MENGINTEGRASIKAN TIK
DALAM PENDIDIKAN
Teknologi tidak dengan sendirinya memperbaiki pendidikan – Manusialah
yang melakukannya!
Namun bagaimana Kebijakan, Strategi, dan Teknologi dapat membantu?
Alexander Romiszowski Syracuse University, USA
Tema presentasi ini
• Bagaimana merencanakan dan mengimplementasikan kebijakan kebijakan TIK yang dapat memotivasi dan mendorong (enable) untuk bekerja di akar rumput dalam sistem pendidikan nasional dalam rangka melakukan perbaikan yang signifikan dan berkelanjutan.
• Contoh-contoh kasus yang menganalisa apa yang berhasil dan gagal sehingga dapat beberapa prinsip umum perencanaan dan pengelolaan TIK untuk pendidikan dapat diidentifikasi.
• Kasus-kasus yang diambil dari negara-negara yang berada di tahap yang sama dengan Indonesia dalam pemanfaatan TIK untuk pendidikan serta dari negara-negara maju lain yang telah mencapai progres signifikan dalam integrasi teknologi di sekolah.
• Fokus khusus pada Amerika Serikat. Mungkin kita akan bertanya “Mengapa?”
Mencari sumber kasus yang relevan • Inggris: negara maju, sentralisasi sistem pendidikan
– Ketidakmampuan kementerian untuk mempengaruhi universitas dan sekolah
– Dampak yang lebih besar pada sistem universitas dari Open University
(Universitas Terbuka) -UK
• Mozambique: negara berkembang, desentralisasi sistem
pendidikan
– Ketidakmampuan kementerian untuk mempengaruhi universitas negeri
– Dampak lebih besar pada sistem sektor swasta
• Brazil: salah satu negara BRICs; sentralisasi namun dengan sistem
federal
– Kontrol universitas yang sangat otokratis (tetapi tidak efektif)
– Rencana nasional yang ambisius untuk program komputer sekolah (sebuah
bencana)
• AS: sistem pendidikan yang sangat terdesentralisasi dengan 50
negara bagian dengan semi-otonomi (sebuah “selimut kain perca”)
– Apakah ini menjadi sumber kasus yang paling relevan?
Tantangan #1: “sambungkan
sekolah-sekolah”
• Di akhir 1990 di AS, sebagian besar sekolah telah memiliki
beberapa komputer tetapi hanya sedikit yang “tersambung”
untuk melakukan komunikasi antar komputer dan
mengambil sumber-sumber belajar dari Internet.
• Tantangannya adalah bagaimana melakukan investasi untuk
menyambungkan sekolah-sekolah ini dalam skala
masif/besar sehingga setiap komputer di sekolah, atau di
sekolah distrik, menjadi bagian dari Local Area Network
(LAN)
• Pejabat pendidikan lokal lamban bergerak, walaupun sudah
didorong, didanai dan dikritik oleh pemerintah Federal
Kasus 1.1: John Gage, Sun Microsystems
• “Di Sun Microsystems, kita baru saja melakukan konstruksi kampus baru dimana kita menginstalasi kabel sepanjang 50 km untuk menyambungkan kantor-kantor kami (John Gage dalam wawancara tahun 1996)
• “Biaya instalasi kabel adalah 20 sen/meter. Kita dapat mengambil kabel yang sama dan menyambungkan sebuah sekolah dengan $500”.
• “Apabila kita mendonasi kabel ini, maka komputer-komputer dan konektivitas jaringan juga dapat didonasikan”
• Ini menjadi inspirasi untuk Net Day ’96
NetDay pertama – 9 Maret 1996
• NetDay '96 diselenggarakan oleh John Gage of Sun Microsystems melalui website netday96.com.
• 20.000 relawan membantu menyambungkan 20% dari sekolah-sekolah di California ke Internet. 2,500 paket sambungan didonasi oleh perusahaan telepon.
• John Gage mengatakan said, "NetDay96 adalah sebuah demonstrasi yang dapat terjadi apabila semua pihak bersatu dalam sebuah proyek komunitas [...] Dalam satu hari, kita dapat mulai membalik catatan jelek California dalam memasukkan teknologi ke dalam kelas.
Presiden Bill Clinton dan Vice President
Al Gore terlibat dalam NetDay '96
• Clinton menyampaikan dalam
pidatonya bahwa ia
bersemangat karena
tantangannya bagi negara
bagian California untuk
menghubungkan 20% sekolah
ke Information Superhighway
di akhir tahun dapat dipenuhi
(dalam 1 hari!).
Kasus 1.2: E-Rate: Respon Pemerintah
Federal • E-Rate: sebuah program pendanaan pemerintah Federal,
diotorisasi oleh Telecommunications Act of 1996 (Al Gore).
• Membantu sekolah-sekolah dan perpustakaan di daerah
miskin di AS memperoleh akses telekomunikasi dan Internet.
• Dibiayai oleh pajak yang dibayar oleh perusahaan penyedia
layanan telekomunikasi antar negara bagian (inter-
state)/internasional.
• Sekolah-sekolah dan perpustakaan-perpustakaan harus
memberikan sumber daya tambahan termasuk komputer,
telepon, piranti lunak, pengembangan profesional, dan
elemen-elemen lain yang dibutuhkan.
Efektivitas Relatif dari E-Rate
• E-Rate menghadapi tantangan-tentangan legal dari 11
negara bagian dan 6 perusahaan telekomunikasi. Juga
mendapatkan protes dari beberapa anggota Kongres.
• Survey Departemen Pendidikan menunjukkan bahwa
dari tahun 1994-1999, akses Internet di sekolah-
sekolah umum meningkat dari 35% ke 95%, dan akses
di kelas meningkat dari 3% ke 63%.
• Riset menyatakan bahwa aksi-aksi lokal seperti
NetDays berkontribusi sebanyak E-Rate terhadap
perkembangan yang terjadi (seperti halnya
“Ledakan Internet”).
Tantangan #2: “Link LAN ke
WAN”
• Wide Area Network (WAN): "backbone" yang mengkoneksi
local area networks (LANs) dan komputer-komputer secara
individual ke beberapa situs.
• Ini memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi
dan berinteraksi dengan pihak lain dalam organisasi, dan
melalui Internet berinteraksi dengan dunia luas.
• Hal ini juga memungkinkan pejabat pendidikan
regional/daerah mengkoleksi data dan mengirimkan
informasi ke seluruh sekolah dan kantor-kantor distrik di
daerahnya.
Kasus 2.1: Inisiatif Texas
• Negara bagian melakukan investasi WAN untuk
menghubungkan LAN di sekolah-sekolah ke kantor-
kantor pusat dan antar sekolah itu sendiri.
• Hal ini dapat dibenarkan berdasarkan pertimbangan
administrasi yang lebih efisien dalam sistem pendidikan
negara bagian Texas.
• Seluruh prosedur berbasis kertas diganti oleh prosedur
elektronik/online.
• Investasi total dari WAN ditutup dalam satu tahun dari
penghematan yang dilakukan dengan tidak
menggunakan kertas, kiriman pos dan telepon.
• (Penghematan tahunan berulang +/- $5 juta)
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN NEGARA
BAGIAN
LAN
LAN
LAN LAN
LAN
WAN
Penggunaan komputer-komputer yang berbeda dan jaringan kerja yang digunakan untuk berbagai tujuan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi,perpustakaan, dll.
SITUS & LAYANAN
BERBASIS INTERNET
Jaringan Pendidikan Negara Bagian Texas
Manfaat untuk Sekolah-sekolah di
Texas
• Negara bagian Texas menggunakan <20% dari kapasitas sistemnya untuk tujuan administratif
• Kapasitas selebihnya (>80%) disediakan secara gratis bagi guru dan siswa
• Jadi, guru-guru Texas menjadi pengguna #1 di layanan pendidikan online seperti AskERIC
• Sekolah-sekolah di Texas telah melampaui rata-rata nasional dalam integrasi teknologi
Kasus 2.2: SAISD
• SAISD: San Antonio Independent Schools District
(Distrik Sekolah-sekolah Independen San Antonio)
memiliki banyak siswa yang miskin/kurang beruntung.
• Distrik ini menggunakan Texas WAN untuk
menghubungkan semua LANs di situs-situs distrik
yang beragam dan menyediakan akses Internet ke
semua pengguna.
• Semua lokasi distrik (sekitar 120 lokasi seperti di
sekolah-sekolah menengah dan kantor-kantor
administratif) sekarang memiliki komputer yang
terkoneksi ke WAN.
SAISD menggunakan WAN untuk:
• Menyediakan akses Internet bagi staff dan siswa;
• Memberikan konektivitas bagi penggunaan e-mail;
• Memungkinkan siswa dan pendidik/tenaga pendidik untuk
mengakses perpustakaan distrik/wilayah dan layanan
jarak jauh lainnya (mis. ERIC);
• Mengkoneksi lebih dari 20 paket software keuangan,
personalia, dan kesiswaan;
• Memungkinkan negara bagian memonitor dan
mengadministrasi kegiatan kependidikan di tingkat
distrik;
• Memberikan dukungan layanan Internet seperti proxy,
firewall, dan filtering.
Bagaimana SAISD Mendanainya?
• Distrik mendanai investasi penggunaan WAN di Texas
dan kegiatan integrasi teknologi di sekolah-sekolah
lokal sebagian besar dari dana Federal E-Rate (sekitar
90 persen dari biaya total) plus dana lokal.
• Hal ini melibatkan implementasi bertahap dalam
proyek 3 tahun yang hati-hati dengan langkah
implementasi yang logis.
• SAISD masuk kualifikasi untuk mendapatkan 90
persen dari pendanaan Federal karena tingginya jumlah
siswa yang masuk kriteria untuk memperoleh makan
siang Cuma-Cuma atau dengan harga yang direduksi.
Fase Implementasi
• SAISD mulai dengan mendanai instalasi LAN dari
anggaran lokal (plus inisiatif komunitas sukarela seperti
NetDays);
• Kemudian SAISD mulai memanfaatkan dana program
teknologi Negara Bagian Texas untuk menghubungkan
LAN di tingkat distrik ke WAN negara bagian;
• Akhirnya, SAISD menggunakan dana Federal E-Rate
untuk implementasi dan menjalankan layanan-layanan
yang ditawarkannya (termasuk program peminjaman
untuk pembelian PC bagi siswa)
(Dana E-Rate diberikan secara kompetitif kepada sekolah-
sekolah kurang mampu yang mengajukan proposal yang bagus)
Faktor-faktor yang Menentukan
Keberhasilan SAISD: • Kepemimpinan dan komitmen dari Direktur TI distrik
dan Superintenden/pengawas sekolah;
• Visi yang jelas akan infrastruktur yang dibutuhkan;
• Ketrampilan teknis staff departemen TI untuk mengkonversi visi ini menjadi kenyataan;
• Mengidentifikasi dan mengaplikasikan beberapa sumber dana untuk implementasi bertahap;
• Melibatkan guru, siswa, dan orang tua siswa dalam prosesnya;
• Memberikan pelatihan dan program pengembangan bagi guru;
• Melakukan tindak lanjut menuju keberhasilan dan keberlanjutan.
Poin-poin Penting untuk Diingat
(dikutip dari laporan SAISD)
• “Usaha ini bukanlah hasil dari pendanaan
khusus atau yang tidak biasa yang tidak
tersedia bagi distrik-distrik sekolah lain”.
• “Melainkan berdasarkan kepemimpinan,
visi, dan usaha tindak lanjut dari para staff
sekolah lokal seperti yang dijelaskan di
atas.”
Tantangan #3: “Buat Guru Ikut
Berperan”
• Banyak rencana integrasi teknologi gagal karena guru
tidak siap/tidak berminat
• Inspirasi, keterlibatan, pelatihan, dan pengembangan
profesional guru adalah elemn-elemen utama
• Seringkali, strategi “top-down” memiliki dampak
terbatas terhadap profesi mengajar
• Keberhasilan lebih banyak dicapai melalui strategi
“bottom-up” yang melibatkan siswa, orang tua, dan
masyarakat setempat.
Kasus 3.1: “Sekolah-sekolah Virtual” di
Amerika Serikat (dampaknya pada pelatihan guru dan motivasi)
• Sekolah-sekolah virtual membantu siswa yang: – Terdaftar di sekolah yang tidak dapat memberikan pelajaran-pelajaran tertentu;
– Membutuhkan pendidikan alternatif di luar pendidikan tradisional;
– Perlu mengulang pelajaran tertentu untuk memenuhi persyaratan akademik;
– Memiliki ketidakmampuan fisik atau absen dari sekolah karena sakit;
– Membutuhkan perlakuan tertentu (mis. Mereka yang “beresiko” atau yang
memiliki talenta khusus)
• Menawarkan program-program paruh waktu / tambahan
untuk memenuhi kebutuhan mata pelajaran-mata pelajaran
tertentu di tingkat sekolah menengah (SMP & SMA)
• Beberapa sekolah virtual juga menawarkan program-
program penuh waktu bagi seluruh kurikulum K-12
Perubahan ukuran program online K-12 (riset tahun
2008 terhadap perubahan tahun 2006-2007)
Trend Pembelajaran Online K-12 di AS:
Ledakan peningkatan 30% per tahun
• Kita semua tahu mengenai peningkatan jumlah pembelajaran online di pendidikan tinggi dan perusahaan
• Tetapi pembelajaran online bagi the K-12 di AS juga mengalami peningkatan signifikan – 2000: 50.000 tingkat partisipasi di pembelajaran online K-12
– 2003: 300.000 tingkat partisipasi di pembelajaran online K-12
– 2005: 500.000 tingkat partisipasi di pembelajaran online K-12
– 2007: 1.000.000 tingkat partisipasi di pembelajaran online K-12
– 2008: 2.000.000 tingkat partisipasi di pembelajaran online K-12
• “Sekolah-sekolah virtual memberikan teladan bagi sistem secara keseluruhan mengenai bagaimana mengintegrasikan teknologi”
Kasus 3.2: Di Michigan, Pembelajaran
Online Menjadi Persyaratan Kelulusan
SMA
• Negara bagian pertama yang menjadikan “pengalaman
belajar online” sebagai persyaratan kelulusan SMA yang
lebih mutakhir dan lebih menuntut (sejak 2006)
• Dalam persyaratan baru ini: “setiap siswa harus memiliki
pengalaman belajar atau mengikuti kursus online sebelum
lulus dari SMA.”
• Mengapa? “Pembelajaran online” merupakan cara terbaik
bagi siswa untuk belajar ketrampilan-ketrampilan yang
diperlukan dalam lingkungan kerja yang membutuhkan
pemanfaatan teknologi.”
Praktik-praktik Terbaik dalam Pengajaran
Online K-12 (riset guru Michigan Virtual School)
• 16 guru “teladan dan berpengalaman” dari Michigan Virtual School (Sekolah Virtual Michigan) diwawancara untuk mengidentifikasi praktik-praktik terbaik yang biasa dilakukan oleh semua/sebagian besar dari guru online
• Hasil riset diklasifikasikan menjadi 8 kategori: karakteristik umum; manajemen kelas; asesmen; melibatkan siswa dengan konten; membuat pembelajaran lebih bermakna; memberikan dukungan; komunikasi dan komunitas; pemanfaatan teknologi
(DiPietro, Ferdig, Black & Preston – Journal of Interactive Online Learning, vol.7/no.1, 2008 – www.ncolr.org/jiol)
Praktik-praktik Manajemen
Kelas
• Menggunakan strategi-strategi yang tepat
untuk mengatasi perilaku siswa yang tidak
sesuai atau kasar di forum online
• Memonitor diskusi online dan jalur
komunikasi lain di kelas mereka untuk
mengidentifikasi dan membantu siswa
dengan kesulitan belajar atau krisis pribadi,
dll.
Praktik-praktik Pedagogis (1):
Asesmen
• Menggunakan berbagai strategi untuk melakukan
asesmen terhadap semua aspek pembelajaran siswa
• Menggunakan strategi-strategi alternatif yang
memungkinkan siswa memiliki kesempatan untuk
memaknai pengetahuan yang mereka anggap berarti
secara personal
• Menggunakan strategi-strategi alternatif untuk
mengakomodasi gaya belajar yang bervariasi dari
para siswa mereka
Praktik-praktik Pedagogis (2):
Melibatkan Siswa dengan Konten • Memasukkan konten yang merefleksikan minat siswa
• Menjalin hubungan yang sangat baik dengan tutor-tutor lokal
• Menjalin hubungan yang sangat baik dengan para siswa
• Menyusun struktur kursus/pembelajaran sedemikian rupa untuk memotivasi para siswa
• Menentukan tenggat waktu untuk memotivasi siswa menyelesaikan semua persyaratan tugas pada waktunya
• Memberikan siswa berbagai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka yang beragam
Praktik-praktik Pedagogis (3):
Membuat Konten Pembelajaran
Online Lebih Bermakna • Menggunakan strategi-strategi yang sesuai untuk
terhubung dengan siswa
• Melibatkan siswa dalam percakapan mengenai
topik-topik yang berhubungan dengan konten
maupun non-konten untuk menjalin interaksi
dengan masing-masing siswa
• Mendorong dan mendukung komunikasi antar
siswa
Praktik-Praktik Pedagogis (4):
Memberikan Dukungan
Terhadap Siswa
• Mengidentifikasi dan menyediakan beragam
bahan pendukung dan alat bantu untuk
memenuhi beragam kebutuhan siswa
• Memonitor kemajuan siswa secara melekat
dan berinteraksi dengan siswa untuk
menentukan di mana kesenjangan
pengetahuan masih terjadi
Praktik-praktik Pedagogis (5):
Komunikasi dan Komunitas
• Memfasilitasi pembentukan komunitas dengan
mendorong percakapan/interaksi antar siswa
• Menggunakan berbagai jalur komunikasi
• Memberikan umpan balik yang tepat waktu
kepada siswa
• Memberikan contoh gaya komunikasi yang benar
• Memonitor nada dan emosi saat berkomunikasi
dengan siswa
Praktik-praktik Pemanfaatan
Teknologi • Menghubungkan penggunaan alat-alat yang dipakai
di dalam lingkungan pembelajaran online dengan
standar-standar resmi yang diakui
• Mempertimbangkan hal-hal seperti akses siswa ke
teknologi tertentu saat merancang komponen
pembelajaran/kelas online
• Menggunakan pengetahuan mereka atas konten mata
pelajaran dan apa yang mereka ketahui tentang siswa
mereka untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam
pembelajaran
Karakteristik Umum (atau
Khusus)
• Bersedia melakukan lebih (dari apa yang ditugaskan) untuk
mendukung pembelajaran siswa
• Tertarik dan senang belajar teknologi-teknologi baru
• Fleksibel dengan waktu belajar dan kerja (time on task) mereka
• Menunjukkan keberadaan sosial mereka & memotivasi siswa
• Memiliki ketrampilan organisasi yang baik
• Menggunakan data kelas/pembelajaran untuk mengevaluasi
kinerja mereka sendiri
• Terlibat untuk melanjutkan pengembangan profesional
• Memiliki komitmen terhadap konsep “Sekolah Virtual”
KINERJA DAN SIKAP MEREKA MENGINSPIRASI GURU-
GURU LAIN UNTUK LEBIH PROFESIONAL
Kebijakan yang
Memotivasi
Strategi yang Mendorong
Pelatihan Guru
Metodologi
Teknologi
PASTIKAN
MEMBANGUN
PROYEK
DENGAN
BENAR!
BANGUNLAH
DARI “BAWAH
KE ATAS”
SEPERTI
PIRAMIDA!
Jadi ---- (dan juga---)
Pertanyaan?
TERIMAKASIH! Alexander Romiszowski, PhD.
Syracuse University, School of Education
TTS – Global Consulting
Top Related