PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan...

226
PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS PARTAI DAMAI SEJAHTERA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh : M. Imaduddin Nasution 104033201132 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan...

Page 1: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN

INDONESIA; STUDI KASUS PARTAI DAMAI

SEJAHTERA Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial

Oleh :

M. Imaduddin Nasution

104033201132

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Partisipasi Politik Umat Kristen Indonesia; Studi Kasus Partai

Damai Sejahtera telah diujikan dalam sidng munaqasyah Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 8 Desember 2010. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada

Program Studi Ilmu Politik.

Jakarta, 8 Desember 2010

Sidang Skripsi

Ketua Merangkap Anggota

Dra. Hj. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag.

196902101994032004

Sekretaris Merangkap Anggota

M. Zaki Mubarak, M.Si

197309272005011008

Anggota

Suryani, M.Si. 150411224

Drs. Armein Daulay, M.Si. 130892961

Pembimbing

Dra. Gefarina Djohan, MA.

196310241999132001

Page 3: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN

INDONESIA; STUDI KASUS PARTAI DAMAI

SEJAHTERA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial

Oleh : M. Imaduddin Nasution

104033201132

Pembimbing

Dra. Gefarina Djohan, MA.

196310241999132001

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 4: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari tebukti bahwa karya ini bukan hasil karya

asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 November 2010

M. Imaduddin Nasution

Page 5: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

CURRICULUM VITAE

Nama : M. Imaduddin Nasution

Tempat & tanggal lahir : Pekalongan, 3 Juni 1986

Agama : Islam

Alamat : Kompleks Reni Jaya, Blok AH 1 No. 2, Pamulang, Tangerang

Selatan

Riwayat pendidikan : 1. TK Islam Cahaya Agung, Pamulang, 1992

2. SD Muhammadiyah 12, Pamulang, 1998

3. SLTP Muhammadiyah 22, Pamulang, 2001

4. SMA Muhammadiyah 25, Pamulang, 2004

5. FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010

Riwayat organisasi : 1. Sekbid PIP PR IRM SMA M 25 (2001-2002)

2. Sekbid H&A PR IRM SMA M 25 (2002-2003)

3. Staf Bidang KPSDM PC IRM Pamulang (2003-2005)

4. Sekbid H& A PD IRM Kabupaten Tangerang (2004-2006)

5. Sekbid Keilmuan PK Ushuluddin & Filsafat IMM Cabang

Ciputat (2005-2006)

6. Sekum PK Ushuluddin & Filsafat IMM Cabang Ciputat (2006-

2007)

7. Seklemb Ekonomi & Amal Usaha PD IRM Kabupaten

Tangerang (2006-2008)

8. Sekjend BEM J PPI FUF UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

(2006-2007)

9. Koord LASHAM IMM Cabang Ciputat (2006-2007)

Page 6: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

10. Sekbid Hikmah IMM Cabang Ciputat (2007)

11. Staf Bidang Organisasi PW IRM/IPM Banten (2007-2009)

12. Staf Dep. HAPT BEM UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2007-

2008)

13. Kabid Hikmah IMM Cabang Ciputat (2007-2008)

14. Ketum DPP Partai Progressive UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

(2008-2009)

Page 7: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

ABSTRAK

M. Imaduddin Nasution

Partisipasi Politik Umat Kristen Indonesia; Studi Kasus Partai Damai Sejahtera

Partai Damai Sejahtera (PDS) muncul sebagai satu-satunya partai Kristen dalam

Pemilu 2004. Ini merupakan fenomena yang agak langka dan mengejutkan.

Karena dalam Pemilu sebelumnya, 1999, umat Kristen memiliki tiga partai

politik. Sedangkan dalam Pemilu-Pemilu di tahun 1955 dan 1971, umat Kristen

memiliki dua partai. Yaitu Partai Katolik dan Partai Kristen Indonesia. Sehingga

dengan demikian, maka kemunculan PDS sebagai partai Kristen tunggal

merupakan fenomena menarik untuk dibahas.

Partai ini berdiri sebagai sebuah gerakan pembela kepentingan minoritas Kristen

dan non Muslim Indonesia. PDS selalu menyatakan bahwa partainya adalah garda

terdepan konstitusi dalam hal ini. Disini PDS selalu memperjuangkan anti syariah

dalam bentuk undang-undang dan pluralisme, serta perlindungan dan pengakuan

terhadap minoritas non Muslim di Indonesia. Termasuk perjuangan PDS adalah

upaya menaikkan anggaran bagi Bimas Kristen di Kementerian Agama. Partai ini

juga nampak tidak pernah menyerah dalam perjuangannya itu, kendati mengalami

banyak cobaan dan rintangan. PDS juga berhasil menjadi salah satu partai yang

dilirik oleh banyak partai untuk berkoalisi dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah

sejak tahun 2005 hingga saat ini.

Penelitian ini dibatasi pada apa pengaruh PDS terhadap partisipasi politik umat

Kristen Indonesia dan apa yang akan dilakukan PDS untuk kembali memegang

Page 8: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

kedudukan di DPR RI, sehingga dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah

pusat. Penelitian ini akan berguna bagi para peneliti, untuk mengetahui pola

partisipasi politik minoritas Kristen di Indonesia. Disini penulis ingin

memperlihatkan bahwa minoritas terunggul di Indonesia adalah minoritas Kristen.

Juga bahwa kita sebagai bangsa hendaknya dapat mengetahui pola partisipasi

politik mereka.

Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa PDS adalah partai yang

menyatakan bahwa dirinya moderat dan pluralistik. Akan tetapi dalam

pembuktiannya, PDS tidak selalu pluralis dan moderat. Terkadang terlihat bahwa

PDS adalah partai yang ingin menciptakan hegemoni atau tirani minoritas, di

samping ingin menghancurkan apa yang mereka sebut sebagai tirani mayoritas.

Bukti bahwa PDS terkadang bersikap mendukung tirani minoritas, adalah

program Yusuf 2004, Daud 2005-2009 dan Daniel 2014. Ketiga program tersebut

meletakkan PDS dan umat Kristen sebagai minoritas yang tertindas, namun dapat

melawan dan mempengaruhi mayoritas pada akhirnya.

Page 9: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat yang sangat melimpah,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat meraih

gelar sarjana (S-1). Tidak lupa, puja dan puji juga dihaturkan kepada baginda

Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa ummatnya kepada jalan yang

terang benderang akan semua ilmu pengetahuan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

banyak memberikan bantuan, baik secara materil maupun moril selama

pembuatan dan penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak-bapak Pembantu Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Bapak Dr. Jamhari Makruf, Bapak Prof. Dr. Amsal Bahtiar, Bapak

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya dan Bapak Dr. Sudarnoto Abdul Hakim.

Terimakasih atas segala kebaikannya selama ini.

3. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas semua

jasa, kontribusi dan kebijakan untuk membangun FISIP ke arah yang lebih

maju terutama jurusan Ilmu Politik.

4. Bapak Dr. Hendro Prasetyo, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, atas

bantuannya dalam persiapan penulis menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

5. Bapak Dr. Amin Nurdin, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, periode 2006-2010,

yang telah memberikan nasehat dan masukan kepada penulis selama penulis

dan Jurusan Pemikiran Politik Islam berada di bawah kendali Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat.

6. Bapak Dr. Hamid Nasuhi, MA, Ibu Dra. Hermawati MA dan Bapak Dr.

Masri Mansoer, MA, selaku Pembantu dekan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, periode 2006-

2010, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis dan

jurusan PPI berada di bawah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

7. Ibu Dra. Gefarina Djohan, MA, selaku Dosen Pembimbing atas motivasi,

petunjuk, informasi, dan nasehatnya yang sangat bermanfaat dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Hj. Wiwi Siti Sajaroh, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik

dan Bapak M. Zaki Mubarok M.Si, selaku Sekretaris Jurusan, atas

bimbingan, kebijaksanaan dan kelembutan hati kepada seluruh

mahasiswanya.

9. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah

memberikan inspirasi kepada penulis selama melakukan proses pembelajaran

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak memberi masukan

kepada penulis selama studi penulis.

10. Kepada kedua narasumber skripsi ini. Bapak Pdt. Tjahjadi Nugroho D.Min

dan Bapak Pdt. dr. Ruyandi Hutasoit, Sp.U, D.Min, yang telah memberikan

informasi yang sangat mendalam kepada penulis selama ini.

Page 11: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

11. Ayahanda (Alm) H. Faruk Nasution alias Abdul Hakim Nasution dan Ibunda

Latifah binti Ali, yang selalu bekerja keras demi mewujudkan anak yang

berilmu tinggi, bersikap ’arif, dan taat beribadah seta tak henti-hentinya

memberikan doa yang selalu mengiringi setiap langkah penulis.

12. Uwak, Om dan Tante penulis. Drs. H.M. Husein Nasution, Hj Sahara

Tambunan Husein Nasution SH., Hj. Fatimah Nasution, H. Azmir Ahmad,

dr. H. Ali Nafiah Nasution, Sp.B. (Alm), Hj. Ris Dewi, Hj. Ir. Zubaidah

Nasution, H. Ir. Putut M., Nur Khasanah Nasution, Abdurrahim Nasution dan

Dwi Astuti. Juga Rodhiyah binti Ali, Amilah binti Ali S.Pd, Ibnu Soleh,

Fatimah binti Ali, Tohari, dan Aisyah binti Ali, yang telah banyak

mendoakan dan mendorong penulis untuk terus maju.

13. Kakak dan Abang Sepupu penulis, Dewi Rahmawati SE., Indra Kusuma SE.,

Anita Liza S.Psi. Renaldo, Arfandi Azmir ST. dan Gitaswara Jiwa Pratiwi.

yang telah menjadi contoh bagi penulis agar bisa menjadi yang lebih baik

dari Kakak dan Abang semua.

14. Adik-adik penulis, Isti’anah Nasution, Abdu Khoiri Rozikin Nasution, Eka

Yudha Prasetya, Niken Kurniasih, Ratih Langenati, Dara Safira Mazaya

Nasution dan Muhammad Raihan Nasution, yang telah mendorong penulis

selama menyelesaikan studinya.

15. Kemenakan penulis, Muhammad Kevin Veda Kusuma, Muhammad Farrel

Deandra Kusuma, Marsha Reynita Aestika, Sessy Reza Mayrani Aestika dan

Raynoa Anisa Azmir, atas kehadirannya sebagai sebuah penyemangat bagi

penulis selama masa studi penulis.

Page 12: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

16. Keluarga Besar Kakek Buyut penulis, Mangaraja Baginda Soaloan (Alm),

yang telah memberikan perhatian khusus kepada penulis selama penulis

menyelesaikan studinya hingga mencapai tingkat sarjana.

17. Sahabat-sahabat penulis, Ady Waskito, Angga Maulana, Wahid Riyanto,

Apriansyah, Cecep Suyudi, Fadli Hasan dan rekan-rekan di Ikatan Pelajar

Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Remaja Masjid Al

Huda Reni Jaya yang telah membantu memberikan semangat kepada penulis

selama masa studi penulis.

18. Para senior penulis, para guru penulis di sekolah dan segenap pihak yang

telah memberikan jasanya kepada penulis sejak masa kanak-kanak hingga

masa studi strata satu ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini dan untuk itu

semua saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan skripsi ini serta besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 14 November 2010

Penulis

Page 13: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

DAFTAR ISI

PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS

PARTAI DAMAI SEJAHTERA

ABSTRAK................................................................................................................

.....i

KATA

PENGANTAR……………………………………………………………….ii

DAFTAR

ISI……………………………………………………………..………….vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………………….7

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...…7

D. Metode Penelitian……………………………………………..…………8

E. Sistematika Penulisan……………………………………………………8

BAB II KERANGKA TEORI

A. Teori Partisipasi Politik…………………………………………………10

B. Teori Partai Politik…………………………………………...…………12

C. Teori Politik Minoritas…………………………………………………14

D. Politik dan Etika Kristen………………………………………….……17

E. Agama dan Politik…………………..………………………………….24

Page 14: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB III PROFIL PARTAI DAMAI SEJAHTERA

A. Sejarah Organisasi Partai Damai Sejahtera……………….……………28

B. PDS dalam Pemilu Legislatif…………………………….…………….35

C. PDS dalam Pemilu Eksekutif………………………………….…………40

BAB IV ANALISIS EKSISTENSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA

A. Keunggulan PDS…………………………………………………….…43

B. PDS dalam Menyikapi Isu Nasional……………………………………48

C. PDS Sebagai Kekuatan Politik Infrastruktur……………………………60

D. Kesiapan PDS Menghadapi Pemilu 2014………………………………63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………......69

B. Saran……………………………………………………………..……..71

Daftar Pustaka……………………………………………………………………72

Lampiran-Lampiran……………………………………………………………78

Page 15: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi politik umat Kristen Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang

baru dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Sebelum era reformasi, telah berdiri

beberapa partai politik Kristen Indonesia. Partai politik Kristen pertama di

Indonesia adalah Christelijk Etische Partij dan Indische Katholijk Partij.1 Setelah

kemerdekaan, berdiri lagi dua partai politik Kristen di Indonesia. Kedua partai

tersebut adalah Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik. Parkindo

dan Partai Katolik kemudian berfusi bersama tiga partai lainnya dan membentuk

Partai Demokrasi Indonesia dalam tahun 1973.2 Fusi tersebut pada dasarnya

disebabkan oleh kebijakan pemerintahan Suharto yang dimaksudkan sebagai entry

point bagi proses marjinalisasi partai politik yang menjadi cetak biru politik Orde

Baru. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1973

tanggal 5 Januari 1973. Setelah itu, terdapat Partai Kristen Nasional (Krisna),

Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB),

yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004 berdirilah Partai Damai

Sejahtera dan kemudian disusul oleh Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI)

pada Pemilihan Umum 2009.

Partai politik Kristen generasi pertama, adalah partai Kristen yang sangat pro

terhadap kolonialisme. Kenapa disebut demikian? Karena partai Kristen Indonesia

saat itu menyatakan secara terang-terangan bahwa penjajahan adalah satu bentuk

1 M. Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia; Sebuah Potret Pasang Surut, (Jakarta:

Rajawali Press, 1983), h. 24-25. 2 Ibid, h. 173.

Page 16: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

anugerah dan takdir Tuhan yang harus disyukuri oleh Bangsa Indonesia.3

Tentunya gagasan pro kolonial tersebut sangat tidak sesuai dengan semangat anti

kolonialisme yang dimiliki sebagian besar Kristen pribumi di Indonesia. Hanya

kelompok Kristen Belanda saja yang mendukung penuh gagasan tersebut. Apalagi

jika gagasan kolonialisme sebagai anugerah itu memakai firman Tuhan sebagai

dasarnya.

Partai politik Kristen generasi kedua, adalah partai yang berasaskan Agama

Kristen atau Demokrasi Kristen. Partai-partai tersebut adalah Parkindo dan

Katolik. Partai-partai ini kemudian mendapatkan lebih sedikit anggota dan massa

dibanding dengan partai lain. Kekuatan kedua partai hanya terfokus di Kawasan

Timur Indonesia, Sumatera Utara dan sebagian Jawa.4

Selama era Orde Baru, partai berasaskan agama tertentu dilarang untuk

ada. Kedua partai Kristen dan berbagai partai non Islam kemudian berfusi dan

membentuk Partai Demokrasi Indonesia. Penggabungan ini menimbulkan adanya

depolitisasi agama. Baik Islam maupun Kristen kemudian tidak bisa begitu

banyak bergerak dalam dunia politik. Dengan demikian, para politisi Kristen

kemudian menjadi aktif di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Golongan Karya

(Golkar).

Selama era Orde baru itulah, umat Kristen dan Islam, serta agama lainnya

sama sekali tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan ideologi politik selain

Pancasila. Dengan demikian, berlakulah apa yang lebih dikenal sebagai asas

tunggal. Asas tunggal adalah tidak diperbolehkannya terdapat asas partai politik

dan organisasi massa yang berdiri di Indonesia, selain Pancasila.

3 Zakaria J. Ngelow, Partisipasi Umat Kristen Indonesia di Bidang Politik, Artikel diakses pada

15 Maret 2010 dari http://www.oaseonline.org/artikel/ngelow-partisipasi.pdf 4 M. Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia; Sebuah Potret Pasang Surut, h. 78-79.

Page 17: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Setelah reformasi, muncul tiga partai politik Kristen yang turut dalam

Pemilihan Umum 1999. Yaitu Partai Kristen Na

onal (Krisna), Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih

Bangsa (PDKB). Sedangkan dalam Pemilu 2004, hanya terdapat satu partai

Kristen, yaitu Partai Damai Sejahtera (PDS). Baru pada Pemilu 2009, terdapat lagi

satu partai Kristen baru, yaitu Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI).

Di tahun 2001, tepatnya pada 1 Oktober 2001 berdirilah Partai Damai

Sejahtera, dengan dukungan 55 orang Kristen, antara lain Ruyandi Hutasoit dan

Denny Tewu. Partai ini berasaskan Pancasila serta bertekad mempertahankan

Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dengan semangat Bhineka

Tunggal Ika.5 Dengan demikian, PDS memegang teguh asas pluralisme agama

dalam setiap gerakan organisasinya. Akan tetapi, PDS tetap memegang teguh

nilai-nilai Kristiani dalam perjuangannya.

Partai ini terlahir di tengah fragmentasi politik yang luar biasa dari banyak

partai politik. Partai Damai Sejahtera adalah partai Kristen yang dapat dikatakan

baru. Berbeda dengan partai Kristen lainnya yang turut serta dalam Pemilu 1999

dan Partai Kasih Demokrasi Indonesia yang turut serta dalam Pemilu 2009. Partai

Damai Sejahtera tidak memiliki hubungan historis yang kuat dengan partai-partai

Kristen sebelumnya. Setidaknya, tidak nampak tokoh partai Kristen lama dalam

susunan kepengurusan DPP Partai Damai Sejahtera sampai saat ini. Dalam hal ini

kondisi saat pembentukan PDS adalah sebagai berikut:

“PDS dilahirkan dalam kondisi fragmentasi partai politik yang sangat kuat

pasca Pemilu 1999. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh para pendiri

5 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, (Jakarta: DPP

Partai Damai Sejahtera, 2007), h. 28.

Page 18: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PDS. Seperti pertanyaan tentang mengapa mendirikan partai Kristen yang

baru. Mengapa tidak bergabung dengan partai yang sudah ada dan

sebagainya. Lebih dari itu, ada pemikiran dari sebagian umat Kristen yang

menyatakan bahwa minoritas Kristen Indonesia, cukup memasuki partai-

partai berhaluan nasionalis saja. Namun dalam perjalanan selanjutnya, PDS

mendapat dukungan dari banyak gereja dan umat Kristen Indonesia. Bahkan

gereja-gereja non Protestan pun turut mendukung partai baru ini.”6

Akan tetapi kehadiran PDS sebenarnya tidaklah sebagaimana digambarkan

oleh Denny Tewu di atas. Sebenarnya partai politik Kristen peserta Pemilu 1999

tetap ingin untuk turut serta dalam pemilihan umum berikutnya, yaitu Pemilu

2004. Hal ini terbukti dengan adanya partai-partai Kristen yang memiliki

hubungan historis yang lebih kuat dengan partai Kristen generasi kedua dan

ketiga.

Dapat disimpulkan bahwa umat Kristen Indonesia harus melaksanakan misi

gereja dengan sebaik-baiknya. Melaksanakan upaya penyebaran ajaran gereja dan

segala kebaikan gereja, dengan cara apapun, kendati harus berhadapan dengan

aparatur negara dan mayoritas Muslim Indonesia yang kemungkinan akan

menghalangi niat mereka.

Dalam konteks kekinian dan ke-Indonesiaan, maka umat Kristen Indonesia

merasa membutuhkan kekuatan politik yang cukup berwibawa dan dapat

diperhitungkan. Kenapa demikian? Karena umat Kristen Indonesia saat ini, berada

6Ibid, h. 9.

Page 19: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dalam kondisi dimana sebagian umat Kristen mengalami diskriminasi oleh

beberapa kelompok anti minoritas yang tidak bertanggungjawab.

PDS dibangun di saat umat Kristen Indonesia semakin apolitis. Di saat

kebanyakan tokoh Kristen Indonesia tidak ingin mendirikan atau mendukung

partai politik Kristen. Akan tetapi mereka cenderung untuk mendukung partai

yang berhaluan nasionalis. Kesadaran politik umat Kristen Indonesia, menjelang

berdirinya PDS dapat dikatakan sangat kecil.7 Ini terbukti lewat banyaknya tokoh

Kristen Indonesia yang memilih duduk di partai yang berhaluan nasionalis

daripada di partai Kristen. Seperti Gayus Lumbun yang aktif di Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Ruhut Sitompul yang aktif di Partai Demokrat

(PD). Bahkan terdapat tokoh Kristen Indonesia yang hadir di dalam partai Islam

liberal. Seperti Eurico Guteres dari Timor Leste, yang masuk Partai Amanat

Nasional (PAN) dan merupakan seorang Katolik serta juga tokoh pro integrasi

Timor Timur.

Dalam sejarahnya, partai politik Kristen Indonesia yang turut dalam

Pemilu, ternyata tidak mendapatkan dukungan yang cukup kuat dari umat Kristen

Indonesia sendiri. Sehingga partai politik Kristen Indonesia menjadi kecil dan

tidak dipertimbangkan sebagai sebuah kekuatan politik.

Oleh karena kondisi berbagai partai Kristen Indonesia yang semakin kecil

dan fragmentasi berbagai partai politik yang ada, maka berdirilah Partai Damai

Sejahtera (PDS) pada 1 Oktober 2001. Tujuan utama pendirian partai ini, adalah

untuk memperjuangkan hak-hak sosial dan politik umat Kristen Indonesia yang

mulai terbengkalai sejak berakhirnya Orde Baru.

7 Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai Pertanyaan,

(Jakarta, Global Cerdas Media, 2008), h. 3.

Page 20: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PDS menuntut segenap umat Kristen Indonesia untuk aktif dalam

perpolitikan di Indonesia. Maksudnya adalah bahwa umat Kristen diharuskan

turut dalam memperjuangkan kepentingan mereka melalui jalur politik. Denny

Tewu juga menegaskan bahwa umat Kristen berada dalam kondisi tertindas oleh

kaum mayoritas di Indonesia.8

Terlepas dari berbagai permasalahan yang ada, dalam kaitannya dengan

partisipasi politik umat Kristen Indonesia, perhatian terhadap partisipasi, atau

perilaku politik umat Kristen Indonesia masih sangat terbatas dalam komunitas

Kristen itu sendiri. Umat non Kristen di Indonesia, khususnya umat Islam yang

jumlahnya mayoritas, tidak begitu memperhatikan partisipasi politik umat Kristen

Indonesia. Sedangkan partisipasi dan perilaku politik umat Kristen adalah satu

fenomena politik yang juga patut untuk diperhatikan. Oleh karena itu, penulis

memutuskan untuk mengambil judul skripsi, Partisipasi Politik Umat Kristen

Indonesia; Studi Kasus Partai Damai Sejahtera.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Skripsi ini akan membahas fenomena kelahiran dan perkembangan Partai

Damai Sejahtera dalam perpolitikan Indonesia. Dimulai dari pendiriannya, hingga

pasca Pemilihan Presiden 2009. Tentunya yang dibahas adalah:

1. Seberapa besar pengaruh Partai Damai Sejahtera terhadap perilaku

dan peran politik minoritas Kristen di Indonesia?

2. Seberapa besar pengaruh PDS terhadap proses perumusan undang-

undang di Indonesia?

8 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. 10-14.

Page 21: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

3. Apa yang akan dilakukan PDS untuk setidaknya mempertahankan

prestasinya yang sekarang ini dan memperoleh kembali

prestasinya, yang pernah diperoleh dalam Pemilu 2004?

Skripsi ini memiliki batas periode pembahasan, dari sejak berdirinya PDS

hingga Musyawarah Nasional PDS yang kedua, pada Mei 2010.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana awal mula berdirinya Partai Damai

Sejahtera.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara Partai Damai Sejahtera lolos

dalam proses verifikasi partai politik dari tahun 2004-2009.

3. Untuk mengetahui peran Partai Damai Sejahtera dalam pembuatan

Undang-Undang di Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh Partai Damai Sejahtera terhadap peran

politik umat Kristen di Indonesia.

5. Untuk mengetahui rencana Partai Damai Sejahtera dalam

menghadapi Pemilihan Umum 2014.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah

laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bogdan, 1984:5).

Page 22: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam usaha untuk

mengumpulkan informasi yang diperlukan yaitu dengan cara:

1. Data primer, merupakan data yang diambil dengan melakukan studi

kepustakaan yaitu yang diperoleh dengan membaca buku teori-teori yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian unuk memperoleh landasan

teoritis yang berguna di dalam mempertanggung jawabkan penelitian ini. Data

primer dalam penelitian ini merujuk pada buku yang berkaian langsung

dengan penelitian, antara lain buku, skripsi, tesis, jurnal, notulen rapat,

prosiding, surat kabar dan data dari internet.

2. Data sekunder, merupakan data yang diambil dengan melakukan depth

interview dengan Ketua Umum DPP Asosiasi Pendeta Indonesia dan Ketua

Umum DPP PDS.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini berisi lima bab yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Merupakan uraian singkat alasan pemilihan judul, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penulisan meode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II: KERANGKA TEORI

Merupakan uraian mengenai teori-teori yang menunjng dalam penulisan

skripsi ini.

BAB III: PROFIL PARTAI DAMAI SEJAHTERA

Page 23: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Merupakan uraian mengenai sejarah dan profil Partai Damai Sejahtera.

BAB IV: ANALISIS EKSISTENSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA

Merupakan analisis dari segala bentuk keunggulan dan pengaruh PDS

dalam pemerintahan (legislatif) dan di luar pemerintahan.

BAB V: PENUTUP

Merupakan kesimpulan dan saran.

Page 24: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Teori Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah aksi-aksi yang bertujuan mempengaruhi kebijakan

pemerintah. Partisipasi politik dapat berupa aksi individual atau kolektif.9

Menurut Samuel Huntington, sebagaimana dikutip Miriam Budiardjo, partisipasi

politik adalah segala kegiatan warga, baik pribadi maupun kolektif, yang

bertujuan mempengaruhi kebijakan pemerintah.10 Herbert McClosky

mengemukakan bahwa partisipasi politik adalah segala kegiatan sukarela warga

negara dalam proses pengambilan kebijakan. Dalam kerangka sistem politik,

maka tindakan partisipasi politik merupakan input yang tidak terlepas dari output

awal, yaitu kebijakan atau rancangan kebijakan pemerintah.11

Berdasarkan pengertian partisipasi politik yang dibuat para ahli di atas, maka

partisipasi politik adalah segala kegiatan manusia yang bertujuan untuk

mempengaruhi kebijakan eksekutif atau legislatif dalam sebuah wilayah tertentu,

baik berhasil atau tidak berhasil. Disini partisipasi politik akan mempengaruhi

setiap kebijakan politik dan masa depan setiap kelompok masyarakat. Ini artinya

tanpa partisipasi politik, maka setiap kelompok masyarakat akan tidak memiliki

masa depan yang jelas.

9 Amy L. Freedman, Political Participation and Ethnic Minorities; Chinese Overseas in Malaysia,

Indonesia and the United States, (New York: Routledge, 2000), h. 7. 10

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, No Easy Choice; Political Participation in

Developing Countries, (Cambridge, Mass: Harvard University Press, 1977), h. 3 sebagaimana

dikutip dalam Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 368. 11

Toto Pribadi, Materi Pokok Sistem Politik Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006.), h.

3.2.

Page 25: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Dalam negara demokrasi, partisipasi politik menjadi begitu penting bagi

berjalannya negara. Artinya, partisipasi politik begitu menentukan masa depan

bangsa dan daerah-daerahnya. Sedangkan tingkat partisipasi politik yang rendah

dianggap sebagai tanda yang tidak baik bagi keberlangsungan pemerintahan.

Disini tingkat partisipasi yang tinggi dituntut oleh negara dan daerah, sebagai

bagian penting keberlangsungan pemerintahan.

Bentuk partisipasi kemudian dapat dibagi dua. Karena para sarjana yang

mempelajari negara demokrasi barat akan berpendapat bahwa partisipasi

politik adalah yang tidak dipaksakan. Sedangkan para sarjana yang

mempelajari negara komunis dan negara berkembang, berpendapat bahwa

terdapat yang dinamakan partisipasi yang dimobilisasi (mobilized

participation). Konsep mobilized participation bertentangan dengan

konsep autonomous participation. Dalam persoalan ini, berarti terdapat

partisipasi politik yang dipaksakan atau dimobilisasi.12

Dalam negara demokrasi, partisipasi bukanlah hanya sebuah kepatuhan total

kepada pemerintah, seperti yang terjadi di negara komunis dan negara dengan

rezim otoriter. Partisipasi politik dalam negara demokrasi adalah partisipasi

politik yang bersifat sukarela dan sangat menentukan masa depan negara dan

daerah-daerahnya. Dengan demikian, dalam negara demokrasi, partisipasi politik

begitu dituntut demi berjalannya sebuah pemerintahan yang baik. Bahkan

termasuk dalam partisipasi politik adalah upaya untuk mendorong terciptanya

pemerintahan yang bersih melalui berbagai cara yang dihalalkan.13

12

Ibid, h. 369-370. 13

Syamsul Wathoni, Partisipasi Politik Warga dalam Penyusunan Kebijakan, Artikel diakses

pada 29 Januari 2010 dari

http://lakpesdamngawi.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=54.

Page 26: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Dapat disimpulkan, bahwa partisipasi politik itu, ada yang mobilized, ada yang

autonomous, ada yang legal dan ada yang ilegal. Terdapat pula partisipasi politik

yang melalui keaktifan memilih dan terdapat yang melalui keaktifan

mengemukakan pendapat. Juga terdapat partisipasi politik yang dilakukan melalui

keaktifan dalam mendukung kebijakan pemerintah.

B. Teori Partai Politik

Menurut Carl Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang

terorganisir dengan tujuan merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap

pemerintahan. Ini sejalan dengan pandangan Sigmund Neumann, yang

mengatakan bahwa partai politik adalah organisasi yang berusaha merebut

dukungan rakyat melalui persaingan antar golongan yang berbeda-beda

pandangan. Sedangkan Giovani Sartori mengatakan bahwa partai politik adalah

kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan berusaha untuk

mendudukkan kader-kadernya dalam posisi strategis di pemerintahan.14

Dari ketiga pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa partai politik adalah

organisasi yang memperjuangkan kepentingan warganya melalui pemilihan umum

dan keterlibatan aktif dalam struktur pemerintahan, baik eksekutif maupun

legislatif. Partai politik berfungsi sebagai alat komunikasi, sosialisasi dan

rekrutmen politik, serta sarana pengatur konflik.15

Berdasarkan teori fungsi partai politik Miriam Budiardjo, maka dapat disimpulkan

bahwa partai politik adalah sebuah alat bagi mencapai segala tujuan politik

anggotanya. Artinya partai politik memiliki peran penting dalam sebuah negara

14

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 404-405. 15 Ibid, h. 405-410.

Page 27: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

demokrasi. Disini jelas bahwa dengan demikian, maka tanpa partai politik,

masyarakat di negara demokrasi tidak akan dapat mencapai tujuan politik mereka

dengan mudah. Selain itu, setiap konflik juga dapat diselesaikan dengan peran

serta partai politik dalam mengadvokasi anggotanya atau konstituennya yang

terlibat dalam konflik tersebut.

Dalam hal tipologi partai politik, Almond membagi partai politik menjadi

empat tipe. Tipe pertama yaitu partai yang beranggotakan lapisan

masyarakat, tipe kedua yaitu partai yang beranggotakan kalangan kelas

tertentu, ketiga, partai yang beranggotakan pemeluk agama tertentu dan

partai politik yang beranggotakan suatu kelompok kebudayaan tertentu.

Selain keempat tipe tersebut, partai politik juga dibagi menjadi partai

massa dan partai kader. Disini dikatakan bahwa partai massa adalah partai

yang mengandalkan jumlah massa dalam mencapai tujuannya. Sedangkan

partai kader adalah partai yang mengandalkan kualitas kader di atas

segala-galanya. Termasuk dalam mencapai tujuan.16

Partai yang anggotanya adalah sekelompok orang yang beragama atau berideologi

sama, dapat dikatakan sebagai partai ideologi. Partai ideologi bercirikan dasar dan

asas partai yang dipegang secara disiplin dan ketat.17

Dalam partai ideologi,

terdapat segala bentuk pungutan rutin dan hal-hal yang berhubungan dengan

disiplin ideologis partai.

C. Teori Politik Minoritas

16

Tipologi Partai Politik Indonesia, Artikel diakses pada 16 Desember 2010 dari

http://idilakbar.blogspot.com/2009/01/tipologi-partai-politik-indonesia.html 17 A. Rahman H.I., Sistem Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 105.

Page 28: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Minoritas adalah kelompok kecil dalam kelompok besar. Lebih jelas lagi,

minoritas adalah sekelompok kecil manusia, yang berada dalam satu komunitas

besar yang berbeda dengannya. Minoritas tentunya berjumlah di bawah 50%

penduduk di setiap wilayah tempat tinggalnya.

Politik minoritas adalah politik yang diselenggarakan oleh kalangan yang

merasa kurang terwakili secara politik. Politik minoritas juga dapat

diartikan sebagai kebijakan yang berkaitan dengan kelompok minoritas di

sebuah wilayah. Politik minoritas adalah juga segala kegiatan yang dapat

mempengaruhi kehidupan kelompok minoritas dan bahkan kelompok

mayoritas dalam sebuah wilayah tertentu. Politik minoritas biasanya

berbicara mengenai hak kalangan minoritas dalam sebuah kawasan yang

pemerintahannya dikuasai oleh mayoritas rakyat.18

Dapat pula disimpulkan bahwa politik minoritas adalah segala kegiatan yang

mempengaruhi kebijakan, kehidupan sosial dan integrasi kaum minoritas di

sebuah wilayah. Disini dapat diartikan bahwa pengaruh politik minoritas adalah

kepada kebijakan minoritas, hak-hak minoritas dan juga integrasi antara minoritas

dengan mayoritas di sebuah wilayah.

Perhatian para ahli psikologi sosial dan ahli ilmu sosial lainnya (termasuk

ahli psikologi politik dan sosiologi politik) adalah terhadap isu, tentang

bagaimana minoritas menggunakan pengaruh mereka, terhadap kelompok

yang lebih besar. Minoritas yang teguh pada sikapnya, minoritas yang

dapat menyangkal argumen-argumen mayoritas rakyat suatu wilayah,

minoritas yang tidak membuat isu-isu sensitif mengenai tokoh besar

18

Minority Politics, Artikel diakses pada 14 Desember 2010 dari

http://www.answers.com/topic/minority-politics.

Page 29: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

golongan mayoritas, minoritas yang memiliki titik-titik kesamaan dengan

kelompok mayoritas, akan dapat menjadi minoritas yang unggul dalam

mempengaruhi kelompok mayoritas di suatu wilayah.19

Disini dapat disimpulkan bahwa minoritas yang teguh pendirian dan memiliki

kemampuan berbicara yang baik, akan mampu membuat mayoritas rakyat akan

bersimpati dan bahkan berempati kepada mereka. Ini kemudian akan menciptakan

minoritas unggul yang kuat dalam mayoritas yang semakin lemah. Minoritas yang

unggul, memang tercipta dari sekelompok minoritas atau seorang tokoh minoritas

yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga minoritas tersebut

bisa mendapatkan keunggulan di bidang politik.

Minoritas yang unggul secara ekonomi maupun psikologis, mungkin saja

menggantikan kedudukan mayoritas, jika pihak penguasa membuat sejumlah

perubahan terhadap kebijakan. Singkatnya, perubahan kebijakan memiliki

pengaruh tidak langsung terhadap kesuksesan golongan minoritas dalam suatu

wilayah.20 Selain daripada perubahan kebijakan pemerintah, minoritas juga dapat

sukses, apabila didukung oleh kekuatan modal yang besar. Baik kekuatan modal

material maupun modal non material.

Dalam logika demokrasi, mayoritas akan selalu memenangkan pertandingan

politik. Namun pada kenyataannya, logika seperti itu tidaklah selalu terjadi.

Terkadang minoritas yang unggul secara ekonomi akan dapat memenangkan

pertandingan politik apapun. Pada kenyataannya, mayoritas Muslim di Indonesia,

seringkali berhadapan dengan kelompok minoritas yang unggul itu. Minoritas

19

Martha Cottam, et.al, Introduction to Political Psychology, (Mahwah: Lawrence Erlbaum

Associates, 2004), h. 74. 20 Ibid, h. 75.

Page 30: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Non Muslim di Indonesia, banyak yang merupakan pengusaha kaya dan politisi

ulung yang bisa saja mendapatkan kedudukan tinggi di dalam pemerintahan.21

Minoritas unggul, biasanya akan memenangkan berbagai pertandingan politik,

dengan kekuatan ekonomi mereka. Kendati demikian, kekuatan psikologis dan

sosiologis juga penting dalam berbagai pertandingan politik yang diikuti oleh

minoritas unggul. Dalam konteks ke-Indonesiaan, maka minoritas terunggul yang

notabene Kristen, memiliki kekuatan ekonomi dan pengetahuan yang cukup luar

biasa. Disini menunjukkan bahwa di Indonesia, ternyata mayoritasnya memiliki

kekurangan dalam bidang ekonomi dan pengetahuan. Sedangkan umat non

Muslim, memiliki keunggulan ekonomi yang cukup dapat diperhitungkan.

Terutama adalah umat Kristen Indonesia yang pernah menjadi anak emas

pemerintah kolonial di masa lalu.

Akan tetapi, kendati minoritas di Indonesia memiliki kekuatan ekonomi dan lobi

yang kuat, tetap saja integrasi antara minoritas dengan mayoritas diperlukan.

Dalam proses integrasi inilah, kekuatan lobi menjadi begitu penting. Sebab hanya

minoritas yang dapat berintegrasi dengan mayoritas sajalah yang dapat memegang

peran lobi yang baik dalam proses partisipasi dan perilaku politik minoritas.

Selain itu, kekuatan ekonomi juga harus diperhitungkan dalam membangun

kekuatan politik. Karena penguasaan industri, terutama media, sangat

mempengaruhi opini publik terhadap minoritas di sebuah daerah.

D. Politik dan Etika Kristen

21 Kuntowijoyo, Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1993), h. 48.

Page 31: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Kendati pada dasarnya, Yesus Kristus mengajarkan untuk memisahkan antara

urusan agama (iman) dengan urusan negara, namun terciptanya gereja Katolik

Roma di tahun 325 Masehi, menciptakan suatu tatanan dunia Kristen yang sangat

terorganisir dan rapi, sehingga menyerupai negara. Akan tetapi, Yesus tetap tidak

bermaksud mendirikan negara. Karena orang-orang Kristen (terutama Protestan)

tetap lebih cenderung memisahkan antara urusan agama dengan negara. Ini karena

sabda Yesus yang menegaskan agar umat Kristen memberikan hak kaisar kepada

kaisar dan memberikan hak Tuhan kepada Tuhan. Sehingga dalam memilih

pemimpin, Kristen tidak memaksakan umatnya untuk memilih pemimpin harus

dari golongannya.22

Kendati dalam pernyataannya, Pendeta Tjahjadi Nugroho lebih mendukung

bahwa Kristen adalah sekular, namun kenyataan bahwa terdapat partai Kristen

dan Katolik, serta kenyataan bahwa perjuangan partai-partai tersebut adalah

berdasarkan kepada nilai-nilai ke-Kristenan, maka bagaimanapun juga, ajaran

Kristen tetap mengatur masalah politik. Diantaranya pernyataan Yesus bahwa hak

kaisar harus diberikan kepada kaisar dan hak Allah harus diberikan kepada Allah.

Ini membuktikan bahwa tetap terdapat etika politik Kristen di dunia ini.

Dalam kenyataannya, pengorbanan Yesus sebagai pengorbanan seorang Nabi,

juga memiliki makna politik yang begitu mendalam. Yesus telah membalikkan

relasi sosial dan membangun kembali relasi sosial itu, dengan konsep

egalitarianisme. Yesus telah membongkar konsep sosial politik yang feodal dan

22 Wawancara Penulis dengan Tjahjadi Nugroho, Jakarta, 5 Februari 2010.

Page 32: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

menciptakan suatu konsep sosial yang berkeadilan. Yesus telah melawan

aristokrasi para imam Yahudi yang dominan saat itu.23

Mengapa Yesus dianggap melawan aristokrasi imam Yahudi saat itu? Karena

Yesus telah mengajarkan kesamarataaan dan keadilan, yang merupakan kunci

egalitarianisme. Di samping itu, Yesus juga mengajarkan untuk tidak takut pada

penguasa dan para imam.

Dalam kaitan antara politik dan etika Kristen, maka Kristen telah mengajarkan

kasih sebagai suatu jawaban atas segala persoalan dunia. Politik Kristen adalah

politik yang secara teori, merupakan perlawanan terhadap feodalisme Yahudi,

namun pada praktiknya, terkontaminasi oleh feodalisme Romawi kuno yang

kemudian menjadikan lahirnya Roma Katolik. Situasi politik di saat kelahiran

Yesus, dimana bangsa Yahudi di Israel dijajah oleh bangsa Romawi, menjadikan

bangsa Yahudi saat itu, terpaksa tunduk pada kekuasaan kafir. Dalam hal ini,

hampir tidak ditemukan interaksi antara Yesus dengan penguasa Romawi. Akan

tetapi Yesus menunjukkan sikap yang tidak terlalu keras terhadap penguasa

Romawi saat itu. Dalam Injil Markus 2: 13-17, Matius 9: 9-13 dan Lukas 5: 27-32

serta 19: 1-10, disebutkan bahwa Yesus tidak menghindari pajak bangsa Romawi,

tidak menghindari tindakan para penguasa Romawi dan juga memperlihatkan

sikap yang dianggap kooperatif terhadap penguasa Romawi.24

Dapat disimpulkan bahwa ajaran Yesus adalah ajaran perjuangan kooperatif

dalam perlawanan terhadap kezaliman. Sikap Yesus yang dikatakan kooperatif

terhadap penguasa Romawi inilah yang membuat umat Kristen kemudian dapat

23

John W. de Gruchy, Agama Kristen dan Demokrasi; Suatu Teologi Bagi Tata Dunia yang Adil,

Penerjemah, Martin Lukito Sinaga, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), h. 51. 24

Anwar Tjen, Politik Yesus; Pengantar Penelaahan Alkitab, dalam Einar M. Sitompul, ed,

Teologi Politik; Agama-Agama dan Kekuasaan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2004), h. 177-179.

Page 33: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

mendekati pihak penguasa Romawi di Eropa. Dengan dekatnya tokoh-tokoh

Kristen dengan penguasa di Eropa, maka agama Kristen dengan mudah tersebar

ke seantero Eropa dan kemudian menyebar ke seluruh Dunia melalui jalan

kolonialisasi oleh Eropa. Kristen juga pada dasarnya tidak akan tersebar tanpa

adanya hubungan antara umat Kristen dengan penguasa-penguasa Eropa abad

pertama dan para penguasa Afrika yang di-Kristenkan. Mulai dari sanalah

penyebaran agama Kristen dimulai. Awalnya dari Roma Katolik, kemudian

muncul Gereja Ortodox di beberapa wilayah dan akhirnya muncul Gereja

Reformasi atau Protestan pada abad ke-15.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa Anwar Tjen memandang sikap Yesus

dalam injil sebagai sikap kooperatif. Akan tetapi, bagaimanapun juga Yesus tetap

tidak dapat dikatakan bekerjasama dengan penguasa Romawi. Justru Yesus

melakukan perlawanan yang nir kekerasan terhadap penguasa Romawi. Yesus

tetap membiarkan para penguasa Romawi untuk memungut pajak, tetapi tidak

membiarkan kekafiran menguasai tanah Palestina dan bangsa Israel saat itu.

Hubungan antara Kristen sebagai agama dan politik sebagai segi kehidupan tentu

telah terjadi sejak awal kelahiran agama Kristen itu sendiri. Akan tetapi, di dunia

Barat Modern, dimana Kristen menjadi kekuatan politik yang tidak bisa

dihiraukan sama sekali, loyalitas masyarakat kepada negara, melebihi loyalitas

masyarakat kepada agama dan suku bangsa. Sehingga dengan demikian, maka

masyarakat Barat Kristen, terlihat lebih sekular dan nasionalis daripada

masyarakat lainnya.25

25

Saiful Mujani, Agama, Loyalitas Kebangsaan dan Konsolidasi Demokrasi Indonesia 2004,

dalam Einar M. Sitompul, ed, Teologi Politik; Agama-Agama dan Kekuasaan, h. 73-86.

Page 34: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Iman Kristen dan politik adalah dua hal yang terpisah sejak awal lahirnya agama

Kristen. Akan tetapi, lahirnya Gereja Katolik Roma dan gereja-gereja Ortodox di

Damasqus, Athena dan beberapa tempat lainnya, telah mengawinkan antara iman

Kristen dan politik.

Di Indonesia, pemerintah kolonial Belanda, telah memberikan pengaruh kuat

dalam hubungan antara agama dan politik. Dalam hal ini, antara kedua agama

monotheisik terbesar di Indonesia dan negara. Hubungan antara Kristen dan

negara diatur sedemikian rupa, demikian juga dengan Islam. Dengan demikian,

maka negara yang menyatakan netral terhadap agama, tidak dapat menahan diri

untuk ikut mengatur masalah keagamaan. Masalah keagamaan yang diatur oleh

pemerintah kolonial Belanda antara lain adalah pendirian tempat ibadah dan izin

menyebarkan agama.26

Etika Kristen adalah ketaatan terhadap para pemimpin gereja dan Injil. Dalam

politik, ketaatan terhadap Injil dan gereja ini memiliki peran penting yang sangat

menentukan dalam pemilihan pemimpin negara. Santo Ambrosius, guru dari

Santo Agustinus, pernah menyatakan bahwa para raja seharusnya meminta restu

dan keberkatan kepada Paus di Roma.27

Sementara Santo Agustinus sendiri, memiliki konsep negara Tuhan dan negara

iblis atau negara duniawi. Negara Tuhan, adalah negara yang didasarkan kepada

cinta kasih Tuhan. Dimana cinta kasih ini menjadi perekat persatuan antar warga

negara. Sedangkan negara iblis atau negara duniawi adalah negara yang

didasarkan kepada cinta kepada diri sendiri. Dengan demikian, maka Santo

26

Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda; Het Kantoor voor Indlansche Zaken,

(Jakarta:LP3ES, 1985), h. 162-198. 27

Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat; Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara,

Masyarakat dan kekuasaan, (Jakarta: Gramedia, 2001), h.72.

Page 35: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Agustinus menginginkan adanya Persemakmuran Kristen sebagai bentuk

pemerintahan.28

Sikap dan pandangan politik Agustinus ini, memperlihatkan bahwa antara ajaran

Kristen dengan politik sebenarnya terdapat hubungan yang tidak begitu erat.

Dalam hal ini, pandangan politik Agustinus sangat mempengaruhi sebagian besar

pandangan politik para paus di Vatikan dan sebagian umat Islam yang ingin

menegakkan khilafah Islamiah.

Sikap Agustinus tentang negara juga didukung oleh John Calvin. Calvin memiliki

pandangan bahwa pemerintah harus menghormati gereja. Sehingga negara dapat

berjalan di bawah rahmat Tuhan. Sedangkan mengenai nasionalisme, Martin

Luther-lah orangnya, yang memberikan sumbangsih besar terhadap konsep

nasionalisme Kristen. Luther membatasi wewenang negara dan gereja, dengan

memberikan fungsi yang berbeda untuk keduanya. Gereja menurut Luther

bukanlah penguasa negara. Sedangkan raja adalah penguasa negara yang

sebenarnya.29

Nasionalisme Kristen, inilah yang kemudian menyebabkan banyak warga negara

Eropa dan Amerika serta negara bermayoritas Kristen, dan non Muslim, lebih

bersifat nasionalis dan lebih mementingkan urusan negara daripada urusan pribadi

dan kelompok. Disini jelas tersirat bahwa nasionalisme Kristen lebih banyak

memberikan pengaruh positif bagi kemajuan sebuah negara. Ini terlihat dari

kenyataan bahwa negara bermayoritas Kristen di Eropa dan Amerika lebih maju

dan lebih memperlihatkan integritas bangsa yang kuat.

28

Ibid, h. 79-89. 29

Saut Sirait, Politik Kristen di Indonesia; Suatu Tinjauan Etis, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), h.

138-146.

Page 36: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Dampak dari pemikiran politik Protestan inilah yang kemudian memperkuat

nasionalisme Kristen di Eropa dan Amerika. Agama Kristen Protestan atau Gereja

Reformasi, merupakan sumber dari berkembangnya sekularisme dan nasionalisme

yang sangat kuat. Inilah mengapa masyarakat barat modern, lebih memilih untuk

membela negara daripada agama. Masyarakat barat modern yang mayoritas

Kristen Protestan, lebih banyak mengutamakan kepentingan bangsa dan

negaranya daripada kepentingan suku dan agamanya, karena adanya perintah Injil,

untuk memberikan hak kaisar kepada kaisar dan hak Tuhan kepada Tuhan.

Sehingga nasionalisme sekular berkembang pesat dalam dunia Kristen.

Dalam hal pengaruh tokoh-tokoh Kristen terhadap politik Kristen, maka tidak

dapat diperkirakan berapa sebenarnya jumlah tokoh pemikir politik Kristen di

dunia. Santo Agustinus dan Martin Luther hanyalah sebagian kecil dari pemikir

politik yang terpengaruh oleh ajaran Yesus.

Pengaruh besar Yesus antara lain terlihat dari ajaran untuk membela kaum

tertindas. Gerakan politik yang dilakukan Yesus adalah gerakan politik yang

melawan pemerintahan Imperium Romawi dan membela kelompok tertindas di

tanah Palestina.30

Yesus juga mengajarkan tentang egalitarianisme dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan. Ini terlihat dari perintahnya untuk menanggalkan kekayaan dan

mengikuti ajarannya. Doktrin Kerajaan Tuhan yang diajarkan Yesus pada

dasarnya adalah akomodasi bagi aspirasi kelas menengah kebawah dan tertindas.

Dengan demikian, maka Yesus menginginkan adanya upaya pemeliharaan cinta

30

Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat; Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara,

Masyarakat dan kekuasaan, h.54-56.

Page 37: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dan kasih bagi rakyat miskin dan yang tidak terakomodir secara politik dan

sosial.31

E. Agama dan Politik

Agama dan politik adalah dua hal yang berbeda. Namun bagaimanapun juga,

karena agama membutuhkan politik dan karena manusia adalah makhluk sosial,

maka setiap pemimpin agama pastilah berpolitik praktis. Politik umat beragama

adalah politik yang didasarkan kepada etika agama terkait.

Pada mulanya, manusia berpolitik karena persoalan keluarga. Putra-putri Nabi

Adam melakukan tindakan politik untuk memperoleh kepentingan mereka. Pada

mulanya Qabil dan Habil bersaing secara politik untuk melakukan negosiasi

dengan Allah. Yaitu tentang penjodohan mereka, dimana Qabil tidak mau

menikahi saudari kembar Habil, tetapi Habil mau menikahi saudari kembar Qabil.

Kisah tersebut adalah kisah pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia.

Di zaman kerajaan-kerajaan purbakala, manusia bersaing menjadi kepala suku,

raja atau kaisar. Kemudian sistem politik yang lebih modern terbentuk di zaman

Yunani Kuno. Disini terbentuklah polis-polis atau negara kota, yang merupakan

bagian tak terpisahkan dari Yunani Raya. Politik modern ini kemudian menjalar

ke Romawi dan beberapa daerah lain. Kemudian sistem politik modern ini

menjadi suatu trend dalam pembentukan kekaisaran di beberapa daerah hingga

sekarang ini. Sistem republik dan demokrasi kemudian terbentuk dalam konteks

agama Pagan Yunani dan Romawi. Baru setelah Kaisar Constantinus Agung

memerintah, agama Pagan Romawi digantikan oleh Roma Katolik. Yaitu agama

31 Ibid, h. 61.

Page 38: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Kristen yang memiliki suatu ketua agama, atau pemimpin umat seluruh dunia.

Pemimpin itu disebut Paus atau dalam bahasa Latin disebut Papam.

Namun kemudian, sebagian umat Kristen sadar, bahwa bila kekuasaan agama

dikaitkan dengan kekuasaan kerajaan, maka akan menjurus kepada ketidakadilan.

Oleh karena itu, sebagian umat Kristen lalu membuat gerakan reformasi gereja,

yang dipimpin oleh Martin Luther, dimana masyarakat Kristen diajak kembali

kepada ajaran Injil, yang memisahkan antara hak kaisar dengan hak Tuhan. Dalam

hal ini, Injil telah menjelaskan dengan menyebut bahwa penguasa Kerajaan Tuhan

adalah para gembala atau pendeta. Sedangkan penguasa kerajaan dunia adalah

para kaisar dan bangsawan.

Dalam paham Kristen, penguasa harus melaksanakan pemerintahan dengan cinta

kasih yang tulus, dimana mereka tidak memaksakan kehendak sesuai dengan

kesukaaanya. Dalam hal ini, terdapat tiga pokok yang berbeda dalam persoalan

politik dan ajaran Kristen. Ketiga pokok tersebut adalah bahwa Yesus adalah juru

selamat umat manusia, bahwa pemerintahan haruslah adil dan penuh kasih dan

bahwa pemerintah harus diajak untuk bersikap bijaksana, was-was dan

menjauhkan diri dari kezaliman.32

Di dalam konteks ke-Kristenan, dapat disimpulkan bahwa etika Kristen yang

berhubungan dengan politik, adalah ajaran cinta dan kasih. Ajaran cinta dan kasih

ini diterapkan melalui tatanan negara dimana umat Kristen menjadi “garam dan

terang di bumi” atau memberi pengaruh yang luas dan kuat.

Sementara Kristen menyebarkan ajaran kasih dalam pemerintahan dan kekuasaan,

Islam lahir dengan membawa misi serupa di Mekkah. Dalam masa awal

32

Olaf Schumann, Agama-Agama dan Soal Kekuasaan dalam Lintasan Sejarah, dalam Einar M.

Sitompul, ed, Teologi Politik; Agama-Agama dan Kekuasaan, h. 27-29.

Page 39: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

penyebarannya, Islam menuntut adanya keimanan sosial, dimana masyarakat yang

beriman, diwajibkan untuk membantu fakir miskin dan anak terlantar, serta para

janda dan budak. Islam secara terang-terangan menentang perbudakan, dengan

menyarankan pembebasan budak sebagai sunnah yang berpahala jika dikerjakan.

Kemudian dalam periode Madinah, Nabi Muhammad membuat suatu konstitusi

bernama Piagam Madinah, dimana masyarakat Muslim, Kristen dan Yahudi,

diharuskan hidup bersama dalam damai dan kasih Allah. Mereka juga diwajibkan

untuk saling melindungi dalam kehidupan bernegara.33

Ini adalah tonggak awal nasionalisme dalam Islam dan agama secara umum.

Mengapa demikian? Karena selama masa lima abad pertama masehi, ajaran

agama belum dijadikan dasar bagi sebuah konsep cinta tanah air, atau cinta

terhadap kampong halaman, kendati pada dasarnya tidak terdapat nash al Quran

dan Hadits yang memerintahkan cinta tanah air secara tekstual.

Secara teoritis, maka konsep politik Islam adalah syura, atau musyawarah. Ini

yang kemudian menjadi konsep demokrasi Islam. Akan tetapi, konsep khilafah

juga tidak dapat dilepaskan dari ajaran Islam. Hal ini karena Khilafah Islamiyah

merupakan suatu hasil ijtihad para sahabat setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Pemikiran politik Islam yang sedemikian, pada dasarnya lebih cenderung kepada

pemikiran mengenai tata negara.34

Dalam konteks Islam, musyawarah adalah satu sistem politik yang menyerupai

demokrasi. Demokrasi Islam atau syura adalah satu sistem dan ideologi yang

senantiasa dipakai dalam segala bentuk partisipasi politik umat Islam. Hal ini

33

Ibid, h. 31-34. 34

Kacung Marijan dan Ma’mun Murod Al-Brebesy, ed, Abdurrahman Wahid; Mengurai

Hubungan Agama dan Negara, (Jakarta: Grasindo, 1999), h. 53.

Page 40: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dikarenakan adanya perintah Allah untuk bermusyawarah dalam segala urusan

dunia.35

35

Munawir Syadzali, Islam dan Tata Negara; Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta: UI-Press,

1993), h. 5.

Page 41: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB III

PROFIL PARTAI DAMAI SEJAHTERA

A. Sejarah Organisasi PDS

Menjelang munculnya Gerakan Reformasi Indonesia pada tahun 1998,

ratusan gereja ditutup dan dibakar. Sejak tahun 1996 hingga sekarang ini, telah

ratusan gereja yang ditutup, dirusak dan dibakar.36

Pada tahun-tahun terakhir Orde

Baru, Umat Kristen Indonesia mengalami beberapa persinggungan dengan

mayoritas besar yang unggul, yaitu Umat Islam Indonesia. Adanya kasus-kasus

penutupan paksa dan penghancuran gereja secara paksa sejak 1996, adalah awal

dari tidak harmonisnya hubungan antara Umat Kristen Indonesia dengan

mayoritas Muslim Indonesia yang tidak menghendaki adanya gereja di daerah

mereka. Akan tetapi, bagaimanapun juga gereja-gereja yang ditutup adalah gereja

yang melanggar SKB 2 Menteri Nomor 1 1969 yang direvisi pada tahun 2006,

menjadi SKB 2 Menteri Nomor 8 dan 9 tahun 2006, sebagaimana terlampir dalam

lampiran skripsi ini.

Setelah jatuhnya Orde Baru, Umat Kristen Indonesia mulai mengalami

berbagai bentrokan fisik dengan Umat Islam. Berbagai kerusuhan yang terjadi,

timbul antara lain karena berbagai kesalahpahaman dan perbedaan pendapat

antara mayoritas Muslim dengan minoritas Kristen, serta adanya perasaan bahwa

umat Kristen di Indonesia mengalami diskriminasi. Perasaan bahwa umat Kristen

mendapatkan diskriminasi itu, kemudian menimbulkan sikap saling mencurigai

36

Perusakan dan penutupan Gereja di Indonesia (Beberapa Kasus 1996-2005), artikel

diakses pada 2 Februari 2010 dari http://www.pdat.co.id/hg/political_pdat/2005/08/31,20050831-

01,id.htm/.

Page 42: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

antar umat beragama di Indonesia. Ini terbukti dari banyaknya kerusuhan di

Ambon atau Maluku secara keseluruhan, Poso dan beberapa tempat lain di

Indonesia. Tidak hanya sampai di situ, kejadian di luar negeri, atau yang

memakan korban warga asing Non Muslim, juga menjadi penyebab konflik antara

Kristen dan Islam di beberapa tempat di Indonesia.37

Di era reformasi, umat Kristen menghadapi dilema yang agak sulit, yaitu

antara menerima atau menolak reformasi. Ini dikarenakan kenyataan bahwa umat

Kristen Indonesia sebenarnya sudah cukup bahagia dengan kebijakan-kebijakan

Orde Baru di Indonesia. Di samping juga karena adanya isu masyarakat madani

dalam proses reformasi di Indonesia. Dimana kata “masyarakat madani”

cenderung diartikan berbeda dengan “civil society,” yang artinya konsep

masyarakat madani dinilai lebih Islami dibanding konsep civil society.38 Selain

itu, kerusuhan Mei 1998 dan isu pemberlakuan Piagam Jakarta, juga menjadi

persoalan yang menjadikan umat Kristen Indonesia menghadapi dilema reformasi.

Gereja menghadapi dilema reformasi karena harus memilih antara

mendukung reformasi dengan memusuhi Suharto, atau menolak reformasi dan

mendukung Suharto.39

Mengapa gereja mengalami dilema reformasi? Karena

Suharto telah lama menjadi teman bagi gereja. Disini jelas terlihat bahwa

pemerintah Orde Baru telah lama memberikan keistimewaan kepada gereja,

dengan membiarkan segala pelanggaran terhadap SKB Nomor 1 tahun 1969.

Segala keistimewaan itu telah menjadikan gereja dan umat Kristen Indonesia

umumnya, menjadi agak bingung. Karena harus memilih antara mengikuti arus

37

Jan S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2006), h. 532-575. 38

Ibid, h. 576-581. 39

Emanuel Gerrit Singgih, Iman dan Politik dalam Era Reformasi di Indonesia, (Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2004), h. 9-11.

Page 43: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

reformasi atau menolak reformasi. Jika gereja menolak reformasi, maka gereja

akan “terusir” dari Indonesia. Maksud “terusir” disini adalah menjadi semakin

terdiskriminasi dan semakin susah dalam menjalankan misinya. Sedangkan jika

gereja menerima reformasi, maka mungkin saja gereja akan menerima hal-hal

yang tidak menguntungkan gereja di masa depan. Apa saja yang diperkirakan

akan merugikan gereja di masa depan? Hal yang dikira akan merugikan gereja

antara lain adalah konsep masyarakat madani dan dihidupkannya kembali Piagam

Jakarta, yang artinya adalah menerima syariah Islam bagi setiap pemeluknya.

Dalam era reformasi, umat Kristen kemudian menyadari, bahwa partai

politik yang ada selama era Orde Baru tidak cukup memperjuangkan kepentingan

umat Kristen sendiri, sehingga umat Kristen Indonesia membutuhkan sebuah

partai politik yang berdiri sendiri, tanpa campur tangan pemerintah atau umat lain.

Di awal era reformasi inilah, muncul tiga partai Kristen. Yaitu Partai Kristen

Nasional (Krisna), Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih

Bangsa (PDKB). Ketiganya bertarung dalam pemilihan umum 1999 dan pada

akhirnya, hanya PDKB saja yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR).

Dalam Pemilu 2004, berdirilah sebuah partai Kristen dengan nama Partai

Damai Sejahtera. Partai ini berdiri dengan asas Pancasila dan dengan nilai-nilai

Kristiani dalam perjuangannya. Partai ini merupakan partai baru, yang tidak

memiliki hubungan historis yang kuat dengan partai politik Kristen terdahulu.

Para pendiri PDS kemudian mencari massa sebanyak-banyaknya di

berbagai gereja dan yayasan Kristen di Indonesia. Partai ini merupakan partai

Kristen pertama yang didukung oleh Gereja Ortodox Indonesia, sebuah gereja

Page 44: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

orthodox yang jemaatnya terdiri atas warga Indonesia keturunan Suriah dan

berbagai negara dimana terdapat gereja ortodox. PDS kemudian membentuk

kepengurusan di daerah-daerah dan berhasil memiliki 33 Dewan Pimpinan

Wilayah (DPW), 395 Dewan Pimpinan Cabang (DPC), 1254 Dewan Pimpinan

Ranting (DPRan) dan ribuan kepengurusan di tingkat desa/kelurahan.40

Para politisi PDS dalam setiap kesempatan selalu menyatakan bahwa PDS

adalah partai terbuka dan nasionalis, kendati dengan nilai-nilai Kristen di dalam

perjuangannya. Dengan program Yusuf 2004 dan Daud 2005-2009, menunjukkan

bahwa PDS mengupayakan sebuah negara plural dan kuat di bawah nilai-nilai ke-

Kristenan yang murni. Apa yang dimaksud dengan mengupayakan negara plural

dan kuat di bawah nilai ke-Kristenan? Yang dimaksud adalah menjadikan

Indonesia sebagai negara ke-Tuhanan yang melaksanakan nilai-nilai ajaran cinta

kasih dan damai dalam segala kebijakannya. Dalam hal ini, PDS senantiasa

mengupayakan adanya sikap saling menghargai dan menghormati dalam setiap

segi kehidupan. Namun tentunya di bawah nilai-nilai Kristiani yang kuat.

Pada 23-26 Mei 2006, PDS mengadakan Musyawarah Nasionalnya yang

pertama di Jakarta. Dalam Musyawarah Nasional (Munas) tersebut, PDS

membahas AD/ART dan kepengurusan periode berikutnya. Disini PDS

menyatakan akan menjadi partai modern yang terbuka, yang dengan demikian

akan menerima keanggotaan warga negara non Kristen dalam organisasi partai.

Dalam Munas tersebut, PDS juga sempat mengungkapkan kekhawatirannya akan

semakin sulitnya pendirian gereja di Indonesia. Kekhawatiran ini berdasarkan

kepada fakta bahwa terdapat peraturan mengenai pendirian tempat ibadah, yang

40

M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, (Jakarta:

DPP Partai Damai Sejahtera, 2007), h. 47.

Page 45: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dianggap mempersulit ibadah umat beragama oleh PDS. Selain itu, fakta bahwa

terdapat kelompok masyarakat yang menolak pendirian gereja menjadi alasan

tersendiri dari PDS untuk mengkhawatirkan persoalan izin pendirian gereja di

Indonesia.41

Sikap politik PDS yang menjadi partai terbuka sejak Munas I-nya ini,

kemudian menjadikan PDS mendapatkan anggota dari kelompok non Kristen dan

bahkan Muslim. Oleh karena itu PDS kemudian mencoba untuk merubah makna

salib yang tadinya melambangkan ke-Tuhanan Kristen menjadi bermakna

hubungan antara manusia dengan manusia dan hubungan antara manusia dengan

Tuhan. Konsep penafsiran salib yang sedemikian ini lalu diterima oleh kader-

kader PDS yang non Kristen.

Pasca Munas I PDS ini, PDS mengalami konflik pertamanya. Konflik ini

disebabkan oleh susunan kepengurusan DPP PDS yang baru, yang tidak

mengakomodir kader-kader muda yang turut mendirikan PDS dalam tahun 2001.

Disini, tokoh sentral konflik adalah Denny Tewu. Denny pada dasarnya tidak

mempersoalkan jabatan yang tidak diberikan kepadanya dan juga berbagai isu

yang muncul dalam Munas tersebut, akan tetapi, ternyata beberapa kelompok

fungsionaris partai melakukan somasi terhadap Laporan Pertanggungjawaban

Bidang Keuangan DPP. Dalam kondisi yang seperti itu, PDS kemudian

melakukan rekonsiliasi pasca Munas I, dimana struktur kepengurusan dan

AD/ART dengan terpaksa harus dirubah.42

Akan tetapi, DPP PDS membantah bahwa telah terjadi perpecahan dalam

tubuh partainya. DPP PDS tetap bersikeras, bahwa segalanya baik-baik saja di

41

Ibid, h. 89-101. 42 Ibid, h. 111-116.

Page 46: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dalam oganisasi partai, sehingga tidak perlu diadakan hal yang luar biasa.

Disinilah Denny Tewu mengusulkan diadakannya Munaslub di Bali pada April

2007.43 PDS tetap bersikeras bahwa kejadian dalam Munas dan setelah Munas,

tidak akan memecah partainya. Kendati pada kenyataannya tetap saja terjadi

perpecahan setelah Munas I, yaitu dalam Munaslub April 2007.

Dalam Munaslub April 2007 tersebut, isu perpecahan partai menyebar. Isu

tersebut antara lain muncul karena adanya calon ketua umum yang muncul dalam

Munaslub dan adanya sidang ilegal dalam proses Munaslub. Termasuk prosesi

penutupan yang sangat janggal bagi politisi Kristen manapun. Dalam Munaslub

tersebut, agenda yang disepakati peserta adalah finalisasi AD/ART Partai, dimana

masalah struktur partai menjadi isu utama. Akan tetapi, setelah rapat dinyatakan

usai, 270 orang bertahan untuk melanjutkan sidang. Dalam sidang tersebut,

terpilihlah Rahmat Manulang sebagai Ketua Umum DPP PDS, menggantikan

Ruyandi Hutasoit. Setelah itu, dalam ibadah penutupan keesokan harinya, Pendeta

Pati Ginting melantik Rahmat Manulang sebagai Ketua Umum dengan Sekretaris

Jenderal Michael Tedja. Ini tentunya mengagetkan para fungsionaris partai dan

menciptakan imej bahwa telah terjadi perpecahan dalam tubuh PDS.44

Perbuatan Rahmat Manulang ini, dianggap makar oleh pihak Ruyandi

Hutasoit dan pada akhirnya selesai dengan pengakuan DPP PDS hasil Munas

2006 sebagai DPP yang sah.45

Setelah konflik antara kubu Ruyandi dengan kubu

Rahmat Manulang berakhir, ternyata Rahmat Manulang tidak bersedia untuk

43

Dephukam Belum Sahkan Hasil Munas PDS, Artikel diakses pada 29 September 2010

dari http://www.sinarharapan.co.id/berita/0608/03/nas11.html 44

M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. 133-

136. 45

PDS Pecah Gara-gara Beda Pendapat Soal Munaslub, Artikel diakses pada 29

September 2010 dari

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/04/tgl/12/time/160221/idnews/

766512/idkanal/10.

Page 47: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

mengikhlaskan kekalahannya. Rahmat tidak mengaku bersalah atas perbuatannya

yang dianggap melanggar AD/ART PDS.46 Dalam konflik ini, akhirnya

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memenangkan kubu Ruyandi Hutasoit dan

menyatakan bahwa kubu Rahmat Manulang inkonstitusional.

Dalam periode 2006-2010, PDS berusaha untuk melaksanakan amanah

keberadaan partainya di DPR RI dan DPRD seluruh Indonesia. PDS melakukan

perlawanan yang luar biasa terhadap segala upaya syariatisasi hukum dan politik

Indonesia. Dalam hal ini, PDS melaksanakannya melalui fraksinya di DPR dan

DPRD. PDS melawan segala upaya penerbitan peraturan berbau syariah di

Indonesia. Ini sekaligus menandakan bahwa PDS adalah partai nasionalis sekular

yang sangat menentang hegemoni dari kaum mayoritas, yang sebenarnya tidak

perlu begitu dikhawatirkan.

Namun, PDS tidak berhasil memperoleh kursi di DPR RI dalam Pemilu

2009. PDS hanya memperoleh kursi di beberapa DPRD di Indonesia. Ini

kemudian menjadikan PDS akan mengalami kesulitan untuk ikut kembali dalam

Pemilu berikutnya, yaitu tahun 2014. Karena itulah maka, PDS mengadakan

Munas II-nya pada tahun 2010 dan bukan 2011, sebagaimana yang disepakati

dalam AD/ART. Ini kemudian sempat menuai kecaman keras dari beberapa DPW

dan DPC PDS.47

Namun Munas PDS tetap berjalan di tahun 2010 ini. Tepatnya

46

Konflik PDS; KPU Perlu Tunggu Putusan Pengadilan, Artikel diakses pada 29

September 2010 dari http://www.sinarharapan.co.id/berita/0805/10/nas03.html. 47

Berniat Percepat Munas; Ketum PDS Ditentang Sejumlah Fungsionaris, Artikel

diakses pada 1 Oktober 2010 dari http://bataviase.co.id/node/148177.

Page 48: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

pada 6-8 Mei 2010. Dalam Munas tersebut, Magit Les Denny Tewu terpilih secara

aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PDS periode 2010-2015.48

B. PDS dalam Pemilu Legislatif

Dalam Pemilihan Umum 2004, PDS muncul sebagai partai Kristen tunggal

di Indonesia. PDS telah menyingkirkan empat pesaingnya, sesama partai Kristen.

Empat pesaing itu adalah Pewarta Kristiani, PDKBI, Parkindo 45 dan Katolik

Demokrat.49 Masuknya PDS ini kemudian menimbulkan semangat politik yang

begitu kuat di kalangan umat Kristen Indonesia. Khususnya umat Protestan

Lutheran.

Keberhasilan PDS untuk masuk kedalam proses Pemilu 2004 merupakan

prestasi yang tidak dapat dihiraukan. Ini di antaranya adalah karena kesungguhan

dan militansi kader-kader PDS dan umat Kristen dalam mensukseskan berdirinya

dan masuknya partai Kristen dalam Pemilu 2004. Ini menunjukkan bahwa telah

terjadi suatu gerakan penyadaran politik dalam komunitas Kristen di Indonesia.

Hal yang luar biasa, adalah bahwa PDS tidak saja memperjuangkan komunitas

Protestan Lutheran saja. Akan tetapi memperjuangkan pula komunitas Katolik dan

Ortodox yang mengalami perlakuan berbeda dalam berbagai urusan keagamaan

mereka.

PDS kemudian menyiapkan programnya yang fenomenal, yaitu Yusuf

2004 dan Daud 2005-2009. Yusuf 2004 merupakan program pemenangan Pemilu

48

Ketua Umum PDS yang Baru Denny Tewu, Artikel diakses pada 1 Oktober 2010 dari

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/05/07/141192/3/1/Ketua-Umum-PDS-yang-Baru-

Denny-Tewu. 49

Sukseskan Pemilu 2004!, Artikel diakses pada 28 Maret 2010, dari http://www.mail-

archive.com/[email protected]_msg00019.html.

Page 49: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2004, dimana PDS menempatkan diri sebagai minoritas yang tertekan, namun

memiliki kekuatan politik yang baik dan tidak pendendam. Program ini diambil

dari kisah Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya. Program ini

dimaksudkan untuk mensukseskan umat Kristen menjadi minoritas unggul di

Indonesia. Disini minoritas unggul digambaran oleh PDS sebagai minoritas yang

mempengaruhi mayoritas, minoritas yang teguh pendirian dan tidak terpengaruh

arus mayoritas, minoritas yang rendah hati, pengampun, sabar dan

mensejahterakan bangsa. Sedangkan Program Daud 2005-2009, bertujuan untuk

memperkuat apa yang telah dicapai dalam Program Yusuf 2004. Disini Program

Daud 2005-2009 dianggap sebagai kelanjutan yang mutlak dari program Yusuf

2004, dimana PDS harus melaksanakan amanah yang telah diperoleh dalam

program sebelumnya. Dalam Program Daud 2005-2009 juga PDS berusaha untuk

memenangkan, atau setidaknya turut memenangkan pemilihan kepala daerah di

seluruh Indonesia.50

Demi tercapainya target dalam Yusuf 2004, maka PDS melakukan

berbagai kampanye simpatik. Ini dapat dilihat dari cara mereka menggaet massa

dan pemilih dari segala golongan. Memang PDS pada tahun 2004 masih

memegang teguh nilai-nilai ke-Kristenan dan belum terbuka. Namun kegiatan

mereka yang tidak pandang bulu dalam kampanyenya, membuktikan bahwa PDS

memang sangat simpatik dalam melakukan kampanye. Disini PDS melakukan

berbagai kegiatan sosial, seperti pengobatan gratis dan bahkan membagikan jilbab

dan perlengkapan shalat.

50 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. x.

Page 50: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Perilaku politik PDS yang sangat simpatik kepada semua kalangan inilah

yang membuat PDS berhasil dalam Pemilu 2004, sehingga dengan demikian maka

dapat disimpulkan bahwa Program Yusuf 2004 hampir sepenuhnya berhasil.

Keberhasilan PDS dalam hal ini dapat dilihat dari adanya 13 wakil PDS di DPR

RI, 52 di DPRD Provinsi dan 329 di DPRD Kabupaten/Kota.51 Keberhasilan ini

tidak terlepas dari usaha kader dan simpatisan PDS yang sedemikian kuatnya,

sehingga ada beberapa umat non Protestan dan bahkan non Kristen yang memilih

PDS.

Kenyataan bahwa terdapat sekelompok orang non Kristen yang memilih

PDS, membuat PDS memutuskan untuk menjadi partai terbuka yang lebih

nasionalis. Oleh karena itu, dalam Munas I-nya, PDS mempertimbangkan dan

akhirnya memutuskan, untuk menjadi sebuah partai nasionalis yang berdasarkan

kepada nilai-nilai Kristen dan bukan partai agama.52 Dengan demikian, mulai

banyaklah orang non Kristen dan bahkan Muslim, yang kemudian mendukung

PDS sebagai partai mereka. Ini karena mereka melihat bahwa pluralisme yang

dibawa oleh PDS tidak bertentangan dengan agama mereka dan karena PDS telah

membuktikan diri sebagai partai yang terbuka bagi siapa saja.

Dalam Pemilu 2009, PDS telah berhasil memperoleh empati dari kaum

non Kristen di Indonesia. Bahkan ada umat Islam yang memilih untuk menjadi

aktifis partai salib tersebut. Diantaranya adalah Asrianty Purwantini, yang

menjadi Calon Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur V, mewakili

51

Ibid, h. 59. 52

Sekjen PDS: PDS Bukan Partai Agama, Artikel diakses pada 20 Maret 2010 dari

http://www.christianpost.co.id/ministries/organization/20060427/3081/sekjen-pds-pds-bukan-

partai-agama/index.html.

Page 51: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PDS. Menurut sumber Detik.com, Asrianty sempat mendapatkan hujatan dari

masyarakat yang melihatnya berkampanye.53

Dalam masa Pemilu 2009 itulah PDS semakin gencar dalam berkampanye.

PDS semakin banyak menyambangi konstituen di daerah-daerah. Disinilah PDS

mengalami banyak pujian sekaligus hujatan dari berbagai pihak. Baik yang

memandang positif sikap PDS yang semakin plural, maupun yang memandang

negatif. Termasuk kecurigaan sebagian masyarakat bahwa PDS akan

mempermudah Kristenisasi di Indonesia. Namun PDS tetap mengakomodir Caleg

Muslim sebanyak 20% dari jumlah Calegnya.54

PDS juga menunjukkan sikap-

sikap pluralis dan mengayomi sesama serta tidak pandang bulu dalam berbagai

kegiatan sosialnya. Sikap PDS yang pluralis inilah yang kemudian membuat PDS

mendapatkan dukungan dari beberapa kelompok non Kristen di Inonesia. Seperti

kelompok agama Tao dan sebagian kecil umat Islam.55

Semua dukungan baru yang didapakan oleh PDS adalah dukungan yang

muncul karena sikap simpatik PDS yang ditunjukkan selama kampanye. Terutama

di Indonesia Timur, Sumatera Utara, Sulawesi, Jawa Timur, Jakarta dan Banten.

Ini terlihat dari program kampanye PDS yang bahkan berani melakukan

kampanye dengan cara yang jarang terpikirkan oleh orang lain.56

Diantaranya,

PDS melakukan pembersihan sungai di Surabaya dan melakukan pembagian

jilbab kepada para pekerja seks komersial.

53

Caleg Partai Damai Sejahtera Berjilbab, Artikel diakses pada 9 April 2010 dari

http://www.tropiz.com/berita/caleg-partai-damai-sejahtera-berjilbab/. 54

PDS Akomodasi 20 Persen Caleg Kalangan Muslim, Artikel diakses pada 9 April 2010

dari http://www.antara.co.id/print/1218058025. 55

PDS Inginkan Kedamaian Dan Hargai Pluralitas, Artikel diakses pada 28 Maret 2010

dari http://rol.republika.co.id/berita/22424/PDS_Inginkan_Kedamaian_Dan_Hargai_Pluralitas. 56

Kampanye Simpatik Partai Damai Sejahtera Surabaya, Artikel diakses pada 4 Oktober

2010 dari http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13783.

Page 52: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Sekitar masa Pemilu 2009, PDS kemudian membuat makna baru dari

salib, yang dipakai sebagai lambang partainya. PDS menggambarkan salib

sebagai bentuk hubungan manusia dengan sesama dan dengan Tuhan. Ini agak

berlawanan dengan hakikat salib yang sebenarnya, yang lebih menggambarkan

atau melambangkan kematian Yesus. Namun demikian, pengertian salib yang

diperbaharui ini diterima oleh para aktifis PDS yang non Kristen. Akan tetapi

tentunya penafsiran ini dapat saja menjadikan PDS malah ditinggalkan oleh

konstituennya yang Kristen.

Kendati PDS telah membuka diri untuk semua kalangan dan umat

beragama, sehingga seharusnya PDS mendapatkan tambahan dukungan, PDS

malah kehilangan seluruh kursinya di DPR RI dan hanya mendapatkan 226 kursi

di DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota.57 Dengan demikian, PDS kehilangan 155

kursi DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota. Ini kemudian membuat PDS

melakukan introspeksi diri, dalam arti mengoreksi segala bentuk kebijakan DPP

yang dianggap turut menurunkan perolehan kursi PDS di legislatif.

C. PDS dalam Pemilu Eksekutif

Setelah Pemilihan Anggota Legislatif 2004, masyarakat Indonesia dan

partai politik yang ada di dalamnya, bersiap-siap menghadapi Pemilu Presiden

(Pilpres). Dalam Pemilihan Presiden 2009 ini, PDS mendukung secara terang-

terangan Megawati dan Hasyim Muzadi. Pilihan ini pada dasarnya lebih

didasarkan kepada jaminan dari Megawati akan adanya pluralisme dalam

57

Ruyandi Hutasoit Membuka Pembekalan Aleg Terpilih Partai Damai Sejahtera

Periode 2009 – 2014, Artikel diakses pada 4 Oktober 2010 dari

http://www.pdssurabaya.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3163&Itemid=1

Page 53: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

pemerintahannya di masa yang akan datang. Berbagai janji Megawati dan adanya

persaingan ketat antara PDS dengan PKS di masa Pemilihan Umum 2004,

menimbulkan adanya perbedaan pendapat antara PDS dengan PKS, yang berujung

pada perbedaan pilihan koalisi Pilpres.

Dalam Pemilihan Presiden 2004, secara tegas PDS memilih Megawati

sebagai Calon Presiden (Capres) dan Hasyim Muzadi sebagai Calon Wakil

Presiden (Cawapres), dengan pertimbangan bahwa PDS dapat mewarnai

pemerintahan Megawati di periode berikutnya. Ini juga menjadi alasan PDS

mendukung Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (SBY-Boediono) dalam

Pemilihan Presiden 2009.

PDS kemudian gagal mencapai targetnya dalam Pemilihan Presiden 2004,

karena Capres yang didukungnya kalah dalam putaran kedua. Akan tetapi, PDS

telah turut serta dalam koalisi yang memenangkan 63 Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada). Tepatnya turut dalam koalisi yang memenangkan 8 gubernur dan 55

bupati dan walikota.58 Dengan demikian, PDS tetap memiliki eksistensi, kendati

gagal dalam usahanya untuk masuk ke dalam kabinet.

Dalam Pemilihan Presiden 2009, PDS kemudian mendukung SBY-

Boediono. Alasannya adalah karena SBY adalah Capres yang paling nasionalis,

pancasilais dan tidak diskkriminatif. Sehingga dengan demikian SBY akan dapat

menjadi teman bagi kepentingan politik dan sosial umat Kristen Indonesia. Disini

PDS memandang bahwa ada kemungkinan bagi PDS untuk masuk ke dalam

pemerintahan yang baru, kendati tidak ada dalam DPR RI. Akan tetapi, ternyata

58

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai

Pertanyaan, h. 28.

Page 54: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

keinginan tersebut tidak menjadi kenyataan. Karena ternyata tidak terdapat kader

PDS yang menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu Dua.

Dalam periode Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2010-2014,

PDS telah melakukan berbagai upaya, agar kadernya masuk dalam pemerintahan

daerah melalui pembentukan koalisi dengan partai besar. PDS kemudian

mengusung pula beberapa kadernya dalam Pemilukada 2010. Dalam hal ini, PDS

telah berhasil mendudukkan kadernya sebagai Wakil Bupati Bolaang Mongondow

Timur. Kader tersebut adalah Medy Lensun,59

yang merupakan salah satu tokoh

PDS yang cukup berani untuk mencalonkan diri menjadi Calon Wakil Bupati.

PDS juga turut dalam Pemilukada Surabaya dan mengusung kadernya sebagai

Calon Wakil Walikota Surabaya.60

Selain itu PDS juga hadir dalam beberapa

Pemilukada lainnya. Dalam hal ini, PDS biasanya mengupayakan untuk

meloloskan kadernya sebagai salah satu calon kepala daerah atau wakil kepala

daerah.61

Dengan prestasi PDS selama Pilkada 2005-2008 dan prestasi PDS dalam

Pemilu Presiden 2009, dimana PDS juga mendukung SBY-Boediono, maka

partai-partai besar dan menengah akan memberikan pertimbangan tersendiri bagi

mengajak PDS hadir dalam satu koalisi Pemilikada pada periode 2010-2013 ini.

59

Kader PDS Dilantik Jadi Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur, Artikel diakses

pada 5 Oktober 2010 dari http://partaidamaisejahtera.org//content/view/273/79/. 60

Pilkada Walikota Surabaya : Ketum DPP PDS Ruyandi Hutasoit mendukung Fandi

Utomo, Artikel diakses pada 20 Oktober 2010 dari http://www.gerejani.com/node/82. 61

PDS Minta Eddy Pertimbangkan Hartarto , Artikel diakses pada 20 Oktober 2010 dari

http://www.radarlampung.co.id/web/pilkada-2010/2508-pds-minta-eddy-pertimbangkan-hartarto.html

Page 55: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB IV

ANALISIS EKSISTENSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA

E. Keunggulan PDS

Partai Damai Sejahtera muncul sebagai partai Kristen tunggal dalam

Pemilu 2004. PDS adalah satu-satunya partai Kristen di Indonesia dalam Pemilu

2004. Sebelumnya, umat Kristen memiliki dua atau lebih partai. Atau setidaknya

dua dengan partai Katolik.

PDS merupakan sebuah fenomena menarik bagi mereka yang mempelajari

minoritas di Indonesia. Menurut Alfan Alfian, kehadiran PDS merupakan bagian

dari kebangkitan politik Kristen Indonesia. Hal ini karena PDS menurutnya

merupakan kembaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Lebih jelasnya PDS

merupakan PKS-nya umat Kristen, atau PDS adalah PKS Kristen. Bahkan ada

yang menganggap PDS dan PKS sangat cocok dan juga ada yang menganggap

sebaliknya, sangat bertentangan. Selain itu, PDS juga memiliki kader yang cukup

militan dalam memperjuangkan kepentingan partainya.62

Pada mulanya, Partai Damai Sejahtera ini tidak mendapat dukungan yang

kuat dari kelompok umat Kristen di Indonesia. Banyak gereja yang menyatakan

tidak mendukung partai manapun. Ini kemudian menjadi masalah pertama sejak

kelahiran PDS. Namun setelah melalui pendekatan yang intensif, umat Kristen

Indonesia mulai mendukung PDS sebagai alat politik mereka.63

Persoalan utama yang menghalangi berdirinya PDS adalah persoalan perlu

atau tidaknya umat Kristen Indonesia berpolitik. Persoalan ini muncul antara lain

62

M. Alfan Alfian, Fenomena PDS, Artikel diakses pada 1 April 2010 dari

http://www.pelota.or.id/cetakartikel.php?id=57163. 63 Wawancara Penulis dengan Ruyandi Hutasoit, Jakarta, 16 Februari 2010.

Page 56: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

karena pendapat bahwa politik itu kotor dan sebagainya. Proses munculnya pro

dan kontra politik Kristen di Indonesia, ada antara lain karena selama tiga dekade

pemerintahan Orde Baru, tokoh-tokoh Kristen di DPR dan di pemerintahan

banyak yang justeru dipengaruhi oleh dan tidak mempengaruhi budaya politik

Orde Baru, sehingga tidak sanggup membawa suatu pencerahan bagi bangsa dan

negara Indonesia.64

Kendati para tokoh Kristen dalam pemerintahan Orde Baru lebih

dipengaruhi oleh Orde Baru dan tidak begitu mempengaruhi, akan tetapi tetap saja

keberadaan mereka di pemerintahan menjadi prestasi tersendiri bagi umat Kristen.

Disini jelas bahwa dengan demikian, maka umat Kristen Indonesia pada dasarnya

tetap berpartisipasi dalam politik Indonesia selama era Orde Baru. Bahkan telah

memegang peran penting dalam pemerintahan. Hal ini juga diakui oleh Singgih,

dimana dia mengatakan dalam bukunya bahwa Suharto dan Orde Baru adalah

teman bagi gereja, kendati tidak menjadi teman yang sangat akrab.65

Dengan keberadaan PDS, maka partisipasi politik umat Kristen Indonesia

semakin terlihat. Ini terbukti dengan banyaknya umat Kristen yang hadir dalam

doa bersama pada sehari sebelum Pilpres 5 Juli 2004. Doa yang diadakan PDS itu

dihadiri oleh 80 ribu orang umat Kristen se-Jabodetabek.66

Sedangkan untuk

kantung suara, PDS telah mendapatkan kawasan timur Indonesia dan Sumatera

Utara sebagai kantung suara utama mereka. Daerah tersebut adalah Papua, Papua

64

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri., PDS Bagi Bangsa; Jawaban atas Berbagai

Pertanyaan, (Jakarta: Global Cerdas Media, 2008), h. 3-4. 65

Emanuel Gerrit Singgih, Iman dan Politik dalam Era Reformasi di Indonesia, h. 9-11. 66

80 Ribu Umat Kristiani Berkumpul di Gelora Bung Karno, Artikel diakses pada 1 April

2010 dari http://www.christianpost.co.id/society/society/616/616/article/index.html.

Page 57: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Barat, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi

Selatan, NTT dan NTB, serta beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatera.67

Pendirian partai politik Kristen seperti PDS pada mulanya banyak

ditentang oleh beberapa orang yang pesimis akan kiprah partai Kristen di

Indonesia. Namun karena kepentingan umat Kristen sendiri dalam bidang politik

dan perlindungan hukum, maka partai Kristen seperti PDS harus lahir.68

Apa kepentingan umat Kristen yang menyebabkan PDS harus lahir?

Kepentingan umat Kristen dimaksud adalah kepentingan misi gereja dan

perjuangan menolak diskriminasi yang dikatakan telah dialami oleh minoritas

Kristen Indonesia. Kendati demikian, PDS tetap mengatakan bahwa partainya

adalah partai nasionalis dan terbuka. Bahkan memiliki tokoh Muslim bernama

Asrianty Purwantini yang memakai jilbab dalam kampanyenya mewakili PDS di

Jawa Timur. Ini kemudian tentu menciptakan kerancuan mengenai tujuan

keberadaan PDS. Apakah PDS hadir untuk kepentingan misi gereja atau memang

untuk kepentingan negara? Apakah PDS hadir untuk kepentingan bangsa, untuk

menciptakan negara yang damai dan sejahtera, atau untuk sekedar mempermudah

misi Kristenisasi di Indonesia.

Disinilah kebijakan politik PDS mendukung pluralisme dan menolak

syariah dalam bentuk undang-undang, yang kemudian mempengaruhi perilaku

politik umat Kristen Indonesia. Kebijakan politik PDS yang mendukung

67

Wawancara Penulis dengan Ruyandi Hutasoit, Jakarta, 16 Februari 2010. 68

Ida Cynthia S., dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban atas Berbagai

Pertanyaan, h. 15.

Page 58: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

pluralisme dan kebebasan beragama ini, kemudian didukung oleh kelompok

minoritas non Muslim lainnya di Indonesia.69

Partai Damai Sejahtera berdiri dengan filosofi kasih dan membawa nilai-

nilai damai sejahtera. Nilai-nilai damai sejahtera itu adalah berdamai dengan

Tuhan, dengan sesama, dengan diri sendiri dan dengan lingkungan.70 Partai

Damai Sejahtera kemudian masuk ke dalam Pemilu 2004 dan 2009, setelah

menyisihkan empat calon peserta Pemilu yang sama-sama berbasiskan nilai-nilai

Kristiani.71

Kendati lambang PDS adalah salib, sehingga dianggap sebagai partai

Kristen, akan tetapi PDS mendeklarasikan diri sebagai partai nasionalis yang

memegang nilai-nilai Kristiani.72

Apa sebenarnya maksud kalimat “partai

nasionalis yang memegang nilai Kristiani?” Hal yang dimaksud PDS adalah

bahwa PDS terbuka kepada siapa saja, yang mau menerima ideologi mereka dan

nilai-nilai Kristiani, yang mau masuk ke dalam partainya. Artinya, untuk masuk

menjadi anggota PDS, seseorang harus menerima nilai-nilai Kristiani dan

menolak segala bentuk nilai agama lainnya.

PDS kemudian mencoba mempengaruhi kebijakan minoritas pemerintah

Indonesia sepanjang periode 2004-2009. Diantaranya adalah sulitnya penerapan

undang-undang yang mengatur kehidupan umat Islam di Indonesia, dalam periode

2004-2009. Hal ini karena bagi PDS, undang-undang yang mengandung unsur

69

PDS Inginkan Kedamaian Dan Hargai Pluralitas, Artikel diakses pada 28 Maret 2010

dari http://rol.republika.co.id/berita/22424/PDS_Inginkan_Kedamaian_Dan_Hargai_Pluralitas. 70

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban atas Berbagai

Pertanyaan, h. 27. 71

Sukseskan Pemilu 2004!, Artikel diakses pada 28 Maret 2010, dari http://www.mail-

archive.com/[email protected]/msg00019.html. 72

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban atas Berbagai

Pertanyaan, h. 28.

Page 59: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

syariat adalah bersifat diskriminatif dan memperlihatkan hegemoni umat Islam

sebagai mayoritas di Indonesia.73

Dalam periode 2004-2009, PDS selalu mempersulit penerapan undang-

undang yang mengatur kehidupan mayoritas Muslim di Indonesia. PDS selalu

menolak berbagai rancangan undang-undang yang di dalamnya terdapat istilah

atau nilai-nilai syariah. Antara lain adalah RUU zakat dan RUU perbankan

syariah, yang dianggap sebagai bagian dari upaya diskriminasi terhadap umat

Kristen dan non Muslim lainnya di Indonesia.

Berkaitan dari ungkapan di atas, hal tersebut tidak terlepas dari hasil

Pemilu 2004 yang lalu, dimana PDS telah berhasil memperoleh 13 kursi DPR RI.

Sedangkan dalam hal perolehan suara untuk 13 kursi tersebut, perolehan suara di

Sulawesi Utara dan Sumatera Utara adalah yang paling tinggi. PDS juga

mendapatkan 52 kursi DPRD Provinsi, 329 kursi DPRD Kabupaten kota, serta

turut serta dalam koalisi yang memenangkan 8 gubernur dan 55 bupati dan

walikota. Sedangkan untuk periode 2009-2014, PDS hanya memperoleh 226 kursi

DPRD di seluruh Indonesia. Namun seorang kader PDS telah berhasil

memperoleh jabatan Wakil Bupati di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,

Provinsi Sulawesi Utara.74

Dalam hal ini, perolehan kursi DPRD Provinsi untuk

Pemilu 2004 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1

Perolehan Kursi DPRD Provinsi PDS 2004

73

Ida Cynthia S., Rekam Jejak Fraksi PDS di Parlemen 2004-2009, (Jakarta: Global

Cerdas Media, 2009), h. 59. 74

Kader PDS Dilantik Jadi Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur , Artikel diakses

pada 5 Oktober 2010 dari http://partaidamaisejahtera.org//content/view/273/79/.

Page 60: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

No. Provinsi Jumlah Kursi

1 Banten 2

2 DKI Jakarta 4

3 Irian Jaya Barat 3

4 Jawa Barat 1

5 Jawa Timur 1

6 Kalbar 3

7 Kalteng 1

8 Kaltim 1

9 Kepri 2

10 Maluku 2

11 Maluku Utara 3

12 NTT 3

13 Papua 6

14 Riau 1

15 Sulsel 1

16 Sulteng 3

17 Sulut 8

18 Sumut 7

Total 52

Sumber: KPU

Dalam tabel diatas, jelas bahwa PDS lebih berhasil dalam pemilihan

DPRD Provinsi di Provinsi Sulawesi Utara dan Sumatera Utara. Hal tersebut

nampak dari perolehan kursi PDS di kedua DPRD Provinsi. Demikian pula

dengan hasil di DPRD Kabupaten dan Kota. PDS telah berhasil mempengaruhi

partisipasi dan perilaku memilih umat Kristen di Sulawesi Utara, Sumatera Utara

Page 61: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dan Papua. Di ketiga provinsi tersebut PDS telah memperlihatkan bukti kekuatan

politiknya sebagaimana juga terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2

Rekapitulasi Perolehan Suara dan Kursi PDS di DPR RI pada 2004

No Dapil Perolehan Suara Perolehan Kursi

1 Sumut 1 135915 1

2 Sumut 2 104060 1

3 Sumut 3 99508 1

4 DKI 1 139910 1

5 DKI 2 113295 1

6 Jabar 5 89111 1

7 NTT 2 91465 1

8 Kalbar 77436 1

9 Sulteng 70480 1

10 Sulut 178021 1

11 Maluku 56394 1

12 Irjabar 23412 1

13 Papua 59964 1

Total 1238971 13

Sumber: KPU

Dalam tabel di atas, dijelaskan bahwa PDS unggul di Sumatera Utara dan

Sulawesi Utara. Ini juga sekaligus memperlihatkan bahwa minoritas terunggul di

Indonesia adalah umat Kristen Protestan Lutheran yang berasal dari etnik Batak

Page 62: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dan Manado. Sedangkan umat Kristen pada umumnya adalah minoritas unggul di

Indonesia. Hanya saja yang terunggul di antara minoritas Kristen adalah etnik

Batak dan Manado yang beragama Kristen.

F. PDS dalam Menyikapi Isu Nasional

Dalam menyikapi berbagai isu nasional dan daerah, PDS lebih cenderung

untuk memakai fraksinya di parlemen. Baik di tingkat pusat maupun daerah. Akan

tetapi, PDS tetap membuat berbagai pernyataan sikap melalui situs web resmi

mereka. Melalui media itulah PDS melaksanakan partisipasi politiknya, mewakili

umat Kristen Indonesia.

Selama lima tahun keberadaannya di DPR RI, PDS lebih menyoroti

persoalan HAM dan diskriminasi serta persoalan isu penegakan syariat Islam di

Indonesia. PDS menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Pornografi, RUU

Perbankan Syariah, RUU Surat Berharga Syariah Negara, RUU Jaminan Produk

Halal, RUU Pengelolaan Zakat dan RUU Kesehatan. Ini merupakan bukti bahwa

PDS tidak pernah mengenal lelah dalam memperjuangkan hak-hak konstituennya.

Terbukti dari Walk Out-nya Fraksi PDS dalam sidang pengesahan RUU

Pornografi pada 30 Oktober 2008.75

Ini kemudian memperlihatkan bahwa ternyata

PDS tidaklah semilitan yang diduga para konstituennya. Sehingga sikap walk out

ini menjadikan PDS kehilangan kursi di DPR RI.

Selain memberikan perhatian kepada berbagai pelanggaran HAM dan upaya

penegakan syariah Islam dalam bentuk undang-undang, PDS juga memperhatikan

kesejahteraan petani, nelayan dan peternak di seluruh Indonesia. Dalam hal ini,

75

PDIP-PDS Tinggalkan Paripurna; RUU Pornografi Disahkan, Artikel diakses pada 5

Oktober 2010 dari http://hariansib.com/?p=46544.

Page 63: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PDS turut memberikan masukannya mengenai RUU Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. PDS mendukung RUU Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan karena dinilai akan berguna bagi petani,

peternak, nelayan dan hutan kita.76

Dalam periode 2004-2009 ini, PDS mencoba untuk meraih simpati para

petani, buruh, nelayan dan peternak serta pekerja tambang di seluruh Indonesia.

Tentunya tujuan PDS adalah untuk mendapatkan tambahan suara dalam Pemilu

berikutnya. Akan tetapi, dalam kenyataannya, PDS tidak terlalu mengekspos

perhatiannya atas kehidupan buruh, petani, peternak, nelayan dan pekerja tambang

ini, ke media massa. PDS justeru lebih mengekspos pelanggaran HAM, atau apa

yang dianggapnya sebagai pelanggaran HAM dan segala hal yang mengakibatkan

umat Kristen menjadi kesulitan dalam menjalankan misinya di Indonesia.

PDS juga memperhatikan angket impor beras dan lelang gula impor

ilegal. Disini PDS mendukung angket tersebut dan mengatakan bahwa partainya

dengan demikian, telah memperhatikan nasib petani Indonesia.77 Tujuan PDS

sekali lagi adalah untuk menarik perhatian para petani dan pekerja di bidang

pertanian di Indonesia. Namun ternyata dukungan PDS kepada nasib petani ini,

kurang mendapat perhatian dari media massa dan memang lebih sedikit diekspos

daripada masalah perbedaan perlakuan terhadap minoritas non Muslim di

Indonesia.

Perjuangan PDS di parlemen adalah perjuangan yang dianggap

menegakkan hukum dan hak asasi manusia. Pembelaan asasi manusia ini terlihat

76

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai

Pertanyaan, h. 28-30. 77

Ida Cynthia S., Rekam Jejak Fraksi PDS di Parlemen, (Jakarta: Global Cerdas Media,

2009), h. 32-38.

Page 64: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dari adanya penolakan terhadap RUU Pornografi, yang awalnya bernama RUU

Pornografi dan Pornoaksi. Berubahnya nama RUU ini, sejak awal adalah

keberhasilan PDS dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang terus

melakukan aksi menolak RUU Pornografi dan Pornoaksi. Namun perjuangan itu

tidak berhenti sampai kepada berubahnya nama RUU tersebut. Perjuangan terus

dilakukan oleh PDS sampai melakukan walk out pada sidang penetapan RUU

Pornografi. Akan tetapi, sikap PDS tersebut justeru merugikan PDS nantinya.

Karena PDS kemudian dianggap melindungi budaya asing yang tidak sesuai

dengan budaya ketimuran. Hal ini karena antara pandangan PDS dengan

pandangan mayoritas Muslim di Indonesia jelas berbeda. Selain itu, penolakan

PDS terhadap RUU Pornografi juga menjadikan PDS seakan-akan mendukung

segala bentuk pornografi dan bukannya mendukung hak asasi masyarakat non

Muslim dan masyarakat Indonesia Timur yang masih terbiasa dengan

ketelanjangan dalam berpakaian.

Persoalan pluralisme yang diperjuangkan PDS adalah persoalan yang cukup

rumit. PDS sendiri melihat bahwa dalam RUU Pornografi misalnya, terdapat

ketidakberesan dalam pendefinisian pornografi. Pornografi diartikan dalam RUU

tersebut secara sangat luas dan pada akhirnya malah merusak hak-hak identitas

warga negara. Sehingga warga negara yang ingin memperlihatkan identitasnya

yang memang terbiasa dengan pakaian yang terbuka, akan tidak dapat lagi

memperlihatkan identitasnya.78

PDS selalu mengatakan bahwa partainya sangat menolak pendefinisian

pornografi yang dianggapnya begitu luas. Hal yang ditakutkan PDS adalah bahwa

78

M.L. Denny Tewu, Tantangan Serius Pluralisme Bangsa; Kasus RUUP, Artikel

diakses pada 5 Oktober 2010 dari http://partaidamaisejahtera.org//content/view/85/1/.

Page 65: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

nantinya, masyarakat Indonesia di bagian timur, yang masih memakai koteka dan

yang belum begitu senang menutup seluruh tubuhnya, akan menjadi korban dari

Undang-Undang Pornografi ini. PDS mengkhawatirkan akan adanya upaya

pendiskriminasian dalam bentuk larangan atas segala bentuk budaya daerah yang

dianggap sebagai pornografi oleh undang-undang baru ini.

Minoritas yang diperjuangkan haknya oleh PDS, bukan hanya minoritas Kristen.

Tapi juga minorirtas non Muslim lainnya. Ini terlihat dari diterimanya asporasi

pemuka agama Tao di Indonesia, oleh Fraksi PDS di DPR RI. Dalam hal ini

FPDS menerima pimpinan Majelis Taoisme Indonesia (MTI), yang menginginkan

diakuinya agama Tao sebagai salah satu agama resmi di Indonesia, selain keenam

agama yang ada.79

PDS memperjuangkan minoritas non Muslim lain, karena ingin

mendapatkan dukungan politik dari kelompok minoritas tersebut. Umat Tao

Indonesia misalnya, didukung keberadaannya oleh PDS karena PDS

menginginkan suara mereka dalam Pemilu 2009 dan seterusnya. PDS juga

berharap agar umat non Muslim Indonesia, dapat bersatu dan menciptakan

pemerintahan yang dianggapnya lebih adil dan bermartabat.

Dalam periode 2004-2009, PDS telah mencoba untuk membuktikan

bahwa partainya adalah partai yang plural dan tidak sektarian. Ini terbukti dengan

program-program sosial PDS yang tidak pandang bulu dan tidak tebang pilih.

Juga terbukti dengan kinerja Fraksi PDS yang selalu memperjuangkan hak-hak

minoritas non Muslim yang ada di Indonesia. Bahkan PDS juga memperjuangkan

kelompok Muslim yang memiliki perbedaan dengan mayoritas Muslim Indonesia.

79 Ida Cynthia S., Rekam Jejak Fraksi PDS di Parlemen, h. 134.

Page 66: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Hal ini terlihat dari perhatian PDS terhadap kasus Ahmadiyah di Indonesia.

Dimana Ahmadiyah tidak diakui dan bahkan diperangi oleh kelompok mayoritas

Muslim Sunni di Indonesia. Kendati mereka sama-sama Muslim. Akan tetapi

tetap saja PDS tidak akan mampu membuat partainya menjadi sehebat partai

nasionalis lainnya, selama umat Kristen, sebagai minoritas terunggul di Indonesia,

tidak bersikap terbuka terhadap berbagai kritik dan masukan yang berarti bagi

kemajuan kelompoknya.

PDS juga memperhatikan persoalan lingkungan hidup, ekonomi dan memerangi

narkotika. Dalam hal ini PDS mendukung RUU Kepariwisataan, RUU

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan RUU Narkotika. Semuanya didukung oleh

PDS sebagai fraksi dikrenakan kepentingan negara yang dianggap mendesak,

mengenai perlunya acuan untuk ketiga sektor kebijakan tersebut. PDS juga

memberikan dukungan terhadap RUU Energi, RUU Penanggulangan Bencana dan

RUU Administrasi Kependudukan.80

Tentunya PDS juga tetap bersikap kritis terhadap RUU yang

didukungnya. PDS menginginkan agar supaya tidak terjadi tumpang tindih atau

konflik antar peraturan dalam hal energi, juga tidak menginginkan terbebaninya

APBN untuk subsidi energi dan menginginkan untuk membebaskan bangsa

Indonesia dari ketergantungan yang terlalu tinggi terhadap Bahan Bakar Minyak

(BBM).

PDS juga menilai bahwa selama ini, regulasi penanganan bencana sangat

minim. Namun PDS menginginkan adanya persatuan dalam perhimpunn palang

merah di Indonesia. Dimana dalam peraturan Palang Merah dan Bulan Sabit

80 Ida Cynthia S., Rekam Jejak Fraksi PDS di Parlemen, h.. 38-54.

Page 67: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Merah Internasional, hanya membolehkan satu perhimpunan palang merah atau

bulan sabit merah di setiap negara. Sehingga berbagai perkumpulan yang serupa

dan setingkat dengan Palang Merah Indonesia (PMI), hendaknya dibubarkan. Ini

diungkapkan karena adanya pendirian Bulan Sabit Merah Indonesia dan

terdapatnya Medical Emergency Rescue Committee, yang sama-sama memiliki

sifat dan kedudukan menyerupai PMI.

PDS juga mengupayakan pengakuan agama-agama asli Indonesia sebagai

agama yang sah dan dapat dipakai dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk

(KTP) di Indonesia. PDS juga memperlihatkan keinginan yang kuat, agar

Indonesia begitu memperhatikan sektor pariwisata sebagai bagian dari sumber

penghasilan pemerintah.

Selain itu, PDS juga menginginkan adanya pelestarian lingkungan hidup

dan perhatian terhadap pemanasan global. Akan tetapi PDS disini hanya

melakukan sedikit upaya dalam melestarikan lingkungan. Kenapa PDS hanya

melakukan sedikit upaya? Karena PDS bagaimanapun juga berdiri hanya untuk

kepentingan umat Kristen yang merupakan minoritas unggul di Indonesia.

Sehingga hal-hal lain seperti lingkungan akan dapat begitu saja terlupakan oleh

PDS dalam berbagai gerak perjuangannya.

PDS juga memperhatikan kasus-kasus penyalahgunaan dan penyebaran

narkotika dan obat terlarang. Disini PDS menaruh perhatian dengan mendukung

RUU yang mempermudah kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN) dan lembaga

di bawahnya. PDS dalam menaruh perhatiannya pada bidang ini, senantiasa

menyatakan bahwa partainyalah yang merupakan partai yang mendukung

Page 68: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

pemberantasan narkotika di Indonesia. Kendati PDS bukanlah garda terdepan

yang sebenarnya dalam bidang ini.

Dalam periode 2004-2009, PDS selalu menegaskan bahwa partainyalah garda

terdepan penegakan konstitusi negara. PDS merasa bahwa sebagai partai yang

memegang asas Pancasila, PDS harus mempertahankan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar (UUD) 1945. Disini PDS memperlihatkan sikap pluralistik yang

cukup nyata. PDS menolak segala bentuk unsur keetnikan dan keagamaan sebagai

asas sebuah partai politik, dalam pembahasan RUU Partai Politik. Disini PDS

memperlihatkan dirinya sebagai sebuah partai yang memang membela minoritas

non Muslim di Indonesia.81

Kendati PDS menyatakan bahwa partainya adalah garda terdepan

pembela konstitusi, PDS tetap saja akan menjadi partai agama bagi agama

Kristen. Karena akan menjadi tidak mungkin umat non Kristen akan menerima

salib sebagai simbol politik mereka. Kendati telah terdapat sebagian kecil umat

non Kristen dalam keanggotaan PDS. PDS menjadi satu contoh partai yang

memperjuangkan hak-hak minoritas di sebuah negara. Tentunya perjuangan PDS

bagaimanapun juga, akan menjadi sebuah fenomena yang patut dilihat oleh kaum

mayoritas di Indonesia. Hal ini karena PDS telah terbukti mempersulit penerapan

undang-undang yang menguntungkan umat Islam di Indonesia.

PDS menilai bahwa agama tidak bisa masuk sebagai rujukan hukum

formal. Dalam artian, bahwa agama tidak bisa diformalisasi ke dalam bentuk

undang-undang.82 Kendati demikian, PDS tetap saja memakai dasar-dasar nilai

81

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai

Pertanyaan, h. 65-66. 82

M.L. Denny Tewu, Politik Aliran; Agamais Bisa Juga Nasionalis?, Artikel diakses

pada 5 Oktober 2010 dari http://partaidamaisejahtera.org//content/view/86/1/.

Page 69: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Kristiani dalam perjuangan partainya. Ini menjadikan PDS sebagai partai yang

tidak konsisten dalam berpluralisme.

Dalam praktiknya, PDS kemudian menolak segala bentuk formalisasi

ajaran agama dan hukum adat apapun dalam bentuk undang-undang. Ini terlihat

dari sikap Fraksi PDS terhadap berbagai RUU yang berbau atau bermuatan

syariah Islam. PDS pasti menolak segala bentuk upaya memasukkan hukum

syariat ke dalam bentuk undang-undang. Seperti terhadap RUU Pornografi, RUU

Zakat dan berbagai RUU lainnya yang bermuatan syariat. Alasan PDS adalah

pluralisme dan Pancasila. Yaitu bahwa Indonesia seharusnya tidak memakai

hukum syariat ke dalam bentuk undang-undang. Karena urusan agama dan adat

adalah semata-mata urusan pribadi setiap warga negara Indonesia. Namun PDS

tetap saja akan memperjuangkan nilai-nilai Kristen dan membela misi Kristen di

tanah air.

RUU Perbankan Syariah dan RUU Surat Berharga Syariah Negara (RUU SBSN),

adalah dua RUU bermuatan syariah yang petama kali dipersoalkan oleh PDS.

Penolakan PDS ini antara lain adalah karena Indonesia adalah sebuah negara yang

memiliki ratusan etnik dan banyak agama serta sekta, yang tentunya tidak dapat

disatukan dalam hukum sebuah agama tertentu. Artinya, PDS menilai bahwa

RUU Perbankan Syariah dan RUU SBSN akan merusak kerukunan hidup umat

beragama di Indonesia. Alasan utama PDS adalah karena kedua RUU tersebut

tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945. Sehingga memang harus ditolak.83

Kendati demikian, kedua RUU tersebut tidaklah benar-benar melanggar konstitusi

negara Indonesia, seperti yang selama ini dibicarakan oleh PDS.

83

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai

Pertanyaan, h. 70-71.

Page 70: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Sebagai satu studi kasus, maka apa yang diperjuangkan PDS adalah

termasuk sikap anti tirani mayoritas. Akan tetapi, definisi tirani mayoritas PDS

tidaklah bisa dijadikan sebuah patokan. Maksud patokan disini adalah patokan

tentang apa yang dimaksud dengan tirani mayoritas. Karena PDS telah mencoba

untuk menjadikan sikap anti tirani mayoritasnya, sebagai pembenaran terhadap

tirani minoritas. Terbukti dari banyaknya upaya PDS untuk mempermudah

pendirian gereja dan mempersulit rancangan undang-undang yang ternyata tidak

merugikan minoritas non Muslim di Indonesia.

Dalam hal RUU Pornografi, PDS memandangnya sebagai sebuah logika yang

bermasalah. Disini PDS melihat bahwa hak primordial atau hak identitas warga

negara. Apalagi jika dilihat bahwa ternyata UU Perlindungan Anak, UU Pers, UU

Penyiaran dan KUHP pasal 282 mengenai kesusilaan sudah mengatur dengan baik

masalah pornografi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya RUU

Pornografi adalah sebuah RUU yang melanggar UU yang lain. Atau terjadi

tumpang tindih peraturan perundang-undangan.84

PDS menilai bahwa sumber hukum Republik Indonesia sudah cukup dan

tidak perlu ditambah-tambahi. Hal ini terlihat dari alasan-alasan PDS setiap

menolak RUU yang bermuatan syariah Islam. Sikap PDS yang menolak syariah

dalam bentuk undang-undang, didasarkan kepada alasan tersebut.

Perjuangan PDS melawan perbedaan dalam hak beragama tidak saja

dalam hal kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan peraturan perundang-

undangan. PDS juga memperjuangkan jadwal Pemilihan Umum 2009, agar tidak

jatuh pada hari Minggu, sehingga umat Kristen dapat melaksanakan ibadah

84 Ida Cynthia S., Rekam Jejak Fraksi PDS di Parlemen, h.. 66-67.

Page 71: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Minggunya dengan tenang. Akan tetapi, PDS tidak berhasil mengundur jadwal

Pemilu 2009 sampai setelah Paskah. Jadwal Pemilu 2009 justeru dilaksanakan

sehari sebelum Jumat Agung. Atau pada masa persiapan Jumat Agung dan Paskah

2009. Akan tetapi upaya PDS ini tetap dihargai oleh sebagian umat Kristen

Indonesia.

Alasan PDS memperjuangkan Pemilu tidak di hari Minggu adalah karena

hasil penelitian, yang mengatakan bahwa ketika Pemilu dilaksanakan pada hari

Minggu, maka angka Golongan Putih (Golput), sangat besar. Ini terbukti saat

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat, dimana angka Golput mencapai

35%.85

Selain itu, hari Minggu adalah hari beribadah bagi umat Kristen, sama

sepeti Jumat bagi umat Islam, sehingga kedua hari tersebut sangat suci dan tidak

boleh dijadikan hari Pemilu. Harapan PDS dengan lolosnya usulan PDS ini,

adalah agar nantinya, segenap aparatur pemerintahan, baik eksekutif, legislatif dan

yudikatif, hendaknya dapat menjaga rasa toleransi dan kerukunan antar umat

beragama di Indonesia.

Isu nasional lain yang disorot oleh PDS adalah isu pelanggaran hak asasi

manusia (HAM). Disini PDS memperjuangkan kebebasan beragama, karena

banyaknya kelmpok minoritas non Muslim, yang tidak diakui agamanya oleh

pemerintah. Juga karena banyaknya kelompok tersebut yang terpaksa memilih

satu dari enam agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Diantara agama

yang tidak diakui adalah Tao, Bahai, Sikh dan Yahudi. Padahal keempat agama

tersebut memiliki tempat ibadah di dua kota terbesar di Indonesia. PDS juga

85 Ibid, h. 86-87.

Page 72: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

memperjuangkan penyelesaian hukum, bagi gereja dan lembaga pendidikan

Kristen yang ditutup dan dibongkar paksa.

PDS juga memperjuangkan hak kelompok industri rumah tangga dan kemandirian

ekonomi negara. Dalam hal ini PDS menyebut partainya mendukung ekonomi

kreatif. Disini PDS menganggap bahwa perlu diadakan pengawasan ketat dalam

setiap kebijakan ekonomi pemerintah, dimana kesejahteraan rakyat menjadi fokus

utama pemerintahan. Disini PDS mempertanyakan kebijakan pemerintah

menaikan harga BBM, memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan juga

memperjuangkan bantuan bagi lembaga sosial dan pendidikan milik umat non

Muslim di Indonesia.86

Dari sini, kita dapat memahami, bahwa masalah ekonomi yang disorot

oleh PDS adalah berkenaan dengan kesejahteraan rakyat, dan minoritas Kristen,

dimana bantuan pemerintah kepada lembaga sosial dan pendidikan juga termasuk

ke dalam persoalan kesekahteraan sosial. Ini terlihat dari upaya PDS menaikan

anggaran bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Kementerian

Agama RI (Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI). Tentunya upaya ini tidak

dilakukan tanpa alasan. Alasan utama PDS adalah karena Kementerian

(Departemen) Agama selama ini terlalu banyak hanya memperhatikan umat Islam

saja. Sedangkan umat non Muslim tidak banyak diperhatikan, sehingga

mengalami kesulitan dalam melaksanakan misinya.

Intinya, PDS berjuang dalam berbagai sektor kebijakan. Di bidang

ekonomi, PDS lebih memperhatikan usaha kecil dan menengah, yang selama ini

kurang mendapat perhatian pemerintah. PDS memperjuangkan agar kelompok

86 Ibid, h. 124-125.

Page 73: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

usaha kecil dan menengah di Indonesia bisa mendapatkan bantuan yang

bermanfaat dari pemerintah. Sedangkan dalam bidang politik, hukum dan HAM,

PDS menyoroti berbagai bentuk diskriminasi yang terjadi di Indonesia. PDS juga

memperjuangkan penegakan hukum dan ideologi Pancasila secara utuh dan

merata, sehingga tercapai persatuan dan kesatuan Indonesia. Di bidang agama dan

sosial, PDS sangat menyoroti susahnya mendirikan gereja di Indonesia.

Sedangkan untuk mendirikan masjid dan mushala, begitu mudahnya. PDS juga

menyoroti berbagai kecelakaan transportasi dan pembangunan prasarana umum.

Selain itu, PDS juga memperlihatkan perhatiannya kepada upaya pemberian

bantuan langsung kepada lembaga sosial dan pendidikan yang dimiliki oleh umat

Kristen Indonesia, sehingga tidak ada diskriminasi dalam sektor tersebut.

G. PDS Sebagai Kekuatan Politik Infrastruktur

Kekuatan politik infrastruktur adalah kekuatan politik di luar struktur negara.

Termasuk dalam kekuatan politik infrastruktur adalah partai politik, organisasi

massa dan lembaga swadaya masyarakat. Media massa dan tokoh masyarakat

dapat juga menjadi kekuatan politik infrastruktur. Dalam hal kekuatan yang

berbentuk partai politik, partai mengupayakan agar lembaganya dan kader-

kadernya masuk ke dalam pemerintahan dan mempengaruhi kebijakan

pemerintah, dari tingkat pusat hingga daerah.87

Dalam kasus PDS, maka PDS menjadi kekuatan politik infrastruktur yang cukup

dapat diperhitungkan. Kenapa PDS dapat diperhitungkan? Karena PDS telah

membuktikan bahwa partainya adalah partai yang cukup solid dan memiliki

87

Infrastruktur Politik di Indonesia, Artikel diakses pada 19 Oktober 2010 dari

http://indolisme.blogspot.com/2009/02/nfra-struktur-politik-indonesia.html.

Page 74: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

kader-kader militan, yang siap melakukan apa saja, demi kemenangan partainya.

Solidaritas warga PDS dan militansi mereka adalah faktor utama keberhasilan

PDS dalam melaksanakan misinya, memperoleh kursi di DPR dan beberapa

DPRD di Indonesia. Keberhasilan PDS ini adalah bukti bahwa PDS sejak

didirikan hingga sekarang, memiliki kader yang solid dan militan, yang dapat

memberikan apa saja, kepada partai dan kepentingan konstituennya.

Ketika baru berdiri, PDS mengusahakan perwujudan perjuangan partainya. Yaitu

dengan menjadi peserta Pemilu 2004. Usaha PDS untuk menjadi peserta Pemilu

2004 tidak sia-sia, karena PDS telah berhasil menjadi peserta Pemilu 2004 dengan

menyisihkan empat calon peserta Pemilu 2004 yang sama-sama memiliki identitas

ke-Kristenan. Setelah berhasil menjadi peserta Pemilu 2004, tentunya PDS

mengupayakan kemenangan partainya, atau setidaknya menjadi bagian kecil dari

parlemen.

PDS lalu memenangkan 13 kursi DPR RI, 52 kursi DPRD Provinsi dan 329 kursi

DPRD Kabupaten/Kota. Kemudian dalam periode 2005-2008, PDS turut dalam

koalisi yang memenangkan 63 Pilkada. Yaitu koalisi yang memenangkan delapan

gubernur serta 55 walikota dan bupati. Akan tetapi, dalam Pemilu 2009, PDS

hanya berhasil memenangkan 226 anggota legislatif di beberapa DPRD Provinsi,

Kabupaten dan Kota di Indonesia. PDS juga berhasil memenangkan beberapa

Pilkada pada awal periode Pilkada 2010-2013. Diantaranya adalah Pilkada

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Tepatnya memenangkan kader PDS

sebagai Wakil Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Strategi PDS yang sering terlihat dalam Pemilu sejak 2004 hingga 2009 adalah

kampanye simpatik. Yaitu dengan berbagai kegiatan sosial seperti pendonoran

Page 75: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

darah, pembersihan lingkungan, penyuluhan kesehatan hingga pengobatan

gratis.88 PDS juga turut dalam perjuangan untuk memberikan hak kepada warga

negara non Muslim, untuk menjadi Presiden Republik Indonesia. Ini terlihat dari

kegiatan PDS yang mengikuti bedah buku Dr. Mujar Ibnu Syarif, yang berasal

dari disertasinya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disana Ruyandi Hutasoit

mengungkapkan bahwa PDS sudah sejak awal memperjuangkan hak politik kaum

non Muslim di Indonesia secara utuh. Yaitu sampai memiliki hak untuk menjadi

Presiden di negara dengan mayoritas Muslim ini.

PDS sebagai kekuatan politik infrastruktur atau kekuatan politik di luar struktur

organisasi negara, memperjuangkan pembelaan terhadap hak kaum minoritas

yang telah dicabut. Seperti kasus-kasus pembongkaran, penutupan dan pelarangan

gereja di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam hal ini, PDS pada mulanya

memang hanya fokus pada kasus pengerusakan dan penutupan paksa gereja. Akan

tetapi pada masa setelah Pemilu 2004, PDS juga memperjuangkan hak warga

negara non Muslim lainnya. Seperti masyarakat Tao dan kelompok lainnya yang

agamanya tidak diakui sebagai agama oleh pemerintah Indonesia.

Sikap PDS yang memperjuangkan hak kaum minoritas non Muslim di Indonesia

ini, dikatakan sebagai bagian dari program Yusuf 2004, dimana PDS menjadi

partai kecil, yang mewakili minoritas non Muslim, namun memiliki kemampuan

untuk mengampuni mayoritas yang tidak adil dan memiliki kekuatan untuk tetap

bertahan, melawan ketidakadilan tersebut. Ini menggambarkan perilaku Yusuf

dalam Kitab Kejadian. Disini PDS kemudian melakukan kerjasama dengan partai

lain, dalam perjuangannya, membela hak-hak kaum minoritas di Indonesia. PDS

88

Kampanye Simpatik Partai Damai Sejahtera Surabaya, Artikel diakses pada 19

Oktober 2010 dari http://politik.vivanews.com/news/read/47314-.

Page 76: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

juga melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga sosial, organisasi massa dan

gereja dalam perjuangannya selama ini.

Akan tetapi, PDS sebagai partai, lebih banyak menggunakan fraksinya di DPR

dan DPRD sebagai alat perjuangannya. Disini PDS memperjuangkan 264 RUU

yang tadinya bernuansa syariah, untuk kemudian memiliki nuansa ajaran agama

lain dalam artian memiliki sifat pluralistik. PDS juga dalam memperjuangkan

hak-hak minoritas, seperti bantuan dana bagi lembaga sosial dan kemasyarakatan

Kristen dan non Muslim lainnya, lebih menggunakan fraksinya daripada memakai

pengurus partai secara organisasi.89

Alasan utama PDS lebih menggunakan fraksinya di DPR dan DPRD daripada

menggunakan pengurus partai sebagai kekuatan politik infrastruktur, adalah

karena PDS menganggap bahwa partai Kristen akan lebih mudah

memperjuangkan hak-hak minoritas Kristen di Indonesia jika melalui fraksi di

parlemen, baik di pusat maupun daerah. PDS selama periode 2001-2010 lebih

sering melakukan kampanye simpatik, agar kader-kadernya terpilih sebagai wakil

rakyat di parlemen dan sebagai kepala daerah. Sedangkan dalam kasus-kasus

dimana PDS berkoalisi dengan partai yang tidak mengusung kadernya, maka PDS

akan mengupayakan jalan bagi dipermudahnya izin pendirian gereja dan tempat

ibadah bagi kaum Kristen dan non Muslim lainnya. Ini telah menjadi suatu

kebiasaan politik bagi PDS, sejak Pilkada 2005 hingga 2010 sekarang ini.

H. Kesiapan PDS Menghadapi Pemilu 2014

89 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. 67-71.

Page 77: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Kendati tidak memperoleh kursi di DPR RI dan hanya memperoleh 226

kursi DPRD di seluruh Indonesia, pada Pemilu 2009, namun PDS tidak lantas

membubarkan diri. PDS juga tidak berniat untuk bergabung dengan partai lain dan

hanya mempersiapkan pergantian nama, jika nanti diperlukan.90 Oleh karena itu,

PDS terus mempersiapkan diri untuk menghadapi Pemilu 2014 mendatang.

Persiapan PDS antara lain diperlihatkan dengan mempercepat Munas II-

nya, yang tidak dapat dilakukan pada tahun 2011. Namun, dengan dipercepatnya

Munas sampai tahun 2010, maka persiapan PDS kedepan akan menjadi semakin

matang. Upaya PDS untuk menggaet massa yang lebih militan dan lebih besar

antara lain diperlihatkan dengan cara pengkaderan partai yang lebih intensif.

Program kerja PDS selama lima tahun kedepan pada dasarnya tidak jauh berbeda

dengan apa yang telah dilaksanakan selama lima tahun kebelakang, yaitu

memperjuangkan pluralisme dan kesetaraan yang absolut.

PDS bagaimanapun juga akan tetap menilai bahwa partai Kristen harus

tetap ada di parlemen. Alasannya adalah karena diperlukannya sebuah kekuatan

politik, bagi memperjuangkan hak-hak minoritas non Muslim di Indonesia.

Seperti kebebasan mendirikan tempat ibadah dan menyebarkan agamanya. Ini

adalah upaya besar yang selalu diperjuangkan PDS sejak berdirinya.

PDS sejak setelah Pemilu 2009 mulai melakukan introspeksi diri. Dari

mengoreksi kesalahan dalam masa kampanye Pemilu 2009, hingga program partai

yang dicanangkan sejak 2004. Program tersebut adalah Yusuf 2004. Oleh karena

itulah PDS mencanangkan program baru, yaitu Daniel 2014. Disini PDS

mengungkapkan bahwa partainya harus mengupayakan untuk kembali

90 Wawancara Penulis dengan Ruyandi Hutasoit, Jakarta, 16 Februari 2010.

Page 78: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

membuktikan eksistensinya dengan cara melakukan kaderisasi dan sosialisasi

bahwa PDS tidak mati, walau partai tidak memiliki kursi di DPR RI.91 Tokoh

Daniel dipakai sebagai nama program ini, karena tokoh Daniel adalah tokoh yang

dalam Al Kitab dikatakan tertekan, namun tetap mampu mempengaruhi raja yang

berkuasa. Ini adalah satu bentuk target PDS kedepan. Yaitu tetap mencoba

memberi pengaruh kepada pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif. Tentunya

dengan terlebih dulu ikut dalam Pemilu.

PDS dalam melaksanakan program kerja partainya, menggunakan prinsip

pendelegasian wewenang. Tepatnya dengan melakukan pembagian kerja antara

satu jabatan dengan jabatan lain.92

Disini PDS melaksanakan prinsip manajemen

yang modern dan terencana.

PDS juga melakukan upaya kaderisasi dengan melakukan pelatihan sosial

politik di dalam partai. Tentunya dengan melalui pendidikan kader partai, yang

dilaksanan melalui kerjasama dengan Lembaga Pendidikan Politik Negeb

(LPPN). Pendidikan politik ini terdiri atas Pendidikan dan Latihan Politik Tingkat

Dasar (Diklatpol Dasar), Diklatpol Tingkat I (untuk DPC), Diklatpol Tingkat II

(untuk DPD) dan Diklatpol Tingkat III (untuk DPP). Diklat politik yang

berjenjang ini kemudian wajib diikuti, sehingga menciptakan sebuah pendidikan

politik yang berkesinambungan.93

Selain upaya pengkaderan yang berkesinambungan, PDS juga melakukan

introspeksi diri. Disini bahkan Ketua Umum saat itu, Ruyandi Hutasoit,

mengatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas kegagalan PDS masuk

91

PDS Usung Tema Perjuangan; Daniel 2014, Artikel diakses pada 5 Oktober 2010 dari

http://partaidamaisejahtera.org//content/view/238/79/. 92

Ida Cynthia S. dan Dedi Alfiandri, PDS Bagi Bangsa; Jawaban Atas Berbagai Pertanyaan, h.

143. 93 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. 78-81.

Page 79: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

kedalam DPR RI pada tahun 2009.94

Komitmen PDS dalam memperjuangkan

hak-hak minoritas dengan demikian menjadi harus dibuktikan. Kendati tidak

melalui fraksi di DPR RI, akan tetapi dengan perjuangan melalui media massa

yang ada, PDS dapat memperjuangkan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme

yang diperjuangkannya. Dengan media massa inilah PDS kemudian dapat

memperjuangkan kembalinya kursi DPR RI kepangkuan PDS. Tentunya dengan

melalui Pemilu 2014 mendatang. Kepercayaan itu, muncul karena PDS masih

memiliki cukup kursi di DPRD seluruh Indonesia, sehingga masih bisa mengikuti

Pemilu berikutnya.

Namun demikian, PDS sadar bahwa partainya menghadapi tantangan yang

cukup besar. Kurangnya fokus pengkaderan partai menyebabkan adanya

kekurangpahaman kader akan visi dan misinya selaku kader PDS. Tentunya ini

disikapi dengan melakukan upaya pembenahan kurikulum pengkaderan partai,

sehingga tercipta kurikulum yang cukup mewakili kemampuan masing-masing

kader. Dalam artian kurikulum pengkaderan yang sesuai dengan kemampuan

akademik setiap kader, yang ikut dalam program pengkaderan tersebut.95

Pembenahan pengkaderan yang seperti ini, memang merupakan suatu

bentuk pola pembangunan partai yang telah mengalami degradasi seperti PDS.

Akan tetapi, pada dasarnya pembenahan pengkaderan bukanlah jawaban tunggal

dari persoalan degradasi sebuah partai politik. Jawaban lainnya adalah

pembenahan komunikasi politik. Akan tetapi, pembenahan

PDS melihat nilai ke-Kristenan adalah universal dan dapat menjadi modal

partai, untuk menarik simpati kelompok-kelompok masyarakat. PDS juga menilai,

94

Wawancara Penulis dengan Ruyandi Hutasoit, Jakarta, 16 Februari 2010. 95 M.L. Denny Tewu dan Paul K. Soma Linggi, Partai Salib demi Kebangsaan, h. 152-153.

Page 80: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

bahwa banyaknya organisasi massa Kristen dan gereja, dapat menjadi modal

utama bagi penyebaran warga PDS ke seluruh pelosok Indonesia. Hingga

sekarang, PDS telah memiliki perwakilan di luar negeri, yang diberi nama

Komisariat Luar Negeri. PDS juga menganggap bahwa keunggulan Kristen

sebagai minoritas, yaitu keunggulan ekonomi dan sumber daya manusia Kristen,

dapat menyokong perjuangan PDS di masa yang akan datang. PDS juga melihat

adanya kesamaan, antara visi PDS dengan visi gereja pada umumnya, sehingga

PDS dapat bekerjasama sebagai rekan kerja gereja. Tidak terlupa juga, kekuatan

jaringan umat Kristen Indonesia di dalam dan luar negeri, dapat memberikan

bantuan modal material dan spiritual, bagi PDS sebagai partai salib.96

Dalam hal ini, nampak bahwa PDS akan menghadapi Pemilu 2014 dengan

tantangan yang lebih besar, namun dengan modal ideologis yang lebih kuat.

Modal ideologis PDS terletak dari kader-kadernya yang begitu militan dalam

memperjuangkan kepentingan partai. Disini nampak bahwa PDS akan terus

memperjuangkan apa yang menjadi tujuan pendiriannya. Tujuan pendirian PDS

disini adalah untuk membela kepentingan umat Kriste n Indonesia yang menurut

mereka mengalami diskriminasi dalam mendirikan tempat ibadah dan lembaga

pendidikan di Indonesia.

PDS menganggap bahwa, jika kader-kader PDS, atau setidaknya umat

Kristen ada yang duduk dalam jabatan publik terpenting, maka PDS atau umat

Kristen pada umumnya, akan berpengaruh luas dan memiliki nilai tawar dalam

politik Indonesia.97 Disini nampak bahwa PDS memandang jabatan fungsional di

sebuah lembaga negara, atau lembaga milik negara, menjadi sebuah nilai tawar

96

Ibid, h. 154-155. 97 Ibid, h. 155-156.

Page 81: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

yang sangat berarti bagi umat Kristen. Tentunya hal ini dapat dijadikan pijakan

bagi menilai PDS sebagai sebuah partai salib. Apakah PDS merupakan partai

yang benar-benar pluralis dan memperjuangkan kesetaraan, atau sekedar mencari

sebuah kedudukan politik, yang nantinya akan sama saja, dengan partai lain di

Indonesia.

Page 82: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Partisipasi politik umat Kristen Indonesia sejak era penjajahan telah

tersalurkan melalui partai Kristen yang mulanya didirikan oleh kelompok Kristen

Indonesia keturunan Eropa. Kemudian setelah kemerdekaan, berdirilah Partai

Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik. Keduanya kemudian berfusi

menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di era Orde Baru. Selain kedua partai

tersebut, turut membentuk PDI adalah kelompok nasionalis dan materialis

Indonesia.

Setelah Orde Baru tumbang, maka berdirilah Partai Kristen Nasional

(Krisna), Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB) dan Partai Katolik Demokrat

(PKD). Di antara ketiga partai tersebut, yang mendapatkan kursi DPR RI

hanyalah Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB). Akan tetapi PDKB tidak lolos

electoral threshold. Dengan demikian maka muncullah lima partai Kristen pasca

Pemilu 1999. Diantaranya adalah Partai Damai Sejahtera (PDS). PDS lalu

menyingkirkan keempat saingannya sesama partai Kristen dan masuk sebagai

pemain tunggal bagi umat Kristen dalam Pemilu 2004.

Page 83: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PDS dalam visi dan misinya bertujuan untuk memperjuangkan pluralisme

dan kepentingan politik umat Kristen Indonesia. PDS selalu mengatasnamakan

hak asasi manusia dalam memperjuangkan hak-hak umat Kristen yang

dianggapnya tertindas. Untuk membuat PDS tidak terkesan berdiri hanya untuk

umat Kristen, maka PDS mengakomodir 20% calon legislatif yang beragama

Islam. PDS juga memperjuangkan hak-hak buruh, petani, peternak, nelayan dan

pekerja tambang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam memperjuangkan hak-hak konstituennya, PDS selalu

mengatasnamakan kemanusiaan dan pluralisme serta memperlihatkan sikap yang

keras dalam menolak syariah dalam bentuk undang-undang. PDS dalam hal ini

selalu memberikan protes kepada pemerintah dan kelompok mayoritas yang

dianggapnya melakukan diskriminasi terhadap minoritas Kristen dan non Muslim

pada umumnya.

Apa pengaruh PDS terhadap partisipasi politik umat Kristen Indonesia?

Pengaruh PDS tidaklah besar. Pengaruh PDS hanya sebatas kepada semakin

bersemangatnya umat Kristen Indonesia dalam memperjuangkan hak

konstitusional mereka, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tetapi jika kita bertanya tentang pengaruh PDS terhadap pemerintah Indonesia,

maka dapat disimpulkan bahwa dalam lima tahun keberadaannya di DPR RI, PDS

telah mempersulit banyak rancangan undang-undang yang memiliki muatan atau

berbau Syariat Islam.

Kemudian kita akan bertanya mengenai rencana PDS untuk menghadapi

Pemilu 2014. Bagian dari rencana PDS adalah dengan melakukan pengkaderan

Page 84: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

yang lebih intensif dari sebelumnya dan melakukan introspeksi diri. Disini PDS

memperlihatkan keaktifannya dalam berjuang agar dapat turut serta dalam Pemilu

2014. PDS yakin bahwa partainya akan dapat untuk masuk dalam Pemilu 2014

tanpa harus bergabung dengan partai lain atau mengganti namanya.

D. Saran

Dengan melihat kenyataan bahwa PDS merupakan partai politik Kristen

yang menentang pelaksanaan syariah dalam bentuk undang-undang, maka

pemerintah hendaknya dapat memberikan pengertian kepada partai-partai dan

organisasi massa Kristen yang seperti ini, bahwa setiap warga negara memiliki

hak untuk mengatur masalahnya sendiri. Dalam hal ini, penerapan syariah bagi

umat Islam adalah hak umat Islam sendiri, kecuali jika kemudian dipaksakan

menjadi undang-undang yang juga mengatur umat lain selain Islam.

Kepada PDS sebagai partai, penulis ingin menyarankan agar PDS bersikap

lebih toleran terhadap berbagai peraturan yang mengatur kehidupan umat

beragama, karena justeru Indonesia memiliki kebutuhan khusus untuk mengatur

berbagai peraturan agama, agar penafsirannya tidak menyimpang dari penafsiran

resmi negara yang Pancasilais dan Nasionalis. Seperti peraturan atau undang-

undang mengenai sumbangan kepada gereja, yang tidak harus ekslusif hanya

untuk gereja.

Kepada akademisi Indonesia, penulis ingin menyarankan agar meneliti

lebih lanjut mengenai politik minoritas. Segala hal yang akan dibahas dalam ilmu

politik minoritas adalah persoalan hubungan antara minoritas dengan pemerintah,

Page 85: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

atau antara minoritas dengan mayoritas. Politik minoritas adalah ilmu yang

nantinya akan membahas tentang strategi politik, kebijakan, pengaruh, sikap, lobi

dan ideologi kelompok minoritas di suatu wilayah.

Page 86: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aritonang, Jan S., Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2006.

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2009.

Cottam, Martha, et.al, Introduction to Political Psychology, Mahwah: Lawrence

Erlbaum Associates, 2004.

Cynthia S., Ida dan Alfiandri, Dedi, PDS Bagi Bangsa; Jawaban atas Berbagai

Pertanyaan, Jakarta: Global Cerdas Media, 2008.

Cynthia S., Ida, Rekam Jejak Fraksi PDS di Parlemen 2004-2009, Jakarta:

Global Cerdas Media, 2009.

El Wa, Mohammed S., Sistem Politik dalam Pemerintahan Islam, Penerjemah,

Anshori Thajib, Surabaya: Bina Ilmu, 1983.

Freedman, Amy L., Political Participation and Ethnic Minorities; Chinese

Overseas in Malaysia, Indonesia and the United States, New York:

Routledge, 2000.

Gruchy, de, John W., Agama Kristen dan Demokrasi; Suatu Teologi Bagi Tata

Dunia yang Adil, Penerjemah, Martin Lukito Sinaga Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2003.

Harrison, Lisa, Metodologi Penelitian Politik, Penerjemah, Tri Wibowo B.S.,

Jakarta: Kencana, 2007.

Karim, Rusli, Perjalanan Partai Politik di Indonesia; Sebuah Potret Pasang

Surut, Jakarta: Rajawali, 1983.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi, Bandung: Mizan, 1993.

Leege, David C. dan Kellstedt, Lyman A., ed, Agama dalam Politik Amerika,

Penerjemah, Debbie A. Lubis dan A. Zaim Rofiqi, Jakarta: Obor

Indonesia, 2006.

Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Marijan, Kacung dan Al-Brebesy, Ma’mun Murod, ed, Abdurrahman Wahid;

Mengurai Hubungan Agama dan Negara, Jakarta: Grasindo, 1999.

Nasuhi, Hamid, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah; Skripsi, Tesis dan

Disertasi, Jakarta: Ceqda, 2007.

Page 87: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pribadi, Toto, Materi Pokok Sistem Politik Indonesia, Jakarta: Universitas

Terbuka, 2006.

Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama, Konflik

Sosial Bernuansa Agama di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI,

2003.

Rahman H.I., A., Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Singgih, Emanuel Gerit, Iman dan Politik dalam Era Reformasi di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Sitompul, Einar M., ed, Teologi Politik; Agama-Agama dan Kekuasaan, Jakarta:

PGI, 2004.

Sirait, Saut, Politik Kristen di Indonesia; Suatu Tinjauan Etis, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Sudjangi, Kajian Agama dan Masyarakat; 15 Tahun Badan Penelitian dan

Pengembangan Agama, 1975-1990, Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Agama Departemen Agama RI, 1992.

Suhelmi, Ahmad, Pemikiran Politik Barat; Kajian Sejarah Perkembangan

Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, Jakarta: Gramedia, 2001.

Suminto, Aqib, Politik Islam Hindia Belanda; Het Kantoor voor Inlandsche

Zaken, Jakarta: LP3ES, 1985.

Syadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara; Ajaran Sejarah dan Pemikiran,

Jakarta: UI-Press, 1993.

Tewu, M.L. Denny, dan Linggi, Paul K. Soma , Partai Salib demi Kebangsaan, Jakarta: DPP PDS, 2007.

Artikel dan Opini

Alfian, M. Alfan, Fenomena PDS, Artikel diakses pada 1 April 2010 dari

http://www.pelota.or.id/cetakartikel.php?id=57163.

Basyaib, Hamid, Dilema Partai Agama, Artikel diakses pada 16 Desember 2010

dari http://islamlib.com/id/artikel/dilema-partai-agama/.

Ngelow, Zakaria J., Partisipasi Umat Kristen Indoneisa di Bidang Politik, Artikel

diakses pada 15 Maret 2010 dari

http://www.oaseonline.org/artikel/ngelow-partisipasi.pdf.

Page 88: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Profil Partai Damai Sejahtera, Artikel diakses pada 30 Juli 2009 dari

http://partaidamaisejahtera.net//content/view/65/1/.

Program Kerja Partai Damai Sejahtera, artikel diakses pada 30 Juli 2009 dari http://partaidamaisejahtera.net//content/view/69/1/.

Rachman, M. Sabil, Penyederhanaan Parpol dan Demokrasi, Artikel diakses

pada 19 Oktober 2010 dari http://metronews.fajar.co.id/read/95037/19/penyederhanaan-parpol-dan-

demokrasi.

Sukseskan Pemilu 2004!, Artikel diakses pada 28 Maret 2010, dari

http://www.mail-archive.com/i-kan-untuk-

[email protected]_msg00019.html.

Struktur Kepengurusan DPP PDS Periode 2006-2011, Artikel diakses pada 30

Juli 2009 dari http://partaidamaisejahtera.net//content/view/68/1.

Struktur Kepengurusan DPP PDS Periode 2010-2015, Artikel diakses pada 29 September 2010 dari http://partaidamaisejahtera.net//content/view/68/1.

Tipologi Partai Politik Indonesia, Artikel diakses pada 16 Desember 2010 dari

http://idilakbar.blogspot.com/2009/01/tipologi-partai-politik-

indonesia.html

Wathoni, Syamsul, Partisipasi Politik Warga dalam Penyusunan Kebijakan,

artikel diakses pada 29 Januari 2010 dari

http://lakpesdamngawi.org/index2.php?option=com_conten&do_pdf=1&i

d=54.

Berita

80 Ribu Umat Kristiani Berkumpul di Gelora Bung Karno, Artikel diakses pada 1 April 2010 dari

http://www.christianpost.co.id/society/society/616/616/article/index.html.

Berniat Percepat Munas, Ketum PDS Ditentang Sejumlah Fungsionaris, Artikel diakses pada 1 Oktober 2010 dari http://bataviase.co.id/node/148177.

Caleg Partai Damai Sejahtera Berjilbab, Artikel diakses pada 9 April 2010 dari

http://www.tropiz.com/berita/caleg-partai-damai-sejahtera-berjilbab/.

Denny Tewu Menguat di Munas PDS, Artikel diakses pada 1 Oktober 2010 dari

http://manado.antaranews.com/berita/13032/denny-tewu-menguat-di-

munas-pds.

Depkumham Belum Sahkan Hasil Munas PDS, Artikel diakses pada 29 September 2010, dari http://www.sinarharapan.co.id/berita/0608/03/nas11.html.

Page 89: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

DPP PDS Bantah Adanya Dualisme di Tubuh Partainya, Artikel diakses pada 28

Maret 2010 dari http://www.kapanlagi.com/h/0000206642_print.html.

Empat Parpol Deklarasikan Koalisi Kebangsaan, Artikel diakses pada 5 Oktober

2010 dari http://nospam-edit.indonesia-

ottawa.org/information/details.php?type=news_copy&id=73

Hasil Perolehan Suara Partai-Partai Pemilu 2009, Artikel diakses pada 9 Mei

2010 dari http://lintasjakarta.com/05/2009/628/hasil-perolehan-suara-

partai-partai-pemilu-2009/.

Infrastruktur Politik di Indonesia, Artikel diakses pada 19 Oktober 2010 dari

http://benni888to3ngkal.wordpress.com/2009/04/07/138/.

Jokowi-Rudy Mendaftar Pilkada, Artikel diakses pada 20 Oktober 2010 dari http://www.solopos.com/2010/solo/jokowi-rudy-mendaftar-pilkada-15949

Kader PDS Dilantik Jadi Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur, Artikel

diakses pada 5 Oktober 2010 dari

http://partaidamaisejahtera.org//content/view/273/79/

Kampanye Simpatik Partai Damai Sejahtera Surabaya, Artikel diakses pada 19

Oktober 2010 dari http://politik.vivanews.com/news/read/47314-.

Keadilan Bagi Rakyat Indonesia Belum Terwujud, Artikel diakses pada 6 Oktober

2010 dari http://partaidamaisejahtera.org//content/view/201/1/.

Ketua Umum PDS yang Baru; Denny Tewu, Artikel diakses pada 1 Oktober 2010

dari http://www.mediaindonesia.com/read/2010/05/07/141192/3/1/Ketua-

Umum-PDS-yang-Baru-Denny-Tewu.

Koalisi Kebangsaan, Artikel diakses pada 5 Oktober 2010 dari

http://opini.wordpress.com/2007/06/22/koalisi-kebangsaan/.

Koalisi Kebangsaan Vs PPP-PD-PAN-PKS-PKB; Siapa Menang?, Artikel diakses pada 5 Oktober 2010 dari

http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=UgEMUAcBVgJX.

Konfederasi Parpol Layak, Kompas, 29 Juni 2010.

Konflik PDS; KPU Perlu Tunggu Putusan Pengadilan, Artikel diakses pada 29

September 2010 dari

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0805/10/nas03.html.

KPU: Risma-Bambang Pemenang Pilkada Surabaya, Artikel diakses pada 20

Oktober 2010 dari http://www.surya.co.id/2010/06/08/kpu-risma-

bambang-pemenang-pilkada-surabaya.html.

Page 90: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Munas PDS bakal digelar di Manado, DT Calon Kuat Ketum, Artikel diakses

pada 20 Maret 2010 dari http://beritamanado.com/2010/02/23/munas-pds-

bakal-digelar-di-manado-dt-calon-kuat-ketum/.

Munas PDS di Manado; DT Mungkin Ganti Ruyandi, Artikel diakses pada 20

Maret 2010 dari

http://www.manadopost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=56936.

Munaslub PDS Deadlock, Artikel diakses pada 28 Maret 2010 dari

http://www.hupelita.com/baca.php?id=28214.

Partai Kristen Perlu Ada di Parlemen, Artikel diakses pada 5 Oktober 2010 dari

http://partaidamaisejahtera.org//content/view/265/79/.

PDS Akomodasi 20 Persen Caleg Kalangan Muslim, Artikel diakses pada 9 April 2010 dari http://www.antara.co.id/print/1218058025.

PDS Inginkan Kedamaian Dan Hargai Pluralitas, Artikel diakses pada 28 Maret

2010 dari

http://rol.republika.co.id/berita/22424/PDS_Inginkan_Kedamaian_Dan_H

argai_Pluralitas.

PDS Introspeksi Diri, Artikel diakses pada 12 April 2010 dari

http://www.pdssurabaya.com/index.php?option=com_content&task=view&id=245&Itemid=26.

PDS Minta Perjelas Parliamentary Threshold 2,5%, Artikel diakses pada 5

Oktober 2010 dari

http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=BlJRBlFTDAQG.

PDS Pecah Gara-gara Beda Pendapat Soal Munaslub, Artikel diakses pada 29

September 2010 dari

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/04/tgl/12/time/160221/idnews/766512/idkanal/10.

PDS Terbelah Dua, Artikel diakses pada 29 September 2010 dari

http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=BAVXXwxQXgcO

PDS Usung Tema Perjuangan: Daniel 2014, Artikel diakses pada 5 Oktober 2010

dari http://partaidamaisejahtera.org//content/view/238/79/.

Perusakan dan Penutupan Gereja di Indonesia (Beberapa Kasus 1996-2005),

Artikel diakses pada 24 Februari 2010 dari

http://www.pdat.co.id/hg/political_pdat/2005/08/31/pol,20050831-01,id.htm/.

Page 91: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Sekjen PDS: PDS Bukan Partai Agama, Artikel diakses pada 20 Maret 2010 dari

http://www.christianpost.co.id/ministries/organization/20060427/3081/sek

jen-pds-pds-bukan-partai-agama/index.html.

Sukseskan Pemilu 2004!, Artikel diakses pada 28 Maret 2010, dari

http://www.mail-archive.com/i-kan-untuk-

[email protected]/msg00019.html.

Tewu Bakal ‘Lengserkan’ Hutasoit, Artikel diakses pada 1 Oktober 2010 dari

http://poskomanado.com/news/index.php?option=com_content&task=vie

w&id=10880&Itemid=30.

Wawancara

Wawancara Penulis dengan Tjahjadi Nugroho, Jakarta, 5 Februari 2010.

Wawancara Penulis dengan Ruyandi Hutasoit, Jakarta, 16 Februari 2010.

Page 92: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA DENGAN PENDETA TJAHJADI NUGROHO

Jakarta, 5 Februari 2010

T: Apakah Umat Kristen harus memilih pemimpin yang berasal dari Umat Kristen

juga?

J: Jadi agama itu adalah hubungan antara manusia dengan Allah dan politik itu

adalah hubungan antara manusia dengan manusia. Dua hal yang harusnya dipisah.

Dalam kitab suci jelas dikatakan bahwa Allah memilih Israel tidak untuk menjadi

negara. Di dalam Samuel dikatakan: Allah memimpin Israel melalui para Nabi

tidak untuk menjadi sebuah negara. Tapi karena kesalahan para Rasul, kelakuan

mereka tidak sempurna, kalau kita baca dalam I Samuel, ketika Samuel (menjadi)

seorang nabi, kemudian menjadi tua, orang-orang tua Israel itu berkata kepada

Samuel: Hai Samuel, kamu ini sudah tua, tapi anak-anakmu kelakuannya tidak

baik. Kelakuannya melanggar moral. Oleh karena itu kami tidak mau lagi (patuh

pada) kamu. Kami minta raja. Sebenarnya Samuel berberat hati. Lalu dia berdoa,

dan Allah mengatakan, agar Samuel menuruti perkataan mereka. Karena Allah

berkata, bahwa Dia lah yang sebenarnya yang ditolak oleh orang-orang tua Israel

itu. Jadi konsep agama Ibrahim menurut kami, adalah Kerajaan Tuhan. Kerajaan

Teokrasi. Artinya imam-imam itu di bawah perintah Allah, menjalankan perintah

Allah, tapi tidak untuk membangun negara. Menjadi contoh tapi tidak untuk

mengambil alih kekuasaan. Tapi karena manusia itu memiliki naluri, dan susah

memahami Alkitab, karena Iman itu kan mengenai sesuatu yang gaib. Karena

manusia kan tidak bisa melihat Allah yang gaib, maka, yang muncul itu adalah

Page 93: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

naluri-naluri mereka. Sehingga dalam agama pun, para pemimpin ini cenderung

menyatukan kekuatan politik untuk kepentingan agama. Dalam sejarahnya, Yesus

juga tidak pernah bermaksud mendirikan negara. Yesus berkata bahwa kerajaan-

Nya adalah Kerajaan Allah. Oleh karena itu, ketika umat-Nya menanyakan

kewajiban membayar pajak, Yesus berkata: “Berikan kepada kaisar apa yang

milik kaisar dan berikan kepada Allah apa yang merupakan milik Allah.”

Maksudnya apa? Ini doktrin dasar, bahwa Kristen itu tidak mencampurkan agama

dengan negara. Kalau anda tanya tentang Kristen dan negara, bagaimana ada

politik Kristen, mulainya dari zaman Romawi, tahun 225, ketika itu orang Kristen

masuk ke Romawi. Orang Kristen itu kan mulanya orang Yahudi yang mengikuti

Yesus dan terusir dari kelompok Yahudi Israel, mereka terpaksa keluar dan

bergaul dengan orang-orang Yunani (Romawi-pen). Nah, karena monoteisme ini

bertentangan dengan politeismenya Romawi, maka di Romawi pun mereka tidak

diterima. Mereka dianiaya dari tahun 324 sampai tahun 327. Tapi mereka

mempertahankan iman. Mereka inilah orang-orang yang menjalankan ajaran

Yesus, ajaran Alkitab dengan benar. Kami menolak ketidakadilan dan

kesewenang-wenangan. Tapi tidak dengan konsep kekuasaan dan pemberontakan.

Nah, apa yang terjadi? Karena manusia ini punya daya tahan yang lemah, maka

pemimpin masa itu juga tidak punya bargain politik yang kuat terhadap

pemerintahan. Ketika Constantine naik tahta, tahun 318, maka dia berpikir bahwa

kalau satu golongan ditekan terus-menerus dan tetap bertahan, maka suatu saat

akan menjadi sebuah kekuatan yang bisa menjatuhkan Kekaisaran Romawi saat

itu. Maka Constantine menawarkan kebijakan lain. Yaitu menjadikan Kristen

sebagai agama negara. Disinilah muncul nama Roma Katolik. Roma itu Romawi,

Page 94: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Katolik itu satu-satunya hukum. Semua agama diminta menjadi satu, namanya

Roma Katolik, yang dipimpin oleh paus. Karena fasilitas dari pemerintah yang

begitu menggiurkan, maka semangat perjuangan para pendeta semakin lemah,

maka mulailah masuk ajaran-ajaran kekafiran ke gereja., maka jadilah Roma

Katolik ini intitusi yang kuat, sebagai pendukung Kekaisaran Romawi. Disinilah

mulainya agama dan negara disatukan. Dimana Paus adalah Kaisar dan Imam.

Paus inilah yang berkuasa, dari tahun 325 sampai sekarang. Kalau anda tanya

hubungan gereja dengan negara, maka dari sudut mana? Kalau dari sudut Alkitab,

orang Kristen tidak mencampurkan agama dengan politik. Oleh karena itu ketika

orang Kristen itu ditindas terus, karena kekejaman Roma Katolik itu, maka orang

Kristen tidak boleh melawan. Sampai muncullah reformasi gereja 1517 yang

dipimpin oleh Martin Luther. Sehingga orang Kristen mulai kembali kepada

Alkitab. Nah, ketika orang Kristen kembali kepada Alkitab, maka yang muncul

adalah ajaran yang benar tentang pemisahan ajaran agama dengan negara. Itu

yang namanya sekularisme. Nah, (disini) anda melihat, apapun aspek sekularisme,

sekularisme adalah penting untuk diteladani. Sekularisme telah mendunia, sejak

abad ke-19. Sekularisme sudah menciptakan kemajuan bagi bangsa-bangsa.

Bahwa sekularsime sudah tumbuh layak. Seharusnya, inilah (era) pertarungan

antara agama dan negara. Seharusnya kalau memang benar agama mengajarkan

keteladanan, maka agama hendaknya tidak terlibat dalam politik praktis. Karena

kalau agama sudah campur dengan politik, maka agama tidak menjadi rahmatan

lil alamin. Tetapi menjadi la’natan lil alamin. Karena ada empat dasar dalam

hukum politik. Yaitu satu, kekuasaan negara sebagai puncak politik. Itu

menghalalkan segala cara. Dua, dalam politik tidak ada dasar kesetiaan. Tidak ada

Page 95: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

musuh dan kawan abadi. Ketiga, dalam kekuasaan politik tidak ada orang yang

menyerahkan kekuasaan dengan ikhlas. Politik uang. Ini bertentangan dengan

rahmatan lil alamin. Yang keempat, kebenaran adalah kepentingan. Ucapan raja,

adalah benar. Padahal, kebenaran itu datangnya dari Allah. Akan tetapi, bukan

berarti orang itu tidak boleh berpolitik, yang tidak boleh adalah moral politik

naluriah. Yang berdasarkan nafsu kemanusiaan. Saya pun turut berpoltik. Politik

apa? Yaitu bagaimana saya bisa menjaga kerukunan umat beragama dengan lebih

baik. Tapi tidak masuk ke dalam politik praktis dan perebutan kekuasaan.

T: Apa analisa Bapak Pendeta, terhadap fenomena penurunan suara bagi partai

berbasis agama dalam Pemilu 2004 dan 2009?

J: Kembali kepada sikap dasar tadi. Karena pada dasarnya Kristen itu memisahkan

antara agama dengan kekuasaan negara, maka di dalam gereja itu juga bisa

muncul banyak doktrin. Tapi terbelah dua. Doktrin pertama tetap

mempertahankan sekularisme. Artinya kebebasan beragama diserahkan kepada

warga negara. Kalau di Amerkika itu (contoh) agama dengan kekuasaan negara

itu benar-benar dipisahkan. Disana sekolah yang berbasis agama tidak dibantu. Ini

yang tidak dimengerti. Jadi Amerika itu bukan negara Kristen. Amerika itu negara

yang mencoba menjalankan doktrin Kristen dengan sebenar-benarnya. Maka ada

hak asasi manusia. Manusia boleh bebas beragama, tapi tidak boleh melanggar

aturan-aturan dan hak orang lain. Jadi kalau negara Kristen yang teokratis itu ya

Roma Katolik atau Vatikan itu. Doktrin kedua ya doktrinnya Roma Katolik. Yaitu

Kristen yang kawin dengan Romawi. Sedangkan Kristen Protestan adalah Kristen

yang keluar dari Roma Katolik dan kembali kepada ajaran Injil. Apakah ada

kecenderungan untuk menjadi satu kekuatan politik? Ada. Tahun 1955, ada partai

Page 96: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Kristen yang namanya Parkindo. Ada juga Katolik mendirikan Partai Katolik.

Tapi tidak hanya dua itu sebenarnya. Ada beberapa partai Kristen lokal di

beberapa daerah di Indonesia. Jadi gereja (sejak saat itu) membolehkan orang

Kristen untuk mendirikan partai politik dan aktif di dalamnya. Tapi ada juga

banyak gereja, yang tidak membolehkan jemaatnya berpolitik praktis. Jadi

(kedua) kubu ini tetap ada. Nah ketika muncul fenomena partai politik, ini terus

terang, pendeta juga manusia, maka melihat bahwa kalau menjadi anggota DPR

itu enak, jadi menteri kan enak, tapi di sisi lain, ya tidak boleh mengikuti dunia

yang tidak berdasarkan hukum dan etika moral. Tidak boleh menghalalkan segala

cara. Kemudian di tahun 2000 lalu, setelah era Orde Baru, dimana partai berbasis

agama sempat dilarang, sebenarnya sudah tidak ada lagi partai Kristen. Yang ada

adalah partai perorangan yang muncul karena desakan kepentingan kelompok

agama (Kristen). Kalau anda tanya mengapa partai berbasis agama kok suaranya

turun? Ya karena para tokoh pembesar partai itu semuanya banyak yang terlibat

konflik internal partai. Sehingga orang yang ingin memilih malah jadi memilih

partai nasionalis.

T: Dapatkah Bapak Pendeta memberikan pendapat mengenai fenomena dimana

partai Islam selalu banyak dan partai Kristen selalu setidaknya hanya dua atau

satu partai saja?

J: Pada tahun 1955, ada partai Kristen yang namanya Parkindo ada juga Partai

Katolik. Di dalam Pemilu 1955 itu tidak hanya dua itu parai Krisen. Ada juga

parai Kristen lokal di beberapa daerah. Kemudian setelah reformasi muncul

kembali partai-partai Kristen. Untuk Pemilu 2004 itu, muncul sampai enam partai

Kristen. Diantaranya ya Damai Sejahtera ini. Padahal PDS ini bukan partai yang

Page 97: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

paling direstui dan paling disenangi oleh gereja. Ini partai yang paling tidak

disukai. Namun kemudian karena kecerdasannya Ruyandi, yang Ruyandi kan

teman sekolah saya, PDS ini malah yang lolos verivikasi. Jadi PDS ini bukan

satu-satunya. Kalau saja seluruh Umat Kristen Indonesia yang 10% jumlah

penduduk ini memilih PDS, PDS ini bisa lolos ET/PT. Tapi karena tidak semua

bahkan tidak sampai separuh Umat Kristen yang memilih PDS, maka PDS ini ya

tidak lolos threshold. Kalau anda tanya bagaimana saya dengan PDS? Pada saat

pendirian PDS itu terus terang saya diajak. Karena kan kawan-kawan PDS itu

juga teman lama saya, tapi saya tidak mau. Kalaupun saya mau membuat partai,

saya akan membuat partai yang nasionalis. Bukan partai yang berbasis agama.

Tapi kendati saya tidak mau mendirikan partai dan berpolitik praktis, tapi saya

tetap berjuang menjaga moralnya. Jadi kalau PDS merosot, ya jelas saja merosot,

karena Umat Kristen itu terbagi dua. Yang sebagian besar menganggap bahwa

politik itu kotor dan sangat banyak kekafirannya dan sebagian mau untuk

berpolitik.

T: Bagi Bapak Pendeta, mana yang lebih baik, satu golongan agama dengan

banyak partai, atau satu golongan agama dengan satu partai?

J: Kembali ke tadi, agama itu hubungan manusia dengan Allah. Jadi jika

dicampurkan dengan politik, maka bisa terjadi pendangkalan paham agama. Jadi

yang disembah itu institusi agama, atau pendeta atau kyai atau Allah? Kalau ini

yang disembah pendeta, kyai dan institusi sebagai pengganti Allah, berarti ke-

Tuhanan orang-orang yang seperti itu ya institusi. Kalau kemudian anda

menanyakan mana yang lebih baik, satu partai atau banyak partai dalam satu

Page 98: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

golongan agama, itu sama dengan mana yang lebih baik, anjing atau orang. Itu

kan dunia yang berbeda. Sehingga ya tidak bisa dicampuradukkan.

Page 99: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA DENGAN DR RUYANDI HUTASOIT

Jakarta, 16 Februari 2010

T: Dapatkah Bapak menjelaskan proses berdirinya PDS?

J: Ya. PDS didirikan oleh karena satu kebutuhan, melihat ribuan gereja yang

ditutup dan dibakar, tanpa jelas pembelaan daripada partai politik yang ada

maupun dari pemerintah, dimana ini merupakan pelanggaran hak-hak asasi yang

sangat penting. Itu dari saya. Dan tujuannya membela kelompok minoritas yang

tidak mendapatkan pembelaan. Itu saja. Silakan.

T: Kira-kira, bagaimana proses itu, dari awal sampai ke Pemilu bagaimana Pak?

J: Ya, karena momen itu memang sangat penting, karena begitu banyak orang

yang merasa tidak aman waktu itu. Jadi kehadiran kami, khususnya di Indonesia

Timur merupakan jawapanlah dari semua itu. Sehingga kemana pun saya hadir,

saya ngomong saya membentuk pengurus (wilayah), pengurus membentuk lagi

(pengurus di bawahnya) dan itu semua anugerah ya. Cepat sekali itu.

Kecepatannya di luar dugaan saya juga, jadi kalau dikatakan ya anugerahlah.

T: Kemudian tanggapan gereja terhadap pendirian PDS sejak awal bagaimana?

J: Ya, pertama biasalah, karena hampir tigapuluhtujuh tahunlah, gereja kan ga

pernah ikut politik kan, karena waktu itu, sejak Parkindo dan Partai Katolik

digabungkan ke PDI itu, pendidikan politik hampir ga ada. Golkar juga berkali-

kali bilang, “bersatu, bersatu” akhirnya semuanya ya ke Golkar semua. Jadi waktu

kita datang mereka nanya, “buat apa?” Tapi setelah kita terangkan bahwa perlu

Page 100: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

ada yang menyuarakan kepentingan daripada orang-orang termarginal, baik

pengerusakan-pengerusakan rumah ibadah, termasuk gereja, lalu mereka mengerti

bahwa perlu untuk menyatukan kepentingan. Jadi positiflah. Sebelumnya agak

ragu-ragu, tapi setelah diterangkan, mengerti mereka.

T: Kemudian, gereja Non-Protestan yang mendukung PDS itu apa saja dan alasan

mereka itu apa sih?

J: Dalam menghadapi semua tantangan yang ada, semua juga, gereja, mau

Protestan ga Protestan, ya Katolik dibakar juga kan? Dipersukar

pembangunannya. Bahkan yang sudah dibangun, sekarang aja di Jakarta Barat,

banyak saya baca spanduk “ga boleh didirikan” gitu, jadi agak susah jadi buat

mereka itu, sepaka semua mendukung. 2004 ya? Kita bicara 2004.

T: Kemudian, kelompok Non Muslim lainnya terhadap PDS itu bagaimana?

Mereka mendukung atau tidak? Mungkin dari mana saja dan apa sih alasan

mereka?

J: Awal 2004, memang lebih kita kepada, segmen-segmen Kristiani saat itu.

karena kita kalau muncul sebagai partai nasional, maka saingan kita cukup besar.

Ada tiga nasional besar kan? Ee., ada dua kan? Ada PDIP, ada Golkar, dan

muncul juga yang kita tahu, Demokrat. Jadi bersamaan, jadi saya bilang, kalau

kita langsung bilang nasional, ya, walaupun kita bentuk partai nasional, tapi

strateginya kita pakai, yang bernafaskan Nilai Kristiani.

T: Kemudian dari Pemilu ke Pemilu, PDS ini mulai mendapatkan dukungan dari

Umat Islam. Dari 2004 dan 2009 ini semakin banyak Umat Islam yang

mendukung PDS sebenarnya. Nah apa saja sih bentuk dukungan itu, dan kenapa

Umat Islam kok bisa ada yang memilih PDS?

Page 101: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

J: Jadi begini, setelah kita terangkan bahwa dasar kita Pancasila dan UUD 1945,

baru mereka kemudian lebih mengerti kalau yang diperjuangkan Nilai-Nilai

Kristiani itu Nilai-Nilai Kasih, Kesabaran, Pengampunan dan bagaimana rukun

dalam beragama. Jadi suasana hati itu yang membuat penasaran, ya kita untung

juga. Lebih dari itu kalau membantu orang ya kita juga tidak melihat latar

belakang agamanya. Kalau kita kampanye bantu kesehatan, ya bantu aja

semuanya, ga lihat itu yang Kristen aja. Kita bantu daerah banjir ya bantu

semuanya. Jadi mereka lihat, ooh, ternyata partai ini bukan partai sektarian, bukan

partai agama.

T: Kemudian dalam Pemilu 2004 kan PDS dapat dikatakan telah berhasil

memasukkan wakilnya ke DPR, apa sih strategi yang dilaksanakan PDS pada saat

itu?

J: Seperti yang saya bilang tadi, menyatakan membela kepentingan kaum yang

termarginal atau minoritas, sehingga banyak juga ternyata minoritas di Indonesia

ini yang merasa tidak terwakili. Dengan kata-kata itu mereka katakan oke, kalau

begitu kita berikan suara kita kepada kalian.

T: Kemudian kebijakan yang diambil oleh PDS setelah diumumkannya hasl

Pemilu 2009 ini kira-kira apa? Setelah tidak memiliki wakil di DPR RI, hanya di

beberapa DPRD saja, apa kira-kira?

J: Membuat kita lebih melakukan introspeksi. Apa kekurangan kita, terutama

Ketua Umum juga harus sadar bahwa ini kesalahan Ketua Umum. Kurang strategi

dalam hal apa? Ahkirnya kita buat satu strategi baru untuk lima tahun ke depan.

Strateginya, partai ini harus lebih banyak lagi melayani, kepada umatnya, agar

membuat sejahtera bangsa ini dari masalah kemiskinan. Kalau target kita itu,

Page 102: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

begitu banyak yang susah, kita bantu tanpa memandang agama, suku dan latar

belakang, semakin mereka sadar bahwa tujuan partai adalah mensejahterakan

rakyat. Jadi partai yang tidak bisa mensejahterakan rakyatnya ga akan dipilih lagi.

T: Kemudian, mengenai Pemilihan Presiden, apa sih kebijakan-kebijakan PDS

terkait Pilpres itu, pada 2004 dan 2009 dan kenapa seperti itu?

J: Pertama yang kita pilih adalah Presiden yang nasionalis, yang pancasilais, yang

tidak diskriminatif. Yang kedua kita lihat juga, pasangannya juga mempunyai

nilai yang sama. Yang ketiga, mereka yang punya elektabilitas yang tinggi. Nah,

dari ketiga hal itulah kami mendapatkan SBY-lah yang paling cocok. Dan ga ada

satu partai pun yang mau memilih calon yang akan kalah. Akhirnya, setelah hari

ketiga dari pengumuman, langsung kita menyatakan mendukung SBY.

T: Kemudian mengenai kantong suara PDS dalam Pemilu 2004 dan 2009 ini,

sebenarnya dimana saja sih?

J: Sebenarnya, kantong suara kita itu ada beberapa tempat. Di daerah timur sudah

tentu, demikian juga Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, untuk Toraja dan

sekitarnya kemudian juga dengan Palu, Poso, Kalimantan. Sebenarnya Jakarta

juga cukup lumayan. Walaupun bukan kantong tapi kita stabil dapat empat kursi

lagi di DPRD dan Sumatera Utara. Kurang lebih begitu.

T: Kemudian dalam skala nasional ini, isu apa saja yang diperjuangkan PDS?

J: Isu yang diperjuangkan PDS yaitu kebebasan dalam beribadah, itu salah

satunya. Karena kalau orang beribadahnya diberikan kebebasan, berarti rakyat dan

pemerintah menghargai keimanan tiap-tiap orang. Karena kalau kita menghormati

keimanan tiap-tiap orang, berarti kita menghormati Tuhan tiap-tiap orang, yang

disembah oleh masing-masing.

Page 103: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

T: Kalau mengenai isu lokal, seperti otonomi dareah dan pemekaran provinsi itu

bagaimana Pak?

J: Ndak ada masalah, selama memang itu untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

T: Kemudian, masih mengenai isu lokal ini, tentang pembentukan Provinsi

Tapanuli bagaimana Pak? Sedangkan partai yang lain tidak mendukung, justeru

PDS malah yang paling gencar mendukung?

J: Kalau masalah Tapanuli Utara, PDS saya kira tidak ada alasan untuk

menolaknya karena itu permintaan dari rakyat. Tapi kalau dipolitisir, itu jadi

masalah kenapa di tempat lain malah didukung. Salah satunya karesidenan yang

belum bisa jadi provinsi ya Tapanuli Utara itu. dari seluruh provinsi. Jadi

kelihatan bahwa usaha untuk jadi provinsi dihalangi oleh kelompok-kelompok

tertentu. Jadi tidak wajarlah. Sulawesi Barat bisa bangun, Maluku Utara, Maluku,

aduh, kadang saya bingung. Ini Nias aja sudah mau bentuk provinsi lagi. Kok ini

yang paling miskin, paling susah, mau berdiri sendiri, mensejahterakan rakyat,

kok tidak diberikan kesempatan.

T: Kemudian terakhir, kalau misalnya PDS ini dipaksa untuk mengganti nama,

atau dipaksa untuk bergabung dengan partai lain, apa yang akan dilakukan oleh

PDS?

J: Kalau gabung sih, ga tahu ya. Belum ada kepikiran. Kalau ganti nama, masih

bisa. Dulu juga kan 2004 kita mau ganti nama ternyata ga perlu. Undang-undang

sekarang mengatakan juga ga perlu ganti nama, bisa maju lagi.

Page 104: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004
Page 105: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Lampiran 3

ANGGARAN DASAR PARTAI DAMAI SEJAHTERA

P E M B U K A A N

- Bahwa Perjuangan Kebangsaan Indonesia, telah melalui rentang sejarah yang

panjang dan sudah mewujudkan Negara Kebangsaan Indonesia yaitu Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus

1945.

- Bahwa Kebangsaan Indonesia itu merupakan wujud ke-Bhineka Tunggal Ika-an

masyarakat Indonesia yang tersebar di lebih 18.000 pulau terbentang luas dari

Sabang sampai Merauke dengan berbagai suku, agama, adat istiadat serta

keyakinan yang dianutnya.

- Bahwa dalam mengisi Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia, semua warga

negara mempunyai tugas bersama untuk mempertahankan dan meneruskan

pembangunan NKRI yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, maka

dibentuklah Pemerintahan yang melindungi segenap Bangsa Indonesia

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

- Sadar bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sesuai citra-Nya, manusia

dikaruniai harkat dan martabat serta hak-hak dasar yang tidak boleh ditiadakan

Page 106: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

oleh siapapun, dan Umat Kristiani sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia

mempunyai hak dan kewajiban untuk turut serta mewujudkan cita-cita

kebangsaan tersebut membangun Indonesia yang Adil Makmur, Damai dan

Sejahtera dalam bingkai NKRI dengan semangat Bhineka Tunggal Ika. Oleh

karena itu sekelompok Umat Kristiani membentuk Partai Nasional yang

bernafaskan nilai-nilai Kristiani yang bernama Partai Damai Sejahtera, terbuka

bagi semua anak bangsa yang terpanggil untuk menjunjung tinggi dan

menegakkan Hak Azasi Manusia (HAM), Kesetaraan, Keadilan, Kebenaran,

Keberagaman/ multikulturalisme (Pluralisme), Kebebasan yang berdasarkan

Hukum, Kejujuran dan Kepedulian serta Kasih akan sesama manusia dalam

suasana yang demokratis.

- Bahwa untuk meneruskan aspirasinya serta memperjuangkan cita-citanya,

maka PDS menetapkan

AD sebagai berikut:

BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

N A M A

Partai ini bernama PARTAI DAMAI SEJAHTERA disingkat PDS

Page 107: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 2

W A K T U

PARTAI DAMAI SEJAHTERA (PDS) didirikan di Jakarta pada tanggal Satu

bulan Oktober tahun Dua Ribu Satu (1-10-2001) dan dideklarasikan pada tanggal

Dua Puluh Delapan bulan Oktober tahun Dua Ribu Satu (28-10-2001), untuk

jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3

KEDUDUKAN

PDS, berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia yang memiliki

Perwakilan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai ke tingkat

Desa/Kelurahan dan Unit/Komisariat di luar negeri.

BAB II

Pasal 4

KEDAULATAN

Kedaulatan PDS berada ditangan Anggota dan dilaksanakan dalam mekanisme

partai melalui Musyawarah pada semua tingkatan hingga sampai Musyawarah

Nasional (MUNAS).

Page 108: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB III

AZAS, SIFAT, VISI, MISI DAN TUJUAN

Pasal 5

A Z A S

PDS berazaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Pasal 6

S I F A T

PDS bersifat mandiri, terbuka, yang bersumber pada Prinsip Kasih, Kebangsaan

dan Kemanusiaan yang--- adil dan beradab.

Pasal 7

V I S I

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang bebas beribadah, rukun, damai dan

sejahtera, serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa diskriminasi

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.

Pasal 8

M I S I

Page 109: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

1. Membangun masyarakat sipil yang mandiri, cerdas, jujur, berintegritas

serta demokratis (dalam berbangsa dan bernegara);

2. Membangun budaya saling percaya dan menghargai yang menjadi modal

dasar pembangunan di segala bidang;

3. Mempersiapkan masyarakat Indonesia yang Adil, Makmur, Damai dan

Sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semangat Bhineka Tungga

Ika.

Pasal 9

T U J U A N

Mewujudkan Bangsa Indonesia yang maju, adil dan- makmur, damai dan

sejahtera, bersatu dalam NKRI- berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan

semangat Bhineka Tunggal Ika.

BAB IV

Pasal 10

ATRIBUT

Atribut PDS meliputi: Lambang, Panji-panji, Hymne, Mars, Bendera dan lain-lain

yang ditetapkan dalam ART

Page 110: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB V

NORMA DAN PELANGGARAN

Pasal 11

Semua Anggota Pengurus sebagai Pengurus Dewan- Pimpinan Partai maupun

sebagai Pengurus Ormas-ormas Partai dengan nama apapun harus memelihara dan

menegakkan baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama-sama, norma-

norma sebagai berikut:

a.Berdamai dengan Tuhan, berdamai dengan Sesama, berdamai dengan Diri

sendiri dan berdamai dengan Lingkungan;

b.Berjiwa melayani dan pengabdian;

c.Memiliki kepedulian terhadap masalah Negara, masalah kemasyarakatan umum,

maupun kelompok masyarakat yang diwakilinya serta memperjuangkannya sesuai

hukum yang berlaku baik melalui media massa maupun lembaga peradilan;

d.Siap bekerja keras bila dilibatkan atau terlibat dalam kepengurusan partai atau

Ormas ormasnya.

e.Menjunjung tinggi nilai–nilai kejujuran dan keteladanan;

Page 111: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

f.Turut aktif mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam AD/ART Partai,

baik melalui tutur kata maupun perbuatan/aktivitas sehari hari.

Pasal 12

PELANGGARAN

Segenap anggota dan pengurus partai sanggup serta bersedia menghindarkan diri

dari perbuatan perbuatan yang melanggar norma kepartaian, antara lain:

a.Tindakan saling mencemarkan, memfitnah antar satu dengan yang lain baik

dalam forum pertemuan resmi maupun tidak resmi antara sesama

Anggota/Kader/Pengurus Partai;

b.Tindak kekerasan dalam kadar apapun;

c.Ancaman melalui tulisan dan isyarat, termasuk memfitnah dengan tujuan saling

menjatuhkan;

d.Kecurangan, kelicikkan, intrik atau persekongkolan jahat;

e.Pemaksaan kehendak, mengambil hak orang lain;

f.Melakukan penyuapan;

Page 112: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

g.Penyalahgunaan wewenang dengan melakukan- kegiatan formal atas nama

Partai diluar sepengetahuan pimpinan partai disemua tingkatan;

h.Terlibat masalah penyalahgunan narkotika & obat obat terlarang;

i.Melakukan perbuatan amoral.

BAB VI

KEANGGOTAAN DAN KADER

Pasal 13

KEANGGOTAAN

1.Anggota PDS adalah Warga Negara Republik Indonesia yang dengan sukarela

mengajukan permintaan menjadi Anggota;

2.Pengaturan lebih lanjut tentang keanggotaan PDS ditetapkan dalam ART.

Pasal 14

HAK ANGGOTA

1. Setiap Anggota PDS mempunyai hak:

a. Hak bicara;

Page 113: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

b. Hak dipilih dan memilih;

c. Hak membela diri.

2. Pengaturan lebih lanjut tentang hak anggota ditetapkan dalam ART.

Pasal 15

KEWAJIBAN ANGGOTA

Setiap Anggota PDS berkewajiban:

a. Tunduk dan mentaati serta melaksanakan ketentuan- ketentuan dalam

AD/ART, PP;

b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama dan kehormatan PDS;

c. Melaksanakan program PDS dengan aktif dan---- bertanggung jawab.

Pasal 16

SANKSI DAN BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

1. Sanksi tindakan disiplin yang dikenakan kepada anggota, karena telah

melanggar ketentuan- AD/ART, PP serta aturan partai lainnya;

2. Sanksi yang akan diberikan dalam bentuk:

a. Peringatan lisan;

b. Peringatan tertulis;

c. Pembebasan tugas sementara;

Page 114: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d. Pemecatan;

e. Pencabutan Keanggotaan.

Pasal 17

BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

Keanggotan PDS berakhir:

a. Meninggal Dunia;

b. Mengundurkan diri;

c. Dicabut Keanggotaan;

d. Bubarnya Partai;

e. Dipidana karena tindakan kriminal yang merugikan citra Partai dengan

hukuman kurungan lebih dari 1 (satu) tahun;

f. Menderita kelainan jiwa permanen;

g. Menjadi anggota partai politik diluar PDS

Pasal 18

KADER

1. Kader adalah Anggota PDS yang merupakan Tenaga Inti Partai;

2. Tenaga Inti Partai adalah:

a.Pengurus PDS disemua tingkatan, Anggota Legislatif PDS disemua tingkatan;

b.Anggota PDS yang telah mengikuti jenjang Pembinaan Kader PDS dan

Page 115: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

memenuhi kriteria-kriteria yang diatur lebih lanjut dalam ART dan atau PP (PP);

c.Pengurus Organisasi sayap PDS.

BAB VII

Pasal 19

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi PDS terdiri dari:

aDitingkat Pusat disebut Dewan Pimpinan Pusat PDS disingkat DPP-PDS;

b.Ditingkat Provinsi disebut Dewan Pimpinan Wilayah PDS disingkat DPW-PDS;

c.Ditingkat Kabupaten/Kota disebut Dewan Pimpinan Cabang PDS disingkat

DPC-PDS;

d.Ditingkat Kecamatan disebut Dewan Pimpinan Ranting PDS disingkat DPRan-

PDS;

e.Ditingkat Desa/Kelurahan disebut Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan PDS

disingkat DPDes/DPKel-PDS;--

f. Ditingkat Unit (Tempat Pemungutan Suara/TPS) disebut Dewan Pimpinan Unit

PDS disingkat DPUnit;

g.Di Luar Negeri atau cabang-cabang khusus di dalam Negeri disebut Dewan

Pimpinan Komisariat disingkat DPKom.

Page 116: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 20

DEWAN PIMPINAN PUSAT

1.DPP merupakan Badan Eksekutif Tertinggi Partai di Tingkat Nasional, dipimpin

oleh DPP secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik

Indonesia.

2. DPP berwewenang:

a. Menentukan segala kebijakan Partai tingkat- nasional sesuai dengan AD/ART,

Keputusan- MUNAS/MUNASLUB, Keputusan Rapat Tingkat Nasional serta PP

PDS;

b. Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta,

Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik lainnya atas dasar saling

menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

c. Bertindak keluar untuk dan atas nama Partai secara Nasional bahkan meliputi

lingkup Internasional;

d. Mengesahkan dan membuat Surat Keputusan (SK) Susunan Pengurus di tingkat

Wilayah dan Cabang di seluruh Indonesia. Khusus untuk Surat Keputusan cabang

dibuat setelah mendapat rekomendasi dari pimpinan DPW masing-masing;

e. Mengambil keputusan akhir yang mengikat pada setiap sengketa yang timbul di

dalam tubuh Partai atau bilamana terjadi keadaan darurat yang mendesak dan

memerlukan penanganan segera;

f.Mengambil keputusan akhir dan mengikatdalam menegakkan sanksi atas

Page 117: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

pelanggaran yang dilakukan Anggota Partai.

3.DPP berkewajiban:

a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan AD/ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional serta PP;

b. Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada

Musyawarah Nasional/MUNAS.

Pasal 21

DEWAN PIMPINAN WILAYAH

1.DPW merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat Provinsi, dipimpin oleh

DPW secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Provinsi.

2.DPW berwenang:

a. Menentukan kebijakan Partai tingkat provinsi sesuai dengan AD/ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional maupun tingkat provinsi

serta PP PDS;

b. Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta,

Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik di dalam wilayah kerjanya atas

dasar saling menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan-

perundang undangan yang berlaku;

c. Mengesahkan Susunan DPC setelah melalui- mekanisme Partai dan

merekomendasikannya ke DPP untuk dibuat Surat Keputusan;

Page 118: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d. Mengesahkan dan membuat SK Susunan Kepengurusan DPRan dan

DEPDes/DEPKel setelah mendapat rekomendasi dari DPC yang membawahinya.

3. DPW berkewajiban:

a.Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan AD/ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional maupun Provinsi serta PP;

b.Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada

Musyawarah Wilayah/MUSWIL.

Pasal 22

DEWAN PIMPINAN CABANG

1.DPC merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat Kabupaten/Kota,

dipimpin oleh DPC secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/

Kota.

2.DPC berwenang:

a.Menentukan kebijakan Partai tingkat kabupaten/kota sesuai dengan AD/ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional, tingkat provinsi maupun

tingkat Kabupaten/ Kota serta PP;

b.Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta,

Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik di dalam wilayah kerjanya atas

dasar saling menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan-

perundang undangan yang berlaku;

Page 119: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c.Mengesahkan dan membuat SK Kepengurusan DPKom;

d.Mengesahkan Susunan DPRan dan DPDes/DPKel setelah melalui mekanisme

Partai dan merekomendasikannya ke DPW untuk dibuat SK.

3.DPC berkewajiban:

a.Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan AD/ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi maupun

Tingkat Kabupaten/Kota serta PP;

b.Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada

Musyawarah Cabang/MUSCAB.

Pasal 23

DEWAN PIMPINAN RANTING

1.DPRan merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat Kecamatan, dipimpin

oleh DPRan secara kolektif yang berkedudukan di Ibukota Kecamatan.

2.DPRan berwenang:

a.Menentukan kebijakan Partai tingkat kecamatan sesuai dengan AD/ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat

kabupaten/kota maupun tingkat kecamatan serta PP;------------

Page 120: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

b.Menjalankan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah, Swasta,

Lembaga Kemasyarakatan maupun Partai Politik di dalam wilayah kerjanya atas

dasar saling menguntungkan dan kesetaraan yang sesuai dengan peraturan

perundang undangan yang berlaku;

c.Mengesahkan Susunan DPUnit dan mengajukan rekomendasi kepada DPC

untuk dibuat SK.

3.DPRan berkewajiban:

3.1.Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan AD/ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat

Kabupaten/Kota maupun Tingkat Kecamatan serta PP;

3.2.Memberikan pertanggungjawaban Politik, Kinerja dan Keuangan pada

Musyawarah Ranting/MUSRan.

Pasal 24

DEWAN PIMPINAN DESA/KELURAHAN

1.DPDes/Kel merupakan Badan Eksekutif Tertinggi di tingkat Desa/Kelurahan,

dipimpin oleh DPDes/Kel secara kolektif yang berkedudukan di Desa/Kelurahan.

2.DPDes/Kel berwenang:

Menentukan kebijakan Partai tingkat desa/kelurahan sesuai dengan AD, ART,

Keputusan Musyawarah dan Rapat baik tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat

Page 121: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

kabupaten/kota, tingkat kecamatan maupun tingkat desa/kelurahan serta PP;

3.Mengarahkan DPUnit yang bertugas untuk sosialisasi Partai dan mengawasi

kotak suara, Pemilu/Pilkada.

Pasal 25

KOMISARIAT LUAR NEGERI

1.PDS dapat membentuk perwakilan di luar negeri dengan sebutan Komisariat;

2.Dewan Komisariat/luar negeri berwenang menunjuk dan mengarahkan DPUnit

Luar Negeri (nama province/kota) yang bertugas untuk sosialisasi Partai dan

mengawasi suara pemilih luar negeri.

Pasal 26

Uraian Tugas dari masing-masing Struktur Organisasi sebagaimana dimaksud

pada Pasal 19, 20, 21, 22, 23, 24, & 25 disesuaikan dengan program partai yang

ditetapkan dalam Musyawarah masing-masing tingkatan.

BAB VIII

Page 122: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 27

DEWAN PERTIMBANGAN PUSAT

1.Dewan Pertimbangan Pusat Partai, disingkat DEPERPU, terdiri dari para pendiri

dan tokoh-tokoh di tingkat pusat maupun daerah;

2.DEPERPU bersidang hanya jika ada suatu kejadian dan atau peristiwa serta hal-

hal darurat lainnya yang harus segera di ambil semata-mata untuk menyelamatkan

Partai;

3.Komposisi Personalia DEPERPU terdiri dari pendiri partai dan tokoh-tokoh

yang dianggap layak oleh DPP;

4.Hak, kewajiban dan tanggung jawab DEPERPU diatur lebih lanjut dalam ART.

BAB IX

Pasal 28

DEWAN KEHORMATAN

1.Dewan Kehormatan adalah kader partai dan mempunyai kualifikasi sebagai

pakar, berwawasan luas dan memiliki pengalaman di bidang hukum, serta paham

akan isi dan makna AD/ART PDS;

2.Dewan Kehormatan dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan Norma Partai oleh

Anggota, Pengurus dan Pejabat Publik Partai;

3.Memberikan rekomendasi kepada Ketua Dewan Pimpinan sesuai tingkatan

Page 123: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

untuk diambil tindakan berkenaan dengan pelanggaran yang terjadi terhadap

Norma Partai.

4.Ketua dan Anggota Dewan Kehormatan dari semua tingkatan diangkat dan

disahkan melalui SK DPP PDS berdasarkan usulan Dewan Pimpinan Partai

tingkatan masing-masing;

5.Jumlah Anggota Dewan Kehormatan untuk DPP sebanyak 5 (lima) orang, DPW

sebanyak 3 (tiga) orang dan DPC sebanyak 3 (tiga) orang;

6.Ketentuan dan peraturan lebih lanjut menyangkut Dewan Kehormatan diatur

dan ditetapkan dalam PP.

BAB X

Pasal 29

DEWAN PENASEHAT

1.Dewan Penasehat PDS adalah para pakar/orang yang disegani, berwawasan

luas, berprestasi dan memiliki reputasi yang baik, serta paham akan isi dan makna

AD/ART PDS;

2.PDS memiliki Dewan Penasehat pada setiap tingkatan Partai, namun tidak

memiliki hubungan struktural atau hirarki dengan Dewan Penasehat pada

tingkatan di atas maupun di bawahnya;

3.Dewan Penasehat pada setiap tingkatan memiliki fungsi dan kewenangan hanya

untuk memberikan saran dan nasihat, baik diminta maupun tidak diminta kepada

Page 124: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Dewan Pimpinan Partai pada tingkatannya;

4.Ketentuan dan pengaturan lebih lanjut menyangkut Dewan Penasehat diatur dan

ditetapkan dalam ART.

BAB XI

LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN (MUSYAWARAH DAN

RAPAT)

Pasal 30

LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TINGKAT NASIONAL

1.Lembaga-lembaga Pengambilan Keputusan Tingkat Nasional terdiri atas:

a.Musyawarah Nasional/MUNAS;

b.Musyawarah Nasional Luar Biasa/MUNASLUB;--

c.Rapat Pimpinan Nasional/RAPIMNAS;

d.Rapat Kerja Nasional/RAKERNAS.

a. MUNAS:

1). MUNAS merupakan lembaga pemegang kekuasaan tertinggi dalam Partai

yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

Page 125: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2). MUNAS berwenang:

a). Menetapkan dan atau mengubah AD dan ART;

b). Menetapkan Garis Besar Program Partai;

c). Menilai Laporan Pertanggungjawaban DPP;

d). Memilih dan menetapkan Ketua Umum;

e). Menetapkan DPP;

f). Menetapkan Waktu dan Tempat MUNAS berikutnya;

g). Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.

b. MUNASLUB:

1) MUNASLUB adalah Musyawarah Nasional yang diselenggarakan dalam

keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan dan atau persetujuan sekurang-

kurangnya 9/10 (sembilan persepuluh) DPW, disebabkan:

a). Partai dalam keadaan terancam atau menghadapi hal ihwal kegentingan yang

memaksa;

b). DPP melanggar AD/ART atau DPP tidak dapat melaksanakan amanat

MUNAS sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;

c). Lowongnya Kepemimpinan.

2) MUNASLUB diselenggarakan oleh DPP;

3) MUNASLUB mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan

MUNAS;

Page 126: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

4) DPP wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya MUNASLUB

tersebut.

c. RAPIMNAS:

1) RAPIMNAS adalah rapat pengambilan keputusan tertinggi di bawah MUNAS;

2) RAPIMNAS diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun

oleh DPP.

d. RAKERNAS:

1) RAKERNAS adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi

program kerja hasil MUNAS;

2) RAKERNAS dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode kepengurusan.

2. Rapat Kordinasi Nasional adalah Rapat Koordinasi antar bidang-bidang untuk

mensukseskan pelaksanaan program antar bidang.

Pasal 31

LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TINGKAT PROVINSI

Lembaga-lembaga Pengambilan Keputusan Tingkat Provinsi terdiri atas:

a.Musyawarah Wilayah/MUSWIL

Page 127: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

b.Musyawarah Wilayah Luar Biasa/MUSWILUB;

c.Rapat Pimpinan Wilayah/RAPIMWIL;

d.Rapat Kerja Wilayah/RAKERWIL.

a. MUSWIL:

1). MUSWIL merupakan pemegang kekuasaan Partai di tingkat provinsi yang

diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

2). MUSWIL berwenang:

a). Menetapkan Pokok-pokok dan Kebijakan Program di tingkat provinsi;

b). Menilai Laporan Pertanggung jawaban DPW;

c). Memilih dan menetapkan Ketua;

d). Menetapkan DPW;

e). Menetapkan Waktu dan Tempat Muswil berikutnya;

f). Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.

b. MUSWILUB:

1). MUSWILUB adalah MUSWIL yang diselenggarakan dalam keadaan luar

biasa, diadakan atas permintaan dan atau persetujuan sekurang-kurangnya 2/3

(duapertiga) DPC dan disetujui DPP, disebabkan:

a). Kepemimpinan DPW dalam keadaan kosong atau terlibat sebagai terdakwa

dipengadilan yang bersifat melanggar aturan partai;

b). DPW melanggar AD/ART; atau DPW tidak dapat melaksanakan amanat

MUSWIL sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;

Page 128: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2). MUSWILUB diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat;

3). MUSWILUB mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan

Musyawarah Wilayah;

4). DPW wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya MUSWILUB

tersebut.

c. RAPIMWIL

1). RAPIMWIL adalah rapat pengambilan keputusan di bawah MUSWIL;

2). RAPIMWIL berwenang mengambil keputusan keputusan selain yang menjadi

wewenang MUSWIL;

3). RAPIMWIL diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh

DPW.

d. RAKERWIL:

1). RAKERWIL adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi

program kerja hasil MUSWIL;

2). RAKERWIL dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode kepengurusan.

Page 129: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 32

LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINGKAT

KABUPATEN/KOTA

Lembaga-lembaga Pengambilan Keputusan Tingkat Kabupaten/Kota terdiri atas:

a. Musyawarah Cabang/MUSCAB;

b. Musyawarah Cabang Luar Biasa/MUSCABLUB;

c. Rapat Pimpinan Cabang/RAPIMCAB;

d. Rapat Kerja Cabang/RAKERCAB.

a. MUSCAB:

1). MUSCAB merupakan pemegangkekuasaan Partai di tingkat Kabupaten/Kota

yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

2). MUSCAB berwenang:

a). Menetapkan Pokok-pokok dan Kebijakan Program di tingkat kabupaten/kota;

b). Menilai Laporan Pertanggungjawaban DPC;

c). Memilih dan menetapkan Ketua;

d). Menetapkan DPC;

e). Menetapkan Waktu dan Tempat Muscab berikutnya;

f). Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.

b. MUSCABLUB:

1) MUSCABLUB adalah MUSCAB yang diselenggarakan dalam keadaan luar

Page 130: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

biasa, diadakan atas permintaan dan atau persetujuan sekurang kurangnya 2/3

DPRan dan disetujui serta diselenggarakan oleh DPW, disebabkan:

a). Ketua DPC dalam keadaan lowong atau terlibat sebagai terpidana di

pengadilan yang bersifat melanggar aturan partai atau;

b). DPC melanggar AD/ART; atau DPC tidak dapat melaksanakan amanat

MUSCAB sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;

2) MUSCABLUB diselenggarakan oleh DPW;

3). MUSCABLUB mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan

MUSCAB;

4). DPC wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya

MUSCABLUB tersebut.

c. RAPIMCAB:

1). RAPIMCAB adalah rapat pengambilan keputusan di bawah MUSCAB;

2). RAPIMCAB berwenang mengambil keputusan keputusan selain yang menjadi

wewenang MUSCAB;

3). RAPIMCAB diselenggarakan sekurang kurangnya sekali dalam setahun oleh

DPC.

Page 131: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d. RAKERCAB:

1). RAKERCAB adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan

mengevaluasi program kerja hasil MUSCAB;

2). RAKERCAB dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode

kepengurusan.

Pasal 33

LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TINGKAT KECAMATAN

Lembaga-lembaga Pengambilan Keputusan Tingkat Kecamatan terdiri atas:

a. Musyawarah Ranting/MUSRAN;

b. Musyawarah Ranting Luar Biasa/MUSRanLUB;

c. Rapat Pimpinan Ranting/RAPIMRan;

a. MUSRan:

1). MUSRan merupakan pemegang kekuasaan Partai di tingkat Kecamatan yang

diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun

Page 132: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2). MUSRan berwenang:

a). Menetapkan Pokok-pokok dan Kebijakan Program di tingkat kecamatan;

b). Menilai Laporan Pertanggungjawaban DPRan;

c). Memilih dan menetapkan Ketua;

d). Menetapkan DPRan;

e). Menetapkan Waktu dan Tempat MusRan berikutnya;

f). Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.

b. MUSRanLUB:

1). MUSRanLUB adalah MUSRan yang diselenggarakan dalam keadaan luar

biasa, diadakan atas permintaan dan atau persetujuan sekurang-kurangnya 2/3

(duapertiga) DPDes/Kel dan disetujui DPC, disebabkan:

a). Kepemimpinan DPRan dalam keadaan terancam;

b). DPRan melanggar AD/ART atau DPRan tidak dapat melaksanakan amanat

MUSRan sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;

2). MUSRanLUB diselenggarakan oleh DPC;

3). MUSRanLUB mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan

MUSRan;

4). DPRan wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya

MUSRanLUB tersebut.

Page 133: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c. RAPIMRan:

1) RAPIMRan adalah rapat pengambilan keputusan di bawah MUSRan;

2). RAPIMRan berwenang mengambil keputusan keputusan selain yang menjadi

wewenang MUSRan;

3). RAPIMRan diselenggarakan sekurang kurangnya sekali dalam setahun oleh

DPRan

Pasal 34

LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINGKAT

DESA/KELURAHAN

Lembaga-lembaga Pengambilan Keputusan Tingkat Desa/Kelurahan terdiri atas:

a. Musyawarah Desa/Kelurahan (MUSDes/Kel);

b. Musyawarah Desa Luar Biasa (MUSDes/KelLUB);

c. Rapat Pimpinan Desa/Kelurahan (RAPIMDes/Kel)

a. MUSDes/Kel:

MUSDes/Kel merupakan pemegang kekuasaan Partai di tingkat Desa/Kelurahan

yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun;

1). MUSDes/Kel berwenang:

a). Menetapkan Pokok-pokok dan Kebijakan Program di tingkat Desa/Kelurahan;

b). Menilai Laporan Pertanggungjawaban DPDes/Kel;

Page 134: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c). Memilih dan menetapkan Ketua;

d). Menetapkan DPDes/Kel;

e). Menetapkan Waktu dan Tempat Musdes/Muskel berikutnya;

f). Menetapkan keputusan - keputusan lainnya.

b. MUSDes/KelLUB:

1). MUSDes/KelLUB adalah MUSDel yang diselenggarakan dalam keadaan luar

biasa, diadakan atas permintaan Anggota, disebabkan Ketua DPDes/Kel lowong

2). MUSDes/KelLUB diselenggarakan oleh DPC;

3). MUSDes/KelLUB mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan

MUSDes/Kel;

4). DPRan wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya

MUSDes/KelLUB tersebut.

c. RAPIMDes/Kel:

1). RAPIMDes/Kel adalah rapat pengambilan keputusan di bawah MUSDel/Kel;

2). RAPIMDes/Kel berwenang mengambil keputusan-keputusan selain yang

menjadi wewenang MUSDes/Kel;

3). RAPIMDes/Kel diselenggarakan sekurang kurangnya sekali dalam setahun

Page 135: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

oleh DPDes/Kel.

Pasal 35

Peserta Musyawarah dan Rapat Partai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, 31,

32, 33 dan Pasal 34 diatur lebih lanjut dalam ART.

BAB XII

Pasal 36

KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.Musyawarah dan Rapat-Rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, 31, 32,

33, dan Pasal 34 adalah sah apabila dihadiri sekurang kurangnya ½ (setengah)

ditambah 1 (satu) jumlah peserta;

2.Pengambilan Keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk

mufakat dan apabila tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil berdasarkan

suara terbanyak, dengan ketentuan hasil pemungutan suara (voting) adalah sah

apabila jumlah suara sah yang dihasilkannya mencapai lebih dari ½ (setengah)

ditambah 1 (satu) dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah;

3.Khusus tentang perubahan AD:

Page 136: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

a.Sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah peserta MUNAS harus hadir;

b.Keputusan adalah sah apabila diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya

2/3 (duapertiga) dari jumlah peserta yang hadir.

4.Apabila suatu Penyelenggaraan Musyawarah/ Rapat tidak memenuhi kuorum,

maka penanggungjawab Musyawarah/Rapat harus menunda Musyawarah/Rapat

tersebut dan mempersiapkan Penyelenggaraan Musyawarah/Rapat berikutnya

secepat-cepatnya 24 (duapuluh empat) jam dan selambat-lambatnya 30

(tigapuluh) hari kalender terhitung sejak Musyawarah/Rapat yang gagal

memenuhi kuorum, yang selanjutnya dapat mengambil keputusan yang sah tanpa

memperhatikan kuorum.

BAB XIII

PERBENDAHARAAN

Pasal 37

KEUANGAN

Keuangan PDS diperoleh dari:

a.Iuran Anggota;

b.Sumbangan tetap atau tidak tetap dari Anggota;

c.Hibah atau hibah wasiat dari Anggota;

d.Dana Pembinaan dari Pemerintah atau Pihak lain yang tidak mengikat dan

Page 137: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

sesuai Undang undang yang berlaku yang penerimaannya dilakukan oleh

Pimpinan DPP, DPW, DPC sesuai tingkatannya;

e.Dana yang diperoleh dari usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan

dengan hukum, moral, agama atau ketentuan organisasi, yang

dipertanggungjawabkan dan diterima langsung oleh dewan pimpinan partai yang

bersangkutan/ koordinator yang ditunjuk oleh Dewan Pimpinan Partai yang

bersangkutan;

f.Kontribusi wajib anggota legislatif di semua tingkatan kepada Partai.

Pasal 38

KEKAYAAN

1.Kekayaan PDS meliputi benda bergerak maupun tidak bergerak yang dimiliki

atau diperoleh secara sah menurut hukum, moral, agama atau menurut ketentuan

Partai;

2.Segala kekayaan Partai harus dicatat dan atau dibukukan serta harus jelas asal-

usulnya.

3.Keuangan Partai di audit oleh akuntan Publik.

Pasal 39

SATUAN PENGAWASAN INTERNAL

Memeriksa pengelolaan Partai secara berkala dengan melakukan audit manajemen

internal partai yang hasilnya disampaikan dalam Rapat Pleno pada semua

Page 138: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

tingkatan.

BAB XIV

Pasal 40

DEWAN, BADAN DAN LEMBAGA

Pembentukan Dewan, Badan dan Lembaga-lembaga lainnya yang dibutuhkan

oleh Partai pada semua tingkatan di atur dalam ART.

Pasal 41

ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. Segala hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam AD, diatur lebih lanjut

dalam ART;

2. ART tidak dapat melanggar atau bertentangan dengan AD;

3. Penjabaran ART dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat bila dianggap perlu

dalam PP.

Page 139: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB XV

Pasal 42

PEMBUBARAN PARTAI

1.Keputusan untuk membubarkan Partai ini dapat dilakukan oleh

MUNAS/MUNASLUB yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut dan

harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 9/10 (sembilan per sepuluh) dari jumlah

peserta MUNAS/MUNASLUB;

2.MUNAS/MUNASLUB yang dimaksud pada ayat 1 (satu) tersebut di atas,

dihadiri oleh sekurang kurangnya 9/10 (sembilan persepuluh) dari utusan DPP dan

DPW yang memiliki hak suara;

3.Keputusan untuk membubarkan Partai ini dapat diambil atas usul DPP Partai,

apabila ternyata Partai ini tidak mempunyai kekuatan hidup lagi atau apabila

pada semua tingkatan Dewan Pimpinan jumlah pengurusnya kurang dari 1/10

(sepersepuluh) dari jumlah yang dibutuhkan;

4.Apabila Partai ini dibubarkan, maka setelah menyelesaikan segala hutang-

piutang dan kewajiban lainnya, maka kekayaan Partai baik benda bergerak

maupun tidak bergerak, diserahkan kepada Partai atau Dewan tertentu yang

sejenis atau sehaluan atau kepada panti sosial tertentu seperti panti asuhan anak

yatim, panti jompo, tempat ibadah atau lembaga amal kebajikan berdasarkan

keputusan MUNAS/MUNASLUB.

Page 140: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB XVI

Pasal 43

P E N U T U P

1.AD ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

2.Dengan berlakunya AD ini maka AD yang lama dinyatakan tidak berlaku lagi.

3.Dengan berlakunya AD ini maka penamaan Dewan, Badan dan Lembaga Partai

yang ada harus disesuaikan dengan penamaan yang ditetapkan dalam AD ini.

Ditetapkan : di Jakarta

Hari/Tgl : Rabu, 18 April 2007

Disusun dan ditetapkan oleh Team Ad Hoc berdasarkan Keputusan MUNASLUB

No.002/MUNASLUB/PDS/IV/2007 tanggal 11 April 2007.

http://partaidamaisejahtera.org//content/view/76/32/

September 29, 2010

Page 141: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Lampiran 4

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PARTAI DAMAI SEJAHTERA

BAB I

IDENTIFIKASI DAN WILAYAH PARTAI

Pasal 1

IDENTIFIKASI

Partai Damai Sejahtera didirikan dengan Akte Nomor 1 tanggal 1 Oktober 2001,

dibuat dihadapan Elisa Asmawel, SH, Notaris di Jakarta, terdaftar di Departemen

Kehakiman dan Hak Azasi Manusia dengan Nomor Registrasi 2001-10-0161,

Pengumuman No.M.Um.06.08.179 tanggal 5 Nopember 2001, Berita Negara

Nomor 93 tahun 2001, halaman 1662, serta Keputusan Menteri Kehakiman dan

Hak Azasi Manusia RI No: M-12.06.08 Tahun 2003 dan Keputusan Komisi

Pemilihan Umum No: 678 Tahun 2003 Tentang Penetapan Partai Politik sebagai

Peserta Pemilihan Umum Tahun 2004, Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor: M-11.UM.06.08 Tahun 2006 tanggal 4

Agustus 2006.

Pasal 2

WILAYAH PARTAI

Partai Damai Sejahtera (PDS) adalah Partai yang wilayahnya meliputi seluruh

Page 142: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbagi atas:

a.Wilayah Partai adalah Kesatuan Partai yang meliputi keanggotaan Partai di

seluruh Wilayah Provinsi;

b.Cabang Partai adalah Kesatuan Partai yang meliputi keanggotaan Partai di

seluruh Wilayah Kabupaten/Kota;

c. Ranting Partai adalah Kesatuan Partai yang meliputi keanggotaan Partai di

seluruh Wilayah Kecamatan;

d.Desa/Kelurahan Partai adalah Kesatuan Partai yang meliputi keanggotaan Partai

di seluruh Wilayah Desa/Kelurahan;

e.Komisariat Partai adalah Kesatuan Partai yang meliputi keanggotaan Partai di

lingkungan tertentu di Luar Negeri.

BAB II

LAMBANG DAN MARS PDS

Pasal 3

LAMBANG DAN MARS

1.Lambang PDS terinspirasi dari Sila Ke-Tuhanan-- Yang Maha Esa dan Keadilan

Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia dalam Pancasila yang terdiri dari:

a.Alkitab, melambangkan bahwa Partai ini berlandaskan Kasih;

b.Salib, melambangkan pengorbanan, sebagai wujud perdamaian dengan Tuhan

dan sesama;

Page 143: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c.Burung Merpati, melambangkan ketulusan dalam perjuangan;

d.Padi dan Kapas, melambangkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa

Indonesia.

2.Bendera PDS:

a.Dibuat dari kain dengan warna dasar ungu;

b.Berbentuk empat persegi panjang;

c.Menggambarkan Lambang Partai;

d.Digunakan dalam upacara resmi baik yang bersifat umum maupun yang bersifat

khusus Partai bersama-sama dengan Bendera Merah Putih;

3.Mars PDS adalah Damai Negeriku Sejahtera Bangsaku Indonesia

Kebangsaanku.

BAB III

K E A N G G O T A A N

Pasal 4

SYARAT KEANGGOTAAN

Persyaratan untuk dapat menjadi Anggota PDS adalah:

a.Warga Negara Republik Indonesia;

b.Berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau telah menikah;

Page 144: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c.Menerima dan menghayati Norma Kepartaian, bersedia mematuhi AD, ART dan

PP lainnya;

d.Bersedia menyatakan diri menjadi Anggota;

e.Tidak menjadi anggota partai lain.

Pasal 5

PENERIMAAN KEANGGOTAAN

1.Untuk menjadi anggota PDS, harus mendaftarkan diri secara tertulis kepada:

a.Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Ibukota Kabupaten/Kota atau;

b.Dewan Pimpinan Ranting (DPRan) di Ibukota Kecamatan atau;

c. Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan (DPDes/Kel) di daerah Desa/Kelurahan.

2.Pendaftaran dan penerimaan anggota Partai yang berada di luar negeri dilakukan

oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui

Perwakilan PDS yang terdapat di luar negeri;

3.Penerbitan Kartu Tanda Anggota (KTA) dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat

(DPP) atau DPW.

Pasal 6

ANGGOTA LUAR BIASA

1.Anggota Luar Biasa adalah Warga Negara Asing dewasa yang berdiam di

Page 145: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Indonesia atau Warga Negara Republik Indonesia yang tidak memenuhi syarat

sebagai anggota biasa tetapi menaruh minat pada Visi dan Misi serta Platform

PDS;

2.Anggota Luar Biasa dapat diusulkan oleh DPW atau DPC untuk kemudian

ditetapkan oleh DPP PDS.

Pasal 7

ANGGOTA KEHORMATAN

1.Anggota Kehormatan adalah Warga Negara Asing dewasa yang berdiam di luar

negeri dan menaruh minat pada Visi dan Misi Partai atau Warga Negara Republik

Indonesia yang tidak memenuhi syarat sebagai anggota biasa maupun anggota

luar biasa namun dibutuhkan oleh Partai;

2.Anggota Kehormatan dapat diusulkan oleh Komisariat PDS di luar negeri untuk

kemudian ditetapkan oleh DPP PDS.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 8

Page 146: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

HAK ANGGOTA

Setiap Anggota berhak:

a.Memperoleh perlakuan yang sama;

b.Mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan;

c. Memilih dan dipilih;

d.Memperoleh perlindungan dan pembelaan;

e.Memperoleh penghargaan.

Pasal 9

KEWAJIBAN ANGGOTA

Setiap Anggota berkewajiban:

a.Menghayati dan mengamalkan Norma PDS;

b.Mematuhi dan melaksanakan AD dan ART;

c.Mematuhi dan melaksanakan Keputusan Musyawarah Nasional dan ketentuan

Partai lainnya;

d.Mengamankan dan memperjuangkan Kebijakan dan kepentingan Partai;

e.Membela Partai dari setiap usaha dan tindakan yang merugikan Partai;

f.Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program Partai;

g.Membayar Iuran Anggota.

BAB V

Page 147: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Pasal 10

1.Anggota berhenti karena:

a.Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis;

b.Diberhentikan;

c.Meninggal dunia.

2.Anggota diberhentikan karena:

a.Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota;

b.Menjadi Anggota partai politik lain;

c.Melanggar AD, ART dan atau Keputusan MUNAS dan atau Keputusan

RAPIMNAS atau PP;

d.Melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan keputusan atau

kebijakan Partai dan Norma Partai;

e.Membuka atau membocorkan rahasia Partai.

3. Ketentuan pemberhentian dan pembelaan diri anggota diatur dalam PP.

BAB VI

K A D E R

Pasal 11

Page 148: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

1.Kader Partai disaring berdasarkan kriteria:

a.Mental ideologi;

b.Penghayatan terhadap Visi dan Misi Partai;

c.Prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas dan tidak tercela;

d.Kepemimpinan;

e.Militansi dan mandiri.

2. Ketentuan lebih lanjut tentang Kader diatur dalam PP

BAB VII

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN

Pasal 12

STRUKTUR ORGANISASI DPP

1.Struktur Organisasi DPP PDS terdiri atas:

a.Ketua Umum;

b.Wakil Ketua Umum;

c.Ketua-ketua dan Ketua-ketua Badan;

d.Sekretaris Jenderal;

e.Wakil-wakil Sekretaris Jenderal;

f.Bendahara Umum;

g.Wakil-wakil Bendahara;

Page 149: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

h.Ketua-ketua Departemen.

2.Badan Pengurus Harian (BPH) terdiri dari:

a.Ketua Umum;

b.Wakil Ketua Umum;

c.Ketua-ketua dan Ketua-ketua Badan;

d.Sekretaris Jenderal;

e.Wakil-wakil Sekretaris Jenderal;

f.Bendahara Umum;

g.Wakil-wakil Bendahara.

3.Badan Pengurus Pleno adalah BPH ditambah dengan Departemen dan Anggota

DPR-RI PDS.

Pasal 13

STRUKTUR ORGANISASI DPW

1.Struktur Organisasi DPW terdiri atas:

a.Ketua;

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara;

Page 150: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

g.Biro.

2.Badan Pengurus Harian (BPH) terdiri atas:

a.Ketua;

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara.

3.Badan Pengurus Pleno adalah BPH dan Biro.

Pasal 14

STRUKTUR ORGANISASI DPC

1.Struktur Organisasi DPC Kabupaten/Kota terdiri atas:

a.Ketua;

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara;

g.Bagian.

Page 151: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2.Badan Pengurus Harian terdiri atas:

a.Ketua;

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara.

3. Badan Pengurus Pleno adalah BPH dan Bagian.

Pasal 15

STRUKTUR ORGANISASI DPRan

1.Struktur Organisasi DPRan/ Kecamatan terdiri atas:

a.Ketua;

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara;

g.Seksi.

2.Badan Pengurus Harian terdiri atas:

a.Ketua;

Page 152: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara.

3.Badan Pengurus Pleno adalah BPH dan Seksi.

Pasal 16

STRUKTUR ORGANISASI DPDes/Kel

1.Struktur Organisasi DPDes/DPKel terdiri atas:

a.Ketua;

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara;

g.Urusan.

2.Badan Pengurus Harian (BPH) terdiri atas:

a.Ketua;

b.Wakil-wakil Ketua;

c.Sekretaris;

d.Wakil-wakil Sekretaris;

Page 153: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

e.Bendahara;

f.Wakil-wakil Bendahara.

3.Badan Pengurus Pleno adalah BPH dan Urusan.

Pasal 17

1.Komisariat adalah Perwakilan Partai di Luar Negeri dibentuk di satu negara dan

atau gabungan beberapa negara;

2.Struktur Organisasi Komisariat sekurang-kurangnya terdiri atas:

a.Ketua;

b.Sekretaris;

c.Bendahara.

Pasal 18

1.Syarat-syarat menjadi Pengurus Partai adalah:

a.Warga Negara Republik Indonesia berusia minimal 21 (dua puluh satu) tahun;

b.Memiliki KTA yang dikeluarkan oleh DPP atau DPW.

c.Aktif menjadi Anggota sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

d.Mampu secara finansial;

f.Jujur dan tidak merokok di setiap tempat dan kegiatan PDS;

Page 154: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2.Setiap Pengurus Partai dilarang merangkap jabatan dalam kepengurusan Dewan

Pimpinan Partai yang bersifat vertikal (tidak boleh menjadi pengurus di DPP

sekaligus di DPW dan seterusnya atau sebaliknya).

3.Syarat-syarat menjadi Ketua Umum DPP PDS:

a.Aktif atau pernah menjadi Pengurus Partai sekurang kurangnya 2 (dua) tahun;

b.Tidak menjadi Pengurus Partai Politik lain.

4.Syarat-syarat menjadi Ketua DPW, DPC, DPRan, DPDes/Kel:

a.Aktif atau pernah menjadi Pengurus Partai sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;

b.Tidak menjadi Pengurus Partai Politik lain.

5.Syarat-syarat menjadi anggota BPH Dewan Pimpinan Partai:

a.Tidak menjadi Pengurus Partai Politik lain;

b.Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA;

c.Dalam keadaan tertentu, pengecualian terhadap persyaratan 5.b di atas

diputuskan oleh BPH Dewan Pimpinan Partai setingkat di atas;

6. Penyimpangan terhadap ketentuan butir 1 s/d 5 karena kebutuhan Partai,

harus ditetapkan melalui rapat BPH DPP PDS.

BAB VIII

FUNGSI POKOK DEWAN PIMPINAN PARTAI

Page 155: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 19

DEWAN PIMPINAN PUSAT

1.KETUA UMUM

a.Pemegang Amanat kekuasaan eksekutif partai dan bertanggungjawab atas

terlaksananya program partai sesuai ketetapan MUNAS;

b.Menentukan strategi pelaksanaan program politik yang ditetapkan dalam

MUNAS dan RAPIMNAS;

c.Bersama-sama dengan Wakil Ketua Umum dan para Ketua memberikan binaan,

bimbingan dan pengawasan mengenai pelaksanaan program Partai kepada jajaran

Dewan Pimpinan Partai dibawahnya;

d.Bersama-sama dengan Wakil Ketua Umum dan para Ketua memberikan binaan,

bimbingan dan pengawasan kepada anggota Partai yang duduk dalam lembaga

legislatif, lembaga eksekutif dan lembaga-lembaga lainnya di tingkat Nasional;

e.Mempunyai wewenang untuk bertindak keluar untuk dan atas nama Partai;

f.Bertanggung jawab untuk membesarkan Partai dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

g.Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana dan strategi pengembangan

Kader secara Nasional;

h.Bersama-sama dengan Wakil Ketua Umum, para Ketua, Ketua-ketua Badan dan

Ketua-ketua Departemen, menetapkan Isu Nasional dan Daerah dengan mengkaji

dan mempertimbangkan Isu-isu yang diusulkan oleh DPW yang bersangkutan

dalam rangka pemecahan masalah yang berkaitan dengan isu tersebut;

i.Bersama-sama dengan Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara

Page 156: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Umum dan Ketua terkait:

1).Menyusun persyaratan-persyaratan untuk Bakal Calon Legislatif untuk tingkat

Nasional, Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

2).Meneliti dan menetapkan Bakal Calon Legislatif untuk ditetapkan menjadi

Calon Legislatif Definitif dan urutannya disemua tingkatan.

j.Mewakili Partai dalam urusan peradilan partai tingkat pusat dan atau menunjuk

wakilnya.

2.WAKIL KETUA UMUM

a.Membantu Ketua Umum melaksanakan tugasnya;

b.Mewakili Ketua Umum jika berhalangan;

c.Bertugas menjalankan fungsi operasional Partai;

d.Bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

3.KETUA-KETUA

a.Memberi masukan, pendapat kepada Ketua Umum mengenai strategi

pelaksanaan kebijakan politik di tingkat Nasional, berdasarkan keahliannya dan

wilayah binaannya serta Departemen yang dikoordinasikan masing-masing;

b.Memberi masukan dan membantu Ketua Umum dalam mewujudkan rencana

penyelenggaraan kaderisasi untuk berbagai tujuan dalam rangka terwujudnya

pengembangan dan konsolidasi Partai, baik yang diselenggarakan secara Nasional

maupun Regional, Daerah, Kecamatan dan Desa/Kelurahan;

c.Mengkoordinir, memberikan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap

Departemen-departemen dan jajaran Partai dibawahnya yang berada dibawah

Page 157: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

koordinasi dan wilayah masing-masing;

d.Ikut bertanggung jawab untuk membesarkan dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

e.Menangani masalah-masalah yang timbul di DPW dan jajaran Partai

dibawahnya yang berada dibawah binaannya;

f.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

4.SEKRETARIS JENDERAL

a.Ikut menentukan strategi manajemen Partai di tingkat Nasional;

b.Melakukan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap satuan-satuan

pelaksana tugas yang berada dibawahnya dalam DPP agar berfungsi sebagaimana

mestinya;

c.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk melakukan pengaturan,

pembinaan, pengawasan yang bersangkutan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Nasional;

d.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum;

e.Menyelenggarakan Organisasi Partai khusus Kesekretariatan Partai ditingkat

Pusat.

5.WAKIL-WAKIL SEKRETARIS JENDERAL

a.Membantu dan memberikan masukan kepada Sekretaris Jenderal berkenaan

dengan penentuan sistem manajemen Partai di tingkat Nasional sesuai dengan

bidangnya masing masing;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mengatur, membina,

Page 158: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

membimbing dan mengawasi yang berkenaan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Nasional

sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.

6.BENDAHARA UMUM

a.Ikut menentukan strategi dan manajemen di tingkat Nasional khususnya yang

menyangkut bidang keuangan;

b.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mencari dana dalam

rangka pemenuhan kebutuhan Partai di tingkat Nasional dan pengelolaannya

secara berdayaguna;

c.Bertanggungjawab atas pengelolaan sistem pembukuan keuangan Partai;

d.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

7.WAKIL-WAKIL BENDAHARA

a.Membantu dan memberikan masukan dalam menentukan manajemen Partai di

tingkat Nasional sesuai dengan bidangnya- masing-masing;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang dalam pemupukan dana

dalam rangka pemenuhan dana Partai di tingkat Nasional dan mengelolanya

secara berdayaguna sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara Umum.

8.KETUA-KETUA DEPARTEMEN

a.Melakukan analisa dan tanggapan sesuai dengan bidang keahlian masing-

Page 159: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

masing terhadap cara-cara pemerintahan (lembaga legislatif, eksekutif dan

yudikatif) menjalankan tugas masing-masing dalam kehidupan berbangsa,

bernegara dan bermasyarakat dengan menggunakan Pancasila yang menjadi Dasar

Negara baik mengenai kehidupan di bidang Politik, Ekonomi, Pendidikan,

Keagamaan dan sebagainya baik secara Nasional maupun Regional;

b.Memberikan pemikiran-pemikiran tentang cara cara pemecahan masalah yang

merupakan permasalahan bangsa, negara dan masyarakat;

c.Dalam menjalankan tugasnya Ketua-ketua Departemen bertanggung jawab

kepada Ketua Umum melalui Ketua DPP selaku koordinator masing-masing.

Pasal 20

DEWAN PIMPINAN WILAYAH

1.KETUA

a.Pemegang Amanat kekuasaan eksekutif partai di Tingkat Provinsi dan

bertanggungjawab atas terlaksananya programPartai di tingkat DPW;

b.Menentukan strategi pelaksanaan program politik yang ditetapkan dalam

MUNAS, RAPIMNAS, MUSWIL dan RAPIMWIL dengan memperhatikan

kondisi daerah masing-masing;

c.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua memberikan binaan, bimbingan dan

pengawasan mengenai pelaksanaan program Partai kepada jajaran Dewan

Pimpinan Partai dibawahnya;

d.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua memberikan binaan, bimbingan dan

pengawasan kepada anggota Partai yang duduk dalam lembaga legislatif, lembaga

Page 160: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

eksekutif dan lembaga-lembaga lain dalam wilayahnya;

e.Mempunyai wewenang untuk bertindak keluar untuk dan atas nama Partai

dalam wilayahnya;

f.Bertanggung jawab untuk membesarkan Partai dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

g.Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengembangan Kader di wilayahnya

berdasarkan konsep pengkaderan yang ditetapkan oleh DPP;

h.Bersama-sama dengan para Ketua, Ketua-ketua Biro, menentukan sikap

terhadap Isu Daerah melalui pengkajian dan pertimbangan Isu-isu yang diusulkan

oleh DPC yang bersangkutan dalam rangka pemecahan masalah yang berkaitan

dengan isu tersebut;

i.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua dan Sekretaris: meneliti dan

menetapkan Bakal Calon Legislatif untuk ditetapkan menjadi Calon Legislatif

Definitif dan urutannya di tingkat Provinsi, dan diajukan ke DPP untuk ditetapkan

j.Mewakili Partai dalam urusan peradilan Partai di Wilayahnya dan atau

menunjuk wakilnya.

2.WAKIL KETUA

a.Memberi masukan, pendapat kepada Ketua mengenai strategi pelaksanaan

kebijakan politik di tingkat Wilayah, berdasarkan bidangnya;

b.Memberi masukan dan membantu Ketua dalam mewujudkan rencana

penyelenggaraan kaderisasi untuk berbagai tujuan dalam rangka terwujudnya

pengembangan dan konsolidasi Partai, baik yang diselenggarakan secara Nasional

maupun Regional, Daerah, Kecamatan dan Desa/Kelurahan;

Page 161: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c.Mengkoordinir, memberikan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap Biro-

biro di DPW dan jajaran Partai dibawahnya yang berada dibawah koordinasi dan

wilayah masing-masing;

d.Ikut bertanggung jawab untuk membesarkan dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

3.SEKRETARIS

a.Ikut menentukan strategi manajemen Partai di tingkat Wilayah;

b.Melakukan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap satuan-satuan

pelaksana tugas yang berada dibawahnya dalam DPW agar berfungsi

sebagaimana mestinya;

c.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk melakukan pengaturan,

pembinaan, pengawasan yang bersangkutan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Wilayah;

d.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

4.WAKIL SEKRETARIS

a.Membantu Sekretaris berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Kesekretariatan Partai di DPW;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mengatur, membina,

membimbing dan mengawasi yang berkenaan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Wilayah

sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Page 162: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

5.BENDAHARA

a.Ikut menentukan strategi dan manajemen di tingkat Wilayah khususnya yang

menyangkut bidang keuangan;

b.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mencari dana dalam

rangka pemenuhan kebutuhan Partai di tingkat- Wilayah dan pengelolaannya

secara berdayaguna;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

6.WAKIL BENDAHARA

a.Membantu Bendahara dan memberikan masukan dalam manajemen keuangan

Partai;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang dalam pengumpulan dana

dalam rangka pemenuhan dana Partai di tingkat Wilayah dan mengelolanya secara

berdaya guna sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara.

Pasal 21

DEWAN PIMPINAN CABANG

1.KETUA

a.Pemegang Amanat kekuasaan eksekutif partai di Tingkat Kabupaten/Kota dan

bertanggung jawab atas terlaksananya program partai di tingkat DPC atau di

Kabupaten/Kota;

Page 163: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

b.Menentukan strategi pelaksanaan program politik yang ditetapkan dalam

MUNAS, RAPIMNAS, MUSWIL, RAPIMWIL, MUSCAB dan RAPIMCAB

dengan memperhatikan kondisi daerah masing-masing;

c.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua memberikan binaan, bimbingan dan

pengawasan mengenai pelaksanaan program Partai kepada jajaran Dewan

Pimpinan Partai dibawahnya;

d.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua memberikan binaan, bimbingan dan

pengawasan kepada anggota Partai yang duduk dalam lembaga legislatif, lembaga

eksekutif dan lembaga-lembaga lainnya di tingkat Kabupaten/Kota;

e.Mempunyai wewenang untuk bertindak keluar untuk dan atas nama Partai di

daerahnya;

f.Bertanggung jawab untuk membesarkan Partai dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

g.Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengembangan Kader di daerahnya

berdasarkan konsep pengkaderan yang ditetapkan oleh DPP;

h.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua menentukan sikap terhadap Isu Daerah

melalui pengkajian dan pertimbangan Isu-isu yang diusulkan oleh DPRan yang

bersangkutan dalam rangka pemecahan masalah yang berkaitan dengan isu

tersebut;

i.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua dan Sekretaris meneliti dan

menetapkan Bakal Calon Legislatif untuk ditetapkan menjadi Calon Legislatif

Definitif dan urutannya di tingkat Kabupaten/Kota; dengan rekomendasi DPW

ditetapkan oleh DPP;

j.Mewakili Partai dalam urusan Peradilan partai tingkat Kabupaten/Kota.

Page 164: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2.WAKIL KETUA

a.Memberi masukan, pendapat kepada Ketua mengenai strategi pelaksanaan

kebijakan politik di tingkat Cabang, berdasarkan bidangnya;

b.Memberi masukan dan membantu Ketua dalam mewujudkan rencana

penyelenggaraan kaderisasi untuk berbagai tujuan dalam rangka terwujudnya

pengembangan dan konsolidasi Partai, baik yang diselenggarakan secara Nasional

maupun Regional, Daerah, Kecamatan dan Desa/Kelurahan;

c.Mengkoordinir, memberikan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap

Bagian-bagian di DPC dan jajaran Partai dibawahnya yang berada dibawah

koordinasi dan wilayah masing-masing;

d.Ikut bertanggung jawab untuk membesarkan dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

3.SEKRETARIS

a.Ikut menentukan strategi manajemen Partai di tingkat Cabang;

b.Melakukan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap satuan-satuan

pelaksana tugas yang berada dibawahnya dalam DPC agar berfungsi sebagaimana

mestinya;

c.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk melakukan pengaturan,

pembinaan, pengawasan yang bersangkutan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Cabang;

d.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

Page 165: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

4.WAKIL SEKRETARIS

a.Membantu Sekretaris berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Kesekretariatan Partai di DPC;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mengatur, membina,

membimbing dan mengawasi yang berkenaan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Cabang sesuai

dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris.

5.BENDAHARA

a.Ikut menentukan strategi dan manajemen di tingkat Cabang khususnya yang

menyangkut bidang keuangan;

b.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mencari dana dalam

rangka pemenuhan kebutuhan Partai di tingkat Cabang dan pengelolaannya secara

berdayaguna;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

6.WAKIL BENDAHARA

a.Membantu Bendahara dan memberikan masukan dalam manajemen keuangan

Partai;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang dalam pengumpulan dana

dalam rangka pemenuhan dana Partai di tingkat Cabang dan mengelolanya secara

berdayaguna sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara.

Page 166: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 22

DEWAN PIMPINAN RANTING

1.KETUA

a.Pemegang Amanat kekuasaan eksekutif partai di Tingkat Kecamatan;

b.Melaksanakan program politik yang ditetapkan dalam MUNAS, RAPIMNAS,

MUSWIL, RAPIMWIL, MUSCAB, RAPIMCAB, MUSRAN dan RAPIMRAN

dengan memperhatikan kondisi daerah masing-masing;

c.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua memberikan binaan, bimbingan dan

pengawasan mengenai pelaksanaan program Partai kepada jajaran Dewan

Pimpinan Partai dibawahnya;

d.Mempunyai wewenang untuk bertindak keluar untuk dan atas nama Partai di

kecamatannya;

e.Bertanggung jawab untuk membesarkan Partai dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

f.Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengembangan Kader di kecamatannya

berdasarkan konsep pengkaderan yang ditetapkan oleh DPP;

2.WAKIL KETUA

a.Memberi masukan, pendapat kepada Ketua mengenai pelaksanaan kebijakan

politik di tingkat Ranting, berdasarkan bidangnya;

b.Memberi masukan dan membantu Ketua dalam mewujudkan rencana

penyelenggaraan kaderisasi untuk berbagai tujuan dalam rangka terwujudnya

Page 167: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

pengembangan dan konsolidasi Partai, baik yang diselenggarakan secara Nasional

maupun Regional, Daerah Kecamatan dan Desa/Kelurahan;

c.Mengkoordinir, memberikan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap

Seksi-seksi di DPRan dan jajaran Partai dibawahnya yang berada dibawah

koordinasi dan wilayah masing-masing;

d.Ikut bertanggung jawab untuk membesarkan dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

3.SEKRETARIS

a.Membantu Ketua dalam pelaksanaan manajemen Partai di tingkat Ranting;

b.Melakukan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap satuan-satuan

pelaksana tugas yang berada dibawahnya dalam DPRan agar berfungsi

sebagaimana mestinya;

c.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk melakukan pengaturan,

pembinaan, pengawasan yang bersangkutan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Ranting;

d.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

4.WAKIL SEKRETARIS

a.Membantu Sekretaris berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Kesekretariatan Partai di DPRan;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mengatur, membina,

membimbing dan mengawasi yang berkenaan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat Ranting

Page 168: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris.

5.BENDAHARA

a.Ikut menentukan strategi dan manajemen di tingkat Ranting khususnya yang

menyangkut bidang keuangan;

b.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mencari dana dalam

rangka pemenuhan kebutuhan Partai di tingkat Ranting dan pengelolaannya secara

berdayaguna;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

6.WAKIL BENDAHARA

a.Membantu Bendahara dan memberikan masukan dalam manajemen keuangan

Partai;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang dalam pengumpulan dana

dalam rangka pemenuhan dana Partai di tingkat Ranting dan mengelolanya secara

berdayaguna sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara.

Pasal 23

DEWAN PIMPINAN DESA/KELURAHAN

1.KETUA

a.Pemegang Amanat kekuasaan eksekutif partai di Tingkat Desa/Kelurahan dan

Page 169: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

bertanggung jawab atas terlaksananya program partai ditingkat desa/kelurahan;

b.Melaksanakan program politik yang ditetapkan dalam MUNAS, RAPIMNAS,

MUSWIL, RAPIMWIL, MUSCAB, RAPIMCAB, MUSRAN, RAPIMRAN,

MUSDES/KEL dan RAPIMDES/KEL dengan memperhatikan kondisi daerah

masing masing;

c.Bersama-sama dengan para Wakil Ketua memberikan binaan, bimbingan dan

pengawasan mengenai pelaksanaan program Partai kepada jajaran Dewan

Pimpinan Partai dibawahnya;

d.Mempunyai wewenang untuk bertindak keluar untuk dan atas nama Partai;

e.Bertanggung jawab untuk membesarkan Partai dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

f.Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengembangan Kader di wilayahnya

berdasarkan konsep pengkaderan yang ditetapkan oleh DPP;

2.WAKIL KETUA

a.Memberi masukan, pendapat kepada Ketua mengenai pelaksanaan kebijakan

politik di tingkat Desa/Kelurahan berdasarkan bidangnya;

b.Memberi masukan dan membantu Ketua dalam mewujudkan rencana

penyelenggaraan kaderisasi untuk berbagai tujuan dalam rangka terwujudnya

pengembangan dan konsolidasi Partai, baik yang diselenggarakan secara Nasional

maupun Regional, Daerah, Kecamatan dan Desa/Kelurahan;

c.Mengkoordinir, memberikan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap

Urusan-urusan di DPDes/Kel dan jajaran Partai dibawahnya yang berada dibawah

koordinasi dan Desa/Kelurahan masing-masing;

Page 170: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d.Ikut bertanggung jawab untuk membesarkan dan mensukseskan Partai pada

setiap Pemilu;

3.SEKRETARIS

a.Membantu Ketua dalam pelaksanaan manajemen Partai di tingkat

Desa/Kelurahan;

b.Melakukan binaan, bimbingan dan pengawasan terhadap satuan-satuan

pelaksana tugas yang berada dibawahnya dalam DPDes/Kel agar berfungsi

sebagaimana mestinya;

c.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk melakukan pengaturan,

pembinaan, pengawasan yang bersangkutan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat

Desa/Kelurahan;

d.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

4.WAKIL SEKRETARIS

a.Membantu Sekretaris berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Kesekretariatan Partai di DPDes/Kel;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mengatur, membina,

membimbing dan mengawasi yang berkenaan dengan kelancaran fungsi-fungsi

ketatausahaan, administrasi dalam operasionalisasi Partai di tingkat

Desa/Kelurahan sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Page 171: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

5.BENDAHARA

a.Ikut menentukan strategi dan manajemen di tingkat Desa/Kelurahan khususnya

yang menyangkut bidang keuangan;

b.Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk mencari dana dalam

rangka pemenuhan kebutuhan Partai di tingkat Desa/Kelurahan dan

pengelolaannya secara berdayaguna;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

6.WAKIL BENDAHARA

a.Membantu Bendahara dan memberikan masukan dalammanajemen keuangan

Partai;

b.Ikut bertanggung jawab dan mempunyai wewenang dalam pengumpulan dana

dalam rangka pemenuhan dana Partai di tingkat Desa/Kelurahan dan

mengelolanya secara berdayaguna sesuai dengan bidangnya masing-masing;

c.Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara.

Pasal 24

LOWONGAN PENGURUS

1.Lowongan antar waktu Pengurus terjadi karena:

a.Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis;

b.Diberhentikan;

c.Meninggal dunia.

Page 172: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2.Kewenangan pemberhentian Pengurus sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf b

diatur sebagai berikut:

a.Untuk DPP dilakukan oleh Rapat BPH DPP dan dilaporkan kepada

RAPIMNAS;

b.Untuk DPW dilakukan oleh Rapat BPH DPP berdasarkan usul DPW;

c.Untuk DPC dilakukan oleh DPP berdasarkan hasil Rapat BPH DPW atas usul

DPC;

d.Untuk DPRan dilakukan oleh DPW berdasarkan hasil Rapat BPH DPC atas usul

DPRan;

e.Untuk DPDes/Kel dilakukan oleh DPW berdasarkan hasil Rapat BPH DPRan

atas usul DPDes/DPKel dan diketahui oleh DPC.

3.Pemberhentian sebagaimana diatur pada ayat 2 tersebut di atas, harus disertai

rekomendasi dari Dewan Kehormatan.

Pasal 25

Pengisian lowongan antar waktu untuk:

a.Pengurus DPP ditetapkan oleh Rapat BPH DPP dan dilaporkan kepada

RAPIMNAS;

b.Pengurus DPW dilakukan oleh Rapat BPH DPP berdasarkan usul DPW;

c.Pengurus DPC dilakukan oleh Rapat BPH DPP berdasarkan hasil Rapat BPH

DPW atas usul DPC;

d.Pengurus DPRan dilakukan oleh Rapat BPH DPW berdasarkan hasil Rapat BPH

Page 173: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

DPC atas usul DPRan;

e.Pengurus DPDes/Kel dilakukan oleh DPW berdasarkan hasil Rapat BPH DPRan

atas usul DPDes/DPKel dan diketahui oleh DPC.

Pasal 26

Pengurus pengganti antar waktu melanjutkan sisa masa jabatan pengurus yang

digantikannya.

BAB IX

DEWAN PENASEHAT

Pasal 27

1.Dewan Penasehat pada setiap tingkatan berfungsi memberikan nasehat kepada

Dewan Pimpinan pada tingkatannya;

2.Dewan Penasehat memberi pertimbangan atas kebijakan eksternal yang bersifat

strategis, yang akan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Partai sesuai dengan

tingkatannya;

3.Nasehat dan pertimbangan yang disampaikan Dewan Penasehat diperhatikan

sungguh-sungguh oleh Dewan Pimpinan Partai.

4.Ketua dan Anggota Dewan Penasehat ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Partai

sesuai dengan tingkatannya;

5.Ketua Dewan Penasehat dan anggota yang direkomendasi secara tertulis oleh

Page 174: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Ketua Dewan Penasehat berhak menghadiri rapat-rapat yang diselenggarakan oleh

Dewan Pimpinan Partai sesuai tingkatannya.

BAB X

FRAKSI DAN KOMISI

Pasal 28

1.DPP menetapkan komposisi dan personalia Pimpinan Fraksi di MPR-RI dan

DPR-RI.

2.DPP menentukan Pimpinan Fraksi di DPRD tingkat Provinsi atas usul DPW.

3.Penempatan posisi di Komisi, Panitia dan Badan di DPRD tingkat Provinsi

ditetapkan oleh DPW;

4.DPW menentukan Pimpinan Fraksi di DPRD tingkat Kabupaten/Kota atas usul

DPC;

5.Penempatan posisi di Komisi, Panitia dan Badan di DPRD tingkat

Kabupaten/Kota ditetapkan oleh DPC;

6.Ketentuan lebih lanjut tentang Fraksi dan Komisi diatur dalam PP.

BAB XI

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Page 175: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Bagian Kesatu

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT NASIONAL

Pasal 29

MUSYAWARAH NASIONAL

1.Musyawarah Nasional (MUNAS) dihadiri

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.DPP dengan seluruh Pengurus Pleno;

b.DPW;

c.Pimpinan Pusat Organisasi sayap dan Pendiri.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPP mempunyai 5 (lima) hak suara;

b.DPW mempunyai 3 (tiga) hak suara;

c.Organisasi Sayap dan Pendiri secara bersama sama memiliki 1 (satu) hak suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Pusat;

b.Dewan Kehormatan DPP PDS;

c.Deperpu;

Page 176: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d.DPC

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6. Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan MUNAS ditetapkan oleh DPP;

7. Khusus untuk peserta yang mewakili unsur DPW jumlah pesertanya ditetapkan

oleh DPP;

8. Pimpinan Sidang MUNAS dipilih dari dan oleh Peserta;

9. Sebelum Pimpinan Sidang MUNAS terpilih, Pimpinan Sementara adalah

DPP.

Pasal 30

Ketentuan mengenai MUNAS sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 ayat 1

sampai dengan ayat 9 berlaku bagi Musyawarah Nasional Luar Biasa.

Pasal 31

RAPAT PIMPINAN NASIONAL

Page 177: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

1.Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) dihadiri oleh:-

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.DPP;

b.Ketua DPW;

c.Ketua Pimpinan Pusat Organisasi Sayap dan Pendiri.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPP mempunyai 5 (lima) hak suara;

b.DPW mempunyai 1 (satu) hak suara;

c.Organisasi Sayap dan Pendiri secara bersama-sama memiliki 1 (satu) hak suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Ketua Dewan Penasehat Pusat;

b.Ketua Dewan Kehormatan;

c.Ketua Deperpu.

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

Page 178: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan RAPIMNAS ditetapkan oleh DPP.

Pasal 32

RAPAT KERJA NASIONAL

1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) dihadiri oleh:

a. Peserta;

b. Peninjau;

c. Undangan.

2. Peserta terdiri atas:

a. DPP;

b. DPW;

c. DPC;

d. Organisasi Sayap dan Pendiri.

3. Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a. DPP mempunyai 5 (lima) hak suara;

b. DPW mempunyai 3 (tiga) hak suara;

c. DPC mempunyai 1 (satu) hak suara;

d. Organisasi Sayap dan Pendiri secara bersama-sama memiliki 1 (satu) hak suara.

4. Peninjau terdiri atas:

a. Dewan Penasehat Pusat;

Page 179: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

b. Dewan Kehormatan;

c. Deperpu.

5. Undangan terdiri atas:

a. Perwakilan Institusi;

b. Perorangan.

6. Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan Rapat Kerja Nasional ditetapkan oleh

DPP.

Bagian Kedua

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT WILAYAH

Pasal 33

1.Musyawarah Wilayah (MUSWIL) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Utusan DPP;

b.DPW;

c.DPC;

Page 180: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d.Organisasi Sayap

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPP mempunyai 1 (satu) hak suara;

b.DPW mempunyai 3 (tiga) hak suara;

c.DPC mempunyai 3 (tiga) hak suara;

d.Organisasi Sayap secara bersama-sama memiliki 1 (satu) hak suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Wilayah;

b.Dewan Kehormatan Wilayah;

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan MUSWIL ditetapkan oleh DPW;

7.Pimpinan Sidang MUSWIL dipilih dari dan oleh Peserta;

8.Sebelum Pimpinan Sidang MUSWIL terpilih, Pimpinan Sementara adalah

DPW.

Page 181: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 34

Ketentuan mengenai MUSWIL sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 ayat 1

sampai dengan ayat 8 berlaku bagi MUSWILUB.

Pasal 35

RAPAT PIMPINAN WILAYAH

1.Rapat Pimpinan Wilayah (RAPIMWIL) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Unsur DPP;

b.DPW;

c.DPC;

d.Organisasi Sayap.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPW mempunyai 3 (tiga) hak suara;

b.DPC mempunyai 1 (satu) hak suara;

c.Organisasi Sayap secara bersama-sama memiliki 1 (satu) hak suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Wilayah;

b.Dewan Kehormatan Wilayah.

Page 182: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan RAPIMWIL ditetapkan oleh DPW.

Pasal 36

RAPAT KERJA WILAYAH

1.Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Unsur DPP;

b.DPW;

c.DPC;

d.Organisasi Sayap.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPW mempunyai 3 (tiga) hak suara;

b.DPC mempunyai 3 (tiga) hak suara;

Page 183: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c.DPRan mempunyai 1 (satu) hak suara

d.DPDes/Kel mempunyai 1(satu) hak suara

e.Organisasi Sayap tingkat wilayah secara bersama sama memiliki 1 (satu) hak

suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Wilayah;

b.Dewan Kehormatan Wilayah.

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan RAKERWIL ditetapkan oleh DPW.

Bagian Ketiga

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT CABANG

Pasal 37

MUSYAWARAH CABANG

1.Musyawarah Cabang (MUSCAB) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

Page 184: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Utusan DPP;

b.Utusan DPW;

c.DPC;

d.Unsur DPRan;

e.Organisasi Sayap.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPW mempunyai 1 (satu) hak suara;

b.DPC mempunyai 3 (tiga) hak suara;

c.DPRan mempunyai 3 (tiga) hak suara

d.Organisasi Sayap tingkat cabang secara bersama-sama memiliki 1 (satu) hak

suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Cabang;

b.Dewan Kehormatan Cabang.

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

Page 185: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan MUSCAB ditetapkan oleh DPC.

7.Pimpinan Sidang MUSCAB dipilih dari dan oleh Peserta;

8.Sebelum Pimpinan Sidang MUSCAB terpilih, Pimpinan Sementara adalah

DPC.

Pasal 38

Ketentuan mengenai MUSCAB sebagaimana tercantum dalam pasal 36 ayat 1

sampai dengan ayat 8 berlaku bagi MUSCABLUB.

Pasal 39

RAPAT PIMPINAN CABANG

1.Rapat Pimpinan Cabang (RAPIMCAB) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Utusan DPW;

b.DPC;

c.Unsur DPRan;

Page 186: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d.Organisasi Sayap tingkat Cabang.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPC mempunyai 3 (tiga) hak suara;

b.DPRan mempunyai 1 (satu) hak suara

c.Organisasi Sayap tingkat cabang secara bersama- sama memiliki 1 (satu) hak

suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Cabang;

b.Dewan Kehormatan Cabang.

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan RAPIMCAB ditetapkan oleh DPC.

Pasal 40

RAPAT KERJA CABANG

1.Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

Page 187: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Utusan DPW;

b.DPC;

c.Unsur DPRan;

d.Utusan DPDes/Kel ;

e.Organisasi Sayap tingkat Cabang.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPC mempunyai 3 (tiga) hak suara;

b.DPRan mempunyai 2 (dua) hak suara

c.Organisasi Sayap tingkat cabang secara bersama sama memiliki 1 (satu) hak

suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Cabang;

b.Dewan Kehormatan Cabang.

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan RAKERCAB ditetapkan oleh DPC.

Page 188: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Bagian Keempat

MUSYAWARAH DAN RAPAT RANTING

Pasal 41

MUSYAWARAH RANTING

1.Musyawarah Ranting (MUSRan) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Utusan DPW;

b.Utusan DPC;

c.DPRan;

d.Utusan DPDes/Kel ;

e.Organisasi Sayap tingkat Ranting.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPC mempunyai 1 (satu) hak suara;

b.DPRan mempunyai 3 (tiga) hak suara

c.DPDes/Kel mempunyai 3 (tiga) hak suara;

d.Organisasi Sayap tingkat ranting secara bersama-sama memiliki 1 (satu) hak

Page 189: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Ranting;

b.Dewan Kehormatan Ranting.

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan MUSRan ditetapkan oleh DPRan.

7.Pimpinan Sidang MUSRan dipilih dari dan oleh Peserta;

8.Sebelum Pimpinan Sidang MUSRan terpilih, Pimpinan Sementara adalah

DPRan.

Pasal 42

Ketentuan mengenai MUSRan sebagaimana tercantum dalam pasal 40 ayat 1

sampai dengan ayat 8 berlaku bagi MUSRanLUB.

Pasal 43

Page 190: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

RAPAT PIMPINAN RANTING

1.Rapat Pimpinan Ranting (RAPIMRan) dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Utusan DPC;

b.DPRan;

c.Utusan DPDes/Kel ;

d.Organisasi Sayap tingkat Ranting.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

a.DPC mempunyai 1 (satu) hak suara;

b.DPRan mempunyai 3 (tiga) hak suara

c.DPDes/Kel mempunyai 1 (satu) hak suara;

d.Organisasi Sayap tingkat ranting secara bersama-sama memiliki 1 (satu) hak

suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Ranting;

b.Dewan Kehormatan Ranting.

5.Undangan terdiri atas:

Page 191: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan RAPIMRan ditetapkan oleh DPRan;

Bagian Kelima

Pasal 44

MUSYAWARAH DESA/KELURAHAN

1.MUSDel/Kel dihadiri oleh:

a.Peserta;

b.Peninjau;

c.Undangan.

2.Peserta terdiri atas:

a.Utusan DPW;

b.Utusan DPC;

c.Utusan DPRan;

d.DPDes/Kel

e.Anggota;

f.Organisasi Sayap tingkat Desa/Kelurahan.

3.Peserta yang mempunyai hak suara adalah:

Page 192: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

a.DPC mempunyai 1 (satu) hak suara;

b.DPRan mempunyai 1 (satu) hak suara;

c.DPDes/Kel mempunyai 3 (tiga) hak suara;

d.Anggota masing-masing mempunyai 1 (satu) suara;

e.Organisasi Sayap tingkat Desa/Kelurahan secara bersama-sama memiliki 1

(satu) hak suara.

4.Peninjau terdiri atas:

a.Dewan Penasehat Desa/Kelurahan.;

b.Dewan Kehormatan Desa/Kelurahan.

5.Undangan terdiri atas:

a.Perwakilan Institusi;

b.Perorangan.

6.Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan MUSDel/Kel ditetapkan oleh

DPDes/Kel;

7.Pimpinan Sidang MUSDel/Kel dipilih dari dan oleh Peserta;

8.Sebelum Pimpinan Sidang MUSDel/Kel. terpilih, Pimpinan Sementara adalah

DPDes/Kel.

Page 193: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 45

Ketentuan mengenai MUSDes/Kel sebagaimana tercantum dalam pasal 43 ayat 1

sampai dengan ayat 8 berlaku bagi MUSDes/Kel Luar Biasa.

BAB XII

Pasal 46

HAK BICARA DAN HAK SUARA

1.Peserta mempunyai hak bicara dan hak suara;

2.Peninjau mempunyai hak bicara;

3.Undangan tidak mempunyai hak bicara.

BAB XIII

Pasal 47

PEMBERHENTIAN/RECALL ANGGOTA LEGISLATIF

1.Pemberhentian/Recall untuk semua tingkat Anggota Legislatif dilakukan oleh

DPP;

Page 194: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2.Pemberhentian/Recall Anggota Legislatif dilakukan berdasarkan hal-hal

sebagai berikut:

a.Karena melanggar AD/ART dan PP lainnya;

b.Dipidana berdasarkan keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan

hukum tetap;

c.Tidak dapat menjalankan kewajibannya selama 6 (enam) bulan berturut-turut;

d.Mendapat sanksi dari Dewan Kehormatan DPR RI/DPRD sebanyak 3 (tiga)

kali dalam 1 (satu) tahun;

e.Tidak melaksanakan kontribusi kepada partai selama 3 (tiga) bulan berturut-

turut;

f.Tidak loyal terhadap kebijakan partai atau secara nyata-nyata telah menghianati

partai yang akan merugikan dan menjatuhkan citra partai.

3.Pemberhentian dimaksud dalam Pasal 46 ayat 1 diatas baru dilakukan setelah

mendapat rekomendasi

dari Dewan Kehormatan DPP;

4.Wewenang melakukan pemberhentian Anggota Legislatif dilakukan melalui

mekanisme yaitu;

a.Pemberhentian terhadap Anggota Legislatif yang duduk pada DPRD

Kabupaten/Kota dilakukan oleh DPP atas usul DPC setelah mendapat

rekomendasi dari DPW;

b.Pemberhentian terhadap Anggota Legislatif yang duduk pada DPRD Provinsi

Page 195: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

dilakukan oleh DPP atas usul DPW;

c.Pemberhentian terhadap Anggota Legislatif yang duduk pada DPR-RI

dilakukan oleh DPP.

5.Kesepakatan tentang Penggantian Antarwaktu Anggota Legislatif di antara

Calon Anggota Legislatif disemua tingkatan diatur dalam PP.

Pasal 48

1.Upaya pembelaan atau banding dari Anggota Legislatif yang diberhentikan:

a.Banding terhadap putusan pemberhentian DPC disampaikan kepada DPP

melalui mekanisme Dewan Kehormatan;

b.Banding terhadap putusan pemberhentian DPW disampaikan kepada DPP;

c.Banding terhadap putusan pemberhentian DPP disampaikan kepada

RAPIMNAS;

2.Jangka waktu melakukan pembelaan atau banding:

Banding pada setiap tingkatan Dewan Pimpinan Partai harus disampaikan

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah diterimanya Surat Keputusan

Pemberhentian.

Pasal 49

KONTRIBUSI ANGGOTA LEGISLATIF

Page 196: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

1.Kontribusi dari Anggota Legislatif DPR-RI, DPRD Propinsi dan Kabupten/Kota

30 % (tigapuluh persen) dari total penghasilan (Take home pay) yang diserahkan

kepada Rekening PDS dan akan- dikelola untuk kepentingan Pemilu dan Partai.

2.Pengelolaan dana kontribusi diatur lebih lanjut dalam PP.

BAB XIV

Pasal 50

HIRARKI PERATURAN DAN KEPUTUSAN

1.Hirarki Peraturan adalah sebagai berikut:

a.Anggaran Dasar (AD);

b.Anggaran Rumah Tangga (ART);

c.Peraturan Partai (PP).

2.Hirarki Keputusan adalah sebagai berikut:

a.Keputusan Munas/Munaslub;

b.Keputusan Rapimnas;

c.Keputusan Rakernas;

d.Keputusan DPP;

e.Keputusan Muswil/Muswilub;

f.Keputusan Rapimwil;

Page 197: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

g.Keputusan Rakerwil;

h.Keputusan DPW;

i.Keputusan Muscab/Muscablub;

j.Keputusan Rapimcab;

k.Keputusan Rakercab;

l.Keputusan DPC;

m.Keputusan Musran/Musranlub;

n.Keputusan Rapimran;

o.Keputusan Rakeran;

p.Keputusan DPRan;

q.Keputusan MusDes/Kel.

3.PP disusun oleh DPP melalui Rapat BPH DPP;

4.Peraturan dan Keputusan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan

yang lebih tinggi.

BAB XV

Pasal 51

LARANGAN JABATAN RANGKAP PENGURUS

1.Jabatan rangkap secara vertikal dilarang pada setiap tingkatan Dewan Pimpinan

Partai;

Page 198: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

2.Jabatan rangkap secara horizontal hanya diperkenankan untuk sementara bila

terjadi kekosongan jabatan kepengurusan pada setiap tingkatan Dewan Pimpinan

Partai;

3.Jabatan rangkap sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tersebut di atas ditetapkan

dalam rapat BPH;

4.Khusus untuk Ketua Umum/Ketua, Sekertaris Jendral/Sekertaris dan Bendahara

Umum/Bendahara disemua tingkatan tidak boleh merangkap jabatan Pimpinan

Eksekutif Organisasi Sayap.

BAB XVI

Pasal 52

PENEMPATAN WAKIL PARTAI DI MPR-RI

Penempatan wakil partai di MPR-RI dilakukan oleh Ketua Umum melalui Rapat

BPH DPP.

BAB XVII

Pasal 53

PENUTUP

1.Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini diatur dalam PP

2.ART ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Page 199: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Ditetapkan : di Jakarta

Hari/Tgl. : Rabu, 18 April 2007

Disusun dan ditetapkan oleh Team Ad Hoc berdasarkan Keputusan MUNASLUB

No. 002/MUNASLUB/PDS/IV/ 2007, tanggal 11 April 2007

TIM AD HOC PENYEMPURNAAN DAN FINALISASI AD/ART

Hadir:

1.Bonar Simangunsong, Ketua merangkap Anggota:

2.Sahat Sinaga, Sekretaris merangkap Anggota:

3.Arthur Kotambunan, Anggota:

4.Aldentua Siringoringo, Anggota:

5.Rudy Sinaga, Anggota;

6.Sukiwi Tjong, Anggota:

Tidak Hadir:

1. Constant M. Ponggawa, Anggota:

2. Ronald Simbolon, Anggota:

3. Michael Tedja, Anggota:

http://partaidamaisejahtera.org//content/view/77/32/

September 29, 2010

Page 200: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Lampiran 5

SUSUNAN PENGURUS

DEWAN PIMPINAN PUSAT

PARTAI DAMAI SEJAHTERA 2001-2006

1. Ketua Dewan Penasehat: B. Simangunsong

2. Ketua Umum : dr. Ruyandi Hutasoit, Sp.U

3. Ketua I : R. Sianturi

4. Ketua II : Walman S.

5. Ketua III : Barbara Louisse Oudang Muntu

6. Ketua IV: Tiurlan Hutagaol

7. Ketua V : Marthen P.

8. Ketua VI : Retna S.

9. Ketua VII : Nora S.

10. Ketua VIII : Agus S.

11. Ketua Bappilu : Karel Waas

12. Ketua Balitbang : S. Martin Sirait

13. Sekretaris Jenderal: M.L. Denny Tewu, MM.

14. Bendahara: Teguh Ayu C.

Sumber: DPP PDS

Page 201: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Lampiran 6

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI

NOMOR: M-10.UM.06.08 TAHUN 2007

TANGGAL : 23 AGUSTUS 2007

SUSUNAN PENGURUS

DEWAN PIMPINAN PUSAT

PARTAI DAMAI SEJAHTERA 2006 - 2011

1. Ketua Umum : dr. Ruyandi Hutasoit, Sp.U

2. Wakil Ketua Umum : ML. Denny Tewu, SE, MM

3. Ketua Bidang OKK : Sahat Sinaga, SH.M.Kn

4. Ketua Bidang Pemerintahan dan Politik : Jos Rahawadan

5. Ketua Bidang Keagamaan : Sarah Fifi

6. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan : Theodora E. Kalesaran

7. Ketua Bidang Hukum dan HAM : Aldentua Siringoringo, SH

8. Ketua Bidang BAPPILU : Drs. Sabar Martin Sirait

9. Ketua Bidang PILKADA : Gideon Mamahit, SH

10. Ketua Bidang Hubungan Antar Daerah : Ir. Wilson Sirait

11. Ketua Bidang Penegakan Disiplin Partai : Hanan Soeharto, SH

12. Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi : Stephen Mandagi

13. Ketua Bidang Sosial dan Kemasyarakatan : Barbara Louisse Oudang

Muntu

Page 202: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

14. Ketua Bidang Bisnis dan Investasi : Gerry Mbotemoy

15. Ketua Bidang Pembinaan Legislator : Ketua Fraksi PDS DPR-RI

16. Ex Officio Ibukota Negara : Ketua DPW DKI

17. Ketua Bidang Ekonomi : Retna Situmorang

18. Sekretaris Jenderal : Ir. Ferry B. Regar

19. WaSekJen Bidang OKK : Leo Alfian Lintang, S. Sos

20. WaSekjen Bidang Pemerintahan dan Politik : Otto de Ruiter, SH

21. WaSekJen Bidang Keagamaan : Yonather Karoba, S.Th

22. WaSekJen Bidang Pemberdayaan Perempuan : Grace Keseger, SE

23. WaSekJen Bidang Hukum dan HAM : Freddy T Manurung, SH

24. WaSekJen Bidang BAPPILU : Rustika Sianturi, SH

25. WaSekJen Bidang PILKADA : Liestriana Mangunsong, SE

26. WaSekJen Bidang Hub Antar Daerah : Randi Lapian

27. WaSekJen Bidang Penegakan Disiplin Partai : Hendrik Assa, SH

28. WaSekJen Bidang Informasi dan Komunikasi : Drs. Yosef Ariwibowo

29. WaSekJen Bidang Bisnis dan Investasi : Hanny M Pello

30. WaSekJen Bidang Sosial dan Kemasyarakatan : Otoli Zebua, S.Th

31. WaSekJen Bidang Ekonomi : Maureen Adoe, MM

32. WaSekjen Bidang Pembinaan Legislator : Samuel AD Lawalata

33. Bendahara Umum : Carol D Kadang, SE.MM

34. Wakil Bendahara : Basuki Hariman

35. Wakil Bendahara : Tendy Irianto, SE

36. Wakil Bendahara : Imelda ita Kusuma K, S.Th

37. Wakil Bendahara : Berliando Lumbantoruan, SE

Page 203: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

38. Wakil Bendahara : Brian V. Saerang

http://partaidamaisejahtera.net//content/view/68/1/

30 Juli 2009

Page 204: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Lampiran 7

PERATURAN BERSAMA

MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI

NOMOR : 9 TAHUN 2006

NOMOR : 8 TAHUN 2006

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA

DAERAH

DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA,

PEMBERDAYAAN FORUM

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, DAN PENDIRIAN RUMAH IBADAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang :

a. bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi

dalam keadaan apapun;

b. bahwa setiap orang bebas memilih agama dan beribadat menurut agamanya;

c. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu;

d. bahwa Pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk

melaksanakan ajaran agama dan ibadat pemeluk-pemeluknya, sepanjang

Page 205: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan, tidak

menyalahgunakan atau menodai agama, serta tidak mengganggu

ketenteraman dan ketertiban umum;

e. bahwa Pemerintah mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan dan

pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya

dapat berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib;

f. bahwa arah kebijakan Pemerintah dalam pembangunan nasional di bidang

agama antara lain peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama,

kehidupan beragama, serta peningkatan kerukunan intern dan antar umat

beragama;

g. bahwa daerah dalam rangka menyelenggarakan otonomi, mempunyai

kewajiban . melaksanakan urusan wajib bidang perencanaan, pemanfaatan,

dan pengawasan tata ruang serta kewajiban melindungi masyarakat, menjaga

persatuan, kesatuan, dan kerukunan nasional serta keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

h. bahwa kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dari kerukunan

nasional;

i. bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam rangka melaksanakan

tugas dan wewenangnya mempunyai kewajiban memelihara ketenteraman

dan ketertiban masyarakat;

j. bahwa Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 01/BER/MDN-MAG/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur

Pemerintahan dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan

Pengembangan dan Ibadat Agama oleh PemelukPemeluknya untuk

Page 206: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

pelaksanaannya di daerah otonom, pengaturannya perlu mendasarkan dan

menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

k. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j,

perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam

Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan

Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat;

Mengingat :

1. Undang-Undang Penetapan Presiden Nomor I Tahun 1965 tentang

Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2726);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3886);

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Page 207: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah

menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 4 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4468);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1985 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1986 Nomor 24 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3331);

8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

9. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;

10. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas

Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah

dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2005;

11. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor

1/BER/MDN-MAG/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahan

Dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan

Ibadat Agama oleh PemelukPemeluknya;

12. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor

Page 208: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

1/BER/MDN-MAG/1979 tentang Tatacara Pelaksanaan Penyiaran Agama dan

Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia;

13. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan

Tata

Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi dan Kantor Departemen

Agama Kabupaten/Kota;

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;

15. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Departemen Agama;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI

DALAM NEGERI

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA

DAERAH/WAKIL

KEPALA DAERAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT

BERAGAMA,

PEMBERDAYAAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN

PENDIRIAN

RUMAH IBADAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan :

Page 209: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama

yang dilandasi

toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam

pengamalan ajaran

agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara di dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara

RepublikTahun 1945.

2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat beragama

dan Pemerintah

di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama.

3. Rumah ibadat adalah bangunan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang khusus

dipergunakan untuk

beribadat bagi para pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak

termasuk tempat

ibadat keluarga.

4. Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan yang selanjutnya disebut Ormas

Keagamaan adalah

organisasi nonpemerintah bervisi kebangsaan yang dibentuk berdasarkan

kesamaan agama oleh

warga negara Republik Indonesia secara sukarela, berbadan hukum, dan telah

terdaftar di

pemerintah daerah setempat serta bukan organisasi sayap partai politik.

Page 210: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

5. Pemuka Agama adalah tokoh komunitas umat beragama baik yang memimpin

ormas keagamaan

maupun yang tidak memimpin ormas keagamaan yang diakui dan atau dihormati

oleh masyarakat

setempat sebagai panutan.

6. Forum Kerukunan Umat Beragama, yang selanjutnya disingkat FKUB, adalah

forum yang dibentuk

oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah dalam rangka membangun,

memelihara, dan

memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.

7. Panitia pembangunan rumah ibadat adalah panitia yang dibentuk oleh umat

beragama, ormas

keagamaan atau pengurus rumah ibadat.

8. Izin Mendirikan Bangunan rumah ibadat yang selanjutnya disebut IMB rumah

ibadat, adalah izin yang

diterbitkan oleh bupati/walikota untuk pembangunan rumah ibadat.

BAB II

TUGAS KEPALA DAERAH DALAM PEMELIHARAAN

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Pasal 2

Pemeliharaan kerukunan umat beragama menjadi tanggung jawab bersama umat

beragama,

pemerintahan daerah dan Pemerintah.

Pasal 3

Page 211: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

(1) Pemeliharaan kerukunan umat beragama di provinsi menjadi tugas dan

kewajiban gubernur.

(2) Pelaksanaan tugas dan kewajiban gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dibantu oleh

kepala kantor wilayah departemen agama provinsi.

Pasal 4

(1) Pemeliharaan kerukunan umat beragama di kabupaten/kota menjadi tugas dan

kewajiban

bupati/walikota.

(2) Pelaksanaan tugas dan kewajiban bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dibantu

oleh kepala kantor departemen agama kabupaten/kota.

Pasal 5

(1) Tugas dan kewajiban gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi

:

a. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat termasuk memfasilitasi

terwujudnya

kerukunan umat beragama di provinsi;

b. mengoordinasikan kegiatan instansi vertikal di provinsi dalam pemeliharaan

kerukunan

umat beragama;

c. menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati,

dan saling

percaya di antara umat beragama; dan

Page 212: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d. membina dan mengoordinasikan bupati/wakil bupati dan walikota/wakil

walikota dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan ketertiban

masyarakat

dalam kehidupan beragama.

(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan

huruf d dapat

didelegasikan kepada wakil gubernur.

Pasal 6

(1) Tugas dan kewajiban bupati/walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

meliputi :

a. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat termasuk memfasilitasi

terwujudnya

kerukunan umat beragama di kabupaten/kota;

b. mengoordinasikan kegiatan instansi vertikal di kabupaten/kota dalam

pemeliharaan

kerukunan umat beragama;

c. menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati,

dan saling

percaya di antara umat beragama;

d. membina dan mengoordinasikan camat, lurah, atau kepala desa dalam

penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan ketertiban masyarakat dalam

kehidupan

Page 213: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

beragama;

e. menerbitkan IMB rumah ibadat.

(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan

huruf d dapat

didelegasikan kepada wakil bupati/wakil walikota.

(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c di

wilayah kecamatan

dilimpahkan kepada camat dan di wilayah kelurahan/desa dilimpahkan kepada

lurah/kepala desa

melalui camat.

Pasal 7

(1) Tugas dan kewajiban camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)

meliputi:

a. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat termasuk memfasilitasi

terwujudnya

kerukunan umat beragama di wilayah kecamatan;

b. menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati,

dan saling

percaya di antara umat beragama; dan

c. membina dan mengoordinasikan lurah dan kepala desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan

daerah di bidang ketenteraman dan ketertiban masyarakat dalam kehidupan

keagamaan.

Page 214: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

(2) Tugas dan kewajiban lurah/ kepala desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 6

ayat (3) meliputi

a. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat termasuk memfasilitasi

terwujudnya

kerukunan umat beragama di wilayah kelurahan/desa; dan

b. menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati,

dan saling

percaya di antara umat beragama.

BAB III

FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Pasal 8

(1) FKUB dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota.

(2) Pembentukan FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

masyarakat dan

difasilitasi oleh pemerintah daerah.

(3) FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki hubungan yang bersifat

konsultatif.

Pasal 9

(1) FKUB provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) mempunyai

tugas:

a. melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

b. menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat;

c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk

rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur; dan

Page 215: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

d. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang

keagamaan yang

berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

(2) FKUB kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)

mempunyai tugas :

a. melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

b. menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat;

c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk

rekomendasi

sebagai bahan kebijakan bupati/walikota;

d. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang

keagamaan

yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat;

dan

e. memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.

Pasal 10

(1) Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka-pemuka agama setempat.

(2) Jumlah anggota FKUB provinsi paling banyak 21 orang dan jumlah anggota

FKUB , kabupaten/kota

paling banyak 17 orang.

(3) Komposisi keanggotaan FKUB provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk agama setempat dengan

keterwakilan

Page 216: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

minimal 1 (satu) orang dari setiap agama yang ada di propinsi dan

kabupaten/kota.

(4) FKUB dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua, 2 (dua) orang wakil ketua, 1(satu)

orang sekretaris, 1

(satu) orang wakil sekretaris, yang dipilih secara musyawarah oleh anggota.

Pasal 11

(1) Dalam memberdayakan FKUB, dibentuk Dewan Penasihat FKUB di provinsi

dan

kabupaten/kota.

(2) Dewan Penasihat FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai

tugas :

a. membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan pemeliharaan

kerukunan umat

beragama; dan

b. memfasilitasi hubungan kerja FKUB dengan pemerintah daerah dan hubungan

antar sesama

instansi pemerintah di daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama.

(3) Keanggotaan Dewan Penasehat FKUB provinsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan

oleh gubernur dengan susunan keanggotaan:

a. Ketua : wakil gubernur;

b. Wakil Ketua : kepala kantor wilayah departemen agama

provinsi; c. Sekretaris : kepala badan kesatuan bangsa dan politik

provinsi; d. Anggota : pimpinan instansi terkait.

Page 217: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

(4) Dewan Penasehat FKUB kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh

bupati/walikota dengan susunan keanggotaan:

a. Ketua : wakil bupati/wakil walikota;

b. Wakil Ketua : kepala kantor departemen agama kabupaten/kota;

c. Sekretaris : kepala badan kesatuan bangsa dan politik kabupaten/kota;

d. Anggota : pimpinan instansi terkait.

Pasal 12

Ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan

kabupaten/kota diatur

dengan Peraturan Gubernur.

BAB IV

PENDIRIAN RUMAH IBADAT

Pasal 13

(1) Pendirian rumah ibadat didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-

sungguh berdasarkan

komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat beragama yang bersangkutan di

wilayah

kelurahan/desa.

(2) Pendirian rumah ibadat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan tetap menjaga

kerukunan umat beragama, tidak mengganggu ketenteraman dan ketertiban

umum, serta

mematuhi peraturan perundang-undangan.

Page 218: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

(3) Dalam hal keperluan nyata bagi pelayanan umat beragama di wilayah

kelurahan/desa

sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak terpenuhi, pertimbangan komposisi jumlah

penduduk

digunakan batas wilayah kecamatan atau kabupaten/ kota atau provinsi.

Pasal 14

(1) Pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan administratif dan

persyaratan teknis

bangunan gedung.

(2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pendirian

rumah ibadat

harus memenuhi persyaratan khusus meliputi :

a. daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadat paling sedikit

90 (sembilan

puluh) orang yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkat batas

wilayah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3);

b. dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang

disahkan oleh

lurah/kepala desa;

c. rekomendasi tertulis kepala kantor departemen agama kabupaten/kota; dan

d. rekomendasi tertulis FKUB kabupaten/kota.

(3) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terpenuhi

sedangkan

Page 219: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

persyaratan huruf b belum terpenuhi, pemerintah daerah berkewajiban

memfasilitasi tersedianya

lokasi pembangunan rumah ibadat.

Pasal 15

Rekomendasi FKUB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf d

merupakan hasil

musyawarah dan mufakat dalam rapat FKUB, dituangkan dalam bentuk tertulis.

Pasal 16

(1) Permohonan pendirian rumah ibadat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

diajukan oleh panitia

pembangunan rumah ibadat kepada bupati/walikota untuk memperoleh IMB

rumah ibadat.

(2) Bupati/walikota memberikan keputusan paling lambat 90 (sembilan puluh)

hari sejak permohonan

pendirian rumah ibadat diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 17

Pemerintah daerah memfasilitasi penyediaan lokasi baru bagi bangunan gedung

rumah ibadat yang

telah memiliki IMB yang dipindahkan karena perubahan rencana tata ruang

wilayah.

BAB V

IZIN SEMENTARA PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG

Pasal 18

Page 220: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

(1) Pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadat sebagai rumah ibadat

sementara harus

mendapat surat keterangan pemberian izin sementara dari bupati/walikota dengan

memenuhi

persyaratan :

a. laik fungsi; dan

b. pemeliharaan kerukunan umat beragama serta ketenteraman dan ketertiban

masyarakat.

(2) Persyaratan laik fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mengacu

pada

peraturan perundang-undangan tentang bangunan gedung.

(3) Persyaratan pemeliharaan kerukunan umat beragama serta ketenteraman dan

ketertiban

masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

a. izin tertulis pemilik bangunan;

b. rekomendasi tertulis lurah/kepala desa;

c. pelaporan tertulis kepada FKUB kabupaten/kota; dan

d. pelaporan tertulis kepada kepala kantor departemen agama kabupaten/kota.

Pasal 19

(1) Surat keterangan pemberian izin sementara pemanfaatan bangunan -gedung

bukan rumah ibadat

oleh bupati/walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) diterbitkan

setelah

Page 221: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

mempertimbangkan pendapat tertulis kepala kantor departemen agama

kabupaten/kota dan FKUB

kabupaten/kota.

(2) Surat keterangan pemberian izin sementara pemanfaatan bangunan gedung

bukan rumah ibadat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku paling lama 2 (dua) tahun.

Pasal 20

(1) Penerbitan surat keterangan pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19

ayat (1) dapat dilimpahkan kepada camat.

(2) Penerbitan surat keterangan pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1)

dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat tertulis kepala kantor departemen

agama

kabupaten/kota dan FKUB kabupaten/kota.

BAB VI

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 21

(1) Perselisihan akibat pendirian rumah ibadat diselesaikan secara musyawarah

oleh '-I

masyarakat setempat.

(2) Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dicapai,

penyelesaian

Page 222: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

perselisihan dilakukan oleh bupati/walikota dibantu kepala kantor departemen

agama

kabupaten/kota melalui musyawarah yang dilakukan secara adil dan tidak

memihak dengan

mempertimbangkan pendapat atau saran FKUB kabupaten/kota.

(3) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tidak, dicapai,

penyelesaian perselisihan dilakukan melalui Pengadilan setempat.

Pasal 22

Gubernur melaksanakan pembinaan terhadap bupati/walikota serta instansi terkait

di daerah dalam

menyelesaikan perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

BAB VII

PENGAWASAN DAN PELAPORAN

Pasal 23

(1) Gubernur dibantu kepala kantor wilayah departemen agama provinsi

melakukan pengawasan

terhadap bupati/walikota serta instansi terkait di daerah atas pelaksanaan

pemeliharaan

kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama dan

pendirian rumah

ibadat.

(2) Bupati/walikota dibantu kepala kantor departemen agama kabupaten/kota

melakukan pengawasan

Page 223: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

terhadap camat dan lurah/kepala desa serta instansi terkait di daerah atas

pelaksanaan

pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat

beragama, dan

pendirian rumah ibadat.

Pasal 24

(1) Gubernur melaporkan pelaksanaan pemeliharaan kerukunan umat beragama,

pemberdayaan

forum kerukunan umat beragama, dan pengaturan pendirian rumah ibadat di

provinsi kepada

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama dengan tembusan Menteri

Koordinator Politik, Hukum

dan Keamanan, dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

(2) Bupati/walikota melaporkan pelaksanaan pemeliharaan kerukunan umat

beragama,

pemberdayaan forum kerukunan umat beragama, dan pengaturan pendirian rumah

ibadat di

kabupaten/kota kepada gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri dan

Menteri Agama.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan setiap

6 (enam) bulan

pada bulan Januari dan Juli, atau sewaktu-waktu jika dipandang perlu.

BAB VIII

BELANJA

Page 224: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

Pasal 25

Belanja pembinaan dan pengawasan terhadap pemeliharaan kerukunan umat

beragama serta

pemberdayaan FKUB secara nasional didanai dari dan atas beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja

Negara.

Pasal 26

(1) Belanja pelaksanaan kewajiban menjaga kerukunan nasional dan memelihara

ketenteraman dan

ketertiban masyarakat di bidang pemeliharaan kerukunan umat beragama,

pemberdayaan

FKUB dan pengaturan pendirian rumah ibadat di provinsi didanai dari dan atas

beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.

(2) Belanja pelaksanaan kewajiban menjaga kerukunan nasional dan memelihara

ketenteraman dan

ketertiban masyarakat di bidang pemeliharaan kerukunan umat beragama,

pemberdayaan

FKUB dan pengaturan pendirian rumah ibadat dikabupaten/kota didanai dari dan

atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/ kota.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 27

Page 225: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

(1) FKUB dan Dewan Penasehat FKUB di provinsi dan kabupaten/kota dibentuk

paling lambat 1

(satu) tahun sejak Peraturan Bersama ini ditetapkan.

(2) FKUB atau forum sejenis yang sudah dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota

disesuaikan paling

lambat 1(satu) tahun sejak Peraturan Bersama ini ditetapkan.

Pasal 28

(1) Izin bangunan gedung untuk rumah ibadat yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah

sebelum berlakunya Peraturan Bersama ini dinyatakan sah dan tetap berlaku.

(2) Renovasi bangunan gedung rumah ibadat yang telah mempunyai IMB untuk

rumah ibadat,

diproses sesuai dengan ketentuan IMB sepanjang tidak terjadi pemindahan lokasi.

(3) Dalam hal bangunan gedung rumah ibadat yang telah digunakan secara

permanen dan/atau

merniliki nilai sejarah yang belum memiliki IMB untuk rumah ibadat sebelum

berlakunya Peraturan

Bersama ini, bupati/walikota membantu memfasilitasi penerbitan IMB untuk

rumah ibadat

dimaksud.

Pasal 29

Peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintahan daerah

wajib disesuaikan

dengan Peraturan Bersama ini paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun.

Page 226: PARTISIPASI POLITIK UMAT KRISTEN INDONESIA; STUDI KASUS ... · Partai Katolik Demokrat (PKD) dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), yang hadir dalam Pemilu 1999. Pada Pemilu 2004

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

Pada saat berlakunya Peraturan Bersama ini, ketentuan yang mengatur pendirian

rumah ibadat dalam

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor

01/BER/MDN-MAG/1969 tentang

Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahan dalam Menjamin Ketertiban dan

Kelancaran Pelaksanaan

Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-Pemeluknya dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 31

Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 Maret 2006

MENTERI AGAMA MENTERI DALAM NEGERI

TTD

MUHAMMAD M. BASYUNI

TTD

H. MOH. MA’RUF