MATERI-SENTUH LANGSUNG pdkb

58
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. METODE PDKB TM SENTUH LANGSUNG 1. PERSYARATAN KERJA 1.1. Tujuan Tujuan dari diadakannya pelatihan PDKB-TM metode sentuh langsung ini adalah untuk mendapatkan linemans yang handal dan berkompeten dalam melaksanakan PDKB dengan metode sentuh langsung. 1.2.Manfaat Dengan adanya pelatihan ini nantinya diharapkan dapat melengkapi PDKB-TM metode berjarak sehingga pemadaman listrik yang terencana dapat dikurangi. Dengan demikian nilai SAIDI dan SAIFI dapat menurun yang dapat memberikan efek domino terhadap penilaian PLN dan citra PLN dimasyarakat. 2. PENGENALAN PDKB-TM 2.1.TIM PDKB-TM Petugas PDKB Sistem Distribusi atau PDKB-TM adalah Orang yang berkecimpung dalam bidang kelistrikan yang sudah terlatih untuk melakukan pekerjaan pada saluran udara sistem distribusi dalam keadaan bertegangan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk pelaksanaan PDKB-TM antara lain : Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 1

description

materisentuh langsung pekerjaan dalam keadaan bertegangan

Transcript of MATERI-SENTUH LANGSUNG pdkb

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

METODE PDKB TM SENTUH LANGSUNG

1. PERSYARATAN KERJA

1.1. Tujuan

Tujuan dari diadakannya pelatihan PDKB-TM metode sentuh langsung ini adalah

untuk mendapatkan linemans yang handal dan berkompeten dalam melaksanakan

PDKB dengan metode sentuh langsung.

1.2. Manfaat

Dengan adanya pelatihan ini nantinya diharapkan dapat melengkapi PDKB-TM

metode berjarak sehingga pemadaman listrik yang terencana dapat dikurangi.

Dengan demikian nilai SAIDI dan SAIFI dapat menurun yang dapat memberikan

efek domino terhadap penilaian PLN dan citra PLN dimasyarakat.

2. PENGENALAN PDKB-TM

2.1. TIM PDKB-TM

Petugas PDKB Sistem Distribusi atau PDKB-TM adalah Orang yang berkecimpung

dalam bidang kelistrikan yang sudah terlatih untuk melakukan pekerjaan pada

saluran udara sistem distribusi dalam keadaan bertegangan. Ada beberapa metode

yang digunakan untuk pelaksanaan PDKB-TM antara lain :

Metode Berjarak

Prosedur pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan,

dimana dilakukan oleh petugas PDKB yang dilengkapi dengan APD dan

peralatan, menggunakan tangga dan stick berisolasi dengan jarak

minimum kerja adalah 60 mm dari sistem distribusi yang bertegangan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 1

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Metode Potensial

Petugas PDKB yang dilengkapi dengan peralatan APD dan peralatan, dan

diposisikan memiliki potensial yang sama dengan jaringan listrik dalam

melakukan pemeliharaan dalam keadaan bertegangan. Dimana pada

pelaksanaannya menggunakan alat Hydroelevator dengan satu atau dua

bucket (bak) dan lengan hidrolik tambahan.

Metode Rubber Gloves (Sentuh Langsung)

Petugas PDKB yang dilengkapi dengan peralatan APD dan peralatan

berupa rubber gloves dan sleves dalam melakukan pemeliharaan dalam

keadaan bertegangan. Dimana pada pelaksanaannya menggunakan alat

Hyrdoelevator dengan satu atau dua bucket (bak) dan lengan hidrolik

tambahan.

Metode Kombinasi

Prosedur pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan,

dimana dilakukan oleh petugas PDKB yang dilengkapi APD dan peralatan,

dengan mengkombinasikan Metode hotstick dan Metode Rubber Glove.

Pada beberapa kondisi memerlukan juga platform isolasi (insulated

platform) yang digunakan dalam Metode Rubber Glove.

2.2. PDKB-TM Metode Rubber Gloves ( Sentuh Langsung)

Seperti penjelasan diatas tampak bahwa ada beberapa komponen utama

dalam pelaksanaan PDKB-TM metode sentuh langsung antara lain rubber

gloves, sleves, dan mobil hydroelevator berisolasi. Rubber gloves merupakan

sarung tangan isolasi yang dimana dalam penggunaannya tangan terlebih

dahulu dilapisi oleh cotoon gloves, selanjutnya menggunakan rubber gloves

dan ditutup dengan leather gloves. Sedangkan sleves merupakan pelindung

isolasi lengan hingga pundak lineman.

Jika dilihat dari jumlah tenaga kerja yang digunakan maka, regu PDKB-TM

pada metode ini dapat dibagi menjadi :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 2

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Regu Kelas Berat :

Terdiri atas 5 orang (dan paling sedikit 3 orang) petugas untuk

pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan, yang

menggunakan kendaraan dengan kapasitas beban minimum 6.000 daN,

dilengkapi dengan peralatan hydroelevator 2 bucket, dan tegangan kerja

hingga 69 kV (fasa ke fasa).

Regu Kelas Menengah:

Terdiri atas 3 orang (dan paling sedikit 2 orang) petugas untuk

pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan, yang

menggunakan kendaraan dengan kapasitas beban mencapai 4.000 daN,

dilengkapi dengan peralatan hydroelevator 1 bucket, dan

tegangan kerja hingga 46 kV (fasa ke fasa).

Regu Kelas Ringan:

Terdiri atas 2 orang petugas untuk pemeliharaan sistem distribusi dalam

keadaan bertegangan, yang menggunakan kendaraan dengan kapasitas

beban mencapai 1.800 daN, dilengkapi dengan peralatan hydroelevator 1

bucket, dan tegangan kerja hingga 46 kV (fasa ke fasa).

Sedangkan mobil hydroelevator yang dimiliki oleh PLN Distribusi Bali

memiliki kemampuan isolasi 46 kV phasa ke phasa dengan desain untuk

1 bucket dimana beban maksimum yang direkomendasikan adalah

sebesar 120 kg.

2.2.1. Persyaratan Menjadi Seorang Petugas PDKB dalam Metode Rubber

Glove

Petugas harus memiliki pengalaman dalam konstruksi dan/atau pemeliharaan

sistem distribusi dalam keadaan bertegangan untuk mengikuti training ini.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 3

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

2.2.1.1. Petugas Harus Lulus Kemampuan Fisik dan Psikologis

Uji Kemampuan Medis :

a) Kemampuan Visual

b) Electrocardiogram

c) Electroencephalogram

d) Pengujian Rutin

e) Audiometri

f) Penyakit yang memiliki resiko tinggi (Epilepsi, hypoglycemia,

kencing manis, dll)

Ahli medis harus mengevaluasi ujian medis dengan tujuan bahwa

petugas akan berhubungan dengan medan elektromagnetis 34,5 kV

dan permasalahan ergonomi. Petugas dengan berat lebih dari 100kg

tidak dianjurkan karena kemampuan beban dari bucket perlatan

hydroelevator hanya berkisar antara 120kg.

Uji Kemampuan Psikologis:

a) Kecerdasan

b) Konsentrasi

c) Sikap dan perilaku

d) Tingkat pendidikan

e) Kemampuan bekerja sebagai tim

f) Kemampuan bekerja dibawah tekanan

g) Tidak menggunakan obat-obatan dan Alkohol

2.2.1.2 Pengalaman

Penyerapan metode baru pada pekerjaan metode Rubber Glove akan

menjadi mudah jika petugas memliki paling sedikit pengalaman 1

tahun dalam konstrusi dan/atau pemeliharan sistem distribusi dalam

keadaan berteganan.

Pelatihan dasar paling sedikit 80 jam untuk konstruksi dan

pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 4

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Dan harus dilakukan jika petugas tersebut belum memliki

pengalaman.

2.3. Syarat Umum dalam Melaksanakan PDKB-TM Metode Sentuh Langsung.

Petugas PDKB harus mengikuti petunjuk sebagai berikut :

2.3.1. Pengujian Sarung Tangan (glove) dan Pemeriksaan Pelindung

Lengan (sleeve)

Glove harus ditest setiap hari sebelum bekerja dengan menggunakan

Glove Tester dan pemeriksaan visual sebelum melakukan pekerjaan

untuk pemeriksaan dari lubang dan pecah (crack).

Sarung tangan kulit (leather glove) harus selalu digunakan

Sangat penting untuk menggunakan ukuran glove yang sesuai.

Sleeve juga harus dilakukan pemeriksaan secara visual.

Dan setiap 6 bulan sekali harus dilakukan pengujian elektrikal..

Resiko:

Tegangan kerja harus selalu diperiksa karena glove dan sleeve memiliki

tingkat tegangan kerja sesuai table dibawah ini:

Tegangan kerja Nominal

Class I Class II Class III

15kV 23kV 34.5kV

- Jika lebih dari 1 tegangan kerja dalam satu area kerja , gunakan class

paling tinggi dari glove dan sleeve untuk menghindari terjadinya

kecelakaan;

- Petugas PDKB diproteksi dari tegangan antara fasa ke ground; karena

itu 2 fasa pada conductor tidak dapat disentuh dalam waktu

bersamaan, karena alasan ini mengapa class insulasinya harus sesuai

dengan nilai tegangan nominalnya (fasa ke fasa).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

2.3.2. Pemeriksaan Kendaraan

Ban harus selalu dalam kondisi baik

Memeriksa Oli dan menghindari dari adanya kebocoran oli

Semua sistem kelistrikan harus bekerja baik

Memeriksa kondisi Bensin

Memeriksa kondisi air radiator

Memeriksa Kondisi Rem

2.3.3. Pemeriksaan Peralatan Hydrolik

Setiap minggu harus selalu dilakukan pemeriksaan perlatan hydraulik.

Pergerakan eksperimen (ke segala arah) harus selalu dilakukan untuk

memastikan perlatan hydrolik bekerja dengan baik.

Harus selalu memeriksa kondisi oli untuk menghindari adanya kebocoran.

2.3.4. Kondisi Cuaca

Dalam beberapa kondisi kerja, kondisi cuaca harus selalu diamati

berdasarkan tindakan yang bisa diambil sebagai berikut :

PEKERJAAN BERDASARKAN KONDISI CUACA

Baik Pekerjaan dapat dilakukukan dan diselesaikan

Hujan dan Angin

Kencang (Badai)

Pekerjaan tidak dapat dilakukan dan pekerjaan yang

telah dilakukan harus dihentikan atau ditunda

Ber-anginPeriksa apakah kondisi tersebut masih dapat

melakukan pekerjaan atau melanjutkan pekerjaan

Cuaca Baik dan Tiba-

tiba mulai turun hujan

Periksa apakah pekerjaan dapat diselesaikan dengan

cepat, dan jika tidak, pekerjaan harus dihentikan

Kering dan Berkabut

Hindari melakukan pekerjaan, kecuali hanya

pekerjaan yang dapat cepat diselesaikan seperti

pengganti isolator tumpu (jika perlu)

Lembab dan Berkabut Jangan melakukan pekerjaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 6

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Jika hujan pada saat mau melakukan pekerjaan tidak berlangsung lama ,

pekerjaan dapat dilakukan setelah petugas PDKB mengikuti petunjuk dibawah

ini :

- Keringkan lengan isolasi peralatan hydrolik, dengan menggunakan kain

silikon;

- Buanglah air dan keringkan area bucket;

- Gantilah cover yang basah dan keringkan satu persatu dengan kain

silicon.

2.3.5. Setelah Menerima Perintah Kerja

Memeriksa dan mendiskusikan semua informasi yang diperlukan untuk

memahami dan melakukan perintah kerja yang diberikan..

Memberikan jumlah sumber, memperkirakan besar arus, ukuran

konduktor, kelas tegangan dan adanya auto recloser (switch-on device)

pada jaringan kerja (di GI dan di Jaringan).

Untuk mendapatkan informasi dan hal-hal penting sebelum melakukan

pekerjaan, Seorang petugas dapat melakukan pergi ke area kerja

(lapangan) terlebih dahulu untuk memeriksa kondisi tiang, struktur dan

peralatan, kondisi akses kendaraan, kemungkinan adanya kesulitan dan

hambatan (seperti pohon, serangga, dll), diperlukan sumber dan point-

point penting.

Memeriksa peta dan petunjuk jalan. Dan jika perlu,petugas memiliki

(memegang) gambar denah lokasi kerja

.

a) Merencanakan pekerjaan

Menentukan jumlah anggota regu dan perlunya pengalaman untuk

melakukan pekerjaan

Memeriksa apakah anggota regu dalam kondisi fisik dan emosional yang

sangat baik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 7

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Mendiskusikan pekerjaan.

Menentukan jumlah peralatan dan tools yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan dan selalu memeriksa kondisinya sebelum digunakan..

Menentukan jumlah material yang diperlukan.

Kemungkinan Resiko :

Kehilangan hal-hal yang penting dari pekerjaan.

Tidak lengkap atau tidak cocoknya material, peralatan atau tools.

Jumlah Anggota regu tidak cukup.

Kehilangan kondisi fisik dan emosional dari anggota regu.

b) Menyimpan Material Di Dalam Kendaraan

Gunakan hanya material, perlatan dan tools yang diperlukan dalam

pekerjaan , dan tim harus memeriksanya pada saat menempatkannya

(menyimpan) pada kendaraan.

Kemungkinan Resiko :

Petugas Jatuh (terpeleset/tersandung) di kendaraan.

Cedera Otot.

Material, peralatan atau tool jatuh dan rusak.

Cedera tangan atau kaki.

Petugas terjatuh dari kendaraan.

c) Menuju Ke Lokasi Pekerjaan

Kendaraan harus dikendarai dengan mematuhi semua rambu-rambu lalu

lintas dan petunjuk keselamatan diri dalam kendaraan.

Selalu memperhatikan percabangan pohon dan portal atau bagian gedung /

bangunan lain yang memungkinkan lengan isolasi mobil dapat mengenainya

sehingga mengakibatkan kerusakan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 8

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Kemungkinan Resiko :

Menabrak atau sesuatu yang lebih.

Terjadi kecelakan terhadap anggota regu.

Berantakan tool dan material.

Cabang-cabang pohon / portal / bangunan lain tertabrak bucket.

d) Tidak Mengaktifkan Perangkat Auto-Reclose (Switch-On)

Sebelum melakukan pekerjaan, perangkat auto reclose harus dilepaskan

(dinon aktifkan) dari switch yang melindungi sumber di GI dan jaringan. Pada

hal ini, harus adanya komunikasi (koordinasi) yang baik dengan operator

jaringan.

Pada jaringan pedesaan dimana ada repeating fuse switch, perangkat ini juga

harus dimatikan.

Kemungkinan Resiko :

Operasi dari peralatan yang tidak sesuai.

Operasi peralatan yang tidak diinginkan karena terkena pengaruh peralatan

yang lain.

Petugas PDKB terjatuh akibat peralatan auto recluse yang terpasang pada

tiang.

Tersengat aliran listrik.

e) Memposisikan (memarkir) Kendaraan

Kendaraan harus diparkir yang benar untuk melakukan pekerjaan.

Orientasi diperlukan selama pengoperasian.

Kemungkinan Resiko :

Terjadi Benturan (Bersenggolan).

Tergilas.

Pergerakan kendaraan yang tidak diinginkan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 9

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

f) Memberi Tanda dan Mengisolasi Area Kerja

Sebelum melakukan suatu pekerjaan, area kerja, termasuk kendaraan, harus

diisolasi dengan menggunakan tanda kerucut (cone), tali, bendera dan

dudukannya, sesuai dengan peraturan keselamatan, uuntuk melindungi

keselamatan bagi pengguna jalan. Pada kondisi tertentu, pemblokiran jalan

perlu dilakukan pada saat melakukan pekerjaan.

Pada saat mengisolasi area kerja, jika perlu, pejalan kaki harus dilindungi dan

diberi tanda

(pembatas daerah) di jalan untuk berjalan.

Kemungkinan Resiko:

Petugas tergelincir pada saat melompat dari dan ke kendaraan.

Terjatuh dan terdorong.

Tergilas ketika memindahkan dan meletakkan tanda.

Tangan dan kaki cedera pada saat meletakkan tanda.

Pejalan kaki tergilas.

g) Merencanakan Perintah Kerja Pada Area Kerja

Rencana kerja harus dilakukan dan diselesaikan dengan partisipasi semua

anggota regu,hal ini untuk mencapai urutan yang terbaik dan cara yang

terbaik untuk melakukan pekerjaan.

Tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada masing-masing petugas

harus benar-benar dapat dipahami dengan baik.

Jika diperlukan, tool hanger dapat digunakan.

h) Mengoperasikan Perlatan Hydrolik

Sebelum mengoperasikan peralatan ini, petugas harus:

Semua tali pengikat harus dilepaskan dari lengan hydrolik;

Mentanahkan kendaraan;

Pastikan semua orang pada posisi jauh dari outtrigger;

Pastikan outrigger benar-benar diposisikan di tanah dengan sangat baik, atau

pada kayu tambahan (wooden support) karena berada tanah yang lunak;

Memastikan tidak ada oli yang bocor.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 10

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Kemungkinan Resiko :

Tidak stabilnya posisi kendaraan;

Peralatan hydrolik beroperasi sebelum melepaskan tali pangikat;

Peralatan hydrolik tidak bergerak dengan baik karena kekurangan oli;

Mencederai kaki orang lain pada saat menurunkan outrigger.

i) Mengambil Material, Tool dan Peralatan

Mengambil material, tool, peralatan dan besi-besi, dan menyimpan didalam

kendaraan.

Kemungkinan Resiko:

Petugas terpleset dan terjatuh dari kendaraan.

Cedera pada otot.

Material, tool dan peralatan terjatuh atau rusak.

Cedera pada tangan atau kaki.

j) Mengaktifkan Auto-Reclose Lagi

Setelah pekerjaan selesai, pemeriksaan akhir harus dilakukan dengan

menyambungkan kembali perangkat autoreclose atau melakukan koordinasi

dengan petugas yang menangani hal ini.

Menyalakan kembali repeating fuse switches.

Komunikasi dengan operator distribusi

Kemungkinan Resiko:

Operasi peralatan yang diinginkan tidak sesuai.

Terjadinya operasi peralatan yang tidak diinginkan akibat pengaruh dengan

peralatan yang lain.

Petugas terjatuh ketika menghidupkan reclose yang terpasang di tiang.

Petugas tersengat Listrik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 11

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

k) Melakukan Evaluasi Terhadap Pekerjaan Tim

Orang yang bertanggung jawab dengan pekerjaan semua petugas PDKB harus :

Memeriksa apakah rencana pekerjaan telah sepenuhnya terpenuhi;

Memeriksa apakah jumlah material yang telah direncanakan dalam pekerjaan

telah cukup memenuhi;

Mendiskusikan kinerja dari masing-masing petugas, analisa waktu, kemanan

dan kualitas pekerjaan;

Membuat catatan jika ada hal-hal yang penting dari pelaksanaan

pekerjaan dan jika terjadi kesalahan untuk dilakukan perbaikan sebagai

bahan pertimbangan evaluasi pada pekerjaan selanjutnya.

2.4. Pelatihan

2.4.1. Pelatihan Dasar – Metode Rubber – Glove

Regu Petugas PDKB tidak memiliki asisten karena setiap petugas

harus mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan yang diberikan.

Semua perintah harus dianalisa dan didikusikan dalam tim untuk

tujuan keselamatan, dan hal ini adalah penekanan yang akan

didapatkan dalam pelatihan yang diberikan.

Program pelatihan untuk 13.8kV hingga 34.5kV

a) Filosofi dari saluran udara sistem distribusi yang bertegangan

b) Prosedur pekerjaan dalam sistem udara yang bertegangan

c) Penjelasan, pemakaian, dan pemasangan perlatan untuk PDKB

d) Penggunakan perlatan APD (Sarung tangan, pelindung lengan

(sleeves), kacamata, dll)

e) Pengoperasian peralatan Hydroelevator

f) Perintah dasar dalam teori dan praktek.

Berikut ini adalah perintah-perintah dasar dalam Metode Ruber Glove

yang dapat dilakukan oleh Regu Kelas Berat, Kelas Menengah, dan

Kelas Ringan dan dilakukan dalam pelatihan antara lain :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Perintah Dasar

Regu

Kelas

Berat

Kelas

Menengah

Kelas

Ringan

Penggantian isolator tumpu (pin insulator) X X X

Penggantian of isolator penegang (disc

insulator)X X X

Pemasangan, pemeliharaan, dan

penggantian LBS (knife switch)X X X

Pemasangan, pemeliharaan, dan

penggantian cut out/fuse switch X X X

Pemeliharaan dan pemasangan jumper,

kabel saluran udara and sambungan-

sambungan

X X X

Penggantian lightning arrester X X X

Pemotongan dahan pohon pada pohon

yang mebersentuhan dengan sistem

distribusi

X X X

Pengukuran tegangan fasa (Phasing) X X X

Perbaikan konduktor dan

menyambungkannyaX X X

Penggantian struktur cross arm type I X X

Penggantian struktur cross arm type II X X

Penggantian struktur cross arm type III X X

Penggantian struktur cross arm type IV X X

Penggantian tiang (pole) X X

Pengaturan penggantian tiang X X

Merubah struktur type I ke type II X X

Merubah struktur type I ke type IV X X

Penggantian 2 level struktur cros arm. X X

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

2.4.2. Penyegaran Pelatihan PDKB-TM (Refreshment Training PDKB-TM)

Petugas PDKB harus mengikuti pelatihan kembali setelah 1 tahun bertugas

dan setiap 2 tahun setelah itu, atau sebelum kembali bekerja setelah 3 bulan

atau lebih tidak melakukan pekerjaan PDKB.

Program Pelatihan kembali:

a) Review dari filosofi dari sistem distribusi yang bertegangan

b) Penggunaan APD dan peralatan

c) Latihan pekerjaan dalam keadaan bertegangan

2.4.3. Pelatihan Dasar Metode Hotstick dan Gabungan

Pelatihan metode Hotstick dan Gabungan dengan menggunakan platform

dapat dijadikan suatu hubungan dengan pelatihan metode Ruber Glove.

Pada hal ini, diperlukan 80 jam pelatihan di kelas ( 2 minggu).

Perintah Dasar Metode Hotstick dan Gabungan yang dapat dilakukan di training

adalah :

Metode Hot Stick Platforms Metode Gabungan

 Penggantian fastening Penggantian Pin-insulator

Penggantian Pin-insulator Penggantian Dead-end (disc) insulator

Penggantian Dead-end (disc)

insulator Penggantian/pemeliharaan fuse switch

Penggantian Struktur Cross-

arm Tipe IPenggantian/pemeliharaan lightning arrester

Penggantian Struktur Cross-

arm Tipe II Penggantian/pemeliharaan monopolar knife switch

Penggantian Struktur tiang

(pole) Tipe IPenggantian Struktur Cross-arm Tipe I dan Tipe II

Penggantian Struktur tiang

Tipe IIPenggantian Struktur Cross-arm Tipe III

  Penggantian Struktur Cross-arm Tipe IV

  Perbaikan Konduktor yang dekat dengan Struktur

  Penggantian struktur tiang tipe I dan Tipe II

Perbaikan Konduktor yang dekat dengan Struktur

2.4.4. Pemeliharaan Sistim Distribusi Yang Sederhana

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 14

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Pengendalian konduktor kawat pentanahan;

Penggantian Diamond Shaped Spacer;

Penggantian pin insulator;

Penggantian dead end insulator string dan/atau dead end clamp;

Penggantian Struktur tiang Ce1 – A pada lokasi yang sama;

Penggantian Struktur tiang Ce1 – Ce3;

Pemasangan/pemeliharaan jaringan udara sistem distribusi

Pemasangan/pemeliharaan overhead crossover;

Penggantian struktur L arm ke C arm;

Penggantian/pemeliharaan knife switch;

Penggantian lightning arresters.

Semua perintah-perintah tersebut tidak dapat dilakukan pada konduktor

berisolasi (twisted conductor).

Bekerja pada satu konduktor yang terpisah, dan hanya jika fasa – fasa yang

lain dan konduktor kawat pentanahan semua sudah terisolasi.

(dicover/dilindungi).

Switching on atau off sambungan pada proteksi trafo, dimana dilakukan

pengukuran jika nilai volt ampere lebih dari 112.5 KVA, maka hal ini tidak

boleh dilakukan dengan Metode Rubber Glove, karean adanya nilai arus

magnetik yang tinggi dibelitan HV Trafo.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

3. PETUNJUK DASAR UNTUK MENGGUNAKAN KENDARAAN YANG

DILENGKAPI DENGAN BUCKET ISOLASI

3.1. TUJUAN :

Tujuan manual ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar kepada petugas PDKB yang dilaksanakan pada peralatan hydraulik, yang dilengkapi dengan bucket isolasi.

3.2. KESELAMATAN :

1) Sarung tangan karet (Gloves) harus ditest setiap hari dengan menggunakan glove tester, selalu pastikan untuk tidak ada lubang dan pecah (rusak) pada sarung tangan tersebut. Dan juga sarung tangan kulit harus dalam kondisi baik.

2) Sleeve harus selalu diperiksa dari adanya lubang dan pecah (rusak) pada permukaan.

3) Selalu mematuhi peraturan keselamatan untuk bekerja dari ground hingga ke ground.

4) Memakai gloves dan sleeves sebelum memasuki bucket dan boleh melepaskannya hanya jika setelah meninggalkan bucket.

5) Selalu bekerja berdasarkan peraturan keselamatan.

6) Semua petugas PDKB harus mengetahui semua peraturan keselematan.

7) Petugas tidak boleh merokok pada saat memakai gloves dan sleeves, karena hal ini mengakibatkan kerusakan pada material.

8) Selalu menjaga kebersihan material dan menggunakan ruangan yang tersedia di mobil truck.

9) Menempatkan tool dam , material di dalam kotak – kotak box Kendaraan.

10) Kesalahan pada area kerja dapat mengaikatkan kecelakaan.11) Selalu memastikan bahwa tidak ada tool, peralatan, dll, yang menahan

dengan tangan sebelum mengangkatnya (menaikkainya) karena hal ini dapat mengaikatkan kecelakaan

12) Hal yang paling untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah prinsip – prinsip keselamatan pada diri petugas itu sendiri.

13) Merencanakan pekerjaan lebih seksama, dan berfokus pada keselamatan.

14) Operasi yang aman sangat tergantung dengan petugas PDKB itu sendiri.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

15) Selalu memeriksa nilai tegangan kerja, karena gloves dan sleeves itu sendiri memiliki klasifikasi sesuai dengan table dibawah ini:

Tegangan Kerja Nominal

Class I Class II Class III

15 kV 23 kV 34.5 kV

Jika bekerja pada area kerja yang memiliki lebih dari satu tegangan kerja,

gunakan kelas tegangan paling tinggi dari sarung tangan dan sleeves untuk

mencegah terjadinya kecelakaan.

3.3. TALI PELAYANAN (SERVICE ROPE)

1) Jangan pernah membebani berlebih tali pelayanan, karena jika tali ini

terputus dapat mengakibatkan kecelakaan

2) Selalu menggunakan tali dengan

rope block pada saat menaikkan atau menurunkan peralatan yang

diperlukan dan jangan pernah membiarkan peralatan turun (jatuh) terlalu

cepat.

3) Selalu memeriksa kondisi tali

pelayanan, sebelum menggunakannya.

4) Jangan pernah mengikat beban

pada lengan hydrolik, khusunya untuk beban (material) yang dapat

menyebabkan dampak tertentu seperti memindahkan batang pohon atau

mengganti material.

3.4. PEMELIHARAAN PERALATAN

1) KESELAMATAN sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan yang baik.

SECARA PERIODIK SELALU MEMBERIKAN PELUMAS APDA PERALATAN

SESUAI DENGAN TABEL PELUMASAN (LUBRICATION TABLE)

3.5. SISTEM HYDROLIK :

1) Selalu memastikan bahwa outriggers tidak selalu lambat pada saat bergerak

turun : Jika hal ini terjadi, harus dilakukan perbaikan dengan segera;Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 17

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

2) Pada saat menggunakan peralatan hydrolik, selalu memeriksa kondisi pada

saat setelah digunakan untuk mencegah adanya cairan hydrolik yang tertupah

(bocor);

3) Kekurangan cairan hydrolik dapat mengurangi kemmapuan (kekeuatan)

peralatan;

4) Peralatan (bagian) yang dapat dilepaskan harus tetap bersih setelah

digunakan.

5) Pemeliharaan yang benar dari sistem hydroulik dan sistem berputar dapat

mencegah pergerakan lengan hydroulik dari pergerakan yang tidak diinginkan

( masalah)

6) Setelah penggantian cairan hydroulik, sebelum membawa peralatan tersebut

kembali bekerja. Sistem harus ditest dengan melakukan 2 dan 3 kali

pergerakan dengan bucket tetap dibiarkan kosong (tanpa beban).

3.6. KENDARAAN :

1) Kondisi Oli,air, dan ban harus diperiksa setiap hari

2) Tanpa pemeliharaan yang baik, kendaraan dikhawatirkan tidak dapat berjalan

baik

3) Lampu depan, lampu belakang, sein, dan lampu tanda peringatan harus

diperiksa satu minggu sekali

INGAT : MASALAH PADA KENDARAAN DAPAT MENGAKIBATKAN

KESULITAN PADA TIM UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN.

4) Pemeliharaan mekanis dan kondisi keselamatan sangat tergantung juga

dengan tidak membebani berlebihan dari kapasitas kemampuan peralatan.

3.7. PEMBERSIHAN

1) Jangan pernah untuk membuat lubang pembuang air dalam bucket

2) Spon dapat digunakan untuk membuang air didalam bucket

3) Pada bucket yang dilengkapi turning system, gunakan kemampuan tersebut

untuk membersihkan dan mengeringkan air pada bucket

3.8. MENJALANKAN KENDARAAN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 18

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

1) Sebelum menjalan kan kendaraan, pastikan lengan pada kondisi tetap pada

dudukannya

2) Pastikan aman pada saat melewati bawah atau atas pohon – pohon dan

konduktor

3) Memeriksa apakah semua peralatan telah dimasukkan ke kendaraan, apakah

ban dalam kondisi baik dan outriggers masih (telah) terangkat sebelum

berangkat atau meninggalkan tempat kerja.

4) Sebelum menjalankan kendaraan, pastikan lengan telah terkunci pada

tempatnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat

mengakibatkan kerusakan pada lengan isolasi.

3.9. MEMPARKIR KENDARAAN

1) Pastikan rem tangan sudah diaktifkan pada saat kendaraan diparkir pada area

kerja

2) Menggunakan batu atau kayu dibelakang ban ( untuk menahan pergerakan

ban ) Sebelum melakukan pekerjaan

3) Pada saat memparkir kendaraan pada bukit (tanah) yang menurun,

parkir kendaraan dengan posisi dibawah area kerja

4) Selalu bekerja dengan lengan diatas kendaraan.

WRONG CORRECT

DENGAN MEMPOSISIKAN KENDARAAN DIBAWAH AREA KERJA, SEMUA

PERGERAKAN AKAN MENJAUHKAN BUCKET DARI AREA BERTEGANGAN.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 19

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

5) Melindungi area kerja dengan menggunakan kerucut, tali dan tanda peringatan

untuk menghindari resiko kecelakaan terhadap kendaraan atau pejelan kaki.

3.10. OUTRIGGERS

1) Anngota harus DIPERINGATI (diberitahu) sebelum menurunkan outriggers

2) Pastikan semua anggota tim jauh dari outriggers pada saat menurunkan

3) Pada kondisi tanah yang lunak, lembab atau basah, plat yang lebar

dapat digunakan dibawah outriggers untuk alat bantu keseimbangan.

4) Plat dengan ketebalan lebih dari 7 cm sebaiknya tidak digunakan

5) Jangan pernah memposisikan otriggers sebagai penahan

6) Selalu memasatikan outriggers sudah benar – benar terpasang ( keluar/turun)

dengan baik sebelum melakukan pekerjaan.

3.11. PENGOPERASIAN

Petugas didalam bucket hanya terlindungi dari lengan kendaraan, tidak

terlindungi dari fasa ke fasa atau dari fasa konduktor ke titik pentanahan lain

(tiang)

1) Lengan hydroulik bagian atas yang paling dekat dengan bucket, dapat

menjadi BERTEGANGAN yang disebabkan oleh konduktor karena bagian ini

terbuat dari bahan metal.

2) Alat kontrol bucket dan konduktor tidak boleh disentuh dalam waktu yang

bersamaan :

PETUGAS JANGAN PERNAH BEKERJA DIANTARA KONDUKTOR TANPA

MENGGUNAKAN PERANGKAT PROTEKSI (KEAMANAN) YANG BAIK

3) Bucket Eksternal tidak memiliki isolasi yang baik

4) Pada saat petugas bekerja pada jaringan yang bertegangan, Internal bucket

liner harus digunakan karena perangkat ini memiliki isolasi yang baik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 20

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

JANGAN PERNAH MENYENTUH KONDUKTOR BERTEGANGAN DENGAN

TANGAN KOSONG

5) Bagian tubuh dari petugas PDKB atau bagian dari perangkat keamanan

dirinya dapat menyentuh titik pentanahan atau konduktor bertegangan yang

lain, dimana hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan, karena itu gunakan

cover dengan baik pada area kerja bertegangan termasuk kawat pentanahan;

6) Pada saat mendekati konduktor, petugas harus melindungi area kerja dengan

cover dan hanya membuka pada saat meninggalkan area kerja;

7) Pada saat kendaraan digunakan dalam pekerjaan bertegangan, kendaraan

akan bertegangan juga, sehingga jangan membiarkan seorang mendekati

atau menentuhnya;

8) Bucket harus diposisikan dengan baik untuk membantu lebih mudah dalam

melakukan pekerjaan;

9) Menempatkan posisi bucket dengan tidak benar yang menyebabkan petugas

tidak dapat bekerja dengan tenang (nyaman) dan kemungkinan

menimbulkan resiko terhadapnya.

10) Jangan pernah melakukan perpindahan dari bucket ketiang, karena

goncangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerusakan (jatuh) yang

fatal

11) Selalu menggukan sabuk (dari harness) yang dikaitkan pada cicin yang

terdapat pada lengan bagian atas.

12) Pada saat mengoperasikan peralatan, amati arah dan pergerakan lengan

hydroulik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 21

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

13) Seorang anggota tim harus menjaga dari area yang tak terlihat, memberikan

peringatan dengan cepat mengenai hal – hal yang dapat mengakibatkan

kecelakan

14) Memperhatikan bagian – bagian yang berbahan metal dari lengan hydroulik

untuk menghindari kontrak dengan konduktor yang bertegangan

15) Eksperimen dengan peralatan tidak boleh dilakukan pada area kerja

16) Pelajari buku manual dengan operator yang sudah terlatih dan diarea yang

bebas (tidak bertegangan) lakukan pengenalan dengan control sebelum

melakukan pekerjaan

INGAT : SEMUA PERALATAN MEMILIKI MANUALNYA SENDIRI

17) Jangan pernah menempatkan lengan melintang melewati satu fasa atau lebih

18) Jangan pernah menaikkan (menempatkan) bucket dibawah konduktor

bertegngan atau menyentuhkan dengan hydroulik.

INGAT: SELALU MEMPROTEKSI KONDUKTOR

19) Perputaran lengan hydroulik harus dilakukan dan diberhentikan dengan

perlahan, dengan pergerakan pada kontrol.

20) Pergerakan secara kasar harus dihindari, karena dapat merusak bagian

mekanis

21) Semua anggota tim harus sudah mengenal baik dan mengetahui semua

pergerakan dari peralatan hydroulik

PELAJARI MANUAL PERALATAN UNTUK PROSEDUR PADA KONDISI

DARURAT (EMERGENCY)

22) Jangan pernah menarik objek yang berat dengan hydroulik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 22

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

23) Menggunakan lengan hydroulik sebagai crane untuk lakukan pekerjaan yang

berat dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan

INGAT : BEBAN MAKSIMUM TIAP – TIAP BUCKET BERBEDA

TEGANGAN DARI MODEL DAN PABRIKAN.

3. KONDISI UMUM

3.1. PENYIMPANAN

3.1.1. Peralatan dan tool harus disimpan di ruangan yang bebas dari debu

dan selalu kering. Untuk kondisi ini, suhu udara ruang tidak lebih

dari 35oC.

3.1.2. Stick juga harus disimpan pada ruangan yang sesuai : kering,

bebas debu, jauh dari sinar matahari langsung, terhindar dari

gesekan material padat ( metal ) dan permukaan lain. Stick dapat

disimpan di tas penyimpanan.

3.1.3. Barang – barang karet harus dilindungi dengan industrial talcum

(bedak) dan setelah disimpan, jauhi dari sinar matahari langsung

dan panas seperti yang dijelaskan pada penjelasan dibawah ini :

a) Rubber gloves harus disimpan pada tempat yang gelap dan

dingin, keduanya didalam tas dan didalam kotak;

b) Rubber sleeves harus disimpan pada tempat dengan posisi lurus,

keduanya didalam tas dan didalam kotak;

c) Pin insulator cover atau conductor cover harus disimpan pada

posisi regular;

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 23

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

d) Rubber blanket harus disimpan dalam keadaan lurus atau pada

posisi digulung.

3.1.4. Cover ( Switch, Insulator, Conductor, dll) yang kaku/keras harus

disimpan pada rak dengan menempatkan (kayu atau potongan

plastik) didalam untuk menghindari kelainan bentuk.

3.1.5. Perusahaan harus memiliki ruangan penyimpanan untuk

menyimpan peralatan dan tool PDKB.

3.1.6. Stick harus disimpan pada rak.

3.1.7. Tool dan peralatan juga harus disimpan apda rak.

3.2. TRANSPORTASI

Tindakan pencegahan dibawah ini harus dilakukan pada saat membawa

peralatan :

3.2.1. Kompartemen (Box pada kendaraan) harus tertutup untuk

menghindari masuknya air, debu dan bahan pelarut (solvent)

3.2.2. Stick harus disimpan pada tas penyimpanan atau di hanger dengan

pelindung karet di dalam box kendaraan dan diikat untuk

menghindari kerusakan terhadap stick dan terhadap kendaraan.

Bagian – bagian yang terbuat dari metal tidak boleh bersentuhan

(kontak) dengan fiberglass.

3.2.3. Rubber gloves harus dibawa dengan terbebas dari kontak dengan

bahan metal atau fiberglass.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 24

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

3.2.4. Rubber gloves harus disimpan didalam tas penyimpanan, dengan

posisi ujung lengan pada bagian bawah jari – jari pada bagian atas,

dan hindari adanya material lain didalam gloves.

3.2.5. Rubber sleeves harus disimpan didalam kotak atau tas.

3.2.6. Rubber blanket ahrus digulung dan disimpan dalam tabung PVC

dengan diameter sama atau lebih besar dari 150mm.

3.2.7. Cover konductor dari karet (Conductor Rubber Covers) harus

dibawa dengan posisi harizontal pada ruangan berkarpet.

3.2.8. Cover (yang kaku) harus dibawa apda ruangan berkarpet.

3.3. KONSERVASI (PEMELIHARAAN)

3.3.1. Pembersihan.

3.3.1.1. Peralatan yang terbuat dari karet harus dibersihkan

dengan air dan sabun yang netral (neutral soap), setelah

itu bersihkan dengan air bersih dan keringkan (tidak

dibawah matahari)

Gloves and sleeves harus dibersihkan setiap hari

dan, setelah dikeringkan, berikan bedak (industrial

talcum).

Untuk flixible cover adalah (liner, coductor cover, dll)

setiap bulan.

CATATAN :

Noda atau noda dari minyak (oli transformer, grease, dll)

harus dibersihkan segera untuk menghindari

kemungkinan terjadinya kerusakan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 25

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

3.3.1.2. Cover yang kaku (rigid covers) harus dibersihkan setiap bulan

dengan air dan sabun yang netral dan jika diperlukan dapat disikat

dengan menggunakan sikat palstik, tetapi harus dihindari dari

gesekan berlebihan pada permukaan cover untuk menghindari

kerusakan.

3.3.1.3. Plat form harus dibersihkan dengan menggunakan acetone dan

benzene. (lihat 3 2a).

3.3.1.4. Sling nylon dan tali harus dibersihkan dengan air dan sabun yang

netral, diredam selama satu jam dan kemudian dibersihkan

dengan air, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari.

3.3.1.5. Stick harus dibersihkan setiap hari, sebelum dan setelah bekerja

dengan menggunakan kain silikon. Memeriksa untuk mencari

kerusakan pada permukaan. Jika tidak ada, simpan pada

tempatnya. Jika kondisi sebaliknya, lakukan langkah – langkah

seperti yang ditujukan pada bagian 3.1.3.

CATATAN :

1) Untuk memebrsihkan dari kotoran biasa dapat digunakan air

dan sabun yang netral. Jika ada noda atau kotoran

(kontaminasi) pada permukaan stick (oli , grease), maka hal

ini harus dibersihkan dengan acetone, benzene atau thinner,

memberikan sekaan dan polesan agar kembali mengkilap;

2) Setelah dibersihkan, stick harus dikeringkan di tempat yang

sesuai (bebas debu dan sinar ultraviolet) dan ditest dengan

alat test isolasi.

3) Peralatan (bagian) yang terbuat dari metal harus dilumasi

dengan pelumas jenis padat (solid type lubricant), anti korosi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 26

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

dan tidak beracun, untuk memperlancar pergerakan bagian –

bagian ini.

3.3.1.6. Penyaringan (Strainer) :

a) Permukaan klem (clamp) harus tetap bersih dan bebas dari

bahan – bahan (substansi) lain. Sikat kawat atau amplas

dapat digunakan untuk membersihkan permukaan klem;

b) Semua bagian – bagian yang bergerak harus tetap bersih

dan dilumasi untuk pergerakan lebih halus. Membersihkan

strainer, celupkan seluruh bagian didalam cairan pemebrsih.

Setelah kering, berikan oli pada setiap sambungan dan

bagian yang bergerak, pastikan untuk menyimpan klem tetap

bersih dan bebas dari pelumas.

CATATAN :

Strainer yang baru harus diminyaki, karena alasan itu strain harus benar –

benar dibersihkan sebelum pertama kali digunakan.

5. MASALAH YANG PALING SERING TERJADI

5.1. Elevation atau Suspension Kit

5.1.1. Saddles :

Jarak diantara sadle : Saddle baik itu dekat atau terlalu jauh

dari yang lainnya (pengangkatan : sekitar 1.00m diantara

saddle pada ; Suspension : jika mungkin, satu pada bagian

ujung atas tiang dan yang lain diantara pengait)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 27

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Salah pengikatan : ini membuat lifting atau suspension kit

salah memperkirakan posisi konduktor.

Lurusnya tiang utama (main pole) dengan tiang adalah sangat

penting untuk membuat lebih mudah dalam pengamanan

selama menaikkan dan menurunkan.

5.1.2. Pengait Kawat ( Wire Holder) :

Ketika ikatan (kuncian) tidak benar, ini dapat berputar atau

bergerak.

Periksa apakah wire holder sudah terkunci dengan benar pada

konduktor

Jarak yang benar diantara wire holder dan konduktor. Petugas di

bucket harus memeriksa jarak diantara konduktor

untuk menentukan jarak yang benar diantara konduktor oleh

petugas di ground.

Wire holder harus lurus dengan tiang.

5.1.3. Ketika sudutnya kecil, konduktor tidak boleh sering diangkat dan saddle

digunakan lebih jauh dari masing – masing yang lain.

5.1.4. Eye screw (mata skrup) yang terpasang pada extentor atau bracket

diperlukan untuk bekerja pada dua tiang beton (double concrete pole)

5.1.5. Pada saat suspension kit digunakan dalam sudut tertentu, the wire

holder harus diletakkan dengan arah membuka berlawanan dengan

arah pengencangan.

5.2. Fuse dan Knife Switch

5.2.1. Pertama – tama melepaskan fuse atau knife switch harus dilakukan

dengan menggunakan hot stick untuk menghindari

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 28

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

petugas cidera akibat electrical arc pada saat switch tidak di by pass

atau by pass tidak bekerja dengan baik.

5.2.2. Switching on ( memasukkan/menyalakan) dapat dilakukan dengan

tangan sepanjang itu di by pass, untuk memastikan operasi yang

sesuai dari switch.

5.2.3. Fuse switch yang dipelihara atau diganti harus diproteksi dengan

switch cover atau insulating slotted blanket, dimana hal ini akan

menjadikan pekerjaan lebih mudah dan aman.

5.2.4. Kapan saja petuhas PDKB bekerja dan fuse switch, integrasi struktur

harus selalu diperiksa.

5.2.5. Posisi yang sesuai dari fuse catridge harus diperiksa sebelum

mencover fuse switch.

Jika ragu, dapat diikat untuk mencegah kecelakaan pada saat

switch off.

5.3. Penggantian Pole

Untuk tujuan keamanan bagian ujung bawah tiang dapat diikatkan

dengan bagian ujung bawah crane.

5.4. Penggunaan Cover

Bagian atas dari tiang harus dicover jika pekerjaan yang dekat dengannya

akan dilakukan

Brace (pengait) harus dicover jika pekerjaan yang dekat dengannya akan

dilakukan

Ketika suspension atau elevation kit tidak sedang digunakan untuk

mengganti cross arm, flexible conductor cover harus ditempatkan pada

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 29

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

sisi cross arm yang akan dipasang karena disana posisinya tidak terlalu

tinggi.

Ketika menggunakan suspension kit, gunakan flexible conductor cover

dibawah wire holder karena cover ini sangat cocok untuk

dipasang di dalam suspension wire holder.

5.5. By Pass.

Tiga kawat tembaga 4,5m 4/0A WG (dugunakan untuk mengganti atau

memelihara knife switch)

Tiga kawat tembaga 4,0m 2/0A WG + transformer bush clamp + peralatan

isolasi (untuk digunakan penggantian transformer fuse switch,

transformer lightning arrester dan cross arm pada struktur trafo)

Satu kawat tembaga 4,5m 2/0A WG

Satu kawat tembaga 1,0m 2/0A WG

Satu kawat tembaga 2,0m 2/0A WG

5.6. Tali

Sangat penting untuk memiliki tali dengan ukuran dan panjang yang

berbeda

(Paling sedikit 5) tali 1.5m dengan diameter ¼”.

(Paling sedikit masing – masing 1 ) tali dengan diameter ½” dan panjang

5m, 10m dan 20m.

PENGGANTIAN ISOLATOR TUMPU (PIN INSULATOR)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 30

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan pemeliharaan

isolator tumpu:

5.6.1.1. Proteksi konduktor :

Ketika petugas mendekati jaringan paling sedikit dua buah conductor cover

digunakan (jaringan terdekat/yang dilakukan pemeliharaan) dan satu cover

pada masing – masing konductor disisi lainnya;

1. Memasang pin insulator pada kedua pin pada sisi yang sama;

2. Memasang cross arm cover pada pin yang akan diganti;

3. Buka cover dari pin insulator yang akan diganti;

4. Buka ikatan sambungan (fastened joint) dengan hati – hati untuk menghindari

adanya kontak dengan bagian yang tak terlindungi dan dengan konduktor lain;

5. Dorong conductor cover untuk melndungi konduktor, dan letakkan konduktor

pada cross arm. Pada posisi sudut pekerjaan yang sempit, konduktor ada

kemungkinan bergerak (melenceng/meleset), karena itu

dapat digunakan sling ( webbing sling ) untuk menghindari terjadinya hal lain;

6. Mengganti pin atau pin insulator, jika diperlukan;

7. Buka conductor cover dan kemudian mengikat dengan insulator yang baru;

8. Isolasi pin insulator dengan pin insulator cover;

9. Membuka cross arm cover;

10. Membuka semua cover.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 31

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

AN/ATAU PEMELIHARAAN KONDUKTOR RANTAS

( CROSSOVERS)

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan pemeliharaan

konduktor rantas:

1. Mengisolasi konductor

2. Mengukur arus untuk sebagai pertimbangan (spesifikasi) by pass jamper

3. Memeriksa kondisi jaringan dan sambungan

4. Memasang by pass jamper

5. Melakukan pemeliharaan atau penggantian

6. Melepaskan by pass jamper

7. Membuka cover

MEMOTONG DAHAN ( TREE TRIMMING)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 32

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan pemotongan

dahan:

1. Mengisolasi konduktor

2. Melakukan pemotongan dari dahan pohon yang paling dekat dengan jaringan

dan memotong percabangan tersebut dalam bagian – bagian kecil

3. Membuka cover

LIGHTNING - ARRESTER

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian

lightnign arrester:

1. Mengisolasi jaringan dengan baik

11. Buka (disconnect) dan lepaskan lightning arrester yang rusak

12. Gunakan satu dari dua metode untuk melakukan pengujian lightning arrester :

Metode I

- Memasang lightning arrester pada struktur

- Menyambung kawat pentanahan (earth wire)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 33

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

- Dengan baik mengisolasi (mengcover) lightning arrester dan

mengencangkannya

- Menambungkan kawat tembaga pada bagian atas lightning arrester

- Pada jarak 1.500mm, melakukan test dengan menyentuhkan hotline

clamp (HLC/LLC) pada phasa dengan mengunakan (Hook Pole )

- Mengencangkan HLC (LLC)

- Melepaskan cover

Metode II

- Memasang lightning arrester pada struktur

- Menyambungkan kawat pentanahan

- Menggunakan HV volmeter, melakukan pengukuran nilai tegangan

diantara bagian atas lightning arrester dan phasa. Jika tegangan dibawah

3.5 kV, maka lightning arrester tersebut kondisinya baik.

PENGGANTIAN TRANSFORMER FUSE SWITCH

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pemeliharaan FCO Trafo:

1. Mengisolasi area kerja dengan baik

2. Memeriksa konduktor dan kondisi sambungan

3. Memasang by pass jamper, menempatkannya sedekat mungkin dengan

bushing transformer dan konduktor

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 34

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

4. Mematikan fuse switch dan melepaskan cartridge

5. Melepaskan (Disconnect) fuse switch

6. Membuka fuse switch

7. Memasang fuse switch ang baru, menyambungkannya dan memasang

cartridge

8. Membuka by pass jamper

9. Melepaskan semua isolasi ( cover)

PENGGANTIAN CROSS ARM – STRUKTUR TYPE A1

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian cross

arm type A1:

1. Isolasi area kerja dengan baik

2. Menaikkan cross arm yang baru dengan menggunakan tali dan rope block

3. Mengencangkan cross arm yang baru

4. Memindahkan (transfer) conductors : buka wireholders, letakkan dengan baik

konduktor yang sudah tercover (insulated conductors) pada cross arm cover,

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 35

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

pindahkan insulator dan pin ke cross arm yang baru, perbaiki posisi konduktor,

dan mengulangi prosedur tersebut untuk fasa – fasa yang lainnya.

5. Melepaskan dan memindahkan cross arm yang rusak

6. Membuka semua isolasi (cover)

PENGGANTIAN DOUBLE CROSS ARM A3

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian cross

arm:

1. Isolasi area kerja dengan baik

2. Memasang cross arm pertama disamping konduktor, dengan meinstall the first

cross arm on the side of the conductors, semua skrup, baut skrup dan washer,

angkat bila perlu

3. Memasang cross arm yang kedua dan mengencangkan skrup

4. Memasang (mengikat) sling pada kedua cross arm dan menggunakan 2 hoist,

untuk menahannya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 36

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

5. Menggunakan sling yang lain, spiral link stick, strain stick dan 1.000 kg hoister,

pindahkan fasa yang bagian tengah pertama- tama dan kemudian baru fsa –

fasa lainnya

6. Memindahkan penahan (trainer)

7. Melepaskan cross arm yang lama

8. Membuka semua isolasi (cover)

PENGGANTIAN TIANG/SISIP TIANG

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan penggantian

tiang/sisip tiang:

1. Mengisolasi area kerja dengan baik

2. Menggali lubang sedekat mungkin dengan tiang yang akan digantikan

3. Melubangi (bor) tiang jika tiang terebut adalah tiang kayu

4. Memasang paling sedikit 2 pole cover pada 300mm dari bagian atas tiang yang

tidak terlindungi. Ikatkan tali untuk mencegah terlepas.

5. Mematikan (Switch off) jaringan Tegangan Rendah (TR), jika ada

6. Menggunakan crane untuk menempatkan tiang pada posisinya

Catatan :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 37

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

a) Crane harus memiliki safety valve (holding type valves) pada cilindernya

b) Operator crane harus memakai peralatan APD lengkap seperti :

Sarung tangan karet TM dengan ukuran class tegangan yang benar,

sarung tangan kulit, berdiri diatas kursi isolasi (insulated bench) atau

blanket

c) Crane harus ditanahkan (ground) dengan baik

7. Membuka semua pole cover

8. Menyiapkan (bor) cross arm ditanah/dibawah, dengan arem terpasang, tanpa

pin dan isolator

9. Dengan crane tahan tiang yang akan digantikan

10. Mengangkat cross arm dan memasangnya pada tiang yang baru

11. Memaang cross arm cover dan memindahkan konduktor TM

12. Memindahkan jaringan TR

13. Membuka cross arm dari tiang yang digantikan dan kemudian memindahkan

tiang. Tiang diangkat dengan hanya menyisakan bagian ujung (akhir) tiang,

pindahkan tiang dan menanam sisa dari bagian ujung (akhir) tiang.

14. Melepaskan jaringan TR

15. Membuka semua isolasi (cover)

PEMELIHARAAN ISOLATOR PENEGANG

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 38

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan

pemeliharaan isolator penegang:

1. Mengisolasi konduktor (external conductor);

2. Mengisolasi external suspension insulator string;

3. Mengisolasi konduktor dan suspension string difasa yang bagian tengah;

4. Mengisolasi struktur cross arm;

5. Meletakkan sling pada struktur cross arm;

6. Menggantungkan link stick (atau spiral link stick) pada sling;

7. Meletakkan stick penegang pada konduktor dan 1T hoist, dan pastikan

bahwa:

Pemeriksaan apakah clamp lock masih terkunci

Menempatkan handle hoist pada sisi yang sama dengan link

stick,dimana hal ini akan membuat lebih mudah untuk

menempatkan insulator string

Mengencangkan hoist sampai cukup siap tanpa memberi kekuatan

tegangan berlebih pada konduktor

8. Membuka cover dari string yang digantikan

9. Mengikatkan strain stick ke shackle. Alasannya :

Untuk mencegah konduktor setelah dilepaskan dari suspension

string, untuk menghindari jatuh atau terlalu dekat dengan jaringan

Tegangan Rendah (TR)

Untuk lebih memudahkan dalam menempatkan suspension string

baru

10. Hoist bekerja mengencangkan konduktor sampai suspension string dalam

kondisi terlepas

11 Melepaskan cotter pin dengan menggunakan universal pliers

12. Melepaskan pin untuk membuka suspension string

13. Melepaskan suspension string dan gunakan tali untuk menurunkannya

ke bawah

14. Menyiapkan dibawah (diground/ditanah) suspension string yang baru

yang terbuat dari porselen atau kaca

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 39

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Menutup string isolator dengan blanket atau menempatkannya

didalam pole cover, diameter 200x300mm. Prosedur ini dilakukan

untuk mencegah, jika string rusak (meledak) selama pemasangan,

dimana pecahan kaca atau gelas tersebut dapat melukai petugas

PDKB.

Prosedur ini tidak perlu dilakukan jika string yag akan dipasang

terbuat dari polymeric compound

15. Memasang string baru

Memasang pin dan cotter pin

Melepaskan hoister

Membuka ikatan sling

16. Ikuti langkah-langkah kebalikan (diatas) untuk melepaskan:

hoister

automatic came along

spiral link pole

sling

insulating blanket

suspension insulator cover di phasa tengah

conductor cover di phasa yang tengah

suspension insulator cover untuk phasa di sisi luar

conductor cover untuk phasa di sisi luar

17. Untuk mengganti insulator strings di phasa yang lainnya dapat diikuti

prosedur yang sama.

PEMELIHARAAN LBS

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 40

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pemeliharaan LBS :

1. Mengisolasi area kerja dengan benar

2. Mengukur besar nilai arus untuk menentukan spesifikasi by pass jamper

3. Memasang by pass jamper

4. Membuka LBS

5. Melepas jamper

6. Melakukan pemeliharaan LBS

7. Menyambung jamper kembali

8. Menutup LBS

9. Melepas by pass jamper

10. Membuka semua isolasi (cover)

PELAKSANAAN SAMBUNGAN BARU

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 41

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan sambungan baru :

1. Mengisolasi area kerja dengan benar

2. Mengukur panjang jamper permanen

3. Memasang cu out (bila memakai)

13. Memebrsihkan konduktor yang akan dipasang jamper

14. Memasang jamper cut out sisi jaringan baru

15. Memasang jamper cut out sisi jaringan utama

16. Membuka isolasi (cover)

17. Memasukkan cut out

PEMELIHARAAN JAMPER PERCABANGAN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 42

PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pemeliharaan jamper :

1. Mengisolasi area kerja dengan benar

2. Mengukur besar nilai arus untuk menentukan spesifikasi by pass jamper

3. Memasang by pass jamper

4. Melepas jamper

5. Mengukur jamper

6. Memasang jamper baru

7. Melepas by pass jamper

8. Membuka semua isolasi (cover)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 43