2013
MAKALAH BIOLOGITENTANG DARAH
XI IPA 5
SMAN 10 PEKANBARUDI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :
ASYIFA NUR RAMADHANI BINTANG ARBAKMIS GISSA INDRI SEPTIA RIVALDO ADMIKO SELLA NURSITA TIARA ANNISA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan juga kepada keluarganya, sahabatnya dan
kita selaku umatnya.
Makalah ini memuat tentang PENGERTIAN DARAH, GOLONGAN DARAH,TRANSFUSI
DARAH,PENYAKIT DARAH yang sangat berbahaya bagi lingkungan kita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.
15 Desember 2013
Penyusun,
KELOMPOK II
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….......4
A. Tentang darah …………………………………………………………………..4
B. Golongan darah ………….…………………………………………………….11
C. Transfusi darah …………………………………………………………………17
D. Pengelolaan darah………………………………………………………………22
E. Kelainan pada darah……………………………………………………………29
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN……………………………………………………………33
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….34
3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Banyak penyebab keguguran berulang yang telah diidentifikasi di dunia kedokteran khususnya
kandungan. Salah satu penyebab yang sekarang ini makin sering ditemukan adalah adanya
inkompatibilitas golongan darah sistem ABO Pada kasus ini, terjadi reaksi imunitas
antara antigendan antibody. Inkompatibilitas ini sering menimpa golongan darah A dan B, O dan
A/B. Prinsipnya, janin atau bayi memiliki antigen yang tidak dimiliki ibunya. Karena suplai darah
ke janin berasal dari ibu, maka antigen ini akan sedikit menolak dengan memunculkan reaksi.
Akibatnya dalam dunia kedokteran akan menimbulkan klinis seperti kematian janin dalam
kandungan atau reaksi hemolisis darah bayi. Ada dua keadaan, yaitu A inkompatilitas atau B
inkompatibilitas. Anti-A dan Anti-B ini termasuk Ig-M. Namun pada kasus ibu berdarah O, Ig nya
berjenis Ig-G, menyebrangi plasenta dan menyebabkan hemolisis pada bayi. Kejadian kasus ini
berkisar dibawah 3% dari seluruh kejadian kematidan dan hemolisis bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
DARAH
4
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya
merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan
karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah
tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat
berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah
lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung.
Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari
pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan
mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan
keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat
badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
A. Fungsi Darah
a. Sebagai alat pengangkut yaitu:
Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan
tubuh.
Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh
jaringan/ alat tubuh.
5
Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
B. Kandungan Darah
Kandungan dalam darah:
Air : 91%
Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium,
dan zat besi).
Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam
amino).
C. Bagian- bagian Darah
C.a. Sel-Sel Darah
1. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran
diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1
mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang
disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung
oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–
paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi
6
oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di
jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-
karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses
pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi
nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan
nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam
tubuh selama kebih kurang 114 – 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari
eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang
berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam
eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb
wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit
seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya
hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut
anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit,
dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
2. Sel darah putih (Leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop
maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3
darah kira-kira 6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri
yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam
7
limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari
dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh
manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah
leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel
leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah
melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.
Macam- macam leukosit meliputi:
a. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
Limposit : macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe,
bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan
intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan
bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
Monosit : Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya
sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya
lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat
dan panjang, warnanya lembayung muda.
b. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
- Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti
terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
- Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih
besar, banyaknya kira-kira 24%.
- Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya
terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya
tidak diketahui.
8
3. Sel Pembeku (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-
macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-
300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari
normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang
terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari
200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan
darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika
kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan
trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+
akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang
halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan
demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya
diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
C.b. Plasma Darah
9
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi
elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku
darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau
organ.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar
melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat
pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya
GOLONGAN DARAH
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak
adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena
10
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darahdari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serumdarahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-
negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa
negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum
dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A
dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Aglutinin
Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan fungsi sistem
kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah akibat infeksi
11
bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri itu. Di dalam darah aglutinin
dijumpai dalam plasma darah.
Aglutinogen
Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat
merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Dalam kehidupan kita antigen bisa diartikan sebagai
senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Antigen bisa dijumpai di dalam darah tepatnya
berada pada sel darah merah. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B.
Ringkasnya di dalam darah dijumpai Aglutinin maka ia ditemukan pada plasma darah sedangkan
aglutinogen posisinya ada di sel darah merah. Jadi di dalam darah bisa dijumpai aglutinin dan
agultinogen bisa juga tidak.
konsepnya adalah Antigen tidak boleh bertemu dengan antibodinya. Jika sampai bertemu maka akan
terjadi penggumpalan di darah. jika diapliaksikan dalam transfusi darah, maka ketika darah
menggumpal maka fungsi darah jadi tidak berfungsi dan akibatnya pasien akan meninggal dunia.
ingat baik baik konsep di bawah ini:
Pada darah setiap manusia tidak akan dijumpai Aglutinogen/antigen dan zat antinya(zat yang
dapat menggumpalkan antigen). Jadi jika seseorang memiliki aglutinin A maka dalam darahnya
tidak akan dijumpai aglutinin a yang dapat menggumpalkannya. Sama halnya dengan orang yang
memiliki antigen B, maka di dalam darahnya tidak akan dijumpai zat penggumpalnya. Demikian
juga dengan orang yang memiliki aglutinin A dan B, maka di dalam darahnya tidak akan ada
aglutinin sama sekali. berbeda dengan orang yang tidak memiliki aglutinogen, di dalam darahnya
akan dijumpai 2 macam aglutinin yaitu aglutinin a dan aglutinin b.
Antigen A jangan sampai bertemu dengan antibodi a, jika ketemu darah akan menggumpal.
Antigen B jangan sampai bertemu dengan antibodi b, jika ketemu darah akan menggumpal.
Dengan kata lain, jika Antigen A bertemu dengan antibodi b, tidak terjadi penggumpalan demikian
pula sebaliknya.
Pada proses Donor darah perhatikan antigen pada donor, dan perhatikan antibodi resipien-
jangan sampai bertemu.
12
Gambar darah setelah ditambahkan dengan aglutini
Pada proses penggolongan darah
jika seseorang memiliki aglutinogen A digolongkan ke dalam golongan darah A.
ika seseorang memiliki aglutinogen B digolongkan ke dalam golongan darah B.
jika seseorang memiliki aglutinogen A dan B digolongkan ke dalam golongan darah AB.
jika seseorang memiliki tidak memiliki aglutinogen digolongkan ke dalam golongan darah O.
Berikut ini akan dijelaskan kasus mengenai proses transfusi darah:
Jika orang yang memberi darah bergolongan A. Maka di dalam darahnya akan terdapat
aglutinogen A. Artinya dia tidak memberikan darahnya ke orang yang memiliki
antibodi/aglutinin a. Orang yang tidak memiliki antibodi a adalah orang-orang yang
bergolongan darah A dan AB. Jadi orang bergolongan darah A tidak boleh memberikan
darahnya ke orang yang bergolongan darah B dan O.
sekarang sebagai refleksi untuk Anda jelaskan kepada siapa saja orang-orang yang
bergolongan darah O bisa memberikan darahnya.
Dr.Karl Landsteiner part II.
Berikutnya Landsteiner memeriksa juga antigenpada 1 jenis species kera (Maccacus
Rhesus). Landsteiner menemukan antigen yang dia namakan antigen Rhesus.Ini sangat
penting, Gologan darah manusia secara umum dibagi 2 :
Gologan darah Rh+ : golongan darah yang mempunyai antigen Rhesus
Golongan darah Rh- : golongan darah yangak mempunyai antigen RhesusRh+ bersifat
dominan, oleh karena itu Rh+ tidak boleh mendonorkan darahnya k tipe Rh- karena akan
terjadi aglutinasi. Akan tetapi orang bergolongan darah Rh- boleh menyumbangkan darah ke
orang bergolongan darah Rh+.
Saat akan menikah sebaiknya kita perlu melakukan pemeriksaan antigen Rhesus dan
memastikan Andadan pasangan memiliki antigen Rhesus yang sejenis. Hal ini penting
diperhatikan karena jika tidak, maka kemungkinan keselamatan bayi Anda yang ke-dua akan
terancam eritroblastolis fetalis (kematian janin di dalam kandungan ibunya).
13
berikut penjelasannya:
Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa pada janin
atau bayi baru lahir. Kondisi ini berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu dan bayi
memiliki jenis darah yang berbeda (ibu rhesus positif, janin rhesus negatif). Sang ibu akan
memproduksi zat antibodi yang akan menyerang sel darah merah bayi. Pada kehamilan
pertama antibodi yang dibuat oleh ibu belum begitu banyak, sehingga anak pertama akan
selamat. Akan tetapi jika dalam kurang dari satu tahun ibu hamil anak yang kedua maka di
dalam darah ibu masih cukup terdapat antibodi yang dihasilkan ketika mengandung anak
yang pertama. Akibatnya janin kedua, sel darahnya akan segera diserang oleh antibodi
tersebut dan mengakibatkan kematian janin.
oleh karena itu jika terpaksanya menikah dengan pasangan yang berbeda rhesus sebaiknya
diberikan jarak kehamilan pertama dan kedua sedikitnya 5 tahun agar darah ibu bersih dari
antibodi yang dihasilkannya sendiri, sehingga janin akan selamat hingga dilahirkan.
Jika sudah paham Anda bisa menerapkan pengetahuan Anda dalam permainan berikut ini.
Permainan berikut ini adalah simulasi menolong pasien yang butuh kantong darah dan tugas
Anda adalah harus memberikan golongan darah yang benar.
Membran sel darah merah berisi sedikitnya 300 faktor penentu antigenic berbeda. Sedikitnya 20
antigen golongan darah terpisah dapat dikenal; tanda dari masing-masing adalah di bawah
control genetic dari chromosom loci. Kebetulan, hanya ABO dan Rh Sistem yang penting pada
transfusi darah. Setiap orang biasanya menghasilkan antibody ( alloantibodies). Antibodi
bertanggung jawab untuk reaksi-reaksi dari transfusi. Antibodi dapat menjadi “alami” atau
sebagai respon atas sensitisasi dari suatu kehamilan atau transfusi sebelumnya.
14
Sistem ABO :
Kromosomal untuk sistem ABO ini menghasilkan dua alleles: A dan B. Masing-masing
merepresentasikan suatu enzim yang merupakan modifikasi dari suatu permukaan sel
glycoprotein, menghasilkan antigen yang berbeda. (Sebenarnya, ada berbagai varian A dan B.)
Hampir semua individu tidak mempunyai A atau B ” natural” yang menghasilkan antibody
[ sebagian besar immu-noglobulin M ( IgM)] melawan antigens ( Tabel 29-7) di dalam tahun
pertama kehidupan. Antigen H adalah precursor dari system ABO tetapi diproduksi oleh suatu
chromosom tempat berbeda. Tidak adanya antigen H( hh genotype, juga disebut Bombay
pheno-type) mencegah munculny gen A atau B; individu dengan kondisi sangat jarang ini akan
mempunyai anti-A, anti-B, dan anti-H antibodi.
15
Sistem Rhesus :
Golongan Darah Rhesus adalah adanya suatu faktor protein pada sel darah merah. Pertama kali
ditemukan oleh Landsteiner dan Weiner tahun 1940 menemukan antigen sistem Rhesus pada sel
darah merah. Pertama kali ditemukan melalui penyelidikan-penyelidikan darah kera”Rhesus”.
Ternyata diketahui ada orang-orang yang mengandung factor yang sama dengan sel dari darah kera
“rhesus” tersebut. Orang-orang ini disebut mempunyai golongan darah Rh positif . Dan orang-orang
yang tidak mempunyai factor tersebut golongan darah nya disebut Rh negatif .
Sistem Rh juga penting dalam transfusi darah. Pada sistem ABO, aglutinin bertanggung jawab atas
timbulnya reaksi transfusi yang terjadi secara spontan. Sedangkan pada sistem Rh, reaksi aglutinin,
spontan hampir tak pernah terjadi. Manusia harus terpajan (terkena secara terus menerus) secara
masif dengan antigen Rh yang biasanya melalui transfusi darah atau melalui ibu yang memiliki bayi
dengan antigen, sebelum terdapat cukup aglutinin untuk menyebabkan reaksi transfuse. Sistem Rh
ditandai oleh dua gen yang menempati chromosome. Ada sekitar 46 Rh-berhubungan dengan
antigens, tetapi secara klinis, ada lima antigen utama ( D, C, c, E, dan e) dan menyesuaikan
dengan antibody .Biasanya, ada atau tidak allele yang paling immunogenic dan umum, D
antigen, dipertimbangkan. Kira-Kira 80-85% tentang populasi orang kulit putih mempunyai
antigen D. Sistem lain ini meliputi antigen Lewis, P, li, MNS, Kidd, Kell, Duffy, Lutheran, Xg, Sid,
Cartright, YK, dan Chido Rodgers antigens. Kebetulan, dengan beberapa perkecualian ( Kell,
Kidd, Duffy, Dan), alloantibodi melawan sistem ini jarang menyebabkan reaksi hemolytic serius.
16
TRANSFUSI DARAHTES KOMPATIBILITAS :
Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi dan untuk mencegah reaksi antigen-antibody sebagai
hasil transfusi sel darah merah. Donor dan penerima donor darah harus di periksa adanya
antibody yang tidak baik.
Tes ABO-Rh :
Reaksi Transfusi yang paling berat adalah yang berhubungan dengan inkompatibilitas ABO;
antibody yang didapat secara alami dapat bereaksi melawan antigen dari transfusi (asing),
mengaktifkan komplemen, dan mengakibatkan hemolisis intravascular. Sel darah merah pasien
diuji dengan serum yang dikenal mempunyai antibody melawan A dan B untuk menentukan
jenis darah. Oleh karena prevalensi secara umum antibodi ABO alami, konfirmasi jenis darah
kemudian dibuat dengan menguji serum pasien melawan sel darah merah dengan antigen
yang dikenal.
Sel darah merah pasien juga diuji dengan antibody anti-D untuk menentukan Rh. Jika hasilnya
adalah Rh-Negative, adanya antibodi anti-D d dapat diuji dengan mencampur serum pasien
dengan sel darah merah Rh (+).Kemungkinan berkembangnya antibodi anti-D setelah paparan
pertama pada antigen Rh adalah 50-70%.
Crossmatching :
17
Suatu crossmatch transfusi: sel donor dicampur dengan serum penerima. Crossmatch
mempunyai tiga fungsi: ( 1) Konfirmasi jenis ABO dan Rh (kurang dari 5 menit), ( 2) mendeteksi
antibodi pada golongan darah lain , dan ( 3) mendeteksi antibody dengan titer rendah atau tidak
terjadi aglutinasi mudah. Yang dua terakhir memerlukan sedikitnya 45 menit.
Screening Antibodi :
Tujuan test ini adalah untuk mendeteksi dalam serum adanya antibodi yang biasanya
dihubungkan dengan reaksi hemolitik non-ABO. Test ini (dikenal juga Coombs Tes tidak
langsung) memerlukan 45 menit dan dengan mencampur serum pasien dengan sel darah merah
dari antigen yang dikenal; jika ada antibodi spesifik, membran sel darah merah dilapisi, dan
penambahan dari suatu antibodi antiglobulin menghasilkan aglutinasi sel daraah. Screening ini
rutin dilakukan pada seluruh donor darah dan dilakukan untuk penerima donor sebagai ganti dari
crossmatch .
Type & Crossmatch versus Type & Screen :
Timbulnya suatu reaksi hemolytic yang serius setelah transfusi dari ABO- dan Rh-Compatible
Transfusi dengan screening negatif tetapi tanpa crossmatch kurang dari 1%. Crossmatching,
bagaimanapun, meyakinkan pentingnya kemanan yang optimal dan mendeteksi adanya
antibody yang lain yang muncul dalam screening. Crossmatch kini dilakukan hanya untuk
prosedur operasi elektif dg kemungkinan transfusi darah. Oleh karena waktunya sekitar 45 menit
jika sebelumnya prosedur dua type dan screen telah didokumentasikan, pada beberapa Center
telah memulai crossmatch secara komputer.
Pemesanan Darah UntukOperasi
Kebanyakan rumah sakit menyusun daftar operasi yang akan dilakukan dan yang maksimum
jumlah unit yang dapat dicrossmatch preoperati. Seperti pada praktek mencegah berlebihan
Crossmatching darah. Daftar pada umumnya didasarkan pada masing-masing pengalaman
institusi. Suatu crossmatch-to-transfusion perbandingan kurang dari 2.5:1 dipertimbangkan bisa
diterima. Hanya suatu type and screen dilakukan jika timbulnya transfusi untuk suatu prosedur
kurang dari 10%. Jika transfusi diperlukan, dilakukan cross-match . Pinjaman secara khas dibuat
untuk pasien anemic dan mereka yang mempunyai kelainan pembekuan
TRANSFUSI DALAM KEADAAN DARURAT
Ketika pasien sedang exsanguinating, kebutuhan transfusi terjadi sebelum penyelesaian suatu
crossmatch, penyaringan , atau bahkan identifikasi tipe darah. Jika jenis darah pasien sudah
dikenal, dilakukan crossmatch kurang dari 5 menit, akan mengkonfirmasikan kompatibilitas ABO.
Jika jenis darah penerima tidak dikenal dan transfusi harus dimulai sebelum penentuan, jenis O
Rh-Negative darah mungkin bisa digunakan.
BANK DARAH
18
Darah dari pendonor disaring untuk mengeluarkan zat-zat yang dapat mempengaruhi kondisi
medis yang kurang baik bagi penerima donor. Hematocrit ditentukan, jika >37% untuk allogeneic
atau 32% untuk donor autologous, darah dikumpulkan, diidentifikasi, disaring untuk antibodi, dan
dilakukan pengujian adanya Hepatitis B, Hepatitis C, sipilis,human T cell leukemia virus ( HTLV)-
1 dan HTLV-2, dan Human immunodeficiency virus ( HIV)-1 dan HIV-2. Kebanyakan pusat
penelitian sedang melakukan tes terhadap asam nucleat virus RNA untuk mendeteksi Hepatitis
B dan C dan virus HIV ,dan sedang melakukan deteksi terhadap West Nile Virus. Ada test yang
sangat sensitif, dan mereka perlu membatasi virus dengan window positif tetapi test negatif.
Pertama, darah dikumpulkan kemudian tambahkan larutan anticoagulant. Larutan yang paling
umum digunakan adalah CPDA-1, yang berisi sitrat sebagai antikoagulan (berikatan dengan
Calcium), fosfat sebagai buffer, dextrose sebagai sumber energi sel darah merah, dan
adenosine sebagai precursor dari sintesa ATP.
Darah dengan CPDA-1- dapat disimpan untuk 35 hari, setelah kelangsungan hidup sel darah
merah dengan cepat berkurang. Sebagai alternatif, penggunaan AS-1 ( Adsol) atau AS-3
( Nutrice) meluas umur rata-rata 6 minggu.
Semua unit yang dikumpulkan dipisahkan ke masing-masing komponen, yang diberi nama, sel
darah merah, platelets, dan plasma.
Ketika disentrifuge, 1 unit Whole blood utuh menghasilkan sekitar 250 mL packed red blood cel
( hematocrit 70%); mengikuti penambahan larutan saline, volume suatu unit packed red cell
sering mencapai 350 mL. Sel darah merah secara normal disimpan pada 1-6°C. Sel darah
merah dapat dibekukan dalam larutan glycerol hypertonis sampai 10 tahun. Teknik yang
belakangan pada umumnya disediakan untuk penyimpanan darah dengan phenotypes jarang.
Supernatant disentrifuge untuk menghasilkan platelets dan plasma. 1 Unit platelets yang
diperoleh biasanya berisi 50-70 mL plasma dan dapat disimpan pada 20- 24°C untuk 5 hari. Sisa
plasma supernatant diproses dan dibekukan untuk menghasilkan Fresh frozen plasma;
pembekuan cepat mencegah inaktifasi faktor pembekuan ( V dan VIII). Pencairan yang lambat
dari Fresh frozen plasma menghasilkan suatu gelatin presipitat ( cryo-precipitate) yang berisi
faktor VIII dan fibrinogen dengan konsentrasi tinggi. Ketika dipisahkan, cryoprecipitate ini dapat
dibekukan kembali untuk disimpan. Satu unit darah menghasilkan sekitar 200 mL plasma, yang
mana dapat dibekukan untuk disimpan; sekali ketika, harus ditransfusi dalam 24 jam. Platelets
boleh sebagai alternatif untuk mencapai plateletpheresis, yang ekuivalen dengan enam unit
reguler dari pasien
Syarat-syarat teknis menjadi donor darah:
Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin
tertulis dari orang tua)
Berat badan minimal 45 kg
Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius
Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg
Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit
Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram
19
Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak
penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan
umum donor.
***
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
Pernah menderita hepatitis B
Dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfusi
Dalam jangka waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga
Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
Dalam jangka waktu enam bulan sesudah operasi kecil
Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus
dipteria, atau profilaksis
Dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis
epidemica, measles, dan tetanus toxin
Dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
Dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang
Dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit
Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan
Sedang menyusui
Ketergantungan obat
Alkoholisme akut dan kronis
Mengidap Sifilis
Menderita tuberkulosis secara klinis
Menderita epilepsi dan sering kejang
Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk
Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan
G6PD, thalasemia, dan polibetemiavera
Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan
HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik
tidak steril)
Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah.
* * *
Sedikit fakta tentang darah:
20
Satu kantung/labu darah yang kita sumbangkan, rata-rata bisa menyumbang untuk 3
kehidupan(tambahan: dan hanya awet selama 28 hari/ 4 minggu)
1. Orang dewasa yang sehat minimal 17 tahun, dan setidaknya mempunyai berat 110
lbs (+/- 45 kg), dapat menyumbangkan sekitar satu labu setiap 56 hari, atau setiap dua
bulan.
2. Empat utama sel darah merah tipe: A, B, AB dan O. RH faktor bisa positif atau
negatif. AB merupakan penerima universal; O negatif adalah universal donor sel darah
merah.
3. Satu unit darah dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen: sel darah merah,
plasma, platelets dancryoprecipitate.
4. Sel darah merah membawa oksigen ke organ-organ tubuh dan jaringan. Sel darah
merah tinggal sekitar 120 hari dalam sistem peredaran darah.
5. Platelets mempromosikan darah dan memberi mereka yang leukemia dan
kanker lainnya kesempatan untuk hidup.
6. Plasma adalah kuning pucat campuran air, protein dan garam. Plasma, yang 90
persen air, membuat sampai 55 persen dari volume darah.
7. 42 hari: lamanya sel darah merah dapat disimpan. Lima hari: lamanya platelets dapat
disimpan. Satu tahun: lamanya plasma beku dapat disimpan. (ini masih menjadi perdebatan
karena di Indonesia usia penyimpanan Sel darah merah itu hanya 28 hari atau sekitar 4
minggu)
8. Anak-anak yang dirawat untuk kanker, bayi prematur dan anak-anak yang
memerlukan operasi jantung dan darah platelets dari donor dengan berbagai jenis,
khususnya jenis O.
9. Pasien penderita kurang darah memerlukan transfusi darah untuk meningkatkan
tingkat sel darah merah. Kanker, transplantasi dan trauma pasien, serta pasien yang
menjalani operasi jantung terbuka memerlukan platelet transfusions untuk bertahan hidup.
10. Tes tigabelas (11 untuk penyakit menular) yang dilakukan pada setiap unit darah
yang disumbangkan.
11. 17 persen dari non-donor memberikan alasan “never thought about it” sebagai
alasan utama untuk tidak menjadi donor, sedangkan 15 persen mengatakan mereka sudah
terlalu sibuk.
12. # 1 alasan donor darah mereka berikan adalah karena mereka “ingin membantu
orang lain.“
13. Jika semua memberi donor darah tiga kali dalam setahun, kekurangan darah akan
menjadi peristiwa langka di dunia ini
14. 46,5 gallons: jumlah darah yang dapat disumbangkan jika anda mulai pada usia 17
dan donasi setiap 56 hari hingga mencapai 79 tahun.
15. Empat langkah mudah untuk menyumbangkan darah: sejarah medis, tes fisik cepat,
donor dan makanan ringan.
16. Donor darah biasanya hanya memakan waktu sekitar 10 menit (namun bisa
memperpanjang nyawa yang membutuhkan, selama bertahun2 lagi). Seluruh proses – mulai
dari waktu anda masuk ke waktu yang meninggalkan – berlangsung sekitar satu jam.
21
Setelah menyumbangkan darah, tubuh anda mengganti cairan dalam 1 jam dan sel darah
merah dalam waktu empat minggu. Delapan bulan yang diperlukan untuk mengembalikan
besi hilang setelah sumbangan.
17. Darah membuat sampai sekitar 7 persen dari berat badan Anda. Memberikan darah
tidak akan menurunkan kekuatan.
18. Anda mendapat cek kesehatan gratis pada saat anda menyumbangkan darah
Pengelolaan Darah
Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah
sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain :
o Rekruitmen donor
o Pengambilan darah donor
o Pemeriksaan uji saring
o Pemisahan darah menjadi komponen darah
o Pemeriksaan golongan darah
o Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien
o Penyimpanan darah di suhu tertentu
o Dan lain-lain
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang teknis dan personil :
Tempat tidur
Tensi meter
22
Timbangan darah
Pean
Hand sealer
Gunting
23
Rak tabung
Pinset
Tempat kapas
24
Tempat,pinset, gunting, kassa
Alkohol
Tabung sampel darah dan penutup
25
Kassa steril
Tensoplast
Kantong darah JMS single( 250 cc dan 350 cc) , double.tripple, quadruple
Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor
dan pasien
26
Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi komponen darah
Peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut
Pasokan daya listrik untuk proses tersebut
Personil PMI yang melaksanakan tugas tersebut
Balance (alat penyeimbang)
27
Plasma ekstraktor
Klem plastik
Label darah
Alat screening
28
Kulkas penyimpan darah
Peranan ketersediaan prasarana di atas sangat menentukan berjalannya proses pengolahan darah.
Untuk itu pengadaan dana menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan prasarana tersebut,
PMI menetapkan perlunya biaya pengolahan darah ( service cost).
GANGGUAN yang BERHUBUNGAN dengan DARAH
a. AnemiaAnemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal adalah 12 –16 % dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5 juta/mm3. Pada penderita anemia, kadar Hb kurang dari normal.
29
b. LeukemiaLeukemia adalah pertumbuhan sel-sel darah putih yang tidak normal. Jaringan yang seharusnya membentuk sel darah merah justru membentuk sel-sel darah putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih melebihi normal sedangkan jumlah sel darah merah menurun. Leukemia disebut juga kanker darah. Banyaknya sel darah putih ini, menyebabkan sel darah putih menjadi “ganas’’. Sel darah putih ini dapat memakan sel-sel darah merah sehingga penderita dapat mengalami anemia akut.
c. ThalasemiaPenyakit keturunan di mana tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin dan sel darah merah. Akibatnya penderita mengalami anemia.
30
d. AIDS (Acquired ImmunodeficiencySyndrome) Penyakit AIDS disebabkan oleh virus, yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel darah putih manusia. Pada pengidap penyakit AIDS, sel darah putihnya lebih cepat mati dan tidak berfungsi. Hal tersebut terjadi karena penyakit AIDS merupakan penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh sehingga kekebalan tubuh tidak berfungsi. Jika terkena infeksi atau suatu penyakit yang ringan sekalipun, sistem kekebalan tubuhnya tidak akan bekerja. Akhirnya penderita dapat mengalami kematian.
E. Hepatitis A
31
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.
Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.
F. Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus [1] yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati ataukanker hati. Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata
F. Hepatitis C
32
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
BAB III
33
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada golongan darah, terdapat antigen yg merupakan antigen yang sangat penting untuk transfusi darah Pemberian transfusi darah oleh karena ABO inkompatibilitas akan mengakibatkan terjadinya hemolisis intravaskuler. ABO dan Rhesus baik pada darah donor
maupun resipien Skrining dan identifikasi antibodi pada donor dan resipien.Beberapa gangguan pada sistem peredaran darah disebabkan oleh faktor keturunan,kerusakan atau makanan.Agar anda terhindar dari penyakit yang dapat mengganggu sistem peredaran darah, disarankan memakan makanan yang seimbang, tidak berlebihan, mengurangi makanan yang berlemak dari hewan (lemak hewani), menjaga berat badan yang sesuai dengan umur dan tinggi badan, serta rajin-rajinlah anda berolahraga secara rutin.
SARAN
Sebaiknya, gedung PMI yang ada di Pekanbaru saat ini direnovasi atau bila tidak bisa dipindahkan ke gedung lain yang lebih luas,dikarenakan gedung yang tidak terlalu luas bahkan sempit,yang tidak mampu menampung banyak orang jika ada kunjungan.
DAFTRA PUSTAKA
34
Google.com
Cunningham FG, MacDonald PC, et al. Williams Obstetrics. 18 th edition 1995. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 1995: 706-721.
Markum AH, Ismail S, Alatas H. Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jakarta: Bagian IKA FKUI, 1991:
332-334
Tudehope DI, Thearle MJ. A primer of neonatal medicine. Queensland: William Brooks
Queensland, 1985: 144-149
Wagle S. Hemolytic disease of the newborn. www. Neonatology.org. 2002
http://docstoc.asterpix.com/cy/2439473/?q=Makalah+Golongan+Darah
file:///C:/Documents%20and%20Settings/Iwan/My%20Documents/Downloads/
Golongan_darah.htm
35