BAGIAN ILMU ANESTESI,PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI LAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2015UNIVERSITAS HASANUDDIN
Manajemen Cairan pada Pasien dengan Trauma
Disusun Oleh:Ruzanna binti Hassim
C11109858Residen Pembimbing:
dr.PrimadonnaSupervisor Pembimbing:
Dr.dr.Hisbullah, Sp.An-KIC-KAKV
BAGIAN ILMU ANESTESI,PERAWATAN INTENSIF DAN
MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2015
ABSTRAK
Hampir 30% dari kematian akibat
trauma adalah karena kehilangan darah
Konsep volume rendah resusitasi cairan = hipotensi
permisif dapat mempertahankan perfusi
jaringan untuk periode yang singkat
Hipotensi permisif adalah bagian dari pengendalian
kerusakan strategi resusitasi (damage control
resuscitation)
DCR
hipotensi permisif
pencegahan asidosis
control hipotermia
penggunaan awal produk darah untuk
meminimalisasikan
koagulopati
minimalisasi resusitasi kristaloid
PENDAHULUAN
• Secara global, trauma berkontribusi sekitar10% dari total kematian dan 15% dari disability-adjusted life years
• Diperkirakan 10-20% dari kematian ini dapat dicegah dengan kontrol perdarahan yang lebih baik dari perdarahan.
• Perdarahan dalam waktu 6 jam setelah cedera muncul sebagai penyebab terbesar pencegahan kematian
PENDAHULUAN
• Selama empat dekad terakhir, pendekatan standar untuk korban trauma, yang hipotensi dari perdarahan adalah dengan transfusi cairan volume besar sedini yang mungkin
• Cairan IV volume tinggi untuk ketidakstabilan hemodinamik telah diterima secara standar disebagian besar system perawatan pra-rumah sakit seperti Advanced Trauma life Support System (ATLS)
MIKROSIRKULASI
Pemberian cairan untuk memperbaiki hipovolemia
dapat Meningkatkan aliran dengan
pengisian pembuluh darah yang
menghasilkan tekanan
paksaan dan meningkatkan
perfusi sirkulasi mikro.
Cairan juga memodifikasi hemorheology darah dengan mengurangi
viskositas yang menambahkan aliran darah.
Evaluasi Darurat untuk Pasien dengan Syok
• Pasien harus cepat dinilai untuk syok atau risiko syok.
• Saluran napas, pernapasan dan sirkulasi pasien trauma harus dikendalikan dengan cepat
• Mengendalikan sumber perdarahan dan lokalisasi oleh penilaian sonografi trauma (FAST)/ foto thoraks yang terfokus
PENGENDALIAN RESUSITASI KERUSAKAN (DCR)
• Istilah "triad mematikan" (Lethal Triad) :1. koagulopati akut2. hipotermia3. asidosis terlihat pada perdarahan yang
banyak (exsanguinating trauma)• membentuk dasar dari pengendalian
resusitasi kerusakan (DCR)
KOMPONEN PENGENDALIAN RESUSITASI KERUSAKAN (DCR)
Hipotensi Permisif •Untuk perdarahan yang tidak terkendali tanpa cedera kepala traumatic (TBI), menargetkan resusitasi untuk tekanan sistolik dari 7-90 mmHg,pemikiran normal dan denyut perifer teraba
Resusitasi Hemostatik •Resusitasi pertama terbatas untuk menjaga tekanan darah pada 90 mmHg, mencegah pendarahan baru dari pembuluh yang bergumpal•Kedua,volume restorasi intravaskular dicapai dengan menggunakan plasma yang dicairkan dengan minimal resusitasi utama dalam 1: 1 rasio dengan sel darah merah yang dikemas (PRBC).
Operasi Pengendalian Kerusakan •pengorbanan anatomi yang normal secara sementara untuk melestarikan fisiologi penting•3 bagian termasuk laparotomi,resusitasi ICU dan reoperasi berikutnya untuk resusitasi definitif
Karakteristik Resusitasi Cairan Optimal
Kesimpulan• Syok hemoragik tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di seluruh dunia. • Dengan tidak adanya cedera kepala traumatik, target tekanan
sistolik 70-90 mmHg, pemikiran normal dan denyut perifer dalam kasus yang tidak terkontrol perdarahan harus diutamakan.
• Normotensi harus diutamakan untuk kasus cedera kepala traumatik.
• Asam traneksamat harus diberikan kepada semua pasien dengan trauma tembus yang perlu transfusi.
• Protocol transfusi masif dengan rasio tetap harus diberikan. • Pasien dengan trauma tembus dimana perawatan definitif segera
tersedia bermanfaat dari pengendalian kerusakan operasi.
SEKIAN TERIMA KASIH
Top Related