Metode Pengajaran

33
PENDAHULUAN A. Pengertian Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Penulisan mengenai metode di bawah ini tidak mengikuti suatu urutan tertentu, tetapi dilakukan secara acak. Diungkapkan pula kapan baiknya metode tersebut dilaksanakan serta keunggulan dan kekurangan metode tersebut. B. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Mengajar Beberapa prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut harus berdasarkan pada penetapan. Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar, maka seorang pengajar perlu memperhatikan beberapa pertimbangan berikut : 1. Tujuan Pembelajaran Yang dimaksud dengan tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan pengajaran. Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang 1

Transcript of Metode Pengajaran

Page 1: Metode Pengajaran

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan,

memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional.

Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu. Penulisan mengenai metode di bawah ini tidak mengikuti suatu urutan

tertentu, tetapi dilakukan secara acak. Diungkapkan pula kapan baiknya metode tersebut

dilaksanakan serta keunggulan dan kekurangan metode tersebut.

B. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Mengajar

Beberapa prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi

pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut harus berdasarkan pada

penetapan. Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai dalam proses belajar

mengajar, maka seorang pengajar perlu memperhatikan beberapa pertimbangan berikut :

1. Tujuan Pembelajaran

Yang dimaksud dengan tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan pengajaran. Kaitan

metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa metode sebagai

cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang akan kita gunakan

banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran

disini menyangkut kemampuan yang harus dimilki warga belajar setelah selesai

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Menurut Bloom (1956) diungkapkan bahwa kemampuan yang terdapat pada tujuan

pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan

psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar

dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.

Tahapan untuk ranah kognitif yaitu menyangkut : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintetis dan evaluasi. Tahapan untuk ranah afektif yaitu menyangkut penerimaan,

memberikan respon, penilaian, organisasi dan pemeranan. Tahapan untuk ranah

1

Page 2: Metode Pengajaran

psikomotor yaitu persepsi kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, complex overt

response. Penyesuaian dan organisasi.

Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah

mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis metode pembelajaran. Ketepatan

pemilihan metode akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat

mencapai tingkat efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan yang bersifat

menyatakan tidak usah menggunakan variasi metode yang terlalu rumit, tetapi misalnya

cukup menggunakan metode yang hanya untuk menyampiakan informasi. Tetapi

sebaliknya apbila kemampuan belajar yang diharapkan itu menyangkut psikomotor yang

tinggi maka harus menggunakan variasi metode yang sekiranya warga belajar dapat

menampilkan/mempraktekan kemampuan tertentu.

2. Karakter Peserta Didik

Memahami karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi

kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak dan

masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar dan

mengajar tidak dapat berjalan dengan baik apabila kita tidak saling mengenal dengan

peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal nama-nama dari peserta

didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari murid-muridnya.

Dengan demikian, sangat dimungkinkan terdapat beraneka ragam tipe belajar di

dalamnya. Alangkah tidak bijak jika pengajar hanya menggunakan satu metode mengajar

saja secara monoton dalam setiap KBM-nya. Dengan kata lain, pengajar tersebut

terindikasi hanya mengakomodasi salah satu dari sekian banyak tipe belajar siswanya.

Untuk itu, pengajar profesional adalah pengajar yang mengajar dengan multimetode

dan multigaya. Namun demikian, penerapan multimetode pengajaran tidak bisa

sembarangan. Pengajar profesional tetap harus melakukan pengidentifikasian dahulu

terhadap tipe-tipe belajar siswanya. Pengidentifikasian ini pada awalnya bisa

menyulitkan, namun akan menjadi mudah jika telah terbiasa. Berikut adalah sedikit

panduan mengidentifikasi tipe-tipe belajar siswa melalui pengenalan ciri dan sifatnya.

2

Page 3: Metode Pengajaran

a. Tipe Visual

Bagi siswa yang bertipe belajar visual, yang memegang peranan penting adalah

mata/ penglihatan visual, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan pengajar

sebaiknya lebih banyak/ dititikberatkan pada peragaan/ media, ajak mereka ke obyek-

obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat

peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

Ciri-ciri Tipe Belajar Visual :

Bicara agak cepat,

Mementingkan penampilan dalam berpakaian/ presentasi,

Tidak mudah terganggu oleh keributan,

Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar,

Lebih suka membaca dari pada dibacakan,

Pembaca cepat dan tekun,

Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih

kata-kata,

Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato,

Lebih suka musik dari pada seni,

Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan

seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya,

Mengingat dengan Asosiasi Visual.

b. Tipe Auditif

Siswa yang bertipe auditif mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga

(alat pendengarannya).

3

Page 4: Metode Pengajaran

Ciri-ciri Tipe Belajar Auditif :

Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri,

Penampilan rapi,

Mudah terganggu oleh keributan,

Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada

yang dilihat,

Senang membaca dengan keras dan mendengarkan,

Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca,

Biasanya ia pembicara yang fasih,

Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya,

Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik,

Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual,

seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain,

Berbicara dalam irama yang terpola,

Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.

c. Tipe Motorik

Siswa yang bertipe belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri Tipe Belajar Kinestetik :

Berbicara perlahan,

Penampilan rapi,

4

Page 5: Metode Pengajaran

Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan,

Belajar melalui memanipulasi dan praktek,

Menghafal dengan cara berjalan dan melihat,

Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca,

Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita,

Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh

saat membaca,

Menyukai permainan yang menyibukkan,

Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada

di tempat itu,

Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka,

Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

3. Karakter Pengajar

Dalam proses belajar mengajar, pengajar mempunyai tugas mendorong, membimbing,

dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai keberhasilan pengajaran.

Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar,

pengajar harus dapat menerapkan suatu cara untuk tercapainya tujuan tersebut. Pengajar

dituntut untuk dapat menggunakan berbagai metode, baik secara tunggal maupun

bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan yang akan dicapainya.

Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahannya. Suatu metode yang

baik bagi seorang pengajar, belum tentu baik untuk pengajar yang lain di dalam

menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkai metode yang efektif maka

seorang pengajar harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan kelemahan dari

masing-masing tersebut.

5

Page 6: Metode Pengajaran

Berdasarkan kemampuan pengajar dalam menggunakan dan memilih metode

mengajar, maka hal ini dapat menunjang tercapainnya proses belajar mengajar yang

efektif.

4. Materi Pengajaran

Isi proses belajar mengajar akan tercermin dalam bahan yang dipelajari oleh siswa.

Hal ini akan berpengaruh terhadap metode mengajar yang akan dipilih, karena dengan

mengetahui sifat materi pelajaran terlebih dahulu.

Berbagai bidang studi mempunyai ciri khusus yang berbeda satu dengan yang lain.

Kekhususan dari masing-masing bidang studi merupakan bahan pertimbangan bagi kita

dalam memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Biasanya setiap bidang studi

juga mempergunakan gabungan dari beberapa metode.

Menurut E Kusmana (1979:86) karakteristik bahan pelajaran dapat dikelompokan

sebagai berikut:

“Materi pelajaran dapat dikelompokkan atas mata pelajaran Vokasional yaitu mata

pelajaran yang membina kecakapan tertentu yang menjabat suatu jabatan dan mata

pelajarannya yang bersifat non vokasional atau mata pelajaran yang membina

pengetahuan umum”.

5. Sarana/Fasilitas Belajar

Sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat menunjang

dan melengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai : fasilitas atau alat belajar dan

sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar diantaranya seperti alat tulis, ruangan

kelas, tempat duduk, buku bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk

terselenggaranya kegiatan belajar. Sedangkan sarana sebagai sumber belajar yaitu sarana

tersebut merupakan alat atau orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian

tertentu. Secara konsep bahwa sarana dapat mempengaruhi terhadap tingkat kualitas

pemahaman peserta. Hal ini terjadi misalnya apanila dalam proses pembelajaran

memerlukan alat tertentu, akan tetapi apabila alat yang diperlukan tidak ada maka

akibatnya proses pembelajaran tersebut hanya bersifat verbalisme.

6

Page 7: Metode Pengajaran

Kelengkapan sarana dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap

penetapan metode yang digunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Akibat

hal ini maka sumber belajar harus mampu menyesuaikan antara penggunaan metode

dengan kelengkapan dan jenis sarana yang tersedia. Misalnya apabila sarana belajar yang

tersedia hanya grafis maka sebaiknya tidak menggunakan metode yang memerlukan

sarana elektronik.

Macam-Macam Metode Dalam Mengajar

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah

peserta didik pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah

metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga

dengan metode kuliah atau metode pidato.

a. Kelebihan metode ceramah

Materi yang diberikan terurai dengan jelas

Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan

7

Page 8: Metode Pengajaran

Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Materi pelajaran yang

banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh pengajar dalam

waktu yang singkat.

Pengahar dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu

ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

Melalui ceramah, pengajar dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena

sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab pengajar yang memberikan

ceramah.

Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih

sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak

memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati

tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat

dilakukan.

b. Kekurangan metode ceramah

Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada

guru saja.

Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,

meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar

Tidak banyak memberikan kesempatan untuk berdiskusi/ memecahkan

masalah sehingga retensi penyerapan pengetahuan kurang begitu tajam.

Kurang memberi kesempatan peserta didik mengembangkan kecakapannya

mengeluarkan pendapat.

Pertanyaan lisan susah ditangkap jika didlm kalimat terdapat istilah asing.

Kurang cocok dgn tingkat pikiran anak yg masih kecil

Ceramah dapat digunakan jika bahan ceramah yang akan disampaikan cukup banyak

jumlahnya, jika pengajar memperkenalkan materi yang baru, jika penerima ceramah

8

Page 9: Metode Pengajaran

terdiri dari orang-orang yang telah paham menerima informasi melalui kata-kata, jika

ceramah selalu diikuti oleh penjelasan melalui media komunikasi lain, jika pengajar telah

berlatih sebelum ceramah dimulai.

Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

Tahap Persiapan

- Kegiatan pendahuluan sebelum bahan disampaikan :

Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.

Memancing pengalaman peserta didik yang relevan dengan materi

yang akan dipelajari peserta didik.

Mempersiapkan alat bantu.

- Menyajikan bahan

Dengan memperhatikan faktor-faktor :

Perhatian peserta didik tetap terpelihara.

Menyampaikan materi pelajaran secara sistematis.

Kegiatan belajar yang lebih bervariasi.

Balikan dari pengajar untuk peserta didik.

Motivasi belajar selalu dibangkitkan oleh pengajar dgn menciptakan

situasi belajar yang menyenangkan.

- Menutup pelajaran

Menarik kesimpulan pelajaran.

9

Page 10: Metode Pengajaran

Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi kembali

bahan pelajaran yang telah diajarkan.

Melaksanakan penilaian untuk mengidentifikasi pencapian tujuan.

2. Metode Simulasi

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang

memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang

sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan

memakai model statistic atau pemeran.

a. Metode pembelajaran yang termasuk simulasi :

Simulasi games

Hampir sama dengan demonstrasi tapi situasinya tiruan. Simulasi ini

tujuannya ialah supaya peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan

tentang sesuatu kegiatan.

Role playing

Adalah metode yang didalam pelaksanaanya peserta didik harus memerankan

satu/ beberapa peranan tertentu dengan maksud supaya peserta didik dapat

melakukan peranan seperti itu.

Sosiodrama

Adalah metode yang didalam pelaksanannya peserta didik mendapat tugas dari

pengajar untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu

problema. Bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang

muncul dari suatu situasi yang didahului dengan dramatisasi didepan kelas oleh

peserta didik. Hasil diskusi setelah drama ini yang diharapkan diperoleh bukan

pandai bersandiwara.

Peer teaching

10

Page 11: Metode Pengajaran

Metode yang dilakukan sebagai usaha untuk memperoleh keterampilan

mengajar. Sebelum terjun ke situasi kelas yang sebenarnya, mereka berlatih

didepan teman-temannyanya, pura-pura mengajar di kelas sebenarnya. Tujuan dari

peer teaching adalah untuk megurangi berbagi kekurangan/ kesalahan yang

mungkin muncul dalam sitasi kelas sebenarnya nanti.

b. Metode simulasi bertujuan untuk:

melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan

sehari-hari,

memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,

melatih memecahkan masalah,

meningkatkan keaktifan belajar,

memberikan motivasi belajar kepada siswa,

melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,

menumbuhkan daya kreatif siswa, dan

melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode

mengajar, di antaranya adalah:

Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi

yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun

menghadapi dunia kerja.

Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi

siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang

disimulasikan.

11

Page 12: Metode Pengajaran

Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam

menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di

antaranya:

Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai

dengan kenyataan di lapangan.

Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,

sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam

melakukan simulasi.

3. Metode diskusi

Metode diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran

pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematik pemunculan ide-ide dan

pengujian ide-ide ataupun pedapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam

kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah dan untuk mencari

kebenaran. Diskusi berbeda dengan percakapan karena dalam diskusi semua anggota turut

berpikir dan diperlukan disiplin yang lebih ketat.

a. Manfaat Diskusi

Peserta didik mendapat kesempatan untuk berpikir.

Peserta didik mendapat latihan mengeluarkan pendapat, sifat dan aspirasinya

secara bebas.

Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman.

Dapat menumbuhkan pertisipasi aktif dikalangan peserta didik.

12

Page 13: Metode Pengajaran

Mengembangkan sikap demokratis.

Pelajaran menjadi relevan dengan masyarakat.

b. Kelemahan metode diskusi

Terlampau menyerap waktu.

Karena peserta didik tidak biasa berdiskusi maka ada kecenderungan tidak

dapat berdiskusi dengan baik.

Pengajar kurang bisa melaksanakan metode diskusi karena dia sendiri kurang

mampu berdiskusi dengan baik.

c. Usaha agar diskusi berhasil baik

Masalah diskusi hendaknya bersifat kontroversi, ada hubungan dengan

pengalaman peserta didik dan menarik perhatian.

Pengajar hars menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi yang bisa

membagi-bagi pertanyaan kepada anggota diskusi, dapat menjawab setiap

pertanyaan yang diajukan dan memberi petunjuk jalannya diskusi.

Pengajar hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi sebagai

pemimpin diskusi dilaksanakan sebagaimana mestinya.

d. Jenis Diskusi

Panel

Diskusi terjadi antara beberapa orang panelis yang mempunyai keahlian dan

erat kaitannya dengan topik yang dibahas dan dilakukan dihadapan audience.

Biasanya dilakukan oleh 3 – 4 orang panelis dan dipandu oleh pemimpin diskusi

yang berperan sebagai moderator. Audience dapat juga ikut memberikan pendapat

bahkan sanggahan terhadap pendapat panelis.

Simposium

13

Page 14: Metode Pengajaran

Symposium adalah penyajian makalah ilmiah konsep/ teori yang dilakukan

oleh 1 / 2 - 3 orang penyaji. Topik biasanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan

ilmiah aktual penting yang perlu diketahui oleh kelompok audience tertentu.

Setiap penyaji menyampaikan topik berbeda tapi saling berkaitan. Audience diberi

kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya/ mengajukan pertanyaan terhadap

materi yang disajikan.

Seminar

Seminar adalah penyajian makalah berupa kertas kerja yang merupakan

pandangan, pendapat/ hasil analisa terhadap suatu situasi dan hasil riset. Seminar

dapat dilakukan dihadapan pendengar umum maupun kelompok khusus/ tertentu.

Penyajian dilakukan 2 – 3 orang yang masing-masing menyampaikan judul

makalah berbeda tapi saling berkaitan.

Lokakarya

Diskusi kelompok yang dilakukan oleh suatu kelompok kerja yang terdiri dari

beberapa orang ahli yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang

dibahas. Biasanya didahului oleh penyampaian kertas kerja panitia pengarah

maupun kertas kerja yang berisi pokok-pokok kebijakan yang akan dijadikan

bahan acuan kelompok yang mengikuti lokakarya. Sering didahului dalam bentuk

seminar dan disebut semiloka.

4. Metode praktikum (Laboratorium)

Metode mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau

benda dengan harapan anak didik mendapatkan kejelasan dan kemudahan dalam

mempraktekan materi yang dimaksud. Digunakan dalam setiap disiplin ilmu dimana

pengalaman praktis harus dihubungkan dengan formulasi teoritis. Bisa menggunakan

peralatan yang rumit, karyawisata, kunjungan ke lembaga, atau ruangan RS ataupun

situasi nyata dimasyarakat. Peserta didik harus disiapkan dengan pengetahuan prasyarat

untuk pengalaman laboratorium meliputi ceramah/ kuliah atau penugasan. Pengalaman

laboratorium hendaknya diikuti dengan kesimpulan atau diskusi mengenai implikasi

pengalaman yang didapat.

14

Page 15: Metode Pengajaran

a. Keungggulan metode laboratorium

Memberi kesempatan pada peserta didik menemukan hal-hal untuk dirinya

sendiri dengan jelas mengontrol kondisi, mengamati hubungan, membuat

pengukuran, menafsirkan data dan mengambil kesimpulan.

Membawa peserta didik aktif berpartisipasi/ terlibat dalam KBM.

Memberi pengalaman multi sensoris termasuk mempelajari keterampilan

motorik dalam suatu lingkungan akademik.

Mengembangkan motovasi peserta didik.

Mengembangkan kebiasaan seperti hati-hati, ketepatan dan toleransi.

b. Kelemahan metode laboratorium

Mahal.

Membutuhakan peralatan, ruangan dan fasilitas yang khusus.

5. Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif untuk menolong peserta didik

memahami suatu proses. Metode ini baik digunakan bila PD ingin mengetahui :

Bagaimana mengatur?

Bagaimana proses mengerjakan?

Bagaimana proses membuat?

Terdiri dari apa saja?

a. Keuntungan dari metode demonstrasi

Perhatian peserta didik dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh

pengajar sehingga dapat menangkap hal-hal yang penting.

15

Page 16: Metode Pengajaran

Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya

membaca.

Bila peserta didik ikut aktif melakukan demonstrasi maka peserta didik

memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan praktek.

Masalah yang menimbulkan pertanyaan peserta didik dapat dijawab waktu

mengamati proses yang terjadi.

b. Kelemahan dari metode demonstrasi

Metode kurang baik bila alat/ benda yang didemonstrasikan tidak dapat

diamati dengan jelas oleh peserta didik.

Tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan peserta didik ikut

mencoba.

Kadang demonstrasi jadi kurang bermakna bila tidak dilakukan di tempat yang

sebenarnya.

6. Pengalaman Lapangan

Pengalaman lapangan memberikan suatu rangkaian kesempatan belajar yang luas

meliputi hidup dan bekerja di suatu lapangan yang berlainan, dapat pengalaman latihan,

partisipasi dalam program lapangan, dan sebagainya. Peserta didik menerima pembagian

tangung jawab untuk belajarnya dalam situasi yang dipilih untuk memberikan

pengalaman kehidupan yang nyata.

a. Keunggulan

Mengakomodasi perbedaan individual diantara mahasiswa dalam gaya dan

kemampuan belajar.

Memberi kesempatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

situasi nyata.

16

Page 17: Metode Pengajaran

Mengembangkan motivasi peserta didik.

Memberikan kesempatan untuk mengintegrasikan perkuliahan akademis

dengsn pengalaman nyata yang praktis.

Memberi kesempatan peserta didik secara luas memperoleh pengalaman

sebanyak mungkin sejalan dengan kemampuannya.

b. Kelemahan

Efektivitas tergantung sebagian besar pada kerjasama orang-orang dilapangan

diluar kontrol sekolah.

Efektivitas teknik lapangan juga tergantung bagaimana peserta

mengembangkan keterampilan antar pribadi.

Memerlukan perencanaan, penyuluhan dan supervisi pengajar.

7. Kerja Kelompok

Salah satu strategi belajar mengajar yang memiliki kadar Cara Belajar Siswa Aktif

(CBSA). Aspek-aspek kelompok yang perlu diperhatikan :

1) Tujuan.

2) Interaksi.

3) Kepemimpinan.

a. Peran pengajar

4) Manager.

5) Observer.

6) Advisor.

7) Evaluator.

17

Page 18: Metode Pengajaran

b. Kelebihan metode kerja kelompok

8) Dapat memupuk rasa kerjasama.

9) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.

10) Adanya persaingan yang sebat.

c. Kelemahan metode kerja kelompok

11) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang

lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.

12) Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran

tugas, atau didominasi oleh seseorang.

8. Metode Mengajar Klinik

Merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan

pendidikan memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan),

dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran

(Nursalam, 2002).

Jenis Metode Pengajaran Klinik

1) Experensial

suatu metode yang dipergunakan pembimbing akademik dalam membatu

peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan terhadap

kasus yang terjadi dengan pasien atau keluarga pasien.

Peran Pembimbing Akademik 

1. Membantu menganalisa situasi klinik melalui pengidentifikasian

masalah.

2. Menentukan tindakan yang akan diambil.

18

Page 19: Metode Pengajaran

3. Mengimplementasikan pengetahuan dalam masalah klinik.

4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan

pengalaman terhadap masalalu lalu.

5. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses

informasi dan teori pengambilan keputusan.

Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian masalah (membantu peserta

didik meningkatkan sikap profesional, mampu menerapkan masalah konseptual

keperawatan dalam kurikulum berdasarkan masalah aktual, menggambarkan

secara tertulis kejadian atau peristiwa klinik) dan situasi pengambilan keputusan

(pengujian data yang ada, pengidentifikasian alternatif tindakan, penentuan

prioritas tindakan, pembuatan keputusan) (Nursalam, 2002).

2) Proses Insiden

Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan

reflektif  berdasarkan kejadian klinik/insiden.

Insiden berasal dari pengalaman praktik aktual atau dikembangkan secara

hipotetikan.

Bisa dalam bentuk insiden terkait klien, staf atau tatanan praktik.

(Nursalam, 2002)

3) Konferensi

Dirancang melalui diskusi kelompok

 Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok,

melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif pemecahan masalah, dan

pendekatan kreaktif.

Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan

masalah.

Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.

Memberi kesempatan terjadi peer review, diskusi kepedulian, issue, dan

penyelesaian masalah oleh disiplin lain

 Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.

Meningkatkan kemampuaan memformulasikan idea.

19

Page 20: Metode Pengajaran

Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.

Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok.

 Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi

praktik.

Mengembangkan keterampilan beragumentasi.

Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.

 Jenis konferensi adalah pre dan post konferensi, peer review, issue dan

multidisiplin. (Nursalam, 2002)

 Konferen hari pertama

Konferen pra praktik klinik dimana Pembimbing menjelaskan tentang

karakteristik ruang rawat, staf dan tim pelayanan kesahatan lain dimana para

peserta didik akan ditempatkan. Pembimbing mengkaji kembali persiapan

peserta didik untuk menghadapi dan memberikan asuhan keperawatan dengan

klien secara baik. mengingatkan peserta didik untuk membawa perlengkapan

dasar. Sedangakan konferensi paska praktik klinik dimana Pembimbing

melakukan diskusi dengan peserta didik untuk membahas tentang klien,

pembimbing memberikan kesempatan untuk peserta didik dalam

mengutarakan pendapat, diskusi dilakukan ditempat khusus atau terpisah.

Konferen hari ke dua dan selanjutnya

Konferen pra praktik klinik dimana pembimbing membahas tentang

perkembangan klien dan rencana tinakan dihari kedua dan selanjutnya,

menyiapkan kasus lain apabila kondisi klien tidak mungkin untuk diintervensi.

Sedangkan konfenren pasca praktik klinik dilakukan segera setelah praktik,

konferen ini berguna untuk memperoleh kejelasan tentang asuhan yang telah

diberikan, membagi pengalaman antar peseta didik, dan mengenali kualitas

keterlibatan peserta didik.

4) Observasi (Ronde Keperawatan)

20

Page 21: Metode Pengajaran

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang

memungkinkan peserta didik menstranfer dan mengaplikasikan pengetahuan

teoritis kedalam praktik keperawatan langsung (Nursalam, 2002).

Karakteristik

1. Klien dilibatkan langsung

2. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik

3. Pesrta didik dan pembimbing melakukan diskusi

4. Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas pesrta didik adanya ide-ide

baru.

5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta

didik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

Kelemahan

Klien dan keluarga merasa kurang nyaman dan privacy  tergangu.

Tujuan Ronde Keperawatan

1. Menumbuhkan cara berpikir kritis

2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari

masalah klien.

3. Meningkatkan pola pikir sistematis

4. Meningkatkan validitas data klien

5. Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.

6. Menilai kemampuan membuat justifikasi

7. Menilai kemampuan menilai hasil kerja

8. Menilai kemampuan memodifikasi rencana keperawatan.

Peran/tugas Peserta Didik

1. Menjelaskan data demografi

2. Menjelaskan masalah keperawatan utama

3. Menjelaskan intervensi yang dilakukan

4. Menjelaskan hasil yang didapat

5. Menentukan tindakan selanjutnya

6. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

Peran Pembimbing

1. Membantu peserta didik untuk belajar.

21

Page 22: Metode Pengajaran

2. Mendukung dalam proses pembelajaran

3. Memberikan justifikasi

4. Memberikan Reinforcement

5. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta

rasional tindakan.

6. Mengarahkan dan mengoreksi.

7. Mengintegrasikan teori, dan konsep yang telah dipelajari.

Masalah

1. Berorientasi pada prosedur keperawatan.

2. Persiapan sebelum praktik kurang memadai

3. Belum ada keseragaman tentang hasil ronde keperawatan.

4. Belum ada kesepakatan tentang rmodel ronde keperawartan.

5) Observasi (Bed Side Teaching)

Bed Side Teaching merupakan metode mengajar pada peserta didik, dilakukan

disamping tempat tidur klien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan

asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien (Nursalam, 2002).

Manfaat

Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik

untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan sikap profesional,

mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui

pengamatan langsung (Nursalam, 2002).

Prinsip

1. Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta

didik  dan klien.

2. peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)

3. Diskusi pada awal dan paska demonstrasi didepan klien dilakukan

seminimal mungkin.

4. Lanjutkan dengan redemonstrasi

5. Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang

didapatnya saat itu.

22

Page 23: Metode Pengajaran

6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah

diperoleh peserta didik sebelumnya, atau apabila peserta didik

menghadapi kesulitan menerapkan (Nursalam, 2002).

Persiapan

1. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk menerapkan keterampilan teknik prosedural

dan interpersonal.

2. Koordinasi dengan staff diklinik agar tidak mengganggu jalannya

rutinitas perawatan klien.

3. Melengkapi peralatan atau fasilitas yang akan digunakan (Nursalam,

2002).

DAFTAR PUSTAKA

Tim D II PGSD. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Perss.

23

Page 24: Metode Pengajaran

Gulo ,W . 2002 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Grasindo.

Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.

Bandung: Tarsito

Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Karo – Karo, Ulihbukit . 1981 .Metodologi Pengajaran.Salatiga:CV Saudara.

N.K. Roestiyah. 1991 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 1989 . Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6th Ed. Allyn & Bacon: London

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada

Yamin, Martinis.2003.MetodePembelajaran yang Berhasil. Jakarta:Sasana Mitra Suksesa.

http://id.wordpress.com/

http://sutisna.com/

http://firstiawan.tk

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-

teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/

http://www.muhfida.com/model-model pembelajaran.html

http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2009/11/26/metode-belajar/

24