LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI GUNA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM PIDANA
DISUSUN OLEH:
NAMA : BUDI HARYANTO, S.I.K., M.H.
NDH : 38
INSTANSI : KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLVI
PUSBANGKOM PIMNAS DAN MANAJERIAL ASN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI
JAKARTA, NOVEMBER 2020
Oleh:
BUDI HARYANTO, S.I.K., M.H. NDH: 38
LAPORAN
PROYEK PERUBAHAN
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI
GUNA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM PIDANA
i
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat,
penyertaan, dan ijin-Nya laporan implementasi proyek perubahan dengan tema/judul
“MEMBANGUN SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI GUNA MEWUJUDKAN
KEPASTIAN HUKUM PIDANA” dapat disusun dan diselesaikan dengan lancar dan
tepat waktu. Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLVI Tahun
2020 yang telah mendapatkan persetujuan dari Project Sponsor/Mentor kami, yaitu
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Penulis menganggap proyek perubahan ini sangat penting karena relevan
dengan inisiatif strategis pemerintah RI yakni menggeser channel cara kerja, pola pikir
dan etos kerja. Presiden Republik Indonesia menghendaki adanya fleksibilitas,
kecepatan dan ketepatan. Serta memprioritaskan efisiensi, kolaborasi dan
penggunaan teknologi.
Kepastian Hukum Pidana tidak dapat dilepaskan dari adanya transparansi
penegakan hukum, dan keterbukaan informasi kepada masyarakat. Seiring
perkembangan teknologi dalam upaya mewujudkan kepastian hukum masing –
masing instansi aparat penegak hukum telah membangun sistem informasi secara
terpisah. E-Management Penyidikan di Kepolisian, Kejaksaan memiliki Case
Management System, Sistem Informasi Penelusuran Perkara pada Pengadilan dan
Kemenkumham dengan Sistem Database Pemasyarakatan. Faktanya, aplikasi
tersebut masih bersifat sektoral sehingga hanya dapat diakses secara internal dan
belum menggambarkan adanya integrasi dan kolaborasi dalam penanganan perkara
secara digital antar aparat penegak hukum, serta belum dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat yang berkepentingan. Sehingga, asas hukum yang mudah, murah dan
cepat belum dapat terwujudkan. Untuk itu penulis menawarkan terobosan baru dalam
pengintegrasian sistem di masing-masing K/L yang penulis sebut SIPEKA PINTER
(SISTEM INFORMASI PENANGANAN PERKARA PIDANA TERINTEGRASI).
ii
Melalui Proyek Perubahan ini penulis berharap dengan mengedepankan
pemanfaatan teknologi, sistem informasi yang sudah ada di masing-masing K/L akan
terintegrasi sehingga dapat menggambarkan proses penanganan perkara pidana
yang dimulai dari penyidikan, penuntutan, persidangan dan akhirnya menjalani proses
pemasyarakatan bisa dimonitor secara integral oleh setiap instansi penegak hukum
dan masyarakat
Proyek Perubahan ini, penulis selesaikan atas arahan dan bimbingan Bapak
Dr. Pangihutan Marpaung, M.Sc., selaku coach dan Brigadir Jenderal Polisi Abioso
Seno Aji, S.I.K. selaku Project Sponsor/Mentor. Dalam kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat/staf di lingkungan Criminal Justice
System Jawa Tengah (Penyidik Polri, Jaksa, Pengadilan dan Lapas), khususnya Tim
Efektif, atas kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan terkait proyek
perubahan ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu dan Bapak widyaiswara,
narasumber dan teman-teman Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan
XLVI Tahun 2020 yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi dalam
pelaksanaan proyek perubahan ini.
Semarang, November 2020
Penulis,
Budi Haryanto, S.I.K., M.H.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
EXECUTIVE SUMMARY ............................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... 3
1. Latar Belakang .................................................................................................... 4
2. Tujuan Proyek Perubahan .................................................................................. 7
3. Manfaat Proyek Perubahan ................................................................................ 8
4. Implementasi Proyek Perubahan ........................................................................ 9
5. Output Kunci ..................................................................................................... 32
6. Pentahapan Proyek Perubahan ........................................................................ 33
7. Tata Kelola Proyek Perubahan ......................................................................... 34
8. Peta Sumber Daya ............................................................................................ 37
9. Manajemen Pengembangan Kolaborasi ........................................................... 39
10. Strategi Komunikasi dan Perubahan Peta Stakholder ...................................... 40
11. Masalah, Resiko dan Alternatif Solusi ............................................................... 43
12. Faktor Kunci Keberhasilan ................................................................................ 44
13. Penutup ............................................................................................................ 44
14. Lesson Learnt Kepemimpinan .......................................................................... 46
PERSETUJUAN MENTOR ........................................................................................ 47
1
EXECUTIVE SUMMARY
Era globalisasi bertautan dengan modernisasi dan pasti diikuti oleh perluasan
pengetahuan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi. Kecepatan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi ini akan mempengaruhi
dinamika interaksi sosial. Teknologi informasi sebagai subsistem dalam sebuah
negara akan mempengaruhi subsistem masyarakat dari sebuah negara itu. Begitupun
di Indonesia, telah terjadi dinamika interaksi sosial yang begitu meningkat
frekuensinya, sebagai akibat dari adanya perkembangan teknologi informasi ini.
Dampak positif bagi tata perilaku sosial maupun tata kelola penegakan hukum adalah
harapan adanya profesionalisme, transparansi, akuntabilitas dan efektifitas serta
efisiensi sebagai perwujudan asas kepastian hukum.
Hal tersebut ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum di Indonesia yang
terdiri dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan, yang
telah secara terpisah membangun sebuah sistem informasi penanganan perkara
pidana yang saat ini hanya berjalan secara internal. Sistem informasi yang telah
tergelar pada masing-masing institusi tersebut belum menggambarkan adanya
kolaborasi dan integrasi antar institusi serta belum dapat memberikan kepada
masyarakat yang berkepentingan dengan perkara pidana.
Melalui proyek perubahan judul Membangun Sistem Informasi Terintegrasi
Guna Mewujudkan Kepastian Hukum Pidana ini diharapkan dapat digunakan sebagai
terobosan dalam pelayanan kepada masyarakat yang berkepentingan dengan perkara
pidana oleh para aparat penegak hukum dengan adanya pertukaran data antar
instansi penegak hukum dalam sebuah sistem yang terintegrasi.
Sebagai pedoman dalam mengimplementasikan, proyek perubahan ini dibagi
dalam tiga tahap yaitu pendek selama 3 bulan, menengah dalam 1 tahun dan panjang
dalam waktu 2 tahun.
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Inovasi Terobosan .................................................................................. 6
Gambar 2. Naskah Nota Kesepahaman ................................................................ 13
Gambar 3. Sistem E Manajemen Penyidikan Bareskrim Polri ............................... 17
Gambar 4. Sistem Case Management System ...................................................... 18
Gambar 5. Sistem Informasi Perkara Pidana Mahkamah Agung ........................... 19
Gambar 6. Sistem Database Pemasyarakatan Kemenkumham RI ........................ 20
Gambar 7. Model Arsitektur Penggunaan Aplikasi ................................................. 21
Gambar 8. Bagan Alur kerja antar database .......................................................... 29
Gambar 9. Naskah Pedoman Pembangunan Sistem Informasi Penanganan
perkara Pidana Terintegrasi (Sipeka Pinter) ........................................ 30
Gambar 10. Tampilan Antarmuka Aplikasi ............................................................... 31
Gambar 11. Struktur / Tata Kelola Proyek Perubahan ............................................. 34
Gambar 12. Peta Stakeholder .................................................................................. 39
Gambar 13. Perubahan Peta Stakeholder ............................................................... 42
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dukungan Stakeholder ............................................................................. 10
Tabel 2. Jenis Dokumen yang Akan Dipertukarkan ................................................ 22
Tabel 3. Jenis Dokumen Pelayanan Masyarakat ................................................... 23
Tabel 4. Jenis user dan hak akses ......................................................................... 23
Tabel 5. Data Instansi Penegak Hukum ................................................................. 23
Tabel 6. Proses Bisnis Pertukaran Dokumen ......................................................... 26
Tabel 7. Proses Bisnis Pelayanan Masyarakat ...................................................... 28
Tabel 8. Milestone Proyek Perubahan ................................................................... 33
Tabel 9. Strategi Komunikasi .................................................................................. 41
Tabel 10. Strategi Antisipasi Resiko ......................................................................... 43
4
1. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 memberikan konteks urgensi penerapan penuh Agile
Bureaucracy di Indonesia. Presiden Joko Widodo menyampaikan melalui Pidato
Presiden RI pada Sidang
Tahunan MPR RI tanggal
14 Agustus 2020, bahwa
diperlukan adanya
pergeseran channel cara
bekerja, dari cara-cara
normal menjadi cara-cara
luar biasa. Dari prosedur
panjang dan berbelit
menjadi smart short cut. Dari orientasi prosedur menjadi orientasi hasil. Presiden
juga menyampaikan bahwa pola pikir dan etos kerja kita harus berubah.
Fleksibilitas, kecepatan, dan ketepatan sangat dibutuhkan. Efisiensi, kolaborasi,
dan penggunaan teknologi harus diprioritaskan.
Seiring dengan
pemanfaatan teknologi
tersebut, pada tanggal 3 April
2020 Jaksa Agung Republik
Indonesia S.T. Burhanuddin
dalam teleconference dengan
para Kajati dan Kajari seluruh
Indonesia, menyampaikan
bahwa tercatat 10.517
perkara pidana telah
disidangkan melalui metode
dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
5
Dalam press release akhir tahun 2019 yang diselenggarakan di Auditorium
PTIK pada tanggal 29
Desember 2019, Kapolri
Jenderal Idham Azis
menyampaikan adanya
peningkatan crime total dari
tahun 2018 sejumlah 222.543
kasus menjadi 275.903 kasus
pada tahun 2019 atau sebesar 19,3%.
Angka-angka tersebut telah tercatat pada sistem informasi penanganan
perkara pidana yang terselenggara pada tiap K/L penegak hukum, dimana sistem
informasi tersebut masih bersifat parsial tanpa ada koneksi antar sistem,
sehingga data penanganan perkara pidana yang dihimpun masing-masing belum
dapat menggambarkan secara utuh proses penanganan perkara yang akuntabel.
Saat ini pada setiap K/L penegak hukum sudah memiliki sistem informasi
penegakan hukum masing-masing, sebagai berikut:
1) Polri : EMP (E Manajemen Penyidikan)
2) Kejaksaan : CMS (Case Management System)
3) MA : SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara)
4) Ditjenpas : SDP (Sistem Database Pemasyarakatan)
Bila institusi penegak hukum telah memiliki sebuah sistem yang dapat
diakses tanpa mengenal batas ruang dan waktu, maka hal yang juga tidak kalah
pentingnya yang harus dipenuhi adalah, pertama, sistem informasi itu harus
dapat diintegrasikan dalam sebuah proses penegakan hukum yang integral,
sehingga informasi itu dapat dikelola secara bersama dan kolaboratif antar para
institusi yang berkepentingan; kedua, harus memiliki asas manfaat bagi
masyarakat yang berkepentingan dalam sebuah proses perkara pidana yaitu
pelapor serta terlapor/ tersangka/ terdakwa/ terpidana dan keluarganya. Kedua
hal yang harus dipenuhi membawa kita pada kebutuhan yang sangat krusial,
sehingga bagi institusi penegak hukum sudah sepatutnya untuk terus
6
mengembangkan teknologi informasi yang terintegrasi yang memiliki peran
dalam mewujudkan kepastian hukum pidana.
Kepastian hukum sebagai salah satu asas dalam penegakan hukum
disamping asas keadilan dan asas manfaat, memiliki peran perlindungan kepada
siapa saja yang berkepentingan dalam sebuah perkara baik pelapor, terlapor/
tersangka/ terdakwa/ terpidana, saksi maupun korban. Perlindungan tersebut
dapat berupa penanganan perkara yang cepat, sederhana dan murah (biaya
ringan) yang dengan kata lain sebuah perkara pidana harus ditangani secara
efektif dan efisien.
Dari hal-hal tersebut di atas diperlukanlah sebuah sistem yang mampu
mengakomodir seluruh sistem peradilan pidana (criminal justice system) mulai
dari tingkat penyidikan sampai dengan pemasyarakatan. Lebih khususnya,
sistem penegakan hukum yang terintegrasi ini dapat diwujudkan dalam sebuah
sistem penegakan hukum yang terintegrasi berbasis elektronik.
Gambar 1. Inovasi Terobosan
7
Sistem informasi penegakan hukum yang terintegrasi secara elektronik ini
tidak dimaksudkan untuk menggantikan sistem informasi yang sudah berjalan,
namun sebagai sarana pertukaran dokumen dan data elektronik yang dapat
diakses oleh seluruh aparat penegak hukum dan masyarakat yang
berkepentingan.
Dengan adanya sistem informasi penegakan hukum yang terintegrasi
secara elektronik ini, diharapkan akan tercipta kesamaan gerak langkah
penanganan perkara menjadi lebih lebih efektif, efisien dan kolaboratif serta
mewujudkan kepastian hukum yang cepat, sederhana, biaya ringan.
2. Tujuan Proyek Perubahan
Tujuan yang akan dicapai dalam Proyek Perubahan ini terbagi sesuai
milestone, yaitu:
a. Jangka Pendek
1) Menyamakan persepsi antar K/L penegak hukum terkait pentingnya
kesatuan data atau informasi elektronik yang berada dalam sebuah
sistem yang terintegrasi.
2) Menyelaraskan database antar sistem informasi dikarenakan
database yang ada pada tiap K/L penegak hukum dapat dipastikan
berbeda.
b. Jangka Menengah
1) Mengintegrasikan sistem informasi peradilan pidana antar K/L
penegak hukum dalam sebuah platform berupa sistem informasi
terintegrasi yang dapat diakses oleh K/L penegak hukum.
2) Mempercepat koordinasi antar K/L penegak hukum melalui
pertukaran dokumen administrasi yang bersifat elektronik.
8
c. Jangka Panjang
1) Termonitornya perkembangan perkara pidana pada setiap tahapan
oleh tiap K/L penegak hukum dan masyarakat melalui satu pintu
dalam sistem infrmasi yang terintegrasi.
2) Mewujudkan sistem informasi yang menampung data tindak pidana
secara nasional yang dapat diakses oleh K/L penegak hukum yang
dapat dimanfaatkan juga untuk kepentingan dukungan data
kriminal internasional.
3. Manfaat Proyek Perubahan
Manfaat yang dapat diambil dengan melakukan pembangunan sistem
informasi yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi dan
kualitas pelayanan publik sebagai berikut:
a. Terciptanya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan perkara
pidana yang dapat meminimalisir kesalahan administrasi pada tiap K/L
penegak hukum.
b. Transparansi informasi penegakan hukum di Indonesia yang dapat
dimonitor penanganan perkara mulai penyidikan, penuntutan, dakwaan &
selesainya pemasyarakatan.
c. Kemudahan dalam pelayanan akses informasi peradilan yang
berkesinambungan dan terintegrasi yang dapat dirasakan oleh K/L
penegak hukum dan masyarakat yang berkepentingan.
9
4. Implementasi Proyek Perubahan
Implementasi proyek perubahan dibagi dalam tiga tahapan, yakni tahapan
jangka pendek selama dua bulan, jangka menengah selama satu tahun dan
jangka Panjang selama dua tahun. Fokus utama implementasi proyek perubahan
adalah terwujudnya tujuan yang telah dituangkan pada tahapan jangka pendek
berikut:
a. Koordinasi dengan stakeholder
b. Pembentukan Tim Efektif
c. Penyusunan kebijakan
d. Rapat koordinasi tim efektif
e. Analisis existing system
f. Inventarisir kebutuhan sistem
g. Analisis database antar K/L
h. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Proyek
i. Platform Development
j. Instalasi Infrastruktur
Selama periode implementasi proyek perubahan pada tahapan jangka
pendek ini, terdapat percepatan target sehingga beberapa tujuan yang ada di
tahapan jangka menengah dapat ditarik di periode ini. Hal ini menunjukkan
bahwa tim efektif mampu bekerja dengan sangat baik dan strategi komunikasi
yang diterapkan sangat efektif sehingga kolaborasi stakeholder terbangun
dengan mudah dan berkontribusi dalam terwujudnya beberapa tujuan jangka
menengah.
Adapun capaian dari setiap tujuan yang telah ditetapkan dapat dijelaskan
dalam perinciaan sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan stakeholder
1) Audiensi dengan stakeholder Pengadilan Tinggi Semarang pada
tanggal 31 Agustus 2020, bertemu dengan Bapak Dr. Ridwan
Mansyur, S.H., M.H. selaku Wakil Ketua Pengadilan Tinggi
Semarang yang menyatakan dukungan terhadap proyek
perubahan yang akan dilakukan.
10
2) Audiensi dengan stakeholder Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah pada
tanggal 2 September 2020, bertemu dengan Bapak Priyanto S.H.,
M.H.selaku Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah yang
mendukung proyek perubahan integrasi sistem informasi antar
instansi penegak hukum.
3) Pertemuan dengan Bapak Drs. Priyadi, Bc.I.P., M.Si. selaku
Kakanwil Kemenkumham Jawa Tengah pada tanggal 4 September
2020 yang mendukung proyek perubahan yang dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang berkepentingan.
4) Virtual meeting pada tanggal 5 Oktober 2020 dengan para Kasat
Reskrim se-Jajaran Polda Jateng
Dukungan para stakeholder dapat disampaikan sebagai berikut:
Tabel 1. Dukungan Stakeholder Pemprov Jateng Kejaksaan Tinggi Jateng
H. Ganjar Pranowo, S.H, M.I.P Gubernur Jateng
Sebuah proyek perubahan yang sangat bagus, yaitu mengintegrasikan sistem dalam criminal justice system. Apabila sistem ini sudah berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin sistem ini bisa di adopt oleh instansi lain, bahkan dengan coverage yang lebih luas. Semoga sistem ini bisa menjadi reform bagi penegakan hukum secara terintegrasi.
Priyanto, S.H., M.H Kepala Kejaksaan Tinggi Jateng
Ini hal yang bagus dan semua pihak harus mendukung untuk mengintegrasikan sistem penegakan hukum.
11
Pengadilan Tinggi Semarang Kanwil Kemenkumham Jateng
Dr. Ridwan Mansyur, S.H, M.H Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Semarang
SIPEKA PINTER akan sangat bermanfaat bagi penegakan hukum di Jawa Tengah dan semoga bisa digunakan di seluruh Indonesia.
Drs. Priyadi, Bc.IP., M.Si. Kakanwil Kemenkumham Jateng
Dengan mengintegrasikan data antar K/L penegak hukum dengan SIPEKA PINTER, maka akan membawa dampak yang positif untuk Integrated Criminal Justice System
LSM Masyarakat
Dr. H. Boyamin Saiman Koordinator MAKI (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia)
SIPEKA PINTER akan sangat membantu masyarakat dalam mencari keadilan
Prastika Masyarakat (pelapor)
SIPEKA PINTER sangat membantu untuk mengetahui perkembangan perkara yang dilaporkan ke kepolisian.
b. Pembentukan Tim Efektif
Berdasarkan hasil rapat tanggal 9 September 2020 yang dihadiri oleh
perwakilan dari setiap stakeholder, bahwa proyek perubahan ini
melibatkan personil dari stakeholder yang memiliki kepentingan dengan
adanya integrasi sistem informasi penanganan perkara pidana.
Adapun Tim efektif yang telah terbentuk dengan susunan:
1. Mentor
BRIGJEN POL ABIOSO SENO AJI, SI.K.
2. Project Leader
KOMBES POL BUDI HARYANTO, S.I.K., M.H.
3. Tim Administrasi
a. IPTU A. ENDRO PRABOWO, S.Ikom b. BRIPTU ANGGIE ANDHIKA A. PUTRI LIHU, S.H., M.H.
4. Tim Perencanaan dan Wasdal
a. ADIB TAUCHIDDIN, S.H. b. FEBRI ANGGORO P c. OCTAREZA FUAD F.
12
5. Tim Implementasi
a. BUDI YULIARNO b. FAIZAL ARIYADI c. AGUS PRAWOTO
6. Tim Dukungan Data
a. WIMPY WOHON b. RISMANTO, S.H., M.H.
c. Penyusunan kebijakan
1) Rapat tanggal 9 September 2020, menghasilkan draft awal
kesepakatan bersama.
2) Virtual meeting tanggal 23 September 2020, menghasilkan draft
pertama kesepakatan bersama dan tersusun beberapa hal sebagai
berikut:
- MoU terdiri dari XI (sebelas) BAB dan 16 (enam belas) pasal.
- MoU akan ditandatangani oleh empat pihak dari K/L terkait.
- Agar melengkapi BAB IX Pasal 14 mengenai pejabat
penghubung setelah ada penunjukkan dari masing-masing
Pimpinan Instansi.
3) Virtual meeting tanggal 30 September 2020, dalam penyusunan
terdapat perubahan antara lain:
a. BAB V Pasal 10 mengenai pertemuan secara periodik
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap 6 (enam) bulan dalam
rangka analisis dan evaluasi berubah menjadi 3 (tiga) bulan
sekali.
b. BAB VII Pasal 12 ayat (1) mengenai kesepakatan bersama
semula berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun menjadi 2
(dua) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh para pihak.
c. Melengkapi BAB IX Pasal 14 mengenai PEJABAT
PENGHUBUNG
- PIHAK PERTAMA : Kabag Binops Ditreskrimsus Polda
Jateng
- PIHAK KEDUA : Kasi Kamnegtibum & TPUL bidang
Pidum Kejaksaaan Tinggi Jawa Tengah
13
- PIHAK KETIGA : Panitera Muda Hukum Pengadilan
Tinggi Semarang
- PIHAK KEEMPAT : Kabid Pembinaan, Bimbingan dan
Teknologi Informasi Kanwil Kemenkumham Polda Jateng
4) Virtual meeting tanggal 7 Oktober 2020, penentuan waktu dan
teknis penandatanganan MoU. Dari hasil diskusi terdapat 3 (tiga)
alternatif penandatanganan MoU:
a. Secara tatap muka
b. Secara Virtual Meeting
c. Project Leader menghadap kepada masing-masing pimpinan
K/L (door to door)
5) Nota Kesepahaman baru dapat ditandatangani pada tanggal 5
November 2020 yang dilakukan secara door to door mengingat
keterbatasan waktu dan banyaknya kegiatan pimpinan masing-
masing stakeholder menjelang akhir tahun 2020.
Gambar 2. Naskah Nota Kesepahaman
d. Rapat koordinasi tim efektif
1) Rapat tanggal 9 September 2020, menghasilkan pembentukan tim
efektif yang disusun secara hirarkis dalam bagan struktur
organisasi terdiri dari personil Ditreskrimsus Polda Jateng dan
stakeholder terkait.
14
2) Virtual meeting tanggal 16 September 2020, menghasilkan timeline
penyusunan proyek perubahan yang akan dilaksanakan selama
Minggu pertama September s.d. Minggu keempat Oktober.
3) Virtual meeting tanggal 23 September 2020, menghasilkan
beberapa hal antara lain:
a) MoU terdiri dari XI (sebelas) BAB dan 16 (enam belas) pasal.
b) MoU akan ditandatangani oleh empat pihak dari K/L terkait.
c) Agar melengkapi BAB IX Pasal 14 mengenai pejabat
penghubung setelah ada penunjukkan dari masing – masing
Pimpinan Instansi.
4) Virtual meeting tanggal 30 September 2020, menghasilkan
beberapa hal antara lain:
a) Penyempurnaan Penyusunan MoU
Dalam penyusunan terdapat perubahan antara lain:
(1) BAB V Pasal 10 mengenai pertemuan secara periodik
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap 6 (enam)
bulan dalam rangka analisis dan evaluasi berubah
menjadi 3 (tiga) bulan sekali.
(2) BAB VII Pasal 12 ayat (1) mengenai kesepakatan
bersama semula berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga)
tahun menjadi 2 (dua) tahun terhitung sejak
ditandatangani oleh para pihak.
(3) Melengkapi BAB IX Pasal 14 mengenai PEJABAT
PENGHUBUNG
o PIHAK PERTAMA : Kabag Binops
Ditreskrimsus Polda Jateng
o PIHAK KEDUA : Kasi Kamnegtibum & TPUL
bidang Pidum Kejaksaaan Tinggi Jawa Tengah
o PIHAK KETIGA : Panitera Muda Hukum
Pengadilan Tinggi Semarang
15
o PIHAK KEEMPAT : Kabid Pembinaan,
Bimbingan dan Teknologi Informasi Kanwil
Kemenkumham Polda Jateng
b) Rencana Integrasi Sistem Informasi:
(1) Masing-masing K/L diberikan kesempatan untuk
menjelaskan mengenai sistem informasi yang sudah
ada pada masing- masing K/L
(2) Masing-masing K/L diberikan kesempatan untuk
menjelaskan dokumen apa saja yang harus dan bisa
saling dipertukarkan antar K/L
(3) Masing-masing K/L diberikan kesempatan untuk
menjelaskan dokumen apa saja yang harus
disampaikan kepada masyarakat
5) Virtual meeting tanggal 7 Oktober 2020, menghasilkan beberapa
hal antara lain:
a) Penentuan waktu dan teknis penandatanganan MoU
Dari hasil diskusi terdapat 3 (tiga) alternatif
penandatanganan MoU
• Secara tatap muka
• Secara Virtual Meeting
• Project Leader menghadap kepada masing-masing
pimpinan K/L
b) Inventarisir Kebutuhan Sistem:
• Masing-masing K/L diberikan kesempatan untuk
menjelaskan dokumen apa saja yang harus dan bisa
saling dipertukarkan antar K/L
• Masing-masing K/L diberikan kesempatan untuk
menjelaskan dokumen apa saja yang harus
disampaikan kepada masyarakat
• Pendataan user (sumber daya manusia)
• Pendataan instansi yang saling berkaitan
• Spesifikasi teknis infrastruktur yang diharapkan
16
6) Virtual meeting tanggal 14 Oktober 2020, yaitu sinkronisasi
database sistem dengan melakukan survey sistem dipandu oleh
Tim dari Diskominfo Kota Semarang.
7) Virtual meeting tanggal 20 Oktober 2020, menghasilkan beberapa
hal antara lain:
Penyusunan Cetak Biru/ Blueprint terdiri dari enam BAB yaitu:
▪ BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Dasar 3. Maksud dan Tujuan 4. Ruang Lingkup 5. Sistematika
▪ BAB II PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI BIDANG PENEGAKAN HUKUM 6. Pengertian Sistem 7. Pengertian Informasi 8. Pengertian Penegakan Hukum 9. Perkembangan Sistem Informasi di Bidang Penegakan
Hukum Indonesia 10. Keterkaitan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
Penegakan Hukum 11. Prinsip – prinsip Penerapan Teknologi Pada Integrasi Sistem
Penegakan Hukum Pidana
▪ BAB III KONSEP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENEGAKAN HUKUM PIDANA 12. Model Sistem Informasi di Bidang Penegakan Hukum yang
Berjalan Saat Ini. 13. Model Sistem Informasi yang Diharapkan
▪ BAB IV STANDAR FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR 14. Desain Topologi Pertukaran Data 15. Desain Topologi Pelayanan Masyarakat 16. Standar Spesifikasi
▪ BAB V STRATEGI IMPLEMENTASI INTEGRASI SISTEM INFORMASI
▪ BAB VI PENUTUP
8) Rapat tanggal 26 Oktober 2020, menghasilkan beberapa hal antara
lain:
▪ Evaluasi pelaksanaan proyek perubahan.
▪ Penyempurnaan Cetak Biru/Blueprint
▪ Perencanaan tindak lanjut Pembangunan Aplikasi
17
e. Analisis existing system
Dari hasil analisis sistem informasi yang sedang berjalan pada tiap-tiap
K/L dapat diketahui bahwa masing-masing berdiri sendiri tanpa ada
hubungan. Pada institusi Polri dengan aplikasi E Manajemen Penyidikan
(EMP) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Sistem E Manajemen Penyidikan Bareskrim Polri
Pada sistem EMP, penyidik selaku user saat melakukan input, data
langsung diterima oleh server pusat yang dikelola oleh Bareskrim Polri
dengan menggunakan DNS robinops.bareskrim.polri.go.id.
18
Pada sistem informasi yang dikelola oleh Kejaksaan Tinggi yaitu Case
Manegement System (CMS), dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Sistem Case Management System
Pada sistem CMS, Jaksa Penuntut Umum selaku user saat melakukan
input, data langsung diterima terlebih dahulu oleh server lokal yang berada
di tiap Kejaksaan Tinggi atau Kejaksaan Negeri. Pada waktu yang telah
ditentukan, data pada tiap server lokal tersebut disinkronkan pada server
pusat yang dikelola oleh Kejaksaan Agung. Koneksi menggunakan VPN
(Virtual Private Network).
19
Sedangkan pada Sistem Informasi Penanganan Perkara (SIPP) yang
dikelola oleh Mahkamah Agung, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5. Sistem Informasi Perkara Pidana Mahkamah Agung
Pada sistem SIPP, Panitera selaku user saat melakukan input, data
langsung diterima terlebih dahulu oleh server lokal yang berada di tiap
Pengadilan Tinggi atau Pengadilan Negeri. Pada waktu yang telah
ditentukan, data pada tiap server lokal tersebut disinkronkan pada server
pusat yang dikelola oleh Mahkamah Agung. Koneksi menggunakan VPN
(Virtual Private Network).
20
Serupa dengan dua sistem di atas, Ditjen Pemasyarakatan Kementrian
Hukum dan HAM RI yang mengelola Sistem Database Pemasyarakatan
memiliki alur kerja yang tidak jauh berbeda sebagaimana gambar di
bawah.
Gambar 6. Sistem Database Pemasyarakatan Kemenkumham RI
Pada sistem SDP, staf admin Lapas/Rutan selaku user saat melakukan
input, data langsung diterima terlebih dahulu oleh server lokal yang berada
di tiap Lapas atau Rutan. Pada waktu yang telah ditentukan, data pada
tiap server lokal tersebut disinkronkan pada server pusat yang dikelola
oleh Ditjenpas Kemenkumham. Koneksi menggunakan VPN (Virtual
Private Network).
21
Berdasarkan analisis pada sistem-sistem di atas diperlukan sebuah
paltform yang mampu menampung data-data yang akan dipertukarkan
dan dokumen apa saja yang akan disediakan untuk masyarakat dengan
bentuk model yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 7. Model Arsitektur Penggunaan Aplikasi
Seluruh data dan dokumen yang dipertukarkan akan ditampung pada
sebuah sistem yang mampu menjembatani. Pada beberapa dokumen
akan dapat diakses oleh masyarakat yang berkepentingan dengan
perkara pidana.
f. Inventarisir kebutuhan sistem
Pada kegiatan ini dilakukan pendalaman pada instansi penegak hukum
yang langsung menangani perkara pidana yaitu di kantor Ditreskrimsus
Polda Jateng, Kejaksaan Negeri Semarang, Pengadilan Negeri Semarang
dan Lapas Kedungpane Semarang serta pihak pengembang aplikasi
dalam hal ini Dinas Kominfo Kota Semarang.
Didapatkan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan sistem yang akan
berjalan antara lain:
22
1) Jenis dokumen yang akan dipertukarkan
Tabel 2. Jenis Dokumen yang Akan Dipertukarkan POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS
1. Laporan Polisi 2. Surat Perintah
Penyidikan 3. Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan 4. Nomor Berkas Perkara 5. Daftar Tersangka 6. Daftar Saksi 7. Daftar Ahli 8. Daftar Barang Bukti 9. Surat Perintah
Penghentian Penyidikan 10. Surat Permintaan
Perpanjangan Penahanan Ke Kejaksaan
11. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan Ke Pengadilan
12. Surat Ijin Penyitaan 13. Surat Penetapan
Penyitaan 14. Surat Ijin Penggeledahan 15. Surat Penetapan
Penggeledahan 16. Surat Perintah
Penangkapan 17. Surat Perintah
Penahanan 18. Surat Perintah
Penangguhan Penahanan
19. Surat Pencabutan Penangguhan Penahanan
20. Surat Perintah Pembantaran Tahanan
21. Surat Perintah Pencabutan Pembantaran Tahanan
1. Penunjukan Jaksa Penuntut untuk mengikuti perkembangan (P-16)
2. Penunjukan Jaksa Penuntut untuk penyelesaian perkara (P-16A)
3. Permintaan perkembangan perkara (P-17)
4. Pemberitahuan penyidikan belum lengkap (P-18)
5. Pengembalian Berkas Perkara untuk Dilengkapi (P-19)
6. Pemberitahuan hasil penyidikan telah lengkap (P-21)
7. Permintaan diserahkan tersangka dan barang bukti (P-21A)
8. Penghentian penuntutan (P-26)
9. Surat Dakwaan (P-29) 10. Surat Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (P-31)
11. Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Singkat (P-32)
12. Surat Panggilan Saksi / Ahli / Terdakwa / Terpidana (P-37)
13. Surat Tuntutan (P-42) 14. Surat Perintah
Pelaksanaan Putusan (P-48)
15. Surat Ketetapan Perpanjangan Penahanan (T-4)
16. Tembusan Perpanjangan Penahanan dari PN (T-6)
17. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan (T-7)
18. Surat Perintah Penahanan (T-7)
19. Surat Perintah Penangguhan Penahanan (T-8)
20. Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penahanan (BA-7)
21. Berita Acara Pelaksanaan Perintah Pengalihan Jenis Tahanan (BA-8)
1. Surat Ketetapan Perpanjangan Penahanan Lanjutan (ditahan oleh Kepolisian)
2. Tembusan Surat Ketetapan Perpanjangan Penahanan Lanjutan (ditahan oleh Kejaksaan)
3. Penetapan Penyitaan 4. Penetapan
Penggeledahan 5. Penetapan Majelis Hakim 6. Penunjukan Panitera
Pengganti 7. Penetapan Hari Sidang
Pertama 8. Penetapan Penahanan
(Pen-7.1) 9. Penetapan Perpanjangan
Pasal 29 (Pen-7.20) 10. Petikan Putusan
Pengadilan 11. Salinan Putusan
Pengadilan
1. Surat Pemberitahuan Habis Masa Penahanan (PAS-10)
2. Surat Pemberitahuan Narapidana Bebas (PAS-20)
3. Surat Pembebasan Bersyarat
4. Rasio Hunian Rumah Tahanan dan Lapas
23
POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS
22. Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penangguhan Penahanan / Pengeluaran Tahanan (BA-9)
23. Berita Acara Pencabutan Penangguhan Penahanan (BA-11)
24. Berita Acara Pelaksanaan Penetapan Hakim (BA-15)
25. Berita Acara Pelaksanaan Putusan (BA-17)
2) Jenis dokumen pelayanan masyarakat
Tabel 3. Jenis Dokumen Pelayanan Masyarakat POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS
1. SP2HP 2. SPDP 3. Panggilan Pemeriksaan 4. SP3
1. Penghentian penuntutan (P-26)
2. Surat Panggilan Saksi / Ahli / Terdakwa / Terpidana (P-37)
1. Petikan Putusan Pengadilan
2. Salinan Putusan Pengadilan
3. Jadwal Sidang I
1. Surat Pemberitahuan Narapidana Bebas (PAS-20)
2. Surat Pembebasan Bersyarat
3) Jenis user dan hak akses
Tabel 4. Jenis user dan hak akses
POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS PELAPOR
TERLAPOR/ TERSANGKA/ TERDAKWA/ TERPIDANA
1. Penyidik: - View - Edit
2. Pimpinan: - View
1. Jaksa Penuntut Umum:
- View - Edit
2. Pimpinan: - View
1. Panitera Pengganti: - View - Edit
2. Pimpinan: - View
1. Staf: - View - Edit
2. Pimpinan: - View
User: - view
1. User - View
2. Keluarga - View
NRP NIP NIK NIK NIK NIK
4) Data instansi
Tabel 5. Data Instansi Penegak Hukum POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS
1. Ditreskrimum Polda Jateng 2. Ditreskrimsus Polda
Jateng 3. Ditresnarkoba Polda
Jateng 4. Satreskrim Polrestabes
Semarang 5. Satreskrim Polres
Semarang 6. Satreskrim Polres Demak 7. Satreskrim Polres Salatiga 8. Satreskrim Polres Kendal 9. Satreskrim Polresta
Surakarta 10. Satreskrim Polres Boyolali 11. Satreskrim Polres
Karanganyar
1. Kejaksaan Tingi Jawa Tengah
2. Kejaksaan Negeri Kota Semarang
3. Kejaksaan Negeri Kab. Semarang
4. Kejaksaan Negeri Kab. Demak
5. Kejaksaan Negeri Kota Salatiga
6. Kejaksaan Negeri Kab. Kendal
7. Kejaksaan Negeri Kota Surakarta
8. Kejaksaan Negeri Kab. Boyolali
9. Kejaksaan Negeri Kab. Karanganyar
1. Pengadilan Tinggi Jawa Tengah
2. Pengadilan Negeri Kota Semarang
3. Pengadilan Negeri Kab. Semarang
4. Pengadilan Negeri Kab. Demak
5. Pengadilan Negeri Kota Salatiga
6. Pengadilan Negeri Kab. Kendal
7. Pengadilan Negeri Kota Surakarta
8. Pengadilan Negeri Kab. Boyolali
9. Pengadilan Negeri Kab. Karanganyar
1. Lapas Kelas I Batu High Risk Narkotika Nusakambangan
2. Lapas Kelas I Semarang 3. Lapas Kelas II A
Ambarawa 4. Lapas Kelas II A Besi
Nusakambangan 5. Lapas Kelas II A Kembang
Kuning Nusakambangan 6. Lapas Kelas II A Kendal 7. Lapas Kelas II A Magelang 8. Lapas Kelas II A Pasir
Putih Nusakambangan 9. Lapas Kelas II A
Pekalongan 10. Lapas Kelas II A Permisan
Nusakambangan
24
POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS 12. Satreskrim Polres
Wonogiri 13. Satreskrim Polres Klaten 14. Satreskrim Polres
Sukoharjo 15. Satreskrim Polres Sragen 16. Satreskrim Polresta
Banyumas 17. Satreskrim Polres Cilacap 18. Satreskrim Polres
Banjarnegara 19. Satreskrim Polres
Purbalingga 20. Satreskrim Polres
Pekalongan Kota 21. Satreskrim Polres
Pekalongan 22. Satreskrim Polres Tegal
Kota 23. Satreskrim Polres Tegal 24. Satreskrim Polres Brebes 25. Satreskrim Polres
Pemalang 26. Satreskrim Polres Batang 27. Satreskrim Polres
Magelang Kota 28. Satreskrim Polres
Magelang 29. Satreskrim Polres
Wonosobo 30. Satreskrim Polres
Purworejo 31. Satreskrim Polres
Temanggung 32. Satreskrim Polres
Kebumen 33. Satreskrim Polres Pati 34. Satreskrim Polres Jepara 35. Satreskrim Polres Kudus 36. Satreskrim Polres
Grobogan 37. Satreskrim Polres Blora 38. Satreskrim Polres
Rembang 39. Satresnarkoba
Polrestabes Semarang 40. Satresnarkoba Polres
Semarang 41. Satresnarkoba Polres
Demak 42. Satresnarkoba Polres
Salatiga 43. Satresnarkoba Polres
Kendal 44. Satresnarkoba Polresta
Surakarta 45. Satresnarkoba Polres
Boyolali 46. Satresnarkoba Polres
Karanganyar 47. Satresnarkoba Polres
Wonogiri 48. Satresnarkoba Polres
Klaten 49. Satresnarkoba Polres
Sukoharjo 50. Satresnarkoba Polres
Sragen 51. Satresnarkoba Polresta
Banyumas 52. Satresnarkoba Polres
Cilacap
10. Kejaksaan Negeri Kab. Wonogiri
11. Kejaksaan Negeri Kab. Klaten
12. Kejaksaan Negeri Kab. Sukoharjo
13. Kejaksaan Negeri Kab. Sragen
14. Kejaksaan Negeri Kab. Banyumas
15. Kejaksaan Negeri Kab. Cilacap
16. Kejaksaan Negeri Kab. Banjarnegara
17. Kejaksaan Negeri Kab. Purbalingga
18. Kejaksaan Negeri Kota Pekalongan
19. Kejaksaan Negeri Kab. Pekalongan
20. Kejaksaan Negeri Kota Tegal
21. Kejaksaan Negeri Kab. Tegal
22. Kejaksaan Negeri Kab. Brebes
23. Kejaksaan Negeri Kab. Pemalang
24. Kejaksaan Negeri Kab. Batang
25. Kejaksaan Negeri Kota Magelang
26. Kejaksaan Negeri Kab. Magelang
27. Kejaksaan Negeri Kab. Wonosobo
28. Kejaksaan Negeri Kab. Purworejo
29. Kejaksaan Negeri Kab. Temanggung
30. Kejaksaan Negeri Kab. Kebumen
31. Kejaksaan Negeri Kab. Pati
32. Kejaksaan Negeri Kab. Jepara
33. Kejaksaan Negeri Kab. Kudus
34. Kejaksaan Negeri Kab. Grobogan
35. Kejaksaan Negeri Kab. Blora
36. Kejaksaan Negeri Kab. Rembang
10. Pengadilan Negeri Kab. Wonogiri
11. Pengadilan Negeri Kab. Klaten
12. Pengadilan Negeri Kab. Sukoharjo
13. Pengadilan Negeri Kab. Sragen
14. Pengadilan Negeri Kab. Banyumas
15. Pengadilan Negeri Kab. Cilacap
16. Pengadilan Negeri Kab. Banjarnegara
17. Pengadilan Negeri Kab. Purbalingga
18. Pengadilan Negeri Kota Pekalongan
19. Pengadilan Negeri Kab. Pekalongan
20. Pengadilan Negeri Kota Tegal
21. Pengadilan Negeri Kab. Tegal
22. Pengadilan Negeri Kab. Brebes
23. Pengadilan Negeri Kab. Pemalang
24. Pengadilan Negeri Kab. Batang
25. Pengadilan Negeri Kota Magelang
26. Pengadilan Negeri Kab. Magelang
27. Pengadilan Negeri Kab. Wonosobo
28. Pengadilan Negeri Kab. Purworejo
29. Pengadilan Negeri Kab. Temanggung
30. Pengadilan Negeri Kab. Kebumen
31. Pengadilan Negeri Kab. Pati
32. Pengadilan Negeri Kab. Jepara
33. Pengadilan Negeri Kab. Kudus
34. Pengadilan Negeri Kab. Grobogan
35. Pengadilan Negeri Kab. Blora
36. Pengadilan Negeri Kab. Rembang
11. Lapas Kelas II A Purwokerto
12. Lapas Kelas II A Sragen 13. Lapas Kelas II B Brebes 14. Lapas Kelas II B Cilacap 15. Lapas Kelas II B Klaten 16. Lapas Kelas II B Pati 17. Lapas Kelas II B Slawi 18. Lapas Kelas II B Tegal 19. Lapas Khusus Kelas II A
Karanganyar 20. Lapas Narkotika Kelas II A
Nusakambangan 21. Lapas Narkotika Kelas II B
Purwokerto 22. Lapas Pemuda Kelas II B
Plantungan 23. Lapas Perempuan Kelas II
A Semarang 24. Lapas Terbuka Kelas II B
Kendal 25. Lapas Terbuka Kelas II B
Nusakambangan 26. Lembaga Pembinaan
Khusus Anak Kelas I Kutoarjo
27. Rutan Kelas I Surakarta 28. Rutan Kelas II A
Pekalongan 29. Rutan Kelas II B
Banjarnegara 30. Rutan Kelas II B
Banyumas 31. Rutan Kelas II B Batang 32. Rutan Kelas II B Blora 33. Rutan Kelas II B Boyolali 34. Rutan Kelas II B Demak 35. Rutan Kelas II B Jepara 36. Rutan Kelas II B Kebumen 37. Rutan Kelas II B Kudus 38. Rutan Kelas II B Pemalang 39. Rutan Kelas II B
Purbalingga 40. Rutan Kelas II B
Purwodadi 41. Rutan Kelas II B Purworejo 42. Rutan Kelas II B Rembang 43. Rutan Kelas II B Salatiga 44. Rutan Kelas II B
Temanggung 45. Rutan Kelas II B Wonogiri Rutan Kelas II B Wonosobo
25
POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS 53. Satresnarkoba Polres
Banjarnegara 54. Satresnarkoba Polres
Purbalingga 55. Satresnarkoba Polres
Pekalongan Kota 56. Satresnarkoba Polres
Pekalongan 57. Satresnarkoba Polres
Tegal Kota 58. Satresnarkoba Polres
Tegal 59. Satresnarkoba Polres
Brebes 60. Satresnarkoba Polres
Pemalang 61. Satresnarkoba Polres
Batang 62. Satresnarkoba Polres
Magelang Kota 63. Satresnarkoba Polres
Magelang 64. Satresnarkoba Polres
Wonosobo 65. Satresnarkoba Polres
Purworejo 66. Satresnarkoba Polres
Temanggung 67. Satresnarkoba Polres
Kebumen 68. Satresnarkoba Polres Pati 69. Satresnarkoba Polres
Jepara 70. Satresnarkoba Polres
Kudus 71. Satresnarkoba Polres
Grobogan 72. Satresnarkoba Polres
Blora 73. Satresnarkoba Polres
Rembang
5) Spesifikasi Teknis yang diharapkan
Berdasarkan hasil diskusi dan koordinasi dengan pihak
pengembang, spesifikasi teknis yang diharapkan supaya aplikasi ini
dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut:
- Mendukung Multiplatform teknologi dengan Standar
Terbuka
- Mendukung konsep interoperabilitas: SOAP dan REST
- Multiformat data: XML, JSON, PHP-Array, PHP-Serialize
- Mendukung DBMS: My SQL, PostgreSQL, MS-SQL,
ORACLE
- GUI service Manajemen
- Memberikan peluang pengembangan berbasis Kode
Sumber Terbuka (Open Source)
26
- Development Sofware:
• Web Server: Apache 2.x Multprocess Threading
• Web Preprocessing: PHP 5.x
• DBMS: MySQL 5.x
• Operating System: Unix, Linux, Windows
- Hardware Requirement:
• Processor: Hyper-Threading
• RAM:16GB,
• Storage:100 GB,
• NIC:10/100Mbps,
• Bandwidth: 4MBps
g. Analisis database antar K/L
1) Proses Bisnis Pertukaran Dokumen (secara ringkas)
Tabel 6. Proses Bisnis Pertukaran Dokumen
NO NAMA PROSES JENIS
DOKUMEN
1. Pengiriman Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian kepada Kejaksaan dan ditembuskan ke Pengadilan
SPDP
2. Pengiriman Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16) dari Kejaksaan kepada Kepolisian.
P-16
3. Pengiriman Berkas Perkara Tahap Pertama (BP-T1) dari Kepolisian kepada Kejaksaan.
Berkas Perkara Tahap 1
4. Pengiriman Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) yang dikeluarkan oleh Kepolisian dan dikirimkan kepada Kejaksaan serta ditembuskan ke Pengadilan.
SP3
5. Pengiriman Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap (P-21) dari Kejaksaan kepada Kepolisian.
P-21
6. Pengiriman Berkas Perkara Tahap Kedua (BPT II) dari Kepolisian kepada Kejaksaan.
Berkas Perkara Tahap 2
27
NO NAMA PROSES JENIS
DOKUMEN
7. Pengiriman Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (P-31) dengan lampiran Surat Perintah Penunjukan JPU untuk penyelesian perkara tindak pidana (P-16 A) dan Surat Dakwaan (P-29) dari Kejaksaan kepada Pengadilan dengan tembusan kepada Kepolisian.
P-16A P-29 P-31 / P-32
8. Pengiriman Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (P-26) dan Surat Perintah Penunjukan JPU untuk penyelesaian perkara tindak pidana (P-16A) dari Kejaksaan kepada Kepolisian.
P-26
9. Pengiriman Penetapan Majelis Hakim (PMH), Penetapan Panitera Pengganti (PPP), Penetapan Hari Sidang Pertama (PHS) dari Pengadilan kepada Kejaksaan.
- Penetapan Majelis Hakim;
- Penetapan Panitera Pengganti;
- Penetapan Hari Sidang Pertama
10. Pengiriman Petikan Putusan dari Pengadilan kepada Kejaksaan.
Petikan Putusan
11. Pengiriman Salinan Putusan dari Pengadilan kepada Kejaksaan.
Salinan Putusan
12. Pengiriman tembusan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan (P-48) dari Kejaksaan kepada Pengadilan, Kepolisian dan Pemasyarakatan.
P-48
13. Pengiriman Serita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan (BA-17) dari Kejaksaan kepada Pengadilan, Kepolisian dan Pemasyarakatan
BA-17
14. Pengiriman Surat Pemberitahuan Habis Masa Penahanan dari RUTAN/Lembaga Pemasyarakatan kepada Pengadilan / Kejaksaan / Kepolisian.
Surat Pemberitahuan Habis Masa Penahanan
15. Pengiriman Surat Lepas (SL) Narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan kepada Kepolisian.
Surat Lepas
28
2) Proses Bisnis Pelayanan Masyarakat
Tabel 7. Proses Bisnis Pelayanan Masyarakat
NO NAMA PROSES JENIS DOKUMEN
1. Pengiriman Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian
SPDP
2. Pengiriman Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari Kepolisian.
SP2HP
3. Pengiriman Surat Panggilan Pemeriksaan dari Kepolisian.
Surat Panggilan
4. Pengiriman Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) yang dikeluarkan oleh Kepolisian.
SP3
5. Pengiriman Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan dari Kejaksaan.
P-26
6. Pengiriman Surat Panggilan Saksi / Ahli / Terdakwa / Terpidana dari Kejaksaan.
P-37
7. Pengiriman Penetapan Hari Sidang Pertama (PHS) dari Pengadilan.
Penetapan Hari Sidang Pertama
8. Pengiriman Petikan Putusan dari Pengadilan.
Petikan Putusan
9. Pengiriman Salinan Putusan dari Pengadilan.
Salinan Putusan
10. Pengiriman Surat Pembebasan Bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan.
Surat Pembebasan Bersyarat
11. Pengiriman Surat Lepas (SL) Narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan.
Surat Lepas
29
3) Bagan Alur kerja antar database
Gambar 8. Bagan Alur kerja antar database
h. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Proyek
Sebagai pedoman dalam pembangunan aplikasi SIPEKA PINTER, telah
disusun Naskah Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Sistem Informasi
Penanganan Perkara Pidana Terintegrasi (SIPEKA PINTER). Proses
penyusunan naskah ini melalui beberapa kali rapat baik secara virtual
maupun tatap muka oleh tim efektif bersama dengan pihak pengembang
aplikasi.
30
Gambar 9. Naskah Pedoman Pembangunan Sistem Informasi Penanganan perkara Pidana Terintegrasi (Sipeka Pinter)
i. Platform Development
1) Pembangunan Aplikasi
Aplikasi SIPEKA PINTER dibangun pada platform web based,
dimana seluruh kegiatan pengguna akan menggunakan fitur
browser pada komputer. Pembangunan dilakukan oleh staf Dinas
Kominfo Kota Semarang yang diawaki oleh personil yang telah
berpengalaman dalam tugasnya.
Aplikasi dapat diakses melalui tautan
http://sipekapinter.semarangkota.go.id oleh pengguna yang telah
terdaftar.
Tampilan aplikasi sebagai berikut:
31
Gambar 10. Tampilan Antarmuka Aplikasi
2) Input Data Kredensial
Input data kredensial berupa data kependudukan dilakukan dengan
memanfaatkan interoperability API (Application Programming
Interface) pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dimana
penggunaan database kependudukan tersebut untuk mencocokan
data-data yang akan di-input-kan guna menghindari kesalahan
input data.
32
j. Instalasi Infrastruktur
Pada kegiatan ini, melalui koordinasi yang baik dengan Dinas Kominfo
Kota Semarang, seluruh infrastruktur baik server dan jaringan telah
disediakan dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia oleh Pemkot
Semarang. Kegiatan yang dilakukan pada milestone ini yaitu melakukan
pengecekan spesifikasi teknis server dan kualitas bandwidth guna
menjamin ketersediaan sistem yang efektif dan efisien.
5. Output Kunci
Sebagai output yang hendak dihasilkan dalam proyek perubahan terbagi
menjadi dua output, yaitu:
a. Output antara, yang akan dicapai dalam jangka pendek dan menegah
antara lain:
1) Persamaan tujuan antar K/L penegak hukum dan stakeholder.
2) Tersusunnya MOU antar K/L penegak hukum dengan stakeholder.
3) Penerapan pertukaran data di seluruh Indonesia melalui sistem
informasi yang terintegrasi antar K/L penegak hukum.
b. Output akhir, yang akan dicapai dalam jangka panjang antara lain:
1) Terpeliharanya sumber daya sistem sehingga penyelenggaraan
sistem menjadi lancar dan dapat berkelanjutan.
2) Terintegrasinya Data Kriminal Indonesia dengan Data Interpol.
33
6. Pentahapan Proyek Perubahan
Untuk menjamin terlaksananaya proyek perubahan secara tepat waktu
dan tepat sasaran, perlu ditetapkan tahapan dimana hal ini sangat penting dan
harus diperhatikan. Pentahapan-pentahapan tersebut yaitu:
Tabel 8. Milestone Proyek Perubahan
NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT
A. JANGKA PENDEK
1. Koordinasi dengan Stakeholder M 1/9 Kegiatan koordinasi
2. Pembentukan Tim Efektif M 2/9 Surat Perintah Tim Efektif
3. Penyusunan kebijakan M 2/9 Naskah Nota Kesepahaman
4. Rapat koordinasi tim efektif M 2/9 – M 3/10
Timeline dan kebutuhan anggaran
5. Analisis existing system M 3/9 – M 4/9
Data sistem saat ini
6. Inventarisir kebutuhan sistem M 4/9 – M 5/9
Data sumberdaya yang dibutuhkan
7. Analisis database antar K/L penegak hukum
M 1/10 – M 2/10
Alur database antar sistem
8. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan
M 2/10 – M 3/10
Naskah Cetak Biru
B. Jangka Menengah
1. Platform Development
a. Pembangunan Aplikasi M 4/10 – M 2/2
Tampilan Aplikasi
b. Input data kredensial M 4/10 – M 2/2
Ketersediaan Data
2. Instalasi Infrastruktur
a. Pengadaan Server M 4/11 – M 2/2
Ketersediaan server
b. Pengadaan Jaringan M 4/11 – M 2/1
Ketersediaan Jaringan
3. Pelatihan SDM
a. Pelatihan Administrator M 4/11 – M 2/1
Kegiatan Pelatihan
b. Pelatihan Operator M 4/11 – M 2/1
Kegiatan Pelatihan
c. Pelatihan Teknisi M 4/11 – M 2/1
Kegiatan Pelatihan
4. Pengujian: instalasi pada pilot project
M 4/11 – M 2/2
Instalasi pada pilot project
5. Implementasi: instalasi perluasan pada daerah lain
M 4/12 – M 2/2
Perluasan implementasi
34
NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT
C. Jangka Panjang
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sumber Daya
M 3/2/21 – M
5/8/22
Kegiatan pemeliharaan infrastruktur
2. Support Data Kriminal Internasional M 1/9/22 Data Kriminal Internasional
7. Tata Kelola Proyek Perubahan
Penyelenggaraan proyek perubahan ini melibatkan stakeholder yang
dibentuk dalam tim efektif, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Gambar 11. Struktur / Tata Kelola Proyek Perubahan
35
Penjabaran tugas pada masing-masing struktur dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Coach, diemban oleh Bapak DR. P. Marpaung, M.Sc.
Memberikan arahan, bimbingan, serta petunjuk dalam proses
pelaksanaan proyek perubahan.
b. Mentor, diemban oleh Wakapolda Jateng, Brigadir Jenderal Polisi Abioso
Seno Aji, SIK.
Memberikan dukungan, arahan, bimbingan, serta petunjuk dalam proses
proyek perubahan.
c. Project Leader, diemban oleh Dirreskrimsus Polda Jateng, Komisaris
Besar Polisi Budi Haryanto, S.i.k., M.H., selaku peserta PKN I Angkatan
46 Tahun 2020.
1) Menentukan kebijakan penyelenggaraan proyek perubahan.
2) Memimpin perencanaan dan pelaksanaan proyek.
3) Mendefinisikan ruang lingkup proyek dan tujuannya.
4) Menyusun dan mengkoordinasikan pokja.
5) Memberikan arahan dan dukungan untuk tim proyek.
6) Terus-menerus memantau dan melaporkan kemajuan proyek kepada
seluruh stakeholders.
7) Membuat laporan yang memuat kemajuan proyek.
8) Melaksanakan dan mengelola proyek.
9) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Coach.
d. Tim Adminsitrasi, diemban oleh Panit Subdit Siber Ditreksrimsus Polda
Jateng beserta satu orang staf.
1) Menyusun pedoman pelaksanaan proyek.
2) Menyelenggarakan pengadaan barang.
36
3) Memastikan pengelolaan jadwal dan tenggat waktu administrasi sesuai
dengan yang ditargetkan.
4) Mengelola anggaran dan alokasi sumber daya proyek.
5) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Project
Manager.
e. Tim Perencanaan dan Wasdal, diemban oleh Kabag Binops Ditreskrimsus
Polda Jateng beserta staf dari Pengadilan Tinggi Semarang, Kejati Jateng,
Kanwil Kumham Jateng.
1) Melakukan perencanaan dan penjadwalan proyek.
2) Bersama dengan tim development melaksanakan Analisis existing
system.
3) Melakukan inventarisir kebutuhan sistem.
4) MengAnalisis database antar K/L penegak hukum.
5) Melakukan monitoring pada pilot project dalam rangka
penyempurnaan sistem.
6) Melakukan pemeliharaan dan perawatan sumber daya sistem.
7) Melakukan evaluasi dan penilaian hasil.
8) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Project
Manager.
f. Team Implementasi, yang diemban oleh Kabidbin Divpas Kumham Jateng
beserta staf Ditreskrimsus Polda Jateng dan Pengadilan Tinggi
Semarang.
1) Bersama dengan tim planning melaksanakan Analisis existing system.
2) Membangun sistem informasi yang terintegrasi.
3) Melakukan pelatihan SDM yang akan mengoperasionalkan sistem
4) Melakukan instalasi secara bertahap mulai pada pilot project sampai
dengan perluasan pada daerah lain.
5) Melakukan pemeliharaan dan perawatan sumber daya sistem.
37
6) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Project
Manager.
g. Tim Dukungan Data, yang diemban oleh Kasi Kamneg dan TPUL Kejati
Jateng dan staf Ditreskrimsus.
1) Melakukan input data ke dalam sistem.
2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Project
Manager.
Penempatan personel yang mengawaki pada struktur di atas dilaksanakan
secara kolaboratif dalam arti di setiap tim akan dipimpin oleh pejabat dari satu
K/L dan beranggotakan personel dari K/L yang lain.
8. Peta Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
1) Penyidik Reserse Polri dari tingkat Mabes, Polda, Polres dan
Polsek.
2) Jaksa Penuntut Umum dari tingkat Kejagung, Kejati dan Kejari.
3) Panitera pada dari tingkat Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi
dan Pengadilan Negeri
4) Administrator Lembaga Pemasyarakatan dan Balai
Pemasyarakatan.
b. Anggaran
Menggunakan gabungan DIPA dari Polri, Kejaksaan Agung, Mahkamah
Agung, dan Kemenkumham (APBN-P).
c. Peralatan
Tiap K/L penegak hukum telah memiliki infrastruktur baik hardware berupa
server dan software berupa aplikasi yang telah tergelar dan berjalan baik.
Adapun aplikasi yang dimiliki oleh tiap K/L adalah:
38
1) Polri : EMP (E Manajemen Penyidikan)
2) Kejaksaan : CMS (Case Management System)
3) MA : SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara)
4) Ditjenpas Kemenkumham : SDP (Sistem Database
Pemasyarakatan)
d. Kebijakan
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
2) Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak
Pidana.
3) Instruksi Jaksa Agung Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penggunaan
Aplikasi Sistem Manajemen Penanganan Perkara.
4) Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 1-
144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di
Pengadilan.
5) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Sistem Database
Pemasyarakatan.
39
9. Manajemen Pengembangan Kolaborasi
Dengan adanya pandemi Covid-19 dengan pemberlakukan PSBB
khususnya di Jakarta, cakupan proyek perubahan yang pada awal rancangan
proyek perubahan akan dilakukan secara nasional menjadi cakupan pada tingkat
daerah (provinsi), dengan tetap mempertahankan cakupan stakeholder dimana
akan diselenggarakan secara kolaboratif antar stakeholder yang terlibat melalui
identifikasi faktor pengaruh dan kepentingan.
Gambar 12. Peta Stakeholder
a. Pada kuadran pertama, yang memiliki pengaruh kuat dan kepentingan
besar terhadap proyek perubahan ini disebut sebagai Promoters, terdapat
stakeholder:
1) Direktorat Reserse pada Polda Jateng
2) Satreskrim jajaran Polda Jateng
3) Kejaksaan Tingi Jateng
4) Pengadilan Tinggi Semarang
5) Kanwil Kemenkumham Jateng
Dimana stakeholder tersebut di atas adalah K/L penegak hukum yang
memiliki sistem informasi yang akan diintegrasikan.
40
b. Pada kuadran kedua, yang memiliki pengaruh kurang kuat namun
berkepentingan besar terhadap proyek perubahan ini disebut sebagai
Defenders, terdapat stakeholder:
1) PPNS pada tiap K/L
2) BNN Provinsi Jateng
3) Masyarakat yang berperkara
Defenders ini adalah pihak yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan.
c. Pada kuadran ketiga, yang memiliki pengaruh kuat namun tidak terlalu
berkepentingan terhadap proyek perubahan ini disebut sebagai Latents,
terdapat stakeholder:
1) Pemprov Jateng
2) Dinas Dukcapil Provinsi Jateng
Kelompok Latents ini adalah pihak yang memberikan dukungan input data
lain yang diperlukan pada sistem.
d. Pada kuadran keempat, yang kurang berpengaruh dan tidak kepentingan
besar terhadap proyek perubahan ini disebut sebagai Apathetics, terdapat
stakeholder:
1) LSM tertentu
2) Tokoh Masyarakat tertentu
10. Strategi Komunikasi dan Perubahan Peta Stakholder
Strategi komunikasi yang diterapkan dalam mewujudkan proyek
perubahan dengan memperhatikan jenis-jenis audien yang telah teridentifikasi
melaui metode dan media sebagai berikut:
41
Tabel 9. Strategi Komunikasi
NO AUDIEN METODE MEDIA
1. Promoters Presentasi - Rapat Koordinasi - Forum komunikasi
2. Defenders Presentasi - Rapat Koordinasi - Forum komunikasi
3. Latents - Presentasi - Lobby
- Rapat Koordinasi - Forum komunikasi - Komunikasi intensif
4. Apathetics - Promosi - Edukasi
- Sosialisasi intensif - Diseminasi informasi melalui
media sosial
Terjadi perubahan stakeholder yang pada Rancangan Proyek Perubahan
memiliki cakupan nasional (stakeholder pusat) namun karena pemberlakuan
kembali PSBB di Jakarta yang membatasi pergerakan untuk bertatap muka
dengan pimpinan K/L penegak hukum dan pelaksanaan koordinasi secara virtual
tidak menungkinkan dilakukan karena harus sering dilakukan secara tatap muka
dan peninjauan secara langsung (on site), maka proyek perubahan dilakukan
dengan menggunakan stakeholder daerah (provinsi).
Melalui strategi komunikasi yang tepat dalam pelaksanaan proyek perubahan ini,
terjadi perubahan peta stakeholders sebagai berikut:
a. bergesernya stakeholder dari defenders ke kuadran promoters seperti
PPNS dan BNN Prov, dimana dua stakeholder tersebut akan dapat
menggunakan sistem yang dibangun untuk melakukan koordinasi dengan
kejaksaan, pengadilan dan lapas.
b. dari kuadran latents terdapat Pemprov Jateng dan Dinas Dukcapil Jateng
yang bergeser ke kuadran promoters, yang mendukung secara penuh
untuk memberikan dukungan dan data yang dibutuhkan di dalam sistem
tersebut.
c. dari kuadran apathetics menjadi latents yaitu LSM dan tokoh masyarakat,
dimana mereka akan memiliki pengaruh dalam proses penegakan hukum.
Selain itu juga diperoleh pihak yang sebelumnya tidak ditargetkan dalam
proyek perubahan ini yaitu Dinas Kominfo Kota Semarang yang sangat tertarik
untuk mendukung karena apa yang dikerjakan dalam proyek perubahan ini
sejalan dengan visi Digitizing Government yang menjadikan Kota Semarang
sebagai pilot project ASEAN sebagai Smart City. Selain itu Dinas Kominfo Kota
42
Semarang memiliki sumber daya baik manusia maupun sarana dan prasarana
yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung terlaksananya proyek perubahan ini.
Gambar 13. Perubahan Peta Stakeholder
43
11. Masalah, Resiko dan Alternatif Solusi
Dalam setiap proyek dimungkinkan akan muncul potensi kendala dan
resiko yang harus diantisipasi agar proyek perubahan dapat berjalan sesuai
target yang telah ditetapkan. Adapun resiko yang dapat diidentifikasi dalam
proyek perubahan ini antara lain:
Tabel 10. Strategi Antisipasi Resiko
NO RESIKO ANTISIPASI
1 Data yang disikan belum
lengkap dan tidak tepat waktu
- Melakukan pengawasan dan
pengendalian dalam kelengkapan
pengisian dan kepatuhan
penginputan data
- Meningkatkan pemahaman
mengenai pentingnya data
2 Akses jaringan belum
maksimal, masih terdapat
kantor yang belum memiliki
akses internet
Koordinasi dengan Internet Service
Provider (ISP) untuk koneksi jaringan
dalam rangka support akses.
3 Kecepatan akses/proses di tiap
sistem informasi masih lambat Peningkatan kapasitas server dan
jaringan.
4 Perbedaan data input antara
sistem informasi tiap – tiap K /
L
Sinkronisasi antar data input pada
tiap sistem informasi.
5 Keengganan untuk membagi
data
Meyakinkan bahwa data yang
dibagikan hanya dapat diakses
setelah ada otorisasi dari pemilik
data
44
12. Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor kunci keberhasilan merupakan kondisi yang diperlukan untuk
mencapai kesuksesan sebuah proyek. Dalam proyek perubahan ini hal-hal yang
digunakan sebagai faktor penentu keberhasilan adalah:
a. Adanya kebijakan keterbukaan informasi publik sebagaimana yang diatur
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
b. Adanya kebijakan internal yang mengatur penggunaan sistem informasi di
tiap K/L penegak hukum dan mendukung operasional proses penegakan
hukum.
c. Telah terbangunnya infrastruktur berupa aplikasi di masing-masing K/L,
dan server yang berfungsi dengan baik serta didukung jaringan yang
tergelar di seluruh satuan kerja.
d. Sudah ada hubungan kerjasama yang cukup baik antar K/L penegak
hukum pada setiap tahapan peradilan pidana.
e. Adanya dukungan dari stakeholder lain yang memungkinkan proyek
perubahan dapat dilakukan secara kolaboratif.
13. Penutup
a. Kesimpulan
Proyek Perubahan “Membangun Sistem Informasi Terintegrasi Guna
Mewujudkan Kepastian Hukum Pidana” telah berhasil dilaksanakan
dengan terwujudnya kesepakatan bersama antar instansi penegak hukum
dalam penyelenggaraan sistem informasi penanganan perkara pidana
yang terintegrasi. Secara umum tujuan dan milestone jangka pendek dan
beberapa dari jangka menengah dapat tercapai, meskipun terdapat
beberapa penyesuaian karena adanya implikasi dari pandemi Covid-19.
Proyek perubahan ini membawa manfaat diantaranya:
45
1) Perkara pidana yang ditangani dari hulu sampai hilir akan mudah
dimonitor
2) Kemudahan dan percepatan pertukaran data antar instansi
penegak hukum.
3) Masyarakat yang berkepentingan dapat mengetahui sejauh mana
penanganan perkara pidana yang telah dilaporkan dengan
diterimanya informasi secara langsung dari sistem.
b. Rekomendasi / Saran
Keberhasilan proyek perubahan ini akan terus ditingkatkan dengan
secara konsisten hingga mencapai cakupan nasional sehingga perlu
dilakukan koordinasi lebih lanjut antara Kementrian / Lembaga penegak
hukum pada tingkat pusat dalam mencapai tujuan yang sama dalam
penegakan hukum.
Komitmen seluruh komponen penegak hukum pada tataran
pelaksana untuk memanfaatkan secara aktif sistem yang telah tergelar
dan dintegrasikan serta pengawasan dari pimpinan tiap K/L terhadap
proses input data dan dokumen.
Sosialisasi secara menyeluruh tentang pentingnya percepatan
pertukaran data dan mengutamakan pelayanan masyarakat yang
berkepentingan dalam perkara pidana harus selalu dilakukan ke seluruh
kabupaten / kota di Jawa Tengah.
Capaian tersebut perlu dilanjutkan pada cakupan yang lebih luas
pada tingkat nasional dengan membawa proyek perubahan ini pada
tingkat pusat, sehingga sistem ini dapat dilaksanakan secara menyeluruh
tidak hanya pada lingkup Provinsi Jawa Tengah.
46
14. Lesson Learnt Kepemimpinan
a. Digital leadership
Keputusan yang akurat dalam organisasi yang diambil oleh seorang
pimpinan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sebuah sistem informasi
yang dikelola dengan baik.
b. Kecepatan pelayanan
Pelayanan yang dilakukan tidak hanya bermanfaat bagi internal institusi
penegak hukum, namun juga memberikan manfaat bagi masyarakat yang
berkepentingan dalam perkara pidana melalui percepatan penyampaian
informasi secara elektronik.
c. Kerjasama Tim dan Kolaborasi
Keberhasilan sebuah proyek tidak lepas dari tepatnya pelibatan orang-
orang yang berada di sekitar maupun di luar seorang pimpinan organisasi
dalam sebuah tim, dimana anggota-anggotanya memiliki kompetensi
bermacam-macam serta kemauan untuk melakukan kolaborasi dengan
menyingkirkan ego sektoral.
d. Komunikasi
Strategi komunikasi yang tepat diperlukan dalam menyampaikan suatu
gagasan kepada pihak lain yang memiliki metode yang berbeda sehingga
dapat diarahkan untuk mencapai tujuan secara bersama.
47
PERSETUJUAN MENTOR
Gagasan proyek perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Mentor yaitu
Wakapolda Jawa Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Abioso Seno Aji, S.I.K
Top Related