .

a. sekrup

b. laker

c. ruji-ruji

d. ban

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

7. Cermati sifat-sifat roda berikut ini!

1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil

2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

133

3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar

4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil

Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ...

a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 1 dan 4

d. 2 dan 3

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

8. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu,

beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... .

a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa

b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa

c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban

d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

9. Perhatikan gambar berikut!

Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... .

a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa

b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa

c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban

d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

10. Perhatikan gambar berikut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

134

Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... .

a. I

b. II

c. III

d. IV

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

11. Perhatikan gambar berikut!

Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu

nomor … .

a. I dan II

b. II dan III

c. III dan I

d. IV dan III

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

12. Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... .

a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap

b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan

c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas

d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

13. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … .

a. Gunting

b. gerobak pasir

c. sekop

d. pemecah biji

Yakin Benar

IV

V

I

III

II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

135

Tidak Yakin Benar

14. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … .

a. pertama

b. kedua

c. ketiga

d. keempat

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

15. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop

di atas ditunjukkan oleh nomor … .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

16. Perhatikan gambar berikut!

1

2

3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

136

Alat pembuka tutup botol seperti gambar di atas menggunakan prinsip kerja

… .

a. pengungkit

b. katrol

c. gravitasi

d. bidang miring

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

17. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis

penerapan … .

a. roda berporos

b. katrol

c. bidang miring

d. pengungkit

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

18. Saat membuka kancing baju, kita menggunakan prinsip kerja pesawat

sederhana berupa ... .

a. pengungkit

b. roda dan poros

c. katrol

d. bidang miring

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

19. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan

dibiaskan dengan arah ... .

a. menjauhi garis normal

b. mendekati garis normal

c. sejajar garis normal

d. berlawanan arah dengan garis normal

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

20. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang

tidak menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... .

a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari

b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca

c. terbentuknya pelangi setelah hujan

d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

21. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi

cahaya. Dispersi cahaya adalah ... .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

137

a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna

b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan

c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan

d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

22. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda

dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin.

a. lebih jauh

b. sama

c. dekat

d. sangat dekat

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

23. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... .

a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya

b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa

c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul

d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan

tersebut tidak terdapat cahaya pantul

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

24. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… .

a. semu, tegak, dan diperkecil

b. semu, tegak, dan diperbesar

c. nyata dan terbalik

d. nyata, tegak, dan diperkecil

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

25. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung

adalah ... .

a. semu, tegak, dan diperkecil

b. nyata, tegak, dan diperkecil

c. nyata dan terbalik

d. semu, tegak, dan diperbesar

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

138

26. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka

cahaya akan dibiaskan mendekati … .

a. garis horizontal

b. garis vertikal

c. garis normal

d. garis lurus

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

27. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang

dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … .

a. lup

b. periskop

c. kacamata

d. mikroskop

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

28. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … .

a. gunting dan lem

b. karton dan isolasi

c. kotak pasta gigi dan cermin

d. cermin dan lem

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

29. Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … .

a. bola lampu

b. kardus

c. karet gelang

d. air

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

30. Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan … .

a. kandungan mineralnya

b. tempat ditemukannya

c. kegunaannya

d. proses pelapukannya

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

31. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut !

1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

139

2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin

3. Tidak mengandung banyak gas

4. Terbentuk dari endapan air sungai.

Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... .

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 2, dan 4

c. 2, 3, dan 4

d. 1, 3, dan 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

32. Batuan sedimen adalah ... .

a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku

b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma

c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu

d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam

air sungai

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

33. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini.

1. memiliki warna hijau keabu-abuan

2. Berasal dari magma

3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah

4. memiliki rongga-rongga kecil

5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus

Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 2, dan 4

c. 2, 3, dan 4

d. 1, 3, dan 5

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

34. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... .

a. getaran permukaan bumi

b. perubahan suhu yang drastis

c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin

d. pengaruh paparan panas sinar matahari

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

35. Pelapukan fisis adalah ... .

a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin

b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

140

c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan

d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

36. Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... .

a. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan

b. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman

c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut

d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

37. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan

penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... .

a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi

b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi

c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi

d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

38. Perhatikan gambar berikut!

Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... .

a. A

b. B

c. C

d. D

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

141

Lampiran 4

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PILIHAN GANDA

Total

Total

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 45

aitem1

Pearson Correlation .a

Sig. (2-tailed) .

N 45

aitem2

Pearson Correlation ,179

Sig. (2-tailed) ,239

N 45

aitem3

Pearson Correlation ,173

Sig. (2-tailed) ,257

N 45

aitem4

Pearson Correlation ,478**

Sig. (2-tailed) ,001

N 45

aitem5

Pearson Correlation ,421**

Sig. (2-tailed) ,004

N 45

aitem6 Pearson Correlation ,248

Sig. (2-tailed) ,101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

142

N 45

aitem7

Pearson Correlation ,371*

Sig. (2-tailed) ,012

N 45

aitem8

Pearson Correlation ,581**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

aitem9

Pearson Correlation ,510**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

aitem10

Pearson Correlation ,432**

Sig. (2-tailed) ,003

N 45

aitem11

Pearson Correlation ,415**

Sig. (2-tailed) ,005

N 45

aitem12

Pearson Correlation -,043

Sig. (2-tailed) ,780

N 45

aitem13

Pearson Correlation ,434**

Sig. (2-tailed) ,003

N 45

aitem14

Pearson Correlation ,356*

Sig. (2-tailed) ,016

N 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

143

aitem15

Pearson Correlation ,267

Sig. (2-tailed) ,076

N 45

aitem16

Pearson Correlation ,456**

Sig. (2-tailed) ,002

N 45

aitem17

Pearson Correlation ,174

Sig. (2-tailed) ,253

N 45

aitem18

Pearson Correlation ,031

Sig. (2-tailed) ,840

N 45

aitem19

Pearson Correlation ,078

Sig. (2-tailed) ,608

N 45

aitem20

Pearson Correlation ,341*

Sig. (2-tailed) ,022

N 45

aitem21

Pearson Correlation -,001

Sig. (2-tailed) ,993

N 45

aitem22

Pearson Correlation ,500**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

aitem23 Pearson Correlation ,430**

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

144

Sig. (2-tailed) ,003

N 45

aitem24

Pearson Correlation ,430**

Sig. (2-tailed) ,003

N 45

aitem25

Pearson Correlation ,395**

Sig. (2-tailed) ,007

N 45

aitem26

Pearson Correlation ,296*

Sig. (2-tailed) ,049

N 45

aitem27

Pearson Correlation ,587**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

aitem28

Pearson Correlation ,282

Sig. (2-tailed) ,060

N 45

aitem29

Pearson Correlation ,222

Sig. (2-tailed) ,143

N 45

aitem30

Pearson Correlation -,034

Sig. (2-tailed) ,824

N 45

aitem31 Pearson Correlation ,057

Sig. (2-tailed) ,711

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

145

N 45

aitem32

Pearson Correlation ,057

Sig. (2-tailed) ,711

N 45

aitem33

Pearson Correlation ,209

Sig. (2-tailed) ,169

N 45

aitem34

Pearson Correlation ,239

Sig. (2-tailed) ,114

N 45

aitem35

Pearson Correlation ,487**

Sig. (2-tailed) ,001

N 45

aitem36

Pearson Correlation ,111

Sig. (2-tailed) ,469

N 45

aitem37

Pearson Correlation ,432**

Sig. (2-tailed) ,003

N 45

aitem38

Pearson Correlation ,212

Sig. (2-tailed) ,162

N 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

146

Lampiran 5

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PILIHAN GANDA

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,787 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

147

Lampiran 6

INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA

UJI PENELITIAN

Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!

Identitas Siswa

Nama : .................................................................

Umur : .................................................................

Jenis kelamin : .................................................................

Nama Sekolah : .................................................................

No Absen : .................................................................

Identitas Orang tua

Nama Orang tua : .................................................................

Pekerjaan Orang tua : .................................................................

Pendidikan terakhir Orang tua : .................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

148

Nama :......................................

Kelas :......................................

Sekolah :......................................

No. Absen :......................................

III. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang

benar.

IV. Lingkarilah point ( ) yakin atau tidak yakin di bawah jawaban!

Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu

pilih)

Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang

kamu pilih)

Selamat Mengerjakan!

1. Sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti, hal ini terjadi

karena ada pengaruh gaya … .

a. pegas

b. magnet

c. gravitasi

d. gesek

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

2. Perhatikan pernyataan berikut!

1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan.

2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan.

3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju

Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!

1. Melapisi permukaan benda dengan karet

2. Memperluas bidang permukaan

3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola

4. Memperhalus permukaan benda

Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

149

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

4. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .

a. benda memiliki berat

b. benda cepat mengalami pelapukan

c. benda jatuh ke bawah

d. permukaan air selalu datar

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

5. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu,

beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... .

a. pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa

b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa

c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban

d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

6. Perhatikan gambar berikut!

Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... .

a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa

b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa

c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban

d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

7. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … .

a. gunting

b. gerobak pasir

c. sekop

d. pemecah biji

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

150

8. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … .

a. pertama

b. kedua

c. ketiga

d. keempat

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

9. Perhatikan gambar berikut!

Alat pembuka tutup botol seperti gambar di atas menggunakan prinsip kerja

… .

a. pengungkit

b. katrol

c. gravitasi

d. bidang miring

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

10. Lintasan jalan aspal di perbukitan dibuat berkelok-kelok, hal ini merupakan

jenis penerapan … .

a. roda berporos

b. katrol

c. bidang miring

d. pengungkit

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

11. Apabila cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya tersebut

akan dibiaskan ... .

a. menjauhi garis normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

151

b. mendekati garis normal

c. sejajar garis normal

d. berlawanan arah dengan garis normal

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

12. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang

tidak menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah ... .

a. sorotan lampu kendaraan bermotor pada malam hari

b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca

c. terbentuknya pelangi setelah hujan

d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

13. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda

dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin.

a. lebih jauh

b. sama

c. dekat

d. sangat dekat

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

14. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung

adalah ... .

a. semu, tegak, dan diperkecil

b. nyata, tegak, dan diperkecil

c. nyata dan terbalik

d. semu, tegak, dan diperbesar

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

15. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang

dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … .

a. lup

b. periskop

c. kacamata

d. mikroskop

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

16. Batuan sedimen adalah ... .

a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku

b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

152

c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu

d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam

air sungai

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

17. Pelapukan fisis adalah ... .

a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin

b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup

c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan

d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

18. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini!

1. memiliki warna hijau keabu-abuan

2. berasal dari magma

3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah

4. memiliki rongga-rongga kecil

5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus

Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 2, dan 4

c. 2, 3, dan 4

d. 1, 3, dan 5

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

19. Pada pembuatan model periskop bahan utama yang digunakan adalah … .

a. gunting dan lem

b. karton dan isolasi

c. kotak pasta gigi dan cermin

d. cermin dan lem

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

20. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... .

a. getaran permukaan bumi

b. perubahan suhu yang drastis

c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin

d. pengaruh paparan panas sinar matahari

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

153

Lampiran 7

HASIL PEKERJAAN SISWA DALAM

UJI PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

158

Lampiran 8

REKAPITULASI DATA PENELITIAN INSTRUMEN PILIHAN GANDA

Kode Nomor Aitem

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Kec 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 10

Kec 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 11

Kec 3 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 13

Kec 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 11

Kec 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12

Kec 6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 12

Kec 7 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12

Kec 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16

Kec 9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 10

PS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 14

PS 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10

PS 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 13

PS 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 13

PS 5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 11

PS 6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10

PS 7 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13

PS 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16

PS 9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 12

PS 10 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 12

PS 11 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 13

SM 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 10

SM 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4

SM 3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11

SM 4 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 12

SM 5 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 9

SM 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11

NYI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7

NYI 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 15

NYI 1 3 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 9

NYI 1 4 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 9

NYI 1 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 14

NYI 1 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 15

NYI 1 7 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 11

NYI 1 8 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 11

NYI 1 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 16

PJ 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

159

PJ 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 16

PJ 3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12

PJ 4 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 11

PJ 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 9

PJ 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 13

PJ 7 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12

PJ 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 11

PJ 9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16

MT 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 11

MT 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 10

MT 3 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 8

MT 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 12

MT 5 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 11

MT 6 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10

MT 7 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 8

MT 8 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11

DK1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7

DK1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 10

DK1 3 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11

DK1 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14

DK1 5 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 13

DK1 6 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 14

DK1 7 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 14

KD1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 9

KD1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11

KD1 3 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 10

KD1 4 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 11

DG 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 12

DG 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 15

DG 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 13

DG 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 13

DG 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 16

DG 6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13

DG 7 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13

DG 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 14

DG 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 17

DG 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 16

DG 11 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 13

DG 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 14

DG 13 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 14

DG 14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15

DG 15 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10

DG 16 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

160

KD3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 15

KD3 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 14

KD3 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15

KD3 4 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 11

KD3 5 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 10

KD3 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 16

KD3 7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 12

JP 5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11

JP 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15

NY2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8

NY2 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4

NY2 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6

NY2 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 9

JB 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11

JB 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11

JB 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 15

JB 4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 11

JB 5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 12

JB 6 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 13

JB 7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 11

JB 8 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 10

JB 9 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 12

JB 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 15

DK2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 13

DK2 2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

DK2 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4

DK2 4 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 9

DK2 5 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

DK2 6 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6

DK2 7 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 8

DK2 8 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4

JH 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10

JH 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 11

JH 3 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12

JH 4 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 12

JH 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 18

JH 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 12

JH 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18

JH 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 16

JH 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 15

JH 10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 13

JH 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12

MG 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

161

MG 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 11

MG 3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14

MG 4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15

MG 5 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 12

SL1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 9

SL1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 10

SL1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 16

SL1 4 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12

SL1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 15

SL1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 17

SL1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 14

SL1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 18

SL1 9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 13

SL1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 17

SL1 11 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 9

NG 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 9

NG 2 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 8

NG 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 12

NG 4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 14

NG 5 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 11

NG 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 13

NG 7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11

NG 8 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 13

NG 9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 11

NG 10 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 13

SL5 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 10

SL5 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11

SL5 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 13

SL5 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12

SL5 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12

SL5 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 11

SL5 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 13

SL5 8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12

SL5 9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9

SL5 10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 9

SL5 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 14

SL4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9

SL4 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5

SL4 3 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5

SL4 4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9

SL4 5 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 8

SL4 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 11

SL4 7 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

162

TM 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6

TM 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 10

TM 3 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 9

TH 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8

TH 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 11

TH 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 14

TH 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 8

TH 5 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14

TH 6 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 11

TH 7 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 13

TH 8 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 13

TH 9 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 9

TH 10 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14

TH 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 16

TH 12 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 13

TH 13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10

TH 14 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 6

TH 15 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 11

TH 16 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 12

TH 17 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 9

TH 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 14

TH 19 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 12

TH 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17

TH 21 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 10

TH 22 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 10

SL3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 12

SL3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 14

SL3 3 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 10

SL3 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11

SL3 5 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 11

SL3 6 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 10

SL3 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 15

SL3 8 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16

SL3 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 13

SL3 10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 13

SL3 11 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 13

SL3 12 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 9

SL3 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 16

SL3 14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12

SL3 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 14

SL3 16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 15

SL3 17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 12

SL3 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

163

SL3 19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 14

SL3 20 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13

SL3 21 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 14

SL3 22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 10

PG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 16

PG 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 14

PG 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 15

PG 4 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 11

PG 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 14

PG 6 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15

PG 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16

PG 8 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 11

PG 9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 16

TD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 15

TD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 15

TD 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 16

TD 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 15

TD 5 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 10

TD 6 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 12

TD 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13

TD 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14

TD 9 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16

CH 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16

CH 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16

CH 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16

CH 4 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11

CH 5 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15

CH 6 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14

CH 7 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 8

CH 8 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 9

CH 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17

CH 10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16

CH 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17

DL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17

DL 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 15

DL 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16

DL 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 16

DL 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16

DL 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12

DL 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 14

DL 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 15

DL 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 15

DL 10 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

164

KD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 18

KD 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 16

KD 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16

KD 2 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 15

KD 2 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 15

KD 2 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16

KD 2 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 15

KD 2 8 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15

KD 2 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18

KD 2 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

165

Lampiran 9

PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 5.1

N

o. Indikator

Nomor

butir

soal

Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase

1

5.1.1

Menyebut

kan

macam-

macam

gaya

1 D. Gesek

A. pegas 8 3,07%

Yakin benar 8 3,07%

Tidak yakin

benar 0 0,00%

B. magnet 2 0,77%

Yakin benar 2 0,77%

Tidak yakin

benar 0 0,00%

C.gravitasi 12 4,60%

Yakin benar 12 4,60%

Tidak yakin

benar 0 0,00%

D. gesek 239 91,57%

Yakin benar 235 90,04%

Tidak yakin

benar 4 1,53%

2 C. 3

A.1 20 7,66%

Yakin benar 16 6,13%

Tidak yakin

benar

4 1,53%

B. 2 9 3,45%

Yakin benar 9 3,45%

Tidak yakin

benar

0 0,00%

C. 3 225 86,21%

Yakin benar 214 81,99%

Tidak yakin

benar

11 4,21%

D. 4 7 2,68%

Yakin benar 5 1,92%

Tidak yakin

benar

2 0,77%

2

5.1.2

Mengiden

tifikasi

faktor-

faktor

yang

mempeng

aruhi

gaya

3 D. 4

A. 1 28 10,73%

Yakin benar 24 9,20%

Tidak yakin

benar

4 1,53%

B. 2 25 9,58%

Yakin benar 21 8,05%

Tidak yakin

benar

4 1,53%

C. 3 58 22,22%

Yakin benar 56 21,46%

Tidak yakin

benar

2 0,77%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

166

D. 4 150 57,47%

Yakin benar 144 55,17%

Tidak yakin

benar

6 2,30%

4

B. benda cepat

mengalami

pelapukan

A. benda

memiliki berat 13

4,98%

Yakin benar 10 3,83%

Tidak yakin

benar 3 1,15%

B. benda cepat

mengalami

pelapukan

164 62,84%

Yakin benar 140 53,64%

Tidak yakin

benar 24 9,20%

C. benda jauh

ke bawah 16 6,13%

Yakin benar 12 4,60%

Tidak yakin

benar 4 1,53%

D. permukaan

air selalu datar 68

26,05%

Yakin benar 57 21,84%

Tidak yakin

benar 11 4,21%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

167

Lampiran 10

PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 5.2

N

o Indikator

Nomor

butir

soal

Kunci

Jawaban Jawaban siswa Jumlah Persentase

1

5.2.1

Mengidenti

fikasi ciri-

ciri pesawat

sederhana

5

B.

pengungkit

yang titik

tumpunya

terletak di

antara

beban dan

kuasa

A. Pengungkit

yang titik

bebannya terletak

di antara titik

tumpu dan titik

kuasa

58 22,22%

Yakin benar 37 14,18%

Tidak yakin benar 21 8,05%

B. pengungkit

yang titik

tumpunya terletak

di antara beban

dan kuasa

167 63,98%

Yakin benar 144 55,17%

Tidak yakin benar 23 8,81%

C. Pengungkit

yang titik

kuasanya terletak

di antara titik

tumpu dan titik

beban

23 8,81%

Yakin benar 13 4,98%

Tidak yakin benar 10 3,83%

D. Pengungkit

yang titik

bebannya terletak

di antara titik

kuasa dan titik

tumpu

13 4,98%

Yakin benar 5 1,93%

Tidak yakin benar 8 3,07%

6

A. beban

berada di

antara titik

tumpu dan

kuasa

A. beban berada

di antara titik

tumpu dan kuasa

165 63,22%

Yakin benar 140 53,64%

Tidak yakin benar 25 9,58 %

B. titik tumpu

berada di antara

beban dan kuasa

58

22,22%

Yakin benar 33 12,64%

Tidak yakin benar 25 9,58%

C. kuasa berada

di antara titik

tumpu dan beban

28

10,73%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

168

Yakin benar 16 6,13%

Tidak yakin benar 12 4,60%

D. titik tumpu,

beban, dan kuasa

berada pada satu

tempat

10

3,83%

Yakin benar 8 3,07%

Tidak yakin benar 2 0,77%

2

5.2.2

Menyebutk

an contoh

jenis tuas

atau

pengungkit

jenis

pertama

7 A. gunting

A. gunting 211 80,84%

Yakin benar 199 76,25%

Tidak yakin benar 12 4,60%

B. gerobak pasir 25 9,58%

Yakin benar 10 3,83%

Tidak yakin benar 15 5,75%

C. sekop 11 4,21%

Yakin benar 9 3,45%

Tidak yakin benar 2 1,15%

D. Pemecah biji 14 5,36%

Yakin benar 8 3,07%

Tidak yakin benar 6 2,30%

8 B. kedua

A. pertama 37 14,18%

Yakin benar 23 8,81%

Tidak yakin benar 14 5,36%

B. kedua 166 63,60%

Yakin benar 144 55,17%

Tidak yakin benar 22 8,43%

C. ketiga 55 21,07%

Yakin benar 39 14,94%

Tidak yakin benar 15 5,75%

D. keempat 2 0,77%

Yakin benar 1 0,38%

Tidak yakin benar 1 0,38%

3

5.2.3

Menyebutk

an

penerapan

pesawat

sederhana

dalam

kehidupan

sehari-hari

9 A.

pengungkit

A. pengungkit 239 91,57%

Yakin benar 233 87,27%

Tidak yakin benar 6 2,30%

B. katrol 8 2,68%

Yakin benar 7 2,68%

Tidak yakin benar 1 0,38%

C. gravitasi 0 0,00%

Yakin benar 0 0,00%

Yakin tidak benar 0 0,00%

D. bidang miring 14 5,36%

Yakin benar 12 4,60%

Tidak yakin benar 2 0,77%

10 C. bidang

miring

A. roda berporos 20 7,66%

Yakin benar 14 5,36%

Tidak yakin benar 6 2,30%

B. katrol 4 1,53%

Yakin benar 3 1,15%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

169

Tidak yakin benar 1 0,38%

C. bidang miring 237 90,80%

Yakin benar 229 87,74%

Tidak yakin benar 8 3,07%

D. pengungkit 0 0,00%

Yakin benar 0 0,00%

Tidak yakin benar 0 0,00%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

170

Lampiran 11

PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 6.1

N

o Indikator

Nomor

butir

soal

Kunci

Jawaban Jawaban siswa Jumlah Persentase

1

6.1.1

Menyebutkan

sifat-sifat

cahaya

11

B.

mendekati

garis normal

A. menjauhi

garis normal 67

25,67%

Yakin benar 39 14,94%

Tidak yakin

benar 28 10,73%

B. mendekati

garis normal 163 62,45%

Yakin benar 111 42,53%

Tidak yakin

benar 52 19,92%

C. sejajar garis

normal 13 4,98%

Yakin benar 10 3,83%

Tidak yakin

benar 3 1,15%

D. berlawanan

arah dengan

garis normal

18 6,90%

Yakin benar 11 4,21%

Tidak yakin

benar 7

2,68%

12

C.

terbentuknya

pelangi

setelah hujan

A. sorotan

lampu

kendaraan

bermotor pada

malam hari

27 10,34%

Yakin benar 21 8,05%

Tidak yakin

benar 6 2,30%

B. rambatan

cahaya

matahari yang

menembus

genting kaca

62 23,75%

Yakin benar 54 20,69%

Tidak yakin

benar 8 3,07%

C.

terbentuknya

pelangi setelah

hujan

154 59,00%

Yakin benar 138 52,87%

Tidak yakin

benar 16 6,13%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

171

D. sorotan

lampu senter

ketika sedang

mati lampu

18 6,90%

Yakin benar 13 4,98%

Tidak yakin

benar 5 1,92%

2

6.1.2

Menjelaskan

sifat bayangan

pada cermin

13 B. sama

A. lebih jauh 20 8,43% Yakin benar 14 4,98% Tidak yakin

benar 6

3,45%

B. sama 209 80,84% Yakin benar

195 75,10%

Tidak yakin

benar 14

5,75%

C. dekat 25 9,58% Yakin benar 21 8,05% Tidak yakin

benar 4

1,53%

D. sangat dekat 6 2,30% Yakin benar 5 1,92% Tidak yakin

benar 1

0,38%

14 C. nyata dan

terbalik

A. semu, tegak,

dan diperkecil 91

34,87%

Yakin benar 58 22,22%

Tidak yakin

benar 33 12,64%

B. nyata, tegak,

dan diperkecil 34

13,03%

Yakin benar 24 9,20%

Tidak yakin

benar 10 3,83%

C. nyata dan

terbalik 83 31,80%

Yakin benar 59 22,61%

Tidak yakin

benar 24 9,20%

D. semu, tegak,

dan diperbesar 53

20,31%

Yakin benar 34 13,03%

Tidak yakin

benar 19 7,28%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

172

Lampiran 12

PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 6.2

No Indikator

Nomor

butir

soal

Kunci

Jawaban

Jawaban

siswa Jumlah Persentase

1

6.2.1

Mengetahui

alat dan bahan

yang

digunakan

untuk

membuat

karya/model

yang

menerapkan

sifat-sifat

cahaya

15 B. periskop

A. lup 48 18,39%

Yakin benar 37 14,18%

Tidak yakin

benar

11 4,21%

B. periskop 128 49,04%

Yakin benar 103 39,46%

Tidak yakin

benar

25 9,58%

C. kacamata 22 8,43%

Yakin benar 13 4,98%

Tidak yakin

benar

9 3,45%

D.

mikroskop

63 24,14%

Yakin benar 47 18,01%

Tidak yakin

benar

16 6,13%

19

C. kotak pasta

gigi dan

cermin

A. gunting

dan lem

17 6,51%

Yakin benar 12 4,60%

Tidak yakin

benar

5 1,92%

B. karton

dan isolasi

34 13,03%

Yakin benar 24 9,20%

Tidak yakin

benar

10 3,83%

C. kontak

pasta gigi

dan cermin

128 49,04%

Yakin benar 110 42,15%

Tidak yakin

benar

18 6,90%

D. cermin

dan lem

82 31,42%

Yakin benar 61 23,37%

Tidak yakin

benar

21 8,05%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

173

Lampiran 13

PERSENTASE JAWABAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR 7.1

N

o Indikator

Nomor

butir soal

Kunci

Jawaban Jawaban siswa Jumlah Persentase

1

7.1.1

Menggolongkan

jenis-jenis

batuan

16

D. batuan

yang

terbentuk dari

proses

pengendapan

umpur dan

mineral

dalam air

sungai

A. batuan

yang

terbentuk

dari magma

yang

membeku

71 27,20%

Yakin benar 40 15,33%

Tidak yakin

benar 31 11,88%

B. batuan

yang

terbentuk

dari proses

pengendapan

magama

91 34,87%

Yakin benar 70 26,82%

Tidak yakin

benar 21 8,05%

C. batuan

yang

terbentuk

karena

mengalami

proses

pengendapan

magma

61 23,37%

Yakin benar 41 15,71%

Tidak yakin

benar 20 7,66%

D. batuan

yang

terbentuk

dari proses

pengendapan

umpur dan

mineral

dalam air

sungai

38 14,56%

Yakin benar 32 12,26%

Tidak yakin

benar 6 2,30%

18 A. 1, 2, dan 3

A. 1, 2, dan 3 34 13,03%

Yakin benar 17 6,51%

Tidak yakin

benar 17 6,51%

B. 1, 2, dan 4 93 35,63%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

174

Yakin benar 52 19,92%

Tidak yakin

benar 41 15,71%

C. 2, 3, dan 4 61 23,37%

Yakin benar 35 13,41%

Tidak yakin

benar 26 9,96%

D. 1, 3, dan 5 73 27,97%

Yakin benar 42 16,09%

Tidak yakin

benar 31 11,88%

2

7.1.2

Menjelaskan

proses

pembentukan

tanah karena

pelapukan

17

A. proses

pelapukan

batuan karena

pengaruh

suhu, hujan,

dan angin

A. proses

pelapukan

batuan

karena

pengaruh

suhu, hujan,

dan angin

184 70,50%

Yakin benar 151 57,85%

Tidak yakin

benar 33 12,64%

B. pelapukan

yang terjadi

karena peran

makhuk

hidup

29 11,11%

Yakin benar 20 7,66%

Tidak yakin

benar 9 3,45%

C. pelapukan

yang

menghasilkan

perubahan

zat mineral

pembentuk

bantuan

41 15,71%

Yakin benar 29 11,11%

Tidak yakin

benar 12 4,60%

D. proses

pelapukan

batuan

karena hujan

deras dan

arus air

7 2,68%

Yakin benar 5 1,92%

Tidak yakin

benar 2 0,77%

20

B. perubahan

suhu yang

drastis

A. getaran

permukaan

bumi

16 6,13%

Yakin benar 13 4,98%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

175

Tidak yakin

benar 3 1,15%

B. perubahan

suhu yang

drastis

120 45,98%

Yakin benar 119 45,59%

Tidak yakin

benar 1 0,38%

C.

terbenturnya

batuan satu

sama lain

karena angin

35 13,41%

Yakin benar 31 11,88%

Tidak yakin

benar 4 1,53%

D. pengaruh

paparan sinar

matahari

90 34,48%

Yakin benar 82 31,42%

Tidak yakin

benar 8 3,07%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

176

Lampiran 14

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH SD NEGERI DI

KECAMATAN SLEMAN

No. Nama Sekolah Alamat Kecamatan

1 SD N Keceme II Keceme Sleman

2 SD N Pendowoharjo Palagan Rejondani Sleman

3 SD N Denggung Bangunrejo Sleman

4 SD N Jetisharjo Jl. Ronggowarsito

No. 9

Sleman

5 SD N Sleman I Jl. Kap. Haryadi Sleman

6 SD N Ngangkrik Jl. Letkol Subadri Sleman

7 SD N Sleman III Srimulyo Sleman

8 SD N Pangukan Ngemplak Sleman

9 SD N Kadisobo II Jogokerten Sleman

10 SD N Panasan Panasan Sleman 11 SD N Sidomulyo Sidomulyo Sleman

12 SD N Nyaen I Nyaen Sleman 13 SD N Murten Murten Sleman 14 SD N Dukuh I Dukuh Sleman

15 SD N Kadisobo I Kadisobo Sleman

16 SD N Kadisobo III Jogokerten Sleman

17 SD N Nyaen II Nyaen Sleman 18 SD N Jaban Jaban Sleman 19 SD N Dukuh II Dukuh Sleman

20 SD N Mangunan Mangunan Sleman 21 SD N Sleman V Krapyak Sleman

22 SD N Sleman IV Srimulyo Sleman

23 SD N Trimulyo Balong Sleman

24 SD N Triharjo Jl. Bhayangkara 17 Sleman 25 SD N Tridadi Pangukan Sleman

26 SD N Caturharja Sanggrahan Sleman 27 SD N Dalangan Dalangan Sleman 28 SD N Jetis Jogopaten Jetis Jogopaten Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

177

Lampiran 15

DATA TINGKAT AKREDITASI SEKOLAH

No. Nama Sekolah Tingkat Akreditasi

A B C

1 SD N Keceme II √

2 SD N Pandawaharja √

3 SD N Denggung √

4 SD N Jetisharjo √

5 SD N Sleman I √

6 SD N Ngangkrik √

7 SD N Sleman III √

8 SD N Pangukan √

9 SD N Kadisobo II √

10 SD N Panasan √

11 SD N Sidomulyo √

12 SD N Nyaen I √

13 SD N Murten √

14 SD N Dukuh I √

15 SD N Kadisobo I √

16 SD N Kadisobo III √

17 SD N Nyaen II √

18 SD N Jaban √

19 SD N Dukuh II √

20 SD N Mangunan √

21 SD N Sleman V √

22 SD N Sleman IV √

23 SD N Trimulyo √

24 SD N Triharjo √

25 SD N Tridadi √

26 SD N Caturharja √

27 SD N Dalangan √

28 SD N Jetisjogopaten √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

178

Lampiran 16

HASIL UJI NORMALITAS SOAL PILIHAN GANDA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Akreditasi Skor

N 261 261

Normal Parametersa,b

Mean 1,64 61,3602

Std. Deviation ,498 14,97975

Most Extreme

Differences

Absolute ,396 ,086

Positive ,271 ,063

Negative -,396 -,086

Kolmogorov-Smirnov Z 6,398 1,386

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,043

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

179

Lampiran 17

HASIL UJI HIPOTESIS

KRUSCAL WALLIS

Ranks

Akreditasi N Mean Rank

Skor

A 97 146,91

B 162 121,28

C 2 146,50

Total 261

Test Statisticsa,b

Skor

Chi-Square

df

Asymp. Sig.

7,153

2

,028

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Akreditasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

180

Lampiran 18

TABEL KREJCIE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

181

Lampiran 19

DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN

Siswa kelas V di SD Negeri Caturharjo

saat mengerjakan instrumen soal

Siswa kelas V di SD Negeri Caturharjo

setelah mengerjakan instrumen soal

Siswa kelas V di SD Panasan pada saat

uji empiris

Siswa kelas V di SD Sleman III saat

mengerjakan instrumen soal

Siswa kelas V di SD Sleman V saat uji

empiris

Siswa kelas V di SD Jetisharjo saat uji

empiris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD … · perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

182

BIODATA PENELITI

Yosephin Maynanda Tri Pamungkas, lahir di Sleman

pada tanggal 18 Mei 1994 dari pasangan Bapak

Bernardus Priyono dan Ibu Yohana Adriana. Peneliti

menempuh pendidikan dasar di SD Pendulan Baru yaitu

tahun 2000-2006. Pendidikan menengah pertama

ditempuh di SMP Negeri 1 Sedayu dan lulus tahun 2009.

Selanjutnya peneliti melanjutkan ke sekolah menengah

atas di SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu dan

dinyatakan lulus pada tahun 2012. Peneliti melanjutkan pendidikannya ke

perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma tahun 2012. Peneliti tercatat sebagai

mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan

di PGSD, peneliti mengikuti kegiatan seperti seminar, PGSD Choir, dan

kepanitian. Pada tahun 2014 peneliti pernah ikut tergabung dalam panitia PPKM

II sebagai co-fasilitator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI