PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
METODE PDKB TM SENTUH LANGSUNG
1. PERSYARATAN KERJA
1.1. Tujuan
Tujuan dari diadakannya pelatihan PDKB-TM metode sentuh langsung ini adalah
untuk mendapatkan linemans yang handal dan berkompeten dalam melaksanakan
PDKB dengan metode sentuh langsung.
1.2. Manfaat
Dengan adanya pelatihan ini nantinya diharapkan dapat melengkapi PDKB-TM
metode berjarak sehingga pemadaman listrik yang terencana dapat dikurangi.
Dengan demikian nilai SAIDI dan SAIFI dapat menurun yang dapat memberikan
efek domino terhadap penilaian PLN dan citra PLN dimasyarakat.
2. PENGENALAN PDKB-TM
2.1. TIM PDKB-TM
Petugas PDKB Sistem Distribusi atau PDKB-TM adalah Orang yang berkecimpung
dalam bidang kelistrikan yang sudah terlatih untuk melakukan pekerjaan pada
saluran udara sistem distribusi dalam keadaan bertegangan. Ada beberapa metode
yang digunakan untuk pelaksanaan PDKB-TM antara lain :
Metode Berjarak
Prosedur pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan,
dimana dilakukan oleh petugas PDKB yang dilengkapi dengan APD dan
peralatan, menggunakan tangga dan stick berisolasi dengan jarak
minimum kerja adalah 60 mm dari sistem distribusi yang bertegangan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 1
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Metode Potensial
Petugas PDKB yang dilengkapi dengan peralatan APD dan peralatan, dan
diposisikan memiliki potensial yang sama dengan jaringan listrik dalam
melakukan pemeliharaan dalam keadaan bertegangan. Dimana pada
pelaksanaannya menggunakan alat Hydroelevator dengan satu atau dua
bucket (bak) dan lengan hidrolik tambahan.
Metode Rubber Gloves (Sentuh Langsung)
Petugas PDKB yang dilengkapi dengan peralatan APD dan peralatan
berupa rubber gloves dan sleves dalam melakukan pemeliharaan dalam
keadaan bertegangan. Dimana pada pelaksanaannya menggunakan alat
Hyrdoelevator dengan satu atau dua bucket (bak) dan lengan hidrolik
tambahan.
Metode Kombinasi
Prosedur pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan,
dimana dilakukan oleh petugas PDKB yang dilengkapi APD dan peralatan,
dengan mengkombinasikan Metode hotstick dan Metode Rubber Glove.
Pada beberapa kondisi memerlukan juga platform isolasi (insulated
platform) yang digunakan dalam Metode Rubber Glove.
2.2. PDKB-TM Metode Rubber Gloves ( Sentuh Langsung)
Seperti penjelasan diatas tampak bahwa ada beberapa komponen utama
dalam pelaksanaan PDKB-TM metode sentuh langsung antara lain rubber
gloves, sleves, dan mobil hydroelevator berisolasi. Rubber gloves merupakan
sarung tangan isolasi yang dimana dalam penggunaannya tangan terlebih
dahulu dilapisi oleh cotoon gloves, selanjutnya menggunakan rubber gloves
dan ditutup dengan leather gloves. Sedangkan sleves merupakan pelindung
isolasi lengan hingga pundak lineman.
Jika dilihat dari jumlah tenaga kerja yang digunakan maka, regu PDKB-TM
pada metode ini dapat dibagi menjadi :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 2
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Regu Kelas Berat :
Terdiri atas 5 orang (dan paling sedikit 3 orang) petugas untuk
pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan, yang
menggunakan kendaraan dengan kapasitas beban minimum 6.000 daN,
dilengkapi dengan peralatan hydroelevator 2 bucket, dan tegangan kerja
hingga 69 kV (fasa ke fasa).
Regu Kelas Menengah:
Terdiri atas 3 orang (dan paling sedikit 2 orang) petugas untuk
pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan, yang
menggunakan kendaraan dengan kapasitas beban mencapai 4.000 daN,
dilengkapi dengan peralatan hydroelevator 1 bucket, dan
tegangan kerja hingga 46 kV (fasa ke fasa).
Regu Kelas Ringan:
Terdiri atas 2 orang petugas untuk pemeliharaan sistem distribusi dalam
keadaan bertegangan, yang menggunakan kendaraan dengan kapasitas
beban mencapai 1.800 daN, dilengkapi dengan peralatan hydroelevator 1
bucket, dan tegangan kerja hingga 46 kV (fasa ke fasa).
Sedangkan mobil hydroelevator yang dimiliki oleh PLN Distribusi Bali
memiliki kemampuan isolasi 46 kV phasa ke phasa dengan desain untuk
1 bucket dimana beban maksimum yang direkomendasikan adalah
sebesar 120 kg.
2.2.1. Persyaratan Menjadi Seorang Petugas PDKB dalam Metode Rubber
Glove
Petugas harus memiliki pengalaman dalam konstruksi dan/atau pemeliharaan
sistem distribusi dalam keadaan bertegangan untuk mengikuti training ini.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 3
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
2.2.1.1. Petugas Harus Lulus Kemampuan Fisik dan Psikologis
Uji Kemampuan Medis :
a) Kemampuan Visual
b) Electrocardiogram
c) Electroencephalogram
d) Pengujian Rutin
e) Audiometri
f) Penyakit yang memiliki resiko tinggi (Epilepsi, hypoglycemia,
kencing manis, dll)
Ahli medis harus mengevaluasi ujian medis dengan tujuan bahwa
petugas akan berhubungan dengan medan elektromagnetis 34,5 kV
dan permasalahan ergonomi. Petugas dengan berat lebih dari 100kg
tidak dianjurkan karena kemampuan beban dari bucket perlatan
hydroelevator hanya berkisar antara 120kg.
Uji Kemampuan Psikologis:
a) Kecerdasan
b) Konsentrasi
c) Sikap dan perilaku
d) Tingkat pendidikan
e) Kemampuan bekerja sebagai tim
f) Kemampuan bekerja dibawah tekanan
g) Tidak menggunakan obat-obatan dan Alkohol
2.2.1.2 Pengalaman
Penyerapan metode baru pada pekerjaan metode Rubber Glove akan
menjadi mudah jika petugas memliki paling sedikit pengalaman 1
tahun dalam konstrusi dan/atau pemeliharan sistem distribusi dalam
keadaan berteganan.
Pelatihan dasar paling sedikit 80 jam untuk konstruksi dan
pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 4
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Dan harus dilakukan jika petugas tersebut belum memliki
pengalaman.
2.3. Syarat Umum dalam Melaksanakan PDKB-TM Metode Sentuh Langsung.
Petugas PDKB harus mengikuti petunjuk sebagai berikut :
2.3.1. Pengujian Sarung Tangan (glove) dan Pemeriksaan Pelindung
Lengan (sleeve)
Glove harus ditest setiap hari sebelum bekerja dengan menggunakan
Glove Tester dan pemeriksaan visual sebelum melakukan pekerjaan
untuk pemeriksaan dari lubang dan pecah (crack).
Sarung tangan kulit (leather glove) harus selalu digunakan
Sangat penting untuk menggunakan ukuran glove yang sesuai.
Sleeve juga harus dilakukan pemeriksaan secara visual.
Dan setiap 6 bulan sekali harus dilakukan pengujian elektrikal..
Resiko:
Tegangan kerja harus selalu diperiksa karena glove dan sleeve memiliki
tingkat tegangan kerja sesuai table dibawah ini:
Tegangan kerja Nominal
Class I Class II Class III
15kV 23kV 34.5kV
- Jika lebih dari 1 tegangan kerja dalam satu area kerja , gunakan class
paling tinggi dari glove dan sleeve untuk menghindari terjadinya
kecelakaan;
- Petugas PDKB diproteksi dari tegangan antara fasa ke ground; karena
itu 2 fasa pada conductor tidak dapat disentuh dalam waktu
bersamaan, karena alasan ini mengapa class insulasinya harus sesuai
dengan nilai tegangan nominalnya (fasa ke fasa).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
2.3.2. Pemeriksaan Kendaraan
Ban harus selalu dalam kondisi baik
Memeriksa Oli dan menghindari dari adanya kebocoran oli
Semua sistem kelistrikan harus bekerja baik
Memeriksa kondisi Bensin
Memeriksa kondisi air radiator
Memeriksa Kondisi Rem
2.3.3. Pemeriksaan Peralatan Hydrolik
Setiap minggu harus selalu dilakukan pemeriksaan perlatan hydraulik.
Pergerakan eksperimen (ke segala arah) harus selalu dilakukan untuk
memastikan perlatan hydrolik bekerja dengan baik.
Harus selalu memeriksa kondisi oli untuk menghindari adanya kebocoran.
2.3.4. Kondisi Cuaca
Dalam beberapa kondisi kerja, kondisi cuaca harus selalu diamati
berdasarkan tindakan yang bisa diambil sebagai berikut :
PEKERJAAN BERDASARKAN KONDISI CUACA
Baik Pekerjaan dapat dilakukukan dan diselesaikan
Hujan dan Angin
Kencang (Badai)
Pekerjaan tidak dapat dilakukan dan pekerjaan yang
telah dilakukan harus dihentikan atau ditunda
Ber-anginPeriksa apakah kondisi tersebut masih dapat
melakukan pekerjaan atau melanjutkan pekerjaan
Cuaca Baik dan Tiba-
tiba mulai turun hujan
Periksa apakah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
cepat, dan jika tidak, pekerjaan harus dihentikan
Kering dan Berkabut
Hindari melakukan pekerjaan, kecuali hanya
pekerjaan yang dapat cepat diselesaikan seperti
pengganti isolator tumpu (jika perlu)
Lembab dan Berkabut Jangan melakukan pekerjaan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 6
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Jika hujan pada saat mau melakukan pekerjaan tidak berlangsung lama ,
pekerjaan dapat dilakukan setelah petugas PDKB mengikuti petunjuk dibawah
ini :
- Keringkan lengan isolasi peralatan hydrolik, dengan menggunakan kain
silikon;
- Buanglah air dan keringkan area bucket;
- Gantilah cover yang basah dan keringkan satu persatu dengan kain
silicon.
2.3.5. Setelah Menerima Perintah Kerja
Memeriksa dan mendiskusikan semua informasi yang diperlukan untuk
memahami dan melakukan perintah kerja yang diberikan..
Memberikan jumlah sumber, memperkirakan besar arus, ukuran
konduktor, kelas tegangan dan adanya auto recloser (switch-on device)
pada jaringan kerja (di GI dan di Jaringan).
Untuk mendapatkan informasi dan hal-hal penting sebelum melakukan
pekerjaan, Seorang petugas dapat melakukan pergi ke area kerja
(lapangan) terlebih dahulu untuk memeriksa kondisi tiang, struktur dan
peralatan, kondisi akses kendaraan, kemungkinan adanya kesulitan dan
hambatan (seperti pohon, serangga, dll), diperlukan sumber dan point-
point penting.
Memeriksa peta dan petunjuk jalan. Dan jika perlu,petugas memiliki
(memegang) gambar denah lokasi kerja
.
a) Merencanakan pekerjaan
Menentukan jumlah anggota regu dan perlunya pengalaman untuk
melakukan pekerjaan
Memeriksa apakah anggota regu dalam kondisi fisik dan emosional yang
sangat baik.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 7
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Mendiskusikan pekerjaan.
Menentukan jumlah peralatan dan tools yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan dan selalu memeriksa kondisinya sebelum digunakan..
Menentukan jumlah material yang diperlukan.
Kemungkinan Resiko :
Kehilangan hal-hal yang penting dari pekerjaan.
Tidak lengkap atau tidak cocoknya material, peralatan atau tools.
Jumlah Anggota regu tidak cukup.
Kehilangan kondisi fisik dan emosional dari anggota regu.
b) Menyimpan Material Di Dalam Kendaraan
Gunakan hanya material, perlatan dan tools yang diperlukan dalam
pekerjaan , dan tim harus memeriksanya pada saat menempatkannya
(menyimpan) pada kendaraan.
Kemungkinan Resiko :
Petugas Jatuh (terpeleset/tersandung) di kendaraan.
Cedera Otot.
Material, peralatan atau tool jatuh dan rusak.
Cedera tangan atau kaki.
Petugas terjatuh dari kendaraan.
c) Menuju Ke Lokasi Pekerjaan
Kendaraan harus dikendarai dengan mematuhi semua rambu-rambu lalu
lintas dan petunjuk keselamatan diri dalam kendaraan.
Selalu memperhatikan percabangan pohon dan portal atau bagian gedung /
bangunan lain yang memungkinkan lengan isolasi mobil dapat mengenainya
sehingga mengakibatkan kerusakan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 8
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Kemungkinan Resiko :
Menabrak atau sesuatu yang lebih.
Terjadi kecelakan terhadap anggota regu.
Berantakan tool dan material.
Cabang-cabang pohon / portal / bangunan lain tertabrak bucket.
d) Tidak Mengaktifkan Perangkat Auto-Reclose (Switch-On)
Sebelum melakukan pekerjaan, perangkat auto reclose harus dilepaskan
(dinon aktifkan) dari switch yang melindungi sumber di GI dan jaringan. Pada
hal ini, harus adanya komunikasi (koordinasi) yang baik dengan operator
jaringan.
Pada jaringan pedesaan dimana ada repeating fuse switch, perangkat ini juga
harus dimatikan.
Kemungkinan Resiko :
Operasi dari peralatan yang tidak sesuai.
Operasi peralatan yang tidak diinginkan karena terkena pengaruh peralatan
yang lain.
Petugas PDKB terjatuh akibat peralatan auto recluse yang terpasang pada
tiang.
Tersengat aliran listrik.
e) Memposisikan (memarkir) Kendaraan
Kendaraan harus diparkir yang benar untuk melakukan pekerjaan.
Orientasi diperlukan selama pengoperasian.
Kemungkinan Resiko :
Terjadi Benturan (Bersenggolan).
Tergilas.
Pergerakan kendaraan yang tidak diinginkan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 9
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
f) Memberi Tanda dan Mengisolasi Area Kerja
Sebelum melakukan suatu pekerjaan, area kerja, termasuk kendaraan, harus
diisolasi dengan menggunakan tanda kerucut (cone), tali, bendera dan
dudukannya, sesuai dengan peraturan keselamatan, uuntuk melindungi
keselamatan bagi pengguna jalan. Pada kondisi tertentu, pemblokiran jalan
perlu dilakukan pada saat melakukan pekerjaan.
Pada saat mengisolasi area kerja, jika perlu, pejalan kaki harus dilindungi dan
diberi tanda
(pembatas daerah) di jalan untuk berjalan.
Kemungkinan Resiko:
Petugas tergelincir pada saat melompat dari dan ke kendaraan.
Terjatuh dan terdorong.
Tergilas ketika memindahkan dan meletakkan tanda.
Tangan dan kaki cedera pada saat meletakkan tanda.
Pejalan kaki tergilas.
g) Merencanakan Perintah Kerja Pada Area Kerja
Rencana kerja harus dilakukan dan diselesaikan dengan partisipasi semua
anggota regu,hal ini untuk mencapai urutan yang terbaik dan cara yang
terbaik untuk melakukan pekerjaan.
Tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada masing-masing petugas
harus benar-benar dapat dipahami dengan baik.
Jika diperlukan, tool hanger dapat digunakan.
h) Mengoperasikan Perlatan Hydrolik
Sebelum mengoperasikan peralatan ini, petugas harus:
Semua tali pengikat harus dilepaskan dari lengan hydrolik;
Mentanahkan kendaraan;
Pastikan semua orang pada posisi jauh dari outtrigger;
Pastikan outrigger benar-benar diposisikan di tanah dengan sangat baik, atau
pada kayu tambahan (wooden support) karena berada tanah yang lunak;
Memastikan tidak ada oli yang bocor.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 10
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Kemungkinan Resiko :
Tidak stabilnya posisi kendaraan;
Peralatan hydrolik beroperasi sebelum melepaskan tali pangikat;
Peralatan hydrolik tidak bergerak dengan baik karena kekurangan oli;
Mencederai kaki orang lain pada saat menurunkan outrigger.
i) Mengambil Material, Tool dan Peralatan
Mengambil material, tool, peralatan dan besi-besi, dan menyimpan didalam
kendaraan.
Kemungkinan Resiko:
Petugas terpleset dan terjatuh dari kendaraan.
Cedera pada otot.
Material, tool dan peralatan terjatuh atau rusak.
Cedera pada tangan atau kaki.
j) Mengaktifkan Auto-Reclose Lagi
Setelah pekerjaan selesai, pemeriksaan akhir harus dilakukan dengan
menyambungkan kembali perangkat autoreclose atau melakukan koordinasi
dengan petugas yang menangani hal ini.
Menyalakan kembali repeating fuse switches.
Komunikasi dengan operator distribusi
Kemungkinan Resiko:
Operasi peralatan yang diinginkan tidak sesuai.
Terjadinya operasi peralatan yang tidak diinginkan akibat pengaruh dengan
peralatan yang lain.
Petugas terjatuh ketika menghidupkan reclose yang terpasang di tiang.
Petugas tersengat Listrik.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 11
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
k) Melakukan Evaluasi Terhadap Pekerjaan Tim
Orang yang bertanggung jawab dengan pekerjaan semua petugas PDKB harus :
Memeriksa apakah rencana pekerjaan telah sepenuhnya terpenuhi;
Memeriksa apakah jumlah material yang telah direncanakan dalam pekerjaan
telah cukup memenuhi;
Mendiskusikan kinerja dari masing-masing petugas, analisa waktu, kemanan
dan kualitas pekerjaan;
Membuat catatan jika ada hal-hal yang penting dari pelaksanaan
pekerjaan dan jika terjadi kesalahan untuk dilakukan perbaikan sebagai
bahan pertimbangan evaluasi pada pekerjaan selanjutnya.
2.4. Pelatihan
2.4.1. Pelatihan Dasar – Metode Rubber – Glove
Regu Petugas PDKB tidak memiliki asisten karena setiap petugas
harus mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan yang diberikan.
Semua perintah harus dianalisa dan didikusikan dalam tim untuk
tujuan keselamatan, dan hal ini adalah penekanan yang akan
didapatkan dalam pelatihan yang diberikan.
Program pelatihan untuk 13.8kV hingga 34.5kV
a) Filosofi dari saluran udara sistem distribusi yang bertegangan
b) Prosedur pekerjaan dalam sistem udara yang bertegangan
c) Penjelasan, pemakaian, dan pemasangan perlatan untuk PDKB
d) Penggunakan perlatan APD (Sarung tangan, pelindung lengan
(sleeves), kacamata, dll)
e) Pengoperasian peralatan Hydroelevator
f) Perintah dasar dalam teori dan praktek.
Berikut ini adalah perintah-perintah dasar dalam Metode Ruber Glove
yang dapat dilakukan oleh Regu Kelas Berat, Kelas Menengah, dan
Kelas Ringan dan dilakukan dalam pelatihan antara lain :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Perintah Dasar
Regu
Kelas
Berat
Kelas
Menengah
Kelas
Ringan
Penggantian isolator tumpu (pin insulator) X X X
Penggantian of isolator penegang (disc
insulator)X X X
Pemasangan, pemeliharaan, dan
penggantian LBS (knife switch)X X X
Pemasangan, pemeliharaan, dan
penggantian cut out/fuse switch X X X
Pemeliharaan dan pemasangan jumper,
kabel saluran udara and sambungan-
sambungan
X X X
Penggantian lightning arrester X X X
Pemotongan dahan pohon pada pohon
yang mebersentuhan dengan sistem
distribusi
X X X
Pengukuran tegangan fasa (Phasing) X X X
Perbaikan konduktor dan
menyambungkannyaX X X
Penggantian struktur cross arm type I X X
Penggantian struktur cross arm type II X X
Penggantian struktur cross arm type III X X
Penggantian struktur cross arm type IV X X
Penggantian tiang (pole) X X
Pengaturan penggantian tiang X X
Merubah struktur type I ke type II X X
Merubah struktur type I ke type IV X X
Penggantian 2 level struktur cros arm. X X
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
2.4.2. Penyegaran Pelatihan PDKB-TM (Refreshment Training PDKB-TM)
Petugas PDKB harus mengikuti pelatihan kembali setelah 1 tahun bertugas
dan setiap 2 tahun setelah itu, atau sebelum kembali bekerja setelah 3 bulan
atau lebih tidak melakukan pekerjaan PDKB.
Program Pelatihan kembali:
a) Review dari filosofi dari sistem distribusi yang bertegangan
b) Penggunaan APD dan peralatan
c) Latihan pekerjaan dalam keadaan bertegangan
2.4.3. Pelatihan Dasar Metode Hotstick dan Gabungan
Pelatihan metode Hotstick dan Gabungan dengan menggunakan platform
dapat dijadikan suatu hubungan dengan pelatihan metode Ruber Glove.
Pada hal ini, diperlukan 80 jam pelatihan di kelas ( 2 minggu).
Perintah Dasar Metode Hotstick dan Gabungan yang dapat dilakukan di training
adalah :
Metode Hot Stick Platforms Metode Gabungan
Penggantian fastening Penggantian Pin-insulator
Penggantian Pin-insulator Penggantian Dead-end (disc) insulator
Penggantian Dead-end (disc)
insulator Penggantian/pemeliharaan fuse switch
Penggantian Struktur Cross-
arm Tipe IPenggantian/pemeliharaan lightning arrester
Penggantian Struktur Cross-
arm Tipe II Penggantian/pemeliharaan monopolar knife switch
Penggantian Struktur tiang
(pole) Tipe IPenggantian Struktur Cross-arm Tipe I dan Tipe II
Penggantian Struktur tiang
Tipe IIPenggantian Struktur Cross-arm Tipe III
Penggantian Struktur Cross-arm Tipe IV
Perbaikan Konduktor yang dekat dengan Struktur
Penggantian struktur tiang tipe I dan Tipe II
Perbaikan Konduktor yang dekat dengan Struktur
2.4.4. Pemeliharaan Sistim Distribusi Yang Sederhana
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 14
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Pengendalian konduktor kawat pentanahan;
Penggantian Diamond Shaped Spacer;
Penggantian pin insulator;
Penggantian dead end insulator string dan/atau dead end clamp;
Penggantian Struktur tiang Ce1 – A pada lokasi yang sama;
Penggantian Struktur tiang Ce1 – Ce3;
Pemasangan/pemeliharaan jaringan udara sistem distribusi
Pemasangan/pemeliharaan overhead crossover;
Penggantian struktur L arm ke C arm;
Penggantian/pemeliharaan knife switch;
Penggantian lightning arresters.
Semua perintah-perintah tersebut tidak dapat dilakukan pada konduktor
berisolasi (twisted conductor).
Bekerja pada satu konduktor yang terpisah, dan hanya jika fasa – fasa yang
lain dan konduktor kawat pentanahan semua sudah terisolasi.
(dicover/dilindungi).
Switching on atau off sambungan pada proteksi trafo, dimana dilakukan
pengukuran jika nilai volt ampere lebih dari 112.5 KVA, maka hal ini tidak
boleh dilakukan dengan Metode Rubber Glove, karean adanya nilai arus
magnetik yang tinggi dibelitan HV Trafo.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
3. PETUNJUK DASAR UNTUK MENGGUNAKAN KENDARAAN YANG
DILENGKAPI DENGAN BUCKET ISOLASI
3.1. TUJUAN :
Tujuan manual ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar kepada petugas PDKB yang dilaksanakan pada peralatan hydraulik, yang dilengkapi dengan bucket isolasi.
3.2. KESELAMATAN :
1) Sarung tangan karet (Gloves) harus ditest setiap hari dengan menggunakan glove tester, selalu pastikan untuk tidak ada lubang dan pecah (rusak) pada sarung tangan tersebut. Dan juga sarung tangan kulit harus dalam kondisi baik.
2) Sleeve harus selalu diperiksa dari adanya lubang dan pecah (rusak) pada permukaan.
3) Selalu mematuhi peraturan keselamatan untuk bekerja dari ground hingga ke ground.
4) Memakai gloves dan sleeves sebelum memasuki bucket dan boleh melepaskannya hanya jika setelah meninggalkan bucket.
5) Selalu bekerja berdasarkan peraturan keselamatan.
6) Semua petugas PDKB harus mengetahui semua peraturan keselematan.
7) Petugas tidak boleh merokok pada saat memakai gloves dan sleeves, karena hal ini mengakibatkan kerusakan pada material.
8) Selalu menjaga kebersihan material dan menggunakan ruangan yang tersedia di mobil truck.
9) Menempatkan tool dam , material di dalam kotak – kotak box Kendaraan.
10) Kesalahan pada area kerja dapat mengaikatkan kecelakaan.11) Selalu memastikan bahwa tidak ada tool, peralatan, dll, yang menahan
dengan tangan sebelum mengangkatnya (menaikkainya) karena hal ini dapat mengaikatkan kecelakaan
12) Hal yang paling untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah prinsip – prinsip keselamatan pada diri petugas itu sendiri.
13) Merencanakan pekerjaan lebih seksama, dan berfokus pada keselamatan.
14) Operasi yang aman sangat tergantung dengan petugas PDKB itu sendiri.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
15) Selalu memeriksa nilai tegangan kerja, karena gloves dan sleeves itu sendiri memiliki klasifikasi sesuai dengan table dibawah ini:
Tegangan Kerja Nominal
Class I Class II Class III
15 kV 23 kV 34.5 kV
Jika bekerja pada area kerja yang memiliki lebih dari satu tegangan kerja,
gunakan kelas tegangan paling tinggi dari sarung tangan dan sleeves untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
3.3. TALI PELAYANAN (SERVICE ROPE)
1) Jangan pernah membebani berlebih tali pelayanan, karena jika tali ini
terputus dapat mengakibatkan kecelakaan
2) Selalu menggunakan tali dengan
rope block pada saat menaikkan atau menurunkan peralatan yang
diperlukan dan jangan pernah membiarkan peralatan turun (jatuh) terlalu
cepat.
3) Selalu memeriksa kondisi tali
pelayanan, sebelum menggunakannya.
4) Jangan pernah mengikat beban
pada lengan hydrolik, khusunya untuk beban (material) yang dapat
menyebabkan dampak tertentu seperti memindahkan batang pohon atau
mengganti material.
3.4. PEMELIHARAAN PERALATAN
1) KESELAMATAN sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan yang baik.
SECARA PERIODIK SELALU MEMBERIKAN PELUMAS APDA PERALATAN
SESUAI DENGAN TABEL PELUMASAN (LUBRICATION TABLE)
3.5. SISTEM HYDROLIK :
1) Selalu memastikan bahwa outriggers tidak selalu lambat pada saat bergerak
turun : Jika hal ini terjadi, harus dilakukan perbaikan dengan segera;Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 17
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
2) Pada saat menggunakan peralatan hydrolik, selalu memeriksa kondisi pada
saat setelah digunakan untuk mencegah adanya cairan hydrolik yang tertupah
(bocor);
3) Kekurangan cairan hydrolik dapat mengurangi kemmapuan (kekeuatan)
peralatan;
4) Peralatan (bagian) yang dapat dilepaskan harus tetap bersih setelah
digunakan.
5) Pemeliharaan yang benar dari sistem hydroulik dan sistem berputar dapat
mencegah pergerakan lengan hydroulik dari pergerakan yang tidak diinginkan
( masalah)
6) Setelah penggantian cairan hydroulik, sebelum membawa peralatan tersebut
kembali bekerja. Sistem harus ditest dengan melakukan 2 dan 3 kali
pergerakan dengan bucket tetap dibiarkan kosong (tanpa beban).
3.6. KENDARAAN :
1) Kondisi Oli,air, dan ban harus diperiksa setiap hari
2) Tanpa pemeliharaan yang baik, kendaraan dikhawatirkan tidak dapat berjalan
baik
3) Lampu depan, lampu belakang, sein, dan lampu tanda peringatan harus
diperiksa satu minggu sekali
INGAT : MASALAH PADA KENDARAAN DAPAT MENGAKIBATKAN
KESULITAN PADA TIM UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN.
4) Pemeliharaan mekanis dan kondisi keselamatan sangat tergantung juga
dengan tidak membebani berlebihan dari kapasitas kemampuan peralatan.
3.7. PEMBERSIHAN
1) Jangan pernah untuk membuat lubang pembuang air dalam bucket
2) Spon dapat digunakan untuk membuang air didalam bucket
3) Pada bucket yang dilengkapi turning system, gunakan kemampuan tersebut
untuk membersihkan dan mengeringkan air pada bucket
3.8. MENJALANKAN KENDARAAN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 18
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
1) Sebelum menjalan kan kendaraan, pastikan lengan pada kondisi tetap pada
dudukannya
2) Pastikan aman pada saat melewati bawah atau atas pohon – pohon dan
konduktor
3) Memeriksa apakah semua peralatan telah dimasukkan ke kendaraan, apakah
ban dalam kondisi baik dan outriggers masih (telah) terangkat sebelum
berangkat atau meninggalkan tempat kerja.
4) Sebelum menjalankan kendaraan, pastikan lengan telah terkunci pada
tempatnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada lengan isolasi.
3.9. MEMPARKIR KENDARAAN
1) Pastikan rem tangan sudah diaktifkan pada saat kendaraan diparkir pada area
kerja
2) Menggunakan batu atau kayu dibelakang ban ( untuk menahan pergerakan
ban ) Sebelum melakukan pekerjaan
3) Pada saat memparkir kendaraan pada bukit (tanah) yang menurun,
parkir kendaraan dengan posisi dibawah area kerja
4) Selalu bekerja dengan lengan diatas kendaraan.
WRONG CORRECT
DENGAN MEMPOSISIKAN KENDARAAN DIBAWAH AREA KERJA, SEMUA
PERGERAKAN AKAN MENJAUHKAN BUCKET DARI AREA BERTEGANGAN.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 19
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
5) Melindungi area kerja dengan menggunakan kerucut, tali dan tanda peringatan
untuk menghindari resiko kecelakaan terhadap kendaraan atau pejelan kaki.
3.10. OUTRIGGERS
1) Anngota harus DIPERINGATI (diberitahu) sebelum menurunkan outriggers
2) Pastikan semua anggota tim jauh dari outriggers pada saat menurunkan
3) Pada kondisi tanah yang lunak, lembab atau basah, plat yang lebar
dapat digunakan dibawah outriggers untuk alat bantu keseimbangan.
4) Plat dengan ketebalan lebih dari 7 cm sebaiknya tidak digunakan
5) Jangan pernah memposisikan otriggers sebagai penahan
6) Selalu memasatikan outriggers sudah benar – benar terpasang ( keluar/turun)
dengan baik sebelum melakukan pekerjaan.
3.11. PENGOPERASIAN
Petugas didalam bucket hanya terlindungi dari lengan kendaraan, tidak
terlindungi dari fasa ke fasa atau dari fasa konduktor ke titik pentanahan lain
(tiang)
1) Lengan hydroulik bagian atas yang paling dekat dengan bucket, dapat
menjadi BERTEGANGAN yang disebabkan oleh konduktor karena bagian ini
terbuat dari bahan metal.
2) Alat kontrol bucket dan konduktor tidak boleh disentuh dalam waktu yang
bersamaan :
PETUGAS JANGAN PERNAH BEKERJA DIANTARA KONDUKTOR TANPA
MENGGUNAKAN PERANGKAT PROTEKSI (KEAMANAN) YANG BAIK
3) Bucket Eksternal tidak memiliki isolasi yang baik
4) Pada saat petugas bekerja pada jaringan yang bertegangan, Internal bucket
liner harus digunakan karena perangkat ini memiliki isolasi yang baik.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 20
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
JANGAN PERNAH MENYENTUH KONDUKTOR BERTEGANGAN DENGAN
TANGAN KOSONG
5) Bagian tubuh dari petugas PDKB atau bagian dari perangkat keamanan
dirinya dapat menyentuh titik pentanahan atau konduktor bertegangan yang
lain, dimana hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan, karena itu gunakan
cover dengan baik pada area kerja bertegangan termasuk kawat pentanahan;
6) Pada saat mendekati konduktor, petugas harus melindungi area kerja dengan
cover dan hanya membuka pada saat meninggalkan area kerja;
7) Pada saat kendaraan digunakan dalam pekerjaan bertegangan, kendaraan
akan bertegangan juga, sehingga jangan membiarkan seorang mendekati
atau menentuhnya;
8) Bucket harus diposisikan dengan baik untuk membantu lebih mudah dalam
melakukan pekerjaan;
9) Menempatkan posisi bucket dengan tidak benar yang menyebabkan petugas
tidak dapat bekerja dengan tenang (nyaman) dan kemungkinan
menimbulkan resiko terhadapnya.
10) Jangan pernah melakukan perpindahan dari bucket ketiang, karena
goncangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerusakan (jatuh) yang
fatal
11) Selalu menggukan sabuk (dari harness) yang dikaitkan pada cicin yang
terdapat pada lengan bagian atas.
12) Pada saat mengoperasikan peralatan, amati arah dan pergerakan lengan
hydroulik
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 21
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
13) Seorang anggota tim harus menjaga dari area yang tak terlihat, memberikan
peringatan dengan cepat mengenai hal – hal yang dapat mengakibatkan
kecelakan
14) Memperhatikan bagian – bagian yang berbahan metal dari lengan hydroulik
untuk menghindari kontrak dengan konduktor yang bertegangan
15) Eksperimen dengan peralatan tidak boleh dilakukan pada area kerja
16) Pelajari buku manual dengan operator yang sudah terlatih dan diarea yang
bebas (tidak bertegangan) lakukan pengenalan dengan control sebelum
melakukan pekerjaan
INGAT : SEMUA PERALATAN MEMILIKI MANUALNYA SENDIRI
17) Jangan pernah menempatkan lengan melintang melewati satu fasa atau lebih
18) Jangan pernah menaikkan (menempatkan) bucket dibawah konduktor
bertegngan atau menyentuhkan dengan hydroulik.
INGAT: SELALU MEMPROTEKSI KONDUKTOR
19) Perputaran lengan hydroulik harus dilakukan dan diberhentikan dengan
perlahan, dengan pergerakan pada kontrol.
20) Pergerakan secara kasar harus dihindari, karena dapat merusak bagian
mekanis
21) Semua anggota tim harus sudah mengenal baik dan mengetahui semua
pergerakan dari peralatan hydroulik
PELAJARI MANUAL PERALATAN UNTUK PROSEDUR PADA KONDISI
DARURAT (EMERGENCY)
22) Jangan pernah menarik objek yang berat dengan hydroulik
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 22
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
23) Menggunakan lengan hydroulik sebagai crane untuk lakukan pekerjaan yang
berat dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan
INGAT : BEBAN MAKSIMUM TIAP – TIAP BUCKET BERBEDA
TEGANGAN DARI MODEL DAN PABRIKAN.
3. KONDISI UMUM
3.1. PENYIMPANAN
3.1.1. Peralatan dan tool harus disimpan di ruangan yang bebas dari debu
dan selalu kering. Untuk kondisi ini, suhu udara ruang tidak lebih
dari 35oC.
3.1.2. Stick juga harus disimpan pada ruangan yang sesuai : kering,
bebas debu, jauh dari sinar matahari langsung, terhindar dari
gesekan material padat ( metal ) dan permukaan lain. Stick dapat
disimpan di tas penyimpanan.
3.1.3. Barang – barang karet harus dilindungi dengan industrial talcum
(bedak) dan setelah disimpan, jauhi dari sinar matahari langsung
dan panas seperti yang dijelaskan pada penjelasan dibawah ini :
a) Rubber gloves harus disimpan pada tempat yang gelap dan
dingin, keduanya didalam tas dan didalam kotak;
b) Rubber sleeves harus disimpan pada tempat dengan posisi lurus,
keduanya didalam tas dan didalam kotak;
c) Pin insulator cover atau conductor cover harus disimpan pada
posisi regular;
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 23
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
d) Rubber blanket harus disimpan dalam keadaan lurus atau pada
posisi digulung.
3.1.4. Cover ( Switch, Insulator, Conductor, dll) yang kaku/keras harus
disimpan pada rak dengan menempatkan (kayu atau potongan
plastik) didalam untuk menghindari kelainan bentuk.
3.1.5. Perusahaan harus memiliki ruangan penyimpanan untuk
menyimpan peralatan dan tool PDKB.
3.1.6. Stick harus disimpan pada rak.
3.1.7. Tool dan peralatan juga harus disimpan apda rak.
3.2. TRANSPORTASI
Tindakan pencegahan dibawah ini harus dilakukan pada saat membawa
peralatan :
3.2.1. Kompartemen (Box pada kendaraan) harus tertutup untuk
menghindari masuknya air, debu dan bahan pelarut (solvent)
3.2.2. Stick harus disimpan pada tas penyimpanan atau di hanger dengan
pelindung karet di dalam box kendaraan dan diikat untuk
menghindari kerusakan terhadap stick dan terhadap kendaraan.
Bagian – bagian yang terbuat dari metal tidak boleh bersentuhan
(kontak) dengan fiberglass.
3.2.3. Rubber gloves harus dibawa dengan terbebas dari kontak dengan
bahan metal atau fiberglass.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 24
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
3.2.4. Rubber gloves harus disimpan didalam tas penyimpanan, dengan
posisi ujung lengan pada bagian bawah jari – jari pada bagian atas,
dan hindari adanya material lain didalam gloves.
3.2.5. Rubber sleeves harus disimpan didalam kotak atau tas.
3.2.6. Rubber blanket ahrus digulung dan disimpan dalam tabung PVC
dengan diameter sama atau lebih besar dari 150mm.
3.2.7. Cover konductor dari karet (Conductor Rubber Covers) harus
dibawa dengan posisi harizontal pada ruangan berkarpet.
3.2.8. Cover (yang kaku) harus dibawa apda ruangan berkarpet.
3.3. KONSERVASI (PEMELIHARAAN)
3.3.1. Pembersihan.
3.3.1.1. Peralatan yang terbuat dari karet harus dibersihkan
dengan air dan sabun yang netral (neutral soap), setelah
itu bersihkan dengan air bersih dan keringkan (tidak
dibawah matahari)
Gloves and sleeves harus dibersihkan setiap hari
dan, setelah dikeringkan, berikan bedak (industrial
talcum).
Untuk flixible cover adalah (liner, coductor cover, dll)
setiap bulan.
CATATAN :
Noda atau noda dari minyak (oli transformer, grease, dll)
harus dibersihkan segera untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kerusakan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 25
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
3.3.1.2. Cover yang kaku (rigid covers) harus dibersihkan setiap bulan
dengan air dan sabun yang netral dan jika diperlukan dapat disikat
dengan menggunakan sikat palstik, tetapi harus dihindari dari
gesekan berlebihan pada permukaan cover untuk menghindari
kerusakan.
3.3.1.3. Plat form harus dibersihkan dengan menggunakan acetone dan
benzene. (lihat 3 2a).
3.3.1.4. Sling nylon dan tali harus dibersihkan dengan air dan sabun yang
netral, diredam selama satu jam dan kemudian dibersihkan
dengan air, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari.
3.3.1.5. Stick harus dibersihkan setiap hari, sebelum dan setelah bekerja
dengan menggunakan kain silikon. Memeriksa untuk mencari
kerusakan pada permukaan. Jika tidak ada, simpan pada
tempatnya. Jika kondisi sebaliknya, lakukan langkah – langkah
seperti yang ditujukan pada bagian 3.1.3.
CATATAN :
1) Untuk memebrsihkan dari kotoran biasa dapat digunakan air
dan sabun yang netral. Jika ada noda atau kotoran
(kontaminasi) pada permukaan stick (oli , grease), maka hal
ini harus dibersihkan dengan acetone, benzene atau thinner,
memberikan sekaan dan polesan agar kembali mengkilap;
2) Setelah dibersihkan, stick harus dikeringkan di tempat yang
sesuai (bebas debu dan sinar ultraviolet) dan ditest dengan
alat test isolasi.
3) Peralatan (bagian) yang terbuat dari metal harus dilumasi
dengan pelumas jenis padat (solid type lubricant), anti korosi
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 26
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
dan tidak beracun, untuk memperlancar pergerakan bagian –
bagian ini.
3.3.1.6. Penyaringan (Strainer) :
a) Permukaan klem (clamp) harus tetap bersih dan bebas dari
bahan – bahan (substansi) lain. Sikat kawat atau amplas
dapat digunakan untuk membersihkan permukaan klem;
b) Semua bagian – bagian yang bergerak harus tetap bersih
dan dilumasi untuk pergerakan lebih halus. Membersihkan
strainer, celupkan seluruh bagian didalam cairan pemebrsih.
Setelah kering, berikan oli pada setiap sambungan dan
bagian yang bergerak, pastikan untuk menyimpan klem tetap
bersih dan bebas dari pelumas.
CATATAN :
Strainer yang baru harus diminyaki, karena alasan itu strain harus benar –
benar dibersihkan sebelum pertama kali digunakan.
5. MASALAH YANG PALING SERING TERJADI
5.1. Elevation atau Suspension Kit
5.1.1. Saddles :
Jarak diantara sadle : Saddle baik itu dekat atau terlalu jauh
dari yang lainnya (pengangkatan : sekitar 1.00m diantara
saddle pada ; Suspension : jika mungkin, satu pada bagian
ujung atas tiang dan yang lain diantara pengait)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 27
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Salah pengikatan : ini membuat lifting atau suspension kit
salah memperkirakan posisi konduktor.
Lurusnya tiang utama (main pole) dengan tiang adalah sangat
penting untuk membuat lebih mudah dalam pengamanan
selama menaikkan dan menurunkan.
5.1.2. Pengait Kawat ( Wire Holder) :
Ketika ikatan (kuncian) tidak benar, ini dapat berputar atau
bergerak.
Periksa apakah wire holder sudah terkunci dengan benar pada
konduktor
Jarak yang benar diantara wire holder dan konduktor. Petugas di
bucket harus memeriksa jarak diantara konduktor
untuk menentukan jarak yang benar diantara konduktor oleh
petugas di ground.
Wire holder harus lurus dengan tiang.
5.1.3. Ketika sudutnya kecil, konduktor tidak boleh sering diangkat dan saddle
digunakan lebih jauh dari masing – masing yang lain.
5.1.4. Eye screw (mata skrup) yang terpasang pada extentor atau bracket
diperlukan untuk bekerja pada dua tiang beton (double concrete pole)
5.1.5. Pada saat suspension kit digunakan dalam sudut tertentu, the wire
holder harus diletakkan dengan arah membuka berlawanan dengan
arah pengencangan.
5.2. Fuse dan Knife Switch
5.2.1. Pertama – tama melepaskan fuse atau knife switch harus dilakukan
dengan menggunakan hot stick untuk menghindari
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 28
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
petugas cidera akibat electrical arc pada saat switch tidak di by pass
atau by pass tidak bekerja dengan baik.
5.2.2. Switching on ( memasukkan/menyalakan) dapat dilakukan dengan
tangan sepanjang itu di by pass, untuk memastikan operasi yang
sesuai dari switch.
5.2.3. Fuse switch yang dipelihara atau diganti harus diproteksi dengan
switch cover atau insulating slotted blanket, dimana hal ini akan
menjadikan pekerjaan lebih mudah dan aman.
5.2.4. Kapan saja petuhas PDKB bekerja dan fuse switch, integrasi struktur
harus selalu diperiksa.
5.2.5. Posisi yang sesuai dari fuse catridge harus diperiksa sebelum
mencover fuse switch.
Jika ragu, dapat diikat untuk mencegah kecelakaan pada saat
switch off.
5.3. Penggantian Pole
Untuk tujuan keamanan bagian ujung bawah tiang dapat diikatkan
dengan bagian ujung bawah crane.
5.4. Penggunaan Cover
Bagian atas dari tiang harus dicover jika pekerjaan yang dekat dengannya
akan dilakukan
Brace (pengait) harus dicover jika pekerjaan yang dekat dengannya akan
dilakukan
Ketika suspension atau elevation kit tidak sedang digunakan untuk
mengganti cross arm, flexible conductor cover harus ditempatkan pada
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 29
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
sisi cross arm yang akan dipasang karena disana posisinya tidak terlalu
tinggi.
Ketika menggunakan suspension kit, gunakan flexible conductor cover
dibawah wire holder karena cover ini sangat cocok untuk
dipasang di dalam suspension wire holder.
5.5. By Pass.
Tiga kawat tembaga 4,5m 4/0A WG (dugunakan untuk mengganti atau
memelihara knife switch)
Tiga kawat tembaga 4,0m 2/0A WG + transformer bush clamp + peralatan
isolasi (untuk digunakan penggantian transformer fuse switch,
transformer lightning arrester dan cross arm pada struktur trafo)
Satu kawat tembaga 4,5m 2/0A WG
Satu kawat tembaga 1,0m 2/0A WG
Satu kawat tembaga 2,0m 2/0A WG
5.6. Tali
Sangat penting untuk memiliki tali dengan ukuran dan panjang yang
berbeda
(Paling sedikit 5) tali 1.5m dengan diameter ¼”.
(Paling sedikit masing – masing 1 ) tali dengan diameter ½” dan panjang
5m, 10m dan 20m.
PENGGANTIAN ISOLATOR TUMPU (PIN INSULATOR)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 30
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan pemeliharaan
isolator tumpu:
5.6.1.1. Proteksi konduktor :
Ketika petugas mendekati jaringan paling sedikit dua buah conductor cover
digunakan (jaringan terdekat/yang dilakukan pemeliharaan) dan satu cover
pada masing – masing konductor disisi lainnya;
1. Memasang pin insulator pada kedua pin pada sisi yang sama;
2. Memasang cross arm cover pada pin yang akan diganti;
3. Buka cover dari pin insulator yang akan diganti;
4. Buka ikatan sambungan (fastened joint) dengan hati – hati untuk menghindari
adanya kontak dengan bagian yang tak terlindungi dan dengan konduktor lain;
5. Dorong conductor cover untuk melndungi konduktor, dan letakkan konduktor
pada cross arm. Pada posisi sudut pekerjaan yang sempit, konduktor ada
kemungkinan bergerak (melenceng/meleset), karena itu
dapat digunakan sling ( webbing sling ) untuk menghindari terjadinya hal lain;
6. Mengganti pin atau pin insulator, jika diperlukan;
7. Buka conductor cover dan kemudian mengikat dengan insulator yang baru;
8. Isolasi pin insulator dengan pin insulator cover;
9. Membuka cross arm cover;
10. Membuka semua cover.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 31
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
AN/ATAU PEMELIHARAAN KONDUKTOR RANTAS
( CROSSOVERS)
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan pemeliharaan
konduktor rantas:
1. Mengisolasi konductor
2. Mengukur arus untuk sebagai pertimbangan (spesifikasi) by pass jamper
3. Memeriksa kondisi jaringan dan sambungan
4. Memasang by pass jamper
5. Melakukan pemeliharaan atau penggantian
6. Melepaskan by pass jamper
7. Membuka cover
MEMOTONG DAHAN ( TREE TRIMMING)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 32
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan pemotongan
dahan:
1. Mengisolasi konduktor
2. Melakukan pemotongan dari dahan pohon yang paling dekat dengan jaringan
dan memotong percabangan tersebut dalam bagian – bagian kecil
3. Membuka cover
LIGHTNING - ARRESTER
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian
lightnign arrester:
1. Mengisolasi jaringan dengan baik
11. Buka (disconnect) dan lepaskan lightning arrester yang rusak
12. Gunakan satu dari dua metode untuk melakukan pengujian lightning arrester :
Metode I
- Memasang lightning arrester pada struktur
- Menyambung kawat pentanahan (earth wire)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 33
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
- Dengan baik mengisolasi (mengcover) lightning arrester dan
mengencangkannya
- Menambungkan kawat tembaga pada bagian atas lightning arrester
- Pada jarak 1.500mm, melakukan test dengan menyentuhkan hotline
clamp (HLC/LLC) pada phasa dengan mengunakan (Hook Pole )
- Mengencangkan HLC (LLC)
- Melepaskan cover
Metode II
- Memasang lightning arrester pada struktur
- Menyambungkan kawat pentanahan
- Menggunakan HV volmeter, melakukan pengukuran nilai tegangan
diantara bagian atas lightning arrester dan phasa. Jika tegangan dibawah
3.5 kV, maka lightning arrester tersebut kondisinya baik.
PENGGANTIAN TRANSFORMER FUSE SWITCH
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pemeliharaan FCO Trafo:
1. Mengisolasi area kerja dengan baik
2. Memeriksa konduktor dan kondisi sambungan
3. Memasang by pass jamper, menempatkannya sedekat mungkin dengan
bushing transformer dan konduktor
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 34
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
4. Mematikan fuse switch dan melepaskan cartridge
5. Melepaskan (Disconnect) fuse switch
6. Membuka fuse switch
7. Memasang fuse switch ang baru, menyambungkannya dan memasang
cartridge
8. Membuka by pass jamper
9. Melepaskan semua isolasi ( cover)
PENGGANTIAN CROSS ARM – STRUKTUR TYPE A1
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian cross
arm type A1:
1. Isolasi area kerja dengan baik
2. Menaikkan cross arm yang baru dengan menggunakan tali dan rope block
3. Mengencangkan cross arm yang baru
4. Memindahkan (transfer) conductors : buka wireholders, letakkan dengan baik
konduktor yang sudah tercover (insulated conductors) pada cross arm cover,
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 35
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
pindahkan insulator dan pin ke cross arm yang baru, perbaiki posisi konduktor,
dan mengulangi prosedur tersebut untuk fasa – fasa yang lainnya.
5. Melepaskan dan memindahkan cross arm yang rusak
6. Membuka semua isolasi (cover)
PENGGANTIAN DOUBLE CROSS ARM A3
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian cross
arm:
1. Isolasi area kerja dengan baik
2. Memasang cross arm pertama disamping konduktor, dengan meinstall the first
cross arm on the side of the conductors, semua skrup, baut skrup dan washer,
angkat bila perlu
3. Memasang cross arm yang kedua dan mengencangkan skrup
4. Memasang (mengikat) sling pada kedua cross arm dan menggunakan 2 hoist,
untuk menahannya.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 36
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
5. Menggunakan sling yang lain, spiral link stick, strain stick dan 1.000 kg hoister,
pindahkan fasa yang bagian tengah pertama- tama dan kemudian baru fsa –
fasa lainnya
6. Memindahkan penahan (trainer)
7. Melepaskan cross arm yang lama
8. Membuka semua isolasi (cover)
PENGGANTIAN TIANG/SISIP TIANG
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian
tiang/sisip tiang:
1. Mengisolasi area kerja dengan baik
2. Menggali lubang sedekat mungkin dengan tiang yang akan digantikan
3. Melubangi (bor) tiang jika tiang terebut adalah tiang kayu
4. Memasang paling sedikit 2 pole cover pada 300mm dari bagian atas tiang yang
tidak terlindungi. Ikatkan tali untuk mencegah terlepas.
5. Mematikan (Switch off) jaringan Tegangan Rendah (TR), jika ada
6. Menggunakan crane untuk menempatkan tiang pada posisinya
Catatan :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 37
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
a) Crane harus memiliki safety valve (holding type valves) pada cilindernya
b) Operator crane harus memakai peralatan APD lengkap seperti :
Sarung tangan karet TM dengan ukuran class tegangan yang benar,
sarung tangan kulit, berdiri diatas kursi isolasi (insulated bench) atau
blanket
c) Crane harus ditanahkan (ground) dengan baik
7. Membuka semua pole cover
8. Menyiapkan (bor) cross arm ditanah/dibawah, dengan arem terpasang, tanpa
pin dan isolator
9. Dengan crane tahan tiang yang akan digantikan
10. Mengangkat cross arm dan memasangnya pada tiang yang baru
11. Memaang cross arm cover dan memindahkan konduktor TM
12. Memindahkan jaringan TR
13. Membuka cross arm dari tiang yang digantikan dan kemudian memindahkan
tiang. Tiang diangkat dengan hanya menyisakan bagian ujung (akhir) tiang,
pindahkan tiang dan menanam sisa dari bagian ujung (akhir) tiang.
14. Melepaskan jaringan TR
15. Membuka semua isolasi (cover)
PEMELIHARAAN ISOLATOR PENEGANG
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 38
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan
pemeliharaan isolator penegang:
1. Mengisolasi konduktor (external conductor);
2. Mengisolasi external suspension insulator string;
3. Mengisolasi konduktor dan suspension string difasa yang bagian tengah;
4. Mengisolasi struktur cross arm;
5. Meletakkan sling pada struktur cross arm;
6. Menggantungkan link stick (atau spiral link stick) pada sling;
7. Meletakkan stick penegang pada konduktor dan 1T hoist, dan pastikan
bahwa:
Pemeriksaan apakah clamp lock masih terkunci
Menempatkan handle hoist pada sisi yang sama dengan link
stick,dimana hal ini akan membuat lebih mudah untuk
menempatkan insulator string
Mengencangkan hoist sampai cukup siap tanpa memberi kekuatan
tegangan berlebih pada konduktor
8. Membuka cover dari string yang digantikan
9. Mengikatkan strain stick ke shackle. Alasannya :
Untuk mencegah konduktor setelah dilepaskan dari suspension
string, untuk menghindari jatuh atau terlalu dekat dengan jaringan
Tegangan Rendah (TR)
Untuk lebih memudahkan dalam menempatkan suspension string
baru
10. Hoist bekerja mengencangkan konduktor sampai suspension string dalam
kondisi terlepas
11 Melepaskan cotter pin dengan menggunakan universal pliers
12. Melepaskan pin untuk membuka suspension string
13. Melepaskan suspension string dan gunakan tali untuk menurunkannya
ke bawah
14. Menyiapkan dibawah (diground/ditanah) suspension string yang baru
yang terbuat dari porselen atau kaca
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 39
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Menutup string isolator dengan blanket atau menempatkannya
didalam pole cover, diameter 200x300mm. Prosedur ini dilakukan
untuk mencegah, jika string rusak (meledak) selama pemasangan,
dimana pecahan kaca atau gelas tersebut dapat melukai petugas
PDKB.
Prosedur ini tidak perlu dilakukan jika string yag akan dipasang
terbuat dari polymeric compound
15. Memasang string baru
Memasang pin dan cotter pin
Melepaskan hoister
Membuka ikatan sling
16. Ikuti langkah-langkah kebalikan (diatas) untuk melepaskan:
hoister
automatic came along
spiral link pole
sling
insulating blanket
suspension insulator cover di phasa tengah
conductor cover di phasa yang tengah
suspension insulator cover untuk phasa di sisi luar
conductor cover untuk phasa di sisi luar
17. Untuk mengganti insulator strings di phasa yang lainnya dapat diikuti
prosedur yang sama.
PEMELIHARAAN LBS
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 40
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pemeliharaan LBS :
1. Mengisolasi area kerja dengan benar
2. Mengukur besar nilai arus untuk menentukan spesifikasi by pass jamper
3. Memasang by pass jamper
4. Membuka LBS
5. Melepas jamper
6. Melakukan pemeliharaan LBS
7. Menyambung jamper kembali
8. Menutup LBS
9. Melepas by pass jamper
10. Membuka semua isolasi (cover)
PELAKSANAAN SAMBUNGAN BARU
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 41
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan sambungan baru :
1. Mengisolasi area kerja dengan benar
2. Mengukur panjang jamper permanen
3. Memasang cu out (bila memakai)
13. Memebrsihkan konduktor yang akan dipasang jamper
14. Memasang jamper cut out sisi jaringan baru
15. Memasang jamper cut out sisi jaringan utama
16. Membuka isolasi (cover)
17. Memasukkan cut out
PEMELIHARAAN JAMPER PERCABANGAN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 42
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pemeliharaan jamper :
1. Mengisolasi area kerja dengan benar
2. Mengukur besar nilai arus untuk menentukan spesifikasi by pass jamper
3. Memasang by pass jamper
4. Melepas jamper
5. Mengukur jamper
6. Memasang jamper baru
7. Melepas by pass jamper
8. Membuka semua isolasi (cover)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 43
Top Related