MAKALAH PKN
DEMOKRASI INDONESIA
OLEH:
KELOMPOK : 5
NAMA ANGGOTA : 1. ANIS AL AFIFAH (08121006029)
2. DELLA NOVIE ROSETA (08121006037)
3. FADILAH SANDY(08121006040)
4. PUTRI EPRIANI (08121006032)
5. TRY SAPUTRA (08121006035)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah PKN tentang Demokrasi Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada selaku Harlin Efrizal, selaku dosen pengajar mata
kuliah umum PKN.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
beberapa kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dalam
penyusunan makalah berikutnya. Dan kami pun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya mahasiswa Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Indralaya, November 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang.......................................................................................................1
I.II. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
I.III. Rumusan Masalah...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
II. I. Konsep dan Hakekat Demokrasi............................................................................2
II. II. Variabel-variabel dalam Pembangunan Demokrasi..............................................5
II. III.Demokrasi di Indonesia.........................................................................................5
BAB III PENUTUP
III. I. Kesimpulan..........................................................................................................10
III. II.Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................iii
ii
BAB I PENDAHULUAN
I. I. Latar Belakang
Dewasa ini terjadi kecenderungan global dimana demokrasi tidak sekedar menjadi
wacana intelektual, melainkan juga ‘impian’ politik dari berbagai Negara , khususnya Negara-
negara berkembang karena berakhirnya perang dingin antara Negara-negara pengusa yaitu AS
dan Uni Soviet memberikan dampak positif yaitu semaraknya gagasan dan proses
demokratisaso dari berbagai Negara. Selain itu berakhirnya perang dingin juga mengalihkan
perhatian dunia dari persoalan militerisasi, perang konvensional, persaingan senjata dan
pertarungan ideologis kepada persoalan-persoala demokrasi dan HAM.
Demokrasi kemudian menjadi agenda utama dunia pasca perang dingin. Dunia
menjadi begitu peka terhadap masalah-masalah demokratisasi di suatu Negara. Lambat laun,
demokrasi menjanjikan masa depan bagi umat manusia yang lebih baik dari saat itu. Dasarnya
adalah karena demokrasi sesuai dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Demokrasi dinilai
sesuai dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan nonmaterial manusia. Nilai-nilai demokrasi
dipercaya dapat memanusiakan manusia karena nilai-nilainya berdasarkan ‘nilai-nilai luhur’.
Runtuhnya rezim-rezim kemunis totaliter seperti Uni Soviet dan Negara-negara Eropa Timur
juga merupakan faktor penting yang menyebabkan demokrasi kini menjadi obsesi politik
dunia. Keruntuhan rezim-rezim itu menimbulkan kesan bahwa demokrasi ternyata merupakan
senjata ampuh melawan totaliterianisme serta system pemerintahan anti demokrasi lainnya.
I. II. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan juga untuk memberikan
informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai arti istilah, konsep dan sejarah
demokrasi, serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
I. III. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan hakekat demokrasi?
2. Apa saja variabel-variabel dalam pembangunan demokrasi?
3. Apa saja macam-macam demokrasi Indonesia?
4. Apa landasan demokrasi Indonesia?
5. Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi Indonesia?
1
BAB II PEMBAHASAN
II. I. Konsep dan Hakekat Demokrasi
Konsep Demokrasi
Kata “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari dua kata “demos” dan
“kratos atau kratein”. “Demos” artinya rakyat dan “kratos atau kratein” berarti kekuasaan atau
berkuasa. Jadi pengertian demokrasi dapat diartikan sebagai “rakyat berkuasa” (pemerintahan
oleh rakyat). Dengan kata lain, demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat
bagi secara langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah adanya proses
pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sering disebut “luber
dan jurdil”.
Ada beberapa pengertian demokrasi yang dikemukakan oleh para ahli, berikut adalah
pengertian demokrasi menurut para ahli tersebut.
1) Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
2) Clark D. Neher
Demokrasi adalah suatu sistem politik yang didalamnya terdapat jaminan bagi setiap
elemen pluralitas untuk mengekspresikan kepentingan dengan tetap terjaganya
kestabilan dan kelangsungan sistem politik tersebut.
3) Alfian
Demokrasi adalah sebuah system politik yang memelihara keseimbangan antara
konflik dan konsensus. Demokrasi dengan demikian memberikan peluang bagi
perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan di antara individu, kelompok atau
diantaran keduanya, diantara individu, kelompok atau diantara lembaga-lembaga
pemerintah sendiri. Namun demokrasi mensyaratkan bahwa segenap konflik itu berada
dalam tingkatan yang tidak menghancurkan system politik.
4) Alamudi
Demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga
mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang
dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut pelembagaan dan
kebebasan. Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan
Hakekat Demokrasi
Sebagai suatu sistem social kenegaraan, demokrasi merupakan sistem gagasan yang
berdiri tegak diatas landasan berupa 11 pilar. Kesebels pilar itu adalah :
2
a. Kedaulatan rakyat
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
c. Kekuasaan mayoritas
d. Hak-hak minoritas
e. Jaminan hak-hak asasi manusia
f. Pemilihan yang bebas dan jujur
g. Persamaan didepan hokum
h. Proses hokum yang wajar
i. Pembatasan pemerintahan seccara konstitusional
j. Pluralism sosial, ekonomi dan politik
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatism, kerja sama dan mufakat.
1. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Gagasan/Pemikiran Demokrasi
Konsep demokrasi bukanlah konsep yang bersifat statis, sebaliknya demokrasi itu
merupakan konsep yang bersifat evolutif dan dinamis. Konsep demokrasi selalu mengalami
perubahan, baik bentuk-bentuk formalnya maupun substansialnya sesuai dengan konteks dan
dinamika sosio-historis dimana konsep demokrasi tersebut lahir dan berkembang.
Konsep demokrasi lahir pertama kali sebagai pemikiran mengenai hubungan Negara
dan hukum di Yunani kuno, dan dipraktekkan dalam kehidupan bernegara antara abad ke 4
S.M sampai abad 6 M. pada waktu itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang
dipraktekkan bersifat langsung, artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga Negara yang bertindak berdasarkan
prosedur mayoritas. Sifat langsung ini dapat dilaksanakan secara efektif karena Negara kota
Yunani kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah Negara yang terbatas
oada sebuah kota dan daerah sekitarnya serta jumlah penduduk yang hanya lebih kurang
300.000 orang dalam satu Negara. Lebih dari itu, ketentuan-ketentuan demokrasi juga hanya
berlaku untuk warga Negara yang resmu yang merupakan bagian terkecil dari seluruh
penduduk yunani kuno lainnya yang terdiri dari budak belian, pedagang asing, perempuan dan
anak-anak, tidak dapat menikmati hak demokrasi.
Memasuki abad pertengahan (600-1400 M), gagasan demokrasi Yunani kuno boleh
dikatakan lenyapdari muka bumi dunia barat, yaitu ketika bangsa romawi ditaklukkan oleh
suku eropa barat. Setelah melewati masa Renaissance dan Reformasu, gagasan demokrasi
yang sempat tenggelam pada abad pertengahan, timbul kembali pada abad pencerahan.
Dalam abad pencerahan, gagasan demokrasi menjadi perhatian khusus seperti
Rousseau, Locke, Voltaire, Montesquieu dan lain-lain. Mereka inila sebagian dari para
perintis gagasan-gagasan demokrasi yang banyak dianut sekarang ini. Rousseau dan Locke
3
merumuskan teori ‘Kontrak Sosial’, sedangkan Montesquieu merumuskan teori ‘Trias
Politica’.
Perkembangan gagasan demokrasi dan kecenderungan untuk membentuk Negara
demokrasi di dunia barat makin pesat dengan lahirnya gagasan tentang demokrasi
konstitusional pada abad 19. Model demokrasi ini merupakan suatu sistem kekuasaan yang
sepenuhnya didasarkan pada pemikiran konstitusionalisme. Yaitu bahwa kekuasaan
pemerintahan harus dibatasi oleh undang-undang dasar (UUD). Penguasa Negara tidak boleh
berada diatas UUD.
William Ebenstein mengemukakan bahwa demokrasi memuat sejumlah nilai yang
menjadi kharakteristik. Nilai-nilai tersebut adalah :
a. Empirisme-rasional
b. Individualism
c. Instrumentalisme Negara
d. Voluntarisme
e. Hukum di balik hukum
f. Paralelisme cara/prosedur dan tujuan
g. Musyawarah dan mufakat
h. Persamaan asasi manusia
Menurut International Conference of Jurist, suatu nehara demokratis dicirikan oleh
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Supremacy of law
b. Equality before the law
c. Constitutional guarantee of human right
d. Impartial tribunal
e. Civic education
Menurut Soemantri, sebuah pemerintahan dikatakan demokratis, apabila memiliki
cirri-diri sebagai berikut :
a. Kebebasan untuk membentuk organisasi, memasuki organisasi dan berkumpul
b. Kebebasan untuk menyatakan pikiran, baik lisan maupun secara tulisan
c. Hak untuk memilih dan dipilih
d. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama
e. Hak yang sama bagi para pemimpin politik yang besaing dalam mendapatkan
dukungan untuk dipilih
f. Adanya partai politik lebih dari Satu.
g. Diselenggarakan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
4
Demokrasi bermakna variatif karena sangat bersifat interpretative. Setiap penguasa
Negara berhak mengklaim negaranya sebagai demokratis, meskipun nilai yang dianut atau
praksis politik kekuasaannya amat jauh dari prinsip-prinsip dasar demokrasi. Karena sifatnya
yang interpretative itu dapat mengenal berbagai tipologi demokrasi berikut :
a. Tipologi demokrasi atas dasar sejarah perkembangannya :
Demokrasi langsung
Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
b. Tipologi demokrasi atas dasar aliran pemikiran yang mendasarinya :
Demokrasi an sich (Demokrasi Marxis-Leninis/Komunis)
Demokrasi Konstitusional
II. II. Variabel-variabel dalam Pembangunan Demokrasi
Demokrasi tidak eksis secara otomatis tetapi karena secara disengaja diadakan atau
dibangun. Pembangunan demokrasi di tiap-tiap negara dipengaruhi oleh sejumlah variabel
atau faktor. Variable ini mempengaruhi kemungkinan dan ketidakmungkinan, kecepatan dan
kelambatan, bahkan keberhasilan dan kegagalan pembangunan demokrasi di tiap-tiap negara.
Menurut Bahmuller (1996), pembangunan demokrasi tiap negara dipengaruhi oleh 3
variabel, yaitu:
a. The degree of economic development
b. A sense of national identity
c. Historical experience and element of civic culture
Sementara menurut Deutsh dan Lipset (1950), pembangunan demokrasi dipengaruhi
oleh:
a. Economic development
b. Exposure to mass media
c. Literacy
d. Urbanization
e. Education
II. III. Demokrasi di Indonesia
Macam dan Landasan
Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menganut sistem
demokrasi. Berdasarkan UUD 1945 pada bagian penjelasan umum topik sistem Pemerintahan
Negara dinyatakan bahwa:
I. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat) tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat)
5
II. Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat
Absolutisme (Kekuasaan yang tidak terbatas)
Dari ketentuan tentang Sistem Pemerintahan Negara dapat dinyatakan bahwa Indonesia
menganut demokrasi konstitusonil. Ini juga ditegaskan pada bagian Pembukaan UUD 1945
alinea keempat sekaligus menjadi bunyi sila keempat Pancasila yang merupakan ciri khas
demokrasi di Indonesia, yakni “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”
Budiardjo (1988) dalam Sapriya, 2002 mengidentifikasi demokarasi konstitusionil
sebagai suatu gagasan pemerintahan demokratis yang kekuasaannya terbatas dan
pemerintahannya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang. Ketentuan dan peraturan
hukum yang membatasi kekuasaan pemerintah ini ada dalam konstitusi sehingga demokrasi
konstitusional sering disebut “Pemerintahan berdasarkan konstitusi”. Istilah lain yang sering
pula digunakan adalah constitutional goverment, limited goverment dan restrained goverment.
Adanya pembatasan dalam sistem pemerintahan demokrasi konstitusional sangat penting
mengingat seringkali makna demokrasi di identikkan dengan kebebasan.
Macam demokrasi di Indonesia adalah demokrasi konstitusional landasannya, yaitu:
Alinea empatpembukaan UUD 1945 khususnya sila ke-4 Pancasila
Penjelasan umum UUD 1945, khususnya tentang sistem pmerintahan Negara. Pada
bagian tersebut dinyatakan bahwa:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (rechstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat)
2. Sistem konstitusional. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum
dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Karakteristik
Setiap bangsa dan negara memiliki ciri khas dalam menyelenggarakan demokrasi
konstitusional. Sanuso (1999) mengidentifikasi 10 pilar demokrasi berdasarkan filsafat bangsa
Pancasila dan konstitusi Negara RI UUD 1945 sebagai berikut:
1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Demokrasi berdasarkan Hak Asasi Manusia
3. Demokrasi berdasarkan Kedaulatan Rakyat
4. Demokrasi berdasarkan Rakyat
5. Demokrasi berdasarkan Pemisahan Kekuasaan Negara
6. Demokrasi berdasarkan Otonomi Daerah
7. Demokrasi berdasarkan Supermasi Hukum (Rule of law)
8. Demokrasi berdasarkan Peradilan yang bebas
6
9. Demokrasi berdasarkan Kesejahteraan Rakyat
10. Demokrasi berdasarkan Keadilan Sosial
Bila dibandingkan, sesungguhnya secara ensensial terdapat kesesuaian antara 11 pilar
demokrasi universal ala USIS (1995) dengan 9 dan 10 pilar demokrasi Indonesia ala Sanusi.
Yang tidak terdapat dalam pilar demokrasi Universal adalah salah satu pilar demokrasi
Indonesia yaitu “Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan inilah yang
merupakan ciri khas demokrasi Indonesia, yang dalam pandangan Maududi dan Kaum
Muslim (Elposito dan Voll, 1999) disebut “Teodemokrasi”. Yakni demokrasi dalam konteks
Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata lain demokrasi Universal adalah demokrasi
yang bernuansa sekuler, sedangkan demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
a. Sebelum Tahun 1945 (Pra Kemerdekaan)
Pemahaman demokrasi belum dapat diartikan sebagai wujud pemerintahan rakyat, karena
saat itu belum ada negara pemerintahan.
b. Tahun 1945-1950 (Masa Revolusi)
Indonesia masih berjuang menghadapi belanja yang ingin kembali ke Indonesia sesuai
dengan pemerintahan demokrasi Indonesia yang pada saat itu belum berjalan dengan baik.
c. Tahun 1950-1959 (Demokrasi Liberal)
Pada 1950-1959 terjadi perubahan kabinet ke dalam sistem parlementer, sedangkan dwi
tunggal Soekarno-Hatta dijadikan simbol dengan kedudukan sebagai kepala negara. Masa
demokrasi parlementer dapat dikatakan sebagai masa kejayaan demokrasi. Karena hampir
semua unsur-unsur demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan.
d. Tahun 1959-1965 (Demokrasi Terpimpin)
Berawal dari ketidaksenangan Presiden Soekarno terhadap partai-partai politik yang
dinilai lebih mengedepankan partai dan ideologonya masing-masing, serta kurangnya
memperhatikan kepentingan yang lebih luas.
Ciri-ciri demokrasi terpimpin:
Dominasi Presiden, artinya Presiden Soekarno berperan dalam menentukan
penyelenggaraan pemerintahan negara
Terbatasnya peran partai politik
Berkembanganya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial politik di
Indonesia
Kehendak presiden dalam rangka menempatkan diri sebagai satu-satunya paling berkuasa
di Indonesia dan menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi.
7
Penyimpangan tersebut antara lain:
a. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik
b. Peranan parlemen yang lemah dan tidak berfungsi
c. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah
d. Terbatasnya kebebasan pers hingga banyaknya media massa yang hangus dan
tidak boleh terbit
Akhir dari demokrasi terpimpin memuncak dengan adanya pemberontakan G30S-PKI,
karena gagalnya Presiden Soekarno dalam mempertahankan kekuatan yang ada yaitu PKI
dan Militer yang sama-sama berpengaruh. Berakhirnya demokrasi terpimpin ditandai
dengan adanya Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Presiden Soekarno kepada Letjen
Soeharto untuk mengatasi keadaan tersebut.
e. Tahun 1965-1998 (Demokrasi Pancasila)
Terbentuknya demokrasi pancasila diprediksi akibat penyimoangan terhadap Pancasila dan
UUD 1945 yang merupakan penyebab utama kegagalan demokrasi parlementer. Pemimpin
baru Soeharto menerapkan demokrasi pancasila untuk menata prikehidupan masyarakat,
bangsa dan negara, dan selama 32 tahun demokrasi ini secara murni dan konsekwen
dijalankan.
f. Tahun 1998-1999 (Demokrasi di Masa Transisi)
Pada masa ini banyak pembangunan dan perkembangan ke arah kehidupan Negara
Demokratis diantaranya:
Keluarnya Ketetapan MPR RI dalam sidang istimewa bulan Nopember sebagai
awalperubahan sistem demokrasi secara konstitusional.
Ditetapkan UUD No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No.25 Tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah.
Keluarnya UU Politik No.2 Tahun 1999 tentang Politik
Kebebasa Pers yang sangat luas termasuk tidak adanya pencabutan SIUPP.
g. Tahun 1999-2004 (Demokrasi di Masa Reformasi)
Demokrasi masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid. Beberapa tuntutan
reformasi:
1. Pengadilan bagi para pejabat negara yang korupsi
2. Pemberian prinsip otonomi yang luas kepada daerah otonom
3. Pengadilan bagi para pelaku pelanggaran HAM
8
h. Tahun 2004 – Sekarang (Demokrasi Kedaulatan Rakyat)
Rakyat secara langsung menentukan pemimpinnya melalui pemilu secara langsung
menentukan pemimpinnya melalui secara langsung, sedangkan peran MPR, DPR, dan
DPD tidak lagi dapat secara langsung menjatuhkan Presiden, Gubernur, Walikota, dan
Bupati.
9
BAB III PENUTUP
III.I. Kesimpulan
1. Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat bagi secara langsung
maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah adanya proses pemilihan umum
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sering disebut “luber dan
jurdil”.
2. Konsep demokrasi bukanlah konsep yang bersifat statis, sebaliknya demokrasi itu
merupakan konsep yang bersifat evolutif dan dinamis.
3. Pembangunan demokrasi di tiap-tiap negara dipengaruhi oleh sejumlah variabel atau
faktor. Variabel ini mempengaruhi kemungkinan dan ketidakmungkinan, kecepatan
dan kelambatan, bahkan keberhasilan dan kegagalan pembangunan demokrasi di tiap-
tiap negara.
4. Dari ketentuan tentang Sistem Pemerintahan Negara dapat dinyatakan bahwa
Indonesia menganut demokrasi konstitusonil. Ini ditegaskan pada bagian Pembukaan
UUD 1945 alinea keempat sekaligus sila keempat Pancasila.
5. Demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
III.II. Saran
Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis
yang terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia
yang menganut sistem pemerintahan demokrasi kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga,
memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi
terbentuknya suatu sistem demokrasi yang utuh di dalam wadah pemerintahan bangsa
Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bastari, Romzie A. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Palembang : Universitas sriwijaya.
iii