PENDAHULUAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan,
memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional.
Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Penulisan mengenai metode di bawah ini tidak mengikuti suatu urutan
tertentu, tetapi dilakukan secara acak. Diungkapkan pula kapan baiknya metode tersebut
dilaksanakan serta keunggulan dan kekurangan metode tersebut.
B. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Mengajar
Beberapa prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi
pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut harus berdasarkan pada
penetapan. Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai dalam proses belajar
mengajar, maka seorang pengajar perlu memperhatikan beberapa pertimbangan berikut :
1. Tujuan Pembelajaran
Yang dimaksud dengan tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan pengajaran. Kaitan
metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa metode sebagai
cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang akan kita gunakan
banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran
disini menyangkut kemampuan yang harus dimilki warga belajar setelah selesai
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Bloom (1956) diungkapkan bahwa kemampuan yang terdapat pada tujuan
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar
dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Tahapan untuk ranah kognitif yaitu menyangkut : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintetis dan evaluasi. Tahapan untuk ranah afektif yaitu menyangkut penerimaan,
memberikan respon, penilaian, organisasi dan pemeranan. Tahapan untuk ranah
1
psikomotor yaitu persepsi kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, complex overt
response. Penyesuaian dan organisasi.
Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah
mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis metode pembelajaran. Ketepatan
pemilihan metode akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat
mencapai tingkat efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan yang bersifat
menyatakan tidak usah menggunakan variasi metode yang terlalu rumit, tetapi misalnya
cukup menggunakan metode yang hanya untuk menyampiakan informasi. Tetapi
sebaliknya apbila kemampuan belajar yang diharapkan itu menyangkut psikomotor yang
tinggi maka harus menggunakan variasi metode yang sekiranya warga belajar dapat
menampilkan/mempraktekan kemampuan tertentu.
2. Karakter Peserta Didik
Memahami karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi
kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak dan
masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar dan
mengajar tidak dapat berjalan dengan baik apabila kita tidak saling mengenal dengan
peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal nama-nama dari peserta
didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari murid-muridnya.
Dengan demikian, sangat dimungkinkan terdapat beraneka ragam tipe belajar di
dalamnya. Alangkah tidak bijak jika pengajar hanya menggunakan satu metode mengajar
saja secara monoton dalam setiap KBM-nya. Dengan kata lain, pengajar tersebut
terindikasi hanya mengakomodasi salah satu dari sekian banyak tipe belajar siswanya.
Untuk itu, pengajar profesional adalah pengajar yang mengajar dengan multimetode
dan multigaya. Namun demikian, penerapan multimetode pengajaran tidak bisa
sembarangan. Pengajar profesional tetap harus melakukan pengidentifikasian dahulu
terhadap tipe-tipe belajar siswanya. Pengidentifikasian ini pada awalnya bisa
menyulitkan, namun akan menjadi mudah jika telah terbiasa. Berikut adalah sedikit
panduan mengidentifikasi tipe-tipe belajar siswa melalui pengenalan ciri dan sifatnya.
2
a. Tipe Visual
Bagi siswa yang bertipe belajar visual, yang memegang peranan penting adalah
mata/ penglihatan visual, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan pengajar
sebaiknya lebih banyak/ dititikberatkan pada peragaan/ media, ajak mereka ke obyek-
obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat
peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
Ciri-ciri Tipe Belajar Visual :
Bicara agak cepat,
Mementingkan penampilan dalam berpakaian/ presentasi,
Tidak mudah terganggu oleh keributan,
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar,
Lebih suka membaca dari pada dibacakan,
Pembaca cepat dan tekun,
Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih
kata-kata,
Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato,
Lebih suka musik dari pada seni,
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya,
Mengingat dengan Asosiasi Visual.
b. Tipe Auditif
Siswa yang bertipe auditif mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga
(alat pendengarannya).
3
Ciri-ciri Tipe Belajar Auditif :
Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri,
Penampilan rapi,
Mudah terganggu oleh keributan,
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada
yang dilihat,
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan,
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca,
Biasanya ia pembicara yang fasih,
Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya,
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik,
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual,
seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain,
Berbicara dalam irama yang terpola,
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.
c. Tipe Motorik
Siswa yang bertipe belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri Tipe Belajar Kinestetik :
Berbicara perlahan,
Penampilan rapi,
4
Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan,
Belajar melalui memanipulasi dan praktek,
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat,
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca,
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita,
Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh
saat membaca,
Menyukai permainan yang menyibukkan,
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada
di tempat itu,
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka,
Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
3. Karakter Pengajar
Dalam proses belajar mengajar, pengajar mempunyai tugas mendorong, membimbing,
dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai keberhasilan pengajaran.
Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar,
pengajar harus dapat menerapkan suatu cara untuk tercapainya tujuan tersebut. Pengajar
dituntut untuk dapat menggunakan berbagai metode, baik secara tunggal maupun
bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan yang akan dicapainya.
Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahannya. Suatu metode yang
baik bagi seorang pengajar, belum tentu baik untuk pengajar yang lain di dalam
menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkai metode yang efektif maka
seorang pengajar harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan kelemahan dari
masing-masing tersebut.
5
Berdasarkan kemampuan pengajar dalam menggunakan dan memilih metode
mengajar, maka hal ini dapat menunjang tercapainnya proses belajar mengajar yang
efektif.
4. Materi Pengajaran
Isi proses belajar mengajar akan tercermin dalam bahan yang dipelajari oleh siswa.
Hal ini akan berpengaruh terhadap metode mengajar yang akan dipilih, karena dengan
mengetahui sifat materi pelajaran terlebih dahulu.
Berbagai bidang studi mempunyai ciri khusus yang berbeda satu dengan yang lain.
Kekhususan dari masing-masing bidang studi merupakan bahan pertimbangan bagi kita
dalam memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Biasanya setiap bidang studi
juga mempergunakan gabungan dari beberapa metode.
Menurut E Kusmana (1979:86) karakteristik bahan pelajaran dapat dikelompokan
sebagai berikut:
“Materi pelajaran dapat dikelompokkan atas mata pelajaran Vokasional yaitu mata
pelajaran yang membina kecakapan tertentu yang menjabat suatu jabatan dan mata
pelajarannya yang bersifat non vokasional atau mata pelajaran yang membina
pengetahuan umum”.
5. Sarana/Fasilitas Belajar
Sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat menunjang
dan melengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai : fasilitas atau alat belajar dan
sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar diantaranya seperti alat tulis, ruangan
kelas, tempat duduk, buku bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk
terselenggaranya kegiatan belajar. Sedangkan sarana sebagai sumber belajar yaitu sarana
tersebut merupakan alat atau orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian
tertentu. Secara konsep bahwa sarana dapat mempengaruhi terhadap tingkat kualitas
pemahaman peserta. Hal ini terjadi misalnya apanila dalam proses pembelajaran
memerlukan alat tertentu, akan tetapi apabila alat yang diperlukan tidak ada maka
akibatnya proses pembelajaran tersebut hanya bersifat verbalisme.
6
Kelengkapan sarana dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap
penetapan metode yang digunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Akibat
hal ini maka sumber belajar harus mampu menyesuaikan antara penggunaan metode
dengan kelengkapan dan jenis sarana yang tersedia. Misalnya apabila sarana belajar yang
tersedia hanya grafis maka sebaiknya tidak menggunakan metode yang memerlukan
sarana elektronik.
Macam-Macam Metode Dalam Mengajar
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga
dengan metode kuliah atau metode pidato.
a. Kelebihan metode ceramah
Materi yang diberikan terurai dengan jelas
Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan
7
Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh pengajar dalam
waktu yang singkat.
Pengahar dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Melalui ceramah, pengajar dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab pengajar yang memberikan
ceramah.
Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati
tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat
dilakukan.
b. Kekurangan metode ceramah
Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada
guru saja.
Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar
Tidak banyak memberikan kesempatan untuk berdiskusi/ memecahkan
masalah sehingga retensi penyerapan pengetahuan kurang begitu tajam.
Kurang memberi kesempatan peserta didik mengembangkan kecakapannya
mengeluarkan pendapat.
Pertanyaan lisan susah ditangkap jika didlm kalimat terdapat istilah asing.
Kurang cocok dgn tingkat pikiran anak yg masih kecil
Ceramah dapat digunakan jika bahan ceramah yang akan disampaikan cukup banyak
jumlahnya, jika pengajar memperkenalkan materi yang baru, jika penerima ceramah
8
terdiri dari orang-orang yang telah paham menerima informasi melalui kata-kata, jika
ceramah selalu diikuti oleh penjelasan melalui media komunikasi lain, jika pengajar telah
berlatih sebelum ceramah dimulai.
Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Tahap Persiapan
- Kegiatan pendahuluan sebelum bahan disampaikan :
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
Memancing pengalaman peserta didik yang relevan dengan materi
yang akan dipelajari peserta didik.
Mempersiapkan alat bantu.
- Menyajikan bahan
Dengan memperhatikan faktor-faktor :
Perhatian peserta didik tetap terpelihara.
Menyampaikan materi pelajaran secara sistematis.
Kegiatan belajar yang lebih bervariasi.
Balikan dari pengajar untuk peserta didik.
Motivasi belajar selalu dibangkitkan oleh pengajar dgn menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan.
- Menutup pelajaran
Menarik kesimpulan pelajaran.
9
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi kembali
bahan pelajaran yang telah diajarkan.
Melaksanakan penilaian untuk mengidentifikasi pencapian tujuan.
2. Metode Simulasi
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan
memakai model statistic atau pemeran.
a. Metode pembelajaran yang termasuk simulasi :
Simulasi games
Hampir sama dengan demonstrasi tapi situasinya tiruan. Simulasi ini
tujuannya ialah supaya peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang sesuatu kegiatan.
Role playing
Adalah metode yang didalam pelaksanaanya peserta didik harus memerankan
satu/ beberapa peranan tertentu dengan maksud supaya peserta didik dapat
melakukan peranan seperti itu.
Sosiodrama
Adalah metode yang didalam pelaksanannya peserta didik mendapat tugas dari
pengajar untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu
problema. Bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang
muncul dari suatu situasi yang didahului dengan dramatisasi didepan kelas oleh
peserta didik. Hasil diskusi setelah drama ini yang diharapkan diperoleh bukan
pandai bersandiwara.
Peer teaching
10
Metode yang dilakukan sebagai usaha untuk memperoleh keterampilan
mengajar. Sebelum terjun ke situasi kelas yang sebenarnya, mereka berlatih
didepan teman-temannyanya, pura-pura mengajar di kelas sebenarnya. Tujuan dari
peer teaching adalah untuk megurangi berbagi kekurangan/ kesalahan yang
mungkin muncul dalam sitasi kelas sebenarnya nanti.
b. Metode simulasi bertujuan untuk:
melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan
sehari-hari,
memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
melatih memecahkan masalah,
meningkatkan keaktifan belajar,
memberikan motivasi belajar kepada siswa,
melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
menumbuhkan daya kreatif siswa, dan
melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode
mengajar, di antaranya adalah:
Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi
siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
11
Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran
pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematik pemunculan ide-ide dan
pengujian ide-ide ataupun pedapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam
kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah dan untuk mencari
kebenaran. Diskusi berbeda dengan percakapan karena dalam diskusi semua anggota turut
berpikir dan diperlukan disiplin yang lebih ketat.
a. Manfaat Diskusi
Peserta didik mendapat kesempatan untuk berpikir.
Peserta didik mendapat latihan mengeluarkan pendapat, sifat dan aspirasinya
secara bebas.
Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman.
Dapat menumbuhkan pertisipasi aktif dikalangan peserta didik.
12
Mengembangkan sikap demokratis.
Pelajaran menjadi relevan dengan masyarakat.
b. Kelemahan metode diskusi
Terlampau menyerap waktu.
Karena peserta didik tidak biasa berdiskusi maka ada kecenderungan tidak
dapat berdiskusi dengan baik.
Pengajar kurang bisa melaksanakan metode diskusi karena dia sendiri kurang
mampu berdiskusi dengan baik.
c. Usaha agar diskusi berhasil baik
Masalah diskusi hendaknya bersifat kontroversi, ada hubungan dengan
pengalaman peserta didik dan menarik perhatian.
Pengajar hars menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi yang bisa
membagi-bagi pertanyaan kepada anggota diskusi, dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan dan memberi petunjuk jalannya diskusi.
Pengajar hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi sebagai
pemimpin diskusi dilaksanakan sebagaimana mestinya.
d. Jenis Diskusi
Panel
Diskusi terjadi antara beberapa orang panelis yang mempunyai keahlian dan
erat kaitannya dengan topik yang dibahas dan dilakukan dihadapan audience.
Biasanya dilakukan oleh 3 – 4 orang panelis dan dipandu oleh pemimpin diskusi
yang berperan sebagai moderator. Audience dapat juga ikut memberikan pendapat
bahkan sanggahan terhadap pendapat panelis.
Simposium
13
Symposium adalah penyajian makalah ilmiah konsep/ teori yang dilakukan
oleh 1 / 2 - 3 orang penyaji. Topik biasanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan
ilmiah aktual penting yang perlu diketahui oleh kelompok audience tertentu.
Setiap penyaji menyampaikan topik berbeda tapi saling berkaitan. Audience diberi
kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya/ mengajukan pertanyaan terhadap
materi yang disajikan.
Seminar
Seminar adalah penyajian makalah berupa kertas kerja yang merupakan
pandangan, pendapat/ hasil analisa terhadap suatu situasi dan hasil riset. Seminar
dapat dilakukan dihadapan pendengar umum maupun kelompok khusus/ tertentu.
Penyajian dilakukan 2 – 3 orang yang masing-masing menyampaikan judul
makalah berbeda tapi saling berkaitan.
Lokakarya
Diskusi kelompok yang dilakukan oleh suatu kelompok kerja yang terdiri dari
beberapa orang ahli yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang
dibahas. Biasanya didahului oleh penyampaian kertas kerja panitia pengarah
maupun kertas kerja yang berisi pokok-pokok kebijakan yang akan dijadikan
bahan acuan kelompok yang mengikuti lokakarya. Sering didahului dalam bentuk
seminar dan disebut semiloka.
4. Metode praktikum (Laboratorium)
Metode mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau
benda dengan harapan anak didik mendapatkan kejelasan dan kemudahan dalam
mempraktekan materi yang dimaksud. Digunakan dalam setiap disiplin ilmu dimana
pengalaman praktis harus dihubungkan dengan formulasi teoritis. Bisa menggunakan
peralatan yang rumit, karyawisata, kunjungan ke lembaga, atau ruangan RS ataupun
situasi nyata dimasyarakat. Peserta didik harus disiapkan dengan pengetahuan prasyarat
untuk pengalaman laboratorium meliputi ceramah/ kuliah atau penugasan. Pengalaman
laboratorium hendaknya diikuti dengan kesimpulan atau diskusi mengenai implikasi
pengalaman yang didapat.
14
a. Keungggulan metode laboratorium
Memberi kesempatan pada peserta didik menemukan hal-hal untuk dirinya
sendiri dengan jelas mengontrol kondisi, mengamati hubungan, membuat
pengukuran, menafsirkan data dan mengambil kesimpulan.
Membawa peserta didik aktif berpartisipasi/ terlibat dalam KBM.
Memberi pengalaman multi sensoris termasuk mempelajari keterampilan
motorik dalam suatu lingkungan akademik.
Mengembangkan motovasi peserta didik.
Mengembangkan kebiasaan seperti hati-hati, ketepatan dan toleransi.
b. Kelemahan metode laboratorium
Mahal.
Membutuhakan peralatan, ruangan dan fasilitas yang khusus.
5. Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif untuk menolong peserta didik
memahami suatu proses. Metode ini baik digunakan bila PD ingin mengetahui :
Bagaimana mengatur?
Bagaimana proses mengerjakan?
Bagaimana proses membuat?
Terdiri dari apa saja?
a. Keuntungan dari metode demonstrasi
Perhatian peserta didik dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh
pengajar sehingga dapat menangkap hal-hal yang penting.
15
Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya
membaca.
Bila peserta didik ikut aktif melakukan demonstrasi maka peserta didik
memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan praktek.
Masalah yang menimbulkan pertanyaan peserta didik dapat dijawab waktu
mengamati proses yang terjadi.
b. Kelemahan dari metode demonstrasi
Metode kurang baik bila alat/ benda yang didemonstrasikan tidak dapat
diamati dengan jelas oleh peserta didik.
Tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan peserta didik ikut
mencoba.
Kadang demonstrasi jadi kurang bermakna bila tidak dilakukan di tempat yang
sebenarnya.
6. Pengalaman Lapangan
Pengalaman lapangan memberikan suatu rangkaian kesempatan belajar yang luas
meliputi hidup dan bekerja di suatu lapangan yang berlainan, dapat pengalaman latihan,
partisipasi dalam program lapangan, dan sebagainya. Peserta didik menerima pembagian
tangung jawab untuk belajarnya dalam situasi yang dipilih untuk memberikan
pengalaman kehidupan yang nyata.
a. Keunggulan
Mengakomodasi perbedaan individual diantara mahasiswa dalam gaya dan
kemampuan belajar.
Memberi kesempatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
situasi nyata.
16
Mengembangkan motivasi peserta didik.
Memberikan kesempatan untuk mengintegrasikan perkuliahan akademis
dengsn pengalaman nyata yang praktis.
Memberi kesempatan peserta didik secara luas memperoleh pengalaman
sebanyak mungkin sejalan dengan kemampuannya.
b. Kelemahan
Efektivitas tergantung sebagian besar pada kerjasama orang-orang dilapangan
diluar kontrol sekolah.
Efektivitas teknik lapangan juga tergantung bagaimana peserta
mengembangkan keterampilan antar pribadi.
Memerlukan perencanaan, penyuluhan dan supervisi pengajar.
7. Kerja Kelompok
Salah satu strategi belajar mengajar yang memiliki kadar Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). Aspek-aspek kelompok yang perlu diperhatikan :
1) Tujuan.
2) Interaksi.
3) Kepemimpinan.
a. Peran pengajar
4) Manager.
5) Observer.
6) Advisor.
7) Evaluator.
17
b. Kelebihan metode kerja kelompok
8) Dapat memupuk rasa kerjasama.
9) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
10) Adanya persaingan yang sebat.
c. Kelemahan metode kerja kelompok
11) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang
lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
12) Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran
tugas, atau didominasi oleh seseorang.
8. Metode Mengajar Klinik
Merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan
pendidikan memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan),
dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran
(Nursalam, 2002).
Jenis Metode Pengajaran Klinik
1) Experensial
suatu metode yang dipergunakan pembimbing akademik dalam membatu
peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan terhadap
kasus yang terjadi dengan pasien atau keluarga pasien.
Peran Pembimbing Akademik
1. Membantu menganalisa situasi klinik melalui pengidentifikasian
masalah.
2. Menentukan tindakan yang akan diambil.
18
3. Mengimplementasikan pengetahuan dalam masalah klinik.
4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan
pengalaman terhadap masalalu lalu.
5. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses
informasi dan teori pengambilan keputusan.
Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian masalah (membantu peserta
didik meningkatkan sikap profesional, mampu menerapkan masalah konseptual
keperawatan dalam kurikulum berdasarkan masalah aktual, menggambarkan
secara tertulis kejadian atau peristiwa klinik) dan situasi pengambilan keputusan
(pengujian data yang ada, pengidentifikasian alternatif tindakan, penentuan
prioritas tindakan, pembuatan keputusan) (Nursalam, 2002).
2) Proses Insiden
Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan
reflektif berdasarkan kejadian klinik/insiden.
Insiden berasal dari pengalaman praktik aktual atau dikembangkan secara
hipotetikan.
Bisa dalam bentuk insiden terkait klien, staf atau tatanan praktik.
(Nursalam, 2002)
3) Konferensi
Dirancang melalui diskusi kelompok
Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok,
melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif pemecahan masalah, dan
pendekatan kreaktif.
Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan
masalah.
Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.
Memberi kesempatan terjadi peer review, diskusi kepedulian, issue, dan
penyelesaian masalah oleh disiplin lain
Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.
Meningkatkan kemampuaan memformulasikan idea.
19
Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.
Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok.
Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
praktik.
Mengembangkan keterampilan beragumentasi.
Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
Jenis konferensi adalah pre dan post konferensi, peer review, issue dan
multidisiplin. (Nursalam, 2002)
Konferen hari pertama
Konferen pra praktik klinik dimana Pembimbing menjelaskan tentang
karakteristik ruang rawat, staf dan tim pelayanan kesahatan lain dimana para
peserta didik akan ditempatkan. Pembimbing mengkaji kembali persiapan
peserta didik untuk menghadapi dan memberikan asuhan keperawatan dengan
klien secara baik. mengingatkan peserta didik untuk membawa perlengkapan
dasar. Sedangakan konferensi paska praktik klinik dimana Pembimbing
melakukan diskusi dengan peserta didik untuk membahas tentang klien,
pembimbing memberikan kesempatan untuk peserta didik dalam
mengutarakan pendapat, diskusi dilakukan ditempat khusus atau terpisah.
Konferen hari ke dua dan selanjutnya
Konferen pra praktik klinik dimana pembimbing membahas tentang
perkembangan klien dan rencana tinakan dihari kedua dan selanjutnya,
menyiapkan kasus lain apabila kondisi klien tidak mungkin untuk diintervensi.
Sedangkan konfenren pasca praktik klinik dilakukan segera setelah praktik,
konferen ini berguna untuk memperoleh kejelasan tentang asuhan yang telah
diberikan, membagi pengalaman antar peseta didik, dan mengenali kualitas
keterlibatan peserta didik.
4) Observasi (Ronde Keperawatan)
20
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik menstranfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis kedalam praktik keperawatan langsung (Nursalam, 2002).
Karakteristik
1. Klien dilibatkan langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik
3. Pesrta didik dan pembimbing melakukan diskusi
4. Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas pesrta didik adanya ide-ide
baru.
5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Kelemahan
Klien dan keluarga merasa kurang nyaman dan privacy tergangu.
Tujuan Ronde Keperawatan
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis
2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari
masalah klien.
3. Meningkatkan pola pikir sistematis
4. Meningkatkan validitas data klien
5. Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
6. Menilai kemampuan membuat justifikasi
7. Menilai kemampuan menilai hasil kerja
8. Menilai kemampuan memodifikasi rencana keperawatan.
Peran/tugas Peserta Didik
1. Menjelaskan data demografi
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama
3. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
4. Menjelaskan hasil yang didapat
5. Menentukan tindakan selanjutnya
6. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil
Peran Pembimbing
1. Membantu peserta didik untuk belajar.
21
2. Mendukung dalam proses pembelajaran
3. Memberikan justifikasi
4. Memberikan Reinforcement
5. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
6. Mengarahkan dan mengoreksi.
7. Mengintegrasikan teori, dan konsep yang telah dipelajari.
Masalah
1. Berorientasi pada prosedur keperawatan.
2. Persiapan sebelum praktik kurang memadai
3. Belum ada keseragaman tentang hasil ronde keperawatan.
4. Belum ada kesepakatan tentang rmodel ronde keperawartan.
5) Observasi (Bed Side Teaching)
Bed Side Teaching merupakan metode mengajar pada peserta didik, dilakukan
disamping tempat tidur klien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan
asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien (Nursalam, 2002).
Manfaat
Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik
untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan sikap profesional,
mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui
pengamatan langsung (Nursalam, 2002).
Prinsip
1. Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta
didik dan klien.
2. peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)
3. Diskusi pada awal dan paska demonstrasi didepan klien dilakukan
seminimal mungkin.
4. Lanjutkan dengan redemonstrasi
5. Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang
didapatnya saat itu.
22
6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah
diperoleh peserta didik sebelumnya, atau apabila peserta didik
menghadapi kesulitan menerapkan (Nursalam, 2002).
Persiapan
1. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk menerapkan keterampilan teknik prosedural
dan interpersonal.
2. Koordinasi dengan staff diklinik agar tidak mengganggu jalannya
rutinitas perawatan klien.
3. Melengkapi peralatan atau fasilitas yang akan digunakan (Nursalam,
2002).
DAFTAR PUSTAKA
Tim D II PGSD. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Perss.
23
Gulo ,W . 2002 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Grasindo.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Tarsito
Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Karo – Karo, Ulihbukit . 1981 .Metodologi Pengajaran.Salatiga:CV Saudara.
N.K. Roestiyah. 1991 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989 . Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6th Ed. Allyn & Bacon: London
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada
Yamin, Martinis.2003.MetodePembelajaran yang Berhasil. Jakarta:Sasana Mitra Suksesa.
http://id.wordpress.com/
http://sutisna.com/
http://firstiawan.tk
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-
teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/
http://www.muhfida.com/model-model pembelajaran.html
http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2009/11/26/metode-belajar/
24
Top Related